Wednesday, February 24, 2021

EPISODE 18/24 ~ REVELATION'S SEVEN TRUMPETS ~ THE SEVEN THUNDERS ~ STEPHEN BOHR

_____REVELATION’S SEVEN TrumpetS_____

Part 18/24 - Stephen Bohr

THE SEVEN THUNDERS

https://www.youtube.com/watch?v=RjcnPV_SnnI

 

Dibuka dengan doa.

 

Welcome back to session number two of the morning presentations. We want to continue studying in this session what we started last time, which is a study of Revelation chapter 10, and we got to page 248 in our last study together. I'm hoping to be able to finish this particular lesson in this session, so that this afternoon we can get to the issue of “Prophesying Again” and “Measuring the Temple”.

 

Selamat bertemu kembali di sesi kedua pagi ini. Di sesi ini kita akan melanjutkan mempelajari apa yang sudah kita mulai sebelumnya, yaitu tentang Wahyu pasal 10, dan kita sudah sampai hal. 248 dalam pelajaran yang lalu. Saya berharap bisa menyelesaikan pelajaran ini di sesi ini supaya petang ini kita bisa membahas isu “Bernubuat Lagi” dan “Mengukur Bait Suci.”

  

So we're going to begin at the bottom of page 248, in the middle of the page. Three points:

1.   the Seven Thunders are delineation of events that happened between 1842 and 1844

2.   the people were not supposed to know the message that the Thunders uttered, and,

3.   the reason why they were not to know what the Thunders uttered is because their faith needed to be tested.

Now what does all this mean?

 

Jadi kita akan mulai di bagian bawah hal. 248, di tengah-tengah halaman itu. Tiga poin:

1.   Ketujuh Guntur adalah gambaran dari peristiwa-peristwa yang terjadi antara 1842 hingga 1844.

2.   Manusia tidak boleh tahu tentang pesan yang diucapkan Ketujuh Guntur, dan

3.   Alasannya mengapa mereka tidak boleh tahu apa yang dikatakan Ketujuh Guntur ialah iman mereka harus diuji.

Nah, apa makna semua ini?

  

The message of the Seven Thunders told John that those who proclaimed the judgment hour message would be disappointed when Jesus failed to come in 1843 or the spring of 1844. As is well known by informed Seventh-Day Adventists, Miller originally believed that Jesus was going to come about the year 1843. Unfortunately, Miller and His associates failed to reckon that there is no year zero (0) between 1 BC and 1 AD, and therefore they were disappointed when Jesus did not come in 1843.

 

Pesan yang diberitahukan Ketujuh Guntur kepada Yohanes ialah bahwa mereka yang mengumumkan pekabaran tentang waktu penghakiman, akan mengalami kekecewaan ketika Yesus tidak datang di tahun 1843 atau di musim semi 1844. Sebagaimana yang memang diketahui oleh orang-orang MAHK yang berpengetahuan, aslinya Miller meyakini bhwa Yesus akan datang sekitar tahun 1843. Sayangnya, Miller dan rekan-rekannya gagal memperhitungkan bahwa tidak ada tahun nol (0) antara 1 BC dan 1 AD, dan oleh karenanya mereka menjadi kecewa ketika Yesus tidak datang di 1843.

 

 

Ellen White wrote about this particular disappointment. “…I saw the people of God joyful in expectation…”  this is in 1843 “… looking for their Lord…” now notice this,  “…But God designed to prove them…” what is the synonym of “prove”? Test. “…But God designed to prove them. His hand covered a mistake in the reckoning of the prophetic periods…” would that be kind of like the sealing of the Thunders, what the Thunders uttered? Absolutely!  “…His hand covered a mistake in the reckoning of the prophetic periods…”  this is the same thing as the sealing of the Seven Thunders.  If John had written down what the Thunders said, the people would not have been what? Would not have been disappointed. “…Those who were looking for their Lord did not discover this mistake, and the most learned men who opposed the time also failed to see it. God designed that His people should meet with a disappointment..” who was the one who told John to seal the Thunders? So God did. So why didn't the people understand? Because God designed it that way. Are you following me or not? I continue,  “… The time passed, and those who had looked with joyful expectation for their Saviour were sad and disheartened…” now notice, there's another group  “…while those who had not loved the appearing of Jesus, but embraced the message through fear, were pleased that He did not come at the time of expectation. Their profession had not affected the heart and purified the life. The passing of the time was well calculated to reveal such hearts. They were the first to turn and ridicule the sorrowful, disappointed ones who really loved the appearing of their Saviour. I saw the wisdom of God in proving His people and giving them a searching test…”  do you remember what Ellen White stated that their faith must necessarily be what? Tested. Are you following this? So she says, “…I saw the wisdom of God in proving His people and giving them a searching test to discover those who would shrink and turn back in the hour of trial.

 

Khusus tentang kekecewaan ini, Ellen White menulis, “…Saya melihat umat Allah menunggu dengan sukacita menantikan…” ini di tahun 1843, “…menantikan Tuhan mereka…sekarang simak ini. “…Tetapi Allah punya rencana untuk membuktikan mereka…”  apa sinonim kata “membuktikan”? Menguji. “…Tetapi Allah punya rencana untuk membuktikan mereka.Tangan Allah menutupi kesalahan dalam perhitungan waktu nubuatan…”  apakah ini sepertinya mirip dimeteraikannya Guntur-guntur itu, apa yang diucapkan Guntur-guntur itu? Tepat sekali!  “…Tangan Allah menutupi kesalahan dalam perhitungan waktu nubuatan…”  Ini sama dengan dimeteraikannya Ketujuh Guntur. Andaikan Yohanes mencatat apa yang dikatakan Ketujuh Guntur, orang-orang tidak akan apa? Orang-orang tidak akan kecewa. “…Mereka yang menantikan Tuhan mereka tidak menemukan kesalahan ini, dan orang-orang yang paling terpelajar yang menentang hasil perhitungan waktu itu, juga gagal melihat kesalahan itu. Allah merancang agar umatNya harus mengalami kekecewaan…”  Siapa yang menyuruh Yohanes memeteraikan Guntur-guntur itu? Jadi Allah. Maka mengapa orang-orang tidak bisa mengerti? Karena Allah yang merancangnya demikian. Apakah kalian mengikuti saya atau tidak? Saya lanjutkan,   “…Waktu berlalu dan mereka yang tadinya menunggu Juruselamat mereka dengan sukacita, menjadi sedih dan putus asa…”  nah, simak, ada kelompok yang lain,   “…sementara mereka yang tidak benar-benar merindukan kedatangan Yesus namun ikut bergabung menerima pekabaran tersebut karena rasa takut, merasa senang ketika Yesus tidak datang pada waktu yang ditunggu-tunggu. Pengakuan iman mereka tidak berdampak pada hati mereka maupun menyucikan hidup mereka. Berlalunya waktu sudah diperhitungkan dengan tepat untuk menyatakan hati-hati yang demikian. Merekalah yang pertama berbalik dan mengolok-olok orang-orang yang berduka dan kecewa yang benar-benar merindukan kedatangan Juruselamat mereka. Saya melihat kebijaksanaan Allah dalam menguji umatNya dan memberikan kepada mereka suatu ujian yang menyelidik…”  apakah kalian ingat Ellen White sudah mengatakan iman mereka harus diapakan? Diuji. Apakah kalian mengikuti ini? Jadi Ellen White berkata, “…Saya melihat kebijaksanaan Allah dalam menguji umatNya dan memberikan kepada mereka suatu ujian yang menyelidik  untuk mengungkap mereka yang akan mundur dan berbalik pada saat pencobaan.” [EW 235-236].

 

 

The next statement has to do with after the 1843 disappointment. They've discovered the reason why they were disappointed and Jesus didn't come in 1843. They said, “Well, the prophecy ends in 1844.”  But they thought it was in the spring first, but then when they realized that the Day of Atonement was in the fall, in the summer of 1844, then they  said, “No, it's in October.” So notice the second statement after the 1843 disappointment.

 

Pernyataan berikutnya berkaitan dengan setelah kekecewaan tahun 1843. Mereka menemukan alasan mengapa mereka kecewa dan Yesus tidak datang di 1843. Mereka berkata, “Nah, nubuatan itu berakhir di 1844.” Tetapi sebelumnya mereka mengira pertama itu di musim semi, kemudian ketika mereka menyadari bahwa Hari Pendamaian itu di musim gugur, di musim panas 1844 maka mereka berkata, “Tidak, itu seharusnya di bulan Oktober.” Jadi simak pernyataan yang kedua setelah kekecewaan 1843.

 

 

“Those faithful disappointed ones who could not understand why their Lord did not come, were not left in darkness…”  is God going to take away the hand now to reveal what the Seven Thunders mean? Yes. “…Again they were led to their Bibles to search the prophetic periods. The hand of the Lord was removed from the figures…” so are they going to understand now? Yes, “…and the mistake was explained. They saw that the prophetic periods reach to 1844 and that the same evidence that they had presented to show that the prophetic periods closed in 1843, proved that they would terminate in 1844.. Light from the Word of God shone upon their position, and they discovered a tarrying time,  ‘Though it…” that is the vision  “…tarry, wait for it.’ (Hab. 2:3) ~ In their love for Christ’s immediate coming, they had overlooked the tarrying of the vision which was calculated to…”  what? “…manifest the true waiting ones…” a test, right?  “…Again, they had a point of time. Yet I saw that many of them could not rise above their severe disappointment to possess that degree of zeal and energy which had marked their faith in 1843.”

 

“Mereka yang kecewa tetapi tetap setia, yang tidak bisa mengerti mengapa Tuhan mereka tidak datang, tidak ditinggalkan dalam kegelapan…” apakah sekarang Allah akan menyingkirkan tangan untuk mengungkapkan apa makna Ketujuh Guntur? Ya.  “…Kembali mereka dipimpin ke Alkitab mereka untuk mempelajari masa-masa nubuatan. Tangan Tuhan pun dipindahkan dari angka-angka itu…”  jadi apakah mereka akan mengerti sekarang? Ya.   “…dan kesalahan itu pun mendapatkan penjelasan. Mereka melihat bahwa masa nubuatan itu harus sampai tahun 1844, dan bahwa bukti yang sama yang tadinya telah mereka kemukakan untuk menunjukkan bahwa masa nubuatan itu berakhir di tahun 1843, terbukti akan berakhir di 1844. Terang dari Firman Allah menyinari posisi mereka, dan mereka menemukan suatu waktu penundaan ‘Walaupun penglihatan itu tertunda, tunggulah’ (Hab. 2:3). Demi kerinduan mereka akan segeranya kedatangan Kristus, mereka telah kelewatan menyimak bahwa penglihatan itu tertunda,  yang diperhitungkan untuk…”  apa?   “…menyatakan siapa orang-orang yang memang benar-benar menantikan…”  suatu ujian, bukan?   “…Sekali lagi mereka punya poin waktu. Tetapi saya melihat banyak dari mereka tidak bisa bangkit dari kekecewaan parah mereka untuk tetap memiliki semangat dan kekuatan yang menandai iman mereka di 1843.” (EW hal. 236)

 

 

Now there's a statement that some Adventists have misinterpreted,  and this statement gives the impression ~ if you don't read it carefully ~ that the Thunders are still future. It's a miss-reading of the statement. So you're going to probably face this at some point in your church, so let's go through it on the next page. Page 250.

“After these seven thunders uttered their voices, the injunction comes to John as to Daniel  in regard to the little book: ‘Seal up those things which the seven thunders uttered.’…”  Now here's the point.  “…These (the thunders) relate to future events…” so they say, “See, the Thunders are still in the future.” But the question is, future from when?  She's just mentioned John and Daniel, right?  So it's future not from the time of Ellen White, it's future from the time of Daniel, are you  understanding me or not?  So “…These (the thunders) relate to future events  which will be disclosed in their order…”  and then she refers to Daniel, “…Daniel shall stand in his lot at the end of the days. John sees the little book unsealed. Then Daniel’s prophecies have their proper place in the First, Second, and Third Angels’ Messages to be given to the world. The unsealing of the little book was the message in relation to time…” 

So in other words, the Seven Thunders are not future from the time of Ellen White. They’re future from the time of Daniel and John. Is that point clear?

 

Nah, ada suatu pernyataan yang disalahtafsirkan oleh beberapa orang Advent, dan pernyataan ini memberikan kesan ~ jika tidak kita baca dengan teliti ~ bahwa Guntur-guntur itu masih di masa depan. Itu adalah kesalahan dalam membaca pernyataan tersebut. Jadi mungkin suatu waktu kalian akan berhadapan dengan hal ini di gereja kalian, maka marilah kita bahas di halaman berikut, hal. 250.

Setelah ketujuh guntur itu mengeluarkan suara mereka, datanglah kepada Yohanes perintahnya sebagaimana dulu datang kepada Daniel sehubungan dengan kitab kecil itu, ‘Meteraikan hal-hal yang diutarakan ketujuh guntur.’…”  nah, inilah poinnya, “…Ini (guntur-guntur itu) berkaitan dengan peristiwa-peristiwa di masa depan…”  Maka mereka berkata, “Lihat, Guntur-guntur itu masih di masa depan.” Tapi pertanyaannya ialah, masa depan dilihat dari kapan? Ellen White baru saja menyebut Yohanes dan Daniel, benar? Jadi masa depannya bukan dari zaman Ellen White, masa depannya dari zaman Daniel, apakah kalian memahami saya atau tidak? Jadi, “…Ini (guntur-guntur itu) berkaitan dengan peristiwa-peristiwa di masa depan yang akan diungkapkan sesuai urutan mereka…”  kemudian Ellen White menyebut Daniel,   “…Daniel akan berdiri di bagiannya pada akhir zaman. Yohanes melihat kitab kecil itu dibuka meterainya. Maka nubuatan-nubuatan Daniel menempati urutannya yang tepat dalam Pekabaran Malaikat Pertama, Kedua, dan Ketiga yang akan disampaikan kepada dunia. Pembukaan meterai kitab kecil itulah pekabaran yang berkaitan dengan waktu…” (Bible Commentary Vol. 7 hal. 971)

Jadi dengan kata lain, Ketujuh Guntur bukanlah di masa depan dari zaman Ellen White. Mereka itu di masa depan dari zaman Daniel dan Yohanes. Apakah poin itu jelas?  

 

Now let's go to the Angel’s oath.  

“After the Angel descended from heaven with the open book…” that's point number one,  “…and the seven thunders had uttered their message…” 1842 to the spring of 1844   “…He [the Angel] raised His right hand to heaven and swore an oath in the name of the eternal God, the Creator…”  and He said that “…that time would be no longer.’…

 

Sekarang, mari kita ke sumpah si Malaikat.

 “Setelah Malaikat itu turun dari Surga dengan kitab yang terbuka…” ini point nomor 1,   “…dan ketujuh guntur menyampaikan pesan mereka…” 1842 hingga musim semi 1844,   “…Dia [Malaikat itu] mengangkat tangan kananNya ke langit dan bersumpah suatu sumpah dalam nama Allah yang kekal, Sang Pencipta…”  dan Dia berkata bahwa   “…’waktu tidak akan ada lagi.’ …”  

 

 

So let me ask you, is this happening after the Seven Thunders uttered their message that was sealed, and then the people understood? Yes. What did the Angel mean by “time will be no longer”? Was He referring to the end of probationary time? Was He referring to the end of the world? No. Ellen White was explicit and I'm going to prove it from the Bible as well.

 

Jadi coba saya tanya, apakah ini terjadi setelah Ketujuh Guntur mengutarakan pesan mereka yang dimeteraikan, dan kemudian orang-orang paham? Ya. Apa yang dimaksud Malaikat itu dengan ’waktu tidak akan ada lagi.’? Apakah Malaikat itu mengacu kepada akhir masa kemurahan Allah? Apakah Malaikat itu mengacu kepada kesudahan dunia? Tidak. Ellen White sangat jelas tentang hal ini dan saya akan membuktikannya juga dari Alkitab.

 

 

SDA Bible Commentary volume 7 page 971, “This time which the Angel declares with a solemn oath is not the end of this world’s history…” in other words it's not the Seventh Trumpet,  “…neither of…” what?  “…probationary time…” when the Seventh Trumpet is what? About to sound.  “…but of prophetic time which should precede the advent of our Lord. That is, the people will not…” listen carefully,  “…the people will not have another message upon definite time…” because all prophetic periods ended in 1844. She continues,  “…After this period of time, reaching from…”  when? Aaah, see there it is, “…1842 to 1844, there can be no definite tracing of the prophetic time. The longest reckoning reaches to the autumn of 1844.”

 

SDA Bible Commentary volume 7 hal 971, “Waktu ini, yang dinyatakan Sang Malaikat dengan sumpah yang khidmat, bukanlah akhir sejarah dunia ini…” dengan kata lain itu bukan Terompet Ketujuh,  “…maupun…”  apa?   “…waktu tertutupnya pintu kasihan…”  ketika Terompet Ketujuh apa? Akan ditiup “…melainkan tentang waktu nubuatan yang harus mendahului kedatangan Tuhan kita. Artinya manusia tidak lagi…”  dengarkan baik-baik,    “…manusia tidak lagi mendapat pekabaran lain terkait waktu yang ditentukan…”  karena semua waktu nubuatan berakhir di 1844. Ellen White melanjutkan,  “…Setelah periode waktu ini, yang berlangsung dari…”  kapan? Aaah, lihat, ini dia,   “…1842 hingga 1844,  tidak ada lagi catatan waktu nubuatan yang pasti. Hitungan yang paling panjang itu hanya sampai musim gugur 1844.”

 

 

Here's another one. This is  Selected Messages Volume 2 page 108, “… ‘And the Angel which I saw stand upon the sea and upon the earth, lifted up His hand to heaven and sware by Him that liveth forever and ever, who created heaven and the things that therein are, and the earth and the things that therein are, and the sea and the things which are therein, that there should be time no longer.’ (Rev. 10:5-6)…” now what does that mean, “time will be no longer”? She's explicit.  “…This message announces the end of the prophetic periods. The disappointment of those who expected to see our Lord  in 1844 was indeed…” what?  “…bitter to those who had so ardently looked for His appearing. It was in the Lord’s order that this disappointment should come, and that hearts should be…” what?  “… revealed.”

 

Ini ada pernyataan yang lain. Ini dari  Selected Messages Vol. 2 hal. 108. “… ‘Dan Malaikat yang aku lihat berdiri di atas laut dan di atas daratan, mengangkat tanganNya ke langit dan bersumpah demi Dia yang hidup selama-lamanya, yang telah menciptakan langit dan semua isinya, dan bumi dan semua isinya, dan laut dan semua isinya, bahwa waktu tidak akan ada lagi.’ (Wahyu 10:5-6)…”  nah, apa maksudnya “waktu tidak akan ada lagi”? Ellen White sangat jelas. “…Pekabaran ini memberitakan berakhirnya masa-masa  nubuatan. Kekecewaan mereka yang rindu bertemu dengan Tuhan kita di tahun 1844, benar-benar…”  apa? “…pahit bagi mereka yang telah dengan begitu sungguh-sungguh menantikan kedatanganNya. Ini adalah kehendak Tuhan, bahwa kekecewaan ini harus datang dan kesungguhan setiap hati harus…”  apa?   “…dibuktikan.”

 

 

Now biblically speaking how do we know that the expression “time will be no longer” does not refer to the close of probation or to the end of the world? Two reasons.

1.   the oath of the Angel that “time will be no longer” takes place during which Trumpet? During the Sixth Trumpet. Has probation closed during the Sixth Trumpet? No. So we know that the expression “time will be no longer” is done during probationary time, so it can't be the close of probation or at the end of the world. Are you following me?

2.   now there's a second reason. After the Angel announced that “time will be no longer” He instructed John to prophesy again and measure the temple. What good would it do to prophesy again and measure the temple if probation has closed? Are we on the same page?

 

Nah, bicara secara akitabiah, bagaimana kita tahu bahwa istilah “waktu tidak akan ada lagi”  tidak mengacu kepada berakhirnya kemurahan Allah atau kepada kesudahan dunia? Dua alasan.

1.   Sumpah Sang Malaikat bahwa “waktu tidak akan ada lagi” terjadi di masa Terompet keberapa? Di masa Terompet Keenam. Apakah pintu kasihan sudah tertutup di masa Terompet Keenam? Tidak. Jadi kita tahu bahwa istilah “waktu tidak akan ada lagi” ada di masa pintu kasihan masih terbuka, jadi itu tidak mungkin setelah berakhirnya kemurahan Allah atau saat kesudahan dunia. Apakah kalian mengikuti saya?

2.   Nah, ada alasan kedua. Setelah Malaikat itu mengumumkan “waktu tidak akan ada lagi” Dia  menyuruh Yohanes untuk bernubuat lagi dan mengukur Bait Suci. Apa gunanya bernubuat lagi dan mengukur Bait Suci jika pintu kasihan sudah tutup? Apakah kalian sependapat?

 

 

Unfortunately all modern versions of the Bible, including the New King James by the way, translate the expression time will be no longer” as “there should no longer be any delay”. Folks, that totally disconnects Revelation 10 from Daniel 12:4. Even our very own Andrews University Study Bible translates it in this fashion.  However, this translation is simply wrong, it totally severs the time referred to in Revelation 10:6 from the time prophecy of the 2300 days, which is the last time prophecy. In other words, when the 2300 days come to an end, that is the end of the prophetic period. Time, prophetic time will be no more.

 

Sayangnya, semua terjemahan Alkitab yang baru, termasuk NKJV, menerjemahkan istilah waktu tidak akan ada lagi” sebagai "Tidak akan ada penundaan lagi”. Saudara- saudara, itu sama sekali memutuskan hubungan antara Wahyu 10 dari Daniel 12:4. Bahkan Andrews University Study Bible milik kami sendiri juga menerjemahkannya seperti ini. Namun, terjemahan ini sama sekali salah, dia memutuskan segala hubungan antara waktu yang disebutkan di Wahyu 10:6 dengan waktu nubuatan 2300 hari, yang adalah nubuatan waktu terakhir. Dengan kata lain ketika ke-2300 hari itu berakhir, itu adalah akhir dari masa nubuatan. Waktu, waktu nubuatan tidak akan ada lagi.

 

 

The word χρόνος [chronos] which is the word "time" appears  in 3 other places in Revelation:

a.   it appears in Revelation 2:21 where it says that God gave Jezebel time to repent,

b.    it appears in Revelation 6:11 where the martyrs are told to rest a little time and,

c.    it's used in Revelation 20:3 where it speaks about the Devil being unleashed after the  Millennium for a short time.

All modern versions translate the word “time” there. And in the other thirty references of the word χρόνος [chronos] in the New Testament, the versions always translate "time”.  This is the one time where they translate "delay”. I think there's an agenda here.

By the way there is a Greek word in the New Testament for “delay”, it's the word χρονίζω [chronizō] at the bottom of page 251. The word appears in Matthew 24:48 where the lord's servant says, "my Master delays His coming”.  So if John had wanted to say “delay" could he have used a word that means "delay”? Of course.

 

Kata χρόνος [chronos] yang artinya “waktu” muncul di 3 tempat lain di kitab Wahyu:

a.   itu muncul di Wahyu 2:21 di mana dikatakan Allah memberi Izebel waktu untuk bertobat,

b.   itu muncul di Wahyu 6:11 di mana para martir disuruh beristirahat sedikit waktu lagi, dan

c.    itu dipakai di Wahyu 20:3 yang bicara tentang Iblis dilepaskan setelah masa 1000 tahun untuk waktu yang singkat.

Semua versi modern menerjemahkan kata “waktu” di sana. Dan di 30 referensi yang lain kata χρόνος [chronos] di Perjanjian Lama, selalu diterjemahkan “waktu” oleh versi-versi Alkitab. Hanya satu kali ini yang mereka terjemahkan “penundaan”. Menurut saya ada agenda khusus di sini.

Nah, di bahasa Greeka ada perkataan di Perjanjian Baru untuk “penundaan” dan itu ialah kata χρονίζω [chronizō], bagian bawah hal. 251. Kata itu muncul di Matius 24:48 di mana hamba tuan itu berkata, “Tuanku menunda kedatangannya”. Jadi andai Yohanes mau mengatakan “penundaan” bisakah dia memakai kata yang berarti “penundaan”? Tentu saja.

 

 

Now it is obvious the Angel’s declaration that “time will be no longer” cannot have been made before the 42 months ended, before the 1260 days ended, before the 3.5 times ended, before the 3.5 days ended, and before the 2300 days ended. Because if these time periods had not ended, and they were still future from the time that He said “time will be no longer” then time would be longer.

 

Nah, jelas  deklarasi Sang Malaikat bahwa “waktu tidak akan ada lagi” tidak mungkin dibuat sebelum berakhirnya ke-42 bulan, sebelum berakhirnya ke-1260 hari, sebelum berakhirnya 3½ masa, sebelum berakhirnya 3½ hari, dan sebelum berakhirnya ke-2300 hari. Karena seandainya periode-periode waktu itu belum berakhir, dan mereka masih berada di masa depan dari waktu yang Dia katakan “waktu tidak akan ada lagi”, maka waktu (nubuatan) masih akan ada.

 

 

Now here's another important point. Contrary to the accusations of the enemies of Adventism, within and without, I might say; the Seventh-Day Adventist Church has never set a date for any prophetic event. Really? In 1844 the Seventh-Day Adventist Church did not even exist. It is true that later the Seventh-Day Adventist Church embraced October 22, 1844, as the date when Jesus entered the Most Holy place to begin a work of investigative judgment, however, leading up to 1844 scholars of many different denominations came up with that date.  Ellen White on multiple occasions warned Adventists not to set dates for any prophetic event after 1844.  She's been explicit. And yet there are people in the church that are giving dates for the Sunday Law, and they're giving dates for the International Sunday Law, and they're giving dates for the close of probation for the Adventist Church, and giving dates for the close of probation for the world. Ellen White says no more dates, folks. No more dates having to do with prophecy. The last date is October 22, 1844, “time will be no longer” is what the Angel said.

 

Nah, ini poin yang penting. Bertolak-belakang dengan tuduhan-tuduhan musuh-musuh Adventisme, bisa saya tambahkan  dari dalam maupun dari luar, gereja MAHK tidak pernah menetapkan tanggal untuk peristiwa nubuat apa pun. Benar? Di 1844, gereja MAHK bahkan belum ada. Memang benar kemudian gereja MAHK menerima 22 Oktober 1844 sebagai tanggal Yesus memasuki bilik Maha Kudus untuk memulai pekerjaan penghakiman investigasi. Namun hingga 1844, pakar-pakar dari banyak denominasi yang memunculkan tanggal tersebut. Ellen White dalam pelbagai kesempatan memperingatkan agar orang Advent tidak menetapkan tanggal untuk peristiwa nubuatan apa pun setelah 1844. Ellen White sangat jelas. Namun ada orang-orang di dalam gereja yang memberikan tanggal untuk Undang Undang Hari Minggu, dan mereka memberikan tanggal untuk UU Hari Minggu Internasional, dan mereka memberikan tanggal untuk penutupan pintu kasihan bagi gereja MAHK,  dan memberikan tanggal penutupan pintu kasihan bagi dunia. Ellen White berkata, tidak ada tanggal lagi, Saudara-saudara. Tidak ada tanggal lagi yang berkaitan dengan nubuatan. Tanggal yang terakhir ialah 22 Oktober 1844. “waktu tidak akan ada lagi” itulah yang dikatakan Sang Malaikat.

 

 

Let me just read this one statement because we really want to finish this lesson before the end of this session. The first statement has Ellen White's comment about the setting of dates. She wrote Review and Herald July 21, 1851. “The Lord has shown me that the message of the Third Angel must go and be proclaimed to the scattered children of the Lord, and that it should not be hung on…”  what? “…time, for time never will be a test again. I saw that some were getting a false excitement arising from preaching time, that the Third Angel’s Message was stronger than time can be. I saw that this message can stand on its own foundation…” In other words, this Third Angel’s Message can stand on its own foundation“…and that it needs not time to strengthen it, and that it will go in mighty power and do its work, and will be cut short in righteousness.”    So is this clear? If anybody sets dates, you know that they're on the wrong track. You know their purpose might be sincere, what is the purpose of setting a date? To excite the people. But then what happens after the date passes and nothing occurs? The excitement disappears and it's more difficult next time to get them excited about something that really is worthy to be excited about. Like the little boy who cried, “Wolf, wolf.”

 

Saya akan membacakan satu pernyataan ini karena kita benar-benar perlu menyelesaikan pelajaran ini sebelum akhir sesi ini. Pernyataan pertama adalah komentar Ellen White mengenai penetapan tanggal. Ellen White menulis di Review and Herald, 21 Juli 1851. “Tuhan telah menunjukkan kepada saya bahwa pekabaran Malaikat Ketiga harus keluar dan diberitakan kepada anak-anak Tuhan yang tersebar di mana-mana, dan pekabaran itu tidak boleh dikaitkan pada…”  apa?   “…waktu karena waktu tidak pernah akan menjadi ujian lagi. Saya melihat beberapa orang dipengaruhi oleh semangat palsu yang bangkit karena berbicara tentang waktu, tetapi pekabaran Malaikat Ketiga ini lebih kuat daripada waktu. Saya melihat pekabaran ini bisa berdiri di atas fondasinya sendiri…”  dengan kata lain pekabaran Malaikat Ketiga bisa berdiri di atas fondasinya sendiri, “…dan dia tidak butuh dikuatkan oleh waktu, dan bahwa dia akan keluar dengan kuasa besar dan melakukan tugasnya, dan akan dihentikan dalam kebenaran…”  Jadi apakah ini jelas? Jika ada yang menetapkan tanggal, kalian tahu mereka berada di jalur yang salah. Kalian tahu, tujuan mereka mungkin tulus, apa tujuannya menetapkan tanggal? Untuk membangkitkan semangat orang. Tetapi kemudian apa yang terjadi setelah tanggal tersebut lewat dan tidak terjadi apa-apa? Semangatnya lenyap dan lain kali lebih sulit lagi untuk membangkitkan semangat mereka tentang sesuatu yang benar-benar berharga untuk disemangati. Seperti cerita anak kecil yang berteriak “Serigala! Serigala!” (anak ini sering berteriak “Serigala” ketika tidak ada apa-apa untuk mengagetkan orang, sehingga ketika benar-benar ada serigala dan anak itu berteriak “Serigala!” tidak ada yang datang menolongnya karena tidak ada lagi yang percaya.)

 

 

Now let's go to the oaths in Daniel and Revelation. Both in Daniel and Revelation, both of these books refer to the Angel’s oath, and both books begin the oath by invoking the name of the everlasting God. So both Daniel 12:7 and Revelation chapter 10 invoke the eternal God. In Daniel 12:7, the Angel lifts both hands to Heaven. But in Revelation the Angel raises only His right  hand. And the reason is very simple. In the book of Daniel, the Angel did not yet have the book so He raises both hands. But in Revelation the Angel has the book in one hand so He can only raise one hand, unless He raises the hand with the book, He only raises one hand.

 

Nah, mari kita ke sumpah-sumpah di Daniel dan Wahyu. Baik di Daniel maupun Wahyu,  kedua kitab ini mengacu kepada sumpah Sang Malaikat, dan kedua kitab itu mengawali sumpah itu dengan berseru menyebut nama Allah yang kekal. Jadi baik Daniel 12:7 dan Wahyu pasal 10, berseru menyebut Allah yang kekal. Di Daniel 12:7, Malaikat itu mengangkat kedua tanganNya ke langit. Tetapi di Wahyu, Malaikat itu mengangkat hanya tangan kananNya. Dan alasannya sangat sederhana. Di kitab Daniel, Malaikat itu belum memegang gulungan kitab, maka Dia mengangkat kedua tanganNya. Tetapi di Wahyu, Malaikat itu memegang gulungan kitab di satu tanganNya sehingga Dia hanya bisa mengangkat satu tangan, kecuali Dia mengangkat tanganNya yang memegang gulungan kitab, jadi Dia hanya mengangkat satu tanganNya.

 

 

Now significantly the Angel in the book of Revelation invokes the name of the eternal God and He swears the oath. However, the book of Revelation adds that the eternal God was the One who what? Aaah, this is not in Daniel, this is in Revelation. The eternal God is the One who created the Heaven and the things that are in it, the earth and the things that are in it, and the sea and the things that are in it. What does this bring to our minds? How about the First Angel’s Message, “worship Him who made the Heavens the earth, the seas and the fountains of waters”. Is this an allusion to the Fourth commandment, also to the Sabbath? Absolutely! 

 

Nah, secara signifikan Malaikat di kitab Wahyu berseru menyebut nama Allah yang kekal dan Dia mengucapkan suatu sumpah. Namun kitab Wahyu menambahkan bahwa Allah yang kekal adalah Dia yang apa? Aaah, ini tidak ada di kitab Daniel, ini di kitab Wahyu. Allah yang kekal adalah Dia yang menciptakan langit dan semua isinya, bumi dan semua isinya, serta laut dan semua isinya. Itu mengingatkan kita kepada apa? Bagaimana dengan Pekabaran Malaikat Pertama?  “sembahlah Dia yang telah menjadikan langit dan bumi dan laut dan semua mata air.” Apakah ini singgungan kepada Perintah Keempat, juga ke Sabat? Betul sekali!

 

 

Now notice the description of God as the eternal Creator links the little book of Revelation 10 with what? With the First Angel’s Message of Revelation 14.

There are three similarities between Revelation 10 and the First Angel’s Message:

1.   both underline that the message is what? Global. Does the First Angel’s Message go to every nation, kindred, tongue, and people? Does the Angel that brings the little book plant His left foot on the land and the right  foot on the sea?  So is it a global message? Yes.

2.   both announce the beginning of the what? Does the First Angel’s Message announce the beginning of the judgment? Is Revelation 10 also about the beginning of the judgment? Absolutely! 

3.   Do both focus on the Creator? Yes.

So Revelation 14:6-7 is closely related to Revelation chapter 10.

 

Nah, simak deskripsi Allah sebagai Allah yang kekal mengaitkan kitab kecil Wahyu 10 dengan apa? Dengan Pekabaran Malaikat Pertama kitab Wahyu 14.

Ada tiga persamaan antara Wahyu 10 dengan Pekabaran Malaikat Pertama:

1.   keduanya sama-sama menekankan bahwa pekabaran itu apa? Global. Apakah Pekabaran Malaikat Pertama ditujukan setiap bangsa, suku, bahasa dan kaum? Apakah Malaikat yang membawa kitab kecil itu menempatkan kaki kiriNya di darat dan kaki kananNya di laut? Jadi apakah ini pekabaran yang global? Ya.

2.   keduanya mengumumkan dimulainya apa? Apakah Pekabaran Malaikat Pertama mengumumkan dimulainya penghakiman? Apakah Wahyu 10 juga tentang dimulainya penghakiman? Tentu saja!

3.   Apakah keduanya fokus pada Sang Pencipta? Ya.

Jadi Wahyu 14:6-7 berkaitan erat dengan Wahyu pasal 10.

 

 

Let's continue, last paragraph. The Angel’s command for John to prophesy again from the Little Book bears a direct relationship with the First Angel’s Message where God commands the world to worship the Creator because the hour of God's judgment has come.

Thus the final remnant people of God will admonish the world to worship whom? To worship the Creator in the context of the judgment. In addition there's something more. In His oath the Angel strongly paraphrases the language of what? Of the Fourth commandment where God commands His people to keep the Sabbath as a sign of what? As a sign of creation.

 

Mari kita lanjut ke paragraf terakhir. Perintah Malaikat itu kepada Yohanes supaya bernubuat lagi dari kitab kecil itu menyatakan hubungan langsung dengan Pekabaran Malikat Pertama di mana Allah memerintahkan dunia untuk menyembah Sang Pencipta karena saat penghakiman Allah telah tiba.

Dengan demikian umat Allah yang terakhir, yang sisa, akan mengingatkan dunia agar menyembah siapa? Menyembah Sang Pencipta dalam konteks penghakiman. Sebagai tambahan ada sesuatu yang lain. Dalam sumpahNya, Malaikat itu dengan tegas memparafrase bahasa dari apa? Dari Perintah Keempat di mana Allah memerintahkan umatNya untuk memelihara Sabat sebagai tanda apa? Tanda penciptaan.

 

 

Now, let's talk about the Mystery of God, the finishing of the Mystery of God. As I mentioned this verse is out of order.  This verse Revelation 10:7, we're going to notice, actually should be placed at the end of the Sixth Trumpet. We'll see that.  Revelation 10:7, “ but…” or means “however”,  “…in the days of the sounding of the Seventh Angel, when He is about to sound…” not when the Seventh Angel sounds, but when He is about to sound, what is going to happen when the Seventh Angel is about to sound?  “…the mystery of God would be…” what?  “…the mystery of God would be finished, as He declared to His servants…” what?  “…the prophets.”

 

Nah, mari kita  bicara tentang Misteri Allah, selesainya Misteri Allah. Seperti yang sudah saya singgung, ayat ini tidak ada di urutannya yang benar. Ayat ini, Wahyu 10:7 akan kita lihat, seharusnya di tempatkan di bagian akhir Terompet Keenam. Akan kita lihat. Wahyu 10:7, 7 Tetapi…”  atau artinya “namun”, “…pada zaman ditiupnya sangkakala Malaikat yang ketujuh, ketika Ia akan meniup sangkakalaNya…”  bukan ketika Malaikat yang Ketujuh meniup, melainkan ketika Dia akan meniup, apa yang akan terjadi ketika Malaikat Ketujuh akan meniup?   “…akan …”  apa?   “…akan selesailah misteri Allah, seperti yang telah Ia beritakan kepada hamba-hamba-Nya…”  apa?   “…para nabi.

 

 

Now what does it mean the Mystery of God would be finished? Let's skip the next two paragraphs because of the brevity of time and go to the subtitle “What is the Mystery of God?”

The Mystery of God is the gospel of salvation that He kept secret in the eternal councils of the past, but is now revealed by the preaching of the gospel. In other words, the Mystery of God is the preaching of the gospel for people to be saved. What would the finishing of the Mystery of God be? What would it be? It would simply mean that there's no use to preach anymore because people cannot be saved by the preaching.

Let's notice Romans 16:25-27, did you notice here that it says, that the servants, the prophets declared the finishing of the Mystery of God? So let's notice Romans 16:25-27, 25 Now to Him who is able to establish you according to my…” what does Paul say?  “…my gospel and the…” what?  “…preaching of Jesus Christ, according to the revelation of the…” what?  “…of the mystery kept secret since the world began…” what is the Mystery that was kept secret since the world began? The Mystery of preaching the gospel, the plan of salvation. When was the plan of salvation devised? In the ages of eternity even before sin. But then Paul says,  “…26 but now made…” what?  “… manifest…” what was secret in the eternal councils in the past, is now made manifest,  “…and by the…” what?  “…prophetic Scriptures…” did you notice that it says, the Mystery of God would be finished as He declared to His servants the prophets? Now Paul is saying what? He says, “…now made manifest, and by the…” what?  “…prophetic Scriptures made known to all nations, according to the commandment of the everlasting God, for obedience to the faith— 27 to God, alone wise, be glory through Jesus Christ forever. Amen.”

So what is the Mystery that is finished shortly before the Seventh Trumpet sounds? It is the preaching of the gospel, the gospel of salvation, where people can be saved.

 

Nah, apa yang dimaksud dengan Misteri Allah akan selesai? Mari kita lompati kedua paragraf berikut karena singkatnya waktu, dan kita ke sub judul “Apakah Misteri Allah”.

Misteri Allah ialah injil keselamatan yang disimpan Allah tersembunyi pada dewan kekekalan di masa lampau, tetapi yang sekarang dinyatakan melalui dikhotbahkannya injil. Dengan kata lain, Misteri Allah ialah dikhotbahkannya Injil supaya manusia boleh diselamatkan. Selesainya Misteri Allah itu apa? Apa itu? Itu semata-mata berarti bahwa tidak ada gunanya untuk berkhotbah lagi karena manusia sudah tidak bisa diselamatkan melalui khotbah.

Mari kita simak Roma 16:25-27. Apakah kalian melihat di sini dikatakan bahwa hamba-hamba Allah, para nabi mengumumkan selesainya Misteri Allah? Jadi mari kita simak Roma 16:25-27, 25 Bagi Dia, yang sanggup menguatkan kamu, menurut Injil…”  apa kata Paulus?   “…injilku dan…”  apa?   “…pemberitaan tentang Yesus Kristus, sesuai dengan diungkapkannya…” apa?  “…misteri  yang dirahasiakan sejak dunia diciptakan…”  apakah misteri yang dirahasiakan sejak dunia diciptakan? Misteri dikhotbahkannya injil, rancangan keselamatan. Kapan rancangan keselamatan itu dibuat? Di masa kekekalan, bahkan sebelum adanya dosa. Tetapi kemudian Paulus berkata, “…26 tetapi yang sekarang telah…”  diapakan?   “…dinyatakan…”  apa yang dirahasiakan pada dewan kekekalan di masa lampau, sekarang diungkapkan, “…dan oleh…” apa?   “…Nubuatan Alkitab…”  apakah kalian melihat dikatakan bahwa Misteri Allah akan selesai seperti yang diumumkanNya kepada hamba-hambaNya para nabi? Sekarang Paulus berkata apa? Paulus berkata, “…sekarang telah dinyatakan, dan oleh…”  apa?   “…Nubuatan Alkitab telah diberitakan kepada segala bangsa, sesuai perintah Allah yang kekal agar patuh kepada iman.  27 Bagi Allah, satu-satunya yang penuh hikmat, segala kemuliaan melalui  Yesus Kristus sampai selama-lamanya! Amin.”

Jadi apa Misteri yang selesai sedikit waktu sebelum ditiupnya Terompet Ketujuh? Itu ialah dikhotbahkannya injil, injil keselamatan, dengan mana manusia bisa diselamatkan.

 

 

Now notice this statement from Ellen White, powerful statement where she concurs that the Mystery of God is the Mystery that was kept secret, but then in the New Testament times, because Jesus came, now it's been revealed in its fullness. She says, “The incarnation of Christ is a…” what?  “…is a mystery. The union of divinity with humanity is a mystery indeed…” what?  “…hidden with God, ‘even the mystery which hath been hid from ages.’…” and now Ellen White comments. She was just quoting the verse that we read from Romans.  “…It was kept in eternal silence by Jehovah, and was first revealed…” where?  “… in Eden…”  Did it exist before Eden? Yes. It was first revealed in Eden. So once again,  “…It was kept in eternal silence by Jehovah, and was first revealed in Eden by the prophecy that the Seed of the woman should bruise the serpent's head, and that he should bruise His heel…”  Now listen carefully, “…To present to the world this mystery that God kept in silence for eternal ages before the world was created, before man was created, was the part that Christ was to act in the work He entered upon when He came to this earth…” and now what should be done with this Mystery, this wonderful Mystery of salvation? “…And this wonderful mystery, the incarnation of Christ and the atonement that He made, must be…” what?  “… declared to every son and daughter of Adam whether Jew or Gentile…” What is the Mystery of God? The preaching of the gospel so that people can be what? Saved. So what is the finishing of the  Mystery of God? It must be when the preaching of the gospel comes to an end and no one any longer can be what? Can be saved, because probation has closed.

 

Sekarang simak pernyataan ini dari Ellen White, pernyataan yang hebat di mana dia menegaskan bahwa Misteri Allah ialah misteri yang dirahasiakan, tetapi kemudian di zaman Perjanjian Baru, karena Yesus datang, maka sekarang misteri itu dinyatakaan secara sempurna. Ellen White berkata, “…Inkarnasi Kristus adalah sebuah…” apa?   “…sebuah misteri. Persatuan antara keilahian dan kemanusiaan  benar-benar adalah suatu misteri…”  apa?   “…yang tersembunyi pada Allah, ‘yaitu misteri yang telah disembunyikan dari berabad-abad.’…” dan sekarang Ellen White mengomentarinya, tadi dia hanya mengutip ayat yang baru kita baca dari kitab Roma.  “…Itu disimpan dalam kerahasiaan kekal oleh Yehova, dan pertama dinyatakan…”  di mana?   “…di Eden…”  apakah itu sudah ada sebelum Eden? Ya. Itu pertama dinyatakan di Eden. Jadi sekali lagi, “…Itu disimpan dalam kerahasiaan kekal oleh Yehova, dan pertama dinyatakan di Eden oleh nubuatan bahwa Benih perempuan itu akan meremukkan kepala si ular, dan ular itu akan meremukkan tumitNya…”  sekarang dengarkan baik-baik, “…Demi menyampaikan kepada dunia misteri ini yang telah dirahasiakan Allah selama abad-abad kekekalan sebelum dunia diciptakan, sebelum manusia diciptakan, itulah peranan yang harus dimainkan Kristus dalam pekerjaan yang dimasukiNya ketika Dia datang ke dunia ini…”  dan sekarang apa yang harus dilakukan dengan misteri ini, misteri keselamatan yang indah ini? “…Dan misteri yang indah ini, inkarnasi Kristus dan pendamaian yang dibuatNya, harus…”  apa?   “…dideklarasikan kepada setiap putra dan putri Adam baik Yahudi maupun non-Yahudi. (The Signs of the Times, January 30, 1912, dicetak ulang dari The Signs of the Times, March 25, 1897 – 6BC 1082). …” Apakah Misteri Allah? Dikhotbahkannya injil agar manusia boleh diapakan? Diselamatkan. Jadi selesainya Misteri Allah itu apa? Itu haruslah ketika injil berhenti dikhotbahkan dan tidak ada manusia lagi yag bisa diapakan? Bisa diselamatkan, karena pintu kasihan sudah tutup.

 

 

Let me ask you, is this happening before or after 1844? (audience: after). But now wait a minute, in the next verse you're going to have the bittersweet experience, that was in 1844. Are you with me? So is 10:7 chronologically after the following verses?  Very clearly it is. It is  an interjection, in other words, it is a clarification that the Mystery of God takes place at the very end of the Sixth Trumpet, before the Seventh Trumpet begins to blow.


Coba saya tanya, apakah ini terjadi sebelum atau sesudah 1844 (hadirin: sesudah). Tetapi sekarang tunggu sebentar, di ayat berikutnya ada pengalaman manis-pahit, itu di tahun 1844. Apakah kalian mengikuti saya? Jadi apakah Wahyu 10:7 secara kronologis setelah ayat-ayat ini? Jelas sekali iya. Itu adalah suatu sisipan, dengan kata lain itu adalah suatu penjelasan bahwa Misteri Allah terjadi pada penghujung Terompet Keenam, sebelum Terompet Ketujuh ditiup.

 

 

Now let's go to the next paragraph. The Mystery of God that is the preaching of the gospel to the world, will end shortly before the Seventh Trumpet begins to sound. At that time what will Jesus do? He will remove His priestly robe and clothe Himself with His kingly robe. Is He going to be intercessor anymore? No, He's going to be clothed as King because He's going to come as King, and King of kings and Lord of lords to rescue His people. Daniel 12:1 describes this moment by Michael  standing up. At this time Jesus will begin to reign. And because the judgment has ended and the number of His subjects is complete ~ we’ve already described that, right?  What does the investigative judgment do? It reveals who are subjects of His kingdom. So when is the kingdom complete? When the Mystery of God is finished and the preaching of the gospel ends, and all cases are decided in the judgment.

Revelation 15:5-8 describes the moment as well where Christ's work of intercession ends in the Heavenly ναός [naos] which is the Heavenly Most Holy place of the sanctuary.

 

Sekarang mari kita ke paragraf berikut. Misteri Allah yang adalah dikhotbahkannya injil ke seluruh dunia, akan berakhir tidak lama sebelum Terompet Ketujuh mulai ditiup. Pada waktu itu apa yang akan dilakukan Yesus? Yesus akan melepas jubah imamNya dan mengenakan jubah rajaNya. Apakah Dia masih akan menjadi Perantara? Tidak, Dia akan mengenakan pakaian rajaNya karena Dia akan datang sebagai Raja, Raja segala raja dan Tuhan segala tuan untuk menyelamatkan umatNya. Daniel 12:1 menggambarkan saat itu dengan Mikhael berdiri. Pada waktu itu Yesus akan mulai memerintah. Dan karena penghakiman telah berakhir dan jumlah rakyatNya sudah genap ~ kita sudah membahas itu, benar? Apa yang dilakukan penghakiman investigasi? Itu menyatakan siapa-siapa rakyat kerajaanNya. Jadi kapan kerajaanNya selesai terbentuk? Ketika Misteri Allah selesai, dan injil selesai dikhobahkan, dan semua kasus sudah diputuskan di dalam pengadilan.

Wahyu 15:5-8 menggambarkan waktu itu juga ketika pekerjaan perantara Kristus berakhir di ναός [naos] surgawi yang adalah Bilik Mahakuuds Bait Allah surgawi

 

 

In summary, when the Seventh Angel is about to sound, the following events will transpire:

·       probation will close,

·       the Mystery of God will be finished,

·       and you need to add one there, the Time of Trouble will ensue in-between the Mystery of God and the Seventh Trumpet,

·       and then the Seventh Trumpet will sound,

·       and Jesus will possess the kingdoms of the world.

Are you understanding the chronology?

So is there a period of time between when the Seventh Trumpet is about to sound and probation closes, and when the Seventh Trumpet actually sounds? What is in-between those two points? The Time of Trouble.

Sebagai ringkasan, ketika Malaikat Ketujuh akan meniup, peristiwa-peristiwa berikut akan terjadi:

·       Pintu kasihan menutup.

·       Misteri Allah selesai.

·       Dan kalian perlu menambahkan satu di sini, Masa Kesukaran Besar akan terjadi antara Misteri Allah dan Terompet Ketujuh.

·       Lalu Terompet Ketujuh akan ditiup.

·       Dan Yesus akan mengambil kerajaan-kerajaan dunia.

Apakah kalian paham kronologinya?

Jadi apakah ada suatu periode waktu antara saat Terompet Ketujuh akan berbunyi dan pintu kasihan menutup dengan ketika Terompet Ketujuh benar-benar berbunyi? Apa yang terjadi di antara ke dua titik ini? Masa Kesukaran Besar.

 

 

And by the way does Daniel chapter 12 prove that? 1 At that time Michael shall stand up…” that's the close of probation,  “…the Great Prince…” what ensues after that?  “…a time of trouble such as never…” as has been seen. What follows that? “…your people shall be…” what?  “…delivered…” He comes to get His people, that's the Seventh Trumpet, the giving of the kingdom.

 

Dan apakah Daniel 12 membuktikan itu? 1 Pada waktu itu juga Mikhael akan berdiri…”  itu tutupnya pintu kasihan, “…Pangeran besar itu…” Apa yang terjadi setelah itu?   “…suatu Waktu Kesesakan yang besar, seperti yang belum pernah…”  dilihat. Setelah itu diikuti apa? “…bangsamu akan…” apa? “…diselamatkan…” Dia datang untuk menjemput umatNya, itulah Terompet yang Ketujuh, diberikannya kerajaan.

 

 

Now I wish that we could cover what we find next, but the clock is rolling very fast. Let me just summarize what you have.

This closing of probation is amplified in Revelation 15:5-8.

By the way, next year Lord willing if I'm still alive and if Jesus hasn't come, and the final crisis is not upon us, we will be studying Revelation 15 through 22. Tremendous material, unbelievable material. So you want to make sure you sign up early. We only have space for 47 people. So if everybody who's here registers for next year, nobody new can register, which is not what we necessarily want, but what I'm saying if you want to save your space do it early. And by the way the same price, it's never gone up and we don't anticipate it going up either.

·       So Revelation 15:5-8 speaks about when Michael stands up, the close of probation,

·       and Revelation 22:10-12 also describes the moment when probation closes,

·       and Daniel 7 which we already looked at yesterday, also describes the time when the judgment ends and Jesus takes over the kingdom. 

So you need to read from the bottom of page 255 through almost the end of page 257, because we don't have time to do that right  now. But basically the key point that you need to remember is, that these pages are describing the same moment when Michael stands up, the Mystery of God is finished, and probation closes.

 

Nah, seandainya kita bisa meliput apa yang ada berikut, tetapi jam berputar cepat sekali. Saya akan merangkum apa yang kita punya.

Tutupnya pintu kasihan ini dijelaskan lebih luas di Wahyu 15:5-8.

Nah, tahun depan, insya Allah, jika saya masih hidup dan jika Yesus belum datang dan krisis yang terakhir belum menimpa kita, kita akan mempelajari Wahyu 15 hingga 22. Materi yang banyak sekali, materi yang luar biasa. Jadi jika kalian mau, daftarlah pagi-pagi. Kami hanya punya tempat untuk 47 orang, jadi jika semua yang hadir di sini mendaftar untuk tahun depan, tidak ada orang baru yang bisa mendaftar, belum tentu itu yang kami inginkan. Tetapi maksud saya ialah jika kalian mau memesan tempat kalian, lakukan pagi-pagi. Dan dengan harga yang sama, harga tidak pernah naik dan kami juga tidak mengantisipasi ada kenaikan harga.

·       Jadi Wahyu 15:5-8 berbicara tentang ketika Mikhael berdiri, tutupnya pintu kasihan,

·       Dan Wahyu 22:10-12 juga menggambarkan saat ketika pintu kasihan tutup.

·       Dan Daniel 7 yang sudah kita simak kemarin, juga menggambarkan waktu ketika penghakiman berakhir dan Yesus mengambil alih kerajaan.

Jadi kalian perlu membaca dari bagian bawah hal. 255 hingga hampir ke akhir hal. 257, karena kita tidak punya waktu melakukan itu sekarang. Tetapi pada dasarnya, poin kunci yang perlu kalian ingat ialah halaman-halaman ini menggambarkan momen yang sama ketika Mikhael berdiri, Misteri Allah selesai, dan pintu kasihan tutup.

 

 

Now let's go actually to page 258. The bitter sweet experience. This is an important point. It is clear that the little book experience of verses 8 through 11 precedes Revelation 10:7 in time, right?  It's not a case that the Mystery of God ends and then John is told, “Now you eat the book it'll be sweet and bitter.”  No! The sweet and bitter experience takes place before the finishing of the Mystery of God. In other words, Revelation 10:7 is a parenthetical statement that breaks the flow of thought.  Someone may wonder why this is so. Well, the reason is obvious.  After John eats the little book and it's sweet in his mouth and bitter in his stomach, the Angel tells him to prophesy again and measure the temple. If the Mystery of God (the preaching of the gospel) had already finished and probation is closed, there would be no reason to prophesy again, and there would be no reason to measure the temple, because that takes place before the blowing of the Seventh Trumpet. So verses 8 through 11 take us back to events that occurred between verses 6 & 7.

The assimilation of the little book by John, causes a bittersweet reaction. In the mouth ~ the judgment book, by the way this is the judgment book, right?  The announcement of the end of the 2300 days, this is important. So there's going to be something bitter and something sweet about the 2300 day prophecy.  So when John eats the book it is what? Oh, it is sweet like honey. But then what happens? The contents of the book ~ because he's eating the book ~ the contents of this judgement book, the 2300 day prophecy, becomes what? Becomes bitter.

By the way have you ever had the experience of eating something that is sweet but it gives you indigestion? Well, then you literally know what John went through.

 

Nah, mari kita ke hal. 258. Pengalaman manis-pahit. Ini adalah poin yang penting. Jelas bahwa pengalaman kitab kecil dari ayat 8-11 mendahului Wahyu 10:7 dalam urutan waktu, benar? Bukan ketika Misteri Allah berakhir lalu Yohanes disuruh, “Sekarang makanlah kitab itu dan itu akan menjadi manis dan pahit.” Tidak. Pengalaman manis-pahit terjadi sebelum selesainya Misteri Allah. Dengan kata lain, Wahyu 10:7 adalah suatu sisipan yang memutus alur pikiran yang ada. Mungkin ada yang bertanya-tanya mengapa begitu. Nah, alasannya jelas. Setelah Yohanes makan kitab kecil itu dan itu manis di mulutnya tapi pahit di perutnya, Malaikat itu menyuruhnya untu bernubuat lagi dan mengukur Bait Sucinya. Jika Misteri Allah (dikhotbahkannya injil) sudah selesai dan pintu kasihan sudah tutup, tidak ada lagi alasan untuk bernubuat lagi dan tidak ada lagi alasan untuk mengukur Bait Suci, karena itu terjadi sebelum ditiupnya Terompet Ketujuh.

Jadi ayat 8-11 membawa kita kembali ke peristiwa-peristiwa yang terjadi antara ayat 6 dan 7.

Dimakannya kitab kecil itu oleh Yohnes menimbulkan reaksi manis-pahit. Di mulut ~ kitab penghakiman ini, dan ini adalah kitab penghakiman, benar? Diumumkannya akhir dari 2300 hari, ini penting. Jadi ada sesuatu yang pahit dan sesuatu yang manis di nubuatan 2300 hari. Jadi ketika Yohanes makan kitab itu, bagamana? Oh, terasa manis seperti madu. Tetapi kemudian apa yang terjadi? Isi kitab itu ~ karena Yohanes memakan kitab itu ~ isi dari kitab penghakiman ini, nubuatan 2300 hari menjadi apa? Menjadi pahit.

Nah, pernahkah kalian punya pengalaman makan sesuatu yang manis tetapi itu membuat perut sakit? Nah, kalau begitu kalian tahu secara literal apa yang dialami Yohanes.

 

 

Now what does it mean when it says “eat the book”? Well, actually we don't go around eating books. It means to assimilate the book, the message of the book. Notice three texts:

Jeremiah 15:16, Jeremiah says, 16 Your words were found, and I ate them, and Your word was to me…” what?  “…the joy and rejoicing of my heart; for I am called by Your name, O Lord God of hosts.” So when God utters His word, it is what? It causes joy and rejoicing.

Psalm 119:103, 103 How sweet are Your…” what? “…are Your words to my taste, sweeter than honey to my mouth!”

So somehow the bittersweet experience has to do with what?  With reading the words that are found in the little book. Something relating to the 2300 day prophecy is going to cause bitterness after sweetness in the mouth.

By the way what was the taste of the manna? Oh, it says, you know this was a very versatile kind of food.  It says “And the house of Israel called its name manna. And it was like white coriander seed, and the taste of it was like…” what? “…wafers made with honey. Does that sound good? Oh, that sounds tasty.

 

Nah, apa artinya ketika dikatakan “makanlah kitab itu”? Sesungguhnya itu bukan kita ke mana-mana berburu kitab untuk dimakan. Itu artinya mencerna kitab itu, pesan yang ada di dalam kitab itu. Simak tiga ayat:

Yeremia 15:16, Yeremia berkata, 16 Kata-kataMu ditemukan dan aku memakannya; dan perkataan-Mu bagiku…”  apa?   “…adalah sukacita dan kegembiraan hatiku, sebab aku dipanggil dengan nama-Mu, ya TUHAN Allah semesta alam.” Jadi ketika Allah mengucapkan FirmanNya, itu apa? Itu mendatangkan sukacita dan kegembiraan.

Mazmur 119:103, 103 Betapa manisnya…”  apa?   “…kata-kata-Mu itu bagi seleraku, lebih manis daripada madu di mulutku…”  Jadi entah bagaimana pengalaman manis-pahit itu berkaitan dengan apa? Dengan membaca kata-kata yang ada di dalam kitab kecil itu. Sesuatu yang berkaitan dengan nubuatan 2300 hari akan mengakibatkan kepahitan setelah rasa manis di mulut.

Nah, bagaimana rasanya manna? Oh, dikatakan, kalian tahu, ini adalah jenis makanan yang sangat serbaguna. Dikatakan, Dan umat Israel menyebut namanya: manna; dan itu seperti biji ketumbar putih dan rasanya seperti…” apa?  “…wafer yang dibuat dengan madu.” (Kel. 16:31) Apakah itu terdengar sedap? Oh, itu terdengar sedap.

 

 

Ellen White explained in what sense the book concerning the judgment message was sweet. She wrote this Manuscript 59, 1900, The comprehension of truth, the glad reception of the message, is represented in the eating of the little book. The truth in regard to the time of the advent of our Lord…” had they specified that Jesus was going to come October 22, 1844? She says, the timing or  “…the time of the advent of our Lord was…”  what “…a…” most  “…precious message to our souls.” In other words it was what? Sweet. In fact Ellen White described the year that led up to 1844 as “the happiest year of my life” because she was going to see Jesus come back in power and glory.

 

Ellen White menjelaskan dalam pengertian apa kitab tentang pekabaran penghakiman itu manis. Dia menulis ini, Manuscript 59, 1900,   “…Pemahaman akan kebenaran, penerimaan yang penuh sukacita pada pekabaran itu, dilambangkan oleh memakan kitab kecil itu. Pengetahuan sehubungan dengan waktu kedatangan Tuhan kita…”  apakah mereka telah menetapkan bahwa Yesus akan datang tanggal 22 Oktober 1844? Ellen White berkata, waktunya atau   “…waktu kedatangan Tuhan kita adalah…”  apa?   “…suatu pekabaran yang paling berharga bagi jiwa kami… ( 7BC p. 971).”  Dengan kata lain itu apa? Manis. Bahkan Ellen White menggambarkan masa hingga 1844 sebagai “tahun yang paling bahagia dalam hidupku” karena dia mengira dia akan melihat Yesus datang kembali dalam kuasa dan kemuliaan.

 

 

Now the act of eating the scroll ~ continuing here ~ not only represents the fact that John was to assimilate the message and digest the message, it also means that he was supposed to impart the message. So the Millerites not only were supposed to understand the message but they were to proclaim the message.

You say, how do we know that? Well, we go back. We allow Scripture to interpret Scripture. We go back to Ezekiel 3:1-4, very similar verses. 1 Moreover He said to me, Son of man, eat what you find; eat this scroll, and go, speak to the house of Israel.’…” so do you have a scroll? Is the prophet Ezekiel commanded to eat the scroll? Yes. So what does he do?  “…So I opened my mouth, and He caused me to eat that scroll. And He said to me, Son of man, feed your…” what?  “…feed your belly, and fill your stomach…”  is there a mention of “stomach” there in Revelation? Yes. “…fill your stomach with this scroll that I give you. So I ate, and it was in my mouth…” what?  “…like honey in sweetness…” Are you seeing the parallels? And now notice, not only is Ezekiel supposed to eat it and  have it be sweet to him, but then in verse 4 it says, “…Then He said to me, Son of man, go to the house of Israel and speak with My words to them…” Did the Millerites only rejoice, “O, Jesus is coming again, hallelujah!” and then sit at home and not tell anyone? No! They assimilated, understood the message, were with joy, and then they what? And then they proclaimed it.

 

Nah, tindakan memakan gulungan kitab itu ~ dilanjutkan di sini ~ bukan hanya melambangkan fakta bahwa Yohanes harus menelan pekabaran itu dan mencernanya, itu juga berarti bahwa dia harus membagikan pekabaran itu. Maka golongan Miller tidak hanya harus memahami pekabaran itu tetapi mereka juga harus mengumandangkan pekabaran tersebut.

Kalian berkata, dari mana kita tahu itu? Nah, kita kembali. Kita izinkan Kitab Suci menafsirkan Kitab Suci. Kita kembali ke Yehezkiel 3:1-4, ayat-ayat yang sangat mirip. 1 Tambahan Dia berkata kepadaku, ‘Hai anak manusia, makanlah apa yang engkau lihat, makanlah gulungan kitab ini dan pergilah, berbicaralah kepada kaum Israel.’…”  jadi apa di sini ada gulungan kitab? Apakah nabi Yehezkiel diperintahkan untuk makan gulungan kitab itu? Ya. Lalu apa yang dilakukannya? “…2 Maka kubukalah mulutku dan Dia membuat aku makan gulungan kitab itu. 3 Dan Dia berkata kepadaku, ‘Hai, anak manusia, suapilah…” apa?  “…suapilah perutmu, dan isilah perutmu…”  apakah di kitab Wahyu ada disebutkan “perut”? Ya, “…isilah perutmu dengan gulungan kitab ini yang Kuberikan padamu.’ Maka aku memakannya, dan dalam mulutku…” apa? “…seperti madu manisnya…”  Apakah kalian melihat paralelnya? Dan sekarang simak, bukan saja Yehezkiel harus memakannya dan dia yang merasakan manisnya, tetapi kemudian di ayat 4 dikatakan, “…4 Lalu kataNya kepadaku, ‘Anak manusia, pergilah ke kaum Israel dan bicaralah dengan kata-kataKu kepada mereka…” Apakah golongan Miller hanya bersukacita, “O, Yesus akan datang lagi, halleluya!” lalu duduk manis di rumah dan tidak memberitahu siapa pun? Tidak. Mereka menelannya, memahami pekabarannya, dipenuhi sukacita, lalu mereka apa? Lalu mereka mengumumkannya.

 

 

Bottom of page 259. The message of the judgement imparted by the Millerites leading up to October 22, 1844, was indeed sweet. They believed that the judgement meant the cleansing of the earth by fire and the setting up of Christ's everlasting kingdom. They were wrong about the event, and were severely disappointed. Let's look at the reaction of some of the pioneers.

Hiram Edson ~ you can really sense by what he wrote,  the deep sadness and sorrow that those who went through the disappointment experienced.

“… We confidently expected to see Jesus Christ and all the holy angels with Him; and that His voice would call up Abraham, Isaac, and Jacob, and all the ancient worthies, and dear friends which had been torn from us by death, and that our trials and sufferings, with our earthly pilgrimage would close, and we should be caught up to meet our coming Lord to be forever with Him, to inhabit bright golden mansions in the golden home city prepared for the redeemed. Our expectations were raised high, and thus we looked for our coming Lord until the clock tolled 12, at midnight…” see they were wrong there, they needed  still to learn that the day begins at sunset, that's what Ellen White says, they were not ready to meet their Lord. They still had duties and things to learn. He continues,  “…The day had then passed and our disappointment became a certainty. Our fondest hopes and expectations were blasted, and such a spirit of weeping came over us, as I never experienced before. It seemed that the loss of all earthly friends could have been no comparison. We wept, and wept, till the day dawn. I mused in my own heart, saying, My advent experience has been the richest and brightest of all my Christian experience. If this had proved a failure, what was the rest of my Christian experience worth? Has the Bible proved a failure? Is there no God, no heaven, no golden home city, no paradise? Is all this but a cunningly devised fable?...”  All these questions came up in his mind. “…Is there no reality to our fondest hope and expectation of these things? And thus we had something to grieve and weep over, if all our fond hopes were lost. And as I said, we wept till the day dawn.”

Don't you dare criticize that movement unless you have this kind of spirit.

There are those who say, “Ahh, the great disappointment, the Adventist Church began with this disappointment, let's bury that because that's embarrassing.”

 

Bagian bawah hal. 259. Pekabaran tentang penghakiman yang dibagikan oleh golongan Miller hingga 22 Oktober 1844 memang manis. Mereka meyakini bahwa penghakiman berarti dunia ini dibersihkan oleh api dan didirikannya kerajaan Kristus yang kekal. Mereka salah tentang peristiwanya, dan kecewa besar. Mari kita lihat reaksi beberapa pionir tersebut.

Hiram Edson ~ kalian bisa merasakan dari tulisannya, kesedihan dan dukacita yang mendalam yang dialami oleh mereka yang menjalani kekecewaan itu.


“…Kami begitu yakin akan melihat Yesus Kristus dan semua malaikat yang suci bersamaNya; dan suaraNya yang akan membangunkan Abraham, Ishak dan Yakub, dan semua orang saleh dari zaman purba, dan teman-teman kami yang telah dirampas oleh kematian dari kami, dan bahwa cobaan dan penderitaan kami serta perjalanan kami di dunia ini akan berakhir, dan kami akan diangkat untuk bertemu dengan Tuhan kami yang datang,  supaya bisa selamanya bersama-sama denganNya, mendiami rumah-rumah indah yang bercahaya terang keemasan di kota emas, yang disediakan untuk umat tebusan. Harapan kami terangkat begitu tinggi dan  dengan demikian kami menunggu kedatangan Tuhan kami hingga lonceng berbunyi 12 tengah malam…”  lihat, di sana mereka keliru, mereka masih harus belajar bahwa hari itu mulai saat matahari terbenam. Itulah kata Ellen White bahwa mereka belum siap bertemu dengan Tuhan mereka. Mereka masih punya tugas dan hal-hal yang harus dipelajari. Hiram Edson melanjutkan,   “…Hari itu sudah lewat, dan kekecewaan kami menjadi suatu kepastian. Harapan kami yang terindah serta penantian kami hancur, dan kami dikuasai oleh roh duka yang belum pernah saya alami sebelumnya. Seandainya semua teman kami di dunia ini lenyap pun tidak sebanding dengan perasaan saat itu. Kami menangis, dan menangis, hingga fajar. Saya bertanya-tanya dalam hati sendiri, ‘Pengalaman  menantikan kedatangan Kristus adalah pengalaman saya yang paling kaya dan cemerlang dari seluruh pengalaman kekristenan saya. Jika ini terbukti suatu kegagalan, apa nilainya pengalaman kekristenan saya yang lain? Apakah Alkitab ternyata suatu kegagalan? Apakah Tuhan tidak ada, Surga tidak ada, tidak ada kota emas, tidak ada firdaus? Apakah semua ini hanyalah dongeng yang diciptakan secara licik?…” semua pertanyaan ini muncul di pikirannya.   “…Apakah harapan kami yang terindah dan penantian kami akan hal-hal itu, tidak ada kenyataannya?’ Maka kami punya alasan untuk berduka dan mencucurkan air mata, jika semua harapan terindah kami lenyap. Dan seperti saya katakan, kami menangis hingga fajar tiba.” (Hiram Edson, manuscript fragment on his "Life and Experience," tidak bertanggal, hal. 4-5, Ellen G. White Research Center, James White Library, Andrews University, Berrien Springs, Mich.)

Jangan sekali-kali berani mengeritik gerakan itu kecuali jika kita punya semangat seperti mereka.

Ada orang-orang yang berkata, “Ahhh, kekecewaan besar, gereja Advent dimulai dengan kekecewaan ini. Mari kita pendam saja itu, karena itu memalukan.”  

 

 

Notice what Washington Morse said, The passing of the time was a…” what?  “…a bitter disappointment. True believers had given up all for Christ…” they sold their things to pay the debts of other people, they prayed all night, they studied the Scriptures all night, they left the potatoes in the field. These people really believed this.  “…True believers had given up all for Christ and had shared His presence as never before. The love of Jesus filled every soul; and with inexpressible desire they prayed, ‘Come, Lord Jesus, and come quickly;’ but He did not come. And now, to turn again to the cares, perplexities, and dangers of life, in full view of jeering and reviling unbelievers who scoffed as never before, was a terrible trial of faith and patience. When elder Himes visited Waterbury, Vermont, a short time after the passing of the time, and stated that the brethren should prepare for another cold winter, my feelings were almost incontrollable. I left the place of meeting and wept like a child.”

 


Simak apa kata Washington Morse. “Berlalunya waktu merupakan…”  apa?   “…kekecewaan yang getir. Orang-orang yang sungguh-sungguh percaya telah meninggalkan semuanya untuk Kristus…”  mereka menjual barang-barang mereka untuk membayarkan utang orang-orang lain, mereka berdoa sepanjang malam, mereka mempelajari Kitab Suci sepanjang malam, mereka meninggalkan kentang-kentang di ladang. Orang-orang ini sungguh-sungguh percaya pada hal itu. “…Orang-orang yang sungguh-sungguh percaya telah meninggalkan semuanya untuk Kristus, dan telah merasakan kehadiranNya yang belum pernah mereka alami sebelumnya. Kasih untuk Yesus memenuhi setiap jiwa, dan dengan hasrat yang tak terlukiskan, mereka berdoa, ‘Datanglah, Tuhan Yesus, datanglah cepat.’ Tetapi Dia tidak datang. Dan sekarang kami harus kembali ke semua kekhawatiran, kebingungan, dan bahaya dalam hidup, di hadapan semua orang yang tidak percaya, yang menertawakan dan mencaci, dan mencemooh dengan luar biasa. Ini adalah suatu pencobaan iman dan kesabaran yang sangat berat. Ketika ketua Himes  mengunjungi Waterbury, Vermont, tak lama setelah itu, dan menyatakan bahwa saudara-saudara harus bersiap-siap untuk menghadapi musim dingin lagi, perasaan saya nyaris tak terkendalikan. Saya tinggalkan pertemuan itu dan menangis seperti seorang anak kecil.”   ( Washington Morse “Remembrance of Former Days”, the Advent Review and Sabbath Herald, May 7, 1901.)

 

 

Does this help you understand a little bit about the bitterness of the disappointment? Notice what William Miller wrote, “It passed. And the next day, it seemed as though all the demons from the bottomless pit were let loose upon us. The same ones and many more who were crying for mercy two days before, were now mixed with the rabble and mocking, scoffing and threatening in a most blasphemous manner.”

 


Apakah ini membantu kalian memahami sedikit tentang kepahitan kekecewaan itu? Simak apa yang ditulis William Miller, “Penantian itu berlalu. Dan keesokan harinya seolah-olah semua setan dari lubang yang tidak ada dasarnya dilepaskan kepada kami. Orang-orang yang sama dan banyak yang lain yang sebelumnya berseru memohon pengampunan dua hari sebelumnya, sekarang bergabung dengan kelompok yang mencemooh, mencaci dan mengancam dengan cara yang sangat menghina.” (~ William Miller dalam suratnya kepada  I.O. Orr, MD, tertanggal 13 December 1844.)

 

 

Those people joined the movement because they were afraid, not because they loved the Lord.

Orang-orang itu bergabung dengan gerakan itu karena mereka ketakutan, bukan karena mereka mencintai Tuhan.



Now do you remember the triumphal entry of Jesus into Jerusalem? I'm going to go through this very quickly. Let me ask you, was it a sweet experience for those who participated in the triumphal entry? Oh, yes! The King is coming.

Was a specific prophecy being fulfilled by this? Which prophecy? The 70 week prophecy. Jesus was going to die in the middle of the week. Was this a portion of the 2300 day prophecy? Absolutely!

What did the disciples believe? That Jesus was going to establish His kingdom where? On earth. Were they mistaken about the event? Was the timing right?  Yes, the timing was right.  After Jesus went to Gethsemane and the cross, were His followers bitterly disappointed? Yes.

In fact after the disappointment, two of the followers of Jesus ~ not of His 12 disciples ~ but two of His followers, are walking on a country road to the little town of Emmaus. We know the name of one of them, but not of the other. The name of one is Cleopas and it's interesting to notice that as they are walking, who catches up to them? Jesus catches up to them. And what does Jesus do? He says, “Guys, you misunderstood Scripture. Wasn't it necessary that Jesus go to the cross and die and resurrect from the dead?” And beginning at Moses, and all the prophets, He revealed to them in all the Scriptures the things concerning Himself, and their hearts burn. They say, “We get it now. He wasn't going to come to reign as king, He had to die.” So was prophecy clarified to these two individuals who were walking on the country road to Emmaus? Yes. And then Peter and the disciples understood that Jesus was not going to establish His kingdom here on earth but He was going to enter the Holy Place, to begin His work of intercession in the Heavenly sanctuary. Did the majority of those who profess to follow Jesus follow Him into the Holy Place? No. How many were left in the upper room? 120 out of all the multitudes. Did most of them fall by the wayside? Yes.

Now, did Jesus then command the disciples to go prophesy again with new understanding? Absolutely! 

And was there a faithful remnant that founded the Christian Church?

Are you looking at the parallel here? The Christian Church began with a great disappointment. Why don't we try to bury that if we're embarrassed?

 

Nah, apakah kalian ingat masuknya Yesus ke Yerusalem dielu-elukan bagai raja? Saya akan membahas ini dengan cepat. Coba saya tanya, apakah itu suatu pengalaman yang manis bagi mereka yang ikut ambil bagian dalam arak-arakan tersebut? Oh, iya! Rajanya datang.

Apakah ada nubuatan khusus yang sedang digenapi oleh peristiwa ini? Nubuatan yang mana? Nubuatan 70 minggu. Yesus akan mati di tengah-tengah minggu itu. Apakah itu porsi dari nubuatan 2300 hari? Tepat sekali!

Apa yang diyakini para murid? Bahwa Yesus akan mendirikan kerajaanNya di mana? Di bumi. Apakah mereka keliru tentang peristiwanya? Apakah waktunya benar? Ya, waktunya benar. Setelah Yesus ke Getsemani dan ke salib, apakah pengikut-pengikutNya sangat kecewa? Ya.

Bahkan setelah kekecewaan itu, dua dari pengikut Yesus ~ bukan dari ke-12 muridNya ~ tetapi dua dari pengikutNya, sedang berjalan di jalan pedesaan menuju kota kecil Emaus. Kita mengetahui nama salah satu dari keduanya, tetapi yang satunya tidak. Namanya yang satu ialah Kleopas. Dan yang menarik untuk disimak, sementara mereka berjalan siapa yang menyusul mereka? Yesus menyusul mereka. Dan apa yang dilakukan Yesus? Dia berkata, “Hei, kalian salah memahami Kitab Suci. Bukankah Yesus harus disalibkan dan mati dan bangkit dari yang mati?” Dan mulai dari tulisan Musa dan semua nabi Dia mengungkapkan kepada mereka  semua tulisan Kitab Suci tentang hal-hal yang mengenai DiriNya sendiri, dan hati mereka serasa terbakar. Mereka berkata, “Kami paham sekarang. Dia bukan datang untuk memerintah sebagai raja, Dia harus mati.” Jadi apakah nubuatan dijelaskan kepada kedua orang ini yang sedang menapak di jalan pedesaan ke Emaus? Ya. Kemudian Petrus dan murid-murid mengerti bahwa Yesus tidak akan mendirikan kerajaanNya di bumi di sini tetapi Dia akan masuk ke bilik Kudus untuk memulai pekerjaan perantaraanNya di Bait Suci surgawi. Apakah mayoritas mereka yang mengaku pengikut Yesus mengikutiNya masuk ke bilik Kudus? Tidak. Berapa dari mereka yang tertinggal di ruang atas? 120 dari seluruh orang banyak yang mengikuti Yesus. Apakah bagian terbesar mereka jatuh di perjalanan? Ya.

Nah, apakah Yesus lalu memerintahkan para murid untuk pergi bernubuat lagi dengan pemahaman yang baru? Tepat sekali!

Dan apakah ada sekelompok umat sisa yang mendirikan Gereja Kristen?

Apakah kalian melihat paralelnya di sini? Gereja Kristen diawali dengan suatu kekecewaan besar. Mengapa kita tidak berusaha mengubur hal itu jika kita merasa malu?

 

 

Now let's draw a parallel. The Millerites also had a sweet experience. They were expecting Jesus to come at the conclusion of the larger portion of that prophecy. Was Jesus fulfilling a specific time prophecy? Yes, the 2300 days. What kind of kingdom did the Millerites envision? A kingdom on earth. Cleansing the earth and Jesus establishing Himself as King here. Were they right about the timing? Yes. What were they wrong about? The event. When Jesus failed to fulfill their expectations, was the sweet experience changed into bitterness as we just noticed? Yes.

 

Nah, mari kita lihat paralelnya. Golongan Miller juga mendapat pengalaman yang manis. Mereka sedang menantikan Yesus untuk datang pada akhir bagian terbesar dari nubuatan itu. Apakah Yesus menggenapi nubuatan waktu yang khusus? Ya, nubuatan 2300 hari. Kerajaan macam apa yang dibayangkan golongan Miller? Bumi dibersihkan dan Yesus menetapkan Dirinya sebagai Raja di sini. Apakah mereka benar tentang waktunya? Ya. Mereka salah tentang apanya? Peristiwanya. Ketika Yesus gagal menggenapi harapan mereka, apakah pengalaman yang manis itu berubah menjadi kepahitan seperti yang sudah kita simak? Ya.

 

 

Now here's the interesting thing. The day after the disappointment there are two of the Millerites that are walking across a field. We know the name of one of them, Hiram Edson. We don't know the name of the other. And suddenly one Hiram Edson has this momentary insight, and some people don't know whether it's a vision or whether it's just a momentary insight of thought, but he said, “I saw this distinctly and clearly that instead of Jesus coming to the earth on October 22, 1844, He entered the Most Holy Place to begin a new work.” Are you with me? Amazing. As Jesus had entered the Holy Place and Peter preached on the day of Pentecost. No, no, no, He wasn't going to set up His kingdom here, He's begun as Intercessor in the Holy Place in 1844 (should be in AD 31). Now the message is given. No, He wasn't coming to the earth, He was going to start His work in the Most Holy Place.

 

Nah, ini ada hal yang menarik. Satu hari setelah kekecewaan itu, ada dua orang dari kelompok Miller yang berjalan menyeberangi sebuah ladang. Kita tahu nama salah satu dari mereka: Hiram Edson. Kita tidak tahu nama yang satunya lagi. Dan tiba-tiba seorang Hiram Edson mendapatkan suatu pikiran. Dan orang-orang tidak tahu apakah itu suatu penglihatan atau itu suatu pikiran yang muncul tetapi dia berkata, “Aku melihat ini  dengan jelas dan terang bahwa Yesus bukan datang ke bumi pada 22 Oktober 1844, Dia masuk ke bilik Mahakudus untuk memulai suatu pekerjaan yang baru.” Apakah kalian mengikuti saya? Luar biasa. Sama seperti ketika Yesus masuk ke bilik Kudus dan Petrus berkhotbah pada hari Pentakosta. Tidak, tidak, tidak, Yesus bukan mendirikan kerajaanNya di bumi di sini, Ia sedang mengawali peranNya sebagai Perantara di bilik Kudus di tahun 31. Sekarang pesannya sudah disampaikan. Tidak, Yesus tidak akan datang ke dunia, Dia akan memulai pekerjaanNya di bilik Mahakudus.

 

 

What happened with the majority of those who had believed that Jesus was going to come as King on earth? They fell by the wayside and they became by the way the synagogue of Satan.

What did the faithful do after this? They restudied the prophecies that they had misinterpreted, that they now have further understanding. Yes! Did God establish a remnant out of this group and tell them to prophesy again? Absolutely!  That faithful remnant was the nucleus of the Seventh-Day Adventist Church that we know today.  Isn't that a remarkable parallel? God has a sense of humor.

 

Apa yang terjadi dengan mayoritas mereka yang percaya bahwa Yesus akan datang sebagai Raja di bumi? Mereka jatuh sepanjang jalan dan mereka menjadi jemaat Setan.

Apa yang dilakukan orang-orang yang setia setelah ini? Mereka mempelajari kembali nubuatan-nubuatan yang telah salah mereka pahami, sekarang mereka sudah mendapatkan pengertian lebih lanjut. Iya! Apakah Allah menetapkan suatu umat sisa dari kelompok ini dan menyuruh mereka untuk bernubuat lagi? Tepat sekali! Umat sisa yang setia itulah nukleus (inti) dari gereja MAHK yang kita kenal hari ini. Bukankah ini paralel yang mengagumkan? Allah itu humoris.

 

 

Now, let's talk about the prophesying again. There's something strange about the Angel’s order for John to eat the book. He first told John that the book would be what? Bitter in the stomach and sweet in the mouth. Is that kind of a weird order? Yeah, because things don't become bitter in your belly before you eat them.  Why does the Angel reverse the natural order in verse 9? In order to understand this, we need to look at the chiastic structure of verses 9 through 11.  So notice this chiasm,

A.     The Angel tells John to take the scroll and eat it (9a)

     B. It will be bitter in your stomach (9b)

C. In your mouth it will be sweet as honey (9c)

C. It tasted as sweet as honey in my mouth (10a)

B. It was bitter in my stomach (10b)

A. You must prophesy again (11)

 

Nah, mari kita  bicara tentang perintah bernubuat lagi. Ada sesuatu yang janggal tentang urutan pada perintah Malaikat itu kepada Yohanes untuk memakan gulungan kitab itu. Malaikat itu pertama mengatakan kepada Yohanes bahwa kitab itu bagaimana? Pahit di perut dan manis di mulut. Ini kan urutan yang aneh? Iya, karena tidak bisa menjadi pahit di perut sebelum dimakan. Mengapa Malaikat itu membalik urutannya yang wajar di ayat 9? Agar memahami ini, kita perlu menyimak struktur kiastik ayat 9 hingga 11. Jadi simak kiasme ini,

A. Malaikat itu menyuruh Yohanes mengambil gulungan kitab itu dan memakannya (9a)

     B. Itu akan terasa pahit di perutmu (9b)

C. Di mulutmu akan terasa manis seperti madu (9c)

C. Memang terasa manis seperti madu di mulutku (10a)

B. Terasa pahit di perutku (10b)

       A. Kamu harus bernubuat lagi (11)

 

 

Letter “A” above is equivalent to letter “A” below, you see that? “B” above equivalent to “B” below, and C and C are parallel.

A.   So let's notice letter “A”, the Angel tells John to take the scroll and what? Eat it.

B.   Then he’s told, it's going to be bitter in your stomach, right?  

C.   Then letter “C”, in your mouth it will be sweet as honey.

Now in the second half of the chiasm, He's going to reverse the order.

C. in your mouth it will be what? Sweet as honey, that's the same letter C in reverse order.

B.   it was what? Bitter in my stomach, and,

A.   what is equivalent to the Angel telling John to take and eat the scroll? The Angel tells John, “you must prophesy again.”

So what does it mean to eat the scroll? It means it is equivalent to prophesying again.

 

Huruf “A” di atas ekuivalen huruf “A” di bawah, kalian lihat itu? “B” ekuivalennya “B” bawah, dan “C” dan “C” itu paralel.

A.   Jadi simak huruf “A”, Malaikat itu menyuruh Yohanes mengambil gulungan kitab itu dan apa? Memakannya.

B.   Kemudian dia diberitahu bahwa di perutnya akan terasa pahit, benar?

C.   Lalu huruf “C”, di mulutmu akan terasa manis seperti madu.

Sekarang di paro kedua dari kiasme itu, Malaikat itu akan membalikkan urutannya.

C. di mulutmu itu akan terasa apa? Manis seperti madu, itu huruf “C” yang sama dengan urutan yang terbalik.

B.   Bagaimana rasanya? Pahit di perutku, dan,

A.   Apakah ekuivalen Malaikat itu menyuruh Yohanes mengambil dan memakan gulungan kitab itu? Malaikat itu memberitahu Yohanes “Kamu harus bernubuat lagi.”

Jadi apa artinya makan gulungan kitab itu? Artinya itu ekuivalen dengan bernubuat lagi.

 

 

Did the Millerites eat the scroll? Does that mean only that they understood the message? No.  What does it mean? It means they understood the message and what? Proclaim it.

So what does the Angel say now? The Angel says, “Go and you must…” what?  “…prophesy again.” In other words, you have to proclaim this message again with new understanding.

The chiastic structure is important because it shows that the Angel’s order for John to eat the scroll in verse 9a)  is equivalent to the order to prophesy again in verse 11. When John ate the scroll, he assimilated the judgment message, and proclaimed it. However, because of the disappointment it was necessary to preach the message from the same scroll again.

 

Apakah golongan Miller makan gulungan kitab itu? Apakah itu artinya mereka hanya memahami pesannya? Tidak. Apa maksudnya? Maksudnya mereka memahami pesannya dan apa? Mengabarkannya. Jadi apa yang dikatakan Malaikat itu sekarang? Malaikat itu berkata, “Pergilah dan kamu harus…” apa?  “…bernubuat lagi.” Dengan kata lain, kamu harus mengabarkan pekabaran ini lagi dengan pengertian yang baru.

Struktur kiastik itu penting karena itu menunjukkan perintah Sang Malaikat kepada Yohanes untuk makan gulungan kitab itu di ayat 9a) adalah ekuivalen dengan perintah untuk bernubuat lagi di ayat 11. Ketika Yohanes makan gulungan kitab itu, dia menelan pekabaran tentang penghakiman, dan mengabarkannya. Namun, karena adanya kekecewaan, dia harus mengabarkan pekabaran itu dari gulungan yang sama lagi.

 

 

So do we have a judgment hour message to proclaim to the world today? Yes, we do. But with added understanding.  You notice that the Angel doesn't say you know,  “I hope you prophesy again”,  “you should prophesy again”,  “please prophesy again”. No! He says, “You must prophesy again!” What does the word “must” mean? The exegetical dictionary  of the New Testament tells us what the word “must” means. It's an imperative in the Greek. What is an imperative? A command. This word designates an unconditional necessity. Sentences with this verb have fundamentally what  kind? An absolute, unquestioned, and often anonymous and deterministic character. In other words, “prophesying again” is not optional but what? Obligatory.

 

Jadi apakah kita punya pekabaran saat penghakiman yang harus dikabarkan kepada dunia hari ini? Ya, betul. Tetapi dengan pemahaman tambahan. Kalian simak bahwa Malaikat itu tidak berkata, “Aku harap kamu bernubuat lagi”, “sebaiknya kamu bernubuat lagi”, “tolong bernubuat lagi”. Tidak! Dia berkata, “Kamu harus bernubuat lagi!”

Apa arti kata “harus”? Kamus eksegetis Perjanjian Baru mengatakan kepada kita apa arti kata “harus”. Itu dalam bahasa Greeka adalah suatu imperatif. Imperatif itu apa? Sebuah perintah. Kata ini menunjukkan suatu keharusan tanpa syarat. Kalimat-kalimat dengan kata kerja ini pada dasarnya memiliki apa? Suatu karakter yang mutlak, pasti, dan sering anonim, dan menentukan. Dengan kata lain “bernubuat lagi” bukan suatu pilihan melainkan apa? Suatu kewajiban. 

 

 

We find the “prophesying again” where? In the First Angel’s Message with a new understanding. The Millerites preached this message leading up to 1844, but the remnant needed to what? To preach it once more, but with what? Greater understanding.  Do we have greater understanding than the Millerites? Oh, yeah. The Millerites also preached the Second Angel’s Message, but the remnant must preach it again. And by the way they did not preach the Third Angel’s Message, but we must preach the Third.

 

Kita melihat “bernubuat lagi” di mana? Di Pekabaran Malaikat Pertama dengan pemahaman baru. Golongan Miller mengabarkan pekabaran ini hingga 1844, tetapi umat yang sisa harus berbuat apa? Mengabarkannya sekali lagi tetapi dengan apa? Pemahaman yang lebih luas. Apakah kita punya pemahaman yang lebih luas daripada golongan Miller? Oh, iya. Golongan Miller juga mengabarkan Pekabaran Malaikat Kedua, tetapi umat yang sisa harus mengabarkannya lagi. Dan ketahuilah, golongan Miller tidak mengabarkan Pekabaran Malaikat Ketiga, tetapi kita harus mengabarkan yang Ketiga.

 

Now, were there things that the Millerites did not understand besides what was going to happen in 1844? You know there's something very interesting. Shortly after 1844 the remnant that was faithful started discovering the distinctive doctrines of the Seventh-Day Adventist Church.

·       They discovered that the Law was still binding. The churches said, “No, it was nailed to the cross.”

·       They discovered the Sabbath.

·       they discovered that the dead are dead.

·       they discovered health reform.

Why did they discover all of those things? Because all of those things are centered in the Most Holy Place.

 

Nah, apakah ada hal-hal yang tidak dipahami oleh golongan Miller selain apa yang akan terjadi di 1844? Kalian tahu, ada hal yang sangat menarik. Tidak lama setelah 1844 umat yang sisa yang masih setia mulai menemukan doktrin-doktrin khas gereja MAHK.

·       Mereka menemukan bahwa Hukum masih mengikat. Gereja-gereja berkata, “Tidak, itu sudah dipakukan ke salib.”

·       Mereka menemukan Sabat.

·       Mereka menemukan bahwa orang mati, mati.

·       Mereka menemukan reformasi kesehatan.

Mengapa mereka menemukan semua hal ini? Karena semua hal itu terpusat di bilik Mahakudus.

 

 

You see, when they entered the Most Holy Place,

ü  what is inside the Ark? The Ten Commandments. What is at the center of the Ten Commandments? The Sabbath.

ü  And the idea that the judgment began in 1844 and Adam was the first one judged, indicates that Adam did not go to Heaven when he died because his case appears in 1844 before the Heavenly Court. They said,  “Well, the judgment begins in 1844 and it starts with Adam and continues with everybody after that. Then nobody went to Heaven when they died. Are you with me?

ü  And the pot of manna not only represented the need to keep the Sabbath, but the manna also represented health reform. Remember when Israel said, “Aah we're tired of the manna, give us all that good food that we had in Egypt.” “Good” in quotation marks of course. So the manna inside the Ark represented health reform.

ü  And what about the rod? The dead rod that sprouted life, represents that the hope of the Christian is found in the resurrection.

ü  By the way I won't get into women's ordination but the rod also has to have something to do with that, because it comes after the rebellion of Korah, Dathan and Abiram. But we'll leave that alone.

 

Kalian lihat, ketika mereka memasuki Bilik Mahakudus,

ü  apa yang ada di dalam Tabut? Ke-10 Perintah Allah. Apa yang ada di bagian tengah Ke-10 Perintah Allah? Hari Sabat.

ü  Dan konsep bahwa penghakiman dimulai di 1844 dan Adam adalah orang pertama yang dihakimi, mengindikasikan bahwa Adam tidak pergi ke Surga ketika dia mati karena kasusnya muncul di hadapan Pengadilan surgawi di tahun 1844. Mereka berkata, “Nah, penghakiman dimulai di 1844 dan itu dimulai dengan Adam dan berlanjut dengan semua orang yang lain, kalau begitu tidak ada yang pergi ke Surga pada waktu matinya.” Apakah kalian mengikuti saya?

ü  Dan wadah berisi manna tidak hanya melambangkan keharusan memelihara hari Sabat tetapi manna juga melambangkan reformasi kesehatan. Ingat ketika Israel berkata, “Aaah, kami sudah bosan dengan manna, beri kami makanan yang bagus yang kami peroleh di Mesir”,  “bagus” dalam tanda kutip tentunya. Jadi manna di dalam Tabut melambangkan reformasi kesehatan.

ü  Dan bagaimana dengan tongkat? Tongkat yang mati yang bertunas, melambangkan bahwa harapan orang Kristen ada pada kebangkitan.

ü  Nah, saya tidak akan masuk ke isu pentahbisan wanita, tetapi tongkat itu juga ada kaitannya dengan itu karena itu muncul setelah pemberontakan Korah, Dathan dan Abiram. Tapi kita tidak akan menyinggung itu.

 

 

Now let's go to our final section. A representative person. The question we must ask at this point is this: does this symbolic portrayal of eating the scroll and it being sweet and bitter applied to John in the first century or does the act of John symbolize the experience of an end-time remnant? In other words, is John symbolic of a movement at the end of time? Of course. Notice what William Shay ~ who passed away recently, he was my teacher of the seminary,  photographic memory ~ he wrote this, “John lived at the beginning of the Christian Era…” right?  “…when he received this vision. But the prophetic scene itself looks down toward the end of time, long after John’s death…” the Sixth Trumpet  “…He should, therefore, be taken as…”  what?  “…representative of those who will bear this final message, the part he was acting out under those circumstances. It would have been physically impossible for John to have borne his message to all of the groups he was told to address…” could John alone witness to all nations, tongues, peoples, kings? He was a prisoner in Patmos, folks. So John here is symbolic of what? Symbolic of a movement.

 

Nah mari kita ke bagian yang terakhir. Orang yang menjadi lambang. Pertanyaan yang harus kita tanyakan pada titik ini ialah: apakah digambarkannya makan gulungan kitab yang manis dan pahit itu secara simbolis diaplikasikan kepada Yohanes di abad pertama atau apakah tindakan Yohanes itu adalah simbol pengalaman umat sisa akhir zaman? Dengan kata lain, apakah Yohanes itu simbol dari suatu gerakan pada akhir zaman? Tentu saja. Simak apa kata William Shay ~ yang baru saja meninggal, dia adalah dosen saya di seminari, punya ingatan fotografis ~ dia menulis ini, “…Yohanes hidup di awal era Kristen…”  benar?  “…ketika dia menerima penglihatan ini. Tetapi adegan nubuatan itu sendiri mengacu kepada akhir zaman, lama setelah kematian Yohanes…” Terompet Keenam.   “…Oleh karena itu, dia [Yohanes] harus dianggap sebagai…”  apa?   “…wakil dari mereka yang akan mengemban pekabaran yang terakhir ini, peranan yang dilakoninya menurut kondisi tersebut. Adalah sama sekali tidak mungkin bagi Yohanes untuk secara fisik mengemban pekabaran ini kepada semua kelompok yang disuruhnya menjangkau…” (William Shea, “The Mighty Angel and His Message, p. 321)  Bisakah Yohanes seorang diri bersaksi kepada semua bangsa, bahasa, kaum dan raja? Dia seorang tawanan di pulau Patmos, Saudara-saudara. Jadi Yohanes di sini adalah sebuah simbol apa? Simbol suatu gerakan. 

 

 

Now let's go to the bottom of page 264. This prophecy then does not apply to John in the first century for two reasons. Summarizing:

1.   John lived during the first century, but these events take place during the period of the Sixth Trumpet, at the time of the end when John was already dead.

2.   it would have been impossible for John to prophesy again to many peoples, nations, tongues, and kings. After all he was a prisoner on Patmos and there is no evidence that he ever fulfilled this commission. A global message requires a what? Requires a global people to proclaim that message. Did the Seventh-Day Adventist Church become a global Church after 1844? Absolutely!  The proof is in the pudding, as they say.

Isn't this remarkable how everything in Revelation 10 was fulfilled in the movement surrounding 1844?

 

Nah, mari kita ke bagian bawah hal. 264. Nubuatan ini kalau begitu tidak berlaku atas Yohanes di abad pertama untuk dua alasan. Merangkumnya:

1.   Yohanes hidup di abad pertama, tetapi peristiwa-peristiwa ini terjadi selama periode Terompet Keenam, pada saat akhir masa ketika Yohanes sudah mati.

2.   Adalah mustahil bagi Yohanes untuk bernubuat lagi kepada banyak kaum, bangsa, bahasa, dan raja. Bukankah dia seorang tawanan di Patmos and tidak ada bukti dia pernah memenuhi tugas ini. Suatu pekabaran yang global membutuhkan apa? Membutuhkan umat yang global untuk menyampaikan pekabaran tersebut. Apakah gereja MAHK menjadi gereja yang global setelah 1844? Tepat sekali! Sudah ada buktinya.

Bukankah ini luar biasa bagaimana segalanya di Wahyu 10 digenapi oleh gerakan seputar 1844?

 

 

Now does the Bible say the Millerites were going to announce the coming of the judgment, they will be disappointed because Jesus wasn't going to come? You know Revelation 10 doesn't say that. Do we have to go outside the Canon of Scripture to history to see these things being fulfilled? Yes. And when we look at the history of the Advent movement everything happened exactly in the order in which Revelation chapter 10 says. In other words, we have not believed cunningly devised fables, we are on solid ground. Ellen White said it is as certain that we have the truth as that God lives.

 

Nah, apakah Alkitab berkata bahwa golongan Miller akan mengumumkan saat kedatangan penghakiman, mereka akan kecewa karena Yesus tidak akan datang? Kalian tahu, Wahyu 10 tidak berkata begitu. Apakah kita harus keluar dari Kanon (kitab-kitab di) Kitab Suci dan pergi ke sejarah untuk melihat hal-hal itu digenapi? Ya. Dan bila kita melihat sejarah gerakan Advent semuanya terjadi tepat seperti urutan yang dikatakan Wahyu pasal 10. Dengan kata lain kita tidak percaya pada dongeng-dongeng karangan yang licik, kita punya dasar yang kuat. Ellen White berkata kebenaran yang kita miliki itu sama pastinya sebagaimana Allah itu hidup.

 

 

24 02 21 

No comments:

Post a Comment