WHAT’S
UP PROF?
# 114 – Walter Veith/Martin Smith
FOR YOUR EARS ONLY ~ PART 2
https://www.youtube.com/watch?v=eXhvO9Cew5o&t=2s
Dibuka dengan doa
John played such a pivotal role. He was ~ as we said many times ~ the son
of thunder, and then he became this meek but firm-as-a-rock to principle
disciple, and I don't think it's coincidental that the Lord gave him the Revelation on the isle of Patmos to link the
New Testament prophecies to the Old Testament prophecies. And you know, Martin,
when I looked at Daniel and I read in Selected
Messages, I found it very interesting that there was another perspective to
this last verse in the book of Daniel chapter 12, where God says what would
happen at the end. So He gives a time
prophecy from verse 10 onwards, 11, and 12 and then He says, “13 But
go thou thy way till the end be; for thou shalt rest…” that means he will be put to sleep “…and stand in thy lot at the end of the
days.”
Now, the way I always interpreted it is, that there will be a resurrection, and I think that's correct,
there will be a resurrection, but there's another application that I missed. He will
stand in his lot, or in his place, in the latter days. Now that's very
interesting because that means he will fulfill a prophetic position in the last days.
Because remember, that there was a portion of the book of Daniel the 2300
day prophecy that was sealed unto the time of the end. So actually the book
will also be standing in its place. And then I read in Selected Messages, and I found this so
fascinating. You know the Bible is a marvelous book and the Spirit of Prophecy
is such a wonderful help.
Yohanes memainkan peranan yang sangat penting. Seperti
yang telah sering kami katakan, dia adalah anak guntur, dan kemudian dia
menjadi rasul yang rendah hati namun dengan prinsip yang sekokoh batu karang,
dan saya pikir itu bukan kebetulan Tuhan memberikan kepadanya Wahyu di pulau
Patmos untuk menghubungkan nubuatan-nubuatan Perjanjian Baru kepada
nubuatan-nubuatan Perjanjian Lama. Dan kau tahu, Martin, ketika saya menyimak
kitab Daniel dan saya membaca di Selected Messages, saya menemukan bahwa itu sangat menarik, bahwa ada
perspektif lain untuk ayat terakhir di Daniel pasal 12, di mana Allah berkata
apa yang akan terjadi pada akhirnya. Jadi Allah memberi suatu nubuatan waktu
mulai dari ayat 10, 11, dan 12, dan kemudian Dia berkata, “13 Tetapi lanjutkanlah hidupmu sampai akhirnya, karena
engkau akan beristirahat…” artinya dia akan
ditidurkan, “…dan akan berdiri
di bagianmu di hari-hari
akhir.”
Nah, selama ini
saya selalu mengartikannya bahwa nanti akan ada kebangkitan, dan menurut saya
itu tidak salah, memang akan ada kebangkitan. Tetapi ada aplikasi lain yang
terlewatkan. Dia akan berdiri di
bagiannya atau di tempatnya di hari-hari akhir. Nah, ini sangat
menarik karena itu berarti dia
akan menggenapi posisi nubuatan di hari-hari akhir. Karena
ingat, bahwa ada satu bagian dari
kitab Daniel, nubuatan 2300 petang dan pagi yang dimeteraikan hingga akhir
zaman. Maka tentunya kitab
itu juga akan berdiri di tempatnya. Lalu saya membaca di Selected Messages, dan saya
mendapati ini begitu menarik. Kalian tahu, Alkitab adalah buku yang
mengagumkan, dan Roh Nubuat itu adalah pembantu yang luar biasa.
I’m reading it from page 109 in Selected
Messages book two, and it says, “All that God has in prophetic history specified
to be
fulfilled in the past has been, and all that is yet to come in its order will
be. Daniel, God’s prophet,
stands in his place…”
that's in his lot, “…John
stands in his place.
In the Revelation the Lion of the tribe of
Judah has opened to the students of prophecy the book of Daniel, and thus is Daniel
standing in his place. He bears
his testimony, that which the Lord
revealed
to him in vision of the great and solemn events which we must know as we stand on
the very threshold of their fulfillment.”
So here he stands in his place, in other words, he fulfills a prophetic profile.
And John and Daniel are to be linked together.
Saya membaca dari Selected Messages Vol. 2 hal 109 dan dikatakan, “Semua yang Allah punya dalam sejarah nubuatan untuk
digenapi di masa lampau, sudah digenapi, dan semua yang masih akan datang
sesuai urutannya, akan digenapi. Daniel, nabi Allah, berdiri di
tempatnya…” yaitu di bagiannya, “…Yohanes
berdiri di tempatnya. Di kitab Wahyu, Singa dari suku Yehuda telah membukakan
kitab Daniel untuk para pelajar nubuatan, demikianlah Daniel berdiri di tempatnya. Dia menyampaikan
kesaksiannya, yang diungkapkan Tuhan kepadanya dalam penglihatan tentang
peristiwa-peristiwa besar dan serius yang harus kita ketahui sementara kita
sedang berdiri di ambang penggenapannya.”
Jadi di sini Daniel berdiri
di tempatnya, dengan kata lain, dia menggenapi suatu profil nubuatan. Dan
Yohanes dan Daniel harus dikaitkan menjadi satu.
v Now the gospel
of John tells the story of Jesus in a totally different way to the other three
gospels, the synoptic gospels, and we discussed that last time.
And then it has
this information for God's people that are going to be faced with a crisis.
v And then you
have the epistles that John wrote, 1 John, 2 John, 3 John.
v And then the
book of Revelation which links it all
together.
And it's fascinating to me that when you study it and you study the Spirit
of Prophecy with it, it tells you quite clearly that the events that are foretold for the
time that we are living in, have to do with the authority of God and the Law of
God.
v Nah, injil Yohanes mengisahkan
cerita Yesus dengan cara yang sama sekali berbeda dengan tiga injil yang lain,
injil-injil sinoptik, dan yang lalu ini sudah kita bahas.
Kemudian ada informasi ini
untuk umat Allah yang akan berhadapan dengan suatu krisis.
v Kemudian ada surat-surat yang
ditulis Yohanes, 1 Yohanes, 2 Yohanes, 3 Yohanes.
v Lalu kitab Wahyu yang
menghubungkan semuanya menjadi satu.
Dan yang menarik bagi saya ialah, ketika kita mempelajarinya dan kita
mempelajari Roh Nubuat bersamanya, itu dengan jelas memberitahu kita bahwa peristiwa-peristiwa yang sudah
dinubuatkan untuk masa di mana kita hidup sekarang, berkaitan dengan autoritas
Allah dan Hukum Allah.
Now, we spoke last
time about the order of the books, and that the Law would be far more prominent
if the order had been retained.
Now the Law of God
of course is the basis of His government, and the Sabbath is the symbol of His
authority, to wield that authority and to implement or to make it the basis of His
government. And the Devil is opposed to it, and he has an agent, and as these
messages were unfolded ~ the First, Second, and Third Angels’ Messages
~ as they are unfolded in their time from 1843 to 1844 and onwards, they were enlightened
by the Spirit of God and the whole conflict that was really highlighted in
the Reformation, comes to its culmination in the book of Revelation. And we know what the enemy of God is doing to
get rid of the basis of His government, the Law.
And in John's
time, you must also put it in perspective, the Sabbath wasn't under attack.
No, because they were all ~ the Christians and the Jews ~ were still
keeping the real Sabbath. So he didn't even know when he was in
Revelation giving it, that this authority will be attacked, that it was going
to be about the Sabbath in the end.
Nah, yang lalu kita sudah bicara tentang urutan
kitab-kitab, dan bahwa Hukum akan lebih menonjol andaikan susunannya
yang lama dipertahankan.
Nah, Hukum Allah tentunya adalah dasar pemerintahanNya,
dan Sabat adalah simbol autoritasNya, untuk menggunakan autoritas itu dan
mengimplementasi atau menjadikannya dasar dari pemerintahanNya. Dan Iblis
menentang itu, dan dia memiliki sebuah agen, dan ketika pesan-pesan
ini diungkapkan ~ Pekabaran Malaikat Pertama, Kedua dan Ketiga ~ ketika mereka diungkapkan di masa mereka dari
1843 hingga 1844 dan
seterusnya, pekabaran-pekabaran itu diterangi oleh Roh Allah
dan seluruh konflik yang disorot di Reformasi, tiba pada puncaknya dalam kitab
Wahyu. Dan kita
tahu apa yang dilakukan musuh Allah untuk melenyapkan dasar pemerintahanNya.
Dan di
zaman Yohanes, kita juga harus menempatkannya dalam perspektif, Sabat tidak diserang.
Tidak, karena mereka semuanya ~ orang-orang Kristen dan
orang-orang Yahudi ~ masih memelihara Sabat yang benar. Jadi Yohanes bahkan
tidak tahu ketika dia menyampaikannya di kitab Wahyu bahwa autoritas ini akan
diserang, bahwa pada akhirnya, yang akan menjadi masalah adalah Sabat.
Yes, and the interesting thing is, if you're relate it back to the duty of
God's people in the end and why it's important that we understand these things,
then we must turn to Isaiah chapter 58, because this relates the duty of God's people.
So Isaiah chapter 58 talks about a people that will restore the old waste
places, and it talks about the fast that
God requires, that changes the heart. And verse 7 it says, or in verse 6
actually, “6 Is not this the fast that I
have chosen? To loose the bands of wickedness, to undo the heavy burdens, and
to let the oppressed go free, and that ye break every yoke?...” that is the purpose of evangelism. That's
the purpose of it. “…7
Is it not to deal thy bread to the hungry…” now this is very important, because we're going to talk about the gospel of
John, and we will discuss certain issues there where the bread becomes very
important in a spiritual sense. So if we read this, spiritually “…7 Is it not to deal thy bread to
the hungry and that thou bring the poor that are cast out to thy house? When
thou seest the naked, that thou cover him; and that thou hide not thyself from
thine own flesh?...” This is not only
in a physical sense, this is a spiritual sense. In other words, the naked
are those that are devoid of the righteousness of Christ, and those that
are hungry are those that are not being
fed with the truths of the gospel.
Dan yang menarik ialah, jika kita mengaitkannya kembali
ke tugas umat Allah di akhir zaman dan mengapa penting bagi kita untuk mengerti
hal-hal ini, maka kita harus menyimak Yesaya pasal 58, karena ini berkaitan
dengan tugas umat Allah.
Jadi Yesaya 58 bicara tentang
suatu umat yang akan memulihkan reruntuhan lama yang terbengkalai, dan
itu bicara tentang puasa yang dikehendaki Allah, yang mengubah hati. Dan di
ayat 6 dikatakan, “6 Bukankah puasa inilah yang telah Kupilih? Untuk membuka belenggu-belenggu kelaliman, dan
melepaskan beban-beban yang berat, untuk memerdekakan
yang tertindas, dan mematahkan setiap kuk?…” itulah tujuan
penginjilan. Itulah tujuannya. “…7
Bukankah untuk berbagi
rotimu dengan orang yang lapar…” nah, ini sangat
penting, karena kita akan membahas injil Yohanes dan kita akan membahas isu-isu
tertentu di sana di mana roti menjadi sangat penting dalam pengertian
spiritual. Maka jika kita membaca ini dalam makna spiritual, “…7
Bukankah untuk berbagi
rotimu dengan orang yang lapar dan engkau membawa orang miskin yang terusir ke rumahmu? Bila engkau melihat orang telanjang, supaya
engkau memberi dia pakaian dan tidak menyembunyikan dirimu dari saudaramu
sendiri?…” Ini bukan hanya dalam pengertian fisik, ini dalam
pengertian spiritual. Dengan kata lain, yang
telanjang adalah mereka yang sama sekali tidak mengetahui kebenaran Kristus, dan yang
lapar adalah mereka yang tidak diberi makan dengan kebenaran injil.
And the interesting thing is, it says, many of them were “cast out of thy
house” in other words, God's own people trampled on His possession, and made their lives a misery. And there
will be a gathering time and God will set the record straight and bring them
back.
That's interesting, again in the previous
one we also mentioned, they're coming
into the house, so nobody's leaving the house. So if you are saying, you must
leave because the house has become Babylon, well, the house was corrupt because many
were cast out of the house and many have been trampled upon, but God
will gather them again, He'll bring them back into the house.
Dan yang menarik ialah, dikatakan bahwa banyak dari
mereka “dicampakkan keluar dari rumahmu”, dengan kata lain, umat Allah sendiri
menginjak-injak milikNya dan membuat hidup mereka sengsara. Dan akan ada waktu
pengumpulan dan Allah akan memperbaiki yang salah dan membawa mereka kembali.
Itu menarik,
di pelajaran yang lalu kami juga sudah mengatakan bahwa mereka akan masuk ke
dalam rumah, jadi tidak ada yang meninggalkan rumah. Maka jika kita mengatakan
kita harus pergi karena rumah itu sudah menjadi Babilon, nah, rumah itu rusak
gara-gara banyak yang dikeluarkan dari rumah itu dan banyak yang diinjak-injak,
tetapi Allah akan membawa mereka
kembali lagi, Dia akan membawa mereka kembali ke rumah itu.
And then verse 8, “…8
Then shall thy light break forth as the morning, and thine health shall spring
forth speedily; and thy righteousness shall go before thee; the glory of the
LORD shall be thy rereward ….” this is such a
wonderful promise. In other words, you'll be surrounded by the righteousness of
Christ, and He will go before you, and He will be behind you. He will
hedge you in. “… 9
Then shalt thou call, and the LORD shall answer; thou shalt cry, and He shall
say…” I am here,
“…‘Here I am’. If thou take away from the midst of thee the yoke, the
putting forth of the finger, and speaking vanity…” You know people place yokes on other people, by constantly criticizing,
this is just the nature of humanity it seems; and place burdens upon them that
God never required. And you know, one of the great burdens that the Jewish
nation placed upon its own people were the exacting rules and regulations
particularly with regards to the Sabbath. “…10 And if thou draw out thy
soul to the hungry, and satisfy the afflicted soul; then shall thy light rise
in obscurity, and thy darkness be as the noon day…” what a beautiful promise. So no self-centered religion can be placed into
this setting. So what was the character of the leadership like, that God had to
make a statement like that? They were boastful, and proud, and full of
themselves probably. And then this beautiful promise in verse 11, “…11
And the LORD shall guide thee continually, and satisfy thy soul in drought, and
make fat thy bones: and thou shalt be like a watered garden, and like a spring
of water, whose waters fail not. 12 And they that shall be of thee
shall build the old waste
places: thou shalt raise up the foundations of many generations; and thou shalt
be called, The repairer of the breach, The restorer of paths to dwell in…”
Lalu ayat 8, “8 Pada waktu itulah terangmu akan
merekah seperti fajar, dan kesehatanmu akan
segera timbul; dan kebenaranmu akan berada di depanmu,
kemuliaan TUHAN akan menjadi penjaga belakangmu…” ini janji yang
begitu indah. Dengan kata lain, engkau
akan dikelilingi oleh kebenaran Kristus, dan Dia akan berjalan
di depanmu, dan Dia akan ada di belakangmu, Dia akan memagari engkau di dalam. “…9
Pada waktu itulah engkau akan memanggil dan TUHAN akan menjawab, engkau akan
berteriak dan Ia akan berkata,…”Aku di sini, “…‘Ini
Aku!’ Apabila engkau menyingkirkan kuk dari tengah-tengahmu,
jari yang menuding orang, dan
membicarakan hal yang sia-sia…” Orang menempatkan
kuk pada orang lain dengan terus-menerus mengeritik, sepertinya itu adalah
kodrat kemanusiaan; dan menempatkan beban pada mereka yang tidak pernah diminta
Allah. Dan kalian tahu, salah satu beban besar yang ditempatkan orang Yahudi
pada bangsanya sendiri adalah peraturan-peraturan dan syarat-syarat ketat
terutama berkenaan dengan Sabat. “…10
Apabila engkau berbelaskasihan kepada yang lapar, dan memuaskan hati orang yang
tertindas, maka terangmu akan terbit dalam gelap dan kegelapanmu akan seperti
rembang tengah hari…” Betapa indahnya janji ini. Jadi tidak ada agama yang
mementingkan diri yang bisa ditempatkan dalam tatanan ini. Jadi seperti apakah
karakter para pemimpin sehingga Allah harus membuat pernyataan seperti itu?
Mereka suka membual, dan sombong, dan kira-kira menganggap diri sendiri yang
terbaik. Kemudian janji yang indah ini di ayat 11, “…11 Dan
TUHAN akan senantiasa menuntun engkau dan akan memuaskan hatimu di musim kekeringan, dan akan menguatkan tulang-tulangmu; engkau akan seperti
taman yang diairi dan seperti mata air yang airnya
tidak pernah habis. 12 Dan mereka dari antaramu akan membangun tempat-tempat reruntuhan tua yang terlantar. Kamu akan menegakkan dasar-dasar dari banyak generasi; dan kamu akan disebut ‘Yang
memperbaiki yang terbobol’, ‘Pemulih
jalan-jalan untuk dihuni’.
Martin, who's He talking about here? He's talking about
the remnant that will come out. Yes, because this is reminiscent of Revelation 12:17 the remnant that will
remain, “12 And
they that shall be of thee…” those that come
forth out of this truth, they “…shall build the old waste places…”, in
other words, many a truth has been buried in rubble, it's a wasted place, it has to be repaired,
“…thou shalt raise up the foundations of many generations…”
So Martin, even the foundation has been destroyed. Now what is the
foundation? “I will put
enmity between thee and the woman…” that was the first gospel message ever preached,
and this gospel message, this everlasting gospel, must be restored.
Martin, Dia bicara tentang
siapa di sini? Dia bicara tentang umat yang sisa yang akan muncul. Ya, karena
ini mengingatkan kita kepada Wahyu 12:17, umat yang sisa yang akan tersisa, 12 Dan mereka dari antaramu…” mereka yang dihasilkan oleh kebenaran ini, mereka “…akan
membangun tempat-tempat reruntuhan tua yang terlantar…”
dengan kata lain, ada banyak kebenaran
yang tertimbun di bawah reruntuhan, tempat yang terlantar, yang harus
diperbaiki. “…Kamu
akan menegakkan dasar-dasar dari banyak generasi…”
Jadi Martin, bahkan fondasinya telah dirusak. Nah, fondasinya itu
apa? “15Aku akan
mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini…(Kej. 3:15)”
itulah pekabaran
injil yang pertama yang disampaikan, dan pekabaran
injil ini, injil yang kekal
ini, harus dipulihkan.
Now, the interesting thing is, the Christian world today has rejected the Law of God. They pay it lip service sometimes, but they have basically made it
null and void, right? Okay, but if the Law is the basis of God's government then
it cannot be made null and void and it cannot be divorced from the gospel,
because if
you divorce the Law from the gospel, then there is no need for Christ to die.
And like we've said before as well, the fact that He died proves that the Law stands. So you cannot divorce
the Law, it's the basis of everything. It's because the Law was transgressed
that death came into the world, that a Savior was required. So we have to
restore those old waste places, and build up that foundation from the ground
up. “Many generations”, so it's not only this generation that has
lost the plot, they lost the plot throughout history, because there's an
adversary, and then this people they shall be called “the repairer of the breach, the restorers of paths to dwell in”. Now a breach was in the wall. Now the wall
always stood for the Law, the wall of protection. There was a breach in
it.
Nah, hal yang menarik ialah dunia Kristen hari ini telah
menolak Hukum Allah. Terkadang mereka bicara tentangnya ala
kadar, tetapi pada dasarnya mereka menjadikan itu nihil dan tidak berarti,
benar? Baiklah, tetapi jika Hukum adalah dasar pemerintahan Allah, maka itu
tidak bisa dijadikan nihil dan tidak berarti, dan itu tidak bisa dipisahkan
dari Injil, karena jika Hukum dipisahkan dari injil maka
Kristus tidak usah mati. Dan seperti yang kami
katakan sebelumnya, fakta bahwa Kristus mati membuktikan bahwa Hukum itu tetap
ada. Jadi kita tidak bisa memisahkan Hukum, itu adalah dasar segala sesuatu.
Justru karena Hukum telah dilanggar sehingga maut masuk ke dalam dunia maka dibutuhkan seorang Juruselamat. Jadi kita harus memulihkan
tempat-tempat reruntuhan tua yang terlantar itu, dan membangunnya kembali dari
fondasi ke atas. “banyak generasi…” jadi bukan hanya
generasi ini yang telah kehilangan rancangannya, mereka telah kehilangan
rancangan itu sepanjang sejarah, karena adanya
musuh. Kemudian umat ini, mereka akan disebut “Yang memperbaiki yang terbobol”, “Pemulih jalan-jalan untuk
dihuni”. Sekarang ada lubang di dindingnya. Nah, dinding
selalu melambangkan Hukum, dinding pelindung. Ada lubang di
sana.
And then it has to give us some details as to what that breach was, right? And
verse 13 is actually in the original a new paragraph. So let's read this. This
is very important.
“13 If thou turn away thy foot
from the Sabbath, from doing thy pleasure on My holy day…”
what is the Lord's day? Sabbath. So how
can the Christian world claim that when John speaks about being in vision on
the “Lord's day” that that was Sunday? It's incomprehensible! And it actually means that a
little bit of a lack of study, because if you study this, you cannot go wrong. You cannot go wrong,
this is the only definition of what the Lord's day is, because He says, “My holy day” it's not our day. People always say, “You keep your Sabbath and I’ll keep mine.” And I say,
“No, no, no! I keep the Lord's Sabbath, you
are keeping a human Sabbath.”
“…and call the Sabbath a delight, the holy
of the LORD, honourable; and shalt honour Him, not doing thine own ways, nor
finding thine own pleasure, nor speaking thine own words…” is it important the Sabbath? Pivotal, right? So is it just a question of a day, Martin?
No, no, no! There's a much, much, deeper meaning. Everything hangs on
itu, authority. Let me just read that first section again. “…“13
If thou turn away thy foot from the Sabbath…” now what do you do with your foot? Don't you trample under foot! So in
other words, that the Sabbath will be trampled under foot. And if you stop
doing that, stop trampling My Sabbath underfoot, then what will be the
consequences? “…14 Then shalt thou delight
thyself in the LORD; and I will cause thee to ride upon the high places of the
earth, and feed thee with the heritage of Jacob thy father…” the heritage of Jacob thy father is eternal
life, “…for the mouth of the LORD hath spoken it.”
Kemudian
diberikan beberapa detail tentang apa lubang itu, benar? Dan ayat 13 di
naskah aslinya adalah paragraf baru. Jadi mari kita baca, ini sangat penting.
“13 Apabila kamu tidak menginjak-injak hari Sabat, tidak melakukan kesenangan
kamu sendiri pada hari kudus-Ku…”
hari Tuhan itu yang mana? Sabat. Jadi
mengapa dunia Kristen mengklaim ketika Yohanes bicara bahwa dia mendapat
penglihatan pada “hari Tuhan”, itu dikatakan hari Minggu? Sungguh tidak bisa
dimengerti! Dan itu sebenarnya menandakan kurangnya mempelajari karena jika
dipelajari, orang tidak bisa salah tentang ini. Orang tidak bisa salah, karena
inilah satu-satunya definisi hari Tuhan itu apa, karena di sini dikatakan “hari kudus-Ku”, itu bukan hari milik kita. Orang selalu mengatakan “Kamu pelihara saja Sabatmu,
dan saya memelihara punyaku.” Dan saya berkata, “Tidak, tidak, tidak! Saya
memelihara Sabat Tuhan sedangkan kamu memelihara sabat buatan manusia.”
“…dan menyebut
Sabat suatu yang menyenangkan’, hari kudus
TUHAN, yang dihormati; dan akan menghormati Dia, tidak melakukan kehendakmu sendiri atau mencari kesenanganmu sendiri, atau mengucapkan kata-katamu sendiri…” Apakah Sabat itu
penting? Sangat penting, bukan? Jadi apakah itu hanya masalah hari, Martin?
Tidak, tidak, tidak! Ada makna yang jauh lebih mendalam. Semua
tergantung di sana, autoritas. Saya akan
membacakan bagian yang pertama lagi, “…13 Apabila kalian tidak menginjak-injak hari Sabat…” Nah apa yang kita
laukan dengan kaki kita? Jangan menginjak-injak! Maka dengan kata lain, Sabat
ini akan diinjak-injak. Dan jika orang berhenti melakukan itu, berhenti
menginjak-injak SabatKu, maka apa konsekuensinya? “…14 maka kamu akan bersenang-senang dalam TUHAN, dan Aku akan membuat kamu berkendaraan ke tempat-tempat yang
tinggi di bumi dan
memberi kamu makan
dari milik pusaka Yakub, bapa leluhurmu…”
milik pusaka Yakub bapa leluhurmu
adalah hidup kekal, “…sebab mulut Tuhan-lah yang telah mengatakannya.”
So Martin, can we divorce the Law,
and particularly the Sabbath, from the end time message? Actually the Sabbath
will re-emphasize the importance of keeping the whole Law. All right, and it
also emphasizes the relationship. It is the breach in the wall, because it
attacks the authority of God, and attacks the basis of His government.
Jesus said in the Old Testament in
prophetic terms, “I delight to do
Thy will.” So this is a
very pivotal section.
It's also very pivotal “the delight”
because how many people say it's a burden, the Sabbath. Aha! Now let's just
look at that one.
Jadi Martin, bisakah kita memisahkan Hukum, terutama
Sabat, dari pekabaran akhir zaman? Sesungguhnya Sabat akan memberikan penekanan ulang
kepada pentingnya memelihara keseluruhan Hukum. Dan itu juga menekankan
hubungannya. Itulah lubangnya yang ada di dinding karena itu menyerang
autoritas Allah, dan menyerang dasar pemerintahanNya.
Yesus berkata di Perjanjian Lama dalam ungkapan nubuatan,
“8 Aku suka melakukan kehendak-Mu…” (Maz. 40:8) jadi ini adalah bagian intinya yang sangat penting.
“suka”nya juga bagian yang inti karena banyak orang mengatakan
bahwa Sabat itu beban. Aha! Nah, mari kita simak ini.
Now Jesus, did He make Sabbath issues prominent in His ministry? Definitely,
like we've mentioned the pool of Bethesda. All of those miracles, those seven Sabbath
miracles and they incensed the Jews. But
here it says quite plainly, you must “call
the Sabbath a delight”. Now the one who
was healed, the one who was loosened from this yoke of bondage, was he joyful
on that day? He leaped. He leaped, right? Who was miserable? The people that
were keeping Sabbath, but on their terms.
Let's put it in a modern context. If you delight yourself in the Sabbath
today who is miserable? The rest of the Christian world. The rest of the
Christian world is miserable. Nothing has changed. Nothing has changed. So we
cannot divorce this from our study of what John has to say, right? So we need
to understand that John is not only lifting up Christ in the stories that he tells, he
is lifting up the Law, he's lifting up the Sabbath by relating what
Christ did on those particular days, loosening the yoke, and how He rebuked
those Pharisees and say, “Just think about it, this woman who has been
suffering all these years, and you don't want to release her from this yoke on
the Sabbath day?” Unbelievable, right? So you can have a
right concept of the Sabbath, you can have a wrong concept of the Sabbath. You
can have a right understanding of what true religion is, and you can have a
wrong understanding. You can have a
liberating view and you can have a yoke view. It's been like that all
along.
Nah, apakah Yesus membuat isu-isu Sabat ini menonjol
dalam ministriNya? Jelas iya, seperti yang sudah disebutkan tentang penyembuhan
di kolam Betesda. Semua mujizat itu, ketujuh mujizat yang dilakukanNya pada
hari Sabat itu membuat murka orang-orang Yahudi. Tetapi di sini dikatakan
dengan sangat jelas, kita harus “menyebut Sabat suatu
yang menyenangkan”. Nah, dia yang
disembuhkan, dia yang dilepaskan dari belenggunya, apakah dia bersukacita pada
hari itu? Dia melompat-lompat, benar? Siapa yang tidak senang? Mereka yang
memelihara Sabat menurut peraturan mereka sendiri.
Mari kita membuat
ini dalam konteks modern.
Jika hari ini hati kita gembira dengan Sabat,
siapa yang tidak senang? Semua yang lain dari dunia Kristen. Seluruh dunia
Kristen menjadi tidak senang. Tidak ada yang berubah. Jadi kita tidak bisa
memisahkan ini dari pelajaran kita mengenai apa yang dikatakan Yohanes, benar?
Jadi kita perlu memahami bahwa Yohanes
bukan saja mengangkat tinggi
Kristus dalam kisah-kisah yang diceritakannya, dia mengangkat tinggi Hukum, dia
mengangkat tinggi Sabat dengan mengaitkan apa yang dilakukan
Kristus pada hari-hari tersebut, melepaskan kuk, dan bagaimana Kristus menegur
orang-orang Farisi itu dan berkata, “Pikirkan saja,
perempuan ini yang sudah menderita selama bertahun-tahun ini, kamu tidak mau
melepaskannya dari kuk itu pada hari Sabat?” Sungguh terlalu,
bukan?
Jadi kita bisa
punya konsep yang benar tentang Sabat, kita bisa memiliki konsep yang salah
tentang Sabat. Kita bisa punya
pemahaman yang benar tentang agama yang benar, dan kita bisa punya pemahaman
yang salah. Kita bisa memiliki pandangan yang memerdekakan dan kita bisa
memiliki pandangan yang membelenggu. Sudah seperti itu sejak
lama.
So that brings us now to our further study. Now last time we also had this
quote, so let's just put this quote there again, comes from the Review and Herald June 18, 1901 par. 3 “The will of God in regard to His people is
plainly expressed in the 6th, 13th, 14th, 15th,
16th, and 17th chapters of John…” the chapters after that deal with the
events of the crucifixion, but the instruction to God's people, to that group
that was to receive the former rain we find it in these chapters. We need to
understand the 6th, the 13th, the 14th, the 15th,
the 16th, and the 17th chapter of John. This was when
Judas was already gone, like you've mentioned. He leaves in the 13th chapter. So this is for
the disciples, or for the end time people only. So Martin, this is what
we want to do in this study. We want to
go through the 6th, the 13th, the 14th, the 15th,
the 16th, and the 17th chapter of John and see what
instruction there is for God's people. And this is “…The divine antidote for the sin of the
whole world is contained in the gospel of John…” that's a powerful statement, right? So is it important that we study it? Well, it's the antidote. “…‘Whoso
eateth My flesh and drinketh My blood,’ Christ declared, ‘hath eternal life, and I will raise him up
at the last day.’ He may die as Christ died, but the life of the Savior is
in him. His life is hid with Christ in God. ‘I am come that they might have life,’ Jesus said, ‘and that they might
have it more abundantly.’ He carries on the great process by which
believers are made one with Him in this present life, to be one with Him
throughout all eternity.”
Jadi itu membawa kita ke pelajaran kita selanjutnya. Nah,
yang lalu kita sudah melihat kutipan ini, jadi mari kita masukkan kutipan ini
di sini lagi, yang berasal dari Review and Herald,
18 Juni, 1901, par. 3, “Kehendak Allah sehubungan dengan umatNya dinyatakan
dengan jelas di pasal 6, 13, 14, 15, 16, dan 17 kitab Yohanes.…” pasal-pasal setelah ini
berkaitan dengan peristiwa-peristiwa penyaliban, tetapi instruksi kepada umat
Allah, kepada kelompok itu yang akan menerima hujan awal, kita dapati di
pasal-pasal ini. Kita perlu memahami pasal-pasal 6, 13, 14, 15, 16, dan 17 dari
Yohanes. Ini adalah setelah Yudas pergi. Yudas pergi di pasal 13. Nah, pesan-pesan ini diperuntukkan
para murid, atau bagi umat akhir zaman saja. Jadi Martin, inilah
yang mau kita lakukan di pelajaran ini. Kita mau membahas pasal-pasal 6, 13, 14, 15, 16, dan 17 dari kitab Yohanes dan menyimak apa petunjuknya
di sana bagi umat Allah. Dan itu ialah, “…Obat ilahi bagi
dosa seluruh dunia terdapat di dalam injil Yohanes. …” ini adalah pernyataan yang
kuat, bukan? Jadi apakah penting kita harus mempelajarinya
dengan benar? Itulah obatnya. “…‘54 Barangsiapa makan daging-Ku
dan minum darah-Ku,’ kata
Kristus, ‘mempunyai hidup yang
kekal dan Aku akan membangkitkan dia pada hari
yang terakhir.’ (6:54) Mungkin dia akan mati sebagaimana Kristus mati, tetapi
hidup Sang Juruselamat ada dalam dirinya. Hidupnya tersembunyi bersama Kristus
di dalam Allah. ‘Aku datang, supaya
mereka boleh mempunyai hidup, dan agar mereka boleh mempunyainya lebih berlimpah.’(10:10).
Dia yang melanjutkan proses besar itu di
mana orang-orang percaya djadikan satu denganNya di kehidupan yang sekarang,
untuk menjadi satu denganNya selama kekekalan.”
So let's turn to the gospel of John and go to chapter 6. We came up to
chapter 5 last time. Now why is chapter 6 so important? Well, we just read what
the task of God's people is at the end of time, it's to feed the hungry and to
share the bread, right? So we need to understand what is meant when we are to
share the bread.
Jadi mari kita ke injil Yohanes dan ke pasal 6. Yang lalu
kita sudah sampai pasal 5. Nah, mengapa pasal 6 begitu penting? Nah, kita baru
membaca apa tugas umat Allah pada akhir zaman, yaitu memberi makan yang
kelaparan dan berbagi rotinya, benar? Jadi kita perlu mengerti apa yang
dimaksud dengan kita harus berbagi roti.
Chapter 6
So “1 After these things Jesus went
over the sea of Galilee, which is the sea of Tiberias. 2 And a great
multitude followed Him, because they saw His miracles which He did on them that
were diseased. 3 And Jesus went up into a mountain, and there He sat
with His disciples. 4 And the passover, a feast of the Jews, was
nigh. 5 When Jesus then lifted up His eyes, and saw a great company
come unto Him, He saith unto Philip, ‘Whence shall we buy bread, that these may
eat?’...” Now just think in terms of the gospel
message, come buy without price without money, come buy bread and wine. So we
are dealing here with the gospel message. So He's actually testing Philip. He's
saying to Philip, “Where will we get bread for all of these people?” And of
course they're thinking literally, and
Jesus is thinking spiritually. He wants to give them a message. So it tells us
this, “…6
And this He said to prove him: for He himself knew what He would do. 7
Philip answered Him,
‘Two hundred pennyworth of bread is not sufficient for them, that every one of
them may take a little.’…” now a penny was
a day's wages, so 200 days’ wages is not enough to feed these people. “…8 One of His disciples, Andrew,
Simon Peter's brother, saith unto Him, ‘ 9 There is a lad here,
which hath five barley loaves, and two small fishes: but what are they among so
many?’...” there's a lot of symbolism in the
barley loaves and the two small fishes. Now barley was the early harvest, wheat
was the late harvest. So when it speaks about barley loaves, we're talking
about the early rain. So there
are five barley loaves. Five is the number of humanity as we’ve said, five
senses. And then there are two small fishes. Now a fish was the symbol of humanity that
would be caught by the net, right? Now there are two small fishes, now why two
small fishes? The interesting thing is, what is catching them? The gospel. The
gospel is catching them. And where is the gospel written? The Old and the New Testament,
so that's two portions, right? So people look at this and they want to make
literal arguments about whether it's right to eat fish or not. This is
ridiculous. We're dealing with a spiritual issue here. It's not a dietary plan here.
Pasal 6
Jadi, “1 Sesudah itu Yesus pergi menyeberangi danau Galilea, yaitu danau
Tiberias. 2 Dan orang banyak
berbondong-bondong mengikuti Dia, karena mereka telah
melihat mujizat-mujizatNya, yang dilakukanNya pada
mereka yang sakit. 3 Dan Yesus naik ke atas gunung, dan di situ Ia duduk dengan murid-murid-Nya. 4 Dan
Passah, hari raya orang Yahudi, sudah dekat. 5 Ketika Yesus mengangkat matanya dan melihat, bahwa orang
banyak berbondong-bondong datang kepada-Nya, berkatalah Ia kepada Filipus, ‘Di manakah kita akan membeli roti, supaya
mereka ini dapat makan?’…” Nah, coba kita berpikir dalam konteks pekabaran injil,
datanglah membeli tanpa harga dan tanpa uang, datanglah membeli roti dan anggur (Yes. 55:1). Jadi kita di sini berurusan dengan pekabaran injil. Maka Yesus sesungguhnya sedang menguji Filipus. Dia berkata
kepada Filipus, “Di mana kita bisa mendapat roti untuk semua orang ini?” Dan
tentu saja para murid menganggap ini literal,
sementara Yesus maksudnya spiritual. Yesus
mau memberi mereka suatu pekabaran. Jadi kita diberitahu demikian, “…6 Dan
ini dikatakan-Nya untuk menguji dia (
= Filipus), sebab Ia Sendiri tahu, apa
yang akan dilakukan-Nya. 7 Jawab
Filipus kepada-Nya, ‘Roti seharga dua ratus dinar tidak akan cukup untuk mereka agar masing-masing boleh mendapat sedikit.’…” nah, satu dinar
itu upah satu hari kerja, jadi ini upah 200 hari kerja pun tidak cukup untuk
memberi makan semua orang itu. “…8
Seorang dari murid-murid-Nya, yaitu Andreas, saudara Simon Petrus, berkata
kepada-Nya, 9 ‘Ada seorang anak di sini, yang mempunyai lima roti
jelai dan dua ikan kecil; tetapi apalah artinya itu untuk orang sebanyak ini?’…” Ada begitu banyak
simbolisme dalam roti jelai dan dua ikan kecil. Nah, jelai itu panen yang awal,
gandum itu panen yang akhir. Jadi ketika
ini bicara tentang ketul-ketul jelai, maka
yang dibicarakan ialah tentang hujan awal. Jadi ada lima ketul jelai. Lima adalah angka
kemanusiaan seperti yang sudah kami katakan, lima indera. Kemudian ada dua ikan
kecil. Nah seekor ikan adalah simbol
kemanusiaan yang
akan ditangkap dalam jaring, benar? Nah, di sini ada dua ikan
kecil, nah mengapa dua
ikan kecil? Yang menarik ialah apa yang menangkap mereka? Injil. Injil yang
menangkap mereka. Dan di manakah injil tertulis? Di Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, jadi
itu dua bagian, benar? Maka manusia melihat ini dan mereka mau membuat argumentasi
literal bahwa makan ikan itu benar. Ini konyol. Di sini kita sedang bicara tentang isu spiritual, bukan
mengenai pola makanan.
So we're dealing with barley loaves, we're
dealing with the outpouring of the former rain. And what is applicable
to the former rain must also be applicable to the latter rain. So
I’ve got five
here that's enough for all of humanity and there are two small
fishes here there are two things that have been brought into this
gospel. So let's talk about God's Word.
Jadi kita berurusan dengan ketul jelai,
kita berurusan dengan pencurahan
hujan awal. Dan apa yang berlaku untuk hujan awal tentunya juga berlaku bagi hujan akhir.
Jadi ada lima di sini, itu cukup untuk
seluruh kemanusiaan, dan ada dua ikan kecil di sini. Jadi ada dua hal
yang dibawa masuk ke injil ini. Mari kita
bicara tentang Firman Allah.
“… 10 And Jesus said, ‘Make the
men sit down.’ Now there was much grass in the place. So the men sat down, in
number about five thousand…” again you have
the number five. “…11
And Jesus took the loaves; and when He had given thanks, He distributed to the
disciples, and the disciples to them that were set down; and likewise of the
fishes as much as they would…” Interesting,
right? There's always a little twist there. I love the way these things are
written.
“10 Dan
Yesus berkata, ‘Suruhlah orang-orang itu
duduk.’ Adapun di tempat itu banyak rumput. Maka duduklah orang-orang itu,
banyaknya kira-kira lima ribu laki-laki…”
lagi-lagi kita bertemu dengan angka 5. “…11 Dan
Yesus mengambil ketul-ketul roti itu, dan setelah Dia mengucap syukur, Dia membagi-bagikannya kepada para murid, dan para murid kepada mereka yang
duduk di situ; demikian juga dengan ikan-ikan itu, sebanyak yang mereka
kehendaki…” Menarik, bukan? Selalu ada makna yang istimewa di sana.
Saya suka bagaimana hal-hal ini ditulis.
Here is a principle in verse 11. Jesus took the loaves, and when He had
given thanks He distributed to whom? To the disciples, and they to the
people. Okay, so how does this work, Martin? So
when it comes to dealing out the spiritual bread, Jesus will give you what you need if
you do the necessary preparation. And then it is your duty to pass it on.
That is the line of demarcation. So
1.
Jesus takes the loaves,
the bread,
He gives thanks, He distributes to the disciples.
2.
The disciples to
them which sat down.
And likewise of the fishes, as much as they would. So you could take less
or you could take more, right? As much as they would. You have a choice.
Di ayat 11
ada suatu rumus. Yesus mengambil ketul-ketul roti, dan setelah Dia mengucap
syukur Dia membagikannya kepada siapa? Kepada para murid, dan mereka kepada orang banyak. Oke, jadi bagaimana kerjanya ini, Martin? Jadi mengenai
membagikan roti spiritual, Yesus
akan memberi kita apa yang kita perlukan, jika kita membuat persiapan yang
diperlukan. Kemudian tugas kitalah untuk
meneruskannya. Itulah garis demarkasinya. Jadi:
1.
Yesus mengambil ketul-ketul rotinya,
Dia mengucap syukur, lalu Dia membaginya kepada para murid.
2.
Para murid kepada mereka yang duduk.
Dan demikian juga ikannya,
sebanyak yang mereka mau. Jadi kita bisa ambil lebih sedikit, kita bisa ambil
lebih banyak, bukan? Sebanyak yang kita mau. Kita punya pilihan.
And “…12
When they were filled, He said unto His disciples, ‘Gather up the fragments
that remain, that nothing be lost.’…” that's important, right? Nothing may be lost. If you put it into this
spiritual, you can get so much more than you understand what He means.
Okay so something might be thrown down but
nothing will be lost, nothing. The Word of God will not return empty.
And I think of these stories, that are
often read where you know people get angry, and there was a story about a man
and I think it was in South America who was angry with the Bible, and he tore
it up, when he threw it into the river, and downstream someone was catching
fish and he saw it and he picked up one leaf after the other, and he put it
together again. That was nice, nothing
was lost.
Dan “12 Ketika
mereka sudah kenyang Ia berkata kepada
murid-murid-Nya, ‘Kumpulkanlah potongan-potongan yang tersisa, supaya tidak ada yang hilang.’…” itu penting, kan?
Tidak ada yang boleh hilang. Jika kita
aplikasikan ini kepada yang spiritual, artinya kita bisa mendapatkan jauh lebih
banyak daripada yang bisa kita pahami apa yang dimaksudNya. Baiklah. Jadi ada yang mungkin terbuang tetapi tidak ada yang
boleh hilang, tidak ada.
Firman Allah tidak akan kembali dengan hampa.
Dan saya teringat
cerita-cerita ini yang sering dibacakan, orang yang marah, dan ada
kisah tentang seseorang yang saya rasa di Amerika Selatan yang begitu marah
kepada Alkitab, dan dia merobek-robeknya, dan membuangnya ke sebuah sungai. Dan
di hilir sungai ada seseorang yang
sedang memancing ikan, dan dia melihatnya dan dia memungutnya halaman demi
halaman dan mengumpulkan semuanya kembali lagi. Itu indah, tidak ada yang
hilang.
“…13
Therefore they gathered them together, and filled twelve baskets…” How many disciples were there? Twelve
around One, all right, so there was enough for each of them to have a basket to
distribute, “…with the fragments of the five barley
loaves, which remained over and above unto them that had eaten. 14
Then those men, when they had seen the miracle that Jesus did, said, ‘This is
of a truth that prophet that should come into the world.’ 15 When
Jesus therefore perceived that they would come and take Him by force, to make
Him a king, He departed again into a mountain Himself alone.”
So the people saw this miracle and
said, “This must be the Messiah, we’ll make Him king!” Again they had a wrong
concept, right? They wanted a solution to their immediate problem but they
didn't necessarily want a solution to the soul
problem. It's pretty much where
we are today again, people want an earthly savior for an earthly kingdom. They
want an earthly kingdom.
“…13 Maka mereka pun
mengumpulkannya, dan memenuhi dua belas
bakul…” Ada berapa murid
di sana? 12 mengelilingi Satu, baiklah. Jadi ada cukup buat setiap orang dari
mereka untuk mendapat satu bakul untuk dibagikan, “…dengan potongan-potongan dari kelima ketul roti jelai yang tersisa lebih daripada yang
mereka makan. 14 Lalu orang-orang itu ketika mereka telah melihat mujizat yang dibuat Yesus, mereka berkata, ‘Ini benar-benar nabi itu, yang seharusnya
datang ke dalam dunia.’ 15 Maka
ketika Yesus tahu, bahwa mereka akan
datang dan membawa Dia dengan paksa untuk menjadikan Dia raja, Ia menyingkir kembali ke gunung, Seorang Diri.”
Jadi orang-orang menyaksikan mujizat ini dan berkata,
“Ini tentunya Sang Messias, kita akan mengangkatNya menjadi raja!” Lagi-lagi
mereka punya konsep yang salah, kan? Mereka menghendaki suatu solusi kepada
masalah mereka yang sekarang, tetapi mereka tidak
merasa memerlukan solusi bagi masalah jiwa. Ini mirip dengan kondisi kita
sekarang. Manusia menginginkan seorang penyelamat duniawi untuk kerajaan yang duniawi. Mereka
menginginkan suatu kerajaan duniawi.
It's interesting, Martin that the
very next story we don't have to read at all, is a very interesting one,
because here He is walking on the sea, because they left in their boats and a
great wind blew, and there was a storm upon the water. And then Jesus came
walking upon the sea. So He's the Master of the sea, and He's the one that can
calm the sea. But this is a spiritual story of the storms that will rage
amongst humanity, because the waters stand for the peoples, the multitudes, the
nations. And here is One that is above the storm, He walks across the water.
Menarik,
Martin, di kisah yang berikutnya ~ tidak usah kita baca ~ itu adalah kisah yang sangat menarik
karena di sini Yesus berjalan di atas laut; karena para murid meninggalkan tempat itu dalam perahu-perahu mereka, dan
suatu angin besar berembus, dan ada badai di laut. Kemudian Yesus datang dengan
berjalan di atas laut. Jadi Dialah Penguasa atas laut, dan Dialah yang bisa
meredakan laut. Tetapi ini adalah kisah yang spiritual, mengenai badai yang mengamuk di antara
manusia karena air-air melambangkan kaum-kaum, orang banyak, bangsa-bangsa. Dan
di sini ada Satu yang lebih berkuasa daripada badai. Dia berjalan di atas air.
And then there's another little miracle
here. When Jesus said, “It is I,” “21
Then they willingly received Him…” it says in verse 21, “…into the ship: and immediately the ship was
at the land whither they went.”
Here's another miracle, right? There
were a number of those miracles, instant transportation. How did we get here? And
God will perform miracles to help us to spread the gospel to wherever it is
needed.
Kemudian ada
mujizat kecil lain di sini. Ketika Yesus berkata, “Ini Aku,” “21 Lalu
mereka bersedia menerimaNya…” dikatakan di ayat
21, “…ke dalam perahu, dan
seketika juga perahu itu berada di daratan yang mereka
tuju…” Di sini ada
mujizat yang lain, bukan? Ada sejumlah mujizat seperti itu, dipindahkan langsung. Bagaimana kami
bisa sampai di sini? Dan Allah akan membuat mujizat untuk membantu kita
menyebarkan Injil ke mana pun itu dibutuhkan.
The next day, Martin, He again meets
up with the people that were involved in this great miracle of the bread. And
they came to seek for Him and He said, “You know, you come to seek Me because
you were filled with physical bread.”
And there are many so-called loaves-and-fishes-Christians,
who are there for the temporal advantages, but the deeper meaning often escapes
them.
And so now we need to understand what
Jesus has to say to them. They say to Him, “How did You come here? Where did
You come from? etc. And Jesus said, verse 26,
“26
‘Verily, verily, I say unto you, Ye seek Me, not because ye saw the miracles,
but because ye did eat of the loaves, and were filled. 27 Labour not
for the meat…” for the food “…which perisheth, but for that meat which
endureth unto everlasting life, which the Son of man shall give unto you: for
Him hath God the Father sealed.’…” Interesting, right? “…28
Then said they unto Him, ‘What shall we do, that we might work the works of
God?’...” is that an important question?
Definitely. “…29
Jesus answered and said unto them, ‘This is the work of God, that ye believe on
Him whom He hath sent…” So if you
believe in Christ then you will be empowered to do the works of God, because
then you will want to be transformed, right?
And what is the works of God? It is to hand
out the bread to the other people.
Why did Jesus come to this world? To
seek and save the lost, right? And He shares that, because He hands it to the
disciples, and the disciples are supposed to hand it to the other people.
Keesokan
harinya, Martin, Yesus kembali bertemu dengan orang-orang yang terlibat dalam
mujizat besar roti itu. Dan mereka datang untuk mencariNya dan Dia berkata,
“Kalian datang mencari Aku karena kalian kenyang dengan roti fisik.” (6:26)
Dan ada
begitu banyak orang Kristen abal-abal yang demi roti dan ikannya, yang hadir demi
keuntungan duniawinya, namun maknanya yang lebih mendalam sering tidak mereka tangkap.
Maka sekarang kita perlu
mengerti apa yang dikatakan Yesus kepada mereka. Mereka berkata kepadaNya,
“Bagaimana Engkau datang kemari? Engkau datang dari mana?” dll. Dan Yesus
berkata, ayat 26, “26
… ‘Sesungguhnya Aku berkata
kepadamu, kamu mencari Aku bukan karena kamu telah melihat mujizatnya, melainkan karena kamu telah makan roti itu dan dikenyangkan. 27 Bekerjalah, bukan
untuk makanan yang dapat binasa, melainkan untuk makanan yang bertahan sampai
kepada hidup yang kekal, yang akan diberikan Anak Manusia kepadamu; sebab
Dialah yang dimeteraikan oleh Allah
Bapa.’…” menarik, bukan? “…28
Lalu kata mereka kepada-Nya, ‘Apakah yang harus kami perbuat, supaya kami boleh mengerjakan pekerjaan Allah?’…” Apakah ini
pertanyaan yang penting? Betul sekali. “…29
Yesus menjawab dan berkata kepada mereka, ‘Inilah
pekerjaan Allah, yaitu supaya kamu mempercayai Dia yang diutusNya.’…” Maka jika kita mempercayai Kristus, maka kita akan diberi
kuasa untuk melakukan pekerjaan Allah, karena pada waktu itu kita akan mau
diubahkan, benar?
Dan pekerjaan
Allah itu apa? Yaitu
membagikan roti kepada orang lain.
Mengapa Yesus datang ke dunia? Untuk mencari dan
menyelamatkan yang hilang, benar? Dan Dia membagikan tugas itu karena Dia
menyerahkannya kepada para murid, dan para murid yang seharusnya menyerahkan
kepada orang-orang lain.
It's amazing that they then ask Him, “…30
‘What sign shewest Thou then, that we may see, and believe Thee? What dost Thou
work?’...” it's amazing. Just the previous day
showed them physically and now they don't understand. All right. Now here is
the crux of the matter. They say to Him, “… 31
Our fathers did eat manna in the desert; as it is written, He gave them bread
from heaven to eat.’…” and now comes
the spiritual application “…32
Then Jesus said unto them, ‘Verily, verily, I say unto you, Moses gave you not
that bread from heaven; but My Father giveth you the true Bread from heaven. 33
For the Bread of God is He…” not it “…He…” it is a person
“…the Bread of God is He which cometh down from heaven, and giveth life
unto the world.’…” so the gospel is
personified, it is in a Person. “…34
Then said they unto Him, ‘Lord, evermore give us this Bread.’ 35 And
Jesus said unto them, ‘I am the Bread of life: he that cometh to Me shall never
hunger; and he that believeth on Me shall never thirst.’…” Those are two powerful promises. Now if you
were to take them literally then you would be disappointed, right? Because
there will be times when you will be hungry, and there will be times when you
will be thirsty. But this spiritual food and spiritual drink is for all
eternity.
Mengagumkan mereka kemudian
bertanya kepadaNya, “30…‘Tanda
apakah yang Engkau tunjukkan kalau begitu, supaya
dapat kami melihatnya dan mempercayaiMu?
Engkau mengerjakan apa?…” Mengagumkan. Baru
hari sebelumnya mereka sudah ditunjukkan secara fisik, dan sekarang mereka
tidak mengerti. Nah, inilah inti masalahnya. Mereka berkata kepadaNya, “…31 Nenek moyang kami telah makan
manna di padang gurun, seperti ada tertulis, Dia memberi
mereka roti dari sorga untuk dimakan.’…”
dan sekarang ini aplikasi spiritualnya “…32
Lalu kata Yesus kepada mereka, ‘Sesungguhnya
Aku berkata kepadamu, bukan Musa yang memberikan kamu roti itu dari sorga, melainkan Bapa-Ku yang memberikan kamu Roti yang sejati dari sorga. 33 Karena Roti
yang dari Allah ialah Dia…” bukan “itu”
(benda), “…Dia…” satu Pribadi, “…Roti
yang dari Allah ialah Dia yang turun dari sorga dan memberi hidup kepada dunia.’ 34
Maka kata mereka kepada-Nya, ‘Tuhan, berikanlah kami Roti itu senantiasa.’ 35
Dan Yesus berkata
kepada mereka, ‘Akulah Roti hidup; dia yang
datang kepada-Ku, tidak akan pernah lapar;
dan dia yang mempercayaiKu, tidak akan pernah
haus.’…” Ini adalah dua
janji yang sangat kuat. Nah, jika kita menganggap itu literal, maka kita akan
kecewa, bukan? Karena akan ada saatnya ketika kita akan kelaparan, dan akan ada
saatnya kita akan kehausan. Tetapi ini adalah makanan rohani dan minuman rohani
untuk selama-lamanya.
“36 But I said unto you, ‘That
ye also have seen Me, and believe not. 37 All that the Father giveth
Me shall come to Me; and him that cometh to Me I will in no wise cast out…” that's an amazing promise. In other words,
“seek and you will find”. “…38
For I came down from heaven, not to do Mine own will, but the will of Him that
sent Me. 39 And this is the Father's will which hath sent Me, that
of all which He hath given Me I should lose nothing, but should raise it up
again at the last day…” So all that come
to Christ with penitent hearts, and hunger and thirst, shall be filled and they
shall be filled with the “He” not with the “it”, and they will be raised up at
the last day. “…40 And this is the will of Him
that sent Me, that every one which seeth the Son, and believeth on Him, may
have everlasting life: and I will raise him up at the last day…”
So how does this work? “Believe”
that means by faith, so righteousness is by faith. But that wasn't
acceptable to them. They wanted righteousness by works, but now they ask Him,
“What are Your works?” And they receive an answer that they don't like, because
the answer is, “You have to believe.” They want to hear something that they
must do. Correct, just give me a recipe and I’ll bake the cake. But they don't
get a recipe. You have to believe.
“36 Tetapi Aku telah berkata
kepadamu, ‘Bahwa kamu juga telah melihat
Aku, dan tidak percaya. 37 Semua
yang diberikan Bapa kepada-Ku akan datang kepada-Ku; dan dia yang datang kepada-Ku, ia sama
sekali tidak akan Kubuang…” ini adalah janji yang mengagumkan. Dengan kata lain,
“carilah maka engkau akan menemukan.” “…38 Sebab Aku telah turun dari
sorga bukan untuk melakukan kehendak-Ku Sendiri,
melainkan kehendak Dia yang telah mengutus
Aku. 39 Dan Inilah kehendak Bapa
yang telah mengutus Aku, yaitu supaya dari semua yang telah diberikan-Nya
kepada-Ku, Aku tidak kehilangan apa pun,
tetapi supaya Kubangkitkan lagi pada hari yang terakhir…” Maka semua yang
datang ke Kristus dengan hati yang bertobat, dan lapar serta haus, akan
dipuaskan. Dan mereka akan dipuaskan oleh “Dia” bukan dengan benda, dan mereka
akan dibangkitkan pada hari yang terakhir. “…40
Dan inilah kehendak Dia yang telah mengutus Aku, supaya setiap orang, yang melihat Anak
dan mempercayai Dia, boleh beroleh hidup
yang kekal, dan Aku akan membangkitkannya
pada hari yang terakhir…”
Jadi bagaimana cara kerjanya ini? “Mempercayai” berarti dengan iman. Jadi pembenaran itu
oleh iman. Tetapi mereka tidak mau menerima ini. Mereka mau
pembenaran oleh perbuatan. Tetapi sekarang mereka bertanya kepada Yesus, “Apa yang
Engkau kerjakan?” Dan mereka menerima jawaban yang tidak mereka sukai, karena
jawabannya ialah, “Kamu harus percaya.” Mereka ingin mendengar bahwa mereka
harus melakukan sesuatu. Ya, berikan saja resepnya kepada saya, dan saya yang
membuat kue itu. Tapi mereka tidak mendapat resepnya. Mereka harus percaya.
Now this believing of course doesn't
mean that you don't have to obey the Word because Jesus Himself said, “I came to do the will of Him who sent Me”. You see, if you put the faith in the right
position, then the other will follow. Absolutely correct.
So what did they do when He said this? This is amazing.
So faith, in other words, doesn't
negate works, but as you said, they must be in the right sequence,
right? And they are ensconced in an individual who is Christ.
Nah, tentang
mempercayai (beriman) ini
tentunya tidak berarti bahwa kita lalu tidak perlu mematuhi Firman lagi
karena Yesus Sendiri berkata, “Aku datang untuk melakukan kehendak Dia yang
mengutus Aku.” (6:38) Kalian lihat, jika kita meletakkan iman di posisinya yang
tepat, maka yang lain-lain akan mengikuti.
Jadi apa yang mereka lakukan ketika Yesus mengatakan
begitu? Ini luar biasa.
Jadi iman, dengan kata lain, tidak membatalkan perbuatan,
tetapi seperti yang kau katakan, mereka harus berada
di urutan yang tepat. Dan mereka harus terkandung dalam satu individu yaitu
Kristus.
So verse 41 is rather surprising. “41 The
Jews then murmured at Him…” they weren't
happy with that, right? Is the Christian world today happy with that? No, they
are happy with their version of it. So didn't the largest so-called Christian
denomination call it an anathema to believe that the righteousness of Christ
comes by faith alone? So they murmured at Him, “…because He said, ‘I am the Bread which came
down from heaven.’ 42 And they said, ‘Is not this Jesus, the son of
Joseph, whose father and mother we know? How is it then that He saith, I came
down from heaven?’ 43 Jesus therefore answered and said unto them,
‘Murmur not among yourselves. 44 No man can come to Me, except the
Father which hath sent Me draw him; and I will raise him up at the last day…” that's the third time He made that promise,
three times. And the Sadducees couldn't have been happy with that either,
right? Because they didn't believe in the resurrection. “…45 It is written in the
prophets, ‘And they shall be all taught of God’…” Now prior, the gospel was administered by angels, so said Paul in the book
of Hebrews. Now they will be taught of God. So who was standing in front of
them? God. “…Every man therefore that hath heard, and
hath learned of the Father, cometh unto Me. 46 Not that any man hath
seen the Father, save He which is of God, He hath seen the Father. 47
Verily, verily, I say unto you, he that believeth on Me hath everlasting
life.’…” What an amazing promise.
Nah, ayat 41
agak mengherankan. “41
Maka bersungut-sungutlah orang Yahudi padaNya…” mereka tidak senang dengan itu, bukan? Apakah dunia Kristen hari ini senang dengan
itu? Tidak, mereka senang dengan versi mereka sendiri. Bukankah yang mengaku denominasi Kristen
terbesar menyebut menyakini pembenaran Kristus datang dari iman saja
itu anathema? Jadi mereka
bersungut-sungut padaNya, “…karena
Ia telah mengatakan, ‘Akulah Roti yang turun dari sorga.’ 42 Dan kata
mereka, ‘Bukankah ini Yesus, anak Yusuf, yang ibu bapanya kita kenal? Bagaimana
Ia dapat berkata, Aku turun dari sorga?’ 43 Maka Yesus menjawab dan berkata
kepada mereka, ‘Jangan kamu bersungut-sungut sendiri.
44 Tidak ada seorang pun yang dapat datang kepada-Ku, kecuali Bapa yang telah mengutus Aku, menariknya, dan Aku akan membangkitkannya
pada hari yang terakhir…” Ini untuk ketiga
kalinya Dia membuat janji ini, tiga kali. Dan orang-orang Saduki juga tidak
mungkin senang dengan itu, bukan? Karena mereka tidak percaya ada kebangkitan. “…45 Ada tertulis dalam kitab
nabi-nabi, ‘Dan mereka semua akan diajari oleh Allah.’…” Nah, sebelumnya, injil itu disampaikan oleh malaikat,
demikian kata Paulus di kitab Ibrani (1:14). Sekarang mereka akan diajari oleh
Allah. Jadi siapa ini yang berdiri di
depan mereka? Allah. “…Maka setiap orang yang telah mendengar, dan telah belajar dari Bapa, datang kepada-Ku.
46 Tidak ada seorang pun yang telah
melihat Bapa, kecuali Dia yang dari Allah,
Dialah yang telah melihat Bapa. 47 Sesungguhnya Aku berkata
kepadamu, dia yang mempercayai Aku, mempunyai
hidup yang kekal.’…” Betapa
mengagumkannya janji ini.
“48 I am that Bread of life. 49
Your fathers did eat manna in the wilderness, and are dead. 50 This
is the Bread which cometh down from heaven, that a man may eat thereof, and not
die. 51 I am the living Bread which came down from heaven: if any
man eat of this Bread, he shall live for ever: and the Bread that I will give is My flesh, which I
will give for the life of the world…” Here He declares himself God again. Yes, absolutely. “I am that living Bread”.
“48 Akulah
Roti hidup itu. 49 Nenek moyangmu
telah makan manna di padang gurun dan telah mati. 50 Inilah Roti
yang turun dari sorga, agar orang boleh makan
darinya dan tidak mati. 51 Akulah
Roti hidup yang telah turun dari sorga. Jikalau siapa
pun makan dari Roti ini, ia akan hidup selama-lamanya. Dan Roti yang akan Kuberikan ialah daging-Ku, yang akan
Kuberikan supaya dunia hidup.’…”
Di sini Yesus mendeklarasikan Dirinya
Allah lagi. “…48 Akulah Roti hidup itu.”
And then “…52 The Jews therefore strove
among themselves, saying, ‘How can this Man give us His flesh to eat?’…” so they refused to make the spiritual application, they were thinking
cannibalistically. “…53 Then Jesus said unto them,
‘Verily, verily, I say unto you, Except ye eat the flesh of the Son of man, and
drink His blood, ye have no life in you. 54 Whoso eateth My flesh,
and drinketh My blood, hath eternal life; and I will raise him up at the last
day…” here's the promise again. So flesh is
death, but blood is life, because the life is in the blood. So Christ gives His
blood so that we might have life, and He dies in the flesh to be raised up into
eternal life. And because we believe in Him we can be raised up with Him, if we are
prepared to die to self. That is what it amounts to.
Kemudian, “52 Maka
orang-orang Yahudi bertengkar di antara mereka sendiri, mengatakan, ‘Bagaimana Orang
ini bisa memberikan daging-Nya kepada kita
untuk dimakan?’…” Jadi mereka
menolak membuat aplikasi spiritualnya, mereka berpikir secara kanibal. “…53 Lalu
kata Yesus kepada mereka, ‘Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, Kecuali kamu
makan daging Anak Manusia, dan minum darah-Nya, kamu tidak mempunyai hidup di
dalam dirimu.54 Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku,
mempunyai hidup kekal dan Aku akan membangkitkan dia pada hari yang terakhir.’…” ini janjinya lagi. Jadi daging itu mati, tapi darah itu hidup, karena hidup itu ada dalam darah.
Jadi Kristus memberikan darahNya supaya kita boleh punya hidup, dan Dia mati
dalam daging untuk dibangkitkan ke hidup kekal. Dan karena kita mempercayai Dia kita bisa dibangkitkan
bersamaNya, jika kita bersedia mati kepada diri. Itulah
kesimpulannya.
Now Martin, what does this mean, that
you must eat the flesh? He says in verse 55, “…55 For My flesh is meat
indeed, and My blood is drink indeed. 56 He that eateth My flesh,
and drinketh My blood, dwelleth in Me, and I in him. 57 As the
living Father hath sent Me, and I live by the Father: so he that eateth Me,
even he shall live by Me. 58 This is that Bread which came down from
heaven: not as your fathers did eat manna, and are dead: he that eateth of this
Bread shall live for ever…”
Nah, Martin, apa
artinya ini, bahwa kita harus makan dagingNya? Dia mengatakan di ayat 55, “55 Sebab daging-Ku adalah
benar-benar makanan dan darah-Ku adalah benar-benar minuman. 56 Dia yang makan daging-Ku dan minum darah-Ku,
tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia. 57 Sama seperti Bapa yang
hidup telah mengutus Aku dan Aku hidup oleh
Bapa, demikian juga dia yang memakan Aku, maka dia akan hidup oleh Aku. 58
Inilah Roti yang telah turun dari sorga; bukan seperti nenek moyangmu makan
manna dan mereka telah mati, dia yang makan Roti ini akan hidup
selama-lamanya."
Now let's just get another verse in
the Bible to bring this into some context. I want to read Jeremiah 15:16, “16
Thy Words were found, and I did eat them; and Thy Word was unto Me the joy and
rejoicing of Mine heart: for I am called by Thy name, O LORD God of hosts.”
Just mull that one over. Let's just
turn back to the very first verse in the gospel of John and we should all know
that one. “In the beginning was the Word and the Word
was with God and the Word was God” and the “Word” here in my Bible, in the KJV is capitalized, so “In the beginning was the Word and the Word
was with God and the Word was God”. Jeremiah said “16 Thy Words were found, and I
did eat them; and Thy Word was unto Me the joy and rejoicing of Mine heart: for
I am called by Thy name, O LORD God of hosts.”
So what is the purpose of eating the flesh
of the Son of God and drinking the blood? Internalizing His Word.
Nah mari
kita simak ayat lain di Alkitab untuk membawa sedikit konteks kepada ini. Saya
ingin membacakan Yeremia 15:16, “16
Kata-kataMu sudah ditemukan, dan aku memakannya; dan
perkataan-Mu bagiku adalah sukacita dan kegembiraan hatiku,
sebab aku dipanggil dengan nama-Mu, ya TUHAN
Allah semesta alam.”
Renungkan
saja ini. Mari kita kembali ke halaman pertama injil Yohanes dan kita semua seharusnya
sudah kenal ini. “1 Pada mulanya adalah Firman; dan Firman itu bersama-sama dengan Allah dan
Firman itu adalah Allah” dan “Firman” di
sini di Alkitab saya, di KJV dicetak dengan huruf besar, jadi “1 Pada mulanya adalah Firman; dan Firman itu bersama-sama dengan Allah dan
Firman itu adalah Allah.”
Yeremia berkata, “16 Kata-kataMu ditemukan, dan aku memakannya; dan perkataan-Mu bagiku adalah sukacita dan kegembiraan hatiku, sebab aku
dipanggil dengan nama-Mu, ya TUHAN Allah semesta alam.” Jadi apa tujuannya makan daging Anak Allah dan minum
darahNya? Mencerna kata-kata-(Firman)Nya.
Now Martin, in today's world people
are inclined to rely on experience, “experiential religion”, “feel good religion”. Not only that, “I am led by the Spirit”. Now the Spirit never works separate from the Word of
God. If you take Catholicism which believes in the spiritual exercises
of Ignatius Loyola which is totally divorced from the Word because it is based
on a spiritual experience, now let's rephrase that “a spiritualistic experience”,
which could
be the voice of demons. It is. Because in the past there's been
situations like in 1988, those people that had for five years all these
experiences with angels and eventually the angels told them to get rid of some
of the other members in their Bible study group. Yes, because they were a
threat to the group. So you can be so indoctrinated by an experience that you
even think that murdering somebody can be good. Well, doesn't the Bible say
that eventually this power that is called Babylon will turn upon God's people
and make laws to eradicate them? Yeah. Isn't that exactly the same thing that is
going to happen on a universal scale, that happened here in a mini scale?
Exactly. And they are going to think that by experience they're doing the will
of God, they're doing God a favor.
Nah, Martin, di dunia hari ini orang-orang cenderung bersandar pada pengalaman, “agama berdasarkan pengalaman”, “agama yang memberi merasa nyaman”. Bukan hanya itu, “saya dituntun oleh Roh”. Nah, Roh tidak pernah bekerja terpisah dari Firman Allah. Jika kita lihat Katolikisme, yang mempercayai latihan spiritual Ignatius Loyola yang sama sekali terpisah dari Firman Allah karena itu berdasarkan pengalaman spiritual, nah, mari kita ubah frase itu sebagai “pengalaman spiritualistis”, yang bisa saja suara roh-roh gelap. Memang itu. Karena di masa lampau sudah ada peristiwa-peristwa seperti itu di 1988, orang-orang yang selama lima tahun punya pengalaman dengan roh-roh dan akhirnya roh-roh itu menyuruh mereka menyingkirkan beberapa anggota dalam grup studi Alkitab mereka. Ya, karena orang-orang itu dianggap mengancam grup tersebut. Jadi manusia bisa begitu terindoktrinasi oleh suatu pengalaman sehingga dia bahkan berpikir bahwa membunuh seseorang itu baik. Bukankah Alkitab berkata bahwa pada akhirnya kuasa yang disebut Babilon ini akan berpaling memusuhi umat Allah dan membuat peraturan-peraturan untuk melenyapkan mereka? Bukankah persis seperti itu yang akan terjadi dalam skala universal apa yang di sini terjadi dalam skala mini? Tepat sekali! Dan mereka akan berpikir bahwa melalui pengalaman itu mereka sedang melakukan kehendak Allah, mereka melakukan sesuatu yang menyenangkan Allah.
So let's make it quite plain and
state it categorically. If you want to eat the flesh and drink the blood, in
other words if you want to internalize the life of Christ and His character in you,
where must you start? In the Word.
Jadi mari
kita buat sederhana dan menyatakannya secara kategori. Jika kita mau makan
daging dan minum darahNya, dengan kata lain jika kita mau mencerna hidup Kristus dan karakternya di
dalam diri kita, di mana harus kita mulai? Di Firman Allah.
All right, what was the battle about in
the Reformation? About the Word of God. The war raged about the Word of God, it
was a
conflict between the flesh and the blood of Christ the Word of God, internalizing
the Word of God, a “thus says the Lord” as opposed to human laws and traditions. And
it's so important to just reiterate the real truth, the real Word of God.
Now the people in the time of Christ
wanted signs and wonders and Jesus said you will have no miracles, no signs
except the sign of Jonah. You will see there was a death and there was a
resurrection, that's the sign of Jonah, right? He was in the belly of the
ground and He rose from the dead.
So here in the end we will only have one
safe God, and that is the Word of God.
Baiklah. Di
Reformasi Protestan, pertempurannya itu mengenai apa? Mengenai Firman
Allah. Perang yang berkecamuk itu tentang Firman Allah. Itulah konflik antara daging dan darah
Kristus, Firman Allah, mencerna Firman Allah, suatu “demikianlah
sabda Tuhan” melawan
peraturan-peraturan dan tradisi buatan manusia. Dan itu begitu
penting untuk mengulang-ulangi kebenaran yang sejati, Firman Allah yang sejati.
Nah
masyarakat di zaman Kristus minta tanda-tanda dan mujizat-mujizat, dan Yesus
berkata, kepadamu tidak akan diberikan mujizat-mujizat atau tanda-tanda selain
tanda Yunus. Kita lihat ada kematian dan ada kebangkitan, itulah tanda Yunus,
bukan? Dia berada di dalam perut bumi dan Dia bangkit dari kematian.
Maka di
sini, pada akhirnya kita hanya memiliki satu Allah yang aman, dan itu ialah
Firman Allah.
We dare not trust our feelings. We
dare not trust our emotions. Emotions are fine in their right place, as long as
it's in harmony with the Word. This is the basis. This was the basis of Martin Luther.
If it wasn't in the Scripture, then he was not going to be convinced. And he
said it is not good to go against your conscience. So if you have a religion
that is experiential, that tells you that the spirit tells you that something can be done
that is contrary to this Word, then it is a lying spirit.
If the Christian world says that the
Sabbath is not important when the Bible just told us that how important it is,
then it is a lying spirit.
So this is very, very, important
issue.
Now can you see why chapter 6 is so
important? It takes us back to the Word. Takes you back to where your basis has
to come from, your anchor is in the Word, which reflects Jesus.
Kita jangan
mempercayai perasaan kita. Kita jangan mempercayai emosi kita. Emosi itu baik
di tempatnya yang tepat, selama itu serasi dengan Firman. Itulah dasarnya.
Itulah dasar Martin Luther. Jika itu tidak ada di Kitab Suci, maka dia tidak
akan percaya. Dan dia berkata, tidaklah baik melawan hati nurani sendiri. Jadi jika kita
menganut agama yang berdasarkan pengalaman, yang mengatakan kepada kita bahwa roh mengatakan kepada kita
sesuatu yang bertentangan dengan Firman Allah itu boleh dilakukan, maka itu
adalah roh penipu.
Jika dunia
Kristen mengatakan bahwa Sabat itu tidak penting, padahal Alkitab mengatakan
kepada kita betapa pentingnya itu, maka itu adalah roh penipu.
Jadi ini
adalah isu yang amat sangat penting.
Nah, bisakah
kalian sekarang mengerti mengapa pasal 6 itu begitu penting? Ini menggiring
kita kembali kepada Firman. Membawa kita kembali ke mana dasar kita
harus berada, jangkar kita ada pada Firman, yang memantulkan Yesus.
Now, interesting, Martin, that the
people that listened to this they weren't overly excited, right? And so we read
in verse 59, “…59
These things said He in the synagogue, as He taught in Capernaum. 60
Many therefore of His disciples, when they had heard this, said, ‘This is an
hard saying; who can hear it?’ 61 When Jesus knew in Himself that
His disciples murmured at it, He said unto them, ‘Doth this offend you? 62
What, and if ye shall see the Son of man ascend up where He was before? 63 It
is the Spirit that quickeneth; the flesh profiteth nothing: the Words that I
speak unto you, they are spirit, and they are life…” the Words that I speak to you, the Bible,
the Word of God, Old Testament, the gospel in type and shadows, the New
Testament, the gospel in verity. And the result is verse 66, “…66
From that time many of His disciples went back, and walked no more with Him…”
Nah, menarik, Martin, bahwa orang-orang yang mendengarkan
ini, mereka tidak menjadi sangat tertarik. Mari kita baca di ayat 59, “…59
Semuanya ini dikatakan Yesus di rumah ibadat, ketika Ia mengajar di Kapernaum. 60
Maka banyak dari muridNya, ketika mereka
sudah mendengar ini, berkata, ‘Ini
perkataan yang keras, siapa yang sanggup
mendengarnya?’ 61 Ketika Yesus
tahu dalam hati-Nya, bahwa murid-murid-Nya bersungut-sungut tentang itu, Ia berkata kepada mereka, ‘Apakah itu menyinggung perasaanmu?
62 Bagaimana, jikalau kamu melihat Anak Manusia naik ke tempat di
mana Ia sebelumnya berada? 63 Rohlah yang memberi hidup, daging sama
sekali tidak berguna. Perkataan-perkataan yang Kukatakan kepadamu adalah roh,
dan mereka adalah hidup…” Firman yang Aku
sampaikan kepadamu, yaitu Alkitab, Firman
Allah, Perjanjian Lama, yaitu injil dalam tipe dan bayangan, dan Perjanjian
Baru, injil dalam penggenapannya. Dan hasilnya ialah ayat
66, “…66 Mulai dari waktu itu banyak
murid-Nya mengundurkan diri dan tidak lagi mengikut Dia.”
Martin, another question: how many
people in today's world when you confront them with the issues in the Word, do the same thing, from that day they walk no more on this
road? And it is a hard thing. And the problem is they go back to a road that
they think is the one leading to Heaven, but it doesn't; because there's only
one way, and He's the way, the truth, and the life. And His Words are the ones
that ought to determine what is the way of truth and life. That's so important.
So no pastor, no nothing else but the Word of God, Jesus, tells you what He requires of you.
Martin,
pertanyaan lain: berapa banyak orang di dunia hari ini ketika kita menyodorkan
isu-isu Firman Allah, melakukan hal yang sama, mulai saat itu mereka tidak lagi
berjalan di jalan itu? Itu adalah hal yang berat. Dan masalahnya ialah mereka
kembali ke jalan yang mereka sangka adalah yang menuju ke Surga, tetapi itu
tidak; karena hanya ada satu jalan, dan Kristus-lah jalan itu, kebenaran dan
hidup. Dan FirmanNya yang harus menentukan yang mana jalan kebenaran dan hidup
itu. Itu begitu penting. Jadi tidak ada pendeta, tidak ada apa pun selain
Firman Allah, Yesus, yang memberitahu kita apa yang dimintaNya dari kita.
“…67 Then said Jesus unto the
twelve, ‘Will ye also go away?’ 68 Then Simon Peter answered Him,
‘Lord, to whom shall we go? Thou hast the Words of eternal life. 69
And we believe and are sure that Thou art that Christ, the Son of the living
God.’ 70 Jesus answered them, ‘Have not I chosen you twelve, and one
of you is a devil?’ 71 He spake of Judas Iscariot the son of Simon;
for he it was that should betray Him, being one of the twelve….”
So at this point the disciples say,
there is no other way, where shall we go? You have the Words of eternal life,
there's no other way, it's either that or death. That's how important the
choice is. And one of them is the Devil, so we can expect some fireworks in the
times that are ahead.
“…67 Lalu kata Yesus kepada yang dua belas, ‘Apakah kamu juga mau pergi?’ 68 Lalu Simon Petrus menjawab-Nya, ‘Tuhan, kepada siapa kami akan pergi? Engkau yang memiliki Firman hidup yang kekal; 69
dan kami percaya dan yakin bahwa Engkau
adalah Kristus, Anak dari Allah yang hidup.’ 70 Yesus menjawab mereka, ‘Bukankah Aku yang telah
memilih kamu yang dua belas ini, dan seorang
di antaramu adalah Iblis?’ 71 Dia
bicara tentang Yudas Iskariot, anak Simon; sebab dialah yang akan mengkhianati Yesus, seorang dari antara kedua belas
itu.”
Maka di poin
ini para murid berkata, tidak ada jalan yang lain, ke mana kami akan pergi?
Engkau yang memiliki Firman hidup yang kekal, tidak ada jalan lain, hanya itu
atau maut. Sepenting itulah pilihannya. Dan salah satu dari mereka adalah si
iblis, jadi kita bisa mengharapkan letusan-letusan api di masa-masa mendatang.
So that's the basis of chapter 6 and
why it is so important, and why here at the end we need to be Word-based, we
need to understand the mission, we need to understand Isaiah 58, we need to
understand Daniel's prophecy in relation to the prophecies in Revelation, and we need to find these things
from the Word and not from some human devising. Show me in the Word, right,
Martin?
We're not going to go into any great
detail in the other chapters, we want to come to the crux of the message which
is chapter 13.
Jadi itulah
dasar dari pasal 6 dan mengapa itu begitu penting, dan mengapa di sini di akhir
masa kita perlu berdasarkan pada Firman Allah, kita perlu memahami misinya,
kita perlu memahai Yesaya 58, kita perlu memahami nubuatan Daniel sehubungan
dengan nubuatan-nubuatan di Wahyu, dan kita perlu menemukan hal-hal ini dari
Firman Allah dan bukan dari sesuatu yang ciptaan manusia. Tunjukkan apa kata
Firman Allah, benar, Martin?
Kita tidak
akan membahas panjang lebar pasal-pasal yang lain, kita mau ke inti
pekabarannya yang adalah pasal 13.
Chapter 7
Just interesting things in chapter 7:17
Jesus says, “17 If
any man will do His will, he shall know of the doctrine, whether it be of God,
or whether I speak of Myself…” It's a very
interesting statement, “17 If
any man will do His will, he shall know of the doctrine”, so is it a prerequisite? If you want
to understand the doctrine of Christ, and the doctrine of salvation, is
obedience
a prerequisite? Yes! If any man will do His will, then you'll
understand the doctrine, that's when the doors open not before. So
once you continually criticized for instance the Sabbath, if you start keeping
it you will see it differently. Yes. That's what He's promising you here, so
give it a chance.
Pasal 7
Hanya hal-hal yang penting, di pasal 7:17 Yesus berkata, “17 Jika siapa pun mau melakukan
kehendak-Nya, ia akan mengenal doktrin itu, apakah itu berasal dari Allah, atau apakah
Aku berbicara dari diriKu sendiri…” ini pernyataan yang sangat menarik, “…17 Jika siapa pun mau melakukan
kehendak-Nya, ia akan mengenal doktrin itu” jadi apakah itu sebuah
persyaratan? Jika kita mau
memahami doktrin Kristus dan doktrin
keselamatan, maka kepatuhan
adalah persyaratannya? Ya! Jika siapa pun mau melakukan
kehendakNya, maka dia akan mengerti doktrin, itulah saat pintu dibukakan, bukan
sebelumnya. Maka kalau dulu kita terus-menerus mengeritik misalnya Sabat, jika
kita mulai memeliharanya kita akan melihatnya berbeda. Itulah yang
dijanjikanNya kepada kita di sini. Jadi berilah itu kesempatan.
Chapter 8
Chapter 8 deals with the adulteress,
and that's also an interesting, very interesting little chapter, because spiritual
adultery is a very prominent factor amongst people that profess to be followers
of Christ, right? And followers of God. So here is a fascinating portion of
Scripture where these people bring this woman caught in the very act. And a
woman spiritually speaking is a church, right? And Jesus writes in the sand. It's
fascinating to me that nowhere do you ever read that Jesus wrote something,
except with His finger, right? Now where did He write with His finger before?
On the tables of stone. So you know all of these fine little nuances, Martin,
people who say that this is a human book, of human devising, nobody can think
up all of these fine little connections. It is an inexhaustible book. And what
was the attitude of the woman that was caught in adultery? She was remorseful,
and she was quiet, and she was humble. And she knew that she was guilty. And He
forgave her, and He said, “Go and sin no more.” So you know there's hope, and
there's such beautiful things.
Pasal 8
Pasal 8
bicara tentang si perempuan yang berzinah, dan itu juga pasal pendek yang
sangat menarik karena perzinahan spiritual adalah faktor yang sangat penting di
antara umat yang mengaku sebagai pengikut Kristus, bukan? Dan pengikut Allah.
Maka di sini ada porsi yang menarik dalam Kitab Suci di mana orang-orang
membawa perempuan yang tertangkap basah itu. Dan seorang perempuan secara
spiritual adalah sebuah gereja, benar? Dan Yesus menulis di atas pasir. Menarik
bagi saya bahwa tidak ada di tempat lain kita pernah melihat Yesus menulis
sesuatu selain dengan jariNya, benar? Nah, di mana Dia pernah menulis dengan
jariNya sebelumnya? Pada kedua loh batu.
Jadi kita tahu semua nuansa halus ini, Martin. Orang-orang mengatakan ini kitab
karangan manusia, ciptaan manusia, tidak ada manusia yang bisa berpikir tentang
semua koneksi kecil-kecil yang halus ini. Ini adalah kitab yang memberikan informasi yang tidak ada habisnya. Dan bagaimana sikap perempuan yang
tertangkap lagi berzinah itu? Dia penuh penyesalan, dan dia diam, dia
merendahkan diri. Dia tahu dia bersalah. Dan Yesus mengampuninya, dan Dia
berkata, “Pergilah dan jangan berbuat dosa lagi.” Jadi kita tahu ada harapan,
dan ada hal-hal yang begitu indah.
Chapter 9
Chapter 9 to me is also a very fascinating
chapter, where this man who was born blind and was blind from birth was healed.
And you know this is such a fascinating chapter. And the disciples asked, who
had sinned, this man or his parents? We always want to find the blame, right?
Why did this thing happen to you, etc. And Jesus says “…3
‘Neither hath this man sinned, nor his parents: but that the works of God
should be made manifest in him.’ 4 I must work the works of Him that
sent Me, while it is day: the night cometh, when no man can work. 5
As long as I am in the world, I am the light of the world.’…”
Pasal 9
Bagi saya
pasal 9 adalah pasal yang sangat menarik, di mana orang yang lahir buta ini,
yang buta dari lahirnya, disembuhkan. Dan ini adalah pasal yang begitu menarik.
Dan para murid bertanya, siapa yang telah berbuat dosa, orang ini atau
orangtuanya? Kita selalu mau mencari siapa yang salah, bukan? Mengapa hal ini
terjadi padamu? dll. Dan Yesus berkata, “3… ‘Bukan orang ini yang berbuat dosa maupun orang tuanya, melainkan agar pekerjaan-pekerjaan Allah harus dinyatakan di dalam
dia.’ 4 Aku harus mengerjakan
pekerjaan Dia yang mengutus Aku, selama masih siang; akan datang malam, saat tidak ada orang yang dapat bekerja. 5
Selama Aku ada di dunia, Akulah terang
dunia.’…"
And then He does something fascinating.
“6
When He had thus spoken, He spat on the ground, and made clay of the spittle,
and He anointed the eyes of the blind man with the clay, 7 And said
unto him, ‘Go, wash in the pool of Siloam,’ (which is by interpretation,
Sent.)…”
Lalu Dia
melakukan sesuatu yang menarik. “6 Setelah Ia mengatakan demikian, Ia meludah ke tanah, dan membuat
lempung dari ludah itu, dan Dia mengolesi
mata orang buta itu dengan lempung, 7
dan berkata kepadanya, ‘Pergilah, basuhlah di kolam
Siloam.’ (yang diterjemahkan: ‘diutus’)…”
That's fascinating. So the works of
God were to be made manifest in him. Now here's a very interesting nuance. He
made clay, and He anointed the eyes, because the man was blind. Now we think spiritually,
he was also spiritually blind, and then it
applies to all of us because all of us are spiritually blind from birth.
Ini menarik. Jadi pekerjaan Allah harus dinyatakan dalam dia. Nah, ini adalah nuansa yang sangat menarik. Yesus membuat lempung dari tanah, dan Dia mengolesi matanya karena orang itu buta. Nah, bila kita pikirkan secara spiritual, dia juga buta spiritual, maka ini bisa diaplikasikan kepada kita semua karena kita semua itu buta spiritual dari lahir.
Now when did He mold clay on a
previous occasion? At the creation of Adam. Doesn't the Bible say all things
were created by Him and without Him was not anything created? So who was the Creator?
Jesus. And He took clay, and that was the original creation of humanity. Now He takes
clay again, and He anoints the eyes, that's a symbol of recreation. So
here's the Creator God taking clay and anointing the eyes, in other words
recreating the spiritual eyesight. And He sends him to a pool which is called
Siloam which means “to be sent”, in other words he was to be a messenger. Now
who was he sent to? Because it said to him, “Go to the pool of Siloam and
wash.” So you have to have spiritual eyesight, you need to have a recreation,
and then you need to wash. He had a mini baptism. You have to wash away, you
have to die that old death, and have a resurrection, and then like the woman in
the previous chapter, go and sin no more. Even though this wasn't because of his sin that he
was blind.
And so he was sent to the Pharisees,
right? And they were overjoyed to see a man that had been born blind, that he
should now suddenly see, and come and teach them something. Were they
overjoyed? No! Not at all! They were furious, absolutely furious.
Wasn't this done on the Sabbath as
well? Yes! Now this miracle, Martin, was obviously done on the Sabbath day
because in verse 16 they say, “16 Therefore said some of the
Pharisees, ‘This man is not of God, because He keepeth not the Sabbath day.’
Others said, ‘How can a man that is a
sinner do such miracles?’ And there was a division among them.”
Nah,
kapankah Dia juga membuat lempung dari tanah di waktu yang lalu? Saat
penciptaan Adam. Bukankah Alkitab mengatakan segala sesuatu diciptakan olehNya
dan tanpa Dia tidak ada apa pun yang diciptakan? Jadi siapakah Penciptanya?
Yesus. Dan Dia mengambil lempung dari tanah, dan itulah penciptaan yang asli dari manusia.
Sekarang Dia mengambil lempung dari tanah
lagi, dan Dia mengolesi mata, itu adalah simbol Penciptaan-kembali.
Jadi di sini Allah Sang Pencipta mengambil lempung dari tanah dan mengolesi
mata, dengan kata lain menciptakan kembali penglihatan spiritual. Dan Dia
mengirim orang itu ke kolam yang disebut Siloam, yang artinya “diutus”, dengan
kata lain dia akan menjadi seorang utusan. Nah, ke mana dia diutus? Karena
dikatakan kepadanya, “Pergilah ke kolam Siloam dan basuhlah.” Maka kita perlu
memiliki penglihatan spiritual, kita perlu diciptakan kembali, kemudian kita
perlu membasuh. Orang itu menerima baptisan mini. Kita harus dibasuh, kita
harus mati, orang lama kita, dan mengalami kebangkitan, kemudian seperti
perempuan di pasal sebelumnya, pergi dan tidak berbuat dosa lagi. Walaupun orang ini buta bukan
karena dosanya sendiri.
Maka dia
dikirim ke orang-orang Farisi, bukan? Dan mereka bersukacita melihat orang yang
lahir buta tiba-tiba sekarang dia bisa melihat dan datang mengajarkan sesuatu
kepada mereka. Apakah mereka bersukacita? Tidak! Sama sekali tidak! Mereka
marah besar, sangat murka.
Bukankah ini
terjadi pada hari Sabat juga? Ya! Nah, mujizat ini, Martin, jelas dilakukan
pada hari Sabat karena di ayat 16 mereka berkata, “16 Maka kata sebagian orang-orang
Farisi itu, ‘Orang ini tidak datang dari
Allah, sebab Ia tidak memelihara hari Sabat.’ Yang
lain berkata, ‘Mana mungkin seorang yang berdosa membuat mujizat yang demikian?’ Dan timbullah perpecahan
di antara mereka.”
Martin, that is the message, that people are
sent with, that is rooted in the Bible, create great division. How many
lives have been lost because of this message?
And so they wouldn't believe him, and
so they called his parents, and his parents were afraid of them. So they said, “Why
don't you ask him?” So they asked him again, they shouted at him, “Are you trying to teach us? This Man was a
sinner!” And he says, “25 Whether
He was a sinner or not I cannot tell.
One thing I know I was blind and now I see.” And they were furious. So “30 The
man answered and said unto them…” verse 30, “…‘Why herein is a marvellous thing, that ye
know not from whence He is, and yet He hath opened mine eyes. 31 Now
we know that God heareth not sinners: but if any man be a worshipper of God,
and doeth His will, him He heareth. 32 Since the world began was it
not heard that any man opened the eyes of one that was born blind. 33
If this Man were not of God, He could do nothing.’ 34 They answered
and said unto him, ‘Thou wast altogether born in sins, and dost thou teach
us?’…” Martin, do we have similar situations where
people suddenly discover truth in the Word and they go to the minister, and the
pastor, and they say to him, “Well, what do we do about this?” And they say,
“Who are you? Are you educated in the schools of? Did you study Greek and Hebrew, and did you do all of these things? Do
you want to come and teach us? Now you're not a theologian!” Nothing has changed.
And then it says,
“…And they cast him out.”
Martin, itulah pekabarannya,
bahwa bila ada orang-orang diutus,
yaitu yang berakar pada Alkitab, itu menimbulkan perpecahan besar.
Berapa nyawa yang sudah lenyap karena pekabaran ini?
Maka orang-orang Farisi itu
tidak mau mempercayainya, dan mereka memanggil orangtuanya, dan orangtuanya
takut kepada orang-orang Farisi ini, jadi mereka berkata, “Mengapa kalian tidak
tanya langsung saja padanya?” Maka mereka pun menanyai orang itu lagi, mereka
membentaknya, “Apakah kamu mau mengajar kami? Orang itu seorang pendosa!” Dan
orang yang tadinya buta itu berkata, “25…‘Apakah
Orang itu berdosa atau tidak, aku tidak
tahu. Satu hal yang aku tahu, yaitu aku
tadinya buta, dan sekarang dapat melihat.’…” dan mereka marah
besar. “…30 Orang itu menjawab dan berkata kepada mereka…” ayat 30, “…‘Nah di sini ada hal yang luar biasa, bahwa kamu
tidak tahu dari mana Ia datang, namun Ia
telah mencelekkan mataku. 31 Nah kita tahu bahwa Allah tidak mendengarkan orang-orang berdosa, tetapi apabila ada orang yang beribadah
pada Allah dan melakukan kehendak-Nya, orang
itu didengarNya. 32 Sejak dunia jadi
tidak pernah terdengar ada orang yang memelekkan mata orang yang lahir buta. 33
Andai Orang ini tidak datang dari Allah, Ia
tidak akan dapat berbuat apa-apa.’ 34
Mereka menjawab dan berkata kepadanya, ‘Engkau
ini seluruhnya lahir dalam dosa dan engkau
mengajar kami?’…” Martin, apakah ada situasi yang sama sekarang di mana
orang-orang yang tiba-tiba
menemukan kebenaran dalam Firman Allah dan mereka datang ke pendeta mereka, dan
pastor mereka, dan mereka berkata kepadanya, “Nah, apa yang harus kita lakukan
dengan kebenaran ini?” Dan si pendeta dan si pastor berkata, “Siapa kamu?
Apakah kamu sudah mengikuti pendidikan di sekolah agama? Apakah kamu sudah
belajar bahasa Greeka dan Ibrani? Dan apakah kamu sudah melakukan semua hal ini
dan itu? Kok sekarang kamu mau datang dan mengajar kami? Nah, kamu bukan
theolog!” Tidak ada yang berubah. Kemudian dikatakan, “…Lalu
mereka mengusir dia ke luar.”
All right let's draw a parallel. In
the times that we are living in, if you go and you confront someone with the
Word of God, and they refuse to listen to it; if the blindness has been taken
away and you are sent with the message, the likelihood that they will cast you
out is very high. It is because they cast out Jesus as well, so they will cast
you out. So they would not accept the correction, they’d say “Dost thou teach
us?”
Then “35
Jesus heard that they had cast him out; and when He had found him, He said unto
him, ‘Dost thou believe on the Son of God?’…” It's an interesting question, so let's just recap there. Did this man at
any stage up until this point see Jesus? No, he did not even know who was the
Man. But he received a spiritual eyesight, he became a witness for Christ, he
started witnessing. Then he was cast out. Now he could have felt very rejected.
Did Jesus leave him in that state? No, He came and met him right there. There's
a beautiful promise there, right? So when this happens to you, then Jesus will
come to you.
And He said, “…
‘Dost thou believe on the Son of God?’ 36 He answered and said, ‘Who is
He, Lord, that I might believe on Him?’ 37 And Jesus said unto him,
‘Thou hast both seen Him, and it is He that talketh with thee.’…” that's pretty straight, in other words,
Martin, if you have received your spiritual eyesight and you are prepared to
witness on behalf of what you have received, and you receive persecution as a
consequence, will you then see Christ? Yes, He will reveal Himself to you.
Didn't it say that if you do the will of God you will know of the doctrine? “…38
And he said, ‘Lord, I believe.’ And he worshipped Him…” So what must Jesus be if he worshipped Him? God. Only God. So how is it
possible that in this world that we are living in, people deny the divinity of
Christ? Unbelievable, right? It's unbelievable.
Now this issue of Jesus being God is highly contested in the world today,
but it is very clear in the gospel of John, and it is reiterated over, and
over, and over again. Did Jesus rebuke this man because he worshiped Him? No,
not at all. So Jesus is in the fullest sense God.
Baiklah mari
kita buat paralelnya. Di zaman di mana kita sekarang hidup, jika kita pergi dan
kita mendebat seseorang dengan Firman Allah, dan mereka menolak mendengarkannya; jika
kebutaan kita sudah diangkat dan kita
diutus membawa pekabaran itu, kemungkinan besar mereka akan mengusir kita itu
sangat besar. Karena mereka juga mengusir Yesus, jadi mereka akan mengusir kita
juga. Berarti mereka tidak mau menerima dikoreksi, mereka akan berkata, “Kamu
mau mengajari kami?”
Kemudian, “35 Yesus mendengar bahwa ia telah
diusir keluar oleh mereka; dan ketika Dia
menemukan orang itu, Dia berkata kepadanya,
‘Percayakah engkau kepada Anak Manusia?’…”
pertanyaan yang menarik. Jadi mari kita
simpulkan di sini. Apakah orang ini hingga detik itu pernah melihat Yesus?
Tidak. Dia bahkan tidak tahu siapa Orang ini. Tetapi dia menerima penglihatan
spiritual, dia menjadi saksi bagi Kristus, dia mulai bersaksi. Lalu dia diusir
pergi. Nah, dia bisa saja merasa sangat kecewa. Apakah Yesus meninggalkan dia
dalam kondisi itu? Tidak. Yesus datang dan bertemu dengannya di sana. Ada janji
yang indah di sini, bukan? Maka jika hal ini terjadi pada kita, Yesus akan
datang pada kita.
Dan Yesus berkata, “…‘Percayakah engkau kepada Anak Manusia?’ 36
Dia menjawab dan berkata, ‘Siapakah Dia,
Tuan, supaya aku boleh percaya pada-Nya?’ 37
Dan Yesus berkata
kepadanya, ‘Engkau sudah melihat Dia dan Dia-lah
yang sedang berkata-kata dengan engkau.’…” itu cukup jelas.
Dengan kata lain, Martin, jika kita telah menerima penglihatan spiritual dan
kita bersedia menjadi saksi tentang apa yang telah kita terima, dan sebagai
akibatnya kita mendapat persekusi, apakah waktu itu kita akan melihat Kristus?
Ya, Dia akan menyatakan DiriNya kepada kita. Bukankah dikatakan jika kita
melakukan kehendak Allah, kita akan tahu doktrinNya? “…38 Dan
dia berkata, ‘Tuhan, aku percaya!’ Dan ia sujud menyembah-Nya…” Jadi Yesus haruslah apa jika orang itu menyembahNya?
Allah. Hanya Allah. Jadi bagaimana mungkin di dunia ini orang menyangkal
keilahian Kristus? Luar biasa, kan? Sungguh luar biasa. Nah, isu bahwa Yesus itu Allah hari
ini di dunia banyak ditentang, tetapi sangat jelas di Injil
Yohanes, dan itu diulang-ulang, diulang-ulang terus. Apakah Yesus menegur orang
ini karena dia menyembahNya? Tidak, sama sekali tidak. Jadi Yesus itu dalam pengertian
sepenuhnya adalah Allah.
Chapter 10
Chapter 10 there is a dispute or
discussion between Jesus and the Jewish people, and it says in verse 17, “17
Therefore doth My Father love Me, because I lay down My life, that I might take
it again. 18 No man taketh it from Me, but I lay it down of Myself.
I have power to lay it down, and I have power to take it again. This
commandment have I received of My Father…” Must He be God in order to do that? It can only be God.
Pasal 10
Di pasal 10 ada perselisihan atau perbincangan antara Yesus dengan orang-orang Yahudi, dan dikatakan di
ayat 17, “17 Itulah sebabnya BapaKu mengasihi Aku, karena Aku menyerahkan
hidupKu agar
Aku bisa mengambilnya kembali. 18 Tidak seorang pun mengambilnya
dariKu, melainkan Aku menyerahkannya
sendiri. Aku punya autoritas (wewenang) untuk
menyerahkannya dan Aku punya autoritas untuk mengambilnya kembali. Perintah ini telah Aku terima dari
Bapa-Ku…” Haruskah Dia Allah supaya bisa berbuat begitu? Hanya
Allah yang bisa.
Okay, then He says it quite plainly
in verse 30, “30 I
and my Father are One. 31 Then the Jews took up stones again to
stone Him. 32 Jesus answered them, ‘Many good works have I shewed
you from My Father; for which of those works do ye stone Me?’ 33 The
Jews answered Him, saying, ‘For a good work we stone Thee not; but for
blasphemy; and because that Thou, being a Man, makest Thyself God.’…” So did they understand what Jesus was
saying? Yes, they acknowledged that He mentioned He was God. He is God and they understood it as such,
and they denied it, right?
So this required one final super
proof that they could not deny. He said “I am the Resurrection, I lay down My life, I take it
up again. I and the Father are One.” And they were furious because He was making
Himself God.
Baiklah, kemudian Dia mengatakannya dengan cukup jelas di
ayat 30, “…30 Aku dan Bapa adalah satu.’ 31
Lalu orang-orang Yahudi mengambil batu lagi untuk melempari Yesus. 32 Yesus menjawab mereka, ‘Banyak pekerjaan baik yang telah Kuperlihatkan kepadamu yang berasal dari Bapa-Ku; untuk pekerjaan yang
manakah di antaranya kamu merajam Aku?’ 33
Orang-orang Yahudi menjawabNya,
berkata, ‘Untuk pekerjaan yang baik kami tidak
melempari Engkau, tetapi karena menghujat, dan
karena Engkau yang seorang manusia, menjadikan diri-Mu Allah.’…” Jadi apakah mereka
paham apa yang dikatakan Yesus? Ya, mereka mengakui bahwa Dia mengatakan
Dia itu Allah. Dia adalah Allah, dan mereka memahami
itu dengan baik, dan mereka menyangkalnya, benar?
Maka ini membutuhkan satu bukti istimewa yang tidak bisa
mereka sangkal. Dia berkata, “Akulah Kebangkitan, Aku
menyerahkan hidupKu, Aku mengambilnya lagi. Aku dan Bapa adalah Satu.” Dan
orang-orang Yahudi marah besar karena Dia menjadikan DiriNya Allah.
Chapter 11
And then in chapter 11, you have the
story of the resurrection of Lazarus. This is indisputable proof that He is God,
because He is the one who calls Lazarus forth out of the grave. And what did
the Jews want to do to Lazarus as a consequence then? They wanted to kill him
as well. Now, does that surprise you? No, as soon as you do the will of God and
you acknowledge that Jesus is God, Satan wants to kill you as well. So this is
a pattern that we find in humanity. We find this pattern that there is a
resistance to the truth and particularly a resistance to the truth as it is in
Jesus. And you can take all the big religions of the world: Catholicism
denies the atonement, Islam denies the atonement, the Jews deny the atonement,
and the other religions of the world have no need of an atonement.
So the big issue is really the position of
Jesus Christ, it's always been, even the great controversy started like
that in Heaven. That was the big final proof, that Jesus gave of His power and
His divinity. And the lesson is there for all to study.
Pasal 11
Kemudian di
pasal 11, ada kisah kebangkitan Lazarus. Ini adalah bukti yang tidak
terbantahkan bahwa Dia itu Allah, karena Dialah yang memanggil Lazarus keluar
dari kubur. Dan apa yang mau dilakukan orang-orang Yahudi sebagai akibatnya?
Mereka mau membunuh Lazarus sekalian. Nah, apakah itu membuat kita heran?
Tidak, begitu kita melakukan kehendak Allah dan kita mengakui
bahwa Yesus adalah Allah, Setan mau membunuh kita juga. Jadi ini adalah pola
yang kita temui di kemanusiaan. Kita temukann pola ini bahwa ada penolakkan terhadap
kebenaran dan terutama penolakkan kepada kebenaran sebagaimana yang ada pada
Yesus. Dan kita bisa menyimak semua agama besar dunia:
Katolikisme menyangkal penebusan, Islam menyangkal penebusan, Yahudi menyangkal
penebusan, dan agama-agama lain di dunia tidak membutuhkan penebusan.
Maka isu besarnya sesungguhnya ialah
posisi Yesus Kristus, selalu begitu, bahkan pertentangan besar
yang dimulai di Surga. Itulah bukti besar terakhirnya, yang diberikan Yesus tentang kekuasaanNya dan keilahianNya.
Dan pelajarannya ada di sini untuk dipelajari semua orang.
And now we come to the portion where
Jesus is about to depart from this world, and He has a final message of
instruction for His disciples, a very important message for their ears only, and
it starts with the story of the last supper, which we read about in chapter 13.
And then Judas departs.
And then in chapters 14 to 17 we have
this final instruction which we need to internalize. We need to eat this flesh
and drink this blood, so that we can stand in the days that are coming. So this
important issue we will discuss in our next episode. This is very important,
this has got to do with what we are going through right now. And this message
is for us, just as much as it was for the disciples.
So let's close with a word of prayer.
Dan sekarang
kita tiba pada bagian di mana Yesus akan meninggalkan dunia ini, dan Dia punya
pesan terakhir, petunjuk bagi para muridNya, suatu pesan yang sangat penting
hanya untuk telinga mereka, dan itu dimulai dengan kisah perjamuan terakhir
yang kita baca di pasal 13. Kemudian
Yudas pergi.
Lalu di pasal 14
sampai 17 ada instruksi terakhir ini yang perlu kita cerna. Kita perlu makan
daging ini dan minum darah ini supaya kita tahan berdiri di hari-hari yang akan
datang. Jadi isu yang penting ini akan kita bahas di episode kita berikutnya.
Ini sangat penting, dan ini berkaitan dengan apa yang sekarang sedang kita
alami. Dan pekabaran itu diperuntukkan kita, sama seperti itu diperuntukkan
para murid.
Jadi mari
kita akhiri dengan doa.
01 09 22
No comments:
Post a Comment