FROM
THE CLOSE OF PROBATION TO THE NEW EARTH
Part 04/24 - Stephen Bohr
THREE PERSPECTIVES OF THE LAST
THREE PLAGUES
https://www.youtube.com/watch?v=dLw9TfaLZgg
Dibuka
dengan doa
PERSPEKTIF
# 1
Okay.
Perspective # 1 on
the Last Three Plagues is of course in Revelation 16:10-21. There you have a
description of the Last Three Plagues in the Bible, so let's read Revelation 16:10-11
where PLAGUE #
5 is described. It says there at the bottom
of the page, “10 Then the Fifth
angel poured out his bowl…” now there are certain elements that we want to underline “…on the throne of the Beast…” so (1) throne and (2) Beast “…and his kingdom became full of darkness…” so throne, Beast, (3) darkness “… and they (4) gnawed their
tongues because of the pain….” so you find the effect of the First Plague which was
sores is still there under the Fifth Plague, so that shows that they're
cumulative. And what did the people do?
How did they react? “…11 They blasphemed the God of
heaven because of their pains and their sores, and did not repent of their
deeds.”
PERSPEKTIF # 1
Baiklah.
Perspektif # 1 tentang Tiga Malapetaka Terakhir tentu saja
ada di Wahyu 16:10-21. Di sana terdapat deskripsi Tiga Malapetaka Terakhir di
Alkitab, jadi mari kita baca Wahyu
16:10-11 di mana MALAPETAKA # 5 digambarkan.
Dikatakan di sana di bagian bawah halaman, “10
Lalu
malaikat yang kelima mencurahkan cawannya…”
nah, ada elemen-elemen tertentu yang
mau kita tekankan, “…ke
atas takhta Binatang itu…” jadi (1) takhta dan (2) Binatang “…dan
kerajaannya menjadi penuh kegelapan…” jadi takhta,
Binatang dan (3) kegelapan, “…dan mereka (4) menggigiti lidah mereka karena rasa sakitnya…”
jadi kita lihat di sini akibat
Malapetaka Pertama yaitu borok-borok, masih ada di Malapetaka Kelima. Ini
membuktikan bahwa Malapetaka-malapetaka itu kumulatif. Dan apa yang dilakukan
orang-orang? Bagaimana reaksi mereka? “…11 Mereka menghujat Allah yang
di sorga karena rasa sakit mereka dan borok
mereka, dan tidak bertobat dari
perbuatan-perbuatan mereka. ”
So there are several important components that we find in
these verses.
1. First of all the throne of the Beast,
2. secondly the kingdom of the Beast,
3. in the third place darkness on the kingdom
of the Beast.
4. and in the fourth place sores and the gnawing
of the tongue.
Now the only way we can understand these elements is to
understand who the Beast is, because we find that it it's the throne of the
Beast, the kingdom of the Beast, darkness upon the kingdom of the Beast, and
the members, the people who are members of the Beast are gnawing their tongues.
So central
to this is the Beast. So who is this Beast?
Jadi ada beberapa komponen penting yang kita dapati di
ayat-ayat ini.
1.
Pertama, takhta Binatang,
2.
kedua, kerajaan Binatang,
3.
di tempat ketiga, kegelapan di kerajaan Binatang,
4.
dan di tempat keempat, borok-borok dan menggigiti lidah.
Nah satu-satunya cara kita bisa mengerti elemen-elemen
ini ialah dengan memahami siapa Binatang itu, karena yang kita dapati adalah
takhta Binatang, kerajaan Binatang, kegelapan di kerajaan Binatang, dan
anggota-anggotanya, orang-orang yang adalah anggota Binatang itu yang
menggigiti lidah mereka. Jadi
pusat
dari semua ini adalah Binatang itu. Maka siapakah Binatang ini?
Well, we're on page 37, the Beast under the Sixth Plague is the same Beast
of Revelation 13:1-10 and Daniel 7, where this Beast is spoken of as
the what? As the Little Horn. You know the
Little Horn spoke blasphemies against the Most High, persecuted the saints
of the Most High, thought that it could change times and Law, and ruled for
1260 days which are really years. So who is the Beast that we find here in the
Fifth Plague? The Beast represents the papal system. Not the catholic church.
The church aspect is not the Beast. The Beast is the papacy which is the combination
of church with the state. So
we've identified the Beast, it's the same Beast of Revelation 13. When the
Bible says “the Beast” that refers to the harlot or the Beast representing the
papacy.
Nah, kita di hal. 37. Binatang di Malapetaka Keenam itu sama dengan Binatang
Wahyu 13:1-10 dan Daniel 7
di mana Binatang itu disebut apa? Disebut
Tanduk Kecil. Kalian tahu Tanduk Kecil mengucapkan penghujatan
terhadap Yang Mahatinggi, mempersekusi orang-orang saleh Yang Mahatinggi,
mengira dia bisa mengubah waktu dan Hukum, dan berkuasa selama 1260 hari yang
adalah tahun. Jadi siapa Binatang yang kita temukan di sini di Malapetaka
Kelima? Binatang itu mewakili sistem
Kepausan, bukan gereja Katolik. Aspek gerejanya bukan Binatang itu. Binatang
itu adalah Kepausan, yang adalah kombinasi gereja dengan pemerintahan.
Jadi kita sudah mengidentifikasi Binatang itu, Binatang yang sama di Wahyu 13.
Bila Alkitab mengatakan “Binatang itu” itu merujuk kepada si perempuan pelacur
atau Binatang yang mewakili Kepausan.
Now where would the throne of the Beast be? Because this
Plague falls on the throne of the Beast. Where is the center of government of this
Beast, of the papacy? It is where? It is in Rome, it's the governing See of the Beast. It would
be in Vatican
City. And the confines of this kingdom are found in the city of Rome.
What is the Beast's kingdom? The Beast's kingdom represents all of
its followers. Remember that the kingdom is not speaking about
geography, it's speaking about the number
of followers. Just like the kingdom of Christ is composed of the
followers of Christ, the kingdom of the Beast is composed of all of
those who have worshipped the Beast, his image, and have received the mark.
Nah, di manakah kira-kira takhta Binatang itu berada?
Karena Malapetaka ini akan jatuh di atas takhta Binatang itu. Di manakah pusat pemerintahan Binatang ini,
Kepausan ini? Ada di mana? Ada
di Roma, itulah tempat autoritas dan fungsi pemerintahan
Binatang itu. Di Kota Vatikan.
Dan batas-batas kerajaan ini
terdapat di kota Roma.
Kerajaan Binatang itu apa? Kerajaan Binatang itu mewakili semua pengikutnya.
Ingat, kerajaan tidak bicara tentang geografisnya, itu bicara
mengenai jumlah pengikutnya. Sama seperti kerajaan Kristus terdiri atas
pengikut-pengikut Kristus, maka kerajaan Binatang terdiri atas semua yang telah menyembah
Binatang itu, patungnya, dan yang menerima tandanya.
How do we know
that this Beast is global? The kingdom of the Beast is global. Well,
notice the next three passages that we find on page 37, speaking about this
Beast which is the same as the Little
Horn, “ 3 And I saw one of his heads…” that is the Beast’s heads
“…as if it had been mortally wounded, and his deadly wound was healed.
And all…” of
Fresno… Just want to make sure you’re awake. Fresno too. How many people
actually marveled and followed? “…all
the world marveled and followed the beast.” So what is the kingdom of the Beast? It's
global.
Dari mana kita
tahu bahwa Binatang ini global? Kerajaan
Binatang ini global. Nah, simak tiga ayat berikut yang ada di
hal. 37, bicara tentang Binatang ini yang sama dengan Tanduk Kecil. “3 Maka tampaklah kepadaku satu dari
kepala-kepalanya…” yaitu kepala-kepala Binatang itu,
“…seperti kena luka yang mematikan, dan lukanya
yang mematikan itu sembuh. Dan seluruh…” Fresno… hanya
ingin memastikan kalian tidak tertidur. Fresno juga. Berapa banyak orang yang
benar-benar heran dan mengikuti? “…seluruh dunia heran, dan mengikut Binatang itu. (Wah. 13:3)
…” Jadi kerajaan Binatang itu apa?
Global.
Revelation 13:7 underlines the same truth. “ 7 It was granted to him…” that is to the Beast
“…to make war with the saints and to overcome them. And authority was
given him over…” how
many? “…every tribe, tongue, and
nation.” So
will the Beast’s kingdom be a global
kingdom? Yes! Will Christ’s kingdom be a
global kingdom? Yes! Because God’s people will be found everywhere on planet
earth.
Wahyu 13:7
menggarisbawahi kebenaran yang sama,“7
Dan ia diperkenankan…” maksudnya Binatang itu diperkenankan, “…untuk
berperang melawan orang-orang kudus dan untuk mengalahkan mereka. Dan autoritas diberikan kepadanya atas…” berapa banyak? “…setiap
suku, bahasa, dan bangsa…” Jadi akankah kerajaan Binatang itu kerajaan yang global?
Ya! Akankah kerajaan Kristus kerajaan yang global? Ya! Karena umat Allah akan
ditemukan di segala tempat di planet Bumi.
Notice Revelation 17:1-2, “1Then one
of the seven angels who had the seven bowls came and talked with me,
saying to me, ‘Come, I will show you the judgment of the great
harlot who sits…” where? “…on many waters, 2 with whom the kings of
the earth committed fornication, and the inhabitants of the earth were
made drunk with the wine of her fornication.’…” What do the waters represent upon whom the
harlot sits? Once again the harlot is a global system that rules over the whole
world, because Revelation 17:15 says, “15 Then he said to
me, ‘The waters which you saw, where the harlot sits, are peoples,
multitudes, nations, and tongues.” So is the kingdom of the Beast global? Yes!
So when the darkness falls on the kingdom of the Beast
is it a global darkness that falls all over the world? Absolutely!
Simak Wahyu
17:1-2, “1 Lalu
datanglah seorang dari ketujuh malaikat, yang membawa ketujuh cawan itu
dan berkata kepadaku: ‘Mari ke
sini, aku akan menunjukkan kepadamu keputusan
atas Pelacur besar, yang duduk…” di mana? “…di atas
banyak air. 2 Dengan
dia raja-raja di bumi telah berbuat zinah,
dan penghuni-penghuni bumi telah dibuat mabuk
oleh anggur perzinahannya.’…” banyak air di mana pelacur itu duduk melambangkan apa?
Sekali lagi pelacur itu adalah suatu sistem yang global yang menguasai seluruh
dunia karena Wahyu 17:15 berkata, “…15
Lalu ia berkata kepadaku: ‘Semua air yang telah
kaulihat, di mana wanita pelacur itu duduk, adalah kaum-kaum, dan orang banyak, dan bangsa-bangsa dan bahasa-bahasa…” Jadi apakah kerajaan Binatang itu global? Ya!
Jadi ketika kegelapan
jatuh ke atas kerajaan Binatang itu, apakah itu kegelapan yang
global yang jatuh ke atas
seluruh dunia? Tentu saja!
Now the darkness that afflicts the throne of the Beast
and his kingdom is supernatural and global. When the darkness falls
upon the throne of the Beast’s system those who belong to it, what do they do? They
gnaw their tongues in pain.
Nah, kegelapan
yang menyiksa takhta Binatang dan kerajaannya itu supranatural dan global.
Ketika kegelapan jatuh ke atas takhta sistem Binatang itu, mereka yang adalah
pengikutnya, apa yang mereka lakukan? Mereka menggigiti lidah mereka karena
kesakitan.
Even further something happens and that is God sends upon
them a panic that leads them to kill one another with weapons they intended to
use for the destruction of God’s people. When we get to Ellen White's concept, we're
going to see this even clearer.
Now, up to this point that they were going to use the
weapons for what? To destroy God’s people. But when the darkness falls upon the
earth, suddenly the weapons are not used against God’s people, they're used
against those who deceive them to be on the wrong side of the issue.
Bahkan ada lagi yang terjadi dan itu ialah Allah mengirim
mereka kepanikan yang membuat mereka saling membunuh dengan senjata yang mereka
siapkan untuk dipakai memusnahkan umat Allah. Saat kita tiba di konsep Ellen
White, kita akan melihat ini lebih jelas.
Nah, sampai saat ini mereka sebenarnya akan memakai
senjata itu untuk apa? Untuk membinasakan umat Allah. Tetapi ketika kegelapan
jatuh ke atas bumi, tiba-tiba senjata-senjata itu tidak dipakai untuk umat
Allah, tetapi dipakai untuk orang-orang yang telah menipu mereka supaya berada
di pihak yang berlawanan.
Zechariah 14:12-13 points to this period, “12 And this
shall be the plague with which the Lord will
strike all the people who fought against
Jerusalem: their flesh shall dissolve while they stand on their feet,
their eyes shall dissolve in their sockets, and their tongues shall dissolve in
their mouths. 13 It
shall come to pass in that day that a
great panic from the Lord will
be among them. Everyone will seize the hand of his neighbor, and raise his
hand against his neighbor’s hand…”
Are you catching the picture? When is the
captivity of God’s people turned by God? It's at the moment of the Fifth Plague. When
darkness falls on the kingdom of the Beast, everyone says, “Now wait a
minute, we were supposed to be the righteous people, and they were the wicked,
but they're in light and we're in darkness.
What's going on here?” And they realize, they suddenly wake up to the fact that
they have been deceived by the religious leaders, and they were turned
on them.
Let me ask you why would the sores be in their tongues?
What do you use your tongue for? We use our tongue to talk. What have they been
teaching, what has the kingdom of the Beast been teaching? It's been teaching falsehoods, and that's
the reason why the Plague afflicts the tongue.
And of course you notice it says “they did not repent”, that indicates that those who belong to
the kingdom of the Beast are irreversible, their condition is irreversible,
nothing in the world is going to change their point of view.
Zakharia 14:12-13 menunjuk kepada masa ini, “12 Dan
inilah yang akan menjadi tulah dengan mana TUHAN akan memukul segala bangsa yang berperang
melawan Yerusalem: daging mereka akan hancur
sementara mereka masih berdiri di atas kaki
mereka, mata mereka akan hancur dalam rongga matanya, dan lidah mereka akan hancur dalam mulut mereka 13 Pada hari itu akan terjadi suatu kepanikan besar dari TUHAN di antara mereka. Masing-masing akan memegang tangan tetangganya, dan mengangkat tangannya melawan tangan tetangganya…”
Apakah kalian menangkap poinnya? Kapan penawanan umat Allah akan dibalikkan
Allah? Pada saat Malapetaka Kelima. Ketika kegelapan jatuh ke atas kerajaan
Binatang itu semua orang akan berkata, “Tunggu sebentar,
bukankah kami yang orang-orang benar dan mereka yang orang-orang jahat, tetapi
mengapa mereka punya terang sedangkan kami dalam kegelapan? Memangnya apa yang
terjadi?” Dan mereka sadar. Mereka
tiba-tiba terjaga kepada fakta bahwa ternyata mereka telah ditipu oleh
pemimpin-pemimpin agama mereka
dan mereka berbalik menyerang orang-orang itu.
Coba saya tanya mengapa borok-boroknya ada di lidah
mereka? Lidah dipakai untuk apa? Kita pakai untuk bicara. Apa yang telah mereka
ajarkan? Apa yang telah diajarkan kerajaan
Binatang? Mereka telah
mengajarkan kebohongan, dan itulah alasannya mengapa Malapetaka itu mengenai
lidah.
Dan tentu saja kalian sudah melihat, dikatakan, “…mereka tidak bertobat”, itu mengindikasikan bahwa mereka yang anggota kerajaan
Binatang itu tidak bisa berubah, kondisi mereka tidak bisa diubah, tidak ada
apa pun di dunia ini yang akan mengubah pandangan mereka.
Now we have THE SIXTH PLAGUE.
Revelation 16:12 and 16. “12 Then the sixth
angel poured out his bowl on the great
river Euphrates…” I
want you to notice the words that are underlined, those are the ones that we're
going to focus on. And what happened
with the river Euphrates?
“… and its water was dried up…”
with what purpose? “…so that the way of the kings from the east might be prepared…” and then we'll jump down to verse 16 and you're going to
see why, a little bit later on in this series, “…16 And they
gathered them together to the place called in Hebrew, Armageddon.”
Now what are the central elements in these verses?
·
First, the river Euphrates,
·
secondly, the drying up of the waters of the
Euphrates,
·
third, the kings from the East,
·
fourth, the gathering of the wicked, and they
gather to a place that in Hebrew is called what? Armageddon.
Those are the elements that we need to take a look at.
Sekarang kita bicara tentang MALAPETAKA
KEENAM.
Wahyu 16:12, 16. “12 Lalu
malaikat yang keenam mencurahkan cawannya ke
atas sungai yang besar, sungai Efrat…” saya mau kalian
menyimak kata-kata yang digarisbawahi, itulah yang akan menjadi fokus kita. Dan
apa yang terjadi dengan sungai Efrat? “…dan airnya
dikeringkan, …” tujuannya apa?
“…supaya jalan bagi Raja-raja yang
datang dari sebelah Timur boleh disiapkan…” lalu kita akan
melompat ke ayat 16 dan kita akan melihat mengapa, nanti di pelajaran seri ini, “…16 Lalu mereka mengumpulkan mereka di tempat, yang
dalam bahasa Ibrani disebut Harmagedon.”
Sekarang, apa elemen sentralnya dari ayat-ayat ini?
·
Pertama, sungai Efrat,
·
kedua, mengeringnya air
Efrat,
·
ketiga, Raja-raja dari
Timur,
·
keempat, berkumpulnya
orang-orang jahat, dan mereka berkumpul di suatu tempat yang dalam bahasa
Ibrani disebut apa? Harmageddon.
Inilah elemen-elemen yang perlu kita simak.
Now let's ask some important questions about the Sixth Plague.
·
What
is the symbolic meaning of the great river Euphrates?
We're
dealing with symbols, right? What does the great river Euphrates represent
symbolically?
·
The
next question is what is the symbolic meaning of the drying up of the waters of
the Euphrates?
·
The
next question, who are the kings that come from the East?
These
must be the Chinese. You know people who are superficial, they say, well the
Chinese are East so this must represent the Chinese. That's a superficial way
of studying Scripture.
·
The
next question is how is the way prepared for the arrival of the Kings from the
East?
We've
noticed that it's the drying up of the waters that prepares the way.
·
And
finally where is the gathering place called Armageddon?
Now we're not going to look at all the details here
because in our next lesson we're going to amplify what we're studying now.
Nah, mari kita menanyakan beberapa pertanyaan penting
tentang Malapetaka Keenam.
·
Apakah arti simbolis sungai besar Efrat?
Kita sekarang berurusan dengan simbol, benar? Sungai
besar Efrat mewakili apa secara simbolis?
·
Pertanyaan kedua, apa makna simbolis dari mengeringnya
air sungai Efrat?
·
Pertanyaan berikutnya, siapakah Raja-raja yang datang
dari Timur?
Mereka pasti bangsa Cina. Kalian tahu, orang-orang yang
berpikiran dangkal mereka berkata, nah, bangsa Cina itu kan di Timur, jadi ini
pasti mewakili bangsa Cina. Itu adalah cara yang dangkal dalam mempelajari
Firman Allah.
·
Pertanyaan berikut ialah bagaimana jalan dipersiapkan
bagi datangnya Raja-raja dari Timur?
Kita sudah melihat bahwa itu ialah mengeringnya air yang
mempersiapkan jalannya.
·
Dan akhirnya di manakah Harmageddon tempat mereka
berkumpul?
Nah, kita tidak akan melihat semua detailnya di sini
karena dalam pelajaran kita berikutnya, kita akan memperluas apa yang kita
pelajari sekarang.
So let's go to the Old Testament background for what we
find in these verses of Revelation 16:12, 16. We have to go back to the Old
Testament root, and that root prophecy is found in the fall of ancient Babylon described
in Daniel chapter 5. This story is told in Daniel 5, Jeremiah 50 and 51, Isaiah
41, and it's also helpful to notice the writings of the secular historians
Xenophon and Herodotus because they described how ancient Babylon fell.
So here is the composite picture, everything put
together.
·
Babylon
sat upon the many waters of what river?
Of
the Euphrates river. Although the Euphrates river was Babylon's greatest source
of security ~ because as long as the river flowed, they had water to drink, and
they could produce agricultural products in the city ~ you know armies could
come and besiege the city and the city was safe because it had three walls, it
was invincible, according to the Babylonians. It was the greatest source of authority, its
river but it was also its greatest potential liability, if the waters should be
dried up.
·
Now
here's an important detail.
On
the night of its fall, Babylon was practicing what? Idolatry (you can read in
chapter 5 of Daniel) and false worship and they were drinking what? Wine. They
were drinking the kool-aid so to
speak.
·
In
Revelation chapter 17 do we have a harlot that gives wine to the nations? Yes!
And
what is her name? Babylon. Is she the head of false worship and idolatry? Yes!
Daniel 5 is in the backdrop.
·
Now
what happened on that night?
v Cyrus was the general of the Medo-Persian
armies, of course the king or the leader was Darius [de’rayes] or darius [deh’rius]
as people call him.
v Cyrus came with his armies from the north
and from the east, and surrounded the city. North and east is very important
because in Revelation the kings come from
where? From the east.
v Now Cyrus didn't come by himself, he came
with many kings if you read chapter 50 and 51 of the book of Jeremiah, he came
with many kings, and the Medo-Persian troops dried up the riverbed of the
Euphrates, diverting it to channels that had been built outside the city, so
that when the river was at flood stage the water would go down through the
channels instead of going to the city and flooding the city.
v In their drunken stupor according to these
two Greek historians, Belshazzar and his
courtiers left open the brass gates that protected the city. And so Cyrus and his armies dried up the
waters of the Euphrates, they entered through the dry riverbed, and the city
fell without opposition. They entered unopposed. In fact many of the population
in the city actually were very happy to see Cyrus come in, because Babylon had
become very oppressive.
v And then Cyrus gave a decree for God’s
faithful people to leave Babylon and go back to Jerusalem.
·
Interesting
scenario which forms the backdrop to the story of Revelation chapter 17.
Jadi mari ke latar belakang di Perjanjian Lama untuk apa
yang kita temukan di ayat-ayat Wahyu 16:12, 16. Kita harus kembali ke akarnya
di Perjanjian Lama, dan nubuatan akarnya ada di Yeremia 50 dan 51, Yesaya 41,
dan juga membantu bila menyimak tulisan-tulisan sejarahwan sekuler seperti
Xenophon dan Herodotus karena mereka menggambarkan bagaimana Babilon purba
jatuh.
Jadi inilah gambaran kompositnya, dari semua yang
dijadikan satu.
·
Babilon duduk di atas banyak air dari sungai mana?
Sungai Efrat. Walaupun Sungai Efrat adalah sumber
keamanan terbesar Babilon ~ karena selama sungai itu mengalir, mereka punya air
minum, dan mereka bisa bercocok tanam di dalam kota ~ kalian tahu, bila ada pasukan-pasukan yang datang mengepung kota, kota itu aman karena punya tiga lapis dinding
dan tidak bisa dijatuhkan, menurut orang-orang
Babilon. Sungai mereka
itulah sumber pertahanan mereka yang paling besar. Tetapi sungai itu juga adalah
potensi kelemahan mereka yang terbesar bila airnya dikeringkan.
·
Nah ini detail penting.
Pada malam kejatuhannya, Babilon sedang melakukan apa?
Penyembahan berhala (kalian bisa membacanya di Daniel pasal 5) dan ibadah
palsu, dan mereka sedang minum apa? Anggur. Mereka sedang minum kool-aid,
katakanlah demikian.( *kool-aid minuman popular di Amerika yang
tidak sehat. Jadi “minum kool-aid” adalah istilah sejajar minum racun).
·
Di Wahyu 17 apakah ada seorang perempuan pelacur yang
memberikan anggur kepada bangsa-bangsa? Ya!
Apa namanya? Babilon. Apakah dia kepala dari ibadah palsu
dan penyembahan berhala? Ya! Jadi Daniel 5 itu latar belakangnya.
·
Nah, apa yang terjadi pada malam itu?
v Jendral pasukan
Medo-Persia adalah Koresh, tentu saja rajanya atau pemimpinnya adalah Darius [diucapkan
De’rayes atau Deh’rius].
v Koresh datang
dengan pasukannya dari utara dan timur, dan mengepung kota itu. Utara dan timur
itu sangat penting karena di Wahyu, Raja-raja datang dari mana? Timur.
v Nah, Koresh tidak
datang sendiri, dia datang bersama banyak raja, jika kita baca Yeremia pasal 50
dan 51, dia datang bersama banyak raja, dan pasukan Medo-Persia mengeringkan dasar
sungai Efrat, mengalihkan airnya ke saluran-saluran yang memang sudah dibangun
Babilon sendiri di luar kota, yang dibuat untuk mengalirkan airnya supaya bilamana
debit airnya mencapai tingkat melimpah, air tidak masuk ke dalam kota dan tidak
membanjiri kota.
v Dalam kemabukan
mereka, menurut kedua sejarahwan Greeka itu, Belsyazar dan bangsawan-bangsawan
di istananya, membiarkan pintu gerbang tembaga yang melindungi kota mereka,
terbuka.
v Maka Koresh dan
pasukannya mengeringkan air sungai Efrat, mereka masuk melalui dasar sungai
yang kering, dan kota tersebut jatuh tanpa perlawanan. Mereka masuk tanpa mendapat
perlawanan. Bahkan banyak penduduk di kota itu sesungguhnya senang melihat
kedatangan Koresh, karena Babilon telah menjadi sangat menindas.
v Kemudian Koresh
mengeluarkan surat keputusan agar umat Allah yang setia boleh meninggalkan
Babilon dan kembali ke Yerusalem.
·
Skenario yang menarik yang menjadi latar belakang kisah
di Wahyu pasal 17.
The entire scenario is applied symbolically and globally in
Revelation 17.
At this point we're only going to consider some of the
details of Revelation 17, we're going to study the chapter in detail later on.
So let's ask some questions about Revelation 17 generally
speaking.
·
which
of the 7 Plague angels came back to speak with John in Revelation 17:1?
It
says one of the angels that had the 7 Last Plagues came back to speak with John
in the very next chapter 17:1. The question is which of the 7 angels came to
talk to John? It has to be angel # 6, because the sixth angel dries
up the Euphrates.
In
chapter 17 the harlot Babylon sits on many waters, and the waters of Babylon
were the river what? Euphrates. So here chapter 17 is an explanation of the Sixth Plague. Are you
following me or not?
·
Next
question, what does a harlot represent in Scripture?
·
Next,
what is the name of the harlot woman?
·
What
are the waters upon which the harlot sits?
·
And
eventually what will the kings and waters end up doing to the harlot?
Seluruh skenario diaplikasikan secara simbolis dan global
di Wahyu 17.
Saat ini kita hanya akan membahas beberapa detail Wahyu
17, kita nanti akan mempelajari pasal itu lebih mendetail.
Jadi mari kita ajukan beberapa pertanyaan tentang Wahyu
17 secara umum.
·
Malaikat Malapetaka yang
mana yang kembali dan berbicara
dengan Yohanes di 17:1?
Dikatakan salah satu malaikat yang mencurahkan Ketujuh Malapetaka Terakhir kembali untuk bicara dengan
Yohanes di pasal berikutnya 17:1. Pertanyaannya ialah, yang mana dari ketujuh
malaikat itu yang datang berbicara dengan Yohanes? Tentunya harus malaikat ke-6,
karena malaikat keenam yang mengeringkan Efrat.
Di pasal 17 perempuan pelacur Babilon duduk di atas
banyak air, dan air-air Babilon adalah sungai mana? Efrat. Maka di sini pasal 17 adalah penjelasan dari
Malapetaka Keenam. Apakah kalian paham atau tidak?
·
Pertanyaan berikut, seorang
perempuan pelacur melambangkan apa di Kitab Suci?
·
Berikut, apa nama perempuan pelacur itu?
·
Air-air di atas mana perempuan pelacur itu duduk, itu
apa?
·
Dan apa yang akan dilakukan para raja dan air-air kepada
perempuan pelacur itu pada akhirnya?
Let's read the passage Revelation 17:1-5 and then verses 15
and 16, and you'll notice that I’ve included explanatory comments in brackets
that's not part of the text, it's so that we can understand it better,“1Then one
of the seven angels who had the seven bowls…”
which of the 7? Angel number what? Number
6, because # 6 is drying up the
Euphrates and in Revelation chapter 17 the harlot is sitting upon the many waters of the
Euphrates. So we know it's # 6 that's
going to add an explanation to the Sixth Plague. So, “…1Then one
of the seven angels who had the seven bowls came and talked with me,
saying to me, ‘Come, I will show you the judgment…” a better translation is “the
condemnation”,
“…of the great harlot…” who does the harlot represent? It represents
the papacy, the same thing as the Beast. And it says, “…who sits on many waters…” what were the waters upon which ancient
Babylon sat? The Euphrates. And it continuous saying, “…2 with whom the kings of the earth committed
fornication…” in
other words, she gets the rulers of the world to impose her what? Her agenda.
Is that what Francis is doing these days? Absolutely! And it says,
“…and the inhabitants of the earth were made drunk with the wine of her
fornication’…” what
does wine represent? It represents false doctrines. “…3 So he carried me away in the Spirit into the
wilderness. And I saw a woman sitting on a scarlet beast which was full of names of
blasphemy, having seven heads and ten horns. 4 The woman was arrayed in purple and scarlet…” good papal colors aren't they? You'll never
find them wearing blue garments because blue is a sign of God’s Law. So it
says, “… 4 The woman was arrayed in purple and scarlet and
adorned with gold and precious stones and pearls, having in her hand a
golden cup full of abominations and the filthiness of her
fornication. 5 And
on her forehead a name was written:
MYSTERY…” what? “…BABYLON THE GREAT…” so what river did Babylon sit on? The
Euphrates. And so we know that this is an expansion of Plague # 6 which deals with the drying up of the
Euphrates. So it says, “…on her forehead a name was written: MYSTERY, BABYLON
THE GREAT THE MOTHER OF HARLOTS…” so must she have daughters? You know I haven't known the
first mother that doesn't have children.
I know women who don't have children, but I don't know a single mother who
hasn't had children. And so she has
daughters that do her bidding, “…THE MOTHER OF HARLOTS AND OF THE ABOMINATIONS OF THE EARTH. 15 Then he said to me…” by the way this is spiritual Babylon,
right? “…‘The waters
which you saw, where the harlot sits, are peoples, multitudes, nations,
and tongues…” what
does the
Euphrates represent upon which the papacy sits? They are not literal
waters, they represent the multitudes that she controls, that she rules
over. Verse 16, “…16 And the ten horns which
you saw on the Beast, these will hate the harlot…” are the political leaders of the world
going to turn against her? You know they admire her now. I mean there's not a
political leader in the world that doesn't think that Pope Francis is the
greatest thing that ever happened to Christianity, but they just don't see that
the papacy is like a chameleon. You know what chameleon is? It's a lizard that
changes color according to the environment where it sits. Let me ask you, if
the Antichrist was a person who said “I’m an atheist, I’m against God” how many
Christians would believe that? No Christian would believe that. But if an
individual comes claiming to represent a Christian system and fights in favor
of the poor, and free immigration, and says we need to take care of God’s
creation, everybody says, “Wow, this guy is an emissary of God!” But they don't
realize that behind the veneer, behind the makeup that the harlot has, and all
the jewelry that the harlot has, stands a system that according to the Bible is
filled with abominations and with fornications.
So it says, “…16 And the ten horns which
you saw on the Beast, these will hate the harlot…” you remember what happened to Haman who
plotted against the Jews? He ended up in the gallows, didn't he? You know this
is a common phenomena. Who died in the fiery furnace? Those that
cast the three young men in. Who died in the lions den? Those who threw him in.
See, that's in the backdrop of what we find here. So the ten horns are her supporters that
will turn against her, and they're going to be really angry at her
because it says, they “…make
her desolate and naked, eat her flesh and burn her with fire…” that's a way of saying that they're really
going to be angry at her. “… 17 For God has put it into
their hearts to fulfill His purpose, to be of one mind…” By the way, are they going to be of one
mind with the papacy for a period of time? Yeah, absolutely! God has allowed
this. You know God says, let them be
on the same page. Were the Babel
builders on the same page for a while? Yes! Ellen White says that the tower had
reached to the clouds, and God allowed it. God said, “Okay go ahead, build,
build.” But when it reached a certain point God said, “No further!” They were
of one mind until God intervened. And so this says, that all of the
religious leaders of the world, along with the political leaders of the world,
will all be on the same page until a certain moment of time, “…and to give their
kingdom to the Beast…”
until a certain point of time. What is that time? “… until the words of God are
fulfilled…”
What are the last words that God utters to deliver His people? The Seventh Plague
when God says, “It is done!” They're going to be united until the Seventh Plague
when God says, “It is done!” Are you with me or not?
Mari kita baca Wahyu 17:1-5 kemudian ayat 15 dan 16,
dan kita akan melihat bahwa saya telah memasukkan komentar-komentar penjelasan
dalam kurung (di sini tidak di dalam kurung tapi dengan warna yang
berbeda) yang bukan bagian dari ayat itu, supaya kita bisa memahaminya dengan lebih
baik. “1 Lalu
datanglah seorang dari ketujuh malaikat, yang membawa ketujuh cawan itu…” yang mana dari
ketujuh? Malaikat ke berapa? Keenam, karena yang keenam yang
mengeringkan sungai Efrat dan di Wahyu 17 dikatakan, perempuan pelacur itu
sedang duduk di atas banyak air sungai Efrat, jadi kita tahu malaikat keenam
yang akan memberikan penjelasan tambahan untuk Malapetaka Keenam. Maka, “…1 Lalu
datanglah seorang dari ketujuh malaikat, yang membawa ketujuh cawan itu dan
berkata kepadaku: ‘Mari ke
sini, aku akan menunjukkan kepadamu keputusan…”
terjemahan yang lebih tepat ialah “penghukuman”, “…atas Pelacur besar…” pelacur ini mewakili siapa? Mewakili Kepausan,
sama dengan Binatang itu. Dan dikatakan, “…yang duduk di
atas banyak air…” Babilon purba duduk di atas air apa? Sungai Efrat. Dan
dikatakan selanjutnya, “…2 Dengan dia raja-raja di bumi telah berbuat zinah…” dengan kata lain
pelacur itu membuat para pemimpin dunia untuk menerapkan apanya? Agendanya.
Itukah yang dilakukan Francis sekarang ini? Betul sekali! Dan dikatakan, “…dan penghuni-penghuni bumi telah dibuat mabuk oleh anggur perzinahannya.’…” Anggur
melambangkan apa? Melambangkan doktrin-doktrin palsu. “…3 Dalam
roh aku dibawanya ke padang gurun. Dan aku melihat seorang perempuan duduk di
atas seekor Binatang merah darah, yang penuh
dengan nama-nama hujat. Binatang itu mempunyai tujuh kepala dan sepuluh tanduk.
4 Dan
perempuan itu memakai kain ungu dan kain kirmizi…” warna-warna Kepausan yang jelas, bukan? Kita tidak akan
pernah melihat mereka mengenakan pakaian berwarna biru karena warna biru adalah
tanda untuk Hukum Allah. Maka dikatakan, “…4 Dan
perempuan itu memakai kain ungu dan kain kirmizi yang dihiasi dengan emas, permata dan mutiara,
dan di tangannya ada sebuah cawan emas penuh
dengan segala kekejian dan kenajisan perzinahannya.
5 Dan pada dahinya tertulis suatu nama: ‘MISTERI…” apa? “…BABEL BESAR…” jadi Babilon duduk
di atas sungai apa? Efrat. Dan kita tahu bahwa ini adalah perluasan Malapetaka
Keenam yang bicara tentang mengeringnya sungai Efrat. Jadi dikatakan, “…pada dahinya tertulis suatu nama: ‘MISTERI, BABEL BESAR, IBU DARI WANITA-WANITA PELACUR…” nah, jadi haruskah dia memiliki anak-anak perempuan?
Kalian tahu, saya belum pernah bertemu dengan seorang ibu yang tidak memiliki
anak. Saya kenal perempuan-perempuan yang tidak memiliki anak, tetapi belum
pernah kenal seorang ibu yang tidak punya anak. Maka perempuan pelacur itu
memiliki anak-anak perempuan yang melakukan perintahnya. “…IBU DARI WANITA-WANITA PELACUR, DAN DARI KEKEJIAN-KEKEJIAN BUMI.’ 15Lalu ia
berkata kepadaku…” nah, ini adalah Babilon simbolis, benar? “…‘Semua
air yang telah kaulihat, di mana wanita pelacur itu duduk, adalah kaum-kaum, dan orang
banyak, dan bangsa-bangsa dan bahasa-bahasa…” apa yang dilambangkan sungai Efrat di atas mana Kepausan duduk?
Mereka bukan air-air literal, mereka melambangkan
orang banyak yang dikendalikan olehnya, yang dikuasainya. Ayat
16, “…16 Dan kesepuluh tanduk yang telah kaulihat pada Binatang itu, mereka akan membenci pelacur itu…” apakah para
pemimpin politik dunia akan berbalik memusuhinya? Kalian tahu, sekarang ini
mereka mengaguminya. Maksud saya tidak ada satu pun pemimpin politik dunia yang
sekarang tidak menganggap Paus Francis sebagai keberuntungan terbesar yang
pernah ada bagi dunia Kristen,
tetapi mereka tidak melihat bahwa Kepausan itu seperti bunglon. Kalian tahu
bunglon itu apa? Itu kadal yang berubah warna sesuai dengan lingkungan di mana
dia berada. Coba saya tanya, andai si Antikristus adalah seseorang yang
berkata, “Aku seorang atheis! Aku musuh Allah!” berapa banyak orang Kristen
yang akan mempercayai itu? Tidak ada orang Kristen yang mau percaya. Tetapi
jika seorang individu datang, mengklaim mewakili suatu sistem Kekristenan, dan
memperjuangkan nasib orang miskin, dan imigrasi bebas, dan mengatakan kita
perlu peduli pada ciptaan Allah, semua orang berkata, “Wow, orang ini adalah
utusan Allah!” Tetapi mereka tidak menyadari bahwa di balik polesannya, di
balik dandanan si perempuan pelacur, dan semua permata yang dimilikinya,
terdapat suatu sistem yang menurut Alkitab dipenuhi dengan kekejian dan
perzinahan. Jadi dikatakan, “…16 Dan kesepuluh tanduk yang telah kaulihat pada Binatang itu, mereka akan membenci pelacur itu…”
kalian ingat apa yang terjadi pada Haman
yang membuat rencana jahat bagi bangsa Yahudi? Dia yang berakhir di tiang
gantungan, bukan? Tahukah kalian bahwa ini adalah fenomena yang umum? Siapa
yang mati di tungku yang menyala? Orang-orang yang melemparkan ketiga orang
pemuda masuk. Siapa yang mati di gua singa? Mereka yang melemparkan Daniel
masuk. Lihat, itulah latar belakang yang kita lihat di sini. Maka kesepuluh tanduk adalah
pendukung-pendukungnya, yang akan berbalik memusuhinya, dan
mereka benar-benar akan menjadi sangat murka padanya karena dikatakan, “…dan mereka akan membuat dia terlantar, dan telanjang, dan mereka akan
memakan dagingnya dan membakarnya dengan api…”
itu cara lain mengatakan bahwa mereka
akan benar-benar marah padanya. “…17 Sebab Allah telah menanamkan di hati mereka untuk melakukan
kehendak-Nya, dan untuk sepakat…” nah, apakah mereka
akan sepakat dengan Kepausan selama waktu yang tertentu? Iya, tepat sekali!
Allah mengizinkan itu. Kalian tahu, Allah berkata, biarkan mereka sependapat.
Apakah para pembangun menara Babel sependapat selama waktu yang tertentu? Ya!
Ellen White berkata bahwa menara itu sudah mencapai awan-awan, dan Allah
mengizinkannya. Allah berkata, “Baiklah, terus saja, bangun terus, bangun terus.” Tetapi ketika
menara itu mencapai ketinggian tertentu Allah berkata, “Stop sampai di sana!” Mereka sependapat hingga Allah
campur tangan. Maka di sini dikatakan, semua pemimpin rohani
dunia bersama semua pemimpin politik dunia semuanya akan satu pendapat hingga
suatu waktu yang tertentu, “…dan memberikan kerajaan
mereka kepada Binatang itu…” hingga suatu waktu yang tertentu. Waktu apa itu? “…sampai
segala firman Allah digenapi…” Apakah perkataan
terakhir yang diucapkan Allah untuk menyelamatkan umatNya? Malapetaka Ketujuh,
ketika Allah berkata, “Sudah selesai!”
Mereka akan bersatu hingga Malapetaka Ketujuh ketika Allah berkata,
“Sudah selesai!” Apakah kalian paham atau tidak?
Now let's go to PLAGUE
# 7 this is the bottom of page 41.
“17 Then the Seventh angel poured
out his bowl into the air, and a loud voice came out of the temple of heaven,
from the throne, saying, ‘It is done!’…” this is the last word of God. Of course
the last word of God before the Millennium, it's not that God isn't
going to speak anymore, we're going to see Him face to face in the kingdom
come. Verse 18, “…18 And there were noises, and thunderings, and
lightnings; and there was a great earthquake, such a mighty and great
earthquake as had not occurred since men were on the earth. 19 Now the great
city…” what is the great city? Babylon. In what
condition? By the way you know what the three parts of Babylon are: the
dragon, the Beast, and the false prophet.
The
dragon represents the kings of the earth, the Beast is the papacy, and the
false prophet is apostate Protestantism. So were they united until this point?
Absolutely! But now something happens to this threefold union, because it says,
“… Now the
great city…” Babylon, “…was…” what? “…divided…” before they were what? United on the same page, now they are what?
“…divided into three parts…” and it continues saying, “…and the cities
of the nations fell. And great Babylon was remembered before
God, to give her the cup of the wine of the fierceness of His wrath…” those are the same words that appear in the Third Angel’s Message, right?
And they also appear in Revelation 19:15 when Jesus comes on the white horse.
Then it says, “…20 Then every island
fled away, and the mountains were not found…” this is predicted at the end of the Sixth Seal in Revelation 6:14-16 also
Revelation 20:11 “…21 And great hail from heaven fell upon men, each hailstone about the weight of a talent. Men blasphemed
God because of the plague of the hail, since that plague was exceedingly great.”
Sekarang
mari kita ke MALAPETAKA # 7, ini ada di bagian bawah hal. 41.
“17 Kemudian malaikat
yang ketujuh mencurahkan cawannya ke
angkasa. Dan suara yang nyaring keluar dari bilik Mahakudus di Surga, dari takhta
itu, katanya: ‘Sudah selesai!’…” inilah kata-kata
terakhir Allah. Tentu saja maksudnya kata-kata terakhir Allah sebelum
Milleniun, bukan bahwa Allah tidak akan bicara lagi. Kita akan bertemu
denganNya muka dengan muka dalam kerajaan yang akan datang. Ayat 18, “…18 Dan ada
suara-suara, dan guntur-guntur, dan kilat-kilat, dan ada gempa bumi yang dahsyat sehebat dan
sebesar gempa bumi itu belum pernah terjadi sejak manusia ada di atas
bumi. 19 Lalu kota besar itu…” kota besar itu
apa? Babilon. Dalam kondisi apa? Nah, kalian sudah tahu kan ketiga bagian Babilon itu
apa? Si naga, Binatang, dan nabi palsu. Naga
mewakili raja-raja bumi, Binatang adalah Kepausan, dan nabi palsu adalah
Protestantisme murtad.
Jadi apakah mereka bersatu hingga saat ini? Betul sekali! Tetapi
sekarang terjadi sesuatu pada persatuan tiga serangkai ini karena dikatakan, “…19 Lalu kota besar itu…” Babilon, apa? “…terbagi…” sebelumnya mereka
bagaimana? Bersatu, semuanya satu pendapat, sekarang mereka bagaimana? “…terbagi menjadi tiga bagian…” dan dikatakan selanjutnya, “…dan runtuhlah kota-kota bangsa-bangsa. Maka
teringatlah Allah akan Babel yang besar itu untuk memberikan kepadanya cawan
anggur kegeraman murka-Nya…” itu adalah kata-kata yang sama yang terdapat di Pekabaran
Malaikat Ketiga, benar? Dan mereka juga muncul di Wahyu 19:15 ketika Yesus
datang menunggang kuda putih. Lalu dikatakan, “…20 Lalu semua pulau lari
kabur dan
gunung-gunung tidak ditemukan…” ini sudah
diramalkan pada akhir Meterai Keenam di Wahyu 6:14-16 juga di Wahyu 20:11, “…21 Dan
hujan batu es besar dari langit jatuh
menimpa manusia, setiap batu itu seberat satu talen. Manusia menghujat Allah karena malapetaka hujan batu es itu, sebab malapetaka itu sangat
dahsyat.”
So that's the Last Three Plagues. The key ones, are:
·
darkness,
·
the
drying up of the support of Babylon, and the wicked avalanching themselves
against the system that deceived them,
·
and
then you have in the Seventh Plague, you have it says here, lightnings and
thunder and hail fall from heaven, etc. You have these phenomena.
Jadi inilah Ketiga Malapetaka Terakhir. Yang terpenting, yaitu:
·
Kegelapan,
·
Mengeringnya dukungan bagi Babilon dan orang-orang jahat
berbalik mengeroyok sistem yang telah menipu mereka,
·
Kemudian Malapetaka Ketujuh, terdapat kilat-kilat,
guntur-guntur, batu es yang berjatuhan dari langit, dll. Ada fenomena-fenomena
ini.
PERSPEKTIF
# 2
Now let's go to a fascinating story, the second
perspective, the second Old Testament backdrop to the Plagues. Exodus 14 and 15.
This is really fascinating. As we saw in perspective # 1, the fall of Babylon in the days
of Belzhazzar is in the background of the Fifth, Sixth, and Seventh Plagues. However, I want to suggest another story in
the Old Testament that also stands in the background, the story of the Exodus
of Israel from Egypt. We know that there is a connection between these two
stories.
You say, how do we know that there's a connection?
Because after Israel was on the other side of the Red
Sea, after the Red Sea dried up, hello! What did they sing?
The Song of Moses. Immediately this tells us: Song of
Moses and of the Lamb. What's going to happen in the deliverance at the
end is typologically already fulfilled in the first story.
PERSPEKTIF # 2
Sekarang mari kita ke kisah yang menarik, perspektif # 2, latar belakang kedua di Perjanjian Lama untuk Malapetaka-malapetaka.
Keluaran 14 dan 15. Ini betul-betul menarik. Seperti yang kita lihat di perspektif # 1, jatuhnya Babilon
di zaman Belsyazar adalah latar belakang Malapetaka Kelima, Keenam dan Ketujuh.
Namun saya mau mengusulkan sebuah kisah lain dari Perjanjian Lama yang juga
berfungsi sebagai latar belakang, yaitu kisah Eksodus bangsa Israel dari Mesir.
Kita tahu bahwa ada kaitan antara kedua kisah ini.
Kalian bertanya, dari mana kita tahu ada kaitan?
Karena setelah bangsa Israel tiba di seberang Laut Merah
setelah Laut Merah dikeringkan, hallo! Apa yang mereka nyanyikan? Nyanyian
Musa. Segera ini memberitahu kita: Nyanyian Musa dan Anak Domba! Apa yang akan terjadi di
penyelamatan pada akhir masa sudah digenapi secara tipologi dalam kisah yang
pertama.
Now let's go to the top of page 43. Israel was in bondage
in Egypt to the great dragon. Do you know that Pharaoh was called the great
dragon in Ezekiel 29:3? So Israel was in bondage. God promised to deliver them
from bondage. And in order to accomplish His purpose, what did God send? God
sent Plagues to persuade Pharaoh to let
His people go. But what happened with each Plague? Each Plague was saying to
Pharaoh, “Let My people go!” and the phrase is used many times there in Exodus.
What happened with Pharaoh? Instead of letting the people go he got angrier. Is
that going to happen at the end of time? Absolutely!
Now, one of the key points, was the issue of Sabbath
observance, even in the Old Testament story. Remember when Moses said, “let God’s people
go into the wilderness for three days to worship the Lord.“ He was actually
saying let us go and keep the Sabbath, and the Egyptians had noticed that. Notice Exodus 5:4-5, “4 Then the king of Egypt said to them, ‘Moses and Aaron, why do you take the
people from their work? Get back to
your labor.’ 5 And
Pharaoh said, ‘Look, the people of the land are many now, and you make them…” What?
“…שָׁבַת [shâbath], you make them rest from
their labor!’...” In
other words, Pharaoh understood that Moses was saying the people want to go out
into the wilderness to rest, to experience a שָׁבַת [shâbath].
Sekarang mari kita ke bagian atas hal. 43. Israel sedang
di bawah perbudakan di Mesir, oleh naga yang besar. Tahukah kalian bahwa Firaun
disebut “naga besar” di Yehezkiel 29:3? Jadi Israel di bawah perbudakan. Allah
berjanji untuk menyelamatkan mereka dari perbudakan. Dan untuk mencapai
tujuanNya, apa yang dikirim Allah? Allah mengirimkan Malapetaka-malapetaka
untuk mendesak Firaun agar melepaskan umatNya. Tetapi apa yang terjadi dengan
setiap Malapetaka? Setiap Malapetaka mengatakan kepada Firaun, “Biarkan umatKu
pergi!” dan ungkapan itu dipakai berulang-ulang di kitab Keluaran. Apa yang
terjadi dengan Firaun? Dia bukannya melepaskan Israel pergi, malahan dia
menjadi semakin marah. Apakah itu akan terjadi pada akhir masa? Tentu saja!
Nah, salah satu titik kunci adalah
isu pemeliharaan Sabat, bahkan di kisah di Perjanjian Lama.
Ingat, ketika Musa berkata, “Biarkan umat Allah pergi ke padang gurun selama
tiga hari untuk beribadah kepada Tuhan.” Sebenarnya Musa berkata, izinkan kami
pergi dan memelihara Sabat, dan orang-orang Mesir mengerti itu. Simak Keluaran
5:4-5, “4 Lalu raja Mesir berkata kepada mereka: ‘Musa
dan Harun, mengapa kamu mengajak bangsa ini meninggalkan pekerjaannya? Kembalilah ke pekerjaanmu!’ 5 Lagi kata Firaun: ‘Lihat,
sekarang bangsamu di negeri ini sudah banyak,
dan kamu membuat
mereka…” apa? “… שָׁבַת [shâbath], berhenti dari pekerjaan
mereka!’ …” Dengan kata lain Firaun paham bahwa Musa mengatakan umat
mau pergi ke padang gurun untuk beristirahat, untuk mengalamai suatu שָׁבַת [shâbath] atau perhentian.
Ellen White caught this nuance. In Patriarchs and Prophets page 258 she wrote, “In their bondage the Israelites had to some extent lost the
knowledge of God's Law,
and they had departed from its precepts.
The Sabbath
had
been generally
disregarded, and the
exactions of their taskmasters made its observance
apparently impossible. But Moses had shown his people that obedience to God
was the first condition
of
deliverance;
and the
efforts made to
restore the
observance of the Sabbath had come to the notice of their oppressors.”
What happened when they tried to observe the Sabbath? The
oppression got worse. Is that going to happen at the end of time? You’d better believe it.
Ellen
White menangkap nuansa ini. Di Patriarchs and Prophets hal. 258 dia menulis,
“…Dalam perbudakan mereka, sampai tahap tertentu bangsa Israel telah kehilangan
pengetahuan mereka tentang Hukum Allah, dan mereka telah meninggalkan
ketentuan-ketentuannya. Secara umum Sabat sudah diabaikan dan ternyata tuntutan
para pengawas kerja mereka membuat pemeliharaan Sabat sama sekali tidak
memungkinkan. Tetapi Musa telah menunjukkan kepada bangsanya bahwa kepatuhan
kepada Allah adalah syarat pertama pembebasan mereka, dan upaya untuk
memulihkan pemeliharaan Sabat telah menarik perhatian dari para penindas mereka…” Apa yang terjadi ketika mereka
berusaha memelihara Sabat? Penindasan menjadi semakin parah. Apakah itu yang
akan terjadi pada akhir masa? Percayalah!
When God’s people came out of Egypt the crescendo of Pharaoh's
rage reached its peak, and he made one last attempt to recover the subjects
that he had lost. The people must submit to his authority or be what? Or be
killed. Does that sound familiar? Pharaoh hedged the Israelites in, and there
appeared to be no escape. The people feared that the armies of Pharaoh would
kill them. We know this because they complained that Moses had taken them out
to the wilderness for them to perish, according to Exodus 14:12.
The location of the crossing was not where it
traditionally is thought. You know it's thought that they actually went south,
to the southern tip of the Sinai peninsula. Really the land where Israel went
to Mount Sinai was actually in Arabia, in northwestern Saudi Arabia. The
apostle Paul makes that clear in Galatians chapter 4, he says Sinai is in
Arabia. So where would they have to cross to get from Egypt to Arabia? They
would have to cross the gulf of Aqaba, super deep, because scholars say, “Well, you know, this was really the sea of reeds, it was like
a marsh and so they crossed the marsh.” But really they crossed where it was
deepest, they
crossed there at the gulf of Aqaba.
Ketika umat Allah keluar dari Mesir, peningkatan amarah Firaun sudah mencapai puncaknya, dan dia membuat satu upaya terakhir untuk mendapatkan kembali budak-budaknya yang telah hilang. Bangsa Yahudi harus takluk pada autoritasnya atau diapakan? Atau dibunuh. Apakah ini terdengar familier? Firaun mengepung bangsa Israel dan tampaknya seperti tidak ada jalan kelepasan. Orang Israel takut dibunuh oleh pasukan Firaun. Kita tahu ini karena mereka komplain bahwa Musa telah membawa mereka ke padang gurung supaya mereka binasa, menurut Keluaran 14:12.
Tempat penyeberangan bukanlah di mana yang secara
tradisional disangka. Kalian tahu, mereka disangka pergi ke selatan, ke ujung
selatan peninsula Sinai. Sesungguhnya tempat gunung Sinai yang didatangi orang
Israel itu ada di Arabia, di baratlaut
Saudi Arabia. Rasul Paulus membuatnya jelas di Galatia pasal 4, dia bilang
Sinai itu ada di Arabia.
Jadi di mana mereka harus menyeberang untuk tiba dari
Mesir ke Arabia? Mereka harus
menyeberangi teluk Aqaba, sangat dalam. Pakar-pakar Alkitab mengatakan, “Yah, itu adalah laut
alang-alang, cuma seperti rawa-rawa.
Jadi mereka menyeberangi rawa-rawa.” Tetapi sesungguhnya
mereka menyeberang di tempat yang paling dalam, mereka menyeberang di teluk Aqaba sana.
Notice Exodus 14:3, “ 3 For Pharaoh will say of
the children of Israel, ‘They are bewildered
by the land; the wilderness has closed them in.’…” in other
words there's no escape for them.
Simak Keluaran 14:3, “3 Karena Firaun akan berkata tentang orang Israel:
‘Mereka sudah bingung oleh tempatnya, padang
gurun telah mengurung mereka.’…” dengan kata lain,
sudah tidak ada jalan bagi mereka untuk lolos.
Ellen White described their predicament in Patriarchs and Prophets 283 and 284, “The Hebrews were encamped beside the sea, whose waters presented a seemingly
impassable barrier before them, while
on
the south a rugged
mountain obstructed their further progress.”
In other words they had no escape, they
were caught in the wilderness. And Pharaoh said they will be easy prey.
Ellen White
menggambarkan nasib mereka di Patriarchs and Prophets hal. 283-284, “…Orang-orang Israel berkemah di tepi laut,
yang airnya merupakan pembatas di hadapan mereka yang sepertinya tidak bisa
dilewati, sementara di sebelah selatan suatu pegunungan yang terjal menghalangi langkah maju mereka…” Dengan kata lain mereka tidak
bisa lolos, mereka terperangkap di padang gurun. Dan Firaun berkata mereka akan
menjadi mangsa empuk.
So now Pharaoh begins to prepare for the battle, Armageddon,
if you please. It's not called Armageddon in Exodus but that's what it symbolizes.
So he prepares for battle and the story is in Exodus 14:5-9. “ 5 Now it was told the king
of Egypt that the people had fled, and the heart of Pharaoh and his
servants was turned against the people; and they said, ‘Why have we done this,
that we have let Israel go from serving us?’ 6 So he made ready his chariot and took his people with
him. 7 Also,
he took six hundred choice chariots…” talk about overreacting, with the people who had no
weapon
“…and all the chariots of Egypt with captains over every one of them. 8 And the Lord hardened
the heart of Pharaoh king of Egypt, and he pursued the children of Israel;
and the children of Israel went out with boldness. 9 So the Egyptians
pursued them, all the horses and chariots
of Pharaoh, his horsemen and his army, and overtook them camping by the sea
beside Pi Hahiroth, before Baal Zephon.” So does it appear like they're caught and they're going
to be destroyed? Yes! There's no escape. Did God’s people go through a severe
time of trouble? Notice Exodus 14:10, “10 And when
Pharaoh drew near, the children of Israel lifted their eyes, and behold, the
Egyptians marched after them. So they were very afraid, and the children of
Israel…” did
what? They
“…cried out to the Lord…” Is that what God’s people are going to do during
the final Time of Trouble? Absolutely! But the Lord promised to fight for them.
Interesting!
Jadi sekarang
Firaun mulai bersiap-siap untuk berperang,
Harmageddon, katakanlah. Di Eksodus namanya tidak disebut Harmageddon, tetapi
itulah yang disimbolkannya. Maka Firaun sekarang bersiap untuk berperang dan ceritanya ada di Keluaran 14:5-9. “5 Ketika
diberitahukan kepada raja Mesir, bahwa bangsa itu telah lari, maka berubahlah
hati Firaun dan pegawai-pegawainya terhadap bangsa itu, dan berkatalah mereka:
‘Mengapa kita telah
berbuat ini, sehingga kita membiarkan
orang Israel pergi dari perbudakan kita?’ 6 Kemudian ia mempersiapkan keretanya dan membawa orang-orangnya serta. 7 Juga, dia membawa enam ratus kereta pilihan…” apa bukan over
reaksi itu, menghadapi orang-orang yang tidak punya senjata? “…dan semua
kereta Mesir, masing-masing lengkap dengan perwiranya. 8 Demikianlah
TUHAN mengeraskan hati Firaun, raja Mesir itu, dan
ia mengejar orang Israel. Dan orang Israel keluar dengan berani. 9 Maka orang Mesir mengejar mereka, semua kuda dan kereta Firaun, orang-orang
berkuda dan pasukannya, dan mereka tersusul saat sedang berkemah di tepi laut, dekat
Pi-Hahirot di depan Baal-Zefon…” Jadi apakah sepertinya mereka terperangkap dan mereka
akan dibinasakan? Ya! Tidak ada jalan untuk lolos. Apakah umat Allah harus
melewati Masa Kesukaran Besar yang berat? Simak Keluaran 14:10, “…10 Ketika Firaun telah dekat,
orang Israel mengangkat mata mereka, maka
tampaklah orang Mesir bergerak menyusul mereka. Lalu sangat ketakutanlah orang
Israel dan mereka…” berbuat apa? “…mereka berseru-seru kepada TUHAN…” itukah yang akan
dilakukan umat Allah selama Masa Kesukaran Besar yang terakhir? Jelas! Tetapi
Tuhan sudah berjanji untuk berperang untuk mereka. Menarik.
The battle was not Israel's, it was the battle of the
Lord God Almighty, as we find in Revelation about the battle of Armageddon. In
fact the Lord promised to fight for Israel and He just said, “You just trust
Me.” Is this righteousness by faith in verity, trusting the Lord implicitly?
Yes! In
that sense the Third Angel's Message Ellen White says is
righteousness by faith in verity. But it's not dealing with the mere
imputation of Christ’s righteousness.
It's dealing with the imputation of Christ’s
righteousness that leads to faithfulness.
Exodus 14:13-14, “13 And Moses
said to the people, ‘Do not be afraid. Stand still, and see
the salvation of the Lord, which He
will accomplish for you today. For the Egyptians whom you see today, you
shall see again no more forever. 14 The Lord will
fight for you, and you shall hold your peace.”… “1 At that time Michael shall
stand up, the great prince who stands watch over the sons of your people. And there shall be a
time of trouble…” but
God’s people will be what? “…delivered, every one who is
found written in the book.”
Itu bukan perang Israel, itu perang Tuhan Allah yang
Mahakuasa, seperti yang kita dapati di Wahyu mengenai perang Harmageddon.
Faktanya, Tuhan berjanji untuk berperang untuk Israel, dan Dia berkata, “Kamu
percayai saja Aku.” Apakah ini pembenaran oleh iman yang sesungguhnya, mempercayai Tuhan sepenuhnya?
Ya! Dalam pengertian itu,
kata Ellen White, Pekabaran Malaikat
Ketiga adalah pembenaran oleh iman yang sesungguhnya. Tetapi itu
tidak hanya mengenai pengkreditan kebenaran Kristus. Itu berurusan dengan
pengkreditan kebenaran Kristus yang menghasilkan kesetiaan.
Keluaran 14:13-14,
“13 Dan berkatalah Musa kepada bangsa itu:
‘Janganlah takut, jangan bergerak dan
lihatlah keselamatan dari TUHAN, yang akan dilakukan-Nya
hari ini bagimu; sebab orang Mesir yang kamu
lihat hari ini, tidak akan kamu lihat lagi untuk selama-lamanya. 14
TUHAN akan berperang untuk kamu, dan kamu diamlah.’… 1 Pada waktu itu juga Mikhael akan berdiri, Pangeran
besar itu, yang menjaga anak-anak bangsamu;
dan akan ada suatu waktu kesesakan yang besar…”
tetapi umat Allah akan diapakan? “…akan diselamatkan, yakni setiap orang yang namanya didapati tertulis dalam Kitab itu.”
When all appeared to be lost, the Lord dried up or
divided the waters of the Red Sea. Does that kind of ring a bell, drying up of
waters, and dividing waters? We just noticed it
in the Sixth Plague. See, we have to look at terminology. We have to look
at the connections, its typology, what happened locally and literally is going
to happen globally at the end of time.
As
long as the waters were united ~
this is an important point ~ they were a menace to God’s people. But when the
waters are dried up, or the waters are divided, the waters become helpful to
God’s people, do they not?
Ketika tampaknya sudah tidak ada harapan, Tuhan mengeringkan
atau membelah air-air Laut Merah. Apakah itu mengingatkan kita pada sesuatu?
Mengeringnya air? Membelah air? Kita baru saja melihatnya di Malapetaka Keenam.
Lihat, kita harus menyimak istilahnya. Kita harus menyimak hubungannya, tipologinya, apa yang terjadi
secara lokal dan literal itu akan terjadi secara global pada akhir masa. Selama air-air itu bersatu
~ ini adalah poin yang penting ~ mereka
merupakan musuh bagi umat Allah. Tetapi ketika air-air itu mengering, atau air-air itu terbelah,
maka air-air itu menguntungkan bagi umat Allah, bukan?
Let's read Exodus 14:16, 21, God says to Moses, “ 16 But lift up your
rod, and stretch out your hand over the sea and…” what? “…divide it. And the children of Israel shall
go on…” what? “…dry ground…” this
is a drying up of the waters of the Red Sea “…through the
midst of the sea… 21 Then Moses stretched out
his hand over the sea; and the Lord caused
the sea to go back by
a strong east wind all that night, and made the sea into dry land, and the waters
were divided.”
Just like at the end the waters are dried up, the waters
of the symbolic Euphrates, the waters of the Red Sea dried up to prepare a way
of escape for God’s people.
Was it the drying up of the waters that provided a way of
escape for God’s people? Absolutely!
Mari kita baca Keluaran 14:16, 21, Allah berkata kepada
Musa, “16 Tetapi angkatlah tongkatmu dan ulurkanlah
tanganmu ke atas laut dan…” apa?
“…belahlah airnya. Dan umat Israel akan
berjalan di…” mana? “…di atas daratan yang kering…” inilah pengeringan
air-air Laut Merah, “…melalui
tengah-tengah laut…. 21 Lalu Musa mengulurkan tangannya
ke atas laut, dan TUHAN membuat air laut surut ke belakang dengan perantaraan angin
timur yang keras sepanjang malam itu, dan membuat laut itu menjadi tanah kering; dan air itu terbelah…”
Persis sama seperti saat akhir nanti di mana air-air itu
dikeringkan, yaitu air-air Efrat simbolis, maka air-air Laut Merah dikeringkan
untuk menyediakan jalan kelepasan bagi umat Allah.
Apakah mengeringnya air-air yang menyediakan jalan
kelepasan bagi umat Allah? Tentu saja.
Now what about this issue of the 5th, 6th,
and 7th Plagues?
Now it's going to really get exciting. Let's notice
Exodus 14:19-20.
·
Remember
what the Fifth Plague was? Darkness, right?
·
Sixth
Plague the drying up of the waters, right?
·
Seventh
Plague lightnings, thunderings, earthquake, precipitation from heaven.
That's the sequence.
Nah, bagaimana tentang isu Malapetaka-malapetaka Kelima,
Keenam, dan Ketujuh?
Sekarang ini benar-benar menarik. Mari kita simak
Keluaran 14:19-20.
·
Ingat Malapetaka Kelima itu apa? Kegelapan, benar?
·
Malapetaka Keenam itu mengeringnya air-air, benar?
·
Malapetaka Ketujuh, kilat-kilat, guntur-guntur, gempa bumi,
curahan-curahan dari langit.
Itulah urut-urutannya.
THE FIFTH PLAGUE
Notice Exodus 14:19-20, the people are at the edge of the
Red Sea, Pharaoh and his armies are coming after them. There appears to be no
hope. And it says in verse 19, “19 And the Angel of God, who went before
the camp of Israel, moved and went behind them…” in other words it was leading them, now moves over their
heads and goes behind them, “…and the
pillar of cloud went from before them and stood behind them. 20 So it came between the
camp of the Egyptians and the camp of Israel. Thus it was a cloud and
darkness to the one…” to whom was it a cloud of darkness? To the
Egyptians “…and it gave light by night to the other, so that the one
did not come near the other all that night.”
Light among God’s people, darkness upon the wicked
Egyptians. Would that be equivalent to the Fifth Plague? Absolutely!
MALAPETAKA KELIMA
Simak Keluaran
14:19-20, bangsa Israel berada di tepi Laut Merah, Firaun dan pasukannya
mengejar mereka. Tampaknya seperti tidak ada harapan. Dan dikatakan di ayat 19,
“ 19 Dan Malaikat Allah, yang tadinya berjalan di depan
perkemahan Israel, pindah, dan pergi ke belakang mereka…” dengan kata lain,
tadinya tiang awan itu memimpin mereka, tapi sekarang tiang itu pindah melewati
kepala-kepala mereka dan menempatkan Dirinya di belakang
mereka, “…dan tiang awan itu pergi dari depan mereka, lalu berdiri di
belakang mereka. 20 Demikianlah tiang itu berdiri di antara perkemahan orang Mesir dan perkemahan orang Israel. Dengan
demikian, itu adalah awan dan kegelapan bagi yang
satu…” bagi siapa itu awan kegelapan? Bagi bangsa Mesir, “…dan dia
memberikan terang pada malam itu kepada yang lain sehingga yang satu tidak
dapat mendekati yang lain, semalam-malaman itu…”
Terang di tengah-tengah umat Allah, kegelapan di
tengah-tengah bangsa Mesir yang jahat. Apakah itu sejajar dengan Malapetaka
Kelima? Jelas iya!
Notice this statement from Ellen White, Patriarchs and Prophets 286 and 287, “But now, as the Egyptian host approached them expecting to make them an easy prey, the cloudy
column rose majestically into the heavens, passed over the Israelites, and descended between them and the armies of Egypt. A wall of darkness interposed between the pursued and their
pursuers. The Egyptians could no longer discern the camp of the Hebrews, and were forced to halt. But as the darkness of night
deepened, the wall of cloud became a
great light to the Hebrews, flooding the entire encampment with the radiance of day.”
Simak
pernyataan ini dari Ellen White, Patriarchs and Prophets hal. 286-287, “…Tetapi sekarang, ketika balatentara Mesir
mendekati mereka dan mengira bisa menjadikan mereka mangsa empuk, tiang awan
itu bangkit dengan kebesarannya ke langit, melewati orang-orang Israel, dan
turun di antara mereka dan pasukan Mesir. Suatu dinding kegelapan menghalangi
antara yang diburu dengan pemburunya. Orang-orang Mesir tidak lagi bisa melihat
perkemahan orang-orang Ibrani, dan terpaksa berhenti. Tetapi saat kegelapan
malam menjadi semakin kelam, dinding awan itu menjadi suatu terang yang besar bagi
orang-orang Ibrani, memenuhi seluruh perkemahan itu dengan cahaya terang siang
hari.”
And so now God is going to take the battlefield. This is “the battle of the great God Almighty”, that's what the battle of Armageddon is
referred to as, by the way. As the sun was about to rise ~ we're at the bottom of page 46 ~ as the sun was about to rise God took the
battlefield on behalf of Israel. Confusion and panic suddenly overtook the
armies of the Egyptians, and they forgot about pursuing God’s people, by the
way. And they began to flee. In fighting the people of God, the Egyptians were
fighting the God of the people. This battle was the battle of the Lord God
Almighty, it was not the battle of Israel.
It's like when Saul was on the road to
Damascus, you know a voice from heaven says, “Saul, Saul, why do you persecute
Me?” And Saul says, wait a minute, is Damascus in heaven? He might have thought
that because the voice was coming from heaven, he was going to Damascus, he was
persecuting the Christians. And then you know the voice said, “In that you are persecuting My people,
you're persecuting Me.” Whoever touches you touches the apple of His eye, in
that you did it to one of these the least of My brethren, you did it unto Me,
the Bible says.
Maka sekarang Allah akan akan berperang. Inilah “peperangan
besar Allah Mahakuasa” nah, itulah sebutan yang diberikan untuk perang
Harmageddon. Ketika matahari akan terbit ~ kita di bagian bawah hal. 46 ~
ketika matahari akan terbit, Allah mulai berperang demi bangsa Israel.
Kebingungan dan kepanikan tiba-tiba menguasai pasukan Mesir dan
mereka lupa memburu umat Allah. Mereka mulai melarikan diri. Dengan berperang
dengan umat Allah, bangsa Mesir berperang dengan Allah umat itu. Perang ini
adalah perang Tuhan Allah yang Mahakuasa, ini bukan perang Israel.
Seperti ketika Saulus berada dalam perjalanan ke Damaskus, suatu suara dari
langit berkata, “Saulus, Saulus, mengapa kamu mempersekusi Aku?” Dan Saulus
berkata, tunggu dulu, memangnya Damaskus di langit? Mungkin saja dia berpikir
demikian karena suara itu datang dari langit, dan dia menuju Damaskus, dia
sedang mempersekusi orang-orang Kristen. Kemudian suara itu berkata, “Dengan
mempersekusi umatKu, kamu mempersekusi Aku.” Siapa yang menyentuh mereka,
menyentuh biji mata kesayangan Allah, dengan melakukannya bagi mereka yang
paling hina dari saudara-saudaraKu, kamu melakukannya bagiKu, kata Alkitab.
Notice Exodus 14:24-25, “24 Now it came
to pass, in the morning watch, that the Lord looked
down upon the army of the Egyptians…” this is a serious thing when the Lord looks down “…through the pillar of fire and cloud and…” what did He do? “…He troubled the army of the Egyptians…”
so now He's going to distract them from
destroying God’s people, and it's going to actually cause a panic among them.
Verse 25, “…25 And He took off their
chariot wheels, so that they drove them with difficulty; and the Egyptians
said…” See, they got the point
now, that they weren't fighting Israel, “…and the Egyptians said, ‘Let us flee from
the face of Israel, for the Lord fights
for them against the Egyptians.’…” So we need to make sure that we're on the Lord's side,
folks.
Simak Keluaran
14:24-25, “24 Dan terjadilah, pada waktu jaga pagi TUHAN
memandang ke bawah ke tentara orang
Mesir…” bila Tuhan
memandang ke bawah itu hal yang serius, “…dari
tiang api dan awan itu dan…” apa yang
dilakukanNya? “…Dia mengacau tentara orang Mesir itu…” jadi sekarang
Tuhan akan mengalihkan perhatian mereka dari niat untuk membinasakan umat
Allah, dan akan benar-benar menimbulkan suatu kepanikan di tengah-tengah
mereka. Ayat 25, “…25 Dan Ia mencopot roda kereta mereka, sehingga mereka mengendarainya dengan kesulitan, dan
orang-orang Mesir berkata…” lihat, akhirnya
mereka sadar bahwa mereka tidak sedang berperang dengan Israel, “…dan orang-orang Mesir berkata, ‘Marilah kita lari meninggalkan orang Israel,
sebab TUHAN-lah yang berperang untuk mereka melawan Mesir.’…”
Jadi kita harus memastikan kita berada di pihak
Tuhan, Saudara-saudara.
THE SIXTH PLAGUE
Now what about the Sixth Plague, the drying up of the
waters, the dividing of the waters, that also is found in this story. As the
Egyptian armies began to retreat, Moses extended his rod as they're in the sea,
Moses extends his rod and the waters of the Red Sea are what? Dried up. Any
connection with the Sixth Plague of Revelation, the waters drying up? Waters
that were united before? In the Old Testament we're dealing with the literal,
in the end of time with the symbolic. So they were
dried up or they were divided, both words are used.
And did this prepare the way for the arrival of the Kings
from the East? You say who are the Kings from the East? We'll get that in a
moment.
Up to this point the waters have been a menace to God’s
people. As long as the waters were united there was no escape. Notice Exodus
14:16, 21 God says to Moses, “ 16 But lift up your rod, and stretch out your hand
over the sea and…” what?
Here's the key word, “…divide it…” Remember that Babylon was divided into
three parts?
“…And the children of Israel shall go on dry ground…” was a way prepared for the escape of God’s
people? That's in the Sixth Plague as well. So it says, “…And the
children of Israel shall go on dry ground
through the midst of the sea. …21 Then Moses stretched out his hand over the
sea; and the Lord caused
the sea to go back by
a strong east wind all that night, and made the sea into dry land, and the waters
were divided.”
After God dried up the waters or divided them here comes
an additional point, the waters then became inimical to whom? To the Egyptians.
The waters that were a support to the Egyptians ~ were they a support for the
Egyptians as long as they were united? Yes!
~ but now the waters that were a support to the Egyptians become what?
Enemies of the Egyptians. I hope you're catching the picture. It's amazing.
This is the backdrop of the Sixth Plague.
MALAPETAKA KEENAM
Nah, bagaimana mengenai Malapetaka Keenam, mengeringnya
air-air, terbelahnya air-air, yang juga terdapat dalam kisah ini. Ketika
tentara Mesir mulai mundur, Musa mengulurkan
tongkatnya saat mereka berada di laut, Musa mengulurkan tongkatnya dan air-air
Laut Merah apa? Mengering. Apakah ada hubungannya dengan Malapetaka Keenam
Wahyu, mengeringnya air-air? Air-air yang tadinya menyatu? Di Perjanjian Lama
kita berurusan dengan yang literal, di akhir masa dengan yang simbolis. Maka
air-air itu mengering atau mereka terbelah, kedua kata itu sama-sama dipakai.
Dan apakah ini menyediakan jalan bagi kedatangan
Raja-raja dari Timur? Kalian berkata siapa Raja-raja dari Timur ini? Kita nanti
akan ke sana.
Hingga saat ini
air-air itu merupakan musuh bagi umat Allah. Selama air-air itu menyatu, tidak
ada jalan bagi mereka untuk lolos. Simak Keluaran 14:16, 21, Allah berkata
kepada Musa, “16 Tetapi angkatlah tongkatmu dan ulurkanlah
tanganmu ke atas laut dan…” apa? Inilah kata kuncinya, “…belahlah
airnya…” Ingatkah bahwa
Babilon terdiri atas tiga bagian? “…Dan umat Israel akan berjalan di atas daratan yang kering…” apakah suatu jalan
disiapkan bagi kelepasan umat Allah? Ini juga ada di Malapetaka Keenam. Jadi
dikatakan, “…Dan umat Israel akan berjalan di
atas daratan yang kering melewati tengah-tengah laut… 21 Lalu
Musa mengulurkan tangannya ke atas laut, dan TUHAN membuat air laut surut ke belakang
dengan perantaraan angin timur yang keras sepanjang
malam itu, dan membuat laut itu menjadi
tanah kering; dan air itu terbelah.”
Setelah Allah mengeringkan air-air itu atau membelah
mereka, sekarang muncul poin tambahan yang lain. Air-air itu kemudian menjadi
musuh bagi siapa? Bagi orang-orang Mesir. Air-air yang tadinya merupakan
dukungan bagi Mesir ~ apakah mereka dukungan bagi Mesir selama mereka bersatu? Ya!
~ tetapi sekarang air-air yang tadinya adalah dukungan bagi orang Mesir
sekarang menjadi apa? Menjadi musuh orang-orang Mesir. Moga-moga kalian
menangkap gambarnya. Mengagumkan. Ini adalah latar belakang dari Malapetaka
Keenam.
So notice Exodus 14:26, “26 Then
the Lord said
to Moses, ‘Stretch out your hand over the sea, that the waters may come back
upon the Egyptians, on their chariots, and on their horsemen.’ 27 And
Moses stretched out his hand over the sea…” and now notice what moment it was, “…and when the morning appeared…” in other words, at the sun rising, this is
happening at
the sun rising. You say why is that important? Because in Revelation
chapter 16 where it says to prepare the way for the Kings from the East, the
word “east” does not catch the nuance of the Greek because in the Greek
actually it's two words not one, it's Ανατολή
ηλίου [Anatoli iliou] which
should be translated from “the rising sun”.
·
When
are God’s people delivered in the Sixth Plague?
When
the Kings from the rising sun come.
·
When
was Israel delivered?
When
the sun rose.
You see all of these are connections that
say, hey the typology! Don't miss the typology! We're not only dealing with
history, we're dealing with prophecy.
Jadi simak Keluaran 14:26, “26 Lalu
berfirmanlah TUHAN kepada Musa, ‘Ulurkanlah tanganmu ke atas laut, supaya
air berbalik ke atas orang Mesir, ke atas kereta mereka dan pasukan berkuda mereka.’ 27
Dan Musa mengulurkan tangannya ke atas laut…” dan sekarang simak
itu waktu apa, “…dan saat pagi merekah…” dengan kata lain,
saat matahari terbit, ini terjadi saat
matahari terbit. Kalian bertanya, mengapa itu penting? Karena di Wahyu 16 di
mana dikatakan untuk mempersiapkan jalan bagi Raja-raja yang datang dari sebelah Timur,
kata “timur” tidak menangkap nuansa dari bahasa Greekanya, karena di bahasa
Greeka sesungguhnya itu dua kata, bukan satu, kata itu ialah Ανατολή ηλίου [Anatoli iliou] yang seharusnya
diterjemahkan “dari matahari
terbit”.
·
Kapan umat Allah diselamatkan di Malapetaka Keenam?
Ketika Raja-raja dari matahari terbit datang.
·
Kapan Israel diselamatkan?
Ketika matahari terbit.
Kalian lihat semua
ini adalah koneksi yang mengatakan, hei, ini tipologi! Jangan
melewatkan tipologinya! Kita bukan hanya berurusan dengan sejarah, kita
berurusan dengan nubuatan.
And so it continues saying, verse 27, “… 27 And Moses stretched out his hand over the sea and
when the morning appeared the sea returned to its full depth, while the
Egyptians were fleeing into it. So the Lord overthrew the
Egyptians in the midst of the sea. 28 Then the waters returned and covered the
chariots, the horsemen, and all
the army of Pharaoh that came into the sea after them. Not so much as one of
them remained. 29 But the
children of Israel had walked on dry land in the midst of the sea…” the way was prepared, in other words, for their escape “…and the
waters were a wall to
them on their right hand and on their left. 30 So the Lord saved Israel that day out of
the hand of the Egyptians, and Israel saw the Egyptians dead on the seashore. 31
Thus Israel saw the great work which the Lord had done in Egypt. So the people fear the Lord and believe the
Lord and his servant Moses.”
Who receives the glory here? Oh, we were
delivered because we're so good. No! The Lord gets all the glory, none for
Israel.
Maka selanjutnya dikatakan di ayat 27, “27 Dan
Musa mengulurkan tangannya ke atas laut, dan
saat pagi merekah
berbaliklah air laut ke kedalamannya yang semula,
selagi orang Mesir lari ke dalam air itu. Demikianlah
TUHAN mengalahkan orang Mesir di tengah-tengah laut. 28 Lalu
air-air itu kembali dan menutupi kereta-kereta, pasukan berkuda dan
seluruh pasukan Firaun, yang menyusul
orang Israel ke laut. Seorang pun tidak
ada yang tersisa dari mereka. 29 Tetapi orang Israel telah berjalan di daratan yang kering
di tengah-tengah laut…” dengan kata lain, jalan untuk kelepasan mereka disiapkan, “…dan air itu menjadi
tembok bagi mereka di kanan dan di kiri mereka. 30 Demikianlah pada
hari itu TUHAN menyelamatkan orang Israel dari tangan orang Mesir. Dan orang
Israel melihat orang Mesir mati di pantai laut. 31 Dengan demikian orang Israel melihat perbuatan besar yang dilakukan TUHAN di
Mesir, maka takutlah bangsa itu kepada TUHAN dan mereka percaya kepada TUHAN
dan kepada Musa, hamba-Nya itu.”
Siapa yang menerima kemuliaannya di sini? O, kami
diselamatkan karena kami begitu baik. Tidak! Semua kemuliaan itu milik Tuhan,
tidak ada yang buat Israel.
THE SEVENTH PLAGUE
Now you say what about the Seventh Plague? You
remember that in the Seventh Plague in Revelation you have an earthquake, and
you have thunder, and you have lightning, and precipitation? Exodus does not mention those phenomena, but
the Psalms do. Let's go to Psalm 77:15-20 which is remembering what happened at
the edge of the Red Sea. Here it says, “15 You have
with Your arm
redeemed Your people, the sons of Jacob and Joseph. [Selah] 16 The waters saw You, O God; the waters saw You, they
were afraid; the depths also trembled….”
so is it an earthquake?
Yes! “…17 The clouds poured out water…” there you have precipitation from heaven, “…the skies sent out a sound…” is there thunder in Revelation, in the
Seventh Plague? Yes!
“…Your arrows also flashed about….” what are God’s arrows? Lightning. Is lightning mentioned
in the Seventh Plague of Revelation? Yes! “…18 The
voice of Your thunder was in
the whirlwind; the lightnings lit up the world; the earth trembled and shook…” which is mentioned also in the Seventh
Plague. “…19 Your way was in the sea, Your path in the
great waters, and Your footsteps were not known…” you say,
well how do you know that this is referring to what happened at the Red
Sea? Ah, notice the following verse, verse 20, “…20 You led Your people like a flock by the hand of
Moses and Aaron.”
Was there an earthquake at the Red Sea?
Yes! Was there thunder? Yes! Was there lightning? Was there precipitation from
heaven? Absolutely! And so you have this pattern, this same pattern that you find in the
Exodus story is found also at the end of time, only the difference is
that you're dealing in the Old Testament with the literal, in Revelation you're
dealing with the symbolic.
MALAPETAKA KETUJUH
Sekarang kalian
berkata, bagaimana dengan Malapetaka Ketujuh? Kalian ingat bahwa di Malapetaka
Ketujuh di Wahyu, ada gempa bumi, ada guntur, ada kilat, dan curahan-curahan
dari langit? Kitab Keluaran tidak menyebut fenomena-fenomena tersebut, tetapi
ada di kitab Mazmur. Mari kita ke Mazmur 77:15-20 yang mengingat kembali apa
yang terjadi di tepi Laut Merah. Di sini dikatakan, “15 Dengan lengan-Mu Engkau telah
menebus umat-Mu, bani Yakub dan bani Yusuf. [Sela] 16 Air-air telah melihat Engkau, ya Allah, air-air telah melihat Engkau, mereka gentar, kedalaman
pun gemetar…” nah, apakah ini gempa bumi? Ya! “…17 Awan-awan mencurahkan air…” di sini ada
pencurahan dari langit, “…langit
mengirimkan bunyi…” apakah ada guntur di Wahyu, di Malapetaka Ketujuh? Ya!
“…anak-anak panah-Mu beterbangan…”
anak panah Allah itu apa? Kilat. Apakah
di Malapetaka Ketujuh di Wahyu disebutkan kilat? Ya! “…18
Deru guntur-Mu ada dalam angin puyuh,
kilat-kilat menerangi dunia, bumi gemetar dan bergoncang…” yang juga
disebutkan di Malapetaka Ketujuh. “…19
Pola-Mu ada
di laut, jalan-Mu di laut yang luas, dan
jejak-Mu tidak diketahui…” kalian berkata, nah, dari mana kita tahu ini mengacu
kepada apa yang terjadi di Laut Merah? Aah, simak ayat berikut, ayat 20, “…20 Engkau telah menuntun umat-Mu
seperti kawanan domba dengan tangan Musa dan
Harun."
Apakah ada gempa bumi di Laut Merah? Ya! Apakah ada
guntur? Ya! Apakah ada kilat? Apakah ada pencurahan dari langit? Tentu saja!
Maka ada pola ini, pola yang sama yang
kita lihat di kisah di Keluaran, juga ada pada akhir masa, hanya
saja bedanya ialah, di Perjanjian Lama itu literal, di Wahyu itu simbolis.
Let's read Exodus 14:24, 27. “24 Now it came
to pass, in the morning watch, that the Lord looked
down upon the army of the Egyptians through the pillar of fire and cloud, and
He troubled the army of the Egyptians… 27 And Moses stretched out his hand over the sea; and
when the morning appeared, the sea returned to its full depth, while the
Egyptians were fleeing into it. So the Lord overthrew the
Egyptians in the midst of the sea...” So the waters dry up and then the waters do what? They
drown the Egyptians. Notice 14:28, “… 28 Then the
waters returned and covered the chariots, the horsemen, and all the army of Pharaoh that
came into the sea after them. Not so much as one of them remained…”
Mari kita baca Keluaran 14:24, 27, “24 Dan
terjadilah, pada waktu jaga pagi TUHAN
memandang ke bawah ke tentara orang Mesir dari tiang api dan awan itu dan Dia mengacau
tentara orang Mesir itu. 27 Dan Musa
mengulurkan tangannya ke atas laut, dan saat pagi merekah
berbaliklah air laut ke kedalamannya yang semula,
selagi orang Mesir lari ke dalam air itu. Demikianlah
TUHAN mengalahkan orang Mesir di tengah-tengah laut…” Maka air-air itu
mengering, kemudian air-air itu berbuat apa? Mereka menenggelamkan orang-orang
Mesir. Simak 14:28, “…28
Lalu air-air itu kembali dan menutupi kereta-kereta, pasukan
berkuda dan seluruh pasukan Firaun,
yang menyusul orang Israel ke laut. Seorang pun tidak ada yang tersisa dari mereka.”
And then what do the people do on the other
side of the sea when all their enemies are buried, and a way has been prepared
for them to escape from their enemies, what do they do when they're on the
other shore? Da, they sing the song of
Moses. What are God’s people going to sing once they go through the same
experience? They're going to sing the song of Moses (because that's the type)
and the Lamb (because that's the fulfillment of what the type was pointing
to). This is typology.
Kemudian apa yang
dilakukan orang-orang di seberang laut ketika semua musuh mereka sudah
tenggelam dan suatu jalan telah disiapkan bagi mereka untuk lolos dari musuh-musuh
mereka, apa yang mereka lakukan di pantai seberang? Da! (= Ya
~ bah. Rusia) mereka menyanyikan nyanyian Musa. Apa yang akan
dinyanyikan umat Allah begitu mereka melalui pengalaman yang sama? Mereka akan
menyanyikan nyanyian Musa (karena itu tipenya) dan Anak Domba (itu penggenapan
dari apa yang ditunjukkan oleh tipenya). Inilah tipologi.
Now we're going to skip reading this magnificent
hymn, I wish somebody would set this hymn to music. We don't know what the
music was like, we only have the words, but it'd be beautiful if somebody set
this to music. Let me ask you if somebody set music to this Exodus chapter 15,
do you think we would be able to sing it? Yeah! Do you think we would be able
to sing it like Israel did? Of course not! Why could they sing it differently
than us? Because it's a song of their
experience. We were never at the edge of the Red Sea, at the point of
being annihilated. The 144’000 can sing
this song such as no other group can ever sing it. Now the redeem will sing it.
It's like Revelation chapter 5 where it says “You
have redeemed us from every nation, tongue, and people”. You know people say, Oh so the 24 Elders
have to be human because they are singing this song “You have redeemed us, and
we will be kings on the earth” but Ellen
White has a statement where she says that the angels of heaven, including the
Elders, are going to sing this song. She says they haven't had the experience,
but they're still going to sing the song along with God’s people. And so God’s
people will sing this song.
Nah, kita akan
melompati membaca hymne yang luar biasa ini. Moga-moga ada yang akan membuatkan
musiknya untuk lirik hymne ini. Kita tidak tahu bagaimana musiknya, kita hanya
punya liriknya, tetapi pasti indah jika ada yang membuatkan musiknya. Coba saya
tanya, jika ada yang membuatkan musiknya untuk lirik di Keluaran
pasal 15 ini, menurut kalian apakah kita bisa menyanyikannya? Iya. Menurut
kalian bisakah kita menyanyikannya seperti Israel? Tentu saja tidak!
Mengapa mereka menyanyikannya beda dari
kita? Karena itu lagu pengalaman mereka. Kita tidak pernah berada di tepi Laut
Merah, menghadapi ancaman mati. Ke-144’000 akan bisa menyanyikan nyanyian ini
sedemikian rupa yang tidak pernah bisa dinyanyikan kelompok lain. Nah,
orang-orang tebusan akan menyanyikannya. Itu seperti yang di Wahyu pasal 5 di
mana di katakan, “Engkau telah menebus kami dari
tiap-tiap suku dan bahasa dan kaum dan bangsa.” Kalian tahu, orang-orang berkata, O, kalau begitu ke-24
Tua-tua itu manusia karena mereka menyanyikan lagu ini “Engkau telah menebus kami… dan kami akan
menjadi raja di bumi”, tetapi ada pernyataan dari Ellen White di mana dia
berkata bahwa para malaikat di Surga, termasuk Tua-tua akan menyanyikan lagu
ini. Ellen White berkata, mereka memang tidak mengalaminya tetapi mereka akan
tetap menyanyikan lagu itu bersama-sama dengan umat Allah. Maka umat Allah akan
menyanyikan nyanyian ini.
And so now we go to page 50. We're not
going to be able to say much about Ellen White at this point, that third
fulfillment, but let's go to Exodus 15:17-18.
Where does God take Israel after He has delivered them from their enemies? He
takes them to the promised land. Where is God going to take His people after
the final deliverance? To the New Jerusalem in the promised land.
Notice Exodus 15:17-18, “17 You will
bring them in and plant them…” this is the end of the song “…and plant them in the mountain of Your
inheritance…” what
mountain is that? Zion, where are the 144’000 standing? On mount Zion, “…In the place, O Lord, which You have made for Your own
dwelling, the sanctuary, O Lord, which Your hands have established. 18 The Lord shall
reign forever and ever.”
Maka sekarang kita
akan ke hal. 50. Kita tidak akan bisa mengatakan banyak tentang Ellen White
saat ini, penggenapan ketiganya, tetapi mari kita ke Keluaran 15:17-18. Ke mana
Allah membawa Israel setelah Dia menyelamatkan mereka dari musuh-musuh mereka?
Dia membawa mereka ke tanah perjanjian.
Ke mana Allah akan
membawa umatNya setelah penyelamatan terakhir? Ke Yerusalem Baru di tanah
perjanjian.
Simak Keluaran
15:17-18, “17 Engkau akan membawa mereka masuk dan menempatkan
mereka…” ini adalah bagian
akhir lagu itu, “…dan menempatkan mereka di gunung warisan-Mu…” gunung apa itu?
Sion! Di mana ke-144’000 berdiri? Di gunung Sion, “…di tempat yang telah Kaubuat sebagai kediaman-Mu sendiri,
ya TUHAN; di tempat kudus, ya TUHAN, yang didirikan tangan-Mu. 18
TUHAN akan memerintah selama-lamanya."
Pharaoh came to realize too late that in
fighting the people of God he was fighting the God of the people. The protecting care of God must be understood
in the context of the covenant. When God’s people are in a covenant relationship
with the Lord, the Lord protects them from annihilation. When Saul of
Tarsus persecuted the church, he was persecuting the Lord.
Firaun menyadari
terlambat bahwa dengan berperang melawan umat Allah, dia melawan Allah umat
itu. Perlindungan Allah harus dipahami dalam konteks Perjanjian. Bilamana umat Allah berada
dalam hubungan Perjanjian dengan Tuhan,
Tuhan melindungi mereka dari pemusnahan. Ketika Saulus dari
Tarsus mempersekusi gereja, dia sedang mempersekusi Tuhan.
Now let's go to the last point here, which
is a vital prophetic principle. Literal
Israel was literally captive, in literal Egypt, to literal Pharaoh. God raised
up a literal person Moses to lead God’s literal people out. Literal Israel was
closed in at the edge of the literal sea. The literal waters were divided or
dried up by Moses’ literal rod, and then the waters literally avalanched
themselves upon the enemies, to deliver literal Israel. So the Old Testament
story is literal, and local. Literal Israel then sang what? They sang the song
of their deliverance, and God took them to the literal mountain of God’s
inheritance, literal mount Zion.
But where is Jesus going to take His people
after their final deliverance? He is going to take them to the true mount
Zion, the heavenly Zion where the 144’000 will stand as well as the
redeemed from all ages. Isn't this fascinating? Typology.
Sekarang mari kita ke poin terakhir di sini, yang adalah prinsip nubuatan yang vital. Israel literal ditawan secara literal, di Mesir literal, oleh Firaun literal. Allah membangkitkan seorang manusia literal, Musa untuk memimpin umat Allah yang literal, keluar. Israel literal dikepung di tepi laut literal. Air-air literal dibelah atau dikeringkan oleh tongkat literal Musa, kemudian air-air itu secara literal menjatuhi dan menimbun musuh-musuh, untuk menyelamatkan Israel literal. Jadi kisah di Perjanjian Lama itu literal dan lokal. Israel literal kemudian menyanyikan apa? Mereka menyanyikan nyanyian penyelamatan mereka, dan Allah membawa mereka ke gunung warisan literalNya, gunung Sion literal.
Tetapi ke mana
Yesus akan membawa umatNya setelah penyelamatan terakhir mereka? Dia akan
membawa mereka ke gunung Sion yang sejati, Sion surgawi, di mana ke 144’000
akan berdiri bersama orang-orang tebusan dari segala zaman. Bukankah ini sangat
menarik? Tipologi.
Now let me say one or two things about
Ellen White. I don't know whether we should maybe just stop here, but let me
just give you some indications so we don't have to come back to this, okay? Skip
this part about the methodology because I’ve already talked about that, I’ve dealt
with the 24 Elders here that I mentioned before. And let's notice how Ellen
White comments on the Last Three Plagues ~ and we studied this in an earlier session
today.
Sekarang saya akan
mengatakan satu dua hal mengenai Ellen White. Saya tidak tahu apakah sebaiknya
kita berhenti di sini, tetapi izinkan saya memberikan beberapa indikasi supaya
kita tidak usah kembali kemari, oke? Kita lompati saja bagian tentang
metodologi karena saya sudah berbicara tentang itu, saya sudah membahas ke-24
Tua-tua di sini yang sudah saya singgung. Mari kita simak bagaimana Ellen White
mengomentari Ketiga Malapetaka Terakhir ~ dan ini sudah kita pelajari di sesi
sebelumnya hari ini.
So when the wicked have proclaimed a death decree
against God’s people and it appears that God’s people are going to be wiped out,
is a Plague of darkness going to fall upon the earth? Yes! Does Ellen White say
that when the darkness comes the multitudes that are about to rush on God’s people
will be suddenly arrested, does she? Yes! What does that mean, that the
multitudes are arrested? It means that they're drying up, they're no longer
supporting the religious leaders.
And then if you continue reading there in Great Controversy page 635 and 636 Ellen White
mentions the same phenomena. A great
earthquake, lightning, thunder,
precipitation, the raging sea, she mentions all of those signs that we
find in the Seventh Plague in Revelation chapter 16. What is she doing? She is
simply commenting on this experience that we find in the Old Testament.
And by the way a little bit later on in the
chapter “The Desolation of the Earth” Ellen White actually quotes the passage
that deals with the song of Moses and the Lamb.
Clearly in Great
Controversy she is globalizing and making spiritual the experience that we
find in the Old Testament.
By the way, you know that eventually the
wicked are going to turn on their religious leaders, not only are they going to
withdraw their support, not only are they going to dry up, but they're going to
turn against the religious leaders. If you read page 53 this long statement
which we don't have time to read, it says that the people see that they've been
deluded. Unfaithful pastors have preached smooth things, they've told people
that the Law of God was nailed to the cross, and now the multitudes are filled
with fury. Ellen White says because they say, “We've been deceived!” and she
says that they turn upon the false shepherds, those that admired the false
shepherds most, will pronounce the most dreadful
curses against them. And she says the swords that were supposed to be used to
slay God’s people will be used to slay their enemies who taught them
falsehoods. So not only are the waters going to dry up at the end of time, not only
are the multitudes going to withdraw
their support from Babylon, but then they are going to do what? Then
they are going to avalanche themselves upon their religious leaders to destroy them.
So this is a wonderful parallel that God has established
Jadi ketika
orang-orang jahat telah mengumumkan perintah bunuh terhadap umat Allah, dan
tampaknya umat Allah akan segera disapu habis, apakah suatu Malapetaka
Kegelapan akan jatuh ke bumi? Ya! Apakah Ellen White berkata bahwa ketika
kegelapan tiba, orang banyak yang tadinya akan menggulung umat Allah tiba-tiba
akan terhenti, tidakkah itu katanya? Ya! Apa maksudnya orang banyak terhenti? Itu berarti mereka mengering,
mereka tidak lagi mendukung para pemimpin agama.
Kemudian jika
kalian lanjutkan membaca di Great Controversy
hal. 635-636, Ellen White menyinggung fenomena yang sama. Gempa bumi besar, kilat,
guntur, pencurahan dari langit, laut yang menggelora, Ellen White menyebut semua tanda
itu yang kita dapati di Malapetaka Ketujuh di Wahyu 16. Apa yang dilakukan
Ellen White? Semata-mata mengomentari pengalaman ini yang kita temukan di
Perjanjian Lama.
Nah, sedikit lebih
lanjut di bab “The Desolation of the Earth” (Kehancuran Bumi), Ellen White mengutip
teks yang berkaitan dengan nyanyian Musa dan Anak Domba.
Jelas sekali di Great Controversy Ellen White
membuat pengalaman yang ada di Perjanjian Lama itu menjadi global dan simbolis.
Nah, kalian tahu
bahwa pada akhirnya orang-orang jahat akan berbalik memusuhi pemimpin-pemimpin
agama mereka, bukan saja mereka akan menarik dukungan mereka, bukan saja mereka
akan mengering, tetapi mereka akan berbalik melawan para pemimpin rohani. Jika
kalian baca hal. 53, pernyataan yang panjang yang kita tidak punya waktu untuk
membacanya, dikatakan bahwa orang-orang lalu melihat bahwa mereka telah ditipu.
Gembala-gembala yang tidak setia telah mengkhotbahkan hal-hal yang baik, mereka
memberitahu orang bahwa Hukum Allah sudah dipakukan ke salib, dan sekarang
orang banyak itu dipenuhi murka. Kata Ellen White, karena mereka berkata “Kami
sudah kena tipu!” dan dia berkata bahwa mereka lalu berbalik melawan
gembala-gembala palsu ini. Mereka yang paling mengagumi gembala-gembala palsu
itu yang akan melontarkan kutukan yang paling mengerikan terhadap mereka. Dan
Ellen White berkata bahwa pedang yang sebetulnya akan dipakai untuk membunuh
umat Allah, akan dipakai untuk membunuh musuh-musuh mereka yang mengajarkan
kepalsuan kepada mereka. Jadi
bukan saja air-air itu akan mengering pada akhir masa, bukan saja orang banyak
akan menarik dukungan mereka dari Babilon, namun kemudian mereka akan
berbuat apa? Lalu mereka akan menjatuhi
dan menenggelamkan para pemimpin rohani mereka untuk membunuh mereka.
Jadi ini adalah paralel yang bagus yang telah dibuat Allah.
01
11 21
No comments:
Post a Comment