_____THE HEBREW RELIGIOUS CALENDAR_____
Part 17/24 - Stephen Bohr
LIVING IN THE DAY OF ATONEMENT
https://www.youtube.com/watch?v=LTdczF-kKSs&t=22s
Dibuka
dengan doa
We want to begin on page 167 of the syllabus. The title of this study is Living in the Day of Atonement, and I want to begin by reading Hebrews 8:1-5 where we are told that the services of the earthly Sanctuary and the Sanctuary itself foreshadowed a greater Sanctuary and the services that are carried on in that Sanctuary. So I read from Hebrews 8:1, “1 Now this is the main point of the things we are saying: We have such a High Priest, who is seated at the, right? hand of the throne of the Majesty in the Heavens, 2 a Minister of the sanctuary and of the true tabernacle which the Lord erected, and not man. 3 For every high priest is appointed to offer both gifts and sacrifices. Therefore it is necessary that this One also have something to offer. 4 For if He were on earth, He would not be a priest, since there are priests who offer the gifts according to the law; 5 who serve the copy and shadow of the Heavenly things, as Moses was divinely instructed when he was about to make the tabernacle. For He said, ‘See that you make all things according to the pattern shown you on the mountain.’…”
So basically the
gist of this passage is that the earthly Sanctuary and its services
foreshadowed a broader Sanctuary, a larger Sanctuary and its services in
Heaven.
Kita mau
mulai di hal. 167 dari silabus. Judul pelajaran hari ini ialah Hidup di Hari
Pendamaian, dan saya mau mulai dengan membacakan Ibrani 8:1-5 di mana kita
diberitahu bahwa pelayanan Bait Suci di dunia dan Bait Suci itu sendiri adalah
bayangan pendahulu Bait Suci yang lebih agung serta pelayanan-pelayanan yang
dilakukan di Bait Suci tersebut. Jadi saya baca dari Ibrani 8:1, “1
Inilah pokok utama yang kita bicarakan: kita mempunyai Imam Besar yang demikian, yang duduk di sebelah tangan kanan takhta Yang Mahabesar di surga. 2
Pelayan dari Bait
Suci dan dari Tabernakel yang
sejati, yang didirikan oleh Tuhan dan bukan oleh manusia. 3
Sebab setiap Imam Besar ditetapkan untuk mempersembahkan baik korban dan persembahan, karena itu yang Satu ini juga harus mempunyai
sesuatu untuk dipersembahkan. 4 Sekiranya Ia di bumi ini, Ia tidak
akan menjadi imam, karena di sini telah ada imam-imam
yang mempersembahkan persembahan menurut hukum Taurat, 5 yang melayani gambaran dan bayangan dari apa yang ada di
Surga, seperti yang diberitahukan secara ilahi kepada
Musa, ketika ia hendak mendirikan kemah. Karena
Dia berfirman, ‘Pastikan bahwa engkau
membuat semuanya itu menurut contoh yang telah ditunjukkan kepadamu di atas
gunung itu.’…”
Jadi pada dasarnya inti bacaan ini
ialah Bait Suci yang di dunia dan pelayanan-pelayanannya adalah bayangan
pendahulu dari Bait Suci yang lebih luas, Bait Suci yang lebih besar serta
pelayanan-pelayanannya di Surga.
Now usually when we
discuss the issue of the Day of Atonement we focus on what Jesus does on the
Day of Atonement. We focus on what the high priest did on the Day of Atonement in
the earthly Sanctuary. However, there's one point of focus that is not usually
touched upon when we deal with the Day of Atonement, and that is not what the
high priest did in the Sanctuary, both the earthly and Christ in the Heavenly, but what the
people outside the Sanctuary were supposed to be doing while the high priest
was performing his work in the Sanctuary. And so the focus of this presentation
is not so much upon what the high priest did in the Sanctuary, because we know
what Jesus is doing, He's examining the cases and He's going to blot out the
sins that have entered the Sanctuary through the blood of Jesus, so that at the
end of the Day of Atonement the Sanctuary is totally clean, it's totally
cleansed. We know what Jesus is doing. He's cleansing the Sanctuary from the
sins of the people.
But the question
is, what were the people supposed to be doing on the Day of Atonement? What are
we supposed to be doing while Christ is cleansing the Heavenly Sanctuary from
the record of God's people's sins?
Nah,
biasanya ketika kita mendiskusikan isu Hari Pendamaian kita fokus pada apa yang
dilakukan Yesus pada Hari Pendamaian. Kita fokus pada apa yang dilakukan imam
besar pada Hari Pendamaian di Bait Suci di dunia. Namun, ada satu poin fokus
yang biasanya tidak disinggung bila kita membahas Hari Pendamaian, dan itu
bukan apa yang dilakukan imam besar di Bait Suci baik yang di dunia maupun oleh
Kristus di Bait Suci yang di Surga, melainkan apa yang seharusnya sedang
dilakukan orang-orang di luar Bait Suci selagi imam besar sedang melakukan
pekerjaannya di Bait Suci. Maka fokus dari presentasi ini bukanlah mengenai apa
yang dilakukan imam besar di Bait Suci karena kita sudah tahu apa yang sedang dilakukan
Yesus, Dia sedang memeriksa kasus-kasus dan Dia akan menghapuskan dosa-dosa
yang sudah dimasukkan ke Bait Suci melalui darah Yesus. Maka pada akhir Hari
Pendamaian Bait Suci akan menjadi bersih seluruhnya, dia sudah dibersihkan
seluruhnya. Kita tahu apa yang dilakukan Yesus. Dia sedang membersihkan Bait
Suci dari dosa-dosa umatNya.
Tapi
pertanyaannya ialah, apa yang seharusnya dilakukan umat pada Hari Pendamaian?
Apa yang seharusnya kita lakukan sementara Kristus sedang membersihkan Bait
Suci surgawi dari catatan dosa-dosa umat Allah?
Now you'll notice here
that God gave a description of the Sanctuary so that His people could follow by
faith His work in the Sanctuary, the people could see with their physical eyes
what happened in the Camp and in the Court but not in the Holy and Most Holy Places. Today we are going
to focus on the work of Jesus in the Most Holy Place. You know that the high
priest had bells at the bottom of his garment. The main reason for that is so
that the people could follow his movements in the Most Holy Place because they
could not enter physically, they only had to enter by faith, followed what the
high priest was doing by faith. And once again I'll reiterate that sometimes we
focus so much on what the high priest did in the Most Holy Place that we forget
what the people were supposed to do outside the Sanctuary on the Day of
Atonement. Some people say you are so Heavenly minded that you are no earthly
good, but I like to turn that around and say that there are some people who are
so earthly minded that they are no Heavenly good.
And so we need to
keep our eyes focused on the Most Holy Place where Jesus is cleansing the
Sanctuary because Jesus is not going to cleanse anything there that has not
been cleansed in our life here. There has to be a parallel work.
Nah,
kalian akan melihat di sini bahwa Allah memberikan deskripsi tentang Bait Suci
supaya umatNya bisa mengikuti pekerjaanNya di dalam Bait Suci dengan iman, umat
bisa melihat dengan mata kepala mereka apa yang terjadi di Perkemahan dan di
Pelataran, tetapi tidak di Bilik Kudus atau Bilik Mahakudus. Hari ini kita akan
fokus pada pekerjaan Yesus di Bilik Mahakudus. Kalian tahu, bahwa pakaian imam
besar diberi lonceng di bagian bawahnya. Alasan utamanya ialah supaya umat bisa
mengikuti gerakannya di dalam Bilik Mahakudus karena mereka tidak bisa masuk ke
dalamnya secara fisik, mereka hanya bisa memasukinya dengan iman, mengikuti apa
yang dilakukan imam besar dengan iman. Dan sekali lagi saya ulangi, kadang-kadang kita terlalu fokus pada apa yang
dilakukan imam besar di Bilik Mahakudus sehingga kita lupa apa yang seharusnya
dilakukan umat di luar Bait Suci pada Hari Pendamaian. Ada orang berkata,
“pikiranmu terlalu ke Surga sehingga kamu tidak bermanfaat di dunia.” Tetapi
saya suka memutarbalikkan itu dan berkata, “Ada orang yang pikirannya terlalu
mendunia sehingga mereka tidak bermanfaat di Surga.”
Maka kita
harus memfokuskan mata kita tetap ke Bilik Mahakudus di mana Yesus sedang
membersihkan Bait Suci karena Yesus tidak akan membersihkan apa-apa di sana
yang belum dibersihkan dari hidup kita di sini. Harus ada pekerjaan yang
paralel.
Now let's talk a little
bit about the work of the people outside the Sanctuary. This is at the foot of
page 167. The coming Day of Atonement as we've studied, was announced by the
sound of trumpets, and we know that the fulfillment of this was the Millerite
movement that announced that in 1844 Jesus was going to perform the work of
judgment. They misunderstood the event, they were right about the timing. And
then after the disappointment they understood that Jesus had begun the process
of cleansing the Sanctuary.
Nah, mari
kita bicara sedikit mengenai pekerjaan orang-orang di luar Bait Suci. Ini ada
di bagian bawah hal. 167. Hari Pendamaian yang akan datang, seperti yang telah
kita pelajari, diumumkan oleh bunyi terompet-terompet, dan kita tahu bahwa
penggenapan ini ialah Gerakan Miller yang mengumumkan bahwa di tahun 1844 Yesus
akan melakukan pekerjaan penghakiman. Mereka salah memahami peristiwanya,
mereka benar mengenai penghitungan waktunya. Kemudian setelah kekecewaan itu
mereka paham bahwa Yesus telah memulai proses pembersihan Bait Suci.
There are several
things that the people were supposed to do in preparation for the Day of
Atonement, and on the Day of Atonement. The reason why the trumpet sounded is
to warn the people that they needed to prepare for the Day of Atonement.
Now what were the
people supposed to do?
1.
first of all they were required to assemble
at the Sanctuary, to follow the work of the high priest.
The Day of Atonement was a holy
convocation. Let me ask you, today do we need to gather around the Heavenly
Sanctuary and follow the work of Jesus there in the Most Holy Place? Of course. We can't physically assemble there. We enter by faith just like Israel in
the Old Testament entered the Most Holy Place by faith. We walk by faith we
don't walk by sight. When we get to the kingdom then we will walk by sight.
And so the first point, the first
parallel is, that on the Day of Atonement the people were to gather around the
Sanctuary and follow the work of the high priest, in the same way we are to
gather with Jesus in the Most Holy Place, follow His work in the Most Holy
Place by faith. And you'll notice in the syllabus we have verses for all of
this. The verses that you find in Leviticus 23 are verse 21, 24 and 27. Three
times that's emphasized that the people were to assemble and follow the work of
the high priest.
2.
Now another thing that the people
were supposed to be doing was afflicting their souls.
In other words the Day of Atonement
was not a day for celebration, for jumping in church, and having a jolly good
time. The Day of Atonement was a day to search the heart, to afflict the soul,
to make sure that the life was right, because
the cases of the Israelites were going to be examined in the Most Holy Place,
their sins were going to be cleansed from the Sanctuary, they need to make sure
that sin was being overcome in their lives.
And so the second point is that there
needed to be an afflicting of soul on the Day of Atonement. Sighing and crying, if you please, as it's mentioned
in Ezekiel chapter 9. Is that the same thing that must happen today? Must we be
afflicting our souls, sighing and crying because of the abominations that are
being committed in the land? Absolutely! We should be searching out sin and
making sure that through the grace of Christ sin is overcome in the life. If
you want the verses for that in Leviticus 16:29-30 we have a reference to the
affliction. And then also the Day of Atonement is mentioned in 23:27 emphasizes
this aspect of affliction on the Day of Atonement.
3.
Another thing that the people did on
the Day of Atonement was to fast.
Now obviously this doesn't mean that we are to stop eating from
1844 onward. We need to understand that fasting is not necessarily abstaining from food,
that's not the central thought of fasting. In fact Ellen White has a very
interesting definition of fasting. In the book
Medical Ministry page 283 she
writes, “The true fasting which should be recommended to all, is abstinence from every stimulating kind of food, and
the
proper use of wholesome simple food, which
God has provided in abundance.”
That is true fasting. It means
health reform. And the reason why is because the mind has to be clear
to follow the work of Jesus in the Most Holy Place. The mind has to be clear in
order to battle with sin, because if our body is sick and our mind is sick, the
battle against evil and against sin is much more difficult, am I right or am I
not right? You know that this is true. So the first aspect of fasting on the Day of
Atonement means practicing healthful principles.
And yesterday we noticed another
biblical definition of what fasting is. In Isaiah 58:6-7, we find these words, “6 Is this not the fast that I
have chosen: To loose the bonds of wickedness, to undo the heavy
burdens, to let the oppressed go free,
and that you break every yoke? 7 Is it not to
share your bread with the hungry, and that you bring to your house the poor who
are cast out? When you see the naked, that you cover him, and not hide
yourself from your own flesh?” That's practical
godliness, isn't it? So, and that's fasting according to what God says.
So the fast of the Day of Atonement
means to practice healthful living, to have a clear mind, and it means
practicing piety that reaches the needy, it means practical godliness on the
Day of Atonement. It means a Christian lifestyle that reaches the destitute and
the needy.
4.
The next thing that people did on the
Day of Atonement was to abstain
from work.
And some people would love to think
that that means that from 1844 on we don't have to work. But that's not exactly
what God has in mind. The reason why they were to abstain from work was that
their minds had to be focused on the Sanctuary. What this means is, that if we
have any work that distracts us from the central purpose of the Day of
Atonement, anything that distracts us from being able to concentrate on the Day
of Atonement, we need to reorder our priorities, and not make life work, work,
work, and not have enough time to work on the cleansing of the soul temple and
following Jesus in His work in the Most Holy Place of the Heavenly Sanctuary.
By the way Leviticus 16:29-30 and Leviticus 23:28 refers to abstaining from
work.
Ada
beberapa hal yang harus dilakukan umat sebagai persiapan untuk Hari Pendamaian,
dan pada Hari Pendamaian. Alasannya mengapa terompet ditiup ialah untuk memberi
peringatan kepada umat bahwa mereka harus membuat persiapan bagi Hari
Pendamaian.
Nah, apa
saja yang seharusnya dilakukan umat?
1. Pertama-tama mereka diharuskan berkumpul di Bait Suci untuk mengikuti pekerjaan imam
besar.
Hari
Pendamaian itu hari pertemuan kudus. Coba saya tanya, sekarang ini apakah kita
perlu berkumpul mengelilingi Bait Suci Surgawi
dan mengikuti pekerjaan Yesus di sana di Bilik Mahakudus? Tentu saja kita tidak
bisa berkumpul secara fisik di sana, kita masuk dengan iman sama seperti bangsa
Israel di Perjanjian Lama masuk ke Bilik Mahakudus dengan iman. Kita ini
berjalan dengan iman bukan dengan mata. Nanti kalau kita tiba di kerajaan, baru
kita akan berjalan dengan mata.
Maka poin
yang pertama, paralel yang pertama ialah, pada Hari Pendamaian umat harus
berkumpul sekitar Bait Suci dan mengikuti pekerjaan imam besar, dengan cara
yang sama kita harus berkumpul dengan Yesus di Bilik Mahakudus, mengikuti
pekerjaanNya di Bilik Mahakudus dengan iman. Dan kalian lihat di silabus ada
ayat-ayat untuk semua ini. Ayat-ayat yang ada di Imamat 23 ialah ayat 21, 24,
27. Tiga kali itu ditekankan bahwa umat harus berkumpul dan mengikuti pekerjaan
imam besar.
2. Sekarang, hal yang lain yang harus dilakukan umat
ialah menyelidiki hati mereka.
Dengan
kata lain, Hari Pendamaian bukanlah suatu hari untuk berpesta, untuk
melompat-lompat di gereja, dan bersenang-senang. Hari Pendamaian adalah hari
untuk menyelidiki hati, untuk introspeksi, untuk memastikan bahwa hidup sudah
benar karena kasus-kasus bangsa Israel akan diperiksa di Bilik Mahakudus,
dosa-dosa mereka akan dihapuskan dari Bait Suci, mereka perlu memastikan
bahwa dalam hidup mereka dosa sudah dikalahkan.
Maka poin
kedua ialah harus ada penyelidikan hati pada Hari Pendamaian. Berkeluh kesah dan
meratap, katakanlah begitu, seperti yang disebutkan di Yehezkiel pasal 9.
Apakah hal yang sama yang harus terjadi sekarang? Haruskah kita menyelidiki
hati, berkeluh kesah dan meratap karena kekejian-kekejian yang sedang dilakukan
di dalam negeri? Tentu saja. Kita harus mencari-cari dosa dan memastikan bahwa
dalam hidup kita dosa sudah ditaklukkan melalui kasih karunia Kristus. Jika
kalian mau ayat-ayatnya untuk ini, di Imamat 16:29-30 ada referensi untuk
penyelidikan hati tersebut. Kemudian Hari Pendamaian juga disebutkan di 23:27
yang menekankan aspek penyelidikan ini pada Hari Pendamaian.
3. Hal yang lain yang dilakukan umat pada Hari
Pendamaian ialah berpuasa.
Nah,
jelas ini tidak berarti bahwa kita harus berhenti makan sejak 1844 selanjutnya.
Kita harus mengerti bahwa berpuasa
tidak harus berarti menolak makanan, itu bukanlah konsep inti
berpuasa. Bahkan Ellen White memberikan definisi yang sangat menarik tentang
berpuasa. Di bukunya Medical Ministry hal. 283, dia
menulis, “…Berpuasa yang benar
yang harus direkomendasikan kepada semua ialah menjauhi segala jenis makanan
yang merangsang, dan menggunakan dengan benar makanan sehat yang sederhana,
yang telah disediakan Allah dengan berlimpah.…”
Ini yang namanya berpuasa yang benar. Artinya reformasi kesehatan.
Dan alasannya mengapa ialah karena otak haruslah jernih untuk bisa mengikuti
pekerjaan Yesus di Bilik Mahakudus. Pikiran haruslah jernih untuk memenangkan
perang dengan dosa, karena jika tubuh kita sakit dan mental kita sakit, perang
melawan kejahatan dan melawan dosa jauh lebih sulit. Saya benar atau tidak?
Kalian tahu ini benar. Maka aspek
pertama berpuasa pada Hari Pendamaian berarti mempraktekkan prinsip-prinsip kesehatan.
Dan kemarin kita sudah menyimak definisi alkitabiah
yang lain untuk puasa. Di Yesaya 58:6-7 kita mendapatkan kata-kata ini, “6 Bukankah puasa inilah yang telah Kupilih: untuk membuka
belenggu-belenggu kelaliman, dan melepaskan beban-beban
yang berat, untuk memerdekakan yang tertindas, dan mematahkan setiap kuk? 7 Bukankah untuk berbagi rotimu dengan orang yang lapar dan membawa ke rumahmu
orang miskin yang terusir? Bila engkau melihat orang telanjang supaya
engkau memberi dia pakaian dan tidak menyembunyikan dirimu terhadap saudaramu sendiri?…”
Inilah kesalehan praktis, bukan? Dan inilah berpuasa menurut
apa kata Allah.
Maka puasa pada Hari Pendamaian berarti
mempraktekkan hidup sehat, untuk memiliki pikiran yang jernih, dan berarti
mempraktekkan kebajikan menjangkau
mereka yang kekurangan, berarti kesalehan praktis pada Hari Pendamaian. Berarti
pola hidup Kristen yang menjangkau mereka yang melarat dan kekurangan.
4.
Hal berikutnya yang dibuat umat pada
Hari Pendamaian ialah berhenti
bekerja.
Dan ada orang yang senang berpikir
bahwa itu artinya sejak 1844 kita tidak usah bekerja. Tapi itu bukan apa yang
dimaksud Allah. Alasan mengapa mereka harus berhenti bekerja ialah supaya
pikiran mereka bisa fokus pada Bait Suci. Ini artinya, jika kita punya
pekerjaan yang mengalihkan perhatian kita dari tujuan inti Hari Pendamaian, apa
pun yang mengganggu perhatian kita dari berkonsentrasi pada Hari Pendamaian,
kita perlu mengatur ulang prioritas kita, dan tidak membuat hidup ini cuma
kerja, kerja, kerja, dan tidak punya cukup waktu untuk mengerjakan pembersihan
Bait Suci hati kita dan mengikuti Yesus dalam
pekerjaanNya di Bilik Mahakudus Bait Suci Surgawi. Nah, Imamat 16:29-30 dan
Imamat 23:28 mengacu kepada berhenti bekerja.
Now it's very important
to realize that while the high priest blotted out the sins of the people in the
Sanctuary, the people were to
blot out sin from their souls through the power of the Holy Spirit. The message
is that we should be cleansing our soul temple through the power of the Holy Spirit
as Jesus is cleansing the Heavenly temple, because Jesus is not going to
cleanse anything there that is not cleansed in our soul temple.
Nah,
sangatlah penting untuk menyadari bahwa sementara imam besar sedang menghapus
dosa-dosa umat di Bait Suci, umat harus menghapus dosa dari hati mereka melalui
kuasa Roh Kudus. Pesannya ialah, kita harus membersihkan Bait Suci hati kita
melalui kuasa Roh Kudus selagi Yesus sedang membersihkan Bait Suci Surgawi,
karena Yesus tidak akan membersihkan apa pun di sana yang tidak dibersihkan
dari Bait Suci hati kita.
Now the very solemn warning of God is
that anyone
who did not sympathize with the work of the high priest on the Day of Atonement,
two things were to happen to that person.
· We are told first of all that that person would be cut off
from the congregation.
Are some people going to be deleted
from the Book of Life and no longer belong to God's people as a result of the
examination on the Day of Atonement? Absolutely! It gets even more serious than
being cut off from among God's people. In other words, being taken out
of the Book of Life where the names of God's people are registered.
· We're also told in Leviticus chapter 23 that whoever did not
sympathize with the work of the high priest would be destroyed from among
the people.
So not only cut off, but destroyed. That's
found in Leviticus 23:28-30. What this means is, that God's people during the
Day of Atonement must gain the victory over sin, the life must be cleansed from
sin, the
soul temple must be clean when probation closes. Because when probation
closes Jesus
will cease to be Intercessor for sin, and God's people will have to
live during the Time of Trouble without an Intercessor before a holy God.
Nah,
peringatan yang sangat serius dari Allah ialah, siapa pun yang tidak selaras dengan pekerjaan imam besar
pada Hari Pendamaian, dua hal akan terjadi pada orang tersebut.
· Kita mendapat tahu bahwa pertama-tama orang itu
akan disingkirkan dari jemaat.
Apakah
ada orang-orang yang akan dicoret dari Buku Kehidupan dan tidak lagi termasuk
umat Allah sebagai hasil pemeriksaan pada Hari Pendamaian? Tentu saja! Ini lebih
parah daripada disingkirkan dari antara umat Allah. Dengan kata lain, dicoret dari Kitab Kehidupan
di mana nama-nama umat Allah tercantum.
· Kita juga tahu dari Imamat 23 siapa pun yang tidak selaras
dengan pekerjaan imam besar akan
dibinasakan dari antara umat.
Jadi
bukan hanya disingkirkan, melainkan dibinasakan. Itu ada di Imamat 23:28-30. Artinya
umat Allah pada Hari Pendamaian haruslah mendapatkan kemenangan atas dosa,
hidupnya harus bersih dari dosa, Bait
Suci jiwa harus bersih ketika pintu kasihan ditutup. Karena
ketika pintu kasihan menutup, Yesus
akan berhenti menjadi Perantara untuk dosa, dan umat Allah harus
akan hidup selama Masa Kesukaran Besar
tanpa Perantara di hadapan Allah yang kudus.
Some Adventist
scholars don't like that idea. They say we'll never have to live without an Intercessor,
but the fact is that if the Sanctuary service closes, when probation ends, that
means that there is no longer any intercessor. That's what Revelation 15:5-8 is
referring to. It says, no one was able to enter the temple until the seven last
plagues had been poured out during the Time of Trouble. The Bible teaches that
in preparation for the Second Coming, we must gain victory over sin. Notice
Hebrews 12:14 and then we will read verse 28-29. We'll read actually verses 14-16 and then
we'll read verses 28-29. “14 Pursue peace with all people, and holiness, without which no one will…” what? “…see the Lord:…” people without holiness will not see the
Lord, according to this. Verse 15, “…15 looking carefully lest anyone fall
short of the grace of God; lest any root of bitterness springing up cause
trouble, and by this many become defiled; 16 lest there be any fornicator or profane person like
Esau, who for one morsel of food sold his birthright…” in other words for a temporary earthly
pleasure he sold his birthright. Are there many people in the church today that
are doing that? They're living for the here and now instead of for the sweet
by-and-by? Absolutely! And then we find verses 28 and 29, “…28 Therefore, since we are receiving a kingdom which cannot
be shaken, let us have grace, by which we may serve God acceptably,
with reverence and godly fear. 29 For our God is a…” what? “…is a consuming fire.”
Beberapa
pakar Alkitab Advent tidak suka konsep itu. Mereka berkata kita tidak akan
pernah hidup tanpa Perantara. Tetapi faktanya ialah bila pelayanan Bait Suci
tutup, bila masa kemurahan Allah berakhir, itu berarti tidak lagi ada
perantaraan apa pun. Itulah yang dikatakan Wahyu 15:5-8, bahwa tidak ada yang
bisa masuk ke Bait Suci hingga ketujuh malapetaka terakhir sudah dicurahkan
pada waktu Masa Kesukaran Besar. Alkitab mengajarkan bahwa untuk persiapan bagi
Kedatangan Kedua, kita harus mendapatkan kemenangan atas dosa. Simak Ibrani
12:14 lalu kita akan membaca ayat 28-29. Sebenarnya kita akan membaca ayat
14-16 kemudian kita akan membaca ayat 28-29. “14 Berusahalah
hidup damai dengan semua orang dan kejarlah kekudusan, sebab tanpa kekudusan
tidak seorang pun akan…” apa? “…melihat Tuhan…” orang yang tidak punya kekudusan tidak
akan melihat Tuhan, menurut ayat ini. Ayat 15, “…15 Berhati-hatilah, jangan
sampai ada yang tidak mencapai kasih
karunia Allah, jangan sampai tumbuh akar kegetiran yang menimbulkan masalah, dan karena ini, banyak yang
menjadi cemar. 16 Jangan sampai ada pezinah atau orang yang hina seperti Esau, yang demi sedikit makanan menjual hak kesulungannya…” dengan kata lain, demi kesenangan
duniawi sementara dia menjual hak kesulungannya. Apakah di gereja sekarang ada
banyak orang yang berbuat demikian? Mereka yang hidup untuk yang sekarang dan
fana dan bukan untuk yang kekal di kemudian hari? Tentu saja! Kemudian kita
lihat di ayat 28 dan 29, “…28 Jadi, karena kita akan menerima
kerajaan yang tidak bisa digoncang, marilah kita memiliki rahmat dengan mana kita boleh beribadah kepada Allah menurut
cara yang berkenan kepada-Nya, dengan hormat dan takut akan Allah. 29 Sebab Allah kita adalah…” apa? “…api yang menghanguskan.”
So this is saying
that in preparation for the coming of Jesus who is coming in flaming fire
according to 1 Thessalonians chapter 1, we need to prepare a character that is
fireproof, we need to serve God with reverence and godly fear.
Maka ini
berkata bahwa dalam mempersiapkan kedatangan Yesus yang akan datang dengan api
yang menyala menurut 1 Tesalonika pasal 1, kita perlu mempersiapkan suatu
karakter yang tahan api, kita perlu melayani Allah dengan segala hormat dan
takut.
1 John 3:1-3 also emphasizes
the preparation necessary to see Jesus when Jesus comes, it says there, “1 Behold what manner of love
the Father has bestowed on us, that we should be called children
of God! Therefore the world does not know us, because it did not
know Him. 2 Beloved, now we are children of God;
and it has not yet been revealed what we shall be, but we know that when
He is revealed, we shall be…” what?
“…like Him, for we shall see Him as He is…” and then what should we be doing? Because we will be like Him
and we will see Him like He is. Notice what it says, “…3 And everyone who has this hope in Him…” what does he do? “…purifies himself, just as He is pure.”
Cleansing the soul
temple while Jesus is cleansing the Sanctuary from the record of sin.
1 Yohanes 3:1-3 juga menekankan persiapan yang
diperlukan untuk melihat Yesus ketika Dia datang, dikatakan di sana, “1 Lihatlah, betapa besarnya kasih yang dikaruniakan Bapa kepada kita,
sehingga kita boleh disebut anak-anak Allah.
Karena itu dunia tidak mengenal kita, sebab dunia tidak mengenal Dia. 2 Saudara-saudaraku
yang terkasih, sekarang kita adalah
anak-anak Allah, tetapi belum nyata bagaimana
keadaan kita kelak; akan tetapi kita tahu, bahwa apabila Kristus dinyatakan, kita akan menjadi…” apa? “…sama seperti Dia, sebab kita
akan melihat Dia sebagaimana Dia itu…” kemudian
apa yang akan kita lakukan, karena kita akan menjadi seperti Dia dan kita akan
melihat Dia sebagaimana Dia itu? Simak apa yang dikatakan, “…3 Dan setiap orang yang menaruh pengharapan itu di dalam Dia…” melakukann apa? “…menyucikan dirinya, sama seperti Dia itu suci…”
Membersihkan
Bait Suci hati sementara Yesus sedang membersihkan Bait Suci dari catatan dosa.
You're all acquainted
with Matthew 5:8 where it says, “8 Blessed are the pure in heart, for they shall see God.”
Kalian semuanya sudah
kenal Matius 5:8 di mana dikatakan, “8 Diberkatilah orang
yang murni hatinya, karena mereka akan
melihat Allah.”
And then we have
Titus 2:11-14, you know people talk a lot about the grace of God, they say, you
know, “The grace of Jesus saves us, we don't
have to worry about our lifestyle, we don't have to worry about what we do, and
what we say, you know, because the grace of Jesus covers everything.”
I believe the grace
of Jesus is powerful, and the grace of Jesus covers our sins for sure, but that
doesn't mean that we have an excuse to continue living the way we were living
before. Notice what we find in Titus 2:11, “11 For the grace of God
that brings salvation has appeared to all men, 12 teaching us…” notice the grace of God teaches us
something, right? “…teaching us that,
denying…” what? “…ungodliness and worldly lusts, we should
live…” how? “…soberly…” what else? “…righteously, and…” how? “…godly…” when Jesus comes?
No! “…in the present age,
13 looking for…” and this is in the light of the coming of Jesus, “…looking for the
blessed hope and glorious appearing of our great God and Savior Jesus
Christ, 14 who gave Himself for
us…” see, this is the
grace part, He gave Himself for us, for
what purpose? Just to forgive our sins? No, it says “…that He might redeem
us from every lawless deed and purify for Himself His own special people, zealous
for good works.”
And people say that
Paul didn't have anything to say about good works! Paul has a lot to say about
good works.
Kemudian ada Titus 2:11-14. Kalian tahu orang-orang
banyak bicara tentang kasih karunia Allah, mereka berkata, “Kasih karunia Yesus
menyelamatkan kita, kita tidak usah khawatir dengan pola hidup kita, kita tidak
usah bingung dengan apa yang kita lakukan dan apa yang kita katakan, karena
kasih karunia Yesus menutupi semuanya.”
Saya percaya kasih karunia Yesus itu berkuasa, dan
kasih karunia Yesus sudah pasti menutupi dosa-dosa kita, tapi itu tidak berarti
kita punya alasan untuk melanjutkan hidup dalam gaya hidup kita sebelumnya.
Simak apa yang ada di Titus 2:11, “11 Karena Kasih Karunia Allah yang membawa keselamatan
sudah menyatakan DiriNya kepada semua manusia,
12 mengajar kita…” simak
kasih karunia Allah mengajarkan sesuatu kepada kita, benar? “…mengajar kita untuk menolak…” apa? “…kefasikan dan nafsu-nafsu duniawi, kita harus hidup…” bagaimana? “…dengan kesadaran penuh…” apa lagi? “…dengan benar, dan…” bagaimana? “…dengan saleh…” saat Yesus datang? Tidak! “…di masa sekarang ini. 13 sambil
menantikan…” dan ini sehubungan dengan pemahaman
tentang kedatangan Yesus, “…sambil menantikan
penggenapan harapan
kita dan kedatangan Allah yang Mahabesar
dan Juruselamat kita Yesus Kristus dalam
kemuliaan 14 yang telah menyerahkan Diri-Nya bagi kita…” lihat,
ini bagian kasih karunianya, Dia menyerahkan DiriNya bagi kita untuk tujuan
apa? Hanya untuk mengampuni dosa-dosa kita? Tidak! Dikatakan, “…agar Dia boleh menebus kita dari segala perbuatan yang melanggar hukum dan untuk
menguduskan bagi Diri-Nya sendiri suatu umat
yang istimewa kepunyaan-Nya sendiri, yang
rajin berbuat baik…”
Dan
orang-orang berkata bahwa Paulus tidak berkata apa-apa tentang perbuatan baik.
Paulus berkata banyak tentang perbuatan baik!
You know, the word “works”
in the writings of Paul it's actually a negative word. Paul is referring
to works that people perform in order to be saved, those are works of law.
Works of law are not good works at all. When Paul says that we’re not justified
by works of law those by definition are evil works, because those are works
that we do to earn brownie points with God.
But Paul did have
things to say about good works and this is one of those passages where he says
that, and you'll notice that it's in light of the “blessed hope and the glorious
appearing of Jesus Christ”.
Tahukah
kalian kata “perbuatan” dalam
tulisan-tulisan Paulus sebenarnya adalah kata yang negatif.
Paulus sedang merujuk ke
perbuatan-perbuatan yang dilakukan manusia untuk mendapatkan keselamatan, itu
adalah perbuatan-perbuatan legalis. Perbuatan-perbuatan legalis sama
sekali bukan perbuatan-perbuatan yang baik. Ketika Paulus berkata bahwa kita
tidak dibenarkan oleh perbuatan-perbuatan legalis, itu menurut definisinya
adalah perbuatan-perbuatan jahat, karena itu adalah perbuatan-perbuatan yang
kita lakukan untuk mendapatkan angka bagus dari Allah.
Tetapi
Paulus berkata banyak tentang perbuatan-perbuatan baik, dan ini adalah salah
satu bacaan di mana dia mengatakan itu, dan kalian akan menyimak bahwa itu
adalah dalam pengertian “harapan kita dan kedatangan Yesus Kristus dalam kemuliaan.”
So while Jesus is
cleansing that Sanctuary from the record of sins, the Holy Spirit should be
helping us cleanse the soul temple from sin as well.
Jadi
sementara Yesus sedang membersihkan Bait Suci dari catatan dosa, Roh Kudus
seharusnya sedang membantu kita membersihkan Bait Suci hati kita dari dosa
juga.
Let me read you a
couple of statements from Ellen White here about the cleansing of the earthly
Sanctuary, the earthly temple in parallel fashion to the cleansing of the
Heavenly temple. This is found in the book
Maranatha page 249 this is a devotional
book. “From the Holy of Holies, there goes on the grand work of instruction…”
so there's an a work of instruction in the Most Holy Place. “…The angels of God are communicating
to men…”
so there's an instruction that angels are giving to us, they're
communicating something to us. And of course the question is, what are they communicating?
“…Christ officiates in the sanctuary. We do not…”
what? “…We do not follow Him into the sanctuary, as we should. Christ and
angels
work
in the hearts of the
children of men.
The church above united with the
church
below is warring
the
good warfare upon the earth. There must be a purifying of the soul here upon the earth, in harmony with Christ's cleansing of the sanctuary in heaven.”
Are you seeing what
we're supposed to be doing on the Day of Atonement? You know we can talk till
we’re blue in the face about what Jesus is doing up there, but if something
isn't happening down here, it kind of defeats the purpose.
Mari saya
bacakan dua pernyataan dari Ellen White di sini tentang pembersihan Bait
Suci di dunia, Bilik Mahakudus di dunia dengan cara yang sejajar dengan
pembersihan Bilik Mahakudus di Surga. Ini ada di buku Maranatha hal. 249, ini adalah buku devosi. “…Dari Bilik Mahakudus sedang berlangsung
pekerjaan agung pemberian instruksi…” jadi ada
pekerjaan pemberian instruksi di Bilik Mahakudus.
“…Malaikat-malaikat Allah sedang menyampaikan kepada manusia…” jadi ada instruksi yang diberikan para malaikat
kepada kita, mereka sedang menyampaikan sesuatu kepada kita. Dan tentu saja
pertanyaannya ialah, apa yang mereka sampaikan? “…Kristus sedang melayani di Bait Suci. Kita
tidak…” apa?
“…Kita tidak mengikuti Dia ke dalam Bait Suci sebagaimana yang
seharusnya kita lakukan. Kristus dan para malaikat bekerja di hati anak-anak
manusia. Gereja yang di atas bersatu dengan gereja yang di bawah, sedang
melancarkan peperangan demi kebaikan di atas bumi. Harus ada pemurnian jiwa di
sini di bumi, selaras dengan pembersihan Kristus di Bait Suci di Surga.”
Apakah kalian melihat apa yang
seharusnya kita lakukan pada Hari Pendamaian? Kalian tahu, kita bisa bicara
sampai habis ludah kita tentang apa yang dilakukan Yesus di atas sana, tetapi
jika di bawah sini tidak terjadi apa-apa, maka semua itu sia-sia.
Notice this
statement, this is found in Manuscript 15, 1886,
“Godliness, sobriety,
and
consistency
will characterize the
life and example
of
every true
Christian. The work which Christ
is doing in the sanctuary above will
engage the…”
what? “…thoughts and
be the burden of the
conversation, because by faith he…”
by the way “he” here is a reference to the people, okay? “…he has…”
what? “…entered into the sanctuary. He…” that is the people
“…is…” where? The people are “…on earth, but his…”
or the “…sympathies…”
of the people “…are in harmony with the
work
that Christ is doing…”
where? “… in heaven.
Christ is cleansing the
heavenly sanctuary from the
sins
of the people, and
it is the work of all who
are
laborers together with God to be cleansing the sanctuary of the soul from everything
that is offensive to Him…” Are you catching
the picture of what should be happening on earth during the Day of Atonement?
Simak pernyatan ini, ini terdapat di Manuscrpt 15, 1886, “…Kesalehan, kejernihan pikiran, dan
konsistensi akan menjadi ciri khas dalam hidup dan contoh yang diberikan setiap
orang Kristen sejati. Pekerjaan yang dilakukan Kristus di Bait Suci di atas
akan mengikat…” apa? “…pikiran dan menjadi pokok pembicaraan,
karena melalui iman dia…” nah, “dia” di
sini mengacu kepada umat, oke? “…dia telah…” apa? “…masuk ke dalam Bait Suci. Dia…” yaitu umat “…ada…”
di mana? Umat ada
“…di bumi, tetapi simpatinya…” atau simpati
umat “…selaras dengan
pekerjaan yang sedang dilakukan Kristus…” di mana? “…di Surga. Kristus
sedang membersihkan Bait Suci Surgawi dari dosa-dosa umat, dan adalah tugas
mereka semua yang adalah rekan pekerja bersama Allah untuk membersihkan Bait Suci hati dari
segala yang tidak menyenangkan Dia…” apakah kalian
menangkap gambarnya mengenai apa yang seharusnya terjadi di bumi pada waktu
Hari Pendamaian?
Now there are those
in our midst that say that it's impossible to overcome sin, that you know,
we're going to continue sinning until Jesus comes, because we have a sinful
nature. Do you know what they're really
saying? They're really saying that our sinful nature is more powerful than God,
that God can't give us the victory over our sinful nature because our sinful
nature is simply too powerful. Do you believe that? So we would have to say, “I can do most things through Christ who strengthens me” or “I can do some things through Christ who strengthens me except overcome sin”. And of course the question always comes,
“Well, Pastor Bohr, are you sinless?” No! Far from it. But I am not the proof
whether you can or not. God says that we can, and so don't say, “well are you
perfect?” that's a cop-out, the perfection of a certain individual or imperfection
of a certain individual is not an excuse for us not to struggle with sin
through the power of God's Spirit
Nah, ada mereka di antara kita yang mengatakan bahwa
mustahil mengalahkan dosa, bahwa kita akan tetap berlanjut melakukan dosa
hingga Yesus datang, karena kita memiliki kodrat alami berdosa. Tahukah kalian
apa sesungguhnya yang mereka katakan? Sesungguhnya mereka berkata bahwa kodrat
alami berdosa kita itu lebih kuat daripada Allah, bahwa Allah tidak mampu
memberi kita kemenangan atas kodrat alami berdosa kita karena kodrat alami
berdosa kita semata-mata terlalu kuat. Apakah kalian percaya itu? Kalau begitu
kita harus berkata, “Aku dapat melakukan kebanyakan hal melalui Kristus yang menguatkan aku” atau “Aku dapat melakukan
beberapa hal melalui Kristus yang menguatkan
aku, kecuali mengalahkan dosa.” Dan tentu saja pertanyaan yang selalu muncul ialah, “Nah,
Pastor Bohr, apakah Anda sudah tidak berbuat dosa?” Tidak, jauh dari itu! Tapi
saya bukanlah bukti apakah kalian bisa atau tidak. Allah berkata kita bisa,
jadi jangan berkata, “nah, apakah Anda sempurna?” Itu alasan untuk mengelak. Kesempurnaan
seseorang atau ketidaksempurnaan seseorang bukanlah alasan bagi kita untuk
tidak bergumul dengan dosa melalui kuasa Roh Allah.
Now I want to read Revelation 6:14-16 this is describing the
Second Coming of Jesus. It says there, “ 15 And the kings of the earth, the great
men, the rich men, the commanders, the mighty men, every slave and every
free man, hid themselves in the caves and in the rocks of the
mountains, 16 and said to the mountains and rocks, ‘Fall on
us and hide us from the face of Him who sits on the throne and from the
wrath of the Lamb!’…” this describes the Second Coming,
right? But I want you to notice that the following verse, verse 17 ends with a
question. When Jesus comes there's a question. Verse 17 states, “…17 For the great day of His wrath has
come, and…” what?
“…and who
is able to stand?...” in that day of wrath?
Sekarang saya mau membacakan Wahyu 6:14-16, ini
menggambarkan Kedatangan Kedua Yesus. Dikatakan di sana, “15 Dan raja-raja di bumi, dan pembesar-pembesar, orang-orang kaya, perwira-perwira, orang-orang perkasa, dan setiap
budak serta setiap orang merdeka menyembunyikan diri di dalam gua-gua dan celah
batu-batu karang di gunung-gunung. 16 Dan mereka berkata kepada
gunung-gunung dan kepada batu-batu karang itu, ‘Runtuhlah menimpa kami dan
sembunyikanlah kami dari wajah Dia, yang duduk di atas takhta dan dari murka Anak Domba itu!’…” ini menggambarkan Kedatangan Kedua, benar? Tetapi saya mau kalian menyimak ayat
berikutnya, ayat 17 berakhir dengan sebuah pertanyaan. Ayat 17 menyatakan, “…17 Sebab sudah tiba hari besar murkaNya, dan…”
apa? “…siapakah yang dapat bertahan?…” pada hari murka besar itu?
Where would you
expect to find the answer to that question? You would expect to find it in the
very next chapter, right? Before we go to the next chapter, we need to however
define what it means “to stand”. “who is able to stand” what does that
mean? Well, I have several verses in the syllabus.
Really the word
“stand” is the antonym of “fall”, in other words who is going to be able to
stand and not fall when the day of God's wrath comes.
Di mana
kita berharap menemukan jawaban pertanyaan itu? Kita boleh berharap menemukan
jawabannya di pasal berikut, benar? Sebelum kita ke pasal berikut, kita perlu
menjelaskan apa artinya “bertahan”. “…siapakah yang dapat
bertahan?…” apa artinya ini? Nah, ada
beberapa ayat di silabus.
Sebenarnya
kata “bertahan” adalah lawan kata “jatuh”, dengan
kata lain siapa yang akan bisa bertahan dan tidak jatuh ketika datang hari
murka besar Allah.
It's used for
example in Mark 3:24 and 25, “a kingdom divided against itself cannot…” what? “…stand”, it means that
it's going to what, it's going to fall.
Ini dipakai misalnya di Markus 3:24-25, “suatu kerajaan yang terpecah-pecah
di dalam, tidak…” apa? “…dapat bertahan…” artinya kerajaan itu akan apa? Akan
jatuh.
John 8:44 says that
Satan at the beginning did “not stand in the truth”, so what did he do? He fell, that's right.
Yohanes
8:44 mengatakan bahwa Setan sejak semula tidak “…bertahan dalam kebenaran…” jadi
apa yang dilakukannya? Dia jatuh, tepat sekali.
1 Corinthians 10:12
says, he that thinks that “he stands let him take heed lest
he…” what? “…lest he fall”, see there you have the
antonym, to “fall”.
1
Korintus 10:12 berkata, barangsiapa yang menganggap “…bahwa ia bertahan, hendaklah ia berhati-hati jangan sampai ia…” apa? “…jangan
sampai ia jatuh!…” lihat,
di sini ada lawan katanya, “jatuh”.
Ephesians 6:11-13 states, “11 Put on the whole armor
of God, that you may be able to stand against
the wiles of the devil. 12 For
we do not wrestle against flesh and blood, but against principalities,
against powers, against the rulers of the darkness of this age,
against spiritual hosts of
wickedness in the heavenly places. 13 Therefore take up the
whole armor of God, that you may be able to withstand in the evil day, and
having done all, to…” what? “…to stand…” have the armour of God on so that you can
stand in the evil day.
Efesus
6:11-13 menyatakan, “…11 Kenakanlah
seluruh perlengkapan perang Allah, supaya
kamu dapat bertahan terhadap tipu muslihat
Iblis; 12 Karena perjuangan kita
bukanlah melawan darah dan daging tetapi melawan pemimpin-pemimpin,
melawan penguasa-penguasa, melawan pemerintah-pemerintah
kegelapan masa kini melawan bala tentara roh-roh jahat di langit. 13 Sebab itu ambillah
seluruh perlengkapan perang Allah, supaya
kamu dapat bertahan pada hari yang jahat
itu, dan sesudah melakukan segalanya untuk…” apa? “…untuk bertahan…” Pakailah
perlengkapan perang Allah supaya kamu bisa bertahan pada hari yang jahat itu.
2 Timothy 2:19 uses the same word, “ 19 Nevertheless the
solid foundation of God stands…” now what is the solid foundation of God
that stands? “… having this seal: ‘The Lord knows
those who are His,’ and, ‘Let everyone who names the name of Christ…” do what?
“…depart from iniquity.’
Who are those who are going to be able to
stand? Those who what? They have a seal, and the seal is that they depart from
iniquity.
2 Timotius
2:19 memakai kata yang sama, “19 Walaupun begitu,
dasar teguh yang diletakkan Allah itu tetap bertahan…” nah, dasar teguh Allah yang tetap
bertahan itu apa? “…yang memiliki meterai ini: ‘Tuhan
mengenal siapa kepunyaan-Nya’ dan ‘Hendaklah setiap
orang yang menyebut nama Kristus…” berbuat
apa? “…meninggalkan
dosa’.…”
Siapakah
mereka yang akan bisa bertahan? Mereka yang apa? Mereka yang memiliki meterai,
dan meterai itu ialah dengan
meninggalkan dosa.
Then we have also Luke 21:36, a reference directly
to the Second Coming, “ 36 Watch therefore…” here Jesus
is speaking, “…and pray always that you may be counted worthy to escape all these
things…” that's all of
the signs that are taking place “…that will come
to pass, and to…”
what? “…and to stand before the Son of Man.”
Lalu
juga ada Lukas 21:36, suatu rujukan langsung kepada Kedatangan Kedua, “36 Berjaga-jagalah karena
itu,…” Yesus yang bicara di sini, “…dan senantiasa berdoa, supaya
kamu boleh diperhitungkan layak untuk luput
dari semua hal ini…” yaitu
tanda-tanda yang sedang terjadi, “…yang akan
terjadi dan untuk…” apa? “…dan untuk
bertahan di hadapan Anak Manusia.”
So the question is, who is not going
to fall? Who is going to be able to stand? Well the answer is
found in the very next chapter, the hundred and
forty-four thousand are mentioned at the beginning of next chapter, the sealing of the 144,000. Let's go to
Revelation 7:1-4, these are the ones that
are going to be able to stand. It says there in verse 1, “1 After these things I saw four angels standing
at the four corners of the earth, holding the four winds of the
earth, that the wind should not blow on the earth, on the sea, or on any
tree. 2 Then I saw another angel ascending from the
east, having the seal of the living God. And he cried with a loud voice to the
four angels to whom it was granted to harm the earth and the sea, 3 saying, ‘Do not harm the earth, the sea,
or the trees till we have sealed the servants of our God on their
foreheads.’ 4 And I heard the number of those who were sealed: one hundred and forty-four
thousand of all the tribes of the children of Israel were sealed.” So who's going to be able to stand? The 144,000.
Jadi pertanyaannya ialah, siapa yang akan bertahan?
Siapa yang akan bisa bertahan? Nah, jawabannya diemukan di pasal berikutnya:
ke-144’000 disebutkan di awal pasal berikutnya, pemeteraian ke-144’000. Mari
kita ke Wahyu 7:1-4, inilah mereka yang akan bisa bertahan. Dikatakan di ayat
1, “1 Setelah hal-hal itu aku melihat empat malaikat
berdiri pada keempat penjuru bumi dan mereka menahan keempat angin bumi supaya
angin tidak bertiup di darat, di laut, atau
di pohon mana pun. 2 Lalu
aku melihat seorang malaikat lain naik dari timur, sambil membawa meterai Allah yang hidup;
dan ia berseru dengan suara nyaring kepada keempat malaikat yang diberi wewenang untuk mencelakai bumi dan laut, 3 katanya, ‘Janganlah mencelakai bumi, atau laut, atau pohon-pohon, sampai kami telah
memeteraikan hamba-hamba Allah kami pada dahi mereka!’ 4 Dan aku
mendengar bilangan mereka yang dimeteraikan
itu seratus empat puluh empat ribu dari semua suku keturunan Israel yang dimeteraikan…”
Jadi
siapa yang akan bertahan? Ke-144’000.
There's a lot of speculation
about the 144,000. It's not rocket science, the 144,000 are those who are going
to be alive when Jesus comes. They're going to go through the Time of Trouble victoriously.
Whether the number is literal or not ~ I believe it's a symbolic number ~ but
that's not the main point, we'll know someday. The important thing is that if we're alive, we’d
better be in that group. That's the important point.
Ada
banyak spekulasi mengenai ke-144’000. Ini bukan sains canggih, ke-144’000
adalah mereka yang masih hidup ketika Yesus datang. Mereka akan melalui Masa
Kesukaran Besar dengan kemenangan besar. Apakah jumlah ini literal atau bukan ~
saya pribadi meyakini ini angka yang simbolis ~ tetapi itu bukan poin yang
utama, nanti suatu hari kita akan tahu.
Yang penting ialah jika pada waktu itu kita masih hidup, jangan sampai kita
tidak berada dalam kelompok itu. Itulah poin yang penting.
Now this scene
comes from Ezekiel chapter 9. I wish we had time for an entire lecture on
Ezekiel chapter 9. What are God's faithful people doing in Ezekiel 9, they are
what? They are sighing and crying because of the abominations that are being
done in the earth. Are those the ones that are going to be sealed? Those that
are sighing and crying because of the abominations rather than partaking of the
abominations? Absolutely!
Now Revelation 7
speaks of the sealing of 144,000, but Revelation 14 refers to the character of
the 144,000. So what is the character of those who will be sealed like? You
don't know from chapter 7, chapter 7 simply says that they received the seal,
but what was their character like? Revelation 14:1-5 has the answer. Let's go
there Revelation 14:1, 1 Then I looked, and behold, a Lamb standing
on Mount Zion, and with Him one hundred and forty-four thousand, having…” what? “…His Father’s name written on their
foreheads…” the King James says “in their foreheads”. It can be either
way. What is the name? What does the name represent? The character. So what do
you have behind your forehead? Your frontal lobe. So whose character do they
reflect in their mind? “as a man thinketh in his heart, so is he” whoever has your mind has you. So in
other words, they have the character of God in
their minds, which affects of course their life. “…2 And I heard a voice from heaven, like the
voice of many waters, and like the voice of loud thunder. And I heard the sound
of harpists playing their harps. 3 They sang as it were a new song…” it's the song of their deliverance, by the way
“…before the throne, before the four living creatures, and the elders;
and no one could learn that song except the hundred and forty-four thousand who were
redeemed from the earth. 4 These are the ones who were not defiled with
women…” what women? Is this saying that they've never got
married? No! Because marriage doesn't defile. The defiling here is having
illicit relationships with women who are not your wife, and is
referring to the church. So this must refer to people from the remnant Church
who are having illicit relationships with the other churches, with the
harlot and her daughters, if you please. They were not defiled with the harlot
and her daughters. So it says, “… 4 These are the ones who were not defiled with
women for they are virgins. These are the ones who follow the Lamb…” where? “…wherever
He goes…” do they follow the Lamb to
Gethsemane? Yes! Do they follow the Lamb to the cross? Yes! They follow the
lamb in His work in the Most Holy Place of the Heavenly Sanctuary. They
“…follow the Lamb wherever He goes. These were redeemed from
among men, being First
Fruits to God and to the Lamb…” They are
top-quality, they’re first fruits in terms of the top-quality. And it says, “…5 And in their mouth was found no…” what? “…no deceit…” their hearts must be clean too, because from “the abundance of the heart the mouth speaks.” And then it says, “…for they are without fault before
the throne of God.” Is that a sterling character that
we're talking about here?
Nah,
adegan ini berasal dari Yehezkiel pasal 9. Sayang kita tidak punya waktu untuk
ceramah lengkap tentang Yehezkiel pasal 9. Apa yang dilakukan umat Allah yang
setia di Yehezkiel pasal 9, mereka sedang apa? Mereka sedang berkeluh kesah dan
meratap karena segala kekejian yang sedang dilakukan di bumi. Apakah mereka
adalah orang-orang yang akan dimeteraikan?
Mereka yang berkeluh kesah dan meratap karena segala kekejian dan tidak
mengambil bagian dalam kekejian-kekejian tersebut? Tentu saja!
Nah, Wahyu 7 bicara tentang pemeteraian ke-144’000,
tetapi Wahyu 14 yang merujuk kepada karakter ke-14’000 itu. Jadi seperti apa
karakter mereka yang akan dimeteraikan? Kita tidak bisa tahu dari pasal 7,
pasal 7 hanya berkata bahwa mereka menerima meterai, tetapi seperti apa
karakter mereka? Wahyu 14:1-5 yang memberikan jawabannya. Mari kita ke Wahyu
14:1, “1 Dan aku memandang, dan melihat, Anak Domba berdiri di bukit Sion dan bersama-sama dengan Dia ke seratus empat puluh empat ribu, yang punya…” apa? “…nama Bapa-Nya tertulis di dahi
mereka…” KJV menulis “di dalam dahi mereka”.
Bisa yang mana saja. Nama itu apa? Nama itu melambangkan apa? Karakter. Nah, apa yang ada di balik dahi kita? Frontal lobe kita. Maka karakter siapa yang mereka pantulkan di pikiran mereka? “Sebagaimana orang berpikir dalam hatinya,
seperti itulah ia. (Ams. 23:7) siapa yang bercokol di pikiran kita itu yang
menguasai kita. Maka dengan kata lain, mereka
memiliki karakter Allah di pikiran mereka yang mempengaruhi pola hidup mereka “…2 Dan aku mendengar suatu suara
dari langit bagaikan desau air bah dan bagaikan deru guruh yang dahsyat. Dan aku mendengar suara pemain-pemain kecapi yang
memetik kecapinya. 3 Mereka menyanyi seakan-akan
itu suatu nyanyian baru…” nah
itu nyanyian penyelamatan mereka, “…di hadapan takhta, dan di hadapan keempat makhluk hidup, dan tua-tua itu, dan tidak seorang pun yang dapat mempelajari
nyanyian itu selain ke seratus empat puluh
empat ribu yang telah ditebus dari bumi itu. 4 Ini adalah mereka yang tidak tercemar dengan perempuan-perempuan…” perempuan apa? Apakah ini mengatakan
mereka tidak pernah menikah? Tidak! Karena pernikahan tidak mencemarkan.
Pencemaran di sini ialah menjalin hubungan gelap dengan perempuan yang bukan
istri kita, dan ini merujuk kepada
gereja. Maka pencemaran
ini tentunya bicara tentang orang-orang dari gereja umat
yang sisa yang punya hubungan gelap dengan gereja-gereja lain, dengan pelacur
dan anak-anak perempuannya, katakanlah demikian. Ke-144’000 ini
tidak dicemarkan oleh pelacur itu maupun anak-anak perempuannya. Jadi
dikatakan, “…4 Ini
adalah mereka yang tidak tercemar dengan perempuan-perempuan, karena
mereka adalah perawan-perawan. Inilah mereka yang
mengikuti Anak Domba itu…” ke mana? “…ke mana saja Ia pergi…” apakah
mereka mengikuti Anak Domba itu ke Getsemani? Ya! Apakah mereka mengikuti Anak
Domba itu ke salib? Ya! Mereka mengikuti Anak Domba di pekerjaanNya di Bilik
Mahakudus Bait Suci Surgawi, “…mereka yang mengikuti Anak
Domba itu ke mana saja Ia pergi. Mereka ditebus dari antara manusia, sebagai Buah Sulung bagi Allah dan bagi Anak Domba itu…” mereka adalah Buah Sulung kualitas
nomor satu, mereka dianggap Buah Sulung dalam pengertian kualitas tertinggi.
Dan dikatakan, “…5 Dan di dalam mulut mereka tidak
terdapat…” apa? “…dusta…” artinya hati mereka juga bersih karena “dari kelimpahan
dalam hati mulut berbicara (Mat. 12:34) Kemudian
dikatakan, “… karena mereka tidak bercela di hadapan takhta Allah.”
Bukankah ini karakter yang cemerlang yang kita lihat di sini?
Let's summarize:
· they follow the Lamb wherever He goes,
· they have the Father's character in their minds,
· they sing a new song, the song of their deliverance,
· they were not defiled with the harlot, with Babylon, with the harlot and her daughters,
· there was no deceit in their mouths, which means that their
hearts were pure,
· and they stand without fault before the throne of God.
Those are the ones
who will be sealed.
Mari kita
simpulkan:
· mereka mengikuti Anak Domba ke mana Dia pergi,
· mereka memiliki karakter Bapa di dalam pikiran
mereka,
· mereka menyanyikan sebuah lagu baru, lagu
penyelamatan mereka,
· mereka tidak tercemar si pelacur, Babilon dan
anak-anak perempuannya,
· tidak ada dusta di mulut mereka, yang artinya hati
mereka murni,
· mereka berdiri tanpa cela di hadapan takhta Allah.
Mereka
inilah yang akan dimeteraikan.
But you know
something interesting? Revelation 6:17 is not the only
place where this question is asked: “who shall be able to stand?” There are other places in the Bible where we find the same kind
of question. Let's go to the book of Joel chapter 2. I mentioned that we were
going to come back to this. Joel 2:11, this is describing the Second Coming of Christ,
the day of His wrath. It says. “11 The Lord gives voice before His army…” who is His army? His army are the angels, right? Revelation 19
says that the Heavenly armies follow Jesus on white horses. So the armies are
the angels. So it says, “…11 The Lord gives voice before His army for His camp
is very great; for strong is the
One who executes His word…” and so now notice
the question: “…For the day of the Lord is great
and very terrible; who can endure it?...” Does that sound
like a similar question? Almost identical.
So where would you
expect to find the answer? How about in the next verse? What we find in verse
11 to 17 is a description of the Day of Atonement, folks, which means that in
order to stand, in order to endure this day we must fulfill what the following
verses say. It says in verse 11, “12… ‘Turn to Me with all your heart,
with fasting, with weeping, and with mourning.’…” does that sound like the Day of Atonement? Absolutely!
“…13 So rend your heart…” does that sound like affliction?
“…13 So rend your heart and
not your garments. Return to the Lord your God, for He is gracious and merciful, slow
to anger, and of great kindness; and He relents from doing harm. 14 Who knows if He will turn and relent, and
leave a blessing behind Him— a grain offering and a drink offering for
the Lord your God?...” and now comes the Feast of Trumpets, announcing the Day of
Atonement. “…15 Blow the trumpet in Zion,
consecrate a fast…” is that the Day of Atonement?
Absolutely! “…call a sacred
assembly…” were they required to assemble? Yes
or no? Yeah. “… 16 Gather the people, sanctify the
congregation, assemble the elders, gather the children and nursing babes; let
the bridegroom go out from his chamber, and the bride from her dressing room…” and what are the priests supposed to be doing? They're supposed
to be assimilating the worship style from all of the Babylonian churches, and
having a jolly good time and jumping in church and praising and raising their
hands. Is that what they're supposed to be doing? No! “…17 Let the priests, who minister to
the Lord, weep between the porch and
the altar. Let them say, ‘Spare Your people, O Lord, and do not give Your heritage
to reproach, that the nations should rule over them. Why should they say
among the peoples, ‘Where is their
God?’
So what is the
preparation to stand in the Lord's Day? To do this on the Day of Atonement.
Tetapi tahukah kalian ada yang menarik? Wahyu
6:17 bukanlah satu-satunya tempat di mana pertanyaan itu diajukan: “siapakah yang bisa bertahan?” Ada tempat-tempat lain di Alkitab di mana kita
menemukan pertanyaan yang sama. Mari kita ke kitab Yoel pasal 2. Saya sudah
menyinggung bahwa nanti kita akan kembali kemari. Yoel 2:11, ini menggambarkan
Kedatangan Kedua Kristus, hari murkaNya. Dikatakan, “11
Dan TUHAN memperdengarkan suara-Nya di depan
tentara-Nya…” siapa
tentaraNya? TentaraNya adalah para malaikat, benar? Wahyu 19 mengatakan
balatentara Surgawi mengikuti Yesus naik kuda putih. Jadi tentaraNya adalah
para malaikat. Maka dikatakan, “…11 Dan TUHAN memperdengarkan suara-Nya di depan tentara-Nya karena pasukan-Nya sangat banyak, karena kuatlah
Yang melaksanakan firman-Nya…” nah,
sekarang simak pertanyaannya, “…Karena hari
TUHAN itu hebat dan sangat mengerikan! Siapakah yang dapat bertahan terhadapnya?…” apakah ini seperti pertanyaan yang
sama? Hampir persis. Jadi kira-kira d mana kita bisa menemukan jawabannya?
Bagaimana di ayat berikutnya? Apa yang ada di ayat 12 hingga 17 adalah
deskripsi Hari Pendamaian, Saudara-saudara. Artinya supaya bisa bertahah, agar
bisa bertahan pada hari ini kita harus memenuhi apa yang dikatakan ayat
berikutnya. Dikatakan di ayat 12, “…12 …‘Berbaliklah kepada-Ku dengan
segenap hatimu, dengan berpuasa, dengan menangis, dan dengan berkabung.’…” apakah ini mirip Hari Pendamaian? Tepat
sekali! “…13 Maka koyakkanlah hatimu dan bukan pakaianmu,
berbaliklah kepada TUHAN, Allahmu, sebab Ia maha
murah dan pengampun, panjang sabar dan
berlimpah kebaikan, dan Ia membatalkan niatnya untuk menjatuhkan celaka. 14 Siapa tahu, mungkin Ia mau
berbalik dan membatalkan niatNya, dan meninggalkan suatu berkat di belakangNya ~ suatu kurban
sajian dan kurban curahan bagi TUHAN, Allahmu…” dan sekarang muncul Perayaan Terompet
yang mengumumkan datangnya Hari Pendamaian. “…15 Tiuplah sangkakala
di Sion, adakanlah puasa…” apakah itu Hari Pendamaian? Tepat
sekali! “…maklumkanlah perkumpulan yang kudus…” apakah
mereka harus berkumpul? Ya atau tidak? Iya. “…16 kumpulkanlah umat, kuduskanlah
jemaat, himpunkanlah orang-orang yang tua, kumpulkanlah anak-anak dan bayi-bayi
yang menyusu; hendaknya pengantin laki-laki
keluar dari kamarnya, dan pengantin perempuan dari kamar tidurnya…” Dan
apa yang seharusnya dilakukan para imam? Mereka harus mengasimilasikan gaya
ibadah dari semua gereja Babilon dan bersenang-senang, melompat-lompat dalam
gereja, memuji dan mengangkat tangan mereka. Itukah yang seharusnya mereka
lakukan? Tidak! “…17 Hendaknya
para imam yang melayani TUHAN, menangis di
antara beranda depan dan mezbah. Hendaknya mereka berkata: ‘Luputkanlah, ya TUHAN, umat-Mu dan janganlah biarkan milik pusaka-Mu sendiri menjadi cela, sehingga
bangsa-bangsa lain memerintah atas mereka.
Mengapa bangsa-bangsa lain harus berkata di antara bangsa-bangsa, ‘Di mana Allah mereka?’ …”
Jadi
apa persiapan untuk bertahan di Hari Tuhan? Melakukan semua itu pada Hari
Pendamaian.
Are we in the
Day of Atonement? Is this what we're supposed to be doing? Tabernacles
will be the celebration, but now is the time of affliction and searching the
heart for sin, and having the Holy Spirit expel the heart of sin.
Apakah kita berada di Hari Pendamaian?
Inikah yang seharusnya kita lakukan? Pestanya nanti saat Tabernakel, tetapi sekarang adalah waktunya
introspeksi, menyelidiki hati karena dosa, dan mengizinkan Roh Kudus
membersihkan hati dari dosa.
But Joel 2 is not
the only place. There’re other place where this question is asked.
It's also asked in
Isaiah 33 beginning with verse 14, “14 The sinners in Zion are afraid;
fearfulness has seized the hypocrites: ‘Who among us shall dwell with the
devouring fire? Who among us shall dwell with everlasting burnings?’…” you know what the churches, the non-Adventist churches say? They
say, “The wicked are going to be burning in the flames forever.” I have a
surprise for you. It's the righteous that are going to live in the midst of the
Fire, not the wicked. Because the Fire is going to burn up the wicked, but
God's people will have a fireproof character. You say, really? Well, let's look at the answer to these questions: ‘Who among us shall dwell with
the devouring fire? Who among us shall dwell with everlasting burnings?’ Here's the answer: “…15 He who…” what? “…walks righteously…” when the Bible uses “walk” in a figurative sense, it means
conduct, it means your behavior. “…He who walks
righteously and…” what?
“…and speaks uprightly, he who despises
the gain of oppressions, who gestures with his hands, refusing bribes, who
stops his ears from hearing of bloodshed, and shuts his eyes from seeing
evil…” who are those that are going to be able to live in the
midst of the Fire? Is this talking about lifestyle? Is this talking about your
ethical lifestyle? Yes. The answer has to do with your lifestyle. Your
lifestyle doesn't save you, but your lifestyle shows if you truly have received
Jesus Christ as your Savior and Lord. And then comes the promise. “…16 He will dwell on high; his place of
defense will be the
fortress of rocks; bread will be given him, his water will be sure…” It's talking about the Time of Trouble.
Ellen White
actually refers to this verse in Great
Controversy when she talks about the falling of the plagues.
Tetapi Yoel 2 bukan satu-satunya tempat. Ada
tempat-tempat lain di mana pertanyaan ini ditanyakan. Juga ditanyakan di Yesaya
33, mulai ayat 14, “14 Orang-orang yang berdosa di Sion takut,
orang-orang munafik diliputi kegentaran.
‘Siapakah di antara kita yang akan hidup bersama
api yang memusnahkan ini? Siapakah di antara
kita yang akan hidup bersama pembakaran yang
abadi ini?’…” tahukah
kalian, apa kata gereja-gereja non-Advent? Mereka berkata, “orang jahat akan
dibakar selamanya dalam api.” Saya punya kejutan buat kalian, justru
orang-orang benarlah yang akan hidup di tengah-tengah Api, bukan yang jahat.
Karena Api itu akan membakar habis yang jahat, namun umat Allah akan memiliki
karakter yang tahan api. Kalian berkata, “Masa?” Nah, mari kita lihat jawaban
kepada pertanyaan-pertanyaan itu: “…‘Siapakah di antara kita yang akan hidup bersama api yang memusnahkan ini? Siapakah di antara kita yang akan hidup bersama pembakaran yang abadi ini?’…” Inilah
jawabnya, “…15 Orang yang…” apa? “…jalannya benar…”
bila Alkitab memakai kata “jalan” dalam pengertian kiasan
itu berarti kelakuan, itu berarti sikap kita. “…15 Orang yang jalannya
benar dan…” apa? “…dan yang berbicara dengan jujur, yang membenci
pendapatan dari hasil pemerasan, yang mengebaskan tangannya menolak suap, yang menutup telinganya dari mendengarkan rencana penumpahan darah, dan menutup matanya dari melihat kejahatan…” Siapakah
mereka yang akan sanggup hidup di tengah-tengah Api? Apakah ini bicara tentang
gaya hidup? Apakah ini bicara tentang moral/etika gaya hidup kita? Ya. Jawabannya
ada kaitannya dengan gaya hidup kita. Gaya hidup kita tidak menyelamatkan kita
tetapi gaya hidup kita menunjukkan apakah kita benar-benar telah menerima Yesus
Kristus sebagai Juruselamat dan Tuhan. Kemudian datanglah janjinya. “…16 dia akan berdiam di tempat yang tinggi, tempat pertahanannya akan di benteng batu; rotinya disediakan air minumnya
terjamin…” ini
bicara tentang Masa Kesukaran Besar.
Ellen
White merujuk ke ayat ini di Great Controversy
ketika dia bicara tentang jatuhnya malapetaka-malapetaka terakhir.
Yeah but Joel 2,
and Revelation 6, and Isaiah 33, are not the only places where you find the
question. It's also in Psalm 15. Let's notice the question in verse 1, “1 Lord, who may abide in Your
tabernacle? Who may dwell in Your holy hill?...” where do the 144,000 stand? In the book of Revelation they stand
on the Mount Zion. Is that God's holy hill? Of course it is! So this is
connected to Revelation chapter 7 and to Revelation chapter 14.
“…1 Lord, who may abide in Your
tabernacle? Who may dwell in Your holy hill?...” would you expect the answer to involve your lifestyle?
Absolutely! Notice the answer in verse 2 through 5,
“…2 He who…” what? “…walks uprightly, and
works righteousness, and speaks the truth in his heart; 3
he who does
not backbite with his tongue, nor does evil to his neighbor, nor does
he take up a reproach against his friend; 4 In whose eyes a vile person is
despised, but he honors those who fear the Lord; he who swears to his own hurt and does not change…” that means he doesn't break his promises
“…5 he who does not put out his money at usury…” at exorbitant interest in other words
“…nor does he take a bribe against the innocent…” are all these lifestyle characteristics? Absolutely! So who's
going to stand on God's holy hill? Those who live in this way. And then notice
how it ends, “…He who does
these things shall
never be moved.” In other words what would be another
way of saying that “shall never be moved”? He'll “stand”, right?
Tetapi bukan hanya di Yoel 2, dan
Wahyu ,6 dan Yesaya 33, kita
temukan pertanyaan itu. Juga ada di Mazmur 15. Mari kita simak pertanyaan ini
di ayat 1,“1 TUHAN, siapa yang boleh diam di
kemah-Mu? Siapa yang boleh diam di bukit-Mu
yang kudus?…” di
mana ke-144’000 berdiri? Di kitab Wahyu mereka berdiri di Bukit Sion. Apakah
itu bukit Allah yang kudus? Tentu saja! Jadi ini terkait Wahyu pasal 7 dan
Wahyu pasal 14. “…1 TUHAN, siapa yang boleh diam di kemah-Mu? Siapa yang boleh diam di bukit-Mu yang kudus?…” apakah
kira-kira jawabannya terkait dengan gaya hidup kita? Tentu saja! Simak jawabnya
di ayat 2 hingga 5, “…2 Yaitu dia yang…” apa? “…berjalan dengan benar, yang melakukan apa yang benar, dan yang berbicara
sesuai isi hatinya yang benar, 3 yang tidak menyebarkan fitnah
dengan lidahnya, atau berbuat jahat kepada tetangganya, dan yang juga tidak menimpakan cela kepada temannya; 4 yang memandang hina orang yang keji, tetapi yang
menghormati mereka yang takut akan
TUHAN; yang bersumpah walaupun merugikan dirinya dan tidak ingkar…” artinya dia tidak ingkar janji, “…5 yang tidak meminjamkan uangnya dengan makan riba…” dengan
kata lain tidak mengenakan bunga tinggi “…dan tidak menerima suap melawan orang yang tak bersalah…” apakah
semua ini karakteristik gaya hidup? Tentu saja! Jadi siapa yang akan berdiri di
bukit kudus Allah? Mereka yang hidupnya seperti ini. Kemudian simak bagaimana
akhirnya, “…Siapa yang berlaku demikian,
tidak akan digeser selama-lamanya…”
Dengan
kata lain, apa cara lain mengatakan “tidak
akan digeser selamanya”? Dia akan “bertahan”, benar?
But this isn't the
only place where the question is asked. It's also found in Psalm 24:3. By the
way this Psalm 24 was sung when Jesus ascended to Heaven, and it will be sung
again when Jesus returns to Heaven with all the redeemed. Once again you'll
have the same scene that you had when Jesus ascended to Heaven, only this time
Jesus is not going to ascend to Heaven with the First Fruits, He's going to
ascend to Heaven with every person that received Him as Savior and Lord. So
notice the question, “3 Who may ascend into the hill of the Lord? Or who may stand in His holy place?...” notice once again, the ethical lifestyle, “…4 He who has clean hands and a pure
heart, who has not lifted up his soul to an idol, nor sworn deceitfully. 5 He shall receive blessing from the Lord, and righteousness from the God of his
salvation. 6 This is Jacob, the generation of those who seek Him, who
seek Your face.”
Tetapi bukan hanya di sini pertanyaan itu
ditanyakan. Dia juga ditemukan di Mazmur 24:3. Nah, Mazmur 24 dinyanyikan
ketika Yesus naik ke Surga, dan itu akan dinyanyikan lagi ketika Yesus kembali
ke Surga bersama semua orang tebusan. Sekali lagi akan terlihat adegan yang
sama ketika Yesus naik ke Surga, hanya saja kali ini Yesus tidak akan naik ke
Surga bersama Buah Sulung, Dia akan naik ke Surga bersama setiap manusia yang
telah menerimaNya sebagai Juruselamat dan Tuhan. Jadi simak pertanyaannya, “3 Siapakah yang
boleh naik ke atas bukit TUHAN? Atau siapakah
yang boleh berdiri di tempat-Nya yang kudus?…”
simak lagi, gaya hidup yang bermoral, “…4 Orang yang bersih tangannya dan murni hatinya, yang
tidak pernah menyerahkan dirinya kepada berhala, maupun yang
bersumpah palsu. 5 Dialah yang akan menerima berkat dari TUHAN dan pembenaran dari Allah yang menyelamatkan dia. 6
Inilah Yakub, angkatan orang-orang
yang mencari Dia, yang mencari
wajah-Mu."
And then after the question
and after describing what the people of God will be like to be able to stand in
God's holy place, then you have the procession into
Heaven, and that's found in verses 7 through 10. See, those who live this lifestyle are going
to ascend to Heaven. Notice verse 7, “7 Lift up your heads, O you gates! And be lifted
up, you everlasting doors! And the King of glory shall come in…” does that apply only to the return of Jesus to Heaven at His
ascension, or is Jesus going to ascend again with all of His people? He's going
to ascend again, right? This is going to be sung again. Verse 8, “…8 Who is this
King of glory? The Lord strong and mighty, the Lord
mighty
in battle…” has a battle just taken place? Have
you ever heard of the Battle of Armageddon? Who won the Battle of Armageddon?
God did, over the enemy. So now, “…The Lord strong and mighty, the Lord mighty in battle. 9 Lift up your heads, O you gates! Lift up, you
everlasting doors! And the King of glory shall come in. 10 Who is this King of glory? The Lord of hosts, He is the King of glory.” And so Jesus will
enter Heaven with all of the redeemed as this song is being sung. Is that going
to be a glorious moment? Yes.
But what kind of
lifestyle do God's people live? Did they overcome sin on the Day of Atonement?
They most certainly did!
Kemudian setelah pertanyaan itu dan setelah
menggambarkan seperti apa nantinya umat Allah yang akan bisa bertahan di tempat
kudus Allah, lalu ada arak-arakan ke Surga, dan itu ditemukan di ayat 7 hingga
10. Lihat, mereka yang memiliki gaya hidup seperti itu akan naik ke Surga.
Simak ayat 7, “7 ‘Angkatlah kepalamu, O, pintu-pintu
gerbang, dan terangkatlah kamu pintu-pintu yang abadi,
maka Raja Kemuliaan akan masuk.’…” apakah ini hanya berlaku saat Yesus
kembali ke Surga saat KenaikanNya, atau saat Yesus
akan naik lagi ke Surga bersama semua umatNya? Yesus akan naik lagi, benar?
Mazmur ini kan dinyanyikan lagi. Ayat 8, “…8
Siapakah Raja Kemuliaan ini? Tuhan yang kuat dan perkasa,
Tuhan yang hebat dalam peperangan…” apa baru saja terjadi peperangan?
Pernahkah kalian mendengar tentang Perang Harmagedon? Siapa yang memenangkan
Perang Harmagedon? Allah, mengalahkan musuhNya. Jadi sekarang, “…Tuhan yang kuat dan perkasa,
Tuhan yang hebat dalam peperangan. 9Angkatlah
kepalamu, O pintu-pintu gerbang! Angkatlah kamu pintu-pintu yang abadi! Dan
Raja Kemuliaan akan masuk. 10 Siapakah Raja Kemuliaan ini? Tuhan
bala tentara samawi, Dialah Raja Kemuliaan…” Jadi
Yesus akan masuk ke Surga bersama semua orang tebusan sementara mazmur ini
dinyanyikan. Apakah itu akan menjadi momen yang luar biasa indahnya? Ya.
Tetapi
gaya hidup seperti apa yang dihidupkan umat Allah? Apakah mereka sudah
mengalahkan dosa pada Hari Pendamaian? Tentu saja mereka sudah!
Now sometimes you
know we have these traditions that we pass along from generation to generation
in the Adventist Church, and one of those is that when Jesus comes He's going
to come with the Father. The Father's not going to come at the Second
Coming. The Father did not come to pick up Jesus, the Father's not
going to come to pick up God's people. He's not coming with Jesus. He's still
going to be in Heaven. You're going to have the same scene in Heaven. You're
going to have the Father sitting on His throne, you're going to have the
cherubim and seraphim in the midst of the throne, you're going to have the 24
elders there all waiting to welcome God's people back. And Jesus is going to
leave with the Heavenly hosts. Just like in chapter 4, Jesus and the Heavenly hosts are not
there in chapter 4. Jesus is going to come with all of His holy angels. He's
going to pick up His people and He's going to bring them back to Heaven, and the Father
is going to be waiting for us at the gates.
You say, “Really?”
Well, let's see if
Ellen White had this to say, and then we'll see if the Bible says it.
Nah,
terkadang kita punya tradisi yang kita turunkan dari generasi ke generasi di
gereja Advent, dan salah satunya ialah bahwa ketika Yesus datang Dia akan
datang bersama Bapa. Bapa
tidak akan datang saat Kedatangan Kedua. Bapa dulu tidak datang
menjemput Yesus, Bapa juga tidak akan datang menjemput umat Allah. Dia tidak
datang bersama Yesus. Dia masih tetap akan berada di Surga. Kita akan melihat
adegan yang sama di Surga, Bapa duduk di atas takhtaNya, kerubim dan serafim di
tengah-tengah takhta, ke-24 tua-tua hadir di sana, semua menunggu untuk
menyambut datangnya umat Allah. Dan Yesus yang akan pergi bersama balatentara
Surgawi. Persis seperti di pasal 4 Yesus dan balatentara
Surgawi tidak ada di pasal 4. Yesus akan datang bersama semua malaikat kudusNya.
Dia akan menjemput umatNya dan Dia akan membawa mereka kembali ke Surga. Dan Bapa akan menunggu kita di pintu
gerbang.
Kalian
berkata, “Masa?”
Nah, mari
kita lihat apakah Ellen White berkata demikian, dan apakah Alkitab berkata
demikian.
Bible Commentary Volume 7 page 950, “The sacrifice of our Savior has made ample provision for every repenting, believing soul. We are saved because God loves the purchase of the blood of Christ; and not only will He pardon the repentant sinner, not only will He permit him to
enter heaven, but He,
the Father of mercies, will
wait at the very gates of heaven to welcome us, to give
us an abundant entrance to the
mansions
of the
blest. Oh, what love,
what wondrous love the Father has shown in the gift of His Beloved Son for this fallen race! And this Sacrifice is a channel for the outflow of His infinite love, that all who believe on Jesus Christ may, like the prodigal
son, receive full and free restoration to
the favor of
Heaven.” So the Father will
be waiting at the gates to welcome God's
people home.
Bible Commentary Vol.7 hal. 950, “…Pengorbanan Juruselamat kita
telah mengadakan persediaan yang lebih
dari cukup bagi setiap orang yang bertobat dan percaya. Kita diselamatkan
karena Allah mengasihi apa yang telah ditebus oleh darah Kristus, dan bukan
saja Dia akan mengampuni orang berdosa yang telah bertobat, bukan saya Dia akan
mengizinkan orang itu masuk Surga, tetapi Dia, Bapa segala rahmat, akan
menunggu di pintu gerbang Surga untuk menerima kita, untuk memberi kita jalan
masuk selebar-lebarnya ke tempat-tempat tinggal orang-orang yang diberkati. Ah,
kasih yang luar biasa, betapa mengagumkannya kasih Bapa yang telah ditunjukkan
dalam mengaruniakan AnakNya yang dikasihiNya bagi bangsa yang sudah berdosa
ini! Dan Kurban ini adalah saluran pancaran kasihNya yang tidak terbatas,
sehingga semua yang percaya dalam Yesus Kristus boleh, seperti anak yang hilang
itu, menerima pemulihan yang penuh dan gratis kepada
kemurahan Surga.”
Jadi Bapa
akan menunggu di pintu gerbang untuk menyambut umat Allah pulang.
By the way this is biblical, in Acts chapter 3 we are told that He “shall send forth Jesus”, speaking
about the Father, He shall send forth Jesus at His Second Coming. The Father
isn't coming. Jesus does come in the glory of His Father because the glory of
Jesus is the glory of His Father. It's the brightness of His Father, in other words.
Nah, ini
alkitabiah, terdapat di Kisah pasal 3 (ayat 20) di mana
kita diberitahu bahwa Dia “akan mengutus Yesus”, bicara tentang Bapa, Dia akan
mengutus Yesus saat Kedatangan KeduaNya. Bapa tidak akan datang. Yesus akan
datang dengan kemuliaan BapaNya karena kemuliaan Yesus adalah kemuliaan
BapaNya. Itu adalah cahaya terang BapaNya, dengan kata lain.
Now this brings to
mind a parable of Jesus, the parable of the lost sheep. Remember that parable? You
know that parable, it applies to us, you
know, when one of the church members goes astray from the church, we should be
like the Good Shepherd, we should go and try and rescue them and bring them
back to church. But it has a much broader application. You see, the
ninety-nine that are safe in the fold represent the worlds that never sinned,
and by the way there are not 99 worlds, it's just a number that is used in the parable.
It's like there are not only 10 believers in the church, five wise and five
foolish, okay? So there are myriads of worlds that have never sinned, according
to the Spirit of Prophecy. So the sheep that are safe in the fold, that the
shepherd leaves safe in the fold are the worlds that never sinned. The one
sheep that went astray is this little tiny world. And the shepherd leaving the
safety of the ninety-nine to come to a dangerous world to rescue the lost sheep
represents Jesus leaving Heaven becoming incarnate, to come and rescue this
world that went astray in the midst of the universe of God. But you know, the
beautiful thing about this parable is that the shepherd finds the sheep, puts
the sheep on his shoulders, and then he brings the sheep back to his household
and he calls together a party at his household. He calls his neighbors and he
calls his friends, and he says, “Come I have found the sheep that I lost. The
sheep is within the fold again.” Do you
know what that celebration represents? It represents the time when Jesus has
rescued this world and He calls forth the entire universe to celebrate the
rescue of this world. The representatives of the worlds that never sinned, all
of the angelic hosts, will be present there when Jesus comes back with this
little world having rescued it from sin.
Nah, ini
mengingatkan kita kepada perumpamaan Yesus, perumpamaan domba yang hilang.
Ingat perumpamaan itu? Kalian tahu, perumpamaan tersebut,
itu diaplikasikan kepada kita ketika ada anggota gereja meninggalkan gereja,
kita harus seperti Gembala yang Baik, kita harus pergi dan berusaha
menyelamatkan mereka dan membawa mereka kembali ke gereja. Tetapi perumpamaan
ini memiliki aplikasi yang lebih luas. Kalian lihat, ke-99 domba yang aman dalam kandang melambangkan
dunia-dunia yang tidak pernah berdosa, dan ketahuilah bukan
berarti ada 99 dunia, itu hanya angka yang dipakai dalam perumpamaan tersebut.
Sama seperti tidak hanya ada 10 orang percaya dalam gereja, 5 yang bijak dan 5
yang bodoh, oke? Jadi ada banyak sekali dunia yang tidak pernah berbuat dosa
menurut Roh Nubuat. Jadi domba-domba yang aman dalam kandang yang ditinggalkan
si gembala dalam keadaan aman di kandang, adalah dunia-dunia yang tidak pernah
jatuh dalam dosa. Satu dombanya yang tersesat adalah dunia kecil ini. Dan
gembala yang meninggalkan kondisi aman ke-99 domba untuk datang ke dunia yang
berbahaya demi menyelamatkan domba yang hilang, melambangkan Yesus meninggalkan
Surga, menjadi manusia, untuk datang dan menyelamatkan dunia ini yang sudah
tersesat di tengah-tengah alam semesta Allah. Tetapi, kalian tahu, keindahan
perumpamaan ini ialah gembala itu berhasil menemukan domba itu, dia memanggul
domba itu di atas bahunya, kemudian dia membawa domba itu kembali pulang, dan
dia mengeluarkan undangan pesta di rumahnya. Dia memanggil tetangga-tetangganya,
dan dia memanggil teman-temannya, dan dia berkata, “Datanglah! Aku sudah
menemukan domba yang hilang. Domba itu sudah kembali di kandangnya.” Tahukah
kalian pesta itu melambangkan apa? Itu melambangkan saat ketika Yesus sudah
menyelamatkan dunia ini dan Dia memanggil seluruh alam semesta untuk merayakan
selamatnya dunia ini. Wakil-wakil dari dunia-dunia yang tidak pernah berdosa,
semua balatentara Surga, akan hadir di sana ketika Yesus kembali dengan dunia
kecil ini yang sudah diselamatkan dari dosa.
Ellen White has
this very interesting statement in the book The
Upward Look page 344, “Satan is constantly alluring away from faithfulness and thoroughness in the essential works of preparedness for the
great event that will try every man's soul. The
work
in the heavenly sanctuary is going forward. Jesus is cleansing the sanctuary. The
work on earth corresponds with the work in heaven. The heavenly angels are at work constantly to draw man, the living
agent, to
look to Jesus to contemplate and meditate upon Jesus that he may, in viewing the
perfection of
Christ, be impressed with the
imperfections of his own character .
. . This is the burden of the
message for this time.”
Ellen White
punya pernyataan ini yang sangat menarik di buku The Upward Look hal. 344, “…Setan terus-menerus memikat manusia dari
kesetiaan dan dedikasi pada pekerjaan penting sebagai persiapan menghadapi peristiwa
besar yang akan menguji setiap manusia. Pekerjaan di Bait Suci Surgawi sedang
berlangsung. Yesus sedang membersihkan Bait Suci. Pekerjaan di dunia harus
selaras dengan pekerjaan di Surga. Malaikat-malaikat Surgawi terus-menerus
bekerja untuk membuat manusia, agen yang hidup, agar memandang pada Yesus dan
merenungkan dan bermeditasi pada Yesus supaya dengan memandang kesempurnaan
Yesus, dia bisa menjadi sadar dengan ketidaksempurnaan karakternya sendiri… Inilah
bobot pekabaran untuk zaman ini.”
So what should we be doing now in the Day of Atonement? We should be
beholding whom? Jesus! What do we see when we behold Jesus? We see absolute sinless
purity and perfection. And then how do we see ourselves? Do you know why we see
ourselves pretty good? Because we compare ourselves with other people. See, I'm
not a drug addict. We look at other people and we will compare our perfection
with others, well, we come out pretty well. But when we have our eyes on Jesus,
it's a different story. We say like Isaiah, “Hey, I am undone for my eyes have
seen the King!” So what is the secret for hating sin and overcoming sin? It's
keeping our eyes on Jesus.
Turn your eyes upon Jesus
Look full in His wonderful face
And the things on earth will grow strangely dim
In the light of His glory and grace
Jadi apa
yang seharusnya kita lakukan sekarang di masa Hari Pendamaian? Kita harus
memandang siapa? Yesus! Apa yang kita lihat ketika kita memandang Yesus? Kita
melihat kemurnian mutlak tanpa dosa dan kesempurnaan. Kemudian bagaimana kita melihat diri kita sendiri?
Tahukah kalian mengapa kita melihat diri kita sendiri cukup baik? Karena kita
membandingkan diri kita dengan orang lain. Lihat, aku bukan seorang pecandu
narkoba. Kita memandang orang lain dan kita membandingkan
kesempurnaan kita dengan orang lain, maka hasilnya kita tampak cukup lumayan.
Tetapi bila kita fokus pada Yesus, itu cerita yang berbeda. Kita akan berkata
seperti Yesaya, “Wah, mati aku karena mataku telah memandang Sang Raja!” Jadi
apa rahasianya supaya membenci dosa dan mengalahkan dosa? Memfokuskan pandangan
kita pada Yesus.
Pandanglah
pada Yesus
Pandang wajahNya
yang indah
Isi dunia
menjadi suram
Dalam
sinar kemuliaanNya
That's why the apostle
Paul in 2 Corinthians 3:18 spoke these very wise words, this is the last verse in
our syllabus. “ 18 But we all, with
unveiled face, beholding as in a mirror the glory of the Lord…” what are we admiring? The glory of the Lord. What is the glory
of the Lord? His character, everything that He is. What happens when we behold
the glory of the Lord? are being…” what? “…transformed…” it doesn't happen overnight, the more we
behold Him the more we become like Him, but it doesn't just, you know, I behold Him for about an hour and then everything's
taken care of. No! I have to continue beholding Him.
And we’re beholding
through the study of the Word, don't we? And that's why Ellen White says, a
thoughtful hour each day meditating on the life of Christ, particularly the
closing scenes. And she says that power will flow from the cross of Christ. But
the thing is, when we're watching television, we're watching all this violence
and all this immorality, and everything, we come to reflect what we watch,
because we are what we allow to enter through our eyes and our ears. We are
physically what we put through our mouth. We are spiritually what we put
through our eyes and our ears, and the other senses as well, but mostly
our eyes and our ears. So the Apostle Paul says, that beholding the glory of the Lord we
“…are being transformed into the same image…” which image? The image of Jesus! And then it says,
“…from glory to glory…” See, this is a process “…just as…” and who does it? “…just as by…” what?
“…just as by the Spirit of the Lord.”
Itulah sebabnya rasul Paulus di 2 Korintus 3:18
mengucapkan kata-kata yang sangat bijak ini, ini adalah ayat terakhir dalam
silabus kita. “18 Tetapi kita
semua, dengan wajah yang tidak terhalang penutup, memandang kemuliaan Tuhan
seperti di cermin…” apa yang sedang kita pandang dengan
kagum? Kemuliaan Tuhan. Kemuliaan Tuhan itu apa? KarakterNya, seluruh Sosoknya.
Apa yang terjadi ketika kita memandang kemuliaan Tuhan? “…dan kita…” diapakan? “…diubahkan…” tidak terjadi hanya dalam satu malam.
Semakin kita memandangNya, semakin kita menjadi serupa denganNya, tetapi bukan
saya memandangNya hanya sekitar satu jam lalu segalanya jadi beres. Tidak! Saya harus terus-menerus
memandangNya. Dan kita memandang melalui mempelajari FirmanNya,
bukan? Dan itulah mengapa Ellen White berkata, setiap hari satu jam untuk
merenung dan memikirkan hidup Kristus, terutama adegan-adegan penutupnya. Dan
Ellen White berkata, maka kuasa akan mengalir dari salib. Tetapi masalahnya
ialah kalau kita menonton televisi, kita menonton semua kekerasan dan
imoralitas ini dan segalanya, kita memantulkan apa yang kita tonton, karena
kita adalah apa yang kita izinkan masuk melalui mata dan telinga kita. Secara fisik kita adalah apa
yang kita masukkan mulut kita. Secara spiritual kita adalah apa yang kita
masukkan melalui mata dan telinga kita dan indera-indera yang lain
juga, tapi terutama melalui mata dan telinga kita. Jadi rasul Paulus berkata,
bahwa dengan memandang kemuliaan Tuhan, “…kita
diubahkan menjadi gambar yang serupa…” gambar
yang mana? Gambar Yesus! Kemudian dikatakan, “…dari kemuliaan ke kemuliaan…” lihat,
ini adalah suatu proses, “…sama seperti…” siapa yang melakukannya? “…sama seperti oleh Roh Tuhan.”
Let me give you an
example in closing. I had a student in Colombia when I taught theology down there,
that was the best student I ever had. He would come to class with his notebook
and with his Bible and he would sit on the front row, and from the time the
class started till the time ended he had his eyes glued to the teacher and he
was taking notes and he was looking up the verses in the Bible, and he aced
practically every single class. Perfect. He wasn't absolutely perfect, but he
was the best student I ever had. Several years later I was preaching at a
certain location and a sister comes up to me and she says, “Do you know pastor
so-and-so?” She was talking about this individual that I taught.
I said, “Oh yes,
I know him very well.”
She says, “Well,
you know, you preached just like he does.”
I couldn't help but
smile. So I smiled and I said to her, I said, “Well, you know, that's
understandable because I had him in my class for three whole years, and he
always sat on the front row, and he always had his eyes glued on me.”
And she says, “Oh,
I'm sorry. I didn't know that.”
I said, “No reason
to apologize.”
You know, we had
him here in our studio just a couple of months ago, doing a series, and I sat
through most of his presentations, and you know it was like looking in a
mirror, the way he moves his arms, the way that he intones his voice you know,
it's just like I was seeing myself preaching up there. Why do you suppose that
happened? Simply by beholding we are changed, we become what we behold.
And so if we're
beholding Jesus we'll act like Jesus. If we are beholding worldly things, we
become like the world, we take the mold of the world. And so where should our
minds be focused in this period of history? What should we be doing on the Day
of Atonement? Yes, Jesus is cleansing the Most Holy Place from the sins that
have entered there, that have been repented of, and confessed, and you know,
people have had faith in Jesus the sins have all gone into the Sanctuary. But
at the same time through the power of the Holy Spirit we should be doing a
parallel work on earth. We should be reflecting on earth the wonderful,
beautiful character of Jesus Christ.
Saya akan
memberikan contoh sebagai penutup. Saya punya seorang mahasiswa di Columbia
ketika saya mengajar theologi di sana, dia adalah mahasiswa terbaik yang pernah
saya punya. Dia datang ke kelas dengan catatannya dan Alkitabnya dan dia duduk
di barisan depan, dan dari saat kelas mulai hingga berakhirnya, matanya terus
memandang dosen yang mengajar dan dia membuat catatan dan dia mencari ayat-ayat
di Alkitab, dan praktis dia menjuarai setiap kelas. Sempurna. Dia bukan
sempurna mutlak, tetapi dia adalah mahasiswa terbaik yang pernah saya punya.
Beberapa tahun kemudian saya berkhotbah di suatu tempat dan seorang perempuan
datang ke saya dan dia berkata, “Apakah Anda kenal pastor si anu?” Dia bicara
tentang orang yang pernah saya ajar itu.
Saya
berkata, “O, ya, saya kenal dia baik.”
Perempuan
itu berkata, “Nah, Anda kalau berkhotbah persis seperti dia.”
Saya
harus tersenyum. Jadi saya tersenyum dan saya katakan kepadanya, “Nah, Anda
tahu, itu bisa dimengerti karena dia duduk di kelas saya selama tiga tahun
penuh dan dia selalu duduk di barisan terdepan dan dia selalu memandang saya
lekat-lekat.”
Dan
perempuan itu berkata, “Oh, maaf. Saya tidak tahu.”
Kata saya,
“Tidak perlu minta maaf.”
Kalian
tahu, dua bulan lalu dia ada di studio kami ini membuat satu seri ceramah dan
saya ikut mendengarkan banyak dari presentasinya, dan kalian itu itu seperti
saya memandang ke cermin, caranya menggerakkan tangan, caranya mengintonasi
suaranya, kalian tahu, itu sepertinya saya melihat diri saya yang berkhotbah di
sana. Menurut kalian mengapa bisa begitu? Sederhana saja, dengan memandang kita diubahkan, kita menjadi sama dengan
apa yang kita pandang.
Karena
itu jika kita memandang Yesus, kita akan berperilaku seperti Yesus. Jika kita
memandang hal-hal duniawi, kita akan menjadi seperti dunia, kita mengikuti
cetakan dunia. Jadi ke mana seharusnya pikiran kita terfokus pada periode
sejarah sekarang ini? Apa yang seharusnya kita lakukan pada Hari Pendamaian?
Betul, Yesus sedang membersihkan Bilik Mahakudus dari dosa-dosa yang telah
masuk ke sana, yang sudah ditobati dan diakui, dan kalian tahu, orang-orang yang
beriman dalam Yesus dosa-dosa mereka semuanya sudah masuk ke dalam Bait Suci.
Tetapi pada waktu yang sama melalui kuasa Roh Kudus kita harus melakukan
pekerjaan yang paralel di bumi. Kita seharusnya memantulkan di bumi karakter
Yesus yang indah dan mengagumkan.
I end by reading Psalm
119:9-11. How do we overcome sin? “9 How can a young man cleanse his
way? By taking heed according to Your Word.10 With my whole heart I have sought You. Oh, let
me not wander from Your commandments!...” and then comes this
verse that we know very well, it's a key verse,
“…11 Your
Word…” who is the Word? The Word is Jesus, right? In person. But where
do we see Jesus? In the written Word, right? We see Jesus in the written Word, so hiding the written Word in the heart is hiding Jesus in the
heart. So we need to meditate on the Word. It says, “…11 Your Word I have hidden…” where? “…in my heart, that I
might not sin against You…" So we need to be
studying the Word, we need to be praying, communicating with Jesus, and we need
to be witnessing to others in this time of the great Day of Atonement.
May that be our
individual experience.
Saya mengakhiri dengan membacakan Mazmur 119:9-11.
Bagaimana kita bisa mengalahkan dosa? “9 Bagaimanakah
seorang muda boleh membersihkan jalannya? Dengan
berlaku hati-hati menurut Firman-Mu. 10 Dengan segenap hatiku aku telah mencari Engkau, janganlah biarkan aku
menyimpang dari perintah-perintah-Mu…” kemudian muncul ayat yang sangat kita
kenal, ayat kunci, “…11 Firman-Mu…” siapakah
Firman? Firman adalah Yesus, benar? Dalam bentuk Pribadi. Tetapi di mana kita
menemukan Yesus? Di dalam Firman yang tertulis, benar? Kita menemukan Yesus
dalam Firman yang tertulis, maka menyimpan Firman yang tertulis dalam hati
ialah menyimpan Yesus dalam hati. Jadi kita perlu merenungkan Firman.
Dikatakan, “…11 FirmanMu
telah kusimpan…” di mana? “…di dalam
hatiku, supaya aku jangan berdosa terhadap Engkau…” Jadi kita perlu mempelajari Firman,
kita perlu berdoa, berkomunkasi dengan Yesus, dan kita perlu bersaksi kepada
orang lain di masa Hari Pendamaian yang besar ini.
Semoga
itu menjadi pengalaman pribadi kita.
25 08 21
No comments:
Post a Comment