_____REVELATION’S
SEVEN CHURCHES_____
Part 06/13 - Stephen Bohr
THYATIRA PART 1
https://www.youtube.com/watch?v=BNqjQ8Ccvfo
Dibuka dengan doa.
I invite you to open your Bibles with me to the book of
Revelation chapter 2 and we are going to read verses 18 through 29, and as I
mentioned we are going to interpret the meaning of this message as we go along.
So I begin reading at verse 18. “18 And to the angel of
the church in Thyatira write, ‘These things says the Son of God, who has
eyes like a flame of fire, and His feet like fine brass: 19 I know your
works, love, service,
faith, and your patience…” by the way this is not said of the entire
church. It's
said of the remnant within this church. We continue, once again verse
19, “… 19 I know your
works, love, service,
faith, and your patience.
And as for your
works, the last are more
than the first…” in
other words, the last part of the period of this church is characterized by
what we just read. Verse 20, “…20 Nevertheless
I have a few
things against you, because you allow that woman Jezebel,
who calls herself a prophetess, to teach
and seduce…” in other
words she seduces by her teaching
“…to teach and seduce My servants to commit
sexual immorality…” a better translation would be “to commit fornication”, and of course she fornicated with the
kings of the earth. This is spiritual fornication, because we're not talking
about literal Jezebel. So once again verse 20, “…20 Nevertheless
I have a few
things against you, because you allow that woman Jezebel,
who calls herself a prophetess, to teach
and seduce…”
that is seduce through teaching,
“…My servants to commit
sexual immorality…” or
fornication
“…and eat things sacrificed to idols…” which is idolatry. Verse 21, “…21 And I gave
her time to repent of
her sexual immorality…” or
fornication
“…and she did not repent…” The time that God gave this church to repent was “time, times, and the dividing of time” 1260
years, we're going to notice that. Verse 22, “…22 Indeed I
will cast her into a sickbed…” that is speaking about the deadly wound that this church
received, because it did not repent. “…22 Indeed I
will cast her into a sickbed and those who commit adultery…” or fornication “…with her…” that is the kings of the earth “…into great tribulation…” the great tribulation is the French
revolution,
“…unless they repent of their deeds…” And then in verse 23 it says, “…23 I will kill
her children with death…” so
this Harlot Jezebel has children, and the children are going to suffer the same
fate as the mother. And of course the children represent apostate Protestants who
were born from the papacy in the 16th Century and on. So verse 23, “…23 I will kill
her children with death and all the churches shall know…” this is in the judgment,“…that I am
He who searches the minds
and hearts. And I will give to each one of you according to your works…” In other words Jesus is going to perform a
righteous judgment. And then you'll notice it continues saying,
“…I will give to each one of you according
to your works…” Verse
24, “… 24 Now to you
I say, and to the rest…” that
word “rest” is not the best translation, it’s the Greek word λοιπος [loipos] which means “the
remnant”, it's the same word that appears in
Revelation 12:17 where it says that “the dragon was enraged with the woman and went
to make war with the remnant of her seed”, in other words, this is talking about a faithful
remnant in the church of Thyatira. So once again verse 24, “…24Now to you
I say, and to the remnant in Thyatira, as many as do not have this doctrine…” in other words, those who do not follow
Jezebel, “…who have not known the depths of
Satan…” which is a description of
the religion of Jezebel,
“…as they say, I will put on
you no other burden…” And
then comes the counsel of Jesus. “…25 But hold
fast what you
have till I come…” Now
comes the promise. “…26 And he who
overcomes, and keeps My works
until the end, to him I
will give power over the nations— 27 ‘He…” this is talking about Jesus, “…shall
rule them with a rod of iron; they shall be dashed to pieces like the potter’s
vessels’— as I also have received from My Father; 28 and I will
give him the morning
star…” that is the church of
Thyatira would get the morning star. Verse 29, “…29 “He who has
an ear, let him hear what the Spirit says to the churches.’…”
So there is a bird's-eye view of the sequence of events
that we find in the message to the church of Thyatira.
Saya mengundang
kalian untuk membuka Alkitab kalian bersama saya ke kitab Wahyu pasal 2, dan
kita akan membaca ayat-ayat 18 hingga 29, dan seperti yang sudah saya singgung,
kita akan menginterpretasikan makna pesan ini sambil jalan. Jadi saya mulai
membaca di ayat 18. “18
Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Tiatira, ‘Inilah Firman Anak Allah,
yang mata-Nya bagaikan nyala api dan kaki-Nya bagaikan kuningan murni. 19 Aku tahu segala pekerjaanmu, kasihmu,
pelayananmu, imanmu, dan ketahananmu…” nah, ini tidak
dikatakan bagi seluruh gereja. Ini
dikatakan hanya tentang umat Allah yang sisa di dalam gereja itu.
Kita lanjut, sekali lagi ayat 19, “…19
Aku tahu segala pekerjaanmu, kasihmu, pelayananmu, imanmu, dan ketahananmu. Dan mengenai pekerjaan-pekerjaanmu, yang terakhir
lebih banyak daripada yang pertama…” dengan kata lain,
bagian yang terakhir periode gereja ini karakternya adalah seperti apa yang
baru kita baca. Ayat 20, “…20
Namun demikian, Aku punya beberapa keluhan terhadap engkau, karena engkau membiarkan
wanita Izebel itu yang menyebut dirinya
nabiah, mengajar dan memikat…” dengan kata lain dia memikat dengan ajaran-ajarannya “…mengajar dan memikat
hamba-hamba-Ku supaya berbuat seksual yang amoral…” terjemahan yang lebih tepat ialah “…berbuat zinah…” dan tentu saja dia berbuat zinah dengan raja-raja bumi.
Ini adalah perzinahan spiritual, karena kita tidak sedang berbicara tentang
Izebel literal. Jadi sekali lagi ayat 20, “…20
Namun demikian, Aku punya beberapa keluhan terhadap engkau, karena engkau membiarkan
wanita Izebel itu yang menyebut dirinya
nabiah, mengajar dan memikat…” yaitu memikat
melalui ajarannya “…hamba-hamba-Ku supaya berbuat seksual yang amoral…” atau
“…berbuat zinah dan makan persembahan-persembahan berhala…” yang adalah
menyembah berhala. Ayat 21, “…21 Dan Aku telah memberikan dia
waktu untuk bertobat dari perbuatan yang amoral…” atau
“…zinahnya tetapi ia tidak
bertobat…” Waktu yang diberikan Allah kepada gereja ini untuk
bertobat ialah “satu masa, masa-masa,
dan setengah masa” 1260 tahun, kita
akan melihat ini. Ayat 22, “…22
Sungguh, Aku akan melemparkan dia ke atas
ranjang orang sakit…” ini bicara tentang luka yang mematikan yang diterima oleh
gereja ini, karena dia tidak bertobat. “…22
Sungguh, Aku akan melemparkan dia ke atas
ranjang orang sakit, dan mereka yang
berbuat zinah dengan dia…” yaitu raja-raja bumi, “…ke
dalam kesukaran besar…” kesukaran besar
ini adalah Revolusi Perancis “…kecuali mereka bertobat dari perbuatan-perbuatan mereka…”
Kemudian di ayat 23 dikatakan, “…23
Aku
akan membunuh anak-anaknya dengan
kematian…” jadi perempuan Pelacur Izebel ini mempunyai anak-anak,
dan anak-anaknya juga akan menderita nasib yang sama seperti si ibu. Dan tentu
saja anak-anaknya ini melambangkan Protestan murtad yang lahir dari Kepausan di
abad ke-16 dan seterusnya. Ayat 23, “…23 Aku akan membunuh anak-anaknya
dengan kematian dan semua jemaat akan
mengetahui…” ini di penghakiman, “…bahwa Akulah Dia
yang menguji batin dan hati. Dan Aku akan membalaskan kepada setiap orang
menurut perbuatanmu…” dengan kata lain Yesus akan melaksanakan penghakiman yang
adil. Kemudian kalian akan melihat apa yang dikatakan selanjutnya, “…Aku
akan membalaskan kepada setiap orang menurut perbuatanmu…” Ayat 24, “…24 Sekarang kepada kamu, Aku berkata,
dan kepada yang lain…” kata “yang lain” ini bukanlah terjemahan yang terbaik.
Itu adalah kata Greeka λοιπος
[loipos] yang artinya
“mereka yang tersisa”. Itu adalah kata yang sama yang ada di Wahyu 12:17 di
mana dikatakan, “17 Maka marahlah naga itu kepada perempuan
itu, lalu pergi memerangi yang tersisa dari Benihnya…” dengan kata lain
ini bicara tentang umat sisa yang setia di gereja Tiatira. Jadi sekali lagi
ayat 24, “…24 Sekarang
kepada kamu, Aku berkata, dan kepada yang tersisa di Tiatira, seberapa banyak yang tidak memiliki ajaran itu…” dengan kata lain, mereka yang tidak mengikuti Izebel, “…yang tidak mengenal
seluk-beluk Iblis…” yang adalah suatu deskripsi dari agama Izebel, “…seperti kata
mereka, Aku tidak akan menanggungkan
beban lain kepadamu…” kemudian tentu saja nasihat dari Yesus, “…25
Tetapi peganglah erat-erat apa yang ada
padamu, sampai Aku datang…” sekarang janjinya. “…26
Dan barangsiapa menang dan melakukan pekerjaan-Ku sampai kesudahannya,
kepadanya akan Kukaruniakan kuasa atas bangsa-bangsa ~ 27 Ia…” ini bicara tentang
Yesus, “…akan memerintah mereka
dengan tongkat besi; mereka akan dibanting pecah
berkeping-keping seperti bejana tukang
periuk ~ sama seperti Aku pun telah menerimanya
dari Bapa-Ku. 28 dan kepadanya akan Kukaruniakan bintang
timur…” maksudnya jemaat
Tiatira akan mendapatkan bintang timur. Ayat 29, “…29
Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada
jemaat-jemaat."
Jadi itulah pandangan menyeluruh tentang urut-urutan
peristiwa yang kita temukan dalam pesan kepada Jemaat Tiatira.
Now let's say a few things about the city of Thyatira, it
helps us understand the description that is given of Jesus at the beginning of
this message.
The name Thyatira means “sacrifice of contrition”. Interesting,
because during
this period the sacrifice of the sanctuary was trampled underfoot as we're
going to notice. Now of all the cities in the Roman Empire Thyatira had the
most organized labor force, it had “trade guilds” which we call today labor
unions. Two of the most powerful labor unions were the textile dyers, and the
guild or the labor of the coppersmiths.
Thyatira
was renowned for its fabric dyeing business. In fact the color that it was most famous
for was royal purple. That is the reason why in Acts 16:14 it speaks
about Lydia, one of the church members in the early church who was a seller of
purple, and she was from Thyatira.
We'll find that this color purple is very significant
because it is the color that is worn by the Harlot of Revelation chapter 17,
which is the final fulfillment of the Jezebel prophecy. Thyatira also had expert coppersmiths
who manufactured instruments of brass and of copper, in this context it's
important that Jesus in the introduction to this church, is introduced as having eyes of fire
and feet of fine brass. In fact let's read that as we find it in
Revelation 2:18, “…‘These
things says the Son of God, who has
eyes like a flame of fire…” you know coppersmiths would obviously need very powerful
fire in order to perform their work. And then it says, “…and His
feet like fine brass…” Now
what is meant by the eyes of Jesus that are like eyes of fire, it means that
Jesus sees and examines everything that happens in the history of the church.
During this church God's people were slaughtered and persecuted by Jezebel, by
spiritual Jezebel, and it looked like the evil ones won and the righteous lost.
But Jesus is saying to this church, “Someday there will be a judgment and in
the judgment I am going to reverse the unjust sentences that have been
pronounced against My people.”
Nah, mari kita menceritakan beberapa hal tentang kota
Tiatira, itu akan membantu kita memahami deskripsi yang diberikan tentang Yesus
di bagian awal pesan ini.
Nama Tiatira
artinya “kurban penyesalan”. Menarik, karena kita akan melihat selama periode ini kurban Bait
Suci telah diinjak-injak.
Nah, dari semua kota di kekaisaran Roma, Tiatira memiliki
organisasi tenaga kerja yang paling rapi, ada perserikatan-perserikatan dagang
di sana, yang sekarang ini kita sebut perserikatan-perserikatan buruh. Dua dari
perserikatan buruh yang paling kuat adalah perserikatan buruh pewarna kain, dan
perserikatan buruh pande-pande tembaga. Tiatira terkenal dengan usaha pewarnaan kainnya.
Malah warna yang paling terkenal ialah
ungu kerajaan. Itulah mengapa di Kisah 16:14 ada kisah tentang
Lidia, salah satu anggota gereja mula-mula, seorang penjual kain bewarna ungu,
dan dia berasal dari kota Tiatira.
Kita akan melihat bahwa warna ungu ini sangat signifikan
karena itulah warna yang
dikenakan oleh perempuan Pelacur Wahyu pasal 17, yang adalah
penggenapan akhir nubuatan Izebel.
Tiatira juga
memiliki pande-pande tembaga yang membuat alat-alat dari kuningan dan tembaga.
Dalam konteks ini yang penting itu Yesus di pengantar ke gereja ini,
diperkenalkan sebagai memiliki mata yang menyala dan kaki dari kuningan murni.
Bahkan mari kita membaca itu seperti yang ada di Wahyu 2:18, “18…‘Inilah Firman Anak Allah, yang
mata-Nya bagaikan nyala api…” kalian tahu
pande-pande tembaga pasti membutuhkan api yang kuat untuk melakukan pekerjaan
mereka. Kemudian dikatakan, “…dan kaki-Nya bagaikan kuningan murni.’…” Nah, apa yang
dimaksud dengan mata Yesus seperti mata yang menyala ialah, artinya Yesus
melihat dan memeriksa segala yang terjadi dalam sejarah gereja. Selama periode
gereja ini, umat Allah dibantai dan dipersekusi oleh Izebel, Izebel spiritual,
dan tampaknya seolah-olah orang–orang jahat yang menang dan orang-orang benar
kalah. Tetapi Yesus berkata kepada gereja ini, “Suatu hari nanti akan ada
penghakiman, dan di penghakiman itu Aku akan membalikkan keputusan-keputusan
yang tidak adil yang telah dijatuhkan kepada
umatKu.”
I want to read you a statement from the Spirit of
Prophecy where Ellen White links the eyes of fire with the idea of Jesus
performing a righteous judgment. This statement is found interestingly enough
in Pamphlet 028 which is a letter that Ellen
White wrote to elder Daniels and the Fresno
church, its page 2. This is how it reads. “He whose eyes are
‘as a
flame of fire’ is searching every church in the world. His gaze is piercing every heart. He is measuring the temple and the worshipers thereof, weighing all their actions in the golden scales of Heaven, and registering the result in the books of record…” Do you see how the eyes are connected with
the idea of judgment here? She continues, “…All things are
open to the eye of Him with whom we have to do. He is a ‘discerner of the thoughts
and intents and
purposes of the heart.’
No deed of darkness…” was there
darkness during the church of Thyatira? You’d better believe it. Did it look
like the Thyatiran church came out pretty well during this period? Oh it
appeared so. God's people were slaughtered and Jezebel, she did fine. But
notice once again when it says, “…All things are open to the eye of Him with whom we have to do. He is a ‘discerner of the thoughts and
intents and
purposes of the heart.’
No deed of darkness can
be
screened from
His view. Sin, undetected by man, unsuspected by human minds, is noted and registered by the great heart
Searcher.”
Jesus saw what was happening in Thyatira and even though
the sentences pronounced by Jezebel were wrong, Jesus is saying, “I saw what
happened and I will make things right in the judgment.”
Saya mau membacakan sebuah pernyataan dari Roh Nubuat di
mana Ellen White mengaitkan mata yang menyala dengan konsep Yesus melakukan
suatu penghakiman yang adil. Yang menarik pernyataan ini terdapat di Pamphlet 028, yaitu sebuah surat yang ditulis Ellen White kepada ketua Daniels dan gereja Fresno, hal. 2. Begini bunyinya, “…Dia yang matanya bagaikan ‘nyala api’, sedang menyelidiki setiap
gereja di dunia. TatapanNya menembus setiap hati. Dia sedang mengukur Bait Suci, dan
mereka yang beribadah di sana, menimbang semua perbuatan mereka di atas neraca
emas Surgawi dan mencatat hasilnya di dalam kitab-kitab catatan…” Apakah kalian melihat bagaimana mata berkaitan
dengan konsep penghakiman di sini? Ellen White melanjutkan, “…Segala hal terbuka bagi mata Dia dengan
Siapa kita harus berurusan. Dia adalah ‘penyidik semua pikiran dan niat dan tujuan-tujuan hati’ (Ibrani 4:12) Tidak ada perbuatan yang gelap…” apakah ada kegelapan di periode gereja Tiatira?
Percayalah. Apakah gereja Tiatira sepertinya mencapai hasil yang cukup
memuaskan selama periode ini? Oh, sepertinya begitu. Umat Allah dibantai,
sedangkan Izebel baik-baik saja. Tetapi simak sekali lagi ketika dikatakan, “…Segala hal terbuka bagi mata Dia
dengan Siapa kita harus berurusan. Dia adalah ‘penyidik semua pikiran dan niat dan tujuan-tujuan hati’ (Ibrani 4:12). Tidak ada perbuatan yang gelap bisa
tertutup dari pandanganNya. Dosa, yang tidak terdeteksi oleh manusia, tidak
terduga oleh pikiran manusia, diketahui dan dicatat oleh Penyidik Hati yang
agung.” (
Pamphlet 028: Elder
Daniels and
the Fresno
Church, p.
2.)
Yesus melihat apa
yang sedang terjadi di Tiatira dan walaupun vonnis yang dijatuhkan oleh Izebel
itu salah, Yesus berkata, “Aku lihat apa yang terjadi dan Aku akan membuat
semuanya benar di penghakiman.”
Now there was also a commendation that Jesus gave to the church
of Thyatira. In Revelation 2:19 we find that commendation or that approval of
Jesus of something that the remnant was doing in the church of
Thyatira. Obviously, this does not apply to the apostate people in Thyatira, it
applies
to the remnant that we read about at the beginning of our study
together. Revelation 2:19 says, “19 I know your
works…” of course because He has
eyes of fire, nothing can be hidden from Him. “…19 I know your
works, love, service,
faith, and your patience;
and as for your
works, the last are more
than the first…” This undoubtedly is talking about certain faithful people
during this period, like the Waldenses who hid in the Piedmont from the
persecutions of the Roman church. It also would apply to the Albigenses, and other
groups who were faithful to God's Word. They actually wrote Bible verses on
pieces of parchment, and they were merchants and they would take these little
parchments with verses from the Bible and they would give them to people that
they did business with, because the Bible was forbidden during this period,
during this Jezebel period.
So
the commendation is not generally for the entire church of Thyatira, because it would be wrong for God to
approve of all of the things that Jezebel did. It has to do with the remnant,
they were loving, they served the Lord, they had great faith, and they had
patience or perseverance would be a better translation.
Nah, juga ada
pujian yang diberikan Yesus kepada gereja Tiatira. Di Wahyu 2:19 kita melihat pujian atau perkenan Yesus
atas sesuatu yang dilakukan gereja Tiatira. Jelas ini tidak berlaku bagi mereka yang murtad di gereja Tiatira, itu hanya berlaku bagi umat yang tersisa yang kita baca
bersama-sama di bagian awal pelajaran kita. Wahyu 2:19 berkata, “19 Aku tahu segala
pekerjaanmu…” sudah tentu karena Dia memiliki mata yang menyala, tidak ada yang bisa disembunyikan dariNya, “…19 Aku tahu segala pekerjaanmu,
kasihmu, pelayananmu, imanmu, dan ketahananmu.
Dan mengenai pekerjaan-pekerjaanmu, yang terakhir lebih banyak daripada
yang pertama…” Ini jelas bicara tentang orang-orang setia tertentu selama periode
ini, seperti kelompok Waldenses, Albigenses, dan kelompok-kelompok lain yang
setia kepada Firman Allah. Mereka benar-benar menulis ayat-ayat Alkitab di
potongan-potongan kecil perkamen dan mereka ini pedagang dan mereka akan
membawa potongan-potongan kecil perkamen yang bertuliskan ayat-ayat Alkitab itu
dan mereka akan memberikannya kepada orang-orang yang berniaga dengan mereka,
karena di zaman itu Alkitab dilarang ada, selama periode Izebel ini.
Jadi pujian
itu bukan untuk seluruh gereja Tiatira secara umum, karena tidak
tepatlah kalau Allah menyetujui semua perbuatan yang dilakukan Izebel. Itu
berkaitan dengan umat yang sisa, mereka orang-orang yang mengasihi, mereka
melayani Tuhan, mereka punya iman yang kuat, dan mereka memiliki kesabaran,
atau terjemahan yang lebih tepat ialah ketahanan.
But then we find that Jesus rebukes the church of Thyatira.
In Revelation 2:22-23 we find the rebuke,
and this is what we're going to dedicate most of our time to in our study. Revelation 2:20-23 says, “ 20 Nevertheless
I have a few
things against you, because you allow that woman Jezebel,
who calls herself a prophetess, to teach
and seduce…” by the way she seduces through her
teaching, “…to teach and seduce My servants to commit
sexual immorality…” sexual
immorality would be fornication, and of course the Harlot is fornicating with
the kings of the earth. We're going to see that when we look at the background
in the Old Testament on Jezebel. So once again, “…20 Nevertheless
I have a few
things against you, because you allow that woman Jezebel,
who calls herself a prophetess, to teach
and seduce My servants to commit
fornication (sexual immorality) and eat things sacrificed to idols…” in other words she introduces fornication
and she introduces idolatry.
Now, we remember that when we studied about the church of
Pergamum, in Pergamum the church began to compromise, it allowed the world to
come into the church, it embraced and adopted many pagan practices into the
Christian church during the period of Constantine. During the period of the
church of Thyatira, what had just come into the church during the church of
Pergamum, now became open apostasy. In other words, everything that the church embraced
during the period of compromise of Pergamum, now bore fruit in the church of
Thyatira. And the church of Thyatira now became openly apostate.
Tetapi kemudian
kita melihat Yesus menegur
gereja Tiatira. Di Wahyu 2:22-23 kita lihat teguran itu, dan untuk inilah kita akan mendedikasikan
sebagian besar waktu kita dalam pelajaran kita. Wahyu 2:20-23 mengatakan, “20 Namun demikian, Aku punya beberapa keluhan terhadap engkau, karena engkau membiarkan
wanita Izebel itu yang menyebut dirinya
nabiah, mengajar dan memikat…” nah dia memikat melalui ajarannya,
“…mengajar dan memikat hamba-hamba-Ku
supaya berbuat seksual yang amoral…” perbuatan seksual
yang amoral adalah perzinahan dengan raja-raja bumi. Kita akan melihat itu
ketika kita mempelajari latar belakang Izebel di Perjanjian Lama. Jadi sekali
lagi, “…20 Namun demikian, Aku punya beberapa
keluhan terhadap engkau, karena engkau membiarkan wanita Izebel itu yang menyebut dirinya nabiah, mengajar dan memikat hamba-hamba-Ku supaya berbuat zinah dan makan persembahan-persembahan
berhala…” dengan kata lain, Izebel memperkenalkan perzinahan dan
dia memperkenalkan penyembahan berhala.
Nah, kita ingat ketika kita mempelajari gereja Pergamum,
di Pergamum gereja mulai berkompromi, dia mengizinkan dunia masuk ke dalam
gereja, gereja memeluk dan mengadopsi banyak praktek paganisme ke dalam gereja
Kristen selama zaman Constantine. Di periode gereja Tiatira, apa yang baru
masuk ke dalam gereja di periode gereja Pergamum, sekarang menjadi kemurtadan
terbuka. Dengan kata lain, segala
sesuatu yang dianut oleh gereja di periode kompromi Pergamum
sekarang menghasilkan buah di gereja Tiatira. Dan gereja Tiatira sekarang
menjadi terang-terangan murtad.
I want to read a couple of statements here from the
Spirit of Prophecy where Ellen White makes it absolutely clear that the Roman
Empire actually bequeathed its power to the Roman Catholic papacy, just like we studied in our last lecture, that
Pergamum is the link between pagan Rome and papal Rome.
Saya mau membacakan dua pernyataan di sini dari Roh
Nubuat di mana Ellen White membuatnya sangat jelas bahwa kekaisaran Romawi
benar-benar mewariskan kekuasaannya kepada
Kepausan Roma Katolik, persis seperti yang sudah kita pelajari di ceramah kita
yang terakhir, bahwa Pergamum adalah mata rantai yang menghubungan Roma pagan dan Kepausan
Roma.
I want to read from Great
Controversy page 50 first of all. “This compromise…”
she is talking about the period of
Constantine of the Roman Empire.
“…This compromise between paganism
and
Christianity resulted in the development of ‘the man of sin’ foretold in prophecy as opposing and exalting himself above God. That gigantic system
of false religion is a masterpiece of Satan's power--a monument of his efforts
to seat himself
upon
the throne to
rule
the earth according
to his will….” So you see the connection between paganism
in Rome and the papacy? She says
“…This compromise…” during
the times of Constantine
“…between paganism
and
Christianity resulted in the…” next stage, which would be Thyatira, and the full “…development of ‘the man of sin’…”
Pertama, saya mau membacakan dari Great Controversy hal. 50, “…Kompromi ini…” Ellen White
bicara tentang zaman Constantine dari kekaisaran Roma.
“…Kompromi ini antara paganisme dan Kekristenan menghasilkan berkembangnya ‘manusia dosa’ (manusia durhaka ~ 2 Tesa. 2:3) yang diamarkan dalam nubuatan sebagai sosok
yang melawan dan meninggikan dirinya di atas Allah. Sistem raksasa agama palsu
in adalah ciptaan terbesar kuasa Setan – suatu monumen dari upayanya untuk
menempatkan dirinya di atas takhta untuk memimpin dunia menurut kehendaknya…” Jadi kalian lihat koneksinya antara paganisme di
Roma dan Kepausan? Ellen White berkata,
“…Kompromi ini…” di zaman
Constantine “…antara paganisme dan Kekristenan
menghasilkan…” tahap
berikutnya yaitu Tiatira, dan “…berkembangnya…” sampai
sempurna “…‘manusia
dosa’ (manusia durhaka ~ 2 Tesa. 2:3)…”
I would also like to read from Great Controversy pages 54 and 55, this one is even more explicit. “In the sixth century…” that
would be the year 538 is the sixth century, “…In the sixth century the papacy had become firmly established…”
Notice in the days of Constantine it was
not firmly established, in the Church of Pergamum, the papacy was not firmly
established. Apostasy was incipient into the church, but it had not become full
blown. She continues, “…Its seat…”
that is the seat of the papacy, Thyatira, “…Its seat of power was fixed in
the imperial city, and the bishop of Rome was declared to be the head over the entire church…”
Now listen to this, “…Paganism…” that is Pergamum, “…had given place to
the papacy…”
that's Thyatira. “…The dragon…” pagan
Rome “…had given
to the
Beast…” papal Rome, Thyatira, “…‘his power, and his
seat, and great authority.’
And
now began…”
says Ellen White, this is the period of
Thyatira, “…now began the 1260 years of papal oppression
foretold in the prophecies of Daniel and the Revelation…” Then she mentions Daniel 7:25; Revelation 13:5-7.
You know the Roman Catholic papacy actually admits
~ as we noted in our last study ~ that she adopted pagan practices and Christianized them
so to speak. In other words, during the church of Pergamum she embraced from
the pagan Roman Empire many of the practices, and then in the next stage she
became a full blown Harlot.
Saya juga ingin membacakan dari Great Controversy hal. 54-55, yang ini lebih eksplisit. “…Di abad keenam…” ini adalah tahun 538, itu abad keenam, “…Di abad keenam, Kedudukan Kepausan sudah mapan,…” Simak, di
zaman Constantine dia belum mapan, di zaman Jemaat Pergamum Kepausan belum
mapan. Kemurtadan yang masuk ke gereja masih di tahap awalnya, belum seluruhnya
berkembang. Ellen White melanjutkan, “…pusat kedudukannya…” maksudnya
pusat kedudukan Kepausan, gereja Tiatira, “…pusat kedudukannya sudah tidak tergoyahkan di kota kekaisaran,
dan Uskup Roma dimaklumkan sebagai pemimpin semua gereja…” Sekarang dengarkan ini, “…Paganisme…” yaitu
Pergamum “…telah digantikan oleh Kepausan…” yaitu gereja Tiatira. “…Naga…” Roma pagan, “…telah memberikan kepada Binatang itu…”
Roma Kepausan, gereja Tiatira,
“…‘kekuatannya, dan takhtanya dan kekuasaannya
yang besar’ (Wah.
13:2). Dan sekarang dimulailah…” kata Ellen White,
“…penindasan oleh Kepausan selama 1260 tahun seperti yang telah
dinubuatkan dalam kitab Daniel dan Wahyu…” lalu Ellen White menyebut Daniel 7:25; Wahyu
13:5-7.
Kalian tahu, Kepausan Roma
Katolik sesungguhnya mengakui ~ seperti yang sudah kita simak
dalam pelajaran kita sebelumnya ~ bahwa dia
telah mengadopsi praktek-praktek paganisme dan mengkristenkan mereka,
katakanlah demikian. Dengan kata lain,
selama masa gereja Pergamum dia menganut dari kekaisaran Roma pagan banyak dari
praktek-praktek mereka, kemudian di tahap berikutnya dia menjadi perempuan
Pelacur yang mekar sepenuhnya.
I want to read you a statement from The 20th Century Encyclopedia of Catholicism. This is Vol. 88 page 85, where it's admitted what the
papacy did, embraced all kinds of traditions and practices from paganism. This
is how it reads: “The missionary history of the Church clearly shows her adaptability to all races, all continents, all nations. In her liturgy…” that is her worship style, “…In her liturgy and her art, in her
traditions and the forming of her doctrine, naturally enough she includes Jewish elements, but also elements that are of pagan origin. In a certain
respect, she has
copied her organization from that of the Roman Empire, has preserved and
made fruitful the philosophical intuitions of Socrates, Plato and Aristotle, borrowed from both
Barbarians and the Byzantine Roman Empire, but always remains herself, thoroughly digesting
all
elements drawn from external sources…” notice from external sources not from the Bible, but from
external sources. This quotation continues, “…In her laws, her ceremonies, her festivals and her devotions, she makes use of local customs after purifying them and baptizing them. ‘This
adaptation of pagan customs,’ says Fr. Sertillanges, ‘prudently
regulated, allows for the utilization of instincts and sentiments that preserve local
traditions, and so lends powerful aid to the furthering of the Gospel’. The Church’s cultus of saints and
martyrs is a helpful substitute and replaces popular divinities in the minds of the
populace.”
Saya mau membacakan suatu pernyataan dari The 20th Century
Encyclopedia of Catholicism Vol. 88 hal.
85, di mana diakui apa yang telah dilakukan oleh Kepausan, yaitu memeluk
segala macam tradisi dan praktek dari paganisme. Beginilah bunyinya, “…Sejarah misionaris Gereja jelas
menunjukkan kemampuannya beradaptasi (menyesuaikan) dengan segala suku, semua
benua, segala bangsa. Dalam liturginya…” yaitu gaya
ibadahnya
“…Dalam liturginya dan keseniannya, dalam tradisi-tradisinya dan
pembentukan doktrinnya, tentu saja dia memasukkan unsur-unsur Yahudi, tetapi
juga unsur-unsur yang berasal dari pagan. Dalam hal tertentu, dia telah
menjiplak organisasinya dari yang dimiliki kekaisaran Roma, telah
mempertahankan dan menjadikan pandangan-pandangan filosopi Socrates, Plato dan
Aristotle berbuah, meminjam baik dari golongan Barbar dan kekaisaran Byzantine
Roma (Romawi Timur), namun selalu dia tetap menjadi dirinya sendiri, mencerna
dengan sempurna semua unsur yang diambil dari sumber-sumber luar…” simak, dari sumber-sumber luar, bukan dari Alkitab,
tetapi dari sumber-sumber luar. Kutipan ini berlanjut,
“…Dalam hukum-hukumnya, upacara-upacaranya, perayaan-perayaannya, dan perbaktian-perbaktiannya,
dia memakai tradisi lokal setelah memurnikan mereka dan membaptiskan mereka.
‘Adaptasi kebiasaan-kebiasaan pagan’ ini, kata Fr. Sertillanges (di Le
Miracle de l’Eglise, hal. 183) ‘ yang diatur dengan hati-hati,
mengizinkan dipakainya naluri (insting) dan perasaan (sentimen) yang mempertahankan tradisi-tradisi lokal, dengan demikian
memberikan bantuan yang kuat kepada penyebaran Injil.’ Kultus gereja tentang
orang-orang suci dan para martir merupakan substitusi yang bermanfaat dan
menggantikan dewa-dewa populer dalam pikiran masyarakat.”
Isn't that an amazing statement by the Roman Catholic
Church? They say, “Yeah, we embraced all kinds of
things from different religions. We embraced things from the Byzantines, you
know from the pagan Roman Empire, we embraced things from the Barbarians, we
embraced things from the Jews, you know we got all these things, we
baptized them and they became part of
the church.” No mention of course that this church followed what the Bible says
you're supposed to follow, No! They just
embrace things from the surrounding cultures.
Bukankah ini pernyataan yang luar biasa datang dari
gereja Roma Katolik? Mereka berkata “Oh,
yah, kami memeluk segala macam hal dari agama-agama yang berbeda. Kami memeluk
dari Byzantine, kalian tahu, dari kekaisaran Roma pagan, kami memeluk hal-hal
dari bangsa Barbar, kami memeluk hal-hal dari bangsa Yahudi, kami memiliki
semua hal itu, kami membaptiskan mereka dan mereka menjadi bagian dari gereja. Tentu
saja sama sekali tidak disebutkan bahwa gereja ini mengikuti apa yang dikatakan
Alkitab yang harus diikuti. Tidak! Mereka hanya memeluk hal-hal
dari kebudayaan-kebudayaan di sekitarnya.
Now you'll notice that in this story, the central
figure is a person called Jezebel. So if Jezebel is mentioned, we
need to take a look at Jezebel. But before we do I would like to mention something
about the structure of the book of Revelation.
Let's take first of all Daniel as an example.
·
Daniel
2 is the foundational prophecy of Daniel.
·
Daniel
7 builds on Daniel 2,
·
Daniel
8 and 9 build on Daniel 2 and Daniel 7.
·
Daniel
11 and 12 build on Daniel 2, Daniel 7 and Daniel 8 and 9.
In other words, in each succeeding context you have an amplification
of the original prophecy which is the foundation and basis, or the
skeleton upon which everything else builds.
Nah, kalian akan melihat bahwa dalam kisah ini, tokoh utamanya
ialah seseorang yang bernama Izebel.
Jadi bila Izebel disebutkan, kita perlu menyimak Izebel. Tetapi sebelumnya,
saya mau mengatakan sesuatu tentang struktur kitab Wahyu.
Pertama-tama mari kita lihat kitab Daniel sebagai contoh.
·
Daniel 2 adalah nubuatan fondasi (dasar) dari kitab
Daniel.
·
Daniel 7 dibangun di atas Daniel 2.
·
Daniel 8 dan 9 dibangun di atas Daniel 2 dan Daniel 7.
·
Daniel 11 dan 12 dibangun di atas Daniel 2, Daniel 7, dan
Daniel 8 dan 9.
Dengan kata lain, setiap
konteks berikutnya, adalah keterangan tambahan pada nubuatan yang asal, yang adalah fondasi dan dasarnya, atau kerangka di atas mana segela sesuatu dibangun.
I have discovered ~ and I don't have time to really get
into this because it would take me probably two or three hours to demonstrate
it, but I'm just going to throw out the idea ~ I have discovered that the Seven
Churches that cover from the apostolic church, all the way to the end of time,
actually are to Revelation what Daniel 2 is to the book of Daniel. In other
words, Revelation
chapter 2 and 3, the Seven Churches give us the structure of everything else
that is mentioned in the book of Revelation, it puts all of the
chronology in order, and the rest of the
book builds upon what we find in the Seven Churches. Now with that in mind, we
need to study before we look at Jezebel, we need to look at some principles of
interpretation, very important to look at these principles of interpretation.
Saya menemukan ~ dan saya tidak punya waktu untuk
benar-benar membahas ini karena itu akan makan waktu dua-tiga jam untuk
mendemonstrasikannya, tetapi saya hanya akan melemparkan konsepnya ~ saya telah
menemukan bahwa sebenarnya Ketujuh Jemaat yang meliputi zaman dari gereja apostolik terus hingga ke akhir zaman, terhadap
kitab Wahyu adalah seperti Daniel 2 terhadap kitab Daniel. Dengan kata lain, Wahyu pasal 2 dan 3, Ketujuh
Jemaat, memberikan kepada kita struktur dari segala yang lain yang disebutkan
di kitab Wahyu, yang menempatkan semua kronologi sesuai
urutannya, dan sisa kitab itu dibangun di atas apa yang kita temukan di Ketujuh
Jemaat. Sekarang, dengan mengingat itu, sebelum kita membahas Izebel, kita
harus melihat ke beberapa prinsip
interpretasi, sangat penting melihat prinsip-prinsip interpretasi ini.
FIRST
PRINCIPLE
First principle is that in our study of the church of
Thyatira, we
have to include the study of Revelation 11. In other words, when we
study the Fourth Church we need to also study Revelation 11, because Revelation
11 is an
amplification of the period of Thyatira. So I'm giving here an
illustration of what I just mentioned before, and that is that the rest of
Revelation actually is an amplification of what we find in the Seven Churches.
Now not only do we need to study Revelation chapter 11 in
connection with the Fourth Church, but we also need to study Revelation chapter 17,
because in Revelation chapter 17 we have a great Harlot who sits on multitudes,
nations, tongues, and peoples. She is clothed like Jezebel, she kills the
saints of the Most High, she is the mother, so she must have children. And so
once again you have the same scenario as the story of Jezebel during the 1260
years.
And so in our study we have to look at Revelation 11
which is a further amplification, and we need to look at Revelation chapter 17.
That's the first principle that we need to keep in mind as we look at Jezebel.
PRINSIP PERTAMA
Prinsip yang pertama ialah dalam mempelajari gereja Tiatira, kita
harus mengikutkan pelajaran tentang Wahyu pasal 11. Dengan kata
lain, bila kita mempelajari Gereja Keempat, kita harus juga mempelajari Wahyu
pasal 11, karena Wahyu 11 adalah keterangan
tambahan tentang periode Tiatira. Jadi di sini saya memberikan
ilustrasi tentang apa yang baru saya singgung sebelumnya, dan itu ialah bahwa sisa kitab Wahyu sesungguhnya adalah keterangan tambahan dari apa yang kita temukan di Ketujuh Jemaat.
Nah, bukan saja kita perlu mempelajari Wahyu pasal 11
sehubungan dengan Gereja eempat, tetapi kita juga harus mempelaari Wahyu pasal 17,
karena di Wahyu 17 ada seorang perempuan Pelacur yang duduk di atas orang
banyak, bangsa-bangsa, bahasa-bahasa, dan kaum-kaum. Dia berpakaian seperti
Izebel, dia membunuh orang-orang kudus Yang Mahatinggi, dia adalah seorang ibu
jadi tentunya dia punya anak-anak. Maka sekali lagi ada skenario yang sama
dengan kisah Izebel selama 1260 tahun.
Maka di pelajaran kita, kita harus
melihat ke Wahyu 11 yang adalah keterangan tambahan, dan kita harus melihat ke
Wahyu 17. Itulah prinsip yang pertama yang harus kita ingat saat kita
mempelajari Izebel.
SECOND
PRINCIPLE
The second point that we need to remember as we study
Jezebel is that Jezebel never appears alone, Jezebel always appears with the
other protagonists of the story. You see when Jezebel appears, Elijah must also
appear, because Jezebel was the enemy of Elijah. Also the false prophets of
Baal must appear, as well as Ahab. So when you find a repetition of the Old
Testament story not only can you have Jezebel in the Fourth Church, you also have to have all of the
individuals that are in the story of Jezebel. Are you with me or not? Very
important point, because Jezebel never appears isolated, Jezebel always appears in the company
of the other three, which is the king Ahab, the false prophets that do the
bidding of Jezebel, and Elijah who proclaims the message against this union.
PRINSIP KEDUA
Poin kedua yang harus kita ingat saat kita mempelajari
Izebel ialah bahwa Izebel tidak pernah
muncul sendiri, Izebel selalu muncul bersama dengan tokoh-tokoh
protagonis dalam cerita itu. Kalian lihat, bila Izebel muncul, Elia juga harus
muncul, karena Izebel adalah musuh Elia. Juga nabi-nabi palsu Baal harus
muncul, demikian juga Ahab. Maka bila kita melihat suatu pengulangan dari kisah
dari Perjanjian Lama, bukan saja ada Izebel di Gereja Keempat, juga ada semua
individu yang ada di dalam kisah Izebel. Apakah kalian paham atau tidak? Poin
yang sangat penting karena Izebel tidak pernah muncul seorang diri, Izebel selalu muncul
bersama-sama dengan tiga tokoh yang lain, yaitu raja Ahab, nabi-nabi palsu
yang melakukan perintah Izebel, dan
Elia yang menyampaikan pekabaran menentang persekutuan ini.
THIRD
PRINCIPLE
Now the third principle that we need to keep in mind as
we study about Jezebel is that in the Bible there are four Elijah's so to
speak.
You say, what? Four Elijah's? You’ve got to be kidding
me. What are the four Elijah's?
·
First Elijah of course is the historical Elijah.
The story is found in 1
Kings chapter 17 and 18 primarily, the literal Elijah. And of course along with
the literal Elijah you have:
1. Jezebel,
2. you have Ahab the king,
3. and you have the false prophets of the Harlot.
And then of course they dominate the
multitudes and the nations to enforce the worship of the sun god Baal on pain
of persecution. So that's the first Elijah, the historical Elijah.
·
But
there's a second
Elijah, that Elijah is John the Baptist.
Jesus described John the
Baptist as Elijah. Now this is not Elijah reincarnated, mind you.
This is not literal personal Elijah. This is someone who performs the same work that
Elijah performed, he comes in the spirit and power of Elijah,
Jesus says. Now who is that Elijah? That Elijah is John the Baptist.
Now John the Baptist
cannot appear alone, he's Elijah, so his enemies must appear with him in the
New Testament. So when John the Baptist appears to do the work of Elijah, his
enemies must also appear.
You say, “Well, where are his enemies?” Have you ever read about the
death of John the Baptist?
1. Was there a king involved in the death of
John the Baptist? What was his name? Herod.
2. Was there an apostate mother who was
committing fornication with the king? Yes. What was her name? Herodias.
3. Did Herodias have a daughter who did the bidding
of the mother? Yes. And it led to the death of John the Baptist.
So are you seeing that John the Baptist who
is Elijah in the sense that he performs the work of Elijah, he comes in the
spirit and power of Elijah, he does not appear alone. He appears along with his
enemies which is Herod the king ~ like there was a king Ahab; the mother, she's
called “the mother” there in Mark chapter 6 who wants the death of John the
Baptist ~ like you have Jezebel who wants the death of Elijah; and then you
have the daughter ~ who is equivalent to the false prophets ~ who do the
bidding of the mother. Are you with me or not?
So that's the second Elijah.
·
You
say where's the third Elijah? The third Elijah is the church during Thyatira.
We have already noticed
that in the fourth period of the church it says that Jezebel is at work, it is
not literal Jezebel. Jezebel is symbolic, which must mean that there's not a
literal king, and there's not a group of literal false prophets. And you know
that we are not dealing with the literal, we're dealing with symbolic. Jezebel represents something beyond the
literal person. Elijah represents something beyond the literal person, the
false prophets or the daughter represents something beyond literal daughters.
We are speaking in other words, symbolic. What was literal in the Old Testament
becomes symbolic. So the third Elijah is the Elijah during the 1260
years of the papal church and of course who was faithful Elijah during
that period? It would be groups like the Waldenses, and the Albigenses that
proclaimed the truths of the Word of God. Let me ask you, were they hunted
right and left by the apostate church of the 1260 years? Was the Harlot drunk
with their blood during the 1260 years? You’d better believe it. But you see
it's not a literal Harlot, one lady. No!
1. the Harlot Jezebel represents an entire apostate
church, are you with me or not?
2. So Elijah is not one person, Elijah is
an entire group of people that proclaim God's message.
3. The false prophet or the daughters are not
literal daughters, it's speaking about churches that were born from the mother.
Are you understanding the
principle? Vital principle.
·
Now
who is the
fourth Elijah? The fourth Elijah is the end time Elijah,
because we're going to
find that this prophecy in Malachi 4:1-5 tell us that before the great and
terrible day of the Lord, God is going to send Elijah again. It is not going to
be a literal person, it's going to be a church or a movement that proclaims the same
message that Elijah proclaimed, and this end-time remnant church is
going to proclaim a message of rebuke against:
1. Jezebel that represents an apostate church,
2. her daughters that do what the mother says,
3. and the kings of the earth that the Harlot
allies herself with.
Are
you with me or not? And so these are the principles that we need to keep in
mind as we study this very important period of church history.
PRINSIP KETIGA
Nah, prinsip ketiga yang harus kita ingat bila kita
mempelajari Izebel ialah bahwa di Alkitab ada
empat Elia, katakanlah demikian.
Kalian berkata, apa? Empat Elia? Yang bener aja. Keempat Elia itu apa?
1.
Elia pertama tentu saja ialah Elia
dari sejarah.
Kisahnya terutama ada di 1 Raja-raja pasal 17-18, Elia yang literal. Dan
bersama dengan Elia literal, ada:
1.
Izebel,
2.
ada Ahab
sang raja,
3.
ada nabi-nabi
palsu milik perempuan Pelacur itu.
Kemudian tentu
saja mereka mendominasi orang banyak dan bangsa-bangsa untuk melakukan
penyembahan kepada dewa matahari Baal di bawah ancaman persekusi. Jadi inilah
Elia yang pertama, Elia dari sejarah.
2.
Tetapi ada Elia
yang kedua, Elia ini adalah Yohanes
Pembaptis.
Yesus menggambarkan Yohanes Pembaptis sebagai Elia. Nah, perhatikan, ini bukan reinkarnasi Elia.
Ini bukan Elia pribadi yang literal. Ini
adalah seseorang yang melakukan pekerjaan yang sama yang dilakukan Elia;
dia datang dalam semangat dan kuasa Elia, kata Yesus. Nah, siapakah Elia yang
ini? Elia ini adalah Yohanes Pembaptis.
Nah, Yohanes Pembaptis tidak bisa muncul sendirian. Dia Elia, maka
musuh-musuhnya juga harus muncul bersamanya di Perjanjian Baru. Jadi ketika
Yohanes Pembaptis muncul untuk melakukan pekerjaan Elia, musuh-musuhnya juga
harus muncul.
Kalian berkata, “Di mana musuh-musuhnya?” Pernahkah kalian membaca tentang
kematian Yohanes Pembaptis?
1.
Apakah ada seorang raja yang
terlibat dalam kematian Yohanes Pembaptis? Apa namanya? Herodes.
2.
Apakah ada seorang ibu yang murtad yang berbuat zinah
dengan sang raja? Ya. Apa namanya? Herodias.
3.
Apakah Herodias punya anak perempuan yang melakukan apa yang
disuruh ibunya? Ya. Dan itu menyebabkan kematian Yohanes Pembaptis.
Jadi apakah kalian melihat Yohanes Pembaptis yang adalah Elia dalam
pengertian dia melakukan pekerjaan Elia, dia tidak muncul sendirian, dia muncul
bersama-sama dengan musuh-musuhnya, yaitu Herodes sang raja ~ seperti ada raja
Ahab; si ibu, dia disebut “ibu” di Markus pasal 6:24, 28, yang menghendaki
kematian Yohanes Pembaptis ~ seperi ada Izebel yang menghendaki kematian Elia; kemudian ada si anak perempuan ~ yang setara dengan
nabi-nabi palsu yang melakukan apa yang disuruh si ibu. Apakah kalian paham
atau tidak?
Jadi ini adalah Elia yang kedua.
3.
Kalian berkata di mana Elia ketiga? Elia ketiga ialah gereja di periode Tiatira.
Kita sudah menyimak bahwa di periode keempat dari gereja, dikatakan bahwa
Izebel sedang bekerja, bukan Izebel literal, Izebel simbolis, yang harus
berarti bahwa rajanya juga bukan raja yang literal, dan tidak ada sekelompok
nabi palsu literal. Dan kita tidak berurusan dengan yang literal, kita
berurusan dengan yang simbolis. Izebel melambangkan sesuatu melampaui seorang
yang literal. Elia melambangkan sesuatu melampaui seorang yang literal. Para
nabi palsu atau si anak perempuan melambangkan sesuatu melampaui anak-anak
perempuan literal. Dengan kata lain kita bicara secara simbolis. Apa yang
literal di Perjanjian Lama, menjadi simbolis. Maka Elia ketiga ialah Elia selama 1260 tahun gereja Kepausan,
dan tentu saja siapakah Elia yang setia di periode itu? Itu tentunya seperti kelompok-kelompok Waldenses dan
Albigenses, yang menyampaikan kebenaran Firman Allah. Coba saya
tanya, apakah mereka diburu di mana-mana oleh gereja murtad dari era 1260
tahun? Apakah perempuan Pelacur itu mabuk dengan darah mereka selama 1260
tahun? Percayalah. Tetapi, lihat, itu bukan satu perempuan Pelacur literal,
satu orang. Tidak!
1.
Pelacur Izebel
melambangkan keseluruhan gereja yang murtad, apakah kalian paham
atau tidak?
2.
Jadi Elia bukan satu orang, Elia adalah keseluruhan kelompok orang-orang yang menyampaikan
pekabaran Allah.
3.
Nabi-nabi palsu
atau anak-anak perempuan bukan anak-anak perempuan literal, itu bicara tentang gereja-gereja yang lahir dari si
ibu. Apa kalian paham prinsipnya? Prinsip yang vital.
4.
Sekarang, siapakah Elia yang keempat? Elia keempat adalah Elia akhir
zaman karena kita akan melihat di nubuatan yang ada di Maleakhi
4:1-5 mengatakan bahwa sebelum hari Tuhan yang besar dan mengerikan itu, Allah
akan mengirim Elia lagi. Itu bukanlah seorang manusia literal, itu bakal sebuah gereja atau gerakan yang
mengumandangkan pekabaran yang sama yang diproklamasikan Elia,
dan gereja umat sisa akhir zaman ini akan mengumandangkan suatu pekabaran yang
menegur:
1.
Izebel yang
melambangkan gereja yang murtad,
2.
anak-anak
perempuannya yang melakukan apa yang disuruh si ibu,
3.
dan raja-raja
bumi dengan siapa si Pelacur bersekutu.
Apakah kalian paham atau tidak?
Maka inilah prinsip-prinsip yang harus kita ingat saat
kita belajar periode sejarah gereja yang sangat penting ini.
Now let's take a look at the four protagonists of the Old
Testament story. See in typology, we're dealing here with
typology, in other words the literal people in the Old Testament represents
systems later on. We are dealing with symbols, you are not dealing with
the literal in the fulfillment. So let’s take a look at the story of the Old
Testament Elijah which is the foundation for the other Elijah’s that will arise.
Sekarang mari kita lihat keempat protagonis di kisah
Perjanjian Lama. Lihat, di
tipologi ~ kita sedang berurusan dengan tipologi ~ dengan kata
lain orang-orang literal di Perjanian
Lama melambangan sistem-sistem di kemudian hari. Kita sedang
berurusan dengan simbol, dalam penggenapannya kita tidak berurusan dengan yang
literal. Jadi mari kita lihat kisah Elia di Perjanjian Lama yang adalah fondasi
dari Elia-Elia lain yang akan muncul.
First of all we have in the story of Elijah:
·
Jezebel.
What was Jezebel like?
Was she a pretty determined lady? Did she have a mind of her own? You’d better
believe she did, she knew exactly what she wanted. She wanted to extend the
religion of the sun god in all of Israel and she was going to get her way no
matter what. That was the character of Jezebel. She hated Elijah and she wanted
to kill him because he was rebuking her and her religion, the religion of the
sun god.
·
The
second person that we have is Ahab the king.
What kind of character
did Ahab have? Well, Jezebel married Ahab, was that a legitimate marriage? No,
because God's people were not to get married with a pagan priestess. It was
fornication, what the Bible calls fornication. So the king, Ahab gets married with
Jezebel, and what kind of character did he have? Did Ahab have a mind of his
own? No! Whatever Jezebel said the king did. He was a weakling, he was like play-dough, he would take the
form that Jezebel wanted to give him, he did everything that Jezebel said. Are
you catching the picture?
·
Also
we found the
false prophets of Baal.
This is the other group that we find here.
Did the false prophets of Baal do exactly what Jezebel told them to do? Yes.
She not only manipulated the king, she also manipulated the false prophets. And
you say how do we know that? Because the story tells us that the false prophets
of Baal ate at Jezebel's table, she fed them, and you do not bite the hand that
feeds you. They extended the religion of Jezebel, they did what Jezebel told
them to do. They would be equivalent to the daughters in Revelation chapter
2 and Revelation chapter 17, which we will look at a little bit later.
In other words, we have a relationship similar to what happened to John
the Baptist.
Pertama, di kisah Elia ada:
·
Izebel.
Seperti apa Izebel ini? Apakah dia seorang perempuan yang kemauannya teguh?
Apakah pendiriannya kuat? Percayalah dia begitu, dia tahu persis apa yang
diinginkannya. Dia mau memperluas agama dewa matahari di seluruh Israel dan dia melakukan apa saja untuk mencapai kehendaknya. Itulah karakter Izebel. Dia membenci Elia, dan dia ingin
membunuhnya karena Elia mecela dia dan agamanya,
yaitu agama dewa matahari.
·
Tokoh yang kedua ialah Ahab sang raja.
Karakter macam apa yang dimiliki Ahab? Nah, Izebel menikah dengan Ahab,
apakah itu perkawinan yang sah? Tidak, karena umat Allah tidak boleh kawin
dengan seorang imam pagan perempuan. Itu perzinahan, Alkitab menyebutnya
perzinahan. Maka raja Ahab menikah dengan Izebel, dan karakter apa yang dimilikinya?
Apakah Ahab punya pendapat sendiri? Tidak! Apa pun yang dikatakan Izebel, sang
raja melakukannya. Dia tidak punya pendirian, dia seperti bahan mainan yang
lembek yang bisa dibentuk macam-macam, dia bisa menjadi bentuk apa saja yang
dimaui Izebel, dia melakukan apa saja yang dikatakan Izebel. Apakah kalian
menangkap gambarnya?
·
Juga ada nabi-nabi
palsu Baal.
Inilah kelompok yang lain yang kita temukan di sini. Apakah nabi-nabi palsu
Baal melakukan persis seperti yang diperintahkan Izebel supaya mereka lakukan? Ya. Izebel bukan saja memanipulasi sang raja, dia juga
memanipulasi nabi-nabi palsu. Dan kalian berkata dari mana kita tahu itu?
Karena kisah itu engatakan bahwa nabi-nabi palsu Baal makan di meja Izebel,
Izebel yang memberi makan mereka, dan orang tidak menggigit tangan dia yang
memberinya makan. Mereka memperluas agama Izebel, mereka melakukan apa yang
disuruh Izebel untuk mereka lakukan. Mereka itu setara dengan anak-anak perempuan Wahyu pasal 2 dan pasal
17, yang nanti akan kita pelajari.
Dengan kata lain ada hubungan yang mirip dengan apa yang
dialami Yohanes Pembaptis.
You remember John the Baptist’s story, you can find it in Mark chapter 6.
·
Did Herodias
hate John the Baptist?
Oh, she hated him with
the passion. Why did she hate him? Because John the Baptist rebuked her for
fornicating with the king. He said, “It’s not licit for you to take your
brother's wife”, in other words she hated him because he rebuked fornication.
So she was determined that she was going to get rid of John the Baptist, but
she couldn't. Did she perhaps have like a deadly wound she couldn't do it on her
own? Yes, the story says that she could not, she wanted to kill him but
she couldn't, she needed help. So what does she do?
·
Well
you remember that Salome,
comes in and dances and
the king has promised her up to half the kingdom for a dance. And now Herodias
sees her opportunity. She says, “Aha! Now is my chance!” And so the
daughter comes in and she says to the mother, by the way she's called “the daughter”, and Herodias is called “the mother”, and Herod is called “the king” in
the story. And so Salome goes into the mother and she says, “What shall I ask
for the dance?” And the mother says, “Ask for the head of John the Baptist on a
platter.” Now, was the daughter just like her mother? Did the daughter have the
same spirit as the mother? Yeah. What would a normal daughter say? “Mother!
What are you talking about? The head of John the Baptist? Give me a break.”
What did the daughter do? It says that immediately she said, “I want the head
of John the Baptist on a platter.” Like mother like daughter.
·
Was the king
a
weakling king? Oh yes, he was.
Because, you know, he was sorry that he had
made the promise to give up half the kingdom, whatever she asked, but he was too weak to
say, “I did wrong”, because he didn't want to be embarrassed before all of
the individuals that he invited to the banquet. Are you with me?
So this story of the New Testament Elijah helps us
understand the end-time scenario. It is based on the story that we find in the
Old Testament.
Kalian ingat kisah Yohanes
Pembaptis, bisa dibaca di Markus pasal 6.
·
Apakah Herodias
membenci Yohanes Pembaptis?
Oh, dia membencinya dengan nafsu menggebu-gebu. Mengapa dia membencinya?
Karena Yohanes Pembaptis menegurnya berzinah dengan sang raja. Yohanes
Pembaptis berkata, “Tidak sah kamu mengambil istri saudaramu!” Dengan kata lain
Herodias membenci Yohanes karena dia menegurnya berzinah. Maka Herodias
memutuskan untuk menyingkirkan Yohanes, namun dia tidak bisa. Apakah dia punya ibarat semacam luka
yang mematikan sehingga dia tidak bisa melakukannya sendiri? Ya,
kisahnya mengatakan bahwa Herodias tidak bisa membunuh Yohanes, dia perlu
bantuan. Lalu apa yang dilakukannya?
·
Nah, kalian ingat bahwa Salome masuk dan menari,
dan sang raja berjanji akan memberikan sampai separo kerajaannya untuk satu
tarian itu. Dan sekarang Herodias melihat kesempatannya. Dia berkata, “Aha!
Sekarang kesempatanku!” Maka si anak
perempuan ini datang dan berkata kepada ibunya, ~ nah dia
disebut “anak perempuan”, dan Herodias disebut “ibu”, dan Herodes disebut “raja” dalam kisah ini.
Maka Salome datang ke ibunya dan berkata, “Apa yang harus aku minta untuk
tarian itu?” Dan ibunya berkata, “Mintalah kepala Yohanes Pembaptis di atas
piring.” Nah, apakah si anak perempuan ini persis sama dengan ibunya? Apakah
anak perempuan ini punya roh yang sama seperti ibunya? Ya. Seorang anak yang
normal akan berkata apa? “Ibu! Ibu ngomong apa? Kepala Yohanes Pembaptis? Yang
bener aja!” Tapi apa yang dilakukan anak perempuan ini? Dikatakan bahwa dia
segera berkata, “Aku minta kepala Yohanes Pembaptis di atas piring.” Sebagaimana
ibunya begitu pula anak perempuannya.
·
Apakah sang raja
seorang raja yang tidak punya
pendirian?
Oh, ya, betul. Karena dia menyesal telah membuat janji untuk memberikan apa
pun yang diminta si anak perempuan bahkan separo dari kerajaannya, tetapi dia terlalu lemah untuk berkata, “aku salah”
karena dia tidak mau dipermalukan di hadapan semua orang yang telah diundangnya
ke pesta jamuan itu. Apakah kalian paham?
Maka kisah Elia Perjanjian Baru ini membantu kita mengerti
skenario akhir zaman. Ini berdasarkan pada kisah yang ada di Perjanjian Lama.
So
we have these four individuals or groups in the story of Elijah in the Old
Testament. We have:
1. Jezebel the strong willed Harlot woman who
moves all the strings,
2. we have Ahab a weak and easily influenced king,
3. we have the false prophets who are fed by
Jezebel and they do everything that Jezebel says,
4. and we have Elijah God's faithful prophet
who is called to denounce the evil triple alliance that is against him.
Jadi ada empat individu atau kelompok di kisah Elia di
Perjanjian Lama. Ada:
1.
Izebel, perempuan Pelacur yang punya kemauan keras, yang menyutradarai seluruh skenario,
2.
ada Ahab, raja yang lemah dan mudah dipengaruhi,
3.
ada nabi-nabi palsu yang diberi makan Izebel dan mereka
melakukan apa saja yang dikatakan Izebel,
4.
dan ada Elia, nabi Allah yang setia, yang dipanggil untuk
menyatakan kesalahan persekutuan tiga
serangkai yang jahat yang melawannya.
Now let me review this so it's absolutely clear.
Jezebel was a literal pagan Harlot, she literally married
a king, a literal king. She influenced this literal king to introduce apostasy
into Israel. The apostasy was a literal mixture between the religion of the sun
god Baal and the religion of Israel. She had a group of literal false prophets
who extended her influence in the literal geographical territory of Israel and
God raised a literal individual to denounce the apostasy. So in the Old
Testament we are dealing with what? We are dealing with the literal, we're dealing
with literal people who do literal things.
Let me ask you, was the idolatry literal in the Old
Testament? Yes.
Did they worship the literal sun? Yes.
Are we dealing with literal Israel? Yes.
Is Elijah a literal individual? Yes.
Is Jezebel a literal individual? Yes.
Is king Ahab a literal individual? Yes.
Are the false prophets literal false prophets?
Absolutely.
So in the Old Testament the story is literal. But this
literal story of the Old Testament then becomes symbolic of a church and the
movements within that church. Are you with me or not? So let's
summarize then the story of Elijah in the Old Testament.
Sekarang saya akan mengulang ini supaya betul-betul
jelas.
Izebel adalah seorang Pelacur pagan literal, dia menikah
secara literal dengan seorang raja, raja yang literal. Dia mempengaruhi raja
literal ini untuk memperkenalkan kemurtadan kepada Israel. Kemurtadannya itu
adalah campuran yang literal antara
agama dewa matahari Baal dengan agama Israel. Izebel memiliki satu kelompok
nabi-nabi palsu literal yang memperluas pengaruhnya di teritori geografi Israel
literal, dan Allah membangkitkan seorang individu literal untuk mencela
kemurtadan ini. Jadi di
Perjanjian Lama kita berurusan dengan apa? Kita berurusan dengan yang literal,
kita berurusan dengan manusia-manusia literal
yang melakukan perbuatan-perbuatan literal.
Coba saya tanya, apakah penyembahan berhala itu literal
di zaman Perjanjian Lama? Ya!
Apakah mereka menyembah matahari yang literal? Ya!
Apakah kita berurusan dengan Israel literal? Ya!
Apakah Elia seorang individu literal? Ya!
Apakah Izebel seorang individu literal? Ya!
Apakah raja Ahab seorang individu literal? Ya!
Apakah nabi-nabi palsu itu nabi-nabi palsu literal? Tentu
saja!
Maka di Perjanjian Lama kisah itu literal. Tetapi kisah yang literal di
Perjanjian Lama ini kemudan menjadi simbolis, menjadi kisah tentang sebuah
gereja dan gerakan-gerakan di dalam gereja itu. Apakah kalian
paham atau tidak? Jadi mari kita ringkas kisah Elia di Peranjian Lama ini.
We will summarize the story of Elijah in the Old Testament.
First of all, you have the Harlot Jezebel, she fornicates with the king
and uses his executive authority to extend her counterfeit religion. Is
that a proper scenario of the story? We don't have time to go into the entire
story.
Kita akan meringkas kisah Elia di Perjanjian Lama.
Pertama, ada Izebel,
perempuan Pelacur, dia berzinah
dengan raja dan memakai autoritas eksekutif raja untuk memperluas agama palsunya.
Apakah itu skenario yang tepat dari kisah tersebut? Kita tidak punya waktu
untuk mengupas seluruh kisah.
Second, she shed the blood of God's servants, it
explicitly tells us in 1 Kings that she shed the blood of God's people and she
wanted specifically to kill whom? She wanted to kill Elijah and silence his voice because he was rebuking
her.
Kedua, Izebel
mencurahkan darah hamba-hamba Allah, di 1 Raja-raja secara
eksplisit dikatakan bahwa dia mencurahkan darah umat Allah
dan dia terutama mau membunuh siapa? Dia mau
membunuh Elia dan membungkam suaranya karena
Elia menegurnya.
The next point is that she was involved in the occult
because we are going to notice that in 2 Kings, she is called a “witch”. In other words, she was involved in the occult. Do you
know what the basic doctrine of the occult is? What does a witch do? A witch
tries to conjure up the souls of the dead. Are you with me? And so, if
Jezebel is a witch, does she believe in the immortality of the soul?
Yes. Does she believe that you can pray to the saints, and that you can ask the
dead saints for favors?
Is that true of the papacy during the 1260 years and even
till today? Absolutely. She was involved in the occult and she is called a
witch.
Poin berikut ialah Izebel
terlibat dengan okultisme karena kita akan melihat di 2
Raja-raja bahwa dia disebut “penyihir”. Dengan kata lain, dia terlibat dengan yang okult.
Tahukah kalian doktrin dasar okultisme itu apa? Apa yang dilakukan seorang
penyihir? Seorang penyihir berusaha mendatangkan arwah-arwah
orang mati. Apakah kalian paham? Maka, jika Izebel itu seorang penyihir, apakah
dia mempercayai kebakaan jiwa?
Ya. Apakah dia mempercayai orang bisa berdoa kepada orang-orang kudus dan orang
bisa meminta bantuan kepada
orang-orang kudus yang mati?
Apakah kenyataannya demikian pada Kepausan selama masa
1260 tahun dan bahkan hingga hari ini? Tentu saja! Izebel terlibat dalam
okultisme, dan dia disebut seorang penyihir.
The next point is that she blended false worship, with the worship
of the sun god Baal. Now in that time, they worship the sun god Baal,
the literal sun, but let me ask you during the 1260 years the church did not
worship the literal sun, they worshiped on the
what? On the day of the sun.
And you say, “Now wait a minute, Pastor, it's not the same to worship the sun
as it is to worship on the day of the sun.”
And I sustain that in principle it's the same thing.
You say, “How is that?”
Let me explain, I might have explained this before.
Who created the sun? God created the sun.
Did He create the sun for worship? No, it's a secular
object that gives us light.
What happens if an individual makes the sun an object of
worship, what is that called? Idolatry.
Now let me ask you this, who created the first day of the
week? Who created the first day? God. Genesis says “It
was the evening and the morning of the first day.” God created the first day of the week.
Did God create the first day of the week for worship? Is
it a day of worship? No, the first day is not a day of worship, it's a day of
work, because God says “six
days you shall labor, and do all your work, the seventh day is the Sabbath…” or the day of rest. Are you with me?
Poin berikutnya ialah Izebel menggabungkan penyembahan palsu, yaitu dengan
penyembahan kepada dewa
matahari Baal. Nah, di zaman itu mereka menyembah dewa matahari
Baal, matahari yang literal. Tetapi coba saya tanya, selama 1260 tahun gereja tidak menyembah
matahari literal, mereka menyembah
pada apa? Pada hari matahari. Dan kalian berkata, “Tunggu
dulu, Pastor, kan tidak sama menyembah matahari dengan menyembah pada hari
matahari.”
Dan
saya mempertahankan bahwa secara prinsip itu hal yang sama.
Kalian
berkata, “Kok bisa begitu?”
Saya akan menjelaskan, dan mestinya saya sudah pernah
menjelaskan ini sebelumnya.
Siapa yang menciptakan matahari? Allah yang menciptakan matahari.
Apakah Dia menciptakan matahari untuk disembah? Tidak, itu benda sekuler
untuk memberikan terang kepada kita.
Apa yang terjadi jika seorang individu menjadikan matahari objek yang
disembah, apa namanya itu? Penyembahan berhala.
Sekarang coba saya tanya, siapa yang menciptakan hari pertama dari satu
minggu? Siapa yang menciptakan hari pertama? Allah. Kitab
Kejadian mengatakan, “Maka
petang dan pagi itulah
hari pertama” (Kej 1:5). Allah yang
menciptakan hari pertama dari satu minggu.
Apakah Allah menciptakan hari pertama dalam satu minggu itu untuk ibadah?
Tidak, hari pertama bukanlah hari untuk ibadah, itu adalah hari kerja, karena
Allah berkata, “enam
hari lamanya engkau harus bekerja dan
melakukan segala pekerjaanmu tetapi hari ketujuh adalah hari Sabat…” (Kel. 20:9-10) atau hari perhentian. Apakah kalian
paham?
So let me ask you what happens if a system
tells us that Sunday is the day that God created for worship, what is that
called? Idolatry.
It doesn't matter whether it's an object
that man creates for worship or a day that man creates for worship, in
principle it is the same thing, man creating something for worship that God did
not make for worship. Are you with me or not? That is the important
principle.
In other words, to a great degree the papacy
is an idolatrous system and Protestant churches who follow in her footsteps
are also practicing idolatry, and many of them don't even realize it. I
am not talking about individuals in the Protestant churches, you need to
understand this. There are thousands upon thousands of sincere loving people in
all of the Protestant churches. They love Jesus. Some of them are even more
faithful than many Adventists, they live up to the light that they have, they
don't realize that they are practicing idolatry, that the reason they keep Sunday is because the papal
church established Sunday, not because the Bible tells us that Sunday is the
day of worship. These people are sincere, they love Jesus, and if they are
truly sincere, when they hear the truth they say, “This is the truth, I have to
come out, I have to leave Babylon, I have to join God's remnant people, because
they keep the commandments of God and they have the testimony of Jesus Christ.”
Are you understanding the issues, folks?
So
in this story she blends the true worship of the Lord with the worship of the sun god
Baal. Does the papacy do the same thing? You’d better believe the papacy
does the same thing, they themselves say, “We embrace all kinds of
pagan practices, but we claim to worship the true God.”
Jadi coba saya tanya, apa yang terjadi jika suatu sistem mengatakan kepada
kita bahwa hari Minggu adalah hari yang diciptakan Allah untuk ibadah, apa
namanya itu? Penyembahan berhala!
Tidak jadi soal apakah itu sebuah objek yang dijadikan manusia untuk ibadah,
atau itu suatu hari yang dijadikan manusia untuk ibadah, pada dasarnya itu adalah hal yang sama,
yaitu manusia menjadikan sesuatu untuk
ibadah yang tidak diciptakan Allah untuk ibadah. Apakah kalian
paham atau tidak? Itulah prinsip yang penting.
Dengan kata lain, Kepausan
sebagian besar adalah suatu sistem yang menyembah berhala, dan gereja-gereja
Protestan yang mengikuti jejaknya juga mempraktekkan penyembahan berhala,
dan banyak dari mereka tidak menyadarinya. Saya tidak bicara tentang
individu-individu di dalam gereja-gereja Protestan, kalian harus memahami ini.
Ada beribu-ribu orang-orang yang tulus dan mengasihi di semua gereja Protestan.
Mereka mengasihi Yesus, beberapa dari mereka bahkan lebih setia daripada banyak
orang Advent, mereka menghidupkan terang yang mereka miliki, mereka tidak
menyadari bahwa mereka sedang mempraktekkan penyembahan berhala, bahwa alasan mereka memelihara hari Minggu ialah karena gereja
Kepausan menetapkan hari Minggu, bukan karena Alkitab yang mengatakan bahwa
hari Minggu itulah hari ibadah. Orang-orang ini tulus, mereka mengasihi Yesus,
dan jika mereka memang benar-benar tulus, ketika mereka mendengar kebenaran
mereka akan berkata, “Ini yang benar, aku harus keluar, aku harus meninggalkan
Babilon, aku harus bergabung dengan umat sisa Allah, karena mereka yang
memelihara Perintah-perintah Allah dan mereka memiliki kesaksian Yesus
Kristus.” Apakah kalian paham isunya, Saudara-saudara?
Maka di kisah ini Izebel menggabungkan ibadah yang sejati dari Tuhan dengan ibadah dewa
matahari Baal. Apakah Kepausan melakukan hal yang sama?
Percayalah, Kepausan melakukan
hal yang sama. Mereka sendiri berkata, “Kami memeluk segala
jenis praktek pagan, tetapi kami mengklaim menyembah Allah yang benar.”
The next point that I want to mention is that Jezebel instituted
a counterfeit sanctuary service or system. That is the reason why we're
going to notice this in our second presentation. That Elijah when he was on Mount
Carmel he had to repair the altar of the Lord where sacrifices were
offered, those sacrifices represented the coming sacrifice of Jesus Christ on
the cross. In other words, that sacrificial system was destroyed and Elijah
was called to restore the altar and to restore the true sanctuary service.
Poin berikutnya yang mau saya sebutkan ialah Izebel menetapkan suatu pelayanan atau
sistem Bait Suci yang palsu. Itulah alasannya mengapa kita akan
mempelajarinya dalam presentasi yang kedua. Bahwa Elia ketika dia berada di Bukit Karmel,
dia harus memperbaiki mezbah Tuhan
di mana kurban-kurban dipersembahkan, kurban-kurban mana melambangkan kurban
Yesus Kristus yang akan datang di salib. Dengan kata lain, sistem kurban itu sudah dirusak dan Elia dipanggil untuk memulihkan mezbah dan memulihkan
pelayanan Bait Suci yang sejati.
The next thing that we need to notice is that Jezebel taught the
people to break the commandments of God. Elijah was called not only to
restore true worship, he was called to restore the commandments of God.
And you say how is that?
Well, you remember when Elijah met Ahab after the drought had caused severe
problems in Israel, that Ahab says to him, “Oh, it's you, you troubler of
Israel.” In other words, you're to blame for everything that's happening in the
kingdom. What does Elijah say? He says to Ahab, he says, “Well, I'm sorry Ahab, I am just doing
what God told me to do.” Is that what
Elijah said? No! Elijah was bold, he was not politically correct, he didn't
want to please the king.
You know preachers today they just want to please people. “Don't tell Protestants that they're living
in apostasy, don't tell the papal church that this is an apostate church,
Jezebel, no, no, no! That might offend someone.” And what we do is not offend people right into hell.
Because the
Bible tells us that those who remain within this system are going to be lost,
the daughters who remain in the system are going to be lost. So it's not a
loving thing to say, “Well, let's not tell them these things because it might
offend someone, it might make someone feel bad.” No! People need to know these truths,
they need to get out of these systems, these
systems that
do not teach the truth of God, these systems that have amalgamated
apostasy with truth. Are you with me? Of course, we need to do it in a
loving way.
Hal berikutnya yang harus kita simak ialah bahwa Izebel mengajar orang-orang untuk
melanggar Perintah-perintah Allah. Elia dipanggil bukan saja
untuk memulihkan ibadah yang sejati, dia dipanggil untuk memulihkan Perintah-perintah Allah.
Kalian berkata bagaimana itu?
Nah, kalian ingat ketika Elia bertemu Ahab setelah
kekeringan menimbulkan masalah-masalah besar di Israel, Ahab berkata kepadanya,
“Oh, kamu toh, kamu yang mendatangkan masalah kepada Israel.” Dengan kata lain, segala sesuatu yang sedang
terjadi dalam kerajaan ini salahmu. Apa kata Elia?
Elia berkata kepada Ahab, “Nah, maaf, Ahab, aku hanya melakukan apa yang
disuruh Allah.” Apakah itu yang dikatakan Elia? Tidak! Elia berani, dia tidak tepat secara politis, dia tidak mau menyenangkan raja.
Tahukah kalian, para pengkhotbah hari ini mereka hanya mau menyenangkan
orang. “Jangan katakan kepada Protestan bahwa mereka sedang hidup
murtad, jangan katakan kepada gereja Kepausan bahwa dia adalah gereja yang
murtad, dia Izebel. Jangan, jangan, jangan! Itu akan menyinggung orang.” Dan apa yang kita lakukan ialah tidak menyinggung orang
langsung sampai ke neraka. Karena Alkitab
mengatakan bahwa mereka yang tinggal bersama sistem ini tidak akan selamat,
anak-anak perempuan yang tetap tinggal di dalam sistem ini tidak akan selamat.
Jadi sama sekali bukan kasih bila kita mengatakan, “Nah, jangan beritahuan
hal-hal ini kepada mereka
karena itu bisa menyinggung, itu bisa membuat orang merasa tidak senang.” Tidak! Orang-orang perlu
mengetahui kebenaran-kebenaran ini, mereka perlu keluar dari sistem-sistem ini, sistem-sistem yang tidak mengajarkan kebenaran
Allah, sistem-sistem yang telah menyatukan kemurtadan dengan
kebenaran. Apakah kalian paham? Tentu saja kita harus melakukannya secara kasih.
This kind of reminds me of an experience I
had at Fresno Central church. I just arrived, this was in 1997. I did the first
Cracking the Genesis Code Series and there
was a couple that came to our church, he had been an Adventist for many years
but had kind of gone astray. His father was a minister in Syria, and then his
father was expelled. So you know, he came to Fresno became a medical doctor,
married this woman and they came to the meetings because they saw one of the
brochures, and he of course had been an Adventist. They came to the first
several meetings, they were really excited, they were pumped up. And then I
preached about the Little Horn and about the Harlot of the Revelation chapter 17. He had no
problem with it because he had been an Adventist, he knew all about this; but
the wife had grown up in a convent, and she was deeply offended by the sermons
that I presented and she quit coming. And you know, once in a while after that
she would come to church but when she saw me coming towards her, she would make
sure to take the closest detour so she wouldn't have to meet me. And when it
was inevitable for her to meet me, you know, she would just turn her head. She was
really, really ticked off. Well she kept on coming occasionally and to make a
long story short, the Lord allowed the message to sink in, and in the course of
time you know she came to the conclusion that what I had said, it was a hard
saying, but that it was the truth, and so eventually she was baptized into the
Fresno Central Seventh-day Adventist Church, and she is one of the most active
members in the church. She has several functions there in the church. Her husband
and her, and their three daughters are as faithful as can be. One of the
daughters plays the piano, they sing trios, I mean super active in the church.
Now some of the members were after me, they
said, “See, you should have never preached those sermons, because, look, they
were coming they were all happy, and now she quit coming.” I said, “Give her
time, not a problem.” You know the truth hits people hard and then when it
sinks in, you know they'll
accept it, and so that's exactly what happened. A few years later she wrote me
a card which I still have in my file ~ by the way she gave me permission to
tell this story ~ and in the card she begged me forgiveness for all of the
looks that she gave me.
Ini mengingatkan
saya kepada pengalaman saya di Fresno Central
Church. Saat itu saya baru tiba, ini di
tahun 1997. Saya pertama membuat seri Cracking
the Genesis Code, dan di sana ada
sepasang suami istri yang datang ke gereja kami. Si suami adalah orang Advent
selama bertahun-tahun tetapi sempat mundur. Ayahnya seorang pendeta di Syria, kemudian ayahnya diusir. Jadi dia datang ke
Fresno dan menjadi seorang dokter, menikah dengan perempuan ini dan mereka
datang ke pertemuan-pertemuan itu karena mereka melihat salah satu brosurnya,
dan tentu saja karena si suami pernah Advent. Mereka datang ke beberapa
pertemuan yang pertama, dan semangat mereka tersulut. Kemudian saya berkhotbah
tentang Tanduk Kecil dan perempuan Pelacur Wahyu pasal 17. Si suami tidak punya
masalah dengan itu karena dia pernah Advent,
dia sudah tahu semuanya tentang itu; tetapi istrinya yang besar di biara Katolik, dia sangat tersinggung oleh khotbah-khotbah yang saya
sampaikan dan dia berhenti datang. Dan
kalian tahu, setelah itu sekali waktu si istri akan datang ke gereja tetapi
setiap kali dia melihat saya datang menuju ke arahnya, dia pastikan untuk
mengambil belokan terdekat agar dia tidak usah bertemu dengan saya. Dan bila
pertemuan itu tidak terelakkan, dia akan memalingkan wajahnya. Dia benar,
benar, marah. Nah, dia terus datang dari waktu ke waktu, dan untuk menyingkat
cerita, Tuhan mengizinkan pekabaran-pekabaran itu menyerap dan seiring
berjalannya waktu kalian tahu, dia tiba pada kesimpulan bahwa apa yang saya
katakan, walaupun itu keras, tetapi itu adalah kebenaran, dan akhirnya dia
dibaptis di Fresno Central SDA Church, dan dia menjadi salah satu anggota yang paling aktif di gereja. Dia
memegang beberapa jabatan di gereja sana. Suaminya dan dia, dan ketiga anak
perempuan mereka sangat setia. Salah satu anak-anak perempuan mereka memainkan
piano, mereka menyanyi trio, mereka super aktif di gereja.
Nah beberapa
anggota dulunya menyalahkan saya, mereka berkata, “Tuh lihat, Anda seharusnya
jangan pernah mengkhotbahkan khotbah-khotbah seperti itu, karena lihat, mereka
sudah datang, mereka semuanya gembira, dan sekarang si istri berhenti datang.”
Saya katakan, “Beri dia waktu, bukan masalah.” Kalian tahu, kebenaran itu
memukul keras kemudian ketika dia menyerap, orang-orang akan menerimanya. Dan
persis itulah yang terjadi. Beberapa tahun kemudian dia menulisi saya sebuah
kartu yang masih saya simpan di arsip ~ nah, dia sudah memberi saya izin untuk
membagikan kisahnya ~ dan di dalam kartu itu dia minta maaf untuk segala
tatapan marahnya yang pernah diberikannya kepada saya.
You know, you have the example of Stephen in Acts chapter
7. Did Stephen preached a powerful sermon? Was it politically correct? Oh, no! He
said, “You were the ones who killed Jesus, you know you're to blame for it”. And
how did they react? Oh, it says that their heart raged within them, and they
gritted their teeth, and they wanted to kill him right then and there. And who
was the ringleader? Saul of Tarsus. And he was really mad too because after the
stoning of Stephen he said, “I'm going to go off and I'm going to go persecute
the church in Damascus.” But he knew that Stephen was right. The message hit
him like a ton of bricks, and yet he knew that Stephen was right, and so he
goes on the road to Damascus, and the Lord knocks him to the ground with this
bright light, and he hears a message from heaven, a voice from Heaven that says
“Saul, Saul why do you persecute me?” And of course Saul is thinking, I'm on the
way to Damascus, and this voice is coming from heaven. How am I persecuting
You, who are You so that I know who I'm persecuting. And he was told by Jesus, “I am Jesus whom you are persecuting.” In persecuting the church, Saul was
persecuting Jesus because when you persecute the body of Christ, you're also
persecuting the head of the body which is Jesus Christ.
Kalian tahu, ada
contohnya Stefanus di Kisah pasal 7. Apakah Stefanus menyampaikan khotbah yang
keras? Apakah itu tepat secara politis?
Oh, tidak! Dia berkata, “Kamu yang membunuh Yesus, kamu tahu kamu yang
bertanggung jawab untuk itu.” Dan bagaimana reaksi mereka? Dikatakan bahwa hati
mereka sangat berang, dan mereka mengertakkan gigi, dan mereka langsung mau
membunuhnya di sana. Dan siapakah pemimpinnya? Saulus dari
Tarsus. Dan dia juga sangat marah karena setelah perajaman Stefanus dia
berkata, “Aku akan pergi dan aku akan mempersekusi gereja di Damaskus.” Tetapi dia
tahu sebenarnya Stefanus benar. Pekabaran itu menghantamnya seperti batu bata satu ton, namun demikian dia tahu bahwa Stefanus benar.
Maka saat di perjalanannya ke Damaskus, Tuhan memukulnya jatuh ke tanah dengan cahaya
yang terang, dan dia mendengar pesan dari langit, suara dari Surga berkata, “Saulus, Saulus, mengapakah engkau menganiaya
Aku?” (Kisah
9:4) Dan tentu saja
Saulus berpikir, aku dalam perjalanan ke Damaskus, dan suara ini datang dari
langit. Bagaimana aku mempersekusi Engkau, siapa Engkau supaya aku tahu siapa
yang aku persekusi. Dan dia diberitahu
oleh Yesus, “Akulah Yesus yang kauaniaya
itu.” (Kisah
9:5). Dengan mempersekusi gereja, Saulus
mempersekusi Yesus, karena bila orang mempersekusi tubuh Kristus, dia juga
mempersekusi kepala tubuh itu yaitu Yesus Kristus.
Let me ask you, was it worthwhile for Stephen to preach
that sermon? Well, it got him killed, didn't it? Got him killed so he should
have never preached that sermon, he should have been more diplomatic, he should
have been more politically correct, right? No.
Let me ask you what was the result of Peter’s (should
be Stephen’s) sermon? The result of
Peter’s (should be Stephen’s) sermon
was the conversion of Saul of Tarsus who became the great apostle Paul. Was it
worth it? How many people do you think are going to be in the kingdom as a
result of the preaching of Paul? We have no way of knowing until we get to the
kingdom. Millions! Because we're not only talking about the people that Paul
met during his time when he preached, we're talking about everyone who read his
epistles and became a Christian by reading his epistles, and became a believer
through reading the writings of the apostle Paul. Was it worth it? You’d better
believe it was worth it. But it made him
mad. It doesn't matter if it made him mad. It made him mad because he knew that
Stephen was right, and he was telling the truth.
Now how did I get off on this tangent?
Coba saya tanya
apakah sepadan bagi Stefanus menyampaikan khotbahnya itu? Nah,
gara-gara itu, dia terbunuh, bukan? Itu mengakibatkan dia terbunuh jadi
seharusnya dia jangan menyampaikan khotbah itu, seharusnya dia bersikap lebih
diplomatis, seharusnya dia bersikap lebih tepat secara politis, benar? Tidak!
Coba saya tanya,
apa akibat khotbah Stefanus? Akibat khotbah Stefanus adalah pertobatan Saulus
dari Tarsus yang menjadi rasul Paulus yang hebat. Apakah sepadan? Menurut
kalian berapa orang yang akan berada di dalam Kerajaan dari hasil khotbah Paulus? Kita tidak bisa tahu hingga kita
tiba di Kerajaan itu. Berjuta-juta! Karena kita tidak
hanya bicara tentang orang-orang yang bertemu dengan Paulus di zamannya
ketika dia berkhotbah, kita bicara juga tentang semua orang yang membaca
surat-suratnya dan menjadi orang Kristen karena membaca
surat-suratnya itu, dan menjadi orang beriman karena membaca
tulisan-tulisan rasul Paulus. Apakah sepadan? Percayalah, itu sepadan. Tetapi
itu membuat Saulus marah. Tidak masalah itu membuat Saulus marah. Itu
membuatnya marah karena dia tahu Stefanus benar, dan Stefanus mengatakan apa
yang benar.
Nah, bagaimana
saya tadi sampai menyimpang kemari?
Well, anyway let's go back to the
characteristics of the story of Elijah in the Old Testament. So did Elijah
restore the commandments of God? He said, “You have troubled Israel,
because you have forsaken the commandments of God and you are worshiping Baal.”
Nah, mari kita kembali ke karakteristik kisah Elia di Perjanjian Lama.
Jadi apakah Elia memulihkan
Perintah-perintah Allah? Dia berkata (kepada Ahab), “Kamu yang
telah mendatangkan masalah bagi Israel karena kamu yang telah melanggar
Perintah-perintah Allah dan kamu yang menyembah Baal.”
Did Jezebel have a group of literal false prophets that
did her bidding that did everything she said? Absolutely. What did God call Elijah
to do? God
called Elijah to unmask the apostate religion at the risk of his own life.
Is that what happened during the period of the church of Thyatira?
The Waldenses and the Albigenses, John Huss, and others who proclaimed the gospel boldly,
did they
have to pay with the cost of their lives because this Harlot church persecuted
them and killed them? Absolutely. Now what is the principle here?
Apakah Izebel
memiliki sekelompk nabi palsu yang melakukan perintahnya dan segala yang
dikatakannya? Tepat sekali. Tuhan memanggil Elia untuk apa? Tuhan memanggil Elia untuk
membuka topeng agama murtad dengan taruhan nyawanya sendiri.
Apakah itu yang terjadi selama
periode gereja Tiatira? Kelompok Waldenses dan Albigenses, John
Huss, dan lain-lainnya yang
menyampaikan Injil dengan berani, apakah mereka harus membayar mahal dengan nyawa mereka karena
gereja Pelacur ini mempersekusi mereka dan membunuh mereka?
Tepat sekali. Nah, jadi prinsipnya apa di sini?
Literal
Elijah, literal Ahab, literal Jezebel, and the literal prophets of Baal
represent two stages of the church of Thyatira symbolically.
·
The first stage that the literal individuals of the Old
Testament represent is the church during the 1260 years, that is Thyatira.
The papal church
fornicating with the kings of the earth; daughters Protestant churches born
from her, persecuting those who preserve the true gospel. So that's the first
fulfillment of the Old Testament story.
·
The second fulfillment is going to take place at the very
end of time.
And you say how do we know that what
happened during the Fourth Church during the period of papal supremacy in the
past, how do we know that story is going to be repeated in the end time? The
answer is very simple. The Bible tells us that this Fourth Church Thyatira, Jezebel, at
the end of her period of dominion received a deadly wound. She was
thrown into a sick bed, remember what we read at the beginning? She was thrown
into her sick bed and those who fornicated with her were thrown into great tribulation,
the French Revolution which is the period when she received her deadly
wound. Is that the end of her career? That is not the end of her career because
Revelation chapter 13:3 tells us something very interesting. It says, “I saw the Beast ~ which is the same as the Harlot, the
Roman Catholic papacy during this period. ~ I saw this Beast that had a deadly wound, and
its deadly wound was healed, and all the world worshiped and wondered after the
Beast.” Is Jezebel going to
resurrect, is she going to be healed from her deadly wound? Yes, the Beast
will resurrect. And so let me ask you, is Jezebel going to play a role in
end-time prophecy? Absolutely. Are her daughters going to play a role in
end-time prophecy? Are the kings of the earth going to
play a role in this prophecy? Absolutely.
Is God going to raise a people, Elijah, to restore
the sanctuary, to restore the commandments of God, to restore worship to
God on His Holy Sabbath? Absolutely. That is exactly what is going to
happen. Revelation chapter 17 tells us about this end-time scenario.
Elia literal, Ahab
literal, Izebel literal, dan nabi-nabi Baal literal melambangkan dua tahap dari
gereja Tiatira secara simbolis.
·
Tahap pertama yang dilambangkan
oleh individu-individu Perjanjian Lama ini ialah
gereja di masa periode 1260 tahun, yaitu gereja Tiatira.
Gereja Kepausan yang berzinah dengan raja-raja bumi; anak-anak perempuannya: gereja-gereja Protestan yang lahir darinya; yang
mempersekusi mereka yang mempertahankan Injil yang benar. Jadi itulah
penggenapan pertama dari kisah Perjanjian Lama.
·
Penggenapan kedua akan terjadi pada ujung akhir zaman.
Dan kalian berkata, dari mana kita tahu itu, apa yang terjadi selama
periode Gereja Keempat saat masa kejayaan Kepausan di masa lampau, bagaimana
kita bisa tahu kisah itu akan diulangi lagi di akhir zaman? Jawabannya sangat
sederhana. Alkitab mengatakan kepada kita bahwa Gereja Keempat ini, Tiatira, Izebel, pada akhir periode
kejayaannya menerima suatu luka yang mematikan. Dia dilemparkan
ke ranjang orang sakit, ingat apa yang kita baca di bagian awal? Dia
dilemparkan ke ranjang orang sakit dan
mereka yang berzinah dengannya dilemparkan ke kesukaran besar, yaitu Revolusi
Perancis, periode yang sama di mana Izebel
menerima luka yang mematikan. Apakah itu akhir kariernya? Itu bukan akhir kariernya, karena Wahyu
13:3 mengatakan sesuatu yang sangat menarik, itu berkata, “Aku melihat Binatang itu ~ yang sama dengan si perempuan
Pelacur, Kepausan Roma Katolik, di masa ini ~ aku melihat Binatang ini yang
kena luka yang mematikan, dan lukanya itu sembuh, dan seluruh dunia menyembah
dan kagum padanya.” Apakah Izebel akan
bangkit dari kematiannya, apakah dia akan
sembuh dari lukanya yang mematikan? Ya, Binatang
itu akan bangkit dari kematiannya. Jadi coba saya tanya, apakah Izebel akan memainkan peranan dalam
nubuatan akhir zaman? Tentu saja. Apakah anak-anak perempuannya akan memainkan
peranan di nubuatan akhir zaman? Apakah raja-raja
bumi akan memainkan peranan di nubuatan ini? Tentu saja!
Apakah Allah
akan membangkitkan suatu umat ~ Elia ~ untuk memulihkan Bait Suci,
untuk memulihkan Perintah-perintah
Allah, untuk memulihkan
ibadah kepada Allah pada hari SabatNya yang kudus? Tentu saja.
Tepat itulah yang akan terjadi. Wahyu pasal 17 memberitahu kita tentang
skenario akhir zaman ini.
Revelation chapter 17, I'm going to end this first segment with these
verses, it says there: “1Then one of the seven angels who had
the seven bowls came and talked with me, saying to me, ‘Come, I will
show you the judgment of the great harlot who sits on many waters, 2 with whom the kings of
the earth committed fornication, and the inhabitants of the earth were
made drunk with the wine of her fornication.’…” The wine is her false doctrines. “…3 So he carried me away in the
Spirit into the wilderness. And I saw a woman sitting on a scarlet
beast…” this is Jezebel by the way, “…which was full of names of blasphemy, having seven
heads and ten horns. 4 The
woman was arrayed in purple and scarlet…” How did Jezebel garb herself? Oh, she had her eyes painted up, and
everything, she was a Harlot. And so this woman, this end-time woman which is a
church, it says, “… 4 The woman was arrayed in purple and scarlet and
adorned with gold and precious stones and pearls, having in her hand a
golden cup full of abominations and the filthiness of her
fornication…” Then it says in verse 5,
“…5 And
on her forehead a name was written:
MYSTERY, BABYLON THE GREAT, THE MOTHER…” so she must have daughters, right? “…THE MOTHER OF HARLOTS AND OF THE ABOMINATIONS OF THE EARTH…” And then verse 6 tells us, “…6 I saw the woman, drunk with the blood of the
saints and with the blood of the martyrs of Jesus. And when I saw her, I
marveled with great amazement.”
Is that end time Jezebel? That is end-time Jezebel, and that is the
Jezebel that we are going to discuss in our next presentation. What we are
going to do is we are going to look more specifically at what Old Testament
Jezebel did, compare it with what the church did during the 1260 years, and
then take a look at what is going to happen when Jezebel resurrects from her
deadly wound at the very end of time.
Wahyu pasal 17,
saya akan mengakhiri segmen pertama ini dengan ayat-ayat ini, dikatakan di
sana: “1 Lalu datanglah
seorang dari ketujuh malaikat, yang membawa ketujuh cawan itu
dan berkata kepadaku, ‘Mari ke
sini, aku akan menunjukkan kepadamu keputusan
(penghukuman) atas Pelacur besar, yang duduk di
atas banyak air. 2 Dengan
dia raja-raja di bumi telah berbuat zinah,
dan penghuni-penghuni bumi telah dibuat mabuk
oleh anggur perzinahannya.’…” anggur itu adalah
doktrinnya yang palsu. “…3 Dalam
roh aku dibawanya ke padang gurun. Dan aku melihat seorang perempuan duduk di
atas seekor Binatang merah darah,…” nah, ini Izebel, “…yang penuh dengan nama-nama hujat. Binatang
itu mempunyai tujuh kepala dan sepuluh tanduk. 4 Dan
perempuan itu memakai kain ungu dan kain kirmizi…” bagaimana pakaian
yang dikenakan Izebel? Oh, dia menggambar matanya, dan macam-macam, dia seorang
pelacur. Maka perempuan ini, perempuan akhir zaman ini, yang adalah sebuah
gereja, dikatakan, “…4 Dan
perempuan itu memakai kain ungu dan kain kirmizi yang dihiasi dengan emas, permata dan
mutiara, dan di tangannya ada sebuah cawan
emas penuh dengan segala kekejian dan kenajisan perzinahannya…” Lalu dikatakan di
ayat 5, “…5 Dan pada
dahinya tertulis suatu nama: ‘MISTERI, BABEL BESAR, IBU…” jadi tentunya dia mempunyai anak-anak perempuan, benar? “…IBU DARI WANITA-WANITA PELACUR, DAN DARI KEKEJIAN-KEKEJIAN BUMI.’…” Kemudian di ayat 6, “…6 Dan aku melihat perempuan itu mabuk oleh darah
orang-orang kudus dan darah martir-martir Yesus. Dan ketika aku melihatnya, aku terkesima
dengan keheranan yang besar.”
Apakah ini Izebel akhir zaman? Ini adalah Izebel akhir zaman, dan inilah
Izebel yang akan kita bahas
dalam presentasi kita berikutnya. Apa yang akan kita buat ialah kita akan
melihat dengan lebih seksama apa yang dilakukan Izebel Perjanjian Lama,
membandingkannya dengan apa yang dilakukan gereja selama 1260 tahun, kemudian
melihat apa yang akan terjadi ketika Izebel bangkit dari lukanya yang mematikan
pada ujung akhir zaman.
I trust that you have been able to understand this presentation. You know
that's why I divided this into two parts because there is no way you can do it
in one part. So let's come together in a few moments for part number two.
Saya yakin kalian
bisa memahami presentasi ini. Kalian tahu, itulah mengapa
saya membagi ini ke dalam dua bagian karena tidak mungkin kita bisa melakukannya
dalam satu bagian. Jadi mari kita berkumpul lagi dalam beberapa menit untuk
bagian kedua.
25 03 22
No comments:
Post a Comment