WHAT
JESUS SAID
Part 11/24 - Stephen Bohr
RELIEF FROM STRESS
https://www.youtube.com/watch?v=OWnWhe2NJ6o&t=109s
Dibuka dengan doa.
We are in page 141 of our study notes. According to Luke 4:17 through 21
Jesus began His ministry in the synagogue of Nazareth on a Sabbath day. As He read
from the scroll of the prophet Isaiah, more specifically Isaiah 61:1 and 2, He explained
what the purpose of His mission was. He said, “I was called to preach the gospel, to heal the brokenhearted, to deliver
the captives, to open the eyes of the blind, and to give liberty to the
oppressed.”
In this way Jesus described His role and His ministry on this earth which
He was beginning there in the synagogue of Nazareth.
Kita di hal. 141 dari makalah kita. Menurut Lukas 4:17-21
Yesus memulai ministriNya di sinagog Nazaret pada suatu hari Sabat.
Saat Dia membaca dari gulungan kitab nabi Yesaya, tepatnya Yesaya 61:1-2, Dia menjelaskan apa tujuan misiNya. Dia
berkata, “Aku dipanggil untuk menyampaikan kabar baik, untuk menyembuhkan yang
remuk hati, untuk menyelamatkan yang tertawan, untuk membuka mata yang buta,
dan untuk memberikan kebebasaan kepada yang tertindas.”
Yesaya
61:1-2, “1 Roh Tuhan ALLAH ada pada-Ku karena TUHAN telah mengurapi Aku. TUHAN
telah mengurapi Aku untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang sengsara, Dia telah mengutus Aku untuk menyembuhkan
orang-orang yang remuk hati, untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang
tawanan, dan membukakan penjara bagi mereka yang
terkurung. 2 untuk mengumumkan
tahun rahmat TUHAN dan hari pembalasan Allah kita, untuk menghibur semua yang berkabung.”
Dengan cara ini Yesus menggambarkan peranNya dan
ministriNya di bumi ini yang sedang mulai dikerjakanNya di sinagog di Nazaret
itu.
Immediately before
Jesus explained His mission, we are told that He entered the synagogue as was
His custom. Let's read Luke 4:16. “16 So He came to Nazareth, where He had been
brought up. And as His custom was, He went into the synagogue on the
Sabbath day, and stood up to read.” That's an important
detail because Jesus proclaimed His mission on the Sabbath day. That's very,
very significant as we shall see.
Segera sebelum Yesus menjelaskan misiNya, kita mendapat
tahu bahwa Dia masuk ke sinagog seperti yang biasa dilakukanNya. Mari kita baca Lukas 4:16, “16 Dan
Ia datang ke Nazaret, di mana Ia
dibesarkan, dan menurut kebiasaan-Nya Ia masuk ke rumah ibadat pada hari Sabat,
dan berdiri untuk
membaca.” Ini detail yang penting, karena
Yesus menyampaikan misiNya pada hari Sabat. Ini amat sangat signifikan, kita nanti akan
paham.
For three and a half years Jesus worked day and night for the salvation of
mankind. He did everything that He had announced there in the synagogue of
Nazareth. In fact, His Sabbath miracles, particularly the miracles of healing, He accomplished
what He had said He was going to do, when on that Sabbath He proclaimed His mission
in the synagogue of Nazareth.
v Mark 1:21-24
tells us that He delivered from bondage a demon-possessed person who was in
bondage to Satan.
v In Mark 3:1-6 we
find a description how Jesus healed the withered hand of a man, a chronic case.
v In Luke 14:1
through 6 we are told that Jesus healed a man who had the dropsy which is an excessive accumulation of water
in the tissues.
v In Luke 13:10
through 17 we find a description of how Jesus healed a woman who had been bound
by Satan for 18 years.
v In John chapter
5 we find a description of the healing of a man whose legs had been paralyzed
for 38 years.
v And in John
chapter 9 we find a description of how Jesus opened the eyes of a man who had
been blind from birth. In other words, he saw the light.
All of these miracles were performed on Sabbath, in fulfillment of the
announcement that Jesus made in Nazareth in the synagogue on the
Sabbath. To these people, whom Jesus healed, the Sabbath became a sign, a sign
of their Restoration, Re-Creation, Emancipation, and Redemption.
Selama tiga setengah tahun Yesus bekerja siang malam
untuk keselamatan manusia. Dia melakukan segala yang telah dikatakannya di
sinagog Nazaret. Bahkan mujizat-mujizat
yang dibuatNya di hari Sabat, terutama mujizat-mujizat penyembuhanNya, itu
Dia menggenapi apa
yang telah dikatakanNya akan Dia lakukan ketika Dia memberitahukan misiNya di
sinagog Nazaret pada hari Sabat itu.
v Markus 1:21-24 memberitahu kita bahwa Dia membebaskan seseorang yang
dikuasai oleh Setan yang ada di bawah belenggu Setan.
v Di Markus 3:1-6 kita melihat deskripsi bagaimana Yesus
menyembuhkan tangan lumpuh seseorang, kasus yang kronis.
v Di Lukas 14:1-6 kita mendapat tahu bahwa Yesus
menyembuhkan seseorang yang sakit busung, yaitu akumulasi air yang berlebihan
dalam jaringan-jaringannya.
v Di Lukas 13:10-17 kita melihat deskripsi bagaimana Yesus
menyembuhkan seorang perempuan yang terbelenggu oleh Setan selama 18 tahun.
v Di Yohanes pasal 5 kita lihat deskripsi penyembuhan
seseorang yang kakinya sudah lumpuh selama 38 tahun.
v Dan di Yohanes pasal 9 kita dapatkan deskripsi bagaimana
Yesus mencelekkan mata seseorang yang sudah buta dari lahirnya. Dengan kakta
lain, orang itu melihat terang.
Semua mujizat ini
dilakukan pada hari Sabat, untuk menggenapi pengumuman yang dibuat Yesus di
sinagog di Nazarat pada hari Sabat itu. Bagi orang-orang ini yang
disembuhkan Yesus, Sabat menjadi suatu tanda, tanda Pemulihan, Penciptaan Baru,
Kemerdekaan dan Penebusan mereka.
It is of more than passing interest that in Deuteronomy 5:12 through 15 the Sabbath
was given to Israel as a sign of their emancipation from slavery in Egypt.
Thus the Sabbath became a sign of their emancipation from bondage to Pharaoh whom
the Bible describes as the great dragon. In fact let's read Deuteronomy 5:12
through 15. You're going to find here that there's a different motivation for
keeping the Sabbath than in the Commandment that we find in Exodus chapter 20. Deuteronomy 5:12 through 15, it’s very similar to the Commandment in
Exodus 20; but there's one significant difference. It says, “12 ‘Observe
the Sabbath day, to keep it holy, as the Lord your
God commanded you. 13 Six
days you shall labor and do all your work, 14 but the seventh day is the Sabbath of the Lord your
God. In it you shall
do no work: you, nor your son, nor your daughter, nor your male servant, nor
your female servant, nor your ox, nor your donkey, nor any of your cattle, nor
your stranger who is within
your gates, that your male servant and your female servant may rest as well as
you…” And now notice the motivation
clause, “…15 And remember that you were a slave in the land of
Egypt, and the Lord your
God brought you out from there by a mighty hand and by an outstretched
arm; therefore, the Lord your
God commanded you to keep the Sabbath day.”
What is the motivation for keeping the Sabbath in Deuteronomy 5? It is in
commemoration of their emancipation from bondage.
Di Ulangan 5:12-15 Sabat yang
diberikan kepada Israel sebagai tanda dari pembebasan mereka dari perbudakan di
Mesir, itu harus diberi lebih dari
sekadar perhatian sesaat. Maka Sabat menjadi suatu tanda
dari pembebasan mereka dari belenggu Firaun, yang di Alkitab digambarkan
sebagai si naga besar. Nah, mari kita
baca Ulangan 5:12-15. Kalian akan
mendapatkan di sini ada motivasi yang beda untuk memelihara Sabat daripada yang
ada di Perintah yang terdapat di Keluaran pasal 20. Ulangan
5:12-15 itu amat mirip dengan Perintah di Keluaran 20; tetapi ada satu
perbedaan yang signifikan. Dikatakan, “12
Perhatikan hari Sabat untuk dipelihara kekudusannya, seperti yang diperintahkan kepadamu
oleh TUHAN, Allahmu. 13 Enam hari lamanya engkau harus bekerja dan melakukan segala pekerjaanmu,
14 tetapi hari ketujuh adalah hari Sabat TUHAN, Allahmu; pada hari itu jangan melakukan pekerjaan apa pun, engkau atau anakmu laki-laki, atau
anakmu perempuan, atau hambamu laki-laki, atau hambamu perempuan, atau lembumu,
atau keledaimu, atau hewan ternakmu yang
mana pun, atau orang asing yang di dalam pintu
gerbangmu, supaya hambamu laki-laki dan hambamu perempuan boleh beristirahat sama seperti engkau…” dan sekarang simak klausul motivasinya, “…15
Dan ingatlah, bahwa engkau dahulu adalah budak di tanah Mesir, dan bahwa TUHAN, Allahmu membawamu keluar dari sana dengan tangan yang kuat dan lengan yang terulur; itulah sebabnya TUHAN, Allahmu,
memerintahkan engkau untuk memelihara hari
Sabat.”
Apakah motivasi untuk memelihara Sabat di Ulangan 5? Itu untuk memperingati pembebasan
mereka dari perbudakan.
Let me ask you, were all of those that Jesus healed on Sabbath emancipated
in a certain sense from bondage? And what day did Jesus announce His mission to
do that in the synagogue in Nazareth? On the Sabbath day. None of this is a
coincidence. And so the Sabbath became a sign of emancipation for those in the individuals
who were healed on the Sabbath day.
Coba saya tanya, apakah semua orang yang disembuhkan
Yesus pada hari Sabat dalam pengertian tertentu terbebas dari belenggu? Dan
pada hari apa di sinagog Nazaret Yesus mengumumkan misiNya untuk melakukan itu?
Pada hari Sabat. Ini bukan suatu kebetulan. Maka Sabat menjadi tanda pembebasan mereka yang disembuhkan pada hari Sabat.
During His ministries ~ we’re at the middle of page 142 ~ during His
ministry the enemies of Jesus attempted to arrest Him many times, but they
could not. When He suggested to His disciples that they should return to
Galilee, His disciples strongly protested because they had tried to stone Jesus
in Galilee just before this time. And so the disciples were surprised. Notice
what we find in John 11:8, “8 The disciples said to Him, ‘Rabbi, lately
the Jews sought to stone You, and are You going there again?”
You can read John 8:58 and 59; John 10:30 and 33; which is right
before this episode that we're looking
at here, where they tried to stone Jesus in Galilee; and Jesus says, “We're
going back to Galilee, fellows.”
Now when the disciples protested, Jesus said something that was very, very strange.
Selama ministriNya ~ kita di
bagian tengah hal.142 ~ selama ministriNya, musuh-musuh Yesus berusaha
menangkapNya banyak kali, tetapi mereka tidak bisa. Ketika Dia mengusulkan
kepada murid-muridNya bahwa mereka harus kembali ke Galilea, murid-muridNya protes
dengan keras karena di Galilea sebelum ini orang-orang berusaha melempari Yesus dengan batu. Maka murid-murid heran. Simak apa yang ada di Yohanes
11:8, “8 Murid-murid itu
berkata kepada-Nya, ‘Rabi, terakhir ini
orang-orang Yahudi mencoba melempari Engkau, dan
Engkau masih mau ke sana lagi?…”
Kalian bisa membaca Yohanes 8:58-59; Yohanes 10:30 dan
33; yang tepat sebelum episode yang sedang kita baca di sini, di mana mereka
berusaha melempari Yesus di Galilea, dan Yesus berkata, “Kita akan kembali ke
Galilea.”
Nah, ketika para murid protes, Yesus mengatakan sesuatu
yang amat sangat aneh.
We find it in verse
9 of John 11. The reply of Jesus surprised the disciples. Jesus asked the
question, “9… ‘Are
there not twelve hours in the day?...” that's kind of a weird answer, isn't
it? They say, “Let's not go to Galilee.” Jesus says, “Are there not 12 hours in
a day?” What does that have to do with the suggestion that they made? Ah,
there's a deep truth here.
What did Jesus mean
when He said that there are 12 hours in the day? The answer is that Jesus
symbolically compared the length of His ministry to a 12-hour day. From
the beginning of His ministry till the end of His ministry, Jesus compared that
symbolically to a day.
v Hour # 1 would be when He began His ministry.
v Hour # 12 is when Jesus said “It is finished” and died on the
cross.
Kita temukan di Yohanes 11:9,
jawaban Yesus yang mengherankan para murid. Yesus mengajukan pertanyaan, “9… ‘Bukankah
ada dua belas jam dalam satu hari?…” ini jawaban yang aneh, bukan? Murid-murid berkata,
“Janganlah kita ke Galilea.” Yesus berkata, “…‘Bukankah
ada dua belas jam dalam satu hari?…” Apa hubungannya ini dengan usulan yang dibuat para murid?
Ah, ada kebenaran yang dalam di sini.
Apa yang dimaksud Yesus ketika Dia berkata bahwa ada 12 jam dalam satu hari?
Jawabannya ialah Yesus membandingkan
secara simbolis lamanya masa ministriNya dengan 12 jam dalam sehari.
Dari awal ministriNya hingga akhir ministriNya, Yesus menyamakan itu
secara simbolis dengan satu hari.
v Jam # 1 adalah ketika Dia memulai ministriNya.
v Jam # 12 adalah ketika Yesus berkata “Sudah selesai” (Yohanes 19:30) dan mati di salib.
This is what Jesus
meant in John 9:4 when He said the following words, “4 I must work the works of Him who
sent Me…” whose works are those? The Father's works.
“…4 I must work the works of Him who
sent Me while it is day…” what does the word “day” mean?
It's a
12-hour day, right? It's a symbolic day. And then He says, “…the night is coming…” that's when the
12-hour day ended, correct? Yes. “…the night
is coming when no one can work.” When Jesus died, did He continue
working? The day after He died did He continue working? No. What did He do? He
rested. Very significant point, we're going to see. During His 12-hour day,
Jesus worked incessantly for our Redemption, would you agree with that? When He
died on the cross, which is hour number 12, His work was what? Finished. And
this is why He cried out to His Father on the cross, what? “It is finished!” Which day was that?
Friday, that was Friday, the sixth day of the week. He says, “It is finished. My work is finished, My work
of Redemption is finished.”
Inilah yang dimaksud Yesus di Yohanes 9:4 ketika Dia
mengatakan kata-kata berikut, “4 Aku
harus mengerjakan pekerjaan Dia yang mengutus Aku…” pekerjaan siapakah
itu? Pekerjaan Bapa. “…4 Aku harus mengerjakan pekerjaan Dia
yang mengutus Aku, selama masih siang;…”
apa artinya kata “siang”? Itu adalah waktu selama 12 jam di siang hari, benar?
Itu hari yang simbolis.
Kemudian Dia berkata, “…akan
datang malam, saat tidak ada orang yang
dapat bekerja…” Ketika Yesus mati, apakah Dia lanjut bekerja? Pada hari
setelah Dia mati, apakah Dia melanjutkan bekerja? Tidak. Apa yang dilakukanNya?
Dia beristirahat. Poin yang sangat signifikan, nanti akan kita pahami. Selama
waktu siangNya yang 12 jam Yesus bekerja tanpa henti untuk Penebusan kita.
Apakah kalian setuju dengan itu? Ketika Yesus mati di salib, yang adalah jam #
12, pekerjaanNya apa? Selesai. Dan inilah mengapa Dia berseru kepada BapaNya,
di salib, apa? “Sudah selesai” (Yohanes 19:30) Hari apa itu? Jumat, itu hari Jumat, hari keenam di minggu itu. Dia berkata, “Sudah
selesai” PekerjaanKu
selesai. PekerjaanKu untuk menebus sudah selesai.”
Now here comes an
interesting detail. During His ministry Jesus repeatedly said that His hour had
not yet come. Have you read? They're all in the gospel of John. But it's very
significant, He said that “My hour has not come”. On a certain
occasion Jesus told the Jews that His Father had sent Him into the world and
His enemies were furious, and they wanted to arrest Him, they wanted to kill Him.
But notice why they were not able to kill Jesus at that point in the ministry
of Christ.
John 7:30 says, “30 Therefore they sought to take Him; but no
one laid a hand on Him, because His hour had not yet come.” It was not yet hour number what? Hour # 12.
Nah, ini ada detail yang menarik. Selama ministriNya
Yesus berulang-ulang berkata bahwa saatNya belum tiba. Pernahkah kalian baca?
Semuanya ada di injil Yohanes. Tetapi ini sangat signifikan, Dia berkata bahwa “SaatKu belum tiba”.
Pada suatu saat Yesus berkata kepada orang-orang Yahudi bahwa BapaNya telah
mengutus Dia ke dunia dan musuh-musuhNya murka, dan mereka mau menangkapNya,
mereka mau membunuhNya. Tetapi simak mengapa mereka tidak bisa membunuh Yesus
pada waktu ministri Kristus itu.
Yohanes 7:30 berkata, “30
Oleh karena itu mereka
berusaha menangkap Dia, tetapi tidak ada seorang pun yang menyentuhNya sebab saat-Nya belum tiba…”
Masih belum jam nomor berapa? Jam # 12.
On another occasion His enemies could not arrest Him, again because hour # 12, the hour of His passion had not come.
John 8:20, “20 These words
Jesus spoke in the treasury, as He taught in the temple; and no one
laid hands on Him, for His hour had not yet come.” While Jesus was
ministering during His symbolic day He didn't have anything to worry about,
there was no way in which they were going to arrest Him or kill Him because His
hour, hour # 12, had not yet come. So Jesus had no fear
to return to Galilee with His disciples because He was following the Father's
will. And He knew that He could rest secure because He could count on His
Father's protection. Jesus was in perfect peace as long as He followed the
Father's guidance. Are you understanding this point? It's crucial. We're going
to discover some amazing things here in the next few minutes.
Pada kesempatan lain,
musuh-musuhNya tidak bisa menangkapNya, lagi-lagi karena jam # 12, saat
penderitaanNya belum tiba. Yohanes 8:20, “20
Kata-kata itu diucapkan Yesus di tempat perbendaharaan, waktu Ia mengajar di
Bait Allah. Dan tidak seorang pun yang mencekalNya, karena
saat-Nya belum tiba…”
Ketika Yesus sedang melayani selama hari simbolisNya,
tidak ada apa pun yang perlu dikhawatirkanNya, tidak mungkin mereka akan bisa
menangkapNya atau membunuhNya karena saatnya, jam # 12,
belum tiba. Jadi Yesus tidak takut kembali ke Galilea bersama murid-muridNya
karena Dia sedang mengikuti kehendak BapaNya. Dan Dia tahu bahwa Dia boleh
merasa aman karena Dia bisa mengandalkan perlindungan BapaNya. Yesus merasa
aman dan tenang selama Dia mengikuti pimpinan BapaNya. Apakah kalian paham poin
ini? Ini krusial. Kita akan melihat beberapa hal yang mengagumkan di sini
sedikit waktu lagi.
However, on Thursday evening on the way to Gethsemane, Jesus changed His tune.
Let's notice what we find here. Jesus was about to experience the last few
minutes of His symbolic 12th hour. John 17:1 tells us that at this point Jesus
no longer said that His hour had not yet come, but now He's going to say, “My hour has come”. Notice John 17:1, “1 Jesus spoke
these words, lifted up His eyes to heaven, and said,…” this is on the way to Gethsemane, “… ‘Father, the hour
has come…” it was hour # 12, “…the hour
has come. Glorify Your Son, that Your Son also may glorify You…”
Namun, pada Kamis malam dalam
perjalanan ke Getsemani, Yesus mengubah nadaNYa. Mari kita simak apa yang kita
temukan di sana. Yesus akan mengalami menit-menit terakhir dari jam ke12
simbolisNya. Yohanes 17:1 mengatakan kepada kita, pada saat itu Yesus tidak
lagi berkata saatNya belum tiba, tetapi sekarang Dia akan berkata, “SaatKu telah tiba”.
Simak Yohanes 17:1, “1 Yesus
mengucapkan kata-kata ini, mengangkat mataNya
ke langit dan berkata,…” ini dalam perjalanan ke Getsemani,
“…‘Bapa, saatnya telah tiba;…” ini jam # 12,
“…saatnya telah tiba, permuliakanlah Anak-Mu, supaya Anak-Mu juga boleh mempermuliakan Engkau…’”
As stated before Jesus had worked to save humanity for three and a half
years, or for His symbolic 12-hour day; when the 12th hour arrived to the very
minute, He cried out on the cross, “It is finished”. Provision for Redemption of man was
complete, not by the work of man, but by the work of Christ. Said another way, man
was saved by the works of Christ, not by his own works.
Now here comes the interesting point. After crying out “It is finished” Jesus rested from His work of Redemption
in the tomb on the Sabbath, as He had done after He had finished Creation.
However, Jesus did not rest alone on the Sabbath. Luke 23:56 tells us that
the women who came to embalm His body rested the Sabbath day, according to the
Commandment. And we can also assume that the disciples also rested on the Sabbath
day according to the Commandment.
So as Jesus rested from His work of salvation which we had no part in, His
followers were resting as well outside the tomb. Jesus intended the rest of His
followers to be one of joyous anticipation of His resurrection. Jesus had
repeatedly told His disciples that He was going to go to Jerusalem, He was
going to be mistreated, He was going to be killed, and He would resurrect the
third day. If His followers had paid close attention to the words of Jesus,
what a day of joyous anticipation that Sabbath would have been. They would have
understood that Jesus was resting from His work of Redemption, and they would
have rested and rejoiced in His accomplishments for them. The key point to
remember here is that both Jesus and His disciples rested on the Sabbath
day according to the Commandment.
Seperti yang tadi sudah dikatakan, Yesus sudah bekerja
untuk menyelamatkan kemanusiaan selama tiga setengah tahun, atau selama siang hari simbolisnya
yang 12 jam. Ketika jam yang ke-12 tiba tepat pada menitnya, Dia berseru di
salib, “Sudah
selesai.” (Yohanes 19:30) Persediaan untuk Penebusan manusia sudah lengkap, bukan
oleh pekerjaan manusia, melainkan oleh pekerjaan Kristus. Dengan kata lain,
manusia diselamatkan oleh pekerjaan Kristus, bukan oleh perbuatannya sendiri.
Nah, sekarang poin yang menarik. Setelah berseru “Sudah selesai” (Yohanes 19:30) Yesus beristirahat dari pekerjaan PenebusanNya di dalam
kubur pada hari Sabat, sebagaimana yang dilakukanNya setelah Dia menyelesaikan
Penciptaan.
Namun, Yesus tidak beristirahat sendiri pada hari Sabat itu. Lukas
23:56 mengatakan kepada kita bahwa perempuan-perempuan yang datang untuk
merempahi jasad Yesus, beristirahat pada hari Sabat sesuai dengan Perintah Tuhan.
Dan kita juga bisa berasumsi bahwa para murid juga beristirahat pada hari Sabat
sesuai dengan Perintah Tuhan. Maka sebagaimana Yesus beristirahat dari
pekerjaan PenebusanNya di mana kita tidak punya andil, para pengikutNya juga
beristirahat di luar kubur. Yesus bermaksud istirahat para pengikutNya itu penuh
sukacita dalam mengantisipasi kebangkitanNya. Yesus sudah berulang-ulang
memberitahu pengikut-pengikutNya bahwa Dia akan ke Yerusalem, Dia akan
dianiaya, Dia akan dibunuh, dan Dia akan bangkit pada hari yang ketiga.
Andaikan para pengikutNya memperhatikan baik-baik kata-kata Yesus, maka Sabat
itu akan menjadi hari antisipasi yang penuh sukacita. Mereka akan mengerti
bahwa Yesus sedang beristirahat dari pekerjaan PenebusanNya, dan mereka akan
beristirahat dan bersukacita dalam pencapaianNya untuk mereka. Poin kunci yang
harus diingat di sini ialah baik
Yesus maupun murid-muridNya beristirahat pada hari Sabat itu sesuai dengan
Perintah Allah.
It is of more than passing interest that Christ's work of Redemption is
described with Creation terminology. Notice, for example 2 Corinthians 5:17,“ 17 Therefore, if
anyone is in
Christ, he is…” what? “…a new
creation; old things have passed away; behold, all things have become…” what? “…new.”
Is Redemption
described in the same terms as Creation? Yes. But this is Creation in Redemption,
it's not the Creation that we find in the book of Genesis.
Ephesians 2:8-9 tells us that our salvation was procured for us by Christ,
apart from our works. All the honor and the glory belong to Him because He's
the One that worked on our salvation. We did
none of the work.
Notice Ephesians 2:8 and 9, “ 8 For by grace you have
been saved through faith, and that not of yourselves; it is the gift of God, 9 not of works, lest
anyone should boast.” So we are saved by whose works? We are saved by the work of Christ, not by
our own work. Does that mean that we don't work? No! It means that we rest in His work
and then
we go to work.
Pekerjaan Penebusan Kristus
yang digambarkan dengan terminologi Penciptaan itu harus diberi lebih daripada
sekadar perhatian sesaat. Simak misalnya 2 Korintus 5:17, “17 Jadi jika seseorang ada di dalam Kristus, ia adalah…” apa? “…ciptaan
baru: yang lama sudah berlalu; lihatlah, semuanya
telah menjadi…” apa? “…baru…”
Apakah Penebusan
digambarkan dengan istilah yang sama seperti Penciptaan? Ya.
Tetapi ini adalah Penciptaan dalam Penebusan,
ini bukan Penciptaan yang kita lihat di kitab Kejadian.
Efesus 2:8-9 mengatakan kepada kita bahwa keselamatan
kita diperoleh Kristus bagi kita, tanpa perbuatan kita. Semua kehormatan dan
kemuliaan adalah milik Kristus karena Dialah yang mengerjakan keselamatan kita.
Kita tidak mengerjakan apa-apa. Simak Efesus 2:8-9, “…8
Karena oleh kasih
karunia kamu diselamatkan melalui iman, dan
itu bukan karena usaha kamu, itu adalah
pemberian Allah, 9 itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan sampai ada orang yang memegahkan dirinya…” Jadi kita diselamatkan oleh pekerjaan siapa? Kita diselamatkan oleh pekerjaan
Kristus, bukan pekerjaan kita sendiri. Apakah itu lalu berarti
kita tidak usah bekerja? Tidak! Itu
berarti kita beristirahat dalam pekerjaan Kristus, kemudian kita juga bekerja.
Notice verse 10 which many people don't read, they just read “not by works” so it doesn't really matter what I do or what I don't do. However, in
verse 10 the apostle informs us that once we have been created or recreated, or
redeemed, and have rested in what Jesus has done, we will begin to do the works
that He has prepared for us, to walk in them. So we rest before we walk. We rest
in what Jesus did, in the work of Jesus; then we rest, and then we go about to
work.
Notice verse 10, “ 10 For we are His
workmanship, created…” notice that “created” language, the
Creation language “…10 For we are His workmanship, created in Christ
Jesus for good works, which God prepared beforehand that we should walk in
them.”
Simak ayat 10 yang tidak dibaca banyak orang, mereka
hanya membaca “bukan hasil pekerjaanmu” maka tidak jadi soal apa yang saya buat atau
tidak berbuat. Namun, di ayat 10 si rasul memberitahu kita bahwa begitu kita sudah diciptakan
baru, atau ditebus, dan sudah beristirahat/berhenti dalam apa yang telah
dilakukan Yesus, kita mulai melakukan pekerjaan-pekerjaan yang telah
dipersiapkan Kristus bagi kita, untuk kita lakukan. Jadi kita beristirahat dulu
sebelum kita bekerja. Kita beristirahat (masuk ke perhentian)
dalam apa yang telah dilakukan Yesus, dalam pekerjaan Yesus; kita masuk
perhentian, lalu kita bekerja.
Simak ayat 10, “ 10 Karena kita ini karya Allah, diciptakan…” simak kata
“diciptakan” itu bahasa Penciptaan, “…10
Karena kita ini karya Allah,
diciptakan dalam Kristus Yesus untuk
melakukan perbuatan baik, yang telah dipersiapkan Allah sebelumnya, agar
kita harus hidup di dalamnya.”
It is of great interest that the disciples first rested in what Jesus had
done for them, and then they went out to all nations, to work for Him. Rest comes
before work. We rest in what He did first, and then we work His
works. Thus the weekly seventh-day Sabbath is a weekly sign or reminder
of His grace, His works for our salvation without our help or participation. As
in Creation also in Redemption, man did nothing to help Jesus work or to earn
what Jesus gave him. Jesus worked to give man the gift of Creation and
the gift of Redemption.
v Jesus did not
begin by resting but by working.
v In contrast man
does not begin by working but by resting, enjoying what Jesus made, and then
working.
Sangat menarik bahwa para murid lebih dulu beristirahat
dalam apa yang telah dilakukan Yesus bagi mereka, kemudian mereka pergi ke
segala bangsa untuk bekerja bagi Yesus. Istirahat/perhentian
dulu sebelum bekerja. Kita beristirahat dalam apa yang sudah Dia lakukan dulu,
kemudian baru kita mengerjakan pekerjaan-pekerjaanNya. Dengan
demikian, Sabat Hari Ketujuh setiap minggu adalah tanda mingguan atau pengingat
dari kasih karuniaNya, pekerjaanNya untuk keselamatan kita tanpa bantuan atau
partisipasi kita. Sebagaimana di Penciptaan demikian pula di Penebusan, manusia
tidak berbuat apa-apa untuk membantu Yesus dalam pekerjaanNya atau untuk
mendapatkan apa yang diberikan Yesus kepadanya sebagai imbalan. Yesus bekerja untuk memberikan
manusia karunia Penciptaan dan karunia Penebusan.
v Yesus tidak mulai dengan beristirahat, melainkan dengan
bekerja.
v Sebaliknya, manusia tidak mulai dengan bekerja melainkan
dengan beristirahat, menikmati apa yang telah dilakukan Yesus, baru kemudian
dia bekerja.
Jesus followed the same pattern in Redemption as He did at Creation. We
must remember that the Creator is also the Redeemer, correct? Who was the Creator? The Creator was Jesus,
right? “all things were made by Him”. So let me ask you, is the Redeemer the
same as the Creator? Absolutely! We need to remember this. It's the same
Person. So Creation and Redemption must follow the same pattern. After
doing all the work of Redemption on His 12-hour day, and after crying out “It is finished” when His 12-hour day concluded, Jesus
rested on the seventh-day Sabbath inside the tomb, while His followers rested
as the Commandment required outside the tomb. The words at Creation “thus the heavens and the earth and all the
host of them were finished” are parallel to
the cry of Jesus on the cross “It is
finished”, are you catching the picture? This is
Creation in Redemption, folks.
Yesus mengikuti pola yang sama di Penebusan sebagaimana
di Penciptaan. Kita harus ingat bahwa Sang
Pencipta juga adalah Sang Penebus, benar? Siapakah Sang
Pencipta? Sang Pencipta adalah Yesus, betul? “Segala sesuatu dijadikan melalui Dia” (Yohanes 1:3). Jadi coba saya tanya, apakah Sang Penebus sama dengan
Sang Pencipta? Tentu saja! Kita harus mengingat ini. Itu adalah Pribadi yang
sama. Maka Penciptaan dan Penebusan
harus mengikuti pola yang sama. Setelah melakukan semua
pekerjaan Penebusan selama 12 jam hariNya, dan setelah
berseru, “Sudah selesai”(Yohanes 19:30) ketika waktu 12
jamNya berakhir, Yesus beristirahat pada Sabat hari ketujuh di dalam kubur,
sementara pengikut-pengikutNya beristirahat sebagaimana yang ditentukan oleh
Perintah Allah, di luar kubur. Kata-kata Penciptaan, “1 Demikianlah
langit dan bumi dan segala isinya sudah selesai” (Kejadian 2:1) itu paralel dengan seruan
Yesus di salib “Sudah
selesai” (Yohanes 19:30), apakah kalian menangkap
gambarnya? Ini adalah
Penciptaan dalam Penebusan, Saudara-saudara.
Let me ask you, how did the disciples rest on that first Sabbath, on that
Sabbath while Jesus was in the tomb? Were they all happy and joyful, and they
were having a celebration? No! They were crying. Let me ask you, if they'd
really understood what was taking place, what would that Sabbath have been
~ if they believed what Jesus said that
He was going to be mistreated, He was going to be crucified, and He would resurrect
the third day ~ what would that Sabbath have been like? Oh, it would have been
a day of joyous anticipation. They would have said, “Jesus has worked for our
Redemption without any of our work. Now let's rest, let's keep the Sabbath in
commemoration of the work of Jesus. Let's rest in what He has done.”
Coba saya tanya, bagaimana istirahat para murid pada
Sabat pertama itu, Sabat sementara Yesus terbaring di dalam kubur? Apakah
mereka semuanya senang dan bersukacita, dan sedang membuat perayaan? Tidak!
Mereka sedang menangis. Coba saya tanya, seandainya
mereka benar-benar paham apa yang terjadi, seandainya mereka mempercayai apa
kata Yesus bahwa Dia akan dianiaya, Dia akan disalibkan, dan Dia akan bangkit
hari yang ketiga, Sabat itu akan seperti apa? Oh, Sabat itu akan menjadi hari antisipasi yang penuh sukacita. Mereka akan berkata, “Yesus sudah mengerjakan Penebusan
kita tanpa perbuatan kita sedikit pun. Marilah kita beristirahat, mari kita
pelihara Sabat ini sebagai peringatan pekerjaan Yesus. Marilah kita
beristirahat dalam apa yang telah dilakukanNya.”
Now let's pursue the link between Creation and Redemption just a little bit
further. During the first six days of Creation week, man did none of the work,
Jesus did it all. Let's read Genesis 1:31 through
chapter 2:1, and you know I must say that Genesis 2:1
belongs to chapter 1. Genesis 2:1 should be the last verse of the first chapter
and you're going to see the reason why. The chapter division is in the wrong
place. There are several places in the Bible where the chapter division is in
the wrong place. Remember that the chapter divisions did not come until much
later to help us be able to find verses. So it says, “31 Then God
saw everything that…” what? “…He had made, and indeed it was very good. So the evening
and the morning were the sixth day. 1 Thus the
heavens and the earth, and all the host of them, were…” what? “…were finished.”
Sekarang mari kita bahas
kaitan antara Penciptaan dan Penebusan sedikit lebih jauh lagi. Selama enam
hari pertama dari minggu Penciptaan, manusia tidak berbuat apa-apa, Yesus yang
melakukan semuanya. Mari kita baca Kejadian 1:31 hingga pasal 2:1. Dan kalian tahu, harus
saya katakan bahwa Kejadian 2:1 itu bagian dari pasal 1. Kejadian 2:1
seharusnya adalah ayat terakhir dari pasal 1, dan kalian akan melihat mengapa.
Pembagian pasalnya tidak di tempat yang tepat. Ada beberapa tempat di Alkitab
di mana pembagian pasalnya tidak tepat. Ingat bahwa pembagian pasal itu tidak
terjadi hingga jauh kemudian untuk membantu
kita bisa menumukan ayat-ayat. Jadi dikatakan,
“31 Maka Allah melihat segala yang…” apa? “…telah dijadikan-Nya
itu, dan sungguh itu amat baik. Maka petang itu dan pagi itu
adalah hari keenam. 1 Demikianlah
langit dan bumi dan segala isinya…” apa? “…sudah selesai.”
Did Adam-Eve
do any of the work? They didn't do any of the work. So do you think that they
were working on the seventh day while God was resting? No! What were they doing?
They were
resting with Jesus who had done all of the work. Is that true also in
Redemption?
Let's pursue this. On the seventh day Jesus rested from His works, and Adam
and Eve rested with Him although they had done none of the work. It is
inconceivable that Adam and Eve worked on the seventh day while Jesus rested
from His work. This is particularly true because the fourth Commandment
commands man to rest on the seventh day, because Jesus affirmed that the
Sabbath was made for man not for Himself. Man did not help Jesus create
anything, thus none of the glory in Creation belong to whom? To man. The praise
and honor belong to Jesus alone. Adam could not add anything to what Jesus had
created. Creation was full and complete, nothing needed to be added to it.
Jesus did it all. Is that true of Redemption as well? “Jesus did it all, all to Him I owe” that's the song that comes to
my mind.
Apakah Adam-Hawa
melakukan pekerjaan apa pun? Mereka tidak melakukan apa pun. Jadi menurut
kalian apakah mereka bekerja pada hari ketujuh selagi Allah beristirahat?
Tidak! Mereka lagi berbuat apa? Mereka sedang
beristirahat bersama Yesus yang telah melakukan semua pekerjaannya. Apakah begitu juga dengan Penebusan?
Mari kita bahas ini. Pada hari ketujuh Yesus berhenti
dari pekerjaanNya, dan Adam dan Hawa beristirahat bersama dengan Yesus,
walaupun mereka tidak mengerjakan apa-apa. Tidak masuk akal bahwa Adam-Hawa
bekerja pada hari ketujuh selagi Yesus beristirahat dari pekerjaanNya. Ini
terutama benar karena Perintah Keempat memerintahkan manusia untuk beristirahat
pada hari ketujuh, karena Yesus menegaskan bahwa Sabat itu dibuat untuk manusia
bukan dibuat untuk DiriNya sendiri. Manusia tidak membantu Yesus menciptakan
apa pun, maka tidak ada kemuliaan di Penciptaan yang milik siapa? Milik
manusia. Pujian dan kehormatan adalah milik Yesus sendiri. Adam tidak menambahkan
apa pun kepada apa yang diciptakan Yesus. Penciptaan sudah sempurna dan
lengkap, tidak ada yang perlu ditambahkan kepadanya. Yesus sudah melakukan
semuanya.
Apakah demikian juga untuk Penebusan? “Yesus telah
melakukan semuanya, aku berutang semuanya kepadaNya”, itulah lagu yang muncul
di benak saya.
However, after resting with the Lord on the seventh day, on the very
next day Adam and Eve began what? To work, as the Commandment requires,
because the Commandment says “six days you
shall labor and do all your work, the seventh day is the Sabbath of the Lord
your God”. That Commandment does not apply to
Adam and Eve until the conclusion of the first week. In other words, the fourth
Commandment applies to Adam and Eve beginning with the second week of human history.
You say, “Why is that?”
It's very simple. If God told Adam and Eve, “You know, today is the seventh
day, and you're resting with Me, and so now you're going to go out and you're
going to work on the following day.” Why would they begin working on the
following day? Because the fourth Commandment says, work six and rest the
seventh. Could God tell Adam and Eve that they were supposed to keep the fourth
Commandment that first week? No, it couldn't happen that way.
You say, “Why not?”
God did not tell
Adam and Eve to rest on the seventh day in fulfillment of the fourth
Commandment because they hadn't worked, right? Who had worked? God. Who rested? God. So Adam and Eve entered God's rest,
and then the Commandment the fourth Commandment kicks into action for Adam and
Eve, because now they can obey the fourth Commandment, they can copy what God
did, they can work six and now they can rest on the seventh day.
Namun, setelah beristirahat bersama
Tuhan pada hari ketujuh, hari
berikutnya Adam dan Hawa mulai apa? Bekerja, sebagaimana yang diminta oleh
Perintah Allah, karena Perintah itu berkata, “9 enam
hari lamanya engkau harus bekerja dan
melakukan segala pekerjaanmu, 10
tetapi hari ketujuh adalah hari Sabat TUHAN, Allahmu…” (Keluaran 20:9-10). Perintah ini tidak berlaku bagi Adam dan Hawa hingga
berakhirnya minggu yang pertama. Dengan kata lain, Perintah Keempat baru berlaku bagi Adam
dan Hawa mulai dari minggu kedua dalam sejarah manusia.
Kalian berkata, “Mengapa
begitu?”
Mudah. Allah berkata kepada
Adam dan Hawa, “Kalian tahu, hari ini adalah hari ketujuh dan kalian
beristirahat bersama Aku, maka pada hari berikutnya kalian harus keluar dan
kalian akan bekerja.” Mengapa mereka mulai bekerja hari berikutnya? Karena
Perintah Keempat berkata, bekerja enam hari dan beristirahat pada hari ketujuh.
Bisakah Allah berkata kepada Adam dan Hawa bahwa mereka seharusnya memelihara
Perintah Keempat pada minggu yang pertama itu? Tidak, tidak mungkin terjadi
begitu.
Kalian berkata, “Mengapa
tidak?”
Allah tidak
menyuruh Adam dan Hawa untuk beristirahat pada hari ketujuh untuk menuruti
Perintah Keempat karena mereka waktu itu belum bekerja, benar? Siapa yang telah
bekerja? Allah. Siapa yang beristirahat? Allah. Maka Adam dan Hawa memasuki perhentian Allah, kemudian
Perintah yang Keempat baru berlaku bagi Adam dan Hawa, karena sekarang mereka bisa mematuhi Perintah
Keempat itu, mereka bisa meniru apa yang dilakukan Allah, mereka
bisa bekerja enam hari dan sekarang mereka bisa beristirahat pada hari ketujuh.
However, after resting with the Lord on the seventh day on the very next day Adam
and Eve began to work as the Commandment requires.
v Thus they rested
in Christ's finished work on the seventh day,
v and began to
work the day after: the first day.
The first day therefore
is not a what? A rest day, but a work day.
Namun begitu, setelah
beristirahat bersama Tuhan pada hari ketujuh, hari berikutnya Adam dan Hawa
mulai bekerja sebagaimana yang diperintahkan oleh Perintah
Allah.
v Maka mereka beristirahat dalam pekerjaan Kristus yang
sudah selesai pada hari yang ketujuh,
v Dan mulai bekerja hari berikutnya: hari yang pertama.
Dengan demikian hari
pertama itu bukanlah apa? Hari
istirahat, melainkan itu hari kerja.
Jesus expected man to render Him loving obedience out of gratitude for what
He had accomplished, what God had accomplished. He expected man to care for the
garden and to have dominion over the earth. This would not add to any of Christ's
creative works, but would be a loving response to Him. For this reason, in
Exodus 20:8-11 God tells man to work six days and rest on the seventh, but man's work
begins after he has rested. From then on man would work six days and keep the
seventh day in remembrance of all that Christ did for him. Isn't that a
beautiful perspective of the Sabbath?
Yesus mengharapkan manusia memberiNya kepatuhan
berdasarkan kasih demi rasa syukur atas apa yang telah dilakukanNya, apa yang
telah dilakukan Allah. Dia mengharapkan manusia memelihara kebun itu dan menguasai bumi. Ini
tidak menambahkan apa pun kepada pekerjaan penciptaan Kristus, melainkan itu
menjadi respon yang penuh kasih kepadaNya. Demi alasan ini, di Keluaran 20:8-11 Allah
menyuruh manusia untuk bekerja enam hari dan beristirahat pada hari ketujuh,
tetapi pekerjaan manusia dimulai
setelah dia sudah beristirahat. Mulai dari waktu itu manusia akan bekerja enam
hari dan memelihara hari ketujuh untuk memperingati semua yang telah dilakukan
Kristus baginya. Bukankah ini perspektif yang indah dari Sabat?
Is it true of the Redemption, the same thing as in Creation? Absolutely. But
we have another way of approaching this. The manna story of Exodus also helps
us understand the Redemption meaning of the Sabbath.
The manna was more than physical food, I’m sure that you would agree. It symbolized
the Word that comes out of the mouth of God. Let's read it in
Deuteronomy 8:3, “ 3 So He humbled
you, allowed you to hunger, and fed you with manna which you did not
know nor did your fathers know,…” was manna real food? Did it have carbohydrates? Did it have proteins? Did
it have minerals? Did it have vitamins? It was a complete food. Yeah, it was
physical food. But the reason why God gave the manna was not primarily because
of the physical needs of Israel. He wanted to teach them a spiritual lesson.
What did the manna represent? It says, “…that He might make you know that man shall not live by bread alone;
but man lives by every word that
proceeds from the mouth of the Lord.”
What did the manna represent? The manna represents the Word of God. Who
is the Word of God? John 1:1-3, “1In the
beginning was the Word, and the Word was with God, and the Word
was God. 2 He
was in the beginning with God. 3 All things were made through Him, and without Him
nothing was made that was made.”
The Word is none less than Jesus. So the manna represented whom? The manna
represented Jesus.
Benarkah itu juga berlaku untuk Penebusan, sama dengan yang di
Penciptaan? Tentu saja. Tetapi ada cara lain untuk melihat ini. Kisah tentang
manna di Keluaran juga membantu kita untuk memahami makna Penebusan dari pemeliharaan Sabat.
Manna itu lebih dari makanan fisik,
saya yakin kalian setuju. Itu menyimbolkan
Firman yang keluar dari mulut Allah. Mari kita baca di Ulangan 8:3, “3 Jadi Ia merendahkan kamu membiarkan engkau lapar dan memberi engkau
makan manna, yang tidak kaukenal dan yang juga tidak dikenal oleh nenek
moyangmu…” apakah manna itu makanan nyata? Apakah
ada karbohidratnya? Apakah ada proteinnya? Apakah ada mineralnya? Apakah ada
vitaminnya? Itu adalah makanan yang lengkap. Iya, itu makanan nyata. Tetapi
alasan utamanya mengapa Allah memberikan manna bukanlah karena kebutuhan fisik
Israel. Allah mau mengajar Israel suatu pelajaran kerohanian. Apa yang disimbolkan oleh manna? Dikatakan, “…agar Dia boleh
membuat engkau tahu, bahwa manusia bukan
hidup dari roti saja, tetapi manusia hidup dari setiap
kata yang keluar dari mulut TUHAN.”
Apa yang dilambangkan manna? Manna melambangkan Firman Allah. Siapakah
Firman Allah? Yohanes 1:1-3, “1 Pada mulanya adalah Firman; dan Firman itu bersama-sama dengan Allah dan
Firman itu adalah Allah. 2 Ia pada mulanya bersama-sama dengan
Allah. 3 Segala sesuatu dijadikan melalui
Dia, dan tanpa Dia tidak ada suatu pun yang telah jadi, dijadikan.”
Firman tidak lain adalah Yesus. Maka manna melambangkan
siapa? Manna melambangkan Yesus.
Now let's go to 1 Corinthians 10:1-4 where Paul adds some information about
the manna. “1 Moreover,
brethren, I do not want you to be unaware that all our fathers were
under the cloud, all passed through the sea, 2 all were baptized into
Moses in the cloud and in the sea, 3 all ate the same…” what kind of food? “…spiritual
food, 4 and
all drank the same…” what? “…spiritual drink. For they drank of that spiritual Rock
that followed them, and that Rock was Christ.” So whom did the manna represent spiritually
speaking? It represented Jesus.
Sekarang mari kita
ke 1 Korintus 10:1-4 dimana Paulus menambahkan informasi mengenai manna. “1 Lagi pula,
saudara-saudara, aku tidak mau kamu tidak
menyadari, bahwa nenek moyang kita semua berada di bawah perlindungan
awan, semua telah melintasi laut. 2
semua telah dibaptis dalam Musa di awan dan di laut; 3 semua sudah makan makanan…” apa?
“…makanan rohani yang sama, 4 dan semua sudah minum…” apa? “…minuman rohani yang sama. Sebab mereka sudah minum dari Batu rohani yang mengikuti
mereka, dan Batu itu ialah Kristus…” Jadi manna
itu melambangkan siapa bicara secara spiritual? Itu melambangkan Yesus.
Let's go to the New Testament and have Jesus Himself tell us. John 6:48
through 50. Jesus speaks here and He says, “48 I am the Bread of life. 49 Your fathers ate the
manna in the wilderness, and are dead. 50 This is the Bread which comes down from heaven, that
one may eat of it and not die…” so who was represented by the manna? Jesus.
He says, “I am the Bread of life. I am
the manna”, is what Jesus is saying. But now comes a very important point.
The manna did not represent Jesus in general terms, it represented something
specific about Jesus. This is where we have to read the very next verse, verse
51. We just read verses 48-50 where Jesus says “I am the bread”, now we need to read verse 51. Jesus says, “…51 I am the living Bread which came down from
heaven. If anyone eats of this bread, he will live forever; and the bread
that I shall give is…” what? Important
detail. The manna not only represented Jesus in general terms, the manna
represented what? The flesh of Jesus. So He says,
“…the bread that I shall give is My flesh, which I shall give for the
life of the world.’…”
Mari kita ke Perjanjian Baru
dan mengizinkan Yesus sendiri memberitahu kita. Yohanes 6:48-50, di sini Yesus
berbicara dan Dia berkata, “48 Akulah roti hidup. 49 Nenek
moyangmu telah makan manna di padang gurun dan mereka mati. 50 Inilah roti yang turun dari
sorga, agar orang
boleh memakannya dan tidak mati…” Jadi siapa yang
dilambangkan manna? Yesus. Dia berkata, “Akulah Roti hidup. Akulah manna”, itulah yang dikatakan Yesus. Tetapi
sekarang ada poin yang sangat penting. Manna itu tidak
melambangkan Yesus secara umum, itu melambangkan sesuatu yang khusus tentang
Yesus. Di sinilah kita harus membaca ayat berikutnya, ayat 51. Kita baru
membaca ayat-ayat 48-50 di mana Yesus berkata, “Akulah Roti itu”, sekarang kita
harus membaca ayat 51. Yesus berkata, “…51Akulah roti hidup yang telah turun dari sorga. Jikalau
seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya dan roti yang akan Kuberikan itu ialah…” apa? Detail yang penting. Manna itu tidak hanya
melambangkan Yesus secara umum, manna
itu melambangkan apa? Daging
Yesus. Jadi Yesus berkata, “…roti yang
akan Kuberikan itu ialah daging-Ku, yang akan Kuberikan supaya dunia hidup.’…”
So if Jesus is saying “I’m the manna”, where would we
have to go to fully understand in what sense Jesus is the manna? Would it
perhaps be well to go back to the Old Testament where in the first place you
find manna? How can you understand Jesus saying “I am the manna” if you don't have the story from the Old
Testament?
You say, “Oh but this is for New Testament Christians.”
Yeah, but you can't understand the New Testament meaning of the manna
without first understanding the Old Testament meaning.
Jadi jika Yesus mengatakan, “Akulah
manna”, ke mana kita harus pergi untuk
bisa memahami sepenuhnya dalam
pengertian apa Yesus itu manna? Apakah
sebaiknya kembali ke
Perjanjian Lama di mana pertama kalinya kita menemukan manna? Bagaimana kita
bisa memahami Yesus berkata, “Akulah manna” jika kita tidak punya ceritanya dari
Perjanjian Lama?
Kalian berkata, “Oh, tapi ini kan untuk orang Kristen
Perjanjian Baru.”
Iya, tetapi kita tidak bisa mengerti makna Perjanjian
Baru dari mana tanpa lebih dulu memahami maknanya di Perjanjian Lama.
So let's go back to Exodus chapter 16. What happened with the manna if the manna
was picked up from one day to another other than Friday for Sabbath? Two things
happened. Let's read Exodus 16:19 and 20. “ 19 And Moses said, ‘Let no
one leave any of it till morning.’ 20 Notwithstanding they did not heed Moses. But
some of them left part of it until morning, and it bred worms and stank. And
Moses was angry with them.”
What two things happened to the manna when it was saved from one day to the
other, other than Friday for Sabbath?
1. It bred worms
2. and it stank.
Well, this is some strange bread. You
know you can go to the supermarket and buy a loaf of bread and save it for the
next day, it doesn't breed worms and stink. This was unusual bread, clearly
this was not ordinary bread. What is it that breeds worms and stinks? A
decomposing body is what breeds worms and stinks. When Jesus commanded the
stone to be removed from the tomb of Lazarus,
the people complained, his body stinks. But here comes the amazing
thing. When
the manna was saved from Friday for Sabbath, it was as fresh on Sabbath as it
had been on Friday. And the manna represents what? It represents the flesh
of Jesus.
Jadi mari kita kembali ke Keluaran pasal 16. Apa yang
terjadi pada manna itu jika manna itu dipungut hari ini untuk hari berikutnya
selain pada hari Jumat untuk hari Sabat? Dua hal terjadi. Mari kita baca Keluaran 16:19-20, “19 Dan Musa berkata, ‘Jangan
ada yang menyisakannya hingga keesokan harinya.’ 20 Namun begitu mereka tidak mendengarkan Musa. Tetapi
ada yang menyisakan sebagian darinya hingga
pagi, dan manna itu mengeluarkan ulat dan
berbau busuk. Dan Musa marah kepada mereka.”
Dua hal apa yang terjadi pada manna itu saat disimpan
dari satu hari ke hari berikutnya selain dari Jumat untuk Sabat?
1.
Manna itu mengeluarkan ulat
2.
dan berbau busuk.
Nah, ini roti yang aneh banget. Kalian tahu, bila kita ke
supermarket dan membeli roti dan menyimpannya untuk besoknya, roti itu tidak
mengeluarkan ulat dan berbau. Ini roti yang tidak biasa, jelas ini
bukan roti biasa. Apa yang mengeluarkan ulat dan
berbau busuk? Jasad yang rusak yang mengeluarkan ulat dan berbau busuk. Ketika
Yesus memerintahkan batu disingkirkan dari kubur Lazarus, orang-orang mengeluh
jasadnya berbau busuk. Tetapi di sini ada hal yang aneh. Ketika manna disimpan dari Jumat untuk Sabat, dia tetap
segar pada hari Sabat seperti keadaannya pada hari Jumat. Dan manna itu melambangkan
apa? Dia melambangkan daging
Yesus.
Now let's go to Exodus 16:23-24 where it describes what happened to the
manna when it was picked up on Friday and saved for Sabbath. It says here, “23 Then he
said to them…” this is Moses speaking,
“...‘This is what the Lord has said: ‘Tomorrow is a Sabbath rest, a holy
Sabbath to the Lord. Bake
what you will bake today, and
boil what you will boil; and lay up for yourselves all that remains, to be kept
until morning.’ 24 So
they laid it up till morning, as Moses commanded; and it did not stink,
nor were there any worms in it.”
What does the manna represent? It represents the flesh of Christ.
Sekarang mari ke Keluaran 16:23-24 di mana digambarkan
apa yang terjadi pada manna itu bila dia
dipungut pada hari Jumat dan disimpan untuk Sabat. Dikatakan di sana, “23 Lalu dia berkata kepada mereka,…” ini Musa yang
berbicara, “…‘Inilah yang telah dikatakan TUHAN: ‘Besok adalah hari
perhentian Sabat, Sabat yang kudus bagi
TUHAN. Panggang apa yang mau kamu panggang
hari ini, dan rebus apa yang mau kamu rebus; dan kumpulkan
untuk dirimu semua yang sisa, untuk disimpan sampai pagi.’ 24 Maka mereka menyimpannya
hingga keesokan paginya seperti yang
diperintahkan Musa, dan itu tidak berbau
busuk dan tidak ada ulat di dalamnya.”
Manna itu melambangkan apa? Itu melambangkan daging
Kristus.
Now when I was growing up, my parents used this story and they
said this teaches us that we're supposed to keep the Sabbath. But in the course
of several years I’ve discovered that that is a good explanation, but it's
devoid of Christ. You see, the manna episode has to be connected with Christ
because it
gives us the reason why we're supposed to keep the Sabbath. Not only
the manna teaches we're supposed to keep the Sabbath, but it tells us why. So let's
pursue this.
Why didn't the manna breed worms and stink on the Sabbath? The gospels have
the answer. The gospels make it clear that Jesus died on the sixth day of the
week, that would be Friday. He rested in the tomb on the seventh day, that
would be the Sabbath. And He resurrected on the first day of the week. Let's
read it from the Bible, Luke 23:54 to 56, “ 54 That day was the
Preparation…” what is the
preparation day? Friday. “…54 That day was the
Preparation and the Sabbath drew near…” in other words, the Sabbath was about to come. “…55 And the women who had come with Him from
Galilee followed after, and they observed the tomb and how His body was
laid. 56 Then
they returned and prepared spices and fragrant oils. And they rested on
the Sabbath according to the commandment.”
v So what day did
Jesus die? Preparation day.
v What day did
Jesus rest? He rested in the tomb on the Sabbath day.
v What day did He resurrect?
He resurrected on the very next day, the first day of the week.
Nah, ketika saya masih remaja, orangtua saya memakai
kisah ini dan mereka berkata, ini mengajar kita bahwa kita harus memelihara
hari Sabat. Tetapi selama beberapa tahun saya sudah menemukan bahwa
memang itu penjelasan yang bagus tetapi itu tidak melibatkan Kristus.
Kalian lihat, episode manna harus
terkait dengan Kristus karena episode itu memberi kita alasannya mengapa kita
harus memelihara Sabat. Manna ini tidak hanya mengajar kita
bahwa kita harus memelihara Sabat, melainkan dia memberitahu kita alasannya mengapa. Jadi mari kita bahas ini.
Mengapa manna itu tidak
mengeluarkan ulat dan berbau busuk pada hari Sabat? Kitab-kitab injil
memberikan jawabannya. Kitab-kitab injil membuatnya jelas bahwa Yesus mati pada
hari keenam di minggu itu, yang adalah hari
Jumat. Dia beristirahat di dalam kubur pada hari ketujuh, yang adalah hari
Sabat. Dan Dia bangkit pada hari pertama dari minggu itu. Mari kita baca dari Alkitab, Lukas 23:54-56, “54
Dan hari itu adalah Hari Persiapan…” hari Persiapan itu apa? Jumat. “…54 Dan hari
itu adalah Hari Persiapan dan Sabat sudah
dekat…” dengan kata lain Sabat segera menjelang. “…55 Dan perempuan-perempuan yang datang
bersama-sama dengan Yesus dari Galilea, mengikuti,
dan mereka melihat kubur itu dan bagaimana jasad-Nya
dibaringkan. 56 Lalu mereka kembali
dan menyediakan rempah-rempah dan minyak-minyak
yang harum. Dan mereka beristirahat pada hari Sabat menurut Perintah
TUHAN.”
v Jadi Yesus mati di hari apa? Hari Persiapan.
v Hari apa Yesus beristirahat? Dia beristirahat dalam kubur
pada hari Sabat.
v Hari apa Dia bangkit? Dia bangkit keesokan harinya, hari
pertama minggu itu.
Now as we have seen, in the mid-afternoon of the sixth day, Jesus said, “It is finished”. He had made provision for the salvation of
the human race. His work for salvation was completed. The provision for the
work of salvation was completed. He had lived a perfect life, and weaved a robe
of perfect righteousness. And He had borne the load of sin for those who are
sinners in the world, which is everyone. No doubt for the followers of Jesus
that Sabbath was a day of anguish, sorrow, and restlessness. However, if they
had fully understood, as I said before, the messianic meaning of the episode of
the manna, their rest would have been totally different; it would have been a
day of joyous rest and celebration of Christ's finished work of Redemption.
They would have truly entered Christ's rest with Him. The Creator was Jesus, so
this was actually Jesus’ rest from His work of Redemption. They would have
rested in His accomplishments, not theirs.
Nah, seperti yang sudah kita lihat, di pertengahan petang
hari keenam, Yesus berkata, “Sudah selesai.” (Yohanes 19:30) Dia telah membuat persediaan bagi keselamatan umat
manusia. PekerjaanNya untuk keselamatan sudah selesai. Pekerjaan untuk persediaan
keselamatan sudah selesai. Dia sudah menghidupkan hidup yang sempurna, dan
merajut sebuah jubah kebenaran yang sempurna. Dan Dia telah memikul beban dosa
bagi mereka yang adalah pendosa-pendosa di dunia, yaitu semua orang. Tidak
diragukan, bagi para pengikut Yesus hari Sabat itu adalah hari penuh
penderitaan, kesedihan, dan kegelisahan. Namun, seandainya mereka benar-benar
paham ~ seperti yang sudah saya katakan ~ tentang makna mesianik dari episode
manna, maka istirahat mereka pastilah akan sangat berbeda; hari
itu akan menjadi hari perhentian yang penuh sukacita untuk merayakan rampungnya
pekerjaan Penebusan Kristus. Mereka akan benar-benar masuk ke perhentian
Kristus bersamaNya. Sang Pencipta adalah Yesus, jadi sesungguhnya ini adalah
perhentian Yesus dari pekerjaan PenebusanNya. Mereka akan beristirahat dalam
pencapaianNya, bukan pencapaian mereka.
Now here's an important point. Some believe that Jesus purposely chose to
resurrect on Sunday because He wanted His church to know that Sunday was holy
and that it should be observed from that point on, to celebrate His
resurrection. However, understanding the manna episode helps us understand that
the important day was not Sunday but the Sabbath. If Jesus had to rest on the Sabbath in the
tomb to fulfill what the manna taught, da! what day was He going to resurrect? The
very next day. But the important day is the day that He rested in the tomb,
it's not the day that He resurrected. Are you following me or not? He had to
rest in the tomb on the Sabbath, like He did after His work of Creation.
That means that He would have had to resurrect the next day, on the first day
of the week. So it wasn't the first day of the week that was holy, it was the
seventh day of the week that was holy.
Nah, ini poin yang penting. Ada yang meyakini bahwa Yesus
sengaja memilih untuk bangkit pada hari Minggu karena Dia mau gerejaNya tahu
bahwa hari Minggu itu kudus dan sejak saat itu hari Minggu harus dipelihara
untuk merayakan kebangkitanNya. Namun dengan memahami episode manna, itu
membantu kita untuk mengerti bahwa hari yang penting bukan hari Minggu
melainkan hari Sabat. Jika Yesus harus beristirahat pada
hari Sabat di dalam kubur untuk menggenapi apa yang diajarkan manna,
da! Hari apa Dia akan bangkit?
Keesokan harinya. Tetapi hari yang penting adalah hari Dia harus beristirahat
di dalam kubur, bukan hari Dia bangkit. Apakah kalian mengikuti saya atau
tidak? Dia harus beristirahat di dalam
kubur pada hari Sabat seperti yang Dia lakukan setelah pekerjaanNya mencipta.
Itu berarti Dia harus bangkit keesokan harinya, hari pertama dari minggu itu. Jadi bukan
hari pertama dari minggu itu yang kudus, justru hari ketujuh dari minggu itu
yang kudus.
Top of page 149. As we have seen the manna represented the flesh of Jesus,
what happened to the flesh of Jesus when His body rested in the tomb on the
Sabbath? Now we come to the center of
this whole thing. What happened to the flesh of Jesus when His body rested in
the tomb? Well, let me ask another question before that one. What would have
happened with a normal everyday body that was not the body of the Messiah, what
would have happened with a common ordinary body if a person died on Friday,
what would have happened? The process of decomposition would have begun, that
would eventually lead that person's body to stink and to breed worms. By the
way physicians say that the process of decomposing begins shortly after death.
So the process would have begun. But let me ask you this, what happened to the body of
Jesus or the flesh of Jesus when He died and He rested in the tomb on
the Sabbath? It was just as fresh on Sabbath as it had been on Friday because He was the
manna. Amazing! There's much more, there's much more under the text.
But we have to engage the text. There has to be something Christ-centered in
the manna. You know, it's not only that well, manna didn't fall on Sabbath, so we have to keep the Sabbath. No, No!
That's devoid of Christ. You have manna in Exodus 16, if you want to
understand the Christ-centered meaning of the manna, you have to go to Jesus in
the New Testament, you have to connect the two testaments.
Bagian atas hal. 149. Seperti yang sudah kita lihat,
manna melambangkan daging Yesus, apa yang terjadi pada daging Yesus ketika
jasadNya beristirahat di dalam kubur pada hari Sabat? Sekarang kita tiba di
pusat seluruh masalah ini. Apa yang terjadi pada daging Yesus ketika jasadNya
beristirahat dalam kubur? Nah, coba saya tanyakan pertanyaan yang lain dulu. Apa yang
bisa terjadi pada jasad biasa yang bukan jasad Mesias, apa yang bisa terjadi
pada jasad manusia biasa yang mati pada hari Jumat, apa yang akan terjadi?
Proses pembusukan sudah akan mulai, yang akhirnya akan membuat jasad itu berbau
busuk dan mengeluarkan ulat. Nah, para dokter mengatakan bahwa proses
pembusukan sudah dimulai tidak lama setelah kematian. Maka prosesnya sudah
dimulai. Tetapi coba saya tanya ini, apa yang terjadi pada jasad Yesus, atau daging Yesus ketika Dia
mati dan beristirahat di dalam kubur pada hari Sabat? JasadNya tetap sama segarnya pada hari Sabat seperti ketika pada hari
Jumat, karena Dialah
mannanya. Luar
biasa! Ada banyak, jauh lebih banyak makna ayat itu. Tetapi kita harus mengupas
ayat itu. Harus ada sesuatu yang berpusat pada Kristus dalam manna itu. Kalian
tahu, bukan hanya itu, nah, manna tidak dicurahkan pada hari Sabat, jadi kita
harus memelihara Sabat. Tidak, tidak! Itu tidak melibatkan Kristus. Manna ada di Keluaran
16, jika kita mau memahami makna manna yang berpusat pada Kristus, kita harus
pergi ke Yesus di Perjanjian Baru, kita harus menghubungkan kedua Perjanjian.
One of the fundamental mistakes of the Christian world is they say “Oh,
we're New Testament Christians.” There's no such thing as a New Testament
Christian. We are Bible Christians, Old and New Testament. You cannot understand
the New Testament without the Old. Imagine Jesus saying, if there was no Old Testament,
v “I am the manna
that came down from heaven”. Manna? What's
that?
v “I am the lamb
of God who takes away the sin of the world.” It doesn't look like He has four legs. I’m not intending to be
sacrilegious, I just want to make a point.
You cannot
understand the New Testament without the Old. So the title of this
seminar is a misnomer, you know, “What Jesus Said To New Testament Christians”.
The only reason I gave that title is because there's so many Christians who
say, “Oh we're New Testament Christians, you're Old Testament Christians
because you keep the Sabbath.” Are you following me or not?
Salah satu kesalahan fundamental dunia Kristen ialah
mereka berkata, “Oh, kami ini Kristen Perjanjian Baru.” Tidak ada yang namanya
Kristen Perjanjian Baru. Kita ini Kristen Alkitab, Perjanjian Lama dan Perjanjian
Baru. Kita tidak bisa memahami Perjanjian Baru tanpa yang Lama. Andaikan tidak
ada Pernjanjian Lama, bayangkan jika Yesus berkata,
v “Akulah manna yang
turun dari Surga” Manna? Apa itu?
v “Akulah Domba Allah
yang mengangkat dosa dunia” Dia kan tidak punya empat kaki. Saya tidak bermaksud
bersikap sakrileji, saya hanya mau menekankan pendapat.
Kita tidak
bisa memahami Perjanjian Baru tanpa yang Lama. Maka judul
seminar ini adalah suatu kesalahan istilah, kalian tahu, “Apa Kata Yesus
kepada Kristen Perjanjian Baru”. Satu-satunya alasan mengapa saya memakai judul
ini ialah karena ada begitu banyak orang Kristen yang berkata, “Oh, kami ini
Kristen Perjanjian Baru, kalian itu Kristen Perjanjian Lama karena kalian
memelihara Sabat.” Apakah kalian mengikuti saya atau tidak?
Now you say, “Well, how do you know that this is the meaning?”
Well, we have to see what the Bible has to say about the flesh of Jesus
while He was in the tomb.
You say, “Well, you're just assuming that His body did not corrupt in the
tomb while He rested in the tomb.”
I’m not assuming anything. Let's go to Psalm 16:8 through 10, which is a
Messianic prophecy about Jesus being in the tomb on the Sabbath day. Here David
is writing about Jesus, he's not writing about himself, he's writing about
Jesus. “8 I have set
the Lord always
before Me; because He is at
My right hand I shall not be moved. 9 Therefore My heart is glad,…” this is Jesus speaking a thousand years before it occurs about what He's
going to experience “…9 Therefore My heart is glad, and My glory rejoices…” notice this, “…My flesh also will rest in hope…” what happened with His flesh? It rested.
Why? Because it was the Sabbath, and the Sabbath is the day of rest. And then
verse 10, “…10 For You will not leave…”
I’m reading from the NIV “…You will not leave Me in the grave, nor
will You allow Your Holy One to see corruption.” That's a messianic prophecy.
Sekarang kalian berkata, “Nah, dari mana kita tahu bahwa
inilah maknanya?”
Nah, kita harus melihat apa kata Alkitab tentang daging
Yesus selagi Dia masih di dalam kubur.
Kalian berkata, “Nah, Anda hanya berasumsi bahwa jasadNya
tidak membusuk di kubur selagi Dia beristirahat di dalam kubur.”
Saya tidak mengasumsikan
apa-apa. Mari kita ke Mazmur 16:8-10 yang adalah nubuatan mesianik
tentang Yesus berada di dalam kubur pada hari Sabat. Di sini Daud menulis
tentang Yesus, dia tidak menulis mengenai dirinya sendiri, dia menulis tentang
Yesus. “8 Aku menempatkan TUHAN
senantiasa di depanKu; karena Ia di sebelah tangan kananKu, Aku tidak tergoyahkan. 9 Sebab
itu hatiKu bergembira…” ini Yesus yang
berbicara seribu tahun sebelum terjadinya apa yang akan Dia alami. “…9 Sebab
itu hatiKu bergembira dan kemuliaanKu bersukacita…” simak ini, “…dagingKu juga akan beristirahat dalam harapan…” apa yang terjadi
dengan dagingNya? Beristirahat. Mengapa? Karena waktu itu Sabat, dan Sabat
adalah hari perhentian. Kemudian ayat 10, “…10 Sebab
Engkau tidak akan meninggalkan…” saya membaca dari NIV,
“…Engkau tidak akan meninggalkan Aku di dalam
kubur, maupun membiarkan Orang Kudus-Mu
melihat pembusukan.”
Ini sebuah nubuatan mesianik.
You say, “Well how do you know it's a messianic prophecy?”
Because Peter
quoted it on the day of Pentacost. Let's go to Acts 2:25-27 and then we'll read
verse 31 where Peter applies this prophecy from the book of Psalms to Jesus
Christ. It says there in Acts 2:25, “25 … ‘I saw the Lord…” he's quoting this passage from the Psalms “…‘I saw the Lord always before
Me. Because He is at My right hand, I will not be shaken. 26 Therefore My heart is
glad and My tongue rejoices; My body also will…” live in hope, other versions
say, “…rest in hope, 27 because You will not abandon Me to the grave nor
will You allow Your Holy One see decay….” and then in verse 31 Peter applies this
prophecy to Christ. Verse 31, “ 31 he…”
David
“…seeing what was ahead, he spoke of the resurrection of the Messiah
(Christ), that he was not abandoned to the grave, nor did his body see decay.”
Kalian berkata, “Nah, dari mana kita tahu itu nubuatan
Mesianik?”
Karena Petrus mengutipnya pada hari Pentakosta. Mari kita
ke Kisah 2:25-27 kemudian kita akan membaca ayat 31 di mana Petrus
mengaplikasikan nubuatan ini dari kitab Mazmur kepada Yesus Kristus.
Dikatakan di Kisah 2:25, “25 …‘Aku memandang Tuhan…” dia mengutip ini dari Mazmur “…‘Aku
memandang Tuhan senantiasa di depanKu. Karena
Ia ada di tangan
kananKu, agar Aku tidak goyah. 26
Itulah sebabnya hatiKu bersukacita dan lidahKu bersorak-sorak. TubuhKu juga akan…”
hidup dalam pengharapan, versi lain
mengatakan “…beristirahat dalam pengharapan,
27 karena Engkau
tidak akan meninggalkan Aku di kubur, maupun
membiarkan Orang Kudus-Mu melihat pembusukan.”
So why do we observe the Sabbath when it comes to Redemption? Because we
keep the Sabbath simply because we say Jesus worked out our salvation in His
12-hour day. His 12-hour day ended on a Friday, He was buried shortly before
the Sabbath, and He rested from His works of Redemption, and we are to
enter His rest to commemorate His works of Redemption. Are you
following me?
So we have two reasons for keeping the Sabbath: Creation and what? And
Redemption. A double reason.
Jadi mengapa kita memelihara Sabat sehubungan dengan
Penebusan? Kita memelihara Sabat semata-mata karena kita berkata Yesus telah
mengerjakan keselamatan kita dalam hariNya yang 12 jam. HariNya yang 12 jam itu
berakhir pada hari Jumat, Dia dikuburkan tidak lama sebelum Sabat, dan Dia
beristirahat dari pekerjaan PenebusanNya, maka kita harus masuk ke perhentianNya untuk memperingati
pekerjan PenebusanNya. Apakah kalian mengikuti saya?
Jadi kita punya dua alasan untuk memelihara Sabat:
Penciptaan dan apa? Dan Penebusan. Alasan rangkap.
Now let's go to some questions and answers.
Christians commonly refer to Sunday with the word “Sabbath”. That is so
confusing to me. You know there's so many individuals these days with the Covid
thing, that are pressuring to have once again “the Sabbath”. They say “the Sabbath” but they're
referring to Sunday. That's a total misnomer. You can't call Sunday the Sabbath.
Nowhere in the Bible does it say that Sunday is the Sabbath. This is not only
puzzling but absurd.
Luke 23:50 through chapter 24:1 gives us the clear sequence of days of the
death, burial, and resurrection of Christ.
v Clearly Jesus died on what Christians call
good Friday.
v It is also undoubtedly clear that Jesus
rested in the tomb on the Sabbath.
v And Jesus resurrected the first day of the
week, which Christians agree that it is Sunday, the first day of the week.
Sekarang mari kita ke beberapa tanya-jawab.
Orang-orang Kristen biasa menyebut hari Minggu dengan
kata “Sabat”. Ini begitu membingungkan saya. Kalian tahu, hari ini karena
adanya Covid, banyak individu yang mendesak untuk sekali lagi memberlakukan “Sabat”. Mereka mengatakan “Sabat”
tetapi yang mereka maksudkan ialah hari Minggu. Ini istilah yang
salah. Kita tidak bisa menyebut hari
Minggu itu Sabat. Di Alkitab sama sekali tidak pernah dikatakan
hari Minggu itu Sabat. Ini bukan hanya membingungkan tetapi juga tidak masuk
akal.
Lukas 23:50 hingga pasal 24:1 memberi kita urut-urutan
yang jelas tenang hari-hari kematian, penguburan, dan kebangkitan Kristus.
v Jelas Yesus mati pada hari
yang disebut orang-orang Kristen, Jumat Agung.
v Juga sangat jelas Yesus
beristirahat dalam kubur pada hari Sabat.
v Dan Yesus bangkit pada hari
pertama minggu itu, yang disetujui orang-orang Kristen itu adalah hari Minggu,
hari pertama dari minggu itu.
Being that Sunday is the first day of the week, not the seventh, it cannot
be called the Sabbath. I mean, do you have to really have a PhD to
understand this? It's absolutely simple. You don't have to have the wisdom of
Albert Einstein or king Solomon to understand that you cannot call Sunday the
Sabbath. Christians have trouble locating the Sabbath on the calendar, but they
have no problem locating Sunday. Many calendars in Europe now make Monday the
first day of the week, which would make Sunday the seventh day. Nice try, it's
crafty, but it won't work, because if Sunday is the seventh day of the week,
then Jesus actually resurrected which day? The seventh day of the week. Are you
following me? If the week begins on Monday, the following Sunday would be the
seventh day, but the Bible says that Jesus rested the seventh day, which would
be our Sabbath. So it's not possible.
Karena hari
Minggu adalah hari pertama dari setiap minggu, bukan hari
ketujuh, maka dia tidak bisa
disebut hari Sabat. Maksud saya, apakah kita harus benar-benar
punya gelar PhD untuk memahami ini? Ini sangat sederhana. Kita tidak perlu
punya akal Albert Einstein atau raja Salomo untuk memahami bahwa kita tidak
bisa menyebut hari Minggu itu Sabat. Orang-orang Kristen punya kesulitan
mencari tempat Sabat di kalender, tetapi mereka tidak punya kesulitan menemukan
hari Minggu. Banyak kalender di Eropa sekarang menjadikan hari Senin hari
pertama dari setiap minggu, yang membuat hari Minggu hari yang ketujuh. Akal
bagus, itu licik, tetapi itu tidak akan berhasil, karena jika hari Minggu
adalah hari ketujuh dari setiap minggu, maka jadinya Yesus bangkit hari apa? Hari
ketujuh dari minggu itu. Apakah kalian mengikuti saya? Jika setiap minggu itu
dimulai pada hari Senin, maka hari Minggu berikutnya akan menjadi hari ketujuh. Tetapi Alkitab
berkata bahwa Yesus beristirahat pada hari ketujuh, yang adalah hari Sabat
kita. Jadi itu mustahil.
Some Christians claim that the sequence of days of the week has been lost and
therefore we cannot know which day is the Sabbath. Needless to say that would
mean that Sunday has been lost also. The fact is that practically all Christians
agree that the sequence of days on our calendar today goes all the way back to
the days of Christ. This being the case, the Sabbath today is the same Sabbath of the days
of Christ.
However, someone might object. How do you know that the Sabbath in the days
of Jesus is the same Sabbath of Creation? Simple. Jesus created the Sabbath, and He would
not have kept the wrong day. As we shall see in the next lesson, the
apostles kept the Sabbath long after Jesus died on the cross. In fact Jesus
predicted that 40 years after His resurrection the Sabbath would still be kept.
Ada orang-orang Kristen yang mengklaim bahwa susunan hari
dalam seminggu sudah berubah dan oleh karenanya kita tidak bisa tahu mana yang
hari Sabat. Tidak perlu dikatakan lagi itu kan berarti bahwa hari Minggu juga
sudah berubah. Faktanya ialah praktis semua orang Kristen setuju bahwa susunan
hari di kalender kita sekarang masih
sama seperti yang ada di zaman Kristus. Dengan
demikian, Sabat sekarang adalah Sabat yang
sama di zaman Kristus.
Namun mungkin ada yang menyatakan keberatan. Dari mana
kita tahu bahwa Sabat di zaman Yesus adalah Sabat yang sama di zaman
Penciptaan? Mudah. Yesus yang
menciptakan Sabat, dan Dia pasti tidak akan memelihara hari yang salah.
Sebagaimana yang akan kita lihat di pelajaran berikutnya, para murid tetap
memelihara Sabat lama setelah Yesus mati di salib. Bahkan Yesus
menubuatkan bahwa 40 tahun setelah
kebangkitanNya, Sabat masih akan tetap dipelihara.
“20
Dan berdoalah, supaya pelarianmu tidak
jatuh pada musim dingin maupun pada hari
Sabat” (Matius 24:20)
Now we have one final point that we need to cover. The Sabbath also has a prophetic
dimension. The Sabbath is not only a sign of Creation and a sign of
Redemption, but also a sign of the final re-creation and restoration of the world.
Isaiah 65:17 explains that God will make a new heaven and a new earth, where
there will be no more sorrow, pain, suffering, or death; which is picked up in Revelation
21:4. It will be a perfect world once more, as it was at the beginning. Once
again man will have nothing to do with the recreation, it will be the work of
Jesus alone, and it will be given to man by grace alone. At the beginning man
did not see God create anything, but those who are alive when Jesus creates a
new heavens and a new earth, will be eyewitnesses of Christ's awesome creative
power.
You say, “Are you saying that God is going to recreate, that Jesus is going
to recreate this world in seven days?”
Absolutely. I used to think that He was going to say let the whole new
world be and boom it's all there. But
as I’ve studied it more, Jesus is going to do what He did at the beginning,
He's going to work six days, to recreate the new heavens and the new earth. And
you're going to see the reason why I believe that.
So He'll recreate the seven day cycle. Do you know that the world
is not going to have the Sabbath during the Millennium? Ellen White
states as well as Matthew 24:29 that the sun, moon, and stars are
going to be moved out of their places at the voice of God at the second coming so you won't have the cycle of day or
night. There
will be a Sabbath in heaven during the Millennium but not on earth.
Nah, masih ada satu poin terakhir yang perlu kita liput. Sabat juga punya dimensi nubuat.
Sabat bukan hanya tanda Penciptaan dan tanda Penebusan,
melainkan juga tanda Penciptaan Baru dan Pemulihan dunia yang terakhir.
Yesaya 65:17 menjelaskan bahwa Allah akan menciptakan langit baru dan bumi baru,
di mana tidak ada kesusahan, sakit, penderitaan atau kematian;
“17
Sebab lihatlah, Aku menciptakan langit
yang baru dan bumi yang baru; hal-hal yang lama
tidak akan diingat lagi, dan tidak akan timbul lagi dalam hati.”
Ini dikutip di Wahyu 21:4. Dunia akan menjadi dunia yang
sempurna sekali lagi seperti pada awal mulanya. Sekali lagi manusia tidak
terlibat penciptaan baru, itu hanyalah pekerjaan Yesus sendiri, dan itu akan
diberikan kepada manusia oleh kasih karunia saja. Pada awal mula manusia tidak
melihat Allah menciptakan apa pun, tetapi mereka yang hidup ketika Yesus
menciptakan langit baru dan bumi baru akan menjadi saksi-saksi mata dari kuasa
penciptaan Kristus yang luar bisa.
Kalian berkata, “Apakah maksudnya Allah akan menciptakan
baru, Yesus akan menciptakan baru dunia ini dalam tujuh hari?”
Tentu saja. Dulunya saya sangka Yesus akan berkata,
“Hendaknya seluruh dunia tercipta” dan boom semuanya sudah
ada di sana. Tetapi setelah saya pelajari lebih banyak, Yesus akan melakukan apa yang dilakukanNya pada awal mula,
Dia akan bekerja 6 hari untuk menciptakan langit baru dan bumi baru. Dan kalian
akan melihat mengapa saya meyakini itu.
Maka Dia akan menciptakan baru siklus tujuh hari. Tahukah
kalian bahwa dunia ini tidak akan punya Sabat selama Millenium? Ellen White menyatakan sama
seperti Matius 24:29 bahwa matahari,
bulan, dan bintang semuanya akan dipindahkan keluar dari tempat mereka oleh
suara Allah saat kedatangan kedua, sehingga tidak akan ada lagi
siklus siang atau malam.
“29 Segera sesudah masa
kesukaran besar pada waktu itu, matahari akan digelapkan dan bulan tidak bercahaya dan bintang-bintang akan
berjatuhan dari langit, dan kuasa-kuasa langit akan tergoncang.” (Matius 24:29)
Di Surga ada Sabat
selama Millenium, tetapi tidak di bumi.
So then Jesus will recreate the world in six days, and then the seventh day
we will keep the Sabbath to remind us that He's the Creator, the Redeemer, and
the Re-creator. And God's people will be eyewitnesses because when Jesus
recreates the world in six days He does the work of Creation, God's people are
alive.
Maka Yesus akan menciptakan ulang dunia dalam 6 hari,
kemudian hari yang ketujuhnya kita akan memelihara Sabat untuk mengingatkan
kita bahwa Dialah Sang Pencipta, Sang Penebus, dan Sang Pencipta ulang. Dan
umat Allah akan menjadi saksi mata karena ketika Yesus menciptakan kembali
dunia ini dalam 6 hari, Dia melakukan pekerjaan Penciptaan, umat Allah sedang
hidup.
You said, “Well, how do we know that there's going to be a seven day cycle
to the week?”
Well, it's not rocket science, folks. What day are we going to keep in
commemoration of the new Creation? It's the seventh day Sabbath. But you can't
have a seventh day Sabbath unless you have the first six. Did that register or
did it go right over your head? If we're going to go worship before the Lord
from Sabbath the Sabbath, it must mean if there's a seventh day, there must
have been the first six days as the frame of reference where Jesus worked six
days. He does everything, and then the seventh day He says, “Enjoy what I have
made.”
Kalian berkata, “Nah, bagaimana kita bisa tahu bahwa
nanti akan ada siklus tujuh hari seminggu?”
Nah, ini bukan sains roket, Saudara-saudara. Hari apa
yang harus kita pelihara untuk memperingati Penciptaan? Sabat hari ketujuh.
Tetapi kita tidak bisa punya Sabat hari ketujuh kecuali kita punya enam hari
sebelumnya. Apakah ini bisa dipahami atau ini menguap begitu saja?
“22
Sebab sama seperti langit yang baru dan bumi yang baru yang akan Kujadikan akan tetap ada
di hadapan-Ku,’ demikianlah firman TUHAN, ‘demikianlah keturunanmu dan namamu
akan tetap ada. 23Dan yang akan terjadi, ialah dari satu bulan baru
ke bulan baru yang lain, dan dari satu Sabat ke Sabat yang lain, maka semua
manusia akan datang untuk sujud menyembah di hadapan-Ku,’ firman TUHAN.” (Yesaya 66:22-23)
Jika kita akan beribadah di hadapan Tuhan dari Sabat ke
Sabat, itu harus berarti kalau ada hari yang ketujuh, tentunya harus ada enam
hari sebelumnya sebagai kerangka rujukannya
di mana Yesus bekerja enam hari. Dia yang melakukan segala sesuatu, kemudian
pada hari ketujuh Dia berkata, “Nikmatilah
apa yang telah Aku lakukan.”
And the interesting thing is, you go to Revelation 22:7 it says, that when
God makes a new heavens and a new earth He is going to say “It is done”. Wow!
He finished the sixth day. It is finished on the cross, it is done, when He
makes a new heavens and a new earth. And then God's people are going to rest.
And then the next day we're going to work, but we're going to work after He
works. Thus
the Sabbath will reach its final and fullest meaning, it will be a sign of
Creation, Redemption, and Recreation.
Dan yang menarik ialah, kita ke Wahyu 22:7, dikatakan
bahwa ketika Allah menciptakan langit baru dan bumi baru Dia akan berkata
“Sudah selesai!” Wow! Dia menyelesaikan hari keenam. Di salib pekerjaanNya
selesai, ketika Dia menciptakan langit baru dan bumi baru, itu selesai.
Kemudian umat Allah akan beristirahat. Dan setelah itu hari berikutnya kita akan bekerja, tetapi kita akan bekerja setelah
Yesus sudah bekerja. Dengan
demikian hari Sabat akan mencapai maknanya yang terakhir dan yang sepenuhnya.
Ini akan menjadi tanda Penciptaan,
Penebusan, dan Penciptaan Baru.
So then does it really make any difference which day we keep? Aren't all
days alike? Well, let me ask you, does it make any difference the day you
celebrate your birthday, or does it make a difference when we celebrate the
independence of the United States, the declaration of independence? Does it
really make any difference whether you meet your doctor's appointment on Monday
like you agreed, and you say, “No, I’m going to come on Tuesday”? Will any day or
any time do? If your meeting is scheduled for Monday, is it okay to show up on
Tuesday instead? No! The fact is the Sabbath is like our national anthem,
and our flag, they are not our country, but they stand as signs of our country.
Does it really make any difference which flag or national anthem is used at the
Olympics when the gold medal ceremony takes place, and the person from the
United States has won the gold medal, does it make any difference? Imagine what
it would be like if the person from the United States who is on the podium with
the gold medal, suddenly you start hearing the Russian national anthem. Does it
really make any difference which national anthem is sung? Of course it makes a
difference. Does it really make any difference which day we commemorate
Creation, Recreation and also the final Restoration of all things?
Absolutely. So when we keep the Sabbath, we are actually resting from stress, because
we're secure in Creation, we're secure in Redemption, and we have the blessed
hope of the coming of the Lord.
Jadi apakah ada bedanya hari mana yang kita pelihara?
Bukankah semua hari itu sama? Nah, coba saya tanya, apakah ada bedanya hari
mana kita merayakan ulangtahun kita, atau apakah ada bedanya kapan kita
merayakan hari kemerdekaan Amerika Serikat, proklamasi kemerdekaannya? Apakah
sungguh ada bedanya kalau kita datang ke dokter kita
menurut perjanjian yang disetujui pada hari Senin, dan kita berkata, “Tidak,
saya akan datang pada hari Selasa”? Apakah sembarang hari boleh? Jika perjanjiannya sudah
dijadwalkan untuk Senin, apakah oke kita muncul Selasanya? Tidak! Faktanya
ialah, Sabat itu seperti
lagu kebangsaan dan bendera kita, itu bukan negara kita, tetapi mereka mewakili
sebagai lambang negara kita. Apakah ada bedanya bendera yang mana atau lagu
kebangsaaan mana yang dipakai di Olimpiade pada saat upacara pemberian medali
emas, dan orang yang memenangkan medali emas itu dari Amerika Serikat, apakah
ada bedanya? Bayangkan akan seperti apa jika orang yang di podium yang mendapat
medali emas itu dari Amerika Serikat dan tiba-tiba kita mendengar lagu
kebangsaan Rusia! Apakah ada bedanya lagu
kebangsaan mana yang dinyanyikan? Tentu saja ada bedanya. Apakah benar-benar
ada bedanya hari mana kita
memperingati Penciptaan, Penciptaan Baru, dan juga Restorasi akhir dari segala
hal? Tentu saja. Jadi bila
kita memelihara Sabat, sesungguhnya kita sedang beristirahat dari stres, karena
kita aman dalam Penciptaan, kita aman dalam Penebusan, dan kita memiliki
pengharapan mulia pada kedatangan Tuhan kita.
Now let's end with the last paragraph that we find in page 151. Now you
know why the microphone didn't work. The devil doesn't like this. He doesn't
like it at all, because he hates Jesus, and he hates the sign that points to
Jesus. You know you look at the world on Sabbath, man, everybody is breaking
the Sabbath, they don't have the foggiest idea what it would be to just take
the Sabbath, to rest. And then, you know, when we rest, we're ready to work.
You know it's kind of strange that the Pope would say, you know, we need to
make Sunday the day of rest. Why do we make the first day of the week, a work
day, a day to rest? Isn't it more logical to say we work six days and then the
seventh day we rest? It makes much more sense.
Nah, mari kita akhiri dengan paragraf terakhir yang ada
di hal. 151. Sekarang kalian tahu mengapa mikrofonnya tidak bekerja. Iblis
tidak suka ini. Dia sangat tidak menyukainya karena dia membenci Yesus, dan dia
membenci tanda yang menunjuk ke Yesus. Kalian tahu, kita melihat ke dunia pada
hari Sabat, astaga, semua orang melanggar Sabat, mereka sama sekali tidak tahu
seperti apa rasanya jika kita memakai Sabat untuk beristirahat. Lalu bila kita
sudah beristirahat, kita siap bekerja. Kalian tahu, agak aneh Paus berkata
bahwa kita harus menjadikan hari Minggu hari istirahat. Mengapa kita membuat
hari pertama dari setiap minggu yang adalah hari kerja, menjadi hari istirahat?
Bukankah lebih logis untuk mengatakan kita bekerja 6 hari kemudian hari
ketujuhnya kita beristirahat? Itu lebih masuk akal.
In Matthew 8:23 and 27 we find the account of Jesus and His disciples in a
storm on the lake. Jesus was asleep, and the disciples came to Him frantically
to awaken Him. Only the One who created the sea could what? Could calm the
storm, and the storm in the hearts of the disciples. In like manner Jesus tells
us to come to Him to find rest in the turmoil of life. The Sabbath is the
weekly sign that Jesus is the Creator, and He will bring rest and peace to our
souls.
Di Matius 8:23 dan 27, kita temukan kisah Yesus dan
murid-muridNya di tengah badai di danau. Yesus tertidur, dan para murid datang
padaNya dalam kepanikan untuk membangunkan Dia. Hanya Dia yang menciptakan laut yang bisa apa? Yang bisa meredakan badai, dan badai
di dalam hati para murid. Dengan cara yang sama Yesus memanggil kita untuk
datang kepadaNya untuk mendapatkan perhentian di tengah kekacauan hidup. Sabat
adalah tanda setiap minggu bahwa Yesus itulah Sang Pencipta, dan Dia akan
membawa istirahat dan damai pada jiwa kita.
We'll end with the passage that we find there, the last point, Matthew 11:28-30.
And by the way it's no coincidence that immediately after these verses, in
the very next chapter you have a controversy over Sabbath observance. So this
has some connection with the proper way of keeping the Sabbath. It says there,
Jesus is speaking, “28 Come to Me, all you who labor and are heavy
laden, and I will give you rest…” and the Sabbath epitomizes that, the
Sabbath illustrates that, Jesus says, “Come to Me, don't worry and fret, come to
Me, I will give you rest.” “…29 Take My yoke upon you and learn from Me, for I am gentle and lowly in heart, and you will find rest for your
souls. 30 For My yoke is easy and My burden is light.”
Kita akan mengakhiri dengan ayat yang kita lihat di sini,
poin terakhir, Matius 11:28-30. Dan ketahuilah, bukan kebetulan bahwa segera
setelah ayat-ayat ini, di pasal berikutnya, kita lihat adanya kontroversi
tentang pemeliharaan Sabat. Jadi ini ada kaitannya dengan cara yang benar
memelihara Sabat. Dikatakan di sana, Yesus sedang bicara, “28‘Marilah kepadaKu kamu semua yang bekerja keras dan
memikul beban berat, dan Aku akan memberimu
perhentian…” dan
Sabat melambangkan itu, Sabat mengilustrasikan itu, Yesus berkata, “Datanglah
kepadaKu, jangan khawatir dan gelisah, datanglah padaKu dan Aku memberimu
istirahat.” “…29 Pikullah kuk-Ku padamu
dan belajarlah dariKu, karena Aku lemah
lembut dan rendah hati, dan kamu akan menemukan perhentian
bagi jiwamu. 30 Sebab kukKu mudah
dan beban-Ku ringan.”
So there's much more to the Sabbath than perhaps we have seen before. There
are great reasons for keeping the Sabbath today, not only to commemorate
Creation. That's the reason we're here. Not only to commemorate Redemption,
that is that Jesus did all the work, on the sixth day He said, “It is finished”, rests in the tomb on the Sabbath day, to then
begin His work again. And the manna episode teaches us that we are to rest in
the accomplished work of Christ. May our Sabbath observance have a true
meaning, and a true reason, and not simply something that we do out of habit.
Jadi Sabat itu punya makna yang jauh lebih banyak
daripada apa yang sudah kita lihat sebelumnya. Ada alasan-alasan besar untuk
memelihara Sabat hari ini, bukan hanya untuk memperingati Penciptaan. Itulah
mengapa kita ada di sini sekarang. Bukan hanya untuk memperingati Penebusan,
bahwa Yesus telah melakukan semua pekerjaanNya, pada hari keenam Dia berkata, “Sudah selesai”, lalu beristirahat di dalam
kubur pada hari Sabat, untuk kemudian memulai pekerjaanNya lagi. Dan episode
manna mengajar kita bahwa kita harus berhenti dalam pekerjaan Kristus yang
sudah selesai. Semoga pemeliharaan Sabat kita punya makna yang benar, dan
alasan yang benar, dan bukan sekadar sesuatu yang kita lakukan karena
kebiasaan.
18
09 24
No comments:
Post a Comment