Pelajaran ini sudah pernah diposting tahun 2019 tetapi untuk melengkapi seri ini, saya posting ulang di sini.
_____THE HEBREW RELIGIOUS CALENDAR_____
Part 23/24 - Stephen Bohr
THE LUNISOLAR DECEPTION
https://www.youtube.com/watch?v=TF_F9xSpax8
Dibuka
dengan doa
What
I am going to share with you this afternoon is not all my own. At the beginning
of this class you were sent a book, and the book is called The Lunar Sabbath Conspiracy, written by Terry Heagy. We found out
about this book a few years ago when she sent us a complimentary copy, and
that’s been a real blessing because I don’t know of any other book that has
been written by an Adventist to face this idea that the Sabbath is supposed to
be kept according to a lunar calendar. So this book is the only one that I know
of. I am not even sure that the Biblical Research Institute has written
anything on this issue of the lunar Sabbath. Terry is a lay person, she’s, I
think she’s a stay-at-home Mom, but she has some friends that kept the Sabbath
according to the lunar calendar, and so she dedicated many, many hours ~
perhaps I would say days and months and perhaps years ~ to study this idea of
keeping the lunar Sabbath. And the result is this book that we sent to you at
the beginning of the class.
Apa
yang mau saya bagikan kalian petang ini bukan bahan saya sendiri. Pada awal
kelas ini kalian dikirimi sebuah buku, dan buku itu judulnya The Lunar Sabbath Conspiracy, tulisan Terry Heagy. Kami mengenal
buku ini beberapa tahun yang lalu ketika si penulis mengirim satu cetakan gratis, dan ternyata itu benar-benar suatu
berkat karena saya tidak tahu apakah ada buku lain yang pernah ditulis oleh
seorang Advent untuk menghadapi konsep bahwa Sabat itu harus dipelihara sesuai
penanggalan lunar. Jadi buku ini adalah satu-satunya yang saya tahu. Bahkan
saya tidak yakin apakah The Biblical Research Institute pernah menulis sesuatu
tentang isu Sabat lunar ini. Terry adalah orang awam, saya rasa dia adalah
seorang ibu rumah tangga, tetapi dia punya teman-teman yang memelihara hari Sabat
berdasarkan penanggalan lunar, maka dia mendedikasikan banyak, banyak waktu ~
mungkin bisa saya katakan berhari- hari dan berbulan-bulan dan barangkali
bertahun-tahun ~ untuk mempelajari konsep memelihara Sabat lunar ini. Dan
hasilnya ialah buku ini yang kami kirimkan kalian pada permulaan kelas ini.
What
I am going to do is, I am going to synthesize a lot of the material that she
has in her book, plus I have added a few thoughts of my own, but I thought it
would be a good idea at the beginning of the class to give credit where credit
is due. Of course ultimately truth belongs to God, but the human instrument
that God used is Terry Heagy. So, with that in mind, let’s go to our material
page 1 of 8 pages that we are going to study this afternoon. And basically I am
going to follow the material pretty closely and I trust that you’ll be able to
understand. I tried to simplify it as much as I could, the ~ oh, let’s see ~
the 100 and some pages, 150 pages I synthesized it in 8 pages, the most
important parts of the book, where I considered to be the most important parts.
Yang
akan saya lakukan ialah, saya akan merangkum banyak dari bahan yang ada di
dalam bukunya itu, plus saya menambahkan beberapa pemikiran saya sendiri.
Tetapi saya anggap baik pada awal kelas ini untuk memberikan penghargaan kepada
yang berhak menerimanya. Tentu saja sebenarnya kebenaran yang mutlak itu milik
Allah, namun manusia yang dipakai Allah sebagai alatNya ialah Terry Heagy. Maka
dengan mengingat hal ini, marilah kita ke bahan kita halaman 1 dari 8 halaman
yang akan kita pelajari petang ini. Dan pada dasarnya pembahasan ini mengikuti
bahan tersebut sedekat mungkin dan saya yakin kalian akan bisa memahaminya.
Saya telah mencoba menyederhanakan seratusan lebih halaman itu sebisanya ~ oh, 150 halaman itu dalam 8
halaman, bagian yang terpenting dari buku itu, yang saya anggap bagian-bagian
yang paling penting.
Now,
let’s talk first of all about what the lunisolar calendar is.
You
might be saying, lunisolar?
The
“luni” part is from the word “lunar” which means moon. And of course “solar”
means sun. So it’s a calendar that depends on the moon and on the sun.
Nah,
pertama-tama marilah kita bahas apakah penanggalan atau kalender lunisolar itu.
Kalian
mungkin berkata, lunisolar?
“Luni”
berasal dari kata “lunar” yang artinya bulan. Dan tentu saja “solar” berarti
matahari. Maka ini ialah suatu
kalender berdasarkan bulan dan matahari.
Now
the
first visible new moon which is known as the crescent moon, is the beginning
for certain Hebrew Feasts.
The
problem with this method of calculation is that on some days the moon might not be
visible and according to those who keep the Sabbath according to the moon,
the seven-day cycle of the Sabbath begins on that same day as the Feasts.
So
in other words the weekly Sabbath begins at the time of the crescent moon.
Thus,
the day
of the new moon or the crescent moon is also the first day of the Sabbath.
And
so according to them, the Sabbath should be kept the 1st, the 8th, the
15th, the 22nd, and the 29th of the month,
because the crescent moon will be the first, and then every 7th day
after the crescent moon, you observe the Sabbath.
Now
if you do it by the number of the day during the month, the Sabbath would fall on a different
day every week. Are you following me or not? It’s like your birthday.
Nah,
bulan baru yang pertama tampak,
yang dikenal dengan sebutan bulan sabit, merupakan awal dari Perayaan-perayaan Yahudi.
Masalah
dengan metode penghitungan ini ialah, ada
hari-hari di mana bulan
mungkin tidak terlihat, dan menurut mereka yang memelihara Sabat menurut bulan
ini, siklus Sabat tujuh hari dimulai pada hari yang sama dengan Perayaan-perayaan.
Jadi
dengan kata lain, Sabat mingguan
dimulai pada saat bulan sabit.
Maka,
hari bulan baru atau bulan sabit
juga adalah hari Sabat yang pertama.
Dan menurut mereka, Sabat itu harus
dipelihara pada hari ke-1, hari ke-8, hari ke-15, hari ke-22, dan hari ke-29
setiap bulannya, karena bulan sabit itu ialah hari yang
pertama, kemudian setiap hari ke-7
setelah bulan sabit itu, Sabat dipelihara.
Nah,
jika Sabat dipelihara sesuai angka tanggal setiap bulan, maka Sabat itu akan jatuh pada hari
yang berbeda setiap minggu. Apakah kalian bisa mengikuti atau
tidak? Itu sama seperti hari ulangtahun kita.
Now
continuing, thus the day of the new moon or the crescent moon is also the first 7th
day Sabbath of the month. And
then the 8th, the 15th, the 22nd, and the 29th
of the month are the succeeding seventh
day Sabbaths of that month. Thus, the Sabbath can fall on a different day of
the week every week. For this reason, the Sabbath is called ‘luni’
because the moon marks the day when the Sabbath is
to be kept, the new moon or the crescent moon, and it is ‘solar’ because the sun determines the
length of the day according to many lunisolar advocates, from
sunrise to sunrise!
So
you understand why it’s called “lunisolar”? “Luni” because it begins with the
first day of the month and it’s determined by the moon, the crescent moon; and
“solar” because the length of the day is determined by the sun which is 24
hours.
Lanjut,
maka hari bulan baru atau bulan sabit
juga adalah hari Sabat yang pertama dalam bulan itu. Kemudian
hari ke-8, ke-15, ke-22, dan ke-29 bulan tersebut adalah hari Sabat-sabat
berikutnya dalam bulan itu. Maka, hari Sabat bisa jatuh pada hari yang
berbeda-beda setiap minggu. Inilah alasannya Sabat ini dikatakan “luni” karena bulan yang dipakai
untuk menentukan di hari mana Sabat itu harus dipelihara, bulan
baru atau bulan sabit; dan
juga “solar” karena matahari menentukan panjangnya hari, yang menurut banyak
pendukung lunisolar, berlaku dari
matahari terbit hingga matahari terbit!
Jadi,
kalian paham mengapa ini disebut “lunisolar”? “Luni” karena dimulai pada hari
pertama bulan dan itu, ditentukan oleh bulan yaitu bulan sabit; dan “solar”
karena panjangnya hari ditentukan oleh matahari yaitu 24 jam.
Now,
there are problems with this Lunisolar Calendar. The lunar month has only 29 days and sometimes
it has 30 days, so obviously it is impossible for more than four complete weeks
to fit into the moon’s phases without having a day leftover, right? Because
four full weeks would be how many days? Would be 28 days. But the lunar
month has 29 and sometimes it has 30, so you have days leftover. So
what do Lunisolar advocates do with this?
Nah,
ada masalah dengan penanggalan lunisolar ini. Bulan lunar hanya memiliki 29
hari, dan terkadang 30 hari, maka jelas tidak mungkin ada lebih dari empat
minggu lengkap yang muat dalam fase-fase bulan itu tanpa meninggalkan hari yang
tersisa, betul? Karena empat minggu yang lengkap ialah berapa hari? 28 hari.
Tetapi bulan lunar punya 29 dan
terkadang 30 hari, jadi ada hari yang tersisa. Apa yang
dilakukan para pendukung lunisolar dengan masalah ini?
So,
according
to the lunisolar advocates, the week resets at the next New moon.
Therefore, we have two Sabbaths, one right after the other at the end of the month.
Feast-keepers call this a
‘long weekend’. So in other words if the last Sabbath of the month is on the 29th
of the month and the next crescent moon is on the 1st day of the
month, you
have a short period between one Sabbath and the other. Are you
following me or not? So they call this a “long weekend”.
Maka, menurut para pendukung lunisolar
ini, siklus satu minggu itu
diatur ulang atau direset saat bulan baru berikutnya. Oleh sebab itu akan ada dua Sabat yang satu mengikuti yang lain pada
akhir bulan. Para pemelihara Perayaan-perayaan
menamakan ini “weekend panjang”. Jadi dengan kata lain, jika Sabat yang
terakhir dalam bulan itu terjadi pada hari ke-29 di bulan itu, sementara bulan
sabit berikutnya terjadi pada hari pertama dari bulan itu, maka ada suatu periode yang singkat
antara satu Sabat dengan Sabat berikutnya. Apakah kalian
mengikuti saya atau tidak? Jadi mereka
menyebut ini “weekend panjang”.
But
it gets even more interesting! There is no mention in the Manna episode of two
Sabbaths coming one right after the other and the need for people to
pick up triple or quadruple quantities of bread for the “long weekend”.
Tapi
ini semakin menarik! Di
kisah tentang manna, tidak pernah disebutkan adanya dua Sabat yang terjadi
berurutan yang satu mengikuti yang lain, maupun keharusan
orang-orang untuk memungut jatah manna tiga kali lipat atau empat kali lipat
untuk periode “weekend panjang.”
Feast-keepers call the extra day at the end
of the month a “non day”. However, every day has
an evening and morning. If a day has an evening and morning, how can you say that it’s a “non-day”? Nowhere in
the Bible is there the slightest hint of such a thing as a non-day.
What would a person do on a non-day? Would they work, would they rest on a
non-day? The Bible is silent on this matter.
Para
pemelihara Perayaan-perayaan menamakan
hari yang lebih pada akhir
bulan itu “bukan-hari”. Tetapi
setiap hari memiliki satu petang dan satu pagi. Jika hari itu memiliki satu
petang dan satu pagi, bagaimana bisa dikatakan itu adalah “bukan-hari”? Di Alkitab tidak pernah
disinggung sedikit pun tentang sesuatu seperti “bukan-hari” ini.
Apa yang harus dilakukan orang pada saat “bukan-hari”? Apakah mereka harus
bekerja? Apakah mereka harus beristirahat pada “bukan-hari”? Alkitab bungkam
tentang hal ini.
There
is no such thing as the resetting of the
week with each new or crescent moon. God established a simple way of keeping
the Sabbath—every seventh day of the weekly cycle, was determined by the sun at
Creation. Thus, the sun, not the moon, determines the weekly recurrence of the Sabbath
and its length.
So
far so good?
Sama
sekali tidak ada pengaturan ulang dari siklus mingguan pada setiap bulan baru
atau bulan sabit. Pada saat Penciptaan Allah telah menentukan
cara yang sederhana untuk memelihara Sabat ~ setiap hari yang ketujuh dari
siklus mingguan, yang ditentukan oleh matahari. Dengan demikian, mataharilah dan bukan bulan yang
menentukan kapan Sabat mingguan itu terjadi
lagi dan lamanya berlangsung.
Sampai
di sini semuanya jelas?
A
critical question to ask is how can we know which day is number one during
Creation week if the moon determines the days of the week? God made the moon on the
fourth day, in the middle of the first week. The Bible describes the week as
six evenings and mornings with the Sabbath ending it, so where would the Lunar Sabbath fit into
that first week of Creation? There is no way of knowing the phase of the moon
when the moon was created and even if it was a crescent moon when it
was made on the fourth day of creation, the Sabbath could not have fallen on day one or on day eight of that
very first lunar month, because the moon comes into existence on the fourth
day. Do you understand what this is saying? It opens up a can of
worms.
Now,
the moon is not the foundation of Creation week; God created it to help define
the seasons of the year, and the difference of course between day and night.
Pertanyaan
kritis yang harus diajukan ialah, jika bulan yang menentukan hari-hari dalam
satu minggu bagaimana kita bisa tahu hari yang mana adalah hari pertama saat
Penciptaan? Allah
menciptakan bulan pada hari keempat, di tengah-tengah minggu yang pertama.
Alkitab menerangkan bahwa ada enam petang dan pagi dalam minggu tersebut, dan
Sabat yang menutupnya. Jadi di
mana Sabat lunar ini bisa masuk dalam minggu pertama Penciptaan?
Tidak ada cara untuk mengetahui
fase apa bulan itu pada saat bulan itu diciptakan, dan kalaupun
saat diciptakan pada hari keempat bulan
itu dalam fase bulan sabit, Sabat
tidak mungkin jatuh pada hari pertama atau hari ke-8 dari bulan lunar yang
pertama ini, karena bulan, baru ada
pada hari keempat. Apakah
kalian paham apa yang dikatakan di sini? “Solusi” ini justru menciptakan lebih banyak
keruwetan lagi.
Nah,
bulan bukanlah fondasi minggu Penciptaan. Allah menciptakan bulan untuk
membantu menentukan musim setiap tahun, dan tentunya untuk membedakan antara
siang dan malam.
Let’s
talk about the Feasts and the Lunisolar Calendar.
Those
who keep the Sabbath according to a lunar reckoning commit the same mistake as
the Feast-keepers.
They
argue in the following way: The observance of the Feasts depended on the moon,
the Sabbath is one of the Feasts and therefore we must determine the weekly
recurrence of the Sabbath by the moon as well. Are you understanding the
reasoning?
Marilah
kita membahas tentang Perayaan-perayaan dan penanggalan lunisolar.
Mereka
yang memelihara Sabat menurut perhitungan lunar membuat kesalahan yang sama
yang dilakukan para pemelihara Perayaan-perayaan.
Argumentasi
mereka ialah: Perayaan-perayaan dipelihara berdasarkan bulan. Karena Sabat
adalah salah satu Perayaan, maka kami harus menentukan siklus pengulangannya
menurut bulan juga. Apakah kalian paham alasan ini?
Now,
let me read you how it is described by the author of this book. “All the lunisolar arguments
seem to boil down to whether God tied the Sabbath to the same method as
calculating the Feasts by the moon, or if He set up a weekly cycle at Creation
for the Sabbath and preserved it to our day.” The Lunar
Sabbath Conspiracy, p. 151.
So
basically what we are saying is that their argument is based on the idea that
the Sabbath is one of the Feasts, and because the Feasts were determined by the
moon so the Sabbath must also be determined by the moon.
But
as we noticed in our last class, there is really a distinction between the Ceremonial Feast days and the seventh
day Sabbath. The Sabbath is to be kept besides the Feasts of the Lord.
Sekarang,
izinkan saya membacakan bagaimana penulis buku ini menjelaskannya. “Semua
argumentasi lunisolar tampaknya mengerucut ke pertanyaan, apakah Allah mengaitkan
Sabat ke cara yang sama seperti penghitungan Perayaan-perayaan berdasarkan
bulan, atau apakah pada saat Penciptaan Dia menentukan suatu siklus mingguan
untuk Sabat dan mempertahankannya hingga zaman kita.” The Lunar Sabbath Conspiracy, hal.
151.
Jadi
pada dasarnya apa yang dikatakan ialah, argumentasi mereka berdasarkan konsep
bahwa Sabat adalah salah satu Perayaan, dan karena Perayaan ditentukan oleh perhitungan
lunar, maka Sabat harus ditentukan oleh perhitungan lunar juga.
Tetapi
sebagaimana telah kita simak dalam kelas kita yang lalu, sesungguhnya ada suatu perbedaan yang jelas antara hari-hari
Perayaan Seremonial dengan Sabat Hari Ketujuh. Sabat ini harus dipelihara
terpisah dari Perayaan-perayaan Tuhan.
Now
we have evidence that Jesus did not keep a Lunar Sabbath. John
7:2 states that Jesus observed the Feast of Tabernacles in Jerusalem and the great
day of the Feast was the last day of its observance (John 7:37-39). Now, bear
with me on this.
The last day of the Feast
of Tabernacles falls on the 22nd of the Jewish month (Leviticus 23:36). So what day would be the day that Jesus was
there for the great day of the Feast where He said, “he who has thirst,
come to Me and drink”? That would be on the 22nd
day of the month, right?
Now,
according
to Feasts-keepers and also believers
in the lunisolar Sabbath, that day would be
what? It would be a Sabbath, remember the Sabbath is the 1st, the 8th,
the 15th, the 22nd, the 29th? So that must
have been on a Sabbath, that great day of the Feast.
But
there is a serious problem. And that is, that in the very next chapter we are told
that it was a Sabbath and Jesus had a controversy with those
individuals, with the Jewish religious leaders (John 8:2; 9:14, 15) because He
healed a man blind from birth from his blindness. So what day would have been
the Sabbath then? The great day of the Feast was the 22nd of the
month, we know that from
the Jewish calendar, and the next day was when Jesus healed the man born
blind. Then Jesus did not keep a lunar Sabbath. Are you with me or not?
Nah,
kita punya bukti bahwa Yesus
tidak memelihara Sabat lunar. Yohanes 7:2 menyatakan bahwa Yesus
merayakan Perayaan Tabernakel di Yerusalem, dan puncak perayaan tersebut adalah
hari perayaannya yang terakhir (Yohanes 7:37-39). Sekarang, dengarkan
baik-baik. Hari terakhir Perayaan
Tabernakel jatuh pada hari ke-22 bulan Yahudi (Imamat 23:36).
Maka, hari apa itu saat Yesus ada di sana untuk merayakan hari puncak perayaan
tersebut di mana Dia berkata, "Barangsiapa haus,
baiklah ia datang kepada-Ku dan minum!”? Itu tentunya pada hari ke-22 dari bulan
tersebut, betul?
Nah, menurut para pemelihara Perayaan-perayaan dan juga para
peyakin Sabat lunar, hari itu mestinya hari apa? Hari Sabat,
ingat, Sabat mereka ialah pada hari ke-1, ke-8, ke-15, ke-22, ke-29? Maka hari itu haruslah hari Sabat, hari
puncak Perayaan Tabernakel itu. Tetapi ada masalah besar. Dan itu ialah, di
pasal berikutnya, kita diberitahu hari
di pasal berikutnya itu yang Sabat di mana Yesus berselisih
dengan orang-orang, para pemuka Yahudi (Yohanes
8:2; 9:14, 15) karena Yesus telah menyembuhkan seorang yang buta sejak lahir
dari kebutaannya. Kalau begitu, hari mana yang sebenarnya hari Sabat? Kita tahu
dari penanggalan Yahudi bahwa puncak Perayaan Tabernakel itu ialah pada hari
ke-22 dari bulan itu, dan hari berikutnya ialah ketika Yesus menyembuhkan orang
yang buta sejak lahirnya. Berarti Yesus tidak memelihara Sabat lunar. Apakah
kalian paham?
Now,
let’s talk about the Seventy Weeks and Pentecost.
The prophecy of the 70
weeks works only with uninterrupted cycles of sevens. Would you agree with that? It won’t work if you have ‘non
days’ if you have “non years”, it’s not going to work. Applying the year-day principle you’d
have to have successive days in other words. There can be no “non-days” in the
formula. If a week was sometimes
eight or nine days as in the Lunar Sabbath theory, the cycle of seventy
sevens/eights/nines would not point us to what year? To the year 31 AD. This
prophecy of the Seventy Weeks works only with precise cycles of what? Of
sevens, that’s right.
Sekarang,
marilah kita bahas tentang nubuatan 70 minggu (Daniel 9:24) dan Pentakosta.
Nubuatan 70 minggu/70 sabat hanya bisa
berfungsi bila siklus-siklus tujuh harinya tidak terpotong. Apakah kalian setuju? Nubuatan 70 minggu
tidak berfungsi jika ada “bukan-hari”, jika ada “bukan-tahun”, nubuatan itu
tidak bisa berfungsi. Dengan kata lain, untuk
mengaplikasikan prinsip satu hari nubuatan sama dengan satu tahun literal maka
hari-harinya harus terjadi berurutan. Tidak bisa ada “bukan-hari” dalam rumus
penghitungannya. Jika dalam satu minggu terkadang ada delapan
atau sembilan hari seperti teori Sabat lunar, maka siklus 70 kali tujuh masa/delapan
masa/sembilan masa tidak akan tiba pada tahun berapa? Tahun 31 AD. Nubuatan 70
minggu ini hanya berfungsi dengan siklus berapa yang tepat? Siklus tujuh,
betul.
Furthermore,
the Feast of Pentecost will only work with continuous cycles of sevens as well.
You remember that Pentecost was determined by seven seventh and then the 50th day
was the day of Pentecost? So can you have “non-days” in that formula?
Absolutely not. You see, the prophecy of Pentecost makes the lunar Sabbath
theory untenable.
Israel
was to count seven consecutive seven-day weeks from the day after the Sabbath
of Unleavened Bread. After counting 49 days, they were to celebrate Pentecost
on the 50th day. This cycle would not work if there were non-days during the
month. Are we clear?
Lebih
jauh, Perayaan Pentakosta juga hanya bisa berfungsi dengan siklus tujuh yang
tak terputus. Kalian ingat Pentakosta ditentukan oleh tujuh kali tujuh hari
kemudian hari ke-50 adalah hari Pentakosta? Jadi, bisakah ada “bukan-hari”
dalam rumus itu? Sama sekali tidak. Kalian lihat, nubuatan Pentakosta membuat teori Sabat lunar gugur.
Orang
Israel harus menghitung tujuh kali berturut-turut mingguan tujuh hari, mulai
dari setelah hari Sabat Roti Tidak Beragi. Setelah menghitung 49 hari, mereka
harus merayakan Pentakosta pada hari ke-50. Siklus ini tidak bisa berfungsi
kalau ada “bukan-hari” dalam bulan itu. Apakah jelas?
Now,
the Lunar Sabbath supporters believe:
1. That the day is marked by the rising and setting of the sun.
Not all of them, but many
of them believe that the day begins at sunrise not at sunset.
Ellen White disagrees with
that, because Ellen White says that the day begins when? It begins at evening,
at sunset.
But at least they believe that the
day 24 hours is determined by the rising and the setting of the sun.
2. Those who believe in the lunisolar Sabbath, believe that the day begins with the
rising sun.
Ellen White disagrees with
that. She agrees that the day is 24 hours, is determined by the rising and setting sun, but she disagrees
that the day begins with the rising of the sun instead of the setting of the
sun.
3. Another point is the weekly
cycle began at Creation and is determined by the moon, not the sun.
Those who believe the
lunisolar Sabbath believe that.
Ellen White what?
Disagrees with that point of view.
4. Jesus could not have been crucified on Friday according to those who keep the lunar Sabbath, in the year
31 AD.
Ellen White disagrees. She
says that Christ was crucified on Friday, and she says that was in the year 31.
5. Finally, the crucifixion of Jesus according to
those who keep the lunar Sabbath, took place on a Wednesday, not on a
Friday.
The serious implication of
this is that Jesus did not rest in the grave the entire Sabbath day. Ellen
White strongly disagrees.
So
immediately you see a conflict between the writings of Ellen White and those
who believe in keeping a lunisolar Sabbath.
Nah,
pendukung Sabat lunar meyakini:
1. Bahwa hari itu ditentukan oleh terbit
dan terbenamnya matahari.
Banyak
dari mereka, walaupun tidak semuanya, meyakini bahwa hari itu dimulai saat
terbitnya matahari, bukan saat terbenamnya matahari.
Ellen
White tidak setuju dengan pendapat itu karena Ellen White berkata hari itu
dimulai kapan? Dimulai saat petang, saat matahari terbenam.
Tetapi,
sedikitnya mereka meyakini
bahwa ke-24 jam dalam sehari itu ditentukan oleh terbit dan terbenamnya
matahari.
2. Mereka yang meyakini Sabat lunisolar,
meyakini bahwa hari itu dimulai
saat terbitnya matahari.
Ellen
White tidak setuju dengan pendapat itu. Ellen White setuju bahwa satu hari itu
24 jam dan ditentukan oleh terbit dan terbenamnya matahari, namun dia tidak
setuju bahwa hari itu mulai saat terbitnya matahari dan bukan terbenamnya
matahari.
3. Point yang lain ialah siklus mingguan dimulai saat
Penciptaan dan ditentukan oleh bulan, bukan oleh matahari.
Mereka
yang meyakini Sabat lunisolar meyakini ini.
Bagaimana
Ellen White? Tidak setuju dengan pendapat tersebut.
4. Yesus tidak
mungkin disalibkan di tahun 31 AD pada hari Jumat menurut
mereka yang memelihara Sabat lunar.
Ellen
White tidak sependapat, dia berkata bahwa Kristus disalibkan pada hari Jumat
dan dia berkata itu terjadi di tahun 31 AD.
5. Akhirnya, menurut mereka yang memelihara
Sabat lunar, penyaliban Yesus
terjadi pada hari Rabu bukan pada hari Jumat.
Akibat
serius yang timbul dari pendapat ini ialah Yesus tidak beristirahat di dalam
kubur sepanjang hari Sabat. Ellen White sangat tidak sependapat.
Jadi
segera kita melihat adanya pertentangan antara tulisan Ellen White dengan
mereka yang meyakini pemeliharaan Sabat lunar.
As
can be seen, lunisolar advocates agree with Ellen White on some counts and
disagree with her on others. In this, they make a selective use of Ellen White
when she agrees with their lunisolar calendar.
Sebagaimana
yang kita lihat, para pendukung lunisolar sependapat dengan Ellen White dalam
beberapa hal dan tidak sependapat dengan Ellen White dalam hal-hal lain. Dengan
demikian mereka memakai Ellen White secara selektif, bila Ellen White
sependapat dengan penanggalan lunisolar mereka.
So,
what did Ellen White teach about the day, the week and the Sabbath? So now we
are going to examine what Ellen White believed about these time periods.
Many lunisolar Sabbath
keepers believe that the Sabbath begins at sunrise.
They explain away Ellen White’s clear comments to the contrary by admitting
that she did believe that Sabbath began at sunset but she simply did not have all
the light. Therefore, this becomes a matter of the reliability of Ellen White’s
inspiration. Notice her clear comments about when the day begins, not at
sunrise but at sunset, just like the Bible teaches. I want to read these
statements:
“At last Jesus was at rest. The long day of shame and torture
was ended. As the last rays of the setting sun
ushered in the Sabbath…” so when did the Sabbath
begin, at sunrise? No. She says, “…As the last rays of the setting sun ushered in the Sabbath the
Son of God lay in quietude in Joseph's tomb. His work completed, His hands
folded in peace, He rested through the sacred
hours of the Sabbath day.”
Is
that a clear statement of when the day begins? Absolutely. That’s The
Desire of Ages,
p. 769.
Jadi,
apa yang diajarkan Ellen White tentang hari, tentang satu minggu dan tentang
Sabat?
Maka
sekarang kita akan memeriksa apa yang diyakini Ellen White tentang
periode-periode waktu ini.
Banyak pemelihara Sabat lunisolar
meyakini bahwa Sabat mulai saat matahari terbit. Mereka
tidak mengindahkan komentar Ellen White yang jelas, dengan mengakui bahwa Ellen
White memang meyakini Sabat dimulai saat matahari terbenam, tetapi itu karena
Ellen White tidak memiliki seluruh terang. Karenanya, hal ini menyangkut ketepatan
inspirasi Ellen White. Perhatikan komentar Ellen White tentang kapan hari itu
dimulai, bukan saat matahari terbit melainkan saat matahari terbenam, sama
dengan yang diajarkan Alkitab. Saya akan membacakan pernyataan-pernyataan itu:
“Akhirnya Yesus beristirahat. Hari
yang panjang yang dipenuhi penghinaan dan penyiksaan berakhir. Saat sinar terakhir matahari yang terbenam mengantarkan
masuknya Sabat…” jadi kapan
Sabat dimulai? Saat matahari terbit? Tidak. Ellen White berkata,
“…Saat sinar terakhir matahari yang terbenam mengantarkan masuknya Sabat, Anak
Allah terbaring dengan tenang di kubur Yusuf. PekerjaanNya telah selesai,
tanganNya terlipat dalam damai, Dia beristirahat
selama jam-jam kudus hari Sabat.”
Ini kan pernyataan yang jelas tentang kapan hari
itu dimulai? Tepat sekali. Itu dari The Desire of Ages, hal. 769.
The Desire of Ages, p. 771. “The Sabbath was now drawing on, and it would
be a violation of its sanctity for the bodies to hang upon the cross. So, using
this as a pretext, the leading Jews requested Pilate that the death of the
victims might be hastened, and their bodies be removed…” when? “…before the
setting of the sun.”
Once
again it was urgent to bury Jesus before the setting of the sun so that His
body would be in the tomb, when? On the Sabbath.
The Desire of Ages, hal. 771, “Sabat
sekarang menjelang dan tubuh-tubuh yang masih tergantung di salib merupakan
pelanggaran kekudusannya. Maka, dengan alasan ini, para pemuka Yahudi memohon kepada Pilatus agar
kematian korban-korban itu boleh dipercepat dan tubuh-tubuh mereka
dipindahkan…” kapan? “…sebelum
matahari terbenam.”
Sekali
lagi, menguburkan Yesus sebelum matahari terbenam sudah mendesak supaya
tubuhNya boleh berada di dalam kubur, kapan? Pada hari Sabat.
Here’s
another one. This is The Desire of Ages, p. 774. “The women were last at the
cross, and last at the tomb of Christ. While the
evening shades were gathering, Mary Magdalene and the other Marys lingered
about the resting place of their Lord, shedding tears of sorrow over the fate
of Him whom they loved. And they returned and rested the Sabbath day according
to the commandment." (Luke 23:56).
So
the Sabbath begins while the evening shades were gathering.
So
those who believe in the lunisolar Sabbath
that the day begins at sunrise are in direct opposition to the writings
of Ellen While. She believed that it was at evening when the sun sets.
Ini
satu lagi. Ini dari The
Desire of Ages, hal. 774. “Orang-orang
perempuan adalah yang terakhir di dekat salib, dan yang terakhir di kubur
Kristus. Sementara tabir senja merapat, Maria
Magdalena dan Maria-Maria lainnya masih enggan
meninggalkan tempat persemayaman Tuhan mereka, sambil meneteskan air mata duka
atas nasib Dia yang mereka kasihi. Dan mereka pulang dan beristirahat pada hari
Sabat sesuai dengan Perintah Allah.” (Lukas 23:56)
Jadi
Sabat dimulai saat tabir senja merapat.
Maka
mereka yang meyakini Sabat lunisolar bahwa hari itu dimulai saat matahari
terbit merupakan kontradiksi langsung dengan tulisan Ellen White. Ellen White
meyakini itu petang hari saat matahari terbenam.
Another
thing that Ellen While believed is that the sun determines the length of the day.
And by the way, in this lunar-Sabbath-keepers agree that
the day is 24 hours long and it’s marked by the rising and setting of the sun. I’ve read these statements before but let me read
them once again.
“When the Lord declares that He made the world in six days and
rested on the seventh day, He means the day of twenty-four hours, which He has
marked off by the rising and setting of the sun.” Twenty four hours, the rising and setting of
the sun. That’s Testimonies to Ministers, p. 135.
Hal
lain yang diyakini Ellen White ialah matahari yang menentukan panjangnya hari.
Dan ketahuilah, dalam hal ini para pemelihara Sabat lunar setuju bahwa satu
hari itu 24 jam dan ditentukan oleh terbit dan terbenamnya matahari. Saya sudah
membacakan pernyataan-pernyataan ini tadi tetapi izinkan saya membacakan lagi.
“Ketika
Tuhan menyatakan bahwa Dia telah menciptakan dunia dalam enam hari dan berhenti
pada hari ketujuh, yang dimaksudNya ialah hari yang 24 jam, yang telah
ditentukanNya dengan terbit dan terbenamnya matahari.” Dua puluh
empat jam, terbit dan terbenamnya matahari. Itu dari Testimonies
to Ministers, hal. 135.
In
Selected
Messages, volume 3, p. 317, she wrote, “God
rested on the seventh day, and set it apart for man to observe in honor of His
creation of the heavens and the earth in six literal days. He blessed,
sanctified, and made holy the day of rest. When men are so careful to search
and dig to see in regard to the precise period of time, we are to say: ‘God
made His Sabbath for a round world and when the seventh day comes to us in that
round world, controlled by…” the moon that rules the night. Thank you very much, let’s
go back. “…When men are so careful to search and dig to see in regard to the
precise period of time, we are to say: ‘God made His Sabbath for a round world
and when the seventh day comes to us in that round world, controlled by the sun that rules the day, it is the time in all countries and lands
to observe the Sabbath. In the countries where there is no sunset for months,
and again no sunrise for months, the
period of time will be calculated by records kept. . . .’”
Di Selected Messages, volume 3, hal. 317,
Ellen White menulis, “Allah berhenti pada hari
ketujuh, dan memisahkannya untuk dipelihara manusia sebagai penghormatan pada
PenciptaanNya atas langit dan bumi selama enam hari literal. Allah memberkati,
menguduskan, dan menjadikan hari perhentian itu kudus. Bila manusia begitu
cermat mencari dan menggali untuk melihat mengenai periode waktu yang tepat,
kita harus berkata, ‘Allah telah menjadikan Sabat bagi dunia yang bulat dan
ketika hari yang ketujuh datang kepada kita di dunia yang bulat itu,
dikendalikan oleh…” bulan
yang memerintahkan malam… (suara-suara protes) Terima kasih banyak, mari kita
kembali, “…Bila manusia begitu cermat mencari dan menggali untuk melihat
mengenai periode waktu yang tepat, kita harus berkata, ‘Allah telah menjadikan
Sabat bagi dunia yang bulat dan ketika hari yang ketujuh datang kepada kita di
dunia yang bulat itu, dikendalikan oleh
matahari yang memerintahkan siang, itulah
waktunya di semua negara dan tempat untuk memelihara Sabat. Di negara-negara di
mana tidak ada matahari terbenam selama berbulan-bulan, dan juga tidak ada
matahari terbit selama berbulan-bulan, periode waktunya akan dihitung
menurut catatan yang ada.”
Here's
another one. Selected Messages, volume 3, p. 317, “The Lord accepts all the
obedience of every creature He has made, according to the circumstances of time
in the sun-rising and sun-setting world. The Sabbath was made for a round
world, and therefore obedience is required of the people that are in perfect
consistency with the Lord's created world.” --Letter
167, 1900.
Ini yang
lain. Selected Messages, volume 3, hal. 317. “…Tuhan
menerima kepatuhan setiap makhluk yang telah diciptakanNya, menurut kondisi
waktu di dunia di mana matahari terbit dan terbenam. Sabat diciptakan untuk dunia
yang bulat, karena itu kepatuhan diminta dari manusia yang dalam keserasian
yang sempurna dengan dunia yang diciptakan Tuhan.” --Letter 167, 1900.
And
one more, same Volume 3 of Selected Messages, pp. 318, 319,
she is writing to a certain sister, who is confused, “My sister, let not your faith
fail. We are to stand fast by our colors, the commandments of God and the faith
of Jesus. All those who hold the beginning of their confidence firm unto the
end will keep the Seventh-day Sabbath, which comes to us as marked by…” the moon, that’s not what she says,
“…which comes to us as marked by the sun. The fallacy of the day
line…” that’s
the international date line,
“…is a trap of Satan to discourage. I know what I am speaking about. Have faith
in God. Shine where you are, as a living stone in God's building.”
Dan satu lagi, Volume 3 yang sama dari Selected Messages, hal. 318, 319, Ellen Whtie menulis kepada seorang jemaat perempuan
yang bingung, “Saudaraku,
imanmu jangan goyah. Kita harus berdiri teguh menurut ciri khas kita, yaitu
Perintah-perintah Allah dan iman Yesus. Semua yang berpegang teguh pada iman
mula-mula mereka hingga akhir akan memelihara Sabat Hari Ketujuh, yang datang
kepada kita sebagaimana ditandai oleh…”
bulan, bukan itu
katanya, “…yang
datang kepada kita seabgaimana ditandai oleh matahari. Kesalahan batas hari…” maksudnya batas hari internasional, “…adalah jebakan Setan untuk
melemahkan. Saya tahu betul apa yang saya katakan. Percayalah kepada Allah.
Bersinarlah di mana kamu berada, sebagai batu yang hidup dalam bangunan Allah.”
So Ellen White first of all believed that the day is
marked by the rising and setting of the sun. She also believed that the sun
determines the length of the day, and also the sun determines the length of the
week, as we’ve noticed.
Jadi pertama Ellen White meyakini bahwa hari itu
ditentukan oleh terbit dan terbenamnya matahari. Dia juga meyakini bahwa
matahari yang menentukan panjangnya hari, dan matahari juga yang menentukan
panjangnya minggu, sebagaimana yang sudah kita simak.
And
now we’re going to notice that she believed that God established the weekly cycle of seven
days at Creation. Has the weekly cycle ever been broken? No. The weekly
cycle as far as we know has never been broken. Do you suppose God
would tell us to keep the Sabbath and then He would allow us to lose the weekly
cycle? God doesn’t operate that way. The
Jews have been keeping the same Sabbath for thousands of years. Jesus kept
the same Sabbath that we keep today, and Jesus was the Creator. So if
He kept the same Sabbath that we keep today, He was keeping the same Sabbath of
Creation because He made it. He would
not be keeping the wrong day.
Dan
sekarang kita akan melihat bahwa Ellen White meyakini Allah menentukan siklus mingguan tujuh hari saat
Penciptaan. Apakah siklus mingguan ini pernah terputus? Tidak.
Siklus mingguan sepanjang pengetahuan kita tidak
pernah terputus. Menurut kalian apakah Allah menyuruh kita
memelihara Sabat kemudian Dia mengizinkan kita kehilangan siklus mingguannya?
Allah tidak bekerja seperti itu. Orang-orang Yahudi telah memelihara Sabat yang
sama selama ribuan tahun. Yesus
memelihara Sabat yang sama yang kita pelihara sekarang, dan
Yesus itu Sang Pencipta. Jadi jika Yesus memelihara Sabat yang sama yang kita
pelihara sekarang, Yesus memelihara Sabat yang sama saat Penciptaan karena Dia
yang menciptakannya, Dia
pasti tidak akan memelihara hari yang salah.
Now,
let’s read these statements of Ellen White that God established the weekly
cycle of seven days at creation.
“Like the Sabbath, the week originated at creation, and it has
been preserved and brought down to us through Bible history. God Himself
measured off the first week as a sample for successive weeks to the close of
time….” So would the Sabbath today be the same Sabbath
at creation? Come on, folks, let’s not
start looking for all kinds of novel ideas when the Spirit of Prophecy is
crystal clear, and the Bible is too. She
continues writing, “…Like
every other, it consisted of seven literal days. Six days were employed in the
work of creation; upon the seventh, God rested, and He then blessed this day
and set it apart as a day of rest for man.” Patriarchs
and Prophets, p. 111.
So,
do you have successive weekly cycles
after this? So would the Sabbath recur on the seventh day from that point on?
It’s not rocket size, you don’t have to be king Solomon or Albert Einstein to
understand this. It’s crystal clear in the Bible and in the Spirit of Prophecy.
Sekarang
marilah membaca pernyataan-pernyataan Ellen White bahwa Allah menentukan siklus
mingguan tujuh hari saat Penciptaan.
“Seperti
Sabat, mingguan itu bermula saat Penciptaan dan itu dipertahankan dan
diturunkan kepada kita melalui sejarah Alkitab. Allah sendiri menakar dan memisahkan
minggu yang pertama sebagai contoh bagi minggu-minggu berikutnya hingga akhir
zaman…” Jadi apakah
Sabat sekarang sama dengan Sabat saat Penciptaan? Ayolah, Saudara-saudara, jangan mencari segala
macam ide cemerlang sementara Roh Nubuat sangat jelas, dan Alkitab juga. Ellen
White melanjutkan menulis, “…Sebagaimana minggu-minggu yang
lain, minggu yang pertama ini terdiri atas tujuh hari literal. Enam hari
dipakai untuk pekerjaan penciptaan. Pada hari ketujuh Allah berhenti, dan Allah
kemudian memberkati hari ini dan memisahkannya sebagai hari perhentian bagi
manusia.” Patriarchs and Prophets, hal.
111.
Jadi
apakah setelah ini ada siklus-siklus mingguan yang mengikutinya? Jadi apakah
Sabat akan terulang kembali setiap hari ketujuh sejak saat itu? Ini bukan hal
yang mahasulit, kita tidak perlu menjadi Raja Salomo atau Albert Einstein untuk memahami
ini. Sangat jelas di Alkitab dan di Roh Nubuat.
Spiritual Gifts, volume 2, p. 90. “I was
then carried back to the creation and was shown that the first week, in which
God performed the work of creation in six days and rested on the seventh day,
was just like every other week. The great God in His days of creation and day
of rest, measured off the first cycle as a sample for successive weeks till the
close of time. ‘These
are the generations of the heavens and of the earth when they were created.’ God gives us the productions of
His work at the close of each literal day. Each day was accounted of Him a
generation, because every day He generated or produced some new portion of His
work. On the seventh day of the first week God rested from His work, and then
blessed the day of His rest, and set it apart for the use of man. The weekly
cycle of seven literal days, six for labor, and the seventh for rest, which has
been preserved and brought down through Bible history, originated in the great
facts of the first seven days.”
Spiritual Gifts, volume 2, hal.
90. “Lalu
saya dibawa kembali ke saat Penciptaan dan ditunjukkan bahwa minggu yang
pertama di mana Allah bekerja mencipta selama enam hari dan berhenti pada hari
ketujuh, itu sama seperti minggu-minggu yang lain. Allah yang mahabesar di saat
hari-hari penciptaan dan hari perhentian, menakar dan memisahkan siklus yang
pertama sebagai pola bagi minggu-minggu berikutnya hingga akhir zaman. ‘Inilah
urut-urutan langit dan bumi saat mereka diciptakan.’ (Kejadian 2:4)
Allah memberi kita hasil produksi kerjaNya pada akhir setiap hari literal.
Setiap hari diperhitungkan oleh Allah sebagai satu urutan, karena setiap hari
Allah menghasilkan atau memproduksi suatu porsi yang baru. Pada hari yang
ketujuh dari minggu yang pertama itu Allah berhenti dari pekerjaanNya, lalu
memberkati hari perhentianNya, dan memisahkannya untuk dimanfaatkan manusia.
Siklus mingguan tujuh hari literal, enam hari untuk bekerja dan yang ketujuh
untuk perhentian, yang telah dipelihara dan diturunkan melalui sejarah Alkitab,
berasal dari fakta-fakta hebat
tujuh hari yang pertama.”
There’s
another interesting detail that proves that Ellen White believed that the
Sabbath was determined by the rising and setting sun for seven days, and then
on the seventh day, the sun rises and sets as well.
Ada
detail menarik lain yang membuktikan Ellen White meyakini bahwa Sabat
ditentukan oleh terbit dan terbenamnya matahari selama tujuh hari, kemudian
pada hari ketujuh, matahari terbit dan terbenam juga.
Ellen White uses interchangeably the word “Sabbath” and the word “Saturday”. Would that indicate that she believed that the Sabbath is a
Saturday that people mentioned today? Notice these statements:
Counsels on Health, p. 491, “When thinking men find that
our restaurants are closed on the Sabbath, they will make inquiries in regard
to the principles that lead us to close our doors on Saturday.” So Sabbath is Saturday, according to
this.
Notice Life Sketches, p. 95, “Elder Bates was resting upon
Saturday, the seventh day of the week…” oh, wait a minute so which day is the seventh
day of the week? It can be any day of the week, right? Of course not. “…Elder
Bates was resting upon Saturday, the seventh day of the week and he urged it
upon our attention as the true Sabbath…” So she uses “Saturday” and “Sabbath”
interchangeably.
Here’s
another statement, Manuscript Releases, volume 17, p. 79. “The temptation will come. If you keep the Sabbath, the very day
the fourth commandment has specified, you shall have to give up this source of
gain. You shall have to close your business on Saturday, the busiest and most
profitable day in the week. And when you hesitate to comply with a plain ‘Thus saith the Lord,’ because you will
lose profit and riches will not increase unto you, you continue in disobedience
to God and bow the knee to Satan as he tempted Christ to do.”
Ellen White memakai kata “Sabat” dan
kata “Sabtu” bergantian. Apakah
itu mengindikasikan bahwa dia meyakini Sabat itu yang sekarang disebut orang hari
Sabtu? Perhatikan pernyataan-pernyataan ini:
Counsels on Health, hal. 491, “Bila
manusia yang berpikir mendapati rumah-rumah makan kita tutup pada hari Sabat,
mereka akan mencari tahu mengenai prinsip-prinsip yang membuat kita menutup
pintu kita pada hari Sabtu.” Jadi Sabat itu hari Sabtu, menurut ini.
Perhatikan Life Sketches, hal. 95, “Ketua
Bates sedang beristirahat di hari Sabtu, hari ketujuh dari minggu itu…” Oh, tunggu
sebentar, jadi hari mana hari ketujuh dari satu minggu? Apakah bisa hari apa
saja, betul? Tentu saja tidak. “Ketua Bates sedang beristirahat
di hari Sabtu, hari ketujuh dari minggu itu, dan dia mengarahkan untuk kita
perhatikan sebagai Sabat yang benar…” Jadi Ellen
White memakai “Sabtu” dan “Sabat” bergantian.
Ini pernyataan yang lain, Manuscript
Releases, volume 17, hal. 79,
“Pencobaan akan datang. Jika kamu memelihara Sabat, yaitu hari
yang disebutkan di perintah keempat, kamu harus berhenti dari sumber
penghasilan ini. Kamu harus menutup usahamu pada hari Sabtu, hari yang paling
sibuk dan paling menguntungkan dalam seminggu. Dan bilamana kamu ragu-ragu menuruti
‘demikianlah sabda Allah’ yang
sederhana, karena akibatnya kamu akan kehilangan laba dan kekayaanmu tidak akan
bertambah, kamu berlanjut tidak patuh kepada Allah dan bertekuklutut kepada
Setan sebagaimana dia telah mencobai Kristus untuk berbuat.”
Was
Ellen White clear about which day is the
Sabbath? Is it the 1st, the 8th, the 15th, the
22nd, and the 29th of the month determined by the moon?
Listen, if you are keeping those Sabbaths you’re just as guilty as the Roman
Catholic church because you’re keeping the wrong Sabbath. That’s serious.
Apakah
Ellen White jelas mengenai hari mana yang hari Sabat? Apakah hari ke-1, ke-8,
ke-15, ke-22, dan ke-29 setiap bulan ditentukan oleh kalender bulan? Dengarkan,
jika kalian memelihara Sabat-sabat itu, kalian sama bersalahnya seperti gereja
Roma Katolik karena kalian memelihara Sabat yang salah. Itu serius.
Now,
another thing that Ellen White underlined is that the crucifixion took place in
the year 31 AD. Lunar-Sabbath observers believe the same thing, but they
believe that Jesus was crucified on Wednesday of the year 31. Ellen White
believed that Christ was crucified on Friday of the year 31. Notice this clear
statement from Ellen White on the year 31.
“Then, said the angel, ‘He shall confirm the covenant with many for one week…”
she is quoting actually from Daniel. “…For
seven years after the Savior entered on His ministry, the gospel was to be
preached especially to the Jews; for three and a half years by Christ Himself;
and afterward by the apostles.
‘In the midst of the week He shall cause the sacrifice and the oblation to
cease…" once again she is quoting Daniel 9:27. And then she remarks, “…In the spring of AD 31, Christ
the true sacrifice was offered on Calvary. Then the veil of the temple was rent
in twain, showing that the sacredness and significance of the sacrificial
service had departed. The time had come for the earthly sacrifice and oblation
to cease.” The Desire of Ages, p. 233.
Sekarang,
hal lain yang digarisbawahi Ellen White ialah bahwa penyaliban terjadi pada
tahun 31AD. Pemelihara Sabat Lunar meyakini
hal yang sama, tetapi mereka meyakini Yesus disalibkan pada hari Rabu di tahun
31. Ellen White meyakini bahwa Kristus disalibkan pada hari Jumat tahun 31.
Perhatikan pernyataan yang jelas dari Ellen White mengenai tahun 31.
“Lalu
kata malaikat itu, ‘lalu Pangeran itu akan meneguhkan perjanjian dengan banyak orang selama satu kali
tujuh masa (= satu minggu)...” Ellen White sedang mengutip dari
Daniel. “…selama tujuh tahun
setelah Juruselamat memulai pelayananNya, Injil harus disampaikan terutama kepada
orang-orang Yahudi; tiga setengah tahun oleh Kristus sendiri, kemudian
diteruskan oleh para rasul. ‘Pada pertengahan tujuh masa itu ( 7 masa/7 tahun literal = 1 minggu nubuatan;
1 hari nubuatan = 1 tahun literal, 1 minggu nubuatan = 7 tahun literal) Ia
akan menghentikan korban sembelihan dan korban persembahan…’”
sekali lagi Ellen White mengutip Daniel 9:27. Lalu dia
memberi komen, “…Di musim semi tahun 31AD, Kristus, kurban
yang sejati dipersembahkan di Kalvari. Lalu tabir Bait Suci cabik menjadi dua,
menunjukkn bahwa kekudusan dan makna pelayanan kurban persembahan telah dicabut.
Saatnya telah tiba bagi kurban sembelihan dan kurban persembahan duniawi
berakhir.” The
Desire of Ages, hal. 233.
Ellen
White also states that in the year 31, Christ was crucified on a Friday.
Those
who observe a lunar-Sabbath say that He was crucified on a Wednesday. And it’s interesting
to notice what two Lunisolar advocates wrote.
Notice
this, “Babylon,
that huge monolith of mystery, intrigue, deception and paganism, is
precariously balanced on one little lie: that Christ was crucified on a Friday and
resurrected on a Sunday.” (quoted in The
Lunar Sabbath Conspiracy,
p. 108). That is a serious accusation. They are not only saying that
Ellen White is a liar, they are basically saying that the Sabbath kept by the
Adventists is Babylonian. In other words, that SDA church would be Babylon.
Ellen
White juga menyatakan bahwa di tahun 31, Kristus disalibkan pada hari Jumat.
Mereka
yang memelihara Sabat lunar mengatakan bahwa Kristus disalibkan pada hari Rabu.
Dan menarik melihat apa yang ditulis oleh dua orang pendukung lunisolar. Simak
ini, “Babilon, tugu raksasa yang penuh misteri, intrik, penipuan, dan
paganisme itu sedang bertumpu dengan sangat berbahaya di atas satu kebohongan
kecil: bahwa Kristus disalibkan pada hari Jumat dan bangkit pada hari Minggu.” (dikutip dari The
Lunar Sabbath Conspiracy,
hal. 108).
Itu adalah
tuduhan yang serius. Mereka bukan saja mengatakan bahwa Ellen White itu seorang
pembohong, tapi pada dasarnya mereka berkata bahwa Sabat yang dipelihara oleh
orang Advent itu bersifat Babilon, dengan kata lain gereja MAHK itu Babilon.
Notice
this clear statement from Ellen White in Testimonies to Ministers pp. 61,
62. This is how it reads:
“The fallen denominational churches are Babylon. Babylon has been fostering
poisonous doctrines, the wine of error. This wine of error is made up of false
doctrines, such as the natural immortality of the soul, the eternal torment of
the wicked, the denial of the pre-existence of Christ prior to His birth in
Bethlehem, and advocating and exalting the first day of the week above God's
holy and sanctified day. These and kindred errors are presented to the world by
the various churches, and thus the Scriptures are fulfilled that say, 'For all nations have drunk of
the wine of the wrath of her fornication.' It is a wrath which is created by false doctrines, and when
kings and presidents drink this wine of the wrath of her fornication, they are
stirred with anger against those who will not come into harmony with the false
and satanic heresies which exalt the false sabbath, and lead men to trample
underfoot God's memorial.”
Simak
pernyataan jelas ini dari Ellen White di Testimonies to Ministers hal. 61, 62. Beginilah bunyinya: “Denominasi-denominasi
gereja murtad itulah Babilon. Babilon telah mengembangkan doktrin-doktrin
beracun, anggur kesalahan. Anggur kesalahan ini terdiri atas doktrin-doktrin palsu, misalnya konsep kebakaan jiwa secara alami, penyiksaan
kekal orang-orang jahat, penolakan atas eksistensi Kristus sebelum kelahiranNya
di Betlehem, dan meninggikan serta mendukung hari pertama tiap minggu di atas hari yang telah dikuduskan Allah yang suci.
Kesalahan-kesalahan ini dan sejenisnya, disodorkan kepada dunia oleh
bermacam-macam gereja, dengan demikian tergenapilah Firman Allah yang
berkata, ‘segala bangsa minum dari anggur murka hawa nafsu cabulnya.’ (Wah.14:8).
Itulah murka yang diciptakan oleh doktrin-doktrin palsu, dan ketika para raja
dan presiden minum anggur murka percabulannya itu, amarah mereka pun
dibangkitkan terhadap orang-orang yang tidak mau mengikuti kepalsuan dan
kemurtadan Setan yang meninggikan sabat yang palsu, dan mengajak manusia untuk
menginjak-injak tanda peringatan Allah.”
So
what are we saying here? If the
lunisolar advocates say that “Babylon,
that huge monolith of mystery, intrigue, deception and paganism, is
precariously balanced on one little lie: that Christ was crucified on a Friday
and resurrected on a Sunday”, you would have to say
that the SDA church is Babylon. It’s that simple. It is a serious matter to
accuse God’s remnant church of drinking and giving the wine of Babylon to the
nations.
Ellen
White wrote the following, “Those
who receive the Testimonies as the message of God will be helped and blessed
thereby; but those who take them in…” what? “…in
parts, simply to support some theory or idea of their own, to vindicate
themselves in a course of error, will not be blessed and benefited by what they
teach. To claim that the Seventh-day Adventist Church is Babylon, is to make
the same claim as does Satan, who is an accuser of the brethren, who accuses
them before God night and day.” (Testimonies to
Ministers, p. 42).
So
it is a serious matter what the lunisolar advocates wrote.
Jadi
apa yang dibicarakan di sini? Jika para pendukung lunisolar berkata, “Babilon,
tugu raksasa yang penuh misteri, intrik, penipuan, dan paganisme itu sedang
bertumpu dengan sangat berbahaya di atas satu kebohongan kecil: bahwa Kristus
disalibkan pada hari Jumat dan bangkit pada hari Minggu”, berarti itu mengatakan gereja MAHK itu
Babilon, sesederhana itu. Menuduh gereja Allah yang sisa telah minum dan
membagikan anggur Babilon kepada bangsa-bangsa, itu hal
yang serius.
Ellen
White menulis yang berikut, “Mereka yang menerima
kesaksian-kesaksian (= tulisan Roh Nubuat) sebagai pekabaran dari Allah, akan mendapatkan pertolongan dan
berkat darinya, tetapi mereka yang menerima kesaksian-kesaksian itu…” bagaimana? “…sebagian-sebagian,
sekadar mendukung beberapa teori atau konsep mereka sendiri, untuk membenarkan
mereka dalam kesalahan mereka, tidak akan diberkati maupun mendapatkan manfaat
dari apa yang mereka ajarkan. Menuduh GMAHK sebagai Babilon, itu sama dengan
tuduhan yang dibuat Setan, yang memang adalah pendakwa saudara-saudara, yang
mendakwa mereka di hadapan Allah siang dan malam.” (Testimonies to Ministers, hal. 42).
Jadi apa yang ditulis oleh para pendukung lunisolar
itu adalah hal yang serius.
Most lunisolar advocates say that they believe in the Spirit of Prophecy but they claim
that Ellen White was wrong in some of her statements because she did not have
all the light. Are they not attempting to sustain a theory by a partial and selective
use of the Spirit of Prophecy when it is convenient to their theory?
Ellen White was explicit that Jesus died on Friday, rested in the tomb on
Sabbath and resurrected on Sunday. And of course we already studied the reason
why it is important for Jesus to have rested in the tomb all day Sabbath that
includes every second of the Sabbath? It was necessary for Jesus to rest the whole day like He had
rested the whole day at Creation. If you don’t believe that you destroy the
meaning of the Sabbath in Redemption.
Kebanyakan pendukung lunisolar berkata mereka mempercayai Roh Nubuat
tetapi mereka mengklaim bahwa Ellen White salah dalam beberapa pernyataannya
karena dia tidak memiliki seluruh terangnya. Apakah mereka tidak berusaha membenarkan satu teori dengan
memakai Roh Nubuat secara parsial dan selektif, jika itu cocok dengan teori
mereka? Ellen White sangat jelas bahwa Yesus mati pada hari
Jumat, beristirahat di dalam kubur pada Sabat dan bangkit pada hari Minggu. Dan
kita sudah mempelajari alasannya mengapa penting bagi Yesus untuk beristirahat
di dalam kubur sepanjang hari Sabat, dan itu termasuk setiap sekon dari hari
Sabat itu. Yesus harus beristirahat
sepanjang hari itu sebagaimana Dia telah beristirahat sepanjang hari saat
Penciptaan. Jika kita tidak meyakini itu, kita merusak makna Sabat dalam
Penebusan.
Ellen
White has two statements here that I have included. One of them is in this
book, the other one is another statement. I want to read only the second one.
It
comes from The Story of Jesus pg.157.
“The Savior was buried on Friday, the sixth day of the week…” in case you did not understand what day Friday was, she makes it
explicit: the sixth day of the week. “…The
Savior was buried on Friday, the sixth day of the week. The women prepared spices
and ointments with which to embalm their Lord, and laid them aside, until the
Sabbath was past…” So what day was Jesus crucified? Friday,
right? The sixth day of the week. So what was the next day after that? Sabbath,
the seventh day. She continues writing, “…Not even the work of embalming the body of Jesus would they do
upon the Sabbath day. And when the Sabbath was past, very early in the morning
the first day of the week…” so when did Jesus
resurrect? The first day of the
week. “…they came unto the sepulcher at the rising of the sun." (
Mark 16:1, 2).
So
the Spirit of Prophecy is clear. Friday crucifixion, rest in the tomb on
Sabbath, and resurrection on Sunday, the first day of the week.
Ada
dua pernyataan Ellen White yang saya masukkan di sini. Yang satu ada di dalam
buku ini, yang satunya itu pernyataan yang lain. Saya hanya akan membacakan
yang kedua.
Itu
berasal dari The Story of Jesus hal.157.
“Juruselamat dikuburkan pada hari Jumat, hari
keenam dalam minggu itu…” sekiranya
ada yang tidak paham Jumat itu hari apa, Ellen White membuatnya jelas: hari
keenam dalam minggu itu. “…Juruselamat
dikuburkan pada hari Jumat, hari keenam dalam minggu itu. Perempuan-perempuan
menyiapkan rempah-rempah dan minyak-minyak untuk membalur Tuhan mereka, lalu
menyisihkannya hingga nanti setelah Sabat berlalu…” Jadi
pada hari apa Yesus disalibkan? Jumat, betul? Hari keenam dalam satu minggu. Jadi,
hari berikutnya itu hari apa? Sabat, hari ketujuh. Ellen White melanjutkan
menulis, “…Bahkan pekerjaan merempahi jasad Yesus pun tidak mereka
lakukan pada hari Sabat. Dan ketika Sabat sudah berlalu, pagi sekali pada hari
pertama minggu itu…” Jadi
kapan Yesus bangkit? Hari pertama dari minggu itu, “…mereka datang ke kubur saat matahari
terbit.” (Markus 16:1,2)
Jadi
Roh Nubuat itu jelas. Jumat penyalibannya, beristirahat di dalam kubur pada
Sabat, dan kebangkitan pada hari Minggu hari pertama dalam minggu itu.
You
know the people who keep the lunar Sabbath they have a good motivation. But
good motivations do not make good scholarship.
Their motivation is, that if you can get rid of the Sunday resurrection,
Christians have no reason to keep Sunday in honor of the resurrection. But you
have to be very careful about these types of arguments. We noted in one of our
previous classes that the reason why Jesus resurrected on Sunday is because He has
to rest in the tomb on Sabbath. So if He had to rest in the tomb all day
Sabbath what day would you expect Him to resurrect? The very next day. But it’s
not because the first day was important, it’s because the previous day was
important, He had to rest in the tomb in
Redemption as He had rested in Creation.
Tahukah
kalian mereka yang memelihara Sabat lunar, mereka punya motivasi yang baik.
Tetapi motivasi yang baik tidak berarti pelajaran yang baik. Motivasi mereka
ialah, jika mereka bisa menyingkirkan kebangkitan hari Minggu, orang-orang
Kristen tidak punya alasan untuk memelihara hari Minggu sebagai penghormatan
atas kebangkitan. Tetapi kita harus sangat berhati-hati dengan argumentasi
semacam ini. Kita telah menyimak dalam salah satu kelas kita yang lalu, bahwa
alasan mengapa Yesus bangkit pada hari Minggu ialah karena Dia harus beristirahat
di dalam kubur pada hari Sabat. Maka, jika Dia harus beristirahat dalam kubur
sepanjang hari Sabat, kapan seharusnya Dia bangkit? Hari berikutnya. Namun itu
bukan karena hari pertama itu yang penting, tetapi karena hari sebelumnya yang
penting, Dia harus beristirahat di dalam
kubur saat Penebusan sebagaimana Dia beristirahat saat Penciptaan.
However,
those who keep the lunar Sabbath say that there is a serious problem with a
Friday crucifixion. They say, how could the crucifixion had taken place on
Friday when the United States Naval Observatory states that the full moon in the
year 31 AD fell on Wednesday? Was Ellen White wrong when she stated
that the crucifixion took place on Friday? And if Ellen White was right, was
the Naval Observatory wrong? It bears asking.
Lunisolar
advocates claim to have an iron clad argument here. They claim that if the
crucifixion were on a Friday, then the crucifixion would have been in the year
33AD. See, we have to go all the way to
the year
33 in order for it to be a Friday crucifixion. However, that date does not work
because the beginning date of 457 BC for the 70 weeks prophecy is well rooted
in history, and the year 33 AD
would take us beyond the “middle of the last week”.
Are
you understanding my point?
Besides,
we would have to move the 1844 date to 1846, which would impugn the Advent
movement and the reliability of the Spirit of Prophecy. Lunisolar advocates see only
one solution to the problem: The
crucifixion took place at evening on a Wednesday and the resurrection took
place at evening on a Sabbath. However, the proposed solution still
creates a problem because it still impugns the reliability of the Spirit of
Prophecy.
Namun,
mereka yang memelihara Sabat lunar mengatakan ada masalah serius dengan penyaliban
pada hari Jumat. Mereka berkata, bagaimana penyaliban bisa terjadi pada hari
Jumat, padahal Observatori Maritim
Amerika Serikat menyatakan bahwa di tahun 31 AD, bulan purnama jatuh pada hari
Rabu? Apakah Ellen White salah ketika dia menyatakan bahwa
penyaliban terjadi pada hari Jumat? Dan jika Ellen White yang benar, apakah
Observatori Maritim Amerika Serikat yang salah? Ini harus dipertanyakan.
Pendukung Lunisolar mengklaim mereka punya argumentasi yang tidak terbantahkan
di sini. Mereka mengklaim bahwa jika penyaliban terjadi pada hari Jumat, maka
penyaliban itu harus terjadi di tahun 33AD. Lihat, kita harus pergi ke tahun 33
untuk mendapatkan penyaliban di hari Jumat. Namun, tanggal itu tidak cocok
karena penghitungan awal
nubuatan 70 Sabat (70 Minggu) di tahun 457 BC sudah sangat berakar dalam sejarah, dan tahun
33AD akan membawa kita melampaui “pertengahan tujuh masa itu”
(tujuh masa = tujuh tahun ~ Dan 9:27). Apakah
kalian paham poin saya?
Selain
itu, kita harus memindahkan tahun 1844 ke 1846 yang akan melemahkan gerakan
Advent dan ketepatan Roh Nubuat. Pendukung
Lunisolar hanya melihat satu solusi untuk problem ini: Penyaliban terjadi pada petang
hari Rabu dan kebangkitan terjadi pada petang hari Sabat. Namun
demikian, solusi yang diberikan ini masih menimbulkan masalah karena itu masih
melemahkan ketepatan Roh Nubuat.
There
is another probable solution to the problem. According to Ellen White ~ this is
found in this book by the way, very perceptive comment ~ according to Ellen White, Jesus
arrived in the home of Lazarus in Bethany six days before the Passover. Six
days would take us from Friday evening to Wednesday evening using our reckoning
of days ~ because she says He arrived just before the beginning of the Sabbath,
okay? So six days would take us in our way of reckoning days from Friday
evening to when? To Wednesday evening.
However,
in
biblical terms Friday evening is really what? Sabbath evening. So the six
days begin on Sabbath evening and end when?
On Thursday evening. Are you with me or not? See, we are reckoning
according to the biblical reckoning, the evening comes before the morning.
Ellen
White in The Desire of Ages pg 557 writes, “The
Savior had reached Bethany only six days before the Passover, and according to
His custom had sought rest at the home of Lazarus. The crowds of travelers who
passed on to the city spread the tidings that He was on His way to Jerusalem,
and that He would rest over the Sabbath at Bethany.”
So now we know that He arrived Friday evening according to our reckoning.
Now,
so according to our calculation of days, six days would take us to what night?
Would take us to Wednesday evening as the first day of the Full Moon.
Therefore, if the Passover and the Full Moon occurred on the same day, it would
appear that the Naval Observatory was correct and Ellen White was wrong.
Ada
solusi lain yang mungkin pas untuk masalah itu. Menurut Ellen White ~ ini
ditemukan di buku ini, komen yang sangat perseptif ~ menurut Ellen Whie, Yesus
tiba di rumah Lazarus di Betani enam hari sebelum Passah. Enam hari akan
membawa kita dari Jumat petang ke (Jumat-Sabtu-Minggu-Senin-Selasa-Rabu) Rabu
petang menurut cara kita menghitung hari ~ karena Ellen White berkata Yesus
tiba beberapa saat sebelum Sabat dimulai, oke? Jadi enam hari menurut cara kita
menghitung hari, membawa kita dari Jumat petang ke kapan? Ke Rabu petang.
Namun
demikian, menurut perhitungan alkitabiah,
Jumat petang (cara hitung kita) sebenarnya ialah kapan? Malam Sabat. Maka
enam hari itu dihitung dari malam Sabat dan berakhirnya kapan? Malam Kamis.
Apakah kalian memahami saya atau tidak? Lihat, kita sekarang menghitungnya menurut cara Alkitab,
yaitu malam dulu sebelum pagi.
Di
The
Desire of Ages
hal. 557, Ellen White menulis, “Sang
Juruselamat mencapai Betani hanya enam hari sebelum Passah, dan menurut
kebiasaanNya, Dia mencari tumpangan di rumah Lazarus. Orang-orang yang
berdatangan yang melanjutkan perjalanan ke kota Yerusalem, menyebarkan berita
bahwa Yesus dalam perjalanan ke Yerusalem, dan bahwa Dia akan beristirahat selama
hari Sabat di Betani.”
Jadi
sekarang kita tahu bahwa Yesus tiba (di Betani) Jumat malam menurut cara kita
menghitung. Nah, menurut kalkulasi kita, enam hari akan membawa kita ke malam
apa? Ke Rabu malam, sebagai hari pertama bulan purnama. Karena itu, jika Passah
dan bulan purnama terjadi pada hari yang sama, sepertinya Observatori Maritim
yang benar dan Ellen White yang salah.
However,
before we attempt to correct Ellen White’s seeming inaccuracy we must consider
several factors: First, in biblical times the incidence of the New Moon
was based on observation, not by astronomical charts. If the New Moon
was not sighted at the start of the month, the start of the month was delayed.
In other words, if the observed New Moon in Christ’s day were just one day
later than the Naval Observatory’s calculated date, the beginning of the month
would be delayed, and if it were delayed during Passion Week for just one day,
the Passover would have been celebrated on what we call what? Thursday night.
Remember our study about the three days and the three nights? When do the three
days and three nights begin? They begin on Thursday night, that’s when the
Passion of Jesus begins. But Thursday night is really Friday night, Friday
evening according to the biblical calculation.
Ellen White makes this very interesting observation in The Desire of Ages, pg. 685 “In company with His disciples, the Savior slowly made His
way to the garden of Gethsemane. The Passover
moon, broad and full, shone from a cloudless sky.” So, if this is on a Thursday, you have what? A
full moon. But the Naval Observatory states that the full moon was when? It was
on Wednesday night. So we got a problem? Not really.
How could Ellen White say that the moon was ‘broad and full’ on
Thursday evening (Friday evening according to biblical reckoning) when
the USNO states that the Full Moon took place on Wednesday evening which would
be Thursday evening according to our reckoning?
Namun
sebelum kita mencoba mengoreksi kemungkinan ketidaktepatan Ellen White, kita
harus mempertimbangkan beberapa faktor dulu: Pertama, di zaman Alkitab, peristiwa Bulan Baru ditentukan oleh
penampakan, bukan
oleh perhitungan astronomi.
Jika Bulan Baru tidak tampak pada awal bulan itu, maka awal bulannya diundur.
Dengan kata lain, jika bulan baru yang dilihat di zaman Kristus itu berbeda satu
hari lebih lambat daripada tanggal yang dihitung oleh Observatory Maritim, maka
awal bulan itu akan diundur. Dan jika di minggu Kesengsaraan Kristus awal bulan
itu hanya diundur satu hari, maka Passah akan dirayakan pada hari yang kita
sebut apa? Kamis malam. Ingat pelajaran kita tentang tiga hari dan tiga malam?
Kapan tiga hari-tiga malam ini mulai dihitung? Dimulai pada hari Kamis malam, saat itulah
Kesengsaraan Yesus dimulai. Tetapi Kamis malam sebenarnya ialah malam Jumat
menurut perhitungan Alkitab.
Ellen
White membuat observasi yang sangat menarik ini di The
Desire of Ages, hal. 685, “Ditemani
murid-muridNya, Juruselamat perlahan-lahan menuju ke taman Getsemani. Bulan Passah, besar dan bundar, bersinar dari
langit yang tidak berawan.” Jadi,
jika ini terjadi pada hari Kamis,
apa yang ada? Bulan purnama. Tetapi Observatory Maritim menyatakan bahwa bulan
purnama itu kapan? Rabu malam. Maka ada masalah? Sesungguhnya tidak.
Bagaimana
Ellen White bisa berkata bahwa bulan itu besar dan bundar pada Kamis malam
(yaitu malam Jumat menurut perhitungan Alkitab) ketika Observatori Maritim
menyatakan bahwa bulan purnama terjadi Rabu malam, yang adalah malam Kamis
menurut perhitungan kita?
The
answer is that, considered scientifically ~ and you can investigate this, go to
Google ~ the
moon can be considered broad and full for around 72 hours, the night
before and the night after the official day of the Full Moon. Could it have
been possible
for the Passion of Christ to occur on Friday evening biblical reckoning (but Thursday evening according to our
reckoning) with the Full Moon still occurring on Wednesday evening according to
our reckoning? Yes. “Reputable astronomers have gone on the record that
astronomical calculations must take into account local observations at the time
that the historical events occurred.” By the way you can
read those statements from reputable astronomers in this book The
Lunar Sabbath Conspiracy
pages 113-115. They are there. Officially these
astronomers that say you can’t calculate only on the basis of charts because
you don’t know whether the lunar celebration was delayed one day because of
observation.
Jawabannya
ialah, menurut pertimbangan ilmiah ~ dan kalian bisa memeriksa ini, pergilah ke
Google ~ bulan bisa dianggap besar dan bundar (purnama) selama sekitar 72 jam,
di malam sebelumnya dan malam setelah hari bulan purnama yang resmi. Mungkinkah Kesengsaraan Kristus itu terjadi
pada malam Jumat menurut perhitungan Alkitab, (tetapi Kamis malam menurut perhitungan
kita) sementara bulan purnama tetap terjadi
pada Rabu malam perhitungan kita? Ya! “Para astrolog yang
ternama telah membuat catatan bahwa perhitungan astronomi harus
mempertimbangkan juga apa yang terlihat secara lokal pada waktu peristiwa bersejarah
itu terjadi.”
Ketahuilah,
kalian bisa membaca perny
ataan-pernyataan
dari astrolog-astrolog ternama itu di buku
The Lunar Sabbath Conspiracy hal. 113-115. Ada di sana. Secara resmi para astrolog
mengatakan, orang tidak bisa menghitung hanya berdasarkan kalkulasi di atas
kertas, karena tidak ada yang tahu apakah berdasarkan penampakan, perayaan
lunar waktu itu diundur satu hari atau tidak.
Now,
Ellen White has written that the abomination of desolation has a two-fold
application. The first is to the Roman armies that surrounded Jerusalem and
rendered worship to their standards. The second is when the United States
imposes the day of worship of the papacy, Sunday. I want to read her statements
in The
Testimonies for the Church, volume 5, pp. 464, 465,
where she makes the comparison between these two events: “As the siege of Jerusalem by the
Roman armies was the signal for flight to the Judean Christians, so the
assumption of power on the part of our nation in the decree enforcing the papal
sabbath will be a warning for us. It will then be time to leave the large
cities, preparatory to leaving the smaller ones for retired homes in secluded
places among the mountains.”
The
lunisolar advocates have a different take on this. In this book The
Lunar Sabbath Conspiracy, two individuals who
uphold the idea of a lunisolar Sabbath are quoted.
“Jesus Himself referred to this calendar change—both when it
occurred under the rising influence of the papacy and when it will be done
again in the last generation.”
So
what are these lunisolar advocates saying? They are saying that really the change in the Law of
God was the change from a lunar calculation of the
Sabbath to a solar calculation of the
Sabbath. Is that the change of the Sabbath?
Ellen
White repeatedly, folks, tell us that the change of the Sabbath was not a
change in the calendar from a lunar calendar to a solar calendar. The change is the change from the seventh day
Sabbath to the first day of the week, as the day of rest.
And
of course lunisolar
advocates would take Daniel 7:25 “he shall think to
change the times”, and they say, see that is the
change from a lunar calendar to a solar calendar.
Nah,
Ellen White telah menulis bahwa kekejian
yang mengakibatkan penelantaran itu punya aplikasi ganda. Yang pertama ialah
tentara Roma yang mengepung Yerusalem dan sujud menyembah panji-panji mereka.
Yang kedua ialah ketika Amerika Serikat memaksakan suatu hari ibadah yang
berasal dari Kepausan: hari Minggu. Saya mau membaca pernyataannya di The
Testimonies for the Church, volume 5, hal. 464, 465,
di mana Ellen White membuat perbandingan antara kedua peristiwa
tersebut. “Sementara pengepungan Yerusalem oleh tentara Roma menjadi
sinyal bagi orang-orang Kristen di Yudea untuk lari, demikian pula tampilnya
kekuasaan bangsa kita dengan surat perintah yang menjalankan sabat Kepausan,
harus menjadi sinyal bagi kita. Saat itulah waktunya untuk meninggalkan kota-kota
besar, dan bersiap-siap untuk meninggalkan kota-kota yang lebih kecil ke
tempat-tempat yang sepi di daerah-daera terpencil di antara gunung-gunung.”
Pendukung
lunisolar punya pendapat yang lain tentang hal ini. Dalam buku ini The
Lunar Sabbath Conspiracy, ada kutipan dua orang pendukung Sabat
lunisolar: “Yesus sendiri menyinggung perubahan penanggalan ini ~ baik
ketika terjadi di bawah meningkatnya pengaruh Kepausan dan sekali lagi ketika
itu akan terjadi di masa generasi yang
terakhir.”
Jadi
apa yang dikatakan pendukung-pendukung
lunisolar ini? Mereka bilang,
sesungguhnya perubahan Hukum Allah adalah perubahan perhitungan Sabat dari
perhitungan secara lunar menjadi
perhitungan secara solar. Itukah perubahan Sabatnya?
Saudara-saudara,
Ellen White berulang-ulang menyampaikan kepada kita bahwa perubahan Sabat
bukanlah perubahan penanggalannya dari kalender lunar menjadi kalender solar. Perubahannya
ialah perubahan dari Sabat hari ketujuh menjadi hari pertama dalam minggu
sebagai hari perhentian.
Dan
tentu saja pendukung-pendukung
lunisolar memakai Daniel 7:25, “Ia akan berniat (berpikir) untuk mengubah waktu” dan mereka
berkata, lihat itu perubahan dari
kalender lunar ke kalender solar.
They
take Daniel 8:11 and they say that the “daily” that is taken away is the taking away
of the lunar calendar, implementing the solar calendar.
And
they have a very novel way also of
interpreting Daniel 9:27 ~ you can read all of this in this book The Lunar Sabbath Conspiracy.
Mereka
memakai Daniel 8:11 dan mereka berkata bahwa yang “sehari-hari” yang disingkirkan
ialah disingkirkannya kalender lunar dan memberlakukan kalender solar.
Dan
mereka punya cara yang sangat canggih mengartikan Daniel 9:27 ~ kalian bisa
membaca semua ini di buku The Lunar Sabbath Conspiracy.
Now,
one final point that I want us to deal with and that is the integrity of the
Spirit of Prophecy. Using the lunisolar calendar to determine the Sabbath is
far from being insignificant. Now, when it comes to keeping the Feasts ~ you
know I mentioned that there are some leeway, you know I have no objection if an
individual wants to in the privacy of their home to have a little Feast
celebration as long as they don’t say that it is mandated by God and that
whoever does not keep the Feasts is lost. I would not say the same about the
lunisolar Sabbath because this is a clear violation of the true day of worship
that God has established. So it’s not insignificant. It impugns the
inspiration and reliability of the Spirit of Prophecy.
It
is one thing to say ~ listen carefully ~
that new light enlarges and expands upon the old light, but it is quite
another to say that the new light contradicts the old light. And this is what
the lunisolar Sabbath advocates are doing.
They are saying Ellen White did not have all the light. So, yeah she
said, you know Christ was crucified on Friday, she was completely wrong, she
did not have all the light. She did say the day begins at sunset, you know she
didn’t have all the light. It begins at sunrise.
So
you are putting an issue at the
inspiration of the Spirit of Prophecy.
In
Selected
Messages volume 1,
pg. 161, Ellen White wrote, “When the power of God testifies
as to what is truth, that truth is to stand forever as the truth. No after
suppositions contrary to the light God has given are to be entertained. Men will arise with interpretations of Scripture
which are to them truth, but which are not truth. The truth for this time God
has given us as a foundation for our faith. He Himself has taught us what
is truth. One will arise, and still another, with new light, which contradicts
the light that God has given under the demonstration of His Holy Spirit.”
Very
clear isn’t it?
Sekarang,
satu poin terakhir yang saya mau kita bahas ialah integritas Roh Nubuat.
Memakai kalender lunisolar untuk menentukan Sabat itu bukan masalah yang sepele.
Nah, kalau soal memelihara Perayaan-perayaan, kalian tahu, saya pernah
menyinggung bahwa masih ada celah, yah, saya tidak keberatan jika ada yang mau
mengadakan suatu perayaan kecil di dalam lingkungan tertutup rumahnya sendiri,
selama dia tidak mengatakan bahwa itu diharuskan Allah dan mereka yang tidak
memelihara Perayaan-perayaan itu, tidak selamat. Namun saya tidak akan berkata
yang sama tentang Sabat lunar
karena itu jelas-jelas adalah
pelanggaran hari ibadah yang sejati yang telah ditentukan Allah.
Jadi ini bukan hal sepele. Ini merendahkan inspirasi dan ketepatan Roh Nubuat.
Dengarkan
baik-baik, mengatakan bahwa terang yang baru memperbesar dan memperluas terang
lama itu satu hal, tetapi mengatakan bahwa terang baru itu adalah kontradiksi
dengan terang lama, itu hal yang lain. Dan inilah yang dilakukan para pendukung
Sabat lunar. Mereka mengatakan Ellen White tidak memiliki seluruh terang. Jadi,
yah Ellen White berkata Kristus disalibkan hari Jumat, dia sama sekali salah.
Dia tidak memiliki seluruh terang. Ellen White mengatakan hari itu dimulai saat
matahari terbenam, dia tidak memiliki seluruh terang. Hari itu dimulai saat
matahari terbit. Jadi mereka membuat masalah atas inspirasi Roh Nubuat.
Di
Selected
Messages volume 1,
hal. 161 Ellen White menulis, “Ketika
kuasa Allah memberi kesaksian tentang suatu kebenaran, maka kebenaran tersebut
selamanya tetap berdiri sebagai kebenaran. Tidak ada pengandaian di kemudian
hari mengenai terang yang telah
diberikan Allah, yang boleh dilayani. Akan bangkit manusia-manusia yang menginterpretasi
Kitab Suci menurut pendapat mereka sebagai kebenaran, tetapi yang sebenarnya
bukan kebenaran. Kebenaran untuk masa kini telah diberikan Allah kepada kita
menjadi fondasi iman kita. Allah sendiri yang telah mengajari kita apa itu
kebenaran. Akan muncul satu orang, dan orang lain dengan terang baru yang
mengkontradiksi terang yang telah diberikan Allah di bawah demonstrasi Roh
KudusNya.”
Jelas
sekali, bukan?
Just
as serious, the lunisolar Sabbath obscures the true meaning of the Third Angel’s
Message. The Third Angel‘S Message tells us that only those who have
the seal of God will stand in the time of trouble, while the lost will have the
mark of the Beast. Thus,
keeping the wrong day has serious salvational implications. In
addition, this
does not apply only to those who keep Sunday but also to those who keep the
wrong Sabbath. Ellen White has made clear that the final test will be
between the Sabbath, that is Saturday the seventh day of the week, and Sunday the first day of the week. It is
not between keeping a solar Sabbath and keeping a lunar Sabbath. That is not
the issue.
Sama
seriusnya, Sabat lunisolar
memudarkan makna sesungguhnya dari Pekabaran Malaikat Ketiga. Pekabaran
Malaikat Ketiga mengatakan kepada kita bahwa hanya mereka yang memiliki meterai
Allah yang akan tahan berdiri di masa kesusahan, sementara mereka yang tidak
selamat akan mendapat tanda Binatang. Maka,
memelihara hari yang salah, mempunyai implikasi serius dalam hal keselamatan.
Tambahan lagi ini tidak hanya
berlaku atas mereka yang memelihara hari Minggu tetapi juga atas mereka yang
memelihara hari Sabat yang salah. Ellen White telah membuatnya
sangat jelas bahwa ujian terakhir adalah antara Sabat, yaitu Sabtu hari ketujuh
dari setiap minggu, dengan hari Minggu, hari pertama dari minggu itu. Bukan
antara memelihara Sabat solar dan Sabat lunar. Itu bukan isunya.
She
wrote in Review and Herald July 6, 1897: “The man of sin has exalted Sunday; but
whatever has been done in the change of the fourth commandment, has been done
without God's sanction, and is in direct opposition to His express commands.
What we all need is truth--plain, simple, unvarnished truth--that will sanctify
the soul. Many will advance theories in regard to the change of the Sabbath
from the seventh to the first day of the week…”
so what was the change in
the Sabbath? It was changed from a lunar calendar to a solar calendar, right?
No, of course it wasn’t. She says the change was what? “…Many
will advance theories in regard to the change of the Sabbath from the seventh
to the first day of the week, but God has made positive declarations in regard
to the sacredness of the Sabbath instituted at Eden and proclaimed from Mount
Sinai, and a penalty is attached to the disregard and dishonor of the seventh
day of the week.” Clear? Crystal, right?
Ellen
White menulis di Review
and Herald Juli 6, 1897:
“Manusia durhaka telah
meninggikan hari Minggu, tetapi perubahan apa pun yang telah dilakukan pada
perintah keempat itu, telah dilakukan tanpa persetujuan Allah, dan berlawanan
langsung dengan perintah Allah yang jelas. Apa yang kita perlukan ialah kebenaran
~ yang murni, sederhana, tanpa ditambahi apa-apa ~ yang akan menyucikan jiwa.
Banyak orang akan mengajukan teori sehubungan dengan perubahan Sabat dari hari
ketujuh ke hari pertama dari minggu itu…” jadi
apa perubahan Sabat? Sabat diubah dari kalender lunar ke kalender solar, betul?
Tidak, tentu saja bukan! Ellen White bilang perubahan itu apa? “…Banyak orang akan mengajukan teori
sehubungan dengan perubahan Sabat dari hari ketujuh ke hari pertama dari minggu
itu, tetapi Allah telah membuat deklarasi yang jelas sehubungan dengan
kekudusan Sabat yang ditentukan di Eden, dan yang dikumandangkan dari gunung
Sinai, dan adanya sanksi yang dikenakan atas ketidakpedulian dan
ketidakhormatan kepada hari ketujuh dalam mingguan itu.” Jelas? Jelas
sekali, bukan?
Now,
here’s a question. Has God made the
observance of the Sabbath such a complicated matter that we are required
to look at charts, consult the Naval Observatory, and look at the phases of the
moon in order to know when to keep it? No! God has made Sabbath observance very simple: Look
for sunset on Friday to know when the Sabbath begins and look for sunset on
Sabbath to know when the Sabbath ends.
It is that simple.
Sekarang,
ada pertanyaan. Apakah Allah membuat pemeliharaan Sabat hal yang begitu rumit
sehingga kita perlu memeriksa segala skema, berkonsultasi dengan Observatory
Maritim, dan memandang bentuk bulan untuk mengetahui kapan kita harus
memeliharanya? Tidak! Allah
telah membuat pemeliharaan Sabat itu sangat sederhana: lihat ke matahari
terbenam pada hari Jumat untuk mengetahui kapan Sabat mulai, dan lihat ke
matahari terbenam pada hari Sabat untuk tahu kapan Sabat berakhir.
Sesederhana itu.
Were you able to follow what we studied? We took the main
points, the principle points. I would recommend that you struggle through this
book. It has a lot of things that is not like reading Time magazine, we can put
it that way. It is not like reading you know something like a story or
something like that, it has some in-depth analysis of this idea of the lunisolar calendar.
Apakah
kalian bisa mengikuti apa yang kita pelajari? Kita ambil titik-titik pokoknya,
titik-titik prinsipnya. Saya merekomendasikan kalian bergumul dengan isi buku
ini. Isinya banyak dan katakanlah, tidak seperti membaca majalah Time, tidak
seperti membaca sebuah cerita atau apa,
tetapi ini memiliki analisa yang mendalam tentang konsep kalender lunisolar itu.
And
so, now is the time to cry because our class is over. Or perhaps it is a time
to shout for joy over everything that we
have learned. I just want to say it has been a real pleasure to have all
of you here. This year our class size was smaller, we didn’t have as many people. I think last year we had pretty
much the maximum. I think we had over 50 individuals here last year and I
assume part of the guilt because probably we cannot give this class the title
that would be attractive. May be we need to make it more sensational, you know
people love sensational stuff. But
then if you don’t give them
sensational stuff then they are all disappointed. So may be we ought to go back
to the drawing board and simply you know amplify a little bit more about what
we are going to study.
It’s
been a real pleasure having you here. Thank you for being patient and coming
for the classes four hours a day for the last several days. I will remember all
of you. It will be more difficult because you changed places, you are not at
the same place all the time which would be much easier. But anyway may God
bless all of you and we hope to see you again next year. Some people are
wondering what is the subject of study next year? Next year we are going to
study ~ Lord willing ~ by popular vote I might say, we are going to take a look
at the parables of Jesus that refer to the end-time. There are many of them.
The parable of the ten virgins, the parable of the banquet in Matthew 22, many
of the parables of Jesus, even the parable of the lost sheep is a parable that
deals with end-time events. So next year our class, our 24 hours of instruction
will be around this same time period, in fact I already have the date, I will
let you know the date before you leave. We are going to study these parables of
Jesus from a prophetic perspective. It’s going to be an engaging exciting
experience. I would ask you to return to your churches and talk of what
happened here. Tell, “Man, it’s really worthwhile going.” Encourage people to
come to the class next year. You know, your enthusiasm will rub off. The best
advertising is what kind of advertising? The best kind of advertising is word
of mouth, right, then? Absolutely. And so please talk to people and let them
know about Anchor Class and I hope that next year we will have a totally full
house here to study this very important subject on the parables of Jesus and
the end time. Let us bow our heads for prayer.
Maka
sekarang adalah saatnya untuk menangis karena kelas kita sudah berakhir. Atau
barangkali ini saatnya untuk bersorak gembira atas segala yang telah kita
pelajari? Saya hanya ingin mengatakan, menyenangkan benar kalian semua ada di
sini. Tahun ini ukuran kelas kita lebih kecil, tidak ada begitu banyak orang.
Saya pikir tahun lalu kita mencapai maksimumnya, saya pikir tahun lalu ada
sekitar 50 orang di sini, dan sebagian adalah kesalahan saya karena kami tidak
bisa memberikan judul yang menarik untuk kelas ini. Barangkali kami harus
membuat judulnya lebih sensasional, kalian tahu orang-orang menyukai hal-hal
yang sensasional, tetapi jika kami tidak bisa menyajikan hal-hal yang
sensasional, mereka semua akan kecewa. Jadi barangkali kami sebaiknya kembali
ke program yang ada tapi, kalian tahu,
memberikan lebih banyak keterangan tentang apa yang akan kita pelajari.
Sungguh
menyenangkan kalian ada di sini. Terima kasih untuk kesabaran dan kehadiran
kalian ke kelas-kelas kita empat jam sehari selama beberapa hari. Saya akan
mengingat kalian semua. Memang lebih sulit karena kalian sering bertukar tempat
duduk, kalian tidak selalu ada di tempat
yang sama yang lebih memudahkan. Tetapi, bagaimana pun semoga Allah memberkati
kalian semua dan kami berharap bertemu kembali tahun depan.
Ada
yang ingin tahu apa topik pelajaran tahun depan? Tahun depan kita akan
mempelajari ~ insya Allah, melalui pilihan
terbanyak ~ kita akan
melihat perumpamaan-perumpamaan Yesus yang mengacu ke akhir zaman. Ada banyak.
Perumpamaan sepuluh anak dara, perumpamaan pesta di Matius 22, banyak
perupamaan Yesus bahkan perumpamaan tentang domba yang hilang adalah perumpamaan
yang berbicara tentang peristiwa akhir zaman. Jadi tahun depan kelas kita, 24
jam pembelajaran kita kira-kira diadakan pada
waktu yang sama, malah saya sudah punya tanggalnya dan saya akan beritahukan
kalian tanggalnya sebelum kalian pulang. Kita akan mempelajari
perumpamaan-perumpaan Yesus ini dari perspektif nubuatan. Pasti itu akan
menjadi pengalaman yang menarik.
Saya
mohon ketika kalian kembali ke gereja masing-masing, beritahukan apa yang telah
terjadi di sini. Sampaikan, “Bro, ini sungguh layak dihadiri.” Doronglah
orang-orang untuk datang ke kelas ini tahun depan. Kalian tahu, antusiasme
kalian akan menular. Iklan yang terbaik itu iklan yang bagaimana? Iklan terbaik
adalah berita dari mulut ke mulut, benar? Betul sekali. Jadi, bicaralah kepada
orang-orang dan biarlah mereka tahu tentang Anchor Class dan saya berharap
tahun depan kelas kita ini akan penuh untuk mempelajari topik yang sangat
penting mengenai perumpamaan-perumpamaan Yesus dan akhir zaman.
Mari
kita tunduk kepala dan berdoa.
05.08.19