THE
FINAL GENERATION SYMPOSIUM
Part 27/32 – Dennis Priebe
GOD AT RISK
https://www.youtube.com/watch?v=kcr0Rr6QnFw&list=PLIWJyuxBfZ7i2O8wOtdyuCvOndkH4jq9L&index=27
Dibuka dengan doa
The word “atonement” may be the most important word in all of the Bible
because its real meaning is “at-one-ment”. Something has gone tragically
wrong in God's universe, what was once in harmony and oneness has been so
totally ripped apart that it seems impossible to put it back together again. But
that's exactly what the word “at-one-ment” means, to put together what has been
torn apart.
Kata “atonement” (pendamaian) mungkin adalah kata yang
paling penting di seluruh Alkitab karena maknanya yang sebenarnya adalah “at-one-ment” (dipersatukan). Ada yang secara tragis telah
menjadi sangat salah di alam semesta Allah, apa yang tadinya harmonis dan
bersatu, telah tercabik lepas seluruhnya sehingga sepertinya mustahil bisa
dipersatukan kembali. Tetapi persis itulah arti kata “at-one-ment”, mempersatukan kembali apa yang telah
tercabik lepas.
If free
choice has been and always will be the unalterable basis for the way God
relates to His created beings, then this atoning process must be
complicated and lengthy, if it has any hope of restoring the unity, which has been almost totally
lost. If we do not know how this at-one-ment is being accomplished, and what it
will take to complete it, we will never understand why we even exist, or what
lies ahead in our future. This may be the most important Bible subject for us
to understand as completely as humanly possible. But if we have any hope of
understanding how this drama will end, we've got to know how it all started.
Jika kebebasan
memilih tadinya dan selalu adalah dasar yang tidak bisa diubah dari cara Allah
berhubungan dengan makhluk-makhluk ciptaanNya, maka proses
penyatuan kembali ini pastilah ribet dan panjang, kalau ada harapan memulihkan kembali
persatuan yang nyaris seluruhnya hilang. Jika kita tidak tahu bagimana “at-one-ment” ini
dicapai dan apa yang perlu dilakukan
untuk mencapainya, kita tidak akan pernah mengerti mengapa kita eksis, atau apa
yang ada di depan kita di hari-hari yang akan datang. Ini mungkin adalah topik
Alkitab yang paling penting untuk kita pahami selengkap dan semanusiawi mungkin.
Tetapi jika ada harapan untuk memahami bagaimana drama ini akan berakhir, kita
harus tahu bagaimana semua itu bermula.
The greatest trial in history was brewing, the most majestic created being
was filing suit against his Creator, God. Remember, Lucifer was the five star
general of the heavenly hosts.
From Early Writings page 145, “But when God
said to His Son, ‘Let Us make man in Our image,’ Satan was jealous of Jesus. He wished
to be consulted concerning the formation of man, and because he was not, he was filled with envy, jealousy, and hatred…”
Gugatan terbesar dalam sejarah sedang digodok, makhluk ciptaan yang paling
agung sedang menggugat Penciptanya, Allah. Ingat, Lucifer adalah jenderal
bintang lima dari balatentara surgawi.
Dari Early Writings
hal. 145, “…Tetapi
ketika Allah berkata kepada AnakNya, ‘Marilah
Kita membuat manusia dalam keserupaan Kita,’ (Kejadian 1:26) Setan iri hati
kepada Yesus. Dia ingin dimintai pendapatnya mengenai pembuatan manusia, dan
karena dia tidak, dia dipenuhi oleh dengki, iri hati, dan kebencian…”
So we learned that the tearing apart of God's harmonious universe
began over God's plan to create you and me. And the specific charge was
that God was unfair in excluding Lucifer from the planning committee. Apparently, the work that Christ and Lucifer did was
so similar, that Lucifer saw no real difference between him and Christ. And so
to curb this brewing palace coup, the Father called an assembly of all of the
angels and He declared that the Son had been with Him from all eternity, in
omnipotence, in omniscience, in power, and in authority. Apparently even in
heaven, even angels did not fully understand the proper relationship between
the Father, the Son, and the Holy Spirit. So God decided to make this
relationship crystal clear. Up to this point Lucifer was asking questions, some of which were legitimate questions, but
it was at this point that the rebellion began and the universe was being torn
apart.
Maka kita melihat bahwa tercabiknya alam semesta Allah yang harmonis diawali dari
rencana Allah untuk menciptakan kalian dan saya. Dan tuduhan
yang spesifik ialah Allah itu tidak adil dengan tidak mengikutsertakan Lucifer
dalam komite perencanaan. Rupanya pekerjaan yang dilakukan
Kristus dan Lucifer itu begitu mirip sehingga Lucifer tidak melihat perbedaan
yang hakiki antara dirinya dengan Kristus. Maka untuk meredam kudeta yang
sedang terjadi dalam istana ini, Sang Bapa mengumpulkan semua malaikat dan Dia
membuat pernyataan bahwa Sang Anak sudah ada bersamaNya dari
kekekalan, dalam kemahakuasaan, dalam kemahatahuan, dalam kekuatan, dan dalam
autoritas. Ternyata bahkan di Surga, bahkan
para malaikat tidak sepenuhnya paham tentang hubungan yang sesungguhnya antara
Sang Bapa, Anak dan Roh Kudus. Maka Allah memutuskan untuk
membuat hubungan ini sejelas-jelasnya. Hingga detik itu Lucifer masih
mengajukan pertanyaan-pertanyaan, di antaranya ada yang masuk akal, tetapi pada
saat itulah pemberontakan dimulai dan alam semesta sedang
tercabik-cabik.
The Story of Redemption pages 17-18, “Satan unblushingly made known his dissatisfaction that Christ should be preferred before him.
He stood up proudly and urged that he should
be equal with God and should
be taken into conference with the Father and understand His purposes. God informed
Satan, that to His Son alone He would reveal His secret
purposes, and He required all the family in heaven, even Satan, to yield Him
implicit, unquestioned
obedience… Then
Satan exultingly pointed to his sympathizers, comprising nearly one half of all the angels, and exclaimed, ‘These are
with me! Will you expel these also, and make such a void in heaven?’…” and so now we
come to the point where Scripture begins its description of what was happening
in heaven.
Isaiah 14:13-14, “13 For thou hast said in thine
heart, ‘I will ascend into heaven, I will exalt my throne above the stars of
God: I will sit also upon the mount of the congregation, in the sides of the
north: 14 I will ascend above the heights of the clouds; I will be
like the Most High.’…”
The
Story of Redemption hal. 17-18, “…Tanpa malu-malu Setan menyatakan
ketidakpuasannya bahwa Kristus diunggulkan di atas dirinya. Dia bangkit dengan angkuh dan mendesak agar
dia harus disejajarkan dengan Allah, dan harus diajak dalam konferensi dengan
Sang Bapa dan memahami rancangan-rancanganNya. Allah memberitahu Setan, hanya
kepada AnakNya saja Dia akan menyatakan rancangan-rancangan rahasiaNya, dan Dia
minta agar seluruh keluarga di Surga, Setan juga, untuk memberikan kepadaNya
kepatuhan yang implisit dan tanpa reserve… Lalu Setan dengan bangganya menunjuk
kepada para simpatisannya, yang hampir separo dari semua malaikat, dan berseru,
‘Mereka ini memihakku! Apakah Engkau akan mengusir mereka juga, dan membuat
kekosongan sebanyak ini di Surga?’…” Maka sekarang kita tiba di
titik di mana Alkitab mulai melukiskan tentang apa yang terjadi di Surga.
Yesaya 14:13-14, “13
Karena engkau telah
berkata dalam hatimu: ‘Aku akan naik ke Surga, aku akan
meninggikan takhtaku di atas
bintang-bintang Allah, dan aku juga akan duduk
di bukit pertemuan, di sebelah utara. 14
Aku akan naik mengatasi ketinggian
awan-awan, aku akan menjadi seperti Yang
Mahatinggi!’…”
Now what happened next is extremely important in understanding God's plan
of at-one-ment. And we find that in Early Writings 146, “After Satan and those who fell with him were shut out of heaven, and he realized that he had forever lost all its purity and glory, he repented, and wished to be reinstated in heaven…
Both he and his followers wept, and implored to be taken back into the favor of God…” here we have
repentance with weeping and imploring. Surely this would be enough.
Nah, apa yang terjadi berikutnya itu sangat penting untuk memahami rencana
Allah dengan at-one-ment (menyatukan). Dan kita mendapati ini di Early Writings
hal. 146, “…Setelah Setan
dan mereka yang jatuh bersamanya dikeluarkan dari Surga dan dia menyadari bahwa
untuk selamanya dia telah kehilangan semua kemurnian dan kemuliaannya, dia
bertobat, dan ingin dipulihkan kembali di Surga… Baik dia maupun
pengikut-pengikutnya meratap, dan memohon agar diterima kembali ke dalam
perkenan Allah…” Di sini ada pertobatan dengan meratap dan
permohonan. Tentunya ini sudah cukup.
Story of Redemption 25-27, “Satan trembled as he viewed his work…” where is he? Is
it not all a horrible dream? Is he shut out of heaven? “…The loss he had
sustained of all the privileges of heaven seemed too much to be borne. He
wished to regain these…”
notice carefully what Satan wanted to
regain: the privileges of heaven, its purity, its glory.
Story
of Redemption hal. 25-27, “…Setan gemetar saat dia memikirkan perbuatannya…” di manakah dia? Apakah semua
ini bukan mimpi buruk? Benarkah dia telah diusir dari Surga? “…Kehilangan
semua hak istimewa surgawi yang dideritanya terasa terlalu berat untuk
dipikulnya. Dia ingin mendapatkan kembali semua itu…” simak baik-baik apa yang ingin diperoleh Setan kembali: hak-hak istimewa
surgawi, kemurniannya, kemuliaannya.
From The Story of Redemption page 26, “His mighty
frame shook as with a tempest.
An angel from heaven was passing.
He called him and
entreated an interview with Christ. This was granted him. He then related
to the Son of God that he repented of his rebellion and wished again
the favor of God. He
was willing to take the place God had previously
assigned him, and be under His wise command. Christ wept at Satan’s woe but told him, as the mind of God, that …
The seeds of rebellion were still within him…”
Now can we see why even angels had some questions about God's handling of
Lucifer? Only
Christ could read that inward thought and character of Satan, and the
character of Satan would need a lot of demonstration. One key point would be
the difference between outward repentance, even with tears; and heart surrender
to God; because God knows best.
Dari The Story of Redemption hal. 26, “…Perawakannya
yang perkasa bergetar seakan kena badai. Satu malaikat lewat dari Surga. Dia memanggilnya dan minta
kesempatan bicara dengan Kristus. Ini dikabulkan. Dia lalu menyampaikan kepada
Anak Allah bahwa dia menyesali pemberontakannya dan ingin mendapatkan kembali
perkenan Allah. Dia bersedia menerima tempat yang sebelumnya telah diberikan
Allah kepadanya dan berada di bawah pimpinanNya yang bijaksana. Kristus
meratapi kondisi Setan yang menyedihkan tetapi memberitahu dia sebagaimana yang
dipikirkan Allah, bahwa … benih-benih pemberontakan masih ada di dalam hatinya.
…”
Sekarang bisakah kita melihat mengapa bahkan para malaikat masih punya
beberapa pertanyaan tentang cara Allah menangani Lucifer? Hanya Kristus yang bias membaca pikiran dalam hati dan
karakter Setan. Dan karakter Setan masih harus banyak didemonstrasikan.
Satu titik kunci adalah perbedaan antara pertobatan lahiriah walaupun dengan
air mata; dan penyerahan yang berasal dari hati kepada Allah karena menyadari
Allah tahu yang terbaik.
Story of Redemption page 27, “When Satan became fully convinced
that there was no possibility of his being reinstated
in the favor of God, he
manifested his malice
with increased hatred
and fiery vehemence…”
So very quickly the true heart of Satan was being revealed at that moment.
If God is going to restore at-one-ment to the universe, then He must set in
motion a far-reaching plan to answer all of Satan's legitimate charges against
God's system of government.
Story
of Redemption hal. 27, “…Ketika Setan benar-benar yakin bahwa
tidak ada kesempatan baginya untuk dipulihkan kepada perkenan Allah, dia
mewujudkan niat jahatnya dengan kebencian yang meningkat dan semangat yang
berapi-api…” Jadi dengan cepat sekali isi
hati Setan yang sesungguhnya terungkap pada waktu itu. Jika Allah akan
memulihkan at-one-ment (persatuan) di alam semesta, maka Dia harus
mengaktifkan suatu rancangan dengan jangkauan yang jauh untuk menjawab semua
tuduhan Setan yang sah terhadap sistem pemerintahan Allah.
Jan Paulson summed up the issue very well in the Adventist Review in the year 2000,
he said, “In God's final and ultimate answer to the sin
problem, there are issues to be taken into account that are wider and larger than
my personal salvation. For the larger picture, namely for the eternal security
of… [all] creation, God will also have provided a far-reaching answer that
deals with the roots, as well as the consequences of rebellion.” You see there's something way more
important than your salvation or my salvation here.
Jan Paulson menyimpulkan isu
ini dengan baik sekali di Adventist Review,
30 November 2000, katanya, “…Dalam jawaban Tuhan yang final dan terakhir
kepada masalah dosa, ada isu-isu yang harus dipertimbangkan, yang lebih luas
dan lebih besar daripada keselamatanku pribadi. Demi gambaran yang lebih besar,
yaitu demi keamanan kekal dari …. [semua] ciptaan, Allah juga akan menyediakan
jawaban yang menjangkau jauh untuk menangani akar-akar dan juga
konsekuensi-konsekuensi pemberontakan. …”
Kalian lihat, ada yang jauh lebih penting daripada
keselamatan kalian atau keselamatan saya di sini.
Romans 3:4 says it very well, “4 …as it is written, That Thou
mightest be justified in Thy sayings, and mightest overcome when Thou art
judged.”
I think one of the most amazing things I have learned about our Creator,
God, is the One who gave us life, the One who gave us the possibility for
eternal life, has put Himself on trial by those He has created, that they will
decide if He is the fit Ruler of the universe.
Roma 3:4
mengatakannya dengan sangat baik, “4 …
seperti ada tertulis: ‘Supaya Engkau boleh dibenarkan dalam segala perkataan-Mu, dan boleh menang, saat Engkau
dihakimi.…” Menurut saya, salah satu hal yang paling mengagumkan yang
pernah saya pelajari tentang Khalik
kita, Allah, ialah, Dia
yang memberi kita hidup, Yang memberi kita kemungkinan mendapat hidup kekal,
telah menempatkan DiriNya untuk diadili oleh mereka yang diciptakanNya, agar
mereka menentukan apakah Dia Pemimpin yang layak atas alam semesta.
So “… the plan of redemption…” Patriarchs
and Prophets page 68-69, “… the plan of redemption had a yet broader and deeper purpose than the salvation of man. It was not for this alone that Christ came to
the earth; it was not merely that
the inhabitants of this little world
might regard the law of God as it should
be regarded; but it was to vindicate the character of God before
the universe…” and
that becomes the key to the entire at-one-ment process.
Jadi, “…rencana penebusan…” Patriarchs and Prophets hal. 68-69, “…rencana penebusan memiliki tujuan yang
lebih luas dan lebih mendalam daripada keselamatan manusia. Bukan hanya untuk
itu saja Kristus datang ke dunia; bukan sekadar agar penghuni dunia yang kecil
ini bisa menghargai Hukum Allah sebagaimana seharusnya itu dihargai; melainkan
untuk membuktikan kebenaran karakter Allah di hadapan seluruh alam semesta…” dan itu menjadi kunci seluruh proses at-one-ment
(penyatuan) ini.
Now one of Satan's charges is very legitimate and demands a clear answer. Testimonies Vol. 5 pg. 474 it says, “The people of God have been in many respects
very faulty. Satan
has an accurate knowledge
of the sins which he has tempted
them to commit, and he presents
these in the most exaggerated
light, declaring: ‘Will God banish me and my
angels from His presence, and yet reward those who have been guilty of
the same sins? Thou canst
not do this, O Lord, in justice. Thy throne will not stand in
righteousness and judgment.’…”
Nah, salah satu gugatan Setan itu sangat masuk akal dan membutuhkan jawaban
yang jelas. Testimonies Vol. 5 hal. 474, “…Umat Allah
dalam banyak hal sudah sangat bersalah. Setan memiliki pengetahuan yang akurat
tentang dosa-dosa yang dibuat mereka atas godaannya, dan dia mempresentasikan
dosa-dosa ini dengan gambaran yang berlebihan sambil menyatakan, ‘Akankah Allah
membuang aku dan malaikat-malaikatku dari hadiratNya, namun memberi pahala
kepada mereka yang bersalah dengan dosa-dosa yang sama? Dalam keadilan Engkau
tidak boleh berbuat demikian, ya Tuhan. TakhtaMu tidak akan bertahan dalam
kebenaran dan keadilan…”
Prophets and Kings 588-589, “He pronounces
them just as deserving as himself of exclusion
from the favor of God.
‘Are these,’ he says, ‘the people who are to take my place in heaven?…”
in other words, he says, “If I am excluded
from heaven then all of these must be excluded as well. But if You can forgive
them and take them into heaven, then You've got to take me back into heaven too.”
If God is going to vindicate His character and His plan of at-one-ment He has
to resolve this problem of justice versus mercy.
Prophets and Kings hal.
588-589, “…Dia (Setan) menyatakan mereka sama
seperti dirinya sendiri, layak tertutup dari kemurahan Allah ‘Apakah mereka ini,’ kata Setan, ‘orang-orang
yang akan menggantikan tempatku di Surga?…” dengan kata lain Setan
berkata, “Jika aku disingkirkan dari Surga, maka semua mereka itu juga harus
disingkirkan. Tetapi jika Engkau bisa mengampuni mereka dan membawa mereka
masuk Surga, maka Engkau harus membawa aku kembali ke Surga juga.” Jika Allah
akan membuktikan kebenaran karakterNya dan rencana at-one-ment
(penyatuan)Nya, Dia harus menyelesaikan masalah keadilan versus kemurahan ini.
Psalm 85:10 puts this issue very clearly, “10 Mercy and truth are met
together; righteousness and peace have kissed each other.” The two must come together again in harmony,
and God takes the initiative in this all-out war. We read it in Genesis 3:15,
the first promise, “15 And I will put enmity
between thee…” Satan
“…and the woman, and between thy seed and her Seed; It shall bruise thy
head, and thou shalt bruise His heel.” That's the first promise of at-one-ment.
Mazmur 85:10
menempatkan isu ini dengan sangat jelas, “10 Pengampunan dan
kebenaran dipertemukan menjadi
satu, keadilan dan damai sejahtera telah
saling mencium…” Keduanya harus menjadi satu lagi dalam keharmonisan, dan
Allah yang mengambil inisiatifnya dalam peperangan yang mempertaruhkan
segala-galanya ini. Kita baca di
Kejadian 3:15 janji yang pertama, “15 Dan Aku akan menempatkan permusuhan antara engkau…” Setan,“…dan perempuan, dan
antara benihmu dan Benihnya. Benihnya akan meremukkan
kepalamu, dan engkau akan melukai tumitNya…” Itulah janji at-one-ment
(penyatuan) yang pertama.
In Satan's attempts to dethrone God, his own efforts will destroy him. God's
counter-attack is seen most clearly in Philippians 2:6-8, “6
Who, being in the form of God…” Christ “…thought it not robbery to be equal with
God: 7 But made Himself of no reputation, and took upon Him the form
of a servant, and was made in the likeness of men: 8 And being found
in fashion as a Man, He humbled Himself, and became obedient unto death, even
the death of the cross.”
So God's response to Satan would not be the response of arbitrary force,
but instead humbling Himself to take the same human form as those who must live
under Satan's stolen control of power, and to allow Satan to attack Him in the
same way he attacks all human beings.
Dalam upaya Setan untuk
menggulingkan takhta Allah, upayanya sendiri itu akan menghancurkan dirinya.
Serangan balasan Allah tampak paling jelas di Filipi2:6-8, “6 yang dalam bentuk Allah…” Kristus, “…tidak menganggap
kesetaraanNya dengan Allah sebagai sesuatu yang harus dipegang erat-erat 7 melainkan telah menjadikan Diri-Nya Sendiri bukan apa-apa, dan
mengambil bentuk seorang hamba, dan datang dalam keserupaan manusia. 8 Dan
dalam keadaan sebagai Manusia,
Ia telah merendahkan Diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan kematian di kayu salib…”
Jadi respons Allah kepada Setan bukanlah respons kekuasaan
yang sewenang-wenang, melainkan merendahkan DiriNya sendiri mengambil bentuk
manusia yang sama seperti mereka yang harus hidup di bawah kendali kekuasaan
yang dicuri Setan, dan mengizinkan Setan menyerang Dia dengan cara yang sama
dia menyerang semua manusia.
The supreme evidence of the difference between God's way and Satan's way is
seen in John 12:31-32, “31 Now is the judgment of this
world: now shall the prince of this world be cast out. 32 And I, if
I be lifted up from the earth, will draw all men unto Me.” Because God's way is drawing, it is not driving
or forcing. God humbles Himself to man's level of functioning and thinking, allowing
Satan to do whatever he can do to discredit God.
Bukti tertinggi
perbedaan antara cara Allah dan cara Setan, tampak di Yohanes 12:31-32, “31 Sekarang inilah penghakiman atas dunia ini; sekarang penguasa dunia ini akan
dilemparkan ke luar. 32 dan Aku, apabila Aku ditinggikan dari bumi,
Aku akan menarik semua orang kepada-Ku…” Karena cara Allah
itu menarik, bukan mendorong atau memaksa. Allah merendahkan DiriNya ke tingkat
cara berfungsi dan berpikir manusia, mengizinkan Setan untuk melakukan apa pun
yang bisa dilakukannya untuk mendiskredit Allah.
Luke 10:18 is a very simple sentence, “18 And He said unto them, ‘I
beheld Satan as lightning fall from heaven.’…”
This is referring not to the original
fall, but to
the fall at the death of Christ.
After living a life of total obedience to God in spite of Satan's all-out
efforts to lead Christ to rebel just once, Satan then takes it upon himself to
take the life of his Creator and the universe watches it all.
Lukas 10:18 adalah
kalimat yang sangat sederhana, “Dan Dia (Yesus) berkata
kepada mereka, ‘Aku melihat Iblis jatuh seperti kilat dari Surga…” Ini mengacu
bukan kepada kejatuhan yang pertama, tetapi kepada kejatuhannya saat kematian Kristus.
Setelah menjalani kehidupan dalam kepatuhan total kepada
Allah walaupun ada upaya mati-matian Setan untuk membuat Kristus melawan Allah satu kali
saja, Setan lalu memutuskan sendiri untuk membunuh Penciptanya dan seluruh alam
semesta menyaksikan itu semua.
Hebrews 4:15-16,“15 For we have not an High
Priest which cannot be touched with the feeling of our infirmities; but was in
all points tempted like as we are, yet without sin. 16 Let us
therefore come boldly unto the throne of grace, that we may obtain mercy, and
find grace to help in time of need.”
Ibrani 4:15-16, “…15
Sebab kita bukan punya seorang Imam Besar
yang tidak dapat disentuh oleh perasaan
kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya dalam
segala hal telah dicobai sama dengan kita, namun
tidak berbuat dosa. 16 Sebab
itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia,
supaya kita boleh menerima rahmat dan
menemukan kasih karunia untuk membantu pada
waktu dibutuhkan.”
Christ's entire life and death was the unfolding of the Law of God, as the
Law of self-sacrificing love. Calvary is the supreme unfolding of the Law and
love of God. I found an amazing statement in Selected
Messages Vol. 1 page 212, “The law of Jehovah is the tree; the gospel
is the fragrant blossoms and fruit which
it bears.” You see, God's justice and His fairness are
the basis of all that He does, and the fruit is at-one-ment.
Seluruh hidup dan
kematian Kristus adalah pengungkapan dari Hukum Allah, sebagai Hukum kasih yang
mengorbankan diri sendiri. Kalvari adalah pengungkapan tertinggi dari Hukum dan
kasih Allah. Saya menemukan pernyataan yang mengagumkan di Selected Messages Vol. 1 hal. 212, “…Hukum Yehova adalah pohonnya; injil adalah
bunganya yang harum, dan buah yang dihasilkannya…” Kalian lihat, kebenaran Allah
dan keadilanNya adalah dasar dari segala yang dilakukanNya, dan buahnya adalah at-one-ment (penyatuan).
God refutes Satan's lie that justice and mercy cannot exist together in
harmony. Christ showed that sinners could be safely taken to heaven, not
just by
being forgiven but by developing characters in harmony with God's Law.
In contrast Satan wanted forgiveness without character change.
Allah menyanggah dusta Setan bahwa keadilan dan
pengampunan tidak bisa eksis bersama-sama dalam keharmonisan. Kristus
menunjukkan bahwa orang-orang berdosa
bisa dibawa dengan aman ke Surga, bukan hanya dengan diampuni
tetapi dengan mengembangkan
karakter-karakter yang selaras dengan Hukum Allah. Sebagai
kontrasnya, Setan mau pengampunan tanpa perubahan karakter.
This, that we're reading is the sacrificial phase of the atonement process,
and it is the heart of the entire plan of God to restore the universe to
harmony. Do we understand how important this part of the atonement process is?
We find it in Signs of The Times December 30
1889, “The
death of Christ upon the cross made sure the destruction of him who has the
power of death. There will be no danger of another rebellion in the universe of
God. It is through the efficacy of the cross that the angels of heaven are
guarded from apostasy. Without the cross they would be no more secure against
evil than were the angels before the fall of Satan. Angelic perfection failed
in heaven. Human perfection failed in Eden, the paradise of bliss. All who wish for security
in earth or heaven must look to the Lamb of God. The plan of salvation making manifest
the justice and love of God, provides an eternal safeguard against defection in
unfallen worlds. Oh, we do not comprehend the value of the atonement. If we
did, we would talk more about it.”
Ini, apa yang kita baca adalah
tahap pengorbanan dari proses pendamaian, dan itulah jantung dari seluruh
rencana Allah untuk memulihkan alam semesta kepada keharmonisan. Apakah kita
mengerti betapa pentingnya bagian dari proses pendamaian ini? Kita melihatnya
di Signs of the Times 30 Desember 1889, “…Kematian Kristus di atas salib memastikan kebinasaan
dia yang mempunyai kuasa atas kematian. Tidak akan ada lagi bahaya timbulnya
pemberontakan yang lain di alam semesta Allah. Melalui efektivitas salib,
malaikat-malaikat surgawi terlindung dari kemurtadan. Tanpa salib mereka tidak lebih
aman terhadap kejahatan, daripada keadaan para malaikat sebelum kejatuhan
Setan. Kesempurnaan malaikat gagal di Surga. Kesempurnaan manusia gagal di
Eden, firdaus yang bahagia. Semua yang ingin aman di bumi atau di Surga harus
memandang kepada Domba Allah. Rencana keselamatan yang memanifestasikan keadilan dan kasih Allah itu menyediakan pengaman yang kekal terhadap kemungkinan timbulnya
cacat di dunia-dunia yang tidak berdosa. Oh, kita tidak mengerti nilai dari
pendamaian. Seandainya kita paham, kita akan lebih sering membicarakannya.”
But if God guaranteed the destruction of sin and Satan by the sacrifice of
Christ, why didn't He end the atoning process and the agony of sin and
suffering immediately after the cross? Why has God allowed 2’000 more years of
Satan's rule?
Desire of Ages 761, “Yet Satan was not then destroyed. The angels did not even then understand
all that was involved in the great controversy. The principles at stake were to be more fully revealed.
And for the sake of man, Satan’s existence must be
continued. Man as well as angels must
see the contrast between the Prince of light
and the prince of darkness. He must choose whom he will serve.”
Tetapi jika Allah menjamin pemusnahan dosa dan Setan oleh
kurban Kristus, mengapa Dia tidak segera mengakhiri proses pendamaian dan
kesengsaraan akibat dosa dan penderitaan setelah salib? Mengapa Allah
mengizinkan 2’000 tahun lebih lagi dari masa kekuasaan Setan?
Desire of Ages hal.
761, Namun demikian Setan tidak dibinasakan pada waktu itu.
Para malaikat bahkan pada saat itu tidak memahami semua yang terlibat dalam
pertentangan besar. Prinsip-prinsip yang dipertaruhkan akan diungkapkan lebih
menyeluruh. Dan demi manusia, eksistensi Setan harus dilanjutkan. Manusia
maupun para malaikat harus melihat kontras antara Pangeran Terang dan pangeran
kegelapan. Dia harus memilih siapa yang mau dilayaninya…”
If there's one thing we need constant reminding of, it is that God's
actions are never haphazard. He is never caught by surprise. If there has been a 2’000
year delay, there must be a very good reason for it. It has to be part of His
plan to make sure that sin will never raise its ugly head again throughout all
eternity, because you see, at the cross not all of Satan's lawyer-like
accusations had been answered. The angels still had some questions and
human beings certainly did not understand completely the contrast between
Christ's way and Satan's way. More evidence on God's side would be needed. So
we come to the next step in the atonement plan, and we read about it in the
book of Hebrews.
Jika ada satu hal yang kita perlu selalu diingatkan ialah
bahwa tindakan-tindakan Allah tidak pernah serampangan. Dia tidak pernah
terjebak ketidaksiapan. Jika ada penundaan
selama 2’000 tahun, pasti ada alasan yang sangat bagus untuk
itu. Itu haruslah bagian dari
rencanaNya untuk memastikan dosa tidak akan pernah mengangkat kepalanya yang
jelek lagi untuk selama-lamanya. Karena kalian lihat, di salib tidak semua tuduhan
Setan yang seperti dakwaan jaksa itu terjawab. Para malaikat
masih punya beberapa pertanyaan dan manusia sudah pasti tidak seluruhya memahami kontras
antara cara Kristus dan cara Setan. Diperlukan lebih banyak bukti dari pihak
Allah. Maka kita tiba ke langkah berikutnya dalam rencana pendamaian ini, dan
kita membacanya di kitab Ibrani.
Hebrews 4:14,
“14
Seeing then that we have a great High Priest, that is passed into the heavens,
Jesus the Son of God, let us hold fast our profession.”
Hebrews 6:20,
“20
Whither the forerunner is for us entered, even Jesus, made an High Priest for
ever after the order of Melchisedec.”
Hebrews 8:6,
“6
But now hath He obtained a more excellent ministry, by how much also He is the
mediator of a better covenant, which was established upon better promises.”
Hebrews 7:25,
“25
Wherefore He is able also to save them to the uttermost that come unto God by
Him, seeing He ever liveth to make intercession for them.”
Ibrani 4:14
“Melihat
karena kita mempunyai satu Imam Besar Agung, yang telah masuk ke Surga, yaitu Yesus, Anak Allah,
baiklah kita teguh berpegang pada pengakuan iman kita.”
Ibrani 6:20
“ke mana Sang Perintis telah masuk bagi kita, yaitu Yesus, yang
dijadikan Imam Besar untuk selama-lamanya
menurut tata sistem Melkisedek.”
Ibrani 8:6
“Tetapi sekarang Ia telah
mendapat suatu ministri yang lebih unggul, melalui
mana Ia juga adalah Pengantara dari
Perjanjian yang lebih baik, yang didirikan di atas janji-janji yang lebih baik.”
Ibrani 7:25
“Karena itu Ia sanggup juga
menyelamatkan mereka sepenuhnya yang datang
kepada Allah melalui Dia, sebab Ia hidup
senantiasa untuk menjadi Pengantara mereka.”
So Jesus begins a new phase of the atonement process. He is legally now
able to forgive any human being who is willing to ask Him for a second chance. He
is applying the benefits of His sacrifice to guilty sinners. But there is still
one nagging charge of Satan against God's atonement plan, a charge which rears
its head in each new generation of people born under Satan's rulership of this
world.
Maka Yesus memulai tahap baru dari proses pendamaian. Dia
sekarang secara sah bisa mengampuni manusia mana pun yang bersedia meminta
dariNya kesempatan kedua. Dia mengaplikasikan manfaat-manfaat kurbanNya kepada
para pendosa yang bersalah. Tetapi masih ada satu tuduhan Setan yang mengganggu
terhadap rencana pendamaian Allah, tuduhan yang selalu menongolkan kepalanya di
setiap generasi baru yang lahir di bawah kepemimpinan Setan di dunia ini.
Selected Messages Vol. 3 page 136, “Satan, the fallen angel, had declared that no man could keep the Law of God after the disobedience of Adam.
He claimed the whole race under his control.”
Selected Messages Vol. 3 hal. 136, “…Setan,
malaikat yang sudah jatuh dalam dosa, telah mendeklarasikan bahwa tidak ada
manusia yang bisa mematuhi Hukum Allah mengikuti ketidakpatuhan Adam. Dia
mengklaim seluruh bangsa manusia berada di bawah kendalinya.”
Signs of The Times January 16, 1896, “Satan declared that it was impossible for the sons and
daughters of Adam to keep the Law of God, and thus charged upon God a lack of
wisdom and love. If they could not keep the Law, then there was fault with the
Lawgiver.”
Satan's charge clearly is against fallen man's ability to keep God's Law, not
about Adam in this case.
Signs of the Times 16 Januari 1896, “…Setan mendeklarasikan bahwa mustahil bagi anak-anak
Adam untuk mematuhi Hukum Allah dan dengan demikian melontarkan dakwaan
kurangnya hikmat dan kasih pada Allah. Jika mereka tidak bisa mematuhi Hukum,
maka kesalahannya terletak pada si Pembuat Hukum…” Tuduhan Setan jelas menyangkut
kemampuan manusia berdosa untuk mematuhi Hukum Allah, bukan mengenai Adam dalam
hal ini.
Review and Herald March 9, 1905, “He…” Christ “… came to this world … to prove to the universe that in this world of
sin human beings can live lives that God will approve.” Satan declared that human beings could not
live without sin. Notice carefully that Satan's charge is relating to human
beings in this world of sin.
Review and Herald, 9 Maret 1905, “…Dia…” Kristus, “…datang ke dunia ini … untuk membuktikan kepada alam semesta bahwa di
dunia berdosa ini manusia bisa menghidupkan hidup yang akan diperkenan Allah…” Setan mendeklarasikan bahwa manusia tidak bisa hidup tanpa dosa. Simak
baik-baik bahwa tuduhan Setan itu terkait manusia di dunia yang berdosa ini.
My Life Today page 323, Part of Christ's mission consisted in “revealing to the heavenly universe, to Satan, and to all the fallen sons and daughters of Adam
that through His grace humanity can keep the Law of God.”
My
Life Today hal. 323. Sebagian dari misi Kristus termasuk “…mengungkapkan
kepada alam semesta surgawi, kepada Setan, dan kepada semua anak Adam yang
berdosa bahwa melalui kemurahanNya, kemanusiaan bisa mematuhi Hukum Allah.”
But Satan says neither will Ezekiel 36:27 and 23 be fulfilled. “27
‘And I will put My Spirit within you, and cause you to walk in My statutes, and
ye shall keep My judgments, and do them. 23 And I will sanctify My
great name, which was profaned among the heathen, which ye have profaned in the
midst of them; and the heathen shall know that I am the LORD,’ saith the Lord
GOD, ‘when I shall be sanctified in you before their eyes.’…”
Kalian lihat, tuduhan Setan seperti begini, “Iya, aku
tahu Kristus sepenuhnya patuh sebagaimana beberapa gelintir manusia langka
seperti Henokh, tetapi bagaimana dengan yang 99.99% dari mereka yang telah
diampuni? Apakah mereka sepenuhnya patuh? Mereka tidak bisa patuh 100%
sepanjang masa karena mereka memiliki kodrat berdosa, yang membuat mereka tidak
mampu mematuhi HukumMu. Pengaruhku atas mereka itu lebih kuat daripada
kemurahan apa pun yang bisa Engkau berikan mereka. Apa yang bisa Engkau lakukan
hanya terus-menerus mengampuni dosa-dosa yang berkelanjutan. Tidak jadi soal
apa pun yang Engkau lakukan, Allah, Yeremia 50:20 tidak akan pernah bisa
digenapi. Apa kata Yeremia 50:20? “ 20 Di hari-hari itu dan di
masa itu, firman TUHAN, orang akan mencari dosa
Israel, dan tidak akan ada; dan dosa-dosa Yehuda, dan
mereka tidak akan ditemukan…”
Tetapi Setan
berkata, begitu juga Yehezkiel 36:27 dan 23 tidak akan digenapi. “ 27 Dan
Aku akan menempatkan Roh-Ku di dalam dirimu,
dan membuat kamu hidup menurut segala ketetapan-Ku, dan kamu akan memelihara
peraturan-peraturan-Ku dan melakukan mereka. 23
Dan Aku akan menguduskan nama-Ku yang besar yang sudah dinajiskan di antara bangsa-bangsa kafir, yang telah kamu najiskan di
tengah-tengah mereka. Dan bangsa-bangsa kafir
itu akan mengetahui bahwa Akulah TUHAN,
firman Tuhan ALLAH, manakala Aku akan dikuduskan
dalam kamu di depan mata mereka.”
Satan says, “As long as forgiveness is all Your plan of atonement can offer,
my charge stands and You will never be fully vindicated, because Your grace is insufficient
to protect Your people from my power over them. Just show me,” he says, “any
generation that have accepted Your forgiving grace, and are covered with Your
robe of righteousness, who have stopped yielding to my deceptions, show them to
me, where are any people who are keeping Your Law 100% of the time. You just
keep covering up their sins under the cloak of mercy and forgiveness. You
haven't defeated me yet.”
Setan berkata, “Selama hanya pengampunan yang bisa
ditawarkan rencana pendamaianMu, maka tuduhanku tetap, dan Engkau tidak akan
pernah dibuktikan benar karena kasih karuniaMu tidak cukup untuk melindungi
umatMu dari kuasaku atas mereka. Tunjukkan saja kepadaku,” kata Setan,
“generasi mana yang setelah menerima kasih karunia pengampunanMu dan tertutup
oleh jubah kebenaranMu, yang telah berhenti menyerah kepada penyesatanku; tunjukkan
mereka kepadaku, di mana ada manusia yang mematuhi HukumMu 100% sepanjang
waktu. Engkau hanya terus-menerus menutupi dosa-dosa mereka di bawah penutup
kemurahan dan pengampunan. Engkau masih belum berhasil mengalahkan aku.”
My friends, the reality is that God has put Himself at great risk by forgiving
sinners, because when we do the same things over, and over, and over
again, and God has to forgive us countless times, it looks very much like
obedience to God's Law is impossible. But if it can ever be demonstrated not by
angels in a perfect environment, not just by Enoch, or Jesus, or John, or Paul,
but by a host of garden variety sinners who must live in Satan's world,
harassed by a fallen nature, and a lifetime of sinful habits, that forgiving
grace leads directly to enabling grace; then God will have proved Satan
wrong.
Teman-teman, kenyataannya ialah Allah telah mempertaruhkan DiriNya dalam resiko yang
besar dengan mengampuni orang-orang berdosa, karena bila kita
melakukan dosa yang sama berulang-ulang, dan berulang-ulang, dan
berulang-ulang, dan Allah harus mengampuni kita tak terhitung berapa kali
jumlahnya, tampaknya memang benar bahwa kepatuhan kepada Hukum Allah itu
mustahil. Namun jika bisa didemonstrasikan bukan oleh malaikat dalam lingkungan
yang sempurna, bukan hanya oleh Henokh, atau Yesus, atau Yohanes, atau Paulus,
melainkan oleh bermacam jenis orang-orang bedosa yang harus hidup di dunia
milik Setan, direcoki oleh kodrat yang berdosa, dan kebiasaan-kebiasaan berdosa
seumur hidup mereka, bahwa karunia
pengampunan membawa langsung kepada
karunia yang memampukan; barulah saat itu Tuhan membuktikan Setan salah.
I say God's plan of salvation really works. The only way it can be clearly seen
when God's enabling grace has taken total control over God's people by setting
aside a period of time after the close of probation, when the
rules change, no longer is forgiving grace available, the whole
universe will watch as our High Priest steps out of His role as the Forgiver. Then
they will see what will happen when only enabling grace will be offered from heaven.
Saya katakan, rencana penyelamatan Allah sungguh efektif.
Satu-satunya cara itu bisa dilihat dengan jelas ialah ketika karunia Allah yang
memampukan telah mengambil alih kontrol atas umat Allah dengan menyisihkan
suatu periode waktu setelah tutupnya
pintu kasihan, saat peraturan berubah, tidak lagi ada karunia pengampunan, seluruh alam
semesta akan menyaksikan ketika Imam Besar kita melangkah keluar dari peranNya
sebagai Sang Pengampun. Saat itulah
mereka akan melihat apa yang akan terjadi ketika hanya karunia memampukan yang akan ditawarkan dari Surga.
Today we
are living in the time when forgiving grace and enabling grace work together
with some successes and some failures, but this epoch must come to an end. A
demonstration must be made, and that's what the final atonement is all about. Satan's
most powerful attack must be matched up against God's enabling grace at a time
when forgiveness is not an option. Is God's grace more powerful than
Satan's deceptions? And will the future be safe from another rebellion?
Hari ini kita
hidup di masa ketika karunia pengampunan dan karunia yang memampukan bekerja
bersama-sama, ada yang berhasil dan ada yang gagal, tetapi masa ini
harus berakhir. Sebuah demonstrasi harus dibuat, dan itulah pendamaian terakhir.
Serangan Setan yang paling kuat
harus ditandingkan dengan karunia yang memampukan dari Allah pada waktu ketika
pengampunan bukan pilihan lagi. Apakah karunia Allah lebih
kuat daripada penyesatan Setan? Dan apakah masa depan akan aman dari
pemberontakan yang lain?
Once again the matter of greatest importance in the universe is not the
salvation of men, not my salvation, not your salvation, as important as that may
seem. The
most important thing is the clearing of God's name from the accusations made by
Satan. The final atonement is Christ ministering His blood no longer in forgiveness,
but in enabling power, power for victory over sin, and it will be seen
in our lives. All of this was foreshadowed by the events during the Day of
Atonement in the Old Testament, Leviticus 16:30, “30 For on that day shall the
priest make an atonement for you, to cleanse you, that ye may be clean from all
your sins before the LORD.”
Do we understand the full meaning of this day? It is called ~ notice
carefully ~ “making an atonement”. There had been sacrifices of atonement,
forgiveness all year long. This is something different. It is a cleansing
atonement with the end result being clean from all your sins before the Lord.
Now what does this Old Testament day teach us about our lives?
Sekali lagi, hal yang
terpenting di alam semesta bukanlah keselamatan manusia, bukan keselamatan
saya, bukan keselamatan kalian, sepenting apa pun itu tampaknya. Yang paling penting ialah
membersihkan nama Allah dari tuduhan-tuduhan yang dibuat Setan. Pendamaian yang terakhir ialah
Kristus melayani darahNya tidak lagi dalam pengampunan, melainkan dalam kuasa
memampukan, kuasa untuk menang atas dosa, dan itu akan tampak
dalam hidup kita. Semua ini dilambangkan sebelumnya oleh peristiwa-peristiwa
selama Hari Pendamaian di Perjanjian Lama. Imamat 16:30, “30 Karena pada hari itu imam harus membuat
pendamaian bagimu, untuk mentahirkan kamu, supaya
kamu boleh ditahirkan dari segala dosamu di
hadapan TUHAN.”
Apakah kita mengerti makna sepenuhnya dari hari ini? Hari
ini disebut ~ simak baik-baik ~ “membuat pendamaian”. Sudah ada kurban-kurban untuk pendamaian, pengampunan
sepanjang tahun. Ini sesuatu yang
berbeda. Ini pendamaian yang mentahirkan, dan hasil akhirnya ialah ditahirkan
dari semua dosa kita di hadapan Tuhan. Nah, apa yang diajarkan
hari di Perjanjian Lama ini kepada kita tentang hidup kita?
Testimonies Vol. 5 page 520, “We are in the great day of atonement, and the sacred work of Christ
for the people of God that is going on at the present time in the heavenly sanctuary should be
our constant study.” How are we doing all that? Our constant study?
Testimonies Vol. 5 hal. 520, “…Kita berada di hari besar pendamaian, dan
pekerjaan sakral Kristus bagi umat Allah yang sedang berlangsung saat ini di Bait Suci surgawi harus selalu menjadi pelajaran
kita…” Bagaimana kita melakukan semua
itu? Selalu menjadi pelajaran kita?
Christ virtually says to Satan, “I will produce a people through My grace
in the most degenerate age of this earth's history. I will separate them from
sin completely. They will reflect the image of Jesus fully. I will step out of
the sanctuary and they will live in the sight of a holy God without an
Intercessor.” Such a people will be produced that will be the wonder of the
entire universe. Through them Satan will be completely defeated, and every
question that could be raised against the Law of God ~ such as whether humanity
can keep it ~ will be forever answered in that special group which Scripture calls the
144’000.
Kristus berkata kepada Setan, “Melalui rahmatKu Aku akan
menghasilkan suatu umat di zaman sejarah dunia yang paling merosot kondisinya.
Aku akan memisahkan mereka seluruhnya dari dosa. Mereka akan sepenuhnya
memantulkan keserupaan dengan Yesus. Aku akan melangkah keluar dari Bait Suci
dan mereka akan hidup di hadapan Allah yang kudus tanpa Perantara.” Umat yang
seperti ini yang akan dihasilkan, akan menjadi kekaguman seluruh alam semesta. Melalui mereka Setan akan
dikalahkan telak, dan setiap pertanyaan yang bisa dimunculkan
terhadap Hukum Allah ~ seperti apakah kemanusiaan bisa mematuhinya ~ akan
selamanya dijawab oleh kelompok
istimewa tersebut yang oleh Kitab Suci disebut sebagai ke-144’000.
And then there's Leviticus 16:20-21, “20 And when he hath made an end
of reconciling the holy place, and the tabernacle of the congregation, and the
altar, he shall bring the live goat: 21 And Aaron shall lay both his
hands upon the head of the live goat, and confess over him all the iniquities of
the children of Israel, and all their transgressions in all their sins, putting
them upon the head of the goat, and shall send him away by the hand of a fit
man into the wilderness.”
Kemudian ada
Imamat 16:20-21, “20 Dan setelah dia selesai
mengadakan pendamaian bagi tempat kudus dan Kemah Pertemuan, serta mezbah, ia
harus membawa kambing jantan yang masih
hidup itu 21dan Harun harus meletakkan kedua tangannya ke atas
kepala kambing jantan yang hidup itu dan mengakui di atas kepala kambing itu
segala kejahatan orang
Israel, dan segala pelanggaran mereka, dalam semua dosa mereka; meletakkan semuanya itu ke atas kepala kambing
jantan itu, dan harus membawanya pergi oleh tangan seorang yang tepat ke padang gurun.”
Notice carefully, after completing the work of cleansing the lives of the
people in type, the high priest goes into the tabernacle, takes up the sins
that have been accumulating for that year, and goes out and places them upon
the head of the scapegoat. Then a fit man, someone who was able, someone who was
prepared, had to lead that scapegoat out into the wilderness. It is
very doubtful that the fit man represents Christ, remember the high priest
representing Christ completed the cleansing through the sacrifices; after that
was completed, a fit man was chosen out of the congregation to do one simple
thing, to remove the scapegoat from the camp of Israel. No atonement involved
there at all. That had been completed. It is much more plausible to understand
that the
fit man represents the 144’000.
Simak baik-baik, setelah dalam lambang (tipe) menyelesaikan pekerjaan membersihkan kehidupan umat, imam
besar masuk ke Bilik Mahakudus, mengambil dosa-dosa yang telah terakumulasi
sepanjang tahun itu, dan pergi menempatkan mereka di atas kepala si kambinghitam
(kambing Azazel). Lalu seorang
yang tepat, seorang yang mampu, seorang yang siap, harus membawa
kambinghitam itu keluar ke padang gurun. Sangat diragukan orang yang tepat itu
mewakili Kristus, ingat bahwa imam besar mewakili Kristus menyelesaikan pembersihan
melalui kurban-kurban. Setelah itu selesai, seorang yang tepat dipilih dari antara jemaat
untuk melakukan satu hal yang sederhana: memindahkan kambinghitam itu dari
perkemahan Israel. Sama sekali tidak ada pekerjaan pendamaian yang terlibat di
sini, itu sudah diselesaikan. Jauh lebih masuk akal untuk menerima bahwa manusia yang tepat itu mewakili
ke-144’000.
In 1852 Ellen White recorded what she was so shown about this very dramatic
scene. It's in the Spalding Magan Collection
page 1, “Then I saw that Jesus’
work in the sanctuary will soon be finished.
And after His work there is finished, He will come to the door of the first apartment, and confess the sins of
Israel upon the head of the Scape Goat. …. Then while the
plagues are falling, the Scape Goat
is being led away. He makes a mighty struggle
to escape, but he is held fast by the hand that leads him. If he should effect his escape,
Israel would lose their lives. I saw that it would take time to lead away the Scape Goat into the land of
forgetfulness after the sins were put on his head.”
Now this
struggle to escape is Satan's last attempt to prove that God's plan
doesn't work. If he can get God’s sealed people to sin after Christ's
forgiving work has ended, then Israel ~ notice ~ would lose their
lives, and Israel represents God's faithful people who are now called the 144’000.
Di 1852 Ellen White mencatat apa yang ditunjukkan kepadanya mengenai adegan
yang sangat dramatis ini. Ada di Spalding Magan Collection hal. 1, “…Lalu aku
melihat pekerjaan Yesus di Bait Suci akan segera berakhir. Dan setelah
pekerjaanNya di sana selesai, Dia akan datang ke pintu bilik yang pertama dan
mengakui dosa-dosa Israel di atas kepala si kambinghitam. … Kemudian sementara
malapetaka-malapetaka berjatuhan, kambinghitam itu dituntun pergi. Kambinghitam
itu berusaha keras untuk melepaskan dirinya, tetapi dia dipegangi erat-erat
oleh tangan yang menuntunnya. Andaikan dia bisa berhasil lepas, Israel akan
kehilangan nyawa mereka. Aku melihat bahwa butuh waktu untuk menuntun si
kambinghitam pergi ke tanah yang dilupakan orang, setelah dosa-dosa ditempatkan
di atas kepalanya. …”
Nah, pergumulan untuk melepaskan diri
ini adalah upaya terakhir Setan untuk membuktikan rencana Allah
gagal. Jika dia bisa membuat
umat Allah yang termeterai berbuat dosa setelah pekerjaan pengampunan Kristus
berakhir, maka Israel ~ simak ~ akan kehilangan nyawa mereka,
dan Israel mewakili
umat Allah yang setia, yang sekarang disebut ke-144’000.
Notice that it takes some time to prove God's case after the close of
probation. The purpose of the time period after the close of probation is to give
time for a final demonstration of who is telling the truth. God claims
that His grace and power will enable a whole generation to live without sinning, when Satan brings his greatest deceptions and persecutions
to bear against the ones whom God has sealed. Satan claims that even God cannot
keep all of the final generation from yielding just once, just once, to his
influence and persuasion. Who is telling the truth? The universe needs to know.
Satan has full charge of the world and all its legions of darkness. And all the
wicked join with him; which means that a whole vanguard comes against
God's people to destroy them. But it says, Satan is held fast, that says that.
If Satan could lead just one of the 144’000 into sin, if he could lead one of
them to choose to transgress the Law of God in any particular, he would
triumph. Here's
a people who for the first time in earth's history have had all their sins
blotted out and they have been sealed for eternity. God can say in the
hearing of the entire universe, “Here is a people who have been completely
separated from sin, and I promise, I promise they will never go back into sin
again for all eternity.”
It is a desperate struggle between Jesus and Satan. Once it was a struggle
between Jesus and Satan personally. During the time of the plagues, it's again a
struggle between Jesus and Satan, but this time it is Jesus fully lived out in the
lives of the 144’000 by the mere
fact that they do not fall into
sin.
Simak bahwa dibutuhkan waktu untuk mmebuktikan kasus
Allah setelah tutupnya pintu kasihan. Tujuan
periode setelah tutupnya pintu kasihan ialah untuk memberi waktu bagi demonstrasi
terakhir siapa yang mengatakan yang sebenarnya. Allah mengklaim bahwa
karuniaNya dan kuasaNya akan memampukan satu generasi seluruhnya hidup tanpa
berbuat dosa; sementara Setan memakai penyesatannya dan persekusinya yang
paling besar untuk dikenakan kepada mereka yang telah dimeteraikan Allah. Setan
mengklaim bahwa bahkan Allah tidak bisa mencegah semua dari generasi terakhir
menyerah satu kali saja, satu kali saja, kepada pengaruhnya dan bujukannya.
Siapa yang mengatakan yang sebenarnya? Alam semesta perlu tahu. Setan punya
kuasa penuh atas dunia dan semua pasukan kegelapannya. Dan semua yang jahat
bergabung dengannya; yang berarti seluruh garda depannya datang menyerang umat
Allah untuk membinasakan mereka. Tetapi dikatakan bahwa Setan dipegangi
erat-erat, itu berkata demikian. Seandainya Setan bisa membuat satu saja dari
ke-144’000 berbuat dosa, andai dia bisa membuat salah satu dari mereka untuk
memilih melanggar Hukum Allah yang mana pun, dia akan menang. Di sinilah ada umat yang untuk pertama
kalinya dalam sejarah dunia yang semua dosa mereka telah dihapuskan, dan mereka
telah dimeteraikan untuk kekekalan. Allah bisa berkata dan
didengar oleh seluruh alam semesta, “Di sinilah ada satu umat yang telah
seluruhnya dipisahkan dari dosa, dan Aku berjanji, Aku berjanji mereka tidak
akan pernah kembali lagi kepada dosa untuk selama-lamanya.”
Itu adalah pergumulan yang nekad antara Yesus dan Setan.
Dulu itu pergumulan antara Yesus dan Setan secara pribadi. Selama masa turunnya malapetaka-malapetaka, itu kembali
suatu pergumulan antara Yesus dan Setan, tetapi kali ini Yesus yang dihidupkan dalam kehidupan
ke-144’000, semata-mata oleh fakta mereka
tidak jatuh ke dalam dosa.
Satan is defeated. His cause is lost and he is held fast. Throughout the
Bible, God makes it very clear that nothing, nothing is more important in all
the universe than to have His reputation cleared and His name honored. And
that's exactly what John is telling us in Revelation chapter 7. Jesus will
not return until God has a people who make guarding the name of God the most
important purpose of their lives.
Revelation 7 opens with these words, “1 And after these things I saw
four angels standing on the four corners of the earth, holding the four winds
of the earth, that the wind should not blow on the earth, nor on the sea, nor
on any tree. 2 And I saw another angel ascending from the east,
having the seal of the living God: and he cried with a loud voice to the four
angels, to whom it was given to hurt the earth and the sea, 3
saying, ‘Hurt not the earth, neither the sea, nor the trees, till we have
sealed the servants of our God in their foreheads.”
Setan dikalahkan. Tujuannya kalah dan dia dipegangi
erat-erat. Di seluruh Alkitab, Allah membuatnya sangat jelas bahwa tidak ada
apa pun yang lebih penting di seluruh alam semesta daripada membersihkan
reputasiNya dan namaNya dihormati. Dan persis itulah yang diberitahukan Yohanes
kepada kita in Wahyu pasal 7. Yesus
tidak akan kembali hingga Allah memiliki sebuah umat yang menjadikan menjaga
nama Allah tujuan terpenting dalam hidup mereka.
Wahyu 7 dibuka dengan kata-kata ini, “1 Setelah
hal-hal itu aku melihat empat malaikat berdiri pada keempat penjuru bumi
dan mereka menahan keempat angin bumi supaya angin tidak bertiup di darat, di laut, atau di pohon mana pun, 2 Dan aku
melihat seorang malaikat lain naik dari timur, sambil membawa meterai Allah yang hidup;
dan ia berseru dengan suara nyaring kepada keempat malaikat yang diberi wewenang untuk mencelakai bumi dan laut, 3 katanya, ‘Janganlah mencelakai bumi, atau laut, atau pohon-pohon, sampai kami telah
memeteraikan hamba-hamba Allah kami pada dahi mereka!’…”
Why is God holding back these last day winds of terror and destruction?
Why? Because
God's people are not ready.
Ø Hold back the
east wind of human madness, why?
God's people
haven't caught on yet as to the purpose of the gospel.
Ø Hold back the
west wind of Satanic fury
until God's
people are ready to carry out their last assignment.
Ø Hold the winds
until God's people are ready to be sealed..
Down here, in these days of the held winds God is telling the universe when
He writes His name on the foreheads of His faithful ones. He says, “Listen to
them, you can trust what they say. I can give them My seal of approval. “The quality goes in before the name goes
on”.
Mengapa Allah
sedang menahan angin-angin akhir zaman yang mendatangkan teror
dan penghancuran? Mengapa? Karena
umat Allah belum siap.
Ø Tahanlah angin timur, kegilaan manusia, mengapa?
Umat Allah masih belum menangkap apa tujuan injil.
Ø Tahanlah angin barat, murka Setan,
hingga umat Allah siap menjalankan tugas mereka yang
terakhir.
Ø Tahanlah angin-angin hingga umat Allah siap dimeteraikan.
Di bawah sini, di zaman ditahannya
angin-angin, Allah sedang berkata kepada alam semesta ketika Dia menulis
namaNya di dahi umatNya yang setia. Dia berkata, “Dengarkan mereka, kalian bisa
mempercayai apa yang mereka katakan. Aku bisa memberi mereka meterai
persetujuanKu. “The quality goes in before the name
goes on”. (= Mutunya dikenal dulu baru namanya menyala = slogan Zenith
Electronics yang memelopori alat remote, FM multiplex stereo, dll.)
So what is the seal that makes Satan so angry? We read about it in Last Day Events page 219, “Just as soon as the people
of God are sealed in their foreheads—it is not any seal or mark that can be seen, but a settleing into the truth, both intellectually and spiritually, so
they cannot be moved—just
as soon as God’s people are sealed
and prepared for the shaking, it will come….” (The S.D.A. Bible Commentary 4:1161 - 1902)
settled ” so they cannot be
moved” .
Jadi apakah meterai yang membuat Setan begitu murka? Kita membacanya di Last
Day Events hal. 219,
“…Begitu umat Allah dimeteraikan di dahi mereka ~ ini bukan sembarang
meterai atau tanda yang bisa dilihat, melainkan kemantapan dalam kebenaran,
baik secara intelektual maupun spiritual, sehingga mereka tidak bisa digoyahkan
~ begitu umat Allah dimeteraikan dan siap untuk pengayakan, maka itu akan
datang...” (The S.D.A. Bible Commentary 4:1161 - 1902)
mantap…. “sehingga mereka tidak bisa digoyahkan.”
There is a remarkable statement in Hebrews 11:39-40, “39
And these all, having obtained a good report through faith, received not the
promise: 40 God having provided some better thing for us, that they
without us should not be made perfect.”
Now remember this chapter enumerates the heroes of faith all down through
earth's history, and it says that they will not receive the promise of
immortality until something dramatic happens in the generation who will be
alive when Jesus comes. The amazing truth is there could be no resurrection of the
righteous dead without the development of the 144’000. Not until that
is done can the work be finished. And the work ~ to put it very simply ~ is to
finish with sin.
Ada pernyataan yang luar biasa
di Ibrani 11:39-40, “39
Dan mereka ini semua, yang telah mendapatkan laporan yang
baik karena iman, tidak memperoleh apa yang dijanjikan. 40 Allah
telah menyediakan sesuatu yang lebih baik bagi kita, bahwa mereka tanpa kita tidak akan
dijadikan sempurna. …”
Nah, ingat pasal
ini menyebutkan para pahlawan iman sepanjang seluruh sejarah bumi, dan
dikatakan bahwa mereka tidak akan menerima janji hidup kekal hingga sesuatu
yang dramatis terjadi pada generasi yang akan hidup ketika Yesus datang.
Kebenaran yang mengagumkan ialah, tidak
akan ada kebangkitan orang benar yang mati tanpa berkembangnya ke-144’000.
Tidak hingga itu terjadi maka pekerjaan itu selesai. Dan pekerjaan itu ~ dalam
bahasa yang sederhana ~ ialah untuk mengakhiri dosa.
During the past 30 years we have heard much about Christ's work in the
heavenly sanctuary since 1844. We have reviewed the prophetic evidence upon
which the confidence of our Adventist pioneers was based, and we have found it
to be sound. But there has been a deafening silence about the cleansing work in
our hearts, compared to the cleansing work in heaven. The heavenly sanctuary cannot, CANNOT
be cleansed from sin until our hearts are cleansed from sin. The great
cleansing in God's heavenly sanctuary cannot be completed until the work of
final atonement is completed in my heart and your heart. It is only when
the final atonement shows that God can stop the flow of sins from our hearts that
God can justly remove our sins from the sanctuary above. The blotting
out of sins in my life will be followed by the blotting out of sins in the
heavenly sanctuary. Only in that way can Satan's charges be effectively
answered.
Selama 30 tahun yang lampau kita sudah banyak mendengar
tentang pekerjaan Kristus di Bait Suci surgawi sejak 1844. Kita sudah
mengulangi bukti-bukti nubuatan di atas mana pionir-pionir Advent kita
mendasarkan keyakinan mereka, dan kita sudah mendapatkan bahwa itu benar. Tetapi
ada keheningan yang memekakkan telinga tentang pekerjaan pembersihan di hati kita,
dibandingkan dengan pekerjaan pembersihan di Surga. Bait Suci surgawi tidak bisa, TIDAK BISA dibersihkan dari
dosa hingga hati kita dibersihkan dari dosa. Pembersihan besar
di Bait Suci surgawi Allah tidak bisa diselesaikan hingga pekerjaan pendamaian
yang terakhir diselesaikan di hati saya dan di hati kalian. Hanya apabila pendamaian
terakhir menunjukkan bahwa Allah
bisa menghentikan aliran dosa dari hati kita, barulah Allah bisa dengan adil
memindahkan dosa-dosa kita dari Bait Suci yang di atas.
Penghapusan dosa-dosa dari hidup saya akan diikuti oleh penghapusan dosa-dosa
dari Bait Suci di Surga. Hanya dengan jalan itu tuduhan Setan bisa dijawab
secara efektif.
Ellen White puts it very succinctly. Maranatha pg.
249, “There must be a purifying of the soul here upon the earth, in harmony with Christ’s cleansing of the sanctuary in heaven.”
Ellen White menyatakannya dengan ringkas, Maranatha hal. 249, “…Harus ada
pemurnian jiwa di sini di atas bumi, selaras dengan pembersihan Kristus pada
Bait Suci di Surga.”
This is the time for us to make sure that sin is completely cleansed from
our hearts. This is the time for us to show how God's government really works. The Day of Atonement
and the final atonement is the reason for our existence as a Seventh-Day Adventist
church. God's name is in jeopardy until He can demonstrate that His grace
can produce a people who will love Him completely all the time, with no
questions or reservations, and no quibbling or rationalizing. They just love
Him because He first loved them, and they will prove once and for all that love always
produces obedience, and for once this love and obedience will be
continual. Satan is fighting very hard, very hard to remove this concept from
the minds of every Seventh-Day Adventist today, because if he can destroy this
concept, he can nullify God's calling out of this people over 150 years ago,
and he can delay the coming of Christ much longer.
And I ask today will you defy Satan and make the final atonement the focus
of your entire study, and the unifying core of everything you do, from now
until the second coming of Jesus Christ?
Sekarang inilah waktunya bagi kita untuk memastikan bahwa
dosa sudah seluruhnya dibersihkan dari hati kita. Inilah waktunya bagi kita
untuk menunjukkan bahwa cara Allah memerintah benar-benar berhasil. Hari Pendamaian dan pendamaian
terakhir adalah alasan eksistensi kita sebagai gereja MAHK. Nama
Allah sedang terancam hingga Dia bisa mendemonstrasikan bahwa rahmatNya bisa
menghasilkan suatu umat yang akan mengasihiNya dengan sepenuh hati sepanjang
waktu, tanpa bertanya atau tanpa reserve, dan tanpa protes atau minta alasan
pembenaran. Mereka mengasihiNya begitu saja karena Dia lebih dulu mengasihi
mereka. Dan mereka akan membuktikan untuk selamanya bahwa kasih selalu menghasilkan kepatuhan, dan
sekali ini kasih dan kepatuhan akan berlanjut selamanya. Setan bertempur sangat
gigih, berusaha keras untuk melenyapkan konsep ini dari pikiran setiap orang
MAHK hari ini, karena jika dia bisa menghancurkan konsep ini, dia bisa membuat
sia-sia panggilan Allah kepada umatNya ini lebih dari 150 tahun yang lalu, dan
dia bisa menunda kedatangan Kristus jauh lebih lama lagi.
Dan hari ini saya bertanya, maukah kalian melawan Setan
dan menjadikan pendamaian terakhir ini fokus dari seluruh studi kalian, dan inti
penyatuan dari segala yang kita lakukan mulai dari sekarang hingga kedatangan
kedua Yesus Kristus?
I will conclude this study with the thoughts of one whom God called to help
Him complete the final atonement over 100 years ago: A.T Jones.
“The
finishing of the mystery of God is the ending of the work of the gospel … the taking away of all vestige of sin and the
bringing in of everlasting righteousness: Christ fully formed within each believer, God
alone manifests in the flesh of each believer, in Jesus”. (A.T. Jones, The Consecrated Ways pg.117)
Saya mau mengakhiri pelajaran ini dengan pikiran dari
seseorang yang dipanggil Allah untuk membantuNya menyelesaikan pendamaian
terakhir lebih dari 100 tahun yang lalu: A.T. Jones.
“…Penyelesaian
misteri Allah adalah akhir dari pekerjaan injil… disingkirkannya semua jejak-jejak
dosa dan dibawanya masuk kebenaran yang kekal: Kristus yang sepenuhnya
terbentuk dalam setiap orang percaya, Allah saja yang termanifestasi dalam
daging setiap orang percaya, dalam Yesus.” (A.T. Jones, The
Consecrated Ways hal.117)
What a day it will be when that is true. When they look at us, they will not
see us, and our frailties, and our faults; they will see Jesus. And it cannot
be stopped from shining forth from within. Only in this way can Genesis 3:15 be
completely fulfilled, the chosen Seed will bruise the serpent's head, the plan
of atonement will be completed, the at-one-ment will be completed. God's
people will be completely at one with God for the rest of eternity.
Every phase of the atonement is vital from the first lamb sacrificed in the
garden of Eden, to the life, death, and resurrection of Christ, to the
development of the fit man for the close of human probation, and all I can add
to this is, Lord Jesus, may it be soon, may it be soon. Please pray with me.
Alangkah luar biasanya hari itu ketika itu benar terjadi.
Ketika mereka memandang kita, mereka tidak akan melihat kita dan
kelemahan-kelemahan kita, dan kesalahan-kesalahan kita; mereka akan melihat
Yesus. Dan itu tidak bisa dicegah dari memancarkan sinar dari dalam. Hanya
dengan jalan ini Kejadian 3:15 bisa seluruhnya digenapi, Benih yang terpilih
akan meremukkan kepala ular, rencana pendamaian akan selesai, at-one-ment
(penyatuan) akan rampung. Umat
Allah akan seluruhnya menjadi satu dengan Allah selama masa kekekalan.
Setiap tahap pendamaian itu vital dari domba pertama yang dikurbankan di taman
Eden hingga ke kehidupan, kematian, dan kebangkitan Kristus, ke berkembangnya
manusia yang tepat untuk penutupan masa kemurahan Allah. Dan apa yang bisa saya
tambahkan kepada ini ialah, Tuhan Yesus, semoga tidak lama lagi, semoga tidak
lama lagi. Mari berdoa bersama saya.
21 03 24
No comments:
Post a Comment