Friday, March 4, 2022

EPISODE 03/13 ~ REVELATION'S SEVEN CHURCHES ~ EPHESUS ~ STEPHEN BOHR

 

_____REVELATION’S 7 CHURCHES_____

Part 03/13 - Stephen Bohr

EPHESUS

https://www.youtube.com/watch?v=mpNj17AGqVE

 

 

Dibuka dengan doa.

 

The first thing we want to do is review the 7 parts of the message to each church, in other words, the message to each church is composed of 7 successive parts. Let me just mention those. I mentioned them in our presentation, our first presentation, I had to do it rather quickly because it was toward the end.

1.   But the first element that you have, is the address to the pastor.

In other words, it begins by saying: “And to the angel of the church of Ephesus write…” And then successively all the rest of the churches. That is the first element.

2.   The second element is a description of Jesus.

And the description of Jesus fits with the condition of the church.

3.   The third element is the commendation that Jesus gives to the church.

In other words, He praises the church for something good that is going on in the church. The only church that receives no commendation or no praise is the church of Laodicea, interestingly enough.

4.   And then in the fourth place we have a rebuke by Jesus.

In other words, Jesus tells the church what is not right, and what needs to be corrected in the church; the censure or the rebuke is number four.

5.   Then number five you have the exhortation.

After Jesus says this is what's going wrong, Jesus says now here is the way to fix it, here's the way to make it right.

6.   Then number six you have the common formula of all of the churches where it says, “He who has an ear let him hear what the Spirit says to the churches.”

7.   And then finally, the seventh element is there's always a promise to those who overcome.

To those who listen to the counsel and live in harmony with the counsel, you have the promise.

 

Hal pertama yang saya mau kita ulangi ialah tujuh bagian dari setiap pekabaran kepada tiap-tiap gereja/jemaat, dengan kata lain pekabaran kepada setiap gereja itu terdiri atas 7 bagian yang berurutan. Saya akan menyebutkan mereka. Saya sudah menyebutkan mereka dalam presentasi kita yang pertama, tapi waktu itu saya melakukannya agak tergesa-gesa karena itu menjelang bagian akhir.

1.   Tetapi unsur pertama ialah keterangan bahwa surat itu dialamatkan kepada gembala sidang.

Dengan kata lain surat itu dimulai dengan kata-kata " 1 Tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Efesus…” kemudian berurutan kepada gereja-gereja yang lain. Itulah unsur yang pertama.

2.   Unsur kedua ialah deskripsi tentang Yesus.

Dan deskripsi Yesus ini disesuaikan dengan kondisi gereja yang bersangkutan.

3.   Unsur ketiga ialah pujian yang diberikan Yesus kepada gereja itu.

Dengan kata lain, Yesus memuji gereja itu untuk apa yang baik yang ada di gereja itu.

Yang menarik, satu-satunya gereja yang tidak mendapat penghargaan atau tidak mendapatkan pujian ialah Jemaat Laodekia.

4.   Kemudian di nomor 4 ada teguran dari Yesus.

Dengan kata lain, Yesus memberitahu gereja itu apa yang salah, apa yang harus diperbaiki di gereja itu. Teguran atau celaan itu yang keempat.

5.   Lalu kelima itu nasihat.

Setelah Yesus mengatakan apa yang salah, sekarang Yesus berkata beginilah caranya untuk memperbaikinya, beginilah caranya membuatnya benar.

6.   Keenam itu rumus yang umum untuk semua gereja di mana dikatakan, “Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat.”

7.   Dan akhirnya unsur ketujuh ialah selalu ada janji bagi mereka yang menang.

Bagi mereka yang mendengarkan nasihat dan hidup serasi dengan nasihat itu, ada janji yang diberikan.

 

 

Now I invite you to turn in your Bibles with me to Revelation 2:1-7. Here we find the message to the church of Ephesus, this is the apostolic church from the year 31 to the year 100 AD, and basically I'm going to read the passage and we're going to look for the 7 elements in the passage. It says there in the beginning in verse 1, 1To the angel of the church of Ephesus write,…” that' is the first element, right?  The address to the messenger of the church. Then comes the second element.  “…‘These things says He who holds the 7 stars in His right hand, who walks in the midst of the 7 golden lampstands,…” That's the second element, the description of Jesus. Then you have the third element which continues in verse 2,  “…I know your works, your labor, your patience, and that you cannot bear those who are evil. And you have tested those who say they are apostles and are not, and have found them liars; and you have persevered and have patience, and have labored for My name’s sake and have not become weary…” That's a rather long commendation, the good things about the church of Ephesus, the apostolic church. But then in verse 4 you have the rebuke, it says, “…Nevertheless I have this against you, that you have left your first love…” And then you have the exhortation, Jesus counseling the church to do something about it, verse 5,  “…Remember therefore from where you have fallen; repent and do the first works, or else I will come to you quickly and remove your lampstand from its place—unless you repent.  But this you have, that you hate the deeds of the Nicolaitans, which I also hate…” And then you have element number six, which is common to all of the churches,  “…He who has an ear, let him hear what the Spirit says to the churches…” and then, finally # 7, you have the promise that is made to the overcomers, it says there in verse 7,  “…To him who overcomes I will give to eat from the tree of life, which is in the midst of the Paradise of God.”

So that is the message to the church of Ephesus. Clearly you have these 7 steps in each of the churches, and of course we've only noticed so far, the 7 steps in the message to the church of Ephesus.

 

Sekarang saya undang kalian untuk membuka Alkitab kalian di Wahyu 2:1-7. Di sini kita mendapatkan pesan kepada gereja Efesus, ini adalah gereja apostolik dari tahun 31-100 AD, dan pada dasarnya saya akan membacakan ayat-ayat ini dan kita akan melihat ke-7 unsur di bacaan itu. Dikatakan di bagian awalnya, di ayat 1, 1 Tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Efesus…” ini unsur pertama, benar? Dialamatkan kepada utusan gereja itu. Kemudian unsur yang kedua, “…‘Inilah firman dari Dia, yang memegang ketujuh bintang itu di tangan kanan-Nya dan berjalan di antara ketujuh kaki dian emas itu…”  ini unsur kedua, deskripsi tentang Yesus. Kemudian unsur ketiga yang dilanjutkan di ayat 2, “…2 Aku tahu pekerjaan-pekerjaanmu: jerih payahmu, ketekunanmu, dan  bahwa engkau tidak tahan terhadap orang-orang jahat.  Dan engkau telah menguji mereka yang menyebut dirinya rasul, tetapi bukan, dan telah mendapati mereka pendusta. 3 Dan engkau telah bertahan, dan memiliki kesabaran, dan telah bekerja keras demi nama-Ku; dan engkau tidak mengenal lelah…”  Ini suatu pujian yang lumayan panjang, semua kebaikan tentang gereja Efesus, gereja apostolik. Tetapi kemudian di ayat 4 ada teguran, dikatakan, “…4 Namun demikian Aku punya celaan terhadapmu, yaitu engkau telah meninggalkan kasihmu yang pertama…”  Lalu ada nasihatnya, Yesus memberikan nasihat kepada gereja untuk berbuat sesuatu karena kesalahan itu, ayat 5,  “…5 Sebab itu ingatlah dari mana engkau telah jatuh! Bertobatlah dan lakukanlah lagi pekerjaan-pekerjaan yang mula-mula, jika tidak, Aku akan segera datang kepadamu dan mengambil kaki dianmu dari tempatnya, kecuali engkau bertobat. 6 Tetapi ini ada padamu, yaitu engkau membenci segala perbuatan kelompok Nikolaitan, yang juga Kubenci…”  Lalu unsur keenam, “…7 Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat…”  Dan akhirnya unsur ketujuh, janji yang dibuat kepada mereka yang menang, dikatakan di ayat 7, “…Kepada dia yang menang,  akan Kuberi makan dari pohon kehidupan yang ada di tengah Taman Firdaus Allah."

Jadi itulah pesan kepada gereja Efesus. Jelas ada ketujuh langkah dalam setiap pesan kepada jemaat-jemaat, dan tentu saja sampai saat ini kita baru melihat ke-7 langkah di pesan kepada jemaat Efesus.

 

 

Now what we want to do next is take a look at the city of Ephesus. Why was Ephesus chosen as one of the churches in Asia Minor that illustrates the apostolic church? Let me give you some statistics about Ephesus.

·       Ephesus was the fourth largest city of the Roman Empire, and it was actually the capital of Asia Minor.

·       It was world famous, for the temple of the goddess Diana who according to Acts 19:27 all the world worshipped.

The temple was massive, measuring 324 feet by 164 feet, and in the very center of this shrine was found an image of the goddess Diana. This temple was one of the 7 wonders of the ancient world, and it took 220 years to build this shrine, or this temple in honor of Diana. Diana was the moon goddess, the inscriptions from this time described her as the saviour goddess, and the mother of the gods, remember that because we're going to come back to it. They call her the saviour goddess, and the mother of the gods.

·       She is depicted as a many breasted woman, with an infant always in her arms.

It's no coincidence that in the year 431 AD, in the church council of Ephesus, Mary was proclaimed by the papacy the mother of God. In Roman Catholic art ~ as probably those of you who have been Catholics or have visited Catholic churches and cathedrals, ~ in Roman catholic art, Mary is constantly depicted as a mother having baby Jesus in her arms. And she is also called by the Council of Ephesus the Mother of God.

·       The temple of Diana brought thousands of tourists to the city.

In fact the city's commerce, industry, and economy depended to a great degree on the cult of Diana.

·       Her followers practiced the arts of magic and astrology.

As you know the apostle Paul had problems in Ephesus, you can read about it in Acts 19 and beginning with verse 8. He got into hot water with the Ephesians because he actually spoke against the superstition that the people were practicing there.

·       We also know that the apostle John knew this city very well.

In fact according to Polycarp one of the church fathers, John became the Bishop of the church in the city of Ephesus when he was released by the Emperor from the island of Patmos. And of course Ephesus is only about sixty miles away from the island of Patmos.

So this gives us a bird's-eye view of the church of Ephesus, and it will help us understand a little bit more the specific details that we're going to look at in the message to the church of Ephesus.

 


 

Nah, apa yang akan kita lakukan berikutnya ialah melihat kota Efesus. Mengapa Efesus dipilih sebagai salah satu jemaat di Asia Kecil yang mewakili gereja apostolik? Saya akan memberikan beberapa statistik mengenai Efesus.

·       Efesus adalah kota keempat terbesar di kekaisaran Roma, dan itu justru ibukota Asia Kecil.

·       Efesus terkenal di seluruh dunia karena kuil dewi Diana-nya, yang menurut Kisah 19:27 disembah oleh seluruh dunia.

Kuil ini besar, berukuran 324 kaki (hampir 100 meter) kali 164 kaki (hampir 50 meter), dan di bagian tengah kuil ini ada patung dewi Diana. Kuil in adalah salah satu dari 7 keajaiban dunia lama, dan dibangun selama 220 tahun, kuil yang dibuat sebagai penghormatan kepada Diana. Diana adalah dewi bulan, prasasti di kuil ini menggambarkan Diana sebagai dewi penyelamat, dan ibu dari semua dewa, ingat ini karena nanti kita akan kembali kemari. Mereka menyebut Diana, dewi penyelamat dan ibu semua dewa.

·       Dia digambarkan sebagai perempuan dengan banyak buah dada, dengan seorang bayi selalu di pelukannya.

Bukan suatu kebetulan di tahun 431 AD, di konsili gereja Efesus, Maria diumumkan oleh Kepausan sebagai ibu Allah. Menurut kesenian Roma Katolik ~ mungkin di antara kalian ada yang pernah menjadi Katolik atau pernah mengunjungi katedral-katedral dan gereja-gereja Katolik ~  dalam kesenian Roma Katolik, Maria selalu digambarkan sebagai seorang ibu dengan bayi Yesus di lengannya. Dan oleh konsili Efesus, Maria juga disebut ibu Allah.

·       Kuil Diana membawa banyak turis ke kota itu.

Bahkan perdagangan, industri, dan ekonomi kota itu sangat tergantung pada kult Diana.

·       Pengikutnya mempraktekkan sihir dan astrologi.

Seperti yang kalian tahu, rasul Paulus mendapat masalah di Efesus, kalian bisa membacanya di Kisah 19 mulai dari ayat 8. Paulus mendapat kesulitan dengan orang-orang Efesus karena dia berbicara melawan ketakhayulan yang dipraktekkan orang-orang di sana.

·       Kita juga tahu bahwa rasul Yohanes mengenal kota ini dengan baik.

Bahkan menurut Polycarpus, salah satu tokoh-tokoh gereja mula-mula, Yohanes menjadi Uskup gereja di kota Efesus ketika dia dilepaskan oleh Kaisar dari pulau Patmos. Dan tentu saja letak Efesus hanya sekitar 60 mil dari pulau Patmos.

Jadi ini memberi kita pandangan keseluruhan tentang gereja di Efesus, dan ini akan membantu kita memahami sedikit lebih baik detail-detail khususnya yang akan kita lihat di pesan kepada gereja Efesus.

 

 

Now let's unpack some of the expressions that we find there in Revelation 2:1-7 that describe the church of Ephesus.

First of all you noticed that we are told that Jesus, the description that is given of Jesus, is that He walks among the 7 candlesticks. Now what does that mean? Well, I read a statement this morning, but being that it is mentioned also with regard to the church of Ephesus, I need to read that statement again, about what it means that Jesus is walking among the candlesticks.

Of course Jesus is literally and personally in the Heavenly Sanctuary. There in the Heavenly Sanctuary I believe that there are 7 literal lampstands, there's a candelabrum that has 7 branches, and the candelabrum has oil in it, and Jesus has to make sure that the lights of that literal candelabrum never go out. But that literal candelabrum in Heaven actually represents the 7 churches symbolically in Asia, and then the 7 churches in Asia becomes symbolic of 7 periods of church history, as we've studied. So what does it mean that Jesus is walking among the lampstands, as we are told in chapter 2:1?

I'm going to read from Acts of the Apostles page 586, Christ  is  spoken  of  as  walking  in  the  midst  of  the  golden candlesticks.  Thus  is  symbolized  His  relation  to  the  churches.  He  is  in  constant communication with His people. He knows their true state. He observes their order, their piety and their devotion. Although He is high priest and mediator in the sanctuary above…”  which was what we studied this morning, “…yet He is represented as walking up and down in the midst of His churches  on the earth. With untiring wakefulness and unremitting vigilance, He watches to see whether the light of any of His sentinels is burning dim or going out. If the candlesticks were left to mere human care, the flickering flame would languish and die; but He is the true watchman in the Lord's house, the true warden of the temple courts. His continued care and sustaining grace are the  source of life and light.”

 

Nah, mari kita kupas beberapa ungkapan yang kita temukan di Wahyu 2:1-7 yang menggambarkan gereja Efesus.

Pertama, kalian lihat kita diberitahu bahwa Yesus, deskripsi tentang Yesus ialah, Dia berjalan di antara ketujuh kaki dian. Nah, apa artinya itu? Nah, tadi pagi saya sudah membacakan suatu pernyataan, tetapi karena itu disebutkan sehubungan dengan gereja Efesus, saya perlu membacakan pernyataan itu lagi, mengenai apa artinya Yesus sedang berjalan di antara kaki-kaki dian.

Tentu saja secara literal dan pribadi Yesus sedang berada di Bait Suci surgawi. Di Bait Suci surgawi di sana saya yakin ada 7 kaki dian, ada kaki dian dengan tujuh cabang, dan di dalam kaki dian itu ada minyak, dan Yesus harus memastikan cahaya dari kaki dian literal tersebut tidak pernah padam. Namun kaki dian literal yang di Surga itu sebenarnya adalah lambang dari tujuh gereja di Asia, kemudian ketujuh gereja di Asia ini adalah lambang dari tujuh periode sejarah gereja, seperti yang sudah kita pelajari.

Jadi apa artinya Yesus berjalan di antara ketujuh kaki dian seperti yang diberitahukan kita di pasal 2:1?

Saya akan membacakan dari Acts of the Apostles hal. 586, “…Kristus dikatakan sebagai berjalan di antara kaki-kaki dian emas. Dengan demikian ini melambangkan hubunganNya dengan gereja-gereja. Dia berada dalam komunikasi tetap dengan umatNya. Dia tahu kondisi mereka yang sebenarnya. Dia mengamati keteraturan mereka, kesalehan mereka, dan kesetiaan mereka. Walaupun Dia Imam Besar dan Perantara di Bait Suci surgawi…”  yang sudah kita pelajari tadi pagi, “…namun Dia digambarkan sebagai berjalan hilir mudik di antara gereja-gerejaNya di bumi. Dengan mata yang senantiasa terbuka tanpa mengenal lelah dan kewaspadaan yang tidak pernah kendor, Dia berjaga untuk mengawasi apakah ada sinar terang dari salah satu prajuritNya yang sedang meredup atau akan mati. Andai kaki-kaki dian itu diserahkan kepada pemeliharaan manusia, api yang meredup akan bergetar semakin mengecil dan mati; tetapi Dialah penjaga yang sejati dalam rumah Tuhan, pengawas sejati dari ruang-ruang Bait Suci. PemeliharaanNya yang terus-menerus dan rahmatNya yang menguatkan adalah sumber hidup dan terang. …”

 

 

So the walking of Jesus in the midst of the candlesticks means that Jesus is supervising His church throughout the course of human history in its different stages. There were some stages where it appeared that the light of the church was going to go out. That is why we have the Dark Ages, when the Bible was forbidden from the people. As a result, the people to a great degree walked in darkness, but not total darkness, because God had groups like the Waldenses, and the Albigenses, and others, John Huss and others, who never allowed the light of the church to go out.

 

Jadi berjalannya Yesus di tengah-tengah kaki dian berarti Yesus sedang mengawasi gerejaNya sepanjang sejarah dalam tahap-tahapnya yang berbeda. Ada beberapa tahap di mana tampaknya seakan-akan terang gereja akan padam. Itulah mengapa ada Zaman Kegelapan, ketika Alkitab dilarang untuk diakses manusia. Akibatnya sebagian besar manusia berjalan dalam kegelapan, tetapi bukan kegelapan total karena Allah memiliki kelompok-kelompok seperti Waldenses, dan Albigenses, dan yang lainnya, John Huss dan lain-lain, yang tidak mengizinkan terang gereja padam seluruhnya.

 

 

Now I want to read another statement that we find in Desire of Ages page 166 where Ellen White is describing this same thing in different words. “While Jesus ministers in the  sanctuary above, He is still by His Spirit the  minister of the church on earth. He is withdrawn from the eye of sense…”  in other words we cannot see Jesus with our senses, “… but His parting promise is fulfilled, Lo, I am with you always, even unto the end of the world.’ While He delegates His power to inferior ministers, His energizing presence is still with His church.”

Praise the Lord for that, because even you know, our own church is somewhat in disarray today, but Jesus is in the midst of the church of Laodicea, and He has His faithful individuals within the church of Laodicea. He is going to make sure that the light of the church never goes out.

 

Sekarang saya mau membacakan pernyataan lain yang kita temukan di Desire of Ages hal. 166 di mana Ellen White menggambarkan hal yang sama ini dengan kata-kata yang berbeda. “…Sementara Yesus melayani di Bait Suci di atas, Dia melalui RohNya masih pelayan gerejaNya di bumi. Dia tidak tampak oleh indra mata…”  dengan kata lain kita tidak bisa melihat Yesus dengan indra kita,   “…tetapi janji perpisahanNya digenapi, Dan lihatlah, Aku menyertai kamu senantiasa, bahkan sampai kepada akhir dunia.’ (Mat. 28:20). Sementara Dia mendelegasikan kuasaNya kepada hamba-hambaNya yang lebih rendah, kehadiranNya yang memberi kekuatan masih tetap bersama gerejaNya.”

Puji Tuhan untuk itu, karena kalian tahu, bahkan gereja kita sendiri rada berantakan hari ini, tetapi Yesus ada di tengah-tengah gereja Laodekia, dan Dia memiliki umatNya yang setia di dalam gereja Laodekia. Dia akan memastikan terang gereja itu tidak pernah padam.

 

 

Now also we find in the introductory verses to chapter 2, that Jesus holds in His right hand the 7 stars. Now we talked about that in Revelation chapter 1 in our previous presentation, but being that it's mentioned in chapter 2 with regard to the church of Ephesus I want to once again read an interesting statement from the writings of the Spirit of Prophecy on the meaning of Jesus holding in His right hand the 7 stars.

We talked about the right hand this morning, why is it the right hand? Because the right hand is the hand of God's favor, of Christ's favor. Judas was seated to the left of Jesus in the upper room. John, the beloved disciple was seated at the right hand. When Jesus separates the sheep from the goats, He puts the sheep on His right hand, and the goats He puts on His left. And Jesus sits at the right hand of the Father in Heaven. And so the right hand is the side of God's favor.

Jesus has great regard for His ministers. Because the 7 stars represent the ministers to the churches, they're called “angels” by the way, but the word “angel” means messenger. So when it says, give this message to the angel of the church of Ephesus it means give it to the messenger, or the minister of the church of Ephesus.

 

Nah, kita juga melihat di ayat pengantar ke pasal 2, Yesus memegang di tangan kananNya tujuh bintang. Nah, kita sudah membicarakan itu di Wahyu pasal 1 dalam presentasi kita sebelumnya, tetapi karena ini disebutkan di pasal 2 sehubungan dengan gereja Efesus saya mau membacakannya sekali lagi pernyataan yang menarik dari tulisan Roh Nubuat mengenai makna Yesus memegang ketujuh bintang di tangan kananNya.

Tadi pagi kita sudah bicara tentang tangan kanan, mengapa harus tangan yang kanan? Karena tangan kanan adalah tangan perkenan Allah, perkenan Kristus. Yudas duduk di sebelah kiri Yesus di ruang atas. Yohanes, murid yang dikasihi duduk di sebelah tangan kanan. Ketika Yesus memisahkan domba dari kambing, Dia menempatkan domba di sebelah tangan kananNya dan kambing Dia letakkan di sebelah kiriNya. Dan Yesus duduk di sebelah tangan kanan Bapa di Surga. Jadi tangan kanan adalah yang diperkenan Allah.

Yesus sangat menghargai gembala-gembala jemaatNya. Karena ketujuh bintang melambangkan gembala-gembala jemaat, mereka disebut “malaikat”, tetapi kata “malaikat” berarti utusan. Jadi bila dikatakan, berikan pesan ini kepada malaikat gereja Efesus, itu artinya berikan itu kepada utusannya atau gembala jemaat gereja Efesus.

 

 

Now I'm going to read this statement from Ellen White, it's found in the book Testimonies for the Church Vol. 6 pages 413-414, "These things…” she's quoting first of all Revelation 2:1  “…’These things saith He that holdeth the seven stars in His right hand.’  The sweet influences that are to be abundant in the church are bound up with God's ministers, who are to represent the precious love of Christ. The stars of heaven are under the control of Christ…”  now she's talking about the literal stars in heaven, they're under the control of Christ. “…He  fills them with light. He  directs their movements. If He did not do this, they would become fallen stars…” What would happen if the ministers were not in the right hand of Jesus? They would become what? Fallen stars. She continues, “…So  with   His  ministers.  They  are  but  instruments  in  His  hand,  and  all  the  good  they accomplish is done through His power. Through them His light is to shine forth….” Through Him, through Jesus His light is to shine forth. Now you know Jesus once said, “I am the light of the world.” Didn't He say that? John 8:12. But then in Matthew 5:14-16 Jesus said, “you are the light of the world.” Now, wait a minute, who's the light of the world? Is it Jesus or is it us? Well, you notice what it says here,  “…Through them…” that is through the ministers,   “…His light is to shine forth…”

Let me give you an illustration. You go out on a clear night here in Oklahoma, wherever you live in Oklahoma, and you see this beautiful big silvery full moon, and you look into the sky and you say, “My, how beautiful the moon is tonight.” You know what? That is only a half-truth because the moon is ugly. Isn't the moon ugly? It's full of craters, and full of mountains and everything, you know, it has no attractiveness whatsoever. But when the sun shines on the moon, the moon then projects the light of the sun to the earth. And so what we need to say is, “How beautiful the sun is tonight.” Because the light of the moon is the light of the sun. It receives the light and then gives the light. And that is exactly what we find here, Jesus is the light, but when Jesus shines on His ministers, His ministers then irradiate His light to others.

She continues,  “…It is to the honor of Christ that He makes His ministers greater blessings to the church, through the workings of the Holy Spirit, than are the stars to the world. The Savior is to be their sufficiency. If they will look to Him as He looked to His Father, they will do His works. As they make God their dependence, He will give them His brightness to reflect to the world.”

There is the illustration of the sun and the moon. The sun has original light, its own light; the moon has derived light and sheds a light to the earth.

 

Sekarang saya akan membacakan pernyataan ini dari Ellen White, ini ada di buku Testimoies for the Church Vol. 6 hal. 413-414. ’Inilah…” pertama-tama Ellen White mengutip Wahyu 2:1, “…’Inilah kata Dia yang memegang ketujuh bintang di tangan kananNya’ (Wah. 2:1). Pengaruh-pengaruh manis yang akan berlimpah di dalam gereja itu terkait pada  gembala-gembala Allah yang harus mewakili kasih Kristus yang berharga. Bintang-bintang Surga ada di bawah kendali Kristus…”  sekarang Ellen White bicara tentang bintang-bintang literal di langit, mereka ada di bawah kendali Kristus. “…Dia yang memenuhi mereka dengan cahaya. Dia yang memimpin dan mengarahkan gerakan mereka. Jika Dia tidak melakukan ini, mereka akan menjadi bintang-bintang jatuh…”  apa yang akan terjadi jika gembala-gembala tidak di dalam tangan kanan Yesus? Mereka akan menjadi apa? Bintang-bintang yang jatuh. Ellen White melanjutkan, “…Demikianlah dengan gembala-gembala jemaatNya, mereka hanyalah alat di tanganNya, dan semua kebaikan yang mereka hasilkan itu tercapai melalui kuasaNya. Melalui merekalah sinarNya harus terpancar…”  melalui Dia, melalui Yesus, terangNya harus bersinar keluar. Nah, kalian tahu suatu kali Yesus pernah berkata, “Akulah terang dunia”. Tidakkah Dia berkata begitu? Yohanes 8:12. Tetapi lalu di Matius 5:14-16 Yesus berkata, “Kamulah terang dunia”. Tunggu sebentar, siapa yang terang dunia? Yesus atau kita? Nah, kalian simak apa yang dikatakan di sini,   “…Melalui merekalah…”  artinya melalui para gembala jemaatlah   “… sinarNya harus terpancar.”

Saya akan memberikan suatu ilustrasi. Kita keluar pada malam yang jernih di Oklahoma di sini, di mana pun kalian tinggal di Oklahoma, dan kita melihat bulan purnama keperakan yang besar dan indah, dan kita memandang ke langit dan kita berkata, “Wah, betapa cantiknya bulan malam ini.” Kalian tahu, itu cuma separo benar karena bulan itu jelek. Bukankah bulan itu jelek? Penuh dengan kawah-kawah, dan penuh gunung-gunung dan segalanya, sama sekali tidak ada yang menarik. Tetapi ketika matahari menyinari bulan, bulan lalu memantulkan sinar matahari ke bumi. Maka yang harus kita katakan ialah, “Betapa cantiknya matahari malam ini.” Karena terangnya bulan adalah terang dari matahari. Dia menerima terang lalu memantulkan terang. Dan persis itulah yang kita lihat di sini. Yesus itulah Terang, tetapi ketika Yesus menyinari gembala-gembalaNya, gembala-gembalaNya lalu memancarkan terangNya kepada orang lain.

Ellen White melanjutkan,  “…Demi kehormatan Kristuslah melalui pekerjaan Roh Kudus, Dia menjadikan gembala-gembalaNya berkat-berkat yang lebih besar bagi gerejanya daripada bintang-bintang bagi dunia. Sang Juruselamat yang akan mencukupi mereka.  Jika mereka mau memandang kepadaNya sebagaimana Dia memandang kepada BapaNya, mereka akan dimampukan melakukan pekerjaanNya. Saat mereka menjadikan Allah sandaran mereka, Dia akan memberikan cahayaNya untuk dipantulkan ke dunia…”   

Itulah ilustrasi matahari dan bulan. Matahari memiliki terang yang asli, terangnya sendiri; bulan memiliki terang pantulan dan memancarkan terang tersebut kepada bumi.

 

 

Now you'll notice that it says that He holds the 7 stars in His hand, in His right hand. Now that does not capture the strength of the verb. Really if you look at this verb, in the New Testament you're going to find that it's more than just having in the hand, it is really grasping in the hand. So basically Jesus is not only holding the 7 stars where they can fall out of His hand. No, He is actually grasping or clenching the 7 stars. He does not want any of them to be plucked out of His hand.

This kind of reminds me of what Jesus said. He said, “I know My sheep, and no one can…” what? “…and no one can pluck them out of My hand.”

And so it is with His ministers.

 

Sekarang kalian akan menyimak, dikatakan bahwa Dia memegang ke-7 bintang di tangan kananNya. Nah, itu tidak menangkap kekuatan dari kata kerjanya. Sesungguhnya jika kita mengamati kata kerja ini di kitab Perjanjian Baru, kita akan melihat bahwa itu lebih daripada hanya memegang di dalam tangan, itu sebenarnya menggenggam erat-erat di dalam tangan. Jadi pada dasarnya Yesus bukan hanya sekadar memegang ketujuh bintang di mana mereka bisa terjatuh keluar dari tanganNya. Tidak, sesungguhnya Dia sedang menggenggam erat-erat ketujuh bintang. Dia tidak ingin ada dari mereka yang tercabut keluar dari tanganNya.

Ini mengingatkan saya kepada apa yang dikatakan Yesus. Dia mengatakan, “Aku mengenal domba-dombaku” (Yoh. 10:14)dan tidak seorang pun yang bisa merebut mereka dari tangan-Ku.” (Yoh. 10:28).

Dan begitu jugalah dengan gembala-gembalaNya.

 

 

You will notice also that in the message to the church of Ephesus, Jesus praises their works and their labor. There's a long section there where Jesus praises the church of Ephesus, because it's a hard working church, it is an active church. Now the word “works”, that is used with regard to the church of Ephesus is the Greek word ἔργον [ergon], it's the same word that is used by James in chapter 2 where he says that “faith without works is dead.” In other words, these works that Jesus praises the church of Ephesus for are works that are done because they have faith, because they have trust in the Lord. It's an active faith, a faith that works. You know this faith is described for example in the book of Hebrews which was  written in the first century, the apostolic church.

Have you ever noticed in Hebrews 11, the great chapter of faith, that everyone in that chapter is doing something, not only believing something? Abraham left Ur, Abraham was willing to sacrifice his son, Abel offered a sacrifice, Moses left Egypt, Noah built an ark. In other words, it's a faith that is active in works. That was the characteristic of the Ephesian church primarily, at its very beginning.

 

Kalian juga akan melihat bahwa di pesan kepada gereja Efesus, Yesus memuji pekerjan mereka dan jerih payah mereka. Ada bagian yang panjang di sana di mana Yesus memuji gereja Efesus karena itu adalah gereja yang bekerja dengan keras, itu adalah gereja yang aktif. Nah, perkataan “pekerjaan” yang dipakai sehubungan dengan gereja Efesus adalah kata Greeka ἔργον [ergon], itu adalah kata yang sama yang dipakai Yakobus di pasal 2:17 di mana dia berkata, iman tanpa perbuatan itu mati.” Dengan kata lain, perbuatan-perbuatan yang dipuji Yesus pada gereja Efesus adalah perbuatan-perbuatan yang dilakukan karena mereka memiliki iman, karena mereka mempercayai Tuhan. Itu adalah iman yang aktif, iman yang bekerja. Kalian tahu, iman ini digambarkan misalnya di kitab Ibrani yang ditulis di abad pertama, gereja apostolik.

Pernahkah kalian menyimak di Ibrani 11, pasal yang berisikan tentang iman-iman yang hebat, bahwa semua yang dikisahkan di pasal itu berbuat sesuatu, bukan hanya mempercayai sesuatu? Abraham meninggalkan Ur, Abraham bersedia mengorbankan anaknya, Habel mempersembahkan kurban, Musa meninggalkan Mesir, Nuh membangun sebuah bahtera. Dengan kata lain, itu adalah iman yang aktif dalam pekerjaan. Itulah karakteristik utama gereja Efesus pada awal mulanya.

 

 

Incidentally this word “labor” that is used with regard to the church of Ephesus, actually means missionary work under very difficult and extenuating circumstances. In other words, when it uses the word “labor”, to describe what the Ephesians were doing it's not talking only about you know just some kind of easy work, it's talking about difficult missionary work.

Now let me read you a passage that uses this word “labors” in another context.

2 Corinthians 11:23-27 describe the ministry of the apostle Paul. Was the apostle Paul a missionary? O, he was a tremendous missionary. Did he have great faith? Oh, yeah, he had a faith that worked, he went out and he testified about Jesus no matter what it might cost to him. And he describes these labors, the same word for “labor” that is used with regard to the church of Ephesus the apostle Paul uses in 2 Corinthians 11:23-27, this is how it reads. The apostle Paul asks, “ 23 Are they ministers of Christ?—I speak as a fool—I am more: in labors…” same word that Jesus uses to praise Ephesus,  “…in labors more abundant, in stripes above measure, in prisons more frequently, in deaths often. 24 From the Jews five times I received forty stripes minus one…” in other words 39. “…25 Three times I was beaten with rods; once I was stoned; three times I was shipwrecked; a night and a day I have been in the deep;  26 in journeys often in perils of waters, in perils of robbers, in perils of my own countrymen, in perils of the Gentiles, in perils in the city, in perils in the wilderness, in perils in the sea, in perils among false brethren; 27 in weariness and toil,…” there you find the same word again, this describes the type of labor that Ephesus was doing, hard missionary labor under very difficult circumstances. So verse  27, “…27 in weariness and toil, in sleeplessness often, in hunger and thirst, in fastings often, in cold and nakedness…” and then he said, over and above this,  “…2besides the other things, what comes upon me daily: my deep concern for all the churches.”

 

Kebetulan kata “berjerih payah” yang dipakai sehubungan dengan gereja Efesus, sesungguhnya mengacu kepada pekerjaan misionaris di bawah kondisi yang sangat sulit, yang tidak terduga dan tidak terelakkan. Dengan kata lain, bila dipakai kata “jerih payah” untuk menggambarkan apa yang dilakukan jemaat Efesus, itu tidak bicara tentang hanya semacam pekerjaan yang mudah, itu bicara tentang pekerjaan missionaris yang sulit.

Nah, saya akan membacakan ayat-ayat yang menggunakan kata “jerih payah” (kerja keras) ini dalam konteks yang lain.

2 Korintus 11:23-27 menggambarkan pelayanan rasul Paulus. Apakah rasul Paulus seorang misionaris? O, dia seorang misionaris luar biasa. Apakah dia punya iman yang besar? O iya, dia memiliki iman yang bekerja, dia pergi dan dia bersaksi tentang Yesus tidak peduli apa pun harga yang harus dibayarnya. Dan dia menggambarkan jerih payah itu, kata yang sama untuk “jerih payah” yang dipakai sehubungan dengan gereja Efesus, rasul Paulus menggunakannya di 2 Korintus 11:23-27, demikian bunyinya. Rasul Paulus bertanya, 23 Apakah mereka hamba-hamba Kristus? -– aku sekarang bicara seperti orang tolol -- aku lebih lagi! Dalam hal jerih payah lebih banyak; dalam hal bekas cambuk di luar ukuran; dalam hal di penjara lebih sering; dalam hal ancaman kematian kerap kali.   24 Dari  orang Yahudi lima kali aku menerima empat puluh kurang satu cambukan…”  dengan kata lain 39;  “…25 tiga kali aku dipukul dengan tongkat; satu kali aku dilempari dengan batu; tiga kali mengalami karam kapal; sehari semalam aku pernah terkatung-katung di tengah laut; 26 dalam perjalanan sering terancam bahaya di laut,  terancam bahaya penyamun,  terancam bahaya dari bangsaku sendiri,  dan terancam bahaya dari orang-orang bukan Yahudi; tercancam bahaya di dalam kota, terancam bahaya di padang gurun, terancam bahaya di tengah laut, dan terancam bahaya di antara saudara-saudara palsu; 27  dalam kelelahan dan jerih payah…”  di sini kita bertemu dengan kata yang sama lagi, ini menggambarkan jenis jerih payah yang dilakukan Efesus, pekerjaan misionaris yang berat di bawah kondisi yang sangat sulit. Jadi di ayat 27,  “…27  dalam kelelahan dan jerih payah; kerap kali tidak tidur; dalam lapar dan dahaga; kerap kali dalam puasa, dalam kedinginan dan tanpa pakaian…”  lalu dia berkata, di atas segala ini,   “…28 di samping hal-hal lain, yang aku alami setiap hari adalah keprihatinanku yang mendalam  untuk semua jemaat.”

 

 

In others words, Ephesus was working to the point of exhaustion to share the gospel of Jesus Christ to the entire world in that generation. In fact the apostle Paul says in Colossians, that in one generation the gospel then went to the entire known world. Because the church of Ephesus was a working church, a faith that worked, and it exercised hard labor.

Incidentally this word “labor” is also used in the parable of the workers of the vineyard in Matthew 20:12 where you remember some went out to work at 6:00 in the morning, others went out at 9:00, others went out at 12:00, others went out at 3:00, and then the last group went out at 5:00 o'clock in the afternoon, and those who had worked the longest they complained, they said, “Man, we worked by the burden of the heat of the day.” Once again the word “burden” is describing hard labor.

 

Dengan kata lain, Efesus bekerja nyaris sampai titik kelelahan untuk membagikan injil Yesus Kristus kepada seluruh dunia di generasi itu. Bahkan rasul Paulus mengatakan di Kolose, bahwa dalam satu generasi saja Injil sudah menyebar ke seluruh dunia yang dikenal pada masa itu. Karena gereja Efesus adalah gereja yang bekerja, iman yang bekerja, dan dia mempraktekkan kerja keras.

Nah, kata “jerih payah” ini juga dipakai dalam perumpaman para pekerja kebun anggur di Matus 20:12, kalian ingat di mana ada yang bekerja pada pukul 6:00 pagi, ada yang pada pukul 9:00, yang lain pada pukul 12:00, yang lain lagi pada pukul 3:00 dan kelompok terakhir pada pukul 5:00 sore. Dan mereka yang sudah bekerja paling lama, mereka memprotes, mereka berkata, “Wah, kami bekerja di bawah beban terik panas sepanjang hari.” Sekali lagi kata “beban” menggambarkan kerja keras.

 

 

But not only was the church of Ephesus a laboring church, not only was that a church that had good works that were produced by faith. The apostolic church, or the church of Ephesus is also praised by Jesus for its patience.

Now in the Greek language there are two words that are translated “patience”. One of them is the Greek word μακροθυμία [makrothumia], and the other one is the word ὑπομονή [hupomonē].

·       Now μακροθυμία [makrothumia] in the Greek is translated in the King James Version "long-suffering", you know that's a word that we don't use very much anymore.

It means someone who is willing to bear suffering for a long, long time, long suffering. That is not the word that Jesus uses to describe Ephesus.

·       The word that He uses is the word ὑπομονή [hupomonē].

And what does ὑπομονή [hupomonē] mean? ὑπομονή [hupomonē] actually means a "patient perseverance". In other words, it is an active patience, not a passive patience; where you say, “Well, you know I'm going to suffer long so I'll just take the stripes as they come." No, that's not the kind of patience that Jesus praises Ephesus for. He uses the word ὑπομονή [hupomonē] which actually is translated "endurance", it's translated "perseverance". It's the same word that is used for example in Matthew 24:13 where it says,  "13 But he who endures to the end shall be saved."  In other words, this is describing a patience that doesn't have a good beginning and then fizzles out. This is a persevering patience, this is persistence and endurance. Is that the kind of experience that the early church had? Absolutely, it's a vivid description of the early church.

 

Tetapi gereja Efesus bukan saja gereja yang bekerja keras, bukan saja sebuah gereja yang punya hasil kerja yang baik yang dihasilkan oleh iman, gereja apostolik atau gereja Efesus juga dipuji oleh Yesus untuk kesabarannya.

Nah di bahasa Greeka ada dua kata yang diterjemahkan “kesabaran”. Yang satu adalah kata Greeka μακροθυμία [makrothumia], dan yang lain adalah kata ὑπομονή [hupomonē].

·       Nah, μακροθυμία [makrothumia] dalam bahasa Greeka diterjemahkan oleh KJV “panjang sabar”, kata itu sudah jarang kita pakai. 

     Itu berarti seseorang yang bersedia menanggung penderitaan untuk waktu yang amat sangat lama, menderita lama. Itu bukan kata yang dipakai Yesus untuk menggambarkan Efesus.

·       Kata yang dipakai Yesus ialah kata ὑπομονή [hupomonē]

    Dan apa arti kata ὑπομονή [hupomonē]? ὑπομονή [hupomonē] sebenarnya berarti “bertahan dengan sabar”. Dengan kata lain itu adalah sabar yang aktif, bukan sabar yang pasif di mana kita berkata, “Nah, aku harus menderita lama, jadi aku akan terima saja cambukan-cambukan itu saat mereka datang.” Bukan, itu bukan jenis kesabaran untuk mana Yesus memuji Efesus. Yesus memakai kata ὑπομονή [hupomonē] yang sesungguhnya diterjemahkan “keuletan”, diterjemahkan “tidak menyerah”. Itu kata yang sama yang dipakai Matius 24:13 di mana dikatakan, 13 Tetapi orang yang bertahan sampai kesudahan akan selamat.” Dengan kata lain ini tidak bicara tentang kesabaran yang awalnya bagus kemudian padam. Ini adalah kesabaran yang bertahan, ini pantang menyerah dan ulet. Apakah pengalaman seperti itu yang dimiliki gereja mula-mula? Tentu saja! Ini adalah gambaran yang hidup dari gereja mula-mula.

 

 

And then the apostle Paul also tells us in Hebrews 12:1 that we need to run the race with patience. So once again the idea of patience, but it's an active patience, it's an enduring patience, of perseverance patience.

You know it's the same word that is used in Revelation 13:10, and Revelation 14:12. “Here is the patience of the saints.” It really means, here is the perseverance of the saints; and it's used in the context of Revelation 13 and Revelation 14. It's talking about the final crisis of God's people. And it's introduced by saying, “here is the perseverance, the endurance of the saints, the persistence of the saints” because we are going to need that. Like the early church had.

 

Lalu rasul Paulus juga mengatakan kepada kita di Ibrani 12:1 bahwa kita perlu ikut dalam lomba dengan sabar. Jadi sekali lagi konsep kesabaran itu kesabaran yang aktif, kesabaran yang pantang menyerah, kesabaran yang tahan uji.

Kalian tahu, itu adalah kata yang sama yang dipakai di Wahyu 13:10 dan Wahyu 14:12.12 Di sinilah kesabaran orang-orang kudus”. Sesungguhnya yang dimaksud ialah, “di sinilah keuletan orang-orang kudus” dan ini dipakai dalam konteks Wahyu 13 dan 14. Ini bicara tentang krisis terakhir yang dihadapi umat Allah, dan itu diperkenalkan dengan mengatakan, “di sinilah ketahanan, ketidakpenyerahan orang-orang kudus, keuletan orang-orang kudus” karena kita akan membutuhkan itu, seperti gereja yang mula-mula.

 

 

Now Jesus also extols the church of Ephesus for the fact that it could not tolerate evil. In other words, the early church rejected evil. The church had very low tolerance for any kind of evil, they were really strong against individuals who attempted to teach heresy in the church, they were watchmen, in other words. Jesus is the great watchman, but they were the instruments of Jesus to make sure that the church was kept pure, that doctrinal orthodoxy was kept. And the reason for this is because the apostle Paul said in Acts 20:28-30,  that after his departure raving wolves would come among the flock, and they would not spare the flock, so the apostle Paul was very careful to preserve the orthodoxy, the doctrinal orthodoxy of the church.

In fact the apostle Paul mentioned in 1 Corinthians chapter 5, a church member that was committing incest in the church and he says, “I deliver this man to the devil.” Wow! What strong terminology the apostle Paul used. He said we cannot tolerate evil in the church, we cannot tolerate heresy in the church. In fact the early church was composed of watchmen who kept the purity of the church, and also of light bearers who brought people into the church.

 

Nah, Yesus juga memuji gereja Efesus karena faktanya mereka tidak menoleransi yang jahat. Dengan kata lain, gereja mula-mula itu menolak yang jahat. Gereja itu punya toleransi yang sangat rendah untuk segala macam kejahatan, mereka benar-benar tegas terhadap orang-orang yang berusaha mengajarkan ajaran bidat di dalam gereja. Dengan kata lain mereka adalah para pengawas. Yesus adalah Pengawas Besar, tetapi mereka adalah alat-alat Yesus untuk memastikan bahwa gereja terjaga kemurniannya, supaya doktrin yang konservatif dipertahankan. Dan alasannya untuk ini ialah karena rasul Paulus berkata di Kisah 20:28-30 bahwa setelah kepergiannya serigala-serigala buas akan masuk ke tengah-tengah kawanan, dan mereka tidak akan melepaskan kawanan, karena itu rasul Paulus sangat berhati-hati untuk memelihara kekonservatifan doktrin gereja.

Bahkan rasul Paulus menyebut di 1 Korintus 5:5 ada anggota jemaat yang melakukan incest di gereja dan dia berkata untuk “menyerahkan orang itu kepada Iblis”. Wow! Istilah yang begitu keras yang dipakai rasul Paulus. Katanya kita tidak boleh menoleransi kejahatan di dalam gereja, kita tidak boleh menoleransi ajaran bidat di dalam gereja. Bahkan gereja mula-mula itu terdiri atas para pengawas yang menjaga kemurnian gereja, dan juga para pembawa terang yang membawa orang masuk ke dalam gereja.

 

 

Now Jesus also says to the Church of Ephesus, that the church of Ephesus suffered for His name's sake. Now as we go to other texts in the New Testament we find an amplification of what this means. Did the members of the church of Ephesus suffer greatly because of proclaiming the message? Yes, they had to hide, they were persecuted, some of them were killed in the Roman Colosseum, they had to persevere, and they did it all in the name of Jesus, for the glory of the name of Jesus.

In Acts 5:41 we are told that Peter and John considered it a privilege to suffer shame for the Name.

In Acts 15:25 we are told that those who preach the gospel risk their lives for the Name.

In Acts 21:13 tells us that those who preach the gospel were willing to die for the Name. You know it's a serious thing to bear the name of Jesus. And I'm talking about really bearing the Name. I'm not talking about those individuals who have the Name and say, “Lord, Lord”, and cast out demons, and perform miracles, and give prophecies, but their lives contradict the life of Jesus Christ, I am not talking about those. I'm talking about those individuals who are willing to give up their lives, to exalt and praise the name of Jesus.

You know Tertullian one of the early church fathers said, “the more they mow us down the more we are, the blood of Christians is seed.”

 

Nah, Yesus juga mengatakan kepada gereja Efesus bahwa gereja Efesus sudah menderita bagi NamaNya. Nah, saat kita ke ayat-ayat lain di Perjanjian Baru kita menemukan keterangan tambahan dari makna ini. Apakah anggota gereja Efesus sudah sangat menderita karena mengabarkan Injil? Ya, mereka harus bersembunyi, mereka dipersekusi, beberapa dari mereka dibunuh di Colosseum Roma, mereka harus bertahan dan mereka melakukan itu semua dalam nama Yesus demi kemuliaan nama Yesus.

Di Kisah 5:41 kita diberitahu bahwa Petrus dan Yohanes menganggapnya kehormatan menderita penghinaan demi Nama itu.

Di Kisah 15:25 kita diberitahu bahwa mereka yang mengkhotbahkan Injil mempertaruhkan nyawa mereka demi Nama itu.

Di Kisah 21:13 dikatakan kepada kita bahwa mereka yang mengabarkan Injil rela mati demi Nama itu.

Kalian tahu, membawa nama Yesus itu hal yang serius. Dan saya bicara tentang benar-benar membawa Nama itu. Saya tidak bicara tentang orang-orang yang mengaku memiliki Nama itu dan berkata, “Tuhan, Tuhan”, dan membuang setan, dan membuat mujizat, dan memberikan nubuatan, tetapi hidup mereka bertolak belakang dengan hidup Yesus Kristus, saya tidak bicara tentang orang-orang ini. Saya bicara tentang orang-orang yang bersedia mempertaruhkan nyawa mereka untuk meninggikan dan memuji nama Yesus.

Kalian tahu, Tertullian, salah satu tokoh gereja mula-mula mengatakan, “semakin banyak mereka membantai kami, semakin banyak jumlah kami. Darah orang Kristen itu benih.”

 

 

You know when people saw Christians in the Colosseum with absolute peace, and the lions were released, and they were not screaming and shouting “Oo, save us!” No, they were willing to suffer for the Name. Many saw them and they said, “You know what? There must be something in this religion which is worthwhile. They're willing to die for it.” And so people would do research, they would find out what is it that these people have that would be willing to allow them to give up their lives for the Name. And many of them because of the martyrdom of these individuals, they became Christians.

 

Kalian tahu ketika orang-orang melihat orang-orang Kristen di Colosseum tenang-tenang saja, saat singa-singa dilepaskan mereka tidak berteriak dan menjerit “Oo, tolong kami!” Tidak, mereka ikhlas menderita demi Nama itu. Banyak yang melihat mereka, berkata, “Tentunya agama ini ada sesuatunya yang berharga. Mereka rela mati untuknya.” Maka orang-orang akan menyelidiki, mereka akan mencari tahu apa yang dimiliki orang-orang Kristen itu yang membuat mereka rela menyerahkan hidup mereka demi Nama itu. Dan banyak yang karena kematian sahid orang-orang Kristen ini, mereka ikut menjadi Kristen.

 

 

But then comes a rebuke of Jesus. A lot of praise, especially in the early stages of the apostolic church, the early stages of the church of Ephesus, but Jesus then rebukes them and He says, “…you have left your first love.

Now if they left their first love it's because they had it in the first place, right? So as the church goes along towards the end of this period, the church begins to lose its first love. Now we can use the illustration of marriage for this.

You know I have been married, this year will be 47 years, that is a long time, that is longer than many of you have lived. And I'll tell you what, I love my wife just as much or more today then I loved her when we got married. I have not lost the first love.

But the church of Ephesus was losing the first love. Let me ask you, isn't it really a common thing when a couple gets married they're all gung-ho, they have the honeymoon, they have this great time together, and then in the course of time they fail to communicate, they fail to talk to each other, they fail to do these nice things one to another, and as a result what happens with love? Love begins to grow cold.

 

Tetapi kemudian ada celaan dari Yesus. Banyak pujian, terutama di bagian tahap awal gereja apostolik, tahap-tahap awal gereja Efesus, tetapi Yesus kemudian menegur mereka dan Dia berkata,  “…4 engkau telah meninggalkan kasihmu yang pertama.”

Nah, jika mereka telah meninggalkan kasih mereka yang pertama itu dikarenakan mereka sebelumnya pernah memilikinya, benar? Jadi dengan berlalunya waktu menjelang akhir periode ini, gereja mulai kehilangan kasihnya yang pertama.

Nah, kita bisa memakai ilustrasi perkawinan untuk ini.

Kalian tahu, tahun ini saya akan sudah menikah 47 tahun, itu waktu yang lama, itu lebih lama dari masa hidup sebagian besar dari kalian. Dan saya beritahu kalian, saya mencintai istri saya sama atau lebih sekarang ini daripada saat kami menikah. Saya tidak kehilangan cinta yang pertama.

Tetapi gereja Efesus sedang kehilangan kasih yang pertama itu. Coba saya tanya, apakah biasa ketika orang menikah mereka sangat bersemangt, mereka berbulan madu, mereka melewatkan waktu yang luar biasa menyenangkan bersama, kemudian seiring berjalannya waktu mereka gagal berkomunikasi, mereka gagal bicara satu sama lain, mereka gagal melakukan hal-hal yang baik satu bagi yang lain, dan sebagai akibatnya apa yang terjadi dengan cinta? Cinta mulai menjadi dingin.

 

 

The church of Ephesus was married to Christ spiritually speaking; but because of its hard work and its action all the time it lost its connection with Jesus. Yes, it did preserve doctrinal orthodoxy. Yes, it did not permit evil to come into the church. But in the process of this hard labor they began losing their connection with their Lord and Savior Jesus Christ. In working to the point of exhaustion there was a real and present danger that the church would lose its vital connection with Jesus.

This brings to my mind the story of Mary and Martha. Do you remember the story of Mary and Martha? Martha was a worker, wasn't she? She was out there in the kitchen, she was cooking the ~ I don't know what country you're from ~ the enchiladas and the tacos and the mashed potatoes; for those of you who are Americans, and the veggie meats. She was cooking all these things, cooking up a storm for Jesus, cleaning the house and making sure that everything was in order. And there was Mary, lazy Mary, sitting at the feet of Jesus. And Jesus said, “Mary has chosen the best part, she has chosen the connection with Me as the best part.”

So working to advance the gospel is important and preserving the doctrinal orthodoxy of the church is important as well, but never at the expense of a personal connection and relationship with the Lord Jesus Christ.

 

Gereja Efesus dinikahkan kepada Kristus, bicara secara spiritual; tetapi karena kerja kerasnya dan kesibukannya sepanjang waktu, dia kehilangan hubungannya dengan Yesus. Iya, dia memang menjaga doktrin yang konservatif. Iya, dia tidak mengizinkan yang jahat masuk ke dalam gereja. Tetapi dalam proses kerja keras ini, mereka mulai kehilangan koneksi dengan Tuhan dan Juruselamat mereka, Yesus Kristus.

Dengan bekerja keras sampai ke tingkat kelelahan ada bahaya yang nyata yang benar-benar mengancam bahwa gereja akan kehilangan koneksi vitalnya dengan Yesus.

Ini mengingatkan saya kepada kisah Maria dan Martha. Apa kalian ingat kisah Maria dan Martha? Martha itu seorang pekerja, bukan? Dia ada di dapur, dia memasak ~ saya tidak tahu kalian datang dari negara mana ~ enchiladas dan tacos dan kentang yang dihaluskan; bagi kalian yang orang Amerika ~ veggie meat. Martha sibuk memasak semua itu, masak banyak-banyak untuk Yesus, membersihkan rumah dan memastikan semuanya teratur. Dan ada Maria, Maria yang malas, cuma duduk di kaki Yesus. Dan Yesus berkata, “Maria telah memilih bagian yang terbaik, dia telah memilih koneksi dengan Aku sebagai bagian yang paling baik.”

Jadi bekerja untuk menyampaikan Injil itu penting, dan menjaga doktrin yang konservatif dalam gereja itu juga penting, tetapi jangan pernah sampai mengorbankan koneksi pribadi dan hubungan dengan Tuhan Yesus Kristus.

 

 

Now the very next verse after it says that Ephesus has lost its first love, Jesus now tells them what they need to do to remedy that situation. He says, “remember from where you fell.”

You know, I was in Costa Rica several years ago and it was night time, I was staying in a row of apartments there at our University, and it was dark. And so I got out, I had to go to preach. I was going directly to the platform, and here I was walking and I didn't know that there was a small stair there that raised you know the sidewalk from one place to another, and lo and behold, I'm coming full steam to get to preaching, and boom I tripped over that. You know, I broke my glasses, you know my face was scratched, and I had to preach. I'll tell you one thing, I'll never fall again in that same place, because I remember where I've fallen from.

And that's what Jesus is saying to the church of Ephesus.

He's saying, by the way it's not “remember where you're falling from”, the verb is “keep remembering”. It's a present progressive verb, “keep remembering from where you fell so that you do not fall again, take precautions.” And then Jesus stated, “Repent”.

He says, “Remember where you fell from” and then He says, “Repent”. What does the word “repentance” mean? It means to make a U-turn, it means you're going in one direction you turn around and you go in the opposite direction. Was Ephesus going in the wrong direction at the end of its period? Absolutely, so Jesus says, “Make a U-turn and go back to where you came from.”

You know, I remember several years ago I was going to a certain location and my wife was with me, and I took a road and I was driving on the road and my wife says, “You know this is not the road that takes us there.”

And I said, “Oh, yes it is.” You know, husbands know everything, so “Yeah, yeah, it is, I'm sure where I'm going.” So I drove about a half an hour, and then after about a half an hour I said, “This doesn't look familiar.” So I decided to look at the map, and lo and behold I was going in exactly the opposite direction. So I had to make a U-turn and come back to where I started.

That's what repentance is, it's turning around, it's not doing what you were doing before. It's returning to what Ephesus was doing in the good old days, if you please. You see, at the beginning Ephesus worked very hard, they worked very hard because they had faith, and they also love the brethren, it came from the heart. But in the end it became a formality, it became more legalism than a thing of love.

 

Sekarang ayat berikutnya setelah mengatakan Efesus telah kehilangan kasihnya yang pertama, sekarang Yesus memberitahu mereka apa yang harus mereka lakukan untuk memperbaiki kondisi itu. Yesus berkata, 5 …ingatlah dari mana engkau telah jatuh!”

Kalian tahu, beberapa tahun lalu saya ada di Costa Rica, dan itu pas malam hari, saya tinggal di sederatan apartemen di universitas kita di sana, dan waktu itu gelap. Dan saya keluar, saya harus berkhotbah. Saya langsung menuju ke mimbar, dan saya berjalan dan saya tidak tahu ada trap (naikan) kecil yang meninggikan lantai dari satu tempat ke tempat lainnya. Dan tiba-tiba, saat saya berjalan cepat-cepat untuk memberikan khotbah, saya terantuk itu dan jatuh. Kacamata saya pecah, wajah saya tergores-gores, dan saya harus berkhotbah. Saya beritahu kalian satu hal, saya tidak akan pernah jatuh di tempat yang sama itu lagi, karena saya ingat dari mana saya telah jatuh.

Dan itulah yang dikatakan Yesus kepada gereja Efesus. Pesannya bukan “ingat dari mana kamu sudah jatuh”, kata kerjanya ialah “ingatnya terus-menerus”, ini adalah kata kerja waktu sekarang yang progresif, jadi Yesus berkata, “Ingat terus-menerus dari mana kamu sudah jatuh supaya kamu tidak jatuh lagi, berhati-hatilah.” Lalu Yesus menyatakan, “Bertobatlah.”

Yesus berkata, 5 …ingatlah (terus-menerus) dari mana engkau telah jatuh!” kemudian Dia berkata, “bertobatlah!” Apa arti kata “bertobat”? Artinya putar balik, artinya jika tadinya kita menuju satu arah, kita sekarang putar balik dan menuju arah yang berlawanan. Apakah Efesus menuju ke  arah yang salah di bagian akhir masanya? Tepat sekali! Karena itu Yesus berkata, “Putarlah balik, dan kembalilah ke arah dari  mana tadi kamu berasal.”

Saya ingat beberapa tahun lalu saya akan pergi ke suatu lokasi bersama istri saya, dan saya memilih sebuah jalan, dan saya mengemudikan mobil di jalan itu, dan istri saya berkata, “Ini bukan jalan menuju ke sana.”

Dan saya berkata, “O, iya, bener ini!” Kalian tahu kan suami selalu tahu segala sesuatu, jadi “Ya, ya, betul ini, aku tahu ke mana aku pergi.” Maka saya melanjutkan sekitar setengah jam, kemudian setelah itu saya berkata, “Ini kok tidak familier ya.” Jadi saya putuskan untuk melihat peta, dan ternyata saya justru sedang menuju ke arah yang sebaliknya.  Jadi saya harus putar balik dan kembali ke tempat dari mana saya mulai.

Itulah namanya bertobat, yaitu putar balik, berhenti melakukan apa yang sedang kita lakukan. Itulah kembali kepada apa yang dilakukan Efesus di hari-hari awal mereka. Kalian lihat, di awalnya Efesus bekerja sangat keras, mereka bekerja sangat keras karena mereka punya iman dan mereka juga mengasihi saudara-saudara, itu keluar dari hati. Tetapi akhirnya itu menjadi formalitas, itu menjadi lebih legalisme daripada karena kasih.

 

 

Incidentally repentance does not mean that you are sorry for the consequences of what you did. It means you are sorry for what you did.

You know, I remember when I was growing up, I would fight with my sisters sometimes, actually they really fought with me, but anyway. But my parents, you know, they always sided with my sisters. As I remember they said, “Now son, they're girls, you need to treat your sisters with respect.” And then my father would show me the belt. He would say, “I'm going to give you a spanking.” ~ which is the word that was used. You know what I said to my Dad? “Oh no, Dad, I'm sorry, I'm sorry, I'm sorry.” Do you really think I was sorry about fighting with my sisters? Not on your life! I was sorry I was going to be punished. In other words, that was not repentance, because it was not an intention to change the wrong thing that I was doing. It was actually being sad for the consequences that my action would produce.

 

Nah, pertobatan tidak berarti kita menyesali akibat perbuatan kita. Itu berarti kita menyesali perbuatan kita.

Kalian tahu, saya ingat waktu saya masih kecil, terkadang saya berkelahi dengan saudara-saudara perempuan saya, sebenarnya mereka yang berkelahi dengan saya, tapi sudahlah. Tetapi orangtua saya, mereka selalu membela saudara-saudara perempuan saya. Seingat saya mereka berkata, “Nah, Nak, mereka itu perempuan, kamu harus memperlakukan saudara-saudara perempuanmu dengan sopan.” Kemudian ayah saya akan menunjukkan ikat pinggangnya kepada saya. Dia akan berkata, “Aku akan memberimu pukulan di pantat.” ~ itulah kata yang dipakainya. Kalian tahu apa kata saya kepada ayah saya? “O, jangan, Yah, ampun, ampun, ampun.” Kalian pikir apakah saya benar-benar menyesal berkelahi dengan saudara-saudara saya? Sama sekali tidak! Saya menyesal karena saya akan dihukum. Dengan kata lain itu bukan pertobatan karena itu bukan niat untuk mengubah perbuatan yang salah yang telah saya lakukan. Itu hanya sedih saja karena akibat yang dihasilkan perbuatan saya.

 

 

So Jesus says,  

·       make a U-turn, go back to where you began.

·       Yes, work hard,

·       preserve doctrinal orthodoxy,

·       yes, keep evil from coming into the church,

·       but do it out of love, do it out of faith, with the true motivation.

So then Jesus says, do the first works.

 

Maka Yesus berkata,

·       putarlah balik, kembalilah ke tempat asal dari mana kamu mulai.

·       Iya, bekerjalah yang keras,

·       pelihara doktrin yang konservatif.

·       Iya, cegah kejahatan masuk ke dalam gereja,

·       tetapi lakukan itu demi kasih, lakukan itu demi iman, dengan motivasi yang benar.

Jadi Yesus berkata, lakukan pekerjaan-pekerjaan yang pertama.

 

 

So notice, what is the remedy for losing the first love? It's going back and doing what? And doing the first works. In other words, working not in order to earn salvation. Not working just to show how hard you're working, but working because of love that flows from the heart.

 

Jadi simak, apakah obatnya untuk kehilangan kasih yang pertama? Itu kembali dan melakukan apa? Melakukan pekerjaan-pekerjaan yang mula-mula. Dengan kata lain, bekerja bukan untuk mendapatkan keselamatan. Bukan bekerja hanya untuk memamerkan kita sudah bekerja keras, tetapi bekerja karena kasih yang mengalir dari hati.

 

 

And then Jesus tells the church of Ephesus, “Listen, folks, if you do not make a U-turn, if you don't remember where you have fallen so you can go back to the beginning, if you don't repent, I am going to do something drastic.” This is one of the most drastic rebukes that Jesus gives, to the church of Ephesus. He says, “I am going to remove the light, I'm going to remove your candlestick, and you will no longer fulfill My will. I will go on to another church that will do it.” So Jesus says, “You’d better shed the light, you’d better accept My counsel or I will remove your candlestick.”

 

Kemudian Yesus memberitahu gereja Efesus, “Dengarkan, kalian, jika kalian tidak putar balik, jika kalian tidak mengingat dari mana kalian sudah jatuh sehingga kalian bisa kembali ke awalnya, jika kalian tidak bertobat, Aku akan melakukan sesuatu yang drastis.” Ini adalah salah satu dari teguran yang paling drastis, yang diberikan Yesus kepada gereja Efesus, kataNya, “Aku akan memindahkan terangmu, Aku akan menyingkirkan kaki dianmu, dan kamu tidak lagi akan menggenapi kehendakKu. Aku akan pergi ke gereja yang lain yang akan melakukannya.” Maka Yesus berkata, “Sebaiknya kamu memancarkan terang, sebaiknya kamu menerima nasihatKu atau Aku akan menyingkirkan kaki dianmu.”

 

 

Now also in connection with the church of Ephesus you have a group that are called the Nicolaitans.

You say who are those?

Well, if we are to believe Hippolytus who is one of the church fathers and Irenaeus, they tell us that the Nicolaitans were heretical followers of a man called Nicholas, and they said that Nicholas was one of the first deacons. He is mentioned in Acts 6:5. In other words, this would mean that Nicholas even though he was one of the first 7 deacons that were ordained, he apostatized from the faith and he began teaching heresy. And it says there that Ephesus hated the Nicolaitans, in other words, they did not accept their message, they hated them.

Now what did the Nicolaitans teach? We're going to talk more about this. Because when we get to the church at Pergamum, the Lord says, “You tolerate the Nicolaitans.” Interesting, there's a shift from rejecting them and hating the Nicolaitans to actually not rejecting them, but tolerating them. And we will discuss that when we talk about the church of Pergamum.

 

Nah, juga sehubungan dengan gereja Efesus, ada satu kelompok yang disebut golongan Nikolaitan.

Kalian berkata, siapa mereka?

Nah, jika kita bisa mempercayai Hippolytus yang adalah salah satu tokoh gereja mula-mula, dan Irenaeus, mereka mengatakan bahwa golongan Nikolaitan adalah pengikut-pengikut bidat seseorang yang bernama Nikolas, dan mereka mengatakan Nikolas adalah salah satu dari diakon-diakon yang pertama. Dia disebutkan di Kisah 6:5. Dengan kata lain ini berarti bahwa Nikolas walaupun dia salah satu dari 7 diakon yang pertama yang diurapi, tapi dia menjadi murtad dari iman dan dia mulai mengajarkan ajaran bidat. Dan dikatakan di sini bahwa gereja Efesus membenci golongan Nikolaitan, dengan kata lain mereka tidak menerima ajaran itu, mereka membenci ajaran itu.

Nah, apa yang diajarkan golongan Nikolaitan? Kita akan bicara lebih banyak tentang ini. Karena kalau nanti kita tiba di gereja Pergamum, Tuhan berkata, “Kamu menoleransi golongan Nikolaitan.” Menarik. Ada pergeseran dari yang tadinya menolak mereka dan membenci golongan Nikolaitan, menjadi akhirnya tidak menolak mereka tetapi menoleransi mereka. Dan kita akan membahas ini ketika kita bicara tentang gereja Pergamum.

 

 

What did the Nicolaitans teach? They taught a radical dualism between the body and the soul. In other words, they embrace Greek philosophy that the soul is separate from the body. And basically what they taught is that whatever you do with the body cannot contaminate your soul. So you can do whatever you want with your body, and that's not going to defile your soul. So you don't have to keep the Law, you can basically do as you please. In other words, they attack the Law of God through this false theology, and of course the church of Ephesus openly rejected this.

 

Apa yang diajarkan kelompok Nikolaitan? Mereka mengajarkan ajaran radikal tentang dualisme antara tubuh dengan roh. Dengan kata lain mereka memeluk filosofi Greeka bahwa roh itu terpisah dari tubuh. Dan pada dasarnya apa yang mereka ajarkan ialah apa pun yang dilakukan manusia dengan tubuhnya itu tidak bisa mempolusi rohnya. Jadi manusia boleh berbuat apa pun yang dia mau dengan tubuhnya dan itu tidak akan menajiskan rohnya. Berarti manusia tidak usah mematuhi Hukum Allah, manusia pada dasarnya boleh berbuat sesuka hatinya. Dengan kata lain, mereka menyerang Hukum Allah melalui theologi palsu ini, dan tentu saja gereja Efesus secara terbuka menolak ini.

 

 

Now Ellen White has an interesting comment about the Nicolaitans. Listen to this, this is found in The Bible Echo February 8, 1897. She is now saying that there are many in these days that are the same philosophy of the Nicolaitans in the period of the apostolic church. This is how it reads:  Those who are teaching this doctrine today…”  oh so there are a few that are teaching this doctrine today, “…have much to say in regard to faith and the righteousness of Christ; but they pervert the truth and make it serve the cause of error. They declare that we have  only to believe on Jesus Christ and that faith is all-sufficient; that the righteousness of Christ is to be the sinner's credentials; that this imputed righteousness fulfills the Law for us, and that we are under  no obligation to obey the Law of God…” Does that sound familiar? Ah we're not under Law, we’re under grace. Where sin abounded, grace did much more abound! So they say the same thing as those who were trying to infiltrate the early church. She continues,  “…This class claims that Christ came to save sinners, and that He has saved them.I am saved,’ they will repeat over and over again. But are they saved while transgressing the Law of Jehovah? No; for the garments  of  Christ's  righteousness  are  not  a  cloak  for  iniquity.  Such  teaching  is  a  gross deception, and Christ becomes to these persons a stumbling block as He did to the Jewsto the Jews, because they would not receive Him as their personal Savior; to these professed believers in  Christ,  because  they   separate  Christ  and  the  Law,  and  regard  faith  as  a  substitute  for obedience. They separate the Father and the Son, the Savior of the world. Virtually they teach, both by precept and example, that Christ, by His death, saves men in their transgressions.”

Quite a description isn't it?

 

Nah, Ellen White punya pernyataan yang menarik tentang kelompok Nikolaitan. Dengarkan, ini ada di  Bible Echo 8 Februari, 1897. Ellen White sekarang mengatakan bahwa saat ini ada banyak yang punya filsafat yang sama seperti kelompok Nikolaitan di zaman gereja apostolik. Beginilah bunyinya,  “…Mereka yang mengajarkan doktrin tersebut hari ini…”  oh, jadi ada beberapa yang mengajarkan doktrin itu sekarang, “…bicara banyak tentang iman dan kebenaran Kristus, tetapi mereka menyelewengkan kebenaran dan menjadikannya untuk tujuan melayani kesalahan. Mereka menyatakan kita hanya perlu mempercayai Yesus Kristus dan bahwa iman itu sudah cukup; bahwa kebenaran Kristus itu yang menjadi surat pembenar orang berdosa; bahwa kebenaran yang diperhitungkan ini sudah memenuhi Hukum bagi kita, dan bahwa kita tidak lagi wajib mematuhi Hukum Allah…”  apakah ini terdengar familier? Aah, kita tidak di bawah Hukum, kita di bawah kasih karunia. Di mana dosa berlimpah, kasih karunia lebih berlimpah lagi! Jadi mereka mengatakan hal-hal yang sama seperti mereka yang berusaha menginfiltrasi ke dalam gereja mula-mula. Ellen White melanjutkan, “…Kelompok ini mengklaim bahwa Kristus datang untuk menyelamatkan orang berdosa dan bawa Dia sudah menyelamatkan mereka. ‘Aku sudah selamat’ mereka akan mengulang-ulangi ini. Tetapi apakah mereka sudah selamat selagi mereka masih melanggar Hukum Yehovah? Tidak! Karena jubah kebenaran Kristus bukanlah jubah untuk menutupi dosa. Ajaran yang seperti ini adalah penipuan besar, dan bagi orang-orang ini Kristus menjadi batu sandungan, seperti Dia bagi orang-orang Yahudi. Bagi orang-orang Yahudi karena mereka tidak mau menerima Kristus sebagai Juruselamat pribadi mereka; bagi orang-orang yang mengaku percaya dalam Kristus ini, karena mereka memisahkan Kristus dari Hukum dan menganggap iman sebagai pengganti kepatuhan. Mereka memisahkan Bapa dan Anak, Juruselamat dunia. Sebenarnya mereka mengajarkan baik melalui ayat dan teladan, bahwa Kristus, melalui kematianNya, menyelamatkan manusia dalam dosa-dosa mereka.”

Deskripsi yang hebat, bukan?

 

 

And then comes the promise of Jesus to the church of Ephesus. If the church of Ephesus remembers where it fell from, if it also exercises faith and it returns to its first works, Jesus gives a glorious promise. He says, “…7 To him who overcomes…” the Greek word “overcome” is the word νικάω [nikaō], and basically it means “to gain the victory” or “to conquer”. The New Testament uses this word in other places to describe a struggle that ends in victory. In Revelation it is a present participle ~ if you're up on your English grammar ~ it's a present participle, which means that really it should be translated, “He who continues to overcome”, “He who continues to gain the victory”. What is the promise to those who continue to gain the victory, who go to the first works, who return to their first love? What is the promise that Jesus gives? He says that to them  “…I will give to eat from the tree of life, which is in the midst of the Paradise of God.”

 

Kemudian janji Yesus kepada gereja Efesus. Jika gereja Efesus mengingat dari mana dia jatuh, jika dia juga mempraktekkan iman dan dia kembali ke pekerjaannya yang mula-mula, Yesus memberinya suatu janji yang indah. Yesus berkata,  “…7 Kepada dia yang menang…”  kata Greeka untuk “menang” adalah kata νικάω [nikaō] dan pada dasarnya itu berarti “mendapatkan kemenangan” atau “menaklukkan”. Perjanjian Baru menggunakan kata ini di tempat lain untuk menggambarkan suatu pergumulan yang berakhir dengan kemenangan. Di Wahyu, kata ini dalam bentuk present participle ~ jika kalian masih ingat tatabahasa Inggris kalian ~ itu adalah bentuk present participle ~ yang berarti seharusnya diterjemahkan “…7 Kepada dia yang menang terus-menerus”, Kepada dia yang mendapatkan kemenangan terus menerus…” apa janjinya kepada mereka yang terus-menerus mendapatkan kemenangan, yang kembali ke pekerjaannya yang mula-mula, yang kembali ke kasihnya yang mula-mula? Apa janji yang diberikan Yesus? Dia mengatakan bahwa dia  “…akan Kuberi makan dari pohon kehidupan yang ada di tengah Taman Firdaus Allah.”

 

 

Now it's interesting that the word “paradise” is used in three places in the New Testament.

·       It's used in Revelation 2:7

which is the passage that we're studying,  where it says “He who overcomes I will grant to Him the privilege of eating from the tree of life, which is in the paradise of God.”  

·       It's used also in 2 Corinthians 12:3-4

where the apostle Paul says that in vision he was caught off to the third Heaven. By the way was Ellen White caught up to the third Heaven in vision? Oh yes, she was given the privilege of going into the Heavenly Sanctuary, visiting the Heavenly Sanctuary and seeing things that were occurring in Heaven.

So the apostle Paul in 2 Corinthians 12:3-4; he says you know, in vision, he says, 3… whether in the body or out of the body…” that doesn't mean that you can go out of your body. What it means,  “…I do not know…”  if it was in person that I was taken to Heaven or whether in my mind I was taken to Heaven. So he says that he was taken to the third Heaven where paradise is.

·       And then of course the third time this word “paradise” is used is when Jesus promised to the thief on the cross,  “Verily verily I say unto you today, you will be with Me in Paradise…”

 

Nah, yang menarik kata “Taman Firdaus” dipakai di tiga tempat di Perjanjian Baru.

·       Dipakai di Wahyu 2:7,

yaitu ayat yang sedang kita pelajari, di mana dikatakan, “Kepada dia yang menang,  akan Kuberi makan dari pohon kehidupan yang ada di tengah Taman Firdaus Allah.

·       Itu juga dipakai di 2 Korintus 12:3-4,

di mana rasul Paulus mengatakan dia diangkat ke langit ketiga dalam penglihatan. Nah, apakah Ellen White juga diangkat ke langit ketiga dalam penglihatan? Oh, ya, dia diberi kesempatan istimewa masuk ke dalam Bait Suci surgawi, mengunjungi Bait Suci surgawi dan melihat hal-hal yang terjadi di Surga.

Maka rasul Paulus mengatakan di 2 Korintus 12:3-4, dalam penglihatan dia berkata, 3 --entah di dalam tubuh entah di luar tubuh…”  itu tidak berarti kita bisa keluar dari tubuh kita. Yang dimaksudnya ialah    “…aku tidak tahu…”  apakah itu aku diangkat ke Surga secara literal, atau apa di dalam pikiranku aku diangkat ke Surga. Jadi Paulus berkata bahwa dia diangkat ke langit ketiga di mana ada Firdaus Allah.

·       Di Lukas 23:43,

Kemudian tentu saja ketiga kalinya kata “Firdaus” ini dipakai ialah ketika Yesus berjanji kepada penyamun di salib, 43Sesungguhnya Aku berkata kepadamu hari ini, engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di Firdaus."

 

 

And of course you know Christians in different churches have said, well you know paradise is some intermediary place where people were kept in suspended animation until Jesus died on the cross, and then they were taken from paradise to Heaven. Well, that is not a biblical teaching, because the Bible tells us very clearly that paradise is where the tree of life is, it’s not some intermediate place. Paradise is where the tree of life is, and the book of Revelation tells us that the tree of life is before the throne of God in the New Jerusalem. And so paradise is the place where God abides. And eating from the tree of life will be the great privilege.

 


Dan tentu saja kalian tahu orang-orang Kristen di gereja-gereja lain mengatakan, Firdaus itu semacam tempat perantara di mana manusia disimpan dalam kondisi mati suri hingga Yesus mati di salib, kemudian mereka diambil dari Firdaus dipindahkan ke Surga. Nah, itu bukan ajaran yang alkitabiah karena Alkitab mengatakan kepada kita dengan sangat jelas bahwa Firdaus adalah di mana pohon kehidupan itu ada, itu bukan semacam tempat perantara. Firdaus itu adalah tempat di mana pohon kehidupan itu berada, dan kitab Wahyu mengatakan kepada kita bahwa pohon kehidupan itu ada di hadapan takhta Allah di Yerusalem Baru. Jadi Firdaus adalah tempat di mana Allah tinggal. Dan makan dari pohon kehidupan itu suatu kehormatan besar.

 

 


Let me say something about the tree of life. You know at the beginning Adam and Eve had to continue eating from the tree of life. It wasn't sufficient to eat just once, they had to go on a regular basis to eat from the tree to continue charging their batteries, so to speak.

And you know, you say, well, how  do you know that?

Well, because God barred them from eating from the tree of life. How long did people before the flood live? Almost a thousand years. Why? Because they had an almost fully charged battery. But as time goes by, what happens to the battery? If Jesus didn't come what would happen with the human race? The human race eventually the battery would run out, and everybody would cease to exist.

I believe that Adam and Eve had to go and eat from the tree of life in the Garden of Eden every month.

And you say, why is that?

Because in the book of Revelation 22:2 it says that God's people will go every month to eat from the tree of life.

In other words, Jesus is saying to the church of Ephesus, “If you follow My counsel, you will go to the paradise of God where the tree of life is found, and you will have the privilege to continue eating from month-to-month of the tree of life, and recharge your battery, and you will never die again.” What a glorious promise Jesus gives to His church, to the church of Ephesus, to the church of the apostles. The church that went well as long as the apostles were alive. But towards the end of its career, began having all sorts of problems.

 


Saya mau bicara tentang pohon kehidupan. Kalian tahu, pada awalnya Adam dan Hawa harus terus makan dari pohon kehidupan. Tidak cukup hanya makan satu kali, mereka harus secara teratur makan dari pohon itu agar baterai mereka terus terisi, katakanlah demikian.

Dan kalian berkata, dari mana Anda tahu itu?

Yah, karena Allah menghalangi mereka makan dari pohon kehidupan itu. Berapa lama manusia hidup sebelum air bah? Hampir seribu tahun. Mengapa? Karena baterai mereka nyaris masih penuh. Tetapi seiring berlalunya waktu, apa yang terjadi pada baterai itu? Andai Yesus tidak datang, apa yang akan terjadi pada manusia? Akhirnya baterai manusia akan habis dan semua orang akan mati.

Saya meyakini Adam dan Hawa harus pergi makan dari pohon kehidupan yang di taman Eden itu setiap bulan.

Dan kalian berkata, mengapa begitu?

Karena di kitab Wahyu 22:2 dikatakan bahwa umat Allah setiap bulan akan datang untuk makan dari pohon kehidupan.

Dengan kata lain Yesus berkata kepada gereja Efesus, “Kalau kamu mengikuti nasihatKu kamu akan pergi ke Firdaus Allah di mana ada pohon kehidupan, dan kamu akan mendapat kehormatan terus makan buah pohon kehidupan itu dari bulan ke bulan dan mengisi bateraimu, dan kamu tidak akan pernah mati lagi.” Betapa hebatnya janji Yesus kepada gerejaNya, kepada gereja Efesus, kepada gereja apostolik, gereja yang berjalan dengan baik selama para rasul masih hidup. Tetapi menjelang akhir kariernya, mulai ada segala jenis masalah.

  

 

Let me ask you, does the message to the church of Ephesus speak to us as well? You know it's interesting, with regard to the 7 churches ~ this is an important point. Sometimes Ellen White will take counsel that is given to Ephesus and she will use it for Laodicea, sometimes she will take verses that speak about Laodicea and she'll apply them to Pergamum. Now it's not that she's saying that you know that the periods overlap; what she's saying is that in each church there are individuals who have the characteristics of other churches, but the general tenor of the church is what is described in the 7 churches, most people are in that condition, even though there are individuals that have characteristics from other churches.

 

Coba saya tanya, apakah pekabaran kepada gereja Efesus itu juga bicara kepada kita? Itu menarik, sehubungan dengan ketujuh gereja ~ ini adalah poin yang penting. Terkadang Ellen White akan memakai nasihat yang diberikan kepada Efesus dan dia akan menggunakannya untuk Laodekia. Terkadang dia akan mengambil ayat-ayat yang berbicara tentang Laodekia dan dia mengaplikasikannya kepada Pergamum. Nah itu bukannya dia mengatakan bahwa periode-periode itu tumpang tindih; apa yang dikatakannya ialah di setiap gereja ada orang-orang yang memiliki karakteristik gereja-gereja yang lain, tetapi periode yang umum dari gereja itu ialah sesuai yang digambarkan Tujuh Jemaat, kebanyakan manusia kondisinya seperti itu, walaupun ada orang-orang yang memiliki karakteristik gereja-gereja yang lain.

 

 

Now I want to finish by reading a rather long statement from Ellen White about the church of Ephesus. This succinctly is going to put it in context for us. Vol. 6 of the Testimonies 421 and 422.  “At the first the experience of the church of Ephesus was marked with  childlike simplicity and fervor. A lively, earnest, heartfelt love for Christ was expressed. The believers rejoiced in the love of God because Christ was  in their hearts as an abiding presence….” See, they had a connection with Jesus.  “…The praise of God was on their lips, and their attitude of thanksgiving was in accord with the thanksgiving of the heavenly family…” Wouldn't you like to belong to a church like that? That's why Ephesus means desirable.

She continues,  “…The  world  took  knowledge  of  them that they had  been  with  Jesus.  Sinful  men,  repentant, pardoned, cleansed, and sanctified, were brought into partnership with God through His Son. The believers sought earnestly to receive and obey every word of God. Filled with  love for their Redeemer, they sought as their highest aim to win souls to Him. They did not think of hoarding the precious treasure of the grace of Christ. They felt the importance of their calling, and, weighted with the message, Peace on earth, good will to men, they  burned with desire to carry the glad tidings to the earth's remotest bounds….” See, why Jesus appraises the church as a working church, a church of labor, a church whose faith was shown by its works?

She continues, “…The members of the church were united in sentiment and action.  Love for Christ was the golden chain that  bound them  together. They followed on to  know the Lord more and still more perfectly, and brightness and comfort and peace were revealed in their lives. They visited the fatherless and widows in their affliction, and kept themselves unspotted from the world…” In other words, they did not tolerate sin.  “…A failure to do this …” in other words to do this, unspotted from the world,  “…would in their view, have been a contradiction of their profession and a denial of their Redeemer.

In every city the work was carried forward…” notice the emphasis on work,  “…the work was carried forward. Souls were converted, and in their turn felt that they must tell of the inestimable treasure. They could not rest till the beams of light which had illumined  their  minds  were  shining  upon  others.  Multitudes  of  unbelievers  were  made acquainted with the reason of the Christian's hope. Warm, inspired, personal appeals were made to the sinful and erring, to the outcast, and to those who, while professing to know the truth, were lovers of pleasure more than lovers of God…” Does that sound like a church that you would like to belong to? Wow! Workers, love Jesus, love souls so much that they work day and night to win souls to Jesus. But now she's going to describe what happened in the latter part of the history of the apostolic church.

She wrote, “…But after a time the zeal of the believers, their love for God and for one another, began to wane. Coldness crept into the church. Differences sprang up, and the eyes of many were  turned from beholding Jesus as the Author and Finisher of their faith. The masses that might have been convicted and converted by a faithful practice of the truth were left unwarned.  Then it was that the message was addressed to the Ephesian church by the True Witness. Their lack of interest in the salvation of souls…” notice this, they lost interest in what? So were they a working church at the beginning? Yes. Did they lose the zeal to win souls, to do evangelism? Yes. Does that have a message for us? Most certainly.

She continues,  “…Their lack of interest in the salvation of souls showed that they had  lost their first love…” what is the evidence that you have lost your first love? The fact that you have lost love for your fellow human beings, and you're not sharing the message of Christ's love with them.  So once again,  “…Their lack of interest in the salvation of souls showed that they had  lost their first love, for none can love God with the whole heart, mind, soul, and strength without loving those for whom Christ died. God called upon them to repent and do the first works or else the candlestick would be removed out of its place.” Why would the candlestick be removed out of its place? Because it was not fulfilling its what? It was not fulfilling its function.

 

Sekarang saya mau mengakhiri dengan membacakan suatu pernyataan yang lumayan panjang dari Ellen White tentang gereja Efesus. Ini secara singkat memberikan seluruh konteksnya bagi kita. Di Testimonies Vol. 6 hal. 421-422.   “…Di awalnya, pengalaman gereja Efesus ditandai oleh kesederhanaan dan semangat anak-anak yang murni. Mengeskpresikan suatu kasih yang hidup, yang sungguh-sungguh, dan tulus bagi Kristus. Mereka yang beriman bersukacita dalam kasih Allah karena kehadiran Kristus tetap ada di dalam hati mereka…”  Lihat, mereka punya koneksi dengan Yesus.   “…Puji-pujian kepada Allah ada di bibir mereka, dan sikap bersyukur mereka sesuai dengan sikap bersyukur keluarga surgawi…”  Tidakkah kalian ingin menjadi anggota gereja ini? Itulah sebabnya nama Efesus berarti yang didambakan.

Ellen White melanjutkan,    “…Dunia bisa melihat bahwa mereka pernah bersama Yesus. Orang-orang berdosa, bertobat, diampuni, dibasuh, dan dikuduskan, dibawa ke dalam kemitraan bersama Allah melalui AnakNya. Orang-orang beriman mencari dengan sungguh-Juruselamat mereka, mereka berusaha agar tujuan tertinggi mereka adalah memenangkan jiwa bagiNya. Tidak terpikirkan oleh mereka untuk menimbun sendiri harta yang mahal yaitu kasih karunia Kristus. Mereka merasakan pentingnya panggilan mereka, dan dibebani oleh pekabaran itu, damai di bumi, niat baik bagi manusia, semangat mereka berkobar-kobar untuk menyampaikan kabar baik ke batas bumi yang paling jauh…”  Lihat, mengapa Yesus menilai gereja ini sebagai gereja yang bekerja, gereja yang berjerih payah, gereja yang imannya dibuktikan melalui pekerjaannya?

Ellen White melanjutkan, “…Anggota-anggota gereja bersatu dalam sentimen dan aksi. Kasih bagi Kristus adalah rantai emas yang mengikat mereka menjadi satu. Mereka maju terus untuk bisa mengetahui Tuhan lebih banyak dan lebih sempurna, dan terang dan penghiburan dan damai terlihat di dalam hidup mereka. Mereka mengunjungi anak-anak yatim dan janda-janda dalam kesusahan mereka, dan memelihara diri mereka sendiri agar tidak ternoda oleh dunia…” Dengan kata lain, mereka tidak menoleransi dosa.   “…Kegagalan melakukan ini…”  dengan kata lain agar tidak ternoda oleh dunia, “…dalam pandangan mereka akan menjadi kontradiksi dari pengakuan mereka dan merupakan pengingkaran kepada Penebus mereka.

Di setiap kota pekerjaan itu terus dikerjakan…” simak penekanannya pada kerja,   “…pekerjaan itu terus dikerjakan. Jiwa-jiwa ditobatkan, dan pada gilirannya mereka merasa mereka juga harus menyampaikan harta yang tidak terkira itu. Mereka tidak bisa berhenti hingga pancaran terang yang telah menerangi pikiran mereka juga menerangi orang-orang lain. Banyak-banyak orang yang tidak percaya diperkenalkan kepada alasan pengharapan Kristen. Pendekatan pribadi yang hangat dan terinspirasi dilakukan kepada orang-orang yang berdosa dan tersesat, kepada mereka yang terbuang, dan mereka yang walaupun mengaku mengenal kebenaran tetapi adalah pencinta keplesiran lebih daripada pencinta Allah…”  apakah ini seperti gereja yang kalian ingin menjadi anggotanya? Wow! Pekerja, mengasihi Yesus, mengasihi jiwa-jiwa begitu besarnya sehingga mereka bekerja siang dan malam untuk memenangkan jiwa bagi Yesus.

Tetap sekarang Ellen White akan menggambarkan apa yang terjadi di bagian belakangan sejarah gereja apostolik ini. Ellen White menulis,    “…Tetapi setelah lewat beberapa waktu lamanya, semangat orang-orang percaya, kasih mereka bagi Allah dan bagi masing-masing, mulai pudar. Hawa dingin mulai menyelinap ke dalam gereja. Perbedaan muncul, dan mata banyak orang beralih dari memandang Yesus sebagai Pencipta dan Pengakhir iman mereka. Orang banyak yang seharusnya bisa diyakinkan dan ditobatkan oleh praktek kebenaran yang setia, ditinggalkan tidak tersentuh. Pada saat itulah pekabaran itu dialamatkan kepada gereja Efesus oleh Saksi yang Setia. Kurangnya perhatian mereka pada keselamatan jiwa-jiwa…”  simak ini, mereka sudah kehilangan minat dalam apa? Jadi apakah di awalnya mereka itu gereja yang bekerja? Ya. Apakah mereka kehilangan semangat untuk memenangkan jiwa, untuk melakukan penginjilan? Ya. Apakah ini mengandung pesan bagi kita? Tentu saja.

Ellen White melanjutkan, “…Kurangnya minat mereka dalam keselamatan jiwa-jiwa menunjukkan bahwa mereka telah kehilangan kasih mereka yang pertama…”  apakah buktinya kita telah kehilangan kasih kita yang pertama? Faktanya bahwa kita telah kehilangan kasih untuk sesama, dan kita tidak lagi membagikan pekabaran tentang kasih Kristus bagi mereka. Jadi sekali lagi,   “…Kurangnya minat mereka dalam keselamatan jiwa-jiwa menunjukkan bahwa mereka telah kehilangan kasih mereka yang pertama, karena tidak ada orang yang bisa mengasihi Allah dengan sepenuh hati, pikiran, jiwa, dan kekuatannya tanpa mengasihi mereka bagi siapa Kristus sudah mati. Allah memanggil mereka untuk bertobat dan melakukan pekerjaan-pekerjaan yang pertama, kalau tidak kaki dian itu akan disingkirkan dari tempatnya….”  Mengapa kaki dian akan disingkirkan dari tempatnya? Karena dia tidak memenuhi apanya? Tidak memenuhi fungsinya.

 

 

So this is the church of Ephesus. Is that the church that you would desire to belong to, at least in a good part of its history? Absolutely! But already towards the end it was beginning to lose that spirit, to lose the love, and the faith that the church had at the very beginning. Now God had a way of taking care of that problem and that was by allowing persecution to arise. Persecution would now purify the church and once again would make it a witnessing church. And so now we enter into the period of the second church which we will study in our next presentation, the church of Smyrna. There's much death language in the church of Smyrna, people are being martyred right and left by the Roman emperors, and yet Jesus gives glorious promises to the church of Smyrna, the persecuted church by the Roman emperors. And so in our next study we are going to take a look at the church of Smyrna, the church that was persecuted by the Roman emperors, and we're going to notice a 10-day tribulation period which actually represents ten years during the period of Diocletian the emperor. But that we will save for our next study together. God bless each of you and may this be a blessing to us.

 

Jadi inilah gereja Efesus. Apakah itu gereja yang kalian dambakan bisa menjadi anggotanya, setidaknya di bagian terbesar dari sejarahnya? Tentu saja! Tetapi menjelang akhirnya dia sudah mulai kehilangan semangatnya, kehilangan kasihnya, dan iman yang dimilikinya pada bagian awal. Sekarang Allah punya cara untuk menyelesaikan masalah tersebut, dan itu ialah dengan mengizinkan persekusi bangkit. Persekusi sekarang akan memurnikan gereja dan sekali lagi akan menjadikannya gereja yang bersaksi. Maka sekarang kita memasuki periode gereja yang kedua, yang akan kita pelajari dalam presentasi kita berikutnya, gereja Smirna. Ada banyak bahasa kematian di gereja Smirna, orang-orang jatuh sebagai martir dibantai kiri dan kanan oleh kaisar-kaisar Roma, namun Yesus memberikan janji-janji yang indah kepada gereja Smirna, gereja ang dipersekusi oleh kaisar-kaisar Roma. Maka di pelajaran kita berikutnya kita akan melihat ke gereja Smirna, gereja yang dipersekusi oleh kaisar-kaisar Roma, dan kita akan menyimak ada tribulasi (masa kesusahan) selama 10 hari yang sesungguhnya melambangkan sepuluh tahun selama periode kaisar Diocletian. Tapi ini kita simpan untuk pelajaran kita berikutnya. Tuhan memberkati setiap kalian dan semoga ini menjadi berkat bagi kita.

 

 

 

04 03 22

 



No comments:

Post a Comment