_____REVELATION’S SEVEN SEALS_____
Part 16/20 - Stephen Bohr
SESSION 16 ~ THE Sixth Seal Part 2
https://www.youtube.com/watch?v=7GI3hCICDQw
Dibuka
dengan doa.
Oke, mari kita simak Matius 24, ini tidak ada di silabus kalian, Matius 24:29-31. Saya mau kalian memperhatikan urut-urutan peristiwa yang ada di sini, urutan peristiwanya. Ayat 29 berkata, “29 Segera sesudah masa kesukaran besar pada waktu itu…” jadi pertama-tama ada masa kesukaran besar, benar? “…matahari akan digelapkan, dan bulan tidak bercahaya, dan bintang-bintang akan jatuh dari langit, dan kuasa-kuasa langit akan goncang…” Jadi pertama-tama masa kesukaran besar berakhir, ada tanda-tanda di langit, lalu ayat 30 berkata, “…30 Lalu akan tampak tanda Anak Manusia di langit…” jadi tanda-tanda pada matahari, bulan, dan bintang mengumumkan kedatangan Yesus, benar? Maka dikatakan demikian, “…Lalu akan tampak tanda Anak Manusia di langit…” lalu apa yang akan terjadi dengan semua manusia? Oh, “…dan semua bangsa di bumi akan…” apa? “…akan meratap…” apakah ini saat mereka berseru agar batu-batu jatuh menimpa mereka dan mereka bersembunyi di gua-gua, yang adalah versi di kitab Wahyu? Ya. Maka dikatakan, “…dan semua bangsa di bumi akan meratap dan mereka akan melihat Anak Manusia itu datang di atas awan-awan di langit dengan segala kekuasaan dan kemuliaan-Nya…” kemudian simak peristiwa berikut, “…31 Dan Ia akan mengutus malaikat-malaikat-Nya dengan bunyi sangkakala yang dahsyat, dan mereka akan mengumpulkan orang-orang pilihan-Nya dari keempat mata angin, dari ujung langit yang satu ke ujung langit yang lain.”
Now I want you to notice how Ellen White describes this sequence of events in the exact order in the book Great Controversy. Great Controversy 613 ~ we're at the top of page 247 now ~ Great Controversy 613 to 634 Ellen White describes the great tribulation which is the first thing that Matthew 24:29 mentions. So she mentions the time of trouble which is the first phrase in Matthew 24:29. Then on pages 635-637 in the chapter “God's People Delivered”, she mentions the signs in the sun, the moon, and the stars. Then following that, Jesus descends from Heaven and the living saints asked the question “Who shall be able to stand?”
Let's
read about it there. “Before
His presence ‘all faces are turned into
paleness’ (Jer. 30:6). Upon the rejecters of God's mercy falls the terror
of eternal despair. ‘The heart melteth and the knee smite
together… and the faces of them all gather blackness’
(Nahum 2:10)…” (GC 641). So let me ask you, is she describing the
distress that Matthew mentions here? That all the tribes of the earth will mourn as they see
the Son of Man coming? Is she describing
the same but in different words? Absolutely.
And
then notice the next thing is, “…The
righteous cry with trembling, ‘who shall be able to stand?’…” is that the ending
question in Revelation 6:17? Yes. “…Who
shall be able to stand? The angels’ song…” now of course this is the Seventh Seal, “…the
angels’ song is hushed, and there is a period of…” what? “…of
awful silence…” And then you have the final event
that's mentioned in Matthew 24. A few
pages later Ellen White describes the arrival of Jesus and the sending of His
angels to gather together His elect.
Sekarang saya mau kalian menyimak bagaimana Ellen White menggambarkan urut-urutan peristiwa dalam susunannya yang tepat di buku Great Controversy. Great Controversy hal. 613 ~ kita ada di bagian atas hal. 247 ~ di Great Controversy hal. 613-634, Ellen White menggambarkan masa kesukaran besar yang adalah hal pertama yang disebut Matius 24:29. Jadi Ellen White menyinggung masa kesukaran besar yang adalah kalimat pertama di Matius 24:29. Kemudian di hal. 635-637 di bab “God’s People Delivered” (Umat Allah Diselamatkan) dia menyebut tentang tanda-tanda pada matahari, bulan, dan bintang-bintang. Kemudian setelah itu, Yesus turun dari Surga dan orang-orang kudus yang masih hidup mengajukan pertanyaan, “Siapakah yang dapat bertahan?”
Mari
kita baca, “…Di hadapanNya ‘setiap muka berubah menjadi pucat’ (Yer.
30:6). Ke atas mereka yang menolak belas kasihan Allah, jatuhlah teror
keputusasaan yang kekal. ‘hati
pun patah semangat, dan lutut bergemelatukan, … dan wajah mereka semuanya
bermuram durja.’ (Nahum 2:10) …” (GC 641) Jadi coba saya tanya, apakah Ellen
White menggambarkan kecemasan yang disebutkan Matius di sini? Bahwa semua
bangsa di bumi akan meratap ketika mereka melihat Anak Manusia datang? Apakah
dia menggambarkan hal yang sama tetapi dengan kata-kata yang berbeda? Pasti.
Kemudian simak hal berikut, “…Orang-orang yang benar berseru dengan gemetar, ‘Siapakah yang dapat bertahan?’…” Inikah pertanyaan penutup di Wahyu 6:17? Ya. “…’Siapakah yang
dapat bertahan?’ Nyanyian para malaikat…” nah, tentu saja ini adalah Meterai Ketujuh, “…nyanyian para malaikat terhenti, dan ada satu periode…” apa?
“…keheningan yang mencekam…” Setelah itu ada peristiwa yang
terakhir yang disebutkan di Matius 24. Beberapa halaman kemudian Ellen White
menggambarkan kedatangan Yesus dan pengutusan para malaikatNya untuk
mengumpulkan semua umat pilihanNya.
Let's read it, “…The living righteous are changed ‘in a moment, in the twinkling of an eye’ at the voice of God, they were glorified. Now they are made immortal and with the risen saints are caught up to meet their Lord in the air. Angels ‘gather together His elect from the four winds, from one end of Heaven to the other’…”(GC 645) Do you see how she's discussing Matthew 24:29-31 in the exact order? So the signs that are mentioned there in the sun, moon, and stars and the earthquake in Matthew 24, are that occurring leading up to 1844 or are these signs taking place as an announcement of the Second Coming of Christ? It's clearly the second set of signs. The second part of the Sixth Seal.
Okay
now let's go to page 269 and discuss a little bit more the second stage of the
Sixth Seal.
Mari
kita baca, “…Orang-orang benar yang hidup diubahkan, ‘dalam
sesaat, dalam
sekejap mata’ dengan suara Allah, mereka dimuliakan.
Sekarang mereka dijadikan tidak akan mati dan bersama-sama orang-orang kudus
yang dibangkitkan, diangkat untuk bertemu dengan Tuhan mereka di langit. Para
malaikat ‘mengumpulkan orang-orang pilihan-Nya dari keempat mata angin, dari ujung langit yang satu ke ujung langit yang lain.’…”
(GC 645). Apakah kalian melihat bagaimana Ellen White membahas Matius 24:29-31
dalam urut-urutannya yang tepat? Maka tanda-tanda
yang disebutkan di sana mengenai matahari, bulan, dan bintang-bintang, dan
gempa bumi di Matius 24 apakah itu terjadi mengarah ke 1844 atau
apakah tanda-tanda ini terjadi sebagai suatu
pengumuman Kedatangan Kedua Kristus? Jelas itu adalah set tanda-tanda kedua. Bagian kedua Meterai Keenam.
Oke,
sekarang mari ke hal. 269 dan membahas sedikit lagi tentang tahap kedua Meterai
Keenam.
So are you clear on the first stage of the Sixth Seal? The first stage, is the signs in the heavens, the great earthquake that announced:
·
the end of the 1260 days,
· the end of the tribulation of God's people,
· the beginning of the time of the end,
·
and that soon the judging
part of the Fifth Seal is going to take place, God's people are going to be
vindicated in the Heavenly judgment.
Apakah
kalian sudah jelas dengan tahap pertama Meterai Keenam? Tahap
pertama, itu tanda-tanda di langit, gempa bumi besar, yang mengumumkan:
·
akhir
dari 1260 hari
· akhir dari masa kesukaran besar umat
Allah
· dimulainya waktu/masa akhir zaman
·
dan
bahwa tidak lama lagi bagian penghakiman Meterai Kelima akan terjadi, umat Allah
akan dibenarkan dalam penghakiman surgawi.
But now we want to talk about the second phase or the second part of the Sixth Seal. As stated before, the question of the martyrs in the Fifth Seal had to do with two events that are related, yet separate: judging and avenging.
The first part of the
Sixth Seal has to do with the first part of this plea, by the beginning of the judgment in Heaven. That is to say in 1844 God
began the judgment process in Heaven to vindicate the saints that the
Little Horn oppressed for three and a half times. Part 1 of the Sixth Seal deals with the judge
aspect. The great earthquake and the signs in the heavens in the Sixth Seal
announced the approach of this stage.
The second part of the
Sixth Seal deals with the second part of the
martyrs’ plea that is the avenge aspect. We can see this clearly
in Revelation 6:17, the Lamb will now pour out His wrath upon those who
oppressed His people during the second stage of persecution.
In between the two stages
of the Sixth Seal, the judgment of Revelation 7:1-8 takes place. That's the interlude between the Sixth and the Seventh Seal,
the first part of the Sixth Seal. So let's continue here.
Tetapi
sekarang kita akan berbicara tentang tahap kedua atau bagian kedua dari Meterai
Keenam. Seperti yang sudah dikatakan tadi, pertanyaan para martir di Meterai
Kelima berkaitan dengan dua peristiwa yang berhubungan namun terpisah:
menghakimi dan membalaskan.
Bagian pertama Meterai Keenam berkaitan
dengan bagian pertama dari permohonan ini, dengan dimulainya penghakiman di
Surga. Maksudnya di 1844 Allah memulai
proses penghakiman di Surga untuk memberikan keadilan kepada
orang-orang kudus yang ditindas Tanduk Kecil selama tiga setengah masa. Bagian
pertama Meterai Keenam berurusan dengan aspek penghakiman. Gempa bumi besar dan
tanda-tanda di langit di Meterai Keenam mengumumkan dimulainya tahap ini.
Tahap kedua dari Meterai Keenam
berkaitan dengan bagian
kedua dari permohonan para martir, yaitu aspek
pembalasannya. Kita bisa melihat ini dengan jelas di Wahyu 6:17,
Anak Domba sekarang akan mencurahkan murkaNya
kepada mereka yang telah menindas umatNya selama tahap persekusi yang kedua.
Di antara kedua tahap Meterai Keenam,
penghakiman Wahyu 7:1-8 terjadi.
Itulah Interlude
(peristiwa yang terpisah
yang terjadi) di
antara Meterai Keenam dan Meterai Ketujuh, bagian pertama dari Meterai Keenam.
Jadi mari kita lanjutkan.
First
God vindicates the martyrs whom the Little Horn slew during the 1260 years as
well as those who have professed the name of Jesus, and then at the very
end of this Heavenly judgment process, God will judge and seal the hundred and
forty-four thousand living saints. By the way this is still happening,
during the first stage of the Sixth Seal. So the avenging part is the Second
Coming of Christ.
So
what takes place during the judging phase of the Sixth Seal?
·
God judges first of all those who died, right? Including the
martyrs.
· And then He judges whom? The 144,000, those who are alive.
· Probation closes.
· The time of trouble
·
And then you have the
signs in the heavens: sun, moon, and stars, that announce the Second Coming of
Christ
that's
the chronology.
Pertama
Allah memberikan keadilan kepada para martir yang dibunuh Tanduk Kecil selama
1260 tahun, juga kepada mereka yang mengaku pengikut Yesus, kemudian pada bagian paling akhir dari
proses penghakiman surgawi ini, Allah akan menghakimi dan memeteraikan
ke-144ribu orang-orang kudus yang masih hidup. Nah, ini masih
sedang berlangsung, selama tahap
pertama Meterai Keenam. Jadi bagian pembalasan terjadi pada
Kedatangan Kedua Kristus.
Jadi
apa yang terjadi selama bagian penghakiman Meterai Keenam?
·
Allah
menghakimi pertama semua yang mati, benar? Termasuk semua martir.
· Lalu Allah menghakimi siapa? Ke-144ribu,
mereka yang hidup.
· Masa kemurahan Allah berakhir (pintu
kasihan ditutup).
· Masa kesukaran besar.
·
Lalu ada
tanda-tanda di langit: matahari, bulan, bintang-bintang yang mengumumkan
Kedatangan Kedua Kristus.
Itulah
kronologinya.
Now, let's notice this statement from Ellen White, Great Controversy page 483 “…As the books of record are opened in the judgment, the lives of…” how many? “…all…”, I thought it was only the martyrs. Is it only the martyrs?
So why does Revelation, why does the first part of the Sixth
Seal say that the martyrs are going to be judged, and the 144,000 are going to
be judged? So that means that nobody else is going to be judged, right? The fact that you have an emphasis does not mean
that it excludes the broader picture.
So
“…As the books of record are opened in the
judgment, the lives of all who have believed on Jesus come in review before
God…” would that include Presbyterians, and Lutherans, and the Church
of Christ, and Jehova's Witnesses, and Mormons? Yes! Everybody who has ever
claimed Christ.
Now
how does it transpire chronologically? “…Beginning with those who first lived upon the earth, our
Advocate presents the cases of each successive generation…” would that include the martyrs? Yes! “…and
closes with…” whom? “…with
the living…”
When the living are judged are we still in the first part of the Sixth Seal?
Yes, because the second part of the Sixth Seal is when Jesus comes, and the
signs in the heavens announce His coming.
Nah,
mari kita simak pernyataan dari Ellen White, Great
Controversy hal. 483, “…Ketika kitab-kitab
catatan dibuka dalam penghakiman, kehidupan…” berapa banyak? “…semua…” saya sangka cuma para martir. Apakah hanya para martir?
Jadi mengapa Wahyu, mengapa bagian pertama Meterai
Keenam mengatakan bahwa para martir yang akan dihakimi, dan 144ribu yang akan dihakimi? Berarti orang lain tidak ada yang dihakimi, benar? Faktanya bilamana ada penekanan,
itu tidak berarti itu mengecualikan gambaran yang lebih luas.
Jadi, “…Ketika kitab-kitab catatan dibuka dalam penghakiman,
kehidupan semua yang percaya dalam
Yesus, tampil dalam penilaian di hadapan Allah…” apakah itu termasuk orang-orang Presbyterian, orang-orang Lutheran, dan
Church of Christ, dan Saksi Yehova, dan Mormon? Ya! Semua orang yang pernah
mengklaim Kristus.
Nah, bagaiman terjadinya secara
kronologis?
“…Dimulai dari mereka yang pertama hidup di bumi, Pembela kita
menyajikan kasus setiap generasi secara urut…” apakah itu termasuk para martir? Ya! “…dan diakhiri
dengan…” siapa?
“…dengan yang hidup…”
Ketika orang-orang yang masih hidup dihakimi apakah kita masih di
bagian pertama Meterai Keenam? Ya, karena bagian kedua Meterai
Keenam ialah ketika Yesus datang, dan tanda-tanda di langit mengumumkan
kedatanganNya.
Ellen
White wrote about the second part of the Sixth Seal, the avenging part in Great Controversy 641-642. Here Ellen White
quotes Revelation 6:14-17, and then I have several other passages in Scripture that
you need to take a look at in your personal study:
·
Revelation 19:3-10 present
a great multitude standing victoriously in Heaven.
· Revelation 19:1-2 clearly indicate that at this point the
avenging has already what? Taken place. At this point God has judged the harlot
and avenged His people.
·
Revelation 19:17-18 mark
the reference, the same groups of people as Revelation 6:15-16
Ellen
White menulis tentang bagian kedua Meterai Keenam, bagian pembalasannya di Great Controversy
hal. 641-642. Di sini Ellen
White mengutip Wahyu 6:14-17, dan saya punya beberapa teks dari Kitab Suci yang
perlu kalian baca saat kalian belajar secara
pribadi:
·
Wahyu
19:3-10 menggambarkan suatu himpunan besar orang banyak berdiri di Surga dalam
kemenangan.
· Wahyu 19:1-2 dengan jelas
mengindikasikan pada saat itu pembalasan sudah apa? Sudah terjdi. Pada saat itu
Allah sudah menghakimi perempuan pelacur dan membalaskan umatNya.
·
Wahyu
19:17-18 simak referensinya, kelompok orang-orang yang sama dengan yang di
Wahyu 6:15-16.
Now let's read this passage from the chapter “God's People Delivered” so that we can catch the sequence of events.
“…Before
His presence ‘all faces are turned into
paleness’ (Jer. 30:6). Upon the rejecters of God's mercy falls the terror
of eternal despair. ‘The heart melteth and the knee smite
together… and the faces of them all gather blackness’
(Nahum 2:10). The righteous cry with trembling ‘Who shall be able to stand?’…”
that's the last question in the Sixth Seal, right? The second part of the Sixth
Seal. “…The angels’ song is hushed and there is a period of awful silence…” what comes immediately after the question “Who shall be able to stand?” The Seventh Seal. And what do you have in the Seventh Seal? Silence in Heaven.
So what is the silence in Heaven for this short period of about
a half an hour? It is this silence that is mentioned here where the voices of
the singing angels are hushed.
Sekarang
mari kita baca kutipan dari pasal “God’s
People Delivered” (Umat Allah
Diselamatkan) supaya kita bisa menangkap urut-urutan peristiwanya.
“…Di hadapanNya ‘setiap muka berubah menjadi
pucat’ (Yer. 30:6). Ke atas mereka yang menolak belas kasihan Allah,
jatuhlah teror keputusasaan yang kekal. ‘Hati
pun patah semangat, dan lutut bergemelatukan, … dan wajah mereka semuanya
bermuram durja.’ (Nahum 2:10). Orang-orang yang benar berseru dengan gemetar, ‘Siapakah yang dapat bertahan?’…” itulah pertanyaan terakhir di
Meterai Keenam, benar? Bagian kedua dari Meterai Keenam. “…Nyanyian para malaikat terhenti, dan ada satu periode
keheningan yang mencekam…” apa yang terjadi segera setelah
pertanyaan “Siapa yang dapat bertahan?” Meterai Ketujuh. Dan ada apa di Meterai Ketujuh? Keheningan di
Surga.
Jadi keheningan di Surga untuk waktu yang singkat
sekitar setengah jam itu apa? Itu adalah keheningan yang disebutkan di sini di
mana suara para malaikat yang sedang bernyanyi, berhenti.
So
notice it continues saying, “…the angels’ song is hushed and
there is a period of awful silence. Then
the voice of Jesus is heard saying, ‘My grace is sufficient for you.’ The faces
of the righteous are lighted up, and joy fills every heart. And the angels
strike a note higher and sing again, as they draw still nearer to the earth…” Then she's going to
quote Revelation 6:14-17, “…The King of kings descends upon the cloud
wrapped in flaming fire. The heavens are rolled together as a scroll. The earth
trembles before Him and every mountain and island is moved out of its place…” Is that the Sixth Seal,
the second part of the Sixth Seal? Yes. “… ‘Our God shall come
and shall not keep silence. A fire shall devour before Him and it shall be very
tempestuous round about Him. He shall call to the heavens from above, and to the
earth, that He may judge His people’ (Psalm 50:3-4)…” And then she actually quotes verses
15-17, “…And the kings of the
earth, and the great men, and the rich men, and the chief captains, and the
mighty men, and every bondman, and every free man, hid themselves in the dens
and in the rocks of the mountains; and said to the mountains and rocks, ‘Fall
on us and hide us from the face of Him that sitteth on the throne, and from the
wrath of the Lamb for the great day of His wrath is come and who shall be able
to stand?’…” And then I want you to notice that
the wicked are going to ask the same question. She continues, “…The
derisive jests have ceased. Lying lips are hushed into silence. The clash of
arms, the tumult of battle, ‘with
confused noise and garments rolled in blood’ (Isaiah 9:5) is stilled.
Naught now is heard but the voice of prayer and the sound of weeping and
lamentation. The cry bursts forth from lips so lately scoffing, ‘The great day of His wrath has come and
who shall be able to stand?’…” So the wicked are going to ask the question
too, aren't they? “…The
wicked pray to be buried beneath the rocks of the mountains rather than meet
the face of Him whom they have despised and rejected…”
Jadi
simak, dikatakan selanjutnya, “…Nyanyian para
malaikat terhenti, dan ada satu periode keheningan yang mencekam. Lalu suara
Yesus terdengar berkata, ‘RahmatKu cukup bagimu’. Wajah orang-orang yang benar
menjadi cerah, dan sukacita memenuhi setiap hati. Dan para malaikat menaikkan
satu nada lebih tinggi dan menyanyi lagi, sementara mereka datang semakin dekat
ke bumi. …” Lalu Ellen White akan mengutip Wahyu 6:14-17, “… Raja segala raja
turun di atas awan yang terbungkus oleh api yang menyala. Langit menggulung
menjadi satu bagaikan gulungan kitab. Bumi bergetar di hadapan Dia
dan setiap gunung dan pulau pindah dari tempatnya…” apakah itu Meterai Keenam, bagian kedua dari Meterai Keenam? Ya. “…3 ‘Allah kita akan datang dan tidak akan berdiam diri: api yang menghanguskan ada di depan-Nya, dan
di sekeliling-Nya bertiup badai yang dahsyat. 4 Ia akan berseru kepada langit dari atas, dan kepada bumi, supaya Dia
bisa mengadili umat-Nya’ (Maz. 50:3-4) …” dan Ellen White benar-benar mengutip ayat 15-17, “…‘15 Dan raja-raja di bumi,
dan pembesar-pembesar, orang-orang kaya,
perwira-perwira, orang-orang perkasa, dan setiap budak serta setiap orang merdeka menyembunyikan
diri di dalam gua-gua dan celah batu-batu
karang di gunung-gunung. 16 Dan
mereka berkata kepada gunung-gunung dan kepada batu-batu karang itu, ‘Runtuhlah
menimpa kami dan sembunyikanlah kami dari wajah Dia, yang duduk di atas takhta dan dari murka Anak Domba itu!’ 17 Sebab
sudah tiba hari besar murkaNya, dan siapakah yang dapat bertahan?’…” Lalu saya mau kalian memperhatikan
bahwa orang-orang jahat pun akan mengajukan pertanyaan yang sama. Ellen White
melanjutkan,
“…Olok-olokan berhenti. Bibir-bibir yang berbohong, bungkam terdiam.
Bunyi senjata yang beradu, kekacauan pertempuran ‘…dengan kebisingan yang membingungkan dan pakaian yang berlumuran darah’ (Yes.
9:5) menjadi hening. Tidak ada suara apa pun yang terdengar kecuali suara doa
dan bunyi tangisan dan ratapan. Teriakan terlontar dari bibir-bibir yang belum
lama masih mengejek, ‘Sudah tiba hari besar
murkaNya, dan
siapakah yang dapat bertahan?’…” Jadi orang-orang jahat pun akan mengajukan pertanyaan itu, bukan? “…Orang-orang jahat
memohon agar boleh dikuburkan di bawah bebatuan gunung-gunung daripada harus
melihat wajah Dia yang pernah mereka benci dan tolak…”
Do
you see the sequence of events? How did Ellen White know how to put all this
stuff in order? Lucky guess? No, I don't think so. Because she was inspired,
the Holy Spirit gave her the information of how to write it, because the Holy Spirit
not only imparts the message to the prophet but helps the prophet write. That's
why Ellen White many times, you know, she would lay down the pen and she would
pray, “the Lord help me with this” you know, because she was not proficient in
writing, she had to learn to write, she had a two and a half years of primary
education, elementary education. When you really consider that, she would have
had to have been inspired when we read her writings of a person who had only
two and a half years of primary education.
Apakah
kalian melihat urut-urutan peristiwanya? Bagaimana Ellen White bisa tahu cara menyusun semua ini dalam urutan yang tepat?
Tebakan yang beruntung? Tidak, menurut saya, tidak. Karena Ellen White
diilhami, Roh Kudus memberinya informasi bagaimana dia harus menulisnya, karena
Roh Kudus bukan hanya memberikan pesan kepada si nabi, tetapi juga membantu nabi
itu menuliskannya. Itulah sebabnya sering kali, kalian tahu, Ellen White akan
meletakkan penanya dan dia berdoa, “Tuhan, tolonglah saya dengan ini”, karena
dia tidak ahli dalam menulis, dia harus belajar menulis. Dia hanya mengikuti
dua setengah tahun pendidikan dasar, sekolah dasar. Jika kita mempertimbangkan
fakta itu, saat kita membaca tulisan-tulisannya, dia pasti harus terilhami bagi seseorang yang hanya pernah
mengikuti dua setengah tahun sekolah dasar.
Now let's pursue the question that is asked at the end of the Sixth Seal, the second half of the Sixth Seal: “the great day of His wrath has come and who shall be able to stand?” What does the word “stand” mean? In several places in the New Testament the word appears as an antonym of “fall”, in other words, the word “stand” is the opposite of “fall”, notice these verses that I have ~ there's more in the New Testament but I just gave a sampling.
· “A kingdom divided against itself… cannot stand…” (Matt. 12:25). You could say,
“cannot survive”, in other words, “a kingdom divided against itself is
doomed to fall.”
· Satan at “the beginning did not stand in the truth”(John 8:44) what does that mean “he
did not stand in the truth”? It means that he “fell from the truth”.
· The Apostle Paul stated “he that thinks
that he stands, let him take heed lest he
fall”
(1 Corinth. 10:12).
So there you have the two ideas to stand is not to fall.
· And then you have in Ephesians 6:11-13 it says, “put on the whole armour
of God that you may be able to…” what? “…to stand…” In other words, so you “don't fall” “…against the wiles of the devil, for we do not wrestle against
flesh and blood but against principalities, against powers, against the rulers of the darkness of
this age, against spiritual hosts of wickedness in heavenly places. Therefore
take up the whole armour of God that you may be able to withstand in the evil
day, and having done all, to stand…”
Are you catching
the picture of what it means, what the question is, “who will be able
to stand?” In other words, who's not going
to fall, who's going to remain firm and solid in the great day of
Christ's wrath.
· 2 Timothy 2:19 “…Nevertheless the solid
foundation of God stands, having this seal.
‘The Lord knows those who are His’, and
‘Let everyone who names the name of Christ depart from iniquity’…”
· And then you have Luke 21:36 which is speaking directly about
the Second Coming, “Watch therefore and pray always that you may be counted worthy
to escape all these things…” because He's
mentioned all the signs, “…that will come to pass,
and to stand before the Son of Man…”
Mari kita lanjutkan dengan pertanyaan
yang diajukan pada akhir Meterai Keenam, bagian kedua Meterai Keenam, “…sudah tiba hari besar murkaNya,
dan siapakah yang dapat bertahan?” Apa makna kata “bertahan”? Di beberapa
tempat di kitab Perjanjian Baru, kata itu muncul sebagai lawan kata “jatuh”,
dengan kata lain, kata “bertahan” adalah lawan dari “jatuh”, simak beberapa
ayat di sini ~ ada banyak di kitab Perjanjian Lama tetapi saya hanya memberikan
beberapa contoh.
· "…kerajaan yang terpecah-belah…tidak
dapat bertahan.”(Mat. 12:25)
Bisa kita katakan “tidak bisa hidup”, dengan kata lain
“sebuah kerajaan yang terpecah-belah pasti akan jatuh”.
· Setan “sejak semula … tidak berdiri (bertahan) dalam kebenaran…”(Yoh. 8:44), apa maksudnya dia “tidak berdiri dalam
kebenaran?” Artinya dia “jatuh dari kebenaran”.
· Rasul
Paulus menyatakan, “Sebab itu, siapa yang
menyangka, bahwa ia teguh berdiri, hendaknya berhati-hati supaya ia jangan jatuh.”
(1 Kor. 10:12) Jadi di sini ada dua konsep, berdiri itu artinya tidak jatuh.
·
Lalu di Efesus 6:11-13 dikatakan, 11 Kenakanlah seluruh
perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat…”
apa? “… bertahan…” dengan kata lain, supaya kamu tidak
jatuh “…terhadap tipu muslihat Iblis; 12 Karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging tetapi
melawan kepala-kepala,
melawan penguasa-penguasa, melawan pemerintah-pemerintah
kegelapan masa kini melawan bala tentara roh-roh jahat di langit.13 Sebab itu ambillah seluruh
perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat bertahan
pada hari yang jahat itu, dan sesudah melakukan segalanya, tetap berdiri (bertahan).”
Apakah kalian menangkap gambaran apa maknanya, apa makna pertanyaan
“siapa yang dapat bertahan?”
Dengan kata lain, siapa yang tidak
akan jatuh, siapa yang akan tetap berdiri
kokoh dan teguh pada hari besar murka Kristus.
· 2 Timotius 2:19, “19 Walaupun begitu, dasar teguh yang diletakkan Allah
itu berdiri tetap, yang meterainya ialah, ‘Tuhan mengenal
siapa kepunyaan-Nya’ dan ‘Hendaklah setiap
orang yang menyebut nama Kristus
meninggalkan dosa’.”
·
Lalu ada
Lukas 21:36 yang berbicara jelas tentang Kedatangan Kedua, “36 Berjaga-jagalah karena
itu, dan senantiasa berdoa, supaya kamu boleh
diperhitungkan layak untuk luput dari semua hal
ini…” karena
Dia telah menyebutkan semua tanda-tandanya, “…yang akan
terjadi, dan supaya boleh tahan berdiri di hadapan Anak Manusia…”
What are God's people going to say when Jesus comes? “…Lo this is our God, we have waited for Him and He will save us…” (Isaiah 25:9). So while the wicked are saying “Who's going to be able to stand?” and they're running to hide in the caves and crying for the rocks to fall on them, God's people with hands stretched out are saying, “…Lo this is our God, we have waited for Him and He will save us…” Why? Because everyone who names the name of Christ departs from iniquity, is what the Apostle Paul tells us.
Apa yang akan dikatakan umat Allah
ketika Yesus datang? “…‘Lihatlah, inilah Allah kita, kita telah
menantikan Dia, dan Dia akan menyelamatkan kita’…” (Yes. 25:9). Jadi sementara orang-orang jahat
berkata, “Siapa yang dapat bertahan?” dan mereka berlarian untuk bersembunyi di
gua-gua dan berteriak agar batu-batu menimpa mereka, umat Allah dengan tangan
terentang akan berkata, “…‘Lihatlah, inilah Allah kita, kita telah
menantikan Dia, dan Dia akan menyelamatkan kita’…”
Mengapa? Karena setiap orang yang menyebut nama Kristus,
meninggalkan dosa, itulah yang dikatakan rasul Paulus kepada kita.
Now
Revelation 6:17 ends with a question, “…The great day of
His wrath has come and who shall be able to stand?...” Where will you expect
to find the answer to that question? How about the next chapter? Listen
carefully now. The next chapter takes us
back because verse 17 is describing the Second Coming of Christ, too late to be
saved, too late to be sealed. So chapter
7 is going to take us back to answer who's going to be able to stand. Those who
before probation closed were what? Were sealed. Are you with me or not?
Nah, Wahyu 6:17 berakhir dengan sebuah
pertanyaan, “…sudah
tiba hari besar murkaNya, dan siapakah yang
dapat bertahan?...” Di mana kita berharap bisa menemukann jawaban
untuk pertanyaan itu? Bagaimana dengan pasal berikutnya? Dengarkan baik-baik
sekarang. Pasal berikutnya membawa kita mundur ke
belakang karena ayat 17 sudah menggambarkan
Kedatangan Kedua Kristus, sudah terlambat untuk
diselamatkan, sudah terlambat untuk
dimeteraikan. Maka pasal 7 membawa kita
mundur untuk menjawab siapa yang dapat bertahan. Yaitu mereka yang sebelum berakhirnya masa kemurahan Allah (tutupnya
pintu kasihan)
diapakan? Dimeteraikan.
Apakah kalian mengikuti saya atau tidak?
So
Revelation
7 is not in chronological order with 6:17. 6:17 reaches the climax, the signs in the heavens,
Jesus is coming, “who shall be able to stand?” and so the question is, “who shall
be able to stand?”
So
John is going to say now, in his writing, he says, “Let me tell you who's going to be able to
stand. Those
who were sealed, the 144,000 who were sealed during probationary time
at the very end of probationary time, they are the ones that are going to be able to stand.”
Notice
Revelation 7:1-4, “…1 After these things I saw four angels standing at the
four corners of the earth, holding the four winds of the earth…” so let me ask you, is probation still open here? Of course, because they're holding
the winds of strife. When they let them loose, that's the time of trouble. So
they're standing there holding the four winds of the earth “…that
the wind should not blow on the earth, on the sea, or on any tree...” those are all symbolic words, we won't get into that now.
“... 2 Then I saw another angel ascending from the
east, having the seal of the living God. And he cried with a loud voice to the
four angels to whom it was granted to harm the earth and the sea, 3 saying, ‘Do not harm the earth, the sea,
or the trees till we have…” what?
In other words, don't release the winds,
don't cause harm, don't permit the cataclysm to come, until what? Until “…we have sealed the servants of our
God on their foreheads.’…” Does
the sealing take place before the Second Coming? Does it take place before the
close of probation? Absolutely. So it
says , “…4 And I heard the number of those who were sealed…” we will deal with this when we talk about the Interlude, “… And I heard the
number of those who were sealed, one hundred and forty-four
thousand of all the tribes of the children of Israel were sealed…” By the way we're dealing with spiritual Israel here,
we're not dealing with literal Israelites.
Maka
Wahyu 7 tidak mengikuti susunan kronologi
Wahyu 6:17. 6:17 mencapai klimaksnya, tanda-tanda di langit,
kedatangan Yesus, “siapa yang dapat bertahan?”. Maka pertanyaannya ialah “siapa
yang dapat bertahan?”
Jadi
Yohanes sekarang akan berkata dalam tulisannya, dia berkata, “Saya akan mengatakan
kepadamu siapa yang dapat bertahan. Mereka yang dimeteraikan,
ke-144ribu yang telah dimeteraikan ketika pintu kasihan belum
tertutup, pada bagian paling akhir masa kemurahan Allah, mereka itulah yang akan dapat bertahan.”
Simak Wahyu 7:1-4, “1 Setelah hal-hal itu
aku melihat empat malaikat berdiri pada keempat penjuru bumi dan mereka menahan
keempat angin bumi…” jadi
saya mau tanya, apakah pintu
kasihan masih terbuka saat ini? Tentu saja, karena para malaikat
sedang menahan angin peperangan. Bilamana malaikat-malaikat ini melepaskannya,
itulah masa kesukaran besar. Jadi para malaikat masih berdiri di sana, memegang
keempat angin bumi, “…supaya angin tidak bertiup di darat, di laut, atau di pohon mana pun…”
semua ini adalah kata-kata simbolis, kita tidak akan
membahasnya sekarang. “…2 Lalu aku melihat seorang malaikat lain naik dari timur,
sambil membawa meterai Allah yang hidup; dan ia berseru dengan suara
nyaring kepada keempat malaikat yang diberi
wewenang untuk mencelakai bumi dan laut,
3 katanya, ‘Janganlah mencelakai
bumi, atau laut, atau pohon-pohon, sampai
kami telah…”
apa? Dengan kata lain, jangan melepaskan anginnya, jangan
menimbulkan celaka, jangan izinkan bencana besar terjadi, sampai apa? “…sampai kami telah memeteraikan hamba-hamba Allah kami pada
dahi mereka!’…” apakah
pemeteraian terjadi sebelum Kedatangan Kedua? Apakah itu terjadi sebelum pintu
kasihan ditutup? Tentu saja. Maka dikatakan, “…4 Dan aku mendengar jumlah
mereka yang dimeteraikan itu…” kita
akan membahas ini saat kita berbicara tentang bagian
Interlude, “…Dan aku mendengar jumlah mereka yang telah dimeteraikan itu seratus
empat puluh empat ribu dari semua suku keturunan Israel yang dimeteraikan…” Nah,
di sini kita berbicara tentang Israel
rohani, kita tidak berbicara tentang Israel literal.
Now
this idea of sealing on the forehead comes from Ezekiel chapter 9. Now we're
not going to go there fully and completely, I'm just going to mention something
about Ezekiel chapter 9. In Ezekiel chapter 8 you have the deplorable condition
among those who profess to be God's people. We're not talking about the Egyptians, and the
Babylonians, and the surrounding nations. We're talking about what was
happening among God's professed people. The leaders were turning their back to the temple
and they were worshipping the sun to the east, that was the greatest
abomination. Because God shows in chapter 8 to Ezekiel an abomination,
and Ezekiel says, “Well that's bad, Lord.”
God
says, “Yeah, you ain't seen nothing yet. I'll show you worse abomination than
that.” And so God shows him another abomination.
And
Ezekiel says, “That's bad.”
God
says, “You haven't seen anything yet.
I'll show you worse one than this.”
And
the one
that is the worst of all was worshiping the sun.
And
then in the very next chapter verses 16 and 17 talk about worshiping the sun,
the very next chapter speaks about an Angel with an ink horn and He’s coming to seal
His servants on their foreheads. Who is
the one who is sealed? Those who sigh and cry because of the abominations
that are being committed among God's people. What would that be equivalent to in the end
time? The
loud cry. Because the message is
for those who profess to be God's people, not only Adventists, but
Non-Adventists.
Nah,
konsep pemeteraian pada dahi ini berasal dari Yehezkiel pasal 9. Kita tidak
akan ke sana secara penuh dan lengkap, saya hanya akan menyinggung sesuatu
tentang Yehezkiel pasal 9. Di Yehezkiel pasal 8, dikisahkan tentang kondisi
yang menyedihkan di tengah-tengah mereka yang mengaku sebagai umat Allah. Kita
tidak berbicara tentang orang-orang Mesir, orang-orang Babilon, dan
bangsa-bangsa yang mengelilingi Israel. Kita berbicara tentang apa yang terjadi
pada yang mengaku sebagai umat Allah. Para
pemimpin mereka membelakangi Bait Suci dan mereka sedang menghadap ke timur,
menyembah matahari, itu adalah kekejian yang paling parah.
Karena di pasal 8 Allah menunjukkan kepada Yehezkiel satu kekejian, dan
Yehezkiel berkata, “Wah, itu buruk, Tuhan.”
Allah
berkata, “Ya, kamu belum tahu semuanya. Aku tunjukkan kekejian yang lebih buruk
daripada itu.” Dan Allah menunjukkan kekejian yang lain.
Dan
Yehezkiel berkata, “Wah, itu parah.”
Allah
berkata, “Itu belum apa-apa. Aku tunjukkan yang lebih parah daripada ini.”
Dan
yang paling parah dari semuanya
ialah menyembah matahari.
Kemudian
di pasal berikutnya ~ pasal 8:16-17 bicara tentang menyembah matahari ~ pasal
berikutnya berbicara tentang seorang Malaikat yang membawa tempat tinta dari
tanduk dan Dia datang untuk memeteraikan
hamba-hambaNya pada dahi mereka. Siapakah yang diberi meterai? Mereka yang berkeluh kesah dan
meratap karena kekejian-kekejian yang sedang dilakukan di tengah-tengah umat
Allah. Peristiwa apa di masa akhir zaman yang merupakan paralelnya? Seruan nyaring. Karena
pekabaran itu ialah bagi mereka yang mengaku sebagai umat Allah, bukan hanya
orang Advent tetapi orang non-Advent juga.
And
so what are the faithful going to be doing at the end of time? They're going to
be participating in the sins that are being committed in the religious world?
No, they're going to be sighing and crying because of the abominations that
take place in the earth. And then, you know, I don't know of anybody that sighs
and cries in silence. This is talking about sighing and crying, this is talking
about crying out, because of the abominations that are being committed in the
earth.
So
God is going to place His seal upon those ~ the seal of course is the Sabbath,
we're going to study that a little bit later, towards the end of this series ~
He's going to place His seal on those who sigh and cry because of the
abominations that are being committed in the world. And the purpose of the seal is so that the
angels can identify who is faithful and so that the angels can protect them
when probation closes and the time of trouble comes.
Maka
apakah yang akan dilakukan mereka yang setia pada akhir zaman? Apakah mereka
akan ikut ambil bagian dalam dosa-dosa yang sedang dilakukan dunia relijius?
Tidak! Mereka akan berkeluh kesah dan meratap karena segala kekejian yang
sedang terjadi di bumi. Nah, saya belum pernah melihat ada orang yang berkeluh
kesah dan meratap tanpa suara. Ini bicara tentang berkeluh kesah dan meratap.
Ini bicara tentang meratap keras-keras, karena segala kekejian yang sedang
dilakukan di bumi.
Jadi
Allah akan menempatkan meteraiNya pada mereka ~ meterai tentunya ialah Sabat, kita akan
mempelajari ini nanti, menjelang bagian akhir seri ini ~ Dia akan menempatkan
meteraiNya pada mereka yang berkeluh kesah dan meratap karena kekejian-kekejian
yang sedang dilakukan di dunia. Dan tujuan
dari meterai itu ialah agar para malaikat bisa mengenali siapa yang setia dan
supaya para malaikat bisa melindungi mereka ketika pintu kasihan ditutup dan
masa kesukaran besar datang.
Now,
Revelation 7 doesn't describe the character of this group. Revelation chapter 7
simply says that the seal, the protective seal is placed on them.
So
you ask the question, what were they
like? Why were they able to stand?
Well,
because they had the seal.
But
why did they have the seal? We have to go to chapter 14 for that, where the same group is mentioned. Revelation
14:1-5 ~ by the way, Revelation 14:1-5 really should be the conclusion to
chapter 13. Chapter 13 speaks about the
trial over the Beast, over his image, over his mark, and over the number of his
name. So when you get to the end of
chapter 13, you say, “Well, did
everybody worship the Beast? Did everybody worship the image of the Beast? Did
everyone receive the mark of the Beast so they could buy and sell, so they
wouldn't be killed?” When chapter 13 ends, it looks like the whole world has
gone awry. But chapter 14:1-5 say there was a group that did not receive the
mark of the Beast, or worship the Beast, or his image, and that group is
called the 144,000, the sealed.
But
now we're going to know why they're sealed. Verse one, “1 Then I looked, and behold, a Lamb standing
on Mount Zion, and with Him one hundred and forty-four thousand, having…” what? “…His Father’s name written on their
foreheads….” What's behind your forehead? Your frontal lobe, the center of decision, right? Where you make decisions
for life or for death, moral decisions.
What does the Father's name mean?
The name in the bible represents the character of the person who
bears the name. My parents called me Stephen Paul, not because they thought
that Stephen Paul sounded nice, because
they wanted me to be like the martyr and the martyrlizer. No, they didn't want
me to be like the martyrIizer except after his conversion. In other words they gave me that name because
they said, “We want Steve to be like
Stephen and like Paul.” There was a
purpose, they wanted me to reflect the character of these two individuals. I'm
not worthy to tie their sandals because these were incredibly great men.
But
the
Father's name means to have the character. And the forehead means in your mind God is
going to write His law, in our minds and in our hearts. It continues saying, “… 2 And I heard a voice from heaven, like the
voice of many waters, and like the voice of loud thunder. And I heard the sound
of harpists playing their harps. 3 They sang as it were a new song…” because they went through an experience that no other group has
ever gone through, they've gone through the time of trouble. So it says, “…They
sang as it were a new song before the throne, before the four living creatures,
and the elders; and no one could learn that song except the hundred and forty-four thousand who were
redeemed from the earth. 4 These are the ones who were not defiled with
women, for they are virgins…” so
they never got married, right? No, they did not have illicit relationships with
the apostate churches, with the harlot and her daughters. We’re dealing with symbols here. “…These
are the ones who follow the Lamb wherever He goes...” including
Gethsemane and the cross.
“…These were redeemed from among men, being firstfruits to God
and to the Lamb. 5 And in their mouth was found
no deceit…” which means that there's
no deceit in their heart, because from the abundance of the heart the mouth
speaks,
“…for they are without fault before the throne of God.”
Nah,
Wahyu 7 tidak melukiskan karakter kelompok ini. Wahyu pasal 7 hanya mengatakan
bahwa meterainya, meterai
pelindungnya ditempatkan pada mereka.
Maka
kalian bertanya, mereka itu seperti apa? Mengapa mereka dapat bertahan?
Nah,
karena mereka memiliki meterai.
Tetapi
mengapa mereka memiliki meterai? Untuk itu kita harus ke pasal 14, di mana
kelompok yang sama disebutkan. Wahyu 14:1-5 ~ nah, Wahyu 14:1-5 sesungguhnya
adalah kesimpulan dari Wahyu pasal 13. Pasal 13 berbicara tentang ujian atas
Binatang itu, atas patungnya, atas tandanya, dan atas bilangan namanya. Jadi
bila kalian tiba di bagian akhir pasal 13, kalian berkata, “Nah, apakah semua
orang menyembah Binatang itu? Apakah semua orang menyembah patung Binatang itu?
Apakah semua orang menerima tanda Binatang itu supaya mereka bisa berjual-beli,
supaya mereka tidak akan dibunuh?” Ketika pasal 13 berakhir, sepertinya seluruh
dunia sudah melenceng semua. Tetapi pasal 14:1-5 mengatakan ada satu kelompok
yang tidak menerima tanda Binatang, atau menyembah Binatang itu, atau
patungnya, dan kelompokitu disebut ke-144ribu, yang dimeteraikan.
Tetapi sekarang kita akan tahu mengapa
mereka diberi meterai. Ayat 1, “1
Dan aku memandang, dan melihat, Anak Domba berdiri di bukit Sion dan bersama-sama dengan Dia ke seratus empat puluh empat ribu, yang punya…” apa? “…nama Bapa-Nya tertulis di dahi
mereka…” apa yang ada di belakang dahi kita? Lobus
frontal kita, pusat pembuat keputusan kita, benar? Di mana kita membuat
keputusan untuk hidup atau mati, keputusan-keputusan moral. Apa maknanya nama
Bapa?
Nama di Alkitab melambangkan karakter
orang yang memakai nama itu. Orangtua saya memberi nama saya Stephen Paul bukan
karena mereka menganggap nama Stephen Paul terdengar bagus, tetapi karena
mereka ingin saya bisa seperti martir itu dan si pembuat martir. Tidak, mereka
tidak ingin saya seperti si pembuat martir kecuali setelah pertobatannya.
Dengan kata lain mereka memberi nama itu kepada saya karena mereka berkata,
“Kami mau Steve menjadi seperti Stephen dan seperti Paul.” Ada tujuannya,
mereka mau saya memantulkan karakter dua individu ini. Saya tidak layak untuk
mengikat sandal mereka karena mereka adalah orang-orang yang sangat hebat.
Tetapi nama Bapa berarti memiliki karakterNya.
Dan dahi berarti Allah akan menulis HukumNya dalam pikiran, dalam pikiran kita
dan dalam hati kita. Selanjutnya dikatakan,
“…2 Dan aku mendengar suatu suara dari langit bagaikan desau air bah dan
bagaikan deru guruh yang dahsyat. Dan aku
mendengar suara pemain-pemain kecapi yang memetik kecapinya. 3
Mereka menyanyi seakan-akan itu suatu
nyanyian baru…” karena
mereka telah melewati suatu pengalaman yang tidak pernah dialami kelompok lain.
Mereka telah melewati masa kesukaran besar. Maka dikatakan, “…Mereka menyanyi seakan-akan itu suatu
nyanyian baru di hadapan takhta, dan di hadapan keempat makhluk hidup
dan tua-tua itu, dan tidak seorang pun yang dapat mempelajari nyanyian itu
selain ke seratus empat puluh empat ribu
yang telah ditebus dari bumi itu. 4 Ini
adalah mereka yang tidak tercemar dengan perempuan-perempuan, karena
mereka adalah perawan-perawan…” berarti
mereka tidak pernah kawin, benar? Tidak. Mereka tidak memiliki hubungan gelap
dengan gereja-gereja yang murtad, dengan si perempuan pelacur dan anak-anak
perempuannya. Di sini kita berurusan dengan simbol. “…Inilah mereka yang mengikuti Anak Domba itu ke mana saja Ia pergi…” termasuk Getsemani dan ke salib. “…Mereka ditebus dari
antara manusia sebagai persembahan buah sulung bagi Allah dan bagi Anak Domba itu.
5 Dan di mulut mereka tidak terdapat dusta…” yang berarti tidak ada penipuan di hati
mereka karena dari isi hatilah mulut berbicara, “…karena mereka
tidak bercela di hadapan takhta Allah.”
Now
we know why they received the seal. Why
did they
receive the seal? Because they had a sterling character, they had an intimate
relationship with Jesus Christ, they reflected the image of Jesus fully, they
followed Jesus wherever He goes, this endtime generation.
Now
this is not the only place where this question appears: “The great day of His wrath
has come, and who shall be able to stand?” Let's
examine some other places where this question appears.
Sekarang
kita tahu mengapa mereka menerima meterai. Mengapa mereka menerima meterai? Karena mereka memiliki karakter
yang cemerlang, mereka memiliki hubungan intim dengan Yesus Kristus, mereka
sepenuhnya memantulkan tabiat Yesus, mereka mengikuti Yesus ke mana pun Dia
pergi, generasi akhir zaman ini.
Nah,
ini bukan satu-satunya tempat di mana pertanyaan ini muncul: “…sudah tiba hari besar murkaNya, dan
siapakah yang dapat bertahan?...” Mari kita periksa tempat lain di mana pertanyaan ini muncul.
Joel 2:11. Joel 2:11 is the culmination of a description of the Second Coming. We're not going to read verses 1 through 10 , but it's describing the Second Coming. And notice how the Second Coming comes to an end. The question is asked again, just like in Revelation 6. “11 The Lord gives voice before His army, for His camp is very great; for strong is the One who executes His word. For the day of the Lord is great and very terrible; who can endure it?” Is that the same basic question? Yes.
Yoel 2:11 ini adalah kulminasi deskripsi
Kedatangan Kedua. Kita tidak akan membaca ayat 1-10, tetapi itu menggambarkan
Kedatangan Kedua. Dan simak bagaimana Kedatangan Kedua itu berakhir. Pertanyaan
itu ditanyakan lagi, persis seperti di Wahyu 6. “11 Dan TUHAN memperdengarkan suara-Nya di depan tentara-Nya karena pasukan-Nya sangat banyak, karena kuatlah
Yang melaksanakan firman-Nya. Karena hari
TUHAN itu hebat dan sangat mengerikan! Siapakah yang dapat bertahan terhadapnya? …” Apakah
itu pertanyaan yang sama? Ya.
Where
would you expect to find the answer? How about the following verses? Incidentally
the following verses are describing the day of atonement. Do you know on the day
of atonement not only did the priest cleanse the sanctuary, but the people
also had to afflict their souls and cleanse their lives in parallel
fashion to what was happening in the sanctuary. Notice the terminology here,
how this is referring to the day of atonement.
Are we now in the day of atonement? Is the day of atonement going to
come to an end? What will happen with those who have not sent their sins to the
sanctuary? They will not be able to stand. Notice the
answer to the question, “12
‘Now, therefore,’ says the Lord, ‘Turn to Me with all your
heart, with fasting…” the day of atonement was the only fast required in the Hebrew
religious calendar “…with fasting, with weeping, and with mourning.’…” does this sound like sighing and crying? Yes.
“…13 So rend your heart, and
not your garments. Return to the Lord your God, for He is gracious and merciful, slow
to anger, and of great kindness; and He relents from doing harm. 14 Who knows if He will turn and relent, and
leave a blessing behind Him— a grain offering and a drink offering for
the Lord your God? 15 Blow the trumpet in Zion…” what
was it that announced the day of atonement? Trumpets! “…Blow the trumpet in Zion,
consecrate a fast…” consecrate a fast. Once
again the only day required for a fast was the day of atonement
“…consecrate a fast, call a
sacred assembly. 16 Gather the people, sanctify the
congregation, assemble the elders, gather the children and nursing babes…” nobody’s exempt from
gathering, “…let the bridegroom go
out from his chamber, and the bride from her dressing room….” in other words, you know, it's a priority to get the character ready for the
coming of the Lord. And what are the priests supposed to be doing? What
are they supposed to be doing? Encouraging the church to jump and roll in the
aisles? No! “…17 Let the priests, who minister to
the Lord, weep between the porch and
the altar. Let them say, ‘Spare Your people, O Lord, and do not give Your heritage
to reproach, that the nations should rule over them. Why should they say
among the peoples, ‘Where is their
God?’…”
Di mana kita berharap menemukan
jawabannya? Bagaimana dengan ayat-ayat berikutnya? Kebetulan ayat-ayat
berikutnya menggambarkan hari Pendamaian/Grafirat. Tahukah kalian pada hari Pendamaian
bukan hanya imam yang harus membersihkan Bait Suci tetapi umat juga harus menyelidiki hati dan membersihkan hidup
mereka sama seperti apa yang terjadi di dalam Bait Suci. Simak
terminologinya di sini, bagaimana ini merujuk kepada hari Pendamaian. Apakah kita sekarang berada di masa
hari Pendamaian? Apakah hari Pendamaian akan berakhir? Apa yang
akan terjadi pada mereka yang
tidak mengirimkan dosa-dosa mereka ke Bait Suci? Mereka tidak akan dapat
bertahan. Simak jawaban kepada pertanyaannya, “12 Nah, oleh karena itu, demikianlah
firman TUHAN, ‘Berbaliklah kepada-Ku dengan segenap hatimu, dengan berpuasa…” hari
Pendamaian adalah satu-satunya dalam kalender relijius Ibrani yang mengharuskan
puasa “…dengan
berpuasa,
dengan menangis, dan dengan berkabung.’…” apakah ini kedengarannya sama seperti berkeluh kesah dan
meratap? Ya. “…13 Maka koyakkanlah hatimu dan bukan pakaianmu, berbaliklah kepada TUHAN,
Allahmu, sebab Ia maha murah dan pengampun, panjang sabar dan berlimpah kebaikan, dan Ia mau
berbalik dari menjatuhkan celaka. 14 Siapa tahu, mungkin Ia mau berbalik dan membatalkan niatNya. Dan tinggalkanlah
suatu berkat di belakangNya, suatu kurban sajian dan kurban curahan bagi
TUHAN, Allahmu. 15 Tiuplah sangkakala di Sion…” apa
yang mengumandangkan hari Pendamaian? Sangkakala. “…Tiuplah sangkakala di Sion, adakanlah puasa yang kudus…” sekali lagi satu-satunya hari yang
mengharuskan puasa ialah hari Pendamaian, “…adakanlah puasa yang kudus, maklumkanlah
perkumpulan yang kudus, 16 kumpulkanlah umat, kuduskanlah
jemaat, himpunkanlah orang-orang yang tua, kumpulkanlah anak-anak dan bayi-bayi
yang menyusu…” tidak
ada yang dikecualikan dari berkumpul, “…hendaknya pengantin laki-laki keluar dari kamarnya, dan pengantin
perempuan dari kamar tidurnya…” dengan
kata lain, prioritasnya ialah
menyiapkan karakter yang tepat untuk menyambut kedatangan Tuhan.
Dan imam-imam harus berbuat apa? Mendorong jemaat untuk berlompatan dan berguling-guling
di antara bangku-bangku gereja? Tidak! “…17 hendaknya para imam yang melayani TUHAN, menangis di antara beranda depan dan mezbah. Hendaknya mereka
berkata: ‘Luputkanlah, ya TUHAN, umat-Mu, dan janganlah biarkan milik pusaka-Mu sendiri menjadi cela, sehingga
bangsa-bangsa lain memerintah atas mereka.
Mengapa mereka harus berkata di antara bangsa-bangsa,
‘Di mana Allah mereka?’"
So
who are the ones that are going to be able to endure the great day of God's wrath?
Those that have successfully passed through the Day of Atonement
through fasting, weeping, mourning over sin, rending the heart, gathering
around the heavenly sanctuary by faith, returning to God, and praying that the
Lord will spare His people.
Jadi
siapakah yang akan sanggup bertahan pada
hari besar murka Allah? Mereka yang berhasil lulus melalui hari Pendamaian
dengan berpuasa, menangis, berkabung akan dosa, mencabik hati, oleh iman berkumpul ke Bait Suci surgawi, kembali
ke Allah, dan berdoa agar Tuhan berkenan meloloskan umatNya.
That's
not the only place where the question is asked. Isaiah 33:14-16 you have the
question, “14 The sinners in Zion are afraid;
fearfulness has seized the hypocrites: ‘Who among us shall dwell with the
devouring fire? Who among us shall dwell with everlasting burnings?’…” you know, you ask people from other churches, you know, what's going
to happen with the wicked? They say, well they’re going to burn in the fires of
Hell forever, they're going to be in the fire forever and ever, writhing in
pain.
Surprise! Surprise! The only ones who are going to be able to live in
the fire are the righteous, not the wicked. They say, what? You know you have a little example of this,
Shadrach, Meshach and Abednego. The fire didn't burn them, they were in the
midst of the fire, and that was a little human fire.
Now,
notice the answer to the question, “…‘Who among us shall
dwell with the devouring fire? Who among us shall dwell with everlasting
burnings?’…” very similar to the
question of Revelation 6:17. Now comes the answer, notice the emphasis on
lifestyle, conduct, the way that people live their lives, practical godliness.
Here's the answer, “…15 He who walks righteously…” by the way when the Bible speaks about “walking” in a symbolic
way, it's speaking about your behavior.
“…He who walks righteously and speaks uprightly, he who despises
the gain of oppressions, who gestures with his hands refusing bribes, who stops
his ears from hearing of bloodshed, and shuts his eyes from seeing evil: 16 He will dwell on high; his place of
defense will be the
fortress of rocks; bread will be given him, his water will be sure…” a reference to the great multitude, they will thirst no more, and they will hunger no
more.
Itu bukan satu-satunya tempat di mana
pertanyaan itu diajukan. Yesaya 33:14-16, ada pertanyaan, “14
Orang-orang
yang berdosa di Sion takut, orang-orang munafik diliputi kegentaran. ‘Siapakah di
antara kita yang akan hidup bersama api yang
memusnahkan? Siapakah di antara kita yang akan hidup bersama pembakaran yang abadi?’…” Tahukah
kalian bila kita bertanya kepada orang dari gereja-gereja lain, apa yang akan
terjadi pada orang-orang jahat? Mereka berkata, nah, orang-orang itu akan dibakar
di dalam api neraka selamanya, mereka akan ada di dalam api itu selama-lamanya,
mengerang kesakitan.
Kejutan! Kejutan! Yang akan sanggup hidup di tengah-tengah api hanyalah
mereka yang benar, bukan yang jahat. Orang-orang berkata, “Apa?”
Kita punya sebuah contoh dari hal ini, Sadrakh, Mesakh, dan Abednego. Api itu
tidak membakar mereka, mereka berada di tengah-tengah api, dan itu cuma api
buatan manusia.
Sekarang
simak jawaban kepada pertanyan, “…‘Siapakah di antara kita
yang akan hidup bersama api yang memusnahkan? Siapakah di antara kita yang akan hidup bersama pembakaran yang abadi?’…” sangat
mirip dengan pertanyaan Wahyu 6:17. Sekarang jawabannya, simak penekanan pada
pola hidup, kelakuan,
bagaimana orang hidup, kesalehan praktis. Inilah jawabannya, “…15 Orang yang jalannya
benar…” bila
Alkitab berbicara tentang “jalan” secara simbolis, itu berbicara tentang sikap
kita. “…Orang
yang jalannya benar, yang berbicara dengan
jujur, yang membenci pendapatan dari hasil
pemerasan, yang mengebaskan tangannya menolak
suap, yang menutup telinganya dari
mendengarkan rencana penumpahan darah, dan
menutup matanya dari melihat kejahatan, 16 dia akan berdiam di tempat yang tinggi, tempat
pertahanannya akan di benteng batu;
rotinya disediakan, air minumnya terjamin…”
suatu rujukan kepada himpunan besar yang tidak akan haus
lagi, dan tidak akan lapar lagi.
That's not the only place the question is
asked. Psalm 15:1, “1 Lord, who may abide in Your
tabernacle? Who may dwell in Your holy hill?...” what is God's holy hill? Mount Zion.
Where are the 144,000 standing? On Mount Zion. So, “…who may abide in Your
tabernacle?...” or in Your sanctuary?
“…Who may dwell in Your holy hill?...” now once again the answer is your conduct, the life. “…2 He who walks uprightly, and works
righteousness, and speaks the truth in his heart; 3 he who does not backbite with his tongue, nor does evil to his
neighbor, nor does he take up a reproach against his friend; 4 In whose eyes a vile person is
despised, but he honors those who fear the Lord; he who swears to his own hurt and does not change…” he doesn't break his promises, in other words, “…5 he who does not put out his money at usury…” he doesn't charge an exorbitant amount of interest
“…nor does he take a bribe against the innocent…” and now notice the end, “…he who does these things shall never be moved…” in other words, shall be able to what? To stand.
Itu bukan satu-satunya tempat di mana
pertanyaan itu diajukan. Mazmur 15:1, “1 TUHAN, siapa yang boleh diam di kemah-Mu? Siapa yang boleh diam di bukit-Mu yang kudus?…” apa bukit Allah yang kudus? Bukit Zion.
Di mana ke-144ribu berdiri? Di Bukit Zion. Jadi “…siapa yang boleh diam di
kemah-Mu?…” atau
di Bait SuciMu? “…Siapa yang boleh diam di bukit-Mu yang kudus?…” nah,
sekali lagi jawabannya ialah kelakukan kita, hidup kita. “…2 Yaitu dia yang berjalan dengan benar, yang melakukan apa yang benar, dan yang berbicara
sesuai isi hatinya yang benar, 3
yang tidak menyebarkan fitnah dengan lidahnya, atau
berbuat jahat kepada tetangganya, dan
yang juga tidak menimpakan cela kepada temannya; 4 yang memandang hina
orang yang keji, tetapi yang menghormati mereka yang takut
akan TUHAN; yang bersumpah walaupun merugikan dirinya dan tidak ingkar…” dengan
kata lain, dia tidak ingkar janji “…5 yang tidak meminjamkan uangnya dengan makan riba…” dia
tidak mengenakan bunga yang tinggi, “…dan tidak menerima suap melawan orang yang tak bersalah…” dan
sekarang simak bagian akhirnya, “…Siapa yang berlaku demikian, tidak akan digeser selama-lamanya…” dengan kata lain, akan sanggup apa?
Sanggup bertahan.
That's
not the only place the question is asked. Psalm 24:3-6, this is the song that
was sung when Jesus ascended to Heaven the first time. When Jesus returns to Heaven
the question will be asked once more, “3 Who may ascend into the hill of the Lord? Or who may stand in His holy place?...” where would you expect to find the answer? In the following
verses.
Notice
once again the emphasis on lifestyle and conduct.
And you're saying, “Well, pastor Bohr believes
that we're saved because of our lifestyle.” No, no, no! I'm saying that, when we know Jesus and we have an intimate relationship with
Jesus, our lifestyle will change. The change is an evidence of salvation, it is not
the cause of salvation. Let me ask you, when you turn on your car in
the morning, when the road is in good condition, there's no snow, no it hasn't
rained, and you put your car and drive,
which wheel moves first, the front wheels or the back wheels? Well, somebody always asks, is it front-wheel drive or back-wheel drive. Let's
suppose it's back-wheel drive. What happens as soon as the back wheels move?
The front wheels follow. Where there is true saving faith, works follow,
that's why we have Paul and we have James. Paul says we’re justified by faith
without works of law, and James says yes, by a faith that works, because a
faith that doesn't work isn't faith. You
know, if God said to Noah, “Noah build an ark for Me, there's going to be a
flood.” Noah said, “Thank you, Lord, for this great revelation.” And sat. How did Noah show that he believed God when
it had never rained? He got the hammers, and he got the saws, and he got the
nails and he started building. That's why faith without works is dead. True faith
is a working faith. Faith is an
action word. That's why you have the emphasis on lifestyle here. It's not that the lifestyle is saving you, the
lifestyle is showing that you're saved.
So
notice verses 4 through 6 as the answer, “…4 He who has clean hands and a pure
heart, who has not lifted up his soul to an idol, nor sworn deceitfully. 5 He shall receive blessing from the Lord, and righteousness from the God of his
salvation. 6 This is Jacob, the generation of those who seek Him, who
seek Your face….”And then after this the
question is asked, after describing the lifestyle then you have the entrance
into Heaven. “…7 Lift up your heads, O you gates! And be lifted
up, you everlasting doors! And the King of glory shall come in. 8 Who is this
King of glory? The Lord strong and mighty, the Lord mighty in battle. 9 Lift up your heads, O you gates! Lift up, you
everlasting doors! And the King of glory shall come in. 10 Who is this King of glory? The Lord of hosts, He is the King of glory…”
So
your lifestyle reveals whether you're ready to enter into Heaven.
Itu bukan satu-satunya tempat pertanyaan
itu diajukan. Mazmur 24:3-6, ini adalah lagu yang dinyanyikan ketika Yesus naik
ke Surga pertama kalinya. Bila Yesus kembali ke Surga, pertanyaan itu akan
ditanyakan sekali lagi, “3Siapakah yang
boleh naik ke atas bukit TUHAN? Atau siapakah
yang boleh berdiri di tempat-Nya yang kudus?…”
di mana kita berharap bisa menemukan jawabnya? Di ayat-ayat
berikutnya. Simak sekali lagi penekanan pada pola hidup dan kelakuan.
Dan kalian berkata, “Nah, Pastor Bohr
meyakini kita diselamatkan karena pola hidup kita”. Tidak, tidak, tidak! Saya mengatakan ketika kita mengenal
Yesus dan kita memiliki hubungan yang intim dengan Yesus, pola hidup kita akan
berubah. Perubahan itu adalah bukti
keselamatan, bukan penyebab keselamatan. Coba saya tanya, jika
kita hidupkan mobil kita pagi-pagi, bila jalanan dalam kondisi bagus, tidak ada
salju, tidak ada hujan, dan kita nyalakan mesin mobil dan kita mulai
mengendarainya, roda yang mana yang bergerak lebih dulu? Roda depan atau roda
belakang? Nah, selalu akan ada yang bertanya apakah mobilnya front wheel drive atau back wheel drive. Nah,
katakan sajalah mobilnya back wheel drive, apa yang terjadi begitu roda-roda belakang bergerak? Roda-roda yang
depan mengikuti. Di mana ada iman
sejati yang menyelamatkan, perbuatan mengikuti. Itulah sebabnya
ada Paulus dan ada Yakobus. Paulus berkata kita dibenarkan oleh iman tanpa
perbuatan menurut hukum, dan Yakobus berkata, iya, oleh iman yang berbuat,
karena iman yang tidak berbuat bukan iman. Kalian tahu, jika Allah berkata
kepada Nuh, “Nuh, bangunkan sebuah bahtera untukKu, akan ada banjir.” Nuh
berkata, “Terima kasih, Tuhan, untuk pemberitahuan penting ini,” lalu dia duduk. Bagaimana Nuh membuktikan dia percaya
pada Allah padahal waktu itu belum pernah hujan? Dia mengambil palu, dia
mengambil gergaji, dan dia mengambil paku-paku dan mulai membangun. Itulah
mengapa iman tanpa perbuatan itu mati. Iman
yang sejati adalah iman yang berbuat. Iman adalah kata yang
aktif. Itulah mengapa penekanannya pada pola hidup di sini. Bukan pola hidup yang
menyelamatkan kita, tetapi pola hidup itu membuktikan bahwa kita sudah
diselamatkan.
Jadi simak ayat 4 sampai 6 sebagai
jawabannya, “4 Orang yang bersih tangannya dan
murni hatinya, yang tidak pernah menyerahkan
dirinya kepada berhala, maupun yang bersumpah palsu. 5 Dialah yang akan menerima
berkat dari TUHAN dan pembenaran dari Allah
yang menyelamatkan dia. 6 Inilah
Yakub, generasi orang-orang yang mencari Dia,
yang mencari wajah-Mu…” Kemudian
setelah ini, pertanyaannya diajukan, setelah menggambarkan pola hidupnya,
kemudian ada tentang masuknya ke Surga. “…7 ‘Angkatlah
kepalamu, O, pintu-pintu gerbang, dan terangkatlah kamu pintu-pintu yang abadi, maka
Raja Kemuliaan akan masuk.’ 8
Siapakah Raja Kemuliaan ini? Tuhan yang kuat dan hebat, Tuhan yang hebat dalam
peperangan. 9 Angkatlah kepalamu, O pintu-pintu gerbang! Angkatlah,
kamu pintu-pintu yang abadi! Dan Raja Kemuliaan akan masuk. 10
Siapakah Raja Kemuliaan ini? Tuhan bala tentara samawi, Dialah Raja Kemuliaan…”
Jadi pola hidup kita menyatakan apakah
kita sudah siap masuk ke Surga.
And
I'm not going to read the last statement because time is flying by, but we
notice that at the Second Coming the Father is not coming at the Second Coming,
neither are the cherubim and the seraphim, neither are the representatives of
the worlds, neither the Holy Spirit because He's been withdrawn from the earth
at the close of probation. Who's going to come? Jesus and the holy angels.
And
then they will begin the journey back to Heaven, and this hymn will be
sung. And who will be waiting at the gate of the city
to welcome His children home? The Father of all mercies ~ it says in
this quotation ~ will be there, and He'll say, “Welcome home, children. This is
the place I prepared for you”, as the song goes.
Dan
saya tidak akan membacakan pernyataan yang terakhir karena waktunya cepat
berlalu, tetapi kita menyimak bahwa pada Kedatangan Kedua, Bapa tidak datang,
begitu juga kerubim dan serafim, begitu juga wakil-wakil dari dunia-dunia lain,
begitu juga Roh Kudus karena Dia telah ditarik dari bumi saat pintu kasihan
ditutup. Siapa yang akan datang? Yesus dan para malaikat kudus.
Kemudian
mereka akan menempuh perjalanan kembai ke Surga, dan himne ini akan
dinyanyikan. Dan siapa yang akan
menunggu di pintu gerbang kota untuk menyambut anak-anakNya pulang? Allah Bapa
yang maha pengampun ~ dikatakan di kutipan ini ~ akan berada di
sana, dan Dia akan berkata, “Selamat datang, anak-anak! Inilah tempat yang
telah Aku sediakan bagi kalian”, seperti yang dikatakan oleh lagu itu.
That's
not the only place where the question is asked though. Notice Nahum 1:6-7, “6 Who can stand before His indignation? And who can endure
the fierceness of His anger? His fury is poured out like fire, and the rocks
are thrown down by Him. 7 The Lord is good,
a stronghold in the day of trouble; and He knows those who trust in Him…” that is those who have faith in Him.
Namun itu bukan satu-satunya tempat di
mana pertanyaan itu ditanyakan. Simak Nahum 1:6-7, “6 Siapakah yang tahan berdiri di depan kegeraman-Nya? Dan siapakah yang tahan terhadap keganasan murka-Nya? Amarah-Nya dicurahkan seperti api, dan batu-batu gunung dilemparkan ke bawah olehNya. 7
TUHAN itu baik; benteng pada waktu kesukaran;
dan Ia mengenal orang-orang yang percaya pada-Nya …” yaitu mereka yang yakin dalam Dia.
The question is also asked in Malachi 3:1-3,
1 “Behold, I
send My messenger…” this is speaking
about John the Baptist in its original context; at the end of time it's God's
people that prepare the way for the coming of Christ, “… ‘Behold, I send My messenger and he
will prepare the way before Me. And
the Lord, whom you seek, will
suddenly come to His temple…” He came in 1844 to judge the dead but then He's come to judge the living, “…even
the Messenger of the covenant, in whom You delight. Behold, He
is coming,’ says
the Lord of
hosts. 2 But
who can endure the day of His coming? And who
can stand when He appears? For He is like a refiner’s fire and
like launderers’ soap. 3 He
will sit as a refiner and a purifier of silver; He will
purify the sons of Levi, and purge
them as gold and silver, that
they may offer to the Lord an
offering in righteousness.”
Pertanyaan itu juga ditanyakan di
Maleakhi 3:1-3, “1 Lihat, Aku menyuruh utusan-Ku…” dalam konteksnya yang asli ini berbicara
tentang Yohanes Pembaptis; tapi pada akhir zaman, itu ialah umat Allah yang
mempersiapkan jalan bagi kedatangan Kristus, “…1 Lihat, Aku menyuruh utusan-Ku supaya ia mempersiapkan jalan di hadapan-Ku! Dan Tuhan yang kamu cari itu akan mendadak
masuk ke bait-Nya!…” Dia
datang di tahun 1844 untuk menghakimi yang mati, tetapi setelah itu Dia datang
untuk menghakimi yang hidup, “…yaitu
Malaikat Perjanjian yang Engkau perkenan.
‘Lihatlah, Ia datang,’ firman TUHAN semesta alam. 2 Siapakah
yang dapat tahan pada hari kedatangan-Nya?
Dan siapakah yang dapat tetap berdiri apabila Ia menampakkan diri? Sebab Ia
seperti api tukang pemurni logam dan seperti sabun tukang penatu. 3
Ia akan duduk seperti orang yang membersihkan dan memurnikan perak; dan Ia akan memurnikan orang Lewi, dan menyucikan mereka seperti emas dan seperti
perak, supaya mereka boleh mempersembahkan kepada
TUHAN suatu kurban yang benar.
Notice
Ellen White's comment, “Says the prophet: ‘Who may abide the day of His
coming? and who shall stand when He appeareth? For He is like a refiner's fire,
and like fullers' soap: and He shall sit as a refiner and purifier of silver:
and He shall purify the sons of Levi, and purge them as gold and silver, that
they may offer unto the Lord an offering in righteousness.’ Malachi 3:2,
3.…” She's
quoting the passage that we just read from Malachi and then comes her comment, “…Those who are living upon the earth when
the intercession of Christ shall cease in the sanctuary above, are to stand in
the sight of a holy God without a mediator. Their robes must be spotless, their
characters must be purified from sin by the blood of sprinkling. Through the
grace of God and their own diligent effort…”
so it's fifty-fifty. Who gives us the ability to put forth
efforts? God does. “…Through the grace of God and their own diligent
effort, they must be…” what? “…conquerors
in the battle with evil. While the investigative judgment is going forward in
Heaven, while the sins of penitent believers are being removed from the
sanctuary, there is to be a special work of purification, of putting away of
sin, among God's people upon earth. This work is more clearly presented in the
messages of Revelation 14.” (GC 425)
Simak
komentar Ellen White, “…Kata nabi itu, ‘Siapakah yang dapat
tahan pada hari kedatangan-Nya? Dan siapakah
yang dapat tetap berdiri apabila Ia menampakkan diri? Sebab Ia seperti api
tukang pemurni logam dan seperti sabun tukang penatu. Ia akan duduk seperti orang yang membersihkan dan memurnikan perak; dan Ia
akan memurnikan orang Lewi, dan menyucikan mereka seperti emas dan seperti
perak, supaya mereka boleh mempersembahkan
kepada TUHAN suatu kurban yang benar.’ (Mal.
3:2-3) …” Ellen White mengutip teks yang
baru kita baca dari Maleakhi, dan sekarang komentarnya, “…Mereka yang hidup
di bumi ketika perantaraan Kristus di Bait Suci surgawi selesai, harus berdiri
di hadapan pemandangan Allah yang kudus tanpa seorang perantara. Jubah mereka
harus tidak bernoda, karakter mereka harus sudah disucikan dari dosa oleh darah
yang dipercikkan. Melalui kemurahan Allah dan
upaya tekun mereka sendiri…” jadi 50-50. Siapa yang memberi
kita kemampuan untuk berusaha? Allah. “…Melalui kemurahan Allah dan upaya tekun mereka
sendiri, mereka harus…” apa? “…menjadi pemenang dari pertempuran dengan
kejahatan. Selama penghakiman investigasi berlangsung di Surga, sementara
dosa-dosa orang-orang percaya yang bertobat dihapuskan dari Bait Suci, akan ada
suatu pekerjaan pemurnian yang istimewa, yaitu menyingkirkan dosa dari umat
Allah di bumi. Pekerjaan ini dinyatakan secara lebih jelas di
pekabaran-pekabaran Wahyu 14.” (GC 425)
The
beautiful thing is, folks, those individuals who have this intimate
relationship with Jesus Christ, because they had spent time with Christ. How do
we come to know someone? By spending time with them, right? How do we come to
know Jesus? By spending time with Him in prayer, in Bible study, talking about
Him passionately. You know, I also was a
student in our University in Columbia. I studied three years of my college down
there. There were eight of us in one room because there were lots of students
back then. And I had a guy in our room that had this girlfriend, and from the
time that he came through the door till the time that he left, he was always talking about his girlfriend.
He just about drove us crazy. Oh, she’s this, she's so beautiful, and she did
this, and she did that. Why did he talk so much about her? Da, because he loved her. So if we love Jesus how is it that we don't
tell anybody that we love Jesus? Why don't we witness about Jesus, and say,
“Oh, you need to know my beloved Jesus.”
See?
Yang
indah, Saudara-saudara, individu-individu itu memiliki hubungan yang intim
dengan Yesus Kristus karena mereka melewatkan waktu bersama Kristus. Bagaimana
kita bisa mengenal seseorang? Dengan melewatkan waktu bersama mereka, benar?
Bagaimana kita bisa mengenal Yesus? Dengan melewatkan waktu bersamaNya dalam doa,
dengan belajar Alkitab, dengan penuh semangat membicarakan tentang Dia. Kalian
tahu, saya dulu adalah seorang mahasiswa di Universitas Columbia. Saya belajar
di sana tiga tahun selama masa perguruan tinggi saya. Ada delapan orang dalam
satu kamar karena waktu itu ada banyak sekali mahasiswa. Dan di kamar saya ada
satu anak ini yang punya pacar, dan dari saat dia melangkah masuk ke kamar
sampai dia keluar dari kamar, dia terus bercerita tentang pacarnya ini. Dia
nyaris membuat kita gila. O, pacarnya begini, dia begitu cantik, dan dia
berbuat ini, dia berbuat itu. Mengapa anak ini berbicara begitu banyak tentang
pacarnya? Iya, karena dia mencintainya. Jadi jika kita mencintai Yesus, kenapa
kita tidak menceritakan kepada orang lain bahwa kita mencintai Yesus? Mengapa
kita tidak bersaksi tentang Yesus dan berkata, “O, kalian perlu mengenal Yesus
yang saya kasihi.” Lihat?
Isaiah 54:8-10 tells us that God will protect those who have an intimate relationship with Christ, through Bible study, prayer, and through talking to others about Jesus. “…8 ‘With a little wrath…” God is talking here, “…I hid My face from you for a moment; but with everlasting kindness I will have mercy on you,’ says the Lord, your Redeemer. 9 ‘For this is like the waters of Noah to Me…” so He's referring to the days of Noah, this is a reference to the Second Coming. “…For as I have sworn that the waters of Noah would no longer cover the earth, so have I sworn that I would not be angry with you, nor rebuke you. 10 For the mountains shall depart and the hills be removed, but My kindness shall not depart from you, nor shall My covenant of peace be removed,’ says the Lord, who has mercy on you.”
Isn’t
that a beautiful promise?
Yesaya 54:8-10 mengatakan kepada kita
bahwa Allah akan melindungi mereka yng memiliki hubungan intim dengan Kristus yang diperoleh melalui mempelajari Alkitab, berdoa, dan
bersaksi kepada orang lain tentang Yesus. “8 Dengan sedikit murka…” Allah sedang berbicara di sini, “…Aku telah menyembunyikan
wajah-Ku terhadap engkau sesaat lamanya, tetapi dengan
kemurahan yang abadi Aku akan mengasihani
engkau,’ firman TUHAN, Penebusmu. 9 Karena
ini bagi-Ku seperti pada zaman Nuh…”
jadi Allah merujuk ke zaman Nuh, ini adalah referensi ke
Kedatangan Kedua, “… karena
sebagaimana Aku telah bersumpah bahwa air bah Nuh tidak akan meliputi bumi lagi, demikianlah Aku telah bersumpah
bahwa Aku tidak akan murka terhadap engkau, maupun
menegurmu. 10 Karena gunung-gunung akan lenyap dan bukit-bukit akan disingkirkan, tetapi kasih setia-Ku tidak
akan lenyap darimu dan perjanjian damai-Ku
tidak akan disingkirkan,’ firman TUHAN, yang
mengasihani engkau.”
Bukankah ini janji yang indah?
And
then we have Psalm 46. Aaah, what a
beautiful psalm, it inspired Martin Luther to write “A Mighty Fortress Is Our God”. He paraphrases some of
the phrases that we find in Psalm 46 and i'm going to read it. “1 God is our refuge and strength, a very present help in
trouble….” this is the time of
trouble. “…2 Therefore we will not fear, even though the earth be removed, and though the mountains be
carried into the midst of the sea…” is this describing that time? Yes. “…3 though its waters roar and be troubled…” that's Luke 21, “…though the mountains shake with
its swelling. Selah…” and
then comes an interesting sudden contrast. “….4 There is a river whose streams
shall make glad the city of God…” so
suddenly there's a real peaceful scene here, “…the holy place of the tabernacle of the Most High. 5 God is in the midst of her, she shall not be…” what? “…moved; God shall help her, just at the break of dawn…” and then he goes back to what the other thing that he was
talking, that was just a little parenthetical statement. Once again now the
psalmist says, “…6 The nations raged, the kingdoms
were moved; He uttered His voice, the earth
melted. 7 The Lord of hosts is with us; the God of
Jacob is our
refuge. Selah. 8 Come,
behold the works of the Lord, who
has made desolations in the earth.9 He
makes wars cease to the end of the earth; He
breaks the bow and cuts the spear in two; He
burns the chariot in the fire. 10 Be
still, and know that I am God;
I will be exalted among the nations, I
will be exalted in the earth! 11 The Lord of
hosts is with us; the
God of Jacob is our
refuge.”
These
are the promises that we have to claim during that period because the whole
world will be allied against God's people.
Kemudian ada Mazmur 46. Aaah, betapa indahnya
mazmur ini, ini menginspirasi Martin Luther menulis “A Mighty Fortress is Our
God” (Allah Kita Benteng yang Kuat). Dia memakai kata-katanya sendiri untuk
beberapa frase yang ada di Mazmur 46, dan saya akan membacakannya. “1 Allah adalah tempat
perlindungan dan kekuatan kita, penolong yang hadir dalam kesesakan…” ini
adalah masa kesukaran. “…2 Sebab itu kita tidak akan
takut, sekalipun bumi dipindahkan, sekalipun
gunung-gunung disapu ke dalam laut…” apakah ini menggambarkan waktu itu?
Iya. “…3 sekalipun airnya menggemuruh dan bergejolak…” ini Lukas 21, “…sekalipun gunung-gunung bergetar karena merekah.
Sela.…” Lalu tiba-tiba datang kontras yang
menarik, “…4 Ada sebuah
sungai yang airnya akan membuat Kota Allah bersukacita…”
jadi tiba-tiba ada adegan yang penuh kedamaian di sini, “…tempat kudus kediaman Yang Mahatinggi. 5 Allah ada di dalamnya, kota itu tidak
akan…” diapakan? “…dipindahkan; Allah akan
menolongnya, persis saat fajar menyingsing…” Lalu pemazmur kembali ke hal yang lain
yang tadi dibicarakannya. Jadi itu hanya satu pernyataan yang terpisah
sendiri. Sekali lagi sekarang pemazmur berkata, “…6 Bangsa-bangsa
marah, kerajaan-kerajaan digoncang, Ia memperdengarkan suara-Nya, dan
bumi pun hancur. 7 TUHAN
semesta alam menyertai kita, Allah Yakub itulah
perlindungan kita. Sela. 8 Mari,
pandanglah pekerjaan TUHAN, yang mengadakan kehancuran
di bumi, 9 Ia menghentikan
peperangan sampai ke ujung bumi, Ia
mematahkan busur panah dan mematahkan tombak menjadi dua, Ia membakar kereta-kereta perang dengan
api! 10 ‘Diamlah dan ketahuilah, bahwa Akulah Allah! Aku akan ditinggikan di antara bangsa-bangsa, Aku akan ditinggikan di bumi!’ 11 TUHAN semesta alam menyertai kita, Allah
Yakub perlindungan kita.”
Inilah janji-janji yang harus kita klaim selama masa itu
karena seluruh dunia akan bersatu melawan umat Allah.
Now
do you remember in the introductory vision that Jesus is seen as a Lamb and a Lion?
Let me ask you in which way are a lamb and a lion similar? They are totally opposites. So how is it that Jesus
can be presented as a Lamb and as a Lion? There's a paradox here. On page 279, in Sons And Daughters Of God page 358 Ellen White
wrote, “…The
Lion of Judah, so terrible to the rejecters of His grace, will be the Lamb of
God to the obedient and faithful. The pillar of fire that speaks terror and
wrath to the transgressors of God's law is a token of light and mercy and
deliverance to those who have kept His Commandments. The Arms strong to smite
the rebellious, will be strong to deliver the loyal…”
Nah,
apakah kalian ingat di penglihatan pengantar Yesus tampak sebagai seekor Domba
dan seekor Singa? Coba saya tanya, di mana persamaannya antara domba dengan
singa? Mereka sama sekali bertolakbelakang. Jadi bagaimana Yesus bisa
ditampilkan sebagai Domba dan sebagai Singa? Ada kontradiksi di sini. Di hal. 279
(silabus), Sons and Daughters of God hal. 358 Ellen
White menulis, “…Singa Yehuda yang begitu mengerikan bagi
para penolak kasih karuniaNya, akan
menjadi Anak Domba Allah bagi mereka yang patuh dan setia. Tiang api yang
menyampaikan teror dan murka kepada pelanggar-pelanggar Hukum Allah, adalah
simbol terang dan belas kasihan dan keselamatan bagi mereka yang memelihara
Perintah-perintahNya. Lengan yang kuat yang memukul mereka yang memberontak,
adalah lengan yang kuat yang menyelamatkan mereka yang setia….”
In another statement she wrote Adventist Bible Commentary Volume 5 page 1107, “…The death of Christ brings to the rejecter of His mercy the wrath and judgments of God unmixed with mercy…” that's the plagues, isn't it? Unmixed with mercy. “…This is…” what? “…the wrath of the Lamb…”
Dalam
suatu pernyataan yang lain Ellen White menulis di Adventist Bible Commentary Vol. 5 hal. 1107, “…Kematian Kristus mendatangkan murka dan penghukuman Allah
kepada penolak belas kasihanNya, yang tidak bercampur belas kasihan…” itulah ketujuh malapetaka terakhir, bukan? Tidak bercampur dengan belas
kasihan,
“…Inilah…” apa? “…murka anak Domba…”
Now
the next paragraph is very important. In the garden and on the cross Jesus drank
the cup of the wrath of God without mixture. Is that true? John 18:11 Jesus speaks about drinking the cup
that His Father has given Him. He drank it for how many people? For every
person who has ever lived. Those who receive Jesus as personal Saviour,
those who claim the life and the death
of Christ, will not have to drink the cup because Christ drank the cup for
them. However, those who reject the cross of Jesus, they reject Christ, they reject His
drinking the cup in their place, will have to drink their own cup of the wrath
of God without mixture of mercy.
Nah,
paragraf berikut sangat penting. Di taman Getsemani dan di salib Yesus minum dari cawan murka
Allah tanpa campuran apa pun. Benarkah? Yohanes 18:11 Yesus
berbicara tentang minum cawan yang diberikan BapaNya kepadaNya. Dia minum cawan itu
untuk berapa banyak manusia? Untuk
setiap manusia yang pernah hidup. Mereka yang menerima Yesus
sebagai Juruselamat pribadi mereka, yang mengklaim hidup dan kematian Kristus,
tidak perlu minum cawan itu karena Kristus sudah minum cawan tersebut untuk
mereka. Namun, mereka yang menolak salib Kristus, mereka menolak
Kristus, mereka menolak tindakan Kristus sudah minum cawan itu menggantikan
mereka, akan harus minum cawan mereka sendiri, cawan murka Allah tanpa campuran
belas kasihan.
Final
page, now if Ellen White quotes Revelation 6:12-13 in Great Controversy 304 and 333 and then quotes Revelation 6:14–17 in Great Controversy 641 and 642, then the sealing
must take place in between these two periods, and this is exactly the
case. So we know where the Interlude fits, right? It is the final sealing of those who are alive. It is interesting to study the sequence of chapters between pages 304
and 641 because would we expect the Interlude to be between page 333 and page 641? Would we expect
that Revelation 7 Interlude to fit in
there somewhere? Absolutely. So what do we find in those chapters in
between?
Well,
Ellen White portrays:
·
William Miller. What did
William Miller announce? The hour of His judgment.
· We have chapters on the Three Angels’ Messages.
· Jesus’ work in the Most Holy place,
· the sealing,
· the close of probation,
·
and the time of trouble.
And
then she expounds upon the last part of the Sixth Seal in Great Controversy 641 and 642.
So if you want to know everything that's going to happen between page
333 and page 641 all you have to do is study the chapters in between, and
you'll get the full picture.
Halaman
terakhir. Sekarang Ellen White mengutip Wahyu 6:12-13 di Great Controversy
304 dan 333, lalu dia
mengutip Wahyu 6:14-17 di Great Controversy 641-642,
kalau begitu pemeteraian harus
terjadi antara kedua periode ini, dan memang tepat begitu. Jadi
kita tahu Interlude itu
berada di mana, benar? Itulah pemeteraian
terakhir mereka yang masih hidup. Yang menarik ialah mempelajari
urut-urutan bab-bab antara hal 304 dan 641, karena apakah kita berharap Interlude itu ada antara hal. 333 dan 641? Apakah
kita berharap Interlude Wahyu pasal 7
masuk di sana? Tentu saja. Jadi apa yang kita temukan di bab-bab di antaranya?
Nah,
Ellen White melukiskan:
·
William
Miller. Apa yang diumumkan William Miller? Saat
penghakimanNya.
· Ada bab-bab tentang Pekabaran Tiga
Malaikat.
· Pekerjaan Yesus di bilik Maha Suci,
· Pemeteraian,
· Penutupan pintu kasihan.
·
Dan masa
kesukaran besar.
Lalu
Ellen White membahas bagian terakhir Meterai Keenam di Great Controversy
hal. 641-642. Jadi jika kita
mau tahu semua yang terjadi antara hal. 333 dan hal. 641, yang harus kita
lakukan ialah mempelajari bab-bab di antaranya, dan kita akan mendapatkan gambaran
lengkapnya.
Thus
we must study the Fifth and Six Seals together. The Sixth Seal answers the
pleas of the two groups of martyrs in the Fifth. From 538 to 1798 God's martyrs
were crying out for justice. God gave those white robes and told them to rest a
while until the second group of martyrs is complete. In 1844 the process of
judging the Little Horn and throwing out the verdicts of human courts began.
The judgment began with the dead who trusted in Jesus including the martyrs of
course, then the judgment of the living will take place at the very end of the
judgment. After God judges the dead and the living, He will destroy the Little
Horn at the Second Coming and give His saints the kingdom. Thus God will have
judged the Little Horn and avenged His people.
Maka
kita harus mempelajari Meterai Kelima dan Keenam bersama-sama. Meterai Keenam
menjawab permohonan kedua kelompok martir di Meterai Kelima. Dari 538 hingga
1798, martir-martir Allah berteriak minta keadilan. Allah memberi mereka jubah
putih dan menyuruh mereka beristirahat sejenak hingga kelompok kedua martir
digenapi. Di tahun 1844, proses penghakiman Tanduk Kecil dan pembatalan vonis
pengadilan manusia dimulai. Penghakiman dimulai dari yang mati, mereka yang
menaruh kepercayaan pada Yesus, termasuk para martir tentunya. Kemudian
penghakiman orang hidup akan terjadi pada bagian paling akhir dari penghakiman.
Setelah Allah menghakimi yang mati dan yang hidup, Dia akan membinasakan Tanduk
Kecil pada saat Kedatangan Kedua dan memberikan kerajaan kepada orang-orang
kudusNya. Dengan demikian Allah telah menghakimi Tanduk Kecil dan membalaskan
umatNya.
And
then what is going to happen? Well, let's notice the last paragraph. Ellen
White quotes Revelation 7:9-17 which speaks of the great multitude which no one
can number, and Revelation 14:1-5 in Great
Controversy 648, 649, and 665. On page 646 those who overcame received from
Jesus the crown, the name, and the harp. At this point God's people have joined
Jesus where? On the throne, as was promised in Revelation 3:21, you remember
what Revelation 3:21 said ? “…to Him who overcomes I will grant to sit
with Me on My throne, as I also overcame and sat with My Father in His throne…”
Kemudian
apa yang akan terjadi? Nah, mari kita simak paragraf terakhir. Ellen White
mengutip Wahyu 7:9-17 yang berbicara tentang himpunan besar yang tidak dapat
dihitung, dan Wahyu 14:1-5 di Great
Controversy hal. 648, 649, dan 665. Di hal. 646 mereka yang menang menerima
dari Yesus mahkota, nama, dan kecapi. Pada saat itu
umat Allah sudah bergabung dengan Yesus di mana? Di takhta, seperti yang
dijanjikan di Wahyu 3:21, kalian ingat apa yang dikatakan Wahyu 3:21? “ 21 Barangsiapa
menang Aku akan mengaruniakan kepadanya
untuk duduk bersama-sama dengan Aku di atas takhta-Ku sebagaimana Aku pun telah
menang dan duduk bersama-sama dengan Bapa-Ku di atas takhta-Nya.”
So what is the picture of the seals? We still haven't dealt with the Seventh Seal except very briefly. Basically the Seven Seals cover the period from the inauguration of Christ through the events that take place in Christian History, culminating with the sealing, the time of trouble, and the Second Coming of Christ.
And
what's going to happen with the overcomers? Jesus came to this earth, overcame,
sat with His Father in His throne. During the period of the Seven Seals, actually the Sixth Seal what are God's people
doing? They're overcoming, right? And
then the great multitude, it says will be there at the throne, in other words, the Seven
Seals are the period between the time when we overcome and finally sit with
Jesus on His throne.
Jadi
apakah gambaran dari Meterai-meterai? Kita masih belum membahas Meterai
Ketujuh, hanya singkat sekali tadi. Pada dasarnya Ketujuh Meterai meliputi periode dari inaugurasi Kristus
sampai ke peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam sejarah Kekristenan,
memuncak dengan pemeteraian, masa kesukaran
besar, dan Kedatangan Kedua Kristus.
Dan
apa yang akan terjadi dengan mereka yang menang? Yesus datang ke dunia, menang,
duduk bersama BapaNya di takhtaNya. Selama periode Tujuh Meterai, khususnya di
Meterai Keenam, apa yang dilakukan umat Allah? Mereka mendapatkan kemenangan,
bukan? Kemudian himpunan besar, dikatakan akan berada di sana, di takhta,
dengan kata lain, Ketujuh Meterai
adalah periode antara waktu ketika kita menang dan akhirnya duduk bersama Yesus
di takhtaNya.
So
what do you think? Do you understand the Seals a little bit better now? You
know it's not just a whole bunch of symbolism that nobody can understand. All
we have to do is look at the symbols, we have to look at the context, we have to
compare other verses, we have to look at the structure, the sequence of events,
in other words, and then all of the studies that we've done we put it all
together and we have a mosaic. We have a complete picture of exactly what is
going to transpire.
Jadi
bagaimana menurut kalian? Apakah kalian memahami Meterai-meterai sedikit lebih
baik sekarang? Kalian tahu, ini bukan hanya sejumlah simbolisme yang tidak bisa
dipahami orang. Yang perlu kita lakukan ialah melihat simbol-simbol itu, kita
harus melihat konteksnya, kita harus membandingkannya dengan ayat-ayat yang
lain, kita harus melihat kerangkanya, dengan kata lain urut-urutan
peristiwanya, kemudian semua bahan yang telah kita pelajari kita jadikan satu
dan kita mendapatkan sebuah gambar mosaik.
So
the question is, who is going to be able
to stand? Folks, it is time for us to get serious about our personal
relationship with the Lord Jesus. It's time for us to open the Scriptures and
to search the Scriptures, not read them, yeah reading is okay but search the Scriptures,
feed ourselves with the Word because the Word is bread. Let the light come in
so that it can shine through us.
It's
also time for us to be a people of prayer. You know in prayer we speak to Jesus
and in the Bible Jesus speaks to us.
And
then it is also time for us to get off our warm chairs and start telling people
about the wonderful relationship that we have with Jesus Christ. And of course
we can't tell people about a wonderful relationship unless we have it.
Jadi
pertanyaannya ialah, siapa yang dapat bertahan? Saudara-saudara, sudah waktunya
kita menjadi lebih serius tentang hubungan pribadi kita dengan Tuhan Yesus.
Sudah waktunya kita membuka Kitab Suci dan mempelajari Kitab Suci, bukan
membacanya, yah, membacanya itu oke, tetapi pelajarilah Kitab Suci, suapi diri
sendiri dengan Firman karena Firman itu roti. Izinkan terang masuk supaya
terang bisa bersinar melalui kita.
Juga
sudah waktunya menjadi umat yang berdoa. Kalian tahu, dalam doa kita berbicara
kepada Yesus, dan di Alkitab Yesus berbicara kepada kita.
Kemudian
juga sudah waktunya kita bangkit dari kursi kita yang empuk dan mulai
memberitahu orang lain tentang hubungan yang indah yang kita miliki bersama
Yesus Kristus. Dan tentu saja kita tidak bisa bercerita kepada orang lain
tentang hubungan yang indah kecuali kita sudah memilikinya.
And
so we live I believe in the last segments of time of the History of the world. Things
are happening right and left which indicate clearly that we are in the very threshold
of the final events of the book of Revelation. So I trust that what we studied
will be of benefit and an inspiration to us so that we will form this deep
profound relationship with Jesus.
Maka,
kita hidup ~ saya yakin ~ di segmen waktu yang terakhir dari sejarah dunia.
Peristiwa-peristiwa terjadi di kanan dan kiri kita yang jelas mengindikasikan
bahwa kita berada di ambang peristiwa-peristiwa terakhir kitab Wahyu. Jadi saya
yakin apa yang telah kita pelajari akan bermanfaat dan menjadi inspirasi bagi
kita sehingga kita akan membentuk suatu hubungan yang mendalam dengan Yesus.
No comments:
Post a Comment