_____REVELATION’S SEVEN SEALS_____
Part 24/24 - Stephen Bohr
SESSION 24
~ THE SEVENTH DAY ADVENTIST’S THEOLOGY OF THE SABBATH
https://www.youtube.com/watch?v=Zdq-uShyKGE
Dibuka
dengan doa.
Page 401 in our syllabus. Seventh-Day Adventists are not the only ones who
keep the Sabbath. The Seventh Day Baptists are Sabbath-keepers, there are Orthodox Jews, there are
Messianic Jews, there are various offshoots of the Worldwide Church of God that
still observe the Sabbath, and several Pentecostal churches keep the Sabbath as
well. However, the Seventh-Day Adventist’s theology of the Sabbath is different than the theology of the
Sabbath of all of these different groups. The Adventist’s view of the Sabbath is one of a kind, so to say.
Ellen White once
wrote to a Seventh-Day Adventist evangelist in Wisconsin and she wrote some
very significant words about the way in which this evangelist presented the
doctrine of the Sabbath. And I want to
read that statement, it's found in Testimonies
for the Church Vol. 1 page 337, “As far as the Sabbath is
concerned, he occupies the same position as the Seventh Day Baptists…” by the way the Seventh Day Baptists use the same arguments that Adventists use in favor of the Sabbath, you know, at the Creation God
established the Sabbath, it's in the Fourth Commandment, Jesus kept the
Sabbath, the Apostles kept the Sabbath, they use the same arguments that
Adventists do. But now notice,
“…Separate the Sabbath from the messages…” what does she refer as “the
messages”? The Three Angels’ Messages.
“…and it…” what? “…it loses its power;…” the Adventist Church is the only one that links the Sabbath
message with The Three Angels’ Messages. She continues,
“…but when connected with the message of the Third Angel, a power
attends it, which convicts unbelievers and infidels, and brings them out with
strength to stand, to live, grow, and flourish in the Lord….” So the Seventh-Day Adventist Church is the only
Church that I know of in the world that links the Third Angel’s message with
the Sabbath. The Third Angel’s Message
mentions the mark of the Beast,
which is the opposite of the Seal of God which is the Sabbath.
Hal. 401
dari silabus kita. MAHK bukan satu-satunya
yang memelihara Sabat. Gereja Baptis Hari Ketujuh adalah
pemelihara Sabat, ada Yahudi Ortodoks, ada Yahudi Mesianik, ada beberapa
pecahan dari Worldwide
Church of God yang masih memelihara
Sabat, dan beberapa gereja Pentakostal memelihara Sabat juga. Namun, theologi MAHK tentang Sabat
berbeda dari kelompok-kelompok yang bermacam-macam ini.
Pandangan MAHK tentang Sabat itu, katakanlah unik.
Ellen
White suatu kali menulis kepada seorang penginjil MAHK di Wisconsin, dan dia
menulis beberapa kata yang sangat bermakna mengenai cara penginjil ini
menyampaikan doktrin Sabat. Dan saya mau membacakan pernyataan itu, ada di Testimonies for the Church Vol. 1
hal. 337, “…Mengenai Sabat itu sendiri, dia menempati kedudukan yang
sama seperti di golongan Baptis Hari Ketujuh…” nah, golongan Baptis Hari Ketujuh memakai argumentasi yang sama yang
dipakai MAHK untuk membenarkan Sabat: kalian tahu, saat Penciptaan Allah
menetapkan Sabat, Sabat ada dalam Perintah Keempat, Yesus memelihara Sabat,
para rasul memelihara Sabat; mereka memakai argumentasi yang sama yang dipakai
MAHK. Tetapi sekarang simak, “…Pisahkan Sabat dari pekabaran-pekabaran
itu…” apa yang dimaksudnya dengan “pekabaran-pekabaran itu”? Pekabaran Tiga Malaikat, “…dan dia kehilangan kuasanya…” Gereja MAHK adalah satu-satunya yang
mengaitkan pekabaran Sabat dengan Pekabaran Tiga Malaikat. Ellen White melanjutkan, “…Tetapi bila dihubungkan dengan pekabaran
Malaikat Ketiga, dia disertai oleh kuasa yang membuat yakin orang-orang tidak
percaya dan orang-orang tidak beragama, dan membawa mereka keluar dengan
kekuatan untuk berdiri, hidup, bertumbuh, dan berkembang dalam Tuhan…” Jadi gereja MAHK adalah satu-satunya gereja di seluruh dunia yang saya
tahu, yang menghubungkan pekabaran Malaikat Ketiga dengan Sabat. Pekabaran
Malaikat Ketiga menyebut tentang tanda Binatang, yang adalah lawan dari Meterai
Allah, yaitu Sabat.
Ellen White wrote that
the observance of the Sabbath will be the separating wall between the faithful
and the unfaithful in the final conflict. That also is unique. There is no church
in the world that says that the Sabbath is going to be the dividing line between
the righteous and the unrighteous in the end time, only the Seventh-Day
Adventist Church.
Ellen
White juga menulis pemeliharaan Sabat akan menjadi dinding pemisah antara
mereka yang setia dan mereka yang tidak setia dalam konflik yang terakhir. Ini
juga unik. Tidak ada gereja di dunia yang mengatakan bahwa Sabat akan menjadi garis pemisah antara yang benar dan
yang tidak benar pada akhir masa, hanya gereja MAHK.
And also Ellen
White emphasized that in the last days God's remnant people will have to
proclaim the Sabbath more fully.
Juga
Ellen White menekankan, di akhir masa umat Allah yang sisa harus
mengumumkan Sabat dengan lebih lengkap.
Now, let's notice
on page 402 two statements from the Spirit of Prophecy where Ellen White
emphasizes that the Seventh-Day Adventist view of the Sabbath is, that the
Sabbath will be the dividing wall between the righteous and the unrighteous,
and that in the Little Time of Trouble when the Loud Cries are being proclaimed,
the Sabbath must be proclaimed more fully than it is now.
Nah, mari
kita simak di hal. 402, dua pernyataan dari Roh Nubuat di mana Ellen White
menekankan bahwa pandangan MAHK tentang Sabat ialah, Sabat akan menjadi dinding
pemisah antara mereka yang benar dan yang tidak benar, dan bahwa di masa
kesukaran kecil ketika Seruan Nyaring disampaikan, Sabat harus dikumandangkan
lebih lengkap daripada sekarang.
The first statement
we find in ~ actually it's the same
statement ~ Early Writings page 33 and then
page 34 is the second reference. Ellen White wrote, “I saw the holy Sabbath is, and will be, the
separating wall between the true Israel of God…” notice the
expression “Israel of God”, so it's spiritual Israel, right? “…between the true Israel
of God and unbelievers; and that the Sabbath is the great question to unite the
hearts of God's dear waiting saints…”
and then comes the
additional statement from the same book Early
Writings page 34, “I saw that God
had children who do not see and keep the Sabbath. They have not rejected the
light upon it. And at the commencement of the time of trouble,…” this is not the time of Jacob's trouble, this is the Little Time
of Trouble right before the close of probation, when the loud cries are being
proclaimed, and the latter rain is poured out. You'll notice that in a moment. “…They have not rejected the light upon it.
And at the commencement of the time of trouble we were filled with the Holy
Ghost…” See, there's the
outpouring of the Holy Spirit “…as we went forth and proclaimed the Sabbath more
fully…" What does that mean “more
fully”? It means that the Sabbath will be
proclaimed as the opposite of the mark
of the Beast, not only that the
Sabbath is God's rest day, but that it is the exact opposite of the mark of
the Beast, which is being pushed by the
clergy and by other churches.
Pernyataan
yang pertama ada di ~ sebenarnya ini pernyataan yang sama ~ di Early Writings hal. 33 lalu kemudian referensi yang kedua ada di hal. 34.
Ellen White menulis, “…Saya melihat Sabat yang kudus sekarang ini
dan nanti akan menjadi dinding pemisah antara Israel Allah yang sejati…” simak ungkapan “Israel Allah”, jadi Israel rohani, benar? “…antara Israel
Allah yang sejati dengan orang-orang tidak percaya; dan bahwa Sabat adalah
topik besar untuk mempersatukan hati orang-orang saleh milik Allah yang sedang
menunggu…” Kemudian pernyataan tambahan dari buku yang sama Early
Writings hal. 34, “…Saya
melihat Allah memiliki anak-anak yang tidak mengerti dan tidak memelihara
Sabat. Mereka tidak menolak terang mengenai hal itu. Dan pada awal masa
kesukaran…” ini bukan masa kesukaran Yakub, ini adalah masa kesukaran kecil yang
terjadi tepat sebelum pintu kasihan ditutup, saat Seruan Nyaring disampaikan dan hujan akhir dicurahkan. Kalian
akan melihatnya nanti. “…Mereka tidak menolak terang mengenai hal
itu. Dan pada awal masa kesukaran, kami dipenuhi oleh Roh Kudus…” lihat, ada pencurahan Roh Kudus, “…saat kami keluar dan mengumandangkan Sabat dengan lebih lengkap…” apa yang dimaksud dengan “lebih
lengkap”? Maksudnya Sabat akan dikumandangkan sebagai lawan tanda Binatang,
bukan hanya Sabat itu hari perhentian Allah, tetapi bahwa itu adalah lawan dari
tanda Binatang yang sedang dipaksakan oleh petinggi-petinggi agama yang lain
dan gereja-gereja yang lain.
Now how did this
message react upon those individuals who hear it? Well, some will accept it,
but notice what happens with others. “This enraged the churches, and nominal Adventists, as they
could not refute the Sabbath truth. And at this time God's chosen all saw clearly that we had the
truth, and they came out…” that's coming out of the churches, the
exit from Babylon, “…they came out and endured the persecution
with us. And I saw the sword, famine, pestilence, and great confusion in the
land. The wicked thought that we had brought the judgments upon them and they
rose up and took counsel to rid the earth of us, thinking that then the evil
would be stayed.” (EW 33.2)
Nah
bagaimana pekabaran ini menimbulkan reaksi pada mereka yang mendengarnya? Ya,
beberapa akan menerimanya, tetapi simak apa yang terjadi pada yang lain. “…Ini menimbulkan amarah gereja-gereja, dan orang-orang
Advent nominal, karena mereka tidak bisa membantah kebenaran Sabat. Dan pada
saat ini, umat pilihan Allah semuanya bisa melihat dengan jelas bahwa kami
memiliki kebenaran, dan mereka keluar…” maksudnya keluar dari
gereja-gereja mereka, eksit dari Babilon, “…mereka keluar dan
menanggung penganiayaan bersama-sama dengan kami. Dan saya melihat pedang,
kelaparan, wabah, dan kekacauan besar di bumi. Orang-orang jahat mengira kami
yang telah mendatangkan penghukuman pada mereka, dan mereka bangkit dan
berunding untuk melenyapkan kami dari bumi, mengira dengan demikian bencana
jahat itu akan terhenti. (EW 33.2)
So basically the
Seventh-Day Adventist view of the Sabbath is unique. It's going:
· to be the dividing wall,
·
it needs to be connected
to the Third Angel's Message,
·
and it needs to
be contrasted
with the mark of the Beast.
·
So the Sabbath
for Adventist is not simply one of the
Ten Commandments,
·
it is the Seal of
God,
· and will be the final test that will divide
the world into two groups: those who have the Seal of God, and those who have
the mark of the Beast.
Jadi pada
dasarnya pandangan MAHK tentang Sabat itu unik. Itu akan:
·
menjadi dinding
pemisah,
·
itu perlu dikaitkan
ke Pekabaran Malaikat Ketiga,
·
dan itu perlu dibandingkan
dengan tanda Binatang.
·
Maka Sabat bagi orang Advent bukan semata-mata salah satu dari Kesepuluh
Perintah,
·
itu adalah Meterai
Allah,
·
dan akan menjadi ujian
terakhir yang akan memisahkan dunia ke dalam dua kelompok:
mereka yang memiliki Meterai Allah, dan mereka yang memiliki tanda Binatang.
Another difference
between the Seventh-Day Adventist manner of keeping the Sabbath and that of many other churches, is that we believe that
we are to suspend all secular activities for the full 24 hours of the Sabbath. Other
churches who keep the Sabbath simply go to church on Sabbath, but then they'll
go and play football in the afternoon, or they'll watch a football game on television.
But Seventh-Day
Adventists believe that we should suspend all secular
activities for the 24 hours from sundown Friday to sundown on Sabbath.
Perbedaan
lain antara cara MAHK memelihara Sabat dengan banyak gereja yang lain ialah,
kita meyakini kita harus menangguhkan semua aktivitas sekuler selama 24 jam
penuh pada hari Sabat. Gereja-gereja lain yang memelihara Sabat hanya ke gereja
pada Sabat, tetapi kemudian mereka pergi bermain bola di sore harinya, atau
mereka nonton bola di televisi. Namun MAHK meyakini kita harus
menangguhkan semua aktivitas sekuler selama 24 jam dari Jumat matahari terbenam
hingga matahari terbenam Sabat.
Perbedaan
yang lain antara pandangan Advent tentang Sabat dan pandangan yang dimiliki
gereja-gereja lain ialah, kita
mengaitkan Sabat dengan bilik Mahakudus Bait Suci. Kita meyakini
jika orang masuk ke bilik Mahakudus Bait Suci Surgawi melalui iman, dia akan
langsung melihat bahwa Sabat itu mengikat, karena
Hukum Allah ada dalam Tabut Perjanjian, dan dia juga akan melihat bahwa Sabat itu mengikat karena Sabat
ada di tengah-tengah Hukum, yang terdapat di dalam Tabut Perjanjian.
Maka ketika orang masuk ke bilik Mahakudus, dia segera melihat Hukum itu masih
mengikat, dan juga melihat bahwa Sabat itu tetap mengikat, karena Sabat ada di
tengah-tengah Hukum.
Furthermore the Sabbath
is highlighted in the Most Holy place. You remember that Ellen White
had a vision where she saw a halo of light around the Sabbath? Where did she
get that from? Well, the fact is that the Sabbath is highlighted in the Ark
of the Covenant because there you have the manna which taught Israel
the importance of keeping the Sabbath. And it also is in the Fourth Commandment “Remember the Sabbath day, to keep it holy”. So in other words, there's a
double testimony to the Sabbath in the Ark of the Covenant: the manna
that God gave to teach Sabbath observance, and also the Sabbath as it is found
in the Ten Commandments.
Lebih
lanjut, Sabat itu tersorot di bilik
Mahakudus. Kalian ingat Ellen White mendapat penglihatan di mana
dia melihat ada pancaran sinar yang mengelilingi tulisan Sabat? Dari mana Ellen
White mendapatkan itu? Nah, faktanya ialah Sabat disorot di Tabut Perjanjian karena di sana
terdapat manna yang mengajar Israel
pentingnya memelihara Sabat; dan juga Perintah Keempat, “8 Ingatlah hari Sabat, peliharalah agar
tetap kudus”. Jadi
dengan kata lain, di dalam Tabut
Perjanjian ada kesaksian ganda tentang Sabat: manna yang
diberikan Allah untuk mengajarkan pemeliharaan Sabat, dan juga peraturan Sabat
itu sendiri sebagaimana yang tertulis dalam Sepuluh Hukum.
Now what we want to do is, we want to show three things in our study together:
1. that the final
conflict will involve the Ten Commandments, that's a general statement.
2. Second, we want to
see that the final conflict will not only have to do with the Ten Commandments
but with the first four Commandments especially,
3. and finally we're
going to see that the final conflict has to do with the Fourth Commandment
So we're going from broad: all of the Commandments; to the first four Commandments; to the Fourth Commandment.
Nah, apa yang mau kita lakukan ialah, kita mau
mempelajari tiga hal bersama-sama:
1.
Bahwa konflik terakhir akan
melibatkan Kesepuluh Perintah Allah, ini adalah pernyataan yang umum.
2.
Kedua, kita mau melihat bahwa
konflik terakhir tidak hanya berkaitan dengan Sepuluh Hukum, melainkan khususnya
dengan empat Perintah yang pertama.
3.
Dan akhirnya kita akan melihat
bahwa konflik terakhir berkaitan dengan Perintah Keempat.
Jadi kita mulai dari yang paling luas: semua Perintah
Allah; ke empat Perintah yang pertama; ke Perintah Keempat.
So let's notice how
the Bible testifies that the final conflict will be over the Ten Commandments. Revelation
12:17, this is speaking about the end
time crisis, “ 17 And the dragon was enraged with the woman, and
he went to make war with the rest of her offspring…” and why is he going to make war against this group? “…who
keep the Commandments of God and have the testimony of Jesus Christ…” which we know to be the Spirit of Prophecy.
So does the devil
hate the 10 Commandments? Is the final conflict going to have to do with the
Ten Commandments? The devil’s angry at those who keep the Ten Commandments?
Absolutely!
Jadi mari kita simak bagaimana Alkitab menyaksikan
bahwa konflik terakhir itu mengenai
Kesepuluh Perintah. Wahyu 12:17, “17 Maka marahlah naga itu kepada
perempuan itu, lalu pergi memerangi yang tersisa
dari benihnya…” dan
mengapa dia mau berperang dengan kelompok ini? “…yang memelihara Perintah-perintah Allah dan memiliki kesaksian Yesus Kristus…” yang kita tahu adalah Roh Nubuat.
Jadi
apakah Iblis membenci Kesepuluh Perintah? Apakah konflik terakhir akan
berkaitan dengan Kesepuluh Perintah? Apakah Iblis marah pada mereka yang
memelihara Kesepuluh Perintah? Tentu saja!
Revelation 14:1
tells us that the Seal of God is placed on the forehead. Notice let's read that
verse, Revelation 14:1, “1
Then I looked, and behold, a Lamb standing on Mount Zion, and
with Him one hundred and forty-four
thousand, having His Father’s name written on their foreheads.” So you'll notice that
the the
Seal of God is on the forehead.
Now what is it that
God writes on our forehead? His Law. Would that include the Sabbath?
Absolutely. Let's notice Jeremiah
31:33, and by the way this is also
quoted in Hebrews 8:7-13, “ 33 ‘But this is the covenant that I will make with the house of Israel
after those days,’ says the Lord, ‘I
will put My Law…” where? “…in
their minds…” is that where your forehead is, your
mind the frontal lobe? Yes. “…‘I will put My Law in their minds and write
it on their hearts; and I will be their God, and they shall be My
people.’…” So what is it that God writes on the forehead? The Law.
So the seal must
have something to do with what? With the Ten Commandments, with the Law of God.
Notice Isaiah 8:16,
this is explicit, “16 Bind up the testimony, seal…” what?
“…seal the Law among my disciples…” So what is it that's sealed? The Law.
Wahyu 14:1 mengatakan kepada kita bahwa Meterai
Allah ditempatkan di dahi. Simak, mari kita
baca ayat itu, Wahyu 14:1, “1 Dan aku memandang, dan melihat, Anak Domba berdiri di bukit
Sion dan bersama-sama dengan Dia ke seratus
empat puluh empat ribu, yang punya
nama Bapa-Nya tertulis di dahi mereka…” Jadi
kita lihat bahwa Meterai Allah ada
di dahi. Nah, apa yang ditulis Allah di dahi kita? HukumNya. Apakah
itu termasuk Sabat? Tentu saja. Mari kita
simak Yeremia 31:33, dan ketahuilah ini juga dikutip di Ibrani 8:7-13, “…33 Tetapi
beginilah perjanjian yang akan Kuadakan
dengan kaum Israel sesudah waktu itu, demikianlah firman TUHAN: ‘Aku akan
menaruh Taurat-Ku…” di
mana? “…di benak mereka,…” apakah itu tempatnya di dahi? Apakah
benak itu di lobus frontal? Ya! “… ‘Aku akan menaruh
Taurat-Ku di benak mereka dan menulisnya
di hati mereka; dan
aku akan menjadi Allah mereka dan mereka akan menjadi umat-Ku.’…” Jadi apa yang akan dituliskan Allah di dahi? HukumNya.
Berarti
meterai itu harus berkaitan dengan apa? Dengan Kesepuluh Perintah, dengan Hukum
Allah.
Simak
Yesaya 8:16, ini eksplisit, “…16 Simpanlah kesaksian ini,
meteraikanlah…” apa? “…meteraikanlah Hukum di
antara murid-muridKu…” Jadi
yang dimeteraikan itu
apa? Hukum.
Now let's notice 2 Timothy 2:19,
we're going to find here what distinguishes the righteous from the unrighteous.
It says there, the Apostle Paul is
writing, “ 19 Nevertheless the
solid foundation of God stands, having this seal…” so you'll notice here that the solid foundation of God has a
seal. Now what is that seal? “…‘The Lord knows those who
are His’, and, ‘Let everyone who names the name
of Christ depart from…” what? “…iniquity’. Who is it that has the seal? People who what? Who depart from? Iniquity.
Sekarang
mari simak 2 Timotius 2:19, kita akan melihat di sini apa yang membedakan
orang-orang benar dari yang tidak benar. Dikatakan di sana, rasul Paulus yang
menulis, “19 Walaupun begitu, dasar teguh yang diletakkan Allah itu tetap
ada, yang meterainya ialah…” Jadi
kita simak di sini bahwa dasar Allah yang teguh itu punya meterai. Nah,
meterainya itu apa? “…‘Tuhan mengenal siapa kepunyaan-Nya’ dan ‘Hendaklah setiap orang yang menyebut nama Kristus meninggalkan…” apa? “…dosa’…” Jadi siapa yang punya meterai? Orang-orang yang
bagaimana? Yang meninggalkan
apa? Dosa.
Now that word “iniquity” is very interesting.
It's the word ἀδικία [adikia ] in Greek. You say, well, what does that word mean? It's
translated correctly “iniquity”, however, I want you to notice that the word “iniquity”
there is used synonymously with another Greek word. Let's notice Matthew 7:23, “ 23 And then I will declare to them,…” these are those who profess to follow Jesus but did not really, “…then I will declare to them, ‘I never knew
you; depart from Me, you who practice lawlessness!’…” Now that's the New King James. The old King James in 1 John 3:4
translates that word ἀνομία [anomia] as “transgression of the Law”. It translates it differently
here, but it's the identical word. See, the expression “transgression of the
Law” is one word in Greek, the word ἀνομία [anomia]. So Jesus is going to say
to those who professed His name, “I never knew you, depart from Me,
you who practice lawlessness” or “you who are transgressors of the
Law”.
Nah, kata “dosa” itu sangat menarik. Itu adalah
dari kata ἀδικία [adikia ] dalam
bahasa Greeka. Kalian berkata apa artinya kata itu? Kata itu diterjemahkan
“dosa” sudah tepat, namun saya mau kalian melihat bahwa kata “dosa” di sana
dipakai secara sinonim dengan sebuah kata Greeka yang lain. Mari simak Matius
7:23, “23 Pada waktu itulah Aku akan menyatakan kepada mereka…” mereka ini adalah yang mengaku sebagai
pengikut-pengikut Kristus tetapi sebenarnya bukan, “…Pada waktu itulah Aku
akan menyatakan kepada mereka, ‘Aku tidak
pernah mengenal kamu! Enyahlah dari-Ku, kamu sekalian yang melakukan pelanggaran hukum!’…”
Nah itu kata NKJV. KJV yang lama di 1 Yohanes 3:4
menerjemahkan kata ἀνομία [anomia] sebagai
“pelanggaran Hukum”. Di sini diterjemahkan berbeda, tetapi itu adalah kata yang
identik. Lihat, kata “pelanggaran Hukum” dalam bahasa Greeka itu satu kata,
yaitu kata ἀνομία [anomia].
Jadi Yesus mau mengatakan kepada mereka yang mengakui namaNya, “…‘Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari-Ku, kamu sekalian yang melakukan pelanggaran hukum!’ …” atau “…kamu sekalian yang adalah
pelanggar-pelanggar Hukum.”
But now I want you to notice that in
the Gospel of Luke we have the same statement of Jesus, but a different word is
used. Notice Luke 13:27, “ 27 But He will
say, ‘I tell you I do not know you, where you are from. Depart from Me,
all you workers of ἀδικία [adikia]… all you workers
of iniquity.’…”
So let me ask you, are “transgressors
of the Law” and “iniquity”, are they synonymous terms? Yes, so you
could very well translate Matthew 7:23 “…depart from Me you who are
transgressors of the Law”.
So God's people have a seal. What is that
seal? “Depart from iniquity”. And what is “iniquity”? “Iniquity” is “transgression of the
Law”.
Tetapi
sekarang saya mau kalian menyimak bahwa di Injil Lukas ada pernyataan yang sama
dari Yesus tetapi memakai kata yang lain. Simak Lukas 13:27, “27 Tetapi Ia akan berkata, ‘Aku katakan kepadamu, Aku
tidak mengenalmu, dari mana kamu datang.
Enyahlah dari hadapan-Ku, hai kamu sekalian pelaku
ἀδικία [adikia
]… kamu sekalian pelaku dosa!’”
Jadi coba
saya tanya, apakah “pelanggar-pelanggar
Hukum” dan “pelaku dosa” itu istilah yang sinonim? Ya. Jadi kita bisa menerjemahkan Matius 7:23, “…Enyahlah dari-Ku, kamu sekalian pelanggar
Hukum!’…”
Jadi umat Allah punya meterai. Apa meterainya? “Meninggalkan dosa”.
Dan “dosa” itu apa? “Dosa” ialah
“pelanggaran Hukum.”
Notice Matthew 24:12, this is in the
context of the signs of the coming of Christ. What condition the world will be in. It says, “ 12 And because lawlessness…” that’s the word ἀνομία [anomia]. It can be translated: “…And because transgression
of the Law will abound, the love of many will grow cold. 13 But he who endures to the end shall be saved. ”
So what is going to characterize the world at the end of time? The transgression
of the Law.
Simak Matius 24:12, ini dalam
konteks tanda-tanda kedatangan kedua
Kristus, bagaimana kondisi dunia pada waktu itu. Dikatakan, “12 Dan karena makin bertambahnya
pelanggaran hukum…” itu kata ἀνομία [anomia], itu bisa diterjemahkan: ”…karena makin bertambahnya dosa,
maka kasih banyak orang akan menjadi dingin. 13 Tetapi orang yang
bertahan sampai kesudahan akan selamat.”
Jadi
apa yang akan menjadi karakter
dunia pada akhir masa? Pelanggaran Hukum (dosa).
I want you to notice also Revelation
14:9-11, this is the Third Angel's Message,
“9 Then a third angel followed them, saying with a
loud voice, ‘If anyone worships the beast and his image, and
receives his mark on
his forehead or on his hand, 10 he himself shall also drink of the wine of
the wrath of God, which is poured out full strength into the cup of
His indignation. He shall be tormented with fire and brimstone in the
presence of the holy angels and in the presence of the Lamb. 11 And the smoke of their torment ascends
forever and ever; and they have no rest day or night, who worship the beast and
his image, and whoever receives the mark of his name.’…” And what does the very next
verse say? There's a contrast now, isn't there? There are those who receive the
mark of the Beast on their forehead and
worship the image, but there's another group that stands in contrast to those, in the very next verse. What are they
characterized by? “12 Here
is the patience of the saints; here are those who…” what?
“…keep the Commandments of God and the faith of Jesus.” So if the faithful remnant keeps the Commandments of God, what
must characterize those who worship the Beast and
his image? It must be that they transgress the Commandments of God.
Saya mau
kalian juga menyimak Wahyu 14:9-11, ini adalah pekabaran Malaikat Ketiga: “9
Dan seorang malaikat lain, malaikat ketiga, mengikuti mereka, dan berkata dengan suara
nyaring: ‘Jikalau seorang menyembah
binatang dan patungnya itu, dan menerima tanda pada dahinya atau pada
tangannya, 10 maka ia sendiri akan minum dari anggur murka Allah,
yang dicurahkan dengan seluruh kekuatannya ke
dalam cawan murka-Nya; dan ia akan disiksa dengan api dan belerang di depan
mata malaikat-malaikat kudus dan di depan mata Anak Domba. 11 Maka asap api yang menyiksa mereka itu
naik ke atas sampai selama-lamanya, dan siang malam mereka tidak memperoleh istirahat, yaitu mereka yang
menyembah binatang serta patungnya itu, dan barangsiapa yang telah menerima
tanda namanya. …” dan
apa kata ayat berikutnya? Ada kontras sekarang,
bukan? Ada mereka yang menerima tanda Binatang di dahi mereka dan menyembah
patungnya, tetapi di ayat berikutnya ada kelompok lain yang tampil sangat
berbeda dengan mereka. Mereka ditandai oleh karakter yang bagaimana? “…12 Di sinilah keuletan orang-orang kudus, inilah mereka yang…” apa? “…memelihara Perintah-perintah Allah dan iman
Yesus…” Jadi
jika umat sisa yang setia memeliara Perintah-perintah Allah, apa yang menjadi
karakter mereka yang menyembah Binatang
dan patungnya? Tentunya
mereka adalah pelanggar-pelanggar
Perintah-perintah Allah.
So the first point is that the final controversy,
the final conflict is going to be related to the Ten Commandments.
· One side will be those who keep the Ten
Commandments, Satan will hate them, the dragon will be enraged with them,
· and on the other hand there will be those who
break the Commandments and Satan will be fine with those, because Satan hates
God's Law from the time that he was in heaven.
Jadi poin pertama ialah
pertentangan terakhir, konflik terakhir akan berkaitan dengan Kesepuluh
Perintah.
·
Di satu sisi ialah mereka yang memelihara Kesepuluh
Perintah, Setan akan membenci mereka, naga itu akan sangat marah pada mereka,
·
Dan di lain pihak akan ada mereka yang melanggar
Perintah-perintah Allah, dan Setan baik-baik saja dengan mereka karena
Setan membenci Hukum Allah sejak dari waktu dia masih di Surga.
Now we want to notice a second point
and that is that the final conflict will be related to the first four
Commandments of God's Law. Now we are streamlining it, we started broadly with the Ten
Commandments now we're going to see that the final controversy has to do with
the first four Commandments or the first table of the Law. I'm going to skip Deuteronomy
6:4 and following, because we read this, this morning but what I
want you to notice is, that the final conflict has to do with
worship, doesn't it?
Which table of the Law has to do with worship to God? The first
table of the Law. You see, the first table of the Law, the first four
Commandments, define and explain what it means to worship and love God. The
last six Commandments have to do with our horizontal relationship with our
fellow human beings.
Now is the controversy in the book of
Revelation related to the first table of the Law? Notice on page 406, this very
important detail.
· Is everyone on earth with the exception of
a very small remnant, going to worship the dragon and worship the Beast? Yes or no? Would that be a violation
of the Commandment that says “Thou shall have
no other gods before Me”? Absolutely.
· What about the second that forbids the
worship of images? What are people going to worship at the end of time? The
image of the Beast. Would that involve
the second Commandment? Absolutely.
· What about the third Commandment, respecting
the name of God? Revelation 13:6 says that the
Beast blasphemes the name of God. So is the third Commandment involved?
Absolutely.
· Is the Fourth Commandment, the Creator
involved in the last conflict in this world? Yes, because we've already identified
the Seal of God as what? As the Sabbath.
And the mark of the Beast as the
observance of the first day of the week, once people are fully cognizant of
what the Sabbath and what the Bible says, and history say about the Sabbath and
about Sunday.
So we find that this final
controversy is going to be related to the first four Commandments of God's holy
Law.
Nah, kita
mau menyimak poin kedua dan itu ialah konflik terakhir akan berkaitan dengan
keempat Perintah pertama dari Hukum Allah. Sekarang kita mempersempit
lingkarannya. Kita tadi mulai dengan yang lebih luas: Kesepuluh Perintah,
sekarang kita akan melihat bahwa pertentangan terakhir berkaitan dengan keempat
Perintah pertama atau loh Hukum yang pertama. Saya akan melompati Ulangan 6:4
dan seterusnya, karena tadi pagi kita sudah membaca ini, namun apa
yang saya mau kalian simak ialah konflik
yang terakhir itu berkaitan dengan penyembahan, bukan?
Loh Hukum
yang mana yang berkaitan dengan penyembahan pada Allah? Loh Hukum yang pertama.
Kalian lihat, loh Hukum yang pertama: keempat Perintah pertama, mendefinisikan
dan menjelaskan apa artinya menyembah dan mengasihi Allah. Enam Perintah yang
terakhir berurusan dengan hubungan horizontal kita dengan sesama manusia.
Nah,
apakah pertentangan di kitab Wahyu berkaitan dengan loh Hukum yang pertama?
Simak hal. 406 ini adalah detail yang sangat penting.
·
Apakah semua orang di bumi dengan perkecualian sekelompok
umat sisa yang kecil, akan menyembah naga dan menyembah Binatang itu? Ya atau
tidak? Apakah itu merupakan pelanggaran Perintah yang berkata, “3Jangan
ada padamu allah lain di hadapanKu”? Tentu saja.
· Bagaimana dengan yang kedua,
yang melarang penyembahan patung? Apa yang akan disembah manusia pada akhir
masa? Patung Binatang itu. Apakah itu melibatkan Perintah Kedua? Tentu saja.
· Bagaimana dengan Perintah
Ketiga, menghormati nama Allah? Wahyu 13:6 berkata bahwa Binatang itu menghujat
nama Allah. Jadi apakah Perintah Ketiga terlibat? Tentu saja.
·
Apakah Perintah Keempat, Sang Pencipta terlibat dalam
konflik terakhir di dunia ini? Ya, karena kita sudah mengidentifikasi Meterai
Allah ialah apa? Ialah Sabat. Dan tanda Binatang ialah pemeliharaan hari
pertama setiap minggu, begitu manusia
sudah paham betul tentang Sabat dan apa yang dikatakan Alkitab dan sejarah
tentang Sabat dan hari Minggu.
Jadi kita
lihat bahwa pertentangan terakhir ini akan terkait kepada keempat Perintah yang
pertama dari Hukum Allah yang kudus.
However, there is a smaller circle,
and that is that the final controversy is going to have to do with the Fourth
Commandment of God's holy Law.
So we've moved from the controversy being
over the Commandments, to the controversy primarily being related to the first
four Commandments, to the conflict involving the fourth of the Ten Commandments.
Namun,
ada lingkaran yang lebih kecil, dan itu ialah pertentangan terakhir ini akan
berkaitan dengan Perintah Keempat dari Hukum Allah yang kudus.
Jadi kita
sudah melewati dari pertentangan itu mengenai Perintah-perintah Allah, ke
pertentangan itu terutama berkaitan dengan keempat Perintah Allah yang pertama,
ke pertentangan itu melibatkan Perintah Keempat dari Sepuluh
Perintah.
Now let's pursue this. Psalm 95:1-6
tells us why we should worship God, because the final controversy has to do
with worship.
Sekarang mari
kita bahas ini. Mazmur 95:1-6 mengatakan kepada kita mengapa kita harus
menyembah Allah, karena pertentangan yang terakhir berkaitan dengan
penyembahan. “1 O,
datanglah, marilah kita bernyanyi untuk
TUHAN! Marilah kita bersorak dengan gembira
kepada Gunung batu keselamatan kita. 2 Biarlah kita menghadap hadirat-Nya dengan pujian syukur, marilah kita bersorak-sorak
pada-Nya dengan nyanyian mazmur. 3
Sebab TUHAN adalah Allah yang besar, dan Raja yang besar di atas segala allah. 4 Bagian-bagian bumi yang paling
dalam ada di tangan-Nya, puncak gunung-gunung pun kepunyaan-Nya. 5 Laut
itu kepunyaan-Nya, karena Dialah yang
menjadikannya, dan tangan-Nyalah yang membentuk daratan…” jadi ayat-ayat ini berbicara tentang
faktanya bahwa Allah adalah apa? Sang Pencipta. Sekarang, apa respons kita
kepada Sang Pencipta? Ayat 6, “…6 Datanglah, marilah kita…” apa? “…menyembah dan…” apa? “…sujud…”
dan seandainya kalian tidak mengerti “menyembah” dan “sujud” “…marilah kita berlutut di
hadapan TUHAN Pencipta kita. …” Jadi mengapa kita menyembah Allah,
karena Dia Pencipta kita.
Notice Nehemiah 9:6 that confirms the same thought. “6 You alone are the Lord; You have made heaven, the heaven of heavens,
with all their host, the earth and everything on it, the seas and all that is in them,
and You preserve them all…” so once again God is presented as the Creator and now notice
what the host of heaven does because He's the Creator,
“… The host of heaven…” what? “…worships You.”
Simak Nehemia 9:6 yang menguatkan
pendapat yang sama. “6 Hanya Engkau-lah TUHAN! Engkau telah menjadikan langit, ya langit
segala langit dengan segala bala tentaranya, dan bumi dengan segala yang ada di
atasnya, dan laut dengan segala yang ada di dalamnya. Dan Engkau memelihara mereka
semua. …” jadi
seali lagi Allah digambarkan sebagai Sang Pencipta, dan sekarang simak apa yang
dilakukan bala tentara surgawi karena Dialah sang Pencipta, “…Bala tentara langit sujud
menyembah Engkau.”
Notice also Revelation 14:6-7 the point
that I want us to catch now is that we worship God because He is the Creator. Notice
the First Angel’s Message, “6 Then I saw another angel flying in the midst of
heaven, having the everlasting gospel to preach to those who dwell on the
earth—to every nation, tribe, tongue, and people— 7 saying with a loud voice, ‘Fear God and give glory to Him,
for the hour of His judgment has come…” and now notice, “…and worship Him who
made heaven and earth, the sea and springs of water.” Once again we worship God because of, why? Because He is the
Creator. That's a divine principle.
Simak juga Wahyu
14:6-7 poin yang saya mau kita tangkap sekarang ialah kita menyembah Allah
karena Dialah Sang Pencipta. Simak, pekabaran Malaikat Pertama, “6 Dan aku melihat seorang malaikat lain terbang di
tengah-tengah langit dan padanya ada Injil yang kekal untuk diberitakannya
kepada mereka yang diam di atas bumi, kepada semua bangsa dan suku dan bahasa
dan kaum, 7 dan ia berseru dengan suara nyaring: ‘Takutlah akan
Allah dan muliakanlah Dia, karena telah tiba saat penghakiman-Nya, …” dan sekarang simak, “…dan sembahlah Dia yang
telah menjadikan langit dan bumi dan laut dan semua mata air.’…” Sekali lagi kita menyembah Allah karena
apa? Karena Dialah Sang Pencipta. Itu suatu prinsip Ilahi.
Notice Isaiah 66:22-23 and here we're
going to find another little interesting detail where we're going to go next in
our study. Isaiah 66:22-23, “22 ‘For
as the new heavens and the new earth which I will make…” God is speaking here, “…shall remain before Me,’ says the Lord, ‘So shall
your descendants and your name remain. 23 And it shall come to pass that from one New Moon to
another…” that means from one month to another “…and from one Sabbath to another, all flesh
shall come to worship before Me,’ says the Lord.”
Is this speaking of a new creation?
Is God going to create a new heavens and new earth? What are we going to do because God created a new
heavens and the new earth? We're going to worship. On which day? On the
Sabbath, that's the additional point that I want us to notice now. The Sabbath
is the sign that we worship the Creator, so God is the Creator, we
worship the Creator because He is the Creator and we observe the Sabbath
because it is the sign of the Creator.
Simak Yesaya 66:22-23 dan di sini kita akan
menemukan detail kecil lain yang menarik ke arah mana pelajaran kita akan
menuju berikutnya. Yesaya 66:22-23, “22 ‘Sebab sama seperti langit
yang baru dan bumi yang baru yang akan Kujadikan…” Allah sedang berbicara di sini, “…itu tinggal tetap di hadapan-Ku,’ demikianlah firman TUHAN,
‘demikianlah keturunanmu dan namamu akan tinggal tetap. 23 Dan
yang akan terjadi, dari satu bulan baru ke bulan baru
yang lain…” itu
artinya dari bulan ke bulan, “…dan dari
satu Sabat ke Sabat yang lain, maka semua manusia akan datang untuk sujud
menyembah di hadapan-Ku,’ firman TUHAN.”
Apakah
ini berbicara tentang suatu ciptaan baru? Apakah Allah akan menciptakan langit
baru dan bumi baru? Apa yang akan kita lakukan karena Allah menciptakan langit
baru dan bumi baru? Kita akan menyembah. Pada hari apa? Pada hari Sabat, inilah
poin tambahan yang saya mau kita simak sekarang. Sabat adalah tandanya bahwa kita menyembah Sang Pencipta,
jadi Allah adalah Sang Pencipta, kita menyembah Sang Pencipta karena Dialah
Sang Pencipta. Dan kita memelihara Sabat karena itu adalah tanda Sang Pencipta.
Let's notice Genesis 1:31 through
chapter 2:2-3, this is very interesting
because it seems to say that God ended His work at creation week twice!
Now you say, how can you finish something
twice? Well, let's read the passage and then we'll see what this is talking
about.
“31 Then God saw…” this is a chapter 1:31 and by the way we're
going to notice that chapter 2:1 really belongs with chapter 1, okay? So
chapter 2:1 is in the wrong chapter, it really should be the concluding verse
of chapter 1, you'll see that in a minute. “…Then God saw everything that He had made,
and indeed it was very
good. So the evening and the morning were the sixth day. 1 Thus the heavens and the earth,
and all the host of them, were finished...” which day did God finish? The sixth day.
But now we have a problem. Verse 2, “… 2 And on the seventh day
God ended His work…” now you say, well, it says “ended” there
and before that it says “finished”. It's the identical Hebrew word, so you
could translate it: “…and then the
seventh day God finished His work
which He had done, and He rested on the seventh day from all His work which
He had done. 3 Then
God blessed the seventh day and sanctified it, because in it He rested
from all His work which God had created and made.”
How many times that God finished His work during creation
week? Twice. He finished on the sixth day, and then we are told that He finished on
the seventh day. So how can you finish something twice?
Mari kita simak Kejadian 1:31 terus hingga pasal 2:2-3,
ini sangat menarik karena sepertinya ini mengatakan Allah menyelesaikan
pekerjaanNya di minggu penciptaan dua kali!
Nah, kalian berkata, mana bisa orang
menyelesaikan sesuatu dua kali? Nah, mari kita
baca kemudian kita akan lihat ini berbicara tentang apa.
“31 Maka Allah melihat…” ini pasal 1:31, dan ketahuilah kita
akan melihat bahwa pasal 2:1 sesungguhnya adalah bagian pasal 1, oke? Jadi
pasal 2:1 ada di pasal yang salah, seharusnya itu adalah ayat penutup pasal 1,
nanti kalian akan melihat. “…31 Maka Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu, sungguh amat
baik. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari keenam. 1 Demikianlah diselesaikan langit
dan bumi dan segala isinya. …” kapan
Allah selesai? Hari keenam. Tetapi sekarang ada masalah. Ayat 2, “…2 Dan pada hari ketujuh Allah mengakhiri pekerjaanNya…” sekarang
kalian berkata, “Nah, di sini dikatakan “mengakhiri” dan sebelumnya dikatakan
“diselesaikan”. Itu adalah kata Ibrani yang sama, sehingga bisa kita
terjemahkan: “…Dan pada hari ketujuh Allah menyelesaikan pekerjaanNya yang telah
dibuatNya, dan berhentilah Ia pada hari ketujuh dari segala pekerjaan yang
telah dibuat-Nya itu. 3 Lalu Allah memberkati hari ketujuh itu dan
menguduskannya, karena pada hari itulah Ia berhenti dari segala pekerjaan
penciptaan yang telah dibuat-Nya itu.”
Berapa kali
Allah menyelesaikan pekerjaanNya selama minggu penciptaan? Dua kali. Dia menyelesaikannya pada hari
ke enam, kemudian kita diberitahu bahwa Dia menyelesaikannya pada hari ketujuh.
Jadi bagaimana kita bisa menyelesaikan sesuatu dua kali?
Let me give you an illustration. I want you
to imagine an artist who's painting a beautiful picture of nature. First thing
he does is get the wooden frame, and he takes the canvas and he staples it to
the frame. The first day he adds some background colors, and at the end of the
first day of his work he looks and he says, “It's good.” The second day he
paints a blue sky with maybe a few clouds here and there, and when he finishes
his work the second day, he steps back and looks and he says, “It's good.” The
third day he paints some trees, and some flowers, and some green grass, and
when he finishes his work the third day, he looks, and he says, “It's good.” On
the fourth day he paints a sun in the sky, you know, and a moon because
sometimes you can see the moon in the daytime, and he finishes his work the
fourth day and he steps back and he says, “It's good.” The fifth day he paints
some birds in the trees and flying through the air, and he paints some fish
jumping out of the waters and when he finishes his work the fifth day he looks
and he says, “It's good.” The sixth day he sits down and he paints some land
animals, and then he paints a man and a woman standing in the midst of this
majestic scene of nature, adds the final touches to the canvas, steps back and
he's finished the portrait, he looks and he says, “It is very good.” Is he
finished? I just said he added the final touches. He's finished. But is
something missing? What is missing? What
is missing is the signature of the person who painted the picture. Are you with
me?
The seventh day is God's signature on creation and when we keep the Sabbath we are recognizing and announcing
that we believe that God is the Creator, the Creator of the heavens and the
earth. So we worship God because He's
the Creator, and the seal or sign of God as the Creator, the signature of God on His work of
creation is the holy Sabbath.
Coba saya berikan ilustrasi.
Saya mau kalian membayangkan seorang pelukis yang sedang melukis sebuah lukisan
alam yang indah. Hal pertama yang dilakukannya ialah mengambil kerangka kayu,
dan dia mengambil selembar kanvas, dan dia lekatkan ke kerangka itu. Hari pertama
dia membuat warna-warna latar belakang, dan pada akhir hari pertama dari
pekerjaannya, dia memandangnya dan dia berkata, “Bagus.” Hari kedua dia melukis
langit biru mungkin dengan beberapa awan di sana sini, dan ketika dia selesai
dengan pekerjaanNya hari kedua itu, dia mundur dan memandangnya dan dia
berkata, “Bagus.” Hari ketiga dia
melukis beberapa pohon, dan bunga, dan rumput hijau, dan ketika dia selesai
dengan pekerjaannya pada hari ketiga, dia memandangnya dan dia berkata,
“Bagus.” Hari keempat dia menggambar matahari di langit, dan bulan karena
terkadang kita bisa melihat bulan juga di pagi hari, dan dia menyelesaikan
pekerjaannya pada hari keempat dan dia mundur dan dia berkata, “Bagus.” Hari
kelima dia melukis beberapa burung di pohon-pohon dan berterbangan di angkasa,
dan dia melukis beberapa ikan yang melompat-lompat di air, dan ketika dia
menyelesaikan pekerjaannya pada hari kelima, dia memandangnya dan berkata,
“Bagus.” Hari keenam dia duduk dan melukiskan beberapa binatang darat, kemudian
dia melukis seorang laki-laki dan seorang wanita berdiri di tengah-tengah
adegan alam yang mengagumkan ini,
menambahkan beberapa sentuhan akhir ke atas kanvasnya, mundur, dan dia sudah
menyelesaikan lukisannya, dia memandangnya dan berkata, “Sangat bagus.” Apakah
dia sudah selesai? Saya baru saja mengatakan dia sudah menambahkan
sentuhan-sentuhan akhirnya. Dia sudah selesai. Tetapi apakah ada yang kurang?
Apa yang kurang? Yang kurang adalah tandatangan dari si pelukis itu. Apakah
kalian mengikuti saya?
Hari ketujuh adalah tanda tangan Allah pada penciptaan, dan ketika kita memelihara
Sabat kita mengakui dan mengumumkan bahwa kita meyakini Allah adalah Sang
Pencipta, Sang Pencipta langit dan bumi. Maka kita menyembah Allah karena
Dialah Sang Pencipta, dan meterai atau tanda bahwa Allah itu Sang Pencipta, tandatangan Allah atas hasil
karya penciptaanNya ialah Sabat yang kudus.
Notice Exodus 31:16-17, the Sabbath
is spoken of as a sign. It says, “ 16 Therefore the children
of Israel…” and we are Israel, spiritually speaking, the 144,000 are
sealed from the tribes of Israel, so it says,
“…Therefore the children of Israel shall keep the Sabbath, to observe
the Sabbath throughout their generations as a perpetual covenant. 17 It is a…”
what? “…a sign…” that we recognize
what? That God is our Creator, “…It is a sign between
Me and the children of Israel forever; for in six days the Lord made
the heavens and the earth, and on the seventh day He rested and was refreshed…”
Simak Keluaran 31:16-17, Sabat disebut sebagai
suatu tanda. Dikatakan, “16 Maka haruslah
orang Israel…” dan
kita adalah Israel, secara rohani, ke-144ribu dimeteraikan dari suku-suku
Israel, jadi dikatakan, “…Maka haruslah orang Israel
memelihara hari Sabat, dengan merayakan Sabat, turun-temurun, menjadi
perjanjian kekal. 17 Itulah suatu…” apa? “…suatu tanda…” bahwa
kita mengakui apa? Allah itu Pencipta kita, “…Itulah suatu tanda antara Aku dan orang Israel
selama-lamanya; sebab dalam enam hari TUHAN menjadikan langit dan bumi, dan pada hari yang
ketujuh Ia berhenti bekerja dan disegarkan.”
Notice also Ezekiel
20:12 and verse 20, “12 Moreover I also gave them…” what? “…My Sabbaths…” God says, “…to be a…” what? There it is, a
sign, or a signature, or seal “…a sign between them and Me,
that they might know that I am the Lord who sanctifies them.” And then verse 20, “…20 hallow My Sabbaths…” that means sanctify them,
keep them holy “…My Sabbaths and they will be…” once again what? “…a sign between Me and
you, that you may know that I am the Lord your God.’…”
Simak juga Yeheziel 20:12 dan 20, “12 Selain itu,…” apa? “…hari-hari Sabat-Ku…” kata Allah “…juga Kuberikan kepada
mereka menjadi…” apa?
Di sini lagi, suatu tanda, atau tandatangan, atau meterai, “… suatu tanda di antara Aku dan mereka, supaya mereka boleh tahu bahwa Akulah TUHAN, yang menguduskan
mereka…” Kemudian ayat 20, “… 20 Kuduskanlah hari-hari
Sabat-Ku…” itu
artinya sucikan mereka, pelihara kekudusan mereka, “…hari-hari Sabat-Ku, dan itu menjadi…” apa sekali lagi? “…suatu tanda di antara Aku dan kamu, supaya kamu
boleh tahu, bahwa Akulah TUHAN, Allahmu….”
What does keeping the Sabbath means? It means that we are announcing to the world
that God is our Lord, that God is the Creator, it's the visible sign that we
believe that creation literally took place six days, God rested the seventh,
and when we rest the seventh we are announcing that we believe the creation
story.
Memelihara
Sabat itu apa maknanya? Maknanya kita mengumumkan kepada dunia bahwa Allah itu
Tuhan kita, bahwa Allah itulah Sang Pencipta, itu adalah tanda yang kelihatan
bahwa kita meyakini penciptaan literal terjadi selama enam hari, Allah berhenti
pada hari ketujuh, dan bilamana kita berhenti pada hari ketujuh kita menyatakan
bahwa kita meyakini kisah penciptaan.
By the way some
people might say, “Well but it says in
the Bible that the Sabbath is a sign, it doesn't say it's the seal.” Well, in the Bible “sign” and “seal” are used
interchangeably. Notice Romans 4:11, I'm reading now from the NIV, speaking
about Abraham, “11 And he received…” the what? “…the sign of circumcision...” and then it
continues saying what? “…a…” what? “…a seal of the righteousness that he had by
faith while he was still uncircumcised. So then, he is the father of
all who believe but have not been circumcised, in order that righteousness
might be credited to them.”
So “sign” and
“seal” are used interchangeably. The Sabbath is the sign of God or the Seal of
God.
Nah, ada orang mungkin berkata, “Yah, di Alkitab
dikatakan Sabat itu suatu tanda, tapi tidak dikatakan itu suatu meterai.” Nah, di Alkitab, “tanda” dan “meterai” itu
dipakai bergantian. Simak Roma 4:11, saya membacakan sekarang dari NIV,
berbicara tentang Abraham, “11 Dan dia menerima tanda sunat…” lalu selanjutnya apa yang dikatakan? “… suatu…” apa? “… suatu
meterai pembenaran
yang dimilikinya melalui iman saat dia belum bersunat. Dengan demikian ia adalah bapa
semua orang percaya namun tak bersunat,
supaya pembenaran boleh diperhitungkan kepada mereka.”
Jadi
“tanda” dan “meterai” dipakai bergantian. Sabat adalah tanda Allah atau Meterai
Allah.
But in the Bible
there's a contrary sign as we discussed in our last presentation this morning. Let's
go through this again, Ezekiel 8:16-18, Jerusalem is committing serious abominations,
the greatest of which was sun worship. It says there in verse 16, “16 So He brought me into the inner
court of the Lord’s house; and there, at the door
of the temple of the Lord, between the porch and the
altar, were about
twenty-five men with their backs toward the temple of the Lord and their faces toward the
east, and they were worshiping the sun toward the east. 17 And He said to me, ‘Have
you seen this, O son
of man? Is it a trivial thing to the house of Judah to commit the abominations
which they commit here?...” so is worshiping
the sun an abomination? Absolutely. “…For they
have filled the land with violence; then they have returned to provoke Me
to anger. Indeed they put the branch to their nose…” in other words they snub their nose at Me.
“…18 Therefore I also will act in fury. My eye
will not spare nor will I have pity; and though they cry in My ears with a
loud voice, I will not hear them.”
So is everybody in
the city of Jerusalem committing these abominations or was there a small
faithful remnant? There was a small faithful remnant. Therefore it was
necessary to do what with them? It was necessary to seal them with a protective
seal before the destruction came, correct?
And so you have this Angel with the writer's inkhorn in His hand and
He's commanded to place a seal on the foreheads of those who sigh and cry
because of the abominations that are being committed in the earth. And then the
command is given to the other destroying angels with the battle axes in their
hands, after He seals the faithful, after they're signaled for protection, “Go
through the midst of the city, destroy, have no pity, and begin…” where? “…begin at My sanctuary with the religious leaders.” That's the
picture. We didn't read the passage, but that's the picture.
Tetapi di Alkitab ada suatu tanda kebalikannya,
seperti yang kita bahas dalam presentasi kita yang terakhir tadi pagi. Mari
kita lihat lagi, Yehezkiel 8:16-18, Yerusalem sedang melakukan
kekejian-kekejian yang serius, yang paling parah ialah menyembah matahari.
Dikatakan di ayat 16, “16 Kemudian dibawa-Nya aku ke
pelataran dalam rumah TUHAN; dan di sana, di
pintu masuk ke bait TUHAN, di antara pelataran
dan mezbah ada kira-kira dua puluh lima orang laki-laki, yang membelakangi bait
TUHAN dan wajah mereka menghadap ke sebelah
timur, dan mereka sedang menyembah kepada
matahari di sebelah timur. 17 Lalu firman-Nya kepadaku:
‘Kaulihatkah itu, hai anak manusia? Perkara kecilkah itu bagi kaum Yehuda untuk
melakukan kekejian-kekejian yang mereka lakukan di sini? …” apakah menyembah matahari itu suatu
kekejian? Tentu saja! “…Karena mereka
telah memenuhi negeri ini dengan kekerasan, lalu
mereka berbalik untuk menyulut murkaKu. Sungguh, mereka meletakkan ranting ke hidung mereka…” dengan kata lain mereka menghina Aku, “…18 Oleh karena itu Aku akan membalas di dalam kemurkaan-Ku. Aku tidak
akan merasa sayang dan tidak akan kenal belas kasihan. Dan kalaupun mereka
berseru-seru kepada-Ku dengan suara yang nyaring, Aku tidak akan mendengarkan
mereka.’”
Jadi
apakah semua yang di dalam kota Yerusalem melakukan kekejian-kekejian ini atau
adakah sejumlah kecil umat sisa yang setia? Ada sejumlah kecil umat sisa yang
setia. Oleh karena itu mereka perlu diapakan? Mereka perlu dimeteraikan dengan
meterai pelindung sebelum kehancuran datang, betul? Maka Malaikat ini dengan
wadah tinta di tanganNya, Dia diperintahkan untuk menempatkan meterai pada dahi
mereka yang berkeluh kesah dan meratap karena kekejian-kekejian yang sedang
dilakukan di bumi. Setelah Dia memeteraikan mereka yang setia, setelah mereka
sudah ditandai sebagai perlindungan mereka, kemudian perintah diberikan kepada
malaikat-malaikat pembinasa yang lain yang membawa kapak-kapak di tangan
mereka, “Pergi ke tengah-tengah kota, hancurkan, tanpa iba, dan mulai dari…”
mana? “…mulai dari tempat kudusKu, pada para pemimpin
agama.” Itulah gambarannya. Kita tidak membaca perikopnya, tetapi itulah
gambarannya.
Now did the Sabbath
have anything to do with the destruction of Jerusalem? The desecration of the
Sabbath, did it? Remember, we read this morning that God said to the Jews, He
said this, “and if you keep the Sabbath this city is going to remain forever”, in other words it's not going to be destroyed
by Nebuchadnezzar. “But if you trample on the Sabbath, if you do business on
the Sabbath, then I'm going to destroy the city.” Let's just read Jeremiah
17:27, “27 ‘But if you will not heed Me to
hallow the Sabbath day, such as not carrying a burden when entering the gates
of Jerusalem on the Sabbath day, then I will kindle a fire in its gates…” like Nebuchadnezzar did , “…and it shall devour the palaces of
Jerusalem, and it shall not be quenched.’
Did Sabbath desecration have anything to do with the
destruction of Jerusalem? Yes. Did sun worship have anything to do with the
destruction of Jerusalem? Would they have been worshiping the sun if they were
keeping the Sabbath in honor of the Creator? Absolutely not! So you have the Sabbath
and you have the worship of the sun related in this
passage. Would you expect to find something similar in the end time? Of
course! The Christian world doesn’t worship the sun, but as we noticed this
morning when we spoke about the idol sabbath, worshiping on the day of the sun
in principle is the same as worshiping the sun, because the sun was not made
for worship, it's a secular object. The first day of the week was not made for
worship, it is a secular day. So whatever man establishes for worship that God
has not established for worship is ultimately what? Is ultimately idolatry.
Nah, apakah Sabat berkaitan dengan penghancuran
Yerusalem? Penajisan Sabat, apakah itu ada hubungannya? Ingat, tadi pagi kita
membaca bahwa Allah berkata kepada orang-orang Yahudi, Dia mengatakan, “Jika
kamu memelihara Sabat, kota ini akan tetap ada selamanya.” Dengan kata lain,
kota itu tidak akan dihancurkan Nebukadnezar. “Tetapi jika kamu menginjak-injak
Sabat, jika kamu berdagang pada hari Sabat, maka Aku akan menghancurkan kota
ini.” Mari kita baca Yeremia 17:27, “27 Tetapi
apabila kamu tidak mendengarkan perintah-Ku untuk menguduskan hari Sabat seperti tidak mengangkut barang-barang muatan saat memasuki pintu-pintu gerbang
Yerusalem pada hari Sabat, maka di pintu-pintu gerbangnya Aku akan menyalakan
api…” seperti
yang dilakukan Nebukadnezar, “…yang akan memakan habis puri-puri Yerusalem, dan api itu tidak akan terpadamkan.”
Apakah penajisan Sabat ada hubungannya
dengan penghancuran Yerusalem? Ya. Apakah penyembahan matahari ada hubungannya
dengan penghancuran Yerusalem? Apakah mereka mungkin menyembah matahari andai
mereka memelihara Sabat menghormati Sang Pencipta? Tentu saja tidak! Jadi kita
lihat Sabat dan penyembahan matahari
terlibat dalam konteks ini. Apakah kita memperkirakan sesuatu yang mirip ini akan
terjadi pada akhir masa? Tentu saja! Dunia Kristen tidak
menyembah matahari, tetapi seperti yang sudah kita simak tadi pagi ketika kita
berbicara tentang sabat berhala, beribadah pada hari matahari secara prinsip
itu sama dengan menyembah matahari, karena matahari tidak diciptakan untuk
disembah, itu adalah sebuah objek sekuler. Hari pertama setiap minggu tidak
diciptakan untuk ibadah, itu adalah suatu hari sekuler. Jadi apa pun yang
ditentukan manusia untuk ibadah yang tidak ditentukan Allah untuk ibadah pada
akhirnya itu apa? Pada akhirnya itu penyembahan berhala.
And so you have
this contrast between Revelation 13:16-17 and Revelation 14:1. Let's read
Revelation 14:1 first, this is page 411, “1 Then I looked, and
behold, a Lamb standing on Mount Zion, and with Him one
hundred and forty-four
thousand, having His Father’s name written…” where? “…on their foreheads.”
Now you notice in
the previous chapter that there's another group, the faithful have the Seal of
God on their foreheads. But in the very previous chapter in verses 16 and 17
you have the other group. What does the other group have? The mark of the Beast. Notice Revelation 13:16-17, “16 He causes all, both small and great, rich and poor, free and
slave, to receive a mark on their right hand or on their foreheads, 17 and that no one may buy or sell except one who has the mark
or the name of the beast, or the number of his name.”
So the question is,
does the final controversy have to do with the issue of Sabbath versus Sunday
observance? Is the Sabbath the sign of the Creator or the seal of the Creator?
Yes. It is
the seal that God put on His work of creation, the seventh day.
Maka ada kontras ini antara Wahyu 13:16-17 dengan
Wahyu 14:1. Mari kita baca Wahyu 14:1
dulu, ini hal. 411, “1
Dan aku memandang, dan melihat, Anak Domba berdiri di bukit Sion dan bersama-sama dengan Dia ke seratus empat puluh empat ribu, yang punya nama Bapa-Nya
tertulis di…” mana? “…di dahi mereka…”
Nah, kalian melihat di pasal sebelumnya
ada satu kelompok, mereka yang setia memiliki Meterai Allah di dahi mereka.
Tetapi di pasal sebelum itu di ayat 16 dan 17, ada kelompok yang lain lagi.
Kelompok ini memiliki apa? Tanda Binatang. Simak Wahyu 13:16-17, “…16 Dan ia
menyebabkan, semua orang, kecil atau besar, kaya atau miskin, merdeka atau
hamba, untuk menerima suatu tanda pada tangan kanan atau
pada dahi mereka. 17 dan tidak seorang
pun boleh membeli atau menjual selain mereka
yang mempunyai tanda atau nama Binatang itu, atau bilangan namanya.”
Jadi
pertanyaannya ialah, apakah pertentangan terakhir ada hubungannya dengan isu
pemeliharaan Sabat versus Minggu? Apakah Sabat
itu tanda Sang Pencipta atau Meterai Sang Pencipta? Ya. Itulah meterai yang Allah letakkan pada pekerjaan
penciptaanNya, hari ketujuh.
Now let's look at
an analogy that helps us understand this. We mentioned that the Fourth
Commandment has three characteristics that identify who the Lawgiver is.
· First of all the name of the person who is
giving the Law
·
secondly the
office or position of the person who is giving the Law
· finally the jurisdictional territory where
the Lawgiver is reigning over.
Now notice this
statement that we find in the Spirit of Prophecy, Great Controversy page 452, “The Seal of God's Law is found in the Fourth Commandment. This
only, of all the ten, brings to view the name and the title of the Lawgiver. It
declares Him to be the Creator of the heavens and the earth, and thus shows His
claim to…” what? “…to
reverence and worship above all others. Aside from this precept there is
nothing in the Decalogue to show by whose authority the Law is given. When the
Sabbath was changed by the papal power, the seal was taken from the Law. The
disciples of Jesus are called upon to restore it by exalting the Sabbath of the
Fourth Commandment to its rightful position, as the Creator's memorial and the
sign of His authority.”
Sekarang
marilah kita lihat pada sebuah analogi yang membantu kita memahami ini. Kita
sudah mengatakan bahwa Perintah Keempat memiliki tiga sifat yang
mengidentifikasi siapa pembuat Hukum itu.
·
Pertama, nama dari yang membuat Hukum.
·
Kedua, jabatan atau kedudukan yang membuat Hukum.
·
Akhirnya, daerah jurisdiksi di mana yang membuat Hukum
berkuasa.
Nah,
simak pernyataan ini yang ada di Roh Nubuat, Great
Controversy hal. 452. “…Meterai Hukum Allah terdapat di Perintah
Keempat. Hanya ini, dari semua sepuluh yang lain, yang menampilkan nama dan
jabatan Sang Pembuat Hukum, yang menyatakan Dia sebagai Sang Pencipta langit
dan bumi, dan dengan demikian menunjukkan klaimNya atas…” apa?
“…hormat dan sembah di atas semua yang lain. Di luar petunjuk ini, di
Sepuluh Perintah tidak ada apa pun yang menunjukkan oleh autoritas siapa Hukum
itu diberikan. Ketika Sabat diubah oleh kekuasaan Kepausan, meterai itu dicabut
dari Hukum Allah. Murid-murid Yesus dipanggil untuk memulihkannya dengan
meninggikan Sabat Perintah Keempat ke kedudukannya yang sah, sebagai tanda
peringatan Sang Pencipta dan tanda autoritasNya.”
Have you ever
noticed the Great Seal of the President of the United States? How many elements
does the seal contain? It says,
“Donald Trump” ~ that's the name,
“President” ~ that's his title,
“United States of America” ~ that's his jurisdictional territory.
And you might say, “Well,
but that's just seals these days. Who knows that in the times of the Bible you
had to have those three elements for a seal?” The fact is, that I spoke about
those seals. In a moment we're going to come back to that, where the ancient
seals that were stamped in the middle of the clay tablet had those three
elements. Because you have to know who the Lawgiver is, has to be identified,
you also have to identify what right he has to give that Law, as well as what
territory that Law applies to.
So you have the
testimony of analogy.
Pernahkah
kalian perhatikan stempel agung Presiden Amerika Serikat? Berapa elemen yang
terkandung dalam stempel itu? Bunyinya,
“Donald Trump” ~ itu namanya,
“President” ~ itu jabatannya,
“United States of America” ~ itu daerah
jurisdiksinya.
Dan
kalian mungkin berkata, “Mungkin meterai sekarang begini. Siapa tahu di zaman
Alkitab meterainya juga harus mengandung tiga elemen itu?” Faktanya, saya sudah
berbicara tentang meterai-meterai itu. Sebentar lagi kita akan kembali ke sana,
di mana meterai-meterai purba yang distempelkan di tengah-tengah loh tanah liat
menunjukkan ketiga elemen itu. Karena kita harus tahu siapa pembuat Hukumnya,
harus diidentifikasi. Kita juga harus mengidentifikasi kekuasaan apa yang
dimilikinya untuk membuat Hukum itu, juga Hukum itu berlaku di teritori mana.
Jadi
sudah ada kesaksian analoginya.
You also have the
testimony of archeology, as we mentioned this morning.
Kita juga
memiliki kesaksian arkeologi, seperti yang sudah saya katakan tadi pagi.
Meterai dinasti di kota Ugarit sangat mirip dengan Kesepuluh Perintah Allah.
Mereka menulis perjanjian-perjanjian pada kedua belah sisi loh-loh tanah liat,
dan di bagian tengah loh itu mereka
menempatkan meterai dinasti dari raja yang agung.
Meterai
itu memiliki tiga elemen: nama pembuat Hukum, jabatannya, dan teritori
jurisdiksinya. Mirip dengan Kesepuluh Perintah. Dan kalian tahu, salah satu dari
loh-loh itu menyatakan bahwa nama rajanya ialah (1)Suppiluliuma, (2)raja dari
(3)Ugarit, jadi ada ketiga elemen pada meterainya.
Now this is what's interesting,
the parallel between those tablets and the Ten Commandments.
· The city was in the general geographical
territory of Israel, it was in Syria north of Israel.
·
The Ten
Commandments are also God's covenant as we noticed this morning.
·
The Ten
Commandments were also written on tables, stone ~ yes, not clay ~ but stone because they were permanent.
·
The tables were
written on both sides like the ancient seals.
·
And in the
middle of the tablets what do you have? The Sabbath Commandment stamped in the
middle, just like on these ancient tablets.
· And the Fourth Commandment contains the
name, the office, and the title of the Lawgiver. In Patriarchs and Prophets page 307 Ellen White wrote, “…The Fourth Commandment is the only one of
all the 10 in which are found both the name and title of the Lawgiver. It is
the only one that shows by whose authority the Law was given. Thus it contains
the Seal of God affixed to His Law as
evidence of…” what? “…of its authenticity…” what makes a document authentic? Because it
has the signature or the seal on it. So it says, “…affixed to His Law as evidence of its
authenticity…” as well as what? “…as well as binding
force.”
Nah, ini
menarik, adanya keparalelan antara loh-loh itu dan Kesepuluh Perintah Allah.
·
Kotanya berada dalam teritori geografis yang sama dengan
Israel, yaitu di Syria, sebelah utara Israel.
·
Kesepuluh Perintah juga adalah perjanjian dari Tuhan
seperti yang sudah kita simak tadi pagi.
·
Kesepuluh Perintah juga ditulis pada loh-loh, batu ~
betul, bukan tanah liat ~ tetapi batu karena mereka permanen.
·
Loh-loh itu ditulis pada kedua belah sisinya seperti
loh-loh purba.
·
Dan di tengah-tengah loh itu ada apa? Perintah Sabat,
tertera di bagian tengahnya, sama seperti pada loh-loh purba ini.
Dan di Perintah Keempat terdapat
nama, jabatan, Sang Pembuat Hukum. Di
Patriarchs and Prophets hal. 307, Ellen White menulis, “…Perintah Keempat adalah satu-satunya dari semua Sepuluh
Perintah di mana terdapat baik nama maupun jabatan Sang Pembuat Hukum. Itu satu-satunya
yang menunjukkan oleh autoritas siapa Hukum tersebut diberikan. Dengan demikian
itu mengandung Meterai Allah, yang dibubuhkan pada HukumNya sebagai bukti
dari…” apa? “…dari
keasliannya…” dan juga apa? “… dan keabsahannya yang mengikat.”
We also have the testimony
of history to show that the final controversy is going to have to do with the
Fourth Commandment of God's Law. Daniel chapter 7 has a sequence of nations.
·
You have a lion
which represents Babylon;
·
you have a bear:
Medo-Persia;
·
you have a
leopard: Greece;
·
you have a
dragon beast: the Roman Empire.
·
The dragon beast
then sprouts ten horns: the Roman Empire is divided;
· then among the ten horns rises a little
horn, so it's a power that arises after the Roman Empire is divided, speaks
blasphemies against the Most High, persecute the saints of the Most High, it's
dominion last time, times, and the dividing of time: which is equivalent to
1260 years. And there's another characteristic, this little horn which represents the
papacy very clearly by the sequence of powers, it thought that it could change
what? That it could actually change God's holy
Law. Does the papacy claim that it has changed God's Law? That it has
the power to change God's Law? Absolutely!
So history proves
that at the time when prophecy indicated the papacy rose and changed the day of
worship from Sabbath, the sign of the Creator, to Sunday the sign of the
papacy, instead of the sign of the Creator.
Juga ada kesaksian dari sejarah untuk menunjukkan
bahwa pertentangan terakhir ada hubungannya dengan Perintah Keempat dari Hukum
Allah. Di Daniel pasal 7 ada urut-urutan bangsa-bangsa yang berkuasa:
· Ada singa yang melambangkan Babilon;
· Ada beruang: Medo-Persia;
· Ada macan tutul: Greeka;
· Ada naga: kekaisaran Roma;
· Lalu dari binatang naga itu muncul 10 tanduk: kekaisaran Roma yang
terpecah;
·
Lalu dari antara ke-10 tanduk itu
muncul sebuah tanduk kecil. Jadi ini adalah suatu kekuasaan yang muncul setelah
kejatuhan kekaisaran Roma, yang menghujat melawan Yang Mahatinggi, menganiaya
orang-orang kudus milik Yang Mahatinggi, dia berkuasa selama satu masa, dua
masa, dan setengah masa yang sama dengan 1260 tahun. Dan masih ada
karakteristik yang lain: tanduk kecil ini yang berdasarkan urut-urutan
kekuasaan sangat jelas melambangkan Kepausan, berpikir dia bisa mengubah apa?
Berpikir dia bisa mengubah Hukum Allah yang kudus. Apakah Kepausan mengklaim
bahwa dia telah mengubah Hukum Allah, bahwa dia punya kuasa untuk mengubah
Hukum Allah? Betul sekali.
Maka sejarah membuktikan bahwa pada waktu yang sudah diindikasikan
oleh nubuatan, Kepausan betul-betul bangkit dan mengubah hari ibadah dari Sabat,
tanda Sang Pencipta ke Minggu, tanda Kepausan, menggantikan tanda Sang
Pencipta.
In Revelation 12:13-17,
I want to read those verses and then we're going to unpack them.
“13 Now when the dragon saw that he had been
cast to the earth, he persecuted the woman who gave birth to the male Child. 14 But the woman was given two wings of a
great eagle, that she might fly into the wilderness to her place,
where she is nourished for a time and times and half a time, from the
presence of the serpent…” is that the same time period as the little horn? Yes or no? Same time
period. Now notice “… 15 So the serpent spewed water out of
his mouth like a flood after the woman, that he might cause her to be carried
away by the flood. 16 But the earth helped the woman…” What is the earth that helped the woman?
The territory of the United States, it's not a
Beast that rises yet, it's the territory. There was no United States of
America when the pilgrims came here. This was a colony of Great Britain of
England. And so it says here, “…But the earth helped the woman and the earth opened its mouth and
swallowed up the flood which the dragon had spewed out of his mouth…” so in other words, the United States, the
territory of the United States becomes a refuge for those who are fleeing from
Europe. Do you think the devil was happy that the United States provided refuge
for those who were persecuted in Europe? No. Is he going to launch a final
persecution against God's people? Yes and what will it be about? Notice verse
17, “…17 And the dragon was enraged with the woman…” that's because the earth has helped the
woman “…and he went to…” what? “…to make war with (the remnant of her seed or) the rest of her offspring, who keep the
commandments of God and have the testimony of Jesus Christ.”
Wahyu
12:13-17, saya mau membacakan ayat-ayat itu dan kemudian kita akan mengupas
mereka. “13 Dan ketika naga itu sadar, bahwa ia
telah dilemparkan ke bumi, ia memburu
perempuan yang melahirkan Anak laki-laki itu. 14 Tetapi kepada perempuan itu
diberikan dua sayap burung nasar yang besar, supaya ia terbang ke tempatnya di
padang gurun, ke tempat di mana ia
dipelihara selama satu masa, masa-masa dan
setengah masa, jauh dari tempat ular itu…”
apakah itu periode waktu yang sama dengan tanduk kecil? Ya
atau tidak? Periode waktu yang sama. Sekarang simak, “…15 Lalu
ular itu menyemburkan dari mulutnya air, seperti
air bah, ke arah perempuan itu, supaya ia boleh
mengakibatkan perempuan itu hanyut oleh air bah itu. 16 Tetapi
bumi menolong perempuan itu…” Bumi yang menolong perempuan itu apa?
Teritori Amerika Serikat. Waktu itu masih belum binatang yang muncul, tetapi
teritorinya. Masih belum ada Amerika Serikat ketika para Pilgrim mendarat. Waktu itu ini masih koloni Great Britain of England. Jadi dikatakan di sini, “…Tetapi bumi menolong perempuan
itu, dan bumi membuka mulutnya, dan menelan air bah yang disemburkan naga itu dari mulutnya…” jadi
dengan kata lain, Amerika Serikat, teritori Amerika Serikat menjadi tempat
perlindungan bagi mereka yang lari dari Eropa. Menurut kalian apakah Iblis
senang Amerika Serikat memberikan tempat bagi mereka yang dipersekusi di Eropa?
Tidak. Apakah Iblis akan melancarkan persekusi terakhir terhadap umat Allah?
Ya. Dan itu akan mengenai apa? Simak ayat 17, “…17 Maka marahlah naga itu kepada perempuan itu,…” karena
bumi telah menolong perempuan itu, “…lalu pergi…” apa? “…memerangi yang tersisa dari benihnya,
yang memelihara perintah-perintah Allah
dan memiliki kesaksian Yesus Kristus. “
So let's notice the sequence.
v The dragon persecutes the faithful church
for time, times, and the dividing of time: 1260 years.
v Towards the end of this period, the earth:
the territory of the United States helps the woman who is persecuted in Europe,
by swallowing up the waters of persecution.
v But then the dragon hates the remnant
because of that, and will once again persecute the remnant.
What characterizes that remnant that arouses the
rage of the dragon? They keep the Commandments of God. But they have something
else: the testimony of Jesus Christ. What is the testimony of Jesus Christ?
It's the Spirit of Prophecy.
v By the way do you know that this Beast that will restore the power to the
papacy, that makes the image to the
Beast ~ the Beast that
rises from the earth, that has two horns
like a lamb, do you know what that Beast
is
called in Revelation 16? The false prophet. So do you think that
God in the last days, if the Devil is going to raise up a false prophet, God is
going to raise up a true prophet to counteract the prophetic scenario of
the false prophet? Yes. Does Ellen White
give us a crystal clear picture of endtime events, correcting Futurism and
Preterism? She does in the minutest detail. So God not only raised up a
remnant who teaches that we have to keep all of the Commandments of God, but He raised up a remnant that has the
gift of prophecy to correct the counterfeit views of Bible prophecy that are being taught out there.
Jadi mari
kita simak urut-urutannya.
v Naga yang mempersekusi gereja
yang setia selama satu masa, dua masa, dan setengah masa: 1260 tahun.
v Menjelang berakhirnya periode
di atas, bumi: teritori Amerika Serikat, menolong perempuan yang dipersekusi di
Eropa, dengan menelan semua air persekusi.
v Tetapi kemudian naga itu
membenci umat yang sisa karena hal tersebut, dan sekali lagi akan mempersekusi
umat yang sisa.
Apa yang menjadi karakter umat yang sisa yang
membangkitkan amarah naga? Mereka memelihara Perintah-perintah Allah. Tetapi
mereka memiliki hal yang lain: kesaksian Yesus Kristus. Apa kesaksian Yesus
Kristus? Roh Nubuat.
v Nah, apakah kalian tahu Binatang ini yang akan
memulihkan kekuasaan Kepausan, yang membuat patung Binatang ~
binatang yang muncul dari bumi, yang memiliki dua tanduk seperti domba, tahukah
kalian Binatang ini disebut
apa di Wahyu 16? Nabi palsu.
Jadi menurut kalian, di akhir zaman jika Iblis akan membangkitkan nabi palsu,
apakah Allah akan membangkitkan seorang nabi sejati untuk mengkonter skenario
nubuatan nabi palsu ini? Ya. Apakah Ellen White memberi kita gambaran yang sangat
jelas tentang peristiwa-peristiwa akhir zaman, mengoreksi ajaran Futurisme dan
Preterisme? Betul, sampai detail yang terkecil. Jadi Allah bukan hanya
membangkitkan suatu umat yang sisa, yang mengajarkan bahwa kita harus
memelihara semua Perintah Allah, tetapi Allah
membangkitkan suatu umat
sisa yang memiliki karunia nubuat untuk mengoreksi pandangan-pandangan yang
palsu tentang nubuatan Alkitab yang diajarkan di luar sana.
Now history also
proves that the final conflict is going to be concerning Sabbath and Sunday, and
that the papacy actually changed the day of worship. Let's notice several
statements that we find here.
“For ages all Christian nations looked to the Catholic Church,
and, as we have seen, the various states enforced by law her ordinances as
to worship and cessation of labor on
Sunday…”
Do you notice how she linked up with the state here? “….
Protestantism, in discarding the authority of the Church, has no good reason
for its Sunday theory, and ought logically, to keep Saturday as the Sabbath.
The State in passing laws for the due Sanctification of Sunday, is unwittingly
acknowledging the authority of the Catholic Church, and carrying out more or
less faithfully its prescription…” This is a bold-faced admission!
They're saying that the state did what the church wanted. The statement continues,
“…The Sunday as a day of the week set apart
for the obligatory public worship of Almighty God is purely a creation of the
Catholic Church."--John Gilmary Shea, in The
American Catholic Quarterly Review, January 1883, p. 139 [Shea (1824-1892)
an important Catholic historian, of his time.
And that's not
written by a Protestant, this is written by a Roman Catholic.
Sekarang,
sejarah juga membuktikan bahwa konflik terakhir akan mengenai Sabat dan Minggu,
dan bahwa Kepausan sungguh telah mengubah hari ibadah. Mari kita simak beberapa
pernyataan yang ada di sini.
“…Selama berabad-abad semua bangsa Kristen memandang ke
gereja Katolik, dan seperti yang kita lihat, pelbagai negara itu memberlakukan menurut hukum peraturan-peraturan gereja Katolik mengenai ibadah dan
saat berhenti kerja pada hari Minggu…” Apakah kalian simak bagaimana
gereja Katolik terkait dengan negara di sini? “…Protestantisme,
dengan meninggalkan autoritas gereja (Katolik) tidak punya alasan yang tepat
bagi teori hari Minggunya, dan menurut logika seharusnya memelihara hari Sabtu
sebagai Sabat. Negara dalam menciptakan undang-undang untuk menguduskan hari
Minggu, tanpa menyadari telah mengakui
autoritas gereja Katolik, dan sedikit banyak dengan setia melaksanakan
peraturannya…” Ini adalah pengakuan yang sangat berani! Mereka berkata bahwa negara
melakukan apa yang dikehendaki gereja. Pernyataan ini berlanjut, “…Hari Minggu sebagai
hari dalam satu minggu yang dipisahkan untuk ibadah umum yang wajib kepada
Allah yang Mahakuasa, semata-mata adalah ciptaan gereja Katolik.” --John
Gilmary Shea, The American Catholic Quarterly Review, Januari 1883, hal. 139 [Shea (1824-1892) sejarahwan
Katolik yang terkemuka di zamannya.
Dan ini tidak ditulis oleh seorang Protestan, ini
ditulis seorang Roma Katolik.
Notice the next
statement. "Protestants
. . . accept Sunday rather than Saturday as the day for public worship after
the Catholic Church made the change…” notice the word “change”! “ . . . But the Protestant mind does not seem to realize that
in accepting the Bible, in observing the Sunday, they are accepting the
authority of the spokesman for the church, the Pope." (Our Sunday Visitor, Feb. 5, 1950 One of the largest U.S. Roman Catholic magazines.)
So what are the
Protestants doing? Following the authority of whom? Of the Pope.
Simak
pernyataan berikut. “…Protestan… menerima hari Minggu daripada
hari Sabtu sebagai hari ibadah umum setelah gereja Katolik membuat perubahan
itu…” perhatikan kata “perubahan”! “…Tetapi pemikiran Protestan sepertinya
tidak menyadari bahwa dengan menerima Alkitab, tetapi memelihara hari Minggu,
mereka menerima autoritas jurubicara gereja Katolik: yaitu Paus.” (Our Sunday Visitor, 5
Feb., 1950, salah satu majalah Roma Katolik yang terbesar di Amerika).
Jadi apa yang sedang dilakukan
Protestan? Mengikuti autoritas siapa? Autoritas Paus!
Here's another one.
"Question: What Bible
authority is there for changing the Sabbath from the seventh to the first day
of the week? Who gave the Pope the authority to change a command of God?
Answer: It was the Catholic Church
which, by the authority of Jesus Christ…” which is not true
“…has transferred this rest [from the Bible Sabbath] to the Sunday. Thus
the observance of Sunday by the Protestants is an homage they pay, in spite of
themselves, to the authority of the [Catholic] Church." (Monsignor Louis Segur, Plain Talk About the Protestantism of Today, 1868, p. 213 [L.G.
Segur (1820-1881) a French Catholic prelate and apologist, and
later a diplomatic and judicial official at Rome.
Ini ada yang lain lagi.
“Pertanyaan: Di mana
di dalam Alkitab terdapat autoritas untuk mengganti Sabat dari hari ketujuh ke
hari pertama dalam satu minggu? Siapa yang memberi Paus autoritas untuk
mengganti sebuah Perintah Allah?
Jawaban: Gereja Katolik, dengan autoritas
Yesus Kristus…” yang sebenarnya tidak benar, “…telah memindahkan perhentian ini [dari
Sabat Alkitab] ke hari Minggu. Dengan demikian, pememeliharaan hari Minggu oleh
Protestan merupakan penghormatan yang mereka berikan kepada autoritas gereja
[Katolik], walaupun tidak mereka akui.” (Monsignor Louis Segur, Plain
Talk About the Protestantism of Today, 1868, hal. 213 [L.G. Segur
(1820-1881) …” yang adalah seorang petinggi agama
Katolik Perancis dan seorang apologist (pembela suatu pendirian), yang kemudian
menjadi seorang pejabat diplomatik dan judisial di Roma.
Here's another one.
"Q. What is the Third Commandment?...” Roman Catholics believe that the third Commandment is the one
that speaks about the observance of the Sabbath, but anyway
“…What is the Third Commandment?...
A. The Third Commandment is: ‘Remember
that thou keep holy the Sabbath day.’
Q. Which is the Sabbath day?
A. Saturday is the Sabbath day.
Q. Why do we observe Sunday instead of Saturday?
A. The Catholic Church, after changing the day of rest from
Saturday, the seventh day of the week, to Sunday, the first day, made the third
commandment refer to Sunday as the day to be kept as the Lord's Day." (Catholic Encyclopedia, vol. 4, p. 153).
See they don't even
try to hide that they were the ones who change the day of worship. Just like
the Bible says, the Little Horn did.
Ini ada
yang lain.
“T: Apa Perintah Ketiga? …” Roma Katolik meyakini Perintah Ketiga adalah yang berbicara tentang pemeliharaan
Sabat. Jadi, “…Apa
Perintah Ketiga?
J: Perintah Ketiga ialah: ‘Ingatlah supaya
kamu memelihara kekudusan hari Sabat.’
T: Yang mana hari Sabat?
J: Sabtu adalah hari Sabat.
T: Mengapa kita memelihara Minggu bukan Sabtu?
J: Gereja Katolik, setelah mengganti hari perhentian dari
Sabtu, hari yang ketujuh dalam satu minggu, ke hari Minggu hari pertama,
menjadikan Perintah Ketiga merujuk ke hari Minggu sebagai hari yang harus
dipelihara sebagai Hari Tuhan.” (Catholic Encyclopedia, vol. 4, hal. 153)
Lihat, mereka bahkan tidak
berusaha menyembunyikan fakta bahwa merekalah yang telah mengubah hari ibadah.
Persis seperti yang dikatakan Alkitab, itulah yang dilakukan si Tanduk Kecil.
Here's another one.
"Prove to me from the Bible alone that I am bound to keep
Sunday holy.
There is no such law in the Bible. It is a law of the holy
Catholic Church alone. The Bible says 'Remember
the Sabbath day to keep it holy.' The Catholic Church says, ‘No. By my…” what? She’s claiming to
be God on earth? Absolutely! “…By my divine power I abolish the Sabbath
day and command you to keep holy the first day of the week. And lo! The entire
civilized world bows down in reverent obedience to the command of the Holy Catholic
Church." (Priest Thomas Enright,
CSSR, President of Redemptorist College, Kansas City, Mo., in a lecture at
Hartford, Kansas, February 18, 1884, and printed in the Hartford Kansas Weekly Call, February 22, 1884, and the American Sentinel, a New York Roman Catholic
journal in June 1893, page 173.
Ini ada
yang lain.
“…Buktikan kepada saya hanya dari Alkitab, bahwa saya terikat
memelihara kekudusan hari Minggu.
Tidak ada hukum seperti itu dalam Alkitab. Itu semata-mata
adalah hukum gereja Katolik yang kudus. Alkitab berkata ‘Ingatlah hari Sabat, peliharalah kekudusannya’. Gereja Katolik
berkata, ‘Tidak. Oleh…” apa? Apa dia mengklaim sebagai
Allah di bumi? Betul sekali! “…Oleh kuasa Ilahi saya menghapus hari Sabat
dan memerintahkan kamu untuk memelihara kekudusan hari pertama setiap minggu.
Dan lihatlah! Seluruh dunia
yang beradab sujud dalam kepatuhan menghormati
perintah gereja Katolik yang kudus.” (Imam Thomas Enright, CSSR, President of Redemptorist College, Kansas
City, Mo., dalam ceramah di Hartford, Kansas, 18 Februari,
1884, dicetak di the Hartford Kansas Weekly Call, 22
Februari, 1884, and the American Sentinel, a New York Roman Catholic
journal in Juni 1893, hal. 173.
Here's another one.
"Of course the Catholic Church claims that the change was
her act . . . and the act is a…” what? “…a mark of her
ecclesiastical power." (From the office of Cardinal Gibbons, through
Chancellor H.F. Thomas, November 11, 1895.)
Ini yang lain lagi.
“Tentu saja gereja Katolik mengklaim bahwa perubahan itu
tindakannya…dan tindakan itu ialah suatu…” apa?
“…suatu tanda dari kekuasaan keimamatannya.” (dari the
office of Cardinal Gibbons, through Chancellor H.F. Thomas, 11 November, 1895.)
Here's another one, there's many of them.
“A word about Sunday. God said: ‘Remember
that thou keep holy the Sabbath day!’ The Sabbath was Saturday, not
Sunday; why, then, do we keep Sunday holy instead of Saturday? The Church
altered the observance of the Sabbath to the observance of Sunday. . .
Protestants who say that they go by the Bible and the Bible only, and that they
do not believe anything that is not in the Bible, must be rather puzzled by the
keeping of Sunday when God distinctly said, ‘Keep holy the Sabbath day.’ The word ‘Sunday’ does not come anywhere in the
Bible so, without knowing it, they are obeying the authority of the Catholic
Church.” (Henry
T. Cafferata, The Catechism Simply Explained
~ London: Burns Oates &
Washbourne Ltd., 1938, p. 89).
Ini ada
yang lain. Ada banyak seperti ini.
“…Sebuah komen tentang hari Minggu. Allah berkata, ‘Ingatlah supaya kamu memelihara kekudusan
hari Sabat!’ Sabat ialah hari Sabtu,
bukan hari Minggu; kalau begitu mengapa kita memelihara kekudusan hari Minggu
bukan hari Sabtu? Gereja (Katolik) telah mengganti pemeliharaan Sabat menjadi
pemeliharaan hari Minggu… Protestan yang berkata bahwa mereka hanya menurut
Alkitab dan semata-mata Alkitab, dan bahwa mereka tidak percaya apa pun yang
tidak ada di Alkitab, tentunya rada bingung dengan pemeliharaan hari Minggu karena
Allah berkata dengan jelas, ‘Pelihara
kekudusan hari Sabat’. Kata ‘hari Minggu’ sama sekali tidak ada dalam
Alkitab. Maka, tanpa menyadarinya, mereka (Protestan) sedang mematuhi autoritas
gereja Katolik.” (Henry
T. Cafferata, The Catechism Simply Explained
~ London: Burns Oates &
Washbourne Ltd., 1938, hal.
89)
I read the one by Father
O'Brien, in the work the book The Faith of Millions
(pg.400) He taught at the University of Notre Dame for many years in the theology
Department. What did he say? He says, listen, Protestants by keeping Sunday they have not been able to sever themselves totally from
the mother. They are like a little boy who runs away from home but still
carries in his pocket a picture of his mother or a lock of her hair. In other
words there has not been a total severing of Protestants from the Roman Catholic
Church and that's why they are quickly returning to mother.
Saya
sudah membacakan yang ditulis Romo O’Brian dalam buku The Faith of Millions (hal.
400), dia mengajar di Universitas Notre Dame selama banyak tahun di departemen
theologi. Apa katanya? Dia berkata, dengar, dengan memelihara hari Minggu,
Protestan tidak berhasil memutuskan hubungan secara tuntas dari ibunya. Mereka
seperti seorang anak kecil yang lari dari rumah namun masih membawa di sakunya
sebuah foto ibunya atau seikal rambutnya. Dengan kata lain tidak ada pemutusan
hubungan yang tuntas oleh Protestan dari gereja Roma Katolik, dan itulah
sebabnya mengapa mereka cepat-cepat mau pulang ke ibunya.
Now, let's go to
page 417, we're almost to the end. Let's go to the bottom of the page.
“…The Sabbath will be the
great test of loyalty for it is the point of truth especially controverted. When the final test
shall be brought to bear upon men, then the line of distinction will be drawn
between those who serve God, and those who serve Him not. While the observance
of the false Sabbath in compliance with the law of the state contrary to the
fourth Commandment will be an avowal…” that's an
announcement “…of allegiance to a power that is in
opposition to God, the keeping of the
true Sabbath in obedience to God's Law is an evidence.of loyalty to the
Creator. While one class by accepting the sign of submission to earthly
powers receive the mark of the Beast;
the other, choosing the token of allegiance to divine authority, receive the
Seal of God…” (Great Controversy
605)
Sekarang
mari ke hal. 417, kita hampir selesai. Mari ke bagian bawah halaman itu.
“…Sabat akan menjadi ujian kesetiaan yang utama karena itulah
inti kebenaran yang terutama dipertentangkan. Ketika ujian yang terakhir ditimpakan
manusia, maka garis pemisah akan ditarik antara mereka yang menyembah Allah dan
mereka yang tidak menyembahNya. Sementara pemeliharaan Sabat yang palsu demi
mematuhi hukum negara yang bertentangan dengan Perintah Keempat akan merupakan suatu
pengakuan…” ini suatu pengumuman “…keberpihakan kepada suatu kekuasaan yang
bertentangan dengan Allah; maka memelihara Sabat yang benar sebagai kepatuhan
kepada Hukum Allah ialah suatu bukti kesetiaan kepada Sang Pencipta. Sementara satu golongan
dengan menerima tanda kepatuhan kepada kekuasaan dunia, menerima tanda
Binatang; golongan yang lain yang memilih token (tanda) keberpihakan kepada
autoritas Ilahi, menerima Meterai Allah…” (Great
Controversy hal. 605)
Are only literal Jews
going to be sealed with the Seal of God? Of course not. People from every nation,
kindred, tongue, and people are going to be sealed with the Seal of God. That's
why the messages, The Three Angels’
Messages are proclaimed to the whole world, that proves that the 144’000, the endtime
generation are not literal Jews, they are spiritual Jews, they truly are
committed to Jesus Christ as Savior and Lord.
Apakah
hanya Yahudi literal yang akan dimeteraikan dengan Meterai Allah? Tentu saja
tidak. Orang dari setiap bangsa, suku, bahasa, dan kaum, akan dimeteraikan
dengan Meterai Allah. Itulah mengapa pekabaran-pekabaran, Pekabaran Tiga
Malaikat dikumandangkan ke seluruh dunia. Itu membuktikan bahwa ke-144’000,
generasi akhir zaman bukanlah Yahudi literal, mereka adalah Yahudi spiritual,
mereka benar-benar komit kepada Yesus Kristus sebagai Juruselamat dan Tuhan.
Now I want to
mention one further thing.
You'll notice that the Seal of
God is placed only on the forehead, why? Because God's people will serve God totally and
completely because they're persuaded in their mind that that's what they need
to do.
On the other hand
there are those who receive the mark of the
Beast, they will receive it where? On the forehead or on their
right hand. Why would they receive it on their forehead? Because they are totally persuaded and
convinced that Sunday is the day that they're supposed to keep, they
are totally and completely deceived. Why on the right hand? Because the right hand
represents the ability to work. There will be people who know that the Sabbath is the day of
rest, they are not deceived in following the Beast, they will receive the seal on their
hand which means that they will do it out of convenience,
because they want to be able to work and they don't want to be subjects of the
death decree even though they know in their minds, they have not given their
minds over to the Beast. Are you
following me or not?
It's the same way that Adam and Eve sinned. Let me ask you, did Adam and Eve sinned
differently? Yes, they did. Eve was totally deceived in her mind, she was
convinced, the devil took possession of her mind, and she was totally
convinced that what the serpent said was true. How about Adam? Did Adam
know that Eve had blown it? Yes. Why did he sin? He sinned out of convenience. He
said, “I cannot bear the thought of living without my precious Eve.” He knew that she had done wrong, in
other words his mind was not deceived, he did it out of convenience.
So there will be
two kinds of people that receive the mark of the Beast: those who are totally persuaded that
the Beast is right, they're deceived in
their minds. And there will be those that know that the Beast is wrong, but to be able to buy or sell,
to be able to carry on business, to be able to continue living, because a death
decree has been given, they will say, “We know that this isn't right, but we
will receive the mark on our hand.”
Sekarang
saya mau bicara
tentang satu hal lagi.
Kalian
akan melihat bahwa Meterai Allah
ditempatkan hanya di dahi. Mengapa? Karena umat Allah akan melayani Allah tanpa reserve dan sepenuhnya karena mereka
yakin dalam pikiran mereka itulah yang harus mereka lakukan.
Di pihak
lain, akan ada mereka yang menerima tanda
Binatang, mereka akan menerimanya di mana? Di dahi atau di tangan kanan mereka.
Mengapa mereka akan menerimanya di dahi? Karena
mereka benar-benar diyakinkan dan percaya bahwa hari Minggu
itulah hari yang harus mereka pelihara, mereka seluruhnya dan sepenuhnya
tertipu. Mengapa di tangan kanan?
Karena tangan kanan melambangkan kemampuan untuk melakukan pekerjaan. Akan ada
orang-orang yang tahu bahwa
Sabat itulah hari perhentian, mereka tidak tertipu mengikuti
Binatang itu, mereka akan menerima tanda itu di tangan kanan mereka yang
artinya mereka akan melakukannya demi
kemudahan (memilih jalan mudahnya), karena mereka mau tetap bisa
bekerja, dan mereka tidak mau menjadi sasaran perintah bunuh, walaupun mereka
tahu di pikiran mereka, pikiran mereka tidak mereka serahkan kepada Binatang
itu. Apakah kalian mengikuti saya atau tidak?
Ini sama dengan cara Adam dan
Hawa berdosa. Coba saya tanya, apakah Adam dan Hawa berbuat dosa yang berbeda? Ya, betul.
Hawa seratus persen tertipu, di pikirannya dia
sudah diyakinkan, Iblis sudah berhasil menguasai pikirannya, dan
dia seluruhnya diyakinkan bahwa apa yang dikatakan ular itu benar. Bagaimana
dengan Adam? Apakah Adam tahu bahwa Hawa sudah jatuh? Ya. Mengapa Adam berdosa?
Dia berdosa demi kemudahan. Dia berkata, “Aku tidak bisa membayangkan hidup
tanpa Hawa-ku yang tersayang”. Dia tahu Hawa sudah berbuat dosa, dengan kata
lain pikiran Adam
tidak tertipu, dia berbuat dosa demi
kemudahan.
Jadi akan
ada dua jenis manusia yang menerima tanda Binatang: mereka yang seratus persen
yakin bahwa Binatang itu benar, pikiran mereka sudah tertipu. Dan akan ada
mereka yang tahu bahwa Binatang itu salah, tetapi supaya mereka masih bisa
berjual-beli, bisa melanjutkan usaha, bisa terus hidup karena akan keluar suatu
surat perintah bunuh, mereka akan berkata, “Kami tahu ini salah, tetapi kamu
mau menerima tanda itu di tangan kami.”
So this is the
conflict, this is the trial that awaits God's people. And I trust that as we've
studied these lessons, that our faith has grown, we are stronger Seventh-Day
Adventists, we are more convicted and convinced that God has given this church
the truth, and that we will ask God to give us the ability to go out and share
the marvelous message that God has given to the Seventh-Day Adventist Church in
His present truth. This church has the truth and Satan knows it, that's why
he's causing all kinds of internal division in fighting because he doesn't want
the truth as it is in Jesus to be proclaimed. May we be among those that will
proclaim God's message with the utmost power of the Spirit
Jadi
inilah konflik itu, inilah ujian yang menunggu umat Allah. Dan saya percaya
bahwa setelah kita mempelajari hal-hal ini, iman kita sudah bertumbuh, kita
menjadi MAHK yang lebih kuat, kita lebih teguh dan yakin bahwa Allah telah
memberi gereja ini kebenaran, dan kita akan mohon agar Allah memberi kita
kemampuan untuk keluar dan membagikan pekabaran yang luar biasa yang telah
Allah berikan kepada gereja MAHK dalam kebenaran masa kiniNya. Gereja ini
memiliki kebenaran dan Setan tahu itu. Itulah mengapa dia menimbulkan segala
jenis perpecahan internal dengan pertengkaran, karena dia tidak ingin kebenaran
yang ada dalam Yesus dikumandangkan. Semoga kita berada di antara mereka yang
akan mengumandangkan pekabaran Allah dengan kuasa Roh yang maksimal.
30 10 20
No comments:
Post a Comment