BELIEVE
HIS PROPHETS
Part 08/22 - Stephen Bohr
THE LESSER LIGHTS
https://www.youtube.com/watch?v=0kknVJ-yKXc
Dibuka dengan doa
All right, welcome back. This is session # 4 of the second day. How about that?
We're on a roll here. This afternoon we're not going to be able to finish the
lesser light, we're going to do everything possible to try and finish, but I rather
doubt that we will be able to, because we have to cover 20 pages, and from
previous experience many hundreds of presentations I know that it's difficult
to get through 12, and so we are going to do the best we can, and we might have
to revisit this subject tomorrow morning, when we come to the first session.
But that's fine, we are in no hurry, we still have three days to go, plus
Sabbath which is a partial day.
Baiklah, selamat bertemu kembali. Ini adalah sesi #4 hari
kedua. Bagus kan? Kita maju terus. Petang ini kita tidak akan bisa
menyelesaikan terang yang lebih kecil, kita akan berusaha keras untuk mencoba
menyelesaikannya, tetapi saya ragu kita bisa karena ada sekitar 20 halaman yang
harus diliput, dan dari pengalaman ratusan presentasi sebelumnya saya tahu bisa
melewati 12 halaman itu saja sulit, maka kita akan berusaha sebaik-baiknya dan
mungkin kita harus kembali ke subjek ini besok pagi di sesi pertama kita.
Tetapi itu tidak apa, kita tidak tergesa-gesa, kita masih punya tiga hari plus
Sabat yang merupakan sebagian hari.
Okay we're going to begin on page 81 at the bottom of the page, where it
says “Introduction”. During the last several years I’ve had the privilege of preaching
in several evangelistic meetings at my church here in Fresno, Fresno Central
Church. Having been the pastor there for the better part of 19 years, you can't
always preach the same series of evangelistic sermons because you usually have
much of the same audience. And so after doing a series on Genesis, and after
doing a series and the Three Angels’ Messages, I decided to do a series trying
to present all of the Adventist message from the four Gospels and the book of
Acts, and the name of that series was “What Jesus Said” and I might say that
this is one of the series that we have in the docket for the future here in our
studio at Secrets Unsealed because there are many Christians who say, “Well,
I’m a New Testament Christian”, and there are some that say, you know, “I am
only a Gospels’ Christian and up to Acts 2:38 that's the Church of Christ.”
So if you can prove all of the Adventist doctrines from the four Gospels and
the book of Acts, you know you're taking that cart away from them, that you
know, you have to go by what the Gospels and the book of Acts have to say. And
so I decided that I would do this series “What Jesus Said” presenting the full
Adventist message from the four Gospels and from the book of Acts.
Baiklah, kita akan mulai di hal. 81 di bagian bawah
halaman di mana tertulis “Pengantar”. Selama beberapa tahun terakhir saya punya
kehormatan berkhotbah di beberapa pertemuan evangelistik di gereja saya
di Fresno di sini, Gereja Fresno Central. Setelah menjadi gembala sidang di
sana selama bagian terbesar dari 19 tahun, saya tidak bisa selalu
mengkhotbahkan seri evangelistik yang sama karena biasanya
pendengarnya adalah orang-orang yang sama. Maka setelah menyelesaikan seri
tentang kitab Kejadian dan seri Pekabaran Tiga Malaikat, saya memutuskan untuk
membuat sebuah seri menyajikan semua pekabaran Advent dari keempat kitab Injil
dan kitab Kisah Rasul-rasul, dan nama seri tersebut ialah “What Jesus Said” (Apa
Kata Yesus), dan saya bisa mengatakan bahwa ini adalah salah satu seri yang
kami punya dalam agenda mendatang kami di studio kami di Secrets Unsealed
karena ada banyak orang Kristen yang berkata, “Nah, saya seorang Kristen
Perjanjian Baru”, dan ada yang berkata, “Saya hanya Kristen kitab-kitab Injil
hingga Kisah 2:38, itulah gereja Kristus.” Maka jika kita bisa membuktikan
semua doktrin Advent dari keempat kitab Injil dan kitab Kisah, maka kita
menggagalkan konsep mereka, bahwa harus berdasarkan apa yang
dikatakan kitab-kitab Injil dan kitab Kisah. Maka saya putuskan saya akan
membuat seri ini “What Jesus Said” menyajikan keseluruhan pekabaran Advent dari keempat kitab Injil dan
kitab Kisah.
Actually, as I did my research, it was very easy
to find all of the doctrines of the Seventh-Day Adventist Church in the Gospels
and the book of Acts. That was a piece of cake. But there was one
doctrine that I kept on struggling with, and that was the gift of prophecy. I kept
on thinking, and I kept on coming up with a dead end. Not that the Gospels and the book of Acts do not mention the gift of prophecy ~ those
books mentioned the gift of prophecy many, many, times ~ but I wanted to present
the gift of prophecy in the context of the end-time, the gift as it is given to
the remnant Church. So I struggled with this for several weeks thinking and
reflecting and doing research and rereading the Gospels and the book of Acts,
and one day I was sitting there at my desk, at the church, and meditating and
thinking about this, and praying and asked the Lord to show me how I should
make this specific presentation, when suddenly like a flash of lightning across
my mind ~ you
know I don't believe a lot in voices, I don't think that I can say that I’ve
heard the audible voice of God ~ but it was almost like I heard a
voice saying to me, “Study the life,
message, and mission of John the Baptist and you will find the message that you
need to present during this series.”
So I went to Strong's Concordance and I looked up every reference to John
the Baptist and what I’m going to share with you is the fruit of the research
that I did after deciding to study the life of John the Baptist. So what we're
going to do first is we're going to take a look at the life, and mission, and
message of John the Baptist, and then in the second part of our study we are
going to take a look at the life, the message, and the mission of Ellen White,
and we're going to see a striking parallel between John the Baptist and Ellen White. There are
many, many, striking parallels.
Sebenarnya selagi saya membuat riset saya, sangatlah mudah menemukan semua
doktrin gereja MAHK dalam kitab-kitab Injil dan kitab Kisah.
Mudah sekali. Tetapi ada satu doktrin yang membuat saya terus bergumul dan itu
adalah karunia nubuat. Saya terus berpikir, dan saya terus-menerus mendapatkan
jalan buntu. Bukan karena kitab-kitab Injil dan kitab Kisah tidak bicara
tentang karunia nubuat ~ kitab-kitab tersebut bicara tentang karunia nubuat
banyak, banyak, kali ~ tetapi saya ingin menyajikan karunia nubuat dalam
konteks akhir zaman, karunia seperti yang diberikan kepada gereja umat yang
sisa. Maka saya bergumul dengan ini selama beberapa minggu, berpikir, dan
merenung, dan membuat riset dan membaca ulang kitab-kitab Injil
dan kitab Kisah, dan suatu hari selagi saya duduk di meja saya, di gereja, dan
bermeditasi dan berpikir tentang ini, dan berdoa memohon Tuhan menunjukkan kepada
saya bagaimana saya harus membuat presentasi khusus ini, ketika tiba-tiba seperti
kilat yang melintas di pikiran saya ~ kalian tahu saya tidak
percaya dengan suara-suara, saya tidak bisa mengatakan bahwa saya mendengar
suara Tuhan ~ tetapi nyaris seperti saya mendengar suatu suara berkata
kepada saya, “Pelajarilah kehidupan, pekabaran dan misi Yohanes
Pembaptis dan kamu akan menemukan pekabaran yang kamu perlukan untuk presentasi
seri itu.”
Jadi saya ke Strong’s Concordance dan saya mencari setiap referensi tentang
Yohanes Pembaptis dan apa yang akan saya bagikan kalian adalah hasil dari riset
yang saya buat setelah memutuskan untuk mempelajari kehidupan Yohanes
Pembaptis. Jadi apa yang akan kita lakukan dulu ialah kita akan menyimak
kehidupan, dan misi, dan pekabaran Yohanes Pembaptis; kemudian di
bagian kedua pelajaran kita, kita akan melihat kehidupan, pekabaran, dan misi
Ellen White, dan kita akan melihat suatu paralel mencolok antara Yohanes
Pembaptis dan Ellen White. Ada banyak, banyak paralel yang mencolok.
Now let's begin by talking about the great Advent revival that took place slightly
before Jesus began His ministry, actually a few months before He began His
ministry. It was the spring and summer of the year 27 AD, and momentous events
were taking place in and around Jerusalem, a great religious revival was taking
place among God's people. They were aware of the fact that the prophecy of the
70 weeks was about to come to an end, at least the prophecy of the first 483
years. Obviously they knew when the decree had been given to restore and build
Jerusalem, and so they knew that the last week of the 70 weeks was about to begin and
there was great expectancy. Multitudes flocked to the wilderness, or to the
desert, to John the Baptist, to be baptized, and they confessed their sins, and
they repented of sin, and they requested that John the Baptist baptized them in
the River Jordan.
We find a description of this revival in Matthew 3:5-6, it reads there, “5 Then Jerusalem, all Judea, and all the
region around the Jordan went out to him…” that is to John “…6 and were baptized by him in the Jordan, confessing
their sins.”
Notice this is a large revival, because we're told Jerusalem, all Judea,
and all the region around the Jordan, goes out to the desert to where John is
preaching. There can be little doubt that one reason for the excitement was
that the final week of the 70 weeks, like I mentioned before, was about to begin.
Sekarang mari kita mulai bicara tentang Kebangunan Rohani Advent yang
besar, yang terjadi sedikit waktu sebelum Yesus memulai ministriNya,
tepatnya beberapa bulan sebelum Dia memulai ministriNya. Itulah musim semi dan musim panas tahun
27 AD, dan peristiwa-peristiwa penting sedang terjadi di dan
seputar Yerusalem, suatu kebangunan rohani akbar sedang terjadi di antara umat
Allah. Mereka menyadari faktanya bahwa nubuatan 70 minggu akan segera berakhir,
paling tidak nubuatan 483 tahun yang pertama. Jelas mereka tahu kapan titah
untuk memulihkan dan membangun kembali Yerusalem itu diberikan, maka mereka tahu bahwa minggu
terakhir dari ke70 minggu akan segera dimulai, dan orang-orang
menantikannya dengan harapan besar. Banyak orang berkumpul ke padang belantara,
atau ke gurun, ke Yohanes Pembaptis, untuk dibaptis, dan mereka mengakui
dosa-dosa mereka, dan mereka bertobat dari dosa, dan mereka minta Yohanes
Pembaptis membaptis mereka di sungai Yordan.
Kita mendapatkan deskripsi
tentang kebangunan rohani ini di Matius 3:5-6, dikatakan di sana, “5Lalu Yerusalem, dari seluruh Yudea dan dari
seluruh daerah sekitar Yordan datang kepadanya…” yaitu ke Yohanes, “…6 dan
dibaptis olehnya di sungai Yordan sambil mengakui dosa-dosa mereka. …”
Simak, ini adalah kebangunan rohani yang akbar, karena
kita diberitahu bahwa Yerusalem, seluruh Yudea, dan semua daerah di sekitar
Yordan, pergi ke padang gurun ke mana Yohanes sedang berkhotbah. Tidak
diragukan lagi bahwa salah satu alasan adanya semangat yang tinggi itu ialah minggu terakhir dari nubuatan 70 minggu akan
segera dimulai, seperti kata saya tadi.
Furthermore, we must remember that the Old Testament ended in expectancy,
the Old Testament ended by saying that they should expect Elijah before the
coming of the great and terrible day of the Lord. In other words, before the
coming of the Messiah, Elijah would
come. And John the Baptist seemed to fit the description of that Elijah. He
lived in the desert like Elijah, he ate what Elijah ate, he was clothed like
Elijah, he called the people to repentance, as did Elijah. And so everybody
said this must be the precursor, this must be the forerunner of the Messiah,
because he is just like Elijah, and the Old Testament promised the coming of
Elijah before the coming of the Messiah.
Lebih jauh, kita harus ingat bahwa Perjanjian Lama
berakhir dengan suatu penantian. Perjanjian Lama berakhir
dengan mengatakan bahwa mereka akan didatangi Elia sebelum datangnya
hari besar Tuhan yang mengerikan. Dengan kata lain, sebelum kedatangan Sang
Mesias, Elia akan datang. Dan Yohanes Pembaptis sepertinya cocok mengisi
deskripsi Elia ini. Dia hidup di padang gurun seperti Elia, dia makan apa yang
dimakan Elia, dia berpakaian seperti Elia, dia memanggil orang-orang supaya
bertobat sebagaimana Elia. Maka semua orang berkata ini tentunya yang si pendahulu, ini
tentunya si perintis yang mendahului Sang Mesias,
karena dia sama seperti Elia; dan Perjanjian Lama menjanjikan datangnya Elia
sebelum kedatangan Sang Mesias.
Now Jesus alluded to the prophecy of the 70 weeks when He began His
ministry. Notice Mark 1:15 where we are told that Jesus said, "15 ‘The
time is fulfilled…”
what did Jesus mean when He said the time
is fulfilled? What time was He referring to? He was referring to the prophecy of the
70 weeks. “…15 ‘The time is fulfilled and the kingdom of God is at hand. Repent, and
believe in the Gospel."
The reason why Jesus stated that the time was fulfilled is because His
anointing at His baptism had just taken place, in harmony with the prophecy of
the 70 weeks; and the kingdom of God was at hand,
because Jesus had just at this moment with His baptism begun His public
ministry or He was about to begin His public ministry in the synagogue in
Nazareth.
Nah, Yesus menyinggung tentang
nubuatan 70 minggu ketika Dia mengawali ministriNya. Simak Markus 1:15 di
mana kita mendapat tahu Yesus berkata, “15 ‘Waktunya telah digenapi…” apa maksud Yesus
ketika Dia berkata waktunya telah digenapi? Waktu apa yang dimaksud? Dia mengacu kepada nubuatan 70
minggu. “…15 ‘Waktunya
telah digenapi dan Kerajaan Allah sudah dekat. Bertobatlah dan percayalah kepada
Injil!’ …”
Alasan mengapa Yesus menyatakan bahwa waktunya sudah
digenapi itu karena pengurapanNya saat baptisanNya baru saja terjadi, sesuai
dengan nubuatan 70 minggu; dan kerajaan
Allah sudah dekat, karena pada saat ini dengan baptisanNya, Yesus baru saja memulai ministriNya untuk umum,
atau Dia akan segera memulai ministriNya untuk umum di sinagog di Nazaret.
Now let's say a few things about John the Baptist, the forerunner, the one
that was supposed to prepare the way for the coming of the Messiah, the first
coming of the Messiah. John the Baptist was a humble and modest man, he did not
seek to attract attention to himself, his main function was to give testimony to Jesus.
When the Jews sent the priests and the Levites to ask John the Baptist if he
was the Christ, or even if he was Elijah the prophet, John the Baptist
responded, and this is in John 1:19-21, “I am
not.” Notably although John stated that he was
not Elijah, and he was not the prophet, Jesus identified him as the greatest of the
prophets and also called him Elijah. Interestingly enough. The fact is
that John did not claim to be a prophet. He was humble. And he was modest.
He did not seek the call to be a prophet. So the question is, if John the
Baptist was not the prophet, then who was John the Baptist?
Sekarang mari kita mengatakan beberapa hal tentang
Yohanes Pembaptis, sang perintis, yang harus mempersiapkan jalan bagi
kedatangan Sang Mesias, kedatangan Sang Mesias yang pertama. Yohanes Pembaptis
adalah orang yang rendah hati dan sederhana. Dia tidak berusaha untuk menarik
perhatian kepada dirinya sendiri. Fungsinya
yang utama adalah memberikan kesaksian tentang Yesus. Ketika
orang-orang Yahudi mengutus imam-imam dan orang-orang Lewi untuk bertanya ke
Yohanes apakah dialah Sang Kristus, atau bahkan apakah dia si nabi Elia,
tanggapan Yohanes Pembaptis adalah, “Saya bukan”, ini ada di Yohanes 1:19-21. Simak, walaupun
Yohanes menyatakan dia bukan Elia dan dia bukan nabi, Yesus mengidentifikasinya sebagai nabi yang paling besar,
dan juga menyebutnya Elia. Cukup menarik. Faktanya ialah Yohanes
tidak mengklaim sebagai seorang nabi. Dia rendah hati. Dan dia sederhana. Dia
tidak mencari panggilan menjadi seorang nabi. Maka pertanyaannya ialah, jika
Yohanes Pembaptis bukan seorang nabi, kalau begitu siapa Yohanes
Pembaptis?
Well, in Luke 7:27 we find the answer to that question, which is really a quotation that comes from Malachi 3:1. There
in Luke 7:27 the words that were written over 400 years before are now going to
be quoted, and applied to John the Baptist, and notice the name that is given
to John the Baptist, it says, “27 This is he of whom it is written: ‘Behold, I
send My…” what? Don't forget all these details, we're
going to come back to them. “…I send My messenger before Your face, who will…” what? “…prepare Your way before You.’…”
So he's
not the prophet, but he is the messenger of the Lord. This is the title
of John the Baptist, he is the messenger.
Nah, di Lukas 7:27 kita
mendapatkan jawabannya kepada pertanyaan yang sesungguhnya adalah sebuah
kutipan yang berasal dari Maleakhi 3:1. Di sini di Lukas 7:27, kata-kata yang
ditulis itu sudah 400 tahun lalu sebelum sekarang dikutip dan diaplikasikan
kepada Yohanes Pembaptis. Dan simak nama yang diberikan kepada Yohanes
Pembaptis, dikatakan, “27
Inilah dia, yang tentangnya ada tertulis: ‘Lihatlah, Aku menyuruh…” apa? Jangan lupa
dengan semua detail ini, nanti kita akan kembali kemari. “…Aku
menyuruh
utusan-Ku mendahului Engkau, yang akan…” apa? “…mempersiapkan jalan-Mu di hadapan-Mu.’…”
Jadi dia
bukanlah seorang nabi, tetapi dia adalah seorang utusan Tuhan.
Inilah gelar Yohanes Pembaptis, dia seorang utusan.
Now another interesting detail about John the Baptist is that he was not only a
prophet he was actually more than a prophet. Notice Luke 7:26 here Jesus is speaking about
John the Baptist and He says,“26 But what did you go out to see? A prophet? Yes, I say to you, and more than
a prophet.”
So John the Baptist says, “I’m not a prophet.” His name is “the messenger of the Lord”
and we find here that Jesus states that John was greater than a prophet, his
work was greater than that of a common prophet.
Nah, detail lain yang menarik
tentang Yohanes Pembaptis
ialah dia bukan hanya seorang nabi, sesungguhnya dia lebih daripada seorang nabi. Simak Lukas
7:26, di sini Yesus bicara tentang Yohanes Pembaptis dan Dia berkata, “26 Tapi
kamu pergi untuk melihat apa? Seorang nabi? Ya,
Aku berkata kepadamu, bahkan lebih daripada seorang
nabi…”
Maka Yohanes Pembaptis berkata, “Aku bukan seorang nabi”.
Namanya ialah “utusan Tuhan”,
dan kita dapatkan di sini Yesus menyatakan bahwa Yohanes itu lebih besar daripada seorang nabi,
pekerjaannya lebih besar daripada pekerjaan seorang nabi biasa.
In Matthew 11:11 we also find the same idea. “11 Assuredly,
I say to you…” here Jesus is
speaking
“…among those born of women there has not risen one greater than John
the Baptist; but he who is least in the kingdom of heaven is greater than he.”
By the way one of the books that you were supposed to read, or that you
should read, for this class is The Greatest of
The Prophets and I hope that you'll read that book because that book
describes some sad things that are happening within the Seventh-Day Adventist
Church when it comes to the gift of prophecy.
Di Matius 11:11 kita
mendapatkan konsep yang sama. “11
Sesungguhnya Aku berkata kepadamu,…” ini Yesus yang
bicara, “…di antara mereka yang
dilahirkan oleh perempuan tidak pernah bangkit seorang
yang lebih besar daripada Yohanes Pembaptis, namun dia yang terkecil dalam Kerajaan Sorga lebih besar daripadanya…”
Oh ya, salah satu buku yang seharusnya kalian baca atau yang harus kalian baca untuk kelas ini ialah The Greatest of the Prophets (Yang Terbesar
dari Para Nabi) dan saya berharap kalian akan membaca buku itu karena buku itu
menggambarkan hal-hal yang menyedihkan di dalam gereja MAHK sehubungan dengan
karunia nubuat.
In Desire of Ages page 220 Ellen White
had this to say about the work of John the Baptist,
“Aside from the joy that John found in his mission, his life had
been one of sorrow.
His voice had been seldom heard except in the wilderness. His was a lonely lot.
And he was not
permitted to see the
result
of his own labors. It was not his privilege to be with
Christ and witness
the manifestation of divine power
attending the
Greater Light…” who is the Greater Light here? Jesus.
Very well, that's important to remember. “…It was not for him to
see the blind
restored to sight, the sick healed,
and
the dead raised to life. He did not behold the light
that
shone through every
word of Christ, shedding glory upon the promises of
prophecy. The least disciple
who saw Christ's mighty works and heard His words was in this sense more highly
privileged
than
John
the Baptist,
and
therefore
is said to
have been
greater than he.”
So Jesus says he's the greatest of the prophets, but He also said he is the
least of all and others are greater than he. And Ellen White explains the
apparent discrepancy between those two ideas.
Di Desire of Ages
hal. 220 Ellen White
mengatakan ini tentang pekerjaan Yohanes Pembaptis, “Selain sukacita yang diperoleh Yohanes dari misinya,
hidupnya penuh duka. Suaranya jarang terdengar kecuali di padang gurun. Dia
hidup kesepian. Dan dia tidak diizinkan melihat hasil pekerjaannya sendiri. Dia
tidak mendapat kesempatan berjalan bersama Kristus dan menyaksikan manifestasi
kuasa ilahi yang menyertai Terang Besar. …”
Siapa Terang yang lebih Besar di sini? Yesus.
Baiklah, itu penting diingat. “…Dia tidak diizinkan melihat yang buta
dipulihkan penglihatannya, yang sakit disembuhkan, dan yang mati dibangkitkan.
Dia tidak memandang terang yang bersinar melalui setiap perkataan Kristus,
menyebarkan kemuliaan di atas janji-janji nubuatan. Murid yang terkecil yang
pernah melihat pekerjaan hebat Kristus dan mendengar perkataanNya, dalam hal ini mendapat kesempatan yang lebih besar
daripada Yohanes Pembaptis, oleh karena itu dikatakan mereka lebih besar
dibandingkan dia.”
Jadi Yesus mengatakan dia adalah nabi yang paling besar, tetapi Yesus juga
berkata dia adalah yang terkecil dari semuanya, yang lain-lain semuanya lebih
besar daripada dia. Dan Ellen White menjelaskan perbedaan nyata ini di antara
kedua konsep tersebut.
In another place she explained that what made John the greatest of the prophets was
the fact that he was the bridge between two dispensations, he was the
bridge between the old dispensation the Old Testament period and the New Testament
period. He had the privilege of bridging both of those periods.
Di bagian lain Ellen White menjelaskan apa yang menjadikan Yohanes nabi
yang terbesar ialah faktanya bahwa dialah yang menjembatani dua dispensasi,
dialah jembatan antara dispensasi lama, periode
Perjanjian Lama dengan periode Perjanjian Baru. Dia punya kesempatan
istimewa menjembatani kedua periode tersebut.
Another interesting detail about John the Baptist is that he did not
perform miracles and signs. You say where does the Bible say that John
the Baptist did not perform miracles and signs? Notice John 10:41-42, “41 Then many came to Him and
said…” to Jesus, “…‘John performed no sign, but all the
things that John spoke about this Man were true.’ 42 And many believed in Him
there.”
So what was important about John the Baptist? Was it the signs and wonders
or was it the message that he presented? The message authenticated the gift of prophecy,
not the signs and the wonders.
Detail menarik lainnya tentang
Yohanes Pembaptis
ialah dia tidak membuat mujizat dan
tanda-tanda. Kalian berkata, di mana di Alkitab dikatakan bahwa
Yohanes Pembaptis tidak membuat mujizat dan tanda-tanda? Simak Yohanes
10:41-42, “41
Lalu
banyak orang datang kepada-Nya dan berkata,…” datang ke Yesus, “…‘Yohanes memang tidak membuat satu tanda
pun, tetapi semua yang pernah dikatakan
Yohanes tentang Orang ini, itu benar. 42
Dan banyak orang di situ percaya kepada-Nya.”
Jadi apa yang
penting tentang Yohanes Pembaptis? Apakah tanda-tandanya dan mujizat-mujizatnya
atau apakah pekabaran yang dibawanya? Pekabarannya
yang mengesahkan karunia nubuat, bukan
tanda-tanda dan mujizat-mujizatnya.
John the Baptist had the testimony of Jesus.
Notice John 5:31-34 and I might remind you that the word “witness” in the
New Testament is the same identical word “testimony” so we need to remember
that, when we read this passage. Here John says, actually I think this is Jesus
who says this, “31 If I bear witness…” or testimony “…of Myself, My witness [testimony] is not true. 32 There is another who bears
witness [testimony] of Me, and I know that the witness [testimony] which He
witnesses [testifies] of Me is true…” Well, who was Jesus speaking about? John the Baptist. “…33 You have sent to John, and he has borne witness
[testimony] to the truth…” did you notice the number of times that we’re told that John the Baptist bore
testimony to Jesus? Did John the Baptist have the testimony of Jesus Christ?
Yes. His purpose was to point to Jesus Christ.
Yohanes
Pembaptis memiliki kesaksian Yesus.
Simak Yohanes 5:31-34 dan saya harus mengingatkan bahwa kata “saksi” di
Perjanjian Baru itu kata yang identik sama dengan kata “kesaksian”, jadi kita
perlu mengingat itu saat kita membaca ayat-ayat ini. Di sini Yesus mengatakan, “31 Jika Aku menjadi
saksi…” atau memberi kesaksian “…tentang diri-Ku sendiri, maka kesaksian-Ku
itu tidak benar. 32 Ada yang lain yang bersaksi tentang Aku; dan Aku
tahu, bahwa kesaksian yang disaksikan-Nya
tentang Aku adalah benar…” Nah, Yesus bicara
tentang apa? Yohanes Pembaptis. “… 33
Kamu telah mengirim utusan kepada Yohanes dan ia telah memberikan kesaksian tentang yang benar…”
tahukah kalian berapa kali kita
diberitahu bahwa Yohanes Pembaptis memberi kesaksian tentang Yesus? Apakah
Yohanes Pembaptis memiliki kesaksian Yesus Kristus? Ya. Tujuannya ialah
menunjuk ke Yesus Kristus.
Now it's interesting to notice that
John was asked if he was the light, and he said no. John 1:6-9, “6 There was
a man sent from God, whose name was John. 7 This
man came for a witness [testimony], to bear witness [testimony] of the
Light, that all through him might believe. 8 He was not that Light,
but was sent to bear
witness [testimony] of that Light. 9 That was the true Light which gives light to
every man coming into the world.”
So what was the role of John the Baptist? It was to give witness or to give
testimony concerning the what? Concerning the Light. He wasn't the Light
but he was going to give testimony to the Light.
Nah, menarik untuk menyimak bahwa Yohanes ditanyai apakah
dialah terang itu, dan dia mengatakan tidak. Yohanes 1:6-9, “6 Ada
seorang yang diutus Allah, namanya Yohanes; 7 Orang ini datang sebagai saksi, untuk memberi kesaksian tentang Terang itu
supaya melalui dia semua orang boleh percaya.8 Ia bukan Terang itu
tetapi ia diutus untuk memberi kesaksian
tentang Terang itu. 9 Terang itulah
Terang yang sesungguhnya yang memberi terang
kepada setiap orang yang masuk ke dalam
dunia.…”
Jadi apakah peranan
Yohanes Pembaptis? Untuk menjadi saksi bagi atau memberikan kesaksian
mengenai apa? Mengenai Terang itu.
Dia bukanlah Terang itu, tetapi dia yang akan memberikan kesaksian tentang
Terang itu.
But there's something very interesting. John the Baptist was a light. You
say, what? Absolutely! He was not The Light, he was a light to point to the Light,
the lesser light to point to the Greater Light.
Notice John 5:35-36 speaking about John, Jesus says, “ 35 He was the burning and shining lamp…” it's the word λύχνος [luchnos] which is a lamp, which is not the sun by
the way, it's not the Greater Light, it's a little lamp. “… 35 He was the burning and shining lamp and you were willing for a
time to rejoice in his...” what? “...light...” Did John the Baptist have light? Yes. What kind of light? A lesser light to
lead men and women to the Greater Light. It continued, and now notice Jesus
says, so that you see that Jesus is the
Greater Light, “...36 But I have a greater witness
than John’s...” are you catching the picture? So who is the
lesser light? The lesser light is John. Who is the Greater Light? The Greater
Light is Jesus Christ. So it says in verse 36, “...36 But I have a greater witness
than John’s for the works which the Father
has given Me to finish—the very works that I do—bear
witness of Me, that the Father has sent Me.”
Tetapi ada sesuatu yang sangat menarik. Yohanes Pembaptis
adalah sebuah terang. Kalian berkata, apa? Ya, betul sekali! Dia bukanlah Terang itu, dia sebuah
terang yang menunjuk ke Terang itu, dialah terang kecil yang
menunjuk ke Terang Besar.
Simak Yohanes 5:35-36 bicara
tentang Yohanes, Yesus berkata, “35
Ia adalah pelita yang menyala dan bercahaya…” itu kata λύχνος
[luchnos] yaitu sebuah
pelita, bukan matahari, bukan Terang Besar, itu pelita kecil. “…35 Ia
adalah pelita yang menyala dan bercahaya, dan kamu bersedia untuk bersukacita sejenak dalam…” apa? “…terangnya…” Apakah Yohanes
Pembaptis memiliki terang? Ya. Terang macam apa? Terang yang lebih kecil yang
memimpin manusia ke Terang yang lebih Besar. Dikatakan selanjutnya, dan
sekarang simak Yesus berkata, agar kalian melihat bahwa Yesus adalah Terang
Besar, “…36 Tetapi
Aku mempunyai suatu kesaksian yang lebih besar daripada
kesaksian Yohanes…” apakah kalian
menangkap gambarannya? Jadi siapa
terang yang lebih kecil? Terang yang lebih kecil itu Yohanes. Siapa Terang yang
Besar? Terang yang Besar itulah Yesus Kristus. Jadi dikatakan di ayat 36, “…36 Tetapi Aku mempunyai suatu kesaksian yang
lebih besar daripada kesaksian Yohanes, karena pekerjaan yang diserahkan Bapa kepadaKu
supaya Aku selesaikan ~ yaitu pekerjaan yang
sama yang Kukerjakan sekarang, memberi
kesaksian tentang Aku, bahwa Bapa yang mengutus Aku.”
But now there's something else that's very interesting. The
Scriptures were also a lesser light. You say, What? We've heard that
the Scriptures are the Greater Light, and that the Spirit of Prophecy is the
lesser light. But when you examine it carefully, that's not the case. The
Scriptures were also a lesser light. And you say, how's that?
Let's continue here where it says the Scriptures are lesser light. No book can
fully reveal Jesus Christ in all of His glory, as He is in person.
Would you agree with that? The Bible is merely a pale reflection of Jesus the
Person. The Greater Light is a sun and the lesser light is the moon. The light
of the moon has the purpose of reflecting the light of the sun to the earth in
the darkness of the night.
Tetapi sekarang ada hal lain yang sangat menarik. Kitab Suci juga sebuah terang
yang kecil. Kalian berkata, apa? Kami selalu mendengar bahwa
Kitab Suci adalah Terang Besar, dan Roh Nubuat itu terang kecil. Tetapi bila
kita memeriksanya dengan seksama, tidak demikian halnya. Kitab Suci juga adalah
terang kecil. Dan kalian berkata, kok bisa begitu?
Mari kita lanjut di sini di mana dikatakan bahwa Kitab
Suci adalah terang kecil. Tidak
ada kitab yang bisa menyatakan dengan sempurna Yesus Kristus dalam semua
kemuliaanNya, sebagaimana PribadiNya. Apakah kalian setuju? Alkitab hanyalah pantulan yang pucat dari Pribadi
Yesus. Terang yang
Besar itu ibarat matahari, dan terang yang kecil itu ibarat bulan. Terang pada
bulan tujuannya memantulkan terang dari matahari kepada bumi di tengah
kegelapan malam.
Now let's notice that the Scriptures are also a lesser light to lead to
Jesus the Greater Light. Notice John 5:39, here Jesus is speaking,“39 You search the Scriptures, for in them you
think you have eternal life; and these are they which testify of Me.” Do the Scriptures also testify of the
Greater Light? Absolutely!
So you have two lesser lights.
You say why do you need two lesser lights? For the same reason that you
need Ellen White and the Bible. Two lesser lights. We'll come back to that.
Sekarang mari simak
Kitab Suci juga sebuah terang kecil yang membawa kepada Yesus Terang yang
Besar. Simak Yohanes 5:39, di sini Yesus yang sedang bicara,“39
Kamu menyelidiki Kitab-kitab Suci sebab kamu menyangka di dalamnya kamu mendapatkan hidup
yang kekal, dan kitab-kitab itulah yang memberi
kesaksian tentang Aku. …” Apa Kitab Suci
juga memberi kesaksian tentang Terang yang Besar? Tentu saja!
Jadi ada
dua terang kecil.
Kalian berkata, mengapa perlu sampai dua terang kecil?
Untuk alasan yang sama kita butuh Ellen White dan Kitab Suci. Dua terang
kecil. Nanti kita kembali kemari.
Why two lesser lights? The question immediately suggests itself. Why did the people need a non-canonical
source? Because John the Baptist was not a writing prophet, he doesn't have a
book of the Bible. Why did the people need a non-canonical source if they had
the written Scriptures of the Old Testament? Or even further, why would they
need a lesser light if the Greater Light would be in their midst immediately
after John the Baptist? Are you understanding the question? The answer is quite
simple. During
the period between the Testaments the people had fallen into gross darkness and
had gone astray because of a neglect and a misinterpretation of the
written Scriptures. All kinds of false teachings and practices came in during
this period, and therefore they needed a lesser light to point the people to
the Greater Light through the Scriptures.
In other words the purpose of John was to shine upon the pages of the
Scriptures, so that they could see Jesus there. Are you understanding me? Let's
read about the darkness that existed during this period.
Isaiah 60:1-2, when Jesus came, “1Arise, shine; for Your light has come! And the glory of the LORD is risen upon You.2For behold, the darkness shall cover the earth, and deep darkness the people;
but
the LORD will arise over
You, and His glory will be seen upon You.”
This is a messianic prophecy, it's saying
that the people were going to be in darkness and the Greater Light was going to
come to shed light.
Mengapa dua terang kecil? Pertanyaannya segera mengusulkan jawabannya sendiri. Mengapa manusia membutuhkan sumber
non-kanonikal (di luar Alkitab)? Karena Yohanes Pembaptis bukanlah seorang nabi
yang menulis kitab suci, tidak ada kitab tulisannya di Alkitab. Mengapa manusia
membutuhkan sumber non-kanonikal jika mereka sudah punya Kitab Suci yang
tertulis dari Perjanjian Lama? Atau bahkan lebih jauh, mengapa manusia
membutuhkan terang kecil jika Terang Besar ada di tengah-tengah mereka segera
setelah Yohanes Pembaptis? Apakah kalian paham pertanyaannya? Jawabannya cukup
mudah. Selama periode antara kedua
Perjanjian, umat telah jatuh dalam kegelapan pekat dan telah menyimpang dari
kebenaran karena ketidakpedulian dan kesalahpahaman tentang
tulisan-tulisan Kitab Suci. Segala jenis ajaran dan praktek palsu masuk dalam
periode itu, dan oleh karenanya mereka membutuhkan terang kecil untuk
memberi petunjuk manusia kepada Terang yang Besar melalui Kitab Suci.
Dengan kata lain, tujuan Yohanes ialah untuk menerangi
halaman-halaman Kitab Suci, supaya mereka bisa melihat Yesus di sana. Apakah
kalian paham?
Mari kita baca tentang kegelapan yang ada di zaman itu.
Yesaya 60:1-2 ketika Yesus
datang, “
1 Bangkitlah, bersinarlah,
sebab terangMu telah datang. Dan kemuliaan
TUHAN telah terbit atasMu. 2
Sebab lihatlah, kegelapan akan menutupi bumi, dan kekelaman menutupi
bangsa-bangsa; tetapi TUHAN akan terbit
atasMu, dan kemuliaan-Nya akan terlihat di
atasMu…” Ini adalah
nubuatan mesianik. Ini mengatakan bahwa manusia akan berada dalam kegelapan,
dan Terang yang Besar akan datang untuk memancarkan terang.
We find in Matthew 4:16 the following words, “16 The people who sat in darkness have seen…” what? “…a
Great Light…” speaking about
Jesus “…and upon those who sat in the region and
shadow of death Light has dawned.”
If I enter a dark room where I have never been before, I need to find the
light switch, right? It would help if I had a lesser light or a flashlight to
lead me to the light switch, to turn on the greater light.
Kita lihat di Matius 4:16
kata-kata berikut, “16
Bangsa yang duduk dalam kegelapan, telah
melihat…” apa? “… Terang yang Besar…” bicara tentang
Yesus, “…dan
ke atas mereka yang duduk di daerah
dan bayang-bayang maut, Terang telah terbit…”
Jika saya masuk ke ruangan yang gelap yang belum pernah saya
kenal, saya perlu mencari tombol lampunya, kan? Akan sangat membantu jika saya
punya sebuah terang kecil atau lampu senter untuk membawa saya ke tombol lampu
itu dan menyalakan terang yang besar.
Now John
the Baptist did not bring any new light. The role of John was not to
bring new light, but rather to turn the attention of the people to the light
already given. And what light would that be: the light already given? The written
Scriptures. He was to awaken interest, amplify, and explain Old Testament
prophecy. That is to say the role of John was not supplementary,
but rather what? Complimentary to Scripture. You see, those who claimed to be
God's people and boasted of having the written Scriptures of the Old Testament
were violating every principle of the Word of God. They professed to be waiting
for the Messiah, they professed to love God, they claimed to have a close
relationship with Him, and yet they ended up crucifying their Messiah because
they misunderstood the written Scriptures of the Old Testament and rejected the
clarifying light given by the lesser light, John the Baptist. Are you starting
to catch the picture here?
Because they
rejected the lesser light, John, they ended up rejecting what the Greater
Light, Jesus Christ. You can just
imagine the people boasting, “We have Moses!” And yet they did not understand
or practice his teachings. They boasted of their knowledge of the Scriptures,
and yet they did not understand or obey them.
The role of John was to attract attention of the people to the Scriptures
already given, in other words, he was a lesser
light to shine on the other lesser light, so that everybody could see the
Greater Light.
Nah, Yohanes
Pembaptis tidak membawa terang baru apa pun. Peranan Yohanes
bukanlah membawa terang yang baru, melainkan
mengalihkan perhatian orang-orang ke terang yang sudah
diberikan. Dan terang mana itu, terang yang sudah diberikan? Kitab Suci yang tertulis.
Yohanes Pembaptis harus membangkitkan minat, menerangkan, dan menjelaskan
nubuatan Perjanjian Lama. Artinya peranan
Yohanes bukanlah menambahkan, melainkan apa? Melengkapi Kitab Suci.
Kalian lihat, mereka yang mengklaim umat Allah dan menyombong memiliki Kitab
Suci Perjanjian Lama yang tertulis sedang melanggar setiap prinsip dari Firman
Allah. Mereka mengaku menantikan kedatangan Mesias, mereka mengaku mengasihi
Allah, mereka mengklaim memiliki hubungan yang dekat dengan Allah, namun mereka
berakhir dengan menyalibkan Mesias mereka, karena mereka salah memahami
Kitab Suci Perjanjian Lama yang tertulis, dan menolak terang yang memberi penjelasan dari terang kecil, Yohanes Pembaptis. Apakah kalian
mulai menangkap gambarnya di sini?
Karena mereka
telah menolak terang yang kecil, Yohanes, mereka berakhir dengan menolak Terang
yang Besar, Yesus Kristus. Kalian bisa bayangkan saja orang-orang menyombong,
“Kami punya Musa!” namun mereka tidak mengerti maupun mempraktekkan
ajaran-ajarannya. Mereka menyombongkan pengetahuan mereka tentang Kitab Suci,
namun mereka tidak mengerti maupun mematuhi mereka.
Peran Yohanes
ialah menarik perhatian orang-orang ke Kitab Suci yang sudah diberikan, dengan
kata lain, dia adalah terang yang
kecil untuk menyinari terang kecil yang lain, supaya semua orang bisa melihat
Terang yang Besar.
Now John 5:39, and 45-47 once again we find that the Scriptures are a
lesser light. It says there, here Jesus is speaking to the Jews, “39 You search the Scriptures, for in them you
think you have eternal life; and these are they which testify of Me…” so are the Scriptures a lesser light that
lead to Jesus the Greater Light? Do they give testimony to Jesus? Absolutely!
Then Jesus says, “… 45 Do not think that I shall accuse you to the
Father; there is one who
accuses you—Moses, in whom you trust. 46 For if you believed Moses…” that's the written Scriptures, correct?
“… 46 For if you believed Moses you would believe
Me; for he wrote about Me. 47 But if you do not believe his
writings, how will you believe My words?”
So the Scriptures are a lesser light to lead to Jesus the Greater Light; and John the Baptist is a lesser light to
shine on the pages of Scripture so that the people in the Scriptures can see
Jesus the Greater Light.
Sekarang, Yohanes 5:39, dan
45-47 sekali lagi kita melihat bahwa Kitab Suci adalah terang kecil. Dikatakan
di sana, di sini Yesus bicara kepada orang-orang Yahudi, “39
Kamu menyelidiki Kitab-kitab Suci sebab kamu menyangka di dalamnya kamu mendapatkan hidup
yang kekal, dan kitab-kitab itulah yang memberi
kesaksian tentang Aku…” Jadi apakah Kitab
Suci sebuah terang kecil yang membimbing kepada Yesus Terang yang Besar? Apakah
mereka memberi kesaksian tentang Yesus? Tentu saja! Lalu Yesus berkata, “…45 Jangan kamu menyangka, bahwa Aku akan mendakwa
kamu di hadapan Bapa; ada seorang yang akan
mendakwamu ~ yaitu Musa, yang kamu percayai.
46 Sebab andaikan kamu mempercayai Musa…” itu Kitab Suci
yang tertulis, benar? “…46 Sebab andaikan
kamu mempercayai Musa, tentu kamu akan mempercayai Aku, sebab ia menulis tentang Aku. 47Tetapi jikalau kamu tidak mempercayai apa yang ditulisnya, bagaimanakah kamu akan percaya apa
yang Aku katakan? …”
Jadi Kitab Suci adalah terang kecil yang membawa kepada
Yesus Terang yang Besar, dan Yohanes Pembaptis adalah terang kecil untuk
memberikan terangnya pada halaman-halaman Kitab Suci supaya manusia bisa
melihat Yesus Terang yang Besar di dalam Kitab Suci.
I am of a firm belief that if the Jews had understood and obeyed the writings
of Moses, God would never have called John the Baptist. John drew
attention to the Old Testament prophecies that pointed to the Messiah, he
pointed out Jesus as the Lamb of God, a clear reference to the Sanctuary service
and to Isaiah 53. Was that new light? Did John the Baptist brought new light when
he said “Behold the Lamb of God?” Absolutely not! He took from the Old
Testament and showed how it was being fulfilled in Jesus. He exalted the Old
Testament and made it vivid and alive. He expanded, rebuked, reproved, corrected, but he
did not add anything of substance. Even baptism was known in the days
of John. Certainly the Jews knew that in the Sanctuary water was used for
cleansing. They knew about the story of Na’aman, they knew that leprosy was a symbol of sin
and that Na’aman had been cleansed by submerging himself in the Jordan River
seven times. The apostle Paul even writes that the children of Israel were
baptized in the Red Sea. So baptism was not even a new revolutionary doctrine
or concept that was unknown among the Jews.
Saya benar-benar yakin bahwa andaikan orang-orang Yahudi memahami dan mematuhi
tulisan-tulisan Musa, Allah tidak akan pernah memanggil Yohanes Pembaptis.
Yohanes membangkitkan perhatian kepada nubuatan-nubuatan Perjanjian Lama yang
menunjuk kepada Sang Mesias, dia menunjuk Yesus sebagai Anak Domba Allah, suatu
referensi yang jelas kepada pelayanan Bait Suci dan kepada Yesaya 53. Apakah
itu terang yang baru? Apakah Yohanes Pembaptis membawa terang baru ketika dia
berkata, “Lihat
Anak Domba Allah”? Sama sekali tidak! Dia mengambil dari Perjanjian Lama
dan menunjukkan bagaimana itu digenapi dalam Yesus. Dia meninggikan Perjanjian
Lama dan membuatnya cerah dan hidup. Dia
memperluas, menegur, mencela, mengoreksi, tetapi dia tidak menambahkan
substansi apa-apa. Bahkan baptisan pun sudah dikenal di zaman
Yohanes. Orang Yahudi pasti sudah tahu bahwa di Bait Suci air dipakai untuk
membersihkan. Mereka tahu kisah Na’aman, mereka tahu bahwa penyakit kusta adalah
simbol dosa dan bahwa Na’aman telah dibersihkan dengan berendam di sungai
Yordan tujuh kali. Rasul Paulus bahkan menulis bahwa orang Israel dibaptis di
Laut Merah. Maka baptisan bahkan bukan doktrin atau konsep baru yang revolusioner yang belum pernah dikenal orang
Yahudi sebelumnya.
Now John
the Baptist was a fly in the ointment, a pain in the neck, a speck in the
eye, he was no pushover, he was not politically correct, but told it like it is.
He
rebuked sin fearlessly and played no favorites and of course this won
him what? Enemies. He was not liked. This lesser light was not
liked. The lesser light to shine on the pages of the other lesser light, so
that people could see the Greater Light: Jesus, they didn't like it. In Matthew
11:7-8 we find that John rebuked Herod to his face for committing adultery with
his brother's wife, and lost his head as a result. John was totally unafraid of
speaking the truth. And we’re going to find that Ellen White was fearless in speaking
the truth, and she did not spare anyone. She spoke to the greatest
leaders of the church, she did not play this political correctness game, she
told it like it was. She rebuked sin openly, and clearly.
I want you to notice what it says in Matthew 11:7-8 about the type of
person that John the Baptist was, “7 As they departed, Jesus began to say to the
multitudes concerning John: ‘What did you go out into the wilderness to
see? A reed shaken by the wind?’…” you know, in other words, a little pushover? You know a reed, when the wind
blows the reed goes this way and that, is that what you expected to see? “…8 But what did you go out
to see? A man clothed in soft garments? Indeed, those who wear soft clothing are in kings’ houses.”
Nah, Yohanes
Pembaptis itu ibarat lalat di dalam minyak oles, pengganggu yang
menjengkelkan, debu dalam mata, dia tidak bisa diperintah, dia bersikap tidak
tepat secara politis, melainkan bicara apa adanya. Dia menegur dosa tanpa rasa takut, dan tidak pilih kasih,
dan tentu saja ini membuat dia panen apa? Musuh. Dia tidak disukai. Terang kecil ini tidak
disukai. Terang kecil yang menerangi halaman-halaman terang kecil yang lain
agar manusia bisa melihat Terang Besar Yesus, tidak disukai orang.
Di Matius 11:7-8 kita temukan
bahwa Yohanes menegur Herodes terang-terangan karena telah berzinah dengan
istri saudaranya, dan akibatnya dia kehilangan kepalanya. Yohanes sama sekali
tidak takut bicara kebenaran. Dan kita akan meliha bahwa Ellen White juga tidak takut bicara kebenaran, dan dia
tidak mengecualikan siapa pun. Dia bicara kepada
pemimpin-pemimpin besar gereja, dia tidak bermain politik yang benar, dia
bicara apa adanya. Dia menegur dosa
secara terbuka dan dengan jelas.
Saya mau kalian melihat apa
yang dikatakan di Matius 11:7-8 tentang bagaimana jenis manusia Yohanes
Pembaptis itu, “7 Sementara mereka meninggalkan tempat itu, Yesus
mulai berkata kepada orang banyak tentang
Yohanes: ‘Kamu pergi ke padang gurun untuk melihat
apa? Sebatang buluh yang digoyangkan
angin?…” dengan kata lain,
seorang yang mudah dipengaruhi? Kalian tahu sebatang buluh yang tertiup angin
akan bergerak ke sana ke sini, itukah yang kalian berharap lihat? “…8
Tetapi kamu pergi untuk melihat apa? Melihat orang yang berpakaian halus? Sesungguhnya orang yang berpakaian halus ada di istana raja-raja.”
John the Baptist
was a restorer and a preparer of the way for the first coming of Christ. The role of John was to prepare a people
for the first coming of Jesus. By repentance, revival, and reformation, the
people were to wait expectantly for the bridegroom. Is that the role of Ellen
White by the way? Absolutely!
He didn't bring
any new truths. He simply called Israel to repent and return to the religion of
the fathers. This is why Elijah built the altar
of the Lord. He also called upon the God of the covenant founders, and he
called the children to return to the fathers. Elijah did that. And John the
Baptist is in the New Testament what? Elijah. Not in person but in the
spirit and power of Elijah, with the same message.
Yohanes Pembaptis
adalah seorang yang memulihkan dan mempersiapkan jalan bagi kedatangan Kristus
yang pertama. Peranan Yohanes adalah mempersiapkan suatu umat bagi
kedatangan pertama Yesus. Melalui pertobatan, kebangunan rohani, dan reformasi,
umat seharusnya menunggu kedatangan mempelai laki-laki. Nah, itukah
peranan Ellen White? Tepat sekali!
Yohanes tidak
membawa kebenaran baru apa pun. Dia semata-mata memanggil Israel untuk bertobat
dan kembali ke agama leluhur mereka. Itulah mengapa Elia membangun mezbah Tuhan. Dia juga
memanggil Allah para pelopor perjanjian, dan dia memanggil
anak-anak untuk kembali kepada bapak-bapak. Elia melakukan itu. Dan Yohanes Pembaptis
di periode Perjanjian Baru adalah
siapa? Elia. Bukan dalam
pribadi, melainkan dalam semangat dan
kuasa Elia, dengan membawa
pekabaran yang sama.
I want you to notice three passages now that speak about John as the great
restorer and the preparer of the way for the Messiah.
Luke 1:16-17
speaking about the mission of John it says,
“16 And he will turn many of the children of
Israel to the Lord their God…” are you catching the picture here? What is the role of John? Here's the
role of John: primarily to reach out the worldlings and bring them to the Lord.
No! It's to bring the children of God, Israel, back to the Lord. So it says, “…16 And he will turn many of the children of
Israel to the Lord their God 17 He will also go before Him…” in other words, John the Baptist would go
before Jesus “…in the spirit and power of…” whom?
“…of Elijah, ‘to turn the hearts of the fathers to the
children,’…” and notice, “…and the disobedient to the wisdom of the
just, to make ready a people prepared for the Lord.”
So what was the role of John the Baptist?
The role of John the Baptist was to bring God's people back to the foundation,
so that when the Messiah would come they would be ready.
Notice Matthew 3:1-3.
“1 In
those days John the Baptist came preaching in the wilderness of
Judea, 2 and saying, ‘Repent, for the kingdom
of heaven is at hand!’…” what was the kingdom of Heaven that was at
hand? Jesus and His ministry. Verse 3, “…3 For this is he who was spoken of by the
prophet Isaiah, saying: ‘The voice of
one crying in the wilderness: ‘Prepare the way of the Lord; make His paths straight.’…”
So once again John the Baptist doesn't
bring any new truth, he's to lead the people back to the foundational truths,
so that they would be ready to receive the Messiah.
Notice Matthew 17:11
“11 Jesus answered and said to them, ‘Indeed, Elijah is coming first and will…” innovate all things. Oh, thank you, I need
to get some new glasses here. It says, he “…will…” what? “…restore all things.”
What does it mean to restore? Does it mean
to bring new truths, something that has never been heard before? No! It means
to restore that which has been forgotten and forsaken, and is not being
practiced.
So John
the Baptist was the great restorer, like all of the prophets before him, that
led people to come back to the foundational truths, that we find in the
writings of Moses.
Saya mau kalian menyimak tiga ayat sekarang yang bicara
tentang Yohanes sebagai orang yang memulihkan dan mempersiapkan jalan bagi Sang
Mesias.
Lukas 1:16-17
Bicara tentang misi Yohanes, mengatakan, “16 Ia akan membuat banyak orang
Israel berbalik kepada Tuhan Allah mereka…”
apakah kalian menangkap gambarnya di
sini? Apa peranan Yohanes? Inikah peran Yohanes:
terutama untuk menjangkau orang-orang dunia dan membawa mereka kepada Tuhan? Bukan! Untuk membawa umat Allah, Israel, kembali kepada
Tuhan. Jadi dikatakan, “…16 Ia akan membuat banyak orang
Israel berbalik kepada Tuhan Allah mereka 17 dan ia akan berjalan
mendahului Dia…” dengan kata lain Yohanes Pembaptis akan mendahului Yesus
“…dalam roh dan kuasa…” siapa? “…Elia, untuk membuat hati bapa-bapa berbalik
kepada anak-anaknya…” dan simak, “…dan orang-orang yang tidak patuh, kepada hikmat
orang-orang benar, guna menyiapkan suatu
umat yang siap bagi Tuhan. …”
Jadi apakah peran
Yohanes Pembaptis? Peranan Yohanes Pembaptis ialah membawa umat Allah kembali
ke fondasinya, supaya bila Sang Mesias datang, mereka akan siap.
Simak Matius 3:1-3
“1
Di masa itu Yohanes Pembaptis datang berkhotbah
di padang gurun Yudea, 2 dan berkata, ‘Bertobatlah, sebab Kerajaan Surga sudah dekat!’ …” kerajaan Surga
yang sudah dekat itu apa? Yesus dan ministriNya. Ayat 3, “…3 Karena
dia inilah yang disebut oleh nabi
Yesaya, katanya, ‘Suara seorang yang berseru-seru di padang gurun: ‘Persiapkanlah jalan untuk
Tuhan, luruskanlah jalan bagi-Nya.’…”
Maka sekali lagi
Yohanes tidak membawa kebenaran yang baru apa pun. Tugasnya ialah membawa umat Allah kembali ke kebenaran dasar agar mereka siap menerima
Sang Mesias.
Simak Matius 17:11
“11 Yesus menjawab
dan berkata kepada mereka, ‘Memang Elia akan datang lebih dulu dan akan…” memperbarui segala
hal. Oh, terima kasih, saya perlu membeli kacamata baru. Dikatakan dia “…akan memulihkan segala sesuatu…”
Apa artinya
memulihkan? Apakah itu berarti membawa kebenaran yang baru, sesuatu yang tidak pernah didengar sebelumnya? Tidak! Itu
artinya memulihkan apa yang telah dilupakan dan ditinggalkan, dan tidak lagi
dipraktekkan.
Maka Yohanes Pembaptis adalah pemulih besar, seperti semua
nabi lain sebelumnya, yang membimbing umat kembali ke kebenaran-kebenaran dasar
yang kita temukan di tulisan-tulisan Musa.
In New Testament times, the friend of the bridegroom was responsible for
making all the preparations for the wedding. So that all was ready when the
groom should come. The friend of the bridegroom was not to take any glory for
himself. The glory was for the groom who was to marry the bride. The best man
in the wedding is not the center of attraction. The friend of the bridegroom
decreases, so that the groom can increase. And who was the Groom that wanted to
marry His people? Jesus Christ. And who was the matchmaker? John the Baptist,
was supposed to prepare everything for the wedding.
Di zaman Perjanjian Baru, teman mempelai laki-lakilah
yang bertanggungjawab membuat segala persiapan perkawinan, supaya semuanya
sudah siap ketika mempelai laki-laki datang. Teman mempelai laki-laki tidak
boleh menerima kemuliaan apa pun bagi dirinya sendiri. Kemuliaannya adalah bagi
si mempelai laki-laki yang akan mengawini mempelai perempuan. Pendamping
mempelai laki-laki bukanlah pusat perhatian. Teman mempelai laki-laki ini
perannya menjadi semakin kecil, sehingga peranan mempelai laki-laki bisa
bertambah besar. Dan siapakah Mempelai laki-laki yang akan mengawini umatNya?
Yesus Kristus. Dan siapakah yang mempertemukan kedua mempelai? Yohanes
Pembaptis yang harus mempersiapkan segalanya untuk perkawinan itu.
The Old Testament contained prophecies about the bridegroom
coming to marry his bride. The matchmaker, John the Baptist, had come to make
all the arrangements for the wedding. But the bride rejected the invitation. By
rejecting ~ listen carefully ~ the preparatory work of the matchmaker, they
rejected the bridegroom as well. The very people he came to serve
mistreated John the Baptist. Are you starting to catch the interesting picture
here?
Perjanjian
Lama berisikan nubuatan-nubuatan tentang mempelai laki-laki yang datang untuk
mengawini mempelai perempuannya. Oranng yang mempertemukan, Yohanes Pembaptis,
datang untuk membuat semua persiapan untuk perkawinan. Tetapi mempelai
perempuan menolak undangan tersebut. Dengan
menolak ~ dengarkan baik-baik ~ pekerjaan persiapan yang mempertemukan kedua mempelai,
mereka telah menolak mempelai laki-laki itu juga. Orang-orang
yang sama, kepada siapa dia datang untuk melayani, memperlakukan Yohanes
Pembaptis dengan buruk. Apakah kalian mulai menangkap gambar yang menarik di
sini?
Now John the Baptist was despised and rejected. I want to read three texts
that describe how John the Baptist was looked upon, and how he was treated.
Matthew 11:18
They went a long ways the people at that
time, they came close to committing the unpardonable sin.
“18 For John
came neither eating nor drinking, and they say, ‘He has a demon.’
They attributed his prophecy gift as being
inspired by the devil; and some
people have said that concerning Ellen White, I might say.
In Matthew 21:32
It says, “32 For John came
to you in the way of righteousness, and you did not…” what? “…believe him; but tax
collectors and harlots believed him; and when you saw it, you did not afterward relent and
believe him.”
And so if they did not believe in the
message of John the Baptist, would they believe in Jesus? Would they believe in
the message of the Scriptures if they did not believe in John the Baptist? No! By
rejecting John the Baptist they were rejecting the Scriptures, and they
rejected Jesus the Greater Light. And who was particularly to blame?
The scholars and the church leaders.
Notice Luke 7:29-30
“29 And when
all the people heard him…” the problem wasn't with the people
“…29 And when
all the people heard him even
the tax collectors justified God, having been baptized with the
baptism of John. 30 But
the Pharisees…” that would be the preachers,
“…and lawyers…” those are the
theologians
“…rejected the will of God for themselves, not having been baptized
by him.”
The religious leaders knew him not. They
did with John as they pleased, and therefore they treated Jesus in the same
way. And these were the people, the very people who claimed to understand and
teach the Scriptures. By rejecting the lesser light they rejected the Greater
Light.
Matthew 17:12-13
adds its testimony about how John the Baptist was treated and how the
rejection of John led to the rejection of Jesus. It says there in Matthew 17:12, “11 Jesus answered and said to them, ‘Indeed, Elijah is coming first and will restore all things. 12 But I say to you that Elijah has come
already…” and how did they
react? “…and they did not know him…” that's another expression that means that they rejected him. It’s not talking about not knowing intellectually,
it means not accepting. So notice once again it says in verse 12 and verse 13, “…12 But I say to you that Elijah has come
already and they did
not know him…” and notice,
“…but did to him…” what?
“…whatever they…” pleased or whatever they “…wished…” And now notice the result “…Likewise…”
because they did with him what they wished
“…Likewise the Son of Man is also about to suffer at their hands.’ 13 Then the disciples understood that He spoke
to them of…” whom?
“…of John the Baptist.”
Nah, Yohanes Pembaptis dibenci dan ditolak. Saya mau
membacakan tiga ayat yang menggambarkan bagaimana Yohanes Pembaptis dipandang,
dan bagaimana dia diperlakukan.
Matius 11:18
Mereka sudah
keterlaluan orang-orang pada zaman itu, mereka sudah nyaris mendekati melakukan
dosa yang tidak bisa diampuni.
“18
Karena Yohanes datang, tidak makan dan tidak minum, dan mereka berkata, ‘Ia
kerasukan setan’…” Mereka menganggap karunia
nubuatnya sebagai diilhami oleh Iblis; dan bisa saya
katakan, ada orang-orang yang berkata demikian tentang Ellen White.
Di Matius 21:32
Dikatakan, “32 Sebab Yohanes datang kepadamu dalam
jalan kebenaran, dan kamu tidak…” apa? “…percaya kepadanya. Tetapi pemungut-pemungut
cukai dan perempuan-perempuan sundal percaya kepadanya. Dan ketika kamu melihat itu, setelah itu kamu tidak
menyesal maupun percaya kepadanya…”
Maka jika mereka
tidak percaya pada pekabaran Yohanes Pembaptis, apakah mereka percaya pada
Yesus? Akankah mereka mempercayai pekabaran Kitab Suci jika mereka tidak
mempercayai Yohanes Pembaptis? Tidak! Dengan
menolak Yohanes Pembaptis, mereka menolak Kitab Suci, dan mereka menolak Yesus,
Terang yang Besar. Dan salah siapakah ini utamanya? Para pakar
Kitab Suci dan para pemimpin gereja.
Simak Lukas 7:29-30
“29
Dan ketika semua orang mendengarnya…” masalahnya tidak
terletak pada umat, “…29 Dan ketika semua orang
mendengarnya, bahkan para pemungut
cukai mengakui kebenaran Allah, setelah dibaptis
oleh baptisan Yohanes. 30
Tetapi orang-orang Farisi…” ini adalah para pengkhotbah, “…dan
ahli-ahli Taurat…” ini para theolog, “…yang
tidak dibaptis oleh Yohanes, menolak kehendak Allah
bagi diri mereka sendiri. …”
Para pemimpin
rohani tidak mengenalnya. Mereka memperlakukan Yohanes sesuka hati mereka,
karena itu mereka memperlakukan Yesus juga seperti itu. Dan mererka inilah
orang-orang yang sama yang mengklaim mengerti dan mengajarkan Kitab Suci.
Dengan menolak terang yang kecil mereka menolak Terang yang Besar.
Matius 17:12-13
Menambahkan
kesaksian bagaimana Yohanes Pembaptis diperlakukan dan bagaimana penolakan
terhadapnya membawa kepada penolakan kepada Yesus. Dikatakan di Matius 17:12, “11 Yesus menjawab dan berkata kepada mereka, ‘Memang
Elia akan datang lebih dulu dan akan memulihkan segala sesuatu 12 tetapi Aku berkata kepadamu, Elia sudah
datang…” dan bagaimana
respon mereka? “…dan mereka tidak mengenal dia…” ini ungkapan lain
yang berarti mereka menolaknya. Ini tidak bicara tentang
tidak mengenal secara intelektual, tapi artinya tidak
menerima. Maka simak sekali lagi dikatakan di ayat 12 dan 13, “…12 tetapi
Aku berkata kepadamu, Elia sudah datang dan mereka tidak mengenal dia…” dan simak “…tetapi memperlakukannya…” apa? “… sesuka hati…”
atau semau “…mereka.…” Dan sekarang simak
hasilnya, “…Demikian juga…” karena mereka
memperlakukan dia semau mereka,
“…Demikian juga Anak Manusia akan menderita di
tangan mereka.’ 13 Lalu
mengertilah murid-murid Yesus bahwa Ia berbicara kepada
mereka tentang…” siapa? “…Yohanes Pembaptis.”
The people to whom prophets are sent, never love true prophets. In fact
those who profess to be God's chosen people hated the prophets. Before the
Babylonian captivity we find these words in 2 Chronicles 36:15-16, “15 And
the Lord God
of their fathers sent warnings to
them by His messengers, rising up early and sending them, because He had compassion
on His people and on His dwelling place. 16 But they mocked the messengers of
God, despised His words, and scoffed at His prophets, until the wrath
of the Lord arose
against His people, till there
was no remedy.”
The rejection of the gift of prophecy led to the rejection of the people.
Jesus rebuked the scribes and Pharisees, in Matthew 23:37 we find these words
of Jesus, “37 O Jerusalem, Jerusalem,
the one who kills the prophets and stones those who are
sent to her! How often I wanted to gather your
children together, as a hen gathers her chicks under her wings, but you were not
willing!”
Umat kepada siapa nabi itu
dikirim, tidak pernah mengasihi nabi-nabi yang benar. Malah mereka yang mengaku
sebagai umat Allah membenci nabi-nabi. Sebelum penawanan Babilon kita
mendapatkan kata-kata ini di 2 Tawarikh 36:15-16, “15Dan TUHAN,
Allah nenek moyang mereka mengirim
peringatan-peringatan kepada mereka melalui utusan-utusanNya, tanpa menunda-nunda waktu, TUHAN mengirim
utusan-utusanNya karena Ia sayang kepada umat-Nya dan tempat
kediaman-Nya. 16 Tetapi
mereka mengolok-olok utusan-utusan Allah itu, memandang
rendah segala Firman-Nya, dan salah
memperlakukan nabi-nabi-Nya, hingga
murka TUHAN bangkit terhadap umat-Nya, sampai
tidak bisa diredakan lagi. …”
Penolakan atas karunia nubuat mengakibatkan penolakan Allah kepada umatNya. Yesus menegur para
ahli Taurat dan orang-orang Farisi, di Matius 23:37, “…37 ‘Yerusalem,
Yerusalem, engkau yang membunuh nabi-nabi dan melempari dengan batu orang-orang
yang diutus kepadamu! Berkali-kali Aku rindu mengumpulkan anak-anakmu, sama
seperti induk ayam mengumpulkan anak-anaknya di bawah sayapnya, tetapi kamu
tidak mau.”
Could we say that the same type of thing is happening to God's
messenger in these last days? There is no doubt whatsoever, folks. Maybe
you're encapsulated in your own local church. I have the privilege of traveling
all over the world. It is alarming to see how the Spirit of Prophecy is ignored,
and in many circles attacked, and tried to explain away what Ellen White has to
say.
Bisakah kita katakan hal
yang sama terjadi kepada utusan Allah di hari-hari akhir ini? Tidak diragukan sama sekali,
Saudara-saudara. Mungkin kalian terlindung di dalam gereja kalian
sendiri. Saya mendapat kesempatan
istimewa pergi keliling ke mana-mana di dunia. Sangat mengerikan melihat bagaimana Roh Nubuat
itu diabaikan, dan di banyak lingkungan itu diserang, dan apa yang dikatakan
Ellen White dijelaskan sedemikian rupa sehingga itu diabaikan.
Now John the Baptist was not omniscient. He was not infallible. He was a
weak human instrument. Prophets are not omniscient and infallible. They were
always weak human beings in need of the grace of God. And here comes an
important point. Prophets grew in their understanding of truth. At first they
might not have fully understood the message of God, but as time goes by, things
become clearer and clearer in their minds. John the Baptist did not fully
understand the Kingdom at the beginning of his ministry. He believed that there
would be only one coming of the Messiah.
Notice Matthew chapter 3, where we find these words, “ 12 His
winnowing fan is in
His hand…” here John is
announcing the work of Jesus “…12 His winnowing fan is in His hand and He…” that is the coming Messiah “…will thoroughly clean out His
threshing floor, and gather His wheat into the barn; but He will burn up
the chaff with unquenchable fire.” Does that sound like he believed in the coming of a Messiah who was going
to say “Love your enemies”, “turn the other
cheek”, “carry this load two miles if they ask you to take it one”? It sure
doesn't sound like it. John the Baptist did not understand fully, even
though he was a true prophet. At the beginning of his ministry he did
not fully understand. As time goes by things become clearer to him.
Let's read a few statements from Ellen White where Ellen White makes this
very, very, clear. You know sometimes we expect too much from a prophet.
Nah, Yohanes Pembaptis tidak mahatahu. Dia tidak kebal
kesalahan. Dia adalah sebuah alat manusia yang lemah. Para nabi tidak mahatahu
dan kebal kesalahan. Mereka selalu adalah manusia-manusia yang lemah, yang
membutuhkan kasih karunia Allah. Dan sekarang ini poin yang penting. Nabi-nabi itu bertumbuh dalam
pengertiannya tentang kebenaran. Pada awalnya mungkin mereka
tidak mengerti semua pekabaran dari Allah, tetapi dengan berlalunya waktu,
hal-hal menjadi semakin lama semakin jelas di benak mereka. Yohanes Pembaptis
tadinya tidak seluruhnya paham tentang Kerajaan Allah di bagian awal
ministrinya. Tadinya dia meyakini hanya akan ada satu kedatangan Sang Mesias.
Simak Matius 3, di mana kita
temukan kata-kata ini, “12
Alat penampi ada ditangan-Nya…” di sini Yohanes
sedang mengumumkan pekerjaan Yesus, “…12 Alat penampi ada ditangan-Nya dan
Ia…” maksudnya Mesias
yang akan datang, “…akan membersihkan tempat pengirikan-Nya
dan mengumpulkan gandum-Nya ke dalam lumbung, tetapi Dia akan membakar habis jerami itu dengan
api yang tidak bisa dipadamkan…” apakah ini
terdengar seperti dia meyakini datangnya Seorang Mesias yang akan berkata
“Cintailah musuh-musuhmu”, “berikan pipi yang satunya”, “pikullah beban dua mil
jika kamu diminta memikulnya satu mil”? Jelas sepertinya tidak. Yohanes Pembaptis tadinya tidak
seluruhnya paham walaupun dia adalah nabi yang sejati. Di awal ministrinya
dia tidak seluruhnya paham. Dengan berlalunya waktu, hal-hal menjadi semakin
jelas baginya.
Mari kita baca
beberapa pernyataan dari Ellen Whie di mana Ellen White membuat ini amat sangat
jelas. Kalian tahu, terkadang kita menuntut terlalu banyak
dari seorang nabi.
Ellen White said some things at the very beginning of her ministry that as
time goes by she clarifies, and she amplifies, and she explains things that
might be misunderstood. Now she presents it in a way in which it cannot be
misunderstood. But some people take only what she said at the beginning of her ministry.
They don't take the trajectory, the fuller understanding. They say, “Oh, Ellen
White was wrong. Look what she said when she was 17 years old.” That's not fair
because prophets grow in their understanding.
Ellen White mengatakan beberapa hal pada awal
ministrinya, dan dengan berlalunya waktu dia menjelaskannya, dan dia
memperluasnya, dan dia menerangkan hal-hal yang mungkin disalahpahami. Sekarang
dia menyajikannya sedemikian rupa sehingga tidak akan disalahpahami. Tetapi ada
orang-orang yang hanya mengambil apa yang dia katakan pada awal ministrinya,
mereka tidak melihat perkembangannya, pemahaman yang lebih lengkap. Mereka
mereka, “Oh, Ellen White salah. Lihat, apa yang dia katakan ketika dia berusia
17 tahun.” Itu tidak adil karena nabi-nabi bertumbuh dalam pengertian mereka.
Notice this statement from Desire of Ages
page 103, “John did not fully understand the nature of the Messiah's kingdom. He looked for Israel to be delivered
from her national foes; but the coming of a King in
righteousness, and the establishment of Israel as a holy nation, was the great
object of his hope.”
He thought that the Messiah was going to take over the throne of the
kingdom.
Simak pernyataan ini dari Desire of Ages hal.
103, “Yohanes tidak sepenuhnya
paham tentang sifat kerajaan Sang Mesias. Dia berharap Israel akan diselamatkan
dari musuh-musuh negaranya; tetapi kedatangan seorang Raja dalam kebenaran dan
mendirikan Israel sebagai suatu bangsa yang kudus, adalah objek besar
harapannya. …”
Dia sangka Sang Mesias akan
mengambil alih takhta kerajaan.
Notice Desire of Ages page 136, “During the weeks that followed…”
that is the baptism of Jesus “…John with new interest
studied the prophecies and the teaching of the sacrificial service…”
see, he's trying to understand the type of
Messiah that has just come. She continues saying, “… He
did
not distinguish clearly the two phases of Christ's work—as a suffering sacrifice and a conquering king—but he saw that His coming had a deeper significance than
priests or people had discerned.”
Was he less of a prophet because he did not fully understand? He was still
a full fledged prophet, but he was not omniscient, he was not absolutely
infallible. We have to look at the total trajectory of his ministry. Are you
following me or not? This is important to understand Ellen White.
When Jesus did not appear to measure up to his expectations, John sent a
message to Jesus asking Him if He was the expected Messiah or they were to wait
for another. Imagine that! This is that John the Baptist that said, “Behold, the Lamb of God who takes away the
sin of the world.” Now he sends a
message, “Are you the Messiah that we're expecting?” He was human. He was not
omniscient. He was not infallible. He grew in his understanding.
Simak Desire of Ages
hal. 136. “Selama minggu-minggu
berikutnya…” yaitu setelah pembaptisan Yesus, “… Yohanes mempelajari
nubuatan-nubuatan serta ajaran tentang upacara Bait Suci dengan minat yang
baru.…” lihat, dia berusaha mengerti jenis Mesias yang baru saja datang. Ellen
White melanjutkan berkata, “…Dia belum bisa membedakan dengan jelas
kedua fase pelayanan Kristus ~ yaitu sebagai kurban yang menderita dan raja
yang menang ~ tetapi dia melihat bahwa kedatanganNya memiliki arti yang lebih
mendalam daripada yang dipahami para imam atau umat…”
Apakah dia tidak layak dianggap nabi karena dia tidak paham seluruhnya? Dia
tetap seorang nabi yang diakui, tetapi dia tidak mahatahu, dia tidak mutlak
kebal kesalahan. Kita harus memandang keseluruhan perkembangan dari
ministrinya. Apakah kalian paham atau tidak? Ini penting untuk bisa
memahami Ellen White.
Ketika Yesus tidak muncul sesuai harapannya, Yohanes mengirimkan pesan
kepada Yesus, bertanya kepadaNya apakah Dia itulah Mesias yang dinantikan atau
haruskah mereka menantikan yang lain. Bayangkan itu! Ini adalah Yohanes
Pembaptis yang berkata, “Lihatlah, Anak
Domba Allah yang mengangkat dosa dunia!” Sekarang dia mengirim pesan,
“Engkaukah Mesias yang kami tunggu-tunggu?” Yohanes Pembaptis itu manusiawi.
Dia tidak mahatahu. Dia tidak kebal kesalahan. Pemahamannya bertumbuh.
Was John a false prophet because he did not fully understand the work of
the Messiah? No! Was his work as a prophet any less trustworthy because his
knowledge and understanding were limited because of his own misconceptions? No!
Notably when the disciples of John ~ this is important ~ brought back the
report from the lips of Jesus, in fact
they did more than bring the report from the lips of Jesus. Actually, Jesus
told the disciples of John to stick around. He said, “Stick around and see what
I’m going to do today.” So they stayed all day. Jesus opened the eyes of the
blind, He healed paralytics, He raised the people from the dead, and then at
the end of the day He said to the disciples of John, “Now, you go tell John
what you saw.” And John finally in prison remembered the prophecy of Isaiah
that He will open up the eyes of the blind, and He would heal the lame, and so
on. He said, “This is the Messiah.” So he finally came to understand at the end
of his ministry.
Apakah Yohanes seorang nabi palsu karena dia tidak
memahami seluruh pekerjaan Sang Mesias? Tidak! Apakah pekerjaannya sebagai
seorang nabi kurang bisa dipercaya karena pengetahuan dan pemahamannya terbatas
oleh salah konsepnya sendiri? Tidak! Terutama ketika para murid Yohanes ~ ini
penting ~ membawa kembali laporan dari bibir Yesus, bahkan mereka membawa lebih
daripada laporan dari bibir Yesus. Sesungguhnya Yesus memberitahu para murid
Yohanes untuk mengikutiNya. Dia berkata, “Ikutlah dan lihatlah apa yang Aku
lakukan hari ini.” Maka mereka mengikutiNya sepanjang hari. Yesus mencelekkan
mata orang buta, Dia menyembuhkan yang lumpuh, Dia membangkitkan yang
mati, kemudian di bagian akhir hari itu Dia berkata kepada murid-murid Yohanes,
“Sekarang, pergilah katakan kepada Yohanes apa yang telah kalian lihat.” Dan di
dalam penjara Yohanes akhirnya teringat nubuatan Yesaya bahwa Mesias akan
mencelekkan mata orang buta, Dia akan menyembuhkan yang lumpuh, dsb. Dia
berkata, “Ini memang Sang Mesias!”, maka akhirnya dia paham pada akhir
ministrinya.
Now we need to go to the other prophet. We have about thirteen and a half
minutes left, but let's take advantage of that time because there's a lot of
material to cover.
Ellen White was accused
of not having the prophetic gift because she did not perform miracles. Interesting. Did John perform miracles? No!
Sekarang kita ke nabi yang lain. Kita masih punya waktu
13½ menit sisa, tetapi mari kita manfaatkan waktu ini karena ada banyak materi
yang harus diliput.
Ellen White
dituduh tidak memiliki karunia nubuat karena dia tidak membuat mujizat. Menarik. Apakah Yohanes
membuat mujizat? Tidak!
Notice this is found in Selected Messages
Vol. 2 page 53-54, “Some declare their unbelief
in the work
that the Lord
has given me to do because,
as they say, ‘Mrs. E.G. White works
no miracles.’ But those who look
for miracles as a sign of divine guidance are in grave danger of deception.”
So what do you need to look? At the fact that Ellen White performed many miracles
or what she wrote was true? What she wrote was true.
Simak, ini ada di Selected Messages Vol. 2 hal. 53-54, “Beberapa orang menyatakan
ketidakpercayaan mereka terhadap pekerjaan yang telah diberikan Tuhan kepadaku
karena seperti kata mereka, ‘Nyonya E.G. White tidak membuat mujizat.’ Tetapi
mereka yang mencari mujizat sebagai tanda bimbingan ilahi akan mudah sekali
tertipu…”
Jadi apa yang harus kita cari? Faktanya bahwa Ellen White membuat banyak
mujizat atau apa yang ditulisnya itu benar? Apa yang ditulisnya itu benar.
It's interesting to
notice that Ellen White preferred not to be called a prophet. Remember John the
Baptist? “Are you a prophet?” “No, no, I’m not a prophet.”
Notice this
statement that we find in Selected Messages Vol.
1 pages 35 and 36. Ellen White has given a discourse at the Battle Creek Tabernacle in Michigan and
this is what she states, “During the discourse, I said that I did not claim to be a prophetess. Some were surprised at this statement, and as much is being said in regard to it, I will make an explanation. Others have called me a prophetess, but I have
never assumed
that title…” is that true of John the Baptist as
well? Absolutely! “…I have not felt that it was my duty thus to
designate myself.
Those who boldly assume that they are prophets in this our day are often a reproach to the
cause of Christ.”
Menarik
menyimak bahwa Ellen White lebih suka tidak disebut seorang nabi. Ingat Yohanes
Pembaptis? “Apakah kamu seorang nabi?” “Tidak, tidak, aku bukan nabi.”
Simak pernyataan ini yang kita temukan di Selected
Messages Vol. 1 hal. 35-36, Ellen White memberikan ceramah di Battle Creek
Tabernacle di Michigan, dan inilah
pernyataannya, “…Selama ceramah aku sudah berkata aku tidak mengklaim sebagai
seorang nabiah. Beberapa orang terkejut dengan pernyataan ini, dan karena
banyaknya pembicaraan tentang hal ini, aku akan memberikan penjelasan.
Orang-orang lain menyebut aku nabiah, tetapi aku sendiri tidak pernah memakai
gelar tersebut…” Apakah ini terjadi juga
pada Yohanes Pembaptis? Tentu saja! “…Aku tidak pernah merasa bahwa itulah
kewajibanku menamakan diriku demikian. Mereka yang dengan berani menganggap
bahwa mereka adalah nabi-nabi di zaman kita ini, seringkali merupakan aib bagi
misi Kristus.”
In the same book Selected Messages Vol. 1 page 35 we find this statement, “When I was last in Battle Creek, I said before a large congregation that I did not
claim to be a prophetess. Twice I
referred to this matter, intending each time to make the statement, ‘I
do not claim to be a prophetess.’ If I spoke otherwise
than this, let all now understand that what I had in mind to say was that I do not claim
the
title of prophet or prophetess.”
Because Ellen White was humble, and because prophets had a bad name in
those days. So if Ellen White did not claim to be a prophet, who was she? Well,
she preferred to be called “the messenger of the Lord”. By coincidence of
coincidences! It's not a coincidence.
Di buku yang sama, Selected Messages Vol. 1 hal. 35 kita
mendapatkan pernyataan ini, “Ketika aku terakhir berada di Battle Creek, aku berkata di hadapan jemaat
yang besar bahwa aku tidak mengklaim sebagai seorang nabiah. Dua kali aku
menyebut tentang hal ini, setiap kali dengan niatan memberikan pernyataan ‘Saya
tidak mengklaim sebagai seorang nabiah’. Jika aku pernah berbicara berlawanan
dengan ini, biarlah semua sekarang memahami bahwa yang selalu ingin aku katakan
adalah aku tidak mengklaim gelar nabi atau nabiah. …” Karena Ellen Whie itu rendah hati, dan karena para nabi punya
reputasi yang jelek di zaman itu. Maka jika Ellen White tidak mengklaim sebagai
seorang nabi, siapakah dia? Nah, dia lebih suka disebut “utusan Tuhan”.
Kebetulan di atas kebetulan, bukan? Ini bukan suatu kebetulan.
Selected Messages Vol, 1 page 32, ‘Early in my youth I was asked several times: Are you a prophet? I have ever
responded, I am…”
what? “…the
Lord's messenger.
I
know
that many
have
called
me a prophet, but I have made no claim to this title. My Savior declared me
to
be His messenger.’…” Just like John
the Baptist.
On page 32 she continues saying, ‘I
have had no claims to make, only that I am instructed that I am the Lord's messenger; that He called me in my youth to be
His messenger, to receive His word, and to give a clear and decided message in the name of the Lord Jesus.’…”
Selected Messages Vol. 1 hal. 32, “Di masa mudaku aku ditanya beberapa kali, apakah kamu
seorang nabi? Aku selalu menjawab, aku adalah…”
apa? “…utusan Tuhan. Aku tahu banyak orang
memanggilku seorang nabi, tetapi aku tidak pernah mengklaim titel ini.
Juruselamatku menyatakan kepadaku untuk menjadi utusanNya.’ …” Persis sama dengan Yohanes
Pembaptis.
Di hal. 32 Ellen White
melanjutkan berkata, “…Aku tidak mengklaim apa-apa, hanya bahwa
aku telah diinstruksikan, aku itu utusan Tuhan, bahwa Tuhan memanggilku di masa
mudaku untuk menjadi utusanNya, untuk menerima FirmanNya, dan untuk
menyampaikan pekabaran yang jelas dan pasti dalam nama Tuhan Yesus.”
One further statement, Selected Messages
Vol. 1 page 34, ‘To claim to be a
prophetess is something
that I have never done. If others call me
by that name, I have no controversy with them. But my work has covered so many lines that I
cannot
call myself other than a messenger, sent to bear
a message
from the Lord to His people, and to take up work in any line that He points out.’
So she says, “I don't claim to be a prophet”, but she is the messenger of
the Lord and she did not perform any miracle.
Satu pernyataan lagi, Selected Messages Vol. 1 hal. 34, “Mengklaim sebagai seorang nabiah adalah hal yang tidak
pernah aku lakukan. Jika orang lain memanggilku dengan nama itu, aku tidak
berselisih dengan mereka. Tetapi pekerjaanku meliputi begitu banyak bidang
sehingga aku tidak bisa menyebut diriku dengan nama lain kecuali seorang
utusan, yang diutus untuk menyampaikan pekabaran Tuhan kepada umatNya, dan
untuk bekerja dalam pekerjaan apa pun yang Tuhan tunjukkan kepadaku.”
Jadi Ellen White berkata, “Aku tidak mengklaim sebagai seorang nabi”,
tetapi dia adalah utusan Tuhan dan dia tidak membuat mujizat apa pun.
But Ellen White was more than a prophet. Let's read these interesting
statements in Selected Messages Vol. 1 page 36, Ellen White stated this, ‘My work includes…”
what? “…much more than this name [prophetess] signifies…”
Was John more than a prophet? Yes. Ellen
White says, “my work is more than the
work of a common prophet”,
“…I regard myself as a messenger, entrusted by the Lord with messages for His people….. My commission embraces the work
of a prophet, but
it
does
not end there.
It embraces much more than the minds of those who have been sowing the seeds of unbelief can comprehend.’…”
Tetapi Ellen White itu lebih
daripada seorang nabi. Mari kita baca
pernyataan-pernyataan yang menarik ini di Selected Messages Vol. 1 hal. 36, “Pekerjaanku
meliputi…” apa? “…lebih banyak
daripada apa yang diartikan oleh nama ini…”
apakah Yohanes lebih dari seorang nabi? Ya! Ellen
White berkata, “Pekerjaanku lebih banyak daripada pekerjaan seorang nabi biasa.”
“…Aku menganggap diriku sebagai seorang utusan yang dipercayai Tuhan
dengan pekabaran-pekabaran bagi umatNya… Tugasku meliputi pekerjaan seorang
nabi, tetapi tidak berakhir di sana. Tugasku meliputi jauh lebih banyak
daripada apa yang bisa dipahami oleh pikiran orang-orang yang menaburkan
benih-benih ketidakpercayaan.”
Page 32 she says, “Why have I not claimed
to be a prophet?—Because in these days many who boldly claim that they are prophets are a reproach
to the cause of Christ;
and because my work includes…” listen now, “…much more than the word ‘prophet’ signifies.”
Was John more than a prophet? Was Ellen White more than a prophet?
Absolutely!
Hal. 32 Ellen White berkata, “…Mengapa aku tidak mengklaim sebagai nabi? Karena di
zaman sekarang banyak yang dengan berani mengklaim bahwa mereka adalah nabi, justru
merupakan aib bagi pekerjaan Kristus, dan karena pekerjaanku meliputi…” dengarkan sekarang, “…lebih daripada makna kata ‘nabi’ itu sendiri.…”
Apakah Yohanes lebih daripada seorang nabi? Apakah Ellen White lebih dari
seorang nabi? Tentu saja!
One final quotation, this should be page 34, you can delete the 93 there, I
have a problem with my Apple computer, it scrolls and scrolls and scrolls so I have
to eliminate bunches of numbers and sometimes it falls through the cracks. So
it's Selected Messages Vol. 1 page 34 – “To claim to be a prophetess is something that I have never done. If others call me by that name, I have no controversy with them…” but now notice.
“…But my work has covered…” what?
“…so many lines that I cannot call myself other than a messenger, sent to bear a message from the Lord to His people, and to take up work in any line that He points out.”
Satu kutipan terakhir, ini di
hal. 34. Jadi ini Selected
Messages Vol. 1 hal. 34, “Mengklaim sebagai seorang nabiah adalah hal yang tidak
pernah aku lakukan. Jika orang lain memanggilku dengan nama itu, aku tidak
berselisih dengan mereka. …” tetapi sekarang simak, “…Tetapi
pekerjaanku meliputi…” apa? “…begitu banyak bidang
sehingga aku tidak bisa menyebut diriku dengan nama lain kecuali seorang
utusan, yang diutus untuk menyampaikan pekabaran Tuhan kepada umatNya, dan
untuk bekerja dalam pekerjaan apa pun yang Tuhan tunjukkan kepadaku.”
In what sense was Ellen White more than a prophet? Look at the list that
you find at the bottom of page 93.
Did she address issues in the medical field? Yes.
How about the educational field?
How about the publishing field?
How about the administration of the work? You know these abbreviations.
ü You have the
medical work (MH, CH, CDF,
MM): Ministry of Healing, Counsels on Health, Counsels on Diets and Foods, and
Medical Ministry.
ü Educational (ED, FCE):
Education, Fundamentals of Christian Education.
ü Publishing (CM): Colporteur Ministry.
ü Administration
of the work (TM): Testimonies to ministers,
ü Ministerial (GW): Gospel Workers
ü Evangelism (EV): you have the
compilation, the book Evangelism
ü Theology (Conflict Series): the conflict
series
ü Home and
Marriage (AH): the Adventist Home
ü Psychology (MCP): Mind, Character,
and Personality
ü Devotional life (DA): The Desire of
Ages
ü Children (CG):
Child Guidance
ü Finances (CS): Counsels on Stewardship
ü Health (MH, CH, CDF): Ministry of
Healing, Counsels on Health, Counsels on Diets and Foods
She was more than a prophet because she was to prepare a people in every
sphere of life for the second coming of Jesus Christ. Her work was more than
the work of a conventional prophet. She was more in the line of Moses. If you
really look at her. And in the present I’m developing a sermon comparing Moses and Ellen
White. There's a very interesting
comparison between them.
Dalam pengertian apa Ellen White lebih dari seorang nabi?
Lihat daftar yang ada di hal. 39 bagian bawah.
Apakah Ellen White membahas isu-isu di bidang medis? Ya.
Bagaimana dengan bidang pendidikan?
Bagaimana dengan bidang penerbitan?
Bagaimana dengan administrasi pekerjaan? Kalian
sudah kenal singkatan-singkatan ini.
ü Ada pekerjaan medis (MH, CH, CDF, MM): Ministry of Healing, Counsels
on Health, Counsels on Diets and Foods, dan Medical Ministry.
ü Pendidikan (ED, FCE): Education, Fundamentals of Christian
Education
ü Penerbitan (CM): Colporteur Ministry.
ü Administrasi pekerjaan (TM): Testimonies to Ministers
ü Ministri (GW): Gospel Workers
ü Penginjilan (EV): ada kompilasinya, buku
Evangelism
ü Theologi (Seri Konflik): seri konflik
ü Rumah tangga dan Perkawinan (AH): the Adventist Home
ü Psikologi (MCP):
Mind, Character, and Personality
ü Kehidupan devosi (DA): The Desire of Ages
ü Anak-anak (CG): Child Guidance
ü Keuangan (CS): Counsels on Stewardship
ü Kesehatan (MH, CH, CDF): Ministry of Healing, Counsels on Health, Counsels on Diet
and Foods
Ellen White itu lebih daripada seorang nabi karena dia
harus mempersiapkan suatu umat dalam setiap aspek kehidupan bagi kedatangan
kedua Yesus Kristus. Pekerjaannya lebih daripada pekerjaan seorang nabi
konvensional. Dia lebih sejalur dengan Musa. Jika kita sungguh-sungguh
menyimaknya. Dan saat ini saya sedang membuat khotbah membandingkan
Musa dengan Ellen White. Ada perbandingan yang sangat menarik di antara mereka.
Now let me ask you.
Did Ellen White have the testimony of Jesus Christ just like John did? Of
course. We've already read Revelation 12:17, 19:10 and 22:9 where it says that
the remnant church would have the testimony of Jesus which is the Spirit of
Prophecy. And I’d like to just read this statement from Loma Linda Messages page 33, where Ellen White discusses Revelation
12:17 and she says this, “This prophecy points out clearly that the
remnant church
will acknowledge God in His Law…” that is because they keep the Commandments
of God
“…and will have…”
what? “… the prophetic gift. Obedience to
the Law of God and the Spirit
of Prophecy has always distinguished the true
people of God,
and
the
test is usually given on present manifestations.”
So did Ellen White,
like John, have the testimony of Jesus Christ? Most certainly, yes!
Sekarang coba saya tanya. Apakah Ellen White memiliki kesaksian Yesus
Kristus sama seperti Yohanes? Tentu saja. Kita sudah membaca Wahyu 12:17,
19:10, dan 22:9 di mana dikatakan bahwa gereja umat yang sisa akan memiliki
kesaksian Yesus yaitu Roh Nubuat. Dan saya ingin membacakan pernyataan ini dari
Loma Linda Messages hal.33 di mana Ellen White membahas
Wahyu 12:17, dan dia berkata begini, “Nubuat
ini menunjukkan dengan jelas bahwa gereja yang tersisa akan mengakui Allah
dalam HukumNya…” itu karena mereka memelihara
Perintah-perintah Allah, “…dan akan memiliki…” apa? “…karunia
nubuat. Ketaatan kepada Hukum Allah, dan roh nubuat selalu membedakan umat
sejati Allah, dan biasanya ujiannya diberikan pada manifestasi saat itu.
…”
Jadi apakah Ellen White, seperti
Yohanes, memiliki kesaksian Yesus Kristus? Tentu saja, iya!
Now we reach another very interesting point. Ellen White spoke of her
writings as a “lesser light”, notice what we find in Vol. 3 of Selected Messages page 30. “Little heed is given to the
Bible…” is that true of
the Jews in the days of Christ? “…Little
heed is given to the
Bible…” so what did God do? God raised up John the Baptist, to do what? To shine on
the pages of the Bible, so that people had a renewed understanding, and they
could see Jesus. Is that clear? So are we to understand Ellen White's statement
about the lesser and Greater Light in the same context? You allow Ellen White
to explain Ellen White. Now listen, “…Little heed is given to the
Bible and the Lord has given
a lesser light…”
that's the writings of Ellen White, to
shine on what? On the Bible,
“…to lead men and
women to…” what? “…to the Greater Light.…” and who was the Greater Light? Jesus Christ.
Sekarang kita tiba di poin
lain yang sangat menarik. Ellen White bicara tentang tulisan-tulisannya sebagai
“terang kecil”, simak apa yang kita temui di Selected Messages Vol. 3, hal. 30 “Sedikit perhatian yang diberikan kepada Alkitab…” apakah itu kondisinya pada
orang Yahudi di zaman Kristus? “…Sedikit perhatian yang diberikan kepada
Alkitab…” jadi apa yang dilakukan Allah?
Allah membangkitkan Yohanes Pembaptis, untuk melakukan apa? Untuk bersinar pada
halaman-halaman Alkitab, supaya umat mendapatkan pemahaman yang diperbarui, dan
mereka bisa melihat Yesus. Apakah itu jelas? Maka haruskah kita memahai
pernyataan-pernyataan Ellen White tentang terang kecil dan Terang Besar dalam
konteks yang sama? Kita izinkah Ellen White untuk menjelaskan Ellen White.
Sekarang dengarkan, “…Sedikit perhatian yang diberikan kepada
Alkitab dan Tuhan telah memberikan terang kecil ini…” yaitu tulisan-tulisan Ellen
White, untuk menerangi apa? Menerangi Alkitab, “…untuk membimbing laki-laki dan wanita…” ke apa? “…kepada Terang
yang besar…” dan siapa Terang yang Besar?
Yesus Kristus.
The Greater Light is not Scripture. Scripture is a lesser light. The writings of Ellen
White are a lesser light. But Ellen White was raised up to shine on the
pages of the Bible, that people have ignored, they don't understand, and when
she shines in the Bible, people say, “Wow, I see Jesus there!”
Terang yang Besar bukanlah Alkitab. Kitab Suci itu terang kecil. Tulisan-tulisan Ellen White
itu terang kecil. Tetapi Ellen White dibangkitkan untuk
menerangi halaman-halaman Alkitab yang telah diabaikan manusia, mereka tidak
mengerti, dan ketika Ellen White menyinari Alkitab, manusia berkata, “Wow! Saya
melihat Yesus di sana!”
Let's read this statement from Desire of
Ages page 220. “The prophet John was the connecting link…”
see, we let Ellen White explain what lesser
and Greater Lights are, folks.
“…The prophet John was the connecting link
between the two dispensations. As God's representative
he stood forth to show the
relation of the Law
and the Prophets to the Christian dispensation…”
see, he was to show the relationship
between the Old Testament and the New Testament, the Christian dispensation.
Now notice, “…He was the
lesser light, which was to be
followed by a greater…”
who is the greater? Jesus. “…The Holy Spirit
illuminated the mind
of John that he might shed light upon his people; but
no other light..”
see, here you're going to find what the
Greater Light is, “…but no other light ever has shone or ever will shine so clearly upon
fallen man as that which emanated from the teaching and example of Jesus.
Christ and His mission had been but dimly understood as
typified in the shadowy sacrifices…” see, in the Old Testament, the sacrifices were shadowy, because they were a
lesser light, the Old Testament sacrifices. So she says, “…Christ and His mission had been but dimly understood as typified in the shadowy sacrifices. Even John had not fully
comprehended the
future, immortal
life through the Savior.”
Mari kita baca pernyataan ini dari Desire of Ages
hal. 220. “Nabi Yohanes adalah rantai penghubung…” lihat, kita izinkan Ellen White menjelaskan apa terang kecil dan Terang
Besar itu, Saudara-saudara. “…Nabi
Yohanes adalah rantai penghubung antara
dua masa. Sebagai wakil Allah, dia tampil berdiri untuk menunjukkan hubungan
antara Hukum serta Nabi-nabi kepada zaman Kekristenan…” lihat, Yohanes itu untk
menunjukkan hubungan antara Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, dispensasi Kristen. Sekarang simak, “… Dia adalah terang kecil, yang akan diikuti oleh
Terang yang besar…” siapa Terang yang lebih besar? Yesus. “…Pikiran Yohanes
diterangi oleh Roh Kudus agar dia bisa memancarkan terang pada bangsanya.
Tetapi tidak ada terang lain…” lihat, di sini kita akan melihat Terang yang Besar itu apa, “…Tetapi tidak ada terang lain yang pernah atau akan bersinar sedemikian jelasnya kepada
manusia-manusia berdosa, seperti terang yang memancar dari ajaran dan teladan
Yesus. Kristus dan misiNya hanya dipahami secara kabur seperti yang dilambangkan
dalam kurban-kurban bayangan…” lihat, di Perjanjian Lama kurban-kurban itu bersifat bayangan, karena
mereka itu terang kecil, kurban-kurban Perjanjian Lama itu. Maka kata Ellen
White, “…Kristus dan misiNya hanya dipahami secara kabur
seperti yang dilambangkan dalam kurban-kurban bayangan. Bahkan Yohanes tidak
sepenuhnya mengerti hidup kekal di masa depan melalui Sang Juruselamat.”
We have time to read one more quotation from Review
and Herald Vol. 41 #17 April 8, 1873 Ellen White explains, ‘The religion of the
Jews, in consequence of their departure from God, consisted
mostly in ceremony. John was the
lesser light, which was to be followed by a Greater Light. He was to shake the confidence of the people in their…” what?
“…traditions,
and call their sins to
remembrance, and lead them to repentance; that they might be
prepared to appreciate
the work of Christ.’…”
He was the lesser light, so that they would appreciate Christ the Greater
Light.
Kita punya waktu
untuk membaca satu lagi kutipan dari Review and Herald Vol. 41 #17 April 8, 1873, Ellen White menjelaskan, “Agama orang Yahudi ~ sebagai akibat
mereka meninggalkan Allah ~ sebagian besar hanyalah upacara. Yohanes adalah
terang kecil, yang akan diikuti oleh Terang Besar. Yohanes diutus untuk
mengguncang keyakinan umat dari …” apa? “…tradisi mereka, dan mengingatkan dosa-dosa mereka, dan
membimbing mereka kepada pertobatan, supaya mereka siap untuk menghargai
pekerjaan Kristus.’ …”
Dialah terang yang kecil agar mereka bisa menghargai Kristus, Terang yang
Besar.
In Conflict and Courage page 279 we
find these words, “It was not his…” that is John's “…privilege to be with Christ
and
witness the manifestation of divine power attending
the Greater Light.”
So on the writings of Ellen White what is the Greater Light? The Scriptures?
No! The Greater Light is Jesus Christ.
Di Conflict and Courage
hal. 279, kita temukan kata-kata ini, “Yohanes tidak mendapat kesempatan untuk berjalan bersama
Kristus dan menyaksikan manifestasi kuasa ilahi yang menyertai Terang Besar…”
Jadi pada tulisan-tulisan Ellen White, Terang Besar itu
apa? Kitab Suci? Bukan! Terang Besar adalah Yesus Kristus.
Now we're going to read one more statement and then we will continue our
study of the greater and lesser light in our first session tomorrow morning. Have
you understood what we've studied? Is there a remarkable parallel between the
mission and ministry of John the Baptist and the mission and ministry of Ellen
White? It's a striking parallel. We haven't finished presenting the full
parallel, but once we continue tomorrow you're going to say wow, this is simply
amazing.
And so what is the role of Ellen White? The role of Ellen White is very
simple, folks, it's not to give new light, it's not another Bible, her writings
are not of lesser authority than the Bible, less inspired than the Bible, the
purpose of her writings is for her to shine in the Scriptures, so that people
can see in the Scriptures Jesus Christ. It's that simple and that's the work of
Ellen White.
Nah, kita akan membaca satu pernyataan lagi kemudian kita
akan melanjutkan pelajaran kita tentang Terang Besar dan terang kecil dalam
sesi pertama kita besok pagi. Apakah kalian sudah mengerti apa yang kita
pelajari? Apakah ada paralel yang mencolok antara misi dan ministri Yohanes
Pembaptis dengan misi dan ministri Ellen White? Itu paralel yang mencolok. Kita
belum selesai mempresentasikan paralelnya semua tetapi begitu kita lanjutkan
besok, kalian akan berkata wow, ini mengagumkan.
Jadi apakah peranan Ellen White? Peranan Ellen White itu
sangat sederhana, Saudara-saudara, itu bukan untuk memberi terang yang baru,
itu bukan Alkitab yang lain, tulisan-tulisannya tidak kurang autoritasnya
daripada Alkitab, atau kurang terilhami daripada Alkitab. Tujuan
tulisan-tulisannya ialah agar dia bisa menerangi Kitab Suci, agar manusia bisa
melihat Yesus Kristus dalam Kitab Suci. Sesederhana itu dan itulah pekerjaan
Ellen White.
16 11 22
No comments:
Post a Comment