WHAT’S
UP PROF?
# 115 – Walter Veith/Martin Smith
FOR YOUR EARS ONLY ~ PART 3
https://www.youtube.com/watch?v=G-3ZZ_znXZc&t=4s
Dibuka dengan doa
Well, we're going to deal with the gospel of John. Let us just look at one
or two quotes again to set the stage for our study on For Your Ears Only.
Review and Herald, November 4, 1902, par.
14
“It
was at this time that Christ gave His disciples the precious instruction found
in the 14th, 15th, 16th, and 17th
chapters of John. He knew that they must have special instruction; for unless
divine power were combined with human effort, their future work would prove a
failure. He was about to be separated from them, they would no longer have Him
as their visible Counselor to take the responsibility in all matters. They must
be instructed; for were they to leave the divine agency out of their efforts,
they would not accomplish the work He had appointed them to do. In all their
ministry upon which they should enter to bless humanity, they must build upon a
divine Christ.”
That's a powerful statement.
A divine Christ, a divine Christ. So Christ, Jesus Christ, God. Yes.
Nah, kita akan membahas injil Yohanes. Mari kita lihat
satu-dua kutipan lagi untuk menyiapkan latar
belakang bagi
pembelajaran kita mengenai Hanya Untuk Telingamu.
Review and Herald,
4 November 1902, par. 14
“Pada waktu inilah
Kristus memberi murid-muridNya petunjuk yang berharga yang terdapat di pasal
14, 15, 16, dan 17 dari kitab Yohanes. Kristus tahu bahwa mereka harus
mendapatkan petunjuk khusus; karena kecuali kuasa ilahi digabungkan dengan
usaha manusia, pekerjaan mereka yang akan datang,
akan gagal. Kristus sudah akan dipisahkan dari mereka, mereka tidak lagi akan
memiliki DiriNya sebagai Penasihat mereka yang kelihatan, yang memikul tanggung
jawab dalam segala hal. Mereka harus diberi petunjuk, karena andaikan mereka
mengesampingkan bantuan ilahi dari usaha mereka, mereka tidak akan bisa
mengerjakan pekerjaan yang ditetapkan oleh Kristus untuk mereka lakukan. Dalam
semua ministri mereka yang akan mereka masuki untuk memberikan berkat kepada
manusia, mereka harus membangun di atas Kristus yang Ilahi.”
Ini adalah pernyataan yang kuat.
Seorang Kristus yang Ilahi. Jadi Kristus, Yesus Kristus adalah Allah.
Review and Herald, November 4, 1902, par.
15
“Today a great work is to be done. The Holy Spirit is to
work through human agencies. A partnership between God and the workers must be
maintained. Man works because God works in him; all the efficiency and power is
of God. Yet God has so arranged that all
the responsibility rests with the human
instrument. These are the appointed conditions of partnership. Men are
required to move among men, doing a divine work. God designs that they shall
have power from on high, but if they fail to seek for this power, if they
neglect to improve the facilities which God has provided whereby they may reach
the highest standard, they fail to uplift fallen humanity.”
So Martin, this is a very important task that
God has given man to do, to be a partaker in the proclamation of the gospel.
But if you do it in your own strength, then you are in trouble.
It's like when we studied the loaves and the fishes. Yes. Who did the
multiplication? Christ did. It's like
when sometimes you mentioned, that if the disciples had to do it, they would
have divided the loaves and the fishes, but when Christ did it, He multiplied
it. Yes. We work on the principle of addition, but Christ works on the
principle of multiplication.
Review
and Herald, 4 November 1902, par. 15 “…Hari ini ada
pekerjaan besar yang harus dilakukan. Roh Kudus harus bekerja melalui agen
manusia. Suatu kerjasama antara Allah dan para pekerja harus dipertahankan.
Manusia bekerja karena Allah bekerja di dalamnya; semua efisiensi dan kuasanya
itu dari Allah. Namun Allah telah
mengaturnya sedemikian rupa sehingga semua
tanggungjawabnya terletak pada manusia yang menjadi alatnya. Inilah
persyaratan-persyaratkan kerjasama yang telah ditetapkan. Manusia diharuskan
bekerja di antara manusia, melakukan pekerjaan Ilahi. Allah yang merancang
bahwa mereka akan memiliki kuasa dari Surga, tetapi jika mereka gagal mencari
kuasa ini, jika mereka abai mengembangkan fasilitas-fasilitas yang telah
disediakan Allah dengan mana mereka bisa mencapai standar tertinggi, maka
mereka gagal mengangkat kemanusiaan yang berdosa.” Jadi Martin, ini adalah tugas yang sangat penting yang
diberikan Allah kepada manusia untuk dikerjakannya, untuk ikut mengambil bagian
dalam mengumandangkan injil. Tetapi jika kita melakukannya dengan kekuatan kita
sendiri, maka kita punya masalah. Ini seperti yang sudah kita pelajari tentang
ketul roti dan ikan. Ya. Siapa yang melipatgandakan? Kristus. Ini seperti yang
kadang kau katakan, andaikan para murid yang melakukannya, mereka akan membagi
ketul-ketul roti dan ikan-ikan itu; tetapi ketika Kristus yang melakukannya,
Dia melipatgandakannya. Ya. Kita bekerja dengan rumus menjumlah, tetapi Kristus
bekerja dengan rumus perkalian.
So let us go to these chapters, Martin, because this is the crux of the
matter. We're not going to go into a verse by verse detail.
Chapter 13
Chapter 13 deals with the last supper. And as we mentioned last time, when
the disciples came to the last supper, they were still arguing as to who was
the greatest. And Jesus gave them not only an object lesson, but a great
Spiritual truth as well in the communion service that He initiated at this very
important juncture. But we are dealing especially here today with what happened
to Judas and how this story unfolds.
Jadi mari kita ke pasal-pasal ini, Martin, karena inilah
inti permasalahannya. Kita tidak akan mengupas ayat per ayat.
Pasal 13
Pasal 13 bicara tentang perjamuan terakhir. Dan seperti
yang kita katakan di pelajaran yang lalu, ketika para murid menuju ke perjamuan
itu mereka masih sedang berdebat tentang siapa yang lebih besar.
Dan Yesus memberi mereka bukan hanya pelajaran dalam
perumpamaan, melainkan juga suatu kebenaran spiritual yang hebat melalui
upacara perjamuan yang dimulaiNya pada titik waktu yang penting ini. Tetapi
hari ini di sini kita berurusan terutama dengan apa yang terjadi pada Yudas dan
bagaimana kisah ini dibeberkan.
So the disciples had come together, as we said they were arguing about who
was the greatest; and Jesus showed them that they had to be servants one to
another. But He also told them that one of them was going to be a betrayer, and
He says in verse 21 of chapter 13, “21 …Verily, verily, I say unto
you, that one of you shall betray Me.” So they looked at one another and they
wanted to know who was it going to be. And then Jesus answered them and said, “26…He
it is, to whom I shall give a sop, when I have dipped it…” now “sop” is a morsel if you read in the
margin. In this Middle Eastern setting it is customary to have dips, and share,
and dip your bread in whatever there is like hummus or any one of those
things. And so, this is what He was referring to.
“…He it is, to whom I shall give a sop, when I have dipped it. And when
He had dipped the sop, He gave it to Judas Iscariot, the son of Simon…” I don't think anyone realized exactly what
was going on, because this was part of the way in which they ate, so nobody
took particular notice. But then He said to him, “27 And
after the sop Satan entered into him. Then said Jesus unto him, ‘That thou
doest, do quickly.’ 28 Now no man at the table knew for what intent
He spake this unto him…”
Jadi para murid sudah berkumpul, seperti yang kita katakan mereka sedang berdebat siapa yang lebih besar; dan Yesus menunjukkan kepada mereka bahwa mereka harus menjadi pelayan satu sama lain. Tetapi Dia juga memberitahu mereka bahwa salah seorang dari mereka akan menjadi pengkhianat, dan Dia berkata di pasal 13:21, “21… ‘Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, seorang di antara kamu akan mengkhianati Aku.’…” Maka mereka saling pandang satu sama lain dan mereka mau tahu siapakah orangnya. Kemudian Yesus menjawab mereka dan berkata, “…26 ‘Dia ialah yang kepadanya Aku akan memberikan secuil makanan (sop), sesudah Aku mencelupkannya.’…” Nah, “sop” adalah secuil makanan jika kita lihat keterangannya di bagian tepi halaman Alkitab. Di kebudayaan Timur Tengah, kebiasaannya adalah menyediakan celupan dan berbagi, dan orang mencelupkan rotinya dalam celupan misalnya hummus atau salah satu jenis celupan. Maka, inilah yang dirujuk Yesus. “…‘Dia ialah yang kepadanya Aku akan memberikan secuil makanan (sop), sesudah Aku mencelupkannya.’ Dan sesudah Dia mencelupkan rotinya, Dia memberikannya kepada Yudas Iskariot, anak Simon…” Saya rasa tidak ada yang menyadari persisnya apa yang sedang terjadi karena ini adalah bagian dari cara mereka makan, maka tidak ada yang benar-benar memperhatikan. Tetapi kemudian Dia berkata kepada Yudas, “…27 Dan sesudah roti itu, Setan masuk ke dalamnya. Lalu Yesus berkata kepadanya, ‘Apa yang hendak kaulakukan, lakukan segera.’ 28 Nah, tidak seorang pun yang duduk di meja itu tahu, apa maksud Yesus mengatakan itu kepada Yudas.”
But verse 30 in particular is very interesting to me. “30 He
then having received the sop went immediately out, and it was night…” Martin, if you leave the presence of
Christ, it’s darkness, it's night. So
the children of light remained behind, and from verse 31 which by the way is a
new paragraph, in my Bible again this is bolded, the number 31, so this means
in the original this is a new paragraph. Now Judas had left. “What you do, go and do it quickly. You're
not going to change your mind, you have passed the point of your probation.
Go!” And it was night. And, “…31 Therefore, when he was
gone out, Jesus said, ‘Now is the Son of Man glorified, and God is glorified in
Him.’…” Now came the time when He was dealing with
the final issues, and He had His final group of loyal disciples around Him.
Tetapi ayat 30 terutama sangat
menarik bagi saya. “30
Yudas setelah menerima secuil roti itu segera keluar, dan waktu itu sudah malam…” Martin, jika kita
meninggalkan hadirat Kristus, itu kegelapan, itu malam. Jadi anak-anak terang
tinggal, dan mulai ayat 31 yang adalah paragraf baru, di Alkitab saya ini
dicetak tebal, angka 31nya, berarti di naskah aslinya ini adalah paragraf baru.
Nah, Yudas sudah pergi. “…‘Apa
yang hendak kaulakukan, lakukan segera.’ Kamu tidak akan berubah pikiran, kamu sudah melampaui
masa percobaanmu. Pergilah!”
Dan
itu sudah malam. Dan, “…31 Maka sesudah Yudas keluar, berkatalah Yesus, ‘Sekarang Anak Manusia dipermuliakan, dan Allah
dipermuliakan di dalam Dia.’…” Sekarang tibalah waktunya ketika Dia menangani isu-isu terakhir, dan padaNya ada kelompokNya yang terakhir, murid-muridNya yang setia
mengelilingiNya.
And then follow the most precious lessons that are very important to us. “… 32 If God be glorified in Him,
God shall also glorify Him in Himself, and shall straightway glorify Him. 33
Little children, yet a little while I am with you. Ye shall seek Me; and as I
said unto the Jews, ‘Whither I go, ye cannot come’, so now I say to you. 34 ‘A new commandment I give unto you, that ye love one another; as I
have loved you, that ye also love one another. 35 By this shall all
men know that ye are My disciples, if ye have love one to another…”
Martin, if we look at the Christian church today, and we look at the strife
that reigns in many, many, places and people can honestly sometimes ask, do
they have love for one another?
Kemudian diikuti oleh pelajaran-pelajaran yang sangat
berharga, yang sangat penting bagi kita. “…32 Jikalau Allah dipermuliakan
di dalam Dia, Allah juga akan mempermuliakan
Dia dalam Diri-Nya, dan akan segera mempermuliakan Dia. 33
Anak-anak, hanya seketika lagi Aku ada bersama kamu. Kamu akan mencari Aku; dan
seperti yang telah Kukatakan kepada orang-orang Yahudi, ‘Ke mana Aku pergi, kamu tidak bisa datang’, itu sekarang Aku katakan kepada kamu. 34 Perintah
baru Aku berikan kepada kamu, yaitu
supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu, demikian
pula kasihilah satu sama lain. 35
Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, jikalau
kamu saling mengasihi.’…”
Martin, jika kita lihat gereja Kristen hari ini, dan kita
lihat segala perselisihan yang merebak di banyak tempat, terkadang orang secara jujur bisa bertanya, apakah mereka punya kasih satu sama lain?
Now this is after Judas had left. So if we apply this to the time in which
we are living, and we must have love for one another, then we must be one in mind, we must
be one
in thinking, one in attitude, and one in goal. And we must love one
another. And then men shall know that we are His disciples.
So in particular this love will be manifested even greater once the Judas
principle has left the church. So once
the shaking has done its work, then these people that are left will be
one-minded. How do you achieve this oneness? You must have the same mindset,
you must
have the same doctrine, they must be unified in terms of these issues.
That's why when Jesus said previously in the chapters that He and the Father
are one, that's the same, They've got this one mindset, and that is the same
mindset that these people or us, these at the end, will have to have to go through.
Nah, ini setelah Yudas pergi. Maka jika kita aplikasikan
ini ke masa di mana kita hidup, kita
harus punya kasih satu sama lain, kemudian kita harus sepikir, kita harus satu dalam pikiran, satu dalam
sikap, satu dalam tujuan.
Dan kita harus mengasihi satu sama lain. Maka orang-orang akan tahu kita adalah
murid-muridNya.
Maka khususnya kasih ini akan dimanifestasikan bahkan
lebih besar lagi begitu prinsip Yudas telah meninggalkan gereja. Jadi begitu
penampian telah melaksanakan tugasnya, maka orang-orang yang tertinggal akan
punya satu pikiran.
Bagaimana kita mencapai kesatuan ini? Kita harus punya
pola pikir yang sama, kita
harus punya doktrin yang sama, semua itu harus dipersatukan sehubungan
dengan isu-isu ini. Itulah mengapa ketika Yesus berkata di pasal-pasal
sebelumnya bahwa Dia dan Bapa adalah satu, itu sama. Mereka memiliki satu pola pikir ini, dan itu ialah
pola pikir yang sama yang murid-murid itu, atau kita
yang di akhir zaman, harus memiliki untuk melewatinya.
Now it's interesting that the disciples that were left were the ones that
were going to bring the message of the early rain under the outpouring of the
Holy Spirit, and yet even at
that stage they were still going to deny Him as Peter did. Because all the
disciples ran away, so in a sense none of them could point a finger, but Peter
just went a step further, and verbally denied Him.
And then come the instructions for their ears only, the most wonderful
instructions, and these are the things that need to bind us together, these are
the things that should be in our minds, and in our hearts, as we prepare to
receive the latter rain.
Nah, menarik para
murid yang tersisa adalah mereka yang akan menyampaikan pekabaran hujan awal di
bawah curahan Roh Kudus, namun bahkan di saat itu
mereka masih akan menyangkal Kristus sebagaimana yang dilakukan Petrus. Karena
semua murid pada kabur, maka sebenarnya tidak ada dari mereka yang bisa menyalahkan, hanya saja Petrus mengambil satu langkah lebih jauh,
dan mengingkari Kristus secara verbal.
Kemudian muncullah petunjuk-petunjuk untuk telinga mereka
saja, instruksi-instruksi yang paling luar biasa, dan ini adalah hal-hal yang
diperlukan untuk mengikat kita menjadi satu, inilah hal-hal yang harus ada
dalam pikiran kita, dan di hati kita, saat kita bersiap-siap untuk menerima
hujan akhir.
Chapter 14
And of course chapter 14 begins with that marvelous, marvelous,
introduction and it basically is the gospel in essence. It's the whole Bible in
just a few verses.
“1 Let not your heart be
troubled: ye believe in God, believe also in Me. 2 In My Father's
house are many mansions. If it were not so, I would have told you. I go to
prepare a place for you. 3 And if I go and prepare a place for you,
I will come again, and receive you unto Myself; that where I am, there ye may
be also. 4 And whither I go ye know, and the way ye know.”
That is the entire plan of salvation
in a nutshell. And if people were to study this, there would be far less
confusion in the world. And it says quite clearly that He is going to go away,
that He is going to prepare a place, and that once this has been done, He shall
return to take His disciples, so that they may be with Him for all eternity. So
you know false
doctrines in terms of what happens in the afterlife would not exist if you
believed in these statements. They're
very plain. You're not going to Heaven any time until Jesus comes to fetch us. Jesus will come to fetch
us. “3 And
if I go and prepare a place for you, I will come again, and receive you…” so the receiving doesn't take place at
death, it takes place when Jesus comes to resurrect the dead. And all the
previous chapters that we discussed made this very clear. “I am the resurrection and the life”, Lazarus come forth was a
demonstration of what will happen at the end of time.
And this part where Jesus tells them “4 And
whither I go ye know, and the way ye know” because He is the Way, the Truth, and the Life. They know Him, if you know
Him you know the way.
Pasal 14
Dan tentu saja pasal 14 diawali dengan
pengantar yang luar biasa indahnya, yang pada dasarnya adalah injil dalam
esensinya. Itulah keseluruhan Alkitab dalam hanya beberapa ayat.
“1Janganlah
biarkan hatimu kacau; kamu percaya pada Allah, percayalah juga pada-Ku. 2 Di rumah Bapa-Ku ada banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian,
tentu Aku sudah mengatakannya kepadamu. Aku
pergi untuk menyediakan tempat bagimu. 3 Dan apabila Aku pergi dan
menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali, dan menerima kamu kepada Diriku Sendiri, supaya di mana Aku berada, kamu
pun boleh berada. 4 Dan ke mana
Aku pergi, kamu tahu, dan jalannya kamu tahu.’…”
Itulah keseluruhan inti rancangan keselamatan. Dan jika
manusia mempelajari ini, maka di dunia akan ada lebih sedikit kebingungan. Dan
dikatakan dengan cukup jelas bahwa Dia akan pergi, bahwa Dia akan pergi untuk
menyiapkan suatu tempat, dan sekali ini sudah dilakukan, Dia akan kembali untuk
menjemput murid-muridNya agar mereka pun boleh bersamaNya untuk selama-lamanya. Jadi kalian tahu, doktrin-doktrin palsu sehubungan
dengan apa yang terjadi setelah kematian, tidak akan ada andai orang meyakini
pernyataan-pernyataan ini. Pernyataan-pernyataan ini sangat
jelas. Orang tidak ke Surga hingga Yesus datang untuk menjemput kita. “…3 Dan apabila Aku pergi dan menyediakan tempat
bagimu, Aku akan datang kembali, dan menerima
kamu…” jadi diterimanya
itu tidak terjadi pada saat kematian, itu terjadi ketika Yesus datang untuk
membangkitkan orang mati. Dan semua pasal sebelumnya yang sudah kita bahas
membuat ini sangat jelas. “…‘Akulah
kebangkitan dan hidup” (Yoh. 11:25). Keluarnya Lazarus
dari kubur merupakan demonstrasi dari apa yang akan terjadi pada akhir zaman.
Dan bagian ini di mana Yesus berkata kepada mereka “4 Dan ke
mana Aku pergi, kamu tahu, dan jalannya kamu tahu” karena Dialah Jalan, Kebenaran, dan
Hidup. Mereka mengenalNya, jika
kita mengenalNya, kita tahu jalannya.
It's interesting that at this stage Thomas
still inquires, how do we know the way? And “6Jesus
said unto him…” then quite plainly, this is absolute
straight talk, there's no parable, nothing here. “Don't you understand,” He
says to him, “…‘I am the Way, the Truth and the Life. No
man cometh unto the Father but by Me’…” by this simple statement falls every
false religion in this world. You cannot go to Heaven if you don't know the Way.
Menarik pada tahap ini Tomas
masih bertanya, bagaimana kami bisa tahu jalannya? Dan “6
Kata Yesus kepadanya…” secara gamblang, ini
bicara blak-blakan, tidak dengan perumpamaan, tidak ada kiasan di sini,
“Tidakkah kamu paham?” Yesus berkata kepadanya, “…‘Akulah Jalan dan Kebenaran dan Hidup. Tidak
seorang pun yang sampai kepada Bapa, selain melalui Aku’…” dengan pernyataan yang sederhana ini, gugurlah semua
agama palsu di dunia. Orang tidak bisa ke Surga jika dia tidak kenal Jalannya.
And if you want to understand God,
you have to read verse 7. “7 If
ye had known Me, ye should have known My Father also. And from henceforth ye
know Him, and have seen Him…” In what sense
have they
seen Him? In the character of Christ. Just as Christ is, so is the
Father. So this dichotomy that we have in the world, and the “Jesus Seminar”
and all of these groupings that say we should love the Son, and hate the
Father, it's ridiculous. Once you read the Bible, and you understand the mindset
of the plan of salvation. It also comes back to the God of the Old Testament
and the God of the New Testament. There's no such thing. It's the same. It's
exactly the same. And the fact that the judgments were shown in type
doesn't negate the fact that there will be a judgment in anti-type, that will
be exactly the same, as that in the Old Testament. And yet Philip again
says, “…8
Philip saith unto Him, ‘Lord, shew us the Father, and it sufficeth us.’ 9
Jesus saith unto him, ‘Have I been so long time with you, and yet hast thou not
known Me, Philip? He that hath seen Me hath seen the Father; and how sayest
thou then, Shew us the Father?’…” So this
dichotomy of thinking, that we have in the world, would disappear if people
studied John chapter 14. And it is alive and well and living today in the
world. Unbelievable! Catholicism goes even further and says,
nobody comes to the Father except by the Son, but nobody comes to the Son except by
Mary, that's ridiculous, where do you read that? Nowhere! “…10 Believest thou not that I am
in the Father, and the Father in Me? The words that I speak unto you I speak
not of Myself: but the Father that dwelleth in Me, He doeth the works. 11
Believe Me that I am in the Father, and the Father in Me, or else believe Me
for the very works' sake….”
Dan jika kita mau mengerti
Allah, kita harus membaca ayat 7, “7
Jika kamu telah mengenal
Aku, kamu seharusnya mengenal Bapa-Ku juga. Dan mulai
sekarang kamu mengenal Dia dan kamu telah melihat Dia…” Dalam pengertian apa mereka
telah melihat Bapa? Dalam karakter Kristus. Sebagaimana Kristus
itu, demikianlah Bapa. Maka dikotomi (pemisahan) yang ada di dunia ini, dan
“Jesus Seminar” (kelompok
yang dibentuk 1985 untuk menyelidiki injil dan siapakah Yesus sebenarnya) dan semua kelompok yang mengatakan kita harus mengasihi
Sang Anak dan membenci Sang Bapa, itu konyol. Begitu kita membaca Alkitab kita
mengerti pola pikir rancangan keselamatan. Ini juga kembali ke Allah Perjanjian
Lama dan Allah Perjanjian Baru. Tidak ada itu. Allahnya sama, persis sama. Dan faktanya bahwa penghakiman
disampaikan dalam bentuk tipe tidak menyangkal fakta bahwa akan ada penghakiman
dalam bentuk antitipe, yang akan persis sama dengan yang ada di Perjanjian Lama.
Walaupun begitu Filipus berkata lagi, “…8 Kata
Filipus kepada-Nya, ‘Tuhan, tunjukkanlah Bapa kepada kami, dan itu cukup bagi kami.’ 9 Kata Yesus kepadanya, ‘Telah
sekian lama Aku bersama dengan kamu, namun
engkau tidak mengenal Aku, Filipus? Dia yang telah
melihat Aku, telah melihat Bapa; bagaimana engkau masih berkata, Tunjukkanlah Bapa kepada kami?’…”
Maka dikotomi dalam pemikiran ini yang terdapat di dunia
akan lenyap jika orang mempelajari Yohanes pasal 14. Sementara pemikiran itu
hidup dan segar bugar hari ini di dunia. Sulit dipercaya! Katolikisme
melangkah lebih jauh dan berkata, tidak ada yang datang kepada
Bapa kecuali melalui Sang Anak, tetapi
tidak ada yang datang kepada
Sang Anak kecuali melalui Bunda Maria. Itu konyol. Di mana ada
tulisan itu? Tidak ada! “…10 Tidak percayakah engkau, bahwa Aku di dalam
Bapa dan Bapa di dalam Aku? Kata-kata yang
Aku ucapkan kepadamu, tidak Aku katakan dari
Diri-Ku sendiri, tetapi Bapa, yang diam di dalam Aku, Dialah yang melakukan
pekerjaan-Nya. 11 Percayalah kepada-Ku, bahwa Aku di dalam Bapa, dan
Bapa di dalam Aku, kalau tidak percayalah padaKu demi pekerjaan-pekerjaan
itu sendiri.’…”
And then He has this amazing promise,
“12
Verily, verily, I say unto you, he that believeth on Me, the works that I do
shall he do also; and greater works than these shall he do; because I go unto My
Father…” Now Martin, nobody can do greater works than God, nobody can do a greater work than opening the eyes of
someone that has been born blind. So in what sense must we understand this
verse? It will have a wider application. Correct. In extent the work will be greater, because Christ preached locally, but the
disciples will preach universally. And imagine the power that must
attend the message. In that first century after Christ, the whole world had
been reached, even China. And you can go back into the history of China and you
can read in the writing and the symbols that they use, the entire gospel is
ensconced in those symbols. And then that was overturned again and they
returned to their old ways. And I’m sure
God wants to awaken that memory in the last days in which we live. So nations
like Japan and China, and all of these where the gospel of Christ has been basically
obliterated again, and largely due to the actions of the Jesuits,
these people will one day have to give an account for what they have done to
the gospel of Christ.
Kemudian ada janji yang
mengagumkan ini. “12
Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, dia yang
percaya kepada-Ku, pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan akan ia lakukan juga;
bahkan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar daripada itu akan dia lakukan, sebab Aku pergi kepada BapaKu…” Nah, Martin, tidak
ada orang yang bisa melakukan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar daripada
Allah, tidak ada orang yang bisa melakukan pekerjaan yang lebih besar daripada
mencelekkan mata orang yang lahir buta. Jadi dalam pengertian apa kita harus
memahami ayat ini? Ini akan memiliki aplikasi yang lebih luas. Betul! Dalam jangkauannya pekerjaan-pekerjaan itu lebih besar karena Kristus hanya berkhotbah secara lokal, tetapi para murid akan berkhotbah
secara universal. Dan bayangkan kuasa yang harus menyertai
pekabaran itu. Di abad yang pertama itu, setelah Kristus,
seluruh dunia telah dijangkau, bahkan sampai ke Cina. Dan jika kita kembali ke
sejarah Cina kita bisa membaca di aksara dan simbol yang mereka pakai, seluruh
injil terkandung di dalam simbol-simbol tersebut. Kemudian itu dijungkirbalikkan
lagi dan mereka kembali ke jalan mereka yang lama. Dan saya yakin Allah mau
membangunkan memori itu di hari-hari akhir di mana kita hidup. Maka
bangsa-bangsa seperti Jepang dan Cina
dan yang lain-lain di mana injil
Kristus telah dilenyapkan kebanyakan oleh tindakan kelompok Jesuit,
orang-orang itu suatu hari harus mempertanggungjawabkan apa yang telah mereka
lakukan pada injil Kristus.
From verse 13 we have the promise
that you can ask anything in His name “…13 that will I do, that the
Father may be glorified in the Son…” This is again one that has been misconstrued and misapplied. “… 14
If ye shall ask any thing in My name, I will do it…”
“anything in His name” means anything in harmony
with His character, selfless character, anything you ask in terms of
your drive to spread the gospel to others will be answered by Him. If your
mindset is that of Christ and the Father, then that what you ask will be in
line what Their mindset is. Correct.
Dari ayat 13
ada janji bahwa kita bisa memohon apa pun dalam namaNya. “13 … itu
akan Aku lakukan, supaya Bapa dipermuliakan di dalam Anak…” Ini juga satu yang sudah disalah tanggapi dan salah aplikasi. “…14
Jika kamu akan meminta apa pun dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya.’…” “apa pun
dalam nama-Ku” artinya apa pun yang serasi dengan karakterNya,
karakter yang tidak mementingkan diri. Apa pun yang kita minta sehubungan
dengan semangat kita untuk menyebarkan injil kepada orang lain, akan dijawab
olehNya. Jika pola pikir kita itu adalah pola pikir Kristus dan Sang Bapa, maka
apa yang kita minta itu selaras dengan pola pikir Mereka.
Now verse 15 again is a new paragraph
and it says, “15 If
ye love Me, keep My Commandments…” Now if this is Jesus' direct instruction to the disciples, going out to
preach to the world, how important is that Commandment? So that was something that was
absolutely essential for them to receive the former rain. How essential
is it for
us, then to receive the latter rain? Precisely the same. So it says
there, “if” that means conditional, right? You have a choice. “15 If
ye love Me, keep My Commandments. 16 And…” then there's a consequence, right? A result, “…And I will pray the Father, and He shall
give you another Comforter, that He may abide with you for ever…” So Martin, what is the condition for receiving the
Comforter? Keeping the Commandments, there's no doubt about it. So how
can you turn it around and say that the Commandments have been done away with,
and all you need is the Holy Spirit? It's impossible, it's impossible,
absolutely impossible. So this negates an entire religious
system that is prevalent in the world today.
And then He tells us and qualifies
who the Comforter is, “…17 Even the Spirit of truth;
whom the world cannot receive, because it seeth Him not, neither knoweth Him.
But ye know Him; for He dwelleth with you, and shall be in you.”
Nah, ayat 15 kembali adalah
paragraf baru dan berkata, “15
Jikalau kamu mengasihi Aku, turuti Perintah-perintah-Ku…” Nah, jika ini
adalah instruksi langsung dari Yesus kepada para murid yang akan pergi
menyampaikan injil kepada dunia, seberapa pentingnyakah Perintah-perintah itu?
Jadi itu adalah sesuatu yang betul-betul
esensial bagi mereka untuk menerima hujan awal. Seberapa esensialnya itu bagi kita kalau
begitu untuk menerima hujan akhir?
Persis sama. Maka dikatakan di sana, “Jikalau”, berarti ini
bersyarat, kan? Kita punya pilihan. “…15
Jikalau kamu mengasihi Aku, turuti Perintah-perintah-Ku. 16 Dan…” lalu ada akibatnya, benar? Hasilnya, “…Dan Aku
akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu Penghibur yang lain,
supaya Ia [=
Penghibur itu] boleh tinggal bersamamu selama-lamanya…” Jadi Martin, apakah persyaratan untuk menerima Sang
Penghibur? Menuruti Perintah-perintah Allah, tidak ada keraguan
tentang hal itu. Jadi bagaimana orang
bisa berbalik dan mengatakan bahwa Perintah-perintah sudah disingkirkan, dan
yang diperlukan hanya Roh Kudus? Itu mustahil, mutlak mustahil. Maka ini menggugurkan seluruh sistem relijius yang
semarak di dunia sekarang.
Kemudian Dia mengatakan kepada kita dan menjelaskan siapa
Sang Penghibur ini. “17
Yaitu Roh Kebenaran, yang tidak dapat diterima oleh dunia, sebab dunia tidak melihat
Dia maupun mengenal Dia. Tetapi kamu
mengenal Dia, karena Dia tinggal bersamamu dan
akan ada di dalammu.”
So what is the condition again for
the Holy Spirit to dwell in you and be in you?
v You must know Christ
v you must know the way, the truth, and the
life.
v And you must keep the Commandments, love Him.
That's it. It's not rocket science.
Jadi apa persyaratannya lagi supaya Roh
Kudus tinggal di dalam kita dan ada dalam kita?
v Kita harus kenal Kristus,
v Kita harus tahu Jalan, Kebenaran, dan Hidup
v Kita harus menuruti Perintah-perintah Allah, mengasihi
Dia.
Itu saja. Ini bukan sains roket.
So can you separate the Law from the gospel?
No, not at all.
Jadi bisakah
Hukum dipisahkan dari injil? Tidak, sama sekali tidak.
“18 I will not leave you
comfortless: I will come to you. 19 Yet a little while, and the
world seeth Me no more; but ye see Me: because I live, ye shall live also…” So our life is bound up in the life of
Christ. And as He was obedient, so we have to be obedient. “…20 At that day ye shall know
that I am in My Father, and ye in Me, and I in you…” And then He reiterates it. “…21 He that hath My Commandments,
and keepeth them, he it is that loveth Me. And he that loveth Me shall be loved
of My Father, and I will love him, and will manifest Myself to him.”
“18 Aku tidak akan meninggalkan kamu
tanpa penghiburan. Aku akan datang kepadamu. 19 Tinggal sesaat lagi dan dunia
tidak akan melihat Aku lagi, tetapi kamu melihat Aku, karena Aku hidup, kamu pun akan hidup…” Jadi hidup kita itu terikat dalam hidup Kristus. Dan
karena dia patuh, maka kita harus patuh. “…20 Pada waktu itulah kamu akan
tahu, bahwa Aku di dalam Bapa-Ku, dan kamu di dalam Aku, dan Aku di dalam
kamu…” Lalu Dia
mengulanginya. “…21 Dia yang memegang Perintah-perintahKu dan
melakukannya, dialah yang mengasihi Aku. Dan dia
yang mengasihi Aku, akan dikasihi oleh Bapa-Ku, dan Aku pun akan
mengasihinya, dan akan menyatakan Diri-Ku kepadanya.”
What is the condition for Christ to manifest Himself
to His disciples and His people? It's in you keeping the Commandments.
Martin, it boggles the mind that the churches have
moved in the direction of ἀνομία [anomia], getting rid of the Law of God. Unbelievable!
I don't think if you read verses 15
to 21 these words of Jesus this admonition that Christ gives them and He begins
and ends it, what do you need? Keep the Commandments.
It's interesting that Judas not
Iscariot said, “How is it that You will manifest Yourself to us?” (v. 22). It's
almost like God is instilling this want of information in His disciples, so
that He can answer. Exactly. Like previously Thomas was confused, he's asking
the whole time. Now Judas not Iscariot is asking the same.
Doesn't that show what kind of a
teacher Jesus is, right?
Now when we look at this answer, He says to him, “23…‘If a man loves Me, he will keep My
Words…’” So now He changes it slightly from
“Commandments” to “Words”. So “…he will keep
My Words and My Father will love him and We will come unto him and make Our
abode with him.” It's interesting
that “We”
is plural, right? “We will come”, so you are bound to keep the Commandments, and you
are bound to believe the Word.
Apakah persyaratan bagi Kristus untuk
menyatakan DiriNya kepada murid-muridNya dan umatNya? Itulah memelihara
Perintah-perintah Allah. Martin, yang sama sekali mengherankan ialah gereja-gereja telah begerak menuju arah ἀνομία
[anomia = ketidakadanya hukum], yaitu
menyingkirkan Hukum Allah. Sungguh sulit
dipercaya!
Jika kita
baca ayat 15-21 kata-kata Yesus ini, teguran yang diberikan Kristus kepada
mereka, dan Dia mengawali dan mengakirinya dengan apa yang dibutuhkan. Turuti
Perintah-perintah Allah.
Yang menarik
ialah Yudas bukan Iskariot, berkata, “22 …mengapa Engkau mau
menyatakan diri-Mu kepada kami…?” Seolah-olah Allah sedang menanamkan kekurangan informasi ini dalam para muridNya, supaya Dia bisa
menjawab. Seperti tadinya Tomas bingung, dia bertanya terus. Sekarang Yudas
bukan Iskariot menyanyakan yang sama.
Tidakkah ini
menunjukkan guru macam apa Yesus itu?
Nah, ketika kita melihat
jawabanNya, Dia berkata kepada Yudas, “23…"Jika seorang mengasihi Aku, ia akan
menuruti Firman-Ku…” jadi sekarang Yesus mengubahnya sedikit dari
“Perintah-perintah” kepada “Firman”. Jadi “…ia
akan menuruti Firman-Ku dan Bapa-Ku akan mengasihi dia dan Kami akan datang
kepadanya dan membuat tempat tinggal Kami
bersamanya…” Yang menarik “Kami”
itu bentuk jamak, kan? “…Kami
akan datang…” Jadi kita terikat untuk mematuhi Perintah-perintah, dan kita
terikat untuk mempercayai Firman.
“When the Son of
man comes will He find faith on
this earth”
that's a question He asked. And if you look at the various denominations
in the world, how many of them have for example embraced evolution? Most of
them. There are some that haven't.
Ø Southern Baptists say they still believe in
creation,
Ø the Seventh-Day Adventists of course
believe in creation.
The Catholic church has denied the
creation account, they believe
and have propagated and introduced the Big Bang theory through
their Jesuit influences. So it is a rather sad state of affairs, that those
that seem to wield the power within Christianity deny the very tenets of the
Bible.
“…ketika Anak Manusia datang, akankah Ia menemukan
iman di bumi?” (Lukas 18:8) Itulah pertanyaan
yang Dia ajukan. Dan jika kita lihat bermacam-macam denominasi di dunia, berapa
banyak dari mereka misalnya yang menganut faham evolusi? Kebanyakan dari
mereka. Ada beberapa yang tidak:
Ø Southern Baptist mengatakan mereka tetap meyakini
Penciptaan,
Ø Masehi Advent Hari Ketujuh tentu saja meyakini Penciptaan.
Gereja Katolik telah menyangkal kisah Penciptaan, mereka meyakini dan
telah menyebarkan dan memperkenalkan teori Big Bang melalui pengaruh
Jesuit mereka. Maka ini adalah kondisi yang menyedihkan, mereka yang sepertinya
punya kekuasaan dalam Kekristenan, justru menyangkal yang menjadi prinsip-prinsip
Alkitab.
“24 He that loveth Me not
keepeth not My sayings: and the Word which ye hear is not Mine, but the
Father's which sent Me. 25
These things have I spoken unto you, being yet present with you. 26
But the Comforter, which is the Holy Ghost, whom the Father will send in My
name, He shall teach you all things, and bring all things to your remembrance,
whatsoever I have said unto you…” that's a tremendous promise. So He will
teach you all things. How does He teach you? He brings remembrance. You have to
go back to see if you “keep My Words” so you'll have to internalize the Word.
So He's
not going to teach you apart from the Word, right? You have to go back,
and if you read and that will bring to remembrance what you've read. And if you
haven't read it, then you can't remember it. It's as simple as that.
“24 Dia yang tidak mengasihi Aku, ia tidak menuruti
kata-kata-Ku; dan Firman yang kamu dengar
itu bukanlah dari Aku, melainkan dari Bapa yang mengutus Aku. 25 Hal-hal ini telah Kukatakan kepadamu, selagi
Aku berada bersama-sama dengan kamu; 26tetapi Penghibur itu, yaitu
Roh Kudus, yang akan dikirim oleh Bapa dalam
nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan
segala sesuatu kepadamu, dan akan mengingatkan
kamu akan semuanya, apa pun yang telah
Kukatakan kepadamu…” ini adalah janji
yang luar biasa. Jadi Roh Kudus akan mengajari kita segala hal. Bagaimana Dia
mengajar kita? Dia mengingatkan kita. Kita harus kembali dan melihat apakah
kita “mematuhi FirmanNya”, jadi kita harus mencerna Firman itu. Jadi Roh Kudus tidak akan mengajar
kita di luar Firman, benar? Kita
harus kembali, dan jika kita membaca maka kita akan diingatkan apa yang
pernah kita baca. Dan jika
kita belum pernah membacanya, maka kita tidak akan bisa mengingatnya.
Sesederhana itu.
And then the rest of this chapter 14 He
just reiterates that He has given them peace. So we can have peace in the midst of the storm.
That's why it was necessary to browse through them so that you can see the
emphasis and the necessity. So will we face storms? He promised us we will
face storms. All right. And in the midst of the storm can we have
peace? Yes, because He has the voice to calm the storm.
When you think about it, there was
this terrific storm and Jesus fell asleep in the boat, right? And the disciples
said, “Master, do You not care that we are perishing? Don't You care? How can
You sleep under these circumstances?” Well, don't we feel the same when
everything is going wrong, and we've got all these problems, we are very
inclined to say, “Do You not care?” But the fact that He is asleep in the boat
should be enough, right?
Kemudian di
sisa pasal 14 Dia hanya mengulangi bahwa Dia telah memberi mereka damai. Jadi kita juga bisa punya damai di
tengah-tengah badai. Itulah mengapa perlu membaca ayat-ayat Alkitab agar kita bisa melihat apa yang ditekankan dan apa
keperluannya. Jadi apakah kita akan menghadapi badai? Dia berjanji kita akan menghadapi badai.
Oke. Dan di tengah-tengah badai
bisakah kita punya damai?
Ya, karena Dia memiliki suara yang menenangkan badai.
Jika kita
pikirkan, ada badai hebat ini dan Yesus tertidur di dalam perahu, benar? Dan
para murid berkata, “Guru, kok Engkau tidak peduli kita akan binasa? Tidakkah
Engkau peduli? Kok bisa Engkau tidur dalam kondisi begini?” Nah, tidakkah kita
merasakan yang sama ketika segalanya berantakan dan kita kejatuhan segala macam
masalah, kita cenderung berkata, “Tidakkah Engkau peduli?” Tetapi faktanya
bahwa Dia tidur di dalam perahu, sesungguhnya sudah cukup, bukan?
So Martin, now that we've spoken
about the Holy Spirit, let's just read another statement here. This one is
about, “The nature of the Holy Spirit is a mystery.
Men cannot
explain it, because the Lord has not revealed
it to them…” Not even to
Nicodemus, He said it's like the wind, it
listeth here and there, you don't know
where it comes from, you don't know where it's going to. “… Men having fanciful views may bring together passages of Scripture and put a human construction on them, but the
acceptance of these views will not strengthen the church. Regarding such mysteries, which are too deep for human understanding, silence
is golden.” (Acts of the Apostles pg. 52)
Jadi Martin, setelah kita
sudah bicara tentang Roh Kudus, mari kita
baca saja pernyataan yang lain di sini. Yang ini mengenai, “Pribadi Roh Kudus itu
suatu misteri. Manusia tidak bisa menjelaskannya karena Tuhan belum
menyatakannya kepada mereka…” bahkan tidak kepada Nikodemus, Yesus berkata Roh Kudus itu
seperti angin, yang berembus ke sana kemari, kita tidak tahu dari mana
datangnya, kita tidak tahu ke mana perginya. “…Manusia yang
punya pandangan yang aneh-aneh mungkin mengumpulkan ayat-ayat Kitab Suci dan
membentuk mereka menurut pikiran manusia,
tetapi menerima pandangan-pandangan demikian tidak akan menguatkan
gereja. Sehubungan dengan misteri-misteri seperti ini, yang terlalu dalam bagi pemahaman manusia, diam itu
emas.” (Acts of the Apostles hal. 52)
So while we are on the subject of the
Holy Spirit, if we try to pin it down and define it exactly what the Holy
Spirit is, we are dealing with a subject that has not been revealed to humanity.
So silence is golden. Deal with the manifestations, dwell upon what the role of
the Holy Spirit is. That’s true, that’s just what we’ve just read. Read your Bible, study it, and the Holy
Spirit will bring to remembrance that you need to help others. Correct.
Maka selagi
kita bicara tentang Roh Kudus, jika kita berusaha menangkapNya dan
mendefinisikan tepatnya Roh
Kudus itu apa, kita berurusan dengan sebuah tema yang belum diungkapkan kepada manusia.
Jadi diam itu emas. Kita simak saja manifestasiNya, kita fokus pada apa peranan
Roh Kudus itu. Benar, itu yang baru kita baca. Kita baca saja Alkitab kita, kita pelajari,
dan Roh Kudus akan mengingatkan kita bahwa kita perlu membantu orang lain. Tepat sekali.
So what is the office of the Holy Spirit? “The office of the Holy Spirit is distinctly specified
in the words of Christ: ‘When He is come, He will reprove the
world of sin, and of righteousness, and of judgment.’
(John 16:8)…” that's John chapter 16 we'll get to that
one. “…It is the Holy Spirit that convicts
of sin. If the sinner responds to the quickening influence
of the Spirit, he will be
brought to repentance and aroused to the importance
of obeying the divine requirements.”
(Acts of the Apostles pg. 52)
Is this statement in harmony with
what we've read so far? 100%.
Jadi apakah jabatan Roh Kudus? “…Jabatan Roh
Kudus diperinci dengan jelas dalam kata-kata Kristus, ‘8 Dan kalau Ia datang, Ia akan menginsafkan dunia akan dosa, dan akan kebenaran, dan akan penghakiman’ (Yoh. 16:8)…” itu Yohanes pasal 16, kita nanti akan ke sana. “…Roh Kudus-lah
yang meyakinkan tentang adanya dosa. Jika orang yang berdosa menanggapi
pengaruh Roh yang menghidupkan, dia akan
dibawa kepada pertobatan dan dibangkitkan kesadarannya kepada pentingnya mematuhi persyaratan Ilahi.” (Acts of
the Apostles hal. 52)
Apakah pernyataan ini serasi dengan apa yang sudah kita baca sejauh ini?
Chapter 15
So let's go to chapter 15. The burden
of chapter 15 is that Christ is the true vine. You cannot be a branch and be
alive if you are not grafted into that vine. Verse 2 says, “2
Every branch in Me that beareth not fruit He taketh away: and every branch that
beareth fruit, He purgeth it, that it may bring forth more fruit. 3
Now ye are clean through the Word which I have spoken unto you…” do you see something special in that verse?
The “Word” you cannot divorce it, no you cannot put this away and then by the
Spirit walk. Now this is fascinating because the Devil is a master at
separating the Word from your actions. “…4
Abide in Me, and I in you…” So how do you abide in
Christ? By staying rooted in the Word, right? Okay, and then you will
bear much fruit. “…5 I am the vine, ye are the
branches: He that abideth in Me, and I in him, the same bringeth forth much
fruit: for without Me ye can do nothing…”
Again that tells us that we are not the
bee's knees, we can do nothing in our
own strength if it is not supported by the Holy Spirit, then it is a useless
exercise.
Pasal 15
Mari kita ke pasal 15. Bobot
pasal 15 ialah bahwa Kristus adalah pokok anggur yang sejati. Kita tidak bisa
menjadi cabang yang hidup jika kita tidak
dicangkokkan pada pokok anggur itu. Ayat 2 mengatakan, “2 Setiap cabang pada-Ku
yang tidak menghasilkan buah, disingkirkanNya; dan setiap cabang yang menghasilkan buah, Dia memangkasnya, supaya ia boleh
menghasilkan lebih banyak buah. 3 Sekarang
kamu sudah bersih melalui Firman yang
telah Kukatakan kepadamu…” Apakah kalian melihat sesuatu yang istimewa di ayat itu? “Firman”
itu tidak bisa dipisahkan, tidak bisa disingkirkan kemudian kita hidup dalam Roh. Nah ini
sangat menarik karena Iblis itu pakarnya memisahkan
Firman dari tindakan-tindakan kita. “…4
Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu…”
Jadi bagaimana kita tinggal di dalam Kristus? Dengan tetap berakar pada
Firman, benar? Oke, lalu kita akan menghasilkan banyak buah. “…5 Akulah pokok anggur dan kamulah
cabang-cabangnya. Dia yang tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia menghasilkan banyak buah, sebab tanpa Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa…” Kembali ini memberitahu kita bahwa kita bukanlah
orang-orang yang istimewa, kita tidak bisa
melakukan apa pun dengan kekuatan kita sendiri, jika itu tidak
didukung oleh Roh Kudus, maka itu hanya pekerjaan yang sia-sia.
In verse 7 it says, “7
If ye abide in Me, and My Words abide in you, ye shall ask what ye will, and it
shall be done unto you…” Again Martin, how often must He say it, “if you abide in Me and My Words abide in you…” then? This is the only basis for our
religion. We have no other creed except for the Bible. The Spirit of Prophecy is a lesser light that
shows the greater light, and brings to afore the power of the message. That's it and so it can never be in contrast
to the Bible. And that's why whenever you find conflicts between the Spirit of
Prophecy and the Bible make sure you've got the right version of the Bible,
because that can cause controversy. You're absolutely right.
Di ayat 7 dikatakan, “7 Jikalau kamu tinggal di dalam Aku
dan Firman-Ku tinggal di dalam kamu, kamu akan
meminta apa yang kamu mau, dan itu akan diberikan kepadamu…” Lagi-lagi, Martin,
seberapa seringnya Dia harus mengatakan, “…7
Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan Firman-Ku tinggal di dalam kamu,…” maka?
Alkitab
inilah satu-satunya dasar agama kita.
Kita tidak punya kredo (pengakuan iman) lain kecuali Alkitab. Roh Nubuat adalah
terang yang lebih kecil yang menunjuk kepada terang yang lebih besar dan
membawa ke depan kuasa dari pekabaran itu. Maka itu tidak akan pernah bisa
bertentangan dengan Alkitab. Dan itulah mengapa bilamana kita mendapati
ketidaksesuaian antara Roh Nubuat dengan Alkitab, pastikan kita memakai versi
Alkitab yang benar, karena itu bisa menimbulkan pertentangan. Betul sekali.
Now again if we continue here it
talks about the love which He has “…9 As the Father hath loved Me,
so have I loved you: continue ye in My love…” and then it gives again the condition, “…10 If ye keep My Commandments,
ye shall abide in My love…”
Now Martin, let me just get this
straight. Did God love us while we were yet sinners? Yes! Because while we were
yet sinners He died for us. So the issue of Him loving us is not conditional. But
abiding in His love is conditional. In other words, when He came to
Jerusalem He said, “Jerusalem, Jerusalem, how often I wanted to take you under
My wing but you would not, now your
house has been left for you desolate.” He said that with a tear in His eye. Not
because He wanted to reject them, but because they had rejected Him, and He
honored their decision. And that will be at the end exactly the same. Exactly the same.
So He's got a condition. Yes, and
then He says, “11 These things have I spoken
unto you, that My joy might remain in you, and that your joy might be
full….” But there's a condition to that.
Nah, jika kita
lanjutkan, di sini bicara
tentang kasih yang dimilikiNya. “9
Sebagaimana Bapa telah mengasihi Aku,
demikianlah juga Aku telah mengasihi kamu; berlanjutlah
kamu di dalam kasih-Ku…” kemudian disebutkan lagi persyaratannya, “…10 Jikalau kamu menuruti
perintah-Ku, kamu akan tinggal di dalam kasih-Ku…”
Nah, Martin, mari
kita luruskan ini. Bukankah Allah sudah mengasihi kita selagi kita masih
orang-orang berdosa? (Rom. 5:8) Ya! Karena selagi kita masih orang-orang
berdosa, Dia sudah mati bagi kita. Maka isu
bahwa Dia mengasihi kita tidak ada syaratnya. Tetapi tetap tinggal di dalam
kasihNya itu bersyarat. Dengan kata lain, ketika Dia datang ke
Yerusalem, Dia berkata, “37 ‘Yerusalem,
Yerusalem,...Berkali-kali Aku rindu mengumpulkan anak-anakmu… di bawah sayapKu,
tetapi kamu tidak mau. 38 Rumahmu selarang ini telah ditinggalkan kepadamu terlantar.” (Mat. 23:37-38). Dia
mengatakannya sambil meneteskan air mata. Bukan karena Dia
mau menolak mereka, tetapi karena mereka yang telah menolak Dia, dan
Dia menghormati pilihan mereka. Dan pada akhir masa itu akan persis sama.
Jadi Dia punya syarat. Ya,
kemudian Dia berkata, “11
Hal-hal ini telah Kukatakan kepadamu, supaya
sukacita-Ku boleh tinggal di dalam kamu dan
sukacitamu boleh penuh…” Tapi ada syaratnya
untuk ini.
Verse 13 says, “13
Greater love hath no man than this, that a man lay down his life for his
friends. 14 Ye are My friends, if ye do whatsoever I command you….” Martin, can it be plainer? How does Christianity get away with it, by
denying the very basis of the centrality of the gospel of John? And why did He
says here, no greater love than this that the man laid down his life for his
friends? Did He lay His life down for them? Absolutely. And you know what He
says? He says, “15
Henceforth I call you not servants… but I have called you friends…” This is the amazing thing about the
character of God, that He didn't create you to be a slave, He created you to
be a permanent friend and companion to Him, one in mind, one in
purpose, one in attitude, as the Father and Jesus are one, so we have to be
one, but we have to be one in Him too. It is an amazing God that we are dealing
with here, that calls us friends, there's no other deity in this world that is
like this Deity. That's why this One is the only One that is worth worshipping.
Ayat 13 mengatakan, “13 Tidak ada kasih yang lebih besar
daripada ini, bahwa seorang memberikan
nyawanya bagi teman-temannya. 14
Kamu adalah teman-teman-Ku, jikalau kamu melakukan apa pun
yang Kuperintahkan kepadamu. …” Martin, bisakah lebih jelas daripada ini? Bagaimana
Kekristenan bisa lolos menyangkal yang paling mendasar dari inti
injil Yohanes? Dan mengapa Kristus di sini berkata, “…13 Tidak ada kasih yang lebih
besar daripada ini, bahwa seorang memberikan
nyawanya bagi teman-temannya…” Apakah Dia
menyerahkan nyawaNya bagi mereka? Betul sekali. Dan tahukah apa kataNya? Dia
berkata, “…15 Mulai sekarang Aku tidak menyebut kamu hamba-hamba, …
tetapi Aku menyebut kamu teman-teman…” Inilah hal yang
mengagumkan tentang karakter Allah.
Dia tidak menciptakan kita untuk
menjadi budak, Dia menciptakan kita untuk menjadi teman dan pendamping yang
permanen bagiNya, satu dalam pikiran, satu dalam tujuan, satu
dalam sikap, sebagaimana Bapa dan Yesus itu satu, demikian pula kita harus
menjadi satu, dan kita juga harus menjadi satu di dalam Dia juga. Ini adalah
Allah yang luar biasa yang kita punya di sini,
yang menyebut kita teman. Tidak ada ilah lain di dunia ini yang seperti
Allah kita ini. Itulah mengapa Allah ini adalah satu-satunya Allah yang layak
disembah.
He makes it quite plain, “16 Ye
have not chosen Me, but I have chosen you, and ordained you…” In other words, the whole world is arrayed against God. But through this
darkness Christ reaches out and He says,
“32 And
I, if I be lifted up from the
earth, will draw all men unto Me” But if you are in Christ, verse 18
tells us, that the world will hate you.
Sad, heh? “If the world
hate you, you know that it hated Me before it hated you. 19 If
ye were of the world, the world would love his own: but because ye are not of
the world, but I have chosen you out of the world, therefore the world hateth
you.”
Now can we just stop there. If we go
back, here it's hate, what if the world hated Me. But just before that it says,
what you must do to love Him, keep the Commandments. So if you go now to, what do
they do in hating Him, they don't keep His Commandments. Very good
point, yes, they don't keep His Commandments. And if you do keep His
Commandments the world will hate you too. If you keep the Commandments they
will hate you.
Dia membuatnya sangat jelas. “16 Bukan kamu yang memilih Aku,
tetapi Akulah yang memilih kamu, dan menetapkan kamu…” Dengan kata lain, seluruh dunia diatur melawan Allah.
Tetapi melalui kegelapan ini Kristus mengulurkan tanganNya dan Dia berkata, “…32 dan Aku, apabila Aku
ditinggikan dari bumi, Aku akan menarik semua orang kepada-Ku.’ (Yoh.
12:32). Tetapi jika kita dalam Kristus, ayat 18 mengatakan kepada
kita bahwa dunia akan membenci kita. Menyedihkan, bukan? “18 Jikalau dunia membenci kamu, kamu tahu bahwa dunia
telah lebih dahulu membenci Aku sebelum dia
membencimu. 19 Andaikan kamu
dari dunia, tentulah dunia akan mengasihi
miliknya. Tetapi karena kamu bukan dari dunia, melainkan Aku telah memilih kamu
keluar dari dunia, sebab itulah dunia
membenci kamu…” Nah, kita bisa berhenti di sini. Jika kita kembali, di
sini ada benci, dunia membenci Aku. Tetapi tepat sebelum itu dikatakan, apa
yang harus kita lakukan untuk mengasihiNya, yaitu memelihara
Perintah-perintahNya. Jadi kalau sekarang kita ke bagaimana mereka membenci Dia, berarti mereka tidak
memelihara Perintah-perintahNya. Dan jika kita memelihara
Perintah-perintahNya, dunia akan membenci kita juga.
“20
Remember the Word that I said unto you, The servant is not greater than his
lord. If they have persecuted Me, they will also persecute you; if they have
kept My saying, they will keep yours also…”
His sayings are His Word, right? That's
what they are, so if you keep the Word of God, the world will hate you. If you
keep the Commandments, the world will hate you. “The Devil was wrath with the
woman and went to make war with the remnant of the seed, they that keep the Commandments and have
the faith of Jesus” (Rev. 12:17) and that's in Revelation. That's in the book
of Revelation. It's amazing, God shows us exactly what we need, to be going through to the end, but He
also says, “Look, you're going to have trouble.”
“20
Ingatlah perkataan yang telah Kukatakan
kepadamu: Seorang hamba tidaklah lebih besar
daripada tuannya. Jikalau mereka telah menganiaya Aku, mereka juga akan
menganiaya kamu; jikalau mereka telah menuruti Firman-Ku, mereka akan menuruti
perkataanmu juga…” Perkataan-perkataanNya adalah FirmanNya, kan? Itulah
mereka, jadi jika kita
memelihara Firman Allah, dunia akan membenci kita. Jika kita
pelihara Perintah-perintahNya, dunia akan membenci kita. “17 Maka marahlah naga itu kepada perempuan
itu, lalu pergi memerangi yang tersisa dari Benihnya,
yang memelihara Perintah-perintah Allah
dan memiliki kesaksian Yesus Kristus.” (Wah. 12:17) ini ada di kitab Wahyu. Mengagumkan. Allah menunjukkan
kepada kita tepatnya apa yang kita perlukan,
untuk bertahan hingga akhir; tetapi Dia juga
berkata, “Lihat, kamu akan mengalami kesukaran.”
Now I’ve heard so many times the
opponents say, “You people are all works orientated because it's just about the
Commandments, the Commandments, the Commandments.” Well, Martin, how often have
we read now about the Commandments? All the time. Wouldn't they say exactly the same to Jesus today? They
would, they can't be any different because the world hated Him then because of
it. They crucified Him and they said, “We have no king but Caesar”. And again
they will say, “Give us Caesar!” In fact they’re clamoring for “Caesar” right now, “Please come and mediate between Ukraine and Russia because God
is not going to help us.” They said that plainly. The orthodox prelates said,
“Prayer will not help. Please, pope, come and help us.” Unbelievable.
Nah saya
begitu sering mendengar pihak lawan berkata, “Kalian semua itu berorientasi
pada perbuatan, karena hanya tentang Perintah-perintah, Perintah-perintah,
Perintah-perintah.” Nah, Martin, berapa seringnya kita membaca tentang
Perintah-perintah? Selalu. Tidakkah mereka akan
mengatakan yang sama persis kepada Yesus hari ini? Ya,
mereka akan, mereka tidak akan bersikap berbeda karena dunia membenciNya saat
itu oleh karenanya. Mereka menyalibkan Dia dan mereka berkata,
“Kami tidak punya raja selain Kaisar” (Yoh. 19:15). Dan kembali mereka berkata,
“Berikan Kaisar kepada kami!” Bahkan mereka berteriak memanggil “Kaisar” saat ini
juga. “Tolong datang dan jadilah perantara antara Ukraina dan
Rusia karena Allah tidak akan menolong kita.” Mereka mengatakannya dengan
jelas. Para petinggi gereja orthodox mengatakan, “Doa tidak akan membantu.
Tolong, Paus, datang dan tolong kami.” Sungguh sulit dipercaya.
And the worst of it, is that verse 21
tells us, “21 But
all these things will they do unto you for My name's sake, because they know
not Him that sent Me.” They will think
that they're doing God's service, in the name of Jesus Christ, if they
persecute those that keep His Commandments. And why? Because they think they
know Me. And how did He say, you can know Him? If you keep His Commandments, and if you
read the Word, if you understand the Word, and internalize it. You have to eat
it on a daily basis. But it's such a powerful statement that He says they will
think that they do it for His name's sake. It shows you how
deceived you can be, that you can do something that you think
you're doing for Christ but because you've got a lack of reading the
Word and wanting to do what God requires from you, it's out of your mind, you think you're doing God a service.
Dan yang paling buruk, ialah
ayat 21 mengatakan kepada kita,“21
Tetapi semuanya itu akan mereka lakukan kepada
kamu, demi nama-Ku, sebab mereka tidak
mengenal Dia, yang telah mengutus Aku…” Mereka akan berpikir mereka melayani Allah demi nama Yesus Kristus jika mereka mempersekusi orang-orang yang
memelihara Perintah-perintahNya. Dan mengapa? Karena mereka mengira mereka
mengenal Aku. Dan bagaimana Dia berkata, orang
bisa mengenalNya? Jika dia memelihara
Perintah-perintahNya, dan jika dia membaca Firman, jika dia memahami Firman dan
mencernanya. Kita harus makan Firman itu setiap hari. Tetapi itu adalah
pernyataan yang sangat keras, Dia mengatakan mereka akan mengira mereka melakukannya demi namaNya.
Ini menunjukkan betapa orang
bisa tertipu sehingga orang bisa melakukan sesuatu yang disangkanya dia melakukannya
bagi Kristus karena dia kurang mempelajari Firman dan kurang
bersedia melakukan apa yang diminta Allah darinya. Dia sudah tidak
bisa berpikir
waras, dia mengira dia
melayani Allah.
So, if you take children at school, why
do they conform with the activities of all the others? We call that peer
pressure, right? Now are adults immune from peer pressure? No, not at
all. Do the churches exert peer pressure? Ecumenism. Because of peer pressure, about what
we think other people are going to think of us, we
have to align ourselves.
Now Martin, do you think it's
important that the world should know about the Ten Commandments and obedience
to Christ, and believe a “thus says the Lord”? Your life depends on it, eternal
life. Okay. Why was it necessary in Revelation chapter 14 to preach the
everlasting gospel again? Because they forgot it, because they'd separated the
Law from the gospel, right? It had to be preached again.
Jadi jika
kita lihat, mengapa anak-anak di sekolah meniru kegiatan semua temannya yang
lain? Kita menyebutnya tekanan
kelompok, benar? Nah, apakah orang-orang dewasa kebal terhadap
tekanan kelompok ini? Tidak, sama sekali tidak. Apakah gereja mengenakan
tekanan kelompok? Ekumenisme. Karena
adanya tekanan kelompok, karena apa yang kita pikir orang lain akan berpikir
tentang kita, maka kita terpaksa
menyesuaikan diri.
Nah, Martin,
apakah penting dunia harus tahu tentang Kesepuluh Perintah dan kepatuhan kepada
Kristus, dan berkeyakinan dalam suatu “demikianlah sabda Allah”?
Hidup mereka tergantung pada itu, hidup yang kekal. Baiklah.
Mengapa di Wahyu pasal 14, perlu disuruh menyampaikan injil yang kekal lagi?
Karena mereka sudah melupakannya, karena mereka telah memisahkan Hukum dari
Injil, benar? Jadi itu harus dikabarkan lagi.
Verse 24, “24 If
I had not done among them the works which none other man did, they had not had
sin. But now have they both seen and hated both Me and My Father. 25
But this cometh to pass, that the Word might be fulfilled that is written in
their law, They hated Me without a cause.”
So He's quoting Psalms 35:19 “…they hated Me without a cause”. They had no reason to hate Him. And in
which law was it written? Their law. Yes, the
Bible they had it at their disposal, but they rejected the tenets there are, “… 26 But…” then comes the
“but”, I always like the word “but” in the Bible, “…26 But when the Comforter is
come, whom I will send unto you from the Father, even the Spirit of truth,
which proceedeth from the Father, He shall testify of Me. 27 And ye
also shall bear witness, because ye have been with Me from the beginning.”
Ayat 24, “24
Seandainya Aku tidak melakukan pekerjaan di
tengah-tengah mereka yang tidak pernah dilakukan orang lain, tentunya mereka tidak berdosa. Tetapi sekarang
mereka telah melihat dan membenci baik Aku
maupun Bapa-Ku. 25 Tetapi ini
terjadi, agar Firman dapat digenapi, yang tertulis dalam kitab Taurat
mereka, bahwa mereka membenci Aku tanpa alasan…” Jadi Dia mengutip dari Mazmur 35:19 “…mereka
membenci Aku tanpa alasan.” Mereka tidak punya alasan untuk membenciNya. Dan di hukum
mana itu tertulis? Di hukum mereka. Ya, mereka memiliki Alkitab, tetapi mereka menolak prinsip-prinsip keyakinan
yang ada di sana. “26 Tetapi…” Lalu muncul
“tetapi”, saya selalu suka kata “tetapi” di Alkitab, “…26 Tetapi
bila Sang Penghibur datang, yang
akan Kuutus kepadamu dari Bapa, yaitu Roh
Kebenaran yang keluar dari Bapa, Ia akan bersaksi tentang Aku. 27 Dan kamu juga harus bersaksi, karena kamu telah bersama dengan Aku dari semula.”
So there are a number of witnesses:
v the one witness
is the
Holy Spirit that will testify of Jesus.
Now Martin, I don't want to throw too many
spanners in the works here, but just the
question, if I testify of you, am I someone else than you are? Yes. Let's leave
it at that, right?
v “ 27
And ye also shall bear witness, because ye have been with Me from the
beginning.” So the Holy Spirit will witness, in
other words, convict the heart; and the
disciples will witness.
And if you come into harmony with what we
have just read, then you will be a disciple of Christ.
And if I can bring it also back, you
don't have an excuse, because just like them all was written in your Law, and
we've got it in our hands, “To the Law and to the testimony if they
speak not according to this word it is because there is no light in them”.
Jadi ada sejumlah
saksi:
v Saksi yang satu adalah Roh Kudus, yang akan bersaksi tentang
Yesus.
Nah, Martin, saya tidak mau melemparkan terlalu banyak halangan dalam pekerjaan di sini, tetapi
hanya pertanyaannya, jika saya bersaksi tentang kau, apakah saya orang yang
berbeda dengan kau? Ya. Mari kita berhenti di sini.
v “27
Dan kamu juga harus bersaksi, karena kamu telah bersama dengan Aku dari semula.” Jadi Roh Kudus
akan bersaksi, dengan kata lain, akan meyakinkan hati, dan para
murid akan bersaksi.
Dan jika kita
mencapai keharmonisan dengan apa yang baru kita
baca, maka kita akan menjadi murid Kristus.
Dan kalau saya bisa mundur, kita tidak punya alasan untuk tidak
melakukannya, karena sama dengan mereka semuanya
tercantum di Hukum kita, dan itu ada di tangan kita.
“20 Bandingkan dengan Hukum dan dengan Kesaksian. Jika mereka
tidak berbicara sesuai dengan kata-kata tersebut,
itu karena tidak ada terang di dalam mereka.” (Yes.
8:20)
Chapter 16
And then we move to chapter 16 and
again He reiterates in verse 2, “2 They
shall put you out of the synagogues: yea, the time cometh, that whosoever
killeth you will think that he doeth God service…” Martin, do you think that's important, that we should understand this for
the time that we are living in? Yes, because we're heading for this at a very
quick pace. Are we repeating this history? So what applied here applies to us.
And if you study these chapters prayerfully and you internalize them, wouldn't
that strengthen you for the time and for the conflict that is ahead? Exactly,
because like you've mentioned earlier, Jesus is in the boat so when the storm
comes, instead of asking Him, “Don't you care?” You must know He's there
because He cares. Correct.
Pasal 16
Lalu kita ke
pasal 16 dan lagi-lagi Dia mengulangi di ayat 2, “2 Mereka
akan mengeluarkan kamu dari sinagog, ya, akan datang saatnya bahwa siapa pun yang membunuh kamu akan menyangka
bahwa ia berbuat bakti bagi Allah.” Martin, apakah
penting kita harus memahami ini untuk masa di mana kita sekarang hidup? Ya,
karena kita menuju ke sana dalam kecepatan yang tinggi. Apakah kita mengulangi
sejarah? Jadi apa yang terjadi di
sini diaplikasikan juga kepada kita. Dan jika kita pelajari
pasal-pasal ini dengan doa, dan kita cerna, tidakkah itu akan menguatkan kita
untuk masa tersebut dan untuk konflik yang ada di depan? Tepat sekali, karena
seperti yang kau singgung tadi, Yesus berada di dalam perahu ketika badai
datang, daripada bertanya kepadaNya, “Mengapa Engkau tidak peduli?” Kita harus tahu Dia ada
di sana karena Dia peduli. Betul.
Now from verse 7 onward we read more about
the Holy Spirit. “7
Nevertheless I tell you the truth; It is expedient for you that I go away: for
if I go not away, the Comforter will not come unto you; but if I depart, I will
send Him unto you…” so Martin, who
is He sending? He's sending Someone to represent Him, right? “…8 And when He is come, He will
reprove the world of sin, and of righteousness, and of judgment…” Now those are three hammer blows. Now if you look at the world today, when they pray
for the Holy Spirit, what are they praying for? Power. They're praying for
power. But this Holy Spirit that is referred to here will reprove the world of sin.
Big hammer blow. I’m a sinner! And what is the contrast of sin? Righteousness. And
what is the
standard of judgment? The Law. Okay.
Have we had a lot of things to say about
the Law? No. All right. What is sin by definition? Transgression of the Law. So
Martin, if this is which the Holy Spirit will do to convict the world of sin,
righteousness, and judgment, is that in harmony with what the Holy Spirit is
doing in many professed circles today? No, no it's giving you power, and it's a power religion, it's like a drug.
And it also many times linked to prosperity. All right.
Nah, dari ayat 7 dan
seterusnya kita membaca lebih banyak tentang Roh Kudus. “7 Namun demikian
Aku katakan yang
sejujurnya kepadamu, lebih berguna
bagi kamu jika Aku pergi. Sebab jikalau Aku tidak pergi, Penghibur itu tidak
akan datang kepadamu; tetapi jikalau Aku pergi, Aku akan mengutus Dia kepadamu…”
Jadi, Martin, siapa yang dikirimNya?
Dia mengirimkan Satu Pribadi untuk mewakiliNya, benar? “…8
Dan kalau Ia datang, Ia akan menginsafkan dunia akan dosa, dan akan kebenaran, dan akan penghakiman…” Nah, itu adalah
tiga pukulan berat. Jika kita lihat dunia
hari ini, ketika mereka berdoa minta Roh Kudus, mereka berdoa untuk minta
apa? Kuasa. Mereka
minta kuasa. Tetapi Roh Kudus ini yang
disebut di sini akan menginsafkan dunia tentang dosa. Pukulan
yang sangat keras. Saya seorang pendosa! Dan apa lawan dari dosa? Kebenaran. Dan apakah standar penghakiman? Hukum Allah.
Oke.
Apakah kita sudah bicara banyak tentang Hukum? Tidak.
Baiklah. Apakah definisi dosa? Pelanggaran Hukum. Jadi Martin, jika inilah yang
akan dilakukan oleh Roh Kudus, untuk menginsafkan dunia tentang dosa,
kebenaran, dan penghaiman, apakah itu selaras dengan apa yang dilakukan roh di
banyak lingkaran yang mengaku Kristen hari ini? Tidak, di sana roh memberi
orang kuasa, itu adalah agama kuasa, itu seperti narkoba. Dan seringkali itu
juga dikaitkan kepada kemakmuran. Baiklah.
Now Martin, you come out of those
circles, right? It’s not so long ago that you were enjoying that environment. Was
it very pleasant for you to find out that the true function of the Holy Spirit was
to convict you of sin, and righteousness,
and judgment?
In the beginning it's not at all, but
as you grow you're very appreciative that this is the way God helps you.
If it wasn't for the Holy Spirit convicting
you of sin, you'll just carry on. You'll just carry on and you wouldn't even be
aware of it.
Nah, Martin,
kau datang dari lingkaran-lingkaran itu, bukan? Tidak terlalu lama berselang
kau menikmati lingkungan itu. Apakah nyaman bagimu mendapati bahwa fungsi
sejati Roh Kudus adalah meyakinkan kau akan dosa, dan kebenaran, dan
penghakiman?
Pada
mulanya, sama sekali tidak nyaman. Tetapi dengan pertumbuhan, kita menjadi
lebih menghargai bahwa inilah cara Allah membantu kita.
Seandainya
bukan Roh Kudus yang meyakinkan kita tentang dosa, kita akan terus berlanjut
dalam dosa. Kita akan terus menerus berbuat dosa dan kita bahkan tidak sadar
bahwa kita berbuat dosa.
Now it's got a very interesting twist here
in verse 9. “…9
Of sin, because they believe not on Me…” so here's another definition of sin. Sin is not believing in Jesus Christ.
That's interesting, right? But of course you can only be guilty of this sin as
He qualified before. He said, “If it weren't for My works, they would be
without sin”, right? But now that they have seen it and they reject it,
therefore their sin remains. So if you are convicted by the Holy Spirit, and
you reject it, then it becomes for your sin. And it also means that you did not
believe Christ.
“…10
Of righteousness, because I go to My Father, and ye see Me no more…” So He goes to His Father. So now you have to accept
righteousness by faith. This is what verse 10 is. Verse 10 is righteousness
by faith, that is the Third Angel's Message, in verity. And the Third
Angel's Message is linked to the Commandments, in particular the Sabbath Commandment. Exactly, the fourth one. Now have we seen
that throughout this issue when we read Isaiah chapter 58, wasn't that the
issue that had to be restored? Exactly. So how much depth is there in these
chapters?
“…11
Of judgment, because the prince of this world is judged….” Satan. In other words, whatever the theology of Satan is, it’s
judged by what we have read here, which is the opposite. Satan's
philosophy is plainly stated, “do what thou wilt is the whole of the law”. And
those two concepts are in conflict. Salvation by works >< salvation by
faith.
Nah, ada plintiran yang sangat
menarik di ayat 9 di sini, “9
akan dosa, karena mereka tidak percaya pada-Ku…” Jadi di sini ada
definisi lain tentang dosa. Dosa
ialah tidak percaya dalam Yesus Kristus. Itu menarik, bukan?
Tetapi tentu saja orang hanya bersalah dalam dosa ini sebagaimana yang
diterangkanNya sebelumnya. Dia berkata, “Seandainya bukan karena
pekerjaan-pekerjaanKu, mereka tidak berdosa” (Yoh. 15:24), bukan? Tetapi
sekarang mereka sudah melihat pekerjaan Yesus dan mereka menolakNya, maka dosa
mereka diperhitungkan. Jadi jika kita diyakinkan oleh Roh Kudus, dan kita
menolaknya, maka itu menjadi dosa bagi kita. Dan itu juga berarti kita tidak
mempercayai Kristus.
“…10 akan kebenaran, karena Aku
pergi kepada Bapa dan kamu tidak melihat Aku lagi…” Jadi Yesus pergi ke BapaNya. Dan
sekarang kita harus menerima pembenaran melalui iman. Inilah
makna ayat 10. Ayat 10 bicara tentang pembenaran
oleh iman, itulah Pekabaran Malaikat Ketiga dalam penggenapannya.
Dan Pekabaran Malaikat Ketiga terkait kepada Perintah-perintah Allah, terutama dengan
Perintah Sabat, hukum yang keempat. Nah kita
sudah menyimak seluruh isu ini ketika
kita membaca Yesaya pasal 58, bukankah itu isu yang harus dipulihkan? Betul
sekali. Jadi seberapa dalamnyakah pasal-pasal ini?
“…11 akan penghakiman, karena pangeran dunia ini sedang dihakimi…” Setan. Dengan kata lain, apa pun theologi Setan itu dihakimi oleh apa yang
kita baca di sini, yang
adalah kebalikannya. Filsafat Setan itu jelas, “Lakukan apa yang kamu mau,
itulah seluruh
hukumnya.” Dan kedua konsep itu
bertolakbelakang. Keselamatan oleh perbuatan >< keselamatan oleh iman.
So in these verses we have righteousness
by faith, we have the judgment, we have all of these things. Now I’m sure that
Jesus would have liked to explain it in some more depth because He says, “12 I
have yet many things to say unto you, but ye cannot bear them now...” because they weren't ready to receive it, their
mind was still waiting for this Messiah that would release them from the Roman
bondage.
Maka di ayat-ayat
ini ada pembenaran oleh iman, ada penghakiman, ada semuanya itu. Nah, saya
yakin andaikan bisa, Yesus ingin menjelaskannya lebih mendalam lagi karena Dia
berkata, “12 Aku
punya banyak hal untuk dikatakan
kepadamu, tetapi sekarang kamu belum dapat menanggungnya…” karena mereka
belum siap menerimanya, pikiran mereka masih menantikan Messias yang akan
membebaskan mereka dari belenggu Roma.
Verse 13, “13 Howbeit when He, the Spirit
of truth is come, He will guide you into all truth…”
So, you know, just make a list, a
mental list of what He does:
ü He will convict you of sin,
ü He will show you what the opposite of sin is,
which is righteousness, which means you must
move from sin to righteousness.
ü Once you have moved from sin to righteousness,
then you do not come into the judgment,
then you
are saved by grace through faith.
But then He has a couple of other
functions.
ü He will lead you into the truth, because He's called the Spirit of
truth,
and He will guide you into all truth.
Now didn't He say My Word is truth? Yes! All right. So in other words you
cannot study the Bible without the Holy Spirit.
When I was an atheist I read the Bible, I
read it like a mythological story book, and I came up with all kinds of
fancyfull ideas. I actually wanted to write a book which I wanted to title “The
Genes of Genesis” which was a book on evolution. And I’m so glad I never wrote
it, because it would have been the most foolish thing that you could ever
imagine, because “the fool says
in his heart, there is no God”, right? So He will guide you into all truth. I’m so glad that the Holy
Spirit got hold of me before I wrote this rubbish, and then read Genesis as it
stands. And it also brings to mind how important it is that you believe every
word, because every word is truth. Yes, and how many can you leave out then?
Nothing.
So when you read this and you read it as it
stands, believe it, because it's truth. And how many people bring out all sorts
of their own concoctions? All the time.
Ayat 13, “13 Tetapi, bila Ia datang, yaitu
Roh Kebenaran itu datang, Ia akan memimpin
kamu kepada semua
kebenaran…”
Jadi mari
kita buat daftar, dalam pikiran kita apa yang dilakukan Roh Kudus:
ü Dia akan meyakinkan kita akan dosa,
ü Dia akan menunjukkan kita apa lawan dosa, yaitu kebenaran,
yang berarti kita harus pindah
dari dosa ke kebenaran,
ü Begitu kita sudah pindah dari
dosa ke kebenaran,
maka kita tidak kena hukuman, kita diselamatkan oleh kasih
karunia melalui iman.
Tetapi Dia
masih punya dua lagi fungsi yang lain:
ü Dia akan memimpin kita kepada kebenaran, karena Dia
disebut Roh kebenaran,
dan Dia akan membimbing kita
kepada semua kebenaran.
Nah, bukankah Dia berkata, “FirmanKu adalah
kebenaran”(Yoh. 17:17)? Ya! Oke. Jadi dengan kata lain
kita tidak bisa mempelajari Alkitab tanpa Roh Kudus.
Ketika saya masih seorang
atheis, saya baca Alkitab, saya baca seperti sebuah buku
dongeng mitos, dan muncul segala macam ide aneh-aneh. Sesungguhnya saya berniat
menulis sebuah buku yang ingin saya beri judul “The Gene of
Genesis” yang adalah tentang evolusi. Dan
saya senang sekali buku itu tidak pernah saya tulis, karena itu akan menjadi
hal yang paling konyol yang bisa dibayangkan, karena “Orang bebal berkata dalam hatinya, ‘Tidak
ada Allah’…” (Maz. 14:1), benar?
Jadi Roh Kudus akan membimbing
kita kepada semua kebenaran. Saya begitu senang Roh Kudus sempat menangkap saya
sebelum saya menulis sampah itu, dan kemudian saya membaca kitab Kejadian
sebagaimana itu tertulis. Dan ini juga mengingatkan betapa pentingnya kita
mempercayai setiap kata, karena setiap kata adalah kebenaran. Ya, dan berapa
banyak yang bisa kita singkirkan? Tidak ada.
Maka bila kita membaca Alkitab
ini, dan kita membacanya sebagaimana tertulis, percayalah karena ini adalah
kebenaran. Dan berapa banyak orang yang mengetengahkan pendapat ciptaan mereka
sendiri? Sepanjang waktu.
So “…He will guide you into all truth for He
shall not speak of Himself; but whatsoever He shall hear, that shall He speak:
and He will shew you things to come…” so there will be prophecy. So is Jesus here predicting that the Holy Spirit will
raise up prophets for the church? Definitely, yes! Does He predict the
same in Revelation? Yes! So the gift of prophecy will be retained
until when, Martin? Until the end. “…14
He shall glorify Me; for He shall receive of Mine, and shall shew it unto you…”
Now any religion that glorifies the Holy
Spirit apart from Christ, is not fulfilling verse 14, because the Holy
Spirit has the function of glorifying Christ. So when pope John Paul II
said, “Come Holy Spirit, You are the one that we want to glorify publicly,” is
that fulfilling the commission that we read about here now? No! This is a this
is a very serious issue. So how important is it that we study these things?
This is eternal life studying. And it's absolutely essential, because every
deception that is in the world today, is being addressed in these chapters.
Every deception.
Maka “13 … Ia akan memimpin kamu kepada semua
kebenaran; sebab Ia tidak akan berkata-kata dari Diri-Nya Sendiri, tetapi
segala sesuatu yang didengar-Nya itulah yang akan dikatakan-Nya; dan Ia akan menunjukkan kepadamu hal-hal yang akan terjadi. …”
Jadi akan akan nubuatan. Apakah di sini
Yesus mengamarkan bahwa Roh
Kudus akan membangkitkan nabi-nabi bagi gereja? Jelas iya!
Apakah dia mengamarkan yang sama di Wahyu? Ya. Jadi karunia nubuat akan dipertahankan hingga
kapan, Martin? Hingga akhir.
“…14 Ia akan memuliakan Aku, sebab
Ia akan menerima yang dari Aku dan
menunjukkannya kepadamu…” Nah, agama apa pun yang memuliakan Roh Kudus di luar
Kristus tidak menggenapi ayat 14, karena Roh
Kudus punya fungsi memuliakan Kristus. Jadi ketika Paus Yohanes
Paulus II berkata, “Datanglah Roh Kudus, Engkau adalah Dia yang ingin kami
muliakan di depan umum”, apakah itu menggenapi kewajiban yang kita baca di sini sekarang? Tidak! Ini adalah isu
yang sangat serius. Jadi betapa pentingnyakah kita harus mempelajari hal-hal
ini? Ini mempelajari untuk hidup kekal, dan ini mutlak penting, karena setiap
penipuan yang ada di dunia sekarang, dibahas di pasal-pasal ini. Setiap
penipuan.
“…15 All things that the Father
hath are Mine, therefore said I, that He shall take of Mine, and shall shew it
unto you. 16 A little while and ye shall not see Me; and again, a little while and ye shall see
Me, because I go to the Father.” So this is just a
prediction that He will be going to the Father, and they will be dependent upon
the Word and the guidance of the Holy Spirit.
“15 Segala sesuatu yang Bapa punya,
adalah punyaKu; sebab itu Aku berkata, ‘Ia
akan menerima yang dari Aku dan menunjukkannya kepadamu.’
16 Sesaat lagi dan kamu tidak akan melihat Aku. Dan lagi, sesaat lagi dan kamu akan
melihat Aku, karena Aku pergi ke Bapa…” Jadi ini hanya
suatu amaran bahwa Dia akan pergi ke Bapa, dan mereka harus bergantung pada
Firman dan bimbingan Roh Kudus.
And for the rest of chapter 16 He is
reiterating like a good teacher what He has said before, that we have to stay
rooted in Christ, that He is going to the Father, that we are to rely upon the Word
and the leading of the Spirit.
Dan di sisa pasal
16 seperti seorang guru yang baik, Yesus mengulangi apa yang sudah dikatakanNya
sebelumnya, bahwa kita harus berakar dalam Kristus, bahwa Dia akan pergi ke
Bapa, bahwa kita harus bergantung pada Firman dan kepemimpinan Roh.
And then He says in verse 32, “32
Behold, the hour cometh, yea, is now come, that ye shall be scattered, every
man to his own, and shall leave Me alone: and yet I am not alone, because the
Father is with Me. 33 These things I have spoken unto you, that in
Me ye might have peace. In the world ye shall have tribulation: but be of good
cheer; I have overcome the world.” So He predicts that they will be scattered.
Martin, can we expect a terrible persecution and a scattering? “but
be of good cheer; He have overcome the world.”
So these are things that we can
expect, that brings us to the final chapter before the crucifixion of Christ,
and that is chapter 17.
Kemudin Dia
berkata di ayat 32, “32
Lihat, saatnya datang, bahkan sudah datang, bahwa kamu akan diceraiberaikan masing-masing ke tempatnya sendiri, dan akan meninggalkan Aku seorang diri. Namun Aku
tidak seorang diri, sebab Bapa ada bersama
Aku. 33 Hal-hal ini telah Kukatakan
kepadamu, supaya kamu beroleh damai sejahtera dalam Aku. Di dunia kamu akan mendapat kesukaran, tetapi besarkanlah hatimu,
Aku telah mengalahkan dunia."
Jadi Dia mengamarkan bahwa mereka akan
diceraiberaikan. Martin, apakah kita bisa mendapat suatu persekusi yang
mengerikan dan penceraiberaian? “tetapi besarkanlah hatimu,
Aku telah mengalahkan dunia".
Jadi hal-hal itulah yang kita tahu akan terjadi, yang akan
membawa kita ke pasal penutup sebelum penyaliban Kristus, dan itu ialah pasal
17.
Chapter 17
So Martin, chapter 17 is basically a
prayer. Jesus is praying that that which He has explained to them in chapters
14, 15, and 16, will be rooted in their minds and in their hearts, right? So it
is a glorious prayer of dedication. So when we think of the times we are living
in, do you think the time has come where Christ is giving a glorious prayer of
dedication for those that have a message to present to the world? Well, He is our Intercessor, isn't He? Yes.
And soon probation will close.
And He says here in verse 2, “2 As
Thou hast given Him power over all flesh, that He should give eternal life to
as many as Thou hast given Him. 3 And this is life eternal, that
they might know Thee the only true God, and Jesus Christ, whom Thou hast sent.”
And then He talks about how He has
glorified God on earth, through His perfect life, His perfect obedience, His
perfect humility. “5 And now, O Father, glorify
Thou Me with Thine Own Self with the glory which I had with Thee before the
world was.” So that shows again the eternity of
Christ.
Pasal 17
Jadi Martin,
pasal 17 pada dasarnya ialah suatu doa. Yesus berdoa agar apa yang telah dijelaskanNya
kepada mereka di pasal 14, 15, dan 16, akan berakar dalam pikiran dan hati
mereka, benar? Itu adalah suatu doa dedikasi yang indah sekali. Maka bila kita
pikir zaman di mana kita sekarang hidup, apakah waktunya telah tiba di mana
Kristus sedang menaikkan suatu doa dedikasi yang mulia bagi mereka yang punya
pekabaran untuk disampaikan ke dunia? Nah, Dialah Pengantara kita, bukan? Ya.
Dan masa percobaan akan segera berakhir.
Dan Dia berkata di ayat 2 di
sini, “2 Karena Engkau telah memberikan kepada-Nya kuasa
atas segala yang hidup, agar Ia akan
memberikan hidup yang kekal kepada seberapa
banyak yang telah Engkau berikan kepada-Nya. 3 Dan inilah hidup yang kekal itu, agar mereka boleh
mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan Yesus Kristus yang
telah Engkau utus. …”
Kemudian Dia bicara tentang bagaimana Dia telah
memuliakan Allah di bumi, melalui hidupNya yang sempurna, kepatuhanNya yang
sempurna, kerendahan hatiNya yang sempurna. “…5 Dan sekarang, ya Bapa, muliakanlah Aku dengan
DiriMu Sendiri dengan kemuliaan yang Kumiliki bersamaMu sebelum dunia ada…” Jadi ini menunjukkan lagi kekekalan Kristus.
In verse 9 He says, “9
I pray for them. I pray not for the world, but for them which Thou hast given Me;
for they are Thine….” This world,
Martin, is coming to an end. We can pray for the world, we can pray for the
conversion of the world, but this world is coming to an end. There is no
solution for this world, just like the Jews rejected Christ, so the world is
going to reject Christ. So we can only pray that people will come out of the
world.
Di ayat 9 Dia berkata, “9 Aku berdoa untuk mereka. Aku tidak berdoa untuk dunia, tetapi untuk mereka,
yang telah Engkau berikan kepada-Ku, sebab mereka adalah milik-Mu…” Dunia ini, Martin,
menuju kebinasaannya. Kita bisa berdoa bagi dunia, kita bisa berdoa bagi
pertobatan dunia, tetapi dunia ini akan berakhir. Tidak ada solusi bagi dunia
ini, sama seperti bangsa Yahudi yang menolak Kristus, maka dunia ini akan
menolak Kristus. Jadi kita
hanya bisa berdoa agar orang-orang mau keluar dari dunia.
Now Jesus says in verse 11, “11
And now I am no more in the world, but these are in the world, and I come to
Thee, Holy Father, keep through Thine own name those whom Thou hast given Me,
that they may be one, as We are.” This is such a powerful prayer, this unity in the context of the chapters
that we are reading, occurred after the Judas principle had left.
And we must expect this prayer to be of special significance for the times when
the latter rain will be poured out. Because He says quite plainly, “12
While I was with them in the world, I kept them in Thy name: those that Thou
gavest Me I have kept, and none of them is lost, but the son of perdition; that
the Scripture might be fulfilled.”
So if we abide in Christ, if we are rooted
in His Word, if we keep His Commandments none of us will be lost. If we
appropriate righteousness by faith, through faith, then none will be lost but
the son of perdition, the Judas principle will have to leave.
Nah, Yesus berkata di ayat 11,
“11 Dan sekarang Aku tidak lagi ada di dunia,
tetapi mereka ini masih ada di dunia, dan
Aku datang kepada-Mu, Bapa yang kudus, peliharalah mereka demi nama-Mu Sendiri, mereka yang telah Engkau berikan kepada-Ku
supaya mereka boleh menjadi satu, seperti
Kita. …” Ini adalah doa yang begitu hebat. Kesatuan ini dalam konteks pasal-pasal
yang kita baca, terjadi setelah faktor Yudas telah pergi.
Dan kita harus menganggap doa ini memiliki
makna yang istimewa untuk masa ketika hujan akhir akan dicurahkan, karena Dia
mengatakan dengan cukup jelas, “…12 Selama Aku bersama mereka di dunia ini, Aku memelihara mereka dalam
nama-Mu, mereka yang telah Engkau berikan kepada-Ku, Aku telah
menjaga mereka dan tidak ada seorang pun dari mereka yang hilang selain anak kebinasaan itu, supaya genaplah yang tertulis dalam Kitab Suci…”
Jadi jika kita tinggal dalam Kristus, jika kita berakar dalam FirmanNya, jika kita
mematuhi Perintah-perintahNya, tidak satu pun dari kita akan hilang. Jika kita mendapatkan pembenaran oleh iman, melalui
iman, maka tidak ada yang akan hilang, kecuali si anak kebinasaan, faktor Yudas
harus pergi.
He says in verse 17, “17
Sanctify them through Thy truth: Thy Word is truth…” So He puts another stamp on it, that we
must be rooted in the Word of God. And I just want to read verse 18 as well, “…18 As Thou hast sent Me into the
world, even so have I also sent them into the world…” So we are back at
what our duty is. Yes, this is our duty. Just as the man was sent to the pool
of Siloam, which means he was “sent”, so he that was born blind and now could
see, was sent. When he was sent, they kicked him out, right? We can expect
exactly the same. We were blind, God gave us spiritual eyesight, we are sent,
we're not going to be received very well. But we're still sent, but thank God
not all will reject the message, just as they didn't all reject the message
then.
Dia berkata di ayat 17, “17 Kuduskanlah mereka melalui kebenaranMu; Firman-Mu adalah kebenaran…” Jadi Dia memasang
meterai yang lain lagi di atasnya, bahwa kita harus berakar dalam Firman Allah. Dan saya hanya ingin membacakan
ayat 18 juga, “…18 Sama seperti Engkau telah
mengutus Aku ke dalam dunia, demikian pula Aku telah mengutus mereka ke dalam
dunia…” Sebagaimana orang
buta itu dikirim ke kolam Siloam yang artinya “diutus”, maka dia yang
dilahirkan buta dan sekarang bisa melihat, diutus. Ketika dia diutus, mereka
menendangnya keluar, bukan? Kita boleh mengharapkan yang persis sama. Kita
tadinya buta, Allah memberi kita penglihatan spiritual, kita diutus, kita tidak
akan diterima dengan baik. Tetapi kita tetap diutus, tetapi puji Tuhan tidak
semua akan menolak pekabaran itu, sama seperti mereka tidak semuanya menolak
pekabaran itu waktu itu.
He says in verse 20, which is the
final paragraph of this chapter, He says, “20
Neither pray I for these alone, but for them also which shall believe on Me
through their word…” So that Holy Spirit will go with God's
people throughout all the ages. And here in the end for their ears only, He tells them this wonderful story
that people
will believe through their word, but their word will be one with God's
Word, with Jesus' Word, it has to be in harmony “…21
That they all may be one; as Thou, Father, art in Me, and I in Thee, that they
also may be one in Us: that the world may believe that Thou hast sent Me…” So Martin, if there are all kinds of movements, like ecumenical movements,
etc. and world inter-religious unifications, and fraternities, that reject the
very tenets of what we have read here, then that is not an argument that we
should be one with error. It's amazing because they want to be one to establish
peace. Yes. But how can there be peace if the oneness that you are trying to
get is not based on the Word of God? Absolutely. “…22 And the glory which Thou
gavest Me I have given them; that they may be one, even as We are one…” Now when it comes to the glory, the glory
is always the character of Christ and we have to emulate that
character. It's very hard, we have a fallen nature, so we have to cling to
Christ and realize that without His indwelling Spirit, we have no hope of
salvation. And let go of the things that you want to keep on to, that's
in conflict with this. Yes and we must also remember that presumption is God's counterfeit to
faith. “…23 I
in them, and Thou in Me, that they may be made perfect in one; and that the
world may know that Thou hast sent Me, and hast loved them, as Thou hast loved
Me…” This is a beautiful prayer. The only way
that we can be perfect is if He is in us, “Christ in us
the hope of glory” says the Bible.
Di ayat 20 Dia berkata, yang
adalah paragraf terakhir pasal ini, Dia berkata, “20 Aku pun tidak hanya mendoakan bagi mereka ini saja, melainkan juga untuk mereka yang akan percaya kepada-Ku melalui perkataan mereka…” Maka Roh Kudus
akan pergi bersama umat Allah dari segala zaman. Dan di sini pada akhirnya, bagi
telinga mereka saja, Dia memberitahu mereka kisah yang indah ini, bahwa orang-orang akan percaya melalui
perkataan mereka, tetapi perkataan mereka akan menyatu dengan
Firman Allah, dengan Firman Yesus, karena itu harus selaras. “…21
supaya mereka semua boleh menjadi satu, sama
seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku, dan Aku di dalam Engkau, agar mereka
juga boleh menjadi satu di dalam Kita,
supaya dunia boleh percaya, bahwa Engkaulah
yang telah mengutus Aku…”
Jadi Martin, jika ada segala macam gerakan, seperti
gerakan Ekumene, dll. dan persatuan antar-agama dunia, dan kelompok-kelompok
persaudaraan, yang menolak prinsip-prinsip yang telah kita pelajari di sini,
maka tidak perlu diperdebatkan lagi apakah kita harus menjadi satu dengan kesalahan.
Itu mengagumkan karena mereka mau menjadi satu untuk menegakkan damai. Tetapi
bagaimana bisa ada damai jika kesatuan yang mau dicapai itu tidak
berdasarkan pada Firman Allah? Tepat sekali. “…22
Dan kemuliaan yang telah Engkau berikan kepada-Ku, Aku telah memberikan kepada mereka;
supaya mereka boleh menjadi satu, sama
seperti Kita adalah satu…”
Nah, bila kita menyimak kemuliaan, kemuliaan itu selalu adalah karakter Kristus,
dan kita harus meniru karakter itu. Itu sangat sulit, kita memiliki kodrat
manusia berdosa, maka kita harus bergantung erat kepada Kristus dan menyadari
bahwa tanpa RohNya yang diam di dalam
kita, kita tidak punya harapan selamat. Dan lepaskan hal-hal
yang mau kita pertahankan, yang bertentangan dengan ini. Dan kita harus juga
ingat bahwa perkiraan/anggapan
adalah iman yang palsu. “…23
Aku di dalam mereka dan Engkau di dalam Aku, supaya mereka boleh dijadikan sempurna sebagai satu,
dan agar dunia tahu, bahwa Engkau yang telah
mengutus Aku, dan bahwa Engkau mengasihi mereka, sama seperti Engkau mengasihi
Aku…” Ini adalah doa
yang indah. Satu-satunya jalan kita bisa menjadi sempurna ialah jika Ia ada di
dalam kita, “Kristus dalam
kamu, harapan akan kemuliaan” (Kol.
1:27) kata Alkitab.
“…24 Father, I will that they also,
whom Thou hast given Me, be with Me where I am; that they may behold My glory,
which Thou hast given Me: for Thou lovedst Me before the foundation of the
world…” this is the very essence of the plan of salvation,
Christ uniting humanity back with Divinity, planting His cross between
a separated God and humanity, and uniting with His divine arm, grabbing the
throne of God with His human arm embracing humanity, opening the way, being the
ladder, that unites us with Divinity. And He wants us to be with Him in Heaven,
to see Him in all His glory. Not even Moses could see that without being hidden
in the cleft of the rock and then only from the back. Imagine seeing this glory
face to face. If you are a sinner, Martin, and you cling to sin, then you will
be consumed by this glory, because the Bible says that people will be destroyed
by the brightness of His coming.
“…24 Ya Bapa, Aku mau supaya mereka
juga, yang telah Engkau berikan kepada-Ku, ada bersama-sama dengan Aku di mana
Aku berada, agar mereka boleh memandang
kemuliaan-Ku yang telah Engkau berikan kepada-Ku, sebab Engkau telah mengasihi
Aku sebelum dunia dijadikan…” inilah esensi
rancangan keselamatan, Kristus menyatukan kemanusiaan kembali dengan Ilahi,
menanamkan salibnya di antara Allah yang terpisah dengan kemanusiaan, dan
mempersatukan dengan lengan IlahiNya, mencekal takhta Allah dengan lengan
kemanusiaanNya, membuka jalan, menjadi anak tangga, yang mempersatukan kita
dengan Yang Ilahi. Dan Dia menghendaki kita ada bersamaNya di Surga, melihatNya
dalam segala kemuliaanNya. Bahkan Musa pun tidak bisa melihatNya tanpa
disembunyikan di celah batu, dan itu pun hanya dari belakang. Bayangkan melihat
kemuliaan ini berhadapan muka. Jika kita seorang pendosa, Martin, dan kita
memegang dosa erat-erat, maka kita akan dihanguskan oleh kemuliaan ini, karena
Alkitab berkata bahwa manusia akan dibinasakan oleh cahaya kemuliaanNya pada
waktu kedatanganNya.
“…25 O
righteous Father, the world hath not known Thee: but I have known Thee, and
these have known that Thou hast sent Me. 26 And I have declared unto
them Thy name, and will declare it: that the love wherewith Thou hast loved Me
may be in them, and I in them.”
Martin, that is the culmination of
the final, final, instruction to the disciples. It is the message for our time.
And then follows the story of the crucifixion.
So may God bless these words to us.
May we study them prayerfully, and be safeguarded from many a pitfall in the
world, if we internalize these words.
And may we do what these words say
and go to the world with it.
Let's be sent.
“25 Ya Bapa yang benar, dunia tidak mengenal Engkau, tetapi Aku
mengenal Engkau, dan mereka ini tahu, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku. 26
Dan Aku telah memberitahukan nama-Mu kepada mereka, dan Aku akan memberitahukan bahwa kasih dengan
mana Engkau telah mengasihi Aku, boleh ada
dalam mereka, dan Aku di dalam mereka."
Martin, inilah kulminasi dari instruksi
yang paling paling akhir kepada para murid. Inilah pekabaran bagi masa kita.
Kemudian diikuti oleh kisah penyaliban.
Jadi semoga Allah memberkati kata-kata
kepada kita ini. Semoga kita
mempelajari mereka dengan doa, dan dilindungi dari banyak jebakan di dunia,
jika kita mencerna kata-kata ini. Dan semoga kita melakukan apa yang dikatakan
kata-kata ini dan pergi ke dunia menyampaikannya.
Mari kita diutus.
07 09 22
No comments:
Post a Comment