Monday, July 11, 2022

EPISODE 14/14 ~ THE BOOK OF HEBREWS ~ CHAPTER 13 ~ BROTHERLY LOVE ~ WALTER VEITH

 

THE BOOK OF HEBREWS

Part 14/14 – Walter Veith

CHAPTER 13 ~ BROTHERLY LOVE

https://www.youtube.com/watch?v=QJRzlZWWPtI

 

Dibuka dengan doa

 

 

There are two things that stand out in chapter 13. The first one is the unchanging character of our Savior, and the second one is the respect due to those who have guided us into the truth. So it is something that points us to the great source which is Jesus Christ, but it also points us to those that were used by Him to spread the gospel.

Sacrifice is pleasing to God, and a few things worthy of our consideration.

 

Ada dua hal yang menonjol di pasal 13. Yang pertama ialah ketidakberubahannya karakter Juruselamat kita, dan yang kedua ialah penghargaan yang harus diberikan kepada mereka yang telah membimbing kita kepada kebenaran. Jadi sesuatu yang menunjukkan kepada kita sumber agungnya yang adalah Yesus Kristus, tetapi itu juga menunjukkan kepada kita mereka yang dipakai olehNya untuk menyebarkan injil.

Pengorbanan itu membuat senang Allah, dan beberapa hal yang perlu kita pertimbangkan.

 

 

Hebrews 13:1-2

Hebrews 13:1, 1 Let brotherly love continue…” this is a theme throughout the Scriptures, and it was also a very important point that Jesus tried to bring across to His disciples. There  was always bickering and strife amongst them, but He said, “Let brotherly love continue” and this brotherly love of course is φιλαδελφία [philadelphia] love, this love for your brother, your family, your filial connections. And “…2 Be not forgetful to entertain strangers: for thereby some have entertained angels unawares...So this is a very interesting twist to the story.

So he admonishes us to love one another. That doesn't mean that we always agree absolutely one with another, but we love one another. This is what happens in a family situation as well. And then do not be unhospitable. Be hospitable. It's interesting that in other places Paul refers to the gift of hospitality, we need to have open doors because sometimes we might entertain angels.

 

Ibrani 13:1-2

Ibrani 13:1, 1 Peliharalah kasih persaudaraan…”  ini adalah tema di seluruh Kitab Suci, dan ini juga poin yang sangat penting yang berusaha disampaikan Yesus kepada murid-muridNya. Di antara mereka selalu ada perselisihan dan pertengkaran, tetapi Yesus berkata,  “…Peliharalah kasih persaudaraan…”  dan kasih persaudaraan ini tentunya ialah kasih φιλαδελφία [philadelphia], kasih untuk saudara-saudara kita, keluarga kita, hubungan dengan orangtua kita. “…2 Jangan kamu lupa menerima orang yang tidak dikenal, sebab dengan berbuat demikian beberapa orang dengan tidak sadar telah melayani malaikat-malaikat…”  Jadi ini adalah perkembangan yang menarik dari kisah itu.

Jadi Paulus mengingatkan kita untuk saling mengasihi. Itu tidak berarti kita mutlak selalu sepakat satu sama lain, tetapi kita saling mengasihi. Ini jugalah situasi yang terjadi dalam sebuah keluarga. Kemudian juga janganlah menolak orang. Bersikaplah ramah dalam menerima tamu. Menarik di ayat lain Paulus menyebut karunia keramah-tamahan (Rom. 12:13), kita perlu membuka pintu-pintu karena terkadang siapa tahu yang kita layani ternyata malaikat-malaikat.

 

 

Let's go to a quote from 6 Testimonies,

Angels  May  Be Entertained  Today—The Bible  lays much stress upon the practice of hospitality. Not only does it enjoin hospitality as a duty, but it presents many beautiful pictures of the exercise of this grace and the blessings which it brings.  Foremost among these is the experience of Abraham....

These acts of courtesy God thought of sufficient importance to record in His Word; and more than a thousand years later they were referred to by an inspired apostle…”  referring to Paul of course, “…’Be not forgetful to entertain strangers: for thereby some have entertained angels unawares.

The privilege granted Abraham and Lot is not denied to us. By showing  hospitality  to Gods children  we, too, may receive His angels into our dwellings.  Even in our day angels in human form enter the homes of men and are entertained by them. And Christians who live in the light of Gods countenance are always accompanied by unseen angels, and these holy beings leave behind them a blessing in our homes.” (AH 445, 6T 341-342)

So we must not be unmindful of the Heavenly host that surround us. And by the way that also tells us something about how we should conduct ourselves, because some people are  of the opinion that what they do in secret God will not see, or others will not know about, but if we are aware that angels are constantly with us, then that should help us to determine the way in which we walk.

 

Mari kita ke suatu kutipan dari Testimonies Vol. 6.   “…Bisa Saja Malaikat-Malaikat Yang Dilayani Sekarang ~  Alkitab sangat menekankan pada praktek menerima orang asing dengan baik. Bukan saja Alkitab memerintahkan keramahtamahan itu sebagai suatu kewajiban, tetapi dia memberikan banyak gambaran indah dari dipraktekkannya karunia ini, dan berkat-berkat yang menyertainya. Yang terutama dari antaranya ialah pengalaman Abraham…

Tindakan-tindakan menghargai tamu ini dianggap Alah cukup penting untuk dicantumkan dalam FirmanNya, dan lebih dari seribu tahun kemudian, mereka disebut oleh seorang rasul yang terilhami…”  tentu saja yang dimaksud ialah Paulus, “…‘2 Jangan kamu lupa menerima orang yang tidak dikenal, sebab dengan berbuat demikian beberapa orang dengan tidak sadar telah melayani malaikat-malaikat.’ (Ibr. 13:2).

Hak istimewa yang dikaruniakan kepada Abraham dan Lot tidak tertutup bagi kita. Dengan menunjukkan keramahtamahan kepada umat Allah, kita pun boleh jadi menerima malaikat-malaikatNya di tempat tinggal kita. Bahkan di zaman kita, malaikat-malaikat dalam bentuk manusia masuk ke rumah-rumah manusia dan diterima oleh mereka. Dan orang-orang Kristen yang hidup dalam cahaya wajah Allah, selalu didampingi oleh malaikat-malaikat yang tidak tampak, dan makhluk-makhluk yang kudus ini meninggalkan berkat-berkat dalam rumah kita.” (AH 445, 6T 341-342)

Jadi janganlah kita cuek terhadap balatentara surgawi yang mengelilingi kita. Dan ketahuilah ini juga mengingatkan bagaimana kita harus bersikap, karena ada orang-orang yang berpendapat apa yang mereka lakukan diam-diam tidak dilihat Allah, atau tidak diketahui orang lain. Tetapi jika kita sadar bahwa malaikat-malaikat senantiasa bersama kita, maka itu membantu kita menentukan bagaimana kita harus hidup.

 

 

Hebrews 13:3

Paul continues,  3 Remember them that are in bonds, as bound with them; and them which suffer adversity, as being yourselves also in the body…” in other words we must have sympathy, we must have empathy, and it's not just a question of remembering, but where it is within our scope to actually act upon it, and if you see people suffering then help them if you can. 

And he jumps from this association with brothers and sisters, and to even people outside of the family circle, the church circle, he says, “…4 Marriage is honourable in all, and the bed undefiled…” obviously this is a problem that all must guard against. We have to keep the marriage honorable, our relationships with those that we care about have to be on an honorable footing. Why? Because  “…but whoremongers and adulterers God will judge…” So God is looking for a pure people, a people that practice what they preach. He doesn't want hypocrites in the church. We have to practice what we preach. “…5 Let your conversation be without covetousness; and be content with such things as ye have: for He hath said, ‘I will never leave thee, nor forsake thee.’…” Now put that into a package. God will never leave us nor forsake us. Heavenly angels are associated with those who stand for righteousness and truth, so what must our lives be like? We must be as caring as He was caring. We must have honorable relationships with the two sexes. We must have conversations that are without covetousness. We must be content with what we have. These are all very important things for the times that we are living in. And then if we do these things, then,  “…6 So that we may boldly say, ‘The Lord is my helper, and I will not fear what man shall do unto me’….”  In other words, we must do what is right and then we can safely leave the consequences with God. And if the world turns against us, and it will, then we can say boldly,  “the Lord is my helper, I will not fear what man shall do unto me.”

It's almost as if this book is written for our time, for the time that we are living in. So all these come with a promise, of course, “I will never leave thee nor forsake thee.” In the times we are living in these promises are of paramount importance to us.

 

Ibrani 13:3

Paulus melanjutkan, 3 Ingatlah orang-orang yang terbelenggu, seakan kamu pun terbelenggu bersama mereka; dan mereka yang menderita kesusahan, seperti dirimu sendiri juga secara jasmani…”  dengan kata lain kita harus memiliki simpati, kita harus memiliki empati, dan itu bukan hanya sekadar mengingat tetapi sejauh itu dalam kemampuan kita, benar-benarlah  mengambil tindakan, bila kita melihat orang-orang menderita, maka bantulah mereka jika kita bisa.

Kemudian Paulus melompat dari hubungan dengan saudara-saudara ini ke orang-orang di luar lingkungan keluarga, lingkungan gereja, dia berkata,  “…4 Perkawinan itu harus dihormati dalam segala hal, dan ranjang perkawinan tidak dinajiskan…”  jelas ini adalah masalah yang harus dijaga oleh semua. Kita harus menjaga kehormatan perkawinan, hubungan-hubungan kita dengan mereka yang kita sayangi haruslah berpijak pada landasan yang luhur. Mengapa? Sebab   “…tetapi  orang-orang yang suka main pelacur dan para pezinah akan dihakimi Allah…” Jadi Allah mencari umat yang kudus, umat yang mempraktekkan apa yang mereka khotbahkan. Allah tidak mau orang-orang munafik di dalam gereja. Kita harus mempraktekkan apa yang kita khotbahkan.  “…5 Hendaknya tindak tandukmu tanpa keserakahan; dan puaslah dengan apa yang ada padamu; karena Allah telah berfirman, ‘Aku tidak akan pernah meninggalkan engkau maupun menelantarkan engkau.’…” Nah, masukkan itu menjadi satu paket. Allah tidak akan pernah meninggalkan kita maupun menelantarkan kita. Malaikat-malaikat surgawi punya hubungan dengan mereka yang berdiri demi yang benar dan kebenaran, jadi hidup kita seharusnya seperti apa? Kita haruslah menyayangi sebagaimana Dia menyayangi. Kita haruslah memiliki hubungan-hubungan yang luhur dengan kedua jenis kelamin. Percakapan kita haruslah tanpa keserakahan. Kita harus puas dengan apa yang kita miliki. Ini semua adalah hal-hal yang sangat penting untuk masa di mana kita hidup sekarang. Lalu, bila kita melakukan hal-hal ini, maka,  “…6 Supaya dengan berani kita boleh berkata, ‘Tuhan adalah Penolongku dan aku tidak akan takut apa yang akan dilakukan manusia padaku.’…” Dengan kata lain kita harus melakukan apa yang benar baru kita bisa dengan aman menyerahkan akibatnya kepada Allah. Dan jika dunia berbalik melawan kita, dan itu pasti akan terjadi, maka kita bisa berkata dengan berani, ‘Tuhan adalah Penolongku dan aku tidak akan takut apa yang akan dilakukan manusia padaku.’…”

Kitab ini nyaris seolah-olah ditulis khusus untuk zaman kita, untuk masa di mana kita hidup sekarang. Maka tentunya semua ini datang dengan suatu janji,   “Aku tidak akan pernah meninggalkan engkau maupun menelantarkan engkau”.  Di masa di mana kita hidup, janji-janji ini sangatlah penting bagi kita.

 

 

Hebrews 13:7

Hebrews  13:7,7 Remember them which have the rule over you, who have spoken unto you the word of God: whose faith follow, considering the end of their conversation.”

Now this is a very interesting verse and he talks about those that “have the rule over you” more than once, in other words, it deals with the leadership in the church as well and

we have to be very circumspect, when we study these verses.

So these verses are often used to enforce a kind of blind obedience to leaders in the church. But we must remember that we are also warned against blind guides and false shepherds, so there must be a balance in our thinking, and who precisely is he referring to here in these words.

So if we look at a few examples of these warnings in the Bible.

We read in Matthew 23:16, 16 Woe unto you, ye blind guides, which say, ‘Whosoever shall swear by the temple, it is nothing; but whosoever shall swear by the gold of the temple, he is a debtor!’…” It's because they were creating rules which allowed them to siphon off money before it even went to the cause that it should actually go to. So Jesus referred to blind guides that are covetous in terms of their activity, who do what they do, not because they have a compulsion or an ideology in harmony with it, but because of gain.

Matthew 23:24, 24 Ye blind guides, which strain at a gnat, and swallow a camel.” I think that one is pretty self-evident.

Mark 13:22 says, 22 For false Christs and false prophets shall rise, and shall shew signs and wonders, to seduce, if it were possible, even the elect.”

Jeremiah 50:6, 6 My people hath been lost sheep; their shepherds have caused them to go astray, they have turned them away on the mountains: they have gone from mountain to hill, they have forgotten their resting place.”

 

Ibrani 13:7

Ibrani 13:7, 7 Ingatlah mereka yang berkuasa atas kamu, yang telah menyampaikan Firman Allah kepadamu, yang imannya ikuti, dengan mempertimbangkan hasil dari kelakuan mereka…”  Nah, ini adalah ayat yang sangat menarik, dan Paulus bicara tentang mereka “yang berkuasa atas kamu” lebih dari satu kali; dengan kata lain, ini berkenaan dengan kepemimpinan di dalam gereja juga dan kita harus bersikap sangat hati-hati bila mempelajari ayat-ayat ini.

Jadi, ayat-ayat ini sering dipakai untuk memberlakukan sejenis kepatuhan buta kepada para pemimpin di gereja. Tetapi kita harus ingat bahwa kita juga diperingatkan terhadap pemimpin buta (Mat. 23:24) dan gembala-gembala palsu, jadi harus ada keseimbangan dalam pemikiran kita, dan siapakah yang dimaksud Paulus di sini dengan kata-katanya.  

Maka bila kita melihat beberapa contoh peringatan ini di Alkitab, kita baca di Matius 23:16, 16 Celakalah kamu, kalian pemimpin-pemimpin buta, yang berkata, ‘Siapa yang bersumpah demi Bait Suci, itu tidak berarti; tetapi siapa yang akan bersumpah demi emas Bait Suci, dia berutang.’…”  Ini karena mereka sedang menciptakan peraturan-peraturan yang mengizinkan mereka untuk menyedot uang bahkan sebelum uang itu sampai ke tujuan yang seharusnya. Jadi Yesus menyebut pemimpin-pemimpin buta yang serakah sehubungan dengan kegiatan mereka, yang melakukan apa yang mereka lakukan bukan karena mereka memiliki keharusan atau suatu ideologi yang serasi dengannya, melainkan karena mau untung.

Matius 23:24, “…24 Kalian pemimpin-pemimpin buta, yang menyaring ngengat dan menelan unta!” Saya rasa ini sudah sangat jelas.

Markus 13:22 mengatakan,  22 Sebab Mesias-Mesias palsu dan nabi-nabi palsu akan muncul, dan akan mengadakan tanda-tanda dan mujizat-mujizat, untuk menyesatkan sekiranya mungkin, bahkan orang-orang pilihan.”

Yeremia 50:6, 6 Umat-Ku tadinya seperti domba-domba yang hilang; gembala-gembala mereka telah menyebabkan mereka tersesat, mereka ditinggalkan di gunung-gunung; mereka telah pergi dari gunung ke bukit, mereka lupa tempat tempat peristirahatan mereka.”

 

 

There are numerous warnings in the Bible so we cannot just blindly follow those that are placed in positions of authority, they have to bear the fruits, and then one can safely follow.

Ezekiel 34:8 says, 8 ‘As I live’, saith the Lord GOD, ‘surely because My flock became a prey, and My flock became meat to every beast of the field, because there was no shepherd, neither did My shepherds search for My flock, but the shepherds fed themselves, and fed not My flock.’…”

There are many-many statements that tell us that we have to discern between what is from God and what is not from God, so we must also be aware of what the guides in our day have to say.

 

Ada banyak peringatan di Alkitab, jadi kita tidak boleh mengikuti secara buta saja mereka yang ada di posisi autoritas, mereka itu harus punya buah-buah, baru bisa diikuti dengan aman.

Yehezkiel 34:8 mengatakan, 8 ‘Demi Aku yang hidup’, firman Tuhan ALLAH, ‘sesungguhnya karena domba-domba-Ku menjadi mangsa dan menjadi makanan bagi segala binatang buas di padang, lantaran tidak ada gembala; juga gembala-gembala-Ku tidak mencari domba-domba-Ku, melainkan gembala-gembala itu memberi makan diri mereka sendiri, dan tidak memberi makan domba-domba-Ku.’…”

Dan banyak pernyataan yang mengatakan kepada kita bahwa kita harus bisa membedakan antara apa yang datang dari Allah dan apa yang tidak datang dari Allah, jadi kita juga harus sadar apa yang dikatakan para pemimpin di zaman kita.

 

 

Now here's a statement in the Spirit of Prophecy that is very-very enlightening and we should read it carefully. What are the problems that we face today, what is the biggest problem in the shepherds that exist in the world today? Let's read it, “These men are saying in their hearts, ‘My Lord delayeth His coming,’ and the thought is expressed not only in action but in words. ‘Be not deceived in regard to Christ's speedy appearing,’ these false guides are saying. ‘Peace and safety. The time is not yet.’…” in other words, if we come across shepherds in out mids today that say, “No, no, no, this is just a glitch on the horizon,  the time is not yet. Nothing is going to happen. This has nothing to do with prophecy. It will all go back to normal.”   “…’All things continue as they were from the beginning.’ They are denying the truth in their spirit, in their works, and in their words. They come under the denunciation  of Christ,  ‘But and if that evil servant shall say in his heart, my lord delayeth his coming’ and shall begin to smite his fellow servants, and to eat and drink with the drunken; the lord of that servant shall come in a day when he looketh not for him, and in an hour that he is not aware of, and shall cut him asunder, and appoint him his portion with the hypocrites: there shall be weeping and gnashing of teeth.’…” [Matthew 24:48-51]. (14MR pg. 115)

 

Nah, di sini ada pernyataan dari Roh Nubuat yang amat sangat mencerahkan dan kita harus membacanya dengan seksama. Masalah apa yang kita hadapi sekarang ini, apakah masalah terbesar pada para gembala yang ada di dunia hari ini? Mari kita baca, “…Orang-orang ini berkata di dalam hati mereka, ‘Tuanku menunda kedatangannya,’ dan pikiran itu diungapkan bukan hanya dalam perbuatan melainkan dalam kata-kata. ‘Jangan tertipu sehubungan dengan kedatangan kembali Kristus yang cepat’, pemimpin-pemimpin palsu ini berkata. ‘Damai dan sejahtera. Masih belum waktunya.’…”  dengan kata lain, jika kita bertemu di tengah-tengah kita gembala-gembala yang hari ini berkata, “Tidak, tidak, tidak, ini cuma soal kecil yang mendadak muncul di cakrawala, masih belum waktunya. Tidak akan terjadi apa-apa. Masalah ini tidak ada kaitannya dengan nubuatan. Semuanya akan kembali normal lagi.”    “…‘Semua berlanjut sebagaimana adanya dari semula.’ (2 Pet. 3:4). Mereka menyangkal kebenaran itu dalam semangat mereka, dalam pekerjaan mereka, dan dalam kata-kata mereka. Mereka jatuh di bawah tuduhan Kristus,  ‘48 Akan tetapi apabila hamba yang jahat itu akan berkata di dalam hatinya,  ‘Tuanku menunda kedatangannya,’ 49lalu  mulai memukul hamba-hamba lain, dan makan minum bersama-sama pemabuk-pemabuk 50 maka tuan hamba itu akan datang pada hari yang tidak disangkakannya, dan pada jam yang tidak disadarinya, 51 dan akan membelahnya menjadi dua dan memberi dia bagian yang sama dengan orang-orang munafik. Di sanalah akan terdapat ratapan dan kertakan gigi.’(Mat. 24:48-51)." (14MR pg. 115)

 

 

So we must beware of those that do not have a longing for the coming of Christ and those that are willing to compromise when compromise is impossible.

So if we look at some of these things, what do they say, what does this evil servant say? He says in his heart, “my lord delays his coming, he's not coming yet,” and then shall begin to smite his fellow servant, call him all kinds of names; and those that are preaching that Christ is coming soon and that we must prepare ourselves for the coming, they will write derogatory statements and say things against them. And then they start eating and drinking with the drunken.

Now who is drunk in the Bible? Those that have drunken the wine of Babylon. So Babylonian connections, and then imbibing in that wine they start eating and drinking with them, that means they sit down at the same table; that means they sit in ecumenical councils and try to reach compromises to get past the situations that we are living in. Now those are serious breaches. And the lord of that servant shall come when he looketh not for him. We don't know when the Lord will come, and we do not even know when the judgment of the living will affect us personally, so beware of shepherds that are not aware of the circumstances of the time and try to downplay them.

 

Jadi kita harus berhati-hati dengan mereka yang tidak merindukan kedatangan Kristus, dan mereka yang mau berkompromi ketika mustahil untuk berkompromi.

Maka jika kita menyimak beberapa hal ini, apa yang mereka katakan, apa yang dikatakan hamba yang jahat itu?

Dia berkata dalam hati, “tuanku menunda kedatangannya, dia masih belum akan datang”, kemudian dia akan mulai memukuli rekan sekerjanya dan mengata-ngatainya dengan segala macam sebutan; dan kepada mereka yang sedang mengkhotbahkan bahwa Kristus akan segera datang dan kita harus bersiap-siap untuk kedatangan itu, mereka akan menuliskan laporan-laporan yang merugikan dan menjelek-jelekkan mereka. Kemudian mereka akan mulai makan dan minum dengan para pemabuk.

Nah, di Alkitab siapa yang mabuk? Mereka yang telah minum anggur Babilon. Jadi ada Koneksi Babilon. Kemudian sambil menikmati anggur itu mereka mulai makan minum bersama mereka, itu berarti mereka duduk satu meja, artinya mereka duduk dalam konsili-konsili ekumene dan berusaha mencapai kompromi untuk mengatasi situasi di mana kita sekarang hidup. Nah, ini adalah pelanggaran-pelanggaran yang serius. Dan majikan hamba itu akan datang ketika si hamba tidak menyangka. Kita tidak tahu kapan Tuhan akan datang, dan kita bahkan tidak tahu kapan penghakiman orang-orang hidup akan kena giliran kita secara pribadi, maka berhati-hatilah dengan para gembala yang tidak sadar dengan kondisi saat kini dan yang berusaha untuk menjadikan itu soal kecil.

 

 

Then again we have to look at this phrase that Paul uses,  “to rule over you” it occurs three times in this chapter, in verses 7, in 17 and in 24.

ü  And in the first one it says,7 Remember them which have the rule over you…” we've read that before.

ü  17 Obey them that have the rule over you…” Now it gets even more complex.

ü  24 Salute all them that have the rule over you…”

If we study this, we will see that the leaders are not named by Paul, but their conduct must be worth emulating, because in verse 7 the people are admonished to follow or imitate their  faith, considering their end, in other words the result of their conduct, their conversation ~ the Greek is ἀναστροφή [anastrophē] which means the result of their conduct.  Moreover the verb is past tense, and this is very interesting. So it should render it,  "7 Remember them which had the rule over you..." and this word “rule” in the margin of the KJV can also be translated as “guided” you. In other words,  “Remember those that brought you this truth”, and Paul is including himself here, and he's talking past tense,    “..who have spoken unto you the Word of God...”

 

Kemudian kita harus menyimak ungkapan yang dipakai Paulus ini, “berkuasa atas kamu” yang terjadi tiga kali di pasal ini, di ayat 7, 17, dan 24.

ü  Dan di yang pertama dikatakan, 7 Ingatlah mereka yang berkuasa atas kamu…”

Ini sudah kita  baca tadi.

ü  17 Taatilah mereka yang berkuasa atas kamu…” Nah, sekarang menjadi semakin kompleks.

ü  24 Sampaikanlah salam kepada semua yang berkuasa atas kamu…”

Jika kita mempelajari ini kita akan melihat bahwa para pimpinan itu tidak disebut namanya oleh Paulus, tetapi sikap mereka haruslah layak ditiru, karena di ayat 7, orang-orang diingatkan untuk meneladani iman pemimpin mereka, dengan mempertimbangkan akhir mereka, dengan kata lain hasil dari sikap mereka, “conversation” mereka ~ kata Greekanya ialah  ἀναστροφή [anastrophē] yang berarti hasil dari tindak tanduk mereka. Lagipula kata kerjanya dalam bentuk waktu lampau, ini sangat menarik. Jadi seharusnya ayat itu  7 Ingatlah mereka yang pernah berkuasa atas kamu…”  dan kata “berkuasa” ini di bagian tepi KJV, bisa juga diterjemahkan sebagai “membimbing” kamu. Dengan kata lain, “…7 Ingatlah mereka yang pernah membimbing kamu kepada kebenaran ini” dan Paulus memasukkan dirinya di sini dan dia bicara dalam waktu lampau, “…yang telah menyampaikan Firman Allah kepadamu…”

 

 

So a few important points to consider:

The marginal reading in the KJV uses the word “guide” instead of “rule”. And those who are qualified to guide others must themselves also be followers.  Paul states in 1 Corinthians 11:1, 1 Be ye followers of me, even as I also am of Christ.” So here are the principles that we must apply, if someone should use these verses to elevate himself above someone else. It was not so in the early church, and it should not be so in this church. No one should take upon himself the power to rule like a master over those that are in his charge.

 

Jadi beberapa poin penting untuk dipertimbangkan:

Keterangan di tepi KJV memakai kata “membimbing” menggantikan “memerintah”. Dan mereka yang memenuhi syarat untuk membimbing yang lain haruslah diri mereka juga adalah pengikut. Paulus menyatakan di 1 Korintus 11:1, 1 Jadilah kalian pengikutku, sama seperti aku juga adalah pengikut Kristus.” Jadi di sinilah prinsip-prinsip yang harus kita aplikasikan jika ada orang memakai ayat-ayat ini untuk meninggikan dirinya sendiri di atas orang lain. Di gereja yang mula-mula itu tidak begitu, dan seharusnya juga tidak begitu di gereja yang di sini. Tidak ada yang boleh mengangkat dirinya berkuasa memerintah seperti seorang majikan terhadap mereka yang ada di bawah tanggung jawabnya.

 

 

1 Corinthians 4:15 says, 15 For though ye have ten thousand instructors in Christ, yet have ye not many fathers: for in Christ Jesus I have begotten you through the gospel...” So Paul is saying, I preached to you, I won you over to the gospel of Christ, why do you want to run with every wind of doctrine now? Stay with the truth, see if it is in harmony with the word of Christ,  “…16 Wherefore I beseech you, be ye followers of me…” So Paul is saying, the way and the example that he set, is in harmony with the principles of the gospel. Don't run with every wind of doctrine.  “…17 For this cause have I sent unto you Timotheus, who is my beloved son, and faithful in the Lord, who shall bring you into remembrance of my ways which be in Christ, as I teach every where in every church…” So he is saying,  I’ll send you Timothy and Timothy will remind you. You can trust Timothy, because Timothy is on the same wavelength. He is in harmony with the thinking of the divine oracle. He's in harmony with God's thinking. So it is possible that the faithful guides referred to had already paid the ultimate price for their service to Christ. And Paul was comforting them and reminding them that men are mortal and subject to death, but Christ is unchangeable and ever-present. They are thus by way of contrast directed to the ever-living Guide and Example which is Jesus Christ. Time can change us but in Christ there is no shadow of turning.

So he's saying respect those that brought you to the truth, and some of them have paid the ultimate price already. Paul himself was in prison, but this is what we should emulate.

 

1 Korintus 4:15 mengatakan, 15 Sebab sekalipun kamu mempunyai  sepuluh ribu pendidik dalam Kristus, namun kamu tidak mempunyai banyak bapak. Karena dalam Kristus Yesus akulah yang telah menjadi bapakmu oleh Injil…”  jadi Paulus berkata, aku yang berkhotbah padamu, aku yang telah memenangkan kamu kepada injil Kristus, mengapa kamu sekarang mau mengikuti segala doktrin yang bertiup? Tetaplah pada kebenaran, buktikan apa itu selaras dengan Firman Kristus   “…16 Sebab itu aku memohon padamu, turutilah teladanku…” Jadi Paulus berkata, jalan dan teladan yang telah diberikannya, itu serasi dengan prinsip-prinsip injil. Jangan mengikuti segala doktrin yang bertiup. “…17 Demi tujuan inilah aku telah mengirimkan kepadamu Timotius, yang adalah anakku yang terkasih dan yang setia dalam Tuhan. Ia yang akan mengingatkan kamu akan cara hidupku dalam Kristus, seperti yang kuajarkan di mana-mana di setiap jemaat…” Jadi Paulus berkata, aku akan mengirimkan Timotius, dan dia akan mengingatkan kalian. Kalian bisa mempercayai Timotius karena dia berada di gelombang yang sama. Dia serasi dengan pikiran wahyu ilahi. Dia serasi dengan pikiran Allah. Jadi kemungkinan para pembimbing yang setia yang dikatakan sudah membayar harga yang tertinggi untuk pelayanan mereka kepada Kristus. Dan Paulus menghibur mereka dan mengingatkan mereka bahwa manusia itu fana dan harus mati, namun Kristus itu tidak akan berubah dan selamanya hadir. Dengan demikian melalui perbandingan, mereka diarahkan kepada Pembimbing dan Teladan yang kekal, yaitu Yesus Kristus. Waktu bisa mengubah kita tetapi pada Kristus tidak ada bayang-bayang pertukaran.

Jadi Paulus berkata, hargailah mereka yang telah membimbing kalian kepada kebenaran, beberapa dari mereka sudah membayar harga yang tertinggi. Paulus sendiri ada di penjara. Tetapi inilah yang harus kita teladani.

 

 

Hebrews 13:8

That's why in Hebrews 13:8 he says, 8 Jesus Christ the same yesterday, and today, and for ever.”

This is the unchanging Guide, this is the absolute One to follow.

James 1:17 says, 17 Every good gift and every perfect gift is from above, and cometh down from the Father of lights, with whom is no variableness, neither shadow of turning.”

So sometimes even the disciples were on one side of the argument, and then because of chitter and chatter they turned to the other side of the argument. Why was it necessary that even Paul should rebuke them? He rebuked Peter, he rebuked James, and asked them to come back into line with what they originally experienced. But with Christ there is no shadow of turning. And Paul himself he ended up in prison, and he was beheaded at the end of his lifely toil, and he was one that was well worthwhile emulating. But even Paul made mistakes. So the only one with whom there is no shadow of turning is Christ Himself. So consider the denial of Peter. Did it grieve Jesus? Of course it did. Did it change His love for him? No, it did not. Let us not read the gospels as a record of the past, but rather as a Testimony of what He is doing in the present.

 

Ibrani 13:8

Itulah mengapa di Ibrani 13:8 Paulus berkata, 8 Yesus Kristus tetap sama, kemarin dan hari ini, dan selama-lamanya.”

Inilah Pebimbing yang tidak pernah berubah, inilah Yang mutlak untuk diikuti.

Yakobus 1:17 berkata, 17 Setiap pemberian yang baik dan setiap anugerah yang sempurna, datangnya dari atas, diturunkan dari Bapa segala terang; yang pada-Nya tidak ada perubahan maupun bayangan dari  pertukaran.”

Jadi terkadang bahkan para murid mengambil satu pihak dari perdebatan, kemudian karena mendengarkan bicara-bicara yang tidak perlu, mereka berpaling ke pihak lawan. Mengapa sampai bahkan Paulus perlu menegur mereka? Dia menegur Petrus, dia menegur Yakobus, dan minta agar mereka kembali ke jalur yang asli sesuai dengan apa yang telah mereka alami. Tetapi pda Kristus tidak ada bayang-bayang pertukaran. Dan Paulus sendiri berakhir di penjara dan dipancung kepalanya pada akhir hidupnya yang penuh jerih payah, dan dialah seseorang yang layak diteladani. Namun bahkan Paulus membuat kesalahan. Jadi satu-satunya yang padaNya tidak ada bayang-bayang pertukaran ialah Kristus sendiri. Jadi pertimbangkan penyangkalan Petrus. Apakah itu menyedihkan hati Yesus? Tentu saja. Apakah itu mengubah kasihNya bagi dia? Tidak. Marilah kita tidak membaca injil sebagai catatan sejarah masa lampau, melainkan sebaiknya sebagai kesaksian apa yang sedang dilakukanNya di masa sekarang.

 

 

Hebrews 13:9

Hebrews 13:9 says, 9 Be not carried about with divers and strange doctrines…” so it is obvious that Paul is not saying to the Hebrews, that they should follow blindly anyone who is in a position of authority, but weigh it up. If it is worth following, if it is in harmony with the Bible and the Spirit of Prophecy, by all means take the advice. But be a studious student, study for yourselves, so don't be carried away by strange doctrines. Are we having many doctrines in the church floating around, causing divisions in the world today? Absolutely!  “…For it is a good thing that the heart be established with grace; not with meats, which have not profited them that have been occupied therein….”

 

Ibrani 13:9

Ibrani 13:9 berkata, 9 Janganlah terpengaruh oleh berbagai-bagai ajaran asing.…”  jadi jelas Paulus tidak berkata kepada orang-orang Ibrani bahwa mereka harus mengikuti secara buta siapa saja yang duduk di posisi kekuasaan, melainkan untuk menimbangnya. Jika itu layak diikuti, jika itu serasi dengan Akitab dan Roh Nubuat, dengan segala senang hati terimalah nasihat itu. Tetapi jadilah seorang murid yang rajin belajar, pelajarilah untuk dirimu sendiri, sehingga jangan terpengaruh oleh doktrin-doktrin asing. Apakah sekarang ini ada banyak doktrin yang bertebaran di dalam gereja, yang menimbulkan perpecahan di dunia hari ini? Betul sekali! “…Sebab hati yang dikokohkan oleh kasih karunia itu hal yang baik; bukan dengan daging-daging,  yang tidak memberi faedah kepada mereka yang terikat dalamya.”

 

 

So what does Paul mean when he says “meats”? After all he's speaking to the Hebrews, so where we read “meats” let us read “ritualism of Jewish Law”. Don't get involved in that kind of thing again, do not tend towards rites and ceremonies but rather to a relationship that feeds the soul. We have a message to bring. We have a Three Angels’ Message to bring. This is not the time to get involved again in ritualism of Jewish Laws, in rites and ceremonies, etc. Let us do the job that has been placed upon our shoulders for the times that we are living in. Preach the Three Angels Message. There is nothing else that should occupy our attention.

So if these things did not profit them, they will not profit us either. But as the souls of this world are starved for real food, we shall see more of ritualism and entertainment to gratify the senses, and leave the soul as parched as the hills of Gilboa. Be careful of pomp ceremony, liturgies, great festivals, whatever it is.

The other danger is of course strange doctrines.  As the day approaches they become stranger and stranger, until every wind of doctrine is threatening to tear the church apart, while the final message of warning lies languishing in the dust. We need to be focused.

 

Jadi apa maksud Paulus ketika dia berkata “daging-daging”? Dia kan sedang bicara kepada orang-orang Ibrani, maka di mana kita membaca “daging-daging”, marilah kita membacanya sebagai “ritual-ritual Hukum Yahudi”. Jangan terlibat dengan hal-hal itu lagi, jangan cenderung ke arah ritual-ritual dan upacara-upacara, melainkan kepada suatu hubungan yang mengenyangkan jiwa. Kita punya pekabaran yang harus kita sampaikan. Kita harus menyampaikan Pekabaran Tiga Malaikat. Sekarang ini bukanlah waktunya terlibat lagi dengan ritual-ritual Hukum Yahudi, dengan ritual dan upacara, dl. Marilah kita laksanakan tugas yang dipercayakan kepada kita untuk masa di mana kita hidup ini. Khotbahkan Pekabaran Tiga Malaikat. Tidak ada hal lain yang harus mengambil perhatian kita.

Maka jika hal-hal itu tidak bermanfaat bagi mereka, hal-hal itu juga tidak akan bermanfat bagi kita. Tetapi karena jiwa-jiwa di dunia ini lapar untuk makanan yang sejati, kita akan melihat ada semakin banyak ritualisme dan hiburan yang memuaskan indera, sementara jiwa dibiarkan gersang seperti bukit-bukit Gilboa. Waspadalah dengan upacara-upacara yang megah, liturgi-liturgi, dan perayaan-perayaan besar apa pun itu.

Bahaya yang lain tentu saja adalah doktrin-doktrin yang asing. Semakin dekat waktunya, semakin aneh doktrin-doktrin yang bertiup, sampai setiap tiupan doktrin mengancam menghancurkan gereja, sementara pekabaran peringatan yang terakhir terabaikan tertimbun di bawah debu. Kita harus fokus.

 

 

Hebrews 13:10-13

 Hebrews 13:10, 10 We have an altar, whereof they have no right to eat which serve the tabernacle. 11 For the bodies of those beasts, whose blood is brought into the sanctuary by the high priest for sin, are burned without the camp. 12 Wherefore Jesus also, that He might sanctify the people with His own blood, suffered without the gate. 13 Let us go forth therefore unto Him without the camp, bearing His reproach.”

Let's not get involved again in shadows, let's take hold of the Substance.

 

Ibrani 13:10-13

Ibrani 13:10, 10 Kita mempunyai sebuah mezbah, dari mana mereka yang melayani Tabernakel tidak berhak makan. 11 Karena tubuh binatang-binatang itu yang darahnya dibawa masuk ke Bait Suci oleh imam besar demi dosa, dibakar di luar perkemahan. 12 Oleh karena itu Yesus juga, agar Ia dapat menguduskan umat-Nya dengan darah-Nya sendiri, menderita di luar pintu gerbang. 13 Karena itu marilah kita pergi kepada-Nya di luar perkemahan, dengan menanggung kehinaan-Nya.”

Marilah kita tidak terlibat lagi dengan bayangan-bayangan, marilah kita memegang Substansinya.

 

 

And then he makes a very important point here.  We're no longer with the shadow Laws, we're not busy with festivals and ceremonies, we're not busy with sacrifices of beasts, etc. We're dealing with a Substance, and we must stay focus, that the Substance is Jesus Christ.

Then he makes this important point that Jesus was crucified without the camp, bearing the reproach of all the sins of humanity upon Him.

 

Kemudian dia membuat poin yang sangat penting di sini. Kita tidak lagi berurusan dengan bayang-bayang Hukum, kita tidak lagi disibukkan oleh perayaan dan upacara. Kita tidak disibukkan dengan kurban hewan, dll. Kita berurusan dengan suatu Substansi, dan kita harus tetap fokus pada Substansi itu yaitu Yesus Kristus.

Kemudian dia membuat poin yang penting ini bahwa Yesus disalibkan di luar perkemahan, memikul aib semua dosa kemanusiaan pada DiriNya.

 

 

So we have the Substance; they had the shadow.

Our altar is the cross, our food is His flesh, and our drink is His blood; not ritualism, an altogether different meal to consume.

We have left the gate of formalism behind and partake of the cross. On the Day of Atonement the victim of the sin offering was burnt without the gate, and this is where our duty lies.

Leviticus 16:27 says, 27 And the bullock for the sin offering, and the goat for the sin offering, whose blood was brought in to make atonement in the Holy Place, shall one carry forth without the camp; and they shall burn in the fire their skins, and their flesh, and their dung.”

It's interesting, all of these, typifying that sin which clove to Christ, and He died in our behalf.

 

Jadi pada kita ada Substansinya, pada mereka bayangannya.

Mezbah kita adalah salib, makanan kita adalah dagingNya, minuman kita darahNya, bukan ritualisme; jenis makanan yang seluruhnya berbeda untuk dikonsumsi.

Kita sudah meninggalkan gerbang formalisme di belakang, dan mengambil bagian salib. Pada Hari Pendamaian, kurban untuk persembahan dosa dibakar di luar gerbang, dan di sanalah kewajiban kita.

Imamat 16:27 berkata, 27 Dan lembu jantan untuk kurban dosa dan kambing jantan untuk kurban dosa, yang darahnya telah dibawa masuk untuk mengadakan pendamaian di Bilik Kudus, harus dibawa keluar dari perkemahan; dan mereka harus membakar dalam api kulitnya, dagingnya dan kotorannya.”

Yang menarik itu, semua ini melambangkan bahwa dosa itu melekat pada Kristus, dan Dia mati bagi kita.

 

 

So two mighty truths are encapsulated in this ritual:

1.   Jesus is the true sin offering and He would suffer outside the gate and

2.   the shadows pointing to the Substance must be left behind and we must pick up the cross and follow Him.

In other words, we must leave behind religiosity and embrace the new and living way. If we seek Him in the earthly city, we will not find Him because He has already gone.

 

Jadi dua kebenaran besar terkandung dalam ritual ini:

1.   Yesus adalah kurban dosa yang sejati, dan Dia menderita di luar pintu gerbang, dan

2.   bayangan  yang menunjuk ke Substansinya harus ditinggalkan dan kita harus mengangkat salib dan mengikuti Dia.

Dengan kata lain, kita harus meninggalkan topeng agama dan memeluk jalan yang baru dan hidup. Jika kita mencari Dia di kota duniawi, kita tidak akan menemukanNya karena Dia sudah pergi.

 

 

So many want to build an earthly city, they want this religion, this peace here on earth. They don't really long for Christ to return, and make all things new. In fact they get nervous when you say so. No, no, no! It's not going to happen!

With eyes focused on the Heavenly City let us march under the bloodstained banner of Prince Emmanuel.

 

Jadi banyak yang mau membangun sebuah kota di dunia ini, mereka menginginkan agama ini, damai ini di bumi. Mereka tidak benar-benar merindukan kembalinya Kristus, dan menjadikan semua hal baru. Malah, mereka menjadi gugup ketika kita berkata demikian. Tidak, tidak, tidak! Itu tidak akan terjadi!

Dengan mata yang terpusat ke Kota Surgawi, marilah kita berjalan maju di bawah panji yang bernodakan darah Pangeran Immanuel.

 

 

Now there's an interesting story in Matthew 27:32, and it says, 32 And as they came out…” they came out of the city,  “…they found a man of Cyrene, Simon by name; him they compelled to bear His cross.”

So I would like to suggest that we are all anti-typical Simon’s, called to bear the cross, leaving the earthly city behind, we're outside of the city because, as he came out they placed the cross on Simon, as he came out of the city. As we leave it behind, we become citizens of the eternal City whose maker and builder is God.

 

Nah ada kisah yang menarik di Matius 27:32 dan dikatakan, 32 Dan ketika mereka ke luar…”  mereka keluar dari kota,   “…mereka berjumpa dengan seorang dari Kirene, yang bernama Simon. Orang itu mereka paksa untuk memikul salib Yesus.”

Saya mau usul bahwa kita semua adalah antitipe Simon, yang dipanggil untuk memikul salib, meninggalkan kota dunia, kita berada di bagian luar kota karena sementara dia keluar, mereka menempatkan salib itu pada Simon, saat dia keluar dari kota. Saat kita meninggalkan kota itu, kita menjadi warga Kota yang abadi, yang pembuat dan pembangunnya ialah Allah.  

 

 

Hebrews 13:14-16

Hebrews 13:14 says,14 For here have we no continuing city, but we seek one to come…”   let us not be involved in those who want to make their city here upon this earth. We are waiting for a much better City. And the more turmoil there is on this earth, and the worse it gets, instead of crying, “Give us hope! Tell us that it'll come right!”  No! Point to the great hope that is coming, Jesus Christ who will return and a better City that we are waiting for. In other words, the worse it gets the closer we are. The worse it gets, the more we should look up. The worse it gets, the more excited we should become, not the more depressed. Verse 15 says, “…15 By Him therefore let us offer the sacrifice of praise to God continually, that is, the fruit of our lips giving thanks to His name. 16 But to do good and to communicate forget not: for with such sacrifices God is well pleased…”  continue to do good and preach the gospel, and medical ministry is one of the ways in which we can achieve it in a time when earthly medical issues will become tumultuous.  

 

Ibrani 13:14-16

Ibrani 13:14 mengatakan, 14 Sebab di sini kita tidak mempunyai kota yang terus ada; tetapi kita mencari sebuah Kota yang akan datang…”  Marilah kita jangan terlibat dengan mereka yang mau mendirikan kota mereka di sini di atas bumi ini. Kita menantikan Kota yang jauh lebih baik. Dan semakin banyak kerusuhan di atas bumi ini, dan semakin memburuknya keadaan, gantinya berseru “Berilah kami harapan! Katakanlah bahwa keadaan akan pulih!”. Jangan! Tunjuklah ke harapan besar yang akan datang, Yesus Kristus yang akan kembali dan sebuah Kota yang lebih baik yang kita nantikan. Dengan kata lain, semakin buruk keadaan semakin dekat kita ke masa itu. Semakin buruk keadaan, semakin kita harus menengadah. Semakin buruk keadaan kita harus semakin bersemangat, bukan semakin tertekan. Ayat 15 berkata, “…15 Sebab itu marilah kita, melalui Dia, senantiasa mempersembahkan kurban puji-pujian kepada Allah, yaitu buah dari bibir kita yang mengucapkan syukur kepada nama-Nya. 16 Tetapi berbuat baik dan bersekutu jangan dilupakan, sebab kurban-kurban yang demikianlah Allah sangat berkenan…”  teruslah berbuat baik dan menyampaikan injil, dan ministri kesehatan adalah salah satu cara dengan mana kita bisa mencapainya di masa ketika isu-isu kesehatan di dunia menjadi semakin bergejolak.

 

 

Hebrews 13:17-19

Then there is that second verse here about obey, verse 17, “… 17 Obey them that have the rule over you…”  again we should consider the alternative translation, “obey them that guide you into truth and follow and emulate them that walk according to the pattern, “…and submit yourselves: for they watch for your souls…” they were concerned for you, they brought you the truth,  “…as they that must give account…” so these are people that are in harmony with the will of God,  “…that they may do it with joy, and not with grief: for that is unprofitable for you…” there is no greater joy than leading someone to embrace the truth, and to see that that person is willing to walk in the way of the truth, and not just to embrace it and then do the contrary. And Paul says,  “…18 Pray for us: for we trust we have a good conscience, in all things willing to live honestly. 19 But I beseech you the rather to do this, that I may be restored to you the sooner.” So pray for those that brought you the truth, Paul is including himself in that list.

 

Ibrani 13:17-19

Kemudian ada ayat kedua di sini mengenai kepatuhan, ayat 17, 17 Taatilah mereka yang berkuasa atas kamu…”  lagi-lagi kita harus mempertimbangkan terjemahan alternatifnya,    “…Taatilah mereka yang memimpin kamu kepada kebenaran…”  dan ikutilah dan teladani mereka yang berjalan sesuai dengan polanya,   “…dan tunduklah kepada mereka, sebab mereka yang menjaga jiwamu…”  mereka yang mempedulikan kamu, mereka yang membawamu kepada kebenaran,   “…sebagai orang-orang yang harus bertanggung jawab atasnya…”  jadi orang-orang ini adalah orang-orang yang serasi dengan kehendak Allah,   “…agar mereka boleh melakukannya dengan sukacita, dan bukan dengan duka, sebab hal itu tidak menguntungkan bagimu…”  tidak ada sukacita yang lebih besar daripada membawa seseorang kepada kebenaran, dan melihat bahwa orang itu mau berjalan di jalan kebenaran, dan bukan hanya menerimanya lalu berbuat yang sebaliknya. Dan Paulus berkata,  “…18 Berdoalah  untuk kami; sebab kami yakin,  kami punya hati nurani yang baik, dalam segala hal kami bersedia hidup dengan jujur. 19 Tetapi aku memohon kepadamu lebih baik kamu melakukan ini supaya aku boleh segera dikembalikan kepada kamu…”  Jadi doakan mereka yang membawa kalian kepada kebenaran, Paulus di sini memasukkan dirinya ke dalam daftar itu.

 

 

Now let's have a look at the chiastic structure again in Hebrews chapter 13, again it has an A, B, a double C, and a  B’,  A’ construction.

 

Nah, mari kita lihat struktur kiastik di Ibrani pasal 13, lagi-lagi konstruksinya A, B, C rangkap, dan sebuah B’, A’.

 


A:           Hebrews 13:5,  “…I will never leave thee nor forsake thee…”

A’:          if we go to the opposite thereof, A’ asterisk, Hebrew 13:19,19 But I beseech you the rather to do this, that I may be restored to you the sooner.”  This is an interesting contrast. Jesus says, “I will never leave you nor forsake you”, and Paul says that he also doesn't want to leave and forsake them, but that he will be restored to them the sooner.

B:           the B component, Hebrews 13:7,7 Remember them which have the rule over you…”,  or “which guided you into the truth” or “which guide you in the principles of the Lord.”

B’:          and then verse 17,17 Obey them that have the rule over you…”  or “guide you in the principles of the Lord.” It doesn't say give up your discernment.

C:           Hebrews 13:12 says,12 Wherefore Jesus also, that He might sanctify the people with His own blood, suffered without the gate.”  

C’:          and C’ asterisk, Hebrews 13:13,13 Let us go forth therefore unto Him without the camp, bearing His reproach.”

In other words, put on that cross, follow Jesus, give up that which is an obstacle, and run the course, remembering those that guided us into the truth, and emulating them in as far as they are in harmony with the Word of God.

 

A:           Ibrani 13:5, “…‘Aku tidak akan pernah meninggalkan engkau maupun menelantarkan engkau.’…”

A’:          Jika kita ke pasangannya, A’, Ibrani 13:19, 19 Tetapi aku memohon kepadamu lebih baik kamu melakukan ini supaya aku boleh segera dikembalikan kepada kamu.” Ini adalah kontras yang menarik. Yesus berkata, “Aku tidak akan pernah meninggalkan engkau maupun menelantarkan engkau”, dan Paulus berkata dia juga tidak mau meninggalkan dan menelantarkan mereka, melainkan agar dia akan segera dikembalikan kepada mereka.

B:           Komponen B, Ibrani 13:7,  7 Ingatlah mereka yang berkuasa atas  kamu” atau “yang pernah membimbing kamu kepada kebenaran” atau “yang membimbing kamu dalam prinsip-prinsip Tuhan.”

B’:          kemudian ayat 17, 17 Taatilah mereka yang berkuasa atas kamu” atauyang memimpin kamu dalam prinsip-prinsip Tuhan” Tidak dikatakan untuk membuang kemampuanmu untuk menilai.

C:           Ibrani 13:12 berkata,  12 Oleh karena itu Yesus juga, agar Ia dapat menguduskan umat-Nya dengan darah-Nya sendiri, telah menderita di luar pintu gerbang.  

C’:          dan C’ Ibrani 13:13, 13 Karena itu marilah kita pergi kepada-Nya di luar perkemahan, dengan menanggung kehinaan-Nya.

Dengan kata lain, pikullah salib itu, ikuti Yesus, lepaskan apa yang sudah tidak berlaku, dan berlarilah di jalur itu, sambil mengingat mereka yang telah membimbing kita kepada kebenaran, dan meneladani mereka asalkan mereka serasi dengan Firman Allah.

 

 

Hebrews 13:20-21

And then follows the benediction.

20 Now the God of peace, that brought again from the dead our Lord Jesus, that great Shepherd of the sheep, through the blood of the everlasting Covenant 21 make you perfect in every good work to do His will, working in you that which is well-pleasing in His sight, through Jesus Christ; to whom be glory for ever and ever. Amen.”

Again we have a very loaded word here: “make you perfect”. Now this word “make perfect” means to set in joint, to articulate. Like Jacob we are out of joint, we need adjusting. May the Lord work with us in His quarry, to bring about this perfection. We are naturally inclined towards evil, and our compass needs a reset. So let's look at this carefully.

Romans 8:7, 7 Because the carnal mind is enmity against God: for it is not subject to the Law of God, neither indeed can be.” So it takes a mechanic to reset the clockwork, it takes someone who has the right tools. And only Jesus can affect that within us.

 

Ibrani 13:20-21

Kemudian diikuti oleh pemberian berkat.

20 Maka Allah damai sejahtera, telah membawa kembali dari antara orang mati Tuhan Yesus, Gembala domba yang Agung, melalui darah Perjanjian yang kekal 21 menjadikan kamu sempurna dalam setiap perbuatan baik untuk melakukan kehendak-Nya, mengerjakan di dalam kamu apa yang berkenan di pemandanganNya, melalui Yesus Kristus; bagi Dialah kemuliaan untuk selama-lamanya! Amin.”

Kembali ada ungkapan yang sarat pengertian di sini:  menjadikan kamu sempurna”. Nah kata ini menjadikan sempurna” berarti memasukkan bonggol ke lekuk, menyambung sendi dengan pas. Seperti Yakub, bonggol sendi kita keluar dari lekuknya, kita perlu dibenahi. Semoga kita dikerjakan Tuhan di tempat pemotongan batuNya, untuk menghasilkan kesempurnaan ini. Secara alami kita condong kepada yang jahat, dan kompas kita perlu diset ulang. Jadi mari kita lihat ini dengan seksama.

Roma 8:7, 7 Sebab pikiran manusia adalah perseteruan melawan Allah, karena ia tidak takluk kepada Hukum Allah; dan memang tidak mungkin bisa.” Jadi dibutuhkan seorang mekanik untuk mengeset ulang mesinnya, diperlukan seseorang yang punya peralatan yang tepat. Dan hanya Yesus bisa menghasilkan itu dalam kita.

 

 

So let's take a lesson from the Spirit of Prophecy, from the Signs of the Times.

“Let those who feel inclined to make a high profession of holiness, look unto the mirror of God's Law, which discovers to us the defects of our character. Those who see the far-reaching claims of the Law of God, those who realize that it is a discerner of the truths and intents of the heart, will not presume to make the boast of sinlessness, and venture to declare ‘I am perfect, I am holy.’ ‘If we,’ John says, not separating himself from his brethren, ‘say that we have no sin, we deceive ourselves and the truth is not in us. If we say we have not sinned we make Him a liar and His word is not in us. If we confess our sin He is faithful and just to forgive us our sins and to cleanse us from all unrighteousness.’…”  (ST May 23, 1895 par. 10)

So when Paul talks about this perfection it means this harmony of thought with God, it means dying daily to sin, allowing God to bring about the changes which we in our own strength are incapable of achieving ourselves. We have to experience the power of the new Covenant, and the new living way .

 

Jadi mari kita ambil pelajaran dari Roh Nubuat, dari Signs of the Times.   

“…Biarlah mereka yang merasa cenderung menjadikan kekudusan suatu profesi yang tinggi, memandang ke cermin Hukum Allah, yang menunjukkan kepada kita cacat-cacat karakter kita. Mereka yang melihat jauhnya jangkauan klaim-klaim Hukum Allah, mereka yang menyadari bahwa itu adalah penyidik kebenaran dan niat hati, tidak akan lancang membual tentang ketidakberdosaan, dan berani mengumumkan ‘Aku sempurna, aku kudus’. 8 Jika kita  kata Yohanes, tidak mengecualikan dirinya dari saudara-saudaranya, berkata, bahwa kita tidak punya dosa, maka kita menipu diri kita sendiri dan kebenaran tidak ada di dalam kita. 9 Jika kita mengaku dosa kita, Ia setia dan adil untuk mengampuni dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.’ (1 Yoh. 1:8-9)…” (ST May 23, 1895 par. 10)

Jadi ketika Paulus bicara tentang kesempurnaan ini itu berarti keserasian pikiran dengan Allah, itu berarti setiap hari mati kepada dosa, mengizinkan Allah membawa perubahan yang kita dengan kekuatan sendiri tidak sanggup mencapainya. Kita harus mengalami kuasa Perjanjian yang baru, dan jalan hidup yang baru.

 

 

Jeremiah 31:33 says,  33 But this shall be the Covenant that I will make with the house of Israel…” this was Paul's burden throughout the entire epistle.  “…‘after those days,’ saith the LORD, ‘I will put My Law in their inward parts, and write it in their hearts; and will be their God, and they shall be My people.’…”

So with Jesus in the heart we will be able to say, as we read in Psalms 40:8, 8 I delight to do Thy will, O My God: yea, Thy Law is within my heart.”

This is the great antitype. This is what Jesus came to do, to magnify the Law and to make it honorable, and this is what He wants to write into our hearts, and we should allow Him to do this, so that we can be perfect before Him.

 

Yeremia 31:33 berkata, 33 Tetapi inilah yang akan menjadi Perjanjian yang akan Kubuat dengan kaum Israel…”  inilah beban Paulus di seluruh surat ini.   “…‘sesudah waktu itu,’ demikianlah firman TUHAN, ‘Aku akan menaruh Hukum-Ku di dalam mereka,  dan menulisnya  di hati mereka; dan akan menjadi Allah mereka dan mereka akan menjadi umat-Ku.’…”

Maka dengan Yesus di dalam hati, kita akan bisa mengatakan, seperti yang kita  baca di Mazmur 40:8, 8  Aku suka melakukan kehendak-Mu, ya AllahKu; iya, Hukum-Mu ada di dalam hati-Ku."

Inilah antitipenya yang besar. Yesus datang untuk melakukan inilah, untuk mengagungkan Hukum dan membuatnya dihormati (Yes. 42:21), dan inilah yang ingin ditulisNya di hati kita, dan kita seharusnya mengizinkan Dia melakukan ini, supaya kita bisa menjadi sempurna di hadapanNya.

 

 

Let me just qualify that. How perfect was the thief on the cross when Jesus forgave him his sins? Absolutely perfect! Did he have time for sanctification? Yes, he lived for a while after Jesus had already died, and he must have rebuked his fellow on the other cross, and he must have stopped or ceased from the profanities that he used to do, and that the other one was still doing so. So when God comes into the heart and He puts that Law into the heart, you are perfect, then your conduct must also be in harmony with the works of Christ. So God has entered into an eternal Covenant with us that cannot fail, because it is based on better promises, and a better Sacrifice. Also it is not based on what we can do.

Exodus 19:8, 8 And all the people answered together, and said, ‘All that the LORD hath spoken we will do.’ And Moses returned the words of the people unto the LORD.”

We've looked at these verses before.

So let us always read it in context. It is based on working in you”.

Colossians 1:27, 27 To whom God would make known what is the riches of the glory of this mystery among the Gentiles; which is Christ in you, the hope of glory.”

 

Saya ingin menjelaskan itu. Sesempurna apa si penyamun yang di salib ketika Yesus mengampuni dosa-dosanya? Mutlak sempurna! Apakah dia punya waktu untuk dikuduskan? Ya, dia masih hidup beberapa waktu lamanya setelah Yesus mati dan kira-kira dia menegur rekannya yang tergantung di salib yang satunya, dan dia tentunya sudah berhenti dari kebiasaannya maki-maki, yang masih dilakukan penyamun yang satunya. Jadi ketika Allah masuk ke hatinya dan Dia memasukkan Hukum ke dalam hati, kita menjadi sempurna, pada waktu itu sikap kita haruslah juga serasi dengan pekerjaan Kristus. Jadi Allah telah mengikat suatu Perjanjian yang kekal dengan kita yang tidak bisa gagal, karena itu berdasarkan pada janji-janji yang lebih baik dan Kurban yang lebih baik. Juga itu tidak berdasarkan pada apa yang bisa kita lakukan.

Keluaran 19:8, 8 Dan seluruh bangsa itu menjawab bersama-sama, dan berkata, ‘Segala yang difirmankan TUHAN akan kami lakukan’. Lalu Musa pun menyampaikan kata-kata bangsa itu kepada TUHAN.”  Kita sudah membahas ini sebelumnya.

Jadi mari kita selalu membacanya dalam konteks. Ini berdasarkan bekerja “dalam kamu”.

Kolose 1:27, 27 Kepada mereka Allah mau memberitahukan, apa kekayaan dari kemuliaan yang rahasia ini di antara bangsa-bangsa lain; yaitu Kristus dalam  kamu harapan akan kemuliaan!”

 

 

Hebrews 13:22-25

Then follows the final greeting.

Hebrews 13:22, 22 And I beseech you, brethren, suffer the word of exhortation; for I have written a letter unto you in few words. 23 Know ye that our brother Timothy is set at liberty; with whom, if he come shortly, I will see you. 24 Salute all them that have the rule over you…” that guide you into the truth  “…and all the saints. They of Italy salute you. 25 Grace be with you all. Amen.” And then I’ve written in blue here the rest of the verse “written to the  Hebrews from Italy by Timothy.Now there's a post script “written to the Hebrews from Italy by Timothy.” Now this post script was not part of the original letter to the Hebrews, and appears first in the 6th century manuscript. So it might appear to some ~ and there are many that believe ~ that Paul never wrote this letter, but that Timothy wrote it.  But it is clear that the writers of the KJV didn't believe that Timothy wrote it. In fact if we go to the webpage Textus Receptus.com it says Timothy was dictated to by Paul. If you look at the KJV it states before chapter 1, “The Epistle of Paul, the apostle, to the Hebrews”.

 

 

http://textus-receptus.com/wiki/Hebrews_13:25  



 

Ibrani 13:22-25

Lalu diikuti oleh salam penutup.

Ibrani 13:22, 22 Dan aku memohon kepadamu, saudara-saudara, terimalah  kata-kata nasihat, karena aku telah menulis sepucuk surat kepadamu dengan sedikit kata-kata. 23 Ketahuilah, bahwa Timotius, saudara kita, telah bebas untuk berangkat; dengan siapa bila ia tiba sebentar lagi, aku akan bertemu kamu. 24 Salam kepada semua yang berkuasa atas kamu…”  yang telah membimbing kamu kepada kebenaran,   “…dan semua orang kudus. Mereka yang di Italia menyalami kamu. 25 Kasih karunia menyertai kamu sekalian. Amin.” Kemudian saya menulis dengan warna biru sisa ayat ini, “ditulis kepada orang-orang Ibrani dari Itali oleh Timotius.”

Nah, ada PS (NB) “ditulis kepada orang-orang Ibrani dari Itali oleh Timotius”. Nah PS (NB) ini bukanlah bagian dari surat asli kepada Ibrani, dan pertama muncul di manuskrip abad ke-6.  Maka bagi beberapa orang ~ dan banyak yang meyakini ini ~ Paulus tidak pernah menulis surat ini melainkan Timotius yang menulisnya. Tetapi jelas bahwa para penulis KJV tidak percaya Timotius yang menulisnya. Bahkan jika kita ke situs Textus Receptus.com dikatakan bahwa Timotius didikte oleh Paulus. Jika kita lihat di KJV, tertulis sebelum pasal 1, “Surat Paulus, rasul, kepada orang-orang Ibrani”.

 

 

It's also very clear from the Spirit of Prophecy that Paul is the one who wrote the book of Hebrews, and the very last word say, “written to the Hebrews from Italy by Timothy” just as in Philemon, which ending with “written from Rome to Philemon by Onesimus” which suggests Onesimus is the author of Philemon, which nobody contends because it begins with “Paul and Timothy unto Philemon”. As a gifted orator Paul often orated epistles penned by another, as a lawyer orates and a secretary types.

So we must trust that the Word was written by Paul.

It is obvious from the writing that it is he who is the author of everything that we have studied. He was called “the apostle to the gentiles”,  he is the one that took the shadows and told us plainly what the Substance was. His burden was to lead us from shadow to Substance.

 

Juga sangat jelas dari Roh Nubuat bahwa Pauluslah yang menulis kitab Ibrani, dan kata-kata terakhir yang mengatakan, “ditulis kepada orang-orang Ibrani dari Itali oleh Timotius” itu sama seperti di kitab Filemon yang berakhir dengan “ditulis dari Roma kepada Filemon oleh Onesimus” yang mengesankan Onesimus adalah penulis kitab Filemon, yang tidak dibantah orang karena diawali dengan “Paulus dan Timotius kepada Filemon” (Filemon 1:1).

Sebagai pembicara yang berbakat, Paulus sering mendiktekan surat-surat yang ditulis oleh orang lain, sebagaimana seorang pengacara berbicara dan sekretarisnya yang mengetik.

Maka kita harus percaya bahwa Firman itu ditulis oleh Paulus.

Jelaslah dari tulisan itu bahwa Pauluslah penulis semua yang telah kita pelajari. Dia disebut “rasul kepada bangsa-bangsa non-Yahudi” (Roma 11:13), dialah yang mengambil bayangan-bayangan dan memberitahu kita dengan jelas apa Substansinya. Bebannya ialah membimbing kita dari bayangan kepada Substansi.

 

 

So let us complete our study with a verse from Paul in 2 Corinthians chapter 1 and I read from verse 3,  3 Blessed be God, even the Father of our Lord Jesus Christ, the Father of mercies, and the God of all comfort; 4 Who comforteth us in all our tribulation, that we may be able to comfort them which are in any trouble, by the comfort wherewith we ourselves are comforted of God.”

The burden of Paul in this final chapter is

v    that we unite in brotherly communion.

v    The burden of Paul is that we have respect towards those who guide into all truth.

v    The burden of Paul in the final chapter of the book of Hebrews is that we comfort one another,

v    that we admonish one another,

v    that we help one another,

v    that we are hospitable to each other and may entertain angels in the process,

v    and that we run with the message and present it to a dying world.

Now is the time to realize that we are dealing with Substance and no longer should walk in shadow.

Let us pray.

 

Jadi mari kita selesaikan pelajaran kita dengan ayat Paulus di 2 Korintus 1 dan saya baca mulai ayat 3, 3 Terpujilah Allah, yaitu Bapa Tuhan kami Yesus Kristus, Bapa yang penuh belas kasihan dan Allah segala penghiburan, 4 yang menghibur kami dalam segala kesukaran kami, supaya kami sanggup menghibur mereka yang berada dalam masalah apa pun dengan penghiburan yang kami sendiri dihibur oleh Allah.”

Beban Paulus di pasal yang terakhir ini ialah:

v    agar kita bersatu dalam hubungan persaudaraan.

v    Beban Paulus ialah agar kita menghormati mereka yang telah membimbing kita kepada segala kebenaran.

v    Beban Paulus di pasal terakhir kitab Ibrani ialah kita harus saling menghibur satu sama lain,

v    agar kita saling mengingatkan satu sama lain,

v    agar kita saling menolong satu sama lain,

v    agar kita berbagi satu sama lain dan dalam proses itu mungkin kita melayani malaikat,

v    dan agar kita berlari dengan pekabaran dan menyampaikannya kepada sebuah dunia yang sedang sekarat.

Sekarang inilah saatnya untuk menyadari bahwa kita berurusan dengan Substansi dan tidak lagi berjalan dalam bayangan.

Mari kita berdoa.

 

 

 

 

11 07 22

No comments:

Post a Comment