_____THE HEBREW RELIGIOUS CALENDAR_____
Part 08/24 - Stephen Bohr
THE UNLEAVENED BREAD
https://www.youtube.com/watch?v=1klx6LrWhik
Dibuka
dengan doa
Welcome back. In
the next session we are going to discuss the Feast of Unleavened Bread. Now we’ve
already dealt with some introductory matters at the end of our last session,
but now we want to take a closer look at the fulfillment of the Feast of
Unleavened Bread which began on the day after the Passover celebration.
Selamat
bertemu lagi. Dalam sesi berikut ini kita akan membahas Perayaan Roti Tidak
Beragi. Nah, kita sudah membicarakan beberapa bahan pengantar pada akhir sesi
kita yang terakhir, tetapi sekarang kita mau melihat lebih dekat pada
penggenapan Perayaan Roti Tidak Beragi, yang dimulai pada hari setelah perayaan
Passah.
I'd like to begin
and this is page 63 in your syllabus if you're following along. I would like to
begin by reading Exodus 20:8-11. Now I know that we read this many times, it's
the 4th Commandment of God's Law but I'm going to be reading it for
a specific purpose. It says there, “8 Remember the Sabbath day, to
keep it holy. 9 Six
days you shall labor and do all your work, 10 but the seventh day is the Sabbath of the Lord your God. In it you shall do no work: you,
nor your son, nor your daughter, nor your male servant, nor your female
servant, nor your cattle, nor your stranger who is within your gates…” and then comes the reason for observing the Sabbath “…11 For…” that means
“because” by the way “…For in six days the Lord made the heavens and the
earth, the sea, and all that is in
them, and rested the seventh day. Therefore the Lord blessed the Sabbath day
and hallowed it.”
Saya
ingin mulai dan ini di hal. 63 dari silabus kalian, jika kalian mengikui. Saya ingin mulai dengan membaca Keluaran 20:8-11.
Saya tahu kita sudah membaca ayat-ayat ini banyak kali, ini adalah Perintah
Keempat Hukum Allah, tetapi saya akan membacanya karena tujuan tertentu.
Dikatakan di sana, “8 Ingatlah hari Sabat, peliharalah agar tetap kudus. 9 enam
hari lamanya engkau harus bekerja dan
melakukan segala pekerjaanmu, 10 tetapi hari ketujuh adalah hari
Sabat TUHAN, Allahmu; maka pada hari itu jangan
melakukan sesuatu pekerjaan, engkau atau anakmu laki-laki, atau anakmu
perempuan, atau hambamu laki-laki, atau hambamu perempuan, atau hewanmu atau
orang asing yang di tempat kediamanmu…” lalu
tibalah tujuannya memelihara Sabat, “…11 Sebab enam hari lamanya TUHAN
menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya, dan Ia
berhenti bekerja pada hari ketujuh; itulah
sebabnya TUHAN memberkati hari Sabat dan menguduskannya.”
Now the question
that I would like to ask as we begin is, when was the seventh day Sabbath
instituted? Was this instituted before sin or after sin? It was
instituted before sin. Is the seventh day of the week, a day that
shadows something that is going to happen in the future? No. It is not a shadow
of things to come in its first intention. I need to make that clear. The
original intention of the Sabbath has nothing to do with Redemption. It has
everything to do with Creation.
Nah,
pertanyaan yang ingin saya tanyakan di awal pelajaran ini ialah, kapankah Sabat Hari Ketujuh
itu ditetapkan? Apakah ini ditetapkan sebelum dosa atau setelah dosa? Ini ditetapkan sebelum dosa.
Apakah hari ketujuh dalam satu minggu itu bayangan dari sesuatu yang akan
terjadi di masa depan? Tidak. Pada waktu awalnya tujuannya bukan menjadi bayangan
dari apa yang akan terjadi di masa depan. Saya harus menekankan ini. Tujuan asli Sabat tidak ada
hubungannya dengan Penebusan. Itu berkaitan semata-mata dengan Penciptaan.
You see, the Sabbath was not a shadow, there was no sinner,
so it has in
its original intention it has nothing to do with pointing to the rest that will
come by Jesus dying for us. And there
were no Jews around, so you can't say
that the Sabbath was made for the Jews. However having said that, once sin came
into the world, the Sabbath took on an added secondary dimension. In
other words, it's not the original meaning of the Sabbath, it is a secondary
meaning that comes in after sin, it's an added meaning of the Sabbath, and that
is, the
Sabbath also points to the deliverance of Redemption.
Kalian
lihat, Sabat bukalah suatu bayangan. Pada waktu itu tidak ada orang berdosa,
maka Sabat dalam tujuan aslinya tidak menunjuk ke
perhentian yang akan datang melalui kematian Yesus bagi kita. Dan waktu itu belum ada orang Yahudi, jadi kita
tidak bisa berkata bahwa Sabat dibuat untuk orang-orang Yahudi. Namun, setelah
memberikan penjelasan ini, begitu
dosa masuk ke dalam dunia, Sabat mengambil dimensi tambahan yang kedua.
Dengan kata lain, itu bukan makna asli Sabat, itu adalah makna yang kedua
setelah masuknya dosa, itu adalah makna tambahan tentang Sabat, dan itu ialah, Sabat juga menunjuk ke
penyelamatan dari Penebusan.
You know in our
last session we actually touched upon this when we said that Jesus died on
Friday, and what did He do on the Sabbath? He rested in the tomb on the Sabbath
from His works of Redemption, as He had done at Creation. That is not the original intention of the Sabbath, but
it is a second application of the Sabbath that comes in after the inception of
sin into the world.
Kalian
tahu dalam sesi kita yang terakhir kita sudah menyinggung ini ketika kita
mengatakan bahwa Yesus mati pada hari Jumat, apa yang dilakukannya pada hari
Sabat? Dia beristirahat di dalam kubur pada hari Sabat
dari pekerjaan
PenebusanNya seperti yang dilakukanNya
saat Penciptaan. Ini bukanlah tujuan asli Sabat, tetapi ini adalah aplikasi kedua untuk
Sabat yang muncul setelah masuknya dosa ke dalam dunia.
Probably you’re
aware of the fact that the Fourth Commandment reads in two different ways.
In Exodus 20 the motivation for keeping the Sabbath is Creation, but in Deuteronomy chapter 5 where the Ten Commandments are repeated again, the
motivation for observing the Sabbath is because Israel was in slavery in Egypt
and God delivered them from bondage. Let's read Deuteronomy 5:12-15 it
says there, “12 ‘Observe the Sabbath day,
to keep it holy, as the Lord your God commanded
you. 13 Six
days you shall labor and do all your work, 14 but the seventh day is the Sabbath of the Lord your God. In it you shall do no work: you,
nor your son, nor your daughter, nor your male servant, nor your female
servant, nor your ox, nor your donkey, nor any of your cattle, nor your
stranger who is within
your gates, that your male servant and your female servant may rest as well as
you…” and now notice the motivation clause, the reason for
observing the Sabbath according to this reading of the Fourth Commandment. It
says, “…15 And remember that you
were a slave in the land of Egypt, and the Lord your God brought you out
from there by a mighty hand and by an outstretched arm; therefore
the Lord your God commanded you to
keep the Sabbath day…”
What is the
motivation for Israel keeping the Sabbath day, the second motivation? It is
because they were slaves in Egypt and God redeemed them.
Mungkin
kalian mengetahui faktanya bahwa Perintah
Keempat tertulis dengan dua cara yang berbeda. Di Keluaran 20, motivasi untuk
memelihara Sabat ialah Penciptaan. Tetapi di Ulangan pasal 5 di
mana Kesepuluh Perintah diulangi lagi, motivasi
untuk memelihara Sabat ialah karena Israel berada dalam perbudakan di Mesir dan
Allah membebaskan mereka dari perbudakan.
Mari kita
baca Ulangan 5:12-15, dikatakan di sana, “12 Peliharalah hari Sabat, kuduskan dia, seperti yang diperintahkan kepadamu oleh TUHAN, Allahmu. 13
Enam hari lamanya engkau akan bekerja dan melakukan segala pekerjaanmu, 14
tetapi hari ketujuh adalah hari Sabat TUHAN, Allahmu; pada hari itu engkau jangan melakukan sesuatu pekerjaan, engkau atau
anakmu laki-laki, atau anakmu perempuan, atau hambamu laki-laki, atau hambamu
perempuan, atau lembumu, atau keledaimu, atau hewanmu yang mana pun, atau orang
asing yang di tempat kediamanmu, supaya hambamu laki-laki dan hambamu perempuan
boleh berhenti seperti engkau juga…” dan
sekarang simak klausul motivasinya, alasan memelihara Sabat menurut tulisan
Perintah Keempat yang ini. Dikatakan, “…15 Dan ingatlah, engkau dahulu adalah
budak di tanah Mesir dan TUHAN, Allahmu membawa engkau
keluar dari sana dengan tangan yang kuat dan lengan yang teracung; itulah
sebabnya TUHAN, Allahmu, memerintahkan engkau untuk
memelihara hari Sabat…”
Apa motivasi buat Israel memelihara
hari Sabat, motivasi yang kedua? Itu karena mereka adalah budak di Mesir dan
Allah telah menebus mereka.
And what was the sign of their redemption? It was the blood of the lamb that was shed
at Passover.
So is the Sabbath related somehow to Passover? It most certainly is. This
has led some people to say, well the Sabbath is one of the Feasts. No, the Sabbath
is not one of the Feasts. The Sabbath bears a relationship to the
Feast, but it is not one of the Feasts. It was created by God at the very beginning,
and in our last two sessions together we are going to talk about the relationship
between the Sabbath and the Feasts.
So what I want you
to notice then is, that after sin that the observance of the Sabbath by Israel
has a secondary function, and that is to point to Redemption.
Dan
apakah tanda Penebusan mereka? Ialah darah domba yang dicurahkan saat
Passah.
Maka
apakah Sabat punya kaitan dengan dengan Passah? Tepat sekali. Ini membuat
beberapa orang berkata, kalau begitu Sabat adalah salah satu Perayaan. Tidak, Sabat bukan salah satu perayaan.
Sabat punya ikatan dengan Perayaan, tetapi itu bukan salah satu Perayaan. Sabat
diciptakan Allah pada awal sekali, dan dalam dua sesi kita yang terakhir nanti
kita akan membahas kaitan antara Sabat dengan Perayaan-perayaan.
Jadi apa
yang saya mau kalian simak ialah, setelah dosa, pemeliharaan Sabat oleh orang
Israel memiliki fungsi yang kedua, yaitu untuk menunjuk ke Penebusan.
Now notice the
parallel. You have at Passover, the death of the lamb, the following day is the
Feast of Unleavened Bread, which would be the Sabbath day, and then you have
the Feast of First Fruits. In the fulfillment of this we have Jesus dying as
the Passover Lamb, what day? On Friday. What did He do on the Sabbath? He
rested in the tomb on Sabbath. And He resurrect the first day of the week. So for us the Sabbath does not become a sign
of being delivered from bondage in Egypt, it becomes a sign of us being delivered
from bondage to what? To sin. Are you with me or not? So we can't say, “Oh we have to keep the
Passover today like Israel did.” No, because we keep the Sabbath because of a far greater deliverance, to which the
Passover pointed.
Raise your hand if
you're understanding what I'm saying. Very well, half the class understood
that's a good thing, it's a good 50%.
Sekarang
simak paralelnya. Di Passah ada kematian domba, keesokannya ialah Perayaan Roti
Tidak Beragi, yang adalah hari Sabat, dan kemudian ada Perayaan Buah Sulung.
Dalam penggenapannya, Yesus mati
sebagai Domba Passah, pada hari apa? Jumat. Apa yang dilakukanNya pada hari Sabat?
Dia beristirahat di dalam kubur pada hari Sabat.
Dan Dia bangkit hari pertama minggu itu. Maka buat kita, Sabat tidak menjadi tanda
dibebaskan dari perbudakan di Mesir, itu menjadi
tanda bagi kita dibebaskan dari perbudakan apa?
Perbudakan dosa.
Kalian paham tidak? Jadi, kita tidak bisa berkata, “Oh, sekarang ini kita harus
memelihara Passah seperti orang Israel. Tidak, karena kita memelihara Sabat karena pembebasan yang jauh lebih
besar, yang ditunjuk oleh Passah itu.
Angkat
tangan jika kalian paham apa yang saya katakan. Bagus sekali, separo kelas
paham itu hal yang bagus, itu genap 50%.
Now we are going to
talk about the Feast of Unleavened Bread. Let's go to page 64 and we'll begin
by reading two texts that we read in our previous session, John 5:39 and then
we will read verses 46 and 47.
“39 You search the Scriptures…” Jesus says to the
religious leaders of His day “…for in them you think you have eternal
life; and these are they which testify of…” whom? “…of Me…” Jesus is saying that Scriptures testify of Me, “…40 But you are not willing to come to Me that you may have life…” To whom do the Old Testament Scriptures point? They testify of
Jesus. Notice verses 46 and 47, “ 45 Do not think that I shall accuse you to the Father; there
is one who accuses
you—Moses, in whom you trust. 46 For if you believed
Moses, you would believe Me; for he wrote about Me…” who is at the
center of the writings of Moses? Jesus is at the center of the writings of
Moses. Jesus said, “Moses wrote about Me”, so every aspect of the writings of Moses
has the intention of pointing forward to the fulfillment in Jesus Christ.
Sekarang
kita akan bicara tentang Perayaan Roti Tidak Beragi. Mari ke hal. 64 dan kita
akan mulai dengan membaca dua ayat yang sudah kita baca dalam sesi kita
sebelumnya, Yohanes 5:39 kemudian kita akan membaca ayat 45 dan 46.
“39 Kamu
menyelidiki Kitab-kitab Suci…” kata Yesus kepada para pemimpin agama
di zamanNya,“…sebab kamu menyangka di dalamnya
kamu mendapatkan hidup yang kekal, dan kitab-kitab itulah yang memberi kesaksian
tentang…” siapa? “…tentang Aku…” Yesus
berkata bahwa Kitab Suci bersaksi tentang Aku, “…40 namun kamu tidak rela datang
kepadaKu untuk memperoleh hidup itu…” Kitab-kitab Suci Perjanjian Lama
menunjuk kepada siapa? Mereka bersaksi tentang Yesus. Simak ayat 45 dan 46, “…45Jangan kamu menyangka, bahwa Aku akan mendakwa kamu di hadapan Bapa;
ada seorang yang mendakwamu ~ yaitu Musa,
yang kamu percayai. 46 Sebab andaikan kamu mempercayai
Musa, tentu kamu akan mempercayai Aku, sebab
ia menulis tentang Aku. …” siapakah inti tulisan-tulisan Musa?
Yesuslah inti tulisan-tulisan Musa. Yesus berkata, “Musa menulis tentang Aku”,
maka setiap aspek dari
tulisan-tulisan Musa tujuannya ialah menunjuk ke depan ke penggenapannya dalam
Yesus Kristus.
Notice also Luke 24:25-27
and verses 44 and 45, which we referred to before. Jesus is speaking here to
the two disciples on the road to Emmaus. “25 Then He said to them, ‘O foolish ones, and slow of heart to believe in all that the
prophets have spoken! 26 Ought not the Christ to have suffered these things and to enter
into His glory?’ 27 And beginning at Moses and all the Prophets,
He expounded to them in all the Scriptures the things concerning…” whom? “…the things concerning Himself…” So about whom did Moses write? Jesus. About whom did the
prophets write? Jesus. About whom did the Scriptures testify? Jesus. Is the Old
Testament Israel-centered or Jesus-centered? It's Jesus-centered. Verse 44, “44 Then He said to them, ‘These are the
words which I spoke to you while I was still with you, that all things must be
fulfilled which were written in the Law of Moses and the Prophets and the Psalms concerning Me.’ 45 And He opened their understanding, that they might
comprehend the Scriptures.”
Simak juga Lukas 24:25-27 dan ayat 44 dan 45 yang
sudah kita rujuk sebelumnya. Yesus sedang berbicara di sini kepada dua murid
dalam perjalanan ke Emaus. “25 Lalu Ia berkata kepada mereka, ‘Hai kalian
yang bodoh dan lamban hati untuk mempercayai semua yang telah dikatakan
para nabi! 26 Bukankah Mesias harus menderita semua hal itu dan
masuk ke dalam kemuliaan-Nya?’ 27 Dan
mulai dari Musa dan semua Nabi-nabi, Dia menjelaskan
kepada mereka semua hal dalam Kitab Suci tentang…”
siapa? “…semua hal dalam Kitab Suci tentang DiriNya Sendiri…” Jadi Musa menulis tentang siapa? Yesus.
Para nabi menulis tentang siapa? Yesus. Kitab Suci bersaksi tentang siapa?
Yesus. Apakah Perjanjian Lama itu fokus pada Israel atau fokus pada Yesus?
Fokus pada Yesus. Ayat 44, “44 Lalu Ia berkata kepada mereka,
‘Inilah perkataan yang telah Kukatakan kepadamu ketika Aku masih bersama-sama
dengan kamu, bahwa semuanya harus
digenapi, yang tertulis dalam kitab Taurat Musa dan
kitab nabi-nabi dan kitab Mazmur tentang Aku.’ 45 Lalu Ia membuka pemahaman mereka, supaya mereka bisa mengerti Kitab
Suci. …”
Ellen White has
this remarkable statement in the Desire of Ages
page 211, “In every page…” how many pages? “…in every page whether history, or precept, or
prophecy, the Old Testament Scriptures are irradiated with the glory of the Son of God. So far as it was of divine institution, the
entire system of Judaism was
a compacted prophecy of the
gospel.”
Every page of the
Old Testament points to Jesus.
Ellen White punya pernyataan yang luar biasa ini di
Desire of Ages
hal 211, “…Di setiap halaman…” berapa halaman? “…Di setiap halaman, entah itu sejarah, atau
peraturan, atau nubuatan, Kitab Suci Perjanjian Lama bersinar dengan kemuliaan
Anak Allah. Sepanjang itu berasal dari ilahi, seluruh sistem Yudaisme adalah
nubuatan yang padat tentang injil. …” Setiap
halaman Perjanjian Lama menunjuk ke Yesus.
Now with regards to
the Feast of Unleavened Bread, we want to focus on one special verse from the writings
of Moses. We notice that on every page Jesus is revealed in the writings of
Moses. Let's take one verse primarily from the writings of Moses and see how
this is true and how it relates to the Feast of Unleavened Bread.
Deuteronomy 8:3,
God is going to explain here the reason He gave manna. Why did God give manna?
You know, people say, well, because Israel was in the wilderness, and you know
there was no way of planting produce,
and so they would have starved if God hadn't given them food. That's not the main reason why God gave
manna.
We find in
Deuteronomy 8:3, “ 3 So He humbled you…” writes Moses,
“…allowed you to hunger, and fed you with manna which you did not
know nor did your fathers know…” and now comes the
reason why He gave manna, “…that
He might make you know that man shall not live by bread alone; but man
lives by every word that
proceeds from the mouth of the Lord….” What was the reason
for giving the manna? The reason for giving the manna was to teach Israel that
they were not to live by literal bread alone, but they were to live by every
word that proceeds out of the mouth of
God.
So what does the
manna symbolize or represent? The manna represents the Word of God,
spiritually speaking now. It represents the Word of God. And who is the Word of
God in person? Jesus is the Word of God in person.
Notice John 1:1-2, “1In the beginning was the
Word, and the Word was with God, and the Word
was God. 2 He
was in the beginning with God…” and then verse 3
says, “…3 All
things were made through Him, and without Him nothing was made that was made.”
So who is the Word
of God? The Word of God is Jesus. Are you with me so far?
Sekarang,
sehubungan dengan Perayaan Roti Tidak Beragi, kita mau fokus pada satu ayat
istimewa dari tulisan Musa. Kita simak bahwa di setiap halaman tulisan Musa,
Yesus dinyatakan. Mari kita ambil satu ayat khusus dari tulisan Musa dan kita
lihat betapa benarnya dan bagaimana itu terkait kepada Perayaan Roti Tidak
Beragi.
Ulangan 8:3, Allah akan menjelaskan di sini alasan
Dia memberikan manna. Mengapa Allah memberikan manna? Kalian tahu, orang-orang
berkata, itu karena Israel sedang di padang gurun, dan tidak mungkin bisa
bercocok tanam, maka mereka bisa mati kelaparan seandainya Allah tidak memberi
mereka makanan. Itu bukan alasan utama mengapa Allah memberikan manna. Kita
lihat di Ulangan 8:3, “3 Jadi Ia merendahkan engkau…” tulis
Musa, “…membiarkan engkau lapar dan memberi engkau
makan manna, yang tidak kaukenal dan yang juga tidak dikenal oleh nenek
moyangmu…” dan
sekarang alasan mengapa Dia memberikan manna, “…agar Dia boleh membuat engkau tahu,
bahwa manusia bukan hidup dari roti saja, tetapi manusia hidup dari setiap kata yang keluar
dari mulut TUHAN…” Apa
alasannya memberikan manna? Alasan memberikan manna ialah untuk mengajar Israel
bahwa mereka jangan hidup hanya oleh roti literal, tetapi mereka harus hidup
dari setiap perkataan yang keluar dari mulut Allah.
Jadi,
apa yang disimbolkan atau diwakili oleh manna? Manna melambangkan Firman Allah, ini
bicara secara spiritual. Manna melambangkan Firman Allah. Dan siapakah Firman
Allah dalam bentuk manusia? Yesuslah
Firman Allah dalam bentuk manusia.
Simak
Yohanes 1:1-2, “1 Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan
Firman itu adalah Allah. 2 Ia pada mulanya bersama-sama dengan
Allah…” lalu ayat 3 berkata, “…3 Segala
sesuatu dijadikan melalui Dia, dan tanpa Dia
tidak ada suatu pun yang telah jadi, dijadikan…” Jadi siapakah Firman Allah? Firman
Allah ialah Yesus. Apakah kalian paham sampai di sini?
Now Ellen White has
this interesting statement in the devotional book That I May Know Him. She says, “What speech is to thought…” we think and then
we what? I would hope so anyway, we think and then we speak what we think, right?
So Ellen White is saying “…What speech is to thought, so is Christ to the invisible Father. He is the manifestation of the
Father, and is called the Word
of God.” In other words, the Father thinks and Jesus speaks the Father's
thoughts. He's the audible voice of God, the audible voice of the Father, He is
the Word of God. Of course the Bible is the Word of God in written form, but
Jesus is the Word of God in person.
Nah, Ellen White punya pernyataan menarik ini dalam
buku devosinya That I May Know Him. Dia berkata, “…Sebagaimana kata-kata
terhadap pikiran…” kita berpikir
lalu kita apa? Paling tidak saya berharap begitu, kita berpikir lalu kita
mengatakan apa yang kita pikirkan, benar? Jadi Ellen White berkata, “…Sebagaimana
kata-kata terhadap pikiran demikianlah Kristus terhadap Bapa yang tidak
tampak. Dia (Kristus) adalah perwujudan Bapa, dan disebut Firman Allah. (That I May Know Him, hal. 38) …” Dengan kata lain Bapa berpikir dan Yesus yang
mengatakan pikiran Bapa. Yesuslah suara Allah yang terdengar, suara Bapa, Dialah
Firman Allah. Tentu saja Alkitab itu Firman Allah dalam bentuk tertulis, tetapi
Yesus adalah Firman Allah dalam bentuk pribadi.
Let's be a little
more specific. What did the manna represent? Yes, the Word of God, but let's notice
1 Corinthians 10:1-4 to gain a little bit more information on what is meant by
the manna. It says there in 1 Corinthians 10 where Paul is describing certain events
from the history of Israel, “1 Moreover, brethren, I do not want
you to be unaware that all our fathers were under the cloud, all passed
through the sea, 2 all
were baptized into Moses in the cloud and in the sea…” because Moses was leader so they're baptized into Moses, we’re
baptized into Christ because Christ is the fulfillment of what Moses
represented. So it says, “…all
were baptized into Moses in the cloud and in the sea, 3 all ate the
same spiritual food…” so the manna was
not only physical food, it has a spiritual dimension, right? “… all ate the same spiritual food 4 and all drank the
same spiritual drink…” so it wasn't only H2O,
it wasn't only literal water, the literal water had a symbolic spiritual
meaning. And then it says, “...and
all drank the same spiritual drink. For they drank of that spiritual Rock
that followed them, and that Rock was Christ.”
So the manna was
not merely physical food, the manna was what? Spiritual food because it wasn't
only carbohydrates, and vitamins, and minerals, and so on, it was actually a
literal food that had a symbolic or spiritual significance or meaning.
Mari kita sedikit lebih spesifik. Manna itu melambangkan
apa? Ya, Firman Allah, tetapi mari kita simak 1 Korintus 10:1-4 untuk
medapatkan sedikit lebih banyak informasi mengenai apa yang dimaksud oleh
manna. Dikatakan di sana 1 Korintus 10 di mana Paulus menggambarkan
peristiwa-peristiwa tertentu dari sejarah Israel. “1
Lagi pula, saudara-saudara, aku tidak mau jika kamu tidak menyadari, bahwa nenek moyang kita semua
berada di bawah perlindungan awan, mereka semua telah melintasi laut. 2
semua telah dibaptis dalam Musa di awan dan di laut…”
karena Musa adalah pemimpinnya jadi mereka dibaptis dalam
Musa. Kita dibaptis dalam Kristus karena Kristus adalah penggenapan dari apa yang disimbolkan Musa. Maka dikatakan, “…semua telah dibaptis dalam Musa, di awan dan di laut, 3 semua makan makanan rohani yang sama…” jadi manna bukan hanya makanan fisik
dia juga memiliki dimensi spiritual, benar? “…semua makan makanan rohani
yang sama 4 dan mereka semua minum minuman rohani yang sama…” jadi ini bukan hanya H2O,
bukan hanya air literal, air literal ini mempunyai makna simbolik. Lalu
dikatakan, “…dan
mereka semua minum minuman rohani yang sama. Sebab mereka minum dari Batu
Karang rohani yang mengikuti mereka, dan batu karang itu ialah Kristus.”
Jadi manna itu bukan hanya makanan
fisik, manna itu apa? Makanan rohani, karena itu bukan karbohidrat, dan
vitamin, dan mineral, dll. itu adalah makanan literal yang memiliki makna simbolis atau spiritual.
More specifically the manna represented
Jesus Christ. Notice John 6:48-50, here Jesus is speaking and He says, “48 I am the bread of life. 49 Your fathers ate the manna in the wilderness, and
are dead. 50 This
is the bread which comes down from heaven, that one may eat of it and not die.”
So what the bread represents is the Word of God, and the Word of
God is Jesus. The manna explicitly represents whom? Jesus. Was manna bread? Of
course, manna was bread. But the manna represented something specific about
Jesus, it not only represented Jesus in general terms, the manna it represented
something specific about Him. Notice what we find in verse 51, in your
syllabus. Jesus says, “ 51 I am the living
bread which came down from heaven. If anyone eats of this bread, he will
live forever;…” and now notice what He explains as
being the manna or the bread, He says,
“…and the bread that I shall give is…” what? “…My flesh, which I shall
give for the life of the world.’…”
So the manna
represents the Word of God, the Word of God is Jesus, and more specifically the
manna represents Christ but there's a specific aspect of Christ that the manna
represents, and that is His what? The flesh
of Jesus is represented by the mana.
Lebih tepatnya manna itu
melambangkan Yesus Kristus. Simak
Yohanes 6:48-50, di sini Yesus berbicara dan Dia berkata, “48
Akulah roti hidup.49 Nenek moyangmu telah makan manna di
padang gurun dan mereka mati. 50 Inilah roti yang turun dari sorga, agar
orang boleh memakannya
dan tidak mati…” Jadi
apa yang dilambangkan roti ialah Firman Allah, dan Firman Allah ialah Yesus.
Manna secara eksplisit melambangkan siapa? Yesus. Apakah manna itu roti? Tentu
saja manna itu roti. Tetapi manna melambangkan sesuatu yang spesifik tentang
Yesus, dia tidak hanya melambangkan Yesus secara umum, manna melambangkan
sesuatu yang spesifik tentang Dia. Simak apa yang kita dapati di ayat 51, di
silabus kalian. Yesus berkata, “…51 ‘Akulah roti hidup yang telah
turun dari sorga. Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup
selama-lamanya…” dan sekarang simak apa yang
dijelaskanNya sebagai manna atau roti. Dia berkata, “…dan
roti yang akan Kuberikan itu ialah…” apa? “…daging-Ku,
yang akan Kuberikan supaya dunia hidup.’ …”
Maka
manna melambangkan Firman Allah, Firman Allah ialah Yesus, dan lebih spesifik
lagi manna itu melambangkan Kristus, tapi ada aspek spesifik dari Kristus yang
dilambangkan manna, dan itu adalah apaNya?
Daging Yesus dilambangkan oleh
manna.
Now you say, what
possible significance does that have? What difference does it make that the manna
represented the flesh of Jesus?
Well, we need to
examine the manna episode. Don't you think it would be a good idea to go back
to Exodus 16 and examine when God sent manna from heaven? Of course. If Jesus says
“I am the living manna” the best way to understand it is to go back to the
story of the manna in Exodus 16. And if He says that the manna is His flesh,
represents His flesh, then the manna in Exodus 16 must have something to do
with that. And so we go back to Exodus chapter 16 and we discover something,
that every Seventh-Day Adventist notice.
Let me just ~
before I read these two verses ~ let me preface it by saying this.
As an Adventist I was always taught that the manna episode
instructed us that we needed to keep the Sabbath, because God did not give
manna on the Sabbath, and so I always believed that the purpose of Exodus
chapter 16 was to teach us that we're not supposed to go earn our daily bread
on the Sabbath, that we're supposed to keep Sabbath. What I missed is the
reason why we're supposed to keep the Sabbath in Exodus chapter 16. Yes, the
manna does teach that we're supposed to keep the Sabbath. No manna fell on
Sabbath. But what was the reason why no manna fell on Sabbath? There's a
particular theological reason that tells us why, and it is related directly
with Jesus Christ.
Now you remember
that the manna fell how many days a week? The manna fell six days a week. How
many days a week were those people supposed to pick up the manna? Each one of
those days: six days.
· What would have happened if Israel went out and picked up the
manna say on Wednesday, and decided I want to take it easy tomorrow and saved the manna until Thursday, what would have happened?
Two things: number one, the manna would breed worms
and it would stink.
Notice Exodus 16:19-20, “ 19 And Moses said, ‘Let no
one leave any of it till morning.’ 20 Notwithstanding they did not heed Moses. But
some of them left part of it until morning, and it bred worms and stank. And
Moses was angry with them.” So what happened to
the manna if it was picked up on any day other than Friday for Sabbath? The
manna bred worms and stank.
Now here's the big question: what is
it that breeds worms and stinks? Decomposing flesh, correct? That's what breeds
worms and stinks.
· But now here comes the interesting thing. What would happen when
the manna was picked up on Friday, and it was saved over for the Sabbath?
The Bible tells us that it was just
as fresh on Sabbath as it had been on Friday. It did not breed worms, neither
did it stink. In other words it did not decompose. Let's read it in Exodus
16:23-24, “23 Then he said to them, ‘This is what the Lord has said: ‘Tomorrow is a Sabbath rest, a holy
Sabbath to the Lord. Bake
what you will bake today, and
boil what you will boil; and lay up for yourselves all that remains, to be kept
until morning.’ 24 So
they laid it up till morning, as Moses commanded; and it did not stink,
nor were there any worms in it.”
So I want you to
catch the picture. If it was picked up on any day for the next day other than
Friday for the Sabbath, it bred worms and stank, it decomposed. When it was
picked up on Friday and saved for Sabbath, it was as fresh on Sabbath as it had
been on Friday. And the manna represents what? The flesh of Jesus, we already
read it, right?
Sekarang
kalian berkata, makna apa yang mungkin ada di sana? Apa ada bedanya manna
melambangkan daging Yesus?
Nah, kita
perlu memeriksa episode manna. Menurut kalian apakah bukan ide yang bagus untuk
kembali ke Keluaran 16 dan memeriksa ketika Allah mengirimkan manna dari Surga?
Tentu saja. Jika Yesus berkata, “Aku adalah manna yang hidup”, maka cara
terbaik untuk memahaminya ialah kembali ke kisah manna di Keluaran 16. Dan jika
Yesus berkata bahwa manna itu adalah dagingNya, melambangkan dagingNya, maka
manna di Keluaran 16 harus punya kaitan dengan itu. Maka kita kembali ke
Keluaran 16 dan kita menemukan sesuatu yang diketahui semua orang MAHK.
Izinkan
saya ~ sebelum saya bacakan kedua ayat itu ~ izinkan saya memberikan
pendahuluan dengan mengatakan sbb.:
Sebagai orang Advent, saya selalu
diajari bahwa episode manna memberi kita instruksi bahwa kita harus memelihara
Sabat, karena Allah tidak memberikan manna pada hari Sabat, maka saya selalu
meyakini tujuan Keluaran 16 ialah untuk mengajar kita bahwa kita tidak boleh
pergi mencari nafkah pada hari Sabat, bahwa kita harus memelihara Sabat. Apa
yang terlewatkan oleh saya di Keluaran 16 ialah alasan mengapa kita harus
memelihara Sabat. Betul, manna memang mengajarkan bahwa kita harus memelihara
Sabat. Tidak ada manna yang jatuh pada hari Sabat. Tetapi apakah alasannya mengapa tidak ada manna yang jatuh pada
Sabat? Ada alasan theologis yang khusus yang mengatakan mengapa,
dan ini berkaitan dengan Yesus Kristus.
Nah,
kalian ingat berapa kali dalam seminggu ada manna jatuh? Manna jatuh enam hari
seminggu. Berapa hari dalam satu minggu itu orang-orang harus memungut manna?
Tiap hari dari hari-hari tersebut: enam hari.
· Apa yang akan terjadi andaikan Israel keluar dan
memungut manna katakanlah pada hari Rabu, dan memutuskan saya mau santai besok
dan menyimpan manna itu hingga hari Kamis, apa yang akan terjadi?
Dua hal: yang pertama manna itu
akan mengeluarkan ulat dan akan berbau busuk.
Simak
Keluaran 16:19-20, “19 Dan Musa berkata, ‘Jangan ada seorang
pun yang menyisakannya hingga keesokan harinya.’ 20 Walaupun demikian, mereka tidak mendengarkan Musa. Tetapi ada yang menyisakan sebagian hingga pagi, dan manna itu keluar ulat dan berbau busuk. Dan Musa marah kepada mereka.” Jadi apa yang
terjadi pada manna itu jika dipungut pada hari apa saja selain Jumat untuk
Sabat? Manna itu akan keluar ulat dan berbau busuk.
Sekarang
pertanyaan yang penting: apa yang bisa keluar ulat dan berbau busuk? Daging
yang membusuk, benar? Itulah yang mengeluarkan ulat dan berbau busuk.
· Tetapi sekarang ini yang menarik. Apa
yang akan terjadi ketika manna itu dipungut pada hari Jumat dan disimpan
menginap untuk Sabat?
Alkitab
mengatakan kepada kita bahwa manna itu sama segarnya pada hari Sabat
sebagaimana di hari Jumatnya. Manna itu tidak keluar ulatnya, juga tidak bau.
Dengan kata lain, dia tidak membusuk.
Mari
kita baca di Keluaran 16:23-24, “23 Lalu berkatalah Musa kepada
mereka: ‘Inilah yang dikatakan TUHAN: ‘Besok
adalah hari perhentian penuh, sabat yang kudus, Sabat bagi TUHAN, bakarlah yang mau kamu bakar hari ini, dan rebus, apa yang mau
kamu rebus; dan sisihkan untukmu segala yang tersisa, untuk disimpan sampai pagi.’ 24 Maka mereka menyimpannya sampai
keesokan paginya seperti yang diperintahkan
Musa, dan itu tidaklah berbau busuk dan
tidak ada ulat di dalamnya.”
Maka
saya mau kalian menangkap gambarnya. Jika manna itu dipungut pada hari apa pun
untuk keesokan harinya selain hari Jumat untuk Sabat, manna itu keluar ulatnya
dan berbau busuk, dia membusuk. Jika dia dipungut pada hari Jumat dan disimpan
untuk Sabat, dia tetap segar pada hari Sabat sebagaimana pada waktu Jumatnya.
Dan
manna itu melambangkan apa? Daging Yesus, itu sudah kita baca, kan?
Now what is the
significance of this? We have to go to the Gospels to understand the
significance of the idea, that when the manna was picked up on Friday (the
manna representing Jesus, representing the
flesh of Jesus), when it was picked up on Friday it did not decompose on the next day on
the Sabbath. Is there perhaps a Christ-centered significance to this?
Well, let's go to the Gospels to find out.
Matthew 27:46 has
the fifth declaration of Jesus on the cross. We speak of the seven words that
Jesus spoke from the cross. Well, let's take a look at the last three of the
seven. Matthew 27:46, has number five, “ 46 And
about the ninth hour…” it still wasn't the ninth hour but it
says
“…about the ninth hour Jesus cried out with a loud voice,
saying, ‘Eli, Eli, lama sabachthani?’ that is, ‘My God, My God, why
have You forsaken Me?’…” but it was not the ninth hour yet, it
wasn't quite 3 o'clock yet.
Jesus had two more
declarations to make from the cross, number 6 is found in John 19:30 it says
there, “ 30 So
when Jesus had received the sour wine, He said, ‘It is finished!’ And bowing His head, He
gave up His spirit.” Now John doesn't tell the whole
story, that's what we need all the Gospels.
There's one more
declaration that Jesus made from the cross before He died, and it's found in
Luke 23:46 it says there, this is number 7, “ 46 And when Jesus had cried
out with a loud voice, He said, ‘Father, ‘into Your hands I commit My
spirit.’ Having said this, He…” what? “…He breathed His last.”
So what time of the
day did Jesus die? Jesus died at 3 o'clock in the afternoon.
On which day of the
week? On the day that we call Friday. He died on Friday at 3 o'clock. Does the Bible corroborate such an idea?
Yeah, He died at the ninth hour. When was the Passover lamb sacrificed? We read
Exodus 12:6 where it says, “ 6 Now
you shall keep it until the fourteenth day of the same month. Then the
whole assembly of the congregation of Israel shall kill it at twilight…” that is between the two evenings.
Nah, apa signifikannya
ini? Kita harus ke kitab-kitab Injil untuk mengerti pentingnya konsep itu,
bahwa ketika manna dipungut pada hari
Jumat (manna itu melambangkan Yesus, melambangkan daging Yesus),
ketika itu dipungut pada hari Jumat, itu
tidak membusuk pada keesokan harinya, hari Sabat. Apakah
barangkali ada makna yang berfokus pada Kristus dalam hal ini? Nah, mari kita
ke kitab-kitab Injil untuk mencaritahu.
Matius 27:6 mencatat deklarasi Yesus yang ke-5 di
salib. Kita bicara tentang ke-7 kalimat yang diucapkan Yesus dari salib. Nah,
mari kita lihat tiga yang terakhir dari ketujuhnya itu. Matius 27:46 yang adalah nomor 5, “46 Dan pada kira-kira
jam kesembilan…” ini masih belum tepat jam kesembilan,
tetapi dikatakan, “…pada kira-kira
jam kesembilan berserulah Yesus dengan suara nyaring, ‘Eli,
Eli, lama sabakhtani?’ artinya, ‘Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau
meninggalkan Aku?’…” tapi
ini masih belum jam kesembilan, masih belum tepat pukul 3 siang.
Masih
ada dua lagi deklarasi Yesus dari salib, nomor 6 ditemukan di Yohanes 19:30,
dikatakan di sana, “…30 Sesudah
Yesus mendapat tawaran anggur asam itu,
berkatalah Ia: ‘Sudah selesai!’ Lalu Ia menundukkan kepala-Nya dan menyerahkan
nyawa-Nya…” Nah,
Yohanes tidak menceritakan seluruh kisahnya, itulah sebabnya kita membutuhkan
semua kitab Injil.
Masih
ada satu lagi deklarasi Yesus dari salib sebelum Dia mati, dan itu terdapat di Lukas
23:46, dikatakan di sana, ini nomor 7, “…46 Lalu Yesus berseru dengan
suara nyaring: ‘Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu Kuserahkan Roh-Ku.’ Dan sesudah berkata demikian Ia…” apa? “…Ia mengembuskan
napasNya yang terakhir…”
Jadi
pukul berapa Yesus mati? Yesus mati pukul 3 siang.
Pada
hari apa dalam minggu itu? Pada hari yang kita sebut Jumat. Dia mati pada hari
Jumat pukul 3 siang.
Apakah
Alkitab menguatkan konsep ini? Ya, Dia mati pada jam kesembilan. Kapan domba
Passah itu dikurbankan? Kita baca dari Keluaran 12:6 di mana dikatakan,“6 Kamu harus memeliharanya
sampai hari yang keempat belas di bulan yang
sama lalu seluruh jemaah Israel yang berkumpul, harus menyembelihnya pada waktu senja…” yaitu antara dua petang.
Now do you remember
that I mentioned that the two evenings are noon when the sun begins its descent
~
by the way I know the sun doesn't descend ~ okay? Because some people say, “Pastor Bohr,
he believes in the unscientific idea that the sun goes down.” Well, the sun
doesn't go down. And some people take the Bible to task, they say, “Oh, the
Bible isn't scientifical, it says the
sun rises in the east. Everybody knows the sun doesn't rise.” But don't even
the most sophisticated scientists speak about “the sun rising in the east”? Of
course! What the Bible is saying, the Bible is describing what we can see with
our eyes. It appears like the sun rises and the sun sets. Are you following me
or not? So don't nitpick with the Bible.
Okay. Now notice
what Adam Clarke the great Bible commentator had to say about this idea between
the two evenings. “The Jews divided the day into morning
and
evening: till the sun
passed the meridian all was morning or forenoon; after that, all was afternoon or evening. Their first evening began just after twelve o'clock, and continued till
sunset; their second evening began
at sunset and continued till night, i.e., during the whole
time
of twilight; between twelve o'clock, therefore, and the termination of twilight, the Passover
was to be offered…”
and we know that it was right in between, it was the ninth hour. He continues writing, “…The day among the Jews had twelve hours, John
11:9. Their first hour was about six o'clock in
the
morning with us. Their sixth hour was our noon. Their ninth hour answered to our
three
o'clock in the afternoon. By this we may understand that the time in which Christ was
crucified began at the third hour, that is, at nine o'clock
in the morning, the ordinary time for the daily morning sacrifice, and ended at the ninth hour, that is, three o'clock
in the afternoon,
the
time of the evening sacrifice,. Wherefore their
ninth hour was their hour of prayer, when they used to go into the temple at the daily evening sacrifice…” and then he
mentions “…Acts 3:1; and this was
the
ordinary time for the Passover. It is
worthy of remark that God sets no particular hour for the killing of the Passover: any time between the two evenings, i.e., between twelve o'clock in the day and the termination of twilight, was
lawful.” but
we know that Jesus died at the ninth hour, right in between the two.
Nah,
apakah kalian ingat saya mengatakan bahwa kedua petang adalah tengah hari
ketika matahari mulai turun ~
Nah, saya tahu matahari tidak
turun ~ oke? Karena ada yang berkata, “Pastor Bohr itu percaya konsep yang
tidak ilmiah bahwa matahari turun.” Nah, matahari tidak turun. Dan ada orang
yang mencari kesalahan Alkitab, mereka berkata, “Oh, Alkitab itu tidak
saintifik, Alkitab mengatakan matahari terbit di sebelah timur. Semua orang
tahu matahari tidak terbit.” Bukankah bahkan ilmuwan yang paling canggih pun memakai kata-kata “matahari terbit di sebelah
timur”? Tentu saja. Apa yang dikatakan Alkitab ialah, Alkitab menggambarkan apa
yang kita lihat dengan mata kita. Tampaknya seolah-olah matahari terbit dan
matahari terbenam. Apakah kalian paham atau tidak? Jadi jangan mencari-cari
kesalahan Alkitab.
Baiklah. Sekarang simak apa kata Adam Clarke,
seorang komentator Alkitab yang hebat, tentang konsep antara dua petang ini. “…Orang Yahudi membagi hari menjadi pagi dan
petang: waktu hingga matahari melewati meridian, seluruhnya itu pagi atau
sebelum tengah hari; setelah itu seluruhnya petang atau malam. Bagi mereka, petang yang pertama
dimulai tepat lewat pukul 12, dan berlangsung hingga matahari terbenam; petang
mereka yang kedua dimulai saat matahari terbenam dan berlangsung hingga malam, yaitu selama waktu antara dua petang; maka antara
pukul 12 dan berakhirnya masa antara dua petang, kurban Passah itu
harus dipersembahkan…” dan kita tahu
itu terjadi tepat di antara keduanya, pada jam kesembilan. Adam Clarke melanjutkan,
“…Bagi orang Yahudi, pagi hari terdiri atas 12 jam (Yohanes11:9). Jam mereka
yang pertama itu sekitar pukul enam pagi buat kita. Jam keenam mereka adalah
tengah hari kita. Jam kesembilan sesuai dengan jam tiga siang kita. Dengan ini
kita bisa mengerti waktu di mana Kristus disalibkan mulai pada jam ketiga,
yaitu pukul sembilan pagi, yaitu jam biasanya kurban pagi dipersembahkan, dan
berakhir di jam kesembilan yaitu pukul tiga siang, saatnya kurban petang (Markus 15:25,33-34,37). Sedangkan jam kesembilan mereka adalah jam
doa mereka, saat mereka pergi ke Bait Suci untuk kurban petang harian…” lalu dia menyinggung, “…Kisah 3:1; dan ini adalah waktu untuk
Passah. Perlu disebutkan bahwa Allah tidak menetapkan jam tertentu untuk kurban
Passah, kapan pun di antara kedua petang, yaitu antara pukul 12 siang dan
berakhirnya petang yang kedua, itu sesuai hukum.” (Adam Clarke's Commentary, Electronic Database. Copyright (c) 1996 by Biblesoft)…” tetapi kita tahu bahwa Yesus mati pada jam kesembilan,
tepat di antara kedua petang.
So let me ask you when
was the provision for salvation finished? When Jesus died on the cross, right? Was
there a perfect life available when Jesus died on the cross, a perfect robe of
righteousness? Yes. Had the penalty for sin been paid for when Jesus died on
the cross? Absolutely!
· So when did Jesus, so to speak, finish provision for salvation?
On the sixth day of the week.
· When had Jesus finished Creation?
He had finished Creation also on the
what? On the sixth day of the week.
So must there be a
relationship between the two?
In Genesis it says
“He’s finished”, and on the cross He says it is what? “Finished.” At Creation He then rests or ceases His work
and then Jesus ceases His work of Redemption because His work of Redemption is
what? Complete in terms of provision.
Jadi coba
saya tanya, kapankah ketersediaan untuk penyelamatan selesai? Ketika Yesus mati
di salib, benar? Apakah sudah tersedia suatu hidup yang sempurna ketika Yesus
mati di salib, sebuah jubah kebenaran? Ya. Apakah hukuman untuk dosa sudah
dibayar ketika Yesus mati di salib? Tepat sekali!
· Jadi, kapan Yesus selesai menyediakan provisi untuk
keselamatan?
Pada hari
keenam dalam minggu itu.
· Kapan Yesus menyelesaikan Penciptaan?
Dia
selesai mencipta pada hari apa? Pada hari keenam minggu itu.
Maka
haruskah ada hubungan antara keduanya?
Di
Kejadian dikatakan Dia “telah menyelesaikan”, dan di salib Dia berkata bahwa
itu apa? “Sudah selesai”. Saat
Penciptaan Dia lalu beristirahat atau berhenti dari pekerjaanNya, dan kemudian
Yesus berhenti dari pekerjaanNya menebus karena pekerjaan PenebusanNya sudah
apa? Sudah selesai dalam arti ketersediaannya.
So at three o'clock
Jesus dies but there was a period of time when a preparation needed to be made before
the Passover lamb was partaken of, see the Passover lamb died at 3 o'clock in the
afternoon but then the family prepared the Passover lamb to partake of it in
the evening at the beginning of the Feast of Unleavened Bread. Are you following
me or not? So Jesus died at 3 o'clock in the
afternoon, were there several things that had to happen before Jesus was
placed in the grave? I have a list of them here.
· First of all did His body have to be prepared for burial?
Yes, it had to be wrapped.
· Did Joseph of Arimathaea have to ask for His body to be buried?
Certainly.
· Did He have to be taken down from the cross?
· Did they have to clean His body,
wrap it in linen,
transport Him to the graveside,
then bury Him,
and roll the stone in front of the of
the tomb?
That would have
taken a significant amount of time, right? Did they feel a sense of urgency to
bury Jesus before the Sabbath began? Yes, in fact they probably ended at the
very nick of time, right before the Sabbath began.
Jadi pada pukul tiga Yesus mati, tetapi ada suatu
periode waktu ketika persiapan perlu dibuat sebelum domba Passah itu bisa
dimakan. Lihat, domba Passah itu
mati pukul tiga sore, tetapi keluarga itu harus mempersiapkan domba Passah itu
supaya bisa dimakan petang hari itu saat dimulainya Perayaan Roti Tidak Beragi.
Apakah kalian paham atau tidak? Jadi Yesus mati pukul tiga petang, apakah ada
beberapa hal yang harus terjadi sebelum Yesus diletakkan dalam kubur? Saya
punya daftarnya di sini.
· Pertama, apakah jasadNya harus disiapkan untuk
dimakamkan?
Ya,
jasadNya harus dikafani.
· Apakah Yusuf Arimathea harus minta jasadNya untuk
dimakamkan? Tentu saja.
· Apakah jasadNya harus diturunkan dari salib?
· Apakah mereka harus membersihkan jasadNya,
membungkusnya
dengan kain linen,
memindahkannya
ke tempat pemakaman,
lalu
memakamkannya,
dan
mendorong batu ke depan kubur itu?
Itu
tentunya makan waktu cukup banyak, bukan? Apakah mereka tergesa-gesa memakamkan
Yesus sebelum dimulainya Sabat? Ya. Bahkan sangat mungkin saat mereka selesai
waktunya mepet sekali tepat sebelum Sabat mulai.
Now let's take a
look at the sequence of days that we have here. Luke 23:54-56, we read this before, let's read it again, “ 54 That day was the
Preparation, and the Sabbath drew near. 55 And the women who had come with Him from
Galilee followed after, and they observed the tomb and how His body was
laid. 56 Then
they returned and prepared spices and fragrant oils. And they rested on
the Sabbath according to the commandment.”
So what did the
women do and of course it would have been all of the Jews, right? All of the
Jews were resting. Let me ask you, what do you suppose that day of rest was
like for them, for the disciples? Oh, it was a day of joy and gladness and
happiness, they were having a party, right? No. What kind of rest? I would say
it was restless rest, right? They were sad, they were crying, they'd lost their
best friend. Let me ask you, if they had understood the meaning of the
Passover, the unblemished life of Jesus,
death of the lamb, that's the death of Jesus, if they had understood what that meant,
what would that day have been like? “Wow!” they would have said, “Jesus has
weaved a perfect robe of righteousness by His life, the unblemished Lamb; and He has died paying
for the sins of the world. Let's celebrate this Sabbath day!” It would have
been like at Creation, Adam and Eve and God celebrating the work of Creation. But unfortunately it was a sad day, not because God
wanted it to be a sad day, but because they did not understand the Hebrew Feasts.
Sekarang,
mari kita lihat urut-urutan hari-harinya yang ada di sini. Lukas 23:54-56, kita
sudah membaca ini sebelumnya, mari kita baca lagi. “54 Hari itu adalah
Hari Persiapan dan sabat hampir mulai. 55 Dan perempuan-perempuan yang
datang bersama-sama dengan Yesus dari Galilea, ikut serta, dan mereka melihat
kubur itu dan bagaimana jasad-Nya
dibaringkan. 56 Lalu mereka kembali
dan menyediakan rempah-rempah dan minyak-minyak
yang harum. Dan mereka beristirahat pada hari Sabat menurut Perintah TUHAN.”
Jadi apa yang dilakukan orang-orang
perempuan, dan tentu saja ini menyangkut semua orang Yahudi, benar? Semua orang
Yahudi sedang berSabat. Coba saya tanya, kira-kira hari perhentian itu seperti
apa bagi mereka, bagi para murid? Oh, itu adalah hari kesukaan dan kegembiraan
dan kebahagiaan, mereka sedang merayakannya, benar? Tidak. Perhentian macam
apa? Menurut saya hari itu perhentian yang gelisah, benar? Mereka sedih, mereka
menangis, mereka telah kehilangan sahabat mereka. Coba saya tanya, seandainya
mereka paham makna Passah, kehidupan Yesus yang tanpa noda, kematian domba itu
yaitu kematian Yesus, andaikan mereka mengerti apa maknanya, bagaimana
kira-kira hari itu? Mereka akan berkata “Wow! Yesus telah merajut sebuah jubah
kebenaran dengan hidupNya, Domba yang tidak bernoda, dan Dia sudah mati
membayarkan dosa-dosa dunia. Ayo kita rayakan hari Sabat ini!” Akan seperti
saat Penciptaan, Adam dan Hawa dan
Allah merayakan pekerjaan Penciptaan. Tetapi sayangnya itu menjadi hari yang
kelabu, bukan karena Allah menghendaki itu menjadi hari yang sedih, melainkan
karena mereka tidak paham tentang Perayaan-perayaan itu.
Notice this comment
from Ellen White that I read before, “The Father and the Son rested after Their work of Creation. ‘Thus the heavens and the earth
were
finished, and all the host of them. And on the seventh day, God ended His
work which He had made. . . . And God blessed the seventh day, and sanctified it: because that in it He had rested’ The death of Christ was designed to be at the very time in which
it took place. It
was
in God's plan that the work which Christ
had engaged to do should
be completed on a
Friday, and that on the Sabbath He should rest in the tomb, even as the Father and Son had rested after completing Their creative work.
The
hour of Christ's apparent defeat was the
hour
of His victory. The great plan, devised
before the foundations of the earth were laid, was successfully
carried out.”
Simak
komen dari Ellen White yang sudah pernah saya bacakan, “…Bapa
dan Anak berhenti setelah pekerjaan Penciptaan Mereka. ‘1 Demikianlah diselesaikan
langit dan bumi dan segala isinya. 2 Dan pada hari ketujuh Allah mengakhiri
pekerjaanNya yang telah dibuatNya, …3 Lalu Allah
memberkati hari ketujuh itu dan menguduskannya, karena pada hari itulah Ia
berhenti dari segala pekerjaan Penciptaan yang telah dibuat-Nya itu.’ (Kejadian 2:1-3) …Kematian Kristus sudah dirancang
terjadi tepat pada waktu ketika itu terjadi. Itu adalah rancangan Allah bahwa
pekerjaan yang harus dilakukan Kristus harus selesai pada hari Jumat dan pada
hari Sabat Dia harus beristirahat di dalam kubur sebagaimana Bapa dan Anak
telah berhenti setelah menyelesaikan pekerjaan Penciptaan Mereka. Saat Kristus seolah-olah mengalami kekalahan adalah saat
kemenanganNya. Rancangan yang besar ini,yang diciptakan sebelum dunia
dijadikan, telah dilaksanakan dengan berhasil.” ( Manuscript 25, 1898, hal.. 3, 4. "The
Man of Sorrows," typed, February 24,
1898.)
Where would the disciples have been if they had understood the Feast, if
they had understood the Passover, Unleavened Bread and First Fruits? They would
have been at the grave of Jesus before the crack of dawn, and they would have
been waiting, they would have said, “He died having weaved the robe of
righteousness, paid the debt of sin, He rested in the tomb from His works of Redemption,
and now He's going to rise the first day of the week.” But they didn't see it
because they did not understand these magnificent prophecies.
Di
manakah para murid akan berada seandainya mereka mengerti tentang
Perayaan-perayaan itu, andai mereka mengerti tentang Passah, Roti Tidak Beragi,
dan Buah Sulung? Mereka pasti sudah berada di kubur Yesus sebelum fajar merekah,
dan mereka tentunya sudah sedang menunggu. Mereka akan berkata, “Dia sudah mati
setelah merajut jubah kebenaran, membayarkan utang dosa, Dia beristirahat di
dalam kubur dari pekerjaan PenebusanNya, dan sekarang Dia akan bangkit hari
pertama minggu ini.” Tetapi mereka tidak bisa menangkapnya karena mereka tidak
mengerti nubuatan-nubuatan yang luar biasa ini.
And then of course
Jesus resurrected the first day of the week. Now those individuals who believe
that Jesus was crucified on Wednesday and resurrected on Sabbath they have a
good motivation. The motivation is to get rid of the idea of a Sunday
resurrection to take that card away from Sunday-keepers. But we have to be very
careful about the types of arguments that we use. We can't get rid of Sunday as
the resurrection day by using the wrong arguments. The fact is, the Bible
is clear that Jesus did resurrect on Sunday, the first day of the week.
And of course Christians use that to say Jesus resurrected on Sunday because He
wanted us to know that that's the new day of worship. Isn't that the argument
that they use? He resurrected on Sunday because He wants everyone to know that
we're supposed to keep Sunday from now on, in honor of the resurrection of
Jesus. So argued Pope John Paul II in his pastoral letter Dies Domini. He gives a long list of things
that happened on Sunday, among those things is Jesus resurrected on Sunday, He
walked with two of His followers to Emmaus on Sunday, He appeared to His
disciples on Sunday night, the following Sunday He appeared to them again, the
Holy Spirit was poured out on Sunday, the first proclamation of the gospel was
on the day of Pentecost which by the way was on a Sunday, and the first
baptisms took place on Sunday, so he makes this long list and he says, “See,
Sunday was so important and so significant.” But what he fails to realize or
maybe he does realize and he doesn't divulge, is the fact that the important
day was not Sunday. It was the day before Sunday. Obviously if Jesus had
to rest in the tomb on Sabbath, like He did at Creation, when would He resurrect? Da! On Sunday. But it's not that Sunday
is significant. It's that He had to rest the day before Sunday, that is
significant. Are you with me or not?
Kemudian
tentu saja Yesus bangkit pada hari pertama minggu itu. Nah, orang-orang yang
percaya bahwa Yesus disalibkan pada hari Rabu dan bangkit pada hari Sabat,
mereka punya motivasi yang baik. Motivasinya ialah untuk menyingkirkan
kebangkitan pada hari Minggu agar para pemelihara hari Minggu tidak punya kartu
andalan lagi. Tetapi kita harus sangat berhati-hati dengan tipe argumentasi
yang kita pakai. Kita tidak bisa menyingkirkan hari Minggu sebagai hari
kebangkitan dengan memakai argumentasi yang salah. Faktanya ialah, Alkitab sangat jelas Yesus
memang bangkit pada hari Minggu, hari pertama dalam minggu itu.
Dan tentu saja orang-orang Kristen menggunakan itu untuk berkata bahwa Yesus
bangkit pada hari Minggu karena Dia mau kita tahu bahwa itulah hari ibadah yang
baru. Bukankah itu argumentasi yang mereka pakai? Yesus bangkit pada hari
Minggu karena Dia mau semua orang tahu bahwa kita harus memelihara hari Minggu
mulai sekarang, untuk menghormati kebangkitan Yesus. Begitu argumentasi Paus
Yohanes Paulus II dalam surat pastoralnya Dies
Domini. Dia mencantumkan sederetan
panjang peristiwa-peristiwa yang terjadi pada hari Minggu, di antaranya ialah
Yesus bangkit pada hari Minggu, Dia berjalan dengan dua pengikutNya ke Emaus
pada hari Minggu, Dia tampil kepada murid-muridNya pada Minggu malam, hari
Minggu berikutnya Dia tampil lagi kepada mereka, Roh Kudus dicurahkan pada hari
Minggu, proklamasi Injil yang pertama ialah pada hari Pentakosta yang adalah
hari Minggu, dan baptisan-baptisan yang pertama terjadi pada hari Minggu. Jadi
dia membuat daftar panjang ini dan dia berkata, “Lihat, hari Minggu itu begitu
penting dan begitu bermakna.” Tetapi dia gagal menyadari, atau mungkin
sebenarnya dia menyadari hanya dia tidak mengungkapkannya, yaitu
fakta bahwa hari yang penting bukanlah hari Minggu, melainkan hari sebelum hari
Minggu. Sudah jelas jika Yesus harus beristirahat di
dalam kubur pada hari Sabat seperti yang dilakukanNya saat Penciptaan, kapan Dia harus
bangkit? Tuh! Pada hari Minggu. Tetapi bukan hari Minggu yang signifikan.
Justru karena Yesus harus beristirahat hari sebelum hari Minggu, itu yang signifikan.
Apakah kalian paham atau tidak?
And so you don't have
to get rid of Sunday by inventing a
Sabbath resurrection. No. He resurrects on Sunday simply because He had to
rest in the tomb on the holy Sabbath.
And isn’t it
interesting for those who have been Roman Catholics, that people talk about
Palm Sunday, and Ash Wednesday, and Holy Thursday, and Good Friday, and
Resurrection Sunday, and what do they say about the Sabbath? Nothing! It disappears
during Holy Week because the Devil wants the Sabbath to disappear.
Christians use very
questionable arguments to try and defend a Sunday resurrection, one of those is
a psychological argument. They say, “Listen, you, Seventh-Day Adventist keep
the Sabbath, that's the day in which the apostles were all sad because Jesus
was dead, but we Christians, we keep the happy day, it's the day that Jesus
resurrected from the dead. So if you want to keep a day when everybody was sad,
that's alright. But we keep the day when everybody was happy.” All that sounds
so beautiful except for two things:
1.
it was not the intention of Jesus
that that Sabbath be a sad day.
If they had understood the Feasts that
we're studying, that would have been a day of glorious expectation. They would
have said, “Wow! The Master has died, He's going to live again, hallelujah!
Let's celebrate, let's have a good time together on this Sabbath.” Would that
not have been the way that they would have kept the Sabbath? Absolutely! They
would have been waiting for Jesus when Jesus resurrected. But even more
devastating to this psychological argument ~ which we need to be careful about
psychological arguments that are not biblical ~ is the fact that,
2.
on resurrection evening the disciples
did not even believe that Jesus has resurrected.
So how could Sunday have been a really happy day they're
celebrating that Jesus has resurrected if Sunday night they didn't even believe
that He had resurrected? See, we have to be careful about
using non-biblical arguments.
Maka
kalian tidak usah menyingkirkan hari Minggu dengan menciptakan kebangkitan pada
hari Sabat. Jangan. Yesus bangkit pada
hari Minggu semata-mata karena Dia harus beristirahat di dalam kubur pada hari
Sabat yang kudus.
Dan
bukankah ini menarik ~ bagi mereka yang pernah menjadi Roma Katolik ~ bagaimana
mereka bicara tentang Minggu Palem, Rabu Abu, Kamis Putih, dan Jumat Agung, dan
Minggu Kebangkitan, tapi apa kata mereka tentang hari Sabat? Sama sekali tidak
ada! Sabat hilang selama Pekan Suci
karena Iblis menghendaki Sabat lenyap.
Orang
Kristen memakai segala macam argumentasi yang tidak berdasar untuk berusaha
membela kebangkitan Minggu, salah satunya adalah argumentasi psikologis. Mereka
berkata, “Dengarkan, kalian orang Advent memelihara hari Sabat, itulah harinya
ketika para rasul sedang bersedih karena Yesus sudah mati, tapi kami orang
Kristen, kami memelihara hari yang penuh sukacita, yaitu hari ketika Yesus
bangkit dari kematian. Jadi kalau kalian mau memelihara hari di mana semua
orang berduka cita, silakan saja. Tapi kami memelihara hari di mana semua orang
bergembira.” Semua ini terdengar begitu indah, kecuali adanya dua hal:
1. Bukanlah niat Yesus hari Sabat itu menjadi hari
yang sedih.
Seandainya
mereka mengerti Perayaan-perayaan yang sedang kita pelajari, hari Sabat itu
akan menjadi hari yang penuh harapan indah. Mereka akan berkata, “Wow! Guru
kita sudah mati, Dia akan hidup lagi, hallelluya! Ayo kita rayakan, ayo kita
lewatkan waktu yang menyenangkan bersama-sama Sabat ini.” Apakah mereka akan
memelihara Sabat itu demikian? Tentu saja! Mereka pasti sudah menantikan Yesus
bangkit. Tetapi yang membuat argumentasi psikologi ini lebih menyedihkan ~ jadi
kita harus berhati-hati
menghadapi argumentasi-argumentasi yang tidak alkitabiah ~ ialah
faktanya bahwa:
2. Pada malam setelah kebangkitan Yesus, para murid
bahkan tidak percaya bahwa Yesus sudah bangkit.
Jadi mana mungkin hari Minggu pagi
itu mereka sedang merayakan hari yang penuh sukacita bahwa Yesus sudah bangkit,
jika pada Minggu malam mereka bahkan tidak percaya Yesus sudah bangkit?
Lihat,
kita harus berhati-hati menggunakan argumentasi yang tidak alkitabiah.
Now you're probably
wondering, you're saying, “But Pastor Bohr, wait a minute now, you haven't
answered the question why is it that the manna did not see corruption.”
Well, now we're at
a point in our study where we can understand why the manna on Sabbath did not
see corruption. John 6:51, you see the manna
was a glorious messianic prophecy. The manna episode in Exodus 16
wasn't meant only to say, well, they weren't supposed to pick up manna on
Sabbath, so that means we're supposed to keep the Sabbath. And not knowing the
reason why. The reason why is messianic, the reason why is Christ-centered, and
that's what ~ you know ~ I've missed all through my life~ you know ~ regarding
the manna. I simply said, “Well, you know we're supposed to keep the Sabbath
because no manna fell on Sabbath.” But
there's a Christ-centered reason. Notice John 6:51 which we read before, what
does the manna specifically represent. Jesus is speaking here and He says, “ 51 I
am the living bread which came down from heaven. If anyone eats of this bread,
he will live forever; and the bread that I shall give is…” what? So the manna represents His flesh, “…is My flesh, which I
shall give for the life of the world.’…”
Now here's the
question: what would have happened to a normal body of a person who died on Friday afternoon at 3 o'clock, what would have happened? Their
body shortly after death, very shortly after death, would have begun the
process of decomposition which eventually would lead it to breed worms and to
stink, right?
Nah,
kalian mungkin bertanya-tanya, kalian berkata, “Tapi Pastor Bohr, tunggu
sebentar, Anda belum menjawab pertanyaan mengapa manna itu tidak membusuk.”
Nah, sekarang kita ada di posisi di mana kita bisa
mengerti mengapa pada hari Sabat manna itu tidak membusuk. Yohanes 6:51, kalian
lihat manna adalah nubuatan mesianik
yang indah. Episode manna di Keluaran 16 tidak hanya mau
mengatakan, orang Israel tidak boleh memungut manna pada hari Sabat, berarti
kita harus memelihara Sabat, tanpa mengetahui alasannya mengapa. Alasannya itu
mesianik, alasannya mengapa ialah karena itu terpusat pada Kristus, dan itulah
yang terlewat dari saya seumur hidup saya, tentang makna manna ini. Saya
berkata, “Nah, kita diharuskan memelihara Sabat karena pada hari Sabat tidak
ada manna yang turun.” Tetapi ada alasan yang terfokus pada Kristus. Simak
Yohanes 6:51 yang sudah pernah kita baca, apa yang khususnya dilambangkan oleh
manna. Di sini Yesus sedang berbicara dan Dia berkata, “51
Akulah
roti hidup yang telah turun dari sorga. Jikalau seorang makan dari roti ini, ia
akan hidup selama-lamanya dan roti yang akan
Kuberikan itu ialah…” apa?
Maka manna itu melambangkan dagingNya, “…daging-Ku, yang akan Kuberikan supaya
dunia hidup…”
Nah,
ini pertanyaannya: apa yang akan terjadi pada jasad seorang manusia yang mati
Jumat sore pukul tiga, apa yang akan terjadi? Jasad itu dalam waktu singkat,
sangat singkat setelah ajalnya, akan memulai proses dekomposisinya, yang
akhirnya akan menimbulkan keluarnya ulat dan bau busuk, benar?
What happened to
the body of Jesus? The body of Jesus by a supernatural miracle (the manna
represents the flesh of Jesus ) the flesh of Jesus saw no corruption because He
was the manna. Are you with me? Let's notice Psalm 16:8-10, now we know why the Feast of Unleavened Bread is
celebrated on Sabbath, right? Sabbath of passion week. Why was the Feast of
Unleavened Bread on the Sabbath of Passion Week? Because the body of Jesus
rested in the tomb and it had no leaven and therefore it did not what? It did
not decompose. Notice Psalm 16, this is where the Messianic prophecy comes
from. “8 I have set the Lord always before Me;
because He is at My
right hand I shall not be moved. 9 Therefore
My heart is glad…” this is Jesus speaking prophetically
a thousand years actually before He's even born,
“…Therefore My heart is glad, and My glory rejoices; My flesh…” My what? Same word as in John 6,
“…My flesh also will rest in hope…”
what was going to happen with the flesh? It was going to
rest, it will rest in hope. And then it says, “…10 For You will not leave My soul…” I like the NIV better here, the NIV says, “You will not leave Me” because the soul is the person, right?
“…You will not leave Me in Sheol…” the NIV says “the grave” is a better translation, “the grave.”
“…You will not leave Me in the grave nor will You allow Your Holy One
to…” what? “…Your Holy One to see
corruption. “
Are you catching
the point?
Apa yang
terjadi pada jasad Yesus? Jasad Yesus melalui suatu mujizat supranatural
(manna melambangkan daging Yesus),
daging Yesus tidak membusuk karena Dia adalah manna itu. Apakah kalian paham?
Mari kita simak Mazmur 16:8-10, sekarang kita tahu mengapa Perayaan Roti Tidak
Beragi dirayakan pada hari Sabat, benar? Sabat di Pekan Penderitaan (minggu terakhir
hidup Yesus). Mengapa Perayaan Roti Tidak Beragi pada hari Sabat
dari Pekan Penderitaan? Karena jasad Yesus beristirahat dalam kubur dan itu
tidak mengandung ragi dan oleh karenanya Dia tidak apa? Dia tidak membusuk.
Simak Mazmur 16, inilah nubuatan Mesianik tersebut.
“8 Aku menempatkan TUHAN senantiasa di
depanKu; karena Ia di sebelah kananKu, Aku tidak tergoyahkan. 9 Sebab itu hatiKu bersukacita…” ini Yesus yang sesungguhnya sedang bernubuat sekitar seribu tahun
sebelum Dia dilahirkan, “…Sebab itu hatiKu bersukacita dan lidahKu
bersorak-sorak; dagingKu…” apaKu? Kata yang sama seperti yang di
Yohanes pasal 6, “…dagingKu juga akan beristirahat dalam harapan…” apa yang akan terjadi pada dagingNya?
Dagingnya akan beristirahat, “…akan beristirahat
dalam harapan…” Lalu
dikatakan, “…10 sebab Engkau tidak akan meninggalkan
Aku…” saya lebih suka terjemahan NIV, NKJV
mengatakan “jiwaKu”, karena “jiwa” adalah “manusia”nya, bukan? “…Engkau tidak akan meninggalkan
Aku di dalam kubur…” NIV memakai kata “kubur” yang adalah
terjemahan yang lebih baik daripada “dunia orang mati”, “…Engkau tidak akan meninggalkan Aku di dalam kubur, dan tidak membiarkan Orang Kudus-Mu…” apa? “…tidak membiarkan Orang KudusMu melihat pembusukan…”
Apa
kalian menangkap poinnya?
You said, “Well,
that Psalms, that's Old Testament. That’s Psalms 16:8-10.”
Yeah, but listen up,
this is the very passage that was used by Peter on the day of Pentecost to speak
about the rest of Jesus in the tomb and His resurrection from the dead. Let's
go to Acts chapter 2 and notice this. Acts 2:25-27, you'll see that Peter applies Psalm 16 as a
messianic prophecy, in other words it’s pointing forward to Jesus. It says
there in Acts, in the book of Acts chapter 2 and beginning with verse 25, the
following, this is Peter’s sermon on the day of Pentecost. “ 25 For David says
concerning Him,…” so about whom was this Psalm written?
Is this Psalm about David? No. It's talking about the Messiah.
“… For
David says concerning Him, ‘I foresaw the Lord always before My face, for He is at My right hand, that
I may not be shaken. 26 Therefore My heart rejoiced, and
My tongue was glad; moreover My flesh also will rest in hope. 27 For You will not leave My soul
in Hades…” or “You will not leave Me in the grave” as the NIV says, “…nor will You allow Your Holy One to see corruption.” What passage is Peter quoting on the day of Pentecost? He's
quoting Psalm 16, he's saying this psalm belongs to Jesus.
Why didn't the body
of Jesus see any corruption on the Sabbath? Because Jesus had no leaven of sin
in Him and because He was what the manna represented. The manna represented His
flesh, and as the manna did not decompose on Sabbath the flesh of Jesus did not
decompose on Sabbath.
Kalian
berkata, “Nah tapi Mazmur itu Perjanjian Lama. Itu Mazmur 16:8-10.”
Betul, tetapi dengarkan, ini adalah ayat-ayat yang
sama yang dipakai Petrus pada hari Pentakosta untuk bercerita tentang
beristirahatnya Yesus di dalam kubur dan kebangkitanNya dari kematian. Mari
kita ke Kisah pasal 2 dan simak ini. Kisah 2:25-27 kalian akan melihat bahwa
Petrus mengaplikasikan Mazmur 16 sebagai nubutan mesianik, dengan kata lain itu
menunjuk ke masa depan, ke Yesus. Dikatakan di Kisah pasal 2 dan mulai
dari ayat 25 yang berikut, ini adalah khotbah Petrus pada hari Pentakosta. “25 Karena Daud
berkata tentang Dia…” jadi mazmur ini menulis tentang siapa?
Apakah Mazmur ini tentang Daud? Tidak. Ini bicara tentang Sang Messias. “…Karena Daud berkata tentang Dia, ‘Aku sudah
melihat TUHAN senantiasa di depanKu,
karena Ia ada di tangan kananKu, agar Aku tidak
goyah. 26 Itulah sebabnya hatiKu
bersukacita dan lidahKu bersorak-sorak.
TubuhKu juga akan beristirahat dalam harapan, 27
karena Engkau tidak akan meninggalkan Aku di kubur…” seperti
kata NIV, “…dan tidak akan membiarkan
Orang Kudus-Mu melihat pembusukan…” Ayat
apa yang dikutip Petrus pada hari Pentakosta? Dia mengutip Mazmur 16, dia
mengatakan mazmur ini punya Yesus.
Mengapa
jasad Yesus tidak membusuk pada hari Sabat? Karena Yesus tidak punya ragi dosa
dalam DiriNya dan karena Dia adalah yang dilambangkan manna. Manna melambangkan
dagingNya, dan sebagaimana manna
itu tidak membusuk pada hari Sabat, daging Yesus tidak membusuk pada hari Sabat.
So what is the reason for keeping the Sabbath in Redemption? It's to
commemorate the fact that Jesus rested in the tomb from His works of Redemption
and His body saw no corruption. Now lest you wonder whether this is the
application that Peter gives, let's notice verse 29. Here Peter is going to
explain the meaning of this passage. “29 ‘Men and brethren, let me speak freely to you of the patriarch David, that he
is both dead and buried, and his tomb is with us to this day…” in other words, this Psalm can't be
referring to David because David didn’t resurrect, he's in the tomb. “…30 Therefore, being a prophet, and knowing that
God had sworn with an oath to him that of the fruit of his body, according
to the flesh, He would raise up the Christ to sit on his throne, 31 he, foreseeing this,
spoke concerning the resurrection of the Christ, that His soul…” that is “…that He was not left in Hades…” or in the grave “…nor did His flesh see corruption. 32 This Jesus, God has
raised up, of which we are all witnesses. 33 Therefore being
exalted to the right hand of God, and having received from the
Father the promise of the Holy Spirit, He poured out this which you now
see and hear…”
Jadi apakah alasannya
memelihara Sabat di Penebusan? Itu untuk memperingati fakta bahwa Yesus beristirahat di
dalam kubur dari pekerjaan PenebusanNya dan jasadNya tidak membusuk.
Nah, sekiranya kalian bertanya-tanya apakah ini
aplikasi yang diberikan Petrus, mari kita simak ayat 29. Di sini Petrus akan
menjelaskan makna dari ayat-ayat ini, “29 Saudara-saudara, izinkan aku
berkata-kata dengan terus terang kepada kalian bahwa
Daud, bapa bangsa kita telah mati dan dikubur, dan kuburannya masih ada pada
kita sampai hari ini…” dengan
kata lain Mazmur ini pasti tidak mengacu kepada Daud karena Daud tidak bangkit,
dia ada dalam kubur. “…30 Oleh karena ia [=
Daud] adalah seorang nabi, dan ia tahu
bahwa Allah telah berjanji kepadanya dengan mengangkat sumpah, bahwa dari buah tubuhnya secara jasmani, Dia akan mengangkat sang Kristus untuk duduk di atas
takhtanya. 31Dengan
melihat ke depan itulah,
ia [= Daud] berbicara tentang
kebangkitan Sang Mesias, bahwa Dia tidak ditelantarkan di kubur,
dan bahwa daging-Nya pun tidak mengalami pembusukan. 32 Yesus inilah yang telah dibangkitkan Allah, dan tentang hal itu kami semua adalah saksi-saksinya. 33 Oleh sebab itu, Dia yang ditinggikan ke tangan kanan
Allah dan setelah menerima dari Allah Bapa, Roh Kudus yang dijanjikan itu,
Dia mencurahkan-Nya yang kamu lihat dan dengar sekarang….”
So are you
understanding the connection of the manna episode with the Feast of Unleavened
Bread?
Now this follows
the order then of the Hebrew Feasts.
· The Passover:
you have the death of Jesus between
the two evenings.
· Unleavened Bread:
you have the burial of Jesus, His
rest in the tomb, His body sees no corruption, and then you have
· The First Fruits:
which is the resurrection of Jesus,
with His body just as fresh as it had been on Friday, when He died by a miracle
of God.
Are you with me?
Jadi
apakah kalian mengerti kaitan episode manna dengan Perayaan Roti Tidak Beragi?
Nah, ini
mengikuti urut-uurtan Perayaan-perayaan Ibrani.
· Passah:
kematian
Yesus di antara dua petang.
· Roti Tidak Beragi:
pemakaman
Yesus, istirahatNya dalam kubur, jasadNya yang tidak membusuk, kemudian ada
· Buah Sulung:
Yaitu
kebangkitan Yesus, dengan tubuhNya sesegar seperti pada hari Jumat ketika Dia mati
oleh mujizat Allah.
Apakah
kalian paham?
Now there's one
more dimension of the Sabbath that I need to deal with. It's outside of the timeframe of the Feast of
Unleavened Bread but I decided that I will include it in this study anyway. You
see the Sabbath has a double function. First of all it points to what? It
points to creation, clearly the Fourth Commandment, before sin, before there
were any shadows, before there were any Jews, the original intention of the Sabbath
is to remind us of Creation. But when we fell into sin we need to
experience recreation. Doesn't the apostle Paul say in 2 Corinthians 5:17 that
those who are in Christ are a new creation, old things are passed away and
everything is made new? Yes. Redemption is a New Creation. So what
would you expect to be the sign of the New Creation? We would expect it to be
the Sabbath, because it's a New Creation, hello? You don't have the Sabbath
as a sign of Creation and then another day as a sign of Redemption. He rested
at Creation on the Sabbath, and He rested at Redemption on the Sabbath.
But the Sabbath
also has a prophetic dimension, a future dimension, it points to the time when
God will make a new heavens and a new earth, and then we will have
three reasons to keep the Sabbath:
1.
because God created the heavens and
the earth originally,
2.
because Jesus on the sixth day
finished His works of redemption,
and on the seventh day He rested, and
we rest to commemorate that,
3.
and finally because God is going to
make a new heavens and a new earth,
and we will keep the Sabbath to
commemorate the Creation of the new heavens and the new earth.
Creation,
Redemption, and Recreation.
Nah,
masih ada satu lagi dimensi Sabat yang perlu saya jelaskan. Ini diluar kerangka
waktu Perayaan Roti Tidak Beragi tetapi saya putuskan saya tetap akan
memasukkannya dalam pelajaran ini. Kalian lihat, Sabat memiliki fungsi ganda.
Pertama-tama itu menunjuk kepada apa? Menunjuk ke Penciptaan, jelas Perintah
Keempat, sebelum adanya dosa, sebelum ada bayangan-bayangan, sebelum ada
orang-orang Yahudi, tujuan asli Sabat
ialah mengingatkan kita kepada Penciptaan. Tetapi ketika jatuh
dalam dosa kita butuh mengalami Penciptaan Ulang. Bukankah rasul Paulus berkata
di 2 Korintus 5:17 bahwa mereka yang berada dalam Kristus adalah ciptaan baru,
yang lama sudah berlalu dan semuanya dijadikan baru? Ya. Penebusan adalah Penciptaan Baru. Jadi
kira-kira apa yang kita sangka akan menjadi tanda dari Penciptaan Baru? Kita
menyangka itu Sabat karena itu Penciptaan Baru, halo? Tidak mungkin Sabat itu tanda dari Penciptaan
lalu hari yang lain yang dipakai sebagai tanda
Penebusan. Dia beristirahat saat Penciptaan pada hari Sabat, dan
Dia beristirahat saat Penebusan pada hari Sabat.
Tetapi Sabat juga memiliki dimensi
nubuat, dimensi masa datang, dia menunjuk ke waktu ketika Allah akan
menciptakan langit baru dan bumi baru, dan pada saat itu kita
akan memiliki tiga alasan untuk memelihara Sabat:
1. Karena Allah menciptakan langit dan bumi yang asli,
2. Karena Yesus menyelesaikan pekerjaan PenebusanNya
pada hari keenam,
dan pada
hari ketujuh Dia berhenti, dan kita berhenti untuk memperingati itu.
3. dan akhirnya karena Allah akan membuat langit yang
baru dan bumi yang baru,
dan kita
akan memelihara Sabat untuk memperingati Penciptaan langit yang baru dan bumi
yang baru.
Penciptaan,
Penebusan, Penciptaan Ulang.
You say where does
the Bible say that?
Isaiah 66:22-23, “22 ‘For
as the new heavens and the new earth which I will make shall remain before
Me,’ says the Lord, ‘So shall
your descendants and your name remain. 23 And it shall come to pass that from one new moon to
another…” the Feasts-keepers get all hung up on
“from one new moon to another”. Basically “the new moon” marks the beginning of
the month. It's the crescent moon, marks the beginning of the months of the
religious year, so it could be translated “month”. In fact in Spanish it says, “de mes e mes” (from
month-to-month). By the way why are we
going to worship before the Lord every month? The book of Revelation tells us.
It's because there's a tree that produces its fruit every month. Revelation
22:2 see the Bible explains itself, that's the reason for the monthly trip. But
there's also going to be a weekly celebration. Notice, so it says, 23 And it
shall come to pass that from
one new moon…” one month “…to another and from one…” Sunday to another, just
want to make sure that you're with me still. And from what? “…from one Sabbath to another,…” “all the Jews shall
come to worship before Me, says the Lord.” That's not what it says. It doesn't
say “all the Jews will come to worship before Me” It says, “…all flesh…” so if you have flesh you're going to be there, “…shall come to worship before Me,’ says
the Lord.”
Kalian
berkata, di mana di Alkitab dikatakan itu?
Yesaya 66:22-23, “22‘Sebab sama seperti langit yang baru dan bumi yang baru yang akan
Kujadikan itu, tinggal tetap di hadapan-Ku,’ demikianlah firman TUHAN,
‘demikianlah keturunanmu dan namamu akan tinggal tetap. 23 Dan yang akan terjadi, dari satu bulan baru ke bulan baru yang lain…” para pelaku Perayaan Yahudi minat
banget dengan ungkapan “dari satu bulan baru ke bulan baru yang lain”. Pada
dasarnya “bulan baru” itu menandai awal suatu bulan. Itu adalah bulan sabit,
yang menandai awal suatu bulan dari tahun relijius, jadi bisa diterjemahkan
“bulan”. Faktanya dalam bahasa Spanyol dikatakan “de mes e mes” (dari
bulan ke bulan). Nah, mengapa kita akan datang sujud ke hadapan Tuhan setiap
bulan? Kitab Wahyu memberitahu kita. Itu karena di sana ada sebuah pohon yang
menghasilkan buahnya setiap bulan. Wahyu 22:2,
lihat Alkitab menjelaskan dirinya sendiri. Itulah alasannya membuat perjalanan setiap bulan tersebut. Tetapi di sana juga akan
ada perayaan mingguan. Simak, dikatakan, “…23 Dan yang akan terjadi, dari satu bulan baru…” setiap bulan “…ke bulan baru yang lain, dan dari satu…” hari Minggu ke hari Minggu yang lain,
saya hanya ingin memastikan kalian masih mengikuti saya. Dan dari apa? “…dari satu Sabat ke Sabat yang lain…”
“semua orang Yahudi akan datang sujud menyembah di
hadapanKu’ firman Tuhan” bukan itu katanya! Tidak dikatakan bahwa “semua orang
Yahudi akan datang sujud menyembah di hadapanKu.” Dikatakan, “…maka semua daging…” jadi jika kalian punya daging, kalian
akan berada di sana, “…akan datang untuk sujud menyembah di
hadapan-Ku,’ firman TUHAN.”
Now some people
argue, they say, “Wait a minute, Pastor, there's not going to be months and 24
hour days and years in the earth made new. Doesn't the Bible tell us that that
there's not going to be any sun, or moon. How can you have days without the sun?
And how can you have months without the moon? In fact you know, what John Paul
II says in that same document Dies Domine,
he says that when everything is restored we will live in an eternal Sunday,
that's what he says in Dies Domini. And of
course the members of his church you know they swallow it hook, line, sinker,
fisherman, boat, everything. They swallow it because they trust their leaders.
They say, “Well, you know our leaders are supposed to interpret the Bible for
us.” No, no, no, no! You're not going to go to heaven hanging on the robe of
your priest, or on the collar of your pastor. You have to know the Bible for yourself.
You have to be obedient to the will of God for yourself. Salvation is
individual. Salvation is not by churches. It is by individuals within those
churches.
Nah, ada
orang yang mendebat, mereka berkata, “Tunggu sebentar, Pastor, di dunia baru
nanti tidak akan ada bulan, dan hari yang 24 jam, dan tahun. Bukankah Alkitab
mengatakan kepada kita bahwa di sana tidak akan ada matahari atau rembulan?
Mana bisa ada hari tanpa matahari? Dan mana bisa ada bulan tanpa rembulan?”
Faktanya kalian tahu, apa yang dikatakan Yohanes Paulus II dalam dokumen yang
sama Dies Domini, dia
berkata bahwa ketika semuanya sudah dipulihkan, kita akan hidup dalam hari
Minggu yang abadi, itu yang dikatakannya di Dies Domini. Dan
tentu anggota gerejanya, mereka menelan ini mentah-mentah, mereka menerimanya
karena mereka percaya penuh pada para pemimpin mereka. Mereka berkata, “Kalian
tahu, pemimpin-peimpin kitalah yang harus menafsirkan Alkitab buat kita.”
Tidak, tidak, tidak, tidak! Kita tidak ke Surga bergantung pada jubah dari imam
kita atau pada pakaian pendeta kita. Kita harus mengenal sendiri isi Alkitab.
Kita sendiri yang harus patuh pada kehendak Allah. Keselamatan itu bersifat
pribadi. Keselamatan tidak tergantung pada gereja. Keselamatan itu tergantung
individu-individu di dalam gereja-gereja itu.
So what do you do
with Revelation 21:23? It seems to say that there's not going to be any sun or
moon. So how can you have days, and how can you have months? Well, the problem
is people don't read carefully. What is it that Revelation 21:23 says? It says,
“ 23 The
city…” not the whole earth,
“…The city had no need of the sun or of the moon…” does it say that the city's not going to have sun or moon? No!
It says “…The city…” see, it's restricted “…had no need of the sun
or of the moon…” why doesn't the city need the sun or
the moon? It says “…for the glory of God
illuminated it. The Lamb is its
light.”
Let me give you an
illustration. Fresno is very hot in the summer, in July. The sun beats down, gets to be 110 sometimes 115 degrees. I want
you to imagine Pastor Bohr walking down the street downtown Tulare Avenue and
it's, you know, noon, sun is beating down and Pastor Bohr has a flashlight in
his hand, and the flashlight is on. and he's shining the flashlight on the
ground. People would say he needs to go to an insane asylum. Let me ask you,
can you see the ray of the flashlight? No. But is the flashlight shining? It
is. Why can't you see the beam of the flashlight? Because the light of the sun
is so great that it is as if the light of the flashlight is not on. But the
light of a flashlight is on.
Jadi apa yang kita buat dengan Wahyu 21:23?
Sepertinya itu berkata di sana nanti tidak akan ada matahari atau rembulan.
Jadi bagaimana kita bisa punya hari, bagaimana kita bisa punya bulan? Nah,
masalahnya ialah, orang tidak membaca dengan hati-hati. Apa sih yang dikatakan
Wahyu 21:23? Dikatakan, “23 Kota itu…” bukan seluruh bumi, “…Kota itu tidak memerlukan matahari atau bulan…”
apakah dikatakan bahwa kota itu tidak akan punya matahari
atau rembulan? Tidak! Dikatakan, “…Kota itu…” lihat, ini terbatas, “…tidak memerlukan matahari
atau bulan…”
mengapa kota itu tidak membutuhkan matahari atau rembulan?
Dikatakan, “…. ...sebab kemuliaan Allah meneranginya. Anak
Domba itulah cahayanya…”
Saya
akan memberikan suatu ilustrasi. Fresno sangat panas di musim panas, di bulan Juli. Matahari bersinar terik, suhu bisa
mencapai 110 derajat bahkan terkadang 115 derajat F. Saya mau kalian membayangkan
Pastor Bohr berjalan di kota bawah Tulare
Avenue, dan waktu itu tengah hari,
matahari bersinar terik dan Pastor Bohr memegang sebuah senter di tangannya,
dan senter itu menyala, dan dia menyinari jalan dengan senter itu. Orang-orang
akan berkata dia harus masuk rumah sakit jiwa. Coba saya tanya, bisakah kalian
melihat sinar senter itu? Tidak. Tetapi apakah senter itu menyala? Iya. Mengapa
kita tidak bisa melihat pancaran sinar senter itu? Karena cahaya matahari
begitu terang seolah-olah senter itu tidak menyala, walaupun senter itu
menyala.
The Book of Isaiah
tells us what's going to happen with the sun and with the moon. Isaiah 24:23
and if you read the previous verses 21
and 22, it actually describes the scapegoat ceremony, and it says, after many days that the Devil and his angels
and the wicked are going to be visited again. Verses 21 to 23 are really an amplification of
the Millennium of Revelation chapter 20. We don't have time to get into that.
But notice Isaiah 24:23 it says, after sin is eradicated, “23 Then the moon will be
disgraced and the sun…” what?
“…ashamed…” so there's not going to be any sun or
moon, right? No, no, this is of course figurative language because we know that
the sun and moon are not people, but what it's saying is the moon will be
disgraced, and the sun ashamed. Why?
“…for the Lord of hosts will reign
on Mount Zion and in Jerusalem and before His elders, gloriously.”
Kitab Yesaya mengatakan kepada kita apa yang akan
terjadi pada matahari dan rembulan. Yesaya 24:23, dan jika kalian membaca
ayat-ayat sebelumnya, ayat 21 dan 22, itu menggambarkan upacara kambing hitam, dan
dikatakan, setelah banyak hari Iblis dan malaikat-malaikatnya dan orang-orang
jahat akan dikunjungi lagi. Ayat 21 hingga 23 adalah keterangan yang
menjelaskan Millenium Wahyu pasal 20. Kita tidak punya waktu ke sana. Tetapi
simak Yesaya 24:23 yang mengatakan, setelah dosa dilenyapkan, “23Lalu bulan akan terhina, dan matahari
akan…” apa? “…dipermalukan…” jadi apakah nanti tidak akan ada matahari
atau rembulan? Tidak, tidak, tentu saja ini adalah bahasa kiasan karena kita
tahu matahari dan rembulan itu bukan manusia. Tetapi apa yang dikatakan ialah
bahwa rembulan akan terhina dan matahari dipermalukan, mengapa? “…sebab TUHAN semesta alam akan
memerintah di gunung Sion dan di Yerusalem dan di hadapan tua-tua-Nya, dengan muliaNya.”
Now here's a
question that I would like to ask. How many days do you suppose God, Jesus is going to use to make a new heavens
and a new earth? You know I used to think that Jesus would just say, “Let there
be everything” and suddenly everything that existed in Genesis is there, in a
matter of an instant. But in the light of the biblical evidence that's not what
I believe anymore. I believe that God is going to recreate this world in six days.
And you say, “Well,
what is your basis for doing that, for believing that?”
The basis is very
simple. We are going to go ~ according to Isaiah 66 ~ we are going to go to
keep the Sabbath because God made a new heavens and a new earth, and you cannot
have a seventh day unless you have the first six. Are you with me or not?
Sekarang,
ada pertanyaan yang mau saya ajukan. Menurut kalian berapa hari yang akan
dipakai Allah, Yesus, untuk membuat langit baru dan bumi baru? Kalian tahu,
dulu saya mengira Yesus cukup mengatakan, “Jadilah segala sesuatu!” dan
mendadak semua yang pernah ada di Kejadian ada di sana, secara instan. Tetapi
sehubungan dengan bukti alkitabiah, itu tidak lagi menjadi keyakinan saya. Saya
sekarang yakin Allah akan
menciptakan ulang dunia ini dalam enam hari.
Dan
kalian berkata, “Nah, apa dasar keyakinan itu?”
Dasarnya
sangat sederhana. Menurut Yesaya 66 kita akan datang untuk memelihara Sabat
karena Allah membuat langit baru dan bumi baru. Dan tidak bisa ada hari ketujuh
kecuali ada enam hari sebelumnya. Apakah kalian paham atau tidak?
And here's the
wonderful thing. At the beginning when
God, when Jesus created everything ~ because Jesus was the active instrument in
Creation ~ Adam and Eve did not see Jesus create anything. Were they there when
Jesus created the light? No. When He created the firmament? No. When He created
the vegetation? No. When He placed the sun, moon and stars in their orbits? No.
When He created the birds? They still weren't there. The fish? They weren't
there. The animals? No. Did Adam see his own creation? No! And this is interesting,
when God created Eve He put Adam to sleep. Did they have any proof that God was
their Creator? Did they have evidence? Plenty of evidence surrounded them, but
did they have proof? No. How could they
be certain that God was their Creator? Not by sight but by faith. God told
them, “I am the Creator” and they believed it, not because they had seen it.
But when Jesus makes a new heavens and a new earth, God's people will have grandstand seats. We will be alive.
Imagine being there,
· and Jesus saying, “Let there be light!”
Yeah, because the planet is going to
be in darkness during the thousand years. “Let
there be light!”
· “Let there be the firmament!”
You know, the oxygen that we breathe.
· And then He says, “Let the earth produce vegetation!”
Because everything was dried under
the fourth plague, the sun had scorched
everything. Now a beautiful botanical garden appears.
· Then He says, “Let the sun, moon, and stars occupy their
places!”
Because they were moved out of their
places by the voice of God. Early Writings page
41, Matthew 24:29-30.
· And then Jesus will say, “Let the skies have birds and the
waters have fish.”
· Then He creates the animals on the land
· and then He he gathers His people.
He says, “Now you saw it, now you
walk by sight not by faith.”
And He's going to say, “What do you
think?” From the evening and the morning of the sixth day.
· And then Jesus is going to say, “Folks, let's take tomorrow off
just to behold and contemplate the wonderful things that I have made for you.”
What a blessed thing the Sabbath is.
Dan
inilah hal yang sangat indah. Pada awal mula ketika Allah, ketika Yesus
menciptakan segala sesuatu ~ karena Yesus adalah instrumen aktifnya dalam
Penciptaan ~ Adam dan Hawa tidak menyaksikan Yesus menciptakan apa-apa. Apakah
mereka ada di sana saat Yesus menciptakan terang? Tidak. Waktu Dia menciptakan
cakrawala? Tidak. Waktu Dia menciptakan tumbuh-tumbuhan? Tidak. Waktu Dia
menempatkan matahari, rembulan, dan bintang-bintang dalam peredaran mereka?
Tidak. Waktu Dia menciptakan burung-burung? Mereka masih belum ada di sana.
Ikan? Mereka belum di sana. Hewan-hewan darat? Tidak. Apakah Adam menyaksikan
Penciptaan dirinya sendiri? Tidak! Dan
ini menarik, waktu Allah menciptakan Hawa, Dia menidurkan Adam. Apakah Adam dan
Hawa punya bukti bahwa Allah adalah Pencipta mereka? Apakah mereka punya alasan
untuk percaya bahwa itu benar? Ada banyak alasan yang mengelilingi mereka, tapi
apakah mereka punya bukti? Tidak. Bagaimana mereka bisa yakin Allah adalah
Pencipta mereka? Tidak melalui penglihatan namun dengan iman. Allah memberitahu
mereka, “Akulah Pencipta” dan mereka percaya, bukan karena mereka telah
menyaksikannya.
Tetapi
waktu Yesus membuat langit baru dan bumi baru, umat Allah akan menjadi penonton
terhormat. Waktu itu kita hidup. Bayangkan berada di sana,
· dan Yesus berkata, “Jadilah terang!”
Betul,
karena planet ini akan gelap gulita selama seribu tahun.
“Jadilah
terang!”
· “Jadilah cakrawala!”
Kalian
tahu, oksigen yang kita hirup.
· Kemudian Dia berkata, “Biarlah bumi menghasilkan
tanaman!”
Karena
segalanya sudah kering kena Malapetaka Keempat, matahari yang mengeringkan
semuanya. Sekarang muncul kebun tanaman yang indah.
· Lalu Dia berkata, “Biarlah matahari, rembulan, dan
bintang-bintang menempati tempat masing-masing!”
Karena
mereka sudah pindah dari tempat mereka oleh suara Allah. Early Writings hal. 41 dan Matius 24:29-30.
· Lalu Yesus akan berkata, “Biarlah di langit ada
burung-burung dan di air ada ikan-ikan.”
· Lalu Dia menciptakan hewan-hewan darat.
· Kemudian Dia mengumpulkan umatNya,
Dia
berkata, “Sekarang kalian sudah menyaksikannya, sekarang kalian hidup oleh
penglihatan dan tidak lagi oleh iman.”
Dan Dia
akan berkata, “Menurut kalian bagaimana?” Dari petang hingga pagi hari keenam.
· Lalu Yesus akan berkata, “Saudara-saudara, mari
besok kita libur dan hanya memandang dan mengkontemplasi hal-hal yang luar
biasa yang telah Aku ciptakan untuk kalian.” Betapa Sabat itu adalah suatu
berkat!
29 06 21