Wednesday, June 9, 2021

EPISODE 05/24 THE HEBREW RELIGIOUS CALENDAR ~ INTRODUCTORY REMARKS ON THE FEASTS

 

_____THE HEBREW RELIGIOUS CALENDAR_____

Part 05/24 - Stephen Bohr

INTRODUCTORY REMARKS ON THE FEASTS

https://www.youtube.com/watch?v=PAHjEkQQtck

 

 

Dibuka dengan doa

 

 

As I mentioned we're going to begin on page 31, and I'm going to be following this material quite closely. This material is not original with me, it was actually taken from a book called Pictorial Aid. It was produced in Australia. Unfortunately I don't have the bibliographical information, but I figured it would be a good idea to give credit where credit is due. It comes also with a manual full of pictures, illustrations of the Sanctuary, of the prophecies, etc. Some of you might have seen that. So this is not original with me. It is a fantastic introduction and so I included it in our syllabus.

 

Seperti yang saya sebutkan, kita akan mulai di hal. 31, dan saya akan mengikuti materinya secara rapat. Materi ini bukan asli dari saya, ini diambil dari sebuah buku yang diterbitkan di Australia berjudul Pictorial Aid. Sayangnya saya tidak punya informasi bibliografisnya, tetapi saya pikir sudah seharusnya memberi pengakuan kepada yang berhak menerimanya. Ini juga disertai sebuah manual yang penuh dengan gambar, ilustrasi Bait Suci, nubuatan-nubuatan, dll. Beberapa dari kalian mungkin sudah pernah melihatnya. Jadi materi ini bukan asli punya saya. Ini adalah pengantar yang bagus sekali karena itu saya masukkan dalam silabus kita.

 

 

So let's begin with the Jewish Agricultural Year. Because of its latitude Palestine belongs to what we call the subtropical zone. Israel has only two climatic seasons, a long dry season in the summer and a wet season in the winter. That might sound familiar to people who live in Fresno. The summer season is so long and dry and hot that no rain falls from June to September in Israel on a normal everyday basis. During that time all vegetation withers and the whole land takes on a dead desert-like appearance. Most of the streams run dry until the autumn rains begin. Now obviously we can't say that in Israel it's exactly like this now because there are sophisticated methods of irrigation like we have here in the Central Valley, but we're talking about biblical times when they depended on the cycles of rain in order to produce an abundant harvest.

 

Jadi mari kita mulai dengan Tahun Agrikultural Yahudi. Karena letaknya Palestina termasuk apa yang kita sebut zona subtropis. Israel hanya punya iklim dua musim, musim panas yang panjang dan kering, dan musim dingin yang basah. Ini mungkin familier bagi mereka yang hidup di Fresno. Musim panasnya begitu panjang dan kering dan panas dan normalnya sehari-hari tidak ada curah hujan dari Juni hingga September di Israel. Selama waktu itu semua tanaman melayu dan seluruh tanah mempunyai penampilan seperti gurun yang tandus. Kebanyakan sungai menjadi kering hingga turunnya hujan di musim gugur. Nah, sudah tentu kita tidak bisa mengatakan bahwa di Israel sekarang persis seperti ini karena sekarang sudah ada metode irigasi yang canggih seperti yang kita miliki di Central Valley. Tetapi kita sedang berbicara tentang zaman Alkitab ketika mereka masih bergantung pada siklus hujan untuk dapat menghasilkan panen yang berlimpah.

 

 

However ~ we continue in the second paragraph ~ however, an almost magical transformation of the whole country took place in biblical times after the autumn rains began. The landscape suddenly came to life, flowers sprang up out of every crevice and the dead brown grass turns lush with almost unbelievable speed. The early rain which is the autumn rain so frequently mentioned in the Bible comes late in October or in early November and softens the soil sufficiently for the farmer to plow and sow his fields. These rains are still comparatively light, but towards the end of December they become heavier with the greatest rainfall usually coming in the month of January. This water penetrates the soil deeply and causes the crops to grow. But a good harvest still depends critically upon the right amount and timing of the latter rain also frequently mentioned in the Bible. And of course you have Deuteronomy 11:14. These last showers of the season the so-called spring rains come in March and early April and they promote the ripening of the grain. If the last rainy months yield only meager falls, a poor harvest may result, even though the earlier rainfall has been abundant. Of course if you have early rainfall to germinate and cause a seed to begin to grow and then you don't have anything at the end, you're not going to have an abundant harvest. One godsend in Palestine ~ which by the way is not available here in Fresno ~ is the dew, that is particularly heavy in the summer.  I don't know if we have much dew here in the summer. Dr. Rusk you're a grape farmer. I haven't seen much. It is brought to western Palestine by the moisture-laden air from the Mediterranean which at night strikes the mountains of that region and leaves behind its refreshing legacy of life-saving liquid in a season when every drop of water is a precious boon.

Naturally the ploughing, sowing, and reaping, the threshing, and winnowing, the irrigating, and general care of vines and fruit trees, the animal husbandry, etc. of the Hebrew farming year were all geared up to this vitally important climatic cycle. The whole livelihood, their very national existence depended upon this cycle.

 

Namun ~ kita lanjut ke paragraf ke-2 ~ namun, di zaman Alkitab, suatu perubahan yang mengagumkan pada seluruh negara itu terjadi setelah hujan musim gugur mulai turun. Seluruh pemandangan tiba-tiba menjadi hidup, bunga-bunga bermunculan dari setiap celah batu dan rumput mati kecoklatan berubah hijau segar dengan kecepatan yang menakjubkan. Hujan awal yaitu hujan musim gugur yang sering disebut-sebut di Alkitab, muncul di akhir Oktober atau awal November, dan melunakkan tanah sedemikian rupa sehingga para petani bisa membajak dan menaburi ladang mereka. Hujan-hujan ini masih termasuk ringan, tetapi menjelang akhir Desember mereka menjadi lebih deras dengan curahan paling keras biasanya di bulan Januari. Air hujan ini mempenetrasi tanah dan membuat tanaman tumbuh. Tetapi panen yang bagus masih sangat tergantung pada jumlah dan saat jatuhnya hujan akhir, yang juga sering disebut-sebut di Alkitab. Dan tentu saja ada ayatnya di Ulangan 11:14. Curahan terakhir musim itu yang disebut hujan musim semi muncul di bulan Maret dan awal April, dan mereka membantu masaknya benih-benih gandum. Jika bulan-bulan hujan yang terakhir hanya menurunkan sedikit hujan, hasil panennya sedikit walaupun hujan-hujan sebelumnya berlimpah. Tentu saja jika ada hujan awal untuk menumbuhkan tunas dan membuat benih mulai berkecambah, kemudian di tahap akhirnya tidak ada hujan, maka tidak akan diperoleh panen yang limpah. Salah satu berkat di Palestina ~ yang tidak ada di Fresno ~ ialah embunnya yang turun teristimewa banyak di musim panas. Saya tidak tahu apakah kita di sini mendapat banyak embun di musim panas. Dr. Rusk, Anda yang petani anggur, bagaimana? Saya belum pernah melihat banyak. Embun itu dibawa ke sebelah barat Palestina oleh udara yang sangat lembap dari Mediterania, yang mengenai gunung-gunung di daerah tersebut dan meninggalkan cairan yang menyegarkan dan menyelamatkan di musim di mana setiap tetes air adalah berkat yang istimewa.

Dengan sendirinya, pembajakan, penaburan benih, panen, penggeblogan, penampian, irigasi dan pemeliharaan umum dari pokok-pokok anggur dan pohon-pohon buah, peternakan, dll. di Tahun Agrikultural Yahudi semuanya dikaitkan kepada siklus iklim yang sangat vital ini. Seluruh kehidupan, eksistensi nasional mereka sepenuhnya bergantung pada siklus ini.

 

 

Inevitably their annual religious festivals were geared to the same seasonal cycle. And the barley harvest was the key to the whole festival program, that was the first harvest of the year. From May to October there was practically no rain. So ploughing and sowing for the main crops, that is barley and wheat, began about November. The first grain harvest, barley came in Nisan that is March-April coinciding with the Passover and paralleling the two related Feasts Unleavened Bread and First Fruits, which you remember all come one right after the other. You have Passover 14th of Nisan, Unleavened Bread 15th of Nisan, and First Fruits 16th of Nisan. So they're very closely related.

The wheat harvest came a few weeks later coinciding with Pentecost. Finally, in late October after the long hot summer months, the Feast of Ingathering or Tabernacles celebrated the ending of the fruit harvests which would be the grapes, olives, dates, figs, etc. very similar also to what happens in Fresno. You know you have the grape harvest in September, and you know almonds and so on later on after the summer.

 

Tidak dapat dihindari, perayaan-perayaan relijius tahunan mereka juga dikaitkan kepada siklus musim yang sama. Dan panen jelai adalah kunci seluruh program festival itu, karena itulah panen yang pertama di tahun itu. Dari bulan Mei sampai Oktober praktis tidak ada hujan. Maka pembajakan dan penanaman benih-benih yang utama yaitu jelai dan gandum, dimulai sekitar bulan November. Panen hasil bumi yang pertama yaitu jelai, terjadi di bulan Nisan yaitu Maret-April, bertepatan dengan Passah dan sejajar dengan dua perayaan yang terkait, yaitu Perayaan Roti Tidak Beragi dan Buah Sulung, yang kalian ingat semuanya terjadi berurutan satu setelah yang lain. Passah pada 14 Nisan, Roti Tidak Beragi pada 15 Nisan, Buah Sulung pada 16 Nisan. Jadi mereka berkaitan dekat.

Panen gandum terjadi beberapa minggu kemudian bertepatan dengan Pentakosta. Akhirnya di akhir Oktober setelah bulan-bulan musim panas yang panjang dan panas, Perayaan Pengumpulan atau Tabernakel (Pondok Daun) merayakan berakhirnya panen buah-buahan yaitu anggur, zaitun, kurma, ara, dll. sangat mirip dengan apa yang terjadi di Fresno. Kalian tahu, ada panen anggur di September, dan buah badam dan yang lain-lain kemudian setelah musim panas.

 

 

And so basically that is the climatic cycle and the Hebrew Feasts are coded to this climatic cycle. Basically three harvests:

1.   the first harvest, the barley harvest: Passover season,

2.   the second harvest, wheat: Pentecost,

3.   and the third harvest, the fruit harvest: at the time of the Feast of Tabernacles.

And so the whole Feast system is coded to the Agricultural Year, so there's no way that we can understand the Feasts without understanding agriculture. For example you have:

·       at Passover you have the waving of the First Fruits.

They would be the First Fruits of what? Of the barley.

·       At Pentecost you have two loaves, two leavened loaves.

That would be loaves made of what? Of wheat, because it's the wheat harvest.

·       and then at the end of the year you have of course the harvest of the grapes.

Which helps us understand for example Revelation chapter 14, where it speaks about that, at the close of the judgment you have the harvest and you have the grapes.

And so the only way that we can really understand these Hebrew Feasts is by understanding the climatic cycle.

 

Maka pada dasarnya itulah siklus iklim dan perayaan-perayaan Ibrani mengikuti siklus iklim ini. Pada dasarnya ada tiga panen:

1.   panen pertama, panen jelai: musim Passah,

2.   panen kedua, gandum: Pentakosta,

3.   panen ketiga, buah-buahan: pada waktu Perayaan Tabernakel. 

Maka seluruh sistem perayaan terkait kepada Tahun Agrikultural, jadi tidak mungkin kita bisa memahami perayaan-perayaan itu tanpa memahami agrikulturnya. Misalnya:

·       Di masa Passah, ada pengunjukan Buah Sulung.

Itu kira-kira buah sulung apa? Jelai.

·       Di masa Pentakosta, ada dua potong roti yang beragi.

Roti-roti itu dibuat dari apa? Gandum. Karena itu masanya panen gandum.

·       Kemudian di akhir tahun tentu saja ada panen anggur.

Yang membantu kita memahami misalnya Wahyu 14 yang berbicara tentang saat berakhirnya penghakiman, ada tuaian (bumi) dan ada anggur.

Maka satu-satunya cara kita bisa benar-benar memahami perayaan-perayaan Ibrani ini ialah dengan memahami siklus iklimnya.

 

 

Now the next point that we need to take a look at is the difference between the Religious Year and the Civil Year.

In Israel the Civil Year had 12 months, the Religious Year had only seven months.

·       THE RELIGIOUS YEAR

began with Passover around the month of end of March-early April, and it ended in the month of Tishri, the seventh month of the year, which would be approximately September, late September-early October.

·       However, THE CIVIL YEAR

began in the month of Tishri, that is, it began in the seventh month of the Religious Year, and the 1st day of Tishri was what is called  Rosh Hashanah”. Have you ever heard of  Rosh Hashanah”? That's the Jewish New Year. So that marks the beginning of the Civil Year, the 1st day of Tishri which would be in the seventh month.

And by the way, that's also the period during the Religious Year when you have the Feast of Trumpets and then you have the Day of Atonement and then eventually you have the Feast of Tabernacles.

 

Nah, poin berikutnya yang perlu kita simak ialah perbedaan antara Tahun Relijius dengan Tahun Sipil.

Di Israel Tahun Sipil itu 12 bulan, Tahun Relijius hanya 7 bulan.

·       TAHUN RELIJIUS

diawali dengan Passah, sekitar akhir Maret-awal April, dan berakhir di bulan Tishri, bulan ketujuh tahun tersebut, yaitu kira-kira September, akhir September-awal Oktober.

·       Namun TAHUN SIPIL

dimulai di bulan Tishri, yaitu dimulai di bulan ketujuh dari Tahun Relijius. Dan hari pertama Tishri ialah apa yang disebut “Rosh Hashanah”. Pernahkah kalian mendengar “Rosh Hashanah”? Itulah tahun baru Yahudi. Jadi itu menandai awal Tahun Sipil, hari pertama Tishri yaitu bulan ketujuh.

Dan ketahuilah, itu juga masa Tahun Relijius di mana ada Perayaan Terompet, kemudian Hari Pendamaian, dan pada akhirnya ada Perayaan Tabernakel.

 

 

Now in your syllabus ~ this would be particularly on page 37 ~ you have a synthesis of what we're looking at and once again this chart comes from the Pictorial Aid. It's a fantastic chart because it gives you the Feasts, it gives you the illustration of the agricultural cycle in Israel, it also gives you the names of the months of the Civil Year, and it shows you when the Religious Year begins and when the Religious Year ends. So it has all of the information in just one beautiful chart.

 

Nah, di silabus kalian ~ ini khususnya di hal. 37 ~ ada synthesis dari apa yang sedang kita simak dan sekali lagi skema ini berasal dari Pictorial Aid. Ini adalah skema yang luar biasa karena di situ ada Perayaan-perayaan, ada ilusrasi dari siklus agrikultural di Israel, juga ada nama-nama bulan-bulan Tahun Sipil, dan menunjukkan kapan Tahun Relijius itu dimulai dan kapan berakhirnya. Jadi semua informasi ini ada di dalam hanya satu skema yang indah ini.

 

 

Now “The Program of the Feast”, let's take a look at the program of the Feast. This is on page 32. As already noted a yearly cycle of seven Feasts was involved and the pattern of observance is spelled out in passages such as Leviticus 23 that's the main passage where you have a description of the seven Feasts. Three of these Feasts were what were called harvest Feasts or harvest festivals, and every male in Israel twelve years and older was required to come to Jerusalem for those three harvest festivals.

 

Sekarang “Program Perayaan-Perayaan itu”. Mari kita simak program Perayaan-perayaan itu. Ini ada di hal. 32. Seperti sudah kita simak tadi, suatu siklus tahunan dari 7 Perayaan terlibat di sini dan pola bagaimana mengadakannya sudah dijelaskan dalam ayat-ayat seperti Imamat 23, itulah ayat-ayat utama di mana terdapat deskripsi ketujuh Perayaan tersebut. Tiga dari Perayaan-perayaan itu kita sebut Perayaan-perayaan Panen, atau festival panen, dan setiap laki-laki di Israel dari usia 12 ke atas diwajibkan datang ke Yerusalem untuk menghadiri ketiga festival panen tersebut.

 

 


 

 

·      Do you remember that Jesus when He was twelve years old went to Jerusalem at the Passover season?

It was the first time that He had visited Jerusalem because He was 12 years old. And so that was one of the Feasts where all men were required to appear in Jerusalem, everyone who was 12 years and older. Of course related to this is the Feast of Unleavened Bread, and also the Feast of the First Fruits.

 

·       Ingatkah kalian bahwa Yesus ketika berusia 12 tahun, Dia ke Yerusalem saat musim Passah?

Maka itulah salah satu perayaan di mana semua laki-laki diwajibkan menghadirinya di Yerusalem, semua yang berusia 12 tahun atau lebih. Tentu saja terkait dengan ini juga Perayaan Roti Tidak Beragi dan Perayaan Buah Sulung.

 

 

·       The second Harvest Festival where every male was supposed to be present was at the Feast of Pentecost.

And this is particularly significant as I was mentioning yesterday because at the Feast of Pentecost when the Holy Spirit was poured out there were individuals from all over the Empire present there. In fact, Acts chapter 2 mentions 13 nations by name that were represented there, and the gift of tongues of course was given so that the apostles ~ those who were gathered in the upper room ~ could share the message about Christ in the languages of the people that were present there from the different nations. So was it providential that the gift of tongues was given precisely during the Feast when all males 12 years and older were required to be in Jerusalem? It was providential. God chose it that way so that they could go back to their nations and they could share the marvelous things that they had heard in Jerusalem.

 

·       Perayaan panen yang kedua di mana semua laki-laki wajib hadir ialah Perayaan Pentakosta.

Dan ini terutama signifikan seperti yang saya singgung kemarin karena di Perayaan Pentakosta di mana Roh Kudus dicurahkan ada orang-orang dari seluruh kekaisaran yang hadir di sana. Bahkan Kisah pasal 2 menyebutkan nama 13 bangsa yang ada di sana. Dan  karunia lidah tentunya diberikan supaya para rasul ~ mereka yang berkumpul di ruang atas itu ~ bisa membagikan pekabaran tentang Kristus dalam bahasa orang-orang dari negara-negara yang berbeda yang hadir di sana. Jadi apakah itu karya Ilahi, karunia lidah diberikan tepat selama Perayaan tersebut ketika semua laki-laki yang berusia 12 tahun dan lebih wajib berada di Yerusalem? Itu memang karya Ilahi. Itu pilihan Allah supaya orang-orang itu bisa pulang ke negaranya dan mereka bisa membagikan hal-hal yang luar biasa yang sudah mereka dengar di Yerusalem.

 

 

·       And then of course the last harvest festival where all males 12 years and older were supposed to attend was the Feast of Booths or the Feast of Tabernacles.

It's also called the Feast of Ingathering. I would like to read this passage from Patriarchs and Prophets page 540, on this particular Feast, this Feast of Tabernacles. Here Ellen White writes, “This feast acknowledged God's bounty in the products of the orchard, the olive grove, and the vineyard. It was the crowning festival gathering of the year. The land had yielded its increase, the harvests had been gathered into the granaries, the fruits, the oil, and the wine had been stored, the first fruits had been reserved, and now the people came with their tributes of thanksgiving to God, who had thus richly blessed them. This feast was to be pre-eminently an occasion of rejoicing. It occurred just after the great Day of Atonement, when the assurance had been given that their iniquity should be remembered no more. At peace with God, they now came before Him to acknowledge His goodness and to praise Him for His mercy…”  I want you to notice these characteristics, they're very, very interesting.  You know the Day of Atonement was a day of affliction, wasn't it? A day of lamenting and crying out, and sighing and crying, like it says in Ezekiel chapter 9. But the Feast of Tabernacles had a totally different tone. She continues writing, “…The labors of the harvest being ended, and the toils of the new year not yet begun, the people were free from care, and could give themselves up to the sacred, joyous influences of the hour.

Though only the fathers and sons were commanded to appear at the feasts, yet, so far as possible, the entire household were to attend them, and to their hospitality the servants, the Levites, the stranger, and the poor were made welcome…” and of course we know for a fact that families also attended because when Jesus went when He was twelve, His mother and His father were also there, right? The whole family was there, and after a while they discovered that Jesus isn't with them in the trip back, so they had to go back to Jerusalem. She continues writing, “…Like the Passover, the Feast of Tabernacles was commemorative. In memory of their pilgrim life in the wilderness, the people were now to leave their houses and dwell in booths, or arbors, formed from the green branches of goodly trees, branches of palm trees…” remember that  “…palm trees and the boughs of fig trees, and willows of the brook.’…”

 

·       Dan kemudian tentu saja festival panen yang terakhir di mana semua laki-laki usia 12 tahun dan lebih harus hadir adalah Perayaan Pondok Daun atau Perayaan Tabernakel. Ini juga disebut Perayaan Pengumpulan

   Saya ingin membacakan dari Patriarchs and Prophets hal. 540 tentang perayaan khusus ini, Perayaan Tabernakel. Di sini Ellen White menulis,  “…Perayaan ini mengakui kelimpahan Allah dalam hasil-hasil kebun buah, kebun zaitun, dan kebun anggur. Inilah puncak perayaan di tahun itu. Bumi telah memberikan hasilnya, panen-panen sudah dikumpulkan ke dalam lumbung-lumbung, buah-buahan, minyak dan anggur sudah disimpan, buah-buah sulung sudah disisihkan dan sekarang orang-orang datang dengan persembahan syukur mereka kepada Allah yang telah memberkati mereka dengan limpah. Perayaan ini adalah perayaan sukacita yang terpenting. Ini terjadi setelah Hari Pendamaian yang besar ketika kepastian telah diberikan bahwa dosa-dosa mereka tidak lagi diingat. Berdamai dengan Allah, sekarang mereka datang ke hadiratNya untuk mengakui kebaikanNya dan memuji kemurahanNya…” Saya mau kalian menyimak karakteristik ini yang amat, sangat penting. Kalian tahu, Hari Pendamaian adalah hari menyelidiki hati, bukan? Hari untuk meratap dan berseru, mengeluh dan menangis, seperti yang dikatakan di Yehezkiel pasal 9. Tetapi Perayaan Tabernakel nadanya sama sekali berbeda. Ellen White melanjutkan menulis, “…Pekerjaan panen sekarang sudah berakhir, dan kerja keras tahun yang baru belum dimulai, orang-orang ini sekarang tidak punya beban, dan bisa menikmati pengaruh kekudusan dan kegembiraan momen itu. Walaupun hanya para ayah dan anak laki-laki yang diwajibkan hadir di perayaan-perayaan ini, namun seberapa mungkin seluruh keluarga menghadirinya, dan atas kebaikan mereka, para hamba, orang-orang Lewi, orang-orang asing, dan orang-orang miskin, juga ikut ambil bagian…” Dan tentu saja kita tahu faktanya bahwa keluarga-keluarga juga hadir karena ketika Yesus pergi saat Dia berusia 12 tahun, ibu dan ayahNya juga berada di sana, benar? Seluruh keluarga ada di sana, dan setelah lewat beberapa waktu mereka menyadari bahwa Yesus tidak bersama mereka dalam perjalanan pulang sehingga mereka harus kembali ke Yerusalem. Ellen White melanjutkan menulis, “… Seperti saat Passah, Perayaan Tabernakel juga bersifat memperingati. Mengingat kembali perjalanan mereka di padang gurun, orang-orang sekarang meninggalkan rumah-rumah mereka dan tinggal di pondok-pondok, atau gubuk-gubuk yang dibuat dari ranting-ranting muda ‘dari pohon-pohon yang baik, ranting-ranting pohon-pohon palem…” ingat itu,  “…pohon-pohon palem dan dahan-dahan pohon ara, dan pohon willow (gandarusa) yang di sungai.’…” (Imamat 23:40, 42-43)

 

 

Now there are four observances that we call “Feasts” but you know they're really observances, technically speaking, but we call them “Feasts”, and those are observances that are linked with the harvest festivals, for example Unleavened Bread and First Fruits are observances, the Feast of Trumpets is an observance, but we call them “Feasts”, and that's alright. In fact in Leviticus chapter 23 it says “these are the Feasts of the Lord” so it's okay to call them “Feasts”.

 

Nah, ada empat ritual ibadah yang kita sebut “Perayaan”, tetapi sesungguhnya secara teknis  mereka adalah ritual ibadah, tetapi kita menyebut mereka “perayaan”, dan itu adalah ibadah-ibadah yang berkaitan dengan festival-festival panen, misalnya Roti Tidak Beragi dan Buah Sulung adalah ritual-ritual ibadah. Perayaan Terompet adalah ibadah, tetapi kita menyebutnya “Perayaan”, dan itu tidak apa-apa, bahkan di Imamat pasal 23 (ay. 44) dikatakan, “inilah hari-hari perayaan Tuhan” jadi tidak mengapa menyebut mereka “perayaan-perayaan”.

 

 

Now I'm not going to go into the next section “The Purpose of  the Feasts” I'm just going to read the titles, you can read the material in the syllabus.

·       The Feasts were meant to be commemorative of events in the history of Israel.

·       They were also supposed to be educative,

·       and the most important aspect is they were supposed to be what? They were supposed to be predictive of events related to the life and ministry of the Messiah.

 

Nah, saya tidak akan membahas bagian berikutnya “Tujuan dari Perayaan-Perayaan”, saya hanya akan membacakan judulnya, kalian bisa membaca materi yang ada di silabus.

·       Perayaan-perayaan ditujukan sebagai peringatan peristiwa-peristiwa dalam sejarah Israel.

·       Mereka juga seharusnya bersifat edukatif.

·       Dan aspek yang paling penting ialah mereka seharusnya apa? Mereka seharusnya adalah prediksi dari peristiwa-peristiwa yang berkaitan dengan hidup dan pelayanan Sang Messias.

 

 

Now I'm also not going to cover the next section because you have it in your syllabus, “The Predictive Element in the Feasts”, I just want to mention that:

·       the first four Feasts are related to the First Coming of Christ

·       the last three Feasts are related to the Second Coming of Christ

 

Nah, saya juga tidak akan membahas bagian berikutnya karena itu ada di silabus kalian, “Elemen prediktif pada Perayaan-perayaan”, saya hanya mau menyinggungnya bahwa:

·       Empat Perayaan yang pertama terkait kepada Kedatangan Pertama Kristus.

·       Tiga Perayaan yang terakhir terkait kepada Kedatangan Kedua Kristus.

 

 

1.   The first Feast of course is Passover

that as we studied represents what? The death of Christ.

2.   Then we have Unleavened Bread the very next day

that represents the rest of Jesus in the tomb where His body, because it had no leaven of sin, saw no corruption.

3.   Then we have First Fruits

which represents the resurrection of Christ.

4.   And then finally towards the end of the spring we have the Feast of Pentecost

which points to the beginning of Christ's ministry in the Holy Place of the heavenly Sanctuary.

So the spring Feasts point to events that take place in connection with the First Coming of Jesus.

 

1.   Perayaan yang pertama tentu saja ialah Passah.

Ini sesuai yang sudah kita pelajari, melambangkan apa? Kematian Kristus.

2.   Kemudian ada Roti Tidak Beragi besoknya.

Ini melambangkan beristirahatnya Yesus dalam kubur di mana tubuhNya karena tidak mengandung ragi dosa, tidak membusuk.

3.   Lalu ada Buah Sulung.

Yang melambangkan kebangkitan Kristus.

4.   Kemudian akhirnya menjelang akhir musim semi ada Perayaan Pentakosta.

Yang menunjuk ke bagian awal pelayanan Kristus di Bilik Kudus Bait Suci Surgawi.

Maka Perayaan-perayaan musim semi menunjuk ke peristiwa-peristiwa yang terjadi sehubungan dengan Kedatangan Pertama Yesus.

 

 

The three fall Feasts point to events that lead up to the Second Coming of Christ. Well, we have for example,

5.   the Feast of Trumpets.

The purpose of the Feast of Trumpets: they blew for ten days was to announce to the people that the Day of Atonement was going to come very soon, and that people needed to afflict their soul and they need to prepare themselves for the Day of Atonement.

6.   And then of course you have the Day of Atonement

which is the great day of judgment in Israel and that of course prefigures the the pre-advent investigative judgment.

7.   And then of course you have the Feast of Tabernacles

which is the rest of God's people in the land after their pilgrimage, represents the period that we will spend in heaven for a thousand years.

 

Ketiga Perayaan musim gugur menunjuk ke peristiwa-peristiwa Kedatangan Kedua Kristus. Nah, contohnya,

5.   Perayaan Terompet.

Tujuan Perayaan Terompet ialah: meniup terompet selama 10 hari untuk mengumumkan kepada umat bahwa Hari Pendamaian akan segera tiba, dan bahwa orang-orang perlu menyelidiki hati masing-masing dan mereka harus mempersiapkan diri untuk Hari Pendamaian.

6.   Kemudian tentu saja ada Hari Pendamaian.

Yang adalah hari penghakiman besar di Israel dan tentu saja itu melambangkan penghakiman investigasi pra-Kedatangan Kedua.

7.   Kemudian tentu saja ada Perayaan Tabernakel.

Yang adalah perhentian umat Allah di tanah mereka setelah ziarah mereka, melambangkan masa yang akan kita alami di Surga selama 1000 tahun.

 

 

So the first four Feasts were fulfilled to a tee. Would we expect the last three Feast also to be fulfilled to a tee? Absolutely!

Now what do we have between the spring Feasts and the fall Feasts? We have a long summer drought. What period of church history would that represent? It must represent the period between the First Coming of Jesus and the Feast of Trumpets and the announcing of the Day of Atonement leading up to 1844. What period was that where there was no rain during the period of the two witnesses? It was during the period of the Dark Ages during the period of papal supremacy where there was a scarcity of Sanctuary bread, where the papacy usurped the intercessory functions of Christ at the Altar of Sacrifice, at the Altar of Incense, and where the papacy usurped the position of Christ at the Table of Showbread, as well as dimmed the light of the Candlestick.

And so basically this section here, the predictive element in the Feasts, the central thought that I want us to have in mind is, that the spring Feasts had to do with the First Coming, the fall Feasts have to do with events related to the Second Coming.

 

Jadi keempat Perayaan pertama digenapi secara tepat. Apakah kita boleh berharap ketiga Perayaan terakhir juga akan digenapi secara tepat? Tentu saja!

Sekarang apa yang ada antara Perayaan-perayaan musim semi dan Perayaan-perayaan musim gugur? Ada kemarau panjang yang kering. Periode sejarah gereja yang mana yang dilambangkan olehnya? Tentunya itu melambangkan periode antara Kedatangan Pertama Yesus dan Perayaan Terompet yang mengumumkan datangnya Hari Pendamaian di tahun 1844. Periode mana itu di mana tidak ada hujan selama masa kedua orang saksi? Itulah selama periode Zaman Kegelapan, selama periode kekuasaan Kepausan di mana ada kelangkaan roti Bait Suci, di mana Kepausan merebut fungsi perantara Kristus di Mezbah Kurban dan di Mezbah Ukupan, dan di mana Kepausan merebut posisi Kristus di Meja Roti Sajian dan juga meredupkan cahaya Kaki Dian.

Maka pada dasarnya bagian ini, elemen prediktif Perayaan-perayaan, pesan intinya yang saya ingin kalian ingat ialah, bahwa Perayaan-perayaan musim semi berkaitan dengan Kedatangan Pertama, dan Perayaan-perayaan musim gugur berkaitan dengan peristiwa-peristiwa Kedatangan Kedua.

 

 

Now let's take a look at “The Timeline of the Feasts” this is on page 35 in the middle of page 35. This is actually an unpacking of Leviticus 23.

First of all we have the Spring Feasts. In verse 5, it refers to:

the Passover,

and the Passover took place on the 14th day of the first month which was Nisan, and by the way this day was not a Sabbath. Passover was not a Sabbath. You know there were ceremonial Sabbaths as well, right? There were seven ceremonial Sabbaths linked with the Feasts, and that's important to remember when we deal with Colossians chapter 2 where it says nobody can judge you concerning the Sabbaths. There were Sabbaths linked with the Hebrew Feasts. So Passover was not a Sabbath, there's no reference to people needing to rest on the Passover.

 

Sekarang mari kita lihat “Linimasa Perayaan-perayaan” ini di hal. 35, bagian tengah hal. 35. Ini sebenarnya mengupas Imamat 23.

Pertama ada Perayaan-perayaan musim semi. Ini ayat 5, ini mengacu kepada:

Passah,

Dan Passah terjadi pada hari ke-14 bulan ang pertama, yaitu Nisan. Dan ketahuilah ini bukan hari Sabat (ini bukan Sabat Hari Ketujuh dan bukan hari libur kerja). Passah bukan hari Sabat. Kalian tentunya tahu bahwa ada juga hari-hari Sabat seremonial, benar? Ada tujuh Sabat seremonial yang terkait kepada Perayaan-perayaan dan ini perlu diingat ketika kita bicara tentang Kolose pasal 2 di mana dikatakan jangan membiarkan dirimu dihakimi mengenai hari-hari Sabat. Ada hari-hari Sabat yang terkait pada Perayaan-perayaan Ibrani. Tetapi Passah bukanlah suatu hari Sabat, tidak ada referensi yang mengatakan orang harus berhenti bekerja pada hari Passah.

 

 

Unleavened Bread

was the 15th through the 21st of the same month of Nisan. And the Feast of Unleavened Bread had two ceremonial Sabbaths: the first day of Unleavened Bread was a ceremonial Sabbath, and the last day of Unleavened Bread was a ceremonial Sabbath.

So how many Sabbaths do you have so far? How many ceremonial Sabbaths? So far we have two, right?  

 

Roti Tidak Beragi

Hari ke-15 hingga ke 21 dari bulan Nisan yang sama. Dan Perayaan Roti Tidak Beragi ada dua Sabat seremonial: hari pertama Roti Tidak Beragi itu hari Sabat seremonial, dan hari terakhir Roti Tidak Beragi juga hari Sabat seremonial.

Jadi ada berapa hari Sabat seremonial sampai di sini? Sampai di sini ada dua, benar?

 

 

And then verses 9-14 you have the following Feast which is:

the Feast of First Fruits

and that comes on the 16th day of Nisan which is the following day after the beginning of Unleavened Bread. And the Feast of First Fruits there is no reference to that being a day of rest, there is no Sabbath at the observance of First Fruits.

 

Kemudian ayat 9-14 ada Perayaan ini, yaitu:

Perayaan Buah Sulung

Dan itu terjadi pada hari ke-16 Nisan, yang adalah hari berikutnya setelah dimulainya Roti tidak Beragi. Dan di Perayaan Buah Sulung tidak ada referensi bahwa itu adalah hari berhenti kerja, tidak ada Sabat pada ritual ibadah Buah Sulung.

 

 

And then of course 49 days go by after the Feast of First Fruits, and the 50th  day you have the Feast of Pentecost

and that's described in Leviticus 23:15-22, and this takes place the 3rd  month on the 6th day, the name of the month is the month of Sivan. And so basically the Feast of Pentecost takes place the 3rd month of the Religious Year on the 6th day of the month, the month of Sivan. And Pentecost is spoken of as a Sabbath of rest.

So how many Sabbaths do we have so far? We have three Sabbaths so far. You say Wow four Feasts three Sabbaths we’d better hurry up and get the rest of the four, right?

 

Kemudian tentu saja 49 hari berlalu setelah Perayaan Buah Sulung, dan hari ke-50 adalah Perayaan Pentakosta

Dan itu digambarkan di Imamat 23:15-22, dan ini terjadi pada bulan ke-3 hari ke-6, nama bulannya Sivan. Maka pada dasarnya Perayaan Pentakosta terjadi pada bulan ke-3  Tahun Relijius  pada hari ke-6 bulan Sivan. Dan Pentakosta dikatakan sebagai hari Sabat perhentian.

Jadi sudah ada berapa Sabat sampai sekarang? Sampai di sini ada tiga Sabat. Kalian berkata, Wow, empat Perayaan tiga Sabat, kita harus cepat-cepat dan mendapatkan empat Sabat yang sisa, benar?

 

 

Alright, now we go to the fall Feasts. You notice there that there are three plus months of a summer drought where there are no Feast. And you come in verse 23-25 to:

the Feast of Trumpets

And the Feast of Trumpets lasted ten days, it began on the 1st day of the 7th month, the name of that month is the month of Tishri, and of course we all know that the Feast of Trumpets was a Sabbath observance. It was a Sabbath.

 

Baiklah, sekarang kita ke Perayaan-perayaan musim gugur. Kalian simak ada tiga bulan lebih musim kemarau kering di mana tidak ada Perayaan. Lalu kita tiba di ayat 23-25 ke:

Perayaan Terompet/Nafiri

Dan Perayaan Terompet berlangsung sepuluh hari, dimulai pada hari pertama bulan ketujuh, dan nama bulan itu ialah bulan Tishri, dan tentu saja kita semua tahu bahwa Perayaan Terompet itu disertai ibadah Sabat. Ada Sabat.

 

 

And then you go to verse 26-32 and a description is given of:

The Day of Atonement.

And the Day of Atonement took place in the same month, the last month of the Religious Year, the month of Tishri, on the 10th  day of the 7th month, and this was a particularly solemn Sabbath rest.

You see the other Sabbaths no servile work was to be done, in other words no hard labor was supposed to be done on the other Sabbaths, but on the Day of Atonement it says “no work at all” was to be done on the Day of Atonement, it was a day of solemn rest, and added there is the fact that it says “from even to even shall you celebrate your Sabbath”. We use that text to refer to the Seventh-Day Sabbath and it's alright, there's not a problem with that, but technically within its context it’s talking about the celebration of the Day of Atonement. But it proves a point and that is, that the day begins at even and it ends at even. So it's okay to use it that way. So the Day of Atonement was a Sabbath. So how many Sabbaths do we have so far? How many do we have so far? We've got 5 Sabbaths so far.  So we need two more they must be connected with the last Feast. 

 

Lalu kita ke ayat 26-32 dan ada deskripsi tentang:

Hari Pendamaian.

Dan Hari Pendamaian terjadi di bulan yang sama, bulan terakhir dari Tahun Relijius, bulan Tishri, pada hari ke-10 bulan ke-7, dan ini terutama disertai perhentian Sabat yang khidmat.

Kalian lihat, sabat-sabat yang lain tidak melakukan pekerjaan berat, dengan kata lain tidak boleh bekerja keras pada sabat-sabat yang lain, namun pada Hari Pendamaian dikatakan “sama sekali tidak ada pekerjaan yang boleh dilakukan pada Hari Pendamaian, itu adalah hari perhentian yang khidmat, dan sebagai tambahan dikatakan “dari petang hingga petang engkau harus merayakan Sabatmu”, kita memakai ayat itu untuk merujuk ke Sabat Hari Ketujuh dan itu boleh saja, tidak ada masalah dengan itu, tetapi secara teknis di dalam konteks itu bicara tentang merayakan Hari Pendamaian. Tapi ini membuktikan poin bahwa setiap hari dimulai dari saat petang dan berakhir pada saat petang. Jadi boleh saja memakainya demikian. Maka Hari Pendamaian adalah hari Sabat.

Jadi sudah berapa Sabat yang kita temui sampai di sini? 5 Sabat sampai di sini. Jadi kita butuh 2 lagi, dan itu tentunya terkait dengan Perayaan terakhir.

 

 

The last Feast is Tabernacles, it's mentioned in verses 33-36 and then verse 39 of the Leviticus 23,

and it lasted from the seventh month the 15th day through the seventh month the 21st day, and this of course is the month of Tishri, still the seventh month of the year, and the first day is a Sabbath and the last day is a Sabbath. Incidentally although the Feast of Tabernacles originally had seven days, a day was added, it's called the Great Day of the Feast, that's the day that is mentioned for example in John 7:37-39 where it says the last day of the Feast, the Great Day of the Feast Jesus stood and He said “whoever thirst let him come to Me and drink”. We're going to be dealing with that when we talk about the Feast of Tabernacles.

 

Perayaan terakhir ialah Tabernakel, itu disebutkan di ayat 33-36 kemudian ayat 39 dari Imamat 23,

dan itu berlangsung dari bulan ke-7 hari ke-15 hingga bulan ke-7 hari ke-21, dan tentu saja ini adalah bulan Tishri, masih bulan ketujuh tahun itu, dan hari yang pertama adalah Sabat, dan hari terakhir adalah Sabat. Nah, walaupun Perayaan Tabernakel aslinya tujuh hari, satu hari ditambahkan, itu disebut Hari Raya Besar, itulah hari yang disebut misalnya di Yohanes 7:37-39 di mana dikatakan pada  hari terakhir Perayaan itu, Hari Raya Besar (terjemahan LAI menyebutnya “puncak perayaan”) Yesus berdiri dan berkata, "Barangsiapa haus, baiklah ia datang kepada-Ku dan minum”.  Kita akan membahas ini saat kita bicara tentang Perayaan Tabernakel.

 

 

So let me ask you is it clear in your mind the Agricultural Year, as well as the festivals where all males were supposed to be present, as well as  the calendar of the Feasts that we have here in Leviticus 23,  is it clear in your minds? I hope so because everything that we're going to discuss is going to build on these specific details that we've taken look at.

 

Jadi coba saya tanya, apakah sudah jelas bagi kalian Tahun Agrikultural, dan perayaan-perayaan di mana semua laki-laki harus menghadirinya, dan juga kalender Perayaan-perayaan yang ada di Imamat 23, apakah itu sudah jelas di pikiran kalian? Moga-moga demikian, karena semua yang akan kita bahas, dasarnya ialah detail-detail khusus yang telah kita simak.

 

 

Now one final point before we begin our study of the Passover, and that is that the Feasts follow the exact order of the Sanctuary service. You know we dedicated our first session yesterday to study the Sanctuary service, and you know some people might wonder and say, “Well, why you're studying the Sanctuary? We came here to study the Feasts.” Well, the fact is that the Feasts follow the same basic order of the Sanctuary. The Sanctuary is the foundation. The Sanctuary gives us the events, the Feasts amplify those events and they give us the timing of those events. So the Sanctuary and the Feasts have to be studied together.

 

Sekarang, satu poin yang terakhir sebelum kita mulai mempelajari Passah, ialah bahwa Perayaan-perayaan itu mengikuti urutan yang persis sama dengan pelayanan Bait Suci. Kalian tahu, kita telah mendedikasikan sesi pertama kemarin untuk mempelajari pelayanan Bait Suci, dan mungkin ada yang bertanya-tanya dan berkata, “Mengapa Anda memberi pelajaran Bait Suci? Kami datang untuk mempelajari Perayaan-perayaan.” Nah, faktanya ialah Perayaan-perayaan itu mengikuti urutan dasar yang sama dari pelayanan Bait Suci. Bait Suci itu dasarnya. Bait Suci memberi kita peristiwanya. Perayaan-perayaan memberikan lebih banyak penjelasan tentang peristiwa-peristiwa itu dan memberikan waktu kapan terjadinya peristiwa-peristiwa itu. Maka Bait Suci dan Perayaan-perayaan itu harus dipelajari bersama.

 

 

Let's take a look at this, “Sacrifice, death, burial, and resurrection of Jesus”.

What Feasts celebrate those three events? You have the Passover, and you have Unleavened Bread, and you have First Fruits.

Is this the same message that we have in the Court of the Sanctuary? Yes.

·       We have the Altar of Sacrifice, that's the death.

·       And the Laver represents what? The resurrection of Christ.

So you have His death, and His resurrection in the Court of the Sanctuary.

 

Mari kita simak ini, “Kurban, kematian, pemakaman, dan kebangkitan Yesus”.

Perayaan apa yang merayakan tiga peristiwa tersebut? Ada Passah, ada Roti Tidak Beragi, dan ada Buah Sulung.

Apakah ini pekabaran yang sama yang ada di Pelataran Bait Suci? Iya.

·       Ada Mezbah Kurban, itu kematianNya.

·       Dan Bejana Pembasuh melambangkan apa? Kebangkitan Kristus.

Jadi ada kematianNya, dan kebangkitanNya di Pelataran Bait Suci.

 

 

And then secondly you have Intersession. Where does intercession take place? It occurs in the Holy Place. What Feast begins the celebration or begins the intercession of Christ in the Holy Place? The Feast of Pentecost.

So see, you're following the same order.

 

Lalu yang kedua ada Perantaraan. Di mana perantaraan terjadi? Itu terjadi di Bilik Kudus. Perayaan apa yang mengawali perantaraan Kristus di Bilik Kudus? Perayaan Pentakosta.

Lihat, kita mengikuti urutan yang sama.

 

 

And then finally you have the idea of Judgment, this is on page 36, the top of page 36. What Feasts are related to the Day of Atonement or the Judgment? You know, the Most Holy Place of the Sanctuary. You have the Feast of Trumpets announcing the coming Day of Atonement in the Most Holy Place there you have the Sanctuary context.

Kemudian akhirnya ada konsep penghakiman, ini di hal. 36, bagian atas hal. 36. Perayaan apa yang terkait pada Hari Pendamaian atau Penghakiman? Kalian tahu, Bilik Mahakudus Bait Suci. Ada Perayaan Terompet yang mengumumkan datangnya Hari Pendamaian di Bilik Mahakudus di mana terdapat konteks Bait Suci.

 

 

And then you have the Day of Atonement which is the Judgment in the Most Holy Place,

 

Lalu Hari Pendamaian yang adalah Penghakiman di Bilik Mahakudus.

 

 

And then of course you have the Feast of Tabernacles where Revelation chapter 21 tells us that the Lamb comes and tabernacles with human beings.

And so basically the Feasts follow the same order of apartments of the Sanctuary.

 

Kemudian tentu saja ada Perayaan Tabernakel dan Wahyu pasal 21 memberitahu kita bahwa Anak Domba itu datang dan hidup (bertabernakel) bersama manusia.

Maka pada dasarnya Perayaan-perayaan mengikuti susunan yang sama dengan pembagian di Bait Suci.

 

 

Now let's go in our syllabus to page 39, and we're going to begin our  study of the Feast of Passover. However, before we deal with page 39 through page 45, it would be a good idea for us to take a look at the Passover, then we'll come back to these pages, you know I should have put these pages in the syllabus a little bit later, but let's skip from page 39 through page 45 and go to page 47. We'll come back to these pages, because this deals more with the fulfillment. We have to study first of all the type and then the fulfillment.

 

Sekarang mari ke silabus kita hal. 39 dan kita akan memulai pelajaran kita tentang Perayaan Passah. Namun sebelum kita membahas hal. 39 hingga hal. 45, lebih baik kita lihat dulu Passah itu sendiri, kemudian kita akan kembali ke halaman-halaman ini. Seharusnya di silabus saya meletakkan halaman-halaman ini di belakangnya, tetapi marilah kita lompati dulu hal. 39 hingga 45, dan ke hal. 47. Nanti kita akan kembali ke halaman-halaman itu, karena ini bicara lebih tentang penggenapannya. Kita harus belajar dulu tipenya baru nanti penggenapannya.

 

 

Let's go in our syllabus to page 45 and I'm going to read the last paragraph, just the last paragraph. In Deuteronomy 18:15-18, God promised to send another prophet like whom? Like Moses, but greater than Moses. If you read Acts 3:22-26 and Hebrews 3:1-5 especially Hebrews 3:1-5 and you can make reference also to 1 Corinthians 10:1-4, you're going to find that Jesus was that predicted prophet.

Deuteronomy 18 also tells us that God would cut off Israel, if it did not listen to Moses. So today spiritual Israel will be cut off if it does not listen to Jesus. The things of Moses now belong to whom? Now belong to Jesus. The Jewish nation in Christ’s day did not understand this great truth, they trusted Moses but rejected Jesus. Paul also deals with this theme in 2 Corinthians chapter 3.

 

Mari kita ke silabus kita hal. 45, dan saya akan membaca paragraf yang terakhir, hanya yang terakhir. Di Ulangan 18:15-18, Allah berjanji akan mengirimkan seorang nabi yang lain seperti siapa? Seperti Musa, tetapi lebih besar daripada Musa. Jika kalian membaca Kisah 3:22-26 dan Ibrani 3:1-5 terutama Ibrani 3:1-5, dan kalian juga bisa melihat referensi di 1 Korintus 10:1-4, kalian akan melihat bahwa Yesus itulah nabi yang dijanjikan.

Ulangan 18 juga memberitahu kita bahwa Allah akan membuang Israel jika mereka tidak mau mendengarkan Musa. Maka hari ini Israel rohani juga akan dibuang jika tidak mau mendengarkan Yesus. Hal-hal yang terkait Musa sekarang menjadi milik siapa? Sekarang menjadi milik Yesus. Bangsa Yahudi di zaman Kristus tidak memahami kebenaran besar ini, mereka mempercayai Musa tapi menolak Yesus. Paulus juga membahas tema ini di 2 Korintus pasal 3.

 

 

So as we begin  our study of the historical Passover. We need to first of all see the parallel between Moses and Christ, because Moses instituted the Passover, and there's a striking parallel between Moses and Jesus. And so we're going to draw a series of parallels. First of all we're going to talk about Moses, and then about Jesus, so that we can see that Moses instituted the historical Passover, but all of the details of the historical Passover were fulfilled in Jesus Christ. Jesus is the fulfillment of all of the details. See, Moses was the leader of historical literal Israel, Jesus is the leader of spiritual Israel. Moses is the type and Jesus is the anti-type to which the type points.

 

Jadi kita mengawali pelajaran kita tentang Passah historis. Pertama kita perlu melihat persamaan antara Musa dan Kristus, karena Musa yang melembagakan Passah dan ada persamaan yang mencolok antara Musa dengan Yesus. Maka kita akan menarik serangkaian persamaan. Pertama-tama kita akan bicara tentang Musa, kemudian tentang Yesus, supaya kita bisa melihat bahwa Musa yang melembagakan Passah historis tetapi semua detail dari Passah historis tersebut digenapi dalam Yesus Kristus. Yesus adalah penggenapan semua detailnya. Lihat, Musa adalah pemimpin Israel literal historis. Yesus adalah pemimpin Israel rohani. Musa adalah tipenya dan Yesus adalah antitipenya yang ditunjuk oleh tipe tersebut.

 

 

So let's go to page 47 in our syllabus and look at this series of parallels between Christ and Moses. This is the introductory section to the historical Passover and to the fulfillment of the Passover.

First of all we have the historical root and then we have the prophetic fulfillment.

In the Old Testament who is Christ's bride? In the Old Testament Israel is God's bride, you can read that in Jeremiah 6:2.

Who is God's bride in the New Testament? It is the Christian Church, Revelation 12:1 is one verse that we can use among others.

 

Jadi mari kita ke hal. 47 silabus kita dan melihat rangkaian persamaan antara Kristus dan Musa. Ini adalah bagian pengantar ke Passah historis dan ke penggenapan dari Passah itu.

Pertama-tama kita melihat akar historisnya dan kemudian kita melihat penggenapan nubuatannya.

Di Perjanjian Lama siapakah pengantin Kristus? Di Perjanjian Lama Israel adalah pengantin Allah. Kalian bisa membacanya di Yeremia 6:2.

Siapa pengantin Allah di Perjanjian Baru? Gereja Kristen. Wahyu 12:1 adalah salah satu ayat yang bisa kita pakai dari antara yang lain.

 

 

Again the historical root:  Israel was in what condition? They were in bondage to the Egyptians. By the way there are verses to all of these. It's going to take you some time to read all of the verses. I want us to get the general picture here. Israel was in bitter bondage to whom? To the Egyptians.

Before the coming of Jesus what condition were  God's people in? God's people were also in bondage, but they were in bondage to what? They were in bondage to sin. And you can read these verses here: Hebrews 2:14-15 says that God's people were crying out because they were in bondage. Also John 8:32-34 Jesus says “…if the Son makes you free, you will be free…” what?  “…indeed.” So Jesus comes to deliver God's people from bondage as well, but it's not  bondage to the Egyptians, it's bondage to sin.

 

Lagi, akar historisnya: Bagaimana kondisi Israel? Mereka terbelenggu dalam perbudakan pada bangsa Mesir. Nah, semua ini ada ayat-ayatnya. Kalian akan menghabiskan banyak waktu membaca semua ayatnya. Saya mau kita melihat gambar besarnya di sini. Israel terbelenggu perbudakan yang parah pada siapa? Pada bangsa Mesir.

Sebelum kedatangan Yesus, bagaimana kondisi umat Allah? Umat Allah juga terbelenggu perbudakan, tetapi mereka adalah budak apa? Mereka terbelenggu perbudakan pada dosa. Dan kalian bisa membaca ayat-ayatnya di sini: Ibrani 2:14-15 yang mengatakan umat Allah sedang berseru karena mereka dalam perbudakan. Juga Yohanes 8:32-34 Yesus berkata,  “…apabila Anak itu memerdekakan kamu maka kamu baru…”  apa?   “…benar-benar merdeka…” (ay. 36)  Jadi Yesus datang untuk menyelamatkan umat Allah dari perbudakan juga, namun bukan perbudakan pada bangsa Mesir tapi perbudakan pada dosa.

 

 

Historical root: the children of Israel were slaves to the great dragon. Did you know that Pharaoh was called “the great dragon” in Ezekiel 29:3? To whom were God's people in bondage when Jesus came to this earth?  God's people were in bondage also to the great dragon, but this was the real great dragon, the great dragon, the ancient serpent, the Devil and Satan.

 

Akar historis: bangsa Israel menjadi budak pada naga besar itu. Tahukah kalian bahwa Firaun disebut “naga besar” di Yehezkiel 29:3 (terjemahan LAI menyebutnya “buaya besar”). Umat Allah ketika Yesus datang ke dunia ini, adalah budak siapa? Umat Allah juga terbelenggu perbudakan kepada naga besar, tetapi ini adalah naga besar yang sejati, naga besar, ular tua, Iblis dan Setan.

 

 

Historical root: literal Israel was crying out in pain for what? For deliverance from bondage, you can read it there. They were agonizing and crying out. What is the prophetic fulfillment to this?

The woman which represents the church was crying out in travail because she wanted the Child to be what? She wanted the Child or the Deliverer to be born.

And then in Egypt you have a deliverer that is born. What is his name? Moses.

But in the New Testament do you also have a Child who is born? Yes. That Child who is born is none other than Jesus. 

 

Akar historis: Israel literal sedang menjerit kesakitan minta apa? Minta diselamatkan dari perbudakan. Kalian bisa membacanya di sini. Mereka sedang menderita dan berseru. Apa penggenapan nubuatan ini?

Perempuan yang melambangkan gereja juga menjerit kesakitan karena dia ingin Anak itu diapakan? Dia ingin Anak itu atau Sang Juruselamat lahir.

Kemudian di Mesir ada seorang penyelamat yang lahir. Apa namanya? Musa. 

Tetapi di Perjanjian Baru apakah juga ada Seorang Anak yang lahir? Iya. Anak yang lahir itu tak lain daripada Yesus.

 

 

Now in the times of Moses the king felt that this deliverer might take his what? His throne.

Do we have a king when Jesus is born that also fears for the perpetuity of his throne? Yes. So what does Pharaoh do in the Old Testament? He has all of the male children killed.

What happens when Jesus is born? Herod has all of the male children killed.

Are you starting to see a parallel here between the first Moses and the second Moses?

 

Nah, di zaman Musa, rajanya merasa bahwa si penyelamat ini bisa merampas apanya? Takhtanya.

Apakah ketika Yesus lahir ada raja yang juga takut kehilangan kelanggengan takhtanya? Ya.

Jadi apa yang dilakukan Firaun di Perjanjian Lama? Dia memerintahkan semua anak laki-laki dibunuh.

Apa yang terjadi ketika Yesus lahir? Herodes memerintahkan semua anak laki-laki dibunuh.

Apakah kalian mulai melihat persamaan di sini antara Musa yang pertama dan Musa yang kedua?

 

 

Now Moses was protected where? In Egypt.

Where was Jesus protected when Herod wanted to kill Him? He went and He took refuge in Egypt.

And then God called Israel out of where? Moses and Israel out of Egypt.

Where was Jesus called out of? You know Matthew 2:15 it says “…out of Egypt I have called My Son” and it's referring specifically to Jesus.

 

Nah, Musa dilindungi di mana? Di Mesir.

Di mana Yesus dilindungi ketika Herodes mau membunuhNya? Dia pergi dan mendapatkan perlindungan di Mesir.

Kemudian Allah memanggil Israel keluar dari mana? Musa dan Israel keluar dari Mesir.

Dari mana Yesus dipanggil keluar? Kalian tahu Matius 2:15 berkata, “…dari Mesir Aku memanggil keluar AnakKu”  dan ini mengacu secara khusus kepada Yesus.

 

 

Historical root:  ~ we’re at the bottom of page 47 -  the death of the lamb was the sign of Israel's deliverance from bondage, right?

What is the sign of the deliverance of God's people from bondage? It is the blood of Jesus Christ shed for us.

 

Akar historis: ~ kita di bagian bawah hal. 47 ~ kematian anak domba adalah tanda diselamatkannya Israel dari perbudakan, benar?

Apa tanda diselamatkannya umat Allah dari perbudakan? Darah Yesus Kristus yang dicurahkan bagi kita.

 

And then Israel is baptized in the Red Sea. Does the Bible speak of Israel's experience as a baptism? You can read it in 1 Corinthians chapter 10, it says they were “baptized into Moses”.  You say, “Now, wait a minute. Baptized into Moses? Why are they baptized into Moses?” Because Moses is the representative of the nation.

But the Christian Church, those who are members of the Christian Church, are baptized into whom? They are baptized into Christ according to the New Testament.  So Jesus is baptized in the Jordan River.

 

Kemudian Israel dibaptis di Laut Merah. Apakah Alkitab bicara tentang pengalaman Israel sebagai suatu baptisan? Kalian bisa membacanya di 1 Korintus 10:2, yang mengatakan mereka “dibaptis dalam Musa”. Kalian berkata, “Tunggu sebentar, dibaptis dalam Musa? Mengapa mereka dibaptis dalam Musa?” Karena Musa adalah wakil bangsa itu.

Tetapi gereja Kristen, mereka yang adalah anggota gereja Kristen, dibaptis dalam siapa? Mereka dibaptis dalam Kristus menurut Perjanjian Baru. Jadi Yesus dibaptis di sungai Yordan.

 

 

Moses fasted for how long on a mountain? Moses fasted for 40 days and 40 nights.

How many days did Jesus fast on a mountain? He also fasted for 40 days and 40 nights.

Moses gave Israel the Law of the Kingdom from a mountain.

Jesus also gave the Law of His kingdom on a mountain, it's called the Mount of the Beatitudes, or the Sermon on the Mount, as it is called.

 

Musa berpuasa berapa lamanya di atas gunung? Musa berpuasa selama 40 hari dan 40 malam.

Berapa lamanya Yesus berpuasa di atas gunung? Dia juga berpuasa selama 40 hari dan 40 malam.

Musa memberi Israel Hukum Kerajaan dari atas gunung.

Yesus juga memberi Hukum KerajaanNya dari atas gunung, itu disebut Gunung (Bukit) “Beatitude”, atau disebut Khotbah di atas Gunung (Bukit).

 

 

The  face of Moses shone on the mountain.

And on the Mount of Transfiguration the face of  Jesus shone according to Matthew chapter 17 and the parallel passages.

 

Wajah Musa bersinar di atas gunung.

Di gunung Transfigurasi wajah Yesus bersinar menurut Matius pasal 17 dan ayat-ayat yang paralel.

 

 

Moses interceded for sinful Israel and offered his life in place of theirs.

Jesus is the great intercessor who offers His life in place of His people.

 

Musa memohon bagi Israel yang berdosa dan menawarkan hidupnya untuk menggantikan hidup mereka.

Yesus adalah Perantara Besar yang mempersembahkan hidupNya sebagai ganti hidup umatNya.

 

Moses brought water out of a rock. During his time manna came from heaven. And he raised a serpent in the wilderness.

Jesus is the rock, Jesus is the manna, and Jesus is the serpent that was raised in the wilderness.

 

Musa mengeluarkan air dari batu. Selama masanya manna jatuh dari langit. Dan dia meninggikan seekor ular di padang gurun.

Yesus itulah batunya, Yesus itulah mannanya, dan Yesus itulah ular yang ditinggikan di padang gurun.

 

 

Moses organized Israel into twelve tribes, of course the twelve tribes existed but he organized them specifically, and he also organized seventy elders.

Did Jesus also call twelve to perform the duties of the Kingdom? Yes. Did He also establish seventy? For sure. So of course all of this is coincidence, right? I don't think so.  In fact I know it's not coincidence.

 

Musa mengatur Israel menjadi 12 suku, tentu saja ke-12 suku sudah ada tetapi dia yang mengorganisasikan mereka secara khusus, dan dia juga mengorganisasikan 70 tua-tua.

Apakah Yesus juga memanggil 12 untuk melaksanakan tugas-tugas Kerajaan? Ya. Apakah Dia juga menetapkan 70? Tentu saja. Jadi ini pasti suatu kebetulan, benar? Saya rasa tidak. Bahkan saya yakin ini bukan kebetulan.

 

 

The Jewish nation was constantly at odds with Moses.

Were the Jewish leaders constantly at odds with Jesus? Oh you better believe it.

 

Bangsa Yahudi terus-menerus menentang Musa.

Apakah para pemimpin Yahudi terus-menerus menentang Yesus? Oh, percayalah.

 

 

And then Moses died, he was buried, he resurrected and he ascended to heaven.

Jesus also died, was buried, resurrected, and ascended to heaven.

 

Kemudian Musa mati, dia dikuburkan, dia dibangkitkan, dan dia naik ke Surga.

Yesus juga mati, dikuburkan, dibangkitkan, dan naik ke Surga.

 

 

And so this is what you call typology. In other words what happened on a smaller scale in the Old Testament with literal Israel is fulfilled on a larger scale with Jesus in the future.

So if Moses led out in the celebration of the literal Passover, would we expect Jesus Christ to establish another ceremony that would commemorate the Passover and would take the place of the Passover? Yes. Because the anti-type takes the place of the type. This has a lot to do with whether we still need to celebrate the Feasts or not, and we'll come to that later.

 

Maka inilah yang disebut tipologi. Dengan kata lain apa yang terjadi dalam skala yang lebih kecil di Perjanjian Lama pada Israel literal, digenapi dalam skala yang lebih besar oleh Yesus di masa depan.

Maka jika Musa yang pertama memimpin dalam perayaan Passah yang literal, apakah kita boleh berharap Yesus Kristus akan menetapkan upacara yang lain yang memperingati Passah dan akan menggantikan upacara Passah? Ya. Karena antitipe menggantikan tempat tipe. Ini banyak dampaknya dengan apakah kita masih perlu merayakan Perayaan-perayaan (Yahudi) atau tidak, dan kita nanti akan kembali kemari.

 

 

Now page 49, I want us to go through the next several paragraphs which are very, very important. Deuteronomy 28 describes the blessings and curses of the Covenant. The blessings would come if Israel obeyed and the curses would come if Israel disobeyed. Israel failed miserably and so Jesus came to take the place of Israel and to redeem their history. Are you understanding what I'm saying?

Jesus in His person came to redeem the history of Israel. As a second Moses Jesus went over the same ground as Israel, but in contrast to them He perfectly obeyed the Covenant, and thus gained the victory where Israel failed. It is significant that Jesus quoted three texts to the Devil on the mount of ~ actually it's really ~ the Mount of Temptation,  and all of them came from where? From Deuteronomy. Do you know what Deuteronomy describes? It describes the history of Israel and all of the failings of Israel in the wilderness.

But now here comes the interesting point ~ in spite of the fact that Jesus perfectly obeyed ~ He bore what? The curses of the Covenant because He was bearing what? The guilt of Israel. Jesus lived and suffered in our place and thus exhausted the Covenant curses. But we must accept Him to personally receive the blessing. Are you following what this is saying?

So Jesus retraced the history of Israel and He gained the victory where Israel failed. And when we join Jesus we partake of His history.

 

Sekarang hal. 49, saya mau kita menyimak beberapa paragraf berikut yang amat, sangat penting. Ulangan 28 menggambarkan berkat dan kutuk dari Perjanjian. Berkatnya akan datang jika Israel patuh, dan kutuknya akan datang jika Israel tidak patuh. Israel gagal secara mengenaskan maka Yesus datang untuk menggantikan tempat Israel dan untuk menebus sejarah mereka. Apakah kalian paham apa yang saya katakan?

Yesus secara Pribadi datang untuk menebus sejarah Israrel. Sebagai Musa kedua, Yesus mengulangi jejak Israel yang sama, tetapi bedanya dengan mereka, Yesus mematuhi Perjanjian itu dengan sempurna, dan dengan demikian mendapatkan kemenangan di mana Israel telah gagal. Yang signifikan Yesus mengutip tiga ayat kepada Iblis di bukit Pencobaan, dan semuanya berasal dari mana? Dari kitab Ulangan. Tahukah kalian apa yang digambarkan Ulangan? Menggambarkan sejarah Israel dan semua kejatuhan Israel di padang gurun.

Tetapi sekarang ini poin yang menarik ~ terlepas dari kenyataan Yesus patuh dengan sempurna, Dia menanggung apa? Kutukan-kutukan Perjanjian karena Dia sedang memikul apa? Akibat dosa Israel. Yesus hidup dan menderita sebagai pengganti kita, dengan demikian menghabiskan kutukan Perjanjian. Tetapi kita harus menerima Dia untuk menerima secara pribadi berkatnya. Apakah kalian mengikuti apa yang dikatakan di sini?

Jadi Yesus menjalani ulang sejarah Israel dan Dia mendapatkan kemenangan di mana Israel telah gagal. Dan bila kita bergabung dengan Yesus, kita mengambil bagian dalam sejarahNya.

 

 

Now let me explain the last paragraph. I'm not going to read it, I'm going to explain it. Baptism is far more important than what we realize, and it has a much deeper significance than what we realize. We usually say baptism is, you know, a symbol of being you know, dying to sin, and being buried, and resurrecting to newness of life. We center on the believer, in other words. But something really radical happens at baptism in the sight of God. Let me explain it.

You've all seen baptisms by immersion, right? And this is the reason why baptism has to be by immersion. You know, baptism by sprinkling totally destroys the symbolism of what God wants to teach us concerning baptism. But anyway, just to review how a baptism takes place because people are going to be watching this on television, people who don't know about baptism by immersion.

So you know the pastor is standing in the baptistry and the candidate is in front of him, and the pastor says, “I now baptize you in the name of the Father, the Son, and the Holy Spirit, amen.” What's the last thing the person does before they're put under the water? Stops breathing. He or she’d better stop breathing. They stop breathing, right? What do they do while they're under the water? They don't breathe. What's the first thing they do ~ believe me I can vouch for this ~ what's the first thing they do when they come out of the water? Ahhh-haaah! They breathe again.

What has happened in Baptism? You have repeated the experience of Jesus in miniature, because Jesus on the cross stopped breathing, while He was in the grave He did not breathe, and when He resurrected He breathed again.

When we are baptized we are included in the experience of Christ. God looks at us in Him. It's not my little death, it's not my little burial, it's not my little resurrection, no! I died with Him, I was buried with Him, and I resurrected with Him. God now looks at Him, He does not look at me. Are you with me?

Baptism is the incorporation rite into Christ, it's the moment when God looks at me in Christ, not in myself anymore, but in Him. That's why when I'm baptized sin is washed away and God looks upon me as if I had never sinned because the history of Jesus is now my history. My history is erased and because I went through His experience in miniature: I ceased breathing, I was buried, and didn’t breathe,  and now I come forth and I breathe again, now I'm incorporated into Him, I live His history. Are you following me? Vitally important.

 

Sekarang izinkan saya menjelaskan paragraf terakhir. Saya tidak akan membacanya, saya akan menjelaskannya.

Baptisan itu jauh lebih penting dari apa yang kita sadari, dan itu punya makna yang jauh lebih mendalam dari apa yang kita sadari. Biasanya kita mengatakan baptisan itu simbol mati kepada dosa, dikuburkan, dan bangkit kepada kehidupan yang baru. Dengan kata lain, kita berpusat pada si orang yang percaya. Tetapi di pemandangan Allah ada sesuatu yang benar-benar radikal terjadi saat baptisan. Saya akan menjelaskannya.

Kalian semua sudah pernah melihat baptisan dengan diselamkan, benar? Dan inilah alasannya mengapa baptisan harus dengan cara diselamkan. Kalian tahu baptisan dengan percikan sama sekali menghancurkan simbolisme dari apa yang mau diajarkan Allah kepada kita melalui baptisan. Nah, mari kita mengulang bagaimana baptisan itu, karena ada yang mengikuti pelajaran ini lewat televisi, mereka yang tidak tahu tentang baptisan yang diselamkan.

Jadi, si pendeta berdiri di dalam kolam baptisan dan calon baptisan ada di hadapannya, dan pendeta itu berkata, “Saya sekarang membaptiskan Anda dalam nama Bapa, Anak, dan Roh Kudus, amin.” Apa hal terakhir yang dilakukan orang yang dibaptis itu sebelum dia dibenamkan ke dalam air? Tahan napas. Jangan sampai dia tidak tahan napas. Jadi dia berhenti bernapas, benar? Apa yang dia lakukan ketika dia berada di dalam air? Dia tidak bernapas. Apa hal pertama yang dia lakukan ~ dan percayalah saya bisa menguatkan ini ~ apa hal pertama yang dia lakukan ketika dia keluar dari air?  Ahhh-hahhhhh, dia bernapas lagi.

Apa yang terjadi dalam baptisan? Kita mengulangi pengalaman Yesus dalam skala miniatur, karena Yesus di atas salib berhenti bernapas, ketika Dia ada di kubur Dia tidak bernapas, dan ketika Dia bangkit Dia bernapas lagi.

Ketika kita dibaptis, kita masuk dalam pengalaman Kristus. Allah memandang kita dalam Dia. Itu bukan kematian kecil saya, itu bukan penguburan kecil saya, itu bukan kebangkitan kecil saya, tidak! Saya mati bersamaNya, saya dikubur bersamaNya, dan saya bangkit bersamaNya. Allah sekarang melihat Dia, Allah tidak melihat saya. Apakah kalian paham?

Baptisan adalah ritus memasukkan saya ke dalam Kristus, itulah saat ketika Allah melihat saya dalam Kristus, bukan diri saya sendiri lagi, tetapi dalam Dia. Itulah mengapa ketika saya dibaptis, dosa saya dibasuh bersih dan Allah melihat saya seolah-olah saya tidak pernah berbuat dosa, karena sejarah Yesus sekarang menjadi sejarah saya. Sejarah saya sendiri sudah dihapus dan karena saya telah melewati pengalaman Kristus dalam skala miniatur: saya berhenti bernapas, saya dikubur dan tidak bernapas, dan sekarang saya muncul lagi dan saya bernapas lagi, maka saya dimasukkan ke dalam Kristus, saya menghidupkan sejarahNya. Apakah kalian mengikuti saya? Sangat penting.

 

 

Let me ask you, can sprinkling teach us that lesson? Absolutely not! You know when a baby is sprinkled, the baby's still breathing, hello! The baby's not being incorporated into Christ in any sense of the word. We need to fulfill the rites that God has given in the way that God has commanded because there is a certain meaning and purpose why God gave those particular rites and ceremonies in that fashion.

So is this clear?

 

Coba saya tanya, bisakah percikan mengajarkan pelajaran tersebut kepada kita? Sama sekali tidak! Kalian tahu, ketika seorang bayi diperciki, bayi itu tetap bernapas, halo! Bayi itu tidak dimasukkan ke dalam Kristus dalam arti kata yang mana pun. Kita harus menggenapi ritus yang telah diberikan Allah dengan cara yang diperintahkan Allah karena ada makna dan tujuan tertentu mengapa Allah memberikan ritus dan upacara khusus seperti itu.

Jadi apakah ini sudah jelas?

 

 

Jesus redeemed the history of Israel. When I'm baptized the history of Jesus becomes my history. I don't have to suffer the curses because what? Because Jesus took upon Himself all the curses of the Covenant and by His perfect obedience He redeemed the failures of Israel. So when I joined Jesus I become a member of Israel, a new Israel.

 

Yesus menebus sejarah Israel. Ketika saya dibaptis, sejarah Yesus menjadi sejarah saya. Saya tidak usah menderita kutukan-kutukan karena apa? Karena Yesus telah memikul Sendiri semua kutukan Perjanjian dan melalui kepatuhanNya yang sempurna Dia telah menebus kegagalan Israel. Sehingga ketika saya bergabung dengan Yesus saya menjadi anggota dari Israel, Israel yang baru.

 

 

Now let's go in our syllabus to page 51. Now that we've seen that there is an Old Testament Moses and then there's a fulfillment to the experience of Moses, now we're ready to talk about the first festival of the Hebrew year, which is the Feast of Passover. And once again we're going to study the historical Passover, and then in our next lesson we will study the fulfillment of the historical Passover. So far so good? Alright.

 

Nah, mari kita ke silabus kita hal. 51. Sekarang setelah kita sudah melihat ada Musa Perjanjian Lama, dan ada penggenapan pada pengalaman Musa, sekarang kita siap bicara tentang festival pertama dari tahun Ibrani, yaitu Perayaan Passah. Dan sekali lagi kita akan mempelajari Passah historis, kemudian dalam pelajaran kita berikutnya kita akan mempelajari penggenapan Passah historis ini. Sampai di sini semua oke? Baik.

 

 

We're on page 51 top of the page. Ezekiel 29:3 and this is from the King James Version, modern versions speak of Pharaoh as the great monster, the King James calls him “the great dragon”. So anyway Israel was in severe bondage to the great dragon. Notice Ezekiel 29:3, 3 Speak, and say, Thus saith the Lord GOD:   Behold, I am against thee, Pharaoh king of Egypt…” and what is pharaoh?  “…the great dragon that lieth in the midst of his rivers, which hath said, my river is mine own, and I have made it for myself.’…” (KJV)

So the individual who had Israel in bondage was the great dragon according to this.

 

Kita di hal. 51 bagian atas halaman. Yehezkiel 29:3 dan ini dari KJV, versi-versi modern membahasakan Firaun sebagai “monster” besar (terjemahan LAI menyebutnya “buaya besar”). KJV menyebutnya “naga besar”. Nah, Israel berada di bawah perbudakan pada naga besar itu. Simak Yehezkiel 29:3, 3 Berbicaralah dan katakan, Beginilah firman Tuhan ALLAH: ‘Lihat, Aku menjadi lawanmu, hai Firaun, raja Mesir…”  dan Firaun itu apa?   “…naga besar, yang berbaring di tengah sungai-sungainya yang berkata: ‘Sungaiku punyaku sendiri, aku yang membuatnya untuk diriku sendiri.’…”  Jadi individu yang membelenggu Israel dalam perbudakan menurut ini adalah naga besar.

 

 

Now in order to understand the historical Passover, we also need to understand Genesis 3:15 my favorite verse in the whole Bible. I did a 52-part series on the book of Genesis particularly tracing the meaning of Genesis 3:15. The story of Moses is a continuation on the story of Genesis 3:15. I want you to notice five elements in the story of Moses that are found also in Genesis 3:15.

·       do you have a woman in the story of Moses? Yes.

Who is that woman? Jochebed or Jochabel as some people call her.

·       Does the woman have a seed?

Yeah, who is the seed? Moses. Very well.

·       Is there a dragon in this story? Yes.

Who is the dragon historically? Well, yeah, it’s the Devil, he's behind the whole thing, but it says Pharaoh there.

·       does the dragon have a seed?

If the dragon is Satan who wants the death of Moses to take place, who is the instrument that the dragon uses? He uses pharaoh.

·       is there enmity in this story?

There's enmity.

So notice here you have a woman; you have the woman's seed; you have a dragon which in this case would be Satan who stands behind the scenes; then you have the dragon’s seed through whom the dragon tries to perform his work and that would be whom? Pharaoh. And then you have the enmity where the dragon using the other dragon wants to kill the seed, you have the enmity.

So do you have a repetition of Genesis chapter 3:15 in the story of Moses? You most certainly do! So we need to see this as a continuing chapter in the story of Genesis 3:15.

 

Nah, agar bisa memahami Passah historis, kita perlu memahami Kejadian 3:15, ayat favorit saya di seluruh Alkitab. Saya telah membuat serial 52 episode tentang Kitab Kejadian khususnya menapaktilas makna Kejadian 3:15. Kisah Musa adalah kelanjutan kisah Kejadian 3:15. Saya mau kalian menyimak 5 elemen dalam kisah Musa yang juga terdapat di Kejadian 3:15.

·       Apakah ada seorang perempuan dalam kisah Musa? Ya.

Siapa perempuan itu? Jochebed atau beberapa orang terkadang menyebutnya  Jochabel.

·       Apakah perempuan ini punya benih?

Ya. Siapa benihnya? Musa, bagus sekali.

·       Apakah ada seekor naga dalam kisah ini? Ya.

Siapakah naga ini secara historis? Nah, ya, itu Iblis, dia yang ada di balik segala hal, tetapi di sini dikatakan Firaun.

·       Apakah naga itu punya benih?

Jika naga itu Setan yang menginginkan kematian Musa, siapa alat yang dipakai naga itu? Dia memakai Firaun.

·       Apakah ada permusuhan dalam kisah ini?

Ada permusuhan.

Jadi simak di sini ada seorang perempuan; ada benih perempuan itu; ada seekor naga yang dalam hal ini adalah Setan yang ada di balik layar; lalu ada benih naga itu melalui dia naga itu berusaha melakukan pekerjaannya, dan itu adalah siapa? Firaun; kemudian ada permusuhan di mana naga itu memakai naga yang lain untuk membunuh benih itu, jadi ada permusuhan.

Maka apakah ada pengulangan Kejadian 3:15 dalam kisah Musa? Tepat sekali. Jadi kita perlu melihat ini sebagai lanjutan pasal kisah Kejadian 3:15.

 

 

Now the deliverer ~ this is an important point ~ the deliverer was one with his brethren. Was Moses one with his brethren? Yeah. Was he a member of the Jewish nation of Israel? He most certainly was.

But now notice, he  was not a slave, this is an important point.

He was one with his brethren but he was not a slave. He was one with his people of the same blood in heritage but he was not born a slave. Moses did not need a redeemer from slavery, would you agree with that? Yeah. See, he was one with the brethren but he was not exactly equal to the brethren in every sense of the word.

 

Sekarang si penyelamat ~ ini adalah poin yang penting ~ si penyelamat adalah satu dari antara saudara-saudaranya. Apakah Musa itu satu dari antara saudara-saudaranya? Iya. Apakah dia anggota bangsa Yahudi dari Israel? Sudah barang tentu.

Tetapi sekarang simak, dia bukanlah seorang budak! Ini poin yang penting.

Dia satu dari antara saudara-saudaranya tapi dia bukan seorang budak. Dia satu dari bangsanya, mewarisi darah yang sama, tapi dia tidak dilahirkan sebagai budak. Musa tidak perlu ditebus dari perbudakan, apakah kalian setuju? Ya. Lihat, ia adalah satu dengan saudara-saudara sebangsanya tetapi dia tidak sejajar dengan mereka dalam arti kata yang mana pun.

 

 

Now Israel was in bitter bondage. Notice Exodus 1:13-14, “ 13 So the Egyptians made the children of Israel serve with rigor. 14 And they made their lives bitter with hard bondage—in mortar, in brick, and in all manner of service in the field. All their service in which they made them serve was with rigor…” So were they pretty much miserable in serving their taskmaster? Absolutely! So what does Israel do? Israel in the midst of their bondage could they deliver themselves? They couldn't deliver themselves. What is the only thing that they could do? All they could do is cry out to the Lord for the Lord to deliver them.

 

Nah, Israel berada di bawah perbudakan berat. Simak Keluaran 1:13-14, 13 Lalu orang Mesir memaksa orang Israel bekerja dengan keras, 14 dan mereka membuat hidup mereka pahit dengan perbudakan yang berat, bekerja dengan tanah liat, dengan batu bata, dan dengan segala macam pekerjaan di ladang. Segala pekerjaan mereka yang dipaksakan orang Mesir untuk mereka kerjakan, itu dengan kekerasan…”  Jadi apakah mereka sangat mengenaskan melayani majikan mereka? Tentu saja! Jadi apa yang dilakukan orang Israel? Israel yang berada di tengah-tengah perbudakan mereka, bisakah mereka menyelamatkan diri mereka sendiri? Mereka tidak bisa menyelamatkan diri sendiri. Apakah satu-satunya hal yang bisa mereka lakukan? Satu-satunya yang bisa mereka lakukan ialah berseru kepada Tuhan agar Tuhan menyelamatkan mereka.

 

 

And notice Exodus 2:23-25 where you find a description of this and a very important detail we're going to notice. It says, 23 Now it happened in the process of time that the king of Egypt died. Then the children of Israel…” what's the next word?   “…groaned because of the bondage, and they cried out; and their cry came up to God because of the bondage. 24 So God heard their groaning…” and now comes a very important detail I want you to remember all these details because we're going to come back to them when we deal with the fulfillment of the Passover. It says, “…and God…” what? “…remembered His covenant…” why did God choose to deliver Israel when they cried out? Was it because they were good? Was it because they were obedient? No! It was because they cried out in their dire need that God says, “I'm going to remember My…” what? “…My covenant.”  Is this the everlasting covenant that God is remembering? Yes, it is. It's a manifestation of the everlasting covenant. Now, so it says,  “…and God remembered His covenant with Abraham, with Isaac, and with Jacob…”  is this covenant that God made with Abraham, Isaac, and Jacob, the same covenant that was made between the Father and Son in eternity past? There's only one eternal covenant, the Covenant of salvation. And it says in verse 25, “…25 And God looked upon the children of Israel, and God acknowledged them…” not because they were good, but because they were in dire need, they cried out to the Lord in the midst of their bondage, in bondage to the great dragon, crying out for God's deliverance, and for God's mercy.

 

Dan simak Keluaran 2:23-25 di mana terdapat deskripsi ini dan detail yang sangat penting yang akan kita lihat. Dikatakan, “…23 Dengan berlalunya waktu, matilah raja Mesir. Kemudian orang Israel…” apa kata berikutnya? “…mengerang karena perbudakan, dan mereka berseru-seru, dan seruan mereka karena perbudakan itu sampai kepada Allah. 24 Maka Allah mendengar mereka mengerang…”  dan sekarang ada detail yang sangat penting dan saya mau kalian ingat semua detail ini karena kita nanti akan kembali kemari pada waktu kita membahas penggenapan Passah. Dikatakan, “…dan Allah…” apa? “…mengingat perjanjian-Nya…”  mengapa Allah memilih untuk menyelamatkan Israel ketika mereka berseru? Apakah karena mereka baik? Apakah karena mereka patuh? Tidak! Itu karena mereka berseru dalam kebutuhan yang mendesak sehingga Allah berkata, “Aku akan mengingat…” apaKu?  “…PerjanjianKu.” Apakah ini Perjanjian yang kekal yang diingat Allah? Iya, benar. Itulah manifestasi dari perjanjian yang kekal. Nah, jadi dikatakan, “…dan Allah mengingat perjanjian-Nya  dengan Abraham, Ishak dan Yakub…”  apakah ini perjanjian yang dibuat Allah dengan Abraham, Ishak, dan Yakub, perjanjian yang sama yang dibuat antara Bapa dan Anak di masa kekekalan yang lampau? Hanya ada satu perjanjian yang kekal, Perjanjian Keselamatan. Dan dikatakan di ayat 25, “…25 Maka Allah memberikan perhatianNya kepada bangsa Israel, dan Allah mendengarkan mereka…”  bukan karena mereka baik, tetapi karena mereka dalam kebutuhan yang mendesak, mereka berseru kepada Tuhan di tengah-tengah perbudakan mereka, terbelenggu perbudakan pada naga besar itu, berseru minta diselamatkan oleh Allah dan pengampunan Allah.

 

 

Was there a time prophecy that pointed exactly to the moment when God's people would be delivered from bondage? Absolutely! Notice Exodus 12:40-41, remember there was a time prophecy that pointed to the specific moment of their deliverance by the Passover lamb.

Let me get ahead of myself a little bit. Was there a specific time prophecy that pointed to the time when God's people would be delivered by the real Lamb? Absolutely! It says there in verse 40, 40 Now the sojourn of the children of Israel who lived in Egypt was four hundred and thirty years. 41 And it came to pass at the end of the four hundred and thirty years…” listen carefully,  “…on that very same day…”   interesting! “…it came to pass that all the armies of the Lord went out from the land of Egypt…” Does God fulfill prophecy to the very day? He doesn't approximate. God fulfills precisely and exactly. So there was a time prophecy when God's people were going to be delivered.

 

Apakah ada nubuatan waktu yang menunjukkan dengan tepat kapan saatnya umat Allah akan diselamatkan dari perbudakan? Tentu saja! Simak Keluaran 12:40-41, ingat ada nubuatan waktu yang menunjuk ke waktu yang spesifik kapan penyelamatan mereka oleh anak domba Passah.

Saya akan mendahului diri sendiri sedikit. Apakah ada nubuatan waktu yang menunjuk ke kapan umat Allah akan diselamatkan oleh Anak Domba yang sejati? Tentu saja! Dikatakan di sana di ayat 40, 40 Lamanya orang Israel diam di Mesir adalah empat ratus tiga puluh tahun. 41 Dan terjadilah pada akhir empat ratus tiga puluh tahun ini…”  dengarkan baik-baik, “…tepat pada hari itu juga…”  menarik!  “…terjadilah, segala pasukan TUHAN keluar dari tanah Mesir…”  apakah Allah menggenapi nubuatan tepat pada harinya? Allah tidak kurang-lebih. Allah menggenapi dengan tepat dan persis. Jadi ada nubuatan waktu kapan umat Allah akan diselamatkan.

 

 

One more point we have time for. Exodus 12:3.

The lamb was set apart before it was actually sacrificed, four days before it was sacrificed. It says in Exodus 12:3, “ Speak to all the congregation of Israel, saying: ‘On the tenth of this month…” on the 14th was the day in which it was sacrificed,  “…every man shall take for himself a lamb, according to the house of his father, a lamb for a household…” Interesting!  The lamb was sacrificed on the 14th of Nisan but the lamb was set apart to be sacrificed four days before. Interesting. Might that have some prophetic significance? We're going to see that it does.

 

Satu poin lagi, kita masih punya waktu. Keluaran 12:3.

Anak domba itu dipisahkan sebelum dia dikurbankan, empat hari sebelum dia dikurbankan. Dikatakan di Keluaran 12:3, 3 Katakanlah kepada segenap jemaah Israel: ‘Pada tanggal sepuluh bulan ini…”  pada hari ke-14 adalah hari domba itu harus dikurbankan,   “…setiap orang harus mengambil bagi dirinya seekor anak domba, menurut keluarga bapaknya, seekor anak domba untuk setiap keluarga…”  menarik! Anak domba itu akan dikurbankan pada hari ke-14 Nisan, tetapi anak domba itu sudah dipisahkan untuk dikurbankan empat hari sebelumnya. Apakah itu mengandung makna nubuatan? Kita akan melihat bahwa memang demikianlah.

 

 

And so our time is up for this session we'll pick up at our next session together and continue studying the parallels.

 

Jadi waktu kita habis untuk sesi ini, kita akan melanjutkan di sesi berikutnya dan melanjutkan mempelajari persamaan-persamaannya.

 

 

 

 

 

09 06 21

No comments:

Post a Comment