Sunday, July 26, 2020

EPISODE 09/24 SESSION 9 ~ REVELATION'S SEVEN SEALS ~ INTRODUCTION AND FIRST SEAL PART 1 ~ STEPHEN BOHR


_____REVELATION’S SEVEN SEALS_____
Part 09/24 - Stephen Bohr

SESSION 9: INTRODUCTION AND FIRST SEAL PART 1


Dibuka dengan doa


Okay, we're going to page 111, I'm skipping a few things here, that we've basically covered before. But I want to deal with the subtitle “Ellen White and The Seven Seals” on page 111 of your syllabus, and I want to remind those who are watching the live stream and watching on our SUMTV channels, that you can also get a syllabus from us after the class ends, or you can access it online and you can download it if you wish, but it'll be available after the class is over. So anyway if you want a hard copy you can contact us and get information about how you can get a hard copy like the one that all the students have here.

Baiklah, kita akan ke hal. 111. Saya akan melompati beberapa hal di sini yang pada dasarnya sudah kita bahas sebelumnya. Tetapi saya mau membahas judul “Ellen White dan Ketujuh Meterai” di hal. 111 silabus kalian, dan saya mau mengingatkan mereka yang sedang menyaksikan live stream dan yang menyaksikan di saluran SUMTV kami, kalian juga bisa mendapatkan silabus dari kami setelah kelas ini berakhir, atau kalian bisa mengaksesnya online dan kalian bisa mengunduhnya kalau mau, tetapi ini baru bisa dilakukan setelah kelas ini selesai. Jadi jika kalian ingin mendapatkan hardcopynya, silakan kontak kami dan mendapatkan informasi bagaimana caranya bisa mendapatkan hardcopy seperti yang dimilki semua pelajar di sini.


So let's go to the section “Ellen White and The Seven Seals” and I'm going to go through this carefully because it deals with some very important matters. At first sight Ellen White has little to say about the first four seals and the Seventh Seal, in fact as far as I know she never quotes Revelation 8:1 which is the Seventh Seal. However, don't be fooled, though she does not have much to say in terms of quantity she does have several qualitative statements that help us know when The Seals are fulfilled in the course of history. Ellen White also has some significant statements besides a statement on the First Seal, the Second Seal, and the Third Seal, at least hints. She has several statements on the Fifth Seal and she has many, many statements on the Sixth Seal.  So it's very important for us to realize that Ellen White does have quite a bit to say about The Seals, even though many times she doesn't quote the verses, she is dealing with the events that fulfill The Seals.

Maka mari kita ke bagian “Ellen Whie dan Ketujuh Meterai” dan saya akan membahas ini dengan seksama karena itu berkaitan dengan beberapa hal yang sangat penting. Sekilas, sepertinya Ellen White tidak terlalu banyak berkomentar tentang keempat meterai yang pertama dan meterai ketujuh. Bahkan, sejauh pengetahuan saya dia tidak pernah mengutip Wahyu 8:1, yang bicara tentang Meterai Ketujuh. Namun, jangan terkecoh. Walaupun Ellen White tidak mengatakan banyak secara kuantitas, dia membuat beberapa pernyataan berkualitas yang membantu kita mengetahui kapan Meterai-meterai itu digenapi dalam aliran sejarah. Ellen White membuat beberapa pernyataan signifikan di samping sebuah pernyataan tentang Meterai Pertama, Meterai Kedua dan Meterai Ketiga, paling tidak dia menyinggungnya. Dia membuat beberapa pernyataan tentang Meterai Kelima, dan dia punya banyak, banyak pernyataan tentang Meterai Keenam. Jadi, penting kita sadari bahwa Ellen White punya cukup banyak komentar tentang Meterai-meterai, walaupun dia sering tidak mengutip ayat-ayatnya, dia membahas peristiwa-peristiwa yang menggenapi Meterai-meterai itu.


Now let's go to the bottom of the page. In Desire of Ages 833-835 which is the last chapter of Desire of Ages, Ellen White explains the introductory vision to The Seals, that's Revelation 4 and 5.  We are dedicating a significant amount of time to study the introductory vision, in other words, Jesus ascending to heaven and being installed as the High Priest and sitting on the throne as the King of the kingdom of grace, and then this applies to Christ's inauguration as priest upon His ascension. This means that the introductory vision gives us the crucial historical starting point for The Seals. Are you with me or not? 
So this gives us the beginning point. The last chapter of Desire of Ages is Ellen White's commentary on the introductory vision right before the First Seal which is the White Horse.

Nah, mari kita ke bagian bawah halamannya. Di Desire of Ages hal. 833-835 yang adalah bab terakhir Desire of Ages, Ellen White menjelaskan penglihatan pengantar kepada Ketujuh Meterai, yaitu Wahyu 4 dan 5. Kita telah mendedikasikan waktu yang signifikan untuk mempelajari penglihatan pengantar ini, dengan kata lain, Yesus naik ke Surga, dan ditetapkan sebagai Imam Besar dan duduk di atas takhta sebagai Raja kerajaan kasih karunia, kemudian ini diaplikasikan ke inaugurasi Kristus sebagai Imam pada saat kenaikanNya. Berarti, penglihatan pengantar ini memberikan kita kapan titik mula Meterai-meterai itu menurut sejarah. Apakah kalian mengikuti saya atau tidak?
Jadi ini memberikan kita kapan waktu mulainya.
Bab terakhir Desire of Ages adalah komentar Ellen White mengenai penglihatan pengantar tepat sebelum Meterai Pertama, yaitu kuda putih.


Then in the Great Controversy pg. 641 Ellen White places the Seventh Seal in the context of the Second Coming. Now she doesn't quote Revelation 8:1 but we're going to go through a method where we can determine where Ellen White is  commenting on Bible passages even though she doesn't particularly mention the verses.
So we have the starting point which is the introductory vision last chapter of Desire of Ages and then you have the Seventh Seal in Great Controversy page 641. So where would you expect to find the fulfillment of the other seals,  Seal # 1 through seal # 6?  It must be between the last chapter of Desire of Ages and Great Controversy page 641. Are you with me or not? 

Kemudian di Great Controversy hal. 641, Ellen White menempatkan Meterai Ketujuh dalam konteks Kedatangan Kedua. Nah, Ellen White tidak mengutip Wahyu 8:1, tetapi kita akan memakai metode di mana kita bisa menentukan Ellen White mengomentari ayat-ayat Alkitab yang mana, walaupun dia tidak secara khusus menyebut ayat itu.
Jadi kita sudah tahu titik mulanya, yaitu penglihatan pengantar di bab terakhir Desire of Ages, kemudian Meterai Ketujuh di Great Controversy hal. 641.  Kalau begitu, di mana kita berharap bisa menemukan penggenapan meterai-meterai yang lain, Meterai # 1 hingga Meterai # 6? Tentunya harus di antara bab terakhir Desire of Ages dan Great Controversy hal. 641. Apakah kalian paham atau tidak?


As we shall see, several times Ellen White applies the expression of the First Seal “conquering and to conquer” to the gospel conquest of the early church. By the way we're going to notice something very interesting in a moment. So the first Seal would be the Apostolic Church going out conquering and to conquer.

Seperti yang akan kita lihat, beberapa kali Elle White mengaplikasikan ungkapan Meterai Pertamauntuk mendapatkan kemenangan dan untuk menaklukkan” kepada kemenangan injil yang dicapai gereja mula-mula. Nah, kita akan segera menyimak sesuatu yang sangat menarik. Jadi Meterai Pertama adalah gereja Apostolik yang keluar untuk mendapatkan kemenangan dan untuk menaklukkan.


With regard to the Second Seal Ellen White has a clear statement on the meaning of the sword. The second rider has a sword in his hand that takes away peace from the earth. Ellen White has a significant statement on when that is fulfilled. And then she applies it to the persecutions of the early church, the persecutions that they suffered at the hands of the Roman Empire.

Sehubungan dengan Meterai Kedua, Ellen White punya pernyataan yang jelas tentang arti pedang di sana. Penunggang kuda kedua punya sebatang pedang di tangannya yang mengambil damai dari bumi. Ellen White punya pernyataan yang signifikan tentang kapan ini digenapi. Dan dia mengaplikasikannya kepada persekusi gereja mula-mula, persekusi yang diderita gereja mula-mula di tangan kekaisaran Roma.


Concerning the Third Seal Ellen White has a clear statement about the oil and the wine, because oil and wine are mentioned in the Third Seal.

Tentang Meterai Ketiga, Ellen White punya pernyataan yang jelas tentang minyak dan anggurnya, karena minyak dan anggur disebutkan di Meterai Ketiga.


Furthermore we shall see in the course of our study that Ellen White has several clear statements about the Fifth and Sixth Seals later on in the book Great Controversy, I might say. Regarding the Seventh Seal she does not quote Revelation 8:1 but clearly alludes to it.

Lebih lanjut kita akan melihat dalam pelajaran kita bahwa Ellen White punya beberapa pernyataan yang jelas tentang Meterai Kelima dan Meterai Keenam di buku Great Controversy, menurut saya.
Tentang Meterai Ketujuh, Ellen White tidak mengutip Wahyu 8:1 tetapi secara jelas menyinggungnya.


Now the the next paragraph is extremely important. The best commentary on the introductory vision to The Seals is the last chapter of the Desire of Ages. The title is “To My Father and your Father”, speaking to the disciples.
The first two chapters of the book Acts of the Apostles explained the enthronement of Jesus in heaven on the day of Pentecost. So we have to link the Acts of the Apostles ~ the outpouring of the Holy Spirit ~ that's when the Seven Spirits are sent to the earth, that we studied about. 
And then Ellen White in the book the Great Controversy expounds upon the Seven Seals in their proper order culminating on page 641 with the Seventh Seal.

Nah, paragraf berikut sangat penting. Komentar paling bagus tentang penglihatan pengantar kepada Meterai-meterai ialah bab terakhir Desire of Ages. Judulnya ialah “To My Father and your Father” (Kepada BapaKu dan Bapamu), berbicara kepada murid-muridNya.
Dua bab pertama buku Acts of the Apostles menjelaskan penobatan Yesus di Surga pada hari Pentakosta. Jadi kita harus menghubungkan Acts of the Apostles ~ pencurahan Roh Kudus ~ yaitu saat Ketujuh Roh dikirim ke bumi, yang sudah kita pelajari.
Kemudian di bukunya Great Controversy, Ellen White menguraikan secara terperinci ketujuh meterai menurut urutannya, memuncak di hal. 641 dengan Meterai Ketujuh.


·       So the last chapter of Desire of Ages actually has the introductory vision, Revelation 4 and 5.
·       The book Acts of the Apostles has the enthronement of Christ when He arrives in heaven and the description of the First Seal the conquests of the early church,
·       and then the book Great Controversy has the comments on the Second Seal through the Seventh Seal culminating in Great Controversy page 641
Are you with me or not?

·       Jadi, bab terakhir Desire of Ages sesungguhnya memuat penglihatan pengantar, Wahyu 4 dan 5.
·       Di buku Acts of the Apostles ada penobtan Kristus ketika Dia tiba di Surga, dan deskripsi Meterai Pertama, kemenangan-kemenangan gereja mula-mula.
·       Kemudian di buku Great Controversy ada komentar-komentar tentang Meterai Kedua hingga Meterai Ketujuh, memuncak di Great Controversy hal. 641.
Apakah kalian mengikuti saya atau tidak?


So what is the best commentary on The Seals? If I asked you what is the best commentary that has ever been written on The Seals? The last chapter of Desire of Ages, the book Acts of the Apostles,  and the book Great Controversy.

Jadi komentar paling bagus tentang Meterai-meterai itu apa? Jika saya bertanya kepada kalian, apakah komentar paling bagus yang pernah ditulis tentang Meterai-meterai? Bab terakhir Desire of Ages, buku Acts of the Apostles, dan buku Great Controversy.


And somebody asked yesterday about what would be a good commentary on the book of Revelation. Well, I gave you the non inspired commentaries, but the best commentary in Revelation is the book Great Controversy.
I don't know whether you've noticed, Ellen White follows the exact order of the book of Revelation from beginning to end. She begins with the persecutions in the early centuries, and then she moves on to speak about the papacy, then she speaks about the Millerites 1844, and  before that she speaks about the French revolution that's Revelation 11, then she speaks about the Three Angels’ Messages, then she deals with the final controversy, then she deals with the Second Coming, then she deals with what happens during the Millennium, and then the desolation of the earth, and then what happens after the Millennium. She's following the exact order of the book of Revelation. It's the best commentary on the book of Revelation, it’s the book Great Controversy.

Dan kemarin ada yang bertanya manakah komentar yang bagus tentang buku Wahyu. Nah, saya memberi kalian komentar-komentar yang tidak diilhami, tetapi komentar yang paling bagus tentang Wahyu ialah buku Great Controversy.
Saya tidak tahu apakah kalian menyadari, Ellen White mengikuti urutan kitab Wahyu dengan tepat dari mula hingga akhir. Dia mulai dengan persekusi di abad-abad mula-mula, lalu dia lanjut berbicara tentang Kepausan, lalu dia berbicara tentang golongan Miller 1844, dan sebelum itu dia berbicara tentang Revolusi Perancis, itu Wahyu pasal 11, kemudian dia berbicara tentang Pekabaran Tiga Malaikat, lalu dia membahas pertentangan terakhir, lalu dia membahas Kedatangan Kedua, kemudian dia membahas apa yang terjadi selama masa 1000 tahun, lalu kehancuran bumi, kemudian apa yang terjadi setelah masa 1000 tahun. Ellen White mengikuti urut-urutan kitab Wahyu dengan tepat. Komentar paling bagus tentang kitab Wahyu, ialah buku Great Controversy.


But the problem is Ellen White many times does not quote the verses that she's commenting on. We had an example of that in the introductory vision. You know you read Revelation 4 and 5, it says that there in the throne room are the 24 elders and the four living creatures that have four faces and so on, and you have the Seven Spirits, and you have One sitting on the throne who is not identified, and then you have a Lamb as though it had been slain, you have all of these symbols. But Ellen White in her explanation she says the Father is on the throne, she's interpreting who the person is: the Father is on the throne. She says there are cherubim and seraphim, the four living creatures. She doesn't say four living creatures, she never quotes the verses.  Then she says and there also present are the representatives of the worlds that never sinned, that would be the 24 elders.  And then in Acts of the Apostles she speaks about the sending of the Holy Spirit to the earth on the day of Pentecost. But you would never know that she's commenting on Revelation chapter 4 by reading what she's written, because she doesn't quote Revelation 4. However there is a hint at the end of the chapter, the last chapter of Desire of Ages, she quotes Revelation 5:12-13.  So if she's commenting at the very end of the chapter Revelation 5:12-13 where would you expect to find her commentary on Revelation 4? In the previous pages, right?  So we have to be good detectives, we have to look for clues you know, not everything is there on the surface, we have to think, we have to look at the structure, what comes before what comes after, what order things are in.

Tetapi masalahnya Ellen White seringkali tidak mengutip ayat-ayat yang dikomentarinya. Ada contohnya, misalnya dalam penglihatan pengantar. Kalau membaca Wahyu 4 dan 5, dikatakan di sana di dalam ruang takhta ada 24 tua-tua dan 4 makhluk hidup yang berwajah empat, dsb. Dan ada Ketujuh Roh, dan Satu yang duduk di atas takhta yang tidak diidentifikasi, lalu ada Domba yang seolah telah disembelih, ada semua simbol ini. Tetapi dalam penjelasannya Ellen White berkata, Bapa yang duduk di atas takhta, dia menerjemahkan siapa Sosok itu: Bapa yang ada di takhta. Ellen White berkata ada kerubim dan serafim ( = empat makhluk hidup). Ellen White tidak mengatakan empat makhluk hidup, dia tidak mengutip ayatnya. Lalu dia berkata, hadir di sana juga para wakil dunia-dunia yang tidak pernah berdosa ( = itu adalah ke-24 tua-tua). Lalu di Acts of Apostles, Ellen White berbicara tentang dikirimnya Roh Kudus ke bumi pada hari Pentakosta. Tetapi kita tidak pernah tahu bahwa Ellen White sedang mengomentari Wahyu 4 dari apa yang ditulisnya karena dia tidak mengutip ayat Wahyu 4. Namun demikian, ada petunjuk, di bagian akhir bab itu, bab terakhir Desire of Ages, Ellen White mengutip Wahyu 5:12-13. Jadi jika pada bagian terakhir bab itu dia mengomentari Wahyu 5:12-13, di mana kita berharap bisa menemukan komentarnya tentang Wahyu 4? Di halaman-halaman sebelumnya, betul? Jadi kita harus menjadi detektif yang ulung, kita harus mencari petunjuk-petunjuk, tidak semuanya tampak di permukaan. Kita harus berpikir, kita harus menyimak kerangkanya, apa yang ada sebelumnya, apa yang ada sesudahnya, bagaimana urutannya.


Let me give you one other example of how you know we need to look and read  Ellen White when many times she doesn't quote verses specifically, although she's commenting on what the verses are saying.  And this is not directly related to The Seals but it's another illustration of how we need to read the Great Controversy.  Ellen White in the chapter on
“The Time Of Trouble” she comments on the hundred and forty-four thousand and she comments on the first four plagues of Revelation chapter 16. So in the chapter of “The Time Of Trouble” she comments on the first four plagues very brief, less than one page, she comments
on the first four plagues, but we don't find any verse where she comments on the fifth plague, or the sixth plague the drying up of the Euphrates.
And so you say, “Well Ellen White, you know, she had something to say about the first four but she had nothing to say about  plagues # 5 and 6.”
She did, but she doesn't quote the verses.

Saya akan memberikan contoh lain bagaimana kita harus mencari dan membaca tulisan Ellen White karena seringkali dia tidak mengutip ayat-ayat secara spesifik, walaupun dia mengomentari apa yang dikatakan ayat-ayat itu. Ini tidak terkait langsung dengan Meterai-meterai tetapi merupakan ilustrasi lain bagaimana kita harus membaca Great Controversy. Di bab “The Time of Trouble” (Masa Kesesakan), Ellen White mengomentari ke-144 ribu dan dia mengometari tentang empat malapetaka yang pertama Wahyu pasal 16. Jadi di bab “The Time of Trouble” Ellen White mengomentari empat malapetaka yang pertama. Sangat singkat, kurang dari satu halaman. Dia mengomentari empat malapetaka pertama, tetapi kita tidak menemukan ayat apa pun ketika dia mengomentari malapetaka kelima, atau malapetaka keenam, mengeringnya sungai Eufrat.
Maka orang berkata, “Ellen White mengatakan sesuatu tentang empat malapetaka yang pertama, tetapi dia tidak berkata apa-apa tentang malapetaka kelima dan keenam.”
Ellen White toh berkomentar, hanya saya dia tidak menyebutkan ayat-ayatnya.


Now let's notice this, I know you don't have a copy of the Great Controversy, but I'm going to show you how important it is to just, you know, try to read between the lines what verses Ellen White is commenting on, even though she does not quote the verses specifically.
I'm going to the chapter “God's People Delivered” it's the first page of “God's People Delivered” it's Great Controversy page 635. In the previous chapter she's commented on the first four plagues, you know and then after that she doesn't quote about the fifth or sixth plagues.
·       But what is the fifth plague? It's a plague of darkness. 
·       What is the sixth plague? It's the drying up of the river Euphrates.
·       And the seventh plague is a voice in heaven that causes the earthquake and lightning and thunder and so on.

Nah, mari kita simak ini. Saya tahu kalian tidak membawa Great Controversy, tetapi saya akan menunjukkan betapa pentingnya untuk membaca di antara kalimat-kalimatnya ayat-ayat mana yang sedang dikomentari Ellen White, walaupun dia tidak mengutip ayat-ayat itu secara spesifik.
Saya ke bab “God’s People Delivered” (= Umat Allah Diselamatkan), ini di halaman pertama bab “God’s People Delivered”,  Great Controversy hal. 635. Di bab sebelumnya dia mengomentari empat malapetaka yang pertama, kemudian setelah itu dia tidak mengutip tentang malapetaka yang kelima atau keenam.
·       Tetapi malapetaka yang kelima itu apa? Malapetaka kegelapan.
·       Malapetaka yang keenam itu apa? Mengeringnya sungai Efrat.
·       Dan malapetaka yang ketujuh ialah suatu suara di Surga yang menyebabkan gempa bumi dan kilat dan guntur dan sebagainya.


So notice Great Controversy page 635.  I'm only going to read at the bottom of the page,
“…With shouts of triumph,  jeering and imprecation throngs of evil men are about to rush upon their prey…” what is it that rushes? Water rushes. What do the waters represent? What do they represent? Multitudes, nations, tongues, and peoples, that are inimical to the people of God.  So they're about to rush upon their prey, “…when lo, a dense blackness deeper than the darkness of the night falls upon the earth…”  Plague # 5, the darkness.  Doesn't quote the verse but she speaks of the darkness. Then she says, after she says that a deep darkness deeper than the darkness of the night falls upon the earth,  “…then a rainbow shining with the glory from the throne of God spans the heavens and seems to encircle each praying company…” now listen to this, “…The angry multitudes are suddenly arrested…” what happens with the rushing waters? They're arrested. What is that? The drying up of the Euphrates. Are you following me or not? 
But she doesn't quote the verses, so you say she doesn't have anything to say.  Yes,  she does.  So that's how we have to read Great Controversy, Acts of the Apostles, we have to look where Ellen White is commenting on Bible verses even though she doesn't quote them.
And then I want you to notice ~ and  this is where I got this clue ~  “…the angry multitudes are suddenly arrested.  Their mocking cries died away, the objects of their murderous rage are forgotten, with fearful forebodings they gave they gaze upon the symbol of God's covenant and longed to be shielded from its overpowering brightness…” and then here's the
clue that I saw that helped me understand that the arresting of the multitudes is the drying up to the waters. And the darkness deeper than the darkness of midnight is the fifth plague. 
At the end of page 636 Ellen White quotes the seventh plague. Let me just read that,  “…The stream ceased to flow. Dark heavy clouds come up and clash against each other. In the midst of the angry heavens is one clear space of indescribable glory, whence comes the voice of God like the sound of many waters, saying ‘It is done.’ Revelation 16:17….”  Seventh plague. And then she says,  “…That voice shakes the heavens and the earth. There is a mighty earthquake such as was not since men were upon the earth, so mighty an earthquake and so great. Verses 17 and 18…” of the seventh plague. And then she goes on a little bit further down to speak about the hailstones and the weight of the hailstones about the weight of a talent, verses 19 and 21. So she's commenting on the seventh plague. So where would you expect to find her commentary on the fifth and sixth?

Jadi simak Great Controversy hal. 635. Saya hanya akan membaca bagian bawah halaman itu.
“…Dengan pekik kemenangan, olok-olok dan makian-makian, gelombang orang-orang jahat siap menggulung mangsa mereka…”  apa yang menggulung? Air. Air melambangkan apa? Apa yang diwakili oleh air? Orang banyak, bangsa-bangsa, bahasa, suku, yang memusuhi umat Allah. Jadi mereka siap menggulung mangsa mereka,  “…ketika, lihat, suatu kegelapan pekat yang lebih dalam daripada kegelapan malam, jatuh ke atas bumi…”  Malapetaka # 5, kegelapan. Ellen White tidak mengutip ayatnya tetapi dia berbicara tentang kegelapan. Lalu setelah dia berkata suatu kegelapan yang pekat, lebih dalam daripada kegelapan malam jatuh ke atas bumi, dia berkata,  “…Lalu sebuah pelangi yang bersinar dengan kemuliaan dari takhta Allah, membentang di langit dan sepertinya mengelilingi setiap kelompok yang sedang berdoa…”  sekarang dengarkan ini,   “…Orang banyak yang marah tiba-tiba terhenti…”  apa yang terjadi dengan air yang menggulung? Terhenti. Apa itu? Mengeringnya sungai Efrat. Apakah kalian mengikuti saya atau tidak?
Tetapi dia tidak mengutip ayat-ayatnya, sehingga orang berkata dia tidak berkomentar apa-apa. Iya, dia mengomentari.  Jadi seperti itulah kita seharusnya membaca Great Controversy, Acts of the Apostles, kita harus melihat di mana Ellen White mengomentari ayat-ayat Alkitab, walaupun dia tidak mengutip ayat-ayat tersebut.
Kemudian saya mau kalian menyimak ~ dan di sinilah saya mendapatkan petunjuk ~ “…Orang banyak yang marah tiba-tiba terhenti. Teriakan olok-olok mereka mereda, sasaran kemarahan mereka yang tadi ingin mereka bunuh, terlupakan. Dengan ketakutan firasat buruk mereka memandang simbol perjanjian Allah, dan mereka ingin dilindungi dari cahayanya yang melumpuhkan…”  lalu inilah petunjuk yang saya tangkap, yang membantu saya mengerti bahwa tertahannya orang banyak adalah mengeringnya air. Dan kegelapan yang lebih pekat daripada kegelapan tengah malam adalah malapetaka kelima.
Pada akhir hal. 636, Ellen White mengutip malapetaka ketujuh. Saya akan membacakan itu, “…Aliran itu berhenti mengalir. Awan hitam pekat muncul dan berbenturan satu sama lain. Di tengah-tengah langit yang murka ada satu tempat yang terang, dengan kemuliaan yang tidak terlukiskan, dari sana datang suara Allah seperti suara banyak air, berkata, ‘Sudah selesai’. Wahyu 16:17…”  Malapetaka ketujuh. Kemudian dia berkata, “…Suara itu mengguncang langit dan bumi. Sebuah gempa bumi akbar seperti yang belum pernah ada sejak manusia hidup di bumi, terjadi, sedemikian hebatnya gempa bumi itu dan sedemikian besar. Ayat 17 dan 18…”  dari malapetaka yang ketujuh. Lalu dia melanjutkan sedikit lagi, berbicara tentang bola-bola api dan berat bola-bola api itu yang sekitar satu talenta (32 kg?), ayat 19 dan 21. Berarti Ellen White sedang mengomentari malapetaka ketujuh. Jadi di mana kita berharap menemukan komentarnya tentang malapetaka kelima dan keenam?   


So in the chapter of the “Time of Trouble” she's commenting on the first four plagues.
Then the darkness deeper than the darkness of the night, doesn't quote the verses.
Then the multitudes that want to rush upon God's people are arrested, that's a drying up of the Euphrates.
And then she quotes the verses having to do with the seven plague.
Are you following the method?
But for this, you know, we have to dedicate time and we have to, you know, look at the sequence of things, not only just look at what we're reading at any given moment we need to look at what comes before, what comes after, the specific context in which passages or verses are found.

Jadi di bab “The time of Trouble” Ellen White mengomentari keempat malapetaka yang pertama.
Kemudian kegelapan yang lebih pekat daripada kegelapan malam, dia tidak mengutip ayatnya.
Kemudian tertahannya orang banyak yang mau menggulung umat Allah, itulah mengeringnya sungai Efrat.
Dan kemudian dia mengutip ayat-ayat yang berkaitan dengan malapetaka ketujuh.
Apakah kalian mengikuti metodenya?
Tetapi untuk ini kita harus mendedikasikan waktu kita, dan kita harus menyimak urut-urutan peristiwa, bukan hanya melihat apa yang sedang kita baca pada saat itu saja, kita perlu melihat apa yang ada sebelumnya, apa yang ada sesudahnya, konteks yang spesifik di mana kutipan-kutipan atau ayat-ayat ditemukan. 


Now, with that in mind let's go to page 121 and we're going to notice here a summary of the introductory vision and the Seven Seals, a summary of the introductory vision and of the Seven Seals.
Now the first paragraph we don't have time to do this, but there's a striking parallel between Matthew 24 and the Seven Seals, you'll find many, many parallels, the sequence  is basically the same sequence as The Seals.  The Seals are parallel in many ways to Matthew 24, this indicates that The Seals described in symbolic language events that occur during the Christian era, because the events in Matthew 24 are in chronological order. We don't have time to get into that, but I did a series on Matthew 24, it's the most popular series that Secrets Unsealed has, and it was 14 presentations studying the whole of Matthew 24 as well as the parallel passages in Mark 13 and Luke 21. You  can, you know, you can download that for free, or you can get a hardcopy here if you wish, but we don't have time to do the Matthew 24 parallel with The Seals as well. We just don't have enough sessions.

Nah, sambil mengingat hal itu, mari kita ke hal. 121 dan kita akan menyimak di sini suatu kesimpulan tentang penglihatan pengantar dan Ketujuh Meterai.
Nah, kita tidak punya waktu untuk paragraf pertama, tetapi antara Matius 24 dan Ketujuh Meterai itu paralel yang mencolok. Kita akan menemukan banyak, banyak persamaan, urut-urutannya pada dasarnya sama dengan urut-urutan Meterai-meterai. Meterai-meterai ini dalam banyak hal paralel dengan Matius 24, ini mengindikasikan bahwa Meterai-meterai menggambarkan dalam bahasa simbolis, peristiwa-peristiwa yang terjadi selama era Kristen, karena peristiwa-peristiwa di Matius 24 itu urut secara kronologis. Kita tidak punya waktu untuk membahas itu, tetapi saya telah menyusun satu seri tentang Matius 24, itu adalah seri yang paling popular yang dimiliki Secrets Unsealed, jumlahnya 14 presentasi, membahas seluruh Matius 24 dengan ayat-ayat paralelnya di Markus 13 dan Lukas 21. Kalian bisa mengunduh itu gratis, atau kalian bisa mendapatkan hardcopynya di sini kalau mau, tetapi kita tidak punya cukup waktu untuk membahas keparalelan Matius 24 dengan Meterai-meterai juga. Kita tidak punya cukup sesi.


The Seven Churches, the next paragraph The Seven Churches are a description of the internal condition of the church from apostolic times till the Second Coming.  Even though The Seals cover the same historical period as the churches, the emphasis is different, in other words, the time period is the same but the emphasis is different between The Churches and The Seals. While in The Churches the emphasis falls upon the internal condition of the church in different periods of history, The Seals describe the external forces that affect the church during the same periods.

Ketujuh Jemaat ~ paragraf berikut ~ Ketujuh Jemaat adalah deskripsi kondisi internal jemaat dari zaman apostolik hingga Kedatangan Kedua. Walaupun Meterai-meterai bicara tentang periode sejarah yang sama dengan Ketujuh Jemaat, tapi penekanannya berbeda. Dengan kata lain, periode waktunya sama tetapi penekanannya berbeda antara Jemaat-jemaat dan Meterai-meterai.
Sementara di Jemaat-jemaat penekanan jatuh pada kondisi internal gereja di pelbagai periode sejarah, Meterai-meterai menggambarkan kekuatan eksternal yang mempengaruhi gereja selama periode-periode yang sama. 


Now let's look at the chronological flow then of The Seals, and let me just ask you this question. This is the quiz question for today: How many times in Great Controversy does Ellen White mention the barbarian invasions?
This much (making the zero sign).  
So why do we have four trumpets for the barbarian invasions if they are so insignificant?
We begin, you know we're going to study the trumpets next year, Lord willing, if we're still here and the time of trouble hasn't come, and things are moving very fast. But  you know Ellen White does not see any significance to Islam in the end time. She has the one comment on 1840, yes,  in Great Controversy, but that's  practically the lone statement that Ellen White has on the Muslims.  Interesting. You know they called it “the Turk” back then, so anyway that's just that's just a little sidelight.

Sekarang, mari kita lihat alur kronologi Meterai-meterai, dan coba saya tanya ini, ini adalah pertanyaan kuis untuk hari ini: Berapa kali di Great Controversy Ellen White bicara tentang invasi barbar?
Sekian kali (Stephen Bohr membuat tanda NOL dengan jarinya).
Kalau begitu, mengapa kita mengasosiasikan empat sangkakala kepada invasi barbar jika mereka begitu tidak signifikan?
Kita akan mulai mempelajari seri Sangkakala tahun depan, jika diizinkan Tuhan, jika kita masih di sini dan masa kesesakan belum muncul. Sekarang semua bergerak dengan sangat cepat. Tetapi kalian tahu, Ellen White tidak melihat apa-apa yang signifikan tentang Islam pada akhir zaman. Benar, hanya ada satu komennya tentang 1840 di Great Controversy, tapi itu praktis satu-satunya komen Ellen White tentang Muslim. Menarik. Kalian tahu, di zaman itu mereka disebut “Orang-orang Turki”. Nah itu tadi cuma sedikit informasi tambahan.


Let's look at the sequence.
·       first the Father sits alone on His throne in the Holy Place of the heavenly throne room, that's Revelation 4, right? Yeah?
·       Then the cloud catches Jesus up to the Father's throne in the Holy Place and you have Acts 1:9-11, Desire of Ages 832-833,  Acts of the Apostles 32-34.
·       then the Father anoints the War Hero as Priest and King in the Holy Place,
·       and the outpouring of the Holy Spirit on the day of Pentecost announces this heavenly event on earth, correct? The Seven Spirits are what? They're there in chapter 4, and chapter 5 they're sent to the earth,
·       and then we have The Seals, the breaking of The Seals after that. The breaking of The Seals in other words, described events that transpire between the moment that Jesus began His work in the Holy Place and when finally He opens the scroll to reveal who will inherit what Adam lost. Does that make sense? The Seven Seals are simply the span between the inauguration and the consummation, the events in between.

Mari kita lihat urut-urutannya.
·       Pertama, Bapa duduk sendiri di atas takhtaNya di Bilik Kudus, di ruang takhta surgawi. Ini Wahyu pasal 4, benar? Iya?
·       Lalu awan-awan membawa Yesus ke takhta Bapa di Bilik Kudus. Kisah 1:9-11, Desire of Ages hal. 832-833, Acts of the Apostles hal. 32-34.
·       Lalu Bapa mengurapi Sang Pahlawan Perang di Bilik Kudus sebagai Imam dan Raja.
·       Dan pencurahan Roh Kudus pada hari Pentakosta mengumumkan peristiwa itu kepada dunia, benar? Ketujuh Roh itu siapa? Mereka ada di sana di pasal 4,  dan di pasal 5 Mereka dikirim ke bumi.
·       Lalu Meterai-meterai, setelah itu meterai-meterai dipatahkan. Dengan kata lain, pembukaan meterai-meterai menggambarkan peristiwa-peristiwa yang terjadi antara momen Yesus memulai pekerjaanNya di Bilik Kudus hingga akhirnya Dia membuka gulungan kitab untuk menyatakan siapa yang akan mewarisi apa yang telah dihilangkan Adam. Apakah ini masuk akal? Ketujuh Meterai semata-mata adalah apa yang terbentang antara inaugurasi dan penggenapan, peristiwa-peristiwa di antaranya.


That's historicism. If Adventist ever get rid of historicism we have no reason to exist because our origins are based on a historicist understanding, for example, of Revelation 10. So if we discard the method, we discard the message, because the message is based on the method.
And there are many scholars these days that are questioning the historicist method of interpreting prophecy, notable scholars. It's dangerous ground to get rid of the method because if you have the wrong method you're going to reach the wrong conclusions.

Inilah historisme. Jika sampai MAHK menyingkirkan historisme, maka kita tidak punya alasan untuk eksis, karena asal usul kita itu berdasarkan suatu pemahaman historis, misalnya tentang Wahyu pasal 10. Maka jika kita singkirkan metode itu, kita menyingkirkan pekabarannya, karena pekabarannya berdasarkan metode itu.
Dan sekarang ini ada banyak pakar yang meragukan metode historis dalam menerjemahkan nubuatan, pakar-pakar yang terkenal. Menyingkirkan metode itu memasuki tempat yang berbahaya karena jika kita memakai metode yang salah, kita akan tiba pada konklusi yang salah.

Now the First Seal ~ this is just so you can get an overview of what we're going to study. The First Seal describes the conquests of the Apostolic Church and that's found in Acts of the Apostles page 47-602.

Nah, Meterai Pertama ~ ini hanya supaya kalian bisa mendapatkan garisbesarnya dari apa yang akan kita pelajari.
Meterai Pertama menggambarkan kemenangan-kemenangan gereja apostolik, dan itu ada di Acts of the Apostles hal. 47-602.


The Second Seal, the red horse is a description of the persecutions against Christians by the Roman emperors, the early Roman emperors of the Christian age. By persecution  Satan attempts to eradicate God's faithful people, so Satan's first method, the red horse ~ red is  symbolic of blood ~ Satan tries to get rid of the church by persecution.

Meterai Kedua, kuda merah adalah deskripsi persekusi terhadap orang-orang Kristen oleh kaisar-kaisar Roma, kaisar-kaisar Roma yang terdahulu di zaman Kekristenan awal. Setan berusaha menghapus umat Allah yang setia dengan persekusi, jadi itu cara pertama yang dipakai Setan, kuda merah ~ merah itu simbol darah ~ Setan berusaha melenyapkan gereja melalui persekusi.


The Third Seal is a black horse.  Satan changes his strategy from persecution to infiltration. His philosophy was this, if you cannot fight them, join them.  Christianity merges with paganism and the darkness of apostasy enters the church during the period of Constantine ~ the Great Controversy 49-60. Ellen White's following the order.

Meterai Ketiga, kuda hitam. Setan mengubah strateginya dari persekusi kepada infiltrasi. Filosofinya ialah, jika mereka tidak bisa dilawan, bergabunglah dengan mereka. Kekristenan bergabung dengan paganisme, dan kegelapan kemurtadan memasuki gereja selama periode Konstantin ~ Great Controversy hal. 49-60. Ellen White mengikuti urutannya.


The Fourth Seal - the pale horse it's a horse of death. The famine of the third horse is going to lead to death in the fourth horse. The apostasy in the church intensifies under the fourth horse and leads to the emergence of papal Rome who persecutes and kills God's people for 1260 years. In other words, there's lots of martyrs during that period.

Meterai Keempat, kuda pucat ~ kuda kematian. Kelaparan di masa kuda ketiga akan mengakibatkan kematian di masa kuda keempat. Kemurtadan dalam gereja semakin intensif di zaman kuda keempat, dan mengakibatkan munculnya Kepausan Roma yang mempersekusi dan membunuh umat Allah selama 1260 tahun. Dengan kata lain, ada banyak yang gugur sebagai martir selama periode ini.


So then we come to  the Fifth Seal. Are you seeing that there's a sequence here? These are not just separate disconnected events. The conquests of the early church leads Satan to say,  “I've got to get rid of this through persecution.”  But when he persecutes the church grows all the more.  So he says, “I’ve got to change my method.”  So you have the black horse, he infiltrates the church with apostasy. And then the papacy becomes a persecutor and kills the martyrs. So under the Fifth Seal the martyrs are crying out and saying,  “Hey, we're on the right side and the papacy is on the wrong side,  and we're being killed!” And they're crying out from under the altar. Are you with me or not? Those whom pagan and papal Rome slew, cry out for justice.
By the way the judgment of Daniel 7, the purpose of the judgment of Daniel 7, is  to reverse the unjust earthly judgments. You know, there's this big debate about Daniel chapter 7. We use it to speak about the investigative judgment of all of those who profess Jesus Christ, but Desmond Ford who passed away recently says, “Well the central theme of Daniel 7 is not upon God's people, it's upon the punishment of the Little Horn.”
But when you read the chapter carefully, the Little Horn ~ it says in Daniel 7 ~ prospered, things went well.  The saints  were given into his hand for 1260 years, time-times-and-the-dividing-of-time. So in other words, the papacy prevailed and the saints lost. Was that just? No! Earthly courts condemned God's people, so what does God do in the investigative judgment? What He does is He revokes the judgments of the earthly courts, and He rewards the saints of the  Most High.  So the central theme is not the punishment of the Little Horn for persecuting the saints, it’s vindicating the saints who were persecuted by the papacy. And that's clear because Jesus goes before the Father, before the Ancient of Days. Clearly it says in Daniel 7, Jesus goes to receive the kingdom and then the kingdom is given to the saints of the Most High and to Jesus. So those who were persecuted and killed now the heavenly judgment reverses the judgment, the unjust judgments on earth and rewards the saints of the Most High. So the central theme of Daniel 7 is not the punishment of the Little Horn, the central theme is the rewarding of God's people that have been mistreated by the Little Horn. Are you following me or not?
Now let's continue here then the Fifth Seal those whom pagan papal Rome slew cry out for justice, and I have in parentheses the judgment in Daniel 7 reverses the sentences in the earthly tribunals.  In answer to their pleas, what does God do when the martyrs under the altar are crying out? What does God do? He gives them a white robe. Well, they're dead. It means that they're saved, right? Because they have the righteousness of Christ. And what does He tell them? He says,  “Rest a little while, until the rest of the martyrs are killed and then you'll be rewarded with the rest of the martyrs.” Does this give us the idea that the same power that persecuted in the past is going to persecute again in the future? Hmm.

Kemudian kita tiba di Meterai Kelima. Apakah kalian melihat adanya urut-urutan di sini? Ini bukan peristiwa-peristiwa terpisah yang tidak terkait. Kemenangan gereja mula-mula membuat Setan berkata, “Aku harus menyingkirkan ini melalui persekusi.” Tetapi ketika dia mempersekusi, gereja malah semakin bertumbuh. Maka Setan berkata, “Aku harus mengganti caraku.” Lalu ada kuda hitam, Setan menginfiltrasi gereja dengan kemurtadan. Kemudian Kepausan mempersekusi dan membunuh para martir. Jadi di masa Meterai Kelima, para martir berteriak, kata mereka, “Hei, kita ini di pihak yang benar dan Kepausan di pihak yang salah, tapi kita yang dibunuhin!” Dan mereka berteriak dari bawah mezbah. Apakah kalian mengikuti saya atau tidak? Mereka yang dibunuh oleh Roma pagan dan Roma Kepausan, berteriak minta keadilan.
Nah, penghakiman di Daniel 7, tujuan penghakiman di Daniel 7 ialah untuk membalikkan penghakiman duniawi yang tidak adil. Kalian tahu, ada debat besar tentang Daniel pasal 7. Kita memakai ayat itu untuk berbicara tentang penghakiman investigatif atas semua orang yang mengaku pengikut Yesus Kristus. Tetapi Desmond Ford yang baru saja meninggal, berkata, “Nah, tema inti Daniel 7 bukan pada umat Allah, tapi pada penghukuman bagi Tanduk Kecil.”
Tetapi jika kita baca pasal itu dengan teliti, Tanduk Kecil itu di Daniel 7 dikatakan dia makmur, nasibnya bagus. Orang-orang kudus diserahkan ke dalam tangannya selama 1260 tahun, satu-masa-dua-masa-dan-setengah-masa. Jadi dengan kata lain, Kepausan yang menang dan orang-orang kudus kalah. Apakah ini adil? Tidak! Pengadilan duniawi menghukum umat Allah. Jadi apa yang dilakukan Allah dalam penghakiman investigatif? Allah mencabut keputusan pengadilan duniawi, dan Dia memberi pahala kepada orang-orang kudus Yang Mahatinggi. Jadi tema inti bukanlah penghukuman kepada Tanduk Kecil karena telah mempersekusi orang-orang kudus, melainkan membalaskan orang-orang kudus yang telah dipersekusi oleh Kepausan. Dan itu jelas karena Yesus datang kepada Bapa, ke hadapan Yang Lanjut Usia. Dengan jelas di Daniel 7 dikatakan, Yesus datang untuk menerima kerajaanNya, kemudian kerajaan itu diberikan kepada orang-orang kudus Yang Mahatinggi dan kepada Yesus. Jadi mereka yang dipersekusi dan dibunuh sekarang penghakiman surgawi membalikkan keputusannya, keputusan yang tidak adil di dunia, dan memberi pahala kepada orang-orang kudus Yang Mahatinggi.  Maka, tema inti Daniel 7 bukanlah penghukuman Tanduk Kecil. Tema intinya ialah memberikan pahala kepada umat Allah yang telah diperlakukan dengan tidak baik oleh Tanduk Kecil. Apakah kalian mengikuti saya atau tidak?
Nah, mari kita lanjut dengan Meterai Kelima. Mereka yang dibunuh oleh Roma pagan dan Roma Kepausan, berteriak minta keadilan. Dan saya tulis dalam kurung penghakiman di Daniel 7 membalikkan keputusan pengadilan duniawi. Sebagai jawaban kepada permohonan mereka, apa yang dilakukan Allah ketika para martir di bawah mezbah berteriak? Apa yang dilakukan Allah? Allah memberi mereka jubah putih. Nah, mereka sudah mati, jadi artinya mereka diselamatkan, benar? Karena mereka memiliki kebenaran Kristus. Dan apa yang dikatakan Allah kepada mereka? Dia berkata, “Beristirahatlah sebentar, hingga martir-martir lain yang masih tersisa, terbunuh. Setelah itu kalian akan diberi pahala bersama-sama dengan martir-martir yang lain.” Apakah itu memberi kita konsep bahwa kekuasaan yang sama yang mempersekusi di masa lampau akan mempersekusi lagi di masa yang akan datang? Hmmm.


The Sixth Seal:  signs in the sun, the moon, and the stars, and the great earthquake.
The Sixth Seal has two parts we're going to notice, and the two parts are separated by a long period of time.  
The first part of the Sixth Seal is Revelation 6:12-13, and the significant thing is, you know Ellen White ~ this is so interesting ~ Ellen White quotes Revelation 6:12-13, and then 200  pages later in Great Controversy she quotes Revelation 6:14-17. Why would she do that?
Because there's a time gap.  There's all sorts of events that transpire between the first part of the Sixth Seal and the last part of the Sixth Seal. The last part of the Sixth Seal is the Second Coming of Christ. So let's go through this.
·       The fulfillment of the first part of the Sixth Seal, Revelation 6:12-13 occurs between 1755 and 1833.
·       The second part of the Sixth Seal Revelation 6:14-17 will occur at the Second Coming.
·       And then in between that you have Revelation 7:1-8 it describes the period between the first and the second part of the Sixth Seal:  the sealing.

Meterai Keenam: tanda-tanda pada matahari, bulan, dan bintang-bintang, dan gempa bumi besar.
Meterai Keenam terdiri atas dua bagian, kita akan melihatnya, dan kedua bagian itu dipisahkan oleh rentang waktu yang lama.
Bagian yang pertama dari Meterai Keenam ialah Wahyu 6:12-13, dan hal yang signifikan ialah, Ellen White ~ ini begitu menarik ~ Ellen White mengutip Wahyu 6:12-13 lalu 200 halaman kemudian di Great Controversy, dia mengutip Wahyu 6:14-17. Mengapa dia melakukan itu? Karena ada waktu pemisah yang besar. Ada segala macam peristiwa yang terjadi antara bagian pertama Meterai Keenam dan bagian yang terakhir. Bagian yang terakhir dari Meterai Keenam ialah Kedatangan Kedua Kristus. Mari kita bahas ini.
·       Penggenapan bagian pertama Meterai Keenam, Wahyu 6:12-13 terjadi antara 1755-1833.
·       Bagian kedua Meterai Keenam, Wahyu 6:14-17 akan terjadi pada Kedatangan Kedua.
·       Lalu di antaranya, ialah Wahyu 7:1-8, yang menggambarkan periode antara bagian pertama dengan bagian kedua Meterai Keenam: Pemeteraian.


And then of course you have the Seventh Seal which is silence in heaven for about a half an hour. And I don't believe that we apply the year day principle there because after the the close of probation the time periods are to be understood literally, and we'll come back to that later.
So under the Seventh Seal there is a period of awful silence during the Second Coming of Christ. When the redeemed cry out,  “Who shall be able to stand?” Ellen White says, that,  when Jesus is coming, He hasn't arrived at the earth yet, the saints cry out,  “Who shall be able to stand?”  That's the last part of the Sixth Seal, right? And then Ellen White says that there's an awful period of silence in heaven.  And then after the awful period of silence, which is the Seventh Seal, a voice is heard saying, “My grace is sufficient for you.” that is the Seventh Seal. And we're going to study all of these things. I just want  you to get the overview now.

Kemudian tentu saja ada Meterai Ketujuh, yaitu hening di Surga selama kira-kira setengah jam. Dan menurut saya kita tidak mengaplikasikan prinsip 1 hari = 1 tahun di sana, karena setelah berakhirnya masa kemurahan Allah (penutupan pintu kasihan), waktu-waktu harus dipahami sebagai waktu-waktu literal. Nanti kita akan kembali kemari.
Jadi pada masa Meterai Ketujuh ada satu periode keheningan yang mencekam, saat Kedatangan Kedua Kristus. Ketika orang-orang tebusan berseru, “Siapa yang sanggup bertahan?” Ellen White berkata bahwa ketika Yesus akan datang, Dia masih belum tiba di bumi, orang-orang kudus berseru, “Siapa yang sanggup bertahan?” Itu adalah bagian terakhir dari Meterai Keenam, benar? Lalu Ellen White berkata saat itu ada suatu keheningan yang mencekam di Surga. Lalu setelah periode keheningan yang mencekam ini, inilah Meterai Ketujuh, terdengar suara berkata, “KemurahanKu cukup bagimu.” Itulah Meterai Ketujuh. Dan kita akan mempelajari semua hal ini. Sekarang saya hanya ingin kalian punya garis besarnya.


And finally the last paragraph when the Seventh Seal is broken, God will take His people to heaven for how long? For a thousand years. They will be able to do what? To examine the contents of the scroll. What does the scroll contain? We studied this. What does the scroll contain? The whole history of the world and the decisions that each person made within the history of the world, that determines their salvation or their perdition. Remember the case of the religious leaders that said, “Release unto us Barabbas”? Ellen White says that their act was written in the book. Are they going to see that event and why they're lost?  Yes.  So the book reveals why people were saved, why people were lost.

Dan akhirnya paragraf terakhir saat Meterai Ketujuh dipatahkan, Allah akan membawa umatNya ke Surga, untuk berapa lama? Seribu tahun. Mereka akan berbuat apa? Memeriksa isi gulungan kitab itu. Apa isi gulungan kitab tersebut? Kita sudah mempelajari ini. Apa isi gulungan kitab itu? Seluruh sejarah dunia dan keputusan yang dibuat setiap manusia dalam sejarah dunia yang menentukan keselamatan atau kebinasaan mereka. Ingat kasus para pemimpin agama yang berkata, “Lepaskan Barabas bagi kami”? Ellen White berkata bahwa tindakan mereka tercantum dalam kitab itu. Apakah mereka akan melihat peristiwa itu dan mengapa mereka kehilangan keselamatan? Ya. Jadi kitab itu mengungkapkan mengapa ada manusia yang selamat, mengapa ada manusia yang tidak selamat.


Let me ask you, after the Millenium is there going to be a great panoramic view where the wicked are going to see why they were lost? That's the final unfurling of the scroll, it's after the Millennium. But God's people will examine the contents during the Millennium. Are you with me or not? After the Millennium God will open the scroll and reveal its contents to the lost who are outside the Holy City. 
And then God will create a new heavens and a new earth where righteousness dwells.
So that basically is an overview of The Seals.
Is that clear? Sequence clear? Okay.

Coba saya tanya, setelah Milenium, apakah akan ada sebuah layar panoramik besar dan semua orang jahat akan melihat mengapa mereka tidak selamat? Itulah pembukaan terakhir dari gulungan kitab tersebut, yang terjadi setelah Milenium. Tetapi umat Allah akan memeriksa isinya selama Milenium. Apakah kalian bersama saya atau tidak? Setelah Milenum Allah akan membuka gulungan kitab itu dan mengungkapkan isinya kepada orang-orang yang tidak selamat yang berada di luar Kota Suci.
Kemudian Allah akan menciptakan langit baru dan bumi baru di mana kebenaran berdiam.
Jadi itulah pada dasarnya garis besar Meterai-meterai.
Apakah ini jelas? Urut-urutannya jelas? Oke.


Now we're going to study specifically the events in more detail. So let's go to page 139. We've got about 25 minutes. I don't know if we'll be able to finish the First Seal, but we'll give it a shot.

Sekarang kita akan mempelajari secara spesifik peristiwa-peristiwa itu dengan lebih mendetail. Jadi mari kita ke hal. 139. Kita punya waktu sekitar 25 menit. Saya tidak tahu apakah kita akan bisa menyelesaikan Meterai Pertama, tetapi kita akan mencoba.


Revelation 6:1-2, that's page 139 in the syllabus. “Now I saw when the Lamb opened one of the Seals and I heard one of the four living creatures saying with a voice like thunder, ‘Come and see,’  and I looked and behold a white horse…” that's the reason why Steve Wahlberg called his ministry White Horse Media. I like that name and isn’t that a nice name for a ministry?  So it says,  “…and I looked and behold a  white horse, he who sat on it had a bow. And a crown was given to him, and he went out conquering and to conquer…”
Now there are several symbols in these verses.
1.   First there is a white horse.
2.   Secondly there is a rider on the white horse.
3.   Third the rider has a crown on his head.
4.   Fourth he has a bow in his hand. If he's going to conquer you know the bow definitely is an item of war of that time.
5.   And with the crown and the bow he goes out conquering and to conquer.

Wahyu 6:1-2, itu hal. 139 di silabus. 1 Maka aku melihat ketika Anak Domba itu membuka yang pertama dari ketujuh meterai itu, dan aku mendengar satu dari keempat makhluk hidup itu berkata dengan suara bagaikan bunyi guruh: ‘Kemari dan lihatlah!’ 2 Dan aku melihat, dan tampaklah seekor kuda putih…”  itulah alasannya mengapa Steve Wahlberg menyebut ministrinya White Horse Media. Saya suka nama itu. Bukankah ini nama yang bagus untuk sebuah ministri? Jadi dikatakan, “…Dan aku melihat, dan tampaklah seekor kuda putih.  Dia yang menungganginya memegang sebuah busur; dan kepadanya dikaruniakan sebuah mahkota. Dan dia keluar untuk mendapatkan kemenangan dan untuk menaklukkan.
Nah ada beberapa simbol di ayat-ayat ini.
1.  Pertama ada kuda putih.
2.  Kedua ada seorang penunggang di atas kuda putih itu.
3.  Ketiga si penunggang memakai mahkota di kepalanya.
4.  Keempat dia punya sebuah busur di tangannya. Jika dia akan menaklukkan, maka busur itu pasti suatu benda untuk berperang pada zaman itu.
5.  Dan dengan mahkota dan busur itu dia keluar untuk mendapatkan kemenangan dan menaklukkan.


So let's notice first of all what is meant by the white horse and its rider. How do we determine what is meant by the white horse and the rider? Does Revelation 6:1-2 explain what the horse and the rider are? No. So  how can we ever decipher it? We allow Scripture to interpret Scripture.  
You say, “Why do we do that?”
Let me ask you who inspired Scripture? The Holy Spirit. Did the Holy Spirit put everything in Scripture that we need to understand Scripture? Or did He miss something where we can't explain something, because He forgot to put something in there that explains what we're reading? No. The Holy Spirit placed in Scripture everything we need to understand Scripture. So when you find a symbol that is not explained, you go to other places in the Bible that explain the symbol. It's that simple. It's not rocket science. And there are people in the Adventist Church scholars today that are questioning the principle of Sola Scriptura or the principle of Scripture Its Own Interpreter, they say, “Well you know, you have to stay within the passage itself. You know this is the proof text method.”  So what they do is, they speak negatively of this method of allowing Scripture to interpret Scriptures because they say that’s the proof you find all these verses as proof texts.  Well, maybe they are proof texts, they prove that we're right, huh?

Jadi mari kita simak semua yang dimaksudkan oleh kuda putih dan penunggangnya. Bagaimana kita menentukan apa yang dimaksud oleh kuda putih dan penunggangnya? Apakah Wahyu 6:1-2 menjelaskan kuda putih dan penunggangnya itu apa? Tidak. Jadi bagaimana kita bisa menguraikannya? Kita izinkan Alkitab menerjemahkan Alkitab.
Kalian berkata, “Mengapa kita berbuat begitu?”
Coba saya tanya, siapa yang mengilhami penulisan Kitab Suci? Roh Kudus. Apakah Roh Kudus sudah memasukkan semua ke dalam Kitab Suci yang kita perlukan untuk bisa memahami Kitab Suci? Atau apakah Dia melewatkan sesuatu yang tidak bisa kita jelaskan karena Dia lupa memasukkan sesuatu itu di sana yang bisa menjelaskan apa yang sedang kita baca? Tidak. Roh Kudus sudah memasukkan ke dalam Kitab Suci segala yang kita perlukan utuk memahami Kitab Suci. Jadi ketika kita menemukan sebuah simbol yang tidak dijelaskan, kita ke tempat-tempat lain dalam Alkitab yang menjelaskan tentang simbol itu. Sesederhana itu, ini bukan ilmu membuat roket. Dan ada orang-orang di gereja Advent sekarang, pakar-pakar, yang meragukan prinsip Sola Scriptura atau prinsip bahwa Kitab Suci Menerjemahkan Dirinya Sendiri. Mereka berkata, “Nah, kalian tahu, kita harus tetap berada di dalam konteks itu saja. Kalian tahu ini adalah metode proof text.” Lalu apa yang mereka lakukan ialah, mereka menjelek-jelekkan metode mengizinkan Kitab Suci menerjemahkan Kitab Suci karena mereka berkata itulah buktinya, kalian menganggap semua ayat itu sebagai proof text.” Nah, mungkin mereka memang proof text, mereka membuktikan kita benar, kan?
(Proof text menurut kamus ialah memakai satu kutipan Alkitab yang berdiri sendiri untuk membuktikan kebenaran sebuah doktrin menurut pendapatnya sendiri.)


Now, notice Zechariah 10:3-6.   Zechariah is a very prophetic book, with lots of symbols it's one of the most difficult books to understand in the whole Bible,  Zechariah.  But you'll notice in Zechariah 10:3-6 that God's people Judah are compared to a conquering horse. And i'm going to read the verses. 
God is speaking,  “…My anger is kindled against the shepherds and I will punish the goatherds for the Lord of hosts will visit His flock, the house of Judah, and will make them as His royal horse in the battle…”  So what does the horse represent in this passage? Judah.  And who is riding the horse? The Lord is riding the horse. So once again it says,  “…and will make them…” that is Judah,  “…as His royal horse in the battle…” So is there going to be conquering and to conquer? Absolutely. 
“…From Him comes the cornerstone, from Him the tent peg, from Him the battle…” what? “…bow…” is there a bow in the First Seal? Yes.  So it says,  “…from Him the battle bow, from Him every ruler together…” Ruler? Interesting. Does the rider have a crown? Yes.  “…They shall be like…” what?  “…like mighty men who tread down their enemies…” is this a conquering horse? Oh, yes, it is! And it goes on to say,  they shall “…tread down their enemies in the mire of the streets, in the battle. They shall fight because the Lord is with them…” ah who's riding the horse?  These people are the horse. Let me ask you, does the horse guide the rider or the rider guides the horse? Well, sometimes the horse does it, it’s a rebellious horse, but normally it would be the rider that guides the horse. So notice, once again it says,  “…they shall fight because the Lord is with them and the riders on horses shall be put to shame. I will strengthen the house of Judah…” see the horse represents God's people, “…I will strengthen the house of Judah and I will save the house of Joseph. I will bring them back because I have mercy on them. They shall be as though I had not cast them aside. For I am the Lord their God and I will hear them…”

Nah, simak Zakharia 10:3-6. Zakharia adalah kitab yang banyak nubuatannya, dengan banyak simbol. Ini salah satu kitab yang paling sulit untuk dipahami di seluruh Alkitab, Zakharia. Tetapi kita akan melihat di Zakharia 10:3-6 umat Allah, Yehuda, dibandingkan dengan seekor kuda yang menaklukkan. Saya akan membacakan ayat-ayatnya.
Allah sedang berbicara, 3 MurkaKu tersulut  terhadap para gembala domba, dan Aku akan menghukum  gembala-gembala  kambing, sebab TUHAN semesta alam akan menilik kawanan-Nya, yakni kaum Yehuda, dan  akan membuat mereka sebagai kuda kerajaan-Nya dalam pertempuran…”  jadi dalam kutipan ini kuda itu melambangkan apa? Yehuda. Dan siapa yang menungganginya? Tuhan yang menunggangi kuda itu. Jadi sekali lagi dikatakan, “…dan akan membuat mereka…” yaitu Yehuda,   “…sebagai kuda kerajaanNya dalam pertempuran…” Jadi apakah bakal ada perolehan kemenangan dan penaklukan? Tepat sekali. “…4 DariNya akan muncul batu penjuru, dariNya patok kemah, dariNya…”  apa?  “…busur perang…”  apakah di Meterai Pertama ada busur? Ya. Maka dikatakan, “…dariNya busur perang, dariNya setiap pemerintah bersama-sama.…”  Pemerintah? Menarik. Apakah penunggung kuda itu bermahkota? Ya. “…5 Maka mereka akan seperti…” apa? “…seperti orang-orang perkasa yang menginjak-injak musuh mereka…”  apakah ini kuda yang menaklukkan? Oh, iya, benar. Dan selanjutnya dikatakan, mereka akan “…menginjak-injak musuh mereka di lumpur di jalan-jalan; dalam peperangan. Mereka akan bertempur sebab TUHAN menyertai mereka…”  ah, siapa yang menunggang kudanya? Orang-orang itu adalah si kuda. Coba saya tanya, apakah kuda yang memimpin penunggangnya atau penunggangnya yang mengendalikan kuda? Nah, terkadang kudanya yang melakukannya, itu kuda yang memberontak, tetapi biasanya si penungganglah yang mengendalikan kudanya. Jadi simak, sekali lagi dikatakan,   “…Mereka akan bertempur sebab TUHAN menyertai mereka,  dan mereka akan membuat malu orang-orang yang mengendarai kuda. 6 Aku akan membuat kuat kaum Yehuda…”  lihat, kudanya melambangkan umat Allah, “…Aku akan membuat kuat kaum Yehuda, dan Aku menyelamatkan keturunan Yusuf. Aku akan membawa mereka kembali, sebab Aku menyayangi mereka; dan mereka seakan-akan tidak pernah Aku singkirkan, sebab Akulah TUHAN, Allah mereka, dan Aku akan mendengar mereka.”


Now notice what Ellen White has to say where she explains what the horse represents. “He…” this is Review and Herald, July 10 1900,   “…God desired His people to go forth conquering and to conquer…” So what does the horse represent? His people.
In another statement Prophets and King 725, and this is speaking about the final conquering when the loud cry is proclaimed,  “…Clad in the armour of Christ's righteousness, the church is to enter upon her final conflict. Fair as the moon, clear as the sun, and terrible as an army with banners, she…” that is the church,  “…is to go forth into all the world…” doing what? “…conquering and to conquer.”
So what does the white horse represent? It represents the church, defeating the enemies of the church, conquering and to conquer.

Sekarang simak apa yang dikatakan Ellen White di mana dia menjelaskan kuda itu melambangkan apa. “…Dia,…”  ini Review and Herald, 10 Juli 1900,   “…Allah menginginkan umatNya pergi untuk mendapatkan kemenangan dan untuk menaklukkan…”  Jadi apa yang dilambangkan oleh kuda itu? UmatNya.
Dalam sebuah pernyataan lain Prophets and Kings hal. 725, dan ini berbicara tentang kemenangan terakhir ketika seruan nyaring dikumandangkan,  “…Dengan mengenakan pakaian perang yaitu kebenaran Kristus, gereja akan memasuki pertempurannya yang terakhir. Cantik seperti bulan, terang seperti matahari, dan mengerikan seperti pasukan dengan panji-panjinya, dia…”  yaitu gereja,   “…harus maju ke seluruh dunia…”  melakukan apa?    “…untuk mendapatkan kemenangan dan untuk menaklukkan.”
Jadi kuda putih melambangkan apa? Melambangkan gereja yang mengalahkan musuh-musuhnya, untuk mendapatkan kemenangan dan untuk menaklukkan.


Ellen White also described Jesus as the rider on the white horse. It is the rider who guides the horse, not the horse that guides the rider.  That is the rider of the horse symbolizes Jesus and the horse itself represents His people.  Notice Vol 4 the Bible Commentary page 1146,  “The issue of the battle does not rest upon the strength of mortal man. The Lord shall go forth as a mighty man, He shall stir up jealousy like a man of war, He shall cry, yea,  roar. He shall prevail against His enemies. In the power of Him who rides forth conquering and to conquer, weak finite man may gain the victory…”  So who is the rider? The rider is Jesus. And who is the horse? The horse is the church. 

Ellen White juga menggambarkan Yesus sebagai penunggang di atas kuda putih itu. Penunggangnyalah yang mengendalikan si kuda, bukan kuda yang mengendalikan penunggangnya. Jadi penunggang kuda itu melambangkan Yesus dan kuda itu sendiri umatNya. Simak Bible Commentary Vol. 4 hal. 1146, “…Bobot pertempuran itu tidak terletak pada kekuatan manusia fana. Tuhan sendiri akan maju sebagai Sosok yang perkasa. Dia akan membangkitkan kecemburuan seperti seorang pejuang. Dia akan berseru, bahkan, mengaum. Dia akan mengalahkan musuh-musuhNya. Dengan kuasa Dia yang maju berperang untuk mendapatkan kemenangan dan untuk menaklukkan, manusia yang fana bisa mendapatkan kemenangan…”  Jadi siapakah si penunggang? Penunggangnya ialah Yesus. Dan siapa kudanya? Kudanya ialah jemaat.


Colporteur Ministry page 155,  “…God's workers must gain a far deeper experience. If they will surrender all to Him,  He will work mightily for them. They will plant the standard of truth upon fortresses till  then held by Satan, and with shouts of victory take possession of them. They bear the scars of battle, but there comes to them the comforting message that the Lord will…” what?  “…will lead them…” see the horse,  “…will lead them on, conquering and to conquer. “

Colporteur Ministry hal. 155,   “…Pekerja-pekerja Allah harus mendapatkan pengalaman yang jauh lebih mendalam. Jika mereka mau berserah sepenuhnya kepada Dia, Dia akan bekerja bagi mereka dengan hebatnya. Mereka akan menanamkan standar kebenaran di benteng-benteng yang hingga saat itu masih dikuasai oleh Setan. Dan dengan pekik kemenangan mereka akan merebutnya. Mereka akan menanggung luka-luka pertempuran tetapi akan datang kepada mereka pesan penghiburan bahwa Tuhan akan…”  apa?   “…akan memimpin mereka…”  lihat, kudanya,  “…akan memimpin mereka terus maju, untuk mendapatkan kemenangan dan untuk menaklukkan.”


And then you have Christian Service page 166, “…Christ identifies His interests with the interests of His faithful people.  He suffers in the person of His saints, and whoever touches His chosen ones touches Him…” In other words, there's a close intimate relationship between the rider and the horse, you know, just not anybody can ride a horse. There's a rapport between the horse and the rider.

Lalu di Christian Service hal. 166,   “…Kristus mengidentifikasikan kepentinganNya dengan kepentingan umatNya yang setia. Dia menderita dalam bentuk orang-orang kudusNya, dan barangsiapa menyentuh orang-orang pilihanNya, menyentuh Dia…”  Dengan kata lain ada hubungan yang akrab dan intim antara penunggang dengan kudanya. Kalian tahu, tidak asal sembarang orang bisa menunggang kuda. Harus ada ikatan batin antara kuda dengan penunggangnya.


Notice In Heavenly Places page 313   “The world today is in crying need of a Revelation of Christ Jesus…” how?  “…in the person of His saints. God desires that His people shall stand before the world…” what kind of what?  “…a holy people…” what color is the horse? What does white represent? We'll come back to this in a moment.  So once again, “…God desires that His people shall stand before the world a holy people…” why? “…Because there is a world to be saved by the light…” By the way, light is white, right? We studied that yesterday, “…of the gospel truth.  And as the message of truth, that is to call men out of darkness into God's marvelous light, is given by the church, the lives of its members sanctified. The spirit of truth are to bear witness to the verity of the messages proclaimed.”  

Simak In Heavenly Places hal. 313, “…Dunia sekarang sangat membutuhkan suatu pernyataan tentang Kristus Yesus…”  dengan cara apa?  “…dalam pribadi orang-orang kudusNya. Allah menginginkan umatNya akan berdiri di hadapan dunia…”  umat yang bagaimana?   “…umat yang kudus…”  apa warna kudanya? Warna putih melambangkan apa? Nanti kita akan kembali kemari. Jadi sekali lagi,  “…Allah menginginkan umatNya akan berdiri di hadapan dunia, umat yang kudus…”  mengapa? “…Karena ada dunia yang harus diselamatkan oleh Terang…” Nah, terang itu putih, bukan? Itu sudah kita pelajari kemarin,   “…dari kebenaran injil. Dan sementara pekabaran kebenaran ~ yaitu untuk memanggil manusia keluar dari kegelapan kepada terang Allah yang ajaib ~ disampaikan oleh jemaat, maka kehidupan dari anggota-anggotanya pun dikuduskan. Roh kebenaran akan menjadi saksi atas kesungguhan pekabaran yang disampaikan.”


So we've interpreted what the rider represents, and what the horse represents. The horse represents the church and the rider that guides the horse is Jesus Christ, going out  conquering and to conquer.

Jadi kita sudah menerjemahkan penunggang kuda itu melambangkan siapa, dan kuda itu melambangkan siapa. Kuda itu melambangkan jemaat dan penunggangnya yang mengendalikan kuda itu Yesus Kristus, yang keluar untuk mendapatkan kemenangan dan untuk menaklukkan.


Bottom of page 141. Scripture uses different symbols to illustrate the intimate relationship between Jesus and His people. Whoever touches His people touches whom? Touches the Lord.  And you know I have illustrations here, whoever touches  the body, touches the head, right? For example, when somebody pricks you with the needle does the head feel it? Yeah, it's the head that feels it by the way, folks. You say,  “Oh, my hand felt it.”  Yeah, but it's  being processed by the brain.  So whoever ever hurts the body of Christ hurts Christ, whoever messes with the sheep is messing with whom? With the Shepherd.  Whoever messes with the bride is messing with the husband. And Jesus as a sovereign commander, whoever messes with His armies is messing with the Commander.

Bagian bawah hal. 141. Kitab Suci memakai simbol-simbol yang berbeda untuk menggambarkan hubungan yang akrab antara Yesus dengan umatNya. Barangsiapa yang menyentuh umatNya, menyentuh siapa? Menyentuh Tuhan. Dan kalian tahu saya ada ilustrasi-ilustrasi di sini, barangsiapa yang menyentuh tubuh, menyentuh kepalanya, betul? Misalnya jika ada orang yang menusuk kalian dengan jarum, apakah kepala merasakannya? Yeah, ketahuilah yang merasa adalah kepalanya, Saudara-saudara. Kalian berkata, “Oh, tangan saya yang merasanya.” Iya, tetapi yang memprosesnya ialah otak. Jadi barangsiapa melukai tubuh Kristus, melukai Kristus, barangsiapa mengusik dombanya sedang mengusik siapa? Gembalanya. Barangsiapa mengganggu pengantin wanitanya, sedang mengganggu suaminya. Dan Yesus sebagai pemimpin tertinggi, maka siapa pun yang mengusik tentaraNya, sedang mengusik Komandannya.


Revelation 19 describes the time when the church militant will become the church triumphant. When the spiritual victories of Christ through the church during the Christian dispensation become the literal victory of Jesus and His church at the Second Coming. Because at the end of the book we find the white horse again and the rider on the horse. Revelation 19:11-12 describes that. “…Now I saw heaven opened and behold a white horse and He who sat on him was called Faithful and True, and in righteousness He judges and makes war. 12 His eyes were like a flame of fire on His head were many crowns. He had a name written that no one knew except Himself…”
So at this point the church militant, the church that is described in the First Seal now is the church victorious, because Jesus is coming on a white horse with the armies of heaven to deliver His people from literal death at the hands of their enemies.

Wahyu 19 menggambarkan ketika gereja militan akan menjadi gereja pemenang. Ketika kemenangan-kemenangan spiritual yang diperoleh  Kristus melalui gereja selama masa dispensasi Kristen menjadi kemenangan literal Yesus dan gerejaNya saat Kedatangan Kedua.  Karena di akhir kitab itu kita bertemu dengan kuda putih lagi dan penunggangnya. Wahyu 19:11-12 menggambarkan itu. 11 Lalu aku melihat sorga terbuka dan lihatlah, ada seekor kuda putih; dan Ia yang menungganginya bernama ‘Yang Setia dan Yang Benar’, Ia menghakimi dan berperang dalam kebenaran. 12 Dan mata-Nya bagaikan nyala api dan di atas kepala-Nya terdapat banyak mahkota, dan pada-Nya ada tertulis suatu nama yang tidak dimengerti seorang pun, kecuali Ia sendiri. …”  Jadi di saat ini gereja militan, gereja yang digambarkan di Meterai Pertama, sekarang menjadi gereja pemenang, karena Yesus akan datang dengan kuda putih bersama pasukan surgawi untuk menyelamatkan umatNya dari kematian literal di tangan musuh-musuh mereka.


Now let's talk about the color white. The horse is white. Futurists and Dispensationalists believe that the white horse symbolizes a future Antichrist, that will pass himself off as Christ. They say, see he's going to pass himself off as white but he's really the Antichrist. The problem with this is, it doesn't fit with the book of Revelation.
I have this quotation from George Eldon Ladd who was a scholar, a very good scholar, not an Adventist but he wrote about the color white in Revelation, and I read it's from, you know, it's from a book that he wrote. I didn’t provide the reference here but I can get that for you. “In the Revelation white is always a symbol of Christ, or of something associated with Christ or of spiritual victory…” like the great multitude who are clothed in white robes. “…Thus the exalted Christ has white hair, white as wool. The faithful will receive a white stone with a new name written on it. They are to wear white garments.  The 24 elders are clad in white. The martyrs are given white robes, as is the great numberless throng. The Son of Man is seen on a white cloud, He returns on a white horse, accompanied by the armies of heaven who are clad in white, and ride white horses.  In the final judgment God is seated on a great white throne…” (A Commentary on the Revelation of John  pg.98)
So how can you say that the white horse of the First Seal represents the Antichrist?  In Revelation the color white is always identified with Christ and with the followers of Christ.

Sekarang mari kita bicara tentang warna putih. Kudanya putih. Golongan Futurist dan Dispensationalist meyakini bahwa kuda putih melambangkan Antikristus di masa depan, yang akan menyamar sebagai Kristus. Mereka berkata, lihat, dia akan menyamar sebagai putih tapi sesungguhnya dia adalah Antikristus.
Masalahnya dengan ini ialah, konsep ini tidak sesuai dengan kitab Wahyu.
Saya punya kutipan dari George Eldon Ladd yang adalah seorang pakar, pakar yang bagus, bukan orang Advent tetapi dia menulis tentang warna putih di Wahyu ini, dan saya membacanya dari, kalian tahu, dari sebuah buku yang ditulisnya. Saya tidak mencatat referensinya di sini tetapi nanti bisa saya berikan kalian. “…Di kitab Wahyu, putih selalu merupakan simbol Kristus, atau sesuatu yang berkaitan dengan Kristus, atau dengan kemenangan spiritual…”  seperti kumpulan orang banyak yang berpakaian jubah putih   “…Karena itu Kristus yang ditinggikan memiliki rambut putih, seputih bulu domba. Orang-orang setia akan menerima sebuah batu putih dengan nama baru yang tertulis di sana. Mereka akan berpakaian putih. Ke-24 tua-tua berpakaian putih. Para martir diberikan jubah putih demikian juga kumpulan besar yang tidak terhitung jumlahnya. Anak Manusia terlihat di atas awan putih, Dia kembali dengan menunggang seekor kuda putih, diiringi oleh pasukan surgawi yang berpakaian putih dan menunggang kuda-kuda putih. Dalam penghakiman terakhir, Allah duduk di atas sebuah takhta besar yang putih…” (A Commentary on the Revelation of John  hal. 98)
Jadi mana kita bisa mengatakan bahwa kuda putih Meterai Pertama melambangkan Antikristus? Di Wahyu warna putih selalu diidentifikasikan dengan Kristus dan dengan pengikut-pengikut Kristus.  


Now why white? Why is the horse white? The horse represents the church. Why would the horse be white? Because in Scripture white represents what? Represents purity. And you have several verses here that we're not going to read. Was the Apostolic Church a pure church in doctrine and lifestyle? We're going to read in a moment a quotation from Ellen White.  Yes, it was a pure church in doctrine and in lifestyle.

Nah, mengapa putih? Mengapa kudanya putih? Kuda melambangkan jemaat/gereja. Mengapa kudanya putih? Karena di Kitab Suci putih melambangkan apa? Melambangkan kemurnian. Dan di kalian ada beberapa ayat yang tidak akan kita baca. Apakah gereja apostolik sebuah gereja yang murni dalam doktrin dan pola hidup? Sebentar kita akan membaca sebuah kutipan dari Ellen White. Ya, gereja itu murni dalam doktrin dan pola hidup.


Now here comes another important point. However, white is also the color of what? It's the color of light, and light symbolizes what? The Word of God,  “Your Word is a lamp unto my feet and a light unto my path”.   And light is white. So white would also represent the witness of the church through the Word.  So white is also the color of light, and light symbolizes the Word of God. And you can look up the verses. During the white horse period the church is pure and it is the what? The light of the world. Are you following the argument? It's the light of the world.

Nah, ini ada poin penting yang lain. Namun, putih juga warna apa? Warna terang. Dan melambangkan apa? Firman Allah.  “Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku.”(Mazmur 119:105). Dan terang itu putih. Maka putih juga melambangkan kesaksian gereja melalui Firman Allah. Jadi putih juga warna terang, dan terang melambangkan Firman Allah. Kalian bisa mencari ayat-ayatnya. Selama periode kuda putih, kondisi gereja murni, dan gereja itu apa? Terang dunia. Apakah kalian mengikuti perdebatannya? Gereja adaah terang dunia.


In obedience to the rider’s command the earliest church, that is the horse, witnessed where? In Jerusalem, in Judea, in Samaria, and unto the uttermost ends the earth. The church won victory after victory, and the gospel went to the entire Roman Empire in a single generation. Was the Apostolic Church a conquering church? Was it a pure church? It was certainly a pure church. Did it shed light which is the Word of God? Absolutely.  Did it take away subjects from Satan's kingdoms? By the thousands. 

Sebagai bentuk ketaatan kepada perintah penunggangnya, gereja yang paling awal, yaitu kuda itu, bersaksi di mana? Di Yerusalem, di Yudea, di Samaria, dan hingga ke ujung dunia. Gereja mendapat kemenangan demi kemenangan, dan injil tersebar di seluruh kekaisaran Roma dalam satu generasi. Apakah gereja apostolik sebuah gereja yang mendapatkan kemenangan? Apakah itu gereja yang murni? Pasti itu gereja yang murni. Apakah gereja itu menebarkan terang yaitu Firman Allah? Tentu saja. Apakah gereja itu merebut pengikut-pengikut dari kerajaan Setan? Beribu-ribu.


Now the white horse stands in contrast to the black horse of darkness, we're going to see that “black” and “darkness” are used synonymously. In other words,  the black horse is the horse of darkness, when darkness comes into the church, when the church loses its purity of doctrine and lifestyle, it becomes what? It becomes a black horse.  

Nah, kuda putih adalah kontras terhadap kuda hitamnya kegelapan. Kita akan melihat bahwa kata “hitam” dan “kegelapan” dipakai secara sinonim. Dengan kata lain, kuda hitam adalah kuda kegelapan. Ketika kegelapan masuk ke dalam gereja, ketika gereja kehilangan kemurnian doktrin dan pola hidupnya, dia menjadi apa? Menjadi kuda hitam.


Now Ellen White describes the early church, “…The early Christians were indeed a peculiar people. Their blameless deportment, an unswerving faith, were a continual reproof that disturbed the sinners’ peace…”   So do you have a fight going on here? Oh yeah, you have a real struggle.  “…Though few in numbers, without wealth, position, or honorary titles, they were a terror to evil-doers wherever their character and doctrines were known…” it wasn't only doctrines, it was a lifestyle.  “…Therefore they were hated by the wicked, even as the ungodly Cain hated Abel. For the same reason that Cain slew Abel, did those who sought to throw off the restraint of the Holy Spirit put to death God's people. It was for the same reason that the Jews rejected and crucified the Savior, because the…” what?  “…the purity and holiness of His character…” see that's the color white,  “…because the purity and holiness of His character was a constant rebuke to their selfishness and corruption. From the days of Christ until now His faithful disciples have excited the hatred in opposition of those who love and follow the ways of sin…”  
So do you see the number of times Ellen White in this statement emphasizes the purity of the early church, of their lifestyle, of their doctrine, the fact that they witnessed?
See, this is all related to the symbol in the first horse.

Nah, Ellen White menggambarkan gereja mula-mula,  “…Orang-orang Kristen mula-mula benar-benar umat yang khas. Sikap mereka yang tidak bercela, iman yang teguh, senantian merupakan teguran yang mengganggu kedamaian orang-orang berdosa…”  Jadi apakah di sini ada konflik? O, iya. Ada konflik.  “…Walaupun jumlahnya kecil, tanpa harta, kedudukan, atau gelar kehormatan, mereka adalah teror bagi pelaku-pelaku kejahatan di mana pun karakter dan doktrin mereka dikenal…”  jadi bukan hanya doktrinnya, pola hidupnya juga.  “…Oleh karena itu mereka dibenci oleh orang-orang jahat, sebagaimana Kain yang jahat membenci Habel. Sama seperti alasan Kain membunuh Habel, mereka yang berusaha mencampakkan pengendalian Roh Kudus, membunuh umat Allah. Untuk alasan yang sama itulah orang Yahudi menolak dan menyalibkan Sang Juruselamat, karena…” apa?   “…kemurnian dan kekudusan karakterNya…”  lihat, itu warna putih,   “…karena kemurnian dan kekudusan karakterNya senantiasa merupakan teguran kepada keegoisan dan kebejatan mereka. Dari masa Kristus hingga sekarang murid-muridNya yang setia telah membangkitkan kebencian lawan mereka yang mencintai dan mengikuti jalan dosa.”
Jadi apakah kalian melihat berapa kali Ellen White dalam pernyataan ini menekankan kemurnian gereja mula-mula, pola hidup mereka, doktrin mereka, faktanya bahwa mereka bersaksi?
Lihat, semua ini terkait dengan simbol kuda putih.


Now what does the bow represent? Well in ancient times what weapons were used? Well, they used the sword, but they also used what? The bow. 2 Kings 13:17 shows us that the bow represents God's deliverance in battle, the bow and arrows.
In Acts of the Apostles page 45 you find the commentary of Ellen White on the bow.  “…The arguments of the apostles alone, though clear and convincing, would not have removed the prejudice that had withstood so much evidence. However, the Holy Spirit sent the arguments home to hearts with divine power. The words of the apostles…” and I have in brackets here “now that the Seven Spirits had been sent into all the earth, the apostles shoot the arrows and the Spirit through the administration of the angels guides them to the heart.”  So,  “…the words of the apostles were as…” what?  “…sharp arrows of the Almighty convicting men of their terrible guilt in rejecting and crucifying the Lord of glory.”   So the church is going out to conquer with a bow and what? What do the arrows represent? They represent the Holy Spirit guiding the arrows to the heart to bring about conversions.

Sekarang, busurnya melambangkan apa? Nah, di zaman purba senjata apa yang dipakai? Nah, mereka memakai pedang, tetapi mereka juga memakai apa? Busur. 2 Raja 13:17 menunjukkan kepada kita bahwa busur melambangkan penyelamatan Allah, busur dan panah.
Di Acts of the Apostles hal. 45 kita melihat komentar Ellen White tentang busur.   “…Hanya berdasarkan argumentasi para rasul, walaupun jelas dan meyakinkan, tidak akan melenyapkan praduga yang telah bertahan terhadap begitu banyak bukti. Namun, Roh Kudus dengan kuasa Ilahi mengirimkan argumentasi itu masuk ke dalam hati. Kata-kata para rasul …”  dan saya tulis dalam kurung di sini, “sekarang karena Ketujuh Roh telah dikirim ke seluruh dunia, para rasul melepaskan anak panah, dan lewat tangan para malaikat, Roh Kudus mengarahkan anak panah itu ke hati.”  Jadi,  “…kata-kata para rasul seperti…”  apa?   “…panah-panah tajam dari Yang Mahakuasa, meyakinkan manusia akan dosa mereka yang mengerikan dalam menolak dan menyalibkan Tuhan kemuliaan…”
Jadi gereja keluar untuk menaklukkan dengan busur dan apa? Anak panah melambangkan apa? Melambangkan Roh Kudus mengarahkan anak panah itu ke hati untuk membawa kepada pertobatan.  


Desire of Ages page 104  “…God does not send messengers to flatter the sinner. He delivers no message of peace to lull the unsanctified into fatal security. He lays heavy burdens upon them, the conscience of the wrongdoer and pierces the soul with arrows of conviction.”

Desire of Ages hal. 104 “…Allah tidak mengirim utusan-utusan untuk menyenangkan hati orang yang berdosa. Allah tidak mengirimkan pesan damai untuk meninabobokan orang yang najis dalam perasaan nyaman yang mematikan. Dia menempatkan beban berat pada mereka, hati nurani orang yang berdosa, dan menusuk jiwanya dengan anak panah yang meyakinkan.”


Gospel Workers 150-151   “…The words of Christ were as…” what? “…sharp arrows…” Did  the Apostles shoot arrows? Oh, yeah. They shot arrows symbolically. And who directed the arrows to the heart? Ah,  the Holy Spirit, that's the Seven Spirits that were sent to the earth. So,  “…the words of Christ were as sharp arrows which went to the mark and wounded the hearts of His hearers every time He addressed the people. Whether His audience was large or small His words took saving effect upon the soul of someone…”

Gospel Workers hal. 150-151, “…Kata-kata Kristus itu seperti…”  apa?   “…anak-anak panah yang tajam…”  Apakah para rasul melepaskan anak-anak panah? O, iya. Secara simbolis mereka melepaskan anak-anak panah. Dan siapa yang mengarahkan anak-anak panah itu ke hati? Ah, Roh Kudus, itulah Ketujuh Roh yang dikirim ke bumi. Jadi   “…Kata-kata Kristus itu seperti anak-anak panah yang tajam, yang pergi ke sasaran dan melukai hati pendengar-pendengarNya setiap kali Dia berbicara kepada mereka. Entah pendengarNya banyak atau sedikit, kata-kataNya menghasilkan penyelamatan kepada nyawa seseorang…”  


And then comes this beautiful statement Christ’s Object Lessons pg. 158,   “…The Pharisee felt no conviction of sin. The Holy Spirit could not work with him.  His soul was encased in a self-righteous armor which the arrows of God, barbed and true aimed by angel hands failed to penetrate…”  

Kemudian pernyataan yang indah ini di Christ’s Object Lessons hal. 158,   “…Orang Farisi itu tidak merasakan beban dosa. Roh Kudus tidak bisa bekerja dengannya. Jiwanya terbungkus dalam suatu perisai pembenaran diri yang gagal ditembus oleh anak-anak panah Allah yang dikait dan diarahkan dengan tepat oleh tangan-tangan malaikat…”


So are you catching the picture about what the First Seal is all about? The church is going out conquering and to conquer. Jesus is guiding the church, you know arrows are being shot, souls are being converted.

Jadi apakah kalian bisa menangkap gambaran Meterai Pertama ini tentang apa saja? Gereja keluar untuk mendapatkan kemenangan dan untuk menaklukkan. Yesus membimbing gereja, anak-anak panah dilepaskan, jiwa-jiwa ditobatkan.


So let's take a look at the crown because the rider has a crown.  The word for crown here is στέφανος [stephanos].  With few exceptions like we noticed yesterday, the στέφανος [stephanos] crown is the one that is given to a victor,  for example was given to victors in the Olympic Games in the times of the Roman Empire.  
Revelation 2:10 we're going to read several verses now,  probably some of them we'll have to read in the next session, but we're going to see that the crown involves a struggle, a fighting, going out conquering and to conquer, and getting a crown because victory is being gained. Revelation 2:10 which we're going to take a look at later,  “Do not fear any of those things which you are about to suffer. Indeed the devil is about to throw some of you into prison that you may be tested, and you will have tribulation 10 days. Be faithful unto death…”  See, once again faithfulness in the battle and what? “…and I will give you the crown of life.”
James 1:12,  “…Blessed is the man who endures temptation…” see, once again there's the trial, the battle,   “…for when he has been approved, he will receive…” what?  “…the crown of life which the Lord has promised to those who love Him.”
2 Timothy 4:7-8,  had the apostle Paul gained the victory? Oh, yeah, he's about to be beheaded, and he says,  “I have fought the good fight, I have finished the race, I have kept the faith, finally there is laid up for me the crown of righteousness which the Lord, the righteous Judge will give me on that day, and not to me only but also to all who have loved His appearing.”
And then you have this passage in 1 Corinthians 9:24-27 where the apostle Paul uses the example of the Olympic Games.  “…Do you not know that those who run in a race all run, but one receives the prize? Run in such a way that you may obtain it. And everyone who competes for the prize is temperate in all things. Now they do it to obtain a perishable crown, but we for a…” what?  “…an imperishable crown. Therefore
I run thus, not with uncertainty. Thus I fight not as one who beats the air. But I discipline my body and bring it into subjection, lest when I have preached to others I myself should become disqualified…”
So what does a crown represent? It represents victory in battle, it represents victory in trials. Is that true of the Apostolic Church? Did they gain victory after victory? Yes.

Jadi mari kita lihat mahkotanya, karena penunggang kuda itu memakai mahkota. Kata untuk mahkota di sini ialah στέφανος [stephanos].  Dengan sedikit perkecualian seperti yang telah kita simak kemarin, mahkota στέφανος [stephanos]  adalah mahkota yang diberikan kepada seorang pemenang, misalnya diberikan kepada para pemenang dalam pertandingan Olympic di zaman kekaisaran Roma.
Wahyu 2:10, kita sekarang akan membaca beberapa ayat, mungkin ada yang harus kita baca dalam sesi berikutnya, tetapi kita akan melihat bahwa mahkota melibatkan suatu perjuangan, suatu pertarungan, keluar untuk mendapatkan kemenangan dan untuk menaklukkan, dan memperoleh sebuah mahkota, karena kemenangan sedang diraih. 
Wahyu 2:10 akan kita bahas nanti, 10 Jangan takut terhadap segala hal itu yang akan engkau derita! Sesungguhnya Iblis akan melemparkan beberapa orang dari antaramu ke dalam penjara supaya kamu dicobai, dan kamu akan beroleh kesusahan selama sepuluh hari. Hendaklah engkau setia sampai mati…”  lihat, sekali lagi kesetiaan dalam pertarungan, dan apa?  “…dan Aku akan mengaruniakan kepadamu mahkota kehidupan.”
Yakobus 1:12, 12 Diberkatilah orang yang bertahan dalam pencobaan…”  lihat, sekali lagi pencobaan, pertarungannya, “…sebab apabila ia sudah dinyatakan lulus, ia akan menerima…”  apa?   “…mahkota kehidupan yang dijanjikan Allah kepada barangsiapa yang mengasihi Dia.”
2 Timotius 4:7-8, apakah rasul Paulus sudah mendapatkan kemenangan? O, iya, dia hampir akan dipancung kepalanya, dan dia berkata, 7 Aku telah mengakhiri pertarungan yang baik, aku telah menyelesaikan pertandingannya dan aku telah memelihara iman. 8 Akhirnya telah tersedia bagiku mahkota kebenaran yang akan dikaruniakan kepadaku oleh Tuhan, Hakim yang adil, pada hari itu; dan bukan hanya kepadaku, melainkan juga kepada semua orang yang merindukan kedatangan-Nya.”.
Kemudian kutipan ini di 1 Korintus 9:24-27 di mana rasul Paulus memakai contoh Olympic Games. 24 Tidak tahukah kamu, bahwa dalam gelanggang pertandingan semua peserta turut berlari, tetapi bahwa hanya satu orang saja yang mendapat hadiah? Karena itu larilah begitu rupa, sehingga kamu memperolehnya! 25 Tiap-tiap orang yang turut bertanding untuk mendapatkan hadiahnya, mengendalikan dirinya dalam segala hal. Nah,  mereka berbuat demikian untuk memperoleh suatu mahkota yang fana, tetapi kita untuk…”  apa?   “…suatu mahkota yang abadi. 26 Sebab itu aku berlari bukan tanpa kepastian. Dengan demikian aku bertarung bukan seperti orang yang memukul angin. 27 Tetapi aku melatih tubuhku dan menaklukkannya, supaya jangan sesudah memberitakan Injil kepada orang lain,  aku sendiri menjadi tidak memenuhi syarat.
Jadi sebuah mahkota melambangkan apa? Melambangkan kemenangan dalam pertarungan, melambangkan kemenangan dalam pencobaan. Apakah ini yang dialami gereja apostolik? Apakah mereka mendapatkan kemenangan demi kemenangan? Ya.


Now in our next class we're going to finish our study of the first horse, and then we're going to get into the second horse. We're going to look at the phrase “conquering and to conquer”,  we’ve put all of the symbols together, we have one thing that we need to still study, what does it mean that the early church went out conquering and to conquer. That will be the study for our next lesson.

Nah, dalam kelas kita berikutnya kita akan menyelesaikan pelajaran kita tentang kuda yang pertama, kemudian kita akan lanjut ke kuda kedua. Kita akan melihat ungkapan “untuk mendapatkan kemenangan dan untuk menaklukkan”. Kita sudah menyatukan semua simbolnya, kita hanya punya satu hal lagi yang perlu kita pelajari, apa artinya gereja mula-mula keluar untuk mendapatkan kemenangan dan untuk menaklukkan. Itulah bahan pelajaran kita berikutnya.


26 07 20

No comments:

Post a Comment