EPISODE 11/25 ~ THE GREAT PROPHECIES OF THE OLD TESTAMENT 1 ~ STEPHEN BOHR

 

THE GREAT PROPHECIES OF THE OLD TESTAMENT 1

Part 11/25 - Stephen Bohr

THREE SINS THAT WILL DESTROY THE WORLD

https://www.youtube.com/watch?v=e8Ba5tCkGpU&list=PLIWJyuxBfZ7je1L5eNH11ROzC-CaAKO3E&index=11

 

 

 

Dibuka dengan doa.

 

Page 151 the title is Isaiah 24:6, “Three Sins that will Destroy the World”. Some Old Testament scholars have referred to Isaiah 24-27 as the little Apocalypse of the Old Testament, or the little book of Revelation of the Old Testament, because these chapters have very much in common with the book of Revelation as we will see, as we study along in the next few sessions.

 

Halaman 151, judul pelajarannya ialah Yesaya 24:6, “Tiga Dosa yang akan Menghancurkan Dunia”. Beberapa pakar Alkitab Perjanjian Lama menyebut Yesaya 24-27 sebagai Apokalips Kecil Perjanjian Lama, atau Wahyu Kecil Perjanjian Lama, karena pasal-pasal ini punya banyak persamaan dengan kitab Wahyu seperti yang akan kita lihat saat kita mempelajarinya di beberapa sesi berikut.

 

 

Now Isaiah 24:17-23 describe the second coming of Jesus Christ. Let's read this passage. I've inserted some commentary in brackets that I will stop when we get there, and offer an explanation. Isaiah 24:17 reads, “¹⁷ Fear and the pit and the snare are upon you, O inhabitant of the earth…” you need to connect that with Luke 21:35 where Jesus says, “… ³⁵ For it will come…” the second coming “… ³⁵ For it will come as a snare on all those who dwell on the face of the whole earth.” So the connection is with the word “snare”. It continues in verse 18,  “…¹⁸ And it shall be that he who flees from the noise of the fear shall fall into the pit, and he who comes up from the midst of the pit shall be caught in the snare…” once again the word “snare”. This sounds like people are fleeing, doesn't it? Now where do we find a description that is similar to this? Revelation 6:4-6 where it speaks about the wicked hiding in the caves and fleeing and crying for the rocks and the mountains to fall upon them. So we have some commonalities between Revelation, and the Gospel of Luke, and this passage that we find here. So once again it says,  “…¹⁸ And it shall be that he who flees from the noise of the fear shall fall into the pit, and he who comes up from the midst of the pit shall be caught in the snare; for the windows from on high are open, and the foundations of the earth are shaken…” does Revelation describe a global earthquake when Jesus comes? Just read about the Seventh Plague in Revelation 16 the last several verses, it speaks about the fact that there's going to be a global earthquake. So that's another connection.  “…¹⁹ The earth is violently broken, the earth is split open, the earth is shaken exceedingly.²⁰ The earth shall reel to and fro like a drunkard, and shall totter like a hut; its transgression shall be heavy upon it, and it will fall, and not rise again...” And then in verse 21, by the way in our next lesson we're going to look more carefully at verses 21 to 23, but I'll  just make a few remarks now.  “…²¹ It shall come to pass in that day…”  that is in the day of Christ's coming “…that the Lord will punish on high the host of exalted ones…” those are Satan's evil angels, they're going to be punished when Jesus comes,  “…and on the earth the kings of the earth…” so there's a heavenly group that is going to be punished when Jesus comes, and the kings of the earth are going to be punished. A heavenly group and an earthly group. And how are they going to be punished? “…²² They will be gathered together, as prisoners are gathered in the pit, and will be shut up in the prison…” that's the Millennium. Satan is jailed, his wicked angels are jailed. And the wicked are all dead, they're in the prison of death. But now notice, that's not the end because it says,   “…after many days they will be punished…” So how many stages to the punishment? Two stages because it says, “…²¹ It shall come to pass in that day that the Lord will punish on high the host of exalted ones, and on the earth the kings of the earth…” there's the first stage. And then it says, “…²² They will be gathered  ….in the pit, and …. after many days…”  from their first punishment “…they will be punished…” weren't they punished already before the many days? Of course, but the punishment has two stages. Does Satan's punishment have two stages? Of course it does. His first stage is when he's imprisoned during the Thousand Years, and the second stage is when he's destroyed. Is the same true of the wicked? Do all the wicked die when Jesus comes? Yes, that's the first stage of the punishment. After many days ~ by the way how many are the “many days”? A thousand years, that's the Millennium, is in the Old Testament. Is this connected also with Revelation? See, we always have to look at the Old Testament in the light of the New Testament. And then what's going to happen? It says,  “…²³ Then the moon will be disgraced…” this is after the many days  “…the moon will be disgraced and the sun ashamed…” doesn't say that they'll disappear. And then what is God going to do?  “…for the Lord of hosts will reign on Mount Zion…” where do the 144’000 stand? On Mount Zion, “…and in Jerusalem…” which Jerusalem? The Heavenly Jerusalem,“…and before His elders, gloriously…” The elders are the representatives of the worlds, in the Heavenly Council.

 

Sekarang Yesaya 24:17-23 menggambarkan Kedatangan Kedua Yesus Kristus. Mari kita  baca kutipan itu. Saya telah memasukkan beberapa komentar dalam kurung dan saya akan berhenti bila kita tiba di sana dan memberikan penjelasan. Yesaya 24:17 bunyinya, “¹⁷ Ketakutan dan lubang dan jerat menantikan kamu, hai penduduk bumi…” Kita harus mengaitkan ini dengan Lukas 21:35 di mana Yesus berkata, “³⁵ Sebab itu akan datang…”  Kedatangan yang Kedua, “³⁵ Sebab itu akan datang sebagai jerat atas semua yang tinggal di seluruh permukaan bumi…” Maka kaitannya ialah dengan kata “jerat”. Lanjut ayat 18, “…¹⁸ Maka akan terjadi, dia yang lari karena bunyi yang menakutkan akan jatuh ke dalam lubang, dan yang naik dari tengah lubang akan terperangkap dalam jerat…”  sekali lagi kata “jerat”. Ini kedengarannya seperti orang-orang sedang berlarian, bukan? Nah di mana kita temukan deskripsi yang mirip ini? Wahyu 6:4-6 di mana dibicarakan tentang orang-orang jahat bersembunyi di gua-gua, berlarian dan berteriak agar batu-batu dan gunung-gunung menimpa mereka. Jadi ada persamaan antara Wahyu, injil Lukas dan yang kita  baca ini. Jadi sekali lagi dikatakan, “…¹⁸ Maka akan terjadi, dia yang lari karena bunyi yang menakutkan akan jatuh ke dalam lubang, dan yang naik dari tengah lubang akan terperangkap dalam jerat. Sebab tingkap-tingkap di langit akan terbuka dan fondasi bumi goncang…”  apakah Wahyu menggambarkan sebuah gempa bumi global ketika Yesus datang? Baca saja tentang Malapetaka Ketujuh di Wahyu 16 ayat-ayat terakhir, itu bicara tentang faktanya bahwa akan ada gempa bumi global. Jadi ini ada kaitan yang lain lagi. “…¹⁹ Bumi terpecah dengan kekerasan, bumi terbelah membuka,  bumi bergetar sangat hebat. ²⁰ Bumi akan terhuyung-huyung seperti orang mabuk dan akan  bergoyang seperti gubuk; dosa pemberontakannya akan sangat membebaninya, ia akan jatuh dan tidak akan bangkit-bangkit lagi…” Lalu di ayat 21, nah di pelajaran kita berikutnya kita akan menyimak lebih seksama ayat-ayat 21-23, tetapi saya sekarang hanya memberikan sedikit komentar. “…²¹ Maka akan terjadi pada hari itu…” yaitu di hari kedatangan Kristus, “…TUHAN akan menghukum balatentara mereka yang ditinggikan di atas…” itu adalah malaikat-malaikat jahat Setan, mereka akan dihukum ketika Yesus datang, “…dan di bumi raja-raja bumi di bawah…” Jadi ada kelompok yang di atas yang akan dihukum ketika Yesus datang, dan raja-raja bumi juga akan dihukum. Satu kelompok yang di langit dan satu kelompok di bumi. Dan bagaimana mereka akan dihukum? “…²² Mereka akan dikumpulkan menjadi satu, seperti tahanan dikumpulkan di lubang yang dalam; dan akan dikunci dalam penjara…” ini Millenium. Setan dipenjara, malaikat-malaikat jahatnya dipenjara. Dan manusia-manusia jahat semuanya mati, mereka ada di penjara maut. Tetapi sekarang simak, itu bukan akhirnya karena dikatakan, “…Setelah lewat banyak hari, mereka akan dihukum…” Jadi penghukumannya ada berapa tahap? Dua tahap karena dikatakan, “…²¹ Maka akan terjadi pada hari itu TUHAN akan menghukum kekuatan yang di langit di atas, dan raja-raja bumi di bawah…”  ini tahap pertamanya. Lalu dikatakan, “…²² Mereka akan dikumpulkan ….. di lubang yang dalam; dan ….Setelah lewat banyak hari,…” dari penghukuman mereka yang pertama,   “…mereka akan dihukum…”  Bukankah mereka sudah dihukum sebelum “banyak hari” itu? Betul sekali, tetapi penghukuman ada dua tahap. Apakah penghukuman Setan itu dua tahap? Tentu saja. Tahap yang pertama ialah ketika dia dipenjara selama Masa Seribu Tahun; dan tahap keduanya ialah ketika dia dimusnahkan. Apakah orang-orang jahat juga mengalami yang sama? Apakah semua orang jahat mati ketika Yesus datang? Ya, itu tahap pertama penghukumannya. Setelah lewat banyak hari ~ nah, sesungguhnya “banyak hari” itu berapa lama? 1000 tahun, itulah Millenium, jadi ada juga dalam Perjanjian Lama. Apakah ini terkait juga kepada Wahyu? Lihat, kita selalu harus melihat Perjanjian Lama dalam konteks Perjanjian Baru. Kemudian apa yang akan terjadi? Dikatakan, “…²³ Lalu bulan akan terhina,…” ini setelah “banyak hari” itu, “…bulan akan terhina, dan matahari akan dipermalukan…”  tidak dikatakan mereka akan lenyap. Lalu apa yang akan diperbuat Allah? “…sebab TUHAN semesta alam akan memerintah di gunung Sion…” di mana kelompok 144ribu berdiri? Di gunung Sion,  “…dan di Yerusalem…”  Yerusalem yang mana? Yerusalem surgawi, “…dan di hadapan tua-tua-Nya, dengan kemuliaanNya…”  para tua-tua adalah para wakil dari dunia-dunia, di majelis dewan surgawi.

 

 

So that's just a  little inkling of what we're going to look at in the next lesson. So here's the summary of the main details in the verses that we just read.

·       There's going to be a global catastrophe or cataclysm at the second coming of Christ.

·       God will punish Satan, his angels, and the wicked kings of the earth, by shutting them up in prison. Satan, his angels, and the wicked will remain in prison for many days, or a thousand years, which Revelation interprets as a thousand years.

·       After the 1,000 years there will be a second and definitive punishment for the fallen angels and the kings of the earth.

·       Finally the New Jerusalem and Mount Zion will come into view. Is that also true in Revelation, after the Millennium does the Heavenly City come down from heaven and comes to view? And God is reigning in the city, and in the city there's no need for sun or moon?

See this, there's no way you can understand these passages without going to Revelation. They're closely linked. Ellen White says that all the books of the Bible meet and end in the book of Revelation. So to understand Revelation we have to understand the whole Bible.

So in the city, the sun and moon will be ashamed. God will reign in Zion and Jerusalem, before His Elders gloriously. The entire scene is a description of global events that will occur before, during, and after the Thousand Years. The picture is of a global cataclysm.

 

Jadi ini hanya sedikit keterangan tentang apa yang akan kita pelajari di pelajaran-pelajaran berikutnya. Jadi inilah rangkuman dari detail-detail utama ayat-ayat yang baru kita  baca.

·       Akan ada bencana alam global atau kataklisma saat Kedatangan Kedua Kristus.

·       Allah akan menghukum Setan, malaikat-malaikatnya, dan raja-raja bumi yang jahat dengan mengurung mereka di dalam penjara. Setan, malaikat-malaikatnya dan orang-orang jahat akan berada dalam penjara selama banyak hari, atau seribu tahun, yang diterjemahkan kitab Wahyu sebagai seribu tahun.

·       Setelah masa 1,000 tahun, akan ada penghukuman kedua yang menentukan bagi malaikat-malaikat yang telah jatuh dan raja-raja bumi.

·       Akhirnya Yerusalem Baru dan Gunung Sion akan tampil. Bukankah begitu juga di kitab Wahyu, setelah Millenium Kota Suci surgawi turun dari Surga dan terlihat? Dan Allah bertakhta di Kota itu dan di dalam Kota tidak dibutuhkan matahari atau bulan?

Lihat, tidak mungkin kita bisa mengerti kutipan-kuitpan ini tanpa pergi ke Wahyu. Mereka terkait erat. Ellen White mengatakan bahwa semua kitab Alkitab bertemu dan berakhir di kitab Wahyu. Jadi untuk mengerti kitab Wahyu kita harus mengerti seluruh Alkitab.

Jadi di dalam Kota, matahari dan bulan akan merasa malu. Allah akan bertakhta di Sion dan Yerusalem, di hadapan para Tua-tuaNya dengan kemuliaan. Seluruh adegan adalah deskripsi peristiwa-peristiwa global yang akan terjadi sebelum, selama, dan setelah Masa Seribu Tahun. Gambarannya adalah suatu kataklisma (kehancuran besar) yang global.

 

 

But now at the first part of Isaiah chapter 24 you also have the description of the same event. Notice, it has different terminology.  “¹ Behold, the Lord makes the earth…” what?  “…empty…”  does that kind of bring to view a certain verse in the Bible, like what happened before  Creation, “the earth was without form and void”? What does “void” mean? Empty. In other words, the second coming is going to empty, is going to return the earth to the condition it was at Creation. “…¹ Behold, the Lord makes the earth empty and makes it…” what?  “…waste, distorts its surface and scatters abroad its inhabitants. ² And it shall be: as with the people, so with the priest; as with the servant, so with his master; as with the maid, so with her mistress; as with the buyer, so with the seller; as with the lender, so with the borrower; as with the creditor, so with the debtor. ³ The land shall be entirely emptied and utterly plundered, for the Lord has spoken this word.”

 

Tetapi di bagian pertama Yesaya pasal 24 juga ada deskripsi peristiwa yang sama. Simak, ini memakai istilah yang berbeda. “¹Lihatlah, TUHAN membuat bumi…” apa?   “…kosong…”  apakah ini mengingatkan kita akan ayat tertentu di Alkitab, seperti apa yang terjadi sebelum Penciptaan  “…bumi belum berbentuk, dan kosong (Kejadian 1:2)”?  Apa artinya “kosong”? Tidak ada isinya. Dengan kata lain, Kedatangan Kedua akan mengosongkan, akan mengembalikan bumi kepada kondisinya semula pada saat Penciptaan. “…¹Lihatlah, TUHAN membuat bumi kosong dan membuatnya…” apa?   “…gersang, menjungkirbalikkan permukaannya, dan menyerakkan keluar penduduknya. ² Dan akan terjadi, sebagaimana nasib umat demikianlah nasib imam, sebagaimana nasib hamba laki-laki demikianlah nasib tuannya, sebagaimana nasib hamba perempuan demikianlah nasib majikan perempuannya, sebagaimana nasib si pembeli demikianlah nasib si penjual, sebagaimana nasib yang meminjami demikianlah nasib yang meminjam, sebagaimana nasib orang yang memberi utang demikianlah nasib orang yang berutang. ³ Bumi akan seluruhnya dikosongkan dan seluruhnya dihancurkan, sebab Tuhanlah yang mengucapkan firman ini.…”

 

 

So here's the question, why does this happen to the planet? What's the reason that this happens? Well, let's read verses 4 and 5, “⁴ The earth mourns and fades away, the world languishes and fades away; the haughty people of the earth languish. ⁵ The earth is also defiled…” that word in Hebrew means “to soil”, “to corrupt”, “to pollute morally”. You can find the world is morally polluted when this happens. So it says,  “…⁵ The earth is also defiled under its inhabitants…” and now why was the earth polluted? Three reasons are given, “…because they have…” what? What's the first reason? They have:

1.   “…transgressed the Laws…”

2.   second “…changed the ordinance…”

3.   and three “…broken the everlasting covenant.”

 

Jadi ini pertanyaannya, mengapa ini terjadi pada planet ini? Apa alasannya terjadi begini? Nah, mari kita  baca ayat 4 dan 5, “⁴ Bumi berkabung dan memudar, dunia merana dan memudar; orang-orang bumi yang sombong merana. ⁵ Bumi juga dicemarkan…”  kata ini dalam bahasa Ibrani berarti “mengotori”, “merusak”, “mempolusi secara moral”. Kita akan mendapati dunia terpolusi secara moral ketika ini terjadi. Maka dikatakan, “…⁵ Bumi juga dicemarkan karena penduduknya…”  dan sekarang mengapa bumi terpolusi? Tiga alasan yang diberikan, “…sebab mereka telah…” apa? Apa alasan pertama?

1.   Mereka telah   “…melanggar Hukum…” 

2.   yang kedua, “…mengubah peraturan yang ditetapkan (ordonansi)…”

3.   dan yang ketiga  “…dan mengingkari perjanjian yang kekal.”

 

 

So why does this happen to the world, and to the kings, and to the host of the high ones? Because of these three reasons:

1.    they transgressed the Laws,

2.    they changed the ordinance,

3.    and they broke the Everlasting Covenant.

And so what was the result of these three ideas? Verse 6 tells us, “⁶ Therefore…” because of these three reasons  “…⁶ Therefore the curse has devoured the earth, and those who dwell in it are desolate. Therefore the inhabitants of the earth are burned, and few men are left…” who are the few men who are left? The righteous. There's not going to be any living people here during the Millennium. The few that are left are the righteous, not any of the wicked, not a remnant of the wicked.

 

Jadi mengapa ini terjadi pada dunia, dan pada raja-raja, dan pada balatentara mereka yang di tempat tinggi? Karena ketiga alasan ini:

1.   mereka melanggar Hukum,

2.   mereka mengubah peraturan yang ditetapkan (ordonansi),

3.   dan mereka mengingkari Perjanjian Kekal.

Maka apa akibat dari ketiga konsep ini? Ayat 6 memberitahu kita, “⁶ Oleh sebab itu…”  karena ketiga alasan itu, “…⁶ Oleh sebab itu, kutukan itu telah melahap bumi, dan mereka yang diam di sana menyedihkan. Sebab itu penduduk bumi akan terbakar dan sedikit manusia yang tersisa…” Siapakah sedikit manusia yang tersisa? Orang-orang benar. Tidak akan ada orang-orang yang hidup di sini selama Millenium. Beberapa yang tersisa adalah orang-orang yang benar, bukan orang jahat mana pun, bukan yang tersisa dari orang-orang jahat.

 

 

Now let's take a closer look at the three reasons why this earth will be cursed. It will be devoured, and its inhabitants and the earth are going to be burned, and only the righteous are going to be left.

 

Nah, mari kita simak lebih teliti ketiga alasan mengapa bumi ini akan dikutuk. Bumi ini akan dihabiskan, penduduknya dan bumi ini akan dibakar, dan hanya orang-orang yang benar yang akan tersisa.

 

 

1.   TRANSGRESSING THE LAWS

 

The first reason is they transgressed the Laws. So the question is where were those Laws revealed? What are those Laws that they transgressed? Well, let's go to Nehemiah 9:13-15 which is describing what occurred at Mount Sinai, what God did at Mount Sinai. It says there in Nehemiah 9:13 through 15 speaking about God, “¹³ You came down also on Mount Sinai, and spoke with them from heaven…” what was it that God gave at Mount Sinai? What did He give? Did He give Laws? He gave the Ten Commandments. “…¹³ You came down also on Mount Sinai, and spoke with them from heaven and gave them just…” what?   “…ordinances and true laws, good statutes and…” what? “…commandments…”   Ah, but there's something more. “…¹⁴ You made known to them Your holy Sabbath, and commanded them precepts, statutes and laws, by the hand of Moses Your servant…”

 

 

1.   MELANGGAR HUKUM

 

Alasan pertama ialah mereka melanggar Hukum. Maka pertanyaannya ialah, di manakah Hukum itu dinyatakan? Hukum apa yang mereka langgar? Nah, mari kita ke Nehemia 9:13-15 yang menggambarkan apa yang terjadi di Gunung Sinai, apa yang dilakukan Allah di Gunung Sinai. Dikatakan di sana di Nehemia 9:13-15, bicara tentang Allah, “¹³ Engkau juga telah turun ke atas gunung Sinai dan berbicara dengan mereka dari Surga…”  apa yang diberikan Allah di Gunung Sinai? Apa yang diberikanNya? Dia memberikan Kesepuluh Hukum. “…¹³ Engkau juga telah turun ke atas gunung Sinai dan berbicara dengan mereka dari Surga  dan memberikan mereka…”  apa?   “…peraturan-peraturan (ordonansi) yang adil, dan Hukum-hukum yang benar, ketetapan-ketetapan yang baik dan…” apa?   “…perintah-perintah…”  Ah, tetapi ada yang lain. “…¹⁴ Engkau memberitahu mereka Sabat-Mu yang kudus, dan memberikan kepada mereka perintah-perintah, ketetapan-ketetapan dan Hukum-hukum, dengan perantaraan Musa, hamba-Mu.”

 

 

So what is being referred to with the word “Laws”? It's referring to God's Commandments, to the Ten Commandments.

Now somebody might say, “Well, Pastor Bohr, but the word ‘Laws’ there is the word תֹּרָה  [tôrâh] which is very general; it means basically ‘revelation’ or ‘instruction’.”

Yeah, that's true, but let me ask you, when did the ceremonial Laws come to an end? They came to an end when Jesus died on the cross, right? So would God punish the wicked at the second coming for violating ceremonial Laws? Of course not! So it has to refer to moral Laws. Are you following me or not? Because God would not punish the world for violating ceremonial Laws that were done away at the cross.  

 

Jadi apa yang dimaksud di sini dengan kata “Hukum-hukum”? Ini mengacu kepada Perintah-perintah Allah, kepada Kesepuluh Perintah Allah.

Nah mungkin ada yang berkata, “Nah, Pastor Bohr, tetapi kata ‘Hukum-hukum’ di situ adalah kata תֹּרָה  [tôrâh] 'taurat' yang sangat umum; pada dasarnya itu berarti 'ungkapan' atau  ‘petunjuk’.”

Ya, itu benar, tetapi coba saya tanya, kapan Hukum Seremonial berakhir? Mereka berakhir ketika Yesus mati di salib, benar? Jadi apakah Allah akan menghukum orang-orang jahat pada saat KedatanganNya yang Kedua karena melanggar Hukum Seremonial? Tentu saja tidak! Jadi ini haruslah merujuk ke Hukum Moral. Apakah kalian mengikuti saya atau tidak? Karena Allah tidak akan menghukum dunia karena telah melanggar Hukum Seremonial yang sudah dihentikan di salib.

 

 

Now what is sin? It says they “transgress the Laws”.  Let's notice how the Bible defines transgression of the Law. You know what verse I'm going to go to, 1 John 3:4, I'm reading from the King James Version. The modern versions say sin is “Lawlessness”. The Greek word is the word ἀνομία [anomia]. By the way, the word for “Law” in the Greek is νομος [nomos] but when you add an “a” next to it, it means “against”. 

·       So νομος [nomos] is Law;

·       ἀνομος [anomos] means contrary to the Law or transgression of the Law.

So it says, “⁴ Whosoever committeth sin transgresseth also the law: for sin is…” what?  “…is the transgression of the law.”(KJV)

So what is the first reason why God is going to punish the world? Because it transgressed the Ten Commandments. So let me ask you, if God punishes the world for transgressing the Ten Commandments, was the Law still binding when Jesus came? Of course! It wasn't done away at the cross, if the world is going to be punished for transgressing the Law, if the Law was done away when Jesus died on the cross.

 

Nah, dosa itu apa? Dikatakan  “mereka telah melanggar Hukum-hukum” (Yesaya 24:5). Mari kita simak bagaimana Alkitab mendefinisikan pelanggaran Hukum. Kalian tahu ayat mana yang saya tuju, 1 Yohanes 3:4, saya membaca dari KJV. Versi-versi yang modern mengatakan dosa itu “ketidakadanya Hukum”. Kata Greekanya ialah kata ἀνομία [anomia]. Nah, kata “Hukum” dalam bahasa Greeka ialah νομος [nomos], tetapi bila ditambahkan huruf “a” kepadanya, itu berarti “bertentangan”.

·       Jadi νομος [nomos] adalah Hukum,

·       ἀνομος [anomos]  berarti bertentangan dengan Hukum atau pelanggaran Hukum.

Jadi dikatakan, “⁴ Siapa yang berbuat dosa, juga melanggar Hukum Allah, sebab dosa ialah…”  apa?   “…pelanggaran Hukum Allah.”

Jadi apakah alasan pertama mengapa Allah akan menghukum dunia? Karena dia telah melanggar Kesepuluh Hukum. Jadi saya mau bertanya, jika Allah menghukum dunia karena telah melanggar Kesepuluh Hukum, apakah Hukum tersebut masih mengikat ketika Yesus datang? Tentu saja. Hukum itu tidak dihapus di salib jika dunia akan dihukum karena telah melanggar Hukum, andaikan Hukum itu dihapuskan ketika Yesus mati di salib.

 

 

Now let's notice a few additional verses that use the same word ἀνομία [anomia]. Matthew 24:12, and I encourage you to get the study notes for Matthew 24. You know you can get them for free online, you can get all the study notes for free online. You say, “Well, you're losing money.” “Yeah, we're losing money, but we're gaining people who know the truth, and that's what it's all about.”

You know when we started this ministry ~ let me just do a little commercial here ~ when we started this ministry, the only way we could sustain ourselves was through sale of materials that we produced, but then the Lord blessed us so abundantly with donations that we decided, “Hey, let's put everything online so that everybody can see everything that we've ever done for the last 20 years.” And you can do that on our app, not only the presentations, but the study notes. And it's been a blessing. You know, we haven't been hurt financially, our ministry is sustained, 95% of our financing is donations, 5% is sales. So we decide to put everything online, so that everybody can benefit from it. Okay, end of commercial.

 

Nah, mari kita simak beberapa ayat tambahan yang menggunakan kata yang sama ἀνομία [anomia]. Matius 24:12 dan saya mendorong kalian untuk mendapatkan makalah pelajaran Matius 24. Tahukah kalian, kalian bisa mendapatkannya gratis online. Kalian bisa mendapatkan semua makalah secara gratis online. Kalian berkata, “Nah, Anda rugi.” “Ya, kami kehilangan uang tapi kami mendapatkan manusia yang mengenal kebenaran, dan itu yang penting.”

Kalian tahu, ketika kami pertama memulai ministri ini ~ izinkan saya melakukan sedikit komersial di sini ~ ketika kami memulai ministri ini, satu-satunya cara kami bisa membiayai diri sendiri adalah melalui penjualan bahan-bahan yang kami produksi. Tetapi kemudian Tuhan memberkati kami sedemikian berlimpahnya dengan donasi-donasi yang kami terima, sehingga kami memutuskan, “Hei, mari kita masukkan semuanya online supaya setiap orang bisa melihat segala yang pernah kita lakukan selama 20 tahun terakhir.” Dan kalian bisa melakukan itu melalui aplikasi kami, bukan hanya untuk presentasi-presentasi, tetapi juga makalah-makalahnya. Dan itu menjadi suatu berkat. Kalian tahu, kami tidak merugi secara finansial, ministri kami terus hidup, 95% pembiayaan kami itu dari donasi, 5% dari penjualan. Jadi kami memutuskan untuk memasukkan semuanya online, sehingga  semua orang bisa mendapatkan manfaat darinya. Oke. Komersial berakhir.

 

 

Matthew 24:12 speaks about the end time, Jesus says, “ ¹² And because ἀνομία [anomia]...” it should be translated “because of the transgression of the Law will abound…” what is going to happen? “…the love of many will grow cold.” Now can something grow cold that wasn't hot before? No! This is speaking about people who profess Jesus, who once had a hot faith but their faith grew what? Their faith grew cold. Why did it grow cold? Because of the transgression of the Law. You know Christians like to place a conflict between Law and love, but the apostle Paul says that“love is the fulfilling of the Law”. Jesus said “If you love me you will keep my Commandments”. “this is the love of God, that we keep His Commandments”. If I love my neighbor I'm not going to kill him, if I love my neighbor I'm not going to commit adultery with his wife, I'm not going to steal his goods, I'm not going to bear false witness against him, I'm not going to covet what belongs to him. “love is the fulfilling of the Law” there's no conflict between Law and grace, between Law and love. So what is one of the characteristics at the very end? “the love of many will grow cold”,  because of ‘transgression of the Law’.

 

Matius 24:12 bicara tentang akhir masa, Yesus berkata, “¹² Dan karena ἀνομία [anomia]…” ini harus diterjemahkan “…¹² Dan karena pelanggaran Hukum akan bertambah…”  apa yang akan terjadi?   “…kasih banyak orang akan menjadi dingin…”  Nah, bisakah sesuatu menjadi dingin yang sebelumnya tidak panas? Tidak! Ini bicara tentang orang-orang yang mengakui Yesus, yang pernah punya iman yang hangat, tetapi iman mereka menjadi apa? Iman mereka menjadi dingin. Mengapa menjadi dingin? Karena pelanggaran Hukum. Kalian tahu, orang-orang Kristen suka menempatkan konflik antara Hukum dengan Kasih, tetapi rasul Paulus berkata bahwa, “…¹⁰  kasih adalah kegenapan Hukum” (Roma 13:10). Yesus berkata, “¹⁵ Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti Perintah-perintahKu” (Yohanes 14:15). “³ … inilah kasih kepada Allah, yaitu, bahwa kita menuruti Perintah-perintah-Nya” (1 Yohanes 5:3).” Jika saya mengasihi sesama saya, saya tidak akan membunuhnya; jika saya mengasihi sesama saya, saya tidak akan berzinah dengan istrinya; saya tidak akan mencuri hartanya; saya tidak akan bersaksi dusta terhadapnya; saya tidak akan mengingini miliknya. “…¹⁰ kasih adalah kegenapan Hukum” (Roma 13:10). Tidak ada konflik antara Hukum dan Kasih karunia, antara Hukum dan Kasih. Jadi apakah salah satu karakteristik pada akhir masa? “…kasih banyak orang akan menjadi dingin” “karena pelanggaran Hukum.”

 

 

You remember Matthew 7:23 there's a group that perform miracles, they cast out demons, they gave prophecies, they appeared to be the real deal, and in the Judgment Day Jesus comes and He says to them what? Matthew 7:23, and the passage begins in verse 21, but I've given you the context, “ ²³ And then I will declare to them…” Jesus says,  “…‘I never knew you; depart from Me, you who transgress the Law”. That's the word ἀνομία [anomia], the same word in 1 John 3:4. See in 1 John 3:4 “transgression of the Law” is just one word in Greek, that's why it's translated “Lawlessness” by modern versions. 

 

Kalian ingat Matius 7:23, ada satu kelompok yang membuat mujizat, mereka membuang setan, mereka bernubuat, mereka tampaknya benar-benar orang Kristen tulen, dan di Hari Penghakiman Yesus datang dan Dia berkata apa kepada mereka? Matius 7:23 ~ nah, bacaannya dimulai di ayat 21, tetapi saya telah memberikan konteksnya, “²³ Pada waktu itulah Aku akan menyatakan kepada mereka,…”  Yesus berkata,  “…‘Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari Aku, kamu sekalian yang melanggar Hukum…”  ini adalah kata ἀνομία [anomia] kata yang sama yang di 1 Yohanes 3:4. Lihat, di 1 Yohanes 3:4 “pelanggaran Hukum” itu satu kata Greeka, itulah mengapa itu diterjemahkan “ketidakadanya Hukum” oleh versi-versi modern.

 

 

Now how does Jesus look at transgression of the Law? How does He consider transgression of the Law? Notice Hebrews 1:8, which actually comes from Psalm 40:7 and 8, “⁸ But to the Son He says,…” this is the Father speaking to His Son, “…‘Your throne, O God, is forever and ever. A scepter of righteousness is the scepter of Your kingdom…” and now notice this, “…⁹ You have loved…” what? “…righteousness and hated the transgression of the Law (Lawlessness)…” so how can Christians say that sinning doesn't matter because we're saved by grace? So do we love what Jesus hates? Are you with me or not? Now, we're not talking about legalistic people. “Oh, I better keep the Law or else I'm going to be destroyed.” No! If we love Jesus we will love what He loved, He loved righteousness and He hated the transgression of the Law, according to this. So it continues saying, “…⁸ But to the Son He says, ‘Your throne, O God, is forever and ever. A scepter of righteousness is the scepter of Your kingdom.⁹ You have loved righteousness and hated Lawlessness…” or hated the transgression of the Law,  “…therefore God, Your God, has anointed You with the oil of gladness more than Your companions.”

 

Nah, bagaimana Yesus memandang pelanggaran Hukum? Bagaimana pelanggaran Hukum menurut Yesus? Simak Ibrani 1:8, yang sebenarnya berasal dari Mazmur 40:7-8, “⁸ Tetapi kepada Anak Ia berkata…”  ini Bapa bicara kepada AnakNya, “…‘Takhta-Mu, ya Allah, itu selama-lamanya. Sebuah tongkat kebenaran adalah tongkat kerajaan-Mu…”dan sekarang simak ini, “…⁹ Engkau telah mencintai…”  apa?  “…kebenaran dan membenci pelanggaran Hukum;…” Kalau begitu bagaimana orang Kristen bisa berkata berbuat dosa itu tidak masalah, karena kita diselamatkan oleh kasih karunia? Jadi kita menyukai apa yang dibenci Yesus? Apakah kalian mengikuti saya atau tidak? Nah, kita tidak bicara tentang orang-orang yang legalis. “Oh, sebaiknya saya mematuhi Hukum, kalau tidak saya akan dibinasakan.” Tidak! Jika kita mengasihi Yesus, kita akan menyukai apa yang Dia suka. Menurut ayat ini Dia mencintai kebenaran dan Dia membenci pelanggaran Hukum. Jadi selanjutnya dikatakan, “…⁸ Tetapi kepada Anak Ia berkata,  ‘Takhta-Mu, ya Allah, itu selama-lamanya. Sebuah tongkat kebenaran adalah tongkat kerajaan-Mu. ⁹ Engkau telah mencintai kebenaran dan membenci pelanggaran Hukum;  sebab itu Allah, Allah-Mu telah mengurapi Engkau dengan minyak sukacita, melebihi rekan-rekanMu."

 

 

And now you know what's interesting. You've heard about the final Antichrist, right? What is one of the characteristics of the final Antichrist? In 2 Thessalonians 2:7 it speaks about “the man of sin who sits in the temple of God”. By the way, the temple of God is a symbol of what? Of the church. He sits in the church. Whenever the Apostle Paul refers to “the temple of God” he's not speaking about the Jewish temple, he's speaking about the church. Read Ephesians 2:19-22; 1 Corinthians 3:16-17 among other verses; 1 Peter 2:1-10. The church is now the temple on earth, but the literal Temple is in heaven where Jesus ministers. So the Antichrist is going to sit in the temple of God, he's going to sit in the church, and what is one of his characteristics? One of his characteristics is ~ the Bible says ~ that this individual is “the mystery of Lawlessness”, and the same word is used. This is the mystery of the transgression of the Law.

Who was the first transgressor of the Law? Who was? Adam and Eve? No, Lucifer. So whose emissary is the Antichrist? It's a mystery of Lawlessness, of transgression of the Law.

 

Dan sekarang kalian tahu ada yang menarik. Kalian pernah mendengar tentang Antikristus yang terakhir, benar? Apakah salah satu karakteristik Antikristus yang terakhir? Di 2 Tesalonika 2:7 bicara tentang  “manusia dosa (durhaka) yang duduk di Bait Allah”. Nah, Bait Allah adalah simbol apa? Simbol gereja. Dia duduk di gereja. Setiap kali rasul Paulus mengacu kepada “Bait Allah”, dia tidak bicara tentang Bait Allah Yahudi, dia bicara tentang gereja. Baca di Efesus 2:19-22; 1 Korintus 3:16-17 di antaranya, 1 Petrus 2:1-10.

Sekarang gereja adalah Bait Suci yang di dunia, tetapi Bait Suci literal ada di Surga di mana Yesus melayani. Maka si Antikristus akan duduk di Bait Allah, dia akan duduk di gereja, dan apa salah satu karakternya? Salah satu karakternya ~ kata Alkitab ~ ialah orang itu adalah “misteri pelanggaran Hukum” dan kata yang sama dipakai. Inilah misteri pelanggaran Hukum.

Siapakah pelanggar Hukum yang pertama? Siapa? Adam dan Hawa? Bukan. Lucifer. Jadi Antikristus itu wakil siapa? Itulah misteri ketidakadaannya Hukum, misteri pelanggaran Hukum.

 

 

So what is the first reason why the world is going to be destroyed and the wicked are going to be destroyed and punished in the first stage? Because they insisted on transgressing The Ten Commandments.

 

Jadi apakah alasan pertama mengapa dunia ini akan dihancurkan dan yang jahat akan dimusnahkan dan dihukum di tahap pertama? Karena mereka ngotot melanggar Kesepuluh Hukum.

 

 

Let's go to the second reason:

2.   CHANGING THE ORDINANCE

 

What does that mean? What does the word “changed” mean? See, when we study the Bible we need to look for the same word in many different places, to understand what it means. The word “changed” is used in several verses. I've included three of them here because it's translated differently.

·       Laban changed Jacob's salary 10 times (Genesis 31:7), he was a shyster. One of the worst people in the whole Bible was Laban. Just read the story. So Laban changed his salary.

·       Joseph changed his garments before he appeared before pharaoh (Genesis 41:14).

·       and by the way the same Hebrew word is translated “abolish” (Isaiah 2:18) and “alter” (Leviticus 27:10), it means to alter something, to change something.

 

 

Mari ke alasan kedua:

2.   MENGUBAH PERATURAN (ORDONANSI)

 

Apa maksudnya? Apa yang dimaksud dengan kata “mengubah”? Lihat, bila kita mempelajari Alkitab kita perlu mencari kata yang sama di banyak ayat lain untuk memahami artinya. Kata “mengubah” dipakai di beberapa ayat.

Saya memasukkan tiga dari mereka karena diterjemahkan beda-beda.

·       Laban mengubah upah Yakub 10 kali (Kejadian 31:7), dia orang yang culas, salah satu manusia yang paling buruk di seluruh Alkitab ialah Laban. Baca sasja kisahnya. Jadi Laban mengubah upah Yakub.

·       Yusuf mengubah (mengganti) pakaiannya sebelum dia muncul di hadapan Firaun (Kejadian 41:14).

·       Dan kata Ibrani yang sama diterjemahkan juga “hapus” (Yesaya 2:18) dan “mengganti” (Imamat 27:10), maksudnya mengganti sesuatu, mengubah sesuatu.

 

 

Now the word “ordinance” that is used here is the he word, חֹק [chôq, khoke] it's kind of like a German pronunciation חֹק [chôq, khoke]. What does חֹק [chôq, khoke] mean, the word  “Ordinance”? It means:

·       to scratch or engrave, cutting in, or engraving in stone. It means to cut in or engrave a message on stone.

 

Thus according to Hebrew scholars, the original root meaning is ~ and this comes from Jack  P.  Lewis,  Theological Wordbook of the Old Testament, volume 1, p. 317 ~ it means:

·       to engrave Laws upon slabs of stone, or metal, to set them in a public place.

So this ordinance must have something to do with something that is engraved upon a slab of stone or of metal.

 

According to one of the best lexicons of the Old Testament that defines words, Brown-Driver-Briggs Hebrew Lexicon it means:

·       to cut in, to cut upon, to engrave, to inscribe, to trace, and to mark out.

 

 

Nah, kata “peraturan yang ditetapkan” (“ordonansi”) yang dipakai di sini adalah kata חֹק [chôq, khoke] seperti lafal kata Jerman, חֹק [chôq, khoke]. Apa makna חֹק [chôq, khoke] kata  “peraturan” ini? Maknanya ialah:

·       Menggurat atau mengukir, mengiris ke dalam, atau mengukir batu. Artinya membuat irisan atau mengukir sebuah pesan pada batu.

 

Maka menurut pakar-pakar Ibrani, makna akar aslinya ~ dan ini berasal dari Jack  P.  Lewis,  Theological Wordbook of the Old Testament, Vol. 1, hal. 317 ~ ialah:

·       Mengukir Hukum-hukum di atas loh-loh batu atau logam, dan menempatkan mereka di tempat umum.

Maka peraturan (ordonansi) ini tentunya berkaitan dengan sesuatu yang diukir pada sebuah loh batu atau logam.

 

Menurut salah satu Leksikon Perjanjiann Lama yang terbaik yang mendefinisikan kata-kata, Brown-Driver-Briggs Hebrew Lexicon artinya ialah:

·       Mengiris ke dalam, mengiris di atas, mengukir, menulis, menjiplak, dan menandai.

 

 

Now there are other words that are used synonymously with this word “ordinance”; you know, you have, sometimes it’s mentioned as “word”, “testimony”, “Law”, “judgment”, “commandment”. In the Vine's Expository  Dictionary  of  Biblical Words,  (Copyright  1985,

Thomas  Nelson Publishers) it says, “The word’s synonyms…” the synonyms of “ordinance” ~ what is a synonym? That's a word that has the same meaning, right? “…The word’s synonyms are מִצְוָה [mitsvâh] (commandment); מִשְׁפָּט [mishpât] (judgment); בְּרִית [berı̂yth] (covenant);   תּוֹרָה[tôrâh]  (law); and עֵדוּת [‛êdûth] (testimony). It is not easy to distinguish between these synonyms, as they are often found in conjunction with each other.”

 

Nah, ada kata-kata lain yang dipakai bersinonim dengan kata “peraturan” (ordonansi) ini; terkadang itu disebut “kata”, “kesaksian”, “Hukum”, “penghakiman”, “perintah”. Di Vine's Expository Dictionary of Biblical Words, (Copyright 1985, Thomas  Nelson Publishers) dikatakan, “…Sinonim-sinonim kata tersebut…” sinonim-sinonim dari kata “peraturan” (ordonansi) ~ sinonim itu apa? Itu kata yang punya arti yang sama, benar? “…Sinonim-sinonim kata tersebut ialah  [mitsvâh] (perintah); מִשְׁפָּט [mishpât] (penghakiman); בְּרִית [berı̂yth] (perjanjian);   תּוֹרָה[tôrâh] (Hukum); dan עֵדוּת [‛êdûth] (kesaksian). Tidak mudah untuk membedakan sinonim-sinonim ini karena mereka sering ditemukan berkaitan satu dengan yang lain."

 

 

Now what does the word ק [chôq, khoke] mean? The word ק [chôq, khoke] refers to ordinances that God established at Creation which are unchangeable decrees. The word ק [chôq, khoke]  refers to unchangeable decrees established at Creation.

 

Nah, apa artinya kata ק [chôq, khoke]? Kata ק [chôq, khoke] mengacu kepada peraturan-peraturan (ordonansi) yang dibuat Allah saat Penciptaan, yang adalah ketetapan-ketetapan yang tidak bisa diubah. Kata ק [chôq, khoke] mengacu kepada ketetapan-ketetapan yang tidak akan berubah yang dibuat saat Penciptaan.

 

 

Now let's notice several examples of this. Proverbs 8:29 I'm reading from the NIV, refers to God closing in the sea and keeping it within its bounds at Creation as ק [chôq, khoke]. Notice what it says there in Proverbs 8:29, “²⁹when He gave the sea its  boundary  חֹק [chôq, khoke]...” when did God establish the boundary of the sea? At Creation. So  “...when He gave the sea its חֹק [chôq, khoke] so the waters would not overstep His  command, and when He  marked out the foundations of the earth...” did God mark out the week at Creation? Did He also mark out 7 days 24 hours each? Yes, He did.

 

Nah, mari kita simak beberapa contoh dari hal ini. Amsal 8:29, saya membaca dari NIV, mengacu kepada Allah membatasi laut dan menjaganya di dalam batasannya saat Penciptaan sebagai ק [chôq, khoke]. Simak apa yang dikatakan di Amsal 8:29, “²⁹ ketika Ia memberikan kepada laut batasnya ק [chôq, khoke]…”  kapan Allah menentukan batasan laut? Saat Penciptaan. Jadi, “…²⁹ ketika Ia memberikan kepada laut ק [chôq, khoke]-nya supaya air-air tidak akan melanggar perintah-Nya dan ketika Ia menandai dasar-dasar bumi (NIV)…”  apakah Allah menandai kapan satu minggu itu saat Penciptaan? Apakah Allah juga menentukan 7 hari 24 jam masing-masing? Ya, benar.

 

 

Notice also Job 38:8-11, “⁸ Who  shut up the sea behind doors when it burst forth from the womb…” that is at Creation, because the earth was filled with water.  “…When I made the clouds its garment and wrapped it in thick  darkness, when I  fixed limits חֹק [chôq, khoke]...” when did God establish limits for the sea? At Creation.  “...when I  fixed limits חֹק [chôq, khoke] for it and set its  doors and bars in place, when I said, 'This far you may come and  no farther; here is where your proud waves halt'?” (NIV)

 

Simak juga Ayub 38:8-11, “⁸Yang membendung laut di balik pintu-pintu, ketika ia meledak dari rahim…”  artinya saat Penciptaan, karena bumi waktu itu dipenuhi air.   “…⁹ Ketika Aku membuat awan menjadi pakaiannya dan membungkusnya dalam kegelapan yang kelam, ¹⁰ ketika Aku menetapkan batasnya ק [chôq, khoke]…” kapan Allah menetapkan batasnya untuk laut? Saat Penciptaan. “…¹⁰ ketika Aku menetapkan batasnya ק [chôq, khoke]  dan menempatkan pintunya dan palangnya di tempatnya; ¹¹ ketika Aku berfirman, ‘Sampai di sini engkau boleh datang dan tidak lebih dari ini; di sinilah gelombang-gelombangmu yang sombong, berhenti!’…” (NIV)

 

 

But God established something else as חֹק [chôq, khoke] at Creation and that is He established the heavenly bodies in their place, and kept them there, that is until He moves them out of their places at the second coming.  

 

Tetapi Allah menetapkan yang lain sebagai ק [chôq, khoke] saat Penciptaan, dan itu ialah Dia menentukan benda-benda langit di tempat mereka masing-masing dan menahan mereka di sana, hingga nanti Dia akan memindahkan mereka dari tempat mereka saat Kedatangan Kedua.

 

 

Notice, “³ Praise ye Him, sun and moon; Praise Him, all you stars of light! ⁴ Praise Him, you highest (heavens of) heavens, and you waters above the  skies (heavens)! ⁵ Let them praise the name of the Lord, for He commanded and they were created. ⁶ He also set (established in place) them forever and ever; He gave a  חֹק [chôq, khoke] a decree that will never (which shall not) pass away.” (Psalms 148:3-6)

 

Simak, “ ³ Pujilah Dia, hai matahari dan bulan, pujilah Dia, hai segala bintang terang! ⁴ Pujilah Dia, hai langit yang tertinggi, dan air yang di atas langit! ⁵ Biarlah mereka memuji nama TUHAN, sebab Dia memberi perintah, dan mereka tercipta. ⁶ Dia menempatkan mereka di tempatnya untuk selama-lamanya, Dia memberi sebuah ק [chôq, khoke]  sebuah perintah yang tidak akan berlalu.”(Mazmur 148:3-6).  

 

 

Let me ask you, are the new heavens and new earth going to exist throughout eternity? Yes. They will leave a little suspension in between, but they will exist forever.

What He established at Creation, He established the sun, moon, and stars in their places.

Now He also established the decree for rain to fall. Job 28:25 and 26, “²⁵ When He established the force of the wind  and measured out the waters, ²⁶ when He made a חֹק [chôq, khoke] (a decree) for the rain  and a path for the thunderstorm...”  Now this didn't exist at Creation but God established that, and it has existed ever since.

 

Coba saya tanya, apakah langit baru dan bumi baru akan ada sepanjang kekekalan? Ya. Mereka akan ditangguhkan untuk sementara, tetapi mereka akan ada selamanya. Apa yang telah ditetapkan Allah saat Penciptaan, Dia menetapkan matahari, bulan, dan bintang-bintang di tempat mereka.

Nah, Allah juga menetapkan peraturan untuk turunnya hujan. Ayub 28:25-26, “²⁵ Ketika Ia menetapkan kekuatan angin, dan menakar air-air, ²⁶ ketika Ia membuat sebuah ק [chôq, khoke] (sebuah perintah) bagi hujan, dan sebuah jalan bagi hujan badai…”  Nah, ini tidak ada saat Penciptaan, tetapi Allah menetapkan itu, dan sejak itu dia selalu ada.

 

 

Now also the regularity of the seasons was established by God by decree. Notice Jeremiah 5:24, “They do not say to themselves…” speaking about the wicked, “…'Let us fear the LORD our God, who gives autumn and spring rains in season, who assures us of the  חֹק [chôq, khoke] ( regular) weeks of harvest...” He has decreed the seasons of harvest, of planting and harvesting.

 

Nah keteraturan musim-musim juga ditetapkan Allah dengan perintah. Simak Yeremia 5:24, “²⁴ Mereka tidak berkata dalam hati…” bicara tentang orang-orang jahat,   “…‘Baiklah kita takut akan TUHAN, Allah kita, yang memberi hujan musim gugur dan hujan musim semi pada waktunya, yang memberi kita jaminan ק [chôq, khoke] (keteraturan) minggu-minggu panen…”  Dia telah menetapkan musim-musim panen, menanam, dan menuai.

 

 

The word חֹק [chôq, khoke]  also applies to the Everlasting Covenant. Notice 1 Chronicles 16:16-17, “¹⁶ the covenant He made with Abraham, the oath He swore to Isaac, ¹⁷ He confirmed it to Jacob as a חֹק [chôq, khoke], as a decree, to Israel as an everlasting covenant."

When will the Everlasting Covenant pass away? Never!

 

Kata ק [chôq, khoke] juga diaplikasikan pada Perjanjian Kekal. Simak 1 Tawarikh 16:16-17, “¹⁶ Perjanjian yang dibuatNya dengan Abraham,  sumpah yang Dia ikrarkan  kepada Ishak, ¹⁷ Dia meneguhkannya kepada Yakub sebagai sebuah ק [chôq, khoke], sebagai sebuah perintah, kepada Israel sebagai sebuah perjanjian kekal.”

Kapan Perjanjian Kekal akan berlalu? Tidak pernah!

 

 

Notice Psalm 89:34, “³⁴ My covenant I will not break, nor…” what  “…alter the word that has gone out of My lips.”

 

Simak Mazmur 89:34, “³⁴ PerjanjianKu tidak akan Aku langgar maupun…” apa?   “…mengganti  kata yang telah keluar dari bibir-Ku.”

 

 

Now what is it that God engraved on tables of stone as חֹק [chôq, khoke]? What was it that He engraved? The Ten Commandments. Were the 10 Commandments written on tables of stone? Were they engraved there? Remember the meaning of the word חֹק [chôq, khoke]. For how long is God's Law going to exist? Well, only until Jesus died on the cross, right? No! It's going to last forever, and it was engraved on tables of stone. Do you remember what the word חֹק [chôq, khoke] means according to the experts in the language?

 

Nah apa yang diukir Allah pada loh-loh batu sebagai ק [chôq, khoke]? Apa yang diukir Allah? Kesepuluh Hukum/Kesepuluh Perintah Allah. Apakah Kesepuluh Perintah itu ditulis pada loh-loh batu? Apakah mereka terukir di sana? Ingat makna kata  ק [chôq, khoke]. Sampai kapan Hukum Allah akan eksis? Nah, hanya hingga Yesus mati di salib, benar? Tidak! Itu akan ada terus selamanya, dan itu terukir di loh-loh batu. Apakah kalian ingat apa arti kata ק [chôq, khoke]menurut para pakar bahasa tersebut?

 

 

Notice Exodus 32:16. “¹⁶ Now the tablets were the work of...” now the tablets were the work of whom? Who wrote the Ten Commandments? Who engraved them on stone? God engraved them on stone. “...¹⁶ Now the tablets were the work of God, and the writing was the writing of God engraved on the tablets...” 

 

Simak Keluaran 32:16, “¹⁶ Nah, kedua loh itu ialah pekerjaan…”  nah loh-loh itu karya siapa? Siapa yang menulis Kesepuluh Perintah? Siapa yang mengukirnya pada batu? Allah yang mengukirnya pada batu. “…¹⁶ Nah, kedua loh itu ialah pekerjaan Allah, dan tulisan itu ialah tulisan Allah ditukik pada loh-loh itu.”

 

 

Let me ask you this, is there a power in the world that claims to have changed the חֹק [chôq, khoke]? Have you ever heard about a Little Horn in Daniel 7? What did the Little Horn think that it could do with one of the Commandments engraved on stone by the Finger of God? You know Daniel 7:25, let's read it. Daniel 7:25, see you have one of the reasons why the world is destroyed, is because the Little Horn thought it could change what God engraved on tables of stone, חֹק [chôq, khoke]. Let's read Daniel 7:25. By the way what does the Little Horn represent? You know this, the Little Horn is a symbol of the Roman Catholic Papacy. Does the Roman Catholic Papacy claim that it changed the Law? I have zillions of statements from Roman Catholic authorities that say, “We, by the authority that Christ gave us, have changed the Sabbath to Sunday." Have they changed the ordinance engraved on tables of stone? Have they thought that they've done that? Yeah. Have they? No! Daniel 7:25 says, “²⁵ He shall speak pompous words against the Most High, shall persecute the saints of the Most High, and shall intend to change times and laws…”

 

Coba saya tanya, apakah ada kekuasaan di dunia yang mengklaim telah mengubah   ק [chôq, khoke]?  Pernahkah kalian mendengar tentang si Tanduk Kecil di Daniel 7? Apa yang disangka si Tanduk Kecil bisa diperbuatnya dengan salah satu Perintah yang terukir di batu oleh Jari Allah? Kalian kenal Daniel 7:25, mari kita  baca. Daniel 7:25, lihat ini salah satu alasan mengapa dunia ini dihancurkan, yaitu karena si Tanduk Kecil menyangka dia bisa mengubah apa yang telah diukir Allah pada loh-loh batu, ק [chôq, khoke]. Mari kita  baca Daniel 7:25. Nah, Tanduk Kecil ini mewakili siapa? Kalian sudah tahu ini, Tanduk Kecil adalah simbol dari Kepausan Roma Katolik. Apakah Kepausan Roma Katolik mengklaim dia bisa mengubah Hukum Allah? Saya punya berjibun pernyataan dari autoritas Roma Katolik yang mengatakan, “Kami, dengan autoritas yang diberikan Kristus kepada kami, telah mengubah Sabat ke hari Minggu.” Sudahkah mereka mengubah peraturan yang terukir di loh-loh batu? Apakah mereka berpikir mereka telah melakukan itu? Ya. Tetapi sudahkah mereka melakukan itu? Tidak! Daniel 7:25 berkata, “²⁵ Dan ia akan mengucapkan kata-kata besar (sombong) menentang Yang Mahatinggi, dan akan mempersekusi orang-orang kudus milik Yang Mahatinggi, dan akan berniat (berpikir) untuk mengubah waktu-waktu dan Hukum-hukum...”

 

 

In what way has the Papacy attempted to change the Law? Well, first of all it divided the 10th commandment, divided into two: the 10th commandment “ye shall not covet”. So they say, “you will not covet your neighbor's goods”, and “you will not cover your neighbor's wife.” While covetousness is just one commandment, okay? But they had to divide the 10^th. Why did they divide the 10^th? Because they got rid of the second. You go to the catechisms and the catechisms do not have the second commandment. It jumps from “you shall not have any gods before Me” to “don't take His name in vain”. Now they are in the Roman Catholic Bible, the second commandment is in the Roman Catholic Bible, but not in the catechisms, and the catechisms is what they used to teach mainly children, but also individuals who are converts to the Roman Catholic Church.  Why do they have to divide the tenth commandment into two? Because if they get rid of the second, they end up with nine commandments. So that's one way that the Papacy has changed what God established and engraved on tables of stone. They get rid of the second commandment, and the reason is obvious because that second commandment forbids making images, and bowing before them. I mean give me a break, as subtle as a tornado.

 

Dalam hal apa Kepausan telah mencoba mengubah Hukum? Nah, pertama dia telah membagi Perintah ke-10 menjadi dua, Perintah yang mengatakan “Jangan mengingini”.

Jadi mereka berkata, “Jangan mengingini milik sesamamu” dan “jangan mengingini istri sesamamu”. Jangan mengingini itu satu Perintah saja, oke? Tetapi mereka harus membagi Perintah ke-10. Mengapa mereka membagi Perintah ke-10? Karena mereka menyingkirkan Perintah ke-2. Jika kita lihat Katekismus, di Katekismus tidak ada Perintah ke-2. Di sana meloncat dari “jangan punya allah lain di hadapanKu” ke “jangan memakai namaNya dengan sembarangan”. Nah, Perintah ke-2 ada di Alkitab Roma Katolik, tetapi tidak ada di dalam Katekismus, dan Katekismus adalah apa yang mereka pakai untuk mengajar, terutama anak-anak, tetapi juga orang dewasa yang masuk ke gereja Roma Katolik. Mengapa mereka harus membagi Perintah ke-10 menjadi dua? Karena jika mereka menyingkirkan Perintah ke-2, mereka cuma punya 9 Perintah. Maka itulah salah satu yang telah diubah oleh Kepausan apa yang telah ditetapkan dan diukir Allah pada loh-loh batu. Mereka menyingkirkan Perintah ke-2, dan alasannya sangat jelas karena Perintah ke-2 ini melarang membuat patung dan sujud di depannya. Yang bener aja, begitu jelas.  

 

 

And what else did the Papacy do? How else did the Papacy think that it could change the Law? By saying we don't have to keep the Sabbath anymore, the day of worship now is Sunday, that's the change that is being described here. It's the second reason for the destruction of the world.

 

Dan apa lagi yang dilakukan Kepausan? Bagaimana lagi Kepausan berpikir dia bisa mengubah Hukum? Dengan mengatakan kita tidak usah memelihara Sabat lagi, hari ibadah sekarang adalah hari Minggu. Itulah perubahan yang digambarkan di sini. Inilah alasan kedua dunia dihancurkan.

 

 

Now let me read you some statements from Ellen White, which are very, very, interesting where she uses the word “ordinance”. By the way what ordinance did God establish at Creation? Marriage and the Sabbath. The two Creation institutions. Has the devil done away with both of them in the modern world? Oh yeah.

1.    why does the devil hate the Sabbath? Because it is the time we spend with Jesus.

2.    why does he hate marriage? Because it's a symbol of the relationship between Christ and us.

And he hates Jesus, so he says, “I got to get rid of that day where people spend time with Jesus, and I've got to get rid of marriage because it tells people it explains the relationship between Jesus and His people.” His hatred for the Sabbath and marriage is because he hates Jesus. And the Christian world by keeping Sunday and many liberal churches who are supporting gay marriage inadvertently perhaps are listening to what the devil wants to do. Sad.

 

Sekarang saya akan membacakan beberapa pernyataan Ellen White yang amat sangat menarik di mana dia menggunakan kata “ordonansi” (peraturan). Nah, ordonansi apa yang ditetapkan Allah saat Penciptaan? Perkawinan dan Sabat. Kedua lembaga yang dibuat saat Penciptaan. Apakah Iblis telah menyingkirkan keduanya di dunia modern? Oh, ya.

1.    mengapa Iblis membenci Sabat? Karena itulah saatnya kita menghabiskan waktu bersama Yesus.

2.    mengapa dia membenci perkawinan? Karena itu adalah simbol hubungan antara Kristus dengan kita.

Dan dia membenci Yesus, maka dia berkata, “Aku harus menyingkirkan hari di mana orang-orang melewatkannya bersama Yesus, dan aku harus menyingkirkan perkawinan karena itu menjelaskan kepada manusia hubungan antara Yesus dengan umatNya.” Kebenciannya pada Sabat dan perkawinan itu karena dia membenci Yesus. Dan dunia Kristen dengan memelihara hari Minggu, dan banyak gereja liberal yang mendukung perkawinan sejenis, mungkin secara tidak sengaja sedang mendengarkan apa yang Iblis mau manusia lakukan. Menyedihkan.

 

 

The book Testimonies on Sexual Behavior, Adultery, and Divorce page 159, she wrote, “Marriage was  from the Creation constituted by God a  divine ordinance. The marriage institution was made in Eden…”  is it part of God's original plan? Is marriage part of God's original plan? Yes, it is. “…The Sabbath of the fourth commandment was instituted  in Eden, when the foundations of the world were laid, ‘when the morning stars sang together, and all the Sons of God shouted for joy.’ Then let this, God's institution of marriage, stand before you as firm as the Sabbath of the fourth commandment.”

 

Buku Testimonies on Sexual Behavior, Adultery, and Divorce hal. 159, Ellen White menulis,   “…Perkawinan itu sejak Penciptaan dijadikan oleh Allah sebagai suatu ordonansi Ilahi. Lembaga perkawinan itu dibuat di Eden…”  apakah itu bagian dari rencana asli Allah? Apakah perkawinan bagian dari rencana asli Allah? Ya, benar. “…Sabat Perintah Keempat dilembagakan di Eden, ketika dasar-dasar bumi ini diletakkan, ‘⁷ Pada waktu bintang-bintang fajar menyanyi bersama-sama, dan semua anak Allah bersorak-sorai gembira’ (Ayub 38:7). Kalau begitu biarlah lembaga Allah untuk perkawinan ini berdiri di hadapan kalian seteguh Sabat Perintah Keempat.”

 

 

Do we have a message for the world? Is it a popular message? You could get killed for saying that marriage needs to be between a man and a woman, not so much the Sabbath yet, but it will come to that. You know you can tell somebody on the street, “Don't you know the Sabbath is the day we're supposed to keep?” Your life will not be in danger. But if you meet certain individuals and you say that marriage should be between a man and a woman, your life might be in danger literally.

 

Apakah kita punya pekabaran bagi dunia? Apakah itu pekabaran yang populer? Kita bisa mati mengatakan bahwa perkawinan itu harus antara seorang laki-laki dan seorang perempuan; kalau tentang Sabat tidak separah itu, belum, namun nanti akan seperti itu. Kalian tahu, kita bisa memberitahu seseorang di jalan, “Tidakkah Anda tahu bahwa kita seharusnya memelihara hari Sabat?” Hidup kita tidak akan terancam. Tetapi jika kita bertemu orang-orang tertentu dan kita mengatakan bahwa perkawinan seharusnya antara seorang laki-laki dan seorang perempuan, hidup kita mungkin terancam, secara literal.

 

 

Notice Desire of Ages 281, “The Sabbath was hallowed at the Creation. As  ordained  for man, it had its origin when ‘the morning stars sang together, and all the sons of God shouted for joy.’ (Job 38:7).”

 

Simak Desire of Ages hal. 281.   “…Hari Sabat itu dikuduskan saat Penciptaan. Sebagaimana itu ditetapkan bagi manusia, maka ia memiliki asal mulanya saat ‘⁷ …bintang-bintang fajar menyanyi bersama-sama, dan semua anak Allah bersorak-sorai gembira’ (Ayub 38:7).” )

 

 

Early Writings 217, “I was shown that the Law of God would stand fast  forever, and exist in the new earth to  all eternity. At the Creation, when the  foundations of the earth were laid, the sons of God looked with admiration upon the work of the Creator, and all the heavenly host shouted for joy [Job 38:4-7]. It was then that the foundation of the Sabbath was laid . . . I saw that the Sabbath  never will be done away; but that the redeemed saints and all the angelic host, will observe it in honor of the great Creator  to all eternity.”

By the way Isaiah 66 says that, Ellen White was not inventing anything, Isaiah 66 says that from month to month and from Sabbath to Sabbath we will go to worship before the Lord when He makes a new heavens and the new earth.

 

Early Writings hal. 217, “…Kepadaku ditunjukkan bahwa Hukum Allah akan berdiri teguh selamanya dan akan tetap ada di bumi yang baru hingga kekekalan. Saat Penciptaan, ketika dasar-dasar bumi diletakkan, anak-anak Allah memandang dengan kagum pada pekerjaan Sang Pencipta, dan semua balatentara surgawi bersorak dengan gembira (Ayub 38:4-7) Pada saat itulah fondasi Sabat diletakkan… Aku melihat bahwa Sabat selamanya tidak akan dihapus, tetapi orang-orang kudus yang sudah ditebus dan semua balatentara surgawi akan memeliharanya sebagai penghormatan kepada Sang Pencipta Agung sepanjang masa kekekalan.”

Nah, Yesaya 66 yang mengatakan ini, Ellen White tidak menciptakan apa-apa. Yesaya 66 mengatakan bahwa dari bulan ke bulan dan dari Sabat ke Sabat kita akan pergi menyembah di hadapan Allah ketika Dia sudah menciptakan langit baru dan bumi baru.

 

 

Now notice the next statement.  “Like the Sabbath,  the week originated  at Creation…” Did God mark out the week of seven days? Yes.  “…and it has been preserved and brought down to us through Bible history. God…” let me insert a word here, חֹק [chôq, khoke]    “…God Himself  measured off the first week as a  sample for successive weeks to the close of time. Like every other, it consisted of seven literal days. Six days were employed in the work of Creation; upon the seventh, God rested, and He then blessed this day and set it apart as a day of rest for man."  (Patriarchs and Prophets, p. 111)

And how did God establish the Sabbath? Well, He had to create the week in order to have the Sabbath, and the Sabbath is marked by the sun, right?

 

Sekarang simak pernyataan berikut, “…Seperti Sabat, siklus mingguan berasal dari Penciptaan…”  apakah Allah yang menandai satu minggu yang terdiri atas tujuh hari? Ya.   “…dan itu telah dipertahankan dan diturunkan kepada kita melalui sejarah Alkitab. Allah Sendiri…” saya akan memasukkan satu kata di sini, ק [chôq, khoke], “…Allah Sendiri yang menakar minggu pertama sebagai contoh untuk minggu-minggu yang berikutnya hingga akhir zaman. Seperti semua yang lain, itu terdiri atas tujuh hari literal. Enam hari dipakai untuk pekerjaan Penciptaan, pada hari ketujuh Allah berhenti, dan kemudian Dia memberkati hari ini dan memisahkannya sebagai satu hari perhentian bagi manusia.” (Patriarchs and Prophets, hal. 111)

Dan bagaimana Allah menetapkan Sabat? Nah, Dia harus menciptakan siklus satu minggu dulu supaya bisa ada Sabat, dan Sabat itu ditandai oleh matahari, benar?

 

 

Notice the next statement, “All those who hold the beginning of their confidence firm unto the end will keep the seventh-day Sabbath, which comes to us as marked by the sun.” (Selected Message, vol. 3, pp. 318, 319)

So as long as this world exists, up to the point that the Millennium begins, is the sun going to mark off the week? God has set the sun there to mark the week. So will the Sabbath always be observed? Yes.

 

Perhatikan pernyataan berikut,  “…Semua yang memegang teguh iman mula-mula mereka hingga akhir akan memelihara Sabat Hari Ketujuh, yang datang kepada kita sebagaimana ditandai oleh matahari.” (Selected Message, Vol. 3, hal. 318, 319)  

Jadi selama dunia ini ada, hingga saat dimulainya Millenium, apakah matahari yang akan menandai setiap minggu? Allah telah menetapkan matahari di langit untuk menandai setiap minggu. Jadi apakah Sabat akan selalu dipelihara? Ya.

 

 

Here's another one, Signs of the Times, September 14, 1882, “The Creator of the heavens and the earth commanded, ‘The seventh day is the Sabbath of the Lord thy God; in it thou shalt not do any work.’ This command was enforced by the example of its Author,  proclaimed with His own voice, and placed in the very  bosom of the Decalogue. But the  papal power has  removed  this…”  what? “…divine ordinance and substituted a day that God has not sanctified, and upon which He did not rest, the festival so long adored by heathens as the ‘venerable day of the sun.’…"

 

Ini ada yang lain lagi. Signs of the Times 14 September 1882,  “…Sang Pencipta langit dan bumi memerintahkan, ‘Hari ketujuh adalah Sabat Tuhan Allahmu, pada hari itu engkau tidak boleh melakukan pekerjaan apa pun’ (Keluaran 20:10). Perintah ini dikuatkan oleh teladan Sang Pencipta, yang memproklamasikan dengan suaraNya sendiri, dan menempatkannya di tengah-tengah Kesepuluh Perintah. Tetapi kekuasaan Kepausan telah menyingkirkan ordonansi Ilahi ini  dan menggantinya dengan satu hari yang tidak dikuduskan oleh Allah dan di mana Allah tidak berhenti, yaitu dengan perayaan yang begitu lama sudah menjadi pujaan para penyembah berhala sebagai ‘hari matahari yang dihormati’…”

 

 

Now let's skip the next statement because basically it's the same gist, the same idea.

 

Nah, mari kita lompati pernyataan berikut (di makalah) karena pada dasarnya itu ide yang sama, konsep yang sama.

 

 

Conservative Christians today fight tooth and nail to defend marriage between a man and a woman because God ordained it at Creation. They cry out against liberal cultures’ attempt to change the marriage institution from heterosexual to homosexual, or even to transsexual. Conservative Christians, you know, they fight tooth and nail in favor of traditional marriage. However, it is inconsistent to restore one Creation’s institution: marriage, and not the other: the Sabbath. It is contradictory to say that marriage must be between a man and a woman, because God made it so at Creation; and in the same breath say that the observance of Sabbath has been changed. This kind of double talk is unacceptable. And so we challenge Christians to be consistent. If you're going to say that a marriage has to be between a man and a woman because God established it at Creation, you have to say that we have to keep the Sabbath because it was also established at Creation. It's that simple.

 

Kristen konservatif hari ini berjuang gigih untuk mempertahankan bahwa perkawinan harus antara seorang laki-laki dan seorang perempuan karena Allah telah menetapkannya begitu di Penciptaan. Mereka berteriak menentang upaya kebudayaan golongan liberal untuk mengubah lembaga perkawinan dari heteroseksual ke homoseksual, atau bahkan ke trans-seksual. Kristen konservatif, kalian tahu, berjuang mati-matian membela perkawinan tradisional. Namun, hanya memulihkan satu lembaga Penciptaan: perkawinan, itu tidak konsisten, tanpa memulihkan yang lain: Sabat. Mengatakan bahwa perkawinan haruslah antara seorang laki-laki dan seorang perempuan karena Allah telah menentukan demikian saat Penciptaan; tapi dengan tarikan nafas yang sama mengatakan bahwa pemeliaraan Sabat telah diganti; itu kontradiktif. Standar ganda seperti ini tidak bisa diterima. Maka kami menantang orang-orang Kristen untuk bersikap konsisten. Jika kalian akan mengatakan bahwa perkawinan haruslah antara satu laki-laki dengan satu perempuan karena Allah telah menetapkannya demikian saat Penciptaan, kalian juga harus berkata kita harus memelihara Sabat karena Sabat juga ditetapkan saat Penciptaan. Sesederhana itu.

 

 

3.   BREAKING THE EVERLASTING COVENANT

 

What is the third sin? The third sin is broken the Everlasting Covenant. There's only one Everlasting Covenant that the Father made with the Son in eternal ages past, and basically the Father and the Son agreed that if sin should come into the universe, into this world more particularly, that the Father would send the Son to do two things:

·       to live a perfect life and weave a perfect robe of righteousness

·       and to bear the load of sin upon Himself.

Why is this covenant everlasting? Simply because the Father and the Son did it in eternity past. The agreement was made in the ceaseless ages of eternity past. It is an eternal covenant. It did not begin with Abraham, it was renewed with Abraham, and with Isaac, and with Jacob, and with Israel, and this brings us to the second paragraph on page 160.

 

 

3.   MELANGGAR PERJANJIAN KEKAL

 

Dosa yang ketiga itu apa? Dosa ketiga ialah telah mengingkari Perjanjian yang Kekal. Hanya ada satu Perjanjian Kekal yang dibuat oleh Bapa bersama Anak di kekekalan masa lampau, dan pada dasarnya Bapa dan Anak sepakat jika dosa nanti masuk ke alam semesta, khususnya ke dunia ini, Bapa akan mengutus AnakNya untuk melakukan dua hal:

·       untuk menjalani suatu kehidupan yang sempurna dan merajut sebuah jubah kebenaran,

·       dan untuk menanggung beban dosa pada DiriNya Sendiri.

Mengapa disebut perjanjian ini kekal? Semata-mata karena Bapa dan Anak membuat perjanjian ini di kekekalan masa lampau. Kesepakatan itu dibuat di kekekalan masa lampau yang tidak ada ujungnya. Ini adalah perjanjian yang kekal. Perjanjian ini bukan dimulai dengan Abraham. Perjanjian ini diperbarui dengan Abraham, dan dengan Ishak, dan dengan Yakub, dan dengan bangsa Israel. Dan ini membawa kita ke paragraf kedua hal. 160.

 

 

Let's begin where it says, The agreement was that if man sinned Jesus would come to live a sinless life in perfect obedience to his Father's Law, and thus weave a robe of perfect righteousness for every repentant believing soul. He then bore the transgressions of the Law upon Himself, thus satisfying its demands.  So notice this now. This made it possible for Him to offer grace. Are you with me or not? His obedience and His bearing sin made grace possible. So how can you have grace without the Law? Thus it is not Law or Grace, but Law and Grace.

 

Mari kita mulai dengan di mana dikatakan, perjanjiannya ialah jika manusia nanti berdosa, Yesus akan datang untuk menjalani kehidupan yang tanpa dosa, dalam kepatuhan yang sempurna kepada Hukum BapaNya, dan dengan demikian merajut sebuah jubah kebenaran yang sempurna bagi setiap orang percaya yang bertobat. Lalu Dia akan menanggung Sendiri pelanggaran-pelanggaran Hukum, dengan demikian Dia memenuhi tuntutannya. Jadi simak ini sekarang. Inilah yang membuatNya bisa menawarkan kasih karunia. Apakah kalian mengikuti saya atau tidak? KepatuhanNya dan kerelaanNya menanggung dosa manusia, membuat kasih karunia itu mungkin. Jadi mana bisa ada kasih karunia tanpa Hukum? Jadi bukan Hukum atau Kasih Karunia, melainkan Hukum dan Kasih Karunia.   

 

 

At Sinai God offered to make a covenant with Israel ~ I wish we had time to go through Exodus 19:1-6, but we don't ~ and then gave them the stipulations of the Ten Commandments. However, they disobeyed God's voice and broke His Covenant. So do you know what God did when Israel broke the Covenant? He gave them the sanctuary service as the solution to their sin, all of the sacrifices and ceremonies that pointed to Christ. If you sin there's a provision for grace.

 

Di gunung Sinai Allah menawarkan untuk membuat perjanjian dengan Israel ~ sayang kita tidak punya waktu untuk mengupas Keluaran 19:1-6 ~ kemudian Allah memberi mereka stipulasi Kesepuluh Hukum.  Tetapi mereka tidak mematuhi suara Allah dan melanggar PerjanjianNya. Jadi tahukah kalian apa yang dilakukan Allah ketika Israel melanggar Perjanjian itu? Dia memberi mereka pelayanan Bait Suci sebagai solusi dosa mereka, semua kurban dan upacara yang menunjuk kepada Kristus. Jika orang berbuat dosa, itulah Kasih Karunia yang disediakan.

 

 

In the Old Testament system the lamb had no defect, then the transgressions of the Law were placed on the head of the animal who bore them in place of the sinner. This made it possible for the operation of grace. The reason why the sinner could have grace is because Jesus assumed the sin upon Himself. This ritual represented Jesus who came and perfectly obeyed the Law as a Lamb without blemish fore-ordained before the foundation of the world. Then He bore the sins, the transgressions of the Law of the whole world upon Himself, so that grace could be operational. See, if Jesus hadn't come to this earth to live a perfect life and to die for sin there could be no grace. This is why Jesus referred to His blood as the blood of the what? Of the New Covenant.  When He said “It is finished” on the cross, the Covenant between the Father and the Son was ratified. There was a robe of perfect righteousness, and a provision for the forgiveness of sins. Praise the Lord for that.

 

Di sistem Perjanjian Lama, dombanya harus tidak bercacat, kemudian pelanggaran-pelanggaran Hukum diletakkan di atas kepala hewan itu yang menanggungnya menggantikan manusia yang berdosa. Ini membuat operasi Kasih Karunia bisa berfungsi. Alasan mengapa si pendosa bisa memperoleh Kasih Karunia ialah karena Yesus mengambil dosa ke atas DiriNya Sendiri. Ritual ini melambangkan Yesus yang datang ke dunia dan mematuhi Hukum dengan sempurna, sebagai Domba yang tanpa cacat, yang sudah ditentukan sebelum fondasi dunia. Kemudian Dia memikul dosa-dosa, pelanggaran-pelanggaran Hukum seluruh dunia pada DiriNya, supaya Kasih Karunia bisa berfungsi. Lihat, andai Yesus tidak datang ke dunia ini untuk menjalani suatu kehidupan yang sempurna dan untuk mati bagi dosa, tidak akan ada Kasih Karunia. Itulah mengapa Yesus merujuk darahNya sebagai darah apa? Darah Perjanjian Baru. Ketika Dia berkata, “Sudah selesai” di atas salib, Perjanjian Bapa dan Anak diratifikasi. Sebuah jubah kebenaran yang sempurna dan persediaan bagi pengampunan dosa sudah jadi. Puji Tuhan untuk itu.

 

 

But the Covenant had two aspects. You know people say the New Covenant is just a Covenant of grace. No! The Covenant has two aspects:

1.    the first aspect is Covenant Law

2.    and the second aspect is Covenant Grace or Covenant Sacrifice.

 

Tetapi Perjanjian itu punya dua aspek. Kalian tahu, orang mengatakan bahwa Perjanjian yang Baru itu hanya Perjanjian Kasih Karunia. Bukan! Perjanjian itu punya dua aspek:

1.    aspek pertama ialah Perjanjian Hukum,

2.    dan yang kedua ialah Perjanjian Kasih Karunia atau Perjanjian Kurban.

 

 

Notice Deuteronomy 4:12-13, is the Law the Covenant? Yeah, it is. It says, “ ¹² And the Lord spoke to you out of the midst of the fire. You heard the sound of the words, but saw no form; you only heard a voice. ¹³ So He declared to you His covenant which He commanded you to perform…” that is, what is the Covenant? That is He gave you His Covenant that is  “…the Ten Commandments; and He wrote them on two tablets of stone.” So are the Ten Commandments the Covenant? God gave Israel the Covenant which is The Ten Commandments.

 

Simak Ulangan 4:12-13, apakah Hukum itu Perjanjiannya? Iya, betul. Dikatakan, “¹² Dan berfirmanlah TUHAN kepadamu dari tengah-tengah api; kamu mendengar  bunyi kata-kata itu, tetapi tidak melihat bentuk apa pun, kamu hanya mendengar suara.¹³ Maka Ia memberitahukan kepadamu  perjanjianNya, yang diperintahkan-Nya kepadamu untuk dilakukan…”  yaitu, Perjanjian itu apa? Yaitu Dia memberimu Perjanjiannya, “…yakni Kesepuluh Perintah itu; dan Ia menuliskannya pada dua loh batu…” Jadi apakah Kesepuluh Perintah itu Perjanjiannya? Allah memberi Israel PerjanjianNya yang adalah Kesepuluh Perintah Allah.

 

 

But God also gave what? The Covenant Sacrifice in the Old Testament, consisted of rites and ceremonies that pointed forward to the one and only sacrifice of Christ. When we trust the sacrifice of Christ, He will not only forgive our sins but He also wants to write His Law in our hearts. Is the Law involved in the New Covenant? Of course it is. Does it involve only grace, Jesus forgives my sins and I don't have to live a life of holiness anymore because Jesus lived it in my place? No! You know Christians gypped themselves by always “oh forgive me, forgive me”, Yes, forgiveness is vitally important, but God wants to write His Law in our hearts so that we live a holy life. It's called justification, it's called sanctification.

 

Tetapi Allah juga memberikan apa? Perjanjian Kurban di Perjanjian Lama, yang terdiri atas ritual-ritual dan upacara-upacara yang menunjuk ke depan kepada satu-satunya kurban Kristus. Bila kita percaya dalam kurban Kristus, Dia tidak saja mau mengampuni dosa-dosa kita tetapi Dia juga mau menulis HukumNya di hati kita. Apakah Hukum terlibat dalam Perjanjian Baru? Tentu saja. Apakah itu hanya melibatkan Kasih Karunia, Yesus mengampuni dosa-dosa saya dan saya tidak perlu menjalani suatu kehidupan yang kudus lagi karena Yesus sudah menjalaninya di tempat saya? Tidak! Kalian tahu, orang-orang Kristen menipu dirinya sendiri dengan selalu berkata, “oh, ampuni aku, ampuni aku”. Ya, pengampunan itu sangat penting, tetapi Allah mau menulis HukumNya di hati kita supaya kita menghidupkan kehidupan yang suci. Ini disebut Pembenaran, ini disebut Pengudusan.

 

 

Notice Hebrews 8:10 through 12, the two blessings that God promises, “ ¹⁰ For this is the covenant that I will make with the house of Israel after those days, says the Lord: I will put My Laws…” where?  “…in their mind and write them on their hearts…” is this part of the New Covenant, writing the Law in the heart, and the mind? Yes!   “…and I will be their God, and they shall be My people. ¹¹ None of them shall teach his neighbor, and none his brother, saying, ‘Know the Lord,’ for all shall know Me, from the least of them to the greatest of them…” because they're obeying the Law, because the Law is in the heart and in the mind. So I don't have to say, “Don't eat that cheese”, or “don't drink wine with your meals”, or “dress modestly”, if everybody had the Law written in their hearts everything would be done automatically. And then it says in verse 12, “…¹² For I will be merciful to their unrighteousness, and their sins and their Lawless deeds I will remember no more.’…” In other words, I'll do two things, I'll forgive sin and I also write the Law in the human heart. What a beautiful promise! We are not saved by our sinless conduct, we are saved by grace through faith. And in gratefulness we obey the Lord.

 

Simak Ibrani 8:10-12, dua berkat yang dijanjikan Allah, “¹⁰ ‘Maka inilah perjanjian yang akan Kuadakan dengan kaum Israel sesudah waktu itu,’ firman Tuhan, ‘Aku akan menaruh Hukum-Ku…”  di mana?   “…dalam akal budi mereka dan menuliskannya di hati mereka, …”  apakah ini bagian dari Perjanjian Barunya, menulis Hukum di hati dan pikiran? Ya!   “…dan Aku akan menjadi Allah mereka dan mereka akan menjadi umat-Ku. ¹¹ Dan tidak usah lagi orang mengajar tetangganya, dan mengajar saudaranya dengan mengatakan: ‘Kenallah TUHAN!’ Sebab mereka semua akan mengenal Aku, dari yang paling kecil hingga yang paling besar dari mereka,’ firman TUHAN…”  karena mereka mematuhi Hukum, karena Hukum ada di dalam hati dan di pikiran. Jadi saya tidak usah berkata, “Jangan makan keju itu” atau “jangan minum anggur sambil makan”, atau “berpakaian yang sopan”, jika semua orang punya hati di mana tertulis Hukum Allah, maka segala hal akan dikerjakan secara automatis. Kemudian dikatakan di ayat 12,   “…¹² ‘Sebab Aku akan mengampuni kesalahan mereka dan dosa mereka dan perbuatan mereka yang melanggar Hukum tidak akan Kuingat lagi.’…”  Dengan kata lain Aku akan melakukan dua hal, Aku mengampuni dosa dan Aku juga menulis Hukum itu di dalam hati manusia. Betapa indahnya janji ini. Kita tidak diselamatkan oleh perbuatan kita yang tidak berdosa; kita diselamatkan oleh kasih karunia melalui iman. Dan dalam rasa bersyukur kita patuh kepada Tuhan.

 

 

Now let's notice the closing verses in this lesson. Who does the work in us? Do we just say, “Oh, I've got to really try hard to not sin. I’ve got to try hard to be obedient to the Lord.” No! Notice all these verses that I've included here.

 

Nah, mari kita simak ayat-ayat penutup di pelajaran ini. Siapa yang bekerja di dalam kita? Apakah kita hanya berkata, “Oh, saya harus betul-betul mencoba benar-benar untuk tidak berbuat dosa. Saya harus berusaha keras untuk patuh pada Tuhan.” Tidak! Simak semua ayat yang saya masukkan di sini.

 

 

This one is from Isaiah 26:12, “¹² Lord, You will establish peace for us, for You have also done all our works in us.”

 

Yang ini dari Yesaya 26:12, “¹² Ya TUHAN, Engkau akan menyediakan damai sejahtera bagi kami, sebab Engkau juga yang telah melakukan semua pekerjaan kami dalam kami.” 

 

 

Philippians 2:12-13, “¹² Therefore, my beloved, as you have always obeyed, not as in my presence only, but now much more in my absence, work out your own salvation with fear and trembling;…” it sounds like we're supposed to do it? Ah, but now notice this, the following verse, “…¹³ for it is God who works in you both to will and to do for His good pleasure.”

 

Filipi 2:12-13, “¹² Karena itu, saudara-saudaraku yang terkasih, sebagaimana kamu senantiasa taat, bukan saja seperti di saat kehadiranku; tetapi terlebih pula sekarang di saat ketidakhadiranku, kerjakanlah keselamatanmu sendiri dengan takut dan gentar…” kedengarannya seperti kita yang harus melakukannya? Ah, tetapi sekarang simak ini, ayat berikutnya, “…¹³ karena Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu baik untuk berkemauan maupun untuk berbuat menurut yang menyenangkanNya.”

 

 

And we all know Ephesians 2:8-10, “ ⁸ For by grace you have been saved through faith, and that not of yourselves; it is the gift of God, ⁹ not of works, lest anyone should boast…” and most Christians stop there. But you got to read the following verse. Verse 10, after saying, “… ⁹ not of works, lest anyone should boast…” it says,  “… ¹⁰ For we are His workmanship, created in Christ Jesus for good works, which God prepared beforehand that we should walk in them.” To walk means “conduct”, “behavior”. So who does the works in us? God does. So for whom is the honor and glory even in our works? God.

 

Dan kita semua kenal Efesus 2:8-10, “⁸ Karena oleh kasih karunia kamu diselamatkan melalui iman, dan itu bukan karena usaha kamu, itu adalah pemberian Allah, ⁹ itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan sampai ada orang yang memegahkan dirinya…” dan kebanyakan orang Kristen berhenti di sini. Tetapi kita harus lanjutkan membaca ayat berikutnya, ayat 10. Setelah mengatakan, “…⁹ itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan sampai ada orang yang memegahkan dirinya…” dikatakan, “…¹⁰ Karena kita ini karya Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan perbuatan baik, yang telah dipersiapkan Allah  sebelumnya, agar kita harus berjalan di dalamnya…”  “jalan” berarti “membawa diri”, “bersikap”. Jadi siapa yang mengerjakan pekerjaanNya di dalam kita? Allah. Jadi kehormatan dan kemuliaan itu bagi siapa bahkan dalam pekerjaan kita? Allah.

 

 

Notice Hebrews 13:20 and 21, “²⁰ Now may the God of peace who brought up our Lord Jesus from the dead, that great Shepherd of the sheep, through the blood of the everlasting covenant, ²¹ make you complete in…” what?  “…in every good work to do His will, working…” how?  “…working in you what is well pleasing in His sight, through Jesus Christ, to whom be glory forever and ever. Amen.”

 

Simak Ibrani 13:20-21, “²⁰ Maka semoga Allah damai sejahtera, yang telah membangkitkan Tuhan kita Yesus dari antara orang mati, yaitu Gembala Agung segala domba, melalui darah perjanjian yang kekal, ²¹ menjadikan kamu sempurna dalam…”  apa?   “…setiap perbuatan yang baik untuk melakukan kehendak-Nya, mengerjakan …” bagaimana?   “…mengerjakan di dalam kamu apa yang berkenan di pemandangan-Nya, melalui Yesus Kristus. Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya! Amin…” 

 

 

Now how can this be done? You know the big problem why we don't have victory over sin is because of what we're watching and listening to. That's the big problem. Many times I have youth ask me, they say, “Pastor Bohr, you know, how can I gain the victory over sin?”

And so I asked them, I said, “What are you watching and listening to? How much time are you spending texting on your phone? How much time are you spending watching the movies, the most recent movies in the movie theater? What are you watching on social media? We are what we behold, and what we listen to.” Violence engenders violence, right? We are what we eat physically, and we eat through our eyes, and our ears, spiritually. Don't think that we're going to have, oh, we're going to reflect the character of Christ while we're looking at the things of the Devil and listening to the Devil's stuff. Doesn't work that way.

 

Nah, bagaimana ini bisa dicapai? Kalian tahu, masalah besarnya mengapa kita tidak bisa menang atas dosa ialah karena apa yang kita tonton dan dengar. Itulah masalah besarnya. Seringkali anak-anak muda bertanya kepada saya, “Pastor Bohr, bagaimana saya bisa menang atas dosa?” Maka saya tanya mereka, saya katakan, “Apa yang kamu tonton dan dengar? Berapa banyak waktu yang kamu pakai bermain dengan HPmu? Berapa banyak waktu yang kamu habiskan menonton film, film-film yang paling baru di bioskop? Apa yang kamu tonton di sosmed? Kita adalah apa yang kita tonton, dan apa yang kita dengarkan.” Kekerasan melahirkan kekerasan, bukan? Secara fisik kita adalah apa yang kita makan, dan kita makan melalui mata kita dan telinga kita secara rohani. Jangan berpikir bahwa kita akan memantulkan karakter Kristus sementara kita menoton barang-barang milik Iblis dan mendengarkan barang-barang milik Iblis. Cara itu tidak akan berhasil. 

 

 

Notice the secret in Isaiah 26:1-3, “¹ In that day this song will be sung in the land of Judah: ‘We have a strong city…” what's the name of that City? The New Jerusalem.  “…God will appoint salvation for walls and bulwarks. ² Open the gates, that the righteous nation which keeps the truth may enter in. ³ You will keep him in perfect peace, whose mind is stayed on You, because he trusts in You.” Our mind has to be stayed on Him.

 

Simak rahasianya di Yesaya 26:1-3, “¹ Pada waktu itu nyanyian ini akan dinyanyikan di tanah Yehuda: ‘Pada kita ada kota yang kuat…”  apa nama Kota itu? Yerusalem Baru.   “…TUHAN akan menentukan dinding dan benteng untuk keselamatan. ² Bukalah pintu-pintu gerbang, supaya bangsa yang benar yang berpegang pada kebenaran boleh masuk. ³ Engkau akan memeliharanya dalam damai sejahtera, yang pikirannya tidak beranjak dariMu, sebab ia mempercayai Engkau…”  Pikiran kita harus tetap ada padaNya.

 

 

Paul wrote in 2 Corinthians 3:18, how we gain the victory, how our lives are in harmony with Jesus Christ. It says, “ ¹⁸ But we all, with unveiled face, beholding as in a mirror the glory of the Lord,…” what happens as we look at the glory of the Lord, the character of the Lord, we're into Scripture, we're reading the gospels on a regular basis, for that thoughtful hour that Ellen White mentions, we are being metamorphosed. I know that word doesn't exist, but a metamorphosis takes place. What is a metamorphosis? It's when a caterpillar is transformed into a butterfly. Hello?  In what way is a caterpillar and a butterfly similar? They're totally different.  So …beholding the glory of the Lord,…”  we “…are being transformed into the same image from glory to glory, just as by the Spirit of the Lord.”

 

Paulus menulis di 2 Korintus 3:18, bagaimana kita bisa mendapatkan kemenangan, bagaimana hidup kita bisa serasi dengan Yesus Kristus. Dikatakan, “¹⁸ Tetapi kita semua, dengan wajah yang tidak terhalang penutup memandang kemuliaan Tuhan seperti di cermin,…”  apa yang terjadi sementara kita memandang kemuliaan Tuhan, karakter Tuhan, kita mempelajari Kitab Suci, kita membaca kitab-kitab injil secara teratur, selama satu jam perenungan yang disebut Ellen White, kita dimetamorfosekan. Saya tahu kata itu tidak ada. Tapi suatu metamorfosa terjadi. Apa itu metamorfosa? Itu adalah bila seekor ulat berubah menjadi kupu-kupu. Halo?? Ulat dan kupu-kupu apa ada persamaannya? Mereka seluruhnya berbeda. Jadi   “…memandang kemuliaan Tuhan … dan kita sedang diubahkan menjadi gambar yang serupa, dari kemuliaan ke kemuliaan,  sama seperti oleh Roh Tuhan.”

 

 

And Ellen White explained this final quotation Sons and Daughters of God page 337, “By  beholding  Christ,  by  talking  of  Him,  by  beholding  the  loveliness  of  His character we become changed…” change doesn't happen overnight, it's a process.  “…Changed from glory to glory…” See, as we behold Christ there are certain things in our lives that we have to overcome, right? Because they're unlike Him and sometimes it takes time. So it says,  “…Changed from glory to glory. And what is glory?...” is the question.  “…Character.  And he becomes  changed from character to character. Thus we see that there is a work of  purification that goes on by beholding Jesus.”  What a beautiful statement!

 

Dan Ellen White menjelaskan kutipan terakhir ini, Sons and Daughters of God hal. 337, “Dengan memandang Kristus, dengan berbicara tentang Dia, dengan memandang keindahan karakterNya, kita diubahkan…”  perubahan tidak terjadi dalam satu malam, itu proses. “…Diubahkan dari kemuliaan ke kemuliaan…”  lihat, kita memandang Kristus, maka ada hal-hal tertentu dalam hidup kita yang harus kita atasi, benar? Karena hal-hal tersebut tidak seperti Dia, dan terkadang itu butuh waktu. Jadi dikatakan, “…Diubahkan dari kemuliaan ke kemuliaan. Dan kemuliaan itu apa? …”  itulah pertanyaannya.   “…Karakter – dan dia berubah dari karakter ke karakter.  Dengan demikian kita melihat adanya suatu pekerjaan penyucian yang terjadi dengan memandang Yesus. …”  Betapa indahnya kutipan ini.

 

 

So that's the secret, folks. Let's just change what we're looking at and what we're listening to, and we will be amazed at the process of victory that we have in our lives. We will reflect the character of Jesus more and more, and we will be members of the final generation, that through the grace and power of Christ will gain totally, total and complete victory over sin.

 

Jadi itulah rahasianya, Saudara-saudara. Mari kita ganti apa yang kita tonton dan apa yang kita dengarkan, dan kita akan heran dengan proses kemenangan yang kita peroleh dalam hidup kita. Kita akan semakin banyak memantulkan karakter Yesus, dan kita akan menjadi anggota generasi terakhir, yang melalui Kasih Karunia dan kuasa Kristus akan mendapatkan kemenangan yang total dan lengkap atas dosa.

 

 

13 06 25