_____THE HEBREW RELIGIOUS CALENDAR_____
Part 18/24 - Stephen Bohr
THE FEAST OF TABERNACLES
https://www.youtube.com/watch?v=LTdczF-kKSs&t=22s
Dibuka
dengan doa
Well,
hello again. We are nearing the end of our study of the Hebrew Feasts. That doesn't
mean that we don't have a lot to study yet. We still want to study the Feast of
Dedication which is not mentioned in Leviticus 23. We need to deal also with
Colossians chapter 2, as well as study some
reasons why I don't believe that at this time we are required to keep the
Hebrew Feasts. And also we want to take some time to study about the so-called
Lunisolar Sabbath. Many people these days are keeping the Sabbath according to
the moon rather than according to the solar calendar. So we have a lot to study
yet.
Nah,
selamat bertemu lagi. Kita mendekati akhir pelajaran kita tentang
Perayaan-perayaan Ibrani. Itu tidak berarti bahwa yang masih harus kita
pelajari sudah tidak banyak lagi. Kita masih harus mempelajari Perayaan
Dedikasi yang tidak disebutkan di Imamat 23. Kita perlu membahas Kolose pasal 2,
dan juga mempelajari beberapa alasan mengapa saya tidak percaya bahwa pada saat
ini kita harus memelihara Perayaan-perayaan Ibrani. Dan juga kita perlu waktu
untuk mempelajari yang disebut Sabat Lunisolar. Banyak orang sekarang ini
memelihara Sabat berdasarkan kalender bulan dan bukan menurut kalender
matahari. Jadi masih banyak yang harus kita pelajari.
But
this is the study of the last Feast that is mentioned in Leviticus 23, the
Feast of Tabernacles, and we will begin by reading from Leviticus 23:33-36, “33 Then the Lord spoke to Moses, saying, 34 ‘Speak
to the children of Israel, saying: The fifteenth day of this seventh
month shall be the Feast of Tabernacles for seven days to
the Lord. 35 On
the first day there shall be a holy convocation. You shall do no
customary work on it. 36 For seven
days you shall offer an offering made by fire to the Lord. On the eighth day you shall have a holy convocation, and
you shall offer an offering made by fire to the Lord. It is a sacred assembly, and you
shall do no customary work on it.” That is a description of the Feast of Tabernacles.
Tetapi saat ini pelajarannya ialah tentang
Perayaan terakhir yang disebut di Imamat 23, Perayaan Tabernakel, dan kita akan
mulai dengan membaca dari Imamat 23:33-36, “33 Lalu TUHAN berfirman kepada Musa, 34
‘Bicaralah kepada orang Israel, katakan, Hari yang kelima belas dari bulan yang ketujuh ini harus menjadi hari raya Tabernakel (Pondok Daun) tujuh hari lamanya
bagi TUHAN. 35 Pada hari yang pertama haruslah ada pertemuan kudus,
kamu tidak boleh melakukan pekerjaan sehari-hari. 36 Selama tujuh hari lamanya kamu harus mempersembahkan suatu persembahan kurban api-apian kepada
TUHAN. Pada hari yang kedelapan kamu harus mengadakan pertemuan kudus dan kamu harus mempersembahkan suatu persembahan kurban api-apian kepada TUHAN. Itu adalah perkumpulan yang kudus, dan kamu tidak boleh melakukan pekerjaan sehari-hari pada hari itu.…” Itulah deskripsi Perayaan Tabernakel.
Now we
need to deal with some introductory matters before we actually study this Feast.
The Day of Atonement is
the last date that we can know in the Feast system, in
other words, after the Day of Atonement we do not have a date for the Feast of
Tabernacles, the reason why is because in Revelation 10:6, the Angel, who is
Jesus Christ by the way, said that “time would be no
longer”. In other words, prophetic time came to an end in 1844. So we cannot
know the specific date for the fulfillment of the Feast of Tabernacles.
However, we can be certain that it will occur at the very season of the year when
the type occurred.
Sekarang
kita perlu membahas beberapa bahan pengantar sebelum kita benar-benar
mempelajari Perayaan ini.
Hari Pendamaian adalah tanggal terakhir
yang bisa kita ketahui dalam sistem Perayaan,
dengan kata lain
setelah Hari Pendamaian kita tidak punya tanggal untuk Perayaan Tabernakel.
Alasannya mengapa ialah karena di Wahyu 10:6, Malaikat itu, yang adalah Yesus
Kristus, berkata bahwa “waktu tidak akan ada lagi”.
Dengan kata lain, waktu nubuatan itu berakhir di tahun 1844. Maka kita tidak bisa mengetahui
tanggal persisnya untuk penggenapan Perayaan Tabernakel. Namun,
kita boleh merasa pasti bahwa itu
akan terjadi di musim tahunnya ketika tipenya terjadi.
The Feast
of Tabernacles lasted seven days, and then a glorious eighth day was added to
the celebration. And I just throw this out here, this is my thought, is it just
possible that the Feast will be fulfilled on the seven day journey to Heaven,
and on the eighth day when we actually arrive in Heaven we will enjoy the great
day of the Feast? It's a possibility.
It's
important for us to remember that the Year-Day Principle applies only to the Feast
of Trumpets and the Day of Atonement. Are you following me or not? The Year-Day Principle applies only to the
Feast of Trumpets and the Day of Atonement because they occur during the dispensation of the
Spirit, when things are to be spiritually understood. The time
periods during the church age, so to speak are to be understood symbolically:
1260 days, time-times-the dividing of time, 42 months, etc. are to be
understood in a symbolic sense. We do not
apply the Year-Day Principle to the
Passover, to Unleavened Bread, to
First Fruits, or to Pentecost, because these were fulfilled before the Hebrew
theocracy came to an end.
The time element of the
Feast of Tabernacles will once again I
believe be
literal because Jesus will be literally present and time periods will
once again be literal. And by the way this is the reason why the
thousand years of Revelation are literal, because we will be literally
present with the Lord. Are you understanding the principle?
Perayaan
Tabernakel berlangsung tujuh hari, kemudian ditambahkan satu hari kedelapan
yang mulia kepada perayaan itu. Dan saya hanya
mengatakan ini, ini pikiran saya, apakah mungkin bahwa Perayaan itu akan
digenapi saat perjalanan ke Surga selama tujuh hari, dan pada hari kedelapan
ketika kita benar-benar tiba di Surga, kita akan menikmati hari besar Perayaan
tersebut? Itu suatu kemungkinan.
Yang
penting untuk kita ingat ialah prinsip
1 hari nubuatan = 1 tahun literal, berlaku hanya untuk Perayaan Terompet dan
Hari Pendamaian. Apakah kalian paham atau tidak? Prinsip 1 hari
nubuatan = 1 tahun literal hanya berlaku untuk Perayaan Terompet dan Hari
Pendamaian karena mereka
terjadi selama zaman dispensasi Roh Kudus, ketika hal-hal harus
dimengerti secara spiritual. Periode-periode
waktu selama masa sejarah gereja, katakanlah demikian, harus dipahami secara
simbolis: 1260 hari, satu masa dua masa dan setengah masa, 42
bulan, dll. harus dipahami secara simbolis. Kita tidak mengaplikasikan prinsip 1 hari = 1 tahun
kepada Perayaan Passah, Roti Tidak Beragi, Buah Sulung, atau Pentakosta karena
semua ini digenapi sebelum berakhirnya theokrasi Ibrani.
Unsur waktu Perayaan Tabernakel
saya yakin sekali
lagi adalah literal karena Yesus akan
hadir secara literal, dan periode waktu sekali lagi menjadi
literal. Dan ketahuilah inilah alasannya mengapa 1000 tahun yang di Wahyu itu literal,
karena kita akan hadir secara literal bersama Tuhan. Apakah kalian paham
prinsipnya?
Now in the
series that I did in our first Anchor School of Theology which was prophetic
principles how to study Bible prophecy, I dedicated an extensive period of time to this specific principle. We
can't dedicate time to that right now, so I just presented this one paragraph.
Nah,
di seri pertama yang saya buat untuk Anchor
School of Theology, tentang
prinsip-prinsip nubuatan, bagaimana mempelajari nubuatan Alkitab,
saya sudah mendedikasikan waktu yang
panjang untuk prinsip khusus ini. Kita tidak bisa mendedikasikan waktu untuk
itu lagi sekarang, jadi saya hanya menyampaikan satu paragraf ini saja.
Now the
first thing we want to do is to study the type. In other words, the Feast
of Tabernacles as it was celebrated by the Jews, and then we are going
to look at the anti-type how the Feast of Tabernacles applies to us, and how we
are to observe it.
The
first thing that I want us to notice is that the Israelites during their wilderness wanderings
dwelt in tents, they had no permanent homeland at this time, they were
actually always on the road, they were always on the move, in provisional
dwellings. Let's read from the book of
Numbers 9:17-23 where we have a description of their nomadic life. It says, “ 17 Whenever the
cloud was taken up from above the Tabernacle, after that the children
of Israel would…” what? “…would journey; and in the place where the cloud
settled, there the children of Israel would pitch their tents…” so they
lived in tents, they did not live in permanent buildings. “…18 At
the command of the Lord the children of Israel would journey, and at the command
of the Lord they would camp; as long as the cloud stayed above
the Tabernacle they remained encamped. 19 Even when the cloud continued long, many days above
the Tabernacle, the children of Israel kept the charge of the Lord and did not journey. 20 So it was, when the cloud was above the Tabernacle a
few days: according to the command of the Lord they would remain encamped, and according to the command
of the Lord they would journey. 21 So it was, when the cloud remained only from evening
until morning: when the cloud was taken up in the morning, then they would
journey; whether by day or by night, whenever the cloud was taken up, they
would journey. 22 Whether
it was two days, a month, or a year that the cloud remained above the
Tabernacle, the children of Israel would remain encamped and not journey;
but when it was taken up, they would journey. 23 At the command of the Lord they remained encamped, and at the command of the Lord they journeyed; they kept the charge of the Lord, at the command of the Lord by the hand of Moses.”
So
basically they led a nomadic life, they were always on the move, they had no
permanent home while they were in their wilderness sojourn. They were strangers
and pilgrims in the land, in other words.
Nah,
hal pertama yang mau kita lakukan ialah mempelajari tipenya. Dengan kata lain, Perayaan Tabernakel seperti yang
dirayakan oleh orang-orang Yahudi. Kemudian kita akan melihat
antitipenya bagaimana Perayaan Tabernakel itu diaplikasikan kepada kita, dan
bagaimana kita harus memeliharanya.
Hal
pertama yang saya mau kalian simak ialah bangsa
Israel selama mengembara di padang gurun, hidup di tenda-tenda,
mereka tidak punya tempat tinggal permanen, mereka selalu bergerak, mereka
selalu berpindah-pindah di tempat tinggal yang sementara.
Mari kita baca kitab Bilangan 9:17-23 di mana ada
deskripsi kehidupan nomad mereka. Dikatakan, “17 Setiap kali
awan itu diangkat naik dari atas Kemah Suci, setelah
itu orang Israel pun akan…” apa? “…akan berjalan, dan di tempat di mana awan
itu berhenti, di sanalah orang Israel akan memasang tenda mereka…” jadi mereka tinggal di tenda-tenda,
mereka tidak tinggal di bangunan yang permanen. “…18 Atas perintah TUHAN orang Israel akan berjalan dan atas perintah TUHAN juga mereka akan berkemah;
selama awan itu diam di atas Kemah Suci, mereka tetap berkemah. 19 Bahkan bila awan itu tinggal lama, berhari-hari di atas Kemah Suci, maka orang
Israel mematuhi ketentuan TUHAN, dan tidak berjalan. 20 Demikianlah, bila awan itu ada di atas
Kemah Suci beberapa hari, sesuai perintah TUHAN
mereka tetap berkemah, dan sesuai perintah TUHAN mereka akan berjalan. 21 Demikianlah bila
awan itu tinggal hanya dari petang sampai
pagi; ketika awan itu diangkat naik pada
waktu pagi, mereka pun berjalan; baik pada
waktu siang atau pada waktu malam, apabila
awan itu diangkat naik, mereka pun berjalan. 22 Apakah itu dua hari, sebulan atau satu
tahun, awan itu tetap di atas Kemah
Suci, orang Israel akan tetap berkemah dan
tidak berjalan; tetapi apabila awan itu diangkat naik, mereka akan berjalan. 23 Atas perintah
TUHAN mereka tetap berkemah dan atas perintah TUHAN mereka berjalan; mereka patuh kepada ketentuan TUHAN, sesuai perintah TUHAN melalui tangan Musa.”
Jadi pada dasarnya mereka menjalani
hidup nomad, mereka selalu berpindah-pindah, mereka tidak punya tempat tinggal
permanen selama perjalanan mereka di padang gurun. Dengan kata lain mereka
adalah orang-orang asing dan pengembara-pengembara di negeri itu.
Let's
notice Hebrews 11:9-10 and then verses 13 through 16 where we find a
description of the fact that they had no permanent homeland, before they
actually settled in the promised land. It says there, “9 By faith he…” that is Abraham “…dwelt in the land of promise as in a…” what? “…as in a foreign
country, dwelling in…” what?
“…dwelling in tents with Isaac and Jacob, the heirs with him of the same
promise; 10 for he waited for the city which has
foundations, whose builder and maker is God….” Verse 13,
“…13 These all died in faith, not
having received the promises, but having seen them afar off were
assured of them, embraced them and confessed that they
were…” what? “…strangers and
pilgrims on the earth. 14 For those who say such things declare plainly that they
seek a…” what? “…a homeland. 15 And truly if they had called to mind that country from
which they had come out, they would have had opportunity to return. 16 But now they desire
a better, that is, a heavenly country. Therefore, God is not
ashamed to be called their God, for He has prepared a city for them.”
So basically Abraham, Isaac, and Jacob, they lived in tents; and the children of
Israel also lived in the wilderness, when they were going to the land, they also lived in
provisional dwellings.
Mari kita simak Ibrani 11:9-10 kemudian
ayat 13-16 di mana kita lihat deskripsi fakta bahwa mereka tidak memiliki negari
yang permanen, sebelum mereka benar-benar bermukim di tanah perjanjian.
Dikatakan di sana, “9 Karena iman ia…” yaitu Abraham, “…diam di tanah yang
dijanjikan itu seolah-olah di negari…” apa? “…seolah-olah di negeri yang asing, hidup di…” apa? “…hidup
di tenda dengan Ishak dan Yakub, yang turut
menjadi ahli waris bersamanya dari janji
yang sama. 10 Sebab ia
menanti-nantikan kota yang mempunyai dasar, yang pembangunnya
dan pembuatnya
ialah Allah. …” Ayat
13, “…13 Mereka semua mati dalam iman, sebelum menerima apa yang dijanjikan itu tetapi karena telah melihatnya dari jauh, mereka pun yakin akan janji itu, dan menerimanya, dan mengakui, bahwa mereka adalah…”
apa? “…orang asing dan pengembara di bumi ini. 14 Sebab
mereka yang berkata demikian, menyatakan dengan
terus terang, bahwa mereka mencari…” apa? “…tanahair. 15 Dan
sebenarnya kalau mereka ingat akan tempat asal yang telah mereka tinggalkan, mereka mempunyai kesempatan untuk kembali. 16 Tetapi sekarang mereka
merindukan yang lebih baik yaitu tanah air Sorgawi. Sebab itu Allah tidak malu
disebut Allah mereka, karena Ia telah mempersiapkan sebuah kota bagi mereka. …” Jadi pada dasarnya Abraham, Ishak dan
Yakub, mereka hidup di tenda-tenda;
dan bangsa Israel juga hidup di padang gurun ketika mereka menuju ke tanah
perjanjian, mereka juga hidup di tempat-tempat tinggal yang sementara.
By the way this explains the reason why at the Feast
of Booths they were in booths, they actually made homes, some had tents, some
made provisional homes out of branches of trees and so on because they were
commemorating the fact that during their sojourn they had no settled home, they
were always on the move.
Nah
ini menjelaskan alasan mengapa saat Perayaan Pondok Daun mereka tinggal di
pondok-pondok, mereka membuat tempat tinggal ada yang dari tenda, ada yang
membuat tempat tinggal semetara dari cabang-cabang pohon dan lain-lain karena
mereka sedang memperingati fakta bahwa selama perjalanan mereka saat
mengembara, mereka tidak memiliki rumah tetap, mereka selalu berpindah-pindah.
Now
it's important to recognize that at the Feast of Tabernacles all males were
supposed to be present, and of course that would most likely include their
families as well, because they weren't going to travel by themselves. Notice
what we find here in the book of Exodus 23:14-17, there were three festivals
where all of the males 12 years and older had to be there.
· The three harvest festivals:
v Passover
v Unleavened Bread
v Pentecost
· and the Feast of Tabernacles.
It says
there, “14 Three times you shall keep a feast to Me in the year: 15 You shall keep the Feast
of Unleavened Bread, you shall eat unleavened bread seven days, as I commanded
you, at the time appointed in the month of Abib…” that's the same as Nisan
“… for in it you came out of Egypt; none shall appear before Me
empty…” And then you have the next Feast, “…16 and the Feast of
Harvest, the First Fruits of your labors which you have sown in the
field…” and
then the third “…and the Feast of Ingathering…” that's the Feast of Tabernacles
“…at the end of the year, when you have gathered in the fruit of your
labors from the field. 17 Three
times in the year all your males shall appear before the Lord God…” And of course when the
males appeared also their families went with them because they were heads of
household.
Nah,
penting untuk mengenali bahwa di Perayaan Tabernakel semua laki-laki harus
hadir, dan tentu saja biasanya itu termasuk keluarganya juga karena mereka
tidak akan berjalan sendirian. Simak apa yang kita lihat di Keluaran 23:14-17,
ada tiga perayaan di mana semua laki-laki yang berusia 12 tahun ke atas harus
hadir.
· Ketiga perayaan musim panen:
v Passah
v Roti Tidak Beragi
v Pentakosta
· Dan Perayaan Tabernakel.
Dikatakan di sana, “14 Tiga kali setahun haruslah engkau mengadakan perayaan
bagi-Ku. 15 Perayaan Roti Tidak
Beragi haruslah kaupelihara, tujuh hari lamanya engkau harus makan roti yang
tidak beragi, seperti yang telah Kuperintahkan kepadamu, pada waktu yang telah ditetapkan, di bulan Abib…” itu
sama dengan bulan Nisan “…sebab di
bulan itulah engkau keluar dari Mesir, tidak ada
yang boleh menghadap ke hadirat-Ku
dengan tangan hampa…” Lalu
Perayaan yang berikutnya, “…16 Dan perayaan panen, Buah Sulung dari hasil
usahamu yang telah engkau tabur di ladang;…” kemudian yang ketiga, “…dan Perayaan pengumpulan hasil…”
itulah Perayaan Tabernakel, “…pada akhir tahun, ketika engkau sudah
mengumpulkan hasil usahamu dari ladang. 17 Tiga kali setahun
semua orangmu yang laki-laki harus menghadap ke hadirat TUHAN ALLAH…” Dan tentu saja ketika orang-orang laki
menghadap, keluarga mereka juga pergi bersama mereka karena mereka adalah
kepala keluarga.
Ellen
White amplifies this in Desire of Ages page 448
where she writes, “The feast continued for
seven days and for its celebration the inhabitants of Palestine, with many
from
other lands, left their homes…” that is they left their permanent homes “…and came to Jerusalem. From
far and near the people came,
bringing in their hands a token of rejoicing. Old and young, rich and poor, all brought some gift as a tribute of thanksgiving to Him who had crowned the year with His goodness, and made His paths drop fatness. Everything that could please the eye, and give expression to the
universal joy, was brought from the woods; the city bore the appearance of a beautiful forest.”
Because
they built these provisional dwelling places during the Feast of Booths seven days and then they added an eighth day.
And all Israelites basically the heads of household with their families, were
supposed to appear there for the Feast of Tabernacles.
Ellen White memperjelas ini di Desire of Ages hal.
448 di mana dia menulis, “…Perayaan itu berlangsung selama tujuh
hari dan untuk merayakannya penduduk
Palestina, dan banyak dari tempat-tempat lain meninggalkan rumah mereka…” maksudnya
meninggalkan rumah permanen mereka, “…datang ke Yerusalem.
Dari jauh dan dekat berdatangan orang-orang, membawa di tangan mereka tanda
sukacita. Tua dan muda, kaya dan miskin semua membawa pemberian sebagai tanda
syukur kepada Dia yang telah menutup tahun dengan kebaikanNya dan langkahNya meninggalkan
kelimpahan. Segala yang sedap dipandang dan yang mengekspresikan sukacita universal
dibawa dari hutan-hutan, dan kota itu menjadi berpenampilan seperti hutan yang
indah. …”
Karena mereka
membangun tempat-tempat tinggal sementara ini selama tujuh hari Perayaan Pondok
Daun, dan kemudian mereka menambahkan hari kedelapan. Dan semua bangsa Israel,
pada dasarnya para kepala keluarga dengan keluarga mereka, harus hadir di sana
untuk Perayaan Tabernakel.
Now the
Feast of Tabernacles was a season to thank God for His goodness, for the way
God had been good with them in their wanderings through the wilderness, where
they had had temporary dwellings. You see, God had given Israel water from the
rock, He had given them manna from Heaven. He had led them by a pillar of cloud
and by a pillar of fire. Their shoes and their clothing had not worn for forty years. Can you imagine having a
suit for forty years and having it as new as it was before, forty years later?
And their shoes did not wear. God certainly was good to them during their
wilderness wanderings and of course the purpose of the Feast of Booths was to give thanks to God, it was a
season of thankfulness to God for the way in which He had been with them in
their wilderness sojourns.
Nah,
Perayaan Tabernakel adalah masa untuk mengucapkan terima kasih kepada Allah
untuk kebaikanNya, untuk bagaimana Allah telah memperlakukan mereka dengan baik
selama pengembaraan mereka melalui padang gurun, di mana mereka hanya punya
tempat tinggal yang sementara. Kalian lihat, Allah telah memberi Israel air
dari batu, Dia telah memberi mereka manna dari Surga. Dia menuntun mereka
dengan tiang awan dan tiang api. Sepatu dan pakaian mereka tidak menjadi lapuk
selama empat puluh tahun. Bisakah kalian bayangkan memiliki stelan yang selama
40 tahun kondisinya tetap sebagus
seperti semula, 40 tahun kemudian? Dan sepatu mereka tidak menjadi rusak. Allah
sungguh baik kepada mereka selama pengembaraan mereka di padang gurun, dan
tentu saja tujuan Perayaan
Pondok Daun adalah memberikan ucapan terima kasih kepada Allah,
itulah musim untuk bersyukur kepada Allah untuk perlakuanNya kepada mereka
dalam perjalanan mereka di padang gurun.
In fact
we find in Desire of Ages page 448 these
words, “This feast was not only the harvest thanksgiving, but the memorial
of God's protecting care over Israel in the wilderness. In commemoration of their tent life, the Israelites during the feast dwelt in booths or Tabernacles of green boughs. These were erected in the streets, in
the
courts of the temple, or on the housetops. The hills and valleys surrounding Jerusalem were also dotted with
these
leafy dwellings,
and seemed to be alive with people.”
So the
Feast of Tabernacles was a celebration of how God had blessed them and brought
them to this point, brought them to the promised land, and how He had blessed
them during their sojourn through the
wilderness.
Bahkan kita
temukan di Desire of Ages hal. 448 kata-kata
ini, “…Perayaan itu bukan hanya ucapan syukur untuk panennya, tetapi
memperingati perlindungan Allah bagi
Israel di padang gurun. Untuk memperingati kehidupan mereka di tenda-tenda,
bangsa Israel selama Perayaan tersebut tinggal di gubuk-gubuk atau
tempat-tempat tinggal dari dahan-dahan hijau. Gubuk-gubuk ini didirikan di
jalan-jalan, di pelataran Bait Suci, atau di atap-atap rumah. Bukit-bukit dan
lembah-lembah yang mengelilingi Yerusalem juga dihiasi dengan tempat-tempat
tinggal dari daun-daunan ini, dan tampak begitu hidup dengan manusia-manusia.”
Jadi Perayaan
Tabernakel adalah suatu perayaan bagaimana Allah telah memberkati mereka dan
telah membawa mereka hingga ke titik itu, membawa mereka ke tanah perjanjian,
dan bagaimana Dia telah memberkati mereka selama perjalanan mereka melalui
padang gurun.
Incidentally
by this time their enemies had been subdued. Did they have to overcome enemies
to finally settle in the promised land? Of course they did. God fought for them,
didn't He? And finally when they conquered the promised land they had relief
from their what? They had relief from their enemies. And that's an important
point when we come to the book of Revelation, we'll deal with that later. The
enemies had been subdued and now they had rest. The word “rest” many times in
the Old Testament is speaking about when they settled in Canaan and their
enemies had all been destroyed and expelled from the land.
Pas
pada waktu ini musuh-musuh mereka sudah ditaklukkan. Apakah mereka harus
menaklukkan musuh-musuh supaya bisa menempati tanah perjanjian? Tentu saja
mereka harus. Allah berperang untuk mereka, bukan? Dan akhirnya ketika mereka
telah menaklukkan tanah perjanjian, mereka mendapat kelegaan dari apa mereka?
Mereka memperoleh kelegaan dari musuh-musuh mereka. Dan ini adalah poin yang
penting bila kita ke kitab Wahyu, nanti akan kita bahas ini. Musuh-musuh sudah
ditaklukkan dan sekarang mereka boleh beristirahat. Kata “beristirahat” di
Perjanjian Lama sering kali berbicara tentang ketika mereka sudah mantap
menempati Kana’an dan musuh-musuh mereka semua sudah dimusnahkan dan diusir
dari negeri itu.
Now this
was a season of rejoicing, a great rejoicing,
and the rejoicing was for three reasons:
· number one God had blessed them in their wilderness wanderings,
· number two their sins had just been blotted out on the Day of
Atonement, just a few days previous to this,
· and in the third place they were thankful because an abundant
harvest of fruit had been brought in: the grapes, the olives, and the dates,
had been gathered in and they were thanking God for the abundant harvest.
So
three reasons number one because God had blessed them in their wilderness
wanderings, number two their sins had been blotted out, and their enemies by
the way had been destroyed. And now they
wanted to thank the Lord for the abundant harvest.
Nah,
ini adalah waktunya bersukacita, sukacita yang besar, dan sukacita itu karena
tiga alasan:
· Pertama Allah telah memberkati mereka
dalam pengembaraan mereka di padang gurun.
· Kedua, dosa-dosa mereka sudah
dihapuskan pada Hari Pendamaian, beberapa hari sebelum ini.
· Dan ketiga mereka bersyukur karena
panen buah yang berlimpah telah dikumpulkan: anggur, zaitun, dan kurma sudah
dikumpulkan dan mereka mengucapkan terima kasih kepada Allah untuk panen yang
berlimpah.
Jadi
tiga alasan: pertama karena Allah sudah memberkati mereka dalam pengembaraan
mereka di padang gurun, kedua dosa-dosa mereka sudah dihapuskan dan musuh-musuh
mereka sudah dimusnahkan. Dan sekarang mereka mau berterimakasih kepada Tuhan untuk
panen yang limpah.
Ellen
White describes the joy and the singing of this Feast, in Desire of Ages page 448 she wrote, “With sacred song and thanksgiving the worshipers celebrated this occasion. A little before
the
feast was the Day of
Atonement, when, after confession of
their sins, the
people were declared to
be at peace with Heaven. Thus the way was prepared for…” what?
“… for
the rejoicing of the feast….”
so was the Day of Atonement a day of rejoicing? The Day of
Atonement was that a day of rejoicing? No! The Day of Atonement was not a day
of rejoicing. The Day of Atonement was a day of what? Was the day of
affliction. So is now a time to rejoice? Are we supposed to be now in the Feast
of Tabernacles rejoicing and thanking the Lord because we're finally in our
permanent home? Of course not! No! Now we're in the Feast of affliction, but
the time is coming when we will celebrate the Feast of rejoicing. So she says,
“…Thus the way was prepared for the rejoicing of the feast. ’O give thanks
unto the Lord; for He is
good: for His mercy
endureth forever’…” she's quoting Psalm 106:1
“…rose triumphantly, while
all
kinds of…” what? “…of music, mingled with
shouts of hosanna, accompanied the united singing…” so there's a lot of
singing going on during this Feast. “…The temple was the center of the
universal…” what?
See, at the center is the temple, “…of universal joy. Here was the pomp of the sacrificial ceremonies. Here,
ranged on either side of
the
white marble steps
of the sacred building, the choir of Levites led the service
of song. The multitude
of worshipers, waving
their branches of palm and myrtle,
took
up
the strain, and echoed the chorus; and again the melody was caught up by voices near and afar off, till the encircling
hills
were vocal with praise.”
You can
almost feel it, can't you? The celebration, and the joy, and the praise,
because God had ended their sojourn and He had blessed them in their
wanderings, their sins had been blotted out, their enemies had been destroyed,
and the fruit harvest had been gathered in. It was an occasion of great
celebration.
Ellen White menggambarkan sukacita dan
nyanyi-nyanyian Perayaan ini di Desire
of Ages hal. 448, dia menulis, “…Dengan
lagu-lagu kudus dan pujian syukur mereka yang beribadah merayakan acara ini.
Sedikit waktu sebelum Perayaan ini adalah Hari Pendamaian ketika mereka ~
setelah mengakui dosa-dosa mereka ~ dinyatakan sudah berdamai dengan Surga.
Dengan demikian jalannya sudah disiapkan untuk…”
apa? “…bersukacita di Perayaan
ini…” jadi apakah Hari Pendamaian itu hari sukacita?
Tidak! Hari Pendamaian bukanlah hari sukacita. Hari Pendamaian adalah hari
untuk apa? Hari untuk menyelidiki hati. Maka, apakah sekarang ini saatnya
bersukacita? Apakah kita sekarang seharusnya berada di Perayaan Tabernakel
bersukacita dan bersyukur kepada Tuhan karena akhirnya kita sudah berada di
rumah kita yang permanen? Tentu saja tidak! Tidak! Sekarang kita di masa
Perayaan menyelidiki hati. Tetapi nanti akan datang waktunya kita merayakan
Perayaan sukacita. Jadi Ellen White berkata, “…Dengan demikian jalannya sudah disiapkan
untuk bersukacita di Perayaan ini. ‘1… O,
ucapkan terima kasih kepada TUHAN, sebab Ia baik! Karena kemurahanNya bertahan untuk
selama-lamanya.’…” Ellen White mengutip Mazmur 106:1,
“…terdengar dalam nada kemenangan, sementara segala jenis…” apa? “…musik yang bercampur dengan sorak Hosana,
menyertai nyanyian bersama itu…” jadi ada
banyak nyanyian yang terjadi selama Perayaan ini. “…Bait Suci adalah pusat…” apa? Lihat, di tengah-tengah adalah Bait
Sucinya “…sukacita universal. Di
sinilah kemegahan upacara kurbannya. Di sinilah berbaris di masing-masing sisi
anak tangga pualam putih bangunan yang sakral itu, paduan suara orang-orang
Lewi memimpin ibadah lagu. Orang banyak yang beribadah, melambaikan dahan-dahan
palem dan murad, bergabung dengan lagu itu dan menggemakan ulangan lagunya, dan
kembali irama itu dsambut oleh suara-suara di tempat yang dekat maupun yang
jauh, hingga bukit-bukit yang mengelilingi bergema dengan pujian…”
Kita nyaris
bisa merasakannya, bukan? Perayaan itu, dan sukacitanya, dan pujiannya, karena
Allah telah mengakhiri pengembaraan mereka dan Dia telah memberkati mereka
dalam pengembaraan mereka, dosa-dosa mereka sudah dihapuskan, musuh-musuh
mereka sudah dimusnahkan, dan panen buah sudah dikumpulkan. Itu adalah saatnya
untuk perayaan yang besar.
During
this Feast, there was a tremendous emphasis on water, there was a water
ceremony that took place. Ellen White in Desire
of Ages page 449 describes one of these ceremonies during the Feast of
Tabernacles. Speaking about the priest, she says, “He bore the flagon to the altar, which occupied a central position in the court of the priests. Here were two silver basins, with a priest standing at each one. The flagon of water was
poured into one, and a
flagon of wine into the
other; and the contents of both flowed into a pipe which communicated
with
the Kedron…” the Kedron was a brook that ran in the valley there “…and was conducted to the Dead Sea…” so you
see the water and the blood go to the Dead Sea, and the symbolism is that the
Dead Sea is now getting what? It's made what? Alive. And so she continues
writing, “…This display
of the consecrated water represented the fountain that at the command of God had gushed from the rock to quench the thirst of the children of Israel. Then the jubilant strains rang forth, ‘The Lord Jehovah is my
strength and my song’ ‘therefore with joy shall ye draw water out of the wells of salvation.’…”
So
there was an emphasis on water, a water ceremony during the Feast of Tabernacles.
Selama Perayaan ini, ada penekanan
besar pada air, ada upacara air yang terjadi. Ellen White di Desire of Ages hal.
449 menggambarkan salah
satu upacara tersebut selama Perayaan Tabernakel. Berbicara tentang imamnya,
Ellen White berkata,
“…Dia membawa guci itu ke mezbah, yang menempati bagian tengah ruangan
para imam. Di sini ada dua baskom dari perak, dan seorang imam berdiri di
masing-masing baskom. Guci air dicurahkan isinya ke dalam yang satu, dan guci
anggur dicurahkan isinya ke yang lain, dan isi dari keduanya mengalir ke dalam
sebuah saluran yang
menghubungkan Kedron…” Kedron adalah
sebuah sungai yang mengalir di lembah di sana, “…dan dialirkan ke Laut Mati…” jadi kalian lihat, air dan darah mengalir ke Laut
Mati, dan simbolismenya ialah Laut Mati sekarang mendapatkan apa? Dia
menjadi apa? Hidup! Maka Ellen White melanjutkan menulis, “…Pertunjukan dari air yang sudah disucikan ini melambangkan sumber air yang
atas perintah Allah telah memancarkan air dari batu untuk memuaskan dahaga
bangsa Israel. Kemudian lagu penuh sukacita terdengar, ‘2 …ALLAH, TUHAN itu kekuatanku dan
mazmurku...3 Maka dengan sukacita kamu
akan menimba air dari mata air keselamatan.’(Yes. 12:2-3)…” Jadi ada penekanan pada air, suatu upacara air saat
Perayaan Tabernakel.
That's
the reason why Jesus on the great day of the Feast, we read this before in John
7:37-39 refers to water. He says, “Come
to Me and drink!” Notice, “37 On the last
day, that great day of the feast, Jesus stood and cried out,
saying, ‘If anyone thirsts, let him come to Me and
drink. 38 He who believes
in Me, as the Scripture has said, out of his
heart will flow rivers of living water.’ 39 But this He spoke
concerning the Spirit, whom those believing in Him would receive; for
the Holy Spirit was not yet given, because Jesus was not
yet glorified.” So at the Feast of
Tabernacles, the last and great day, Jesus is saying, “If you're thirsty come to Me and…” what? “…drink.” An emphasis on water in the Feast of Tabernacles.
Itulah alasannya mengapa
Yesus pada hari besar Perayaan itu, kita sudah membaca ini di Yohanes 7:37-39
merujuk ke air. Dia berkata, “Datanglah padaKu dan minum!” Simak, “37 Dan pada hari terakhir, yaitu pada hari besar puncak perayaan itu, Yesus berdiri
dan berseru, ‘Jika ada yang haus, baiklah ia
datang kepada-Ku dan minum.’ 38 Dia
yang percaya dalam Aku seperti yang
dikatakan oleh Kitab Suci: ‘Dari dalam hatinya
akan mengalir sungai-sungai air hidup.’
39 Tetapi ini Dia bicara mengenai Roh,
yang akan diterima oleh mereka yang percaya dalam
Dia; karena pada saat itu Roh itu belum diberikan, karena
Yesus belum dimuliakan…” Maka
di Perayaan Tabernakel, hari yang terakhir, hari besar itu, Yesus berkata, “Kalau kamu dahaga, datanglah padaKu
dan…” apa? “…minum.” Suatu penekanan pada air di Perayaan Tabernakel.
But there was also a great emphasis on light at the
Feast of Tabernacles. In John 7, and also chapter 8:12, and chapter 9:5, we
find these words, “ 2 Now the Jews’ Feast of Tabernacles was at hand…” so these words that Jesus is going to speak are being spoken at
the Feast of Tabernacles. It says, “…12 Then Jesus
spoke to them again, saying, ‘I am…” what? “…I am
the light of the world. He who follows Me shall not walk
in darkness, but have the light of life.’…”
And then in John 9:5 He says once
again, “… 5 As long as I am in the world, I am…” what? “…I am the light of the world….” He's speaking these words at the Feast of Tabernacles.
Tetapi juga ada penekanan besar pada terang di Perayaan
Tabernakel. Di Yohanes 7(:2) dan juga pasal 8:12 dan pasal 9:5, kita temukan
kata-kata ini, “2
Ketika itu Perayaan Tabernakel orang Yahudi sudah dekat…”
jadi
kata-kata yang akan diucapkan Yesus itu diucapkan di Perayaan Tabernakel.
Dikatakan, “…12
Lalu Yesus berbicara
kepada mereka lagi,
kata-Nya, ‘Akulah…” apa? “…’Akulah terang dunia;
barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia
akan mempunyai terang hidup.’…” Kemudian di Yohanes 9:5 Dia berkata sekali lagi, “…5
Selama Aku ada di dunia, Akulah…” apa?
“…Akulah terang dunia.’…” Yesus
mengucapkan kata-kata ini di Perayaan Tabernakel.
There's tremendous emphasis on light, water and light, remember these details, we're going to come back to them.
Ada penekanan besar pada terang, air dan terang, ingat
detail-detail ini, nanti kita akan kembali ke mereka.
Ellen White in Desire of Ages 463
speaks about the light aspect of the Feast of Tabernacles. I read now from that
page. "Then spake Jesus again unto them, saying,
‘I am the light of the world: he that followeth Me shall not
walk
in darkness,
but
shall have the light of
life.’
When He spoke these
words,
Jesus was in the
Court
of the temple specially connected
with
the services of…” what?
“…of the Feast of Tabernacles. In the
center of this court rose two lofty standards, supporting lampstands of great size. After the evening sacrifice, all the lamps were kindled, shedding their light over Jerusalem…” so the whole city is what? Is lighted. That's important. “…This ceremony
was
in commemoration of the pillar of light that guided
Israel in the desert, and was also regarded as
pointing
to the
coming of…”
whom?
“…of the Messiah. At evening when the
lamps
were
lighted, the
court was a scene of great rejoicing. Gray-haired men, the priests of the temple and
the
rulers of the people, united in the festive dances to the sound of instrumental music and
the
chants of the
Levites. In the illumination of Jerusalem, the people expressed their hope of the Messiah's
coming to shed
His light upon Israel. But to Jesus the scene had
a wider meaning. As the radiant lamps of the
temple lighted up all about them, so Christ, the source of spiritual light, illumines the darkness of
the
world. Yet
the symbol was imperfect. That great light which His own hand had set in the heavens was
a truer representation of the
glory of His mission….” In other words the sun was a better representation of Christ as light than
the two lamps that were there in the courtyard of the temple.
Ellen
White di Desire of Ages hal.
463 bicara tentang aspek terang dari Perayaan Tabernakel. Saya
baca sekarang dari halaman itu. “…Kemudian Yesus bicara lagi
kepada mereka, kataNya, ’Akulah terang dunia;
barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia
akan mempunyai terang hidup.’…” (Yoh. 8:12). Ketika Yesus mengucapkan
kata-kata ini Dia berada di Pelataran Bait Suci, terutama berkaitan dengan ibadah…” apa?
“…Perayaan Tabernakel. Di tengah-tengah Pelataran ini berdiri dua penyangga tinggi yang menyangga kaki dian
yang ukurannya besar sekali. Setelah kurban petang semua
pelita dinyalakan, yang memancarkan terangnya ke Yerusalem…” jadi seluruh kota itu bagaimana? Diterangi. Ini
penting. “…Upacara ini adalah peringatan tiang api yang menuntun Israel
di padang gurung, dan juga dianggap sebagai penunjuk kepada kedatangan…” siapa? “…Sang Mesias. Pada malam hari ketika
pelita-pelita dinyalakan, Pelataran adalah tempat di mana ada banyak sukacita.
Orang-orang beruban, imam-imam Bait Suci dan para pemimpin umat, bersatu dalam
tarian perayaan itu mengikuti bunyi musik instrumental dan nyanyian orang-orang
Lewi. Dengan diteranginya Yerusalem, umat menyatakan harapan mereka pada
kedatangan Sang Mesias untuk memancarkan terangNya kepada Israel. Tetapi bagi
Yesus adegan ini memiliki arti yang lebih luas. Saat pelita-pelita terang Bait
Suci menyala di sekitar mereka, maka Kristus, sumber terang spiritual menerangi
kegelapan dunia. Namun simbol itu tidak sempurna. Terang besar yang ditempatkan
tanganNya sendiri di langit adalah wakil yang lebih tepat bagi kemuliaan
misiNya…” Dengan kata lain, matahari adalah wakil yang lebih
tepat untuk Kristus daripada kedua pelita yang ada di Pelataran Bait Suci.
Another important point is that at the Feast of Tabernacles offerings were made.
Does that mean that during the final Feast of Tabernacles Jesus is going to be
sacrificed all over again? Of course not! It must have a different symbolism. But
there must be some sense in which Jesus Christ in the future, attention will be brought to His what? To His sacrifice.
Poin lain yang penting ialah di Perayaan Tabernakel ada
kurban-kurban yang dipersembahkan. Apakah itu berarti di Perayaan Tabernakel
yang terakhir Yesus akan dikurbankan kembali? Tentu saja tidak! Tentunya ini
adalah simbolisme yang lain. Tetapi pasti harus ada pengertian tertentu di mana
Yesus Kristus di masa depan, perhatian akan ditujukan kepada apaNya? Ke
kurbanNya.
Another interesting detail is that during the Feast of Tabernacles there
was great emphasis on the Law. The Law of God. In Nehemiah 8:14-18 we find
these words, this is in the days of
Nehemiah when they're celebrating the Feast of Tabernacles. “14 And they found written in the Law, which the Lord had commanded by Moses, that the children of Israel
should dwell in booths during the feast of the seventh month, 15 and that they
should announce and proclaim in all their cities and in Jerusalem, saying,
‘Go out to the mountain, and bring olive branches, branches of oil trees,
myrtle branches…” remember now “… palm branches, and branches of leafy
trees, to make booths, as it is written.’ 16 Then the people went out and brought them and
made themselves booths, each one on the roof of his house, or in their
courtyards or the courts of the house of God, and in the open square of
the Water Gate and in the open square of the Gate of Ephraim. 17 So the whole assembly of
those who had returned from the captivity made booths and sat under the
booths…” are they returning now from the sojourn
from being away from their permanent home? Yeah, they're returning from
captivity now. And so verse 17, “… 17 So the whole assembly of those who had returned from
the captivity made booths and sat under the booths for since the days of
Joshua the son of Nun until that day the children of Israel had not done so.
And there was very great…” what?
“…gladness…” because now they were settled in their land
again.
“…18 Also day
by day, from the first day until the last day, he read…” what?
“…he read from the Book of the Law of God. And they kept the
feast seven days; and on the eighth day there was a sacred
assembly, according to the prescribed manner.” So there's a reading of the book of the Law at the Feast of Tabernacles.
Detail lain yang menarik ialah selama
Perayaan Tabernakel ada penekanan besar pada Hukum. Hukum Allah. Di Nehemia
8:14-18 kita mendapatkan kata-kata ini, ini di zaman Nehemia ketika mereka
sedang merayakan Perayaan Tabernakel. “14 Dan mereka menemukan tertulis
dalam Hukum yang diberikan TUHAN melalui
Musa, bahwa orang Israel harus tinggal dalam pondok-pondok selama Perayaan bulan yang
ketujuh, 15 dan bahwa mereka harus
mengumumkan dan memproklamasikan di
semua kota mereka, dan di Yerusalem, yang berbunyi: ‘Pergilah ke gunung,
ambillah dahan-dahan pohon zaitun, dahan-dahan pohon minyak, dahan-dahan pohon murad…” ingat sekarang, “…dahan-dahan pohon kurma dan dahan-dahan
pohon-pohon yang rimbun guna membuat pondok-pondok sebagaimana tertulis.’ 16
Lalu pergilah umat
dan membawa kembali dahan-dahan itu, lalu membuat pondok-pondok untuk mereka sendiri, masing-masing di atas atap rumahnya, atau di pekarangan mereka, atau di pelataran-pelataran rumah Allah, dan di alun-alun pintu air dan di alun-alun pintu gerbang Efraim. 17 Maka seluruh jemaah dari mereka yang pulang dari penawanan
itu membuat pondok-pondok dan duduk di situ…” apakah
mereka sekarang kembali dari perjalanan, dari lama meninggalkan rumah permanen
mereka? Iya, mereka sekarang kembali dari penawanan. Maka ayat 17, “…17 Maka seluruh jemaah dari mereka yang
pulang dari penawanan itu membuat
pondok-pondok dan duduk di situ karena
sejak zaman Yosua bin Nun sampai hari itu orang Israel tidak pernah berbuat
demikian. Dan ada…” apa? “…sukacita yang amat besar…” karena sekarang mereka sudah menetap di
negeri mereka lagi. “…18 Juga dari hari ke hari, dari hari pertama hingga yang terakhir, dia membacakan…” apa? “…dia membacakan
dari kitab
Taurat Allah. Dan mereka merayakan Perayaan itu tujuh hari dan pada hari yang
kedelapan ada pertemuan kudus, sesuai dengan
cara yang ditentukan.”
Jadi ada pembacaan dari Kitab Hukum di Perayaan Tabernakel.
Another interesting detail is that only native Israelites could participate
in the Feast of Tabernacles. It says in Leviticus 23:42-43, “ 42 You shall dwell in booths for seven
days. All who are native Israelites…” that is members of God's people, right? True members of God's people. By
the way, when had it been shown that they were members of God's people? On the Day
of Atonement that had just taken place. It continues saying,
“… 42 You
shall dwell in booths for seven days. All who are native Israelites
shall dwell in booths, 43 that
your generations may know that I made the children of Israel dwell in
booths when I brought them out of the land of Egypt: I am the Lord your God.’…”
Do you remember that some Israelites were cut off on the Day of Atonement,
those who did not sympathize? So would they have been present there for the
Feast of Tabernacles?? Absolutely! not!
Detail menarik yang lain ialah, hanya
Israel asli yang boleh ikut ambil bagian dalam Perayaan Tabernakel. Dikatakan
di Imamat 23:42-43, “42 Kamu harus hidup di pondok-pondok daun tujuh
hari lamanya. Semua yang asli Israel…” artinya anggota umat Allah, benar?
Anggota sejati umat Allah. Nah, kapan terbukti mereka
anggota umat Allah? Pada Hari Pendamaian yang baru saja lewat. Dikatakan
selanjutnya, “…42
Kamu
harus hidup di pondok-pondok daun tujuh
hari lamanya. Semua yang asli Israel haruslah berdiam
di dalam pondok-pondok daun, 43 supaya diketahui oleh keturunanmu,
bahwa Aku telah menyuruh orang Israel tinggal di dalam pondok-pondok ketika Aku menuntun mereka keluar dari tanah
Mesir, Akulah TUHAN, Allahmu…” Apakah
kalian ingat bahwa beberapa orang Israel telah disingkirkan pada Hari
Pendamaian, yaitu mereka yang tidak bersimpati dengan Perayaan Hari Pendamaian?
Apakah orang-orang ini akan hadir di sana di Perayaan Tabernakel? Sama sekali
tidak.
Another
interesting thing is that the temple that was built by Solomon was dedicated at
the Feast of Tabernacles. So there's emphasis on the dedication of the temple
at the Feast of Tabernacles. We find in 2 Chronicles 7:1, and verses 8-11 the
following words, “1 When Solomon had finished praying, fire came down from
heaven and consumed the burnt offering and the sacrifices; and the glory
of the Lord filled the temple. 8 At that time Solomon kept…” what? “…the feast
seven days, and all Israel with him, a very great assembly from the
entrance of Hamath to the brook of Egypt. 9 And on the eighth day
they held a sacred assembly,…10 On the twenty-third day of the seventh month he sent the people
away to their tents, joyful and glad of heart for the good that the Lord had done for David, for Solomon, and for His people
Israel. 11 Thus Solomon
finished the house of the Lord and the king’s house; and Solomon successfully accomplished
all that came into his heart to make in the house of the Lord and in his own house….” and
now God had a permanent temple to dwell in.
Hal
lainnya yang menarik ialah Bait Suci yang dibangun oleh Salomo didedikasikan
saat Perayaan Tabernakel. Jadi ada penekanan pada dedikasi Bait Suci di
Perayaan Tabernakel.
Kita lihat di 2 Tawarikh 7:1, dan ayat
8-11 kata-kata berikut, “1 Setelah Salomo mengakhiri doanya, api pun turun dari langit memakan
habis kurban bakaran dan kurban-kurban itu, dan kemuliaan TUHAN memenuhi Bait Allah itu. 8 Pada waktu itu
Salomo memelihara perayaan itu selama tujuh hari, dan seluruh Israel bersamanya, suatu jemaah yang amat besar, dari
jalan masuk ke Hamat sampai ke sungai Mesir. 9 Dan pada hari kedelapan mereka mengadakan perkumpulan kudus… 10 Pada hari yang kedua puluh tiga, bulan
ketujuh, disuruhnya bangsa itu pulang ke tenda-tenda
mereka, penuh sukacita dan bergembira atas
kebaikan yang telah dilakukan TUHAN untuk
Daud, untuk Salomo, dan untuk orang Israel, umat-Nya. 11 Demikianlah Salomo
menyelesaikan rumah TUHAN dan istana raja, dan berhasil melaksanakan segala
sesuatu yang ada di hatinya untuk dibuatnya di rumah TUHAN dan di istananya sendiri…” Dan sekarang Allah mempunyai Bait Suci
yang permanen untuk ditempatiNya.
So
this is the Feast of Tabernacles. Are you clear on all the details? You know
we've gone through all of the general aspects of it. You know we could zero in
on all of the little itsy bitsy details too, but we just don't have the time.
Jadi
inilah Perayaan Tabernakel. Apakah kalian sudah jelas tentang semua detailnya?
Kalian tahu, kita sudah membahas semua aspek umumnya. Kita bisa saja memerinci
semua detailnya yang kecil-kecil juga, tetapi kita
tidak punya waktu.
So
let's deal now with the anti-type of the Feast of Tabernacles. There is a present spiritual dimension
to the Feast of Tabernacles.
· Can we drink the water of life now spiritually speaking? Yes.
· Can we eat the manna now spiritually speaking? Yes.
· Can we receive light from the Light of the world now? Yes, we
can.
· Can we catch a vision of our permanent home now from afar? Yes.
· Can we sing the songs of Canaan now? We certainly can.
But the fullest and
literal fulfillment of the Feast is
still when? In the future. When
our pilgrimage on earth is over we will travel for seven days to Heaven
obviously dwelling in temporary dwellings and dwell in provisional places on
our journey and on the eighth day we shall celebrate the Feast of Tabernacles in
Heaven, which will last for a thousand years. And then we will return
to our permanent home, the earth made new.
Jadi
mari kita bahas sekarang antitipe
Perayaan Tabernakel. Ada dimensi spiritual zaman sekarang untuk Perayaan
Tabernakel.
· Bisakah kita minum air kehidupan sekarang bicara secara kiasan? Ya.
· Bisakah kita makan manna sekarang,
bicara secara kiasan? Ya.
· Bisakah kita menerima terang dari Terang
Dunia sekarang? Ya, bisa.
· Bisakah kita menangkap gambaran rumah
permanen kita sekarang dari kejauhan? Ya.
· Bisakah kita menyanyikan lagu-lagu
Kana’an sekarang? Tentu saja bisa.
Tetapi penggenapan yang paling sempurna
dan literal dari Perayaan ini masih
kapan? Di masa depan. Ketika pengembaraan kita di dunia selesai
dan kita akan menempuh perjalanan
selama tujuh hari ke Surga, jelas sambil tinggal di
tempat-tempat kediaman yang sementara selama perjalanan kita, dan pada hari kedelapan kita akan
merayakan Perayaan Tabernakel di Surga, yang akan berlangsung
selama 1000 tahun. Kemudian kita akan kembali ke rumah permanen kita, yaitu
bumi yang dijadikan baru.
What
kind of place are we living in now? Is this earth now our permanent home? No! We
are living in tents, so to speak.
Notice Hebrews 11:13-14, it says, “13 These…” that is in the Old
Testament “…These all died in faith, not having
received the promises, but having seen them afar off were
assured of them, embraced them and confessed that they were…” what?
“…strangers and pilgrims on the earth…” are we strangers and pilgrims on the earth as well? Of course we
are. So what were they looking for?
“…14 For those who say
such things declare plainly that they seek a homeland…” what is that homeland? The homeland is the new earth, “the meek shall inherit the
earth.” Heaven will be our temporary abode, but the new earth will be
our permanent home.
Tempat yang bagaimana yang sekarang kita
diami? Apakah dunia ini sekarang rumah permanen kita? Tidak! Kita sekarang hidup di tenda-tenda, katakanlah
demikian. Simak Ibrani 11:13-14, dikatakan, “13 Mereka ini…” yaitu yang di Perjanjian Lama, “…Mereka ini semua
mati dalam iman, sebelum menerima apa yang dijanjikan itu, tetapi karena telah melihatnya dari jauh, mereka pun yakin akan janji itu, dan menerimanya, dan mengakui, bahwa mereka adalah…” apa? “…orang asing dan pengembara di bumi ini…” apakah
kita ini orang asing dan pengembara di bumi juga? Tentu saja iya. Jadi apa yang
mereka cari? “…14 Sebab mereka yang berkata
demikian, menyatakan dengan terus terang,
bahwa mereka mencari sebuah tanahair…” Tanah
air itu apa? Tanah airnya adalah dunia baru, “yang rendah hati akan
mewarisi bumi.” Surga akan menjadi tempat tinggal
sementara kita, tetapi dunia baru yang akan menjadi rumah permanen kita.
Now
are all of God's people going to travel to the New Jerusalem? Remember that all
of the males with their families had to travel to Jerusalem. Are all of God's
people going to travel to Jerusalem? Yeah! Which Jerusalem? The New Jerusalem, that's
right. John 14:1-3 Jesus made the promise, “1Let not your heart be troubled; you believe in God, believe also in
Me. 2 In My Father’s house are many mansions…” where's the
Father's house? In Heaven, “…if it were not so, I would have told you…” actually
some versions translate “many rooms” but those “many rooms” that's not our
permanent home. Our permanent home is going to be on the earth, because we’re
going to plant vineyards, etc. And so it says here, Jesus says,
“…if it were not so, I would have told you. I go to prepare a place for you. 3 And if I go and prepare a place
for you, I will come again and receive
you to Myself; that where I am, there you may be also.”
Nah, apakah semua umat Allah akan pergi
ke Yerusalem Baru? Ingat bahwa semua laki-laki bersama keluarga mereka harus
menempuh perjalanan ke Yerusalem? Apakah semua umat Allah akan pergi ke
Yerusalem? Iya! Yerusalem yang mana? Yerusalem Baru, benar. Yohanes 14:1-3
Yesus membuat janji, “1 Janganlah biarkan hatimu gelisah; kamu percaya
kepada Allah, percayalah juga kepada-Ku.
2 Di rumah Bapa-Ku ada banyak
rumah besar…” di mana rumah Bapa? Di Surga. “…Jika
tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu…” beberapa versi Alkitab menerjemahkan
“banyak kamar”, tetapi “banyak kamar” itu bukan tempat tinggal permanen kita.
Tempat tinggal permanen kita akan berada di bumi, karena kita akan menanam
kebun anggur, dll. Maka dikatakan di sini, Yesus yang bicara, “…Jika
tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Aku pergi untuk menyediakan
tempat bagimu. 3 Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan
tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan menerima
kamu kepada Diriku Sendiri, supaya di mana Aku berada, kamu pun boleh berada.”
It's
interesting that in Early Writings page 16,
Ellen White tells us how long the trip to Heaven is going to take. She stated, “We all entered the cloud together, and were…” for how long? Are
we going to be living in permanent homes on the way there? No.
“…for seven days ascending to the sea of glass, when Jesus
brought the crowns, and with His own right hand placed them on our heads. He gave us harps of gold and
palms of victory...” that
most likely took place on the great day of the Feast, so to speak.
Menarik bahwa di Early Writings
hal. 16, Ellen White
memberitahu kita berapa lamanya waktu perjalanan ke Surga akan berlangsung. Dia
menyatakan, “…Kami semua memasuki
awan bersama-sama, dan selama…” berapa lama?
Apakah kita akan tinggal di rumah-rumah permanen dalam perjalanan ke sana?
Tidak, “…selama tujuh
hari naik ke laut kaca, ketika Yesus membawa mahkota-mahkota dan dengan tangan
kananNya sendiri memasangnya di atas kepala kami. Dia memberi kami harpa dari
emas dan palem kemenangan…” ini sangat mungkin terjadi pada hari besar puncak
Perayaan itu, katakanlah demikian.
Now
is there going to be a lot of heavenly celebration and praise during the time
that God's people spend in Heaven? Absolutely! Let's notice Revelation 7:9-10,“
9 After these things
I looked, and behold, a great multitude which no one could number, of
all nations, tribes, peoples, and tongues, standing before the throne and
before the Lamb, clothed with white robes…” what do they have in their hands? Remember the palm branches at the
Feast of Tabernacles? “…with palm branches in their hands…” this must be the celebration of Tabernacles, “…10 and crying out with
a loud voice, saying…” what? “…‘Salvation belongs to our
God who sits on the throne, and to the Lamb!’…” so they're singing.
Nah, apakah akan ada banyak perayaan dan
puji-pujian di Surga selama waktu umat Allah berada di Surga? Tentu saja! Mari
kita simak Wahyu 7:9-10, “9 Setelah hal-hal itu
aku melihat: dan tampaklah, suatu kumpulan
besar yang tidak dapat dihitung banyaknya, dari segala bangsa, dan suku, dan
kaum, dan bahasa, berdiri di hadapan takhta dan di hadapan Anak Domba, memakai
jubah putih…” apa
yang ada di tangan mereka? Ingat tangkai-tangkai palem di Perayaan Tabernakel? “…dan memegang daun-daun palem di tangan mereka…” ini pasti Perayaan Tabernakel, “…10 Dan dengan
suara nyaring mereka berseru…” apa? “…‘Keselamatan adalah milik Allah kami yang duduk di atas takhta dan milik Anak Domba!’…” jadi mereka sedang bernyanyi.
Revelation
19 adds to the picture, it says in verse 1, “6 And I heard, as it were, the voice of a great multitude, as the
sound of many waters and as the sound of mighty thunderings, saying,
‘Alleluia!...” this verse is actually
verses 7 & 8 (should be verses 6-7!)
“…’Alleluia!’ For the Lord God Omnipotent reigns! 7 Let us be…” what? “…be glad and rejoice and give Him glory,
for the marriage of the Lamb has come…”
actually it's the marriage supper
of the Lamb. Where is that marriage
supper going to take place? It's going to take place in Heaven. It says, “…and His wife has
made herself ready.’…”
Wahyu 19 menambahi gambarannya,
dikatakan di ayat 1, “6 Dan aku mendengar seperti suara himpunan besar
orang banyak, seperti desau air bah, dan seperti deru guruh yang hebat, berkata, ‘Haleluya! …” ayat ini sebenarnya ayat 6-7, “…‘Haleluya! Karena Tuhan Allah Yang Mahakuasa, telah
menjadi raja! 7 Marilah kita…”
apa? “…bergembira dan bersukacita dan memuliakan Dia! Karena perkawinan Anak
Domba telah tiba…” sebenarnya
inilah perjamuan
perkawinan Anak Domba. Di mana perjamuan perkawinan itu akan terjadi? Itu akan
terjadi di Surga. Dikatakan, “…dan istri-Nya telah mempersiapkan dirinya,’…”
So
at the Feast of Tabernacles there was great singing and there were happiness
and there was joy because their pilgrimage was what? Was over. And because
their sins had been taken care of on the Day of Atonement. And because the
harvest of fruit had been what? Had been gathered in.
Maka
di Perayaan Tabernakel akan ada banyak nyanyian dan akan ada banyak sukacita
dan kebahagiaan karena pengembaraan mereka sudah apa? Sudah selesai. Dan karena
dosa-dosa mereka telah dibereskan pada Hari Pendamaian. Dan karena panen buah
telah apa? Telah dikumpulkan semua.
Notice
this rather long passage from Ellen White where she describes the rejoicing at
the Feast of Tabernacles. “The people of Israel praised God at the Feast of Tabernacles, as they called to mind His mercy in their deliverance from the bondage of Egypt and His tender care for them during their pilgrim life in
the wilderness. They
rejoiced also…”
notice they’re rejoicing because God had been with them, “…They rejoiced also in the consciousness of pardon and acceptance, through the service of the Day of Atonement, just ended…”
are God's people in Heaven going to rejoice about that too?
Sure! Are we going to rejoice that our earthly pilgrimage is over, living in
temporary abodes? Most certainly. She continues saying, “…But when the ransomed of the Lord shall have been safely
gathered into the heavenly Canaan, forever delivered from the bondage of the curse, under which ‘the whole creation groaneth and travaileth in pain together until now’, they will rejoice with joy unspeakable and full of glory. Christ's great work of atonement for men will then have been completed, and their
sins will have been forever…” what? “…blotted out….”
And now it says, “…’1The
wilderness and the solitary place shall be glad for them; and the desert shall rejoice, 2
and blossom as the rose. It shall blossom abundantly, and rejoice even with joy and singing: The glory of Lebanon shall be given unto it, the excellency of Carmel and Sharon; they shall see the glory of the Lord, and the excellency of our God.’…‘Then the eyes of the blind shall be opened, and the ears of the deaf shall be unstopped. Then shall the lame man leap as an hart, and the tongue of the dumb sing. For in the wilderness
shall waters break out, and
streams in the desert and
the
parched ground shall become a pool, and the thirsty land springs
of water’…”
notice once again the emphasis on what? On water,
“… ‘and a highway
shall be there, and
a way
and
it shall be called The way of holiness;
the
unclean shall
not pass over it; but it shall be
for those: The wayfaring
men,
though fools, shall not err therein. 9 No lion shall be there, nor any ravenous beast shall go up there on, it shall not be found there; but the redeemed shall walk there: And the ransomed of the Lord shall return, and come to Zion with songs and everlasting joy upon their heads: They shall obtain joy and gladness, and sorrow and sighing shall…” what? “…shall flee away."
Can
you catch what this is going to be about? It's going to be a great celebration.
With singing, with rejoicing, with joining the heavenly choirs in the singing.
Simak
bacaan yang rada panjang ini dari Ellen White di mana dia menggambarkan
sukacita saat di Perayaan Tabernakel. “…Bangsa Israel memuji Allah di Perayaan
Tabernakel, selagi mereka mengingat kembali kemurahanNya dalam menyelamatkan
mereka dari perbudakan Mesir dan pemeliharaanNya yang penuh kasih sayang bagi
mereka selama hidup pengembaraan mereka di padang gurun. Mereka juga
bersukacita…” simak mereka bersukacita karena Allah telah menyertai mereka. “…Mereka juga bersukacita menyadari bahwa
mereka telah diampuni dan diterima, melalui pelayanan Hari Pendamaian yang baru
berakhir…” apakah umat Allah di Surga akan bersukacita
mengenai hal itu juga? Tentu! Apakah kita akan bersukacita pengembaraan kita di
dunia sudah selesai, kehidupan kita di tempat-tempat tinggal sementara? Tentu
saja. Ellen White melanjutkan berkata, “…Tetapi ketika umat tebusan Tuhan sudah
dikumpulkan dengan aman di Kana’an Surgawi, untuk selamanya terbebas dari
belenggu kutuk yang di bawahnya ‘seluruh
ciptaan mengerang dan menderita rasa sakit bersama-sama hingga sekarang’ (Rom.
8:22) mereka akan bersukacita dengan sukacita yang tidak bisa digambarkan dan
penuh kemuliaan. Pekerjaan besar Kristus untuk mendamaikan manusia pada saat
itu akan sudah selesai, dan dosa-dosa mereka akan selamanya…” apa?
“…sudah dihapuskan…” Dan sekarang
dikatakan, “…1Padang belantara dan tempat-tempat
terpencil akan bergembira untuk mereka; dan
padang gurun akan bersukacita dan mekar seperti
bunga mawar. 2 Ia akan berbunga banyak,
dan bersukacita
yaitu dengan sukacita dan nyanyian. Kemuliaan Libanon akan diberikan
kepadanya, kemegahan Karmel dan Saron; mereka akan melihat kemuliaan TUHAN, kemegahan Allah kita (Yes. 35:1-2). 5
Pada waktu itu mata orang-orang buta akan dicelikkan, dan telinga orang-orang
tuli akan dibuka. 6 Pada waktu itu orang lumpuh akan melompat
seperti rusa, dan lidah orang bisu akan menyanyi; sebab di padang gurun akan memancar mata air, dan padang belantara, 7 dan tanah kering akan menjadi
kolam, dan tanah gersang menjadi sumber-sumber air (Yes. 35:5-7)…”
simak sekali lagi penekanan pada apa? Pada air, “…8 Dan akan ada jalan raya di
situ, dan sebuah jalan yang akan disebut Jalan
Kudus; orang yang tidak tahir tidak akan melintasinya, tetapi bagi mereka: Pejalan kaki walaupun
bodoh tidak akan berbuat kesalahan di sana.
9 Di situ tidak akan ada singa, binatang buas tidak akan
menjalaninya, tidak akan ditemukan di sana; tetapi orang-orang tebusan akan
berjalan di situ,10 dan orang-orang tebusan
TUHAN akan pulang dan datang ke Sion dengan lagu dan sukacita abadi meliputi mereka; mereka akan memperoleh kegirangan dan sukacita.
Kedukaan dan keluh kesah akan…” apa? “…hilang lenyap. (Yes.
35:8-10).” Patriarchs and Prophets, hal. 542, 543)
Bisakah
kalian tangkap ini mengenai apa? Ini mengenai perayaan yang besar. Dengan
nyanyian, dengan sukacita, dengan bergabung dalam nyanyian bersama paduan suara
surgawi.
Now
Heaven is not our permanent home, is it? It's just a tabernacle. It's
interesting in Revelation 21:3 it says, “ 3 And I heard a loud voice from heaven saying, ‘Behold, the
tabernacle of God is with men, and He will dwell with them, and they
shall be His people…” See, at this point it's
not talking about the settling in
the new earth, it's talking about something that it's going to happen in the
future, because the verbs are future. “…‘Behold, the
tabernacle of God is with men, and He will dwell with them, and they
shall be His people, God Himself will be with them and be their God.”
Nah, Surga bukanlah rumah kita yang
permanen, kan? Itu hanya tempat tinggal. Menarik Wahyu 21:3 mengatakan, “3 Dan aku mendengar
suara yang nyaring dari Surga berkata:
‘Lihatlah, kemah Allah ialah bersama manusia
dan Ia akan diam dengan mereka, dan mereka akan
menjadi umat-Nya…” lihat,
di poin ini tidak bicara tentang menetap di bumi baru, ini bicara tentang
sesuatu yang akan terjadi di masa depan, karena kata kerjanya menunjukkan waktu
yang akan datang, “…‘Lihatlah, kemah Allah ialah bersama manusia dan Ia akan diam dengan
mereka, dan mereka akan menjadi umat-Nya, Allah sendiri akan bersama mereka, dan menjadi
Allah mereka.”
I
find it interesting that in 2 Corinthians 5:4 even our present body is called a tent,
the apostle Paul says, we now live in a tent but then when we get our resurrection body, we
will have a building, a permanent building, our permanent body. So even
our sojourn here our body is spoken of as a tent, but when we get there we will
have our permanent building. And of course Heaven is not our permanent home.
Heaven is only a place where we will camp out to celebrate the final day of the
Feast of Tabernacles, to then come to this world because the Bible says that “the meek will inherit…”
what? “…the earth.”
Buat
saya menarik di 2 Korintus 5:4 bahkan tubuh
kita yang sekarang ini disebut sebuah tenda, kata rasul Paulus,
kita sekarang hidup di sebuah tenda, tetapi kalau nanti kita mendapat tubuh kebangkitan kita, kita
akan memiliki sebuah bangunan, sebuah bangunan yang permanen,
tubuh kita yang permanen. Jadi bahkan selama perjalanan kita di dunia ini,
tubuh kita disebut sebagai sebuah tenda, tetapi nanti bila kita tiba di sana,
kita akan punya bangunan yang permanen. Dan sudah barang tentu Surga bukanlah
rumah permanen kita. Surga hanyalah sebuah tempat di mana kita akan berkemah
untuk merayakan hari terakhir Perayaan Tabernakel, untuk nantinya datang ke
dunia ini karena Alkitab berkata bahwa “yang rendah hati akan mewarisi…” apa? “… bumi.”
Let
me ask you in the New Jerusalem is there a big emphasis on water? You remember
water at the Feast of Tabernacles? Notice Revelation 21:6, 22:1, 17, and 7:16-17,
time and again you have emphasis on water in the fulfillment of the Feast of
Tabernacles. And I'm reading these verses. It says, “6 And He said to
me, ‘It is done! I am the Alpha and the Omega, the Beginning and
the End. I will give of the fountain of…” what? “…of the water of life freely to him who
thirsts.’…” see, there's an emphasis on water. “…1 And
he showed me…” once again what? “…a pure river of water of life, clear as
crystal, proceeding from the throne of God and of the Lamb…” and then here is another verse, “…17 And the Spirit and the bride say, ‘Come!’ And let him who
hears say, ‘Come!’ And let him who…” what? “…who thirsts, come.
Whoever desires, let him take the water of life freely…” is this the Feast of Tabernacles that we're talking about here?
Obviously. “…16 They shall neither
hunger anymore nor…” what? “…nor thirst
anymore; the sun shall not strike them, nor any heat; 17 for the Lamb who is
in the midst of the throne will shepherd them and lead them to…” where? “…to living
fountains of waters. And God will wipe away every tear from their eyes.’…”
By the way this is not only spiritually speaking about water, we're going
to really drink the water of life from a real river because there is a real
river up there. Then it will be literal, see? Now in this life we eat
from the tree of life spiritually, we eat the manna spiritually, we drink the
water spiritually, but when we get there it will be what? It will be literal.
So
we have this emphasis on the water in the Feast of Tabernacles and also in the
future when the Feast of Tabernacles is fulfilled.
Coba saya tanya, di Yerusalem Baru
apakah ada penekanan besar pada air? Kalian ingat air di Perayaan Tabernakel?
Simak Wahyu 21:6, 22:1, 17, dan 7:16-17, berulang-ulang ada penekanan pada air
dalam penggenapan Perayaan Tabernakel. Saya bacakan ayat-ayat itu, dikatakan, “6 Dan Dia berfirman
kepadaku, ‘Semuanya sudah selesai. Aku
adalah Alfa dan Omega, Yang Awal dan Yang Akhir. Aku
akan memberi dari…” apa? “…mata air kehidupan dengan limpah kepada dia yang haus’…” lihat ada penekanan pada air. “…1Lalu ia menunjukkan kepadaku…”
sekali lagi, apa? “…sungai air kehidupan yang murni, yang jernih bagaikan kristal, dan
mengalir keluar dari takhta Allah dan Anak Domba itu…” Lalu
ini ada ayat yang lain, “…17 Roh dan
pengantin perempuan itu berkata: ‘Marilah!’ Dan barangsiapa yang mendengarnya,
hendaklah ia berkata: ‘Marilah!’ Dan barangsiapa yang…” apa? “…yang haus, hendaklah ia
datang. Barangsiapa yang mau, hendaklah ia mengambil air kehidupan dengan
cuma-cuma!…” Inikah Perayaan Tabernakel yang kita bicarakan di sini?
Jelas ya. “…16 Mereka tidak akan menderita lapar lagi maupun…”
apa? “…maupun akan dahaga lagi, dan matahari tidak akan menimpa mereka, maupun panas terik. 17 Sebab Anak
Domba yang di tengah-tengah takhta itu, akan menggembalakan mereka dan akan
menuntun mereka ke…” mana? “…mata air kehidupan. Dan Allah akan menghapus segala air mata dari
mata mereka…” Nah,
ini bukan hanya bicara secara spiritual tentang air, kita benar-benar akan minum air kehidupan dari sebuh
sungai yang literal karena di atas sana ada sungai yang literal.
Pada waktu itu, akan menjadi literal, lihat? Sekarang di kehidupan ini kita
makan dari pohon kehidupan secara spiritual, kita makan manna secara spiritual,
kita minum airnya secara spiritual, tetapi bila nanti kita tiba di sana, itu
akan menjadi apa? Itu akan menjadi literal.
Jadi
ada penekanan pada air di Perayaan Tabernakel, dan juga di kemudian hari ketika
Perayaan Tabernakel digenapi.
Now
this reminded me of the song, you remember the ceremony where you have one flagon
with water and the other one with grape juice, and they're poured together,
they go through the tube to the Kedron and then to the Dead Sea? You remember when Jesus died on
the cross what came out? Water mixed with blood. And so you have this song,
“Rock of Ages cleft for me
“let me hide myself in Thee
“let the water and the…” what? “…and the blood
“from Thy riven side which flowed
“Be of sin the double cure
“cleanse me from its guilt and…” its
also what? Its “…power”
So
there's emphasis on water, and we will drink from the water, literally
we'll drink from the water, but of course spiritually it represents the Spirit
that was given to us during our earthly sojourn.
Nah,
ini mengingatkan saya akan sebuah lagu, kalian
ingat, upacara di mana ada satu guci yang berisikan
air, dan guci yang lain
dengan air anggur, dan mereka dicurahkan bersama-sama, mereka memasuki sebuah
saluran ke sungai Kidron kemudian mengalir ke Laut Mati? Kalian ingat ketika
Yesus mati di salib apa yang keluar? Air bercampur darah. Maka ada lagu ini,
“Batu Zaman terbelahlah untukku
“biarlah aku bersembunyi dalam-Mu
“biarlah air dan…” apa? “…darah
“yang mengalir dari sisiMu yang terbelah
“menjadi penyembuh ganda dosa
“membersihkan aku dari rasa bersalah dan…”
juga apanya? “…kuasanya”
Jadi
ada penekanan pada air, dan kita akan minum dari air itu, secara literal kita akan minum air itu, tetapi
tentu saja secara spiritual
itu melambangkan Roh Kudus yang dikaruniakan kepada kita pada waktu
pengembaraan kita di dunia.
Is there a great
emphasis on light in the holy city where we will dwell temporarily? Absolutely!
Notice Revelation 21:23, “ 23 The city had no need of
the sun or of the moon to shine in it, for the glory of God illuminated it. The
Lamb is its light. 24 And the nations of those who are saved shall
walk in its light, and the kings of the earth bring their glory and honor into
it…” This is chapter 22:5
“… 5 There
shall be no night there: They need no lamp nor light of the sun,
for the Lord God gives them light. And they shall reign forever and
ever.”
So once again at the Feast of Tabernacles in the New Jerusalem we will not
need the light of the sun, or the moon, because the glory of the Lord will be
so great that it will be like the sun and the moon don't exist although they
are there.
Apakah
ada penekanan besar pada terang di kota suci di mana kita akan tinggal untuk
sementara? Tentu saja! Simak Wahyu 21:23, “23 Dan kota itu tidak memerlukan
matahari atau bulan untuk menyinarinya,
sebab kemuliaan Allah meneranginya. Anak Domba
itu cahayanya. 24 Dan bangsa-bangsa dari mereka yang selamat, akan berjalan di dalam
cahayanya, dan raja-raja di bumi membawa kemuliaan dan kehormatan mereka ke dalamnya.” Ini pasal 22:5, “…5 Dan malam
tidak akan ada lagi di sana, mereka
tidak memerlukan lampu naupun cahaya
matahari, sebab Tuhan Allah akan menerangi mereka. Dan mereka akan memerintah
sebagai raja untuk selama-lamanya.”
Jadi
sekali lagi di Perayaan Tabernakel di Yerusalem Baru kita tidak akan memerlukan
cahaya matahari atau bulan, karena kemuliaan Tuhan begitu besarnya sehingga itu
seolah-olah matahari dan bulan tidak ada walaupun mereka tetap ada di sana.
You remember that on the day at the Feast of Tabernacles people commemorated not only the water
that came from the rock and also the pillar of light ~ because this is what it represents you know, the pillar of light had led
them, and they had drunk water from the rock ~ but
also God gave them manna. Are God's people going to eat manna at the Feast of
Tabernacles in Heaven? Absolutely! Notice Revelation 2:17, “17 He who has an ear, let him hear what the Spirit says
to the churches. To him who overcomes I will give some of the…” what?
“…some of the hidden manna to eat….”
Kalian
ingat pada hari Perayaan Tabernakel orang-orang memperingati bukan hanya air
yang keluar dari batu dan juga tiang api ~ karena
inilah yang dilambangkannya, tiang api yang telah menuntun mereka dan mereka
telah minum dari air yang keluar dari batu ~ tetapi
juga bahwa Allah memberi mereka manna. Apakah umat Allah akan makan manna di
Perayaan Tabernakel di Surga? Tentu saja! Simak Wahyu 2:17, “17 Siapa bertelinga, hendaklah
ia mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat: Kepada dia yang menang, akan Kuberikan beberapa…” apa? “…beberapa manna
yang tersembunyi untuk dimakan…”
Are God's people
going to serve in the temple? Is there going to be a temple there? Absolutely!
Revelation 7:14-17 tell us so. Remember that the temple was dedicated in the days
of Solomon. It says here, “14 …So he said to me, ‘These are the ones
who come out of the great tribulation, and washed their robes and made
them white in the blood of the Lamb. 15 Therefore
they are before the throne of God, and serve Him day and night…” where? “…in His temple.
And He who sits on the throne will dwell among them…” the word “dwell” could be translated will “tabernacle” among them. The NIV
translates “will spread His tent over them” because this is the Feast of Tents
or the Feast of Tabernacles. And then it says, “…16 They
shall neither hunger anymore nor thirst anymore; the sun shall not strike
them, nor any heat; 17 for
the Lamb who is in the midst of the throne will shepherd them and lead
them to living fountains of waters. And God will wipe away every tear
from their eyes.’…”
So there will be
a temple and God's people will serve ~
according to this ~ in that temple.
Apakah umat Allah akan melayani di Bait
Suci? Apakah akan ada sebuah Bait Suci di sana? Tentu saja! Wahyu 7:14-17
mengatakan demikian kepada kita. Ingat Bait Suci yang didedikasikan di zaman
Salomo? Dikatakan di sana, “14…Lalu ia berkata kepadaku: ‘Mereka ini adalah orang-orang yang keluar
dari kesusahan yang besar; dan mereka telah mencuci jubah mereka dan membuatnya
putih di dalam darah Anak Domba.’ 15 Karena itu mereka berdiri di
hadapan takhta Allah dan melayani Dia siang malam…” di mana? “…di Bait Suci-Nya. Dan Ia yang duduk di
atas takhta itu akan diam di tengah-tengah
mereka…” Kata “diam” bisa diterjemahkan “bertabernakel” di tengah-tengah
mereka. NIV menerjemahkannya “akan memasang
tendaNya di atas mereka” karena ini adalah Perayaan Tenda-tenda, atau Perayaan
Tabernakel. Kemudian dikatakan, “…16 Mereka tidak
akan menderita lapar lagi maupun akan dahaga
lagi, dan matahari tidak akan menimpa mereka maupun
panas terik. 17 Sebab Anak Domba yang di tengah-tengah takhta
itu, akan menggembalakan mereka dan akan menuntun mereka ke mata air kehidupan.
Dan Allah akan menghapus segala air mata dari mata mereka."
Jadi
akan ada sebuah Bait Suci dan umat Allah akan melayani ~ menurut ayat ini ~ di
Bait Suci tersebut.
Was there a temple that was built
and dedicated at the Feast of Tabernacles in the days of
Solomon? There was a focus on the temple. You remember that there were burnt
offerings at the Feast of Tabernacles? What does that represent? The fact is
that if you read Revelation 5:12-13 and also you have the references here Revelation 21:9, 14, 22-23,
chapter 23:1 and 3, and other verses as
well, Jesus is referred to as the Lamb, the Lamb, the Lamb.
Notice this comment from Ellen White, “One
reminder alone remains: Our Redeemer will ever bear the marks of
His crucifixion. Upon His
wounded head, upon His side,
His hands and feet are the
only traces of the cruel work
that sin has wrought.” That's Great Controversy page 674. So will the attention of God's people be
drawn to Jesus Christ as the Lamb who made it all possible? Absolutely! So is
there going to be another sacrifice on the day of the Feast of Tabernacles? Of course not. It simply represents the fact
that people will remember the great sacrifice that Jesus made in coming to this
world.
Apakah
di zaman Salomo ada Bait Suci yang dibangun dan didedikasikan pada Perayaan
Tabernakel? Ada fokus pada Bait Suci. Kalian ingat bahwa ada kurban bakaran di
Perayaan Tabernakel? Itu melambangkan apa? Faktanya ialah, jika kita membaca
Wahyu 5:12-13 dan juga ada referensinya di sini Wahyu 21:9, 14, 22-23, pasal
23:1 dan 3, dan ayat-ayat lainnya juga, Yesus disebut Anak Domba, Anak Domba,
Anak Domba.
Simak
komentar ini dari Ellen White, “…Ada tersisa hanya satu kenangan: Penebus kita akan
selalu memiliki bekas-bekas penyalibanNya. Di kepalaNya yang terluka, di
sisiNya, di tangan dan kakiNya, adalah satu-satunya bekas kekejaman yang
didatangkan dosa.” Ini dari Great Controversy hal. 674. Jadi apakah
perhatian umat Allah diarahkan ke Yesus Kristus sebagai Anak Domba yang telah
memungkinkan segalanya? Tentu saja! Jadi apakah akan ada kurban lagi pada hari
Perayaan Tabernakel? Tentu saja tidak! Itu semata-mata melambangkan fakta bahwa
umat akan selalu mengingat pengorbanan besar yang dibuat Yesus dengan datang ke
dunia ini.
Now you notice that there's a great celebration with singing and rejoicing and
there's a banquet that takes place. Notice Luke 13:29 this is speaking once
again about the Feast of
Tabernacles, “ 29 They will come from the east and the
west, from the north and the south, and sit down in the kingdom of God.”
Luke 22:30 states, and here Jesus speaks, “ 30 that you may eat and drink…” where?
“…at My table in My kingdom, and sit on thrones judging the twelve tribes of
Israel.” Of course judging there represents a work
that is taking place when? During the thousand years.
Sekarang
kalian simak bahwa ada perayaan besar dengan nyanyian dan sukacita dan ada
sebuah pesta yang berlangsung. Simak Lukas 13:29, ini sekali lagi bicara
tentang Perayaan Tabernakel. “29 Mereka akan datang dari
Timur dan Barat, dari Utara dan Selatan dan mereka akan duduk di dalam Kerajaan
Allah.”
Lukas 22:30 menyatakan, dan di sini
Yesus yang sedang bicara, “30 supaya kamu boleh makan dan minum…” di mana? “…di mejaKu
di dalam Kerajaan-Ku, dan duduk di atas takhta menghakimi kedua belas suku
Israel…” Tentu saja menghakimi di sini melambangkan suatu pekerjaan
yang akan terjadi kapan? Selama masa 1000 tahun.
And then
Revelation 19:7-8, “9 Then
he said to me, ‘Write: ‘Blessed are those who are called to the
marriage supper of the Lamb!’…” where is the marriage supper going to take place, on earth or in Heaven? In
Heaven, yes the Feast of Tabernacles. “…And
he said to me, ‘These are the true sayings of God.’
Lalu Wahyu 19:9, “9 Lalu ia berkata kepadaku, ‘Tuliskanlah: Diberkatilah mereka yang diundang ke perjamuan perkawinan Anak Domba.’…” di
mana perjamuan perkawinan itu akan diadakan, di bumi atau di Surga? Di Surga,
ya, Perayaan Tabernakel. “…Katanya lagi kepadaku,
‘Perkataan ini adalah perkataan-perkataan yang
benar dari Allah.’…”
And Ellen White saw in a vision that table. What kind of products do you
suppose are on the table? Well, what has just taken place? The fruit harvest,
right? Has just taken place. Notice what she says in Early Writings page 19, “And I saw a table of pure silver; it was many miles in length…” so I guess He's expecting lots of guests
“…yet our eyes could extend over it. I
saw the fruit of the tree of life…” Fresno people will be very happy with what I'm going to read
right now, “…the manna…” what else? “… almonds…” what else? “… figs…” what else? “… pomegranates…” and what else? “… grapes, and many
other
kinds of fruit.”
So don't feel bad
if mangoes and papayas are not here, Ellen White mentions the fall harvests in
Israel, because this is the Feast of Tabernacles, but she leaves it open for
other kinds of fruit. Maybe she didn't know what to call a mango, I don't know
that she knew what mangoes were, or papayas were, but take comfort there will probably be tropical fruits there as well.
Dan Ellen White melihat dalam suatu
penglihatan meja perjamuan itu. Apa saja menurut kalian yang terhidang di atas
meja? Nah, apa yang baru saja terjadi? Panen buah, benar? Itu baru saja
terjadi. Simak apa kata Ellen White di Early
Writings hal. 19, “Dan aku melihat
sebuah meja dari perak murni, panjangnya bermil-mil…” jadi tentunya Dia mempersiapkan untuk banyak tamu, “…namun mata
kami bisa melihat seluruhnya. Aku melihat buah pohon kehidupan…” penduduk Fresno akan sangat gembira dengan apa yang
akan saya bacakan sekarang,
“…manna…” apa lagi?
“…buah badam…” apa lagi?
“…buah ara…” apa lagi? “…buah
delima…” dan apa lagi? “…anggur dan
banyak jenis buah yang lain…”
Jadi jangan
kecewa jika mangga dan papaya tidak di sana, Ellen White menyebutkan hasil
panen musim gugur di Israel karena ini adalah Perayaan Tabernakel,
tetapi dia memberikan kesempatan yang terbuka untuk buah-buah jenis
lain. Mungkin dia tidak tahu apa yang disebut mangga, saya tidak tahu apakah
dia tahu mangga itu apa, atau papaya itu apa, tetapi jangan khawatir
kemungkingan di sana juga ada buah-buahan tropis.
Do you remember that only Israelites could partake of the Feast of
Tabernacles? Who will be the only ones that will be able to participate of
the final Feast of Tabernacles? Only those whose names have been retained in
the book during the Day of Atonement. Notice Daniel 12:1, “1At that time Michael shall
stand up, the great prince who stands watch over the sons of your people. And there shall be a
time of trouble such as never was since there was a nation…” the 144,000 will live during this period, folks, “…even to that time. And at that
time your people shall be delivered, every one who is found…” where?
“…in the book….”
When were their names retained in the book? Before they go through this
time of trouble. When were they retained? When their name came forth in the
judgment during the Day of Atonement.
Apakah kalian ingat bahwa hanya Israel
asli yang boleh ambil bagian dalam Perayaan Tabernakel? Siapakah mereka yang bisa ikut ambil bagian
dalam Perayaan Tabernakel? Hanya mereka yang namanya dipertahankan di dalam
Kitab saat Hari Pendamaian. Simak Daniel 12:1, “1 Pada waktu itu juga Mikhael akan
berdiri, Pangeran besar itu, yang menjaga anak-anak bangsamu; dan akan ada suatu
waktu kesesakan yang besar, seperti yang belum pernah terjadi sejak ada
bangsa-bangsa…” ke-144ribu akan hidup di periode ini, Saudara-saudara, “…sampai pada waktu itu. Dan
pada waktu itu bangsamu akan diselamatkan,
yakni setiap orang yang namanya
didapati…” di
mana? “…tertulis
dalam Kitab itu…”
Kapan
nama-nama mereka diprtahankan dalam Kitab? Sebelum mereka melewati Masa
Kesukaran/Kesesakan
Besar. Kapan mereka dipertahankan? Ketika nama-nama mereka muncul di
penghakiman saat Hari Pendamaian.
We find in Revelation 3:5, “ 5 He who overcomes shall be clothed in white garments, and I will not blot out his name from the Book of Life…” so is it possible to have names blotted out? Sure. Can people be cut off
from among God's people in the Day of Atonement? Absolutely! “…I will not blot out his name from the Book of Life but I will confess his name before My Father and before
His angels.”
Kita lihat di Wahyu 3:5, “5 Barangsiapa menang, ia akan
dikenakan pakaian putih; dan Aku tidak akan menghapus
namanya dari Kitab
Kehidupan…” jadi
apakah mungkin ada nama-nama yang dhapus? Tentu. Bisakah orang disingkirkan
dari umat Allah di Hari Pendamaian? Tepat sekali! “…Aku tidak akan menghapus namanya dari Kitab Kehidupan, melainkan Aku akan mengakui namanya di hadapan Bapa-Ku dan di hadapan para
malaikat-Nya.”
Exodus 32 has the
story of Moses interceding for Israel when they sinned, and the Lord said to
Moses, “Whoever has sinned against Me I
will…” what? “…I will blot him out of My book.” In other words a person who
continues in sin will be blotted out of the book, will be cut off from among
God's people. Of course we're reminded of Leviticus 23:29-30 where it says, “ 29 For any person who is not afflicted in
soul on that same day shall be…” what?
“…shall be cut off from his people.”
Keluaran
32 berisikan kisah Musa yang memohon bagi bangsa Israel ketika mereka berbuat
dosa dan Tuhan berkata kepada Musa, “Siapa yang berbuat dosa
terhadapKu, Aku akan…” apa? “…Aku akan menghapus namanya dari
KitabKu.” Dengan kata lain, seseorang
yang terus berlanjut dalam dosa, namanya akan dihapus dari Kitab itu, dia akan
disingkirkan dari antara umat Allah. Tentu saja kita teringat kepada Imamat
23:29-30 di mana dikatakan, “29 Karena siapa pun yang tidak sungguh-sungguh
menyelidiki hatinya, pada hari yang sama akan…” apa? “…akan disingkirkan
dari antara bangsanya.
Now I'm going to skip the next paragraph, you can read it because it covers
far more than what we're able to cover in the minutes that we have left. But I
do want to go to this section that is titled “Why are we still here?” Why are
we still in our wilderness sojourn and not there? I want to read several
statements of Ellen White in closing.
Sekarang saya akan melompati paragraf berikut, kalian bisa membacanya
karena itu berisikan jauh lebih banyak daripada apa yang bisa kita liput dalam
waktu yang tersisa. Tetapi saya mau pergi ke bagian yang berjudul “Mengapa kita
masih di sini?” Mengapa kita masih di pengembaraan kita di padang gurun dan
tidak di sana? Saya mau membaca beberapa pernyataan Ellen White sebagai
penutup.
Evangelism page 696, “We may have to remain here in this world because of insubordination, many more years, as did the children of Israel; but for Christ's sake, His people should not add sin to sin by charging God
with the
consequence of their own wrong
course of action.”
We say, why does God delay? Why don't You come, Lord? Like we're blaming
Him. We should not blame Him. The blame lies with us.
Evangelism hal. 696,
“…Kita mungkin masih harus
tinggal banyak, banyak tahun lagi di dunia ini karena ketidakpenurutan kita,
sebagaimana bangsa Israel; tetapi demi Kistus, umatNya tidak boleh menambahkan
dosa kepada dosa dengan menimpakan tanggung jawabnya kepada Allah
atas konsekuensi kesalahan tindakan mereka sendiri.” (Letter 184, 1901)
Kita
berkata, mengapa Tuhan berlambat? Mengapa Engkau tidak datang-datang, Tuhan?
Sepertinya kita menyalahkan Dia. Kita tidak boleh menyalahkan Dia. Kesalahannya
ada pada kita.
Manuscript 4, 1883 Ellen White wrote, “It was not the will of God that the coming of Christ should be thus delayed. God did not design that His people, Israel, should wander forty years in
the
wilderness…” He knew they were going to, but He did design it that way. “…He promised to lead
them
directly
to the land
of Canaan, and establish them there a holy, healthy, happy people…” the idea was to get there quickly, wasn't it? “…But those to whom it was first preached, went not in ‘because of unbelief.’…”
she's quoting Hebrews chapter 3. “…Their hearts were filled with murmuring, rebellion, and hatred,
and
He could not fulfill His covenant with them…”
She does continue, “…For forty years did unbelief, murmuring, and rebellion shut out
ancient Israel from the land of Canaan. The same sins…” notice this,
“…The same sins have delayed the entrance of modern Israel into…” where?
“…into the heavenly
Canaan. In
neither case were the promises of God at fault. It is the unbelief, the worldliness, unconsecration, and strife among the Lord's professed people that have kept us in this world of sin and sorrow so
many years.”
You know we should reach the point where we long for Jesus to come, like
Ellen White did. You know when she caught a glimpse of that table in Heaven
with all these different kinds of fruit, she didn't want to come back. She had
seen Heaven. So if we see Heaven we certainly don't want to make this earth our
home.
Manuscript 4, 1883,
Ellen White menulis,
“…Bukanlah kehendak Allah kedatangan Kristus harus ditunda. Allah tidak
merencanakan umatNya Israel harus mengembara 40 tahun di padang gurun…” Allah tahu mereka akan berbuat itu, tetapi Dia
tidak merencanakannya demikian.
“…Dia berjanji memimpin mereka langsung ke tanah Kana’an, dan
menempatkan mereka di sana suatu bangsa yang kudus, sehat, dan bahagia…” rancanganNya ialah supaya
mereka tiba di sana secepatnya, bukan? “…Tetapi mereka yang pertama menerima janji tersebut,
tidak masuk ke dalamnya ‘karena
ketidakpercayaan mereka’…” Ellen White
mengutip Ibrani 3:19. “…Hati mereka penuh dengan bersungut-sungut,
pemberontakan, dan kebencian, dan Dia tidak bisa menggenapi PerjanjianNya
dengan mereka…” Ellen White
melanjutkan, “…Selama 40 tahun,
ketidakpercayaan, persungutan, dan pemberontakan telah menutup pintu masuk ke
tanah Kana’an bagi Israel kuno. Dosa-dosa yang sama…” simak ini,
“…Dosa-dosa yang sama telah menunda masuknya Israel modern ke…” mana? “…ke Kana’an Surgawi. Dalam kedua kasus itu
bukanlah janji Allah yang salah. Ketidakpercayaan, keduniawian, ketidakkudusan
dan perselisihan di antara yang mengaku umat Allah, yang telah menahan kita di
dunia yang penuh dosa dan dukacita ini
selama bertahun-tahun.”
Kalian tahu, kita harus mencapai titik di mana kita
merindukan kedatangan Yesus, seperti Ellen White. Tahukah kalian ketika dia
sempat melihat sekilas meja perjamuan di Surga dengan pelbagai macam buah, dia
tidak mau kembali ke dunia. Dia sudah melihat Surga. Maka bila kita sudah
melihat Surga, kita pasti tidak mau menjadikan dunia ini rumah kita.
I want to read
this passage from Early Writings pages 19 and 20.
Ellen White states, “I asked Jesus to let me eat of the fruit…” she wants to eat of the fruit of the
tree of life
“…He said, ‘Not now. Those who eat of the fruit of this land go back to earth no more. But in a little while, if faithful, you shall both eat
of the fruit of the tree of
life
and drink of the water of the fountain.’…” once again water “…And He said, ‘You must go back to the earth again and
relate to others what I have revealed to you.’ Then an angel bore me
gently down to this dark
world. Sometimes I think I can stay here no longer; all things of earth look so dreary. I feel very
lonely here, for I have seen a better land. Oh, that I had wings like a dove, then would I fly away and be at rest!...” can you hear the anguish? She really wanted Jesus to come. She continues
writing, “…After I came out of vision, everything looked
changed; a gloom was spread
over
all that I beheld.
Oh, how dark this world
looked to me. I wept when I found myself here, and felt homesick. I had
seen
a better world, and
it had spoiled this for me. I told
the view to our little band in Portland, who then fully believed it to be of God. That was a powerful time. The solemnity
of eternity rested
upon us. About one week after this the Lord gave me another view and showed me the trials I must pass through, and that I must go and relate to others what He had revealed to me, and that I should meet with great opposition and suffer anguish of spirit by going. However, said the angel, ‘The
grace
of God is sufficient for you;
He will hold you up.’…” (Early Writings pg, 19-20)
Saya mau membacakan bacaan ini dari Early Writings hal.
19-20, Ellen White
menyatakan, “…Saya minta Yesus
untuk mengizinkan saya makan buah itu…” Ellen White
mau makan buah dari pohon kehidupan, “…Dia berkata, ‘Tidak
sekarang. Mereka yang makan buah dari negeri ini tidak akan kembali ke dunia
lagi. Tetapi tidak lama lagi, jika setia, kamu akan makan baik buah dari pohon
kehidupan maupun minum air dari mata air.’ …”
sekali lagi air.
“…Dan Dia berkata, ‘Kamu harus kembali ke dunia lagi dan menyampaikan
kepada yang lain apa yang telah Aku nyatakan kepadamu.’ Kemudian seorang malaikat membawa saya turun
dengan lembut ke dunia yang gelap ini. Terkadang saya berpikir, saya tidak
betah tinggal di sini lebih lama, segalanya yang di dunia ini tampak begitu
suram. Saya merasa kesepian di sini, karena saya sudah pernah melihat negeri
yang lebih baik. Oh, seandainya saya punya sayap seperti burung merpati, saya
akan terbang pergi dan
menikmati perhentian!…” bisakah
kalian mendengar kesedihannya? Ellen White sungguh-sungguh ingin Yesus datang.
Dia melanjutkan menulis, “…Setelah saya keluar dari
penglihatan, segalanya tampak berubah; suatu kesuraman menutupi segala yang
saya lihat. Oh, betapa gelapnya dunia ini di mata saya. Saya menangis ketika
saya mendapati diri saya berada di sini, dan merasa rindu pulang. Saya telah
melihat dunia yang lebih baik, dan itu telah merusak dunia ini di mata saya.
Saya sampaikan penglihatan saya kepada kelompok kecil kami di Portland, yang
mempercayai sepenuhnya bahwa penglihatan itu berasal dari Allah. Itu adalah
masa yang penuh kuasa. Seriusnya hal
kekekalan menyelubungi kami semua. Sekitar seminggu setelah ini, Tuhan memberi
saya penglihatan yang lain dan menunjukkan kepada saya segala ujian yang harus
saya jalani, dan bahwa saya harus pergi dan menceritakan kepada yang lain apa
yang telah dinyatakanNya kepada saya, dan bahwa saya akan bertemu dengan
perlawanan yang kuat dan menderita kejatuhan semangat dengan pergi ke sana.
‘Namun,’ kata malaikat itu, ‘kasih karunia Allah itu cukup bagimu. Dia yang
akan menopangmu.’…” (Early Writings hal. 19-20)
And of course this is Ellen White's
first vision. I don't think she had any idea the anguish that she was going to
go through, not primarily from those individuals that were not members of the
remnant, but from those individuals who claimed to be members of the remnant. Constantly during her ministry, her inspiration
was questioned, her counsel was questioned, she was attacked, her visions were
attributed to mesmerism (which is hypnotism), she was rejected many, many times.
She became ill, I mean she actually came to the point of almost dying several
times. She suffered with rheumatoid arthritis during the time that she was writing
Desire of Ages. Certainly she desired
Heaven to come. And she fulfilled her mission, 70 years she fulfilled her
mission. And we have the benefit of her writings. And I believe that one of the reasons why we
are not in the kingdom is because we have ignored and in some cases rejected
this wonderful gift, and failed to implement the counsel that she gave into our
own personal and practical life. That's what God is waiting for. Ellen White
rests in the grave. She will rise to new life very soon. And then she will once
again see the better land.
Dan tentu saja ini
adalah penglihatan Ellen White yang pertama. Saya rasa dia tidak tahu bahwa
penderitaan yang harus dialaminya, bukan utamanya datang dari orang-orang yang
bukan anggota umat yang sisa, melainkan justru dari mereka yang mengaku sebagai
anggota umat yang sisa. Selama ministrinya, inspirasinya selalu dipertanyakan,
nasihatnya selalu dipertanyakan, dia diserang, penglihatan-penglihatannya
dikaitkan kepada mesmerisme (yaitu suatu bentuk hipnotis), dia ditolak
berulang-ulang. Dia menjadi sakit, maksud saya dia benar-benar nyaris mati
beberapa kali. Dia menderita rematik artritis selama waktu dia menulis Desire
of Ages. Sudah pasti dia merindukan Surga datang. Dan dia
menyelesaikan misinya, 70 tahun dia menyelesaikan misinya. Dan kita menerima
manfaat dari tulisan-tulisannya. Saya yakin salah satu alasan mengapa kita
tidak berada di Kerajaan sekarang ialah karena kita sudah mengabaikan dan dalam
beberapa hal menolak karunia yang luar biasa ini, dan gagal mengimplementasikan
petunjuk-petunjuk yang diberikan Ellen White dalam kehidupan pribadi dan
praktis kita. Itulah yang ditunggu Allah. Ellen White sedang beristirahat dalam
kuburnya. Dia akan bangkit kepada hidup baru tidak lama lagi. Lalu sekali lagi
dia akan melihat negeri yang lebih baik.
I pray to God that we will feel the same passion for Heaven and for the new
earth that Ellen White felt. That we will not focus on things here. That we
will focus on the great celebration to come, the great celebration in Heaven, and
then our permanent dwelling here on earth. For the Bible tells us “the meek will inherit the earth”. Then we will eat manna, we will drink the water from the river of life, we
will be in the presence of God who is light, and we will live not just for a
few years and get sick, but we will live in a land where there will be no more
sickness, no more pain, no more sorrow, no more death.
May that hope burn bright and strong in our heart.
Saya berdoa kepada Allah, agar kita akan merasakan semangat yang sama untuk
Surga dan dunia baru seperti yang dirasakan Ellen White. Agar kita tidak
berfokus pada hal-hal di sini. Agar kita akan fokus pada perayaan besar yang
akan datang, pesta pesar di Surga, kemudian tempat tinggal kita yang permanen
di dunia ini. Karena Alkitab mengatakan kepada kita bahwa “yang rendah hati akan mewarisi bumi”. Pada waktu itu kita akan makan manna, kita akan minum
air dari sungai kehidupan, kita akan berada di hadirat Allah yang adalah
Terang, dan kita akan hidup bukan hanya beberapa tahun lalu sakit, melainkan
kita akan hidup di sebuah negeri di mana tidak ada lagi penyakit, tidak ada
lagi rasa sakit, tidak ada lagi kesedihan, tidak ada lagi kematian.
Semoga harapan itu menyala terang dan kuat dalam hati kita.
29
08 21