Saturday, March 19, 2022

EPISODE 05/13 ~ REVELATION'S SEVEN CHURCHES ~ PERGAMUM/PERGAMOS ~ STEPHEN BOHR

 

_____REVELATION’S SEVEN CHURCHES_____

Part 05/13 - Stephen Bohr

PERGAMUM/PERGAMOS

https://www.youtube.com/watch?v=M44NqTByHM0

 

 

Dibuka dengan doa.

 

 

First of all we're going to read the passage once again. Revelation 2:12-17 and I'm going to emphasize certain phrases and words in this passage.

12 And to the angel of the church in Pergamos write, ‘These things says He who has the sharp two-edged sword: 13 ‘I know your works, and where you dwell, where Satan’s throne is. And you hold fast to My name, and did not deny My faith even in the days in which Antipas was My faithful martyr, who was killed among you, where Satan dwells.  14 But I have a few things against you, because you have there those who hold the doctrine of Balaam, who taught Balak to put a stumbling block before the children of Israel, to eat things sacrificed to idols, and to commit sexual immorality. 15 Thus you also have those who hold the doctrine of the Nicolaitans, which thing I hate. 16 Repent, or else I will come to you quickly and will fight against them with the sword of My mouth. 17 He who has an ear, let him hear what the Spirit says to the churches. To him who overcomes I will give some of the hidden manna to eat. And I will give him a white stone, and on the stone a new name written which no one knows except him who receives it.’…

So that is the passage that we're going to take a look at. It's a little longer than the first two, and of course in our study tomorrow we will deal with Thyatira, that is the longest message in Revelation 2 and 3.

 

Pertama-tama kita akan membaca ayat-ayat itu sekali lagi. Wahyu 2:12-17, dan saya akan memberikan penekanan istilah-istilah dan kata-kata tertentu di bacaan ini.

12. Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Pergamus: ‘Inilah firman Dia, yang memiliki pedang yang tajam dan bermata dua: 13 Aku tahu pekerjaanmu dan di mana engkau diam, di mana takhta Iblis berada. Dan engkau memegang teguh nama-Ku, dan tidak menyangkal iman kepada-Ku walaupun pada masa  di mana Antipas, martir-Ku yang setia, dibunuh di antara kamu, di mana Iblis diam.14 Tetapi Aku mempunyai beberapa keberatan terhadap engkau: karena ada padamu di sana mereka yang menganut ajaran Bileam, yang mengajari Balak untuk menempatkan batu sandungan di hadapan orang Israel, supaya mereka makan apa yang dipersembahkan kepada berhala dan melakukan hubungan seksual yang amoral.15 Demikian ada juga padamu orang-orang yang berpegang kepada doktrin Nikolaitan, hal yang Aku benci.16 Bertobatlah! Jika tidak, Aku akan segera datang kepadamu dan akan berperang melawan mereka dengan pedang yang di mulut-Ku. 17 Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat: Kepada dia yang menang, akan Kuberikan beberapa dari manna yang tersembunyi untuk dimakan. Dan Aku akan mengaruniakan kepadanya sebuah batu putih, yang di atasnya tertulis nama baru, yang tidak diketahui oleh siapa pun, selain oleh yang menerimanya.’…

Jadi inilah ayat-ayat yang akan kita simak. Ini sedikit lebih panjang darpada dua yang pertama, dan tentu saja di pelajaran kita besok, kita akan membahas Tiatira, dan itu adalah pekabaran yang terpanjang di Wahyu 2 dan 3.

 

 

First of all, let's take a look at the city of Pergamum, it helps us to understand the geographical area in which the church was found. The city of Pergamum was on a lofty and ragged hill. The rock stood about 1’000 feet above the fertile valley floor. The walls of the elevation were almost perpendicular, except on one side where there was a steep and narrow passageway that led to the top. It could easily be fortified because they only had to fortified that one place. The inhabitants of the city considered it an invincible stronghold. The city could only fall through treachery, trickery or stratagem, like happened with ancient Troy.

The name Pergamum fits very well with the characteristics of the city. Pergamum means “height” or “elevation”, the name also has a possible connection with the Greek word γάμος [gamos] which means "marriage". During this period the church married the state, and Satan was able to ruin the church from within. What he failed to do through persecution in the church of Smyrna, he did by infiltrating the church from within.

Pergamum was a great educational center in Asia Minor, actually Western Asia. Both Homer and Herodotus studied and wrote there in Pergamum. There was a great library that was rivaled only by the great library of Alexandria. It is believed that there were 200’000 volumes in the library there in Pergamum. The temple of Zeus was there and it was dedicated to Asclepius the serpent god. In fact in 1871 archeologists discovered the altar of Zeus with the inscription “Zeus Soter” which means “Zeus Savior”. The serpent god also bore the name “the great physician”. In the temple a living serpent was kept and worshipped. Many of the ancient coins that have been dug up at Pergamum depict a serpent wrapped around a pole similar to the one that symbolizes medical practice today.

The capital of the gods was there in Pergamum and the first temple of the Imperial cult was built there in honor of Rome and Augustus. The worship of the divine Emperor was touchstone of civil society under the emperor Domitian, at the end of the first century. This caused a very grave crisis for those who were faithful to Jesus Christ, because they refused to worship the Emperor and to burn incense in his honor.

Sun worship and an apostate remnant of Babylonian priests had its seat there. It's no coincidence that in the book of Revelation, Satan is called the ancient serpent and the city of Pergamum was dedicated to the worship of the serpent. As we shall see Pergamum was the link between ancient Babylon, pagan Rome, and finally papal Rome.





Pertama, mari kita simak kota Pergamum ini, untuk membantu kita memahami daerah geografis di mana gereja itu berdiri. Kota Pergamum terletak di atas bukit yang tinggi dan berbatu. Batu itu menjulang sekitar 1’000 kaki (sekitar 300 meter) di atas lembah yang subur. Dinding tebingnya nyaris tegak lurus, kecuali pada satu sisinya di mana ada jalan yang sempit dan curam yang menuju ke atas. Tempat ini mudah diperkuat karena mereka hanya perlu memperkuat satu tempat. Penduduk kota itu menganggap itu kota benteng yang tidak bisa ditaklukkan. Kota itu hanya bisa jatuh oleh pengkhianatan, penipuan, atau strategi, seperti yang terjadi dengan Troya kuno.

Nama Pergamum sangat sesuai dengan karakteristis kota ini. Pergamum berarti “ketinggian” atau “pengangkatan”, nama itu juga memiliki kemungkinan koneksi dengan kata Greeka γάμος [gamos]  yang berarti “perkawinan”. Selama periode ini, gereja kawin dengan negara, dan Setan berhasil menghancurkan gereja dari dalam.  Apa yang gagal dicapainya melalui persekusi di gereja Smirna, berhasil diperolehnya dengan menginfiltrasi gereja

n Pergamum dari dalam.

Pergamum adalah pusat pendidikan yang besar di Asia Kecil, sebenarnya di Asia Barat. Baik Homer (pujangga Greeka terkenal) dan Herodotus (sejarahwan Greeka terkenal) belajar dan menulis di Pergamum sana. Ada perpustakaan yang besar yang hanya bisa disaingi oleh perpustakaan besar di Alexandria. Diyakini ada sekitar 200’000 jilid di perpustakaan di Pergamum.

Kuil Zeus ada di sana dan itu didedikasikan kepada Asclepius, dewa ular. Bahkan di 1871 para arkeolog menemukan mezbah Zeus dengan tulisan “Zeus Soter” yang artinya “Zeus Penyelamat”. Dewa ular juga memiliki nama “dokter agung”. Di dalam kuil, disimpan seekor ular yang hidup dan itu disembah. Banyak mata uang kuno yang digali di Pergamum, menggambarkan seekor ular yang melilit pada sebuah tiang, mirip dengan yang menjadi simbol praktek medikal sekarang.

Ibukota dewa-dewa ada di Pergamum dan kuil yang pertama bagi pemujaan kaisar dibangun di sana untuk menghormati Roma dan Kaisar Augustus. Pemujaan kaisar yang didewakan menjadi batu ujian masyarakat sipil di bawah kaisar Domitian pada akhir abad pertama. Ini menimbulkan krisis yang sangat serius bagi mereka yang setia kepada Yesus Kristus, karena mereka menolak menyembah kaisar dan membakar kemenyan untuk menghormatinya.

Pemujaan matahari dan sejumlah imam-imam murtad dari Babilon memiliki kedudukan mereka di sana. Bukan suatu kebetulan di kitab Wahyu, Setan disebut sebagai ular tua, dan kota Pergamum didedikasikan kepada pemujaan ular. Sebagaimana nanti yang akan kita simak, Pergamum adalah mata rantai yang menghubungkan Babilon kuno, Roma pagan, dan akhirnya Roma Kepausan.

  

Now let's take a look at the description that is given of Christ in the message to Pergamum. Revelation 2:12 gives us the picture of Christ as this message begins. It says there in verse 12,  12 “And to the angel of the church in Pergamos write, ‘These things says He who has the sharp two-edged sword…”  Don't forget that because we're going to come back to it a little bit later on. This symbol of the sword is used at the beginning of the book as we studied on Sabbath. There the sword is remedial, the purpose of the sword is to seek out the sin of the church, and then the sword cuts it out. In other words, when the message is given to the churches the churches can still apply the remedy of the sword. But the sword as we notice also appears at the end of the book, in Revelation 19:15, and there the sword is not to detect sin and to cut out the sin, the sword is to strike the nations because probation has closed.

 

Nah, mari kita simak deskripsi yang diberikan tentang Kristus dalam pesan kepada Pergamum. Wahyu 2:12 memberi kita gambaran tentang Kristus di bagian awal pesan itu. Dikatakan di ayat 12, 12 Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Pergamus: ‘Inilah Firman Dia, yang memiliki pedang yang tajam dan bermata dua…”  Jangan lupa ini karena nanti kita akan kembali kemari. Simbol pedang ini dipakai di bagian awal kitab Wahyu, ini sudah kita pelajari  Sabat lalu. Di sana pedang itu bersifat menyembuhkan, tujuan pedang itu ialah mencari dosa-dosa di dalam gereja, dan kemudian memotong dan membuang mereka. Dengan kata lain, ketika pesan itu diberikan kepada gereja-gereja, gereja-gereja masih bisa mengaplikasikan pedang itu sebagai penyembuh. Tetai kita juga melihat bahwa di bagian akhir kitab Wahyu, di Wahyu 19:15, pedang itu tidak dipakai untuk mencari dosa dan membuangnya, pedang itu untuk memukul bangsa-bangsa karena waktu kemurahan Allah sudah berakhir.

 

 

Notice Hebrews 4:12-13 where we find both symbols, the eyes of fire that penetrate and see, and the sword that is meant to cut out the sin as the eyes detect the sin. Hebrews 4:12-13, “ 12 For the Word of God is living and powerful, and sharper than any two-edged sword…” see, there we have what the symbol represents, it represents the Word of God, and it's sharp. It continues saying, “…piercing even to the division of soul and spirit, and of joints and marrow, and is a…” and here comes the sight part, “…and is a discerner of the thoughts and intents of the heart. 13 And there is no creature hidden from His sight…” see, there are the eyes,  “…but all things are naked and open to the eyes of Him to whom we must give account.”

So the introductory verse to the church of Pergamum presents the eyes of Jesus as a sword that detects sin and wants to cut out the sin.

 

Simak Ibrani 4:12-13 di mana kita bertemu dengan kedua simbol, mata yang menyala yang pandangannya menembus, dan pedang untuk memotong dan mengangkat dosa yang dideteksi mata. Ibrani 4:12-13, 12 Sebab Firman Allah itu hidup dan kuat, dan lebih tajam daripada pedang bermata dua mana pun…”  lihat, di sini kita melihat apa yang dilambangkan oleh simbol itu, itu melambangkan Firman Allah, dan itu tajam. Selanjutnya dikatakan, “…ia menusuk bahkan sampai memisahkan jiwa dan roh, dan sampai sendi-sendi dan sumsum; dan ia…” sekarang ini bagian penglihatannya, “…sanggup membedakan pikiran dan niat hati. 13 Dan tidak ada satu makhluk pun yang tersembunyi dari pandangan-Nya…” lihat, ini matanya, “…tetapi segala sesuatu telanjang dan terbuka di depan mataNya, yang kepada-Nya kita harus memberikan pertanggungjawaban…” 

Lihat, ayat pengantar Jemaat Pergamum mengetengahkan mata Yesus sebagai pedang yang mendeteksi dosa dan mau memotong dan membuang dosa itu.

 

 

Now another characteristic ~ by the way, I want you to remember this sword symbol because it's used at the end of the message as well, so don't forget the two-edged sword. Now also we are told that Satan's throne was there in Pergamum or in Pergamos. Revelation 2:13 the first part of the verse says, “ 13 ‘I know your works, and where you dwell…” you dwell  “… where Satan’s throne is….”  Now it's no coincidence that Jesus when He was tempted the third time from the Devil, the Devil took Him to a very high mountain and he showed Him all of the kingdoms of the world and he said, “All of these kingdoms I will give You if You simply bow down and worship me.” Jesus had come to set up His spiritual kingdom, the church. He had not come to take over the political kingdoms of the world. And Satan taking Him to this high mountain offered Him all of the kingdoms of the world. But Jesus instantly refused. It's no coincidence that in the church of Pergamum which represents the period of Constantine, Satan offered the Bishop of Rome those same kingdoms, but he did not reject the kingdoms of this world, he accepted the rulership over them.

 

Nah, karakteristik yang lain ~ oh ya, saya mau kalian mengingat simbol pedang ini, karena  di bagian akhir pesan, itu juga akan dipakai, jadi jangan lupa pada pedang bermata dua ini.

Sekarang kita juga diberitahu bahwa takhta Setan ada di Pergamum atau Pergamos. Wahyu 2:13, bagian pertama ayat itu mengatakan, 13 Aku tahu pekerjaanmu dan di mana engkau diam…” engkau diam  “…di mana takhta Iblis berada…”  Nah, bukan suatu kebetulan, ketika Yesus dicobai ketiga kalinya oleh Iblis, Iblis membawaNya ke puncak gunung yang sangat tinggi dan menunjukkan kepadaNya semua kerajaan dunia dan dia berkata, “Semua kerajaan ini aku akan berikan kepadaMu jika Kau sujud saja dan menyembah aku.” Yesus datang untuk mendirikan kerajaan spiritualNya, gerejaNya, Dia tidak datang untuk mengambil alih kerajaan-kerajaan politik dunia. Dan Setan yang membawaNya ke gunung yang tinggi ini menawarkan kepadaNya semua kerajaan dunia. Tetapi Yesus segera menolak. Bukanlah kebetulan di gereja Pergamum yang melambangkan periode Constantine, Setan menawari Uskup Roma kerajaan-kerajaan yang sama, tetapi dia tidak menolak, dia menerima menjadi kepala atas kerajaan-kerajaan dunia itu.

 

 

Now let's talk about the transference of Satan's throne through Pergamum from pagan to papal Rome. I'm going to give you a little bit of history, bear with me, there is a lot of details here, that I'm going to cover in a very short period of time.

Nebuchadnezzar's goal when he established the Neo-Babylonian empire was to re-establish Babylon as it was at the Tower of Babel. To extend his religion he had a pagan polytheistic group of magi and astrologers that perpetuated the religion of Babylon. They're mentioned for example in Daniel 2:2.

Now when Babylon fell because Cyrus came and conquered the city, things changed drastically. You see, Cyrus was a Zoroastrian, and Zoroastrianism was a religion of monotheistic emphasis, in other words they believed only in one God. Cyrus was tolerant of all religions, and amazingly gave religious liberty to all nations that had been captive in Babylon. Now when Cyrus captured the city of Babylon, because he was a Zoroastrian, the pagan priests that had led the religion of Babylon fled and they fled to the city of Pergamum in Asia Minor, there they established Babylonian worship.

By the way, if you want a full documentation of this, I wrote a long section on Daniel 8 where I deal with the full historical reference to what I'm talking about now. Also the works of Humphrey Prideaux who wrote about the Medo-Persian Empire, you could also read there.

But I have to go quickly because we're limited in time. So in the year 520 ~ by the way Cyrus conquered Babylon in 539 ~ in the year 520 Darius I (he's not the same as Darius the Mede who conquered Babylon with Cyrus) but in 520 Darius I massacred a large number of these polytheistic Babylonian priests that have remained in the kingdom of Medo-Persia, and we know from history that those who survived fled to Pergamum in Asia Minor to continue their religion there. The religion of the pagan polytheistic Babylonians was not compatible with the Zoroastrianism of Cyrus. Then in the year 482 King Artaxerxes further massacred Babylonian priests that had still remained, and he destroyed their gods and he melted the image of the sun god Marduk. Once again the Babylonian priests with their polytheistic practices fled to the city of Pergamum. Interesting that they always move to Pergamum with the religion of ancient Babylon.

In the year 67 BC Pompeii made Mithraism the main religion of the Roman Empire and it became also the main religion of the Roman legions. They adopted the eagle as a symbol of the sun god Mithra, and as the ensign of the Roman legions.

Franz Cumont has documented abundant historical evidence that Rome acquired its religion and culture from Pergamum, and Pergamum from Babylon through the apostate Babylonian priesthood. Perhaps this is the reason why in 1 Peter 5:13 Rome is referred to as “Babylon”, interestingly enough. Because from Babylon the religion was transferred to Pergamum and then through Pompeii it was transferred to the Roman Empire. But the story doesn't end there.

 

Nah, mari kita bicara tentang perpindahan takhta Setan melalui Pergamum dari Roma pagan ke Roma Kepausan. Saya akan memberikan kalian sedikit sejarah, bersabarlah, ada banyak detailnya di sini yang akan saya liput dalam waktu yang sangat singkat.

Tujuan Nebukadnezar ketika dia mendirikan kekaisaran Neo-Babilon ialah menetapkan Babilon sebagaimana dulunya saat Menara Babel. Untuk memperluas agamanya, dia memiliki sekelompok ahli sihir dan astrolog politheis pagan yang memelihara agama Babilon. Mereka ini disebutkan misalnya di Daniel 2:2.

Nah, ketika Babilon jatuh karena Koresh datang dan menaklukkan kota itu, semuanya berubah secara drastis. Kalian lihat, Koresh itu seorang Zoroastrian, dan Zoroastrianisme adalah agama monotheis, dengan kata lain mereka percaya hanya pada satu Allah. Koresh bersikap toleran terhadap semua agama, dan secara mengagumkan dia memberikan kebebasan beragama kepada semua bangsa yang ditawan di Babilon. Nah, ketika Koresh menaklukkan kota Babilon, karena dia adalah seorang Zoroastrian, maka imam-imam pagan yang memimpin agama Babilon, melarikan diri dan mereka lari ke kota Pergamum di Asia Kecil, di mana mereka mendirikan penyembahan model Babilon.

Nah, jika kalian ingin mendapatkan dokumentasi lengkapnya, saya menulis suatu bagian yang panjang tentang Daniel 8 di mana saya membahas referensi historis secara lengkap mengenai apa yang saya bicarakan ini. Juga pembahasan dari Humphrey Prideaux yang menulis tentang kekaisaran Medo-Persia, itu bisa kalian baca di sana.

Tetapi sekarang saya harus melanjutkan cepat-cepat karena waktu kita terbatas. Jadi di tahun 520 BC ~ oh, Koresh menaklukkan Babilon tahun 539 BC ~ di tahun 520 BC Darius I (dia bukan Darius orang Medo yang menaklukkan Babilon bersama Koresh), tetapi di 520 BC, Darius I membantai sejumlah besar imam politheis (penyembah banyak dewa) Babilon yang waktu itu masih tertinggal di kerajaan Medo-Persia, dan kita tahu dari sejarah mereka yang berhasil lolos, melarikan diri ke Pergamum di Asia Kecil untuk melanjutkan agama mereka di sana. Agama politheis Babilon tidak cocok dengan Zoroastrianisme Koresh. Kemudian di tahun 482 BC, raja Artaxerxes juga membantai imam-imam Babilon yang masih tersisa, dan dia menghancurkan dewa-dewa mereka dan mencairkan patung Marduk dewa matahari mereka. Sekali lagi imam-imam Babilon lari bersama praktek politheis mereka ke kota Pergamum. Yang menarik, mereka selalu pindah ke Pergamum dengan agama Babilon kuno.

Di tahun 67 BC, Pompeii menjadikan Mithraisme agama utama kekaisaran Roma dan itu juga menjadi agama utama para tentara Romawi. Mereka memakai burung rajawali sebagai simbol dewa matahari Mithra, dan juga sebagai simbol panji tentara Romawi.

Franz Cumont telah mendokumentasikan banyak bukti sejarah bahwa Roma mendapatkan agamanya dan kebudayaannya dari Pergamum, dan Pergamum dari Babilon melalui keimamatan murtad Babilon. Mungkin inilah alasannya mengapa di 1 Petrus 5:13 Roma disebut sebagai “Babilon”, menarik. Karena dari Babilon agama itu dipindahkan ke Pergamum, kemudian melalui Pompeii itu dipindahkan ke kekaisaran Roma. Tapi ceritanya tidak berakhir di sana.

 

 

Pagan Rome then transferred this apostate religion from pagan Rome to papal Rome through Pergamum ~ the Pergamum that we’re studying about this evening. You see, Constantine the Great was a pagan Roman Emperor and he believed in the religion that had been established in Pergamum and he offered the kingdom to the church, and the church accepted the kingdom with all of the pagan practices that characterized the Babylonian priests.

And so you have this clear chain where

·       from ancient Babylon the religion is transferred to Pergamum, literal Pergamum in Asia Minor,

·       and then from Pergamum through Pompeii to Rome,

·       and then from pagan Rome through Pergamum the third church of Revelation eventually to papal Rome.

So there's something about Pergamum. That is where Satan's throne is.

Now Christians during this period of the church of Pergamum in other words lived at the very headquarters of Satan,  the man of sin, the mystery of iniquity.

 



Roma pagan kemudian memindahkan agama murtad itu dari Roma pagan ke Roma Kepausan melalui (gereja) Pergamum ~ gereja Pergamum yang sedang kita pelajari petang ini. Kalian lihat, Constantine Agung yang adalah kaisar Roma itu menyembah berhala, dan dia mempercayai agama yang sudah ada di Pergamum, dan dia menawarkan kerajaannya kepada gereja, dan gereja (Pergamum) menerima kerajaan itu dengan semua praktek penyembahan berhalanya yang menjadi karakteristik imam-imam Babilon.

Maka inilah rantai yang jelas:

·       Dari Babilon kuno, agama tersebut dipindahkan ke (kota) Pergamum literal yang di Asia Kecil,

·       kemudian dari (kota) Pergamum melalui Pompeii ke Roma,

·       kemudian dari Roma pagan melalui gereja Pergamum, gereja ketiga kitab Wahyu, akhirnya ke Roma Kepausan.

Jadi ada sesuatu tentang Pergamum. Di situlah takhta Setan.

Nah, orang-orang Kristen selama periode gereja Pergamum, dengan kata lain, mereka hidup di kantor pusat Setan, manusia dosa (LAI: manusia durhaka), misteri dosa.

 

 

I want to read you a statement ~ several statements actually now ~ from historians about what happened in Rome, but before I do that, I want to read Revelation 13:1-2. 1 Then I stood on the sand of the sea. And I saw a Beast rising up out of the sea, having seven heads and ten horns, and on his horns ten crowns, and on his heads a blasphemous name. Now the Beast which I saw was like a leopard, his feet were like the feet of a bear, and his mouth like the mouth of a lion…” and now notice this, this Beast represents by  the way the papacy, it's the Beast that rises from the sea, and notice now what we find. It says at the end of verse 2,  “…The dragon…” symbol of Rome, the one who tried to kill the Child when the Child was born,  “…The dragon gave him…” that is the Beast from the sea,  “…his…” what?  “…his power, …” what else?  “… his throne, and great authority.” 

What was in Pergamum? Satan's what? Satan’s throne. So Satan's throne was transferred from pagan Rome to what? To papal Rome according to Revelation 2:13 (should be 13:2)

 

Saya mau membacakan sebuah pernyataan ~ tepatnya beberapa pernyataan sekarang ~ dari para sejarahwan mengenai apa yang terjadi di Roma, tetapi sebelumnya saya mau membaca Wahyu 13:1-2, 1 Lalu aku berdiri di pantai laut.  Dan aku melihat seekor Binatang keluar dari dalam laut, bertanduk sepuluh dan berkepala tujuh; di atas tanduk-tanduknya terdapat sepuluh mahkota dan pada kepala-kepalanya tertulis nama hujat. 2 Nah, Binatang yang kulihat itu serupa dengan macan tutul, dan kakinya seperti kaki beruang dan mulutnya seperti mulut singa…”  dan sekarang simak ini. Binatang ini melambangkan Kepausan, yaitu Binatang yang keluar dari laut. Dan sekarang simak apa yang kita lihat. Dikatakan di bagian akhir ayat 2, “…Dan naga itu memberikan kepadanya…”  yaitu kepada Binatang yang keluar dari laut, apanya?   “…kekuatannya…”  apa lagi?   “…dan takhtanya, dan kekuasaannya yang besar…” 

Apa yang ada di Pergamum? Apa Setan? Takhta Setan. Jadi takhta Setan dipindahkan dari Roma pagan ke mana? Ke Roma Kepausan, menurut Wahyu 13:2.

 

 

I am going to read you a few statements from historians about how this occurred.

First from Great Controversy pages 49-50, “Little by little, at first in stealth and silence, and then more openly as it increased in strength and gained control of the minds of men, the mystery of iniquity’ carried forward its deceptive and blasphemous work. Almost imperceptibly the customs of heathenism found their way into the Christian church…” where did those customs of heathenism come from? From Babylon, to ancient Pergamum, to pagan Rome and then to where? To papal Rome. Once again,  “…Almost imperceptibly the customs of heathenism found their way into the Christian church.  The spirit of compromise and conformity was restrained for a time by the fierce persecutions…” that’s the church of Smyrna by the way,  “…by the fierce persecutions which the church endured under paganism. But as persecution ceased…” this would be the year 313, the edict of Milan by Constantine,  “…and Christianity entered the courts and palaces of kings, she laid aside the humble simplicity of Christ and His apostles for the pomp and pride of pagan priests and rulers; and in place of the requirements of God, she substituted human theories and traditions. The nominal conversion of Constantine…” noticed, this is the church of Pergamum before the papacy rises to power in the year 538,   “…The nominal conversion of Constantine in the early part of the fourth century, caused great rejoicing…”  huh!  “…and the world, cloaked with a form of righteousness, walked into the church. Now the work of corruption rapidly progressed. Paganism, while appearing to be vanquished, became the conqueror. Her spirit controlled the church. Her doctrines, ceremonies, and superstitions were incorporated into the faith and worship of the professed followers of Christ.”

 

Saya akan membacakan beberapa pernyataan dari para sejarahwan bagaimana ini terjadi.

Pertama dari Great Controversy hal. 49-50.  “…Sedikit demi sedikit, pertama-tama secara diam-diam dan sembunyi-sembunyi, kemudian secara lebih terbuka ketika dia menjadi semakin kuat dan berhasil mengendalikan pikiran manusia,  misteri dosa’ (2 Tes. 2:7) melaksanakan pekerjaannya yang menyesatkan dan menghujat. Nyaris tidak terlihat, kebiasaan-kebiasaan kafir mendapatkan jalan masuk ke dalam gereja Kristen…”  dari mana asalnya kebiasaan-kebiasaan kafir? Dari Babilon, ke kota Pergamum lama, ke Roma pagan, kemudian ke mana? Ke Roma Kepausan. Sekali lagi,   “…Nyaris tidak terlihat, kebiasaan-kebiasaan kafir mendapatkan jalan masuk ke dalam gereja Kristen. Roh kompromi dan penyesuaian untuk beberapa saat lamanya, tertahan oleh persekusi yang hebat …”  nah, ini adalah periode gereja Smirna,   “…oleh persekusi yang hebat yang diderita oleh gereja di bawah paganisme. Tetapi ketika persekusi berhenti…”  ini tahun 313, keluarnya edict of Milan oleh Constantine,   “…dan Kekristenan masuk ke ruang-ruang pemerintah dan istana raja-raja, dia (gereja) menyingkirkan kesederhanaan dan kerendahan hati Kristus dan para rasulNya dan menukarnya dengan kesombongan dan kebanggaan para imam dan pengusa pagan. Dan sebagai ganti ketetapan-ketetapan Allah, dia (gereja) memasukkan teori-teori dan tradisi-tradisi manusia. Pertobatan nominal (di permukaan saja) Constantine…”  simak, ini adalah gereja Pergamum sebelum Kepausan bangkit berkuasa di tahun 538,  “…Pertobatan nominal Constantine di awal abad ke empat membuat sukacita besar…”  huh!   “…dan dunia, yang mengenakan bentuk kesalehan, melangkah masuk ke dalam gereja. Sekarang pekerjaan perusakan maju dengan cepat. Paganisme yang tampaknya telah dilenyapkan justru menjadi si penakluk. Rohnya (roh paganisme) mengendalikan gereja. Doktrinnya, ritual-ritualnya, dan takhayul-takhayulnya, digabungkan ke dalam iman dan ibadah mereka yang mengaku sebagai pengikut Kristus.”

 

 

And where did all of those doctrines, ceremonies, and superstitions come from? From ancient Babylon. It is no coincidence that in Revelation chapter 17 the Harlot is called Babylon, because there's an unbroken link

from Babylon à to Pergamum à to pagan Rome à to papal Rome.

And I am not going to include what happens with Protestantism as well. That is another subject for another time.

 

Dan dari mana asalnya semua doktrin, upacara, dan takhayul itu? Dari Babilon kuno. Bukan kebetulan di Wahyu pasal 17, perempuan Pelacur itu disebut Babilon, karena ada mata rantai yang tidak terputus

dari Babilon à ke Pergamum à ke Roma pagan à ke Roma Kepausan.

Dan saya tidak akan memaksukkan di sini apa yang terjadi dengan Protestantisme juga. Itu adalah topik yang berbeda untuk lain waktu.

 

 

Let me read from the book Global Peace by Dave Hunt pages 106-107. He is speaking about Constantine. “…A brilliant military commander Constantine also understood that there could be no political stability without religious unity.  Yet to accomplish that feat would require a union between paganism and Christianity. How could it be accomplished? The Empire needed an ecumenical religion that would appeal to every  citizen in a multicultural society. Giving Christianity official status was not enough to bring internal peace to the Empire. Christianity had to undergo a transformation so that pagans could convert without giving up their old beliefs and rituals. Constantine himself exemplified this expediency…”

This is the period of Pergamum when the world enters the church and the church becomes linked with the state.

 

Saya akan membacakan dari buku Global Peace hal. 106-107 oleh Dave Hunt. Dia berbicara tentang Constantine. “…Sebagai seorang komandan militer yang brilyan, Constantine juga paham bahwa tidak akan mungkin ada kestabilan politik tanpa persatuan agama. Namun untuk mencapai ini akan memerlukan persatuan antara paganisme dan Kekristenan. Bagaimana itu bisa dicapai? Kekaisaran membutuhkan satu agama ekumenikal yang menarik bagi setiap warganegara dalam masyarakat yang multikultural. Memberikan Kekristenan status resmi tidak cukup untuk menciptakan kedamaian internal bagi Kekaisaran. Kekristenan harus mengalami transformasi supaya penyembah-penyembah berhala bisa pindah agama tanpa meninggalkan keyakinan dan ritual mereka yang lama. Constantine sendiri memberikan contoh untuk kepentingan ini…”  

Ini adalah periode Pergamum ketika dunia melenggang masuk ke dalam gereja, dan gereja menjadi terkait dengan negara.

 

 

Let me read you what Henry Cardinal Newman wrote, you have the reference on the screen. He wrote this: “…We are told in various ways by Eusebius   that Constantine, in order to recommend the new religion to the heathen…” where did those heathen with their beliefs come from? Babylon, very well, “…to recommend the new religion to the heathen, transferred into it the outward ornaments to which they had been accustomed in their own. It is not necessary to go into a subject which the diligence of Protestant writers has made familiar to most of us. The use of temples and these dedicated to particular saints and ornamented on occasions with branches of trees, incense, lamps, and candles, votive offerings on recovery from illness, holy water, asylums, holy days, and seasons, use of calendars, processions, blessings on the fields, sacerdotal vestments, the tonsure, the  ring in marriage, turning to the east, images at a later date, perhaps the ecclesiastical chant, and the ‘Kyrie eléison’ , are all of pagan origin and sanctified by their adoption into the church…”.

That is written not by a Protestant but by Henry Cardinal Newman who was converted to Roman Catholicism from the Anglican church or the church of England.

 

Saya akan membacakan apa yang ditulis Henry Cardinal Newman, referensinya ada di layar. Dia menulis demikian: “…Kami diberitahu dalam pelbagai cara oleh Eusebius  bahwa Constantine, agar bisa merekomendasikan agama baru kepada orang-orang kafir…” dari mana datangnya orang-orang kafir itu dengan keyakinan mereka? Babilon, bagus,  “…agar bisa merekomendasikan agama baru kepada orang-orang kafir, memindahkan ke agama itu  segala ornamen lahiriah yang sudah terbiasa mereka pakai dalam agama mereka sendiri. Tidaklah perlu membahas satu topik seperti yang diperkenalkan kepada kebanyakan kita oleh ketekunan penulis-penulis Protestan. Pemakaian kuil-kuil yang  didedikasikan kepada orang-orang suci tertentu, dan terkadang dihiasi dengan ranting-ranting pohon, dupa, lampu, lilin;  persembahan nazar setelah sembuh; air suci; suaka perlindungan; hari-hari dan musim-musim suci; pemakaian penanggalan; arak-arakan; pemberkatan ladang;  jubah-jubah imam; pencukuran bagian atas kepala; cincin dalam perkawinan; berpaling ke arah timur; patung-patung di kemudian hari; mungkin nyanyian/mantra rohani, dan ‘Kyrie  eléison’  semuanya berasal dari pagan dan dikuduskan oleh pengadopsian mereka ke dalam gereja…”. (Henry Cardinal Newman (1878 Essay on the Development of Christian Doctrine, concerning the adoption of pagan elements by the Church)

Ini ditulis bukan oleh seorang Protestan melainkan oleh Henry Cardinal Newman yang pindah agama  dari gereja Anglikan, atau gereja Inggris, ke Roma Katolisisme.

 

 

Let me read you what Philip Schaff wrote, he was a great historian one of the most renowned church historians. He wrote this in his book History of the Christian Church. “…But  the elevation of Christianity…” notice the word “elevation”. What does Pergamum mean? It means “height” or “elevation”.  “…But the elevation of Christianity as the religion of the state, presents also an opposite aspect to our contemplation.  It involved great risk of degeneracy to the church. The Roman state with its laws, institutions, and usages was still deeply rooted in hedonism, and could not be transformed by a magical stroke. The Christianizing of the state amounted therefore in great measure to the paganizing and secularizing of the church. The world overcame the church as much as the church overcame the world. And the temporal gain of Christianity was in many respects canceled by spiritual loss.  The mass of the Roman Empire was baptized only with water not with the spirit of the gospel. And it smuggled heathen manners and practices into the sanctuary under a new name.  The very combination of the Cross with the military ensign by Constantine was the most doubtful omen, portending an unhappy mixture of the temporal and the spiritual powers…”

 

Saya akan membacakan apa yang ditulis Philip Schaff, dia adalah salah satu sejarahwan besar dari sejarahwan-sejarahwan gereja yang terkenal. Dia menulis ini dalam bukunya History of the Christian Church.  “…Tetapi ditinggikannya Kekristenan…”  perhatikan kata “ditinggikan”. Pergamum artinya apa? Artinya “ketinggian” atau “pengangkatan”. “…Tetapi ditinggikannya Kekristenan   sebagai agama negara, juga menyajikan aspek yang berlawanan dengan kontemplasi kita. Melibatkan resiko besar adanya kemerosotan gereja. Negara Roma dengan hukumnya, institusi-institusinya, dan pemakaian-pemakaiannya masih berakar sangat dalam pada hedonisme, dan tidak bisa diubahkan oleh satu kebasan tongkat ajaib. Karena itu Kristenisasi negara menghasilkan dalam skala besar paganisasi dan sekulerisasi gereja.  Dunia mengalahkan gereja sebanyak gereja mengalahkan dunia. Dan keuntungan duniawi yang diperoleh Kekristenan dalam banyak hal, gugur oleh kerohanian yang hilang.  Massa kekaisaran Roma hanya dibaptis dengan air, bukan dengan Roh injil. Dan dia menyelundupkan kebiasaan-kebiasaan dan praktek-praktek kafir ke dalam Bait Suci dengan nama yang baru. Mengombinasikan Salib dengan bendera militer oleh Constantine adalah pertanda yang paling meragukan, yang mengamarkan suatu gabungan yang tidak sehat antara kekuatan yang duniawi dan yang rohani …” (Philip Schaff, Encyclopedia of the History of the Christian Church Vol. 3 hal. 93.)

 

 

Are you catching a picture of the period of Pergamum? It’s the time when the church now compromises, it wants to be politically correct, not to be persecuted anymore, it adopts the customs of the world, actually the pagan practices that came from Babylon, to literal Pergamum in Asia Minor, then to the Roman Empire, and through the Roman Empire into the papacy, and by the way some of those beliefs infiltrated Protestantism and are still held by Protestantism today:

·       like Sunday as a day of worship,

·       like an eternally burning hell,

·       like the idea that people when they die are not dead,

·       the immortality of the soul,

All of those things crept into Protestantism from the mother Roman Catholicism.

 

Apakah kalian menangkap gambar periode Pergamum ini? Itu adalah masa ketika gereja sekarang berkompromi, gereja mau tampil benar secara politik, tidak mau dipersekusi lagi, dia mengadopsi kebiasaan-kebiasaan dunia, yaitu praktek-praktek pagan yang berasal dari Babilon, ke Pergamum literal (kota Pergamum) di Asia Kecil, kemudian ke kekaisaran Roma, dan melalui kekaisaran Roma masuk ke Kepausan. Dan ketahuilah beberapa kepercayaan itu menginfiltrasi Protestantisme, dan masih dipegang oleh Protestantisme sekarang:

·       seperti hari Minggu menjadi hari ibadah

·       seperti neraka yang menyala selama-lamanya

·       seperti konsep bahwa manusia yang mati, tidak mati

·       kebakaan jiwa

Semua hal ini menyelinap masuk ke Protestantisme dari induknya Roma Katolikisme.

 

 

Now let's notice Revelation 2:13 there were some faithful people in the church of Pergamum, one of them was called Antipas. Let’s read Revelation 2:13. “ 13… And you hold fast to My name, and did not deny My faith even in the days in which Antipas was My faithful martyr, who was killed among you, where Satan dwells.”

Do you notice once again the throne of Satan is there, and Satan dwells there? Why? Because his throne was transferred to Babylon, to literal Pergamum, then it was transferred to the Roman Empire, then to spiritual Pergamum, and then eventually through spiritual Pergamum, the third church, into the papacy. Satan's throne is transferred to all of those places.

 

Sekarang mari kita simak Wahyu 2:13, di sana masih ada beberapa orang yang setia di gereja Pergamum, dan salah satu dari mereka bernama Antipas. Mari kita  baca Wahyu 2:13, 13 …Dan engkau memegang teguh nama-Ku, dan tidak menyangkal iman kepada-Ku walaupun pada masa  di mana Antipas, martir-Ku yang setia, dibunuh di antara kamu, di mana Iblis diam. …” 

Apakah kalian melihat sekali lagi takhta Setan ada di sana, dan Setan diam di sana? Mengapa? Karena takhtanya dipindahkan ke Babilon, ke (kota) Pergamum literal, kemudian dipindahkan ke kekaisaran Roma, kemudian ke Pergamum spiritual (gereja ketiga), dan akhirnya melalui Pergamum spiritual, gereja ketiga, masuk ke Kepausan. Takhta Setan dipindahkan ke semua tempat itu.

 

 

Now who was this Antipas, one of the few faithful ones in the church of Pergamum? Well there's a patristic tradition that Antipas was martyred during the persecutions of Domitian at the end of the first century. They say that he was shut up in a brazen bull which was then heated until it was red-hot and of course he was baked to death so to speak, and yet he was faithful to God. And he will be one of those from the church of Pergamum who will be commended when he resurrects from the dead, when Jesus says, “Well done, thou good and faithful servant.”

 

Nah, siapakah Antipas ini, salah satu dari jumlah kecil yang setia di dalam gereja Pergamum? Nah, menurut tradisi patristik (abad-abad awal Kekristen) Antipas ini dimartir di masa persekusi Domitian di akhir abad pertama. Kisahnya dia dikunci di dalam sebuah patung lembu dari logam kuningan yang kemudian dipanaskan sampai merah menyala, dan tentu saja dia terpanggang matang, namun dia tetap setia kepada Allah. Dan dia akan menjadi salah satu dari gereja Pergamum yang akan mendapatkan pujian ketika dia bangkit dari kematian, ketika Yesus berkata, “Bagus, engkau hamba yang baik dan setia.”

 

 

Now let's go to Revelation 2:14. Now a certain personage is going to be mentioned here, his name is Balaam. You see the story of Balaam is going to illustrate in living color this phenomenon of what happened to the church during the period of Pergamum. Let’s read Revelation 2:14. “ 14 But I have a few things against you, because you have there those who hold the doctrine of Balaam, who taught Balak to put a stumbling block before the children of Israel…” and now notice two things:  “…to eat things sacrificed to idols…”  to practice idolatry in other words,  “…and to commit sexual immorality…” actually the King James Version says “to commit fornication”. It's the same word that is used for the Harlot in Revelation chapter 13 (should be 17). So idolatry and fornication are the two things that were brought into Israel by Balaam. So if Balaam is mentioned we need to study about Balaam, you think?

 

Nah, mari kita ke Wahyu 2:14. Sekarang seseorang disebutkan di sini, namanya Bileam. Kalian lihat, kisah Bileam akan mengilustrasikan secara hidup fenomena yang terjadi di gereja selama periode Pergamum. Mari kita  baca Wahyu 2:14, 14 Tetapi Aku mempunyai beberapa keberatan terhadap engkau: karena ada padamu di sana mereka yang menganut ajaran Bileam, yang mengajari Balak untuk menempatkan batu sandungan di hadapan orang Israel…”  dan sekarang simak dua hal: “…supaya mereka makan apa yang dipersembahkan kepada berhala…”  dengan kata lain mempraktekkan berhala, “…dan melakukan hubungan seksual yang amoral…”  sebenarnya KJV mengatakan  “berbuat zinah”. Itu adalah kata yang sama yang dipakai untuk perempuan Pelacur Wahyu pasal 17. Jadi penyembahan berhala dan perzinahan adalah dua hal yang dibawa masuk oleh Bileam ke Israel. Jadi jika Bileam disebut, kita perlu mempelajari Bileam, bukan?

  

 

So let's take a look at Balaam. Now Satan throughout the course of history has used two methods to try and destroy God's people, one method is persecution and the other method is corrupting them through infiltration. We see this from the very beginning.

You know you have the story of Cain and Abel. Abel was a righteous person, Cain was of the wicked one, according to 1 John 3:12. So Satan used Cain to kill his brother Abel, said problem solved. But Satan soon found out that he couldn't kill all of God's followers, so he said, “You know what I am going to do is to change my strategy.” He went to plan B. And before the flood instead of killing all of the faithful, what he did was he led the sons of God, the righteous, to enter into marriages with the daughters of men and corrupted humanity from within. That has been the Devil's method all the time, if he can't kill you he will corrupt you.

 

Jadi mari kita lihat Bileam. Nah, Setan sepanjang sejarah menggunakan dua metode untuk mencoba menghancurkan umat Allah. Satu metode ialah melalui persekusi, dan metode yang lain ialah dengan merusak mereka melalui infiltrasi. Kita melihat ini dari awal mula.

Kalian tahu kisah Kain dan Habel. Habel adalah orang yang benar, Kain  menurut 1 Yohanes 3:12 berasal dari yang jahat. Maka Setan menggunakan Kain untuk membunuh saudaranya Habel, selesailah masalah tersebut. Tetapi tidak lama kemudian Setan menyadari bahwa dia tidak bisa membunuh semua pengikut Allah, jadi dia berkata, “Apa yang akan aku lakukan ialah mengubah strategiku.” Dia ke Rencana B . Dan sebelum air bah, sebagai gantinya membunuh semua orang yang setia, apa yang dilakukan Setan ialah membawa semua anak laki-laki Allah, orang-orang yang benar untuk mengawini anak-anak perempuan manusia dan merusak manusia dari dalam. Itulah metode yang selalu dipakai Iblis, jika dia tidak bisa membunuh kita, dia merusak kita.

 

 

Now what happened in the church of Pergamum? I'm going to read a quotation from Christ Triumphant page 319. This was Satan's Plan A. This is the church of Smyrna that we studied about in our last lecture. Notice Christ Triumphant 319, “…In vain were Satan's efforts to destroy the church by violence. The great controversy in which the disciples of Jesus yielded up their lives, did not cease when those faithful standard bearers fell at their post.  By defeat they conquered. God's workmen were slain but His work went steadily forward. The gospel continued to spread and the number of its adherents to increase. Said a Christian expostulating with the heathen rulers who were urging forward the persecution,  ‘You may torment, afflict, and vex us. Your wickedness puts our weakness to the test, but your cruelty is of no avail. It is but a stronger invitation to bring others to our persuasion. The more we are mowed down, the more we spring up again. The blood of  Christians is seed.’…”

So the Devil says, “Now persecution isn't working too well, what happened in the church at Smyrna, because the more I persecute the more the blood of Christians is seed, and the more Christianity grows. So I have to change my strategy.” So now Satan goes to  Plan B, he says, “If I can't fight them, join them.” In other words, corrupt them from within.

 

Nah, apa yang terjadi di gereja Pergamum? Saya akan membacakan suatu kutipan dari Christ Triumphant hal. 319. Ini Rencana A Setan. Ini adalah gereja Smirna yang kita pelajari dalam pelajaran terakhir. Simak Christ Triumphant hal. 319, “…Sia-sia upaya Setan untuk memusnahkan gereja dengan kekerasan. Pertentangan besar di mana para murid Yesus telah menyerahkan nyawa mereka, tidak berhenti ketika pembawa-pembawa panji yang setia itu jatuh dalam mengemban tugas. Melalui kekalahan mereka menang. Pekerja-pekerja Allah terbunuh, tetapi pekerjaanNya maju terus dengan mantap. Injil terus menyebar dan jumlah pengikutnya bertambah. Kata seorang Kristen yang berdebat dengan para pemimpin kafir yang terus memaksakan persekusi, ‘Kalian boleh menyiksa, memukul dan menyusahkan kami. Kekejian kalian menguji kelemahan kami, tetapi kekejaman kalian tidak ada gunanya, itu hanya undangan yang lebih kuat yang membawa yang lain kepada ajakan kami. Semakin banyak kami dibantai, semakin banyak kami bangkit kembali. Darah orang Kristen itu benih.’…”  

Maka Iblis berkata, “Nah, persekusi ternyata kurang berhasil, seperti yang terjadi di gereja di Smirna, karena semakin aku mempersekusi, semakin darah orang-orang Kristen menjadi benih, dan Kekristenan semakin bertumbuh. Jadi aku harus mengganti strategiku.” Maka sekarang Setan ke Rencana B , dia berkata, “Jika aku tidak bisa melawan mereka, aku gabung dengan mereka.” Dengan kata lain, merusak mereka dari dalam.

 

 

Now let me read you a statement that we find in Great Controversy page 42 and 43 about what happened after the persecutions of Smyrna. “The great adversary now endeavored to gain by artifice what he had failed to secure by force…” Are you seeing what's happening here? So in the church of Smyrna, he couldn't destroy the church to the persecution, so he says, “Now I'm going to use a different method.” “…Persecution ceased and in its stead were substituted the dangerous allurements of temporal prosperity and worldly honor. Idolaters…” notice,  “…Idolaters were led to receive a part of the Christian faith while they rejected other essential truths. They professed to accept Jesus as the Son of God and to believe in His death and resurrection, but they had no conviction of sin and felt no need of repentance or a change of heart. With some concessions on their part, they proposed that Christians should make concessions, that all might unite on the platform of belief in Christ. Now the church was in fearful peril.  Prison, torture, fire, and sword were blessings in comparison with this. Some of the Christians stood firm, declaring that they could make no compromise. Others were in favor of yielding or modifying some features of their faith and uniting with those who had accepted a part of Christianity…”   of course that's not happening in the world today, right?  “…urging that this might be the means of their full conversion…”   in other words, the church is going to grow by including everybody. “…That was a time of deep anguish to the faithful followers of Christ. Under a cloak of pretended Christianity, Satan was insinuating himself into the church, to corrupt their faith and turn their minds from the Word of truth.”

 

Sekarang saya akan membacakan sebuah pernyataan yang kita peroleh di Great Controversy hal. 42-43 tentang apa yang terjadi setelah persekusi Smirna. “Musuh besar sekarang berusaha mendapatkan lewat kelicikan apa yang telah gagal diperolehnya melalui kekerasan…”  apakah kalian melihat apa yang terjadi di sini? Jadi di gereja Smirna Setan tidak bisa menghancurkan gereja melalui persekusi, maka dia berkata, “Sekarang aku akan memakai cara lain.” “…Penganiayaan berhenti, dan sebagai gantinya disodorkan pemikat-pemikat yang berbahaya, kekayaan duniawi dan kemuliaan duniawi. Para penyembah berhala dituntun untuk menerima sebagian iman Kristen, sementara mereka menolak kebenaran-kebenaran yang hakiki lainnya. Mereka mengaku menerima Yesus sebagai Anak Allah dan meyakini kematianNya dan kebangkitanNya, tetapi mereka tidak memiliki keinsafan akan dosa dan tidak merasa membutuhkan pertobatan atau perubahan hati. Dengan beberapa kelonggaran  di pihak mereka, mereka mengusulkan agar pihak Kristen juga harus memberikan kelonggaran, agar semua bisa bersatu  di atas dasar percaya dalam Kristus. Sekarang gereja dalam bahaya yang menakutkan. Penjara, siksaan, api, dan pedang adalah berkat dibandingkan ini. Beberapa orang Kristen tetap berdiri teguh, menyatakan bahwa mereka tidak bisa membuat kompromi. Yang lain memilih untuk mengalah, atau mengubah beberapa fitur iman mereka dan bersatu dengan orang-orang yang telah menerima sebagian Kekristenan…” sudah barang tentu tidak demikian yang terjadi di dunia sekarang, kan?   “…sambil mendesak bahwa cara ini mungkin menjadi jalan pertobatan orang-orang itu secara penuh…”  dengan kata lain, gereja akan tumbuh dengan menerima semua orang. “…Itu adalah masa kesedihan yang mendalam bagi pengikut-pengikut Kristus. Di bawah selubung Kekristenan yang palsu, Setan menyusupkan dirinya masuk ke dalam gereja, untuk merusak iman mereka dan mengalihkan pikiran mereka dari Firman  kebenaran.”

 

 

So you say what does this have to do with Balaam?

Well let's read Revelation 2:14 again. “14 Nevertheless, I have a few things against you: You have people there who hold to the teaching of Balaam, who taught Balak to entice the Israelites to sin by eating food sacrificed to idols…” so you have idolatry  “… and by committing sexual immorality. (NIV)…” or fornication.

So if Balaam is mentioned in connection with Pergamum it would be a good idea to study the story of Balaam, you think?

 

Maka kalian berkata, apa hubungannya ini dengan Bileam?

Nah, mari kita  baca Wahyu 2:14 lagi, 14 Tetapi Aku mempunyai beberapa keberatan terhadap engkau: karena ada padamu di sana mereka yang menganut ajaran Bileam, yang mengajari Balak untuk memikat orang Israel untuk berbuat dosa dengan makan makanan yang dipersembahkan kepada berhala…” jadi ada penyembahan berhala,   “…dan dengan melakukan hubungan seksual yang amoral (NIV)…” atau perzinahan.

Maka jika Bileam disebutkan sehubungan dengan Pergamum, tidakkah itu ide yang bagus untuk mempelajari kisah Bileam, menurut kalian?

 

 

Let's go to Numbers 22:3. There was a pagan king whose name was Balak and he was very afraid of Israel, he was afraid that Israel was going to destroy him and his nation. Notice Numbers 22:3, “ And Moab was exceedingly afraid of the people because they were many…” see, there were many Israelites,  “…and Moab was sick with dread because of the children of Israel.”

Now compare this with Great Controversy page 39 speaking about the church at Pergamum.

“Paganism foresaw that should the gospel triumph, her temples and altars would be swept away; therefore she summoned her forces to destroy Christianity.”

 

Mari ke Bilangan 22:3. Ada seorang raja pagan bernama Balak dan dia sangat takut pada Israel, dia takut Israel akan menghancurkan dia dan bangsanya. Simak Bilangan 22:3, 3 Maka sangat gentarlah orang Moab terhadap bangsa itu, karena jumlahnya banyak…”  lihat, bangsa Israel banyak,  “…dan Moab gemetar ketakutan karena orang Israel.”

Sekarang bandingkan ini dengan Great Controversy hal. 39 yang bicara tentang gereja di Pergamum. “Paganisme sudah melihat kemungkinan bahwa begitu injil menang, maka kuil-kuilnya dan altar-altarnya akan disapu habis; karena itu dia mengerahkan kekuatannya untuk menghancurkan Kekristenan.”

 

 

Very similar. You see Moab was afraid that their nation and religion would be taken away by the growing number of Israelites, and in the same way we find this happening with the church. And so what Balak does is he tries to get Balaam to curse Israel from outside.

Let's notice the four attempts of Balaam to curse Israel from outside.

Numbers 22:18 notice what Balaam said to Balak. 18…‘Even if Balak gave me his palace filled with silver and gold, I could not do anything great or small to go beyond the command of the LORD my God.” (NIV) I cannot curse Israel from outside.

 

Sangat mirip. Kalian lihat, Moab takut bangsa mereka dan agama mereka akan tersingkir oleh bertambahnya jumlah orang Israel. Dan dengan cara yang sama kita melihat ini terjadi dengan gereja. Maka apa yang dilakukan Balak ialah dia berusaha membuat Bileam mengutuk Israel dari luar.

Mari kita simak keempat upaya Bileam mengutuk Israel dari luar.

Bilangan 22:18, simak apa kata Bileam kepada Balak, 18‘Sekalipun Balak memberikan kepadaku istananya dipenuhi oleh emas dan perak, aku tidak akan sanggup berbuat apapun baik yang kecil maupun besar, yang melampaui titah TUHAN, Allahku.’(NIV)…Aku tidak bisa mengutuk bangsa ini dari luar.

 

 

So now there's a second attempt, Balak tells Balaam, you know “I'll make it good for you if you go and curse Israel.” Numbers 23:8-10, notice what Balaam says, How shall I curse whom God has not cursed? And how shall I denounce whom the Lord has not denounced? For from the top of the rocks I see him…” see, when Balaam tried to entice, to curse Israel the first time he was in a place where he couldn't see the people, so Balak said maybe if you go to a place where you can see the people you'll be able to curse them more easily. Well that was a big mistake, because it says,  “…How shall I curse whom God has not cursed? And how shall I  denounce whom the Lord has not denounced? For from the top of the rocks I see him…” that is Israel,  “…and from the hills I behold him there! A people dwelling alone, not reckoning itself among the nations. 10 Who can count the dust of Jacob, or number one-fourth of Israel? Let me die the death of the righteous, and let my end be like his!”

 

Jadi sekarang ada upaya kedua, Balak menyuruh Bileam, “Aku akan memberi upah besar kepadamu jika kamu pergi dan mengutuk Israel.” Bilangan 23:8-10, simak apa kata Bileam, 8 Bagaimanakah aku akan mengutuk yang tidak dikutuk Allah? Dan  bagaimanakah aku mencela yang tidak dicela TUHAN? 9 Sebab dari puncak gunung-gunung batu aku melihat dia…”  lihat, ketika Bileam berusaha dengan memikat untuk mengutuk Israel pertama kalinya dia berada di tempat di mana dia tidak bisa melihat bangsa itu, maka Balak berkata, barangkali kalau kamu pergi ke tempat di mana kamu bisa melihat bangsa itu, kamu akan bisa mengutuk mereka lebih mudah. Nah, itu adalah kesalahan besar, karena dikatakan, “…8 Bagaimanakah aku akan mengutuk yang tidak dikutuk Allah? Dan  bagaimanakah aku mencela yang tidak dicela TUHAN? 9 Sebab dari puncak gunung-gunung batu aku melihat dia…” yaitu bangsa Israel, “…dan dari bukit-bukit aku memandang dia di sana, suatu bangsa yang diam tersendiri dan tidak mau dihitung di antara bangsa-bangsa kafir.10 Siapakah yang bisa menghitung debu Yakub atau menghitung seperempat bagian Israel? Biarlah aku mati seperti matinya orang-orang benar dan biarlah ajalku seperti ajalnya!"

 

 

So now Balak tries a third time. Notice Numbers 23:20-23, 20 Behold, I have received a command to bless; He has blessed…” says Balaam,  “…and I cannot reverse it. 21 He has…” now notice the reason why,  “…He has not observed iniquity in Jacob, nor has He seen wickedness in Israel…” Interesting. Would that describe the church of Smyrna, the persecuted church? Absolutely.   “…The Lord his God is with him, and the shout of a King is among them. 22 God brings them out of Egypt; he has strength like a wild ox. 23 For there is no sorcery against Jacob, nor any divination against Israel. It now must be said of Jacob and of Israel, ‘Oh, what God has done!’…”

 

Jadi sekarang Balak mencoba ketiga kalinya. Simak Bilangan 23:20-23, 20 Lihat, aku telah mendapat perintah untuk memberkati, Dia [Allah] sudah memberkati…”  kata Bileam,   “…dan aku tidak dapat membalikkannya.  21 Dia …”  sekarang simak alasannya mengapa,   “…Dia tidak melihat ada dosa pada Yakub, maupun tidak dilihatNya kejahatan pada Israel…” Menarik. Apakah itu menggambarkan juga gereja Smirna, gereja yang dipersekusi? Tepat sekali.  “…TUHAN, Allahnya, menyertai dia, dan seruan seorang Raja ada di antara mereka. 22 Allah membawa mereka keluar dari Mesir, dia memiliki kekuatan seperti banteng liar. 23 Sebab tidak ada sihir yang mempan terhadap Yakub, atau tenungan apa pun terhadap Israel. Sekarang ini harus dikatakan tentang Yakub, dan tentang Israel, ‘O, apa yang telah diperbuat Allah!’...”

 

 

So Balak is becoming increasingly frustrated. So he tries a fourth time. It’s found in Numbers 24:5, 9. Notice what Balaam ends up saying, “5How beautiful are your tents, O Jacob, your dwelling-places, O Israel!  9  May those who bless you be blessed and those who curse you be cursed!" (NIV)

Could Balaam curse Israel from outside? No, because Israel was in a proper and good relationship with the Lord.

 

Maka Balak menjadi semakin frustrasi. Jadi dia mencoba untuk keempat kalinya. Ini ada di Bilangan 24:5, 9. Simak apa yang akhirnya dikatakan Bileam, 5 Alangkah indahnya kemah-kemahmu, hai Yakub, dan tempat-tempat kediamanmu, hai Israel! 9Diberkatilah orang yang memberkati engkau, dan terkutuklah orang yang mengutuk engkau!" (NIV)

Bisakah Bileam mengutuk Israel dari luar? Tidak, karena Israel berada dalam hubungan yang tepat dan baik dengan Tuhan.

 

 

So now Balaam comes up with a diabolical scheme. He says, “I know how I can curse Israel so that Israel falls and you don't have to fear Israel anymore. What we need to do is have some of your Moabite women infiltrate Israel and lead them to practice idolatry, and to commit fornication, and then if this happens within Israel God will no longer favor Israel, He will take away His protection from the people.” Notice Numbers 25:1-3. Are you understanding how Balaam is related to the church of Pergamum?

The church of Smyrna, persecution, the church is pure because of persecution, and the church grows. Satan says “Plan B! This persecution thing doesn't work.” And so now Satan infiltrates the church and brings idolatry, and fornication into the church.

Numbers 25:1-3,1 Now Israel remained in Acacia Grove, and the people began to commit…” what?  “…harlotry with the women of Moab. They invited the people to the sacrifices of their gods…” there's the idolatry,  “…and the people ate and bowed down to their gods. So Israel was joined to Baal of Peor…” by the way that's the sun god,  “…and the anger of the Lord was aroused against Israel.”

 

Jadi sekarang Bileam muncul dengan rencana yang jahat. Dia berkata, “Aku tahu bagaimana aku bisa mengutuk Israel supaya Israel jatuh dan engkau tidak usah takut lagi pada Israel. Apa  yang perlu kita lakukan ialah menyuruh beberapa wanita Moabmu menginfiltrasi Israel dan membawa mereka untuk menyembah berhala dan melakukan perzinahan, lalu bila ini terjadi di dalam Israel, Allah tidak akan berkenan pada Israel, Allah akan menarik perlindunganNya dari bangsa itu.” Simak Bilangan 25:1-3. Apakah kalian paham bagaimana Bileam ini terkait kepada gereja Pergamum?

Di gereja Smirna, persekusi, gereja itu murni karena adanya persekusi, dan gereja itu bertumbuh. Setan berkata, “Rencana B! Persekusi ini tidak berhasil.” Maka sekarang Setan menginfiltrasi gereja dan membawa masuk penyembahan berhala dan perzinahan ke dalam gereja.

Bilangan 25:1-3, 1 Sementara Israel tinggal di hutan Akasia (Sitim), dan bangsa itu mulai…” apa? “…berzinah dengan perempuan-perempuan Moab. 2 Perempuan-perempuan ini mengajak bangsa itu ke kurban-kurban bagi allah mereka…” ini penyembahan berhalanya, “…lalu bangsa itu makan dan menyembah dewa-dewa mereka. 3 Maka Israel bergabung ke Baal-Peor…”  nah, itu dewa matahari, “…dan bangkitlah murka TUHAN terhadap Israel.”

 

 

In Patriarchs and Prophets page 451 Ellen White wrote, speaking about what Balaam did, “…He immediately returned to the land of Moab and laid his plans before the king. The Moabites themselves were convinced that so long as Israel remained true to God, He would be their shield. The plan proposed by Balaam was to separate them from God by enticing them into idolatry. If they could be led to engage in licentious worship of Baal and Astaroth…”  that is the sun god and the moon god by the way,  “…their Omnipotent Protector would become their enemy, and they would soon fall prey to the fierce warlike nations around them. This plan was readily accepted by the king and Balaam himself remained to assist in carrying it into effect. Balaam witnessed the success of his diabolical scheme…”

 

Di Patriarchs and Prophets hal. 451, Ellen White menulis, berbicara tentang apa yang dilakukan Bileam, “…Dia langsung kembali ke tanah Moab dan membeberkan rencananya kepada raja. Orang-orang Moab sendiri yakin bahwa selama Israel tetap setia kepada Allah, Allah akan menjadi perisai mereka. Rencana yang diusulkan Bileam ialah memisahkan mereka dari Allah dengan memikat mereka untuk menyembah berhala. Jika mereka bisa diajak melakukan penyembahan amoral kepada Baal dan Asytarot…”  ini adalah dewa matahari dan dewa bulan, “…maka Pelindung Mahakuasa mereka akan menjadi musuh mereka, dan mereka akan segera jatuh sebagai mangsa bangsa-bangsa garang jago perang di seputar mereka. Rencana ini segera diterima oleh raja,  dan Bileam sendiri tinggal untuk membantu melaksanakan rencana tersebut. Bileam menyaksikan keberhasilan rencananya yang keji…”  

 

 

Now do you remember that in the church of Pergamum you have reference to the sword? You know, what did Balaam say? “I cannot go beyond the command of the Lord, I can't go beyond the word of the Lord,” is what he says. But when he goes against the command of the Lord I want you to notice how Balaam dies.

Numbers 31:7-8,  And they warred against the Midianites, just as the Lord commanded Moses, and they killed all the males…” this is Israel.  “…They killed the kings of Midian with the rest of those who were killed—Evi, Rekem, Zur, Hur, and Reba, the five kings of Midian…” and now notice this,  “…Balaam the son of Beor they also killed with the sword.”

Are you understanding this? Why the sword is mentioned in the connection with the church of Pergamum?

By the way Balaam was once a true prophet, he had a good relationship with the Lord but he sold himself for money.

 

Nah, apakah kalian ingat bahwa di gereja Pergamum ada referensi ke pedang? Kalian tahu, apa kata Bileam? “Aku tidak bisa melampaui perintah Tuhan, aku tidak bisa melampaui perkataan Tuhan,” (Bil. 22:18) itulah yang dikatakannya. Tetapi ketika dia melawan perintah Tuhan, saya mau kalian menyimak bagaimana Bileam mati.

Bilangan 31:7-8, 7 Kemudian berperanglah mereka melawan Midian, seperti yang diperintahkan TUHAN kepada Musa, lalu membunuh semua laki-laki mereka…”  ini Israel.  “…8 Mereka membunuh raja-raja Midian, bersama yang lain yang terbunuh, yakni Ewi, Rekem, Zur, Hur dan Reba, kelima raja Midian…”  dan sekarang simak ini,   “…Bileam bin Beor mereka bunuh juga dengan pedang…” 

Apa kalian paham ini? Mengapa pedang disebut sehubungan dengan gereja Pergamum?

Nah, ketahuilah, Bileam tadinya adalah seorang nabi yang sejati, dia memiliki hubungan yang baik dengan Tuhan, tetapi dia menjual dirinya demi uang.

 

 

Let me read you this statement from Great Controversy page 42. Incidentally this is interesting, you know, the papacy introduced idolatry, introduced spiritual fornication to the church, was the papacy also wounded by the sword? In Revelation chapter 13 it says, “he who kills with a sword must be killed with the sword”. So what happened to Balaam (should be the papacy) ~ the church was in a good relationship and then through the papacy it becomes corrupt ~ happened literally with Balaam in the Old Testament.

Great Controversy page 42, “…Satan therefore laid his plans to war more successfully against the government of God by planting his banner in the Christian Church. If the followers of Christ could be deceived, and led to displease God…” are you seeing the picture of Balaam now?  “…then their strength, fortitude, and firmness, would fail and they would fall an easy prey.”    

 

Mari saya bacakan pernyataan ini dari Great Controversy hal. 42. Oh, iya, ini menarik, kalian tahu, Kepausan yang memperkenalkan penyembahan berhala, dan perzinahan spiritual kepada gereja. Apakah Kepausan juga mendapat luka yang mematikan oleh pedang? Di Wahyu 13 dikatakan, 10 dia yang membunuh dengan pedang, ia harus dibunuh dengan pedang…” Jadi apa yang terjadi pada Kepausan ~ gereja tadinya berada dalam hubungan yang baik dengan Tuhan, kemudian melalui Kepausan dia menjadi rusak  ~ terjadi secara literal pada Bileam di Perjanjian Lama.

Great Controversy hal. 42, “Maka Setan menyusun rencananya yang lebih berhasil dalam berperang melawan pemerintahan Allah dengan menancapkan benderanya di dalam gereja Kristen. Jika pengikut-pengikut Kristus bisa ditipu  dan digiring untuk menimbulkan rasa tidak senang Allah…”  apakah kalian melihat gambar Bileam sekarang?   “…maka kekuatan, daya tahan, dan keteguhan mereka akan gagal, dan mereka akan menjadi mangsa empuk…”

 

 

So you have the church of Ephesus, the desirable church, it had begun to lose its first love, so God allows persecution because persecution purifies the church. So when persecution comes into the church then the church grows phenomenally. Satan wants to get rid of the church by persecution, so Satan says, “This is actually going against what I want.”  So he says, “What I'm going to do now is I'm going to change my strategy. Instead of persecuting the church I'm going to try and infiltrate the church.” And so he introduces idolatry, and spiritual fornication into the church, and the church loses the favor of God.

 

Jadi gereja Efesus, gereja yang didambakan, mulai kehilangan kasihnya yang mula-mula, jadi Allah mengizinkan persekusi, karena persekusi memurnikan gereja. Jadi ketika persekusi masuk ke dalam gereja, gereja itu tumbuh secara fenomenal. Setan mau menyingkirkan gereja dengan persekusi, jadi Setan berkata, “Ini berlawanan dengan apa yang aku mau.” Maka dia berkata, “Apa yang akan aku lakukan sekarang ialah mengubah strategiku. Bukannya mempersekusi gereja, tapi aku akan berusaha menginfiltrasi gereja.”  Jadi dia memperkenalkan penyembahan berhala dan perzinahan spiritual ke dalam gereja, dan gereja kehilangan perkenan Allah.

 

 

You should notice also that in the church of Pergamum, we are told this in Revelation 2:15, “ 15 Thus you also have those who hold the doctrine of the Nicolaitans, which thing I hate.”

Do you remember that the church of Ephesus hated the Nicolaitans? But now it says that they're tolerating the Nicolaitans.

Let me refresh your memory about who the Nicolaitans were. This is found in Bible Echo, journal written by Ellen White, February 8, 1897. She is thinking about those who hold the same doctrine today. Those who are teaching this doctrine today have much to say in regard to faith and the righteousness of Christ; but they pervert the truth and make it serve the cause of error…”  notice, they pervert the truth. “…They declare that we have  only to believe on Jesus Christ and that faith is all-sufficient; that the righteousness of Christ is to be the sinner's credentials; that this imputed righteousness fulfills the Law for us, and that we are under  no obligation to obey the Law of God. This class claims that Christ came to save sinners, and that He has saved them.I am saved,’ they will repeat over and over again. But are they saved while transgressing the Law of Jehovah? No; for the garments  of  Christ's  righteousness  are  not  a  cloak  for  iniquity.  Such  teaching  is  a  gross deception, and Christ becomes to these persons a stumbling block as He did to the Jews…” notice, this is a reference to the church at Pergamum, “…to the Jews, because they would not receive Him as their personal Savior. To these professed believers in  Christ,  because  they   separate  Christ  and  the  Law,   and  regard  faith  as  a  substitute  for obedience, they separate the Father and the Son, the Savior of the world. Virtually they teach, both by precept and example, that Christ, by His death, saves men in their transgressions.”

 

Kalian juga menyimak bahwa di gereja Pergamum, kita diberitahu Wahyu 2:15, 15 Demikian ada juga padamu orang-orang yang berpegang kepada doktrin Nikolaitan, hal yang Aku benci.”

Ingatkah kalian bahwa gereja Efesus membenci kelompok Nikoliatan? Tetapi sekarang dikatakan bahwa gereja Pergamum ini menoleransi kelompok Nikolaitan.

Saya akan mengingatkan kalian tentang siapa kelompok Nikolaitan ini. Ini ada di Bible Echo 8 Februari 1897, jurnal yang ditulis oleh Ellen White. Dia sedang memikirkan mereka yang menganut doktrin yang sama seperti itu hari ini. “…Mereka yang mengajarkan doktrin tersebut hari ini bicara banyak tentang iman dan kebenaran Kristus, tetapi mereka menyelewengkan kebenaran dan menjadikannya sebagai pencapai tujuan kesalahan. …”  simak, mereka menyelewengkan kebenaran. “…Mereka menyatakan kita hanya perlu mempercayai Yesus Kristus dan bahwa iman itu sudah cukup; bahwa kebenaran Kristus itu yang menjadi surat pembenar orang berdosa; bahwa kebenaran yang diperhitungkan ini sudah memenuhi Hukum bagi kita, dan bahwa kita tidak lagi wajib mematuhi Hukum Allah. Kelompok ini mengklaim bahwa Kristus datang untuk menyelamatkan orang berdosa dan bawa Dia sudah menyelamatkan mereka. ‘Aku sudah selamat’ mereka akan mengulang-ulangi ini. Tetapi apakah mereka sudah selamat selagi mereka masih melanggar Hukum Yehovah? Tidak! Karena jubah kebenaran Kristus bukanlah jubah untuk menutupi dosa. Ajaran yang seperti ini adalah penipuan besar, dan bagi orang-orang ini Kristus menjadi batu sandungan seperti Dia bagi orang-orang Yahudi…” simak, ini adalah referensi kepada gereja Pergamum   “…bagi orang-orang Yahudi, karena mereka tidak mau menerima Kristus sebagai Juruselamat pribadi mereka. Bagi orang-orang yang mengaku percaya dalam Kristus ini, karena mereka memisahkan Kristus dari Hukum dan menganggap iman sebagai pengganti kepatuhan, mereka memisahkan Bapa dan Anak, Juruselamat dunia. Sebenarnya mereka mengajarkan baik melalui ayat maupun teladan, bahwa Kristus, melalui kematianNya, menyelamatkan manusia dalam dosa-dosa mereka.”

 

 

And you know, we read a statement in a previous lecture about the fact that the Jewish nation and Christians at the end of time, are committing basically the same sin. What was the sin of the Jews? They rejected Jesus. What will be the sin of the Christian world at the end of time? They will reject the Law. Is that the same thing? Yes, because the Law is a reflection of the character of Christ. So how can you say that you love Jesus and you hate the Law when the Law is a reflection of the character of Christ? It’s the same sin, but looked at from a different perspective.

 

Dan kalian tahu, kita sudah membaca pernyataan di ceramah yang lalu-lalu mengenai fakta bahwa bangsa Yahudi dan orang Kristen akhir zaman, sesungguhnya membuat dosa yang sama. Apa dosa orang Yahudi? Mereka menolak Yesus. Apa dosa yang akan dibuat dunia Kristen pada akhir zaman? Mereka akan menolak Hukum. Apakah itu hal yang sama? Iya, karena Hukum adalah pantulan karakter Kristus. Jadi bagaimana orang bisa mengatakan bahwa dia mengasihi Yesus tapi dia membenci Hukum, padahal Hukum adalah pantulan karakter Kristus? Itu adalah dosa yang sama, tetapi dipandang dari sudut yang berbeda.

 

 

Now what message can the church derive today from the message to the church of Pergamum? 2 Timothy 3:12.

We are going to read a series of Bible verses now about what we should learn. Should we be vigilant about traditions and practices, pagan practices, worldly practices infiltrating the church? Absolutely.

2 Timothy 3:12 says, “ 12 Indeed, and all…” how many?  “…all who desire to…” do what?  “…to live godly…” not to believe only, but  “…to live godly in Christ Jesus…” might suffer persecution. Thank you very much, thank you. Okay,  “…will suffer persecution.” 

So the question is why isn't the church suffering persecution today? We will come to that a little bit later.

 

Nah, pesan apa yang bisa diambil gereja hari ini dari pesan yang diberikan kepada gereja Pergamum? 2 Timotius 3:12.

Kita akan membaca serangkaian ayat-ayat Alkitab sekarang mengenai apa yang harus kita pelajari. Haruskah kita awas dengan tradisi-tradisi dan praktek-praktek, praktek-praktek pagan, praktek-praktek duniawi, yang menginfiltrasi gereja? Tentu saja.

2 Timotius 3:12 berkata, 12 Memang, dan semua…”  berapa banyak?  “…semua  yang mendambakan…”  apa?   “…hidup saleh…”  bukan hanya percaya, tetapi  “…hidup saleh

dalam Kristus Yesus…”  mungkin menderita aniaya. Banyak terima kasih, terima kasih. Oke, “…akan menderita aniaya.” Jadi pertanyaannya ialah mengapa gereja sekarang tidak menderita persekusi? Kita nanti akan kembali kemari.

 

 

Notice John 17:14 Jesus is speaking,  “ 14 I have given them Your word; and the world has hated them because they are not of the world, just as I am not of the world.” So why did the world hate the disciples of Jesus? Because they were not of the world. Why was Jesus hated? Because He was not of the world. He was in the world, but He was not of the world.

 

Simak Yohanes 17:14, Yesus sedang bicara, 14 Aku telah memberikan Firman-Mu kepada mereka; dan dunia membenci mereka, karena mereka bukan dari dunia, sama seperti Aku bukan dari dunia…” Jadi mengapa dunia membenci murid-murid Yesus? Karena mereka bukan dari dunia ini. Mengapa Yesus dibenci? Karena Dia bukan dari dunia ini. Dia berada di dunia ini, tetapi Dia bukan dari dunia ini.

 

 

Notice James 4:4. “ Adulterers and adulteresses! Do you not  know that friendship with the world is enmity with God? Whoever therefore wants to be a friend of the world makes himself an enemy of God.” 

Is there a lot of worldliness in the church today? Not only in the churches out there, but in the Adventist Church? Absolutely. It's reflected in our dress, in what we watch, and what we listen, the music we listen to, and the programs that we watch, etc. Worldliness has really crept into the church. And we need to learn what happened with the church of Pergamum and what happened with Israel in the Old Testament, so that we do not allow the church to go down the same road.

 

Simak Yakobus 4:4, 4 Para pezinah laki-laki dan perempuan! Tidakkah kamu tahu, bahwa persahabatan dengan dunia adalah permusuhan dengan Allah? Oleh karena itu, barangsiapa hendak menjadi sahabat dunia ini, ia menjadikan dirinya musuh Allah.”

Apakah ada banyak keduniawian di dalam gereja sekarang ini? Bukan hanya di gereja-gereja di luar sana, tetapi di dalam gereja Advent? Tentu saja! Itu terpantul pada pakaian kita, pada apa yang kita tonton, dan apa yang kita dengarkan, musik yang kita dengar, program-program yang kita tonton, dll. Keduniawian benar-benar telah menyelinap ke dalam gereja. Dan kita perlu belajar apa yang terjadi pada gereja Pergamum dan apa yang terjadi pada Israel di Perjanjian Lama supaya kita tidak mengizinkan gereja untuk menapak jalan yang sama.

 

 

Listen to this statement Great Controversy page 48. “…There is another and more important question that should engage the attention of the churches of today. The apostle Paul declares that ‘all that will live godly in Christ Jesus shall suffer persecution.’…” and now comes the question,  “…why is it then that persecution seems in a great degree to slumber?...”  How many reasons are there, that persecution slumbers, how many reasons? “…The only reason is that the church has conformed to the worlds standard and therefore awakens no opposition. The religion  which is current in our day is not of the pure and holy character that marked the Christian faith in the days of Christ and His apostles.  It is only because of the spirit of…” what? Oh, is that Pergamum? Yes!  “…of compromise  with sin, because the great truths of the Word of God are so indifferently regarded, because there is so little vital godliness in the church, that Christianity is apparently so popular with the world…” just like in Pergamum. And then she gives a secret of how the church will be persecuted again. She says,  “…Let there be a revival of the faith and power of the early church, and the spirit of persecution will be revived, and the fires of persecution will be rekindled.”

So why is the church not persecuted today? Because the church has accommodated to the customs and beliefs and practices of the world. The message of Pergamum is not only for the people who lived during that period, it has lessons for us just as do all of the other messages to the churches.

 

Dengarkan pernyataan ini, Great Controversy hal. 48, “…Ada pertanyaan lain yang lebih penting yang seharusnya mendapat perhatian gereja-gereja hari ini. Rasul Paulus menyatakan bahwa ‘…semua yang mendambakan hidup saleh di dalam Kristus Yesus akan menderita aniaya.” [2 Timotius 3:12]’…” dan sekarang pertanyaannya, “…kalau begitu mengapa persekusi sepertinya sebagian besar tertidur?…” Ada berapa alasan yang membuat persekusi tertidur, berapa alasan?   “…Satu-satunya alasan ialah gereja sudah menjadi serupa dengan standar dunia, dan oleh karenanya tidak membangkitkan perlawanan. Agama yang ada di zaman kita sekarang bukanlah dari karakter yang murni dan kudus yang menandai iman Kristen di zaman Kristus dan rasul-rasulNya. Itu hanya karena adanya roh…”  apa? Oh, apakah itu Pergamum? Iya! “…kompromi dengan dosa, karena kebenaran agung Firman Allah begitu tidak diacuhkan, karena hanya ada begitu sedikit kesalehan yang berarti di dalam gereja, sehingga Kekristenan sekarang ternyata sedemikian populernya di dunia…”  persis seperti di Pergamum. Kemudian Ellen White memberikan rahasianya bagaimana gereja akan dipersekusi lagi. Dia berkata, “…Hendaknya ada pembaharuan iman dan kekuatan seperti milik gereja mula-mula, maka roh persekusi akan hidup kembali, dan  api persekusi akan dinyalakan kembali…”

Jadi mengapa gereja hari ini tidak dipersekusi? Karena gereja sudah mengakomodasi kebiasaan-kebiasaan dan kepercayaan-kepercayaan dunia. Pekabaran kepada Pergamum bukan hanya bagi mereka yang hidup di periode itu, tetapi juga mengandung pelajaran bagi kita, sebagaimana pekabaran kepada gereja-gereja yang lain.

 

 

Now what warning does God give to the church of Pergamum? Revelation 2:16. He says, “ 16 Repent…” Should Balaam have repented? Would he have been killed with the sword if he had used the sword the way God said he was supposed to, if he obeyed the Word? No. It says  “… 16 Repent or else I will come to you quickly and will fight against them with…” what?  “…with the sword of My mouth.”

So we can either accept the sword remedially, in other words, the sword to detect our sin and to cut it out, and obey what God says; or else we can set the Word of God aside and allow worldliness to come into our lives, and worldliness come to the church, and the sword that should have healed us will be the sword that will destroy us.

 

Nah, peringatan apa yang diberikan Allah kepada gereja Pergamum? Wahyu 2:16. Allah berkata, 16 Bertobatlah!…” Apakah Bileam seharusnya bertobat? Apakah dia akan dibunuh oleh pedang seandainya dia menggunakan pedang itu sebagaimana Allah menyuruhnya berbuat, seandainya dia patuh kepada Firman? Tidak. Dikatakan, “…16 Bertobatlah! Jika tidak, Aku akan segera datang kepadamu dan akan berperang melawan mereka dengan pedang yang di mulut-Ku.”

Jadi kita bisa menerima pedang itu sebagai penyembuh, dengan kata lain pedang itu mendeteksi dosa kita dan memotong dan membuangnya, dan mematuhi apa kata Allah; atau kita bisa menyingkirkan Firman Allah dan mengizinkan keduniawian masuk ke dalam hidup kita, dan keduniawian masuk ke dalam gereja, dan pedang yang seharusnya menyembuhkan kita akan menjadi pedang yang membinasakan kita.

 

 

Now God gave beautiful promises to the church of Pergamum. Revelation 2:17, 17 To him who overcomes I will give some of the hidden manna to eat…”   Now when the Bible talks about “hidden manna” you can understand it in two ways. You can understand it spiritually and you can understand it literally.

Now what does the manna represent spiritually? I think you're aware of this, the manna represents Jesus and the Word of God of course, but it represents Jesus, right? You remember John chapter 6 Jesus said,  “I am the bread that came down from Heaven” “He who eats this bread will live forever.” You remember it says that in John chapter 6? Now how do we assimilate Jesus spiritually speaking? We are not eating literally His flesh. How do we assimilate Jesus? Through His Word. See, “man does not live by bread alone…” it is spoken of in the context of the manna, “…but by every…” what?  “…by every word that proceeds of the mouth of God.”  We feed on the manna through a study of God's Word.

 

Nah, Allah memberikan janji-janji indah kepada gereja Pergamum. Wahyu 2:17, 17Kepada dia yang menang, akan Kuberikan beberapa dari manna yang tersembunyi untuk dimakan. …”  Nah, bila Alkitab bicara tentang “manna yang tersembunyi” itu bisa dipahami dengan dua cara. Itu bisa dipahami secara spiritual, atau itu bisa dipahami secara literal.

Nah, manna itu melambangkan apa secara spiritual? Saya pikir kalian tahu tentang ini, manna itu melambangkan Yesus, dan Firman Allah tentu saja, tetapi itu melambangkan Yesus, benar? Kalian ingat Yohanes pasal 6, Yesus berkata, "Akulah roti yang telah turun dari sorga." (ay. 41) “Barangsiapa makan roti ini, ia akan hidup selama-lamanya." (ay. 58). Kalian ingat dikatakan di Yohanes pasal 6? Nah, bagaimana kita mengasimilasikan Yesus bicara secara spiritual? Kita tidak makan secara literal dagingNya. Bagaimana kita mengasimilasikan Yesus? Melalui FirmanNya. Lihat,  “Manusia hidup bukan dari roti saja…”  ini bicara dalam konteks manna,   “…tetapi dari setiap…”  apa?   “…dari setiap perkataan yang keluar dari mulut Allah." (Mat. 4:4). Kita makan manna melalui mempelajari Firman Allah.

 

 

But there is another application of the manna. You see the manna of God is hidden, it is hidden in the Ark of the Covenant in the Most Holy Place of the Heavenly Sanctuary, and you know what God is going to do someday to the overcomers, the promise that God makes to the church at Pergamum? He is going to bring out the manna and He's going to set it on the table for God's people to eat literally. Because they assimilated Jesus Christ spiritually, because they have became spiritually in tune with Jesus, they will sit at the table and eat literal manna.

 

Tetapi ada aplikasi yang lain untuk manna. Kalian lihat, manna Allah itu tersembunyi, tersembunyi di dalam Tabut Perjanjian di bilik Mahakudus Bait Suci surgawi, dan tahukah kalian apa yang akan dilakukan Allah suatu hari bagi mereka yang telah menang, apa janji yang dibuat Allah untuk gereja Pergamum? Dia akan mengeluarkan manna itu dan Dia akan menyajikannya di atas meja bagi umat Allah untuk dimakan secara literal. Karena mereka telah mengasimilasikan Yesus Kristus secara spiritual, karena mereka secara spiritual sudah serasi dengan Yesus, mereka akan duduk di meja itu dan makan manna literal.

 

 

Notice Testimonies for the Church Vol. 1 page of 69 and 70. Ellen White is here describing something she saw in vision. She says, Here I saw a table of pure silver; it was many miles in length, yet our eyes could extend over it…” See, our eyes are going to be fixed.  “…I saw the fruit of the tree of life, the manna, almonds, figs, pomegranates, grapes, and many other kinds of fruit…”  So maybe mangos were there. She continues, “…I asked Jesus to let me eat of the fruit. He said:Not now. Those who eat of the fruit of this land, go back to earth no more. But in a little while, if faithful,...”  remember that to the churches Jesus says, “To him who is faithful”? “…if faithful you shall both eat of the fruit of the tree of life and drink of the water of the fountain.’ And  said He, ‘You must go back to the earth again, and relate to others what I have revealed to you.’ Then an angel bore me gently down to this dark world. Sometimes I think I can stay here no longer, all things of earth look so dreary. I feel very lonely here, for I have seen a better land. Oh that I had wings like a dove then would I fly away and be at rest.”  

What a beautiful statement. She longed for Heaven because she had seen the better land. And when we assimilate the spiritual manna we also long for the better land.

 

Simak Testimonies for the Church Vol. 1 hal. 69-70. Ellen White di sini menggambarkan sesuatu yang dia lihat dalam penglihatan. Dia berkata, Di sini aku melihat sebuah meja dari perak murni, panjangnya bermil-mil, namun mata kami bisa melihat seluruhnya…”  lihat, mata kita akan diperbaiki. “…Aku melihat buah pohon kehidupan, manna, buah badam, buah ara, buah delima, anggur dan banyak jenis buah yang lain…” Jadi mungkin ada mangga juga di sana. Ellen White melanjutkan,   “…Aku minta Yesus untuk mengizinkan aku makan buah itu. Dia berkata, ‘Tidak sekarang. Mereka yang makan buah dari negeri ini tidak akan kembali ke dunia lagi. Tetapi tidak lama lagi, jika setia…”  ingat kepada gereja-gereja Yesus berkata, “Kepada mereka yang setia”?   “…jika setia kamu akan makan baik buah dari pohon kehidupan maupun minum air dari mata air.’  Dan Dia berkata, ‘Kamu harus kembali ke dunia lagi dan menyampaikan kepada yang lain apa yang telah Aku nyatakan kepadamu.’  Kemudian seorang malaikat membawaku turun dengan lembut ke dunia yang gelap ini. Terkadang aku berpikir, aku tidak betah tinggal di sini lebih lama, segalanya yang di dunia ini tampak begitu suram. Aku merasa kesepian di sini, karena aku sudah pernah melihat negeri yang lebih baik. Oh, seandainya aku punya sayap seperti burung merpati, aku akan terbang pergi dan menikmati perhentian!”

Betapa indahnya pernyataan ini. Ellen White merindukan Surga karena dia telah melihat negeri yang lebih baik. Dan bila kita mengasimilasikan manna spiritual kita juga merindukan negeri yang lebih baik.

 

 

Now there's another promise that we find here and that is the promise of the white stone. It says in Revelation 2:17, 17   And I will give him a white stone, and on the stone a new name written which no one knows except him who receives it.”

Now what does the name represent in Scripture? It represents the character. This idea of a new name actually comes from the story of Jacob.

You remember the story of Jacob when he struggled with the Angel? He struggled all night and in the morning he cried out, “I will not let You go unless You bless me.” And the Angel, who by the way is Jesus Christ, that's the Angel of the Lord, He says,  “Let me go for its dawning.” And Jacob grabs on to Him and says, “I will not let You go until You bless me.” And then Jesus, the Angel of the Lord says to Jacob, “What's your name?” And Jacob says, “My name is Supplanter”, because that's what “Jacob” means; it means somebody who tries to take somebody else's place, a supplanter. And by the way, Jacob was that way from the moment of his birth, because the Bible says that he was latched onto his brother's ankle trying to be born first. So he tried to take his place from the time of his birth, and that's why Esau said, “You named him well,” after he stole the birthright. You know, supplanter. And so his character was a devious character. But when he struggles with the Angel, when he struggles with Jesus in prayer, and overcomes both men and God; it says there, then the Angel of Lord, Jesus Christ says to him, “Your name will no longer be called Supplanter, your name will be called Israel, Prince of God.” Why did God change Jacob's name? Because Jacob's character had changed. He was no longer a supplanter, he was no longer devious, he was now obedient to the Lord, he was faithful to God.

 

Nah, ada janji yang lain yang kita temukan di sini, dan itu adalah janji diberikannya sebuah batu putih. Dikatakan di Wahyu 2:17, Dan Aku akan mengaruniakan kepadanya sebuah batu putih, yang di atasnya tertulis nama baru, yang tidak diketahui oleh siapa pun, selain oleh yang menerimanya.”

Nah, nama itu melambangkan apa di Kitab Suci? Itu melambangkan karakter. Konsep nama baru ini sesungguhnya datang dari kisah Yakub.

Kalian ingat kisah Yakub ketika dia bergumul dengan Malaikat itu? Dia bergumul sepanjang malam dan menjelang pagi dia berseru, “Aku tidak akan melepaskan Engkau sebelum Engkau memberkati aku.” Dan Malaikat itu, yang adalah Yesus Kristus, itulah Malaikat Tuhan, Dia berkata, “Lepaskan Aku karena sudah fajar.” Dan Yakub mencekal Malaikat itu kuat-kuat dan berkata, “Aku tidak akan melepaskan Engkau hingga Engkau memberkati aku.” Lalu Yesus, Malaikat Tuhan berkata kepada Yakub, “Siapa namamu?” Yakub berkata, “Namaku adalah Perebut”, karena itulah makna kata “Yakub”, itu artinya seseorang yang berusaha mengambil tempat orang lain, seorang perebut. Dan ketahuilah Yakub sudah dari sononya begitu, karena Alkitab berkata bahwa dia memegangi tumit saudaranya berusaha supaya lahir dulu. Jadi Yakub berusaha mengambil tempat saudaranya sejak dari saat kelahirannya. Dan itulah mengapa setelah Yakub mencuri hak anak sulungnya Esau berkata, “Sudah tepat nama yang kauberikan padanya”, si Perebut. Maka karakternya adalah karakter yang licik. Tetapi ketika dia bergumul dengan Malaikat itu, ketika dia bergumul dengan Yesus dalam doa, dan mengalahkan baik manusia dan Allah; dikatakan di sana, lalu Malaikat Tuhan, Yesus Kristus berkata kepadanya, “Namamu tidak lagi dipanggil si Perebut, namamu akan dipanggil Israel, Pangeran Allah.” Mengapa Allah mengubah nama Yakub? Karena karakter Yakub sudah berubah. Dia bukan lagi seorang perebut, dia tidak lagi licik, sekarang dia patuh kepada Tuhan, dia setia kepada Allah. (Kejadian 32:24-28).

 

 

Notice Isaiah 62:2, a glorious promise that God makes to those who will overcome. The Gentiles shall see your righteousness, and all kings your glory.
You shall be called by a new name, which the mouth of the Lord will name.”
So only God knows what name He's going to give us, and only we will know what the name is, because it is a reflection of our character.

 

Simak Yesaya 62:2, suatu janji yang indah yang dibuat Allah bagi mereka yang akan menang. 2     Bangsa-bangsa akan melihat kebenaranmu, dan semua raja akan melihat kemuliaanmu. Engkau akan dipanggil dengan nama baru yang akan dinamai oleh mulut TUHAN.”

Jadi hanya Allah yang tahu nama apa yang akan diberikanNya kepada kita, dan hanya kita yang tahu nama apa itu karena itu adalah pantulan dari karakter kita.

 

 

Of course Revelation picks up on this idea of a new name at the end of time. In Revelation 14:1 we find a description of the 144’000. They are standing victorious on Mount Zion, they have overcome the Beast, his image, his mark, and the number of his name. They have been faithful, even facing death, even though they were not slain. And they stand victorious. And the description is given in Revelation 14:1. 1 Then I looked, and behold, a Lamb standing on Mount Zion, and with Him one hundred and forty-four thousand…” these are the end-time saints that will not die, by the way. They are not technically Pergamites, if you please, but they will have a similar characteristic. It says,  “…having His Father’s name written on their foreheads.” What is the Father's name? The name is the what? The character.

When Moses was on the Mount and he said, “Show me Your glory.” God showed him His character. And when Moses came down from the mountain his face was shining with the glory of God, because the glory of God's character rubs off when you spend time with Him.

 

Tentu saja Wahyu memakai konsep ini tentang nama baru pada akhir zaman. Di Wahyu 14:1 kita melihat suatu deskripsi tentang ke-144’000. Mereka sedang berdiri sebagai pemenang di Gunung Sion, mereka sudah mengalahkan Binatang itu, patungnya, tandanya, dan bilangan namanya. Mereka tetap setia, bahkan ketika berhadapan dengan kematian, walaupun mereka tidak terbunuh. Dan mereka berdiri sebagai pemenang. Dan diskripsi itu  diberikan di Wahyu 14:1, 1 Dan aku memandang, dan melihat, Anak Domba berdiri di bukit Sion dan bersama-sama dengan Dia ke seratus empat puluh empat ribu…”  ini adalah orang-orang kudus akhir zaman yang tidak akan mati. Secara teknis mereka bukanlah orang-orang Pergamum, tetapi mereka akan memiliki karakter yang serupa. Dikatakan,   “…yang punya nama Bapa-Nya tertulis di dahi mereka.”  Apakah nama Bapa? Nama adalah apa? KarakterNya.

Ketika Musa ada di atas gunung dan dia berkata, “Tunjukkan kemuliaanMu kepadaku.” Allah menunjukkan kepadanya karakterNya. Dan ketika Musa turun dari gunung wajahnya bersinar dengan kemuliaan Allah, karena kemulian karakter Allah menular bila kita melewatkan waktu bersamaNya.

 

 

So now we've studied the third church. Things are not going to get better before they get a lot worse.

The fourth church is the church of Thyatira, that is the apostate church. You see, when the world enters the church, and the church mingles with the state, pagan practices come into the church, fornication with the state comes in; now the church enters a stage of apostasy known as the Dark Ages, it is the period of papal supremacy. You see the church accepted the offer of Constantine, and when it did the world entered the church, and the result was an apostasy from all of the truths that we find in God's Word and embracing the traditions of men and the pagan  practices of the nations that began at the Tower of Babel, where Babylon originated. That will be our next study.

 

Jadi sekarang kita sudah mempelajari gereja yang ketiga. Kondisi tidak akan membaik sebelum mereka menjadi jauh lebih buruk.

Gereja keempat ialah Jemaat Tiatira, dan itu adalah gereja yang murtad. Kalian lihat, ketika dunia memasuki gereja, dan gereja bersatu dengan negara, praktek-praktek pagan masuk ke dalam gereka, perzinahan dengan negara masuk ke dalam gereja, dan sekarang gereja memasuki tahap kemurtadan yang dikenal sebagai Zaman Kegelapan, itulah periode kekuasaan Kepausan. Kalian lihat, gereja telah menerima tawaran Constantine, dan ketika gereja menerima itu, dunia pun melenggang masuk ke dalam gereja, dan akibatnya ialah suatu kemurtadan dari semua kebenaran yang kita lihat di Firman Allah, dan memeluk tradisi manusia dan praktek-praktek pagan bangsa-bangsa yang mulai dari Menara Babel, di mana Babilon bermula. Itu yang akan menjadi pelajaran kita berikutnya.

 

 

20 02 22

No comments:

Post a Comment