_____REVELATION’S SEVEN SealS_____
Part 18/24 - Stephen Bohr
SESSION 18 ~ Interlude PART 2
https://www.youtube.com/watch?v=7-TTE-OkdVY&list=PLsxb9qoUVlhp3zR1ts4t5yT9iB_PZq5_x&index=17
Dibuka
dengan doa.
Okay,
let's go to page 293 we have a lot of material to cover in this session because
I want to end with this particular chapter on the Interlude of Revelation
chapter 7.
Now,
we've been basically saying that the 144’000 are not literal Jews, because the endtime
message is a message that is given to every inhabitant of planet Earth,
so the issue of the mark of the Beast and the Seal of God has to be a global
thing, not only for the Jews, it has to do for everyone on planet Earth, from
every nation, kindred, tongue, and people. But now we want to ask the question,
does God still have a special plan for the Jewish theocracy? You know, that up to the
time that Stephen was stoned God's chosen people to fulfill His mission on
Earth was the Jewish nation, the Jewish theocracy. The question is, is
the Jewish theocracy still God's vehicle to take the gospel to the world? Are
they still the chosen people?
Now,
don't misunderstand me. We are to love the Jews, God loves the Jews as much as
He loves every other nation on planet Earth, and I'm not saying that the Jewish
nation does not have any reason to exist. It can exist as a political entity,
as a nation like all other nations of the world. The point that we are
addressing is, whether the Jewish theocracy is still God's spiritual people to
take the message to the world, as they were up to the time of the stoning of
Stephen? Are you understanding the distinction?
Very important. We can't be anti-semitic or anti-Muslim or anti-anybody. We
want to see the salvation of everyone on planet Earth.
Oke,
mari ke hal. 293, kita punya banyak bahan yang harus dibahas dalam sesi ini
karena saya mau menyelesaikan bab ini tentang Interlude (Sisipan) Wahyu pasal 7.
Nah,
pada dasarnya kita sudah mengatakan bahwa ke-144’000 bukan Yahudi literal
karena pekabaran akhir zaman adalah
pekabaran yang disampaikan kepada setiap penghuni planet Bumi,
jadi isu tentang tanda Binatang dan Meterai Allah haruslah sesuatu yang global,
bukan hanya buat orang Yahudi, itu adalah buat semua orang di planet Bumi, dari
setiap bangsa, suku, bahasa, dan kaum.
Tetapi
sekarang kita perlu bertanya, apakah Allah masih punya rencana khusus bagi theokrasi
Yahudi? Kalian tahu, hingga
saat perajaman Stefanus, umat pilihan Allah untuk menggenapi misiNya di bumi
adalah bangsa Yahudi, theokrasi Yahudi. Pertanyaannya ialah,
apakah theokrasi Yahudi masih menjadi alat Allah untuk menyampaikan Injil
kepada dunia? Apakah mereka masih umat pilihan?
Nah,
jangan salah paham. Kita harus mengasihi orang Yahudi, Allah mengasihi orang
Yahudi sama seperti Dia mengasihi setiap bangsa di planet Bumi, dan saya tidak
berkata bahwa bangsa Yahudi tidak punya alasan untuk hadir di bumi. Dia bisa
hadir sebagai sebuah unit politik, sebagai satu bangsa sama seperti semua
bangsa lain di dunia. Topik yang kita bahas ialah, apakah theokrasi Yahudi
masih umat Allah yang spiritual yang akan menyampaikan pekabaran itu kepada
dunia, sebagaimana status mereka hingga perajaman Stefanus? Apakah kalian paham
bedanya? Ini sangat penting. Kita tidak boleh bersikap anti-Yahudi, atau
anti-Muslim, atau anti siapa saja. Kita mau melihat setiap orang di planet Bumi
selamat.
Now
let's go to the fig tree episodes.
Matthew
24:32-35 reads this way: “32 Now learn this parable from
the fig tree: When its branch has already become tender and puts forth leaves,
you know that summer is near.
33 So you also, when you see all
these things, know that it is near—at the doors! 34 Assuredly, I say to you, this generation will by No! means
pass away till all these things take place. 35 Heaven and earth will pass away,
but My words will by no means pass away.”
Now, how do conservative Protestants today interpret
these words of Jesus? Basically they teach that the budding of the fig tree represents
the resurgence of the nation of Israel in the year 1948. They believe that this is the greatest sign
of the imminent coming of Christ, that Christ can come at any moment after 1948,
because the budding of the fig tree is the great sign that Jesus can come at
any moment.
Now
are they correct in this assessment of saying that the budding of the fig tree of Matthew 24 is the
resurgence of the Jewish nation or the re-establishment of the Jewish nation in
1948? We need to pursue this from a
biblical perspective.
Sekarang mari kita ke episode-episode
pohon ara.
Matius 24:32-35 berbunyi demikian, “32 Tariklah pelajaran dari perumpamaan tentang pohon
ara: Apabila ranting-rantingnya melembut dan mulai berdaun, kamu tahu, bahwa musim panas sudah dekat. 33 Demikian
juga, jika kamu melihat semuanya ini, ketahuilah, bahwa waktunya sudah dekat,
sudah di ambang pintu. 34 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya
angkatan ini tidak akan berlalu, hingga
semuanya ini terjadi. 35 Langit
dan bumi akan berlalu, tetapi perkataan-Ku tidak akan berlalu.”
Nah,
bagaimana Protestan konservtif hari ini
menerjemahkan kata-kata Yesus ini? Pada dasarnya mereka
mengajarkan bahwa berdaunnya
pohon ara melambangkan bangkitnya bangsa Israel di tahun 1948.
Mereka meyakini inilah tanda terbesar dari dekatnya kedatangan Kristus, bahwa Kristus bisa datang kapan
saja setelah 1948, karena berdaunnya
pohon ara adalah tanda penting bahwa Yesus bisa datang kapan saja. Nah, apakah
mereka benar dalam penilaian ini yang mengatakan bahwa berdaunnya pohon ara Matius 24 adalah bangkitnya bangsa Yahudi atau
tegaknya kembali bangsa Yahudi di 1948? Kita harus memeriksanya dari perspektif
alkitabiah.
Now
it is true that the fig tree is a symbol of Israel. Notice Hosea 9:10. Here God is speaking and He says, “10 I found Israel
like grapes in the wilderness; I saw your fathers as the firstfruits
on the fig tree in its first season. But they
went to Baal Peor, and separated themselves to that shame. They became an
abomination like the thing they loved.”
So
does the Bible refer to Israel symbolically as a fig tree? Yes! Hosea 9:10
tells us not only the fig tree but the vineyard, remember that, because we're
going to come back to the vineyard idea. Jesus referred to both.
Nah,
memang benar pohon ara adalah
lambang Israel. Simak Hosea 9:10, di sini Allah sedang berbicara
dan Dia berkata, “10 Seperti buah-buah anggur di padang gurun Aku mendapati Israel dahulu;
Aku melihat nenek moyangmu seperti buah sulung pohon ara pada musimnya yang pertama. Tetapi mereka telah pergi kepada
Baal-Peor dan telah memisahkan diri kepada
keaiban itu, mereka menjadi kejijikan sama
seperti apa yang mereka cintai itu.”
Jadi apakah Alkitab secara simbolis menyebut
Israel sebagai sebuah pohon ara? Ya! Hosea 9:10 mengatakan kepada kita bukan hanya
pohon ara, tetapi juga kebun anggur,
ingat itu, karena nanti kita akan kembali ke konsep kebun anggur. Yesus
menyebut kedua-duanya.
Now,
let's notice Matthew 3:8-10, this is the
message of John the Baptist and the tree is going to be mentioned. Let's read these verses. Here John the Baptist
tells those who are listening, “ 8 Therefore bear fruits
worthy of repentance…” remember the
underlying words “…9 and do not think to say
to yourselves, ‘We have Abraham as our father.’ For I say to you that God is able to raise up
children to Abraham from these stones…” the
stones
are the Gentiles by the way, according to Desire of
Ages because the Jews felt that they had stony hearts, so they called the
Gentile “stones”, they called them “pigs”, you know, they had all kinds of
negative comments about the Gentiles. So John the Baptist is saying, “God is able to raise up children of Abraham
from these Gentiles”, “…10 And even now the ax is
laid to the root of the trees. Therefore every tree which does not bear…” what? “…good
fruit…” what happens to? It dries up and “…is cut down and thrown into the fire.”
So
what are the key elements here? Israel needs to repent, they should not brag
that they have Abraham as their father, God is able to raise up children of
Abraham from the stones or the Gentiles, and then Israel is compared to a tree,
every tree that doesn't bear fruit, good fruit, is going to dry up and be cut down
and thrown into the fire. Those are the
key elements.
Nah, mari simak Matius 3:8-10, ini adalah
pekabaran Yohanes Pembaptis dan pohon itu akan disebut. Mari kita baca
ayat-ayatnya. Di sini Yohanes Pembaptis mengatakan kepada mereka yang sedang
mendengarkan, “8 Jadi
hasilkanlah buah yang sesuai dengan
pertobatan…” ingat
kata-kata yang mendasarinya, “…9 Dan janganlah mengira, bahwa
kamu dapat berkata kepada dirimu sendiri: ‘Kami punya Abraham sebagai bapa kami!’ Karena aku berkata kepadamu: Allah dapat membangkitkan anak-anak bagi Abraham dari
batu-batu ini! …” ketahuilah
yang disebut “batu-batu” adalah bangsa-bangsa
non-Yahudi, menurut Desire of Ages,
karena orang Yahudi menganggap mereka punya hati batu karena itu mereka
memanggil bangsa-bangsa non-Yahudi “batu”. Mereka juga memanggli mereka “babi” kalian
tahu, mereka punya segala komentar jelek bagi bangsa-bangsa non-Yahudi. Jadi
Yohanes Pembaptis berkata, “Allah sanggup membangkitan anak-anak bagi Abraham
dari bangsa-bangsa non-Yahudi ini.” “…10 Dan bahkan sekarang kapak sudah disiapkan
pada akar pohon. Oleh karena itu setiap pohon yang tidak menghasilkan…” apa? “…buah yang baik…” apa yang terjadi padanya? Dia mengering
dan “…ditebang
dan dibuang ke dalam api.”
Jadi
apa unsur-unsur kuncinya di sini? Israel harus bertobat, mereka tidak boleh
sombong bahwa mereka punya Abraham sebagai nenek moyang mereka. Allah sanggup
membangkitkan anak-anak Abraham dari batu-batu atau bangsa-bangsa non-Yahudi.
Kemudian Israel dibandingkan dengan sebuah pohon. Setiap pohon yang tidak
menghasilkan buah, buah yang baik, akan mengering
dan ditebang dan dilemparkan ke dalam api. Itulah unsur-unsur kuncinya.
Now we meet this
tree again two and a half years into the ministry of Christ. Luke 13:1-9, this is
taking
place two-and-a-half years into Christ's
ministry. In other words, it's three years after John the Baptist begins to
preach. That's an important chronological detail.
Nah, kita bertemu dengan pohon ini lagi 2½ tahun setelah Kristus memulai
pelayananNya. Lukas 13:1-9 ini terjadi
2½ tahun setelah dimulainya ministri Kristus. Dengan kata lain,
itu tiga tahun setelah Yohanes
Pembaptis mulai berkhotbah. Ini adalah detail kronologi yang
penting.
Let's go through this parable. I've added explanations in brackets. “1 There were present at that
season some who told Him about the Galileans whose blood Pilate
had mingled with their sacrifices. 2 And Jesus answered and said to them, ‘Do
you suppose that these Galileans were worse sinners than all other Galileans, because they
suffered such things? 3 I
tell you, no; but unless you…” What? There's the key term “…unless you repent you will all likewise
perish…” which would be parallel to cutting down the
tree,
right? Verse 4, “…4 Or
those eighteen on whom the tower in Siloam fell and killed them, do you think
that they were worse sinners than all other men who dwelt in Jerusalem? 5 I
tell you, no; but unless you repent…” there's the idea again
“…you will all likewise perish.’…” And now he's going to tell a parable, “…6 He also spoke this
parable: ‘A certain man…”
who was God the Father, “… had
a fig tree…” Israel “… planted in his vineyard…” the world “…and he came
seeking fruit…” the fruit of the Spirit “…on it and found…” what? “…none….” So three years after John the Baptist started his preaching has the tree
produced fruit? No! So once again we find here in verse 7, “…7 Then
he said to the keeper of his vineyard…” God the Father says to Jesus,
“…‘Look, for three years…” notice that chronology, interesting, six months John the Baptist had
preached, two and a half years Jesus had ministered, so three years had passed “…‘Look, for three years I have come seeking
fruit on this fig tree and find none…” so what's the counsel?
“… Cut it down; why does it use
up the ground?’ 8 But
he answered and said to him…” because you know the vinedresser he loved this fig tree, so what does he
say? “…‘Sir, let it
alone this year…” so how many years did he say, “Leave it”?
Well, how many years still remained in Christ ministry? One year. The
chronology is important
“…‘Sir, let it alone this year also, until I dig around it and fertilize it. 9 And
if it bears fruit, well. But
if not, after that you can cut
it down.’…” So three years after John the Baptist began, has the fig tree produced
fruit No! The fig tree represents Israel.
Mari kita bahas perumpamaan ini. Saya
telah menambahkan penjelasan dalam kurung. “1Pada waktu itu datanglah kepada Yesus beberapa orang membawa kabar
tentang orang-orang Galilea, yang darahnya dicampurkan Pilatus dengan darah kurban yang mereka persembahkan.
2 Yesus menjawab mereka dan berkata, ‘Sangkamu orang-orang Galilea ini lebih besar dosanya daripada
semua orang Galilea yang lain, karena mereka mengalami nasib itu? 3 Aku
katakan kepadamu, Tidak! Tetapi kecuali
kamu…” apa? Itu kata kuncinya, “…kecuali kamu bertobat, kamu semua akan binasa seperti itu…” ini
paralel dengan menebang pohon, benar?
Ayat 4, “…4 Atau kedelapan belas orang yang mati ditimpa
menara dekat Siloam, apa kamu sangka mereka
adalah pendosa-pendosa yang lebih besar daripada semua orang lain yang diam
di Yerusalem? 5 Aku katakan kepadamu, Tidak! Tetapi kecuali kamu bertobat…” ini konsep yang sama lagi, “…kamu semua akan binasa seperti itu.’…” Dan sekarang Yesus akan menceritakan
sebuah perumpamaan, “…6 Lalu Yesus mengatakan
perumpamaan ini, ‘Ada seseorang…” yaitu Allah Bapa “…mempunyai sebatang pohon ara…” yaitu Israel, “…yang ditanam di kebun anggurnya…” di dunia, “…dan ia datang untuk mencari buah…” buah
Roh “… pada
pohon itu dan menemukan…” apa? “…tidak ada buah…” Jadi
3 tahun setelah Yohanes Pembaptis mulai berkhotbah apakah pohon itu sudah
menghasilkan buah? Tidak! Jadi sekali lagi kita temukan di ayat 7 di sini, “…7 Lalu ia berkata kepada pengurus kebun anggur itu…” Allah Bapa berkata kepada Yesus, “…‘Lihat, selama tiga tahun…” simak kronologinya, menarik, 6 bulan
Yohanes Pembaptis berkhotbah, Yesus telah melayani 2½ tahun, jadi 3 tahun telah
berlalu, “…Lihat, selama tiga tahun aku datang mencari buah pada
pohon ara ini dan aku tidak menemukannya…”
lalu apa usulnya? “…Tebanglah pohon ini! Untuk apa ia makan
tempat?’ 8 Tetapi orang itu
menjawab dan
berkata kepadanya…” karena
kalian tahu, pengurus kebun anggur itu mencintai pohon ara ini, jadi apa
katanya? “…‘Tuan, biarkanlah dia tahun ini…” Jadi berapa tahun dia berkata
‘Biarkan’? Nah, masih berapa tahun lagi yang tersisa dari pelayanan Kristus?
Satu tahun. Kronologinya penting. “…‘Tuan, biarkanlah dia tahun ini juga, hingga
aku mencangkul tanah sekelilingnya dan memberi pupuk kepadanya, 9 dan
jika ia berbuah, baguslah. Tetapi jika tidak, setelah itu engkau boleh
menebangnya.’ …”
Jadi 3 tahun setelah Yohanes Pembaptis
mulai, apakah pohon ara itu sudah menghasilkan buah? Tidak! Pohon ara itu
melambangkan Israel.
So now we meet
this fig tree again at the very end of Christ's ministry. Incidentally the parable
of Luke 13 ends in suspense. We don't know if the fig tree produced fruit or not that last year. So now we are at
the very
end of the last year and we meet this fig tree again. Matthew 21:17-19 this is right before the
death of Christ.
“17 Then He left them and went
out of the city to Bethany, and He lodged there. 18 Now in the morning, as He returned to the city, He
was hungry…” that is Jesus, “…19 And seeing a fig tree by
the road, He came to it and found…” what? “…nothing on it but leaves…” so had the fig tree produced fruit
that last year? No! So He finds nothing on it but leaves, “…and said to it, ‘Let
no fruit grow on you ever again.’ Immediately the fig tree withered
away.” Does that sound pretty final? ‘Let
no fruit grow on you ever again.’ Absolutely. What happens to the fig
tree? It withers away.
Jadi sekarang kita bertemu lagi dengan
pohon ara ini pada bagian penghujung pelayanan Kristus. Kebetulan perumpamaan
di Lukas 13 berakhir dalam ketidaktentuan. Kita tidak tahu apakah pohon ara itu
menghasilkan buah atau tidak pada tahun yang terakhir itu. Jadi sekarang kita
tiba di bagian paling akhir dari
tahun yang terakhir itu dan kita bertemu lagi dengan pohon ara
ini. Matius 21:17-19 ini tepat sebelum kematian Kristus. “ 17 Lalu Ia meninggalkan mereka dan pergi ke luar kota ke
Betania dan bermalam di situ. 18 Pagi-pagi dalam perjalanan-Nya kembali
ke kota, Yesus merasa lapar. 19 Dan melihat sebatang
pohon ara di tepi jalan, Dia menghampirinya, dan Ia tidak mendapatkan…” apa? “…tidak mendapatkan apa-apa pada pohon itu selain daun-daun saja…” Jadi apakah pohon ara itu menghasilkan
buah dalam tahun yang terakhir itu? Tidak! Jadi Yesus tidak menemukan apa-apa pada pohon itu selain daun-daun, “…dan kataNya kepada pohon itu: ‘Engkau tidak akan berbuah lagi
selama-lamanya!’ Dan seketika itu juga melayulah pohon ara itu…” apakah itu terdengar sudah final? “…‘Engkau tidak akan berbuah
lagi selama-lamanya!’…” Tentu
saja. Apa yang terjadi pada pohon ara itu? Melayu dan mati.
Mark 11 adds some
details, we find there, “12 Now the next day, when they had come out
from Bethany, He was hungry. 13 And
seeing from afar a fig tree having leaves…” by the way the leaves mean that that should have had fruit you know that,
that's the characteristic of the fig tree, “…He went to see if perhaps He would find something on
it. When He came to it, He found nothing but leaves, for it was not the season
for figs….” in other words this tree had produced
leaves out of season. It was a special tree in the orchard, it wasn't the
season for figs. Was it the season for figs, for Israel? Well, they've been
around a lot longer, right? Verse 14, “…14 In response Jesus said
to it, ‘Let no one eat fruit from you ever again.’ And His disciples
heard it.”
Now in Mark
11:20-21 we find what happened to that fig tree.
“20 Now in the morning, as they passed by, they saw the fig tree
dried up from the roots…” what happens when a tree dries up from the roots? That’s it. “…21 And
Peter, remembering, said to Him, ‘Rabbi, look! The fig tree which You cursed
has withered away.’…” So what would the tree be used for? It would be cut down, right?
And thrown where? Into the fire.
Let me ask you, was Jerusalem thrown into the fire in the year 70 when the Romans came
against the city? Absolutely. So what
happened to the Jewish theocracy according to this sequence of the fig
tree? The
Jewish theocracy came to an end, it dried up by the roots for rejecting
Christ.
Markus 11 menambahkan beberapa detail,
kita temukan di sana, “12 Keesokan harinya sesudah Yesus dan kedua belas murid-Nya
meninggalkan Betania, Yesus merasa lapar. 13 Dan dari jauh Ia
melihat pohon ara yang berdaun…” nah,
kalau berdaun berarti seharusnya berbuah, kalian tahu itu, itulah karakteristik
pohon ara, “…Ia
mendekatinya untuk melihat kalau-kalau Ia mendapat apa-apa pada pohon itu.
Tetapi waktu Ia tiba di situ, Ia tidak mendapat apa-apa selain daun-daun saja,
sebab memang bukan musim buah ara…” dengan
kata lain pohon ini mengeluarkan daun bukan pada musimnya. Ini pohon yang
istimewa dalam kebun itu, karena belum musimnya buah ara. Apakah bagi Israel
sudah musimnya berbuah? Nah, mereka sudah ada jauh lebih lama, benar? Ayat 14, “…14 Sebagai reaksinya, Yesus berkata kepada pohon
itu, ‘Jangan lagi seorang pun makan buahmu selama-lamanya!’ Dan murid-murid-Nya
pun mendengarnya.”
Nah, di Markus 11:20-21 kita lihat apa
yang terjadi pada pohon ara itu. “20 Pagi-pagi ketika Yesus dan murid-murid-Nya lewat, mereka melihat
pohon ara tadi sudah kering dari
akar-akarnya…” apa yang terjadi bila sebatang pohon mengering dari
akar-akarnya? Tamatlah riwayatnya. “…21Maka teringatlah Petrus akan
apa yang telah terjadi, lalu ia berkata kepada Yesus: ‘Rabi, lihatlah, pohon
ara yang Kaukutuk itu sudah layu.’…” Jadi
pohon itu apa kegunaannya? Dia akan ditebang, benar? Dan dilemparkan ke mana?
Ke dalam api.
Coba
saya tanya, apakah Yerusalem dilemparkan ke dalam api di tahun 70 ketika
tentara Roma datang menyerang kota itu? Betul sekali. Jadi apa yang terjadi
pada theokrasi Yahudi sesuai kisah pohon ara ini? Theokrasi Yahudi berakhir, mengering dari
akar-akarnya karena mereka telah menolak Kristus.
Now let's notice
Matthew 24 and the fig tree. Is the fig tree of Matthew 24 a symbol of the Jewish
nation? Well, absolutely not!
You say, why not?
Well, let's
pursue this. In Matthew 24:32-33 it is not only the budding of the fig tree
that is the sign that the coming of Jesus is even at the doors; but rather the
collection of all the signs in the chapter, because what the evangelicals say
is that this is the one sign that shows that the coming of Jesus is imminent.
But we're going to find that Jesus didn't say this was the great sign, He says,
when you see all of the signs. Let's read Matthew 24:32-33, “As you see the fig tree bud it is a
sign that the summer is near, in the same way when you see…” what? “…all these things, know that it is near, even
at the doors…”
Jesus was not saying that the budding of the fig tree
is the great sign of the imminence of His coming. He is saying that the
accumulation of all the signs will help us know that the end is near.
Nah,
mari kita simak Matius 24 dan pohon ara. Apakah pohon ara di Matius 24 itu simbol bangsa Yahudi?
Sama sekali bukan!
Kalian
berkata, mengapa bukan?
Nah,
mari kita bahas ini. Di Matius 24:32-33 bukan hanya berdaunnya pohon ara yang
menjadi tanda bahwa kedatangan Yesus bahkan sudah di ambang pintu, melainkan
seluruh kumpulan tanda-tanda dalam pasal itu. Karena para Evangelikal berkata
bahwa inilah satu-satunya tanda yang menunjukkan kedatangan Yesus akan segera
terjadi. Tetapi kita akan melihat bahwa Yesus tidak mengatakan inilah tanda
besarnya. Yesus berkata, bilamana kamu melihat semua tanda-tanda itu. Mari kita baca Matius 24:32-33, “32 Tariklah pelajaran dari perumpamaan tentang pohon ara: Apabila
ranting-rantingnya melembut dan mulai berdaun,
kamu tahu, bahwa musim panas sudah dekat. 33 Demikian juga, jika
kamu melihat…” apa? “…semuanya ini, ketahuilah, bahwa waktunya sudah dekat, sudah di ambang
pintu…” Yesus
tidak berkata bahwa berdaunnya pohon ara merupakan tanda besar dekatnya
kedatanganNya. Dia berkata bahwa akumulasi
semua tanda itu akan membantu kita mengetahui bahwa akhirnya sudah dekat.
And here comes an
interesting detail when you look at the parallel passage in Luke 21:29-31. In
Luke Jesus did not single out the fig tree as being particularly important, He
added “and all the trees”, Jesus said when you see these things happening, let's read Luke 21:29-31, “29 Then He spoke to them a parable: ‘Look at the fig
tree, and all the trees…” not just the fig tree, all the trees, “…30 When they are already budding,
you see and know for yourselves that summer is now near. 31 So you also, when you see…” what? “…these things…” not only the fig tree, all of the signs,
“…when you see these things happening, know that the kingdom of God is
near.”
So what was Jesus
saying? “When you see the fig tree and all the trees bud, you know that the
summer is near, likewise when you see all these signs you will know that the
end is near.”
Dan sekarang ada detail yang sangat
menarik bila kita melihat ke teks paralel di Lukas 21:29-31. Di Lukas Yesus
tidak mengkhususkan pohon ara sebagai yang paling penting, Dia menambahkan “dan semua pohon”,
Yesus berkata, bilamana kamu melihat semua hal ini terjadi, mari
kita baca Lukas 21:29-31, “29 Lalu Yesus
mengatakan perumpamaan ini kepada mereka: ‘Perhatikanlah pohon ara dan semua pohon…” bukan hanya pohon ara, tapi semua pohon. “…30 Apabila pohon-pohon itu sudah berdaun, kamu melihat dan tahu
sendiri bahwa musim panas sudah dekat. 31 demikian juga kamu pada waktu kamu
melihat hal-hal ini terjadi,
ketahuilah, bahwa Kerajaan Allah sudah dekat.’…” Jadi Yesus berkata apa? “Ketika kamu
melihat pohon ara dan semua pohon berdaun, kamu tahu bahwa musim panas sudah
dekat, sama seperti ketika kamu melihat semua tanda itu, kamu akan tahu bahwa
kesudahannya sudah dekat.”
So can we use
Matthew 24 to refer to 1948? No! Particularly in the light of the three stages
of the fig tree that we looked at, the fig tree dried up by the roots, in other
words, no one will eat fruit from you ever again.
Jadi
bisakah kita memakai Matius 24 untuk mengacu ke 1948? Tidak! Terutama setelah
memahami ketiga tahap pohon ara yang sudah kita pelajari, pohon ara yang
mengering dari akar-akarnya, dengan kata lain, tidak ada orang yang akan makan
dari pohon itu lagi.
Now also Israel was compared to a vineyard,
remember Hosea 9:10? Israel is compared to
a vineyard. So let's look at a parable that Jesus told about the vineyard. And
once again I have explanations in brackets. “33 Hear another parable: There was
a certain landowner…” God the Father, “…who planted a vineyard…” Israel, “…and set a hedge around it…” the Law, “…dug a winepress in it and built a tower…” the temple. “…And he leased it to vinedressers…” the Jewish leaders, “…and went into a far country…” Heaven. Are you catching the picture? “…34 Now when vintage-time drew near,
he sent his servants to the vinedressers…” these are the messengers before the Babylonian captivity,
“…that they might receive its fruit. 35 And the vinedressers took his
servants, beat one, killed one, and stoned another…” is that what Israel did to the
prophets that were sent to them? Yes! “…36 Again he sent other servants…” this is after the Babylonian captivity up to time the time of John the
Baptist, “…more than the first, and they did likewise
to them. 37 Then last of all…” does that sound kind of final? Last of all?
“…Then last of all he sent his son…” who is that? Jesus, “…he sent his son to them, saying, ‘They will respect my
son.’ 38 But when the vinedressers saw
the son, they said among themselves, ‘This is the heir. Come, let us kill him and seize
his inheritance.’…” this is the death
of Christ. “…39 So they took him and cast him out of the vineyard…” that is outside Jerusalem, “…and
killed him….” They still don't know what point Jesus is making here. “…40 Therefore, when the owner of the
vineyard comes, what will he do to those vinedressers?...” Oh, they have an answer to that immediately. They don't know, they don't
realize that they were going to condemn themselves by their own words. “…41 They said to Him, ‘He will
destroy those wicked men miserably, and lease his vineyard to other vinedressers…” who would that be? The Gentiles,
“…who will render to him the fruits in their seasons.’ 42 Jesus said to
them, ‘Have you never read in the Scriptures: ‘The stone which
the builders rejected has become the chief cornerstone. This was the Lord’s doing and it is marvelous in our
eyes’?...” And then Jesus says this, “…43 Therefore I say to you, the kingdom of God will be taken
from you…” did they have the kingdom before this?
Weren’t the theocracy the ones through whom God was going to reach the world?
Yes! but Jesus saying “…the kingdom of
God will be taken from you and given to a nation…”
it's the word ἔθνος [ethnos] which in the New Testament is translated “Gentiles”, “…and given to the Gentiles bearing the fruits of it. 44 And whoever falls on this stone will
be broken; but on whomever it falls, it will grind him to powder.’…” that's exactly what happened to the city of Jerusalem. “…45 Now when the chief priests and
Pharisees heard His parables, they perceived that He was speaking of
them.” (Matthew
21)
So what was the
last resort? Sending His Son. And when they killed the Son what did God do? He
took the theocracy from them and He gave it to the Gentiles.
Nah, Israel
juga dibandingkan dengan sebuah kebun anggur. Ingat Hosea 9:10? Israel
dibandingkan dengan kebun anggur. Jadi mari kita lihat ke perumpamaan yang
diberikan Yesus tentang kebun anggur. Dan sekali lagi saya memberikan
penjelasan dalam kurung.
“33 Dengarkanlah suatu perumpamaan yang lain. Adalah
seorang tuan tanah…” Allah
Bapa, “…menanam kebun anggur…” yaitu Israel “…dan mendirikan pagar
sekelilingnya…” yaitu
Hukum Allah “…Ia
menggali lubang tempat memeras anggur dan mendirikan menara jaga di dalam kebun
itu…” yaitu Bait Suci. “…Kemudian ia menyewakan
kebun itu kepada penggarap-penggarap…” yaitu
para pemimpin Yahudi, “…lalu berangkat ke negeri lain yang jauh…”
yaitu Surga. Apakah kalian menangkap gambarannya? “…34 Ketika
hampir tiba musim petik, ia menyuruh hamba-hambanya kepada penggarap-penggarap
itu…” ini adalah para utusan sebelum
penawanan Babilon, “…untuk menerima hasil yang menjadi
bagiannya. 35 Tetapi penggarap-penggarap itu menangkap
hamba-hambanya itu: mereka memukul yang seorang, membunuh yang lain dan melempari
yang lain pula dengan batu…” itukah
yang dilakukan Israel kepada para nabi yang diutus kepada mereka? Ya! “…36 Kemudian
tuan itu menyuruh pula hamba-hamba yang lain…”
ini setelah penawanan Babilon hingga masa Yohanes Pembaptis, “…lebih banyak daripada
yang semula, tetapi mereka pun diperlakukan sama seperti kawan-kawan mereka. 37Akhirnya
ia menyuruh anaknya…” siapa
ini? Yesus, “…ia menyuruh anaknya kepada mereka, katanya:
‘Anakku akan mereka segani.’ 38 Tetapi ketika penggarap-penggarap
itu melihat anaknya itu, mereka berkata seorang kepada yang lain: ‘Ia adalah
ahli waris, mari kita bunuh dia, dan merebut
warisannya.’…” ini
kematian Kristus. “…39 Mereka
menangkapnya dan melemparkannya ke luar kebun anggur itu…” yaitu di luar Yerusalem, “…lalu membunuhnya.…” Sampai di sini mereka masih belum sadar
poin apa yang dibuat Yesus. “…40 Maka apabila tuan kebun
anggur itu datang, apakah yang akan dilakukannya dengan penggarap-penggarap
itu?…” Oh, mereka langsung punya jawabannya.
Mereka tidak tahu, mereka tidak sadar bahwa mereka akan menghukum diri sendiri
dengan kata-kata mereka sendiri. “…41 Kata mereka
kepada-Nya: ‘Ia akan membinasakan orang-orang jahat itu, dan kebun anggurnya
akan disewakannya kepada penggarap-penggarap lain…” siapa kira-kira ini? Bangsa-bangsa
non-Yahudi, “…yang akan menyerahkan hasilnya kepadanya pada musimnya.
42 Kata Yesus kepada mereka: ‘Belum pernahkah kamu baca dalam
Kitab Suci: Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi batu
penjuru utama, ini adalah
perbuatan Tuhan, dan mengagumkan di mata
kita’?…” Lalu Yesus berkata demikian, “…43 Sebab itu,
Aku berkata kepadamu, bahwa Kerajaan Allah akan diambil darimu…” apakah sebelumnya kerajaan itu milik
mereka? Bukankah theokrasi itu adalah yang dipakai Allah untuk menjangkau
dunia? Ya! Tetapi Yesus berkata, “…Kerajaan Allah akan diambil darimu dan akan diberikan kepada suatu bangsa…”
katanya ialah ἔθνος
[ethnos] yang di kitab
Perjanjian Baru diterjemahkan “bangsa-bangsa non-Yahudi”, “…akan diberikan kepada bangsa-bangsa non-Yahudi yang akan menghasilkan buah darinya. 44 Dan barangsiapa jatuh ke atas Batu itu ia akan hancur, dan
barangsiapa ditimpa batu itu, Batu itu akan
menggilingnya hingga menjadi debu…” persis begitulah yang terjadi pada kota
Yerusalem “…45 Ketika imam-imam kepala dan orang-orang Farisi mendengar perumpamaan-perumpamaan
Yesus, mereka mengerti, bahwa merekalah yang dimaksudkan-Nya.” (Matius 21)
Jadi
apakah upaya yang terakhir? Mengirim AnakNya. Dan ketika mereka membunuh
AnakNya, Allah berbuat apa? Dia mengambil theokrasi itu dari mereka dan Dia
berikan itu kepada bangsa-bangsa non-Yahudi.
That's
why in the
book of Acts you have ~ by the way, the stoning of Stephen closes the door of
probation for the theocracy ~ that's
why in Acts chapter 1 it speaks about the gospel going first of all to
Jerusalem and Judea, to the Jews, because probation had not ended. But then
after Stephen is stoned, the gospel goes to Samaria, and after that to the
uttermost ends of the Earth. So the book of Acts is organized according to that
verse: Jerusalem, Judea, Samaria, and the ends of the Earth.
Itulah
sebabnya di kitab Kisah ada ~ nah, perajaman
Stefanus mengakhiri masa kemurahan Allah bagi theokrasi itu ~
itulah sebabnya Kisah pasal 1 berbicara tentang Injil disampaikan lebih dulu ke
Yerusalem dan Yudea, kepada orang-orang Yahudi, karena masa kemurahan bagi
mereka belum berakhir. Tetapi kemudian setelah Stefanus dirajam, Injil disebarkan
ke Samaria, dan setelah itu ke paling ujung dari dunia. Jadi di kitab Kisah,
diatur menurut ayat itu: Yerusalem, Yudea, Samaria, dan ujung Bumi.
Now,
let's notice the Nathaniel experience. Nathaniel is one of the lesser-known
disciples of Christ. We'll read John 1:43-48, “…43 The following day Jesus wanted to go to Galilee, and He
found Philip and said to him, ‘Follow Me.’ 44 Now Philip was from
Bethsaida, the city of Andrew and Peter. 45 Philip found Nathanael and said to him, ‘We
have found Him of whom Moses in the Law, and also the prophets,
wrote—Jesus of Nazareth, the son of Joseph.’ 46 And Nathanael said to
him, ‘Can anything good come out of Nazareth?’ Philip said to him, ‘Come
and see.’ 47 Jesus saw Nathanael
coming toward Him, and said of him, ‘Behold, an Israelite indeed, in
whom is no deceit!’ 48 Nathanael said to Him,
‘How do You know me?’ Jesus answered and said to him, ‘Before Philip
called you, when you were under the fig tree, I saw you.’…” Now if there are Israelites “indeed”, then there are also
Israelites “not indeed”. Why did Jesus single out Nathanael as an Israelite
indeed? the Greek word for Israelite “indeed” is ἀληθῶς [alēthōs] “true” or “genuine”, that's what the
word “indeed” is. the NIV refers to
Nathanael as a “true” Israelite, which must mean that there are false
Israelites. This translation is correct as we can see by the fact that the
verse ends by saying that there was in Nathaniel no ψεῦδος [pseudos], no falsehood.
So
the difference is between true and false, if there are genuine Israelites then
there must also be what? Counterfeit ones. And here comes a notable point,
Nathaniel was an Israelite indeed, who sat under a fig tree, and the fig tree
was a symbol of Israel. So you have a symbol, and what that symbol represents,
together. Thus the reality sat under the
symbol. The Israelite indeed was sitting under a tree that represented Israel.
Now
what
made Nathaniel an Israelite indeed? The
fact that Nathaniel confessed that Jesus was the Messiah, “You are the son of God! You are the King of Israel!” Because Nathaniel recognized Jesus as the Messiah, according to
verse 49, he was an Israelite indeed. So
who is an Israelite according to the definition that Jesus gives? An
Israelite is one who has accepted Jesus Christ as Savior and Lord. So are those Jews that are rejecting Jesus
really Israel? Not in the spiritual sense.
Nah,
mari kita simak pengalaman Natanael. Natanael adalah salah satu murid Yesus
yang kurang dikenal. Kita akan membaca Yohanes 1:43-48, “43 Pada keesokan harinya Yesus memutuskan untuk
berangkat ke Galilea. Ia mendapatkan Filipus, dan berkata kepadanya: ‘Ikutlah Aku!’ 44 Filipus itu
berasal dari Betsaida, kota Andreas dan Petrus. 45 Filipus mendapatkan Natanael dan berkata kepadanya:
‘Kami telah menemukan Dia, yang disebut oleh Musa
dalam kitab Taurat dan oleh para nabi, yaitu Yesus dari Nazaret, anak Yusuf.’ 46 Dan Natanael berkata kepadanya: ‘Mungkinkah sesuatu yang baik datang dari
Nazaret?’ 47 Kata Filipus kepadanya: ‘Mari dan lihatlah!’ Yesus melihat Natanael datang kepada-Nya, lalu berkata tentang dia: ‘Lihat, seorang Israel sejati yang tidak ada kepalsuan di
dalamnya!’ 48 Kata Natanael kepada-Nya: ‘Bagaimana Engkau mengenal aku?’ Jawab
Yesus kepadanya: ‘Sebelum Filipus memanggil
engkau, ketika engkau di bawah pohon ara,
Aku telah melihatmu.’…”
Nah
kalau ada Israel “sejati”, tentunya juga ada Israel yang “tidak sejati.”
Mengapa Yesus memisahkan Natanael sendiri sebagai seorang Israel sejati? Kata Greeka untuk Israel sejati ialah ἀληθῶς [alēthōs], “tulen” atau “asli”, itulah makna kata
“sejati”. Terjemahan NIV menyebut Natanael sebagai Israel “tulen” yang tentunya
berarti ada Israel-Israrel yang palsu. Terjemahan ini betul karena bisa kita
lihat dari faktanya bahwa ayat itu berakhir dengan mengatakan di dalam Natanael
tidak ada ψεῦδος [pseudos], tidak ada kepalsuan.
Jadi
perbedaannya ialah antara “tulen” dan “palsu”. Kalau ada Israel tulen, maka
tentunya juga ada apa? Yang palsu. Dan di sini ada poin yang perlu diingat,
Natanael adalah seorang Israel sejati yang duduk di bawah sebatang pohon ara.
Dan pohon ara adalah simbol Israel. Jadi ada simbol, bersama-sama dengan apa
yang dilambangkan simbol itu. Jadi yang realita duduk di bawah simbolnya. Orang
Israel yang sejati sedang duduk di bawah pohon yang melambangkan Israel.
Nah,
apa yang menjadikan Natanael
seorang Israel sejati? Faktanya bahwa Natanael mengakui Yesus adalah Sang Mesias.
“Engkaulah
Anak Allah, Engkaulah Raja Israel!”
Karena Natanael mengenali Yesus sebagai Sang Mesias, menurut ayat 49, dia
benar-benar seorang Israel sejati. Jadi menurut definisi yang diberikan Yesus,
siapakah seorang Israel? Seorang
Israel adalah dia yang menerima Yesus Kristus sebagai Juruselamat dan Tuhan.
Maka, apakah semua orang Yahudi yang menolak Yesus itu benar-benar Israel?
Tidak dalam arti spiritual.
That
takes us to our next point. John 8, “A True Israel”. This is a very interesting passage where Jesus
is going to say, the Jews of His day are descendants of Abraham, but not really.
Let's read the passage with explanations in brackets. Jesus says to them, “37 I know that you are Abraham’s descendants, but you seek to kill Me,
because My word has no place in you. 38 I speak what I have seen with My Father, and you do what you
have seen with your father.” 39 They answered and said to Him, ‘Abraham is our father.’
Jesus said to them, ‘If…” aaahh, He's going to put a condition here, “…’If you were Abraham’s
children, you would do the works of Abraham. 40 But…” you know it's the
combination of “if-but”, right? “If you were, but you're not”, “…But now you seek to kill Me, a Man who has told you the truth which I heard from
God. Abraham did not do this…” so
you're different than Abraham, He’s saying, Abraham loved Me, you hate Me. So
how can you say that you're children of Abraham? “…41 You do the deeds of your father.’…” Jesus says in verse 41, “…Then they said to Him, ‘We were not born of fornication; we
have one Father—God.’ 42 Jesus said to them, ‘If…” once again, “… ‘If God were your
Father, you would love Me, for I proceeded forth
and came from God; nor have I come of Myself, but He sent Me. 43 Why do you not understand My speech? Because you are not able to
listen to My word. 44 You are of your father
the devil,…” why were they of their
father the devil? Because they were not like Abraham, they were like the devil.
Abraham loved Jesus, they hated Jesus. Are you with me? “…44 You are of your father
the devil, and the desires of your father you want to do. He was a
murderer from the beginning, and does not stand in
the truth, because there is no truth in him. When he speaks a lie, he speaks
from his own resources, for
he is a liar and the father of it….”
This
is interesting in the light of the Nathaniel episode, you know, there was no
lie in his mouth, in other words, there was no deceit, he was not a
counterfeit.
So
is it possible to be a child of Abraham without being the child of Abraham? Is
it possible to be a Jew and not be a Jew in the spiritual sense of the word?
Absolutely! What determines whether you're an Israelite or not? Your
relationship to Christ.
Ini membawa kita ke poin kita yang
berikutnya. Yohanes pasal 8, “Seorang Israel Sejati”. Ini adalah teks yang sangat menarik di
mana Yesus berkata bahwa orang-orang Yahudi di zamanNya adalah keturunan
Abraham, namun sebenarnya tidak. Mari kita
baca teks itu dengan penjelasannya dalam kurung. Yesus berkata kepada
mereka, “37Aku tahu, bahwa kamu adalah
keturunan Abraham, tetapi kamu berusaha membunuh Aku karena firman-Ku tidak
beroleh tempat di dalam kamu. 38 Apa yang Kulihat pada Bapa, itulah
yang Kukatakan, dan kamu berbuat apa yang
kamu lihat dari bapamu.’ 39 Jawab
mereka kepada-Nya: ‘Abraham bapa kami.’ Kata Yesus kepada mereka: ‘Andaikan…”
aaah, Dia akan menyebutkan suatu persyaratan di sini, “…Andaikan kamu anak-anak Abraham, tentulah kamu mengerjakan pekerjaan
yang dikerjakan oleh Abraham. 40 Tetapi…” kalian tahu ini kombinasi
“andai-tetapi”, benar? “Andai kamu begini, tetapi kamu tidak”, “…Tetapi sekarang kamu
berusaha membunuh Aku; Orang yang mengatakan kebenaran kepadamu yang
Kudengar dari Allah; Abraham tidak pernah
berbuat demikian…” jadi
kamu beda dari Abaraham. KataNya, Abraham mengasihi Aku, kamu membenci Aku.
Mana bisa kamu bilang kamu anak-anak Abraham? “…41 Kamu
mengerjakan pekerjaan bapamu’…” Yesus
berkata di ayat 41, “…Lalu kata mereka
kepadaNya, ‘Kami tidak dilahirkan dari zinah. Bapa kami satu, yaitu Allah.’ 42
Kata Yesus kepada mereka: ‘Andaikan…” sekali lagi, “…‘Andaikan Allah adalah Bapamu, kamu akan mengasihi Aku, sebab Aku berasal dan datang dari Allah. Dan Aku tidak datang atas kehendak-Ku sendiri,
melainkan Dialah yang mengutus Aku. 43 Mengapa kamu tidak mengerti kata-kata-Ku?
Sebab kamu tidak dapat menangkap firman-Ku. 44 Kamu berasal dari
bapakmu, si Iblis…” mengapa
mereka berasal dari bapak mereka si Iblis? Karena mereka tidak seperti Abraham,
mereka seperti Iblis. Abraham mengasihi Yesus, mereka membenci Yesus. Apakah
kalian paham? “…Kamu berasal dari bapakmu, si Iblis, dan keinginan bapakmulah yang kamu mau lakukan. Ia adalah pembunuh manusia sejak semula dan
tidak hidup dalam kebenaran, sebab di dalam dia tidak ada kebenaran. Apabila ia
berkata dusta, itu bersumber dari dirinya sendiri, sebab ia adalah pendusta
dan bapak segala dusta.”
Ini
menarik sehubungan dengan episode Natanael, kalian tahu, tidak ada dusta di
mulutnya, dengan kata lain tidak ada penipuan, dia tidak palsu.
Jadi
apakah mungkin menjadi anak Abraham tanpa berkelakuan seperti seorang anak
Abraham? Apakah mungkin menjadi seorang Yahudi dan bukan seorang Yahudi dalam
pemahaman spiritual kata tersebut? Tentu saja! Apa yang menentukan apakah
seseorang itu Israel atau bukan? Hubungannya dengan Kristus.
Now
let's notice some additional texts Romans 2:28 and 29, “28 For he is not a Jew who is one outwardly…” are there outward Jews that are not Jews? Yes or No? Yes!
“…For he is not a Jew who is one outwardly nor is circumcision that which is outward in the flesh; 29 but he
is a Jew who is
one inwardly; and circumcision is that of the heart…”
that person has been converted “…in the Spirit, not in the
letter; whose praise is not
from men but from God.”
Sekarang mari kita simak ayat-ayat
tambahan. Roma 2:28-29, “28 Karena dia bukanlah Yahudi, yang Yahudi secara lahiriah…” apakah ada Yahudi lahiriah yang bukan
Yahudi? Ya atau tidak? Ya! “…Karena dia bukanlah Yahudi, yang Yahudi secara lahiriah; dan sunat
bukanlah sunat lahiriah pada daging.
29 Tetapi orang Yahudi sejati ialah dia yang Yahudi secara
batiniah; dan sunat adalah yang di dalam hati…”
orang tersebut sudah bertobat, “…secara Roh, bukan secara harafiah; maka pujian baginya datang bukan dari manusia, melainkan dari
Allah.”
Notice
Romans 9:6-8, “6 But it is not that the word of God has taken no
effect. For they are not
all Israel who are of
Israel…” now how do you make sense
out of that? Not all Israelites are Israelites, verse 7, “… 7 nor are
they all children because they are the seed of Abraham;…” so not all seed of Abraham are children of Abraham, “…but, ‘In Isaac your seed shall be called.’…” Isaac
because he brings the Messiah into the world from his holy line, “…8 That is, those who are the children of the flesh, these are not the children of God;
but the children of the promise…” that
is the promise of the Messiah, “…are counted as the seed.”
Simak Roma 9:6-8, “6Akan tetapi bukan karena firman Allah tidak ada pengaruhnya. Sebab tidak semua yang berasal dari Israel adalah
Israel…” nah, bagaimana kita bisa mengerti ini:
bukan semua Israel itu Israel? Ayat 7, “…7 dan juga tidak semua itu anak-anak
karena mereka benih Abraham…” jadi
bukan semua benih Abraham itu anak-anak Abraham, “…tetapi: ‘dari
Ishak-lah Benihmu
akan dipanggil.’…” Ishak karena dialah yang menurunkan
Sang Mesias ke dunia dari garis keturunannya yang kudus, “…8 Artinya: mereka yang
adalah anak-anak secara daging, mereka ini bukanlah anak-anak Allah; tetapi anak-anak perjanjian–lah…” yaitu janji akan Sang Mesias, “…yang diperhitungkan sebagai benih.”
Notice
Galatians 3:26-29 the New Testament is clear on this, “26 For
you are all sons of God through faith in Christ Jesus. 27 For as many of you as were baptized into
Christ have put on Christ. 28 There is neither Jew nor Greek, there is
neither slave nor free, there is neither male nor female; for you are
all one in Christ Jesus. 29 And if you are Christ’s, then you are Abraham’s seed,
and heirs according to the promise.”
Is
it possible that a person doesn't have a drop of Abraham's blood in his veins
and he's a child of Abraham, a son of Abraham? Yes! Because Israelites
are determined by their spiritual relationship to Jesus.
Simak Galatia 3:26-29, kitab Perjanjian Baru sangat jelas
tentang hal ini, “26 Sebab kamu semua adalah anak-anak Allah melalui iman di dalam Yesus Kristus.27 Karena
seberapa banyak dari kamu yang dibaptis ke dalam Kristus, telah mengenakan
Kristus. 28 Dalam hal ini
tidak ada orang Yahudi atau orang Yunani, tidak ada budak atau orang merdeka, tidak ada laki-laki atau perempuan, karena
kamu semua adalah satu di dalam Kristus Yesus. 29 Dan jikalau kamu adalah milik
Kristus, maka kamu juga adalah benih Abraham
dan menurut janji Allah, adalah
ahliwarisnya.”
Mungkinkah orang yang tidak punya satu
tetes pun darah Abraham dalam nadinya dia adalah anak Abraham, keturunan
Abraham? Ya! Karena Israel-tidaknya
seseorang ditentukan oleh hubungan spiritual dirinya dengan Yesus.
So
do you think the 144’000 are Jews that don't believe in Jesus? They must be
Christians, not necessarily literal Jews, or spiritual Jews, as it
doesn't matter what nation they come from. If they're connected to Christ they are
Abraham's seed according to this.
Jadi
menurut kalian apakah ke-144’000
adalah orang-orang Yahudi yang tidak percaya Yesus? Mereka harus orang-orang Kristen, tidak perlu
Yahudi literal atau Yahudi spiritual, tidak jadi soal dari bangsa mana mereka
datang. Jika mereka punya hubungan
dengan Kristus, mereka adalah keturunan Abraham, menurut ini.
Notice
Philippians 3:3-8, here Paul is reminiscing about his past experience, “3 For we are the
circumcision, who worship God in the Spirit, rejoice in Christ Jesus,
and have no confidence in the flesh…” so
what is the circumcision? Those who worship God in the spirit, those who
rejoice in Christ Jesus, and those who have no confidence in the flesh,
“… 4 though I
also might have confidence in the flesh. If anyone else thinks he may have
confidence in the flesh, I more so: 5 circumcised the eighth day, of the stock of
Israel, of the tribe
of Benjamin, a Hebrew of the Hebrews; concerning the Law, a Pharisee;
6 concerning
zeal, persecuting the church; concerning the righteousness which is in the
law, blameless…” he says I have all these
virtues, I would have something to boast about because I'm a literal Jew. But
now notice what he says, verse 7, “…7 But what things were
gain to me…” all this list of virtues,
“…these I have counted loss for Christ. 8 Yet indeed I also count
all things loss for the excellence of the knowledge of Christ Jesus my
Lord, for whom I have suffered the loss of all things, and count them as
rubbish, that I may gain Christ…”
That
is a true Jew, a spiritual Jew.
Simak Filipi 3:3-8, di sini Paulus
sedang mengingat-ingat pengalaman masa lalunya, “3 karena kitalah yang bersunat itu,
yang beribadah kepada Allah dalam Roh, dan bersukacita
dalam Kristus Yesus, dan tidak mengandalkan
daging…” jadi yang bersunat itu bagaimana?
Mereka yang beribadah kepada Allah dalam Roh, yang bersukacita dalam Kristus
Yesus, dan mereka yang tidak mengandalkan daging, “…4 Sekalipun aku juga punya
alasan untuk mengandalkan hal-hal lahiriah.
Jika ada orang lain menyangka dapat mengandalkan
hal-hal lahiriah, aku lebih lagi: 5 [aku] disunat pada hari
kedelapan, dari bangsa Israel, dari suku Benyamin, orang yang paling Ibrani dari semua orang Ibrani, dalam hal hukum Taurat, seorang
Farisi, 6 dalam hal semangat, aku penganiaya jemaat; dalam hal kebenaran menurut hukum
Taurat, aku tidak bercacat. …” Paulus
berkata, aku memiliki semua kebaikan ini, aku layak membanggakan diri karena
aku seorang Yahudi literal. Tetapi perhatikan sekarang apa katanya, ayat 7, “…7 Tetapi apa
yang dahulu kuanggap menguntungkan bagiku…” seluruh
daftar kebaikannya, “…sekarang karena Kristus kuanggap tidak bernilai. 8 Malahan segala
sesuatu juga benar-benar
kuanggap tidak bernilai demi keistimewaan pengenalan akan Kristus
Yesus, Tuhanku, demi Dia-lah aku telah menderita
kehilangan segala sesuatu, dan yang kuanggap sebagai sampah, supaya aku boleh memperoleh Kristus…” inilah seorang Yahudi tulen, Yahudi
spiritual.
So
in 1948
the Jewish nation was still rejecting Jesus as Messiah, and therefore
1948 could not be a fulfillment of prophecy, because God does not restore Israel to their
land in disobedience. You can read the Old Testament, when Israel
returned to the Lord, they returned to the land; when they forsook the Lord,
the Lord cast them out from the land. So how could He gather them to the land
in 1948 if they're still rejecting the Lord?
God scattered Israel at the destruction of Jerusalem because they
rejected the Messiah. In 1948 the Jewish nation was still rejecting Christ, and
so no fulfillment of prophecy could have taken place at that time. It is a
distraction. It is focusing the eyes in Israel instead of where they should really
be focused.
Jadi di 1948 bangsa Yahudi masih
tetap menolak Yesus sebagai Mesias, oleh karena itu 1948 tidak
mungkin merupakan penggenapan nubuatan karena Allah tidak memulihkan Israel ke tanah mereka selama
mereka masih tidak patuh. Kalian bisa membaca di Perjanjian
Lama, ketika Israel berbalik kepada Tuhan, mereka dikembalikan ke tanah mereka;
ketika mereka meninggalkan Tuhan, Tuhan mencampakkan mereka dari tanah
mereka. Jadi bagaimana mungkin Tuhan
mengumpulkan mereka kembali ke tanah mereka di 1948 jika mereka masih tetap
menolak Tuhan? Allah menceraiberaikan Israel saat penghancuran Yerusalem karena
mereka menolak Mesias. Di 1948 bangsa Yahudi masih tetap menolak Kristus, maka tidak mungkin ada
penggenapan nubuatan pada waktu itu. Itu adalah pengalihan perhatian. Itu agar
memusatkan pandangan pada Israel, gantinya memusatkan di tempat yang seharusya.
Now
let's read some statements from Ellen White about who is Israel. I'm only going
to read some of them because we don't have time to read all of them.
Notice
on page 302 that first statement, “…That which God purposed to do for the world through Israel,
the chosen nation, He will finally accomplish through…” what? “…His church on earth today…. Never has the Lord been without
true representatives on this earth who have made His interests their own. These
witnesses for God are numbered among the…” what? “…spiritual Israel, and to them will be
fulfilled all the covenant promises made by Jehovah to His ancient
people…” Who's
going to inherit the promises that God made to Israel? Not literal Israel, but?
Spiritual Israel. “…To
spiritual Israel have been restored the privileges accorded to the people of
God at the time of their deliverance from Babylon….” (PK 220). Nothing could be clearer.
Sekarang mari kita baca beberapa pernyataan dari Ellen White
tentang Israel itu siapa. Saya hanya akan membacakan beberapa karena kita tidak
punya waktu untuk membaca semuanya.
Simak di hal. 302, pernyataan yang
pertama, “…Apa yang tadinya mau Allah lakukan bagi
dunia melalui Israel, umat pilihanNya, akhirnya akan Dia capai melalui…” apa? “…gerejaNya di bumi sekarang… Tuhan tidak
pernah tidak punya wakil-wakilNya yang sejati di bumi ini, yang menjadikan
kepentingan Tuhan sebagai kepentingan mereka sendiri. Para saksi bagi Allah ini
terhitung di antara…” apa? “…Israel spiritual,
dan kepada mereka akan digenapi semua janji dalam Perjanjian yang dibuat oleh
Yehova kepada umatNya di masa lampau…” Siapa yang akan mewarisi
janji-janji yang dibuat Allah kepada Israel? Bukan Israel literal melainkan?
Israel spiritual. “…Kepada Israel spiritual telah dipulihkan
hak-hak istimewa yang diberikan kepada umat Allah pada waktu penyelamatan
mereka dari Babilon…” (PK 220) Tidak ada yang lebih jelas dari ini.
Notice
the next three statements on this page.
Prophets and Kings hal.367, “…To Isaiah it was given to make
very plain to Judah the truth that among the Israel of God were to be numbered
many who were not descendants of Abraham after the flesh…” so are there non-Israelites
that are Israel? Yes!
Prophets and Kings 371, “…The
Spirit of God was to be poured out upon all flesh. Those who hunger and thirst
after righteousness were to be numbered among the Israel of God….” Do the 144’000 hunger and thirst after the Lord? They're willing to die for the Lord.
Notice
Testimonies Volume 2 pg. 109, “…I was shown that those who are trying to
obey God and purify their souls through obedience to the truth are God's chosen
people, His modern Israel…” wasn't she explicit about
this?
So
are the 144’000 literal Israelites? No, they’re true Israelites because they've
linked themselves with Jesus and they're willing to die, although they're not
going to. They would be willing to give their lives, to be loyal to Jesus.
Simak
tiga pernyataan berikut di halaman ini.
Prophets
and Kings hal.367, “…Kepada Yesaya ditugaskan untuk menyampaikan kebenaran yang sangat jelas ini kepada Yehuda
bahwa dari antara umat Israel Allah akan
terhitung banyak yang bukan keturunan Abraham secara lahir…” jadi apakah ada non-Israel yang Israel? Ya!
Prophets and Kings hal. 371, “…Roh Allah akan dicurahkan kepada semua orang. Mereka yang
lapar dan haus akan kebenaran akan terhitung di antara umat Israel Allah…” apakah ke-144’000 lapar dan haus mengenai Tuhan? Mereka rela mati bagi
Tuhan.
Simak Testimonies
Vol. 2 hal. 109, “…Saya
diperlihatkan bahwa mereka yang berusaha mematuhi Allah dan memurnikan jiwa
mereka melalui kepatuhan kepada kebenaran, adalah umat pilihan Allah, Israel
modernNya…” apakah Ellen White eksplisit tentang hal ini?
Jadi, apakah ke-144’000 Israel literal?
Tidak, mereka Israel tulen karena mereka telah mengaitkan diri mereka dengan
Yesus dan mereka rela mati, walaupun mereka tidak akan mati. Mereka bersedia
menyerahkan nyawa mereka demi setia kepada Yesus.
Let's
go to the middle of the next page, the large quotation in the middle. This is
very clear.
“Among earth’s inhabitants, scattered in every
land…” that is the four corners of the Earth, “…there are those who have not bowed the knee
to Baal. Like the stars of heaven, which appear only at night, these faithful
ones will shine forth when darkness covers the earth and gross darkness the
people. In heathen Africa, in the Catholic lands of Europe and of South
America, in China, in India, in the islands of the sea, and in all the dark
corners of the earth, God has in reserve a firmament of chosen ones that will
yet shine forth amidst the darkness revealing clearly to an apostate world the
transforming power of obedience to His law…” so
is it only Jews here that are going to provide this witness? No! . “…Even now they are appearing in every
nation, among every tongue and people; and in the hour of deepest apostasy,
when Satan’s supreme effort is made to cause ‘all, both small and great, rich and poor, free and bond,’ to receive, under penalty of death, the sign
of allegiance to a false rest day, these faithful ones, ‘blameless and
harmless, the sons of God, without rebuke,’ will ‘shine as lights in the world.’ The darker the night, the more
brilliantly will they shine.—Prophets and
Kings, 188, 189.
Are
we talking about literal Israelites giving the message and testifying like
this? No! She says here, “heathen Africa, in the Catholic lands of Europe
and of South America, in China, in India, in the islands of the sea, and in all
the dark corners of the earth”.
Mari
kita ke bagian tengah halaman, kutipan yang panjang di tengah. Ini sangat
jelas.
“…Dari antara penghuni
bumi, yang tersebar di mana-mana…” yaitu ke empat penjuru dunia, “…terdapat mereka yang tidak bertekuk lutut kepada Baal.
Seperti bintang-bintang di langit yang hanya muncul di malam hari, orang-orang
setia ini akan memancarkan sinar ketika kegelapan menyelimuti bumi dan
kepekatan menutupi manusia. Di Afrika yang tidak mengenal Allah, di
negara-negara Katolik Eropa dan Amerika Selatan, di Cina, di India, di kepulauan-kepulauan
samudra, dan di semua sudut yang gelap di bumi, Allah memiliki cadangan
kumpulan orang-orang pilihan yang akan memancarkan sinar di tengah kegelapan, yang
menyatakan dengan jelas kepada dunia yang murtad, bagaimana kuasa kepatuhan
kepada HukumNya bisa mengubah manusia…” jadi apakah hanya orang-orang
Yahudi yang akan memberikan kesaksian ini? Tidak! “…Bahkan sekarang pun
mereka muncul di setiap bangsa, di antara setiap bahasa, dan kaum, dan di saat
kemurtadan yang paling dalam, ketika upaya Setan yang paling unggul dilancarkan
untuk membuat semua, baik kecil maupun besar, kaya maupun miskin, merdeka
maupun budak, menerima di bawah ancaman kematian, tanda keberpihakan kepada
hari perhentian yang palsu; maka orang-orang yang setia ini, ‘tanpa dosa dan tanpa
kekerasan, anak-anak Allah, yang tanpa cela’ akan bersinar bagaikan terang di
dunia’. Semakin gelap malam, semakin cemerlang mereka akan bersinar…” (Prophets and
Kings hal. 188-189)
Apa kita berbicara tentang Israel
literal yang memberikan pekabaran dan kesaksian seperti ini? Tidak! Ellen White
berkata di sini, “…Di Afrika yang tidak mengenal Allah, di
negara-negara Katolik Eropa dan Amerika Selatan, di Cina, di India, di
kepulauan-kepulauan samudra, dan di semua sudut yang gelap di bumi.”
Let's
go to the next page, the second statement from the top.
Prophets
and Kings 372, “…Many of these converts from heathenism would wish to unite
themselves fully with the Israelites and accompany them on the return journey
to Judea. None of these were to say, ‘The
Lord hath utterly separated me from His people’ (Isaiah 56:3), for the word
of God through His prophet to those who should yield themselves to Him and
observe His law was that they should thenceforth be numbered among…” what? “…spiritual Israel—His…” what? “…His church on
earth…” what is spiritual Israel today? The Remnant Church.
Mari
kita ke halaman berikut, pernyataan kedua dari atas.
Prophets
and Kings hal. 372, “…Banyak dari mereka
yang bertobat dari kekafiran ingin bergabung secara penuh dengan umat Israel
dan berjalan bersama mereka menempuh perjalanan kembali ke Yudea. Tidak ada yang berkata, ‘Tuhan
telah sama sekali memisahkan aku dari umatNya’ (Yesaya 56:3) karena Firman
Allah melalui nabiNya kepada mereka yang mau menyerahkan dirinya kepadaNya, dan
memelihara HukumNya ialah, sejak waktu itu mereka harus dihitung di antara…” apa? “…Israel spiritual…” apaNya? “…gerejaNya di bumi…” sekarang ini Israel spiritual
itu siapa? Umat
yang sisa.
Notice
the next statement,
Prophets and Kings 286, “Then it is that the redeemed from among men
will receive their promised inheritance, thus God's purpose for Israel will
meet with literal fulfillment…” not with literal Israel we’ll notice “…That which God purposes man is
powerless to disannul even amid the working of evil, God's purposes have been moving
steadily forward to their accomplishment. It was thus with the house of Israel
throughout the history of the divided monarchy,
it is thus with spiritual Israel today…”
Simak
pernyataan berikut.
Prophets
and Kings hal. 286, “…Pada saat itulah
mereka yang telah ditebus dari antara manusia akan menerima warisan yang
dijanjikan kepada mereka, dengan demikian rencana Allah bagi Israel akan
mendapatkan penggenapannya yang literal…” bukan dengan Israel literal, kita akan melihatnya. “…Apa yang diniatkan
Allah, manusia tidak sanggup membatalkannya walaupun di tengah-tengah kejahatan yang sedang bekerja. Niat Allah maju terus dengan pasti menuju penggenapannya.
Sebagaimana dengan umat Israel sepanjang sejarah kerajaan yang terpecah itu, seperti itu pulalah dengan Israel spiritual sekarang…”
And
then we had this, you know, we have this statement on the next page. I'm only
reading a sampling of them. Page 305 right at the middle of the page it says,
Prophets
and Kings pg 74, “…Wherein they
were weak, even to the point of failure. The Israel of God
today, the representatives of heaven that make up the…” what? “…the true church of
Christ, must be strong; for upon them devolves the task of finishing the work
that has been committed to man, and of ushering in the day of final
awards….”
Kemudian ada ini, pernyataan ini di halaman berikut, saya
hanya membacakan beberapa contoh saja. Hal. 305 tepat di tengah-tengah halaman
itu, dikatakan,
Prophets and Kings hal.
74,
“…Di mana mereka lemah, bahkan sampai ke titik
gagal. Umat Israel Allah hari ini, wakil-wakil Surga yang merupakan…”
apa?
“…gereja sejati Kristus, harus menjadi kuat; karena kepada mereka
dibebankan tugas merampungkan pekerjaan yang telah diserahkan kepada manusia
dan untuk mengantarkan masuknya hari pemberian
pahala yang terakhir…”
So
what is the conclusion? If God stamps His Seal only on literal Jews, then why
would God warn every nation, kindred, tongue, and people, about the dangers of
worshiping the Beast, his image, and receiving the mark? The fact that God warns all nations, kindreds,
tongues, and peoples about the Seal of God, and the mark of the Beast,
indicates that it is possible for people from every nation, kindred, tongue,
and people, to receive the Seal of God or the mark of the Beast.
Clearly then the Sealed ones from the twelve tribes of Israel can not be
literal Jews only. Clear?
Jadi
kesimpulannya apa? Jika Allah memasang MeteraiNya hanya pada Yahudi literal,
mengapa Allah memperingatkan setiap bangsa, suku, bahasa, dan kaum, tentang
bahaya menyembah Binatang, patungnya, dan menerima tandanya? Fakta bahwa Allah memberi
peringatan kepada semua bangsa, suku, bahasa, dan kaum mengenai Meterai Allah
dan tanda Binatang, mengindikasikan bahwa setiap manusia dari setiap bangsa,
suku, bahasa dan kaum punya kesempatan untuk
menerima Meterai Allah atau tanda Binatang. Kalau begitu jelas meterai yang
dimeteraikan dari ke-12 suku Israel tidak mungkin Yahudi literal saja. Jelas?
Now
we're going to have to really go fast here. To the handful of disappointed
pioneers in 1844, the number 144’000 seemed impossibly large ~ well to us it
appears incredibly small in a world that has population of more than 9 billion,
the number 144’000 is indeed small. Some wonder if there will only be 144’000
living saints when Jesus comes, is there any hope that I could belong to that
group? Are we to understand that all who are faithful and receive the Seal of
God will be literal Jews? Are we to understand that there will be only 144’000
living saints when Jesus comes, not one less, not one more? Are we to understand that there will be
exactly 12,000 from each tribe of Israel? Why would the tribes of Israel be symbolic and the
number literal? If the 144’000
were literal Jews, why would Ellen White say that there would be people from
every nation, kindred, tongue, and people, in that group? As we seek to answer these questions, let's
notice the following points.
Sekarang
kita benar-benar harus ngebut.
Bagi
sekelompok kecil pionir yang kecewa di tahun 1844, angka 144’000 itu tampak
mustahil banyaknya ~ nah, bagi kita angka ini tampak luar biasa kecilnya, di dunia yang penduduknya lebih dari 9
milyar, angka 144’000 itu memang kecil. Ada yang berpikir, jika hanya akan ada
144’000 orang kudus yang masih hidup saat Yesus datang, apakah ada harapan bagi
saya untuk masuk kelompok itu? Apakah kita harus menerima bahwa semua yang
setia dan menerima Meterai Allah adalah Yahudi literal? Apakah kita harus
menerima bahwa akan ada tepat 12’000 dari setiap suku Israel? Mengapa suku-suku Israel ini
simbolis tapi angkanya literal? Jika ke-144’000 adalah Yahudi
literal, mengapa Ellen White berkata ada orang dari setiap bangsa, suku,
bahasa, dan kaum, dalam kelompok ini? Mari kita simak poin-poin berikut
sementara kita berusaha mendapatkan jawaban kepada pertanyaan-pertanyaan itu.
1.
First, the book of Revelation
presents its message in what kind of language? Symbolic language. Person's
names, places, and numbers, are all symbolic. Number such as 7, 3½ times, 3½
days, 42 months, 1260 days, 666, 200 million, are all symbolic. Revelation 7
and chapter 14 where the 144’000
appear, are saturated with symbols such as the Lamb, winds, trees, tribes,
Israel, seal, four corners of the Earth, earth, sea, white robes, virgins,
firstfruits, etc. Why should we understand the number literally when these chapters are
full of symbols? Are you with me? A valid point.
2.
Second, if there will only be 144’000 living saints when
Jesus comes, not one less, not one more, then we would have to conclude
that God predetermined or prechose or hand-picked them, right? It is
very unlikely that exactly 144’000 would exercise their freedom of choice to be
among the living righteous when Jesus comes. This becomes even clearer when we
realize that there are exactly 12’000 in Revelation from each tribe of
Israel. What are the odds that exactly
12’000 persons from each of the literal twelve tribes of Israel will be the
living saints when Jesus comes? The fact is that the twelve tribes of literal Israel
were lost when Israel went into the Assyrian captivity in 722 BC, The
ten tribes of the North intermingled with the surrounding nations, the
Samaritans of Christ’s day were the result of this amalgamation,
3. The literal Greek rendering
of the number is not 144’000 as if emphasizing the conglomerate group, but
rather “one hundred and forty four thousands”
with the emphasis on 144 groups of 1’000 each. What is a 144? It's 12 x
12, right? But 1’000 intensifies the number 12, the intensified multiple of the
number 12 which Ellen White identifies as the number of God's people from all ages
would be 12
x 12 x 1’000. It intensifies the number 12. This would seem to
emphasize that this group is composed of the true Israel of God who live at the end of
world history.
4.
The word for “thousand” אֶלֶף['eleph] does not refer
precisely to a thousand people in
some verses, but can mean “family” or “tribe”, it can mean actually a larger
group of people. Ellen White also used
the word “thousand” to describe those who are faithful to God among the Israelites.
5.
Both the Bible and the
Spirit of Prophecy make it clear that we
are to understand “Israel” today spiritually not
literally, therefore it makes sense that if “Israel” is spiritual then the
number must also be spiritual. Why would the
number 144’000 be literal while “Israel” is symbolic? And it's not the correct terminological
method. See, it’s both are symbolic or
either both are literal, you can’t have
it both ways.
6.
The idea that the unnumbered multitude are the
redeemed of all ages of history, that's not possible. Let's notice. The idea that the unnumbered multitude is
composed of the redeemed of all ages is problematic. Revelation 7 where the multitude is mentioned, is
an Interlude in the Sixth Seal and the Sixth Seal began when? With the
great Earthquake 1755, with the dark day, and the moon looking like blood 1780,
and the falling of the stars in heaven in 1833.
So you have an Interlude in the Sixth Seal. So what's taking place here
is taking place in this Interlude in the Sixth Seal. Bringing the redeemed of all ages into
the picture of the Sixth Seal is incongruous with the literary context, as well
as with the events depicted in the Sixth Seal. The capstone argument is
that the
144’000 is a symbolic number because the multitude which no one can number
is actually the same group as the 144’000.
1. Pertama, kitab Wahyu menyampaikan
pesannya dalam bahasa apa? Bahasa simbol. Nama orang, tempat, angka, semuanya
simbolis. Angka seperti 7, 3½ masa, 3½ hari, 42 bulan, 1260 hari, 666, 200
juta, semuanya simbol. Wahyu pasal 7 dan 14 yang menyebut ke-144’000, penuh
dengan simbol seperti Anak Domba, angin, pohon, suku, Israel, meterai, empat
ujung bumi, bumi, laut, jubah putih, perawan, buah sulung, dll. Mengapa kita harus menganggap
angka itu literal bila pasal-pasal ini penuh simbol? Apakah kalian
mengikuti saya? Poin yang valid.
2. Kedua, jika bakal hanya ada 144’000 orang
kudus yang hidup ketika Yesus datang, tidak
lebih tidak kurang satu pun, maka kita harus menarik kesimpulan Allah sudah
menentukan terlebih dulu, atau memilih terlebih dulu, atau menetapkan mereka
satu per satu, benar? Sangatlah tidak wajar bahwa persis 144’000
orang akan memakai hak pilih mereka untuk menjadi orang-orang benar yang masih
hidup saat Yesus datang. Ini menjadi semakin jelas saat kita menyadari bahwa
ada persis 12’000 di kitab Wahyu dari setiap suku Israel. Berapa besar
kemungkinannya persis 12’000 orang dari setiap suku Israel yang literal akan
menjadi orang-orang kudus yang masih hidup ketika Yesus datang? Faktanya ke-12 suku Israel literal sudah
lenyap ketika Israel ditawan Asyur tahun 722BC. Ke-10 suku Utara
sudah bercampur dengan bangsa-bangsa di sekitarnya. Hasilnya ialah orang-orang
Samaria di zaman Kristus, yang merupakan amalgamasi tersebut.
3.
Pemhaman bahasa Greeka yang
literal tentang angka
144’000 bukan menekankan pada satu kesatuan kelompok, melainkan “seratus empat
puluh empat ribuan” dengan penekanan pada 144 kelompok, masing-masing 1’000.
144 itu apa? Itu 12 x 12, benar? Tetapi 1’000
membuat angka 12 menjadi intensif, perkalian intensif dari angka
12 yang diidentifikasi Ellen White sebagai angka umat Allah dari segala zaman, yaitu 12 x 12 x 1’000.
Itu mengintensifkan angka 12. Ini sepertinya menekankan bahwa kelompok ini
terdiri atas Israel sejati umat
Allah yang hidup di bagian akhir sejarah dunia.
4. Kata untuk “seribu” אֶלֶף['eleph]
tidak mengacu tepat kepada 1’000 orang di dalam beberapa ayat, melainkan bisa berarti “keluarga” atau
“suku”, itu bisa berarti kelompok orang yang lebih besar. Ellen
White juga memakai kata “seribu” untuk melukiskan mereka yang setia kepada
Allah di antara umat Israel.
5. Baik Alkitab maupun Roh Nubuat membuatnya
jelas bahwa hari ini kita harus memahami “Israel” secara spiritual, bukan secara literal.
Oleh karena itu, masuk akal jika
“Israel” itu
spiritual, maka angkanya juga harus spiritual. Mengapa angka 144’000 menjadi literal
sementara “Israel”-nya simbolis? Itu bukan metode
terminologi yang benar. Lihat, harus sama-sama simbolis atau sama-sama literal,
kita tidak bisa mau kedua-duanya.
6. Konsep bahwa
Kumpulan Besar yang tidak terhitung jumlahnya adalah mereka yang ditebus dari
segala zaman sepanjang sejarah, itu mustahil. Mari kita simak. Konsep bahwa Kumpulan
Besar yang tidak terhitung terdiri atas mereka yang ditebus dari segala zaman
itu bermasalah. Wahyu 7 di mana
Kumpulan Besar itu disebut, adalah Interlude (Sisipan) Meterai Keenam,
dan Meterai Keenam mulai kapan? Dengan gempa bumi besar 1755, hari yang gelap
dan bulan yang seperti darah 1780, dan hujan bintang-bintang dari langit 1833.
Jadi di Meterai Keenam ada Interlude. Jadi apa yang terjadi di sini terjadi di Interlude Meterai Keenam ini. Membawa semua orang tebusan dari segala zaman masuk ke Meterai
Keenam tidak sesuai dengan konteks tertulisnya dan juga dengan
peristiwa-peristiwa yang digambarkan di Meterai Keenam.
Argumentasi terbesarnya ialah ke-144’000
ini angka simbolis karena Kumpulan Besar yang tidak bisa dihitung jumlahnya
sesungguhnya adalah kelompok yang sama dengan ke-144’000.
Now
let's pursue this. We might have to pick up on this in the next class just for
a few moments because we have a lot of material to cover yet.
At
first sight it might appear incongruous or even contradictory to say that the144,000
and the Great Multitude are the same group.
How can this be possible when the number 144’000 is a computable number,
while the Great Multitude is beyond computation? The answer lies in the fact
that in
the book of Revelation the juxtaposition between seeing and hearing is common. Now let's pursue this in several cases in the
book of Revelation.
Nah,
mari kita bahas ini. Kita mungkin masih harus melanjutkan ini di kelas
berikutnya selama beberapa saat karena kita punya banyak bahan yang harus
dibahas.
Pada
pandangan pertama, sepertinya tidak cocok atau bahkan bertentangan mengatakan
ke-144’000 dan Kumpulan Besar adalah kelompok yang sama. Mana mungkin, karena
angka 144’000 adalah angka yang bisa dihitung, sementara Kumpulan Besar itu
tidak bisa dihitung? Jawabannya terdapat pada fakta bahwa di kitab Wahyu keparalelan antara melihat dan mendengar
itu umum. Sekarang mari kita bahas ini dalam beberapa kasus yang
di kitab Wahyu.
According
to Revelation 1:10 a voice spoke to John that sounded like a trumpet and he
heard ~ listen carefully ~ he heard the
names of the seven churches in their proper order. However, then John saw
the seven churches under the
illustration of a seven-branch candelabrum ~ so what John heard in verse 10 he
saw in verse 12.
Menurut
Wahyu 1:10, suatu suara berbicara kepada Yohanes yang terdengar seperti suara
sangkakala dan dia mendengar ~ simak baik-baik ~ dia mendengar nama ketujuh jemaat sesuai urut-urutannya.
Namun begitu, kemudian Yohanes melihat
ketujuh jemaat dalam bentuk ketujuh kaki dian ~ jadi apa yang
didengar Yohanes di pasal 10, dilihatnya di pasal 12.
We
find another example in the introductory vision to the Seals in Revelation 5. Here
John first heard one of the elders say that the Lion of the tribe of Judah
would be able to break the Seals and to open the scroll. However, then John
looked and he saw a Lamb who had overcome and therefore was qualified to break
the Seals and open the scroll. Are you seeing that the issue here? As we have previously
seen the Lamb represents Jesus and His inauguration as Priest and King of the
kingdom of Grace. The Lion represents Jesus at the end of His sanctuary
administration, when the Lamb pours out His wrath, that is to say the Lamb will
then roar as a Lion. Thus the Lamb and
the Lion both represent Jesus at two different stages of His saving work. So he
hears then he sees. And there appears to be, I mean in what sense is a lion
similar to a lamb? They appear to be contradictory but they're not.
Kita
temukan contoh yang lain dalam penglihatan pengantar kepada Meterai-meterai di
Wahyu 5. Di sini Yohanes pertama mendengar
salah satu tua-tua itu berkata bahwa Singa
dari suku Yehuda akan sanggup mematahkan meterai-meterai itu dan membuka
gulungan kitabnya. Namun kemudian Yohanes melihat
dan yang dilihatnya ialah seekor Anak
Domba yang telah menang dan oleh karena itu memenuhi syarat
untuk mematahkan meterai-meterai dan membuka gulungan kitab itu. Apakah kalian
melihat isunya di sini? Seperti yang tadi sudah kita simak, Anak Domba melambangkan Yesus dan
inaugurasiNya sebagai Imam dan Raja kerajaan Kasih Karunia. Singa melambangkan
Yesus pada saat terakhir pelayananNya di Bait Suci, ketika Anak Domba itu
mencurahkan murkaNya, dengan kata lain Anak Domba itu akan mengaum seperti
Singa. Dengan demikian, Anak Domba dan Singa sama-sama melambangkan Yesus pada
dua tahap yang berbeda dari pekerjaan
penyelamatanNya.
Jadi
Yohanes mendengar, lalu dia melihat. Dan tampaknya, maksud saya, dalam
pengertian apa seekor singa itu sama dengan seekor anak domba? Mereka tampaknya
kontradiktif, tetapi mereka tidak.
Now
we can say the same about Revelation 19. In verses 1-9 John heard the
songs of the Great Multitude in heaven. However in verses 11-21 John heard, actually he saw Jesus coming with His angel
hosts to rescue the multitude from destruction at
the hands of Babylon. (So that should be “saw” rather than “heard”
the second time.)
So
once again you have hearing and then God shows him visibly what he heard.
Nah
kita bisa mengatakan yang sama tentang Wahyu 19. Di ayat 1-9 Yohanes mendengar lagu-lagu
yang dibawakan Kumpulan Besar di Surga. Namun di ayat 11-21 Yohanes melihat Yesus datang dengan bala
tentara surgawiNya untuk menyelamatkan Kumpulan Besar itu dari
dihancurkan tangan-tangan Babilon. Jadi sekali lagi, ada yang didengar lalu
Allah menunjukkan kepadanya dalam penglihatan apa yang didengarnya.
Now
a similar phenomenon occurs with 144’000 and the Great Multitude. In Revelation
7:1-8, John heard about the 144’000, he did
not actually see them but only heard their names and number. However, then John
saw a
Great Multitude that no one could number. God sealed the 144’000 in Revelation 7:1-8 in order for
them to survive the Great Tribulation of the Great Multitude in the succeeding
passage. The
Great Multitude portrays the same group after they came out victoriously from the
tribulation.
Nah,
fenomena yang sama terjadi dengan ke-144’000 dan Kumpulan Besar. Di Wahyu 7:1-8
Yohanes mendengar tentang ke-144’000,
dia tidak benar-benar melihat mereka melainkan hanya mendengar nama-nama dan
jumlah mereka. Namun kemudian Yohanes melihat
suatu Kumpulan Besar yang tidak bisa dihitung. Allah
memeteraikan ke-144’000 di Wahyu 7:1-8 supaya mereka bisa selamat dari Masa
Kesukaran Besar yang dialami Kumpulan Besar di ayat-ayat berikutnya. Kumpulan
Besar menggambarkan kelompok yang sama setelah mereka keluar sebagai pemenang dari kesukaran besar.
Now
let's take a look at the chart that we find on the next page. Before we do
let's go through these two paragraphs which will help us. Notice the chart
below, we're going to see that in a moment, and you'll see that there's a
chiastic relationship between the 144’000 and the Great Multitude. Some
commentators have assumed that the tribulation spoken of here refers to trials
and troubles that God's people have gone through throughout all ages, in other
words, that's the redeemed of all ages, the trials that they've kind of gone
through. However, this is not possible. The Greek does not merely say that the
Great Multitude came out of “a tribulation”, it says they came out
of “THAT tribulation, The Great One”, in other words, this is not just the trials
that we have in everyday life, this is the same tribulation described in Daniel
12:1 and Matthew 24:21 and 29.
Nah,
mari kita lihat skema yang terdapat di halaman berikut. Sebelum itu, mari kita
membahas dua paragraf yang akan membantu kita. Simak skema itu di bawah, kita
akan melihatnya sebentar lagi dan kalian akan melihat suatu hubungan kiastik
(struktur membandingkan dua hal) antara ke-144’000 dengan Kumpulan Besar.
Beberapa komentator telah berasumsi bahwa kesukaran yang dibicarakan di sini
mengacu kepada ujian-ujian dan masalah-masalah yang dilalui umat Allah dari
segala zaman, dengan kata lain ujian-ujian yang telah dilalui umat tebusan dari
segala zaman. Namun, ini mustahil. Bahasa Greekanya tidak hanya berkata bahwa
Kumpulan Besar itu keluar dari “suatu kesukaran”, tapi
dikatakan mereka keluar dari “Kesukaran ITU,
Kesukaran yang Besar”, dengan kata lain ini bukan sekadar ujian-ujian yang kita
hadapi dalam hidup sehari-hari, ini adalah kesukaran yang sama yang digambarkan
di Daniel 12:1 dan Matius 24:21 dan 29.
Now
here's the way Beatrice Neall explained it. She was a scholar in the Adventist
Church who taught theology overseas and I think in the United States also. The Adventist Review April 2, 1987, she wrote
this, “…If this reasoning is
correct, we can put equal signs between all the items on the list…” and we're going to see the list in a moment. “…Israel
is the faithful of all nations. The tribes of Israel represent all tribes,
peoples, and tongues. The 12,000 from each
tribe indicate a full complement of the redeemed from each ethnic group.
The Four Winds symbolize the Great Tribulation. And the Seal of God corresponds
to the robes made white in the blood of the Lamb. Best of all the 144’000 are
not a limited group that we have scant hope of belonging to but a vast multitude
who cannot be numbered…”
Nah,
beginilah cara Beatrice Neall menjelaskannya. Dia adalah seorang pakar Alkitab
di gereja MAHK yang mengajar theologia di luar negeri dan saya rasa juga di
Amerika Serikat. The Adventist
Review 2 April 1987, dia menulis ini, “…Jika penalaran ini
benar, kita bisa memberi tanda sama dengan (=) antara semua item yang
ada di daftar…” dan kita akan menyimak daftar itu sebentar lagi. “…Israel adalah
mereka yang setia dari segala bangsa. Suku-suku Israel mewakili semua suku,
kaum, dan bahasa. Ke-12’000 dari setiap suku
mengindikasikan keseluruhan yang lengkap umat tebusan dari setiap kelompok
etnik. Keempat angin adalah simbol Kesukaran Besar. Dan Meterai Allah
sesuai dengan jubah-jubah yang dibasuh putih dalam darah Anak Domba. Yang
terbaik dari semuanya ialah ke-144’000 bukan suatu kelompok yang terbatas yang
kita nyaris tidak punya harapan untuk bisa termasuk, melainkan suatu kumpulan
yang sangat besar yang tidak bisa dihitung…”
Now
let's look at the chart. # 1 at the top and # 1 below it are synonymous they
express the same thing but in different terms.
Sekarang
mari kita lihat skemanya. # 1 di bagian atas dan # 1 di sampingnya itu bersinonim, mereka menggambarkan
hal yang sama tetapi dengan istilah yang berbeda.
In
Revelation 7:1-8 John says,
(1) “I heard” that's verse 4.
(2) He heard “the number”, verse 4.
(3) “144’000”, verse 4.
(4) “of the sons of Israel”, verse 4.
(5) “Out of every tribe”, verse 4.
(6) “Sealed”, verse 4.
Di Wahyu 7:1-8 Yohanes berkata,
(1) “Aku mendengar”, itu ayat 4.
(2) Dia mendengar “jum-lahnya” ayat 4.
(3) “144’000” ayat 4.
(4) “dari anak-anak/ketu-runan Israel”, ayat 4.
(5) “Dari setiap suku”, ayat 4.
(6) “Dimeteraikan”, ayat 4.
But
then when you go to verse 9, he says, (1) “I looked”, this is the phenomena
between hearing and looking, “I looked”
and he sees a multitude which (2) “no one can number”, once again the word “number”. And the 144’000 would be parallel to (3) “the Great Multitude”. (4) “Of the sons of Israel” would mean “from
every nation”. (5) “Out of every tribe”
would be from “all tribes, and peoples, and tongues”. (6) And “sealed” would be equivalent to
“clothed in white robes”.
Are
you seeing the parallel or not?
And
we're going to prove this from the Spirit of Prophecy. She was right.
Tetapi
kemudian ketika kita ke ayat 9, dia berkata, (1) “Aku melihat”, ini ialah
fenomena antara mendengar dan melihat. “Aku melihat” dan Yohanes melihat suatu
Kumpulan Besar yang (2) “tidak bisa dihitung”, sekali lagi kata “dihitung”. Dan ke-144’000
paralel dengan (3)
“Kumpulan Besar”. (4) “Dari anak-anak/keturunan Israel” berarti
“dari setiap bangsa”. (5) “Dari setiap suku” adalah dari “semua
suku, dan kaum, dan bahasa”. (6) Dan “dimeteraikan” sama dengan “dikenakan
jubah putih”.
Apakah
kalian melihat paralelnya atau tidak?
Dan
kita akan membuktikan ini dari Roh Nubuat. Beatrice Neall benar.
The
explanatory note.
In
Revelation 7:1-2 the four angels are holding (7) the four winds so that no harm will
come upon the earth, the sea, or the trees, until God seals the 144’000 in
their foreheads. Revelation 7:3-8 tells us that the 144,000 are sealed before the winds are released, in order for
them to be able to stand during the Great Tribulation.
In
Revelation 7:9 following, the 144,000 sealed ones have already passed through
the (7)
Great Tribulation, that's verse 14. This Great Tribulation is
clearly a reference to the final time of trouble that will come upon the earth.
Catatan
penjelasan.
Di
Wahyu 7:1-2 keempat malaikat sedang menahan (7) keempat angin supaya tidak
ada bencana yang datang ke atas bumi, laut, maupun pohon-pohon hingga Allah
memeteraikan ke-144’000 di dahi mereka. Wahyu 7:3-8 mengatakan kepada kita
bahwa ke-144’000 dimeteraikan sebelum angin-angin dilepaskan, agar mereka boleh
tahan berdiri selama Masa Kesukaran Besar.
Di
Wahyu 7:9 berikutnya, ke-144’000 yang telah dimeteraikan sudah melalui (7) Kesukaran Besar, itu ayat 14. Kesukaran Besar ini jelas merupakan referensi
kepada kesukaran yang terakhir yang akan datang ke atas dunia.
Now
careful reading of Ellen White's commentary about 144’000, the Great Multitude, indicates very clearly
that she believed
that they're the same group. Notice this rather long quotation, and I hope
we have time to read this before time runs out, but you've noticed I placed in
brackets the verses that Ellen White is quoting in this passage. Let's begin.
“…Upon the crystal sea before the throne, that sea of glass as
it were mingled with fire, so resplendent it is with the glory of God, are gathered
the company that have gotten the victory over the Beast, and over his image,
and over his mark, and over the number of his name…” Revelation 15:2, that's a text that
deals with the 144’000. “…With the Lamb upon Mount Zion…”
it's Revelation 14:1, it refers to the 144’000, “…having
the harps of God..”. Revelation 15:2, it's a text about
the 144’000, “…they stand, the 144’000 that were redeemed from among men…” that's Revelation 14:4,
a reference to the 144’000, “…and there is heard as
the sound of many waters and as the sound of a great thunder, the voice of
harpers harping with their harps…” that's Revelation 14:2 that's dealing with the 144’000. “…And
they sing a new song before the throne, a song which no man can learn save the
144’000…” that's Revelation 14:3 referring to the 144’000. “…It is the song of Moses and the Lamb, a song
of deliverance…” that's Revelation 15:3, it's
referring to the144’000. “…None
but the 144’000 can learn that song…” that's Revelation
14:3, it's also a text on the 144’000. “…for it is the song of their
experience, an experience such as no
other company have ever had. These are
they which follow the Lamb whithersoever He goeth…” that's also a text that deals with 144’000.
Revelation 14:1. “…These having been translated from the earth,
from among the living, are counted as firstfruits unto God and to the Lamb…” that's also from a passage on the 144’000. Revelation
14:4, and now notice this, “…These are they which came out of the Great
Tribulation…” now she's quoting about the Great Multitude Revelation
7:14, “…they have passed through the time of trouble such as never was
since there was a nation. They have endured the anguish of the time of Jacob's
trouble. They have stood without an Intercessor…”
is this after probations close? Yes! “…They
have stood without an Intercessor through the final outpouring of God's
judgments…” that's the seven last plagues. “…However, they have been delivered for they have washed their
robes and made them white in the blood of the Lamb…”
Revelation 7:14 the Great Multitude. “…In their mouth was found no guile for they
are without fault…” now she goes back to a text about the
144’000, Revelation 14:5 “…Therefore are they before the
throne of God and serve Him day and night in His temple and He that sitteth on
the throne shall dwell among them…” Now she's quoting a
verse on the Great Multitude. “…They have seen the earth wasted
with famine and pestilence, the sun having power to scorch men with great heat…” that's Revelation 16:8-9
“…and they themselves have endured suffering,
hunger, and thirst. However, they shall
hunger no more,,,” now she is quoting about the Great Multitude
again, “… However,
they shall hunger no more, neither thirst any more, neither shall the sun light on them, nor any heat for the
Lamb which is in the midst of the throne shall feed them and shall lead them
unto living fountains of waters. And God shall wipe away all tears from their eyes…”
(Maranatha 328)
Are
they the same group? Yes or no? Yes! Ellen White very clearly says so.
Nah,
pembacaan yang seksama atas komentar Ellen
White tentang ke-144’000, Kumpulan Besar mengindikasikan dengan
sangat jelas bahwa dia meyakini
mereka adalah kelompok yang sama. Simak kutipan yang agak
panjang ini, dan saya berharap kita punya waktu untuk membaca ini sebelum
waktunya habis, tetapi kalian akan melihat saya cantumkan dalam kurung
ayat-ayat yang dikutip Ellen White dalam bacaan ini. Mari kita mulai.
“…Di atas laut kaca di
hadapan takhta, laut kaca yang seolah-olah bercampur api, begitu indahnya
dengan kemuliaan Allah, berkumpul kelompok yang telah memperoleh kemenangan
atas Binatang itu, atas patungnya, dan atas tandanya, dan atas bilangan namanya…”
Wahyu 15:2, ini ayat tentang ke-144’000. “…Bersama Anak Domba itu di atas Bukit Zion…”
ini Wahyu 14:1, merujuk ke 144’000, “…membawa kecapi
Allah…” Wahyu 15:2, ayat tentang ke-144’000, “…mereka berdiri, ke-144’000 yang telah ditebus dari antara
manusia…” ini Wahyu 14:4, suatu referensi kepada ke-144’000, “…dan terdengar
seperti suara banyak air dan bagaikan suara guntur yang kuat, suara pemain
kecapi memainkan kecapi mereka…” ini Wahyu 14:2, ini tentang
ke-144’000. “…Dan
mereka menyanyikan suatu nyanyian baru di hadapan takhta, nyanyian yang tidak bisa
dipelajari oleh manusia mana pun selain ke-144’000…” itu Wahyu 14:3, mengacu kepada ke-144’000, “…itulah nyanyian
Musa dan Anak Domba, nyanyian penyelamatan…” itu Wahyu 15:3, mengacu kepada ke-144’000. “…Hanya ke-144’000
yang bisa belajar nyanyian itu…” ini Wahyu 14:3, ini juga ayat
tentang ke-144’000 “…karena inilah nyanyian pengalaman mereka,
suatu pengalaman yang tidak pernah dimiliki kelompok yang lain. Mereka inilah
yang mengikuti Anak Domba itu ke mana pun Dia pergi…” ini juga ayat yang bicara tentang ke-144’000. Wahyu 14:1. “…Setelah diubahkan dari bumi dari antara orang hidup, mereka ini diperhitungkan sebagai buah-buah sulung bagi Allah dan bagi
Anak Domba…” itu juga ayat tentang ke-144’000, Wahyu 14:4. Dan sekarang perhatikan
ini, “…Mereka
inilah yang keluar dari Kesukaran Besar…” sekarang Ellen White mengutip tentang Kumpulan Besar, Wahyu 7:14, “…mereka telah
melewati suatu masa kesukaran seperti yang belum pernah ada sejak adanya suatu
bangsa. Mereka telah mengalami penderitaan masa kepicikan Yakub. Mereka telah
berdiri tanpa seorang Perantara…” apakah ini setelah berakhirnya
masa kemurahan Allah? Ya! “…Mereka telah
berdiri tanpa seorang Perantara melalui pencurahan terakhir penghukuman Allah…”
itu adalah tujuh malapetaka terakhir. “…Namun demikian,
mereka telah diselamatkan karena mereka telah membasuh jubah mereka dan
membuatnya menjadi putih dalam darah Anak Domba…” Wahyu 7:14, Kumpulan Besar. “…Di mulut mereka tidak ditemukan kebohongan
karena mereka tanpa cacat…” sekarang Ellen White kembali ke
ayat tentang ke-144’000, Wahyu 14:5. “…Itulah sebabnya mereka berada di hadapan
takhta Allah dan melayani Dia siang dan malam dalam BaitNya, dan Dia yang duduk
di atas takhta akan diam bersama mereka…” sekarang Ellen White mengutip ayat tentang Kumpulan Besar, “…Mereka telah
melihat dunia rusak oleh kelaparan dan wabah, matahari yang berkuasa membakar
orang dengan panas yang luar biasa…” itu Wahyu 16:8-9, “…dan mereka sendiri
telah mengalami penderitaan, kelaparan, dan kehausan. Namun mereka tidak akan
lapar lagi…” sekarang Ellen White mengutip tentang Kumpulan Besar lagi. “…Namun mereka tidak
akan lapar lagi, maupun haus lagi, maupun matahari tidak akan menerangi mereka
lagi, maupun panasnya mengenai mereka karena Anak Domba yang berada di tengah-tengah takhta akan
memberi makan mereka dan akan memimpin mereka ke sumber air hidup. Dan Allah
akan menghapus semua air mata dari mata mereka…” (Maranatha 328)
Apakah mereka kelompok yang sama?
Ya atau tidak? Ya! Ellen White berkata demikian dengan sangat jelas.
Now notice this additional
evidence, we have a couple of minutes. Even further Ellen White explicitly wrote that only the
144’000 will be able to enter the heavenly temple. Here's a statement Early Writings page 19 “…And as we were about to enter the holy temple Jesus raised His lovely voice
and said, ‘Only
the 144’000 enter this place’ and
we shouted ‘Alleluia’…” However, Revelation 7:15 tells us that the members of
the
Great Multitude will serve God day and night in His temple. The conclusion is
inevitable. The 144’000 the only ones whom God
allows to enter the temple
according to Ellen White, must be the same
group as the unnumbered
multitude who serve God in His temple day and night.
Sekarang simak, bukti tambahan ini, kita masih punya
beberapa menit. Lebih jauh Ellen White secara eksplisit menulis bahwa hanya ke-144’000 yang bisa
memasuki Bait Suci surgawi. Ini pernyataan Early Writings
hal. 19, “…Dan sementara kami
akan masuk ke Bait Suci, Yesus mengangkat suaraNya yang merdu dan berkata, ‘Hanya ke-144’000 yang masuk ke tempat ini’ dan
kami semuanya berseru ‘Haleluya’…” Namun,
Wahyu 7:15 mengatakan bahwa anggota Kumpulan
Besar akan melayani Allah siang dan malam di BaitNya.
Kesimpulannya tidak terelakkan. Ke-144’000 satu-satunya yang diizinkan Allah
masuk ke Baitnya menurut Ellen White, haruslah kelompok yang sama dengan
Kumpulan Besar yang tidak terhitung yang melayani Allah di BaitNya siang dan
malam.
So
here's my question, is the number 144’000 a literal number? No! Why is the 144’000
here, because God wants to say this is the totality of God's Israel at the end of time,
that's why the numbers intensified: 12 x 12 x 1’000, this is all of God's faithful Israel at the
end of time.
Jadi
inilah pertanyaan saya, apakah angka 144’000 angka literal? Tidak! Mengapa
ke-144’000 disebutkan di sini, karena Allah mau mengatakan inilah keseluruhan umat Israel Allah
pada akhir masa, itulah mengapa angkanya diintensifikasi: 12 x
12 x 1’000 inilah keseluruhan umat Israel Allah yang setia pada akhir zaman.
And
then the Great Multitude shows us that there are far more than exactly 144’000 people,
actually there are people from every nation, kindred, tongue, and people, an unnumbered
multitude that will go through the time of trouble victoriously as Ellen
White states in Great Controversy.
So
are they literal Israelites? No!
Is
the number of 144’000 a literal number? No!
Kemudian,
Kumpulan Besar menunjukkan kita bahwa ada jauh
lebih banyak daripada tepat 144’000, sesungguhnya ada
orang-orang dari setiap bangsa, suku, bahasa, dan kaum, suatu Kumpulan Besar yang tidak terhitung jumlahnya,
yang akan melalui masa kesukaran besar dan menang sebagaimana dinyatakan Ellen
White di Great
Controversy.
Jadi
apakah mereka Israel literal? Bukan!
Apakah
jumlah 144’000 angka yang literal? Bukan!
And
Ellen White of course says that we should struggle with all the power that God
has given us to be among that group. What a privilege to vindicate God in the
time of trouble and to see the second coming of Jesus from beginning to end.
Dan
tentu saja Ellen White mengatakan kita harus berjuang dengan segenap kekuatan
yang dikaruniakan Allah kepada kita agar bisa berada dalam kelompok itu. Adalah
kehormatan besar bisa membela kebenaran Allah di masa kesukaran besar dan
melihat kedatangan kedua Yesus dari awal hingga akhir.
28
09 20