_____THE HEBREW RELIGIOUS CALENDAR_____
Part 05/24 - Stephen Bohr
INTRODUCTORY REMARKS ON THE FEASTS
https://www.youtube.com/watch?v=PAHjEkQQtck
Dibuka
dengan doa
As I mentioned we're
going to begin on page 31, and I'm going to be following this material quite
closely. This material is not original with me, it was actually taken from a
book called Pictorial Aid. It was produced
in Australia. Unfortunately I don't have the bibliographical information, but I
figured it would be a good idea to give credit where credit is due. It comes
also with a manual full of pictures, illustrations of the Sanctuary, of the
prophecies, etc. Some of you might have seen that. So this is not original with
me. It is a fantastic introduction and so I included it in our syllabus.
Seperti
yang saya sebutkan, kita akan mulai di hal. 31, dan saya akan mengikuti
materinya secara rapat. Materi ini bukan asli dari saya, ini diambil dari
sebuah buku yang diterbitkan di Australia berjudul Pictorial Aid.
Sayangnya saya tidak punya informasi bibliografisnya, tetapi saya pikir sudah
seharusnya memberi pengakuan kepada yang berhak menerimanya. Ini juga disertai
sebuah manual yang penuh dengan gambar, ilustrasi Bait Suci, nubuatan-nubuatan,
dll. Beberapa dari kalian mungkin sudah pernah melihatnya. Jadi materi ini
bukan asli punya saya. Ini adalah pengantar yang bagus sekali karena itu saya
masukkan dalam silabus kita.
So let's begin
with the Jewish Agricultural Year. Because of its latitude Palestine
belongs to what we call the subtropical zone. Israel has only two
climatic seasons, a long dry season in the summer and a wet season in the winter. That
might sound familiar to people who live in Fresno. The summer season is so long
and dry and hot that no rain falls from June to September in Israel on a normal
everyday basis. During that time all vegetation withers and the whole land
takes on a dead desert-like appearance. Most of the streams run dry until the
autumn rains begin. Now obviously we can't say that in Israel it's exactly like
this now because there are sophisticated methods of irrigation like we have
here in the Central Valley, but we're talking about biblical times when they
depended on the cycles of rain in order to produce an abundant harvest.
Jadi mari
kita mulai dengan Tahun Agrikultural Yahudi. Karena letaknya Palestina termasuk apa yang kita sebut zona subtropis.
Israel hanya punya iklim dua musim, musim
panas yang panjang dan kering, dan musim dingin yang basah. Ini
mungkin familier bagi mereka yang hidup di Fresno. Musim panasnya
begitu panjang dan kering dan panas dan normalnya sehari-hari tidak ada curah
hujan dari Juni hingga September di Israel. Selama waktu itu semua tanaman
melayu dan seluruh tanah mempunyai penampilan seperti gurun yang tandus.
Kebanyakan sungai menjadi kering hingga turunnya hujan di musim gugur. Nah,
sudah tentu kita tidak bisa mengatakan bahwa di Israel sekarang persis seperti
ini karena sekarang sudah ada metode irigasi yang canggih seperti yang kita
miliki di Central
Valley. Tetapi kita sedang berbicara
tentang zaman Alkitab
ketika mereka masih bergantung pada
siklus hujan untuk dapat menghasilkan panen yang berlimpah.
However ~ we
continue in the second paragraph ~ however, an almost magical transformation of
the whole country took place in biblical times after the autumn rains began.
The landscape suddenly came to life, flowers sprang up out of every crevice and
the dead
brown grass turns lush with almost unbelievable speed. The early
rain which is the autumn rain so frequently mentioned in the Bible comes late
in October or in early November and softens the soil sufficiently for
the farmer to plow and sow his fields. These rains are still comparatively
light, but towards the end of December they become heavier with the greatest
rainfall usually coming in the month of January. This water
penetrates the soil deeply and causes the crops to grow. But a good
harvest still depends critically upon the right amount and timing of the latter
rain also frequently mentioned in the Bible. And of course you have
Deuteronomy 11:14. These last showers of the season the so-called spring
rains come in March and early April and they promote the ripening of the grain.
If the last rainy months yield only meager falls, a poor harvest may result,
even though the earlier rainfall has been abundant. Of course if you have early
rainfall to germinate and cause a seed to begin to grow and then you don't have
anything at the end, you're not going to have an abundant harvest. One godsend
in Palestine ~ which by the way is not available here in Fresno ~ is the dew,
that is particularly heavy in the summer. I don't know if we have much dew here in the
summer. Dr. Rusk you're a grape farmer. I haven't seen much. It is brought to
western Palestine by the moisture-laden air from the Mediterranean which at
night strikes the mountains of that region and leaves behind its refreshing
legacy of life-saving liquid in a season when every drop of water is a precious
boon.
Naturally the ploughing, sowing, and reaping, the threshing, and
winnowing, the irrigating, and general care of vines and fruit trees, the
animal husbandry, etc. of the Hebrew farming year were all geared up to this
vitally important climatic cycle. The whole livelihood, their very national
existence depended upon this cycle.
Namun ~
kita lanjut ke paragraf ke-2 ~ namun, di
zaman Alkitab, suatu perubahan yang mengagumkan pada seluruh
negara itu terjadi setelah hujan musim
gugur mulai turun. Seluruh pemandangan tiba-tiba menjadi hidup,
bunga-bunga bermunculan dari setiap celah batu dan rumput mati kecoklatan berubah hijau segar dengan
kecepatan yang menakjubkan. Hujan awal yaitu hujan musim gugur yang
sering disebut-sebut di Alkitab, muncul
di akhir Oktober atau awal November, dan melunakkan tanah
sedemikian rupa sehingga para petani bisa membajak dan menaburi ladang mereka.
Hujan-hujan ini masih termasuk ringan, tetapi menjelang akhir Desember mereka menjadi lebih deras
dengan curahan paling keras biasanya di bulan Januari. Air hujan ini
mempenetrasi tanah dan membuat
tanaman tumbuh. Tetapi panen yang bagus masih sangat tergantung
pada jumlah dan saat jatuhnya hujan akhir, yang juga sering disebut-sebut di
Alkitab. Dan tentu saja ada ayatnya di Ulangan 11:14. Curahan terakhir musim itu yang disebut hujan musim semi
muncul di bulan Maret dan awal April, dan mereka membantu masaknya benih-benih
gandum. Jika bulan-bulan hujan yang terakhir hanya menurunkan
sedikit hujan, hasil panennya sedikit walaupun hujan-hujan sebelumnya
berlimpah. Tentu saja jika ada hujan awal untuk menumbuhkan tunas dan membuat
benih mulai berkecambah, kemudian di tahap akhirnya tidak ada hujan, maka tidak
akan diperoleh panen yang limpah. Salah satu berkat di Palestina ~ yang tidak
ada di Fresno ~ ialah embunnya
yang turun teristimewa banyak di musim panas. Saya tidak tahu
apakah kita di sini mendapat banyak embun di musim panas. Dr. Rusk, Anda yang
petani anggur, bagaimana? Saya belum pernah melihat banyak. Embun itu dibawa ke
sebelah barat Palestina oleh udara yang sangat lembap dari Mediterania, yang
mengenai gunung-gunung di daerah tersebut dan meninggalkan cairan yang
menyegarkan dan menyelamatkan di musim di mana setiap tetes air adalah berkat
yang istimewa.
Dengan
sendirinya, pembajakan, penaburan benih, panen, penggeblogan, penampian,
irigasi dan pemeliharaan umum dari pokok-pokok anggur dan pohon-pohon buah,
peternakan, dll. di Tahun Agrikultural Yahudi semuanya dikaitkan kepada
siklus iklim yang sangat vital ini. Seluruh
kehidupan, eksistensi nasional mereka sepenuhnya bergantung pada siklus ini.
Inevitably
their annual religious festivals were geared to the same seasonal cycle. And the barley harvest was the key to the whole festival program,
that was the
first harvest of the year. From May to October there was practically no
rain. So ploughing and sowing for the main crops, that is barley and wheat,
began about November. The first grain harvest, barley came in Nisan that
is March-April coinciding with the Passover and paralleling the two related
Feasts Unleavened Bread and First Fruits, which you remember all come one
right after the other. You have Passover 14th of Nisan, Unleavened
Bread 15th of Nisan, and First Fruits 16th of Nisan. So
they're very closely related.
The wheat
harvest came a few weeks later coinciding with Pentecost. Finally, in late October after the long hot summer months, the Feast
of Ingathering or Tabernacles celebrated the ending of the fruit harvests
which would be the grapes, olives, dates, figs, etc. very similar also to what
happens in Fresno. You know you have the grape harvest in September, and you
know almonds and so on later on after the summer.
Tidak dapat dihindari,
perayaan-perayaan relijius tahunan mereka juga dikaitkan kepada siklus musim
yang sama. Dan panen jelai adalah kunci seluruh
program festival itu, karena itulah panen yang pertama di tahun itu. Dari
bulan Mei sampai Oktober praktis tidak ada hujan. Maka pembajakan dan penanaman
benih-benih yang utama yaitu jelai dan gandum, dimulai sekitar bulan November. Panen hasil bumi yang pertama
yaitu jelai, terjadi di bulan Nisan yaitu Maret-April, bertepatan dengan Passah
dan sejajar dengan dua perayaan yang terkait, yaitu Perayaan Roti Tidak Beragi
dan Buah Sulung, yang kalian ingat semuanya terjadi berurutan
satu setelah yang lain. Passah pada 14 Nisan, Roti Tidak Beragi pada 15 Nisan,
Buah Sulung pada 16 Nisan. Jadi mereka berkaitan dekat.
Panen gandum terjadi beberapa minggu
kemudian bertepatan dengan Pentakosta.
Akhirnya di akhir Oktober
setelah bulan-bulan musim panas yang panjang dan panas, Perayaan Pengumpulan atau Tabernakel (Pondok Daun)
merayakan berakhirnya panen buah-buahan yaitu anggur, zaitun,
kurma, ara, dll. sangat mirip dengan apa yang terjadi di Fresno. Kalian tahu,
ada panen anggur di September, dan buah badam dan yang lain-lain kemudian
setelah musim panas.
And so basically
that is the climatic cycle and the Hebrew Feasts are coded to this climatic
cycle. Basically three harvests:
1.
the first harvest, the barley
harvest: Passover season,
2.
the second harvest, wheat: Pentecost,
3.
and the third harvest, the fruit
harvest: at the time of the Feast of Tabernacles.
And so the whole Feast system is
coded to the Agricultural Year, so there's no way that we can understand the
Feasts without understanding agriculture. For example you have:
· at Passover you have the waving of the First Fruits.
They would be the First Fruits of
what? Of the barley.
· At Pentecost you have two loaves, two leavened loaves.
That would be loaves made of what? Of
wheat, because it's the wheat harvest.
· and then at the end of the year you have of course the harvest
of the grapes.
Which helps us understand for example
Revelation chapter 14, where it speaks about that, at the close of the judgment you have the harvest and you have
the grapes.
And so the only way
that we can really understand these Hebrew Feasts is by understanding the
climatic cycle.
Maka pada
dasarnya itulah siklus iklim dan perayaan-perayaan Ibrani mengikuti siklus
iklim ini. Pada dasarnya ada tiga panen:
1. panen pertama, panen jelai: musim Passah,
2. panen kedua, gandum: Pentakosta,
3. panen ketiga, buah-buahan: pada waktu Perayaan
Tabernakel.
Maka
seluruh sistem perayaan terkait kepada Tahun Agrikultural, jadi tidak mungkin
kita bisa memahami perayaan-perayaan itu tanpa memahami agrikulturnya.
Misalnya:
· Di masa Passah, ada pengunjukan Buah Sulung.
Itu kira-kira
buah sulung apa? Jelai.
· Di masa Pentakosta, ada dua potong roti yang
beragi.
Roti-roti
itu dibuat dari apa? Gandum. Karena itu masanya panen gandum.
· Kemudian di akhir tahun tentu saja ada panen
anggur.
Yang
membantu kita memahami misalnya Wahyu 14 yang berbicara tentang saat
berakhirnya penghakiman, ada tuaian (bumi) dan ada anggur.
Maka
satu-satunya cara kita bisa benar-benar memahami perayaan-perayaan Ibrani ini
ialah dengan memahami siklus iklimnya.
Now the next point
that we need to take a look at is the difference between the Religious Year and
the Civil Year.
In Israel the Civil
Year had 12 months, the Religious Year had only seven months.
· THE RELIGIOUS YEAR
began with Passover around the month
of end
of March-early April, and it ended in the month of Tishri, the seventh month of
the year, which would be approximately September, late September-early October.
· However, THE CIVIL YEAR
began in the month of Tishri, that is, it began in the seventh month of the Religious Year, and the 1st
day of Tishri was what is called “Rosh Hashanah”. Have you ever heard of “Rosh Hashanah”? That's the Jewish New Year. So that marks the
beginning of the Civil Year, the 1st day of Tishri which
would be in the seventh month.
And by the way, that's also the period during the
Religious Year when you have the Feast of Trumpets and then you have the Day of
Atonement and then eventually you have the Feast of Tabernacles.
Nah, poin
berikutnya yang perlu kita simak ialah perbedaan antara Tahun Relijius dengan
Tahun Sipil.
Di Israel
Tahun Sipil itu 12 bulan, Tahun
Relijius hanya 7 bulan.
· TAHUN RELIJIUS
diawali dengan Passah, sekitar akhir
Maret-awal April, dan berakhir
di bulan Tishri, bulan ketujuh tahun tersebut, yaitu kira-kira
September, akhir
September-awal Oktober.
· Namun TAHUN SIPIL
dimulai di bulan Tishri, yaitu dimulai di bulan ketujuh
dari Tahun Relijius. Dan hari
pertama Tishri ialah apa yang
disebut “Rosh Hashanah”. Pernahkah kalian mendengar “Rosh
Hashanah”? Itulah tahun baru Yahudi. Jadi
itu menandai awal Tahun Sipil,
hari pertama Tishri yaitu bulan ketujuh.
Dan
ketahuilah, itu juga masa Tahun
Relijius di mana ada Perayaan Terompet, kemudian Hari Pendamaian, dan pada
akhirnya ada Perayaan Tabernakel.
Now in your
syllabus ~ this would be particularly on page 37 ~ you have a synthesis of what
we're looking at and once again this chart comes from the Pictorial Aid. It's a fantastic chart because it gives you the Feasts,
it gives you the illustration of the agricultural cycle in Israel, it also
gives you the names of the months of the Civil Year, and it shows you when the
Religious Year begins and when the Religious Year ends. So it has all of the
information in just one beautiful chart.
Nah, di
silabus kalian ~ ini khususnya di hal. 37 ~ ada synthesis dari apa yang sedang
kita simak dan sekali lagi skema ini berasal dari Pictorial Aid. Ini
adalah skema yang luar biasa karena di situ ada Perayaan-perayaan, ada ilusrasi
dari siklus agrikultural di Israel, juga ada nama-nama bulan-bulan
Tahun Sipil, dan menunjukkan kapan Tahun Relijius itu dimulai dan kapan
berakhirnya. Jadi semua informasi ini ada di dalam hanya satu skema yang indah
ini.
Now “The Program of
the Feast”, let's take a look at the program of the Feast. This is on page 32.
As already noted a yearly cycle of seven Feasts was involved and the pattern of
observance is spelled out in passages such as Leviticus 23 that's the main passage
where you have a description of the seven Feasts. Three of these Feasts were what were
called harvest Feasts or harvest festivals, and every male in Israel twelve
years and older was required to come to Jerusalem for those three harvest
festivals.
Sekarang
“Program Perayaan-Perayaan itu”. Mari kita simak program Perayaan-perayaan itu.
Ini ada di hal. 32. Seperti sudah kita simak tadi, suatu siklus tahunan dari 7
Perayaan terlibat di sini dan pola bagaimana mengadakannya sudah dijelaskan
dalam ayat-ayat seperti Imamat 23, itulah ayat-ayat utama di mana terdapat
deskripsi ketujuh Perayaan tersebut. Tiga
dari Perayaan-perayaan itu kita sebut Perayaan-perayaan Panen, atau festival
panen, dan setiap
laki-laki di Israel dari usia 12 ke atas diwajibkan datang ke Yerusalem untuk
menghadiri ketiga festival panen tersebut.
·
It was the first time that He had visited
Jerusalem because He was 12 years old. And so that was one of the Feasts where
all men were required to appear in Jerusalem, everyone who was 12 years and
older. Of course related to this is the Feast of Unleavened Bread, and also the Feast
of the First Fruits.
· Ingatkah kalian bahwa Yesus ketika berusia 12
tahun, Dia ke Yerusalem saat musim
Passah?
Maka
itulah salah satu perayaan di mana semua laki-laki diwajibkan menghadirinya di
Yerusalem, semua yang berusia 12 tahun atau lebih. Tentu saja terkait dengan ini juga Perayaan
Roti Tidak Beragi dan Perayaan Buah Sulung.
·
The second Harvest Festival where every
male was supposed to be present was at the Feast of Pentecost.
And this is
particularly significant as I was mentioning yesterday because at the Feast of
Pentecost when the Holy Spirit was poured out there were individuals from all
over the Empire present there. In fact, Acts chapter 2 mentions 13 nations by
name that were represented there, and the gift of tongues of course was given
so that the apostles ~ those who were gathered in the upper room ~ could share
the message about Christ in the languages of the people that were present there
from the different nations. So was it providential that the gift of tongues was
given precisely during the Feast when all males 12 years and older were
required to be in Jerusalem? It was providential. God chose it that way so that
they could go back to their nations and they could share the marvelous things
that they had heard in Jerusalem.
· Perayaan panen yang kedua di mana semua laki-laki
wajib hadir ialah Perayaan Pentakosta.
Dan ini
terutama signifikan seperti yang saya singgung kemarin karena di Perayaan
Pentakosta di mana Roh Kudus dicurahkan ada orang-orang dari seluruh kekaisaran
yang hadir di sana. Bahkan Kisah pasal 2 menyebutkan nama 13 bangsa yang ada di
sana. Dan karunia lidah tentunya
diberikan supaya para rasul ~ mereka yang berkumpul di ruang atas itu ~ bisa
membagikan pekabaran tentang Kristus dalam bahasa orang-orang dari negara-negara
yang berbeda yang hadir di sana. Jadi apakah itu karya Ilahi, karunia lidah
diberikan tepat selama Perayaan tersebut ketika semua laki-laki yang berusia 12
tahun dan lebih wajib berada di Yerusalem? Itu memang karya Ilahi. Itu pilihan
Allah supaya orang-orang itu bisa pulang ke negaranya dan mereka bisa
membagikan hal-hal yang luar biasa yang sudah mereka dengar di Yerusalem.
· And then of course the last harvest festival where all males 12
years and older were supposed to attend was the Feast of Booths or the Feast of Tabernacles.
It's also called the Feast of Ingathering. I
would like to read this passage from Patriarchs
and Prophets page 540, on this particular Feast, this Feast of Tabernacles.
Here Ellen White writes, “This feast acknowledged God's bounty in the products of the orchard, the olive grove, and
the vineyard. It was the crowning festival gathering of the year. The land had yielded its increase, the
harvests had been gathered into the granaries, the fruits, the oil, and the wine had been stored,
the
first fruits had been reserved, and now the people came with their tributes of thanksgiving to
God, who had thus
richly blessed them. This feast
was
to be pre-eminently an occasion of
rejoicing. It occurred just after the great Day
of Atonement, when the assurance had been given that their iniquity should be remembered no more. At peace with God, they now came before Him to acknowledge
His goodness and to praise
Him for His mercy…” I want you to notice these
characteristics, they're very, very interesting. You know the Day of Atonement was a day of
affliction, wasn't it? A day of lamenting and crying out, and sighing and
crying, like it says in Ezekiel chapter 9. But the Feast of Tabernacles had a
totally different tone. She continues writing, “…The labors of the
harvest being ended, and the
toils
of the new year not yet
begun, the people were free from care,
and
could give themselves up
to
the sacred, joyous
influences of the hour.
Though only the fathers and sons were commanded to appear at the feasts,
yet, so far as possible, the entire household were to attend them, and to their hospitality
the servants, the Levites, the stranger,
and the poor were made welcome…” and of course we
know for a fact that families also attended because when Jesus went when He was
twelve, His mother and His father were also there, right? The whole family was
there, and after a while they discovered that Jesus isn't with them in the trip
back, so they had to go back to Jerusalem. She continues writing, “…Like the Passover, the Feast of Tabernacles was
commemorative. In memory of their pilgrim life
in the wilderness, the
people were now to leave
their houses and dwell in booths,
or arbors,
formed from the green branches ‘of goodly trees, branches of palm trees…”
remember that “…palm trees and the boughs of
fig trees, and willows of
the brook.’…”
· Dan kemudian tentu saja festival panen yang terakhir di mana semua laki-laki usia 12 tahun dan lebih harus hadir adalah Perayaan Pondok Daun atau Perayaan Tabernakel. Ini juga disebut Perayaan Pengumpulan.
Saya ingin membacakan dari Patriarchs
and Prophets hal. 540 tentang perayaan khusus ini, Perayaan Tabernakel.
Di sini Ellen White menulis,
“…Perayaan ini mengakui kelimpahan Allah dalam hasil-hasil kebun buah,
kebun zaitun, dan kebun anggur. Inilah puncak perayaan di tahun itu. Bumi telah
memberikan hasilnya, panen-panen sudah dikumpulkan ke dalam lumbung-lumbung,
buah-buahan, minyak dan anggur sudah disimpan, buah-buah sulung sudah
disisihkan dan sekarang orang-orang datang dengan persembahan syukur mereka
kepada Allah yang telah memberkati mereka dengan limpah. Perayaan ini adalah perayaan sukacita yang
terpenting. Ini terjadi setelah Hari Pendamaian yang besar ketika kepastian
telah diberikan bahwa dosa-dosa mereka tidak lagi diingat. Berdamai dengan
Allah, sekarang mereka datang ke hadiratNya untuk mengakui kebaikanNya dan
memuji kemurahanNya…” Saya mau
kalian menyimak karakteristik ini yang amat, sangat penting. Kalian tahu, Hari
Pendamaian adalah hari menyelidiki hati, bukan? Hari untuk meratap dan berseru,
mengeluh dan menangis, seperti yang dikatakan di Yehezkiel pasal 9. Tetapi
Perayaan Tabernakel nadanya sama sekali berbeda. Ellen White melanjutkan
menulis, “…Pekerjaan panen
sekarang sudah berakhir, dan kerja keras tahun yang baru belum dimulai,
orang-orang ini sekarang tidak punya beban, dan bisa menikmati pengaruh kekudusan dan kegembiraan momen itu. Walaupun hanya para ayah dan anak
laki-laki yang diwajibkan hadir di perayaan-perayaan ini, namun seberapa
mungkin seluruh keluarga menghadirinya, dan atas kebaikan mereka, para hamba,
orang-orang Lewi, orang-orang asing, dan orang-orang miskin, juga ikut ambil
bagian…” Dan tentu saja kita tahu faktanya bahwa
keluarga-keluarga juga hadir karena ketika Yesus pergi saat Dia berusia 12
tahun, ibu dan ayahNya juga berada di sana, benar? Seluruh keluarga ada di
sana, dan setelah lewat beberapa waktu mereka menyadari bahwa Yesus tidak
bersama mereka dalam perjalanan pulang sehingga mereka harus kembali ke
Yerusalem. Ellen White melanjutkan menulis, “… Seperti saat Passah, Perayaan Tabernakel
juga bersifat memperingati. Mengingat kembali perjalanan mereka di padang
gurun, orang-orang sekarang meninggalkan rumah-rumah mereka dan tinggal di
pondok-pondok, atau gubuk-gubuk yang dibuat dari ranting-ranting muda ‘dari pohon-pohon yang baik,
ranting-ranting pohon-pohon palem…” ingat itu, “…pohon-pohon palem dan dahan-dahan pohon ara, dan pohon willow
(gandarusa) yang di sungai.’…” (Imamat 23:40, 42-43)
Now there are four
observances that we call “Feasts” but you know they're really observances,
technically speaking, but we call them “Feasts”, and those are observances that
are linked with the harvest festivals, for example Unleavened Bread and First
Fruits are observances, the Feast of Trumpets is an observance, but we call
them “Feasts”, and that's alright. In fact in Leviticus chapter 23 it says “these are the Feasts of the Lord” so it's okay to
call them “Feasts”.
Nah, ada
empat ritual ibadah yang kita sebut “Perayaan”, tetapi sesungguhnya secara
teknis mereka adalah ritual ibadah,
tetapi kita menyebut mereka “perayaan”, dan itu adalah ibadah-ibadah yang
berkaitan dengan festival-festival panen, misalnya Roti Tidak Beragi dan Buah
Sulung adalah ritual-ritual ibadah. Perayaan Terompet adalah ibadah, tetapi
kita menyebutnya “Perayaan”, dan itu tidak apa-apa, bahkan di Imamat pasal 23
(ay. 44) dikatakan, “inilah hari-hari perayaan Tuhan” jadi
tidak mengapa menyebut mereka “perayaan-perayaan”.
Now I'm not going
to go into the next section “The Purpose of
the Feasts” I'm just going to read the titles, you can read the material
in the syllabus.
· The Feasts were meant to be commemorative of events in the
history of Israel.
· They were also supposed to be educative,
· and the most important aspect is they were supposed to be what?
They were supposed to be predictive of events related to the life and
ministry of the Messiah.
Nah, saya
tidak akan membahas bagian berikutnya “Tujuan dari Perayaan-Perayaan”, saya
hanya akan membacakan judulnya, kalian bisa membaca materi yang ada di silabus.
· Perayaan-perayaan ditujukan
sebagai peringatan peristiwa-peristiwa dalam sejarah Israel.
· Mereka juga seharusnya bersifat edukatif.
· Dan aspek yang paling penting ialah mereka
seharusnya apa? Mereka seharusnya adalah
prediksi dari peristiwa-peristiwa yang berkaitan dengan hidup dan pelayanan
Sang Messias.
Now I'm also not going
to cover the next section because you have it in your syllabus, “The Predictive
Element in the Feasts”, I just want to mention that:
· the first four Feasts are related to the First Coming of Christ
· the last three Feasts are related to the Second Coming of Christ
Nah, saya
juga tidak akan membahas bagian berikutnya karena itu ada di silabus kalian,
“Elemen prediktif pada Perayaan-perayaan”, saya hanya mau menyinggungnya bahwa:
· Empat Perayaan yang pertama
terkait kepada Kedatangan Pertama Kristus.
· Tiga Perayaan yang terakhir
terkait kepada Kedatangan Kedua Kristus.
1.
The first Feast of course is Passover
that as we studied represents what? The
death of Christ.
2.
Then we have Unleavened Bread the very next
day
that represents the rest of Jesus in the
tomb where His body, because it had no leaven of sin, saw no corruption.
3.
Then we have First Fruits
which represents the resurrection of
Christ.
4.
And then finally towards the end of
the spring we have the Feast of Pentecost
which points to the beginning of
Christ's ministry in the Holy Place of the heavenly Sanctuary.
So the spring Feasts
point to events that take place in connection with the First Coming of Jesus.
1. Perayaan yang pertama tentu saja ialah Passah.
Ini
sesuai yang sudah kita pelajari, melambangkan apa? Kematian Kristus.
2. Kemudian ada Roti
Tidak Beragi besoknya.
Ini
melambangkan beristirahatnya Yesus dalam kubur di mana tubuhNya karena tidak
mengandung ragi dosa, tidak membusuk.
3. Lalu ada Buah
Sulung.
Yang
melambangkan kebangkitan Kristus.
4. Kemudian akhirnya menjelang akhir musim semi ada Perayaan Pentakosta.
Yang
menunjuk ke bagian awal pelayanan Kristus di Bilik Kudus Bait Suci Surgawi.
Maka
Perayaan-perayaan musim semi menunjuk ke peristiwa-peristiwa yang terjadi
sehubungan dengan Kedatangan Pertama Yesus.
The three fall
Feasts point to events that lead up to the Second Coming of Christ. Well, we
have for example,
5.
the Feast of Trumpets.
The purpose of the Feast of Trumpets:
they
blew for ten days was to announce to the people that the Day of
Atonement was going to come very soon, and that people needed to afflict their
soul and they need to prepare themselves for the Day of Atonement.
6.
And then of course you have the Day of
Atonement
which is the great day of judgment in
Israel and that of course prefigures the the pre-advent investigative judgment.
7.
And then of course you have the Feast of
Tabernacles
which is the rest of God's people in
the land after their pilgrimage, represents the period that we will spend in heaven
for a thousand years.
Ketiga
Perayaan musim gugur menunjuk ke peristiwa-peristiwa Kedatangan Kedua Kristus.
Nah, contohnya,
5. Perayaan Terompet.
Tujuan
Perayaan Terompet ialah: meniup
terompet selama 10 hari untuk mengumumkan kepada umat bahwa Hari
Pendamaian akan segera tiba, dan bahwa orang-orang perlu menyelidiki hati
masing-masing dan mereka harus mempersiapkan diri untuk Hari Pendamaian.
6. Kemudian tentu saja ada Hari Pendamaian.
Yang
adalah hari penghakiman besar
di Israel dan tentu saja itu melambangkan
penghakiman investigasi pra-Kedatangan Kedua.
7. Kemudian tentu saja ada Perayaan Tabernakel.
Yang
adalah perhentian umat Allah di tanah mereka setelah ziarah mereka,
melambangkan masa yang akan kita alami di
Surga selama 1000 tahun.
So the first four
Feasts were fulfilled to a tee. Would we expect the last three Feast also to be
fulfilled to a tee? Absolutely!
Now what do we have
between
the spring Feasts and the fall Feasts? We have a long summer drought. What
period of church history would that represent? It must represent the period between
the First Coming of Jesus and the Feast of Trumpets and the announcing of the
Day of Atonement leading up to 1844. What period was that where there
was no rain during the period of the two witnesses? It was during the period
of the Dark Ages during the period of papal supremacy where there was a
scarcity of Sanctuary bread, where the papacy usurped the intercessory
functions of Christ at the Altar of Sacrifice, at the Altar of Incense, and
where the papacy usurped the position of Christ at the Table of Showbread, as
well as dimmed the light of the Candlestick.
And so basically
this section here, the predictive element in the Feasts, the central thought
that I want us to have in mind is, that the spring Feasts had to do with the First Coming,
the fall Feasts have to do with events related to the Second Coming.
Jadi
keempat Perayaan pertama digenapi secara tepat. Apakah kita boleh berharap
ketiga Perayaan terakhir juga akan digenapi secara tepat? Tentu saja!
Sekarang
apa yang ada antara
Perayaan-perayaan musim semi dan Perayaan-perayaan musim gugur? Ada kemarau panjang yang kering. Periode sejarah gereja yang mana yang
dilambangkan olehnya? Tentunya itu
melambangkan periode antara Kedatangan Pertama Yesus dan Perayaan Terompet yang
mengumumkan datangnya Hari Pendamaian di tahun 1844. Periode
mana itu di mana tidak ada hujan selama masa kedua orang saksi? Itulah selama periode Zaman Kegelapan,
selama periode kekuasaan Kepausan
di mana ada kelangkaan roti Bait Suci, di mana Kepausan merebut fungsi
perantara Kristus di Mezbah Kurban dan di
Mezbah Ukupan, dan di mana Kepausan merebut posisi Kristus di Meja Roti Sajian
dan juga meredupkan cahaya Kaki Dian.
Maka pada
dasarnya bagian ini, elemen prediktif Perayaan-perayaan, pesan intinya yang
saya ingin kalian ingat ialah, bahwa Perayaan-perayaan
musim semi berkaitan dengan Kedatangan Pertama, dan Perayaan-perayaan musim
gugur berkaitan dengan peristiwa-peristiwa Kedatangan Kedua.
Now let's take a
look at “The Timeline of the Feasts” this is on page 35 in the middle of page
35. This is actually an unpacking of Leviticus 23.
First of all we
have the Spring Feasts. In verse 5, it refers to:
the Passover,
and the Passover took place on the 14th day of the
first month which was Nisan, and by the way this day was not a Sabbath. Passover
was not a Sabbath. You know there were ceremonial Sabbaths as well,
right? There
were seven ceremonial Sabbaths linked with the Feasts, and that's
important to remember when we deal with Colossians chapter 2 where it says
nobody can judge you concerning the Sabbaths. There were Sabbaths linked with
the Hebrew Feasts. So Passover was not a Sabbath, there's no reference to
people needing to rest on the Passover.
Sekarang
mari kita lihat “Linimasa Perayaan-perayaan” ini di hal. 35, bagian tengah hal.
35. Ini sebenarnya mengupas Imamat 23.
Pertama
ada Perayaan-perayaan musim semi. Ini ayat 5, ini mengacu kepada:
Passah,
Dan Passah terjadi pada hari
ke-14 bulan ang pertama, yaitu Nisan. Dan ketahuilah ini bukan hari Sabat (ini
bukan Sabat Hari Ketujuh dan bukan hari libur kerja). Passah
bukan hari Sabat. Kalian tentunya tahu bahwa ada juga hari-hari
Sabat seremonial, benar? Ada
tujuh Sabat seremonial yang terkait kepada Perayaan-perayaan dan
ini perlu diingat ketika kita bicara tentang Kolose pasal 2 di mana dikatakan
jangan membiarkan dirimu dihakimi mengenai hari-hari Sabat. Ada hari-hari Sabat
yang terkait pada Perayaan-perayaan Ibrani. Tetapi Passah bukanlah suatu hari
Sabat, tidak ada referensi yang mengatakan orang harus berhenti bekerja pada
hari Passah.
Unleavened Bread
was the 15th through the 21st of the
same month of Nisan. And the Feast of Unleavened Bread had two ceremonial
Sabbaths: the first day of Unleavened Bread was a ceremonial Sabbath,
and the last day of Unleavened Bread was a ceremonial Sabbath.
So how many Sabbaths do you have so far? How many ceremonial
Sabbaths? So far we have two, right?
Roti Tidak Beragi
Hari ke-15
hingga ke 21 dari bulan Nisan yang
sama. Dan Perayaan Roti Tidak Beragi ada dua
Sabat seremonial: hari pertama Roti Tidak Beragi itu hari Sabat
seremonial, dan hari terakhir Roti Tidak Beragi juga hari Sabat seremonial.
Jadi ada berapa hari Sabat
seremonial sampai di sini? Sampai di sini ada dua, benar?
And then verses 9-14
you have the following Feast which is:
the Feast of First Fruits
and that comes on the 16th day of Nisan which is the
following day after the beginning of Unleavened Bread. And the Feast of First
Fruits there is no reference to that being a day of rest, there is no Sabbath
at the observance of First Fruits.
Kemudian
ayat 9-14 ada Perayaan ini, yaitu:
Perayaan Buah Sulung
Dan itu terjadi pada hari ke-16
Nisan, yang adalah hari berikutnya setelah dimulainya Roti tidak Beragi. Dan di
Perayaan Buah Sulung tidak ada referensi bahwa itu adalah hari berhenti kerja, tidak ada Sabat pada ritual
ibadah Buah Sulung.
And then of course
49 days go by after the Feast of First Fruits, and the 50th day you have the Feast of Pentecost
and that's described in Leviticus 23:15-22, and this takes place
the 3rd month on the 6th
day, the name of the month is the month of Sivan. And so basically the Feast of
Pentecost takes place the 3rd month of the Religious Year on the 6th
day of the month, the month of Sivan. And Pentecost is spoken of as a Sabbath
of rest.
So how many Sabbaths do we have so far? We have three Sabbaths
so far. You say Wow four Feasts three Sabbaths we’d better hurry up and get the
rest of the four, right?
Kemudian
tentu saja 49 hari berlalu setelah Perayaan Buah Sulung, dan hari ke-50 adalah Perayaan Pentakosta
Dan itu digambarkan di Imamat
23:15-22, dan ini terjadi pada bulan ke-3 hari ke-6, nama bulannya Sivan. Maka
pada dasarnya Perayaan Pentakosta terjadi pada bulan ke-3 Tahun Relijius pada hari ke-6 bulan Sivan. Dan Pentakosta dikatakan sebagai
hari Sabat perhentian.
Jadi sudah ada berapa Sabat
sampai sekarang? Sampai di sini ada tiga Sabat. Kalian berkata, Wow, empat
Perayaan tiga Sabat, kita harus cepat-cepat dan mendapatkan empat Sabat yang
sisa, benar?
Alright, now we go
to the fall Feasts. You notice there that there are three plus months of a
summer drought where there are no Feast. And you come in verse 23-25 to:
the Feast of Trumpets
And the Feast of Trumpets lasted ten days, it began on the 1st
day of the 7th month, the name of that month is the month of Tishri,
and of course we all know that the Feast of Trumpets was a Sabbath observance. It was a
Sabbath.
Baiklah,
sekarang kita ke Perayaan-perayaan musim gugur. Kalian simak ada tiga bulan
lebih musim kemarau kering di mana tidak ada Perayaan. Lalu kita tiba di ayat
23-25 ke:
Perayaan Terompet/Nafiri
Dan Perayaan Terompet berlangsung sepuluh hari,
dimulai pada hari pertama bulan ketujuh, dan nama bulan itu ialah bulan Tishri,
dan tentu saja kita semua tahu bahwa Perayaan Terompet itu disertai ibadah Sabat. Ada
Sabat.
And then you go to
verse 26-32 and a description is given of:
The Day of Atonement.
And the Day of Atonement took place in the same month, the last
month of the Religious Year, the month of Tishri, on the 10th day of the 7th month, and this was
a particularly solemn Sabbath rest.
You see the other Sabbaths no servile work was to be done, in
other words no hard labor was supposed to be done on the other Sabbaths, but on
the Day of Atonement it says “no work at all” was to be done on the Day
of Atonement, it was a day of solemn rest, and added there is the fact that it
says “from even to even shall you celebrate your Sabbath”. We use that text to refer to the Seventh-Day Sabbath and it's
alright, there's not a problem with that, but technically within its context
it’s talking about the celebration of the Day of Atonement. But it proves a
point and that is, that the day begins at even and it
ends at even. So it's okay to use it that way. So the Day of Atonement
was a Sabbath. So how many Sabbaths do we have so far? How many do we have so
far? We've got 5 Sabbaths so far. So we
need two more they must be connected with the last Feast.
Lalu kita
ke ayat 26-32 dan ada deskripsi tentang:
Hari Pendamaian.
Dan Hari Pendamaian terjadi di
bulan yang sama, bulan terakhir dari Tahun Relijius, bulan Tishri, pada hari
ke-10 bulan ke-7, dan ini terutama disertai perhentian Sabat yang khidmat.
Kalian lihat, sabat-sabat yang
lain tidak melakukan pekerjaan berat, dengan kata lain tidak boleh bekerja
keras pada sabat-sabat yang lain, namun pada Hari Pendamaian dikatakan “sama sekali tidak ada pekerjaan” yang boleh dilakukan pada Hari Pendamaian, itu
adalah hari perhentian yang khidmat, dan sebagai tambahan dikatakan “dari petang hingga petang engkau harus
merayakan Sabatmu”, kita
memakai ayat itu untuk merujuk ke Sabat Hari Ketujuh dan itu boleh saja, tidak
ada masalah dengan itu, tetapi secara teknis di dalam konteks itu bicara
tentang merayakan Hari Pendamaian. Tapi ini
membuktikan poin bahwa setiap hari dimulai dari saat petang dan
berakhir pada saat petang. Jadi
boleh saja memakainya demikian. Maka Hari Pendamaian adalah hari Sabat.
Jadi sudah berapa Sabat yang kita
temui sampai di sini? 5 Sabat sampai di sini. Jadi kita butuh 2 lagi, dan itu
tentunya terkait dengan Perayaan terakhir.
The last Feast is Tabernacles,
it's mentioned in verses 33-36 and then verse 39 of the Leviticus 23,
and it lasted from the seventh month the 15th day through
the seventh month the 21st day, and this of course is the month
of Tishri, still the seventh month of the year, and the first
day is a Sabbath and the last day is a Sabbath. Incidentally
although the Feast of Tabernacles originally had seven days, a day was
added, it's called the Great Day of the Feast, that's the day that is
mentioned for example in John 7:37-39 where it says the last day of the Feast,
the Great Day of the Feast Jesus stood and He said “whoever thirst let him come to Me
and drink”. We're going to be
dealing with that when we talk about the Feast of Tabernacles.
Perayaan
terakhir ialah Tabernakel,
itu disebutkan di ayat 33-36 kemudian ayat 39 dari Imamat 23,
dan itu berlangsung dari bulan ke-7 hari ke-15 hingga
bulan ke-7 hari ke-21,
dan tentu saja ini adalah bulan
Tishri, masih bulan ketujuh tahun itu, dan hari yang pertama adalah Sabat, dan hari terakhir adalah
Sabat. Nah, walaupun Perayaan Tabernakel aslinya tujuh hari, satu hari ditambahkan, itu
disebut Hari Raya Besar, itulah hari yang disebut misalnya di
Yohanes 7:37-39 di mana dikatakan pada hari terakhir Perayaan itu, Hari Raya Besar
(terjemahan LAI menyebutnya “puncak perayaan”) Yesus berdiri dan berkata, "Barangsiapa haus, baiklah ia datang kepada-Ku dan minum”. Kita akan
membahas ini saat kita bicara tentang Perayaan Tabernakel.
So let me ask you
is it clear in your mind the Agricultural Year, as
well as the festivals where all males were supposed to be present, as well as the calendar
of the Feasts that we have here in Leviticus 23, is it clear in your minds? I hope so because
everything that we're going to discuss is going to build on these specific
details that we've taken look at.
Jadi coba
saya tanya, apakah sudah jelas bagi kalian Tahun Agrikultural, dan perayaan-perayaan di mana semua laki-laki harus
menghadirinya, dan juga kalender Perayaan-perayaan yang ada di Imamat
23, apakah itu sudah jelas di pikiran kalian? Moga-moga demikian, karena semua
yang akan kita bahas, dasarnya ialah detail-detail khusus yang telah kita
simak.
Now one final point
before we begin our study of the Passover, and that is that the Feasts follow
the exact order of the Sanctuary service. You know we dedicated our
first session yesterday to study the Sanctuary service, and you know some
people might wonder and say, “Well, why you're studying the Sanctuary? We came
here to study the Feasts.” Well, the fact is that the Feasts follow the same
basic order of the Sanctuary. The Sanctuary is the foundation. The
Sanctuary gives us the events, the Feasts amplify those events and they give us
the timing of those events. So the Sanctuary and the Feasts have to be
studied together.
Sekarang,
satu poin yang terakhir sebelum kita mulai mempelajari Passah, ialah bahwa Perayaan-perayaan itu mengikuti
urutan yang persis sama dengan pelayanan Bait Suci. Kalian tahu,
kita telah mendedikasikan sesi pertama kemarin untuk mempelajari pelayanan Bait
Suci, dan mungkin ada yang bertanya-tanya dan berkata, “Mengapa Anda memberi
pelajaran Bait Suci? Kami datang untuk mempelajari Perayaan-perayaan.” Nah,
faktanya ialah Perayaan-perayaan itu mengikuti urutan dasar yang sama dari
pelayanan Bait Suci. Bait
Suci itu dasarnya. Bait Suci memberi kita peristiwanya. Perayaan-perayaan memberikan lebih banyak penjelasan
tentang peristiwa-peristiwa itu dan memberikan
waktu kapan terjadinya peristiwa-peristiwa itu. Maka Bait Suci dan Perayaan-perayaan itu harus
dipelajari bersama.
Let's take a look
at this, “Sacrifice,
death, burial, and resurrection of Jesus”.
What Feasts
celebrate those three events? You have the Passover, and you have Unleavened
Bread, and you have First Fruits.
Is this the same
message that we have in the Court of the Sanctuary? Yes.
· We have the Altar of Sacrifice, that's the death.
· And the Laver represents what? The resurrection of Christ.
So you have His death,
and His resurrection in the Court of the Sanctuary.
Mari kita
simak ini, “Kurban, kematian,
pemakaman, dan kebangkitan Yesus”.
Perayaan apa yang merayakan tiga peristiwa tersebut? Ada Passah, ada Roti Tidak Beragi,
dan ada Buah Sulung.
Apakah
ini pekabaran yang sama yang ada di
Pelataran Bait Suci? Iya.
· Ada Mezbah
Kurban, itu kematianNya.
· Dan Bejana
Pembasuh melambangkan apa? Kebangkitan Kristus.
Jadi ada
kematianNya, dan kebangkitanNya di Pelataran Bait Suci.
And then secondly
you have Intersession.
Where does intercession take place? It occurs in the Holy Place. What Feast
begins the celebration or begins the intercession of Christ in the Holy Place? The Feast
of Pentecost.
So see, you're
following the same order.
Lalu yang
kedua ada Perantaraan. Di
mana perantaraan terjadi? Itu terjadi
di Bilik Kudus. Perayaan apa yang mengawali perantaraan Kristus
di Bilik Kudus? Perayaan Pentakosta.
Lihat,
kita mengikuti urutan yang sama.
And then finally
you have the idea of Judgment, this is on page 36,
the top of page 36. What Feasts are related to the Day of Atonement or the Judgment? You know, the Most Holy Place of the Sanctuary. You have the Feast
of Trumpets announcing the coming Day of Atonement in the Most Holy
Place there you have the Sanctuary context.
Kemudian
akhirnya ada konsep penghakiman, ini di hal. 36, bagian atas hal. 36. Perayaan
apa yang terkait pada Hari Pendamaian atau Penghakiman? Kalian tahu, Bilik
Mahakudus Bait Suci. Ada Perayaan
Terompet yang mengumumkan datangnya Hari Pendamaian di Bilik
Mahakudus di mana terdapat konteks Bait Suci.
And then you have the Day of
Atonement which is the Judgment in the Most Holy Place,
Lalu Hari Pendamaian yang adalah
Penghakiman di Bilik Mahakudus.
And then of course
you have the
Feast of Tabernacles where Revelation chapter 21 tells us that the Lamb
comes and tabernacles with human beings.
And so basically
the Feasts follow the same order of apartments of the Sanctuary.
Kemudian
tentu saja ada Perayaan Tabernakel
dan Wahyu pasal 21 memberitahu kita bahwa Anak
Domba itu datang dan hidup (bertabernakel) bersama manusia.
Maka pada
dasarnya Perayaan-perayaan mengikuti susunan yang sama dengan pembagian di Bait
Suci.
Now let's go in our
syllabus to page 39, and we're going to begin our study of the Feast of Passover. However, before
we deal with page 39 through page 45, it would be a good idea for us to take a
look at the Passover, then we'll come back to these pages, you know I should
have put these pages in the syllabus a little bit later, but let's skip from
page 39 through page 45 and go to page 47. We'll come back to these pages,
because this deals more with the fulfillment. We have to study first of all the
type and then the fulfillment.
Sekarang
mari ke silabus kita hal. 39 dan kita akan memulai pelajaran kita tentang
Perayaan Passah. Namun sebelum kita membahas hal. 39 hingga hal. 45, lebih baik
kita lihat dulu Passah itu sendiri, kemudian kita akan kembali ke halaman-halaman
ini. Seharusnya di silabus saya meletakkan halaman-halaman ini di belakangnya,
tetapi marilah kita lompati dulu hal. 39 hingga 45,
dan ke hal. 47. Nanti kita akan kembali ke halaman-halaman itu, karena ini
bicara lebih tentang penggenapannya. Kita harus belajar dulu tipenya baru nanti
penggenapannya.
Let's go in our
syllabus to page 45 and I'm going to read the last paragraph, just the last
paragraph. In Deuteronomy 18:15-18, God promised to send another prophet like
whom? Like
Moses, but greater than Moses. If you read Acts 3:22-26 and Hebrews 3:1-5
especially Hebrews 3:1-5 and you can make reference also to 1 Corinthians 10:1-4,
you're going to find that Jesus was that predicted prophet.
Deuteronomy 18 also
tells us that God would cut off Israel, if it did not listen to Moses. So today
spiritual Israel will be cut off if it does not listen to Jesus. The
things of Moses now belong to whom? Now belong to Jesus. The Jewish nation in
Christ’s day did not understand this great truth, they trusted Moses but
rejected Jesus. Paul also deals with this theme in 2 Corinthians chapter 3.
Mari kita
ke silabus kita hal. 45, dan saya akan membaca paragraf yang terakhir, hanya
yang terakhir. Di Ulangan 18:15-18, Allah
berjanji akan mengirimkan seorang nabi yang lain seperti siapa? Seperti Musa, tetapi lebih besar
daripada Musa. Jika kalian membaca Kisah 3:22-26 dan Ibrani
3:1-5 terutama Ibrani 3:1-5, dan kalian juga bisa melihat referensi di 1
Korintus 10:1-4, kalian akan melihat bahwa Yesus
itulah nabi yang dijanjikan.
Ulangan
18 juga memberitahu kita bahwa Allah
akan membuang Israel jika mereka tidak mau mendengarkan Musa. Maka hari ini
Israel rohani juga akan dibuang jika tidak mau mendengarkan Yesus.
Hal-hal yang terkait Musa sekarang menjadi milik siapa? Sekarang menjadi milik
Yesus. Bangsa Yahudi di zaman Kristus tidak memahami kebenaran besar ini,
mereka mempercayai Musa tapi menolak Yesus. Paulus juga membahas tema ini di 2
Korintus pasal 3.
So as we begin our study of the historical Passover. We need
to first of all see the parallel between Moses and Christ, because Moses instituted
the Passover, and there's a striking parallel between Moses and Jesus. And so
we're going to draw a series of parallels. First of all we're going to talk
about Moses, and then about Jesus, so that we can see that Moses instituted the historical Passover, but
all of the details of the historical Passover were fulfilled in Jesus Christ.
Jesus is the fulfillment of all of the details. See, Moses was the leader of
historical literal Israel, Jesus is the leader of spiritual Israel. Moses is
the type and Jesus is the anti-type to which the type points.
Jadi kita
mengawali pelajaran kita tentang Passah historis. Pertama kita perlu melihat
persamaan antara Musa dan Kristus, karena Musa yang melembagakan Passah dan ada
persamaan yang mencolok antara Musa dengan Yesus. Maka kita akan menarik
serangkaian persamaan. Pertama-tama kita akan bicara tentang Musa, kemudian
tentang Yesus, supaya kita bisa melihat bahwa Musa yang melembagakan Passah historis tetapi semua
detail dari Passah historis tersebut digenapi dalam Yesus Kristus.
Yesus adalah penggenapan semua detailnya. Lihat, Musa adalah pemimpin Israel literal
historis. Yesus adalah pemimpin Israel rohani. Musa adalah tipenya dan Yesus adalah antitipenya
yang ditunjuk oleh tipe tersebut.
So let's go to page
47 in our syllabus and look at this series of parallels between Christ and
Moses. This is the introductory section to the historical Passover and to the
fulfillment of the Passover.
First of all we
have the historical root and then we have the prophetic fulfillment.
In the Old
Testament who is Christ's bride? In the Old Testament Israel is God's bride,
you can read that in Jeremiah 6:2.
Who is God's bride in the New
Testament? It is the Christian Church, Revelation 12:1 is one verse
that we can use among others.
Jadi mari
kita ke hal. 47 silabus kita dan melihat rangkaian persamaan antara Kristus dan
Musa. Ini adalah bagian pengantar ke Passah historis dan ke penggenapan dari
Passah itu.
Pertama-tama
kita melihat akar historisnya dan kemudian kita melihat
penggenapan nubuatannya.
Di
Perjanjian Lama siapakah pengantin Kristus? Di Perjanjian Lama Israel adalah pengantin Allah.
Kalian bisa membacanya di Yeremia 6:2.
Siapa
pengantin Allah di Perjanjian Baru?
Gereja Kristen. Wahyu 12:1 adalah salah satu ayat yang bisa kita
pakai dari antara yang lain.
Again the
historical root: Israel was in what
condition? They were in bondage to the Egyptians. By the way there are verses to all of these. It's going to take you some time to
read all of the verses. I want us to get the general picture here. Israel was
in bitter bondage to whom? To the Egyptians.
Before the coming
of Jesus what condition were God's
people in? God's people were also in bondage, but they were in bondage to
what? They were in bondage to sin. And you can read these verses
here: Hebrews 2:14-15 says that God's people were crying out because they were
in bondage. Also John 8:32-34 Jesus says “…if the Son makes you free, you will
be free…” what? “…indeed.” So Jesus comes to deliver God's
people from bondage as well, but it's not
bondage to the Egyptians, it's bondage to sin.
Lagi,
akar historisnya: Bagaimana kondisi Israel? Mereka terbelenggu dalam perbudakan
pada bangsa Mesir. Nah, semua ini ada ayat-ayatnya. Kalian akan menghabiskan
banyak waktu membaca semua ayatnya. Saya mau kita melihat gambar besarnya di
sini. Israel terbelenggu perbudakan
yang parah pada siapa? Pada
bangsa Mesir.
Sebelum kedatangan Yesus, bagaimana kondisi umat
Allah? Umat Allah juga terbelenggu
perbudakan, tetapi mereka adalah budak apa? Mereka terbelenggu
perbudakan pada dosa.
Dan kalian bisa membaca ayat-ayatnya di sini: Ibrani 2:14-15 yang mengatakan
umat Allah sedang berseru karena mereka dalam perbudakan. Juga Yohanes 8:32-34
Yesus berkata, “…apabila
Anak itu memerdekakan kamu maka kamu baru…” apa? “…benar-benar merdeka…” (ay. 36) Jadi Yesus datang untuk menyelamatkan
umat Allah dari perbudakan juga, namun bukan perbudakan pada bangsa Mesir tapi
perbudakan pada dosa.
Historical root:
the children of Israel were slaves to the great dragon. Did you know that Pharaoh
was called “the great dragon” in Ezekiel 29:3? To whom were God's people in
bondage when Jesus came to this earth? God's
people were in bondage also to the great dragon, but this was the real
great dragon, the great dragon, the ancient serpent, the Devil and Satan.
Akar
historis: bangsa Israel menjadi
budak pada naga besar itu. Tahukah kalian bahwa Firaun disebut
“naga besar” di Yehezkiel 29:3 (terjemahan LAI menyebutnya “buaya besar”). Umat Allah ketika Yesus datang ke dunia ini,
adalah budak siapa? Umat Allah juga terbelenggu
perbudakan kepada naga besar, tetapi ini adalah naga besar yang
sejati, naga besar, ular tua, Iblis
dan Setan.
Historical root: literal
Israel was crying out in pain for what? For deliverance from bondage, you
can read it there. They were agonizing and crying out. What is the prophetic
fulfillment to this?
The woman which
represents the church was crying out in travail because she wanted the Child
to be what? She wanted the Child or the Deliverer to be born.
And then in Egypt
you have a deliverer that is born. What is his name? Moses.
But in the New
Testament do you also have a Child who is born? Yes. That Child
who is born is none other than Jesus.
Akar
historis: Israel literal sedang menjerit
kesakitan minta apa? Minta
diselamatkan dari perbudakan. Kalian bisa membacanya di sini.
Mereka sedang menderita dan berseru. Apa penggenapan nubuatan ini?
Perempuan
yang melambangkan gereja juga
menjerit kesakitan karena dia ingin Anak itu diapakan? Dia ingin Anak itu atau Sang
Juruselamat lahir.
Kemudian di Mesir ada
seorang penyelamat yang
lahir. Apa namanya? Musa.
Tetapi di Perjanjian Baru
apakah juga ada Seorang Anak yang lahir? Iya. Anak yang lahir itu tak lain daripada Yesus.
Now in the times of
Moses the king felt that this deliverer might take his what? His throne.
Do we have a king
when Jesus is born that also fears for the perpetuity of his throne? Yes. So
what does Pharaoh
do in the Old Testament? He has all of the male children killed.
What happens when
Jesus is born? Herod has all of the male children killed.
Are you starting to
see a parallel here between the first Moses and the second Moses?
Nah, di
zaman Musa, rajanya merasa bahwa si penyelamat ini bisa merampas apanya?
Takhtanya.
Apakah
ketika Yesus lahir ada raja yang juga takut kehilangan kelanggengan takhtanya?
Ya.
Jadi apa
yang dilakukan Firaun
di Perjanjian Lama? Dia memerintahkan
semua anak laki-laki dibunuh.
Apa yang
terjadi ketika Yesus lahir? Herodes
memerintahkan semua anak laki-laki dibunuh.
Apakah
kalian mulai melihat persamaan di sini antara Musa yang pertama dan Musa yang
kedua?
Now Moses was protected
where? In
Egypt.
Where was Jesus
protected when Herod wanted to kill Him? He went and He took refuge in Egypt.
And then God called
Israel out of where? Moses and Israel out of Egypt.
Where was Jesus
called out of? You know Matthew 2:15 it says “…out of Egypt I have called My Son” and it's referring specifically to Jesus.
Nah,
Musa dilindungi
di mana? Di Mesir.
Di mana Yesus dilindungi ketika Herodes mau
membunuhNya? Dia pergi dan mendapatkan
perlindungan di Mesir.
Kemudian
Allah memanggil Israel keluar
dari mana? Musa dan Israel keluar dari
Mesir.
Dari mana Yesus dipanggil keluar? Kalian tahu Matius
2:15 berkata, “…dari
Mesir Aku memanggil keluar AnakKu”
dan ini mengacu secara khusus kepada Yesus.
Historical root: ~ we’re at the bottom of page 47 - the death of the lamb was the sign of Israel's
deliverance from bondage, right?
What is the sign of
the deliverance of God's people from bondage? It is the blood of Jesus Christ
shed for us.
Akar
historis: ~ kita di bagian bawah hal. 47 ~ kematian anak domba adalah tanda diselamatkannya Israel dari perbudakan, benar?
Apa tanda diselamatkannya umat Allah
dari perbudakan? Darah
Yesus Kristus yang dicurahkan bagi kita.
And then Israel is
baptized in the Red Sea. Does the Bible speak of Israel's experience as
a baptism? You can read it in 1 Corinthians chapter 10, it says they were “baptized into Moses”. You say, “Now, wait a minute. Baptized into Moses? Why are they baptized into Moses?”
Because Moses
is the representative of the nation.
But the Christian
Church, those who are members of the
Christian Church, are baptized into whom? They are baptized into Christ
according to the New Testament. So Jesus
is baptized in the Jordan River.
Kemudian Israel dibaptis di Laut Merah.
Apakah Alkitab bicara tentang pengalaman Israel sebagai suatu baptisan? Kalian
bisa membacanya di 1 Korintus 10:2, yang mengatakan mereka “dibaptis dalam Musa”. Kalian berkata, “Tunggu sebentar, dibaptis dalam
Musa? Mengapa mereka dibaptis dalam Musa?” Karena Musa adalah wakil bangsa itu.
Tetapi
gereja Kristen, mereka yang adalah anggota gereja
Kristen, dibaptis dalam siapa? Mereka dibaptis dalam Kristus menurut
Perjanjian Baru. Jadi Yesus dibaptis di sungai Yordan.
Moses fasted for how long on a mountain? Moses fasted for 40 days and
40 nights.
How many days did Jesus
fast on a mountain? He also fasted for 40 days and 40 nights.
Moses gave Israel the Law of the
Kingdom from a mountain.
Jesus also gave the Law of His
kingdom on a mountain, it's called the Mount of the
Beatitudes, or the Sermon on the Mount, as it is called.
Musa berpuasa berapa lamanya di atas gunung? Musa berpuasa
selama 40 hari dan 40 malam.
Berapa
lamanya Yesus berpuasa di
atas gunung? Dia juga berpuasa
selama 40 hari dan 40 malam.
Musa memberi Israel Hukum Kerajaan dari atas gunung.
Yesus juga memberi Hukum KerajaanNya
dari atas gunung, itu
disebut Gunung (Bukit) “Beatitude”, atau disebut Khotbah di atas Gunung
(Bukit).
The
face of Moses shone on the mountain.
And on the
Mount of Transfiguration the face of Jesus
shone according to Matthew chapter 17 and the parallel passages.
Wajah Musa bersinar di atas gunung.
Di gunung Transfigurasi wajah Yesus
bersinar menurut Matius pasal 17 dan
ayat-ayat yang paralel.
Moses interceded for sinful Israel and offered his life in place of theirs.
Jesus is the great intercessor who offers His life in place of His people.
Musa memohon bagi Israel yang berdosa dan menawarkan hidupnya
untuk menggantikan hidup mereka.
Yesus adalah Perantara Besar yang mempersembahkan hidupNya sebagai ganti hidup
umatNya.
Moses brought water out of a rock. During his time manna came from heaven. And he raised a
serpent in the wilderness.
Jesus is the rock, Jesus is the manna,
and Jesus is the serpent that was raised in the wilderness.
Musa mengeluarkan air dari batu. Selama masanya manna jatuh dari langit. Dan dia meninggikan seekor ular di
padang gurun.
Yesus itulah batunya, Yesus itulah
mannanya, dan Yesus itulah ular yang
ditinggikan di padang gurun.
Moses organized Israel into twelve
tribes, of course the twelve tribes existed but he organized them
specifically, and he also organized seventy elders.
Did Jesus also
call twelve to perform the duties of the Kingdom? Yes. Did He also establish seventy? For sure. So of
course all of this is coincidence, right? I don't think so. In fact I know it's not coincidence.
Musa mengatur Israel menjadi 12 suku, tentu saja ke-12 suku
sudah ada tetapi dia yang mengorganisasikan mereka secara khusus, dan dia juga mengorganisasikan 70
tua-tua.
Apakah Yesus juga memanggil 12
untuk melaksanakan tugas-tugas Kerajaan? Ya. Apakah Dia juga menetapkan 70? Tentu saja. Jadi ini
pasti suatu kebetulan, benar? Saya rasa tidak. Bahkan saya yakin ini bukan
kebetulan.
The Jewish nation was constantly at
odds with Moses.
Were the Jewish leaders
constantly at odds with Jesus? Oh you better believe it.
Bangsa Yahudi terus-menerus menentang Musa.
Apakah para pemimpin Yahudi
terus-menerus menentang Yesus? Oh, percayalah.
And then Moses died,
he was buried,
he resurrected
and he ascended
to heaven.
Jesus also died,
was buried,
resurrected, and ascended to heaven.
Kemudian Musa mati, dia dikuburkan, dia dibangkitkan, dan
dia naik ke Surga.
Yesus juga mati, dikuburkan, dibangkitkan, dan naik ke Surga.
And so this is what
you call typology. In other words what happened on a smaller scale in the Old
Testament with literal Israel is fulfilled on a larger scale with Jesus in the
future.
So if Moses led out in the celebration of the literal Passover, would we
expect Jesus
Christ to establish another ceremony that would commemorate the Passover and would
take the place of the Passover? Yes. Because the anti-type takes the place of the
type. This has a lot to do with whether we still need to celebrate the
Feasts or not, and we'll come to that later.
Maka
inilah yang disebut tipologi. Dengan kata lain apa yang terjadi dalam skala yang lebih kecil di
Perjanjian Lama pada Israel literal, digenapi dalam skala yang lebih besar oleh
Yesus di masa depan.
Maka jika Musa yang pertama memimpin dalam perayaan
Passah yang literal, apakah kita boleh berharap Yesus Kristus akan menetapkan upacara yang lain yang
memperingati Passah dan akan menggantikan upacara Passah? Ya.
Karena antitipe menggantikan tempat
tipe. Ini banyak dampaknya dengan apakah kita masih perlu
merayakan Perayaan-perayaan (Yahudi) atau tidak, dan kita nanti akan kembali
kemari.
Now page 49, I want
us to go through the next several paragraphs which are very, very important. Deuteronomy
28 describes the blessings and curses of the Covenant. The blessings would come
if Israel obeyed and the curses would come if Israel disobeyed. Israel failed
miserably and so Jesus came to take the place of Israel and to redeem their
history. Are you understanding what I'm saying?
Jesus in His person
came to redeem the history of Israel. As a second Moses Jesus went over the same ground
as Israel, but in contrast to them He perfectly obeyed the Covenant, and thus gained
the victory where Israel failed. It is significant that Jesus quoted
three texts to the Devil on the mount of ~ actually it's really ~ the Mount of
Temptation, and all of them came from
where? From Deuteronomy. Do you know what Deuteronomy describes? It describes
the history of Israel and all of the failings of Israel in the wilderness.
But now here comes
the interesting point ~ in spite of the fact that Jesus perfectly obeyed ~
He bore what? The curses of the Covenant because He was bearing
what? The
guilt of Israel. Jesus lived and suffered in our place and thus
exhausted the Covenant curses. But we must accept Him to personally
receive the blessing. Are you following what this is saying?
So Jesus retraced
the history of Israel and He gained the victory where Israel failed. And when
we join Jesus we partake of His history.
Sekarang
hal. 49, saya mau kita menyimak beberapa paragraf berikut yang amat, sangat
penting. Ulangan 28 menggambarkan berkat dan kutuk dari Perjanjian. Berkatnya
akan datang jika Israel patuh, dan kutuknya akan datang jika Israel tidak
patuh. Israel gagal secara mengenaskan maka Yesus datang untuk menggantikan tempat Israel
dan untuk menebus sejarah mereka. Apakah kalian paham apa yang saya katakan?
Yesus
secara Pribadi datang untuk menebus sejarah Israrel. Sebagai Musa kedua, Yesus mengulangi jejak Israel yang
sama, tetapi bedanya dengan mereka, Yesus mematuhi Perjanjian itu dengan sempurna, dan dengan
demikian mendapatkan kemenangan di mana Israel telah gagal. Yang
signifikan Yesus mengutip tiga ayat kepada Iblis di bukit Pencobaan, dan
semuanya berasal dari mana? Dari kitab Ulangan. Tahukah kalian apa yang digambarkan
Ulangan? Menggambarkan sejarah Israel dan semua kejatuhan Israel di padang
gurun.
Tetapi
sekarang ini poin yang menarik ~ terlepas
dari kenyataan Yesus patuh dengan sempurna, Dia menanggung apa? Kutukan-kutukan Perjanjian
karena Dia sedang memikul apa? Akibat dosa Israel. Yesus hidup dan
menderita sebagai pengganti kita, dengan
demikian menghabiskan kutukan Perjanjian. Tetapi kita harus
menerima Dia untuk menerima secara pribadi berkatnya. Apakah kalian mengikuti
apa yang dikatakan di sini?
Jadi
Yesus menjalani ulang sejarah Israel dan Dia mendapatkan kemenangan di mana Israel
telah gagal. Dan bila kita bergabung dengan Yesus, kita mengambil bagian dalam
sejarahNya.
Now let me explain
the last paragraph. I'm not going to read it, I'm going to explain it. Baptism is
far more important than what we realize, and it has a much deeper significance
than what we realize. We usually say baptism is, you know, a symbol of being
you know, dying to sin, and being buried, and
resurrecting to newness of life. We center on the believer, in other words. But something really radical happens at
baptism in the sight of God. Let me explain it.
You've all seen
baptisms by immersion, right? And this is the reason why baptism has to be by immersion.
You know, baptism by sprinkling totally
destroys the symbolism of what God wants to teach us concerning baptism. But
anyway, just to review how a baptism takes place because people are going to be
watching this on television, people who don't know about baptism by immersion.
So you know the pastor is standing in the baptistry and the
candidate is in front of him, and the pastor says, “I now baptize you in the
name of the Father, the Son, and the Holy Spirit, amen.” What's the last thing
the person does before they're put under the water? Stops breathing. He or
she’d better stop breathing. They stop breathing, right? What do they do while
they're under the water? They don't breathe. What's the first thing they do ~
believe me I can vouch for this ~ what's the first thing they do when they come
out of the water? Ahhh-haaah! They breathe again.
What has happened in Baptism?
You have repeated the experience of Jesus in miniature, because Jesus
on the cross stopped breathing, while He was in the grave He did not breathe,
and when He resurrected He breathed again.
When we are baptized we are included
in the experience of Christ. God looks at us in Him. It's not my
little death, it's not my little burial, it's not my little resurrection, no! I
died with Him, I was buried with Him, and I resurrected with Him. God now
looks at Him, He does not look at me. Are you with me?
Baptism is the incorporation rite
into Christ, it's the moment when God looks at me in Christ, not in
myself anymore, but in Him. That's why when I'm baptized sin is washed away
and God looks upon me as if I had never sinned because the history of Jesus is now my
history. My history is erased and because I went through His experience in miniature:
I ceased breathing, I was buried, and didn’t breathe, and now I come forth and I breathe again, now I'm
incorporated into Him, I live His history. Are you following me?
Vitally important.
Sekarang
izinkan saya menjelaskan paragraf terakhir. Saya tidak akan membacanya, saya
akan menjelaskannya.
Baptisan itu jauh lebih penting dari
apa yang kita sadari, dan itu
punya makna yang jauh lebih mendalam dari apa yang kita sadari. Biasanya kita
mengatakan baptisan itu simbol mati kepada dosa, dikuburkan, dan bangkit kepada
kehidupan yang baru. Dengan kata lain, kita berpusat pada si orang yang
percaya. Tetapi di pemandangan Allah ada sesuatu yang benar-benar radikal
terjadi saat baptisan. Saya akan menjelaskannya.
Kalian
semua sudah pernah melihat baptisan dengan
diselamkan, benar? Dan inilah alasannya mengapa baptisan harus dengan cara diselamkan.
Kalian tahu baptisan dengan percikan sama sekali menghancurkan
simbolisme dari apa yang mau diajarkan Allah kepada kita melalui baptisan. Nah,
mari kita mengulang bagaimana baptisan itu, karena ada yang mengikuti pelajaran
ini lewat televisi, mereka yang tidak tahu tentang baptisan yang diselamkan.
Jadi, si pendeta berdiri di dalam
kolam baptisan dan calon baptisan ada di hadapannya, dan pendeta itu berkata,
“Saya sekarang membaptiskan Anda dalam nama Bapa, Anak, dan Roh Kudus, amin.”
Apa hal terakhir yang dilakukan orang yang dibaptis itu sebelum dia dibenamkan
ke dalam air? Tahan napas. Jangan sampai dia tidak tahan napas. Jadi dia
berhenti bernapas, benar? Apa yang dia lakukan ketika dia berada di dalam air?
Dia tidak bernapas. Apa hal pertama yang dia lakukan ~ dan percayalah saya bisa
menguatkan ini ~ apa hal pertama yang dia lakukan ketika dia keluar dari
air? Ahhh-hahhhhh, dia bernapas lagi.
Apa yang
terjadi dalam baptisan? Kita mengulangi
pengalaman Yesus dalam skala miniatur, karena Yesus di atas salib berhenti
bernapas, ketika Dia ada di kubur Dia tidak bernapas, dan ketika Dia bangkit
Dia bernapas lagi.
Ketika kita dibaptis, kita masuk dalam
pengalaman Kristus. Allah
memandang kita dalam Dia. Itu bukan kematian kecil saya, itu bukan penguburan
kecil saya, itu bukan kebangkitan kecil saya, tidak! Saya mati bersamaNya, saya
dikubur bersamaNya, dan saya bangkit bersamaNya. Allah sekarang melihat Dia, Allah tidak
melihat saya. Apakah kalian paham?
Baptisan adalah ritus memasukkan saya
ke dalam Kristus, itulah
saat ketika Allah melihat saya dalam Kristus, bukan diri saya sendiri lagi,
tetapi dalam Dia. Itulah mengapa
ketika saya dibaptis, dosa saya dibasuh bersih dan Allah melihat
saya seolah-olah saya tidak pernah berbuat dosa, karena sejarah Yesus sekarang menjadi sejarah saya.
Sejarah saya sendiri sudah dihapus dan karena
saya telah melewati pengalaman Kristus dalam skala miniatur:
saya berhenti bernapas, saya dikubur dan tidak bernapas, dan sekarang saya
muncul lagi dan saya bernapas lagi, maka
saya dimasukkan ke dalam Kristus, saya menghidupkan sejarahNya.
Apakah kalian mengikuti saya? Sangat penting.
Let me ask you, can
sprinkling teach us that lesson? Absolutely not! You know when a baby is sprinkled, the
baby's still breathing, hello! The baby's not being incorporated into Christ in
any sense of the word. We need to fulfill the rites that God has given in the
way that God has commanded because there is a certain meaning and purpose why
God gave those particular rites and ceremonies in that fashion.
So is this clear?
Coba saya
tanya, bisakah percikan mengajarkan pelajaran tersebut kepada kita? Sama sekali
tidak! Kalian tahu, ketika seorang bayi diperciki, bayi itu tetap bernapas,
halo! Bayi itu tidak dimasukkan ke dalam Kristus dalam arti kata yang mana pun.
Kita harus menggenapi ritus yang telah diberikan Allah dengan cara yang
diperintahkan Allah karena ada makna dan tujuan tertentu mengapa Allah
memberikan ritus dan upacara khusus seperti itu.
Jadi
apakah ini sudah jelas?
Jesus redeemed the
history of Israel. When I'm baptized the history of Jesus becomes my history. I
don't have to suffer the curses because what? Because Jesus took upon Himself
all the curses of the Covenant and by His perfect obedience He redeemed the failures
of Israel. So when I joined Jesus I become a member of Israel, a new Israel.
Yesus
menebus sejarah Israel. Ketika saya dibaptis, sejarah Yesus menjadi sejarah
saya. Saya tidak usah menderita kutukan-kutukan karena apa? Karena Yesus telah
memikul Sendiri semua kutukan Perjanjian dan melalui kepatuhanNya yang sempurna
Dia telah menebus kegagalan Israel. Sehingga ketika saya bergabung dengan Yesus saya menjadi anggota
dari Israel, Israel yang baru.
Now let's go in our syllabus to page 51. Now that we've seen that there is
an Old Testament Moses and then there's a fulfillment to the experience of
Moses, now we're ready to talk about the first festival of the Hebrew year, which
is the Feast of Passover. And once again we're going to study the historical
Passover, and then in our next lesson we will study the fulfillment of the
historical Passover. So far so good? Alright.
Nah, mari kita ke silabus kita hal. 51. Sekarang
setelah kita sudah melihat ada Musa Perjanjian Lama, dan ada penggenapan pada
pengalaman Musa, sekarang kita siap bicara tentang festival pertama dari tahun
Ibrani, yaitu Perayaan Passah. Dan sekali lagi kita akan mempelajari Passah
historis, kemudian dalam pelajaran kita berikutnya kita akan mempelajari
penggenapan Passah historis ini. Sampai di sini semua oke? Baik.
We're on page 51 top of the page. Ezekiel 29:3 and this is from the King
James Version, modern versions speak of Pharaoh as the great monster, the King
James calls him “the great dragon”. So anyway Israel was in severe bondage
to the great dragon. Notice Ezekiel 29:3, “3 Speak, and say, ‘Thus saith the Lord GOD: Behold, I am against thee, Pharaoh king of
Egypt…” and what is pharaoh? “…the great dragon that
lieth in the midst of his rivers, which hath said, my river is mine own, and
I have made it for myself.’…” (KJV)
So the individual
who had Israel in bondage was the great dragon according to this.
Kita di hal. 51 bagian atas halaman. Yehezkiel
29:3 dan ini dari KJV, versi-versi modern membahasakan Firaun sebagai “monster”
besar (terjemahan LAI menyebutnya “buaya besar”). KJV menyebutnya “naga besar”.
Nah, Israel berada di bawah perbudakan pada naga besar itu. Simak Yehezkiel
29:3, “3 Berbicaralah dan katakan, ‘Beginilah firman Tuhan ALLAH: ‘Lihat, Aku menjadi lawanmu, hai
Firaun, raja Mesir…” dan Firaun itu
apa? “…naga besar, yang berbaring di
tengah sungai-sungainya yang berkata: ‘Sungaiku punyaku
sendiri, aku yang membuatnya untuk diriku
sendiri.’…” Jadi individu
yang membelenggu Israel dalam perbudakan menurut ini adalah naga besar.
Now in order to understand the historical Passover, we also need to
understand Genesis 3:15 my favorite verse in the whole Bible. I did a 52-part series on the book of Genesis
particularly tracing the meaning of Genesis 3:15. The story of Moses is a continuation on the story of Genesis 3:15. I want you to notice five
elements in the story of Moses that are found also in Genesis 3:15.
·
do you have a woman in the story of Moses?
Yes.
Who is that
woman? Jochebed or Jochabel as some people call her.
·
Does the woman have a seed?
Yeah, who is
the seed? Moses. Very well.
·
Is there a dragon in this story? Yes.
Who is the
dragon historically? Well, yeah, it’s the Devil, he's behind the whole thing,
but it says Pharaoh there.
·
does the dragon have a seed?
If the dragon
is Satan who wants the death of Moses to take place, who is the instrument that
the dragon uses? He uses pharaoh.
·
is there enmity in this story?
There's
enmity.
So notice here you have a woman; you
have the woman's seed; you have a dragon which in this case would be Satan who
stands behind the scenes; then you have the dragon’s seed through whom the
dragon tries to perform his work and that would be whom? Pharaoh. And then you
have the enmity where the dragon using the other dragon wants to kill the seed,
you have the enmity.
So do you have a repetition of Genesis chapter 3:15 in the story of
Moses? You most certainly do! So we need to see this as a continuing chapter in
the story of Genesis 3:15.
Nah, agar bisa memahami Passah historis, kita perlu
memahami Kejadian 3:15, ayat favorit saya di seluruh Alkitab. Saya telah membuat
serial 52 episode tentang Kitab Kejadian khususnya menapaktilas makna Kejadian
3:15. Kisah Musa adalah kelanjutan kisah Kejadian 3:15. Saya mau kalian menyimak 5 elemen dalam kisah
Musa yang juga terdapat di Kejadian 3:15.
·
Apakah
ada seorang perempuan
dalam kisah Musa? Ya.
Siapa
perempuan itu? Jochebed atau beberapa orang terkadang menyebutnya Jochabel.
·
Apakah
perempuan ini punya benih?
Ya. Siapa
benihnya? Musa, bagus sekali.
·
Apakah
ada seekor naga
dalam kisah ini? Ya.
Siapakah
naga ini secara historis? Nah, ya, itu Iblis, dia yang ada di balik segala hal,
tetapi di sini dikatakan Firaun.
·
Apakah
naga itu punya benih?
Jika naga
itu Setan yang menginginkan kematian Musa, siapa alat yang dipakai naga itu?
Dia memakai Firaun.
·
Apakah
ada permusuhan dalam
kisah ini?
Ada
permusuhan.
Jadi
simak di sini ada seorang perempuan; ada benih perempuan itu; ada seekor naga
yang dalam hal ini adalah Setan yang ada di balik layar; lalu ada benih naga
itu melalui dia naga itu berusaha melakukan pekerjaannya, dan itu adalah siapa?
Firaun; kemudian ada permusuhan di mana naga itu memakai naga yang lain untuk
membunuh benih itu, jadi ada permusuhan.
Maka apakah ada pengulangan Kejadian 3:15 dalam kisah
Musa? Tepat sekali. Jadi kita perlu melihat ini sebagai lanjutan pasal kisah
Kejadian 3:15.
Now the deliverer ~
this is an important point ~ the deliverer was one with his brethren. Was
Moses one with his brethren? Yeah. Was he a member of the Jewish nation of
Israel? He most certainly was.
But now notice, he was not a slave,
this is an important point.
He was one with his
brethren but he was not a slave. He was one with his people of the same blood
in heritage but he was not born a slave. Moses did not need a redeemer from slavery,
would you agree with that? Yeah. See, he was one with the brethren but he was
not exactly equal to the brethren in every sense of the word.
Sekarang
si penyelamat ~ ini adalah poin yang penting ~ si penyelamat adalah satu dari antara saudara-saudaranya.
Apakah Musa itu satu dari antara saudara-saudaranya? Iya. Apakah dia anggota
bangsa Yahudi dari Israel? Sudah barang tentu.
Tetapi
sekarang simak, dia bukanlah
seorang budak! Ini poin yang penting.
Dia satu dari antara saudara-saudaranya
tapi dia bukan seorang budak. Dia
satu dari bangsanya, mewarisi darah yang sama, tapi dia tidak dilahirkan
sebagai budak. Musa tidak perlu
ditebus dari perbudakan, apakah kalian setuju? Ya. Lihat, ia
adalah satu dengan saudara-saudara sebangsanya tetapi dia tidak sejajar dengan
mereka dalam arti kata yang mana pun.
Now Israel was in
bitter bondage. Notice Exodus 1:13-14, “ 13 So the Egyptians made
the children of Israel serve with rigor. 14 And they made their
lives bitter with hard bondage—in mortar, in brick, and in all manner of
service in the field. All their service in which they made them serve was with rigor…” So were they pretty much miserable in serving their taskmaster?
Absolutely! So what does Israel do? Israel in the midst of their bondage could
they deliver themselves? They couldn't deliver themselves. What is the only
thing that they could do? All they could do is cry out to the Lord for the Lord
to deliver them.
Nah, Israel berada di bawah perbudakan berat. Simak
Keluaran 1:13-14, “13 Lalu orang
Mesir memaksa orang Israel bekerja dengan keras,
14 dan mereka membuat hidup
mereka pahit dengan perbudakan yang berat, bekerja dengan
tanah liat, dengan batu bata, dan dengan segala macam pekerjaan di ladang. Segala pekerjaan mereka yang dipaksakan orang Mesir untuk
mereka kerjakan, itu dengan kekerasan…” Jadi
apakah mereka sangat mengenaskan melayani majikan mereka? Tentu saja! Jadi apa
yang dilakukan orang Israel? Israel yang berada di tengah-tengah perbudakan
mereka, bisakah mereka menyelamatkan diri mereka sendiri? Mereka tidak bisa
menyelamatkan diri sendiri. Apakah satu-satunya hal yang bisa mereka lakukan?
Satu-satunya yang bisa mereka lakukan ialah berseru kepada Tuhan agar Tuhan
menyelamatkan mereka.
And notice Exodus
2:23-25 where you find a description of this and a very important detail we're
going to notice. It says, “23 Now it happened in the
process of time that the king of Egypt died. Then the children of Israel…” what's the next word? “…groaned because of the bondage, and they
cried out; and their cry came up to God because of the bondage. 24 So God heard their
groaning…” and now comes a very important detail
I want you to remember all these details because we're going to come back to
them when we deal with the fulfillment of the Passover. It says, “…and God…” what? “…remembered His covenant…” why did God choose to deliver Israel when they cried out? Was
it because they were good? Was it because they were obedient? No! It was
because they cried out in their dire need that God says, “I'm going to remember
My…” what? “…My covenant.” Is this the
everlasting covenant that God is remembering? Yes, it is. It's a manifestation
of the everlasting covenant. Now, so it says,
“…and God remembered His covenant with Abraham, with Isaac, and with
Jacob…” is this covenant that God made with Abraham, Isaac, and Jacob,
the same covenant that was made between the Father and Son in eternity past?
There's only one eternal covenant, the Covenant of salvation. And it says in
verse 25, “…25 And
God looked upon the children of Israel, and God acknowledged them…” not because they were good, but because they were in dire need,
they cried out to the Lord in the midst of their bondage, in bondage to the
great dragon, crying out for God's deliverance, and for God's mercy.
Dan
simak Keluaran 2:23-25 di mana terdapat deskripsi ini dan detail yang sangat
penting yang akan kita lihat. Dikatakan, “…23 Dengan berlalunya waktu, matilah raja Mesir. Kemudian orang Israel…” apa
kata berikutnya? “…mengerang karena perbudakan, dan mereka berseru-seru, dan seruan mereka karena perbudakan itu sampai
kepada Allah. 24 Maka Allah
mendengar mereka mengerang…” dan
sekarang ada detail yang sangat penting dan saya mau kalian ingat semua detail
ini karena kita nanti akan kembali kemari pada waktu kita membahas penggenapan
Passah. Dikatakan, “…dan Allah…” apa? “…mengingat
perjanjian-Nya…” mengapa
Allah memilih untuk menyelamatkan Israel ketika mereka berseru? Apakah karena
mereka baik? Apakah karena mereka patuh? Tidak! Itu karena mereka berseru dalam
kebutuhan yang mendesak sehingga Allah berkata, “Aku akan mengingat…”
apaKu? “…PerjanjianKu.” Apakah ini
Perjanjian yang kekal yang diingat Allah? Iya, benar. Itulah manifestasi dari
perjanjian yang kekal. Nah, jadi dikatakan, “…dan Allah mengingat perjanjian-Nya dengan Abraham, Ishak dan Yakub…” apakah ini perjanjian yang dibuat Allah
dengan Abraham, Ishak, dan Yakub, perjanjian yang sama yang
dibuat antara Bapa dan Anak di masa kekekalan yang lampau? Hanya ada satu
perjanjian yang kekal, Perjanjian Keselamatan.
Dan dikatakan di ayat 25, “…25 Maka Allah memberikan perhatianNya kepada bangsa Israel,
dan Allah mendengarkan mereka…” bukan karena mereka baik, tetapi karena
mereka dalam kebutuhan yang mendesak, mereka berseru kepada Tuhan di
tengah-tengah perbudakan mereka, terbelenggu perbudakan pada naga besar itu,
berseru minta diselamatkan oleh Allah dan pengampunan Allah.
Was there a time
prophecy that pointed exactly to the moment when God's people would be
delivered from bondage? Absolutely! Notice Exodus 12:40-41, remember
there was a time prophecy that pointed to the specific moment of their
deliverance by the Passover lamb.
Let me get ahead of
myself a little bit. Was there a specific time prophecy that pointed to the
time when God's people would be delivered by the real Lamb? Absolutely! It says
there in verse 40, “40 Now the sojourn of the
children of Israel who lived in Egypt was four hundred and thirty years. 41 And it came to pass at
the end of the four hundred and thirty years…” listen carefully, “…on that very same
day…” interesting! “…it came to pass that all the armies of the Lord went out from the land of
Egypt…” Does God fulfill prophecy to the very day? He doesn't
approximate. God fulfills precisely and exactly. So there was a time prophecy
when God's people were going to be delivered.
Apakah ada nubuatan waktu yang
menunjukkan dengan tepat kapan saatnya umat Allah akan
diselamatkan dari perbudakan? Tentu
saja! Simak Keluaran 12:40-41, ingat ada nubuatan waktu yang menunjuk ke waktu
yang spesifik kapan penyelamatan mereka oleh anak domba Passah.
Saya akan
mendahului diri sendiri sedikit. Apakah ada nubuatan waktu yang menunjuk ke
kapan umat Allah akan diselamatkan oleh Anak Domba yang sejati? Tentu saja!
Dikatakan di sana di ayat 40, “40 Lamanya orang
Israel diam di Mesir adalah empat ratus tiga puluh tahun. 41 Dan terjadilah
pada akhir empat ratus tiga puluh tahun ini…” dengarkan
baik-baik, “…tepat pada hari itu juga…” menarik! “…terjadilah, segala pasukan TUHAN keluar dari tanah Mesir…” apakah Allah menggenapi nubuatan tepat
pada harinya? Allah tidak kurang-lebih. Allah menggenapi dengan tepat dan
persis. Jadi ada nubuatan waktu kapan umat Allah akan diselamatkan.
One more point we
have time for. Exodus 12:3.
The lamb was set
apart before it was actually sacrificed, four days before it was sacrificed. It
says in Exodus 12:3, “ 3 Speak to all the congregation of Israel, saying: ‘On
the tenth of this month…” on the 14th
was the day in which it was sacrificed, “…every man shall take for himself a lamb,
according to the house of his father,
a lamb for a household…” Interesting! The lamb was sacrificed on the 14th of Nisan
but the lamb was set apart to be sacrificed four days before. Interesting.
Might that have some prophetic significance? We're going to see that it does.
Satu poin
lagi, kita masih punya waktu. Keluaran 12:3.
Anak domba itu dipisahkan sebelum dia dikurbankan,
empat hari sebelum dia dikurbankan. Dikatakan di Keluaran 12:3, “3 Katakanlah kepada segenap jemaah Israel: ‘Pada tanggal
sepuluh bulan ini…” pada
hari ke-14 adalah hari domba itu harus dikurbankan, “…setiap orang harus mengambil bagi dirinya seekor anak domba, menurut
keluarga bapaknya, seekor anak domba untuk setiap keluarga…” menarik! Anak domba itu akan
dikurbankan pada hari ke-14 Nisan, tetapi anak domba itu sudah dipisahkan untuk
dikurbankan empat hari sebelumnya. Apakah itu mengandung makna nubuatan? Kita
akan melihat bahwa memang demikianlah.
And so our time is up
for this session we'll pick up at our next session together and continue studying
the parallels.
Jadi
waktu kita habis untuk sesi ini, kita akan melanjutkan di sesi berikutnya dan
melanjutkan mempelajari persamaan-persamaannya.
09 06 21
No comments:
Post a Comment