Wednesday, October 28, 2020

EPISODE 23/24 ~ REVELATION'S SEVEN SEALS ~ THE IDOL SABBATH ~ STEPHEN BOHR

_____REVELATION’S SEVEN SEALS_____

Part 23/24 - Stephen Bohr

SESSION 23 ~ THE IDOL SABBATH

https://www.youtube.com/watch?v=f0lpDc0qAaA

 

 

Dibuka dengan doa.

 

 

So we left off at page 389 at the top of the page. We were talking about the genuine and the counterfeit. Let me just give you an illustration of this so that we can understand how the genuine or the counterfeit relate to each other.

I had the privilege of teaching theology in Colombia for six years in our University there. One day I went downtown to a department store to purchase some things and when I went to the cash register the cashier took the ten thousand peso bill that I gave her and she wrinkled it in her hand, and she lifted it up to look at it in the light, and she had a black light there she put it under there, and she immediately pointed to a policeman that was there, and asked the policeman to come over because it was a counterfeit bill.  And so, you know, down  there you're guilty until proven innocent, and here it's innocent until proven guilty, supposedly. But anyway that policeman came, and other policemen joined him, and they took me to a back room and they started interrogating me, asking me where I had the equipment to counterfeit bills. And I told him, “Hey, I'm not a counterfeiter.” I said, “I don't look at every bill that I pay with.” And it was getting kind of serious, and one of the policemen then asked me, he says, “Who are you? Where do you work?” I said, “Well you know,  I am a teacher of theology at the Instituto Colombo Venezolano,” the name of the university. And immediately the expression on the face of that policeman changed to the better. He says, “Oh, you teach at that school? That's a good school. The people there are good.” And I said, “Oh, praise the Lord,” that he likes us, that he likes our school, you know. And so then he says,  “There's no one who would be a counterfeit from that school.” So he says, “I'm going to show you how to distinguish a counterfeit bill from a genuine one.” So I went to the Cash register. He got the counterfeit ten thousand peso bill, and then he took a genuine ten thousand peso bill. And first of all he took the genuine bill and he put it in the light, he said, “Do you see a brown line running through the bill?” And I said, “Yeah, yeah.” He says, “Do you see the face that is visible only in the light, the face of the hero of the country?” And I looked and I said, “Yeah, it's nice and clear, the face is nice and clear.”  Then he took the bill and he wrinkled it and it was made kind of a paper that would kind of open like a flower after he wrinkled it. Then he put it under the black light and the two circles that were on the bill shown in neon colors. So he says, “That proves that that's a genuine bill. Now,” he says, “I'm going to show you what the counterfeit is like. It looked pretty much like the genuine,” he took the counterfeit bill and he put it in the light. He says, “Do you see any brown line?” I say, “No, there's no brown line.” He says, “Do you see the circle? The face is kind of blurry.” “Yeah, it is blurry.” And so, then he took the bill and he wrinkled it and it stayed wrinkled. He said, “See, it's made of a different kind of paper.” And he put it under the black light, and there was no neon shine. So he says, “Now you know how to distinguish a genuine ten thousand peso bill from a counterfeit one.” 



Jadi
terakhir kita berhenti di hal. 389, bagian atas halaman. Kita sudah membahas tentang yang asli dan yang palsu. Saya akan memberikan sebuah ilustrasi tentang hal ini agar kita bisa memahami bagaimana yang asli dan yang palsu berkaitan satu sama lain.

Saya mendapat kehormatan mengajar theologia di Columbia selama enam tahun di universitas kita di sana. Suatu hari saya ke kota, ke sebuah toserba untuk membeli beberapa barang dan ketika saya pergi ke tempat pembayaran, kasirnya mengambil lembaran sepuluh ribu peso yang saya berikan padanya, dan dia meremasnya dalam tangannya, dan dia mengangkatnya untuk menerawangnya, dan dia punya sebuah lampu hitam di sana, dia letakkan lembaran itu di bawahnya, dan dia segera menunjuk ke seorang polisi yang ada di sana, dan minta polisi itu datang karena itu adalah uang palsu. Dan kalian tahu, di sana orang dianggap bersalah sampai terbukti tidak bersalah, sementara di sini orang dianggap tidak bersalah sampai terbukti bersalah, seharusnya. Nah, tetapi polisi itu datang, dan polisi-polisi lain ikut datang, dan mereka membawa saya ke sebuah kamar di belakang dan mereka mulai menginterogasi saya, menanyai saya di mana peralatan saya untuk membuat uang palsu. Dan saya berkata, “Hei, saya bukan pembuat uang palsu.” Saya katakan, “Saya tidak memelototi setiap lembaran uang yang saya bayarkan.” Dan kondisi menjadi rada serius, dan salah satu polisi itu lalu bertanya, “Anda siapa? Bekerja di mana?” Saya jawab, “Nah, saya seorang dosen theologi di Instituto Colombo Venezolano,” nama universitas itu. Dan segera ekspresi wajah polisi itu berubah menjadi lebih ramah. Dia berkata, “Oh, Anda mengajar di sekolah itu? Itu sekolah yang baik. Orang-orangnya baik-baik.” Dan saya berkata, “Puji Tuhan,” dia menyukai kita, dia menyukai sekolah kita. Lalu dia berkata, “Tidak ada yang dari sekolah itu akan menjadi pemalsu uang.” Lalu katanya, “Saya akan menunjukkan bagaimana membedakan uang palsu dari uang asli.” Maka saya pergi ke tempat pembayaran. Polisi itu mengambil uang sepuluh ribu peso yang palsu lalu di mengambil uang sepuluh ribu peso yang asli. Dan pertama-tama dia mengambil uang yang asli dan dia letakkan di bawah lampu, dan dia berkata, “Apakah Anda melihat ada garis coklat yang melintasi uang itu?” Dan saya berkata, “Ya, ya.” Dia berkata, “Apakah Anda melihat wajah yang hanya tampak di bawah sinar, wajah seorang pahlawan negara ini?” Dan saya melihat dan saya berkata, “Ya, terang dan jelas, wajahnya terang dan jelas.” Lalu dia mengambil uang itu dan diremasnya, dan uang itu terbuat dari sejenis kertas yang akan kembali ke bentuknya semula setelah diremas. Lalu dia meletakkannya di bawah lampu yang hitam dan kedua lingkaran pada lembaran uang itu bersinar dalam warna neon. Maka dia berkata, “Ini membuktikan bahwa lembaran ini asli. Sekarang,” katanya, “saya akan menunjukkan yang palsu seperti apa. Kelihatannya sangat mirip yang asli.” Dia mengambil uang yang palsu dan diletakkannya di bawah sinar. Dia berkata, “Apakah Anda melihat ada garis coklat?” Saya berkata, “Tidak, tidak ada garis coklat.” Dia berkata, “Lihat lingkarannya? Wajahnya rada kabur.”  “Ya, memang kabur.” Lalu dia ambil uang itu dan diremasnya dan uang itu tetap kusut. Dia berkata, “Lihat, ini terbuat dari jenis kertas yang berbeda.” Dan dia meletakkannya di bawah lampu yang hitam dan tidak ada sinar neon. Maka dia berkata, “Sekarang Anda tahu bagaimana membedakan lembaran sepuluh ribu peso yang asli dari yang palsu.”

 

 

Let me ask you, how can we detect a counterfeit? By knowing the genuine. So what is God's genuine day of worship? The Sabbath. So are we able to detect what the counterfeit would be? Well, there's only one other day of worship that Christians claim to keep, and what day is that? The Sunday.

And you know after that when I paid with a ten thousand peso bill and the cashier would return a large bill to me, I would take it, I would look at it, you know, and one day the lady at the cash register said, “What? Don't you trust me?” I said, “Yes, I trust you as much as you trust me.” In other words she had a right to look in the light, so I have a right to look in the light as well. 

 

Coba saya tanya, bagaimana kita bisa mengenali yang palsu? Dengan mengetahui yang asli. Jadi apakah hari untuk menyembah Allah yang tulen? Sabat. Jadi, apakah kita bisa mengenali yang palsu seperti apa? Nah, hanya ada satu hari lain untuk menyembah Allah yang diakui dipelihara orang Kristen, dan itu hari apa? Hari Minggu.

Dan kalian tahu, setelah itu, ketika saya membyar dengan uang sepuluh ribu peso dan Kasir akan memberi kembalian sehelai lembaran uang yang nilainya besar, saya akan mengambilnya, saya akan memelototinya, dan suatu hari petugas kasir itu berkata, “Hah? Anda tidak percaya pada saya?” Saya berkata, “Ya, saya mempercayai Anda sebanyak yang Anda mempercayai saya.” Dengan kata lain, dia punya hak untuk menerawang uang itu, jadi saya juga punya hak untuk menerawangnya di bawah sinar.

 

 

I was very captivated by your illustration about the courting. You know I was going to tell a story about that, and I think I'll just go ahead and tell it.  My wife and I met in Colombia, when I was going to school, and at that time the school was very segregated, not in terms of race but in terms of gender. The girls had one side of the campus and the boys had the other side of the campus, like in the 3rd world, you know countries outside the US. Very conservative. When we came to church the boys were on one side and the girls were on the other side, and there was one side of campus that belonged to the boys and one side of the campus that belonged to the girls.  And woe to the boy that crossed the line, or the girl that crossed the line.  But for those who officialized their relationship,  in other words they were going steady, and with the permission of course of the parents of both, there was a special privilege. It was known as the Curtain, la Cortina in Spanish, because you could go to the home of a faculty member, and for a couple of hours you could spend two hours with your boyfriend or your girlfriend there, behind the curtain, you know. But of course I'm sure that they were checking now and then. But you know, you could spend two whole hours every couple of weeks, where at other times you know you couldn't cross the line. And we had the privilege not only of participating in that curtain practice, but we also ~ I taught there ~ so we had students come to our house. So we saw both sides of the fence.

Now I can assure you something very clearly, and that is, that we were always on time.  In fact we were not always on time, we always got there early, we guarded the edges, in other words.  And during the time that we were together, you know, I wasn't thinking about, man I could be playing soccer right now, I could be paying softball, or baseball, I could be doing something else. No! The focus was on one another, you know. Sometimes I would take a gift, like we bring gifts to church on the Lord Sabbath. And when the period was coming to an end, we all said, “Oh, good, are we glad that this is all over”. No! Just kidding. We said, “Oh, too bad, time is up.” And we would kind of stand there at the door, you know, with the faculty there, and kind of talking to see we could steal a few extra moments. There was no looking at the church bulletin to see what hour is sundown so we could get about our business.

 

Saya sangat tertarik dengan ilustrasi tentang pacaran. Kalian tahu, saya berpikir mau menceritakannya, dan saya rasa saya akan ceritakan saja. Istri saya dan saya bertemu di Colombia ketika saya masih sekolah. Dan pada waktu itu sekolah itu sangat terbagi, bukan terbagi berdasarkan ras, tetapi berdasarkan jenis kelamin. Yang putri ada di satu sisi kampus dan yang putra di sisi yang lain, seperti di dunia ketiga, kalian tahu, di negara-negara di luar Amerika, sangat konservatif. Bila kami datang ke gereja, yang putra duduk di satu sisi, dan yang putri di sisi yang lain. Dan di kampus juga ada satu sisi tempat putra dan satu sisi lagi tempat putri. Dan celakalah anak laki-laki yang menyeberangi perbatasan itu, atau anak perempuan yang menyeberangi perbatasan itu. Namun bagi mereka yang sudah meresmikan hubungan mereka, dengan kata lain mereka resmi pacaran dengan persetujuan orangtua kedua belah pihak, ada hak yang istimewa. Itu dikenal sebagai Tabir, la Cortina dalam bahasa Spanyol, karena kami boleh datang ke rumah salah seorang dosen, dan selama dua jam kami boleh menghabiskan waktu bersama pacar laki-laki atau pacar perempuan kami di sana, di balik tabir. Tetapi saya yakin tentu saja mereka mengecek dari waktu ke waktu. Nah, kalian tahu, kami boleh menghabiskan dua jam penuh setiap dua minggu, semetara pada saat-saat lain dilarang melewati perbatasan. Dan kami mendapat kehormatan bukan saja untuk berpartisipasi dalam praktek Tabir itu, namun kami juga ~ karena saya menjadi dosen di sana ~ menerima para mahasiswa datang ke rumah kami, sehingga kami pernah mengalami berada di kedua belah sisinya.

Nah, saya jamin dengan sangat jelas, bahwa kami selalu tepat waktu. Bahkan kami bukan hanya selalu tepat waktu, kami malah tiba di sana lebih pagi, dengan kata lain, kami sangat menjaga tepi-tepi waktu itu. Dan selama waktu kami bersama-sama itu, saya tidak berpikir, wah, semestinya saya bisa bermain bola sekarang, saya bisa bermain softball, atau baseball, saya bisa melakukan hal-hal lain. Tidak! Fokusnya ada pada satu sama lain. Terkadang saya akan membawa suatu pemberian, seperti kita membawa persembahan ke gereja pada hari Sabat. Dan ketika waktu itu habis, kami semua berkata, “Bagus, kita senang ini sudah berakhir.” Tidak! Cuma berkelakar. Kami berkata, “Wah, sayang waktunya habis.” Dan kami akan berdiri-berdiri di pintu, dengan dosennya hadir di sana, dan masih berbicara mencoba mencuri sedikit waktu tambahan. Tidak ada yang melihat ke bulletin gereja (seperti pada hari Sabat) untuk melihat kapan waktunya matahari terbenam supaya kami bisa mengerjakan bisnis kami.

 

 

While I was teaching, there was one student, a couple that would come to our house and the girl one day ~  it was the date when they were supposed to meet ~ she came and she was crying I mean she had tears rolling down her face. I said, “What's wrong?” She says, “Pastor, today was the day that my boyfriend and I were supposed to meet together here for our date, and he preferred to go play soccer. What should I do?”  I said,  “Get rid of him, because if he does that now, it's going to be a lot worse if you get married.” 

So let me ask you, do you suppose that I consider it a huge sacrifice you know, every two weeks oh I’ve got to go to this appointment with my girlfriend, what a bummer, oh I just wish that the time would just come to an end, this is torture?  No! We enjoyed the time together, why? Because there was love.

 

Saat saya masih mengajar, ada seorang mahasiswi, sepasang mahasiswa-siswi yang datang ke rumah kami, dan suatu hari ~ pada hari di mana mereka seharusnya bertemu ~ mahasiswi itu datang dan dia sedang menangis, air matanya membasahi wajahnya. Saya berkata, “Kenapa?” Mahasiswi itu berkata, “Pastor, hari ini adalah waktunya pacar saya dan saya seharusnya bertemu di sini, dan dia memilih untuk pergi bermain soccer. Apa yang harus saya lakukan?” Kata saya, “Singkirkan dia. Karena kalau dia melakukan itu sekarang, kalau kalian menikah itu akan menjadi semakin buruk.”

Jadi mari saya tanya, menurut kalian apakah saya merasa saya berkorban besar setiap dua minggu, aduh, saya harus pergi ke pertemuan itu dengan pacar saya, sungguh mengesalkan, duh, seandainya waktu ini akan cepat berakhir, ini siksaan? Tidak! Kami menikmati waktu bersama-sama itu, mengapa? Karena ada cinta.

 

 

And so it is with the Sabbath. You know, we want to start the Sabbath early to see if we can steal a few extra moments and at the end we don't want the Sabbath to end. And our conversation has to do not with all the things that we would rather do, our conversation has to do with our relationship with Christ. So the Sabbath is about our relationship with Christ that's what it's about. It's not about rules and regulations. The reason why we suspend all of our things  is so that we can concentrate on our love relationship with Jesus Christ.

 

Demikian jugalah dengan Sabat. Kalian tahu, kita mau memulai Sabat lebih pagi untuk mencoba mencuri beberapa waktu tambahan, dan pada saat akhirnya kita tidak ingin Sabat itu berakhir. Dan percakapan kita bukan berkaitan dengan segala apa yang lebih suka kita lakukan, percakapan kita berkaitan dengan hubungan kita dengan Kristus. Jadi Sabat ialah tentang hubungan kita dengan Kristus, itulah intinya. Bukan tentang peraturan dan regulasi. Alasan mengapa kita menangguhkan semua urusan kita yang lain ialah supaya kita bisa berkonsentrasi dengan hubungan cinta kita dengan Yesus Kristus.

 

 

Now, let's go to the bottom of page 389,  “The Penalty”.  What was the penalty for violating the Sabbath? Well, Exodus 31:15 says,  “…Work shall be done for six days but the seventh day is the Sabbath of rest,  holy to the Lord. Whoever does any work on the Sabbath he shall surely be put to death.” Wow!  

Is that true of Adam and Eve if they ate from the tree? Let's go to the note.  At  the beginning Satan seemed to say to Eve, “Do you really think that God would pronounce the death penalty just for eating a piece of fruit? Come on! Be real.”

If God threatened to kill Moses for not circumcising his son, how serious would He consider breaking the Sabbath? Would God be any less particular if people considered the observance of the Sabbath optional? Some people argue that because we do not execute those who break the Sabbath today, the Sabbath is no longer binding upon Christians. However, this logic ignores the fact that adulterers in the Old Testament suffered execution as well. Is adultery all right today because we do not execute people for it? The fact is that knowingly trampling upon the Sabbath does not presently lead to death but wilfully trampling upon it will eventually lead to second death at the end of time.

 

Nah, mari kita ke bagian bawah hal. 389, “Hukuman”. Apa hukuman untuk melanggar Sabat? Nah, Keluaran 31:15 berkata, 15 Pekerjaan harus dilakukan selama enam hari lamanya, tetapi hari yang ketujuh adalah Sabat perhentian, yang kudus bagi TUHAN: siapa pun yang melakukan pekerjaan pada hari Sabat, pastilah ia dihukum mati.” Wow!

Apakah itu benar pada Adam dan Hawa jika mereka makan dari pohon itu? Mari kita ke catatannya. Pada mulanya Setan seolah-olah berkata kepada Hawa, “Kamu pikir masa Allah benar-benar akan menjatuhkan hukuman mati hanya karena makan sepotong buah? Yang bener aja!”

Jika Allah mengancam membunuh Musa karena tidak menyunat anaknya, berapa seriuskah anggapan Allah tentang pelanggaran Sabat? Apakah tuntutan Allah lebih longgar terhadap manusia yang menganggap pemeliharaan Sabat itu opsional? Ada orang yang mendebat karena saat ini kita tidak menghukum mati mereka yang melanggar Sabat, maka Sabat sudah tidak mengikat orang Kristen lagi. Namun, logika ini mengesampingkan fakta bahwa para pezinah di zaman Perjanjian Lama juga dikenai hukuman mati. Apakah berzinah sekarang ini diperbolehkan karena kita tidak lagi menghukum mati orang untuk itu? Faktanya, menginjak-injak Sabat sekarang ini tidak lagi mendatangkan hukuman mati, tetapi dengan sengaja menginjak-injaknya, akhirnya akan mengakibatkan kematian kedua pada akhir zaman.

 

 

Now you're probably wondering, you know where did Pastor Bohr get this idea of comparing what happened with Adam and Eve and the tree, that they being able to eat from all the trees except for one, and that we're able to use all six days for ourselves except for one, where did I come up with this idea? Well, it's in the Spirit of Prophecy. Notice this next statement,  Our High Calling 343, “As the tree of knowledge was placed in the midst of the Garden of Eden…” and this you can find this, another evidence from the Spirit of Prophecy.  “…As the tree of knowledge was placed in the midst of the Garden of Eden, so the Sabbath command is placed in the midst of the Decalogue. In regard to the fruit of the tree of knowledge, the restriction was made, ‘Ye shall not eat of it, ... lest ye die.’ (Genesis 3:3). Of the Sabbath God said, Ye shall not defile it, but keep it holy. ‘Remember the sabbath day, to keep it holy.’ (Exodus 20:8). As the tree of knowledge was the test of Adam’s obedience, so the fourth command is the test that God has given to prove the loyalty of all His people….”  So there you have a parallel. Ellen White draws the parallel between the two.

 

Sekarang kalian mungkin bertanya-tanya, dari mana Pastor Bohr mendapat ide membandingkan apa yang terjadi pada Adam dan Hawa dan pohon itu, bahwa mereka bisa makan dari semua pohon kecuali yang satu itu, dan bahwa kita boleh memakai semua enam hari untuk kepentingan kita sendiri, kecuali satu hari itu ~ dari mana saya bisa punya ide ini? Nah, itu ada di Roh Nubuat. Simak pernyataan yang berikut, Our High Calling hal. 343,  “…Sebagaimana pohon pengetahuan itu ditempatkan di tengah-tengah taman Eden…”  dan ini kalian bisa menemukan ini dari bukti yang lain di Roh Nubuat.   “…Sebagaimana pohon pengetahuan itu ditempatkan di tengah-tengah taman Eden, begitu pula Perintah Sabat ditempatkan di tengah-tengah Sepuluh Perintah. Sehubungan dengan buah pohon pengetahuan, diberikan pembatasan ini, ‘Jangan kamu makan… nanti kamu mati.’ (Kejadian 3:3). Tentang Sabat, Allah berkata, ‘Jangan kamu najiskan, tetapi peliharalah kekudusannya. ‘Ingatlah hari Sabat, peliharalah agar tetap kudus’  (Keluaran 20:8).  Sebagaimana pohon pengetahuan itu  adalah ujian kepatuhan Adam, maka Perintah Keempat adalah ujian yang diberikan Allah untuk membuktikan kesetiaan semua umatNya…”  Jadi di sini ada paralel. Ellen White menarik paralelnya antara keduanya.

 

 

Now some people say the Sabbath is for the Jews.  Well, that's not totally false. Is the Sabbath for us? Are we Jews or spiritual Jews?  So for spiritual Jews is the Sabbath for us? Yes! Galatians 3:29 says, “…And if you are Christ's then you are Abraham's seed and heirs according to the promise…”   But for spiritual Israel we will keep the Sabbath that God gave to Israel.

 

Nah, ada yang berkata, Sabat itu untuk orang Yahudi. Itu tidak seluruhnya salah. Apakah Sabat itu buat kita? Apakah kita Yahudi, Yahudi rohani? Jadi buat Yahudi rohani, apakah Sabat itu untuk kita? Ya! Galatia 3:29 berkata, 29     Dan jikalau kamu adalah milik Kristus, maka kamu juga adalah benih Abraham dan menurut  janji Allah, adalah ahliwarisnya…”  Sebagai Israel rohani kita akan memelihara Sabat yang diberikan Allah kepada Israel.

 

 

Now let's talk about the final test. What were the two issues in the story of Daniel 3? And you have a hint that is as subtle as a freight train. Notice the number of times the word “worship” appears in this chapter. Is God's Law also involved in this story? And which of the two tables of the Law do you think was especially at stake? Let's dwell on it for a moment. What is the issue in Daniel 3? Worship.

By the way the book of Revelation draws on the story of Daniel 3, because in Daniel 3 you have Nebuchadnezzar who for a while lived as a Beast, he raises up an image, commands everyone to worship the image, and if they don't, they're going to be killed. Does that sound familiar?  And the kingdom is Babylon.

In Revelation do we also have an end time Babylon? Yes! Is the Beast going to raise up an image? Yes! Is the Beast going to command everyone to worship the image? Yes! And whoever does not worship the image will be killed. Only in Revelation were dealing with symbols, in the story in Daniel we're dealing with the literal.

Literal Babylon,  spiritual Babilon.

Literal image, spiritual image.

Literal Nebuchadnezzar behaved as a Beast for a while, spiritual Beast or symbolic Beast. So  basically Daniel chapter 3 is about worship.  Will you worship the true God or will you worship the image that Nebuchadnezzar has raised up?

 

Sekarang mari kita bicara tentang ujian yang terakhir. Apakah kedua isu yang ada di kisah Daniel pasal 3? Dan tandanya begitu jelas. Simak berapa kali kata “menyembah” muncul dalam pasal itu. Apakah Hukum Allah juga terlibat di dalam kisah itu? Dan kedua loh batu Hukum yang mana yang terutama dipertaruhkan? Mari kita pikirkan sejenak. Apakah isu yang ada di Daniel 3? Penyembahan.

Nah, kitab Wahyu mengambil dari kisah di Daniel pasal 3, karena di Daniel pasal 3 ada Nebukadnezar yang selama beberapa waktu lamanya hidup sebagai Binatang, dia mendirikan sebuah patung, memerintahkan semua untuk menyembah patung itu, dan jika mereka menolak, mereka akan dibunuh. Apakah itu terdengar familier? Dan kerajaannya bernama Babilon.

Di Wahyu, apakah juga ada Babilon akhir zaman? Ya! Apakah Binatang itu akan mendirikan patung?  Ya! Apakah Binatang itu akan memerintahkan semua orang menyembah patung itu? Ya! Dan siapa yang tidak mau menyembah patung itu akan dibunuh. Hanya saja di Wahyu kita berurusan dengan simbol-simbol, sedangkan di kisah Daniel kita berurusan dengan yang literal.

Ada Babilon literal, ada Babilon simbolis.

Ada patung literal, ada patung simbolis.

Ada Nebukadnezar literal yang menjadi seperti Binatang beberapa waktu lamanya, ada Binatang spiritual atau Binatang simbolis.

Jadi pada dasarnya Daniel pasal 3 itu tentang penyembahan. Apakah orang akan menyembah Allah yang sejati atau apakah orang akan menyembah patung yang didirikan Nebukadnezar.

 

Now, does it also have to do with keeping God's commandments? Of course. Which Commandments particularly? The first four.  

ĂĽ  You shall have no other gods before Me.

ĂĽ  Don't bow before idols, right?

ĂĽ  The fourth commandment, respect the Creator. There's only one true Creator and the Sabbath is His sign. 

So in other words,

·       the issue is worship and

·       the issue is also the observance of God's commandments.

Now what will be the great issue in the final conflict on earth? Revelation 13:15, 15 He was granted power to give breath to the image of the Beast, that the image of the Beast should both speak and cause as many as would not…”  what?  “…worship the image of the Beast to be…”  what?  “…to be killed.” 

So what is the issue in the end time conflict? Worship.

 

Nah, apakah itu juga berkaitan dengan memelihara Perintah-perintah Allah? Tentu saja. Khususnya Perintah yang mana? Empat Perintah yang pertama.

ĂĽ  Jangan kamu punya allah lain di hadapanKu.

ĂĽ  Jangan sujud kepada berhala, benar?

ĂĽ  Perintah Keempat, hormati Sang Pencipta. Hanya ada satu Pencipta yang sejati, dan tandaNya ialah Sabat.

Jadi dengan kata lain,

·       Isunya adalah penyembahan, dan

·       Isunya juga adalah kepatuhan kepada Perintah-perintah Allah.

Nah, apakah isu besar dalam konflik terakhir di bumi? Wahyu 13:15, 15  Dan kepadanya diberikan kuasa untuk memberikan nyawa kepada patung binatang itu, sehingga patung binatang itu bisa berbicara dan menyebabkan semua orang, yang tidak mau menyembah patung binatang itu…”  apa?   “…dibunuh. …” 

Jadi apakah isunya pada konflik akhir zaman? Penyembahan.

 

 

Are the commandments also involved?  Notice Revelation 14:12, 12 Here is the patience of the saints; here are those…” that what?  “…who keep the commandments of God and the faith of Jesus.”

Is Satan going to be enraged against God's people who keep the commandments, just like Nebuchadnezzar was enraged that these young men would not disobey the commandments of God, and would not practice false worship?  Absolutely. Revelation 12:17, 17 And the dragon was enraged with the woman, and he went to make war with the rest of her offspring, who keep the commandments of God and have the testimony of Jesus Christ.”

 

Apakah Perintah-perintah Allah juga terlibat? Simak Wahyu 14:12, 12 Di sinilah keuletan orang-orang kudus, inilah mereka yang memelihara perintah-perintah Allah dan iman Yesus.”

Apakah Setan akan marah terhadap umat Allah yang memelihara Perintah-perintah Allah, sama seperti Nebukadnezar marah ketika ketiga orang pemuda tidak mau melanggar Perintah-perintah Allah dan tidak mau melakukan penyembahan yang salah? Tentu saja. Wahyu 12:17, 17 Maka marahlah naga itu kepada perempuan itu, lalu pergi memerangi yang tersisa dari  benihnya,  yang memelihara perintah-perintah Allah dan memiliki kesaksian Yesus Kristus.”

 

 

Now, the Seal of God is received only where? The Seal of God is received only in the forehead or on the forehead, which means that if it's on the forehead or in the forehead  it means that you serve God out of conviction.

In the Bible the hand represents what? Work, represents work according to the book of Ecclesiastes.  

At the end of time there's going to be two kinds of people that receive the  mark of the Beast,  but only one kind of person that receives the Seal of God. Notice Revelation 13:16 speaking about those who are lost, “ 16 He causes all, both small and great, rich and poor, free and slave, to receive a mark on their right hand or on their foreheads.”

So the wicked they're willing to receive the mark on the forehead or where? On the right hand.

Now, what was placed on the foreheads and hands of Israel in the Old Testament? Deuteronomy 6:6-9, And these words which I command you today shall be in your heart. You shall teach them diligently to your children, and shall talk of them when you sit in your house, when you walk by the way, when you lie down, and when you rise up. You shall bind them as a sign on your hand, and they shall be as frontlets between your eyes. You shall write them on the doorposts of your house and on your gates.”

What does it mean to have the Ten Commandments written on our forehead? That's where your frontal lobe is. It means that we serve God with all of our mind, we serve Him by conviction, if you please.

Does that also affect what we do, our actions? See, the hand has to do with the actions that we perform. Yes, it also affects our actions.

 

Nah, Meterai Allah diterima di mana? Meterai Allah diterima hanya di dahi atau pada dahi, yang artinya jika dia berada di dahi atau pada dahi, kita menyembah Allah karena keyakinan.

Di Alkitab tangan melambangkan apa? Perbuatan. Menurut kitab Pengkhotbah, tangan melambangkan perbuatan.

Pada akhir zaman akan ada dua jenis manusia yang menerima tanda Binatang, tetapi hanya satu jenis manusia yang menerima Meterai Allah. Simak Wahyu 13:16 berbicara tentang mereka yang tidak selamat, 16 Dan ia menyebabkan, semua orang, kecil atau besar, kaya atau miskin, merdeka atau hamba, untuk menerima suatu tanda pada tangan kanan atau pada dahi mereka.”

Jadi orang-orang jahat, mereka rela menerima tanda Binatang di dahi mereka atau di mana? Di tangan kanan mereka.

Nah, apa yang ditempatkan di dahi dan tangan orang Israel di zaman Perjanjian Lama? Ulangan 6:6-9, 6 Dan kata kata ini yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini, haruslah ada di dalam hatimu,  7 haruslah engkau mengajarkannya dengan rajin kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang berjalan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun. 8 Haruslah  engkau mengikatkannya sebagai tanda pada tanganmu, dan haruslah itu menjadi kotak pengingat di antara matamu. 9   dan haruslah engkau menuliskannya pada tiang pintu rumahmu dan pada pintu gerbangmu.”

Apa artinya memiliki Kesepuluh Perintah tertulis di dahi kita? Itu tempatnya di mana frontal lobe kita berada. Artinya kita menyembah Allah dengan seluruh pikiran kita, dengan kata lain, kita melayaniNya dengan keyakinan.

Apakah itu juga mempengaruhi apa yang kita lakukan, perbuatan kita? Lihat, tangan berkaitan dengan perbuatan-perbuatan yang kita lakukan. Ya, itu juga mempengaruhi perbuatan-perbuatan kita.

 

 

Now where did God promise to write His Law? Hebrews 8:10,  ’For this is the covenant that I will make with the house of israel after those days,’ says the Lord, ‘I will put My Laws in their…” what? “…in their mind and write them on their hearts, and I will be their God and they shall be My people.’…”

What would God's people receive in contrast to the  mark of the Beast? The Seal of God. And where will the Seal of God be placed? On the forehead. And what is it that is written in the mind or on the forehead? God's what?  God's Law.  So we find that the Seal of God is related to His Law, specifically.

 

Nah, di mana Allah berjanji untuk menuliskan HukumNya? Ibrani 8:10, 10 ‘Maka inilah perjanjian yang akan Kuadakan dengan kaum Israel sesudah waktu itu,’ demikianlah firman Tuhan, ‘Aku akan menaruh hukum-Ku dalam…”  apa?   “…dalam akal budi mereka dan menuliskannya di hati mereka, dan Aku akan menjadi Allah mereka dan mereka akan menjadi umat-Ku.’…” 

Apa yang akan diterima umat Allah sebagai kontras dengan tanda Binatang? Meterai Allah. Dan di mana Meterai Allah ditempatkan? Di dahi. Dan apa yang tertulis di pikiran atau dahi? Apanya Allah? Hukum Allah. Jadi kita dapati bahwa Meterai Allah khusus berkaitan dengan HukumNya.  

 

 

Which commandment does the First Angel’s Message draw our attention to? We're not going to read the verses Revelation 14:6-7. It draws our attention to the what? To the Creator. Is the First Angel’s Message a message to the whole world, every nation, kindred, tongue, and people? Absolutely. The whole world is invited not only invited, but commanded, to worship the Creator.

 

Pekabaran Malaikat Pertama mengarahkan perhatian kita ke Perintah yang mana? Kita tidak akan membaca ayat-ayat Wahyu 14:6-7. Mengarahkan perhatian kita ke mana? Kepada Sang Pencipta. Apakah Pekabaran Malaikat Pertama ditujukan kepada seluruh dunia, setiap bangsa, suku, bahasa dan kaum? Tentu saja. Seluruh dunia diundang, dan bukan hanya diundang tetapi diperintahkan untuk menyembah Sang Pencipta.

 

 

What does the Third Message warn people not to do? It warns people not to worship the Beast or receive his mark. They are opposites, in other words. The Seal of God is the exact opposite of the mark of the Beast.  

 

Pekabaran Malaikat Ketiga memberi peringatan kepada manusia untuk tidak melakukan apa? Memberi peringatan supaya manusia tidak menyembah Binatang atau menerima tandanya. Jadi bertolak belakang. Dengan kata lain Meterai Allah itu bertolak belakang dengan tanda Binatang.

 

 

Now does the Sabbath commandment have anything to do with worship and with Creation? Absolutely. Isaiah 66:22-23,  “…‘For as the new heavens and the new earth which I will make shall remain before Me’, says the Lord,  ‘so shall your seed and your name remain. And it shall come to pass that from one new moon to another…” that is from one month to another,  “…and from one Sabbath to another,  all the Jews…” that's not what it says,  “…all flesh shall…” what? “…come to worship before Me’,  saith the Lord.” Why do we worship God? Because He's the Creator.

What is the sign of the Creator? The Sabbath.

 

Nah, apakah Perintah Sabat berkaitan dengan penyembahan dan dengan penciptaan? Tentu saja. Yesaya 66:22-23, 22  Sebab sama seperti langit yang baru dan bumi yang baru yang akan Kujadikan itu, tinggal tetap di hadapan-Ku,’ demikianlah firman TUHAN, ‘demikianlah keturunanmu dan namamu akan tinggal tetap.  23      Dan yang akan terjadi,  dari satu bulan baru ke bulan baru yang lain…”  yaitu dari satu bulan ke bulan yang lain,  “…dan dari satu Sabat ke Sabat yang lain, maka semua  orang Yahudi…”  bukan itu yang dikatakan,  “…semua manusia…”  apa? “…akan datang untuk sujud menyembah di hadapan-Ku,’ firman TUHAN.”

Mengapa kita menyembah Allah? Karena Dia Sang Pencipta.

Apakah tanda Sang Pencipta? Sabat.

 

 

Most of the world at the end is going to worship whom? The Beast, because he claims to occupy the position of who? Of God.

Does he also have a sign? Sunday.

It's that simple.

And you say, you mean to say God is going to test people over a day? Well, He tested Adam and Eve over a tree, so what's the issue? God uses external things to test His people. Did He test Israel when He told them not to take anything from Jericho? Did He test Ananias and Sapphira with money that they had in their pockets? Yes. Because when we are faithful in the external, it's a sign that we internally are loyal to the Lord, and that's what we were studying in our last presentation last evening.

It’s a fact that Sabbath observance, external Sabbath observance, is a sign of an internal experience that the Holy Spirit has placed in our hearts. So if we have the Holy Spirit and we love the Lord, it will be a pleasure to observe His holy Sabbath.

 

Mayoritas dunia pada akhirnya akan menyembah siapa? Binatang itu, karena dia mengklaim menduduki posisi siapa? Allah.

Apakah dia juga memiliki sebuah tanda? Hari Minggu.

Sesederhana itu.

Dan kalian berkata, maksudnya Allah akan menguji manusia dengan sebuah hari? Nah, Allah menguji Adam dan Hawa dengan sebuah pohon, jadi apa isunya? Allah memakai benda-benda eksternal untuk menguji umatNya. Apakah Dia menguji Israel ketika Dia mengatakan kepada mereka jangan mengambil apa-apa dari Yeriko?  Apakah Dia menguji Ananias dan Safira dengan uang yang ada di kantong mereka? Ya. Karena ketika kita setia dengan yang eksternal, itu adalah tanda bahwa secara internal kita juga setia kepada Allah.

Dan itulah yang telah kita pelajari dalam presentasi kita semalam.

Memelihara Sabat adalah suatu fakta, memelihara Sabat yang eksternal adalah suatu tanda dari suatu pengalaman internal yang telah ditempatkan Roh Kudus di dalam hati kita. Jadi bila kita punya Roh Kudus dan kita mengasihi Tuhan, memelihara SabatNya yang kudus merupakan suatu yang menyenangkan.

 

Let's read now some statements on pages 394 and 395 on the importance of this issue.

And now we're going to talk about our church, Seventh-Day Adventist. There's a tendency these days to want to change the names of some of our churches, Adventist Community Church,  Adventist Fellowship, and some even take away the word “Adventist”. Did Ellen White foresee this and does she have something to say about it?

 

Mari kita  baca beberapa pernyataan di hal. 394 dan 395 tentang pentingnya isu ini. Dan sekarang kita akan berbicara tentang gereja kita, MAHK. Ada kecenderungan sekarang ini untuk mengganti nama beberapa gereja kita menjadi Adventist Community Church ( Gereja Komunitas Advent), Adventist Fellowship (Paguyuban Advent), dan beberapa bahkan menghilangkan kata “Advent”. Apakah Ellen White sudah melihat ini dan apakah dia punya komentar tentang hal itu?

 

 

Evangelism 233, “Instead of the people of God becoming less and less definitely distinguished from those who do not keep the seventh-day Sabbath, they are to make the observance of the Sabbath so prominent that the world cannot fail to recognize them as Seventh-Day Adventists.”

 

Evangelism hal. 233,  “…Gantinya umat Allah menjadi semakin lama semakin tidak tampak berbeda dari mereka yang tidak memelihara Sabat hari ketujuh, mereka seharusnya menjadikan pemeliharaan Sabat sedemikian mencoloknya sehingga dunia tidak bisa tidak mengenali mereka sebagai MAHK.”

 

 

Volume 2 Selected Messages 385, “There is to be no compromise with those who are worshiping an idol sabbath…” we'll come to that in a few moments again,  “…We are not to spend our time in controversy with those who know the truth, and upon whom the light of truth has been shining, when they turn away their ears from the truth to turn to fables…” that's why I don't think that we should debate with people who don't want to accept and obey the  Sabbath, it's a waste of time and all it does is give fodder to others to take sides and to be critical. “…I was told that men will employ every policy…” well, this is amazing,  “…I was told that men will employ every policy to make less prominent the difference between the faith of Seventh-Day Adventists and those who observe the first day of the week…” Is that happening as I speak? You’d better believe it.  “…The whole world will be involved in this controversy and the time is short. This is no time to haul down our colors.” 

 

Vol. 2 Selected Messages hal. 385,  “…Tidak boleh ada kompromi dengan mereka yang menyembah sabat berhala…”  sebentar lagi kita akan membahas ini,   “…Kita tidak boleh memakai waktu kita untuk bertentangan dengan mereka yang sudah tahu kebenaran, yang telah mendapat terang kebenaran, tetapi mereka menutup telinga mereka dari kebenaran dan beralih ke cerita-cerita dongeng…”  itulah mengapa menurut saya kita seharusnya tidak berdebat dengan orang-orang yang tidak mau menerima dan mematuhi Sabat, itu cuma buang-buang waktu dan semata-mata itu hanya memberi umpan kepada yang lain untuk memilih pihak dan menjadi pengeritik.   “…Saya diberitahu bahwa manusia akan memakai setiap cara…”  nah, ini sangat menarik!   “…Saya diberitahu bahwa manusia akan memakai segala cara untuk memperkecil perbedaan antara iman MAHK dari mereka yang memelihara hari yang pertama setiap minggu…”  apa ini yang sedang terjadi sementara saya berbicara? Percayalah.   “…Seluruh dunia akan terlibat dalam pertentangan ini, dan waktunya singkat. Ini bukan waktunya untuk menyerah dan mengaku kalah.”

 

 

Selected Messages Volume 2 page 385, we find this remarkable statement,  ”A company was presented before me under the name of Seventh-Day Adventists…”  these are Adventists, folks, Seventh-Day Adventist  “…who were advising that the banner or sign which makes us a distinctive people should not be held out so strikingly; for they claimed it was not the best policy in securing success to our institutions. This distinctive banner is to be borne through the world to the close of probation. In describing the remnant people of God, John says, ‘Here is the patience of the saints: here are they that keep the commandments of God, and the faith of Jesus’ (Revelation 14:12). This is the Law and the gospel. The world and the churches are uniting in harmony in transgressing the Law of God, in tearing away God's memorial, and in exalting a sabbath that bears the signature of the man of sin. However, the Sabbath of the Lord thy God is to be a sign to show the difference between the obedient and the disobedient. I saw some reaching out their hands to remove the banner, and to obscure its significance....”    that's within the church.

 

Selected Messages Vol. 2 hal. 385, kita temukan pernyataan yang mengagumkan ini, “…Saya ditunjukkan suatu kelompok di bawah nama Masehi Advent Hari Ketujuh…”  mereka ini orang Advent, Saudara-saudara, Masehi Advent Hari Ketujuh,    “…yang memberi nasihat agar panji atau tanda yang menjadikan kita umat yang berbeda, jangan diangkat sedemikian mencolok, karena mereka mengklaim bahwa itu bukan kebijakan yang terbaik untuk mencapai sukses bagi institusi-institusi kita. Panji yang khas ini harus dibawa ke seluruh dunia hingga ditutupnya pintu kasihan. Saat melukiskan umat Allah yang sisa, Yohanes berkata, ‘Di sinilah keuletan orang-orang kudus, inilah mereka yang memelihara perintah-perintah Allah dan iman Yesus.’ (Wahyu 14:12). Inilah Hukum dan Injilnya.  Dunia dan gereja-gereja sedang bersatu dalam kesepakatan untuk melanggar Hukum Allah, untuk menyingkirkan hari peringatan akan Allah dan meninggikan suatu sabat yang bermuatan tanda pengenal si manusia durhaka. Tetapi Sabat Tuhan Allahmu haruslah menjadi tanda untuk menunjukkan perbedaan antara yang patuh dari yang tidak patuh. Saya melihat beberapa mengulurkan tangan mereka untuk menyingkirkan panji itu dan membuat kabur maknanya…”  ini terjadi di dalam gereja.



One final statement Vol 2 Selected Messages page 386  “Our people have been regarded as too insignificant to be worthy of notice, but a change will come, the movements are now being made. The Christian world is now making movements which will necessarily bring the commandment keeping people to notice. There is a daily suppression of God's truth for the theories and false doctrines of human origin.  There are plans and movements being set on foot to enslave the consciences of those who would be loyal to God. The law-making powers will be against  God's people. Every soul will be tested. O, that we would as a people be wise for ourselves and by precept and example impart that wisdom to our children! Every position of our faith will be searched into and if we are not thorough Bible students, established, strengthened, settled, the wisdom of the world's great men will be too much for us…”  Now is the time that we need to be intensely studying the Bible and discovering all of the reasons for our faith because someday, Ellen White explains that we will have to appear before rulers, governors, presidents, to give a reason for our faith. And so we must know our faith well, we must be able to argue why our positions are correct, and true, and Biblical, or else as Ellen White says here, the wisdoms of the world's great men will be too much for us, we will not be able to persuade them.

 

Satu pernyataan terakhir, Vol. 2 Selected Messages hal. 386,   “…Orang kita dianggap tidak terlalu berarti untuk diperhatikan, tetapi akan datang suatu perubahan. Pergerakan-pergerakan itu sekarang sedang diadakan. Dunia Kristen sekarang sedang membuat pergerakan yang akan membawa orang-orang yang memelihara Hukum menjadi sorotan. Setiap hari kebenaran Allah semakin ditekan demi teori-teori dan doktrin-doktrin palsu tentang asal mula manusia. Ada rencana-rencana dan pergerakan-pergerakan yang dilancarkan untuk memperbudak hati nurani mereka yang mau tetap setia kepada Allah. Kekuasaan pembuat undang-undang akan melawan umat Allah. Setiap orang akan diuji. O, seandainya sebagai umat kita bisa bijaksana demi diri kita sendiri, dan melalui pengajaran dan contoh membagikan hikmat tersebut kepada anak-anak kita! Setiap posisi iman kita akan diselidiki dan jika kita bukan pelajar Alkitab yang teliti, kokoh, dikuatkan, mantap, maka hikmat orang-orang besar dunia akan menjadi terlalu kuat bagi kita…”  Sekarang inilah saatnya kita perlu mempelajari Alkitab secara intensif, dan menggali semua alasan bagi iman kita, karena suatu hari, Ellen White menjelaskan, kita akan harus tampil di hadapan para penguasa, para gubernur, para presiden, untuk memberikan alasan bagi iman kita. Oleh sebab itu kita harus kenal iman kita dengan baik, kita harus bisa mendebat mengapa posisi kita itu tidak salah, dan benar, dan alkitabiah, kalau tidak ~ sebagaimana yang dikatakan Ellen White di sini ~ hikmat orang-orang besar dunia akan menjadi terlalu kuat bagi kita dan kita tidak akan bisa meyakinkan mereka.

 

 

And by the way, you know, since the Seventh-Day Adventist Church publishes the journal “Liberty”, some people say, “Why do we publish “Liberty, why do we even fight for religious liberty? Let the end come. You know, let's not try to stop it. Let's not try to slow it down.

Why do we have “Liberty” magazine? Why do we emphasize religious liberty? Because we believe that many of the individuals that are in government eventually will come over to the Lord’s side, because we share the message of religious liberty with them. So it's a method of reaching the thinkers out there, so that they will see the issues and they'll come over to the right side. And by the way, we might be thankful someday that some of these individuals read the articles in “Liberty” magazine, because they will favor us when we come before kings and rulers. So it is a blessing to have the Seventh-Day Adventist Church struggle for religious liberty, and take up religious liberty issues.

 

Dan ketahuilah, sejak gereja MAHK menerbitkan sebuah majalah “Liberty”, ada yang berkata, “Mengapa kita menerbitkan “Liberty”? Mengapa kita bahkan berjuang untuk kebebasan beragama? Biar saja kesudahan datang. Kita jangan mencoba menghentikannya. Kita jangan mencoba memperlambatnya.

Mengapa kita punya majalah “Liberty”? Mengapa kita menekankan pada kebebasan beragama?  Karena kita meyakini banyak dari orang-orang yang duduk di pemerintahan akan menyeberang ke sisi Tuhan karena kita membagikan pekabaran kebebasan beragama kepada mereka. Jadi ini adalah suatu cara untuk menjangkau para pemikir di luar sana agar mereka bisa melihat isunya dan mereka akan datang ke kubu yang benar. Dan ketahuilah, suatu hari kita mungkin bersyukur ada beberapa dari orang-orang yang membaca artikel-artikel di majalah “Liberty”, karena mereka akan menolong kita ketika kita tampil di hadapan raja-raja dan para penguasa. Jadi adalah suatu berkat gereja MAHK berjuang untuk kebebasan beragama dan mengangkat isu-isu kebebasan beragama.

 

 

Okay, let's go to page 397 we have just a  little less than half an hour to deal with the idol Sabbath. Ellen White repeatedly referred to Sunday as the “idol sabbath. It's a very interesting way of referring to the counterfeit day of worship. Now, let's read the verses that we have here at the beginning of this chapter, first of all, Deuteronomy chapter 7 and we'll read verses 25 through 27, Deuteronomy 7:25-27, God is telling Israel what they need to do when they enter the promised land, actually it's only verses 25 and 26, “ 25 You shall burn the carved images of their gods with fire; you shall not covet the silver or gold that is on them, nor take it for yourselves, lest you be snared by it; for it is…” now we will come to a key word, that we're going to come to in a few moments  “…it is…”  what? “…an abomination to the Lord your God. 26 Nor shall you bring an abomination into your house…” that's speaking about idols,  “…lest you be doomed to destruction like it. You shall utterly detest it and utterly abhor it, for it is an accursed thing.”

What a way to describe idols!

 

Oke, marilah ke hal. 397, kita cuma punya waktu kurang dari setengah jam untuk membahas sabat berhala. Ellen White berulang-ulang menyebut hari Minggu sebagai “sabat berhala. Itu adalah cara yang sangat menarik menyebut hari ibadah yang palsu. Nah, mari kita baca ayat-ayat yang ada di bagian awal bab ini, pertama Ulangan pasal 7 dan kita akan membaca ayat 25 sampai 27, Ulangan 7:25-27, Allah sedang memberitahu Israel apa yang harus mereka lakukan ketika mereka masuk ke tanah perjanjian, sebenarnya hanya ayat 25-26, 25 Patung-patung dewa-dewa mereka haruslah kamu bakar dengan api; janganlah kamu mengingini perak dan emas yang ada pada mereka maupun kauambil bagi dirimu sendiri, supaya jangan engkau terjerat karenanya, sebab hal itu adalah…”  sekarang kita tiba pada suatu kata kunci, yang akan kita lihat sebentar lagi,   “…itu adalah …”  apa?   “…kekejian bagi TUHAN, Allahmu. 26 Dan janganlah engkau membawa sesuatu kekejian  masuk ke dalam rumahmu…”  ini berbicara tentang berhala,   “…supaya jangan engkau pun dihukum binasa seperti itu; engkau harus benar-benar membencinya  dan merasa jijik terhadapnya, sebab itu adalah barang yang terkutuk. …”  Luar biasa cara mendeskripsikan berhala!

 

 

Notice also 1 Kings chapter 15, chapter 11, excuse me, verses 5 through 7,  1 Kings 11:5-7, once again we find the idea that idols are an abomination to the Lord. Here we find the following words,  11:5-7 it’s talking about Solomon. For Solomon went after Ashtoreth the goddess of the Sidonians, and after  Milcom  the abomination of the Ammonites. Solomon did evil in the sight of the Lord, and did not fully follow the Lord, as did his father David. Then Solomon built a high place for Chemosh the abomination of Moab, on the hill that is east of Jerusalem, and for Molech the abomination of the people of Ammon.”

So what is idolatry called? It is called an abomination.

 

Simak juga 1 Raja-raja 11:5-7, sekali lagi kita menemukan ide bahwa berhala adalah kekejian bagi Tuhan. Di sini kita melihat kata-kata berikut, 11:5-7, ini berbicara tentang Salomo, 5 Demikianlah Salomo mengikuti Asytoret, dewi orang Sidon, dan mengikuti Milkom, kekejian sembahan orang Amon, 6 dan Salomo melakukan apa yang jahat di mata TUHAN, dan ia tidak dengan sepenuh hati mengikuti TUHAN, seperti Daud, ayahnya. 7 Lalu Salomo mendirikan bukit pengorbanan bagi Kamos, kekejian sembahan orang Moab, di gunung di sebelah timur Yerusalem dan bagi Molokh, kekejian sembahan bani Amon.”

Jadi penyembahan berhala disebut apa? Disebut kekejian.  

 

 

Now why is that important? We need to go to Ezekiel chapter 8 to understand the reason why. Ezekiel chapter 8, Ezekiel is that big book right before the book of Daniel, so let's go to Ezekiel chapter 8 which is known as the abominations chapter, because in this chapter God shows Ezekiel an abomination that's being committed among those who profess to be God's people. This is not the Philistines, or the Egyptians, or the Babylonians, or the Assyrians, that are doing this. These are God's professed people, and the leaders of God's people, the ones that are practicing these things.

It's called the abominations chapter because God shows Ezekiel an abomination that God's professed people are committing.

And Ezekiel thinks, wow, that's pretty bad.

And God says, “You haven't seen anything yet, I'm going to show you a worse abomination than this.” And so then God shows Ezekiel another abomination.

And Ezekiel thinks, this is terrible.

And God says, “You haven't seen anything yet. I'll show you a greater abomination than this.” The final and greatest abomination on the list is found in Ezekiel 8:16-17,  Ezekiel 8:16-17, and actually we’ll read all the way through verse 18.  Notice it says in verse 16, “16 So He brought me into the inner court of the Lord’s house…” so this is talking about something that's happening where? In the temple, that's right,  “…and there, at the door of the temple of the Lord, between the porch and the altar, were about twenty-five men with their backs toward the temple of the Lord…” how was Israel supposed to pray? Toward the temple. Where was the door to the sanctuary? It was on the east side, which means that if you're worshipping towards the sanctuary, what is to your back? The sun is to your back. God did that purposely because all of the ancient nations worshipped with their faces to the east, but God said, “No! You're going to worship with your face to the west, so that the sun is at your back.” So it says here,  “…and their faces toward the east, and they were worshiping the sun toward the east..” in God's own temple.  The religious leaders! Verse 17,  “…17 And He said to me, ‘Have you seen this, O son of man? Is it a trivial thing to the house of Judah to commit the…”  what was this called? “…the abominations which they commit here? For they have filled the land with violence; then they have returned to provoke Me to anger. Indeed they put the branch to their nose.…”  And now God is going to say what the result is going to be. “…18 Therefore I also will act in fury. My eye will not spare nor will I have pity; and though they cry in My ears with a loud voice, I will not hear them.’…” Wow!

 

Nah, mengapa ini penting? Kita perlu ke Yehezkiel pasal 8 untuk memahami alasannya mengapa. Yehezkiel pasal 8. Yehezkiel adalah kitab yang tebal tepat sebelum kitab Daiel, jadi mari kita ke Yehezkiel pasal 8 yang dikenal sebagai pasal kekejian, karena di pasal ini Allah menunjukkan kepada Yehezkiel kekejian yang dilakukan di antara mereka yang mengaku sebagai umat Allah. Ini bukan pada bangsa Filistin, atau bangsa Mesir, atau bangsa Babilon, atau bangsa Asyur yang melakukannya. Ini adalah yang mengaku umat Allah. Dan para pemimpin umat Allah-lah yang sedang mempraktekkan hal-hal itu.

Ini disebut pasal kekejian karena Allah menunjukkan kepada Yehezkiel suatu kekejian yang sedang dilakukan oleh yang mengaku sebagai umat Allah.

Dan Yehezkiel berpikir, Wow, itu parah.

Dan Allah berkata, “Kamu belum tahu, Aku akan menunjukkan kekejian yang lebih parah daripada ini.” Maka Allah menunjukkan Yehezkiel kekejian yang lain.

Dan Yehezkiel berpikir, wah ini mengerikan.

Dan Allah berkata, “Kamu belum melihat semuanya. Aku akan tunjukkan kekejian yang lebih besar daripada ini.” Dan kekejian yang terakhir dan terbesar di daftar itu ada di Yehezkiel 8:16-17, dan sesungguhnya kita akan membaca hingga ayat 18. Simak apa yang dikatakan di ayat 16, 16 Kemudian dibawa-Nya aku ke pelataran dalam rumah TUHAN…”  jadi ini berbicara tentang sesuatu yang terjadi di mana? Di Bait Suci, benar,  “…dan di sana, di pintu masuk ke bait TUHAN, di antara pelataran dan mezbah ada kira-kira dua puluh lima orang laki-laki, yang membelakangi bait TUHAN…”  bagaimana seharusnya bangsa Israel berdoa? Menghadap ke Bait Suci. Di mana pintu Bait Suci? Ada di sebelah timur, yang artinya jika orang beribadah menghadap Bait Suci, apa yang ada di belakangnya? Matahari yang ada di belakangnya. Allah sengaja menentukan demikian karena semua bangsa purba menyembah dengan wajah mereka menghadap ke timur. Tetapi Allah berkata, “Tidak! Kamu harus menyembah dengan wajahmu menghadap ke barat, sehingga matahari ada di punggungmu.” Maka dikatakan di sini,   “…dan wajah mereka menghadap ke sebelah  timur, dan mereka sedang menyembah kepada matahari di sebelah timur…”  Di Bait Suci Allah sendiri. Oleh para pemimpin agama! Ayat 17,  “…17 Lalu firman-Nya kepadaku: ‘Kaulihatkah itu, hai anak manusia? Perkara kecilkah itu bagi kaum Yehuda untuk melakukan…”  disebut apa?  “…kekejian-kekejian  yang mereka lakukan di sini? Karena mereka telah memenuhi negeri ini dengan kekerasan, lalu mereka berbalik untuk menyulut murkaKu. Sungguh, mereka meletakkan ranting ke hidung mereka (menimbulkan amarah Tuhan)…”  dan sekarang Allah akan mengatakan apa akibatnya,  “…18 Oleh karena itu Aku akan membalas di dalam kemurkaan-Ku. Aku tidak akan merasa sayang dan tidak akan kenal belas kasihan. Dan kalaupun mereka berseru-seru kepada-Ku dengan suara yang nyaring, Aku tidak akan mendengarkan mereka.’…”  Wow!  

 

 

Was everybody in the city committing these abominations? Was every person in the city committing these abominations? No, not everybody was. So God is saying, “Because of these abominations ~ the greatest of which is worshiping the sun ~ I am going to punish Israel, I'm not going to have pity, they can cry out and I'm not going to hear.”  But in the city there are some people that are not participating in the abominations, a small remnant. So is it necessary to separate them from those who are committing the abominations, so that when destruction comes they survive? Absolutely. Chapter 9, 1Then He called out in my hearing with a loud voice, saying, ‘Let those who have charge over the city draw near, each with a deadly weapon in his hand.’ And suddenly six men came from the direction of the upper gate, which faces north, each with his battle-ax in his hand. One Man among them was clothed with linen…” this is Jesus by the way,  “…and had a writer’s inkhorn at His side. They went in and stood beside the bronze altar…” this is in the court of the sanctuary. “…Now the glory of the God of Israel had gone up from the cherub, where it had been, to the threshold of the temple. And He called to the Man clothed with linen, who had the writer’s inkhorn at His side;…”  now there's going to be a cry, “…and the Lord said to Him, ‘Go through the midst of the city…” which city? Jerusalem. Is that the capital of God's people? Yes. This happened among God's people,  “…‘Go through the midst of the city, through the midst of Jerusalem, and put a mark…” where?  “…on the foreheads…” is this similar to Revelation?  Very similar to Revelation. Is this a sign of protection? Yes, it is. Is a time of trouble coming to Jerusalem here? Oh, yeah.  Is destruction coming? Is everybody going to be destroyed? No, a group is going to be what? Sealed. So it continues saying here,   “…‘Go through the midst of the city, through the midst of Jerusalem, and put a mark on the foreheads of the men who sigh and cry over all the abominations that are done within it.’…” does that mean that they would sigh and cry about the abomination of worshipping the sun, the greatest of all abominations, because it is at the at the very top of the list? Absolutely. So what happens after the sealing takes place, after the sealing is done, what happens? Verse 5,  “…To the others He said in my hearing, ‘Go after Him through the city and kill; do not let your eye spare, nor have any pity. Utterly slay old and young men, maidens and little children and women; but do not come near anyone on whom is the mark;…” and where do they begin the work of destruction?  “…and begin at My sanctuary.’ So they began with the elders who were before the temple…”  

So not everybody was practicing the abominations, not everyone was worshipping the sun. There was a faithful group that was sighing and crying because of the idolatry that was taking place, and primarily the issue of worshiping the sun. And so then after the sealing takes place, Nebuchadnezzar comes to Jerusalem in the year 586 BC and he does exactly what it says in verse 6. Those in the city  who were apostate, were destroyed, but those who had the sign on their foreheads were spared.

 

Apakah semua orang di dalam kota melakukan kekejian-kekejian tersebut? Apakah setiap orang di dalam kota melakukan kekejian-kekejian ini? Tidak, tidak semua orang. Maka Allah berkata, “Karena kekejian-kekejian ini ~ yang paling parah adalah menyembah matahari ~ Aku akan menghukum Israel, Aku tidak akan berbelas kasihan, mereka boleh berteriak dan Aku tidak akan mendengar.” Tetapi di kota ada beberapa orang yang tidak ambil bagian dalam kekejian-kekejian ini, sekelompok kecil yang tersisa. Jadi, apakah perlu memisahkan mereka dari orang-orang yang melakukan kekejian-kekejian itu, supaya ketika kebinasaan datang, mereka selamat? Tentu saja. Pasal 9, 1 Lalu aku mendengar Dia berseru dengan suara yang nyaring: ‘Maju ke mari, hai, yang harus menjalankan hukuman atas kota ini! Masing-masing dengan alat pemusnah di tangannya!’  2 Dan tiba-tiba  enam orang laki-laki datang dari jurusan pintu gerbang atas, yang menghadap ke utara, masing-masing dengan kapak pemukul di tangannya. Dan satu Orang di antara mereka berpakaian lenan…”  nah, ini Yesus,   “…dan di sisinya terdapat wadah tinta dari tanduk. Mereka ini masuk dan berdiri di samping mezbah tembaga…”  ini ada di pelataran Bait Suci, “…3 Pada saat itu kemuliaan Allah Israel sudah terangkat dari atas kerub, tempatnya semula, ke atas ambang pintu Bait Suci. Dan Dia memanggil Orang yang berpakaian lenan dan yang mempunyai wadah tinta dari tanduk di sisinya…”  nah, akan ada seruan,   “…4 Firman TUHAN kepadanya: ‘Pergilah menjelajahi tengah kota…”  kota yang mana? Yerusalem. Apakah itu ibu kota umat Allah? Ya. Ini terjadi pada umat Allah.   “…‘Pergilah menjelajahi tengah kota, ke tengah-tengah Yerusalem dan berilah tanda…” di mana? “…pada dahi…” apakah ini mirip kitab Wahyu? Sangat mirip Wahyu. Apakah ini tanda perlindungan? Ya, benar. Apakah akan datang suatu masa kesukaran ke Yerusalem di sini? Oh, iya. Apakah akan datang kebinasaan? Apakah semua orang akan dibinasakan? Tidak. Satu kelompok akan diapakan? Dimeterai. Maka dikatakan selanjutnya di sini,  “…‘Pergilah menjelajahi tengah kota, ke tengah-tengah Yerusalem dan berilah tanda pada dahi orang-orang yang berkeluh kesah dan meratap di seluruh kota karena segala kekejian yang dilakukan di dalam kota itu.’…”  apakah itu artinya orang-orang ini berkeluh kesah dan meratap tentang kekejian menyembah matahari, kekejian yang terbesar dari semuanya, karena itu ada di bagian paling atas dari daftarnya? Tentu saja. Jadi apa yang terjadi setelah pemeteraian dilakukan, setelah pemeteraian selesai, apa yang terjadi? Ayat 5,   “…5 Dan kepada yang lain-lain aku mendengar Dia berfirman: ‘Ikutilah Dia dari belakang menjelajahi kota itu dan bunuhlah,  janganlah merasa sayang dan jangan kenal belas kasihan.  6 Bunuhlah semuanya, orang-orang tua, teruna-teruna dan dara-dara, anak-anak kecil dan perempuan-perempuan. Tetapi janganlah mendekati siapa pun yang memiliki tanda itu…”  dan dari mana mereka mengawali pekerjaan pembinasaan ini?   “…dan mulailah dari tempat kudus-Ku!’ Lalu mereka mulai dengan tua-tua yang berada di depan Bait Suci…” 

Jadi tidak semua orang mempraktekkan kekejian-kekejian itu, tidak semua orang menyembah matahari. Ada satu kelompok yang setia yang berkeluh kesah dan meratap karena berhala yang sedang terjadi, dan terutama isunya ialah penyembahan matahari. Maka setelah pemeteraian terjadi, Nebukadnezar datang ke Yerusalem tahun 586 BC dan dia melakukan persis seperti yang dikatakan di ayat 6. Mereka yang ada di kota itu yang murtad, binasa. Tetapi mereka yang punya tanda di dahi mereka, lolos.

 

 

Now did the destruction of Jerusalem have anything to do with keeping the Sabbath or not? Go with me to Jeremiah chapter 17, let's notice something very interesting here.  Why Jerusalem was destroyed? Well, it's because they were worshipping the sun, but it was far more serious than that. Notice chapter 17 and we will begin reading at verse 24. Did the desecration of the Sabbath have anything to do with the destruction of Jerusalem? Absolutely. Now if they were worshiping the sun, were they keeping the Sabbath? Of course not! Notice verse 24, actually verse yeah verse 24, 24  ‘And it shall be, if you heed Me carefully,’ says the Lord, ‘to bring no burden through the gates of this city on the Sabbath day, but hallow the Sabbath day,…” that is sanctify it, “…to do no work in it, 25 then shall enter the gates of this city kings and princes sitting on the throne of David, riding in chariots and on horses, they and their princes, accompanied by the men of Judah and the inhabitants of Jerusalem; and this city shall…” what?  “…remain forever.’…”  But you have the other side of the coin. Notice verse 26,  “…26 ‘And they shall come from the cities of Judah and from the places around Jerusalem, from the land of Benjamin and from the lowland, from the mountains and from the South, bringing burnt offerings and sacrifices, grain offerings and incense, bringing sacrifices of praise to the house of the Lord.’...” that's what's going to happen if the Sabbath is kept. The city is going to remain forever. But now verse 27 tells us what's going to happen if they break the Sabbath,  “…27 ‘But if you will not heed Me to hallow the Sabbath day, such as not carrying a burden when entering the gates of Jerusalem on the Sabbath day, then I will kindle a fire in its gates, and it shall devour the palaces of Jerusalem, and it shall not be quenched.’…”       

Did Sabbath observance have anything to do with the destruction of Jerusalem? Absolutely. And you'll notice here that Jeremiah lived immediately before the Babylonian captivity. Interestingly enough.

 

Nah, apakah pembinasaan Yerusalem terkait atau tidak dengan pemeliharaan Sabat? Marilah bersama saya ke Yeremia pasal 17, mari kita simak sesuatu yang menarik di sini. Mengapa Yerusalem dimusnahkan? Nah, karena mereka menyembah matahari, tetapi ada alasan yang jauh lebih parah daripada itu. Simak pasal  17 dan kita akan mulai membaca dari ayat 24. Apakah penajisan Sabat berkaitan dengan pemusnahan Yerusalem? Tentu saja. Nah, jika mereka menyembah matahari, apakah mereka memelihara Sabat? Tentu saja tidak! Simak ayat 24, 24 Dan akan terjadi, apabila kamu sungguh-sungguh mendengarkan Aku,’ demikianlah firman TUHAN, ‘dan tidak membawa masuk barang-barang  muatan  melalui pintu-pintu gerbang kota ini pada hari Sabat, tetapi menguduskan hari Sabat …”  yaitu memelihara kekudusannya,  “…dan tidak melakukan sesuatu pekerjaan pada hari itu, 25 maka melalui pintu-pintu gerbang kota ini raja-raja dan pangeran-pangeran, yang akan duduk di atas takhta Daud, akan berarak masuk dengan mengendarai kereta dan kuda: mereka dan pangeran-pangeran mereka, didampingi oleh orang-orang Yehuda dan penduduk Yerusalem. Dan kota ini akan…”  apa?   “… ada untuk selama-lamanya…”  Tetapi ada sisi lain dari mata uangnya, simak ayat 26, “…26 Orang akan datang dari kota-kota Yehuda dan dari tempat-tempat sekitar Yerusalem, dari tanah Benyamin dan dari dataran rendah, dari pegunungan dan dari tanah Selatan, dengan membawa korban bakaran, korban sembelihan, korban sajian dan kemenyan, membawa korban syukur ke dalam rumah TUHAN…”  itu yang akan terjadi jika Sabat dipelihara, kota itu akan ada selamanya. Tetapi sekarang ayat 27 memberitahu kita apa yang akan terjadi jika mereka melanggar Sabat,  “…27 Tetapi apabila kamu tidak mendengarkan perintah-Ku untuk menguduskan hari Sabat, seperti tidak mengangkut barang-barang muatan saat memasuki pintu-pintu gerbang Yerusalem pada hari Sabat, maka di pintu-pintu gerbangnya Aku akan menyalakan api, yang akan memakan habis puri-puri Yerusalem, dan api itu tidak akan terpadamkan.’…” 

Apakah pemeliharaan Sabat ada kaitannya dengan pemusnahan Yerusalem? Tentu saja. Dan kalian akan melihat di sini bahwa Yeremia hidup persis sebelum penawanan Babilon. Cukup menarik.

 

 

Now in the light of what we’ve noticed, let's go to the statements from Ellen White that we find on page 397. We’ve set the stage now by studying the passage in Ezekiel. We've noticed they were worshipping the sun, and they were trampling upon the Sabbath. Is it just possible at the end of time that's the type of idolatry that's going to be committed by the Christian world?

Listen to the terminology that Ellen White used. “The Sabbath question is one that will demand great care and wisdom in its presentation. Much of the grace and power of God will be needed to cast down the idol that has been erected in the shape of a false sabbath….”    (23LtMs Ms103 1908 par.27)

So what is Sunday? An idol. And what shape does it have? Well, it has the shape of the Sabbath, but it's a false Sabbath.

 

Nah, berdasarkan apa yang sudah kita simak, mari kita ke pernyataan Ellen White yang kita temukan di hal. 397. Kita sudah punya latar belakangnya dengan mempelajari bacaan dari Yehezkiel. Kita sudah menyimak mereka sedang menyembah matahari, dan mereka menginjak-injak Sabat. Mungkinkah pada akhir zaman itulah jenis berhala yang akan dilakukan oleh dunia Kristen?

Dengarkan terminologi yang dipakai Ellen White, “…Masalah Sabat itu membutuhkan kehati-hatian dan hikmat yang besar dalam presentasinya. Dibutuhkan banyak karunia dan kuasa Allah untuk mencampakkan berhala yang telah didirikan dalam bentuk suatu sabat yang palsu…” (23LtMs Ms103 1908 par.27)

Jadi hari Minggu itu apa? Sebuah berhala. Dan bentuk apa yang dimilikinya? Nah, dia memiliki bentuk Sabat, tapi Sabat yang palsu.

 

 

Notice the next statement Review and Herald March 8, 1898, “Satan has taken the world captive. He has introduced…” what kind of Sabbath?  “…an idol sabbath…” is it just as much idolatry and an abomination to keep Sunday as it is to worship the sun? You say, “Well, it's not the same.” We'll come back to that at the end.   “…He has introduced an idol sabbath, apparently giving to it great importance…” Is that true he's given it great importance? Oh, yeah,  “…He has stolen the homage of the Christian world away from the Sabbath of the Lord for this idol sabbath…” and now notice the comparison.  “…The world bows down to a tradition, a man-made commandment. As Nebuchadnezzar set up his golden image on the plain of Dura, and so exalted himself, so Satan exalts himself in this false sabbath, for which he has stolen the livery of heaven.”

Interesting that she compares it with the image that Nebuchadnezzar raised up, which by the way that image was in honor of the sun god Marduke. What was the image made of? Gold. Do you know what the ancients called gold? The dew of the sun, because they felt that gold had dripped down from the sun at one point. 

By the way they also worshiped gods of silver. Silver was the moon goddess, because the moon is silver. So idols of gold and silver represented that the fact that they worshiped the sun and they worshiped the moon.

 

Simak pernyataan berikut Review and Herald, 8 Maret 1898, “…Setan telah memenjarakan dunia. Dia telah memperkenalkan…” sabat macam apa?   “…suatu sabat berhala…”  apakah sama berhalanya dan sama kejinya antara memelihara hari Minggu dan menyembah matahari? Kalian berkata, “Nah, itu tidak sama.” Nanti di bagian akhir kita akan kembali kemari.   “…Dia telah memperkenalkan suatu sabat berhala, jelas menaruh kepentingan besar padanya…”  apakah benar dia telah menaruh kepentingan besar padanya? O, iya.   “…Dia telah mencuri penghormatan dunia Kristen dari Sabat Tuhan bagi sabat berhala ini…”  dan sekarang simak perbandingannya.   “…Dunia sujud kepada suatu tradisi, suatu perintah buatan manusia. Sebagaimana Nebukadnezar mendirikan sebuah patung emas di lembah Dura, dan dengan demikian meninggikan dirinya, maka Setan juga meninggikan dirinya di sabat palsu ini, untuk mana dia telah mencuri tanda kebesaran Surga. …”  

Menarik Ellen White membandingkannya dengan patung yang didirikan Nebukadnezar, yang ketahuilah patung itu dibuat sebagai penghormatan kepada dewa matahari Marduke. Patung itu terbuat dari apa? Emas. Tahukah kalian orang purba menyebut emas itu apa? Embun matahari, karena mereka merasa bahwa emas telah menetes turun dari matahari pada suatu saat. 

Mereka juga menyembah berhala-berhala dari perak. Perak adalah dewi bulan karena bulan warnanya perak. Jadi berhala emas dan perak melambangkan fakta bahwa mereka menyembah matahari dan mereka menyembah bulan.

 

 

Notice the next statement, “Like Cain, men are today violating a plain ‘Thus saith the Lord.’…”  so she's compared it with Nebuchadnezzar, now she's going to compare it with Cain. “…God has sanctified and blessed the seventh day, requiring all men to keep it sacred as His memorial of creation. But, inspired by the arch-deceiver, man has set up a rival rest day, which God regards as He did the offering of Cain…” Why? Because Cain offered God what he wanted to offer, not what God commanded. The Christian world offers God the day that they want to offer, not the day that God has commanded. She continues,  “…Like Cain, those who worship this idol are offended because God's chosen people will not reject the day specified in His law as holy, to keep a rest day of man's creation. They try to force their fellow-men to worship this idol. Thus did Nebuchadnezzar, when he set up a golden image in the plains of Dura, and in his pride and self-exaltation sought to compel all to bow down to it…” Is the Christian world going to compel God's people to bow down and keep Sunday as a day of rest, man made? Yes.  “…As Cain set aside God's holy command, and offered a sacrifice of his own choice, so men have set aside God's holy Sabbath, and have exalted one of their own creation…” Is Sunday a day of worship created by man? Yes, it is.  “…And as Cain was filled with bitterness against Abel, so they are filled with bitterness against those who by keeping God's Sabbath, cast reflections upon the worship of a day which bears no divine sanction or appointment. Thus it has been, thus it will be till the end of time.  Sin is Satan's attribute, and it is always leagued against good. The spirit of Cain is manifested in all false religions. Satan's work is to condemn and destroy, to take away man's liberty and destroy his life. Transgression always leads men to act as Satan's agents, to carry out his purposes against God and righteousness.”  (Signs of the Times March 21, 1900)

 

Simak pernyataan berikut,   “…Sebagaimana Kain, hari ini manusia melanggar ‘Demikianlah sabda Tuhan’ yang jelas…”  jadi Ellen White sudah membandingkannya dengan Nebukadnezar, sekarang dia akan membandingkannya dengan Kain.   “…Allah telah menguduskan dan memberkati hari yang ketujuh, mengharuskan semua manusia memeliharanya sebagai hari yang kudus, sebagai hari peringatanNya atas penciptaan. Tetapi, diilhami oleh si penipu ulung, manusia telah membuat hari perhentian tandingan, yang oleh Allah itu dianggap sama seperti persembahan Kain…”  mengapa?   Karena Kain mempersembahkan kepada Allah apa yang dia mau persembahkan, bukan apa yang diperintahkan Allah. Dunia Kristen sekarang mempersembahkan kepada Allah hari yang mau mereka persembahkan, bukan hari yang diperintahkan Allah. Ellen White melanjutkan,   “…Seperti Kain, orang-orang yang menyembah berhala ini marah karena umat pilihan Allah tidak mau menolak hari yang ditentukan dalam HukumNya sebagai hari yang kudus, dan memelihara suatu hari perhentian ciptaan manusia. Mereka berusaha memaksa sesama manusia untuk menyembah berhala ini. Demikianlah yang dilakukan Nebukadnezar ketika dia mendirikan sebuah patung emas di lembah Dura, dengan kesombongannya dan keinginannya untuk meninggikan dirinya, berusaha memaksa semua sujud kepada patung itu…”  apakah dunia Kristen akan memaksa umat Allah sujud dan memelihara hari Minggu sebagai hari perhentian yang dibuat manusia? Ya. “…Dan sebagaimana Kain menyingkirkan perintah Allah yang kudus dan mempersembahkan kurban pilihannya sendiri, demikian pulalah manusia telah menyingkirkan Sabat Allah yang kudus dan meninggikan hasil ciptaan mereka sendiri.…”  apakah hari Minggu hari ibadah yang diciptakan manusia? Ya, betul.   “…Dan sebagaimana Kain dipenuhi rasa getir terhadap Habel, demikian pula mereka juga dipenuhi rasa getir terhadap orang-orang yang dengan memelihara Sabat Allah, melemparkan suatu bayangan ke atas penyembahan satu hari yang tidak memiliki persetujuan atau penetapan Ilahi. Demikianlah yang terjadi pada waktu itu, demikian pulalah yang akan terjadi pada akhir masa. Dosa adalah karakter Setan, dan itu selalu bersatu dalam melawan kebaikan. Roh Kain terwujud dalam semua agama yang palsu. Pekerjaan Setan ialah merusak dan membinasakan, merampas kebebasan manusia dan menghancurkan hidupnya.  Pelanggaran selalu menuntun manusia bertindak sebagai agen-agen Setan, melaksanakan tujuannya melawan Allah dan kebenaran.” (Signs of the Times  21 Maret, 1900)

 

 

And then she's going to compare the sin of the Christian world to Nadab and Abihu, lo surprise! Surprise! We've already talked about that. Notice this, Review and Herald December 20, 1898,  

“But this day so universally exalted…” that’s Sunday  “…is a spurious sabbath, a common working-day. It is accepted in the place of the day that the Lord has blessed and sanctified; but the sure result of this course may be seen in the punishment which fell upon Nadab and Abihu, the sons of Aaron...”  Is it the same principle, offering God the secular as if it was holy, and in the case of Nebuchadnezzar leading people to worship a man-made idol representing the sun god? 

 

Kemudian Ellen White akan membandingkan dosa dunia Kristen dengan Nadab dan Abihu, lo, heran? Kita sudah membahas ini. Simak Review and Herald 20 Desember 1898,   “…Tetapi hari ini, begitu ditinggikan secara universal…”  maksudnya hari Minggu,   “…adalah suatu sabat palsu, hari kerja biasa. Dia diterima menggantikan hari yang telah diberkati dan dikuduskan Tuhan. Tetapi akibat yang pasti dari cara ini bisa dilihat pada hukuman yang jatuh pada Nadab dan Abihu, anak-anak Harun…”  

Apakah ini prinsip yang sama, mempersembahkan kepada Allah sesuatu yang sekuler seakan-akan itu kudus? Dan dalam kasus Nebukadnezar memaksa orang menyembah suatu patung buatan manusia yang melambangkan dewa matahari? 

 

 

Here's another statement,  Letter 90, 1897, “The Protestant world have set up an idol sabbath in the place where God's Sabbath should be, and they are treading in the footsteps of the papacy…” whether they want to recognize it or not.

 

Ini ada pernyataan yang lain, Letter 90, 1897,   “…Dunia Protestan telah mendirikan suatu sabat berhala di tempat di mana seharusnya Sabat Allah berada, dan mereka meniti di atas jejak kaki Kepausan…”  baik mereka mau mengakuinya ataupun tidak.

 

 

The Faith I Live By page 286, “Sunday-keeping is not yet the  mark of the Beast and will not be until the decree goes forth causing men to worship this idol sabbath.” Has that command come yet to worship the idol sabbath? No, not yet. So no one yet has the  mark of the Beast. By the way no one has the Seal of God either,  the endtime eschatological Seal of God, because they're given at the same time.

 

The Faith I Live By, hal. 286,  “…Memelihara hari Minggu sekarang itu masih belum tanda Binatang dan belum akan menjadi tanda Binatang hingga keluar perintah yang mengharuskan manusia menyembah sabat berhala ini…”  Apakah perintah untuk menyembah sabat berhala sudah datang? Tidak, belum. Jadi belum ada yang memiliki tanda Binatang. Nah, ketahuilah, belum ada yang punya Meterai Allah juga, meterai eskatologi akhir zaman Allah, karena mereka diberikan pada waktu yang sama.

 

 

Signs of the Times May 26, 1898,  “Those who live during the last days of this earth’s history will know what it means to be persecuted for the truth’s sake. In the courts injustice will prevail. The judges will refuse to listen to the reasons of those who are loyal to the Commandments of God, because they know that arguments in favor of the Fourth Commandment are unanswerable. They will say, ‘We have a law, and by our law he ought to die.’ God's Law is nothing to them. ‘Our law’ with them is supreme. Those who respect this human law will be favored, but those who will not bow to the idol sabbath have no favors shown to them.”   In other words, the time will come when we will not be able to depend upon the First Amendment to the Constitution.  No such thing as free speech anymore because the  judges and magistrates will refuse to listen to the arguments because they know that the arguments are too powerful.

 

Signs of the Times 26 Mei, 1898,  “…Mereka yang hidup selama hari-hari terakhir dari sejarah bumi ini akan tahu bagaimana rasanya dipersekusi demi kebenaran. Di pengadilan-pengadilan, ketidakadilan akan menang. Para hakim akan menolak mendengarkan alasan mereka yang setia kepada Perintah Allah, karena mereka tahu bahwa perdebatan yang membenarkan Perintah Keempat, tidak bisa dibantah. Mereka akan berkata, ‘Kami punya hukum, dan menurut hukum kami dia harus mati.’ Hukum Allah tidak berarti apa-apa bagi mereka. ‘Hukum kami’ bagi mereka-lah yang tertinggi. Mereka yang berpihak kepada hukum manusia ini akan diperlakukan dengan baik, sedangkan mereka yang tidak mau tunduk kepada sabat berhala, tidak akan mendapatkan perlakuan yang baik.…”  Dengan kata lain waktunya akan tiba ketika kita tidak akan bisa mengandalkan Amendemen Pertama Konstitusi. Kebebasan berbicara tidak akan ada lagi karena para hakim pengadilan tinggi dan hakim pengadilan rendah akan menolak untuk mendengarkan argumentasinya karena mereka tahu argumentasinya terlalu kuat.

 

 

Here's another one. Review and Herald April 15, 1890,  “Not a move has been made in exalting the idol sabbath, in bringing around Sunday observance through legislation but Satan has been behind it, and has been the chief worker. But the conscience should not be compelled even for the observance of the genuine Sabbath, for God will accept only willing service…”  Would it be wrong for the government to enact a Sabbath-keeping-law, seventh-day Sabbath-keeping law?  Yes, because the state has no jurisdiction over the Sabbath. The Sabbath is God's day, it belongs to Him, doesn't belong to Caesar.

 

Ini yang lain. Review and Herald, 15 April 1890,    “…Belum ada satu pun gerakan yang dibuat untuk meninggikan sabat berhala, dalam menjadikan pemeliharaan hari Minggu sah lewat undang-undang, tetapi Setan sudah berada di baliknya, dan dialah pekerja utamanya. Namun hati nurani tidak seharusnya dipaksa bahkan untuk pemeliharaan Sabat yang asli, karena Allah hanya akan menerima pelayanan yang sukarela…”  Apakah salah jika pemerintah membuat suatu hukum untuk memelihara hari Sabat, hukum untuk memelihara Sabat hari ketujuh? Ya, karena negara tidak punya jurisdiksi atas Sabat. Sabat adalah hari Allah, milik Allah, bukan milik Kaisar.

 

 

 Vol. 19 Manuscript Releases page 244,  “Among professed Christians there are idolaters, men and women who are not sealed by God. Many have subverted the Christian faith into idolatry, giving to a man-made institution the glory and honor that God requires for His Sabbath day, and compelling others to worship this idol…” notice the number of times Ellen White refers to Sunday as the idol.  “…Such ones will surely be visited with God’s retributive judgments, which are to be poured out without mixture of mercy…” this is seven last plagues by the way  “…upon the unrepentant despisers of God’s law.”

 

Manuscript Releases Vol. 19 hal. 244,  “…Di antara mereka yang mengaku Kristen, ada penyembah-penyembah berhala, laki-laki dan perempuan yang tidak dimeteraikan oleh Allah. Banyak yang telah mengganti iman Kristen menjadi berhala, memberikan kepada suatu institusi buatan manusia, kemuliaan dan hormat yang diminta Allah bagi hari SabatNya, dan memaksa orang lain untuk menyembah berhala ini…”  simak berapa kali Ellen White menyebut hari Minggu sebagai berhala.   “…Orang-orang seperti ini pasti akan menerima penghakiman pembalasan Allah, yang akan dicurahkan tanpa campuran belas kasihan…”  nah, ini ialah ketujuh malapetaka yang terakhir   “…ke atas para penghina Hukum Allah yang tidak mau bertobat.”

 

 

Let's read this one more, and then I'm going to show you that observing Sunday as the day of worship is the same as worshiping the sun in principle. Notice this statement the Spalding Magan Collection page 22,  “In preaching the truth, it is not always best to present those strong points of truth that will arouse prejudice, especially where such strong feelings exist as are felt in the Southern States…” those are the red states as we call them today   “…The Sabbath must be taught in a decided manner, but be cautious how you deal with the idol, Sunday. ‘A word to the wise is sufficient.’…”

 

Mari kita baca satu lagi, kemudian saya akan menunjukkan kepada kalian bahwa memelihara hari Minggu sebagai hari ibadah itu secara prinsip sama dengan menyembah matahari. Simak pernyataan dari The Spalding Magan Collection hal. 22,   “…Dalam menyampaikan kebenaran, tidak selalu paling baik menyampaikan poin-poin kebenaran yang kuat yang akan menimbulkan prasangka, terutama di mana ada sentimen yang kuat seperti yang terasa di negara-negara bagian selatan…”  sekarang ini mereka kita sebut negara bagian merah (yang mayoritas Republikan).   “…Sabat harus diajarkan dengan cara yang tegas, tetapi berhati-hatilah bagaimana kamu menangani berhalanya, hari Minggu. ‘Orang bijak cukup diberi sedikit peringatan’…”  

 

 

Now someone might object. It's not the same to worship the sun as it is to worship on Sunday, is it? A closer look will indicate that in principle worshiping the sun and worshiping on Sunday is based on the same principle. So let's do it in question-and-answer format.

Who created the sun? God.

Did He create it for worship? No.

So if we make the sun an object of worship, what do we call that? We call that idolatry, because anything that we make for worship that God has not created for worship, is idolatry.

Now let's ask three follow-up questions.

Who created Sunday, the first day of the week? Did God create the first day of the week? Yes.

Did He create the day of the sun for worship? No, it's a secular work day, isn't it? So did He create it for worship? No.

So what happens if human beings make it a day of worship?  It’s idolatry, because anything that man makes for worship in place of what God has established for worship, is idolatry.

It does not really matter whether we worship God through a man-made idolatrous object such as the sun, or we worship a man-made idolatrous day because that also was made by man.

So we can understand why Ellen White explained that Sunday is the idol sabbath because it has been erected by man as a day of worship, not by God.

 

Nah, mungkin ada yang berkeberatan. Tidak sama menyembah matahari dengan beribadah pada hari Minggu, bukan? Suatu penelitian yang lebih seksama akan mengindiksikan bahwa secara prinsip menyembah matahari dan beribadah pada hari Minggu itu dasarnya sama. Jadi mari kita buat dalam format tanya jawab.

Siapa yang menciptakan matahari? Allah.

Apakah Dia menciptakannya untuk disembah? Tidak.

Jadi jika kita menjadikan matahari sebagai objek yang disembah, apa namanya itu? Itu kita sebut memuja berhala, karena apa pun yang kita buat untuk disembah, yang tidak dibuat Allah untuk disembah, adalah berhala.

Sekarang mari kita  tanyakan tiga pertanyaan lanjutan.

Siapa yang menciptakan hari Minggu, hari pertama dalam seminggu? Apakah Allah menciptakan hari pertama  setiap minggu? Ya.

Apakah Dia menciptakan hari matahari untuk ibadah? Tidak, itu hari kerja sekuler, bukan?

Jadi apakah Allah menciptakannya untuk ibadah? Tidak.

Jadi apa yang terjadi jika manusia menjadikannya hari ibadah? Itu berhala, karena segala sesuatu yang dibuat manusia untuk ibadah menggantikan apa yang telah ditentukan Allah untuk ibadah, itu berhala.

Tidak jadi soal apakah kita menyembah Alah melalui objek berhala ciptaan manusia seperti matahari, atau kita menyembah hari berhala ciptaan manusia karena itu juga dibuat oleh manusia.

Jadi kita bisa paham mengapa Ellen White menjelaskan bahwa hari Minggu adalah sabat berhala karena itu dibuat oleh manusia sebagai hari ibadah, bukan oleh Allah.

 

 

So as we've studied these lessons,  we studied last evening about the relationship between the internal seal and the external seal. We did a comparison also in our first study together between the tree in the Garden of Eden and the observance of the Sabbath at the end of time. We've now talked about the idol sabbath, the sabbath that has been created by man for worship. Everything that we've been doing is actually amplifying the issue of the Seal of God, that is spoken of in the Interlude of Revelation chapter 7. Revelation chapter 7 speaks about the Seal of God that is given to the very end time generation, it's given on their foreheads to protect them in the time of trouble. And the issue of controversy is going to be what? The day of worship.

 

Jadi kita sudah mempelajari pelajaran-pelajaran ini, semalam kita sudah mempelajari tentang hubungan antara meterai internal dengan meterai eksternal. Kita juga sudah membandingkan dalam pembahasan kita yang pertama antara pohon di taman Eden dengan pemeliharaan Sabat pada akhir masa. Sekarang kita sudah berbicara tentang sabat berhala, sabat yang diciptakan manusia untuk ibadah. Semua yang telah kita lakukan ialah menjelaskan lebih luas isu Meterai Allah yang dibahas di Interlude (Sisipan) Wahyu pasal 7. Wahyu pasal 7 berbicara tentang Meterai Allah yang diberikan kepada generasi yang paling akhir, diberikan di dahi mereka untuk melindungi mereka pada waktu kesukaran. Dan apa yang akan menjadi isu pertentangan? Hari ibadah.

 

 

Now in our next lesson together, in our last session this afternoon, we are going to study about the Seal of the Living God. This is another lesson where we're going to take a look at different avenues that we can pursue, to prove that the Sabbath is the Seal of God, and to also prove that the  mark of the Beast has to do with keeping a counterfeit day of worship. As we examine two verses in closing, we examine Revelation 14:9-11 there it says,  whoever worships the Beast, his image, or receives his mark, will receive the wrath of God. Immediately after the Third Angel’s Message, we find that verse that distinguishes Adventist from all other denominations. And what does that verse say? In contrast to those who worship the Beast, his image, and receive the mark,  “Here are they who…” what?  “…who have the patience of the saints…” they do what else? They keep the commandments of God in contrast to those who worship the Beast, his image, and his mark in the Third Angel's Message,  “…they keep the commandments of God and the faith of Jesus.”

So that is what we're going to unpack a little bit more in our last session together.

 

Nah, dalam sesi kita berikutnya, sesi kita terakhir sore ini, kita akan mempelajari tentang Meterai Allah yang Hidup. Ini adalah pelajaran yang lain di mana kita akan melihat jalur-jalur yang berbeda yang bisa kita ikuti untuk membuktikan bahwa Sabat adalah Meterai Allah, dan juga untuk membuktikan bahwa tanda Binatang berkaitan dengan memelihara hari ibadah yang palsu.

Sebagai penutup kita akan melihat dua ayat, kita simak Wahyu 14:9-11 dikatakan di sana, barangsiapa menyembah Binatang itu, patungnya, atau menerima tandanya, akan menerima murka Allah. Segera setelah Pekabaran Malaikat Ketiga kita dapati ayat yang membedakan orang Advent dari semua denominasi yang lain. Dan apa kata ayat itu? Sebagai kontras dengan mereka yang menyembah Binatang itu, patungnya, dan menerima tandanya, 12 Di sinilah…”  apa?   “…keuletan orang-orang kudus…”  mereka melakukan apa lagi? Mereka memelihara Hukum Allah sebagai kontras dengan mereka yang menyembah Binatang, patungnya, atau menerima tandanya di Pekabaran Malaikat Ketiga,    “…inilah mereka yang memelihara perintah-perintah Allah dan iman Yesus.”

Jadi itulah yang akan kita kupas sedikit lagi dalam sesi terakhir kita bersama.

 

 

 

 

 

27 10 20 

No comments:

Post a Comment