Friday, September 10, 2021

EPISODE 20/24 ~ THE HEBREW RELIGIOUS CALENDAR ~ MUST WE KEEP THE FEASTS? ~ STEPHEN BOHR

_____THE HEBREW RELIGIOUS CALENDAR_____

Part 20/24 - Stephen Bohr

MUST WE KEEP THE FEASTS?

https://www.youtube.com/watch?v=VVI-QoLsY-w&t=2s

 

Dibuka dengan doa

 

 

What we're going to do now is begin our study that is found on page 227, “Must we keep the Feasts?” And I'm not sure whether we're going to be able to finish the 14 pages that cover Colossians 2:13-17 but we'll do the best we can, and if we're not able to finish we'll pick up on it in the evening session today. So I invite you to turn in your Bibles with me to Colossians 2:13-17, and it's also in your syllabus. Here the Apostle Paul writes the following,

“ 13 And you, being dead in your trespasses and the uncircumcision of your flesh, He has made alive together with Him, having forgiven you all trespasses, 14 having wiped out the handwriting of requirements that was against us, which was contrary to us. And He has taken it out of the way, having nailed it to the cross. 15 Having disarmed principalities and powers, He made a public spectacle of them, triumphing over them in it…” that is in the cross. And now comes the conclusion,  “…16 So…”  that is in the light of what I've said before “…So let? No! one judge you in food or in drink, or regarding a festival or a new moon or sabbaths, 17 which are a shadow of things to come, but the substance is of Christ.” 

So this is the passage that will engage us in the rest of this session and probably a portion of our next session together.

 

Apa yang akan kita lakukan sekarang ialah memulai pelajaran kita yang ada di hal. 227, “Haruskah kita memelihara Perayaan-perayaan?” Dan saya tidak yakin kita akan bisa menyelesaikan ke-14 halaman yang meliput Kolose 2:13-17, tetapi kita lakukan sebisanya, dan jika tidak bisa selesai kita akan lanjutkan di sesi malam hari ini. Jadi saya undang kalian membuka Alkitab kalian bersama saya ke Kolose 2:13-17, dan itu juga ada di silabus kalian. Di sini rasul Paulus menulis sbb., 13 Kamu juga, yang dalam keadaan mati dalam dosamu dan kedaginganmu yang tidak disunat, telah dihidupkanNya bersama-sama dengan Dia, sesudah Ia mengampuni segala pelanggaranmu, 14 setelah menghapuskan semua surat utang yang oleh ketentuan-ketentuan hukum mendakwa kita, yang mengancam kita. Dan Ia telah menyingkirkannya dengan memakukannya pada kayu salib. 15 Setelah melucuti kepala-kepala dan penguasa-penguasa, Ia menjadikan mereka sebagai tontonan umum, menyatakan kemenangan atas mereka dengannya…”  yaitu dengan salib. Dan sekarang ini kesimpulannya, “…16 Karena itu…”  berkaitan dengan apa yang baru saya katakan, “…16 Karena itu janganlah kamu biarkan orang menghakimi kamu mengenai makanan dan minuman atau mengenai suatu hari raya, atau bulan baru, atau sabat-sabat, 17 yang adalah bayangan dari apa yang harus datang, sedangkan substansinya ialah Kristus…” 

Jadi inilah ayat-ayat yang akan menjadi perhatian kita untuk sisa sesi ini dan kemungkinan besar sebagian waktu sesi kita berikutnya.

 

 

Now why do we want to study this particular passage? The reason why is because this passage is misused.

First of all it's misused by individuals that teach that the Ten Commandments were nailed to the cross, so they say it doesn't matter whether we keep the Sabbath or not, and it doesn't matter what we eat and drink, because when Jesus died on the cross all those things, all those regulations, were done away with.

On the other hand, many who fail to carefully study the Feasts believe that we are still required to keep them, and they misinterpret what I believe this passage, in order to sustain that in spite of the fact that it says, “don't let anyone judge you concerning new moons or sabbath or festivals”,  they say that doesn't mean that we should not continue celebrating the festivals.

 

Nah, mengapa kita mau mempelajari ayat-ayat ini? Alasannya ialah karena ayat-ayat ini sering disalahpakai.

Pertama mereka disalahpakai oleh orang-orang yang mengajarkan bahwa Ke-10 Perintah Allah sudah dipakukan di salib sehingga mereka katakan tidak jadi soal apakah kita memelihara Sabat atau tidak, dan tidak jadi soal apa yang kita makan dan minum, karena ketika Yesus mati di salib, segala hal itu, semua peraturan itu sudah disingkirkan.

Di pihak lain, banyak yang gagal mempelajari Perayaan-perayaan dengan baik, meyakini bahwa kita masih diharuskan memelihara mereka, dan menurut saya mereka salah menafsirkan ayat-ayat ini untuk mendukung pendapat mereka tersebut, walaupun ayat-ayat ini mengatakan,  “janganlah kamu biarkan orang menghakimi kamu mengenai … suatu hari raya, atau bulan baru, atau hari-hari sabat”,  mereka bilang itu tidak berarti kita tidak harus melanjutkan Perayaan-perayaan tersebut.

 

 

So

1.   one group uses these verses to do away with the observance of the Sabbath and the health Laws,

2.   and the other group says in spite of what this passage says, we still need to continue keeping the ceremonial sabbaths, and we still need to continue you know fulfilling the requirements of the Feasts, etc.

One group wants to nail to the cross that which God has not nailed there, and the other group wants to unnail from the cross that which God has nailed there.

So that's in a nutshell, the two groups that we are going to be addressing.

 

Jadi,

1.   satu kelompok menggunakan ayat-ayat ini untuk menyingkirkan pemeliharaan Sabat dan hukum kesehatan,

2.   dan kelompok yang lain mengatakan tidak peduli apa yang dikatakan ayat-ayat ini, kita tetap harus memelihara hari-hari sabat seremonial dan kita harus melanjutkan menggenapi tuntutan Perayaan-perayaan, dll.

Satu kelompok mau memakukan ke salib apa yang tidak dipakukan Allah di salib, sedangkan kelompok yang lain mau melepaskan apa yang sudah dipakukan Allah di salib.

Jadi itulah ringkasnya, kedua kelompok yang akan kita bahas.

 

 

Now there are two main types of Laws in Scripture and we're going to deal with a third category. I don't like to call it the third category because it's related to the Moral Law but anyway, the two main divisions of Law in the Old Testament are:

1.   the Moral Law,  that is the Ten Commandments

2.   and the ritual or Ceremonial Law.

This distinction did not originate in the days of Moses. This distinction between the Moral and the Ceremonial Law goes all the way back to the beginning of human history

 

Nah, ada dua tipe utama Hukum yang ada di Kitab Suci dan kita akan melihat kategori yang ketiga. Saya tidak suka menyebutnya kategori ketiga karena ini terkait pada Hukum Moral, tetapi baiklah, kedua pembagian utama Hukum di Perjanjian Lama ialah:

1.   Hukum Moral, yaitu Kesepuluh Perintah Allah

2.   dan ritualnya atau Hukum Seremonial (upacara-upacara Bait Suci).

Perbedaan ini tidak berasal sejak zaman Musa. Perbedaan antara Hukum Moral dan Hukum Seremonial berasal dari zaman jauh di masa lampau, kembali ke awal sejarah manusia.

 

 

Ellen White in Patriarchs and Prophets page 365 states that these two systems of Law are separate and distinct from one another. I want to read this statement, “There are many who try to blend these two systems, using the texts that speak of the Ceremonial Law to prove that the Moral Law has been abolished…” I believe that they use Colossians 2 for that purpose  “…but this is a  perversion of the Scriptures. The distinction between the two systems is…” what?  “…broad and clear. The ceremonial system was made up of  symbols pointing to Christ, to His sacrifice and His priesthood. This ritual law, with its sacrifices and ordinances, was to be performed by the Hebrews…” by whom? So unless you’re a Hebrew this doesn't apply to you.  “…by the Hebrews until  type met antitype in the death of Christ, the Lamb of God that taketh away the sin of the world.”

Is that a pretty clear statement?  I mean that ought to settle the issue. We should be able to pack up and go home, but we can't, because this passage is misused by those who want to get rid of the Law, and by those who say that we need to continue celebrating the rites and observances and ceremonies that the Jews did, particularly the Hebrew Feasts.

 

Ellen White di Patriarchs and Prophets hal. 365 menyatakan bahwa kedua sistem Hukum ini terpisah dan berbeda yang satu dari yang lain. Saya akan membacakan pernyataan ini, “…Ada banyak orang yang berusaha untuk menggabungkan kedua sistem ini, dengan menggunakan ayat-ayat yang berbicara tentang Hukum Seremonial untuk membuktikan bahwa Hukum Moral telah dihapus…”  saya yakin yang mereka pakai adalah Kolose pasal 2 untuk kepentingan itu,  “…tetapi ini adalah penyimpangan dari Kitab Suci. Perbedaan antara kedua sistem ini…”  apa?   “…luas dan jelas. Sistem seremonial dibuat dengan simbol-simbol yang menunjuk ke Kristus, ke kurbanNya dan keimamatanNya. Hukum ritual ini, dengan semua kurbannya dan peraturan-peraturannya, adalah untuk dilakukan oleh orang-orang Ibrani…”  oleh siapa? Jadi kecuali kita adalah orang Ibrani, ini tidak berlaku bagi kita, “…oleh orang-orang Ibrani hingga tipe bertemu dengan antitipe dalam kematian Kristus, Domba Allah yang mengangkat dosa-dosa dunia. …” 

Bukankah ini pernyataan yang cukup jelas? Maksud saya seharusnya ini sudah menyelesaikan masalah. Kita sudah boleh berkemas dan pulang. Tetapi kita tidak bisa karena ayat-ayat ini disalahpakai oleh orang-orang yang mau menyingkirkan Hukum, dan oleh mereka yang mengatakan bahwa kita harus terus melanjutkan merayakan ritual-ritual dan ketentuan-ketentuan dan upacara-upacara yang dilakukan orang-orang Yahudi, terutama Perayaan-perayaan Ibrani.

 

 

So let's talk about the origin of these two Laws, the Moral Law and the Ceremonial Law.

In the book of Genesis we find a command of God to our forefathers Adam and Eve, this is how it reads in Genesis 2:15-17, 16 And the Lord God commanded the man, saying, Of every tree of the garden you may freely eat; 17 but of the tree of the knowledge of good and evil you shall not eat, for in the day that you eat of it you shall surely die.’…”

Now it's important to realize that within this one commandment were really contained all of the principles of the Ten Commandments.

 

Jadi mari kita bicara mengenai asalnya kedua Hukum ini, Hukum Moral dan Hukum Seremonial.

Di kitab Kejadian kita mendapatkan perintah Allah kepada nenek moyang kita Adam dan Hawa, inilah yang tertulis di Kejadian 2:15-17, 16 Dan TUHAN Allah memberi perintah kepada manusia laki-laki itu, Dari semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas 17 tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati.’…” 

Nah, penting untuk menyadari bahwa di dalam satu perintah ini sudah terkandung seluruh prinsip 10 Perintah Allah. 

 

 

Let me ask you, did Eve steal when she ate the fruit? Just to give you a few examples.

Did she dishonor her Heavenly Father?

Did she bear false witness? She did because she said God had told them not only not to eat but not to what? Not to touch. That's not what God had said.

Did she want to make herself God? “You should have no other gods before Me.”

Did she commit spiritual adultery by choosing a different lover so to speak? Yes!

So in this one command were contained all of the principles of the Ten Commandments. God was saying, “If you break this commandment that will be sin. And if you sin you will surely…” what?  “…you will surely die.”

And when Adam and Eve sinned God pronounced the death sentence against Adam, and of course also the death sentence upon Eve. 

So this is the origin of the Moral Law; it existed before Adam and Eve sinned. In this one command were contained all of the principles of the Ten Commandments.

 

Coba saya tanya, apakah Hawa mencuri ketika dia makan buah terlarang itu? Hanya untuk memberi kalian beberapa contoh.

Apakah dia sudah tidak menghormati Bapa surgawinya?

Apakah dia bersaksi dusta? Iya, karena dia berkata Allah memberitahu mereka bukan saja untuk jangan makan tetapi jangan apa? Jangan sentuh. Allah tidak berkata begitu.

Apakah Hawa ingin menjadikan dirinya Allah? “Jangan punya allah lain di hadapanKu”

Apakah dia berbuat zinah spiritual dengan memilih kekasih yang lain, katakanlah begitu? Iya!

Maka dalam satu perintah ini terkandung semua prinsip Ke-10 Perintah Allah. Allah sedang berkata, “Jika kamu melanggar perintah ini, itu dosa. Dan jika kamu berdosa, kamu pasti…” apa? “…kamu pasti mati.”

Dan ketika Adam dan Hawa berdosa, Allah mengumumkan vonis kematian kepada Adam dan tentu saja juga vonis kematian kepada Hawa.

Jadi inilah asalnya Hukum Moral, yang sudah ada sebelum Adam dan Hawa berbuat dosa. Dalam satu perintah ini terkandung semua prinsip Ke-10 Perintah Allah.

 

However, when Adam and Eve sinned, God gave them hope. He gave them hope because on  that very day a sacrifice was offered, because we're told that garments of skins were made to cover the nakedness of Adam and Eve. In order to get the skins off an animal or animals, you have to what? You have to kill the animals. And so there was a death that very day, animals were killed to cover the nakedness of Adam and Eve. This is the origin of the Ceremonial Law. A substitute was found the instant that Adam and Eve sinned. The sacrificial system was created to point forward to the Messiah.

Disobedience to the Moral Law made the Ceremonial Law necessary to meet the demands of the Moral Law.

The Moral Law of God is eternal, and the Ceremonial Law comes in after sin to satisfy the demands of the Moral Law.

 

Namun, ketika Adam dan Hawa berbuat dosa, Allah memberi mereka harapan. Dia memberi mereka harapan karena pada hari yang sama itu suatu kurban dipersembahkan, karena kita mendapat tahu bahwa pakaian dari kulit dibuat untuk menutupi ketelanjangan Adam dan Hawa. Supaya bisa mengambil kulit dari seekor hewan atau hewan-hewan, apa yang harus dibuat? Hewan-hewan itu harus dibunuh. Maka ada kematian pada hari yang sama itu, hewan-hewan dibunuh untuk menutupi ketelanjangan Adam dan Hawa. Inilah asal dari Hukum Seremonial. Suatu pengganti (substitusi) ditemukan begitu Adam dan Hawa berdosa. Sistem kurban diciptakan untuk menunjuk ke depan kepada Sang Mesias.

Ketidakpatuhan kepada Hukum Moral menjadikan Hukum Seremonial suatu keharusan untuk memenuhi tuntuan Hukum Moral.

Hukum Moral Allah itu kekal, dan Hukum Seremonial muncul setelah dosa untuk memuaskan tuntutan Hukum Moral.

 

 

We find an example of the Ceremonial Law also in the story that we find in Genesis 4:1-2,  And in the process of time it came to pass that Cain brought an offering of the fruit of the ground to the LordAbel also brought…”  so Abel brings fruit, the fruit of the ground as well, but he brings something additionally to that. It says, “…Abel also brought of the firstborn of his flock and of their fat...”  

 

Kita mendapatkan contoh dari Hukum Seremonial ini juga dalam kisah yang ada di Kejadian 4:3-4, 3 Dengan berjalannya waktu, terjadilah Kain membawa suatu persembahan dari hasil tanah kepada TUHAN, 4 Habel juga membawa…”  Jadi Habel membawa hasil, hasil dari tanah juga, tetapi dia membawa suatu tambahan di atas itu, dikatakan,   “…4 Habel juga membawa  dari anak sulung kambing dombanya, dan dari lemak-lemaknya…”

 

 

Now there's several interesting details here. You have Abel bringing an offering of fruit, you have him also bringing the firstborn of his flocks, and you have him offering the fat. This in a nutshell is the beginning of the ceremonial system.

·       Were there grain offerings also in the Jewish ceremonial system later on? Absolutely!

·       Was Israel commanded to bring the firstborn of their flocks? Absolutely! 

·       Was the fat of the animals burnt upon the altar? Absolutely!

So this is an embryonic, if you please, ceremonial system that begins way back there. And the reason for it is because Adam and Eve had broken the Moral Law of God, the Ten Commandments; they had violated all of the principles.

There is no evidence whatsoever in Genesis that Abel ever observed the Feasts because the Feasts commemorated the history of Israel's release from bondage and the settling in Canaan. And so Abel could not have kept the Feasts in commemoration of the events of the Exodus.

 

Nah, ada beberapa detail menarik di sini. Kita melihat Habel membawa persembahan hasil bumi, dan juga membawa anak-anak sulung dari kawanan ternaknya, dan kita melihat dia mempersembahkan lemaknya. Ini secara ringkas adalah awal dari sistem seremonial.

·       Apakah ada persembahan hasil bumi juga dalam sistem seremonial Yahudi di kemudian hari? Tentu saja!

·       Apakah Israel diperintahkan untuk membawa anak sulung dari kawanan ternak mereka? Tepat sekali!

·       Apakah lemak hewan-hewan ini dibakar di atas mezbah? Tepat sekali!

Jadi inilah sistem seremonial dalam bentuk embrionya, yang dimulai jauh di masa lampau. Dan alasan untuk mengadakannya ialah karena Adam dan Hawa telah melanggar Hukum Moral Allah, yaitu Ke-10 Perintah Allah, mereka telah melanggar semua prinsipnya.

Tidak ada bukti apa pun di kitab Kejadian bahwa Habel pernah memelihara Perayaan-perayaan, karena Perayaan-perayaan itu memperingati sejarah pembebasan Israel dari perbudakan dan bertempat tinggalnya mereka di Kana’an. Maka Habel tidak bisa memelihara Perayaan-perayaan tersebut yang memperingati peristiwa-peristiwa Eksodus.

 

 

Now what is the relationship between the Moral and the Ceremonial Law?

The principles of the Moral Law are eternal and can never be changed or abolished because it is the constitution of God's government. It reveals the love, holiness, perfection, righteousness, and goodness of God's character. So you can't anymore get rid of the Ten Commandments than to get rid of the character of God, because the Ten Commandments are a reflection of who God is.

 

Nah apa hubungannya antara Hukum Moral dan Hukum Seremonial?

Prinsip-prinsip Hukum Moral itu kekal, dan tidak akan bisa diganti atau dihapus karena itu adalah Undang-undang pemerintahan Allah. Itu menyatakan kasih, kekudusan, kesempurnaan, kebenaran dan kebaikan karakter Allah. Jadi kita tidak bisa menyingkirkan Sepuluh Perintah Allah sama seperti kita tidak bisa menyingkirkan karakter Allah, karena Ke-10 Perintah Allah merupakan pantulan siapakah Allah itu.

 

 

When a person sins, they transgress the Moral Law because the Bible says that “sin is the transgression of the Law”. The Moral Law, in other words, points out sin. When you transgress the Moral Law, the Moral Law tells you that you have sinned. The apostle Paul says “by the Law is the knowledge of…”  what? “…by the Law is the knowledge of sin”.  And when a person actually violates the Law and sins, the Law, the Moral Law now demands what? It demands payment. And what is the payment that the Moral Law demands from someone who has transgressed the Law? The sentence is death, because the Bible tells us that “the wages of sin is…” what?  “…is death”. How many people have sinned? “…all have sinned and come short of the glory of God, there is none righteous, no, not one.” So how many people are on death row? Every single person that has ever lived with the exception of Christ. And Christ did die because He bore our sins.  Everyone is on death row because all have sinned, all have transgressed the Law, and the Law requires death, there was none righteous, no, not one.

 

Bila ada orang yang berdosa, maka dia melanggar Hukum Moral, karena Alkitab berkata bahwa “dosa ialah pelanggaran hukum Allah.” (1 Yoh. 3:4).  Hukum Moral, dengan kata lain, menunjukkan dosa. Bila orang melanggar Hukum Moral, maka Hukum Moral itu memberitahu dia bahwa dia telah berbuat dosa. Rasul Paulus berkata, “oleh Hukum itulah orang mendapat pengetahuan tentang…”  apa?   “…oleh Hukum itulah orang mendapat pengetahuan tentang dosa. (Rom 3:20).  Dan bila seseorang benar-benar melanggar Hukum dan berbuat dosa, maka Hukum, Hukum Moral sekarang menuntut apa? Hukum Moral menuntut pembayaran. Dan apa pembayaran yang dituntut Hukum Moral dari seseorang yang telah melanggar Hukum? Hukumannya ialah kematian, karena Alkitab mengatakan kepada kita bahwa “upah dosa ialah…” apa? “…ialah maut.” (Rom. 6:23). Berapa banyak manusia yang telah berbuat dosa? 23 Karena semua orang telah berbuat dosa dan gagal mencapai  kemuliaan Allah” (Rom. 3:23) “Tidak ada yang benar, seorang pun tidak.” (Rom. 3:10). Jadi berapa banyak orang menunggu hukuman mati? Setiap manusia yang pernah hidup, kecuali Kristus. Dan Kristus malah mati karena Dia menanggung dosa-dosa kita. Setiap orang menunggu hukuman mati karena semua telah berbuat dosa, semua telah melanggar Hukum, dan Hukum menuntut kematian, tidak ada yang benar, satu pun tidak ada.

 

 

So the question is,  if everyone is a sinner, how could sinners be saved?

The answer is very simple. The Creator of every one could offer to come and take the place of everyone. He could live the life that God expects from His creatures, and He could also suffer the death that belongs to His creatures, and whoever accepts Him as Savior, His life counts in place of their life and His death counts in place of their death. In other words, the death of Christ became necessary because of the violation of the Moral Law. The Ceremonial Law, in other words, is necessary because of the violation of the Moral Law.

 

Jadi pertanyaannya ialah, jika semua orang itu orang berdosa, bagaimana orang-orang berdosa bisa diselamatkan?

Jawabannya sangat sederhana. Sang Pencipta dari setiap manusia bisa menawarkan Diri untuk datang dan menggantikan tempat setiap manusia. Dia bisa menjalani kehidupan yang diminta Allah dari makhluk-makhluk ciptaanNya, dan Dia juga bisa menjalani kematian yang adalah jatah makhluk-makhluk ciptaanNya, dan barangsiapa menerima Dia sebagai Juruselamat, maka hidupNya diperhitungkan menggantikan hidup mereka, dan matiNya diperhitungkan sebagai ganti kematian mereka. Dengan kata lain, kematian Kristus dibutuhkan karena adanya pelanggaran pada Hukum Moral. Dengan kata lain, Hukum Seremonial itu perlu karena adanya pelanggaran pada Hukum Moral.

 

 

Let's talk for a while about the salvation of Old Testament believers. We all know that the Bible teaches that the shed blood of Jesus has power to what? It has power to forgive sin. However, could the blood of Christ have legally saved Old Testament believers before He actually died? Are you understanding my question? Was there hope of salvation before Jesus went to the cross? Absolutely, there was hope! God established a ceremonial system consisting of Feasts, ceremonial sabbaths, new moons, and meal and drink offerings, so that the people could express faith through these symbols in the Redeemer who was to come. For this reason the Ceremonial Law became necessary because God's Moral Law had been transgressed.

 

Mari kita  bicara sejenak mengenai keselamatan orang-orang percaya zaman Perjanjian Lama. Kita semua tahu Alkitab mengajarkan bahwa darah Yesus yang dicurahkan punya kuasa untuk apa? Punya kuasa untuk mengampuni dosa. Namun, bisakah darah Kristus secara sah menyelamatkan orang-orang percaya Zaman Perjanjian Lama sebelum Yesus benar-benar mati? Apakah kalian paham pertanyaan saya? Apakah ada harapan untuk diselamatkan sebelum Yesus ke salib? Tentu saja ada harapan! Allah telah membuat suatu sistem seremonial yang terdiri atas Perayaan-perayaan, sabat-sabat seremonial, bulan-bulan baru, persembahan makanan dan minuman, agar manusia bisa mengekspresikan iman mereka melalui simbol-simbol ini dalam seorang Penebus yang akan datang kelak. Karena alasan inilah Hukum Seremonial menjadi perlu karena Hukum Moral Allah telah dilanggar.

 

 

Let's go back to the Camp of Israel and experience a hypothetical case. Suppose a person went into his neighbor's tent and stole a pair of sandals. This act would be a violation of the commandment that says what? “Thou shalt not steal” and because of this sin the Moral Law would say to this man what? “You must die, for the wages of sin is...” what? “...is death.” So to speak, the Moral Law required payment of the debt, but the Moral Law could not pay it.

 

Mari kita kembali ke Perkemahan Israel dan melihat suatu kasus hipotetis. Misalkan ada orang yang masuk ke tenda tetangganya dan mencuri sepasang sandal. Tindakan ini adalah pelanggaran atas perintah yang berkata apa? “Jangan mencuri!”, dan karena dosa ini, maka Hukum Moral akan berkata apa kepada orang ini? “Kamu harus mati, karena upah dosa ialah…” apa? “…ialah maut.” Katakanlah demikian, Hukum Moral menuntut pembayaran utang tersebut, tetapi Hukum Moral tidak bisa melunasinya.

 

 

Now let's suppose that the sinner was sorry for having stolen the sandals. Could he escape the death sentence? Yes! There was a way in which that individual who lived in the Camp could be forgiven for his sin, and the death sentence commuted. The repentant sinner as you know, could take a lamb to the Sanctuary, place his hand on the head of the lamb, and confess his sin on the head of the victim, in this way the sinner was transferring his sin to the victim. And then the sinner would slay the victim, and the animal was now guilty of the sin, because it had died as a substitute to satisfy the demands of the Moral Law.

Thus the Moral Law pointed out sin.

And the Ceremonial Law pointed out the remedy for sin, the blood of the innocent victim was that remedy. As a result, the sinner could go home with the certainty of forgiveness or could he? That person’s sin was not legally forgiven until Jesus came to shed His blood because the Bible tells us in Hebrews 10:4,  For it is not possible that the blood of bulls and goats could...” what?  “...could take away sins.”

So was that sin legally taken away? No! Could the sinner have the assurance of  forgiveness? Yes! The sinner could have the assurance of forgiveness, but only because in the sacrifice he saw the future sacrifice of Jesus on the cross to pay legally for that sin. In other words, the Old Testament Ceremonial Law was a system of IOU's or debt bonds. Every time the penitent sinner came to the Sanctuary, confessed his sin on the head of the animal, and slew it, Jesus was in effect saying what? “I will pay”, that is to say that debt was deferred or was what? Postponed based upon Christ's promissory note. The entire Old Testament Ceremonial system then was one of promissory notes, that Jesus guaranteed to pay, when? In the future. Expressed another way, the Old Testament was a gigantic credit system. This is what the apostle Paul referred to in Romans 3:21-26, he says there or he wrote,21 But now the righteousness of God apart from the Law is revealed, being witnessed by the Law and the Prophets, 22 even the righteousness of God, through faith in Jesus Christ, to all and on all who believe. For there is no difference; 23 for all have sinned and fall short of the glory of God, 24 being justified freely by His grace through the redemption that is in Christ Jesus, 25 whom God set forth as a propitiation by His blood, through faith...” now this is the portion that I want us to especially dwell on, it says that Jesus died on the cross,  “…to demonstrate…” what?  “…His righteousness, because in His forbearance God had…” what?  “…passed over the sins that were previously committed…” what had God done with the sins that had previously been committed in the Old Testament? He had what? Passed over them. Had they legally been paid for yet? No! But were they paid for based on the promise? Yes! He continues writing,  “…26 to demonstrate at the present time His righteousness, that He might be just and the Justifier of the one who has faith in Jesus.”

 

Nah, misalkan si pendosa itu menyesal telah mencuri sandal. Bisakah dia lolos dari hukuman mati? Ya! Ada jalan dengan mana orang yang hidup di Perkemahan, dosanya bisa diampuni, dan hukuman matinya digantikan. Pendosa yang menyesal itu, seperti yang kita ketahui, bisa membawa seekor domba ke Bait Suci, menumpangkan tangannya di atas kepala domba itu dan mengakui dosanya di atas kepala korban itu, dan dengan cara ini si pendosa memindahkan dosanya kepada korban. Kemudian si pendosa akan membunuh korban, dan hewan itu sekarang yang menanggung kesalahan dosa itu, karena dia mati sebagai pengganti untuk memuaskan tuntutan Hukum Moral.

Dengan demikian Hukum Moral itu yang menunjukkan dosa.

Dan Hukum Seremonial yang menunjukkan penyembuh dosa, yaitu darah korban yang tidak bersalah itulah penyembuhnya. Akibatnya si pendosa bisa pulang dengan keyakinan pengampunan, ya atau tidak? Dosa orang itu tidak diampuni secara sah sampai Yesus datang untuk mencurahkan darahNya, karena Alkitab mengatakan di Ibrani 10:4, 4 Sebab tidak mungkin darah lembu jantan atau darah domba jantan bisa…”  apa?   “…menghapuskan dosa.”

Jadi apakah dosa ini sudah disingkirkan secara sah? Tidak! Bisakah si pendosa mendapat jaminan pengampunan? Ya! Si pendosa bisa mendapatkan jaminan pengampunan tetapi hanya karena dalam kurban itu dia memandang ke masa depan ke kurban Yesus di salib untuk membayar secara sah dosa tersebut. Dengan kata lain, Hukum Seremonial Perjanjian Lama adalah suatu sistem surat utang atau bon pinjaman. Setiap kali seorang pendosa yang bertobat datang ke Bait Suci, mengakui dosanya di atas kepala hewan dan membunuhnya, Yesus sesungguhnya berkata apa? “Aku yang akan bayar”, artinya utang itu ditangguhkan atau apa? Ditunda atas dasar surat janji utang Kristus. Seluruh sistem Seremonial Perjanian Lama adalah surat janji utang, yang digaransi akan dibayar Yesus, kapan? Di masa depan. Dengan kata lain, Perjanjian Lama adalah suatu sistem kredit yang mahabesar. Inilah yang dikatakan rasul Paulus di Roma 3:21-26, dia berkata atau dia tulis di sana,   21 Tetapi sekarang, kebenaran Allah di luar Hukum (Taurat) telah dinyatakan, seperti yang disaksikan oleh Kitab Taurat (tulisan Musa) dan Kitab-kitab para nabi, 22 yaitu kebenaran Allah melalui iman dalam Yesus Kristus kepada semua dan bagi semua orang yang percaya. Sebab tidak ada perbedaan, 23 karena semua orang telah berbuat dosa dan gagal mencapai  kemuliaan Allah, 24 setelah dibenarkan dengan cuma-cuma oleh kasih karuniaNya melalui penebusan yang terdapat dalam Kristus Yesus. 25 yang telah ditentukan Allah sebagai jalan pendamaian oleh darahNya melalui iman…”  sekarang inilah bagian yang saya ingin benar-benar kita perhatikan, dikatakan bahwa Yesus mati di salib,  “…untuk menunjukkan…”  apa?   “…kebenaran-Nya, karena dalam kesabaranNya Allah telah…” apa?   “…meloloskan dosa-dosa yang telah dibuat dahulu…”  apa yang telah dilakukan Allah dengan dosa-dosa yang dilakukan dahulu di zaman Perjanjian Lama? Dia telah berbuat apa? Meloloskan mereka. Apakah dosa-dosa itu sudah dilunasi secara sah? Tidak! Tetapi apakah mereka sudah dibayar atas dasar janji? Ya! Paulus melanjutkan menulis, “…26 untuk menunjukkan pada masa ini kebenaranNya, supaya nyata bahwa Ia adil dan adalah Pembenar orang yang memiliki iman dalam Yesus.”

 

 

Now let's go to Colossians 2:13-14 and unpack this passage of Paul in the light of what we have studied so far. Colossians 2:13 reads, “ 13 And you, being dead in your trespasses and the uncircumcision of your flesh, He has made alive together with Him, having…” what?  “…forgiven you all trespasses…” trespasses is another name for what? Sins. So what did Jesus do for those who were dead basically because they were in sin? The Bible tells us that He has made us alive together with Jesus, having forgiven all trespasses, or all sins. Now the question is, how were those sins forgiven to the people to whom the apostle Paul is writing? Verse 14, “…14 having wiped out the handwriting of requirements that was against us…” so how did He forgive the sins of the people? What did He do? He wiped out what? He wiped out the handwriting of requirements that was against us,  “…which was contrary to us. And He has taken it out of the way, having nailed it to the cross.”

So on what basis could Jesus forgive sin? In the sense that He wiped out the handwriting of ordinances that was against the people to whom he wrote, and that was contrary to them.

 

Sekarang mari kita ke Kolose 2:13-14 dan mengupas ayat-ayat Paulus ini berdasarkan apa yang telah kita pelajari sampai sekarang. Kolose 2:13 berkata, 13 Kamu juga, yang dalam keadaan mati dalam dosamu dan kedaginganmu yang tidak disunat, telah dihidupkanNya bersama-sama dengan Dia, sesudah Ia…”  apa?   “…mengampuni segala pelanggaranmu…”  pelanggaran adalah kata lain untuk apa? Dosa. Jadi apa yang dilakukan Yesus bagi mereka yang pada dasarnya mati karena mereka terbelenggu dosa? Alkitab mengatakan kepada kita bahwa Dia membuat kita hidup bersama dengan Yesus, setelah mengampuni semua pelanggaran atau semua dosa. Nah, pertanyaannya ialah, bagaimanakah dosa-dosa orang-orang kepada siapa Paulus menulis surat ini, dihapuskan? Ayat 14, “…14 setelah menghapuskan semua surat utang yang mendakwa kita…” jadi bagaimana Dia mengampuni dosa orang-orang? Apa yang dilakukanNya? Dia menghapus surat utang yang mendakwa kita, “…yang mengancam kita. Dan Ia telah menyingkirkannya dengan memakukannya pada kayu salib…” 

Jadi atas dasar apa Yesus bisa mengampuni dosa?  Dengan pengertian Dia menghapus surat utang menurut ketentuan hukum yang mendakwa orang-orang kepada siapa Paulus menulis surat ini, dan yang mengancam mereka. 

 

 

Now it's interesting to notice the meaning of this word “handwriting of requirements” that's actually one word in Greek, it's the Greek word χειρόγραφον [cheirographon] literally it comes from two Greek words, one is the word χέρι [chéri] which is "hand" and γράφω [gráfo] which means "to write”. So literally it means “handwriting”.

However, this really does not simply mean that's something that is written by hand, it is a technical term that refers to our debt bond, a bond of debt, or an IOU, or something that was purchased on credit, if you please.

The Theological Dictionary of the New Testament explains: “The reference is to God's pronouncement that the note which testifies against us is…” what?  “…cancelled.”

And The Louw Nida Greek- English Lexicon of the New Testament, these are experts in the Greek language, this is basically the dictionary of the meaning of Greek words says, that this word,  χειρόγραφον [cheirographon] means He cancelled the record of our debts.”

So this,  the χειρόγραφον [cheirographon]  “the handwriting of ordinances” is the debt bond that had been incurred throughout the entire Old Testament system. All of those sins forgiven on the basis of the promise that the debt would someday be paid by Jesus Christ. Thus Colossians 2:14 refers to debt bonds that accumulated all throughout the Old Testament period. When Jesus died He nailed all these IOU’s to where? To the cross, so to speak, He nailed the credit card bill to His cross because He paid for the accumulated bill. This is why He is called the Lamb of God who takes away the sin of the world.

 

Nah, adalah menarik melihat makna kata ini “tulisan ketentuan-ketentuan (terjemahan NKJV menyebutnya “handwriting of requirements”, terjemahan LAI sudah benar “surat utang”), itu sesungguhnya satu kata dalam bahasa Greeka, itulah kata Greeka χειρόγραφον [cheirographon]  secara literal itu berasal dari dua kata Greeka, yang satu ialah χέρι [chéri] yang artinya “tangan”, dan γράφω [gráfo]  yang berarti “menulis/tulisan”. Jadi secara harafiah itu artinya “tulisan tangan”, namun ini tidak semata-mata berarti sesuatu yang ditulis oleh tanan, ini adalah suatu istilah teknis yang mengacu kepada surat utang, bon utang, atau IOU (I-Owe-You = saya berutang padamu), atau katakanlah sesuatu yang dibeli dengan kredit.

Kamus Theologi Perjanjian Baru menjelaskan, “…Ini mengacu kepada pernyataan Allah bahwa surat utang yang mendakwa kita itu…”  apa?   “…dibatalkan…” 

Kamus Louw Nida Greek-English Lexicon of the New Testament, mereka ini adalah pakar-pakar bahasa Greeka, ini pada dasarnya ialah kamus arti kata-kata Greeka, mengatakan bahwa kata ini χειρόγραφον [cheirographon] berarti “…Dia telah membatalkan catatan utang kita…” 

Jadi inilah χειρόγραφον [cheirographon], “tulisan ketentuan-ketentuan” yaitu bon utang yang telah dibuat selama sistem Perjanjian Lama, semua dosa masa itu diampuni berdasarkan janji bahwa utang itu suatu hari akan dilunasi oleh Yesus Kristus. Dengan demikian Kolose 2:14 mengacu ke bon-bon utang yang tertimbun selama masa Perjanjian Lama. Ketika Yesus mati, Dia memakukan semua surat utang ini ke mana? Ke salib, katakanlah begitu, Dia memakukan tagihan-tagihan kartu kredit ke salibNya karena Dia telah melunasi seluruh akumulasi tagihan tersebut. Inilah mengapa Dia disebut Domba Allah yang mengangkut pergi dosa dunia.

 

 

When Jesus came to this world the IOU's or the credit card bill was bursting at the seams. Jesus had guaranteed payment of the accumulated bill, but only His shed blood could pay for it. His Word was His bond. Between Sinai and Calvary over 1 million lambs were offered only in the morning and evening sacrifices when the priest took the blood into the Sanctuary God accepted the IOU, in virtue of Christ's word that He would pay the debt. In effect Jesus was saying, “Put it on My tab.”

If Jesus had not come, all the IOU's would have fallen upon those who had sacrificed the animals, in this sense the entire ceremonial system was against man, just as a debt is against the person who incurs it. Are you following me or not?

 

Ketika Yesus datang ke dunia ini, kumpulan surat-surat utang atau tagihan kartu kredit sudah membengkak nyaris meletus. Yesus sudah menjamin pelunasan tagihan yang terakumulasi, tetapi hanya darahNya yang tercurah yang bisa melunasinya. JanjiNya adalah jaminanNya. Antara Sinai dan Kalvari lebih dari 1 juta domba sudah dipersembahkan hanya di kurban pagi dan kurban petang, ketika imam membawa darah hewan itu ke dalam Bait Suci, Allah menerima surat utangnya atas dasar kebonafidean janji Kristus bahwa Dia akan melunasi utangnya. Pada dasarnya Yesus berkata, Perhitungkan sebagai tagihanKu.”

Seandainya Yesus tidak datang, semua surat utang itu akan jatuh pada mereka yang telah mempersembahkan kurban hewan, maka pengertiannya ialah seluruh sistem seremonial ini memusuhi manusia, sama seperti suatu surat utang itu membebani orang yang membuatnya. Apakah kalian paham atau tidak?

 

 

The IOU system was one of shadows, that pointed to Jesus, the coming Reality, so to speak. It was a moon system whose purpose was to lead to the sun. When Jesus came the entire system faded away, like the light of the moon fades away when the sun rises.

 

Sistem utang ini adalah bayangan, yang menunjuk ke Yesus, Realita yang akan datang, katakanlah demikian. Ini adalah suatu sistem rembulan, yang tujuannya ialah menuntun kepada matahari. Ketika Yesus datang, seluruh sistem itu sirna, seperti sinar rembulan itu sirna ketika matahari terbit.

 

 

Now let's read some text from the book of Hebrews that speaks about the end of this system. Hebrews 7:18-19, 18 For on the one hand there is an annulling of the former commandment because of its weakness and unprofitableness, 19 for the law…” this is speaking about this entire ceremonial system,  “…made nothing…” what?  “…perfect…”  now we need to understand that when Hebrews uses the word “perfect” it's not talking about moral perfection, it's talking about the fact that the Law really did not legally forgive sin, it did not take care legally of the sin problem. So it says,  “… 19 for the law made nothing  perfect, on the other hand, there is the bringing in of a better hope, through which we draw near to God…” What is the better hope through which we draw near to God? It's the shed blood of Jesus Christ. So the Law did not make anything perfect. The Law, in other words, did not solve once and for all legally the sin problem. It did not pay for the IOU’s. 

 

Sekarang, mari kita  baca beberapa ayat dari kitab Ibrani yang bicara tentang berakhirnya sistem ini. Ibrani 7:18-19,18 Karena di satu pihak, terjadi pembatalan perintah yang terdahulu berhubung itu lemah dan tidak menguntungkan, 19 sebab hukum taurat…”  ini bicara tentang seluruh sistem seremonial   “…tidak membuat apa pun menjadi…”  apa?   “…sempurna…”  nah, harus kita pahami bilamana kitab Ibrani memakai kata “sempurna” itu tidak bicara tentang kesempurnaan moral, melainkan ini bicara tentang fakta bahwa Hukum sesungguhnya tidak mengampuni dosa secara sah, dia tidak menyelesaikan problem dosa secara sah. Jadi dikatakan, “…19sebab hukum taurat tidak membuat apa pun menjadi sempurna; di pihak lain, dimunculkannya suatu  pengharapan yang lebih baik, yang membawa kita lebih dekat kepada Allah…”  Pengharapan yang lebih baik yang membawa kita lebih dekat kepada Allah itu apa? Itulah darah Yesus Kristus yang dicurahkan. Jadi Hukum tidak membuat apa pun menjadi sempurna. Di pihak lain, Hukum tidak menyelesaikan satu kali untuk selamanya problem dosa secara sah. Dia tidak melunasi surat-surat utang.  

 

 

Hebrews 8:13 also tells us about the two covenants. The Old Covenant is the covenant with the ceremonies, and the rites, and the observances, and the offerings, and the foods and the drinks, and in the new moons, and the ceremonial sabbaths, and the festivals, all of that is a package deal. It says in Hebrews 8:13, 13 In that He says, ‘A new covenant,’ He has made the first…” what?  “…obsolete. Now what is becoming obsolete and growing old is ready to…” what?  “…vanish away.” What happens with the moon when the sun comes up? The moon vanishes away. The whole system of the Old Testament was a moon system, it was to enlighten Israel, to show them that the sun would come. Where does the moon get its light from? From the sun. Who was at the center of the Old Testament system? Jesus. The Jesus who would come in the future was shining on the rites of the Old Testament.

 

Ibrani 8:13 juga mengatakan kepada kita mengenai kedua perjanjian. Perjanjian yang lama adalah perjanjian dengan upacara-upacara, dan ritual-ritual, dan ketetapan-ketetapan, dan persembahan-persembahan kurban, dan makanan dan minuman, dan bulan-bulan baru, dan sabat-sabat seremonial, dan perayaan-perayaan, semua itu adalah satu paket secara utuh. Dikatakan di Ibrani 8:13, 13 Dengan mengatakan ‘suatu perjanjian baru’, Dia telah menjadikan perjanjian yang pertama…” apa?   “…kadaluwarsa. Nah, apa yang telah menjadi kadaluwarsa dan tua, siap untuk…”  apa?   “…berlalu dan lenyap…”  Apa yang terjadi dengan bulan bila matahari terbit? Bulan menghilang pergi. Seluruh sistem Perjanjian Lama itu sistem rembulan, tujuannya ialah untuk menerangi Israel, untuk menunjukkan kepada mereka bahwa matahari akan terbit. Dari mana rembulan mendapatkan cahayanya? Dari matahari. Siapakah yang ada di fokus inti sistem Perjanjian Lama? Yesus! Yesus yang akan datang di masa depan menyinari ritual-ritual Perjanjian Lama.

 

 

But let me ask you,  what value was the Old Testament if the light of the Christ who would come in the future was not shining on the Old Testament system? It would be empty, it would be meaningless. That's why the Jews do not understand their own religion, because they haven't accepted the Messiah, they're living in the time of the moon, in the times of the shadows. But the Bible says that when they're converted to Christ the veil that is over their heart will be taken away.

And Ellen White says that there's a special work to be done for the Jews in these last days. God loves the Jews. “Salvation is of the Jews”, that doesn't mean that they save us, it means that God chose the Jewish nation to give all of these rites and ceremonies that pointed forward to the Savior. So this system was also a heavy burden, it was expensive, it was time-consuming, and very grotesque and painful. It caused much anguish and suffering. Why so much blood? God wanted to teach the terrible consequences of sin, it leads to certain death.

On the other hand, the Ten Commandments are not a burden, but a delight. See, you can't say that what Paul is saying here that  “this Law was against us contrary to us” and say that this is referring to the 10 Commandments. The 10 Commandments according to 1 John 5:3 are not burdensome, it says, For this is the love of God, that we keep His commandments. And His commandments are not…” what?   “…burdensome…” like the ceremonial system.

 

Tetapi coba saya tanya, apa nilainya Perjanjian Lama seandainya terang Kristus yang masih akan datang di masa depan tidak bersinar di sistem Perjanjian Lama? Itu sia-sia, itu tidak ada gunanya. Itulah mengapa orang Yahudi tidak memahami agama mereka sendiri, karena mereka tidak menerima Sang Mesias, mereka masih tetap hidup di periode rembulan, di masa bayangan. Tetapi Alkitab berkata, bila iman mereka beralih ke Kristus, tabir yang menutupi hati mereka akan terangkat.

Dan Ellen White berkata ada pekerjaan istimewa yang harus dilakukan bagi orang-orang Yahudi di hari-hari akhir ini. Allah mengasihi bangsa Yahudi. ”keselamatan datang dari bangsa Yahudi” (Yoh. 4:22).   Itu tidak berarti mereka yang menyelamatkan kita, itu berarti Allah telah memilih bangsa Yahudi untuk diberi semua ritual dan upacara yang menunjuk ke depan ke Sang Juruselamat. Maka sistem ini juga adalah beban yang berat, menghabiskan banyak uang, menghabiskan banyak waktu, sangat aneh dan menyakitkan. Menimbulkan banyak kepiluan dan penderitaan. Mengapa begitu banyak darah? Allah mau mengajarkan akibat dosa yang mengerikan, bahwa itu pasti menuju kematian.

Di pihak lain, Kesepuluh Perintah Allah itu bukan beban melainkan suatu yang menyenangkan. Lihat, kita tidak bisa mengatakan apa yang dikatakan Paulus di sini bahwa “Hukum itu mendakwa kita, mengancam kita” itu mengacu kepada Kesepuluh Perintah Allah. Kesepuluh Perintah Allah menurut 1 Yohanes 5:3 tidaklah memberatkan, dikatakan,  3 Sebab inilah kasih kepada Allah, yaitu, bahwa kita menuruti perintah-perintah-Nya. Dan Perintah-perintah-Nya itu tidak…” apa? “…berat…” tidak seperti sistem seremonialnya.  

 

 

Notice Psalm 119, we'll read verse 72, 131 and 174.  Here David the psalmist is saying, 72 The law of Your mouth is better to me than thousands of coins of gold and silver.” In verse 131 he says, 131 I opened my mouth and panted, for I longed for Your Commandments….” really sounds like they were a burden, right? Why would he long for them if they were a burden? And then verse 174, 174 I long for Your salvation, O Lord, and Your Law…”  makes me miserable? No! It says, “…and Your Law is my…” what?   “…Your Law is my delight.”

 

Simak Mazmur 119, kita akan membaca ayat 72, 131 dan 174. Di sini Daud pemazmur berkata, 72 Hukum dari mulutMu bagiku itu lebih baik daripada ribuan keping emas dan perak…”  Di ayat 131 dia berkata,  “…131 Kubuka mulutku dan aku terengah-engah, sebab aku mendambakan perintah-perintah-Mu…”  kedengarannya benar-benar seolah-olah mereka itu beban, bukan? Mengapa dia mendambakan mereka seandainya mereka itu beban? Kemudian ayat 174, “…174 Aku merindukan keselamatan-Mu, ya TUHAN, dan Hukum-Mu…”  membuat aku merasa kesal? Tidak! Dikatakan,   “…dan Hukum-Mu adalah…” apa? “…HukumMu adalah  kesukaanku.”

 

 

Ellen White in Signs of The Times April 22, 1880,  had this to say, “Many regard the Jewish economy as an age of darkness. They have received the erroneous idea that repentance and faith had no part in the Hebrew religion, which they claim consisted only of forms and ceremonies. However, the children of Israel were  saved by…” whom?  “…by Christ as virtually as is the sinner of today.  By faith, they saw Christ in those types and shadows, which  pointed forward to His first advent and death, when type should meet anti-type. They rejoiced in a Savior to come, typified by sacrificial offerings, while we rejoice in a Savior  who has come. That, which was  expectation  to ancient Israel, is certainty to modern Israel.”  

 

Ellen White di Signs of the Times 22 April, 1880, berkata demikian, “…Banyak orang menganggap zaman Yahudi adalah zaman kegelapan. Mereka telah menerima konsep-konsep yang salah bahwa pertobatan dan iman tidak punya tempat dalam agama Ibrani, yang mereka klaim terdiri hanya atas formalitas dan upacara-upacara. Namun, bangsa Israel diselamatkan oleh…”  siapa?    “…oleh Kristus, sama benarnya seperti orang berdosa zaman ini. Melalui iman mereka melihat Kristus dalam semua tipe dan bayangan yang menunjuk ke depan ke kedatanganNya yang pertama, dan kematianNya, ketika tipe bertemu dengan antitipe. Mereka bersukacita dalam Sang Juruselamat yang akan datang, yang dilambangkan oleh kurban-kurban yang dipersembahkan, sementara kita bersukacita dalam Sang Juruselamat yang telah datang. Apa yang merupakan pengharapan bagi Israel kuno, adalah kepastian bagi Israel modern.”

 

 

Now you understand verses 13 and 14? What did God wipe out? The debt bond to show His righteousness in this time.

 

Nah, kalian mengerti ayat 13 dan 14? Apa yang dihapus Allah? Bon utang untuk menunjukkan kebenaranNya di zaman ini.

 

 

Now let's go to verse 15 of chapter 2 of Colossians. When Jesus nailed all of these IOU’s to the cross there were certain powers that were disarmed. It says there verse 15, “ 15 Having disarmed…” this can't be referring to the good angels, right? No need to disarm the good angels, and,  “…15 Having disarmed principalities and powers, He made a public spectacle of them, triumphing over them in it….”   that is in the cross.

Over whom did Jesus triumph at the cross? Upon the evil principalities, and powers. It says here,  that He proclaimed His victory and He made a public spectacle of them. What does this mean? It simply means that when Jesus said “It is finished” on the cross, all of the IOU’s were nailed to the cross, and Satan no longer had any legal argument against Christ.

 

Nah, mari kita ke ayat 15 Kolose pasal 2. Ketika Yesus memakukan semua surat utang ke salib, ada kekuasaan-kekuasaan tertentu yang dilucuti kuasanya. Dikatakan di ayat 15, 15 Setelah melucuti…” ini tidak mungkin mengacu kepada malaikat-malaikat yang baik, bukan? Tidak perlu melucuti malaikat-malaikat yang baik, dan  “…15 Setelah melucuti kepala-kepala dan penguasa-penguasa, Ia menjadikan mereka sebagai tontonan umum, menyatakan kemenangan atas mereka dengannya…”  maksudnya dengan salib.

Atas siapa Yesus menyatakan kemenangan di salib? Atas kepala-kepala dan penguasa-penguasa yang jahat. Dikatakan di sini bahwa Dia memproklamasikan kemenanganNya dan Dia menjadikan mereka tontonan publik. Apa artinya ini? Ini semata-mata berarti ketika Yesus berkata “Sudah selesai” di salib, semua surat utang sudah dipakukan ke salib, dan Setan tidak lagi punya dasar sah untuk beragumentasi dengan Kristus.    

 

 

You remember the experience of Moses, right? This is the next paragraph. God buried Moses when he died on Mount Nebo and no one knew the location of the burial. Shortly after God buried Moses, there was a controversy over the body of Moses. It's found in Jude 9. Satan contested the right of Jesus to resurrect Moses. He presented the sin of Moses before God and claimed that Moses was his. To a certain point, legally, he had an argument, didn't he? It seemed like it anyway. Jesus, however, affirmed that He had the right to resurrect Moses on the basis of the promise of His future coming. This explains the reason why Moses came to encourage Jesus to go to the cross, that's in Luke 9:31. When Jesus died on the cross He then had legal right to allow Moses to remain in Heaven. If Jesus had not died on the cross Moses would have had to acquire a return ticket to the earth, because he was a sinner and he would have had to die.

 

Kalian ingat pengalaman Musa, benar? Ini adalah paragraf berikut. Allah mengubur Musa ketika dia mati di G. Nebo, dan tidak ada yang tahu lokasi pemakamannya. Tidak lama setelah Allah menguburkan Musa, terjadi perselisihan mengenai tubuh Musa. Ini ada di Yudas 9. Setan menantang wewenang Yesus membangkitkan Musa. Dia mengajukan dosa Musa di hadapan Allah dan mengklaim bahwa Musa adalah miliknya. Secara sah, dilihat dari sudut tertentu, Setan punya argumentasi, bukan? Tampaknya demikian. Namun, Yesus mengkonfirmasi bahwa Dia punya hak untuk membangkitkan Musa berdasarkan janji kedatanganNya di masa depan. Ini menjelaskan alasan mengapa Musa mendorong Yesus untuk melanjutkan rencanaNya ke salib, itu di Lukas 9:31. Ketika Yesus mati di salib, saat itu Dia punya wewenang resmi mengizinkan Musa tetap tinggal di Surga. Seandainya Yesus tidak mati di salib, Musa harus mencari tiket balik ke bumi, karena dia seorang pendosa dan dia harus mati.

 

 

Ellen White in Patriarchs and Prophets page 365 had this to say, “There  are  many  who  try  to  blend these two  systems,  using the texts  that  speak of  the ceremonial law to prove that the moral law has been abolished; but this is a perversion of the Scriptures….”  this is the statement we read before. It bears reading it again. “…The  distinction between the two systems is…”  what? “…broad and clear. The ceremonial system was made up of  symbols pointing to Christ, to His sacrifice and His priesthood. This ritual law, with its sacrifices and ordinances, was to be performed by the Hebrews…” forever? No!   “… until type met antitype in the death of Christ, the Lamb of God that taketh away the sin of the world. Then all the sacrificial offerings were to cease. It is this law that Christ took out of the way, nailing it to His cross.’ (Colossians 2:14).”  

Are you with me or not? This whole system of shadows was taken away and nailed to the cross. Now those who had faith in Jesus through all of this system now could have the legal assurance of salvation.

 

Ellen White di Patriarchs and Prophets hal. 365 berkata demikian, “…Ada banyak orang yang berusaha untuk menggabungkan kedua sistem ini, dengan menggunakan ayat-ayat yang berbicara tentang Hukum Seremonial untuk membuktikan bahwa Hukum Moral telah dihapus, tetapi ini adalah penyimpangan dari Kitab Suci…”  pernyataan ini sudah kita baca tadi, tetapi perlu dibaca kembali.    “…Perbedaan antara kedua sistem ini…”  apa?    “…luas dan jelas. Sistem seremonial dibuat dengan simbol-simbol yang menunjuk ke Kristus, ke kurbanNya dan keimamatanNya. Hukum ritual ini, dengan semua kurbannya dan peraturan-peraturannya, adalah untuk dilakukan oleh orang-orang Ibrani…”  selama-lamanya? Tidak!    “…hingga tipe bertemu dengan antitipe dalam kematian Kristus, Domba Allah yang mengangkat dosa-dosa dunia. Lalu semua persembahan kurban harus berhenti. Hukum inilah yang oleh Kristus ‘telah menyingkirkannya dengan memakukannya pada kayu salib’ (Kol. 2:14) …” 

Apakah kalian paham atau tidak? Seluruh sistem bayangan ini disingkirkan dan dipakukan ke salib. Nah mereka yang beriman dalam Yesus melalui semua sistem ini sekarang mendapatkan jaminan keselamatan yang sah.

 

 

And now we come to the controversial passage. Colossians 2:16-17.

So on the basis of what I said, on the basis of what I've written,” Paul is saying, now we have to reach a certain conclusion. If all of this system was nailed to the cross, if all of this system of IOU’s that pointed forward to Christ was nailed to the cross, then,” Paul says, there's a certain consequence or result to that.

16 So let no one judge you in food or in drink, or regarding a festival…” and this is referring primarily to the three harvest festivals  “…or a new moon or sabbaths…”   you know the “sabbaths” there is in lower-case, for a specific reason, these are the ceremonial sabbaths. And then it says about all these things, “… 17 which are a shadow of things to come, but the substance…” or the reality  “…is of Christ.” 

So what is it that was done away and nobody can judge us about anymore? It says, food or drink, festival, new moon, sabbaths, all these were shadows of things that were to come but the substance is of Christ.

 

Dan sekarang kita tiba pada ayat yang kontroversial. Kolose 2:16-17.

Jadi berdasarkan apa yang aku katakan, berdasarkan apa yang aku tulis, kata Paulus, sekarang kita mencapai suatu kesimpulan. Jika semua sistem ini sudah dipakukan ke salib, jika semua surat utang yang menunjuk ke depan ke Kristus sudah dipakukan ke salib, maka, kata Paulus, ada konsekuensi tertentu atau akibat tertentu.

16 Karena itu janganlah kamu biarkan orang menghakimi kamu mengenai makanan dan minuman atau mengenai suatu hari raya…”  dan ini mengacu secara primer kepada ketiga Perayaan panen “…atau bulan baru, atau sabat-sabat…”  kalian tahu “sabat” di sini ditulis dengan huruf kecil untuk tujuan tertentu, ini adalah sabat-sabat seremonial. Kemudian dikatakan tentang semua hal ini,  “…17 yang adalah bayangan dari apa yang harus datang, sedangkan substansinya…”  atau realitanya   “…ialah Kristus…” 

Jadi apa yang disingkirkan, dan yang orang tidak bisa menghakimi kita dengannya lagi? Dikatakan, makanan atau  minuman, perayaan, bulan baru, sabat-sabat, semua ini adalah bayangan dari hal-hal yang akan datang, tetapi substansinya ialah Kristus.

 

 

Now some Christians not Seventh-Day Adventist  generally speaking, have used these verses to say that we can eat or drink anything we want, we can have a little wine with our meals, we can enjoy our pork chops, and our clams, and our shrimp, and our lobster, and our frog legs, yeah I can tell by your reaction that most of you are vegans or vegetarians, but there are people who eat frog legs, they are a delicacy not according to our point of view, or the biblical point of view, but anyway, they use this as an argument to be able to eat or drink anything they want, and of course they say nobody can judge me if I don't keep the Sabbath because it says don't judge anyone who doesn't keep the sabbaths. And so they say, we don't have to keep the Sabbath, and we can eat whatever we want. The problem is they're careless in their way of interpreting Scripture.

Does the expression ~ let's take food and drink ~ does the expression “food and drink” refer to the food that we put on our tables? Is Paul telling Christians that Jesus died on the cross and because of that now our physiology has changed, and that which was detrimental to our health before, suddenly and miraculously it's not detrimental anymore, we can enjoy our clams, and oysters, and pork, and shrimp, is that what the apostle Paul is trying to tell us? Absolutely not! You see with the sacrifices in the Old Testament food and drink offerings were made. The food offerings were meal offerings, and the drink offerings meant that wine or unfermented grape juice was poured over the sacrifices.

 

Nah, ada orang-orang Kristen, bukan MAHK pada umumnya, telah memakai ayat-ayat ini untuk mengatakan bahwa kami boleh makan atau minum segala yang kami mau, kami boleh minum sedikit anggur saat makan kami, kami boleh menikmati iga babi kami, dan kerang kami, dan udang kami, dan lobster kami, dan kaki kodok kami ~ iya, saya bisa melihat dari reaksi kalian bahwa kebanyakan kalian adalah vegan atau vegetarian, tetapi ada orang-orang yang makan kaki kodok, itu dianggap makanan mewah, tentunya tidak menurut sudut pandang kita atau sudut pandang Alkitab. Nah, mereka memakai ini sebagai argumentasi boleh makan atau minum apa pun yang mereka mau, dan tentu saja mereka mengatakan tidak ada yang boleh menghakimi saya jika saya tidak memelihara Sabat, karena di sini dikatakan jangan menghakimi orang yang tidak memelihara sabat-sabat. Maka mereka berkata, kami tidak usah memelihara Sabat, dan kami boleh makan apa pun yang kami suka. Masalahnya ialah mereka sudah ceroboh dengan cara mereka mengartikan Kitab Suci.

Apakah ungkapan  ~ mari kita ambil contoh makanan dan minuman ~ apakah ungkapan “makanan dan minuman” mengacu kepada makanan yang kita sajikan di meja makan kita? Apakah Paulus sedang memberitahu orang-orang Kristen bahwa Yesus mati di salib dan oleh karena itu sekarang fisiologi kita telah berubah dan apa yang tadinya merusak kesehatan kita, tiba-tiba dan secara ajaib sekarang tidak lagi merusak kesehatan kita, kita bisa menikmati kerang kita, dan tiram, dan babi, dan udang, apakah itu yang mau dikatakan rasul Paulus kepada kita? Sama sekali tidak! Kalian lihat, di zaman Perjanjian Lama, bersama dengan kurban-kurban dipersembahkan juga makanan dan minuman. Persembahan makanan adalah persembahan bahan makanan, dan persembahan minuman berarti anggur atau sari anggur yang tidak difermenasi yang dicurahkan di atas kurban.

 

 

Notice what we find in Hebrews 9:9-12 once again the expression “foods and drinks”, it says there, “ It was symbolic…” of the Old Testament system  “…It was symbolic for the present time in which both gifts and sacrifices are offered which cannot make him who performed the service perfect…” in other words their sins are not legally forgiven,   “…in regard to the conscience 10 concerned only with…” what? That system was concerned only with what? “…with foods and…” what else? …drinks, various washings, and fleshly ordinances imposed until the time of reformation…” when is the time of reformation? When Jesus comes. So until when were these foods and drinks, washings, and fleshly ordinances? Until when were they imposed? They were imposed until the times of reformation, until Jesus comes.

You say, how do we know that?

Because the very next word says, “…11 But Christ came as High Priest of the good things to come, with the greater and more perfect tabernacle not made with hands, that is, not of this creation. 12 Not with the blood of goats and calves, but with His own blood He entered the Most Holy Place…” actually this is the New King James Version  “…He entered the Holy Place once for all, having obtained…” what? “…eternal redemption.” Did the Old Testament give eternal Redemption? No! The Old Testament system did not.

So what are the foods and drinks according to Hebrews 9? They have nothing to do with what we put on our tables, they have everything to do with the Old Testament Sanctuary ceremonial system, because they're connected with various washings, fleshly ordinances, until the time of reformation. But when Christ comes, it says here, these things pass away. There were meal offerings and drink offerings in the ceremonial system that's what this is referring to.

 

Simak apa yang kita lihat di Ibrani 9:9-12 sekali lagi ungkapan “makanan dan minuman”, dikatakan di sana, 9 Itu simbolis …”  dari sistem Perjanjian Lama,   “…Itu simbolis untuk

masa sekarang, di mana baik persembahan maupun kurban yang dipersembahkan tidak dapat membuat dia yang mempersembahkannya menjadi sempurna…”  dengan kata lain dosa mereka tidak diampuni secara sah,  “…sehubungan dengan hati nuraninya 10 yang hanya peduli dengan…”  apa?  “…dengan makanan…”  dan apa lagi?   “…minuman, dan pelbagai macam pembasuhan, dan peraturan-peraturan lahiriah yang berlaku sampai waktu pembaharuan…”  kapan waktu pembaharuan? Ketika Yesus datang. Jadi sampai kapan berlakunya makanan, minuman, segala macam pembasuhan dan peraturan lahiriah? Sampai kapan mereka berlaku? Mereka berlaku hingga waktu pembaharuan, hingga Yesus datang. Kalian berkata, dari mana kita tahu?

Karena di perkataan berikutnya dikatakan, “…11 Tetapi Kristus telah datang sebagai Imam Besar dari hal-hal yang baik yang akan datang, dari kemah yang lebih besar dan yang lebih sempurna, yang bukan dibuat oleh tangan manusia, artinya yang bukan dari dunia ini. 12 Bukan dengan darah domba jantan atau anak lembu, melainkan dengan darahNya sendiri, Ia telah masuk ke Bilik Mahakudus…”  ini menurut versi NKJV, seharusnya ialah,   “…Ia telah masuk ke Bilik Kudus, satu kali untuk semua, setelah mendapatkan…”  apa?   “…penebusan yang kekal…” 

Apakah Perjanjian Lama memberikan penebusan kekal? Tidak! Sistem Perjanjian Lama tidak.

Kalau begitu makanan dan minuman itu apa menurut Ibrani 9? Mereka tidak berkaitan dengan apa yang kita sajikan di meja makan kita, mereka berkaitan sepenuhnya dengan sistem seremonial Bait Suci zaman Perjanjian Lama, karena mereka terkait dengan segala macam pembasuhan, peraturan-peraturan lahiriah, hingga saatnya pembaharuan. Tetapi ketika Kristus datang, dikatakan di sini segala hal ini berlalu. Di sistem seremonial dulu ada persembahan makanan dan minuman, inilah yang dibicarakan ayat-ayat ini.

 

 

Notice Exodus 29:38-41, 38 Now this is what you shall offer on the altar: two lambs of the first year, day by day continually. 39 One lamb you shall offer in the morning, and the other lamb you shall offer at twilight. 40 With the one lamb shall be one-tenth of an ephah of flour mixed with one-fourth of a hin of pressed oil, and one-fourth of a hin of wine as a…” what?  “…as a drink offering. So this is the drink of the ceremonial system, it's not talking about putting wine on your table, it's talking about pouring wine over the sacrifices.

 

Simak Keluaran 29:38-41, 38 Inilah yang harus kaupersembahkan di atas mezbah itu: dua anak domba berumur setahun, hari demi hari terus menerus 39 Domba yang satu haruslah kaupersembahkan pada waktu pagi dan domba yang lain kaupersembahkan pada waktu di antara dua petang, 40 dan beserta domba yang satu harus ada sepersepuluh efa tepung yang terbaik dicampur dengan  minyak peras seperempat hin dan seperempat hin anggur sebagai…”  apa?   “… persembahan minuman…”  Jadi inilah minuman dalam sistem seremonial, ini tidak bicara tentang menyajikan minuman anggur di meja makan kita, ini bicara tentang menuangi kurban persembahan dengan anggur.

 

Notice Numbers 28:2, 7, Command the children of Israel, and say to them, ‘My offering, My…” what?  “…My food for My offerings made by fire as a sweet aroma to Me, you shall be careful to offer to Me at their appointed time.  And its…” what else?  “…its drink offering shall be one-fourth of a hin for each lamb; in a holy place you shall pour out the drink to the Lord as an offering.” 

So are you understanding what foods and drinks are? Foods and drinks are those meal offerings and the wine that were connected with the sacrificial system, it has nothing to do with the food that we place on our tables.

 

Simak Bilangan 28:2, 7, 2 Perintahkanlah kepada orang Israel dan katakanlah kepada mereka: Persembahan untukKu…”  apa? “…makananKu untuk dipersembahkan pada-Ku  dibuat dengan api sebagai bau-bauan yang harum bagiKu haruslah kamu persembahkan kepadaKu dengan hati-hati pada saatnya yang telah ditentukan. 7 Dan…” apa lagi? “…kurban minumannya (curahannya) haruslah seperempat hin untuk setiap domba; di tempat yang kudus kamu harus mencurahkan minuman bagi TUHAN sebagai persembahan…” 

Jadi apakah kalian paham makanan dan minuman itu apa? Makanan dan minuman adalah persembahan makanan dan persembahan anggur yang terkait dengan sistem kurban, itu tidak ada kaitannya dengan makanan yang kita sajikan di meja makan kita.

 

 

What about the new moons? Some people get all hung up with the new moons. We're going to go ~ even when Jesus comes, and we're in the new earth, you know ~ we're going to go from new moon to new moon to worship before the Lord.

Well, the fact is that the Hebrew word “new moon” is חֹדֶשׁ  [chôdesh]  it is also translated "month”. You see the Jewish religious year was composed of seven months, and each month began with "the new moon" or with the crescent moon. In other words, this word does not mean that we're going to go back to the sacrificial system, or the offerings and the ceremonies of the Old Testament system in the earth made new. It simply means that we're going to go every month to eat from the Tree of Life, and the book of Revelation makes that clear. Revelation 22:2 says that The Tree of Life produces its fruit, how often? It produces its fruit every month.

 

Bagaimana dengan bulan-bulan baru? Ada orang yang ribut dengan “bulan baru”. Kita akan  ~ ketika Yesus datang dan kita berada di dunia baru ~ kita akan datang untuk sujud di hadapan Tuhan dari bulan baru ke bulan baru.

Nah, faktanya ialah, kata “bulan baru” dalam bahasa Ibrani ialah חֹדֶשׁ [chôdesh] itu juga diterjemahkan “bulan”. Kalian lihat, tahun relijius Ibrani itu terdiri atas tujuh bulan, dan setiap bulan dimulai dengan “bulan baru” atau dengan bulan sabit. Dengan kata lain, kata ini tidak berarti bahwa di dunia yang akan dijadikan baru nanti kita harus kembali ke sistem kurban atau persembahan dan upacara-upacara sistem Perjanjian Lama. Ini semata-mata berarti kita akan pergi setiap bulan untuk makan dari Pohon Kehidupan. Dan kitab Wahyu membuat itu sangat jelas. Wahyu 22:2 mengatakan bahwa Pohon Kehidupan mengeluarkan buahnya seberapa seringnya? Setiap bulan.

 

 

So do we have to celebrate the new moons today, these seven new moons that inaugurate each month? Of course not, because we don't celebrate the seven months of the religious year of the Hebrew nation, do we? So why would we celebrate the new moons or the months? The Bible tells us which is the month that we're going to celebrate. We're going to go from month to month to eat from the Tree of Life, we're not going to go to offer sacrifices, and to pour a drink offering, and do all of these things.

 

Jadi apakah sekarang ini kita harus merayakan bulan baru, ketujuh bulan baru yang mengawali setiap bulan? Tentu saja tidak, karena kita tidak merayakan ketujuh bulan tahun relijius bangsa Ibrani, bukan? Jadi mengapa kita harus merayakan bulan baru atau bulan-bulan mereka? Alkitab sudah mengatakan kepada kita mana bulan yang harus kita rayakan. Kita harus pergi setiap bulan untuk makan dari Pohon Kehidupan. Kita tidak pergi untuk mempersembahkan kurban dan mencurahkan persembahan minuman maupun melakukan segala hal itu.

 

 

What about the festivals or the Feast days? You say, “Aaah, you have festivals and Feast days. Nobody can judge me because I don't keep the Feast days.” Some people interpret this, they say, “Well, that doesn't mean that we're not supposed to keep them.” And we'll deal with that a little bit later on.

What about the festivals? Technically speaking there were three Hebrew harvest festivals and four observances on the Messiah’s calendar. The festivals in Colossians 2:16 refer primarily to the three harvest festivals, each Feast and observance pointed forward to some event in the life and ministry of the Messiah. Is that correct? Have we studied that, that each Feast or observance pointed to some function in the Ministry of Christ? So have all of them with the exception of the Feast of Tabernacles been fulfilled already? Absolutely! They have been.

Leviticus 23 describes these Feasts and observances that pointed forward to Christ.

 

Bagaimana dengan festival-festival atau hari-hari Perayaan? Kalian berkata, “Aaahh, ada festival dan hari-hari Perayaan. Tidak ada yang boleh menghakimi saya karena saya tidak memelihara hari-hari Perayaan.” Beberapa orang menafsirkan ini, mereka berkata, “Nah, itu tidak berarti bahwa kita tidak boleh memelihara mereka.” Dan kita nanti akan membahas ini.

Bagaimana dengan festival-festival? Secara teknis ada tiga festival panen bagi bangsa Ibrani dan empat upcara di kalender Mesias. Festival-festival di Kolose 2:16 mengacu secara primer ke ketiga festival panen, yang setiap perayaan dan upacaranya menunjuk ke depan ke suatu peristiwa dalam kehidupan dan pelayanan Mesias. Apakah itu benar? Sudahkah kita mempelajari bahwa setiap Perayaan atau upacara menunjuk ke suatu fungsi dalam pelayanan Kristus? Jadi apakah semuanya dengan perkecualian Perayaan Tabenernakel sudah digenapi? Tentu saja, sudah.

Imamat 23 menggambarkan Perayaan-perayaan dan upacara-upacara ini yang menunjuk ke depan ke Kristus.

 

 

Leviticus 23:2 begins by saying, “ 2’Speak to the children of Israel, and say to them: ‘The feasts of the Lord, which you shall proclaim to be holy convocations, these are My Feasts…”   and then the Feasts are enumerated in the rest of the chapter.

And what are these Feasts and observances? We have studied them one by one, we have:

·       first of all the Passover, a harvest festival,

·       then we have the Feast of Unleavened Bread, the festival of Unleavened Bread,

·       then we have the festival of First Fruits,

·       the festival of Pentecost which is also a harvest festival,

·       we have the festival of Trumpets,

·       the festival of the Day of Atonement,

·       and now finally the Feast of what? Of Tabernacles.

 

Imamat 23:2 mulai dengan berkata, 2 ‘Berbicaralah kepada orang Israel dan katakan kepada mereka: ‘Hari-hari raya TUHAN yang harus kamu maklumkan sebagai waktu pertemuan kudus, inilah Perayaan-perayaan-Ku.’…”  kemudian Perayaan-perayaan itu dirinci di sisa pasal tersebut.

Dan apakah Perayaan-perayaan dan upacara-upacara itu? Kita sudah mempelajari mereka satu per satu, ada:

·       pertama-tama, Passah, suatu festival panen,

·       lalu ada Perayaan Roti Tidak Beragi, festival dari Roti Tidak Beragi,

·       lalu ada festival Buah Sulung,

·       festival Pentakosta, yang juga merupakan festival panen,

·       ada festival Terompet,

·       festival Hari Pendamaian,

·       sekarang akhirnya Perayaan apa? Tabernakel.

 

 

Now notice what Ellen White had to say about these Feasts and these observances. She stated ~ and this is found in Review and Herald June 14, 1898, It was Christ's desire to leave to His disciples an ordinance…” speaking about the Lord’s Supper  “…that would do for them the very thing they needed,--that would serve to  disentangle them from the rites and ceremonies which they had hitherto engaged in as essential, and which the reception of the gospel made no longer of any force. To continue these rites would be an  insult to Jehovah.” Now what part of  “an  insult to Jehovah” don't you understand?

 

Sekarang simak apa kata Ellen White mengenai Perayaan-perayaan ini dan upacara-upacaranya. Dia menyatakan ~ dan ini terdapat di Review and Herald 14 Juni 1898, “…Kristus ingin meninggalkan suatu upacara kepada murid-muridNya…”  bicara tentang Perjamuan Kudus, “…yang akan mendatangkan manfaat bagi mereka yang mereka butuhkan, yang akan berfungsi untuk melepaskan mereka dari ritus-ritus dan upacara-upacara yang selama ini telah mereka lakukan sebagai suatu keharusan, dan yang dengan diterimanya injil, menjadikan semua itu tidak berlaku lagi. Melanjutkan ritus-ritus itu, merupakan suatu penghinaan kepada Yehova…”  Nah, bagian mana dari  “…penghinaan kepada Yehova…”  yang tidak kita pahami?

 

 

Jesus wanted to disentangle them from the rites and ceremonies of the Jewish nation because Jesus on the cross fulfilled the Passover, He resurrected from the dead, and on Pentecost He began His ministry in the Holy Place.

 

Yesus mau melepaskan mereka dari ritus-ritus dan upacara-upacara bangsa Yahudi karena di salib Yesus sudah menggenapi Passahnya, Dia sudah bangkit dari yang mati, dan pada Pentakosta Dia memulai pelayananNya di Bilik Kudus.

 

 

Youth Instructor May 1, 1873, “In the last Passover our Lord observed with His disciples, He instituted the Lord's supper in place of the Passover,..”  what part of “in place of” don't we understand? “…in place of the Passover to be observed in memory of His death.  No longer had they need of the Passover…” I don't know how you can understand the English language any better?  “…No longer had they need of the Passover for He, the great antitypical Lamb, was ready to be sacrificed for the sins of the world. Type met antitype in the death of Christ.

 

Youth Instructor 1 Mei 1873, “…Di Passah yang terakhir  yang dirayakan Tuhan kita bersama murid-muridNya, Dia melembagakan Perjamuan Kudus menggantikan Passah…”  bagian mana dari “…menggantikan…” yang tidak kita pahami?  “…menggantikan Passah untuk dipelihara sebagai peringatan kematianNya. Mereka sudah tidak membutuhkan Passah lagi…”  saya tidak mengerti bagaimana kita bisa mengerti bahasa ini dengan lebih baik? “…Mereka sudah tidak membutuhkan Passah lagi karena Dia, Domba antitipikalnya sudah siap untuk dikurbankan bagi dosa-dosa dunia. Tipe bertemu dengan antitipe dalam kematian Kristus.”

 

 

Desire of Ages 652, Christ was standing at the point of transition between two economies and their two great festivals. He, the spotless Lamb of God, was about to present Himself as a sin offering, that He would thus bring to an end the system of types and ceremonies that for four thousand years had pointed to His death. As He ate the Passover with His disciples, He instituted  in its place the service that was to be the memorial of His great sacrifice. The national festival of the Jews was to  pass away forever. The service which Christ established was to be observed by His followers in  all lands and through  all ages.”

 

Desire of Ages hal. 652,   “…Kristus sedang berdiri di titik transisi antara dua masa dan antara kedua perayaan besarnya. Dia, Domba Allah yang tidak bernoda akan segera mempersembahkan DiriNya sebagai kurban untuk dosa, dengan demikian Dia akan mengakhiri sistem tipe dan upacara-upacara yang selama 4000 tahun menunjuk kepada kematianNya. Sementara Dia makan Passah itu bersama murid-muridNya, Dia melembagakan sebagai penggantinya pelayanan yang akan menjadi peringatan dari pengorbananNya yang besar. Perayaan nasional Yahudi akan segera berlalu untuk selama-lamanya. Pelayanan yang ditetapkan Kristus itulah yang harus dipelihara oleh pengikut-pengikutNya di semua negara dan di segala zaman.”

 

 

One more statement Patriarchs and Prophets page 539 she wrote, When the Savior yielded up His life on Calvary, the  significance of the Passover ceased, and the ordinance of the Lord's Supper was instituted as a  memorial of the same event of which the Passover had been a type.”

 

Satu lagi pernyataan, Patriarchs and Prophets hal. 539, Ellen White menulis, “…Ketika Sang Juruselamat menyerahkan hidupNya di Kalvari, makna Passah berakhir, dan upacara Perjamuan Kudus dilembagakan sebagai suatu peringatan dari peristiwa yang sama di mana dulu Passah merupakan tipenya.”

 

 

And then you can read also the following statements because the Feast-keepers they say, “Well, but it's only the sacrificial aspect of the Passover that we don't have to celebrate anymore,  but the other aspects of the Passover we still need to celebrate.”

But if you read the following statements she makes this general applying it to the entire System.

Notice the underlined part in Acts of the Apostles 189, They  insisted  that  the  Jewish  laws  and  ceremonies  should  be incorporated into the rites of the Christian religion…”  . these are the Judaizers in the days of Paul, trying to convince Christians they still had to keep the what? The Jewish Laws and ceremonies. And Ellen White  continues saying,  “…They were slow to discern that all the sacrificial offerings had but prefigured the death of the Son of God, in which type met antitype, and after which thrites and ceremonies of the Mosaic dispensation were no longer…” what?  “…were no longer binding.”

 

Kemudian kalian bisa membaca juga pernyataan-pernyataan berikut karena orang-orang yang mempertahankan Perayaan-perayaan itu berkata, “Nah, hanya aspek kurbannya dari Passah yang tidak usah kita rayakan lagi, tetapi aspek-aspek lainnya dari Passah masih harus kita rayakan.”

Tetapi jika kita baca pernyataan-pernyataan Ellen White, dia memberlakukan ini secara umum kepada seluruh sistem.

Simak bagian yang digarisbawahi dari Acts of the Apostles, hal. 189, “…Mereka bersikukuh bahwa hukum Yahudi dan upacara-upacaranya harus dimasukkan ke dalam ritus-ritus agama Kristen…”  mereka inilah orang-orang Yahudi kolot di zaman Paulus, yang berusaha meyakinkan orang-orang Kristen bahwa mereka tetap harus memelihara apa? Hukum Yahudi dan upacara-upacaranya. Dan Ellen White melanjutkan berkata,    “…Mereka lambat untuk memahami bahwa semua persembahan kurban hanyalah simbol yang menggambarkan kematian Anak Allah, di mana tipe bertemu antitipe, dan setelahnya semua ritus dan upacara zaman Musa tidak lagi…”  apa?    “…tidak lagi mengikat.”

 

 

Now what about the “sabbaths” that are mentioned in Colossians 2:16, what about the “sabbaths” lowercase? These “sabbaths”  should not be confused with the seventh day of the week.

God  established the Seventh-Day Sabbath when? In Eden before sin, and therefore it has nothing to do with the ceremonial system. Furthermore the Sabbath is one of the Ten Commandments and not part of the Ceremonial Law. In fact Leviticus 23:37-38 ~ and we'll come back to this when we deal with additional arguments ~ Leviticus 23:37-38 makes clear distinction between the Seventh-Day Sabbath and the ceremonial sabbaths, therefore these  sabbaths could not be referring to the Seventh-Day Sabbath.

 

Nah, bagaimana dengan “sabat-sabat” yang disebut di Kolose 2:16, bagaimana dengan “sabat-sabat” huruf kecil itu? “Sabat-sabat” ini tidak boleh dirancukan dengan Sabat Hari Ketujuh.

Allah telah menetapkan Sabat Hari Ketujuh kapan? Di Eden, sebelum ada dosa, dan oleh karena itu tidak ada kaitannya dengan sistem seremonial.  Lebih lanjut, Sabat Hari Ketujuh adalah salah satu dari Kesepuluh Perintah dan bukan bagian dari Hukum Seremonial. Bahkan Imamat 23:37-38 ~ dan nanti kita akan kembali kemari saat kita bicara tentang argumentasi-argumentasi yang lain ~ Imamat 23:37-38 membuat perbedaan yang jelas antara Sabat Hari Ketujuh dengan sabat-sabat seremonial, oleh karena ini “sabat-sabat” di ayat ini tidak mungkin mengacu kepada Sabat Hari Ketujuh.

 

 

There were seven ceremonial sabbaths associated with the festivals, the sacrifices, the new moons, and the offerings. Like our birthday, these sabbaths fell on different days of the week. The Feast days and the ceremonial sabbaths were not one and the same thing. Not all Feast days were sabbaths, and some Feasts had more than one sabbath. In fact there were seven of them.

·       Passover was not a sabbath. They were not required to rest.

·       Unleavened Bread had two sabbaths, the first and the last day of Unleavened Bread.

·       First Fruits was not a sabbath.

·       Pentecost was a sabbath.

·       The Feast of Trumpets was a sabbath.

·       The Day of Atonement was a solemn Sabbath of rest.

·       And the Feast of Tabernacles had two sabbaths, the first and the last day. 

If you count the number of sabbaths, of ceremonial sabbaths, there are how many? There are seven sabbaths. These are the sabbaths that are referred to in Colossians 2.

 

Ada tujuh sabat seremonial yang terkait dengan festival-festival, kurban-kurban, bulan baru, dan persembahan-persembahan. Seperti ulangtahun kita, sabat-sabat ini jatuh pada hari-hari yang berbeda dalam satu minggu. Hari-hari Perayaan dan sabat-sabat seremonial bukanlah satu dan sama. Tidak semua hari Perayaan itu sabat, dan ada Perayaan-perayaan yang punya lebih dari satu sabat. Sesungguhnya ada tujuh dari mereka:

·       Passah itu bukan hari sabat. Mereka tidak diharuskan berhenti bekerja.

·       Roti Tidak Beragi ada dua sabat, hari pertama dan hari terakhir dari Roti Tidak Beragi.

·       Buah Sulung bukan sabat.

·       Pentakosta itu sabat.

·       Perayaan Terompet itu sabat.

·       Hari Pendamaian itu perhentian sabat yang khidmat.

·       Dan Perayaan Tabernakel punya dua sabat, hari pertama dan hari terakhir.

Jika dihitung jumlah sabat seremonialnya, ada berapa? Ada 7 sabat. Inilah sabat-sabat yang dibicarakan di Kolose 2.

 

 

Now let's deal in the closing moments that we have with one more passage from Scripture, the book of Galatians 4:10-11 and then we'll deal with verse 17 in our next session: “These were shadows of things to come but the…” body or the reality or the  “…substance is of Christ.”

In the book of Galatians, the apostle Paul is dealing with certain Judaizers who were trying to persuade the Galatians that they had to observe the Jewish rites and ceremonies, in fact they had convinced the Galatians to do this. The apostle Paul wrote to the Galatians and he says,  “I cannot believe how soon you have left the gospel of grace to follow all of these all of these Jewish traditions”,  and in chapter 4:10-11 Paul indicts  them by saying,  10 You observe days and months and seasons and years…” remember that these are Judaizers, they're trying to impose Judaism upon the church and the apostle Paul says,  “…11 I am afraid for you, lest I have labored for you in vain.”

·       What would the days be? The days would be the ceremonial what? sabbaths.

·       What would the months be? The new moons.

·       What would the seasons be? They would be the Feasts.

·       And what would the years be? We didn't cover this, but the years would be the sabbatical year, and the year of Jubilee every fiftieth year.

And so the apostle Paul here is simply indicting the Galatians. He's saying, “You have gone astray from the grace of God, and you're returning to the shadows when the Reality has come.”

 

Nah, mari kita bahas menjelang penutup sesi ini, dua ayat dari Kitab Suci, yaitu Galatia 4:10-11 dan kemudian di sesi kita berikutnya kita akan bahas ayat 17: 17 yang adalah bayangan dari apa yang harus datang, sedangkan…”  fisiknya atau realitanya atau   “…substansinya ialah Kristus…” (Kol. 2:17) 

Di kitab Galatia, rasul Paulus bicara tentang orang-orang Yahudi kolot yang berusaha membujuk orang-orang Galatia bahwa mereka harus memelihara ritus-ritus dan upacara-upacara Yahudi, bahkan mereka sudah berhasil meyakinkan orang-orang Galatia untuk melakukan ini. Rasul Paulus menulis kepada orang-orang Galatia dan dia berkata, “Aku tidak bisa percaya begitu cepatnya kalian meninggalkan injil kasih karunia untuk mengikuti semua tradisi Yahudi ini.”  Dan di pasal 4:10-11 Paulus menegur mereka dengan berkata,  “10 Kamu memelihara hari-hari, dan bulan-bulan, dan masa-masa, dan tahun-tahun…”  ingat mereka ini Yahudi kolot, mereka berusaha memaksakan Yudaisme kepada gereja, dan rasul Paulus berkata, “…11 Aku mengkhawatirkan kamu, jangan-jangan aku sudah sia-sia bekerja keras bagimu.”

·       Hari-harinya itu apa? Itulah hari-hari sabat seremonialnya.

·       Bulan-bulannya itu apa? Bulan-bulan baru.

·       Musim-musimnya itu apa? Itulah Perayaan-perayaannya.

·       Dan tahun-tahunnya apa? Kita tidak meliput ini tetapi inilah tahun-tahun sabat, dan tahun Yobel setiap tahun ke-50.

Maka rasul Palus di sini semata-mata menegur orang-orang Galatia, dia berkata, “Kalian sudah menyimpang dari kasih karunia Allah, dan kalian kembali ke bayangan-bayangan padahal Realitanya sudah datang.”

 

 

Now according to Ephesians 2:11-22 the legalistic observance of the Ceremonial Law had created a wedge of enmity between Jews and Gentiles. You remember the Jerusalem Council? The Jerusalem Council mentioned in Acts 15, where there were Judaizers who were telling the Gentiles you have to be what? You have to be circumcised, and you have to keep all of the Laws of the Jews, you have to keep all of these rites and the ceremonies of the Jews. The Jerusalem Council decided no, this is not the case. So was there strife between the Jews and the Gentiles? Absolutely! Because the Jews wanted to force the Gentiles to  keep these observances. The apostle Paul mentions these in Ephesians 2:11-22, 11 Therefore remember that you, once Gentiles in the flesh…” he's writing to the Gentiles,  “…who are called Uncircumcision by what is called the Circumcision made in the flesh by hands— 12 that at that time you were without Christ, being aliens from the commonwealth of Israel and strangers from the covenants of promise, having no hope and without God in the world….”  in the words, you were Gentiles, you were lost. “…13 But now in Christ Jesus you who once were far off have been brought near by…” what?  “…by the blood of Christ. 14 For He Himself is our peace, who has made both one…” who are the both” there? Jew and Gentiles. He  “…has made both one and has broken down the middle wall of separation…” how did He do it?  “…15 having abolished in His flesh the enmity, that is, the law of commandments contained in ordinances…” that's a reference to the Ceremonial Law  “…so as to create in Himself…” what? “…one new man from the two, thus making peace, 16 and that He might reconcile them both to God in one body through the cross, thereby putting to death the…” what?  “…the enmity…” And then he says, that both have access to God, the Gentiles are no longer strangers and foreigners but they are fellow citizens with the saints of God.

 

Nah, menurut Efesus 2:11-22 melakukan Hukum Seremonial secara legalistis telah menciptakan suatu pengganjal, permusuhan antara orang Yahudi dan Non-Yahudi. Kalian ingat Konsili Yerusalem? Konsili Yerusalem yang disebut di Kisah 15, di mana ada orang-orang Yahudi kolot yang menyuruh orang-orang Non-Yahudi untuk apa? Untuk harus disunat, dan memelihara semua Hukum Yahudi, untuk memelihara semua ritus dan upacara-upacara Yahudi. Konsili Yerusalem memutuskan tidak, tidak demikian seharusnya. Jadi apakah ada perselisihan antara orang Yahudi dan Non-Yahudi? Tentu saja! Karena orang-orang Yahudi mau memaksakan Non-Yahudi untuk memelihara semua upacara itu. Rasul Paulus menyebut ini di Efesus 2:11-22, 11 Karena itu ingatlah, bahwa dahulu kamu-sebagai orang-orang bukan Yahudi menurut daging…”  Paulus menulis kepada orang-orang Non-Yahudi,   “…yang disebut ‘Tak Bersunat’ oleh yang disebut Sunat, yang dibuat oleh tangan manusia,  12 yang pada waktu itu kamu di luar Kristus, orang asing dari kewargaan Israel, dan orang luar yang di luar perjanjian yang dijanjikan, yang tidak punya harapan dan tanpa Allah di dalam dunia…”  dengan kata lain kamu adalah Non-Yahudi, kamu tidak selamat. “…13 Tetapi sekarang di dalam Kristus Yesus kamu, yang dahulu jauh sudah dibawa  dekat oleh…”  apa?   “…oleh darah Kristus. 14 Karena Dia Sendiri-lah damai sejahtera kita, yang telah membuat kedua pihak menjadi satu…”  siapa keduanya di situ? Mereka adalah Yahudi dan Non-Yahudi. Dia   “…telah membuat kedua pihak menjadi satu, dan yang telah merobohkan tembok pemisah yang di tengah…”  bagaimana Dia melakukannya?  “…15setelah menghapuskan dalam dagingNya perseteruan itu, yaitu hukum perintah-perintah yang terdapat dalam upacara-upacara…”  ini merujuk ke Hukum Seremonial, “…dengan demikian menciptakan di dalam DiriNya Sendiri…”  apa?   “…satu manusia baru dari keduanya,  dengan demikian mengadakan perdamaian 16 dan supaya melalui salib, Dia boleh memperdamaikan keduanya kepada  Allah dalam satu tubuh, dengan demikian mengakhiri…”  apa?   “…perseteruan itu. …”  Kemudian dia berkata supaya keduanya punya akses kepada Allah, Non-Yahudi bukan lagi orang-orang yang tidak dikenal dan orang-orang asing tetapi mereka menjadi sesama warga bersama orang-orang kudus Allah. 

 

 

So when this ceremonial system was removed, because it was fulfilled in Christ, we find that Gentiles and Jews are in the same Camp, they look to Christ as the fulfillment, they don't go back to the shadows, because the Substance to which the shadows pointed has come.

 

Jadi ketika sistem seremonial ini diakhiri karena itu sudah digenapi dalam Kristus, kita mendapati orang-orang Non-Yahudi dan orang-orang Yahudi berada dalam Perkemahan yang sama, mereka memandang ke Kristus sebagai penggenapannya, mereka tidak kembali lagi ke bayang-bayang karena Substansinya yang ditunjukkan oleh bayang-bayang itu, telah datang.

 

 

 

10 09 21

  

No comments:

Post a Comment