Monday, August 16, 2021

EPISODE 15/24 ~ THE HEBREW RELIGIOUS CALENDAR ~ THE FEAST OF TRUMPETS ~ STEPHEN BOHR

 

_____THE HEBREW RELIGIOUS CALENDAR_____

Part 15/24 - Stephen Bohr

THE FEAST OF TRUMPETS

https://www.youtube.com/watch?v=WwjH6VahFYM

 

Dibuka dengan doa

 

 

Welcome back, we are going to begin this afternoon our study of the Feast of Trumpets. We have studied the first four Feasts of the Hebrew year, they are spring Feasts: Passover, Unleavened Bread, First Fruits, and the Feast of Pentecost. Has it been a blessing? It's a wonderful thing to see God's calendar, to see Messiah’s calendar, isn't it? It really strengthens our faith in the inspiration of the Bible, that God is in control of history.

 

Selamat datang kembali, kita akan memulai pelajaran kita petang ini tentang Perayaan Terompet/Nafiri. Kita sudah mempelajari keempat Perayaan tahun Ibrani, mereka adalah Perayaan-perayaan musim semi: Passah, Roti Tidak Beragi, Buah Sulung, dan Perayaan Pentakosta. Apakah itu suatu berkat? Melihat kalender Allah adalah hal yang mengagumkan, bukan? Melihat kalender Sang Mesias. Ini benar-benar menguatkan iman kita dalam inspirasi Alkitab, bahwa Allah sedang memegang kendali sejarah.

 

 

But now we need to move to the fall Feasts, which are:

·       the Feast of Trumpets,

·       the Day of Atonement ,

·       and the Feast of Tabernacles.

 

Tetapi sekarang kita harus beralih ke Perayaan-perayaan musim gugur, yaitu:

·       Perayaan Terompet/Nafiri

·       Hari Pendamaian/Hari Grafirat

·       Perayaan Tabernakel/Pondok Daun

 

 

And so we're going to begin on page 153 of our syllabus. This is only two pages of introductory material, and then we are going to study a chapter that really is a description of the Feast of Trumpets, announcing the necessary preparation for the Day of Atonement .

And I might mention also that unfortunately within the time constraints of this class, you know we have only twenty four sessions, 24 hours of material during the week, we are not going to be able to study Revelation chapter 10. This is the clearest passage in all of the Bible that describes the Feast of Trumpets. It actually is describing the Sixth Trumpet of the book of Revelation. The good news is that you have a syllabus that was placed on the table when you arrived. The name of that syllabus is “Our Redemption Draweth Nigh” and that syllabus contains all of the material on Revelation chapter 10 we're not going to be able to cover it in class.  I covered it somewhat during our summit last October but we're not going to be able to cover that in detail, that would take us at least between eight to ten sessions to really cover that material well. But I might say that it is written and so you can go to the syllabus and you can study it.


Maka kita akan mulai di hal. 153 silabus kita. Ini hanya dua halaman bahan pengantar, kemudian kita akan mempelajari bab yang sesungguhnya adalah deskripsi dari Perayaan Terompet, yang mengumumkan persiapan yang diperlukan bagi Hari Pendamaian.

Dan perlu saya singgung juga bahwa sayangnya dalam keterbatasan waktu kelas ini, kalian tahu kita hanya ada 24 sesi, 24 jam materi selama satu minggu. Kita tidak akan bisa mempelajari Wahyu pasal 10. Ini adalah bacaan yang paling jelas di seluruh Alkitab yang menggambarkan Perayaan Terompet. Sebenarnya ini menggambarkan Terompet Keenam kitab Wahyu. Kabar baiknya ialah kalian memiliki silabus yang telah diletakkan di meja kalian saat kalian datang. Nama silabus itu ialah “Our Redemption Draweth Nigh” (Keselamatan Kita Sudah Dekat) dan silabus tersebut berisikan semua bahan Wahyu pasal 10 yang tidak akan sempat kita liput dalam kelas. Saya pernah meliputnya sedikit banyak di acara Summit Oktober tahun lalu, tetapi kita tidak akan bisa meliputnya dengan detail, itu akan makan waktu sedikitnya antara 8 hingga 10 sesi untuk bisa meliput bahan tersebut dengan baik. Tetapi bisa saya katakan bahwa materi itu sudah tertulis maka kalian bisa pergi ke silabus itu dan kalian bisa mempelajarinya.

 

 

Let's go through these first two introductory pages and then we will deal with Isaiah 58 and the Feast of Trumpets.

After the Feast of Pentecost, in late spring there were no further Feasts until the early fall. During this summer period there was no rain, and the weather was very hot and very dry. This period in the history of Israel represents the wilderness wanderings of Israel in the desert before they entered the promised land and their persistent apostasy while they were in the wilderness. Of course this long summer drought was then broken by the Feast of Trumpets, and the Feast of Trumpets is briefly mentioned in Leviticus 23:23-25. The purpose of the Feast of Trumpets which lasted ten days was to announce the upcoming Day of Atonement , to encourage Israel to prepare for the upcoming Day of Atonement , which was the great day of judgment for Israel.

 

Jadi mari kita bahas kedua halaman pengantar yang pertama dan kemudian kita akan membahas Yesaya 58 dan Perayaan Terompet.

Setelah Perayaan Pentakosta yang terjadi di akhir musim semi, tidak ada Perayaan lagi hingga awal musim gugur. Selama musim panas itu tidak ada hujan, dan udara sangat panas dan sangat kering. Periode ini dalam sejarah Israel melambangkan masa padang gurung ketika orang Israel berkelana di gurun sebelum mereka memasuki tanah perjanjian, dan kemurtadan mereka yang terus terjadi selama mereka berada di padang gurun. Tentu saja musim panas yang kering ini diakhiri oleh Perayaan Terompet. Dan Perayaan Terompet disebut secara singkat di Imamat 23:23-25. Tujuan Perayaan Terompet yang berlangsung selama 10 hari ialah untuk mengumumkan datangnya Hari Pendamaian, untuk mendorong bangsa Israel membuat persiapan bagi Hari Pendamaian yang akan datang, yang adalah hari penghakiman besar bagi Israel.

 

 

So let's read Leviticus 23:23-25 where the Feast of Trumpets is described, 23 Then the Lord spoke to Moses, saying, 24 Speak to the children of Israel, saying: ‘In the seventh month, on the first day of the month, you shall have a sabbath-rest, a memorial of blowing of trumpets, a holy convocation. 25 You shall do no customary work on it; and you shall offer an offering made by fire to the Lord.’…”

So those are the verses that describe the Feast of Trumpets.

 

Jadi mari kita  baca Imamat 23:23-25 di mana digambarkan Perayaan Terompet,  23 Lalu TUHAN berfirman kepada Musa, 24 ‘Katakanlah kepada orang Israel, begini: Dalam bulan yang ketujuh, pada tanggal satu bulan itu, kamu harus mengadakan hari Sabat perhentian penuh, yang diperingati dengan meniup serunai-serunai, satu hari pertemuan kudus. 25 Janganlah kamu melakukan sesuatu pekerjaan yang biasa kamu lakukan, dan kamu harus mempersembahkan korban api-apian kepada TUHAN.’…"

Jadi itulah ayat-ayat yang menggambarkan Perayaan Terompet.

 

 

Now, when was the Feast of Trumpets fulfilled in history? The purpose of the Feast of Trumpets as I was mentioning is to announce the upcoming Day of Atonement. What happened after the day of Pentecost? The church entered a long period of what? Of apostasy in drought. It's known as the Dark Ages. The book of Revelation refers to it to the 1260 years when the witnesses witnessed in sack cloth, and there was no rain during that period. It was a long, hot, dry period, spiritually speaking. During this time of course there were no Feasts. This long dry period was interrupted by the Feast of Trumpets announcing the soon-coming Day of Atonement in the year 1844.

What was the fulfillment of the Feast of Trumpets prophetically speaking? It was the Millerite Movement. Did they announce that the hour of God's judgment had come? They most certainly did. Did they announce that people needed to prepare themselves in a special way for the Day of Atonement? Absolutely! And we're going to talk a little bit more about the necessary preparation for the Day of Atonement  and what was supposed to happen on the Day of Atonement. 

 

Nah, kapan Perayaan Terompet digenapi dalam sejarah? Tujuan Perayaan Terompet, seperti yang sudah saya singgung, ialah mengumumkan datangnya Hari Pendamaian. Apa yang terhadi setelah hari Pentakosta? Gereja memasuki periode panjang apa? Kekeringan yaitu kemurtadan yang dikenal sebagai Zaman Kegelapan. Kitab Wahyu menyebut itu ke-1260 tahun ketika kedua saksi bersaksi dalam pakaian berkabung hitam, dan selama masa itu tidak ada hujan. Bicara secara spiritual itu adalah periode yang panjang, panas, dan kering. Selama waktu itu tentu saja tidak ada Perayaan. Periode yang panjang dan kering ini diakhiri oleh Perayaan Terompet, yang mengumumkan segera datangnya Hari Pendamaian pada tahun 1844.

Apa penggenapan Perayaan Terompet, bicara secara nubuatan? Itu adalah Gerakan Miller. Apakah mereka mengumumkan bahwa jam penghakiman Allah telah tiba? Tepat sekali. Apakah mereka mengumumkan bahwa orang-orang perlu bersiap-siap dengan cara khusus untuk Hari Pendamaian? Tentu saja! Dan kita akan bicara sedikit lebih banyak tentang pentingnya bersiap-siap untuk Hari Pendamaian dan apa yang akan terjadi pada Hari Pendamaian.

 

 

The Millerites did what was required of the people in preparation for the Day of Atonement.  They gathered, they afflicted their souls, they sold their possessions, they confessed their sins, they fasted, they studied the Scriptures, they paid off their own debts, and used their own money to pay off other people's debts, and they even left their crops in the fields. I would say that they truly did believe that Jesus was going to come on October 22, 1844. They personally prepared for the Day of Atonement,  even though they misunderstood the event that was going to take place. Now they prepared then in a magnificent way for the fulfillment of the Day of Atonement  and not only did they personally prepare, but they also proclaimed the message far and wide, didn't they? We think for example of the Midnight Cry. Basically that's when they woke up from their slumber in the summer of 1844 and they said “behold the Bridegroom cometh, let us arise and meet Him”, that's known also as the Seventh Month Movement, where multitudes all across the eastern United States preached the message of the soon coming day of judgment. True, they misunderstood the event but they were correct with regards to the time. And after the date passed they studied the Scriptures more and they understood that something very momentous happened in 1844 but they were wrong about the event that took place. Was there opposition to their message? Absolutely! There was tremendous opposition to their message.

And basically the message divided everyone into two groups:

·       those who receive the message

·       and those who rejected the message. 

 

Golongan Miller melakukan apa yang harus dilakukan orang untuk bersiap-siap bagi Hari Pendamaian. Mereka berkumpul bersama, mereka menyelidiki hati mereka, mereka menjual harta milik mereka, mereka mengakui dosa-dosa mereka, mereka berpuasa, mereka belajar Firman Allah, mereka membayar lunas semua utang mereka sendiri dan memakai uang mereka pribadi untuk membayarkan utang orang lain, dan mereka bahkan meninggalkan tanaman mereka di ladang. Menurut saya mereka benar-benar yakin Yesus akan datang pada 22 Oktober 1844. Mereka secara pribadi sudah bersiap-siap bagi Hari Pendamaian walaupun mereka salah mengerti peristiwa yang akan terjadi. Nah, mereka membuat persiapan yang luar biasa untuk penggenapan Hari Pendamaian dan mereka bukan saja membuat persiapan tetapi mereka juga mengumumkan pekabaran itu ke mana-mana, bukan? Kita teringat misalnya akan Seruan Tengah Malam. Pada dasarnya itulah saatnya mereka terjaga dari tidur mereka di musim panas 1844, dan mereka berkata, “Lihat, Mempelai Laki-laki itu datang! Mari kita bangkit dan bertemu denganNya” ini juga dikenal sebagai Gerakan Bulan Ketujuh, di mana banyak orang di seluruh bagian timur Amerika Serikat menyampaikan pekabaran akan segera datangnya hari penghakiman. Ya, mereka salah mengerti peristiwanya tetapi mereka benar tentang waktunya. Dan setelah tanggal itu belalu, mereka mempelajari Firman Allah lebih banyak dan mereka mengerti bahwa sesuatu yang sangat berarti terjadi di 1844, tetapi mereka sudah salah mengenai peristiwa apa yang terjadi. Apakah ada perlawanan terhadap pekabaran mereka? Tentu saja! Ada perlawanan besar terhadap pekabaran mereka.

Dan pada dasarnya pekabaran itu memisahkan manusia ke dalam dua kelompok:

·       Mereka yang menerima pekabaran itu

·       Dan mereka yang tidak menerima pekabaran itu.

 

 

Ellen White described vividly this movement that led up to 1844. Remember the events that lead up to 1844 is a fulfillment of the Feast of Trumpets, it's the announcement of the  Feast of Trumpets.  

In Great Controversy page 401 Ellen White describes this particular movement. Of all the great religious movements since the days of the apostles, none have been freer from human imperfection and the wiles of Satan than was that of the autumn of 1844. Even now, after the lapse of many years, all who shared in that movement and who have stood firm upon the platform of truth still feel the holy influence of that blessed work and bear witness that it was of God.”

And of course if you read this chapter where this quotation comes from, and the chapter before and after, you'll find a vivid description of the passion that the Millerites had for sharing the message and for preparing for the Day of Judgment.

 

Ellen White memberikan gambaran yang hidup tentang gerakan yang membawa sampai tahun 1844. Ingat peristiwa-peristiwa yang sampai ke tahun 1844 itu adalah penggenapan Perayaan Terompet, itulah pengumuman Perayaan Terompet.

Di Great Controversy hal. 401 Ellen White menggambarkan gerakan khusus ini.  “…Dari semua gerakan relijius yang hebat-hebat sejak zaman para rasul, tidak ada yang sedemikian bebas dari ketidaksempurnaan manusia maupun akal bulus Setan seperti yang terjadi di musim gugur 1844 ini. Bahkan sekarang, setelah banyak tahun lewat, semua yang terlibat dalam gerakan tersebut dan yang tetap berdiri teguh di atas dasar kebenaran, masih merasakan dampak kudus dari pekerjaan yang diberkati itu dan menyaksikan bahwa itu betul berasal dari Allah.…” 

Dan tentu saja jika kita baca bab di mana terdapat kutipan ini, dan bab sebelum dan sesudahnya, kita akan melihat gambaran yang hidup tentang semangat golongan Miller dalam membagikan pekabaran dan membuat persiapan untuk Hari Penghakiman.

 

 

Now there is a passage in the Bible ~ besides Isaiah 58 which we're going to take a look at in detail next ~ that describes the necessary preparation for the Day of Atonement.  And later on we're going to study this more carefully. But I want to read Joel 2:11-17 where we find a vivid description of the announcement of the Day of Atonement  and the necessary preparation. It says there in verse 11,  and this is describing the Second Coming of Christ,

11 The Lord gives voice before His army, for His camp is very great; for strong is the One who executes His word. For the day of the Lord is great and very terrible; who can endure it?...” what is the Day of the Lord great and terrible? Can you think of another verse,  another chapter where it ends very similar to this? How about Revelation chapter 6 where you have the description of the Second Coming?  And then the question is asked, 17 For the great day of His wrath has come, and who is able to stand?” See, this is describing the Second Coming and it ends by asking the same question, “…For the day of the Lord is great and very terrible; who can endure it?...” where would you expect to find the answer to that question? How about in the succeeding verses? The succeeding verses describe all of the elements of the Day of Atonement. Notice what we find in verse 12, “…12 ‘Now, therefore,’ says the Lord, ‘Turn to Me with all your heart, with fasting…” was there fasting on the Day of Atonement? Yes!  “…with weeping, and with mourning.’…” was there an affliction of soul on the Day of Atonement? Absolutely! It continues saying, “…13 So rend your heart, and not your garments. Return to the Lord your God, for He is gracious and merciful, slow to anger, and of great kindness; and He relents from doing harm. 14 Who knows if He will turn and relent, and leave a blessing behind Him— a grain offering and a drink offering for the Lord your God...” And then notice, what do we find next? “…15 Blow the trumpet in Zion…”  is this the Feast of Trumpets? It most certainly is. Is it calling people to afflict their soul, to weep, to rend their heart, to fast, and to prepare for the Day of Atonement?  Most certainly. And so it says in verse 15, “…15 Blow the trumpet in Zion, consecrate a fast, call a sacred assembly.  16 Gather the people, sanctify the congregation, assemble the elders, gather the children and nursing babes; let the bridegroom go out from his chamber, and the bride from her dressing room. 17 Let the priests, who minister to the Lord, weep between the porch and the altar. Let them say, ‘Spare Your people, O Lord, and do not give Your heritage to reproach, that the nations should rule over them. Why should they say among the peoples, ‘Where is their God?’…”

So do we have all of the elements of the Feast of Trumpets and the Day of Atonement  here, the preparation for the Day of Atonement?  Every single detail points to the Feast of Trumpets where people are preparing for the great Day of Atonement. 

 

Nah, ada satu bacaan di Alkitab ~ selain Yesaya 58 yang nanti akan kita simak dengan teliti  berikutnya ~ yang menggambarkan persiapan yang dibutuhkan untuk Hari Pendamaian. Dan nanti kita akan mempelajari ini dengan lebih seksama. Tetapi saya mau membacakan Yoel 2:11-17 sekarang, di mana kita melihat gambaran yang hidup tentang pengumuman Hari Pendamaian dan persiapan yang dibutuhkan. Dikatakan di sana di ayat 11, dan ini menggambarkan Kedatangan Kedua Kristus, 11 Dan TUHAN memperdengarkan suara-Nya di depan tentara-Nya karena pasukan-Nya sangat banyak, karena kuatlah Yang melaksanakan firman-Nya. Karena hari TUHAN itu hebat dan sangat mengerikan! Siapakah yang dapat bertahan terhadapnya?…”  apakah Hari Tuhan yang hebat dan mengerikan? Bisakah kalian ingat ayat lain, pasal lain, di mana berakhir sangat mirip dengan ini? Bagaimana dengan Wahyu pasal 6 di mana terdapat deskripsi tentang Kedatangan Kedua? Kemudian pertanyaan itu diajukan, “…17 Sebab sudah tiba hari besar murkaNya, dan siapakah yang dapat bertahan?...” Lihat, ini menggambarkan Kedatangan Kedua, dan diakhiri dengan mengajukan pertanyaan yang sama, ”…Karena hari TUHAN itu hebat dan sangat mengerikan! Siapakah yang dapat bertahan terhadapnya?…”  di mana kita bisa berharap menemukan jawaban untuk pertanyaan itu? Bagaimana dengan ayat-ayat berikutnya? Ayat-ayat berikutnya menggambarkan semua unsur Hari Pendamaian. Simak apa yang kita temukan di ayat 12, “…12 Nah, oleh karena itu, demikianlah firman TUHAN, ‘Berbaliklah kepada-Ku dengan segenap hatimu, dengan berpuasa…” apakah ada puasa pada Hari Pendamaian? Ya! “…dengan menangis, dan dengan berkabung.…”  apakah ada penyelidikan hati pada Hari Pendamaian? Tepat sekali. Dikatakan selanjutnya,   “…13 Maka koyakkanlah hatimu dan bukan pakaianmu, berbaliklah kepada TUHAN, Allahmu ~ sebab Ia maha murah dan pengampun, panjang sabar dan berlimpah kebaikan, dan Ia mau berbalik dari menjatuhkan celaka. 14 Siapa tahu, mungkin Ia mau berbalik dan membatalkan niatNya dan meninggalkan suatu berkat di belakangNya ~ suatu kurban sajian dan kurban curahan bagi TUHAN, Allahmu…”  Kemudian simak, apa yang kita lihat berikutnya? “…15 Tiuplah sangkakala di Sion, adakanlah puasa, maklumkanlah perkumpulan yang kudus, 16 kumpulkanlah umat, kuduskanlah jemaat, himpunkanlah orang-orang yang tua, kumpulkanlah anak-anak dan bayi-bayi yang menyusu; hendaknya pengantin laki-laki keluar dari kamarnya, dan pengantin perempuan dari kamar tidurnya; 17 hendaknya para imam yang melayani TUHAN, menangis di antara beranda depan dan mezbah. Hendaknya mereka berkata: ‘Luputkanlah, ya TUHAN, umat-Mu dan janganlah biarkan milik pusaka-Mu sendiri menjadi cela, sehingga bangsa-bangsa lain memerintah atas mereka. Mengapa bangsa-bangsa lain harus berkata di antara bangsa-bangsa, ‘Di mana Allah mereka?’…” 

Jadi apakah kita sudah mendapatkan semua unsur Perayaan Terompet dan Hari Pendamaian di sini, persiapan untuk Hari Pendamaian? Setiap detail menunjuk kepada Perayaan Terompet di mana orang-orang membuat persiapan untuk Hari besar Pendamaian.

 

 

Now there's one particular chapter that we want to take a look at that is within the context of the Feast of Trumpets, and that is the prophecy of Isaiah 58. So let's go to page 155 of our syllabus and take a look at this magnificent chapter which is speaking about preparation for the Day of Atonement.  First of all I would like to mention that this chapter is a prophetic chapter. Yes, it did have its application to the days when Isaiah lived, but it has a more direct application to the end of time.

I want to read this statement that we find in Manuscript 36, 1897 where Ellen White wrote, “The whole chapter is applicable to those who are living in this period of earths history. Consider this chapter attentively, for it  will be fulfilled.”

Is this a prophetic chapter? Was it totally fulfilled in the days of Isaiah? Absolutely not! Its great fulfillment is still in the future when Ellen White wrote this.

 

Nah, ada satu pasal yang mau kita simak yang ada di dalam konteks Perayaan Terompet, dan itu ialah nubuatan Yesaya 58. Jadi mari kita ke hal. 155 silabus kalian dan kita simak pasal yang mengagumkan ini, yang berbicara mengenai persiapan untuk Hari Pendamaian. Pertama-tama saya mau mengatakan bahwa pasal ini ialah pasal nubuatan. Ya, memang ada aplikasinya di zaman Yesaya, tetapi dia memiliki aplikasi yang lebih tepat untuk akhir zaman.

Saya mau membacakan pernyataan ini yang terdapat di Manuscript 36, 1897, di mana Ellen White menulis,  “…Seluruh pasal itu bisa diaplikasikan kepada mereka yang hidup di masa ini dari sejarah dunia. Renungkan pasal ini dengan seksama, karena ia akan digenapi. …”  Apakah ini pasal nubuatan? Apakah ini sudah digenapi seluruhnya di zaman Yesaya? Tentu saja tidak! Penggenapannya yang paling hebat masih di masa depan ketika Ellen White menulis ini.  

 

 

Now the question is, for whom is this message especially given? Is it given for Christians in general or is it given specifically for Seventh-Day Adventists? Well verse 1 has the answer, and then we have a quotation from the Spirit of Prophecy. Verse 1 says,1 Cry aloud, spare not; lift up your voice like a…”  see,  there you have a hint that we're dealing with the Feast of Trumpets, “…lift up your voice like a trumpet; tell…” the pagans their transgression, tell the secular people their transgression, no! What does it say?  “…tell My people their transgression, and the house of Jacob their sins…” So to whom does this particular chapter have to do, with whom? With those who profess to be God's people. But let's be a little more specific. All Christians claim to be God's people. This chapter is for Seventh-Day Adventists who are living in the Day of Atonement. 

Notice Testimonies for The Church Volume 2 page 36, “The prophet is addressing…”   whom? “…Sabbath-keepers…” would that be will that be the Lutherans, and the Methodists, and the Presbyterians? No, no, no, no!   “…The prophet is addressing Sabbath-keepers not  sinners, not  unbelievers, but those who make great pretensions to godliness….”  those who profess to belong to God's remnant people.

So now we know that this chapter has an end-time relevance. And the relevance is especially for Seventh-Day Adventists who claim to be preparing for to stand in the Day of Atonement. 

 

Sekarang pertanyaannya ialah, pekabaran ini diberikan terutama kepada siapa? Kepada orang-orang Kristen umum atau khusus diberikan kepada MAHK? Nah, ayat 1 memberikan jawabannya, dan kita punya kutipan dari Roh Nubuat. Ayat 1 berkata, 1 Serukanlah kuat-kuat, janganlah tahan-tahan! Angkatlah suaramu seperti sebuah…” lihat, di sini disinggung bahwa kita sedang berurusan dengan Perayaan Terompet, “…Angkatlah suaramu seperti sebuah terompet, beritahukanlah…” kepada para penyembah berhala pelanggaran mereka, beritahukanlah orang-orang sekuler pelanggaran mereka? Tidak! Apa yang dikatakan?   “…beritahukanlah umat-Ku pelanggaran mereka, dan kaum keturunan Yakub dosa mereka!…”  Jadi kepada siapa pasal ini ditujukan? Kepada siapa? Kepada mereka yang mengaku umat Allah. Tetapi marilah kita lebih spesifik. Semua orang Kristen mengklaim sebagai umat Allah. Pasal ini khusus untuk MAHK yang hidup pada masa Hari Pendamaian.

Simak Testimonies for the Church Vol. 2 hal. 36,  “…Nabi itu sedang bicara kepada…”  siapa?  “…para pemelihara Sabat…”  mungkinkah itu orang-orang Lutheran, dan orang-orang Methodist, dan orang-orang Presbyterian? Tidak, tidak, tidak, tidak! “…Nabi itu sedang bicara kepada para pemelihara Sabat, bukan orang-orang yang berdosa, bukan orang-orang tidak percaya, melainkan mereka yang pura-pura memamerkan kesalehan…”  mereka yang mengaku termasuk umat sisa Allah.

Jadi sekarang kita tahu bahwa pasal ini memiliki relevansi akhir zaman. Dan relevansi itu terutama buat MAHK yang mengklaim sedang membuat persiapan untuk tetap teguh pada Hari Pendamaian.

 

 

Do we know for sure that this is talking about the Feast of Trumpets as well as the Day of Atonement? Absolutely! Notice all of the details:

1.   first of all there's reference to the trumpet,

2.   secondly there's a command to gather, everyone is to gather, even the nursing babes are to gather.

Was the Day of Atonement  a day for God's people to gather around the sanctuary while the high priest was doing his work in the Most Holy Place? Absolutely!

3.   there's a reference to fasting.

The only day of the year when the Jews were required to fast was on the Day of Atonement, 

4.   there's also the mention of affliction of the soul,

5.   and it's also called the Acceptable Day of the Lord.

 

Apakah kita tahu dengan pasti bahwa ini bicara mengenai Perayaan Terompet dan juga Hari Pendamaian? Tentu saja! Simak semua detailnya:

1.   Pertama, ada referensi tentang terompet.

2.   Kedua, ada perintah untuk berkumpul.

Semua harus berkumpul, bahkan bayi-bayi yang masih menyusu harus berkumpul.

Apakah Hari Pendamaian itu hari umat Allah berkumpul mengelilingi Bait Suci sementara imam besar sedang menjalankan tugasnya di Bilik Mahakudus? Tepat sekali!

3.   Ada referensi tentang berpuasa.

Satu-satunya hari alam satu tahun ketika orang Yahudi diharuskan berpuasa ialah pada Hari Pendamaian.

4.   Juga disebutkan tentang menyelidiki hati.

5.   Dan itu juga disebut Hari yang Diperkenan Allah.

 

 

Let's notice what we find in verse 3.

What is the motivation of Israel's piety? What is the motivation of the Sabbath keepers’ piety? Because this is being written to Seventh-Day Adventist who are living during the Feast of Trumpets and the Day of Atonement.  The fact is, that the people were going through all of the religious ceremonies with the intention of impressing God. I want you to notice verse 3 part 1, what are the people saying, “…‘Why have we fasted,’ they say, ‘and You have not seen?...” they're saying to God. What are they really saying? We're alright, we're doing well, we're the remnant church.  “… ‘Why have we fasted,’ they say, ‘and You have not seen?  Why have we afflicted our souls, and You take no notice?’…” What is the motivation for their piety? The motivation for their piety is to earn brownie points with the Lord. Their purpose is to impress God. This is what we call legalism.

 

Mari kita simak apa yang ada di ayat 3.

Apakah motivasi kesalehan Israel? Apakah motivasi kesalehan para pemelihara Sabat? Karena tulisan ini ditujukan kepada MAHK yang hidup selama masa Perayaan Terompet dan Hari Pendamaian. Faktanya ialah, orang-orang ini melakukan semua upacara relijius itu dengan tujuan untuk membuat Allah terkesan. Saya mau kalian menyimak ayat 3 bagian 1, apa yang dikatakan orang-orang, "3 ‘Mengapa kami telah berpuasa’, kata mereka,  ‘dan Engkau tidak melihatnya?…” mereka berkata kepada Allah. Apa sesungguhnya yang mereka katakan? Kami baik-baik, kami melakukan yang benar, kami adalah gereja yang sisa. “…‘Mengapa kami telah berpuasa’, kata mereka, ‘dan Engkau tidak melihatnya?  Mengapa kami telah menyelidiki hati dan Engkau tidak mengindahkannya?’…”  apakah motivasi kesalehan mereka? Motivasi kesalehan mereka ialah untuk mendapatkan angka bonus dari Tuhan. Tujuan mereka ialah untuk menanamkan kesan baik pada Allah. Itulah yang kita sebut legalisme.

  

 

Now M.L. Andreassen, an individual who wrote many, many, books, wrote a book that is called  Isaiah, the Gospel Prophet: A Preacher of Righteousness, on  pg. 37 he wrote these words, “The  only fast known to the Law was that of the Day of Atonement (Leviticus 16:29, where the phrase afflict your souls’ refers to fasting.) Later on, other fast days were appointed but as mentioned above,  the fast of the Day of Atonement was the only one recognized by the Law. This is interesting in view of the fact that the whole chapter has a special application to this time, and that we are now living in the  antitypical Day of Atonement.”

 

Nah, M.L. Andreassen, yang menulis banyak, banyak buku, menulis sebuah buku berjudul Isaiah, the Gospel Prophet: A Preacher of Righteousness, di hal. 37 dia menulis kata-kata ini,  “…Satu-satunya puasa yang dikenal oleh Hukum adalah yang di Hari Pendamaian (Imamat 16:29 di mana istilah ‘menyelidiki hati’ mengacu kepada puasa). Belakangan, hari-hari puasa lainnya ditetapkan tetapi seperti yang disebutkan di atas, hari puasa pada Hari Pendamaian adalah satu-satunya yang diakui oleh Hukum. Ini menarik mengingat seluruh pasal memiliki aplikasi istimewa untuk zaman ini, dan bahwa kita sekarang hidup di antitipe Hari Pendamaian.”

 

 


So the Feast of Trumpets and the Day of Atonement  are very closely linked together. You can't talk of the Day of Atonement  without the Trumpets and you can't talk about the Feast of Trumpets without the Day of Atonement.

 

Jadi Perayaan Terompet dan Hari Pendamaian terkait sangat dekat bersama-sama. Kita tidak bisa bicara tentang Hari Pendamaian tanpa Terompet, dan kita tidak bisa bicara tentang Perayaan Terompet tanpa Hari Pendamaian.

 


 

Now let's go here to verse 2,  this is the subtitle of “Religious People Guilty of Ritualism and Formalism”. God speaks somewhat sarcastically I might say, Yet they seek Me daily…” these people who try to impress God  “…they seek Me daily, and delight to know My ways…” but now notice a very important little word,  “….As a nation that did righteousness…” are they really doing righteousness? No!  “…As a nation that did righteousness and did not forsake the ordinance of their God. They ask of Me the ordinances of justice; they take delight in approaching God…” isn't that interesting? They seem to be alright because it says, “they seek Me daily they delight to know My way” but then it says, “as a nation that did righteousness” they're really not doing righteousness although they claim to do righteousness.

 

Nah, mari kita ke ayat 2 (Yesaya 58), ini adalah subjudul “Religious People Guilty of Ritualism and Formalism” (Orang-orang Rrelijius yang dipersalahkan dengan Ritualisme dan Formalisme). Allah berbicara rada sarkastis menurut saya, 2 Namun  mereka mencari Aku setiap hari…”  yaitu orang-orang yang berusaha memberi kesan baik kepada Allah,   “…mereka mencari Aku setiap hari, dan gemar mengenal segala jalan-Ku…”  tetapi sekarang simak satu kata kecil yang sangat penting, “…Seperti bangsa yang melakukan apa yang benar…” apakah mereka sungguh-sungguh menghidupkan kebenaran? Tidak!   “…Seperti bangsa yang melakukan apa yang benar dan yang tidak meninggalkan Hukum Allah mereka. Mereka bertanya kepadaKu tentang hukum-hukum keadilan, mereka gemar menghampiri Allah…” bukankah ini menarik? Mereka tampaknya baik-baik, karena dikatakan,  “…mereka mencari Aku setiap hari, dan gemar mengenal segala jalan-Ku…” tapi kemudian dikatakan, “…Seperti bangsa yang melakukan apa yang benar…”  sesungguhnya mereka tidak melakukan yang benar walaupun mereka mengklaim mereka melakukan yang benar.

 

 


Isaiah is writing to a very religious people, a people who were keeping all of the rites and all of the ceremonies in Israel, and we know that because we find it in chapter 1. Let's go to chapter 1 and read verse 11-14, you see that they were very religious but the whole purpose of their religion was to win brownie points with God. In other words they were legalist, they wanted to impress God, it was not a religion of a heart, it was a religion of the lips.  Notice Isaiah 1:11 God says to them,11 ‘To what purpose is the multitude of your sacrifices to Me?’ says the Lord. ‘I have had enough of burnt offerings of rams and the fat of fed cattle. I do not delight in the blood of bulls, or of lambs or goats. 12 When you come to appear before Me, who has required this from your hand, to trample My courts?...” by the way who had required the sacrifices? Hadn’t God required the sacrifices? Hadn’t God required the burnt offerings?  So why is God saying “who required this of your hands”? Well, let's continue reading, it says in verse 13,  “…13 Bring no more…” Ah, that's a keyword, “empty”  “…no more futile sacrifices; incense is an abomination to Me. The New Moons, the Sabbaths, and the calling of assemblies— I cannot endure iniquity and the sacred meeting. 14 Your New Moons and your appointed feasts My soul hates; they are a trouble to Me, I am weary of bearing them.”

 

Yesaya menulis kepada suatu bangsa yang sangat relijius, suatu bangsa yang memelihara semua ritus dan semua upacara di Israel, dan kita tahu itu karena melihatnya di pasal 1. Mari kita ke pasal 1 dan membaca ayat 11-14, kalian lihat bahwa mereka ini sangat relijius, tetapi seluruh tujuan keagamaan mereka ialah untuk mendapatkan angka bonus  dari Allah. Dengan kata lain mereka itu legalis, mereka mau memberikan kesan yang baik kepada Allah, agama mereka bukan agama dari hati, melainkan agama di bibir. Simak Yesaya 1:11, Allah berkata kepada mereka, 11 Apa gunanya kurbanmu yang banyak bagiKu?’ firman TUHAN. ‘Aku sudah jemu dengan kurban-kurban bakaran domba jantan dan lemak dari ternak gemukan; Aku tidak gemar dengan darah lembu-lembu jantan atau domba-domba dan kambing-kambing jantan. 12 Bila kamu datang menghadap  hadirat-Ku, siapakah yang menuntut itu dari tanganmu, untuk menginjak-injak pelataran Bait Suci-Ku?…”  Nah, siapa yang minta kurban-kurban itu? Bukankah Allah yang minta kurban-kurban? Bukankah Allah minta kurban bakaran? Kalau begitu mengapa Allah berkata, “Siapa yang menuntut itu dari tanganmu”? Nah, mari kita lanjutkan membaca. Dikatakan di ayat 13, “…13 Jangan lagi membawa persembahan yang…” aah, itu kata kuncinya: kosong, “…percuma; wangi-wangiannya adalah kejijikan bagi-Ku, perayaan bulan-bulan baru, Sabat-sabat atau mengadakan pertemuan-pertemuan ~  Aku tidak bisa menerima dosa dan pertemuan kudusnya. 14 Perayaan-perayaan bulan-bulan barumu dan pertemuan-pertemuanmu yang terjadwal, Aku benci; semuanya itu menjadi beban bagi-Ku, Aku lelah menanggung mereka.”

 

 

Were these people very religious people? Were they celebrating the new moons? Of course. Were they offering sacrifices? Of course they were offering sacrifices. Were they offering incense and keeping the Sabbath? Oh, absolutely! They looked as if they were a people that were fulfilling all the requirements that God expected from them. Incidentally the condition of Israel in the days of Isaiah was virtually identical to the condition of Israel in the days of Christ. That's the reason why Jesus quoted Isaiah 29:13. You remember that Jesus said,Well did Isaiah prophesy of you hypocrites…” He's talking about the people in His day. What did Isaiah write?  “… as it is written: ‘This people honors Me with their…” what?  “…with their lips,…” that means that they're going through all of the religious rites and ceremonies,  “…but their…” what?  “…heart is far from Me.” Are you understanding what the problem is? The problem is a religion without a true relationship with the Lord, a religion of externals that did not come from the depths of the heart.

 

Apakah mereka ini orang-orang yang sangat relijius? Apakah mereka merayakan bulan baru? Tentu saja. Apakah mereka mempersembahkan kurban? Tentu saja mereka mempersembahkan kurban. Apakah mereka mempersembahkan bau-bauan harum dan memelihara Sabat? Oh, pasti! Mereka tampak seolah-olah mereka bangsa yang memenuhi semua persyaratan yang diminta Allah dari mereka. Ketahuilah, kondisi Israel di zaman Yesaya nyaris identik dengan kondisi Israel di zaman Kristus. Itulah alasannya mengapa Yesus mengutip Yesaya 29:13. Kalian ingat Yesus berkata, (Markus 7:6) 6…‘Benarlah nubuat Yesaya tentang kamu, orang-orang munafik…”  Dia bicara tentang orang-orang di zamanNya. Apa yang ditulis Yesaya? “…sebagaimana ada tertulis: Bangsa ini memuliakan Aku dengan…”  apa?   “…dengan bibir mereka…”  berarti mereka melakukan semua ritus dan upacara keagamaan, “…tetapi…”  apa?  “…hati mereka jauh dari-Ku…”  apakah kalian paham apa masaslahnya? Masalahnya ialah suatu agama tanpa adanya hubungan yang nyata dengan Tuhan; suatu agama yang lahiriah, yang tidak berasal dari lubuk hati.

 

 

Incidentally in Matthew 12:7 Jesus quoted another verse from Hosea 6:6 where He expressed their problem. He said, “ 7 ‘I desire…” what?  “…mercy and not sacrifice,’…” Now it doesn't mean that He did not require sacrifices. What it means is that a sacrifice without mercy is worthless. Mercy comes from the heart. Anyone can offer a sacrifice but not everybody has mercy. When you have mercy and offer the sacrifice, then the sacrifice is acceptable in the sight of the Lord.

 

Kebetulan di Matius 12:7 Yesus mengutip ayat lain dari Hosea 6:6 di mana Dia menyatakan masalah mereka. Dia berkata, 7...Aku mendambakan…” apa? “…belas kasihan dan bukan kurban,…”  Nah, tidak berarti Dia tidak minta kurban. Apa yang dimaksud ialah kurban tanpa belas kasihan itu tidak berarti. Belas kasihan datang dari hati. Siapa saja bisa mempersembahkan kurban, tetapi tidak setiap orang punya belas kasihan. Bila orang punya belas kasihan dan mempersembahkan kurban, maka kurban itu diterima di pandangan Tuhan.

 

 

We have several examples of the problem that existed in the days of Christ, the same problem that existed in the days of Isaiah. Remember the story of the fig tree? Jesus sees this fig tree representing the nation of Israel. It is full of leaves, it's a beautiful tree, gorgeous tree, Ellen White describes it in Desire of Ages. What was the problem with the tree? The problem is, the tree had all of the external appearance of being a tree that was alive and well, but the problem is that it had no what? It had no fruit. What does the fruit represent? The fruit of the Spirit.

 

Ada beberapa contoh masalah ini yang ada di zaman Kristus, masalah yang sama yang ada di zaman Yesaya. Ingat cerita pohon ara? Yesus melihat pohon ara ini yang melambangkan bangsa Israel. Pohon itu rimbun, pohon yang indah, pohon yang mempesona, Ellen White menggambarkannya di Desire of Ages. Apa masalah pohon itu? Masalahnya, pohon itu memiliki penampilan lahiriah sebatang pohon yang hidup dan sehat, namun masalahnya dia tidak punya apa? Tidak punya buah. Buah melambangkan apa? Buah Roh.

 

 


We also noticed this in the story of the rich young ruler. See, all of these stories illustrate the problem in the days of Christ.  Were the people very religious in the days of Christ? Oh, yeah!

The rich young ruler comes to Jesus, he says, “What do I need to do to have eternal life?”

And Jesus says, you know,  “Keep the commandments.”

And the young fellow is saying, Wow! You know, this is too easy. I need to make sure that we're thinking about the same commandment. So he says, “Which?”

Jesus then quotes the last six commandments. He takes out the commandment that says “you shall not covet” and He puts in the commandment “you should love your neighbor as yourself” because love for your neighbor is the opposite of covetousness.  And Jesus quotes the last six commandments of the Law.

And the young man says, ”Oh, I've kept all of these things from my youth. What more do I still lack?” He felt that he was a commandment keeper.

Jesus says, “Oh, so you're a commandment keeper,” right? 

Do you think the rich young ruler paid tithes? Do you think he returned the tithe? Of course he did. Do you think he ate pork and shrimp and lobster? No, no, of course not, he didn't. Did he go to church on Sabbath? Of course, he was very religious. But he didn't have any love. All of his religion had no inward motivation. And when Jesus said, “Go sell all that you have, and give to the poor.” He went away sad because he had many what? Because he had many possessions.

 


Kita juga melihat ini di kisah orang kaya muda. Lihat, semua cerita itu menggambarkan masalah di zaman Kristus. Apakah orang-orang sangat relijius di zaman Kristus? Oh, iya!

Orang kaya muda itu datang ke Yesus, dia berkata, “Apa yang perlu aku lakukan untuk mendapat hidup kekal?”

Dan Yesus berkata, kalian tahu, “Peliharalah perintah-perintah Allah.”

Dan orang muda itu berkata, Wow! Ini gampang banget. Aku harus memastikan kita bicara tentang perintah yang sama. Jadi dia berkata, “Yang mana?”

Kemudian Yesus mengutip enam perintah terakhir, Dia tidak menyebut perintah yang berbunyi, “Jangan mengingini milik orang lain” dan Dia memasukkan perintah “kasihilah sesamamu seperti dirimu sendiri”, karena kasih bagi sesama adalah lawan iri hati. Dan Yesus mengutip enam perintah terakhir dari Hukum Allah.

Orang muda itu berkata, “Oh, aku sudah memelihara semua itu dari kecil. Apa yang masih kurang?” Dia merasa dia sudah seorang pemelihara Hukum.

Yesus berkata, “Oh, jadi kamu seorang pemelihara Hukum, benar?

Menurut kalian apakah orang muda kaya itu memberi persepuluhan? Menurut kalian apakah dia mengembalikan persepuluhan? Tentu saja. Apakah kalian pikir dia makan babi dan udang dan lobster? Tidak, tidak, tentu saja dia tidak. Apakah dia ke gereja pada hari Sabat? Tentu saja, dia sangat relijius. Tetapi dia tidak punya kasih. Semua agamanya tidak berdasarkan motivasi batiniah. Dan ketika Yesus berkata, “Pergi dan juallah semua yang kamu punya dan berikanlah kepada orang miskin.” Orang muda kaya itu pergi dengan sedih karena dia punya banyak apa? Karena dia punya banyak harta.

 


 

It appears in the story of the Pharisee and the publican. The Pharisee comes to church and he says, “I thank You, Lord, that I'm not like other men. I fast twice a week. I returned my tithes, everything very carefully,” he says, “especially I thank You I'm not like this miserable publican over here.” See, the Pharisee always compares his piety with the piety of other people. And when we do that we come out pretty lily clean, don't we? But when we compare our holiness with the Lord’s,  that's where the problem comes. But they didn't compare their holiness with the Lord’s, they compared their holiness with other individuals’.

And what did the publican say? The publican wouldn't even dare look up, the Bible says, he beat his breast and he wouldn't even come close. He says, “Be merciful to me, a sinner.”

And the Bible says that the Pharisee went home justified by himself, but the publican went home justified by Jesus, he was forgiven because he repented and he asked for forgiveness. But the Pharisee, he felt pretty self-sufficient because he was a Law-keeper.

 


Ini muncul dalam kisah orang Farisi dan pemungut cukai. Seorang Farisi datang ke gereja dan berkata, “Saya bersyukur kepadaMu, Tuhan, saya tidak seperti orang lain. Saya berpuasa dua kali seminggu. Saya mengembalikan persepuluhan saya, semuanya dengan sangat hati-hati,” dia berkata, “terutama saya bersyukur kepadaMu saya tidak seperti pemungut cukai yang menyedihkan itu di sana.” Lihat, orang Farisi selalu membandingkan kesalehannya dengan kesalehan orang lain. Dan bila kita melakukan itu, kita selalu tampak bersih cling, bukan? Tetapi ketika kita membandingkan kekudusan kita dengan kekudusan Tuhan, di situlah muncul masalahnya. Tetapi orang Farisi tidak membandingkan kekudusan mereka dengan kekudusan Tuhan,  mereka membandingkan kesalehan mereka dengan kesalehan orang lain.

Dan apa kata si pemungut cukai? Si pemungut cukai bahkan tidak berani mengangkat kepalanya, kata Alkitab, dia memukul dadanya dan dia bahkan tidak berani mendekat. Dia berkata, “Kasihanilah saya, seorang berdosa.”

Dan Alkitab mengatakan orang Farisi itu pulang dengan membenarkan dirinya sendiri, tetapi pemungut cukai itu pulang dibenarkan oleh Yesus, dia diampuni karena dia bertobat dan dia memohon pengampunan. Tetapi orang Farisi itu, dia merasa bisa mencukupi kebutuhannya sendiri karena dia seorang pemelihara Hukum.

 

 


This problem appears also in the story of the of the older son, in the prodigal son. You know, this young son that goes out and, you know, basically wastes all of the resources that the father gave him. You know he ends up there with the swine competing for the food with the swine. And then while he's there he says, “Man, even the servants at my father's house live better than this.” He says, “I'm going to return to my home and I'm going to say I've sinned against heaven against you, I'm not worthy to be called your son.” So he goes back repentant, and his father says, “Wow! Come on, you're not going to be like a servant! Here, my son,” and so he gives him the best robe.

Well, it just so happens that his older brother who had been a  faithful servant in the household ~ by the way that's not a bad thing, the problem  is the attitude with which he served his father.

You know he's working out in the field, and he sees heads moving in the house, you know, lots of people in there, he can hear music, and he says, “Wow, what's going on in my dad's house?” So because he's been working hard for his father in the field, so he calls one of the servants and says, “What's going on in my dad's house?”

He said,  “You mean you haven't heard? That brother of yours, he came back. You should have smelled him, oh, he smelled like swine. You know  what your dad did? He had the fatted calf killed, and he called a party, and he gave him the best robe, and he put his signet ring on his hand.”

And what does the older brother say? “Hhmmm if anyone deserved a party it's me, because I have faithfully served my father, not that rascal who went and wasted all of the inheritance.”

Are you understanding what his problem was?

 


Masalah ini muncul juga dalam kisah si anak sulung dalam cerita anak yang hilang. Kalian tahu, orang muda itu pergi dan pada dasarnya menghabiskan semua modal yang diberikan ayahnya. Kalian tahu dia berakhir di antara babi-babi berebut makanan dengan babi-babi itu. Kemudian sementara dia berada di sana dia berkata, “Waduh, bahkan hamba-hamba di rumah ayahku hidupnya lebih baik daripada ini.” Dia berkata, “Aku akan pulang dan aku akan berkata bahwa aku sudah berdosa terhadap Tuhan dan terhadap ayahku, dan aku tidak layak disebut anaknya.” Jadi dia pulang dengan penyesalan, dan ayahnya berkata, “Wow! Enggaklah! Kamu tidak akan menjadi seperti hamba! Kemari, anakku,” dan dia memberi si anak jubah yang terindah.

Nah, kebetulan kakaknya yang lebih tua, yang melayani dengan setia di rumahtangga itu ~ nah itu bukan hal yang buruk, masalahnya adalah sikap dia melayani ayahnya. Kalian tahu, dia sedang bekerja di ladang dan dia melihat banyak orang bergerak di rumah, ada banyak orang di sana, dia bisa mendengar musik, dan dia berkata, “Wow, ada apa di rumah ayahku?” Maka karena dia sudah bekerja keras untuk ayahnya di ladang, dia memanggil salah seorang hambanya dan berkata, “Ada apa di rumah ayahku?”

Hamba itu berkata, “Wah, kau belum dengar? Saudaramu itu, dia pulang. Seharusnya kau  mencium baunya, wah, baunya seperti babi. Kautahu apa yang dilakukan ayahmu? Dia menyuruh menyembelih anak lembu yang gemuk, dan dia membuat pesta, dan dia memberinya jubah yang paling indah, dan dia memakaikan cincin stempelnya di jarinya.”

Dan apa kata saudara tuanya? “Hmmm, jika ada yang layak dipestakan itu mestinya aku, karena aku telah melayani ayahku dengan setia, bukan anak bandel itu yang pergi dan menghabiskan semua warisannya.”

Apakah kalian paham apa masalahnya?

 

 

It's also revealed in the story of the vineyard workers. You know the owner of the vineyard goes out at different hours of the day to contract workers to work in his vineyard. He goes out at 6:00 a.m., then at 9:00 a.m., 12:00 noon, three o'clock in the afternoon, finally at five o'clock in the afternoon, he goes out and he still recruits more workers an hour before quitting time. When quitting time comes the owner of the vineyard pays each group one Denarius. What do those who came early say? “We work more and therefore we deserve to be paid more!” They were mercenaries.

 

Juga dinyatakan dalam kisah pekerja kebun anggur. Kalian tahu, pemilik kebun anggur keluar pada waktu yang berbeda-beda untuk mencari pekerja buat kebun anggurnya. Dia keluar pada pukul 6:00 pagi, lalu pukul 9:00 pagi, 12:00 tengah hari, 3:00 petang, dan akhirnya pukul 5:00 petang dia keluar dan masih mencari pekerja satu jam sebelum berakhirnya hari kerja. Ketika tiba akhir jam kerja, si pemilik kebun anggur itu membayar setiap orang satu dinar. Yang mulai dari pagi berkata apa? “Kami bekerja lebih lama dan oleh sebab itu kami patut dibayar lebih.” Mereka bekerja sekadar untuk bayarannya.

 

 

We find the same problem when Jesus pronounces woes upon the scribes and Pharisees. He said,  “You are whited sepulchers, because outside you look beautiful, but inside you're full of rotten bones.” He said, “You clean the outside of the cup but the inside remains dirty.” He says, “Clean the inside so that the outside will be clean too.”

Are you following me as far as the problem that existed in the days of Isaiah? Much religion but not heart religion.

 


Kita melihat masalah yang sama ketika Yesus mengumumkan celaka-celaka ke atas para ahli Taurat dan orang Farisi. Dia berkata, “Kalian seperti kuburan putih, karena di luarnya kalian tampak indah, tetapi di dalamnya penuh tulang-tulang busuk.” Yesus berkata, “Kamu membersihkan bagian luar cangkir tetapi bagian dalamnya tetap kotor.” Dia berkata, “Bersihkan dulu bagian dalamnya supya bagian luarnya bersih juga.”

Apakah kalian paham tentang masalah yang ada di zaman Yesaya? Agamanya kental tetapi bukan agama dari hati.

 

 

This makes me wonder. Does this kind of sound  like Laodicea? What does Laodicea say? By the way Laodicea of course is the Lutherans, and the Presbyterians, and the Methodists, right?  No!  Laodicea ~ Ellen White shook up the church in 1856 because the church bragged, they said, “Oh, we are Philadelphia.”  No! Ellen White says, “No, no!” Rude awakening. “we're not Philadelphia, we're in the Laodicean state.”

What does Laodicea say? “Lord, I am rich, and I am increased in goods, and I have need of nothing,” is what Laodicea says.  So this is the diagnosis of the problem in the days of Isaiah, a façade of religion but not a religion that came from the heart.

 

Ini membuat saya bertanya-tanya. Apakah ini terdengar seperti Laodekia? Apa kata Laodekia? Nah, Laodekia itu tentunya adalah golongan Lutheran, dan Presbyterian, dan Methodist, benar? Tidak! Ellen White mengguncang gereja di tahun 1856 karena waktu itu gereja menyombong dan berkata, “Oh, kami ini Filadelfia.”  Tidak! Ellen White berkata, “Tidak, tidak!” Disadarkan dengan keras. “Kami bukan Filadelfia, kami ada di tahap Laodekia.”

Apa kata Laodekia? “Tuhan, aku kaya, punya banyak harta, dan tidak butuh apa-apa.” Itulah kata Laodekia. Jadi ini adalah diagnose masalah di zaman Yesaya, suatu topeng agama, tetapi bukan agama yang berasal dari hati.

 

 

So let's go to the top of page 157 now that we've diagnosed the problem. Verse 3 part 2 and then verse 4. 3 …In fact, in the day of your fast…” God says, because they bragged about fasting,  “…In fact, in the day of your fast you find pleasure, and exploit all your laborers…” they were fasting and they were exploiting other people. Does that have to do with human relations? Absolutely!  “…Indeed you fast for…” what?  “…for strife and debate, and to strike with the fist of wickedness…” how are they treating other people? They were treating other people in a mean-spirited way. It says strife, debate, striking, exploiting, according to this. And then God says,  “…You will not fast as you do this day, to make your voice heard on high…” So why were they fasting? To kind of force God to listen to them. Is that the real reason for fasting? Is this the real reason for religious observances? No! Religious observances have to come from where? They have to come from the heart.

 

Jadi mari kita ke bagian atas hal. 157 setelah kita sudah mendiagnosa masalahnya. Ayat 3 bagian 2, kemudian ayat 4. 3Faktanya, pada hari puasamu…” kata Allah karena mereka membanggakan puasa mereka, “…Faktanya, pada hari puasamu engkau mencari kesenangan, dan mengeksploatasi semua buruhmu…”  mereka berpuasa dan mereka mengeksploatasi orang lain. Apakah ini berkaitan dengan hubungan kemanusiaan? Tentu saja! “…4 Sesungguhnya, engkau berpuasa untuk…” apa? “…untuk bertengkar dan berbantah, dan untuk memukul dengan kepalan kejahatan…” bagaimana mereka memperlakukan orang lain? Mereka memperlakukan orang lain dengan cara yang jahat. Dikatakan: perselisihan, perbantahan, pemukulan, eksploatasi, menurut ini. Kemudian Allah berkata,  “…Engkau tidak akan berpuasa seperti yang engkau lakukan hari ini, untuk membuat suaramu didengar di tempat tinggi…”  Jadi untuk apa mereka berpuasa? Untuk memaksa Allah mendengar mereka. Apakah itu alasan yang benar untuk puasa? Apakah ini alasan yang seharusnya untuk melakukan hal-hal yang relijius? Tidak! Melakukan hal-hal yang relijius harus datang dari mana? Harus datang dari hati.

 

 

So God then asks in verse 5, Is it a fast that I have chosen, a day for a man to afflict his soul? Is it to bow down his head like a bulrush, and to spread out sackcloth and ashes? Would you call this a fast, and an acceptable day to the Lord?...” Are you catching the picture?

They are fasting you know, they’re bending over in humility, they're sitting on sackcloth and ashes, they're going through all the forms of religion, and they're doing it to impress the Lord.  “Lord, You’ve got to pay attention to us, because of what we're doing!”

And God says, “Is this really the kind of religion that I want?” And of course the obvious answer is “No!”. So what was missing?

 

Lalu Allah bertanya di ayat 5, 5 Puasa inikah yang Kupilih, satu hari bagi manusia supaya menyelidiki hatinya? Apakah supaya menundukkan kepalanya seperti gelagah, dan membentangkan goni hitam dan abu? Apakah engkau akan menyebut ini puasa, dan hari yang diperkenan TUHAN?…”  Apakah kalian menangkap gambarnya?

Mereka berpuasa, mereka membungkuk-bungkuk merendahkan diri, mereka duduk di atas goni hitam dan abu, mereka melakukan semua bentuk keagamaan, dan mereka melakukannya untuk membuat Tuhan terkesan. “Tuhan, Engkau harus memperhatikan kami, karena apa yang sedang kami lakukan!”

Dan Allah berkata, “Apakah agama macam ini yang Aku mau?” Dan tentu saja jawabannya yang jelas adalah “Tidak!” Jadi apa yang kurang?

 

 

Verse 6-7, Is this not the fast that I have chosen…” interesting! To do what?  “…To loose the bonds of wickedness, to undo the heavy burdens, to let the oppressed go free,  and that you break every yoke? Is it not to share your bread with the hungry, and that you bring to your house the poor who are cast out? When you see the naked, that you cover him, and not hide yourself from your own flesh?...” would you call this practical godliness? This is practical godliness. Not that all of what they were doing was wrong, it's good to tithe, and it's good to keep the Sabbath, and it's good to do all of these things, to offer our life a living sacrifice, all of that is important. But if it's not motivated by love, and mercy, and justice, it's a façade and it has absolutely no value in the sight of God.

 

Ayat 6-7, 6 Bukankah puasa inilah yang telah Kupilih…”  menarik! Untuk berbuat apa?   “…untuk membuka belenggu-belenggu kelaliman, dan melepaskan beban-beban yang berat, untuk memerdekakan yang tertindas, dan mematahkan setiap kuk? 7 Bukankah untuk berbagi rotimu dengan orang yang lapar dan membawa ke rumahmu orang miskin yang terusir?  Bila engkau melihat orang telanjang supaya engkau memberi dia pakaian dan tidak menyembunyikan dirimu terhadap saudaramu sendiri?…”  apakah kita akan menyebut ini kesalehan yang praktis? Inilah kesalehan yang praktis. Tidak berarti semua yang mereka lakukan itu salah, mengembalikan persepuluhan itu baik, memelihara Sabat itu baik, dan melakukan semua hal itu baik, mempersembahkan hidup kita sebagai kurban yang hidup, semua itu penting. Tetapi jika itu tidak dimotivasi oleh kasih, dan belas kasihan, dan keadilan, itu hanya penampilan lahiriah dan itu sama sekali tidak ada harganya di pemandangan Allah.

 

 

It makes me think of the story that we find in Matthew chapter 25, very interesting story. It's the great day of judgment and Jesus is sitting on His white throne. He's going to separate the sheep from the goats. He first of all looks at His sheep, He places them on His right hand and He says, “Come, ye blessed of the Father, inherit the kingdom prepared for you from the foundation of the world, for ye kept the Sabbath, and ye tithe, and ye never ate pork chops, that's the reason why I'm putting you on My right side.” Now don't get me wrong, we also need to stop eating pork chops, okay? We also need to  tithe, we also need to keep the Sabbath. Yes! Yes! I'm not saying that that's not necessary. But by itself it's worthless. And so what does He say to the sheep? He says, “I was hungry, you gave Me to eat. I was thirsty and you gave Me to drink. I was a foreigner, you took Me in. I was naked and you clothed Me. In prison and you visited Me.”

And of course these individuals, they didn't do things to be seen, they said, “When did we see You that way? We don't remember seeing You that way.”

And Jesus says, “In that you have done it unto one of these the least of My brethren, you have done it unto Me. Inherit the kingdom prepared for you from the foundation of the world.”

And then He turns to the goats. He says to the goats, “You're going to go to the fire that has been prepared for the Devil and his angels, because you just didn't know enough theology. Sorry, you know you pocketed some of your tithes. And you kept Sunday instead of the Sabbath.” Now, you're not misunderstanding me, right? I'm saying that we're all supposed to do this without leaving the other undone. You know Jesus said that. But what does Jesus say to the goats? He said, “I was hungry and you didn't give Me anything to eat. I was thirsty, you didn't give Me anything to drink. I was naked you didn't clothe Me. I was a foreigner you didn't take Me in, I was in prison and you didn't visit Me.”

And now they're going to say, “Lord, we lived in Fresno in the year 2017, You were in heaven at that time. How did we see You this way?”

And Jesus is going to say, “In that you did not do it unto one of these the least of My brethren, you did not do it unto Me.” It's what I call the sin of omission. We will be held accountable, not only by what we did and should not have done, but by what we should have done and didn't do, in helping other people, in revealing God's love to humanity. Are you with me or not?

 

Ini membuat saya teringat kisah yang ada di Matius pasal 25 (ayat 31-46), kisah yang sangat menarik. Itu saat hari besar penghakiman dan Yesus sedang duduk di atas takhtaNya yang putih. Dia akan memisahkan domba-domba dari kambing-kambing. Pertama Dia memandang domba-dombaNya, Dia menempatkan mereka di sebelah tangan kananNya dan Dia berkata, “Mari, kamu sekalian yang diberkati oleh Bapa, warisilah kerajaan yang telah disiapkan bagimu dari penciptaan dunia, karena kamu telah memelihara Sabat, dan kamu mengembalikan persepuluhan, dan kamu tidak pernah makan babi, itulah alasan mengapa Aku menempatkan kamu di sebelah kananKu.” Nah, jangan salah paham, kita juga harus berhenti makan babi, oke? Kita juga harus mengembalikan persepuluhan, kita juga harus memelihara Sabat. Ya! Ya! Saya tidak mengatakan bahwa itu tidak perlu. Tetapi berdiri sendiri, hal-hal itu tidak ada artinya. Maka apa yang dikatakanNya kepada domba-dombaNya? Dia berkata, “Aku lapar, kamu memberi Aku makan. Aku haus dan kamu memberi Aku minum, Aku seorang asing, kamu memberiKu tumpangan. Aku telanjang dan kamu memberi Aku pakaian. Dalam penjara, dan kamu melawatKu.

Dan tentu saja orang-orang ini, mereka yang tidak melakukan apa-apa untuk dilihat orang, mereka berkata, “Kapan kami pernah melihat Engkau demikian? Kami tidak ingat pernah melihat Engkau demikian.”

Dan Yesus berkata, “Dengan melakukannya kepada salah satu dari saudaraKu yang paling hina, kamu telah melakukannya bagiKu. Warisilah kerajaan yang sudah disediakan bagimu sejak dunia diciptakan.”

Kemudian Yesus berpaling kepada kambing-kambing. Dia berkata kepada kambing-kambing itu, “Kamu akan pergi ke api yang telah disediakan bagi Iblis dan malaikat-malaikatnya, karena kamu tidak tahu cukup theologi. Maaf, kamu menilep sebagian uang persepuluhanmu. Dan kamu memelihara hari Minggu bukan Sabat.” Nah, kalian tidak akan salah memahami saya, kan? Saya mengatakan, kita semua harus melakukan itu tanpa membiarkan hal yang lain tidak dilakukan. Kalian tahu Yesus yang berkata begitu. Tetapi apa kata Yesus kepada kambing-kambing? Dia berkata, “Aku lapar dan kamu tidak memberi apa-apa untuk Aku makan. Aku haus, kamu tidak memberiKu apa-apa untuk minum. Aku telanjang, kamu tidak memberiKu pakaian. Aku seorang asing kamu tidak memberiKu tumpangan. Aku di penjara dan kamu tidak melawatKu.”

Dan sekarang mereka akan berkata, “Tuhan, kami hidup di Fresno di tahun 2017, Engkau ada di Surga waktu itu. Mana kami pernah melihatMu dalam keadaan begitu?”

Dan Yesus akan berkata, “Dengan kamu tidak melakukannya kepada salah satu dari saudaraKu yang paling hina, kamu tidak melakukannya bagiKu.” Itulah yang disebut dosa tidak berbuat. Kita akan dimintai pertanggungjawaban bukan hanya atas apa yang kita lakukan yang tidak seharusnya kita lakukan, tetapi juga atas apa yang seharusnya kita lakukan namun tidak kita lakukan, dalam menolong orang lain, dalam menyatakan kasih Allah kepada manusia. Apakah kalian paham atau tidak?

 

 

This is the message of the of the Feast of Trumpets. We're dealing here with the Feast of Trumpets. Jesus is saying, “Get real! Have a heart relationship with the Lord that leads to practical godliness.” Yes, continue doing everything you're doing: observing the Sabbath, returning your tithe, taking care of your body, and you know, understanding the Sanctuary, that's all important, but that has to be motivated by an internal relationship with Jesus Christ, that flows out in helping those who are in need.

 

Inilah pekabaran Perayaan Terompet. Kita berurusaan di sini dengan Perayaan Terompet. Yesus berkata, “Yang serius! Binalah hubungan batiniah dengan Tuhan yang menghasilkan kesalehan praktis.” Ya, lanjutkan melakukan semua yang sedang kamu lakukan: memelihara Sabat, mengembalikan persepuluhan, merawat tubuhmu, dan memahami Bait Suci, semua itu penting, tetapi itu harus dimotivasi oleh hubungan internal dengan Yesus Kristus, yang mengalir keluar dalam bentuk bantuan bagi siapa yang membutuhkan.

 

 

What happens when God's people pay attention to this Trumpet message? This message to have a true heart relationship with Jesus Christ that flows out in acts of mercy and love to other people. What's going to happen? Verse 8-11 have the consequence, Then…” what does “then” mean? Because of this, then this is going to happen, right?  “…Then your light shall break forth like the morning, your healing shall spring forth speedily, and your righteousness shall go before you. The glory of the Lord shall be your rear guard…” can you think of any text in Revelation that speaks about the earth being filled with God's glory? Can you think of any verse that says that the whole world was filled with His glory? How about Revelation 18:1?  The mighty angel that descends from heaven and the whole earth is filled with His what? Glory.  The question is, what is “glory”? We'll come to that in a few moments. Let's finish reading, “…Then you shall call, and  the Lord will…” what?  “…answer; you shall cry, and He will say, ‘Here I am.’ If you take away the yoke from your midst, the pointing of the finger, and speaking wickedness, 10 If you extend your soul to the hungry and satisfy the afflicted soul, then your…” what?  “…your light shall dawn in the darkness, and your darkness shall be as the noonday. 11 The Lord will guide you continually, and satisfy your soul in drought, and strengthen your bones. You shall be like a watered garden, and like a spring of water whose waters do not fail.…” “like a spring of water” does that ring a bell? What happens when you drink the water? You become a spring of water, right? And you share God's glory. Notice the emphasis here, it says,  “your light shall break forth like the morning” and then it says,  “the glory of the Lord shall be your rear guard”.  A little bit later on it says, “then your light shall dawn in the darkness”.  This is the Angel that fills the earth with God's glory.

 

Apa yang terjadi ketika umat Allah memberikan perhatian kepada pekabaran Terompet ini? Pekabaran yang menyerukan untuk membina suatu hubungan batiniah yang sejati dengan Yesus Kristus yang mengalir keluar dalam tindakan-tindakan belas kasih dan cinta kepada orang lain. Apa yang akan terjadi? Ayat 8-11 memberikan akibatnya, 8 Maka…”  apa artinya “maka”? Karena hal ini, maka akan terjadi hal itu, benar?   “…Maka terangmu akan merekah seperti fajar, penyembuhanmu akan segera terjadi; dan kebenaranmu akan berjalan di depanmu, kemuliaan TUHAN akan menjadi penjaga belakangmu…”  bisa kalian mengingat ayat lain di Wahyu yang bicara tentang bumi dipenuhi oleh kemuliaan Allah? Bisakah kalian ingat ayat yang mengatakan bahwa seluruh bumi dipenuhi oleh kemuliaanNya? Bagaimana dengan Wahyu 18:1? Malaikat perkasa yang turun dari Surga dan seluruh dunia dipenuhi oleh apaNya? KemuliaanNya. Pertanyaan: “kemuliaan” itu apa? Sebentar lagi akan kita bahas. Mari kita selesaikan membaca,   “…9 Pada waktu itulah engkau akan memanggil dan TUHAN akan…” apa? “…menjawab, engkau akan berteriak dan Ia akan berkata, ‘Ini Aku! Apabila engkau menyingkirkan kuk dari sesamamu, tidak lagi menunjuk-nunjuk orang, dan membicarakan hal yang jahat. 10 Apabila engkau berbelaskasihan kepada yang lapar, dan memuaskan hati orang yang tertindas, maka…”  apamu?  “…terangmu akan terbit dalam gelap dan kegelapanmu akan seperti rembang tengah hari. 11 TUHAN akan senantiasa menuntun engkau dan akan memuaskan hatimu di tanah yang kering, dan akan menguatkan tulang-tulangmu; engkau akan seperti taman yang diairi dan seperti mata air yang airnya tidak pernah habis.”

“seperti mata air” apakah itu mengingatkan kita tentang sesuatu? Apa yang terjadi bila kita minum airnya? Kita menjadi mata air, betul? Dan kita membagikan kemuliaan Allah. Simak penekanannya di sini, dikatakan, “terangmu akan merekah seperti fajar”,  lalu dikatakan  “kemuliaan TUHAN akan menjadi penjaga belakangmu”.  Sedikit lebih lanjut dikatakan “terangmu akan terbit dalam gelap” Inilah Malaikat yang memenuhi bumi dengan kemuliaan Allah.

 

 

The question is, what is the glory of the Lord? Let's go to Exodus 33, this is on page 158. Exodus 33:18-19, 18 And he said…” this is Moses speaking,  “…‘Please, show me Your glory.’ 19 Then He said…” this is God answering, “…‘I will make all My goodness pass before you, and I will proclaim the name of the Lord before you. I will be gracious to whom I will be gracious, and I will have compassion on whom I will have compassion.’”

What is God's glory? It is His goodness, His graciousness, and His compassion, that's His glory.

 

Pertanyaannya ialah, apakah kemuliaan Tuhan? Mari ke Keluaran 33, ini di hal. 158. Keluaran 33:18-19, 18 Dan dia berkata…” ini Musa bicara, “…‘Mohon perlihatkanlah kiranya kemuliaan-Mu kepadaku.’ 19 Lalu firman-Nya…”  ini Allah menjawab, “…‘Aku akan membuat segenap kebaikanKu lewat di depanmu dan Aku akan mengumumkan nama TUHAN di depanmu: Aku akan memberi kasih karunia kepada siapa yang akan Kuberi kasih karunia dan Aku akan mengasihani siapa yang akan Kukasihani.’…”  Kemuliaan Allah itu apa? Itu kebaikanNya, rahmatNya, dan belas kasihanNya, itulah kemuliaanNya.

 

 

In chapter 34 we find an application of what God's glory is. Exodus 34:6-7, “ And the Lord passed before him and proclaimed, ‘The Lord, the Lord God, merciful and gracious, longsuffering, and abounding in goodness and truth, keeping mercy for thousands, forgiving iniquity and transgression and sin, by no means clearing the guilty, visiting the iniquity of the fathers upon the children and the children’s children to the third and the fourth generation.’…”

Notice all the character qualities of God. It says here, He's merciful, He's gracious, He's long-suffering, full of goodness, full of truth, mercy, forgiving iniquity, but at the same time He's just, which means that He does not clear those who do not repent and confess their sins.

So what is God's glory? What is God's glory that is going to fill the world? It is the glory of God's what? Character. God's character flowing through us to other people.

 

Di pasal 34 kita dapatkan suatu aplikasi apa itu kemuliaan Allah. Keluaran 34:6-7, 6 Dan TUHAN lewat di depannya dan mengumumkan: ‘TUHAN, TUHAN Allah, penuh belas kasihan dan penuh rahmat, panjang sabar, berlimpah dalam kebaikan dan kebenaran, 7 yang mempertahankan belas kasih-Nya bagi beribu-ribu orang, yang mengampuni kejahatan, pelanggaran dan dosa; tetapi tidaklah sekali-kali membebaskan orang yang bersalah dari hukuman, yang membebankan kejahatan bapak kepada anak-anaknya dan cucu-cucunya, sampai keturunan yang ketiga dan keempat.’…”

Simak semua kualitas karakter Allah. Dikatakan di sini, Allah itu berbelas kasihan, Dia penuh rahmat, Dia panjang sabar, penuh kebaikan, penuh kebenaran, pengampunan, mengampuni kejahatan, tetapi pada waktu yang sama Dia adil, artinya Dia tidak membebaskan mereka yang tidak bertobat dan mengakui dosa-dosa mereka.

Jadi kemuliaan Allah itu apa? Apa kemuliaan Allah yang akan memenuhi bumi? Itulah kemuliaan apanya Allah? Karakter. Karakter Allah yang mengalir melalui kita kepada orang lain.

 

 

Now you're all aware of Revelation 18:1-5, let's read those verses, 1 After these things I saw another Angel coming down from heaven, having great authority, and the earth was illuminated with His glory…” that must be God's what? Character.  “…And He cried mightily with a loud voice, saying, ‘Babylon the great is fallen, is fallen, and has become a dwelling place of demons, a prison for every foul spirit, and a cage for every unclean and hated bird! For all the nations have drunk of the wine of the wrath of her fornication, the kings of the earth have committed fornication with her, and the merchants of the earth have become rich through the abundance of her luxury.’ And I heard another voice from heaven saying, ‘Come out of her…” what?  “…My people, lest you share in her sins, and lest you receive…”  her what?  “…you receive of her plagues…” that's the Loud Cry, that's how the earth is filled with God's glory. 

 

Nah, kalian semuanya sudah tahu Wahyu 18:1-5, mari kita  baca ayat-ayat itu, 1 Setelah hal-hal itu, aku melihat seorang Malaikat lain turun dari sorga, mempunyai kekuasaan besar dan bumi diterangi oleh kemuliaanNya…”  tentunya itu apa Allah? Karakter. “…2 Dan Ia berseru dengan suara yang kuat, katanya: ‘Sudah roboh, sudah roboh Babel yang besar itu dan telah menjadi tempat kediaman roh-roh jahat, penjara bagi setiap roh najis dan  sebuah kandang untuk setiap  burung yang najis dan yang dibenci,  3 karena semua bangsa telah minum dari anggur murka cabulnya, dan raja-raja di bumi telah berbuat cabul dengan dia, dan pedagang-pedagang di bumi telah menjadi kaya oleh kelimpahan kemewahannya.’ 4 Lalu aku mendengar suara lain dari sorga berkata: ‘Keluarlah darinya…”  apa?   “…umat-Ku, supaya kamu jangan mengambil bagian dalam dosa-dosanya, dan supaya kamu jangan turut menerima…”  apanya?   “…kamu jangan turut menerima malapetaka-malapetakanya…”  inilah Seruang Nyaring itu. Demikianlah bumi dipenuhi oleh kemuliaan Allah.



Now let me ask you this, to whom does Babylon give glory? To whom does Babylon give glory? To itself. You know you have for example Nebuchadnezzar, Daniel 4:30, “…is this not great Babylon that I built by the might of my power and to exhibit my greatness…” Let me ask you this, what is the sign that Babylon has that brings glory to it instead of bringing glory to God?  It has a sign that brings glory to Babylon instead of bringing glory to God. It is what? Sunday!

Who does Sunday bring glory to? Sunday brings glory to the creator of Sunday as a day of worship. Who created Sunday as a day of worship in the Christian world? The Roman Catholic papacy. Do Protestants follow along? Are the kings of the earth going to follow along? Here you have the three divisions of Babylon:

1.   the dragon which is Satan working through the political powers

2.   the Beast the Roman Catholic papacy

3.   and the false prophet

and they are going to impose what? They are going to impose the mark of the beast, which is which day of worship? Sunday as the day of worship.

To whom does that bring glory? It brings glory to Babylon. It does not bring glory to God. What is it that brings glory to God?  “Fear God and give glory to Him for the hour of His judgment has come, and worship…” whom? “…worship Him who created the heavens, the earth, the seas, and the fountains of waters…” So what is the day that brings glory to God? The Sabbath.

Which is the day that brings glory to Babylon? The first day of the week.

 

Sekarang izinkan saya bertanya ini, Babilon memberikan kemuliaan kepada siapa? Kepada dirinya sendiri. Kalian tahu, ada contohnya Nebukadnezar, Daniel 4:30, “…‘Bukankah Babel yang besar ini, yang telah kubangun dengan kuasaku yang besar dan untuk memamerkan kebesaranku?’ Coba saya tanya, tanda apa yang dimiliki Babilon yang memuliakannya dan bukan memberi kemuliaan kepada Allah? Babilon punya sebuah tanda yang memberi kemuliaan kepada Babilon dan tidak memberi kemuliaan kepada Allah. Apa itu? Hari Minggu!

Hari Minggu membawa kemuliaan kepada siapa? Hari Minggu membawa kemuliaan kepada yang menjadikan hari Minggu sebagai hari ibadah. Siapa yang menjadikan hari Minggu sebagai hari ibadah di dunia Kristen? Kepausan Roma Katolik. Apakah Protestan mengikutinya? Apakah raja-raja bumi akan mengikutinya? Di sini ada tiga bagian dari Babilon:

1.   Si Naga yaitu Setan, yang bekerja melalui kekuatan politik.

2.   Binatang itu, Kepausan Roma Katolik.

3.   Dan si nabi palsu.

Dan mereka akan memaksakan apa? Mereka akan memaksakan tanda Binatang, yaitu hari ibadah yang mana? Hari Minggu sebagai hari ibadah.

Itu membawa kemuliaan kepada siapa? Itu membawa kemuliaan kepada Babilon. Itu tidak membawa kemuliaan kepada Allah. Apa yang membawa kemuliaan bagi Allah? “‘Takutlah akan Allah dan muliakanlah Dia, karena telah tiba saat penghakiman-Nya, dan sembahlah…”  siapa?   “…sembahlah Dia yang telah menjadikan langit dan bumi dan laut dan semua mata air.’…” (Wah. 14:7) Jadi hari apa yang membawa kemuliaan pada Allah? Sabat.

Hari apa yang membawa kemuliaan bagi Babilon? Hari pertama dalam satu minggu.

 

 

Is it surprising that the end of Isaiah 58 brings the Sabbath to view? Have you ever noticed that? You know, it seems to be disconnected with what comes before, but it's not. It's very closely connected with what we find before.

 

Apakah mengherankan bahwa Yesaya 58 diakhiri dengan mengetengahkan Sabat? Pernahkah kalian memperhatikan itu? Kelihatannya seperti tidak ada hubungannya dengan apa yang tertulis sebelumnya, tetapi tidak. Justru itu berhubungan sangat erat dengan apa yang kita lihat sebelumnya.

 

 

Notice at the bottom of page 158. Ellen White explains, “It is represented as being given with a loud voice…” that is Revelation 18:1-5  “…that is, with the power of…” what?  “…of the  Holy Spirit.”

And what does the Loud Cry group do? It calls people to come out of the system where Babylon is glorified, and to embrace the Creator and His holy Sabbath, the sign of His greatness, the sign that were giving glory to God.

 

Simak di bagian bawah hal. 158 Ellen White menjelaskan, “…Itu dilukiskan sebagai disampaikan dengan suara nyaring…”  bicara tentang Wahyu 18:1-5,  “…yaitu dengan kuasa dari…”  apa?    “…dari Roh Kudus.” ( Last Day Events, hal. 201)

Dan apa yang dilakukan kelompok Seruan Nyaring? Mereka memanggil orang-orang keluar dari sistem di mana Babilon dimuliakan, supaya beralih ke Sang Pencipta dan SabatNya yang kudus, tanda kebesaranNya, tanda bahwa kita memberikan kemuliaan kepada Allah.

 

 

Will many people come out of Babylon? Listen to this.  Last Day Events page 211, “There are many souls  to come out of the ranks of the world, out of the churches—even the Catholic Church—whose  zeal will far exceed that of those who have stood in rank and file to proclaim the truth heretofore.”

 

Apakah ada banyak yang akan keluar dari Babilon? Dengarkan ini. Last Day Events hal. 211, “…Ada banyak orang yang akan keluar dari barisan dunia, keluar dari gereja-gereja ~ bahkan dari gereja Katolik ~ yang semangatnya akan jauh melampaui mereka yang pernah berdiri di barisan dan jajaran yang mengabarkan kebenaran sebelum itu.”

 

 

Now let's read Isaiah 58:12-14 because the chapter ends by bringing attention to the Sabbath. It says there, 12 Those from among you shall build the old waste places. You shall raise up the foundations of many generations; and you shall be called the Repairer of the Breach…”  what is the “breach”? The “breach” is a hole that was made in God's wall. What is the wall? The wall is the Law. The breach is what was done to the Sabbath commandment. So it says,  “…you shall be called the Repairer of the Breach, the Restorer of Streets to Dwell In. 13 If you turn away your foot from the Sabbath, from doing your pleasure on My holy day, and call the Sabbath a delight, the holy day of the Lord honorable, and shall honor Him, not doing your own ways, nor finding your own pleasure, nor speaking your own words…” and then of course a blessing is pronounced upon those who practice this.  

 

Nah, mari kita  baca Yesaya 58:12-14 karena pasal ini berakhir dengan membawa fokus kepada Sabat. Dikatakan di sana, 12 Mereka dari antaramu akan membangun reruntuhan tua yang terlantar. Kalian akan menegakkan dasar-dasar dari banyak generasi; dan kalian akan disebut ‘Yang memperbaiki yang terbobol…”  apa maksudnya ‘yang terbobol’? ‘Yang terbobol’ adalah kerusakan/lubang yang dibuat pada dinding Alah. Dinding itu apa? Dinding itu Hukum Allah. Lubang itu ialah kerusakan yang dibuat pada Perintah Sabat. Jadi dikatakan,  “…kalian akan disebut ‘Yang memperbaiki yang terbobol, ‘Pemulih jalan-jalan untuk dihuni’. 13Apabila kalian tidak menginjak-injak hari Sabat, tidak melakukan urusan kalian sendiri pada hari kudus-Ku; dan menyebut Sabat ‘hari yang menyenangkan’, hari kudus TUHAN, yang dihormati; dan akan menghormati Dia, tidak menjalankan kehendakn kalian sendiri atau mencari kesenangan kalian sendiri, atau mengucapkan kata-kata kalian sendiri…”  maka tentu saja suatu berkat diberikan kepada mereka yang berbuat demikian.

 

 

Now let me ask you this question, which was the day that Jesus chose especially to bless those who are less fortunate in society, which was the day? The Sabbath! The Sabbath was the day that Jesus chose to help and benefit the destitute of society in a special way. It wasn't the first day of the week, it was the Sabbath that Jesus took to bless those who were hungry and thirsty, and those who were sick, that was the day that Jesus used.

Which day does Pope Francis I say that we're supposed to help the poor and the needy and so on? The first day of the week, on Sunday. Who does that bring glory to? It brings glory to Francis I and his system, because whoever does that on that day is following the mandates of the Roman Catholic papacy. 

But God says the Sabbath is supposed to be the day when you're supposed to especially reveal the character of God. And listen carefully, Jesus was persecuted not primarily for what He didn't do on Sabbath,  but for what He did.

And sometimes we get the idea, we say, you know, we're going to be persecuted because we rest on Sabbath. Do you know why we're going to be persecuted? Because we will reveal such as never before the character of God before the world on the holy Sabbath.

 

Nah, coba saya tanya, hari apa yang dipilih Yesus terutama untuk memberkati mereka yang kurang beruntung di masyarakat, hari mana? Sabat! Sabat adalah hari yang dipilih Yesus untuk membantu dan menolong mereka yang malang di masyarakat dengan cara yang istimewa. Bukan hari pertama dalam minggu, tapi Sabat yang dipakai Yesus untuk memberkati mereka yang lapar dan haus, mereka yang sakit, itulah hari yang dipakai Yesus.

Kata Paus Francis I hari mana seharusnya kita membantu yang miskin dan yang kekurangan, dll.? Hari pertama dalam seminggu, hari Minggu. Itu membawa kemuliaan bagi siapa? Itu membawa kemuliaan bagi Francis I dan sistemnya, karena siapa pun yang berbuat demikian pada hari itu, mengikuti mandat dari Kepausan Roma Katolik.

Tetapi Allah berkata, Sabatlah hari di mana kita seharusnya terutama menyatakan karakter Allah. Dan dengarkan baik-baik, Yesus dipersekusi terutama bukan untuk apa yang tidak dilakukanNya pada hari Sabat, melainkan untuk apa yang Dia lakukan.

Dan terkadang kita berpikir, kita berkata, kita akan dipersekusi karena kita beristirahat pada hari Sabat. Tahukah kalian mengapa kita akan dipersekusi? Karena kita akan menyatakan karakter Allah seperti yang belum pernah kita lakukan sebelumnya, di hadapan dunia pada hari Sabat yang kudus

 

 

Notice what we find in this statement by Ellen White, My Life Today page 224, “The work specified in these words…” this is the words of Isaiah that we just read,  “…The work specified in these words is the work God requires His people to do. It is a work of God's own appointment…” now listen carefully to this.  “…With the work of advocating the commandments of God and repairing the breach that has been made in the law of God, we are to…” what?  “…we are to mingle compassion for suffering humanity…”  what should we be doing on the Sabbath? Practicing lay activities. That's what happens many times? We sleep on Sabbath afternoon. What should we be doing on Sabbath? You know when we do on Sabbath what we're supposed to be doing, the Devil's going to be quite disturbed and he's going to bring about persecution. It's not so much that we rest on Sabbath, it's that we're doing what Jesus did on the Sabbath, that is restoring the breach. Yes, it does mean restoring the Sabbath in the sense of the day of worship when we're supposed to go to church and so on, and it's not Sunday, that is significant, that's important. But along with that, the spirit of the Sabbath is to do what Jesus did: help the poor and the needy, visit those who are needing the gospel, etc. That's what Jesus did on the Sabbath. So she says, “…It is a work of God's own appointment. With the work of advocating the commandments of God and repairing the breach that has been made in the Law of God, we are to  mingle compassion for suffering humanity. We are to show supreme love to God…” we do that by keeping the Sabbath, right? Even though we have to die, we will be faithful in keeping the Sabbath. So,  “…We are to show supreme love to God,  we are to exalt His memorial, which has been trodden down by unholy feet; and with this…” what are we supposed to do?  “…we are to manifest mercy, benevolence, and the tenderest pity for the fallen race.”

 

Simak apa yang kita temukan di pernyataan Ellen White ini, My Life Today hal. 224, “…Pekerjaan yang diperinci dengan kata-kata ini…”  yaitu kata-kata Yesaya yang baru kita  baca,  “…Pekerjaan yang diperinci dengan kata-kata ini adalah pekerjaan yang diminta Allah untuk dilakukan oleh umatNya. Itulah pekerjaan yang ditetapkan sendiri oleh Allah…”  nah, dengarkan baik-baik. “…Pekerjaan memperkenalkan Perintah-perintah Allah dan memperbaiki lubang yang telah dibuat pada Hukum Allah, harus kita…”  apa?   “…harus kita campur dengan belas kasihan bagi kemanusiaan yang menderita.…”  Apa yang harus kita lakukan pada hari Sabat? Mempraktekkan aktivitas orang awam. Itukah yang sering terjadi? Kita tidur pada Sabat sore. Apa yang seharusnya kita lakukan pada hari Sabat? Kalian tahu, jika pada hari Sabat kita melakukan apa yang seharusnya kita lakukan, Iblis akan menjadi sangat terganggu dan dia akan mendatangkan persekusi. Bukan karena kita beristirahat pada hari Sabat yang terutama, tapi kita melakukan apa yang dilakukan Yesus pada hari Sabat, yaitu dengan memperbaiki lubangnya.  Ya benar, memulihkan Sabat dalam arti hari ibadahnya, kapan kita seharusnya ke gereja dll., dan bahwa itu bukan hari Minggu, itu signifikan, itu penting. Tetapi bersama dengan itu, semangat Sabat ialah melakukan apa yang dilakukan Yesus: membantu yang miskin dan yang kekurangan, mengunjungi mereka yang membutuhkan penginjilan, dll. Itulah yang dilakukan Yesus pada hari Sabat. Jadi kata Ellen White, “…Itulah pekerjaan yang ditetapkan sendiri oleh Allah. Pekerjaan memperkenalkan Perintah-perintah Allah dan memperbaiki lubang yang telah dibuat pada Hukum Allah, harus kita campur dengan belas kasihan bagi kemanusiaan yang menderita. Kita harus menunjukkan kasih tertinggi pada Allah…”  kita melakukan itu dengan memelihara Sabat, benar? Walaupun kita harus mati, kita akan tetap setia memelihara Sabat.  Jadi,    “…Kita harus menunjukkan kasih tertinggi pada Allah, kita harus menjunjung tinggi peringatanNya, yang telah diinjak-injak oleh kaki-kaki yang cemar, dan dengan ini…”  apa yang harus kita lakukan? “…kita harus menunjukkan pengampunan, kebaikan, dan belas kasihan yang lemah lembut bagi umat yang jatuh dalam dosa.”

 

 

Are you understanding Isaiah 58?

For whom is this message? Well, this message is all for Sunday keepers, right? Are Sunday keepers going to repair the breach? No! It’s Sabbath keepers!

And how do we restore the breach? Just by legalistically keeping the Sabbath, not ironing our clothes? Is that the way we restore the Sabbath? Is it by not working on the Sabbath? Yes! That  is restoring the Sabbath. Resting on the Sabbath, that we are supposed to be, not working on the Sabbath. That is restoring the Sabbath. But perhaps we've neglected the other side which is what we're supposed to be doing on the Sabbath.

 

Apakah kalian paham Yesaya 58?

Pesan itu bagi siapa? Nah, pesan itu untuk semua pemelihara hari Minggu, benar? Apakah pemelihara hari Minggu akan memperbaiki lubang di dinding Allah? Tidak! Pemelihara Sabat yang akan memperbaiki lubang itu!

Dan bagaimana kita memulihkan kerusakan itu? Hanya dengan memelihara Sabat secara legalis, tidak menggosok pakaian? Apakah itu caranya kita memulihkan Sabat? Apa dengan tidak bekerja pada hari Sabat? Ya! Itu memulihkan Sabat. Beristirahat pada Sabat, kita tidak seharusnya bekerja pada Sabat, itu memulihkan Sabat. Tetapi barangkali kita telah mengabaikan sisi yang lain, yaitu apa yang seharusnya kita lakukan pada hari Sabat.

 

 

And listen carefully, the controversy in the days of Christ and the controversy at the end of time will be very similar. Do you know the greatest controversies that Jesus had with the religious leaders was over the Sabbath?

What will be the greatest controversy at the end of time? Over the Sabbath. There's only one difference, and that is,

·       that in the days of Christ the conflict was over the right WAY and the wrong way;

·       at the end of time it will be between the right DAY and the wrong day.

But the issue will still be what? The issue will still be the Sabbath.

 

Dan dengarkan baik-baik, pertentangan di zaman Kristus dan pertentangan pada akhir zaman akan sangat mirip. Tahukah kalian pertentangan terbesar yang ada antara Yesus dengan para pemimpin agama adalah mengenai Sabat?

Pertentang terbesar apa yang akan ada pada akhir zaman? Mengenai Sabat. Hanya ada satu perbedaan, dan itu ialah

·       di zaman Kristus pertentangan tersebut adalah mengenai CARA yang benar dan cara yang salah;

·       pada akhir zaman pertentangan itu adalah antara HARI yang benar dan hari yang salah.

Tetapi isunya bakal tetap apa? Isunya bakal tetap tentang Sabat.

 

 

So what does Sunday do? Does that repair the breach? No! What Sunday does is, it distracts people from glorifying God, and it glorifies Babylon that established Sunday as a day of rest.

So when Francis I proclaims that, you know,

·       that on Sunday we should let the environment rest,

·       and then on Sunday we should not make workers go to work because they need time to be with the family,

·       and then on Sunday you know we need to help the poor, not work them to death.

The poor need one day off at least, and he says that day that they need to take off is Sunday,

that glorifies Babylon.

But when on Sabbath we do that, we rest and at the same time we dedicate it for family, and we dedicate it to go to church, and we let the environment rest, and we help the poor and the needy, who are we glorifying? We are glorifying God! And in this way the whole world will be filled with the glory of God.

 

Jadi apa peran hari Minggu? Apakah itu memperbaiki lubangnya? Tidak! Apa yang dilakukan hari Minggu adalah, dia mengalihkan manusia dari memuliakan Allah, ke memuliakan Babilon yang telah menjadikan hari Minggu sebagai hari perhentian.

Jadi ketika Francis I mengumumkan bahwa:

·       pada hari Minggu kita harus mengizinkan lingkungan hidup beristirahat,

·       kemudian pada hari Minggu kita tidak boleh menyuruh pekerja pergi bekerja karena mereka butuh waktu bersama keluarga mereka,

·       kemudian pada hari Minggu, kita harus membantu yang miskin, tidak mempekerjakan mereka tanpa henti.

Orang miskin butuh sedikitnya satu hari libur, dan dia bilang hari di mana mereka perlu libur adalah hari Minggu,

Itu memuliakan Babilon.

Tetapi bila kita melakukannya pada hari Sabat, kita berhenti, dan pada waktu yang sama kita mendedikasikan waktu itu untuk keluarga, dan kita mendedikasikan waktu itu untuk ke gereja, dan kita membiarkan lingkungan hidup beristirahat dan kita menolong yang miskin dan yang kekurangan, siapa yang kita muliakan? Kita memuliakan Allah! Dan dengan cara ini seluruh dunia akan dipenuhi oleh kemuliaan Allah.

 

 

Are you understanding how important this is, the Feast of Trumpets leading to the Day of Atonement? Does it have something to do with observing the Sabbath? Yes! But not externally, but from a heart relationship with Jesus.

 

Apakah kalian paham betapa pentingnya ini, Perayaan Terompet hingga ke Hari Pendamaian? Apakah itu berkaitan dengan memelihara Sabat? Ya! Tetapi bukan secara lahiriah, melainkan dari hubungan batiniah dengan Yesus.

 

 

What is the reward for those who listen to the Trumpets and prepare for the Day of Atonement?  At the bottom of page 160 we find this beautiful promise. To those who have a heart religion. Yes, they do have the externals, but everything comes from the heart.  We find these words, “…14 Then you shall delight yourself in the Lord; and I will cause you to ride on the high hills of the earth, and feed you with the heritage of Jacob your father…” do you know what “the heritage of Jacob, your father” is? It is the land of Canaan. That's the heritage of Jacob, your father. What will be the reward of those who pay attention to the message of the Trumpets and prepare for the Day of Atonement,  and restore the breach that has been made in the holy Sabbath? They are promised what? They are promised the heritage of Jacob, your father; they are promised Canaan. This is no longer earthly Canaan, this is the heavenly Canaan. And by the way, you can take this to the bank, because at the end of the chapter it says,  “…The mouth of the Lord has spoken.” So you can be absolutely certain that if the conditions are met, we will inherit the heritage of Jacob, the promised land, the land of Canaan.

And by the way Canaan does not only mean “heaven”. You know, people say, “Oh, I want to spend eternity with Jesus in heaven.” You're not going to spend eternity with Jesus in heaven. You're going to spend a thousand years with Him there. We're going to spend eternity on earth. The Bible says, “the meek will inherit the earth”, so what is Canaan figuratively speaking? Canaan is this earth.

 

Apa pahalanya bagi mereka yang mendengar seruan Terompet dan membuat persiapan untuk Hari Pendamaian? Di bagian bawah hal. 160 kita mendapatkan janji yang indah ini, kepada mereka yang memiliki hubungan batiniah. Ya, mereka juga memiliki bukti lahiriah, tetapi semuanya datang dari hati.

Kita mendapatkan kata-kata ini, 14 maka kalian akan bersenang-senang dalam TUHAN, dan Aku akan membuat kalian berkendaraan ke tempat-tempat yang tinggi di bumi dan memberi kalian makan dari milik pusaka Yakub, bapa leluhurmu…”  tahukah kalian “milik pusaka Yakub bapa leluhurmu” itu apa? Itulah tanah Kana’an. Itulah milik pusaka Yakub, bapa leluhurmu. Apa yang akan menjadi pahala mereka yang memperhatikan pekabaran Terompat dan membuat persiapan untuk Hari Pendamaian, dan memperbaiki lubang yang telah dibuat pada Sabat yang kudus? Mereka diberi janji apa? Mereka diberi janji “milik pusaka Yakub, bapa leluhurmu”, mereka diberi janji tanah Kana’an. Ini bukan lagi Kana’an duniawi (yang sekarang), ini adalah Kana’an surgawi. Dan ketahuilah, kita punya jaminan karena di bagian akhir pasal itu dikatakan, “…sebab mulut Tuhan-lah yang telah mengatakannya…” Jadi kita bisa yakin benar-benar jika kita memenuhi persyaratannya, kita akan mewarisi milik pusaka Yakub, tanah perjanjian, tanah Kana’an.

Dan ketahuilah Kana’an tidak hanya berarti “surga”. Kalian tahu, orang-orang berkata, “Oh, saya mau melewatkan kekekalan bersama Yesus di surga.” Kita tidak akan melewatkan kekekalan bersama Yesus di surga. Kita akan melewatkan 1000 tahun bersamaNya di sana. Kita akan melewatkan kekekalan di bumi. Alkitab berkata,  “…yang rendah hati akan mewarisi bumi…” (Mat. 5:5). Jadi Kana’an itu apa secara kiasan? Kana’an adalah bumi ini.

 

 

Now, we still have to say some things about the Day of Atonement.  This does not exhaust the Feast of Trumpets and the Day of Atonement,  but the time when God's people will inherit the heritage of Jacob or Canaan is during the Feast of Tabernacles, and even after the Feast of Tabernacles; when we come back to this earth, and the meek inherit the earth, and God's people will live throughout eternity here with Jesus.

Don't you think it's a great privilege to have the capital of the universe on planet Earth? I mean just think of it, of the trillions and quadrillions and nobody can calculate how many heavenly bodies there are out there, or the distances in the universe, to think that Jesus, the Father, the Spirit, will be here with us throughout the ceaseless ages of eternity. They will transfer their capital here. What a joyous experience that will be. And I trust and hope that none of us will be missing, that we will pay attention to the message of the Feast of Trumpets.

 

Nah, kita masih harus mengatakan beberapa hal tentang Hari Pendamaian. Ini tidak berarti bahwa Perayaan Terompet dan Hari Pendamaian sudah habis, tetapi waktu ketika umat Allah akan mewarisi milik pusaka Yakub atau Kana’an ialah di saat Perayaan Tabernakel (Pondok Daun), dan bahkan setelah Perayaan Tabernakel; ketika kita kembali ke bumi ini, dan yang rendah hati mewarisi bumi, umat Allah akan hidup selama kekekalan di sini bersama Yesus.

Bukankah ini suatu hak istimewa yang hebat ketika ibukota alam semesta berada di planet Bumi? Maksud saya, bayangkan saja, bertrilyun-trilyun dan berkwardrilyun-kwardrilyun entah berapa jumlahnya yang tidak terhitung, makhluk-makhluk surgawi yang ada di luar sana, atau jarak-jarak di alam semesta, bayangkan bahwa Yesus, Bapa, dan Roh, akan berada di sini bersama kita selama masa kekekalan yang tidak ada akhirnya. Mereka akan memindahkan ibukota Mereka kemari. Betapa menggembirkannya pengalaman itu nantinya. Dan saya yakin dan berharap tidak ada dari antara kita yang tertinggal, dan bahwa kita akan memberikan perhatian kepada pekabaran Perayaan Terompet.

 

 

16 08 21

No comments:

Post a Comment