THE GREAT PROPHECIES OF THE OLD TESTAMENT 1
Part 10/25 - Stephen Bohr
THE
TYPOLOGY OF HABAKKUK PART 3
https://www.youtube.com/watch?v=kSNIf5H4WOA&list=PLIWJyuxBfZ7je1L5eNH11ROzC-CaAKO3E&index=10
Dibuka
dengan doa.
All right. When we
ended yesterday you remember that we were talking about Habakkuk 3:1-2 and
let's read those verses, because what Habakkuk is saying is, “Lord, do once again what You did before.”
So it says there in Habakkuk 3:1-2, “1 A prayer of Habakkuk the prophet. On shigionoth.2
Lord, I have heard of
your
fame;
I stand
in
awe of your deeds, O Lord repeat them…” in other words, renew Your acts, do it again “…in our day, in our time
make them known;…” however, “…in
wrath remember
mercy.” (NIV) So Habakkuk is
saying, “Do again what You did in the
past” and he's referring specifically to the event that took place at the
Red Sea, how God delivered Israel from the hand of the Egyptians.
Baiklah.
Ketika semalam kita akhiri, kalian ingat bahwa kita bicara tentang Habakuk
3:1-2, mari kita baca ayat-ayat ini
karena apa yang dikatakan Habakuk ialah, “Tuhan, lakukan sekali lagi apa
yang telah Engkau lakukan sebelumnya.”
Jadi dikatakan di Habakuk 3:1-2,
“1 Sebuah
doa nabi Habakuk. Puisi ratapan. 2
TUHAN, telah kudengar kemasyhuranMu, aku sangat
kagum akan pekerjaan-pekerjaanMu. Ya TUHAN, perbaruilah
mereka…” dengan
kata lain, perbarui perbuatanMu, lakukan lagi “…di zaman
kami, di masa kami buatlah mereka dikenal; …” namun “…dalam murka ingatlah kemurahan.” (NIV). Jadi Habakuk berkata, “Lakukan lagi apa yang telah Engkau lakukan di masa
lampau”, dan dia mengacu secara spesifik
kepada peristiwa yang terjadi di Laut Merah, bagaimana Allah telah
menyelamatkan Israel dari tangan bangsa Mesir.
Now let's go down
to the bottom of the page, to Habakkuk 3:5, I'm not going to read the other
translations that we find here in the study notes, we read them yesterday, so
let's go to Habakkuk 3:3-5, here the prophet is beholding the glorious second
coming of Christ, within his own geographical context. You know, the United
States did not exist, or France, or Germany. If God had called a prophet in
Germany, well he would have described the second coming from the perspective of
Germany. So he's going to mention some specific places here. Notice what it
says, “3 God
came from Teman…”
that's the region of Edom east of Israel. Why would you have
that specific geographical location? Because the prophet is seeing the second
coming from his perspective. Are you with me or not? But is every eye going to
see Him all over the world according to other Bible verses? Absolutely! So it
says, “…3 God came from Teman, the Holy One from
Mount Paran…” that's west of the
Gulf of Akaba,
“…His glory covered the heavens and His
praise filled the earth.
4His splendor was like the sunrise; rays flashed from
His
hand…”
the King James version says His side
“…where His power was hidden.”
In other words, His power is hidden somewhere there in His hands
or His side.
Nah, mari kita turun ke bagian bawah halaman, ke
Habakuk 3:5. Saya tidak akan membacakan terjemahan-terjemahan lain yang ada di
makalah, kita sudah membaca mereka semalam. Jadi mari ke Habakuk 3:3-5, di sini
si nabi sedang memandang kedatangan kedua Kristus yang penuh kemuliaan, dari konteks
geografisnya sendiri. Kalian tahu, saat itu Amerika Serikat belum ada, atau
Perancis, atau Jerman. Andai Allah memanggil seorang nabi di Jerman, nabi itu
akan menggambarkan kedatangan kedua Kristus dari perspektif di Jerman. Jadi
Habakuk akan menyebutkan beberapa tempat yang spesifik di sini. Simak apa yang
dikatakan, “3 Allah datang dari Teman…” ini
daerah Edom, di timur Israel. Mengapa kok lokasi geografis itu? Karena si nabi
sedang memandang kedatangan kedua dari perspektifnya. Apakah kalian paham atau
tidak? Tetapi, menurut ayat-ayat lain di Alkitab, bukankah setiap mata akan
melihat Dia di seluruh dunia? Tentu saja! Jadi dikatakan, “…3 Allah datang dari Teman, Yang Mahakudus dari
pegunungan Paran…” ini
sebelah barat teluk Akaba. “…KemuliaanNya menutupi langit, dan pujian bagiNya memenuhi bumi. 4 KilauNya seperti matahari terbit; cahaya terpancar dari tanganNya…” KJV
mengatakan dari sisiNya, “…di mana kuasaNya tersembunyi…” dengan
kata lain, kuasaNya tersembunyi di tanganNya atau di sisiNya.
Now the Old
Testament Jewish scholar Theodore Gaster paraphrased these verses in the
following way, “Here comes He, a
very Godhead, out from Teman, yea, a Being divine from the hillsides of Paran. His splendor has mantled the heavens, and the
earth is filled
with His sheen. It is as the glow of the
dayspring; rays shoot forth from His side,
though still in
the darkness yonder
lies hid the full
force
of
His
strength!
Catastrophe is His vanguard;
pestilence brings up the rear.” (Theodor Gaster,
Myth, Custom, and Legend in the Old Testament ~ New York: Harper and Row,
1969, pp. 669, 670)
Nah,
pakar Alkitab Perjanjian Lama Theodore Gaster,
seorang Israel, memparafrase ayat-ayat ini sbb., “Sekarang Dia datang, Tuhan
benar-benar, keluar dari Teman, ya, Sosok Ilahi dari lereng-lerang Paran.
KemuliaanNya telah menutupi langit, dan bumi dipenuhi oleh kemilauNya. Itu
seperti cahaya fajar; sinar memancar keluar dari sisiNya, walaupun masih di
kegelapan di sana tersembunyi tenaga penuh dari
kekuatanNya! Malapetaka adalah garda depannya; wabah penyakit menutup di bagian
belakang.” (Theodor Gaster, Myth, Custom, and Legend in the Old Testament ~
New York: Harper and Row,
1969, hal. 669, 670) (294)
Now these verses
contain vivid solar symbolism that serves as a polemic against the Babylonian sun-god
Shamash. You see in Babylon the sun-god Shamash ~ and this is an
archaeological discovery ~ is depicted as rising between twin mountains with rays
shining forth from his shoulders and from his side. Now ancient
societies believed that the gods were enveloped in a splendor or a terror,
depicted as the light of the sun. For example in the Creation epic “Enuma Elis”, Marduk, the patron god of Babylon, is described as being garbed
with the splendor of 10 gods.
Nah,
ayat-ayat ini berisikan simbolisme matahari yang sangat jelas, yang berfungsi
sebagai polemik terhadap dewa matahari Babilon Shamash. Kalian
lihat, di Babilon, dewa matahari
Shamash ~ dan ini adalah penemuan arkeologi ~ digambarkan sebagai muncul dari
gunung kembar dengan sinar yang memancar dari bahunya dan dari sisinya.
Nah, masyarakat purba meyakini bahwa dewa-dewa itu terbungkus dalam kemuliaan atau kengerian,
yang digambarkan sebagai cahaya matahari. Misalnya di epik
Penciptaan “Enuma Elis”, dewa pelindung Babilon, Marduk, digambarkan
sebagai sosok yang berjubahkan kemuliaan 10 dewa.
Habakkuk made clear
in his book, that neither Shamash nor
Marduk are sources of light. He says, this description belongs to YaHWeH, belongs
to the Lord. The Bible portrays Jesus as coming from the sunrise to dispel spiritual
and literal darkness. In the Bible, God always comes from the North and
from the East, and the reason why is because of the position of the sun. Light
begins in the East, it reaches its strongest intensity above our head in the
North. And darkness begins in the West and reaches its deepest intensity in the
South in the underworld.
And so that's why
in the Bible
· the Loud Cry comes from the North, it comes from
Heaven;
· the sealing Angel comes from the East, from the sunrising, in other words.
Habakuk
membuatnya jelas dalam kitabnya, bahwa baik Shamash maupun Marduk bukanlah
sumber terang. Dia mengatakan, deskripsi itu milik YaHWeH, milik Tuhan. Alkitab menggambarkan Yesus
sebagai datang dari matahari terbit untuk melenyapkan kegelapan spiritual dan
literal. Di Alkitab, Allah selalu datang dari Utara dan dari
Timur, dan alasannya ialah karena posisi matahari. Terang mulai dari Timur, dan
mencapai intensitasnya yang paling kuat di atas kepala kita di Utara. Dan
kegelapan dimulai dari Barat dan mencapai intensitasnya yang paling kelam di
Selatan, di bawah bumi.
Itulah
mengapa di Alkitab,
· Seruan Nyaring datang dari Utara, datang dari Surga;
· Malaikat pemeterai datang dari Timur, dengan kata lain dari tempat matahari terbit.
Notice Revelation
10:1, here Jesus is described and notice how His face is described, “1 I saw still another mighty Angel coming down from heaven,
clothed with a cloud…” those are the angels. “…And a rainbow was on His head, His
face was like…” what? “…like the sun,
and His feet like pillars of fire.”
Simak
Wahyu 10:1 di sini Yesus digambarkan dan simak bagaimana wajahNya digambarkan,
“1 Dan aku melihat seorang Malaikat lain yang sangat perkasa turun dari sorga, berselubungkan
awan…” awan itu adalah
para malaikat, “…dan pelangi ada di atas kepalaNya, mukaNya
seperti…” apa? “…matahari, dan kakiNya
bagaikan tiang-tiang api.”
The sealing angel
of Revelation 7:2 comes from the rising sun, it says, “ 2 Then I saw another angel ascending from the
east…” by the way that's not a good translation, the word “East” is two
words in Greek, Ανατολή ηλίου
[Anatoli iliou] which means from the “rising sun”. So in other words, a better
translation is, “… 2 Then I saw another angel ascending from the
rising sun having the seal of the living God….”
Malaikat pemeterai Wahyu 7:2 datang dari arah
matahari terbit, dikatakan, “2
Lalu aku melihat seorang malaikat lain naik dari timur,…” nah, ini bukan terjemahan yang baik.
Kata “timur” itu aslinya dua kata dalam bahasa Greeka Ανατολή ηλίου [Anatoli
iliou] yang artinya dari “matahari terbit”.
Maka dengan kata lain, terjemahan yang lebih baik ialah “…2 Lalu aku melihat seorang malaikat lain naik dari arah matahari terbit, sambil membawa meterai Allah yang hidup…”
The Sixth Plague describes the kings
that come from the East, once again not a good translation
because the word “East” is “from the rising sun”. Who are these kings that come
from the East in the sixth Plague? It is Jesus Christ and His angels.
In Revelation
16:11-14 it's described, it says, that Jesus comes sitting on a white horse and
the armies of Heaven follow Him. So once again under the Sixth Plague it says, “12 Then the sixth angel poured out his
bowl on the great river Euphrates, and its water was dried
up, so that the way of the kings from the east might be prepared.”
Malapetaka Keenam menggambarkan
raja-raja yang datang dari Timur, sekali
lagi ini bukan terjemahan yang tepat karena kata “Timur” itu seharusnya “dari
matahari terbit”. Siapakah raja-raja ini yang datang dari Timur di Malapetaka
Keenam? Itulah Yesus Kristus dan para
malaikatNya.
Di Wahyu
16:11-14 digambarkan, dikatakan bahwa Yesus datang duduk di atas kuda putih dan
balatentara Surga mengikutiNya. Maka sekali lagi di Malapetaka Keenam
dikatakan, “12 Lalu malaikat yang keenam mencurahkan
cawannya ke atas sungai besar Efrat, dan
airnya dikeringkan, supaya jalan bagi
Raja-raja yang datang dari Timur boleh disiapkan.”
And then we have
the testimony of Malachi, which described the second coming, “2 But to you who fear My name,
the Sun of Righteousness shall arise with healing in His wings…” So notice that the
Sun of Righteousness is a “He”, “…healing in His wings. And you shall go out and grow fat
like stall-fed calves.”
Lalu ada kesaksian Maleakhi 4:2, yang menggambarkan
kedatangan kedua. “2 Tetapi bagi kamu yang takut akan nama-Ku, Surya
Kebenaran akan terbit dengan penyembuhan di sayapNya…” Jadi
simak, bahwa Surya Kebenaran itu bergender laki-laki, “…penyembuhan di sayapNya. Dan kamu
akan keluar dan menjadi tambun seperti anak
lembu yang diberi makan di kandang.”
Where will Jesus
come from in His second coming? Well, you're all acquainted with Matthew 24:27,
“ 27 For as the lightning comes from the east and flashes to the
west, so also will the coming of the Son of Man be.”
Yesus akan datang dari mana saat
kedatanganNya yang kedua? Nah, kita semua mengenal Matius 24:27, “27 Sebab seperti kilat yang
datang dari sebelah timur dan memancarkan cahayanya ke barat, demikian
pulalah kelak kedatangan Anak Manusia.”
So where does God
come from? He comes from the North, and arrives at this earth from the East. And
that is the description here in Habakkuk chapter 3. That's the reason why it
speaks about His glory. It says, “3…His
glory covered the heavens and His
praise filled the earth.
4His splendor was like the sunrise; rays flashed from
His hand where His power was hidden.”
Jadi Allah datang dari mana? Dia datang
dari Utara dan tiba di bumi ini dari arah Timur. Dan itulah deskripsinya di
Habakuk pasal 3. Itulah alasannya mengapa ini
bercerita tentang kemuliaanNya. Dikatakan, “3 …. KemuliaanNya menutupi langit, dan pujian bagiNya memenuhi bumi. 4 KilauNya seperti matahari
terbit; cahaya terpancar dari tanganNya di mana
kuasaNya tersembunyi.”
Now Ellen White has
this statement in Christ’s Object Lessons page
414, “The coming of the bridegroom was at
midnight—the darkest hour…” So where does the
devil come up from? He always comes up from the ἄβυσσος [abussos] from the abyss,
from the
underworld. You know, he comes up from what is called “the
bottomless pit”. You know the
French Revolution comes from the bottomless pit. Satan is bound to the
bottomless pit, that's South, the area of darkness. So “The coming of the bridegroom was at midnight—the darkest hour. So the
coming of Christ will take place in the
darkest period of this earth's history.”
Jesus will come as the Rising Sun to dispel the darkness in the
world. In the midst of the darkness and despair of God's people, when the
unruly waters of the wicked are swirling around them, and the darkness
encircles the earth, Christ will come as the Sun of Righteousness to deliver
His people from the darkness and from the infuriating multitudes. And what do
the multitudes intend to do? They intend to slay God's people. This scenario is
vividly described in Habakkuk 3:13.
The darkness of the Fifth Plague will
be dispelled by the sunrising of the Sixth, because the Fifth
Plague is darkness, the Sixth Plague is Jesus coming with the kings, with His angels from
the East. So there you have Jesus, the Sun with His armies, come after
the darkness of the Fifth Plague to dispel the darkness, in other words.
Nah,
Ellen White punya pernyataan ini di Christ’s
Object Lessons hal. 414, “…Kedatangan
Sang Mempelai Laki-laki itu pada tengah malam – saat yang paling gelap…” Jadi Iblis datang dari mana? Iblis selalu datang dari ἄβυσσος [abussos] dari kedalaman yang
kelam, dari bawah bumi. Kalian tahu, dia datang dari tempat yang
disebut “lubang yang tidak ada dasarnya”.
Kalian tahu Revolusi Perancis datang dari lubang yang tidak ada dasarnya. Setan
terbelenggu kepada lubang yang tidak ada dasarnya, itu Selatan, tempat kegelapan.
Maka “…Kedatangan Sang Mempelai Laki-laki itu pada
tengah malam – saat yang paling gelap. Jadi kedatangan Kristus akan terjadi di masa
paling kelam dari sejarah dunia ini…” Yesus akan datang sebagai Surya
Kebenaran untuk melenyapkan kegelapan di dunia. Di tengah-tengah kegelapan dan
keputusasaan umat Allah, ketika gejolak air-air orang-orang jahat berputar-putar
mengitari mereka, dan kegelapan mengelilingi bumi, Kristus akan datang sebagai
Surya Kebenaran untuk menyelamatkan umatNya dari kegelapan dan dari murka orang
banyak. Dan orang banyak ini punya niat untuk berbuat apa? Mereka berniat membunuh
umat Allah. Skenario ini digambarkan dengan jelas di Habakuk 3:13.
Kegelapan Malapetaka Kelima akan dilenyapkan oleh terbitnya matahari Malapetaka Keenam karena Malapetaka Kelima adalah kegelapan, dan Malapetaka Keenam ialah Yesus datang dengan raja-raja,
dengan malaikat-malaikatNya dari Timur. Jadi ada Yesus, Sang Surya, bersama balatentaraNya, yang
datang setelah kegelapan Malapetaka Kelima, untuk melenyapkan kegelapan itu,
dengan kata lain.
Now we can better understand
the repetition of the pattern of Creation, but not Creation as at the beginning,
but Creation in the end time, in eschatology. At His coming, Christ will smite
the darkness of the Fifth Plague and subject the swirling waters of the Euphrates
river, to prepare the way for the Kings that come from the East, Jesus and His
angels. The
waters symbolize the dragon and his body of followers. Where does the
Harlot sit? She sits on many waters, right? And what do the waters represent?
Multitudes, tongues, nations, peoples. What do those peoples have the intention
of doing? They have the intention of slaying God's people. So does God have to
subject the waters and dry them up, and split them in two? He most certainly
does! So the
waters symbolize the dragon and his body of followers, the swirling
waters of multitudes, tongues, and people, intent on drowning the remnant.
Sekarang
kita bisa memahami dengan lebih baik pengulangan pola Penciptaan, tetapi bukan
Penciptaan pada awal mula, melainkan Penciptaan pada akhir zaman, dalam eskatologi.
Saat kedatanganNya, Kristus akan memukul mundur
kegelapan Malapetaka Kelima dan menundukkan air-air sungai Efrat yang berputar-putar, untuk mempersiapkan
jalan bagi raja-raja yang akan datang dari Timur, yaitu Yesus dan para
malaikatNya. Air-air itu
melambangkan si naga dan pengikut-pengikutnya. Di mana Perempuan
Pelacur itu duduk? Dia duduk di atas banyak air, benar? Dan air-air itu
melambangkan apa? Orang banyak, bahasa-bahasa, bangsa-bangsa, kaum-kaum.
Orang-orang itu punya niat untuk berbuat apa? Mereka punya niat untuk membunuh
umat Allah. Jadi apakah Allah harus menundukkan air-air itu, mengeringkan
mereka, dan membelah mereka menjadi dua? Tentu saja iya! Jadi air-air itu menyimbolkan si naga
dan semua pengikutnya, air-air yang berputar-putar itu adalah
orang banyak, bahasa-bahasa, dan kaum-kaum, yang bertekad menenggelamkan umat Allah yang sisa.
Now let's go for a
moment to a reference that I did not include in the notes. Let's go to Revelation
12, and let's notice how the waters are interpreted there. These are persecuting waters, folks, these are
not just common ordinary waters, you know, the calm sea. This is the tumultuous
sea of peoples, and multitudes that want to slay God's people. It says there in
Revelation 12 and beginning with verse 13, “13 Now when the dragon saw that he had been cast
to the earth, he persecuted the woman…” who does the woman represent? The church, the faithful remnant, “…persecuted the woman who gave birth to
the male Child. 14 But the woman was given two wings of a great eagle, that
she might fly into the wilderness to her place, where she is
nourished for a time and times and half a time, from the presence of the
serpent…” And now notice verse 15, “…15 So the serpent spewed water out of his
mouth…” what does the water represent there? His people, the
multitudes that he uses. Now why does he spew water out of his mouth? “…the serpent…” by the way he's called the dragon also
“…spewed water out of his mouth like a flood after the woman…” with what reason? “…that he might cause her to be carried away
by the flood.” But what does the earth do? The earth
in the next verse dries up the waters, to provide a way of escape. Are you
catching the picture? This is exotic imagery, this is Hebrew imagery. We're not
accustomed to this type of imagery in our world today, we speak more in
concrete terms today than back then.
Nah, mari kita sejenak ke referensi yang tidak saya
masukkan makalah. Mari kita ke Wahyu 12, dan mari kita simak bagaimana air-air
itu di sini diterjemahkan sebagai apa. Ini adalah air-air yang mempersekusi, Saudara-sauara,
ini bukan hanya air biasa, laut yang tenang. Ini adalah lautan manusia yang menggemuruh,
orang banyak yang mau membunuh umat Allah. Dikatakan di Wahyu 12 mulai dengan
ayat 13, “13
Dan ketika naga itu sadar, bahwa ia telah dilemparkan ke bumi, ia mempersekusi
perempuan…” perempuan
ini mewakili siapa? Gereja, umat sisa yang setia, “…mempersekusi perempuan yang melahirkan Anak laki-laki itu. 14
Tetapi kepada perempuan itu diberikan dua
sayap burung rajawali yang besar, supaya ia boleh terbang ke padang gurun, ke tempatnya di mana ia dipelihara selama satu
masa, dua masa dan setengah masa, jauh dari keberadaan
ular itu…” Sekarang
simak ayat 15, “…15 Lalu ular itu menyemburkan dari mulutnya air…” di sini air melambangkan apa? Pengikut-pengikutnya,
orang banyak yang dipakainya. Nah, mengapa dia menyemburkan air dari mulutnya? “…15 Lalu ular itu…” nah,
dia juga disebut si naga “…menyemburkan dari mulutnya
air, seperti
air bah, ke arah perempuan itu…” mengapa? “…supaya ia boleh mengakibatkan
perempuan itu hanyut oleh air bah itu…”
Tetapi apa yang dilakukan bumi? Bumi di ayat berikutnya
mengeringkan airnya, menyediakan suatu jalan kelepasan. Apakah kalian menangkap
gambarnya? Ini adalah kiasan yang eksotis, ini kiasan Ibrani. Kita tidak
terbiasa dengan kiasan seperti ini di dunia kita hari ini, kita bicara dengan
istilah yang lebih konkret sekarang daripada di zaman itu.
So going back to
the notes. After smiting the darkness and the unruly waters as at Creation the
earth will be without form and void, and Jesus will recreate a new heavens and
a new earth, where His people will dwell secure; and the light of the glory of God will actually be in the literal City throughout
eternity.
Jadi kita
kembali ke makalah. Setelah memukul mundur kegelapan dan air-air yang
bergejolak seperti pada waktu Penciptaan, dunia akan menjadi tanpa bentuk dan
kosong, dan Yesus akan menciptakan ulang langit baru dan bumi baru di mana
umatNya akan tinggal dengan aman; dan terang dari kemuliaan Allah akan benar-benar
ada di dalam Kota literal sepanjang masa kekekalan.
And by the way,
Revelation says that there will be no more sea. What would that mean there will
be no more sea? Does that mean that we're not going to have bodies of water in
the earth made new? No! What does a sea represent? The sea represents multitudes of
tumultuous people, who want to destroy the people of God. We're going
to give further evidence of that later.
Nah,
Wahyu mengatakan tidak akan ada lagi laut. Apa yang dimaksud bahwa tidak akan
ada lagi laut? Apakah itu berarti tidak akan ada lagi kumpulan air di dunia
yang diciptakan baru? Tidak! Laut melambangkan apa? Laut melambangkan orang banyak yang bergejolak, yang mau
memusnahkan umat Allah. Nanti kami akan memberikan bukti lebih
jauh tentang hal ini.
Ellen White wrote
in Great Controversy page 640 and 641, she’s
describing the second coming. “Soon there appears in
the
east a small black cloud,
about half the size of a man's hand. It is the cloud which surrounds the Savior and which seems in the distance
to
be shrouded in darkness. The people of God know this to be the sign of the
Son
of man. In solemn silence they gaze upon it as it draws nearer the earth, becoming
lighter and more glorious, until it is a great white cloud, its base a
glory like consuming fire, and above it the rainbow of the covenant. Jesus
rides forth as a mighty conqueror.”
What does it mean
He rides? What is He riding? He's riding the white horse of Revelation 19. And
who's following Him? The armies of Heaven. Who are the armies of the hosts of
Heaven? The armies of Heaven are His angels. And what are they coming for? They're
coming to rescue God's people, who are under a death decree. It looks like
they're going to perish, and Jesus comes to deliver them. Michael will deliver
His people, “Everyone who is found written in the book” (Daniel 12:1). The righteous will not hide from the
glorious Light. Habakkuk describes the first vestiges of the ray of the morning
sun as it begins to appear, but the full glory is still hidden behind the
eastern horizon.
Ellen White menulis di Great Controvesy hal. 640-641, dia menggambarkan kedatangan kedua.
“…Tak lama kemudian muncul dari timur sebuah awan hitam kecil kira-kira sebesar
setengah ukuran tangan manusia. Itulah awan yang mengelilingi Sang Juruselamat
dan di kejauhan tampaknya seolah-olah diselimuti oleh kegelapan. Umat Allah
tahu bahwa inilah tanda Anak Manusia. Dalam keheningan yang khidmat mereka
memandangnya sementara awan itu semakin dekat ke bumi, menjadi semakin terang
dan semakin indah, hingga dia menjadi
sebuah awan besar putih, dasarnya suatu kemuliaan seperti api yang meghanguskan
dan di atasnya pelangi perjanjian. Yesus maju
berkuda sebagai seorang Penakluk yang perkasa.”
Apa yang dimaksud dengan Yesus maju berkuda? Dia naik apa?
Dia naik kuda putih Wahyu 19. Dan siapa yang
mengikutiNya? Balatentara Surgawi. Siapakah balatentara Surgawi? Balatentara
Surgawi adalah malaikat-malaikatNya. Dan mereka datang untuk apa? Mereka datang
untuk menyelamatkan umat Allah yang terancam dekrit hukuman
mati. Sepertinya mereka akan binasa, dan Yesus datang untuk menyelamatkan
mereka. Mikhael akan menyelamatkan umatNya, “setiap orang yang namanya didapati tertulis dalam Kitab itu” (Daniel 12:1). Orang-orang
benar tidak akan bersembunyi dari Terang kemuliaan. Habakuk menggambarkan jejak
pancaran pertama matahari pagi ketika
itu mulai muncul, tetapi kemuliaannya yang penuh masih tersembunyi di balik
ufuk timur.
Now the King James
version states that Jesus had horns coming out of His head because this is Jesus’
second coming. You know, some versions translate that rays were coming from His side.
Some say that was coming from His hand. That doesn't make a lot of
difference. But the word “horns” and the expression
“rays flashed forth” is used only in
one other place in the Bible. It's used in the book of Exodus 34:29 through
verse 35. You remember when Moses was communing with God at the top of the
mount? The glory of God was contagious, because when Moses came down from the
mount, what did his face look like? His face was shining, but you know the
translation says, you know that rays flashed forth
from his face. But really the Hebrew word is “horns flashed forth from his face”. Now why “horns”? Have you seen the
crown of a king? What does a crown of a king look like? It has spokes,
right? Do you know what those spokes represent? The rays of the sun,
they are really rays but they look like what? They look like horns. And so
really what is coming from the side of Jesus or from the hand of Jesus is what?
Rays of light.
Nah KJV
menyatakan bahwa ada tanduk-tanduk
yang keluar dari kepalaNya karena ini saat kedatangan kedua
Yesus. Kalian tahu, ada versi-versi yang menerjemahkan bahwa sinar memancar keluar dari sisiNya.
Ada yang mengatakan keluar dari
tanganNya. Itu tidak terlalu berarti. Tetapi kata “tanduk” קָרַן [qâran] dan
ungkapan “sinar memancar keluar” dipakai hanya di satu ayat lain di Alkitab, yaitu
di kitab Keluaran 34:29-35. Kalian ingat ketika Musa berkomunikasi dengan Allah
di puncak gunung? Kemuliaan Allah menular karena ketika Musa turun dari gunung
itu, wajahnya seperti apa? Wajahnya terang, tetapi
terjemahan itu mengatakan bahwa sinar memancar keluar dari wajahnya.
Sesungguhnya kata dalam bahasa Ibraninya ialah “tanduk-tanduk mencuat keluar dari
wajahnya”.
Nah, mengapa kok “tanduk”? Pernahkah kalian melihat mahkota seorang raja?
Seperti apa mahkota itu? Ada ujung-ujung tajamnya, bukan? Tahukah kalian ujung-ujung tajam
tersebut melambangkan apa? Pancaran
sinar matahari, mereka sebenarnya adalah pancaran sinar tetapi
mereka mirip apa? Mereka tampak seperti tanduk-tanduk. Maka apa yang sebenarnya
keluar dari sisi Yesus atau dari tanganNya itu apa? Pancaran sinar terang.
Now we have a small
scale illustration of what the face of Jesus is going to look like. At the Transfiguration.
You know we have the references here from the three gospels because the
Transfiguration is mentioned in the three gospels: Matthew 17:2, Mark 9:3, and
Luke 9:29, it says that the face of Jesus shone like the sun, similar to what
happened with Moses, only the glory on the face of Jesus is far greater.
Nah, ada
ilustrasi skala kecil bagaimana wajah Yesus akan terlihat nanti, yaitu pada
saat Transfigurasi. Kalian tahu ada referensinya dari ketiga kitab Injil karena
peristiwa Transfigurasi itu disebutkan di tiga
injil: Matius 17:2, Markus 9:3, dan Lukas 9:29, di mana dikatakan bahwa wajah
Yesus bersinar seperti matahari, mirip dengan apa yang terjadi pada Musa, hanya
saja kemuliaan di wajah Yesus jauh lebih besar.
The Old Testament,
we're on page 100 now, in the Old Testament the covering of God's glory is
called the glory of YaHWeH or the glory of the Lord. Ellen White applied
Habakkuk 3:3 and 4 to the second coming. Now notice how Ellen White described these
verses from Habakkuk, Great Controversy page
641, “No human pen can portray the scene, nor mortal mind is adequate to conceive
its splendor…” and then she quotes
Habakkuk 3:3-4, “… ‘His glory covered the heavens,
and the earth was full of his praise.
And
his brightness
was
as the light’ [Habakkuk 3:3, 4.]…”
Di
Perjanjian Lama ~ kita sekarang di hal. 100 ~ di Perjanjian Lama, kemuliaan
Allah yang menyelubungi disebut kemuliaan YaHWeH, atau kemuliaan Tuhan. Ellen
White mengaplikasikan Habakuk 3:3-4 ke kedatangan kedua. Nah, simak Ellen White
menggambrkan ayat-ayat ini dari Habakuk, Great
Controversy hal. 641, “...
Tidak ada pena manusia yang bisa menggambarkan adegan ini; tidak ada pikiran
manusia yang mampu mengerti keindahannya…” lalu Ellen White mengutip Habakuk 3:3-4, “ 3
… KemuliaanNya menutupi langit, dan pujian bagiNya
memenuhi bumi. 4 KilauNya seperti
matahari terbit’ (Habakuk
3:3-4) …”
Now what about the rays
or the horns coming from His side. What does that mean? Great Controversy page 674 Ellen White explains, “One reminder alone remains: Our Redeemer will ever bear the marks of His
crucifixion. Upon His wounded head, upon His
side, His hands and feet, are the only
traces of the cruel work that
sin
has wrought. Says the prophet,…” now she's going to say, Habakkuk 3 is
describing the second coming, ”…Says the prophet, beholding Christ in His glory: ‘He had
bright beams coming out of
His side: and there was the hiding of His power.’ (Habakkuk 3:4, margin). That pierced side whence flowed
the
crimson stream that reconciled man to God—there is the Savior's…” what? “…glory, there ‘the hiding of His power.’ ‘Mighty to save,’ through the sacrifice of redemption, He was therefore strong to execute justice upon them that despised God's mercy. And the tokens of His humiliation are His highest
honor; through the eternal ages the wounds of Calvary will show forth His praise and declare
His power.” So behind those
wounds whether it's His hand or whether it's His side, He was wounded in both places,
there is the hiding of His glory and the hiding of His power.
Nah,
bagaimana dengan pancaran sinar atau tanduk-tanduk
yang keluar dari sisiNya? Apa artinya itu? Great
Controversy page 674 Ellen White menjelaskan, “…Ada
satu peninggalan yang tersisa: Penebus kita akan selamanya memiliki bekas-bekas
penyalibanNya. Di atas kepalaNya yang terluka, di sisi tubuhNya, di tangan dan
kakiNya, adalah satu-satunya bekas kekejaman yang dikerjakan dosa. Kata nabi itu,…”
sekarang Ellen White akan berkata, Habakuk 3 melukiskan kedatangan
kedua, “…Kata nabi itu, yang memandang Kristus dalam
kemuliaanNya, ‘4 Dia punya lonjor-lonjor cahaya, yang keluar dari sisi tubuhNya, dan di situlah
kekuatan-Nya yang tersembunyi’ (Habakuk
3:4). SisiNya yang tertusuk dari mana mengalir
cucuran berwarna merah yang mendamaikan manusia kepada Allah ~ di situlah…” apa? “…kemuliaan Sang Juruselamat, di
situlah ‘kekuatan-Nya yang tersembunyi’, ‘perkasa
untuk menyelamatkan’ (Yesaya 63:1) melalui kurban
penebusan. Oleh karena itu Dia kuat untuk mengeksekusi keadilan kepada mereka
yang menghina kemurahan Allah. Dan tanda-tanda penghinaanNya adalah
kehormatanNya yang tertinggi, sepanjang masa kekekalan luka-luka Kalvari akan menunjukkan
pujian bagiNya dan menyatakan kuasaNya.” Jadi di
balik bekas-bekas luka itu, baik yang di tanganNya atau di sisiNya, Dia terluka
di kedua tempat itu, di situlah tersembunyi kemuliaanNya dan kekuatanNya.
Now when Jesus came
to this earth the first time, He arose spiritually as the sun to dispel the spiritual
darkness. If you read for example John 1:1-10 it says, “ 4 In Him was life,
and the life was the light of men…” so you have these
verses. We don't have time to read them all, but if you read John 1:4-5, 9;
Luke 17:8; Matthew 4:15-16; John 8:12; and John 9:5; you're going to find that
at the first coming of Jesus, Jesus is described as the Sun that comes to
dispel darkness, but it's not the literal sun,
He comes to dispel the spiritual darkness. You know, you have the text
that says that those who dwelt in darkness saw the marvelous Light when Jesus
came. So what will happen at the end of time,
happened spiritually before in the first coming of Christ.
Nah, ketika Yesus datang ke dunia ini
pertama kalinya Dia bangkit secara spiritual sebagai matahari untuk melenyapkan
kegelapan spiritual. Jika kalian membaca misalnya Yohanes 1:1-10, dikatakan, “4 Dalam Dia ada hidup, dan hidup itu adalah terang bagi manusia…”
Jadi ada ayat-ayat itu. Kita tidak punya waktu membaca
mereka semuanya, tetapi jika kalian membaca Yohanes 1:4-5, 9; Lukas 17:8; Matius 4:15-16; Yohanes 8:12; dan
Yohanes 9:5; kalian akan mendapati bahwa saat kedatangan pertama Yesus,
Yesus dilukiskan sebagai Matahari yang datang untuk melenyapkan kegelapan,
tetapi bukan matahari literal, Dia datang untuk melenyapkan kegelapan
spiritual. Ada ayat yang mengatakan mereka yang tinggal dalam kegelapan melihat
Terang yang indah ketika Yesus datang (Matius 4:16).
Jadi apa yang akan terjadi saat akhir
masa, sudah terjadi secara spiritual sebelumnya di kedatangan pertama Kristus.
At His second coming the glory of
Jesus will be literal and personal. As Jesus
dispelled the darkness at Creation by His Word and split or divided and
subjected the unruly waters that covered the earth, so He will rise as the sun to
defeat the spiritual darkness by His Word. A sword comes out of His mouth, by the way,
what does the
sword represent? His Word. Don't think that when Jesus comes a literal
sword is going to be coming out of His mouth. This is a symbolic portrayal.
Saat kedatanganNya yang kedua,
kemuliaan Yesus itu literal dan pribadi.
Sebagaimana Yesus melenyapkan kegelapan dengan FirmanNya saat Penciptaan, dan
membelah atau
membagi dan menundukkan air-air yang
bergejolak yang menutupi bumi, demikianlah Dia akan bangkit sebagai matahari
untuk mengalahkan kegelapan spiritual melalui FirmanNya. Sebuah pedang keluar dari mulutnya, nah,
pedang itu melambangkan
apa? FirmanNya. Jangan
bepikir bahwa Yesus datang dengan pedang literal yang keluar dari mulutNya. Ini
adalah gambaran yang simbolis.
Don't think that He's
coming seated on a white horse. What it's saying is that He's coming as King of kings and Lord
of lords. We have a symbolism here. Don't think that He's coming to
tread a literal wine press of grapes. He's coming to trample on the wicked,
because the wicked want to destroy His people. This is a symbolic portrayal
that indicates the realities. Are you with me or not?
Jangan
berpikir Dia datang duduk di
atas kuda putih. Apa yang dikatakan ialah Dia datang sebagai Raja segala raja, dan Tuan segala tuan.
Ada simbolisme di sini. Jangan berpikir Dia datang untuk menginjak-injak
perasan anggur literal. Dia datang untuk
menginjak-injak orang-orang jahat, karena orang-orang jahat mau
membinasakan umatNya. Ini adalah gambaran yang simbolis yang mengindikasikan
realita. Apakah kalian paham atau tidak?
And so as His Word
at the beginning He said, “Let there be light” and then He split the waters, put some above and some below, so
He does also at His second coming, as He did at His first coming as well. As
Jesus dispelled the darkness at Creation by His Word, and split or divided and
subjected the unruly waters that covered the earth, so He will rise as the sun
to defeat spiritual darkness by His Word, and subject the chaotic waters of
spiritual Babylon. He will dry up the waters of the river Euphrates.
Maka
seperti pada awalnya dengan FirmanNya Dia berkata, “Hendaknya ada terang” kemudian dia membelah air-air, menempatkan
sebagian di atas dan sebagian di bawah, demikianlah Dia akan berbuat yang sama
saat kedatanganNya yang kedua, sebagaimana yang dilakukanNya saat kedatanganNya
yang pertama. Sebagaimana Yesus melenyapkan kegelapan saat Penciptaan dengan
FirmanNya, dan membagi dan menundukkan air-air yang bergolak yang menutupi
bumi, demikianlah Dia akan bangkit sebagai matahari untuk mengalahkan kegelapan
spiritual oleh FirmanNya, dan menundukkan air-air Babilon spiritual yang kacau.
Dia akan mengeringkan air-air sungai Efrat.
Now in order to
fully understand the language of Habakkuk 3:3-7 we must remember that what
happened at Creation is a paradigm or an illustration for what happened spiritually
in redemptive history. The framework of Habakkuk 3 is Creation,
but not the original Creation, but Creation in redemptive history. As God originally
defeated the darkness and the waters at Creation, He delivers His people with
glorious light, and the drying up of the waters in Redemption. Notably this
deliverance God had done once before, this is an important point, when Israel
had been in a precarious condition at the edge of the Red Sea. And let's just
dwell on that for a moment. When Habakkuk says, “Repeat what You did in the past, do it again.” He's referring to
what happened at the Red Sea. You remember when the Egyptians were coming after
Israel to get their service back, suddenly the pillar of cloud and light, fire,
that had led Israel, it went over their heads, and interposed between Israel
and the Egyptians. And if you read Exodus 14 as well as the Spirit of Prophecy,
God's people were surrounded by glorious light of the noonday sun, while the
Egyptians were in darkness. There you have the darkness and God's people in
light. By the way, when Jesus comes, are God's people going to be glorified and be in light
while the wicked are in darkness? Absolutely! That's the darkness of
the Fifth Plague.
Nah,
supaya bisa mengerti sepenuhnya bahasa di Habakuk
3:3-7 kita harus ingat bahwa apa
yang terjadi di Penciptaan adalah sebuah paradigma atau
ilustrasi untuk apa yang terjadi secara spiritual di sejarah penebusan. Kerangka Habakuk 3 ialah
Penciptaan, tetapi bukan Penciptaan yang orisinal, melainkan Penciptaan dalam sejarah
penebusan. Sebagaimana Allah aslinya mengalahkan kegelapan dan
air-air di Penciptaan, Dia menyelamatkan umatNya dengan terang kemuliaan, dan
dengan mengeringkan air-air saat Penebusan. Perlu dicatat, penyelamatan ini
sudah pernah dilakukan Allah sekali sebelumnya, ini adalah poin yang penting,
ketika Israel berada di posisi yang berbahaya di tepi Laut Merah. Mari kita
simak itu sejenak. Ketika Habakuk berkata, “Ulangilah apa yang telah Engkau
lakukan di masa lampau, lakukanlah lagi.” Dia
mengacu kepada apa yang terjadi di Laut Merah. Kalian ingat ketika orang-orang
Mesir datang mengejar bangsa Israel untuk mendapatkan tenaga kerja mereka
kembali, tiba-tiba tiang awan dan api yang membimbing Israel, pindah melewati
atas kepala mereka, dan menempatkan dirinya antara Israel dan orang-orang
Mesir. Dan jika kita membaca Keluaran 14 dan juga Roh Nubuat, umat Allah
dikelilingi oleh terang kemuliaan matahari siang bolong sementara
orang-orang Mesir berada dalam kegelapan. Ini kita bertemu dengan kegelapan dan
umat Allah dalam terang. Nah, ketika
Yesus datang, apakah umat Allah
akan dimuliakan dan berada dalam terang sementara orang-orang jahat ada dalam
kegelapan? Tentu saja! Itulah kegelapan
Malapetaka Kelima.
And then what
happens? Is there a drying up, is there a splitting of the Red Sea to allow God's
people to escape? Yes, there's a splitting of the Red Sea, or a dividing of the
Red Sea. Did God divide the waters at Creation? He did. Does He divide the
waters at the Red Sea? Will He divide the waters at the end? Are
you understanding this? So Habakkuk is saying, “Do again what You did at the Red Sea.” So the waters of the Red
Sea are split. By the way, were the waters inimical to God's people at that
point? Was there any way of escape unless the waters were dried up? There was
no way of escape. So who did the waters help at that point? Oh, the waters
helped the Egyptians. What was the only way that God's people could escape? If
God split the waters and provided a way of escape. So at the end of time what does
God do? God
is going to dry up the waters of the river Euphrates, which represent
multitudes, nations, tongues, and peoples, that want to destroy God's people. He's
going to divide them. Remember that Babylon is divided into three parts. God is
going to divide Babylon and that is going to provide a way of escape for God's people.
Lalu apa yang terjadi? Apakah ada pengeringan, apakah ada pembelahan
Laut Merah untuk mengizinkan umat Allah meloloskan diri? Ya, ada pembelahan
Laut Merah atau dibaginya Laut Merah. Apakah Allah membagi air-air di Penciptaan? Ya.
Apakah Dia membagi air-air di Laut Merah? Apakah Dia akan membagi air-air di akhir masa? Apakah
kalian mengerti ini? Jadi Habakuk berkata, “Lakukan lagi apa yang
Engkau lakukan di Laut Merah.” Maka
air-air di Laut Merah pun terbelah. Nah, apakah air-air itu memusuhi umat Allah
di poin ini? Apakah ada jalan kelepasan yang lain kecuali air-air itu
dikeringkan? Tidak ada jalan kelepasan. Jadi air-air itu menolong siapa di
titik tersebut? Oh, air-air itu menolong orang-orang Mesir. Apakah satu-satunya
jalan umat Allah bisa lolos? Kalau Allah membelah air-air dan menyediakan jalan
kelepasan. Maka pada akhir masa
apa yang dilakukan Allah? Allah
akan mengeringkan air-air sungai Efrat, yang melambangkan orang
banyak, bangsa-bangsa, bahasa-bahasa, dan kaum-kaum, yang mau membinasakan umat
Allah. Dia akan memisahkan mereka. Ingat Babilon itu terbagi tiga bagian. Allah
akan membagi Babilon dan itu akan menyediakan
jalan kelepasan bagi umat Allah.
And then you have
the Seventh Plague where you have thunder, and lightning, and an earthquake, etc.
which is the Seventh Plague of the book of Revelation. In the Psalms it says
that there was an earthquake, there was thunder, and lightning at the Red Sea
when Israel crossed the Red Sea. So are you seeing that what happened at Creation
Exodus,
this becomes
an illustration or a paradigm of what happens when Jesus comes the second time?
He's going to do it what? Again. What did Habakkuk say at the beginning of chapter
3? He says, “What You did, do it again,
Lord. You delivered Israel at the edge of the Red Sea, now deliver Your people
at the second coming.”
Kemudian
datang Malapetaka Ketujuh di mana ada guntur, dan petir, dan gempa bumi, dll.
yang adalah Malapetaka Ketujuh di kitab Wahyu. Di Mazmur dikatakan bahwa ada
gempa bumi, guntur, dan petir di Laut Merah ketika Israel menyeberangi Laut
Merah. Jadi apakah kalian lihat bahwa apa
yang terjadi saat keluarnya Israel dari Mesir, ini menjadi ilustrasi atau
paradigma dari apa yang terjadi ketika Yesus
datang kedua kalinya? Dia
akan melakukannya apa? Lagi. Apa kata Habakuk di awal pasal 3? Dia berkata, “Apa yang
Engkau lakukan, lakukan itu lagi, Tuhan. Engkau telah menyelamatkan Israel di
tepi Laut Merah, sekarang selamatkan umatMu di kedatangan yang kedua.”
Now let's notice at
the middle of page 101, it says there in verse 6 and 7 that
God comes to measure the earth. What does “measuring” mean in the Bible? What
is “measuring”? “Measuring” has to do with judgment. “1 Judge not, that you
be not judged. 2 For with what judgment you
judge, you will be judged; and with the
measure you use, it will be measured back to you.” (Matthew 7:1-2)
So “measuring” means that God is coming in judgment and
He's coming to execute judgment upon those who have been intent on destroying
God's people.
Nah, mari
simak bagian tengah hal. 101, dikatakan di sana di Habakuk 3:6-7 (NKJV)
bahwa Allah datang untuk mengukur bumi. Apa artinya “mengukur” di Alkitab?
“Mengukur” itu apa? “Mengukur” berkaitan dengan penghakiman. “1 Jangan menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi. 2
Karena dengan penghakiman yang kamu pakai untuk menghakimi, kamu akan dihakimi;
dan dengan takaran yang kamu pakai, itu akan ditakarkan
kembali kepadamu.” (Matius 7:1-2)
Maka “mengukur” berarti Allah datang
untuk menghakimi, dan Dia datang untuk mengeksekusi penghakiman ke atas mereka
yang bertekad membasmi umat Allah.
Now let's take a
look at verses 8 to ~ actually let's go through verses 8-15. We must remember
that Habakkuk
appeals to the past, to inspire faith in the future. The past serves as
a paradigm for the future. These verses employ the imagery of Creation and the deliverance
of Israel at the Red Sea, like I mentioned. They contain elements of memory and
elements of hope. Habakkuk expects that God will repeat what happened at
Creation when He defeated the darkness and subjected the waters, placing man on
dry land. He also intends to remind us that God will repeat on a larger scale
the deliverance of Israel at the Red Sea, when God shone upon them like the
noonday sun and split the waters creating a dry path for God's people to
escape.
Nah, mari
kita simak ayat 8 ~ sebenarnya mari kita lihat Habakuk 3:8-15. Kita harus ingat
bahwa Habakuk mengacu ke masa lampau,
untuk membangkitkan iman di masa depan. Masa lampau berfungsi
sebagai paradigma untuk masa depan. Ayat-ayat ini memakai gambaran Penciptaan
dan penyelamatan Israel di Laut Merah, seperti yang sudah saya katakan. Mereka
mengandung unsur-unsur memori dan unsur-unsur pengharapan. Habakuk berharap
Allah akan mengulang apa yang terjadi di Penciptaan ketika Dia mengalahkan
kegelapan dan menundukkan air-air, menempatkan manusia di daratan. Dia juga
berniat mengingatkan kita bahwa Allah akan mengulangi penyelamatan Israel di
Laut Merah dalam skala yang lebih besar, ketika Allah menyinari
mereka seperti matahari tengah hari dan membelah air-air menciptakan jalan yang
kering bagi umat Allah untuk meloloskan diri.
Now here's
something very important. It bears noting that Habakkuk did not believe the pagan
cosmology of ancient nations. The ancient nations had this concept that the sea
was actually a dragon and that God at
Creation had split the dragon in two, and then He created the dry earth. Habakkuk
did not believe in this polytheistic concept. He was a monotheistic prophet. So
why does he use the terminology? He uses the terminology because it was common
in his day. He took them and he transformed them, explaining that the
splendorous God that dispels the darkness and splits the waters, is not Shamash
or Marduk, but rather YaHWeH. In other words, he's saying to these nations, “You got it wrong. You know, this is not
some cosmic sea god that is split open in order to create dry land.” He's
saying, “No! It's YaHWeH that's being
spoken about, or Jehovah. The waters are not a literal dragon, but rather the
enemies of God's people. It is Christ who will be garbed with the glory of
YaHWeH or the brightness of the Sun of Righteousness.” Thus the Hebrews
use the symbolism of antiquity, but delivered the symbols from their pagan
context and gave them a purely monotheistic meaning. Are you following
me or not? Because we're going to now notice some very interesting details,
where in the Old Testament you have this concept that God is going to take the
sea and He's going to split it in two. It almost sounds like the pagan
cosmology but it's not really so.
Nah, ini
ada hal yang sangat penting. Perlu diperhatikan bahwa Habakuk tidak mempercayai
kosmologi pagan bangsa-bangsa purba. Bangsa-bangsa purba punya konsep bahwa
laut itu sebetulnya adalah seekor naga, dan Allah saat Penciptaan telah
membelah naga itu menjadi dua, kemudian Dia menciptakan daratan. Habakuk tidak
mempercayai konsep politheistis ini. Dia adalah seorang nabi monotheistis.
Kalau begitu mengapa dia menggunakan istilah itu? Dia menggunakan istilah itu
karena itu yang umum di zamannya. Dia mengambil konsep itu dan dia mengubahnya,
dengan menjelaskan bahwa Allah yang luar biasa yang telah melenyapkan
kegelapan dan membelah air-air, bukanlah Shamash atau Marduk, melainkan YaHWeH.
Dengan kata lain, dia mengatakan kepada bangsa-bangsa itu, “Kalian
salah ngerti. Ini bukan dewa laut kosmik yang terbelah dua demi menciptakan
daratan.” Dia berkata, “Tidak! Ini
bicara tentang YaHWeH atau Yehova. Air-air bukanlah seekor naga literal,
melainkan musuh-musuh umat Allah. Kristuslah yang akan mengenakan kemuliaan
YAHWEH atau terangnya Surya Kebenaran.”
Dengan demikian, orang-orang Ibrani
menggunakan simbolisme purba, tetapi membersihkan simbol-simbol
tersebut dari konteks pagan mereka dan memberikan kepada mereka suatu makna
yang murni monotheistis. Apakah
kalian mengikuti saya atau tidak? Karena kita sekarang akan menyimak beberapa
detail yang sangat menarik, di mana di Perjanjian Lama ada konsep bahwa Allah
akan mengambil laut dan Dia akan membelahnya menjadi dua. Itu nyaris terdengar
seperti kosmologi pagan, tetapi sebenarnya tidak begitu.
Now if you read
these verses, verses 8-12, you'll find that the passage describes the Lord
coming with horses. That's picked up in Revelation 19:11 and verse 14. His
glory fills the heavens, it says there. He comes to trample the wine press in His
wrath. He rides victorious upon His chariots ~ all this is found in the passage
in Habakkuk.
Psalms 29 and 46
compare the
raging of the nations to the raging of the waters. And the raging
is both
literal and symbolic at the second coming.
Nah, bila
kita membaca ayat-ayat ini, Habakuk 3:8-12, kita akan melihat
bahwa kutipan itu menggambarkan Tuhan datang dengan kuda-kuda. Ini diambil oleh Wahyu
19:11, 14. KemuliaanNya memenuhi langit, dikatakan di sana. Dia datang untuk
menginjak-injak tempat
memeras anggur dalam murkaNya. Dia mengendarai kereta-keretaNya dengan kemenangan ~ semua ini ditemukan di ayat-ayat di Habakuk.
Mazmur 29
dan 46 membandingkan marahnya
bangsa-bangsa dengan marahnya
air-air. Dan kemarahan itu sama-sama
literal dan simbolis pada kedatangan yang kedua.
Now notice the next
section. This is based on a tremendous article that was written by Herbert May.
The name of the article is “Some Cosmic Connotations of Mayim
Rabbim”, (Journal of Biblical Literature 74, 1955; 9-21.) which in Hebrew
means “Many Waters”. And basically the author understands verse 15 of Habakkuk
as a reference to the struggle of YaHWeH or of God with His enemies. God's
intervention in favor of Israel is pictured as the crushing of the head of the
sea dragon. May compares the Habakkuk passage to the crushing of the head of
Rahab in Psalm 89:9-11.
Sekarang
simak bagian berikut. Ini didasarkan pada artikel hebat yang ditulis oleh Herbert May. Nama
artikel itu ialah “Some Cosmic Connotations of Mayim
Rabbim”, (Journal of Biblical Literature
74, 1955; 9-21.) yang dalam bahasa Ibrani berarti “Banyak
Air”. Dan pada dasarnya, si penulis memahami pasal 3 ayat 15
Habakuk sebagai mengacu kepada pergumulan YaHWeH atau Allah dengan
musuh-musuhNya. Intervensi Allah yang berpihak pada Israel digambarkan sebagai
diremukkannya kepala si naga laut. May membandingkan kutipan Habakuk itu kepada
diremukkannya kepala Rahab di Mazmur 89:9-11.
Let's go to Psalm 89:9-11
and see what these verses says. Psalm 89:9-11, it says there ~ and I only put the references there because
the study notes were getting way too long ~ it says there in Psalm 89:9,
speaking about God, “9 You
rule the raging of the sea; when its waves rise, You still them. 10 You have
broken Rahab in pieces, as one who is slain;…” In antiquity Rahab was
the unruly ocean, so here it's using terminology similar to what was
used in the surrounding nations. “…10 You
have broken Rahab in pieces, as one who is slain;…” and what does that mean that He has broken Rahab? Well, the last
half of the verse says what it means.
“…You have scattered Your enemies with Your mighty arm…” Verse 11, “…11 The heavens are Yours, the earth also is Yours; the world and all its fullness, You have founded
them.” And so you know, God's victory over the raging sea which
in antiquity the pagans believed was the unruly
waters of a sea dragon. The Bible takes it and it expresses the idea that
the dragon is not really the sea. The sea is a symbol of the body of the
dragon which is multitudes, nations, tongues, and peoples.
Mari ke Mazmur 89:9-11 dan simak apa kata ayat-ayat
ini. Mazmur 89:9-11, dikatakan di sana ~ dan saya hanya mencantumkan
referensinya saja di makalah karena sudah terlalu panjang ~ dikatakan di Mazmur
89:9, bicara tentang Allah, “9 Engkau
memerintah laut yang mengamuk; pada waktu
naik gelombang-gelombangnya, Engkau meredakan mereka.
10 Engkau telah meremukkan Rahab berkeping-keping, seperti orang yang terbunuh…” Di
zaman purba Rahab adalah lautan yang mengamuk,
jadi di sini digunakan istilah yang mirip dengan apa yang digunakan oleh
bangsa-bangsa sekitarnya. “…10 Engkau telah meremukkan Rahab berkeping-keping, seperti orang yang
terbunuh…” dan apa yang dimaksud bahwa Dia telah meremukkan Rahab? Nah,
paro akhir dari ayat itu mengatakan apa maksudnya.“…Engkau telah mencerai-beraikan musuh-musuhMu dengan lengan-Mu yang
kuat…” Ayat 11, “…11 Langit itu
kepunyaanMu, bumi juga milikMu; sebagaimana dunia serta seluruh isinya
Engkaulah yang telah meletakkan dasar mereka…” Jadi, kemenangan Allah atas lautan yang
mengamuk, oleh orang-orang pagan purba diyakini bahwa air-air yang mengamuk
itu naga laut. Alkitab mengambil
konsep itu dan mengekspresikannya
bahwa naga itu sesungguhnya bukanlah laut. Laut adalah
simbol tubuh si naga yang adalah orang
banyak, bangsa-bangsa, bahasa-bahasa, dan kaum-kaum.
Notice also Isaiah 51:8-10
it says here, “8 For the moth will eat them
up like a garment, and the worm will eat them like wool; but My righteousness
will be forever, and My salvation from generation to generation…” and now notice the connection with Habakkuk. “…9 Awake, awake, put on strength, O arm of
the Lord! Awake as in…” when? “…Awake as in the ancient days, in the generations of old. Are You not the arm that cut Rahab
apart,…” Rahab is the ocean. In paganism the ocean was a dragon
literally, but in the Bible, Rahab is a symbol of the body of the dragon which is
multitudes, nations, tongues, and peoples. Are you following me or not?
And so it says, “…Are You
not the arm that
cut Rahab apart,…” and then you have the synonymous
expression, “…and wounded
the serpent?...” so what does the sea represent? The sea represents the serpent or the
dragon.
Simak juga Yesaya 51:8-10 dikatakan di sana, “8 Sebab ngengat akan memakan habis mereka seperti pakaian, dan gegat akan memakan mereka seperti
kain bulu domba; tetapi KebenaranKu akan
untuk selama-lamanya dan keselamatanKu dari generasi ke generasi…” dan sekarang simak hubungannya dengan
Habakuk. “…9 Bangun, bangun, kenakan kekuatan, hai tangan TUHAN! Bangun seperti…” kapan? “…di zaman purbakala, di zaman generasi-generasi
yang lama. Bukankah Engkau lengan yang telah mencincang Rahab…” Rahab itu lautan. Di paganisme, lautan
itu literalnya adalah naga tetapi di
Alkitab, Rahab adalah sebuah simbol dari
tubuh si naga, yaitu orang banyak, bangsa-bangsa, bahasa-bahasa, dan kaum-kaum.
Apakah kalian mengikuti saya atau tidak? Jadi dikatakan, “…Bukankah Engkau lengan yang mencincang Rahab…” lalu ada ekspresi sinonimnya, “…dan melukai si naga?…” Jadi lautan melambangkan apa? Lautan melambangkan ular atau naga.
By the way, another
name for Rahab or the dragon, is Leviathan. We have a whole lesson on
Leviathan so I'm only going to mention something in passing. Leviathan is a sea
creature that rules over the sea, and he's called in Job 41 “the king of the children of pride” very interesting.
And so different names are used to depict this power of evil.
Nah, nama lain untuk Rahab atau si naga ialah Lewiatan.
Kita punya pelajaran lengkap tentang Lewiatan, jadi saya hanya akan membahasnya
sekilas. Lewiatan adalah seekor makhluk laut yang menguasai laut, dan di Ayub
41:34 dia disebut, “raja atas semua anak-anak yang
angkuh” sangat menarik.
Maka nama-nama yang berbeda dipakai untuk menggambarkan kekuasaan jahat ini.
Now let's go to Isaiah
17 which clarifies even further. Isaiah 17:12 and 13. You know we usually use Revelation 17:15 to decipher
what the waters represent that the Harlot sits upon. By the way, is the Harlot
sitting upon a dragon? Yes or No? In Revelation 17. She's sitting on a dragon, but then
it says that she's sitting on what? She’s sitting on the waters. So the waters
are the dragon. Are you with me or not? If she's sitting on a
seven-headed dragon, and the dragon are the waters, then the waters are
represented by the dragon; only the waters are not a literal dragon, they
symbolize the multitudes, nations, tongues, and peoples, that Satan
uses to accomplish his purposes.
Jadi
sekarang mari kita ke Yesaya 17 yang menjelaskan lebih jauh. Yesaya 17:12-13.
Biasanya kita memakai Wahyu 17:15 untuk menerangkan air-air di mana Perempuan
Pelacur itu duduk melambangkan apa. Nah, apakah Perempuan Pelacur itu duduk di atas seekor
naga? Ya atau Tidak? Di Wahyu 17. Dia duduk
di atas seekor naga. Tetapi kemudian dikatakan dia duduk di
mana? Dia duduk di atas banyak air.
Jadi, air-air itu adalah si naga.
Apakah kalian mengikuti saya atau tidak? Jika dia duduk di atas seekor naga
berkepala tujuh, dan naga itu adalah air-air, maka air-air itu dilambangkan
oleh si naga; hanya saja air-air
itu bukanlah naga literal, mereka melambangkan orang banyak, bangsa-bangsa,
bahasa-bahasa, dan kaum-kaum yang dipakai Setan untuk mencapai
tujuannya.
So notice, where
did I say we were going? Isaiah 17:12 and 13, this is the best text I found in
the Bible to interpret what waters represent. It's even better than Revelation 17:15.
It says there in Isaiah 17:12 and 13 the following, let's see here what did I say? Oh 17, I am
in 27, so let's go here to chapter 17:12 and 13 says, “12 Woe to the multitude of many
people…” what are the people compared to?
“…who make a
noise like the roar of the seas,…” so what do people represent?
The seas, “…and to the rushing of
nations that make a
rushing like the rushing of mighty waters!...” so what does the rushing of the nations, what is it represented
by? The rushing of the sea? The sea represents nations in turmoil. The waters are
not simply calm waters that the Harlot sits on, no, they're tumultuous waters
that want to destroy God's people. And then notice what it says in verse 13,
“…13 The
nations will rush like the rushing of many waters; but God will…” what?
“…will rebuke them…” is that talking
about drying them up? Yeah, the Lord will rebuke them,
“…and they will flee far away, and be chased like the chaff of the
mountains before the wind,…”
Jadi simak, ke mana tadi kata
saya? Yesaya 17:12-13, ini adalah ayat terbaik yang saya temukan di Alkitab
untuk menginterpretasi air-air itu melambangkan apa, bahkan lebih baik daripada
Wahyu 17:15. Dikatakan di sana di Yesaya 17:12-13, yang berikut, “12 Celaka
bagi banyak orang…” orang
banyak dibandingkan dengan apa? “…yang membuat ribut seperti gemuruh lautan…” Jadi orang banyak
mewakili apa? Lautan. “…dan bagi bangsa-bangsa yang menggulung, yang menggulung seperti
menggulungnya air yang hebat!…” Jadi
menggulungnya bangsa-bangsa, itu dilambangkan oleh apa? Menggulungnya laut?
Lautan melambangkan bangsa-bangsa yang bergejolak. Air-air yang diduduki
Perempuan Pelacur itu bukanlah air-air yang tenang, itu air-air yang bergejolak
yang mau membinasakan umat Allah. Lalu simak apa yang dikatakan di ayat 13, “…13 Bangsa-bangsa akan menyerbu seperti gelora lautan besar; tetapi Allah akan…”
apa? “…akan menghardik mereka…” apakah ini bicara tentang mengeringkan
mereka? Ya, Tuhan akan menghardik mereka, “…dan mereka
akan lari jauh-jauh, dan akan dihalau seperti sekam dari
gunung yang diterbangkan angin,….”
So May continues
writing in his article, “The enemies are manifestations of the intransigent
elements which had to be quelled by YaHWeH before creation could begin and which must ever be defeated
as
He continues His
activity in history. The victory over Leviathan, Rahab,
the insurgent waters etc., represent the
conquest of YaHWeH over
the
enemies of Israel. Whether…”
and now I'm quoting May
“…Whether at the Red Sea, or
in the present or at the beginning of the new age. It is a victory over evil
and wickedness; over the demonic or more properly the draconic. Whether the
struggle is in the past, present, or future, the struggle is essentially one battle of
God
against the waters which threaten
His rule. And after
the conflict He sits
enthroned above the
waters.…”
Jadi Herbert May
melanjutkan menulis di artikelnya, “…Musuh-musuh
adalah manifestasi-manifestasi dari unsur-unsur yang tidak mau berubah yang
harus ditaklukkan oleh YaHWeH sebelum Penciptaan bisa dimulai dan yang selalu
harus dikalahkan sementara Dia melanjutkan aktivitasNya dalam sejarah.
Kemenangan atas Lewiatan, Rahab, air-air yang memberontak, dll. melambangkan penaklukan YaHWeH
atas musuh-musuh Israel. Apakah…” sekarang saya sedang mengutip May, “…Apakah saat di Laut
Merah, atau di saat ini, atau di saat dimulainya dunia baru, itu adalah suatu
kemenangan atas kejahatan dan kekejaman; atas yang seperti setan atau lebih
tepatnya yang seperti naga. Apakah pertarungan itu di masa lampau, sekarang, atau akan datang, pertarungan itu pada dasarnya adalah satu peperangan di mana Allah melawan air-air yang mengancam
pemerintahanNya. Dan setelah konflik itu, Dia duduk di takhtaNya di atas
air-air….” (“Some Cosmic Connotations of Mayim
Rabbim”, Journal of Biblical Literature
74, 1955; 9-21).
Are you following
this? Am I saying that the ocean is a dragon? No! Does the Bible compare
the dragon to an ocean of tumultuous
waters? That's the body of Satan. The sea is the body of Satan, of Leviathan,
who rules over the children or the sons of pride.
Apakah
kalian mengikuti ini? Apakah saya mengatakan bahwa lautan itu naga? Tidak!
Apakah Alkitab membandingkan naga kepada lautan yang airnya bergejolak? Itulah
tubuh Setan. Lautan adalah tubuh Setan, Lewiatan, yang menguasai anak-anak yang
angkuh.
Now I want to read
this statement on page 103. I'm going to skip the next paragraph because
basically it has the same gist of what we're talking about from Herbert May.
Sekarang
saya mau membaca pernyataan ini di hal. 103. Saya akan meloncati paragraf
berikutnya karena pada dasarnya intinya sama dengan apa yang kita bahas dari
Herbert May.
Alexander Heidel was an archaeologist and a historian, and he clearly states
that this idea of Rahab, you know splitting Rahab, and splitting Leviathan, and
so on, he says that did not literally take place. The pagans believe that, he
said; but the
Hebrews picked up on the terminology, and applied it symbolically not literally.
Notice what he wrote, “…..
Rahab and Leviathan are properly terms for real
animals but they also are
employed for imaginary creatures closely resembling the animals with which
these names originated. . . we cannot conclude that the
Lord is anywhere represented as actually at war with monsters, as is Marduk in Enuma Elish…” in other words in the pagan sources,
“…the terms under consideration are mere figures of speech applied to powerful nations which are hostile to the Lord or His people.” (Alexander Heidel,
The Babylonian
Genesis (Chicago:
University of Chicago Press, 1951, pp. 87-96)
Alexander Heidel adalah seorang arkeolog dan sejarahwan, dan dia
menyatakan dengan jelas bahwa konsep ini tentang Rahab, membelah Rahab,
membelah Lewiatan, dst. kata dia, itu tidak terjadi secara literal. Orang-orang
pagan meyakini itu, katanya; tetapi orang-orang
Ibrani mengambil terminologinya dan mengaplikasikannya secara simbolis, bukan
secara literal. Simak apa yang ditulisnya, “…Rahab dan Lewiatan
adalah istilah-istilah yang tepat untuk hewan-hewan yang nyata, tetapi mereka
juga dipakai untuk makhluk-makhluk khayalan yang mirip dengan hewan-hewan dari
mana nama-nama itu berasal… Kita tidak bisa menyimpulkan bahwa Tuhan itu
dilambangkan sebagai benar-benar berperang dengan monster-monster, sebagaimana
Marduk di Enuma Elis…” dengan kata lain di sumber-sumber pagan, “…istilah-istilah yang dibicarakan semata-mata adalah nama-nama yang diaplikasikan ke bangsa-bangsa yang berkuasa yang
memusuhi Tuhan atau umatNya.” (Alexander Heidel, The Babylonian Genesis (Chicago:
University of Chicago Press, 1951, hal. 87-96)
(293)
Now read all the
verses in parenthesis. We don't have
time to read all the verses, you know if I quoted all these verses
that would add probably five or six pages to the study notes, but you can look
them up. I hope that you'll continue studying what we have here in the study
notes when you go home, don't just file it away. There's a lot more here than
what we're able to cover.
Nah,
bacalah semua ayat dalam kurung. Kita tidak punya waktu untuk membaca semua
ayatnya. Kalian tahu jika saya mengutip semua ayat ini, itu
kira-kira akan menambah 5-6 halaman ke makalah kita, tetapi kalian bisa mencari
mereka. Saya berharap kalian akan melanjutkan mempelajari apa yang ada di
makalah kita bila kalian pulang, jangan hanya disimpan. Di sini ada jauh lebih
banyak daripada apa yang bisa kita liput.
Now let's notice Habakkuk
3:13-15. Why is God going to do what He did in the past? Why is He going to
subject the symbolic waters of multitudes, nations, tongues, and peoples? Why
is He going to dispel the darkness with the light? Why is He coming to do that?
Habakkuk tells us the reason in verses 13-15. “13 You came out
to…” what? There's the
key word. Do you know of another verse that uses the word “deliver”?
“At that time Michael shall stand up…” who is Michael? Christ. “…the great Prince that stands watch
over the children of your people. And there will be a Time of Trouble such as
never was…” in the Time of Trouble are God's people going to be in
jeopardy? Are the wicked intent on destroying God's people during the Time of
Trouble? Absolutely! But then the last part of the verse says “…there will be a time of Time of Trouble such as never was, but
at that time God's people will be delivered…” (Daniel 12:1). If they need to be delivered it's because they are being
persecuted and they're under a death decree.
So here's the
reason why God is going to arise, to dispel the darkness, and He's going to
split the waters to provide a way of escape for God's people. “…13
You came
out to deliver
Your
people,
to save [with] Your
Anointed One…” Jesus Christ. “…You
crushed the leader…” who's the leader?
By the way does the Bible say that the Seed of the woman was going to crush the
serpent's head? Is that talking about a literal snake? No! It's using the
terminology of antiquity. But it's delivering it from its pagan context. God
speaks to man in the language of man within their own culture. So it continues, “…You
crushed the leader…” which is Satan, “…of the land of wickedness, You stripped him from head to foot.14 With his own spear You
pierced
his
head…” is this talking
about just one individual? He’s talking about Satan and all of his cohorts. And
then it says, “…when his warriors stormed out to
scatter us, gloating as though about to
devour the wretched who
were in hiding…” so where is God's
people going to be? They're going to be in hiding because the wicked want to
destroy them. And then notice verse 15,
“…15You trampled…”
what? “…the sea…” what does that mean “trampling the sea”? What does the sea
represent? Multitudes, nations, tongues, and peoples. So it's not the
literal sea, Jesus isn't coming to trample the Atlantic Ocean, not intending to
be irreverent, we're dealing with symbols here. Are you understanding me or
not? We're dealing, in Habakkuk we're dealing with symbols. “…15You trampled the sea with your…” what?
“…horses…” (NIV)
Sekarang
mari kita simak Habakuk 3:13-15. Mengapa Allah akan melakukan apa yang
dilakukanNya di masa lampau? Mengapa Dia akan
menundukkan air-air orang banyak, bangsa-bangsa, bahasa-bahasa, dan kaum-kaum?
Mengapa Dia akan melenyapkan kegelapan dengan terang? Mengapa Dia akan datang
untuk berbuat itu? Habakuk memberikan alasannya kepada kita di ayat 13-15.
“13 Engkau keluar
untuk…” apa? Itu kata kuncinya. Apakah kalian
tahu ayat lain yang memakai kata “menyelamatkan”?
“1 Pada waktu
itu juga Mikhael akan berdiri,…” siapa Mikhael? Kristus. “…Pangeran besar itu, yang menjaga
anak-anak bangsamu; dan akan ada suatu waktu Kesukaran yang Besar, seperti yang
belum pernah terjadi sejak adanya sebuah
bangsa…” di Masa
Kesukaran Besar apakah umat Allah berada dalam bahaya? Apakah orang-orang jahat
berniat membinasakan umat Allah selama Masa Kesukaran Besar? Tentu saja!
Kemudian di bagian akhir ayat itu mengatakan, “…akan ada suatu waktu
Kesukaran yang Besar, seperti yang belum pernah terjadi sejak adanya sebuah bangsa.
Tetapi pada waktu itu bangsamu akan diselamatkan…” (Daniel 12:1). Jika mereka perlu diselamatkan, itu
karena mereka dipersekusi dan mereka ada di bawah titah hukuman mati.
Jadi
inilah alasannya mengapa Allah akan bangkit untuk melenyapkan kegelapan, dan
Dia akan membelah air-air untuk menyediakan jalan kelepasan bagi umat Allah. “…13 Engkau keluar
untuk menyelamatkan umat-Mu untuk menyelamatkan [bersama] Yang Kauurapi…” Yesus
Kristus. “…Engkau meremukkan pemimpin…” siapa pemimpinnya? Nah, apakah Alkitab
mengatakan Benih perempuan itu akan meremukkan kepala ular? Apakah itu bicara
tentang ular beneran? Tidak. Itu memakai istilah zaman purba, tetapi dihapuskan
dari konteks pagannya. Allah bicara kepada manusia dalam bahasa manusia di
dalam budaya manusia sendiri. Jadi selanjutnya, “…Engkau meremukkan pemimpin…” yaitu Setan, “…negeri kejahatan. Engkau lucuti
dia dari kepala hingga kaki. 14 Dengan tombaknya sendiri Engkau menusuk kepalanya…” apakah ini bicara tentang hanya satu
individu? Dia bicara tentang Setan dan semua pengikutnya. Kemudian dikatakan, “…ketika lasykarnya menyerbu untuk
menyerakkan kita, sambil menyombong seolah-olah
akan melumat habis mereka yang celaka yang dalam persembunyian…” jadi
umat Allah akan ada di mana? Mereka dalam persembunyian karena orang-orang
jahat mau membinasakan mereka. Lalu simak ayat 15, “…15 Engkau menginjak-injak…” apa? “…laut…” apa maksudnya “menginjak-injak laut”?
Laut melambangkan apa? Orang banyak, bangsa-bangsa, bahasa-bahasa, dan
kaum-kaum. Jadi bukan laut literal. Yesus tidak akan menginjak-injak Samudra
Atlantik ~ tanpa bermaksud tidak hormat ~ di sini kita berurusan dengan
simbol-simbol. Apakah kalian memahami saya atau tidak? “…15 Engkau menginjak-injak laut dengan…” apa? “…kuda-kudaMu, …”
You know the book
of Revelation uses a different symbolism for this. You read Revelation 14:20 it
says that Jesus comes to trample the wine press. Who are in the wine press? The
waters of the sea. It's a different way of saying it.
· He comes to trample the sea, the sea represents multitudes of
the wicked.
· He comes to trample the wine press, who are gathered outside the
city.
And by the way,
have you ever read in Revelation 14:20 where it says that the wine press
outside the city was trampled by horses? Revelation 19 says that the Commander
of those who ride those horses is the King of kings and Lord of lords. So
trampling the wine press is the same as trampling the what? Trampling the sea.
It's difficult for us to understand this, because we don't use this
terminology. But when we read the Bible, we have to place ourselves within the
context of the writer. We can't just you know say, “Oh, you know, this idea that He splits Rahab in two and He tramples
on the head of the dragon, and you know He crushes the head of the serpent, you
know that sounds almost pagan.” But when we understand that the biblical
writers are using the terminology, but they're delivering it from its pagan
connotation, and they're using it as a teaching vehicle symbolically, then it
makes all the sense in the world. So notice it continues saying here.
Kalian
tahu kitab Wahyu menggunakan simbolisme yang berbeda untuk ini. Bacalah Wahyu
14:20 dikatakan bahwa Yesus datang untuk menginjak-injak tempat memeras anggur.
Siapa yang ada di tempat memeras anggur? Air-air laut. Itu cara lain untuk
mengatakannya.
· Dia datang untuk menginjak-injak laut, laut
melambangkan orang banyak yang jahat.
· Dia datang untuk menginjak-injak tempat memeras anggur,
yang berkumpul di luar kota.
Dan
pernahkah kalian membaca di Wahyu 14:20 di mana dikatakan bahwa tempat memeras anggur
di luar kota itu diinjak-injak oleh kuda-kuda? Wahyu 19 mengatakan bahwa
Komandan mereka yang menunggang kuda-kuda adalah Raja segala raja dan Tuan
segala tuan. Maka menginjak-injak tempat memeras anggur
itu sama dengan menginjak-injak apa? Menginjak-injak laut. Memang sulit bagi
kita untuk memahami ini, karena kita tidak menggunakan istilah ini. Tetapi
ketika kita membaca Alkitab, kita harus menempatkan diri kita di dalam konteks
si penulis. Kita tidak bisa sekadar berkata, “Oh, kalian tahu, konsep bahwa
Dia membelah Rahab menjadi dua dan Dia menginjak-injak kepala si naga, dan Dia
meremukkan kepala si ular, kalian tahu itu sepertinya hampir seperti paganisme.”
Tetapi bila kita mengerti bahwa
penulis-penulis Alkitab menggunakan
istilah-istilah itu, tetapi mereka menghapuskannya dari konotasi pagannya, dan
mereka menggunakannya sebagai alat untuk mengajar secara simbolis, maka
semuanya bisa dimengerti dengan baik. Jadi simak, selanjutnya dikatakan di
sini.
Let's notice verses
16-19 we're getting towards the end of the chapter now. Now Habakkuk he's seen all of this. Do you think that he shook
up when he sees all this in vision? To say that he was shook up is a mild term.
“16
I heard and my
heart pounded, my
lips
quivered at the sound; decay crept into my bones, and my legs trembled…”
because he's seen the tumultuous sea, and he's seen, you know,
the darkness, and he's seen the second coming of Christ with the armies of
heaven on horses to trample the wicked and to deliver His people. Now he's all
shook up by what he saw. And yet notice his attitude, in spite of the fact that
his heart pounded, his lips quivered, decay crept into his bones, and his legs
trembled, he says, “…Yet I
will wait patiently
for the day of calamity…” what is the day of
calamity? It's the Time of Trouble “…to come on the nation invading us. 17Though the fig tree does not bud and there are no grapes on the vines, though the olive crop fails
and
the fields produce no food…”
so why is it that at this point there's no fruit from the vine,
there's no olive crop, there's no fields that produce food? Why is that?
Because the
Fourth Plague of Revelation has totally destroyed the vegetation. It's
talking about the Time of Trouble. We'll see that in a minute in the Spirit of
Prophecy, “…though there are
no
sheep in the pen and
no cattle in the stalls,…” notice his
reaction, “…18yet
I will rejoice in the Lord, I will be joyful in God my Savior.
19 The Sovereign Lord is
my strength; he makes my feet like
the
feet of a deer,
he enables me to go
on the
heights.” (NIV)
Did he
experience righteousness by faith? What kind of righteousness by faith?
A righteousness by faith that subsisted in the midst of all of this that we're
describing. After Habakkuk has seen this devastating destruction of the wicked,
his body trembles. his legs quiver, he feels weak all over, his steps become
unsteady, and yet he says that he will quietly wait in faith, in the Time of
Trouble. That's the kind of righteousness by faith that we're going to
need at the end.
Mari kita simak ayat Habakuk 3:16-19,
kita sudah mendekati akhir dari pasal itu sekarang. Nah Habakuk telah melihat
semua ini. Menurut kalian apakah dia terguncang ketika dia melihat semua ini
dalam penglihatannya? Mengatakan bahwa dia terguncang adalah istilah yang
ringan. “16 Aku mendengarnya dan hatiku berdebar,
bibirku bergetar mendengar bunyinya, pembusukan masuk ke dalam tulang-tulangku, dan kakiku gemetar…” karena dia telah melihat laut yang
bergejolak, dan dia telah melihat kegelapan, dan dia telah melihat kedatangan
kedua Kristus dengan balatentara surgawi di atas kuda-kuda untuk
menginjak-injak orang-orang jahat dan menyelamatkan umatNya. Sekarang Habakuk
terguncang hebat oleh apa yang telah dilihatnya. Namun, simak sikapnya,
walaupun faktanya jantungnya berdebar keras, bibirnya
bergetar, pembusukan masuk ke tulang-tulangnya dan kakinya gemetaran, dia berkata, “…Namun aku akan menantikan
dengan sabar hari malapetaka…” hari
malapetaka itu apa? Itulah Masa Kesukaran Besar, “…yang akan mendatangi bangsa yang masuk menyerang kami. 17 Sekalipun
pohon ara tidak berbunga dan tidak ada buah pada
pohon anggur, sekalipun hasil pohon zaitun gagal, dan ladang-ladang tidak menghasilkan
bahan makanan…” jadi mengapa pada saat itu tidak ada buah dari pohon anggur,
tidak ada panen dari pohon zaitun, tidak ada ladang yang menghasilkan bahan
makanan? Mengapa begitu? Karena Malapetaka
Keempat yang di kitab Wahyu telah menghancurkan seluruh tanaman.
Ini bicara tentang Masa Kesukaran Besar. Sebentar kita akan melihat itu dari
Roh Nubuat, “…sekalipun tidak
ada domba di dalam kandang, dan tidak
ada ternak di istal…” simak
reaksinya, “…18 namun aku akan bersukacita dalam TUHAN, aku akan bergembira dalam Allah Juruselamatku.
19 Tuhan yang memerintah itulah
kekuatanku: Ia membuat kakiku seperti kaki rusa, Ia menyanggupkan aku menapak di
bukit-bukit.”
Apakah
dia mengalami pembenaran oleh
iman? Pembenaran oleh iman macam apa? Pembenaran oleh iman yang
tetap hidup di tengah-tengah segala yang telah kita gambarkan. Setelah Habakuk
melihat pemusnahan yang mengerikan atas
orang-orang jahat, tubuhnya gemetaran, kakinya bergetar, dia merasa lemas
seluruh tubuhnya, langkah-langkahnya lunglai, namun dia berkata dia akan menunggu dengan tenang
dalam iman di Masa Kesukaran Besar. Itulah jenis pembenaran oleh
iman yang akan kita butuhkan di akhir zaman.
Ellen White
quotes these verses, and she applies them to the Time of Trouble. Great Controversy 629, “Although the fig tree shall not blossom, neither shall fruit be in the vines; the labor
of the olive shall fail, and the fields shall yield no meat;…” when it says “meat” it's talking in King James, “meat” means food. It
continues saying, “…the flock shall be cut off from the fold, and there shall be no herd in the stalls;’ yet
shall they that fear
Him ‘rejoice in the Lord’ and joy in the God of their salvation.’ (Habakkuk 3:17, 18 KJV).”
Ellen White mengutip
ayat-ayat ini, dan dia mengaplikasikannya ke Masa Kesukaran Besar. Great Controversy
hal. 629. “…’Walaupun pohon ara tidak akan berbunga, maupun buah tak ada di pohon
anggur, hasil pohon zaitun akan gagal, dan ladang-ladang tidak menghasilkan
makanan…” bila dikatakan “daging” ini di
terjemahan KJV, “daging” artinya makanan. Dikatakan selanjutnya, “…kawanan akan diambil dari kandang, dan tidak akan ada ternak di istal,’
namun mereka yang takut akan Dia akan ‘bersukacita
dalam Tuhan’ dan bergembira dalam Allah keselamatan mereka.’ (Habakuk
3:17-18).”
Ellen White places
this chapter in the context of the second coming of Christ, a very exotic
descriptive portrayal of the second coming of Christ. Notice Patriarchs and Prophets page 387, "The sure word of prophecy will meet its final fulfillment in the
glorious advent
of our Lord and Savior Jesus Christ, as King of kings and Lord of lords…”
now notice this, is there going to be a delay? Will there be a
delay in the Time of Trouble? Yes! “…The time of
waiting may seem long, the
soul
may be
oppressed
by
discouraging
circumstances, many in whom confidence has
been placed may fall by the way;
but
with the prophet who endeavored to encourage Judah in a time of unparalleled apostasy, let us confidently declare, ‘The Lord is in His holy temple:
let
all the earth keep silence before Him.’
( Habakkuk 2:20). Let us ever hold in
remembrance the cheering message, ‘The vision is yet for an
appointed time, but
at the end it shall speak, and not lie: though it tarry, wait for it; because it will surely come, it will
not tarry.(Habakkuk 2:3) ….. The just shall live by his faith." ( Habakkuk 2:4.)”
Ellen
White menempatkan bab ini di konteks kedatangan kedua Kristus, sebuah gambaran
yang sangat eksotis dari kedatangan kedua Kristus. Simak Patriarchs and Prophets hal. 387, “…Perkataan
nubuatan yang pasti akan bertemu dengan penggenapannya yang terakhir di
kedatangan dalam kemuliaan Tuhan dan Juruselamat kita Yesus Kristus sebagai
Raja segala raja dan Tuan segala tuan…” sekarang simak ini, apakah akan
ada kelambatan? Akankah ada kelambatan di Masa Kesukaran Besar? Ya. “…Waktu menunggu mungkin terasa lama, jiwa mungkin tertekan
oleh keadaan yang mengecilkan hati, banyak orang yang diyakini berhasil mungkn
jatuh di tengah jalan; tetapi bersama si nabi yang berusaha untuk memberi
semangat Yehuda di masa kemurtadan yang tidak ada tandingannya, marilah
kita menyatakan dengan keyakinan ‘…TUHAN ada di dalam bait-Nya yang kudus. Hendaknya segenap bumi hening di
hadapan-Nya’ (Habakuk 2:20). Hendaknya
kita selalu mengingat pesan yang membesarkan hati, ‘…penglihatan itu masih untuk waktu yang ditentukan, tetapi pada akhirnya ia akan bicara dan tidak bohong; walaupun itu belum datang, nantikanlah; sebab
itu sungguh-sungguh akan datang, itu tidak akan
terlambat.’ (Habakuk 2:3) ‘orang yang benar akan
hidup oleh iman.’(Habakuk 2:4).”
How did Ellen White
understand chapter 3? Chapter 3 is describing the second coming of
Christ in very vivid symbolic terms. Now let's read, let's notice also
another statement from Ellen White, that's all we have time for. The next
statement, once again she applies Habakkuk, several texts in Habakkuk, actually
Habakkuk 3:3, 4, 6, 8, 10, 11, 13 KJV. She says this all applies to the second coming. This is how it
reads, “And Habakkuk, rapt in holy vision, beheld His appearing. ‘God came from Teman,
and
the Holy One from Mount Paran. His glory covered the heavens, and the earth
was full
of His
praise.’
‘And His brightness was
as the light.’ ‘He stood, and
measured the earth: He beheld, and drove asunder the nations; and the
everlasting mountains were
scattered, the perpetual hill did bow: His ways are everlasting’. ‘Thou didst ride upon Thine horses and Thy chariots of salvation.’…”
all these are quotations from chapter three. “…The mountains saw
Thee, and they trembled: . . . the deep uttered his voice, and lifted up his hands on high.
The sun and moon stood still in their habitation: at the
light of Thine arrows they went, and at the shining of Thy glittering spear.…” it's talking about the lightning “…’Thou wentest forth for the salvation
of Thy people, even for salvation with Thine anointed.’ ( Habakkuk 3:3, 4, 6, 8, 10, 11, 13 KJV ).” (The Great
Controversy, p.
300.)
Bagaimana
Ellen White memahami pasal 3? Pasal
3 menggambarkan kedatangan kedua Kristus dalam simbol-simbol
yang sangat hidup. Nah, sekarang mari kita baca, mari kita simak juga
pernyataan lain dari Ellen White, kita hanya punya waktu untuk itu. Pernyataan
berikut, sekali lagi Ellen White mengaplikasikan Habakuk, beberapa ayat dari
Habakuk, persisnya Habakuk 3:3, 4, 6, 8, 10, 11, 13 (KJV). Ellen White berkata, ini diaplikasikan ke
kedatangan kedua. Beginilah bunyinya, “…Dan Habakuk, terpukau dalam penglihatan
yang kudus, melihat kedatanganNya. ‘Allah datang dari Teman,
Yang Mahakudus dari pegunungan Paran. KemuliaanNya
menutupi langit, dan pujian bagiNya memenuhi bumi.’
(ayat 3) ‘Dan
kemilauNya bagaikan cahaya.’ (ayat 4) ‘Ia berdiri, dan mengukur bumi; Ia melihat, dan
menceraiberaikan bangsa-bangsa; dan gunung-gunung
yang abadi terserak, bukit-bukit yang kekal pun sujud; jalanNya kekal abadi.’ (ayat
6) ‘Engkau mengendarai kuda-kudaMu dan kereta-kereta keselamatan-Mu.’ (ayat 8)…” semua ini adalah ayat-ayat dari pasal 3.“…‘Gunung-gunung melihat
Engkau, dan mereka gemetar… samudera raya memperdengarkan
suaranya, dan mengangkat tangannya ke atas.’ (ayat 10). ‘Matahari dan
bulan berhenti di tempat kediamannya; di bawah cahaya
anak-anak panah-Mu mereka pergi, dan di bawah kilauan
tombak-Mu yang mengilat.’ (ayat 11)…” ini bicara tentang petirnya. “…‘Engkau keluar demi keselamatan umat-Mu, yaitu untuk menyelamatkan bersama Yang Kauurapi…’ (ayat 13)…” (The Great
Controversy, hal. 300.)
Now you can read, I
don't want to come back to this. You remember what we said about the critics? The
critics said that chapters 1 and 2 were written by one author and chapter 3 is
written by another? Now we can understand the reason why chapter 3 is so
different than chapters 1 and 2. Chapters 1 and 2 present a typology of what's
going to happen at the end. Chapter 3 describes the event itself. Chapter 3 is
not typology, it's describing the event as it’s going to happen. And that's why
it's different than the first two chapters where you have a typology. Type and
anti-type.
Nah,
kalian bisa membacanya, saya tidak mau kembali ke sana. Kalian ingat apa yang
saya katakan tentang para kritikus? Para kritikus mengatakan bahwa pasal 1 dan
2 ditulis oleh satu penulis dan pasal 3 ditulis oleh penulis yang lain?
Sekarang kita bisa mengerti alasannya mengapa pasal 3 begitu berbeda dari pasal
1 dan 2. Pasal 1 dan 2 mempresentasikan sebuah tipologi tentang apa yang akan
terjadi di akhir masa. Pasal 3 menggambarkan peristiwa itu sendiri. Pasal 3
bukan tipologi, itu menggambarkan peristiwanya sebagaimana nanti akan terjadi.
Dan itulah mengapa itu begitu berbeda dari dua pasal pertama di mana ada
tipologi. Tipe dan antitipe.
Now I hope that you
will read what we find on page 106 to the end of the chapter. We're not going
to come back to this. Let me just read the first paragraph of page 106.
God speaks to man
in the language of man. He uses the images and symbols that were common in the
days when the prophets wrote. In Habakkuk we have three perspectives:
1.
the original historical paradigm as
Illustrated in the natural world at Creation. See, He dispels the darkness and
splits the waters.
2.
The typological historical
fulfillment which is what happened with Israel
3.
and the final eschatological
fulfillment. The framework of nature is used as a vehicle to explain the final
eschatological fulfillment at the second coming of Jesus.
Sekarang
saya berharap kalian akan membaca apa yang ada di hal. 106 hingga akhir dari
bab ini. Kita tidak akan kembali kemari. Saya akan membacakan saja paragraf
pertama hal. 106.
Allah
berbicara kepada manusia dalam bahasa manusia. Dia menggunakan gambar-gambar
dan simbol-simbol yang umum ada di masa itu ketika para nabi menulisnya. Di
Habakuk ada tiga perspektif:
1. Paradigma
yang asli sebagaimana diilustrasikan di alam semesta saat Penciptaan. Lihat,
Allah melenyapkan kegelapan dan membelah air-air.
2. Penggenapan
tipologi dalam sejarah, yaitu
apa yang terjadi pada bangsa Israel.
3. Dan
penggenapan eskatologi akhirnya. Kerangka alam semesta dipakai sebagai alat
untuk menjelaskan penggenapan eskatologi akhirnya pada waktu kedatangan kedua
Yesus.
Chapter 3 will respond to Habakkuk’s two questions in chapter 1. What were his two questions?
· number one, why do You allow wickedness to exist among Your own
people?
· and why do You use more wicked people to oppress Your faithful
people?
God has said, “No sweat. When I come again I'm going to
take care both groups.” So basically this is the gist of the book of
Habakkuk. I wish we had more time to really get into the nitty-gritty, but I
hope you understood what we were talking about in this chapter.
Pasal 3
akan merespon kedua pertanyaan Habakuk di pasal 1. Apa kedua pertanyaannya?
· Pertama, mengapa Engkau mengizinkan kejahatan ada
di antara umatMu sendiri?
· Dan mengapa Engkau memakai orang-orang yang lebih
jahat untuk menindas umatMu yang setia?
Allah berkata, “Jangan
khawatir. Saat Aku datang lagi, Aku akan menangani kedua kelompok itu.” Jadi pada dasarnya inilah inti kitab
Habakkuk. Sayang kita tidak punya waktu untuk benar-benar masuk kepada
detailnya, tetapi saya harap kalian mengerti apa yang kita bicarakan di pasal
ini.
4 06 25
No comments:
Post a Comment