Thursday, March 24, 2022

EPISODE 06/13 ~ REVELATION'S SEVEN CHURCHES ~ THYATIRA PART 1 ~ STEPHEN BOHR

 

_____REVELATION’S SEVEN CHURCHES_____

Part 06/13 - Stephen Bohr

THYATIRA PART 1

https://www.youtube.com/watch?v=BNqjQ8Ccvfo

 

 

Dibuka dengan doa.

 

 

I invite you to open your Bibles with me to the book of Revelation chapter 2 and we are going to read verses 18 through 29, and as I mentioned we are going to interpret the meaning of this message as we go along. So I begin reading at verse 18. 18 And to the angel of the church in Thyatira write, ‘These things says the Son of God, who has eyes like a flame of fire, and His feet like fine brass: 19 I know your works, love, service, faith, and your patience…” by the way this is not said of the entire church. It's said of the remnant within this church. We continue, once again verse 19,  “… 19 I know your works, love, service, faith, and your patience. And as for your works, the last are more than the first…” in other words, the last part of the period of this church is characterized by what we just read.  Verse 20,  “…20 Nevertheless I have a few things against you, because you allow that woman Jezebel, who calls herself a prophetess, to teach and seduce…” in other words she seduces by her teaching  “…to teach and seduce My servants to commit sexual immorality…”  a better translation would be “to commit fornication”, and of course she fornicated with the kings of the earth. This is spiritual fornication, because we're not talking about literal Jezebel. So once again verse 20, “…20 Nevertheless I have a few things against you, because you allow that woman Jezebel, who calls herself a prophetess, to teach and seduce…” that is seduce through teaching,  “…My servants to commit sexual immorality…” or fornication  “…and eat things sacrificed to idols…” which is idolatry. Verse 21, “…21 And I gave her time to repent of her sexual immorality…” or fornication  “…and she did not repent…” The time that God gave this church to repent was “time, times, and the dividing of time” 1260 years, we're going to notice that. Verse 22,   “…22 Indeed I will cast her into a sickbed…” that is speaking about the deadly wound that this church received, because it did not repent. “…22 Indeed I will cast her into a sickbed and those who commit adultery…” or fornication  “…with her…” that is the kings of the earth  “…into great tribulation…” the great tribulation is the French revolution,  “…unless they repent of their deeds…” And then in verse 23 it says,  “…23 I will kill her children with death…” so this Harlot Jezebel has children, and the children are going to suffer the same fate as the mother. And of course the children represent apostate Protestants who were born from the papacy in the 16th Century and on. So verse 23,  “…23 I will kill her children with death and all the churches shall know…” this is in the judgment,“…that I am He who searches the minds and hearts. And I will give to each one of you according to your works…” In other words Jesus is going to perform a righteous judgment.  And then you'll notice it continues saying, “…I will give to each one of you according to your works…” Verse 24, “… 24 Now to you I say, and to the rest…” that word “rest” is not the best translation, it’s the Greek word λοιπος [loipos] which means “the remnant”, it's the same word that appears in Revelation 12:17 where it says that “the dragon was enraged with the woman and went to make war with the remnant of her seed”, in other words, this is talking about a faithful remnant in the church of Thyatira. So once again verse 24, “…24Now to you I say, and to the remnant in Thyatira, as many as do not have this doctrine…” in other words, those who do not follow Jezebel,  “…who have not known the depths of Satan…” which is a description of the religion of Jezebel,  “…as they say, I will put on you no other burden…” And then comes the counsel of Jesus. “…25 But hold fast what you have till I come…” Now comes the promise. “…26 And he who overcomes, and keeps My works until the end, to him I will give power over the nations— 27 ‘He…” this is talking about Jesus, “…shall rule them with a rod of iron; they shall be dashed to pieces like the potter’s vessels’— as I also have received from My Father; 28 and I will give him the morning star…” that is the church of Thyatira would get the morning star. Verse 29,  “…29 “He who has an ear, let him hear what the Spirit says to the churches.’…”

So there is a bird's-eye view of the sequence of events that we find in the message to the church of Thyatira.

 

Saya mengundang kalian untuk membuka Alkitab kalian bersama saya ke kitab Wahyu pasal 2, dan kita akan membaca ayat-ayat 18 hingga 29, dan seperti yang sudah saya singgung, kita akan menginterpretasikan makna pesan ini sambil jalan. Jadi saya mulai membaca di ayat 18. 18 Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Tiatira, ‘Inilah Firman Anak Allah, yang mata-Nya bagaikan nyala api dan kaki-Nya bagaikan kuningan murni. 19 Aku tahu segala pekerjaanmu, kasihmu, pelayananmu, imanmu, dan ketahananmu…”  nah, ini tidak dikatakan bagi seluruh gereja. Ini dikatakan hanya tentang umat Allah yang sisa di dalam gereja itu. Kita lanjut, sekali lagi ayat 19, “…19 Aku tahu segala pekerjaanmu, kasihmu, pelayananmu, imanmu, dan ketahananmu. Dan mengenai pekerjaan-pekerjaanmu, yang terakhir lebih banyak daripada yang pertama…” dengan kata lain, bagian yang terakhir periode gereja ini karakternya adalah seperti apa yang baru kita baca. Ayat 20, “…20 Namun demikian, Aku punya beberapa keluhan terhadap engkau, karena engkau membiarkan wanita Izebel itu yang menyebut dirinya nabiah, mengajar dan memikat…” dengan kata lain dia memikat dengan ajaran-ajarannya “…mengajar dan memikat  hamba-hamba-Ku supaya berbuat seksual yang amoral…” terjemahan yang lebih tepat ialah “…berbuat zinah…” dan tentu saja dia berbuat zinah dengan raja-raja bumi. Ini adalah perzinahan spiritual, karena kita tidak sedang berbicara tentang Izebel literal. Jadi sekali lagi ayat 20, “…20 Namun demikian, Aku punya beberapa keluhan terhadap engkau, karena engkau membiarkan wanita Izebel itu yang menyebut dirinya nabiah, mengajar dan memikat…”  yaitu memikat melalui ajarannya   “…hamba-hamba-Ku supaya berbuat seksual yang amoral…” atau “…berbuat zinah dan makan persembahan-persembahan berhala…”  yang adalah menyembah berhala. Ayat 21,  “…21 Dan Aku telah memberikan dia waktu untuk bertobat  dari perbuatan yang amoral…”  atau   “…zinahnya  tetapi ia tidak bertobat…”  Waktu yang diberikan Allah kepada gereja ini untuk bertobat ialah “satu masa, masa-masa, dan setengah masa” 1260 tahun, kita akan melihat ini. Ayat 22, “…22 Sungguh, Aku akan melemparkan dia ke atas ranjang orang sakit…”  ini bicara tentang luka yang mematikan yang diterima oleh gereja ini, karena dia tidak bertobat. “…22 Sungguh, Aku akan melemparkan dia ke atas ranjang orang sakit,  dan mereka yang berbuat zinah dengan dia…”  yaitu raja-raja bumi, “…ke dalam kesukaran besar…” kesukaran besar ini adalah Revolusi Perancis “…kecuali  mereka bertobat dari perbuatan-perbuatan mereka…”  Kemudian di ayat 23 dikatakan,   “…23      Aku akan membunuh  anak-anaknya  dengan kematian…”  jadi perempuan Pelacur Izebel ini mempunyai anak-anak, dan anak-anaknya juga akan menderita nasib yang sama seperti si ibu. Dan tentu saja anak-anaknya ini melambangkan Protestan murtad yang lahir dari Kepausan di abad ke-16 dan seterusnya. Ayat 23,   “…23 Aku akan membunuh  anak-anaknya  dengan kematian dan semua jemaat akan mengetahui…”  ini di penghakiman,  “…bahwa Akulah Dia yang menguji batin dan hati. Dan Aku akan membalaskan kepada setiap orang menurut perbuatanmu…” dengan kata lain Yesus akan melaksanakan penghakiman yang adil. Kemudian kalian akan melihat apa yang dikatakan selanjutnya,   “…Aku akan membalaskan kepada setiap orang menurut perbuatanmu…”  Ayat 24,   “…24 Sekarang kepada kamu, Aku berkata, dan kepada yang lain…” kata “yang lain” ini bukanlah terjemahan yang terbaik. Itu adalah kata Greeka λοιπος [loipos] yang artinya “mereka yang tersisa”. Itu adalah kata yang sama yang ada di Wahyu 12:17 di mana dikatakan, 17 Maka marahlah naga itu kepada perempuan itu, lalu pergi memerangi yang tersisa dari  Benihnya…” dengan kata lain ini bicara tentang umat sisa yang setia di gereja Tiatira. Jadi sekali lagi ayat 24,  “…24 Sekarang kepada kamu, Aku berkata, dan kepada yang tersisa di Tiatira, seberapa banyak yang tidak memiliki ajaran itu…”  dengan kata lain, mereka yang tidak mengikuti Izebel, “…yang tidak mengenal seluk-beluk Iblis…”  yang adalah suatu deskripsi dari agama Izebel, “…seperti kata mereka, Aku tidak akan menanggungkan beban lain kepadamu…”  kemudian tentu saja nasihat dari Yesus,   “…25 Tetapi peganglah erat-erat apa yang ada padamu, sampai Aku datang…”  sekarang janjinya. “…26 Dan barangsiapa menang dan melakukan pekerjaan-Ku sampai kesudahannya, kepadanya akan Kukaruniakan kuasa atas bangsa-bangsa ~ 27 Ia…”  ini bicara tentang Yesus, “…akan memerintah mereka dengan tongkat besi; mereka akan dibanting pecah berkeping-keping seperti bejana tukang periuk ~ sama seperti Aku pun telah menerimanya dari Bapa-Ku. 28 dan kepadanya akan Kukaruniakan bintang timur…”  maksudnya jemaat Tiatira akan mendapatkan bintang timur. Ayat 29, “…29 Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat."

Jadi itulah pandangan menyeluruh tentang urut-urutan peristiwa yang kita temukan dalam pesan kepada Jemaat Tiatira.

 

 

Now let's say a few things about the city of Thyatira, it helps us understand the description that is given of Jesus at the beginning of this message.

The name Thyatira means “sacrifice of contrition”. Interesting, because during this period the sacrifice of the sanctuary was trampled underfoot as we're going to notice. Now of all the cities in the Roman Empire Thyatira had the most organized labor force, it had “trade guilds” which we call today labor unions. Two of the most powerful labor unions were the textile dyers, and the guild or the labor of the coppersmiths.

Thyatira was renowned for its fabric dyeing business. In fact the color that it was most famous for was royal purple. That is the reason why in Acts 16:14 it speaks about Lydia, one of the church members in the early church who was a seller of purple, and she was from Thyatira.

We'll find that this color purple is very significant because it is the color that is worn by the Harlot of Revelation chapter 17, which is the final fulfillment of the Jezebel prophecy. Thyatira also had expert coppersmiths who manufactured instruments of brass and of copper, in this context it's important that Jesus in the introduction to this church, is introduced as having eyes of fire and feet of fine brass. In fact let's read that as we find it in Revelation 2:18,  “…‘These things says the Son of God, who has eyes like a flame of fire…” you know coppersmiths would obviously need very powerful fire in order to perform their work. And then it says, “…and His feet like fine brass…” Now what is meant by the eyes of Jesus that are like eyes of fire, it means that Jesus sees and examines everything that happens in the history of the church. During this church God's people were slaughtered and persecuted by Jezebel, by spiritual Jezebel, and it looked like the evil ones won and the righteous lost. But Jesus is saying to this church, “Someday there will be a judgment and in the judgment I am going to reverse the unjust sentences that have been pronounced against My people.”

 

Nah, mari kita menceritakan beberapa hal tentang kota Tiatira, itu akan membantu kita memahami deskripsi yang diberikan tentang Yesus di bagian awal pesan ini.

Nama Tiatira artinya “kurban penyesalan”. Menarik, karena kita akan melihat selama periode ini kurban Bait Suci telah diinjak-injak.

Nah, dari semua kota di kekaisaran Roma, Tiatira memiliki organisasi tenaga kerja yang paling rapi, ada perserikatan-perserikatan dagang di sana, yang sekarang ini kita sebut perserikatan-perserikatan buruh. Dua dari perserikatan buruh yang paling kuat adalah perserikatan buruh pewarna kain, dan perserikatan buruh pande-pande tembaga. Tiatira terkenal dengan usaha pewarnaan kainnya. Malah warna yang paling terkenal ialah ungu kerajaan. Itulah mengapa di Kisah 16:14 ada kisah tentang Lidia, salah satu anggota gereja mula-mula, seorang penjual kain bewarna ungu, dan dia berasal dari kota Tiatira.

Kita akan melihat bahwa warna ungu ini sangat signifikan karena itulah warna yang dikenakan oleh perempuan Pelacur Wahyu pasal 17, yang adalah penggenapan akhir nubuatan Izebel.

Tiatira juga memiliki pande-pande tembaga yang membuat alat-alat dari kuningan dan tembaga. Dalam konteks ini yang penting itu Yesus di pengantar ke gereja ini, diperkenalkan sebagai memiliki mata yang menyala dan kaki dari kuningan murni. Bahkan mari kita membaca itu seperti yang ada di Wahyu 2:18, 18…‘Inilah Firman Anak Allah, yang mata-Nya bagaikan nyala api…” kalian tahu pande-pande tembaga pasti membutuhkan api yang kuat untuk melakukan pekerjaan mereka. Kemudian dikatakan,   “…dan kaki-Nya bagaikan kuningan murni.’…”  Nah, apa yang dimaksud dengan mata Yesus seperti mata yang menyala ialah, artinya Yesus melihat dan memeriksa segala yang terjadi dalam sejarah gereja. Selama periode gereja ini, umat Allah dibantai dan dipersekusi oleh Izebel, Izebel spiritual, dan tampaknya seolah-olah orang–orang jahat yang menang dan orang-orang benar kalah. Tetapi Yesus berkata kepada gereja ini, “Suatu hari nanti akan ada penghakiman, dan di penghakiman itu Aku akan membalikkan keputusan-keputusan yang tidak adil yang telah dijatuhkan kepada umatKu.”

 

 

I want to read you a statement from the Spirit of Prophecy where Ellen White links the eyes of fire with the idea of Jesus performing a righteous judgment. This statement is found interestingly enough in Pamphlet 028 which is a letter that Ellen White wrote to elder Daniels and the Fresno church, its page 2. This is how it reads. “He whose eyes are ‘as a flame of fire’ is searching every church in the world. His gaze is piercing every heart. He is measuring the temple and the worshipers thereof, weighing all their actions in the golden scales of Heaven, and registering the result in the books of record…” Do you see how the eyes are connected with the idea of judgment here? She continues,  “…All things are  open to the eye of Him with whom we have to do. He is a discerner of the thoughts and intents and purposes of the heart.’ No deed of darkness…”   was there darkness during the church of Thyatira? You’d better believe it. Did it look like the Thyatiran church came out pretty well during this period? Oh it appeared so. God's people were slaughtered and Jezebel, she did fine. But notice once again when it says, “…All things are  open to the eye of Him with whom we have to do. He is a discerner of the thoughts and intents and purposes of the heart.’ No deed of darkness can be screened from His view. Sin, undetected by man, unsuspected by human minds, is noted and registered by the great heart Searcher.”  

Jesus saw what was happening in Thyatira and even though the sentences pronounced by Jezebel were wrong, Jesus is saying, “I saw what happened and I will make things right in the judgment.”

 

Saya mau membacakan sebuah pernyataan dari Roh Nubuat di mana Ellen White mengaitkan mata yang menyala dengan konsep Yesus melakukan suatu penghakiman yang adil. Yang menarik pernyataan ini terdapat di Pamphlet 028, yaitu sebuah surat yang ditulis Ellen White kepada ketua Daniels dan gereja Fresno, hal. 2. Begini bunyinya, “…Dia yang matanya bagaikan ‘nyala api’, sedang menyelidiki setiap gereja di dunia. TatapanNya menembus setiap hati. Dia sedang mengukur Bait Suci, dan mereka yang beribadah di sana, menimbang semua perbuatan mereka di atas neraca emas Surgawi dan mencatat hasilnya di dalam kitab-kitab catatan…”  Apakah kalian melihat bagaimana mata berkaitan dengan konsep penghakiman di sini? Ellen White melanjutkan,  “…Segala hal terbuka bagi mata Dia dengan Siapa kita harus berurusan. Dia adalah  penyidik semua pikiran dan niat dan tujuan-tujuan hati’ (Ibrani 4:12) Tidak ada perbuatan yang gelap…”  apakah ada kegelapan di periode gereja Tiatira? Percayalah. Apakah gereja Tiatira sepertinya mencapai hasil yang cukup memuaskan selama periode ini? Oh, sepertinya begitu. Umat Allah dibantai, sedangkan Izebel baik-baik saja. Tetapi simak sekali lagi ketika dikatakan, “…Segala hal terbuka bagi mata Dia dengan Siapa kita harus berurusan. Dia adalah  penyidik semua pikiran dan niat dan tujuan-tujuan hati’ (Ibrani 4:12). Tidak ada perbuatan yang gelap bisa tertutup dari pandanganNya. Dosa, yang tidak terdeteksi oleh manusia, tidak terduga oleh pikiran manusia, diketahui dan dicatat oleh Penyidik Hati yang agung.”    (      Pamphlet 028: Elder Daniels and the Fresno Church, p. 2.)

Yesus melihat apa yang sedang terjadi di Tiatira dan walaupun vonnis yang dijatuhkan oleh Izebel itu salah, Yesus berkata, “Aku lihat apa yang terjadi dan Aku akan membuat semuanya benar di penghakiman.”

 

 

Now there was also a commendation that Jesus gave to the church of Thyatira. In Revelation 2:19 we find that commendation or that approval of Jesus of something that the remnant was doing in the church of Thyatira. Obviously, this does not apply to the apostate people in Thyatira, it applies to the remnant that we read about at the beginning of our study together. Revelation 2:19 says,  “19 I know your works…” of course because He has eyes of fire, nothing can be hidden from Him.  “…19 I know your works, love, service, faith, and your patience; and as for your works, the last are more than the first…” This undoubtedly is talking about certain faithful people during this period, like the Waldenses who hid in the Piedmont from the persecutions of the Roman church. It also would apply to the Albigenses, and other groups who were faithful to God's Word. They actually wrote Bible verses on pieces of parchment, and they were merchants and they would take these little parchments with verses from the Bible and they would give them to people that they did business with, because the Bible was forbidden during this period, during this Jezebel period.

So the commendation is not generally for the entire church of Thyatira, because it would be wrong for God to approve of all of the things that Jezebel did. It has to do with the remnant, they were loving, they served the Lord, they had great faith, and they had patience or perseverance would be a better translation.

 

Nah, juga ada pujian yang diberikan Yesus kepada gereja Tiatira. Di Wahyu 2:19 kita melihat pujian atau perkenan Yesus atas sesuatu yang dilakukan gereja Tiatira. Jelas ini tidak berlaku bagi mereka yang murtad di gereja Tiatira, itu hanya berlaku bagi umat yang tersisa yang kita baca  bersama-sama di bagian awal pelajaran kita. Wahyu 2:19 berkata, 19 Aku tahu segala pekerjaanmu…”  sudah tentu karena Dia memiliki mata yang menyala, tidak ada yang bisa disembunyikan dariNya, “…19 Aku tahu segala pekerjaanmu, kasihmu, pelayananmu, imanmu, dan ketahananmu. Dan mengenai pekerjaan-pekerjaanmu, yang terakhir lebih banyak daripada yang pertama…”  Ini jelas bicara tentang orang-orang setia tertentu selama periode ini, seperti kelompok Waldenses, Albigenses, dan kelompok-kelompok lain yang setia kepada Firman Allah. Mereka benar-benar menulis ayat-ayat Alkitab di potongan-potongan kecil perkamen dan mereka ini pedagang dan mereka akan membawa potongan-potongan kecil perkamen yang bertuliskan ayat-ayat Alkitab itu dan mereka akan memberikannya kepada orang-orang yang berniaga dengan mereka, karena di zaman itu Alkitab dilarang ada, selama periode Izebel ini.

Jadi pujian itu bukan untuk seluruh gereja Tiatira secara umum, karena tidak tepatlah kalau Allah menyetujui semua perbuatan yang dilakukan Izebel. Itu berkaitan dengan umat yang sisa, mereka orang-orang yang mengasihi, mereka melayani Tuhan, mereka punya iman yang kuat, dan mereka memiliki kesabaran, atau terjemahan yang lebih tepat ialah ketahanan.

 

 

But then we find that Jesus rebukes the church of Thyatira. In Revelation 2:22-23 we find the rebuke, and this is what we're going to dedicate most of our time to in our study. Revelation 2:20-23 says, “ 20 Nevertheless I have a few things against you, because you allow that woman Jezebel, who calls herself a prophetess, to teach and seduce…”   by the way she seduces through her teaching, “…to teach and seduce My servants to commit sexual immorality…” sexual immorality would be fornication, and of course the Harlot is fornicating with the kings of the earth. We're going to see that when we look at the background in the Old Testament on Jezebel. So once again, “…20 Nevertheless I have a few things against you, because you allow that woman Jezebel, who calls herself a prophetess, to teach and seduce My servants to commit fornication (sexual immorality) and eat things sacrificed to idols…” in other words she introduces fornication and she introduces idolatry.

Now, we remember that when we studied about the church of Pergamum, in Pergamum the church began to compromise, it allowed the world to come into the church, it embraced and adopted many pagan practices into the Christian church during the period of Constantine. During the period of the church of Thyatira, what had just come into the church during the church of Pergamum, now became open apostasy. In other words, everything that the church embraced during the period of compromise of Pergamum, now bore fruit in the church of Thyatira. And the church of Thyatira now became openly apostate.

 

Tetapi kemudian kita melihat Yesus menegur gereja Tiatira. Di Wahyu 2:22-23 kita lihat teguran itu, dan untuk inilah kita akan mendedikasikan sebagian besar waktu kita dalam pelajaran kita. Wahyu 2:20-23 mengatakan, “20 Namun demikian, Aku punya beberapa keluhan terhadap engkau, karena engkau membiarkan wanita Izebel itu yang menyebut dirinya nabiah, mengajar dan memikat…” nah dia memikat melalui ajarannya,   “…mengajar dan memikat hamba-hamba-Ku supaya berbuat seksual yang amoral…”  perbuatan seksual yang amoral adalah perzinahan dengan raja-raja bumi. Kita akan melihat itu ketika kita mempelajari latar belakang Izebel di Perjanjian Lama. Jadi sekali lagi,  “…20 Namun demikian, Aku punya beberapa keluhan terhadap engkau, karena engkau membiarkan wanita Izebel itu yang menyebut dirinya nabiah, mengajar dan memikat hamba-hamba-Ku supaya berbuat zinah dan makan persembahan-persembahan berhala…”  dengan kata lain, Izebel memperkenalkan perzinahan dan dia memperkenalkan penyembahan berhala.

Nah, kita ingat ketika kita mempelajari gereja Pergamum, di Pergamum gereja mulai berkompromi, dia mengizinkan dunia masuk ke dalam gereja, gereja memeluk dan mengadopsi banyak praktek paganisme ke dalam gereja Kristen selama zaman Constantine. Di periode gereja Tiatira, apa yang baru masuk ke dalam gereja di periode gereja Pergamum, sekarang menjadi kemurtadan terbuka. Dengan kata lain, segala sesuatu yang dianut oleh gereja di periode kompromi Pergamum sekarang menghasilkan buah di gereja Tiatira. Dan gereja Tiatira sekarang menjadi terang-terangan murtad.

 

 

I want to read a couple of statements here from the Spirit of Prophecy where Ellen White makes it absolutely clear that the Roman Empire actually bequeathed its power to the Roman Catholic papacy, just like we studied in our last lecture, that Pergamum is the link between pagan Rome and papal Rome.

 

Saya mau membacakan dua pernyataan di sini dari Roh Nubuat di mana Ellen White membuatnya sangat jelas bahwa kekaisaran Romawi benar-benar mewariskan kekuasaannya kepada Kepausan Roma Katolik, persis seperti yang sudah kita pelajari di ceramah kita yang terakhir,  bahwa Pergamum adalah mata rantai yang menghubungan Roma pagan dan Kepausan Roma.

 

 

I want to read from Great Controversy page 50 first of all. This compromise…” she is talking about the period of Constantine of the Roman Empire.  “…This compromise between paganism and Christianity resulted in the development of the man of sin’ foretold in prophecy as opposing and exalting himself above God. That gigantic system of false religion is a masterpiece of Satan's power--a monument of his efforts to seat himself upon the throne to rule the earth according to his will….” So you see the connection between paganism in Rome and the papacy? She says  “…This compromise…” during the times of Constantine  “…between paganism and Christianity resulted in the…” next stage, which would be Thyatira, and the full  “…development of the man of sin’…”

 

Pertama, saya mau membacakan dari Great Controversy hal. 50, “…Kompromi ini…”  Ellen White bicara tentang zaman Constantine dari kekaisaran Roma.   “…Kompromi ini antara paganisme dan Kekristenan menghasilkan berkembangnya ‘manusia dosa’ (manusia durhaka ~ 2 Tesa. 2:3) yang diamarkan dalam nubuatan sebagai sosok yang melawan dan meninggikan dirinya di atas Allah. Sistem raksasa agama palsu in adalah ciptaan terbesar kuasa Setan – suatu monumen dari upayanya untuk menempatkan dirinya di atas takhta untuk memimpin dunia menurut kehendaknya…”  Jadi kalian lihat koneksinya antara paganisme di Roma dan Kepausan? Ellen White berkata,   “…Kompromi ini…”  di zaman Constantine   “…antara paganisme dan Kekristenan menghasilkan…”  tahap berikutnya yaitu Tiatira, dan   “…berkembangnya…”  sampai sempurna   “…‘manusia dosa’ (manusia durhaka ~ 2 Tesa. 2:3)…”

 

 

I would also like to read from Great Controversy pages 54 and 55, this one is even more explicit. “In the sixth century…”  that would be the year 538 is the sixth century, “…In the sixth century the papacy had become firmly established…” Notice in the days of Constantine it was not firmly established, in the Church of Pergamum, the papacy was not firmly established. Apostasy was incipient into the church, but it had not become full blown. She continues, “…Its seat…”  that is the seat of the papacy, Thyatira, “…Its seat of power was fixed in the imperial city, and the bishop of Rome was declared to be the head over the entire church…” Now listen to this, “…Paganism…” that is Pergamum, “…had given place to the papacy…”  that's Thyatira.  “…The dragon…”  pagan Rome “…had given to the Beast…”  papal Rome, Thyatira, “…his power, and his seat, and great authority.’ And now began…”  says Ellen White, this is the period of Thyatira, “…now began the 1260 years of papal oppression foretold in the prophecies of Daniel and the Revelation…” Then she mentions Daniel 7:25; Revelation 13:5-7.  

You know the Roman Catholic papacy actually admits ~ as we noted in our last study ~ that she adopted pagan practices and Christianized them so to speak. In other words, during the church of Pergamum she embraced from the pagan Roman Empire many of the practices, and then in the next stage she became a full blown Harlot.

 

Saya juga ingin membacakan dari Great Controversy hal. 54-55, yang ini lebih eksplisit. “…Di abad keenam…” ini adalah tahun 538, itu abad keenam, “…Di abad keenam, Kedudukan Kepausan sudah mapan,…”  Simak, di zaman Constantine dia belum mapan, di zaman Jemaat Pergamum Kepausan belum mapan. Kemurtadan yang masuk ke gereja masih di tahap awalnya, belum seluruhnya berkembang. Ellen White melanjutkan, “…pusat kedudukannya…” maksudnya pusat kedudukan Kepausan, gereja Tiatira, “…pusat kedudukannya  sudah tidak tergoyahkan di kota kekaisaran, dan Uskup Roma dimaklumkan sebagai pemimpin semua gereja…” Sekarang dengarkan ini, “…Paganisme…” yaitu  Pergamum  “…telah digantikan oleh Kepausan…”  yaitu gereja Tiatira. “…Naga…”  Roma pagan, “…telah memberikan kepada Binatang itu…” Roma Kepausan, gereja Tiatira,   “…kekuatannya, dan takhtanya dan kekuasaannya yang besar’ (Wah. 13:2). Dan sekarang dimulailah…”  kata Ellen White,   “…penindasan oleh Kepausan selama 1260 tahun seperti yang telah dinubuatkan dalam kitab Daniel dan Wahyu…”  lalu Ellen White menyebut Daniel 7:25; Wahyu 13:5-7.

Kalian tahu, Kepausan Roma Katolik sesungguhnya mengakui ~ seperti yang sudah kita simak dalam pelajaran kita sebelumnya ~ bahwa dia telah mengadopsi praktek-praktek paganisme dan mengkristenkan mereka, katakanlah demikian.  Dengan kata lain, selama masa gereja Pergamum dia menganut dari kekaisaran Roma pagan banyak dari praktek-praktek mereka, kemudian di tahap berikutnya dia menjadi perempuan Pelacur yang mekar sepenuhnya.    

 

 

I want to read you a statement from The 20th Century Encyclopedia of Catholicism. This is Vol. 88 page 85, where it's admitted what the papacy did, embraced all kinds of traditions and practices from paganism. This is how it reads: The missionary history of the Church clearly shows her  adaptability  to all races, all continents, all nations. In her liturgy…” that is her worship style,  “…In her liturgy and her art, in her traditions and the forming of her doctrine, naturally enough she includes Jewish elements, but also elements that are of pagan origin. In a certain respect, she has  copied her organization from that of the Roman Empire, has preserved and made fruitful the philosophical intuitions of  Socrates, Plato and Aristotle, borrowed from both Barbarians and the Byzantine Roman Empire, but  always remains herself, thoroughly digesting all elements drawn from external sources…” notice from external sources not from the Bible, but from external sources. This quotation continues,  “…In her laws, her ceremonies, her festivals and her devotions, she makes use of local customs after purifying them and baptizing them. ‘This adaptation of pagan customs,’ says Fr. Sertillanges, prudently regulated, allows for the utilization of instincts and sentiments that preserve local  traditions, and so lends powerful aid to the furthering of the Gospel’. The Churchs cultus of saints and martyrs is a helpful substitute and replaces popular divinities in the minds of the  populace.”

 

Saya mau membacakan suatu pernyataan dari The 20th Century Encyclopedia of Catholicism Vol. 88 hal. 85, di mana diakui apa yang telah dilakukan oleh Kepausan, yaitu memeluk segala macam tradisi dan praktek dari paganisme. Beginilah bunyinya, “…Sejarah misionaris Gereja jelas menunjukkan kemampuannya beradaptasi (menyesuaikan) dengan segala suku, semua benua, segala bangsa. Dalam liturginya…” yaitu gaya ibadahnya   “…Dalam liturginya dan keseniannya, dalam tradisi-tradisinya dan pembentukan doktrinnya, tentu saja dia memasukkan unsur-unsur Yahudi, tetapi juga unsur-unsur yang berasal dari pagan. Dalam hal tertentu, dia telah menjiplak organisasinya dari yang dimiliki kekaisaran Roma, telah mempertahankan dan menjadikan pandangan-pandangan filosopi Socrates, Plato dan Aristotle berbuah, meminjam baik dari golongan Barbar dan kekaisaran Byzantine Roma (Romawi Timur), namun selalu dia tetap menjadi dirinya sendiri, mencerna dengan sempurna semua unsur yang diambil dari sumber-sumber luar…”  simak, dari sumber-sumber luar, bukan dari Alkitab, tetapi dari sumber-sumber luar. Kutipan ini berlanjut,   “…Dalam hukum-hukumnya, upacara-upacaranya, perayaan-perayaannya, dan perbaktian-perbaktiannya, dia memakai tradisi lokal setelah memurnikan mereka dan membaptiskan mereka. ‘Adaptasi kebiasaan-kebiasaan pagan’ ini, kata Fr. Sertillanges (di Le Miracle de l’Eglise, hal. 183) ‘ yang diatur dengan hati-hati, mengizinkan dipakainya naluri (insting) dan perasaan (sentimen) yang mempertahankan tradisi-tradisi lokal, dengan demikian memberikan bantuan yang kuat kepada penyebaran Injil.’ Kultus gereja tentang orang-orang suci dan para martir merupakan substitusi yang bermanfaat dan menggantikan dewa-dewa populer dalam pikiran masyarakat.”

 

 

Isn't that an amazing statement by the Roman Catholic Church? They say, “Yeah, we embraced all kinds of things from different religions. We embraced things from the Byzantines, you know from the pagan Roman Empire, we embraced things from the Barbarians, we embraced things from the Jews, you know we got all these things, we baptized  them and they became part of the church. No mention of course that this church followed what the Bible says you're supposed to follow,  No! They just embrace things from the surrounding cultures.

 

Bukankah ini pernyataan yang luar biasa datang dari gereja Roma Katolik? Mereka berkata “Oh, yah, kami memeluk segala macam hal dari agama-agama yang berbeda. Kami memeluk dari Byzantine, kalian tahu, dari kekaisaran Roma pagan, kami memeluk hal-hal dari bangsa Barbar, kami memeluk hal-hal dari bangsa Yahudi, kami memiliki semua hal itu, kami membaptiskan mereka dan mereka menjadi bagian dari gereja.  Tentu saja sama sekali tidak disebutkan bahwa gereja ini mengikuti apa yang dikatakan Alkitab yang harus diikuti. Tidak! Mereka hanya memeluk hal-hal dari kebudayaan-kebudayaan di sekitarnya.  

 

 

Now you'll notice that in this story, the central figure is a person called Jezebel. So if Jezebel is mentioned, we need to take a look at Jezebel. But before we do I would like to mention something about the structure of the book of Revelation.

Let's take first of all Daniel as an example.

·       Daniel 2 is the foundational prophecy of Daniel.

·       Daniel 7 builds on Daniel 2,

·       Daniel 8 and 9 build on Daniel 2 and Daniel 7.

·       Daniel 11 and 12 build on Daniel 2, Daniel 7 and Daniel 8 and 9.

In other words, in each succeeding context you have an amplification of the original prophecy which is the foundation and basis, or the skeleton upon which everything else builds.

 

Nah, kalian akan melihat bahwa dalam kisah ini, tokoh utamanya ialah seseorang yang bernama Izebel. Jadi bila Izebel disebutkan, kita perlu menyimak Izebel. Tetapi sebelumnya, saya mau mengatakan sesuatu tentang struktur kitab Wahyu.

Pertama-tama mari kita lihat kitab Daniel sebagai contoh.

·       Daniel 2 adalah nubuatan fondasi (dasar) dari kitab Daniel.

·       Daniel 7 dibangun di atas Daniel 2.

·       Daniel 8 dan 9 dibangun di atas Daniel 2 dan Daniel 7.

·       Daniel 11 dan 12 dibangun di atas Daniel 2, Daniel 7, dan Daniel 8 dan 9.

Dengan kata lain, setiap konteks berikutnya, adalah keterangan tambahan pada nubuatan yang asal, yang adalah fondasi dan dasarnya, atau kerangka di atas mana segela sesuatu dibangun.

 

 

I have discovered ~ and I don't have time to really get into this because it would take me probably two or three hours to demonstrate it, but I'm just going to throw out the idea ~ I have discovered that the Seven Churches that cover from the apostolic church, all the way to the end of time, actually are to Revelation what Daniel 2 is to the book of Daniel. In other words, Revelation chapter 2 and 3, the Seven Churches give us the structure of everything else that is mentioned in the book of Revelation, it puts all of the chronology in order,  and the rest of the book builds upon what we find in the Seven Churches. Now with that in mind, we need to study before we look at Jezebel, we need to look at some principles of interpretation, very important to look at these principles of interpretation.

 

Saya menemukan ~ dan saya tidak punya waktu untuk benar-benar membahas ini karena itu akan makan waktu dua-tiga jam untuk mendemonstrasikannya, tetapi saya hanya akan melemparkan konsepnya ~ saya telah menemukan bahwa sebenarnya Ketujuh Jemaat yang meliputi zaman dari gereja apostolik terus hingga ke akhir zaman, terhadap kitab Wahyu adalah seperti Daniel 2 terhadap kitab Daniel. Dengan kata lain, Wahyu pasal 2 dan 3, Ketujuh Jemaat, memberikan kepada kita struktur dari segala yang lain yang disebutkan di kitab Wahyu, yang menempatkan semua kronologi sesuai urutannya, dan sisa kitab itu dibangun di atas apa yang kita temukan di Ketujuh Jemaat. Sekarang, dengan mengingat itu, sebelum kita membahas Izebel, kita harus melihat ke beberapa prinsip interpretasi, sangat penting melihat prinsip-prinsip interpretasi ini.

 

 

FIRST PRINCIPLE

First principle is that in our study of the church of Thyatira, we have to include the study of Revelation 11. In other words, when we study the Fourth Church we need to also study Revelation 11, because Revelation 11 is an amplification of the period of Thyatira. So I'm giving here an illustration of what I just mentioned before, and that is that the rest of Revelation actually is an amplification of what we find in the Seven Churches.

Now not only do we need to study Revelation chapter 11 in connection with the Fourth Church, but we also need to study Revelation chapter 17, because in Revelation chapter 17 we have a great Harlot who sits on multitudes, nations, tongues, and peoples. She is clothed like Jezebel, she kills the saints of the Most High, she is the mother, so she must have children. And so once again you have the same scenario as the story of Jezebel during the 1260 years.

And so in our study we have to look at Revelation 11 which is a further amplification, and we need to look at Revelation chapter 17. That's the first principle that we need to keep in mind as we look at Jezebel.

 

PRINSIP PERTAMA

Prinsip yang pertama ialah dalam mempelajari gereja Tiatira, kita harus mengikutkan pelajaran tentang Wahyu pasal 11. Dengan kata lain, bila kita mempelajari Gereja Keempat, kita harus juga mempelajari Wahyu pasal 11, karena Wahyu 11 adalah keterangan tambahan tentang periode Tiatira. Jadi di sini saya memberikan ilustrasi tentang apa yang baru saya singgung sebelumnya, dan itu ialah bahwa sisa kitab Wahyu sesungguhnya adalah keterangan tambahan dari apa yang kita temukan di Ketujuh Jemaat.

Nah, bukan saja kita perlu mempelajari Wahyu pasal 11 sehubungan dengan Gereja eempat, tetapi kita juga harus mempelaari Wahyu pasal 17, karena di Wahyu 17 ada seorang perempuan Pelacur yang duduk di atas orang banyak, bangsa-bangsa, bahasa-bahasa, dan kaum-kaum. Dia berpakaian seperti Izebel, dia membunuh orang-orang kudus Yang Mahatinggi, dia adalah seorang ibu jadi tentunya dia punya anak-anak. Maka sekali lagi ada skenario yang sama dengan kisah Izebel selama 1260 tahun.

Maka di pelajaran kita, kita harus melihat ke Wahyu 11 yang adalah keterangan tambahan, dan kita harus melihat ke Wahyu 17. Itulah prinsip yang pertama yang harus kita ingat saat kita mempelajari Izebel.

 

 

SECOND PRINCIPLE

The second point that we need to remember as we study Jezebel is that Jezebel never appears alone, Jezebel always appears with the other protagonists of the story. You see when Jezebel appears, Elijah must also appear, because Jezebel was the enemy of Elijah. Also the false prophets of Baal must appear, as well as Ahab. So when you find a repetition of the Old Testament story not only can you have Jezebel in the Fourth Church, you also have to have all of the individuals that are in the story of Jezebel. Are you with me or not? Very important point, because Jezebel never appears isolated, Jezebel always appears in the company of the other three, which is the king Ahab, the false prophets that do the bidding of Jezebel, and Elijah who proclaims the message against this union.

 

PRINSIP KEDUA

Poin kedua yang harus kita ingat saat kita mempelajari Izebel ialah bahwa Izebel tidak pernah muncul sendiri, Izebel selalu muncul bersama dengan tokoh-tokoh protagonis dalam cerita itu. Kalian lihat, bila Izebel muncul, Elia juga harus muncul, karena Izebel adalah musuh Elia. Juga nabi-nabi palsu Baal harus muncul, demikian juga Ahab. Maka bila kita melihat suatu pengulangan dari kisah dari Perjanjian Lama, bukan saja ada Izebel di Gereja Keempat, juga ada semua individu yang ada di dalam kisah Izebel. Apakah kalian paham atau tidak? Poin yang sangat penting karena Izebel tidak pernah muncul seorang diri, Izebel selalu muncul bersama-sama dengan tiga tokoh yang lain, yaitu raja Ahab, nabi-nabi palsu yang melakukan perintah Izebel, dan Elia yang menyampaikan pekabaran menentang persekutuan ini.

 

 

THIRD PRINCIPLE

Now the third principle that we need to keep in mind as we study about Jezebel is that in the Bible there are four Elijah's so to speak.

You say, what? Four Elijah's? You’ve got to be kidding me. What are the four Elijah's?

·       First Elijah of course is the historical Elijah.

The story is found in 1 Kings chapter 17 and 18 primarily, the literal Elijah. And of course along with the literal Elijah you have:

1.   Jezebel,

2.   you have Ahab the king,

3.   and you have the false prophets of the Harlot.

And then of course they dominate the multitudes and the nations to enforce the worship of the sun god Baal on pain of persecution. So that's the first Elijah, the historical Elijah.

·       But there's a second Elijah, that Elijah is John the Baptist.

Jesus described John the Baptist as Elijah. Now this is not Elijah reincarnated, mind you. This is not literal personal Elijah. This is someone who performs the same work that Elijah performed, he comes in the spirit and power of Elijah, Jesus says. Now who is that Elijah? That Elijah is John the Baptist.

Now John the Baptist cannot appear alone, he's Elijah, so his enemies must appear with him in the New Testament. So when John the Baptist appears to do the work of Elijah, his enemies must also appear.

You say, “Well, where are his enemies?” Have you ever read about the death of John the Baptist?

1.   Was there a king involved in the death of John the Baptist? What was his name? Herod.

2.   Was there an apostate mother who was committing fornication with the king? Yes. What was her name? Herodias.

3.   Did Herodias have a daughter who did the bidding of the mother? Yes. And it led to the death of John the Baptist.

So are you seeing that John the Baptist who is Elijah in the sense that he performs the work of Elijah, he comes in the spirit and power of Elijah, he does not appear alone. He appears along with his enemies which is Herod the king ~ like there was a king Ahab; the mother, she's called the mother there in Mark chapter 6 who wants the death of John the Baptist ~ like you have Jezebel who wants the death of Elijah; and then you have the daughter ~ who is equivalent to the false prophets ~ who do the bidding of the mother. Are you with me or not?

So that's the second Elijah.  

·       You say where's the third Elijah? The third Elijah is the church during Thyatira.

We have already noticed that in the fourth period of the church it says that Jezebel is at work, it is not literal Jezebel. Jezebel is symbolic, which must mean that there's not a literal king, and there's not a group of literal false prophets. And you know that we are not dealing with the literal, we're dealing with symbolic.  Jezebel represents something beyond the literal person. Elijah represents something beyond the literal person, the false prophets or the daughter represents something beyond literal daughters. We are speaking in other words, symbolic. What was literal in the Old Testament becomes symbolic. So the third Elijah is the Elijah during the 1260 years of the papal church and of course who was faithful Elijah during that period? It would be groups like the Waldenses, and the Albigenses that proclaimed the truths of the Word of God. Let me ask you, were they hunted right and left by the apostate church of the 1260 years? Was the Harlot drunk with their blood during the 1260 years? You’d better believe it. But you see it's not a literal Harlot, one lady. No!

1.   the Harlot Jezebel represents an entire apostate church, are you with me or not?

2.   So Elijah is not one person, Elijah is an entire group of people that proclaim God's message.

3.   The false prophet or the daughters are not literal daughters, it's speaking about churches that were born from the mother.

Are you understanding the principle? Vital principle.

·       Now who is the fourth Elijah? The fourth Elijah is the end time Elijah,

because we're going to find that this prophecy in Malachi 4:1-5 tell us that before the great and terrible day of the Lord, God is going to send Elijah again. It is not going to be a literal person, it's going to be a church or a movement that proclaims the same message that Elijah proclaimed, and this end-time remnant church is going to proclaim a message of rebuke against:

1.   Jezebel that represents an apostate church,

2.   her daughters that do what the mother says,

3.   and the kings of the earth that the Harlot allies herself with.

Are you with me or not? And so these are the principles that we need to keep in mind as we study this very important period of church history.

 

PRINSIP KETIGA

Nah, prinsip ketiga yang harus kita ingat bila kita mempelajari Izebel ialah bahwa di Alkitab ada empat Elia, katakanlah demikian.

Kalian berkata, apa? Empat Elia? Yang bener aja. Keempat Elia itu apa?

1.   Elia pertama tentu saja ialah Elia dari sejarah.

Kisahnya terutama ada di 1 Raja-raja pasal 17-18, Elia yang literal. Dan bersama dengan Elia literal, ada:

1.   Izebel,

2.   ada Ahab sang raja,

3.   ada nabi-nabi palsu milik perempuan Pelacur itu.

Kemudian tentu saja mereka mendominasi orang banyak dan bangsa-bangsa untuk melakukan penyembahan kepada dewa matahari Baal di bawah ancaman persekusi. Jadi inilah Elia yang pertama, Elia dari sejarah.

2.   Tetapi ada Elia yang kedua, Elia ini adalah Yohanes Pembaptis.

Yesus menggambarkan Yohanes Pembaptis sebagai Elia. Nah, perhatikan, ini bukan reinkarnasi Elia. Ini bukan Elia pribadi yang literal. Ini adalah seseorang yang melakukan pekerjaan yang sama yang dilakukan Elia; dia datang dalam semangat dan kuasa Elia, kata Yesus. Nah, siapakah Elia yang ini? Elia ini adalah Yohanes Pembaptis.

Nah, Yohanes Pembaptis tidak bisa muncul sendirian. Dia Elia, maka musuh-musuhnya juga harus muncul bersamanya di Perjanjian Baru. Jadi ketika Yohanes Pembaptis muncul untuk melakukan pekerjaan Elia, musuh-musuhnya juga harus muncul.

Kalian berkata, “Di mana musuh-musuhnya?” Pernahkah kalian membaca tentang kematian Yohanes Pembaptis?

1.   Apakah ada seorang raja yang terlibat dalam kematian Yohanes Pembaptis? Apa namanya? Herodes.

2.   Apakah ada seorang ibu yang murtad yang berbuat zinah dengan sang raja? Ya. Apa namanya? Herodias.

3.   Apakah Herodias punya anak perempuan yang melakukan apa yang disuruh ibunya? Ya. Dan itu menyebabkan kematian Yohanes Pembaptis.

Jadi apakah kalian melihat Yohanes Pembaptis yang adalah Elia dalam pengertian dia melakukan pekerjaan Elia, dia tidak muncul sendirian, dia muncul bersama-sama dengan musuh-musuhnya, yaitu Herodes sang raja ~ seperti ada raja Ahab; si ibu, dia disebut “ibu” di Markus pasal 6:24, 28, yang menghendaki kematian Yohanes Pembaptis ~ seperi ada Izebel yang menghendaki kematian Elia; kemudian ada si anak perempuan ~ yang setara dengan nabi-nabi palsu yang melakukan apa yang disuruh si ibu. Apakah kalian paham atau tidak?

Jadi ini adalah Elia yang kedua.

3.   Kalian berkata di mana Elia ketiga? Elia ketiga ialah gereja di periode Tiatira.

Kita sudah menyimak bahwa di periode keempat dari gereja, dikatakan bahwa Izebel sedang bekerja, bukan Izebel literal, Izebel simbolis, yang harus berarti bahwa rajanya juga bukan raja yang literal, dan tidak ada sekelompok nabi palsu literal. Dan kita tidak berurusan dengan yang literal, kita berurusan dengan yang simbolis. Izebel melambangkan sesuatu melampaui seorang yang literal. Elia melambangkan sesuatu melampaui seorang yang literal. Para nabi palsu atau si anak perempuan melambangkan sesuatu melampaui anak-anak perempuan literal. Dengan kata lain kita bicara secara simbolis. Apa yang literal di Perjanjian Lama, menjadi simbolis. Maka Elia ketiga ialah Elia selama 1260 tahun gereja Kepausan, dan tentu saja siapakah Elia yang setia di periode itu? Itu tentunya seperti kelompok-kelompok Waldenses dan Albigenses, yang menyampaikan kebenaran Firman Allah. Coba saya tanya, apakah mereka diburu di mana-mana oleh gereja murtad dari era 1260 tahun? Apakah perempuan Pelacur itu mabuk dengan darah mereka selama 1260 tahun? Percayalah. Tetapi, lihat, itu bukan satu perempuan Pelacur literal, satu orang. Tidak!

1.   Pelacur Izebel melambangkan keseluruhan gereja yang murtad, apakah kalian paham atau tidak?

2.   Jadi Elia bukan satu orang, Elia adalah keseluruhan kelompok orang-orang yang menyampaikan pekabaran Allah.

3.   Nabi-nabi palsu atau anak-anak perempuan bukan anak-anak perempuan literal, itu bicara tentang gereja-gereja yang lahir dari si ibu. Apa kalian paham prinsipnya? Prinsip yang vital.

4.   Sekarang, siapakah Elia yang keempat? Elia keempat adalah Elia akhir zaman karena kita akan melihat di nubuatan yang ada di Maleakhi 4:1-5 mengatakan bahwa sebelum hari Tuhan yang besar dan mengerikan itu, Allah akan mengirim Elia lagi. Itu bukanlah seorang manusia literal, itu bakal sebuah gereja atau gerakan yang mengumandangkan pekabaran yang sama yang diproklamasikan Elia, dan gereja umat sisa akhir zaman ini akan mengumandangkan suatu pekabaran yang menegur:

1.   Izebel  yang melambangkan gereja yang murtad,

2.   anak-anak perempuannya yang melakukan apa yang disuruh si ibu,

3.   dan raja-raja bumi dengan siapa si Pelacur bersekutu.

Apakah kalian paham atau tidak?

Maka inilah prinsip-prinsip yang harus kita ingat saat kita belajar periode sejarah gereja yang sangat penting ini.

 

 

Now let's take a look at the four protagonists of the Old Testament story. See in typology, we're dealing here with typology, in other words the literal people in the Old Testament represents systems later on. We are dealing with symbols, you are not dealing with the literal in the fulfillment. So let’s take a look at the story of the Old Testament Elijah which is the foundation for the other Elijahs that will arise.

 

Sekarang mari kita lihat keempat protagonis di kisah Perjanjian Lama. Lihat, di tipologi ~ kita sedang berurusan dengan tipologi ~ dengan kata lain orang-orang literal di Perjanian Lama melambangan sistem-sistem di kemudian hari. Kita sedang berurusan dengan simbol, dalam penggenapannya kita tidak berurusan dengan yang literal. Jadi mari kita lihat kisah Elia di Perjanjian Lama yang adalah fondasi dari Elia-Elia lain yang akan muncul.

 

 

First of all we have in the story of Elijah:

·       Jezebel.

What was Jezebel like? Was she a pretty determined lady? Did she have a mind of her own? You’d better believe she did, she knew exactly what she wanted. She wanted to extend the religion of the sun god in all of Israel and she was going to get her way no matter what. That was the character of Jezebel. She hated Elijah and she wanted to kill him because he was rebuking her and her religion, the religion of the sun god.

·       The second person that we have is Ahab the king.

What kind of character did Ahab have? Well, Jezebel married Ahab, was that a legitimate marriage? No, because God's people were not to get married with a pagan priestess. It was fornication, what the Bible calls fornication. So the king, Ahab gets married with Jezebel, and what kind of character did he have? Did Ahab have a mind of his own? No! Whatever Jezebel said the king did. He was a weakling,  he was like play-dough, he would take the form that Jezebel wanted to give him, he did everything that Jezebel said. Are you catching the picture?

·       Also we found the false prophets of Baal.

This is the other group that we find here. Did the false prophets of Baal do exactly what Jezebel told them to do? Yes. She not only manipulated the king, she also manipulated the false prophets. And you say how do we know that? Because the story tells us that the false prophets of Baal ate at Jezebel's table, she fed them, and you do not bite the hand that feeds you. They extended the religion of Jezebel, they did what Jezebel told them to do. They would be equivalent to the daughters in Revelation chapter 2 and Revelation chapter 17, which we will look at a little bit later.

In other words, we have a relationship similar to what happened to John the Baptist.

 

Pertama, di kisah Elia ada:

·       Izebel.

Seperti apa Izebel ini? Apakah dia seorang perempuan yang kemauannya teguh? Apakah pendiriannya kuat? Percayalah dia begitu, dia tahu persis apa yang diinginkannya. Dia mau memperluas agama dewa matahari di seluruh Israel dan dia melakukan apa saja untuk mencapai kehendaknya. Itulah karakter Izebel. Dia membenci Elia, dan dia ingin membunuhnya karena Elia mecela dia dan agamanya, yaitu agama dewa matahari.

·       Tokoh yang kedua ialah Ahab sang raja.

Karakter macam apa yang dimiliki Ahab? Nah, Izebel menikah dengan Ahab, apakah itu perkawinan yang sah? Tidak, karena umat Allah tidak boleh kawin dengan seorang imam pagan perempuan. Itu perzinahan, Alkitab menyebutnya perzinahan. Maka raja Ahab menikah dengan Izebel, dan karakter apa yang dimilikinya? Apakah Ahab punya pendapat sendiri? Tidak! Apa pun yang dikatakan Izebel, sang raja melakukannya. Dia tidak punya pendirian, dia seperti bahan mainan yang lembek yang bisa dibentuk macam-macam, dia bisa menjadi bentuk apa saja yang dimaui Izebel, dia melakukan apa saja yang dikatakan Izebel. Apakah kalian menangkap gambarnya?

·       Juga ada nabi-nabi palsu Baal.

Inilah kelompok yang lain yang kita temukan di sini. Apakah nabi-nabi palsu Baal melakukan persis seperti yang diperintahkan Izebel supaya mereka lakukan? Ya. Izebel bukan saja memanipulasi sang raja, dia juga memanipulasi nabi-nabi palsu. Dan kalian berkata dari mana kita tahu itu? Karena kisah itu engatakan bahwa nabi-nabi palsu Baal makan di meja Izebel, Izebel yang memberi makan mereka, dan orang tidak menggigit tangan dia yang memberinya makan. Mereka memperluas agama Izebel, mereka melakukan apa yang disuruh Izebel untuk mereka lakukan. Mereka itu setara dengan anak-anak perempuan Wahyu pasal 2 dan pasal 17, yang nanti akan kita pelajari.

Dengan kata lain ada hubungan yang mirip dengan apa yang dialami Yohanes Pembaptis.

 

 

You remember John the Baptist’s story, you can find it in Mark chapter 6.

·       Did Herodias hate John the Baptist?

Oh, she hated him with the passion. Why did she hate him? Because John the Baptist rebuked her for fornicating with the king. He said, “It’s not licit for you to take your brother's wife”, in other words she hated him because he rebuked fornication. So she was determined that she was going to get rid of John the Baptist, but she couldn't. Did she perhaps have like a deadly wound she couldn't do it on her own? Yes, the story says that she could not, she wanted to kill him but she couldn't, she needed help. So what does she do?

·       Well you remember that Salome,

comes in and dances and the king has promised her up to half the kingdom for a dance. And now Herodias sees her opportunity. She says, “Aha! Now is my chance!” And so the daughter comes in and she says to the mother, by the way she's called the daughter, and Herodias is called the mother, and Herod is called the king in the story. And so Salome goes into the mother and she says, “What shall I ask for the dance?” And the mother says, “Ask for the head of John the Baptist on a platter.” Now, was the daughter just like her mother? Did the daughter have the same spirit as the mother? Yeah. What would a normal daughter say? “Mother! What are you talking about? The head of John the Baptist? Give me a break.” What did the daughter do? It says that immediately she said, “I want the head of John the Baptist on a platter.” Like mother like daughter.

·       Was the king a weakling king? Oh yes, he was.

Because, you know, he was sorry that he had made the promise to give up half the kingdom, whatever she asked, but he was too weak to say, I did wrong, because he didn't want to be embarrassed before all of the individuals that he invited to the banquet. Are you with me?

So this story of the New Testament Elijah helps us understand the end-time scenario. It is based on the story that we find in the Old Testament.

 

Kalian ingat kisah Yohanes Pembaptis, bisa dibaca di Markus pasal 6.

·       Apakah Herodias membenci Yohanes Pembaptis?

Oh, dia membencinya dengan nafsu menggebu-gebu. Mengapa dia membencinya? Karena Yohanes Pembaptis menegurnya berzinah dengan sang raja. Yohanes Pembaptis berkata, “Tidak sah kamu mengambil istri saudaramu!” Dengan kata lain Herodias membenci Yohanes karena dia menegurnya berzinah. Maka Herodias memutuskan untuk menyingkirkan Yohanes, namun dia tidak bisa. Apakah dia punya ibarat semacam luka yang mematikan sehingga dia tidak bisa melakukannya sendiri? Ya, kisahnya mengatakan bahwa Herodias tidak bisa membunuh Yohanes, dia perlu bantuan. Lalu apa yang dilakukannya?

·       Nah, kalian ingat bahwa Salome masuk dan menari,

dan sang raja berjanji akan memberikan sampai separo kerajaannya untuk satu tarian itu. Dan sekarang Herodias melihat kesempatannya. Dia berkata, “Aha! Sekarang kesempatanku!” Maka si anak perempuan ini datang dan berkata kepada ibunya, ~ nah dia disebut anak perempuan, dan Herodias disebut ibu, dan Herodes disebut raja dalam kisah ini. Maka Salome datang ke ibunya dan berkata, “Apa yang harus aku minta untuk tarian itu?” Dan ibunya berkata, “Mintalah kepala Yohanes Pembaptis di atas piring.” Nah, apakah si anak perempuan ini persis sama dengan ibunya? Apakah anak perempuan ini punya roh yang sama seperti ibunya? Ya. Seorang anak yang normal akan berkata apa? “Ibu! Ibu ngomong apa? Kepala Yohanes Pembaptis? Yang bener aja!” Tapi apa yang dilakukan anak perempuan ini? Dikatakan bahwa dia segera berkata, “Aku minta kepala Yohanes Pembaptis di atas piring.” Sebagaimana ibunya begitu pula anak perempuannya.

·       Apakah sang raja seorang raja yang tidak punya pendirian?

Oh, ya, betul. Karena dia menyesal telah membuat janji untuk memberikan apa pun yang diminta si anak perempuan bahkan separo dari kerajaannya, tetapi dia terlalu lemah untuk berkata, “aku salah” karena dia tidak mau dipermalukan di hadapan semua orang yang telah diundangnya ke pesta jamuan itu. Apakah kalian paham?

Maka kisah Elia Perjanjian Baru ini membantu kita mengerti skenario akhir zaman. Ini berdasarkan pada kisah yang ada di Perjanjian Lama.

 

 

So we have these four individuals or groups in the story of Elijah in the Old Testament. We have:

1.   Jezebel the strong willed Harlot woman who moves all the strings,

2.   we have Ahab a weak and easily influenced king,

3.   we have the false prophets who are fed by Jezebel and they do everything that Jezebel says,

4.   and we have Elijah God's faithful prophet who is called to denounce the evil triple alliance that is against him.

 

Jadi ada empat individu atau kelompok di kisah Elia di Perjanjian Lama. Ada:

1.   Izebel, perempuan Pelacur yang punya kemauan keras, yang menyutradarai seluruh skenario,

2.   ada Ahab, raja yang lemah dan mudah dipengaruhi,

3.   ada nabi-nabi palsu yang diberi makan Izebel dan mereka melakukan apa saja yang dikatakan Izebel,

4.   dan ada Elia, nabi Allah yang setia, yang dipanggil untuk menyatakan kesalahan persekutuan tiga serangkai yang jahat yang melawannya.

 

 

Now let me review this so it's absolutely clear.

Jezebel was a literal pagan Harlot, she literally married a king, a literal king. She influenced this literal king to introduce apostasy into Israel. The apostasy was a literal mixture between the religion of the sun god Baal and the religion of Israel. She had a group of literal false prophets who extended her influence in the literal geographical territory of Israel and God raised a literal individual to denounce the apostasy. So in the Old Testament we are dealing with what? We are dealing with the literal, we're dealing with literal people who do literal things.

Let me ask you, was the idolatry literal in the Old Testament? Yes.

Did they worship the literal sun? Yes.

Are we dealing with literal Israel? Yes.

Is Elijah a literal individual? Yes.

Is Jezebel a literal individual? Yes.

Is king Ahab a literal individual? Yes.

Are the false prophets literal false prophets? Absolutely.

So in the Old Testament the story is literal. But this literal story of the Old Testament then becomes symbolic of a church and the movements within that church. Are you with me or not? So let's summarize then the story of Elijah in the Old Testament.

 

Sekarang saya akan mengulang ini supaya betul-betul jelas.

Izebel adalah seorang Pelacur pagan literal, dia menikah secara literal dengan seorang raja, raja yang literal. Dia mempengaruhi raja literal ini untuk memperkenalkan kemurtadan kepada Israel. Kemurtadannya itu adalah campuran yang literal antara agama dewa matahari Baal dengan agama Israel. Izebel memiliki satu kelompok nabi-nabi palsu literal yang memperluas pengaruhnya di teritori geografi Israel literal, dan Allah membangkitkan seorang individu literal untuk mencela kemurtadan ini. Jadi di Perjanjian Lama kita berurusan dengan apa? Kita berurusan dengan yang literal, kita berurusan dengan manusia-manusia literal  yang melakukan perbuatan-perbuatan literal.

Coba saya tanya, apakah penyembahan berhala itu literal di zaman Perjanjian Lama? Ya!

Apakah mereka menyembah matahari yang literal? Ya!

Apakah kita berurusan dengan Israel literal? Ya!

Apakah Elia seorang individu literal? Ya!

Apakah Izebel seorang individu literal? Ya!

Apakah raja Ahab seorang individu literal? Ya!

Apakah nabi-nabi palsu itu nabi-nabi palsu literal? Tentu saja!

Maka di Perjanjian Lama kisah itu literal. Tetapi kisah yang literal di Perjanjian Lama ini kemudan menjadi simbolis, menjadi kisah tentang sebuah gereja dan gerakan-gerakan di dalam gereja itu. Apakah kalian paham atau tidak? Jadi mari kita ringkas kisah Elia di Peranjian Lama ini.

 

 

We will summarize the story of Elijah in the Old Testament.

First of all, you have the Harlot Jezebel, she fornicates with the king and uses his executive authority to extend her counterfeit religion. Is that a proper scenario of the story? We don't have time to go into the entire story.

 

Kita akan meringkas kisah Elia di Perjanjian Lama.

Pertama, ada Izebel, perempuan Pelacur, dia berzinah dengan raja dan memakai autoritas eksekutif raja untuk memperluas agama palsunya. Apakah itu skenario yang tepat dari kisah tersebut? Kita tidak punya waktu untuk mengupas seluruh kisah.

 

 

Second, she shed the blood of God's servants, it explicitly tells us in 1 Kings that she shed the blood of God's people and she wanted specifically to kill whom? She wanted to kill Elijah and silence his voice because he was rebuking her.

 

Kedua, Izebel mencurahkan darah hamba-hamba Allah, di 1 Raja-raja secara eksplisit dikatakan bahwa dia mencurahkan darah umat Allah dan dia terutama mau membunuh siapa? Dia mau membunuh Elia dan membungkam suaranya karena Elia menegurnya.

 

 

The next point is that she was involved in the occult because we are going to notice that in 2 Kings, she is called a witch. In other words, she was involved in the occult. Do you know what the basic doctrine of the occult is? What does a witch do? A witch tries to conjure up the souls of the dead. Are you with me? And so, if Jezebel is a witch, does she believe in the immortality of the soul? Yes. Does she believe that you can pray to the saints, and that you can ask the dead saints for favors?

Is that true of the papacy during the 1260 years and even till today? Absolutely. She was involved in the occult and she is called a witch.

 

Poin berikut ialah Izebel terlibat dengan okultisme karena kita akan melihat di 2 Raja-raja bahwa dia disebut penyihir. Dengan kata lain, dia terlibat dengan yang okult. Tahukah kalian doktrin dasar okultisme itu apa? Apa yang dilakukan seorang penyihir? Seorang penyihir berusaha mendatangkan arwah-arwah orang mati. Apakah kalian paham? Maka, jika Izebel itu seorang penyihir, apakah dia mempercayai kebakaan jiwa? Ya. Apakah dia mempercayai orang bisa berdoa kepada orang-orang kudus dan orang bisa meminta bantuan kepada orang-orang kudus yang mati?

Apakah kenyataannya demikian pada Kepausan selama masa 1260 tahun dan bahkan hingga hari ini? Tentu saja! Izebel terlibat dalam okultisme, dan dia disebut seorang penyihir.

 

 

The next point is that she blended false worship, with the worship of the sun god Baal. Now in that time, they worship the sun god Baal, the literal sun, but let me ask you during the 1260 years the church did not worship the literal sun, they worshiped on the what?  On the day of the sun.

And you say, “Now wait a minute, Pastor, it's not the same to worship the sun as it is to worship on the day of the sun.”

And I sustain that in principle it's the same thing.

You say, “How is that?”

Let me explain, I might have explained this before.

Who created the sun? God created the sun.

Did He create the sun for worship? No, it's a secular object that gives us light.

What happens if an individual makes the sun an object of worship, what is that called? Idolatry.

Now let me ask you this, who created the first day of the week? Who created the first day? God. Genesis says “It was the evening and the morning of the first day.” God created the first day of the week.

Did God create the first day of the week for worship? Is it a day of worship? No, the first day is not a day of worship, it's a day of work, because God says “six days you shall labor, and do all your work, the seventh day is the Sabbath…” or the day of rest. Are you with me?

 

Poin berikutnya ialah Izebel menggabungkan penyembahan palsu, yaitu dengan penyembahan kepada dewa matahari Baal. Nah, di zaman itu mereka menyembah dewa matahari Baal, matahari yang literal. Tetapi coba saya tanya, selama 1260 tahun gereja tidak menyembah matahari literal, mereka menyembah pada apa? Pada hari matahari. Dan kalian berkata, “Tunggu dulu, Pastor, kan tidak sama menyembah matahari dengan menyembah pada hari matahari.”

Dan saya mempertahankan bahwa secara prinsip itu hal yang sama.

Kalian berkata, “Kok bisa begitu?”

Saya akan menjelaskan, dan mestinya saya sudah pernah menjelaskan ini sebelumnya.

Siapa yang menciptakan matahari? Allah yang menciptakan matahari.

Apakah Dia menciptakan matahari untuk disembah? Tidak, itu benda sekuler untuk memberikan terang kepada kita.

Apa yang terjadi jika seorang individu menjadikan matahari objek yang disembah, apa namanya itu? Penyembahan berhala.

Sekarang coba saya tanya, siapa yang menciptakan hari pertama dari satu minggu? Siapa yang menciptakan hari pertama? Allah. Kitab Kejadian mengatakan, Maka petang dan pagi itulah hari pertama” (Kej 1:5). Allah yang menciptakan hari pertama dari satu minggu.

Apakah Allah menciptakan hari pertama dalam satu minggu itu untuk ibadah? Tidak, hari pertama bukanlah hari untuk ibadah, itu adalah hari kerja, karena Allah berkata, enam hari lamanya engkau harus bekerja dan melakukan segala pekerjaanmu tetapi hari ketujuh adalah hari Sabat(Kel. 20:9-10) atau hari perhentian. Apakah kalian paham?

 

 

So let me ask you what happens if a system tells us that Sunday is the day that God created for worship, what is that called? Idolatry.

It doesn't matter whether it's an object that man creates for worship or a day that man creates for worship, in principle it is the same thing, man creating something for worship that God did not make for worship. Are you with me or not? That is the important principle.

In other words, to a great degree the papacy is an idolatrous system and Protestant churches who follow in her footsteps are also practicing idolatry, and many of them don't even realize it. I am not talking about individuals in the Protestant churches, you need to understand this. There are thousands upon thousands of sincere loving people in all of the Protestant churches. They love Jesus. Some of them are even more faithful than many Adventists, they live up to the light that they have, they don't realize that they are practicing idolatry, that the reason they keep Sunday is because the papal church established Sunday, not because the Bible tells us that Sunday is the day of worship. These people are sincere, they love Jesus, and if they are truly sincere, when they hear the truth they say, “This is the truth, I have to come out, I have to leave Babylon, I have to join God's remnant people, because they keep the commandments of God and they have the testimony of Jesus Christ.” Are you understanding the issues, folks?

So in this story she blends the true worship of the Lord with the worship of the sun god Baal. Does the papacy do the same thing? You’d better believe the papacy does the same thing, they themselves say, “We embrace all kinds of pagan practices, but we claim to worship the true God.”

 

Jadi coba saya tanya, apa yang terjadi jika suatu sistem mengatakan kepada kita bahwa hari Minggu adalah hari yang diciptakan Allah untuk ibadah, apa namanya itu? Penyembahan berhala!

Tidak jadi soal apakah itu sebuah objek yang dijadikan manusia untuk ibadah, atau itu suatu hari yang dijadikan manusia untuk ibadah, pada dasarnya itu adalah hal yang sama, yaitu manusia menjadikan sesuatu untuk ibadah yang tidak diciptakan Allah untuk ibadah. Apakah kalian paham atau tidak? Itulah prinsip yang penting.

Dengan kata lain, Kepausan sebagian besar adalah suatu sistem yang menyembah berhala, dan gereja-gereja Protestan yang mengikuti jejaknya juga mempraktekkan penyembahan berhala, dan banyak dari mereka tidak menyadarinya. Saya tidak bicara tentang individu-individu di dalam gereja-gereja Protestan, kalian harus memahami ini. Ada beribu-ribu orang-orang yang tulus dan mengasihi di semua gereja Protestan. Mereka mengasihi Yesus, beberapa dari mereka bahkan lebih setia daripada banyak orang Advent, mereka menghidupkan terang yang mereka miliki, mereka tidak menyadari bahwa mereka sedang mempraktekkan penyembahan berhala, bahwa alasan mereka memelihara hari Minggu ialah karena gereja Kepausan menetapkan hari Minggu, bukan karena Alkitab yang mengatakan bahwa hari Minggu itulah hari ibadah. Orang-orang ini tulus, mereka mengasihi Yesus, dan jika mereka memang benar-benar tulus, ketika mereka mendengar kebenaran mereka akan berkata, “Ini yang benar, aku harus keluar, aku harus meninggalkan Babilon, aku harus bergabung dengan umat sisa Allah, karena mereka yang memelihara Perintah-perintah Allah dan mereka memiliki kesaksian Yesus Kristus.” Apakah kalian paham isunya, Saudara-saudara?

Maka di kisah ini Izebel menggabungkan ibadah yang sejati dari Tuhan dengan ibadah dewa matahari Baal. Apakah Kepausan melakukan hal yang sama? Percayalah, Kepausan melakukan hal yang sama. Mereka sendiri berkata, “Kami memeluk segala jenis praktek pagan, tetapi kami mengklaim menyembah Allah yang benar.”

 

 

The next point that I want to mention is that Jezebel instituted a counterfeit sanctuary service or system. That is the reason why we're going to notice this in our second presentation. That Elijah when he was on Mount Carmel he had to repair the altar of the Lord where sacrifices were offered, those sacrifices represented the coming sacrifice of Jesus Christ on the cross. In other words, that sacrificial system was destroyed and Elijah was called to restore the altar and to restore the true sanctuary service.

 

Poin berikutnya yang mau saya sebutkan ialah Izebel menetapkan suatu pelayanan atau sistem Bait Suci yang palsu. Itulah alasannya mengapa kita akan mempelajarinya dalam presentasi yang kedua. Bahwa Elia ketika dia berada di Bukit Karmel, dia harus memperbaiki mezbah Tuhan di mana kurban-kurban dipersembahkan, kurban-kurban mana melambangkan kurban Yesus Kristus yang akan datang di salib. Dengan kata lain, sistem kurban itu sudah dirusak dan Elia dipanggil untuk memulihkan mezbah dan memulihkan pelayanan Bait Suci yang sejati.

 

 

The next thing that we need to notice is that Jezebel taught the people to break the commandments of God. Elijah was called not only to restore true worship, he was called to restore the commandments of God.

And you say how is that?

Well, you remember when Elijah met  Ahab after the drought had caused severe problems in Israel, that Ahab says to him, “Oh, it's you, you troubler of Israel.” In other words, you're to blame for everything that's happening in the kingdom. What does Elijah say? He says to Ahab, he says, “Well, I'm sorry Ahab, I am just doing what God told me to do.”  Is that what Elijah said? No! Elijah was bold, he was not politically correct, he didn't want to please the king.

You know preachers today they just want to please people. “Don't tell Protestants that they're living in apostasy, don't tell the papal church that this is an apostate church, Jezebel, no, no, no! That might offend someone. And what we do is not offend people right into hell. Because the Bible tells us that those who remain within this system are going to be lost, the daughters who remain in the system are going to be lost. So it's not a loving thing to say, “Well, let's not tell them these things because it might offend someone, it might make someone feel bad.” No! People need to know these truths, they need to get out of these systems, these systems that do not teach the truth of God, these systems that have amalgamated apostasy with truth. Are you with me? Of course, we need to do it in a loving way.

 

Hal berikutnya yang harus kita simak ialah bahwa Izebel mengajar orang-orang untuk melanggar Perintah-perintah Allah. Elia dipanggil bukan saja untuk memulihkan ibadah yang sejati, dia dipanggil untuk memulihkan Perintah-perintah Allah.

Kalian berkata bagaimana itu?

Nah, kalian ingat ketika Elia bertemu Ahab setelah kekeringan menimbulkan masalah-masalah besar di Israel, Ahab berkata kepadanya, “Oh, kamu toh, kamu yang mendatangkan masalah kepada Israel.” Dengan kata lain, segala sesuatu yang sedang terjadi dalam kerajaan ini salahmu. Apa kata Elia? Elia berkata kepada Ahab, “Nah, maaf, Ahab, aku hanya melakukan apa yang disuruh Allah.” Apakah itu yang dikatakan Elia? Tidak! Elia berani, dia tidak tepat secara politis, dia tidak mau menyenangkan raja.

Tahukah kalian, para pengkhotbah hari ini mereka hanya mau menyenangkan orang. Jangan katakan kepada Protestan bahwa mereka sedang hidup murtad, jangan katakan kepada gereja Kepausan bahwa dia adalah gereja yang murtad, dia Izebel. Jangan, jangan, jangan! Itu akan menyinggung orang. Dan apa yang kita lakukan ialah tidak menyinggung orang langsung sampai ke neraka. Karena Alkitab mengatakan bahwa mereka yang tinggal bersama sistem ini tidak akan selamat, anak-anak perempuan yang tetap tinggal di dalam sistem ini tidak akan selamat. Jadi sama sekali bukan kasih bila kita mengatakan, “Nah, jangan beritahuan hal-hal ini kepada mereka karena itu bisa menyinggung, itu bisa membuat orang merasa tidak senang.” Tidak! Orang-orang perlu mengetahui kebenaran-kebenaran ini, mereka perlu keluar dari sistem-sistem ini, sistem-sistem yang tidak mengajarkan kebenaran Allah, sistem-sistem yang telah menyatukan kemurtadan dengan kebenaran. Apakah kalian paham? Tentu saja kita harus melakukannya secara kasih.

 

 

This kind of reminds me of an experience I had at Fresno Central church. I just arrived, this was in 1997. I did the first Cracking the Genesis Code Series and there was a couple that came to our church, he had been an Adventist for many years but had kind of gone astray. His father was a minister in Syria, and then his father was expelled. So you know, he came to Fresno became a medical doctor, married this woman and they came to the meetings because they saw one of the brochures, and he of course had been an Adventist. They came to the first several meetings, they were really excited, they were pumped up. And then I preached about the Little Horn and about the Harlot  of the Revelation chapter 17. He had no problem with it because he had been an Adventist, he knew all about this; but the wife had grown up in a convent, and she was deeply offended by the sermons that I presented and she quit coming. And you know, once in a while after that she would come to church but when she saw me coming towards her, she would make sure to take the closest detour so she wouldn't have to meet me. And when it was inevitable for her to meet me, you know, she would just turn her head. She was really, really ticked off. Well she kept on coming occasionally and to make a long story short, the Lord allowed the message to sink in, and in the course of time you know she came to the conclusion that what I had said, it was a hard saying, but that it was the truth, and so eventually she was baptized into the Fresno Central Seventh-day Adventist Church, and she is one of the most active members in the church. She has several functions there in the church. Her husband and her, and their three daughters are as faithful as can be. One of the daughters plays the piano, they sing trios, I mean super active in the church.

Now some of the members were after me, they said, “See, you should have never preached those sermons, because, look, they were coming they were all happy, and now she quit coming.” I said, “Give her time, not a problem.” You know the truth hits people hard and then when it sinks in, you know they'll accept it, and so that's exactly what happened. A few years later she wrote me a card which I still have in my file ~ by the way she gave me permission to tell this story ~ and in the card she begged me forgiveness for all of the looks that she gave me.

 

Ini mengingatkan saya kepada pengalaman saya di Fresno Central Church. Saat itu saya baru tiba, ini di tahun 1997. Saya pertama membuat seri Cracking the Genesis Code, dan di sana ada sepasang suami istri yang datang ke gereja kami. Si suami adalah orang Advent selama bertahun-tahun tetapi sempat mundur. Ayahnya seorang pendeta di Syria, kemudian ayahnya diusir. Jadi dia datang ke Fresno dan menjadi seorang dokter, menikah dengan perempuan ini dan mereka datang ke pertemuan-pertemuan itu karena mereka melihat salah satu brosurnya, dan tentu saja karena si suami pernah Advent. Mereka datang ke beberapa pertemuan yang pertama, dan semangat mereka tersulut. Kemudian saya berkhotbah tentang Tanduk Kecil dan perempuan Pelacur Wahyu pasal 17. Si suami tidak punya masalah dengan itu karena dia pernah Advent, dia sudah tahu semuanya tentang itu; tetapi istrinya yang besar di biara Katolik, dia sangat tersinggung oleh khotbah-khotbah yang saya sampaikan dan dia berhenti datang.  Dan kalian tahu, setelah itu sekali waktu si istri akan datang ke gereja tetapi setiap kali dia melihat saya datang menuju ke arahnya, dia pastikan untuk mengambil belokan terdekat agar dia tidak usah bertemu dengan saya. Dan bila pertemuan itu tidak terelakkan, dia akan memalingkan wajahnya. Dia benar, benar, marah. Nah, dia terus datang dari waktu ke waktu, dan untuk menyingkat cerita, Tuhan mengizinkan pekabaran-pekabaran itu menyerap dan seiring berjalannya waktu kalian tahu, dia tiba pada kesimpulan bahwa apa yang saya katakan, walaupun itu keras, tetapi itu adalah kebenaran, dan akhirnya dia dibaptis di Fresno Central SDA Church, dan dia menjadi salah satu anggota yang paling aktif di gereja. Dia memegang beberapa jabatan di gereja sana. Suaminya dan dia, dan ketiga anak perempuan mereka sangat setia. Salah satu anak-anak perempuan mereka memainkan piano, mereka menyanyi trio, mereka super aktif di gereja.

Nah beberapa anggota dulunya menyalahkan saya, mereka berkata, “Tuh lihat, Anda seharusnya jangan pernah mengkhotbahkan khotbah-khotbah seperti itu, karena lihat, mereka sudah datang, mereka semuanya gembira, dan sekarang si istri berhenti datang.” Saya katakan, “Beri dia waktu, bukan masalah.” Kalian tahu, kebenaran itu memukul keras kemudian ketika dia menyerap, orang-orang akan menerimanya. Dan persis itulah yang terjadi. Beberapa tahun kemudian dia menulisi saya sebuah kartu yang masih saya simpan di arsip ~ nah, dia sudah memberi saya izin untuk membagikan kisahnya ~ dan di dalam kartu itu dia minta maaf untuk segala tatapan marahnya yang pernah diberikannya kepada saya.

 

 

You know, you have the example of Stephen in Acts chapter 7. Did Stephen preached a powerful sermon? Was it politically correct? Oh, no! He said, “You were the ones who killed Jesus, you know you're to blame for it”. And how did they react? Oh, it says that their heart raged within them, and they gritted their teeth, and they wanted to kill him right then and there. And who was the ringleader? Saul of Tarsus. And he was really mad too because after the stoning of Stephen he said, “I'm going to go off and I'm going to go persecute the church in Damascus.” But he knew that Stephen was right. The message hit him like a ton of bricks, and yet he knew that Stephen was right, and so he goes on the road to Damascus, and the Lord knocks him to the ground with this bright light, and he hears a message from heaven, a voice from Heaven that says “Saul, Saul why do you persecute me?” And of course Saul is thinking, I'm on the way to Damascus, and this voice is coming from heaven. How am I persecuting You, who are You so that I know who I'm persecuting. And he was told by Jesus, “I am Jesus whom you are persecuting.” In persecuting the church, Saul was persecuting Jesus because when you persecute the body of Christ, you're also persecuting the head of the body which is Jesus Christ.

 

Kalian tahu, ada contohnya Stefanus di Kisah pasal 7. Apakah Stefanus menyampaikan khotbah yang keras? Apakah itu tepat secara politis? Oh, tidak! Dia berkata, “Kamu yang membunuh Yesus, kamu tahu kamu yang bertanggung jawab untuk itu.” Dan bagaimana reaksi mereka? Dikatakan bahwa hati mereka sangat berang, dan mereka mengertakkan gigi, dan mereka langsung mau membunuhnya di sana. Dan siapakah pemimpinnya? Saulus dari Tarsus. Dan dia juga sangat marah karena setelah perajaman Stefanus dia berkata, “Aku akan pergi dan aku akan mempersekusi gereja di Damaskus.” Tetapi dia tahu sebenarnya Stefanus benar. Pekabaran itu menghantamnya seperti batu bata satu ton, namun demikian dia tahu bahwa Stefanus benar. Maka saat di perjalanannya ke Damaskus,  Tuhan memukulnya jatuh ke tanah dengan cahaya yang terang, dan dia mendengar pesan dari langit, suara dari Surga berkata, “Saulus, Saulus, mengapakah engkau menganiaya Aku?” (Kisah 9:4)  Dan tentu saja Saulus berpikir, aku dalam perjalanan ke Damaskus, dan suara ini datang dari langit. Bagaimana aku mempersekusi Engkau, siapa Engkau supaya aku tahu siapa yang aku persekusi. Dan dia  diberitahu oleh Yesus, “Akulah Yesus yang kauaniaya itu.” (Kisah 9:5). Dengan mempersekusi gereja, Saulus mempersekusi Yesus, karena bila orang mempersekusi tubuh Kristus, dia juga mempersekusi kepala tubuh itu yaitu Yesus Kristus.

 

 

Let me ask you, was it worthwhile for Stephen to preach that sermon? Well, it got him killed, didn't it? Got him killed so he should have never preached that sermon, he should have been more diplomatic, he should have been more politically correct, right? No.

Let me ask you what was the result of Peter’s (should be Stephen’s) sermon? The result of Peter’s (should be Stephen’s) sermon was the conversion of Saul of Tarsus who became the great apostle Paul. Was it worth it? How many people do you think are going to be in the kingdom as a result of the preaching of Paul? We have no way of knowing until we get to the kingdom. Millions! Because we're not only talking about the people that Paul met during his time when he preached, we're talking about everyone who read his epistles and became a Christian by reading his epistles, and became a believer through reading the writings of the apostle Paul. Was it worth it? You’d better believe it was worth it.  But it made him mad. It doesn't matter if it made him mad. It made him mad because he knew that Stephen was right, and he was telling the truth.

Now how did I get off on this tangent?

 

Coba saya tanya apakah sepadan bagi Stefanus menyampaikan khotbahnya itu? Nah, gara-gara itu, dia terbunuh, bukan? Itu mengakibatkan dia terbunuh jadi seharusnya dia jangan menyampaikan khotbah itu, seharusnya dia bersikap lebih diplomatis, seharusnya dia bersikap lebih tepat secara politis, benar? Tidak!

Coba saya tanya, apa akibat khotbah Stefanus? Akibat khotbah Stefanus adalah pertobatan Saulus dari Tarsus yang menjadi rasul Paulus yang hebat. Apakah sepadan? Menurut kalian berapa orang yang akan berada di dalam Kerajaan dari hasil khotbah Paulus? Kita tidak bisa tahu hingga kita tiba di Kerajaan itu. Berjuta-juta! Karena kita tidak hanya bicara tentang orang-orang yang bertemu dengan Paulus di zamannya ketika dia berkhotbah, kita bicara juga tentang semua orang yang membaca surat-suratnya dan menjadi orang Kristen karena membaca surat-suratnya itu, dan menjadi orang beriman karena membaca tulisan-tulisan rasul Paulus. Apakah sepadan? Percayalah, itu sepadan. Tetapi itu membuat Saulus marah. Tidak masalah itu membuat Saulus marah. Itu membuatnya marah karena dia tahu Stefanus benar, dan Stefanus mengatakan apa yang benar.

Nah, bagaimana saya tadi sampai menyimpang kemari?

 

 

Well, anyway let's go back to the characteristics of the story of Elijah in the Old Testament. So did Elijah restore the commandments of God? He said, “You have troubled Israel, because you have forsaken the commandments of God and you are worshiping Baal.”

 

Nah, mari kita kembali ke karakteristik kisah Elia di Perjanjian Lama.

Jadi apakah Elia memulihkan Perintah-perintah Allah? Dia berkata (kepada Ahab), “Kamu yang telah mendatangkan masalah bagi Israel karena kamu yang telah melanggar Perintah-perintah Allah dan kamu yang menyembah Baal.”

 

 

Did Jezebel have a group of literal false prophets that did her bidding that did everything she said? Absolutely. What did God call Elijah to do? God called Elijah to unmask the apostate religion at the risk of his own life. Is that what happened during the period of the church of Thyatira? The Waldenses and the Albigenses, John Huss, and others who proclaimed the gospel boldly, did they have to pay with the cost of their lives because this Harlot church persecuted them and killed them? Absolutely. Now what is the principle here?

 

Apakah Izebel memiliki sekelompk nabi palsu yang melakukan perintahnya dan segala yang dikatakannya? Tepat sekali. Tuhan memanggil Elia untuk apa? Tuhan memanggil Elia untuk membuka topeng agama murtad dengan taruhan nyawanya sendiri. Apakah itu yang terjadi selama periode gereja Tiatira? Kelompok Waldenses dan Albigenses, John Huss, dan lain-lainnya yang menyampaikan Injil dengan berani, apakah mereka harus membayar mahal dengan nyawa mereka karena gereja Pelacur ini mempersekusi mereka dan membunuh mereka? Tepat sekali. Nah, jadi prinsipnya apa di sini?

 

 

Literal Elijah, literal Ahab, literal Jezebel, and the literal prophets of Baal represent two stages of the church of Thyatira symbolically.

·       The first stage that the literal individuals of the Old Testament represent is the church during the 1260 years, that is Thyatira.

The papal church fornicating with the kings of the earth; daughters Protestant churches born from her, persecuting those who preserve the true gospel. So that's the first fulfillment of the Old Testament story.

·       The second fulfillment is going to take place at the very end of time.

And you say how do we know that what happened during the Fourth Church during the period of papal supremacy in the past, how do we know that story is going to be repeated in the end time? The answer is very simple. The Bible tells us that this Fourth Church Thyatira, Jezebel, at the end of her period of dominion received a deadly wound. She was thrown into a sick bed, remember what we read at the beginning? She was thrown into her sick bed and those who fornicated with her were thrown into great tribulation, the French Revolution which is the period when she received her deadly wound. Is that the end of her career? That is not the end of her career because Revelation chapter 13:3 tells us something very interesting. It says, “I saw the Beast ~  which is the same as the Harlot, the Roman Catholic papacy during this period. ~  I saw this Beast that had a deadly wound, and its deadly wound was healed, and all the world worshiped and wondered after the Beast.”  Is Jezebel going to resurrect, is she going to be healed from her deadly wound? Yes, the Beast will resurrect. And so let me ask you, is Jezebel going to play a role in end-time prophecy? Absolutely. Are her daughters going to play a role in end-time prophecy? Are the kings of the earth going to play a role in this prophecy? Absolutely.

Is God going to raise a people, Elijah, to restore the sanctuary, to restore the commandments of God, to restore worship to God on His Holy Sabbath? Absolutely. That is exactly what is going to happen. Revelation chapter 17 tells us about this end-time scenario.

 

Elia literal, Ahab literal, Izebel literal, dan nabi-nabi Baal literal melambangkan dua tahap dari gereja Tiatira secara simbolis.

·       Tahap pertama yang dilambangkan oleh individu-individu Perjanjian Lama ini ialah gereja di masa periode 1260 tahun, yaitu gereja Tiatira.

Gereja Kepausan yang berzinah dengan raja-raja bumi; anak-anak perempuannya: gereja-gereja Protestan yang lahir darinya; yang mempersekusi mereka yang mempertahankan Injil yang benar. Jadi itulah penggenapan pertama dari kisah Perjanjian Lama.

·       Penggenapan kedua akan terjadi pada ujung akhir zaman.

Dan kalian berkata, dari mana kita tahu itu, apa yang terjadi selama periode Gereja Keempat saat masa kejayaan Kepausan di masa lampau, bagaimana kita bisa tahu kisah itu akan diulangi lagi di akhir zaman? Jawabannya sangat sederhana. Alkitab mengatakan kepada kita bahwa Gereja Keempat ini, Tiatira, Izebel, pada akhir periode kejayaannya menerima suatu luka yang mematikan. Dia dilemparkan ke ranjang orang sakit, ingat apa yang kita baca di bagian awal? Dia dilemparkan ke ranjang orang sakit dan mereka yang berzinah dengannya dilemparkan ke kesukaran besar, yaitu Revolusi Perancis, periode yang sama di mana Izebel menerima luka yang mematikan. Apakah itu akhir kariernya? Itu bukan akhir kariernya, karena Wahyu 13:3 mengatakan sesuatu yang sangat menarik, itu berkata, “Aku melihat Binatang itu ~  yang sama dengan si perempuan Pelacur, Kepausan Roma Katolik, di masa ini ~ aku melihat Binatang ini yang kena luka yang mematikan, dan lukanya itu sembuh, dan seluruh dunia menyembah dan kagum padanya.” Apakah Izebel akan bangkit dari kematiannya, apakah dia akan sembuh dari lukanya yang mematikan? Ya, Binatang itu akan bangkit dari kematiannya. Jadi coba saya tanya, apakah Izebel akan memainkan peranan dalam nubuatan akhir zaman? Tentu saja. Apakah anak-anak perempuannya akan memainkan peranan di nubuatan akhir zaman? Apakah raja-raja bumi akan memainkan peranan di nubuatan ini? Tentu saja!

Apakah Allah akan membangkitkan suatu umat ~ Elia ~ untuk memulihkan Bait Suci, untuk memulihkan Perintah-perintah Allah, untuk memulihkan ibadah kepada Allah pada hari SabatNya yang kudus? Tentu saja. Tepat itulah yang akan terjadi. Wahyu pasal 17 memberitahu kita tentang skenario akhir zaman ini.

 

 

Revelation chapter 17, I'm going to end this first segment with these verses, it says there: 1Then one of the seven angels who had the seven bowls came and talked with me, saying to me, ‘Come, I will show you the judgment of the great harlot who sits on many waters, with whom the kings of the earth committed fornication, and the inhabitants of the earth were made drunk with the wine of her fornication.’…” The wine is her false doctrines. “…So he carried me away in the Spirit into the wilderness. And I saw a woman sitting on a scarlet beast…” this is Jezebel by the way, “…which was full of names of blasphemy, having seven heads and ten horns. The woman was arrayed in purple and scarlet…” How did Jezebel garb herself? Oh, she had her eyes painted up, and everything, she was a Harlot. And so this woman, this end-time woman which is a church, it says,  “… The woman was arrayed in purple and scarlet and adorned with gold and precious stones and pearls, having in her hand a golden cup full of abominations and the filthiness of her fornication…” Then it says in verse 5,  “…And on her forehead a name was written: MYSTERY, BABYLON THE GREAT, THE MOTHER…” so she must have daughters, right? “…THE MOTHER OF HARLOTS AND OF THE  ABOMINATIONS OF  THE EARTH…” And then verse 6 tells us,  “…I saw the woman, drunk with the blood of the saints and with the blood of the martyrs of Jesus. And when I saw her, I marveled with great amazement.”

Is that end time Jezebel? That is end-time Jezebel, and that is the Jezebel that we are going to discuss in our next presentation. What we are going to do is we are going to look more specifically at what Old Testament Jezebel did, compare it with what the church did during the 1260 years, and then take a look at what is going to happen when Jezebel resurrects from her deadly wound at the very end of time.

 

Wahyu pasal 17, saya akan mengakhiri segmen pertama ini dengan ayat-ayat ini, dikatakan di sana: 1 Lalu datanglah seorang dari ketujuh malaikat, yang membawa ketujuh cawan itu dan berkata kepadaku, ‘Mari ke sini, aku akan menunjukkan kepadamu keputusan (penghukuman) atas Pelacur besar, yang duduk di atas banyak air. 2 Dengan dia raja-raja di bumi telah berbuat zinah, dan penghuni-penghuni bumi telah dibuat mabuk oleh anggur perzinahannya.’…”  anggur itu adalah doktrinnya yang palsu.  “…3 Dalam roh aku dibawanya ke padang gurun. Dan aku melihat seorang perempuan duduk di atas seekor Binatang merah darah,…”  nah, ini Izebel, “…yang penuh dengan nama-nama hujat. Binatang itu mempunyai tujuh kepala dan sepuluh tanduk. 4 Dan perempuan itu memakai kain ungu dan kain kirmizi…”  bagaimana pakaian yang dikenakan Izebel? Oh, dia menggambar matanya, dan macam-macam, dia seorang pelacur. Maka perempuan ini, perempuan akhir zaman ini, yang adalah sebuah gereja, dikatakan,  “…4 Dan perempuan itu memakai kain ungu dan kain kirmizi  yang dihiasi dengan emas, permata dan mutiara, dan di tangannya ada sebuah cawan emas penuh dengan segala kekejian dan kenajisan perzinahannya…”  Lalu dikatakan di ayat 5, “…5 Dan pada dahinya tertulis suatu nama:MISTERI, BABEL BESAR, IBU…”  jadi tentunya dia mempunyai anak-anak perempuan, benar? “…IBU DARI WANITA-WANITA PELACUR, DAN DARI  KEKEJIAN-KEKEJIAN BUMI.’…”  Kemudian di ayat 6, “…6 Dan aku melihat perempuan itu mabuk oleh darah orang-orang kudus dan darah martir-martir Yesus. Dan ketika aku melihatnya, aku terkesima dengan keheranan yang besar.”

Apakah ini Izebel akhir zaman? Ini adalah Izebel akhir zaman, dan inilah Izebel yang akan kita bahas dalam presentasi kita berikutnya. Apa yang akan kita buat ialah kita akan melihat dengan lebih seksama apa yang dilakukan Izebel Perjanjian Lama, membandingkannya dengan apa yang dilakukan gereja selama 1260 tahun, kemudian melihat apa yang akan terjadi ketika Izebel bangkit dari lukanya yang mematikan pada ujung akhir zaman.

 

 

I trust that you have been able to understand this presentation. You know that's why I divided this into two parts because there is no way you can do it in one part. So let's come together in a few moments for part number two.

 

Saya yakin kalian bisa memahami presentasi ini. Kalian tahu, itulah mengapa saya membagi ini ke dalam dua bagian karena tidak mungkin kita bisa melakukannya dalam satu bagian. Jadi mari kita berkumpul lagi dalam beberapa menit untuk bagian kedua.

 

 

 

25 03 22

 

 

No comments:

Post a Comment