Tuesday, June 18, 2024

EPISODE 03/24 ~ WHAT JESUS SAID ~ THE GODHEAD ~ STEPHEN BOHR

 

WHAT JESUS SAID

Part 03/24 - Stephen Bohr

THE GODHEAD

https://www.youtube.com/watch?v=Mv-_UXidriM

 

Dibuka dengan doa

 

 

We are on page 37 of our study notes. Virtually all pagan religions in biblical times believed in multiple gods, in contrast to Judaism, particularly after the Babylonian captivity, the Jews were staunchly monotheistic. Theשָׁמַע  [shâma] became the mantra in every synagogue till this very day when we are living. When Christianity was born its adherence had a difficult task in explaining to monotheistic Jews, how the Father and the Son are two Persons but one God, equally God.  The problem was compounded when Christians told the monotheistic Jews not only is the Father, God; not only is the Son, God; but there's a third Person, the Holy Spirit, who is also God. Of course human reason would tell you that if the Father is God, if the Son is God, and if the Holy Spirit is God, are there then not three Gods? Would this not be blasphemy of the highest order? Would this not be the epitome of paganism? In other words, polytheism or tritheism, three Gods?

 

Kita di hal. 37 dari makalah kita. Nyaris semua ajaran paganisme di zaman Alkitab percaya adanya banyak allah/dewa. Berlawanan dengan Yudaisme, terutama setelah penawanan Babilon, orang-orang Yahudi itu monotheis yang sangat kuat. שָׁמַע  [shâma]  menjadi mantra di setiap sinagog hingga hari ini di zaman kita. Ketika Kekristenan lahir, para penganutnya punya tugas yang sangat sulit menjelaskan kepada orang-orang Yahudi yang monotheis, bagaimana Bapa dan Anak adalah dua Pribadi tetapi satu Allah, sama-sama Allah. Masalah itu menjadi lebih parah ketika orang-orang Kristen memberitahu orang-orang Yahudi yang monotheis itu bahwa bukan hanya Bapa yang Allah, bukan hanya Anak yang Allah, tetapi ada Pribadi ketiga, yaitu Roh Kudus, yang juga Allah. Tentu saja pemikiran manusia akan mengatakan bahwa jika Bapa itu Allah, jika Anak itu Allah, dan jika Roh Kudus itu Allah, maka bukankah ada tiga Allah? Apakah ini bukan hujatan tingkat dewa? Apakah ini bukan lambang paganisme? Dengan kata lain, politheisme atau tritheisme, tiga Allah?

 

 

The early church struggled with this problem in the early centuries of the history of the Christian Church. Multiple heretical movements arose, each seeking to explain how there can be three Persons yet only one God. 

The Ebionites for example taught that Jesus was born a mere human being, and that is at His baptism He was adopted as a member of the Godhead. Of course this concept created greater difficulties than it resolved, because then Jesus would be an honorary God, and not God in the fullest sense of the word.

 

Gereja mula-mula bergumul dengan masalah ini di abad-abad pertama sejarah gereja Kristen. Muncul banyak gerakan yang sesat, masing-masing berusaha menjelaskan bagaimana bisa ada tiga Pribadi namun hanya satu Allah.

Kelompok Ebionit (Yahudi-Kristen yang dianggap sesat) misalnya mengajarkan bahwa Yesus dilahirkan semata-mata seorang manusia biasa, dan pada saat baptisanNya Dia diangkat menjadi anggota Keilahian. Tentu saja konsep ini menimbulkan masalah yang lebih besar daripada yang diselesakannya, karena dengan demikian berarti Yesus hanyalah Allah kehormatan dan bukan Allah dalam arti kata yang sepenuhnya.

 

 

Another heresy known as Modelism or Sabellianism.

Sabellianism because the creator of this heresy was a man named Sabellius, taught that Godhead consisted of one Person who manifests Himself in three different forms in the course of human history.

Modelists taught that in the Old Testament God manifested Himself as Father; in the period of the church age He manifested Himself as the Son, particularly when Jesus was on this Earth. And then He manifested Himself during the church age as the Holy Spirit.

 

Ajaran sesat yang lain dikenal sebagai Modalisme atau Sabbelianisme.

Sabbelianisme karena pencipta ajaran sesat ini adalah seorang yang bernama Sabellius, yang mengajarkan bahwa Keilahian hanyalah satu Pribadi, yang mewujudkan DiriNya dalam tiga bentuk sepanjang sejarah manusia.

Modalisme mengajarkan bahwa di Perjanjian Lama, Allah mewujudkan DiriNya sebagai Bapa; di periode gereja Dia mewujudkan DiriNya sebagai Anak terutama ketika Yesus hidup di bumi. Kemudian Dia mewujudkan DiriNya sebagai Roh Kudus selama zaman gereja.

 

 

Then there was Arianism according to the enemies of Arius, he taught that Jesus was the first being created by God the Father. There's some debate about this. It's more likely that Arius taught that the Son was begotten by the Father, not that the Son was created by the Father. And there's a very important distinction in those two ideas. Jesus according to Arianism was the first being created by the Father, thus Jesus is not Eternal God in the fullest sense of the word, but rather a god, such as you find in the New World Translation of the Jehovah's Witnesses. This view also creates serious problems, greater problems than what it resolves, because then you would have a great God who is the Father; and then you would have a lesser God who is Jesus Christ, who had a beginning. The Jehovah's Witnesses are the  heirs of this particular heresy.

 

Lalu ada Arianisme. Menurut musuh-musuh Arius, dia mengajarkan bahwa Yesus adalah makhluk pertama yang diciptakan Allah Bapa. Ada sejumlah perdebatan tentang ini. Kemungkinan yang lebih besar ialah Arius mengajarkan bahwa Allah Bapa menjadi bapak (ayah) dari Anak, bukan bahwa Anak itu diciptakan oleh Bapa. Dan di sini ada perbedaan yang sangat penting dalam kedua konsep itu. Menurut Arianisme Yesus adalah makhluk pertama yang diciptakan Bapa, dengan demikian Yesus bukanlah Allah Kekal dalam arti kata yang sepenuhnya, melainkan hanya allah, seperti yang kita temukan di New World Translation, terjemahan Alkitab versi Saksi Yehova. Pendapat ini juga menciptakan masalah yang serius, masalah yang lebih besar daripada penyelesaian yang diberikan, karena dengan demikian berarti ada Allah yang besar, yaitu Allah Bapa; kemudian ada allah yang lebih kecil yaitu Yesus Kristus, yang memiliki awal. Saksi Yehova adalah pewaris ajaran sesat ini.

 

 

Now Islam ~ that is the Muslims ~ Islam and Judaism are staunchly monotheistic religions. Christianity also claims to be monotheistic, but Christians have a different understanding of what monotheism is as compared with Islam and Judaism. Is it not mathematical nonsense to say that there are three Persons but only one God? How can three equal one? Some Seventh-Day Adventists in recent years ~ as probably you're aware ~ have concluded that we must abandon the doctrine of the Trinity because it is pagan and seeped in Roman Catholic theology.

 

Nah, Islam ~ yaitu kaum Muslim ~ Islam dan Yudaisme adalah agama-agama monotheis yang kuat. Kristen juga mengklaim sebagai monotheis, tetapi Kristen punya pemahaman yang berbeda tentang monotheisme dibandingkan Islam dan Yudaisme. Bukankah itu sesuatu yang tidak masuk akal secara matematika untuk mengatakan ada tiga Pribadi tetapi hanya satu Allah? Bagaimana tiga bisa sama dengan satu? Sebagaimana kalian mungkin sudah tahu, di tahun-tahun belakangan beberapa orang MAHK telah menyimpulkan bahwa kita harus meninggalkan doktrin Trinitas karena itu pagan dan sarat dengan theologi Roma Katolik.

 

 

Now the next paragraph is important. When it comes to my view of this issue, from the start I want to say that I do not personally like the word “Trinity”. I'll tell you up front I don't like the word “Trinity”. I prefer the biblical word “Godhead”, not that the word “Trinity” in itself is a bad word. The word “Trinity” means three Persons in unity: “tri unity” in other words. But I prefer to not use the word “Trinity” for the same reason that I do not call pastors “Bishops” because the Roman Catholic Church calls its leaders “Bishops”; also for the reason that we do not call the Lord's Supper “the Eucharist” even though “Eucharist” is a beautiful word, it means to give thanks. When Jesus dedicated the bread and the grape juice He gave thanks, that's εὐχαριστέω [eucharisteō]. So the word "Eucharist" is not bad but it comes seeped in Roman Catholic theology, because that's what the Roman Catholic Church believes when it comes to the transubstantiation of the bread into supposedly the body of Christ, and the wine into supposedly the blood of Jesus Christ. So I prefer to stick to the biblical word which is the word "Godhead”.

 

Nah, paragraf berikutnya penting. Menurut pendapat saya tentang isu ini, dari awal saya mau katakan bahwa secara pribadi saya tidak suka memakai kata “Trinitas”. Saya katakan dari awal bahwa saya tidak menyukai kata “Trinitas”. Saya lebih suka kata alkitabiahnya yaitu “Keilahian”. Bukan karena kata “Trinitas” itu sendiri kata yang buruk. Kata “Trinitas” artinya tiga pribadi dalam kesatuan, dengan kata lain, “tri-unity”. Tetapi saya lebih suka tidak memakai kata “Trinitas”, demi alasan yang sama saya tidak memanggil pendeta-pendeta “uskup” karena gereja Roma Katolik menyebut pemimpin-pemimpin mereka “uskup”. Juga untuk alasan yang sama saya tidak menyebut Perjamuan Kudus “Ekaristi” walaupun kata “Ekaristi” itu sendiri adalah kata yang indah, yang artinya mengucapkan syukur. Ketika Yesus mendedikasikan roti dan air anggur, Dia mengucap syukur itu εὐχαριστέω [eucharisteō]. Jadi kata “Ekaristi” bukanlah kata yang buruk, tetapi itu sarat dengan theologi Roma Katolik karena itu yang dipercayai gereja Roma Katolik tentang transubstansiasi dari roti yang dianggap menjadi tubuh Kristus, dan dari anggur menjadi yang mereka anggap darah Yesus Kristus. Jadi saya memilih untuk memakai kata yang alkitabiah, yaitu kata “Keilahian”.

 

 

Now Jesus’ view of the Godhead is deeply rooted in the Old Testament. Even though in this class we're looking at primarily what the gospel, the book of Acts, and the New Testament teaches to New Testament Christians, really what is found in the New Testament about the Godhead is deeply rooted in the Old Testament. So we have to go to the root in order to understand the fruit.

Let me mention this, the rainbow is a beautiful object that God placed in the sky, but these days it's risky to use a rainbow because if you use a rainbow they're going to think that you're in favor of gay marriage, and gay clergy. So we're very cautious about using the rainbow, even though the rainbow is beautiful. Are you understanding the point?

 

Nah, pandangan Yesus tentang Keilahian itu berakar dalam di Perjanjian Lama. Walaupun di kelas ini kita terutama akan melihat di kitab-kitab injil, kitab Kisah Para Rasul, dan apa yang diajarkan Perjanjian Baru kepada orang-orang Kristen Perjanjian Baru, sesungguhnya apa yang terdapat di Perjanjian Baru tentang Keilahian itu berakar mendalam di Perjanjian Lama. Maka kita harus pergi ke akarnya untuk bisa mengerti buahnya.

Saya akan berkata ini, pelangi adalah benda yang indah yang ditempatkan Allah di langit, tetapi hari-hari ini resikonya terlalu tinggi untuk memakai pelangi karena andai kita memakai pelangi, orang akan berpikir bahwa kita berpihak pada perkawinan sejenis dan hamba-hamba Tuhan yang gay. Jadi kita harus sangat berhati-hati menggunakan pelangi, walaupun pelangi itu indah. Apakah kalian memahami poinnya?

 

 

Now let's go to our next section. Texts that emphasize the Oneness of God. Now we're going to look at texts from the Old Testament and the New Testament that emphasize that God is one, and we have many verses here. I've included many, many of them, so that you see that we're not just picking and choosing one here and one there. There are numerous texts in the Old and New Testaments that underline the Oneness of God. So let's examine some of them.

 

Sekarang mari kita ke seksi yang berikutnya. Ayat-ayat yang menekankan Kesatuan Allah. Nah, kita akan melihat ayat-ayat dari Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru yang menekankan bahwa Allah itu satu, dan ada banyak ayat di sini. Saya telah memasukkan banyak-banyak dari mereka sehingga kalian bisa melihat bahwa kita bukan hanya mencomot satu di sini satu di sana. Ada banyak ayat di Perjanjian Lama dan Baru yang menggarisbawahi Kesatuan Allah. Jadi mari kita simak beberapa dari mereka.

 

 

The שָׁמַע  [shâma], "the Lord our God is one Lord". The שָׁמַע  [shâma] is central, the central confession of Judaism. Every synagogue service till this day begins with a recitation of Deuteronomy 6:4. 4 Hear, O Israel: The Lord our God, the Lord is one!”  

And by the way, in the King James version and New King James when the word “LORD” appears and all of the letters are capitalized it is the Covenant God's name YaHWeH, or as it's mispronounced “Jehovah”.

So the central confession of the monotheistic Jews is 4 Hear, O Israel: The Lord our God, the LORD YaHWeH is one.”

 

Jadi שָׁמַע  [shâma]  TUHAN Allah kita TUHAN itu satu”. שָׁמַע  [shâma] itu intinya, inti pengakuan dari Yudaisme. Setiap pelayanan sinagog hingga hari ini dimulai dengan mengucapkan Ulangan 6:4, 4 Dengarlah, hai Israel: TUHAN Allah kita, TUHAN itu satu.”  Dan di versi KJV dan NKJV bilamana kata “TUHAN” muncul dengan semua huruf besar, itu adalah nama Allah Perjanjian: YaHWeH, atau yang salah-dilafalkan “Yehova”.

Jadi pengakuan inti orang-orang Yahudi yang monotheis adalah 4 Dengarlah, hai Israel: TUHAN Allah kita, TUHAN YaHWeH itu satu.”

 

 

The book of Isaiah makes several references to the Oneness of God. However, the purpose of these texts in Isaiah is to underline that there is only one true God in contrast to the many gods of the surrounding nations. So the issue is not to say how can three be one, etc. The purpose is to say there's one true God, in contrast with all other gods of the pagan nations.

Notice Isaiah 44:6 and 8, “Thus says the Lord…” YaHWeH  “…the King of Israel, and His Redeemer…” Oh, so there's the King of Israel, and then He has a Redeemer, interesting,  “…the Lord of hosts: ‘I am the First and I am the Last; besides Me there is no God. …” Verse 8, “…Do not fear, nor be afraid; have I not told you from that time, and declared it? You are My witnesses. Is there a God besides Me?..” see the issue is, is  there another God, that's a true God, not how many members are in the Godhead. So  “…Is there a God besides Me? Indeed, there is no other Rock; I know not one.’”

 

Kitab Yesaya membuat beberapa rujukan tentang Kesatuan Allah. Namun, tujuan dari ayat-ayat tersebut di Yesaya ialah untuk menekankan bahwa hanya ada satu Allah yang sejati dibandingkan dengan banyaknya dewa-dewa bangsa-bangsa di sekitar Israel. Maka isunya bukanlah untuk mengatakan bagaimana tiga bisa menjadi satu, dll. Tujuannya ialah untuk mengatakan hanya ada satu Allah yang sejati, dibandingkan dengan semua dewa bangsa-bangsa pagan.

Simak Yesaya 44:6 dan 8. 6 Beginilah firman TUHAN…” YaHWeH “…Raja Israel, dan JuruselamatNya…” O, jadi ada Raja Israel, kemudian Dia punya satu Juruselamat. Menarik, “…TUHAN bala tentara samawi, ‘Akulah yang Pertama dan Akulah yang Terakhir; selain Aku tidak ada Allah’…” Ayat 8, “…8Janganlah gentar dan janganlah takut, bukankah telah Kuberitahukan hal itu kepadamu dari saat itu, dan Kunyatakan? Kamulah saksi-saksi-Ku! Adakah Allah selain Aku?…” lihat, isunya ialah, apakah ada Allah yang lain yang sejati, bukan berapa banyak anggota Keilahian. Jadi,  “…Adakah Allah selain daripada-Ku?  Sesungguhnya tidak ada Gunung Batu yang lain, satu pun tidak Kukenal!’…”

 

 

Now it's very interesting that in the New Testament Jesus is called The Rock in 1 Corinthians chapter 10, and in Deuteronomy 32 Jesus is called The Rock, but God the Father also calls Himself The Rock. And so we have two Persons, but the emphasis here is, there is no other true God besides the God of the Godhead.

 

Nah, ini sangat menarik, di Perjanjian Baru, Yesus disebut Batu di 1 Korintus 10:4, dan di Ulangan 32:37 Yesus disebut Batu. Tetapi Allah Bapa juga menyebut DiriNya Batu. Maka ada dua Pribadi, tetapi penekanannya di sini ialah, tidak ada Allah lain yang sejati selain Allah dari Keilahian.

 

 

Notice Isaiah 45:21 and 22. 21 Tell and bring forth your case; Yes, let them take counsel together. Who has declared this from ancient time? Who has told it from that time? Have not I, the Lord?…” that is YaHWeH.  “…And there is no other God besides Me, a just God and a Savior; there is none besides Me. 22 Look to Me, and be saved, all you ends of the earth! For I am God, and there is no other.” Once again the emphasis is there's only one true God in contrast to all other gods of the pagan nations. It is monotheism versus paganism or polytheism.

 

Simak Yesaya 45:21-22, 21 Beritahukanlah dan kemukakanlah kasusmu, ya, biarlah mereka berunding bersama-sama. Siapakah yang telah menyatakan ini dari zaman purbakala? Siapa yang telah memberitahukannya dari saat itu? Bukankah Aku, TUHAN?…” yaitu YaHWeH. “…Dan tidak ada Allah selain Aku! Allah yang adil dan Juruselamat, tidak ada yang lain kecuali Aku!  22 Pandanglah Aku dan diselamatkan, hai kamu ujung-ujung bumi! Sebab Akulah Allah dan tidak ada yang lain.” Sekali lagi penekanannya ialah hanya ada satu Allah yang sejati, dibandingkan semua dewa bangsa-bangsa pagan lain. Ini adalah monotheisme versus paganisme atau politheisme.

 

 

Jesus agreed with what Isaiah wrote in the Old Testament. Notice what we find in Mark 12:29 and 32. This is when the rabbi asked Jesus what was the greatest commandment in the Law. Notice Jesus said, the first of all the Commandments is, here He's going to quote Deuteronomy 6:4 theשָׁמַע  [shâma],4Hear, O Israel: The Lord our God, the Lord is one!” So the rabbi then agreed with Jesus, and the rabbi said, 32 … ‘Well said, Teacher. You have spoken the truth, for there is one God, and there is no other but He.’...” Did Jesus agree with the שָׁמַע  [shâma]? Did He agree with what's written in Isaiah? Yeah, that's the reason why even though this is a seminar on the beliefs of New Testament Christians, you have to go to the Old Testament root, because if you don't, you're not going to have the foundation for what we find in the New Testament.

This is one of the foundational errors of the religious world today. They say, “Oh you Adventists, you’re Old Testament Christians, we're New Testament Christians.” And so the main idea is to get rid of the Sabbath, that's the principle point in the agenda is to get rid of the Sabbath by saying the Sabbath was part of the old Covenant but now we are New Covenant Christians.

 

Yesus sepakat dengan apa yang ditulis Yesaya di Perjanjian Lama. Simak apa yang kita lihat di Markus 12:29 dan 32. Ini adalah ketika seorang rabbi bertanya kepada Yesus apakah perintah yang paling utama dari Hukum. Simak Yesus berkata, yang pertama dari semua Perintah ialah, di sini Yesus akan mengutip Ulangan 6:4, שָׁמַע  [shâma]  4 Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN Allah kita ,TUHAN itu satu…”  Maka si rabbi setuju dengan Yesus, rabbi itu berkata,  32 … ‘Tepat sekali, Guru, Engkau telah mengatakan yang benar, karena  Tuhan itu satu, dan tidak ada yang lain kecuali Dia.’…”  Apakah Yesus setuju dengan שָׁמַע  [shâma]nya? Apakah Dia setuju dengan apa yang ditulis Yesaya? Iya, itulah mengapa walaupun seminar ini adalah tentang keyakinan orang-orang Kristen Perjanjian Baru, kita harus kembali ke akarnya di Perjanjian Lama, karena kalau tidak, kita tidak akan mendapat fondasinya untuk apa yang kita temukan di Perjanjian Baru.    

Inilah salah satu kesalahan mendasar dari dunia relijius hari ini. Mereka berkata, “Oh, kalian orang-orang Advent itu orang-orang Kristen Perjanjian Lama, kami ini Kristen Perjanjian Baru.” Maka ide pokoknya ialah untuk menyingkirkan Sabat, itulah poin prinsip dalam agenda mereka, untuk menyingkirkan Sabat dengan mengatakan bahwa Sabat adalah bagian dari Perjanjian lama, tapi kami sekarang adalah Kristen Perjanjian Baru.

 

 

Now notice also John 10:30. Here Jesus says something that really shakes up the Jews that are listening to Him, in fact they're so aggravated at Jesus that they picked up stones to throw at Jesus to stone Him because in their mind Jesus had just committed blasphemy by what He said. What did Jesus say?  “I and my Father are one”. One in what sense? Well, not numerically in terms of one and two, but relationally. They are one in terms of unity, harmony, They're on the same page, if you please.

 

Sekarang simak juga Yohanes 10:30. Di sini Yesus mengatakan sesuatu yang benar-benar membuat gusar orang-orang Yahudi yang mendengarNya, bahkan mereka begitu marah pada Yesus sehingga mereka memungut batu untuk dilemparkan ke Yesus karena di pikiran mereka Yesus baru saja melakukan penghujatan dengan apa yang dikatakanNya. Apa kata Yesus?  30 Aku dan Bapa adalah satu.” (Yohanes 10:30). Satu dalam arti apa? Nah bukan dalam jumlah, dalam arti satu atau dua, tetapi dalam hubungan. Mereka itu satu dalam arti kesatuan, keharmonisan, Mereka punya pendapat yang sama, katakanlah begitu.

 

 

Now in John 14:10 and 11, Jesus said something that we are not to take literally. Jesus is actually speaking figuratively here, He says this, “ 10 Do you not believe that I am in the Father, and the Father in Me?...” Does that mean that the Father jumps into Jesus and Jesus jumps into the Father? Of course it doesn't. What does that mean?  We are what? On the same page, we are intimately related. It continues saying, “…The words that I speak to you I do not speak on My own authority; but the Father who dwells in Me does the works…” Does this mean that the Father jumps into Jesus because the Father dwells in Jesus? No! It simply means that the Father is in Jesus, in the sense in which They are perfectly united. You know, for example I've seen  individuals that say, when they see a parent and a child, they say to the child, “I see a lot of your father in you”.  Does that mean that the Father is literally in? Of course not. Verse 11,  “…11 Believe Me that I am in the Father and the Father in Me…”  once again this is speaking metaphorically, “…or else believe Me for the sake of the works themselves.”

 

Sekarang di Yohanes 14:10-11, Yesus mengatakan sesuatu yang tidak boleh kita anggap literal. Yesus sesungguhnya bicara dalam kiasan di sini, Dia mengatakan ini, 10 Tidak percayakah engkau, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku?…”  Apakah ini berarti Bapa melompat ke dalam Yesus dan Yesus melompat ke dalam Bapa? Tentu saja tidak. Apa maksudnya? Kami itu apa? Pikirannya sama, Kami terhubung secara akrab. Selanjutnya dikatakan, “…Kata-kata yang Aku ucapkan kepadamu, tidak Aku katakan berdasarkan wewenangKu sendiri, tetapi Bapa, yang diam di dalam Aku yang melakukan pekerjaan itu…”  apakah ini berarti Bapa melompat ke dalam Yesus karena Bapa diam dalam Yesus? Tidak! Ini semata-mata berarti Bapa ada dalam Yesus, dalam arti Mereka bersatu secara sempurna. Kalian tahu misalnya saya pernah mendengar orang-orang mengatakan ketika mereka melihat orangtua dengan anaknya, mereka berkata kepada si anak, “Saya melihat ada banyak ayahmu dalam dirimu.” Apakah itu berarti si ayah benar-benar ada dalamnya? Tentu saja tidak. Ayat 11, “…11 Percayalah kepada-Ku, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku…”  sekali lagi ini bicara secara metaforis, “…atau setidak-tidaknya, percayalah padaKu karena pekerjaan-pekerjaan itu sendiri.”

 

 

So these are the verses that describe the Oneness of God. God is one.

The purpose is to contrast the one true God which has three Persons with the pagan gods, the polytheistic pagan gods. And by the way, the pagan gods were at each other's throats, there was no unity among the pagan gods. They were always fighting and struggling for the supremacy, that's polytheism. But in contrast, the three Persons of the Godhead are in perfect harmony. There's never any discord whatsoever, They're all on the same page, if you please.

 

Jadi inilah ayat-ayat yang menggambarkan Kesatuan Allah. Allah itu satu.

Tujuannya ialah untuk membandingkan Allah yang satu yang sejati yang punya tiga Pribadi ini dengan dewa-dewa pagan, dewa-dewa pagan politheisme. Dan ketahuilah, dewa-dewa pagan itu selalu berkelahi satu sama lain, tidak ada kesatuan di antara mereka. Mereka selalu berkelahi dan cakar-cakaran untuk berebut kekuasaan, itulah politheisme. Tetapi kontrasnya, ketiga Pribadi Keilahian itu dalam keharmonisan yang sempurna, tidak pernah ada perselisihan apa pun, Mereka semuanya sehati sepikir, katakanlah demikian.

 

 

So now let's look at the texts that describe a plurality in the Godhead. In other words there's more than one Person. There are also texts that say that God is more than one Person, besides saying that God is one. Notice Genesis 1:26 this is at the top of page 40. 26 Then God said, ‘Let Us…” hmm plural  “…‘Let Us make man in Our image, according to Our likeness; let them have dominion over the fish of the sea, over the birds of the air, and over the cattle, over all the earth and over every creeping thing that creeps on the earth.’…” 

Ellen White clarifies in the book Early Writings that the Father was speaking to his Son and this is what led to the jealousy of Lucifer. She says in Early Writings. She says, when the Father said to the Son ‘let Us make man in Our image according to Our likeness’, Satan was filled with jealousy because God did not consult him in the creation of man. 

 

Jadi sekarang mari kita simak ayat-ayat yang menggambarkan bahwa Keilahian itu jamak. Dengan kata lain ada lebih dari satu Pribadi. Juga ada ayat-ayat yang mengatakan bahwa Allah itu lebih dari satu Pribadi di samping mengatakan bahwa Allah itu satu. Simak Kejadian 1:26 ini di bagian atas hal. 40. 26 Dan Allah berkata, ‘Marilah Kita…”  hmmm, bentuk jamak. “…‘Marilah Kita membuat manusia menurut gambar Kita, menurut keserupaan Kita, dan hendaknya mereka  berkuasa atas ikan-ikan di laut, dan unggas-unggas di udara, dan atas ternak, dan atas seluruh bumi, dan atas segala binatang merayap yang merayap di bumi.’…” 

Ellen White menjelaskannya di buku Early Writings bahwa Allah Bapa sedang bicara kepada AnakNya, dan inilah yang menyebabkan irihati Lucifer. Ellen White berkata di Early Writings. Dia berkata, ketika Allah Bapa berkata kepada AnakNya, “…‘Marilah Kita membuat manusia menurut gambar Kita, menurut keserupaan Kita,’ …”  Setan dipenuhi rasa cemburu, karena Allah tidak meminta pendapatnya tentang penciptaan manusia.

 

 

Let's notice also the text that deals with the Tower of Babel. This is Genesis 11:7, “ Come, let Us go down…” notice once again the plural,  “… Come, let Us go down and there confuse their language, that they may not understand one another’s speech.’ 

 

Mari kita simak juga ayat yang berkaitan dengan menara Babel. Ini di Kejadian 11:7, 7 Mari, sebaiknya Kita turun…”  simak, sekali lagi bentuk jamak,   “…7 Mari, sebaiknya Kita turun  dan mengacaukan  bahasa mereka di sana, sehingga mereka tidak mengerti lagi perkataan satu sama lain…”

 

 

And then of course when God cast Adam and Eve out of the Garden of Eden, we find these words in Genesis 3:22 and 23, 22 Then the Lord God said, ‘Behold, the man has become like…” what?  “…one of Us…” in a certain sense  “… to know good and evil…”  God did not want Adam and Eve to know good and evil. He didn't want the human race to know good and evil, only the good, but in the sense that now they knew good and evil. God knew evil already because Lucifer had sinned in heaven. So  “…‘Behold, the man has become like one of Us to know good and evil. And now, lest he put out his hand and take also of the tree of life, and eat, and live forever”— 23 therefore the Lord God…” that's יְהֹוָה[YaHWeH] אֱלֹהִים['ĔLÔHÎYM]. אֱלֹהִים['ĔLÔHÎYM]  is the plural, could be translated “Gods” just like Genesis 1:1 says “In the beginning אֱלֹהִים['ĔLÔHÎYM]..."  it gives you the hint that אֱלֹהִים['ĔLÔHÎYM] is more than one Person, it's plural. So “… 23 therefore the Lord God sent him out of the garden of Eden to till the ground from which he was taken.”

 

Lalu tentu saja ketika Allah membuang Adam dan Hawa keluar dari Taman Eden, kita mendapatkan kata-kata ini di Kejadian 3:22-23, 22 Dan berfirmanlah TUHAN Allah, ‘Lihat, manusia itu telah menjadi bagaikan…” apa? “…satu dari Kita…” dalam arti tertentu  “…tahu tentang baik dan jahat;…”  Allah tidak mau Adam dan Hawa tahu yang baik dan jahat. Dia tidak mau bangsa manusia tahu yang baik dan jahat. Hanya yang baik. Tapi mereka sekarang tahu yang baik dan jahat. Allah sudah tahu yang jahat karena Lucifer telah berbuat dosa di Surga. Jadi “…‘Lihat, manusia itu telah menjadi bagaikan satu dari Kita, tahu tentang baik dan jahat;  maka sekarang, jangan sampai ia mengulurkan tangannya dan mengambil pula buah dari pohon kehidupan itu dan memakannya, dan hidup selamanya; 23 maka TUHAN Allah…” itu יְהֹוָה[YaHWeH] אֱלֹהִים['ĔLÔHÎYM]. אֱלֹהִים['ĔLÔHÎYM] adalah bentuk jamaknya, dapat diterjemahkan “Allah-allah” sama seperti di Kejadian 1:1 yang mengatakan, “…Pada awal mulanya Allah אֱלֹהִים['ĔLÔHÎYM]…”  ini memberi kita masukan bahwa אֱלֹהִים['ĔLÔHÎYM] itu lebih dari satu Pribadi, itu jamak. Jadi, “…23 maka TUHAN Allah mengusir dia dari taman Eden, dari tanah yang diusahakannya dari mana tadinya ia diambil.”

 

 

The prophet Isaiah also described three Persons in the Godhead. This is in the Old Testament folks, and Jesus quoted these words at the beginning of His earthly ministry when He opened the scroll there in the synagogue in Nazareth.

Let's count.1 The (1) Spirit…” you notice that I have numbers in brackets to make it easier. “…1 The (1) Spirit of the (2) Lord God…”  there's number two, “…1 The (1) Spirit of the (2) Lord God is upon (3) Me…”  Jesus. How many Persons? Three.  “…1 The (1) Spirit of the (2) Lord God is upon (3) Me because the Lord…” that's YaHWeH  “…has anointed Me to preach good tidings to the poor; He has sent Me to heal the brokenhearted, to proclaim liberty to the captives, and the opening of the prison to those who are bound.”

 

Nabi Yesaya juga menggambarkan tiga Pribadi pada Keilahian. Ini di Perjanjian Lama, Saudara-saudara, dan Yesus mengutip kata-kata tersebut pada awal ministriNya di dunia ketika Dia membuka gulungan kitab itu di sinagog di Nazaret.

Mari kita hitung, 1 (1) Roh…”  kalian lihat saya menuliskan angkanya dalam kurung untuk mempermudahnya. “…1 (1) Roh (2) Tuhan ALLAH…” nomor 2, “…1 (1) Roh (2) Tuhan ALLAH ada pada-(3) Ku…”  Yesus. Berapa Pribadi? Tiga. “…1 (1) Roh (2) Tuhan ALLAH ada pada (3)Ku  karena TUHAN…”  ini YaHWeH “…telah mengurapi Aku untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang sengsara, Dia telah mengutus Aku untuk menyembuhkan orang-orang yang remuk hati, untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan membukakan penjara bagi mereka yang terkurung.” (Yesaya 61:1)

 

 

Two other texts from Isaiah describe  three Persons in the Godhead as well.

Isaiah 48:16 reads, 16 Come near to Me, hear this: I have not spoken in secret from the beginning; From the time that it was, I was there…” and now listen,  “…And now (1) the Lord God…” that's one,  “…and (2) His Spirit…” number two,  “…have sent (3) Me.’…” number three. Is that clear? Three Persons.

 

Dua ayat lain dari Yesaya menggambarkan tiga Pribadi Keilahian juga.

Yesaya 48:16 berkata, 16 Mendekatlah kepada-Ku, dengarlah ini: Dari mula  Aku tidak pernah merahasiakannya, sejak waktu itu ada, Aku ada di situ…”  dan sekarang dengarkan,  “…Dan sekarang, (1) Tuhan ALLAH…”  itu satu,   “…dan (2) RohNya…”  nomor dua,   “…telah mengutus (3) Aku…”  nomor tiga. Apakah itu jelas? Tiga Pribadi.

 

 

Notice Isaiah 63:9 and 10. Here we have a very interesting hint that one of the Persons of the Godhead is the Angel of the Lord in the Old Testament. Interesting. When you find the expression “Angel of the Lord” it usually refers to Jesus Christ in His pre-incarnate form. Notice what we find here  in the book of Isaiah 63:9 and 10. Let's count again.

In all their affliction (1) He…” that is God the Father,  “… was afflicted, and the (2) Angel of His Presence…” there's number two  “…the (2) Angel of His Presence saved them; in His love and in His pity He redeemed them; and He bore them and carried them all the days of old. 10 But they rebelled and grieved…” here's the third Person,  “…grived…”  what? “…His (3) Holy Spirit; so He turned Himself against them as an enemy, and He fought against them.”

Three Persons. Already in the Old Testament. Who was the Angel of God's presence in Isaiah 63:9 and 10?

 

Simak Yesaya 63:9-10. Di sini ada petunjuk yang sangat menarik bahwa salah satu Pribadi Keilahian adalah Malaikat Tuhan di Perjanjian Lama, menarik. Bila kita melihat ungkapan “Malaikat Tuhan” biasanya itu mengacu kepada Yesus Kristus dalam bentuk pra-inkarnasiNya. Simak apa yang kita lihat di sini di Yesaya 63:9-10. Mari kita hitung lagi.

9 Dalam segala penderitaan mereka, (1) Dia…” yaitu Allah Bapa, “…menderita. Dan (2) Malaikat kehadiranNya…” ini nomor dua, “…Dan (2) Malaikat kehadiranNya menyelamatkan mereka. Dalam kasih-Nya dan belas kasihan-Nya Dia menebus mereka; dan Dia menggendong mereka dan membawa mereka selama zaman dahulu kala. 10 Tetapi mereka memberontak dan mendukakan…” ini Pribadi yang ketiga,  “…mendukakan…” apa?  “…(3)Roh Kudus-Nya; maka Ia berbalik menjadi musuh mereka, dan Ia sendiri berperang melawan mereka.”

Tiga Pribadi. Sejak di Perjanjian Lama. Siapakah Malaikat kehadiran Allah di Yesaya 63:9-10?

 

 

Well, I gave you here some references, you'll have to look up this afternoon as you go through all these lessons that we've studied today, and look up all of the verses that are in parentheses.

v   But the Angel of the Lord appeared to Moses in the burning bush (Exodus 3:2-14) and identified himself as YaHWeH.

Read it, the Angel said “I am YaHWeH”. So the Angel is YaHWeH or the Lord.

v   In Joshua 5:13 through 15 we are told that Jesus is the Commander of the Lord's hosts.

See, you have the Lord; the Lord, He has hosts, and Jesus is the Commander of the Lord's hosts. And in case you're wondering whether this Angel that is speaking there ~ He's not identified as an Angel there but as the Commander of the host of the Lord ~ if you're wondering whether that is God, Joshua is then told “take the sandals off your feet for the place where you're standing is holy ground.” Just what was said to Moses at the burning bush.

v   The Angel who encountered Manoah was God. You can read it there in the Book of Judges.

v   By the way there's an interesting nuance in Daniel chapter 3.

Remember when the three young men were thrown into the fiery furnace, who came into the fiery furnace to deliver them? Nebuchadnezzar said the appearance of the fourth is like the Son of God. But then he probably forgot about that because that's verse 25, when you get to verse 28 we find Nebuchadnezzar saying that God sent His Angel to deliver the three worthies. Now wait a minute, wasn't it the Son of God? How is that Nebuchadnezzar says, the fourth is like the Son of God, then he says God sent His Angel? Because this is the same Michael, the Archangel.

v    Psalm 34:7 “the angel of the Lord encamps around those who fear Him and delivers them.”

You know we usually say, well that means that God is going to send an angel to protect us. Yes, He will, but it's the Angel of the Lord that encamps around the faithful.

v   Daniel 12:1 speaks about Michael standing up, that refers to when Jesus closes the door of probation.

So Jesus is the One who resurrects the dead. He's the One who resurrected Moses when He struggled with the Devil at the tomb of Moses. By the way 1 Thessalonians chapter 4 says that Jesus will come with the sound of the trumpet, with the voice of God, and with the voice of the Archangel. That is the same Individual who resurrected Moses.

v   And then of course you have the experience of Jacob at Peniel.

He called it Peniel and he explained the reason why he called that place Peniel: the Angel that he was struggling with. He says, “for I have seen God face to face and I'm still alive.”

So whenever you find “the Angel of the Lord” related to God in the Old Testament, it refers to Jesus Christ in His pre-incarnate state.

 

Nah, saya akan memberi kalian beberapa referensi, kalian harus mencarinya sendiri sore ini saat kalian mengulang kembali seluruh pelajaran yang telah kita pelajari hari ini, dan melihat semua ayat yang ada dalam kurung.

v   Tetapi Malaikat Tuhan muncul kepada Musa di semak yang menyala (Keluaran 3:2-14) dan mengidentifikasi DiriNya sebagai YaHWeH.

Bacalah itu, Malaikat itu berkata, “Aku adalah YaHWeH”. Jadi Malaikat itu adalah  YaHWeH atau Tuhan.

v   Di Yosua 5:13-15 kita mendapat tahu bahwa Yesus adalah Panglima balatentara Tuhan.

Lihat, ada Tuhan; dan Tuhan punya balatentara, dan Yesus adalah Panglima balatentara Tuhan. Dan sekiranya kalian bertanya-tanya apakah Malaikat ini yang sedang berbicara ini ~ Dia tidak diidentifikasi sebagai Malaikat di sana melainkan sebagai Panglima balatentara Tuhan ~ sekiranya kalian bertanya-tanya apakah itu Allah, Yosua diperintahkan untuk melepas sandalnya karena tempat di mana dia berdiri itu tanah yang kudus. Sama dengan apa yang dikatakan kepada Musa di semak yang menyala.

v   Malaikat yang bertemu dengan Manoah adalah Allah. Kalian bisa membacanya di kitab Hakim-hakim 13:1-24.

v   Nah, ada nuansa yang menarik di Daniel 3:25, 28.

Ingat ketika ketiga pemuda Ibrani itu dilemparkan ke tungku api siapa yang datang ke tungku api itu untuk menyelamatkan mereka?  Nebukadnezar berkata penampilan sosok keempat itu seperti Anak Allah. Tetapi kemudian mungkin dia lupa tentang itu karena itu di ayat 25, ketika kita tiba di ayat 28 kita mendapatkan Nebukadnezar mengatakan bahwa Allah telah mengirim MalaikatNya untuk menyelamatkan ketiga pemuda yang layak dipuji itu. Nah, tunggu dulu, bukankah itu Anak Allah? Bagaimana kok Nebukadnezar mengatakan sosok keempat itu seperti Anak Allah kemudian dia berkata Allah telah mengirim MalaikatNya? Karena ini adalah Mikhael yang sama, Penghulu Malaikat.

v   Mazmur 34:7 7 Malaikat TUHAN berkemah di sekeliling mereka yang takut akan Dia. Dan menyelamatkan mereka.”.

Kalian tahu, biasanya kita berkata, nah, itu berarti Allah akan mengirimkan seorang malaikat untuk melindungi kita. Ya, benar, tetapi Malaikat Tuhan-lah yang berkemah di sekeliling mereka yang setia.

v   Daniel 12:1 bicara tentang Mikhael berdiri, itu mengacu kepada ketika Yesus menutup pintu kasihan.

Jadi Yesus adalah Dia yang membangkitkan orang-orang mati. Dialah yang membangkitkan Musa ketika Dia berselisih dengan Iblis di kubur Musa. Nah, 1 Tesalonika 4 mengatakan bahwa Yesus akan datang dengan bunyi sangkakala, dengan seruan Allah, dengan suara Penghulu Malaikat. Itu adalah Individu yang sama yang membangkitkan Musa.

v   Kemudian tentu saja ada pengalaman Yakub di Peniel (Kejadian 32; Hosea 12:4, 5).

Dia menyebut tempat itu Peniel dan dia jelaskan alasannya mengapa dia menyebut tempat itu Peniel: Malaikat dengan siapa dia bergumul. Dia berkata, “karena aku telah melihat Allah berhadapan muka dan aku masih hidup.” (Kejadian 32:30)

Jadi bilamana kita bertemu dengan “Malaikat Tuhan” yang terkait kepada Allah di Perjanjian Lama, itu mengacu kepada Yesus Kristus dalam kondisi pra-inkarnasiNya.

 

 

Exodus 23:20-23 is very, very interesting. Exodus 23:20 to 23, listen to what it says. Here  God the Father is speaking, 20 Behold, I send an Angel…” “Angel” has what at the beginning? A capital letter, right?  “..20 Behold, I send an Angel before you to keep you in the way and to bring you into the place which I have prepared…”  Who was in the fiery pillar that led Israel through the wilderness? That was none other than Jesus Christ. Notice verse 21, speaking about this Angel.  “…21 Beware of Him and obey His voice; do not provoke Him, for He will not pardon your transgressions;…” can a mere creature pardon human transgressions? No. And then comes this interesting detail,  “…for My name is in Him….”  whose name is in the Angel? The name YaHWeH is in the Angel. The Angel has the same name as YaHWeH.

 

Keluaran 23:20-23 itu amat sangat menarik. Keluaran 23:20-23, dengarkan apa katanya. Di sini Allah Bapa sedang bicara, 20 Lihatlah, Aku mengutus seorang Malaikat…”  Kata “Malaikat” ada apa di awalnya? Huruf besar, benar?  “…20 Lihatlah, Aku mengutus seorang Malaikat  di depanmu, untuk melindungi engkau di jalan dan untuk membawa engkau ke tempat yang telah Kusediakan…”  siapa yang ada dalam tiang api yang membimbing Israel melalui padang belantara? Itu bukan yang lain kecuali Yesus Kristus. Simak ayat 21, bicara tentang Malaikat ini, “…21 Sadarlah akan kehadiranNya dan dengarkanlah perkataanNya, janganlah engkau memprovokasiNya sebab Dia tidak akan mengampuni  pelanggaranmu…”  bisakah seorang makhluk biasa mengampuni dosa-dosa manusia? Tidak. Kemudian muncul detail yang menarik ini,  “…sebab nama-Ku ada padaNya…”  nama siapa yang ada pada Malaikat itu? Nama YaHWeH ada pada Malaikat itu. Malaikat itu punya nama yang sama dengan YaHWeH.

 

 

By the way, I hope that you'll read the material, a separate material that was given out this morning, because you know people get all hung up with, well Acts says you're supposed to baptize in the name of Jesus, but in Matthew chapter 28 Jesus says “in the name of the Father the Son the Holy Spirit”. Well, the fact is folks, there's no contradiction. The baptismal formula only has one name, it doesn't say “in the nameS of the Father Son and Holy Spirit.” “Father”, “Son”, and “Holy Spirit” are not names. The baptismal formula doesn't give the name, it simply says that you're supposed to baptize “in the name of the Father…”, “the name”, They have a common name, what is Their name? YaHWeH.

What does “Jesus” mean? It means “Jehovah Saves”. Does the Father save? Does the Son save? Does the Holy Spirit save? No contradiction, folks. The contradictions are only in our brain.

 

Nah, saya harap kalian akan membaca materinya, materi terpisah yang diberikan tadi pagi. Karena kalian tahu, orang-orang pada ribut dengan, nah, di kitab Kisah katanya harus membaptis dengan nama Yesus, tetapi di Matius pasal 28 Yesus berkata, “dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus”. Nah, faktanya, Saudara-saudara, tidak ada kontradiksi. Rumus pembaptis hanya ada satu nama, tidak dikatakan “dalam nama-nama Bapa, Anak, dan Roh Kudus”. “Bapa”, “Anak”, dan “Roh Kudus” bukanlah nama. Rumus pembaptisan tidak menyebutkan namanya, hanya dikatakan harus membaptis “dalam nama Bapa…”, “nama”. Mereka punya nama yang sama. Apa nama Mereka? YaHWeH.

Apa artinya “Yesus”? Itu artinya “Yehova Menyelamatkan”. Apakah Bapa menyelamatkan? Apakah Anak menyelamatkan? Apakah Roh Kudus menyelamatkan? Tidak ada kontradiksi, Saudara-saudara. Kontradiksinya hanya ada dalam otak kita.

 

 

So once again it says, “…for My name is in Him. 22 But if you indeed obey His voice and do all that I speak, then I will be an enemy to your enemies and an adversary to your adversaries. 23 For My Angel will go before you and bring you in to the Amorites and the Hittites and the Perizzites and the Canaanites and the Hivites and the Jebusites; and I will cut them off.”

 

Jadi sekali lagi dikatakan, “…sebab nama-Ku ada padaNya. 22 Tetapi jika engkau sungguh-sungguh mematuhi suaraNya dan melakukan segala yang Kufirmankan, maka Aku akan menjadi musuh bagi musuhmu, dan menjadi lawan bagi lawanmu.  23 Sebab Malaikat-Ku akan berjalan di depanmu dan membawa engkau kepada orang Amori, dan orang Het, dan orang Feris, dan orang Kanaan, dan orang Hewi, dan orang Yebus, dan Aku akan melenyapkan mereka.”

 

 

Who is it that leads Israel into the promised land? Well, in Exodus 20  God says, “I am the Lord your God who took you out of the land of Egypt out of the house of bondage”. So this Angel that bears a common name with the Father, is none other than Jesus Christ.

So is there a plurality of Persons in the Godhead? Very clearly.

 

Siapakah yang membimbing Israel ke tanah perjanjian? Nah, di Keluaran 20:2 Allah berkata, 2 Akulah  TUHAN, Allahmu, yang telah membawa engkau keluar dari tanah Mesir, keluar dari tempat perbudakan…”  Jadi Malaikat ini yang punya nama yang sama dengan Allah Bapa, tidak lain adalah Yesus Kristus. Jadi apakah di sini ada lebih dari satu Pribadi dalam Keilahian? Sangat jelas.

 

 

Now what does the New Testament have to say? You say, well, this is for New Testament Christians, well, let's go then to the New Testament now, the bottom of page 41.

When Jesus was baptized how many Persons were present? I'm not talking about the human beings that were there to be baptized. Notice, let's count. 16 When He…”  Jesus “…had been baptized, (1) Jesus…” this is number one  “…came up immediately from the water; and behold, the heavens were opened to Him, and He saw…” here's number two  “…(2) the Spirit of God descending like a dove and alighting upon Him. 17 And suddenly…”  here's the third Person “…(3) a voice came from heaven, saying, ‘This is My beloved Son, in whom I am well pleased.’…”

How many were present at the baptism of Jesus? Three.

 

Nah, apa kata Perjanjian Baru? Kalian berkata, ini untuk orang Kristen Perjanjian Baru, jadi mari kita ke Perjanjian Baru sekarang, bagian bawah hal. 41.

Ketika Yesus dibaptis, berapa Pribadi yang hadir? Saya tidak bicara tentang manusia-manusia yang ada di sana untuk dibaptis. Simak, mari kita hitung, 16 Ketika Dia…” Yesus “…sudah dibaptis, (1) Yesus …”  ini nomor satu, “…segera keluar dari air dan lihatlah, langit terbuka bagiNya, dan Ia melihat…” ini nomor dua,  “…(2) Roh Allah turun seperti burung merpati dan hinggap pada-Nya, 17 Dan tiba-tiba…” ini Pribadi ketiga,  “…(3) suatu suara datang dari sorga berkata: ‘Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku sangat berkenan.’…” (Matius 3:16-17). Berapa yang hadir di baptisan Yesus? Tiga.

 

 

Now Jesus also from His own lips said that there are three. Notice John 14:16. Three once again. 16 And (1) I…” that's Jesus,  “…will pray (2) the Father…” that's number two  “…and He will give you another (3) Helper…” there's number three which is the Holy Spirit  “… that He may abide with you forever.”

 

Nah, dari bibirNya sendiri Yesus juga berkata ada tiga. Simak Yohanes 14:16, sekali lagi tiga. 16 Dan (1)Aku…” itu Yesus, “…akan minta kepada (2) Bapa…”  ini nomor dua,   “…dan Ia akan memberikan kepadamu (3) Penolong yang lain…”  ini nomor tiga, yang adalah Roh Kudus, “…supaya Ia [= Penolong itu] boleh tinggal bersamamu selama-lamanya.”

 

 

So clearly even Jesus taught that there are how many Persons in the Godhead? Three Persons in the Godhead.

By the way when it says “another Helper” or “another Comfortor” as the King James says,  that word “another” is very interesting in the Greek. There are two words for “another” or “other” in the Greek.

1.   is the word ἄλλος [allos] which means one of the same, the same kind.

2.   and the other is the word ἕτερος [heteros] which means one that is different.

That's where we could get heterosexual from. “hetero sexual” it means a male and a what? Female.

The word that is used here is the word ἄλλος [allos] two of the same kind.

 

Jadi jelas bahkan Yesus mengajarkan bahwa ada berapa Pribadi di Keilahian? Tiga Pribadi dalam Keilahian.

Nah, ketika dikatakan “Penolong yang lain” atau “Penghibur yang lain” seperti kata KJV, perkataan “yang lain” itu sangat menarik dalam bahasa Greekanya. Ada dua kata untuk “yang lain” atau “lain” dalam bahasa Greeka.

1.   kata ἄλλος [allos] yang artinya yang sama, sejenis.

2.   Yang lain adalah kata ἕτερος [heteros] yang berarti dari jenis yang berbeda.

Dari sinilah kita mendapatkan kata heteroseksual. “Heteroseksual” berarti laki-laki dan apa? Perempuan.

Kata yang dipakai di sini adalah kata ἄλλος [allos] dua dari jenis yang sama.

 

 

Notice John 15:26. 26 But when the Helper…”  let's count again, “…26 But when the (1) Helper…” that's the Holy Spirit,  “…comes, whom (2) I shall send to you…” that's number two,  “…from (3) the Father…” number three,  “…the Spirit of truth who proceeds from the Father, He will testify of Me.”

 

Simak Yohanes 15:26, 26 Tetapi ketika Sang Penolong…”  ayo berhitung lagi,   “…26 Tetapi ketika (1) Sang Penolong…” yaitu Roh Kudus, “…datang, yang akan (2) Aku utus kepadamu…”  ini nomor dua,  “…dari (3) Bapa…”  nomor tiga,  “…yaitu Roh Kebenaran yang keluar dari Bapa, Ia akan bersaksi tentang Aku.”

 

 

Notice Galatians 4:6 we're dealing with Paul now. Remember that Jesus taught Paul for three years personally in the desert of Arabia. So it says, And because you are sons, (1) God…” that's number one,  “…has sent forth (2) the Spirit…” number two  “…of His (3) Son…”   number three, “…into your hearts, crying out, ‘Abba, Father!’…”

 

Simak Galatia 4:6, sekarang kita menyimak Paulus. Ingat bahwa Yesus mengajar Paulus secara pribadi selama tiga tahun di gurun Arabia. Jadi dikatakan,6 Dan karena kamu adalah anak-anak, maka (1) Allah…” ini nomor satu, “…telah mengutus (2) Roh…”  nomor dua,  “…dari (3) Anak-Nya…” nomor tiga, “…ke dalam hatimu, yang berseru: ‘Abba, Bapa!’…”

 

 

And then of course we have the baptismal formula. And some people argue they say, “Well, the baptismal formula, that was not part of the original text, Jesus never spoke those words. They were actually added at the Council of Nicaea in the days of Constantine.” Nice try! The baptismal formula appears in many of the early church fathers long before Nicaea. You have the evidence in the handout that I gave you this morning. Tertullian, Origen, and others of the fathers that lived long before 325 AD, already were  quoting Matthew 28:18 through 20.

So notice what the baptismal formula says ~ and by the way Ellen White says that Jesus spoke these words 18 times in her writings. So she's in harmony with this that I just mentioned. Notice Matthew 28:19 and 20, “ 19 Go therefore…” this is Jesus speaking, “…and make disciples of all the nations, baptizing them in the name…” one name  “…of (1) the Father…” number one “…and of (2) the Son…” number two  “…and of (3) the Holy Spirit…” number three,  “…20 teaching them to observe all things that I have commanded you; and lo, I am with you always, even to the end of the age.’ Amen.”

 

Dan tentu saja ada pada rumus pembaptisan. Tapi ada orang yang mendebat, mereka katakan, “Rumus pembaptisan itu bukan bagian dari naskah yang asli. Yesus tidak pernah mengucapkan kata-kata tersebut. Kata-kata itu ditambahkan di Konsili Nicaea di zaman Constantine. Usaha keras, tapi tidak berhasil. Rumus pembaptisan sudah dipakai banyak bapak gereja mula-mula jauh sebelum Nicaea. Kalian punya buktinya di dokumen yang saya bagikan tadi pagi. Tertullian, Origen, dan bapak-bapak gereja lainnya yang hidup jauh sebelum 325 AD, sudah mengutip Matius  28:18-20.

Jadi simak apa kata rumus pembaptisan ~ dan ketahuilah dalam tulisan-tulisannya, Ellen White mengatakan Yesus mengucapkan kata-kata tersebut 18 kali, jadi Ellen White serasi dengan ini yang baru saya singgung. Simak Matius 28:19-20, 19 Karena itu pergilah…”  ini Yesus yang bicara,  “…dan jadikanlah segala bangsa murid, membaptiskan mereka dalam nama…”  satu nama  “…(1) Bapa…”  nomor satu, “…dan (2) Anak…”  nomor dua, “…dan (3)Roh Kudus…” nomor tiga, “…20 mengajar mereka untuk patuh kepada segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa, bahkan sampai ke akhir dunia.’ Amin.”

 

 

2 Corinthians 13:14 super clear, 14 The grace of the Lord (1) Jesus Christ…” that’s one “…and the love of (2) God…” number two  “…and the communion of (3) the Holy Spirit…” number three,  “…be with you all. Amen.”

 

2 Korintus 13:14 sangat jelas, 14 Rahmat (1) Tuhan Yesus Kristus…” itu satu, “…dan kasih (2) Allah…” nomor dua, “…dan persekutuan (3) Roh Kudus…” nomor tiga,   “…menyertai kamu sekalian. Amin.”

 

 

Now let me say something about the Holy Spirit. We know a lot in the Bible about the personhood of God, and the personhood of the Son.  We also know that the Holy Spirit is a Person. There are many characteristics of the Holy Spirit that indicate that He's a Person. But regarding the Holy Spirit we know more about what the Holy Spirit does than what the Holy Spirit is.

Ellen White says the nature of the Holy Spirit is a mystery.

ü   We can know about the gifts of the Holy Spirit,

ü   we can know about the fruit of the Holy Spirit,

ü   by His actions, we can know that he's a Person,

ü   and we can know what He does.

But Ellen White says that when it comes to defining exactly what the Holy Spirit is, she says silence is eloquence.

 

Nah, izinkan saya mengatakan sesuatu tentang Roh Kudus. Kita tahu banyak dari Alkitab tentang Kepribadian Allah dan kepribadian Anak. Kia juga tahu bahwa Roh Kudus itu satu Pribadi. Ada banyak karakteristik Roh Kudus yang membuktikan bahwa Dia itu satu Pribadi. Tetapi kita tahu lebih banyak tentang apa yang dikerjakan Roh Kudus daripada apa Roh Kudus itu.

Ellen White mengatakan bahwa kodrat Roh Kudus itu suatu misteri.

ü   Kita bisa tahu tentang karunia-karunia Roh Kudus,

ü   Kita bisa tahu tentang buah Roh Kudus,

ü   Dari tindakan-tindakanNya kita bisa tahu bahwa Dia itu satu Pribadi,

ü   Dan kita bisa tahu apa yang Dia lakukan.

Tetapi Ellen White berkata, tentang definisi tepatnya Roh Kudus itu apa, menurut Ellen White, diam itu terbaik.

 

 

Notice what we find here in 2 Corinthians 13:14,  14 The grace of the Lord Jesus Christ, and the love of God, and the communion of the Holy Spirit…” that's the third Person  “…be with you all. Amen.”

 

Simak apa yang kita lihat di 2 Korintus 13:14, 14 Rahmat (1) Tuhan Yesus Kristus, dan kasih (2) Allah, dan persekutuan (3) Roh Kudus…” ini Pribadi yang ketiga, “…menyertai kamu sekalian. Amin.”

 

 

1 Corinthians 12:4-6, There are diversities of gifts, but the same Spirit. There are differences of ministries, but the same Lord…” there's number two  “…And there are diversities of activities, but it is the same God…” number three,  “…who works all in all...”

 

1 Korintus 12:4-6, 4 Ada rupa-rupa karunia, tetapi (1) Roh yang sama. 5 Dan ada rupa-rupa pelayanan, tetapi (2) Tuhan yang sama…” ini nomor dua. “…6 Dan ada berbagai-bagai pekerjaan tetapi itu dari (3) Allah yang sama…” nomor tiga, “…yang mengerjakan semuanya dalam semua orang.”

 

 

Notice 1 Peter 1:1-2, 1 Peter, an apostle of Jesus Christ,  to the pilgrims of the Dispersion in Pontus, Galatia, Cappadocia, Asia, and Bithynia, elect according to the foreknowledge of God…” and now notice  “…the foreknowledge of God the Father…” that’s one, “…in sanctification of the Spirit…” number two, “…for obedience and sprinkling of the blood of Jesus Christ…” number three,  “…Grace to you and peace be multiplied.”

 

Simak 1 Petrus 1:1-2, 1 Dari Petrus, seorang rasul Yesus Kristus, kepada para peziarah Penyebaran di Pontus, Galatia, Kapadokia, Asia Kecil dan Bitinia, 2 yang dipilih sesuai dengan pengetahuan Allah Bapa akan hal-hal yang belum terjadi…”  dan sekarang simak, “…pengetahuan (1) Allah Bapa akan hal-hal yang belum terjadi…” ini satu, “…dalam pengudusan oleh (2) Roh…” nomor dua. “…untuk ketaatan dan percikan darah (3) Yesus Kristus…” nomor tiga, “…Rahmat dan damai sejahtera bagimu dilipatgandakan.”

 

 

Revelation 1:4 and 5. I've given you lots of verses, I want you to have a lot of backing for what we're talking about.  

John, to the seven churches which are in Asia…” by the way, this is Jesus in revealing the Book of Revelation, isn't it? So is this what Jesus taught? That's the revelation of Jesus Christ, right?  “…John, to the seven churches which are in Asia. Grace to you and peace from (1) Him who is and who was and who is to come…” number one  “…and from the (2) seven Spirits who are before His throne…” the number seven means the fullness of the Spirit. And then number three  “…and from (3) Jesus Christ, the faithful witness, the firstborn from the dead, and the ruler over the kings of the earth….”

 

Wahyu 1:4-5. Saya sudah memberikan banyak ayat. Saya mau kalian punya banyak bekking untuk apa yang kita bicarakan.

4 Dari Yohanes, kepada ketujuh jemaat yang di Asia Kecil…” nah, ini Yesus sedang menyatakan kitab Wahyu, bukan? Jadi inikah yang diajarkan Yesus? Ini adalah pengungkapan Yesus Kristus, benar? “…4 Dari Yohanes, kepada ketujuh jemaat yang di Asia Kecil, Kasih karunia kepadamu dan damai sejahtera dari (1) Dia, yang sekarang ada, dan yang dulu ada, dan yang akan datang…”  nomor satu, “…dan dari (2) ketujuh Roh yang ada di hadapan takhta-Nya,…”  angka 7 berarti Roh itu sepenuhnya. Kemudian nomor tiga, “…5 dan dari (3) Yesus Kristus, Saksi yang setia, yang sulung bangkit dari antara orang mati dan penguasa atas raja-raja bumi….”  

 

 

Let's notice a few more.

Ephesians 2:18, “ 18 For through Him…” that is through Jesus  “…we both have access by one Spirit…” number two “…to the Father…” number three.

 

Mari kita simak beberapa lagi.

Efesus 2:18, 18 Karena melalui Dia…” yaitu melalui Yesus, “…kita sama-sama punya akses oleh satu Roh…” nomor dua “…kepada Bapa…” nomor tiga.

 

 

Now there are other texts that clearly indicate that the Father and the Son are two separate Persons. Notice John 1:1-3, 1 In the beginning was the Word, and the Word was with God…” listen folks, if He was with God He's not the same Person as God, because that would be with Himself. So 1 In the beginning was the Word and the Word was with God, and the Word was God. 2 He was in the beginning with God. 3 All things were made through Him and without Him nothing was made that was made.”

 

Nah, ada ayat-ayat lain yang dengan jelas mengindikasikan bahwa Bapa dan Anak itu dua Pribadi yang berbeda. Simak Yohanes 1:1-3, 1 Pada mulanya adalah Firman; dan Firman itu bersama-sama dengan Allah…” dengarkan, Saudara-saudara, jika Dia bersama-sama dengan Allah, tentunya Dia bukanlah Pribadi yang sama dengan Allah, karena itu akan berarti Dia bersama-sama Dirina sendiri. Jadi, “…1 Pada mulanya adalah Firman; dan Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. 2 Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah. 3 Segala sesuatu dijadikan melalui Dia, dan tanpa Dia tidak ada suatu pun yang telah jadi, dijadikan.”

 

 

John 6:46, “ 46 Not that anyone has seen the Father, except He who is from God; He has seen the Father.” Once again the idea of two Persons.

 

Yohanes 6:46,   “…46 Tidak ada seorang pun yang pernah melihat Bapa, kecuali Dia yang dari Allah, Dialah yang telah melihat Bapa.” Sekali lagi konsep adanya dua Pribadi.

 

 

Notice 1 John 2:1, 1My little children, these things write I unto you, that ye sin not. And if any man sin, we have an advocate with the Father, Jesus Christ the righteous.” (KJV). So in other words, does Jesus intercede with Himself? Of course not! He's the Intercessor before the Father. He's a separate Person from the Father.

 

Simak 1 Yohanes 2:1, 1 Anak-anakku, hal-hal ini kutuliskan kepada kamu, supaya kamu jangan berbuat dosa. Dan jika seorang berbuat dosa, kita mempunyai seorang pembela pada Bapa yaitu Yesus Kristus, yang benar.” Maka dengan kata lain, apakah Yesus menjadi Perantara DiriNya sendiri? Tentu saja tidak! Dia adalah Perantara di hadapan Bapa. Dia adalah Pribadi yang berbeda dari Bapa.

 

 

And notice Romans 8:34, “ 34 Who is He who condemns? It is Christ who died, and furthermore is also risen, who is even at the right hand of God, who also makes intercession for us.” 

So He intercedes for us before whom? Before the Father. So He's not the same Person as the Father.

 

Dan simak Roma 8:34, 34 Siapakah Dia yang akan menghukum? Kristuslah yang telah mati, dan selain itu juga telah bangkit, yaitu yang ada di sebelah tangan kanan Allah, yang juga membuat perantaraan bagi kita.” Jadi Dia menjadi Perantara kita di hadapan siapa? Di hadapan Bapa. Jadi Dia bukanlah Pribadi yang sama dengan Bapa.

 

 

So summarizing.

ü   How many Gods are there? One.

ü   How many Persons? Three.

So 1 + 1 + 1 = 1. You say that's mathematically absurd. You're right. But we're not speaking mathematically, we're speaking relationally. It's oneness of relationship.

 

Jadi kita simpulkan.

ü   Ada berapa Allah? Satu.

ü   Ada berapa Pribadi? Tiga.

Jadi 1 + 1 + 1 = 1. Kalian berkata itu tidak masuk akal secara matematika. Kalian besar. Tetapi kita tidak bicara secara matematika, kita bicara secara hubungan. Itulah kesatuan dalam hubungan.

 

 

So we've studied texts that define the oneness of God. We’ve looked at texts that define the plurality of Persons in the one God. So now let's reconcile both of them. How about that? Let's go to our next section, explanation of how 1 + 1 + 1 = 1. How is it possible that 1 + 1 + 1 = 1? Mathematically it’s impossible, but not relationally. The word “one” with regards to the Godhead must be understood as three Persons in perfect unity. The Bible does use the word “one” in this sense many times.

Now let's notice examples of how the word “one” refers to relationship rather than to numbers in mathematical terms.

 

Jadi kita sudah mempelajari ayat-ayat yang menjelaskan kesatuan Allah. Kita sudah menyimak ayat-ayat yang menjelaskan pluralitas Pribadi dalam Allah yang satu. Jadi sekarang mari kita persatukan keduanya. Bagaimana? Mari kita ke bagian berikutnya, penjelasan bagaimana 1 + 1 + 1 = 1. Bagaimana mungkin 1 + 1 + 1 = 1? Secara matematika itu mustahil, tetapi tidak secara hubungan. Kata “satu” sehubungan dengan Keilahian harus dipahami sebagai tiga Pribadi dalam kesatuan yang sempurna. Alkitab sering memakai kata “satu” dalam pengertian ini.

Sekarang mari kita simak contoh-contoh bagaimana kata “satu” mengacu kepada hubungan dan bukan angka dalam pengetian matematika.

 

 

When God officiated the first marriage, who officiated the first marriage? God, more specifically Jesus officiated the first marriage. So it's quite a serious thing to say that Jesus said, “… What therefore God hath joined together, let not man put asunder.”

You know the marriage covenant is a covenant, it's a promise only for you, “till death do us part” that is an oath in a covenant. So marriage is a very serious thing, folks.

Last year my wife and I  had our 50th wedding anniversary, that's a long time. Because when we got married we said “in sickness and health”, and so on, we were going to be faithful to one another.

And so marriage is a covenant that cannot be broken, except for violation of the marriage bed, according to the Spirit of Prophecy, adultery by one of the two. So let's notice what Jesus said in Genesis 2:24. 24 Therefore a man shall leave his father and mother and be joined to his wife…” that's an interesting word “joined”, isn't it? Locked up together,  “… joined to his wife and they shall become one flesh.”

How many of you here are married? Raise your hand. I assume that's husband and wife, right? How many do you see there, one or two? I must have double vision [Laughter] because I see two. But the biblical definition is that the two are what? One. So if two can be one, why can't three be one?

 

Ketika Allah meresmikan perkawinan yang pertama ~ siapa yang meresmikan perkawinan yang pertama? Allah, lebih tepatnya Yesus yang meresmikan perkawinan pertama. Jadi adalah hal yang cukup serius mengtakan bahwa Yesus berkata, 6…apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia.’…” (Matius 19:6).

Kalian tahu bahwa perjanjian perkawinan itu suatu perjanjian, itu suatu janji yang hanya untuk orang tersebut, “hingga kematian yang memisahkan kita”, itu adalah sebuah sumpah dalam suatu perjanjian. Maka perkawinan itu adalah hal yang serius, Saudara-saudara.

Tahun lalu istri saya dan saya merayakan 50 tahun perkawinan kami, itu waktu yang lama. Karena ketika kami menikah, kami berkata, “dalam sakit maupun sehat” dst. kami akan tetap setia satu sama lain.

Maka perkawinan adalah suatu perjanjian yang tidak boleh diputus, kecuali menurut Roh Nubuat,  karena pelanggaran ranjang perkawinan; perzinahan oleh salah satu dari kedua pihak. Jadi mari kita simak apa kata Yesus di Kejadian 2:24, 24 Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan dipersatukan dengan isterinya…”  itu kata yang menarik, “dipersatukan”, bukan? Terikat menjadi satu, “…dipersatukan dengan isterinya, dan keduanya akan menjadi satu daging…” 

Berapa dari kalian di sini yang sudah menikah? Angkat tangan. Saya berasumsi kalian ini suami dan istri, benar? Kalian melihat ada berapa orang di sana, satu atau dua? Tentunya saya melihat dobel karena saya lihat dua orang. Tapi definisi yang alkitabiah ialah keduanya itu apa? Satu. Jadi jika dua orang bisa menjadi satu, mengapa tiga tidak bisa menjadi satu?

 

 

Notice Genesis 11:6-7 this is speaking about the builders of the Tower of Babel. Were there many who were building the tower Babel or just one person? Oh there were many in rebellion against God. Notice what it says, “ And the Lord said, ‘Indeed the people are one…”   were they all in one body? No. In what sense were they one? They were all on the same page, in this rebellious enterprise  “…‘Indeed the people are one and they all have one language, and this is what they begin to do; now nothing that they propose to do will be withheld from them. Come, let Us go down and there confuse their language, that they may not understand one another’s speech.’…” in other words, the unity was to be destroyed, and then everyone would be on his own or on her own.

 

Simak Kejadian 11:6-7, ini bicara tentang para pembangun menara Babel. Apakah ada banyak yang membangun menara Babel atau hanya satu orang? Oh, ada banyak yang memberontak terhadap Allah. Simak apa katanya, 6…‘Benarlah orang-orang ini satu, dan mereka semua punya satu bahasa, dan inilah yang mulai mereka lakukan; mulai sekarang tidak ada apa pun yang mereka rencanakan untuk buat, akan ditahan dari mereka. 7 Mari, sebaiknya Kita turun dan mengacaukan bahasa mereka di sana, sehingga mereka tidak mengerti lagi perkataan satu sama lain.’…” dengan kata lain, persatuan itu akan dihancurkan, lalu setiap orang akan berdiri sendiri.

 

 

Now notice Deuteronomy 6:4, Jesus used the word “one”, the word   אֶחָד['echâd] in the Hebrew where He said, He and His Father are what? God is one. Notice Deuteronomy 6:4 which we already read, 4 Hear, O Israel: The Lord our God, the Lord is…” what?  “…the Lord is one.” Does that mean one numerically? No! It means one in sense of unity.

 

Sekarang simak Ulangan 6:4, Yesus menggunakan kata “satu”, kata אֶחָד['echâd]  dalam bahasa Ibrani di mana Dia mengatakan Dia dan BapaNya itu apa? Allah itu satu. Simak Ulangan 6:4 yang sudah kita baca tadi, 4 Dengarlah, hai Israel: TUHAN Allah kita, TUHAN (YHWH) adalah…”  apa?   “…TUHAN (YHWH) adalah satu…”  Apakah ini berarti satu dalam jumlah? Tidak! Ini berarti satu dalam pengertian kesatuan.

 

 

Now in Matthew 19 Jesus quoted Genesis 2:24 but He added something very interesting. Notice Matthew 19:4-6. And He answered and said to them, ‘Have you not read that He who made them at the beginning ‘made them male and female,’ and said, ‘For this reason a man shall leave his father and mother and be joined to his wife, and the two shall become one flesh’?...” and now notice  “…So then, they are no longer two…”  when two get married, they're no longer two, but what? “…they are no longer two but one flesh. Therefore what God has joined together…” in unity, in marital unity  “…let not man separate.’…” or cast asunder.  Are you understanding this?

 

Nah, di Matius 19 Yesus mengutip Kejadian 2:24 tetapi Dia menambahkan sesuatu yang sangat menarik. Simak Matius 19:4-6. 4 Dan Dia menjawab dan berkata kepada mereka, ‘Belum pernahkah kamu baca, bahwa Ia yang menciptakan manusia pada awal mulanya menjadikan mereka laki-laki dan perempuan, 5 dan berkata,Karena alasan inilah, seorang laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya dan dipersatukan dengan isterinya, dan keduanya akan menjadi satu daging’?…” dan sekarang simak, “…6 Demikianlah mereka bukan lagi dua…”  bila dua orang menikah, mereka tidak lagi dua, melainkan apa?   “…mereka bukan lagi dua, melainkan satu daging. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah,…”  dalam satu kesatuan, dalam kesatuan perkawinan,   “…tidak boleh diceraikan manusia.’…”  atau dipisahkan. Apakah kalian mengerti ini?

 

 

God is one. Three Persons of the Godhead in the sense of unity. By the way are believers in Christ from many nations, kindreds, tongues, and peoples? Yes, but are they supposed to be one? Notice what we find here in Galatians 3:28. “ 28 There is neither Jew nor Greek, there is neither slave nor free, there is neither male nor female…” so some people use this to say, well you know, we can ordain men and women because there's no distinction anymore. Or even worse, they say, see there's no gender distinctions anymore, because it says there's no longer  male or female. That's not what it's talking about. What it's saying is, that there's no longer divisions between male and female, there are no longer divisions between slave and free, there's no longer any division because they are what? One. So it says,  “… 28 There is neither Jew nor Greek, there is neither slave nor free, there is neither male nor female for you are all…” what?  “…one in Christ Jesus.”

 

Allah itu satu. Tiga Pribadi Keilahian dalam arti kesatuan. Nah, bukankah para pengikut Kristus terdiri atas banyak bangsa, suku, bahasa, dan kaum? Ya, tetapi bukanlah mereka seharusnya satu? Simak apa yang kita lihat di Galatia 3:28, 28 Tidak ada Yahudi maupun  Yunani, tidak ada budak maupun merdeka, tidak ada laki-laki maupun perempuan…”  jadi ada orang yang menggunakan ayat ini untuk mengatakan kita bisa mengurapi laki-laki dan perempuan karena tidak ada perbedaan lagi. Atau bahkan lebih parah, mereka mengatakan tidak ada perbedaan gender lagi karena dikatakan di sana tidak ada laki-laki atau perempuan lagi. Bukan itu yang dibicarakan di sini. Apa yang dibicarakan ini ialah tidak ada pemisahan antara laki-laki dan perempuan, tidak ada lagi pemisahan antara yang budak dan yang merdeka, tidak ada lagi pemisahan karena mereka itu apa?  Satu! Jadi dikatakan,   “…28 Tidak ada Yahudi maupun  Yunani, tidak ada budak maupun merdeka, tidak ada laki-laki maupun perempuan, karena kamu semua…”  apa?   “…adalah satu di dalam Kristus Yesus.”

 

 

The Apostle Paul even went so far as to say that the members of the body of Christ who are many, are metaphorically the flesh and bones of Jesus. Notice Ephesians 5:30-31, “ 30 For we are members of His body, of His flesh and of His bones. 31 ‘For this reason a man shall leave his father and mother and be joined to his wife, and the two shall become one flesh.’...” Should we become one flesh with Jesus? Yeah. Should the church be one flesh with Jesus metaphorically speaking? Yes! What does that mean, one flesh with Jesus? It means that we should be so closely identified with Jesus that our thoughts are in harmony, our characters are in harmony, our purposes and our will is in harmony. We are one in the sense of being perfectly united.

In 1 Corinthians 12:20 the Apostle Paul wrote, 20 But now indeed there are many members, yet…” what?  “…one body.” 

 

Rasul Paulus bahkan melangkah lebih jauh lagi dengan mengatakan anggota tubuh Kristus yang banyak itu, secara metaforis adalah daging dan tulang Yesus. Simak Efesus 5:30-31, 30 karena kita semua adalah anggota tubuh-Nya, dari dagingNya dan dari tulangNya. 31Karena alasan inilah seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya  untuk dipersatukan  dengan isterinya, dan keduanya itu menjadi satu daging’…”  Haruskah kita menjadi satu daging dengan Yesus? Iya! Haruskah gereja menjadi satu daging dengan Yesus secara metaforis? Ya! Apa artinya menjadi satu daging dengan Yesus? Itu berarti kita harus begitu akrab teridentifikasi dengan Yesus sehingga pikiran kita itu selaras, karakter kita selaras, tujuan-tujuan kita dan kehendak kita selaras. Kita adalah satu dalam arti dipersatukan dengan sempurna.

Di 1 Korintus 12:20, rasul Paulus menulis, “…20 Tetapi sekarang, memang benar ada banyak anggota, namun…” apa? “…satu tubuh.”

 

 

Now notice in His prayer in Gethsemane, Jesus said something very interesting. By the way this was not in Gethsemane, it was on the way to Gethsemane that Jesus was raising this beautiful prayer in John 17. Let's read verses 10-11 and then 20 and 21. Jesus says to His Father, “ 10 And all Mine are Yours, and Yours are Mine…” no prenuptial agreement here, right? (laughs) You know when you have a prenuptial agreement you're already saying this might fail, right? So just in case, you know, let's do a prenuptial. I'm not totally against prenuptials by the way, but it kind of leaves a little bit of doubt. So He says,  “…10 And all Mine are Yours, and Yours are Mine and I am glorified in them.  11 Now I am no longer in the world, but these are in the world, and I come to You. Holy Father, keep through Your name those whom You have given Me…” now listen carefully  “…that they may be one as We are…” one. How many disciples were there? 12. So what did Jesus say, I want them all to be one, so they were all going to jump into one body, right? No! In what sense was Jesus saying, I want them to be one? In unity. So Jesus says, “As the Father and I, two Persons, are one, I want the 12, that are 12 individuals, to be one.” Clear? And so He continues saying here in verse 20,20 ‘I do not pray for these alone, but also for those who will believe in Me through their word;  21 that they all may be one, as You, Father, are in Me, and I in You…” not literally but in terms of relationship  “…that they also may be one in Us, that the world may believe that You sent Me.”

By the way when we sing that little song “We Are One in the Spirit, we are one in the Lord”,  we're using the word “one” in that sense, aren't we? In the sense of unity.

 

Nah, simak dalam doaNya di Gethsemani, Yesus mengatakan sesuatu yang sangat menarik. Nah, ini bukan saat di Gethsemaninya, tapi dalam perjalanan ke Gethsemani Yesus menaikkan doa yang indah ini di Yohanes 17. Mari kita  baca ayat 10-11, kemudian 20-21. Yesus berkata kepada BapaNya, 10 dan segala milik-Ku adalah milik-Mu, dan milik-Mu adalah milik-Ku…”  tidak ada perjanjian pranikah di sini, bukan? Kalian tahu, bilamana ada perjanjian pranikah sepertinya kita sudah berkata bahwa perkawinan itu bisa gagal, benar? Jadi untuk jaga-jaga, marilah kita siapkan perjanjian pranikah. Nah, saya bukannya sama sekali menentang perjanjian pranikah, tetapi itu mengesankan seperti ada sedikit keraguan. Jadi Yesus berkata,  “…10 dan segala milik-Ku adalah milik-Mu, dan milik-Mu adalah milik-Ku, dan Aku  dipermuliakan di dalam mereka. 11 Dan sekarang Aku tidak lagi ada di dunia, tetapi mereka ini masih ada di dunia, dan Aku datang kepada-Mu, Bapa yang kudus, peliharalah mereka demi nama-Mu Sendiri, mereka yang telah Engkau berikan kepada-Ku…”  sekarang dengarkan baik-baik,   “…supaya mereka boleh menjadi satu, seperti Kita…”  adalah satu. Ada berapa orang murid di sana? 12. Jadi seperti kata Yesus, Aku mau mereka semua menjadi satu, maka mereka semua akan melompat masuk ke satu tubuh, begitu? Tidak! Dalam pengertian apa Yesus berkata, Aku mau mereka menjadi satu? Dalam kesatuan. Jadi Yesus berkata, “Seperti Bapa dan Aku, dua Pribadi, itu satu, Aku mau ke-12 orang ini, ke-12 individu ini, menjadi satu.” Jelas? Lalu Yesus melanjutkan berkata di ayat 20,  “…20 Aku pun tidak hanya mendoakan bagi mereka ini saja, melainkan juga untuk mereka yang akan percaya kepada-Ku melalui perkataan mereka. 21 supaya mereka semua boleh menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku, dan Aku di dalam Engkau,…”  bukan secara literal tapi dalam arti hubungan,   “…agar mereka juga boleh menjadi satu di dalam Kita, supaya dunia boleh percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku…” 

Nah, ketika kita menyanyikan lagu pendek ini, “Kita satu dalam Roh, kita satu dalam Tuhan” kita menggunakan kata “satu” dalam pengertian itu, bukan? Dalam pengertian “kesatuan”.

 

 

Jesus described the intimate relationship between Him and His Father, as the Father being in Him and Him being in the Father, not literally, but relationally, spiritually. Notice what He said in John 14:10-11. “ 10 Do you not believe that I am in the Father, and the Father in Me? The words that I speak to you I do not speak on My own authority; but the Father who dwells in Me does the works. 11 Believe Me that I am in the Father and the Father in Me,…” so what does that mean? Are you understanding that this has to do with an intimate personal relationship, not one in the sense of mathematical one? And in verse 20 it says, 20 At that day you…” 14:20  “…20 At that day you will know that am in My Father, and you in Me, and I in you.” 

 

Yesus menggambarkan hubungan yang intim antara Dia dengan BapaNya, sebagai Bapa berada di dalam DiriNya, dan Dia ada dalam Bapa, bukan secara literal melainkan secara hubungan, secara spiritual. Simak apa kataNya di Yohanes 14:10-11, 10  Tidak percayakah engkau, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku? Kata-kata yang Aku ucapkan kepadamu, tidak Aku katakan menurut autoritasKu sendiri, tetapi Bapa, yang diam di dalam Aku yang melakukan pekerjaan-Nya. 11 Percayalah kepada-Ku, bahwa Aku di dalam Bapa, dan Bapa di dalam Aku,…”  jadi apa artinya itu? Apakah kalian paham bahwa ini berkaitan dengan suatu hubungan pribadi yang intim, bukan dalam arti matematika? Dan di ayat 20 dikatakan, “…20 Pada hari itu…”  14:20, “…20 Pada hari itu kamu akan tahu, bahwa Aku di dalam Bapa-Ku, dan kamu di dalam Aku, dan Aku di dalam kamu.”

 

 

In John 15:4 through 7 we have similar words. Jesus says, “ Abide in Me, and I in you…”   does that mean that Jesus jumps in inside of us? No! It's  dealing metaphorically, it's saying He's in us in the sense of us having His character, because we assimilate His character by beholding Him. How do we come to reflect Jesus Christ? By watching television of course. Yes, SUMTV. We are what we hear and what we see. We are changed, we are transformed into the image of Christ by what we allow to come primarily through our ears, and through our eyes, but also through the other senses in a lesser sense of the word.

Have any of you ever seen Mark Finley's wife preach? I was amazed. I've seen Mark Finley and his wife preach. I was amazed once when we had a Workers Meeting there in Central California Conference, and Mark and Tina came to the Workers Meeting to make some presentations. And she stood up, and I'll tell you it was like seeing Mark Finley. Amazing the way she moved, you know, you know how Mark Finley does, right? He has a unique style, powerful style. Thousands upon thousands have come into the church. So why is her preaching so similar to Mark Finley's? Because when you live with someone so many years, something rubs off.

By beholding we are changed. The battle is won or lost in the mind, that's where we actually reflect the character of Christ, or we reflect the character of the world.

 

Di Yohanes 15:4-7 ada kata-kata yang mirip. Yesus berkata, 4 Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu…”  apa itu artinya Yesus melompat masuk ke dalam kita? Tidak! Ini bicara secara metafor, ini mengatakan Dia di dalam kita dalam arti kita memiliki karakterNya, karena kita mengasimilasi karakterNya dari memandang Dia. Bagaimana kita bisa memantulkan Yesus Kristus? Dengan menonton TV tentu saja. Ya, SUMTV! Kita adalah apa yang kita dengar dan apa yang kita lihat. Kita diubahkan, kita ditransformasi ke keserupaan Kristus melalui apa yang kita izinkan masuk terutama melalui telinga kita dan mata kita, tetapi juga melalui indera-indera lainnya dalam derajat yang lebih rendah.

Pernahkan kalian melihat istri Mark Finley berkhotbah? Saya kagum. Saya pernah melihat Mark Finley dan istrinya berkhotbah. Saya kagum. Suatu kali ada pertemuan Para Pekerja di Konferens Central California, dan Mark dan Tina datang ke pertemuan Pekerja itu untuk memberikan presentasi. Dan Tina berdiri, dan saya beritahu kalian, itu seperti melihat Mark Finley. Mengagumkan cara dia bergerak, kalian tahu bagaimana Mark Finley bergerak, bukan? Dia punya gaya yang unik, gaya yang khas. Beribu-ribu orang sudah datang ke gereja. Jadi mengapa khotbah istrinya begitu mirip gaya Mark Finley? Karena jika kita hidup bersama seseorang selama bertahun-tahun, ada gaya orang itu yang nempel di kita.

Dengan memandang kita diubahkan. Peperangan dimenangkan atau kalah dalam pikiran, di sanalah kita benar-benar memantulkan karakter Kristus, atau kita akan memantulkan karakter dunia.

 

 

Now let's notice John 15:4-7, “ Abide in Me, and I in you. As the branch cannot bear fruit of itself, unless it abides in the vine, neither can you, unless you abide in Me. 5 ‘I am the vine, you are the branches. He who abides in Me, and I in him, bears much fruit…” you're seeing the relational idea here? “…for without Me you can do nothing. If anyone does not abide in Me, he is cast out as a branch and is withered; and they gather them and throw them into the fire, and they are burned…” Now listen carefully, how Jesus abides in us? Here's the key. Verse 7, Jesus has said “Abide in Me and I in you”, in what sense does Jesus abide in us? Not by personally coming into us. But He says in verse 7,  “…If you abide in Me, and My words abide in you, you will ask what you desire, and it shall be done for you.”  

 

Nah, mari kita simak Yohanes 15:4-7, 4 Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kecuali ia tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak bisa, kecuali kamu tinggal di dalam Aku. 5 Akulah pokok anggur dan kamulah cabang-cabangnya. Dia yang tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, menghasilkan banyak buah…” apa kalian sedang melihat konsep hubungan di sini?  “…sebab tanpa Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa. 6 Barangsiapa tidak tinggal di dalam Aku, ia dibuang ke luar sebagai cabang dan menjadi kering; dan  mengumpulkan mereka dan melemparkan mereka ke  dalam api, dan mereka dibakar…” Sekarang dengarkan baik-baik. Bagaimana Yesus tinggal dalam kita? Ini kuncinya, ayat 7. Yesus sudah berkata, “Tinggallah dalam Aku dan Aku dalam kamu”, dalam arti apa Yesus tinggal di dalam kita? Tidak dengan datang secara pribadi kepada kita. Tetapi Dia berkata di ayat 7, “…7 Jika kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, kamu akan minta apa yang kamu kehendaki, dan itu akan diperbuat untukmu.

 

 

So how does Jesus dwell in us? Through His Word. Was our first lesson extremely important? Yeah, the Word is critical because Jesus dwells in us through the Word.  By the way, when we talk about the ordinances of the church, the Roman Catholic Church take literally the expression where Jesus says, he who does not eat My flesh and drink My blood in John chapter 6, they say, see, in communion the bread isn't bread anymore, and the grape juice, the wine (because they use fermented wine) the wine is no longer wine, it's the blood of Christ. But the problem is they don't read verse 63 of John chapter 6, where Jesus said, “ 63 … the flesh profits nothing. The words that I speak to you are spirit, and they are life.”  So we assimilate the body and the blood of Christ through the Word of God, not literally, because literally it does not benefit us at all.

 

Jadi bagaimana Yesus tinggal dalam kita? Melalui FirmanNya. Apakah pelajaran kita yang pertama sangat penting? Iya, Firman itu sangat penting karena Yesus diam dalam kita melalui Firman. Nah, ketika kita bicara tentang peraturan-peraturan gereja, gereja Roma Katolik menganggap literal ungkapan di mana Yesus berkata tentang dia yang tidak makan dagingKu dan minum darahKu di Yohanes pasal 6. Mereka berkata, lihat, di komuni roti bukan roti lagi dan anggur (karena mereka memakai anggur yang difermentasi), anggur itu bukan anggur lagi, itu darah Kristus. Tetapi masalahnya ialah mereka tidak membaca Yohanes 6:63, di mana Yesus berkata, 63 …daging sama sekali tidak menguntungkan. Perkataan-perkataan yang Kukatakan kepadamu adalah roh, dan mereka adalah hidup…”  Jadi kita mengasimilasi tubuh dan darah Kristus melalui Firman Allah, bukan secara literal, karena secara literal itu tidak menguntungkan kita sama sekali.

 

 

So page 46, instead of referring to the Godhead as a “Trinity” it would be far better to refer to the doctrine as the doctrine of the “Tri-unity”, that's what the word Trinity means, it means three in unity. But the word “Trinity” comes bathed in Roman Catholic theology, and so we need to be careful about the words that we use, lest we give the wrong impression to people who are not members of The Seventh-Day Adventist Church. We need to explain these things.

 

Jadi hal. 46, daripada menyebut Keilahian sebagai “Trinitas”, jauh lebih baik menyebut doktrin itu sebagai doktrin “Tri-unity”, itulah makna kata “Trinitas”, artinya tiga dalam kesatuan. Kata “Trinitas” itu berlumuran theologi Roma Katolak, maka kita perlu sangat berhati-hati dengan kata-kata yang kita pakai, supaya jangan kita memberikan kesan yang salah kepada orang-orang yang bukan anggota gereja MAHK. Kita perlu menjelaskan hal-hal ini.

 

 

They are One and equally God in thought, power, character, work objectives, purpose, and plans; but not in Person. They are distinguishable but not separable. Are you understanding that? Can we distinguish between Father, Son, and Holy Spirit? Yes! Can we separate Them? No! Because none of Them does anything without consulting with the Other.  They are Three of a kind, and only Three of a kind. They are all members of the same family, and their last name is God.

My family is one family, we're all Bohr, very versatile word, by the way, it can refer the boring hole, it can refer to boring people to death, it could refer to a wild pig, not spelled the same way but sounds the same way. But we have four members in one family, and we have the same last name: Bohr.

Well, God has three Persons in the family: Father, Son, and Holy Spirit. And they all have the name “God”. Are you with me or not?

 

Mereka itu Satu dan sama-sama Allah, dalam pikiran, kuasa, karakter, objektif kerja, tujuan, dan rencana; tetapi tidak dalam Pribadi. Mereka bisa dibedakan tetapi tidak bisa dipisahkan. Apakah kalian paham itu? Bisakah kita membedakan antara Bapa, Anak, dan Roh Kudus? Ya! Bisakah kita memisahkan Mereka? Tidak! Karena tidak ada satu pun dari Mereka yang melakukan apa pun tanpa merundingkannya dengan Yang lain. Mereka itu Tiga yang sejenis, dan hanya Tiga dari jenis itu. Mereka semuanya anggota keluarga yang sama, dan nama keluarga mereka adalah Allah.

Keluarga saya itu satu keluarga, kami semuanya Bohr, kata yang punya banyak arti, nah itu bisa mengacu kepada mengebor lubang, bisa mengacu kepada membuat bosan orang sampai mati (boring), bisa mengacu kepada babi liar (boar) ejaan berbeda tapi bunyinya sama. Tetapi ada empat anggota dalam keluarga kami, dan kami semua punya nama keluarga yang sama: Bohr.

Nah, Allah punya tiga Pribadi dalam keluargaNya: Bapa, Anak, dan Roh Kudus. Dan Mereka semua punya nama “Allah”. Apakah kalian mengikuti saya atau tidak?

 

 

And so we need to keep in mind that having three Persons in the Godhead does not necessarily mean that we believe in three Gods. Now people give different analogies to try and explain the Trinity, or the tri-unity or the Godhead. And all of these analogies are inadequate.

ü   Let me ask you, is God the Father fully and completely God in every sense, in Himself?

ü   Is the Son fully and completely God with everything that characterizes God in Himself?

ü   Is the same true with the Holy Spirit?

Yes! Each One is not a part of God. Each One is fully God.

 

Maka kita perlu ingt bahwa adanya tiga Pribadi pada Keilahian tidak harus berarti kita percaya dalam tiga Allah. Nah, orang-orang ada yang memberikan analogi-analogi yang berbeda untuk berusaha menjelaskan Trinitas atau Tri-unity atau Keilahian. Dan semua analogi ini tidak memadai.

ü   Coba saya tanya, apakah Allah Bapa sepenuhnya dan seluruhnya Allah dalam segala pengertian, dari DiriNya?

ü   Apakah Anak itu sepenuhnya dan seluruhnya Allah dengan segala yang merupakan karakter Allah pada Dirinya?

ü   Apakah yang sama juga benar pada Roh Kudus?

Ya! Setiap Pribadi bukanlah sebagian Allah. Setiap Pribadi itu sepenuhnya Allah.

 

 

Now what are some of those analogies?

Some people have said the Godhead that is composed of three Persons, is like a tree. A tree has a root, branches, and fruit. And it sounds nice, but the only problem with that analogy is that the root is only part of the tree, correct? The branches are only a part of the tree. And the fruit is only a part of the tree. So just compare the God of the three Persons of the Godhead to a tree is like saying that each One of Them is a part, and not fully and complete. Are you following me or not?

 

Nah, apa saja beberapa analogi tersebut?

Ada orang yang mengatakan Keilahian yang terdiri atas tiga Pribadi itu seperti sebuah pohon. Sebuah pohon punya akar, cabang, dan buah. Kedengarannya bagus, hanya saja masalah dengan analogi ini ialah akar itu hanya satu bagian dari pohon tersebut, benar? Cabang-cabang hanyalah satu bagian dari pohon itu. Dan buahnya adalah satu bagian dari pohon itu. Jadi hanya membandingkan Allah dari Keilahian Tiga Pribadi kepada sebuah pohon itu seperti mengatakan Masing-masing Mereka adalah satu bagian, dan bukan sepenuhnya dan seluruhnya. Apakah kalian mengikuti saya atau tidak?

 

 

There's another analogy: an egg. An egg has a shell, a yolk, and the white part of the egg. Once again we face the same problem. What is the problem? The problem is that the shell is only part of the egg, the yolk is only part of the egg, and the white portion is only a part of the egg. But with the Godhead, the Father is an egg, so to speak; the Son is an egg, and the Holy Spirit is an egg, complete. Are you understanding my point?

 

Ada analogi yang lain: sebutir telur. Sebutir telur ada cangkangnya, ada kuningnya, ada putihnya. Sekali lagi kita menghadapi masalah yang sama. Apa masalahnya? Masalahnya ialah cangkang itu hanya satu bagian dari telur, kuningnya hanya satu bagian dari telur, dan putihnya hanyalah satu bagian dari telur. Tetapi pada Keilahian, katakanlah Bapa itu telur utuh, Anak itu telur utuh, dan Roh Kudus itu telur utuh. Apakah kalian mengerti poin saya?

 

 

Also some have compared the Godhead with the sun. The sun has light, heat, and brightness. Yes, but once again the light is only one part of the sun, the heat is a part, and the brightness is a part. But each member of the Godhead is light, heat, and brightness, in Themselves.

 

Juga ada yang membandingkan Keilahian dengan matahari. Matahari punya terang, panas, dan pancaran cahaya. Ya, tetapi sekali lagi, terang hanyalah satu bagian dari matahari, panas hanyalah satu bagian, dan pancaran cahaya itu satu bagian. Tetapi setiap anggota Keilahian itu terang, panas, dan pancaran cahaya dalam diri Mereka.

 

 

Another analogy that is used is that man has a body, a soul, and a spirit. But once again each of these are only a part of the human being.

What do we mean ~ by the way, by body, soul, and spirit? Well, you know people believe that ~ this is complicated ~ man has three parts, well, man has three dimensions, and what does that mean body, soul, and spirit?

ü   Body means that we have a physical nature.

ü   Soul means that we have a spiritual nature.

ü   And spirit refers to the mind.

In other words, the same person has a body, a mind, and a spiritual nature. So when the Bible says “The God of peace sanctify you fully, body, soul, and spirit” It means that God needs to sanctify us physically, mentally, and spiritually, because we have three dimensions. But each dimension is only a part of the whole.

 

Analogi yang lain yang dipakai ialah bahwa manusia punya tubuh, roh, dan jiwa. Tetapi sekali lagi setiap dari itu hanyalah satu bagian dari manusia.

Apa yang dimaksud nah dengan tubuh, roh, dan jiwa? Nah, orang mempercayai bahwa ~ ini membingungkan ~ manusia punya tiga bagian, manusia punya tiga dimensi, dan apa yang dimaksud dengan tubuh, roh, dan jiwa?

ü   Tubuh berarti kita punya bagian fisik.

ü   Roh berarti kita punya bagian spiritual.

ü   Dan jiwa mengacu kepada pikiran.

Dengan kata lain, manusia yang sama punya sebuah tubuh, punya pikiran, dan punya sifat rohani. Maka ketika Alkitab berkata, 23 Dan semoga Allah damai Sendiri-lah yang menguduskan kamu seluruhnya, … roh, jiwa dan tubuhmu…” (1 Tesalonika 5:23)  itu berarti bahwa Allah perlu menguduskan kita secara fisik, mental, dan spiritual, karena kita punya tiga dimensi. Tetapi setiap dimensi hanyalah satu bagian dari keseluruhannya.

 

 

So it's better to use biblical explanations rather than rational ones because we can never understand how all Three have existed throughout eternity and that They're all one God. There's never disharmony, there's ever this unity, and everything in the Godhead functions in perfect harmony. May that be our experience as a church as well.

 

Jadi lebih baik menggunakan penjelasan alkitabiah daripada penjelasan rasional karena kita tidak akan pernah memahami bagaimana Ketiganya telah ada sepanjang kekekalan dan bahwa Mereka semuanya satu Allah. Tidak pernah ada ketidakserasian, selalu yang ada adalah kesatuan ini, dan segala sesuatu pada Keilahian berfungsi dalam keserasian sempurna. Semoga itu juga menjadi pengalaman kita sebagai jemaat.

 

 

 

 

17 06 24

 

No comments:

Post a Comment