Saturday, June 7, 2025

EPISODE 08/25 ~ THE GREAT PROPHECIES OF THE OLD TESTAMENT 1 ~ STEPHEN BOHR

 

THE GREAT PROPHECIES OF THE OLD TESTAMENT 1

Part 08/25 - Stephen Bohr

THE TYPOLOGY OF THE BOOK OF HABAKKUK PART 1

https://www.youtube.com/watch?v=VyPF-WGLq98&list=PLIWJyuxBfZ7je1L5eNH11ROzC-CaAKO3E&index=8

 

 

 

Dibuka dengan doa.

 

 

God called Habakkuk to be a prophet during the reign of good king Josiah, who died in the year 609 BC, this is just before the Babylonian exile, just before Israel was taken or Judah was taken for 70 years to Babylon.

Now the book of Habakkuk is a contemporary book with Jeremiah, Joel, Zephaniah, and Ezekiel. They're around the same time period, so we need to look at all of these books within the same context.  Although king Josiah spearheaded a great revival in Israel in the year 621 BC, when the book of the Law was discovered, it was too little too late. Israel could not be saved from Babylonian exile because of its consistent apostasy. Habakkuk in his book deplored the wickedness of Judah, of God's own people and he sighed and cried to the Lord, saying, “until when are You going to turn a blind eye to what is happening among Your people. How long are You going to keep silent?” And so God answers Habakkuk and He says, “I'm in control, I will punish apostate Judah by sending the Babylonians against them.” So we know that this is in the same context of the book of Ezekiel which deals with the captivity;  parts of Daniel that have to do with the captivity; and also as we'll see, with the book of Joel.

 

Allah memanggil Habakuk untuk menjadi nabi selama pemerintahan raja Yosia yang baik, yang mati di tahun 609 BC, ini sedikit waktu sebelum penawanan Babilon, sedikit sebelum Israel atau Yehuda dibawa ke Babilon untuk 70 tahun.

Nah, kitab Habakuk itu satu zaman dengan kitab Yeremia, Yoel, Zefanya, dan Yehezkiel. Mereka sekitar periode waktu yang sama. Jadi kita perlu menyimak semua kitab itu dalam konteks yang sama. Walaupun raja Yosia meluncurkan kebangunan rohani akbar di Israel di tahun 621 BC ketika kitab Hukum ditemukan, itu sudah terlambat dan tidak cukup. Israel tidak bisa diselamatkan dari pengasingan di Babilon karena kemurtadannya yang terus-menerus. Habakuk di kitabnya, mengeluhkan tentang kejahatan Yehuda, umat Allah sendiri, dan dia berkeluh kesah dan meratap kepada Tuhan, mengatakan, “Sampai kapan Engkau akan menutup mata kepada apa yang sedang terjadi di antara umatMu? Sampai kapan Engkau akan diam saja?” Maka Allah menjawab Habakuk dan Dia berkata, “Aku memegang kendali, Aku akan menghukum Yehuda dengan mengirim bangsa Babilon kepada mereka.” Jadi kita tahu ini dalam konteks yang sama dengan kitab Yehezkiel yang berurusan dengan pengasingan; sebagian dari kitab Daniel yang berkaitan dengan penawanan; dan juga seperti yang akan kita lihat, dengan kitab Yoel.

 

 

Now  Habakkuk is going to have a problem and his problem is how is God going to punish a less wicked nation by using a more wicked one. And God is going to have an answer for him. Now historical critical scholars ~ those are the ones that don't really believe in the inspiration of the Bible, they believe that the Bible is a product of the times, but the Holy Spirit was not really involved in the inspiration of Scripture ~ they say that chapters 1 and 2 have a different author than chapter 3, because they appear to be radically different. And that's true. Chapter 3 appears very different from chapters 1 and 2,  but we're going to find in our class that there's an explanation for that, why chapter 3, the literary style of chapter 3 is very different from the first two chapters.

 

Nah, Habakuk akan punya masalah, dan masalahnya ialah bagaimana Allah akan menggunakan bangsa lain yang lebih jahat untuk menghukum suatu bangsa yang tidak sejahat itu? Dan Allah akan punya jawabannya bagi Habakkuk.

Nah para pakar yang mengaplikasikan analisis sejarah dalam mempelajari ayat-ayat ~ ini adalah mereka yang tidak sungguh-sungguh mempercayai Alkitab itu diilhami ~ mereka percaya bahwa Alkitab itu hanya produk zaman itu, tetapi Roh Kudus tidak benar-benar terlibat mengilhami Kitab Suci ~ mereka mengatakan bahwa pasal 1 dan 2 itu penulisnya beda dengan pasal 3, karena tampaknya berbeda secara radikal. Dan itu benar. Pasal 3 tampaknya beda dari pasal 1 dan 2, tetapi kita akan melihat di kelas kita bahwa ada penjelasannya untuk hal tersebut, mengapa pasal 3, gaya literatur dari pasal 3 itu sangat beda dari dua pasal sebelumnya.

 

 

Now the book of Habakkuk must be a very important book, because it is quoted in three New Testament books. It is quoted in the book of Romans, it is quoted in the book of Galatians, and it is quoted in the book of Hebrews. So the fact that it's quoted in three books of the New Testament is significant, as we will find.

 

Nah, kitab Habakuk tentunya adalah kitab yang sangat penting karena dia dikutip di tiga kitab Perjanjian Baru. Dia dikutip di kitab Roma, dia dikutip di kitab Galatia, dan dia dikutip di kitab Ibrani. Maka faktanya dia dikutip di tiga kitab Perjanjian Baru itu signifikan, seperti yang akan kita simak.

 

 

Now the book of Habakkuk is a back and forth dialogue between the prophet and God.

v   In chapter 1:1-4  Habakkuk cries out to God

v   In verses 5-11 of chapter 1, God responds to Habakkuk.

v   Then from chapter 1:12 through chapter 2:1 Habakkuk once again speaks to God.

v   Chapter 2:2-20 God speaks to Habakkuk once again.

v   Chapter 3:1-2  Habakkuk speaks to God.

v   And in chapter 3:3 and following,  Habakkuk speaks about God, not to God but about God.

So the book is a back and forth between Habakkuk and God.

 

Now kitab Habakuk adalah sebuah dialog bolak-balik antara nabi itu dan Allah.

v   Di pasal 1:1-4  Habakuk berseru kepada Allah.

v   Di ayat-ayat 5-11 pasal 1, Allah merespon Habakuk.

v   Kemudian dari pasal 1:12 hingga pasal 2:1 Habakuk sekali lagi bicara kepada Allah.

v   Pasal 2:2-20 Allah bicara kepada Habakuk sekali lagi.

v   Pasal 3:1-2  Habakuk bicara kepada Allah.

v   Dan di pasal 3:3 dan seterusnya,  Habakuk bicara tentang Allah, bukan kepada Allah, melainkan tentang Allah.

Jadi kitab ini adalah pembicaraan bolak-balik antara Habakuk dan Allah.

 

 

The book of Habakkuk begins with Habakkuk crying out to the Lord, “Until when will You turn a blind eye to the wickedness of Judah, the wickedness of Your very own people? Until when will the wicked oppress the righteous in Judah?”

God answered Habakkuk’s plea by assuring him that He would punish Judah by bringing the Babylonians against them.

However this created a bigger problem in the mind of Habakkuk. Because Habakkuk says to the Lord, “How can You use a more wicked nation like the Babylonians to punish a less wicked one, which is Judah?”

God answered this in chapter 3 by telling Habakkuk, “Habakkuk, don't you worry. I am going to come and I am going to punish both the apostate in Judah, and I am going to punish the Babylonians who will come against them.”

 

Kitab Habakuk dimulai dengan Habakuk berseru kepada Tuhan, “Sampai kapan Engkau akan menutup mata kepada kejahatan Yehuda, kejahatan umatMu sendiri? Sampai kapan orang-orang jahat akan menindas yang benar di Yehuda?”

Allah menjawab permohonan Habakuk dengan meyakinkan dia bahwa Allah akan menghukum Yehuda dengan mendatangkan bangsa Babilon untuk menyerang mereka.

Namun, ini menciptakan masalah yang lebih besar di benak Habakuk. Karena Habakuk berkata kepada Tuhan, “Bagaimana Engkau bisa memakai suatu bangsa yang lebih jahat seperti Babilon untuk menghukum sebuah bangsa yang tidak sejahat itu yang adalah Yehuda?”

Allah menjawab ini di pasal 3 dengan memberitahu Habakuk, “Habakuk, jangan khawatir. Aku akan datang dan Aku akan menghukum yang murtad di Yehuda, dan Aku akan menghukum bangsa Babilon yang akan datang menyerang mereka.”

 

 

So let's read Habakkuk 1:1-4. I included the verses here in our study notes. Habakkuk 1:1-4, 1The oracle that Habakkuk the prophet received…” Now notice how it begins. “…2How long, O Lord, must I call for help, but You do not listen?...”  does that ring a bell? “How long, oh, Lord?” The book of Revelation 6:9-11, the Fifth Seal, there's the martyrs under the altar that have been persecuted by the Papacy (who profess to be God's own people), and they are crying out, “How long oh, Lord, do You not judge and avenge our blood which is shed on the earth?” So Habakkuk has a similar problem. It's the wicked among God's people who are persecuting the righteous among God's people, so it's not talking about Babylon yet, it's talking about the problem within Judah. So once again it says, “…Or cry out to You, ‘Violence!’  but You do not save? 3Why  do You  make  me  look  at   injustice?  Why  do  You  tolerate  wrong? Destruction and violence are before me; there is strife, and conflict abounds. 4Therefore the Law is paralyzed,…” I'm reading from the NIV by the way,  “…and  justice never prevails. The wicked  hem in the righteous, so that justice is perverted.” (NIV)

Are you catching the picture? What problem is being portrayed here? Is it people outside the Covenant community that are persecuting those inside the Covenant community, or is it the wicked inside the Covenant community ~ the apostates ~ who are persecuting the faithful remnant? I think the second is definitely clear.

 

Jadi mari kita  baca Habakuk 1:1-4. Saya sudah memasukkan ayat-ayat ini dalam makalah kita. Habakuk 1:1-4, 1  Nubuatan yang diterima oleh nabi Habakuk…”  sekarang simak bagaimana mulainya. “…2 Berapa lama lagi, ya TUHAN, aku harus berteriak minta tolong, tetapi Engkau  tidak mendengar?…”  apakah ini terdengar familer? “Berapa lama lagi, ya Tuhan?” Kitab Wahyu 6:9-11, Meterai Kelima, ada para martir di bawah mezbah yang dipersekusi Kepausan (yang mengaku sebagai umat Allah sendiri), dan mereka sedang berseru, Sampai berapa lamakah lagi, ya, Tuhan, yang kudus dan benar, hingga Engkau  menghakimi dan membalaskan darah kami kepada mereka  yang diam di bumi?” (Wahyu  6:10). Jadi Habakuk punya masalah yang sama. Orang-orang jahat di antara umat Allah mempersekusi orang-orang benar di antara umat Allah, jadi ini masih belum bicara tentang Babilon, ini bicara tentang masalah di dalam Yehuda. Jadi sekali lagi dikatakan, “…Atau berseru kepada-Mu, ‘Kekerasan!’ tetapi Engkau tidak menolong? 3 Mengapa Engkau membuat aku melihat ketidakadilan? Mengapa Engkau menoleransi kesalahan? Perusakan dan kekerasan ada di hadapanku; pertikaian dan konflik berlimpah. 4 Itulah sebabnya Hukum sudah lumpuh…”  saya membaca dari NIV, “…dan keadilan tidak pernah menang. Orang fasik mengepung orang benar, sehingga keadilan dibengkokkan…” 

Apakah kalian menangkap gambarnya? Masalah apa yang digambarkan di sini? Apakah orang-orang di luar komunitas umat Allah yang mempersekusi mereka yang di dalam komunitas umat Allah, atau apakah mereka yang jahat di dalam komunitas umat Allah (mereka yang murtad) yang mempersekusi umat sisa yang setia? Menurut saya kemungkinan kedua itu yang jelas sekali.

 

 

Now here's a summary of the condition among God's professed people. What Habakkuk describes, is happening among those who claim to be God's people: one group who claim to be God's people are oppressing another group who are truly God's people. Habakkuk cried out to God asking how long he would have to cry out for God to judge the oppressors of the faithful, and you have the verses there from the book of Revelation where you have a similar scene. He wondered how long the wicked professors would prosper while the righteous suffered. Habakkuk complained that the righteous suffered violence at the hand of their oppressors, of their own people, and nothing seemed to happen. The Law was powerless to stem the injustice. There was no justice in the land.

So the first problem in the book of Habakkuk is within the Covenant community, within God's people. There were the righteous  which were being mistreated by the wicked. But God then informed Habakkuk that things were going to get a lot worse. The Babylonians would come from the East, and devastate the city of Jerusalem and its inhabitants.

 

Nah, ini rangkuman dari kondisi di antara mereka yang mengaku umat Allah. Apa yang digambarkan Habakuk sedang terjadi di antara mereka yang mengklaim sebagai umat Allah. Satu kelompok yang mengklaim sebagai umat Allah, sedang menindas kelompok lain yang benar-benar umat Allah. Habakuk berseru kepada Allah, menanyakan berapa lamanya dia harus berseru kepada Allah supaya menghakimi para penindas orang-orang yang setia. Dan ayat-ayatnya dari kitab Wahyu mengenai adegan yang mirip ada di makalah. Habakuk bertanya-tanya berapa lama para penindas yang mengaku umat Allah masih akan berjaya sementara orang-orang benar menderita. Habakuk mengeluh bahwa orang-orang benar menderita kekerasan di tangan para penindas, dari bangsa mereka sendiri, dan sepertinya Tuhan tidak berbuat apa-apa. Hukum tidak berdaya mengekang maraknya ketidakadilan. Tidak ada keadilan di dalam negeri.

Jadi masalah pertama di kitab Habakuk itu dalam komunitas Perjanjian, dalam komunitas umat Allah. Ada mereka yang benar yang diperlakukan buruk oleh mereka yang jahat. Tetapi Allah lalu memberitahu Habakuk bahwa kondisi masih akan menjadi semakin buruk. Bangsa Babilon akan datang dari sebelah Timur, dan menghancurkan kota Yerusalem dan penduduknya.

 

 

By the way, was there going to be a remnant left? This's where we need to look at Ezekiel, right? There's going to be a group that is sealed that are faithful, they sigh and cry. By the way, is Habakkuk sighing and crying? He most certainly is, because of the abominations that are being committed among those who professed to be God's people. So there is going to be a remnant within God's people, according to this.

 

Nah, apakah akan ada umat yang sisa yang tertinggal? Di sinilah kita perlu menyimak Yehezkiel, benar? Akan ada satu kelompok yang dimeteraikan yang setia, mereka berkeluh kesah dan meratap. Nah, apakah Habakuk berkeluh kesah dan meratap? Tentu saja, karena adanya kekejian-kekejian yang sedang dilakukan di antara mereka yang mengaku sebagai umat Allah. Jadi menurut ini akan ada umat yang sisa di dalam kelompok umat Allah.

 

 

So God says, “I'm going to send the Babylonians, they're going to come from the East and devastate the city and its inhabitants. The enemy would come...” Notice the vivid terminology, “…the enemy would come as a vulture, and his armies would be swifter than leopards, and fiercer than wolves. They would be thirsty for violence...” You have all the verses there in parenthesis. “…they would kill some, and gather captives like the sand of the sea. They would scoff at the fortresses of kings, and their own strength would be their god.”

 

Jadi Allah berkata, “Aku akan mengirim bangsa Babilon, mereka akan datang dari Timur dan menghancurkan kota dan penduduknya. Musuh akan datang…” simak istilah yang hidup ini, “…musuh akan datang seperti burung bangkai, dan tentaranya lebih cepat daripada macan tutul, dan lebih ganas daripada serigala. Mereka haus kekerasan…” Semua ayat ini ada dalam kurung (Habakuk 1:5-11). “…mereka akan membunuh sebagian, dan mengumpulkan tawanan seperti pasir di laut. Mereka akan mengejek benteng-benteng para raja, dan kekuatan mereka sendiri akan menjadi dewa mereka.”

 

 

Now let's read the description as we find it in the Bible. Habakkuk 1:5-11, 5Look at the nations and watchand be  utterly amazed. For I am going to do…” this is God speaking  “…I am going to do something in your days that you would  not believe, even  if you were told…” so it's going to be pretty bad, isn't it? You wouldn't believe it, if you actually were told about it.  “…6 I am raising up  the Babylonians…” God says,  “…that ruthless and impetuous people, who sweep across the whole earth to seize dwelling places not their own. 7They are a feared and dreaded people; they are a law to themselves and promote their own honor. 8 Their horses are swifter than leopards, fiercer than wolves at dusk. Their cavalry gallops headlong; their horsemen come from afar. They  fly like a vulture swooping to devour; 9 they all come  bent on violence. Their hordes advance like a  desert wind and gather prisoners like sand. 10 They deride kings and scoff at rulers. They  laugh at all fortified cities; they build earthen ramps and capture them. 11 Then they sweep past like the wind and go onguilty men, whose own strength is their god.” (NIV)

What a description of the Babylonians that were going to come against apostate Judah, because apostate Judah was practicing abominations, was in a apostasy, and was mistreating the faithful within Judah. The gloom and doom that God predicted would come upon His professed people, depressed the prophet. However, Habakkuk recognized that the righteous would not perish. See, Habakkuk also has the idea of a remnant, not only Ezekiel. He understood that God had appointed the Babylonians to punish Judah for their wickedness.

 

Sekarang mari kita  baca deskripsinya seperti yang ada di Alkitab. Habakuk 1:5-11,5 Lihatlah bangsa-bangsa dan perhatikanlah, dan jadilah sangat kagum. Sebab Aku akan melakukan…”  yang sedang bicara ini Allah,  “…Aku akan melakukan sesuatu di zamanmu yang tidak akan kamu percayai, walaupun kamu diberitahu…”  berarti ini cukup buruk, bukan? Kamu tidak akan percaya kalaupun kamu benar-benar diberitahu tentang hal itu.   “…6 Aku sedang membangkitkan bangsa Babilon…” Allah berkata,  “…bangsa yang kejam dan tidak sabaran itu, yang menyapu seluruh bumi untuk merebut tempat-tempat tinggal yang bukan kepunyaan mereka. 7 Mereka adalah bangsa yang ditakuti dan mengerikan; mereka tidak tunduk kepada hukum siapa pun, dan hanya menghargai kehormatan mereka sendiri. 8 Kuda mereka lebih cepat daripada macan tutul, lebih ganas daripada serigala di waktu senja. Pasukan kuda mereka bergegas menderap, penunggang kuda mereka datang dari jauh. Mereka terbang seperti burung bangkai yang menyambar untuk melahap. 9 Mereka semuanya datang bertekad untuk melakukan kekerasan. Kelompok mereka maju seperti angin gurun, dan mengumpulkan tawanan seperti pasir banyaknya. 10 Mereka mencemooh raja-raja dan menghina penguasa-penguasa. Mereka menertawakan semua kota benteng; mereka membangun gundukan-gundukan  tanah dan menawan benteng-benteng mereka. 11 Lalu mereka melesat lewat seperti sapuan angin dan terus pergi ~ orang-orang yang bersalah, yang mendewakan kekuatannya sendiri.”

Deskripsi tentang bangsa Babilon yang luar biasa, yang akan datang menyerang Yehuda yang murtad, karena Yehuda yang murtad sedang mempraktekkan kekejian-kekejian, berada dalam kemurtadan, dan memperlakukan mereka yang setia di Yehuda dengan buruk. Kesuraman dan kematian yang diprediksi Allah akan datang ke atas mereka yang mengaku sebagai umatNya, membuat nabi Habakuk depresi. Namun, Habakuk mengenali bahwa orang-orang benar tidak akan binasa. Lihat, Habakuk juga kenal konsep suatu umat yang sisa, bukan hanya Yehezkiel. Dia mengerti bahwa Allah telah menetapkan bangsa Babilon untuk menghukum Yehuda karena kejahatan mereka.

 

 

Notice Habakkuk 1:12, 12 O Lord, are you not from everlasting? My God, my Holy One,  we will not die. O Lord, you have appointed  them…”  that is the Babylonians “…to execute judgment; O Rock, you have ordained  them to punish…” so God ordained the Babylonians to punish the apostate in Jerusalem. But Habakkuk says very clearly here,  we will not die”(NIV)  there will be a faithful group that will survive this onslaught by the Babylonian armies.

 

Simak Habakuk 1:12, 12 Ya, Tuhan, bukankah Engkau, dari kekekalan? Allahku, Mahakudus-ku, kami tidak akan mati. Ya TUHAN, Engkau telah metetapkan mereka…”  yaitu bangsa Babilon, “…untuk mengeksekusi hukuman; ya Gunung Batu, Engkau telah menentukan mereka untuk menghukum…” jadi Allah telah menetapkan bangsa Babilon untuk menghukum mereka yang murtad di Yerusalem. Tetapi di sini Habakuk sangat jelas, “…kami tidak akan mati.” Akan ada sekelompok orang yang setia yang akan selamat dari serangan tentara Babilon ini.

 

 

However, now Habakkuk has a serious problem like I mentioned before. He's going to say to God now, “How in the world can You use such a wicked nation…” like is described here that we just read, “…how in the world can You use such a ruthless nation like the Babylonians to punish those in Judah who are far less wicked than the Babylonians, well, less than the Jews?”  Habakkuk 1:13, here Habakkuk says to God,  13 Your eyes are too pure to look on evil; You cannot tolerate wrong. Why then do You tolerate the treacherous? Why are You silent while the wicked swallow up those more righteous than themselves?”(NIV)

Are you understanding Habakkuk’s dilemma, saying, “The Babylonians are far worse, how is it that You use the Babylonians to come and punish Judah which is far less wicked than is Babylon?”  The response of God was that all evil is equal, evil is evil.

 

Namun, sekarang Habakuk punya masalah yang serius seperti yang sudah saya singgung sebelumnya. Dia akan berkata kepada Allah sekarang, “Bagaimana bisa Engkau memakai sebuah bangsa yang jahat…” seperti yang digambarkan di sini yang baru kita baca,  “…bagaimana Engkau bisa memakai sebuah bangsa yang begitu kejam seperti bangsa Babilon untuk menghukum mereka yang di Yehuda yang tidak sejahat bangsa Babilon?”

Habakuk 1:13, di sini Habakuk berkata kepada Allah, 13 Mata-Mu terlalu suci untuk melihat kejahatan dan Engkau tidak bisa mentoleransi kesalahan. Kalau begitu mengapa Engkau mentoleransi yang berkhianat? Mengapa Engkau diam sementara orang fasik menelan yang lebih benar daripada mereka?…”  Apakah kalian paham dilema Habakuk yang mengatakan, “Bangsa Babilon jauh lebih buruk, bagaimana Engkau mau memakai bangsa Babilon untuk datang dan menghukum Yehuda yang tidak seburuk Babilon?” Respons Allah ialah, semua kejahatan itu sama, kejahatan adalah kejahatan.

 

 

Habakkuk compared men to fish and complained that Babylon cast its net, caught men, and led them into captivity, then they emptied their net, continued to do the same to other nations, and then offered sacrifices in honor of their gods for their success. So the Babylonians were pretty bad, right? A lot worse probably than Judah. Notice Habakkuk 1: 14-17 where we find the description that I just mentioned. 14 You have made men  like fish in the sea…” we shouldn't be surprised that men are compared with fish. Jesus said, “Follow Me and I will make you fishers of men.” So it shouldn't surprise us that here the Babylonians are compared with fish. “…14 You have made men  like fish in the sea like sea creatures that have no ruler. 15 The wicked foe pulls all of them up with hooks…”  speaking of the Babylonians, “…he catches them in his net, he gathers them up in his dragnet; and so he  rejoices and is glad. 16Therefore he sacrifices to his net and burns incense to his dragnet, for by his net he lives in luxury  and  enjoys  the  choicest food. 17 Is  he  to  keep  on  emptying  his  net, destroying nations  without mercy?” (NIV)

Are you understanding what Habakkuk is saying? He's describing the Babylonians that are going to come. He says, “How can You allow him to keep emptying his net, destroying nations without mercy?”

In chapter 3 God will answer Habakkuk by telling him that both the wicked in Judah and the Babylonians who oppress His people would be punished and the righteous would be delivered. Then Habakkuk stood by to see how God would answer his complaint.

 

Habakuk membandingkan manusia dengan ikan dan mengeluh bahwa Babilon melemparkan jalanya, menangkap manusia, dan membawa mereka ke dalam penawanan, kemudian mereka mengosongkan jala mereka, lanjut melakukan yang sama kepada bangsa-bangsa lain. Lalu mereka mempersembahkan kurban untuk menghormati dewa-dewa mereka atas keberhasilan mereka. Jadi bangsa Babilon itu cukup buruk, kan? Jauh lebih buruk daripada Yehuda.

Simak Habakuk 1:14-17 di mana kita temukan deskripsi yang baru saya singgung. 14 Engkau telah menjadikan manusia seperti ikan di laut, …”  kita tidak usah heran manusia dibandingkan dengan ikan. Yesus berkata, Ikutlah Aku, dan Aku akan menjadikan kamu penjala manusia.”(Matius 4:19). Jadi kita tidak terkejut di sini bangsa Babilon dibandingkan dengan ikan. “…14 Engkau telah menjadikan manusia seperti ikan di laut, seperti binatang-binatang laut yang tidak punya pemimpin. 15 Musuh yang jahat menarik mereka semuanya naik dengan kail…” bicara tentang orang-orang Babilon,   “…dia menangkap mereka dalam jalanya, dia mengumpulkan mereka dalam jalanya; itulah sebabnya ia bersukacita dan bergembira. 16 Itulah sebabnya dia mempersembahkan kurban bagi jalanya dan membakar dupa untuk jalanya; sebab oleh jalanya dia hidup dalam kemewahan dan menikmati makanan yang paling enak. 17 Apakah dia boleh terus-menerus mengosongkan jalanya, menghancurkan bangsa-bangsa tanpa belas kasihan?”

Apakah kalian paham apa yang dikatakan Habakuk? Dia menggambarkan bangsa Babilon yang akan datang menyerbu. Dia berkata, “Bagaimana Engkau mengizinkan dia terus menerus mengosongkan jalanya, menghancurkan bangsa-bangsa tanpa belas kasihan?”

Di pasal 3, Allah akan menjawab Habakuk dengan mengatakan kepadanya bahwa baik mereka yang jahat di Yehuda, dan bangsa Babilon yang menindas umatNya, akan dihukum; dan orang-orang benar akan diselamatkan. Lalu Habakuk menunggu untuk melihat bagaimana Allah akan menjawab keluhannya.

 

 

Now let me ask you, is this similar to an end time scenario?

1.    Is there going to be persecution of God's people by those who profess to be God's people?

2.    Is there going to be oppression by Babylon against God's people?

Absolutely! So basically we have type and anti-type. At the end of time, Babylon is not literal Babylon, but it's going to be as ruthless against God's faithful remnant as was ancient Babylon, even to the point of forbidding buying and selling and proclaiming a death decree against God's people. And during the little Time of Trouble there is going to be persecution against God's people from inside and from outside.

 

Sekarang coba saya tanya, apakah ini mirip dengan skenario akhir zaman?

1.    Apakah nanti akan ada persekusi atas umat Allah oleh mereka yang mengaku sebagai umat Allah?

2.    Apakah nanti akan ada penindasan oleh Babilon terhadap umat Allah?

Tentu saja! Jadi pada dasarnya di sini ada tipe dan antitipe. Pada akhir masa, Babilon bukan Babilon literal, tetapi dia akan sama kejamnya terhadap umat Allah yang sisa yang setia sebagaimana Babilon purba, bahkan hingga melarang berjual-beli dan memproklamasikan sebuah titah untuk membunuh umat Allah. Dan selama Masa Kesukaran Kecil akan ada persekusi terhadap umat Allah dari dalam maupun dari luar.

 

 

In fact Ellen White has several statements. They are in the Matthew 24 study notes where she says that our worst enemies are going to be those within the church, within our remnant church. She actually says that friends, relatives, fellow members, are going to persecute God's people, not only the Babylonians outside, but also those who are within the Covenant community. So, at the end of time this isn't going to be only in the Middle East, it's going to be global, it's going to be the Harlot and her cohorts, and some within the Covenant community that are going to rise to persecute God's faithful people.

 

Bahkan Ellen White punya beberapa pernyataan. Mereka ada di makalah Studies in Matthew 24 di mana dia mengatakan bahwa musuh terbesar kita ialah mereka yang ada di dalam gereja, di dalam gereja umat sisa kita. Ellen White benar-benar mengatakan bahwa teman-teman, kerabat, sesama jemaat, akan mempersekusi umat Allah, bukan hanya orang-orang Babilon di luar sana tetapi juga mereka yang ada di dalam komunitas Perjanjian. Jadi pada akhir zaman ini tidak hanya akan ada di Timur Tengah, ini akan menjadi global, ini adalah si Perempuan Pelacur dan kroni-kroninya, dan beberapa dari dalam komunitas umat Allah yang akan bangkit untuk mempersekusi umat Allah yang setia.

 

 

And so now Habakkuk he's lodged his complaint, and now he stands by, he says, “I'm going to see what God is going to answer.”

And so we go to chapter 2:1, 1 I will stand at  my watch and station myself on the ramparts;  I will look to see what he will say to me, and what answer I am to give to this complaint.” (NIV)

So Habakkuk says, “Okay, now I've  spoken. God has spoken. Now I'm going to stand by to see what's going to happen.”

God answered Habakkuk and promised that Babylon would be dealt with. In fact the vision that Habakkuk has received was so vitally important that God ordered him to write it, so clearly on tablets, that as the eyes of the observer rolled over the message, it could be readily read and understood.  So God is saying to Habakkuk, “Write it down so that everybody can read it.”

 

Maka sekarang Habakuk telah menyampaikan keluhannya, dan sekarang dia menunggu, dia berkata, “Aku mau melihat bagaimana Allah akan menjawab.”

Maka kita ke pasal 2:1, 1 Aku akan berdiri di tempat aku berjaga dan menempatkan diriku di tempat pertahananku, aku mau melihat untuk menyimak apa yang akan difirmankan-Nya kepadaku, dan jawaban apa yang akan kuberikan kepada keluhan ini.”

Jadi Habakuk berkata, “Baiklah, sekarang aku sudah bicara. Allah sudah bicara. Sekarang aku akan menunggu untuk melihat apa yang akan terjadi.”

Allah menjawab Habakuk dan berjanji bahwa Babilon akan ditangani. Bahkan penglihatan yang telah diterima Habakuk itu sedemikian pentingnya Allah menyuruh Habakuk menulisnya dengan jelas pada loh-loh, sampai mata orang yang melintas di depan pesan itu, bisa membaca dan memahaminya. Jadi Allah berkata kepada Habakuk, “Tulislah, supaya semua orang bisa membacanya.”

 

 

By the way that expression that is used here in verses 2-4, let's read those verses and then I'll come back to Amos 8:12, Daniel 12:4, and Zechariah 4:10, where the same idiom is used.

Back to verses 2 to 4 it says, Then the Lord answered me and said: Write the vision and make it plain on tablets, that he may run who reads it…” there's the idiom, we'll come back to that,  “…that he may run who reads it…” in other words, if you're running, you're still able to read about the vision.  “…For the vision is yet for an appointed time; but at the end it will speak, and it will not lie. Though it tarries, wait for it; because it will surely come, it will not tarry. Behold the proud, his soul is not upright in him; but the just shall live by his faith.”

Nah, ungkapan yang dipakai di sini di ayat 2-4, mari kita  baca ayat-ayat itu kemudian saya akan kembali ke Amos 8:12, Daniel 12:4, dan Zakharia 4:10 di mana ungkapan yang sama dipakai.

Kembali ke ayat 2-4, dikatakan, 2 Lalu TUHAN menjawab aku, dan berkata, ‘Tuliskanlah penglihatan itu dan buatlah yang jelas pada loh-loh, supaya…” ini ungkapannya, nanti kita kembali kemari, “…supaya orang sambil lari dapat membacanya…”  dengan kata lain, jika orang itu sedang berlari, dia masih bisa membaca tentang penglihatan itu. “…3 Sebab penglihatan itu masih untuk waktu yang ditentukan; tetapi akhirnya ia akan bicara, dan ia tidak akan bohong. Walaupun dia belum datang, nantikanlah itu, sebab itu sungguh-sungguh akan datang, ia tidak akan lambat. 4 Lihatlah orang yang sombong, hatinya tidak lurus, tetapi orang yang benar  akan hidup oleh imannya.”

 

 

Where do we find that expression “the just shall live by his faith”?

ü  In Romans. Where else?

ü  In Galatians. Where else?

ü  In Hebrews.

By the way the next lesson after we finish Habakkuk is going to be a continuation of what is meant by “the just shall live by faith” because that is the critical phrase that we find in the entire book. But we'll come to that later.

 

Di mana kita menemukan ungkap “orang benar akan hidup oleh imannya”?

ü  Di Roma (1:17), mana lagi?

ü  Di Galatia (3:11), mana lagi?

ü  Di Ibrani(10:38).

Nah, di pelajaran berikut setelah kita menyelesaikan Habakuk, kita akan melanjutkan dengan apa yang dimaksud oleh  “orang benar akan hidup oleh imannya” karena itulah ungkapan yang penting yang kita temukan di seluruh kitab. Tetapi kita akan ke sana nanti.

 

 

So what does it mean here  “that he may run who reads it”? This is an idiom. Go with me to Amos 8:12, Amos chapter 8 and actually let's read also verse 11, Amos 8:11-12, let's see if I can find Mr. Amos here, this is one of the Minor Prophets. Chapter 8:11, by the way they're speaking about the close of probation. 11 ‘Behold, the days are coming,’ says the Lord God, ‘That I will send a famine on the land, not a famine of bread, nor a thirst for water, but of hearing the Words of the Lord 12 They shall wander from sea to sea, and from north to east; they shall run…” what? “…to and fro…” there's the idiom, in other words, many are going to run from here, there, and what are they going to do? Well, they're searching for something, it says,  “…they shall run to and fro seeking…” what?  “…the Word of the Lord, but shall not find it.”

And the idiom is also used in Zechariah 4:10 where it says that “the eyes of the Lord run to and fro.”

So this has to do with the vision being so clear written on tablets that anyone who runs or anyone's eyes that look at it are going to be able to read it and understand it.

 

Jadi apa yang dimaksudnya di sini, “orang sambil lari dapat membacanya”? Ini adalah sebuah ungkapan. Marilah bersama saya ke Amos 8:12, Amos pasal 8 dan sebenarnya mari kita baca juga ayat 11, Amos 8:11-12, coba lihat apakah saya bisa menemukan Tn. Amos di sini, ini adalah salah satu Nabi Kecil. Pasal 8:11, nah, mereka bicara tentang tutupnya pintu kasihan. 11 Lihat, waktunya akan datang,’ demikianlah Firman Tuhan ALLAH,  ‘Aku akan mengirimkan kelaparan ke negeri ini, bukan kelaparan akan roti, dan bukan kehausan akan air, melainkan akan mendengarkan Firman TUHAN. 12 Mereka akan mengembara dari laut ke laut dan dari utara ke timur, mereka akan berlarian…” apa?   “…ke sana kemari…”  ini ungkapannya. Dengan kata lain banyak yang akan berlarian di sini, di sana, dan apa yang akan mereka lakukan? Nah, mereka sedang mencari sesuatu, dikatakan, “…mereka akan berlarian ke sana kemari mencari…” apa? “…Firman TUHAN, tetapi tidak akan mendapatkannya.’…”

Dan ungkapan yang sama juga dipakai di Zakharia 4:10 di mana dikatakan bahwa “mata TUHAN, yang hilir mudik”.

Jadi ini berkaitan dengan penglihatan yang begitu jelas tertulis di loh-loh sehingga siapa pun yang sedang berlari, atau mata siapa pun yang melihatnya akan bisa membacanya dan memahaminya.

 

 

Now let's continue here, the middle of page 85. The contrast here is between those who are proud ~ because it says  Behold the proud, his soul is not upright in him…” that's one group  “…but the just shall live by his faith...” that's the second group.

Now Habakkuk here plays the role of those who sigh and cry to God, because of the abominations that are being committed in Jerusalem. By the way remember that Ezekiel and Habakkuk are contemporaries, in other words, we can take what Ezekiel says and we can take what Habakkuk says about Judah, and they complement each other because they're dealing with the same problem that existed in Judah at that time, and both of them deal with the coming of the Babylonians against Jerusalem. And so we not only have to stay in Habakkuk, we also have to go to Ezekiel, we also have to go to Joel, like we're going to do later on in this series, because they all portray in a different way the problem that existed among  God's people and the invasion by the Babylonians.

 

Nah, mari kita lanjut, bagian tengah hal. 85. Kontrasnya di sini ialah antara mereka yang sombong ~ karena dikatakan, 4 Lihatlah orang yang sombong, hatinya tidak lurus,…”  ini satu kelompok, “…tetapi orang yang benar akan hidup oleh imannya…”  ini kelompok yang kedua.

Nah, di sini Habakuk memainkan peranan mereka yang berkeluh kesah dan meratap kepada Allah karena kekejian-kekejian yang dilakukan di Yerusalem. Nah, ingatlah bahwa Yehezkiel dan Habakuk itu satu zaman, dengan kata lain kita bisa mengambil apa yang dikatakan Yehezkiel dan kita bisa mengambil apa yang dikatakan Habakuk tentang Yehuda, dan mereka saling melengkapi karena mereka berkaitan dengan masalah yang sama yang ada di Yehuda pada masa itu, dan keduanya sama-sama menghadapi kedatangan bangsa Babilon ke Yerusalem. Maka kita tidak hanya berkutet dengan Habakuk, kita juga harus ke Yehezkiel, kita juga harus ke Yoel seperti yang akan kita lakukan nanti di serie ini, karena mereka semuanya menggambarkan dengan cara yang berbeda masalah yang ada di antara umat Allah dan invasi bangsa Babilon.

 

 

So Habakkuk here plays the role of those who sigh and cry. Where does that come from? Ezekiel. Is Habakkuk crying out? Yes! Is Ezekiel crying out? Yes! So they complement each other. The prophet Ezekiel like Habakkuk explained that after He punished apostate Israel God said, “I will punish Babylon then.”

 

Jadi di sini Habakuk memainkan peranan mereka yang berkeluh kesah dan meratap. Dari mana datangnya itu? Yehezkiel. Apakah Habakuk meratap keras? Ya! Apakah Yehezkiel meratap keras? Ya! Jadi mereka saling melengkapi. Nabi Yehezkiel seperti Habakuk menjelaskan bahwa setelah Allah menghukum Israel murtad, Allah berkata, “Aku akan menghukum Babilon saat itu.”

 

 

God answered Habakkuk’s two questions by telling him that although the fulfillment of the vision would appear to tarry, it would be fulfilled. It was so clear on the tablets that you could take it to the bank that it was going to be fulfilled. We must remember and this is very important, that chapters 1 and 2 of Habakkuk are the type; and chapter 3 is the antitype. Remember that. Chapter 1 and 2 are the type, the small scale model from the Old Testament. Chapter 3 is actually the fulfillment of the type, and that'll become clear as we go along.

So He would punish Babylon as well. God answered Habakkuk’s two questions by telling him that although the fulfillment of the vision would appear to tarry, it would be fulfilled. So we must remember that chapters 1 and 2 of Habakkuk are the type, and chapter 3 is the antitype. In the historical application, Babylon was about to come in judgment against God's apostate people, the vision would seem to tarry but it would be fulfilled, locally and with literal Israel. Okay?  So chapter 1 and 2 this is going to happen to literal Israel, in the literal Holy Land, but then the portrayal of what happens with literal Israel in the local land becomes a type for a small scale illustration of what's going to happen at the end of time on a broader scale. Are you understanding the point?

 

Allah menjawab dua pertanyaan Habakuk dengan memberitahu dia bahwa walaupun penggenapan penglihatan itu sepertinya lambat, tapi itu akan digenapi. Itu sudah sangat jelas di loh-loh sehingga bisa dipastikan itu akan digenapi. Kita harus ingat ini, dan ini sangat penting, bahwa Habakuk pasal 1 dan 2 itu tipenya; dan pasal 3 itu antitipenya. Ingat itu. Pasal 1 dan 2 itulah tipenya, model skala kecilnya dari Perjanjian Lama. Pasal 3 sebenarnya adalah penggenapan tipe itu,  dan ini akan menjadi jelas sambil kita lanjut.

Jadi Allah akan menghukum Babilon juga. Allah menjawab dua pertanyaan Habakuk dengan memberitahu dia bahwa walaupun penggenapan penglihatan itu sepertinya lambat, tapi itu akan digenapi. Jadi kita harus ingat bahwa Habakuk pasal 1 dan 2 adalah tipe, dan pasal 3 itu antitipenya. Di aplikasi sejarahnya, Babilon akan datang untuk menghukum umat Allah yang murtad. Penglihatan tersebut sepertinya tidak jadi-jadi, tetapi itu pasti akan digenapi secara lokal pada bangsa Israel literal. Oke? Jadi pasal 1 dan 2 ini akan terjadi pada Israel literal, di Tanah Suci literal, tetapi apa yang terjadi pada Israel literal di tempat yang lokal, menjadi tipe ilustrasi skala kecil dari apa yang akan terjadi pada akhir zaman dengan skala yang lebih luas. Apakah kalian memahami poin ini?

 

 

v   You know, it's kind of like, let me mention another type. A lamb.

The lamb is a type, right? What did the lamb point to? A greater reality: Jesus Christ. And so when you have a small scale model, then you have a greater fulfillment of the future.

v   The same with Jonah.

You know Jonah is the type, he's a small scale model, he's swallowed by a literal fish and he spends three days and three nights in the grave, that's the word that is used. But then that small scale model of the prophet, in the future it applies to Jesus not in the belly of a fish, but in the belly of the earth, and Jesus spends three days and three nights as Jonah spent three days and three nights in the belly of the fish. Are you understanding typology?

Later on we're going to give some rules of how to interpret typology, because there's certain principles that we have to apply. You can't just say, “Oh, this represents this.” No! There are certain principles that you have to apply in order to know that you have a type and an anti-type.

 

v   Kalian tahu, ini seperti, coba saya berikan tipe yang lain. Seekor domba.

Domba itu adalah sebuah tipe, benar? Domba itu menunjuk ke apa? Realita yang lebih besar: Yesus Kristus. Maka bila ada sebuah model skala kecil,  ada penggenapan yang lebih besar di masa yang akan datang.

v   Sama dengan Yunus.

Kalian tahu Yunus adalah sebuah tipe, dia adalah model skala kecilnya, dia ditelan oleh seekor ikan literal dan dia berada tiga hari dan tiga malam dalam kubur, itulah kata yang dipakai. Tetapi model skala kecil dari nabi Yunus ini  di masa depan itu diaplikasikan kepada Yesus, bukan di dalam perut seekor ikan tetapi di dalam perut bumi, dan Yesus berada tiga hari dan tiga malam di sana sebagaimana Yunus tiga hari dan tiga malam dalam perut ikan. Apakah kalian memahami tipologi?

Nanti kita akan melihat beberapa peraturan bagaimana menginterpretasi tipologi karena ada prinsip-prinsip tertentu yang harus diaplikasikan. Kita tidak bisa asal berkata, “Oh, ini mewakili itu.” Tidak! Ada prinsip-prinsip tertentu yang harus diaplikasikan untuk mengetahui apa memang ada tipe dan antitipenya.

 

 

Now let's go to the bottom of the page, Hebrews 10:37-39. Was Habakkuk going to have a future fulfillment? The answer is absolutely Yes! Because the New Testament actually makes  that application. Let's notice Hebrews 10:37-39. By the way were the Hebrews being persecuted at this time? They were tremendously persecuted, they were about to give up their faith because they were thinking, “Oh we had the  splendorous temple, and we had the beautiful sacrificial system, and we had you know all of the Covenants and the promises, you know, when we were in Judaism. But now what do we get? Persecution. Persecution. What's the use?” They were about to give up their Christian faith, if you read the book carefully. And they were being persecuted by their own people.

So notice,  36 For you have need of endurance…” God says,  “…so that after you have done the will of God, you may receive the promise: 37 For yet…” now comes the Habakkuk quote,  “…37 For yet a little while, and He who is coming will come and will not tarry…” in the midst of persecution what is being promised here by God? It says, “Listen, this is going to tarry, it's going to take a while, but be sure that like in the days of Habakkuk it is going to be fulfilled.” And then verse 38,  “… 38 Now the just shall live by faith;…” where does that come from? Habakkuk, “…but if anyone draws back…”   those are the proud, by the way, “…if anyone draws back My soul has no pleasure in him.’…” But then he says,  “…39 But we are not of those who draw back to perdition, but of those who believe to the saving of the soul.”

 

Sekarang mari kita ke bagian bawah halaman. Ibrani 10:37-39. Apakah Habakuk akan punya penggenapan di masa depan? Jawabannya adalah betul sekali! Karena Perjanjian Baru yang membuat aplikasi tersebut. Mari kita simak Ibrani 10:37-39. Nah, apakah bangsa Ibrani sedang mengalami persekusi di masa itu? Mereka sangat dipersekusi, mereka hampir mau meninggalkan iman mereka karena mereka berpikir, “Oh, kami dulu memiliki Bait Suci yang megah, dan kami memiliki sistem kurban yang indah, dan kami punya semua Perjanjian dan janji-janji ketika kami mempraktekkan agama Yudaisme. Tetapi sekarang apa yang kami dapat? Persekusi! Persekusi! Apa gunanya?” Mereka sudah hampir meninggalkan iman Kristen mereka, jika kalian membaca kitab itu dengan teliti. Dan mereka dipersekusi oleh bangsa mereka sendiri.

Jadi simak,36 Sebab kamu memerlukan kesabaran…” kata Allah “…supaya sesudah kamu melakukan kehendak Allah, kamu boleh menerima janji itu. 37 Sebab masih…”  sekarang kutipan dari Habakuk, “…37 Sebab masih sebentar lagi dan Ia yang akan datang, akan datang, dan tidak akan berlambat…”  di tengah persekusi apa yang dijanjikan Allah di sini? Dikatakan, “Dengar, ini masih lama, masih butuh sedikit waktu lagi, tetapi yakinlah seperti di zaman Habakuk, ini akan digenapi.” Kemudian ayat 38, “…38 Nah, orang benar akan hidup oleh iman…” dari mana asalnya ini? Habakuk, “…Tetapi jika siapa pun mengundurkan dirinya…” nah, inilah mereka yang sombong, “…jika siapa pun mengundurkan dirinya, Aku tidak berkenan kepadanya…”  Tetapi kemudian dia berkata, “…39 Tetapi kita bukanlah dari mereka yang mengundurkan diri menuju kebinasaan, tetapi dari mereka yang percaya kepada penyelamatan nyawa.”

 

 

By the way they were being persecuted at that time, and the hope of the second coming of Jesus was a bright hope in their minds and in their hearts. Now Jesus didn't come during their time. There was a tarrying period. But let me ask you, are their feelings, is their experience going to be rewarded when Jesus comes the second time?  Yeah.  By the way they went to the grave, so the period that they tarried was while they were alive, because when they're dead, they, you know, they don't know what's going on, so the period is short. it does tarry.

 

Nah, mereka sedang dipersekusi saat itu, dan harapan pada kedatangan kedua Yesus merupakan harapan yang cemerlang dalam pikiran dan hati mereka. Nah, Yesus tidak datang di zaman mereka. Ada waktu menunggu. Tetapi coba saya tanya, apakah perasaan mereka, apakah pengalaman mereka akan mendapat ganjaran ketika Yesus datang kedua kalinya? Ya. Nah, mereka pergi ke kubur, maka periode mereka menunggu itu hanya selama mereka hidup, karena ketika mereka sudah mati mereka tidak tahu apa yang terjadi, sehingga periode menunggunya tidak terlalu lama, tapi memang ada waktu menunggu. 

 

 

Okay, now notice Hebrews 10:32-35 here's where I want you to see that they were suffering persecution, just like in the book of Habakkuk God's people were suffering persecution on the hand of others who professed to be followers.  32 But recall the former days in which, after you were illuminated…” that is after they became Christians “…you endured a great struggle with sufferings: 33 partly while you were made a spectacle both by reproaches and tribulations, and partly while you became companions of those who were so treated; 34 for you had compassion on me in my chains, and joyfully accepted the plundering of your goods, knowing that you have a better and an enduring possession for yourselves…” where?  “…in heaven…”    

Were they being persecuted? Were they being plundered? Yeah, by their own people. What did God tell them? It's going to take a while, it's going to tarry, but you can take it to the bank that it will be fulfilled. Incidentally, this was a great comfort to the Millerites these verses from Habakkuk.

 

Baiklah, sekarang simak Ibrani 10:32-35 inilah yang saya mau kalian simak, bahwa mereka menderita persekusi, sama seperti di kitab Habakuk umat Allah menderita persekusi di tangan mereka yang mengaku sebagai pengikut Allah. 32 Tetapi    ingatlah akan masa yang lalu, di mana  sesudah kamu menerima terang,…”  yaitu setelah mereka menjadi Kristen, “…kamu menderita suatu pergumulan besar dalam penganiayaan. 33 Sebagian, karena kamu dijadikan tontonan baik melalui cercaan dan penganiayaan, dan sebagian karena kamu menjadi pendamping mereka  yang diperlakukan sedemikian 34 Karena kamu telah berbelas kasihan padaku dalam belengguku, dan dengan senang hati menerima barang-barangmu dijarah, sebab kamu tahu, bahwa kamu memiliki harta yang lebih baik dan lebih permanen bagi dirimu…” di mana?  “…di Surga…” 

Apakah mereka dipersekusi? Apakah harta mereka dijarah? Ya, oleh bangsa mereka sendiri. Apa yang dikatakan Allah kepada mereka? Masih butuh waktu beberapa lamanya lagi, masih harus menunggu, tetapi kamu boleh merasa pasti bahwa itu akan digenapi. Dan ketahuilah ayat-ayat di Habakuk ini merupakan penghiburan yang besar bagi kelompok Miller. 

 

 

Notice this statement that we find in The Great Controversy 392. Let me ask you, were the Millerites persecuted? Who persecuted them? Believers persecuted them! Were they thrown out of the churches? Absolutely! And they actually wanted to kill William Miller. Ellen White mentions several times Satan attempted to kill William Miller who was the main person that was sharing the message. So they were being persecuted.

Let's read this quotation from Great Controversy page 392.  “As early as 1842 the direction given in this prophecy to ‘write the vision, and make it plain upon tables, that he may run that readeth it, had suggested to Charles Fitch the preparation of a  prophetic chart to illustrate the visions of Daniel and  the  Revelation…” so they wanted to explain Daniel-Revelation, write it so that he who runs can read it  “…The  publication  of  this  chart  was  regarded  as a fulfillment of the command given by Habakkuk. No one, however, then noticed that an apparent…” what?  “…that an apparent delay in the accomplishment of the visiona tarrying time— presented  in  the  same  prophecy.  After  the  disappointment,  this scripture appeared  very significant: ‘The vision is yet for an  appointed time, but at the end it shall speak, and not lie: though it tarry, wait for it; because it will surely come, it will not tarry . . . The just shall live by his faith." Was this passage a comfort to the Hebrews? Was it a comfort to the Hebrews? Yeah! Paul quoted it was. Was it a comfort to the Millerites?  Will it be a comfort to those who are going through the terrible Time of Trouble at the end? It most certainly will. Will the Time of Trouble appear to tarry, the second coming of Christ? You remember the parable of the persistent widow in chapter 18 of Luke, she kept on coming, and coming, and coming to the judge, and the judge kept delaying, and delaying, and delaying the answer. But after the delay, what happened? After the delay the widow's wishes were given by the Lord.

 

Simak pernyataan ini yang ada di The Great Controversy hal. 392. Coba saya tanya apakah kelompok Millerite dipersekusi? Siapa yang mempersekusi mereka? Orang-orang beriman yang mempersekusi mereka! Apakah mereka dikeluarkan dari gereja-gereja? Betul sekali! Dan mereka benar-benar ingin membunuh William Miller. Ellen White mengatakan Setan beberapa kali berusaha membunuh William Miller yang adalah tokoh yang membagikan pekabaran itu. Jadi mereka dipersekusi.

Mari kita  baca kutipan ini dari Great Controversy hal. 392, “…Sedini tahun 1842, petunjuk sudah diberikan di nubuatan ini untuk ‘Tuliskanlah penglihatan itu dan buatlah yang jelas pada loh-loh, supaya orang sambil lari dapat membacanya’ (Habakuk 2:2) telah membuat Charles Fitch untuk mempersiapkan sebuah bagan nubuatan yang menggambarkan penglihatan-penglihatan Daniel dan Wahyu…” jadi mereka mau menjelaskan Daniel-Wahyu, tuliskan, supaya dia yang berlari bisa membacanya. “…Penerbitan bagan ini dianggap sebagai penggenapan dari perintah yang diberikan Habakuk. Namun, tidak ada satu pun orang yang melihat bahwa jelas ada…” apa? “…jelas ada waktu penantian dalam penggenapan penglihatan itu ~ waktu menunggu ~ yang disodorkan di nubuatan yang sama. Setelah kekecewaan itu, ayat ini tampak sangat signifikan: ‘Sebab penglihatan itu masih untuk waktu yang ditentukan; tetapi akhirnya ia akan bicara, dan ia tidak akan bohong. Walaupun dia belum datang, nantikanlah itu, sebab itu sungguh-sungguh akan datang, ia tidak akan lambat… orang yang benar akan hidup oleh iman.’ (Habakuk 2:3-4).”

Apakah ayat-ayat ini menjadi penghibur bagi bangsa Ibrani? Apakah itu menghibur orang-orang Ibrani? Ya! Paulus berkata demikian. Apakah itu menghibur kelompok Millerites? Apakah itu nanti akan menghibur mereka yang melalui Masa Kesukaran Besar yang mengerikan pada akhir zaman? Tentu saja iya. Apakah sepertinya waktu kedatangan Kristus yang kedua itu lambat datangnya? Kalian ingat perumpamaan janda yang tidak putus asa di Lukas pasal 18, dia terus datang, dan datang, dan datang kepada si hakim, dan hakimnya terus menunda, dan menunda, dan menunda jawabannya. Tetapi setelah penundaan itu apa yang terjadi? Setelah penundaan itu, keinginan janda itu dikabulkan oleh Tuhan.

 

 

So all of this, folks, you know, prophecy sometimes has more than just one fulfillment. This was a comfort to the Hebrews. It was a comfort to the Millerites. And it will be a comfort to God's people at the end of time.

 

Jadi semua ini, Saudara-saudara, nubuatan terkadang punya lebih dari satu penggenapan. Ini menjadi penghiburan bagi bangsa Ibrani, ini menjadi penghiburan bagi kelompok Millerites, dan ini akan menjadi penghiburan bagi umat Allah di akhir zaman.

 

 

Now it is vital to remember that the basis of salvation in the final day will be what it has always been: faith and trust in Jesus, is that true? The basis of salvation never changes. However, the word “faith” in Romans 3:28 and Galatians 3:11 has a different yet complementary emphasis than in Hebrews. You say what does that mean?

Ø    While in Romans the word “faith” describes the root of salvation;

Ø    Hebrews and James describe its fruit”. 

True saving faith is not a mere invisible internal experience. Faith is exhibited by faithfulness. Faith is the internal invisible driving force of works, and works are the external visible exhibition of faith. Did you catch that point? It's a package deal. As James 2 so eloquently expressed it, faith is a package deal, faith without works is dead and a dead faith can never save us.

 

Nah, sangat vital untuk mengingat bahwa dasar keselamatan di akhir masa akan tetap dan selalu sama dengan sebelumnya, yaitu beriman dalam Yesus dan mempercayai Yesus. Benar begitu? Dasar keselamatan tidak pernah berubah. Tetapi kata “iman” di Roma 3:28 dan Galatia 3:11 punya penekanan yang berbeda daripada di Ibrani, namun melengkapi. Kalian berkata, apa maksudnya?

Ø    Sementara di Roma kata “iman” menggambarkan akar dari keselamatan;

Ø    Ibrani dan Yakobus menggambarkan “buahnya”.

Iman yang benar-benar menyelamatkan bukanlah hanya pengalaman internal yang tidak tampak. Iman ditunjukkan oleh kesetiaan. Iman adalah tenaga pendorong internal yang tidak tampak dari perbuatan, dan perbuatan adalah bukti eksternal yang tampak dari iman. Apakah kalian menangkap poin ini? Ini satu paket. Sebagaimana yang digambarkan dengan cantik di Yakobus pasal 2, iman itu satu paket, iman tanpa perbuatan itu mati, dan iman yang mati tidak akan pernah menyelamatkan kita.

 

 

The faith described, this is important, folks, the way that Paul uses “faith”, he's talking about justification. Whereas the word “faith” that is used in Hebrews 11 and is used in other places of Scripture, it refers to the “fruit of faith”, that shows that faith is genuine and real. “Faith” described in Hebrews 11 is of the same quality that was experienced by the heroes and heroines in the chapter. It is faithfulness and trust in the most trying circumstances, especially when there is a what? A delay. See, the problem is, you know, when we pray to the Lord with our mentality of immediate gratification, we think that God can only answer two ways: Yes or No. But there's another way: Wait. And we don't like that, we don't like wait, we want it and we want it now. If I have a belly ache, take Pepto Bismol, if you have a headache give me a Tylenol. Doesn't take care of the disease, it takes care of the symptoms, but we want it to happen immediately. If we have that mentality, we're never going to go successfully through the Time of Trouble, because there is going to be a delay, a significant delay.

 

Iman yang digambarkan, ini penting, Saudara-saudara, cara Paulus menggunakan kata “iman”, dia bicara tentang pembenaran, sementara kata “iman” yang digunakan di Ibrani pasal 11 dan di tempat-tempat lain di Kitab Suci, itu mengacu kepada “buah iman”, yang menunjukkan bahwa imannya memang tulen dan benar. “Iman” yang digambarkan di Ibrani 11 itu mutunya sama dengan yang dialami oleh pahlawan-pahlawan iman di pasal tersebut. Karena kesetiaan dan kepercayaan di saat ujian yang paling berat, terutama ketika ada apa? Ada masa menunggu. Lihat, masalahnya ialah, bila kita berdoa kepada Tuhan, dengan mentalitas kita yang menginginkan gratifikasi langsung, kita berpikir bahwa Allah hanya bisa menjawab dengan dua cara: Ya atau Tidak. Tetapi ada cara yang lain, yaitu: Tunggu. Dan kita tidak suka itu, kita tidak suka menunggu, kita mau mendapatnya dan kita mau mendapatnya sekarang. Jika saya sakit perut, minum Pepto Bismol, jika sakit kepala, berikan saya Tylenol. Itu tidak mengobati penyakitnya, itu hanya menangani gejala-gejalanya. Tetapi kita mau itu segera terjadi. Jika kita punya mentalitas seperti itu, kita tidak akan pernah berhasil melewati Masa Kesukaran Besar, karena akan ada waktu menanti, waktu menanti yang signifikan.

 

 

So let's continue. True faith in Hebrews means not falling back, Habakkuk says that. No matter how severe the trials and difficulties, it means staying faithful, though the promise of Christ's coming appears to delay. The emphasis in Hebrews is that true faith leads to what? to faithfulness. It is a settling into the truth, both intellectually and spiritually, so that no delay or circumstance can move the faithful.

 

Mari kita lanjutkan. Iman yang sejati di Ibrani berarti tidak undur, Habakuk mengatakan itu. Tidak perduli bagaimana beratnya ujian dan kesulitan yang ada, itu berarti tetap setia, walaupun janji datangnya Kristus tampaknya mengalami kelambatan. Tekanan di Ibrani ialah, iman yang sejati membawa kepada apa? Kepada kesetiaan. Itu berarti teguh berdiri dalam kebenaran, baik secara intelektual maupun spiritual, sehingga kelambatan atau kondisi apa pun tidak bisa menggoyahkan mereka yang setia.

 

 

Have you noticed in Hebrews 11 that everyone is not only believing something, but doing something?

v   Imagine God saying to Noah, “Noah, there's a flood coming.”

And Noah says, “Thank you, Lord, for this great revelation.” No! When God says there's going to be a flood Noah says to his sons, “Go get the hammers, get the saws. Let's cut the wood! Let's start building the ark!” How did Noah show that he had faith? By his works!

v   God says to Abraham, “Leave!” And Abraham says, “Where?” No! He doesn't.

God says, “Leave!” Abraham says, “Sarah, pack up, we're leaving.” “Where?” “God will tell.” Faith is an action word it's not something that happens in your brain it's something that happens in your behavior, in your action.

v   God says to Abraham, “Take your son, the son of the Covenant, to mount Moriah and kill him, sacrifice him.”

And Ellen White says that Abraham started thinking, Well, God says don't kill, so this, maybe this isn't the voice of God.  But he acted on the word, he took his son, and he was willing to sacrifice his son, you know.

v   And Sarah conceived Isaac when she was beyond childbearing age.

And listen up, folks, it took an action. Abraham could have said, “Oh, that's never going to happen. What's the use of having sexual relations, you're not going to have a son.” They had to act on it. They had to have sex, Yes or No?

 

Pernahkah kalian memperhatikan di Ibrani 11 semua orang tidak hanya meyakini sesuatu tetapi melakukan sesuatu?

v   Bayangkan Allah berkata kepada Nuh, “Nuh, air bah akan datang.”

Dan Nuh berkata, “Terima kasih, Tuhan, untuk pernyataan hebat ini.” Tidak! Ketika Allah berkata akan ada air bah, Nuh berkata kepada anak-anak laki-lakinya, “Pergi ambil palu-palu, ambil gergaji-gergaji. Ayo potong kayu! Ayo mulai membangun bahtera!” Bagaimana Nuh menunjukkan bahwa dia punya iman? Melalui perbuatan-perbuatannya!

v   Allah berkata kepada Abraham, “Berangkat!” Dan Abraham berkata, “Ke mana?” Tidak!

Dia tidak bertanya. Allah berkata, “Berangkat!”, Abraham berkata, “Sarah, ayo berkemas, kita berangkat.” “Ke mana?” “Allah nanti akan memberitahu.” Iman adalah sebuah kata bertindak, bukan sesuatu yang terjadi di dalam benak, itu sesuatu yang terjadi di sikap kita, di tindakan kita.

v   Allah berkata kepada Abraham, “Bawa anakmu, anak perjanjian, ke bukti Moriah dan bunuhlah dia, kurbankan dia.”

Dan Ellen White berkata bahwa Abraham mulai berpikir, Nah, Allah mengatakan jangan membunuh, jadi mungkin ini bukan suara Allah. Tetapi dia mengambil tindakan berdasarkan perintah itu, dia membawa anaknya, dan dia bersedia mengurbankan anaknya.

v   Dan kalian tahu Sarah hamil Ishak ketika usianya sudah melampaui usia bisa melahirkan.

Dan dengarkan, Saudara-saudara, ini butuh tindakan. Abraham bisa saja berkata, “Ah, itu tidak akan terjadi, apa gunannya berhubungan seksual, engkau tidak akan punya anak.” Mereka harus mengambil tindakan atas dasar janji Tuhan itu. Mereka harus berhubungan seksual, Ya atau Tidak?  

 

 

So in other words, “faith” as it appears in Habakkuk is faithfulness to God no matter what, no matter how long the delay, you're going to be faithful, in other words, it's James' definition of “faith”.

See, Paul's definition is, listen, when you sin, get baptized, repent, confess your sin, and Jesus will take His perfect life and His death for sin, and He will put them to your account, and God will look at you as if you had never sinned. That's “justification”. But justification, true justification always leads to a sanctified life, acting like a Christian, in other words. The emphasis in Habakkuk ~ we're at the top of page 88 ~ the emphasis in Habakkuk is that the only way to survive opposition from the enemies within the Covenant community and the devastation coming from the Babylonian menace and the manifestation of the day of God's wrath which is described in chapter 3, is to have an unshakable and unbreakable faith that will not fail no matter how long the delay is.

 

Jadi dengan kata lain, “iman” sebagaimana yang ada di kitab Habakuk, adalah kesetiaan kepada Allah, apa pun yang terjadi, atau seberapa lamanya pun harus menunggu, kita akan tetap setia. Dengan kata lain itu adalah definisi Yakobus tentang “iman”.

Lihat, definisi Paulus itu, dengarkan, bila kita berdosa, mintalah dibaptis, bertobat, akui dosa kita, dan Yesus akan mengambil hidupNya yang sempurna dan matiNya untuk dosa, dan Dia akan memperhitungkannya sebagai milik kita, dan Allah akan memandang kita seolah-olah kita tidak pernah berbuat dosa. Ini “pembenaran” (justification). Tetapi pembenaran yang sejati, selalu membawa kepada hidup yang dikuduskan, dengan kata lain berbuat seperti seorang Kristen.

Penekanannya di Habakuk ~ kita di bagian atas hal. 88 ~ penekanan di Habakuk ialah, satu-satunya cara bisa selamat dari oposisi musuh di dalam komunitas Perjanjian dan kehancuran yang akan datang dari ancaman Babilon dan manifestasi hari murka Allah seperti yang digambarkan di pasal 3, ialah mempunyai iman yang tidak terguncangkan dan tidak terpatahkan, yang tidak akan gagal tidak perduli berapa lama harus menunggu.

 

 

Is the book of Habakkuk a book that gives us comfort? Oh, tremendous comfort, folks. You know we get discouraged and we say, “Oh, what's the use.” You know, let's read Habakkuk, God through Habakkuk encourages us. An illustration of this faith is found in the experience of Daniel and his three friends. Hebrews 11 states that by faith they “stopped the lions’ mouths and quenched the violence of fire”.  Did they have to act? How did Daniel and his friends show that they had faith in the midst of trial? They acted. They said, “We will not bow to the image”, the three young men. And Daniel said, “I will continue praying to my God, I will continue to act in that way.” And the Babylonians said, “We'll kill you.” And they said, “Fine, not a problem. We serve a God who can deliver us, but if He doesn't, we still serve the true God.”

 

Apakah kitab Habakuk kitab yang memberi kita penghiburan? Oh, penghiburan besar, Saudara-saudara. Kalian tahu, bila kita kecewa dan kita berkata, “Oh, apalah gunanya”, nah, mari baca Habakuk. Allah melalui Habakuk memberi kita semangat. Sebuah ilustrasi dari iman ini ada di pengalaman Daniel dan ketiga temannya. Ibrani 11:33-34 menyatakan bahwa dengan iman mereka menutup mulut singa-singa, memadamkan api yang dahsyat.” Apakah mereka harus bertindak? Bagaimana Daniel dan teman-temannya menunjukkan mereka punya iman di tengah-tengah pencobaan? Mereka bertindak. Mereka berkata, “Kami tidak akan sujud kepada patung itu”, ini ketiga orang muda itu. Dan Daniel berkata, “Aku akan terus berdoa kepada Allahku. Aku akan terus berbuat seperti itu.” Dan orang-orang Babilon berkata, “Kami akan membunuhmu.” Dan mereka berkata, “Silakan, tidak masalah. Kami mengabdi kepada Allah yang bisa menyelamatkan kami, tetapi jika Dia tidak menyelamatkan kami, kami tetap hanya akan menyembah Allah yang sejati.”

 

 

In this regard Ellen White wrote concerning the Time of Trouble that will come upon God's people from within and without, listen to this, Great Controvery 621,  “The season of distress and anguish before us will require a  faith that can endure weariness…” what's the next word?  “… delay, and hungera faith that will not faint though  severely tried…” And when do we learn to get ready for this?  “…The period of probation is granted to all to prepare for that time.”

 

Dalam kaitan ini Ellen White menulis mengenai Masa Kesukaran Besar yang akan datang kepada umat Allah dari dalam dan dari luar, dengarkan ini, Great Controversy hal. 621, “…Masa kesusahan dan kesedihan di hadapan kita akan membutuhkan suatu iman yang bisa tahan keletihan…”  apa kata berikutnya? “…penantian, dan kelaparan ~ suatu iman yang tidak akan menjadi lemah walaupun dicobai dengan berat…”  Dan kapan kita belajar untuk siap menghadapi ini? “…Masa percobaan diberikan kepada semua untuk mempersiapkan bagi masa itu.”

 

 

Now we find the same theme in the relationship between Joel 2:11-32 and chapter 3.

Ø    Joel 2:12-17 describes the revival.

We'll come to this when we study Joel ~ speaks of the revival of God's people on the day of atonement.

Ø    Joel 2:28-32 describes the outpouring of the Holy Spirit to the righteous.

Ø    And chapter 3 then describes the war of the wicked against the righteous.

A revived and faithful people will be protected from the apostates within, from the wrath of Babylon, and the final outpouring of the wrath of God.

 

Nah kita melihat tema yang sama dalam hubungan antara Yoel 2:11-32 dengan pasal 3.

Ø    Yoel 2:12-17 menggambarkan kebangunan rohaninya.

Kita nanti akan tiba di sini saat kita mempelajari Yoel ~ bicara tentang kebangunan rohani umat Allah pada hari Pendamaian/Grafirat.

Ø    Yoel 2:28-32 menggambarkan dicurahkannya Roh Kudus kepada orang-orang benar.

Ø    Dan pasal 3 kemudian menggambarkan perang yang dilancarkan orang-orang jahat terhadap mereka yang benar.

Suatu umat yang sudah bangun kerohaniannya akan dilindungi dari mereka yang murtad di dalam komunitas, dari murka Babilon, dan dari curahan murka terakhir Allah.

 

 

Next in Habakkuk 2 we find a description of the sins of literal Babylon who will oppress God's people. Verses 5-19 describe Babylon's arrogance, shedding of blood, commercial greed, and a desire for global control. It also describes how its financial supporters will turn against her when they sober up from their spiritual drunkenness.

Notice chapter 2:5 and this is the in the NIV, which is more of a dynamic translation which captures the sense. 5 Indeed,…” what is the problem with Babylon here in chapter 2:5?  “… 5 Indeed, wine betrays him;…” so what is involved with Babylon in Habakkuk? Wine. Did we find that already previously? Yes.  “…5 Indeed, wine betrays him; he is…”  what? “…arrogant and never at rest. Because he is as greedy as the grave and like death is never satisfied, he gathers to himself all the nations and takes captive  all the peoples.” (NIV)

 

Berikutnya di Habakuk 2 kita melihat sebuah deskripsi dosa-dosa Babilon literal yang akan menindas umat Allah. Ayat 5-19 menggambarkan kesombongan Babilon, penumpahan darah, keserakahan komersial, dan keinginan untuk mengontrol secara global. Itu juga menggambarkan bagaimana para pendukung finansialnya akan berbalik memusuhi dia ketika mereka sadar dari kemabukan spiritual mereka.

Simak pasal 2:5 dan ini mengambil dari NIV yang terjemahannya lebih dinamis yang menangkap nuansanya. 5 Memang betul,…” apa masalahnya dengan Babilon di sini di pasal 2:5?   “…5 Memang betul,  anggur telah mengkhianati dia;…”  jadi apa yang terkait Babilon di Habakuk? Anggur. Apakah kita sudah melihat ini sebelumnya? Ya. “…5 Memang betul,  anggur telah mengkhianati dia;  dia sombong dan tidak pernah diam. Karena dia serakus kubur dan  seperti maut ia tidak pernah kenyang, ia mengumpulkan kepada dirinya segala bangsa dan menawan semua orang-orangnya.”

 

 

You know, the spirit of Babylon is manifested in the experience of Nebuchadnezzar when he was out of it for seven years. You know God gave him the dream and Daniel interpreted the dream, and Daniel said, you know, “I hope this doesn't happen to you.” And a year later Nebuchadnezzar, the king of Babylon, goes out, he says, “Is this not the great Babylon that I built through my power, and my greatness, and my wisdom?” And God says, “Oh, yeah? Go eat grass for seven years.” And he's out of it. And then after the seven years he comes to himself, and then you read in chapter 4, the beginning of chapter 4, he says,  “Now I extol and praise the God of Heaven because He is able to humble those who are proud.” One of the great characteristics of Babylon is that Babylon is proud. In Isaiah 47 Babylon is described as saying, “I am, and there is none else…”  it claims the power of God, it's the same spirit that Lucifer had in heaven, “I will be like the Most High”,  Babylon “sits in the temple of God, showing itself to be God.”  

So the first sin that characterizes Babylon is its addiction to what? To wine. Well, surprise, surprise! We already noticed that in other passages. Meaning that Babylon's wine is one of the problems that does not allow her, or allow this kingdom, to think straight.

 

Kalian tahu, roh Babilon dinyatakan di pengalaman Nebukadnezar ketika dia kehilangan akal sehatnya selama tujuh tahun. Kalian tahu, Allah memberinya sebuah mimpi, dan Daniel menerjemahkan mimpi itu, dan Daniel berkata, “Semoga ini tidak terjadi padamu.” Dan satu tahun kemudian Nebukadnezar raja Babilon menyombong, dan dia berkata, “Bukankah ini Babilon yang besar yang aku bangun dengan kekuatanku dan kebesaranku dan hikmatku?” Dan Allah berkata, “Oh, ya? Pergi makan rumput sana selama tujuh tahun.” Dan Nebukadnezar kehilangan akal sehatnya. Kemudian setelah tujuh tahun itu dia sadar, lalu kita baca di pasal 4, awal pasal 4, dia berkata, “Sekarang aku meninggikan dan memuji Allah yang di Surga karena Dia bisa merendahkan mereka yang sombong.” (Daniel 4:37) Salah satu karakter besar Babilon ialah Babilon itu sombong. Di Yesaya 47:8 Babilon digambarkan mengatakan Aku ada, dan tiada yang lain…” dia mengklaim kuasa Allah. Ini adalah roh yang sama yang dimiliki Lucifer di Surga,14aku akan menjadi seperti Yang Mahatinggi” (Yesaya 14:14), Babilon 4 …duduk di Bait Allah dan menyatakan dirinya bahwa dia adalah Allah”(2 Tesalonika 2:4).

Jadi dosa pertama yang mengkarakterisasi Babilon ialah kecanduannya kepada apa? Kepada anggur. Nah, tidak heran kan? Kita sudah menyimak ini di ayat-ayat yang lain. Berarti anggur Babilon adalah salah satu masalah yang tidak mengizinkan dia atau mengizinkan kerajaan ini untuk berpikir jernih.

 

 

Now listen to this. In the historical fulfillment, we are dealing with what kind of wine? Literal wine and with literal Jews. Daniel and his friends refused to taste literal wine, in literal Babylon, on Nebuchadnezzar's literal table. At the close of history, the 144,000 spiritual Jews will refuse to drink the spiritual wine of Babylon.

Revelation 18:3 describes the final loud cry against Babylon for making all nations drink her wine. Habakkuk 2:5 through 19, and we're going to read several verses in a few moments, describe Babylon's financial greed. Does Revelation address the issue of Babylon's financial greed? Have you ever read chapter 18 where the merchants of the earth are crying out, you know, they've lost everything, and they know that they've not only lost all their possessions, they've lost eternal life, and five or six different words are using “wail”, “cry”, you know, are used to describe their anguish when they realize that their accumulation of money and goods is of no good to them in the day of God's wrath.

You know, some people envy these multi-billionaires. I don't envy them, because everything they have is going to be mine someday and yours, because “the meek will inherit the earth”, right? So let's not focus on this world, let's focus on the world to come. Let's not hoard, let's invest in the kingdom of God.

So Habakkuk 2:5-19 describe Babylon's sins, her financial greed, and desire for power over the nations, is compared ~ listen to this ~ to death and the grave which are never satisfied because they continue claiming victims with no mercy. This is a metaphor, an illustration that is used.

 

Nah, dengarkan ini. Di penggenapan historisnya, kita berurusan dengan anggur macam apa? Anggur literal, dan dengan bangsa Yahudi literal. Daniel dan teman-temannya menolak minum anggur literal, di Babilon literal, dari meja Nebukadnezar literal. Pada saat penutupan sejarah dunia, kelompok 144 ribu Yahudi spiritual akan menolak minum anggur spiritual dari Babilon.

Wahyu 18:3 menggambarkan Seruan Nyaring yang terakhir terhadap Babilon yang telah membuat semua bangsa minum anggurnya. Habakuk 2:5-19 ~ dan kita akan membaca beberapa ayatnya sebentar lagi ~ menggambarkan keserakahan finansial Babilon. Apakah Wahyu bicara tentang isu keserakahan finansial Babilon? Pernahkah kalian membaca pasal 18 di mana para pedagang bumi sedang meratap, mereka telah kehilangan semuanya, dan mereka tahu bahwa mereka bukan hanya kehilangan semua harta mereka, mereka juga kehilangan hidup kekal mereka, dan 5-6 kata-kata yang berbeda seperti “meraung” “menangis”, dipakai untuk menggambarkan kesedihan mereka ketika mereka menyadari bahwa akumulasi uang dan benda mereka tidak ada gunanya bagi mereka di hari murka Allah.

Kalian tahu, ada orang yang iri pada para multimilyarder. Saya tidak, karena semua milik mereka akan menjadi milik saya dan kalian suatu hari, karena, “orang yang penurut/berserah penuh yang akan mewarisi bumi” (Matius 5:5), benar? Jadi tidak usah fokus pada dunia ini, mari kita fokus pada dunia yang akan datang. Janganlah kita menimbun, mari kita investasikan dalam kerajaan Allah.

Jadi Habakuk 2:5-19 menggambarkan dosa-dosa Babilon, keserakahan finansialnya, dan kehausannya akan kuasa atas bangsa-bangsa, itu dibandingkan ~ dengarkan ini ~ dengan maut dan kubur yang tidak pernah puas karena mereka terus-menerus mengklaim korban-korban tanpa belas kasihan. Ini adalah sebuah metafor, sebuah ilustrasi yang dipakai.

 

 

Although Habakkuk does not directly mention it, the gravest sin that apostate Israel was committing was sun worship. Can we apply that also to this period? Yeah, because Ezekiel is of the same period, and it adds to what we find in Habakkuk, and what we find in Joel. So you complement all of these passages. By the way Zephaniah was written also concerning this period. You know, I originally had plans to study almost all the Minor Prophets, but as  you know, I taught prophets in our University in Colombia for six years, prophets of the Old Testament, and I felt that you know I could cover the material pretty well, but as I continued studying, I say, I'm going to have to write a 1,000 page syllabus, so I gave up. I said, let's leave Zephaniah for later, let's leave Hosea and Amos, and some of these other Minor Prophets for later, because there was so much material that we had to cover.

 

Walaupun Habakuk tidak langsung menyebutnya, dosa yang paling berat yang dilakukan Israel murtad ialah penyembahan matahari. Bisakah kita mengaplikasikan ini juga ke periode ini? Ya, karena Yehezkiel itu dari zaman yang sama, dan itu menambahkan kepada apa yang kita dapat di Habakuk dan apa yang kita dapat di Yoel. Maka kita gabungkan semua ayat ini. Nah, kitab Zefanya ditulis juga mengenai periode ini. Kalian tahu, aslinya saya punya rencana untuk membahas hampir semua Nabi Kecil, seperti yang kalian ketahui, saya mengajar tentang nabi-nabi di universitas kita di Colombia selama enam tahun, nabi-nabi Perjanjian Lama, dan saya merasa saya bisa meliput materinya dengan cukup baik, tetapi ketika saya melanjutkan mempelajarinya, saya berkata, saya harus menulis makalah yang 1’000 halaman, jadi saya menyerah. Saya katakan, kita tinggalkan Zefanya untuk lain kali saja, juga mari kita tinggalkan Hosea dan Amos, dan beberapa nabi kecil yang lain untuk nanti karena ada begitu banyak materi yang harus kita liput.

 

 

So basically sun worship is involved. When you look at Ezekiel who is writing around the same period, is the Sabbath also involved? Yes. Remember that, we read in Jeremiah who's from the same general period as well. Jeremiah several times said that if the Sabbath was kept, the city would remain forever. And if they did not keep the Sabbath, the Babylonians would come and they would destroy the city. Remember that? So all of these prophets are from the same period, and they're complementing one another. And you get the complete picture by looking at all of them. That's an important principle.

 

Jadi pada dasarnya penyembahan matahari terlibat. Bila kita melihat Yehezkiel yang menulis juga sekitar periode yang sama, apakah Sabat juga terlibat? Ya. Ingat itu, kita sudah membaca di Yeremia, yang juga berasal dari zaman yang sama. Beberapa kali Yeremia berkata bahwa jika Sabat dipelihara, kota itu akan tetap berdiri selamanya. Dan jika mereka tidak memelihara Sabat, bangsa Babilon akan datang dan mereka akan memusnahkan kota itu. Ingat itu? Jadi semua nabi ini berasal dari zaman yang sama, dan mereka saling melengkapi. Dan kita bisa mendapatkan gambaran yang lengkap dengan menyimak mereka semuanya. Itulah prinnsip yang penting.

 

 

Now let's read Habakkuk 2:6-8, this is all we have time for in this session. By the way, this is describing the time when Babylon will be scorned, when the invader and the destroyer will become an object of scorn. Let me ask you, at the end of time is there going to  come a time when those who supported the Babylonian system are going to turn against her? Yes, absolutely! It says in Revelation 17 that the kings of the earth will hate the Harlot, before this they supported her, they were fornicating with her, the multitude supported her, her name is Babylon, by the way, and everything is going fine, but then the moment comes when the civil rulers realize that they have been hoodwinked by this Harlot, and they will turn against her. And you know that is what is being described in these verses. Now we don't have time to read all these verses, but let me just tell you where we're going to be going in our last session today. We are going to read Habakkuk 2:6-8, I've added a lot of comments in brackets, okay? And the reason I've added my comments in brackets is to connect this with Revelation 18, where Babylon is going to, you know, the economy of Babylon is going to go belly up, and also the Harlot is going to be punished by the kings that she used, going against her.

 

Nah, mari kita  baca Habakuk 2:6-8, kita hanya punya waktu untuk ini di pelajaran ini. Nah, ini menggambarkan waktu ketika Babilon akan dibenci, ketika yang menginvasi dan yang memusnahkan akan menjadi objek yang dibenci. Coba saya tanya, pada akhir masa apakah akan datang saatnya ketika mereka yang mendukung sistem Babilon akan berbalik memusuhinya? Ya, betul sekali! Dikatakan di Wahyu 17 bahwa raja-raja bumi akan membenci si perempuan pelacur, yang sebelum ini mereka mendukungnya, mereka berzinah dengannya, orang banyak mendukungnya, namanya Babilon, dan semuanya berjalan lancar. Tetapi ketika saatnya tiba ketika para pemimpin sipil menyadari bahwa mereka telah ditipu oleh perempuan pelacur ini, mereka akan berbalik memusuhinya. Dan tahukah kalian inilah yang digambarkan di ayat-ayat ini. Nah, kita tidak punya waktu untuk membaca semua ayat itu, tetapi saya mau memberitahu kalian ke mana kita akan pergi di sesi kita yang terakhir hari ini. Kita akan membaca Habakuk 2:6-8, saya telah menambahkan banyak komentar dalam kurung, oke? Dan alasan mengapa saya menambahkan komentar-komentar saya dalam kurung ialah untuk menghubungkan ini dengan Wahyu 18, di mana ekonomi Babilon akan hancur, dan juga si perempuan pelacur akan dihukum oleh raja-raja bumi yang dimanfaatkannya, mereka akan memusuhinya.

 

 

So in our next session we're going to read Habakkuk 2:6-8 and then we are going to read two remarkable statements from Ellen White in Great Controversy. The first is Great Controversy  654 and the second is Great Controversy 655 and 656.  See,  God is saying, “Babylon, yeah Babylon will come and they'll oppress, but Babylon is not going to reign forever. The supporters of Babylon are going to turn against her.” So the first of those statements is in Great Controversy page 654 and the second statement which we're going to read fully is found in The Great Controversy pages 655 and 656, in other words as she poured out upon God's people, God will pour out upon her ~ Revelation says ~ doubled.

So will Habakkuk’s plea to God eventually be answered? Yes. God will punish the apostates, and God will punish the Babylonian oppressors, and God will save His faithful remnant. This is the message of the book of Habakkuk. It's an encouraging book. Let's read it. Let's study it so that we can be comforted by him.

 

Jadi di sesi kita berikutnya kita akan membaca Habakuk 2:6-8 kemudian kita akan membaca dua pernyataan yang luar biasa dari Ellen White di Great Controversy. Yang pertama itu di Great Controversy hal. 654 dan yang kedua di Great Controversy hal. 655-656. Lihat, Allah mengatakan, “Babilon, ya Babilon akan datang dan mereka akan menindas, tetapi Babilon tidak akan berkuasa selamanya. Para pendukung Babilon akan berbalik memusuhi dia.” Jadi yang pertama dari pernyataan-pernyataan itu ada di Great Controversy hal. 654, dan yang kedua yang akan kita  baca seluruhnya ada di Great Controversy hal. 655-656, dengan kata lain, sebagaimana dia mencurahkan murkanya ke atas umat Allah, Allah akan mencurahkan murkaNya kepadanya ~ kata Wahyu ~ dengan takaran dua kali lipat.

Jadi apakah permohonan Habakuk kepada Allah akhirnya dijawab? Ya. Allah akan menghukum orang-orang yang murtad, dan Allah akan menghukum para penindas dari Babilon, dan Allah akan menyelamatkan umatNya yang sisa yang setia. Inilah pekabaran dari kitab Habakuk, ini adalah kitab yang membesarkan hati. Mari kita  baca. Mari kita pelajari supaya kita boleh dihibur olehnya.

 

 

21 05 25


No comments:

Post a Comment