_____THE HEBREW RELIGIOUS CALENDAR_____
Part 06/24 - Stephen Bohr
THE HISTORICAL PASSOVER
https://www.youtube.com/watch?v=iDzq6jkXTeI
Dibuka
dengan doa
Well, welcome back.
We want to continue studying the historical Passover and once we have all of
the details about the historical Passover, then we will look for the
fulfillment in the times of Christ.
We noticed so far
as we've studied the historical Passover, several interesting details:
· we've noticed that Moses led out Israel from bondage,
· and the Feast that began the process of liberation was the Passover.
· And we noticed that Israel was in bitter bondage
they could not deliver themselves,
but they cried out to the Lord. The Lord remembered His covenant, and He
decided to free them, not because they were good but because of His covenant.
· We also noticed that there was a time prophecy
a specific time prophecy that pointed
to the moment when Israel would be delivered from their bondage in Egypt.
Nah,
selamat bertemu lagi. Kita mau melanjutkan mempelajari Passah historis dan
begitu kita sudah mendapatkan semua detail tentang Passah historis, kita akan
menyimak penggenapannya di zaman Kristus.
Sampai di
sini kita sudah melihat dalam pelajaran Passah historis, beberapa detail yang
menarik:
· Kita sudah menyimak bahwa Musa-lah yang memimpin
Israel keluar dari perbudakan,
· dan Perayaan
yang mengawali proses pembebasan tersebut ialah Passah.
· Dan kita sudah menyimak bahwa Israel terbelenggu
oleh perbudakan yang pahit,
mereka
tidak bisa menyelamatkan diri sendiri, tetapi mereka berseru kepada Tuhan.
Tuhan mengingat perjanjianNya, dan Dia memutuskan untuk membebaskan mereka,
bukan karena mereka baik, tetapi karena PerjanjianNya.
· Kita juga sudah menyimak bahwa ada waktu nubuatan,
suatu
waktu nubuatan khusus yang menunjuk kepada saat ketika Israel akan dibebaskan
dari perbudakan mereka di Mesir.
And as we ended we
were studying about the period before the Passover when the lamb was chosen to
be sacrificed.
Let's go to Exodus
12:3 where we find the day in which the lamb was to be set apart before the
lamb was sacrificed. It says there, “ 3 Speak to all the
congregation of Israel, saying: ‘On the tenth of this month…” that's the month of Nisan “…every man shall take for himself a lamb,
according to the house of his father,
a lamb for a household…” So even though the lamb was
sacrificed on the 14th of Nisan the lamb was chosen several days before and
set apart for sacrifice.
Dan kita
mengakhiri pelajaran kita sebelumnya dengan periode sebelum Passah ketika domba
yang akan dikurbankan itu dipilih.
Mari ke Keluaran 12:3 di mana kita menemukan satu
hari di mana domba itu harus dipisahkan sebelum dia dikurbankan. Dikatakan di
sana, “3 Katakanlah kepada segenap jemaah
Israel, ‘Pada tanggal sepuluh bulan ini’…”
yaitu bulan Nisan, “…’setiap
laki-laki harus mengambil bagi dirinya seekor domba, menurut keluarga bapaknya, seekor domba untuk setiap
keluarga.’…” Jadi
walaupun domba itu akan dikurbankan pada tanggal 14 Nisan, domba itu sudah dipilih beberapa hari sebelumnya dan
dipisahkan sebagai kurban.
Another interesting
detail about the Passover lamb is, the age that the lamb was to have. In Exodus
12:5 we are told, “ 5 Your lamb shall be without blemish, a
male of the first year…” notice
“…a male of the first year. You may take it from the sheep or from the goats…” And I did a little bit of research and I discovered that a ram
which is a male sheep, reaches maturity at between 6 and 12 months, which would
be interesting. You know Jesus did not die when He was a child, and
He did not die when He was an old man. He died when He basically reached maturity. But we will come back to that.
Detail lain yang menarik tentang domba Passah
ialah, usia yang harus dimiliki domba itu. Di Keluaran 12:5 kita mendapat tahu,
“5 Dombamu itu harus tidak bercela, seekor jantan, dari
tahun yang pertama…” perhatikan, “…seekor jantan, dari tahun yang pertama. Kamu boleh mengambilnya dari domba atau kambing…” Dan saya melakukan sedikit riset dan
saya menemukan bahwa seekor domba jantan mencapai kedewasaannya antara usia 6 hingga
12 bulan, dan ini menarik. Kalian tahu, Yesus
tidak mati ketika Dia seorang anak-anak, dan Dia tidak mati ketika Dia seorang
yang tua. Dia mati ketika pada
dasarnya dia mencapai kedewasaan. Tetapi nanti kita akan kembali
kemari.
Now another
interesting detail and we've studied this before is, that the lamb was to have
no what? Was to have no blemish, it says there in Exodus 12:5
once again, “ 5 Your lamb shall
be without blemish, a male of the first year. You may take it from the sheep or from the
goats…”
Nah, detail lain yang menarik dan ini sudah
kita pelajari sebelumnya ialah, domba itu tidak boleh punya apa? Tidak boleh punya cacat,
dikatakan di sana di Keluaran 12:5 sekali lagi, “5 Dombamu
itu harus tidak bercela, seekor jantan, dari tahun yang pertama; kamu boleh mengambilnya dari domba atau kambing.”
So:
· it was chosen four days before
· it was not an old lamb or a real young lamb
· and it was to be without blemish
· another characteristic of the lamb is that no bones of the lamb were to be broken.
Because the lamb was supposed to be
what? Unblemished and broken bones bring
blemishes, it says there in Exodus 12:46, “ 46 In one house it shall be
eaten…” speaking of the Passover,
“…you shall not carry any of the flesh outside the house, nor shall
you break one of its bones…” So no bones of the
Passover lamb were to be broken.
Jadi:
· Domba itu dipilih empat hari sebelumnya
· Itu bukan domba yang tua atau domba yang terlalu
muda
· Dan itu harus tanpa cacat
· Karakteristik lainnya dari domba itu ialah tidak ada tulangnya yang boleh
dipatahkan.
Karena
domba itu harus apa? Tanpa cacat. Dan tulang yang patah berarti cacat.
Dikatakan di Keluaran 12:46, “Harus dimakan dalam satu
rumah…” bicara tentang Passah itu, “…tidak boleh kaubawa
sedikit pun dari daging itu keluar rumah; mapun satu
tulangnya pun tidak boleh kamu
patahkan…” Jadi
tidak ada tulang domba Passah itu yang dipatahkan.
Furthermore, the
sacrifice of the lamb was a substitutionary sacrifice, in other words, the lamb died so that the firstborn would not die. In other words, there's the idea of substitution in the sacrifice of
the Passover lamb. Notice Exodus 12:12-13, “12 ‘For I will pass through
the land of Egypt on that night, and will strike all the firstborn in the land
of Egypt, both man and beast; and against all the gods of Egypt I will
execute judgment: I am the Lord. 13 Now the blood shall be a
sign for you on the houses where you are. And when I see the blood…” that is the blood of the lamb
“…I will…” what? This is where the word
“Passover” comes from, “…I will pass over you;
and the plague shall not be on you to destroy you when I strike the land of Egypt…” So was the sacrifice of the lamb a substitutionary sacrifice, in
place of the firstborn? Absolutely!
Lebih jauh, kurban domba itu merupakan kurban pengganti,
dengan kata lain, domba itu mati agar
anak sulung tidak mati. Dengan kata lain, ada konsep penggantian
dalam kurban domba Passah. Simak Keluaran 12:12-13, “12 Sebab pada malam itu
Aku akan melewati tanah Mesir, dan akan membunuh semua anak sulung di tanah Mesir baik
manusia maupun binatang; dan kepada semua dewa
di Mesir akan Kujatuhkan hukuman, Akulah TUHAN. 13 Dan darah itu akan menjadi tanda bagimu pada rumah-rumah di mana kamu tinggal.
Apabila Aku melihat darah itu…” yaitu
darah domba itu, “…maka Aku akan…” apa? Dari sinilah asal kata “Passah”
(Passover) “…Aku
akan melewati (pass
over) kamu, dan tulah itu tidak akan jatuh ke atas kamu dan memusnahkan kamu pada waktu
Aku menghukum tanah Mesir…” Jadi
apakah kurban domba itu suatu kurban pengganti, menggantikan anak yang sulung?
Tepat sekali!
Another important detail is the timing of the Passover. Notice
Exodus 12:6 it says,“ 6 Now
you shall keep it…” that is the lamb,
“…until the fourteenth day of the same month…” that's the 14th
day of the month of Nisan. “…Then the whole assembly
of the congregation of Israel shall kill it at twilight…” that is between the two evenings.
So do we have a specific
time when the lamb was supposed to be sacrificed? Yes! And we're going
to find that also in the fulfillment.
Detail lain yang penting ialah saat terjadinya Passah. Simak
Keluaran 12:6, dikatakan, “6 Kamu harus memeliharanya…”
domba itu, “…sampai hari yang keempat
belas di bulan yang sama…” yaitu
hari ke-14 bulan Nisan, “…lalu seluruh jemaah Israel
yang berkumpul, harus menyembelihnya
pada waktu senja…” yaitu
antara dua petang.
Jadi
apakah kita punya waktu tertentu
kapan domba itu harus dikurbankan?
Ya! Dan kita akan melihat bahwa penggenapannya juga demikian.
Now another
important point is, that it was not sufficient to kill the lamb. I believe
that the killing of the lamb, the personal killing of the lamb represents justification;
but there was more required than just killing the lamb. Let's notice Exodus 12:6
first of all it speaks about killing the lamb, “ 6 Now you shall keep it
until the fourteenth day of the same month. Then the whole assembly of the
congregation of Israel shall kill it at twilight…”
So you have first
of all the killing of the lamb, but something had to be done with the blood.
What had to be done with the blood? It had to be applied at each household
door. It wasn't sufficient for the lamb to die, the blood had to be
what? It had to be applied. In Exodus 12:7 we're told, “ 7 And they shall take some of the blood and put it on the two doorposts and on
the lintel of the houses where they eat it…” So notice they had to apply the blood.
Nah, poin
lain yang penting ialah, tidak
cukup hanya menyembelih domba itu. Saya meyakini bahwa
menyembelih domba itu, secara
pribadi menyembelih domba itu, melambangkan pembenaran; tetapi
diperlukan lebih daripada hanya menyembelih domba itu. Mari kita simak Keluaran
12:6, pertama ini bicara tentang menyembelih domba itu, “6 Kamu harus memeliharanya
sampai hari yang keempat belas di bulan yang
sama lalu seluruh jemaah Israel yang berkumpul, harus menyembelihnya pada
waktu senja…” Jadi
pertama ada penyembelihan domba itu, tetapi sesuatu harus dilakukan dengan
darahnya. Apa yang harus dilakukan dengan darahnya? Darahnya harus diaplikasikan pada kosen pintu setiap rumah masing-masing.
Tidak cukup domba itu mati, darahnya harus diapakan? Harus diaplikasikan. Di
Keluaran 12:7 kita diberitahu, “7 Dan
mereka harus mengambil sedikit darahnya dan membubuhkannya
pada kedua tiang pintu dan pada ambang atas rumah-rumah di mana mereka memakannya…” Jadi simak, mereka harus
mengaplikasikan darahnya.
Notice this
statement from Ellen White in Patriarchs and Prophets
page 277. “It was not enough that the paschal lamb be slain; its blood must be sprinkled upon the doorposts;…”
and now she makes the application which we're going to get to
later on, but I just wanted you to see the parallel now,
“…so the merits of Christ's blood must be applied to…”
where? “…to the soul. We
must believe, not only that He died
for the world,
but
that He died for
us individually.
We
must appropriate to ourselves
the virtue of the
atoning
sacrifice.”
And so it wasn't
sufficient for the lamb to be killed, the blood had to be applied to each
household.
Simak pernyataan dari Ellen White ini di Patriarchs and Prophets hal. 277. “…Tidak cukup domba Passah itu disembelih, darahnya
harus dipercikkan di tiang-tiang pintu…”
dan sekarang Ellen White memberikan aplikasinya yang nanti akan kita
bahas namun saya hanya mau kalian melihat paralelnya sekarang,
“…sehingga jasa darah Kristus harus
diaplikasikan ke…” mana? “…ke jiwa.
Kita harus meyakini, bukan saja bahwa Dia mati bagi dunia, melainkan Dia mati
bagi kita secara individu. Kita harus mendapatkan bagi diri kita sendiri
manfaat dari kurban penebusanNya…”
Maka tidaklah
cukup bagi domba-domba untuk disembelih, tapi darahnya harus diaplikasikan ke
setiap rumah.
Point berikutnya ialah darah itu diaplikasikan
dengan apa? Hisop. Menarik. Mazmur 51:7 mengatakan, “7 Bersihkanlah aku dari dosaku dengan hisop, maka aku akan menjadi tahir, basuhlah aku, maka aku akan menjadi lebih putih daripada salju…”
Darah itu harus diaplikasikan dengan
hisop. Hisop melambangkan kemurian, membuat jadi murni.
Notice Patriarchs and Prophets page 277, “The hyssop used in sprinkling the blood was the symbol of purification, being thus employed in
the
cleansing of the leper and of those defiled by contact with the dead. In the psalmist's prayer
also
its significance is seen: ‘Purge me with hyssop, and I shall be clean: wash me, and I shall be whiter than snow.’...” So, interesting
that the blood cleanses and it was applied with hyssop which represents
purification or cleansing.
Simak Patriarchs and Prophets hal. 277, “…Hisop yang dipakai untuk memercikkan darah
adalah simbol pemurnian, dipakai demikian
dalam memurnikan seorang penderita kusta dan
mereka yang menjadi najis karena telah kontak dengan makhluk mati. Dalam doa si
pemazmur maknanya tampak: ‘Bersihkanlah aku dari
dosaku dengan hisop, maka aku akan menjadi
tahir, basuhlah aku, maka aku akan menjadi lebih
putih daripada salju’ (Mazmur 51:7)…”
Jadi,
menarik bahwa darah itu membersihkan dan itu diaplikasikan dengan hisop yang
melambangkan pemurian atau pembersihan.
Then we also notice
that it wasn't sufficient even to sacrifice the lamb, or apply the blood, the flesh
had to be eaten as well. Notice Exodus 12:9-10, all of this has symbolic
significance, all of these details, these historical details that we're
looking at. We're going to come to the application in a few moments. It says
there in Exodus 12:9-10, “ 9 Do
not eat it raw, nor boiled at all with water, but roasted in fire—its head
with its legs and its entrails. 10 You shall let none of it remain until morning, and
what remains of it until morning you shall burn with fire.” So notice that the flesh of the Passover lamb was to be what? It
was to be eaten.
So the lamb was:
· to be killed,
· the blood was to be applied,
· and the flesh of the lamb was to be eaten.
Lalu kita
juga melihat bahwa masih belum cukup mengurbankan domba atau mengaplikasikan
darahnya, dagingnya juga harus dimakan.
Simak Keluaran 12:9-10, semuanya ini punya
makna simbolis, semua detailnya ini, yaitu detail sejarah yang
kita bahas ini. Kita akan membahas aplikasinya sebentar lagi. Dikatakan di
Keluaran 12:9-10, “9 Janganlah kamu
memakannya mentah atau direbus dalam air; melainkan
dipanggang di api, kepalanya dengan kakinya dan isi perutnya. 10
Janganlah kamu tinggalkan apa-apa darinya
sampai pagi; apa yang tersisa sampai pagi harus kamu bakar dengan api…” jadi simak daging domba Passah harus
diapakan? Harus dimakan.
Jadi domba itu harus:
· disembelih,
· darahnya harus diaplikasikan,
· dan daging domba itu harus dimakan.
Another interesting
detail is that there was to be no leaven in the homes of the Israelites during
the Feast of the Passover and Unleavened Bread. It says in Exodus 12:8, “8 Then they shall eat the flesh on
that night; roasted in fire, with…” what? “…with unleavened bread and with bitter herbs they
shall eat it.”
So all leaven ~ and we're going to notice this in verse 15-16 ~ was to be removed from the house for a period of seven days.
There was to be no leaven in the home and the bread was supposed to be
unleavened.
Detail lain yang menarik ialah, tidak boleh ada ragi di dalam
rumah-rumah orang Israel selama Perayaan Passah dan Roti Tidak Beragi.
Dikatakan di Keluaran 12:8, “8 Lalu mereka harus makan dagingnya pada malam
itu juga; yang dipanggang dengan api
dengan…” apa? “…dengan roti yang tidak
beragi dan dengan sayur pahit mereka harus memakannya.”
Jadi semua ragi ~ dan kita akan melihat ini di ayat 15-16 ~ harus disingkirkan dari rumah selama periode tujuh hari.
Tidak boleh ada ragi di dalam rumah dan rotinya haruslah tidak diragi.
Notice Patriarchs and Prophets page 278, “The lamb
was
to be eaten with bitter herbs, as pointing back to the bitterness of
the
bondage in Egypt. So when we feed upon Christ, it should be with contrition of heart, because of our sins.”
So notice, unleavened bread, no leaven in the house, because
it's a symbol of sin and they were supposed to eat the unleavened bread with
what? With bitter herbs. What did the bitter herbs represent? The bitterness of
their bondage in Egypt.
Simak Patriarchs
and Prophets hal. 278, “…Domba itu harus dimakan dengan
sayur pahit, untuk memperingati pahitnya perbudakan di Mesir. Jadi ketika kita
makan Kristus, itu harus dengan rasa penyesalan karena dosa-dosa kita…” Jadi simak,
roti tidak beragi, tidak ada ragi di dalam rumah, karena itu simbol dosa, dan
orang Israel harus makan roti tidak beragi dengan apa? Dengan sayur pahit. Sayur pahit itu melambangkan
apa? Pahitnya perbudakan mereka di
Mesir.
Now notice Exodus
12:15-16, it refers to the not having leaven in the household, it says there, “ 15 Seven days you shall eat
unleavened bread. On the first day you shall remove leaven from your houses.
For whoever eats leavened bread from the first day until the seventh
day, that person shall be cut off from Israel.”
Sekarang simak Keluaran 12:15-16, ini
mengacu kepada dilarangnya memiliki ragi di dalam rumah. Dikatakan di sana, “15 Tujuh hari kamu harus makan roti yang tidak beragi. Pada hari
pertama kamu harus menyingkirkan segala ragi
dari rumahmu. Sebab siapa pun yang makan roti yang beragi dari hari pertama sampai hari
ketujuh, orang itu harus dilenyapkan dari antara Israel.”
Once again in Christ’s Object Lessons page 95-96 we find
these words, “Among the Jews leaven was sometimes used as
an emblem of sin. At the time of the Passover, the people were directed to remove all the leaven from their houses, as
they
were to put away sin from their hearts. Christ warned His disciples, ‘Beware ye of the leaven of the Pharisees,
which is hypocrisy.’. In addition, the apostle Paul speaks of the ‘leaven of malice and
wickedness.’”. So in other words,
no leaven in the house, no leaven even in the bread that they ate.
Sekali lagi di Christ’s
Object Lessons hal. 95-96 kita dapati kata-kata ini, “…Dari antara orang Yahudi, ragi terkadang
dipakai sebagai simbol dosa. Pada saat Passah, orang-orang disuruh
menyingkirkan semua ragi dari rumah-rumah mereka sebagaimana mereka harus
menyingkirkan dosa dari hati mereka. Kristus memperingatkan para muridNya, ‘Waspadalah
kamu terhadap ragi orang Farisi, yaitu
kemunafikan.’ (Lukas 12:1) Selain
itu rasul Paulus bicara tentang ‘ragi kebencian
dan kejahatan’ (1 Korintus 5:8)
…” Jadi dengan kata lain, tidak ada ragi di dalam
rumah, bahkan tidak ada ragi dalam roti yang mereka makan.
Another important
point is, that the lamb was to be burnt whole, in other words it was an entire
or whole sacrifice. Notice Exodus 12:9-10, “ 9 Do not eat it raw, nor
boiled at all with water, but roasted in fire—its head with its legs and
its entrails. 10 You
shall let none of it remain until morning, and what remains of it until morning
you shall burn with fire.” In other words, it
was a
total whole and complete sacrifice that was offered, the entire
animal was burnt in the fire.
Poin lain
yang penting ialah, domba itu harus dibakar utuh, dengan kata lain itu adalah
kurban yang lengkap atau keseluruhan. Simak Keluaran 12:9-10, “9 Janganlah kamu memakannya mentah atau direbus dalam
air; melainkan dipanggang di api, kepalanya dengan kakinya
dan isi perutnya. 10
Janganlah kamu tinggalkan apa-apa darinya
sampai pagi; apa yang tersisa sampai pagi harus kamu bakar dengan api…” Dengan
kata lain, kurban itu
dipersembahkan utuh dan lengkap, seluruh hewan itu dibakar dalam
api.
Now the last point
that I want us to notice is that the parents in Israel were to teach their
children on a perpetual basis the meaning of the Passover celebration. Notice Exodus 12:26-27, “ 26 And it shall be, when
your children say to you, ‘What do you mean by this service?’ 27 that you shall
say, ‘It is the
Passover sacrifice of the Lord, who passed over the houses of
the children of Israel in Egypt when He struck the Egyptians and delivered our
households.’…” So the Israelites were to perpetually teach their children the
significance and meaning of the Passover and it pointed backwards, didn't
it? It pointed
towards the deliverance of Israel from Egypt.
Nah, poin
terakhir yang saya mau kita simak ialah para orangtua di Israel harus mengajari
anak-anak mereka turun-temurun tentang makna Perayaan Passah. Simak Keluaran
12:26-27, “26 Dan apabila anak-anakmu berkata
kepadamu: ‘Apakah artinya ibadah ini?’ 27 maka haruslah kamu
berkata: ‘Itulah korban Passah bagi TUHAN yang telah melewati
rumah-rumah orang Israel di Mesir, ketika Ia memukul
orang Mesir, dan menyelamatkan rumahtangga-rumahtangga
kita.’…" Maka bangsa
Israel harus mengajari anak-anak mereka turun-temurun tentang
makna dan pentingnya Passah,
dan itu menunjuk ke belakang, bukan? Itu menunjuk
ke diselamatkannya bangsa Israel dari Mesir.
And in Exodus 12:14
we’re told that this was to be an everlasting ordinance, and that of course is used by
those who believe that we're supposed to
keep the Feasts, they say, “Everlasting means everlasting. The Passover
is supposed to be kept forever even by Christians today.” You know sometimes
we're selective in the way that we use words. When it comes to the word
“everlasting fire” we say, “Well, it's
not really everlasting in terms of none ending, it does have an end.” But when
it comes to everlasting Passover we say, “Well, that means never ending.” So
sometimes we're very contradictory in the way that we use words. And we'll be
dealing more with the arguments that are used for keeping the Feasts towards
the end of our class.
Dan di
Keluaran 12:14 kita diberitahu bahwa ini akan
menjadi peraturan yang kekal, dan bahwa tentu saja ini dipakai oleh mereka yang
meyakini bahwa kita harus tetap memelihara Perayaan-perayaan itu.
Mereka berkata, “Kekal artinya kekal. Passah harus dipelihara selamanya bahkan
oleh Kristen hari ini.” Kalian tahu terkadang kita selektif dalam cara kita
memakai kata-kata. Kalau itu mengenai kata “api kekal” kita berkata, itu tidak
sungguh-sungguh kekal dalam pengertian tidak ada akhirnya, itu ada akhirnya.”
Tetapi bila itu mengenai Passah yang kekal kita berkata, “Nah, itu artinya
tidak pernah berakhir”. Jadi terkadang kita sangat kontradiktif dalam cara kita
memakai kata-kata. Dan kita akan membahas ini lebih lanjut dengan
argumentasi-argumentasi yang dipakai untuk mempertahankan perayaan-perayaan
menjelang akhir kelas kita.
So let me ask you,
are all of the details of the Passover clear in our minds?
Did God have a
reason for everything that He prescribed for the Passover? Of course He did.
Did God know that
Jesus was going to fulfill every single detail that we find in the Passover
celebration? Of course, that's the reason why God gave the Passover.
Isn't it sad that
the Jews today missed the whole point of the Passover? Totally missed the point!
You know if they went to the Gospels and they read the Gospels, all of the little details that we're going to look at now,
they'd say, “Wow, this is amazing! The Messiah Jesus is our Messiah!” They
would be able to see it. But the Apostle Paul says that they have a veil, a veil over
their hearts that will not allow them to see the end of that which was
prophesied in the Old Testament.
Jadi coba
saya tanya, apakah semua detail Passah sudah jelas bagi kalian?
Apakah
Allah punya alasan untuk segala sesuatu yang Dia tentukan bagi Passah? Tentu
saja iya.
Apakah
Allah tahu bahwa Yesus akan memenuhi setiap detail yang kita temukan di
Perayaan Passah? Tentu saja, itulah alasannya mengapa Allah memberikan Passah.
Tidakkah
menyedihkan bangsa Yahudi hari ini tidak memahami seluruh tujuan Passah? Sama
sekali tidak paham! Kalian tahu, andaikan mereka pergi ke kitab-kitab injil dan
mereka membaca injil-injil itu, semua detail yang kecil-kecil yang akan kita
pelajari sekarang, mereka akan berkata, “Wow, ini luar biasa! Messias Yesus
adalah Messias kami!” Mereka akan bisa memahaminya. Tetapi rasul Paulus berkata
bahwa mereka tertutup tabir, sebuah
tabir menutupi hati mereka yang tidak mengizinkan mereka melihat akhir dari apa
yang telah dinubuatkan dalam Perjanjian Lama.
Now let's go to page
55 and we're going to talk about the fulfillment of the details of the Passover.
And we want to begin where we began with
the historical Passover.
When you read Revelation
chapter 12 you discover a striking parallel with the story of the birth of
Moses. Do you have 5 elements in the story of the birth of Christ? You
most certainly do.
1.
Do you have a woman in the story of the
birth of Christ?
You've read Revelation chapter 12.
The woman. Is the woman in travail? Is she crying out in pain? Yes!
2.
Does she have a Seed in her womb?
She's got a Seed in her womb.
3.
Is there a dragon that stands next to
the woman?
that hates the Child and wants to get
rid of the Child? Absolutely!
4.
Does this dragon who wants to kill
the Child have a seed?
through whom he will attempt to slay
the Child? Who is that? Herod the Great.
5.
And of course it's obvious that there
is enmity
where the dragon wants to use the little
dragon, if you please, to try and kill the Messiah.
Is this similar to
the story of Moses? Yes! Revelation 12 is speaking about the birth of a
new Moses, the fulfillment of whom Moses is symbolic. Are you understanding
what I'm saying? In other words, the true fulfillment of the Passover is found in Jesus Christ. And once Jesus
fulfills the Passover is there any longer any need to celebrate the Passover?
No! Does the Passover help us understand many details of the
fulfillment in Christ? Yes! It's not that we discard the Passover, we say the
Passover is no good anymore, let's get rid of it. No! The details of the
Passover still help us understand all of the details of the fulfillment in
Christ, but we don't have to go back to fulfilling all of the types because all of
those types were already fulfilled in Jesus Christ.
Nah, mari
kita ke hal. 55, dan kita akan bicara tentang penggenapan detail-detail Passah.
Dan kita akan mulai di mana kita mulai dengan Passah historis.
Ketika
kita baca Wahyu pasal 12,
kita melihat persamaan yang
mencolok dengan kisah kelahiran Musa. Apakah ada 5 elemen dalam
kisah kelahiran Kristus? Tentu saja.
1. Apakah ada seorang
perempuan dalam kisah kelahiran Kristus?
Kalian
sudah membaca Wahyu 12. Perempuan itu. Apakah perempuan itu sedang kesakitan?
Apakah dia berteriak kesakitan? Ya!
2. Apakah perempuan itu punya satu Benih di rahimnya?
Perempuan
itu punya satu Benih di rahimnya.
3. Apakah ada seekor
naga yang berdiri di sisi perempuan itu?
yang
membenci Anak itu dan ingin melenyapkan Anak itu? Tepat sekali!
4. Apakah naga yang mau membunuh Anak itu punya benih?
melalui
siapa dia berusaha membunuh Anak itu? Siapakah dia? Herodes yang Agung.
5. Dan tentu saja sudah jelas ada permusuhan
di mana
naga itu mau menggunakan naga kecil (benihnya) katakanlah demikian, untuk
berusaha membunuh Sang Messias.
Apakah
ini mirip dengan kisah Musa?
Ya! Wahyu 12 berbicara tentang kelahiran seorang Musa baru, di mana Musa merupakan simbol
dari penggenapan itu. Apakah kalian paham apa yang saya katakan? Dengan kata
lain, penggenapan sejati Passah itu
ada dalam Yesus Kristus. Dan begitu Yesus menggenapi Passah, apakah masih
diperlukan lagi merayakan Passah? Tidak! Apakah Passah membantu
kita memahami banyak detail penggenapan dalam Kristus? Ya! Itu bukan seperti
kita mau membuang Passah, kita mengatakan Passah sudah tidak berguna lagi, kita
buang saja. Tidak! Detail-detail Passah masih membantu kita memahami semua
detail penggenapannya dalam Kristus, tetapi kita tidak usah kembali menggenapi tipe-tipe itu lagi
karena semua tipe itu sudah digenapi dalam Yesus Kristus.
Now let's draw the
parallels. We’ve just noticed that there's a new Moses, that at His birth goes
through the same experience as the first Moses. Now let's notice the parallels
that are found in Scripture to Moses and the Passover more specifically.
Is Jesus one with
us? Is Jesus
our blood brother? He most certainly is. And yet in the Bible Jesus is
called “that Holy Thing”. Jesus never needed to be freed from
bondage to sin because He was not born a slave. Are you following me or
not? Jesus never had to be converted. He never had to be born again. Jesus
never had to have a heart transplant because when He was born the Law was written in
His heart. Psalms tells us this. That should be Psalms 40 by the way
verses 6 through 8. Jesus was not born
separated from His Father. Yet at the end of His ministry in Gethsemane, on the
cross, He felt separated from His Father, why? Because He was bearing the sins
of the whole world and suffering the wrath of the Father against sin.
So do you see the
parallel?
Was Moses one
of his brethren? Yes!
Was he a slave? No!
Is Jesus one
of the brethren? Yes!
Was He a slave?
Jesus was never
a slave to sin, He was never in bondage, He was free, even though He
was our brother.
Sekarang
mari kita tarik paralelnya. Kita baru saja melihat ada seorang Musa baru, yang
saat kelahiranNya mengalami pengalaman yang sama seperti Musa yang pertama.
Sekarang mari kita simak di Kitab Suci paralelnya dengan Musa dan Passah secara
lebih spesifik.
Apakah
Yesus salah seorang dari kita? Apakah Yesus
seorang saudara kita? Tentu saja iya. Namun begitu di Alkitab
Yesus disebut “Yang Kudus itu” (Lukas 1:35 –
terjemahan LAI memakai kata “Anak”) Yesus
tidak pernah harus dibebaskan dari belenggu dosa karena Dia tidak lahir sebagai
budak. Apakah kalian memahami saya atau tidak? Yesus tidak
pernah harus bertobat. Dia tidak pernah perlu dilahirkan kembali. Yesus tidak
pernah memerlukan transplantasi hati karena ketika Dia lahir, Hukum Allah sudah tertulis di hatiNya.
Mazmur mengatakan ini kepada kita. Ini adalah Mazmur 40:6-8. Yesus tidak
dilahirkan terpisah dari BapaNya. Namun di bagian akhir ministriNya di
Getsemane, di salib, Dia merasa terpisah dari BapaNya. Mengapa? Karena Dia
sedang memikul dosa-dosa seluruh dunia dan menderita murka Bapa terhadap dosa.
Jadi,
apakah kalian melihat paralelnya?
Apakah Musa satu dari antara
saudara-saudaranya? Ya!
Apakah
Musa seorang budak? Tidak!
Apakah Yesus satu dari antara
saudara-saudaraNya? Ya!
Apakah
Yesus seorang budak? Yesus tidak
pernah menjadi budak kepada dosa, Dia tidak pernah terbelenggu,
Dia merdeka, walaupun Dia adalah saudara kita.
What condition was
the world in when Jesus came to this world? Well, let's read John 8:34-36 and
Hebrews 2:14-15, it says there in John 8, “34 Jesus answered them, ‘Most assuredly, I say to you, whoever commits
sin...” and how many people have committed sin? Everyone, “…is a…” what? “…a slave of sin…” was Israel in slavery in Egypt? Yes! Was the human race in slavery? Yes! Spiritually
to sin. “…35 And a slave does not abide in the house forever, but a son abides forever. 36 Therefore if the Son makes you free, you shall be free indeed.”
Moses freed Israel.
Jesus frees His people from sin.
Bagaimanakah kondisi dunia ketika Yesus datang ke
dunia? Nah, mari kita baca Yohanes
8:34-36 dan Ibrani 2:14-15. Dikatakan di Yohanes 8, “34 Jawab Yesus kepada
mereka: ‘Aku berkata kepadamu sungguh-sungguh,
siapa yang berbuat dosa…” dan berapa orang yang sudah berbuat
dosa? Semua orang, “…adalah…”
apa? “…budak dosa…” apakah Israel menjadi budak di Mesir? Ya! Apakah umat manusia terbelenggu dalam
perbudakan? Ya! Secara
spiritual kepada dosa. “…35 Dan seorang budak tidak selamanya tinggal di rumah, tetapi
seorang anak selamanya
tinggal di rumah. 36 Jadi apabila
Anak itu memerdekakan kamu, maka kamu baru benar-benar merdeka.”
Musa
memerdekakan Israel.
Yesus
memerdekakan umatNya dari dosa.
Hebrews 2:14-15 reads,
“14 Inasmuch then as the children
have partaken of flesh and blood, He Himself likewise shared in the
same, that through death He might destroy him who had the power
of death, that is, the devil…” that's the dragon,
right? “…the devil, 15 and release those…” was Israel released? Yes! “…and release those
who through fear of death were all their lifetime subject to…” what? “…subject to bondage.” So were God's people in bondage when Jesus was about to come?
God's people were in bondage, and they were in bondage to the Great Dragon,
they were in bondage to sin.
Ibrani 2:14-15 berbunyi, “14
Oleh sebab itu sebagaimana anak-anak itu adalah anak-anak dari darah dan daging, maka Ia Sendiri juga mengambil
bagian dalam hal yang sama. Agar supaya
oleh kematian-Nya Ia bisa memusnahkan dia
yang berkuasa atas maut, yaitu Iblis…” itu
si naga, bukan? “…Iblis, 15
dan membebaskan mereka…” apakah
Israel dibebaskan? Ya! “…dan membebaskan mereka
yang karena takutnya kepada maut, seumur
hidupnya berada di bawah…” apa? “…di
bawah perhambaan…” Jadi apakah umat Allah berada di bawah
perbudakaan ketika Yesus akan datang? Umat Allah berada di bawah perbudakan,
dan mereka ada di bawah perbudakan kepada Naga Besar itu, mereka di bawah
perbudakan kepada dosa.
Now I want you to
notice that according to the Bible we are by nature children of wrath, in
other words, we are born slaves.
You say, “Now, wait
a minute, are you saying we're born sinners?”
No! We're not
born sinners, because you become a sinner when you sin. But we are
born with the effects of Adam's sin, and that's why we have to be born
again, right?
Did Jesus have to
be born again? No!
Notice Ephesians
2:1-3, “1And you He made alive, who were dead in
trespasses and sins, 2 in
which you once walked according to the course of this world, according
to the prince of the power of the air, the spirit who now works
in the sons of disobedience, 3 among whom also we all once conducted ourselves
in the lusts of our flesh, fulfilling the desires of the flesh and of the
mind, and were by…” what?
“…by nature children of wrath, just as the others…” So we are born slaves because we inherit a sinful nature from
whom? We
inherit a sinful nature from Adam that sins. And unless we receive a
new nature, there's no way that we can overcome evil.
And then of course
you have Psalm 51:5 where it says, David is speaking, this is his penitential
Psalm when he repents from his sin of adultery and from having Uriah the
Hittite killed. He says, “5 Behold, I was brought forth in
iniquity, and in sin my mother…” what? “…conceived me.” So how much hope does God's people have of delivering
themselves? Israel couldn’t deliver themselves, God's people could not deliver
themselves, they were slaves, how can a slave deliver himself? Can't,
unless there's some external help.
Sekarang
saya mau kalian menyimak bahwa menurut Alkitab kita sesuai kodrat adalah anak-anak yang dimurkai,
dengan kata lain kita dilahirkan
sebagai budak.
Kalian
berkata, “Tunggu sebentar, apakah Anda mengatakan kita ini dilahirkan berdosa?”
Tidak! Kita tidak dilahirkan berdosa,
karena kita menjadi seorang pendosa pada waktu kita berbuat dosa. Tetapi kita dilahirkan dengan dampak
dosa Adam, dan itulah mengapa kita harus dilahirkan kembali,
benar?
Apakah
Yesus harus dilahirkan kembali? Tidak!
Simak Efesus 2:1-3, “1 Dan
Dia telah menghidupkan kamu, yang dahulu sudah mati dalam pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosa, 2
di mana kamu dulu berjalan sesuai
haluan dunia ini, menurut pangeran yang menguasai angkasa, yaitu roh yang
sekarang sedang bekerja di antara anak-anak yang tidak menurut, 3 di antaranya juga
termasuk kami semua dahulu, yang berperilaku mengikuti hawa nafsu daging kami, memuaskan kehendak daging dan pikiran, dan secara…”
apa? “…secara alami adalah anak-anak yang dimurkai, sama seperti yang lain…” Jadi kita dilahirkan sebagai budak karena kita mewarisi kodrat yang
berdosa dari siapa? Kita mewarisi
kodrat berdosa dari Adam yang berdosa. Dan kecuali kita menerima
kodrat yang baru, tidak mungkin kita bisa mengalahkan kejahatan.
Kemudian tentu saja ada Mazmur 51:5 di mana
dikatakan, Daud yang sedang bicara, ini adalah mazmur penyesalannya ketika dia
bertobat dari dosa perzinahannya dan dari perintahnya yang mengakibatkan Uriah orang Het terbunuh.
Dia berkata, “5 Lihatlah, dalam kejahatan aku
diperanakkan, dalam dosa ibuku…” apa? “…mengandung aku…” Jadi harapan apa yang dimiliki umat
Allah untuk bisa menyelamatkan diri mereka sendiri? Israel tidak bisa
menyelamatkan diri mereka sendiri. Umat
Allah tidak bisa menyelamatkan diri mereka sendiri, mereka adalah budak.
Mana bisa seorang budak menyelamatkan dirinya sendiri? Tidak bisa, kecuali ada
bantuan dari luar.
Now were God's
people crying out for a deliverer to be born? Yes! This woman of Revelation 12,
what does the woman represent? She represents the church. So what is the church doing
with a Child in the womb? The church is crying out. Why is the church crying
out? The church is crying out for what? For a deliverer.
Notice Revelation
12:1-2, “1Now
a great sign appeared in heaven: a woman clothed with the sun, with the moon
under her feet, and on her head a garland of twelve stars. 2 Then being with child, she…” what? “…she cried out in labor and in pain to
give birth..” Was Israel crying out? Was the Old
Testament church crying out for deliverance? Absolutely! And so what happened
in the Old Testament? Did God hear the cries of Israel? Why did He hear the
cries of Israel? Because of the Covenant.
Was Israel crying
out when Jesus was about to come? Yes!
Did God intervene?
Yeah. Why? Because of the Covenant.
Nah,
apakah umat Allah sedang berseru minta agar seorang penyelamat dilahirkan? Ya! Perempuan yang di Wahyu 12 itu,
apa yang dilambangkan oleh perempuan itu? Dia melambangkan gereja. Jadi apa yang
dilakukan gereja dengan seorang Anak dalam rahimnya? Gereja sedang berseru.
Mengapa gereja berseru? Gereja berteriak minta apa? Minta seorang penyelamat.
Simak Wahyu 12:1-2, “1 Sekarang tampaklah suatu tanda besar di langit:
seorang perempuan berselubungkan matahari, dengan bulan di bawah kakinya dan di
atas kepalanya sebuah mahkota dari dua belas bintang. 2 Ia sedang
mengandung dan ia…” apa? “…berteriak dalam penderitaan dan kesakitan hendak melahirkan…”
apakah Israel berseru? Apakah gereja Perjanjian Lama berseru
minta diselamatkan? Tentu saja! Lalu apa yang terjadi di Perjanjian Lama?
Apakah Allah mendengar seruan Israel? Mengapa Allah mendengar jeritan Israel? Karena Perjanjian itu.
Apakah
Israel sedang menjerit ketika Yesus akan datang? Ya!
Apakah
Allah turun tangan? Ya! Mengapa? Karena Perjanjian itu.
Notice these
significant words in the Gospel of Luke 1:67-75, long passage but it has some significant
information. It says, “67 Now his father Zacharias…” that is John the Baptist’s
father “…was filled with the
Holy Spirit, and prophesied, saying: 68 ‘Blessed is the
Lord God of Israel, for He has visited and redeemed His people…” “redeem” is the word that has to do
with being delivered from bondage, right? “…69 and has raised up a horn of salvation for us in the
house of His servant David, 70 as He spoke by the mouth of His holy
prophets, who have been since
the world began…” when was the Covenant originally
made? Before the foundation of the world, folks. Verse 71, “…71 That we should be saved from…” whom? “…from our enemies…” I don't think Zacharias fully understood what enemies he was
talking about. Was Israel delivered from their enemies in Egypt? Yes! And here
Zacharias is saying that we should be saved from our enemies,
“…and from the hand of all who hate us, 72 To perform the mercy promised to our fathers and to…” what? Here’s the word, to what?
“…to remember His holy covenant…” why is Jesus going
to be sent? Because we're all good, because we deserve to be released from
bondage? No! It says, “…to remember His holy
covenant. 73 The oath which He swore
to our father Abraham: 74 To
grant us that we, being…” what? There's a word that refers back to the Exodus, that “…being delivered from the hand
of our enemies, might..” what?
“…serve Him without fear…” Did God have to
deliver Israel from Egypt in order for them to be able to serve Him? No man can
serve two masters. They had to be delivered from their first master to be able
to serve the second. And then it says in verse 75, “75 in holiness and righteousness before Him all the days of our
life.”
Simak kata-kata yang signifikan ini di Injil Lukas
1:67-75, bacaan yang panjang tetapi mengandung informasi yang penting.
Dikatakan, “67 Sekarang
ayahya, Zakharia…” ini
ayah Yohanes Pembaptis, “…dipenuhi oleh Roh Kudus, dan
bernubuat, katanya: 68 ‘Terpujilah Tuhan, Allah Israel, sebab Ia telah melawat dan menebus umatNya…” “menebus”
adalah kata yang berkaitan dengan melepaskan dari belenggu perbudakan, benar? “…69 dan telah
membangkitkan sebuah Tanduk keselamatan bagi kita dari rumah Daud, hamba-Nya,
70 --seperti yang telah difirmankan-Nya melalui
mulut nabi-nabi-Nya yang kudus sejak dunia
dijadikan…” kapankah
Perjanjian itu aslinya dibuat? Sebelum dunia dijadikan, Saudara-saudara. Ayat
71, “…71
agar kita terlepas dari…” siapa? “…dari musuh-musuh kita…” Saya rasa Zakharia tidak mengerti sepenuhnya
musuh-musuh mana yang dikatakannya. Apakah Israel sudah diselamatkan dari musuh-musuh mereka di
Mesir? Ya! Dan di sini Zakharia berkata bahwa kita harus diselamatkan dari
musuh-musuh kita, “…dan dari tangan semua orang yang membenci
kita, 72 untuk melaksanakan
rahmat yang dijanjikan kepada nenek moyang
kita dan untuk…” apa? Inilah kata itu, untuk apa? “…untuk mengingat perjanjian-Nya yang kudus…” mengapa Yesus akan dikirim? Karena kita
semuanya orang baik, karena kita layak dilepaskan dari belenggu perbudakan?
Tidak! Dikatakan, “…untuk mengingat perjanjian-Nya yang kudus, 73 yaitu sumpah
yang diucapkan-Nya kepada Abraham, bapa leluhur kita, 74 untuk mengaruniai kita, supaya kita, dengan…”
apa? Ada satu kata yang mengacu kembali ke eksodus, yaitu, “…dengan terlepas dari tangan musuh kita, bisa…” apa? “…melayani
Dia tanpa takut…” Apakah
Allah menyelamatkan Israel dari Mesir supaya mereka bisa melayani Dia? Tidak
ada yang bisa melayani dua majikan. Mereka harus dilepaskan dari majikan yang
pertama supaya bisa melayani majikan yang kedua. Lalu dikatakan di ayat 75, “…75 dalam
kekudusan dan kebenaran di hadapan-Nya seumur hidup kita.”
Was there a
specific time prophecy that indicated the year in which the Messiah would be crucified?
Absolutely! Daniel 9:27 says, “27 Then He shall
confirm a covenant with many for one week; but in the middle of
the week…” this is in the middle of the 70th week
“…He shall bring an end to sacrifice and offering…” did that literally take place? Remember, yesterday we read a
statement from Desire of Ages where the
knife fell from the hand of the priest, the lamb escaped? There was no lamb
sacrifice that day because the true Lamb, the true Passover Lamb, Jesus was
sacrificed on that day.
Apakah ada waktu nubuatan yang spesifik yang
mengindikasikan tahun Messias akan disalibkan? Benar sekali! Daniel 9:27
berkata, “27 lalu
Pangeran itu akan membuat suatu perjanjian
yang kuat dengan banyak orang selama satu kali tujuh masa. Pada pertengahan
tujuh masa itu…” ini
adalah pertengahan minggu yang ke-70, “…Ia akan menghentikan korban sembelihan dan
korban persembahan…” apakah ini terjadi secara literal?
Ingat, kemarin kita membaca pernyataan dari Desire of Ages
di mana pisau itu jatuh dari tangan si imam dan domba itu melarikan diri? Pada
hari itu tidak ada kurban karena Domba yang sejati, Domba Passah yang sejati,
Yesus, sudah dikurbankan hari itu.”
Was Jesus set apart
before He actually died as the Lamb? Absolutely! On Tuesday before the
crucifixion of Christ, is when Judas went and made arrangements with the priests
to sell Jesus. Interesting, we're
told there in Luke 22:1-5, “1 Now the Feast of Unleavened Bread drew near, which
is called Passover. 2 And the
chief priests and the scribes sought how they might kill Him, for they feared
the people. 3 Then Satan entered Judas,
surnamed Iscariot, who was numbered among the twelve. 4 So he went his way and
conferred with the chief priests and captains, how he might betray Him to
them. 5 And
they were glad, and agreed to give him money.”
In other words,
Jesus is set aside at this point to be what? Sacrificed.
You said, “Well, but Judas is doing it.” Yes, that's
true. Sometimes pagans, sometimes unbelievers, and people who are opposed to
the will of God, do some things that fulfill prophecy. Do you remember, for
example Caiaphas, he says that, “it's necessary for one man to die
and not the whole nation to perish”, was that a prophetic
statement? No! Caiaphas didn't exactly interpret what he was saying in the
correct manner, but was it true that it was necessary for one Man to die and not the whole nation to perish? In fact we're told
that he prophesied the death of Jesus at that point. Interestingly enough. Of
course he didn't understand fully the implications of what he was saying.
So was Jesus set
apart before He actually died? Absolutely!
Apakah
Yesus sudah dipisahkan sebelum Dia benar-benar mati sebagai Domba? Tepat
sekali! Pada hari Selasa
sebelum penyaliban Kristus, Yudas
pergi dan mengatur dengan imam-imam untuk menjual Yesus.
Menarik! Kita mendapat tahu di Lukas 22:1-5, “1 Hari raya Roti
Tidak Beragi, sudah dekat, yang disebut Passah. 2 Imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat mencari jalan
bagaimana mereka dapat membunuh Yesus, sebab mereka takut kepada orang banyak. 3
Lalu Setan merasuki Yudas, yang bermarga Iskariot, seorang dari kedua
belas murid itu. 4 Lalu
pergilah Yudas dan berunding dengan imam-imam
kepala dan kepala-kepala pengawal bagaimana ia bisa
mengkhianati Yesus kepada mereka. 5 Dan mereka gembira dan setuju memberinya uang…”
Dengan kata lain pada saat itu Yesus
sudah dipisahkan untuk apa? Untuk dikurbankan.
Kalian berkata, “Nah, tetapi yang
melakukannya Yudas.”
Ya, itu benar. Terkadang orang-orang
pagan, terkadang orang-orang tidak beriman, dan yang melawan kehendak Allah,
melakukan hal-hal yang menggenapi nubuatan. Ingatkah kalian, misalnya Kayafas,
dia berkata bahwa, “50 lebih menguntungkan … jika satu orang yang harus mati … daripada seluruh bangsa kita
ini yang harus binasa." (Yohanes 11:50) apakah
ini pernyataan nubuat? Tidak. Kayafas tidak menafsirkan apa yang dia katakan
secara benar, tetapi apakah memang benar satu Orang harus mati supaya seluruh
bangsa tidak binasa? Bahkan kita mendapat tahu bahwa pada saat itu dia
menubuatkan kematian Yesus. Cukup menarik. Tentu saja Kayafas tidak benar-benar
memahami implikasi dari apa yang dia katakan.
Jadi apakah Yesus sudah dipisahkan sebelum Dia benar-benar mati?
Tepat sekali.
Furthermore there's
another setting apart. Do you remember that Mary anointed the feet of Jesus
before He was actually sacrificed? Notice Mark 14:6-8 He's being set apart as
the Passover Lamb. “6 But Jesus said, ‘Let her alone. Why do you
trouble her? She has done a good work for Me…” speaking about Mary, “…7 For you have the poor with you
always, and whenever you wish you may do them good; but Me you do not have always…” And now notice why she anointed His feet. “…8 She has done what she could. She
has come beforehand to anoint My body for…” what? “…burial.
Was Jesus set apart before He actually died? He most certainly was.
Lebih jauh ada pemisahan yang lain. Apakah kalian
ingat bahwa Maria meminyaki kaki Yesus sebelum Dia benar-benar dikurbankan?
Simak Markus 14:6-8, Yesus sedang dipisahkan sebagai Domba Passah. “6 Tetapi Yesus berkata: ‘Biarkanlah dia. Mengapa kamu
menyusahkan dia? Ia telah melakukan suatu perbuatan yang baik pada-Ku…” berbicara tentang Maria. “…7 Karena orang-orang miskin selalu ada padamu, dan
kamu dapat menolong mereka kapan kamu
menghendakinya, tetapi Aku tidak akan selalu ada
padamu…” dan sekarang simak mengapa Maria mengurapi kaki Yesus. “…8 Ia telah melakukan apa yang dapat dilakukannya. Dia telah datang sebelumnya untuk meminyaki Tubuh-Ku
bagi…”
apa? “…penguburan.”
Apakah
Yesus dipisahkan sebelum Dia benar-benar mati? Tepat sekali.
Was Jesus sacrificed when He was a child? No!
Was He sacrificed when He was an old man? No!
He was sacrificed when He was in full
manhood, that's why the Passover lamb was not sacrificed
when the lamb was born or when the lamb was about to die. But when the
lamb reached maturity. Are you with me?
Apakah Yesus dikurbankan ketika
Dia seorang anak? Tidak!
Apakah
Dia dikurbankan ketika Dia seorang tua? Tidak!
Dia
dikurbankan pada waktu Dia
mencapai kedewasaan yang penuh. Itulah sebabnya mengapa domba Passah
tidak dikurbankan ketika
domba itu baru lahir atau ketika domba itu sudah tua menjelang kematiannya.
Tetapi ketika domba itu mencapai
kedewasaan. Apakah kalian paham?
Next point did Jesus have any blemish? Now in the Passover, the lamb
could have no physical blemish, but the fact that the lamb had no physical blemish
represents that Jesus would have no moral blemish. See, the type is never
as perfect as the anti-type. The anti-type goes far beyond, it’s spiritual, it's
much broader.
Notice several
texts where we're told that Jesus is that lamb without blemish.
1 Peter 1:18-20, “18 knowing that you were not redeemed
with corruptible things, like silver
or gold, from your aimless conduct received by
tradition from your fathers, 19 but with
the precious blood of Christ, as of a lamb without blemish and without
spot…” so what kind of lamb was Jesus? Without blemish and
without spot. Since when was He set apart as the Lamb? Actually not only when
Mary anointed His feet, and when Judas sold Him. It was actually before the
foundation of the world because we're told, “…20 He indeed was foreordained before the foundation of
the world, but was manifest in these last times for you.”
Poin
berikutnya, apakah Yesus punya noda? Nah
di Passah, dombanya tidak boleh punya noda fisik, tetapi fakta bahwa dombanya tidak punya noda fisik melambangkan
Yesus tidak punya noda moral. Lihat, tipenya selalu tidak
sesempurna anti-tipenya. Anti-tipenya jauh melampaui, itu spiritual, itu lebih
luas.
Simak
beberapa ayat di mana kita diberitahu bahwa Yesus adalah domba yang tanpa noda.
1 Petrus 1:18-20, “18
Sebab kamu tahu, bahwa kamu tidak ditebus dengan benda-benda yang fana seperti perak atau emas, dari
cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari tradisi nenek moyangmu, 19 melainkan dengan darah Kristus yang mahal, sebagaimana
seekor domba yang tanpa cela dan tanpa cacat…” jadi Yesus itu domba yang bagaimana?
Tanpa noda dan tanpa cacat. Sejak kapan Dia
sudah dipisahkan sebagai domba? Sesungguhnya bukan hanya ketika
Maria meminyaki kakiNya dan Yudas menjualNya. Sesungguhnya itu sebelum diciptakannya dunia,
karena dikatakan, “…20 sesungguhnya Ia sudah ditentukan sebelum dunia
dijadikan, namun dinyatakan pada akhir masa ini untuk kamu.”
He was also the
blameless Priest as we studied yesterday.
We're told in Hebrews 7:26, “26 For such a High Priest was
fitting for us, who is holy, harmless,
undefiled, separate from sinners, and has become higher than the heavens…”
And the unblemished
nature of Christ is explained in Hebrews 4:15, “ 15 For we do not have
a High Priest who cannot sympathize with our weaknesses, but was in
all points tempted
as we are, yet…” how?
“…yet without sin…” A lamb without
blemish.
Dia juga Imam yang tidak bernoda seperti yang kita
pelajari kemarin. Kita diberitahu Ibrani 7:26, “26 Sebab Imam Besar yang demikianlah yang cocok bagi kita: yaitu yang saleh, tanpa salah, tanpa noda, yang
terpisah dari orang-orang berdosa, dan telah
menjadi lebih tinggi daripada semua langit…”
Dan
kodrat Kristus yang tidak bernoda dijelaskan di Ibrani 4:15 “…15 Sebab kita bukan punya seorang Imam
Besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, melainkan yang dalam
segala hal dicobai sebagaimana kita dicobai,
namun…” apa? “…namun tanpa dosa…” Domba
yang tanpa noda.
And then of course
we have that beautiful Messianic prophecy in Isaiah 53 where we are told, “7 He was oppressed and He was
afflicted, yet He opened not His mouth; He was led as a…” what? “…as a lamb to the
slaughter, and as a sheep before its
shearers is…” what?
“…silent, so He opened not His mouth.”
Kemudian tentu saja kita punya nubuatan Messianik
yang indah di Yesaya 53 di mana kita diberitahu, “7 Dia ditindas dan Dia
disiksa, tetapi Dia tidak membuka mulutnya; Dia
dituntun seperti…” apa? “…seperti domba yang dibawa ke pembantaian; dan seperti domba di hadapan orang-orang yang menggunting bulunya itu…” apa? “…kelu, maka
Dia tidak membuka mulutnya.”
How many bones of Jesus
were broken? Now this is so significant. You remember when the soldier came to
the thieves, the thieves were still alive. So what did the soldier, the Roman
centurion do? He broke the legs of the thieves. But when he comes to Jesus he finds
that Jesus is already dead, which surprised him, by the way, because Jesus died
very quickly, and so he finds that Jesus is dead already, so what does he do? Instead of
breaking the bones of Jesus what does he do? He pierces a spear through the side of
Jesus and water mixed with blood comes out of His side. Probably that's
the reason why you have water and blood in the song “Rock of Ages cleft for me”
yeah? “Let the water and the blood”?
Berapa
tulang Yesus yang dipatahkan? Nah, ini begitu signifikan. Kalian ingat ketika prajurit
itu mendatangi kedua penyamun, mereka masih hidup, maka apa yang dilakukan prajurit
itu, prajurit Roma itu? Dia mematahkan kaki-kaki kedua penyamun. Tetapi ketika
dia mendatangi Yesus dia mendapatkan Yesus sudah mati, yang membuatnya heran
karena Yesus mati cepat sekali, maka dia mendapatkan Yesus sudah mati, jadi apa
yang dilakukannya? Sebagai gantinya
mematahkan tulang Yesus apa yang dilakukannya? Dia menikam sisi Yesus dengan
tombak, dan air bercampur darah keluar dari sisiNya. Kira-kira
itulah mengapa di lagu “Batu Zaman” dikatakan “Biarlah air dan darah”
Now I want you to
notice what we find in John 19:32-33, “ 32 Then the soldiers came
and broke the legs of the first and of the other who was crucified with
Him. 33 But
when they came to Jesus and saw that He was already dead, they did not…” what? “…break His legs.” And I didn't include there the fact that one of the Roman
soldiers took his spear and thrust it through the side of Jesus.
So just as the
Passover lamb’s bones were not broken, the bones of the true Lamb Jesus
Christ were not broken.
Sekarang saya mau kalian menyimak apa yang kita
temukan di Yohanes 19:32-33, “32 Lalu prajurit-prajurit datang dan mematahkan
kaki orang yang pertama dan kaki orang yang lain yang disalibkan bersama-sama
dengan Yesus; 33 tetapi ketika mereka sampai kepada Yesus dan
melihat bahwa Ia telah mati, mereka tidak…”
apa? “…mematahkan kaki-Nya…” Dan saya tidak memasukkan di sini
faktanya bahwa salah satu prajurit Roma mengambil tombaknya dan menikam sisi
Yesus.
Jadi
persis seperti domba Passah yang
tulangnya tidak dipatahkan, maka tulang Domba sejati Yesus
Kristus tidak dipatahkan.
Was the
sacrifice of Christ a substitutionary sacrifice, which means that He died
so that we don't have to die? Notice Isaiah 53:5-6 and these verses mention
specifically the sheep, He's taken as a sheep, as a lamb. It says in Isaiah 53:5,
“5 But He was wounded for…” what? “…for our
transgressions, He was bruised
for our iniquities; the chastisement for our peace was upon Him, and by His stripes we are healed. 6 All we like sheep have gone
astray; we have turned, every one, to his own way; and the Lord has laid on Him the iniquity
of us all.” So did Jesus die so that we would not
have to die? A substitutionary sacrifice? Absolutely!
Apakah kurban Kristus
suatu kurban pengganti, artinya Dia mati supaya kita tidak usah
mati? Simak Yesaya 53:5-6 dan ayat-ayat ini khususnya menyebutkan domba, Dia
dibawa seperti domba. Dikatakan di Yesaya 53:5, “5 Tetapi Dia dilukai karena…” apa? “…karena
pelanggaran-pelanggaran
kita, Dia dipukuli hingga memar karena kejahatan-kejahatan kita; hukuman demi pendamaian kita ditanggung olehNya, dan oleh
bilur-bilurnya kita disembuhkan. 6
Kita sekalian seperti domba yang tersesat,
masing-masing kita telah berbalik mengambil
jalannya sendiri, dan TUHAN telah menimpakan
kepadaNya kejahatan kita semua…” Jadi
apakah Yesus mati supaya kita tidak perlu mati? Suatu kurban pengganti? Tepat
sekali.
Now the question is, was there a specific time prophecy that told us when Jesus
was going to die, the specific day, the specific month, and the specific
hour? We studied that yesterday, remember? The 14th of Nisan, three o'clock in the
afternoon, is that exactly when Jesus died? Yes! Jesus died precisely at three o'clock
in the afternoon, the Bible says at the ninth hour, and we already read
that the priest had his knife in his hand, he was going to sacrifice the
Passover lamb and he did not because the true Lamb was about to die.
Sekarang
pertanyaannya ialah, apakah ada waktu
nubuatan yang spesifik yang mengatakan kapan Yesus akan mati, harinya, bulannya,
dan jamnya yang spesifik? Kita sudah mempelajari itu kemarin, ingat? Hari ke-14 Nisan,
pukul tiga sore, apakah itu jam yang tepat saat Yesus mati? Ya! Yesus mati tepat pukul tiga
sore, Alkitab menyebutnya pada jam ke-9, dan kita sudah membaca
bahwa imam itu dengan pisau di tangannya siap mengurbankan domba Passah, dan dia
tidak jadi karena Domba sejati akan segera mati.
Was it enough for
Jesus to die? We studied this yesterday. Was the death of Jesus extremely
important? Yes! Does the death of Jesus save every person who's ever lived? No!
Does it give provision for everybody who’s ever lived? Yes! But the blood
must be what? Must be applied.
Notice Romans 3:21-25 (ESV), “21 But now the righteousness
of God has been manifested apart from the law, although the law and the
prophets bear witness to it, 22 the
righteousness of God…” how? Oh, you have to believe, in
other words, “…the
righteousness of God through faith in Jesus Christ for…” whom? “…for
all who believe. For there is no distinction; 23 for all have sinned and fall short of the glory of
God, 24 and
are justified by His grace as a gift, through the redemption that is in Christ
Jesus, 25 whom
God put forward as a propitiation by His blood…” and now notice this “…to be
received…” how? “…to be received by faith…”
Apakah
sudah cukup Yesus mati? Kita sudah mempelajari ini kemarin. Apakah kematian
Yesus sangat penting? Ya! Apakah kematian Yesus menyelamatkan setiap manusia
yang pernah hidup? Tidak! Apakah itu memberi sarana bagi setiap orang yang
pernah hidup? Ya! Tetapi darah
itu harus diapakan? Harus
di aplikasikan.
Simak Roma 3:21-25 (ESV yang diindonesiakan), 21 Tetapi sekarang, kebenaran
Allah telah dinyatakan di luar Hukum, walaupun Kitab Taurat dan Kitab-kitab para nabi
memberi kesaksian tentang itu, 22
kebenaran Allah…” bagaimana?
Oh, kita harus percaya, dengan kata lain, “…kebenaran Allah melalui iman dalam Yesus Kristus bagi…” siapa? “…semua orang yang percaya, karena tidak ada perbedaan.23 Karena semua orang telah berbuat dosa dan gagal mencapai
kemuliaan Allah. 24dan dibenarkan oleh kasih karuniaNya
sebagai pemberian, melalui penebusan dalam
Kristus Yesus. 25 yang telah diajukan Allah sebagai pendamaian oleh darah-Nya…” dan sekarang simak ini, “…untuk diterima…” bagaimana? “…untuk diterima dengan iman…”
Was it enough for the Passover lamb to die? No! What had
to happen? The blood needed to be what? Applied. What does it mean to apply
the blood? It means to believe, and to trust in Jesus personally
and individually.
You remember that the blood was applied with what? With
hyssop. And we read from Psalm 51:7 where David is pleading before God for God
to forgive his terrible sin of adultery
and basically murder, because he had Uriah the Hittite killed. And what is
David saying? He's saying, “Purify me with…” what?
“…purify me with hyssop.”(KJV). Let me ask you the blood of Jesus
does it cleanse us and purify us?
Notice 1John 1:7, “7 But if we walk in the light
as He is in the light, we have fellowship with one another, and the blood
of Jesus Christ His Son cleanses us from all sin.”
Are you catching a glimpse of what the Passover is all
about?
Apakah cukup domba Passah itu
mati? Tidak! Apa yang harus terjadi? Darahnya harus diapakan? Diaplikasikan.
Apa maksudnya mengaplikasikan
darah itu? Artinya
mengimani, dan mempercayai Yesus secara pribadi dan individu.
Kalian ingat bahwa darah itu diaplikasikan dengan
apa? Dengan hisop. Dan kita sudah membaca dari Mazmur 51:7 di mana Daud memohon
kepada Allah agar Allah mengampuni dosanya yang mengerikan, dosa perzinahannya
dan praktis pembunuhan karena dia mengakibatkan Uriah orang Het itu terbunuh.
Dan apa kata Daud? Dia mengatakan, “7 Bersihkanlah
aku dari dosaku dengan…” apa? “…Bersihkanlah aku dari
dosaku dengan hisop…” Coba
saya tanya apakah darah Yesus membersihkan dan memurnikan kita?
Simak
1 Yohanes 1:7, “7 Tetapi jika kita hidup di dalam terang sama seperti Dia ada di dalam
terang, kita bersekutu seorang dengan yang
lain, dan darah Yesus Kristus, Anak-Nya itu,
menyucikan kita dari segala dosa.”
Apakah
kalian menangkap sekilas sebetulnya apa makna Passah ini?
Now is it enough simply to apply the blood? Is that enough
simply to believe in Jesus, to trust in Jesus? No! What must we do? We must eat
His flesh. What happens when you eat His flesh? He becomes part of you,
right? He's in you.
You say, “Pastor, you're saying we're supposed to eat the
flesh of Jesus?”
No! Not really! How do we eat the flesh of Jesus? We eat His
flesh through a study of His Word, it means to assimilate His Word.
So there are three points here:
1.
the death of the Lamb
2.
the application of the blood
3.
the assimilation of His flesh
which means assimilating Him through a study of His Word.
Nah, apakah cukup semata-mata
mengaplikasikan darah itu? Apakah cukup semata-mata beriman dalam Yesus,
mempercayai Yesus? Tidak! Apa yang harus kita lakukan? Kita harus makan dagingNya. Apa yang
terjadi bila kita makan dagingNya? Dia menjadi bagian kita, benar? Dia ada
dalam kita.
Kalian berkata, “Pastor, Anda
mengatakan kita harus makan daging Yesus?”
Tidak! Bukan begitu! Bagaimana
kita memakan daging Yesus? Kita
makan dagingNya dengan mempelajari FirmanNya, itu artinya
mengasimilasikan FirmanNya.
Jadi ada tiga poin di sini:
1. Kematian Domba itu.
2. Mengaplikasikan darahNya.
3. Mengasimilasikan dagingNya,
yang berarti mengasimilasikan Dia melalui
mempelajari FirmanNya.
Let's go to John chapter 6, just for a moment, John
chapter 6 because the Roman Catholic Church takes, you know, what Jesus said, “He
who does not eat the flesh and drink the blood of the Son of man has no life in
him”, so they say, “See, in the
Eucharist (which we call communion) you know, the priest is really drinking the
blood of Jesus, and the people when they eat the hosts they're really eating
the flesh of Jesus”, because they literally take what Jesus said eating His
flesh and drinking His blood. But Jesus
explained what He meant. Notice John 6:63, “ 63 It is the
Spirit who gives life; the flesh profits
nothing…” that is eating My flesh is
not going to do you any good, “…The words that I
speak to you are spirit, and they are…”
what?
“…life.”
How do we assimilate the flesh of Jesus? We assimilate the
flesh of Jesus through a study of what? Of His word. Notice John 6:53 and then
verse 54, and we just read 63, but let's read verse 53 and 54. “53 Then Jesus said to them, ‘Most assuredly, I say to you,
unless you eat the flesh of the Son of Man and drink His blood, you
have no life in you. 54 Whoever eats My flesh and drinks
My blood has eternal life, and I will raise him up at the last day.’…” and then of course you have verse 63 where we are told what it
means to eat His flesh, it means to assimilate Jesus Christ through a study of
His Holy Word.
Mari kita ke Yohanes pasal 6 sebentar, Yohanes
pasal 6, karena gereja Roma Katolik menganggap apa yang dikatakan Yesus, “Yang
tidak makan daging dan minum darah Anak Manusia tidak mempunyai hidup dalamnya.”
(ayat 53), maka mereka berkata, “Lihat, di dalam Ekaristi (yang kita sebut
Perjamuan Kudus) kalian tahu, imam itu benar-benar minum darah Yesus dan umat
ketika mereka makan roti hosti, mereka benar-benar makan daging Yesus” karena
mereka menerima apa yang dikatakan Yesus tentang makan dagingNya dan minum
darahNya secara literal. Tetapi Yesus sudah menjelaskan apa yang dimaksudnya.
Simak Yohanes 6:63, “63 Rohlah yang
memberi hidup, daging sama sekali tidak berguna…” yaitu
makan dagingKu tidak akan bermanfaat apa-apa bagimu. “…Perkataan-perkataan yang
Kukatakan kepadamu adalah Roh, dan mereka adalah…” apa? “…hidup…”
Bagaimana
kita mengasimilasikan daging Yesus? Kita mengasimilasikan daging Yesus dengan
mempelajari apa? FirmanNya. Simak Yohanes 6:54 dan 54, kita baru saja membaca
ayat 63, maka mari kita baca ayat 53 dan
54, “…53 Maka kata Yesus kepada mereka,
‘Aku berkata kepadamu sungguh-sungguh, kecuali kamu makan daging Anak Manusia dan
minum darah-Nya, kamu tidak mempunyai hidup di dalam dirimu. 54
Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia mempunyai hidup yang kekal
dan Aku akan membangkitkan dia pada akhir zaman.’…” Kemudian tentu saja ada ayat 63 di mana
kita diberitahu apa artinya makan
dagingNya, itu artinya mengasimilasikan Yesus dengan mempelajari FirmanNya yang
kudus.
Now let me ask you was the experience of Jesus on the cross a
bitter experience? What was Israel supposed to eat? They were supposed
to eat bitter
herbs, right? Did Jesus drink something bitter when He was on the
cross? He most certainly did. We find in Psalm 69:21, “21 They also gave me gall for my
food, and for my thirst they gave me
vinegar to drink.” And of course the fulfillment is in
Matthew 27:34 where it says there quoting Psalm 69, “ 34 they gave Him sour wine mingled with gall to
drink. But when He had tasted it, He
would not…” what?
“…He would not drink.”
Nah, coba saya tanya apakah pengalaman Yesus di salib suatu pengalaman yang pahit?
Apa yang harus dimakan orang Israel?
Mereka harus makan sayuran pahit,
benar? Apakah Yesus minum sesuatu yang pahit ketika Dia di salib? Tentu saja.
Kita temukan di Mazmur 69:21, “21 Mereka juga memberi
Aku makan racun, dan untuk haus-Ku, mereka
memberi Aku cuka anggur untuk diminum…” Dan
tentu saja penggenapannya ada di Matius 27:34 di mana dikatakan di sana,
mengutip dari Mazmur 69, “…34 mereka memberi Dia minum
anggur asam bercampur empedu. Tetapi ketika Ia mengecapnya, Ia tidak mau…” apa? “…Ia tidak mau meminumnya.”
Now at the Passover the people were not supposed to have
any leaven in their houses. They were not supposed to eat unleavened (should be
leavened) bread, why? Because the Apostle Paul tells us that leaven
represents what? Sin. Did Jesus the Passover Lamb have any sin? He had no sin.
He was the Unleavened Bread, by the way. Notice 1 Corinthians 5:7-8, the
Apostle Paul writes, “ 7 Therefore purge
out the old leaven, that you may be a new lump, since you truly are unleavened.
For indeed Christ, our Passover, was sacrificed for us. 8 Therefore let us
keep the feast, not with old leaven, nor with the leaven of malice
and wickedness, but with the unleavened bread of…” what?
“…sincerity and truth.” Sincerity and truth
would be the opposite of what? Of malice and wickedness.
So what does leaven represent? In general terms leaven
represents sin.
The reason why leaven was
supposed to be taken all out of the households and leaven was not to be
in the bread is because leaven is the symbol of sin and Jesus in His body and
in His mind had no what? Had no sin.
Nah, saat Passah, umat tidak boleh punya ragi
sedikit pun di rumah mereka. Mereka tidak boleh makan roti yang beragi, mengapa?
Karena rasul Paulus mengatakan kepada kita bahwa ragi melambangkan apa? Dosa.
Yesus, Domba Passah tidak punya apa? Tidak punya dosa. Dialah Roti Tidak Beragi
itu. Simak 1 Korintus 5:7-8, rasul Paulus menulis, “7Maka buanglah ragi yang lama itu,
supaya kamu menjadi adonan yang baru, sebab kamu benar-benar
telah dibersihkan dari ragi. Karena
sesungguhnya Kristus, Domba Passah kita telah
dikurbankan untuk kita. 8 Karena
itu marilah kita pelihara perayaannya bukan
dengan ragi yang lama, maupun dengan ragi kebencian dan kejahatan, tetapi dengan roti yang tidak beragi…” apa itu? “…yaitu ketulusan dan kebenaran…” Ketulusan dan kebenaran adalah lawan dari
apa? Kebencian dan kejahatan.
Jadi
ragi melambangkan apa? Dalam arti umum, ragi melambangkan dosa.
Alasan mengapa ragi harus
disingkirkan dari semua rumahtangga dan ragi tidak boleh ada di dalam roti
ialah karena ragi adalah simbol dosa dan Yesus dalam tubuhNya dan pikiranNya
tidak ada apa? Tidak ada dosa.
Do you remember that the Passover lamb was supposed to be roasted
how? Whole.
How much of a sacrifice was the sacrifice of Jesus? It was a whole,
complete, and total sacrifice. I have this statement from Ellen White
included in the syllabus, which is very significant. Do you know that Jesus was
willing to risk eternal separation from His Father to save us? So how much was His sacrifice? It
was entire, whole, complete, sacrifice. It says there in Desire Ages page 49, “God permitted His Son to come, a helpless Babe, subject to the weakness of humanity. He
permitted Him to meet life’s peril in common with every human soul, to fight the battle as every child of humanity must fight it,
at the risk of failure and eternal loss.”
And by the way in the garden of Gethsemane that's exactly
what the Devil told Jesus. He said, “If You go through with this, You'll never
see Your Father's face again. And look how many people have accepted what
You're doing, Your disciples fled, the people that You came to, hate You.
Nobody's with You. Even Your Father appears to be gone. Your Father's not
talking to You. Leave while You can.”
Read the chapter Gethsemane. It's an amazing chapter.
And yet Jesus said to Himself, “I am willing to give My
life at the risk of eternal separation from My Father.” How much of a sacrifice was that? That was a
whole or entire sacrifice of the Passover Lamb, so to speak.
Apakah kalian ingat bahwa domba Passah harus dibakar
bagaimana? Utuh.
Seberapa besarkah pengorbanan Yesus? Itu adalah pengorbanan yang utuh,
lengkap, total. Ada pernyataan ini dari Ellen White yang sangat signifikan, termasuk
di dalam silabus. Tahukah kalian bahwa Yesus rela
mempertaruhkan perpisahan kekal dari BapaNya demi menyelamatkan kita? Seberapa
besarkah pengorbananNya? Itu adalah pengorbanan yang menyeluruh, utuh, lengkap.
Dikatakan di Desire of Ages hal. 49 di sana,
“…Allah mengizinkan AnakNya untuk datang sebagai Bayi yang tidak berdaya,
tunduk kepada kelemahan kemanusiaan. Dia mengizinkan AnakNya untuk berhadapan
dengan bahaya kehidupan layaknya setiap manusia, untuk berperang dalam
pertempuran sebagaimana yang harus dilakukan setiap anak manusia, dengan
taruhan mengalami kegagalan dan kekalahan kekal…”
Dan
ketahuilah, di taman Getsemani persis itulah yang dikatakan Iblis kepada Yesus.
Kata Iblis, “Jika Engkau meneruskan ini, Engkau tidak pernah akan melihat wajah
BapaMu lagi. Dan lihatlah berapa banyak manusia yang menerima apa yang Engkau
lakukan, murid-muridMu lari, orang-orang yang Engkau datangi, membenciMu. Tidak
ada siapa pun yang bersamaMu. Bahkan BapaMu sepertinya juga hilang, BapaMu
tidak mau bicara padaMu. Pergilah selagi masih bisa.” Bacalah bab di Getsemani,
itu adalah bab yang mengagumkan.
Namun Yesus
berkata kepada DiriNya sendiri, “Aku rela memberikan hidupKu dengan taruhan
perpisahan kekal dari BapaKu.” Seberapa besarnyakah pengorbanan itu? Itu adalah
pengorbanan Domba Passah yang menyeluruh
atau total, katakanlah begitu.
Now let's take the last portion of this in the last 10 minutes
that we have of this session. Matthew 26:26 states that Jesus instituted the Lord's
Supper on Thursday evening. Ellen White wrote that communion takes the
place ~ we're going to read the statements in a few moments ~ of the Passover meal. However, the
question is this, how could the type meet anti-type of the sacrifice of the lamb on
Thursday evening, if Jesus died on Friday afternoon? Are you
understanding my question?
The simple fact is, that Jesus celebrated the Passover the night
before the Passover, because He could not celebrate it while He was on
the cross. Really? Jesus did celebrate the Passover, and He did it early for practical purposes.
Now the Lord's Supper takes the place of the Passover,
folks. The Bible is explicit on this and the Spirit of Prophecy is also very
explicit. Let me read you these statements from the Spirit of Prophecy which
make it absolutely clear.
Nah, mari kita lihat bagian
terakhir dalam 10 menit terakhir kita di sesi ini. Matius 26:26 menyatakan
bahwa Yesus melembagakan Perjamuan
Kudus pada Kamis malam (= malam Jumat). Ellen White menulis
bahwa Perjamuan Kudus menggantikan
tempat ~ sebentar lagi kita akan membacakan
pernyataan-pernyataan itu ~ makanan
Passah. Namun pertanyaannya ialah, bagaimana mungkin tipe bertemu dengan anti-tipe dari
kurban domba itu pada Kamis malam jika Yesus mati Jumat siang?
Apakah kalian paham pertanyaan saya?
Faktanya yang sederhana ialah, Yesus merayakan Passah pada
malam sebelum Passah karena Dia tidak bisa merayakannya selagi
Dia berada di atas salib. Sungguh? Yesus benar-benar merayakan Passah dan Dia
merayakannya lebih dini demi
praktisnya.
Nah, Perjamuan Kudus menggantikan tempat Passah,
Saudara-saudara. Alkitab sangat eksplisit tentang ini dan Roh Nubuat juga
sangat eksplisit tentang ini. Izinkan saya membacakan pernyataan-pernyataan ini
dari Roh Nubuat yang membuatnya sangat jelas.
This one is from Desire of
Ages page 652, “Christ was standing at the point of transition between two economies
and
their two great festivals. He, the
spotless Lamb of God, was about to present Himself as a sin offering, that He would thus
bring to an end…” what? “…the system of types and ceremonies that for
four
thousand years had pointed to His death…”
so what was Jesus going to bring to an end? The system of types
and ceremonies. “…As He ate the Passover with His disciples, He
instituted…” what? “…in its place…”
now what part of “in its place” don't we understand? “…He instituted in its place the service that was
to
be the memorial of His great sacrifice….” what was the prophetic announcement of His great
sacrifice in the Old Testament? The Passover. What is the
memorial of His great sacrifice now? The Lord's Supper. So notice, once again I'll go back a little bit,
“…He, the spotless Lamb of God, was about to present Himself as a sin offering, that He would thus bring to an end the system of types and ceremonies that for four thousand years had pointed to His death.
As He ate the Passover with His disciples, He
instituted in its place
the
service that was to be the memorial of His great sacrifice. The national festival of the Jews
was to pass away forever. The service, which Christ established,
was
to be observed by His followers in all lands and through all ages.”
Must we still celebrate the Passover? I don't know how you
can read this and say that you still have to.
Yang ini dari Desire of
Ages hal. 652,
“…Kristus sedang berdiri di titik transisi antara dua masa dan antara kedua
perayaan besarnya. Dia, Domba Allah yang tidak bernoda akan segera
mempersembahkan DiriNya sebagai kurban untuk dosa, dengan demikian Dia akan mengakhiri…” apa? “…sistem
tipe dan upacara-upacara yang selama 4000 tahun menunjuk kepada kematianNya…” Jadi apa yang akan diakhiri Yesus? Sistem tipe-tipe
dan upacara-upacara. “…Sementara Dia makan Passah itu
bersama murid-muridNya, Dia melembagakan…”
apa? “…sebagai penggantinya…” nah, bagian mana dari “sebagai penggantinya” yang
tidak kita pahami? “…Dia
melembagakan sebagai penggantinya pelayanan yang akan menjadi peringatan dari
pengorbananNya yang besar…” Nubuatan apa yang mengumumkan tentang pengorbananNya yang
besar? Passah. Apa yang menjadi Peringatan akan pengorbananNya yang besar? Perjamuan
Kudus. Jadi simak, sekali lagi saya mundur sedikit,
“…Dia, Domba Allah yang tidak bernoda akan segera mempersembahkan DiriNya
sebagai kurban untuk dosa, dengan demikian Dia akan mengakhiri sistem tipe dan
upacara-upacara yang selama 4000 tahun menunjuk kepada kematianNya. Sementara
Dia makan Passah itu bersama murid-muridNya, Dia melembagakan sebagai
penggantinya pelayanan yang akan menjadi peringatan dari pengorbananNya yang
besar. Perayaan nasional Yahudi akan segera
berlalu untuk selama-lamanya. Pelayanan yang ditetapkan Kristus itulah yang
harus dipelihara oleh pengikut-pengikutNya di semua negara dan di segala zaman.”
Haruskah kita masih merayakan Passah? Saya tidak tahu bagaimana kita
bisa membaca ini dan mengatakan bahwa kita masih tetap harus.
Let me just read two or three other statements. This is Desire of Ages page 652 and 653, the first
paragraph is a repetition of what we just read, so let's read the following paragraph, “The Passover was ordained as a commemoration of the deliverance of Israel from Egyptian bondage. God had directed that, year by year, as the children should ask the meaning of this ordinance, the history should be repeated…”
by the way if we keep the Passover can we keep the Passover as a
commemoration of the Exodus? Were you a slave in Egypt, huh? To sin, yeah, to
sin, but can we technically say to our children, “I was a slave in Egypt”? No!
But through the Lord's Supper can we say, “I was a slave to sin and Jesus
delivered me”? Yes! She continues writing,
“…Thus, the wonderful deliverance was to be kept fresh
in the minds of all. The ordinance of the
Lord's Supper was given to commemorate the great
deliverance wrought out as the result of the death of Christ. Until He shall come the second time in power and glory, this
ordinance is to be celebrated. It is the means by which His great work
for us is to be kept…” what? “…fresh in our minds…”
How was the future deliverer kept fresh in the minds of the
Jews? By the Passover. What keeps the coming of Christ fresh in our minds, and
the fact that He was delivered for our sins? The Lord's Supper, that's right.
She continues writing, “…At the
time of their deliverance from Egypt, the children of Israel ate
the
Passover supper standing, with
their loins girded, and with their staves in their hands, ready for their journey. The
manner
in which they celebrated this ordinance
harmonized with
their condition;
for they were about to be
thrust out of the
land of Egypt, and were to begin a painful and difficult
journey
through the wilderness…” So they couldn't be reposed, they had to be
what? They had to be standing up and ready to
go. But now notice the contrast.
“…However, in Christ's
time the condition of
things had changed. They were
not
now about to be thrust out of a strange country,
but were dwellers in their own land. In harmony with the rest that had been given them, the people then partook of the Passover supper…”
how? Interesting! “…in a reclining position. Couches were placed about the table, and the guests lay upon them, resting upon the left arm, and having the right hand free for use in eating. In
this
position a guest could lay his head
upon the breast of the one who sat next above him. In
addition, the
feet, being at the outer edge
of
the couch,
could be washed by one passing around
the
outside of the circle. Christ is still at the table on which the paschal supper has been spread.
The
unleavened cakes used at the Passover season are before Him…”
what are those cakes now?
It's the communion bread, right? She continues in “…The Passover wine,
untouched by fermentation, is on the table…”
what is the wine? It's the grape juice, right? That we serve at
communion. “…These emblems Christ
employs to represent His own unblemished sacrifice. Nothing corrupted by fermentation, the symbol of sin and death, could
represent the ‘Lamb without blemish and without spot’…”
Izinkan saya membacakan dua-tiga pernyataan yang
lain. Ini Desire of Ages hal. 652 dan 653, paragraf pertama adalah pengulangan dari apa yang
baru kita baca, jadi mari kita baca
paragraf berikutnya,
“…Passah ditetapkan Allah sebagai peringatan diselamatkannya bangsa
Israel dari perbudakan Mesir. Allah sudah menetapkan bahwa dari tahun ke tahun,
bilamana anak-anak menanyakan makna dari ketetapan ini, sejarahnya harus
diceritakan lagi…” nah, andai
kita pelihara Passah, bisakah kita memelihara Passah sebagai peringatan eksodus
(keluarnya bangsa Israel dari Mesir)? Apakah kita budak di Mesir? Huh? Budak
dosa iya, budak dosa. Tapi bisakah kita bilang secara teknis kepada anak-anak
kita, “Saya seorang budak di Mesir”? Tidak!
Tetapi melalui Perjamuan Kudus bisakah kita berkata, “Saya seorang budak
dosa dan Yesus telah menyelamatkan saya”? Ya! Ellen White melanjutkan menulis,
“…Dengan demikian, penyelamatan yang mengagumkan harus selalu segar di dalam
ingatan semua. Ketetapan Perjamuan Kudus diberikan untuk memperingati
penyelamatan besar yang diperoleh sebagai akibat kematian Kristus. Hingga Dia
akan datang kedua kalinya dalam kuasa dan kemuliaan, ketetapan ini harus
dirayakan. Inilah sarana dengan mana pekerjaanNya yang agung bagi kita
dipelihara…” apa? “…tetap segar dalam ingatan kita…” Melalui apa penyelamat masa depan bisa tetap segar
dalam ingatan orang-orang Yahudi? Melalui Passah. Apa yang membuat kedatangan
Kristus selalu segar dalam ingatan kita, dan faktanya bahwa Dia telah
diserahkan karena dosa-dosa kita? Perjamuan Kudus, betul sekali. Ellen White
melanjutkan menulis, “…Pada waktu mereka diselamatkan dari
Mesir, bangsa Israel makan jamuan Passah sambil berdiri dengan pinggang
terikat, dan dengan tongkat di tangan mereka, siap untuk menempuh perjalanan
mereka. Sikap di mana mereka merayakan ketetapan itu serasi dengan kondisi
mereka, karena mereka akan segera dilemparkan keluar dari tanah Mesir dan akan memulai
suatu perjalanan yang sulit dan penuh penderitaan melalui padang gurun…” sehingga mereka tidak bisa santai, mereka harus
bagaimana? Mereka harus berdiri dan siap untuk melangkah. Tetapi sekarang simak
kontrasnya. “…Namun, di zaman
Kristus, kondisi sudah berubah. Mereka tidak lagi akan dilemparkan keluar ke
suatu tempat yang asing, melainkan mereka adalah penduduk di tanah mereka
sendiri. Seiring dengan perhentian yang telah diberikan kepada mereka, maka
orang-orang mengambil bagian dalam jamuan Passah…” bagaimana? Menarik! “…dalam
posisi setengah berbaring. Bantal-bantal tempat duduk ditempatkan mengelilingi
meja, dan para tamu setengah berbaring di atasnya, dengan tangan kiri
bertelekan, dan tangan kanannya bebas untuk dipakai makan. Dalam posisi begini
seorang tamu bisa menyandarkan kepalanya di dada orang di sebelahnya yang duduk
sebelum dia. Juga kakinya yang terletak di bagian luar tepi tempat duduk, bisa
dibasuh oleh orang yang lewat mengitari bagian luar lingkaran itu. Kristus
masih ada di meja di atas mana tersaji makan malam Passah. Kue-kue tidak beragi
yang dipakai di musim Passah ada di hadapanNya…” Zaman sekarang kue-kue ini apa? Itulah roti
perjamuan, benar? Ellen White melanjutkan, “…Anggur Passah yang tidak tersentuh
fermentasi, ada di atas meja…” anggur ini
apa? Itulah sari buah anggur, benar? Yang kita sajikan saat Perjamuan Kudus. “…Lambang-lambang ini dipakai Kristus untuk
mewakili kurbanNya sendiri yang tanpa noda. Tidak ada yang ternoda oleh
fermentasi, simbol dari dosa dan kematian, boleh melambangkan ‘Domba yang tanpa cacat dan tanpa cela’
(1 Petrus 1:19)…”
So we've covered the Passover. Isn't it an interesting
Feast? Must
we still celebrate the Passover? No! What do we celebrate in its place? We
have the
communion service, we drink grape juice unfermented. You know and I
find it somewhat contradictory, the Christian world, you know, they will use unleavened
bread but they will use fermented wine. Let me ask you, does leaven ferment the
dough? Yes! Leaven ferments, doesn't it? Does fermented bread spoil faster, I
mean leavened bread spoil faster than unleavened bread? Yeah, unleavened bread
can get hard and can get old, right? But leavened bread can get moldy, can’t
it? And it spoils a lot quicker. And so in the case of the Passover, we're
supposed to partake of unleavened bread because leaven corrupts. So why would
it be any different with the grape juice that we drink? Why would we use grape
juice that is fermented to represent the blood of Jesus that had no sin? The grape
juice should have no fermentation and the bread should have no fermentation.
And that's the reason why the Seventh-Day Adventist Church uses unfermented
grape juice, and we use also unleavened bread, although unfortunately in some
churches, I was in one place, an
Adventist Church, believe it or not, where they use Saltines and Pepsi for ~
and you're probably not going to believe what I'm saying, but I'm telling you the truth, because these days
nothing is considered sacred anymore. You know we say, “Ah yeah, I'll do it my
way.” You know like Frank Sinatra, you know, “I did it my way”, I don't have to
do it the way the Lord says. Well, then God's going to have to ask Nadab and
Abihu for forgiveness. He's going to have to ask have to ask Uzzah, “Forgive Me
for what I did to you, Uzzah, for touching the Ark of the Covenant.” God is
serious, when He says that we're supposed to do things in a certain way He
expects us to do those things in that certain way. He lays down the rules, we
don't lay down the rules. We are not called upon to create rules, we are called
upon to strictly obey what God has said in His holy Word.
Jadi kita sudah membahas Passah.
Bukankah itu Perayaan yang menarik? Haruskah
kita tetap merayakan Passah? Tidak! Apa yang kita rayakan sebagai gantinya? Kita memiliki
Perjamuan Kudus, kita minum sari anggur yang tidak difermentasi.
Kalian tahu, dan menurut saya ini rada kontradiktif, dunia Kristen mereka
memakai roti tidak beragi tetapi mereka memakai anggur yang difermentasi. Coba
saya tanya, apakah ragi membuat adonan berfermentasi? Ya! Ragi memfermentasi,
bukan? Apakah roti beragi lebih cepat rusak, maksud saya roti beragi lebih
cepat rusak daripada roti tidak beragi? Iya, roti tidak beragi bisa mengeras
dan menjadi tua, benar? Tetapi roti yang beragi bisa keluar jamur, kan? Dan itu
lebih cepat rusaknya. Maka dalam hal Passah, kita harus mengambil bagian dengan
roti tidak beragi karena ragi merusak. Kalau begitu apa bedanya dengan air
anggur yang kita minum? Mengapa kita memakai sari anggur yang terfermentasi
untuk melambangkan darah Yesus yang tidak ada dosanya?
Sari anggur itu seharusnya juga tanpa
fermentasi dan rotinya juga tanpa fermentasi. Dan itulah sebabnya mengapa MAHK memakai sari
anggur yang tidak difermentasi dan juga kita memakai roti yang tidak beragi,
walaupun sayangnya di beberapa gereja ~ saya pernah berada di satu tempat, di
gereja Advent, dan boleh percaya atau tidak, mereka menggunakan saltine (kabin
asin) dan Pepsi untuk itu ~ dan kalian mungkin tidak percaya apa yang saya
katakan, tetapi yang saya katakan itu yang sebenarnya, karena dewasa ini tidak
ada lagi yang dianggap sakral. Kalian tahu kita berkata, “Ah, ya, aku akan melakukannya
menurut caraku sendiri”, kalian tahu seperti Frank Sinatra, “I did it
my way”, aku tidak perlu melakukannya
menurut cara yang dikatakan Tuhan. Nah, berarti Tuhan harus minta maaf kepada
Nadab dan Abihu. Tuhan harus minta maaf kepada Uza, “Maafkan Aku untuk apa yang
telah Aku lakukan padamu, Uza, karena kamu sudah menyentuh Tabut Perjanjian.”
Allah itu tidak main-main, ketika Allah berkata kita harus melakukan hal-hal
menurut cara tertentu, Dia mau kita melakukan hal-hal itu dengan cara tertentu
tersebut. Dia yang menentukan peraturannya, kita tidak menentukan peraturan.
Kita tidak ditentukan untuk menciptakan peraturan, kita ditentukan untuk
mematuhi dengan ketat apa yang dikatakan Allah di FirmanNya yang kudus.
In our next class we will study the Feast of Unleavened Bread.
Dalam kelas kita berkutnya kita
akan mempelajari Perayaan Roti Tidak Beragi.
17 06 21
No comments:
Post a Comment