_____REVELATION’S
7 CHURCHES_____
Part 03/13 - Stephen Bohr
EPHESUS
https://www.youtube.com/watch?v=mpNj17AGqVE
Dibuka
dengan doa.
The first thing we want to do is review the 7 parts of
the message to each church, in other words, the message to each church is composed of 7 successive
parts. Let me just mention those. I mentioned them in our presentation, our
first presentation, I had to do it rather quickly because it was toward the
end.
1.
But
the first element that you have, is the address to the pastor.
In other words, it begins by saying: “And to the angel of the church of Ephesus
write…” And then successively all the rest of the
churches. That is the first element.
2.
The
second element is a description of Jesus.
And the description of Jesus fits with the
condition of the church.
3.
The
third element is the commendation that Jesus gives to the church.
In other words, He
praises the church for something good that is going on in the church. The only
church that receives no commendation or no praise is the church of Laodicea,
interestingly enough.
4.
And
then in the fourth place we have a rebuke by Jesus.
In other words, Jesus
tells the church what is not right, and what needs to be corrected in the
church; the censure or the rebuke is number four.
5.
Then
number five you have the exhortation.
After Jesus says this is what's going wrong,
Jesus says now here is the way to fix it, here's the way to make it right.
6.
Then
number six you have the common formula of all of the churches where it says, “He who has an ear let him hear what the
Spirit says to the churches.”
7.
And
then finally, the seventh element is there's always a promise to those who overcome.
To those who listen to the counsel and live
in harmony with the counsel, you have the promise.
Hal pertama yang saya mau kita ulangi ialah tujuh bagian
dari setiap pekabaran kepada tiap-tiap gereja/jemaat, dengan
kata lain pekabaran kepada setiap gereja itu terdiri atas
7 bagian yang berurutan. Saya akan menyebutkan mereka. Saya sudah menyebutkan
mereka dalam presentasi kita yang pertama, tapi waktu itu saya melakukannya
agak tergesa-gesa karena itu menjelang bagian akhir.
1.
Tetapi unsur pertama ialah keterangan bahwa surat itu dialamatkan kepada gembala
sidang.
Dengan kata lain surat itu dimulai dengan kata-kata " 1 Tuliskanlah kepada malaikat
jemaat di Efesus…” kemudian
berurutan kepada gereja-gereja yang lain. Itulah unsur yang pertama.
2.
Unsur kedua ialah deskripsi tentang Yesus.
Dan deskripsi Yesus ini disesuaikan
dengan kondisi gereja yang bersangkutan.
3.
Unsur ketiga ialah pujian
yang diberikan Yesus kepada gereja itu.
Dengan kata lain, Yesus memuji gereja itu untuk apa yang baik yang ada di
gereja itu.
Yang menarik, satu-satunya gereja yang tidak mendapat penghargaan atau
tidak mendapatkan pujian ialah Jemaat Laodekia.
4.
Kemudian di nomor 4 ada teguran dari Yesus.
Dengan kata lain, Yesus memberitahu gereja itu apa yang salah, apa yang
harus diperbaiki di gereja itu. Teguran atau celaan itu yang keempat.
5.
Lalu kelima itu nasihat.
Setelah Yesus
mengatakan apa yang salah, sekarang Yesus berkata beginilah caranya untuk
memperbaikinya, beginilah caranya membuatnya benar.
6.
Keenam itu rumus
yang umum untuk semua gereja di mana dikatakan, “Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan
apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat.”
7.
Dan akhirnya unsur ketujuh ialah selalu ada janji bagi mereka yang
menang.
Bagi mereka yang
mendengarkan nasihat dan hidup serasi dengan nasihat itu, ada janji yang
diberikan.
Now I invite you to turn in your Bibles with me to
Revelation 2:1-7. Here we find the message to the church of Ephesus, this is the
apostolic church from the year 31 to the year 100 AD, and basically
I'm going to read the passage and we're going to look for the 7 elements in the
passage. It says there in the beginning in verse 1, “1To
the angel of
the church of Ephesus write,…” that' is the first element, right? The address to the messenger of the church.
Then comes the second element. “…‘These things says He who holds the 7 stars in His right hand, who walks in the midst of the 7 golden lampstands,…” That's the second element, the description
of Jesus. Then you have the third element which continues in verse 2, “…2 I know your works, your
labor, your patience, and that you cannot bear those who are evil. And you have
tested those who say
they are apostles and are not, and have found them liars; 3 and you
have persevered and have patience, and have labored for My name’s sake and have not become
weary…” That's a rather long
commendation, the good things about the church of Ephesus, the apostolic
church. But then in verse 4 you have the rebuke, it says, “…4 Nevertheless
I have this against
you, that you have left your first love…” And then you have the exhortation, Jesus counseling the
church to do something about it, verse 5, “…5 Remember
therefore from where you have fallen; repent and do the first works, or else I
will come to you quickly and remove your lampstand from its place—unless you
repent. 6 But this
you have, that you hate the deeds of the Nicolaitans, which I also hate…” And then you have element number six, which
is common to all of the churches, “…7 He who has
an ear, let him hear what the Spirit says to the churches…” and then, finally # 7, you have the promise
that is made to the overcomers, it says there in verse 7, “…To him who overcomes I will give to eat from the tree of
life, which is in the midst of the Paradise of God.”
So that is the message to the church of Ephesus. Clearly
you have these 7 steps in each of the churches, and of course we've only
noticed so far, the 7 steps in the message to the church of Ephesus.
Sekarang saya
undang kalian untuk membuka Alkitab kalian di Wahyu 2:1-7. Di sini kita
mendapatkan pesan kepada gereja
Efesus, ini adalah gereja
apostolik dari tahun 31-100 AD, dan pada dasarnya saya akan
membacakan ayat-ayat ini dan kita akan melihat ke-7 unsur di bacaan itu.
Dikatakan di bagian awalnya, di ayat 1, “1
Tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Efesus…” ini unsur pertama,
benar? Dialamatkan kepada utusan gereja itu. Kemudian unsur yang kedua, “…‘Inilah firman dari Dia, yang memegang
ketujuh bintang itu di tangan kanan-Nya dan berjalan di antara ketujuh kaki
dian emas itu…” ini unsur kedua, deskripsi tentang Yesus. Kemudian unsur
ketiga yang dilanjutkan di ayat 2, “…2
Aku tahu pekerjaan-pekerjaanmu: jerih
payahmu, ketekunanmu, dan bahwa engkau tidak tahan terhadap orang-orang jahat.
Dan engkau telah menguji mereka yang menyebut dirinya rasul, tetapi bukan, dan
telah mendapati mereka pendusta. 3 Dan engkau telah bertahan, dan memiliki
kesabaran, dan telah bekerja keras demi nama-Ku; dan engkau tidak mengenal lelah…” Ini suatu pujian
yang lumayan panjang, semua kebaikan tentang gereja Efesus, gereja apostolik. Tetapi
kemudian di ayat 4 ada teguran, dikatakan, “…4
Namun demikian Aku punya celaan terhadapmu, yaitu engkau telah meninggalkan kasihmu yang pertama…”
Lalu ada nasihatnya, Yesus memberikan
nasihat kepada gereja untuk berbuat sesuatu karena kesalahan itu, ayat 5, “…5
Sebab itu ingatlah dari mana engkau telah
jatuh! Bertobatlah dan lakukanlah lagi pekerjaan-pekerjaan
yang mula-mula, jika tidak, Aku akan segera datang kepadamu dan mengambil kaki
dianmu dari tempatnya, kecuali engkau
bertobat. 6 Tetapi ini ada padamu, yaitu engkau membenci segala
perbuatan kelompok Nikolaitan, yang juga
Kubenci…” Lalu unsur keenam, “…7
Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada
jemaat-jemaat…” Dan akhirnya unsur ketujuh, janji yang dibuat kepada
mereka yang menang, dikatakan di ayat 7, “…Kepada dia yang menang, akan Kuberi makan dari pohon kehidupan yang
ada di tengah Taman Firdaus Allah."
Jadi itulah pesan kepada gereja Efesus. Jelas ada ketujuh
langkah dalam setiap pesan kepada jemaat-jemaat, dan tentu saja sampai saat ini
kita baru melihat ke-7 langkah di pesan kepada jemaat Efesus.
Now what we want to do next is take a look at the city of
Ephesus. Why was Ephesus chosen as one of the churches in Asia Minor that
illustrates the apostolic church? Let me give you some statistics about Ephesus.
· Ephesus was the fourth largest city of the
Roman Empire, and it was actually the capital of Asia Minor.
· It was world famous, for the temple
of the goddess Diana who according to Acts 19:27 all the world
worshipped.
The temple was massive,
measuring 324 feet by 164 feet, and in the very center of this shrine was found
an image of the goddess Diana. This temple was one of the 7 wonders of the
ancient world, and it took 220 years to build this shrine, or this temple in
honor of Diana. Diana was the moon goddess, the inscriptions from this time
described her as the saviour goddess, and the mother of the gods, remember that
because we're going to come back to it. They call her the saviour goddess, and the mother of the
gods.
· She is depicted as a many breasted woman, with an infant
always in her arms.
It's no coincidence that in the year 431 AD, in the church council of Ephesus, Mary was proclaimed by the papacy the mother
of God. In Roman Catholic art ~ as probably those of you who have been Catholics or have
visited Catholic churches and cathedrals, ~ in Roman catholic art, Mary is constantly depicted as a mother
having baby Jesus in her arms. And she is also called by the Council of
Ephesus the Mother of God.
· The temple of Diana brought thousands of
tourists to the city.
In fact the city's commerce, industry, and economy
depended to a great degree on the cult of Diana.
· Her followers practiced the arts of magic and
astrology.
As you know the apostle
Paul had problems in Ephesus, you can read about it in Acts 19 and beginning
with verse 8. He got into hot water with the Ephesians because he actually
spoke against the superstition that the people were practicing there.
· We also know that the apostle John knew
this city very well.
In fact according to Polycarp one of the
church fathers, John became the Bishop of the church in the city of Ephesus
when he was released by the Emperor from the island of Patmos.
And of course Ephesus is only about sixty miles away from the island of Patmos.
So this gives us a bird's-eye view of the church of
Ephesus, and it will help us understand a little bit more the specific details
that we're going to look at in the message to the church of Ephesus.
Nah, apa yang akan kita lakukan berikutnya ialah melihat kota Efesus. Mengapa Efesus dipilih sebagai salah satu jemaat di Asia Kecil yang mewakili gereja apostolik? Saya akan memberikan beberapa statistik mengenai Efesus.
· Efesus adalah kota
keempat terbesar di kekaisaran Roma, dan itu justru ibukota Asia Kecil.
· Efesus terkenal di
seluruh dunia karena kuil dewi Diana-nya, yang menurut Kisah
19:27 disembah oleh seluruh dunia.
Kuil ini besar, berukuran 324 kaki (hampir 100 meter) kali 164 kaki (hampir
50 meter), dan di bagian tengah kuil ini ada patung dewi Diana. Kuil in adalah
salah satu dari 7 keajaiban dunia lama, dan dibangun selama 220 tahun, kuil
yang dibuat sebagai penghormatan kepada Diana. Diana adalah dewi bulan, prasasti di kuil
ini menggambarkan Diana sebagai dewi
penyelamat, dan ibu
dari semua dewa, ingat ini karena nanti kita akan kembali
kemari. Mereka menyebut Diana, dewi penyelamat dan ibu semua dewa.
· Dia digambarkan
sebagai perempuan dengan banyak buah dada, dengan
seorang bayi selalu di pelukannya.
Bukan suatu kebetulan di
tahun 431 AD, di konsili gereja Efesus, Maria diumumkan oleh Kepausan sebagai ibu Allah.
Menurut kesenian Roma Katolik ~ mungkin di antara
kalian ada yang pernah menjadi Katolik atau pernah mengunjungi
katedral-katedral dan gereja-gereja Katolik
~ dalam kesenian Roma Katolik, Maria selalu digambarkan sebagai
seorang ibu dengan bayi Yesus di lengannya. Dan oleh konsili
Efesus, Maria juga disebut ibu Allah.
· Kuil Diana membawa
banyak turis ke kota itu.
Bahkan perdagangan, industri, dan
ekonomi kota itu sangat tergantung pada kult Diana.
· Pengikutnya
mempraktekkan sihir dan astrologi.
Seperti yang kalian tahu, rasul Paulus mendapat masalah di Efesus, kalian
bisa membacanya di Kisah 19 mulai dari ayat 8. Paulus mendapat kesulitan dengan
orang-orang Efesus karena dia berbicara melawan ketakhayulan yang dipraktekkan
orang-orang di sana.
· Kita juga tahu
bahwa rasul Yohanes mengenal kota ini dengan baik.
Bahkan menurut
Polycarpus, salah satu tokoh-tokoh gereja mula-mula, Yohanes menjadi Uskup gereja di kota Efesus ketika dia dilepaskan oleh Kaisar dari pulau Patmos. Dan tentu saja letak Efesus hanya
sekitar 60 mil dari pulau Patmos.
Jadi ini memberi kita pandangan keseluruhan tentang
gereja di Efesus, dan ini akan membantu kita memahami sedikit lebih baik
detail-detail khususnya yang akan kita lihat di pesan kepada gereja Efesus.
Now let's unpack some of the expressions that we find
there in Revelation 2:1-7 that describe the church of Ephesus.
First of all you noticed that we are told that Jesus,
the description that is given of Jesus, is that He walks among the 7 candlesticks.
Now what does that mean? Well, I read a statement this morning, but being that
it is mentioned also with regard to the church of Ephesus, I need to read that
statement again, about what it means that Jesus is walking among the
candlesticks.
Of course Jesus is literally and personally in the Heavenly
Sanctuary. There in the Heavenly Sanctuary I believe that there are 7
literal lampstands, there's a candelabrum that has 7 branches, and the
candelabrum has oil in it, and Jesus has to make sure that the lights of that
literal candelabrum never go out. But that literal candelabrum in Heaven actually
represents the 7 churches symbolically in Asia, and then the 7
churches in Asia becomes symbolic of 7 periods of church history, as
we've studied. So what does it mean that Jesus is walking among the lampstands,
as we are told in chapter 2:1?
I'm going to read from Acts
of the Apostles page 586, “Christ is spoken
of
as walking in the
midst of the
golden candlesticks.
Thus
is
symbolized His relation
to the
churches. He is in constant
communication with His people. He knows their true state. He observes their order, their piety and their devotion. Although He is high priest and mediator in the sanctuary above…” which was what we studied this morning, “…yet He is represented as walking up and down in the midst of His churches
on
the
earth. With untiring wakefulness and
unremitting vigilance, He watches to see
whether the light of any of His sentinels is
burning dim or going out. If the candlesticks were left to mere human care, the flickering flame would languish and die; but He is the
true
watchman in the Lord's house, the true warden of the temple courts. His continued
care and sustaining grace are the
source
of life and light.”
Nah, mari kita kupas beberapa ungkapan yang kita temukan
di Wahyu 2:1-7 yang menggambarkan gereja Efesus.
Pertama, kalian lihat kita
diberitahu bahwa Yesus,
deskripsi tentang Yesus ialah, Dia berjalan di antara ketujuh kaki
dian. Nah, apa artinya itu? Nah, tadi pagi saya sudah membacakan
suatu pernyataan, tetapi karena itu disebutkan sehubungan dengan gereja Efesus,
saya perlu membacakan pernyataan itu lagi, mengenai apa artinya Yesus sedang
berjalan di antara kaki-kaki dian.
Tentu saja secara
literal dan pribadi Yesus sedang berada di Bait Suci surgawi. Di
Bait Suci surgawi di sana saya yakin ada 7 kaki dian, ada kaki dian dengan
tujuh cabang, dan di dalam kaki dian itu ada minyak, dan Yesus harus memastikan
cahaya dari kaki dian literal tersebut tidak pernah padam. Namun kaki dian literal yang di Surga
itu sebenarnya adalah lambang dari tujuh gereja di Asia,
kemudian ketujuh gereja di Asia ini
adalah lambang dari tujuh periode sejarah gereja, seperti yang
sudah kita pelajari.
Jadi apa artinya Yesus berjalan di antara ketujuh kaki
dian seperti yang diberitahukan kita di pasal 2:1?
Saya akan membacakan dari Acts of the Apostles
hal. 586, “…Kristus dikatakan sebagai berjalan di
antara kaki-kaki dian emas. Dengan demikian ini melambangkan hubunganNya dengan
gereja-gereja. Dia berada dalam komunikasi tetap dengan umatNya. Dia tahu
kondisi mereka yang sebenarnya. Dia mengamati keteraturan mereka, kesalehan
mereka, dan kesetiaan mereka. Walaupun Dia Imam Besar dan Perantara di Bait
Suci surgawi…” yang sudah kita pelajari tadi pagi, “…namun Dia digambarkan sebagai berjalan hilir mudik di
antara gereja-gerejaNya di bumi. Dengan mata yang senantiasa terbuka tanpa
mengenal lelah dan kewaspadaan yang tidak pernah kendor, Dia berjaga untuk
mengawasi apakah ada sinar terang dari salah satu prajuritNya yang sedang
meredup atau akan mati. Andai kaki-kaki dian itu diserahkan kepada pemeliharaan
manusia, api yang meredup akan bergetar semakin mengecil dan mati; tetapi
Dialah penjaga yang sejati dalam rumah Tuhan, pengawas sejati dari ruang-ruang
Bait Suci. PemeliharaanNya yang terus-menerus dan rahmatNya yang menguatkan
adalah sumber hidup dan terang. …”
So the walking of Jesus in the midst of the candlesticks
means that Jesus is supervising His church throughout the course of human history
in its different stages. There were some stages where it appeared that
the light of the church was going to go out. That is why we have the Dark Ages,
when the Bible was forbidden from the people. As a result, the people to a great degree walked in
darkness, but not total darkness, because God had groups like the Waldenses,
and the Albigenses, and others, John Huss and others, who never allowed the light of the church
to go out.
Jadi berjalannya Yesus di tengah-tengah kaki dian berarti
Yesus sedang mengawasi gerejaNya
sepanjang sejarah dalam tahap-tahapnya yang berbeda. Ada
beberapa tahap di mana tampaknya seakan-akan terang gereja akan padam. Itulah
mengapa ada Zaman Kegelapan, ketika Alkitab dilarang untuk diakses manusia.
Akibatnya sebagian besar manusia berjalan dalam kegelapan, tetapi bukan
kegelapan total karena Allah memiliki kelompok-kelompok seperti Waldenses, dan
Albigenses, dan yang lainnya, John Huss dan lain-lain, yang tidak mengizinkan terang gereja padam seluruhnya.
Now I want to read another statement that we find in Desire of Ages page 166 where Ellen White is
describing this same thing in different words. “While Jesus ministers in the sanctuary above, He is still by His Spirit the minister of the church
on earth. He is withdrawn from the eye of sense…”
in other words we cannot see Jesus with our
senses, “… but His parting promise is fulfilled, ‘Lo, I am with
you always, even unto the end
of
the world.’ While He delegates His power to
inferior ministers, His energizing
presence is still with His church.”
Praise the Lord for that, because even you know, our own
church is somewhat in disarray today, but Jesus is in the midst of the church
of Laodicea, and He has His faithful individuals within the church of Laodicea.
He is going to make sure that the light of the church never goes out.
Sekarang saya mau membacakan pernyataan lain yang kita temukan di Desire of Ages hal. 166 di mana Ellen White menggambarkan hal yang sama ini
dengan kata-kata yang berbeda. “…Sementara Yesus melayani di Bait Suci di atas, Dia melalui RohNya masih
pelayan gerejaNya di bumi. Dia tidak tampak oleh indra mata…” dengan kata lain kita tidak bisa melihat Yesus
dengan indra kita, “…tetapi janji perpisahanNya digenapi, ‘Dan lihatlah, Aku menyertai kamu senantiasa, bahkan sampai kepada akhir dunia.’ (Mat. 28:20).
Sementara
Dia mendelegasikan kuasaNya kepada hamba-hambaNya yang lebih rendah, kehadiranNya yang memberi kekuatan masih tetap bersama
gerejaNya.”
Puji Tuhan untuk itu,
karena kalian tahu, bahkan gereja kita sendiri rada berantakan hari ini, tetapi
Yesus ada di tengah-tengah gereja Laodekia, dan Dia memiliki umatNya yang setia
di dalam gereja Laodekia. Dia akan memastikan terang gereja itu tidak pernah
padam.
Now also we find in the introductory verses to chapter 2,
that Jesus
holds in His right hand the 7 stars. Now we talked about that in
Revelation chapter 1 in our previous presentation, but being that it's
mentioned in chapter 2 with regard to the church of Ephesus I want to once
again read an interesting statement from the writings of the Spirit of Prophecy
on the meaning of Jesus holding in His right hand the 7 stars.
We talked about the right hand this morning, why is it
the right hand? Because the right hand is the hand of God's favor, of
Christ's favor. Judas was seated to the left of Jesus in the upper
room. John, the beloved disciple was seated at the right hand. When Jesus
separates the sheep from the goats, He puts the sheep on His right hand, and the
goats He puts on His left. And Jesus sits at the right hand of the Father in
Heaven. And so the right hand is the side of God's favor.
Jesus has great regard for His ministers. Because the 7
stars represent the ministers to the churches, they're called “angels” by the
way, but the
word “angel” means messenger. So when it says, give this message to the
angel of the church of Ephesus it means give it to the messenger, or the
minister of the church of Ephesus.
Nah, kita juga melihat di ayat pengantar ke pasal 2, Yesus memegang di tangan
kananNya tujuh bintang. Nah, kita sudah membicarakan itu di
Wahyu pasal 1 dalam presentasi kita sebelumnya, tetapi karena ini disebutkan di
pasal 2 sehubungan dengan gereja Efesus saya mau membacakannya sekali lagi
pernyataan yang menarik dari tulisan Roh Nubuat mengenai makna Yesus memegang
ketujuh bintang di tangan kananNya.
Tadi pagi kita sudah bicara tentang tangan kanan, mengapa
harus tangan yang kanan? Karena tangan
kanan adalah tangan perkenan Allah, perkenan Kristus. Yudas
duduk di sebelah kiri Yesus di ruang atas. Yohanes, murid yang dikasihi duduk
di sebelah tangan kanan. Ketika Yesus memisahkan domba dari kambing, Dia
menempatkan domba di sebelah tangan kananNya dan kambing Dia letakkan di
sebelah kiriNya. Dan Yesus duduk di sebelah tangan kanan Bapa di Surga. Jadi
tangan kanan adalah yang diperkenan Allah.
Yesus sangat menghargai gembala-gembala jemaatNya. Karena
ketujuh bintang melambangkan gembala-gembala jemaat, mereka disebut “malaikat”,
tetapi kata “malaikat” berarti utusan.
Jadi bila dikatakan, berikan pesan ini kepada malaikat gereja Efesus, itu
artinya berikan itu kepada utusannya atau
gembala jemaat gereja Efesus.
Now I'm going to read this statement from Ellen White,
it's found in the book Testimonies for the
Church Vol. 6 pages 413-414, "These things…” she's quoting first of all Revelation 2:1 “…’These things saith He
that holdeth the
seven stars in His right hand.’
The
sweet
influences that are to be abundant in the church are bound up with God's ministers,
who
are to represent
the precious love of Christ. The stars of heaven are under the control of Christ…” now she's talking about the literal stars
in heaven, they're under the control of Christ. “…He fills
them
with light. He directs their movements. If He did not do this, they would become fallen
stars…”
What would happen if the ministers were not
in the right hand of Jesus? They would become what? Fallen stars. She
continues, “…So with His ministers. They are
but instruments
in
His hand,
and
all the good
they accomplish is done through
His
power. Through
them His light is to
shine forth….” Through Him, through Jesus His light is to shine forth.
Now you know Jesus once said, “I
am the light of the world.”
Didn't He say that? John 8:12. But then in Matthew 5:14-16 Jesus said, “you are the light of the world.” Now, wait a minute, who's the light of the
world? Is it Jesus or is it us? Well, you notice what it says here, “…Through
them…”
that is through the ministers, “…His light is to shine forth…”
Let me give you an illustration. You go out
on a clear night here in Oklahoma, wherever you live in Oklahoma, and you see
this beautiful big silvery full moon, and you look into the sky and you say,
“My, how beautiful the moon is tonight.” You know what? That is only a
half-truth because the moon is ugly. Isn't the moon ugly? It's full of craters,
and full of mountains and everything, you know, it has no attractiveness whatsoever. But
when the sun shines on the moon, the moon then projects the light of the sun to
the earth. And so what we need to say is, “How beautiful the sun is tonight.”
Because the light of the moon is the light of the sun. It receives the light
and then gives the light. And that
is exactly what we find here, Jesus is the light, but when Jesus shines on His
ministers, His ministers then irradiate His light to others.
She continues,
“…It is to the honor
of
Christ that He makes His ministers greater blessings to the church, through the workings of the Holy Spirit, than are the stars
to the world.
The Savior is to
be
their sufficiency. If they will look
to Him as He looked to His Father, they will do
His
works. As they make God
their
dependence, He will give them His brightness to
reflect to
the world.”
There is the illustration of the sun and the moon. The
sun has original light, its own light; the moon has derived light and sheds a
light to the earth.
Sekarang saya akan membacakan pernyataan ini dari Ellen White, ini ada di buku Testimoies for the Church Vol. 6 hal. 413-414. “’Inilah…”
pertama-tama Ellen
White mengutip Wahyu 2:1, “…’Inilah kata Dia yang memegang
ketujuh bintang di tangan kananNya’ (Wah. 2:1). Pengaruh-pengaruh manis
yang akan berlimpah di dalam gereja itu terkait pada gembala-gembala Allah yang harus mewakili
kasih Kristus yang berharga. Bintang-bintang Surga ada di bawah kendali
Kristus…” sekarang
Ellen White bicara tentang bintang-bintang literal di langit, mereka ada di
bawah kendali Kristus. “…Dia yang memenuhi mereka dengan cahaya. Dia yang memimpin dan
mengarahkan gerakan mereka. Jika Dia tidak melakukan ini, mereka akan menjadi
bintang-bintang jatuh…” apa yang akan
terjadi jika gembala-gembala tidak di dalam tangan kanan Yesus? Mereka akan
menjadi apa? Bintang-bintang yang jatuh. Ellen White melanjutkan, “…Demikianlah dengan gembala-gembala
jemaatNya, mereka hanyalah alat di tanganNya, dan semua kebaikan yang mereka
hasilkan itu tercapai melalui kuasaNya. Melalui merekalah sinarNya harus
terpancar…” melalui Dia,
melalui Yesus, terangNya harus bersinar keluar. Nah, kalian tahu suatu kali
Yesus pernah berkata, “Akulah
terang dunia”. Tidakkah Dia berkata begitu?
Yohanes 8:12. Tetapi lalu di Matius 5:14-16 Yesus berkata, “Kamulah terang dunia”. Tunggu sebentar, siapa yang terang dunia? Yesus
atau kita? Nah, kalian simak apa yang dikatakan di sini,
“…Melalui merekalah…” artinya
melalui para gembala jemaatlah “… sinarNya harus terpancar.”
Saya akan memberikan suatu
ilustrasi. Kita keluar pada malam yang jernih di Oklahoma di sini, di mana pun
kalian tinggal di Oklahoma, dan kita melihat bulan purnama keperakan yang besar
dan indah, dan kita memandang ke langit dan kita berkata, “Wah, betapa
cantiknya bulan malam ini.” Kalian tahu, itu cuma separo benar karena bulan itu
jelek. Bukankah bulan itu jelek? Penuh dengan kawah-kawah, dan penuh
gunung-gunung dan segalanya, sama sekali tidak ada yang menarik. Tetapi ketika
matahari menyinari bulan, bulan lalu memantulkan sinar matahari ke bumi. Maka
yang harus kita katakan ialah, “Betapa cantiknya matahari malam ini.” Karena
terangnya bulan adalah terang dari matahari. Dia menerima terang lalu
memantulkan terang. Dan persis itulah
yang kita lihat di sini. Yesus itulah Terang, tetapi ketika Yesus menyinari
gembala-gembalaNya, gembala-gembalaNya lalu memancarkan terangNya kepada orang
lain.
Ellen White
melanjutkan, “…Demi kehormatan Kristuslah melalui pekerjaan
Roh Kudus, Dia menjadikan gembala-gembalaNya berkat-berkat yang lebih besar
bagi gerejanya daripada bintang-bintang bagi dunia. Sang Juruselamat yang akan mencukupi
mereka. Jika mereka mau memandang
kepadaNya sebagaimana Dia memandang kepada BapaNya, mereka akan dimampukan
melakukan pekerjaanNya. Saat mereka menjadikan Allah sandaran mereka, Dia akan
memberikan cahayaNya untuk dipantulkan ke dunia…”
Itulah
ilustrasi matahari dan bulan. Matahari memiliki terang yang asli, terangnya
sendiri; bulan memiliki terang pantulan dan memancarkan terang tersebut kepada
bumi.
Now you'll notice that it says that He holds the 7 stars
in His hand, in His right hand. Now that does not capture the strength of the
verb. Really if you look at this verb, in the New Testament you're going to find
that it's more than just having in the hand, it is really grasping in the hand.
So basically Jesus is not only holding the 7 stars where they can fall out of
His hand. No, He is actually grasping or clenching the 7 stars. He does
not want any of them to be plucked out of His hand.
This kind of reminds me of what Jesus said. He said, “I know My sheep, and no one can…” what?
“…and no one can pluck them out of My
hand.”
And so it is with His ministers.
Sekarang kalian akan menyimak, dikatakan bahwa Dia memegang ke-7 bintang di tangan kananNya. Nah, itu tidak menangkap
kekuatan dari kata kerjanya. Sesungguhnya jika kita mengamati kata kerja ini di
kitab Perjanjian Baru, kita akan melihat bahwa itu lebih daripada hanya
memegang di dalam tangan, itu sebenarnya menggenggam
erat-erat di dalam tangan. Jadi pada dasarnya Yesus bukan hanya
sekadar memegang ketujuh bintang di mana mereka bisa terjatuh keluar dari
tanganNya. Tidak, sesungguhnya Dia sedang menggenggam
erat-erat ketujuh bintang. Dia tidak ingin ada dari mereka yang
tercabut keluar dari tanganNya.
Ini mengingatkan saya kepada apa yang dikatakan Yesus.
Dia mengatakan, “Aku
mengenal domba-dombaku” (Yoh.
10:14) “dan tidak seorang
pun yang bisa merebut mereka dari tangan-Ku.” (Yoh. 10:28).
Dan begitu jugalah dengan gembala-gembalaNya.
You will notice also that in the message to the church of
Ephesus, Jesus
praises their works and their labor. There's a long section there where
Jesus praises the church of Ephesus, because it's a hard working church, it is
an active church. Now the word “works”, that is used with regard to the church
of Ephesus is the Greek word ἔργον [ergon], it's the same word that is used by James
in chapter 2 where
he says that “faith without works is dead.” In other words, these works that Jesus praises the
church of Ephesus for are works that are done because they have faith,
because they have trust in the Lord. It's an active faith, a faith that works. You know
this faith is described for example in the book of Hebrews which was written in the first century, the apostolic
church.
Have you ever noticed in Hebrews 11, the great chapter of
faith, that everyone in that chapter is doing something, not only believing
something? Abraham left Ur, Abraham
was willing to sacrifice his son,
Abel offered a sacrifice, Moses left Egypt, Noah built an ark. In other words, it's a faith that is active in works.
That was
the characteristic of the Ephesian church primarily, at its very beginning.
Kalian juga akan melihat bahwa di pesan kepada gereja
Efesus, Yesus memuji pekerjan mereka dan
jerih payah mereka. Ada bagian yang panjang di sana di mana
Yesus memuji gereja Efesus karena itu adalah gereja yang bekerja dengan keras,
itu adalah gereja yang aktif. Nah, perkataan “pekerjaan” yang dipakai
sehubungan dengan gereja Efesus adalah kata Greeka ἔργον
[ergon], itu adalah kata yang sama yang dipakai Yakobus di pasal
2:17 di mana dia berkata, “iman tanpa perbuatan itu mati.” Dengan kata lain, perbuatan-perbuatan
yang dipuji Yesus pada gereja Efesus adalah perbuatan-perbuatan yang dilakukan
karena mereka memiliki iman, karena mereka mempercayai Tuhan.
Itu adalah iman yang aktif, iman
yang bekerja. Kalian tahu, iman ini digambarkan misalnya di
kitab Ibrani yang ditulis di abad pertama, gereja apostolik.
Pernahkah kalian
menyimak di Ibrani 11, pasal yang berisikan tentang iman-iman yang hebat, bahwa
semua yang dikisahkan di pasal itu berbuat sesuatu, bukan hanya mempercayai
sesuatu? Abraham meninggalkan Ur, Abraham bersedia mengorbankan anaknya, Habel mempersembahkan kurban, Musa meninggalkan Mesir, Nuh membangun sebuah bahtera. Dengan kata lain, itu
adalah iman yang aktif dalam pekerjaan. Itulah
karakteristik utama gereja Efesus pada awal mulanya.
Incidentally this word “labor” that is used with
regard to
the church of Ephesus, actually means missionary work under very difficult and
extenuating circumstances. In other words, when it uses the word “labor”,
to describe what the Ephesians were doing it's not talking only about you
know just some kind of easy work, it's talking
about difficult missionary work.
Now let me read you a passage that uses this word
“labors” in another context.
2 Corinthians 11:23-27 describe the
ministry of the apostle Paul. Was the apostle Paul a missionary? O, he was a
tremendous missionary. Did he have great faith? Oh, yeah, he had a faith that
worked, he went out and he testified about Jesus no matter what it might cost
to him. And he describes these labors, the same word for “labor” that is used
with regard to the church of Ephesus the apostle Paul uses in 2 Corinthians
11:23-27, this is how it reads. The apostle Paul asks, “ 23 Are they ministers of
Christ?—I speak as a fool—I am more: in labors…” same word that Jesus uses to praise Ephesus, “…in labors more abundant, in
stripes above measure, in prisons more frequently, in deaths often. 24 From the Jews five times
I received forty stripes minus one…” in other words 39. “…25 Three times I
was beaten with rods; once I was stoned; three times I was
shipwrecked; a night and a day I have been in the deep; 26 in journeys
often in perils of waters, in perils of robbers, in perils
of my own countrymen, in perils of the Gentiles, in perils
in the city, in perils in the wilderness, in perils in the
sea, in perils among false brethren; 27 in weariness and toil,…”
there you find the same word again, this
describes the type of labor that Ephesus was doing, hard missionary labor under
very difficult circumstances. So verse
27, “…27 in weariness and toil,
in sleeplessness often, in hunger and thirst, in fastings often, in
cold and nakedness…” and then he said, over and above this, “…28 besides the other things, what comes upon
me daily: my deep concern for all the churches.”
Kebetulan kata “berjerih
payah” yang dipakai sehubungan
dengan gereja Efesus, sesungguhnya mengacu kepada pekerjaan misionaris di bawah
kondisi yang sangat sulit, yang tidak terduga dan tidak terelakkan. Dengan kata lain,
bila dipakai kata “jerih payah” untuk menggambarkan apa yang dilakukan jemaat
Efesus, itu tidak bicara tentang hanya semacam pekerjaan yang mudah, itu bicara
tentang pekerjaan missionaris yang sulit.
Nah, saya akan membacakan ayat-ayat yang menggunakan kata
“jerih payah” (kerja keras) ini dalam konteks
yang lain.
2 Korintus 11:23-27 menggambarkan pelayanan rasul Paulus. Apakah rasul
Paulus seorang misionaris? O, dia seorang misionaris luar biasa. Apakah dia
punya iman yang besar? O iya, dia memiliki iman yang bekerja, dia pergi dan dia
bersaksi tentang Yesus tidak peduli apa pun harga yang harus dibayarnya. Dan
dia menggambarkan jerih payah itu, kata yang sama untuk “jerih payah” yang
dipakai sehubungan dengan gereja Efesus, rasul Paulus menggunakannya di 2
Korintus 11:23-27, demikian bunyinya. Rasul Paulus bertanya, “23 Apakah mereka hamba-hamba Kristus? -– aku sekarang bicara
seperti orang tolol -- aku lebih lagi! Dalam
hal jerih payah lebih banyak; dalam hal bekas cambuk di luar ukuran; dalam hal di penjara lebih
sering; dalam hal ancaman kematian kerap kali. 24 Dari orang Yahudi lima kali aku menerima empat puluh kurang satu cambukan…” dengan kata lain
39; “…25 tiga kali aku dipukul dengan tongkat; satu kali aku dilempari
dengan batu; tiga kali mengalami karam kapal; sehari semalam aku pernah terkatung-katung di tengah laut; 26
dalam perjalanan sering terancam
bahaya di laut, terancam bahaya
penyamun, terancam
bahaya dari bangsaku sendiri, dan terancam
bahaya dari orang-orang bukan Yahudi; tercancam
bahaya di dalam kota, terancam bahaya di padang gurun, terancam bahaya di tengah laut, dan terancam bahaya di antara saudara-saudara palsu; 27 dalam kelelahan
dan jerih payah…” di sini kita bertemu
dengan kata yang sama lagi, ini menggambarkan jenis jerih payah yang dilakukan
Efesus, pekerjaan misionaris yang berat di bawah kondisi yang sangat sulit.
Jadi di ayat 27, “…27 dalam kelelahan
dan jerih payah; kerap kali tidak tidur; dalam lapar dan dahaga; kerap kali dalam puasa, dalam
kedinginan dan tanpa pakaian…” lalu dia berkata, di atas segala ini, “…28
di samping hal-hal lain, yang aku alami setiap hari adalah keprihatinanku yang mendalam untuk semua jemaat.”
In others words, Ephesus was working to the point of
exhaustion to share the gospel of Jesus Christ to the entire world in that
generation. In fact the apostle Paul says in Colossians, that in one generation
the gospel then went to the entire known world. Because the church of Ephesus
was a working church, a faith that worked,
and it exercised hard labor.
Incidentally this word “labor” is also used
in the parable of the workers of the vineyard in Matthew 20:12 where you remember some went out to work
at 6:00 in the morning, others went out at 9:00, others went out at 12:00,
others went out at 3:00, and then the last group went out at 5:00 o'clock in
the afternoon, and those who had worked the longest they complained, they said,
“Man, we worked by the burden of the heat of the day.” Once again the word
“burden” is describing hard labor.
Dengan kata lain, Efesus bekerja nyaris sampai titik
kelelahan untuk membagikan injil Yesus Kristus kepada seluruh dunia di generasi
itu. Bahkan rasul Paulus mengatakan di Kolose, bahwa dalam satu generasi saja
Injil sudah menyebar ke seluruh dunia yang dikenal pada masa itu. Karena gereja
Efesus adalah gereja yang bekerja, iman yang bekerja, dan dia mempraktekkan kerja
keras.
Nah, kata “jerih
payah” ini juga dipakai dalam perumpaman para pekerja kebun anggur di Matus 20:12, kalian ingat di
mana ada yang bekerja pada pukul 6:00 pagi, ada yang pada pukul 9:00, yang lain
pada pukul 12:00, yang lain lagi pada pukul 3:00 dan kelompok terakhir pada
pukul 5:00 sore. Dan mereka yang sudah bekerja paling lama, mereka memprotes,
mereka berkata, “Wah, kami bekerja di bawah beban terik panas sepanjang hari.”
Sekali lagi kata “beban” menggambarkan kerja keras.
But not only was the church of Ephesus a laboring church,
not only was that a church that had good works that were produced by faith. The apostolic church, or the church of
Ephesus is also praised by Jesus for its patience.
Now in the Greek language there are two words that are
translated “patience”. One of them is the Greek word μακροθυμία [makrothumia],
and the other one is the word ὑπομονή [hupomonē].
· Now μακροθυμία [makrothumia] in
the Greek is translated in the King James Version "long-suffering", you
know that's a word that we don't use very much
anymore.
It means someone who is willing to
bear suffering for a long, long time, long suffering. That is not the
word that Jesus uses to describe Ephesus.
· The word that He uses is the word ὑπομονή [hupomonē].
And what does ὑπομονή [hupomonē] mean? ὑπομονή [hupomonē] actually means a "patient
perseverance". In other words, it is an active patience, not a
passive patience; where you say, “Well, you know I'm going to suffer long so
I'll just take the stripes as they
come." No, that's not the kind
of patience that Jesus praises Ephesus for. He uses the word ὑπομονή [hupomonē] which actually is translated "endurance",
it's translated "perseverance". It's the same word
that is used for example in
Matthew 24:13 where it says, "13 But he who endures to the end shall be
saved." In other words, this is describing a
patience that doesn't have a good beginning and then fizzles out. This is a
persevering patience, this is persistence and endurance. Is that the
kind of experience that the early church had? Absolutely, it's a vivid
description of the early church.
Tetapi gereja Efesus bukan saja gereja yang bekerja
keras, bukan saja sebuah gereja yang punya hasil kerja yang baik yang
dihasilkan oleh iman, gereja apostolik atau gereja Efesus juga dipuji oleh Yesus untuk
kesabarannya.
Nah di bahasa Greeka ada dua kata yang diterjemahkan
“kesabaran”. Yang satu adalah kata Greeka μακροθυμία [makrothumia], dan yang lain adalah kata ὑπομονή [hupomonē].
· Nah, μακροθυμία [makrothumia] dalam bahasa Greeka diterjemahkan oleh KJV “panjang sabar”, kata itu sudah jarang kita pakai.
Itu berarti seseorang yang bersedia
menanggung penderitaan untuk waktu yang amat sangat lama, menderita lama.
Itu bukan kata yang dipakai Yesus untuk menggambarkan Efesus.
· Kata yang dipakai Yesus ialah kata ὑπομονή [hupomonē].
Dan apa arti kata ὑπομονή [hupomonē]? ὑπομονή [hupomonē] sebenarnya berarti “bertahan
dengan sabar”. Dengan kata lain itu adalah sabar yang aktif,
bukan sabar yang pasif di mana kita berkata, “Nah, aku harus menderita lama,
jadi aku akan terima saja cambukan-cambukan itu saat mereka datang.” Bukan, itu
bukan jenis kesabaran untuk mana Yesus memuji Efesus. Yesus memakai kata ὑπομονή [hupomonē] yang sesungguhnya diterjemahkan “keuletan”, diterjemahkan “tidak menyerah”.
Itu kata yang sama yang dipakai Matius 24:13 di mana dikatakan, “13 Tetapi orang yang bertahan
sampai kesudahan akan selamat.” Dengan kata lain
ini tidak bicara tentang kesabaran yang awalnya bagus kemudian padam. Ini
adalah kesabaran yang bertahan,
ini pantang menyerah dan ulet.
Apakah pengalaman seperti itu yang dimiliki gereja mula-mula? Tentu saja! Ini
adalah gambaran yang hidup dari gereja mula-mula.
And then the apostle Paul also tells us in Hebrews 12:1
that we need to run the race with patience. So once again the idea of patience,
but it's an active patience, it's an enduring patience, of perseverance
patience.
You know it's the same word that is used in Revelation
13:10, and Revelation 14:12.
“Here is the patience of the saints.” It really means, here is the perseverance of the saints;
and it's used in the context of Revelation 13 and Revelation 14. It's talking
about the final crisis of God's people. And it's introduced by saying, “here is the perseverance, the endurance of
the saints, the persistence of the saints” because we are going to need that. Like the early church
had.
Lalu rasul Paulus juga mengatakan kepada kita di Ibrani
12:1 bahwa kita perlu ikut dalam lomba dengan
sabar. Jadi sekali lagi konsep kesabaran itu kesabaran yang aktif, kesabaran
yang pantang menyerah, kesabaran yang tahan uji.
Kalian tahu, itu adalah kata yang sama yang dipakai di
Wahyu 13:10 dan Wahyu 14:12. “12 Di sinilah kesabaran orang-orang
kudus”. Sesungguhnya yang dimaksud ialah, “di sinilah keuletan orang-orang kudus” dan ini
dipakai dalam konteks Wahyu 13 dan 14. Ini bicara tentang krisis terakhir yang
dihadapi umat Allah, dan itu diperkenalkan dengan mengatakan, “di
sinilah ketahanan, ketidakpenyerahan orang-orang kudus, keuletan orang-orang
kudus” karena kita akan membutuhkan itu, seperti gereja yang mula-mula.
Now Jesus also extols the church of Ephesus for the fact
that it could not tolerate evil. In other words, the early church rejected evil.
The church had very low tolerance for any kind of evil, they were really strong against
individuals who attempted to teach heresy in the church, they were watchmen,
in other words. Jesus is the great watchman, but they were the instruments of
Jesus to make
sure that the church was kept pure, that doctrinal orthodoxy was kept.
And the reason for this is because the apostle Paul said in Acts 20:28-30, that after his departure raving wolves would
come among the flock, and they would not spare the flock, so the apostle Paul
was very careful to preserve the orthodoxy, the doctrinal orthodoxy of the
church.
In fact the apostle Paul mentioned in 1 Corinthians
chapter 5, a church member that was committing incest in the church and he
says, “I deliver this man to the devil.”
Wow! What strong terminology the apostle Paul used. He said we cannot tolerate
evil in the church, we cannot tolerate heresy in the church. In fact the early
church was composed of watchmen who kept the purity of the church, and also of
light bearers who brought people into the church.
Nah, Yesus juga memuji gereja Efesus karena faktanya
mereka tidak menoleransi yang jahat.
Dengan kata lain, gereja mula-mula
itu menolak yang jahat. Gereja itu punya toleransi yang sangat rendah untuk segala macam
kejahatan, mereka benar-benar
tegas terhadap orang-orang yang berusaha mengajarkan ajaran bidat di dalam
gereja. Dengan kata lain mereka adalah para pengawas. Yesus
adalah Pengawas Besar, tetapi mereka adalah alat-alat Yesus untuk memastikan bahwa gereja
terjaga kemurniannya, supaya doktrin yang konservatif dipertahankan.
Dan alasannya untuk ini ialah karena rasul Paulus berkata di Kisah 20:28-30
bahwa setelah kepergiannya serigala-serigala buas akan masuk ke tengah-tengah kawanan, dan mereka tidak akan melepaskan kawanan, karena itu
rasul Paulus sangat berhati-hati untuk memelihara kekonservatifan doktrin
gereja.
Bahkan rasul Paulus menyebut di 1 Korintus 5:5 ada
anggota jemaat yang melakukan incest di gereja dan dia berkata untuk “menyerahkan
orang itu kepada Iblis”. Wow! Istilah yang begitu keras yang dipakai rasul Paulus.
Katanya kita tidak boleh menoleransi kejahatan di dalam gereja, kita tidak
boleh menoleransi ajaran bidat di dalam gereja. Bahkan gereja mula-mula itu terdiri atas para pengawas yang menjaga kemurnian
gereja, dan juga para pembawa terang yang membawa orang masuk ke dalam gereja.
Now Jesus also says to the Church of Ephesus, that the
church of Ephesus suffered for His name's sake. Now as we go to other texts in the
New Testament we find an amplification of what this means. Did the members of
the church of Ephesus suffer greatly because of proclaiming the message? Yes,
they had to hide, they were persecuted, some of them were killed in the Roman
Colosseum, they had to persevere, and they did it all in the name of Jesus, for the
glory of the name of Jesus.
In Acts 5:41 we are told that Peter and John considered
it a privilege to suffer shame for the Name.
In Acts 15:25 we are told that those who preach the
gospel risk their lives for the Name.
In Acts 21:13 tells us that those who preach the gospel
were willing to die for the Name.
You know it's
a serious thing to bear the name of Jesus. And I'm talking about really
bearing the Name. I'm not talking about those
individuals who have the Name and say, “Lord, Lord”, and cast out
demons, and perform miracles, and give prophecies, but their lives contradict
the life of Jesus Christ, I am not talking about those. I'm talking about those
individuals who are willing to give up their lives, to exalt and praise the
name of Jesus.
You know Tertullian one of the early church fathers said,
“the more they mow us down the more we are,
the blood of Christians is seed.”
Nah, Yesus juga mengatakan kepada gereja Efesus bahwa
gereja Efesus sudah menderita bagi NamaNya. Nah, saat kita ke ayat-ayat lain di Perjanjian Baru kita
menemukan keterangan tambahan dari makna ini. Apakah anggota gereja Efesus
sudah sangat menderita karena
mengabarkan Injil? Ya, mereka harus bersembunyi, mereka
dipersekusi, beberapa dari mereka dibunuh di
Colosseum Roma, mereka harus bertahan dan mereka melakukan itu semua dalam nama
Yesus demi kemuliaan nama Yesus.
Di Kisah 5:41 kita diberitahu bahwa Petrus dan Yohanes
menganggapnya kehormatan menderita penghinaan demi Nama itu.
Di Kisah 15:25 kita diberitahu bahwa mereka yang
mengkhotbahkan Injil mempertaruhkan nyawa mereka demi Nama itu.
Di Kisah 21:13 dikatakan kepada kita bahwa mereka yang
mengabarkan Injil rela mati demi Nama itu.
Kalian tahu, membawa
nama Yesus itu hal yang serius. Dan saya bicara tentang
benar-benar membawa Nama itu. Saya
tidak bicara tentang orang-orang yang mengaku memiliki Nama itu dan berkata, “Tuhan, Tuhan”, dan membuang setan,
dan membuat mujizat, dan memberikan nubuatan, tetapi hidup mereka bertolak belakang
dengan hidup Yesus Kristus, saya tidak bicara tentang orang-orang ini. Saya
bicara tentang orang-orang yang bersedia mempertaruhkan nyawa mereka untuk
meninggikan dan memuji nama Yesus.
Kalian tahu, Tertullian, salah satu tokoh gereja
mula-mula mengatakan, “semakin banyak mereka membantai kami,
semakin banyak jumlah kami. Darah orang Kristen itu benih.”
You know when people saw
Christians in the Colosseum with absolute peace, and the lions were released,
and they were not screaming and shouting
“Oo, save us!” No, they were willing to suffer for the Name. Many saw them and
they said, “You know what? There must be something in this religion which is
worthwhile. They're willing to die for it.” And so people would do research,
they would find out what is it that these people have that would be willing to
allow them to give up their lives for the Name. And many of them because of the
martyrdom of these individuals, they became Christians.
Kalian tahu ketika orang-orang melihat orang-orang
Kristen di Colosseum tenang-tenang saja, saat singa-singa dilepaskan mereka
tidak berteriak dan menjerit “Oo, tolong kami!” Tidak, mereka ikhlas menderita
demi Nama itu. Banyak yang melihat mereka, berkata, “Tentunya
agama ini ada sesuatunya yang berharga. Mereka rela mati untuknya.” Maka
orang-orang akan menyelidiki, mereka akan mencari tahu apa yang dimiliki
orang-orang Kristen itu yang membuat mereka rela menyerahkan hidup mereka demi
Nama itu. Dan banyak yang karena kematian sahid orang-orang Kristen ini, mereka
ikut menjadi Kristen.
But then comes a rebuke
of Jesus. A lot of praise, especially in the early stages of the apostolic church,
the early stages of the church of Ephesus, but Jesus then rebukes them and He says, “…you
have left your first love.”
Now if they left their
first love it's because they had it in the first place, right? So as the church
goes along towards the end of this period, the church begins to lose its first
love. Now we can use the illustration of marriage for this.
You know I have been married, this year will be 47 years, that
is a long time, that is longer than many of you have lived. And I'll tell you
what, I love my wife just as much or more today then I loved her when we got married.
I have not lost the first love.
But the church of Ephesus
was losing the first love. Let me ask you, isn't it really a common thing when
a couple gets married they're all gung-ho, they have the honeymoon, they have
this great time together, and then in the course of time they fail to
communicate, they fail to talk to each other, they fail to do these nice things
one to another, and as a result what happens with love? Love begins to grow
cold.
Tetapi kemudian
ada celaan dari Yesus. Banyak pujian, terutama di bagian tahap awal gereja
apostolik, tahap-tahap awal gereja Efesus, tetapi
Yesus kemudian menegur mereka dan Dia berkata, “…4
engkau telah meninggalkan kasihmu yang pertama.”
Nah, jika mereka telah meninggalkan kasih mereka yang
pertama itu dikarenakan mereka sebelumnya pernah memilikinya, benar? Jadi
dengan berlalunya waktu menjelang akhir periode
ini, gereja mulai kehilangan kasihnya yang pertama.
Nah, kita bisa memakai ilustrasi perkawinan untuk ini.
Kalian tahu, tahun ini saya akan sudah menikah 47 tahun, itu waktu yang
lama, itu lebih lama dari masa hidup sebagian
besar dari kalian. Dan saya beritahu kalian, saya mencintai istri saya sama atau
lebih sekarang ini daripada saat kami menikah. Saya tidak kehilangan cinta yang
pertama.
Tetapi gereja Efesus sedang kehilangan kasih yang pertama
itu. Coba saya tanya, apakah biasa ketika orang menikah mereka sangat
bersemangt, mereka berbulan madu, mereka melewatkan waktu yang luar biasa
menyenangkan bersama, kemudian seiring berjalannya waktu mereka gagal
berkomunikasi, mereka gagal bicara satu sama lain, mereka gagal melakukan
hal-hal yang baik satu bagi yang lain, dan sebagai akibatnya apa yang terjadi
dengan cinta? Cinta mulai menjadi dingin.
The church of Ephesus was married to Christ spiritually
speaking; but because of its hard work and its action all the
time it lost its connection with Jesus. Yes, it did preserve doctrinal
orthodoxy. Yes, it did not permit evil to come into the church. But in the
process of this hard labor they began losing their connection with their Lord
and Savior Jesus Christ. In working to the point of exhaustion there was a
real and present danger that the church would lose its vital connection with
Jesus.
This brings to my mind the story of Mary and Martha. Do you
remember the story of Mary and Martha? Martha was a worker, wasn't she? She was
out there in the kitchen, she was cooking the ~ I don't know what country
you're from ~ the enchiladas and the tacos and the mashed potatoes; for those
of you who are Americans, and the veggie meats. She was cooking all these
things, cooking up a storm for Jesus, cleaning the house and making sure that
everything was in order. And there was Mary, lazy Mary, sitting at the feet of
Jesus. And Jesus said, “Mary has chosen
the best part, she has chosen the connection with Me as the best part.”
So working to advance the
gospel is important and preserving the doctrinal orthodoxy of the church is important
as well, but
never at the expense of a personal connection and relationship with the Lord
Jesus Christ.
Gereja Efesus dinikahkan kepada Kristus, bicara secara
spiritual; tetapi karena kerja kerasnya dan
kesibukannya sepanjang waktu, dia kehilangan hubungannya dengan Yesus.
Iya, dia memang menjaga doktrin yang konservatif. Iya, dia tidak mengizinkan
yang jahat masuk ke dalam gereja. Tetapi dalam proses kerja keras ini, mereka
mulai kehilangan koneksi dengan Tuhan dan Juruselamat mereka, Yesus Kristus.
Dengan bekerja
keras sampai ke tingkat kelelahan ada
bahaya yang nyata yang benar-benar mengancam bahwa
gereja akan kehilangan koneksi vitalnya dengan Yesus.
Ini mengingatkan saya kepada kisah Maria dan Martha. Apa kalian ingat kisah
Maria dan Martha? Martha itu seorang pekerja, bukan? Dia ada di dapur, dia
memasak ~ saya tidak tahu kalian datang dari negara mana ~ enchiladas dan tacos dan kentang yang dihaluskan; bagi kalian
yang orang Amerika ~ veggie meat.
Martha sibuk memasak semua itu, masak banyak-banyak untuk Yesus, membersihkan
rumah dan memastikan semuanya teratur. Dan ada Maria, Maria yang malas, cuma
duduk di kaki Yesus. Dan Yesus berkata, “Maria telah memilih bagian yang
terbaik, dia telah memilih koneksi dengan Aku sebagai bagian yang paling baik.”
Jadi bekerja untuk menyampaikan Injil itu penting, dan
menjaga doktrin yang konservatif dalam gereja itu juga penting, tetapi jangan pernah sampai
mengorbankan koneksi pribadi dan hubungan dengan Tuhan Yesus Kristus.
Now the very next verse
after it says that Ephesus has lost its first love, Jesus now tells them what they need
to do to remedy that situation. He says, “remember from where you fell.”
You know, I was in Costa Rica several years ago and it was night
time, I was staying in a row of apartments there at our University, and it was
dark. And so I got out, I had to go to preach. I was going directly to the platform,
and here I was walking and I didn't know that there was a small stair there
that raised you know the sidewalk from one place to another, and lo and behold,
I'm coming full steam to get to preaching, and boom I tripped over that. You
know, I broke my glasses, you know my face was scratched, and I had to preach.
I'll tell you one thing, I'll never fall again in that same place, because I
remember where I've fallen from.
And that's what Jesus is
saying to the church of Ephesus.
He's saying, by the way
it's not “remember where you're falling from”, the verb is “keep remembering”.
It's a present progressive verb, “keep
remembering from where you fell so that you do not fall again, take
precautions.” And then Jesus stated, “Repent”.
He says, “Remember where you fell from” and then He says, “Repent”.
What does the word “repentance” mean? It means to make a U-turn, it means
you're going in one direction you turn around and you go in the opposite
direction. Was Ephesus going in the wrong direction at the end of its period?
Absolutely, so Jesus says, “Make a U-turn
and go back to where you came from.”
You know, I remember several years ago I was going to a certain
location and my wife was with me, and I took a road and I was driving on the
road and my wife says, “You know this is not the road that takes us there.”
And I said, “Oh, yes it is.” You know, husbands know everything,
so “Yeah, yeah, it is, I'm sure where I'm going.” So I drove about a half an
hour, and then after about a half an hour I said, “This doesn't look familiar.”
So I decided to look at the map, and lo and behold I was going in exactly the
opposite direction. So I had to make a U-turn and come back to where I started.
That's what repentance
is, it's turning around, it's not doing what you were doing before. It's
returning to what Ephesus was doing in the good old days, if you please. You
see, at
the beginning Ephesus worked very hard, they worked very hard because
they had faith, and they also love the brethren, it came from the heart. But in the end
it became a formality, it became more legalism than a thing of love.
Sekarang ayat berikutnya setelah mengatakan Efesus telah
kehilangan kasihnya yang pertama, sekarang Yesus memberitahu mereka apa yang
harus mereka lakukan untuk
memperbaiki kondisi itu. Yesus berkata, “5 …ingatlah dari mana engkau telah jatuh!”
Kalian tahu, beberapa tahun lalu saya
ada di Costa Rica, dan itu pas malam hari, saya tinggal di sederatan apartemen
di universitas kita di sana, dan waktu itu gelap. Dan saya keluar, saya harus
berkhotbah. Saya langsung menuju ke mimbar, dan saya berjalan dan saya tidak
tahu ada trap (naikan) kecil yang meninggikan lantai dari satu tempat ke tempat
lainnya. Dan tiba-tiba, saat saya berjalan cepat-cepat untuk memberikan
khotbah, saya terantuk itu dan jatuh.
Kacamata saya pecah, wajah saya tergores-gores, dan saya harus berkhotbah. Saya
beritahu kalian satu hal, saya tidak akan pernah jatuh di tempat yang sama itu
lagi, karena saya ingat dari mana saya telah jatuh.
Dan itulah yang
dikatakan Yesus kepada gereja Efesus. Pesannya bukan “ingat dari mana kamu
sudah jatuh”, kata kerjanya ialah
“ingatnya terus-menerus”, ini adalah kata kerja waktu sekarang yang
progresif, jadi Yesus berkata, “Ingat terus-menerus dari mana kamu sudah jatuh
supaya kamu tidak jatuh lagi, berhati-hatilah.” Lalu Yesus menyatakan,
“Bertobatlah.”
Yesus berkata, “5 …ingatlah (terus-menerus) dari mana engkau telah jatuh!” kemudian Dia berkata, “bertobatlah!” Apa arti kata “bertobat”?
Artinya putar balik, artinya jika tadinya kita menuju satu arah, kita sekarang
putar balik dan menuju arah yang berlawanan. Apakah Efesus menuju ke arah yang salah di bagian akhir masanya?
Tepat sekali! Karena itu Yesus berkata, “Putarlah balik, dan kembalilah ke arah
dari mana tadi kamu berasal.”
Saya ingat beberapa tahun lalu saya
akan pergi ke suatu lokasi bersama istri saya, dan saya memilih sebuah jalan, dan saya mengemudikan mobil di jalan itu,
dan istri saya berkata, “Ini bukan jalan menuju ke sana.”
Dan saya berkata, “O, iya, bener ini!” Kalian tahu kan suami selalu tahu segala
sesuatu, jadi “Ya, ya, betul ini, aku tahu ke mana aku pergi.” Maka saya melanjutkan
sekitar setengah jam, kemudian setelah itu saya berkata, “Ini kok tidak
familier ya.” Jadi saya putuskan untuk melihat peta, dan ternyata saya justru
sedang menuju ke arah yang sebaliknya. Jadi
saya harus putar balik dan kembali ke tempat dari mana saya mulai.
Itulah namanya bertobat, yaitu putar balik, berhenti
melakukan apa yang sedang kita lakukan. Itulah kembali kepada apa yang dilakukan Efesus di hari-hari awal mereka. Kalian lihat, di awalnya Efesus
bekerja sangat keras, mereka bekerja sangat keras karena mereka punya iman dan
mereka juga mengasihi saudara-saudara, itu
keluar dari hati. Tetapi akhirnya
itu menjadi formalitas, itu menjadi lebih legalisme daripada karena kasih.
Incidentally repentance does not mean that you are sorry
for the consequences of what you did. It means you are sorry for what you did.
You know, I remember when I was growing up,
I would fight with my sisters sometimes, actually they really fought with me,
but anyway. But my parents, you know, they always sided with my sisters. As I
remember they said, “Now son, they're girls, you need to treat your sisters
with respect.” And then my father would show me the belt. He would say, “I'm
going to give you a spanking.” ~ which is the word that was used. You know what
I said to my Dad? “Oh no, Dad, I'm sorry, I'm sorry, I'm sorry.” Do you really
think I was sorry about fighting with my sisters? Not on your life! I was sorry
I was going to be punished. In other words, that was not repentance, because it
was not an intention to change the wrong thing that I was doing. It was actually
being sad for the consequences that my action would produce.
Nah, pertobatan tidak berarti kita menyesali akibat
perbuatan kita. Itu berarti kita menyesali perbuatan kita.
Kalian tahu, saya ingat waktu saya masih kecil, terkadang saya berkelahi dengan
saudara-saudara perempuan saya, sebenarnya mereka yang berkelahi dengan saya,
tapi sudahlah. Tetapi orangtua saya, mereka selalu
membela saudara-saudara perempuan saya. Seingat saya mereka berkata, “Nah, Nak, mereka itu perempuan, kamu harus memperlakukan
saudara-saudara perempuanmu dengan sopan.” Kemudian ayah saya akan menunjukkan
ikat pinggangnya kepada saya. Dia akan berkata, “Aku akan memberimu pukulan di
pantat.” ~ itulah kata yang dipakainya. Kalian tahu apa kata saya kepada ayah
saya? “O, jangan, Yah, ampun, ampun, ampun.” Kalian pikir apakah saya
benar-benar menyesal berkelahi dengan saudara-saudara saya? Sama sekali tidak!
Saya menyesal karena saya akan dihukum. Dengan kata lain itu bukan pertobatan
karena itu bukan niat untuk mengubah perbuatan yang salah yang telah saya
lakukan. Itu hanya sedih saja karena akibat yang
dihasilkan perbuatan saya.
So Jesus says,
· make a U-turn, go back to where you began.
· Yes, work hard,
· preserve doctrinal orthodoxy,
· yes, keep evil from coming into the church,
· but do it out of love, do it out of faith,
with the true motivation.
So then Jesus says, do the first works.
Maka Yesus berkata,
· putarlah balik,
kembalilah ke tempat asal dari mana kamu mulai.
· Iya, bekerjalah
yang keras,
· pelihara doktrin yang konservatif.
· Iya, cegah
kejahatan masuk ke dalam gereja,
· tetapi lakukan itu demi kasih, lakukan itu demi iman, dengan motivasi yang benar.
Jadi Yesus berkata, lakukan pekerjaan-pekerjaan yang
pertama.
So notice, what is the remedy for losing the first love? It's going
back and doing what? And doing
the
first works. In other words, working not in order to earn salvation. Not
working just to show how hard you're working, but working because of love that
flows from the heart.
Jadi simak, apakah obatnya
untuk kehilangan kasih yang pertama? Itu kembali dan melakukan
apa? Melakukan pekerjaan-pekerjaan
yang mula-mula. Dengan kata lain, bekerja bukan untuk
mendapatkan keselamatan. Bukan bekerja hanya untuk memamerkan kita sudah bekerja
keras, tetapi bekerja karena
kasih yang mengalir dari hati.
And then Jesus tells the church of Ephesus, “Listen,
folks, if
you do not make a U-turn, if you don't remember where you have fallen
so you can go back to the beginning, if you don't repent, I am going to do
something drastic.” This is one of the most drastic rebukes that Jesus gives, to the church of Ephesus. He says, “I am going
to remove the light, I'm going to remove your candlestick, and you will
no longer fulfill My will. I will go on to another church that will do it.” So
Jesus says, “You’d better shed the light, you’d better accept My counsel or I
will remove your candlestick.”
Kemudian Yesus memberitahu gereja Efesus, “Dengarkan,
kalian, jika kalian tidak
putar balik, jika kalian tidak mengingat dari mana kalian
sudah jatuh sehingga kalian bisa kembali ke awalnya, jika kalian tidak
bertobat, Aku akan melakukan sesuatu yang drastis.” Ini adalah salah satu dari
teguran yang paling drastis, yang diberikan
Yesus kepada gereja Efesus, kataNya, “Aku
akan memindahkan terangmu, Aku akan menyingkirkan kaki dianmu,
dan kamu tidak lagi akan menggenapi kehendakKu. Aku akan pergi ke gereja yang
lain yang akan melakukannya.” Maka Yesus berkata, “Sebaiknya kamu memancarkan
terang, sebaiknya kamu menerima nasihatKu atau Aku akan menyingkirkan kaki
dianmu.”
Now also in connection with the church of Ephesus you
have a group that are called the Nicolaitans.
You say who are those?
Well, if we are to believe Hippolytus who is one of the
church fathers and Irenaeus, they tell us that the Nicolaitans were
heretical followers of a man called Nicholas, and they said that
Nicholas was one of the first deacons. He is mentioned in Acts 6:5. In other
words, this would mean that Nicholas even though he was one of the first 7
deacons that were ordained, he apostatized from the faith and he began teaching
heresy. And it says there that Ephesus hated the Nicolaitans, in other words,
they did not accept their message, they hated them.
Now what did the Nicolaitans teach? We're going to talk
more about this. Because when we get to the church at Pergamum, the Lord says,
“You tolerate the Nicolaitans.” Interesting, there's a shift from rejecting
them and hating the Nicolaitans to actually not rejecting them, but tolerating
them. And we will discuss that when we talk about the church of Pergamum.
Nah, juga sehubungan dengan gereja Efesus, ada satu
kelompok yang disebut golongan
Nikolaitan.
Kalian berkata, siapa mereka?
Nah, jika kita bisa mempercayai Hippolytus yang adalah
salah satu tokoh gereja mula-mula, dan Irenaeus, mereka mengatakan bahwa
golongan Nikolaitan adalah pengikut-pengikut
bidat seseorang yang bernama Nikolas, dan mereka mengatakan Nikolas
adalah salah satu dari diakon-diakon yang pertama. Dia disebutkan di Kisah 6:5.
Dengan kata lain ini berarti bahwa Nikolas walaupun dia salah satu dari 7
diakon yang pertama yang diurapi, tapi dia menjadi murtad dari iman dan dia
mulai mengajarkan ajaran bidat. Dan dikatakan di sini bahwa gereja Efesus
membenci golongan Nikolaitan, dengan kata lain mereka tidak menerima ajaran
itu, mereka membenci ajaran itu.
Nah, apa yang diajarkan golongan Nikolaitan? Kita akan
bicara lebih banyak tentang ini. Karena kalau nanti kita tiba di gereja Pergamum,
Tuhan berkata, “Kamu menoleransi golongan Nikolaitan.” Menarik. Ada pergeseran
dari yang tadinya menolak mereka dan membenci golongan Nikolaitan, menjadi
akhirnya tidak menolak mereka tetapi menoleransi mereka. Dan kita akan membahas
ini ketika kita bicara tentang gereja Pergamum.
What did the Nicolaitans teach? They taught a
radical dualism between the body and the soul. In other words, they
embrace Greek philosophy that the soul is separate from the body. And
basically what they taught is that whatever you do with the body cannot
contaminate your soul. So you can do whatever you want with your body, and
that's not going to defile your soul. So you don't have to keep the Law, you can
basically do as you please. In other words, they attack the Law of God through
this false theology, and of course the church of Ephesus openly rejected this.
Apa yang diajarkan kelompok Nikolaitan? Mereka mengajarkan ajaran radikal tentang dualisme antara tubuh dengan roh. Dengan kata lain mereka
memeluk filosofi Greeka bahwa roh itu terpisah dari tubuh. Dan
pada dasarnya apa yang mereka ajarkan ialah apa
pun yang dilakukan manusia dengan tubuhnya itu tidak bisa mempolusi rohnya.
Jadi manusia boleh berbuat apa pun yang dia mau dengan tubuhnya dan itu tidak
akan menajiskan rohnya. Berarti manusia
tidak usah mematuhi Hukum Allah, manusia pada dasarnya boleh berbuat sesuka hatinya.
Dengan kata lain, mereka menyerang Hukum Allah melalui theologi palsu ini, dan
tentu saja gereja Efesus secara terbuka menolak ini.
Now Ellen White has an interesting comment about the
Nicolaitans. Listen to this, this is found in The
Bible Echo February 8, 1897. She is now saying that there are many in these
days that are the same philosophy of the Nicolaitans in the period of the
apostolic church. This is how it reads: “Those who are teaching this doctrine today…”
oh so there are a few that are teaching
this doctrine today, “…have much to say in regard to faith and the
righteousness
of Christ; but they pervert
the
truth and make it serve
the
cause of
error. They declare that we have only to believe on Jesus Christ and that faith is all-sufficient; that the
righteousness of Christ is to be the sinner's credentials;
that this imputed righteousness fulfills the Law for us, and that we are under
no obligation to obey the Law of God…” Does that sound familiar? Ah we're not under Law, we’re
under grace. Where sin abounded, grace did much more abound! So they say the
same thing as those who were trying to infiltrate the early church. She
continues,
“…This class claims
that Christ came to save sinners,
and that He has saved them. ‘I am saved,’ they will repeat over and over again. But are they saved while transgressing the
Law of Jehovah? No; for the
garments of
Christ's righteousness are
not a
cloak for
iniquity. Such
teaching
is a gross deception, and Christ becomes to these persons a stumbling block as He did to the Jews—to
the
Jews, because they would not receive Him as their personal Savior; to these professed believers
in Christ, because
they separate Christ
and the
Law,
and regard
faith as
a substitute for obedience. They separate the Father and the Son, the Savior of the world. Virtually they teach,
both by precept and example, that Christ, by His death, saves men in their transgressions.”
Quite a description isn't it?
Nah, Ellen White punya pernyataan yang menarik tentang
kelompok Nikolaitan. Dengarkan, ini ada di Bible Echo 8
Februari, 1897. Ellen White sekarang mengatakan bahwa saat ini ada banyak yang punya filsafat yang sama seperti
kelompok Nikolaitan di zaman gereja apostolik. Beginilah bunyinya,
“…Mereka yang mengajarkan doktrin tersebut hari ini…” oh, jadi ada beberapa yang mengajarkan doktrin itu sekarang, “…bicara banyak tentang iman dan
kebenaran Kristus, tetapi mereka menyelewengkan kebenaran dan menjadikannya untuk tujuan melayani kesalahan. Mereka menyatakan kita hanya perlu
mempercayai Yesus Kristus dan bahwa iman itu sudah cukup; bahwa kebenaran Kristus
itu yang menjadi surat pembenar orang berdosa; bahwa kebenaran yang diperhitungkan ini
sudah memenuhi Hukum bagi kita, dan bahwa kita tidak lagi wajib mematuhi Hukum
Allah…” apakah ini
terdengar familier? Aah, kita tidak di bawah Hukum, kita di bawah kasih karunia. Di mana dosa berlimpah, kasih karunia lebih
berlimpah lagi! Jadi mereka mengatakan hal-hal yang sama seperti mereka yang
berusaha menginfiltrasi ke dalam gereja mula-mula. Ellen White melanjutkan, “…Kelompok ini mengklaim bahwa Kristus
datang untuk menyelamatkan orang berdosa dan bawa Dia sudah menyelamatkan
mereka. ‘Aku sudah selamat’ mereka akan mengulang-ulangi ini. Tetapi apakah
mereka sudah selamat selagi mereka masih melanggar Hukum Yehovah? Tidak! Karena
jubah kebenaran Kristus bukanlah jubah untuk menutupi dosa.
Ajaran yang seperti ini adalah penipuan besar, dan bagi orang-orang ini Kristus
menjadi batu sandungan, seperti Dia bagi orang-orang Yahudi. Bagi orang-orang Yahudi karena mereka
tidak mau menerima Kristus sebagai Juruselamat pribadi mereka; bagi
orang-orang yang mengaku percaya dalam Kristus ini, karena mereka memisahkan
Kristus dari Hukum dan menganggap iman sebagai pengganti kepatuhan. Mereka
memisahkan Bapa dan Anak, Juruselamat dunia. Sebenarnya mereka mengajarkan baik
melalui ayat dan teladan, bahwa Kristus, melalui kematianNya, menyelamatkan manusia
dalam dosa-dosa mereka.”
Deskripsi
yang hebat, bukan?
And then comes the promise of Jesus to the
church of Ephesus. If the church of Ephesus remembers where it fell from, if it
also exercises faith and it returns to its first works, Jesus gives a glorious
promise. He says, “…7 To
him who overcomes…” the Greek word
“overcome” is the word νικάω [nikaō], and basically it means “to gain the victory” or “to conquer”. The New Testament
uses this word in other places to describe a struggle that ends in victory. In
Revelation it is a present participle ~ if you're up on your English grammar ~
it's a present participle, which means that really it should be translated, “He who continues to overcome”, “He who continues to gain the victory”. What is the promise to those who continue to gain the victory, who go to
the first works, who return to their first love? What is the promise that Jesus
gives? He says that to them “…I will give to eat from the tree of life, which is in the midst of
the Paradise of God.”
Kemudian janji
Yesus kepada gereja Efesus. Jika gereja Efesus mengingat dari mana dia jatuh, jika dia juga mempraktekkan iman dan dia kembali
ke pekerjaannya yang mula-mula, Yesus memberinya suatu janji yang
indah. Yesus berkata, “…7 Kepada
dia yang menang…” kata Greeka untuk
“menang” adalah kata νικάω
[nikaō] dan pada dasarnya
itu berarti “mendapatkan kemenangan” atau “menaklukkan”. Perjanjian Baru
menggunakan kata ini di tempat lain untuk menggambarkan suatu pergumulan yang
berakhir dengan kemenangan. Di Wahyu, kata ini dalam bentuk present participle ~ jika kalian masih ingat tatabahasa
Inggris kalian ~ itu adalah bentuk present participle ~ yang berarti seharusnya diterjemahkan “…7 Kepada
dia yang menang terus-menerus”, “Kepada
dia yang
mendapatkan kemenangan terus menerus…” apa janjinya
kepada mereka yang terus-menerus mendapatkan kemenangan, yang kembali ke
pekerjaannya yang mula-mula, yang kembali ke kasihnya yang mula-mula? Apa janji
yang diberikan Yesus? Dia mengatakan bahwa dia “…akan
Kuberi makan dari pohon kehidupan yang ada di tengah
Taman Firdaus Allah.”
Now it's interesting that the word “paradise” is used in
three places in the New Testament.
· It's used in Revelation 2:7
which is the passage that
we're studying, where it says “He who overcomes I will grant to Him the
privilege of eating from the tree of life, which is in the paradise of God.”
·
It's
used also in 2 Corinthians 12:3-4
where
the apostle Paul says that in vision he was caught off to the third Heaven. By
the way was Ellen White caught up to the third Heaven in vision? Oh yes, she
was given the privilege of going into the Heavenly Sanctuary, visiting the
Heavenly Sanctuary and seeing things that were occurring in Heaven.
So
the apostle Paul in 2 Corinthians 12:3-4; he says you know, in vision, he says, “3… whether
in the body or out of the body…” that doesn't mean that you can go out of your body. What
it means, “…I
do not know…” if it was in person that I was taken to
Heaven or whether in my mind I was taken to Heaven. So he says that he was
taken to the third Heaven where paradise is.
· And then of course the third time this word “paradise” is used is when Jesus
promised to the thief on the cross, “Verily verily I say unto you
today, you will be with Me in Paradise…”
Nah, yang menarik kata “Taman Firdaus” dipakai di tiga
tempat di Perjanjian Baru.
· Dipakai di Wahyu 2:7,
yaitu ayat yang sedang kita pelajari, di mana dikatakan, “Kepada
dia yang menang, akan Kuberi makan dari pohon kehidupan yang
ada di tengah Taman Firdaus Allah.”
· Itu juga dipakai
di 2 Korintus 12:3-4,
di mana rasul Paulus mengatakan dia diangkat ke langit ketiga dalam
penglihatan. Nah, apakah Ellen White juga diangkat ke langit ketiga dalam
penglihatan? Oh, ya, dia diberi kesempatan istimewa masuk ke
dalam Bait Suci surgawi, mengunjungi Bait Suci surgawi dan melihat hal-hal yang
terjadi di Surga.
Maka rasul Paulus mengatakan di 2 Korintus 12:3-4, dalam
penglihatan dia berkata, “3
--entah di dalam tubuh entah di luar tubuh…”
itu tidak berarti kita bisa keluar dari
tubuh kita. Yang dimaksudnya ialah “…aku tidak tahu…” apakah itu aku
diangkat ke Surga secara literal, atau apa di dalam pikiranku aku diangkat ke
Surga. Jadi Paulus berkata bahwa dia diangkat ke langit ketiga di mana ada
Firdaus Allah.
·
Di Lukas 23:43,
Kemudian tentu saja ketiga kalinya kata “Firdaus” ini
dipakai ialah ketika Yesus berjanji kepada penyamun di salib, “43 …Sesungguhnya
Aku berkata kepadamu hari ini, engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di
Firdaus."
And of course you know Christians in
different churches have said, well you know paradise is some intermediary place
where people were kept in suspended animation until Jesus died on the cross,
and then they were taken from paradise to Heaven. Well, that is not a biblical
teaching, because the Bible tells us very clearly that paradise is where the tree of life
is, it’s not some intermediate place. Paradise is where the tree of
life is, and the book of Revelation tells us that the tree of life is before the
throne of God in the New Jerusalem. And so paradise is the place where God abides.
And eating from the tree of life will be the great privilege.
Dan tentu
saja kalian tahu orang-orang Kristen di gereja-gereja lain mengatakan, Firdaus
itu semacam tempat perantara di mana manusia disimpan dalam kondisi mati suri
hingga Yesus mati di salib, kemudian mereka diambil dari Firdaus dipindahkan ke
Surga. Nah, itu bukan ajaran yang alkitabiah karena Alkitab mengatakan kepada kita dengan sangat jelas bahwa
Firdaus adalah di mana pohon kehidupan itu ada, itu bukan
semacam tempat perantara. Firdaus itu adalah tempat di mana pohon kehidupan itu
berada, dan kitab Wahyu mengatakan kepada kita bahwa pohon kehidupan itu ada di hadapan takhta Allah di
Yerusalem Baru. Jadi Firdaus
adalah tempat di mana Allah tinggal. Dan makan dari pohon
kehidupan itu suatu kehormatan besar.
Let me say something about the tree of
life. You know at the beginning Adam and Eve had to continue eating from the
tree of life. It wasn't sufficient to eat just once, they had to go on a
regular basis to eat from the tree to continue charging their batteries, so to
speak.
And you know, you say, well, how do you know that?
Well, because God barred them from eating
from the tree of life. How long did people before the flood live? Almost a
thousand years. Why? Because they had an almost fully charged battery. But as
time goes by, what happens to the battery? If Jesus didn't come what would
happen with the human race? The human race eventually the battery would run
out, and everybody would cease to exist.
I believe that Adam and Eve had to go and
eat from the tree of life in the Garden of Eden every month.
And you say, why is that?
Because in the book of Revelation 22:2 it
says that God's
people will go every month to eat from the tree of life.
In other words, Jesus is saying to the
church of Ephesus, “If you follow My counsel, you will go to the paradise of
God where the tree of life is found, and you will have the privilege to
continue eating from month-to-month of the tree of life, and recharge your
battery, and you will never die again.” What a glorious promise Jesus gives to
His church, to the church of Ephesus, to the church of the apostles. The church
that went well as long as the apostles were alive. But towards the end of its
career, began having all sorts of problems.
Saya mau
bicara tentang pohon kehidupan. Kalian tahu, pada awalnya Adam dan Hawa harus
terus makan dari pohon kehidupan. Tidak cukup hanya makan satu kali, mereka
harus secara teratur makan dari pohon itu agar baterai mereka terus terisi,
katakanlah demikian.
Dan kalian
berkata, dari mana Anda tahu itu?
Yah, karena
Allah menghalangi mereka makan dari pohon kehidupan itu. Berapa lama manusia
hidup sebelum air bah? Hampir seribu tahun. Mengapa? Karena baterai mereka
nyaris masih penuh. Tetapi seiring berlalunya waktu, apa yang terjadi pada
baterai itu? Andai Yesus tidak datang, apa yang akan terjadi pada manusia?
Akhirnya baterai manusia akan habis dan semua orang akan mati.
Saya
meyakini Adam dan Hawa harus pergi makan dari pohon kehidupan yang di taman
Eden itu setiap bulan.
Dan kalian
berkata, mengapa begitu?
Karena di
kitab Wahyu 22:2 dikatakan bahwa umat
Allah setiap bulan akan datang untuk makan dari pohon kehidupan.
Dengan kata
lain Yesus berkata kepada gereja Efesus, “Kalau kamu mengikuti nasihatKu kamu
akan pergi ke Firdaus Allah di mana ada pohon kehidupan, dan kamu akan mendapat
kehormatan terus makan buah pohon kehidupan itu dari bulan ke bulan dan mengisi
bateraimu, dan kamu tidak akan pernah mati lagi.” Betapa hebatnya janji Yesus
kepada gerejaNya, kepada gereja Efesus, kepada gereja apostolik, gereja yang
berjalan dengan baik selama para rasul masih hidup. Tetapi menjelang akhir
kariernya, mulai ada segala jenis masalah.
Let me ask you, does the message to the church of Ephesus
speak to us as well? You know it's interesting, with regard to the 7 churches
~ this is an important point. Sometimes Ellen White will take counsel that is
given to Ephesus and she will use it for Laodicea, sometimes she will take
verses that speak about Laodicea and she'll apply them to Pergamum. Now it's
not that she's saying that you know that the periods overlap; what she's saying
is that in
each church there are individuals who have the characteristics of other
churches, but the general tenor of the church is what is described in
the 7 churches, most people are in that condition, even though there are
individuals that have characteristics from other churches.
Coba saya
tanya, apakah pekabaran kepada
gereja Efesus itu juga bicara kepada kita? Itu menarik,
sehubungan dengan ketujuh gereja ~ ini adalah poin yang penting. Terkadang
Ellen White akan memakai nasihat yang diberikan kepada Efesus dan dia akan
menggunakannya untuk Laodekia. Terkadang dia akan mengambil ayat-ayat yang
berbicara tentang Laodekia dan dia mengaplikasikannya kepada Pergamum. Nah itu
bukannya dia mengatakan bahwa periode-periode itu tumpang tindih; apa yang dikatakannya ialah di setiap gereja ada orang-orang
yang memiliki karakteristik gereja-gereja yang lain, tetapi
periode yang umum dari gereja itu ialah sesuai yang digambarkan Tujuh Jemaat,
kebanyakan manusia kondisinya seperti itu, walaupun ada orang-orang yang
memiliki karakteristik gereja-gereja yang lain.
Now I want to finish by reading a rather
long statement from Ellen White about the church of Ephesus. This succinctly is
going to put it in context for us. Vol. 6 of
the Testimonies 421 and 422. “At the first the experience of the church of Ephesus was marked with childlike simplicity and
fervor. A lively, earnest, heartfelt love for Christ was expressed. The believers rejoiced in the love of God because Christ was
in their
hearts as an abiding presence….” See, they had a connection with Jesus.
“…The praise of God was on
their lips, and their attitude of thanksgiving was in accord with the thanksgiving of the heavenly
family…”
Wouldn't you like to belong to a church
like that? That's why Ephesus means desirable.
She continues,
“…The world took knowledge
of them that they had
been with Jesus.
Sinful men, repentant, pardoned, cleansed, and sanctified, were brought into partnership with God through His Son. The
believers sought earnestly to receive and obey every word of God. Filled with
love for their
Redeemer, they sought as their highest aim to win souls to Him. They did not think
of
hoarding the precious treasure of the grace of Christ. They felt the importance of their calling, and,
weighted with the message, Peace on earth, good will to men, they
burned with desire to carry the glad
tidings to
the earth's
remotest bounds….” See, why Jesus appraises the church as a working church, a church of
labor, a church whose faith was shown by its works?
She continues, “…The members of the church were united in sentiment and action. Love for Christ was the golden chain that bound them together. They followed on to know
the Lord more and still more perfectly, and brightness and
comfort and
peace were revealed
in their lives. They visited the
fatherless and widows in their affliction, and kept themselves unspotted from the world…” In other words, they did not tolerate sin.
“…A failure to do this …” in other words to do this, unspotted from the world, “…would
in their view, have been a contradiction of their profession and a denial of their Redeemer.
In every city the work was carried forward…” notice the emphasis on work, “…the work was carried forward. Souls were converted, and in their turn felt that they must tell of the inestimable treasure. They could not rest till the beams of light which had illumined
their minds
were shining
upon others. Multitudes
of unbelievers were
made acquainted with the reason of the Christian's hope. Warm, inspired, personal appeals were
made to the sinful and erring, to the outcast, and to those who, while professing to know the truth, were lovers of
pleasure more than lovers of God…” Does that sound like a church that you
would like to belong to? Wow! Workers, love Jesus, love souls so much that they
work day and night to win souls to Jesus. But now she's going to describe what
happened in the latter part of the history of the apostolic church.
She wrote, “…But after a time the zeal of the believers, their love for God and for one another, began to wane. Coldness crept into the church. Differences sprang up, and the eyes of many were turned
from beholding Jesus as the Author
and
Finisher of their faith.
The masses that might have been convicted and converted by a faithful practice of the truth were left unwarned. Then it was that the message was addressed to the Ephesian church by the True Witness. Their lack of interest
in the salvation of souls…” notice this, they lost interest in what? So were they a
working church at the beginning? Yes. Did they lose the zeal to win souls, to
do evangelism? Yes. Does that have a message for us? Most certainly.
She continues,
“…Their lack of interest
in the salvation of souls showed that they had
lost their first love…” what is the evidence that you have lost
your first love? The fact that you have lost love for your fellow human beings,
and you're not sharing the message of Christ's love with them. So once again, “…Their lack of interest in the salvation of souls
showed that they had
lost their first love, for none can love God with
the whole heart, mind, soul, and strength without loving those for whom Christ died. God
called
upon them to repent and do the first works or else the candlestick would be removed out of its place.”
Why would the candlestick be removed out of
its place? Because it was not fulfilling its what? It was not fulfilling its
function.
Sekarang saya mau mengakhiri dengan membacakan suatu
pernyataan yang lumayan panjang dari Ellen White tentang gereja Efesus. Ini
secara singkat memberikan seluruh konteksnya bagi kita. Di Testimonies Vol. 6 hal. 421-422.
“…Di awalnya, pengalaman gereja Efesus ditandai oleh kesederhanaan dan semangat anak-anak yang
murni. Mengeskpresikan suatu kasih yang hidup, yang sungguh-sungguh, dan tulus bagi Kristus.
Mereka yang beriman bersukacita dalam kasih Allah karena kehadiran Kristus
tetap ada di dalam hati mereka…” Lihat, mereka
punya koneksi dengan Yesus. “…Puji-pujian kepada Allah ada di
bibir mereka, dan sikap bersyukur mereka sesuai dengan sikap bersyukur keluarga surgawi…” Tidakkah
kalian ingin menjadi anggota gereja ini? Itulah sebabnya nama Efesus berarti “yang didambakan”.
Ellen White
melanjutkan, “…Dunia bisa melihat bahwa mereka pernah
bersama Yesus. Orang-orang berdosa, bertobat, diampuni, dibasuh, dan
dikuduskan, dibawa ke dalam kemitraan bersama Allah melalui AnakNya.
Orang-orang beriman mencari dengan sungguh-Juruselamat mereka, mereka berusaha
agar tujuan tertinggi mereka adalah memenangkan jiwa bagiNya. Tidak terpikirkan
oleh mereka untuk menimbun sendiri harta yang mahal yaitu kasih karunia Kristus. Mereka merasakan pentingnya panggilan mereka, dan
dibebani oleh pekabaran itu, damai di bumi, niat baik bagi manusia, semangat
mereka berkobar-kobar untuk menyampaikan kabar baik ke batas bumi yang paling
jauh…” Lihat,
mengapa Yesus menilai gereja ini sebagai gereja yang bekerja, gereja yang
berjerih payah, gereja yang imannya dibuktikan melalui pekerjaannya?
Ellen White
melanjutkan, “…Anggota-anggota gereja
bersatu dalam sentimen dan aksi. Kasih bagi Kristus adalah rantai emas yang
mengikat mereka menjadi satu. Mereka maju terus untuk bisa
mengetahui Tuhan lebih banyak dan lebih sempurna, dan terang dan penghiburan dan damai terlihat di dalam hidup mereka. Mereka mengunjungi anak-anak
yatim dan janda-janda dalam kesusahan mereka, dan memelihara diri mereka sendiri
agar tidak
ternoda oleh dunia…” Dengan kata
lain, mereka tidak menoleransi dosa. “…Kegagalan
melakukan ini…” dengan kata lain agar tidak ternoda
oleh dunia, “…dalam pandangan mereka
akan menjadi kontradiksi dari pengakuan mereka dan merupakan pengingkaran kepada Penebus mereka.
Di setiap kota pekerjaan itu terus
dikerjakan…” simak penekanannya pada kerja,
“…pekerjaan itu terus dikerjakan. Jiwa-jiwa ditobatkan, dan pada
gilirannya mereka merasa mereka juga harus menyampaikan harta yang tidak
terkira itu. Mereka tidak bisa berhenti hingga pancaran terang yang telah
menerangi pikiran mereka juga menerangi orang-orang lain. Banyak-banyak orang yang tidak percaya diperkenalkan kepada alasan pengharapan Kristen. Pendekatan pribadi yang
hangat dan terinspirasi dilakukan kepada orang-orang yang berdosa dan
tersesat, kepada mereka yang terbuang, dan mereka yang walaupun mengaku
mengenal kebenaran tetapi adalah pencinta keplesiran lebih daripada pencinta
Allah…” apakah ini
seperti gereja yang kalian ingin menjadi anggotanya? Wow! Pekerja, mengasihi
Yesus, mengasihi jiwa-jiwa begitu besarnya sehingga mereka bekerja siang dan malam untuk memenangkan jiwa bagi
Yesus.
Tetap
sekarang Ellen White akan menggambarkan apa yang terjadi di bagian belakangan
sejarah gereja apostolik ini. Ellen White
menulis, “…Tetapi setelah lewat beberapa waktu
lamanya, semangat orang-orang percaya, kasih mereka bagi Allah dan bagi
masing-masing, mulai pudar. Hawa dingin mulai menyelinap ke dalam gereja.
Perbedaan muncul, dan mata banyak orang beralih dari memandang Yesus sebagai
Pencipta dan Pengakhir iman mereka. Orang banyak yang seharusnya bisa
diyakinkan dan ditobatkan oleh praktek kebenaran yang setia, ditinggalkan tidak
tersentuh. Pada saat itulah pekabaran itu dialamatkan kepada gereja Efesus oleh
Saksi yang Setia. Kurangnya perhatian mereka pada keselamatan jiwa-jiwa…” simak ini, mereka sudah kehilangan minat dalam apa?
Jadi apakah di awalnya mereka itu gereja yang bekerja? Ya. Apakah mereka
kehilangan semangat untuk memenangkan jiwa, untuk melakukan penginjilan? Ya.
Apakah ini mengandung pesan bagi kita? Tentu saja.
Ellen White
melanjutkan, “…Kurangnya minat mereka
dalam keselamatan jiwa-jiwa menunjukkan bahwa mereka telah kehilangan kasih
mereka yang pertama…” apakah
buktinya kita telah kehilangan kasih kita yang pertama? Faktanya bahwa kita telah
kehilangan kasih untuk sesama, dan
kita tidak lagi membagikan pekabaran tentang kasih Kristus bagi mereka. Jadi
sekali lagi, “…Kurangnya minat mereka dalam keselamatan
jiwa-jiwa menunjukkan bahwa mereka telah kehilangan kasih mereka yang pertama,
karena tidak ada orang yang bisa mengasihi Allah dengan sepenuh hati, pikiran,
jiwa, dan kekuatannya tanpa mengasihi mereka bagi siapa Kristus sudah mati. Allah memanggil
mereka untuk bertobat dan melakukan pekerjaan-pekerjaan yang pertama, kalau
tidak kaki dian itu akan disingkirkan dari tempatnya….” Mengapa kaki dian akan disingkirkan dari tempatnya?
Karena dia tidak memenuhi apanya? Tidak memenuhi fungsinya.
So this is the church of Ephesus. Is that
the church that you would desire to belong to, at least in a good part of its
history? Absolutely! But already towards the end it was beginning to lose that
spirit, to lose the love, and the faith that the church had at the very beginning.
Now God had a way of taking care of that problem and that was by allowing
persecution to arise. Persecution would now purify the church
and once again would make it a witnessing church. And so now we enter into the
period of the second church which we will study in our next presentation, the
church of Smyrna. There's much death language in the church of Smyrna, people
are being martyred right and left by the Roman emperors, and yet Jesus gives
glorious promises to the church of Smyrna, the persecuted church by the Roman
emperors. And so in our next study we are going to take a look at the church of
Smyrna, the church that was persecuted by the Roman emperors, and we're going
to notice a 10-day tribulation period which actually represents ten years
during the period of Diocletian the emperor. But that we will save for our next
study together. God bless each of you and may this be a blessing to us.
Jadi inilah
gereja Efesus. Apakah itu gereja yang kalian dambakan bisa menjadi anggotanya,
setidaknya di bagian terbesar dari sejarahnya? Tentu saja! Tetapi menjelang
akhirnya dia sudah mulai kehilangan semangatnya, kehilangan kasihnya, dan iman yang dimilikinya pada bagian awal. Sekarang Allah punya
cara untuk menyelesaikan masalah tersebut, dan itu ialah dengan mengizinkan
persekusi bangkit. Persekusi sekarang
akan memurnikan gereja dan sekali lagi akan menjadikannya gereja
yang bersaksi. Maka sekarang kita memasuki periode gereja yang kedua, yang akan
kita pelajari dalam presentasi kita berikutnya, gereja Smirna. Ada banyak
bahasa kematian di gereja Smirna, orang-orang jatuh sebagai martir dibantai kiri dan kanan oleh
kaisar-kaisar Roma, namun Yesus memberikan janji-janji yang indah kepada gereja
Smirna, gereja ang dipersekusi oleh kaisar-kaisar Roma. Maka di pelajaran kita berikutnya kita akan melihat
ke gereja Smirna, gereja yang dipersekusi oleh kaisar-kaisar Roma, dan kita
akan menyimak ada tribulasi (masa kesusahan) selama 10 hari yang sesungguhnya
melambangkan sepuluh tahun selama periode kaisar Diocletian. Tapi ini kita
simpan untuk pelajaran kita berikutnya. Tuhan memberkati setiap kalian dan
semoga ini menjadi berkat bagi kita.
04 03 22
No comments:
Post a Comment