WHAT
JESUS SAID
Part 12/24 - Stephen Bohr
HISTORY’S GREATEST HOAX
https://www.youtube.com/watch?v=zmucE837gXQ
Dibuka dengan doa
The great philosopher Aristotle lived around the year 350 BC, besides being
a renowned philosopher, he was also a naturalist. And he defined a spider as a
small insect that has six legs. For two thousand years people accepted his
definition without question, after all who would question the authority of the
great Aristotle? Then in the second half of the 1700s Jean-Baptiste
Lamarck decided to examine the spider for himself. Lo and behold, he discovered
that the spider is not an insect at all. It is an arachnid and it actually has eight legs not six.
What lessons can we learn from this?
1. For over 2’000 years people had passed on erroneous information based on
the opinion of an expert.
This proves that
depending
on statements of an authority cannot be the test of truth. We must
examine things for ourselves.
2. the passing of
time does not make error truth or truth error. The spider did not grow two legs after Aristotle.
3. And finally the beliefs of the majority do not make error truth.
Filsuf besar Aristotle hidup sekitar tahun 350 BC, selain
dikenal sebagai filsuf ternama, dia juga seorang pakar tanaman dan hewan. Dan
dia mendefinisikan seekor laba-laba sebagai serangga kecil berkaki enam. Selama
2’000 tahun orang menerima definisinya tanpa ragu, memangnya siapa yang akan
meragukan autoritas Aristotle yang hebat? Kemudian di paro kedua tahun
1700an, seorang Jean-Baptiste Lamarck memutuskan untuk mempelajari laba-laba
sendiri. Dan ternyata dia menemukan bahwa laba-laba itu bukanlah serangga sama
sekali. Itu adalah jenis arakhnida (tidak punya antena maupun sayap) dan sesungguhnya
punya delapan kaki bukan enam.
Pelajaran apa yang bisa kita tarik dari ini?
1.
Selama 2’000 tahun lebih, manusia telah meneruskan
informasi yang salah berdasarkan pendapat seorang pakar.
Ini membuktikan bahwa mengandalkan pernyataan seseorang yang punya autoritas, tidak bisa menjadi uji kebenaran. Kita harus meneliti
sendiri.
2.
Berjalannya
waktu tidak membuat apa yang salah menjadi benar, atau yang benar
menjadi salah. Laba-laba itu tidak tumbuh dua
kaki lagi setelah zaman Aristotle.
3.
Dan akhirnya, apa
yang diyakini oleh mayoritas tidak
membuat yang salah menjadi benar.
There are only eight texts in the New Testament that mention the first day
of the week. If we are going to find any evidence for Sunday observance, it
must be found in one of these texts, because there's no other place to look. The word
“Sunday” never even appears in the New Testament or in the Old Testament
for that matter, even though the Romans did call the first day of the week Dies Solis that means “day of the sun”.
The Bible
numbers the days ~ as we know ~ of the
week, but does not name them with the exception of “Shabbat”. One.
Hanya ada delapan ayat di Perjanjian Baru yang menyebut “hari pertama
dari satu minggu”. Jika kita mau mencari bukti
tentang pemeliharaan hari Minggu, itu haruslah ditemukan di salah satu ayat
tersebut, karena tidak ada di tempat lain. Kata “Hari Minggu” (Sun-day)
bahkan tidak pernah muncul di Perjanjian Baru maupun dalam hal
ini di Perjanjian Lama,
walaupun bangsa Roma menyebut hari
pertama dari setiap minggu itu Dies Solis yang berarti “hari
matahari”.
Alkitab menomori
hari-hari dalam satu minggu ~ seperti yang kita ketahui ~ tetapi tidak memberi
mereka nama kecuali untuk
“Sabat”. Satu.
Thus Genesis
1 identifies each day by number. Actually only one of them has a
number and a name: the seventh day Sabbath.
Now Latin was the language of the Romans. Even though the Bible numbers the
days, the
pagan Romans gave the days planetary names in honor of their gods. Here
are the names that the Romans gave to the days of the week ~ and by the way in
the Spanish language they're very close to the names of the Spanish days of the
week, because we follow in Spanish the Latin. In English you have to go through
the European languages to really explain, although we have some days like “Sunday”, “Moon day” which is “Monday”. So some of the days have planetary names that we can identify in English.
But in Spanish, in Latin, rather:
v Dies Solis is the first day
v Dies Lunae is
the day of the Moon
v Dies Martis that's Martes
in Spanish: Mars
v Dies Mercurii which would be what day? Miercoles, right? In honor of Mercury
v Dies Lovis or
Jovi or the day of Zeus
v Dies Veneris
which is Friday, Viernes in Spanish
v Dies Saturni
which is Saturday
Maka Kejadian
pasal 1 mengidentifikasi setiap hari dengan angka. Sesungguhnya hanya satu dari
hari-hari tersebut yang punya angka
dan nama, yaitu Sabat Hari Ketujuh.
Nah, bahasa bangsa Roma adalah Latin. Walaupun Alkitab
hanya menomori hari-hari, Roma
pagan memberi nama hari-hari itu dengan nama planet-planet sebagai penghormatan kepada dewa-dewa
mereka. Inilah
nama-nama yang diberikan bangsa Roma kepada hari-hari dalam satu minggu ~ dan
ketahuilah dalam bahasa Spanyol itu sangat mirip dengan nama-nama hari bahasa
Spanyol, karena bahasa Spanyol mengikuti bahasa Latin. Dalam bahasa Inggris
kita harus ke bahasa-bahasa bangsa Eropa untuk menjelaskannya, walaupun ada
beberapa nama hari seperti “Sunday” (Minggu), “Moonday” yang adalah “Monday” (Senin). Jadi beberapa hari-hari ini punya nama-nama
planet yang bisa kita identifikasi dalam bahasa Inggris.
Tetapi dalam bahasa Latin:
v Dies Solis itu hari yang pertama
v Dies Lunae itu hari Bulan
v Dies Martis dalam bahasa Spanyol: Martes. Planet Mars
v Dies Mercurii yang adalah hari apa? Miercoles, benar? Untuk menghormati Merkuri.
v Dies Lovis atau Jovi atau hari Zeus
v Dies Veneris yang adalah Jumat, dalam bahasa Spanyol:
Viernes
v Dies Saturni yang adalah Sabtu.
Now as I mentioned in the New Testament there are only eight references to
the first day of the week, and we are going to examine all of them. And we are
going to ask four questions of each of these verses.
1. first of all does the text state that the first day is the Lord's day?
2. second question, does the text tell us that the first day of the week is
holy?
3. third question, does the text tell us that we are supposed to go to church
on the first day of the week?
4. and the fourth question is, does the text tell us that we are to keep the
first day of the week in honor of the Resurrection of Christ?
And then of course we'll dedicate a short few minutes to analyze Revelation
1:10 where John says “I was in the spirit
on the Lord's day”.
Nah, seperti yang telah saya katakan, di Perjanjian Baru
hanya ada delapan rujukan tentang hari yang pertama dari satu minggu, dan kita
akan membahas semuanya. Dan kita akan mengajukan empat pertanyaan kepada setiap
ayat tersebut.
1.
Pertama, apakah ayat itu menyatakan bahwa hari yang
pertama itu Hari Tuhan?
2.
Pertanyaan kedua, apakah ayat tersebut mengatakan kepada
kita bahwa hari yang pertama dalam setiap minggu itu kudus?
3.
Pertanyaan ketiga, apakah ayat itu memberitahu kita bahwa
kita harus pergi ke gereja pada hari pertama setiap minggu?
4.
Dan pertanyaan keempat ialah, apakah ayat itu memeritahu
kita bahwa kita harus memelihara hari yang pertama dari setiap minggu untuk
menghormati Kebangkitan Kristus?
Kemudian tentu saja kita akan mendedikasikan beberapa
menit untuk menganalisa Wahyu 1:10 di mana Yohanes berkata, “Aku berada di dalam Roh pada hari Tuhan”.
Text # 1
So let's examine text # 1, Matthew 28:1. “1 Now after
the Sabbath, as the first day of
the week began to dawn, Mary Magdalene and the other Mary came to see the
tomb.”
So after the Sabbath, as the first day of the week began to dawn.
1. This text does not tell us that the first day of the week is the Lord's day.
2. It does
not tell us that we're supposed to keep it because it's holy.
3. It does
not tell us that it's a day to attend church.
4. And it certainly does not say that we're supposed to honor
the first day of the week because Jesus resurrected on that day.
In fact, the text clearly shows that Sunday isn't the Sabbath because it
says “after the Sabbath”. So Sunday is not the Sabbath according to this text.
Ayat # 1
Jadi mari kita periksa ayat #
1, Matius 28:1, “1 Nah, setelah lewat Sabat, menjelang menyingsingnya fajar pada hari
pertama minggu itu, Maria Magdalena dan Maria yang lain, datang
menengok kubur itu…” Jadi setelah Sabat lewat, ketika hari pertama dari minggu
itu mulai menyingsing.
1.
Ayat ini tidak mengatakan
kepada kita bahwa hari pertama dari minggu itu
adalah Hari Tuhan.
2.
Ayat ini tidak mengatakan
bahwa kita harus memeliharanya karena ini hari yang kudus.
3.
Ayat ini tidak mengatakan
kepada kita bahwa ini hari untuk pergi ke gereja.
4.
Dan ayat ini jelas tidak mengatakan kita
harus menghormati hari pertama dari setiap
minggu karena Yesus telah bangkit pada hari
itu.
Sesungguhnya, ayat ini dengan jelas menunjukkan bahwa
hari Minggu bukanlah hari Sabat, karena dikatakan “setelah lewat Sabat”. Jadi hari
Minggu bukanlah hari Sabat menurut ayat ini.
Text # 2
Now I’m going to skip the next paragraph because we covered that in the
last lesson. So let's go to text # 2. Mark 16:1-2, “1Now when the Sabbath was past, Mary Magdalene, Mary the mother of James, and
Salome bought spices, that they might come and anoint Him. 2 Very early in the
morning, on the first day of
the week, they came to the tomb when the sun had risen.”
1. The text does not say that Sunday is the Lord's day.
2. The text does not tell us that we are to keep Sunday holy.
3. The text does not tell us that Sunday is a day that we're supposed to go to
church.
4. The text does not tell us that we're supposed to observe Sunday in honor of the
Resurrection of Christ. It simply states that Jesus resurrected on the
first day of the week.
Furthermore, the text makes clear that Sunday cannot be the Sabbath because
the text says “now when the
Sabbath was past” and then it
mentions “the first day of the week”, the first day of the week is not the Sabbath.
Is that point clear? We're just sticking to the text, folks, we're not just
surmising and philosophizing and trying to find subliminal messages in the
text. The text is explicit and clear.
Ayat # 2
Saya akan meloncati
paragraf berikutnya karena itu sudah
kita bahas dalam pelajaran sebelumnya. Jadi marilah kita ke ayat # 2, Markus
16:1-2, “1 Nah ketika hari
Sabat telah lewat, Maria Magdalena, Maria
ibu Yakobus, serta Salome membeli rempah-rempah, supaya
mereka boleh datang dan meminyaki Dia. 2
Pagi-pagi benar pada hari pertama minggu itu, mereka datang ke kubur ketika matahari telah terbit.”
1.
Ayat ini tidak mengatakan
bahwa hari Minggu adalah Hari Tuhan.
2.
Ayat ini tidak mengatakan
kepada kita bahwa kita harus memelihara kekudusan hari
Minggu.
3.
Ayat ini tidak mengatakan
kepada kita bahwa hari Minggu adalah hari di mana kita harus ke gereja.
4.
Ayat ini tidak mengatakan
kepada kita bahwa kita harus memelihara hari Minggu
untuk menghormati kebangkitan Kristus. Ayat
ini hanya menyatakan bahwa Yesus telah bangkit pada hari pertama minggu itu.
Lebih jauh, ayat ini membuatnya jelas bahwa hari Minggu
tidak mungkin Sabat karena ayat ini mengatakan
“1 Nah ketika hari
Sabat telah lewat” dan kemudian dia berkata, “pada
hari pertama minggu itu”, hari pertama dari minggu itu bukanlah hari Sabat. Apakah poin ini jelas? Kita hanya berpegang pada
ayatnya, Saudara-saudara, kita tidak mereka-reka, atau berfilosofi, atau
berusaha mencari pesan dari alam tak sadar dalam ayat itu. Ayat itu eksplisit
dan jelas.
Now Pope John Paul II attempted to prove that Sunday
is the rest day for Christians because of everything that happened on
Sunday. He wrote in his pastoral letter Dies Domini:
v Jesus
resurrected on Sunday.
v on Sunday Jesus
walked to Emmaus with two of His followers.
v He appeared to
the eleven disciples on Sunday night.
v A week later He appeared
to them again on Sunday.
v And then he says
God poured out the Holy Spirit on the day of Pentecost on Sunday, although
there's no proof that it was on Sunday the day of Pentecost, but he assumes it.
v The first
proclamation of the gospel by Peter was on Sunday.
v The first
baptisms were on the day of Pentecost on Sunday.
So he says, “See, Sunday is very important.”
1. Does it say that Sunday is God's rest day?
2. Does it say that Sunday is holy?
3. Does it say we're supposed to go to church on Sunday?
4. Does it say that we're supposed to honor Sunday because Jesus resurrected
that day?
NO!
Nah, Paus
Yohanes Paulus II mencoba membuktikan bahwa hari Minggu adalah hari perhentian
bagi umat Kristen karena segala yang terjadi pada hari Minggu.
Dia menulis di surat
pastoralnya Dies Domini:
v Yesus bangkit pada hari Minggu.
v Pada hari Minggu Yesus berjalan ke Emaus bersama dua
pengikutNya.
v Dia menampakkan DiriNya kepada kesebelas muridNya pada
minggu Malam.
v Seminggu kemudian Dia menampakkan DiriNya kepada mereka
lagi pada hari Minggu.
v Kemudian dia mengatakan bahwa Allah telah mencurahkan Roh
Kudus pada hari Pentakosta pada hari Minggu, walaupun tidak ada bukti bahwa
hari Pentakosta itu pada hari Minggu, tetapi Paus menganggapnya begitu.
v Proklamasi Injil yang pertama oleh Petrus pada hari
Minggu.
v Baptisan pertama pada hari Pentakosta itu hari Minggu.
Maka dia berkata, “Lihat, hari Minggu itu penting.”
1.
Apakah dikatakan bahwa hari Minggu itu hari perhentian
Allah?
2.
Apakah dikatakan bahwa hari Minggu itu kudus?
3.
Apakah dikatakan kita harus ke gereja pada hari Minggu?
4.
Apakah dikatakan bahwa kita harus menghormati hari Minggu
karena Yesus bangkit pada hari itu?
TIDAK!
Why did Jesus resurrect on Sunday? We covered this in our last lesson. What
people do not realize is that He resurrected on Sunday because of what He had
to do on the Sabbath. He had to rest in the tomb on the Sabbath like He rested
at Creation on the Sabbath, therefore He would have to resurrect on Sunday because He
had to rest in the tomb on the Sabbath day.
v So at Creation
He finished on the sixth day, rested on the seventh day.
v In Redemption He
said “It is finished” and rested in the tomb on the Sabbath.
v At the
Restoration He will recreate the world in six days and rest on the seventh.
So that's text number two.
Mengapa Yesus bangkit pada hari Minggu? Kita sudah
meliput ini di pelajaran kita yang lalu. Apa yang tidak disadari orang ialah
Yesus bangkit pada hari Minggu karena apa yang harus dilakukanNya pada hari
Sabat. Dia harus berisirahat di dalam kubur pada hari Sabat sama seperti Dia
telah berhenti pada hari Sabat saat Penciptaan. Oleh karena itu Dia harus bangkit pada hari
Minggu karena Dia harus beristirahat di dalam kubur pada hari Sabat.
v Jadi pada Penciptaan, Dia selesai pada hari keenam, dan
berhenti pada hari ketujuh.
v Di Penebusan Dia berkata, “Sudah selesai” dan berhenti di dalam kubur pada hari Sabat.
v Di Restorasi (pemulihan) Dia akan menciptakan baru dunia
ini dalam enam hari, dan berhenti pada pari ketujuh.
Jadi inilah ayat nomor 2.
Text # 3
Let's go now to text # 3: Mark 16:9 and it reads like this, “9 Now
when He rose early on
the first day of the
week, He appeared first to Mary Magdalene, out of whom He had cast seven
demons.”
1. The text does not say that the Sunday is the Lord's day.
2. It does
not say that we're supposed to keep Sunday holy.
3. It does
not say that we're supposed to attend church on Sunday.
4. And it certainly does not say that we're supposed to keep
Sunday in honor of the Resurrection of Christ.
Furthermore it clearly tells us that Jesus resurrected on the first day of
the week which means that Sunday is not the Sabbath.
Ayat # 3
Mari kita ke ayat # 3 sekarang, Markus 16:9, dan bunyinya
demikian, “9 Nah, ketika Yesus bangkit pagi-pagi pada hari pertama
minggu itu, Ia menampakkan diri-Nya pertama kepada
Maria Magdalena, yang darinya Yesus pernah
mengusir tujuh setan.”
1.
Ayat ini tidak berkata bahwa hari Minggu
adalah Hari Tuhan.
2.
Ayat ini tidak berkata bahwa
kita harus memelihara kekudusan hari Minggu.
3.
Ayat ini tidak berkata bahwa
kita harus datang ke gereja pada hari Minggu..
4.
Dan jelas ayat ini tidak berkata bahwa
kita harus memelihara hari Minggu untuk menghormati Kebangkitan Kristus.
Lebih jauh ayat ini jelas mengatakan kepada kita bahwa
Yesus bangkit pada hari pertama minggu itu yang artinya hari Minggu itu bukan hari Sabat.
Some Christians
use a psychological argument in favor of Sunday. We need to be careful with psychological arguments, this is what they say.
“The Sabbath was a sad day for the disciples because Jesus was dead in the
tomb, while Sunday was a joyful day for them because Jesus had resurrected.
Therefore we Christians keep the happy day.” Oh, doesn't that sound
pretty?
This argument based on human reason and logic contradicts the Bible. There was
no reason why they should have been sad, because Jesus had told them multiple
times ~ as we already saw ~ that He was going to die, and resurrect
the third day. The Sabbath should have been a day of joyous expectation.
Furthermore here's the interesting point, on Sunday evening the disciples were
still sad because they did not believe that Jesus had resurrected. In
fact let's read here in Mark 16:9-13, how could they be celebrating all day
Sunday because Jesus resurrected, if in Sunday evening they didn't believe that
He had resurrected? Notice what it says, “9 Now
when He rose early on
the first day of the
week, He appeared first to Mary Magdalene, out of whom He had cast seven
demons. 10 She
went and told those who had been with Him, as they mourned and wept. 11 And when they heard that
He was alive and had been seen by her, they did not believe…” so how could they be celebrating the Resurrection if
they didn't believe? “…when they heard that He was alive and had
been seen by her, they did not believe. 12 After that, He appeared in another form to two
of them…” this is late on
the first day of the week, late on Sunday “…as they walked and went into the
country. 13 And
they went and told it to
the rest, but they
did not believe them either.”
Are you understanding the point? Did they celebrate all day Sunday? They
went to church on Sunday morning, “Let's honor Jesus, because He resurrected on
Sunday. Oh, this is such a happy day!”
Are you kidding? On Sunday evening when the sun was about to set,
they didn't even believe that Jesus had resurrected, so how could they be
celebrating the Resurrection? We have to be careful about psychological
arguments.
Ada orang-orang
Kristen yang menggunakan argumentasi psikologis memilih hari Minggu. Kita perlu berhati-hati
dengan argumentasi psikologis. Ini yang mereka katakan, “Hari Sabat itu hari
yang sedih bagi para murid karena Yesus dalam kondisi mati di dalam kubur,
sementara hari Minggu adalah hari sukacita bagi mereka karena Yesus sudah
bangkit. Karena itu kami orang Kristen memelihara hari yang sukacita.” Oh,
tidakkah itu terdengar bagus?
Argumentasi ini
berdasarkan pikiran dan logika
manusia yang bertentangan
dengan Alkitab. Tidak ada alasan mengapa mereka harus sedih pada hari
Sabat karena Yesus sudah memberitahu mereka berulang-ulang seperti yang sudah
kita ketahui, bahwa Dia akan mati, dan bangkit hari ketiga. Hari Sabat itu
seharusnya adalah hari penantian yang penuh sukacita.
Selain itu, ini ada poin yang menarik. Pada Minggu malam, para murid masih sedih karena mereka tidak
percaya Yesus sudah bangkit. Bahkan, mari kita baca Markus
16:9-13 di sini, bagaimana mereka bisa merayakan kebangkitan Yesus sepanjang
hari Minggu itu jika pada Minggu malam mereka masih belum percaya bahwa Dia
sudah bangkit? Simak apa katanya, “9 Nah, ketika
Yesus bangkit pagi-pagi pada hari pertama minggu itu, Ia menampakkan diri-Nya pertama kepada Maria Magdalena, yang darinya Yesus pernah mengusir tujuh setan.
10 Perempuan itu pergi dan memberitahu
mereka yang tadinya bersama Yesus, selagi mereka sedang berkabung dan menangis. 11
Dan ketika mereka mendengar, bahwa Yesus
hidup dan telah dilihat olehnya, mereka tidak percaya…” jadi mana mereka bisa merayakan
kebangkitan jika mereka tidak percaya? “…ketika mereka mendengar, bahwa Yesus hidup
dan telah dilihat olehnya, mereka tidak percaya. 12 Sesudah itu Ia menampakkan diri
dalam rupa yang lain kepada dua orang dari mereka…” ini sudah
menjelang malam hari pertama minggu itu, Minggu malam, “…ketika
keduanya sedang berjalan menuju ke pedesaan.
13 Dan mereka pergi dan memberitahukan kepada yang lain,
tetapi orang-orang itu pun tidak mempercayai mereka…”
Apa kalian paham poin saya? Apakah mereka merayakannya
sepanjang hari Minggu? Apa mereka ke gereja Minggu pagi, “Mari kita hormati
Yesus karena Dia telah bangkit pada hari Minggu. Oh, betapa senangnya hari
ini!” Yang bener aja! Pada
Minggu malam ketika matahari terbenam, mereka bahkan tidak percaya Yesus sudah
bangkit, jadi mana mereka bisa merayakan Kebangkitan itu? Kita
harus waspada terhadap argumentasi psikologis.
Text # 4
Let's go to text # 4: John 20:1-2, “1 Now
the first day of
the week Mary Magdalene went to the tomb early, while it was still dark, and
saw that the stone
had been taken away from the tomb. 2 Then she ran and came to Simon Peter, and to
the other disciple whom Jesus loved, and said to them, ‘They have
taken away the Lord out of the tomb, and we do not know where they have laid
Him.’…”
Now according to the scholars who have studied the chronology of the books
of the New Testament, the gospel of John and the book of Revelation were
written at about the same time, at the end of the first century. By this time ~
listen carefully ~ more than 60 years had passed since the Resurrection of
Christ. This is an important detail. The gospel of John was written about 60 years
after Christ resurrected. Neither book, nor the gospel of
John, nor the book of Revelation say:
1. that Sunday
is the Lord's day,
2. That it’s a memorial of the Resurrection of Christ.
3. Neither of the two books attributes any holiness to
Sunday.
4. It is not
called a day of rest, nor are believers encouraged to go to church on it.
5. Neither book states that Christians must keep Sunday
in honor of the Resurrection.
So 60
years after the Resurrection there's no reference to any of these things
that Christians claim. In fact, all the gospel writers wrote their books at least
30 years after the Resurrection. All the gospel writers. And none
of them single
out the first day of the week as a special day. The text simply tells
us that Jesus resurrected on the first day of the week.
Ayat # 4
Mari ke ayat # 4, Yohanes
20:1-2, “1 Nah, hari pertama minggu itu, Maria Magdalena datang ke kubur pagi-pagi benar, ketika hari
masih gelap, dan melihat bahwa batunya telah disingkirkan
dari kubur. 2 Lalu Ia berlari dan
datang ke Simon Petrus dan ke murid yang
lain yang dikasihi Yesus, dan berkata kepada mereka, ‘Mereka telah mengambil TUHAN
dari dalam kubur dan kami tidak tahu di mana
mereka telah meletakkan Dia.’…”
Nah, menurut para pakar yang mempelajari kronologi
kitab-kitab Perjanjian Baru, Injil Yohanes dan kitab Wahyu ditulis sekitar
waktu yang sama, pada akhir abad pertama. Pada waktu itu ~ dengarkan baik-baik
~ lebih dari 60 tahun telah lewat sejak Kebangkitan Kristus. Ini adalah detail
yang penting. Injil Yohanes ditulis sekitar 60 tahun setelah
Kristus bangkit. Tidak satu pun dari kedua kitab itu, baik injil Yohanes dan
kitab Wahyu yang mengatakan bahwa:
1.
Hari Minggu adalah Hari Tuhan.
2.
Itu adalah peringatan dari Kebangkitan
Kristus.
3.
Tidak satu pun dari kedua kitab itu mengatributkan kekudusan apa pun
kepada hari Minggu.
4.
Hari Minggu tidak disebut hari
perhentian, maupun orang percaya diminta untuk pergi ke gereja
pada hari itu.
5.
Tidak satu pun dari kedua kitab
tersebut yang menyatakan bahwa orang Kristen harus memelihara hari
Minggu untuk menghormati Kebangkitan.
Maka 60
tahun setelah Kebangkitan, tidak ada referensi kepada semua hal di atas
yang diklaim orang Kristen. Bahkan, semua penulis injil menulis kitab-kitab
mereka sedikitnya 30 tahun setelah Kebangkitan. Semua penulis kitab-kitab Injil. Dan tidak satu pun dari mereka, memisahkan hari pertama dari
setiap minggu sebagai hari yang istimewa. Ayat ini semata-mata memberitahu kita bahwa
Yesus telah bangkit pada hari pertama dari minggu itu.
Text # 5
Let's go to text # 5 Luke 24:1-3. “1Now on
the first day of the
week, very early in the morning, they, and certain other women with them, came to
the tomb bringing the spices which they had prepared. 2 But they found the stone
rolled away from the tomb. 3 Then they went in and
did not find the body of the Lord Jesus.”
1. This text does not tell us that Sunday is the Lord's day.
2. It does
not tell us that we're supposed to keep Sunday holy.
3. It does
not tell us that we're supposed to attend church on Sunday.
4. And it does not say that we're supposed to keep Sunday in honor of the
Resurrection of Christ.
The text simply says that Jesus resurrected on the first day of the week.
Once again the text tells us that Jesus resurrected the day after the Sabbath.
So Sunday
is not the Sabbath.
Ayat # 5
Mari ke ayat # 5, Lukas 24:1-3, “1 Nah,
pada hari pertama minggu itu, pagi-pagi benar, mereka, dan perempuan-perempuan
lain bersama mereka, datang ke kubur membawa
rempah-rempah yang telah mereka sediakan. 2 Mereka mendapati batu
sudah terguling dari kubur itu. 3 Lalu
mereka masuk dan tidak menemukan jasad
Tuhan Yesus.”
1.
Ayat ini tidak memberitahu
kita bahwa hari Minggu adalah Hari Tuhan.
2.
Ayat ini tidak memberitahu
kita bahwa kita harus memelihara kekudusan hari Minggu.
3.
Ayat ini tidak memberitahu
kita bahwa kita harus pergi ke gereja pada hari Minggu.
4.
Dan jelas ayat ini tidak memberitahu
kita bahwa kita harus memelihara hari Minggu untuk menghormati
Kebangkitan Kristus.
Ayat ini semata-mata berkata bahwa Yesus bangkit pada
hari pertama dari minggu itu. Sekali lagi ayat itu memberitahu kita bahwa Yesus
bangkit pada hari setelah hari Sabat, maka hari
Minggu itu bukan hari Sabat.
I mean how can you read these texts and reach the conclusion that Sunday is
holy and you’re supposed to go to church? I mean it's absolutely absurd. The way
that the devil has blinded the minds of most Christians concerning this.
Maksud saya, mana mungkin kita baca ayat-ayat ini dan mengambil kesimpulan
bahwa hari Minggu itu kudus dan kita harus ke gereja pada hari itu? Maksud saya
itu sama sekali tidak masuk akal. Iblis telah membutakan pikiran kebanyakan
orang Kristen tentang hal ini.
As we examine the sequence of days in Luke 23:50 through chapter 24:1 we
see clearly that
v Jesus died on Friday,
the sixth day, the preparation,
v rested in the
tomb of on the Sabbath the seventh day
v and resurrected
on what we call today Sunday, the first day of the week. Therefore Sunday
cannot be the Sabbath.
Saat kita menyimak susunan hari di Lukas 23:50 hingga
24:1, kita lihat dengan jelas bahwa:
v Yesus mati pada hari Jumat, hari keenam, hari persiapan,
v beristirahat di dalam kubur pada hari Sabat, hari
ketujuh,
v dan bangkit pada apa yang kita sebut sekarang hari
Minggu, hari pertama dari minggu itu. Karenanya hari Minggu tidak bisa hari Sabat.
According to scholars, John wrote the gospel of John at the end of the
first century,
v the book never
refers to Sunday as the Lord's day,
v or as a memorial
of the Resurrection.
v The book does
not attribute any holiness to Sunday.
v John does not
refer to it as a day of rest.
v Believers are
not encouraged to go to church neither are they encouraged to keep the day in
honor of the Resurrection of Christ.
All of those things that Christians assume are not in the text. There's no
biblical foundation for this idea that Sunday is a special day of worship in
honor of the Resurrection of Christ.
Menurut para pakar, Yohanes menulis injil Yohanes pada
akhir abad pertama.
v Kitab itu tidak pernah menyebut hari Minggu sebagai Hari
Tuhan,
v maupun peringatan hari Kebangkitan.
v Kitab itu tidak mengatributkan kekudusan apa pun kepada
hari Minggu.
v Yohanes tidak menyebutnya sebagai hari perhentian.
v Orang-orang percaya tidak disuruh ke gereja maupun
disuruh memelihara hari itu sebagai penghormatan kepada Kebangkitan Kristus.
Semua hal yang dianggap benar orang Kristen tidak ada di
ayat. Tidak ada dasar alkitabiahnya
untuk konsep ini bahwa hari Minggu adalah hari ibadah istimewa untuk
menghormati Kebangkitan Kristus.
I’m not going to read the passage that we find at the bottom of page 158,
going into page 159, we've read it before, it gives you the sequence of days:
1. It was the preparation --- the Sabbath drew near
2. they rested on the Sabbath day according to the Commandment
3. and Jesus resurrected the first day of the week.
The Sabbath was
over when the first day came. Sunday is not the Sabbath.
And you would be surprised at the
number of articles that I have collected during the pandemic of Protestant
ministers and Roman catholic scholars where they say we need to get back to
keeping the Lord's day, the Sabbath; and they're referring to Sunday.
So how can you say, “Let's get back to keeping the Sabbath,” and then they
say, “Yeah, Sunday.” It's a total
contradiction of terms.
Saya tidak akan membacakan bagian yang ada di bagian
bawah hal 158, kita ke hal. 159, kita sudah pernah membacanya, itu memberi kita
urut-urutan harinya.
1.
Jadi itu hari persiapan –-- Sabat menjelang
2.
mereka beristirahat pada hari Sabat menurut Perintah
Tuhan
3.
dan Yesus bangkit hari pertama dari minggu itu.
Sabat sudah lewat ketika hari pertama tiba. Hari Minggu
bukan hari Sabat.
Dan kalian akan terheran-heran pada banyaknya
artikel yang saya kumpulkan selama
pandemi dari pendeta-pendeta Protestan dan pakar-pakar Roma Katolik di mana
mereka berkata kita perlu kembali memelihara hari Tuhan, hari Sabat; dan mereka
mengacu ke hari Minggu.
Jadi mana bisa kita katakan, “Mari kita kembali
memelihara Sabat”, kemudian mereka berkata “Iya, hari Minggu.” Itu betul-betul
suatu kontradiksi istilah.
Now Luke wrote his gospel 30 years after the Resurrection, and wrote that
the women rested on the Sabbath according to the Commandment. They kept the
Sabbath after Christ died, did they not? Did the women understand that Jesus
had taught that when He died on the cross, the Sabbath was done away? They didn't get the memo, because it says that
they rested the Sabbath day according to the Commandment. Which Commandment?
The Fourth Commandment, right? They kept the Sabbath after Christ died, therefore
Jesus did not abolish the Sabbath when He died.
Nah, Lukas menulis kitab injilnya 30 tahun setelah
Kebangkitan, dan menulis bahwa orang-orang perempuan beristirahat pada hari
Sabat menurut Perintah Allah. Mereka memelihara Sabat
setelah Kristus mati, bukan? Apakah orang-orang perempuan itu paham bahwa Yesus
telah mengajarkan ketika Dia mati di salib maka Sabat
itu dihapus? Mereka tidak menerima pesan itu, karena dikatakan bahwa
mereka beristirahat pada hari Sabat sesuai Perintah
Allah. Perintah
yang mana? Perintah keempat, bukan? Mereka
tetap memelihara Sabat setelah kematian Kristus, karena itu Yesus tidak
menghapus Sabat ketika Dia mati.
The Hebrew Feast predicted Jesus’ death, burial, and Resurrection over 1’500
years before the events occurred. And let's pursue that now. Leviticus 23:4
through 11 mention three feasts, three spring feasts: Passover, Unleavened
Bread, and Firstfruits.
v What aspect of
the ministry of Christ is represented by Passover?
His death, right? Passover Lamb, sacrifice.
v What is represented
by the Unleavened Bread?
Who is the bread?
Jesus. Why is it unleavened? Because in His body there was no sin, that's why He didn't
corrupt, because in His body there was no sin. So Unleavened Bread is
the next day.
v And then you
have Firstfruits.
What does Firstfruits
represent? It represents the Resurrection of Jesus Christ.
Perayaan-perayaan Ibrani memprediksi kematian,
penguburan, dan kebangkitan Yesus 1’500 tahun lebih sebelum peristiwa-peristiwa
itu terjadi. Mari kita bahas itu sekarang. Imamat 23:4-11 menyebutkan tiga
perayaan, tiga perayaan musim semi: Passah, Roti Tidak Beragi, dan Buah Sulung
v Aspek ministri Kristus yang mana yang dilambangkan oleh Passah?
KematianNya, benar? Domba Passah. Kurban.
v Apa yang dilambangkan
oleh Roti Tidak Beragi?
Roti itu siapa? Yesus. Mengapa tidak beragi? Karena pada
tubuhNya tidak ada dosa, itulah mengapa tubuhNya
tidak membusuk, karena di tubuhNya tidak ada dosa. Jadi Roti
Tidak Beragi adalah keesokan harinya.
v Kemudian ada Buah Sulung.
Apa yang dilambangkan Buah Sulung? Ini melambangkan Kebangkitan Yesus
Kristus.
Now here's the interesting thing.
v Christians
celebrate the entrance of Jesus to Jerusalem,
palm
Sunday, how many times a year? Once a year.
v The same is true
of holy Thursday,
jueves
santo in Spanish, how many times a year do we celebrate ~ not us, but do
Christians celebrate holy Thursday? Once a year.
v How many times
do they celebrate good Friday? Once a year.
So why do they celebrate Sunday every
week? The Resurrection every week?
By the way, do you know that the
Bible doesn't tell us that we're supposed to celebrate holy week, Easter. So Christians
keep what the Bible doesn't tell us to keep, and they ignore what the Bible
tells us to keep.
Nah, ini hal yang menarik.
v Orang-orang Kristen merayakan masuknya Yesus ke
Yerusalem, Minggu Palem,
berapa kali setahun? Sekali
setahun.
v Hal yang sama juga untuk Kamis Putih, jueves santo dalam bahasa Spanyolnya, berapa kali dalam
satu tahun kita ~ bukan kita, tapi orang-orang Kristen, merayakan
Kamis Putih? Sekali setahun.
v Berapa kali mereka merayakan Jumat Agung? Sekali setahun.
Jadi mengapa
mereka merayakan hari Minggu setiap minggu, Kebangkitannya,
setiap minggu?
Nah, ketahuilah Alkitab tidak mengatakan bahwa kita harus
merayakan Pekan Suci, Paskah. Jadi orang
Kristen memelihara apa yang tidak disuruh Alkitab untuk dipelihara,
dan mereka mengabaikan apa yang disuruh Alkitab harus kita
pelihara.
Interestingly enough for more than 100 years after the Resurrection,
we know that the church did not celebrate the Resurrection every Sunday, but
rather they celebrated the Resurrection once a year, the date of the Passover
which was the
16th of Nisan, no matter on which day the Passover fell.
It was only in the second century that bishop Victor excommunicated the Christians
in Asia for not commemorating the Resurrection on the weekly Sunday. This
is a historical fact.
Yang menarik selama
lebih dari 100 tahun setelah Kebangkitan, kita tahu gereja tidak
merayakan Kebangkitan setiap hari Minggu, melainkan mereka merayakan Kebangkitan sekali setahun, pada hari Passah,
yaitu tanggal 16 Nisan, tidak jadi soal itu jatuh pada hari yang mana.
Barulah di
abad kedua Uskup Victor mengekskomunikasi orang-orang Kristen di Asia karena
mereka tidak memperingati Kebangkitan setiap hari Minggu. Ini
adalah fakta sejarah.
Text # 6
Now let's go to text # 6, John 20:19. This is taking place on a Sunday
night. Let's read the verse John 20:19. “19 Then, the
same day at evening, being the first day of the week, when the doors were shut where the
disciples were assembled…” to celebrate the Resurrection, hehehe, that's the way Christians read it,
that's the way Christians read it. See I need new glasses. Once again “…19 Then, the same day at evening, being the first day of the week, when the doors
were shut where the disciples were assembled for fear of the Jews,
Jesus came and stood in the midst, and said to them, ‘Peace be with you.’…”
1. Does this text tell us that Sunday is the Lord's day?
2. Does it tell us that Sunday is holy?
3. Does it tell us that we're supposed to attend church on Sunday? No!
4. Does it tell us that we're supposed to celebrate the Resurrection on
Sunday? No!
In fact what it does tell us is that Sunday is the day after the Sabbath,
once again. So Sunday is not the Sabbath.
Ayat # 6
Sekarang mari ke ayat # 6,
Yohanes 20:19. Ini terjadi Minggu
malam. Mari kita baca
Yohanes 20:19, “19 Lalu di hari yang sama saat malam, itu
adalah hari pertama minggu itu, ketika pintu-pintu terkunci di mana murid-murid berkumpul…” untuk merayakan
Kebangkitan, hehehe, begitulah orang Kristen membacanya. Lihat, saya perlu
kacamata baru. Sekali lagi, “…19 Lalu di hari yang sama saat malam,
itu adalah hari pertama minggu itu, ketika pintu-pintu
terkunci di mana murid-murid berkumpul
karena mereka takut kepada orang-orang Yahudi, datanglah Yesus dan berdiri di tengah-tengah dan berkata kepada mereka, Damai sejahtera menyertai
kamu!”
1.
Apakah ayat ini memberitahu kita bahwa hari Minggu adalah
Hari Tuhan?
2.
Apakah ayat ini memberitahu kita bahwa hari Minggu itu
kudus?
3.
Apakah ayat ini memberitahu kita bahwa kita harus ke
gereja pada hari Minggu? Tidak!
4.
Apakah ayat ini memberitahu kita bahwa kita harus
merayakan Kebangkitan pada hari Minggu? Tidak!
Sesungguhnya apa yang diberitahukan kepada kita ialah
bahwa hari Minggu adalah hari setelah Sabat, sekali lagi. Jadi hari Minggu bukan hari Sabat.
Many Christians use this text of John 20:19 to attempt to prove that Sunday
is God's new rest day because the disciples were gathered together on the first
day of the week, supposedly to celebrate the Resurrection of Jesus.
This is how the argument goes. The
disciples gathered in the upper room to celebrate communion in remembrance of
the Resurrection of Jesus, and Jesus actually joined them for the celebration.
Thus following Christ's example, Christians must meet every Sunday to celebrate
communion in honor of Christ's Resurrection. Are you understanding the
argument?
This argument is
seriously flawed for several reasons.
Banyak orang Kristen menggunakan ayat Yohanes 20:19 ini
untuk mencoba membuktikan bahwa hari Minggu adalah hari perhentian yang baru
buat Allah karena para murid sedang berkumpul bersama pada hari pertama minggu
itu, yang dianggap sedang merayakan kebangkitan Yesus.
Demikianlah
argumentasinya. Para murid berkumpul di kamar di loteng merayakan perjamuan
kudus untuk memperingati Kebangkitan Yesus, dan Yesus malah bergabung
dengan mereka untuk perayaan tersebut. Maka, demi mengikuti teladan Kristus,
orang-orang Kristen harus bertemu setiap hari Minggu untuk merayakan perjamuan
kudus demi menghormati Kebangkitan Kristus. Apakah kalian memahami argumentasi
mereka?
Argumentasi ini
cacat parah berdasarkan beberapa alasan:
Let's examine those reasons.
1. First of all, the text clearly tells us why
they were gathered there.
They were not
gathered there to celebrate the Resurrection, they were gathered there for fear of
the Jews, they were afraid for their lives. The text tells us why they
were there, they were not there to celebrate the Resurrection of Christ.
2. The next point is that Jesus could not have joined them to celebrate
communion.
Because He had said before His death that He would not drink with them again
until He drank with them in the kingdom. So how could He say, “I’m not going to drink with you again until
we enter the kingdom” and yet on the Sunday of the Resurrection He's
celebrating communion with them? Notice what it says in Matthew 26:29, “ 29 But I say to
you, I will not drink of this fruit of the vine from now on until that
day when I drink it new with you in My Father’s kingdom.’…” So if Jesus celebrated communion and drank
with them on Sunday, He was violating what He told them, because He told them
that He was not going to drink until He entered the kingdom.
The Bible tells
us what Jesus ate when He went in and met with the disciples, it was not bread
and wine. It says in Luke 24:42 and 43, “ 42 So they gave Him a piece of a broiled
fish and some honeycomb. 43 And He took it and ate in their presence.” It doesn't say they ate bread and they
drank wine or grape juice. It says clearly what Jesus ate: He ate a broiled fish
and honeycomb.
Besides that communion
does not celebrate the Resurrection of Christ, communion celebrates His death. Notice
Matthew 26:28 Jesus says, “ 28 For this is My
blood of the new
covenant, which is shed for many
for the remission
of sins.” So communion
points forth to the shedding of His blood. Notice also what we find in 1 Corinthians
11:26 this is the apostle Paul writing, he says, “26 For as
often as you eat this bread and drink this cup, you proclaim the Lord’s
death till He comes.”
They say, “Oh
yeah. But they were gathered together to break bread.” Okay, they broke
bread every day. Notice, what we find in Acts 2:44 and 46 I’m reading
from the NIV, “44 All the believers were together and had everything in common. 46 Every
day they continued to meet together in the temple courts. They broke
bread in their homes and ate together with glad and sincere hearts…” Because they say that break bread is talking about
communion, but here it's talking about just eating meals in the homes.
3. Another important point is that Jesus instituted communion on Thursday night
of Passion week.
Why did He institute
communion on Thursday if He wanted Christians to celebrate communion on Sunday?
He would have had an excellent opportunity to institute communion on Sunday
night, but He did it on Thursday night. So clearly communion is not to be celebrated
on Sunday.
4. But here is the greatest blow to this argument that Jesus met with the disciples
to celebrate communion to celebrate the Resurrection of Jesus.
The morning of
the Resurrection ~ and we read some of this before, but I’m going to read it
again ~ the morning of the Resurrection they did not believe that Jesus had
resurrected. It says there in Luke 24:9-11, “ 9 Then they returned from
the tomb and told all these things to the eleven and to all the rest. 10 It was Mary
Magdalene, Joanna, Mary the
mother of James, and the other women with them, who told these things to the apostles…” they went and said Jesus has resurrected “…11 And their words seemed to them like idle tales,
and they did not believe them…” either. So Sunday morning they did not believe that Jesus had resurrected.
How about in the
evening of the Resurrection? Notice what we find in Mark 16:9 through 14. “9 Now
when He rose early on
the first day of the
week, He appeared first to Mary Magdalene, out of whom He had cast seven
demons. 10 She
went and told those who had been with Him, as they mourned and wept. 11 And when they heard that
He was alive and had been seen by her, they…” what? “…they did not believe…” so that's still in the morning. “…12 After that, He appeared in another form to two
of them as they walked and went into the country…” this is in the afternoon. “…13 And they went and told it to the rest, but they
did not believe them either. 14 Later
He appeared to the eleven as they sat at the table; and He rebuked their
unbelief and hardness of heart, because they did not believe those who had seen
Him after He had risen…” and this is at night.
Jesus is rebuking them on Sunday night which is really biblically speaking, Monday
night. Are you with me or not? Biblically speaking, because the dark
portion begins the day, before the light portion.
Mari kita periksa alasan-alasan tersebut.
1.
Pertama, ayat itu jelas mengatakan kepada kita mengapa
para murid sedang berkumpul di sana.
Mereka tidak sedang berkumpul di sana untuk merayakan
Kebangkitan, mereka sedang
berkumpul di sana karena mereka takut pada orang-orang Yahudi,
mereka takut mati. Ayat ini memberitahu kita mengapa mereka ada di sana, mereka
di sana tidak untuk merayakan Kebangkitan Kristus.
2.
Poin kedua ialah tidak
mungkin Yesus bergabung dengan mereka untuk merayakan perjamuan kudus,
karena Yesus sudah pernah berkata sebelum kematianNya
bahwa Dia tidak akan minum air anggur lagi bersama mereka hingga
Dia minum bersama mereka di Kerajaan. Jadi bagaimana mungkin Yesus berkata, “Aku tidak akan minum lagi dengan kalian hingga kita
masuk ke Kerajaan” namun pada hari Minggu
Kebangkitan itu Dia merayakan perjamuan kudus bersama mereka? Simak apa yang
dikatakan di Matius 26:29, “29 ‘Akan
tetapi Aku berkata kepadamu, Aku tidak akan minum buah ini dari pokok
anggur mulai sekarang ini sampai pada hari itu ketika Aku meminumnya baru, bersama-sama
dengan kamu dalam Kerajaan Bapa-Ku.’…” Jadi andai Yesus merayakan perjamuan kudus dan minum
bersama mereka pada hari Minggu, Dia melanggar kata-kataNya sendiri kepada
mereka, karena Dia telah memberitahu mereka bahwa Dia tidak akan minum hingga
Dia masuk ke Kerajaan.
Alkitab memberitahu kita apa yang dimakan Yesus ketika
Dia masuk ke ruang itu dan bertemu dengan para murid, bukan roti dan anggur.
Dikatakan di Lukas 24:42-43, “…42 Lalu mereka memberiNya
sepotong ikan panggang dan sedikit sarang madu.
43 Dan Ia mengambilnya dan
memakannya di hadapan mereka…” Tidak dikatakan
bahwa mereka makan roti dan minum anggur atau sari buah anggur. Dikatakan
dengan jelas apa yang dimakan Yesus:
Dia makan ikan panggang dan sarang madu.
Selain itu, perjamuan kudus tidak merayakan Kebangkitan
Kristus, perjamuan kudus merayakan
KematianNya. Simak Matius 26:28, Yesus berkata, “…28
Sebab inilah darah-Ku
dari perjanjian yang baru, yang ditumpahkan bagi banyak orang untuk pengampunan
dosa.’…” Jadi perjamuan kudus menunjuk ke depan
ke penumpahan darahNya. Simak juga apa yang kita dapati di 1 Korintus
11:26, ini rasul Paulus yang menulis,
dia berkata, “…26 Sebab sesering kamu makan roti ini dan minum cawan
ini, kamu memproklamasikan kematian Tuhan
sampai Ia datang.’…”
Mereka berkata,
“O, iya, tetapi mereka berkumpul bersama untuk memecah roti.” Oke, mereka memecah roti setiap hari.
Simak apa yang kita lihat di Kisah 2:44, 46, dan saya membaca dari NIV, “…44
Dan semua orang percaya bersatu dan berbagi
segala sesuatu. 46 Tiap-tiap hari mereka berlanjut bertemu bersama di Bait Allah. Mereka memecahkan roti di rumah-rumah
mereka dan makan bersama-sama dengan hati
yang gembira dan tulus. …” Karena mereka mengatakan “memecah roti” itu bicara tentang
perjamuan kudus, namun di sini itu
semata-mata bicara tentang
makan-makan biasa di rumah-rumah.
3.
Poin lain yang penting ialah Yesus melembagakan Perjamuan Kudus pada hari Kamis malam
dari minggu Penderitaan.
Mengapa Dia melembagakan Perjamuan kudus pada hari Kamis
jika Dia ingin orang-orang Kristen merayakan Perjamuan kudus pada hari
Minggu? Tentunya Dia punya kesempatan bagus untuk melembagakan Perjamuan kudus
pada Minggu malam, tetapi Dia malah melakukannya pada Kamis malam. Jadi jelas
Perjamuan kudus itu tidak untuk dirayakan pada hari Minggu.
4.
Tetapi inilah pukulan paling telak pada argumentasi itu, yaitu bahwa Yesus
bertemu dengan para murid untuk merayakan Perjamuan kudus untuk memperingati
Kebangkitan Yesus.
Pada pagi hari Kebangkitan ~ dan kita sudah membaca ini
sebelumnya tetapi saya akan membacanya lagi ~ pada pagi hari Kebangkitan mereka tidak percaya bahwa Yesus
sudah bangkit. Dikatakan di Lukas 24:9-11, “9 Lalu mereka kembali dari kubur, dan menceriterakan semuanya itu kepada kesebelas murid dan kepada
semua saudara yang lain.10 Maria dari Magdala, Yohana, Maria ibu
Yakobus, dan perempuan-perempuan lain
yang bersama-sama dengan mereka, inilah yang memberitahu hal-hal ini kepada
rasul-rasul. 11 Dan perkataan-perkataan
mereka seakan-akan cerita omong kosong dan
mereka tidak mempercayai perempuan-perempuan
itu.” Maka Minggu pagi mereka tidak percaya bahwa Yesus sudah
bangkit.
Bagaimana pada malam setelah Kebangkitan? Simak apa yang
kita temukan di Markus 16:9-14, “ 9 Nah, ketika
Yesus bangkit pagi-pagi pada hari pertama minggu itu, Ia menampakkan diri-Nya pertama kepada Maria Magdalena, yang darinya Yesus pernah mengusir tujuh setan.
10 Perempuan itu pergi dan memberitahu
mereka yang tadinya bersama Yesus, selagi mereka sedang berkabung dan menangis.11
Dan ketika mereka mendengar, bahwa Yesus
hidup dan telah dilihat olehnya, mereka…”
apa? “…tidak percaya…” Nah, ini masih di
pagi harinya. “…12 Sesudah itu
Ia menampakkan diri dalam rupa yang lain kepada dua orang dari mereka, ketika
keduanya sedang berjalan menuju ke pedesaan…”
Ini waktu petang. “…13 Dan
mereka pergi dan memberitahukan kepada
yang lain, tetapi orang-orang itu pun tidak mempercayai mereka. 14 Belakangan Ia (Yesus) menampakkan Diri kepada yang sebelas
(murid) itu saat mereka sedang duduk makan,
dan mencela mereka karena ketidakpercayaan
dan kekerasan hati mereka, karena mereka
tidak mempercayai orang-orang yang telah
melihat Dia sesudah Dia bangkit…” Dan ini saat sudah
malam. Yesus menegur mereka pada Minggu
malam yang sesungguhnya secara alkitabiah itu sudah malam Senin.
Apakah kalian mengikuti saya atau tidak? Bicara secara alkitabiah, bagian hari
yang gelap (malam) yang memulai pergantian hari, sebelum bagian hari yang
terang (siang).
Text # 7
Now let's go to text # 7. 1 Corinthians
16:1-2, here the apostle Paul wrote, “1 Now
concerning the collection for the saints, as I have given order to the churches
of Galatia, even so do ye. 2 Upon the first day of the week let
every one of you lay by him in store, as God hath prospered him, that there be
no gatherings when I come.” (KJV)
Now, what was this? Was this a regular church budget offering? It was not a
church budget offering. It was a special offering to send to the poor in
Jerusalem, who were going through difficult times. These verses are not
speaking at all about a gathering of Christians at church on the first day of
the week. Every Bible version I have consulted states that this offering was to be set aside at
home, on a weekly basis. Why would members set it aside at home, if
they were going to church on Sunday? Should they not rather have taken the
money to the church? Not one Bible translation instructs believers to
take the money to the church. And I’ll give a caveat to that, and
that is, that there's one Bible version that has this half right, which is the Adam Clarke's Commentary.
“He was to do this at the
conclusion of the week…” that is, set
aside the money. “…When he had cast up
his weekly earnings and had seen how much God had prospered his labor, he was
then to bring it on the first day of the week, as is most likely, to the church
or assembly, that it might be put in the common treasury.”
He's half right. The money was to be set aside, where? Was
to be set aside at home, because it says, weekly he was supposed to set aside
the money according to God, the way that God had prospered his labor. But then
he commits the mistake of saying, “then He was supposed to bring it… to church”.
Ayat # 7
Nah mari kita ke
ayat # 7, 1 Korintus 16:1-2, di sini rasul Paulus menulis, “1Nah,
tentang mengumpulkan bagi orang-orang kudus, seperti
yang telah kuperintahkan kepada gereja-gereja
di Galatia, seperti itu lakukanlah juga. 2
Pada hari pertama setiap minggu hendaklah setiap
orang di antara kamu menyisihkan sesuatu dan menyimpannya, sebagaimana
Allah telah melimpahinya, supaya
jangan ada pengumpulan waktu aku datang.”
Nah, ini apa?
Apakah ini persembahan reguler untuk anggaran operasional gereja? Ini bukan
persembahan untuk anggaran gereja. Ini adalah persembahan khusus untuk
dikirimkan kepada yang berkekurangan di Yerusalem, yang sedang mengalami masa
sulit. Ayat-ayat ini sama sekali tidak bicara tentang berkumpulnya orang-orang
Kristen di gereja pada hari pertama setiap minggu. Setiap versi terjemahan Alkitab
yang saya periksa menyatakan bahwa persembahan
ini harus disisihkan di rumah setiap minggu. Mengapa jemaat
harus menyisihkan di rumah jika mereka akan ke gereja pada hari Minggu? Kalau
begitu apakah tidak lebih baik mereka membawa uangnya ke gereja saja? Tidak satu pun terjemahan
Alkitab untuk ayat ini yang menginstruksikan orang-orang percaya untuk membawa
uang ke gereja.
Dan saya memberi
catatan untuk itu, yaitu, hanya ada satu terjemahan Alkitab yang separo benar,
yaitu Adam Clarke’s Commentary.
“Dia harus melakukan ini pada akhir minggu…” yaitu menyisihkan uang. “…Bilamana dia telah
menghitung penghasilan mingguannya dan telah melihat betapa banyak Allah telah melimpahi
kerja kerasnya, maka dia harus membawanya pada hari pertama dari minggu itu,
kemungkinan yang paling besar, ke gereja atau perkumpulan, agar itu boleh
dimasukkan ke perbendaharaan bersama.”
Dia cuma separo benar. Uangnya harus disisihkan, di mana?
Disisihkan di rumah,
karena dikatakan, setiap minggu dia harus menyisihkan uang menurut berkat yang
telah Tuhan berikan untuk kerja kerasnya. Tetapi dia lalu membuat kesalahan dengan mengatakan “dia harus
membawanya … ke gereja…”
Now let's read what Albert Barnes the
great commentator had to say. Because what I just read is from Adam Clark's
commentary. These are commentators from a long time ago. Albert Barnes had it
right. This is what he wrote,
“Let him lay up at home, treasuring up as he has been prospered. The Greek phrase, ‘by himself,’…”
that is lay aside by himself “…means, probably, the same as
‘at home’. Let him set it apart;
let
him designate a certain portion; let him do this by himself, when he is at home,
when
he can calmly
look at the evidence of his prosperity.”
See, Albert Barnes has it right.
Sekarang mari kita
baca apa kata Albert Barnes,
komentator terkenal. Karena apa yang baru saya bacakan itu dari komentar Adam
Clarke. Kedua komentator ini berasal dari masa lampau. Albert Barnes benar.
Inilah yang dia tulis,
“Hendaknya
dia menyisihkan di rumah, menghitungnya sebagaimana dia telah diberkati.
Istilah Greeka ‘oleh dirinya sendiri’…” yaitu menyisihkan oleh dirinya sendiri, “…artinya kira-kira sama dengan ‘di rumah’. Hendaklah
dia menyisihkan; hendaklah dia menentukan suatu porsi yang tertentu, hendaklah
dia melakukan ini oleh dirinya sendiri, ketika dia ada di rumah, ketika dia
bisa dengan tenang melihat bukti-bukti kelimpahannya.”
Lihat, Albert Barnes menangkapnya dengan benar.
Notice what different Bible translations say about this.
NIV
“1 Now…” this is the NIV, “…Now about the
collection for the Lord’s people: Do what I told the
Galatian churches to do. 2 On the first day of every
week, each one of you should set aside a sum of money in keeping
with your income, saving it up, so that when I come no collections will have to be made.”
Simak apa kata
terjemahan-terjemahan Alkitab yang berbeda berkata tentang ini.
New International Version (NIV):
“1 Nah,…” ini dari NIV, “…Nah,
tentang pengumpulan (dana)
untuk umat Allah: Lakukanlah apa yang aku suruh gereja di Galatia melakukan. 2
Pada hari pertama setiap minggu, masing-masing kamu harus menyisihkan
sejumlah uang sesuai dengan penghasilanmu, menabungnya, supaya bila aku datang, pengumpulan tidak
perlu dibuat lagi.”
The New American
Standard Bible,
“1 Now
concerning the collection for the saints, as I directed the
churches of Galatia, so you are to do as well. 2 On the
first day of every week, each of you is to put aside and save as he may prosper, so that no collections need to be made when I come.”
New American Standard Bible
(NASB)
“1Nah, tentang
mengumpulkan bagi orang-orang kudus, seperti yang telah kuperintahkan kepada
gereja-gereja di Galatia, seperti itulah kamu harus melakukannya.. 2
Pada hari pertama setiap minggu setiap orang di antara kamu harus menyisihkan dan menabung sesuai dengan kelimpahannya, supaya
pengumpulan tidak perlu dibuat waktu aku datang.”
The English Standard
Version
“1 Now
concerning the collection for the saints: as I directed the churches of
Galatia, so you also are to do. 2 On the first day of
every week, each of you is to put something aside and store it up, as he may prosper, so that there will be no collecting when I
come.”
English Standard Version (ESV)
“1Nah, tentang
mengumpulkan bagi orang-orang kudus, seperti yang telah kuperintahkan kepada
gereja-gereja di Galatia, seperti itulah kamu juga harus melakukannya. 2
Pada hari pertama setiap minggu setiap orang di antara kamu harus menyisihkan sesuatu dan menabungnya, sesuai dengan kelimpahannya, supaya tidak ada
pengumpulan waktu aku datang.”
Revised Standard
Version,
“1 Now
concerning the contribution for the saints: as I directed the churches of
Galatia, so you also are to do. 2 On the first day of every week, each of you is to put something aside and store it up, as he may prosper, so that contributions need not be made when I come.”
Revised Standard Version (RSV)
“1Nah, tentang
kontribusi bagi orang-orang kudus, seperti yang telah kuperintahkan kepada
gereja-gereja di Galatia, seperti itulah kamu juga harus melakukannya. 2
Pada hari pertama setiap minggu setiap orang di antara kamu harus menyisihkan sesuatu dan menyimpannya, sesuai
dengan kelimpahannya, supaya kontribusi tidak perlu dibuat waktu aku datang.”
The Weymouth Translation,
“2On the first day of every week let each of you put on one side and store up at his
home whatever gain has been granted
to
him; so that whenever I come, there may then be no collections going on.”
The Weymouth Translation
“2 Pada hari
pertama setiap minggu hendaknya setiap orang di antara kamu menyisihkan
dan menyimpannya di rumahnya
keuntungan apa pun yang telah dikaruniakan kepadanya, supaya bila aku datang,
tidak perlu ada pengumpulan yang dilakukan.”
The Wuest Translation says,
“2 On every first day of the week let each one of you have the habit of putting
aside at home whatever he
may be prospered in, accumulating and keeping it in reserve, in order that when I
may
come, then there may not be any collections.”
The Wuest Translation mengatakan,
“2 Pada setiap
hari pertama dari satu minggu hendaknya setiap orang di antara kamu punya
kebiasaan untuk menyisihkan
di rumah apa pun kelimpahan yang
mungkin dimilikinya, mengumpulkannya
dan menyimpannya sebagai cadangan, supaya
bila aku datang, tidak perlu ada pengumpulan apa pun.”
Do these translations
say that people were taking their money to church on the first day of the week?
The word “church” isn't even mentioned. They were to lay aside at home as some
versions say, set aside individually and personally so that when the
apostle Paul came he didn't have to go canvas all of the members. They would
already have the money ready to give to Paul to take to the poor saints in
Jerusalem.
Apakah terjemahan-terjemahan di atas berkata bahwa
orang-orang harus membawa uang mereka ke gereja pada hari pertama setiap
minggu? Kata “gereja” bahkan tidak disebut. Mereka harus menyisihkan di rumah, seperti
kata beberapa versi, menyisihkan secara
individu dan pribadi, supaya nanti ketika rasul Paulus datang
dia tidak usah keliling mengumpulkan bantuan dari semua jemaat. Mereka sudah
akan punya uangnya siap untuk diberikan Paulus untuk dibawa ke orang-orang
kudus yang miskin di Yerusalem.
It is dishonest to use this text to
prove that Sunday is holy and people were going to church on Sunday. The text is not
speaking about a meeting at church, but rather a private setting apart of money
at home, to send to Jerusalem with Paul. This is not church budget to operate
the local church. It is a special offering to be sent to the poor in Jerusalem.
Tidaklah jujur
menggunakan ayat ini untuk membuktikan bahwa hari Minggu itu kudus dan bahwa
orang-orang pergi ke gereja pada hari Minggu. Ayat ini tidak bicara
tentang pertemuan di gereja, melainkan secara pribadi menyisihkan uang di
rumah, untuk dikirim ke Yerusalem melalui Paulus. Ini bukan anggaran
operasional gereja lokal. Ini adalah persembahan khusus yang akan dikirimkan ke
mereka yang kekurangan di Yerusalem.
However, you might ask why did Paul command them to set aside this money on
the first day of the week, which would be Sunday. The answer is simply because
the work week ended on Friday, and Sunday would give them the first opportunity to
sit down and figure out how much they should set aside. They would not
do this on the Sabbath because the Sabbath is God's day and not a day to take care
of their personal finances. What does this text really teach us?
Not Sunday observance but faithful stewardship.
Namun begitu, kalian mungkin bertanya mengapa Paulus
memerintahkan mereka untuk menyisihkan uang ini pada hari pertama dari setiap
minggu, yang adalah hari Minggu. Jawabannya sederhana, karena minggu bekerja
berakhir pada hari Jumat, dan hari
Minggu adalah kesempatan pertama mereka duduk dan menghitung berapa yang bisa
mereka sisihkan. Mereka tidak boleh melakukan ini pada hari
Sabat karena Sabat itu hari
Allah dan bukan hari untuk mengurusi keuangan pribadi mereka sendiri.
Ayat ini sesungguhnya
mengajarkan apa kepada kita? Bukan pemeliharaan hari Minggu,
tetapi kesetiaan penatalayanan.
By the way the apostle Paul is not suggesting that they do this. The text
says that he commanded them to do this. Furthermore, the money is not for
church operations but to send to the needy in Jerusalem. And Paul says that
this was something that all of the churches needed to do, to contribute to
those who were needy in Jerusalem.
Actually the text is teaching us that
1. we should set aside what we're going to give regularly
2. personally each one of you
3. privately at home and
4. depending on how God had prospered us, the amount.
Nah, rasul Paulus tidak mengusulkan bahwa mereka
sebaiknya melakukan ini. Ayat ini mengatakan Paulus memerintahan mereka untuk
melakukan ini. Lebih jauh, uangnya bukan untuk operasional gereja melainkan
untuk dikirimkan kepada yang membutuhkan di Yerusalem. Dan Paulus berkata bahwa
ini adalah sesuatu yang harus dilakukan semua gereja, memberikan kontribusi
kepada mereka yang kekurangan di Yerusalem.
Sesungguhnya ayat ini mengajar kita bahwa:
1.
kita harus menyisihkan apa yang akan kita berikan
secara teratur,
2.
setiap orang dari kita secara individu,
3.
melakukannya sendiri di rumah, dan
4.
jumlahnya berdasarkan bagaimana Allah telah melimpahi
kita.
The text is
speaking about faithful stewardship not the observance of Sunday. Where does the text tell us that we're supposed
to observe Sunday? Setting aside an offering at home to give to Paul when Paul came,
certainly cannot
be a justification for commemorating the Resurrection of Christ on Sunday.
There's no mention whatsoever about any of this. But you see, when you believe
that Sunday is the day of rest you have to look for some evidence in the Bible,
you have to twist the Bible, you have to add to the Bible, you have to
misinterpret the Bible, to defend what is not there in the text.
Ayat ini bicara
tentang kesetiaan penatalayanan bukan pemeliharaan hari Minggu. Di mana ayat ini mengatakan
bahwa kita harus memelihara hari Minggu? Menyisihkan
persembahan di rumah untuk diserahkan kepada Paulus saat dia datang,
sudah tentu bukanlah pembenaran
untuk memperingati Kebangkitan Kristus pada hari Minggu. Tidak
disebutkan sama sekali tentang hal itu. Tetapi kalian lihat, bila orang percaya
bahwa hari Minggu adalah hari perhentian, maka dia harus mencari semacam bukti di
Alkitab, dia harus memelintir Alkitab, dia harus menambahi Alkitab, dia harus
salah-menginterpretasikan Alkitab, untuk membela apa yang tidak ada di ayat
Alkitab.
Text # 8
Now we're running out of texts, aren't we? We only have one left, and this
is the one that is used the most. Acts 20:7 through 12. “7 Now
on the first day of
the week, when the disciples came together to break bread…” and that's interpreted as “they came to
celebrate communion”, but we already noticed that they broke bread in the homes
every day. So notice “…7 Now on the
first day of the
week, when the disciples came together to break bread, Paul, ready to depart
the next day…” he was going to
leave the next day
“…spoke to them and continued his message until midnight…” and you think that I am long-winded. “…8 There were many lamps in the upper room
where they were gathered together. 9 And in a window sat a certain young man named
Eutychus, who was sinking into a deep sleep…”
you know, I kind of think that Paul
could be very boring in his preaching, if his speaking was like his epistles,
they're complicated. There are some things in Paul that I don't understand yet.
I might have to sit down with him in the kingdom and say, “Paul, you should
have been a little clearer.” But then that would be a problem, because Peter
said that Paul wrote things that are difficult to understand, which the
unlearned twist to their own destruction, as they do the other Scriptures. So
Paul is not to blame. It's us. We have to dig into Scripture, we have to study
Scripture, we have to struggle with the text, and find out what the text means.
So this young man is in the window, it's obviously in the second floor (actually should be the third
floor), and he falls deep asleep.
It says, “…He was overcome by sleep; and as Paul
continued speaking, he fell down from the third story and was taken up
dead. 10 But
Paul went down, fell on him, and embracing him said, ‘Do not trouble yourselves, for his life is
in him.” 11 Now
when he…” that is Paul, “…had come
up, had broken bread and eaten…” notice, it's not the congregation, this is not a potluck. The pronouns are in
singular. Paul is doing this because he's the one that's been
preaching, he's the one that's been consuming energy. So it says, “…11 Now when he had come up,
had broken bread and eaten and talked…” he's doing this “…a
long while, even till daybreak, he departed…” He preached all night, folks, wow! This was
what Hispanics call a vegelia, a
vigil. “…12 And they brought the
young man in alive, and they were not a little comforted.”
The text tells us that this meeting took place in the evening of the first day of the
week. What would that be? Saturday night. Because in the Bible
the evening comes before the morning, so if it's the evening of the first day
of the week, it's what we call Saturday night. So you need to celebrate the
Resurrection of Jesus on Saturday night, hehehe. I’m speaking sarcastically of
course. Folks, this was an out of the ordinary meeting. It was a farewell for
the apostle Paul, he was going to leave the next day, and the people wanted to
get as much out of him as they could. And so they called the meeting before the
apostle Paul departed the next day, the next morning. This passage gives us no justification
whatsoever for a regular observance of the first day of the week.
Ayat # 8
Nah, kita sudah kehabisan
ayat, bukan? Kita hanya punya satu ayat yang tersisa dan ayat ini adalah yang
paling sering digunakan, Kisah 20:7-12. “7
Nah pada hari pertama minggu itu, ketika para murid berkumpul untuk memecah roti…” dan ini dianggap
sebagai “mereka datang untuk merayakan perjamuan kudus”, tetapi kita sudah
menyimak bahwa mereka memecah roti di rumah-rumah setiap hari. Jadi perhatikan, “…7 Nah
pada hari pertama minggu itu, ketika para murid
berkumpul untuk memecah roti, Paulus yang siap berangkat pada keesokan harinya…” Paulus akan berangkat keesokan harinya, “…berbicara kepada mereka dan melanjutkan pesannya hingga tengah malam…” dan kalian pikir
bicara saya tidak selesai-selesai. “…8
Ada banyak lampu yang menyala di ruang atas, di mana mereka
berkumpul, 9 Dan di jendela duduk
seorang pemuda bernama Eutikhus, yang mulai terlelap
dalam tidur yang pulas…” Kalian tahu, saya pikir Paulus mungkin sangat membosankan
dalam berkhotbah, jika cara berbicaranya mirip dengan surat-suratnya yang rumit. Ada dari isi surat-surat Paulus yang belum saya pahami.
Mungkin nanti di Kerajaan saya harus duduk bersamanya dan berkata, “Paulus,
engkau seharusnya menulis lebih jelas.” Tapi itu akan jadi masalah. Karena
Petrus berkata bahwa Paulus menulis tentang hal-hal yang sulit dipahami, yang
oleh mereka yang tidak terpelajar diplintir sehingga mengakibatkan kebinasaan
mereka sendiri, sebagaimana yang mereka lakukan dengan Kitab-Kitab Suci yang
lain. Jadi bukan Paulus yang salah, tapi kita. Kita yang harus menggali ke
dalam Kitab Suci, kita harus mempelajari Kitab Suci, kita harus bergumul dengan
ayatnya, dan mencari tahu apa yang dimaksudkan ayat itu. Nah, jadi orang muda
ini duduk di jendela, jelas tempatnya ada di loteng, dan dia tertidur lelap.
Dikatakan, “…Dia dikuasai oleh tidur yang sangat pulas. Dan karena Paulus terus berbicara, pemuda itu jatuh dari tingkat
ketiga, dan sudah mati ketika diangkat. 10 Tetapi Paulus turun ke bawah, dan
rebah di atas pemuda itu, dan sambil mendekapnya, berkata, ‘Jangan khawatir, sebab hidupnya
masih ada padanya.’ 11 Maka
ketika ia…” yaitu Paulus, “…sudah naik, sudah
memecah roti dan makan…”
simak, bukan jemaat yang makan, ini bukan potluck. Kata ganti
orangnya dalam bentuk tunggal (ia), Paulus
yang melakukan ini karena dialah yang berbicara, dialah yang
menghabiskan enerji. Maka dikatakan, “…11
Maka ketika ia sudah naik, sudah memecah roti dan makan, dan
bicara…” Paulus yang melakukan ini, “…untuk waktu
yang lama, yaitu sampai fajar
menyingsing, ia pun
berangkat…” Paulus bicara semalam suntuk, Saudara-saudara. Wow! Ini
yang disebut orang Spanyol vegelia, jaga malam
(bah. Jawa: melekan). “…12 Dan mereka membawa
masuk pemuda itu hidup-hidup ke rumahnya, dan mereka sangat terhibur.”
Ayat-ayat ini mengatakan kepada kita bahwa pertemuan ini
terjadi pada malam hari pertama minggu itu. Hari apa itu? Sabtu malam. Karena
di Alkitab malam datang dulu sebelum siang, maka jika itu malam hari pertama dari satu minggu, itu yang kita sebut
Sabtu malam (malam Minggu). Kalau begitu kita harus merayakan
Kebangkitan Yesus pada malam Minggu, hehehe. Saya bicara secara sarkasme tentu
saja. Saudara-saudara ini adalah suatu pertemuan yang tidak biasa. Ini adalah
pertemuan perpisahan dengan rasul Paulus, dia akan pergi keesokan harinya, dan
orang-orang mau mendapatkan sebanyak mungkin pelajaran yang bisa mereka
peroleh. Maka mereka membuat pertemuan ini sebelum rasul Paulus pergi keesokan
harinya, keesokan paginya. Bacaan
ini tidak memberi kita dasar apa pun untuk memelihara hari pertama dari setiap
minggu secara teratur.
The book of Acts repeatedly tells us that the apostles went to church on the
Sabbath and this is after Jesus resurrected. Let's take the
Bible at face value. Let's read some texts that tell us which day of
the week the apostles went to the synagogue, which was the church of that day. See,
that they had no built churches at that day, so the Christians went to the
synagogue for church.
Let's read Acts 13:14 and verses 42 and 44. “ 14 But when they departed
from Perga, they came to Antioch in Pisidia, and went into the synagogue
on the Sabbath day and sat down…” verse 42, “…42So when the Jews went out of the synagogue, the Gentiles…”
notice, “…the Gentiles begged that these words might
be preached to them the next Sabbath…” when did they meet in the synagogue? On the
Sabbath. They didn't say, “Oh, can you come and teach us again tomorrow?” No!
Next Sabbath, because that was the day of worship. And it says in verse 44, “…44 On the next Sabbath
almost the whole city came together to hear the word of God.”
What day was the worship service held? Sabbath! It's explicit, clear in
black and white.
Kitab Kisah berulang-ulang memberitahu kita bahwa para rasul pergi ke gereja pada
hari Sabat, dan ini setelah
kebangkitan Yesus. Mari kita terima Alkitab sebagaimana adanya. Mari
kita baca beberapa ayat yang memberitahu
kita hari mana para rasul pergi ke sinagog, yang adalah gereja di zaman itu.
Lihat, mereka tidak punya bangunan gereja di zaman itu, maka orang-orang
Kristen pergi ke sinagog untuk bergereja.
Mari kita baca Kisah 13:14, 42, 44. “14 Tetapi ketika mereka (Paulus
dkk.)
meninggalkan Perga, mereka pergi ke
Antiokhia di Pisidia; dan pergi ke sinagog (rumah ibadah) pada
hari Sabat, dan duduk…” ayat 42, “…42 Maka ketika orang-orang Yahudi sudah meninggalkan sinagog, orang-orang non-Yahudi…”
simak, “…orang-orang non-Yahudi memohon agar Firman itu boleh dikhotbahkan kepada
mereka hari Sabat berikutnya…” kapan mereka bertemu di sinagog? Pada hari Sabat. Mereka
tidak berkata, “Oh, bisakah engkau datang dan mengajar kami lagi besok?” Tidak!
Sabat berikutnya, karena itulah hari ibadah. Dan dikatakan di ayat 44, “…44
Pada hari Sabat berikutnya hampir seluruh kota itu datang berkumpul untuk
mendengar Firman Allah.”
Pada hari apa kebaktian ibadah diadakan? Sabat! Ini
eksplisit, jelas hitam di atas putih.
Acts 16:13, they also met in the outdoors on Sabbath it says there, “ 13 And
on the Sabbath day we went out of the city to the riverside, where prayer was
customarily made; and we sat down and spoke to the women who met there.” So they're meeting on the Sabbath day,
next to a river, probably because there was no synagogue near or no synagogue
available.
Kisah 16:13, mereka juga bertemu di udara bebas pada hari
Sabat, dikatakan di sana, “13 Dan pada hari Sabat kami pergi keluar kota ke tepi sungai, di mana orang biasa berdoa; dan kami duduk, dan berbicara kepada perempuan-perempuan yang bertemu di sana…” Jadi mereka
bertemu pada hari Sabat di tepi sungai, mungkin karena tidak ada sinagog yang
dekat di sana, atau tidak ada sinagog yang bisa digunakan.
Notice Acts 17:2 and 3, “2 Then Paul, as his custom was, went in to them,
and for three Sabbaths reasoned with them from the Scriptures 3 explaining and
demonstrating that the Christ had to suffer and rise again from the dead,
and saying, ‘This
Jesus whom I preach to you is the Christ.’…” What was Paul's custom? Paul's custom
according to this was to go and teach which day? On the Sabbath. He did it
three Sabbaths in a row.
Simak Kisah 17:2-3, “2 Lalu
Paulus seperti kebiasaannya masuk ke rumah ibadat menemui mereka, dan tiga Sabat berturut-turut ia berdiskusi dengan mereka dari Kitab Suci, 3
menerangkan dan menunjukkan, bahwa Sang Mesias
harus menderita dan bangkit lagi dari antara
orang mati, dan berkata: ‘Yesus ini yang
kuberitakan kepadamu adalah Sang
Mesias.’…” Apa kebiasaan Paulus? Kebiasaan Paulus menurut ayat-ayat
ini ialah pergi dan mengajar pada hari apa? Hari Sabat. Dia melakukannya tiga
Sabat berturut-turut.
So then he meets Aquila and Priscilla in Corinth, and we're told in Acts
18:4, “ 4 And he reasoned in the synagogue every Sabbath, and
persuaded both Jews and Greeks.”
Kemudian dia bertemu dengan Akwila dan Priskila di
Korintus, dan kita mendapat tahu di Kisah 18:4, “…4
Dan dia (Paulus) berdiskusi di sinagog setiap hari
Sabat, dan meyakinkan baik orang-orang Yahudi maupun
orang-orang Yunani.”
Acts 18:11 tells us. “ 11 And he continued there a year and six months…” How many Sabbaths did he go to church? 78
Sabbaths if you count one year and six months, “…teaching the word of God among them.”
Kisah 18:11
memberitahu kita, “11 Dan dia (Paulus) tinggal di situ selama satu tahun dan enam bulan, …” Berapa Sabat
Paulus ke gereja? 78 Sabat jika kita hitung satu tahun enam bulan, “…mengajarkan Firman Allah di tengah-tengah
mereka.”
To ignore these clear texts and try to make Luke say something that he did
not intend, is dishonest.
Mengabaikan ayat-ayat yang jelas begini dan mencoba
membuat seolah-olah Lukas mengatakan apa yang tidak diniatkannya, itu tidak
jujur.
Incidentally the apostle Paul, the next day which would be Sunday, walked 35
miles to Assos, Sunday morning, he
did this. If Sunday was the day of worship at this time, should not Paul have been in church? The
simple fact is that the church was not meeting on Sunday at that time.
Kebetulan, rasul Paulus,
keesokan harinya yang adalah hari Minggu, berjalan
kaki 35 mil ke Asos (Kisah 20:13), dia melakukannya Minggu pagi.
Andai pada waktu itu hari Minggu adalah hari ibadah, tidakkah Paulus seharusnya
berada di gereja? Faktanya yang sederhana ialah gereja tidak bertemu pada hari
Minggu di zaman itu.
Incidentally I had a very interesting experience in Colombia. There's a
place that is in the tropical rainforest. I mean the only way at that time that
you could get to this place was to take an airplane, a small plane, and the
name of the place is ~ I’m trying to remember the name ~ it's not Turbo, it's
up … well anyway I don't remember the name, it'll come to me, but it's a place
in the tropical rainforest, and when you're flying in there the plane goes
down, and down, and down, until it looks like he's going to land on the trees.
And then suddenly the clearing appears, and the two motor plane, you know,
lands. It is the place on earth where it rains the most, over 360 inches a
year, that's a lot of rain, I mean it's raining all the time. You know where my shower was? I stayed in the home of
someone. The shower was a big barrel, and as it rained, the water came into the
barrel, and there was a pipe sticking out, and I showered as the water came out of the pipe. I
mean it was just humid, like you can't believe you sweat like crazy.
And I was only there Friday night Sabbath. So on Sabbath I preached from 11
to 12, and when I finished preaching, they said, “You're finished already?”
I said, “Well, yeah, I preached my sermon.”
They said, “Oh No! No! No! Pastors only come here every three months or so,
you've got to preach another sermon.”
So I preached another sermon for an hour, and I ended the sermon.
They said, “You're finished already?” They said, “You’ve got to preach
another sermon.”
So I preached till three o'clock.
And at three o'clock they said, “Well now it's time to go to lunch.” And so
everybody went to lunch. But we're coming back at six for a meeting in the
evening. So at six o'clock I preached again, at seven o'clock I preached again,
I preached till three o'clock in the morning!
Was this a usual meeting? Every Sabbath, you know, a minister was there to
preach all night Sabbath, and all day? No! It was an unusual meeting.
By the way the name of the place is Quibdó, it's a
fantastic place, it's absolutely pristine, beautiful, but super humid.
And so you know the reason why they wanted me to have these meetings and to
preach is because they knew I was leaving on Sunday morning, but it wasn't a
regular occurrence. It was like with the apostle Paul. The apostle Paul was
there, they knew he was going to leave the next day, so they said, “We want
this guy to preach as much as he can, because we're probably not going to see
him again.” In fact Paul says, “You're probably not going to see my face again”
because he knew that he was coming to the end of the road.
Nah, saya punya pengalaman yang menarik di Colombia. Ada
sebuah tempat di hutan hujan tropis. Satu-satunya cara kita bisa tiba di tempat
ini ialah dengan pesawat, pesawat kecil, dan nama tempat tersebut ialah ~ saya
mencoba mengingatnya ~ bukan Turbo, itu ada di atas … nah, saya tidak ingat
namanya, nanti saya akan teringat lagi, tetapi itu adalah sebuah tempat di
hutan hujan tropis, dan bila kita terbang ke sana, pesawatnya akan turun,
turun, turun, hingga sepertinya pesawat itu akan mendarat di atas pepohonan.
Kemudian tiba-tiba ada sebuah tempat terbuka, dan pesawat dua motor tersebut
mendarat. Itu adalah tempat di bumi di mana paling banyak hujannya, lebih dari
360 inci setahun, itu hujan yang banyak sekali. Maksud saya tempat itu selalu
hujan. Kalian tahu di mana saya mandi? Saya tinggal di rumah seseorang. Pancuran
mandinya adalah sebuah gentong besar, dan saat hujan air masuk ke dalam gentong
itu, dan ada sebuah pipa yang keluar dari gentong itu, dan saya mandi dengan
air yang memancur dari pipa itu. Tempat itu sangat lembap, keringat keluar secara luar
biasa.
Dan saya hanya di sana Jumat malam Sabat. Maka pada hari
Sabatnya saya berkhotbah dari pukul 11 hingga pukul 12, dan ketika saya selesai, mereka berkata,
“Lho, sudah selesai?”
Kata saya, “Iya, saya sudah membawakan khotbah saya.”
Mereka berkata, “Oh, tidak, tidak, tidak! Pendeta hanya
datang kemari sekitar tiga bulan sekali. Anda harus membawakan khotbah yang
lain lagi.”
Maka saya menyampaikan khotbah yang lain selama satu jam,
dan saya selesai.
Mereka berkata, “Sudah selesai?” Mereka berkata, “Anda
harus menyampaikan khotbah yang lain lagi.”
Maka saya pun berkhotbah hingga pukul tiga siang.
Apakah ini pertemuan yang biasa? Setiap Sabat ada seorang
pendeta di sana yang berkhotbah sepanjang malam Sabat dan sepanjang
hari? Tidak! Ini pertemuan yang tidak biasa.
Nah, nama tempat tersebut ialah Quibdó, tempat yang luar
biasa, luar biasa murni, indah, tapi sangat lembap.
Jadi kalian tahu alasannya mengapa mereka mau saya
membuat pertemuan-pertemuan itu dan berkhotbah, karena mereka tahu saya akan
meninggalkan tempat itu Minggu pagi. Tapi ini bukan peristiwa yang biasa
terjadi. Ini mirip pengalaman rasul Paulus. Rasul Paulus di sana, dan mereka
tahu dia akan pergi keesokan harinya, jadi mereka berkata, “Kami ingin orang
ini berkhotbah sebanyak mungkin, karena mungkin kami tidak akan bertemu
dengannya lagi.” Bahkan Paulus berkata, “Kalian mungkin tidak akan melihat aku
lagi” karena dia tahu dia sudah hampir tiba di akhir perjalanan hidupnya.
So let me ask you
then, is this passage from Acts chapter 20 teaching a regular meeting, worship
service on Sunday? Well if it is, then Sunday-keepers are going to have to meet
on Saturday night, and they're going to have to meet all night, because that's
what the text is saying. This is an unusual out of ordinary meeting. You
cannot use it to say that this was a weekly occurrence in honor of the
Resurrection of Christ.
Jadi kalau
begitu coba saya tanya, apakah ayat-ayat dari Kisah pasal 20 ini mengajarkan
pertemuan mingguan kebaktian ibadah pada hari Minggu? Jika iya, maka pemelihara
hari Minggu harus bertemu Sabtu malam, dan mereka harus bertemu sepanjang
malam, karena itulah yang dikatakan ayat ini. Ini adalah sebuah pertemuan yang tidak biasa. Kita tidak
bisa menggunakannya untuk berkata bahwa ini adalah pertemuan mingguan untuk
menghormati Kebangkitan Kristus.
Now let's go to the next section and there's one point that I did not cover
in the previous lesson. Some of this is repetition from the previous lesson,
but the interesting thing is that when the Bible speaks about the Sabbath, it always
is the Sabbath of the Lord, it is never, not once is it called the Sabbath of
the Jews. In fact do you know it's an insult to
God to call the Sabbath the Sabbath of the Jews? That's an insult because
it's not the Sabbath of the Jews, it's the Sabbath of the Lord.
Notice
for example here,
v “the Sabbath
of
the Lord your God” (Exodus 20:10)
v God says in Ezekiel 20:12, 20 “you shall keep My Sabbaths”.
v In Isaiah 58:13, 14,
God says, remove your foot from trampling my holy day (“turn away your foot… from my holy day.”)
v and Jesus said
that He is Lord of the Sabbath (“The Son of man is Lord of the Sabbath” ~ Mark 2:28)
Not once in the Old or New Testament is the Sabbath referred to as the
Jewish Sabbath, or the Sabbath of the Jews.
But as I mentioned before when it comes to the yearly feasts which pointed
forward to events that Jesus was going to perform in His salvation ministry
during His sojourn on earth, those feasts are called “feasts of the Jews” because
they were going to come to an end.
Sekarang mari kita ke bagian berikut dan di sana ada satu
poin yang tidak saya liput di pelajaran sebelumnya. Sebagian dari ini adalah
pengulangan dari pelajaran sebelumnya, tetapi yang menarik ialah bilamana Alkitab bicara tentang
Sabat, itu selalu Sabat Tuhan, itu tidak pernah, bahkan satu kali pun, disebut
Sabat orang Yahudi. Nah, apakah kalian tahu bahwa adalah
penghinaan kepada Allah menyebut Sabat sebagai Sabat orang Yahudi? Itu
penghinaan karena Sabat itu bukan Sabat orang Yahudi, itu Sabat Tuhan.
Simak contohnya di sini,
v “Sabat Tuhan
Allahmu” (Keluaran
20:10)
v Allah berkata di Yehezkiel 20:12, 20, “engkau
harus menguduskan hari-hari Sabat-Ku.”
v Di Yesaya 58:13, 14, Allah berkata, “kamu tidak
menginjak-injak… hari kudus-Ku…”.
v Dan Yesus berkata bahwa Dia adalah Tuhan atas hari Sabat (“jadi
Anak Manusia adalah juga Tuhan atas
hari Sabat” – Markus 2:28)
Tidak satu kali pun di Perjanjian Lama maupun Perjanjian
Baru Sabat disebut sebagai Sabat orang Yahudi.
Tetapi seperti yang sudah saya katakan sebelumnya, kalau
tentang hari-hari raya tahunan yang mengacu ke depan kepada peristiwa-peristiwa
yang akan dilakukan Yesus dalam ministri penyelamatanNya selama hidupNya di
bumi, maka perayaan-perayaan tersebut disebut “perayaan-perayaan orang Yahudi” karena
perayaan-perayaan tersebut akan berakhir.
Let's notice several examples here.
Let's notice Matthew 2:2, here Jesus is called “the king of the
Jews”. So Jesus is only the king of the Jews, right?
Well, He's called the king of the Jews, so Jesus is only the king of the Jews. Of
course not! Is He the king of the whole world?
Of course He is. And why do I bring this to you? Turn with me to Exodus 31:17.
In Exodus 31:17 you have mentioned of the Sabbath as a sign between God and
Israel, and this text is used to try and prove that the Sabbath is for Israel,
it's for the Jews. Notice Exodus 31:17. Speaking about the Sabbath, it says, “ 17 It is a
sign…” God is speaking “…between Me and the children of Israel
forever;…” so Christians say, “See, the Sabbath
is a sign between God and Israel, it's not a sign between God and us.” But then
notice the motivation,
“…for in six days
the Lord made the
heavens and the earth, and on the seventh day He rested and was refreshed…” What reason does God give the Jews for
keeping the
Sabbath? It was established when? At Creation. Were there any Jews at
Creation? No, there were no Jews at Creation. So does the Sabbath have a broader reach than
just the Jews? Yeah!
You say, “It says here that God said, that ‘it is a sign
between Me and the children of Israel.’…” Do you know why it says that?
Because at that moment the Jews were His people. Israel was His people. What
would you expect Him to say? “It is a
sign between Me and the church”? Yes, it is a sign between Jesus and the
church, but at that time He wasn't talking to the church, He was talking to
whom? To Israel. Just because He said “it is a sign
between Me and Israel” does not mean
that it's not a sign between Him and the church, they are His people at that
moment, and He's simply saying, “it's a sign
between Me and you". Are you
understanding?
Mari kita simak beberapa contoh di sini.
Mari kita simak Matius 2:2, di sini Yesus disebut “raja orang Yahudi”. Jadi Yesus itu raja hanya
atas orang Yahudi, benar? Nah, Dia disebut raja orang Yahudi, maka Yesus itu
raja hanya untuk orang Yahudi. Tentu saja
tidak! Apakah Dia raja atas seluruh dunia? Tentu saja Dia raja seluruh
dunia. Dan
mengapa saya mengemukakan ini kepadamu? Mari bersama saya ke Keluaran 31:7.
Di Keluaran 31:7 disebutkan Sabat itu adalah sebuah tanda
antara Allah degan Israel. Dan ayat ini
dipakai untuk membuktikan bahwa Sabat itu untuk orang Israel, itu buat orang
Yahudi. Simak Keluaran 31:17, berbicara tentang Sabat, dikatakan, “17 Itulah sebuah tanda…” Allah sedang bicara, “…antara Aku dan orang Israel selama-lamanya…” maka orang Kristen
berkata, “Lihat, Sabat itu tanda antara Allah dengan Israel, itu bukan tanda
antara Allah dengan kita.” Tetapi simak motivasinya, “…sebab enam hari lamanya TUHAN menjadikan
langit dan bumi, dan pada hari yang ketujuh Ia berhenti bekerja dan disegarkan…”
Alasan apa yang dibeikan Allah kepada orang Yahudi untuk
memelihara Sabat?
Itu ditetapkan kapan?
Saat Penciptaan.
Apakah pada waktu Penciptaan sudah ada orang Yahudi? Tidak. Tidak ada orang
Yahudi saat Penciptaan. Jadi apakah Sabat
punya jangkauan yang lebih luas daripada hanya orang Yahudi?
Iya!
Kalian berkata, “Di sini dikatakan bahwa Allah berkata, “…17 Itulah sebuah tanda antara
Aku dan orang Israel…” Tahukah kalian
mengapa dikatakan demikian? Karena pada waktu itu orang Yahudi adalah umat
Allah, Israel adalah umat Allah. Memangnya apa yang kita harapkan Tuhan akan
berkata? “Itu tanda antara
Aku dengan gereja”? Ya, itu adalah tanda
antara Yesus dengan gereja, tapi pada waktu itu Dia tidak sedang bicara kepada
gereja, Dia sedang bicara kepada siapa? Israel! Hanya karena Dia berkata “…17 Itulah sebuah tanda antara
Aku dan orang Israel…” tidak berarti itu
bukan tanda antara Dia dengan gereja. Israel adalah umat Allah pada waktu itu,
dan Dia hanya berkata bahwa“…17 Itulah sebuah tanda antara
Aku dan kamu…” Apakah kalian
paham?
Now notice the Hebrew Feasts in John 2:13, it refers to the Passover. Was the
Passover done away with? Was the
Passover perpetual like the Sabbath that's going to exist throughout eternity? No!
Why? Because when Jesus died, He fulfilled the Passover. That is a feast of
the Jews.
v Notice John 2:13
the Passover is called the “Passover of the
Jews”.
v In John 5:1
referring to the Passover, again it is called “a feast of the
Jews”.
v In John 6:4 the
Passover once again is called “a feast of the
Jews”.
v In John 7:2 the
feast of Tabernacles is called “the Jews’ feast
of Tabernacles”.
v And in John
11:55 it speaks of “the Jews’
Passover” was nigh at hand.
Sekarang simak hari-hari raya Ibrani di Yohanes 2:13, itu
mengacu kepada Passah. Apakah Passah
dihentikan? Apakah Passah itu kekal seperti Sabbat, yang akan
terus ada sepanjang masa kekekalan? Tidak! Mengapa? Karena ketika Yesus mati, Dia menggenapi Passah.
Itu adalah perayaan orang Yahudi.
v Simak Yohanes 2:13 Passah disebut “Passah orang Yahudi”.
v Di Yohanes 5:1 mengacu kepada Passah, sekali lagi itu
disebut “hari
raya orang Yahudi”.
v Di Yohanes 6:4 Passah sekali lagi disebut “hari raya orang Yahudi”.
v Di Yohanes 7:2 hari raya Pondok Daun disebut “hari raya orang
Yahudi Pondok Daun”.
v Dan di Yohanes 11:55 itu bicara bahwa “hari raya Passah
orang Yahudi” sudah dekat.
So the
yearly festivals that pointed to aspects of the ministry of Christ ~ and
when Christ came, they were fulfilled ~ are called feasts of the Jews.
But never is the Seventh-Day Sabbath called a feast of the Jews. It is always
called the Sabbath of the Lord your God.
We need to stick to what the Bible says.
Jadi perayaan-perayaan
tahunan yang menunjuk kepada aspek ministri Kristus ~ yang
ketika Kristus datang mereka digenapi ~ itu disebut perayaan-perayaan orang Yahudi.
Tetapi tidak pernah Sabat Hari Ketujuh disebut perayaan
orang Yahudi. Sabat Hari Ketujuh
selalu disebut “Sabat Tuhan Allahmu”.
Kita perlu berpegang pada apa yang dikatakan Alkitab.
Now let's go to the final section on page 168. We have studied all the
texts that mention the first day of the week, and not one of them even hints
v that Sunday is
the Lord's day,
v that we are to
keep Sunday holy,
v that it is the
day that we're supposed to gather in church,
v or that we are
to keep the day in honor of the Resurrection of Christ. There is not even a
hint of such a thing.
So why do Christians in general keep Sunday as
the day of rest? The reason is simple, folks. They're following
the traditions of men. Protestants inherited Sunday as the day of rest from the
papacy, and it's going to be the final test.
You say, “Why is it going to be the final test?”
Do you know the final test is not primarily over days. The days are simply
the way in which God can test which authority we obey. Behind the days is the authority.
v If we keep
Sabbath, whose authority are we following? God's.
v Who are we
obeying and worshiping? God.
v If we keep
Sunday whose authority are we obeying? The power that claims to have changed
God's Law, Daniel 7:25. That's why it's the Mark of the Beast.
But behind the days is the matter of what? The matter of authority, which
authority will you obey.
You know, it's the same test that existed in the garden of Eden. You know God tested Adam and Eve. It was a
tree, but behind the test of the tree was who would Adam and Eve obey, whose
authority would they follow, would they listen to God and not eat from the
tree, or would they listen to the serpent and eat from the tree. Behind this
was the issue of whose authority would they obey.
The Sabbath is
simply the way in which God tests us to find out whose authority we obey, whom
we worship.
Sekarang mari kita ke bagian akhir di hal. 168. Kita
sudah mempelajari semua ayat yang menyebut tentang hari pertama setiap minggu,
dan tidak ada satu pun di antaranya yang bahkan menyinggung
v bahwa hari Minggu itu Hari Tuhan,
v bahwa kita harus memelihara kekudusan hari Minggu,
v bahwa itu adalah hari di mana kita harus berkumpul di
gereja,
v atau bahwa kita harus memelihara hari tersebut sebagai
penghormatan kepada Kebangkitan Kristus. Tidak disinggung sedikit pun tentang
hal ini.
Jadi mengapa orang
Kristen secara umum memelihara hari Minggu sebagai hari perhentian?
Alasannya sederhana, Saudara-saudara. Mereka mengikuti tradisi manusia. Protestan mewarisi hari Minggu sebagai
hari perhentian dari Kepausan, dan itu yang akan menjadi ujian terakhir.
Kalian berkata, “Mengapa itu akan menjadi ujian yang
terakhir?”
Tahukah ujian terakhir itu utamanya bukan tentang hari.
Hari itu sekadar cara yang dipakai Allah supaya bisa menguji autoritas siapa
yang kita patuhi. Di balik harinya,
terletak autoritasnya.
v Jika kita memelihara Sabat, autoritas siapa yang kita
ikuti? Autoritas Allah.
v Siapa yang kita patuhi dan sembah? Allah.
v Jika kita memelihara hari Minggu, autoritas siapa yang
kita patuhi? Kuasa yang mengklaim telah mengubah Hukum Allah, Daniel 7:25.
Itulah mengapa itu disebut Tanda Binatang.
Tetapi di balik harinya adalah masalah apa? Masalah
autoritas, autoritas siapa yang kita patuhi.
Kalian tahu, itu adalah ujian yang sama yang ada di taman
Eden. Kalian tahu Allah menguji Adam dan Hawa. Di sana itu sebuah pohon, tetapi
di balik pohon tersebut ialah siapa yang akan dipatuhi Adam dan Hawa, yang
autoritasnya akan mereka ikuti, akankah mereka mendengarkan Allah dan tidak
makan dari pohon itu, atau akankah mereka mendengarkan si ular dan makan dari
pohon itu. Di balik ini adalah isu autoritas siapa yang akan mereka patuhi.
Sabat semata-mata
cara Allah menguji kita untuk mencari tahu
autoritas siapa yang kita patuhi, siapa yang kita sembah.
And you know,
sometimes Christians say, “So you're saying you know that God is going to test
us at the end of time with the day?”
And I say, “What's
the problem? He tested Adam and Eve with the tree.” God can have a test, any
test, that He wants. And there's no better way of testing our loyalty than
through the day of worship.
Dan kalian
tahu, terkadang orang Kristen berkata, “Jadi kalian mengatakan bahwa Allah akan
menguji kita pada akhir zaman dengan sebuah hari?”
Dan saya
berkata, “Apa masalahnya? Allah menguji Adam dan Hawa dengan sebuah pohon.”
Allah bisa membuat ujian apa pun yang Dia inginkan. Dan tidak ada cara yang
lebih baik daripada menguji loyalitas kita melalui sebuah hari ibadah.
What about Revelation 1:10?
Our time is just about up. We have found no evidence in the Bible that
Sunday is the Lord's day. 23 times the Bible refers to the Sabbath as the Lord's
day, 23 times and not once does it call Sunday by name. The Bible tells us that the Sabbath is
the Lord's day. So when Revelation 1:10 says, John says, “10 I was in
the Spirit on the Lord’s Day”, can that be Sunday? You know what they do?
Beginning in
the second century Christians began calling Sunday the Lord's day, and
so they transposed that back to the times of John in the first century. And
they say because Sunday was the Lord's day in the second century, it means the
same thing in the first century. You can't do that. In the light of the Bible,
when John says he was “in the Spirit
on the Lord's day” ~ Ellen White
confirms this ~ he's saying that he was in the Spirit, he received the vision of Revelation on the Sabbath day, and isn't it interesting that the Sabbath will be the issue in the
final conflict and God showed these things to John on the holy Sabbath. How
wonderful our God is.
Bagaimana dengan Wahyu 1:10?
Waktu kita hampir habis. Kita tidak menemukan bukti apa
pun di Alkitab bahwa hari Minggu adalah Hari Tuhan. 23 kali Alkitab mengacu
Sabat sebagai Hari Tuhan, 23 kali dan tidak satu kali pun Alkitab menyebut hari
Minggu dengan namanya. Alkitab
memberitahu kita bahwa Sabat itulah Hari Tuhan. Jadi ketika
Wahyu 1:10 berkata, Yohanes mengatakan, “10 Aku berada di dalam Roh pada hari Tuhan…” mungkinkah itu
hari Minggu? Kalian tahu apa yang mereka lakukan? Mulai dari abad kedua, orang-orang Kristen mulai menyebut hari
Minggu Hari Tuhan, maka mereka menukar itu dan diberlakukan
ke zaman Yohanes di abad pertama. Dan
mereka berkata karena hari Minggu itu Hari Tuhan di abad kedua, berarti itu
sama di abad pertama. Tidak boleh begitu! Berdasarkan Alkitab, bila Yohanes berkata dia “…berada di dalam Roh pada hari Tuhan…” ~ Ellen White
mengkonfirmasi ini ~ dia mengatakan bahwa dia berada dalam Roh, dia menerima penglihatan Wahyu
pada hari Sabat, dan tidakkah itu menarik, karena Sabat akan menjadi isu konflik yang terakhir, Allah menunjukkan hal-hal itu kepada Yohanes pada Sabat
yang kudus. Betapa luar biasanya Allah kita.
28 09 24
No comments:
Post a Comment