BELIEVE
HIS PROPHETS
Part 07/22 - Stephen Bohr
THE VISIONARY EXPERIENCE OF A
PROPHET
https://www.youtube.com/watch?v=f7F0e8NmU7A
Dibuka dengan doa.
v All right, we've
been discussing the visionary experience of the prophet John, the writer of the
book of Revelation ~ not the author ~ the writer of the book of Revelation.
v And when we
broke off in our last session we were discussing 2 Corinthians 12:2-4
where the
apostle Paul is describing an individual, most likely himself, who was
transported to the 3rd Heaven and he says, “I don't know whether it was in the
body or out of the body”, basically he's saying, I don't know if it was in
vision, or whether he was taken there in person.
v We read a
quotation from Albert Barnes about the expression that this individual heard
inexpressible words, which it is not lawful for a man to utter.
That can be
understood in two ways:
1. it can be understood ~ first of all ~ in the sense that this person who went
to the third Heaven ~ which was probably the apostle Paul ~ saw such sublime
things that human words cannot describe what he saw;
2. and the second possibility is that he heard words that God instructed him
not to share. And we know that both cases are true of prophets.
v In the case of
Ellen White we know that many times God gave her a message ~ and you'll find
this in your syllabus ~ and then after she came out of vision, God said this is
not for now, save it for later.
And we also know
that Ellen White struggled for words to describe the things that she saw in
Heaven.
And so it could
mean either of these two possibilities, that the words could not be uttered
because the scene was so sublime, or the words were not uttered because God
instructed the prophet not to utter them.
v Baiklah, kita sedang membahas pengalaman kenabian dari
nabi Yohanes, penulis kitab Wahyu ~ bukan pengarangnya ~ tapi penulis dari
kitab Wahyu.
v Dan di sesi kita yang terakhir kita berhenti dengan
membahas 2 Korintus 12:2-4
di mana rasul Paulus menggambarkan seseorang ~
kemungkinan besar itu dirinya sendiri ~ yang dibawa ke langit ketiga dan dia
berkata, “Aku tidak tahu apakah itu di dalam tubuh atau di luar tubuh”,
pada dasarnya Paulus berkata, aku tidak tahu apakah ini dalam penglihatan atau
dia benar-benar dibawa ke sana secara fisik.
v Kita sudah membaca sebuah kutipan dari Albert Barnes
mengenai ungkapan
bahwa individu ini telah mendengar kata-kata yang tidak
bisa diungkapkan, yang tidak diizinkan untuk diucapkan seorang manusia. Ini
bisa dipahami dalam dua arti:
1.
pertama bisa dipahami dalam arti bahwa orang ini yang
pergi ke langit ketiga ~
yang kemungkinan besar adalah rasul Paulus ~ telah
melihat hal-hal yang begitu luar biasa indahnya sehingga apa yang dilihatnya
tidak bisa dilukiskan dengan kata-kata manusia;
2.
dan kemungkinan kedua ialah dia telah mendengar kata-kata
yang kemudian diinstruksikan oleh Allah untuk jangan dibagikan.
Dan kita tahu bahwa kedua pemahaman ini benar dalam hal
para nabi.
v Dalam hal Ellen White kita tahu bahwa seringkali Allah
memberinya suatu pesan ~ dan kalian bisa menemukan ini di diktat kalian ~
kemudian setelah Ellen White keluar dari penglihatannya,
Allah berkata, itu bukan untuk masa sekarang, simpan dulu untuk nanti.
Maka kita juga tahu bahwa Ellen White
bergumul mencari kata-kata untuk menggambarkan apa yang dilihatnya di Surga.
Jadi ini bisa berarti salah satu atau kedua kemungkinan
tersebut, bahwa kata-kata itu tidak bisa diucapkan karena adegannya begitu
indah, atau kata-kata itu tidak diucapkan karena Allah menginstruksikan kepada
nabi itu untuk tidak mengucapkannya.
Now let's go to the bottom of page 66.
Several versions do not translate ~ and I went over this but this is the
starting point now ~ do not translate this expression “which is not lawful for men to utter” in this way, but rather “words that are not possible to speak”, the emphasis then is not on the “lawfulness” of
describing what is seen, but rather on the “possibility” of expressing it.
Now Albert Barnes makes this additional statement. Albert Barnes was a
great Bible commentator, he's one of the good old kind Bible commentators.
These days Bible commentaries speculate, they use the historical critical
method, you really can't get much out of them. But these old Bible commentators
they actually commented on the Bible and they compared one verse with another
verse. This is what Barnes went on to remark concerning 2 Corinthians 12:2-4, “The transaction
here referred to is very remarkable. It is the only instance in the Scriptures of anyone who was taken to heaven, either in reality or in vision
and who returned again to the earth and was then qualified to communicate
important truths
about the heavenly world from
personal observation.” (Barnes' Notes,
Electronic Database, Copyright © 1997, 2003, 2005,
2006 by Biblesoft.)
Sekarang mari ke bagian bawah hal. 66.
Beberapa versi Alkitab tidak menerjemahkan ~ dan saya
sudah membahas ini tetapi inilah titik
mulanya sekarang ~ tidak menerjemahkan
ungkapan ini, “kata-kata yang tidak diizinkan untuk diucapkan manusia.” (2 Kor. 12:4) seperti ini, melainkan “kata-kata yang tidak mungkin diucapkan”, dengan demikian
penekanannya bukan pada “izin/keabsahan” mengutarakan apa yang dilihat,
melainkan pada “kemungkinan” bisa mengutarakannya.
Nah Albert Barnes membuat pernyataan tambahan ini. Albert
Barnes adalah seorang komentator Alkitab, dia salah satu dari komentator lama
yang baik. Sekarang ini komentator Alkitab berspekulasi, mereka memakai metode mengritik
historis, dan sesungguhnya kita tidak bisa mendapatkan apa-apa yang bermanfaat
dari mereka. Tetapi para komentator Alkitab yang lama-lama, mereka
sungguh-sungguh membuat komen atas Alkitab dan mereka membandingkan satu ayat
dengan ayat yang lain.
Inilah komentar yang dibuat Barnes mengenai 2 Korintus
12:2-4. “…Peristiwa yang dirujuk di sini itu sangat
menarik. Inilah satu-satunya kali di Kitab Suci ada orang yang dibawa ke Surga,
apakah itu secara literal atau dalam penglihatan, dan yang kembali lagi ke
dunia, kemudian dimampukan untuk mengkomunikasikan kebenaran-kebenaran yang
penting mengenai dunia surgawi dari observasi pribadinya.” (Barnes' Notes, Electronic Database, Copyright © 1997, 2003, 2005,
2006 by Biblesoft.)
This statement by Barnes is enigmatic, because in the book of Revelation
John was certainly transported to Heaven in vision. Also we will note that
Ellen White was transported to Heaven and came back, right? So I can’t
understand why Barnes would say that this is the only time when an individual
was transported to Heaven and came back to tell about it.
So coming back here, also we will note that Ellen White was transported to
Heaven and came back, and the scenes were so real that she could not find words
to describe what she had seen. It is
significant, however, that Barnes recognized that the expression “in the body” or “out of the body” simply means, and I quote, “…in reality or in vision”. So he understood that “in the body” or “out of the body” means whether the person was bodily taken there in
reality, or whether the person was taken there how? In vision.
Pernyataan Barnes ini membingungkan, karena di kitab
Wahyu, Yohanes sungguh-sungguh dibawa ke Surga dalam penglihatan. Juga kita
akan menyimak bahwa Ellen White dibawa ke Surga dan kembali, bukan? Maka saya tidak paham mengapa Barnes
mengatakan bahwa inilah satu-satunya kali seorang individu dibawa ke Surga dan
kembali untuk menceritakannya.
Jadi kembali kemari, kita juga akan menyimak bahwa Ellen
White dibawa ke Surga dan kembali, dan adegan-adegannya sedemikian hidup
sehingga dia tidak bisa menemukan kata-kata untuk menggambarkan apa yang
dilihatnya. Namun, ini signifikan, bahwa Barnes mengenali ungkapan “dalalm tubuh” atau “di luar tubuh” itu semata-mata berarti, dan
saya kutip, “secara literal atau dalam penglihatan”. Jadi dia paham bahwa “dalam tubuh” atau “di luar tubuh” artinya ialah apakah orang
tersebut dibawa secara literal atau apakah orang itu dibawa bagaimana? Dalam
penglihatan.
The next point that I want us to notice is that John struggled for words to
describe what he saw in Heaven, he struggled for words. This is one example
Revelation 21:10-11, “10 And he carried me
away in the spirit to a great and high mountain, and showed
me the great City, the holy Jerusalem, descending out of heaven
from God,…” and now notice how he struggles to describe
the City, he says “…11 having the glory of God.
Her light was like a
most precious stone, like a jasper stone, clear as crystal.” He's struggling to find something on earth
to compare what he has seen in Heaven.
Poin berikut yang saya mau
kita simak ialah bahwa Yohanes bergumul mencari kata-kata untuk menggambarkan
apa yang dilihatnya di Surga, dia bergumul dengan kata-kata. Ini salah satu
contohnya, Wahyu 21:10-11, “10 Dan
ia membawa aku pergi di dalam roh, ke atas sebuah
gunung yang besar lagi tinggi dan ia menunjukkan kepadaku Kota yang besar itu, Yerusalem yang
kudus, turun dari sorga, dari Allah…” sekarang simak
bagaimana Yohanes bergumul menggambarkan Kota itu, dia berkata, “…11 memiliki
kemuliaan Allah. Cahayanya sama seperti permata yang paling berharga, bagaikan permata yaspis, jernih
seperti kristal…” dia bergumul mencari sesuatu di dunia ini untuk
dibandingkan dengan apa yang dilihatnya di Surga.
Now let's talk about John's literary sources.
Where did he get
his information from? No doubt, the Holy Spirit inspired the book of Revelation,
but what sources did the Spirit employ to impart the information to John? The
book of Revelation seems to consist of three sources of information.
1. John borrowed
words, phrases, and sentences from previously inspired sources.
There are
hundreds of allusions to the Old Testament in the book of Revelation. By the
way he
never gives credit to any of them. He was a plagiarist par excellence. And
many ideas in Revelation also come from the New Testament, from other places in
the New Testament, like “every eye shall see Him” (Revelation 1:7) and Matthew
24:30 “all
the tribes of the earth will mourn over Him.” So the first source is other inspired sources, other inspired
places in Scripture.
2. John also
borrowed words, phrases, and sentences from non-inspired sources that existed
in his day.
It seems like
John occasionally employed the language of Enoch and Tobit. In a minute I’m
going to give you some examples of that, and incidentally do you know that Jude 14-15
is almost a direct quote from the Book of Enoch? Now what does that
mean? Well, let's continue here. Does this mean that the books of Enoch and
Tobit were inspired? No! It simply means that the language of these books
was common jargon in John's day, and God gave
him permission to use the language that was common in his day, a language with which his readers were
undoubtedly acquainted. Are you understanding what I’m saying? Once God gives
him permission to include it in the inspired record, it becomes part of the
inspired record.
Now of many
examples that could be cited let's notice just three, and there many many more.
Ø Enoch 40:1,
“After that…”
you notice I placed in brackets the
similarity in the book of Revelation, “…After that [Revelation 7:9] I saw thousands of thousands and ten thousand times ten
thousand [Revelation 5:11],…” those are words that are found in Revelation 5:11, “…I saw a
multitude beyond
number and
reckoning
[Revelation 7:9]…” does that sound familiar? “…who stood before the Lord
of spirits.” So this quotation from Enoch is reflected
in the book of Revelation.
Ø Enoch 91:16 it says,
“And the first heaven shall depart and pass away, and a new heaven shall appear” [Revelation 21:1]…” does that sound familiar? Revelation 21:1.
Ø Enoch 90:26 it says,
“…They were judged and found guilty and cast into the fiery
abyss” [Revelation 20:15]…” that's Revelation 20:15. Very, very similar, similar
language.
And so it seems
like John was given permission to borrow language from certain non-inspired
sources.
3. But John's writings had a third source, and that is he received much information in visions
and dreams that were original with him and were not available in any
extant source.
For example many
of the
scenes in the Trumpets are unique to what we find in the book of Revelation.
They're found in no other source.
Sekarang mari kita bicara tentang sumber tulisan Yohanes.
Dari mana dia mendapatkan informasinya? Tidak diragukan,
Roh Kudus yang menginspirasi kitab Wahyu, tetapi sumber-sumber apa yang dipakai
Roh untuk menyampaikan informasi tersebut kepada Yohanes? Kitab Wahyu
sepertinya terdiri atas tiga sumber informasi.
1.
Yohanes
meminjam kata-kata, ungkapan-ungkapan, dan kalimat-kalimat dari sumber-sumber
inspirasi sebelumnya.
Ada ratusan rujukan kepada
ayat-ayat Perjanjian
Lama di kitab Wahyu. Nah, asal tahu, dia tidak pernah menyebutkan
satu pun referensi dari mereka. Dia adalah seorang plagiat par excellence (paling unggul). Dan banyak konsep dari Wahyu
juga berasal dari Perjanjian Baru, dari tempat-tempat lain di Perjanjian Baru,
misalnya, “setiap
mata akan memandangNya” (Wahyu 1:7), dan Matius 24:30 “dan semua bangsa di bumi akan meratap” karena Dia.
Jadi sumber pertama adalah sumber-sumber inspirasi
lainnya, tempat-tempat (ayat) lain di dalam Kitab Suci.
2.
Yohanes juga
meminjam kata-kata, ungkapan-ungkapan, dan kalimat-kalimat dari sumber-sumber
yang tidak terinspirasi yang ada di zamannya.
Sepertinya dari waktu ke waktu Yohanes menggunakan bahasa
dari Henokh dan Tobit. Sebentar lagi saya saya memberikan beberapa contoh itu,
dan apakah kalian tahu bahwa Yudas
ayat 14-15 itu nyaris kutipan langsung dari kitab Henokh? Nah,
apa artinya itu? Marilah kita lanjutkan di sini. Apakah itu berarti bahwa
kitab-kitab Henokh dan Tobit itu diilhami? Tidak! Itu semata-mata berarti
bahwa bahasa kitab-kitab itu adalah gaya bicara yang umum di zaman
Yohanes, dan Allah memberinya izin untuk menggunakan bahasa yang umum di
zamannya, bahasa
yang pasti dikenal oleh para pembacanya. Apakah kalian paham apa yang saya
katakan? Begitu Allah memberinya izin memasukkan kata-kata itu di dalam catatan
yang terinspirasi, maka itu menjadi bagian dari catatan yang terinspirasi.
Nah, dari banyak contoh yang bisa disebutkan, mari kita
simak 3 saja, dan masih ada lebih banyak lagi.
Ø Henokh 40:1,
“…Setelah
itu…” kalian lihat di dalam tanda kurung saya
masukkan ayat yang sama dari kitab Wahyu,
“…Setelah itu [Wahyu 7:9] aku
melihat beribu-ribu dan sepuluh ribu kali sepuluh ribu [Wahyu 5:11]…” itulah kata-kata yang ada di Wahyu 5:11, “…Aku melihat orang banyak yang tidak
diketahui jumlahnya dan dihitung [Wahyu 7:9]…” apakah ini
terdengar familier? “…yang
berdiri di hadapan Tuhan dari
roh-roh…” Jadi kutipan yang berasal dari kitab
Henokh dipantulkan di kitab Wahyu.
Ø Henokh 91:16 berkata,
“…Dan
langit yang pertama akan pergi dan berlalu, dan langit yang baru akan muncul.” [Wahyu
21:1]…”
apakah ini terdengar familier? Wahyu
21:1.
Ø Henokh 90:26 berkata,
“…Mereka
dihakimi dan didapati bersalah dan dilemparkan ke kedalaman api yang menyala.”[Wahyu
20:15]…”
ini Wahyu 20:15. Amat sangat mirip,
bahasa yang sama.
Maka sepertinya
Yohanes diberi izin meminjam bahasa dari sumber-sumber tertentu yang tidak
diilhami.
3.
Tetapi tulisan-tulisan Yohanes punya sumber ketiga, dan itu ialah
dia mendapatkan banyak informasi
dalam penglihatan dan mimpi yang hanya miliknya sendiri, dan
tidak ada di sumber-sumber luar lainnya.
Misalnya, banyak adegan di seri Tujuh Terompet
itu unik yang kita temukan di kitab Wahyu. Itu tidak terdapat di
sumber-sumber yang lain.
Now let's talk about John's literary ethics.
Believe it or not, John did not directly quote any sources that he used,
he generally paraphrased his sources, and alluded to them. John never provided
a source credit in the book of Revelation, although he borrowed prolifically
from other inspired sources, and less frequently from non-inspired sources.
Might we say that John was a plagiarist because he did not credit his sources?
Someone might argue but the literary ethics of John's day did not require
authors to credit their sources. This is not necessarily true. Matthew in
contrast to John is very careful to credit his sources. Other New Testament
writers also commonly affirmed that they borrowed from the Scriptures, and they
actually said, “as was said by
the prophet Isaiah”, etc. Though John borrowed material ~ this is a
very important point ~ though John borrowed material from other sources,
his book is a totally new literary production. In fact those who have
carefully studied the literary structure of this book, have concluded that it
is a literary masterpiece.
It is a book that was meticulously and intricately structured around the
Hebrew Sanctuary. In other words, Revelation follows the order of the Hebrew
Sanctuary, ending with the Scapegoat Ceremony in Revelation 20. No human
mind could have devised this book in this way. If you're interested I have a
whole study on the literary structure of the book of Revelation, I have a chart
that illustrates how it follows the exact order of the Hebrew Sanctuary. In
fact it follows the precise order of the Sanctuary service, like a mosaic; each
part of the book is linked beautifully with every other part.
Now here comes the illustration. We could
use the following example. Suppose that 10 different contractors go to Home
Depot, and each of them buys the necessary materials to build a house. They all
buy nails, lumber, concrete, sand, drywall, tile, shingles, doors, windows,
electrical wiring, light fixtures, etc. But when each of them finishes his
house there are 10 totally different houses. They all use the same materials,
but they put them together differently.
Nah, mari kita bicara tentang etika penulisan Yohanes.
Percaya atau tidak, Yohanes tidak mencantumkan sumber
yang dia kutip, biasanya dia memakai kata-katanya sendiri dari
sumber-sumbernya, dan menyinggung hubungan mereka. Yohanes tidak pernah
memberikan referensi di kitab Wahyu, walaupun dia banyak meminjam dari
sumber-sumber yang diilhami lainnya dan lebih sedikit dari sumber-sumber yang
tidak diilhami. Bisakah kita katakan bahwa Yohanes itu seorang plagiat karena
dia tidak mencantumkan sumber-sumbernya? Mungkin ada yang akan berkata bahwa etika penulisan di
zaman Yohanes tidak minta para penulis untuk memberikan referensi sumber-sumber
tulisan mereka. Ini belum tentu benar. Matius dibandingkan Yohanes, dia sangat
berhati-hati menyebutkan sumber-sumbernya. Penulis-penulis lain Kitab
Perjanjian Baru juga umumnya mengakui bahwa mereka meminjam dari Kitab Suci,
dan mereka mengatakan, “seperti yang dikatakan nabi Yesaya”, dll. Walaupun Yohanes meminjam materi ~
ini poin yang sangat penting ~ walaupun
Yohanes meminjam materi dari sumber-sumber lain, kitabnya adalah produk tulisan
yang seluruhnya baru. Bahkan mereka yang telah mempelajari
struktur penulisan kitab ini, menyimpulkan bahwa itu adalah suatu mahakarya
penulisan. Itu adalah kitab yang terstruktur
dengan cermat dan rumit seputar Bait Suci Ibrani. Dengan kata lain, kitab Wahyu mengikuti urutan
Bait Suci Ibrani, berakhir dengan upacara kambing Azazel di Wahyu 20.
Tidak mungkin pikiran manusia bisa menciptakan kitab ini dengan cara ini. Jika
kalian berminat, saya punya materi pelajaran yang lengkap mengenai struktur
kitab Wahyu, saya punya bagan yang menggambarkan bagaimana itu mengikuti urutan
yang sama dengan Bait Suci Ibrani. Bahkan, itu mengikuti urutan yang sama dari
pelayanan Bait Suci, seperti sebuah mosaik, setiap bagian dari kitab itu
terkait dengan indah ke bagian yang lain.
Nah, sekarang
ilustrasinya. Kita bisa menggunakan contoh berikut. Misalkan ada 10 orang
kontraktor pergi ke toko bangunan, dan setiap mereka membeli bahan-bahan
yang diperlukan untuk membangun rumah. Mereka semuanya membeli paku, kayu,
semen, pasir, dinding jadi, tegel, genteng, pintu, jendela, kabel listrik,
perlengkapan listrik, dll. Tetapi ketika masing-masing menyelesaikan rumahnya,
ada 10 rumah yang sama sekali berbeda. Mereka semua menggunakan bahan yang sama
tetapi mereka membangunnya dengan cara
yang berbeda.
Ellen White did borrow. But the genius of the book Great Controversy is the way in which the book is put together. Not
that she borrowed, but how she took the material, and she created a totally new
masterpiece.
Ellen White memang meminjam. Tetapi hebatnya buku The Great Controversy ialah cara bagaimana buku itu
disusun. Bukan soal Ellen White meminjam
bahan-bahannya, tetapi
bagaimana dia menggunakan bahan-bahan itu, dan dia menciptakan suatu mahakarya
yang seluruhnya baru.
Now let's talk about Revelation’s symbolic character.
The book of Revelation presents God's end-time message in symbolic coded
language that must be decoded or deciphered. The book describes the dragon, the
Beast, the false prophet, the harlot, the wine, the 12 stars, the waters, the
earth, the two witnesses, the seal of God, the mark of the Beast, the 1260
days, seven horns, seven eyes, all of this is symbolic language. What do they
mean? All of these symbols must be what? They must be decoded or deciphered.
And we're going to find that Ellen White's book Great Controversy is a decoded book of
Revelation. That's basically what it is.
Sekarang mari kita bicara tentang tokoh-tokoh simbolis kitab Wahyu.
Kitab Wahyu menyodorkan pekabaran akhir zaman dari Allah
dalam kode-kode bahasa simbolis yang harus diuraikan kodenya atau ditafsirkan.
Kitab itu menggambarkan naga, Binatang, nabi palsu, perempuan pelacur, anggur,
12 bintang, air-air, bumi, kedua saksi, meterai Allah, tanda Binatang, 1260
hari, tujuh tanduk, tujuh mata, semuanya ini adalah bahasa simbol. Apa makna
mereka? Semua simbol ini haruslah apa? Mereka harus diuraikan atau ditafsirkan.
Dan kita akan melihat bahwa buku Ellen White The Great Controversy adalah kitab Wahyu yang diuraikan. Pada dasarnya itulah
dia.
What is the central thesis and theme of Revelation? It is obvious that the central
theme of Revelation is the great controversy between Christ and Satan, with
Christ being the final Victor. Is that the central theme? Absolutely! This
theme is clearly revealed in chapters 12 and 13, where Christ and Satan are in
a death struggle. This battle is constantly in the background of the entire
book. Revelation unveiled the history that is being written behind history.
What is the central theme of the book the Great Controversy? It is the
same identical theme, the controversy between Christ and Satan and the
final victory of Christ.
Apakah tesis dan tema inti kitab Wahyu? Jelas bahwa tema inti kitab Wahyu ialah
pertentangan besar antara Kristus dengan Setan, dengan Kristus sebagai Pemenang
akhirnya. Apakah itu tema intinya? Tentu saja! Tema ini jelas
dinyatakan di pasal 12-13 di mana Kristus dan Setan terlibat pergumulan
mati-matian. Peperangan ini terus-menerus menjadi latar belakang seluruh kitab.
Kitab Wahyu mengungkapkan sejarah yang ditulis di belakang sejarah.
Apakah tema
inti buku The Great
Controversy? Tema yang
identik sama, pertentangan antara
Kristus dan Setan dan kemenangan akhir Kristus.
Now here comes something amazing. Revelations two halves.
1. Chapters 1 through
9 has the first half of the book of
Revelation.
The churches, The Seals, and The Trumpets. The emphasis of
this section of Revelation is historical. The sequence begins in the
days when the prophet lived, culminating after a series of events in salvation
history at the end of time.
2. the second half of the book chapters 12 through 22 centers primarily on
endtime events with some historical background to give a frame of
reference.
The second half
of the book describes the powers that will oppose God's people, the warning
against these powers, the close of human probation, the plagues, the second
coming, the Millennium, and the earth made new. Are you noticing the sequence
here?
ü The powers that
oppose God's people, chapters 12-13
ü the warning
against those powers in Revelation 14,
ü the close of
probation chapter 15,
ü the plagues
chapter 16 through 18,
ü the second
coming chapter 19,
ü the Millennium
chapter 20,
ü and the earth
made new Revelation 21 and 22.
We're going to find that the book Great
Controversy follows the exact same
sequence.
Nah, sekarang ada yang mengagumkan. Kedua bagian kitab
Wahyu.
1.
Pasal 1
hingga 9, adalah
bagian pertama kitab Wahyu.
Tujuh Jemaat, Tujuh Meterai, dan Tujuh Terompet. Tekanan
dari bagian Wahyu ini adalah historis.
Urut-urutannya dimulai di zaman ketika nabi itu masih hidup, setelah
serangkaian peristiwa mengkumilnasi di sejarah keselamatan pada akhir zaman.
2.
Bagian kedua kitab itu, pasal 12 hingga 22, berpusat terutama pada peristiwa-peristiwa akhir zaman,
dengan sedikit latar belakang sejarah untuk memberinya kerangka rujukan.
Bagian kedua kitab ini menggambarkan kekuasaan yang akan
menentang umat Allah, peringatan terhadap kekuasaan tersebut, berakhirnya masa
kemurahan bagi manusia, malapetaka-malapetaka, kedatangan kedua, millenium, dan
dunia yang dijadikan baru. Apakah kalian menyimak urutannya di sini?
ü Kuasa yang menentang umat Allah, pasal 12-13
ü Peringatan terhadap kuasa-kuasa tersebut di Wahyu 14
ü Tutupnya pintu kasihan, pasal 15
ü Malapetaka-malapetaka terakhir, pasal 16-18
ü Kedatangan kedua, pasal 19
ü Millenium, pasal 20
ü Dan dunia yang diciptakan baru, pasal 21-22
Kita akan melihat bahwa buku The Great
Controversy mengikuti urutan yang persis
sama.
What do you find in the very center of the book of Revelation?
In the very center of the book, in chapters 10 and 11 you have The Little Book
episode which is taking place at what date? 1844.
The little book is primarily the message concerning Daniel 8:14, the beginning
of the Heavenly judgment, and the opening of the Most Holy Place of the
Heavenly Sanctuary. That's at the very center of the book of Revelation. Now
keep this in mind because we're going to come back to it.
Apa yang kita temukan tepat di tengah-tengah kitab Wahyu?
Tepat di tengah-tengah kitab itu, di pasal 10 dan 11, ada episode Gulungan Kitab Kecil,
yang terjadi
kapan? 1844. Gulungan kitab kecil ini utamanya
ialah pekabaran tentang Daniel 8:14, dimulainya penghakiman di Surga, dan
dibukanya Bilik Mahakudus Bait Suci Surgawi. Itu di bagian tengah-tengah kitab Wahyu.
Sekarang ingat ini karena nanti kita akan kembali kemari.
Before John wrote his book, Satan tried to kill him. Interesting. There's
a tradition that goes way back, that emperor Domitian threw John into a
cauldron of hot oil to try and kill him, but he was miraculously preserved.
Ellen White confirms that this experience is trustworthy, it's not only a
tradition, it actually happened. In Acts of the Apostles page 569 she says, “John was cast into a cauldron
of boiling oil, but the Lord preserved the life of His faithful servant, even
as He
preserved the
three
Hebrews
in
the fiery furnace.”
Who do you suppose wanted John dead
before he wrote the book? The old Devil.
Now we've studied the visionary
experience of John.
Sebelum Yohanes menulis
kitabnya, Setan berusaha membunuhnya. Menarik. Menurut tradisi yang sudah lama, kaisar
Domitian melemparkan Yohanes ke dalam belanga minyak panas berusaha untuk
membunuhnya, tetapi dia selamat secara mujizat. Ellen White membenarkan bahwa
pengalaman itu bisa dipercaya, itu bukan hanya tradisi melainkan itu
benar-benar terjadi. Di Acts of the Apostles
hal. 569, Ellen
White berkata, “…Yohanes
dilemparkan ke dalam sebuah kuali minyak yang mendidih, tetapi Tuhan
menyelamatkan nyawa hambaNya yang setia, sebagaimana Dia menyelamatkan ketiga
orang Ibrani dalam tungku api. …” Menurut kalian siapa yang
menginginkan Yohanes mati sebelum dia menulis kitab itu? Si Iblis tua.
Sekarang kita sudah
mempelajari pengalaman kenabian Yohanes.
Let's take a look at the visionary experience of Ellen White, when it comes
to the book the Great Controversy. I’m sure
you've been able to see several parallels by now. But let's go through them.
Did Ellen
White have the testimony of Jesus? She most certainly did. Revelation 12:17
that we've studied within its historical context says that the final remnant
will have what? The testimony of Jesus Christ. Why do you suppose that Ellen
White called her 9 volume series “The Testimonies”? Why do you suppose she
called the 4 volume series the Spirit of
Prophecy? Because she had the testimony of Jesus, which is what? Which is
the Spirit of Prophecy.
Mari kita lihat pengalaman kenabian Ellen White,
sehubungan dengan buku The Great Controversy. Saya yakin kalian sekarang sudah bisa memelihat
beberapa paralelnya. Tetapi mari kita bahas mereka.
Apakah Ellen
White memiliki kesaksian Yesus? Tentu saja ya. Wahyu 12:17 yang
sudah kita pelajari di dalam konteks sejarahnya mengatakan bahwa umat sisa yang
terakhir akan memiliki apa? Kesaksian Yesus Kristus. Menurut kalian mengapa
Ellen White memberi judul ke-9 volume serinya “The Testimonies” (Kesaksian)? Mengapa dia memberi judul ke-4 volume
serinya “The Spirit
of Prophecy” (Roh
Nubuat)? Karena dia memiliki kesaksian
Yesus, yang adalah apa? Yang adalah Roh Nubuat.
Notice two statements from Ellen White about her writings. She says, “The Testimonies are of the Spirit of God, or of the Devil …” she's speaking about her writings
“…As the Lord has
manifested Himself through…”
what? “…the Spirit of prophecy, past, present, and future have passed before me.”
(Counsels to the Church, p. 93)
Did she refer to her writings as the Spirit of Prophecy? Yes, she did.
Simak dua
pernyataan dari Ellen White tentang tulisan-tulisannya. Dia berkata, “…Kesaksian-kesaksian
berasal dari Roh Allah atau Iblis…” dia bicara tentang tulisan-tulisannya. “…Sebagaimana
Tuhan telah menyatakan Dirinya melalui…”
apa? “…Roh Nubuat, yang lampau, sekarang, dan akan
datang telah tampil di hadapanku.” (Counsels to the Church,
hal. 93)
Apakah Ellen White merujuk tulisan-tulisannya sebagai Roh Nubuat? Ya,
benar.
Notice this statement, “This prophecy [Revelation 12:17] points out clearly that the
remnant church will
acknowledge God in His Law and will have the…” what?
“…the prophetic gift. Obedience to the Law of God, and the
spirit of prophecy has always distinguished the true people of God, and the test is usually given on present manifestations.” ( Loma
Linda Messages, p. 33
)
Simak pernyataan ini, “…Nubuatan [Wahyu 12:17] menunjuk dengan
jelas bahwa gereja umat sisa akan mengakui Allah dalam HukumNya dan akan
memiliki…” apa? “…karunia nubuat.
Kepatuhan kepada Hukum Allah dan Roh Nubuat selalu menjadi ciri khas umat Allah
yang sejati, dan ujian biasanya diberikan pada manifestasi-manifestasi yang
sekarang ini.” ( Loma
Linda Messages, hal.
33 )
So did Ellen White have the testimony of Jesus or the Spirit of Prophecy just
like the prophet John? Absolutely!
For whom were the visions of Ellen White primarily given? Were they given
primarily for the world or were they given primarily for the Church? Testimonies for the Church.
Maka, apakah Ellen
White memiliki kesaksian Yesus atau Roh Nubuat sama seperti nabi Yohanes?
Tentu saja!
Untuk siapakah penglihatan-penglihatan Ellen White
terutama diberikan? Apakah mereka diberikan terutama bagi dunia atau mereka
diberikan terutama bagi gereja? Kesaksian-kesaksian
bagi gereja.
In the text we read previously 1 Corinthians 14:22 we are told who the gift
of prophecy is for. “22 Therefore
tongues are for a sign, not to those who believe but to unbelievers; but
prophesying is not for unbelievers but for those who believe.”
So for whom was the book Great Controversy
primarily written? It was written for the church. And then what are we supposed
to do with it? We are supposed to take the material, digest it, and then preach
it from the pulpit.
Di ayat yang tadi
sudah kita baca, 1 Korintus 14:22, kita
mendapat tahu karunia nubuat itu untuk siapa. “22
Karena itu karunia bahasa adalah
untuk tanda, bukan bagi orang yang beriman, tetapi bagi
orang yang tidak beriman; sedangkan karunia nubuat bukan untuk orang yang
tidak beriman, tetapi untuk orang yang beriman. …”
Jadi buku The Great
Controversy terutama ditulis bagi siapa? Itu ditulis
bagi gereja. Lalu apa yang harus kita lakukan dengannya? Kita seharusnya
mencerna materi itu, kemudian menyampaikannya dari atas mimbar.
Ellen White was
like she was dead when she was in vision, notice this statement. Manuscript 16,
1894, Ellen White says, “They thought that I was dead…” mainly because she didn’t breathe, folks,
“…They
thought that I was dead and there they watched and cried and prayed so long, but to me it was heaven, it was life.”
Ellen White itu seperti mati ketika dia mendapat penglihatan, simak pernyataan
ini. Manuscript 16, 1894, Ellen White berkata, “…Mereka sangka
aku sudah mati…” terutama karena dia tidak bernafas, Saudara-saudara, “…Mereka sangka aku sudah mati dan di sana mereka
memandang dan menangis dan berdoa begitu lama, tetapi bagiku itu adalah Surga,
itulah hidup.”
Ellen White in the early editions of Great
Controversy which would be Spiritual Gifts,
used a very interesting expression time and again. She did not use it later on.
And you're going to see in a moment why. At least once on every page of Spiritual Gifts which is the precursor of the
book Great Controversy, the earliest Greek Controversy, Ellen White at least once every page
used the expressions “I saw” or “I was shown”. Are those the expressions that John uses in his book? Absolutely! Now these
expressions were dropped when the final edition of Great Controversy was
published because Ellen White did not want to awaken prejudice against her.
There were many individuals who claimed to be prophets, and if the books that “I was shown” or “I saw”, people would say, “Man, that's kind of
weird.” And so those expressions were not included in the edition of Great Controversy that we have now.
Ellen White di edisi awal Great Controversy yaitu Spiritual Gifts, berulang-ulang menggunakan ungkapan yang sangat
menarik. Belakangan dia tidak menggunakannya lagi. Dan kita akan melihat
mengapa begitu. Paling tidak sekali di setiap halaman Spiritual Gifts yang adalah bentuk awal buku The Great Controversy, atau Great Controversy yang mula-mula, Ellen
White sedikitnya sekali di setiap halaman menggunakan istilah “aku melihat” atau
“kepadaku
ditunjukkan”. Apakah itu ungkapan-ungkapan yang dipakai Yohanes dalam
kitabnya? Tentu saja! Sekarang ungkapan-ungkapan
itu ditinggalkan ketika edisi terakhir Great Controversy diterbitkan karena Ellen White tidak mau
membangkitkan prasangka terhadap dirinya. Saat itu ada banyak orang yang mengklaim sebagai nabi
dan jika di buku itu ia berkata “aku melihat” atau “kepadaku ditunjukkan” orang-orang akan berkata, “Astaga, kok aneh.”
Maka ungkapan-ungkapan itu tidak dimasukkan lagi dalam edisi Great Controversy yang kita miliki sekarang.
Ellen White was
inspired by God's Spirit but the information
was imparted through what or through whom? Through an angel. Ellen White referred to
her angel as “my guide”. (Christian Experience
and Teaching page 26) as “my instructor”, as “my accompanying angel” (CET 253), and once in a great while she would refer to “the young man”. So the
Holy Spirit imparted the message to Ellen White through an angel, just like
with John.
Ellen White
diilhami oleh Roh Allah, tetapi informasi tersebut disampaikan melalui apa atau
siapa? Melalui malaikat.
Ellen White menyebut malaikatnya sebagai “penuntunku” (Christian Experience and Teaching hal. 26), sebagai “instrukturku”, sebagai “malaikat pendampingku” (CET hal. 253), dan sekali waktu dia akan menyebutnya “orang muda
itu”. Maka Roh Kudus menyampaikan pesan kepada Ellen White melalui malaikat,
sama seperti dengan Yohanes.
Furthermore, Ellen White was ordered to write while she was in vision and to send out
what she wrote. Is that true of John also? Absolutely! Notice, this is Testimonies Vol. 1 page 73, “While in vision, I
was commanded by an angel to write the vision…” that's exactly what happened with John. “… I obeyed, and wrote readily.”
Lebih jauh, Ellen White diperintahkan untuk
menulis selagi dia mendapatkan penglihatan dan untuk mengirimkan apa yang dia
tulis. Apakah itu terjadi pada Yohanes juga? Tentu saja! Simak,
ini di Testimonies Vol. 1 hal. 73, “…Selagi mendapat
penglihatan, aku diperintahkan oleh malaikat untuk menulis penglihatan
itu…” itulah persis yang terjadi
pada Yohanes.
“…Aku menurut, dan segera menulis.”
Ellen White
asked her angel questions. My, that's kind
of weird, isn't it? Not really, because John did also.
Early Writings page 40, “I begged of my attending angel to let me remain in that place. I could not bear the thought
of coming back to this dark world again…”
and so “… Then
the angel said,
‘You must go back, and if you are faithful, you, with the 144,000, shall have the
privilege of visiting all the worlds and
viewing the handiwork of God.’...”
So was there a conversation between Ellen White and her angel? Absolutely!
Ellen White
mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada malaikatnya. Nah, itu agak janggal,
bukan? Tidak sih, karena Yohanes berbuat begitu juga.
Early Writings
hal. 40, “…Aku memohon
kepada malaikat yang mendampingi untuk mengizinkan aku tetap berada di tempat itu.
Aku tidak bisa membayangkan harus kembali ke dunia yang gelap ini lagi…” maka, “…Lalu malaikat itu berkata, ‘Kamu harus kembali, dan
jika kamu setia, kamu bersama ke-144’000 akan mendapat kehormatan mengunjungi
semua dunia dan melihat hasil karya Allah…”
Jadi ada percakapan antara Ellen White dan malaikatnya?
Tentu saja!
She had this famous
vision that we find in Early Writings page 38 and I’d like to read that.
“I asked my accompanying angel the meaning of what I heard, and what the…” because the four angels are holding the winds, and she wants to know what’s
the meaning of this. So, “…I asked my accompanying angel the meaning of what I heard, and what the four
angels were about to do…”
because they were about to release the
winds “…He said to me, that it
was
God that restrained the powers, and that He gave His angels charge over
things on the earth; that the four angels had power from
God to hold the four winds,
and that they were about to let them go; but while their
hands were loosening, and the four winds were about to blow, the merciful eye of Jesus gazed on the remnant that
were not sealed, and He raised His hands to the Father and pleaded
with Him that He had spilled His blood for them. Then another angel was commissioned to fly swiftly
to the four angels and bid them hold, until the servants of
God were sealed with the seal of the living
God in their foreheads.”
So you have this conversation between Ellen White and her angel.
Ellen White mendapat
penglihatan yang terkenal ini yang kita dapatkan di Early Writings
hal. 38 dan saya
ingin membacakannya. “…Aku bertanya kepada malaikat pendampingku makna dari apa yang aku dengar,
dan apa yang …” karena keempat malaikat sedang menahan angin-angin, dan Ellen White ingin
tahu apa artinya ini. Jadi, “…Aku bertanya
kepada malaikat pendampingku makna dari apa yang aku dengar, dan apa yang akan
dilakukan keempat malaikat itu. …”
karena mereka akan melepaskan angin-angin. “…Dia berkata kepadaku bahwa Allah-lah yang menahan
kekuatan-kekuatan itu dan bahwa Dia telah memberikan malaikat-malaikatNya kuasa
atas hal-hal di bumi, dan bahwa keempat malaikat itu mendapat kuasa dari Allah
untuk menahan keempat angin, dan bahwa mereka sudah akan melepaskan angin-angin
itu, tetapi sementara tangan-tangan mereka mulai melepaskan angin-angin itu,
dan keempat angin itu akan berembus, mata Yesus yang penuh iba melihat kepada
umat yang sisa yang belum dimeteraikan, dan Dia mengangkat tanganNya kepada
Bapa dan mohon kepadaNya bahwa Dia telah menumpahkan darahNya bagi mereka.
Kemudian seorang malaikat yang lain ditugaskan untuk cepat-cepat terbang ke
keempat malaikat, dan minta mereka berhenti, hingga hamba-hamba Allah
dimeteraikan dengan meterai Allah yang hidup di dahi mereka.”
Jadi ada percakapan antara Ellen White dengan
malaikatnya.
But Ellen
White also spoke with other Heavenly beings. Once she spoke with an
inhabitant of a world that we don't know where it was, it's found in Christian Experience and Teaching page 98. She
asked the question, “Why they were
so much more lovely than those on the earth. The reply was, ‘We have lived
in strict obedience to the commandments of God, and have not fallen by
disobedience, like those on the earth.’…”
So she conversed with someone other than the regular angelic hosts.
Tetapi Ellen White juga bicara dengan
makhluk-makhuk surgawi yang lain. Satu kali dia bicara dengan
penduduk sebuah dunia yang kita tidak tahu di mana. Itu ada di Christian Experience and
Teaching hal. 98. Ellen White
mengajukan pertanyaan, “…Mengapa
mereka begitu jauh lebih cantik daripada
mereka yang ada di bumi. Jawabannya ialah, ‘Kami hidup dalam kepatuhan yang
ketat kepada Perintah-perintah Allah, dan tidak jatuh oleh ketidakpatuhan, seperti mereka yang ada di bumi.’
…”
Jadi dia bercakap-cakap dengan yang lain dari balatentara surgawi yang
biasa.
Ellen White once
saw Enoch on a planet that had seven moons and she asked Enoch, “Is this where you live?” And Enoch answered her, “It
is not. The City is my home, and I have come to visit this place.”
Now is it really so preposterous to think that Ellen White in vision was
able to speak with Enoch? No, because the Bible says that Enoch was transported
to Heaven, and we're told in Hebrews 11 that the heroes looked for a City whose
builder and maker was God, which is the New Jerusalem. And Ellen White saw
Enoch and he said, “No, the City is my
home.” That's exactly what Hebrews 11 says, that
all the heroes, they were looking for the City whose builder and maker is God.
Ellen White suatu
kali bertemu Henokh di sebuah planet yang memiliki 7 bulan, dan dia bertanya kepada
Henokh, “
‘Di sinikah engkau tinggal?’ Dan Henokh menjawabnya, ‘Bukan. Rumahku ialah di
Kota itu, aku datang mengunjungi tempat ini.’…”
Nah apakah benar-benar tidak
masuk akal berpikir Ellen White dalam penglihatannya bisa
bercakap-cakap dengan Henokh? Tidak, karena Alkitab mengatakan bahwa Henokh
dibawa ke Surga, dan kita mendapat tahu di Ibrani 11 bahwa tokoh-tokoh iman
menantikan sebuah Kota yang pendiri dan pembuatnya ialah Allah, yaitu Yerusalem
Baru. Dan Ellen White bertemu dengan Henokh, dan Henokh berkata, “Bukan. Rumahku ialah di
Kota itu…” Persis itulah yang dikatakan Ibrani 11, bahwa semua tokoh iman, mereka
mencari Kota yang pendirinya dan pembuatnya ialah Allah.
Ellen White also
spoke with Jesus and Jesus spoke to her. Once she asked Jesus, does Your Father have a form such as You do? And
here is the answer, Early Writings page 54,
“If you should once behold the glory of His person...” Yes, He does. “…If you should once behold the glory of His person you would…” what?
“…you would cease to exist.’…” like a snowflake in a Fresno summer.
Ellen White juga bicara dengan Yesus dan Yesus bicara kepadanya. Suatu kali dia
bertanya kepada Yesus, apakah BapaMu memiliki sebuah bentuk seperti yang Engkau
miliki? Dan inilah jawabannya, Early Writings hal.
54, ‘Jika kamu sekali saja
melihat kemuliaan PribadiNya,…” Iya, Bapa punya bentuk seperti Kristus. “…‘Jika
kamu sekali saja melihat kemuliaan PribadiNya, kamu…” akan apa? “…tidak akan ada lagi.’…” seperti bunga salju di musim panas Fresno.
Ellen White also
witnessed future events as if they were transpiring in the present. She was transported to the future, and it
was like she was seeing this in the present. Ellen White was sometimes transferred
to the future where she witnessed events as if they were transpiring while she
was in vision, for example she once carried on a conversation with brothers
Fitch and Stockman. Those two were two pioneers that died before the great
disappointment, and she’s speaking with them under the Tree of Life.
Where was she being transported to? To Heaven after the resurrection at the end
of time. And she entertained, they asked her, you know, “What has happened
since we died?” And so you know I would
probably think that Ellen I would say, “You have no idea.”
Ellen White juga
bersaksi tentang peristiwa-peristiwa yang akan datang seakan-akan mereka sedang
terjadi di masa sekarang. Dia dibawa ke masa depan, dan itu sama seperti dia
sedang menyaksikan itu di saat itu. Ellen White terkadang dibawa ke masa depan
di mana dia menyaksikan peristiwa-peristiwa seolah-olah itu sedang terjadi
ketika dia berada dalam penglihatan. Misalnya suatu kali dia dibawa kepada
suatu percakapan dengan Saudara Fitch dan Stockman. Mereka berdua ini adalah dua pioneer
yang mati sebelum masa kekecewaan besar, dan Ellen White sedang bicara dengan
mereka di bawah Pohon Kehidupan. Ke mana Ellen White dibawa? Ke Surga, ke masa
setelah kebangkitan pada akhir zaman. Dan dia menanggapi, mereka bertanya
kepadanya, “Apa saja yang terjadi sejak kami mati?” Jadi kalian tahu, saya
pikir Ellen White akan berkata, “Kalian tidak bisa membayangkan.”
But anyway, okay. In Ellen White's first vision she vividly
describes Jesus
giving her a tour of the future Heaven-land, along with the redeemed from the
earth. So real was this participation in the future that she begged her
angel to let her stay rather than come back to the earth. She actually believed that she was
physically in Heaven. Is that true of John as well? Certainly.
Tetapi baiklah. Di penglihatan
Ellen White yang pertama, dia menggambarkan dengan sangat hidup
bagaimana Yesus membawanya tour di kerajaan Surga yang
akan datang, bersama orang-orang tebusan dari bumi. Partisipasi di masa depan ini
sedemikian nyatanya, Ellen White memohon malaikatnya untuk mengizinkan dia
tinggal di sana daripada kembali ke bumi. Dia
benar-benar meyakini dia berada di Surga secara fisik. Apakah
itu juga yang terjadi pada Yohanes? Tentu saja.
Ellen's angel transported her to Heaven. Did John's angel do that? Absolutely!
Notice Early Writings page 32, “Soon I was lost to earthly
things and was wrapped in a vision of God’s glory. I saw an angel flying
swiftly to me. He quickly
carried me from the earth to
the Holy City. In the city I saw a temple,
which I entered…” was John also
transported to see the Holy City on the high mountain? Yes. Was he transported
to the wilderness to see the harlot? Absolutely! Nothing about Ellen White's
experience is preposterous. It happened with John before.
Malaikat Ellen membawanya ke
Surga. Apakah malaikat Yohanes melakukan itu? Tentu saja! Simak Early Writings
hal. 32, “…Tidak lama kemudian aku sudah terlepas dari hal-hal duniawi dan terbungkus dalam suatu
penglihatan kemuliaan Allah. Aku melihat satu malaikat terbang dengan cepat
kepadaku. Dia membawaku dengan cepat dari bumi ke Kota Suci. Di Kota aku
melihat sebuah Bait Suci, yang aku masuki…”
apakah Yohanes juga dibawa untuk melihat Kota Suci
di gunung yang tinggi? Ya. Apakah dia dibawa ke padang belantara untuk melihat
perempuan pelacur itu? Tentu saja! Pengalaman Ellen White tidak ada yang aneh.
Itu sebelumnya sudah terjadi pada Yohanes.
Notice how Ellen White described her experience while she was in vision. This
is Selected Messages Volume 1 page 36, “As inquiries are frequently made as to my state in vision,
and after I come out, I
would say that when the Lord sees fit to give a vision,
I am taken into the presence
of Jesus and angels, and am entirely lost to earthly
things. I can see no farther than the angel directs me. My attention is often directed
to scenes transpiring upon earth.”
Simak bagaimana Ellen White menggambarkan pengalamannya
selagi dia dalam penglihatan. Ini dari Selected Messages Vol. 1 hal. 36, “…Karena ada
banyak pertanyaan tentang kondisiku ketika mendapat penglihatan, dan setelah
aku keluar dari penglihatan itu, aku akan mengatakan bila Tuhan berkenan
memberiku sebuah penglihatan, aku dibawa ke hadirat Yesus dan para malaikat,
dan sama sekali tidak menyadari hal-hal duniawi. Aku tidak bisa melihat lebih
jauh daripada yang diarahkan malaikat kepadaku. Perhatianku sering diarahkan ke
adegan-adegan yang terjadi di bumi.”
Did Ellen
White also struggle in finding language to describe what she saw? Notice
these statements.
Vol. 5 of the Bible Commentary page 1146, “No words can describe the scene which took place as the Son of God was publicly reinstated in the place of honor and glory which He voluntarily left
when
He became a
man.” That's when
Jesus was glorified in Heaven. She says, nobody can describe it in words,
inexpressible words, according to what we found in 2 Corinthians 12.
Early Writings page 19, “The wonderful things I there saw I cannot describe…”
see? “... Oh, that I could talk in the language of Canaan, then could I tell a little of the glory of the better world.”
Early Writings page 289, “Language is altogether too feeble to attempt a description of heaven. As the scene rises
before me, I am lost in amazement. Carried away with the surpassing splendor and excellent glory, I lay down the pen, and exclaim, ‘Oh, what love!
what wondrous love!’ The most
exalted language fails to describe
the glory of heaven or the matchless depths
of a Saviour’s love.”
Are you seeing her frustration? The same frustration that John had in
describing what he saw in Heaven.
Apakah Ellen
White juga bergumul mencari bahasa untuk menggambarkan apa yang dilihatnya?
Simak pernyataan-pernyataan ini.
Bible Commentary Vol. 5 hal. 1146, “…Tidak ada kata-kata yang bisa menggambarkan adegan yang terjadi saat Anak
Allah secara resmi dikembalikan ke status terhormat dan mulia yang telah
ditinggalkanNya dengan sukarela ketika Dia menjadi seorang manusia. …” Itulah ketika Yesus dimuliakan
di Surga. Ellen White berkata, tidak ada yang bisa menggambarkannya dengan
kata-kata, kata-kata yang tidak bisa diutarakan, menurut apa yang kita temukan
di 2 Korintus 12.
Early
Writings hal. 19, “…Hal-hal yang
luar biasa yang aku lihat di sana tidak bisa aku gambarkan…” lihat, “…O, seandainya
aku bisa bicara dengan bahasa Kana’an, maka aku akan bisa menceritakan sedikit
tentang kemuliaan dunia yang lebih baik ini.”
Early
Writings hal. 289, “…Bahasa itu sama sekali terlalu lemah
untuk mencoba menggambarkan Surga. Ketika adegan itu muncul di hadapanku, aku terpesona
dalam rasa kagum. Terbawa oleh keindahan yang luar biasa dan kemuliaan yang
sangat tinggi, aku letakkan penaku dan berseru, ‘O, kasih yang luar biasa!
Kasih yang begitu mengagumkan!’ Bahasa yang tertinggi gagal menggambarkan
kemuliaan Surga atau dalamnya kasih Sang Juruselamat yang tidak terbanding.”
Apakah kalian melihat
frustrasinya? Frustrasi yang sama yang dimiliki Yohanes dalam menggambarkan apa
yang dilihatnya di Surga.
Now let's talk about Ellen White's literary sources. A
significant part of the book the Great
Controversy consists of words, phrases, and sentences from the Old and New
Testaments. if you don't believe it, go to the back of the book Great Controversy to see how many times she quotes
the Bible.
Ellen White also borrowed some material from non-inspired sources, surprise!
Surprise! So it can't be inspired, right? If it was borrowed from other non-inspired
sources it can't be inspired. When does it become part of the inspired record? When she
takes it and includes it, because it squares with what she saw when she was in
vision. Are you with me? Ellen White used some borrowed material from
non-inspired sources. In the first editions, that is Spiritual Gifts and Spirit of
Prophecy of what is now the Great Controversy,
she used quotations from other authors and did not give them credit. Some have
accused
her of literary piracy or plagiarism. But we must remember that the
literary ethics of the 19th century were different than they are today.
And if you read the additional material in volume 2 of the syllabus you will
find a description of the literary ethics of the 19th century. It was
not expected that individuals especially in religious writings say where they
got the quotations from.
Sekarang mari kita bicara tentang sumber-sumber tulisan Ellen White.
Bagian yang signifikan dari buku The Great Controversy terdiri atas kata-kata,
frase-frase, dan kalimat-kalimat dari kitab-kitab Perjanjian Lama dan Baru.
Jika kalian tidak percaya bukalah bagian belakang Great Controversy untuk melihat berapa kali Ellen White mengutip dari Alkitab.
Ellen White juga
meminjam beberapa materi dari sumber-sumber yang tidak diilhami, kejutan!
Kejutan! Kalau begitu tulisannya tidak diilhami, kan? Itu dipinjam dari
sumber-sumber lain yang tidak diilhami, jadi itu bukan tulisan yang diilhami.
Kapan tulisan-tulisan itu menjadi bagian dari catatan yang
diilhami? Ketika Ellen White mengambilnya dan memasukkannya ke tulisannya,
karena itu cocok dengan apa yang dia lihat ketika dia berada dalam penglihatan.
Apakah kalian paham? Ellen White menggunakan beberapa materi yang dipinjam dari
sumber-sumber yang tidak diihami.
Di edisi-edisi pertama, yaitu Spiritual Gifts dan Spirit of Prophecy, yang sekarang menjadi The Great Controversy, Ellen White menggunakan kutipan-kutipan dari
penulis-penulis lain dan tidak menyebutkan referensinya. Beberapa orang
menuduhnya telah melakukan pembajakan tulisan atau plagiatisme. Tetapi
kita harus ingat bahwa etika
penulisan di abad ke-19 itu beda dengan hari ini. Dan jika
kalian membaca materi tambahan di jilid 2 dari diktat, kalian akan menemukan
deskripsi etika penulisan abad ke-19. Individu-individu
terutama dalam tulisan-tulisan relijius tidak diharapkan mengatakan dari
mana mereka mendapatkan kutipan tersebut.
Ellen White did not try to hide the fact that she used non-canonical
sources, she readily announces in the introduction to the Great Controversy that she borrowed. So she's not borrowing and
saying I hope nobody sees that I’m borrowing. Notice what she said in the
introduction to Great Controversy, and by the way it's the introduction to the
entire Conflict series.
“In some cases where a historian has so grouped together events as to
afford, in
brief, a comprehensive view of the subject, or has
summarized details in
a convenient manner,
his
words have been quoted;
but in
some
instances no specific
credit has
been
given,
since
the quotations are
not given for
the purpose of citing that writer as authority…” In other words, saying that that writer is the big authority, “… but because his statement affords
a ready and forcible presentation of the subject. In narrating the experience
and
views of those carrying forward the work of reform in our own time…” that is the works of the pioneers “…similar
use has been made
of their published works.” ( The Great Controversy, p.
xi.)
Does she deny that she used non-inspired sources? No, she actually openly admits it.
She was a practical person. Listen, God showed her the scenes of the great
controversy for example, all the scenes regarding the Protestant Reformation
she saw them in vision. Why should she sit down and write all those things from
scratch when she could find them in history books, according to what she saw in
vision? She was economical. She was a
busy person. Why not borrow? By the way all of the source credit was given in Great Controversy because some people
complained. She said, “I have no
problems with this. Put in where I got it from, because in the introduction I
already said that I got it.” She
expected that the introduction would simply cover all of the quotations that
she used in the book. Are you following me?
Ellen White tidak berusaha menyembunyikan faktanya bahwa
dia menggunakan sumber-sumber di luar Alkitab, dia secara terbuka mengumumkan
di pengantar buku The Great
Controversy bahwa dia
meminjam. Jadi dia bukannya meminjam dan mengatakan, moga-moga tidak ada yang
melihat bahwa aku meminjam. Simak apa katanya di Pengantar Great Controversy ~ dan ketahuilah itulah Pengantar kepada seluruh seri
Konflik.
“…Dalam
beberapa kasus di mana seorang sejarahwan telah mengelompokkan peristiwa-peristiwa menjadi satu sedemikian rupa sehingga
bisa menyajikan pandangan yang singkat, jelas, dari topik itu, atau telah
menyimpulkan detail-detail yang memudahkan, kata-katanya dikutip; tetapi dalam
beberapa kasus tidak diberikan referensinya, karena kutipan-kutipan tersebut
tidak diberikan untuk tujuan menyebut penulis itu sebagai autoritasnya…” dengan kata lain, mengatakan
bahwa penulis itu adalah autoritas besarnya “…melainkan
karena pernyataan-pernyataannya menyajikan presentasi topik tersebut yang sudah
siap dan jelas. Dalam mengisahkan pengalaman dan pandangan-pandangan mereka
yang melaksanakan pekerjaan reformasi di zaman kita sendiri…” ini adalah pekerjaan para pioner,
“…dilakukan penggunaan yang serupa atas pekerjaan mereka yang sudah
diterbitkan,” ( The Great Controversy, p.
xi.).
Apakah Ellen White
menyangkal dia menggunakan sumber-sumber yang tidak diilhami? Tidak. Dia malah mengakuinya secara terbuka.
Dia adalah orang yang praktis. Dengar, Allah menunjukkan kepadanya
adegan-adegan pertentangan besar misalnya, semua adegan mengenai Reformasi
Protestan dia melihatnya dalam penglihatan. Mengapa dia harus duduk dan menulis
segala itu dari nol jika dia bisa menemukan mereka dalam buku-buku sejarah,
sesuai dengan apa yang dilihatnya dalam penglihatan? Dia ekonomis. Dia orang
yang sibuk, kenapa tidak meminjam saja? Nah, ketahuilah semua sumber referensi
diberikan di Great Controversy karena beberapa orang komplain. Ellen White berkata, “Aku tidak punya
masalah dengan ini. Masukkan referensinya dari mana aku mendapatkannya, karena
di bagian Pengantar aku sudah bilang bahwa aku memakainya.” Ellen White
mengharap Pengantarnya sudah meliput semua kutipan yang dia pakai di buku itu.
Kalian paham?
Much of the material in Great Controversy
however, is original with Ellen White and came to her directly through visions
and dreams. Is that true of John also? Did John borrow from the Scriptures? Did
he borrow some language from non-inspired sources? Did he have material unique
to himself? Absolutely!
Chapters such as God's People Delivered,
The Desolation of the Earth, The Controversy Ended, where Ellen White
mentions names of individuals who are going to be outside the Holy City, like
Caiaphas, and Annas, she mentions that by name. Where did she
borrow that from? From no place except what she saw in vision.
Tapi banyak dari materi di Great Controversy, itu asli dari Ellen White dan datang kepadanya langsung
melalui penglihatan dan mimpi. Apakah pada Yohanes begitu juga? Apakah Yohanes
meminjam dari Kitab Suci? Apakah dia meminjam beberapa bahasa dari
sumber-sumber yang tidak diilhami? Apakah dia punya materi yang khas dari
dirinya sendiri? Tentu saja!
Bab-bab seperti “Umat Allah Diselamatkan”, “Penghancuran
Bumi”, “Pertentangan Berakhir” di mana Ellen White menyebutkan nama-nama
individu-individu yang akan berada di luar Kota Suci seperti Kayafas, dan Hanas, dia
menyebut mereka dengan namanya. Dari mana dia meminjam itu? Tidak dari
mana-mana, selain dari apa yang dilihatnya dalam penglihatan.
Ellen White took what she found in Scripture, what God gave her in visions
and dreams, and what she researched in non-inspired sources, and wove the
material into a literary masterpiece, totally unlike anything which has ever
been written. What John developed in 22 chapters Ellen White amplified in 678
pages. The writings of Ellen White but specifically the Great Controversy is a decoded book of Revelation. Ellen White
decodes the symbols of Revelation in matter of fact language, she decodes:
ü the meaning of
the dragon,
ü she decodes the
meaning of the Beast, she says it's the papacy;
ü the false
prophet represents Protestantism in the United States;
ü the harlot is
the Roman Catholic system;
ü the wine: false
doctrine;
ü the 12 stars
represent the founders of Israel, the founders of the Christian Church;
ü the waters:
multitudes, nations, tongues, and peoples;
ü the earth: the
territory of the United States;
ü the two
witnesses: the Old and New Testament;
ü the Seal of God:
the Sabbath;
ü the mark of the
Beast: Sunday;
ü the 1260 days:
are years;
ü seven horns:
total power;
ü seven eyes:
total wisdom.
Ellen White takes what is coded in Revelation and in the book Great Controversy she decodes it, and gives it
in matter of fact language.
Elllen Whie mengambil apa yang dia dapati di Kitab Suci,
apa yang Tuhan berikan padanya dalam bentuk penglihatan dan mimpi, dan apa yan
dia riset dari sumber-sumber yang tidak diilhami, lalu merajut bahan itu menjadi
sebuah tulisan mahakarya, sama sekali tidak seperti apa yang pernah ditulis.
Apa yang dibuat Yohanes dalam 22 pasal, dikembangkan Ellen White dalam 678
halaman. Tulisan-tulisan Ellen White
terutama The Great
Controversy adalah
kitab Wahyu yang diungkapkan. Ellen White membuka sandi-sandi simbol-simbol
Wahyu dalam bahasa sehari-hari, dia membuka sandi:
ü makna naga,
ü dia membuka sandi makna Binatang itu, dia bilang itu
Kepausan,
ü nabi palsu mewakili Protestantisme di Amerika Serikat,
ü perempuan pelacur adalah sistem Roma Katolik,
ü anggur: doktrin palsu,
ü 12 bintang melambangkan pendiri Israel, pendiri gereja
Kristen,
ü air-air: orang banyak, bangsa-bangsa, bahasa-bahasa, dan kaum-kaum,
ü bumi: territori Amerika Serikat,
ü kedua saksi: Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru,
ü meterai Allah: Sabat,
ü tanda Binatang: hari Minggu,
ü 1260 hari itu adalah tahun,
ü 7 tanduk: total kekuasaan,
ü 7 mata: total hikmat.
Ellen White mengambil apa yang dalam bentuk sandi di
kitab Wahyu dan di buku Great Controversy dia membuka sandinya dan menyebutnya dalam bahasa
sehari-hari.
For example the symbolic language in Revelation 4 and 5 ~ and we're going
to pursue this in another class a little more in detail ~ the symbolic language
in Revelation 4 and 5 is interpreted in matter-of-fact language in Desire of Ages 833-835. And I have this little
illustration here which we will take a look at later on, we'll actually look at
Ellen White's statement at the end of the book Desire
of Ages.
In the book of Revelation it speaks of
ü “One who is
sitting on a throne” it never
identifies Him, it simply says there was One sitting on a throne in Revelation
4 and 5.
ü Revelation 4 and
5 describe “four living creatures” that's symbolic language, because they
have faces of beasts, of animals,
so you know the
angels don't have four faces of animals, they're symbolic, but they're not
identified what they mean, the four living creatures.
ü The “24 elders” are mentioned there, that's symbolic language as well, they're not
identified.
ü The “seven lamps of fire” are not identified, what they mean.
ü Even the Lamb,
Jesus isn't even mentioned by name in those chapters. It's spoken of as “a Lamb as though it had been slain”.
So in Revelation
4 and 5, all you have is symbolic language. So the question is, Who was seated
on the throne? Who are the four living creatures? Who are the twenty-four
elders? What are the seven lamps of fire? And who is the Lamb? Well, you go to
the last three pages of Desire of Ages,
Ellen White does not mention four living creatures, 24 elders, seven lamps of
fire, the lamb. She doesn't mention any of that terminology. She interprets the
terminology.
ü She clearly says
that the One who is seated on the throne is God the Father.
ü She says that
the four living creatures are cherubim and seraphim.
By the way that
can be proved from Scripture because these four living creatures of Revelation
4 and 5 have six wings and they sing “Holy, Holy, Holy!” When you go to Isaiah
chapter 6, the call of Isaiah, it says that the seraphim have six wings, and
they sing “Holy, Holy, Holy!” So the Bible identifies that they're seraphim.
The cherubim are
very similar in the description in the Bible, except they have four wings. And
so Ellen White doesn't say four living creatures. She said, there waiting for
the arrival of Jesus are the cherubim and the seraphim.
ü She never
mentions 24 elders, but she says there gathered are the representatives of the
worlds that never sinned, the sons of God, the representatives of the worlds
that never sinned.
ü She doesn't
identify the seven lamps of fire as seven lamps of fire.
But if you read
the book Acts of the Apostles you find
clearly that the seven lamps of fire represent the Holy Spirit.
And it's
interesting when you go to Revelation chapter 4 you'll find in Revelation
chapter 4 that it says that the seven candlesticks are there before the throne
in the Holy Place in the Heavenly Sanctuary. The seven lamps of fire were
before the throne.
But when you get
to chapter 5 when Jesus actually arrives, and He presents Himself before His
Father as the Lamb as though He had been slain, and it says that He
has the wounds on His body to prove that He's coming from the battlefield and
He's overcome, because He's coming back, He has the wounds but He's alive when
He presents Himself in Heaven, you find that in chapter 5 it says that the seven
lamps of fire are sent to the earth.
In chapter 4
there before the throne; in chapter 5 after Jesus arrives they're sent to the
earth. The question is what event is being described there in chapter 5? The
sending of the Holy Spirit on the day of Pentecost. He was there before the day
of Pentecost, on the day of Pentecost the Holy Spirit represented by the seven lamps
of fire is sent to the earth.
And so what is
Ellen White doing? She's taking the symbolic terminology of Scripture, and
she's providing a simple easy-to-understand interpretation, and decoding of the
symbolic language.
Misalnya, bahasa simbolis di Wahyu 4 dan 5 ~ dan kita
akan melanjutkan ini di kelas yang lain dalam detail yang lebih banyak ~ bahasa
simbolis di Wahyu 4 dan 5 itu diinterpretasikan dalam bahasa sehari-sehari di Desire of Ages hal.833-835. Dan saya punya ilustrasi di
sini yang akan kita lihat nanti, kita akan melihat pernyataan Ellen White pada
akhir buku Desire of
Ages.
Di kitab Wahyu itu disebutkan tentang:
ü “Dia
yang duduk di takhta” tidak pernah Dia diidentifikasi, hanya dikatakan ada Dia
yang duduk di atas takhta di Wahyu 4 dan 5.
ü Wahyu 4 dan 5
menggambarkan “empat makhluk hidup”,
itu bahasa simbolis, karena mereka memiliki wajah-wajah
binatang, nah, kita tahu malaikat tidak memiliki 4 wajah binatang, itu
simbolis, tetapi mereka tidak diidentifikasi apa maksudnya keempat makhluk
hidup ini.
ü Ke “24 Tua-tua” disebutkan di sana, itu bahasa simbolis juga, mereka
tidak diidentifikasi.
ü Ketujuh “obor menyala” tidak diidentifikasi apa makna mereka.
ü Bahkan Anak Dombanya, Yesus tidak disebutkan namaNya di
pasal-pasal itu.
Dia disebut sebagai “Anak Domba seperti telah disembelih”.
Jadi di Wahyu 4 dan 5, yang ada hanyalah bahasa simbolis.
Maka pertanyaannya ialah, Siapa yang duduk di atas takhta? Siapa keempat
makhluk hidup? Siapa ke-24 Tua-tua? Apa ketujuh obor menyala? Dan siapakah Anak
Domba? Nah, kita ke tiga halaman terakhir buku Desire of Ages.
Ellen White tidak menyebut empat makhluk hidup, 24 Tua-tua, tujuh obor menyala,
Anak Domba. Dia tidak menyebut istilah-istilah itu sama sekali. Dia
menginterpretasi istilah-istilah itu.
ü Ellen White jelas mengatakan Dia yang duduk di takhta
adalah Allah Bapa.
ü Dia mengatakan keempat makhluk hidup adalah kerubim dan
serafim.
Nah, ini bisa dibuktikan dari Kitab Suci karena keempat
makhluk hidup Wahyu 4 dan 5 punya 6 sayap dan mereka menyanyi “Suci, Suci,
Suci!”. Bila kita ke Yesaya 6, dipanggilnya Yesaya, dikatakan bahwa serafim
punya 6 sayap dan mereka menyanyi “Suci, Suci, Suci!” Jadi Alkitab
mengidentifikasi mereka sebagai serafim. Kerubim itu deskripsinya mirip di
Alkitab, kecuali mereka punya 4 sayap. Maka Ellen White tidak mengatakan 4
makhluk hidup. Dia mengatakan, di sana menantikan kedatangan Yesus adalah para
kerubim dan serafim.
ü Dia tidak pernah menyebut 24 Tua-tua,
tetapi dia mengatakan berkumpul di sana adalah para wakil
dari dunia-dunia yang tidak pernah berdosa, anak-anak Allah, perwakilan dari
dunia-dunia yang tidak pernah berdosa.
ü Dia tidak mengidentifkasi ketujuh obor menyala sebagai
tujuh obor menyala.
Tetapi bila kita baca buku Acts of the Apostles, dengan jelas kita akan mendapatkan ketujuh obor menyala
melambangkan Roh Kudus.
Dan yang menarik ketika kita ke Wahyu pasal 4, kita
temukan di Wahyu pasal 4 dikatakan bahwa ketujuh kaki dian ada di hadapan
takhta di Bilik Kudus di Bait Suci surgawi. Ketujuh obor menyala ada di hadapan
takhta.
Tetapi ketika kita tiba di pasal 5, ketika Yesus sudah
tiba dan Dia mempresentasikan DiriNya di hadapan BapaNya sebagai Anak Domba
seperti telah disembelih, dan dikatakan Dia punya luka-luka pada tubuhNya untuk
membuktikan Dia datang dari medan peperangan, dan Dia sudah menang, karena Dia
kembali. Dia terluka tetapi Dia hidup ketika Dia mempresentasikan DiriNya di
Surga. Kita akan melihat di
pasal 5 dikatakan bahwa ketujuh obor menyala dikirim ke dunia (Wahyu 5:6)
Di pasal 4 di hadapan takhta, di pasal 5 setelah Yesus
tiba, mereka dikirim ke bumi. Pertanyannya ialah ini menggambarkan peristiwa
apa di pasal 5? Dikirimnya Roh Kudus pada hari Pentakosta. Sebelum hari
Pentakosta, Dia ada di sana. Pada
hari Pentakosta, Roh Kudus yang dilambangkan oleh ketujuh obor menyala dikirim
ke bumi.
Maka apa yang dilakukan Ellen White? Dia mengambil
istilah-istilah simbolis dari Kitab Suci, dan dia memberikan interpretasi yang
sederhana mudah dipahami, dan membuka sandi bahasa simbolis itu.
That's why I’ve said, folks, that the
best commentary on the book of Revelation is the book Great Controversy.
Itulah mengapa saya katakan, Saudara-saudara, komentar
yang paling bagus untuk kitab Wahyu ialah buku Great Controversy.
You know people get
all messed up over the Trumpets, they tried to inject Islam into the Trumpets,
and you know, they tried to inject all kinds of current events into the
Trumpets. You know the best commentary on the Trumpets is the book the Great Controversy. Ellen White, she
doesn't use the language of the Trumpets many times, see, that's where people
get off-track, they say, “Well, if Ellen White doesn't use the language of the
Trumpets she's not saying anything about the Trumpets.” Oh yes, she is! You
know, we'll deal with this. I’m going to give you some clues later on about how
to detect what Ellen White has to say about something when it appears that she
doesn't have anything to say about something.
Kalian tahu, orang-orang bingung tentang Tujuh
Terompet, mereka berusaha memasukkan Islam ke dalam Terompet-terompet, dan
mereka berusaha memasukkan segala peristiwa hari ini ke dalam
Terompet-terompet. Kalian tahu komentar yang paling bagus tentang Terompet
ialah buku The Great
Controversy. Ellen
White seringkali tidak menggunakan bahasa Terompet-terompet, dan di situlah
orang-orang terkecoh, mereka berkata, “Nah, jika Ellen White tidak memakai
bahasa Terompet dia tidak berkata apa=apa tentang Terompet.” Oh, iya, dia
berkata! Kita nanti akan membahas ini. Saya akan memberi kalian beberapa
petunjuk nanti mengenai bagaimana mendeteksi apa yang dikatakan Ellen White tentang
sesuatu bilamana sepertinya dia tidak berkata-kata tentang sesuatu
Like Daniel 11:40-45, people say she had nothing to say about those verses.
She never quotes them, and she never even uses the language, but she has a lot
to say about them. But you have to know what technique to use, to find when is she
commenting on a passage of Scripture that is not overtly mentioned.
Seperti Daniel 11:40-45,
orang-orang berkata Ellen White tidak berkata apa-apa tentang ayat-ayat
itu. Dia tidak pernah mengutip mereka, dan dia bahkan tidak menggunakan
bahasanya, tetapi dia berkata banyak tentang ayat-ayat itu. Tetapi kita harus
tahu teknik mana yang dipakai untuk menemukan kapan Ellen White sedang
mengomentari ayat-ayat Kitab Suci yang tidak disebutkan terang-terangan.
Now let's go to our next section.
The Great
Controversy is not an ordinary history book it is actually a philosophy of history.
In it Ellen
White sees the history that is being written behind history. Because the
history that we see is not the real history, it's the result of what's
happening behind the scenes.
Sekarang mari kita ke bagian
berikutnya.
The Great
Controversy bukan buku sejarah biasa,
sesungguhnya itu adalah filosofi sejarah.
Di dalamnya Ellen White melihat sejarah yang sedang ditulis di balik
sejarah. Karena sejarah yang kita lihat bukanlah sejarah yang sesungguhnya.
Inilah akibat dari apa yang sedang terjadi di balik layar.
She discerns the real causes of visible historical events, she is
allowed to look behind the veil into the invisible world, to discern the battle
between two supernatural forces vying for world dominion, she sees what the
most able historian is not able to see. This is what makes her book
unique and unrivaled.
Let me give you an illustration, a biblical illustration.
Jesus is born in Bethlehem, there's a king
called Herod who feels that his throne is being threatened by this supposed
Messiah that has been born, and so Herod takes measures to destroy all of the
male children two years and younger in the hopes of getting rid of the One that
might take over his throne.
v Now if a
newspaper editor was going to report what Herod did in killing all of the male
children, what would the newspaper writer say?
The newspaper
writer would say, “Yesterday in Bethlehem Herod gave a decree to kill all of
the male children because he was afraid that a deliverer was going to be born,
that was going to take over his throne. There was great carnage, mothers
cried…” he would give all the details about what happened on the surface.
v But Revelation
12 says what really happened.
It says the
dragon was standing next to the woman to devour her Child as soon as It was
born. So we know that behind Herod there was a history being written. Are you
with me? And that's what a prophet can see that a historian cannot see. It's a
philosophy of history.
Dia memahami penyebab-penyebab peristiwa-peristiwa
sejarah yang tampak, dia
diizinkan untuk melihat di belakang layar ke dunia yang tidak tampak, untuk
memahami peperangan antara dua
kekuatan supranatural yang bertarung untuk mendapatkan kekuasaan dunia, dia
melihat apa yang tidak dilihat oleh sejarahwan yang paling handal. Inilah yang membuat bukunya unik dan
tidak tersaingi.
Saya akan memberikan sebuah ilustrasi, ilustrasi yang
alkitabiah.
Yesus dilahirkan
di Bethlehem. Ada seorang raja bernama Herodes yang merasa takhtanya terancam
oleh yang dianggap Messias ini yang baru lahir. Maka Herodes mengambil tindakan
untuk membinasakan semua anak laki-laki yang berusia dua tahun ke bawah dengan
harapan bisa menyingkirkan Satu yang akan mengambilalih takhtanya.
v Nah, jika seorang editor surat kabar akan melaporkan apa
yang dilakukan Herodes dengan membunuh semua anak laki-laki, apa yang akan
dikatakannya?
Dia akan berkata, “Kemarin di Bethlehem Herodes mengeluarkan
titah untuk membunuh semua anak laki-laki karena dia takut seorang penyelamat
akan dilahirkan, yang akan mengambilalih takhtanya. Ada pembantaian massal,
para ibu menangis…” dia akan memberikan semua detail tentang apa yang
terjadi di permukaannya.
v Tetapi Wahyu 12 mengatakan apa yang sesungguhnya terjadi.
Dikatakan bahwa si naga berdiri di samping perempuan
itu siap menelan AnakNya begitu Dia lahir. Maka kita tahu bahwa di belakang
Herodes ada sebuah sejarah yang sedang ditulis. Apakah kalian paham? Dan itulah
yang bisa dilihat seorang nabi yang tidak bisa dilihat seorang sejarahwan.
For example she writes about natural disasters. They will become more and
more frequent and terrible.
v The historian
would simply describe that those events occurred, where they occurred, and how
many people were killed.
v Ellen White
explains the real reason for them, who caused them, and why.
The reason is
that Satan
ultimately wants to blame God's people for these calamities.
So you see, all of these so-called natural disasters, there is an
agenda behind that; a historian can't see that. All he sees is, “Oh,
global warming is causing all of these problems in the world.” That's not
global warming. Ellen White says that every reason is given except the real
reason which is the wickedness of man, and the fact that the
United States has gone astray from God.
Misalkan Ellen White menulis tentang bencana alam. Mereka
akan terjadi semakin lama semakin sering dan semakin mengerikan.
v Si sejarahwan semata-mata akan menggambarkan bahwa
peristiwa-peristiwa tersebut terjadi, di mana terjadinya, dan berapa korbannya.
v Ellen White menjelaskan alasan yang sesungguhnya bagi
bencana-bencana ini, siapa yang menimbulkan mereka, dan mengapa.
Alasannya ialah Setan
mau menyalahkan umat Allah untuk bencana-bencana ini.
Kalian lihat, semua
bencana-bencana alam ini, di baliknya ada agendanya; seorang
sejarahwan tidak bisa melihat itu. Apa yang dilihatnya ialah, “Oh, global warming yang
menimbulkan semua masalah di dunia ini.” Itu bukan global warming. Ellen White berkata, setiap alasan
diajukan kecuali alasan yang
sebenarnya yaitu kejahatan manusia, dan faktanya bahwa Amerika Serikat telah
menyimpang dari Allah.
Some get all hung up because Ellen White wrote that the bell of the palace
in Paris was the signal for the beginning of the Saint Bartholomew massacre, where the Devil wanted to stomp out the
Reformation in France. Most historians
think it was the bell of the cathedral that gave the signal. Those who get all
hung up on this, failed to realize that Ellen White's role was not to define
which bell tolled, but rather who was behind the massacre, and why. Who cares
which bell it was? A prophet can make minor mistakes in details because God did
not say, “Don't forget to say it was the bell of the cathedral.” No!
It's like Ellen White once ~ you know ~
somebody said I don't believe that Ellen White is a prophet because she
described this sanitarium and she got the number of rooms wrong. Please! What
was important was what was happening inside one of those rooms. An individual
whose name I won't mention, Brother B, as Ellen White referred to people when
she didn't want to give their names, he was in the hospital and he was charging
an exorbitant amount of money to one of the patients, because this physician
liked to steal from the rich to give to the poor. He would charge exorbitant
amounts to rich people who came to the sanitarium, so that he could use the
money to help people who were poor, kind of like a Robin Hood ethics, it's okay
to steal as long as you give it to the poor. We don't believe that. By the way
we believe that stealing is wrong, period.
The important thing is, is that
Ellen White was saying that a bell tolled, because the Devil wanted to wipe out
the Reformation in France. That's the bottom line.
Beberapa orang sangat terpengaruh karena Ellen White
menulis bahwa lonceng di istana Paris yang
menjadi sinyal
untuk dimulainya pembantaian di hari Saint Bartholomew, di mana Iblis ingin
menindas Reformasi di Perancis. Kebanyakan sejarahwan berpikir itu lonceng
katedral yang memberikan sinyal. Mereka yang terpengaruh karena ini,
gagal melihat peranan Ellen White bukanlah untuk menjelaskan lonceng mana yang
berdentang, melainkan siapa di balik pembantaian itu dan mengapa. Siapa yang
peduli lonceng mana yang berbunyi? Seorang nabi bisa saja
membuat kesalahan-kesalahan kecil dalam detail karena Allah tidak berkata,
“Jangan lupa mengatakan lonceng katedral yang berbunyi.” Tidak!
Ini seperti
suatu kali Ellen White ~ ada orang yang berkata, saya tidak
percaya Ellen White itu seorang nabi karena dia menggambarkan sanatorium itu dan jumlah
kamarnya salah. Astaga! Yang penting ialah apa yang terjadi dalam salah satu
kamar itu. Seseorang yang namanya tidak akan saya sebutkan, Saudara B,
sebagaimana Ellen White bicara tentang orang-orang yang dia tidak mau
menyebutkan namanya, dia bekerja di rumah sakit dan dia mengenakan tarip yang
sangat mahal kepada salah satu pasiennya karena dokter ini suka mencuri dari
yang kaya untuk diberikan yang miskin. Dia akan mengenakan biaya yang mahal
kepada orang-orang kaya yang datang ke sanatorium supaya dia bisa menggunakan
uang itu untuk membantu mereka yang miskin, seperti etika Robin Hood,
jadi tidak apa mencuri asalkan itu diberikan kepada orang miskin. Kita tidak
meyakini itu. Kita meyakini mencuri itu salah, titik.
Yang penting ialah Ellen White berkata ada lonceng yang
berdentang, karena Iblis mau menghapus Reformasi di Perancis. Itulah intinya.
Now let's talk about the two halves and the center of the book Great Controversy. This is where it's going to
really get interesting.
1. The first half of the Great Controversy, pages 17 to 316
describe
v The Churches,
v The Seals,
v and the
Trumpets.
It is a historical
section of the book Great Controversy.
2. the second half of the book Great
Controversy as well as the book of Revelation majors in end-time
events, that's pages 419 through 612. These include:
v the trial over
Sabbath and Sunday
v how the Three
Angels’ Messages will reveal to the world the real issues in the controversy
v then she
describes the close of probation
v the plagues
v Jacob's trouble
v the second
coming
v the Millennium
v and the earth
made new.
Where have we
found that order of events before? In Revelation. Even a cursory glance reveals
that she is expounding the book of Revelation in its proper chronological
order.
3. But here comes the interesting part. At the very center of the book the Great Controversy is a description of:
v the Millerite
Movement,
v their
bittersweet experience
v and Christ's
opening up the Heavenly temple to begin the judgment
the very center of the book of
Revelation.
Of course all of this is coincidence, you think? Absolutely not! It was
choreographed by the Lord.
Nah, mari kita
bicara tentang kedua bagian dan bagian tengah buku Great
Controversy. Ini akan
menjadi sangat menarik.
1.
Bagian pertama Great Controversy hal. 17 hingga 316 menggambarkan:
v Tujuh Jemaat,
v Tujuh Meterai,
v Tujuh Terompet.
Ini adalah bagian
sejarah dari buku Great Controversy.
2.
Bagian kedua buku Great Controversy sebagaimana juga kitab Wahyu adalah tentang peristiwa-peristiwa akhir zaman,
itu hal. 419 hingga 612.
Ini termasuk:
v Ujian tentang Sabat dan hari Minggu
v Bagaimana Pekabaran Tiga Malaikat akan mengungkapkan
kepada dunia isu-isu kontroversi yang sebenarnya
v Lalu dia menggambarkan tutupnya pintu kasihan
v Malapetaka-malapetaka terakhir
v Masa Kepicikan Yakub
v Kedatangan kedua
v Millenium
v Dan dunia yang diciptakan baru.
Di mana kita bertemu dengan urut-urutan peristiwa ini
sebelumnya? Di Wahyu. Bahkan pandangan sekilas mengungkapkan bahwa Ellen White
menerangkan kitab Wahyu dalam urutan kronologisnya.
3.
Tetapi sekarang ini bagian yang menarik. Tepat di tengah-tengah buku The
Great Controversy terdapat deskripsi tentang:
v Gerakan Miller
v Pengalaman manis-getir mereka
v Dan Kristus membuka Bait Suci surgawi untuk memulai
penghakiman,
Tepat di tengah
kitab Wahyu.
Tentu saja semua ini hanya kebetulan, menurut kalian?
Sama sekali tidak! Ini dikoreografikan oleh Tuhan.
Satan also
attempted to kill Ellen White before Ellen White wrote her book.
On March 14, 1858, Ellen White received her famous Great Controversy vision at Lovett’s
Grove, Ohio, today's Bowling Green. On the way back, Ellen and her husband laid
plans while they were in the train, to publish what she had seen in that 2-hour
vision. On the way back to Battle Creek they decided to stop at the home of the
Palmers, who were friends, in the city of Jackson Michigan. And I’ll let Ellen
White described what happened next. This is found in Life Sketches 1888 page 338. "After I came out
of vision, the afflicted
friends and a portion of
the congregation
bore the body to its resting-place…” because she was at a funeral in Lovett’s Grove,
“…and great solemnity rested upon those who
remained. Two days after this occurrence,
we took the cars
at
Fremont for Jackson,
Mich. While on the
cars we arranged our plans for writing and
publishing the book called 'The Great Controversy' immediately on our return
home…” who do you suppose were listening in on
that conversation?
“…I was then as well as usual…”
Ellen White says, “…On the arrival of the train at Jackson, we went
to
Bro. Palmers’. We had been in the house but a short time, when, as I was conversing with
Sister Palmer,
my
tongue refused
to utter what I wished to
say,
and
seemed large and numb. A strange, cold sensation struck my heart, passed
over my head, and down my right side…”
what are these symptoms of? A stroke. “…For a time I was insensible but was I aroused by the
voice
of earnest prayer. I tried to use my left limbs…” she was
left-handed by the way, folks, “…I tried to use my left limbs but they were
perfectly useless. For a short time I did not expect to live. It was my third shock
of paralysis, and although within fifty miles of home, I did not expect to see my children
again. I
called to mind the triumphant season I had enjoyed at Lovett's Grove, and thought it was my last testimony, and felt reconciled to die.”
So she had a stroke, you say, how do you know it was the Devil? She said so. God showed it to her.
Setan juga
berusaha membunuh Ellen White sebelum Ellen White menulis bukunya.
Pada 14 Maret 1858 Ellen White
menerima penglihatannya tentang Great Controversy yang terkenal di Lovett’s Grove, Ohio, yang sekarang
bernama Bowling Green. Dalam perjalanan pulang, Ellen dan suaminya membuat
rencana selagi mereka berada di dalam kereta api untuk menerbitkan apa yang
telah dilihatnyadalam penglihatan selama 2 jam. Dalam perjalanan pulang ke
Battle Creek, mereka memutuskan untuk berhenti di rumah keluarga Palmer, yang
adalah teman mereka, di kota Jackson, Michigan. Dan saya akan membiarkan Ellen
White menceritakan apa yang terjadi berikutnya. Ini terdapat di Life Sketches
1888 hal. 338. “…Setelah
aku keluar dari penglihatan, teman-teman yang berduka dan sebagian dari jemaat
memikul jenazah itu ke tempat peristirahatannya…” karena dia sedang menghadiri
upacara pemakaman di Lovett’s Grove, “…dan
keheningan yang khusuk ada pada mereka yang tertinggal. Dua hari setelah
kejadian ini, kami mengambil kereta-kereta di Fremont menuju Jackson, Michigan.
Selagi di dalam kereta kami membeberkan rencana kami untuk menulis dan menerbitkan buku berjudul
‘The Great Controversy’ segera setelah kami
tiba di rumah. …” menurut kalian siapa yang ikut mendengarkan pembicaraan tersebut? “…Saat itu aku
merasa baik-baik saja seperti biasanya…”
kata Ellen White. “…Ketika kereta
tiba di Jackson kami ke rumah Saudara Palmer. Kami hanya sebentar di sana,
ketika selagi aku berbicara dengan Saudari Palmer, lidahku tidak bisa
mengutarakan apa yang mau aku utarakan dan seakan-akan membengkak dan kelu.
Suatu perasaan yang aneh dan dingin menyerang hatiku, melewati kepalaku, dan
turun ke sisi kananku…” ini gejala-gejala apa? Stroke.
“…Selama beberapa waktu lamanya aku tidak sadarkan diri, tetapi aku dibangunkan oleh suara doa yang tulus. Aku berusaha
menggunakan tangan kiriku…” kebetulan Ellen White itu kidal, Saudara-saudara. “…Aku berusaha menggunakan tangan dan kaki kiriku tetapi mereka sama sekali tidak bisa dipakai.
Untuk waktu yang singkat aku tidak berharap bisa hidup. Ini adalah shock
kelumpuhanku yang ketiga, dan walaupun aku sekitar 50 mil dari rumah, aku tidak
berharap akan bertemu anak-anakku lagi. Aku mengingat-ingat masa kemenangan
yang telah aku nikmati di Lovett’s Grove, dan mengira itu adalah kesaksianku
yang terakhir, dan merasa siap untuk mati…” Jadi dia mengalami stroke,
kalian berkata, dari mana kita tahu itu perbuatan Iblis? Ellen White yang
berkata begitu, Allah menunjukkannya kepada dia.
Notice Life Sketches 1888 page 339, “At the time of the Conference…”
this is
a few months later “…at Battle Creek, in June, 1858, Sister
Hutchins, who now sleeps in Jesus, was sorely afflicted with sickness, and we all felt that she would go down to the grave unless the Lord should
raise her up. While praying for her, the power of God rested upon us all, and as
it came upon me, I was taken off in vision…” now she's going
to get the explanation of what happened there in Jackson Michigan. “…In that vision
it was shown that
in the sudden attack at Jackson, Satan intended
to take my life, in order to
hinder the work I was about to write;…”
what work was that? The Great Controversy. So does the Devil love the Great Controversy? Oh, he hates that book
with a passion, because it totally unveils his plan in detail. It tells what
his master plan is. She continues saying,
“….In that vision it was shown that in
the sudden attack at Jackson,
Satan intended to take my life, in order to hinder the work I was about to write;
but
angels of God were sent to my
rescue. I also saw, among
other things, that I should be
blest with better health than before the attack at Jackson.”
Now, it didn't happen immediately, folks. In your material you'll find that
Ellen White describes that all she could write was one page, and then she had
to rest three days after writing one page. And she wrote in much pain, and with
much difficulty.
Simak Life Sketches 1888 hal. 339, “…Pada waktu Conference…” ini beberapa bulan kemudian, “…di Battle
Creek, di bulan Juni, 1858, Saudari Hutchins yang sekarang sudah beristirahat
dalam Yesus, sedang sangat menderita dengan penyakit, dan kami semua merasa dia akan meninggal kecuali Tuhan yang
membangkitkan dia. Selagi mendoakan dia, kuasa Allah turun ke atas kami semua,
dan ketika itu datang kepadaku, aku dibawa pergi dalam penglihatan…” Nah, Ellen White akan tiba
pada penjelasan apa yang terjadi di Jackson, Michigan. “…Di penglihatan
itu ditunjukkan bahwa serangan mendadak di Jackson, Setan berniat mengambil
nyawaku, untuk menghalangi pekerjaan yang akan aku tulis…” pekerjaan apa itu? The
Great Controversy. Jadi apakah Iblis menyukai Great
Controversy? Oh, dia membenci buku itu dengan semangat
berkobar karena itu seluruhnya mengungkapkan rencananya secara terperinci. Itu
mengungkapkan rencana utamanya. Ellen White melanjutkan berkata, “…Di penglihatan
itu ditunjukkan bahwa serangan mendadak di Jackson, Setan berniat mengambil
nyawaku, untuk menghalangi pekerjaan yang akan aku tulis, tetapi
malaikat-malaikat Allah dikirim untuk menyelamatkan aku. Aku juga melihat, di
antara hal lain, aku akan diberkati dengan kesehatan yang lebih baik daripada
sebelum serangan di Jackson.”
Nah, itu tidak segera terjadi, Saudara-saudara. Di materi kalian, kalian
akan mendapatkan Ellen White menggambarkan bahwa tadinya dia hanya bisa menulis
satu halaman, kemudian dia harus beristirahat tiga hari setelah menulis satu
halaman. Dan dia menulis dengan rasa sakit yang besar dan dengan banyak
kesulitan.
You know there's this individual whino wrote an article that I’m going to
give you later on, I’m going to give you a handout, where he is extremely
critical of Ellen White's handwriting. He calls it just “scribbles”, you know,
he just lays into Ellen White in every respect. The fact that she borrows, the
fact her handwriting is terrible, she didn't know any grammar, she didn't know
syntax, it's just what he says it's distressing. And my answer to that would
be, “Well, you try getting hit by a stone in your head when you're nine years
old; you try to write after you've gotten three strokes, one major one; you try
to write after you have rheumatoid arthritis; and let's see how you know how to
write.”
Kalian tahu ada individu ini yang menulis sebuah artikel
yang akan saya berikan kalian nanti, nanti akan saya bagikan dokumennya, di mana dia mengritik dengan amat sangat tulisan Ellen
White, yang disebutnya “cakar ayam”. Kalian tahu, dia semata-mata menghina
Ellen White dalam segala hal. Faktanya bahwa Ellen White meminjam materi,
faktanya bahwa tulisan tangannya sangat jelek, bahwa dia tidak kenal
tatabahasa, dia tidak tahu syntax, apa yang dia katakan sangat menyedihkan. Dan
jawaban saya kepada itu adalah, “Nah, coba kamu dipukul batu di kepalamu saat
berusia 9 tahun; kamu mencoba menulis setelah kamu mengalami tiga kali stroke,
yang satu stroke besar; kamu mencoba menulis setelah kamu kena rheumatoid
arthritis; coba lihat bagaimana kamu bisa menulis.”
Ellen White
advanced tremendously in her literary skills from the time when she first began
till the time that she ended her ministry. She had progressed tremendously. She
didn't have the best handwriting in the world, but she only had two and a half
years of primary education, and that would be one thing that I would add for
this guy, you try and write real nice with two and a half years of primary
education. It's very easy to sit in your chair and to criticize, and not take
into account the circumstances that a person is working under. And you need to
remember, they said that Ellen White was going to die when she received that,
you know, when the stone hit her in the face, she was going to die in just a
short period of time. She lived to be 87 years old, 60 years ministry as a
prophet, only because God sustained her, so that she could work as God's prophet
for these last days.
Ellen
White mengalami kemajuan besar dalam kemampuannya menulis dari waktu ketika dia
pertama mulai hingga saat dia mengakhiri ministrinya. Dia maju banyak sekali.
Memang tulisan tangannya bukan yang paling bagus di dunia, tetapi dia hanya
mengecap pendidikan dasar selama 2½ tahun, dan itulah satu hal yang akan saya
tambahkan kepada orang yang mengritiknya itu, coba kamu menulis dengan bagus
dengan hanya pendidikan dasar 2½ tahun. Sangat mudah duduk di kursi dan
mengritik, dan tidak mempertimbangan kondisi di mana orang itu harus bekerja.
Dan kita harus mengingat, kata mereka Ellen White akan mati ketika dia kena
lemparan batu itu di wajahnya, dia akan mati dalam waktu yang singkat. Dia
hidup hingga usia 87 tahun, 60 tahun melayani sebagai seorang nabi, hanya
karena Allah yang memberinya hidup, supaya dia bisa bekerja sebagai nabi Allah
untuk masa akhir ini.
So bottom line, the Devil hates the gift of prophecy through Ellen White. And
Ellen White has a quotation where she says, that the very last deception of Satan
will be to make of none effect the testimony of the Spirit of God. She says that
a hatred
will be kindled against the testimonies, which is satanic. And then she
explains why. She says the reason
why, is because Satan cannot deceive ~ I’m paraphrasing ~ cannot deceive people as
easily when people pay attention to the testimonies of the Spirit of God.
The testimonies are given, folks, to help us understand Scripture, to amplify
Scripture, so that we will not be deceived by the Devil. Instead of criticizing
this gift that God has given, let's praise the Lord and thank the Lord for this
wonderful gift, that He has given to His church. What a blessing! And
by the way, you know, what happens when people criticize a prophet? Do you
remember the 42 kids, “Go up, thou bald head!” You remember what happened to
Miriam? God takes it personally when people are critical of His prophets.
“Believe His prophets and you will
prosper.”
Where there is no vision the people perish. By the way that word “perish”
is not the best translation. It means God's people are “scattered”, that's a
better translation of the word.
So
“Where there is no vision God's people are
scattered.”
Why is there no unity in the Adventist Church on the issue for example of
women's ordination? Because we don't pay attention to the visions that God has
given.
Jadi intinya, Iblis
membenci karunia nubuat melalui Ellen White. Dan Ellen White
punya pernyataan di mana dia berkata, penipuan Setan yang paling akhir ialah menjadikan
kesaksian Roh Allah tidak berarti. Dia berkata bahwa kebencian akan dibangkitkan terhadap kesaksian-kesaksian
yang adalah perbuatan sataniah. Lalu dia menjelaskan
mengapa. Dia berkata, alasannya mengapa ialah karena Setan tidak bisa menipu ~ saya memakai
kata-kata saya sendiri ~ tidak bisa menipu umat
semudah itu bila mereka memperhatikan kesaksian-kesaksian Roh Allah.
Kesaksian-kesaksian itu diberikan, Saudara-sauara untuk membantu kita mengerti
Kitab Suci, untuk memperjelas Kitab Suci, supaya kita tidak kena tipu Iblis.
Bukannya mengeritik karunia ini yang telah diberikan Allah, marilah kita memuji Tuhan dan
mengucapkan syukur kepada Tuhan untuk karunia yang luar biasa ini, yang telah
diberikanNya kepada gerejaNya. Betapa besarnya karunia itu! Dan
ketahuilah, apa yang terjadi pada mereka yang mengeritik seorang nabi? Kalian
ingat ke42 anak-anak, “Naiklah, kamu si gundul!” Kalian ingat apa yang terjadi
pada Miriam? Tuhan menganggap itu serangan pribadi bila orang mengeritik
nabi-nabiNya.
“Percayalah nabi-nabi-Nya, dan kamu akan
berhasil.” (2 Taw. 20:20)
Di mana tidak ada penglihatan, umat binasa. Nah, kata
“binasa” ini bukanlah terjemahan yang paling baik. Artinya adalah umat Allah
“tercerai berai”, itulah terjemahan yang lebih tepat dari kata itu.
Jadi,
“Di mana tidak ada penglihatan, tercerai berailah umat.” (Prov. 29:18)
Mengapa tidak ada persatuan di gereja Advent misalnya
tentang isu pentahbisan perempuan? Karena kita tidak memperhatikan
penglihatan-penglihatan yang diberikan Allah.
09 11 22
No comments:
Post a Comment