_____THE HEBREW RELIGIOUS CALENDAR_____
Part 07/24 - Stephen Bohr
PASSOVER: THE ANNOUNCEMENT
https://www.youtube.com/watch?v=BO0GSIa3alI
Dibuka
dengan doa.
Welcome
back, good to see you all, hope that you had a wonderful lunch, I know I did. My
house is not very far from here so I'm able to go home to eat. It's very, very
important for us to continue what we were studying this morning. If you remember
there's a section of the syllabus that I passed by, do you remember that? The
Announcement of the Passover? Before we deal with that, however, I want to
review the main elements of the Passover that we studied in our last session
this morning, and then I want to go back and deal with the Announcement of the
Passover.
Selamat
bertemu lagi, senang melihat kalian semua, semoga kalian menikmati makan
siangnya. Saya sudah. Rumah saya tidak terlalu jauh dari sini jadi saya bisa
pulang makan. Sangatlah penting bagi kita untuk melanjutkan apa yang kita
pelajari tadi pagi. Jika kalian ingat, ada satu bagian dari silabus itu yang
kita lewati, kalian ingat? Pengumuman tentang Passah? Sebelum kita membahas itu,
saya ingin mengulangi unsur-unsur utama dari Passah yang kita pelajari dalam
sesi terakhir kita tadi pagi, kemudian saya mau kembali dan membahas Pengumuman
tentang Passah.
So I'm going
to just go through the details point by point very quickly so that we can catch
a composite picture of the meaning of the Passover.
· First of all, Moses is the deliverer, right?
Who is the Deliverer in
the fulfillment? Jesus is the Deliverer.
· Was Israel in bondage? Yes.
Were God's people in
bondage? Absolutely!
· Who had Israel in bondage? A Great Dragon.
Who had God's people in
bondage when Jesus came? The Great
Dragon.
· Could Israel deliver itself? No.
Could human beings
release themselves? No.
· So what did Israel do? They cried out.
What was the human race doing
before Jesus came? They were crying out, they were crying out for a deliverer.
· And then of course the deliverer is born in Egypt.
Was Jesus also born to
deliver us? Absolutely!
· Did Herod try to kill the children two years and younger?
Absolutely!
Did that happen to Moses?
For sure.
· Now why did God intervene to deliver God's people in the Old
Testament? To be faithful to His what? To His covenant.
Is that true also of the
coming of Jesus, was it to be faithful to His covenant? Remember we read that.
· Was there a time prophecy that indicated when the sacrifice of
the lamb was going to take place? Yes.
Is there a time prophecy
about the fulfillment of that in Jesus Christ? Yes. The prophecy of the 70
weeks.
· Was the lamb chosen before the lamb was actually sacrificed?
Yes.
Was Jesus marked before
He was actually sacrificed? Certainly.
· You remember that the lamb was to be one year old.
Was Jesus sacrificed when
He was old? No. Was He sacrificed when He was a baby? No. It was when He had
reached maturity.
· The lamb had no blemish.
Jesus had no blemish.
· No bones of the Passover lamb were broken.
No bones of Jesus were
broken.
· You have the idea of substitution in both the Passover and in
the fulfillment.
· We also have the idea that it wasn't sufficient to kill the
lamb,
the blood also had to be
applied and the flesh had to be eaten.
Does that have
significance for us today in the fulfillment period? Absolutely!
· The blood was applied with what? Hyssop, represents purity.
Does the blood of Jesus
applied to our heart cleanses us from all sin? 1 John 1:7.
· Israel had to eat bitter herbs.
Did Jesus have a bitter
experience on the cross? He most certainly did.
· Israel was to have no leaven.
Did Jesus have any leaven
of sin within Himself? Absolutely
not!
· The sacrifice of the Passover lamb had to be a whole sacrifice.
Did Jesus make an entire
whole sacrifice? That He did.
· Did the Passover take place at a particular month, a particular
day, and a particular time? Yes.
Did Jesus die on that
month, that day, and that time? Absolutely!
· What is it that takes the place of the Passover?
The Lord's Supper takes
the place of the Passover.
Jadi
saya akan mengulangi detail-detail poin demi poin dengan cepat supaya kita bisa
mendapatkan suatu gambar lengkap tentang makna Passah.
· Pertama, Musa adalah si penyelamat,
benar?
Siapakah
Penyelamatnya dalam penggenapannya? Yesus adalah Sang Penyelamat.
· Apakah Israel dalam perbudakan? Ya.
Apakah
umat Allah dalam perbudakan? Tepat sekali.
· Siapa yang memperbudak Israel? Seekor
Naga Besar.
Siapa
yang memperbudak umat Allah ketika Yesus datang? Si Naga Besar.
· Bisakah Israel menyelamatkan dirinya
sendiri? Tidak.
Bisakah
manusia melepaskan diri mereka sendiri? Tidak.
· Jadi Israel berbuat apa? Mereka
berseru.
Apa
yang dilakukan manusia ketika Yesus datang? Mereka sedang berseru, mereka
berteriak minta seorang penyelamat.
· Kemudian tentu saja si penyelamat lahir,
di Mesir.
Apakah
Yesus juga lahir untuk menyelamatkan kita? Tepat sekali.
· Apakah Herodes berusaha membunuh
anak-anak yang berusia dua tahun kebawah? Tentu saja.
Apakah
itu terjadi pada Musa? Jelas.
· Sekarang, mengapa Allah turun tangan
menyelamatkan umat Allah di Perjanjian Lama? Demi memenuhi apaNya?
PerjanjianNya.
Apakah
juga demikian sehubungan dengan datangNya Yesus, apakah itu demi kesetiaanNya
kepada PerjanjianNya? Ingat kita sudah membaca ini.
· Apakah ada nubuatan waktu yang
mengindikasikan kapan kurban domba itu akan terjadi? Ya.
Apakah
ada nubuatan waktu tentang penggenapan itu dalam Yesus Kristus? Ya. Nubuatan 70
minggu.
· Apakah domba itu sudah dipilih sebelum
dia dikurbankan? Ya.
Apakah
Yesus sudah ditandai sebelum Dia benar-benar dikurbankan? Tentu saja.
· Kalian ingat bahwa domba itu haruslah berusia
satu tahun.
Apakah
Yesus dikurbankan ketika Dia sudah tua? Tidak. Apakah Dia dikurbankan ketika
Dia masih bayi? Tidak. Dia dikurbankan ketika Dia sudah mencapai kedewasaan.
· Domba itu tidak bernoda.
Yesus
tidak punya noda.
· Tidak ada tulang domba Passah yang
dipatahkan.
Tidak
ada tulang Yesus yang dipatahkan.
· Ada konsep penggantian, baik di Passah
maupun di penggenapannya.
· Juga ada konsep bahwa tidak cukup hanya
membunuh domba itu,
darahnya
juga harus diaplikasikan, dan dagingnya harus dimakan.
Apakah
itu ada maknanya bagi kita hari ini di periode penggenapan? Tentu saja.
· Darahnya diaplikasikan dengan apa?
Hisop, melambangkan kemurnian.
Apakah
darah Yesus yang diaplikasikan ke hati kita membersihkan kita dari semua dosa?
1 Yohanes 1:7.
· Israel tidak boleh punya ragi.
Apakah
Yesus punya ragi dosa dalam DiriNya? Sama sekali tidak.
· Kurban domba Passah haruslah kurban
yang utuh.
Apakah
Yesus memberikan suatu kurban yang utuh? Itu dilakukanNya.
· Apakah Passah terjadi pada bulan yang
tertentu, hari yang tertentu, dan jam yang tertentu? Ya.
Apakah
Yesus mati pada bulan tersebut, hari tersebut, dan jam tersebut? Tentu saja.
· Apa yang menggantikan tempat Passah?
Perjamuan
Kudus menggantikan tempat Passah.
Now we
want to backtract a little bit. On page 39 of your syllabus, we have the Announcement
of the fulfillment of the Passover in Jesus. Now we're going to go directly to
the fulfillment of the Passover and the Announcement that was made concerning the
Passover event.
Sekarang
kita akan mundur sedikit. Di hal. 39 silabus kalian, ada Pengumuman penggenapan
Passah dalam Yesus. Nah, kita akan langsung ke penggenapan Passah dan
Pengumuman yang dibuat tentang peristiwa Passah itu.
I want
to begin by reading a statement that we find in the book Desire of Ages page 77 where Ellen White is referring to the Unleavened
Bread, the First Fruits, and of course the slain lamb of the Passover. And she
says in this short statement, “The slain lamb, the unleavened bread, the sheaf of first fruits, represented…” whom? “…represented the Savior.”
Saya mau mulai dengan membacakan
pernyataan yang terdapat di buku Desire
of Ages hal. 77, di mana Ellen
White merujuk kepada Roti Tidak Beragi, Buah Sulung, dan tentu saja juga domba
Passah yang tersembelih. Dan dia berkata dalam pernyataan yang singkat ini,
“…Domba yang tersembelih, roti yang tidak beragi, berkas buah sulung,
melambangkan…” siapa? “…melambangkan Sang Juruselamat.”
Now
when Jesus was about to fulfill the Passover, was it necessary to have a lot of
publicity so that all eyes could be riveted upon Jesus and see what He was
about to do? Absolutely! Something very
important was going to happen, and everybody in Jerusalem needed to know what
was going to happen, they needed to have
their eyes focused on Jesus. What event focused all of the eyes upon Jesus? It
was what is called the triumphal entry of Jesus into Jerusalem. It is also called by Christians in general: Palm Sunday,
because the people, you know, they put palms along the
way as Jesus was coming into Jerusalem mounted upon a donkey.
Nah,
ketika Yesus akan menggenapi Passah, apakah diperlukan banyak publisitas agar
semua mata akan memandang Yesus dan melihat apa yang akan dilakukanNya? Tentu
saja! Sesuatu yang sangat penting akan segera terjadi dan semua orang di
Yerusalem perlu tahu apa yang akan terjadi, mereka perlu memfokuskan mata
mereka ke Yesus. Peristiwa apa yang membuat semua mata fokus ke Yesus? Itu
adalah apa yang disebut masuknya Yesus ke Yerusalem seperti raja. Itu juga yang umumnya disebut orang-orang Kristen: Minggu
Palem, karena kalian tahu, orang-orang meletakkan daun-daun palem sepanjang
jalan saat Yesus masuk ke Yerusalem naik keledai.
Now
what we're going to study in the next few minutes, I want you to remember the details, because what happened at
the triumphal entry of Jesus into Jerusalem once again happened leading up to
1844, almost identical, the whole process that took place when Jesus entered
into Jerusalem at the triumphal entry, the experience was
repeated with the Advent Movement leading up to 1844. And when we come
to the Day of Atonement and the Feast of Trumpets we’re going to show the
parallels between this and that time.
Nah,
apa yang akan kita pelajari dalam beberapa menit berikutnya, saya mau kalian
ingat detailnya, karena apa yang terjadi saat masuknya Yesus ke Yerusalem
seperti raja, terjadi sekali lagi hingga 1844, nyaris identik, seluruh proses yang terjadi
ketika Yesus masuk ke Yerusalem seperti raja, pengalaman
tersebut terulang di Gerakan Advent
hingga tahun 1844. Dan nanti saat kita tiba di pembahasan Hari
Pendamaian dan Perayaan Terompet (Nafiri) kita akan melihat paralelnya antara
peristiwa ini dengan saat itu.
Now
let's read Matthew 21:1-7 so that you can see the staging of the triumphal
entry. It says, “1 Now when they drew near Jerusalem, and came
to Bethphage, at the Mount of Olives, then Jesus sent two
disciples, 2 saying
to them, ‘Go into the village opposite you, and immediately you will find
a donkey tied, and a colt with her. Loose them and bring them to
Me. 3 And if anyone says anything to
you, you shall say, ‘The Lord has need of them,’ and immediately he will send
them.’ 4All this was done that it might
be fulfilled which was spoken by the prophet, saying, 5 ‘Tell the daughter of Zion, ‘Behold,
your King is coming to you, lowly, and sitting on a donkey, a colt, the foal of
a donkey.’ 6 So the disciples went and did as
Jesus commanded them. 7 They
brought the donkey and the colt, laid their clothes on them, and
set Him on
them.”
Sekarang
mari kita baca Matius 21:1-7 supaya kita
bisa melihat adegan masuknya Yesus ke
Yerusalem. Dikatakan, “1 Ketika Yesus dan
murid-murid-Nya telah dekat Yerusalem dan tiba di Betfage yang terletak di
Bukit Zaitun, Yesus menyuruh dua orang murid-Nya 2 dengan pesan:
‘Pergilah ke kampung yang di depanmu itu, dan di situ kamu akan segera
menemukan seekor keledai betina tertambat dan anaknya bersamanya. Lepaskanlah mereka dan
bawalah mereka kepada-Ku. 3 Dan
jikalau ada orang menegur kamu, katakanlah, ‘Tuhan memerlukan mereka’,
dan ia akan segera mengirimkannya.’ 4 Hal itu terjadi supaya genaplah
firman yang disampaikan oleh nabi: 5 ‘Katakanlah kepada puteri Sion:
Lihat, Rajamu datang kepadamu, dengan rendah
hati dan mengendarai seekor keledai, seekor keledai jantan yang muda, anak seekor keledai.’
6 Maka pergilah murid-murid itu dan berbuat seperti yang
diperintahkan Yesus kepada mereka. 7 Mereka membawa keledai betina
itu bersama anaknya, lalu mengalasinya dengan pakaian mereka dan Yesus pun duduk di atasnya.”
Now
Ellen White has a couple of very significant statements on the staging of this
event by Jesus Christ. You'll notice that it was staged by Jesus, right? It was
planned by Jesus. So if anyone was to blame for the disappointment that came afterwards,
it would be who? Jesus. It would appear that it would be Jesus, because He's
the one that staged the whole event and He knew that they were going to be
disappointed. Notice these two statements from Ellen White.
Desire of Ages page 570, “Christ was following the Jewish custom for a
royal entry…” so He's entering Jerusalem as a what? As a king, that's right.
“…The animal on which He rode was
that ridden by the kings of Israel, and
prophecy had foretold that thus the Messiah should come to
His
kingdom.” So Jesus is especially staging He's coming into Jerusalem as a
king. Were the Jews expecting a king? Of course they were expecting a king, but
of course the wrong kind of king.
Nah,
Ellen White punya dua pernyataan yang sangat signifikan tentang peristiwa ini
yang dirancang oleh Yesus Kristus. Kalian akan menyimak bahwa ini dirancang
oleh Yesus, kan? Ini dirancang oleh Yesus. Jadi jika ada yang disalahkan untuk
kekecewaan yang timbul kemudian, itu seharusnya salah siapa? Yesus. Tampaknya
Yesus-lah yang bertanggungjawab karena Dialah yang merancang seluruh peristiwa
itu dan Dia tahu bahwa mereka akan kecewa. Simak kedua pernyataan dari Ellen
White ini.
Desire of Ages hal.
570, “…Kristus
mengikuti tradisi orang Yahudi dalam hal kedatangan seorang raja…” jadi Dia memasuki ke Yerusalem seperti apa? Seperti
seorang raja, benar. “…Hewan yang ditunggangiNya adalah hewan
yang ditunggangi raja-raja Israel, dan nubuatan sudah menyatakan sebelumnya
bahwa seperti inilah Sang Messias akan datang ke kerajaanNya…” Jadi Yesus sengaja merancang Dia akan datang ke
Yerusalem seperti seorang raja. Apakah
orang-orang Yahudi sedang menanti-nantikan seorang raja? Tentu saja mereka
sedang menantikan seorang raja, tetapi jenis raja yang salah.
Notice Desire of Ages paged 571, “Never before in His earthly life had Jesus permitted such a demonstration. He
clearly foresaw the result…” so of course the question
is then why did He do it? Remember this, because we're going to deal with
something similar that happened leading up to 1844. She continues writing,
“…It would bring Him to the cross but it was His purpose thus publicly to present Himself as the Redeemer…”
for what purpose? “…He desired to call attention to the
sacrifice that was
to crown His
mission to a fallen world.”
So what
was the purpose of the triumphal entry? The purpose was for all eyes to be
riveted on Jesus, and He was entering Jerusalem as a king knowing full well
that the Jews were expecting a king, but not the kind of king that He was going
to be at that particular moment.
Simak Desire
of Ages hal. 571, “…Belum pernah dalam hidupNya di dunia Yesus
mengizinkan suatu demonstrasi seperti ini. Dia jelas sudah tahu apa
akibatnya…” maka tentu saja pertanyaannya ialah, kalau begitu
mengapa Dia melakukannya? Ingat ini, karena kita akan berurusan dengan sesuatu
yang mirip begini yang terjadi hingga tahun 1844. Ellen White melanjutkan
menulis, “…Ini akan mengakibatkan Dia disalib, tetapi inilah tujuanNya
secara publik mempersembahkan Dirinya sebagai Sang Penebus…” untuk apa? “…Dia ingin orang-orang memusatkan
perhatian mereka pada pengorbanan yang akan memahkotai misiNya bagi dunia yang
berdosa…”
Jadi apa
tujuan masuknya Yesus seperti raja ke Yerusalem? Tujuannya ialah agar semua
mata fokus pada Yesus, dan Dia memasuki Yerusalem seperti raja dengan kesadaran
penuh bahwa orang-orang Yahudi sedang menanti-nantikan seorang raja, tetapi
bukan jenis raja yang diperankanNya pada momen tersebut.
Let me ask you, was the
triumphal entry that was an announcement of the Passover a sweet experience for
those who participated in this experience? Oh, my! Was it ever! Let me just
read you two statements from the Spirit of Prophecy, once again from the Desire of Ages page 570, “But
hope brightened in their…”
that is in the disciples’
“…hearts with the joyous thought that He was about to enter the capital, proclaim Himself King, and assert His royal power.
While on their errand they communicated their glowing expectations to the friends of Jesus, and the excitement spread far and near, raising the
expectations of the people
to the
highest pitch.”
Can you almost feel the
environment of this moment when Jesus was going to come into Jerusalem?
Coba
saya tanya, apakah masukNya ke Yerusalem sebagai raja yang adalah pengumuman
Passah, suatu pengalaman yang manis bagi mereka yang ambil bagian dalam
pengalaman tersebut? Oh, betapa benarnya! Saya akan membacakan dua pernyataan
dari Roh Nubuat, sekali lagi dari Desire
of Ages hal. 570, “…Tetapi harapan membuat hati…” yaitu hati para murid, “…mereka
bersinar dengan pikiran yang penuh sukacita bahwa Dia akan segera memasuki
ibukota, memproklamasikan DiriNya Raja, dan menetapkan kuasaNya sebagai raja. Sambil
melakukan tugas mereka, mereka menyampaikan harapan penuh sukacita mereka
kepada teman-teman Yesus, dan kegembiraan itu menyebar ke mana-mana,
membangkitkan harapan orang banyak ke puncak yang tertinggi.”
Bisakah kalian seolah-olah merasakan kondisi saat
itu ketika Yesus akan datang ke Yerusalem?
Ellen
White continues writing on the same page 570, “No sooner was He seated upon the colt
than
a loud shout of triumph rent
the air. The
multitude
hailed Him as Messiah, their King. Jesus now accepted the homage which He had
never before permitted, and the disciples received this as proof that their glad hopes were to be realized by seeing Him established on the throne. The multitude were convinced
that the hour
of their
emancipation was at hand…” was their hour of emancipation at hand? Was it? Oh, yeah. But
not the kind of emancipation they were thinking about. She continues writing,
“…In
imagination they saw the Roman armies driven from Jerusalem, and Israel once more an independent nation. All were happy and excited; the people vied with one another in paying
Him homage.”
So you
can sense the excitement that was taking place.
Ellen
White melanjutkan menulis di halaman yang sama, hal. 570, “…Baru saja Dia duduk di atas anak keledai
itu meledaklah seruan nyaring di udara. Orang banyak mengelu-elukan Dia sebagai
Messias, Raja mereka. Sekarang Yesus menerima penghormatan yang sebelumnya
tidak pernah Dia izinkan, dan para murid menerima ini sebagai bukti bahwa
harapan gembira mereka akan segera menjadi kenyataan, melihat Dia mantap di
atas takhta. Orang banyak menjadi yakin bahwa saatnya untuk pembebasan mereka
sudah tiba…” apa saat pembebasan mereka sudah tiba? Benarkah?
Oh, iya, tetapi bukan pembebasan yang mereka sangka. Ellen White melanjutkan
menulis, “…Dalam bayangan mereka melihat tentara Roma diusir dari
Yerusalem dan sekali lagi Israel menjadi bangsa yang merdeka. Semuanya gembira
dan bersemangat tinggi; orang-orang berlomba satu sama lain memberi
penghormatan padaNya.”
Jadi
kalian bisa merasakan semangat tinggi yang sedang terjadi.
Ellen White
describes that the disciples were the ones that first began the procession, then
they were joined by those who were traveling to Jerusalem for the Feast, and
finally they were joined by all of those who lived in Jerusalem. And then she
explains that as Jesus neared the eastern gate, the crowd grew larger and ever
larger and their voices of praise, she says, could be heard echoing on the
hills. Those from whom Jesus cast out demons ~ I'm just amplifying what Ellen
White has to say in Desire of Ages ~ those
from whom Jesus had cast out demons joined the procession, as did the blind
whose eyes He had opened, the paralytics whose legs He had restored, the lepers
He had cleansed, the widows and the orphans He had encouraged, even the dead
that He had resurrected, were among the throng. In fact she says that Lazarus
was leading the procession. Interestingly enough.
Ellen
White menggambarkan bahwa para murid adalah
yang pertama-tama memulai arak-arakan itu, kemudian mereka diikuti oleh orang-orang
yang datang ke Yerusalem untuk menghadiri Perayaan, dan akhirnya mereka diikuti
oleh semua orang yang tinggal di Yerusalem. Kemudian
Ellen White menjelaskan bahwa sementara Yesus sudah mendekati gerbang timur,
massa terus-menerus menjadi semakin banyak dan semakin banyak, dan suara pujian
mereka, kata Ellen White, terdengar menggema dari bukit-bukit. Mereka yang
telah dibebaskan Yesus dari roh-roh jahat yang menguasai mereka ~ saya hanya mengamplifikasi apa yang dikatakan Ellen White di Desire
of Ages ~ mereka yang telah
dibebaskan Yesus dari roh-roh jahat yang menguasai mereka, bergabung dengan
arak-arakan itu, sebagamana orang-orang yang buta yang matanya telah
dicelekkanNya, yang lumpuh yang kakinya telah disembuhkanNya, orang-orang kusta
yang telah ditahirkanNya, para janda dan anak-anak yatim piatu yang
dihiburkanNya, bahkan orang-orang mati yang telah dibangkitkanNya, ada di antara
kerumunan itu. Bahkan kata Ellen White, Lazarus-lah yang memimpin arak-arakan
tersebut. Cukup menarik.
The Bible describes this
joyous occasion and this excitement in Matthew 21:8-11, “ 8 And a very great
multitude spread their clothes on the road; others cut down branches from
the trees and spread them on
the road. 9 Then
the multitudes…” He had lots of followers
in the good times, didn't He? “…Then the multitudes
who went before and those who followed cried out, saying: ‘Hosanna to the Son of
David! ‘Blessed is He who comes in the name of the Lord! Hosanna in the highest!’ 10 And when He had come
into Jerusalem, all the city was moved, saying, ‘Who is this?’ 11 So the multitudes said,
‘This is Jesus, the prophet from Nazareth of Galilee.’…” Were all of the eyes in Jerusalem riveted upon Jesus? You’d
better believe it. The whole city was in a tumult. All the eyes were focused
upon Jesus. This was providential.
Alkitab menggambarkan peristiwa
sukacita dan bersemangat ini di Matius 21:8-11, “8 Dan orang banyak yang sangat besar jumlahnya
menghamparkan pakaian mereka di jalan; yang lain memotong ranting-ranting dari pohon-pohon
dan menyebarkannya di jalan. 9 Lalu
orang banyak…” Yesus
punya banyak pengikut di masa-masa senang, bukan? “…Lalu orang banyak yang berjalan di depan dan yang mengikuti-Nya
berseru, mengatakan, ‘Hosana bagi Anak Daud,
diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan, hosana di tempat yang
mahatinggi!’ 10 Dan ketika Ia masuk ke Yerusalem, seluruh kota itu gempar
dan mengatakan, ‘Siapakah orang ini?’ 11
Dan orang banyak berkata, ‘Inilah Yesus, nabi
dari Nazaret di Galilea.’…” Apakah semua mata di Yerusalem fokus
pada Yesus? Percayalah. Seluruh kota itu ribut. Semua mata fokus ke Yesus. Ini
sudah ditentukan Allah.
Luke 19
also describes this triumphal procession. It add some details. We’re told there,
“37 Then, as He was now drawing near
the descent of the Mount of Olives, the whole multitude of the disciples began
to rejoice and praise God with a loud voice for all the mighty works they
had seen, 38 saying, ‘Blessed is…” whom? “…is the King who comes in the name
of the Lord! Peace in heaven and glory in the
highest!’
Luke 19 juga menggambar arak-arakan
kerajaan ini. Ada tambahan beberapa detail. Kita mendapat tahu di sana, “37 Lalu, sedang Ia hampir menuruni Bukit Zaitun, seluruh rombongan murid mulai bergembira dan memuji Allah dengan suara nyaring oleh karena
segala mujizat yang telah mereka lihat. 38 Kata mereka,
‘Diberkatilah…” siapa? “…Raja yang datang dalam nama Tuhan, damai sejahtera di sorga dan
kemuliaan di tempat yang mahatinggi!’"
Now we
have a group that's not too excited about this movement. Who are the ones that
are not excited? The established church, and the leadership of that church are
not particularly excited about what is happening.
Was the
establishment happy leading up to the year 1844 with the message that the
Millerites were preaching? No. The people were expelled from the churches.
Ellen White and her whole family were disfellowshipped from the Methodist
Church because they would not give up their Millerite teachings. The
establishment arose against the message of the Millerites. I'm getting ahead of
myself a little bit because I want you to be thinking forward, to how this once
again took place in a very similar way, leading up to the year 1844.
Nah,
ada satu kelompok yang tidak terlalu senang dengan gerakan ini. Siapakah
orang-orang yang tidak senang? Gereja yang sudah diakui,
dan pemimpin dari gereja itu tidak terlalu senang dengan apa yang sedang
terjadi.
Apakah
gereja yang diakui senang dengan
pekabaran yang dikhotbahkan golongan Miller
hingga 1844? Tidak. Orang-orang dikeluarkan dari gereja-gerejanya. Ellen
White dan seluruh keluarganya dipecat dari keanggotaan mereka dari gereja
Methodist karena mereka tidak mau meninggalkan ajaran Miller. Gereja yang diakui bangkit melawan pekabaran golongan
Miller. Saya mendahului diri saya sedikit karena saya mau kalian melihat ke
depan, ke bagaimana sekali lagi hal ini terjadi, yang sangat mirip, hingga
tahun 1844.
Of
course the question is why would Jesus stage this event, choreograph this event,
even if eyes are focused on Him why would He choreograph this event? What would
be the ultimate purpose? He knew that they were going to be disappointed.
In Desire of Ages page 571 we have the
explanation, “The events connected with this triumphal ride would be the talk of every tongue, and would bring Jesus before every mind. After His crucifixion, many would recall these events in their connection with His trial and death. They would be led to search the prophecies, and would
be convinced that Jesus was the Messiah; and in all lands converts to the faith would be
multiplied.”
Tentu
saja pertanyaannya ialah mengapa Yesus merancang peristiwa ini,
mengkoreografikan peristiwa ini, yaitu supaya semua mata fokus kepadaNya,
mengapa Dia mengkoreografikan peristiwa ini? Apakah tujuan tertingginya? Dia
tahu bahwa mereka akan kecewa.
Di
Desire of Ages hal. 571
kita mendapatkan penjelasannya,
“…Peristiwa-peristiwa yang terkait dengan arak-arakan kerajaan ini akan
menjadi buah bibir di mana-mana, dan akan membawa Yesus ke dalam pikiran setiap orang. Setelah
penyalibanNya, banyak orang akan mengingat peristiwa-peristiwa ini sehubungan
dengan penghakimanNya dan kematianNya. Mereka akan dituntun untuk menyelidiki
nubuatan-nubuatan, dan akan menjadi yakin bahwa Yesus itulah Sang Messias, dan
di seluruh negeri, jumlah orang-orang yang menerima iman ini akan bertambah.”
So was
it worthwhile to have all eyes focused on Jesus even if they were going to
misunderstand what was going to take place? Certainly. So would it be any different
leading up to 1844 where it would be important for all eyes to be riveted upon
what Jesus is going to do, even though people misunderstood the event that was
going to take place? You see history runs in cycles. History is a series of
parallels because the Devil is always the same, human nature is always the
same, and God is the same yesterday, today, and forever. So you put those three
constants together, and history what? History repeats itself.
Jadi
apakah faedahnya sesuai, membuat semua mata fokus ke Yesus walaupun mereka akan
salah paham dengan apa yang akan terjadi? Tentu saja. Jadi apakah ada bedanya
dengan peristiwa yang terjadi hingga 1844, di mana adalah penting semua mata
tertuju ke apa yang akan dilakukan Yesus, walaupun orang-orang
salah paham dengan peristiwa yang akan terjadi? Kalian lihat, sejarah berjalan
dalam siklus. Sejarah adalah serangkaian paralel karena Iblis selalu sama,
sifat manusia selalu sama, dan Allah itu sama kemarin, hari ini, dan selamanya.
Jadi, jika kita persatukan ketiga konstansa itu, maka sejarah bagaimana?
Sejarah selalu terulang.
Jesus
could not have chosen a better time because this was the period of one of the
harvest festivals when all males twelve years and older as well as most of them
with their families would be in Jerusalem, then they would return to their
lands and they would tell the great things that they had seen.
But did
these people misunderstand the event that was going to take place at the
triumphal entry? They most certainly did.
Was
Jesus fulfilling a specific time prophecy when He came into Jerusalem? Yes. He
was going to cause the sacrifice and oblation to cease at the middle of the
last of the 70 weeks. He was fulfilling a prophecy.
Did
they misunderstand the meaning of that prophecy? They did.
Yesus
tidak bisa memilih waktu yang lebih baik daripada ini karena inilah saatnya
salah satu festival panen ketika semua laki-laki yang berusia 12 tahun ke atas
dan kebanyakan mereka bersama keluarga mereka akan berada di Yerusalem,
kemudian mereka akan kembali ke tempat mereka dan mereka akan menceritakan
hal-hal luar biasa yang telah mereka lihat.
Tetapi
apakah orang-orang ini salah mengerti tentang peristiwa yang akan terjadi saat
kedatangan Yesus sebagai raja? Tentu saja iya.
Apakah
Yesus sedang menggenapi suatu nubuatan waktu yang spesifik ketika Dia datang ke
Yerusalem? Ya. Dia akan menyebabkan kurban dan persembahan berhenti pada
tengah-tengah minggu yang terakhir dari
nubuatan 70 minggu. Yesus sedang menggenapi nubuatan.
Apakah
mereka salah mengerti tentang nubuatan itu? Betul.
By the way,
was Jesus really a king? Yes, He was.
I don't
know whether you have noticed this, but there is all sorts of royal language connected
with Jesus in the last days of His life before His passion and His death. Let's
notice this in the section that we find at the bottom of page 41.
Was
Jesus a King? Yes. Was He the kind of King that they expected? No. Notice first
of all that just a few days before Jesus died on the cross, He pronounced those
words in John chapter 12 where He said, “ 31 Now is the
judgment of this world; now the ruler of
this world will be cast out…” What was Jesus saying? He was saying, “I'm going to knock the
ruler of this world off the throne, and I am going to take the throne.” Not the
throne of glory, but the throne of grace. You see there are two
different thrones.
Nah,
apakah Yesus seorang raja? Ya, betul.
Entah
apakah kalian melihatnya, tetapi ada segala macam istilah kerajaan yang terkait
dengan Yesus pada hari-hari terakhir hidupNya sebelum penderitaan dan
kematianNya. Mari kita simak ini di bagian yang kita dapati di hal. 41 bagian
bawah.
Apakah
Yesus seorang Raja? Ya. Apakah Dia Raja yang mereka harapkan? Tidak. Simak
pertama-tama hanya beberapa hari sebelum Yesus mati di salib, Dia mengucapkan
kata-kata ini di Yohanes pasal 12 di mana Dia berkata, “31 ‘Sekarang inilah
penghakiman atas dunia ini; sekarang penguasa dunia ini akan dilemparkan ke
luar…” apa yang dikatakan Yesus? Dia berkata,
“Aku akan menggulingkan penguasa dunia ini dari takhtanya, dan Aku yang akan
menduduki takhta itu.” Bukan
takhta kemuliaan melainkan takhta kasih karunia. Lihat, ada dua
jenis takhta.
· Now, did Jesus have a
triumphal procession like kings had when they were going to be coronated?
Absolutely! We just read about it in the triumphal entry
into Jerusalem.
· Were kings anointed with oil?
You remember when David
was anointed by Samuel his head was anointed with what? With oil. Was Jesus,
the head of Jesus anointed with oil? Yes, by Mary, you can read this.
· Was a crown placed on the head of Jesus?
Yes, it was a crown of
thorns, it wasn't a crown of glory, because He was going to be a King of the
kingdom of grace. He was going to die to institute His spiritual Kingdom, in
other words.
· Was a royal robe placed upon Jesus?
Yes, a robe of purple.
Who wore purple? Kings wore purple.
· Did they pay Jesus mock homage as a king?
“Oh, behold the King of
the Jews!”
· Was Jesus so to speak given a sceptre in His hand?
Yeah, He was given the
reed, and then they hailed Him in a mocking way as the King.
· Was Jesus introduced by Pilate as a King?
Yes. He said, “Behold your…” what? “…King.”
· Was there a procession to the place of Jesus's coronation on the
cross? Yes.
· Was there a royal inscription that was placed upon the cross
“Jesus of Nazareth the King of the Jews”?
Somehow
I think that God wants us to know that He was a King, but He was not the kind
of King that they were what? The kind of king that they were expecting. And so
they suffered what? A bitter disappointment.
·
Nah,
apakah ada prosesi kerajaan bagi Yesus seperti raja-raja ketika mereka akan
dimahkotai?
Tentu
saja! Kita baru saja membacanya di kedatangan Yesus sebagai raja ke Yerusalem.
·
Apakah
raja-raja diurapi dengan minyak?
Kalian
ingat saat Daud diurapi Samuel, kepalanya diurapi dengan apa? Dengan minyak.
Apakah Yesus, kepala Yesus diurapi dengan minyak? Ya, oleh Maria Magdalena,
kalian bisa membaca ini.
·
Apakah
suatu mahkota diletakkan di kepala Yesus?
Ya,
sebuah mahkota duri, itu bukan mahkota kemuliaan karena Dia akan menjadi Raja
dari kerajaan kasih karunia. Dengan kata lain Dia akan mati untuk mendirikan KerajaanNya
yang spiritual.
·
Apakah
sebuah jubah kerajaan dikenakan Yesus?
Ya,
sebuah jubah berwarna ungu. Siapa yang mengenakan warna ungu? Raja-raja
mengenakan warna ungu.
·
Apakah
mereka memberikan penghormatan olok-olok kepada Yesus?
“Oh,
lihatlah, Raja orang Yahudi!”
·
Apakah
Yesus katakanlah
diberi sebuah
tongkat raja di tanganNya?
Ya,
Dia diberi sebatang buluh, kemudian mereka secara olok-olok memberi hormat kepadaNya
sebagai Raja.
·
Apakah
Yesus diperkenalkan Pilatus sebagai seorang Raja?
Ya.
Pilatus berkata, “Lihatlah…” apa? “…Rajamu.”
·
Apakah
ada prosesi ke tempat Yesus dimahkotai di salib? Ya.
·
Apakah
ada tulisan kebesaran yang ditempatkan di atas salib “Yesus dari Nazaret, Raja
orang Yahudi”?
Saya
rasa Allah ingin kita tahu bahwa Yesus adalah seorang Raja, tetapi Dia bukanlah
jenis raja yang mereka apakan? Jenis raja yang mereka harapkan. Maka mereka
menderita apa? Kekecewaan yang pahit.
Was
Jesus to blame for their disappointment? No.
Had
Jesus tried to warn them what He was going to do in Jerusalem? Repeatedly. But
they misunderstood prophecy, they just
didn't get it.
Notice
one example, Matthew 16:21-22 speak about one of those occasions when Jesus
told the disciples clearly He was going to be killed. How did they miss it?
Because they interpreted prophecy in the light of what they wished to have.
They loved Jesus and they wanted Jesus to proclaim Himself as King. They
misunderstood prophecy. It says there in Matthew 16:21-22, this is the
experience at Caesarea Philippi, where Peter confessed that Jesus was the Christ the Son of the
Living God, “21 From that time Jesus
began to show to His disciples that He must go to Jerusalem, and suffer
many things from the elders and chief priests and scribes, and be killed, and
be raised the third day…” I mean what part of “be killed” don't you get? And “raised the 3rd day” what part of that is ambiguous and unclear? Jesus tried to warn
them repeatedly. They were disappointed not because of the fault of Jesus, but
because of their own misapprehension of Bible prophecy.
Apakah
Yesus yang salah karena kekecewaan mereka? Tidak.
Sudahkah
Yesus mencoba memperingatkan mereka apa yang akan dilakukanNya di Yerusalem?
Berulang-ulang. Tetapi mereka salah mengerti nubuatan, mereka semata-mata tidak
menangkapnya.
Simak satu contoh, Matius 16:21-22
berbicara tentang salah satu ketika, saat
Yesus memberitahu para murid dengan jelas Dia akan dibunuh. Bagaimana mereka
bisa tidak menangkap itu? Karena mereka menafsirkan nubuatan sesuai penerangan
dari apa yang ingin mereka dapatkan. Mereka mencintai Yesus dan mereka mau
Yesus memproklamasikan Dirinya sebagai Raja. Mereka salah memahami nubuatan.
Dikatakan di sana di Matius 16:21-22 ~ ini adalah pengalaman di Kaisarea Filipi
di mana Petrus mengakui bahwa Yesus adalah Kristus, Anak dari Allah yang hidup,
“21 Sejak waktu itu Yesus mulai menyatakan
kepada murid-murid-Nya bahwa Ia harus pergi ke Yerusalem dan menanggung banyak
penderitaan dari pihak tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, dan akan dibunuh dan akan dibangkitkan pada hari ketiga…”
maksud saya, bagian mana dari “akan dibunuh” yang tidak dimengerti? Dan “dibangkitkan pada hari ketiga” bagian mana dari ungkapan ini yang kabur
dan tidak jelas? Yesus sudah berusaha mengingatkan mereka berulang kali. Mereka
kecewa itu bukan salah Yesus, melainkan karena kesalahpahaman mereka sendiri
dalam nubuatan Alkitab.
But the
Bible tells us in John 12:16 something very interesting. “16 His
disciples did not understand these things at first…” when Jesus spoke them, “…but
when Jesus was glorified…” that is, after Jesus
resurrects He's glorified, “…then they remembered that these things
were…” what? “…written about Him
and that they had
done these things to Him…”
So were
they going to study prophecy after the fact, and say, “Now we understand why we
got it wrong. Now we understand that He was going to be a different kind of
King than we expected”? Was that going to happen according to this verse?
Absolutely!
So would
it be such a strange thing for the Millerites after 1844, October 22, 1844, to restudy Bible prophecy
and say, “Now, we were wrong about the event”? There's nothing new under the sun.
You see
the
whole Christian Church was based on a great disappointment. So if the remnant
Church originates with a great disappointment, let's not be too hard on
the remnant church, because it happened before.
Tetapi Alkitab mengatakan kepada kita di
Yohanes 12:16 sesuatu yang sangat menarik. “16Mula-mula murid-murid Yesus tidak mengerti hal-hal itu…” ketika Yesus mengucapkannya, “…tetapi sesudah Yesus dimuliakan…”
yaitu setelah Yesus bangkit
Dia dimuliakan, “…teringatlah mereka bahwa hal-hal itu…” apa? “…sudah tertulis mengenai Dia, dan bahwa mereka telah berbuat hal-hal itu kepadanya.”
Jadi
apakah mereka akan mempelajari nubuatan setelah peristiwa itu dan berkata,
“Sekarang kami paham mengapa kami salah mengerti. Sekarang kami paham bahwa Dia
akan menjadi jenis Raja yang berbeda
daripada yang kami harapkan”? Apakah ini yang akan terjadi menurut ayat ini?
Tepat sekali!.
Maka
apakah itu begitu aneh buat golongan Miller setelah 22 Oktober 1844 untuk
mempelajari kembali nubuatan Alkitab dan berkata, “Nah, kami ternyata salah
tentang peristiwanya”? Tidak ada barang baru di bawah langit.
Kalian
lihat, seluruh gereja Kristen dibangun di atas dasar suatu
kekecewaan besar. Jadi jika gereja Kristen yang sisa berawal dari suatu
kekecewaan yang besar,
janganlah gereja yang sisa ini terlalu diejek, karena hal seperti itu sudah pernah terjadi
sebelumnya.
And so they
are bitterly disappointed, and you can sense this by the tone of one of the two
disciples on the road to Emmaus. By the
way we know the name of one of them was Cleopas we don't know the name of the
other. They were two disciples of Jesus not of the twelve, two followers of
Jesus, two of the lesser-known followers of Jesus. We know the name of one and
we don't know the name of the other. And it's very interesting that the same
type of thing happened after the great disappointment in 1844. And we'll
discuss that.
What
did they say? “21 But we trusted that it had been He which
should have redeemed Israel…” this was the day of the resurrection, before they realized that
Jesus had resurrected. Were they deeply disappointed? They expected Him to be
the Redeemer. Was He the Redeemer? Yes, not the kind of redeemer that they
expected.
Maka
mereka sangat kecewa, dan kita bisa menangkap kekecewaan ini dari nada salah
satu dari kedua murid yang sedang berjalan ke Emaus. Nah, kita tahu nama salah
satu dari mereka ialah Kleopas, kita tidak tahu nama satunya. Mereka itu dua
orang murid Yesus, bukan dari ke-12 murid, melainkan dua orang pengikut Yesus,
dua pengikut Yesus yang kurang dikenal. Kita mengetahui nama yang satu dan kita
tidak mengetahui nama yang lainnya. Dan ini sangat menarik, bahwa hal yang sama
terjadi juga setelah kekecewaan besar di 1844. Dan nanti itu akan kita bahas.
Apa
kata mereka? “21 Padahal kami dahulu meyakini bahwa Dialah yang seharusnya membebaskan bangsa Israel…” (Lukas 24:21)
ini adalah hari kebangkitan, sebelum mereka sadar bahwa Yesus sudah bangkit.
Apakah mereka kecewa berat? Mereka berharap Dia adalah Sang Penyelamat. Apakah
Dia Sang Penyelamat? Ya, tapi bukan jenis penyelamat yang mereka harapkan.
In fact
we can catch this attitude of sorrow in Mark 16:9-10 by the attitude of the
women, it says there, “9 Now when He rose early on the first day of the week, He appeared
first to Mary Magdalene, out of whom He had cast seven demons. 10 She went and told those
who had been with Him, as they…” what?
“…as they mourned and…” as they
“…wept.”
Bahkan kita bisa menangkap nuansa kesedihan ini di Markus 16:9-10
melalui sikap orang-orang perempuan, dikatakan di sana, “9 Nah, ketika Yesus
bangkit pagi-pagi pada hari pertama minggu itu, Ia mula-mula menampakkan
diri-Nya kepada Maria Magdalena, yang darinya
Yesus pernah mengusir tujuh setan.10 Perempuan itu pergi dan memberitahu mereka yang tadinya bersama Yesus, selagi mereka…” apa? “…sedang berkabung dan…” selagi mereka “…menangis.”
So the
day that Jesus was crucified, the day that He was in the tomb, and the day that
He resurrected before they knew that He had resurrected, were days of sorrow,
days of crying, days of suffering, because they had been bitterly disappointed,
because they misunderstood Bible prophecy.
Jadi
hari ketika Yesus disalib, hari saat Yesus ada di dalam kubur, dan hari Dia
bangkit sebelum mereka tahu Dia telah bangkit, adalah hari-hari penuh duka,
hari-hari ratapan, hari-hari penuh penderitaan, karena mereka sudah merasa
kecewa berat, karena mereka salah memahami nubuatan Alkitab.
But did everybody give up
their faith? You know, most of those who have been involved in the triumphal
entry, multitudes, how many of those were with Jesus after crunch time? Most of
them forsook the movement, and there was only a very small remnant left. Let's
notice Mark 15:12-15, “13 So they cried out again...” this is some of the same people in the group that participated
in the triumphal entry “…‘Crucify Him!’14 Then Pilate said to
them, ‘Why, what evil has He done?’ But they cried out all the more,
‘Crucify Him!’ 15 So Pilate, wanting to gratify
the crowd, released Barabbas to them; and he delivered Jesus, after he had
scourged Him, to
be crucified…” And so many of those who
had participated in the triumphal entry, and
had acclaimed Jesus as King now forsook the movement and turned against
Him.
And
when the day of Pentecost comes around, how many are left in the upper room?
120 out of all that vast multitude.
Tetapi apakah semua orang meninggalkan
iman mereka? Kalian tahu, kebanyakan dari mereka yang ikut ambil bagian dalam
arak-arakan masuknya Yesus ke Yerusalem, orang banyak itu, berapa dari mereka
yang masih ada bersama Yesus setelah waktu yang kritis? Kebanyakan dari mereka
meninggalkan gerakan itu, dan hanya sejumlah kecil yang tersisa. Mari kita
simak Markus 15:13-15, “13 Maka mereka berteriak lagi,…” ini adalah orang-orang yang sama dari
kelompok yang ikut dalam arak-arakan Yesus masuk Yerusalem, “…‘Salibkanlah Dia!’ 14 Lalu Pilatus berkata kepada
mereka: ‘Mengapa? Kejahatan apa yang telah
dilakukan-Nya?’ Namun mereka makin keras berteriak, ‘Salibkanlah Dia!’ 15
Dan oleh karena Pilatus ingin memuaskan hati orang banyak itu, dia melepaskan
Barabas bagi mereka
dan dia menyerahkan Yesus untuk disalibkan, setelah
dia menyesahNya,…” Jadi
banyak dari mereka yang ikut mengelu-elukan Yesus saat masuk ke Yerusalem dan
menyatakan Yesus sebagai Raja, sekarang meninggalkan gerakan itu dan berbalik
memusuhiNya.
Lalu
ketika tiba hari Pentakosta, ada berapa yang masih tersisa di ruang atas? 120
dari kumpulan orang besar yang banyak itu.
Now how
was the disappointment explained? Did they come to a realization after the
great disappointment, the reason why they had been disappointed? Of course. What
did they do? They went to the Old Testament Scriptures and they restudied the prophecies
that they had misunderstood.
Notice
Luke 24:25-27, Jesus catches up to the
two disciples on the road to Emmaus and we find this interesting conversation
between Jesus and them, and then Jesus speaks these words to them, “25 ...‘O foolish ones, and
slow of heart to believe in all that the prophets have spoken! 26 Ought not the Christ to have suffered these things and to enter
into His glory?’…” And now how is Jesus
going to explain the disappointment because they've just said, “We thought He
was going to be the One that would redeem Israel, that's how we read prophecy.
And today's the third day since He was killed. You know, our enthusiasm has
been totally squelched.” And so how does Jesus explain their disappointment? It
says, “…27 And beginning…” where? “…at Moses…” you know I’d like to think that maybe Jesus explained to them
the first three Feasts.
Probably He said to them, “You tell Me, what happened at Passover?”
“Oh, the lamb was sacrificed.”
“How did John the Baptist introduce Me?” Some of the disciples were disciples of John the Baptist before they were disciples of Jesus.
“Oh, behold the Lamb of God that takes away the sins of the world.”
“Hmm, what happened the day after Passover? It was a day of what?”
“Unleavened Bread.”
“Did My body see corruption?”
“No.”
“What was presented on the day after the beginning of Unleavened Bread?”
“The First Fruits were waved before the Lord.”
Hmm, so now it starts
dawning on them. “How could we miss
this? How couldn’t we see the Christ-centered significance of these
prophecies?” And so it says, “…And beginning at Moses and all the
prophets, He expounded to them in all the Scriptures the things concerning
Himself…”
Nah,
bagaimana kekecewaan itu bisa dijelaskan? Apakah mereka baru sadar setelah
kekecewaan yang besar itu mengapa mereka kecewa? Tentu saja. Apa yang mereka
lakukan? Mereka pergi ke kitab-kitab Perjanjian Lama dan mereka mempelajari
kembali nubuatan-nubuatan yang telah mereka salahpahami.
Simak Lukas 24:25-27,
Yesus menyusul dua orang muridNya dalam perjalanan mereka ke Emaus dan kita mendapatkan
pembicaraan yang menarik ini antara Yesus dengan mereka. Lalu Yesus mengatakan
hal ini kepada mereka, “25 … ‘Hai kalian yang bodoh
dan lamban hati untuk mempercayai semua
yang telah dikatakan para nabi! 26 Bukankah Mesias harus menderita
semua hal itu dan
masuk ke dalam kemuliaan-Nya?’…” Dan sekarang bagaimana Yesus akan
menjelaskan kekecewaan itu karena mereka baru saja berkata, “Kami sangka Dialah
yang akan menyelamatkan Israel, itulah yang kami baca dari nubuatan. Dan hari
ini adalah hari yang ketiga sejak Dia dibunuh. Antusiasme kami sudah padam
total.” Maka bagaimana Yesus menjelaskan kekecewaan mereka? Dikatakan, “…27 Dan mulai dari…”
mana? “…dari Musa…” kalian
tahu, saya pikir barangkali Yesus menjelaskan kepada mereka ketiga Perayaan.
Mungkin Yesus berkata kepada mereka,
“Coba katakan apa yang terjadi di Perayaan Passah?”
“Oh, dombanya dikurbankan.”
“Bagaimana Yohanes Pembaptis
memperkenalkan Aku?” Beberapa dari murid-murid itu tadinya adalah murid-murid
Yohanes Pembaptis sebelum mereka menjadi murid-murd Yesus.
“Oh, lihatlah Domba Allah yang
mengangkat dosa-dosa dunia.”
“Hmmm, apa yang terjadi pada hari
setelah Passah? Itu hari apa?”
“Roti Tidak Beragi.”
“Apakah tubuhKu rusak?”
“Tidak.”
“Apa yang dipersembahkan pada hari
setelah hari pertama Roti Tidak Beragi?”
“Buah Sulung diunjukkan di hadapan
Tuhan.”
Hmmm,
jadi sekarang mulai terbukalah pikiran mereka. “Kok bisa kami tidak melihatnya?
Kenapa kami tidak melihat makna nubuatan-nubuatan ini yang terpusat pada
Kristus?” Maka dikatakan, “…Dan mulai dari Musa dan semua
Nabi-nabi, Dia menjelaskan kepada mereka semua
hal dalam Kitab Suci tentang DiriNya Sendiri.”
Incidentally
in the translation you don't really catch what this is saying. If this was
written in Hebrew, it would be, “He explained in the Torah (which
are the writings of Moses), the Nebiím (which is the prophets), and the Kethubim (the writings).”
The
Jews divided the Old Testament into three sections:
· the law
· the prophets
· and the writings
We’re told here that
Jesus took passages from where? From the entire Old Testament.
Kebetulan
dalam Alkitab terjemahan kita tidak bisa menangkap dengan jelas apa yang
dikatakan. Seandainya ini ditulis dalam bahasa Ibrani, akan tertulis, “Dia menjelaskan mulai dari
Taurat (yang adalah
tulisan-tulisan Musa), Nabiim (yang
adalah kitab nabi-nabi) dan Kethubim
(tulisan-tulisan lain).”
Orang
Yahudi membagi Perjanjian Lama dalam tiga bagian:
· Hukum (Taurat)
· Kitab nabi-nabi
· Dan tulisan-tulisan lain
Kita
diberitahu di sini Yesus mengambil tulisan-tulisan dari mana? Dari seluruh
kitab-kitab Perjanjian Lama.
Notice
Luke 24:32, the reaction of these two disciples that had misinterpreted Bible prophecy.
They're going back to Jerusalem now, to give the good news to the disciples,
the well-known disciples who are hiding in the Upper Room. And they say, “32…‘Did not our heart burn within us while He talked with us by
the way, and while He opened to us the Scriptures?’…” (KJV)
Had they studied those Scriptures many times? Had their
religious leaders instructed them in the Scriptures? Of course they had. But it was a misapprehension of the
Scriptures. But now Jesus gives a new explanation of the Scriptures. He shows
how He is the center of the Scriptures. And the hearts of the two disciples
burned within themselves as He opens the Scriptures to them.
Simak
Lukas 24:32, reaksi kedua murid ini yang telah salah menginterpretasikan nubuatan
Alkitab. Mereka sekarang kembali ke Yerusalem untuk menyampaikan kabar baik itu
kepada para murid, murid-murid yang kita kenal, yang sedang bersembunyi di
Ruang Atas. Dan mereka berkata, “32…‘Bukankah hati
kita serasa terbakar di dalam ketika Ia berbicara dengan kita dalam perjalanan dan ketika Ia menerangkan Kitab Suci kepada
kita?" Sudahkah mereka
mempelajari tulisan-tulisan Kitab Suci itu berkali-kali? Sudahkah
pemimpin-pemimpin rohani mereka memberikan pelajaran kepada mereka tentang
Kitab Suci? Tentu saja sudah. Tetapi itu adalah suatu kesalahpengertian akan
Kitab Suci. Namun sekarang Yesus memberikan penjelasan yang baru tentang Kitab
Suci. Dia menunjukkan Dialah pusat dari tulisan-tulisan Kitab Suci itu. Dan
hati kedua orang murid ini seperti terbakar di dalam saat Yesus menjelaskan
Kitab Suci kepada mereka.
And then
Luke 24:33-35 tell us, “33 So they rose up that very hour and returned to Jerusalem, and
found the eleven and those who
were with them gathered together, 34 saying, ‘The Lord is risen indeed, and has appeared to
Simon!’ 35 And they told about the things that had happened on the road, and how He was known to
them in the breaking of bread…” Remember
the breaking of the bread that's the Feast of what? Of Unleavened Bread at this
point.
Kemudian Lukas 24:33-35 mengatakan
kepada kita, “33 Maka bangkitlah mereka saat itu juga dan kembali
ke Yerusalem, dan mendapati kesebelas
murid dan
orang-orang yang bersama mereka sedang berkumpul menjadi satu. 34 Kata
mereka, ‘Tuhan benar-benar telah bangkit dan
telah menampakkan diri kepada Simon.’ 35 Dan mereka menceriterakan apa yang terjadi di perjalanan dan bagaimana Dia dikenali
oleh mereka dari caraNya memecah-mecahkan roti…” Ingat, memecah-mecah roti itu Perayaan
apa? Roti Tidak Beragi pada waktu itu.
Now
Jesus then caught up to these two disciples and to the disciples that were gathered
in the upper room. So now He has to
explain the reason for the disappointment to the well-known apostles, who are
hiding for fear of the Jews. Notice Luke 24:44-49 how Jesus explains the reason
for their disappointment. “44 Then He said to them, ‘These are the
words which I spoke to you while I was still with you, that all things must be
fulfilled which were written in the Law of Moses and the Prophets and the Psalms concerning Me.’…” where did Jesus speak to them from? From the Old Testament. So
let's not demean the Old Testament, Christians. You know, Christians say, “You
are Old Testament Christians, we're New Testament Christians.” There's no such
thing as a New Testament Christian, there's such a thing as a Bible Christian.
You cannot understand the New Testament without the Old, and you can't
understand the Old without the New. St. Augustine said, that “the New is in the Old concealed and the Old is in the New
revealed.” They work together. You can't separate the
two Testaments. The New Testament is
the key that unlocks the Old Testament.
And so the Jews, the problem with the Jews is they say, “We go
by the Old Testament and not by the New.”
Christians say, “We go by the New not by the Old.”
Adventists say “We go by the Old and the New because we are
Bible Christians.”
It
continues saying, “…45 And He opened their understanding, that they might…” what? “…comprehend the Scriptures. 46 Then He said to them, ‘Thus it is written, and thus it was
necessary for the Christ to suffer and to rise from the dead the third day, 47 and that repentance and remission of sins
should be preached in His name to all nations,…” now He's referring to Pentecost, isn't He? “…should be preached in
His name to all nations beginning at Jerusalem. 48 And you are witnesses of these things…” and now
He's going to make a reference to the day of Pentecost, “…49 Behold, I send the Promise of My
Father upon you; but tarry in the city of Jerusalem until you are
endued with power from on high.’…”
Sekarang Yesus sudah
mengejar kedua orang murid itu dan tiba di tempat para murid yang sedang
berkumpul di Ruang Atas. Jadi sekarang Yesus harus menjelaskan alasan
kekecewaan itu kepada murid-murid yang kita kenal, yang sedang bersembunyi
karena takut kepada orang-orang Yahudi. Simak Lukas 24:44-49 bagaimana Yesus
menjelaskan alasan untuk kekecewaan mereka, “44
Lalu Ia berkata kepada mereka, ‘Inilah perkataan yang telah Kukatakan
kepadamu ketika Aku masih bersama-sama dengan kamu, bahwa semuanya harus digenapi, yang tertulis dalam
kitab Taurat Musa dan kitab nabi-nabi dan
kitab Mazmur tentang Aku.’…” Yesus
bicara kepada mereka dari mana? Dari Perjanjian Lama.
Jadi, hei orang-orang Kristen, janganlah merendahkan Kitab Perjanjian Lama.
Kalian tahu, orang-orang Kristen berkata, “Kalian itu Kristen Perjanjian Lama,
kami Kristen Perjanjian Baru.” Tidak ada ang namanya Kristen Perjanjian Baru,
yang ada ialah Kristen Alkitab. Kita tidak bisa memahami Perjanjian Baru tanpa
yang Lama, dan kita tidak bia memahami Perjanjian Lama tanpa yang Baru. St.
Augustine berkata bahwa, “Yang
Baru tersembunyi dalam yang Lama, dan yang Lama dinyatakan oleh yang Baru.”
Keduanya bekerja bersama-sama. Kita tidak bisa
memisahkan kedua Perjanjian itu. Perjanjian
Baru adalah kunci yang membuka Perjanjian Lama.
Maka bagi orang Yahudi masalahnya ialah
mereka berkata, “Kami hanya mengikuti Perjanjian Lama, bukan yang Baru.”
Orang Kristen berkata, “Kami mengikuti
Perjanjian Baru, bukan yang Lama.”
Orang Advent berkata, “Kami mengikuti yang
Lama dan yang Baru karena kami adalah Kristen Alkitab.”
Dikatakan
selanjutnya, “…45 Lalu Ia membuka pemahaman mereka,
supaya mereka bisa…” apa? “…mengerti
Kitab Suci. 46 Lalu kata-Nya
kepada mereka: ‘Ada tertulis demikian, bahwa
adalah perlu bagi Mesias untuk menderita dan bangkit dari antara orang
mati pada hari yang ketiga; 47
dan bahwa pertobatan dan pengampunan dosa harus dikabarkan dalam namaNya kepada segala
bangsa…” sekarang
Dia akan mengacu ke Pentakosta, bukan? “…harus dikabarkan dalam namaNya kepada segala bangsa, mulai
dari Yerusalem. 48 Dan kamu adalah saksi dari semuanya ini…” dan
sekarang Dia akan mengacu ke Hari Pentakosta “…49 Lihatlah, Aku akan mengirimkan
kepadamu Janji Bapa-Ku. Tetapi tunggulah di kota Yerusalem sampai kamu dikaruniai kuasa
dari tempat tinggi.’…"
And
then Jesus spends the next 40 days on earth with His disciples. What did Jesus
do during those 40 days? We're told in Acts 1:3, first of all He appeared to many to show that
the resurrection took place, and secondly He spoke to them concerning the
kingdom of God, the things concerning the kingdom of God. What does that mean? It
means that He explained to them what? The prophecies.
Did
Peter on the day of Pentecost understand prophecies such he has never understood
before? Did he understand Psalm 16 where it says that the body of the Messiah
would see no corruption? Did he understand Psalm 110:1, “…‘Sit at My right hand, till I make Your enemies
Your footstool.’…”? Absolutely! You see,
now Peter is enlightened on the day of Pentecost. He is using the prophecies of
the Old Testament to speak about the fulfillment on the day of Pentecost. Where
did he learn to interpret the Scriptures that way? During the 40 days in which
Jesus spoke to them concerning the kingdom of God, the things concerning the
kingdom of God.
Kemudian
Yesus melewatkan waktu 40 hari di bumi bersama murid-muridNya. Apa yang
dilakukan Yesus selama 40 hari itu? Kita diberitahu di Kisah 1:3, pertama Dia
memperlihatkan Dirinya kepada banyak orang untuk membuktikan bahwa kebangkitan
benar-benar terjadi, dan yang kedua Dia bicara kepada mereka mengenai kerajaan
Allah, hal-hal mengenai Kerajaan Allah. Apa maksudnya? Maksudnya Dia
menjelaskan apa kepada mereka? Nubuatan-nubuatan.
Apakah
Petrus pada hari Pentakosta mengerti nubuatan-nubuatan yang tidak dipahaminya
sebelumnya? Apakah dia mengerti Mazmur 16 di mana dikatakan tubuh Sang Messias
tidak akan mengalami pembusukan? Apakah dia paham Mazmur 110:1, “1 …‘Duduklah di sebelah kanan-Ku, sampai Kubuat
musuh-musuhMu tumpuan kakiMu.’…"? Tentu
saja! Kalian lihat, Petrus sekarang sudah mendapat pencerahhan pada hari Pentakosta. Dia menggunakan
nubuatan-nubuatan Perjanjian Lama untuk bicara tentang penggenapannya pada Hari
Pentakosta. Dari mana dia belajar menafsirkan Kitab Suci seperti itu? Dalam
waktu 40 hari itu saat Yesus berbicara kepada mereka mengenai kerajaan Allah,
hal-hal yang terkait Kerajaan Allah.
Incidentally did Jesus then, after the great disappointment,
and after
instructing His disciples, did Jesus now enter a new phase in His ministry?
Yes. Where did He enter? He entered the Holy Place of the heavenly Sanctuary.
What did the religious establishment say about the
argument of Peter that Jesus had entered the Holy Place of the heavenly
Sanctuary? They said that it was a deception, that it was an afterthought, that
they gave this explanation to save face, that Jesus had begun a new ministry in
the Holy Place.
Does this sound familiar to what happened in 1844? You
know, Adventists are still taken to the shed, so to speak, by other Christians.
They say, “Oh, you Adventist, you know,
your church began with a great disappointment. How can a true Church begin with
a great disappointment? Well, the fact is that the Christian Church began with a
disappointment and with a misapprehension of Bible prophecy,
which was clarified by a further study of Bible prophecy.
And by
the way in
the days of Christ, Jesus entered a new ministry in the Holy Place.
After 1844, or in 1844 Jesus entered a new phase of His ministry in the Most Holy Place, and you know, what many Christians say? They say, “Oh,
you Adventist, you invented that idea of the investigative judgment 1844 to
save face. See, you added this explanation afterwards so that you wouldn't look
so ridiculous.” The same accusation was launched at the apostles, so be very
careful about launching accusations.
Nah,
apakah Yesus kemudian setelah kekecewaan besar itu dan setelah memberi instruksi kepada murid-muridNya,
apakah Yesus lalu
memasuki fase baru dalam pelayananNya? Ya. Dia masuk ke mana? Dia masuk ke Bilik Kudus Bait Suci
Surgawi.
Apa
kata organisasi relijius yang diakui tentang argumentasi
Petrus bahwa Yesus sudah memasuki Bilik Kudus Bait Suci Surgawi? Mereka bilang
itu suatu penipuan, itu karangan yang diciptakan
kemudian, penjelasan yang mereka berikan supaya tidak malu, bahwa Yesus memulai
ministri yang baru di Bilik Kudus.
Apakah
ini terdengar familier seperti apa yang
terjadi di 1844? Kalian tahu, orang-orang Advent masih dihukum, katakanlah
demikian, oleh orang-orang Kristen yang lain. Mereka berkata, “Oh, kalian orang
Advent, gereja kalian mulai dengan kekecewaan besar. Mana bisa gereja yang
sejati dimulai dengan kekecewaan besar?” Nah, faktanya gereja Kristen (yang
pertama) dimulai dengan kekecewaan dan kesalahpahaman mengartikan nubuatan
Alkitab, yang baru menjadi jelas kemudian melalui pembelajaran lebih lanjut
dari nubuatan Alkitab.
Dan
ketahuilah, di zaman Kristus, Yesus
memasuki suatu ministri yang baru di Bilik Kudus. Di tahun 1844 Yesus memasuki fase
baru dari ministriNya di Bilik Mahakudus. Dan tahukah kalian apa
kata banyak orang Kristen? Mereka berkata, “Oh, kalian orang Advent, kalian
menciptakan konsep penghakiman
investigasi 1844 untuk menutupi rasa malu. Lihat, kalian menambahkan penjelasan
itu kemudian supaya kalian tidak kelihatan konyol.” Tuduhan yang sama juga
dilontarkan kepada para rasul, jadi berhati-hatilah dengan melemparkan tuduhan.
What
happened with all of the Jewish denominations, so to speak? They all turned
against Jesus and the disciples.
What
happened in the aftermath of 1844? All of the different Christian denominations
turned against this little remnant that restudied prophecy and concluded that
Jesus instead of coming as King of kings and Lord of lords, had begun a new
phase of ministry in the Most Holy Place
of the heavenly Sanctuary.
In fact
we find several evidences that the establishment and its leaders turned against
Jesus and the disciples. You have several mentions here. The establishment
rebuked the uneducated disciples, children and infants who were acclaiming
Jesus as their King. They probably said, “What do little children know about
the Messiah? What do these, what does this ignorant fisherman know? What does
somebody who was resurrected from the dead, what does he know about Bible
prophecy? We are the scholars, the people ought to listen to our interpretation
of the Scriptures.”
But
we're told here in Matthew 21:15-16, “ 15 But when the chief
priests and scribes saw the wonderful things that He did, and the children
crying out in the temple and saying,
‘Hosanna to the Son of David!’ they were indignant 16 and said to Him, ‘Do You
hear what these are saying?’ And Jesus said to them, ‘Yes. Have you never read, Out of
the mouth of babes and nursing infants You have perfected praise?’…”
Apa
yang terjadi dengan semua denominasi Yahudi, katakanlah demikian? Mereka
semuanya memusuhi Yesus dan murid-murid.
Apa
yang terjadi sebagai akibat 1844? Semua denominasi Kristen yang berbeda
memusuhi umat yang tersisa yang sedikit jumlahnya,
yang mempelajari ulang nubuatan dan memperoleh kesimpulan bahwa Yesus bukannya
datang sebagai Raja segala raja dan Tuhan segala tuan, melainkan telah memulai
suatu fase baru dari ministriNya dalam Bilik Mahakudus Bait Suci Surgawi.
Bahkan
kita mendapat beberapa bukti bahwa badan relijius yang diakui dan para pemimpinnya memusuhi Yesus
dan para murid. Ada beberapa yang disebutkan di sini. Badan relijius yang diakui itu menegur murid-murid yang berpendidikan
rendah, anak-anak dan balita yang berteriak-teriak bahwa Yesus adalah Raja
mereka. Kira-kira mereka berkata, “Anak-anak kecil tahu apa tentang Messias? Nelayan-nelayan
yang tidak berpendidikan ini tahu apa? Orang yang bangkit dari kubur tahu apa
tentang nubuatan Alkitab? Kami inilah pakar-pakarnya, masyarakat seharusnya
mendengarkan interpretasi kami tentang Kitab Suci.” Tetapi kita mendapat tahu
di Matius 21:15-16, “15 Tetapi ketika imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat melihat
mujizat-mujizat yang dibuat-Nya, dan
anak-anak yang berseru dalam Bait Allah, ‘Hosana bagi Anak Daud!’ hati mereka
sangat jengkel, 16 dan berkata
kepada-Nya, ‘Apa Engkau dengar apa yang dikatakan anak-anak ini?’ Dan Yesus berkata
kepada mereka, ‘Ya. Apakah kalian belum pernah membaca, Dari mulut bayi-bayi dan anak-anak yang menyusu Engkau mendapatkan puji-pujian yang sempurna?’…"
Desire of Ages page 574 (should
be 572), “Many Pharisees witnessed the scene, and, burning with envy and malice, sought to turn the
current of popular feeling. With all their authority they
tried to silence the people…” did the religious leaders leading up to 1844 try to silence the
message of the Millerites? Oh, yeah, just read the book, The Midnight Cry by F.D. Nichol that'll give you the whole story of
the movement that led to 1844. Churches were closed, the leadership told their
members, “Don't go there!”. People were disfellowshipped from their churches
for embracing the Millerite message, so there's nothing new under the sun.
Desire of Ages hal.
572, “…Banyak orang Farisi menyaksikan adegan itu,
dan terbakar oleh iri hati dan kebencian, berusaha untuk membalikkan perasaan
yang popular waktu itu. Dengan seluruh autoritas mereka, mereka mencoba untuk
membungkam orang-orang itu …” apakah para
pemimpin rohani hingga 1844 mencoba membungkam pekabaran golongan Miller? O,
iya, bacalah buku The Midnight Cry tulisan F.D. Nichol, itu akan memberi kita seluruh
kisah tentang pergerakan yang terjadi hingga 1844. Gereja-gereja ditutup, para
pemimpin memberitahu anggota-anggotanya, “Jangan ke sana!” Orang-orang dipecat
dari keanggotaan gereja mereka karena menerima pekabaran golongan Miller. Jadi
tidak ada yang baru di bawah langit.
It is
significant, now listen carefully to this, it is significant that immediately
after the triumphal entry, Jesus proclaimed the fall of the Jewish nation.
Let me
ask you, when did the papacy fall where there's no turning back? 1798.
When
did apostate
Protestantism fall where there's no coming back? In 1844.
The Spirit of Prophecy makes that very clear. They're not going to turn back.
Right
after the triumphal entry we find Jesus speaking of the fall of the Jewish
nation. He gives the parable of the fig tree which is an acted parable, the
parable of the vineyard workers, the parable of the great banquet, He then
rebukes the scribes and the Pharisees, and He says, “the kingdom is going to
be taken from you.” (Mat. 21:43) Is there any coincidence
that Jesus would predict that the Jewish nation would fall now because they
rejected the message that Jesus had shared, and the disciples had shared?
Yang
signifikan, sekarang dengarkan baik-baik, yang signifikan itu segera setelah kedatangan Yesus
ke Yerusalem seperti Raja, Yesus mengumumkan jatuhnya bangsa Yahudi.
Coba
saya tanya, kapan Kepausan jatuh,
saatnya telah melampaui titik balik? 1798.
Kapan
Protestantisme murtad jatuh,
saatnya melampaui titik baliknya? 1844. Roh Nubuat
membuatnya sangat jelas. Mereka tidak akan putar balik.
Segera
setelah kedatangan Yesus ke Yerusalem kita dapati Yesus berbicara tentang
kejatuhan bangsa Yahudi. Dia memberikan perumpamaan pohon ara, perumpamaan dengan
mana Allah memberikan instruksi tentang hal-hal rohani, perumpamaan pekerja
kebun anggur, perumpamaan pesta perkawinan, Dia kemudian menegur para ahli
Taurat dan orang-orang Farisi, dan Dia berkata, “Kerajaan Allah akan diambil darimu” (Matius 21:43).
Apakah ini suatu kebetulan Yesus sekarang meramalkan bahwa bangsa Yahudi
akan jatuh karena mereka telah menolak pekabaran yang disampaikan Yesus dan
yang disampaikan murid-murid?
Less
than a week after the triumphal entry the Sanhedrin sentenced Jesus to death on
the cross. The scribes and the chief priests and the elders mocked and reviled Jesus.
The religious establishment hardened in rebellion even attempted to hide the truth
about His resurrection, saying that the disciples had invented the story of the
Resurrection to save face. Christ’s faithful followers had to hide from the
wrath of the Jews. They were gathered in the upper room for fear of the Jews
according to John 20:19.
The Church of that day
fell and became apostate because it did not follow Jesus in His Sanctuary work
in the Camp and in the Court.
Do you
know the
surest formula for apostasy is not following Jesus step by step in His work?
Kurang
dari satu minggu setelah arak-arakan itu Sanhedrin menjatuhkan hukuman mati dengan salib pada Yesus. Para ahli Taurat dan
imam-imam kepala dan para tua-tua mengejek dan mencaci Yesus. Badan relijius
yang diakui mengeraskan hati dalam pemberontakan
dan bahkan berusaha menyembunyikan kebenaran tentang
kebangkitanNya, dengan mengatakan bahwa para murid telah mengarang cerita
Kebangkitan untuk menutupi rasa malu mereka.
Pengikut-pengikut Kristus yang setia sembunyi dari murka orang-orang Yahudi.
Menurut Yohanes 20:19 mereka berkumpul di Ruang Atas karena takut kepada
orang-orang Yahudi.
Gereja masa itu jatuh dan menjadi
murtad karena dia tidak mengikuti Yesus dalam pekerjaanNya di Bait Suci di
Perkemahan dan di Pelataran.
Tahukah
kalian rumus paling ampuh untuk murtad
ialah tidak mengikuti Yesus langkah demi langkah dalam pekerjaanNya?
What
would have happened if the Protestant world had entered with Jesus into the
Most Holy Place in 1844?
What
would they be saying about the Law of God?
Because the Ark of the Covenant has the Ten Commandments, and in
the middle of the Ten Commandments is the Sabbath commandment, right? So what
would the Christian world be saying about the Law of God if they had entered
the Most Holy Place in 1844 with Jesus?
Ah-ha, they would say, “The Law is still binding,” because Jesus went into the Most Holy Place, the Ark is there, and the Ten
Commandments are inside the Ark.
Apa
yang akan terjadi seandainya dunia Protestan mengikuti Yesus masuk ke Bilik
Mahakudus di tahun 1844?
Apa
yang akan mereka katakan tentang Hukum Allah?
Karena di dalam Tabut
Perjanjian ada Kesepuluh Perintah, dan di tengah-tengah Kesepuluh Perintah
itulah Perintah tentang Sabat, benar? Jadi apa yang akan dikatakan dunia
Kristen tentang Hukum Allah seandainya mereka masuk ke Bilik Mahakudus di tahun
1844 bersama Yesus? Ah-ha, mereka akan berkata, “Hukum masih tetap mengikat,”
karena Yesus masuk ke Bilik Mahakudus, Tabut Perjanjian ada di sana, dan
Kesepuluh Perintah ada di dalam Tabut itu.
What would they be saying
about the Sabbath?
They'd be saying, “Well,
the Sabbath, that's the day we're supposed to keep.” The Ten Commandments are
inside the Ark of the Covenant and the Sabbath is at the center of the Ten
Commandments.
Apa
yang akan mereka katakan tentang Sabat?
Mereka akan berkata,
“Nah, Sabat itulah hari yang harus kita pelihara.”
Kesepuluh Perintah
ada di dalam Tabut Perjanjian dan Sabat ada di tengah-tengah Kesepuluh Perintah
itu.
What does the Christian world say about the Ten
Commandments?
They were nailed to the cross.
Apa
yang dikatakan dunia Kristen sekarang tentang Kesepuluh Perintah?
Mereka sudah dipaku
di salib.
What do
they say about the Sabbath?
It was for the Jews. Because they haven't gone into the Most
Holy Place where these truths are
especially revealed.
Apa
kata mereka tentang Sabat?
Itu buat orang
Yahudi. Karena mereka tidak masuk ke Bilik Mahakudus di mana semua kebenaran
itu terutama dinyatakan.
What
does a Christian world say about the judgment, the investigative judgment?
They
say, “Oh, all those Adventists they believe that Jesus are going to investigate
the cases of those who claim the Lord in heaven beginning in 1844.” They
say, “No, that's not the case. A person is judged when they die.” So this
has to do with the state of the dead, doesn't it? If the judgment begins at a
certain point in time in 1844 then nobody went to heaven or to hell before (should
be when) they died, because God would
not take them to heaven before they were judged. Are you with me? So the Adventist’s view that the dead are
dead until the judgment, fits perfectly with our view of the judgment.
Apa
kata dunia Kristen tentang penghakiman, penghakiman investigasi?
Mereka berkata, “Oh,
semua orang Advent itu percaya bahwa Yesus akan memeriksa kasus semua orang
yang percaya dalam Tuhan di Surga dimulai di tahun 1844.” Mereka berkata,
“Tidak, bukan begitu duduk perkaranya. Seseorang dihakimi ketika dia mati.”
Jadi ini berkaitan dengan status orang mati, bukan? Jika penghakiman dimulai di
satu titik dalam waktu, yaitu di 1844, maka tidak ada yang pergi ke Surga atau
neraka saat mereka mati karena Allah tidak akan membawa mereka ke Surga sebelum
mereka dihakimi. Apakah kalian paham? Jadi pandangan Advent bahwa orang mati
masih mati hingga penghakiman cocok sekali dengan pandangan kita tentang
penghakiman.
What
does the Christian world say about the dead?
They say that dead know everything, in other words, the soul
leaves the body and the soul ~ if the person was good ~ goes to heaven and
continues living in heaven; and if the person was wicked, they go to hell; and
if the person was not so wicked and not so righteous, they go to
purgatory; and if the person had not
reached the age of accountability, then they go to a place called “limbo”.
The Bible doesn't talk about purgatory or limbo. And the Bible says that the judgment begins at a certain day. God
has established a day for the judgment according to Acts 17:30-31. So
that means that before the judgment people didn't go to heaven or hell when
they died.
Apa
kata dunia Kristen sekarang tentang kematian?
Mereka mengatakan
orang mati tahu segala sesuatu, dengan kata lain, rohnya meninggalkan tubuh,
dan rohnya ~ jika orang itu baik ~ pergi ke Surga dan melanjutkan hidupnya di
Surga; dan jika orang itu jahat, dia pergi ke neraka; dan jika orang itu tidak
terlalu jahat dan tidak terlalu benar, dia pergi ke api pencucian; dan jika
orang itu belum cukup umur untuk bertanggungjawab, maka dia pergi ke tempat
yang bernama “limbo.”
Alkitab
tidak menyinggung adanya api pencucian atau limbo. Dan Alkitab berkata bahwa
penghakiman di mulai pada satu hari yang tertentu, menurut Kisah 17:30-31 Allah
telah menentukan satu hari untuk penghakiman. Maka
ini berarti sebelum penghakiman orang tidak pergi ke Surga atau neraka waktu
mereka mati.
What does
the Christian world say about what you should eat and drink?
They say, “Listen, folks, your prayer sanctifies your pork chop.
God now blesses what He once cursed.” That's what they say. But the pot of
manna in the Ark of the Covenant teaches that God wanted Israel to have a
healthy vegan diet. Doesn't the manna teach not only the Sabbath, but doesn't
it teach healthful eating too? It most certainly does. Remember, when Israel
got tired of the manna, they say, “Oh, we're tired of this vegan food, give us
the good rich food of Egypt.” So the manna also taught the lesson of what? Of
healthful living.
Apa
kata dunia Kristen tentang apa yang harus kita makan dan minum?
Mereka berkata,
“Dengarkan, Saudara-saudara, doamu menguduskan iga babimu. Allah sekarang
memberkati apa yang dulu dikutukNya.” Itulah yang mereka katakan. Tetapi pot
manna di dalam Tabut Perjanjian mengajarkan Allah menghendaki Israel mengikuti
diet vegan yang sehat. Bukankah Manna itu tidak saja mengajarkan tentang Sabat
tetapi dia juga mengajarkan makanan yang sehat? Tepat sekali. Ingat, ketika
Israel bosan dengan manna, mereka berkata, “Oh, kami sudah bosan dengan makanan
vegan ini, beri kami makanan Mesir yang enak dan berlemak.” Jadi manna juga
mengajarkan apa? Hidup yang sehat.
Listen,
the
truths that the Christian world rejects are the distinctive truths of the
Adventist Church that are revealed in the Most Holy Place of the heavenly
Sanctuary and they don't see them because they have not entered there with
Jesus. They are still in the Court or in the Holy Place. Are you with
me or not?
Dengarkan,
kebenaran-kebenaran yang ditolak
dunia Kristen adalah kebenaran-kebenaran khas Gereja Advent yang dinyatakan di
Bilik Mahakudus Bait Suci Surgawi, dan orang-orang
Kristen tidak memahami ini karena mereka tidak
masuk ke sana bersama Yesus.
Mereka masih berada di Pelataran atau di Bilik Kudus. Apakah kalian paham atau
tidak?
And so
I hope that this introduction to the Passover and also introduction to 1844 has
been helpful because we're going to come back to this when we deal with the Day
of Atonement.
Alright!
I didn't intend to take that long but I think it was worth it, wasn't it?
Maka
saya berharap pengantar ke Passah
dan juga pengantar ke 1844 bermanfaat karena kita nanti akan kembali kemari
pada waktu kita membahas Hari Pendamaian.
Baiklah,
saya tidak berniat makan waktu sekian lamanya, tetapi saya rasa ini bermanfaat,
bukan?
Let's
go now to page 63, actually it’s right before that, page 61 not page 63, but
page 61 in your syllabus, the Feast of Unleavened Bread. I’m just going to mention
some very short introductory things, and then the rest of the time this afternoon I want to dedicate to the material
that we find beginning on page 63.
Mari
kita ke hal. 63, sebenarnya halaman sebelum itu, hal. 61, bukan hal. 63 tetapi
hal 61 di silabus kalian, Perayaan Roti Tidak Beragi. Saya hanya akan menyampaikan
pengantar yang sangat singkat, kemudian sisa waktu sore ini mau saya pakai
untuk materi yang ada di hal. 63.
The Feast of Unleavened
Bread began on the 15th day of Nisan, the
day after Passover in other words. This Feast represents the burial of Jesus, His rest in the tomb, and His appearances to
His followers multiple times during the week after the resurrection. Did
Jesus show His body to His followers in the course of the whole week after His resurrection?
Absolutely! His body is the unleavened
bread, we're going to see. His flesh is the unleavened bread.
Perayaan Roti Tidak Beragi dimulai pada
hari ke-15 Nisan,
dengan kata lain sehari setelah Passah. Perayaan ini melambangkan pemakaman Yesus, istirahatNya di dalam
kubur, dan penampilannya kepada pengikut-pengikutnya banyak kali dalam minggu
setelah kebangkitanNya. Apakah Yesus menunjukkan tubuhNya kepada
pengikut-pengikutNya selama waktu satu minggu setelah kebangkitanNya? Tepat
sekali! Kita akan melihat bahwa tubuhNya adalah Roti Tidak Beragi. DagingNya
ialah Roti Tidak Beragi.
Now
let's go down to the middle of the page.
In the
Hebrew feast system, the first day of Unleavened Bread was a ceremonial
Sabbath. However, during Passion Week, this is important, the seventh-day
Sabbath fell on the same day as the ceremonial Sabbath, so the first day
of Unleavened Bread was a ceremonial Sabbath that would be the 15th of Nisan,
but it just so happens that that day was also the seventh-day Sabbath. Are you
with me? For
this reason the Sabbath that Jesus rested in the tomb was called what
kind of Sabbath? It was a high Sabbath. It was a high day, in
other words. And the reason why is because it was a double Sabbath: it was a
ceremonial Sabbath and it was also the seventh-day Sabbath.
John
19:31 tells us as much, “31 Therefore, because it was the
Preparation Day, that
the bodies should not remain on the cross on the Sabbath for that Sabbath was
a…” what? “…a high day, the Jews asked
Pilate that their legs might be broken, and that they might be taken away.”
Sekarang
mari kita ke bagian tengah halaman.
Di
sistem perayaan Yahudi, hari
pertama Roti Tidak Beragi adalah hari Sabat seremonial (= hari
berhenti kerja karena ada upacara). Namun, pada
Pekan Penderitaan (pekan di mana Yesus mati) ~ ini penting ~ hari Sabat seremonial ini jatuh pada hari yang sama
dengan Sabat Hari Ketujuh. Jadi hari pertama Roti Tidak Beragi
adalah hari Sabat seremonial dan itu adalah hari ke-15 bulan Nisan, tetapi
kebetulan hari itu juga Sabat Hari Ketujuh. Apakah kalian paham? Karena alasan ini, hari Sabat
saat Yesus beristirahat di dalam kubur disebut Sabat jenis apa? Sabat Tinggi. Itu
adalah Hari Tinggi (= hari besar), dengan kata lain. Dan alasannya mengapa
ialah karena itu Sabat ganda.
Itu adalah hari Sabat seremonial dan juga Sabat Hari Ketujuh.
Yohanes 19:31 memberitahu kita
demikian, “31 Oleh
karena itu, sebab itu adalah Hari Persiapan, tubuh-tubuh tidak boleh tinggal tergantung pada kayu salib pada hari Sabat, sebab Sabat itu adalah…” apa? “…hari yang tinggi
(= hari besar), orang-orang Yahudi minta kepada Pilatus supaya kaki orang-orang
itu boleh dipatahkan dan mereka boleh diturunkan.”
Now
let's go to the following page. I'm skipping a few paragraphs here because I do
want to dedicate a full hour to the material beginning on page 63. Let's go to
the top of page 62, Luke 23:53 through Luke 24:1 give us the sequence of days. Very
clearly. We find here the following description, “53 Then he took it down…” that is the body of Jesus,
“…wrapped it in linen…” and
this is Joseph of Arimathaea, “…and laid it in a
tomb that was hewn
out of the rock, where no one had ever lain before…” and then it tells us what day that was.
“…54 That
day was the Preparation…” What do
we call Friday? Preparation day, right? In my household Thursday is the preparation
for the preparation day, that's house cleaning day, so we're not running around
the last minute on Friday trying to clean the house. But anyway, you know, we
need to prepare for the Sabbath everyday. In other words, after the Sabbath,
when the Sabbath ends on Sunday we need to start preparing for the following
Sabbath. So anyway that was the preparation, that day was the preparation, “…and the Sabbath drew near…” So what
would the next day be after the preparation day? And the Bible’s so clear. And
it continues saying, “…55 And the women who
had come with Him from Galilee followed after, and they observed the tomb
and how His body was laid. 56 Then
they returned and prepared spices and fragrant oils. And they…” what? “…they rested on the
Sabbath according to the…” which
commandment? Fourth commandment obviously,
“…according to the commandment…” Now
when did Jesus resurrect? “…1Now on the first day of the week, very early in
the morning, they, and certain other
women with them, came to the tomb bringing the spices which
they had prepared…” Do you see the sequence
in this passage?
What
day was Jesus crucified and laid in the tomb? Friday.
Which
day did the women rest and Jesus rest in the tomb? The Sabbath day according to
the commandment.
Which
day did Jesus resurrect from the tomb? The first day of the week.
Now
what part of that is not clear? The Bible is absolutely clear on this point.
Nah, mari kita pergi ke halaman
berikut. Saya melompati beberapa paragraf di sini karena saya benar-benar mau
mendedikasikan satu jam penuh untuk materi yang mulai di hal. 63. Mari kita ke
hal. 62, Lukas 23:53 hingga Lukas 24:1 memberi kita urut-urutan hari. Sangat
jelas. Kita temukan di sini deskripsi berikut, “53 Lalu ia menurunkannya…” yaitu jasad Yesus, “…mengafaninya dengan kain lenan…” ini Yusuf Arimatea, “…lalu membaringkannya di dalam kubur yang digali di batu, di mana
belum pernah dibaringkan mayat…” kemudian
ini memberitahu kita hari apa itu. “…54 Hari itu adalah Hari Persiapan…” Kita sebut apa hari Jumat? Hari
Persiapan, benar? Di rumahtangga saya hari Kamis adalah persiapan untuk Hari
Persiapan, itu hari bersih-bersih rumah, supaya kita tidak berlarian ke
mana-mana pada menit-menit terakhir hari Jumat berusaha membersihkan rumah.
Nah, kalian tahu, kita perlu mempersiapkan untuk Sabat setiap hari. Dengan kata
lain setelah Sabat, ketika Sabat berakhir pada hari Minggu, kita perlu mulai
mempersiapkan untuk Sabat berikutnya. Jadi, itulah persiapannya, hari itu adalah
hari persiapan “…dan sabat hampir mulai…” Jadi hari berikutnya setelah Hari Persiapan itu apa? Alkitab
itu begitu jelas. Selanjutnya dikatakan, “…55 Dan perempuan-perempuan yang
datang bersama-sama dengan Yesus dari Galilea, ikut serta, dan mereka melihat
kubur itu dan bagaimana jasad-Nya
dibaringkan 56 Lalu mereka kembali
dan menyediakan rempah-rempah dan minyak-minyak
yang harum. Dan mereka…” apa? “…mereka beristirahat pada hari Sabat menurut…” Perintah yang mana? Perintah Keempat,
jelas, “…menurut Perintah TUHAN…” Sekarang,
kapan Yesus bangkit? “…1 Nah, pada hari pertama minggu itu, pagi-pagi benar, mereka, dan
perempuan-perempuan lain bersama mereka, datang
ke kubur membawa rempah-rempah yang telah mereka sediakan…” Apakah kalian melihat urut-urutannya
dalam tulisan ini?
Hari
apa Yesus disalib dan dibaringkan dalam kubur? Jumat.
Hari
yang mana ketika orang-orang perempuan beristirahat dan Yesus beristirahat di
dalam kubur? Hari Sabat menurut Perintah Allah.
Hari
mana Yesus bangkit dari kubur? Hari pertama minggu itu.
Nah,
bagian mana dari itu yang tidak jela? Alkitab sangat jelas tentang poin ini.
Now the
very day that Jesus rested in the tomb is the day that He rested from His work of
creation.
What
day did Jesus finish His work at creation? The sixth day, right? In fact in
Genesis you'll find it says, that the heavens and the earth were finished in
six days, that's the word that's used in the book of Genesis chapter 2. So
Jesus worked six days and then what did He do on the seventh day? He ceased
from His works. The word שָׁבַת[shâbath] there, the word ”rested” in Genesis 2:2-3 is
the Hebrew word שָׁבַת[shâbath]. It does not describe quality of rest, it simply means to cease,
it means to stop doing something, in other words to work no more.
So what
did Jesus do after He finished His work? By the way on the sixth day He said,
“It is finished,” just like at creation He says “It’s finished”. So He says on the
cross, “It is finished” and then He breathed His last, and He rests in
the tomb on the Sabbath. In other words, He ceases from His work of redemption.
Nah,
hari ketika Yesus beristirahat di dalam kubur adalah hari yang sama ketika Dia
berhenti dari pekerjaanNya mencipta.
Hari
apa ketika Yesus selesai mencipta? Hari keenam, benar? Bahkan di Kejadian kita
lihat dikatakan bahwa langit dan bumi diselesaikan dalam enam hari, itulah kata
yang dipakai di kitab Kejadian pasal 2. Jadi Yesus bekerja 6 hari kemudian apa
yang dilakukannya pada hari ke-7? Dia berhenti dari pekerjaannya. Kata שָׁבַת[shâbath] di sana, kata
“berhenti” di Kejadian 2:2-3 adalah kata Ibrani שָׁבַת[shâbath]. Ini tidak
menggambarkan kualitas istirahat, ini semata-mata artinya berhenti, ini artinya
berhenti melakukan sesuatu, dengan kata lain, tidak bekerja lagi.
Jadi
apa yang dilakukan Yesus setelah Dia selesai melakukan pekerjaanNya? Nah, pada
hari keenam Dia berkata, “Sudah selesai”, sama seperti saat penciptaan Dia
berkata “Sudah selesai” begitu juga Dia berkata di atas salib, “Sudah selesai” kemudian
Dia menarik napasNya yang terakhir, dan Dia beristirahat dalam kubur pada hari
Sabat. Dengan kata lain Dia
berhenti dari pekerjaanNya menebus.
You know
we used the same word, the word “rest” in a similar way today. You know when a
trial is going forward, the district attorney finishes presenting his case and he
says to the judge, “The prosecution
rests.” Does that mean that the prosecution is going to Hawaii on vacation? No.
It simply means that the prosecution has finished and has nothing more to present.
And so Jesus rests, He ceases from His work of redemption on the Sabbath.
And by
the way, the crucifixion took place only on a portion of Friday. Jesus
resurrected from the tomb on the first day of the week, but it was only a
portion of the first day of the week. The only day where Jesus lay in the tomb
from sundown to sundown was on the Sabbath day.
Notice
this statement from Ellen White. This is Manuscript
25, 1898 she says, “The death of Christ was designed to be at the very time in which it took place. It was in God's
plan that the work which Christ
had engaged to do
should be completed on a…” Wednesday,
I'm just making sure that after lunch you're awake. “,,,It was in God's plan that the work which Christ had engaged to do
should be completed on a Friday…” when
was Jesus crucified? Friday, folks, not Wednesday. Friday. You know you can
question that but you're questioning inspiration, you're questioning the Spirit
of Prophecy,
“…and that on the Sabbath He should rest in the tomb…” why? “… even as the Father and Son had rested after completing Their creative work. The hour of Christ's apparent defeat was the hour
of His victory. The great plan, devised before the foundations of the earth were laid, was successfully carried out.”
So
Jesus did in Redemption what He did at Creation. He rested from His works of
Redemption.
Kalian
tahu, kita memakai perkataan yang sama, kata “istirahat” dengan cara yang sama sekarang.
Kalian tahu kalau ada sidang di pengadilan,
ketika jaksa penuntut selesai mempersembahkan kasusnya, dia berkata kepada
hakim, “Kejaksaan beristirahat”. Apakah itu berarti Kejaksaan akan pergi
berlibur ke Hawaii? Tidak. Itu semata-mata berarti Kejaksaan sudah selesai dan
tidak punya bahan lain lagi untuk disampaikan. Maka Yesus beristirahat, Dia
berhenti dari pekerjaan penebusanNya pada hari Sabat.
Dan
ketahuilah, penyaliban terjadi pada hanya sebagian dari hari Jumat. Yesus
bangkit dari kubur pada hari pertama minggu itu, tapi itu juga hanya sebagian
dari hari yang pertama minggu itu. Satu-satunya hari di mana Yesus terbaring di
dalam kubur dari matahari terbenam hingga matahari terbenam, ialah pada hari
Sabat.
Simak
pernyataan ini dari Ellen White. Ini Manuscript
25, 1898, dia berkata, “…Kematian Kristus sudah dirancang terjadi
tepat pada waktu ketika itu terjadi. Itu adalah rancangan Allah bahwa pekerjaan
yang harus dilakukan Kristus harus selesai pada hari…” Rabu. Saya hanya mau memastikan
bahwa setelah makan siang kalian masih melek. “…Itu adalah rancangan Allah bahwa pekerjaan
yang harus dilakukan Kristus harus selesai pada hari Jumat…” Kapan Yesus disalib? Jumat, Saudara-saudara, bukan
Rabu. Jumat. Kalian bisa mempertanyakan itu tapi kalian mempertanyakan ilham,
kalian mempertanyakan Roh Nubuat, “…dan pada hari Sabat Dia harus
beristirahat di dalam kubur…” mengapa? “…sebagaimana Bapa dan Anak telah berhenti
setelah menyelesaikan pekerjaan penciptaan Mereka. Saat seolah-olah Kristus
mengalami kekalahan adalah saat kemenanganNya. Rancangan yang besar ini,yang
diciptakan sebelum dunia dijadikan, telah dilaksanakan dengan berhasil.” ( Manuscript 25,
1898,
hal.. 3, 4. "The
Man of Sorrows," typed, February 24,
1898.)
Maka Yesus di Penebusan telah berbuat apa yang
dilakukanNya di Penciptaan. Dia berhenti dari pekerjaanNya Menebus.
Now you've heard the debate going on in the Adventist Church. Maybe some of you have. Did Jesus complete
His work on the cross, or is He still
continuing His work in heaven? Was the atonement completed at the cross? That's
the big question. And you know some scholars say, “Well, no! His work of
salvation was complete on the cross. The atonement was complete on the cross. And
so you can't say that the day of atonement, an atonement is going on, because
the atonement was finished at the cross.”
Well, you know, really it's a discussion that shouldn't even
exist when you really understand the implications of what we're talking
about.
Let me ask you, was provision for salvation totally
and absolutely complete when Jesus died on the cross? Was there a perfect robe
of righteousness for every person who has ever lived? Yes. Was there a payment
of the penalty for sin for every person who has ever drawn breath in the
history of the world? Absolutely! Provision
was complete but the application of the provision still needed to take place in
the heavenly Sanctuary. Are you with me? So the atonement was completed in the
sense of provision but the atonement was not completed in the sense of
application to individuals of the provision that was made in the
atonement. So to argue whether the atonement was completed on the cross, you
know, what would your answer be? Your answer would be: Yes and No.
Yeah, I hate that kind of an answer: Yes and No,
because it has to be “yay yay” or “nay nay” Jesus said, right? But in this case
it all depends how you look at it, because the atonement was finished in terms of
provision, but the atonement was not finished in terms of application to
individuals, and the cleansing of the Sanctuary through the blood of
Jesus Christ.
Nah, kalian pernah mendengar ada perdebatan yang
sedang berlangsung di dalam gereja Advent? Barangkali beberapa dari kalian
tahu. Apakah Yesus sudah menyelesaikan pekerjaanNya di salib atau apakah Dia
masih melanjutkan pekerjaanNya itu di Surga? Apakah pendamaian sudah lengkap di
salib? Itulah pertanyaan yang dipermasalahkan. Dan kalian tahu beberapa pakar
berkata, “Oh, tidak! Pekerjaan penyelamatan sudah lengkap di salib. Pendamaian
sudah lengkap di salib. Maka kita tidak bisa berkata pada Hari Pendamaian,
suatu pendamaian masih berlangsung karena pendamaian sudah selesai di salib.”
Nah, sesungguhnya ini
adalah diskusi yang bahkan tidak seharusnya ada, jika kita
benar-benar memahami implikasi dari apa yang kita bicarakan.
Coba saya tanya, apakah provisi (ketersediaan) untuk
keselamatan sudah seluruhnya dan mutlak lengkap ketika Yesus mati di salib?
Apakah sudah tersedia jubah kebenaran untuk setiap orang yang pernah hidup? Ya.
Apakah sudah ada penebusan untuk hukuman dosa bagi setiap orang yang pernah
bernapas dalam sejarah dunia? Tepat sekali! Ketersediaan sudah lengkap, tetapi aplikasi dari ketersediaan
itu masih harus terjadi di Bait Suci Surgawi. Apakah kalian
paham?
Maka pendamaian
sudah lengkap dalam pengertian provisi atau ketersediaannya, tetapi pendamaian
belum lengkap dalam pengertian pengaplikasian dari ketersediaan pedamaian
tersebut kepada setiap manusia. Jadi mendebat apakah pendamaian
sudah lengkap di salib atau tidak, apa yang seharusnya menjadi jawaban kita?
Jawaban kita haruslah Ya dan Tidak.
Betul, saya tidak suka jawaban seperti itu: Ya dan
Tidak, karena “ya harus ya” atau “tidak harus tidak” (Matius 5:37), begitu kata
Yesus, kan? Tetapi dalam kasus ini semuanya tergantung bagaimana kita
memandangnya, karena pendamaian
sudah selesai dalam arti provisi/ketersediaannya, tetapi pendamaian belum
selesai dalam arti pengaplikasiannya kepada masing-masing manusia, dan
pembersihan Bait Suci melalui darah Yesus Kristus.
And so we have studied the introductory
remarks into the Feast of Unleavened Bread. In our next hour together we are
going to study about the manna episode. It is intimately related with the Feast
of Unleavened Bread, so don't miss the next exciting episode.
Maka
kita sudah mempelajari komentar-komentar pengantar untuk Perayaan Roti Tidak
Beragi. Di jam pelajaran kita berikutnya kita akan mempelajari episode manna.
Itu terkait sangat erat dengan Perayaan Roti Tidak Beragi, jadi jangan
melewatkan episode berikut yang menarik.
25 06 21
No comments:
Post a Comment