THE GREAT PROPHECIES OF THE OLD TESTAMENT 1
Part 08/25 - Stephen Bohr
THE
TYPOLOGY OF THE BOOK OF HABAKKUK PART 1
https://www.youtube.com/watch?v=VyPF-WGLq98&list=PLIWJyuxBfZ7je1L5eNH11ROzC-CaAKO3E&index=8
Dibuka
dengan doa.
God called Habakkuk to
be a prophet during the reign of good king Josiah, who died in the year
609 BC, this is just before the Babylonian exile, just before Israel was taken
or Judah was taken for 70 years to Babylon.
Now the book of
Habakkuk is a contemporary book with Jeremiah, Joel, Zephaniah, and Ezekiel.
They're around the same time period, so we need to look at all of these books
within the same context. Although king
Josiah spearheaded a great revival in Israel in the year 621 BC, when the book
of the Law was discovered, it was too little too late. Israel could not be
saved from Babylonian exile because of its consistent apostasy. Habakkuk in his
book deplored the wickedness of Judah, of God's own people and he sighed and
cried to the Lord, saying, “until when
are You going to turn a blind eye to what is happening among Your people. How
long are You going to keep
silent?” And so God answers Habakkuk and He says, “I'm in control, I will punish apostate Judah by sending the
Babylonians against them.” So we know that this is in the same context of
the book of Ezekiel which deals with the captivity; parts of Daniel that have to do with the
captivity; and also as we'll see, with the book of Joel.
Allah
memanggil Habakuk untuk menjadi nabi selama pemerintahan
raja Yosia yang baik, yang mati di tahun 609 BC, ini sedikit waktu sebelum penawanan
Babilon, sedikit sebelum Israel atau Yehuda dibawa ke Babilon
untuk 70 tahun.
Nah,
kitab Habakuk itu satu zaman dengan
kitab Yeremia, Yoel, Zefanya, dan
Yehezkiel. Mereka sekitar periode waktu yang sama. Jadi kita
perlu menyimak semua kitab itu dalam konteks yang sama. Walaupun raja Yosia
meluncurkan kebangunan rohani akbar di Israel di tahun 621 BC ketika kitab
Hukum ditemukan, itu sudah terlambat dan tidak cukup.
Israel tidak bisa diselamatkan dari pengasingan di Babilon karena
kemurtadannya yang terus-menerus. Habakuk di kitabnya, mengeluhkan tentang
kejahatan Yehuda, umat Allah sendiri, dan dia berkeluh kesah dan meratap kepada
Tuhan, mengatakan, “Sampai kapan Engkau akan menutup mata kepada apa
yang sedang terjadi di antara umatMu? Sampai kapan Engkau akan diam
saja?” Maka Allah menjawab Habakuk dan
Dia berkata, “Aku memegang kendali, Aku akan menghukum Yehuda dengan
mengirim bangsa Babilon kepada mereka.” Jadi
kita tahu ini dalam konteks yang sama dengan kitab
Yehezkiel yang berurusan dengan pengasingan; sebagian dari kitab Daniel yang
berkaitan dengan penawanan; dan juga seperti yang akan kita lihat, dengan kitab
Yoel.
Now Habakkuk is going to have a problem and his
problem is how is God going to punish a less wicked nation by using a more wicked
one. And God is going to have an answer for him. Now historical critical
scholars ~ those are the ones that don't really believe in the inspiration of
the Bible, they believe that the Bible is a product of the times, but the Holy Spirit
was not really involved in the inspiration of Scripture ~ they say that
chapters 1 and 2 have a different author than chapter 3, because they appear to
be radically different. And that's true. Chapter 3 appears very different from
chapters 1 and 2, but we're going to
find in our class that there's an explanation for that, why chapter 3, the
literary style of chapter 3 is very different from the first two chapters.
Nah,
Habakuk akan punya masalah, dan masalahnya ialah bagaimana Allah akan menggunakan bangsa lain yang lebih
jahat untuk menghukum suatu bangsa yang tidak sejahat itu? Dan
Allah akan punya jawabannya bagi Habakkuk.
Nah para pakar yang mengaplikasikan analisis sejarah
dalam mempelajari ayat-ayat ~ ini
adalah mereka yang tidak sungguh-sungguh mempercayai Alkitab itu diilhami ~ mereka
percaya bahwa Alkitab itu hanya produk zaman itu, tetapi
Roh Kudus tidak benar-benar terlibat mengilhami Kitab Suci ~ mereka mengatakan
bahwa pasal 1 dan 2 itu penulisnya beda dengan pasal 3, karena tampaknya
berbeda secara radikal. Dan itu benar. Pasal 3 tampaknya beda dari pasal 1 dan
2, tetapi kita akan melihat di kelas kita bahwa ada penjelasannya untuk hal
tersebut, mengapa pasal 3, gaya literatur dari pasal 3 itu sangat beda dari dua
pasal sebelumnya.
Now the book of Habakkuk
must be a very important book, because it is quoted in three New Testament books. It
is quoted in the book of Romans, it is quoted in the book of Galatians,
and it is quoted in the book of Hebrews. So the fact that it's quoted in
three books of the New Testament is significant, as we will find.
Nah, kitab Habakuk
tentunya adalah kitab yang sangat penting karena dia dikutip di tiga kitab Perjanjian Baru. Dia
dikutip di kitab Roma,
dia dikutip di kitab Galatia,
dan dia dikutip di kitab Ibrani.
Maka faktanya dia dikutip di tiga kitab Perjanjian Baru itu signifikan, seperti
yang akan kita simak.
Now the book of
Habakkuk is a back and forth dialogue between the prophet and God.
v In chapter 1:1-4 Habakkuk cries out to God
v In verses 5-11 of
chapter 1, God responds to Habakkuk.
v Then from chapter 1:12
through chapter 2:1 Habakkuk once again speaks to God.
v Chapter 2:2-20 God
speaks to Habakkuk once again.
v Chapter 3:1-2 Habakkuk speaks to God.
v And in chapter 3:3
and following, Habakkuk speaks about God,
not to God but about God.
So the book is a
back and forth between Habakkuk and God.
Now kitab
Habakuk adalah sebuah dialog
bolak-balik antara nabi itu dan Allah.
v Di pasal 1:1-4
Habakuk berseru kepada Allah.
v Di ayat-ayat 5-11 pasal 1, Allah merespon Habakuk.
v Kemudian dari pasal 1:12 hingga pasal 2:1 Habakuk
sekali lagi bicara kepada Allah.
v Pasal 2:2-20 Allah bicara kepada Habakuk sekali
lagi.
v Pasal 3:1-2
Habakuk bicara kepada Allah.
v Dan di pasal 3:3 dan seterusnya, Habakuk bicara tentang Allah, bukan kepada
Allah, melainkan tentang Allah.
Jadi
kitab ini adalah pembicaraan bolak-balik antara Habakuk dan Allah.
The book of
Habakkuk begins with Habakkuk crying out to the Lord, “Until when will You turn a blind eye to the wickedness of Judah, the
wickedness of Your very own people? Until when will the wicked oppress the
righteous in Judah?”
God answered
Habakkuk’s plea by assuring him that He would punish Judah by bringing the Babylonians
against them.
However this
created a bigger problem in the mind of Habakkuk. Because Habakkuk says to the
Lord, “How can You use a more wicked
nation like the Babylonians to punish a less wicked one, which is Judah?”
God answered this
in chapter 3 by telling Habakkuk,
“Habakkuk, don't you worry. I am going to come and I am going to punish both the apostate
in Judah, and I am going to punish the Babylonians who will come
against them.”
Kitab
Habakuk dimulai dengan Habakuk berseru kepada Tuhan, “Sampai kapan Engkau akan
menutup mata kepada kejahatan Yehuda, kejahatan umatMu sendiri? Sampai kapan
orang-orang jahat akan menindas yang benar di Yehuda?”
Allah
menjawab permohonan Habakuk dengan meyakinkan dia bahwa Allah akan menghukum
Yehuda dengan mendatangkan bangsa Babilon untuk menyerang mereka.
Namun,
ini menciptakan masalah yang lebih besar di benak Habakuk. Karena Habakuk
berkata kepada Tuhan, “Bagaimana Engkau bisa memakai suatu bangsa yang
lebih jahat seperti Babilon untuk menghukum sebuah bangsa yang tidak sejahat
itu yang adalah Yehuda?”
Allah
menjawab ini di pasal 3 dengan memberitahu Habakuk, “Habakuk, jangan khawatir. Aku
akan datang dan Aku akan menghukum
yang murtad di Yehuda, dan Aku akan menghukum bangsa Babilon
yang akan datang menyerang mereka.”
So let's read
Habakkuk 1:1-4. I included the verses here in our study notes. Habakkuk 1:1-4, “1The oracle that Habakkuk the prophet received…”
Now notice how it begins. “…2How long, O Lord,
must
I call for help, but You do
not listen?...” does that ring a
bell? “How long, oh, Lord?” The book
of Revelation 6:9-11, the Fifth Seal, there's the martyrs under the altar that
have been persecuted by the Papacy (who profess to be God's own people), and
they are crying out, “How long oh, Lord,
do You not judge and avenge our blood
which is shed on the earth?” So Habakkuk has a similar problem.
It's the
wicked among God's people who are persecuting the righteous among God's people,
so it's not talking about Babylon yet, it's talking about the problem within
Judah. So once again it says, “…Or cry out to You, ‘Violence!’
but You
do not save? 3Why do You make me
look at injustice?
Why do You tolerate wrong?
Destruction and violence are before me; there is strife, and conflict abounds. 4Therefore the Law is paralyzed,…”
I'm reading from the NIV by the way,
“…and justice never prevails. The wicked hem in
the righteous,
so that justice is perverted.”
(NIV)
Are you catching
the picture? What problem is being portrayed here? Is it people outside the
Covenant community that are persecuting those inside the Covenant community, or
is it the wicked inside the Covenant community ~ the apostates ~ who are
persecuting the faithful remnant? I think the second is definitely clear.
Jadi mari kita
baca Habakuk 1:1-4. Saya sudah memasukkan ayat-ayat ini dalam makalah
kita. Habakuk 1:1-4, “1 Nubuatan yang
diterima oleh nabi Habakuk…” sekarang
simak bagaimana mulainya. “…2 Berapa lama
lagi, ya TUHAN, aku harus berteriak minta tolong,
tetapi Engkau tidak mendengar?…” apakah ini terdengar familer? “Berapa lama lagi, ya Tuhan?” Kitab Wahyu 6:9-11, Meterai Kelima, ada
para martir di bawah mezbah yang dipersekusi Kepausan (yang mengaku sebagai
umat Allah sendiri), dan mereka sedang berseru, “Sampai berapa
lamakah lagi, ya, Tuhan, yang kudus dan benar, hingga
Engkau menghakimi dan membalaskan darah
kami kepada mereka yang diam di bumi?” (Wahyu 6:10). Jadi Habakuk punya masalah yang sama. Orang-orang jahat di antara umat
Allah mempersekusi orang-orang benar di antara
umat Allah, jadi ini masih belum bicara tentang
Babilon, ini bicara tentang masalah di dalam Yehuda. Jadi sekali lagi
dikatakan, “…Atau berseru kepada-Mu, ‘Kekerasan!’ tetapi Engkau tidak menolong? 3 Mengapa
Engkau membuat aku melihat ketidakadilan?
Mengapa Engkau menoleransi kesalahan? Perusakan dan kekerasan ada di hadapanku;
pertikaian dan konflik berlimpah. 4 Itulah sebabnya Hukum sudah lumpuh…”
saya membaca dari NIV, “…dan keadilan tidak pernah menang. Orang
fasik mengepung orang benar, sehingga keadilan
dibengkokkan…”
Apakah
kalian menangkap gambarnya? Masalah apa yang digambarkan di sini? Apakah
orang-orang di luar komunitas umat Allah yang mempersekusi mereka yang di dalam
komunitas umat Allah, atau apakah mereka yang jahat di dalam komunitas umat
Allah (mereka yang murtad) yang mempersekusi umat sisa yang setia? Menurut saya
kemungkinan kedua itu yang jelas sekali.
Now here's a
summary of the condition among God's professed people. What Habakkuk describes,
is happening among those who claim to be God's people: one group who claim to
be God's people are oppressing another group who are truly God's people.
Habakkuk cried out to God asking how long he would have to cry out for God to
judge the oppressors of the faithful, and you have the verses there from the
book of Revelation where you have a similar scene. He wondered how long the
wicked professors would prosper while the righteous suffered. Habakkuk
complained that the righteous suffered violence at the hand of their
oppressors, of their own people, and nothing seemed to happen. The Law was
powerless to stem the injustice. There was no justice in the land.
So the first problem
in the book of Habakkuk is within the Covenant community, within God's
people. There were the righteous which were being mistreated by the wicked. But
God then informed Habakkuk that things were going to get a lot worse. The
Babylonians would come from the East, and devastate the city of Jerusalem and
its inhabitants.
Nah, ini
rangkuman dari kondisi di antara mereka yang mengaku umat Allah. Apa yang
digambarkan Habakuk sedang terjadi di antara mereka yang mengklaim sebagai umat
Allah. Satu kelompok yang mengklaim sebagai umat Allah, sedang menindas
kelompok lain yang benar-benar umat Allah. Habakuk berseru kepada Allah,
menanyakan berapa lamanya dia harus berseru kepada Allah supaya menghakimi para
penindas orang-orang yang setia. Dan ayat-ayatnya dari kitab Wahyu mengenai
adegan yang mirip ada di makalah. Habakuk bertanya-tanya berapa lama para
penindas yang mengaku umat Allah masih akan berjaya sementara orang-orang benar
menderita. Habakuk mengeluh bahwa orang-orang benar menderita kekerasan di
tangan para penindas, dari bangsa mereka sendiri, dan sepertinya Tuhan tidak
berbuat apa-apa. Hukum tidak berdaya mengekang maraknya ketidakadilan. Tidak
ada keadilan di dalam negeri.
Jadi
masalah pertama di kitab Habakuk itu dalam
komunitas Perjanjian, dalam komunitas umat Allah. Ada mereka yang benar
yang diperlakukan buruk oleh mereka
yang jahat. Tetapi Allah lalu memberitahu Habakuk bahwa kondisi
masih akan menjadi semakin buruk. Bangsa Babilon akan datang dari sebelah
Timur, dan menghancurkan kota Yerusalem dan penduduknya.
By the way, was
there going to be a remnant left? This's where we need to look at Ezekiel,
right? There's going to be a group that is sealed that are faithful,
they sigh and cry. By the way, is Habakkuk sighing and crying? He most
certainly is, because of the abominations that are being committed among those
who professed to be God's people. So there is going to be a remnant within God's people,
according to this.
Nah,
apakah akan ada umat yang sisa yang tertinggal? Di sinilah kita perlu menyimak
Yehezkiel, benar? Akan ada
satu kelompok yang dimeteraikan yang setia, mereka berkeluh
kesah dan meratap. Nah, apakah Habakuk berkeluh kesah dan meratap? Tentu saja,
karena adanya kekejian-kekejian yang sedang dilakukan di antara mereka yang
mengaku sebagai umat Allah. Jadi menurut ini akan ada umat yang sisa di dalam kelompok umat Allah.
So God says, “I'm going to send the Babylonians, they're
going to come from the East and devastate the city and its inhabitants. The
enemy would come...” Notice the vivid terminology, “…the enemy would come as a vulture, and his armies would be swifter than
leopards, and fiercer than wolves. They would be thirsty for violence...” You
have all the verses there in parenthesis. “…they
would kill some, and gather captives like the sand of the sea. They would scoff
at the fortresses of kings, and their own strength would be their god.”
Jadi
Allah berkata, “Aku akan mengirim bangsa Babilon, mereka akan datang dari Timur dan
menghancurkan kota dan penduduknya. Musuh akan datang…” simak istilah yang hidup ini, “…musuh akan datang seperti burung bangkai, dan
tentaranya lebih cepat daripada macan tutul, dan lebih ganas daripada serigala.
Mereka haus kekerasan…” Semua ayat ini
ada dalam kurung (Habakuk 1:5-11). “…mereka
akan membunuh sebagian, dan mengumpulkan tawanan seperti pasir di laut. Mereka
akan mengejek benteng-benteng para raja, dan kekuatan mereka sendiri akan
menjadi dewa mereka.”
Now let's read the
description as we find it in the Bible. Habakkuk 1:5-11, “5Look at the nations and watch—and be
utterly amazed. For I am going to do…”
this is God speaking
“…I am going to do something in your days that you would
not believe, even if you were told…” so it's going to
be pretty bad, isn't it? You wouldn't believe it, if you actually were told
about it. “…6 I am raising up the Babylonians…” God says, “…that ruthless and impetuous
people, who sweep across the whole earth to seize dwelling places not
their own. 7They are a
feared and dreaded people; they are a law to themselves and promote their own honor. 8
Their horses are swifter than leopards, fiercer than wolves
at
dusk. Their cavalry gallops headlong; their horsemen come from
afar.
They fly like a vulture swooping
to devour; 9 they all come
bent on violence. Their hordes advance like a desert wind and gather prisoners like
sand. 10 They deride kings and scoff at rulers. They laugh at all fortified cities; they build earthen ramps and capture them.
11 Then they sweep past like the
wind and
go on—guilty men, whose
own
strength is their god.”
(NIV)
What a description
of the Babylonians that were going to come against apostate Judah, because
apostate Judah was practicing abominations, was in a apostasy, and was
mistreating the faithful within Judah. The gloom and doom that God predicted
would come upon His professed people, depressed the prophet. However, Habakkuk
recognized that the righteous would not perish. See, Habakkuk also has the idea
of a remnant, not only Ezekiel. He understood that God had appointed the
Babylonians to punish Judah for their wickedness.
Sekarang mari kita
baca deskripsinya seperti yang ada di Alkitab. Habakuk 1:5-11, “5 Lihatlah bangsa-bangsa dan perhatikanlah, dan jadilah sangat
kagum. Sebab Aku akan melakukan…” yang sedang bicara ini Allah, “…Aku akan melakukan sesuatu di zamanmu
yang tidak akan kamu percayai, walaupun kamu
diberitahu…” berarti
ini cukup buruk, bukan? Kamu tidak akan percaya kalaupun kamu benar-benar
diberitahu tentang hal itu. “…6 Aku sedang membangkitkan bangsa Babilon…”
Allah berkata, “…bangsa yang kejam
dan tidak sabaran itu, yang menyapu seluruh
bumi untuk merebut tempat-tempat tinggal yang bukan kepunyaan mereka. 7 Mereka adalah bangsa yang ditakuti dan mengerikan; mereka
tidak tunduk kepada hukum siapa pun, dan hanya menghargai kehormatan mereka
sendiri. 8 Kuda mereka lebih
cepat daripada macan tutul, lebih ganas daripada serigala di waktu senja. Pasukan kuda mereka bergegas
menderap, penunggang kuda mereka datang dari
jauh. Mereka terbang seperti burung bangkai yang menyambar untuk melahap. 9 Mereka semuanya datang bertekad untuk melakukan kekerasan. Kelompok
mereka maju seperti angin gurun, dan
mengumpulkan tawanan seperti pasir banyaknya. 10 Mereka mencemooh raja-raja dan menghina penguasa-penguasa. Mereka menertawakan semua kota benteng; mereka
membangun gundukan-gundukan tanah
dan menawan benteng-benteng mereka. 11 Lalu mereka melesat
lewat seperti sapuan angin dan terus pergi ~ orang-orang yang bersalah, yang
mendewakan kekuatannya sendiri.”
Deskripsi
tentang bangsa Babilon yang luar biasa, yang akan datang menyerang Yehuda yang
murtad, karena Yehuda yang murtad sedang mempraktekkan kekejian-kekejian,
berada dalam kemurtadan, dan memperlakukan mereka yang setia di Yehuda dengan
buruk. Kesuraman dan kematian yang diprediksi Allah akan datang ke atas mereka
yang mengaku sebagai umatNya, membuat nabi Habakuk depresi. Namun, Habakuk
mengenali bahwa orang-orang benar
tidak akan binasa. Lihat, Habakuk juga kenal konsep suatu umat
yang sisa, bukan hanya Yehezkiel. Dia mengerti bahwa Allah telah menetapkan
bangsa Babilon untuk menghukum Yehuda karena
kejahatan mereka.
Notice Habakkuk 1:12,
“12
O Lord, are you not from everlasting? My God, my Holy One, we will not die. O Lord, you
have appointed
them…”
that is the Babylonians “…to execute judgment; O Rock,
you have ordained them
to punish…” so God ordained the
Babylonians to punish the apostate in Jerusalem. But Habakkuk says very clearly
here, “we will not die”(NIV) there will be a faithful group that will survive this onslaught by the Babylonian armies.
Simak Habakuk 1:12, “12 Ya, Tuhan, bukankah Engkau, dari kekekalan? Allahku, Mahakudus-ku, kami tidak akan mati. Ya TUHAN, Engkau telah metetapkan mereka…” yaitu
bangsa Babilon, “…untuk mengeksekusi
hukuman; ya Gunung Batu, Engkau telah menentukan mereka untuk menghukum…” jadi Allah telah menetapkan bangsa
Babilon untuk menghukum mereka yang murtad di Yerusalem. Tetapi di sini Habakuk
sangat jelas, “…kami
tidak akan mati.” Akan
ada sekelompok orang yang setia yang akan selamat dari serangan
tentara Babilon ini.
However, now
Habakkuk has a serious problem like I mentioned before. He's going to say to
God now, “How in the world can You use
such a wicked nation…” like is described here that we just read, “…how in the world can You use such a ruthless
nation like the Babylonians to punish those in Judah who are far less wicked
than the Babylonians, well, less than the Jews?” Habakkuk 1:13, here Habakkuk says to God, “13 Your eyes are
too
pure to look on evil; You
cannot tolerate wrong. Why then do You tolerate the treacherous? Why are You silent while the wicked swallow up those
more righteous than themselves?”(NIV)
Are you
understanding Habakkuk’s dilemma, saying,
“The Babylonians are far worse, how is it that You use the Babylonians to come
and punish Judah which is far less wicked than is Babylon?” The response of God was that all evil is
equal, evil is evil.
Namun,
sekarang Habakuk punya masalah yang serius seperti yang sudah saya singgung
sebelumnya. Dia akan berkata kepada Allah sekarang, “Bagaimana bisa Engkau memakai
sebuah bangsa yang jahat…” seperti yang
digambarkan di sini yang baru kita baca, “…bagaimana Engkau bisa memakai sebuah
bangsa yang begitu kejam seperti bangsa Babilon untuk menghukum mereka yang di
Yehuda yang tidak sejahat bangsa Babilon?”
Habakuk 1:13, di sini Habakuk berkata kepada Allah,
“13 Mata-Mu terlalu suci untuk melihat
kejahatan dan Engkau tidak bisa mentoleransi kesalahan.
Kalau begitu mengapa Engkau mentoleransi
yang berkhianat? Mengapa Engkau diam sementara orang fasik menelan yang lebih benar daripada mereka?…” Apakah
kalian paham dilema Habakuk yang mengatakan, “Bangsa Babilon jauh lebih buruk, bagaimana Engkau mau
memakai bangsa Babilon untuk datang dan menghukum Yehuda yang tidak seburuk
Babilon?” Respons Allah ialah, semua kejahatan itu sama,
kejahatan adalah kejahatan.
Habakkuk compared
men to fish and complained that Babylon cast its net, caught men, and led them
into captivity, then they emptied their net, continued to do the same to other
nations, and then offered sacrifices in honor of their gods for their success. So
the Babylonians were pretty bad, right? A lot worse probably than Judah. Notice
Habakkuk 1: 14-17 where we find the description that I just mentioned. “14 You have made men
like fish in the sea…” we shouldn't be
surprised that men are compared with fish. Jesus said, “Follow Me and I will make you fishers of men.” So it shouldn't surprise us that here the Babylonians are
compared with fish. “…14 You have made men
like fish in the sea like sea creatures that have no ruler. 15
The wicked foe pulls all of them up with hooks…” speaking of the Babylonians,
“…he catches them in his net, he gathers them up in his dragnet; and so he rejoices and is glad. 16Therefore he
sacrifices to his net
and
burns incense to his dragnet, for by his net he lives in
luxury
and
enjoys the
choicest food. 17 Is he to
keep on emptying his
net,
destroying nations without mercy?” (NIV)
Are you
understanding what Habakkuk is saying? He's describing the Babylonians that are
going to come. He says, “How can You
allow him to keep emptying his net, destroying nations without mercy?”
In chapter 3 God
will answer Habakkuk by telling him that both the wicked in Judah and the
Babylonians who oppress His people would be punished and the righteous would be
delivered. Then Habakkuk stood by to see how God would answer his complaint.
Habakuk
membandingkan manusia dengan ikan dan mengeluh bahwa Babilon melemparkan
jalanya, menangkap manusia, dan membawa mereka ke dalam penawanan, kemudian
mereka mengosongkan jala mereka, lanjut melakukan yang sama kepada
bangsa-bangsa lain. Lalu mereka mempersembahkan kurban untuk menghormati
dewa-dewa mereka atas keberhasilan mereka. Jadi bangsa Babilon itu cukup buruk,
kan? Jauh lebih buruk daripada Yehuda.
Simak Habakuk 1:14-17 di mana kita temukan deskripsi yang baru saya singgung. “14 Engkau telah menjadikan manusia seperti ikan di laut, …” kita tidak usah heran manusia dibandingkan dengan ikan. Yesus berkata, “Ikutlah Aku, dan Aku akan menjadikan kamu penjala manusia.”(Matius 4:19). Jadi kita tidak terkejut di sini bangsa Babilon dibandingkan dengan ikan. “…14 Engkau telah menjadikan manusia seperti ikan di laut, seperti binatang-binatang laut yang tidak punya pemimpin. 15 Musuh yang jahat menarik mereka semuanya naik dengan kail…” bicara tentang orang-orang Babilon, “…dia menangkap mereka dalam jalanya, dia mengumpulkan mereka dalam jalanya; itulah sebabnya ia bersukacita dan bergembira. 16 Itulah sebabnya dia mempersembahkan kurban bagi jalanya dan membakar dupa untuk jalanya; sebab oleh jalanya dia hidup dalam kemewahan dan menikmati makanan yang paling enak. 17 Apakah dia boleh terus-menerus mengosongkan jalanya, menghancurkan bangsa-bangsa tanpa belas kasihan?”
Apakah
kalian paham apa yang dikatakan Habakuk? Dia menggambarkan bangsa Babilon yang
akan datang menyerbu. Dia berkata, “Bagaimana Engkau mengizinkan dia
terus menerus mengosongkan jalanya, menghancurkan bangsa-bangsa tanpa belas
kasihan?”
Di pasal
3, Allah akan menjawab Habakuk dengan mengatakan kepadanya bahwa baik mereka
yang jahat di Yehuda, dan bangsa Babilon yang menindas umatNya, akan dihukum;
dan orang-orang benar akan diselamatkan. Lalu Habakuk menunggu untuk
melihat bagaimana Allah akan menjawab keluhannya.
Now let me ask you,
is this similar to an end time scenario?
1.
Is there going to be persecution
of God's people by those who profess to be God's people?
2.
Is there going to be oppression
by Babylon against God's people?
Absolutely! So
basically we have type and anti-type. At the end of time, Babylon is not literal
Babylon, but it's going to be as ruthless against God's faithful remnant as was
ancient Babylon, even to the point of forbidding buying and selling and
proclaiming a death decree against God's people. And during the little Time of Trouble there
is going to be persecution against God's people from inside and from outside.
Sekarang
coba saya tanya, apakah ini mirip dengan skenario akhir zaman?
1. Apakah
nanti akan ada persekusi atas umat Allah oleh mereka yang mengaku
sebagai umat Allah?
2. Apakah
nanti akan ada penindasan oleh Babilon terhadap umat
Allah?
Tentu
saja! Jadi pada dasarnya di sini ada tipe dan antitipe. Pada akhir masa,
Babilon bukan Babilon literal, tetapi dia akan sama kejamnya terhadap umat
Allah yang sisa yang setia sebagaimana Babilon purba, bahkan hingga melarang
berjual-beli dan memproklamasikan sebuah titah untuk membunuh umat Allah. Dan selama Masa Kesukaran Kecil akan ada persekusi terhadap umat Allah dari
dalam maupun dari luar.
In fact Ellen White
has several statements. They are in the Matthew 24 study notes where she says
that our
worst enemies are going to be those within the church, within our
remnant church. She actually says that friends, relatives, fellow members, are
going to persecute God's people, not only the Babylonians outside, but
also those who are within the Covenant community. So, at the end of time this
isn't going to be only in the Middle East, it's going to be global, it's going
to be the Harlot and her cohorts, and some within the Covenant community that
are going to rise to persecute God's faithful people.
Bahkan
Ellen White punya beberapa pernyataan. Mereka ada di makalah Studies in Matthew
24 di mana dia mengatakan bahwa musuh
terbesar kita ialah mereka yang ada di dalam gereja, di dalam gereja umat sisa kita.
Ellen White benar-benar mengatakan bahwa teman-teman,
kerabat, sesama jemaat, akan mempersekusi umat Allah, bukan hanya orang-orang
Babilon di luar sana tetapi juga mereka yang ada di dalam
komunitas Perjanjian. Jadi pada akhir zaman ini tidak hanya akan ada di Timur
Tengah, ini akan menjadi global, ini adalah si Perempuan Pelacur dan
kroni-kroninya, dan beberapa dari dalam komunitas umat Allah yang akan bangkit
untuk mempersekusi umat Allah yang setia.
And so now Habakkuk
he's lodged his complaint, and now he stands by, he says, “I'm going to see what God is going to answer.”
And so we go to
chapter 2:1, “1 I will stand at
my watch and station myself on the ramparts; I will look to see what he will say to me, and
what answer I am to give to this complaint.”
(NIV)
So Habakkuk says, “Okay, now I've spoken. God has spoken. Now I'm going to
stand by to see what's going to happen.”
God answered
Habakkuk and promised that Babylon would be dealt with. In fact the vision that
Habakkuk has received was so vitally important that God ordered him to write
it, so clearly on tablets, that as the eyes of the observer rolled over the
message, it could be readily read and understood. So God is saying to Habakkuk, “Write it down so that everybody can read
it.”
Maka
sekarang Habakuk telah menyampaikan keluhannya, dan sekarang dia menunggu, dia
berkata, “Aku mau melihat
bagaimana Allah akan menjawab.”
Maka kita
ke pasal 2:1, “1 Aku akan
berdiri di tempat aku berjaga dan menempatkan diriku di tempat pertahananku, aku
mau melihat untuk menyimak apa yang akan
difirmankan-Nya kepadaku, dan jawaban apa
yang akan kuberikan kepada keluhan ini.”
Jadi Habakuk berkata, “Baiklah, sekarang aku sudah bicara.
Allah sudah bicara. Sekarang aku akan menunggu untuk melihat apa yang akan
terjadi.”
Allah menjawab Habakuk dan berjanji
bahwa Babilon akan ditangani. Bahkan
penglihatan yang telah diterima Habakuk itu sedemikian pentingnya Allah
menyuruh Habakuk menulisnya dengan jelas pada loh-loh, sampai mata orang yang
melintas di depan
pesan itu, bisa membaca dan memahaminya. Jadi Allah berkata kepada Habakuk, “Tulislah, supaya semua orang bisa
membacanya.”
By the way that
expression that is used here in verses 2-4, let's read those verses and then
I'll come back to Amos 8:12, Daniel 12:4, and Zechariah 4:10, where the same
idiom is used.
Back to verses 2 to
4 it says, “2 Then the Lord answered me and said:
Write the vision and make it plain
on tablets, that he may run who reads it…” there's the idiom,
we'll come back to that, “…that he may run who
reads it…” in other words, if you're running,
you're still able to read about the vision.
“… 3 For the
vision is yet for an
appointed time; but at the end it will speak, and it will not lie. Though
it tarries, wait for it; because it will surely come, it will not
tarry. 4 Behold
the proud, his soul is not upright in him; but the just shall live by his
faith.”
Nah,
ungkapan yang dipakai di sini di ayat 2-4, mari kita baca ayat-ayat itu kemudian saya akan kembali
ke Amos 8:12, Daniel 12:4, dan Zakharia 4:10 di mana ungkapan yang sama
dipakai.
Kembali
ke ayat 2-4, dikatakan, “2 Lalu TUHAN
menjawab aku, dan berkata, ‘Tuliskanlah
penglihatan itu dan buatlah yang jelas pada
loh-loh, supaya…” ini ungkapannya, nanti kita kembali kemari, “…supaya orang sambil lari dapat membacanya…” dengan
kata lain, jika orang itu sedang berlari, dia masih bisa membaca tentang
penglihatan itu. “…3 Sebab
penglihatan itu masih untuk waktu yang
ditentukan; tetapi akhirnya ia akan bicara,
dan ia tidak akan bohong. Walaupun dia belum datang, nantikanlah itu,
sebab itu sungguh-sungguh akan datang, ia
tidak akan lambat. 4 Lihatlah orang yang sombong, hatinya tidak lurus, tetapi orang yang benar akan hidup oleh imannya.”
Where do we find
that expression “the just shall live by his faith”?
ü In Romans. Where else?
ü In Galatians. Where else?
ü In Hebrews.
By the way the next
lesson after we finish Habakkuk is going to be a continuation of what is meant
by “the just shall live by faith” because that is the
critical phrase that we find in the entire book. But we'll come to that later.
Di mana
kita menemukan ungkap “orang benar akan hidup oleh imannya”?
ü Di Roma (1:17), mana
lagi?
ü Di Galatia (3:11), mana lagi?
ü Di Ibrani(10:38).
Nah, di
pelajaran berikut setelah kita menyelesaikan Habakuk, kita akan melanjutkan
dengan apa yang dimaksud oleh “orang benar akan hidup oleh imannya” karena itulah ungkapan yang penting yang kita
temukan di seluruh kitab. Tetapi kita akan ke sana nanti.
So what does it
mean here “that he may run who
reads it”? This is an idiom. Go with me to Amos
8:12, Amos chapter 8 and actually let's read also verse 11, Amos 8:11-12, let's
see if I can find Mr. Amos here, this is one of the Minor Prophets. Chapter 8:11,
by the way they're speaking about the close of probation. “11 ‘Behold, the days are coming,’
says the Lord God, ‘That I will send a famine on
the land, not a famine of bread, nor a thirst for water, but of hearing
the Words of the Lord 12 They shall wander from sea to sea, and from north to
east; they shall run…” what? “…to and fro…” there's the idiom, in other words, many are going to run from
here, there, and what are they going to do? Well, they're searching for
something, it says, “…they shall run to and
fro seeking…” what?
“…the Word of the Lord, but shall not find it.”
And the idiom is
also used in Zechariah 4:10 where it says that “the eyes of the Lord run to and
fro.”
So this has to do
with the vision being so clear written on tablets that anyone who runs or
anyone's eyes that look at it are going to be able to read it and understand
it.
Jadi apa yang dimaksudnya di sini, “orang sambil lari dapat
membacanya”? Ini
adalah sebuah ungkapan. Marilah bersama saya ke Amos 8:12, Amos pasal 8 dan
sebenarnya mari kita baca juga ayat 11, Amos 8:11-12, coba lihat apakah saya
bisa menemukan Tn. Amos di sini, ini adalah salah satu Nabi Kecil. Pasal 8:11,
nah, mereka bicara tentang tutupnya pintu kasihan. “11 ‘Lihat, waktunya akan datang,’ demikianlah Firman Tuhan
ALLAH, ‘Aku akan mengirimkan kelaparan
ke negeri ini, bukan kelaparan akan roti,
dan bukan kehausan akan air, melainkan akan mendengarkan Firman TUHAN. 12
Mereka akan mengembara dari laut ke laut dan dari utara ke timur, mereka akan berlarian…” apa? “…ke sana kemari…” ini
ungkapannya. Dengan kata lain banyak yang akan berlarian di sini, di sana, dan apa yang akan mereka lakukan? Nah,
mereka sedang mencari sesuatu, dikatakan, “…mereka akan berlarian ke sana kemari mencari…”
apa? “…Firman TUHAN, tetapi tidak
akan mendapatkannya.’…”
Dan
ungkapan yang sama juga dipakai di Zakharia 4:10 di mana dikatakan bahwa “mata TUHAN, yang hilir mudik”.
Jadi ini berkaitan dengan penglihatan
yang begitu jelas tertulis di loh-loh sehingga siapa pun yang sedang berlari,
atau mata siapa pun yang melihatnya akan bisa membacanya dan memahaminya.
Now let's continue
here, the middle of page 85. The contrast here is between those who are proud ~
because it says “4 Behold the proud, his
soul is not upright in him…” that's one group
“…but the just shall live by his faith...” that's the second group.
Now Habakkuk here
plays the role of those who sigh and cry to God, because of the abominations
that are being committed in Jerusalem. By the way remember that Ezekiel and
Habakkuk are contemporaries, in other words, we can take what Ezekiel says and
we can take what Habakkuk says about Judah, and they complement each other
because they're dealing with the same problem that existed in Judah at that
time, and both of them deal with the coming of the Babylonians against
Jerusalem. And so we not only have to stay in Habakkuk, we also have to go to
Ezekiel, we also have to go to Joel, like we're going to do later on in this
series, because they all portray in a different way the problem that existed
among God's people and the invasion by
the Babylonians.
Nah, mari kita lanjut, bagian tengah hal. 85.
Kontrasnya di sini ialah antara mereka yang sombong ~ karena dikatakan, “4 Lihatlah orang yang sombong, hatinya
tidak lurus,…” ini
satu kelompok, “…tetapi orang yang benar akan hidup oleh imannya…”
ini kelompok yang kedua.
Nah,
di sini Habakuk memainkan peranan mereka yang berkeluh kesah dan meratap kepada
Allah karena kekejian-kekejian yang dilakukan di Yerusalem. Nah, ingatlah bahwa
Yehezkiel dan Habakuk itu satu zaman, dengan kata lain kita bisa
mengambil apa yang dikatakan Yehezkiel dan kita bisa mengambil apa yang
dikatakan Habakuk tentang Yehuda, dan mereka saling melengkapi karena mereka
berkaitan dengan masalah yang sama yang ada di Yehuda pada masa itu, dan
keduanya sama-sama menghadapi kedatangan bangsa Babilon ke Yerusalem. Maka kita
tidak hanya berkutet dengan Habakuk, kita juga harus ke Yehezkiel, kita juga
harus ke Yoel seperti yang akan kita lakukan nanti di serie ini, karena mereka
semuanya menggambarkan dengan cara yang berbeda masalah yang ada di antara umat
Allah dan invasi bangsa Babilon.
So Habakkuk here
plays the role of those who sigh and cry. Where does that come from? Ezekiel. Is
Habakkuk crying out? Yes! Is Ezekiel crying out? Yes! So they complement each other.
The prophet Ezekiel like Habakkuk explained that after He punished apostate
Israel God said, “I will punish Babylon then.”
Jadi di
sini Habakuk memainkan peranan mereka yang berkeluh kesah dan meratap. Dari
mana datangnya itu? Yehezkiel. Apakah Habakuk meratap keras? Ya! Apakah
Yehezkiel meratap keras? Ya! Jadi mereka saling melengkapi. Nabi Yehezkiel
seperti Habakuk menjelaskan bahwa setelah Allah menghukum Israel murtad, Allah
berkata, “Aku akan
menghukum Babilon saat itu.”
God answered
Habakkuk’s two questions by telling him that although the fulfillment of the vision
would appear to tarry, it would be fulfilled. It was so clear on the
tablets that you could take it to the bank that it was going to be fulfilled. We
must remember and this is very important, that chapters 1 and 2 of Habakkuk are the
type; and chapter 3 is the antitype. Remember that. Chapter 1 and 2 are
the type, the small scale model from the Old Testament. Chapter 3 is actually
the fulfillment of the type, and that'll become clear as we go along.
So He would
punish Babylon as well. God answered Habakkuk’s two questions by
telling him that although the fulfillment of the vision would appear to tarry,
it would be fulfilled. So we must remember that chapters 1 and 2 of Habakkuk
are the type, and chapter 3 is the antitype. In the historical application,
Babylon was about to come in judgment against God's apostate people, the vision
would seem to tarry but it would be fulfilled, locally and with literal Israel.
Okay? So chapter 1 and 2 this is going
to happen to literal Israel, in the literal Holy Land, but then the portrayal
of what happens with literal Israel in the local land becomes a type for a
small scale illustration of what's going to happen at the end of time on a
broader scale. Are you understanding the point?
Allah
menjawab dua pertanyaan Habakuk dengan memberitahu dia bahwa walaupun penggenapan penglihatan
itu sepertinya lambat, tapi itu akan digenapi. Itu sudah sangat
jelas di loh-loh sehingga bisa dipastikan itu akan digenapi. Kita harus ingat ini,
dan ini sangat penting, bahwa Habakuk
pasal 1 dan 2 itu tipenya; dan pasal 3 itu antitipenya. Ingat
itu. Pasal 1 dan 2 itulah tipenya, model skala kecilnya dari Perjanjian Lama.
Pasal 3 sebenarnya adalah penggenapan tipe itu,
dan ini akan menjadi jelas sambil kita lanjut.
Jadi Allah akan menghukum Babilon juga. Allah menjawab dua pertanyaan Habakuk dengan
memberitahu dia bahwa walaupun penggenapan penglihatan itu sepertinya lambat,
tapi itu akan digenapi. Jadi kita harus ingat bahwa Habakuk pasal 1 dan 2
adalah tipe, dan pasal 3 itu antitipenya. Di aplikasi sejarahnya, Babilon akan
datang untuk menghukum umat Allah yang murtad. Penglihatan tersebut sepertinya
tidak jadi-jadi, tetapi itu pasti akan digenapi secara lokal pada bangsa Israel
literal. Oke? Jadi pasal 1 dan 2 ini akan terjadi pada Israel literal, di Tanah
Suci literal, tetapi apa yang terjadi pada Israel literal di tempat yang lokal,
menjadi tipe ilustrasi skala kecil dari apa yang akan terjadi pada akhir zaman
dengan skala yang lebih luas. Apakah kalian memahami poin ini?
v You know, it's kind
of like, let me mention another type. A lamb.
The lamb is a type, right? What did the lamb point to? A
greater reality: Jesus Christ. And so when you have a small scale model, then
you have a greater fulfillment of the future.
v The same with Jonah.
You know Jonah is the type, he's a small scale model, he's
swallowed by a literal fish and he spends three days and three nights in the
grave, that's the word that is used. But then that small scale model of the
prophet, in the future it applies to Jesus not in the belly of a fish, but in
the belly of the earth, and Jesus spends three days and three nights as Jonah
spent three days and three nights in the belly of the fish. Are you
understanding typology?
Later on we're
going to give some rules of how to interpret typology, because there's certain
principles that we have to apply. You can't just say, “Oh, this represents this.” No! There are certain principles that
you have to apply in order to know that you have a type and an anti-type.
v Kalian tahu, ini seperti, coba saya berikan tipe
yang lain. Seekor domba.
Domba itu
adalah sebuah tipe, benar? Domba itu menunjuk ke apa? Realita yang lebih besar:
Yesus Kristus. Maka bila ada sebuah model skala kecil, ada penggenapan yang lebih besar di masa yang
akan datang.
v Sama dengan Yunus.
Kalian tahu Yunus adalah sebuah
tipe, dia adalah model skala kecilnya, dia ditelan oleh seekor ikan literal dan
dia berada tiga hari dan tiga malam dalam kubur, itulah kata yang dipakai.
Tetapi model skala kecil dari nabi Yunus ini
di masa depan itu diaplikasikan kepada Yesus, bukan di dalam perut
seekor ikan tetapi di dalam perut bumi, dan Yesus berada tiga hari dan tiga
malam di sana sebagaimana Yunus tiga hari dan tiga malam dalam
perut ikan. Apakah kalian memahami tipologi?
Nanti
kita akan melihat beberapa peraturan bagaimana menginterpretasi tipologi karena
ada prinsip-prinsip tertentu yang harus diaplikasikan. Kita tidak bisa asal
berkata, “Oh, ini
mewakili itu.” Tidak! Ada prinsip-prinsip
tertentu yang harus diaplikasikan untuk mengetahui apa memang ada tipe dan
antitipenya.
Now let's go to the
bottom of the page, Hebrews 10:37-39. Was Habakkuk going to have a future fulfillment?
The answer is absolutely Yes! Because the New Testament actually makes that application. Let's notice Hebrews
10:37-39. By the way were the Hebrews being persecuted at this time? They were
tremendously persecuted, they were about to give up their faith because they
were thinking, “Oh we had the splendorous temple, and we had the beautiful
sacrificial system, and we had you know all of the Covenants and the promises,
you know, when we were in Judaism. But now what do we get? Persecution. Persecution. What's the use?” They were about to give up their
Christian faith, if you read the book carefully. And they were being persecuted
by their own people.
So notice, “ 36 For you have need of
endurance…” God says,
“…so that after you have done the will of God, you may receive the
promise: 37 For yet…” now comes the Habakkuk quote,
“…37 For yet a little while, and He who is coming will come and will
not tarry…” in the midst of persecution what is being promised here by God?
It says, “Listen, this is going to tarry,
it's going to take a while, but be sure that like in the days of Habakkuk it is
going to be fulfilled.” And then verse 38,
“… 38 Now the just shall live by faith;…” where does that come from? Habakkuk, “…but if anyone draws back…” those are the
proud, by the way, “…if anyone draws back My soul has no
pleasure in him.’…” But then he says,
“…39 But we are not of those who
draw back to perdition, but of those who believe to the saving of the
soul.”
Sekarang
mari kita ke bagian bawah halaman. Ibrani 10:37-39. Apakah Habakuk akan punya
penggenapan di masa depan? Jawabannya adalah betul sekali! Karena Perjanjian
Baru yang membuat aplikasi tersebut. Mari kita simak Ibrani 10:37-39. Nah,
apakah bangsa Ibrani sedang mengalami persekusi di masa itu? Mereka sangat
dipersekusi, mereka hampir mau meninggalkan iman mereka karena mereka
berpikir, “Oh, kami
dulu memiliki Bait Suci yang megah, dan kami memiliki sistem kurban yang indah,
dan kami punya semua Perjanjian dan janji-janji ketika kami mempraktekkan agama
Yudaisme. Tetapi sekarang apa yang kami dapat? Persekusi! Persekusi! Apa
gunanya?” Mereka sudah hampir
meninggalkan iman Kristen mereka, jika kalian membaca kitab itu dengan teliti.
Dan mereka dipersekusi oleh bangsa mereka sendiri.
Jadi simak,“36 Sebab kamu
memerlukan kesabaran…” kata
Allah “…supaya sesudah kamu melakukan kehendak Allah,
kamu boleh menerima janji itu. 37
Sebab masih…” sekarang kutipan dari Habakuk, “…37 Sebab masih sebentar lagi dan Ia yang akan datang, akan datang, dan tidak akan berlambat…” di tengah persekusi apa yang dijanjikan
Allah di sini? Dikatakan, “Dengar,
ini masih lama, masih butuh sedikit waktu lagi, tetapi yakinlah seperti di
zaman Habakuk, ini akan digenapi.”
Kemudian ayat 38, “…38 Nah,
orang benar akan hidup oleh iman…” dari
mana asalnya ini? Habakuk, “…Tetapi jika siapa pun mengundurkan dirinya…” nah,
inilah mereka yang sombong, “…jika siapa pun mengundurkan
dirinya, Aku tidak berkenan kepadanya…” Tetapi
kemudian dia berkata, “…39 Tetapi kita
bukanlah dari mereka yang mengundurkan diri menuju kebinasaan, tetapi dari mereka yang percaya kepada
penyelamatan nyawa.”
By the way they
were being persecuted at that time, and the hope of the second coming of Jesus
was a bright hope in their minds and in their hearts. Now Jesus didn't come
during their time. There was a tarrying period. But let me ask you, are their
feelings, is their experience going to be rewarded when Jesus comes the second
time? Yeah. By the way they went to the grave, so the
period that they tarried was while they were alive, because when they're dead,
they, you know, they don't know what's going on, so the period is short. it
does tarry.
Nah,
mereka sedang dipersekusi saat itu, dan harapan pada kedatangan kedua Yesus
merupakan harapan yang cemerlang dalam pikiran dan hati mereka. Nah, Yesus
tidak datang di zaman mereka. Ada waktu menunggu. Tetapi coba saya tanya,
apakah perasaan mereka, apakah pengalaman mereka akan mendapat ganjaran
ketika Yesus datang kedua kalinya? Ya. Nah, mereka pergi ke kubur, maka periode
mereka menunggu itu hanya selama mereka hidup, karena ketika mereka sudah mati
mereka tidak tahu apa yang terjadi, sehingga periode menunggunya tidak terlalu
lama, tapi memang ada
waktu menunggu.
Okay, now notice
Hebrews 10:32-35 here's where I want you to see that they were suffering
persecution, just like in the book of Habakkuk God's people were suffering persecution
on the hand of others who professed to be followers. “32 But recall the former days
in which, after you were illuminated…” that is after they became Christians “…you endured a great struggle
with sufferings: 33 partly
while you were made a spectacle both by reproaches and tribulations, and
partly while you became companions of those who were so treated; 34 for you had compassion
on me in my chains, and joyfully accepted the plundering of
your goods, knowing that you have a better and an enduring possession
for yourselves…” where?
“…in heaven…”
Were they being
persecuted? Were they being plundered? Yeah, by their own people. What did God
tell them? It's going to take a while, it's going to tarry, but you can take it
to the bank that it will be fulfilled. Incidentally, this was a great comfort
to the Millerites these verses from Habakkuk.
Baiklah, sekarang simak Ibrani 10:32-35 inilah yang
saya mau kalian simak, bahwa mereka menderita persekusi, sama seperti di kitab
Habakuk umat Allah menderita persekusi di tangan mereka yang mengaku sebagai
pengikut Allah. “32 Tetapi ingatlah
akan masa yang lalu, di mana sesudah kamu menerima terang,…” yaitu setelah mereka menjadi Kristen, “…kamu menderita suatu pergumulan
besar dalam penganiayaan. 33 Sebagian,
karena kamu dijadikan tontonan baik melalui
cercaan dan penganiayaan, dan sebagian karena kamu menjadi pendamping mereka yang diperlakukan
sedemikian 34 Karena kamu telah berbelas kasihan padaku dalam belengguku, dan
dengan senang hati menerima barang-barangmu dijarah, sebab kamu tahu, bahwa kamu memiliki harta
yang lebih baik dan lebih permanen bagi
dirimu…” di mana? “…di Surga…”
Apakah
mereka dipersekusi? Apakah harta mereka dijarah?
Ya, oleh bangsa mereka sendiri. Apa yang dikatakan Allah kepada mereka? Masih
butuh waktu beberapa lamanya lagi, masih harus menunggu, tetapi kamu boleh
merasa pasti bahwa itu akan digenapi. Dan ketahuilah ayat-ayat di Habakuk ini
merupakan penghiburan yang besar bagi kelompok Miller.
Notice this
statement that we find in The Great Controversy
392. Let me ask you, were the Millerites persecuted? Who persecuted them? Believers
persecuted them! Were they thrown out of the churches? Absolutely! And they
actually wanted to kill William Miller. Ellen White mentions several times
Satan attempted to kill William Miller who was the main person that was sharing
the message. So they were being persecuted.
Let's read this quotation from Great Controversy page 392. “As early as 1842 the direction given in this prophecy to ‘write the vision, and make it plain upon tables, that he may run that readeth it,’ had suggested to Charles Fitch the preparation of a prophetic chart to illustrate the visions of Daniel and the Revelation…” so they wanted to explain Daniel-Revelation, write it so that he who runs can read it “…The publication of this chart was regarded as a fulfillment of the command given by Habakkuk. No one, however, then noticed that an apparent…” what? “…that an apparent delay in the accomplishment of the vision—a tarrying time— presented in the same prophecy. After the disappointment, this scripture appeared very significant: ‘The vision is yet for an appointed time, but at the end it shall speak, and not lie: though it tarry, wait for it; because it will surely come, it will not tarry . . . The just shall live by his faith." Was this passage a comfort to the Hebrews? Was it a comfort to the Hebrews? Yeah! Paul quoted it was. Was it a comfort to the Millerites? Will it be a comfort to those who are going through the terrible Time of Trouble at the end? It most certainly will. Will the Time of Trouble appear to tarry, the second coming of Christ? You remember the parable of the persistent widow in chapter 18 of Luke, she kept on coming, and coming, and coming to the judge, and the judge kept delaying, and delaying, and delaying the answer. But after the delay, what happened? After the delay the widow's wishes were given by the Lord.
Simak
pernyataan ini yang ada di The Great
Controversy hal. 392. Coba saya tanya apakah kelompok Millerite
dipersekusi? Siapa yang mempersekusi mereka? Orang-orang beriman yang
mempersekusi mereka! Apakah mereka dikeluarkan dari gereja-gereja? Betul
sekali! Dan mereka benar-benar ingin membunuh William Miller. Ellen White
mengatakan Setan beberapa kali berusaha membunuh William Miller yang adalah
tokoh yang membagikan pekabaran itu. Jadi mereka dipersekusi.
Mari
kita baca kutipan ini dari Great Controversy hal. 392, “…Sedini tahun
1842, petunjuk sudah diberikan di nubuatan ini untuk ‘Tuliskanlah penglihatan itu dan buatlah
yang jelas pada loh-loh, supaya orang sambil lari
dapat membacanya’ (Habakuk
2:2) telah membuat Charles Fitch untuk mempersiapkan sebuah bagan
nubuatan yang menggambarkan penglihatan-penglihatan Daniel dan Wahyu…” jadi mereka mau menjelaskan
Daniel-Wahyu, tuliskan, supaya dia yang berlari bisa membacanya. “…Penerbitan bagan ini dianggap sebagai penggenapan dari
perintah yang diberikan Habakuk. Namun, tidak ada satu pun orang yang melihat
bahwa jelas ada…” apa? “…jelas ada
waktu penantian dalam penggenapan penglihatan itu ~ waktu menunggu ~ yang
disodorkan di nubuatan yang sama. Setelah kekecewaan itu, ayat ini tampak
sangat signifikan: ‘Sebab penglihatan itu
masih untuk waktu yang ditentukan; tetapi akhirnya ia akan bicara, dan ia tidak akan bohong. Walaupun
dia belum datang, nantikanlah itu, sebab itu sungguh-sungguh akan datang, ia tidak akan lambat…
orang yang benar akan hidup oleh iman.’ (Habakuk 2:3-4).”
Apakah ayat-ayat ini menjadi
penghibur bagi bangsa Ibrani? Apakah itu menghibur orang-orang Ibrani? Ya!
Paulus berkata demikian. Apakah itu menghibur kelompok Millerites? Apakah itu
nanti akan menghibur mereka yang melalui Masa Kesukaran Besar yang mengerikan
pada akhir zaman? Tentu saja iya. Apakah sepertinya waktu kedatangan Kristus
yang kedua itu lambat datangnya? Kalian ingat perumpamaan janda yang tidak putus asa di Lukas pasal 18,
dia terus datang, dan datang, dan datang kepada si hakim, dan hakimnya terus
menunda, dan menunda, dan menunda jawabannya. Tetapi setelah penundaan itu apa
yang terjadi? Setelah penundaan itu, keinginan janda itu dikabulkan oleh Tuhan.
So all of this,
folks, you know, prophecy sometimes has more than just one fulfillment. This was
a comfort to the Hebrews. It was a comfort to the Millerites. And it will be a
comfort to God's people at the end of time.
Jadi
semua ini, Saudara-saudara, nubuatan
terkadang punya lebih dari satu penggenapan. Ini menjadi
penghiburan bagi bangsa Ibrani, ini menjadi penghiburan bagi kelompok
Millerites, dan ini akan menjadi penghiburan bagi umat Allah di akhir zaman.
Now it is vital to
remember that the basis of salvation in the final day will be what it has always been:
faith and trust in Jesus, is that true? The basis of salvation never
changes. However, the word “faith” in Romans 3:28 and Galatians 3:11 has a different
yet complementary emphasis than in Hebrews. You say what does that mean?
Ø While in Romans
the word “faith” describes the root of salvation;
Ø Hebrews and James describe its “fruit”.
True saving faith is not a mere invisible internal experience. Faith is
exhibited by faithfulness. Faith is the internal invisible driving force of
works, and works are the external visible exhibition of faith. Did you
catch that point? It's a package deal. As James 2 so eloquently expressed it,
faith is a package deal, faith without works is dead and a dead faith can
never save us.
Nah,
sangat vital untuk mengingat bahwa dasar
keselamatan di akhir masa akan tetap dan selalu sama dengan sebelumnya, yaitu beriman dalam Yesus dan
mempercayai Yesus. Benar begitu? Dasar keselamatan tidak pernah
berubah. Tetapi kata “iman” di Roma 3:28 dan Galatia 3:11 punya penekanan yang
berbeda daripada di Ibrani, namun melengkapi. Kalian berkata, apa maksudnya?
Ø Sementara di Roma kata “iman” menggambarkan akar dari keselamatan;
Ø Ibrani dan
Yakobus menggambarkan “buahnya”.
Iman yang benar-benar
menyelamatkan bukanlah hanya pengalaman internal yang tidak tampak.
Iman ditunjukkan oleh kesetiaan. Iman
adalah tenaga pendorong internal yang tidak tampak dari perbuatan, dan
perbuatan adalah bukti eksternal yang tampak dari iman. Apakah
kalian menangkap poin ini? Ini satu paket. Sebagaimana yang digambarkan dengan
cantik di Yakobus pasal 2, iman itu satu paket, iman tanpa perbuatan itu mati, dan iman yang mati tidak
akan pernah menyelamatkan kita.
The faith
described, this is important, folks, the way that Paul uses “faith”, he's
talking about justification. Whereas the word “faith” that is used in Hebrews
11 and is used in other places of Scripture, it refers to the “fruit of faith”,
that shows that faith is genuine and real. “Faith” described in Hebrews 11 is
of the same quality that was experienced by the heroes and heroines in the
chapter. It is faithfulness and trust in the most trying circumstances, especially when
there is a what? A delay. See, the problem is, you know,
when we pray to the Lord with our mentality of immediate gratification, we
think that God can only answer two ways: Yes or No. But there's another way:
Wait. And we don't like that, we don't like wait, we want it and we want it
now. If I have a belly ache, take Pepto Bismol, if you have a headache
give me a Tylenol. Doesn't take care of the disease, it takes care of the
symptoms, but we want it to happen immediately. If we have that mentality, we're never
going to go successfully through the Time of Trouble, because there is going to
be a delay, a significant delay.
Iman yang
digambarkan, ini penting, Saudara-saudara, cara Paulus menggunakan kata “iman”,
dia bicara tentang pembenaran, sementara kata “iman” yang digunakan di Ibrani
pasal 11 dan di tempat-tempat lain di Kitab Suci, itu mengacu kepada “buah
iman”, yang menunjukkan bahwa imannya memang tulen dan benar. “Iman” yang
digambarkan di Ibrani 11 itu mutunya sama dengan yang dialami oleh
pahlawan-pahlawan iman di pasal tersebut. Karena kesetiaan dan kepercayaan di saat ujian yang paling
berat, terutama ketika ada apa? Ada masa menunggu. Lihat, masalahnya ialah,
bila kita berdoa kepada Tuhan, dengan mentalitas kita yang menginginkan
gratifikasi langsung, kita berpikir bahwa Allah hanya bisa menjawab dengan dua
cara: Ya atau Tidak. Tetapi ada cara yang lain, yaitu: Tunggu. Dan kita tidak
suka itu, kita tidak suka menunggu,
kita mau mendapatnya dan kita
mau mendapatnya sekarang. Jika saya sakit perut, minum Pepto
Bismol, jika sakit kepala, berikan saya
Tylenol. Itu tidak mengobati penyakitnya, itu hanya menangani gejala-gejalanya.
Tetapi kita mau itu segera terjadi. Jika
kita punya mentalitas seperti itu, kita tidak akan pernah berhasil melewati
Masa Kesukaran Besar, karena akan ada waktu menanti, waktu menanti yang signifikan.
So let's continue. True faith
in Hebrews means not falling back, Habakkuk says that. No matter how severe
the trials and difficulties, it means staying faithful, though the promise of
Christ's coming appears to delay. The emphasis in Hebrews is that true faith
leads to what? to faithfulness. It is a settling into the
truth, both intellectually and spiritually, so that no delay or circumstance
can move the faithful.
Mari kita
lanjutkan. Iman yang sejati
di Ibrani berarti tidak undur,
Habakuk mengatakan itu. Tidak perduli bagaimana beratnya ujian dan kesulitan
yang ada, itu berarti tetap setia, walaupun janji datangnya Kristus tampaknya
mengalami kelambatan. Tekanan di Ibrani ialah, iman yang sejati membawa kepada apa?
Kepada kesetiaan. Itu
berarti teguh berdiri dalam kebenaran, baik secara intelektual maupun
spiritual, sehingga kelambatan atau kondisi apa pun tidak bisa menggoyahkan
mereka yang setia.
Have you noticed in Hebrews
11 that everyone is not only believing something, but doing something?
v Imagine God saying
to Noah, “Noah, there's a flood coming.”
And Noah says, “Thank
you, Lord, for this great revelation.” No! When God says there's going to
be a flood Noah says to his sons, “Go get
the hammers, get the saws. Let's cut the wood! Let's start building the ark!”
How did Noah
show that he had faith? By his works!
v God says to Abraham,
“Leave!” And Abraham says, “Where?” No! He doesn't.
God says, “Leave!”
Abraham says, “Sarah, pack up, we're
leaving.” “Where?” “God will tell.” Faith is an action word it's not something
that happens in your brain it's something that happens in your behavior, in
your action.
v God says to Abraham,
“Take your son, the son of the Covenant,
to mount Moriah and kill him, sacrifice him.”
And Ellen White says that Abraham started thinking, Well,
God says don't kill, so this, maybe this isn't
the voice of God. But he acted on
the word, he took his son, and he was willing to sacrifice his son, you
know.
v And Sarah conceived
Isaac when she was beyond childbearing age.
And listen up, folks, it took an action. Abraham could have said, “Oh, that's never going to happen. What's
the use of having sexual relations, you're not going to have a son.” They had to
act on it. They had to have sex, Yes or No?
Pernahkah
kalian memperhatikan di
Ibrani 11 semua orang tidak hanya meyakini sesuatu tetapi melakukan sesuatu?
v Bayangkan Allah berkata kepada Nuh, “Nuh, air
bah akan datang.”
Dan Nuh berkata, “Terima
kasih, Tuhan, untuk pernyataan hebat ini.”
Tidak! Ketika Allah berkata akan ada air bah, Nuh berkata kepada anak-anak
laki-lakinya, “Pergi ambil palu-palu, ambil gergaji-gergaji. Ayo potong
kayu! Ayo mulai membangun bahtera!”
Bagaimana Nuh menunjukkan bahwa dia punya iman? Melalui
perbuatan-perbuatannya!
v Allah berkata kepada Abraham, “Berangkat!” Dan Abraham berkata, “Ke mana?” Tidak!
Dia tidak bertanya. Allah
berkata, “Berangkat!”, Abraham berkata, “Sarah, ayo berkemas,
kita berangkat.” “Ke mana?” “Allah nanti akan memberitahu.” Iman adalah sebuah kata bertindak, bukan
sesuatu yang terjadi di dalam benak, itu sesuatu yang terjadi di sikap kita, di
tindakan kita.
v Allah berkata kepada Abraham, “Bawa
anakmu, anak perjanjian, ke bukti Moriah dan bunuhlah dia, kurbankan dia.”
Dan Ellen White berkata bahwa
Abraham mulai berpikir, Nah, Allah mengatakan jangan membunuh, jadi mungkin ini
bukan suara Allah. Tetapi dia mengambil tindakan berdasarkan
perintah itu, dia membawa anaknya, dan dia bersedia mengurbankan
anaknya.
v Dan kalian tahu Sarah hamil Ishak ketika usianya
sudah melampaui usia bisa melahirkan.
Dan dengarkan, Saudara-saudara,
ini butuh tindakan. Abraham bisa saja berkata, “Ah, itu tidak akan terjadi, apa
gunannya berhubungan seksual, engkau tidak akan punya anak.” Mereka harus mengambil tindakan atas dasar
janji Tuhan itu. Mereka harus berhubungan seksual, Ya
atau Tidak?
So in other words, “faith” as it
appears in Habakkuk is faithfulness to God no matter what, no matter how long
the delay, you're going to be faithful, in other words, it's James' definition
of “faith”.
See, Paul's
definition is, listen, when you sin, get baptized, repent, confess your sin,
and Jesus will take His perfect life and His death for sin, and He will put
them to your account, and God will look at you as if you had never sinned.
That's “justification”. But justification, true justification always leads to a sanctified
life, acting like a Christian, in other words. The emphasis in Habakkuk
~ we're at the top of page 88 ~ the emphasis in Habakkuk is that the only
way to survive opposition from the enemies within the Covenant
community and
the devastation coming from the Babylonian menace and the manifestation of the
day of God's
wrath which is described in chapter 3, is to have an unshakable and
unbreakable faith that will not fail no matter how long the delay is.
Jadi
dengan kata lain, “iman” sebagaimana
yang ada di kitab Habakuk, adalah kesetiaan kepada Allah, apa pun yang terjadi,
atau seberapa lamanya pun harus menunggu, kita akan tetap setia.
Dengan kata lain itu adalah definisi Yakobus tentang “iman”.
Lihat,
definisi Paulus itu, dengarkan, bila kita berdosa, mintalah dibaptis, bertobat,
akui dosa kita, dan Yesus akan mengambil hidupNya yang sempurna dan matiNya
untuk dosa, dan Dia akan memperhitungkannya sebagai milik kita, dan Allah akan
memandang kita seolah-olah kita tidak pernah berbuat dosa. Ini “pembenaran” (justification). Tetapi pembenaran yang sejati, selalu membawa kepada hidup yang
dikuduskan, dengan kata lain berbuat seperti seorang Kristen.
Penekanannya
di Habakuk ~ kita di bagian atas hal. 88 ~ penekanan di Habakuk ialah, satu-satunya cara bisa selamat
dari oposisi musuh di dalam komunitas Perjanjian dan kehancuran
yang akan datang dari ancaman Babilon dan
manifestasi hari murka Allah
seperti yang digambarkan di pasal 3, ialah
mempunyai iman yang tidak terguncangkan dan tidak terpatahkan, yang tidak akan
gagal tidak perduli berapa lama harus menunggu.
Is the book of
Habakkuk a book that gives us comfort? Oh, tremendous comfort, folks. You know
we get discouraged and we say, “Oh, what's
the use.” You know, let's read Habakkuk, God through Habakkuk encourages
us. An illustration of this faith is found in the experience of Daniel and his
three friends. Hebrews 11 states that by faith they “stopped the lions’ mouths and
quenched the violence of fire”.
Did they have to act? How did Daniel and his friends show that they had
faith in the midst of trial? They acted. They said, “We will not bow to the image”, the three young men. And Daniel
said, “I will continue praying to my God,
I will continue to act in that way.” And the Babylonians said, “We'll kill you.” And they said, “Fine, not a problem. We serve a God who
can deliver us, but if He doesn't, we still serve the true God.”
Apakah kitab Habakuk kitab yang memberi kita
penghiburan? Oh, penghiburan besar, Saudara-saudara. Kalian tahu, bila kita
kecewa dan kita berkata, “Oh, apalah gunanya”, nah, mari baca Habakuk. Allah melalui Habakuk memberi kita semangat.
Sebuah ilustrasi dari iman ini ada di pengalaman Daniel dan ketiga temannya.
Ibrani 11:33-34 menyatakan bahwa dengan iman mereka “menutup mulut singa-singa, memadamkan api yang dahsyat.” Apakah
mereka harus bertindak? Bagaimana Daniel dan teman-temannya menunjukkan mereka
punya iman di tengah-tengah pencobaan? Mereka bertindak. Mereka berkata, “Kami tidak akan sujud kepada patung
itu”, ini ketiga orang muda itu. Dan
Daniel berkata, “Aku akan terus berdoa kepada Allahku. Aku akan terus
berbuat seperti itu.” Dan orang-orang
Babilon berkata, “Kami akan membunuhmu.” Dan mereka berkata, “Silakan, tidak masalah. Kami mengabdi kepada
Allah yang bisa menyelamatkan kami, tetapi jika Dia tidak menyelamatkan kami,
kami tetap hanya akan menyembah Allah yang sejati.”
In this regard
Ellen White wrote concerning the Time of Trouble that will come upon God's people
from within and without, listen to this, Great
Controvery 621, “The season of distress and anguish before us will require a faith that can endure weariness…” what's the next word?
“… delay, and hunger—a faith that will not faint though severely tried…” And when do we
learn to get ready for this? “…The period of probation is granted to all to prepare for that time.”
Dalam
kaitan ini Ellen White menulis mengenai Masa Kesukaran Besar yang akan datang
kepada umat Allah dari dalam dan dari luar, dengarkan ini, Great Controversy hal. 621, “…Masa kesusahan
dan kesedihan di hadapan kita akan membutuhkan suatu iman yang bisa tahan
keletihan…” apa kata berikutnya? “…penantian,
dan kelaparan ~ suatu iman yang tidak akan menjadi lemah walaupun dicobai
dengan berat…” Dan kapan kita belajar untuk siap menghadapi ini? “…Masa percobaan diberikan kepada semua untuk mempersiapkan
bagi masa itu.”
Now we find the
same theme in the relationship between Joel 2:11-32 and chapter 3.
Ø Joel 2:12-17
describes the revival.
We'll come to this when we study Joel ~ speaks of the revival of God's people on the day of atonement.
Ø Joel 2:28-32
describes the outpouring of the Holy Spirit to the righteous.
Ø And chapter 3 then
describes the war of the wicked against the righteous.
A revived and
faithful people will be protected from the apostates within, from the wrath of
Babylon, and the final outpouring of the wrath of God.
Nah kita
melihat tema yang sama dalam hubungan antara Yoel 2:11-32 dengan pasal 3.
Ø Yoel 2:12-17 menggambarkan kebangunan rohaninya.
Kita nanti akan tiba di sini saat kita mempelajari Yoel ~ bicara tentang kebangunan rohani umat Allah pada
hari Pendamaian/Grafirat.
Ø Yoel 2:28-32 menggambarkan dicurahkannya Roh Kudus
kepada orang-orang benar.
Ø Dan pasal 3 kemudian menggambarkan perang yang
dilancarkan orang-orang jahat terhadap mereka yang benar.
Suatu
umat yang sudah bangun kerohaniannya akan dilindungi dari mereka yang murtad di
dalam komunitas, dari murka Babilon, dan dari curahan murka terakhir Allah.
Next in Habakkuk 2
we find a description of the sins of literal Babylon who will oppress God's
people. Verses 5-19 describe Babylon's arrogance, shedding of blood, commercial
greed, and a desire for global control. It also describes how its financial
supporters will turn against her when they sober up from their spiritual
drunkenness.
Notice chapter 2:5
and this is the in the NIV, which is more of a dynamic translation which
captures the sense. “5 Indeed,…” what is the problem
with Babylon here in chapter 2:5?
“… 5 Indeed, wine betrays him;…” so what is involved
with Babylon in Habakkuk? Wine. Did we find that already previously? Yes. “…5 Indeed,
wine betrays him;
he is…” what?
“…arrogant and never at rest. Because he is as
greedy as the grave and like death is
never satisfied, he gathers to himself all
the
nations and takes captive all the peoples.” (NIV)
Berikutnya
di Habakuk 2 kita melihat sebuah deskripsi dosa-dosa Babilon literal yang akan
menindas umat Allah. Ayat 5-19 menggambarkan kesombongan Babilon, penumpahan darah,
keserakahan komersial, dan keinginan untuk mengontrol secara global. Itu juga
menggambarkan bagaimana para pendukung finansialnya akan berbalik memusuhi dia
ketika mereka sadar dari kemabukan spiritual mereka.
Simak
pasal 2:5 dan ini mengambil dari NIV yang terjemahannya lebih dinamis yang
menangkap nuansanya. “5
Memang betul,…” apa
masalahnya dengan Babilon di sini di pasal 2:5? “…5 Memang
betul, anggur telah mengkhianati dia;…” jadi apa yang terkait Babilon di
Habakuk? Anggur. Apakah kita sudah melihat ini sebelumnya? Ya. “…5 Memang betul, anggur telah mengkhianati dia; dia sombong dan tidak pernah diam. Karena dia serakus kubur dan seperti maut ia tidak pernah kenyang, ia mengumpulkan kepada
dirinya segala bangsa dan menawan semua orang-orangnya.”
You know, the
spirit of Babylon is manifested in the experience of Nebuchadnezzar when he was
out of it for seven years. You know God gave him the dream and Daniel interpreted
the dream, and Daniel said, you know, “I
hope this doesn't happen to you.” And a year later Nebuchadnezzar, the king
of Babylon, goes out, he says, “Is this
not the great Babylon that I built through my power, and my greatness, and my
wisdom?” And God says, “Oh, yeah? Go
eat grass for seven years.” And he's out of it. And then after the seven
years he comes to himself, and then you read in chapter 4, the beginning of
chapter 4, he says, “Now I extol and praise the God of Heaven because He is able to humble
those who are proud.” One of the great characteristics of Babylon is that
Babylon is proud. In Isaiah 47 Babylon is described as saying, “I am, and there is none else…” it claims the power of God, it's the same
spirit that Lucifer had in heaven, “I will be like the Most High”, Babylon “sits in the temple of God, showing itself to be God.”
So the first sin
that characterizes Babylon is its addiction to what? To wine. Well, surprise,
surprise! We already noticed that in other passages. Meaning that Babylon's
wine is one of the problems that does not allow her, or allow this kingdom, to
think straight.
Kalian
tahu, roh Babilon dinyatakan di pengalaman Nebukadnezar ketika dia kehilangan
akal sehatnya selama tujuh tahun. Kalian tahu, Allah memberinya sebuah mimpi,
dan Daniel menerjemahkan mimpi itu, dan Daniel berkata, “Semoga
ini tidak terjadi padamu.” Dan satu tahun
kemudian Nebukadnezar raja Babilon menyombong, dan dia
berkata, “Bukankah
ini Babilon yang besar yang aku bangun dengan kekuatanku dan kebesaranku dan
hikmatku?” Dan Allah berkata, “Oh,
ya? Pergi makan rumput sana selama tujuh tahun.” Dan Nebukadnezar kehilangan akal sehatnya. Kemudian setelah tujuh
tahun itu dia sadar, lalu kita baca di pasal 4, awal pasal 4, dia berkata, “Sekarang
aku meninggikan dan memuji Allah yang di Surga karena Dia bisa merendahkan mereka
yang sombong.” (Daniel 4:37) Salah satu karakter besar Babilon ialah Babilon itu
sombong. Di Yesaya 47:8 Babilon digambarkan mengatakan ”Aku ada, dan tiada yang lain…” dia
mengklaim kuasa Allah. Ini adalah roh yang sama yang dimiliki Lucifer di Surga, “14… aku akan menjadi
seperti Yang Mahatinggi” (Yesaya 14:14), Babilon “ 4 …duduk di Bait Allah dan menyatakan dirinya bahwa dia adalah Allah”(2 Tesalonika 2:4).
Jadi dosa pertama yang
mengkarakterisasi Babilon ialah kecanduannya kepada apa? Kepada anggur. Nah,
tidak heran kan? Kita sudah menyimak ini di ayat-ayat yang lain. Berarti anggur
Babilon adalah salah satu masalah yang tidak mengizinkan dia atau mengizinkan
kerajaan ini untuk berpikir jernih.
Now listen to
this. In the historical fulfillment, we are dealing with what kind of wine? Literal
wine and with literal Jews. Daniel and his friends refused to taste literal
wine, in literal Babylon, on Nebuchadnezzar's literal table. At the close of history,
the 144,000 spiritual Jews will refuse to drink the spiritual wine of Babylon.
Revelation
18:3 describes the final loud cry against Babylon for making all nations drink
her wine. Habakkuk 2:5 through 19, and we're going to read several verses in a
few moments, describe Babylon's financial greed. Does Revelation address the
issue of Babylon's financial greed? Have you ever read chapter 18 where the
merchants of the earth are crying out, you know, they've lost everything, and
they know that they've not only lost all their possessions, they've lost eternal
life, and five or six different words are using “wail”, “cry”, you know, are
used to describe their anguish when they realize that their accumulation of
money and goods is of no good to them in the day of God's wrath.
You know,
some people envy these multi-billionaires. I don't envy them, because
everything they have is going to be mine someday and yours, because “the meek will inherit the earth”, right? So
let's not focus on this world, let's focus on the world to come. Let's not
hoard, let's invest in the kingdom of God.
So Habakkuk 2:5-19
describe Babylon's sins, her financial greed, and desire for power over the
nations, is compared ~ listen to this ~ to death and the grave which are never
satisfied because they continue claiming victims with no mercy. This is a
metaphor, an illustration that is used.
Nah, dengarkan ini. Di penggenapan historisnya, kita
berurusan dengan anggur macam apa? Anggur literal, dan dengan bangsa Yahudi
literal. Daniel dan teman-temannya menolak minum anggur literal, di Babilon
literal, dari meja Nebukadnezar literal. Pada saat penutupan sejarah dunia,
kelompok 144 ribu Yahudi spiritual akan menolak minum anggur spiritual dari
Babilon.
Wahyu 18:3 menggambarkan Seruan Nyaring yang terakhir
terhadap Babilon yang telah membuat semua bangsa minum anggurnya. Habakuk
2:5-19 ~ dan kita akan membaca beberapa ayatnya sebentar lagi ~ menggambarkan
keserakahan finansial Babilon. Apakah Wahyu bicara tentang isu keserakahan
finansial Babilon? Pernahkah kalian membaca pasal 18 di mana para pedagang bumi
sedang meratap, mereka telah kehilangan semuanya, dan mereka tahu bahwa mereka
bukan hanya kehilangan semua harta mereka, mereka juga kehilangan hidup kekal
mereka, dan 5-6 kata-kata yang berbeda seperti “meraung” “menangis”, dipakai
untuk menggambarkan kesedihan mereka ketika mereka menyadari bahwa akumulasi
uang dan benda mereka tidak ada gunanya bagi mereka di hari murka Allah.
Kalian tahu, ada orang yang iri pada para
multimilyarder. Saya tidak, karena semua milik mereka akan menjadi milik saya
dan kalian suatu hari, karena, “orang
yang penurut/berserah penuh yang akan mewarisi bumi”
(Matius 5:5), benar?
Jadi tidak usah fokus pada dunia ini, mari kita fokus pada dunia yang akan
datang. Janganlah kita menimbun, mari kita investasikan dalam kerajaan Allah.
Jadi Habakuk 2:5-19 menggambarkan dosa-dosa Babilon,
keserakahan finansialnya, dan kehausannya akan kuasa atas bangsa-bangsa, itu
dibandingkan ~ dengarkan ini ~ dengan maut dan kubur yang tidak pernah puas
karena mereka terus-menerus mengklaim korban-korban tanpa belas kasihan. Ini
adalah sebuah metafor, sebuah ilustrasi yang dipakai.
Although Habakkuk
does not directly mention it, the gravest sin that apostate Israel was
committing was sun worship. Can we apply that also to this period? Yeah,
because Ezekiel is of the same period, and it adds to what we find in Habakkuk,
and what we find in Joel. So you complement all of these passages. By the way
Zephaniah was written also concerning this period. You know, I originally had
plans to study almost all the Minor Prophets, but as you know, I taught prophets in our University
in Colombia for six years, prophets of the Old Testament, and I felt that you
know I could cover the material pretty well, but as I continued studying, I
say, I'm going to have to write a 1,000 page syllabus, so I gave up. I said,
let's leave Zephaniah for later, let's leave Hosea and Amos, and some of these
other Minor Prophets for later, because there was so much material that we had
to cover.
Walaupun
Habakuk tidak langsung menyebutnya, dosa yang paling berat yang dilakukan
Israel murtad ialah penyembahan matahari. Bisakah kita mengaplikasikan ini juga
ke periode ini? Ya, karena Yehezkiel itu dari zaman yang sama, dan itu
menambahkan kepada apa yang kita dapat di Habakuk dan apa yang kita dapat di
Yoel. Maka kita gabungkan semua ayat ini. Nah, kitab Zefanya
ditulis juga mengenai periode ini. Kalian tahu, aslinya saya punya rencana
untuk membahas hampir semua Nabi Kecil, seperti yang kalian ketahui, saya
mengajar tentang nabi-nabi di universitas kita di Colombia selama enam tahun,
nabi-nabi Perjanjian Lama, dan saya merasa saya bisa meliput materinya dengan
cukup baik, tetapi ketika saya melanjutkan mempelajarinya, saya berkata, saya
harus menulis makalah yang 1’000 halaman, jadi saya menyerah. Saya katakan,
kita tinggalkan Zefanya untuk lain kali saja, juga mari kita tinggalkan Hosea
dan Amos, dan beberapa nabi kecil yang lain untuk nanti karena ada begitu
banyak materi yang harus kita liput.
So basically sun
worship is involved. When you look at Ezekiel who is writing around the same
period, is the Sabbath also involved? Yes. Remember that, we read in Jeremiah
who's from the same general period as well. Jeremiah several times said that if
the Sabbath was kept, the city would remain forever. And if they did not keep
the Sabbath, the Babylonians would come and they would destroy the city.
Remember that? So all of these prophets are from the same period, and they're
complementing one another. And you get the complete picture by looking at all
of them. That's an important principle.
Jadi pada
dasarnya penyembahan matahari terlibat. Bila kita melihat Yehezkiel yang
menulis juga sekitar periode yang sama, apakah Sabat juga terlibat? Ya. Ingat
itu, kita sudah membaca di Yeremia, yang juga berasal dari zaman
yang sama. Beberapa kali Yeremia berkata bahwa jika Sabat dipelihara, kota itu
akan tetap berdiri selamanya. Dan jika mereka tidak memelihara Sabat, bangsa
Babilon akan datang dan mereka akan memusnahkan kota itu. Ingat itu? Jadi semua
nabi ini berasal dari zaman yang sama, dan mereka saling melengkapi. Dan kita
bisa mendapatkan gambaran yang lengkap dengan menyimak mereka semuanya. Itulah
prinnsip yang penting.
Now let's read
Habakkuk 2:6-8, this is all we have time for in this session. By the way, this
is describing the time when Babylon will be scorned, when the invader and the destroyer
will become an object of scorn. Let me ask you, at the end of time is there
going to come a time when those who
supported the Babylonian system are going to turn against her? Yes, absolutely!
It says in Revelation 17 that the kings of the earth will hate the Harlot,
before this they supported her, they were fornicating with her, the multitude
supported her, her name is Babylon, by the way, and everything is going fine,
but then the moment comes when the civil rulers realize that they have been
hoodwinked by this Harlot, and they will turn against her. And you know that is
what is being described in these verses. Now we don't have time to read all
these verses, but let me just tell you where we're going to be going in our
last session today. We are going to read Habakkuk 2:6-8, I've added a lot of
comments in brackets, okay? And the reason I've added my comments in brackets
is to connect this with Revelation 18, where Babylon is going to, you know, the
economy of Babylon is going to go belly up, and also the Harlot is going to be
punished by the kings that she used, going against her.
Nah, mari
kita baca Habakuk 2:6-8, kita hanya
punya waktu untuk ini di pelajaran ini. Nah, ini menggambarkan waktu ketika
Babilon akan dibenci, ketika yang menginvasi dan yang memusnahkan akan menjadi
objek yang dibenci. Coba saya tanya, pada akhir masa apakah akan datang saatnya
ketika mereka yang mendukung sistem Babilon akan berbalik memusuhinya? Ya,
betul sekali! Dikatakan di Wahyu 17 bahwa raja-raja bumi akan membenci si
perempuan pelacur, yang sebelum ini mereka mendukungnya, mereka berzinah
dengannya, orang banyak mendukungnya, namanya Babilon, dan semuanya berjalan
lancar. Tetapi ketika saatnya tiba ketika para pemimpin sipil menyadari bahwa
mereka telah ditipu oleh perempuan pelacur ini, mereka akan berbalik
memusuhinya. Dan tahukah kalian inilah yang digambarkan di ayat-ayat ini. Nah,
kita tidak punya waktu untuk membaca semua ayat itu, tetapi saya mau
memberitahu kalian ke mana kita akan pergi di sesi kita yang terakhir hari ini.
Kita akan membaca Habakuk 2:6-8, saya telah menambahkan banyak komentar dalam
kurung, oke? Dan alasan mengapa saya menambahkan komentar-komentar saya dalam
kurung ialah untuk menghubungkan ini dengan Wahyu 18, di mana ekonomi Babilon
akan hancur, dan juga si perempuan pelacur akan dihukum oleh raja-raja bumi
yang dimanfaatkannya, mereka akan memusuhinya.
So in our next
session we're going to read Habakkuk 2:6-8 and then we are going to read two
remarkable statements from Ellen White in Great
Controversy. The first is Great
Controversy 654 and the second is Great Controversy 655 and 656. See, God is saying, “Babylon, yeah Babylon will come and they'll oppress, but Babylon is
not going to reign forever. The supporters of Babylon are going to turn against
her.” So the first of those statements is in Great
Controversy page 654 and the second statement which we're going to read
fully is found in The Great Controversy pages
655 and 656, in other words as she poured out upon God's people, God will
pour out upon her ~ Revelation says ~ doubled.
So will Habakkuk’s
plea to God eventually be answered? Yes. God will punish the apostates, and God
will punish the Babylonian oppressors, and God will save His faithful remnant.
This is the message of the book of Habakkuk. It's an encouraging book. Let's
read it. Let's study it so that we can be comforted by him.
Jadi di
sesi kita berikutnya kita akan membaca Habakuk 2:6-8 kemudian kita akan membaca
dua pernyataan yang luar biasa dari Ellen White di Great Controversy. Yang
pertama itu di Great Controversy hal. 654 dan yang
kedua di Great Controversy hal. 655-656. Lihat, Allah mengatakan, “Babilon,
ya Babilon akan datang dan mereka akan menindas, tetapi Babilon tidak akan
berkuasa selamanya. Para pendukung Babilon akan berbalik memusuhi dia.” Jadi yang pertama dari pernyataan-pernyataan
itu ada di Great Controversy hal. 654, dan yang kedua yang akan kita
baca seluruhnya ada di Great
Controversy hal. 655-656, dengan kata lain, sebagaimana dia
mencurahkan murkanya ke atas umat Allah, Allah akan mencurahkan murkaNya
kepadanya ~ kata Wahyu ~ dengan takaran dua kali lipat.
Jadi
apakah permohonan Habakuk kepada Allah akhirnya dijawab? Ya. Allah akan
menghukum orang-orang yang murtad, dan Allah akan
menghukum para penindas dari Babilon, dan Allah akan menyelamatkan umatNya yang
sisa yang setia. Inilah pekabaran dari kitab Habakuk, ini adalah kitab yang
membesarkan hati. Mari kita baca. Mari
kita pelajari supaya kita boleh dihibur olehnya.
21 05 25
No comments:
Post a Comment