Tuesday, February 22, 2022

EPISODE 01/13 ~ REVELATION'S SEVEN CHURCHES ~ INTRODUCTION ~ STEPHEN BOHR

 

_____REVELATION’S SEVEN CHURCHES_____

Part 01/13 - Stephen Bohr

INTRODUCTION TO REVELATION 1-3

https://www.youtube.com/watch?v=H3Vc-Os1gPo

 

 

Dibuka dengan doa.

 

 

Well it's a real privilege to be with you here in Edmond, Oklahoma, to study this very important subject on the meaning of the Seven Churches of the book of Revelation. We want to begin in Revelation 1:1-2 where we have the introduction to the book, and there are several things in Revelation 1 and 2 that I want to underline, that we're going to take a closer look at in our study today.

 

Nah, ini adalah suatu kehormatan berada bersama kalian di sini di Edmond, Oklahoma, untuk mempelajari topik yang penting ini mengenai Ketujuh Jemaat di kitab Wahyu. Kita mau mulai di Wahyu 1:1-2 di mana terdapat pengantar kepada kitab itu, dan ada beberapa hal di Wahyu pasal 1 dan 2 yang ingin saya garisbawahi, yang akan kita simak lebih teliti dalam pelajaran kita hari ini.

 

 

First of all I want to read those verses. 1The Revelation of Jesus Christ…” we're going to talk about the word “revelation”,  “…which God gave Him to show His servants—things which must shortly take place. And He sent and signified it…”  that's another word we're going to take a look at,  “…signified it by His angel to His servant John, who bore witness to the word of God, and to the testimony of Jesus Christ, to all things that he saw.”

 

Pertama-tama saya mau membacakan ayat-ayat tersebut. 1 Pengungkapan(*)  Yesus Kristus…”  kita akan membahas kata “pengungkapan”, “…yang diberikan Allah kepada-Nya untuk menunjukkan kepada hamba-hamba-Nya hal-hal yang harus segera terjadi. Dan Dia mengirim dan menyatakannya dengan tanda…”  itu kata lain yang akan kita simak, “…menyatakannya dengan tanda oleh malaikat-Nya, kepada hamba-Nya Yohanes, 2 yang telah bersaksi tentang Firman Allah dan tentang kesaksian Yesus Kristus mengenai segala sesuatu yang telah dilihatnya.”

 

(*)      Ada perbedaan antara arti kata “Wahyu” dengan “Revelation”.

“Wahyu” = petunjuk dari Allah yang diturunkan hanya kepada para nabi dan rasul melalui mimpi dan sebagainya. (kamus KBBI)

“Revelation” = pengungkapan, suatu tindakan mengungkapkan (artinya membuka sesuatu) kebenaran Ilahi (Webster Dictionary)

Jadi kata “Wahyu” tekanannya pada “petunjuk dari Allah”

Kata “Revelation” tekanannya pada “pengungkapan (membuka sesuatu) dari Allah”

Untuk menangkap maknanya yang tepat, bilamana kalimat itu menekankan pada “pengungkapan” lebih daripada sekadar “petunjuk”, maka kata “Revelation” saya terjemahkan “Pengungkapan” di sini dan bukan “Wahyu” seperti LAI.

 

 

Now the first thing that I want us to notice is that in Revelation 1:1-2 we have a chain of command, a way in which God communicates His will to human beings. The process there is found in these verses, and we also need to look at a certain phrase that is found in each of the Seven Churches. How does the process work?

·       God gives a message to Jesus,

So it says “the Revelation of Jesus Christ which God gave Him”, so God the Father gives a message to Jesus,

·       Jesus then gives the message to the Holy Spirit.

You say, well the Holy Spirit isn't here in verses 1-2. Yes, but He is found in the Seven Churches where it says, “He who has an ear let him hear what the Spirit says to the churches”, so the Spirit is involved as well.

So you have God the Father giving the message to Jesus, Jesus then gives the message to the Holy Spirit.

·       The Holy Spirit then gives the message to the angel.

·       The angel in turn gives a message to John.

·       Then John writes the message in a book,

·       and sends the book to the Seven Churches, that is the book of Revelation;

·       and then God expects the church to proclaim the message that is found in the book to the world. 

And so there is a definite chain of command in which God operates the universe and also communicates His will to human beings.

 

Nah, hal pertama yang saya mau kalian perhatikan ialah di Wahyu 1:1-2 ada rantai komando, suatu cara dengan mana Allah mengkomunikasikan kehendakNya kepada manusia. Proses itu ditemukan dalam ayat-ayat ini, dan kita juga perlu melihat istilah-istilah tertentu yang terdapat di setiap Jemaat dari Ketujuh Jemaat. Bagaimana cara kerja proses itu?

·       Allah memberikan sebuah pekabaran kepada Yesus.

Maka dikatakan Pengungkapan Yesus Kristus yang diberikan Allah kepada-Nya”, jadi Allah Bapa memberikan pekabaran itu kepada Yesus,

·       Lalu Yesus memberikan pekabaran tersebut kepada Roh Kudus.

Kalian berkata, nah, Roh Kudus tidak disebutkan di ayat 1-2. Betul, tetapi Dia ditemukan di Ketujuh Jemaat di mana dikatakan, 7 Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat…”(Wah. 2:7), jadi Roh Kudus juga terlibat.

Maka Allah Bapa memberikan pekabaran itu kepada Yesus, Yesus kemudian memberikannya kepada Roh Kudus.

·       Roh Kudus lalu memberikan pekabaran itu kepada malaikat.

·       Malaikat itu pada gilirannya memerikan pekabaran itu kepada Yohanes.

·       Lalu Yohanes menulis pekabaran itu di dalam sebuah kitab,

·       dan mengirim kitab itu ke Ketujuh Jemaat, yaitu kitab Wahyu itu.

·       Kemudian Allah berharap Jemaat akan mengabarkan pekabaran terdapat di dalam kitab itu ke seluruh dunia.

Maka ada rantai komando yang jelas bagaimana Allah mengoperasikan alam semesta dan juga menyampaikan kehendakNya kepada manusia.

 

 

Once again let's read verses 1-2 so that we can catch this nuance. 1The Revelation of Jesus Christ, which God gave Him to show His servants—things which must shortly take place. And He sent and signified it by His angel to His servant John, who bore witness to the word of God, and to the testimony of Jesus Christ, to all things that he saw.” 

And then a little bit later on we're going to find in verses  9,11 it says, 9John 11to the Seven Churches. And then of course the Seven Churches ~ we're going to see ~ are to proclaim this message to the world.

 

Sekali lagi mari kita  baca ayat 1-2 supaya kita bisa menangkap nuansanya. 1 Pengungkapan Yesus Kristus yang diberikan Allah kepada-Nya untuk menunjukkan kepada hamba-hamba-Nya hal-hal yang harus segera terjadi. Dan Dia mengirim dan menyatakannya dengan tanda oleh malaikat-Nya, kepada hamba-Nya Yohanes 2 yang telah bersaksi tentang Firman Allah dan tentang Kesaksian Yesus Kristus mengenai segala sesuatu yang telah dilihatnya.”

Kemudian nanti kita akan melihat di ayat 9, 11, dikatakan, 9Yohanes… 11kepada Ketujuh Jemaat. Lalu tentu saja kita akan melihat bahwa Ketujuh Jemaat yang akan membawa  pekabaran ini kepada dunia. 

 

 

Now as I mentioned before we're going to take a look at several phrases in the beginning of the book of Revelation.

·       We're going to look at what the word “revelation” means.

·       We're going to also look at what “the servants of God” refers to.

·       We're going to take a look at the word “signified”,

·       also the “testimony of Jesus Christ”.

 

Nah, seperti yang tadi saya singgung, kita akan melihat beberapa istilah di bagian awal kitab Wahyu.

·       Kita akan melihat apa arti kata “pengungkapan”.

·       Kita akan melihat juga “hamba-hamba Allah” mengacu kepada apa.

·       Kita akan melihat ke kata “menyatakan dengan tanda,

·       juga “kesaksian Yesus Kristus”.

 

 

Now I would like to mention that the angels are far more important than what we realize in the way in which God communicates His will to human beings. And I would like us to take a look at this fact because many people just simply think that you know, God speaks this message to the prophet personally. But really we're going to find that there is a chain of command as we've already noticed. Incidentally the Bible tells us that the message is given by the Spirit to the angel and then the angel gives a message to John. This is interesting because with Ellen White the same process was followed.

Ellen White referred to the angel as “my angel”, or as “my guide”. We believe that her writings were inspired by the Holy Spirit and yet the Holy Spirit used the angel to give the message to Ellen White. So the same thing that happened with John happened also with Ellen White.

 

Nah, saya ingin menyampaikan bahwa malaikat-malaikat itu jauh lebih penting daripada yang kita sadari dalam hal Allah mengkomunikasikan kehendakNya kepada manusia. Dan saya ingin kita melihat ke fakta ini, karena banyak orang semata-mata mengira Allah langsung berbicara kepada nabi secara langsung. Tetapi sesungguhnya kita akan melihat bahwa ada suatu rantai komando seperti yang sudah kita simak. Nah, kebetulan Alkitab mengatakan kepada kita bahwa pekabaran itu diberikan oleh Roh kepada malaikat, kemudian malaikat itu memberikan pekabaran tersebut kepada Yohanes. Ini menarik karena Ellen White mengalami proses yang sama.

Ellen White menyebut malaikat itu sebagai “malaikatku” atau sebagai “penuntunku”. Kita yakin tulisan-tulisannya itu diilhami oleh Roh Kudus, namun Roh Kudus menggunakan malaikat untuk menyampaikan pekabaran itu kepada Ellen White. Jadi hal yang sama yang terjadi pada Yohanes juga terjadi pada Ellen White.

 

 

Now I want us to take a look at several quotations from the Spirit of Prophecy on the tremendous importance of angels in God committing His will to man. I want to read first of all from Desire of Ages page 352, “They [God’s people] are to contend with supernatural forces…” of course that's the Devil and his angels,  “…but they are assured of supernatural help. All the intelligences of heaven are in this army. And more than angels are in the ranks…” So you notice that the intelligences of heaven are the army of the Lord, and the army are the angels. So it says here,  “…And more than angels are in the ranks. The Holy Spirit,…” now listen carefully,  “…the representative of the Captain of the Lords host…”  how many persons do we find there? Three. Notice once again,  “…The Holy Spirit, the representative of the Captain of the Lords host,…” so the Lord is God the Father, the Captain is Jesus and of course the representative of Jesus is the Holy Spirit, three persons involved in imparting the message.

 

Sekarang saya mau kita menyimak beberapa kutipan Roh Nubuat tentang pentingnya peranan malaikat-malaikat dalam menyampaikan kehendak Allah kepada manusia. Pertama saya mau membacakan dari Desire of Ages hal. 352, “Mereka [umat Allah] harus berperang dengan kekuatan supranatural,…”  pasti ini Iblis dan malaikat-malaikatnya,  “…tetapi mereka mendapat jaminan bantuan supranatural. Semua makhluk Surgawi ada di pasukan ini. Dan yang lebih daripada malaikat ada di pimpinan pasukan ini…”  jadi kalian lihat, semua makhluk Surga adalah balatentara Tuhan, dan balatentara itu adalah para malaikat. Jadi dikatakan di sini,  “…Dan yang lebih daripada malaikat berada di pimpinan pasukan ini. Roh Kudus…” sekarang dengarkan baik-baik,“…Wakil/Representatif Komandan bala tentara Tuhan…”  berapa Sosok yang kita lihat di sini? Tiga. Simak sekali lagi. “…Roh Kudus, Wakil/Representatif Komandan bala tentara Tuhan…” jadi Tuhan itu Allah Bapa, Komandannya ialah Yesus, dan tentu saja wakil/representatif Yesus ialah Roh Kudus, tiga Sosok terlibat dalam membagikan pekabaran ini.  

 

 

Now I want to read also Desire of Ages page 143. “The angels of God are ever passing from earth to heaven, and from heaven to earth…” and now comes a surprising statement.  “…The miracles of Christ for the afflicted and suffering were wrought by the power of God through the ministration of the angels…” How are the miracles of Christ performed? Interesting, by the power of God through the ministration of the angels. And then we find the quotation ending by saying,  “… And it is through Christ, by the ministration of His heavenly messengers, that every blessing comes from God to us…” The angels have a link between God and humans. 

 

Sekarang saya mau membacakan Desire of Ages hal. 143. “…“Para malaikat Allah terus-menerus bolak-balik dari bumi ke Surga dan dari Surga ke bumi…”  dan sekarang ada pernyataan yang mengherankan.  “…Mujizat-mujizat Kristus bagi mereka yang sengsara dan menderita, dibuat oleh kuasa Allah melalui pelayanan malaikat-malaikat…”  Bagaimanakah mujizat-mujizat Kristus dibuat? Menarik, dibuat oleh kuasa Allah melalui pelayanan para malaikat. Lalu kita temukan kutipan itu berakhir dengan mengatakan, “…Dan melalui Kristuslah, dengan pelayanan utusan-utusan SurgawiNya, setiap berkat datang dari Allah kepada kita…”  Para malaikat adalah penghubung antara Allah dan manusia. 

 

 

The Ministry of Healing page 417 also gives an explanation about the role of angels in the way in which God imparts His message and runs the universe. Ministry of Healing page 417,

“…The Bible shows us God in His high and holy place…” how do we pray? How did Jesus teach us to pray? Our Father which art everywhere? No! Our Father which art in Heaven. The Father is in Heaven. Heaven is a place. The Father is in a place. So how does He communicate with us? Listen, “…The Bible shows us God in His high and holy place not in a state of inactivity, not in silence and solitude, but surrounded by ten thousand times ten thousand, and thousands of thousands of holy beings all waiting to do His will…” Now listen carefully, “…Through these messengers He…” that is who? The One who is in the high and holy place  “…Through these messengers He is in active communication with every part of His dominion…” How is God according to this in active communication with every part of His dominion? Through the angel messengers. Once again, we finish the statement.  “…By His Spirit He is everywhere present, through the agency of His Spirit and His angels. He ministers to the children of men.”

 

The Ministry of Healing hal. 417, juga memberikan suatu penjelasan mengenai peranan para malaikat dalam cara Allah menyampaikan pekabaranNya dan menjalankan alam semesta. Ministry of Healing hal. 417, “Alkitab menunjukkan kepada kita Allah di tempatNya yang maha tinggi dan kudus…”  bagaimana kita berdoa? Bagaimana Yesus mengajar kita berdoa? Bapa kami yang ada di mana-mana? Tidak. Bapa kami yang ada di Surga. Allah Bapa ada di Surga, Surga itu suatu tempat. Bapa ada di suatu tempat. Jadi bagaimana Dia berkomunikasi dengan kita? Dengarkan, “…Alkitab menunjukkan kepada kita Allah di tempatNya yang maha tinggi dan kudus, bukan dalam keadaan tidak aktif, bukan dalam kebisuan dan kesendirian, tetapi dikelilingi oleh sepuluh ribu kali sepuluh ribu dan beribu-ribu dari beribu-ribu makhluk yang kudus, semuanya menunggu untuk melaksanakan kehendakNya…”  sekarang dengarkan baik-baik. “…Melalui  utusan-utusan ini, Dia…”  siapa? Dia yang ada di tempat yang maha tinggi dan kudus,  “…Melalui utusan-utusan ini, Dia berada dalam komunikasi yang aktif dengan setiap bagian daerah kekuasaanNya…”  Menurut ini bagaimana Allah berada dalam komunikasi aktif dengan setiap bagian daerah kekuasaanNya? Melalui utusan-utusan malaikat. Sekali lagi kita akhiri pernyataan ini,   “…Melalui RohNya Dia hadir di mana-mana. Melalui perantaraan RohNya dan malaikat-malaikatNya, Dia melayani anak-anak manusia.”

 

 

You know when we think about the day of Pentecost, many times we think, well, the day of Pentecost, you know, the outpouring of the Holy Spirit was just basically you know, the Holy Spirit gave people the gift of tongues, so they could speak different languages. But you know the first time that the gift of tongues was given was at the Tower of Babel, right? The people at the Tower of Babel were given the capacity to speak the languages that we speak in the world today, the different languages.

Now if you read Story of Redemption you'll find that it tells us that the ones who confused those who were building the Tower and actually gave them the languages were two angels that God sent from heaven. In other words, the angels inserted so to speak a Rosetta stone  into the brain of those people there so they could speak the languages of the nations.

So the question is, on the day of Pentecost was the Holy Spirit involved through the ministry of the angels? I want to read you a series of very interesting statements.

 

Kalian tahu, bila kita memikirkan Hari Pentakosta, seringkali kita pikir, nah, Hari Pentakosta, pencurahan Roh Kudus pada dasarnya hanyalah Roh Kudus memberikan karunia lidah kepada manusia supaya mereka bisa berbicara dalam bahasa-bahasa lain. Tetapi kalian tahu, pertama kalinya karunia lidah itu diberikan ialah di Menara Babel, benar? Orang-orang di Menara Babel diberikan kemampuan berbicara dalam bahasa-bahasa yang ada di dunia sekarang, bahasa-bahasa yang berbeda.

Nah, jika kita baca Story of Redemption, kita akan melihat bahwa yang mengacaukan mereka yang sedang membangun menara itu dan yang memberi mereka bahasa-bahasa itu adalah dua orang malaikat yang diutus Allah dari Surga. Dengan kata lain, malaikat-malaikat itu memasukkan, katakanlah, sebuah batu Rosetta (batu lambang pengetahuan tentang bahasa-bahasa purba) ke dalam otak orang-orang di sana sehingga mereka bisa berbicara dalam bahasa-bahasa bangsa-bangsa yang ada.

Maka pertanyaannya ialah, pada hari Pentakosta, apakah Roh Kudus terlibat melalui pelayanan para malaikat? Saya mau membacakan serangkaian pernyataan yang sangat menarik.

 

 

In the devotional book My Life Today page 58 we find these words. When the truth in its simplicity is lived in every place, then God will work through His angels as He worked on the day of Pentecost,…” God will work through whom? Through His angels as He worked on the day of Pentecost, and what is the result?  “…and hearts will be changed so decidedly that there will be a manifestation of the influence of genuine truth, as is represented in the descent of the Holy Spirit.”

 

Di kitab devosi My Life Today hal. 58 kita mendapatkan kata-kata ini, “…Bilamana kebenaran dalam bentuknya yang murni dihidupkan di mana-mana, maka Allah akan bekerja melalui malaikat-malaikatNya  sebagaimana Dia bekerja pada hari Pentakosta,…”  Allah akan bekerja melalui siapa? Melalui malaikat-malaikatNya sebagaimana Dia telah bekerja pada hari Pentekosta, dan apa hasilnya?   “…dan hati-hati akan diubahkan sedemikian nyata sehingga akan tampak suatu manifestasi pengaruh kebenaran yang sejati, seperti yang dilambangkan pada turunnya Roh Kudus.…” 

 

 

Selected Messages Vol. 2 page 57, When the angels of heaven come among us and work through human agents, there will be solid, substantial conversions, after the order of the conversions after the day of  Pentecost.” Notice once again the angels were involved in Pentecost, so it says,When the angels of heaven come among us and work through human agents…” that's us,  “…there will be solid, substantial conversions, after the order of the conversions after the day of  Pentecost.”

 

Selected Messages Vol. 2 hal. 57, “…Ketika malaikat-malaikat Surga datang ke tengah-tengah kita dan bekerja melalui perantaraan manusia, akan ada pertobatan yang solid dan substansial, seperti bentuk pertobatan setelah hari Pentakosta…”  Simak sekali lagi, malaikat-malaikat terlibat pada hari Pentakosta. Jadi dikatakan, “…Ketika malaikat-malaikat Surga datang ke tengah-tengah kita dan bekerja melalui perantaraan manusia…”  yaitu kita   “…akan ada pertobatan yang solid dan substansial, seperti bentuk pertobatan setelah hari Pentakosta.

 

 

Maybe I can read just one or two more.

“Heavenly intelligences…” this is Testimonies for the Church Vol. 6 page 285. “Heavenly intelligences are looking on, and when, imbued with zeal for Christs honor, we place ourselves in the channel of Gods providence, these heavenly messengers…”  that is the angels, “…will impart to us a new spiritual power so that we shall be able to combat difficulties and triumph over obstacles.”

Wow!

 

Mungkin saya bisa membacakan satu atau dua kutipan lagi.

 “…Makhluk-makhluk Surgawi…”  ini Testimonies for the Church Vol. 6 hal. 285,    “…Makhluk-makhluk Surgawi sedang mengamati, dan ketika kita diilhami oleh semangat bagi kehormatan Kristus, menempatkan diri kita di saluran pemeliharaan Allah, utusan-utusan Surgawi ini…”  yaitu para malaikat, “…akan memberikan kepada kita suatu kuasa spiritual yang baru sehingga kita akan sanggup memerangi kesulitan-kesulitan dan menang atas segala rintangan.”

Wow!

 

 

One more, this is the most remarkable of all. It's in the devotional book That I May Know Him page 57. “Through the ministry of the angels, the Holy Spirit is enabled to work upon the  mind and heart of the human agent  and  draw him to Christ…”  Wow, what a statement “…Through the ministry of the angels, the Holy Spirit is enabled to work upon the  mind and heart of the human agent  and  draw him to Christ…However, the Spirit of God does not interfere with the human nature. The Holy Spirit is given to be a helper, so that man may cooperate with the Divine, and it is given to Him to draw the soul but never to force obedience.”

 

Satu lagi, ini adalah yang paling luar biasa dari semuanya. Ini di buku devosi That I May Know Him hal. 57. “…Melalui pelayanan para malaikat, Roh Kudus dimampukan bekerja pada pikiran dan hati agen manusia, dan membawanya kepada Kristus,…”  Wow! Pernyataan yang luar biasa.    “…Melalui pelayanan para malaikat, Roh Kudus dimampukan bekerja pada pikiran dan hati agen manusia,  dan membawanya kepada Kristus…Namun, Roh Allah tidak mencampuri sifat manusia. Roh Kudus dikaruniakan untuk menjadi penolong, supaya manusia bisa bekerjasama dengan Ilahi, dan Roh Kudus diberi tugas untuk menarik jiwa tetapi tidak pernah untuk memaksakan kepatuhan.”

 

 

And so at the beginning of the book of Revelation, we find very clearly that the angels are actually the link between God and us. God the Father who is in the high and holy place gives the message to Jesus à Jesus gives a message to the Spirit à the Spirit then gives it to the angel  à and the angel imparts it to John à John then gives it to the church à and the church is supposed to give it to the world. That is God's chain of command, that's the way in which God operates the universe.

 

Maka pada awal kitab Wahyu, kita menemukan sangat jelas para malaikat sesungguhnya adalah penghubung antara Allah dengan kita.  Allah Bapa yang ada di tempat tinggi dan kudus memberikan pekabaran kepada Yesus à Yesus memberikan pekabaran itu kepada Roh Kudus à Roh lalu memberikannya kepada malaikat à dan malaikat menyampaikannya kepada Yohanes à Yohanes lalu memberikannya kepada jemaat à dan jemaat seharusnya menyampaikannya kepada dunia. Itulah rantai komando Allah, itulah cara Allah mengoperasikan alam semesta.

 

 

Incidentally for those who are Adventists, do we believe that God inspired the writings of the Spirit of Prophecy? Do we believe that God inspired Ellen White as she wrote? Absolutely yes! But let me ask you, who gave Ellen White the information? We say that she was inspired by the Holy Spirit, but Ellen White repeatedly said that next to her side stood an angel, she called him “my guide”, she called him “my angel”, giving Ellen White the information. So it's not any different from Ellen White as it was with John. It's God through Jesus and the Spirit giving to the angel the information to give to us.

 

Nah, bagi mereka yang Advent, apakah kita percaya bahwa Allah menginspirasi tulisan-tulisan Roh Nubuat? Apakah kita percaya bahwa Allah menginspirasi Ellen White pada saat dia menulis? Kita mengatakan bahwa Ellen White terinspirasi oleh Roh Kudus, tetapi Ellen White berulang-ulang mengatakan bahwa seorang malaikat berdiri di sampingnya memberinya informasi, dia menyebut malaikat itu “penuntunku” dia menyebutnya “malaikatku”. Maka tidak ada bedanya pada Ellen White dengan pada Yohanes. Yaitu Allah melalui Yesus, dan Roh, memberikan kepada malaikat informasi untuk diberikan kepada kita.

 

 

Now let's say a few things about the Seven Churches of Revelation. There were many churches in Asia Minor, at the end of the first century. The book of Revelation was written around the Year 96 AD according to the theologians, according to the experts. Now there were many churches in Asia Minor at this time, such as Troas, Assos, Miletus, Colossae, Hierapolis, Magnesia and other churches in Asia Minor.

So the question is, why did God choose these specific Seven Churches out of all the churches that there were in Asia Minor? I believe that there are two reasons.

·       The first reason is ~ and you know, for those who actually get this series after we produced it, there's going to be a graphic where you'll see that the churches are geographically set up in Asia Minor in the form of a candelabrum.

Interesting. Because in Revelation 2 and 3 Jesus is walking in the midst of the seven candlesticks. And so if you think of the candelabrum being set up on Patmos and the sun shining on the candelabrum, the shadow in Asia Minor would be in the exact order as the Seven Churches in the book of Revelation. So that's one reason,  the geography.

·       The second reason is that the characteristics of these Seven Churches actually illustrated the condition of the church in seven periods of church history till the end of time.


 


Sekarang, mari kita bicarakan beberapa hal tentang Ketujuh Jemaat Wahyu. Di Asia Kecil pada akhir abad pertama ada banyak gereja/jemaat. Kitab Wahyu ditulis sekitar tahun 96 AD menurut para theolog, menurut para pakar. Nah, ada banyak gereja di Asia Kecil pada waktu itu, seperti Troas, Assos, Miletus, Kolose, Hierapolis, Magnesia dan lain-lain. Maka pertanyaannya ialah mengapa Allah memilih tujuh gereja tertentu itu dari semua gereja yang ada di Asia Kecil? Saya pikir ada dua alasan.

·       Alasan pertama ialah ~ dan kalian tahu, bagi mereka yang mendapatkan seri ini setelah kami memproduksinya, ada sebuah gambar di mana kalian akan melihat gereja-gereja di Asia Kecil tersebut secara geografis tertata dalam bentuk kaki dian.

Menarik. Karena di Wahyu pasal 2-3 Yesus dikatakan sedang berjalan di antara ketujuh kaki dian. Maka jika kita bayangkan kaki dian itu berdiri di pulau Patmos, dan matahari sedang menyinari kaki dian itu, bayangan yang jatuh di Asia Kecil akan berada dalam susunan yang tepat seperti Ketujuh Jemaat di kitab Wahyu. Jadi itu salah satu alasannya, yaitu letak geografisnya.

·       Alasan kedua ialah karakteristik dari Ketujuh Jemaat ini, benar-benar menggambarkan kondisi gereja dalam tujuh periode sejarah gereja hingga akhir zaman.

 

 

In fact I would like to read a couple of statements, the first one is from the book Acts of the Apostles page 585 where we find some very interesting details about these seven churches, which by the way there were literal seven churches. They were really Seven Churches in Asia Minor that formed the shape of a candelabrum and actually illustrated conditions that would exist in the church from apostolic times till the end of time.

In Acts of the Apostles page 585 we find these words. The names of the seven churches are symbolic…” notice,  “…The names of the seven churches are symbolic of the church in different periods of the Christian Era...” so the names are what? “…symbolic of the church in different periods of the Christian Era. The number 7 indicates completeness…”  in other words, the number 7 indicates that this is the complete history of the church,  “…and is symbolic of the fact that the messages extend to the end of time; while the symbols used…” because in the churches there are lots of symbols,  “…the symbols used reveal the condition of the church at different periods in the history of the world.”

 

Malah saya ingin membacakan dua pernyataan. Yang pertama dari buku Acts of the Apostles hal. 585 di mana kita mendapatkan detail yang sangat menarik tentang ketujuh jemaat ini. Nah, gereja-gereja ini adalah tujuh gereja literal. Mereka benar-benar tujuh gereja yang ada di Asia Kecil yang membentuk sebuah kaki dian dan sungguh-sungguh menggambarkan kondisi yang akan ada di gereja dari zaman apostolik hingga akhir zaman.

Di Acts of the Apostles hal. 585 kita mendapatkan kata-kata ini, “Nama ketujuh jemaat tersebut simbolis…”  simak,  “…Nama ketujuh jemaat tersebut simbolis  dari gereja di zaman-zaman yang berbeda dari era Kekristenan…”  jadi nama-nama tersebut itu apa? “…simbolis dari gereja di zaman-zaman yang berbeda dari era Kekristenan. Angka 7 menunjukkan keseluruhan…”  dengan kata lain, angka 7 mengindikasikan bahwa ini adalah sejarah gereja yang lengkap “…dan merupakan simbol dari fakta bahwa pekabaran-pekabaran itu berlaku terus hingga akhir zaman. Sementara  simbol-simbol yang dipakai itu…”  karena di Jemaat-jemaat banyak simbol yang dipakai,  “…simbol-simbol yang dipakai mengungkapkan kondisi gereja pada masa-masa yang berbeda dalam sejarah dunia.”

 

 

Are you understanding what she is saying? Now she's not the only one, many evangelical scholars also believe, non-Adventist scholars, believe that the Seven Churches actually illustrate seven periods of church history from apostolic times till the end of time.

I want to read you just one as an example. Hal Lindsey.

You say, wow you're choosing Hal Lindsey, the Futurist?

Yes, because on this particular point he is right. We disagree with him almost on 99% of what he says but, on this one point he's right, and he agrees with what was written by Ellen White. I read from his book Vanished into Thin Air page 276, “I believe along with many scholars that these seven letters were not only written to seven literal churches with real problems, but also that they have a prophetic application to church history. I believe that these seven churches, were selected and arranged by our omniscient Lord because they had problems and characteristics that would prophesy seven stages of history through which the Church Universal would pass…”

So very interesting, and he's only one of many non-Adventist scholars who have concluded that the Seven Churches actually represent the totality of the history of the church denoted by the number seven, the symbols show the condition of the church at different periods of time, and the names of the churches give the characteristic of the period in which that church existed.

 

Apakah kalian paham apa kata Ellen White? Nah, dia bukan satu-satunya, ada banyak pakar Protestan, non-Advent, yang juga mempercayai bahwa Ketujuh Jemaat benar-benar menggambarkan tujuh periode sejarah gereja mulai dari zaman apostolik hingga ke akhir zaman.

Saya mau membacakan satu saja contohnya. Hal Lindsey.

Kalian berkata, Wow, Anda memilih Hal Lindsey, tokoh Futurist itu?

Ya, karena untuk poin khusus ini, dia benar. Kami tidak setuju dengannya nyaris mengenai 99% dari apa yang dia katakan, tetapi mengenai satu poin ini dia benar, dan dia sejalan dengan apa yang ditulis Ellen White. Saya membacakan dari bukunya Vanished into Thin Air hal. 276, “Saya yakin, bersama dengan banyak pakar bahwa ketujuh surat ini tidak hanya ditulis kepada tujuh jemaat literal dengan masalah-masalah yang literal, melainkan mereka punya aplikasi nubuatan untuk sejarah gereja. Saya yakin ketujuh jemaat ini, dipilih dan diatur oleh Tuhan kita yang Mahatahu karena mereka memiliki masalah-masalah dan karakteristik-karakteristik yang bisa menubuatkan ketujuh tahap sejarah yang akan dilalui oleh Gereja Universal…”

Begitu menarik, dan dia adalah salah satu dari banyak pakar non-Advent yang mengambil kesimpulan bahwa Ketujuh Jemaat benar-benar mewakili keseluruhan sejarah gereja, yang dilambangkan dengan angka 7, simbol-simbolnya menunjukkan kondisi gereja di periode-periode waktu yang berbeda, dan nama-nama gereja menunjukkan karakteristik periode di mana gereja itu eksis.

 

 

Now when we study the book of Revelation we need to keep in mind that the method we should use is what I call the historical flow method. The book of Revelation has things that took place in the past, some of the things in Revelation are occurring in the present, and there are some things that have not begun to be fulfilled yet. And as historicists, as individuals who use the historical flow method, we should not take the things from the past and apply them to the future, or take the things from the future and apply them to the past.

The book of Revelation has a chain of chronological events and we must determine when each period is being spoken up. By the way, this is illustrated at the very beginning of the book.

Notice Revelation 1:19,  19 Write the things which you have seen…”  what time is that? Past,  “…and the things which are…” that's when John was living, and what else?   “…and the things which will take place after this.”

So there is a past dimension to prophecy, there is a present dimension of prophecy, and there is a future dimension of prophecy; that is the historical flow method.


Nah, bila kita mempelajari kitab Wahyu, kita perlu ingat bahwa metode yang harus kita pakai adalah apa yang saya sebut metode alur historis. Kitab Wahyu berisikan hal-hal yang terjadi di masa lampau, beberapa hal di kitab Wahyu sedang terjadi di masa sekarang, dan ada beberapa hal yang masih belum mulai digenapi. Dan sebagai historisis, sebagai individu-individu yang memakai metode alur historis, kita tidak boleh memindahkan hal-hal dari masa lampau lalu mengaplikasikannya ke masa yang akan datang, atau mengambil hal-hal dari masa depan dan mengaplikasikannya ke masa lampau. Kitab Wahyu punya rantai peristiwa yang kronologis dan kita harus menentukan kapan setiap periode itu yang dibicarakan. Nah, ini sudah digambarkan pada bagian awal kitab tersebut.

Simak Wahyu 1:19, 19 Tuliskanlah hal-hal yang telah kaulihat…”  waktu apa ini? Waktu lampau,   “…dan hal-hal yang sekarang…”  ini ketika Yohanes hidup. Dan apa lagi?   “…dan hal-hal yang akan terjadi sesudah ini.”

Jadi ada dimensi masa lampau pada nubuatan, ada dimensi masa sekarang pada nubuatan, dan ada dimensi masa depan pada nubuatan; itulah metode alur historis.

 

 

Let's read also verses 4-7 of Revelation chapter 1. John, to the seven churches which are in Asia: Grace to you and peace from Him who…” notice  “…is…” that’s a present “…and who was…” that’s a past,  “…and who is to come…” so history flows past, present, future. God is a God of the past, the present, and the future. He's the Alpha and the Omega. So notice what it continues saying. Once again,  “…John, to the seven churches which are in Asia: Grace to you and peace from Him who is and who was and who is to come, and from the seven Spirits who are before His throne, and from Jesus Christ, the faithful witness, the firstborn from the dead, and the ruler over the kings of the earth…” Now notice the tenses here, “…To Him who loved us…” what tense is that verb? Past, and what else?   “…and washed us…” is the crucifixion past at this point? Yes!  “…and washed us from our sins in His own blood, and has made us…” past, “…has made us kings and priests to His God and Father, to Him be glory and dominion forever and ever. Amen….” So you have here the past event, He “loved us”, and He “washed us” and He “has made us kings and priests”, but that's the past reference point when the book of Revelation begins. But Revelation chapter 1 also gives us the ending point in the historical flow. Notice verse 7, “…Behold, He is coming with clouds…” when does that event take place? In the future  “…He is coming with clouds and every eye will see Him, even they who pierced Him. And all the tribes of the earth will mourn because of Him. Even so, Amen.”

 

Mari kita baca juga ayat 4-7 Wahyu pasal 1.4 Dari Yohanes kepada ketujuh jemaat yang di Asia Kecil: Kasih karunia kepadamu dan damai sejahtera dari Dia, yang…”  simak   “…sekarang ada…”  ini waktu sekarang, “…dan yang dulu ada…”  itu waktu lampau, “…dan yang akan datang…”  jadi sejarah mengalir, masa lampau, sekarang, dan akan datang. Allah adalah Allah masa lampau, masa sekarang, dan masa depan. Dialah Alpha dan Omega. Jadi simak apa yang dikatakan selanjutnya. Sekali lagi,   “…4 Dari Yohanes kepada ketujuh jemaat yang di Asia Kecil: Kasih karunia kepadamu dan damai sejahtera dari Dia, yang sekarang ada, dan yang dulu ada, dan yang akan datang;  dan dari ketujuh Roh yang ada di hadapan takhta-Nya; 5 dan dari Yesus Kristus, Saksi yang setia, yang sulung bangkit dari antara orang mati dan penguasa atas raja-raja bumi…”  Sekarang simak keterangan waktunya di sini,   “…Bagi Dia, yang telah mengasihi kita…”  keterangan waktu apa di sini? Lampau. Dan apa lagi?   “…dan yang telah membasuh kita…”  apakah penyaliban sudah lampau di saat tersebut? Ya! “…dan yang telah membasuh kita dari dosa kita oleh darah-Nya 6 dan yang telah membuat kita…”  lampau  “…telah membuat kita menjadi raja-raja dan imam-imam bagi Allah dan Bapa-Nya, -- bagi Dialah kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya. Amin…”  Jadi di sini peristiwa-peristiwa yang sudah lampau, Dia “…telah mengasihi kita…”  dan Dia “…telah membasuh kita…”  dan Dia “…telah membuat kita menjadi raja-raja dan imam-imam…”  ini poin-poin referensi masa lampau ketika kitab Wahyu dimulai. Tetapi Wahyu pasal 1 juga memberi kita titik akhirnya dalam alur historisnya. Simak ayat 7,  “…7 Lihatlah, Ia akan datang dengan awan-awan…”  kapan peristiwa ini terjadi? Di masa depan, “…Ia akan datang dengan awan-awan dan setiap mata akan melihat Dia, bahkan mereka yang telah menusuk Dia. Dan semua bangsa di bumi akan berkabung karena  Dia. Jadilah demikian, amin.

 

 

So when we study the book of Revelation we need to be very careful that we recognize which events have already taken place, which events are presently occurring, like the healing of the deadly wound it's well on its way, and the events that have not yet transpired, because if we trans-locate the information we're going to be all confused.

 

Jadi bila kita mempelajari kitab Wahyu, kita harus sangat tetliti supaya kita mengenali peristiwa-peristiwa mana yang sudah terjadi, peristiwa-peristiwa mana yang sedang terjadi seperti proses pemulihan luka yang mematikan sudah sedang berjalan, dan peristiwa-peristiwa yang masih belum terjadi, karena jika kita menukar-nukar tempat informasinya, kita akan menjadi kebingungan.

 

 

I want to read from Acts of the Apostles page 584. Ellen White concurs with what we just read from the book of Revelation. “Some of the scenes depicted in this prophecy…”  that is the prophecy of the book of Revelation, “…are in the past, some are…” what?  “…now taking place; some bring to view…” what?  “… the close of the great conflict between the powers of darkness and the Prince of heaven, and some…”  even go further “…some reveal the triumphs and joys of the redeemed in the earth made new.”

Do you see the  four periods that are mentioned there?

1.   Some are past,

2.   some are taking place,

3.   some describe the conflict that God's people will go through in the end time,

4.   and the last stage reveals the triumphs and joys of the redeemed in the earth made new.

 

Saya mau membacakan dari Acts of the Apostles hal. 584. Ellen White setuju dengan apa yang baru kita  baca dari kitab Wahyu.  “…Beberapa adegan yang digambarkan di nubuatan ini…” yaitu nubuatan di Kitab Wahyu, “…ada di masa lampau, beberapa…” apa?   “…sekarang sedang terjadi, beberapa menunjukkan…”  apa? “…akhir dari konflik besar antara kekuatan kegelapan dengan Pangeran Surga, dan beberapa…”  bahkan lebih jauh dari itu, “…beberapa mengungkapkan kemenangan dan sukacita umat tebusan di dunia yang diciptakan baru.”

Apakah kalian melihat keempat periode yang disebutkan di sana?

1.   Ada yang sudah lampau,

2.   ada yang sedang terjadi,

3.   ada yang menggambarkan konflik yang akan dihadapi umat Allah pada akhir zaman,

4.   dan tahap yang terakhir menyatakan kemenangan dan sukacita umat tebusan di bumi yang diciptakan baru.

 

 

But the book of Revelation follows a certain sequence.

·       The historical flow method, it is in chronological order, in other words, we have to look at The Churches, The Seals, and The Trumpets.

·       You see, Revelation also runs in repetitive cycles.

·       But you have this phenomenon that there is a chain of events and you can't take a future event and put it in the past, or a past event and place it in the future.

 

Tetapi Kitab Wahyu mengikuti suatu urutan yang tertentu.

·       Metode alur historis, itu dalam urutan kronoligis, dengan kata lain, kita harus  menyimak ke Jemaat-jemaat, Meterai-meterai, dan Terompet-terompet.

·       Kalian lihat, Wahyu juga dibuat dalam siklus-siklus yang diulang-ulang.

·       Tetapi ada fenomena ini, bahwa ada rantai peristiwanya, dan kita tidak bisa mengambil suatu peristiwa di masa depan dan menempatkannya di masa lampau atau suatu peristiwa masa lampau dan menempatkannya di masa depan.

 

 

I would like to also read another statement where the Spirit of Prophecy warns us about taking things that have already taken place and applying them to the future.

By the way there are some Seventh-Day Adventists that are doing this right now.

·       They are saying that the Trumpets have a second application.

Yeah, they were fulfilled in the past, you know, but they're going to be fulfilled again in the future;

·       and they're saying Daniel 11  

you know, the Adventist church used to believe that the king of the south was atheism as it appeared in France at the French Revolution, but that they say, you know, now we have new light, its Islam that is represented by the king of the south.

·       And then there are various interpretations on Revelation chapter 17 as well.

Here is the warning of the Spirit of Prophecy. “Some will take the truth applicable to their time, and place it in the future. Events in the train of prophecy…” notice train, “…events in the train of prophecy that had their fulfillment away in the past are made future, and thus by these theories the faith of some is undermined.” So it's very important to study the structure of the book of Revelation, the order of events in the book of Revelation.

 

Saya juga ingin membacakan pernyataan yang lain di mana Roh Nubuat memperingatkan kita tentang mengambil hal-hal yang telah terjadi dan mengaplikasikannya ke masa depan.

Nah, ada beberapa orang MAHK yang sedang melakukan itu sekarang ini.

·       Mereka mengatakan bahwa Terompet-terompet itu punya aplikasi ganda.

Iya, memang mereka sudah digenapi di masa lampau, tetapi mereka akan digenapi lagi di masa depan;

·       dan mereka mengatakan Daniel 11 

kalian tahu gereja MAHK dulunya percaya bahwa raja negeri selatan adalah atheisme sebagaimana yang muncul di Perancis di Revolusi Perancis, tetapi itu, menurut kata mereka, sekarang kami punya terang baru, itu Islam yang dilambangkan oleh raja negeri selatan.

·       Kemudian ada macam-macam interpretasi tentang Wahyu 17 juga.

Inilah peringatan dari Roh Nubuat.  “…Ada yang akan mengambil kebenaran yang berlaku untuk zaman mereka, dan menempatkannya di masa depan. Peristiwa-peristiwa menurut urutan nubuatan…”  simak, urutan,   “…Peristiwa-peristiwa menurut urutan nubuatan yang sudah digenapi di masa lampau dijadikan masa depan, dan dengan demikian melalu teori-teori ini, iman beberapa orang dirusak.” (Manuscript Releases Vol. 17 Testimony to John Bell)

Jadi sangatlah penting mempelajari struktur kitab Wahyu, urutan peristiwa-peristiwa di Kitab Wahyu.

 

 

Now we need to ask the question where was John when he received the book of Revelation and why was he there. Let's go to Revelation 1:9-11, here he says, I, John, both your brother and companion in the tribulation and kingdom and patience of Jesus Christ, was on the island that is called…” what?  “…Patmos…”  that is the where. Now why was he there?  “…for the Word of God and for the testimony of Jesus Christ…”   It’s because of the witness that he gave, because of the Word of God that he was there. So that answers the question where was he and why was he there, because when he bore witness he was sent there.

Now the question is, when was the vision of the book of Revelation given to him? Well, verse 10 explains. “…10 I was in the Spirit…” that means he was in vision,  “…on the Lord’s Day…” so when was the book of Revelation given? On the Lord's Day,  “…and I heard behind me a loud voice, as of a trumpet, 11 saying, ‘I am the Alpha and the Omega, the First and the Last,’ and, ‘What you see, write in a book and send it to the seven churches which are in Asia: to Ephesus, to Smyrna, to Pergamos, to Thyatira, to Sardis, to Philadelphia, and to Laodicea.’…”

 

Sekarang kita perlu bertanya, di mana Yohanes ketika dia menerima kitab Wahyu itu dan mengapa dia ada di sana. Mari kita ke Wahyu 1:9-11, di sini dia berkata, 9 Aku, Yohanes, saudara dan juga rekanmu dalam kesusahan, dan di Kerajaan dan dalam ketekunan Yesus Kristus, ada di pulau yang bernama…”  apa? “…Patmos…” itulah di mananya. Sekarang, mengapa dia ada di sana? “…karena Firman Allah dan kesaksian Yesus Kristus…”  karena kesaksian yang diberikannya, karena Firman Allah, dia ada di sana. Maka itu menjawab pertanyaan dia di mana dan mengapa dia ada di sana, karena gara-gara dia menyampaikan kesaksian, dia dikirim ke sana.

Sekarang pertanyaannya ialah, kapan penglihatan isi Kitab Wahyu diberikan kepadanya? Nah, ayat 10 menjelaskan, “…10 Aku berada di dalam Roh…”  itu artinya dia sedang mendapat penglihatan,  “…pada hari Tuhan…”  jadi kapan Kitab Wahyu diberikan? Pada Hari Tuhan, “…dan aku mendengar dari belakangku suatu suara yang nyaring, seperti bunyi sangkakala, 11 mengatakan,Aku adalah Alpha dan Omega, yang Awal dan yang Akhir’ dan ‘Apa yang engkau lihat, tuliskanlah di dalam sebuah kitab dan kirimkanlah  kepada ketujuh jemaat yang ada di asia:  ke Efesus, ke Smirna, ke Pergamus, ke Tiatira, ke Sardis, ke Filadelfia dan ke Laodikia.’…”

 

 

Now let's say a few things about Patmos where John was.

Patmos is a little island on the Aegean Sea about 50 miles Southwest of Ephesus. The island covers an area of 16 square miles, it has no tree, and it has no river. In fact, Patmos was the Alcatraz of the Roman Empire, the worst criminals were sent there into exile.

So the question is, how did John, who was not a criminal, end up there? Well, according to Ellen White, during the period of the emperor Domitian who ruled from the year 81 to the year 96 AD, he threw John into a cauldron of boiling oil in the hopes of frying John alive, but God preserved him as He did the three young men who were thrown into the fiery furnace. In Acts of the Apostles page 570 we find these words. “John was cast into a cauldron of boiling oil; but the Lord preserved the life of His faithful servant, even as He preserved the three Hebrews in the fiery furnace.”  

God had a plan for John, he needed to end up at Patmos to give us this majestic book of Revelation.

 

Sekarang mari kita bicara sedikit tentang Patmos di mana Yohanes berada.

Patmos adalah sebuah pulau kecil di laut Aegea sekitar 50 mil baratdaya Efesus. Pulau itu meliputi area seluas 16 mil persegi, tidak ada pepohonan, dan tidak ada sungai. Bahkan Patmos adalah Alcatraz (penjara paling mengerikan di Amerika Serikat) zaman Kekaisaran Roma, kriminal-kriminal yang paling kejam dikirim ke sana untuk diasingkan.

Maka pertanyaannya ialah, mengapa Yohanes yang bukan seorang kriminal, berakhir di sana? Nah, menurut Ellen White, selama periode pemerintahan Kaisar Domitian yang memerintah dari tahun 81 hingga 96 AD, dia membuang Yohanes ke dalam sebuah kuali minyak mendidih dengan tujuan menggoreng Yohanes hidup-hidup. Tetapi Allah menyelamatkan dia sebagaimana Dia menyelamatkan tiga orang muda yang dilemparkan ke dalam tungku api. Di Acts of the Apostles hal. 570 kita mendapatkan kata-kata ini, “…Yohanes dilemparkan ke dalam sebuah kuali minyak yang mendidih, tetapi Tuhan menyelamatkan nyawa hambaNya yang setia, sebagaimana Dia menyelamatkan ketiga orang Ibrani dalam tungku api. …”  

Allah punya rencana untuk Yohanes, dia harus berakhir di Patmos untuk memberikan kitab Wahyu yang luar biasa ini kepada kita.   

 

 

By the way, what Ellen White states is not something new. There is an ancient Christian tradition that agrees with Ellen White's statement.

Tertullian, one of the early church fathers, wrote this about John. “John was plunged into a burning pot of hot oil without being hurt and then was banished to an island.” So we know that they tried to kill him and because the emperor was not able to fry him to death, he said, “Well, let's exile him to where the criminals are.”

Incidentally, Clement of Alexandria, also one of the church fathers, added that during the rulership of the Emperor Nerva, John was released from Patmos and he returned to Ephesus where he became a bishop of the church, very interesting.

 

Nah, apa yang dinyatakan Ellen White bukan hal baru. Ada suatu tradisi Kristen kuno yang setuju dengan pernyataan Ellen White.

Tertullian, salah satu tokoh-tokoh gereja yang mula-mula, menulis ini tentang Yohanes,   “…Yohanes diceburkan ke dalam sebuah pot minyak panas yang menyala tanpa menderita luka dan kemudian diasingkan ke sebuah pulau…”  Jadi kita tahu bahwa mereka berusaha membunuhnya, dan karena kaisar tidak berhasil menggorengnya sampai mati, dia berkata, “Baiklah, mari kita asingkan saja dia di mana para kriminal berada.”

Kebetulan Clement dari Alexandria, juga salah satu tokoh gereja, menambahkan bahwa di masa pemerintahan Kaisar Nerva, Yohanes dilepaskan dari Patmos dan dia kembali ke Efesus di mana dia menjadi seorang uskup gereja, sangat menarik.

 

 

Now we noticed that this vision was given to John when? On the Sabbath day.

Now some of our ablest scholars even in the Adventist church have argued that the Lord's Day that is mentioned here really means the same as “the day of the Lord”, “the day of the Lord (Joel 2:11) is coming as a burning oven” (Malachi 4:1). In other words, John when he was on Patmos, he was transported to the times of the Second Coming of Christ. The fact is, that that does not square with what the Spirit of Prophecy tells us.

The Spirit of Prophecy is explicit about when John was given this vision. He was not transferred to the day of the Lord at the Second Coming, he actually received this vision on the Sabbath. Interesting that the final controversy will be over the day of worship, over the Sabbath.

 

Sekarang, kita simak bahwa penglihatan ini diberikan kepada Yohanes kapan? Pada hari Sabat.

Nah, beberapa dari pakar-pakar yang paling handal, bahkan di dalam gereja MAHK, mendebat bahwa Hari Tuhan yang disebutkan di sini sesungguhnya sama dengan “hari Tuhan”, “hari Tuhan” (Yoel 2:11) akan datang menyala seperti perapian” (Maleakhi 4:1). Dengan kata lain, Yohanes ketika dia ada di Patmos, dia dibawa ke zaman Kedatangan Kedua Kristus. Faktanya ialah, bahwa itu tidak cocok dengan apa yang dikatakan Roh Nubuat kepada kita.

Roh Nubuat itu eksplisit mengenai kapan Yohanes diberikan penglihatan ini. Dia tidak dibawa ke hari Tuhan saat Kedatangan Kedua, dia sesungguhnya menerima penglihatan ini pada hari Sabat. Yang menarik, kontroversi terakhir adalah mengenai hari ibadah, mengenai Sabat.

 

 

Why do we not agree with this conclusion of some of our scholars?

1.   First of all it doesn't fit with the context of  Revelation 1.

The context of Revelation 1 is that Jesus is in the Holy Place of the Sanctuary, we're going to study that.

2.   And secondly it does not agree with what we find in the Spirit of Prophecy.

I want to read from Acts of the Apostles 581 and 582,  “It was on the Sabbath that the Lord of glory appeared to the exiled apostle. The Sabbath was as sacredly observed by John on Patmos as when he was preaching to the people in the towns and cities of Judea.  He claimed as his own the precious promises that had been given regarding that day…” And then Ellen White quotes Revelation 1:10. “…’I was in the Spirit on the Lords day,’  John writes, and heard behind me a great voice, as of a trumpet, saying, I am Alpha and Omega, the first and the last.... And I turned to see the voice that spake with me.  And being turned, I saw seven golden candlesticks; and in the midst of the seven candlesticks One like unto the Son of man.’…”

So when did John receive this specific vision? He received it on a Sabbath day. He was in the Spirit on the Lord's day.

 

Mengapa kita tidak setuju dengan kesimpulan beberapa pakar kita?

1.   Pertama, itu tidak cocok dengan konteks Wahyu 1.

Konteks Wahyu 1 ialah Yesus berada di Bilik Kudus Bait Suci Surgawi, ini akan kita pelajari.

2.   Kedua, itu tidak cocok dengan apa yang kita dapati di Roh Nubuat.

Saya mau membacakan dari Acts of the Apostles hal. 581-582, “…Pada hari Sabatlah Tuhan yang mulia menampakkan DiriNya kepada rasul yang dalam pengasingan. Kekudusan hari Sabat dipelihara oleh Yohanes di pulau Patmos sama dengan ketika dia masih berkhotbah kepada orang banyak di kota-kota kecil dan besar Yudea. Yohanes mengklaim bagi dirinya sendiri janji-janji yang berharga yang telah diberikan berkaitan dengan hari itu…”  lalu Ellen White mengutip Wahyu 1:10   10       Aku berada di dalam Roh pada hari Tuhan’ tulis Yohanes, dan aku mendengar dari belakangku suatu suara yang nyaring, seperti bunyi sangkakala,  11       mengatakan,Aku adalah Alpha dan Omega, yang Awal dan yang Akhir’ …12         Lalu aku berpaling untuk melihat suara yang berbicara kepadaku. Dan setelah aku berpaling, tampaklah kepadaku tujuh kaki dian dari emas, 13 dan di tengah-tengah ketujuh kaki dian itu ada Satu yang serupa Anak Manusia’ (Wahyu 1:10-13) …”

Jadi kapan Yohanes menerima penglihatan khusus ini? Dia menerimanya pada hari Sabat. Dia berada dalam Roh pada hari Tuhan.

 

 

Now how do we know that the Lord's day refers to the Sabbath?

Well, because Jesus said, “the Son of Man is Lord of the Sabbath” and the Bible says you shall keep “the Sabbath of the Lord your God”. Now if the Sabbath is the Sabbath of the Lord your God, then the Sabbath is the Lord's Day.

So we allow Scripture to interpret Scripture.

 

Nah, bagaimana kita tahu bahwa hari Tuhan mengacu kepada hari Sabat?

Ya, karena Yesus berkata, 28 Anak Manusia adalah juga Tuan atas hari Sabat." (Markus 2:28)  dan Alkitab mengatakan kamu harus memelihara   “…hari Sabat Tuhan Allahmu” (Keluaran 20:10).  Nah, jika hari Sabat adalah Sabat Tuhan Allahmu, maka hari Sabat adalah hari Tuhan.

Jadi kita izinkan Kitab Suci menginterpretasikan Kitab Suci.

 

 

Now let's take a look at some of the details that we find at the beginning of the book of Revelation, more specifically the introduction to the book.

First of all the beginning of verse 1 indicates that this book is not about monsters, mysterious numbers, and mystical symbols. It is the revelation of Jesus Christ. And by the way, Martin Luther never wrote a commentary on the book of Revelation. Don't be too hard on him because Martin Luther did not live in the times of the fulfillment of what we find in the book of Revelation. But he never wrote a commentary on the book of Revelation, he didn't write a commentary either on the book of James. He said, “I don't find Christ in the book of Revelation, all I find is monsters, and beasts, and mysterious numbers.” But the book itself tells us that it is the revelation of Jesus Christ.

 

Nah, mari kita lihat beberapa detail yang kita temukan di awal kitab Wahyu, lebih spesifiknya pengantar kepada kitab itu.

Pertama, di awal ayat 1 diindikasikan bahwa kitab ini bukan tentang momok, angka-angka rahasia, dan simbol-simbol mistik. Ini adalah pengungkapan Yesus Kristus. Dan ketahuilah, Martin Luther tidak pernah menulis komentar tentang kitab Wahyu. Jangan terlalu menghakiminya, karena Martin Luther tidak hidup di masa penggenapan dari apa yang kita temukan di kitab Wahyu. Dia tidak pernah menulis komentar tentang kitab Wahyu, dia juga tidak menulis komentar tentang kitab Yakobus. Dia bilang, “Saya tidak melihat Kristus di kitab Wahyu, yang saya temukan ialah momok-momok, binatang-binatang buas, dan angka-angka misterius.” Tetapi kitab Wahyu sendiri mengatakan kepada kita bahwa itu adalah pengungkapan Yesus Kristus.

 

 

Now let's say something about the book Revelation. The book Revelation, the name of the book, “Revelation”, actually is the Greek word αποκάλυψη [apokálypsi], “The Apocalypse (or the ἀποκάλυψις [apokalupsis] )  of Jesus Christ”. What does the αποκάλυψη [apokálypsi] mean in the Greek language? It means to reveal or to unveil. In other words, the revelation of Jesus Christ is the unveiling of Jesus Christ.

Incidentally the word ἀποκάλυψις [apokalupsis] which means “to reveal”, is the opposite of the word απόκρυφα [apókryfa], αποκρυφων [apókryfon] which means “to conceal”. So the book of Revelation is not part of the αποκρυφων [apókryfon],  it's not concealed, it is part of the ἀποκάλυψις [apokalupsis], which means that it is a book revealed. The book of Revelation is not a sealed book.

 

Nah, mari kita mengomentari kitab Wahyu. Kitab Wahyu, namanya ialah “Pengungkapan” (Revelation), sebenarnya itu dari kata Greeka αποκάλυψη [apokálypsi], jadi itu “Apokalips (atau ἀποκάλυψις [apokalupsis]) Yesus Kristus”. Apa arti αποκάλυψη [apokálypsi] dalam bahasa Greeka? Itu artinya mengungkapkan atau membuka penutupnya. Dengan kata lain, pengungkapan Yesus Kristus ialah dibukanya penutup Yesus Kristus.

Nah, kata ἀποκάλυψις [apokalupsis] yang berarti “mengungkapkan” adalah lawan kata dari απόκρυφα [apókryfa], αποκρυφων [apókryfon]  yang berarti “menyembunyikan”. Jadi kitab Wahyu bukanlah bagian dari αποκρυφων [apókryfon], dia tidak disembunyikan, itu adalah bagian dari ἀποκάλυψις [apokalupsis] yang berarti itu adalah kitab yang dibuka. Kitab Wahyu bukanlah sebuah kitab yang dimeteraikan.

 

 

Now there are two types of excuses that people give to not study the book of Revelation.

You say, what are these excuses?

1.   they say the book of Revelation is a sealed book, no one can understand it;

2.   and others say, “I don't have enough education in order to understand it. I'm not literate enough.”

Notice Isaiah 29:11-12 where we find these two excuses. 11 The whole vision has become to you like the words of a book that is sealed, which men deliver to one who is literate, saying, ‘Read this, please.’ And he says, ‘I cannot, for it is sealed.’ 12 Then the book is delivered to one who is illiterate, saying, ‘Read this, please.’ And he says, ‘I am not literate.’…” So the uneducated say, I don't have enough intelligence to explain what the book means, and those individuals who are super intelligent they say the book is sealed, so we can't understand it.

Now there was one book that was sealed, Daniel 12:4 tells us which book that was, and until when it would be sealed. It says, 4 But you, Daniel, shut up the words and seal the book…” that is the book of Daniel,  “…until the time of the end; many shall run to and fro, and knowledge shall increase.”

So was the book of Daniel sealed in the days of Daniel? Yes. Was it to remain sealed forever? No! At the time of the end it was going to become unsealed.

 

Nah, ada dua jenis alasan yang diberikan orang untuk tidak mempelajari kitab Wahyu. Kalian berkata, alasan-alasan apa itu?

1.   mereka mengatakan bahwa kitab Wahyu itu kitab yang dimeterai, tidak ada orang yang bisa memahaminya

2.   dan yang lain mengatakan, “Saya tidak punya cukup pendidikan untuk bisa memahaminya. Saya kurang terpelajar.”

Simak Yesaya 29:11-12 di mana kita melihat kedua alasan ini. 11 Seluruh penglihatan telah menjadi bagimu seperti isi sebuah kitab yang termeterai, yang diberikan kepada orang yang terpelajar dengan mengatakan: ‘Silakan baca ini,’ dan ia menjawab: ‘Aku tidak bisa, sebab kitab itu termeterai’; 12 Lalu kitab itu diberikan kepada seorang yang tidak terpelajar dengan mengatakan: ‘Silakan baca ini,’ maka ia menjawab: ‘Aku tidak terpelajar.’…” Jadi yang tidak terpelajar mengatakan, saya kurang pandai untuk memahami apa yang diterangkan kitab itu, dan mereka yang sangat pandai mengatakan bahwa kitab itu termeterai, sehingga kami tidak bisa memahaminya.

Nah, ada satu kitab yang dimeteraikan, Daniel 12:4 memberitahu kita kitab mana itu, dan hingga kapan kitab itu dimeteraikan. Dikatakan, 4 Tetapi engkau, Daniel, sembunyikanlah segala firman itu, dan meteraikanlah Kitab itu…”  yaitu kitab Daniel,   “…sampai pada akhir zaman; banyak yang akan berlarian ke sana kemari, dan pengetahuan akan bertambah…”  Jadi apakah kitab Daniel termeterai di zaman Daniel? Ya! Apakah itu akan tetap termeterai untuk selamanya? Tidak! Pada akhir zaman kitab itu akan dibuka meterainya.

 

 

Actually the book of Revelation is the unsealing of the book of Daniel. The book of Revelation is the complement to Daniel. It is the amplification, the explanation of Daniel, the unveiling of Daniel's message, the expansion, if you please.

 

Sesungguhnya kitab Wahyu itulah yang membuka meterai kitab Daniel. Kitab Wahyu adalah pelengkap kitab Daniel, itulah tambahannya, penjelasan dari kitab Daniel, pengungkapan pekabaran-pekabaran Daniel, perluasannya, katakanlah demikian.

 

 

I want to read you a statement that we find in the book Acts of the Apostles 583-585. “This revelation…” speaking about the book,  “…was given for the guidance and comfort of the church throughout the Christian dispensation.  Yet religious teachers have declared that it is a sealed book and its secrets cannot be explained…” who are the ones that say that? Religious teachers, not the ignorant, but religious teachers that say, can't be explained, it's sealed.  “…Therefore many have turned from the prophetic record, refusing to devote time and study to its mysteries. But God does not wish His people to regard the book thus…  In the Revelation are portrayed the deep things of God. The very name given to its inspired pages, ‘the Revelation,’ contradicts the statement that this is  a  sealed book.  A revelation is something revealed. The Lord Himself revealed to His servant the mysteries contained in this book, and He designs that they shall be open to the study of all. Its truths are addressed to those living in the last days of this earths history, as well as to those living in the days of John…” So it's not only for us, it's also for the people who lived in the days of John. She continues,  “…..Let none think, because they cannot explain the meaning of every symbol in the Revelation, that it is useless for them to search this book in an effort to know the meaning of the truth it contains.  The One who revealed these mysteries to John will give to…”  what kind of searcher? “…the diligent searcher for truth a foretaste of heavenly things.  Those whose hearts are…”  what? “…open to the reception of truth will be enabled to understand its teachings, and will be granted the blessing promised to those who hear the words of this prophecy, and keep those things which are written therein.’   In the Revelation all the books of the Bible meet and end. Here is the complement of the book of Daniel.  One is a prophecy; the other a revelation. The book that was sealed is not the Revelation, but that portion of the prophecy of Daniel relating to the last days. The angel commanded, But thou, O Daniel, shut up the words, and seal the book, even to the time of the end.’…”

 

Saya mau membacakan suatu pernyataan yang ada di buku Acts of the Apostles hal. 583-585. “…Pengungkapan ini…”  bicara tentang kitab itu,  “…diberikan sebagai penuntun dan penghiburan bagi gereja sepanjang masa dispensasi Kristen. Tetapi guru-guru agama telah menyatakan bahwa ini adalah sebuah kitab yang termeterai, dan yang rahasia-rahasianya tidak bisa dijelaskan…”  siapa yang mengatakan itu? Guru-guru agama, bukan mereka yang tidak terpelajar, tetapi guru-guru agama yang mengatakan itu tidak bisa dijelaskan, itu dimeteraikan. “…Karena itu, banyak yang berpaling dari catatan nubuatan, menolak mendediksikan waktu dan mempelajari rahasia-rahasianya. Tetapi Allah tidak ingin umatNya menganggap kitab ini demikian…. Di kitab Wahyu digambarkan hal-hal yang mendalam dari Allah. Nama ‘Pengungkapan’ yang diberikan kepada halaman-halamannya yang terilhami  bertolakbelakang dengan pernyataan bahwa kitab ini adalah kitab yang termeterai. Suatu pengungkapan adalah sesuatu yang dibuka. Tuhan Sendiri telah membuka kepada muridNya, rahasia-rahasia yang terdapat di dalam kitab ini, dan Dia merancang bahwa mereka haruslah terbuka untuk dipelajari semua. Kebenaran di dalamnya ditujukan kepada mereka yang hidup di hari-hari akhir sejarah dunia ini, dan juga kepada mereka yang hidup di zaman Yohanes…”  Jadi kitab ini bukan hanya bagi kita, tetapi juga bagi orang-orang yang hidup di zaman Yohanes. Ellen White melanjutkan, “…Janganlah ada yang berpikir karena mereka tidak bisa menjelaskan makna setiap simbol di kitab Wahyu, jadi sia-sialah bagi mereka mempelajari kitab ini dalam upaya untuk mengetahui makna kebenaran yang terkandung di dalamnya. Dia yang mengungkapkan rahasia-rahasia ini kepada Yohanes akan memberikan kepada…”  pencari macam apa?  “…pencari kebenaran yang rajin, suatu icipan awal dari hal-hal surgawi. Mereka yang hatinya…”  apa?  “…terbuka untuk menerima kebenaran akan dimampukan mengerti ajaran-ajarannya, dan akan dikaruniai berkat yang dijanjikan kepada mereka yang mendengarkan kata-kata nubuat ini, dan yang menuruti apa yang ada tertulis di dalamnya’ (Wahyu 1:3). Di kitab Wahyu semua kitab di Alkitab bertemu dan berakhir. Di sinilah kelengkapan dari kitab Daniel. Yang satu adalah nubuatan, yang lain suatu pengungkapan. Kitab yang dimeteraikan bukanlah kitab Wahyu, melainkan satu bagian dari  nubuatan Daniel yang berkaitan dengan hari-hari terakhir. Malaikat itu memberi perintah, ‘Tetapi engkau, Daniel, sembunyikanlah segala firman itu, dan meteraikanlah Kitab itu sampai pada akhir zaman.’ (Dan. 12:4)…”

 

 

Now God gave in the introduction to the book four reasons why we can understand this book. It doesn't mean that it's like reading The Reader's Digest or Time magazine. It requires a lot of gray matter, it requires study and prayer, intense study and prayer. In the introduction we have four reasons why this book can be understood.

1.   The name of the book.

It's called “the Revelation of Jesus Christ”, so if it's a revelation it can be understood.

2.   God pronounces a blessing on those who read, hear and obey the writings in the book.

How could God say, “I'm going to give a blessing to those who read, hear, and obey” if you can't really understand the book? That would be kind of frustrating.

3.   John was explicitly told not to seal the book.

In chapter 22, God said, “Don't seal the words of the prophecy of this book.” So the book is not sealed by the testimony of the book itself.

4.   And finally in the messages to the Seven Churches we find an interesting formula.

It says there, “he who hears, let him pay attention to the things that the Spirit reveals to the churches.” Now if we can’t understand the book of Revelation we would never be able to understand what the Spirit reveals to the churches.

So we know that the book of Revelation is not a sealed book, it is an open book.

 

Nah, di bagian pengantar kepada kitab Wabyu, Allah memberikan empat alasan mengapa kita bisa memahami kitab ini. Ini tidak berarti ini seperti membaca Reader’s Digest atau majalah Time. Ini membutuhkan banyak pemikiran, ini membutuhkan pembelajaran dan doa, pembelajaran dan doa yang intensif. Di bagian pengantar ada empat alasan mengapa kitab ini bisa dipahami.

1.   Nama kitab tersebut.

Kitab itu disebut “Pengungkapan Yesus Kristus”, jadi jika itu suatu yang diungkapkan, itu bisa dipahami.

2.   Allah memberikan berkat kepada mereka yang membaca, mendengar, dan menuruti tulisan-tulisan di kitab itu (Wahyu 1:3).

Mana mungkin Allah akan berkata, “Aku akan memberikan berkat kepada mereka yang membaca, mendengar, dan menuruti” jika manusia tidak benar-benar bisa memahami kitab itu? Itu kan membuat frustrasi.

3.   Yohanes diberitahu secara eksplisit untuk jangan memeteraikan kitab itu.

Di pasal 22 Allah berkata, “Jangan memeteraikan perkataan-perkataan nubuat dari kitab ini” (Wah. 22:10). Jadi kitab ini tidak dimeteraikan menurut kesaksian kitab ini sendiri.

4.   Dan akhirnya di dalam pesan-pesan kepada Ketujuh Jemaat, kita temukan suatu rumus yang menarik.

Dikatakan di sana, 29 Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat." (Wah. 2:29). Kalau kita tidak bisa mengerti kitab Wahyu, kita tidak akan pernah mengerti apa yang diungkapkan Roh kepada jemaat-jemaat.

Jadi kita tahu kitab Wahyu bukanlah kitab yang dimeteraikan, itu adalah kitab yang terbuka.

 

 

Now to whom was the book of Revelation addressed? Was it addressed to the world in general? No, you'll notice that, chapter 1:1-2 tell us that this message was given to God's servants. It was not given to the world at large, it was given to God's servants, God's own chosen people. Of course it goes without saying that once God's people assimilate the message, they are supposed to do what? They are supposed to proclaim the message, you study the book, you understand the message, you assimilate it, you eat it, so to speak, and then you proclaim it.

 

Sekarang, kitab Wahyu itu ditujukan kepada siapa? Apakah itu ditujukan kepada dunia secara umum? Tidak, kalian akan melihat bahwa pasal 1:1-2 mengatakan kepada kita bahwa pekabaran ini diberikan kepada hamba-hamba Allah. Ini tidak diberikan kepada dunia pada umumnya, itu diberikan kepada hamba-hamba Allah, umat pilihan Allah sendiri. Tentu saja sudah pasti begitu umat Allah sudah mengasimilasi pekabaran tersebut, mereka harus melakukan apa? Mereka harus menyampaikan pekabaran itu. Kita pelajari kitabnya, kita pahami pekabarannya, kita cernakan, kita makan dengan kata lain, kemudian kita sampaikan.

 

 

You know, there is an interesting passage that we find in Ezekiel 3:1-4 that I want to read now. 1 Moreover He said to me…” this is speaking about the book of Ezekiel, but the principle is the same.  “…1 Moreover He said to me, ‘Son of man, eat what you find; eat this scroll,…” How many of you have ever eaten a scroll before? I'm sure you would get indigestion. But this is talking, when it says “eat the scroll” which is the way that they wrote books back in biblical times, it's meaning what? It means to study it, assimilated, eat it. You know, “I ate up that book, it was so good.” Well, it says,  “…eat this scroll,…” and notice what it says,  “…and go speak to the house of Israel.’…” eat it and speak it. Verse 2,  “…So I opened my mouth, and He caused me to eat that scroll. And He said to me, ‘Son of man, feed your belly, and fill your stomach with this scroll that I give you.’ So I ate, and it was in my mouth like honey in sweetness. Then He said to me,…” notice he eats it, it's nice and sweet,  “…Then He said to me,‘ Son of man, go to the house of Israel and speak with My words to them.’…” 

And so very clearly we are supposed to assimilate the message, we're supposed to masticate the message. Once we have assimilated it, we are to proclaim it to others.

 

Kalian tahu, ada bacaan yang menarik yang kita temukan di Yehezkiel 3:1-4 yang saya mau bacakan sekarang. 1 Tambahan Dia berkata kepadaku,…”  ini bicara tentang kitab Yehezkiel, tetapi prinsipnya sama, “…1 Tambahan Dia berkata kepadaku, ‘Hai anak manusia, makanlah apa yang engkau lihat, makanlah gulungan kitab ini…”  Berapa banyak dari kalian yang pernah makan sebuah gulungan kitab sebelumnya? Saya yakin kalian akan sakit perut. Tetapi ketika dikatakan “makanlah gulungan kitb ini” yaitu cara mereka menulis kitab di zaman Alkitab, ini artinya apa? Ini artinya supaya kitab itu dipelajari, diasimilasikan, dimakan. “Saya sudah makan buku itu, bagus isinya.” Nah, dikatakan, “…makanlah gulungan kitab ini…” dan simak apa yang dikatakan, “…dan pergilah bicara kepada kaum Israel.’…” makanlah dan bicaralah. Ayat 2, “…2 Maka kubukalah mulutku dan Dia membuat aku makan gulungan kitab itu. 3 Dan Dia berkata kepadaku, ‘Hai, anak manusia, suapilah  perutmu, dan isilah perutmu dengan gulungan kitab ini yang Kuberikan padamu.’ Maka aku memakannya, dan dalam mulutku seperti madu manisnya. 4 Lalu kataNya kepadaku,…” simak, dia memakannya, itu enak dan manis, “…4 Lalu kataNya kepadaku,‘Anak manusia, pergilah ke kaum Israel dan bicaralah dengan kata-kataKu kepada mereka.’…” 

Jadi sangat jelas kita disuruh mengasimilasikan pekabaran itu, kita diharuskan mengunyah pekabaran itu. Begitu sudah kita asimilasikan, kita harus menyampaikannya kepada orang lain.

 

 

Now another interesting detail in the introduction to the book is the fact that it speaks in symbolic language. This is indicated by the word “signified”. God signified the book. The first part of the word “signified” is “sign”, in other words the book of Revelation is written in sign language, it's coded language. It's something that appeals to the ears and to the eyes. It's actually a drama, it's like living cartoons, if you please. It appeals to the senses, it's full of symbols, and the symbols must be decoded. Once again it appeals to the eyes and to the ears, not only to the intellect.

Let me give you some statistics:

·       35 times in the book John says, “I saw”,

·       7 times he says “I beheld”,

·       5 times he uses the expression “I looked”,

·       2 times he used the expression “he showed me”,

·       2 times he used the expression “there appeared”, 

·       28 times he uses the expression “I heard”,

·       8 times he said “I beheld”,

·       and 4 times he was given the command “come and see”.

So the book of Revelation is a book that appeals not only to our intellect, it appeals to our eyes, and to our ears. It's a living drama that has symbols that we must decode by looking at other places in Scripture.

 

Sekarang, detail menarik yang lain di bagian pengantar kitab itu ialah fakta bahwa kitab ini berbicara dalam bahasa simbol. Ini diindikasikan dengan kata “menyatakan dengan tanda”. Allah menyatakan isi kitab itu dengan tanda. Bagian pertama dari kata “signify” (memberi tanda) adalah kata “sign” (tanda), dengan kata lain kitab Wahyu ditulis dalam bahasa tanda/simbol, itu bahasa kode. Itu adalah sesuatu yang bekerja melalui telinga, dan mata. Sebenarnya itu suatu drama, seperti kartun hidup, katakanlah demikian. Itu bekerja melalui indra, itu penuh dengan simbol, dan simbol-simbol ini harus dipecahkan kodenya. Sekali lagi ini bekerja melalui mata dan telinga, bukan hanya melalui intelek.

Saya akan memberikan beberapa statistik:

·       35 kali di dalam kitab itu Yohanes berkata, “aku telah melihat” (see)

·       7 kali dia berkata “aku telah memandang” (behold)

·       5 kali dia memakai ungkapan “aku telah melihat” (look)

·       2 kali dia memakai ungkapan “dia menunjukkannya kepadaku”

·       2 kali dia memakai ungkapan “muncul di sana”

·       28 kali dia memakai ungkapan “aku mendengar”

·       8 kali dia berkata “aku melihat” (behold)

·       4 kali dia diberi perintah “mari lihatlah”.

Jadi kitab Wahyu adalah sebuah kitab yang bekerja bukan saja melalui intelek kita, tapi dia bekerja melalui mata dan telinga kita. Itu adalah drama yang hidup dengan simbol-simbol yang harus kita pecahkan kodenya dengan mencarinya di tempat lain dalam Kitab Suci.

  

 

Now before we bring this to a close, we need to do two more things.

First of all, I want to give you an overview of the Seven Churches, because the Seven Churches as we've already noticed represent seven periods of church history from apostolic times till the end of time.

 

Nah, sebelum kita mengakhiri ini, ada dua hal yang perlu kita lakukan.

Pertama, saya mau memberikan ikhtisar Ketujuh Jemaat, karena Ketujuh Jemaat seperti yang sudah kita simak, melambangkan tujuh periode sejarah gereja dari zaman apostolik hingga ke akhir zaman.

 

 

1.Ephesus

·       The first church is Ephesus, the name means “desirable”.

Interesting! Would everyone desire to be a member of the early church? I would think so. That would be a church that I certainly would desire to belong to. So Ephesus means desirable.

·       Remember Ellen White said the names indicate the character of the church.

·       Now what is the date for the church of Ephesus, speaking now in terms of the history of the Christian church?

The date will be from the year 31 AD (when Jesus was crucified and when Jesus resurrected and ascended to Heaven) and the year 100 at the end of the first century.

·       What was the character of the church during this period?

Well first of all it was desirable, it was a privilege to belong to this church. However, we are told that the church of Ephesus at the end of this period was already losing its first love, it was losing its zeal, and if you look at early church history you're going to find that this is the case.

 

1.Efesus

·       Gereja yang pertama ialah Efesus, namanya berarti “yang didambakan”.

Menarik! Akankah semua orang mendambakan menjadi anggota dari gereja mula-mula? Saya rasa begitu. Saya pasti mendambakan bisa menjadi bagian dari gereja itu. Jadi Efesus berarti yang didambakan.

·       Ingat Ellen White berkata, bahwa nama-nama mengindikasikan karakter gereja/jemaat itu.

·       Nah, kapankah masa gereja Efesus, sekarang kita bicara menurut sejarah gereja Kristen?

Masanya adalah dari tahun 31 AD (ketika Yesus sudah disalibkan dan bangkit dan naik ke Surga) hingga tahun 100 pada akhir abad pertama.

·       Apakah karakter gereja itu di periode ini?

Nah, pertama, dia didambakan, itu adalah suatu keistimewaan yang dimiliki gereja ini. Namun, kita diberitahu bahwa Jemaat Efesus ini pada akhir periode itu sudah kehilangan kasihnya yang mula-mula, dia sedang kehilangan semangatnya, dan bila kita melihat ke sejarah gereja yang awal, kita akan mendapatkan bahwa memang demikianlah keadaannya.

 

 

2.Smyrna

·       The second church is the church of Smyrna.

·       There is a lot of death language, we're going to find when we study specifically the church of Smyrna.

·       What does the word Smyrna mean?

It means bittersweet myrrh, now myrrh isn't something that we use very frequently, but in the Roman Empire myrrh was used to embalm the dead. Now the question is why would the church of Smyrna be called by that name, bittersweet myrrh? Simply because this represents the period of the persecutions of the Roman emperors against the Christian church. They were mowed down right and left. Tertullian said the more they mow us down the more we are; the blood of Christians is seed. And so there's a lot of death language that is used with reference to the church of Smyrna.

·       It's a period where the church is suffering persecution and martyrdom at the hand of the Roman emperors.

That is why she is called the myrrh church, or the church of Smyrna.

 

2.Smirna

·       Gereja kedua ialah Jemaat Smirna.

·       Ada banyak bahasa kematian di sini, dan kita akan melihatnya saat kita mempelajari khusus tentang Jemaat Smirna.

·       Apa arti kata  Smirna?

Itu berarti mur yang manis-getir. Nah mur bukanlah sesuatu yang sering kita pakai, tetapi di zaman Kekaisaran Romawi mur dipakai untuk mengawetkan jenazah. Sekarang pertanyaannya ialah, mengapa Jemaat Smirna disebut dengan nama itu, mur yang manis-getir? Semata-mata karena ini melambangkan periode persekusi dari Kekaisaran Roma terhadap gereja Kristen. Mereka dibantai di mana-mana. Tertullian berkata, semakin banyak mereka membantai kami, semakin banyak jumlah kami. Darah orang Kristen itu benih. Maka ada banyak bahasa kematian yang dipakai sehubungan dengan Jemaat Smirna.

·       Ini adalah periode di mana gereja menderita persekusi dan kemartiran di tangan kaisar-kaisar Roma.

Itulah mengapa gereja disebut gereja mur, atau Jemaat Smirna.

 

 

3.Pergamum

·       And then we have the church of Pergamum.

The word “Pergamum” means “acropolis or elevation.

·       You see the church of Pergamum was in a very high elevation.

Now why would the church of Pergamum be called by that name, “elevation”? Well, we need to know which period this church applies to.

·       It is the period from 313 through the year 538.

Do you have any idea what period that was? You see, the church had been in the valley of persecution and now the church is favored, and so from the doldrums of the pit, the church now enjoys popularity and prosperity given to it by the Emperor Constantine.

·       By the way, there are two persons mentioned in connection with the church of Pergamum.

One is Balaam, very interesting, Balaam. We're going to take a look at why the name of Balaam appears in connection with the church of Pergamum, and the other comes from Nicholas, the Nicolaitans that is another very important name that we're going to study in the future.

But the main point here is that, when the church was in the valley in the depths of persecution and martyrdom now suddenly the church is favored by Constantine and the church is at the heights, that's the reason why this church is called “acropolis” or “elevation”.

 

3.Pergamum

·       Lalu ada Jemaat Pergamum.

Kata “Pergamum” berarti akropolis (= benteng/kota di atas bukit) atau “ketinggian”.

·       Kalian lihat, gereja Pergamum berada di posisi yang sangat tinggi.

Nah, mengapa gereja Pergamum disebut dengan nama “Ketinggian”? Kita perlu tahu gereja ini diaplikasikan ke periode mana.

·       Itu adalah periode dari tahun 313 hingga 538.

Apakah kalian tahu periode apa itu? Kalian lihat, gereja sebelumnya berada di dalam lembah persekusi dan sekarang gereja mendapat angin, maka dari kesengsaraan tempat yang kelam, gereja sekarang menikmati kepopuleran dan kemakmuran yang diberikan kepadanya oleh Kaisar Constantine.

·       Nah, disebutkan dua orang sehubungan dengan Jemaat Pergamum:

yang satu ialah Bileam, sangat menarik, Bileam. Kita akan melihat mengapa nama Bileam muncul sehubungan dengan Jemaat Pergamum, dan yang lain berasal dari Nikolaus, yaitu golongan Nikolaitan, ini adalah nama lain yang sangat penting yang akan kita pelajari nanti.

Tetapi poin yang utama ialah tadinya gereja berada di dalam lembah kekelaman persekusi dan kemartiran, sekarang tiba-tiba gereja mendapatkan perkenan Constantine dan gereja berada di posisi puncak, itulah mengapa gereja ini disebut “akropolis” atau “ketinggian”.

 

 

4.Thyatira

·       Then you have the fourth church, the church of Thyatira.

The name Thyatira means sacrifice of penitence.

·       You know it's interesting during this period which by the way is from 538 to 1517

when the Protestant Reformation begins ~ during this period the book of Daniel tells us that the papacy removed the continual ministration of Jesus Christ. Perhaps that's the reason why it's called “sacrifice of penitence”. You see, this period is a period of papal rule.

And you say, how do we know this?

·       Because there's an individual that is mentioned in connection with this church.

Jezebel the harlot is mentioned in connection with the fourth church Thyatira. Let me ask you what does a woman represent in prophecy? A woman represents the church. What does a harlot woman represent? A harlot woman represents an apostate church. So let me ask you, would Thyatira represent the period of the apostate church, the Harlot of Revelation 17, who sits on many waters, dominates the nations, who is clothed in purple and scarlet, has daughters that were born from her, fornicates with the kings of the earth, unites church and state, etc.? Absolutely.

·       And so this is the period of papal oppression before the Protestant Reformation from 538 through 1517.  

 

4.Tiatira

·       Gereja keempat, Jemaat Tiatira.

Nama Tiatira berarti kurban penyesalan.

·       Kalian tahu, yang menarik di periode ini ~ yaitu dari 538 hingga 1517

ketika Reformasi Protestan bangkit ~ di periode ini, kitab Daniel mengatakan kepada kita bahwa Kepausan menyingkirkan pelayanan Yesus Kristus yang terus-menerus. Mungkin itulah mengapa periode ini disebut “kurban penyesalan”. Kalian lihat, periode ini adalah periode kekuasaan Kepausan.

Dan kalian berkata, dari mana kita tahu ini?

·       Karena ada suatu sosok yang disebutkan sehubungan dengan gereja ini.

Izebel si pelacur disebutkan berkaitan dengan gereja keempat Tiatira. Coba saya tanya, seorang perempuan melambangkan apa di nubuatan? Seorang perempuan melambangkan gereja. Seorang pelacur perempuan melambangkan apa? Seorang pelacur perempuan melambangkan gereja yang murtad. Coba saya tanya, apakah Tiatira melambangkan periode gereja yang murtad, yaitu perempuan Pelacur Wahyu 17, yang duduk di atas banyak air, yang memerintah bangsa-bangsa, yang berpakaian warna ungu dan merah darah, memiliki anak-anak perempuan yang lahir darinya, berzinah dengan raja-raja bumi, menggabungkan gereja dengan negara, dll.? Betul sekali!

·       Maka ini adalah periode penindasan Kepausan dari 538 hingga 1517 sebelum bangkitnya Reformasi Protestan.

 

 

5.Sardis

·       Then you have the church of Sardis, the church of Sardis is number five.

What does the word Sardis mean? It means escaping.

You say, now that's a funny name for a church, escaping from what?

·       Well, the church of Sardis is the church of the Reformation.

Did the Protestant Reformation begin to escape from the straightjacket of the papacy? It most certainly did. It began to escape from the darkness of papal rule, but did it fully escape from papal rule?

·       No, in fact we're going to notice that one of its characteristics is that it looked like it was alive, but it was really at the point of dying because it did not grow, it did not progress.

 

5.Sardis

·       Lalu gereja Sardis, gereja Sardis itu nomor 5.

Apa makna kata Sardis? Itu berarti “lolos”.

Kalian berkata, itu nama yang lucu bagi sebuah gereja, lolos dari apa?

·       Nah, Jemaat Sardis adalah gereja Reformasi (Protestan).

Apakah Reformasi Protestan mulai lolos dari belenggu pembatasan Kepausan? Tepat sekali. Dia mulai lolos dari kekelaman kekuasaan Kepausan, tetapi apakah dia lolos dengan tuntas dari kekuasaan Kepausan?

·       Tidak. Bahkan kita akan melihat bahwa salah satu karakteristiknya ialah  kelihatannya seolah-olah dia hidup, tetapi sesungguhnya berada dalam kondisi sekarat karena dia tidak tumbuh, dia tidak maju.

 

 

6.Philadelphia

·       And then you have the church of Philadelphia.

What does the word “Philadelphia” mean? It means brotherly love.

·       That is the church that announced the hour of God's judgment between 1833 and 1844.

The Great Second Advent Movement at the beginning or at the middle of the nineteenth century. They're known as the Millerites. But there were many others from many churches that joined this movement and proclaimed the soon coming of Jesus Christ. That was a church that we will find where there was a lot of love among the brethren.

 

6.Filadelfia

·       Kemudian Jemaat Filadelfia.

Apa arti kata “Filadelfia”? Artinya kasih persaudaraan.

·       Yaitu gereja yang mengumumkan saat penghakiman Allah antara tahun 1833 dan 1844.

Gerakan Akbar Kedatangan Kedua pada awal atau pertengahan abad ke-19. Mereka dikenal sebagai golongan Miller. Tetapi ada banyak yang datang dari pelbagai gereja yang bergabung dengan gerakan ini dan mengumumkan bahwa kedatangan Yesus Kristus tidak lama lagi. Di gereja inilah kita menemukan ada banyak kasih diantara saudara-saudara yang bergabung di sana.

 

 

7.Laodicea

·       And then you have the Church of Laodicea.

The name Laodicea means judgment of the people.

·       It's the church of the judgement.

When God's people, those who profess the name of Jesus Christ, are actually judged.

·       And the church of Laodicea covers from 1844 till the close of probation.

Did you hear what I said? It covers, it doesn't go to the Second Coming, the church of Laodicea goes from the moment the probation closes?? (should be “begins”)  to the time when the door of probation closes.

You say, what do you mean by that?

·       This is the period when God judges those who have claimed the name of Jesus ~

not everyone, not the wicked, they're judged during the thousand years, and after the thousand years. This judgment is of those, all of those who at some point have claimed the name of Jesus Christ as Savior and Lord. Let me ask you, are there many in the church that are lukewarm? So does a separation need to be made? Absolutely!

·       When Jesus comes again, He is not coming to take Laodicea to Heaven.

You say what do you mean, He is not going to take Laodicea to heaven?

No, He is not going to take Laodicea to Heaven. You see the message to the church of Laodicea comes to a lukewarm people, and when that message comes, people are going to decide whether to become hot or whether to become cold; that is called in the writings of Ellen White “the shaking”. Jesus says, “You get hot or I'm going to spew you out of My mouth!” So when Jesus comes there's not going to be a Laodicean church, there's not going to be a lukewarm church. This message will polarize everyone at the end of time who claims Christ, people will become hot or they will become cold.

·       On the one hand some people in Laodicea will become hot and they will join the Philadelphian church.

I'm going to show you the church of Philadelphia was fulfilled partially in  the 1830’s and the 1840’s, but it's full fulfillment is at the end, the Laodiceans will become Philadelphians, and those individuals who become hot and join the church of Philadelphia ~ not Philadelphia, Pennsylvania mind you ~  will receive God's seal.

·       On the other hand, those individuals who reject the message to the Laodiceans will no longer be lukewarm.

They will turn cold, they will join the synagogue of Satan, which another name is Babylon and they will receive the mark of the Beast.

So there's no Laodicea when Jesus comes, no lukewarm church. Everyone will become hot or cold; Jesus will not come to take Laodicea to Heaven.

 

7.Laodekia

·       Kemudian Jemaat Laodekia.

Nama Laodekia berarti penghakiman umat.

·       Inilah gereja penghakiman, ketika umat Allah, mereka yang mengakui nama Yesus Kristus, dihakimi.

·       Dan gereja Laodekia meliputi periode dari 1844 hingga berakhirnya masa kemurahan Allah (tutupnya pintu kasihan).

Apa kalian dengar apa yang saya katakan? Dia tidak sampai ke Kedatangan Kedua, gereja Laodekia berlangsung dari saat dimulainya masa penghakiman hingga tutupnya pintu kasihan.

Kalian bertanya, apa maksudnya itu?

·       Inilah periode ketika Allah menghakimi mereka yang mengklaim nama Yesus ~

bukan semua orang, bukan orang-orang jahat, mereka akan dihakimi selama masa 1000 tahun dan setelah masa 1000 tahun. Penghakiman ini adalah bagi mereka yang pernah mengklaim nama Yesus Kristus sebagai Juruselamat dan Tuhan. Coba saya tanya, apakah di dalam gereja ada banyak yang suam-suam kuku? Jadi apakah dibutuhkan suatu pemisahan? Tentu saja!

·       Ketika Yesus datang lagi, Dia tidak akan membawa Laodekia ke Surga.

Kalian berkata, apa maksudnya Dia tidak akan membawa Laodekia ke Surga?

Tidak, Dia tidak akan membawa Laodekia ke Surga. Kalian lihat, pekabaran kepada Jemaat Laodekia adalah bagi umat yang suam-suam kuku, dan ketika pekabaran tersebut tiba, umat akan memutuskan untuk menjadi panas atau untuk menjadi dingin; itu di dalam tulisan-tulisan Ellen White disebut “pengayakan”. Yesus berkata, “Kalian harus menjadi panas, atau Aku akan memuntahkan kalian dari mulutKu!” Maka ketika Yesus datang, tidak akan ada lagi Jemaat Laodekia, tidak akan ada lagi gereja yang suam-suam kuku. Pekabaran ini akan mempolarisasi semua yang mengklaim Kristus pada akhir zaman, umat akan menjadi panas atau mereka akan menjadi dingin.

·       Di satu pihak, beberapa orang di Laodekia akan menjadi panas dan mereka akan bergabung dengan Jemaat Filadelfia.

Saya akan menunjukkan kepada kalian Jemaat Filadelfia digenapi sebagian di tahun 1830an dan 1840an, tetapi penggenapannya yang penuh ada pada akhirnya, ketika umat Laodekia akan menjadi umat Filadelfia, dan orang-orang yang menjadi panas akan bergabung dengan Jemaat Filadelfia ~ bukan Philadelphia, Pennsylvania lho ~ dan akan menerima meterai Allah.

·       Di pihak lain, mereka yang menolak pekabaran kepada gereja Laodekia, tidak lagi suam-suam.

Mereka akan menjadi dingin dan mereka akan bergabung dengan gereja Setan, nama lainnya ialah Babilon, dan mereka akan menerima tanda Binatang.

Jadi ketika Yesus datang sudah tidak ada lagi Laodekia, tidak ada gereja yang suam-suam. Semua sudah menjadi panas atau dingin. Yesus tidak datang untuk membawa Laodekia ke Surga.

 

 

Let me read you this statement, Early Writings page 270,  Ellen White is speaking about the shaking, the spewing out of the mouth is the shaking, folks.  “I asked the meaning of the shaking I had seen, and was shown that it would be caused by the straight testimony called forth by the counsel of the True Witness to the Laodecians…” what causes the shaking? People either become hot or cold. The testimonies of the Laodiceans.  “…This will have its effect upon the heart of the receiver, and will lead him to exalt the standard and pour forth the straight truth. Some will not bear this straight testimony…” those are the ones who will become cold. “…They will rise up against it, and this will cause a shaking among God’s people...”

And when probation closes, everyone will be either hot or cold.

Are you with me?

 

Saya akan membacakan pernyataan ini, Early Writings hal. 270, Ellen White berbicara tentang pengayakan, pemuntahan dari mulut itulah pengayakan, Saudara-saudara.

“Saya menanyakan makna pengayakan yang saya lihat, dan ditunjukkan bahwa itu akan diakibatkan oleh kesaksian  tegas yang disampaikan melalui teguran Saksi yang Benar kepada jemaat Laodekia…”  apa yang menyebabkan pengayakan, yang membuat umat  menjadi panas atau dingin? Kesaksian kepada Jemaat Laodekia. “…Ini akan berdampak pada hati orang yang menerimanya, dan akan membawanya untuk meninggikan standar dan mencurahkan kebenaran yang hakiki. Ada yang tidak mau menerima kesaksisan ini…”  mereka ini yang akan menjadi dingin “…mereka akan melawannya, dan ini akan menyebabkan suatu pengayakan di antara umat Tuhan…”  

Kemudian pintu kasihan menutup, semua akan menjadi panas atau dingin.

Apakah kalian paham?

 

 

Now in ending, we want to summarize in the very short time that we still have, that each message to the church has seven parts.

1.   The address is to the church pastor.

It says, “and to the angel in the church of Ephesus write…”, and so on.

2.   A description of Jesus is given to each church that fits the condition of the church.

3.   There's a commendation, Jesus praises the church.

By the way, the only church He does not praise is the church of Laodicea.

4.   Then He gives the censure  and the rebuke, the things that need to be corrected in the church.

5.   Then He gives an exhortation about what the church should really do.

6.   And then He appeals to hear what the Spirit says to the churches.

7.   And then there are the promises to the overcomers.

 

And by the way Laodicea is the only church of which Jesus says nothing good, and the church of Philadelphia is the only church of which He says nothing bad. We will study all of these things as we go along in our study here.

 

Sekarang sebagai penutup, kita mau menyimpulkan dalam waktu yang sangat singkat yang masih tersisa, bahwa setiap pekabaran kepada jemaat ada tujuh bagian.

1.   Dialamatkan kepada gembala gereja.

Dikatakan, “dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Efesus…” dan seterusnya.

2.   Kepada setiap gereja diberikan suatu deskripsi tentang Yesus yang cocok dengan kondisi gereja itu.

3.   Ada pujian, Yesus memuji gereja itu.

Nah, satu-satunya gereja yang tidak dipujiNya ialah Jemaat Laodekia.

4.   Kemudian Dia memberikan kecaman dan teguran, hal-hal yang perlu diperbaiki di gereja itu.

5.   Lalu Dia memberikan peringatan mengenai apa yang seharusnya dilakukan oleh gereja.

6.   Kemudian Dia minta agar mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada gereja-gereja.

7.   Kemudian ada janji-janji bagi mereka yang menang.

 

Dan Jemaat Laodekia adalah satu-satunya gereja di mana Yesus tidak mengatakan apa pun yang baik tentangnya. Dan Jemaat Filadelfia adalah satu-satunya di mana Yesus tidak mengatakan apa pun yang buruk tentangnya. Kita akan mempelajari semua hal ini dalam kelas kita di sini.

 

 

22 02 22

No comments:

Post a Comment