_____REVELATION’S
SEVEN CHURCHES_____
Part 13/13 - Stephen Bohr
THE GLORIOUS TRIUMPH OF THE CHURCH
https://www.youtube.com/watch?v=i7pzlXwCsl8&list=PLIWJyuxBfZ7hWTbEjflehB1GnoSRzvBZj&index=13
Dibuka
dengan doa.
Jesus was in the region of Caesarea Philippi. He had actually gone outside the
northern borders of Israel and visited the cities of Tyre and Sidon along the
coast of the Mediterranean. On the way south He stopped at a city called
Caesarea Philippi, this was just north of the borders of Israel, it is a place
with luscious green vegetation, but in the times of Christ it was renowned for
its riotous society. The city of Caesarea Philippi is at the foot of the
majestic Mount Hermon, the tallest mountain in the holy land. From here Jesus
was going to begin His journey south, His last journey south, to the city of
Jerusalem where the Jewish nation would reject Him and crucify Him.
Yesus sedang berada di daerah Kaisarea Filipi. Dia pergi melewati perbatasan
sebelah utara Israel dan mengunjungi kota-kota Tirus dan Sidon sepanjang pantai
Mediterania. Dalam perjalananNya ke selatan Dia berhenti di sebuah
kota yang bernama Kaisarea Filipi, ini dekat perbatasan sebelah utara Israel,
suatu tempat dengan vegetasi hijau yang subur, tetapi di zaman Kristus tempat
itu terkenal dengan penduduknya yang suka membuat onar. Kota Kaisarea Filipi
terletak di kaki Gunung Hermon yang megah, gunung tertinggi di Israel. Dari
sini Yesus akan memulai perjalananNya ke
selatan, perjalananNya ke selatan yang terakhir, ke kota Yerusalem di mana bangsa Yahudi
akan menolakNya dan menyalibkanNya.
Jesus was about to share with His disciples there in Caesarea Philippi a
distressing and sobering truth. However, before He shared this truth with them He
prayed fervently to His Father that He would strengthen them to go through the
trials that awaited their arrival in Jerusalem. He also prayed that His disciples
would not lose faith in the trial ahead.
Di Kaisarea Filipi Yesus akan menyampaikan suatu berita benar yang
menyedihkan dan serius kepada murid-muridNya. Namun,
sebelum Dia menyampaikan berita ini kepada mereka, Dia berdoa
dengan sungguh-sungguh kepada BapaNya agar BapaNya akan menguatkan mereka
supaya mereka kuat menjalani pencobaan yang menantikan kedatangan mereka di Yerusalem. Dia juga berdoa agar murid-muridNya
tidak akan kehilangan iman dalam pencobaan yang akan datang itu.
Now when we study the story of Matthew 16 we need to take into account the
three synoptic gospels where the Transfiguration is described; the
Transfiguration of Jesus is described in Matthew, Mark, and Luke. John does not
mention it. So Jesus there at Caesarea Philippi gathers His disciples around
Him and He asks them a preliminary question, it's found in verses 13 and 14. “13… ‘Who do men
say that I, the Son of Man, am?’ 14 So they
said, ‘Some say John
the Baptist, some Elijah, and others Jeremiah or one of the prophets.’ Basically they're saying that “You are a
renowned human being.” But then Jesus
asks a more pointed question, the question that He really wanted to ask, it’s
found in verse 15, Jesus then asked, “15 …‘But who do you say
that I am?’…” “I don't really
care what people are saying about Me, I want to know who you think, My
disciples think that I am.” And of course the apostle Peter who appeared to be
the spokesman for the disciples who many times put his tongue in fourth gear
before putting his brain in first gear, had an immediate answer; it is found in
verse 16, “…16 Simon Peter
answered and said, ‘You are the Christ, the Son of the living God.’…”, “You are not one of the prophets, You're
not a mere human being, You are the Christ.” The word “Christ” is the word
“Messiah”, it is the exact equivalent of the Hebrew מָשִׁיחַ[mâshı̂yach]. So Peter was saying, “You are the
Messiah, the Son of the living God.” Now Jesus was very happy with the answer
of Peter and in verse 17 Jesus said to Peter, “…17 Jesus answered and said
to him, ‘Blessed are you, Simon Bar-Jonah,...” that is son of Jonah, “...for
flesh and blood has not revealed this to
you,...” what does
"flesh and blood" mean? It means no human being has revealed this to
you, “...but My Father
who is in heaven." Peter did not
understand his own confession. You see, Peter believed that the Messiah would
be a political Messiah, He would destroy the hated Romans and placed the Jewish
nation at the top of the world, where the Messiah would enforce the religion of
Israel. That was the idea of Messiah that Peter had. So when Peter said “You
are the Messiah”, he was making the right confession, but he did not understand
his own confession, as we will notice. Peter's confession was not some
momentary intuition or personal insight, he simply did not understand what he
was saying, it was revealed to him directly by the Father in Heaven.
Nah pada waktu kita
mempelajari kisah di Matius 16, kita perlu mempertimbangkan tiga Injil sinoptik
yag menceritakan tentang Transfigurasi; Transfigurasi Yesus digambarkan di
Matius, Markus, dan Lukas. Yohanes tidak menyinggungnya. Jadi di Kaisarea
Filipi di sana Yesus mengumpulkan murid-muridNya di seputarNya dan Dia
mengajukan pertanyaan permulaan, ini ada di ayat 13 dan 14. “13 …‘Kata orang, siapakah Aku, Anak Manusia itu?’ 14 Maka
mereka berkata, ‘Ada yang mengatakan
Yohanes Pembaptis; ada yang mengatakan Elia; dan yang
lain Yeremia atau salah seorang dari para nabi.’…” Pada dasarnya
mereka mengatakan, “Engkau adalah seorang yang terkenal.” Tetapi Yesus kemudian
mengajukan pertanyaan yang lebih menjurus, pertanyaan yang sesungguhnya mau Dia
tanyakan, itu di ayat 15, “…15
Lalu Yesus bertanya kepada mereka, ‘Tetapi menurut
kamu, siapakah Aku ini?…” “Aku tidak peduli apa kata orang tentang Aku, Aku mau
tahu menurut kalian, murid-muridKu,
kalian pikir Aku siapa?” Dan tentu saja rasul Petrus yang sepertinya
jurubicara para murid, yang sering-sering memasukkan lidahnya ke gigi keempat
sebelum otaknya masuk gigi pertama, sudah langsung punya jawabannya; ini
ditemukan di ayat 16, “…16
Simon Petrus menjawab dan berkata, ‘Engkau
adalah Sang Kristus, Anak Allah yang
hidup!’…” “Engkau bukan salah satu nabi, Engkau bukan seorang
manusia biasa, Engkau adalah Sang
Kristus.” Kata “Kristus” adalah kata “Messias”, itu adalah
padanan yang persis dari kata Ibrani מָשִׁיחַ[mâshı̂yach]. Jadi Petrus
mengatakan, “Engkaulah Sang Messias, Anak dari Allah yang hidup.” Nah, Yesus
sangat senang dengan jawaban Petrus, dan di ayat 17 Yesus berkata kepada
Petrus, “...17...‘Diberkatilah
engkau Simon bin Yunus…” artinya “anak Yunus”, “…sebab darah
dan daging tidak menyatakan itu
kepadamu…” apa maksudnya “darah dan daging”? Artinya tidak ada manusia
yang menyatakan itu kepadamu,
“…melainkan Bapa-Ku yang di sorga.’…”
Petrus tidak paham dengan pengakuannya sendiri. Lihat,
Petrus meyakini bahwa Sang Messias adalah seorang Messias politik, Dia akan
menghancurkan bangsa Roma yang dibenci dan menempatkan bangsa Yahudi di puncak
dunia di mana Sang Messias
akan memberlakukan agama Israel. Itulah konsep Messias yang dimiliki Petrus.
Jadi ketika Petrus berkata, “Engkaulah Sang Messias”, dia membuat pengakuan
yang benar, tetapi dia tidak mengerti pengakuannya sendiri, seperti yang akan
kita lihat. Pengakuan Petrus bukanlah suatu intuisi sejenak atau pengetahuan
pribadinya yang mendalam, dia semata-mata tidak mengerti apa yang dikatakannya,
itu diungkapkan langsung kepadanya oleh Allah Bapa di Surga.
Now we are going to skip verse 18 and we are going to go down to verse 21,
we will come back to verse 18 at the end of our study together. Let's go to
verse 21. The disciples have just confessed that Jesus is the Messiah, the Son
of the living God, but now Jesus is going to share a disturbing truth with His
disciples, it's found in verse 21. “21 From that
time Jesus began to show to His disciples that He must go to Jerusalem,
and suffer many things from the elders and chief priests and scribes, and be
killed, and be raised the third day.”
Now the disciples when Jesus said He was going to suffer and be killed,
their minds shut off at that
point, and apparently they didn't even notice that Jesus said, “be raised the third day”. Their minds stopped working when they
heard that Jesus must suffer and He must be killed.
Sekarang kita akan meloncati
ayat 18 dan kita akan ke ayat 21, kita akan kembali ke ayat 18 di bagian akhir
pelajaran kita. Mari kita ke ayat 21. Para murid baru saja mengakui Yesus
adalah Sang Messias, Anak dari Allah yang hidup, tetapi sekarang Yesus akan
membagikan suatu kebenaran yang menyedihkan kepada murid-muridNya, itu ada di
ayat 21. “21 Sejak waktu
itu Yesus mulai menyatakan kepada murid-murid-Nya bahwa Ia harus pergi ke
Yerusalem dan menderita banyak hal dari tua-tua, imam-imam kepala, dan ahli-ahli Taurat, dan dibunuh dan dibangkitkan hari yang ketiga…”
Sekarang ketika Yesus berkata Dia akan menderita dan
dibunuh, para murid, pikiran mereka
langsung tidak berfungsi, dan rupanya mereka bahkan tidak sadar bahwa Yesus
mengatakan “…dibangkitkan hari yang ketiga…” Pikiran mereka
berhenti bekerja ketika mereka mendengar bahwa Yesus harus menderita dan Dia
harus dibunuh.
Now Jesus when He said these words, He shook up the disciples, we know that
because in the very next verse Peter is
going to rebuke the Master, the disciple is going to rebuke the Master ~ practically
unheard of in the times of Christ ~ verse 22 reads, “22 Then Peter
took Him aside…” at least he didn't do it in the presence of
all the disciples. He took Him aside “…and
began to rebuke Him, saying, ‘Far be it from You, Lord; this shall not happen
to You!’…” Did Peter
understand his own confession? No, he didn't. He just said that Jesus was the
Messiah, Jesus said it was revealed to you by My Father in Heaven, and now
Peter says, this would never happen to You. Messiah doesn't die, Messiah reigns
on the throne in Jerusalem. What was the response of Jesus to Peter? It is
found in verse 23, “…23 But He turned and said
to Peter,…” by the way He is
not talking only to Peter, He is talking to the power behind Peter who used him
as an instrument. “…‘Get behind
Me, Satan! You are an offense
to Me, for you are not mindful of the things of God, but the things of men.’…” Very interesting the change here. Jesus
said, “This has not been revealed to you by flesh and blood, but by My Father
in Heaven,” but when Peter says “this would never happen to You,” Jesus
says, “you're mindful of the things of
men, you're not mindful of the things of God.”
Now we are going to skip verses 24-27 and we will come back to them at the
end of our study together.
Nah, Yesus, ketika Dia
mengucapkan kata-kata ini, Dia mengguncang para murid, kita tahu karena di ayat
berikutnya Petrus menegur Sang Guru, seorang murid akan menegur Sang Guru
~ sama sekali tidak lazim di zaman Kristus ~ ayat 22 bunyinya, “22
Lalu Petrus menarik Yesus ke samping…” setidaknya dia
tidak melakukannya di hadapan murid-murid yang lain. Petrus membawa Yesus ke
samping,“…dan menegur Dia katanya, ‘Dijauhkanlah itu dariMu, Tuhan! Ini takkan terjadi
pada-Mu!’…” apakah Petrus paham pengakuannya sendiri? Tidak, dia
tidak paham. Dia baru saja mengatakan Yesus itu Sang Messias. Yesus berkata itu
diungkapkan kepadamu oleh BapaKu yang di Surga. Dan sekarang Petrus berkata itu tidak akan pernah terjadi padaMu, Messias tidak mati,
Messias memerintah dari atas takhta di Yerusalem. Bagaimana tanggapan Yesus
kepada Petrus? Ini ada di ayat 23, “…23
Tetapi Dia berpaling dan berkata
kepada Petrus…” nah, Dia bukan hanya bicara kepada Petrus, Dia bicara
kepada kuasa di belakang Petrus yang menggunakan Petrus sebagai alatnya. “…‘Mundurlah
dari-Ku, Setan! Engkau batu sandungan bagi-Ku, sebab engkau tidak memperdulikan hal-hal Allah, melainkan hal-hal
manusia.’…" Menarik sekali
perubahan di sini. Yesus berkata, “Ini tidak diungkapkan kepadamu oleh darah
dan daging, melainkan oleh BapaKu di Surga”, tetapi ketika Petrus berkata, “Itu tidak akan pernah
terjadi padaMu”, Yesus berkata, “Engkau mementingkan hal-hal manusia, engkau
tidak mementingkan hal-hal Allah.”
Sekarang kita akan meloncati ayat 24-27 dan kita akan
kembali ke sana di bagian akhir pelajaran kita.
Jesus after this made a very confusing statement. See, He had made a
disturbing statement that He was going to Jerusalem and He was going to suffer
and die. Now He is going to make a very disturbing statement to the disciples,
it's found in verses 27-28. “ 27 For the Son of
Man will come in the glory of His Father with His
angels, and then He
will reward each according to his works. 28 Assuredly,
I say to you, there are
some standing here…” the twelve were there “…there are some…” of you twelve, Jesus is saying, “…standing here who shall not taste death
till they see the Son of Man coming in His kingdom.”
Now this presents a problem because all of the disciples are dead, and
Jesus has not yet come with all of the holy angels in His kingdom. Now, was
Jesus wrong in what He said? Did He not know what He was talking about?
Absolutely not. We have to go to the very next chapter to understand that Jesus was not telling them
a lie.
Setelah itu, Yesus memberikan
pernyataan yang sangat membingungkan. Lihat, Dia sudah membuat pernyataan yang meresahkan bahwa Dia akan ke Yerusalem, dan bahwa Dia akan
menderita dan mati. Sekarang Dia akan membuat pernyataan yang sangat meresahkan kepada para murid, itu ada di ayat-ayat 27-28, “27 Sebab Anak Manusia akan datang
dalam kemuliaan Bapa-Nya dengan
malaikat-malaikat-Nya; dan pada waktu itu Ia
akan membalas setiap orang menurut perbuatannya. 28 Sungguh, Aku berkata kepadamu, ada beberapa dari yang sekarang berdiri di sini…” kedua belas murid ada
di sana, “…ada beberapa…” dari kalian dua belas orang ini, kata Yesus, “…dari yang
sekarang berdiri
di sini yang tidak akan merasakan kematian
hingga mereka melihat Anak Manusia datang
dalam Kerajaan-Nya."
Nah, ini menimbulkan masalah karena semua murid itu
sekarang sudah mati, dan Yesus masih belum datang dengan semua malaikat kudus
di kerajaanNya. Nah, apakah Yesus salah dengan apa yang dikatakanNya? Apakah
Dia tidak tahu apa yang dibicarakanNya? Tentu saja tidak! Kita harus pergi ke
pasal berikutnya untuk mengerti bahwa Yesus tidak membohongi mereka.
Now after this Jesus leads His disciples south towards Jerusalem, this is
about six months before the passion and death of Christ. The journey to
Jerusalem tells the disciples that there are dark forebodings ahead, because
Jesus has said that He's going to Jerusalem to suffer and to die. So for six
days Jesus and the disciples travel south down the western bank of the Sea of
Galilee. The disciples are deeply troubled, gloom and perplexity and fear
haunts them. Peter has just confessed that Jesus is the Messiah and Jesus congratulated
him, and then Jesus goes and spoils it all by saying that He must go to
Jerusalem, suffer and die, and that the Jewish nation whom He came to redeem
would crucify Him. So Jesus leads the disciples down the western bank of the
Sea of Galilee and after traveling six days they came most likely to Mount
Tabor. It's a mount that's about 1’800 feet above sea level, the southwest
corner of the Sea of Galilee. For six days the disciples have not been able to
rest or to sleep, they have moved south towards Jerusalem with Jesus with dire
forebodings.
Six days later they arrive at this location where probably Mount Tabor is
located. Now it's interesting to notice that in Matthew 17:1 we have the only place in the synoptic
gospels, ~ the synoptic gospels are Matthew, Mark, and Luke ~ it's the only
place in the synoptic gospels where a time interval is mentioned between one
event and another. Only in Matthew 17:1 does it tell us how long transpired between the saying of Jesus at Caesarea
Philippi and the time when they arrived there at the mount in the southwest
corner of the Sea of Galilee.
Nah, setelah ini Yesus membawa murid-muridNya ke arah
selatan, menuju Yerusalem. Ini sekitar enam bulan sebelum kesengsaraan dan
kematian Kristus. Perjalanan ke Yerusalem mendatangkan firasat akan adanya kegelapan di depan, karena Yesus sudah berkata bahwa Dia ke Yerusalem
untuk menderita dan mati. Jadi selama enam hari Yesus dan para murid menempuh
perjalanan menuruni tepi barat Laut Galilea, para muri
sangat sedih, kegelapan dan kekhawatiran dan rasa takut menghantui mereka.
Petrus baru mengakui bahwa Yesus adalah Sag Messias dan Yesus memujinya,
kemudian Yesus merusak semua itu dengan mengatakan Dia harus ke Yerusalem,
menderita, dan mati, dan bahwa bangsa Yahudi untuk siapa Dia datang menebus,
mereka itulah yang akan menyalibkan Dia. Jadi Yesus membawa para murid
menuruni tepian barat Laut Galilea, dan setelah menempuh perjalanan selama enam
hari besar kemungkinan mereka tiba di Gunung Tabor. Itu adalah sebuah gunung
sekitar 1’800 kaki di atas permukaan laut, di ujung baratdaya Laut Galilea.
Selama enam hari para murid tidak bisa beristirahat atau tidur, mereka bergerak
ke arah selatan menuju Yerusalem bersama Yesus dengan firasat buruk.
Enam hari kemudian mereka tiba di lokasi ini di mana
Gunung Tabor itu ada. Nah, yang menarik ialah Matius 17:1 adalah satu-satunya
tempat dari injil-injil sinoptik (injil-injil sinoptik ialah kitab Matius,
Markus, dan Lukas) itulah satu-satunya tempat di injil-injil sinoptik di mana disebutkan
berapa lama waktu antara satu peristiwa dengan peristiwa yang lain.
Hanya di Matius 17:1 yang mengatakan kepada kita berapa
lama waktunya antara apa yang dikatakan Yesus di Kaisarea Filipi dengan waktu
ketika mereka tiba di gunung di ujung baratdaya Laut Galilea.
Let's go to Matthew 17:1. “1 Now after
six days Jesus took Peter, James, and John his brother, led them up on a high
mountain by themselves…” Now what did
Jesus just said before that, while He was still at Caesarea Philippi? He had said,
“There are some of you who will not die until they see the Son of Man coming in
His kingdom.” The “some” are Peter,
James, and John that Jesus takes to the top of the mountain. Why
did Jesus take Peter, James, and John? The reason is very simple, in
Matthew 26:37-38 we are told that Peter,
James and John were the closest to Jesus when He suffered in the Garden of
Gethsemane, when He sweated drops of blood and He agonized with His
Father and begged His Father that if it was possible that He’d take away the
cup of His wrath because He was bearing the sins of the entire world. Jesus
knew that His three disciples were going to be closest to Him and they need a
special encouragement, that after the suffering and the death would
come the glory.
Mari kita ke Matius 17:1, “1 Nah,
enam hari kemudian Yesus membawa Petrus, Yakobus dan Yohanes saudaranya,
dan memimpin mereka mendaki sebuah gunung
yang tinggi, hanya mereka saja…” Nah, apa yang baru
Yesus katakan sebelum itu selagi Dia di Kaisarea Filipi? Dia berkata, “Ada
beberapa dari kalian yang tidak akan mati hingga mereka melihat Anak Manusia
datang dalam KerajaanNya.” “Beberapa”
itu adalah Petrus, Yakobus dan Yohanes yang dibawa Yesus ke puncak gunung itu. Mengapa Yesus
membawa Petrus, Yakobus, dan Yohanes?
Alasannya sangat sederhanya, di Matius 26:37-38 kita mendapat tahu bahwa Petrus, Yakobus, dan Yohanes
adalah yang paling dekat pada Yesus ketika ia sedang menderita di taman
Getsemani, ketika Dia meneteskan keringat darah, dan Dia
bergumul dengan BapaNya dan memohon Bapanya jikalau mungkin supaya Dia
mengambil cawan murkaNya karena Yesus sedang memikul dosa-dosa seluruh dunia.
Yesus tahu bahwa ketiga muridNya ini adalah yang paling dekat diriNya dan mereka membutuhkan
penghiburan khusus, bahwa setelah penderitaan dan kematian akan
datang kemuliaan.
Matthew 26:37-38 tells us that the
three were closest to Jesus and they heard His agony in the garden, I read. “ 37 And He took with Him
Peter and the two sons of Zebedee, and He began to be sorrowful and deeply
distressed. 38 Then He said to them, ‘My soul is exceedingly sorrowful, even to
death. Stay here and watch with Me’….”
You see, Peter, James, and John were
closest to Jesus; they would watch His agony in the garden, and they needed the
special encouragement of what was going to happen there at the Mount of
Transfiguration. Knowing that they were distressed and concerned about what
Jesus had said was going to happen in Jerusalem, Jesus prays to His Father to give them
a glimpse of the glory after the cross.
Matius 26:37-38 mengatakan kepada kita bahwa mereka
bertiga itu adalah yang paling dekat Yesus dan mereka mendengar kesengsaraanNya
di taman. Saya bacakan, “37 Dan Ia membawa
bersamaNya Petrus dan kedua anak Zebedeus. Dan Ia mulai merasa sedih dan dan sangat tertekan, 38 lalu kataNya kepada mereka, ‘Hati-Ku sangat sedih,
seperti mau mati rasanya. Tinggallah di sini dan berjaga-jagalah dengan Aku.’…”
Lihat, Petrus, Yakobus, dan Yohanes adalah yang paling
dekat Yesus; mereka akan menyaksikan penderitaanNya di taman, dan mereka
membutuhkan semangat khusus untuk menghadapi apa yang akan terjadi di Bukit
Transfigurasi. Mengetahui bahwa mereka tertekan dan khawatir tentang apa yang
telah dikatakan Yesus mengenai apa yang akan terjadi di Yerusalem, Yesus memohon kepada BapaNya
untuk memberikan mereka sebersit pandangan tentang kemuliaan setelah salib.
Ellen White tells us in Desire of Ages page
421, “The Saviour has seen the gloom of His disciples, and has longed to
lighten their grief by an assurance that their faith has not been in vain…”
Ellen White mengatakan kepada kita di Desire of Ages hal. 421, “…Sang Juruselamat sudah melihat
kemurungan para muridNya, dan ingin meringankan kesedihan mereka dengan suatu jaminan
bahwa iman mereka tidak sia-sia…”
In Luke 9:28 we're told, “28 Now it came
to pass, about eight days after these sayings,…” you see Luke is using inclusive reckoning,
that is why it's 8; whereas Matthew is using strict chronology. And so it says, “…28 Now it came to pass, about eight days after these
sayings,…” after Jesus had
said these sayings in Caesarea Philippi, “…that He took Peter, John, and James and
went up on the mountain to pray.”
Di Lukas 9:28 kita mendapat
tahu, “28 Maka terjadilah, kira-kira delapan hari sesudah
segala perkataan itu…” lihat, Lukas memakai
cara menghitung inklusif, itulah mengapa itu 8 hari, sementara Matius memakai
kronologi langsung. Jadi dikatakan, “…28
Maka terjadilah, kira-kira delapan hari
sesudah segala perkataan itu…” sesudah Yesus mengatakan perkataan-perkataan itu di
Kaisarea Filipi, “…Dia membawa Petrus, Yohanes dan Yakobus, lalu
naik ke atas gunung untuk berdoa.”
Ellen White tells us what He prayed about in the book Desire of Ages 420-421 we're told, “…Now the burden of His prayer is that they may be given a manifestation of the glory He had
with the Father before the world was, that His kingdom may be revealed to
human eyes, and that His disciples
may be strengthened to behold it. He pleads that they may witness a manifestation of His divinity that will comfort them in the hour of His supreme agony with the knowledge that He is of a surety the Son of God and that His shameful death is a part of the plan of redemption.”
In other words, Jesus is praying to His Father, “Father, they are
discouraged, they're disheartened, we're moving to Jerusalem, they know that I
am going to suffer, and I'm going to die, please show them what is going to
happen after the cross, show them the glory after the suffering.”
The Father answered the prayer of Jesus, and some of those who were present
there saw Jesus as He will come in His kingdom.
Ellen White memberitahu kita apa yang didoakanNya di buku
Desire of Ages hal. 420-421, “…Nah, beban doaNya ialah agar mereka
boleh diberikan suatu manifestasi kemuliaan yang dimilikiNya bersama Bapa
sebelum dunia dijadikan, bahwa kerajaanNya boleh diungkapkan kepada mata
manusia, dan bahwa dengan melihat itu murid-muridNya boleh dikuatkan. Dia
memohon agar mereka boleh menyaksikan suatu manifestasi dari KeilahianNya, yang
akan menghibur mereka di saat kesengsaraanNya yang paling berat, melalui
pengetahuan bahwa Dia dijamin adalah Anak Allah, dan bahwa kematianNya yang
hina adalah bagian dari rencana keselamatan.”
Dengan kata lain Yesus berdoa kepada BapaNya, “Bapa,
mereka patah semangat, mereka berkecil hati, kami sedang menuju Yerusalem,
mereka tahu bahwa Aku akan menderita dan Aku akan mati. Tolong tunjukkan mereka
apa yang akan terjadi setelah salib. Tunjukkan kemuliaannya setelah
penderitaan.”
Bapa menjawab doa Yesus, dan beberapa dari mereka yang
hadir di sana melihat Yesus sebagaimana nanti Dia akan datang dalam
kerajaanNya.
Let's go to Matthew 17:2 and we're
going to read from all three gospels because each gospel writer gives a
different description of the Transfiguration.
·
We will look
first of all at the story as it is told by Luke,
in Luke 9:29. “ 29 As He prayed, the
appearance of His face was altered, and His robe became white and glistening.”
·
Matthew 17:2 tells us, “ 2 and He was transfigured
before them. His face shone like the sun, and His clothes became as white as
the light.”
·
And I like
especially the description that is given by Mark,
he was very descriptive, he says, “2 …He was
transfigured before them. 3 His
clothes became shining, exceedingly white, like snow, such as no launderer
on earth can whiten them.”
Mari ke Matius 17:2 dan kita akan membaca dari semua tiga
injil karena setiap penulis injil memberikan deskripsi yang berbeda tentang
Transfigurasi.
· Pertama kita akan melihat
kisahnya seperti yang diceritakan Lukas,
di Lukas 9:29, “29 Ketika Ia sedang berdoa, rupa
wajah-Nya berubah dan pakaian-Nya menjadi putih berkilau-kilauan.”.
· Matius 17:2 memberitahu kita, “2 dan
Dia diubahkan di depan mata mereka;
wajah-Nya bercahaya seperti matahari dan pakaian-Nya menjadi seputih sinar.” .
· Dan saya terutama menyukai deskripsi yang diberikan oleh
Markus 9:2-3,
Markus sangat jelas, dia berkata, “2 …Yesus diubahkan di depan mata mereka, 3 pakaian-Nya menjadi bersinar, sangat putih seperti salju, tidak ada tukang cuci di dunia ini yang dapat memutihkan
seperti itu.” .
Now did you notice here that it says that Jesus was transfigured, what
voice is that verb? It is passive voice. Jesus did not transfigure Himself, His Father
transfigured Him in answer to His prayer. In fact Jesus prayed this
prayer as He was on the way to the garden of Gethsemane. He said, “Father, glorify Me with the glory that I had with
You before the world was.” In other words, Jesus prayed to the Father, and the Father
transfigured Jesus.
Nah, apakah kalian menyimak di sini ketika dikatakan
Yesus diubahkan, itu bentuk kalimat apa? Itu kalimat pasif. Yesus tidak mengubah DiriNya
sendiri, BapaNya yang mengubahNya sebagai jawaban doaNya. Malah,
Yesus menaikkan doa ini saat dalam perjalananNya ke taman Getsemani. Dia
berkata, “Ya Bapa, muliakanlah
Aku bersama Diri-Mu
sendiri dengan kemuliaan yang Kumiliki bersama-Mu
sebelum dunia ada.” (Yoh.17:5) Dengan kata lain
Yesus berdoa kepada Bapa, dan Bapa yang mengubahkan Yesus.
Now the word “transfigured” is very interesting here, it is the word μεταμορφόω [metamorphoō]. What word do we
get in English from μεταμορφόω [metamorphoō]? The word "metamorphosis"”
What is a metamorphosis?
Let me ask you in what way is a caterpillar
similar to a butterfly? They are not similar in any way. One is a worm and the
other one flies. Now I collected butterflies for many, many years; my sister
knows this. I learned a lot about butterflies, in fact I saw the development of
butterflies from the time that the mother butterfly laid the eggs on a leaf of a tree. I watched those eggs break, little
tiny caterpillars come out. I watched them eat the leaves of a tree, grow into
big caterpillars. I watched them attach themselves to a tree or to a wall and
weave a chrysalis or cocoon around them. I watched them later on, the cocoon
shake and break. And lo, out of the cocoon doesn't come a caterpillar, out of a
cocoon comes a butterfly.
Nah, kata “diubahkan” di sini sangat menarik. Itu adalah
kata μεταμορφόω
[metamorphoō]. Kata apa dalam bahasa Inggris yang kita peroleh dari
kata μεταμορφόω
[metamorphoō]? Kata “metamorphosis”. Apa itu metamorphosis?
Coba saya
tanya, dalam bentuk apa seekor ulat mirip dengan kupu-kupu? Mereka sama sekali
tidak ada kemiripan. Yang satu ulat, dan lain bisa terbang. Nah, saya
mengoleksi kupu-kupu selama bertahun-tahun; saudara saya tahu tentang ini. Saya
belajar banyak tentang kupu-kupu, faktanya saya melihat perkembangan kupu-kupu
dari saat induk kupu-kupu bertelur di atas selembar daun di pohon. Saya
mengawasi telur-telur itu menetas dan ulat-ulat kecil keluar. Saya mengawasi
mereka makan daun-daun pohon, dan tumbuh menjadi ulat yang besar. Saya
mengawasi mereka melekatkan diri mereka ke sebatang pohon atau dinding, dan
memintal sebuah krisalis atau kepompong seputar mereka. Saya mengawasi mereka, kemudian
kepompong itu begetar dan terbuka. Dan lihat, dari kepompong itu tidak keluar
seekor ulat, dari kepompong itu keluar kupu-kupu.
That is the word that is used for what happened to Jesus He was totally changed, He was transfigured,
He looked
as He will look when He comes again. In fact you notice that Matthew
said that His
face shone like the sun, this is the description of Jesus in Revelation 1:16;
the glorified Christ in the Holy Place of the Heavenly Sanctuary.
Incidentally this word “metamorphosis” is not a common word in the New
Testament, it's used in Romans 12:2
where it says “be ye
transformed by the renewing of your mind”, and it's also used in 2 Corinthians 3:18 where it says that “by beholding Jesus we are changed”, we are metamorphosed, if you please.
Itulah kata yang dipakai untuk apa yang terjadi pada Yesus, Dia
seluruhnya berubah. Dia diubahkan, Dia tampak
seperti Dia akan tampak ketika Dia datang lagi. Bahkan kalian
simak bahwa Matius mengatakan wajahNya
bersinar seperti matahari, ini adalah deskripsi Yesus di Wahyu 1:16; Kristus
yang dimuliakan di Bilik Kudus Bait Suci Surgawi.
Kebetulan perkataan “metamorphosis” ini bukanlah kata
yang biasa di Perjanjian Baru. Itu dipakai di Roma 12:2 di mana dikatakan, “…tetapi jadilah
berubah oleh pembaharuan pikiranmu” dan juga dipakai di 2 Korintus 3:18 d mana dikatakan
bahwa dengan “memandang kemuliaan Tuhan…kita diubahkan” kita dimetamorphosakan,
katakanlah demikian.
Now let's go to Matthew 17:3, Jesus
is now looking like He will look when He comes in His kingdom, and some of the
disciples are there seeing it according to the promise of Jesus.
And now as they're there on the mountain, two individuals come to speak
with Jesus, not with all of them, with Jesus. Notice what we find in Matthew
17:3, “ 3 And behold, Moses and Elijah appeared to them,
talking with Him…” Now notice, Moses and Elijah appeared to
all of the three disciples that were there, but they talked with whom? They
talked with Jesus.
Now how is it that Moses and Elijah came down to that mount? Well, we need
to take a look at the story of Moses and Elijah.
Nah, mari ke Matius 17:3,
Yesus sekarang sedang tampak seperti Dia akan tampak bila Dia datang dalam
KerajaanNya, dan beberapa dari murid-murid itu menyaksikan sesuai janji Yesus.
Dan sekarang sementara mereka berada di atas gunung itu, dua sosok datang untuk
berbicara dengan Yesus, bukan dengan mereka semua, hanya dengan Yesus. Simak
apa yang kita dapati di Matius 17:3, “3
Dan tampaklah Musa dan Elia kepada mereka,
sedang berbicara dengan Dia…” Sekarang simak, Musa dan Elia tampak kepada semua ketiga
murid yang ada di sana, tetapi mereka berbicara dengan siapa? Mereka berbicara
dengan Yesus.
Nah, bagaimana kok Musa dan Elia turun ke gunung itu?
Nah, kita perlu melihat ke kisah Musa dan Elia.
What about Moses? Well, in Deuteronomy 34:5-6 we find registered the death
of Moses, and there are two strange things about the death of Moses.
·
First of all
we're going to notice that nobody knew where his tomb was,
·
and secondly we
will notice that God Himself buried Moses.
Let's read those verses. “5 So Moses
the servant of the Lord died
there in the land of Moab, according to the word of the Lord…” and notice that Lord is the “antecedent” “…6 And He buried him…” “He” is capitalized the first letter, “…6 And He buried him in a valley in the land of Moab,
opposite Beth Peor; but no one knows his grave to this day…” that is strange because the Jews marked the
graves of their heroes. You can still visit the tomb of David in Jerusalem,
Abraham and his family were buried in the Cave of Machpelah. In recent years a crypt was found where there was an
inscription that said “here lies Daniel the prophet”, there was no body, but
there was an ancient inscription that marked the place where Daniel was buried.
And yet with Moses no one knew where his grave was. Why not? The book of Jude
tells us the reason why, Jude 9. When Moses died and God buried him, two
persons came to the tomb of Moses. Michael the archangel was one, and the other
one was Satan the devil. Michael had every intention of resurrecting Moses from
the dead. Let's read about it in Jude 9. “ 9 Yet
Michael the archangel…” which is another name for who? For Christ.
By the way the word “archangel” means the chief of the angels, and has nothing to do with the Ark of the Covenant.
It means “the chief of the angels”, that is why Revelation says Michael and His
angels, Jesus is the commander of the angelic host. So it says, “…Michael the archangel in contending with the devil, when he
disputed about the body of Moses, dared not bring against him a reviling
accusation, but said, ‘The Lord rebuke you!’…”
What had Michael come down for? What had the archangel come down for? He
had come to resurrect His servant Moses.
I like to imagine what the conversation was
like.
Jesus comes, He says, “I've come to
resurrect My servant Moses.”
and I'm dramatizing for effect.
Satan says, “You can't take Moses, he is a
sinner, he struck the rock twice, he disobeyed You, he is mine.”
And Jesus says, “Yeah, I don't deny that he
sinned, but he confessed his sin, and he was sorry for his sin, and his sin was
forgiven on the basis of My sacrifice.”
And Satan says, “What sacrifice? You
haven't been sacrificed, You haven't died yet.”
But Jesus says, “Yes, but he died believing in the promise of
My sacrifice.” And Satan says, “You can't take him.”
Jesus says, “Yes, I can.”
And so Jesus now resurrects Moses.
How do we know that He resurrected Moses? Because he appeared on the Mount,
He would have had to resurrected him, hello! If he came and presented himself
there to Jesus.
Bagaimana dengan Musa? Nah, di Ulangan 34:5-6 kita
menemukan catatan kematian Musa dan ada dua hal yang janggal mengenai kematian
Musa.
·
Pertama kita akan menyimak bahwa tidak ada yang tahu di
mana kuburnya,
·
dan kedua, kita akan menyimak bahwa Allah Sendiri yang
menguburkan Musa.
Mari kita baca ayat-ayat itu. “5 Maka
matilah Musa, hamba TUHAN itu, di sana di tanah Moab, sesuai dengan firman
TUHAN…” dan simak “Tuhan”
adalah “antecedent”nya (yang disebutkan di atas) “…6 Dan Ia menguburkan dia…” “Ia” huruf pertamanya huruf besar ( = Tuhan), “…6
Dan Ia menguburkan dia di suatu lembah di
tanah Moab, di seberang Bet-Peor, tetapi tidak ada orang yang tahu kuburnya sampai
hari ini…” ini aneh, karena orang-orang Yahudi menandai makam dari
pahlawan-pahlawan mereka. Kita masih bisa mengunjungi makam Daud di Yerusalem.
Abraham dan keluarganya dikuburkan di dalam Gua
Makhpelah. Di tahun-tahun terakhir ini sebuah makam bawah tanah dtemukan di
mana terdapat tulisan yang berkata, “di sini terbaring Daniel si nabi”, tidak
ada jasadnya, tetapi ada tulisan kuno yang menandai tempat di mana Daniel
dikuburkan. Namun dengan Musa, tidak ada yang tahu di mana kuburnya. Mengapa
tidak? Kitab Yudas memberitahu kita alasannya, Yudas 9. Ketika Musa mati dan
Allah menguburnya, dua sosok datang ke kubur Musa, yang satu Mikhael, Penghulu
Malaikat; dan yang lain Setan si Iblis. Mikhael berniat membangkitkan Musa dari
kematian. Mari kita baca di Yudas 9, “…9 Namun
Mikhael, Penghulu Malaikat…” yang adalah nama lain untuk siapa? Untuk Kristus. Nah,
kata “penghulu malaikat” berarti pemimpn para malaikat, dan tidak terkait
dengan Tabut Perjanjian. Itu artinya “kepala/pemimpin para malaikat”. Itulah
mengapa kitab Wahyu mengatakan Mikhael dan malaikat-malaikatNya. Yesus adalah
komandan balatentara malaikat. Jadi dikatakan, “…9
Namun Mikhael, Penghulu Malaikat, dalam berselisih dengan Iblis ketika dia betengkar mengenai mayat Musa, tidak berani melontarkan
kepada iblis tuduhan
yang menghakimi, tetapi berkata: ‘Tuhan
menegur engkau!’…” Mikhael turun ke dunia untuk apa? Sang Penghulu Malaikat
turun ke dunia untuk apa? Dia datang untuk membangkitkan hambaNya, Musa.
Saya suka
membayangkan bagaimana percakapan tersebut.
Yesus datang, Dia
berkata, “Aku datang untuk membangkitkan hambaKu Musa.” Dan saya
mendramatisasikan efeknya.
Setan berkata,
“Engkau tidak bisa membawa Musa, dia seorang pendosa, dia memukul batu itu dua
kali, dia tidak patuh padaMu, dia milikku.”
Dan Yesus berkata,
“Ya, Aku tidak menyangkal bahwa dia pernah berbuat dosa, tapi dia sudah
mengakui dosanya dan dia menyesali dosanya. Dan dosanya sudah diampuni
berdasarkan kurbanKu.”
Dan Setan berkata,
“Kurban apa? Engkau belum pernah dikurbankan, Engkau masih belum mati.”
Tetapi Yesus
berkata, “Ya, tetapi Musa mati mempercayai janji kurbanKu.”
Dan Setan berkata,
“Engkau tidak bisa membawanya.”
Yesus berkata,
“Ya, Aku bisa.”
Maka Yesus lalu
membangkitkan Musa.
Dari mana kita tahu Dia membangkitkan Musa? Karena Musa
tampak di atas gunung, tentunya Yesus sudah membangkitkannya, halo! Jika dia
datang dan menghadirkan dirinya di sana
kepada Yesus.
Ellen White wrote in Early Writings page
164, “Moses passed through
death, but Michael came down and gave him life before his body had
seen corruption. Satan tried to hold
the body, claiming
it as his; but Michael resurrected Moses and took him to heaven.”
Ellen White menulis di Early Writings hal.
164, “…Musa melewati kematian, tetapi Mikhael
turun dan memberinya hidup sebelum jasadnya rusak. Setan berusaha menahan jasad
itu, mengklaim sebagai miliknya; tetapi Mikhael membangkitkan
Musa dan membawanya ke Surga.”
The other person that appeared was Elijah. Now Elijah's end was different.
2 Kings 2:11-12. “ 11 Then it happened, as
they…” Elijah and Elisha “…continued on and talked, that
suddenly a chariot of fire appeared with
horses of fire, and separated the two of them; and Elijah went up by a whirlwind
into heaven. 12 And Elisha
saw it, and he cried
out, ‘My father,
my father, the chariot of Israel and its horsemen!’ So he saw
him no more…”
There at the top of the Mount of Transfiguration there was a mini kingdom.
· There was Moses
representing or symbolizing those who died and will resurrect when Jesus comes.
· Elijah those who
will be translated from among the living.
· And Jesus who will
make it all possible.
Sosok lain yang
muncul adalah Elia. Nah, akhir Elia itu berbeda. 2 Raja 2:11-12, “11 Maka terjadilah, sedang
mereka…” yaitu Elia dan
Elisa “…berjalan terus sambil berbicara, tiba-tiba muncullah suatu
kereta dari api dengan kuda-kuda api dan
memisahkan keduanya; dan naiklah Elia ke langit dalam angin puyuh. 12 Dan Elisa
melihat itu, dan berteriaklah ia, ‘Bapaku,
bapaku! Kereta Israel dan penunggang-penunggang kudanya!’ Kemudian dia tidak
melihatnya lagi…”
Di atas gunung Transfigurasi itulah ada Kerajaan yang mini.
·
Ada Musa yang
mewakili atau melambangkan mereka yang sudah mati dan akan dibangkitkan ketika
Yesus datang.
·
Ada Elia, yaitu
mereka yang akan diubahkan dari antara orang-orang yang masih hidup.
·
Dan Yesus yang
memungkinkan semua itu terjadi.
Now we still have a question that we
need to answer. What did Moses and Elijah talk with Jesus about? Matthew
doesn't tell us but Luke does. That is why we need all of the gospels. Let's go
to Luke 9:30-31, “30 And behold, two men
talked with Him, who were Moses and Elijah, 31 who appeared in glory and spoke of His decease which He was about to accomplish at
Jerusalem.” What was Jesus going to do in Jerusalem? He was going to suffer
and die, He had said, right? So what are Moses and Elijah talking to Jesus
about? They are talking with Jesus about what He is going to do in Jerusalem,
about His sufferings and His death.
Nah, kita masih punya pertanyaan yang harus dijawab. Apa
yang dibicarakan Musa dan Elia dengan Yesus? Matius tidak memberitahu kita,
tetapi Lukas memberitahu. Itulah mengapa kita memerlukan semua injil. Mari kita
ke Lukas 9:30-31, “30
Dan lihat, dua orang berbicara dengan Dia,
yaitu Musa dan Elia. 31 yang tampil dalam
kemuliaan dan berbicara tentang kematianNya yang akan digenapi-Nya di
Yerusalem.” Apa yang akan dlakukan Yesus di
Yerusalem? Dia akan menderita dan mati, Dia bilang begitu, kan? Jadi apa yang
dibicarakan Musa dan Elia dengan Yesus? Mereka membicarakan dengan Yesus
tentang apa yang akan dilakukanNya di Yerusalem,
mengenai penderitaanNya dan kematianNya.
Now the word “decease” is probably not the best translation of the word
that is used. Do you know that the word that is used here is the Greek word ἔξοδον [exodon]? What word do we get from ἔξοδον [exodon]? Exodus. Let me ask you, what is it that mark the deliverance of Israel
from bondage in Egypt? It was the sacrifice of the lamb and placing the blood of the lamb on the doorpost and on
the lintel of the door, in other words, the blood of the Lamb delivered Israel from Egypt, and Jesus the Lamb of
God who takes away the sin of the world was going to Jerusalem to suffer and
die as the Lamb of God. They spoke with Jesus about His death and His
sufferings in Jerusalem.
Nah, kata “kematian” mungkin bukanlah terjemahan yang
tepat untuk kata yang dipakai di sana. Tahukah kalian bahwa kata yang dipakai
di sana adalah kata Greeka ἔξοδον [exodon]? Kata apa yang kita peroleh dari ἔξοδον [exodon]? Eksodus. Coba saya tanya, apa yang menandai
penyelamatan Israel dari belenggu Mesir? Kurban anak domba dan menempelkan darahnya
pada kosen dan ambang pintu. Dengan kata lain, darah Anak Dombalah yang
menyelamatkan Israel dari Mesir, dan Yesus Anak Domba Allah yang menyingkirkan
dosa dunia akan ke Yerusalem untuk menderita dan mati sebagai Anak Domba Allah.
Musa dan Elia bicara dengan Yesus tentang kematian dan penderitaanNya di
Yerusalem.
By the way it is interesting, it says, they “spoke of
His decease
which He was about to accomplish at Jerusalem”, that
word “accomplished” is very interesting, it means “to fulfill” or “to bring to
completion”. What did Jesus say in the cross right before He died? He said, “It
is finished”.
In other words, Moses and Elijah said to Jesus, “Jesus, hang in there, keep
on going south, go to Jerusalem, suffer and die, there will be great
redemption, many will be saved in Your kingdom as a result.” And I don't know
if they said this, but they might have said to Jesus, “If You don't do that, we
will have to get a return ticket.”
Nah, yang menarik dikatakan, mereka “berbicara
tentang kematian-Nya yang akan digenapiNya di Yerusalem”, perkataan “digenapi” itu sangat menarik, itu
berarti “dipenuhi” atau “diselesaikan sampai tuntas”. Apa yang dikatakan Yesus
di salib sebelum Dia mati?
Dia berkata, “Sudah selesai.”
Dengan kata lain, Musa dan Elia berkata kepada Yesus,
“Yesus, bertahanlah terus, lanjutkan perjalanan ke selatan, pergilah ke
Yerusalem, menderita dan mati, akan ada penebusan yang besar, hasilnya akan ada banyak
yang diselamatkan dalam KerajaanMu.” Dan entah mereka mengatakan ini atau
tidak, tetapi mungkin mereka juga berkata kepada Yesus, “Jika Engkau tidak
melakukan itu, kami harus mencari tiket kembali.”
Early Writings page 162. “God chose to give the followers
of Jesus strong proof that He was the promised
Messiah, that in their bitter sorrow and disappointment at His crucifixion, they would not
entirely cast away their
confidence. At the
Transfiguration the Lord sent
Moses and Elijah to talk
with Jesus concerning
His sufferings and death.
Instead of choosing angels
to converse with His Son, God chose those who had themselves experienced the trials of earth.”
Early
Writings hal. 162, “…Allah memilih untuk memberikan bukti kuat kepada para pengikut Yesus
bahwa Dialah Messias yang dijanjikan, agar dalam duka mereka yang getir dan
kekecewaan mereka karena penyalibanNya, mereka tidak akan mencampakkan seluruh
keyakinan mereka. Di saat Transfigurasi itu Tuhan mengirimkan Musa dan Elia
untuk berbicara dengan Yesus mengenai penderitaan dan kematianNya. Bukannya
memilih malaikat-malaikat untuk berbicara dengan AnakNya, tapi Allah memilih
mereka yang pernah mengalami sendiri ujian-ujian di bumi.”
Now Peter still did not understand what was going on. Let's notice Matthew 17:4,
“ 4 Then Peter answered and said to Jesus, ‘Lord, it is
good for us to be here; if You wish, let us make here three tabernacles:
one for You, one for Moses, and one for Elijah.’…”
“Lord, let's not go to Jerusalem, let's make three tents and let's stay
here.” He still didn't get it, he still didn't understand what Jesus was going
to do. But the story doesn't end there.
Nah, Petrus tetap
tidak mengerti apa yang terjadi. Mari simak Matius 17:4, “4 Lalu
Petrus menjawab dan berkata kepada Yesus, ‘Tuhan, bagus bagi kita berada di sini.
Jika Engkau berkenan, marilah kami
dirikan di sini tiga kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa dan satu untuk
Elia.’…” “Tuhan, kita
jangan ke Yerusalem, mari kita buat tiga tenda dan kita tinggal di sini.”
Petrus tetap tidak mengerti, dia tetap tidak mengerti apa yang akan dilakukan
Yesus. Tetapi kisahnya tidak berakhir di sana.
The Bible tells us that then Jesus and the disciples heard a voice from
Heaven from the Father himself, notice 17:5. “5 While he
was still speaking, behold, a bright cloud overshadowed them; and suddenly a
voice came out of the cloud, saying, ‘This is My
beloved Son, in whom I am well pleased. Hear Him!’
In other words, He is going to Jerusalem, He is going to suffer, but this
is My beloved Son, I'm happy with Him, listen to Him, follow Him, don't give
up, don't get discouraged.
Alkitab memberitahu
kita bahwa pada saat itu Yesus dan para
murid mendengar suara dari langit, dari Allah Bapa sendiri, simak Matius 17:5, “5 Dan sedang ia berkata-kata, lihat, sebuah awan yang terang menaungi mereka,
dan tiba-tiba dari dalam awan itu terdengar
suara yang berkata, ‘Inilah AnakKu yang
Kukasihi, kepadaNyalah Aku berkenan. Dengarkanlah Dia!”
Dengan kata lain, Dia akan pergi ke Yerusalem, Dia akan
menderita, tetapi inilah AnakKu yang Kukasihi, Aku berkenan padaNya, dengarkan
Dia, ikuti Dia, jangan putus asa, jangan kecil hati.
So there are several ways in which Jesus was encouraged and the disciples
were encouraged.
1. First of all Peter confessed that Jesus was
the Messiah,
this was encouraging to Jesus.
2. secondly the Father transfigured Jesus,
which shows that the Father was
pleased with Him, and it was an encouragement to the disciples, they saw the
glory after the cross.
3. In the third place the Father sent Moses
and Elijah from Heaven to talk with Jesus,
another sign that He was pleased with
His Son,
4. and then the Father's own voice told the
disciples that He was pleased with Him.
Jadi ada beberapa cara dengan mana hati Yesus dikuatkan
dan hati para murid dikuatkan.
1.
Pertama, Petrus mengakui bahwa Yesus itulah Sang Messias,
ini
menguatkan hati Yesus.
2.
Kedua, Allah Bapa mentransfigurasi Yesus,
yang
membuktikan bahwa Bapa berkenan padaNya, dan itu menguatkan hati para murid,
mereka melihat kemuliaan setelah salib.
3.
Ketiga, Allah Bapa mengutus Musa dan Elia dari Surga
untuk berbicara dengan Yesus,
tanda lain
bahwa Dia berkenan pada AnakNya.
4.
Kemudian suara Bapa sendiri memberitahu para murid bahwa
Dia berkenan pada Yesus.
Now there are four lessons that I want us to learn from what we've just
studied. We are studying about the glorious triumph of the church. What are
those four lessons?
Nah, ada empat pelajaran yang saya mau kita belajar dari apa
yang baru kita simak. Kita sedang mempelajari kemenangan yang mulia dari
gereja. Apakah keempat pelajaran tersebut?
The first lesson
deals with Matthew 16:18, the verse that
we skipped.
And we're not going to study all of the verses here because we don't have
time to do so, and it doesn't really fit the theme that we're studying about;
but you know, this is a very controversial verse. Matthew 16:18. “18And I also
say to you that you are
Peter…” Jesus is speaking to Peter, “…and on this
Rock I will build My church,…” Now the Roman Catholic Church says that the church is built on Peter and
his successors. That's not what Jesus is saying. Jesus is saying, “You are
Peter, you are a pebble, you are movable, you're like the pebbles at the
seaside when the waves come in they move the pebbles,” He says “…you are Peter but on this
Rock…” upon Me “…upon this Rock, I will build My church and the gates
of Hades shall not prevail
against it…” Now we have studied about “Hades” last Sabbath morning, and we notice that the word “Hades” should be
translated “the grave, the tomb”. What Jesus is saying is that the gates of the grave
will not prevail against the church. Why not? There's a very simple
reason, Jesus had said, I am going to Jerusalem I'm going to suffer, I'm going
to die, but I'm going to resurrect the third day, and when I resurrect I'm going
to take away the keys from the jailer. That is the reason why the
church is not going to fail, that's the reason why the gates of the tomb will
not prevail against the church, it's not because the church is built on Peter,
it's
because Jesus died and resurrected and He is in the Holy Place keeping
the candlesticks burning, making sure that the church does not fail,
the church will triumph.
The big question is not whether the church will triumph, the big question
is will I triumph with it. That's the first lesson, the church will triumph.
Pelajaran pertama
berkaitan dengan Matius 16:18, ayat yang kita loncati tadi.
Dan kita tidak akan
mempelajari semua ayat di sini karena kita tidak punya waktu, dan itu tidak
cocok dengan tema yang sedang kita pelajari; tetapi ini adalah ayat yang sangat
kontroversial. Matius 16:18, “18
Dan Aku pun berkata kepadamu bahwa engkau
adalah Petrus…” Yesus sedang bicara kepada Petrus, “…dan
di atas Batu Karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku…” Nah, gereja Roma
Katolik mengatakan bahwa gereja dibangun di atas Petrus dan para penerusnya. Itu bukan yang dikatakan Yesus.
Yesus mengatakan, “Kamu Petrus, kamu itu sebuah krikil, kamu bergerak, kamu
seperti krikil-krikil di tepi pantai yang bila gelombang datang, krikil-krikil
itu bergerak.” Yesus berkata,
“…engkau adalah Petrus dan di atas Batu Karang ini…” di atas Aku, “…di
atas Batu Karang ini, Aku akan mendirikan jemaat-Ku, dan gerbang Hades tidak
akan mengalahkannya.”
Nah, Sabat pagi yang lalu kita sudah belajar tentang
“Hades”, dan kita sudah menyimak kata “Hades” harus diterjemahkan “kubur,
makam”. Apa yang dikatakan
Yesus ialah gerbang kubur tidak akan mengalahkan gereja. Mengapa
tidak? Ada alasan yang sangat sederhana. Yesus sudah berkata, “Aku akan ke
Yerusalem, Aku akan menderita, aku akan mati, tetapi hari ketiga Aku akan bangkit dan ketika
Aku bangkit Aku akan mengambil
anak kunci dari sipir bui. Itulah alasannya mengapa gereja tidak
akan jatuh, itulah alasannya mengapa gerbang kubur tidak bisa menang atas
gereja, itu bukan karena gereja dibangun
di atas Petrus, itu karena Yesus mati dan bangkit, dan Dia ada di Bilik Kudus
menjaga supaya kaki dian tetap menyala, memastikan bahwa gereja tidak
gagal, gereja akan menang.
Pertanyaan yang penting ialah, bukan apakah gereja akan
menang, pertanyaan yang penting ialah apakah saya akan menang bersamanya.
Itulah pelajaran pertama, bahwa gereja
akan menang.
The second
lesson is the Transfiguration is a promise to us of the coming kingdom of Christ.
1 Thessalonians 4:15-17 very interesting passage. It's read
almost at every single funeral that I have ever attended, it's a great resurrection
passage, it's a magnificent passage. And let's read this passage in the light
of what we're studying. “15 For this we say to
you by the word of the Lord, that we who are alive and remain until the coming of
the Lord will by no means precede those who are asleep. 16 For the Lord Himself…” who is the Lord Himself? Jesus. “…16 For the Lord Himself will descend from heaven
with a shout, with the voice of…” what?
“…of an Archangel…” is this the same person that resurrected
Moses? Absolutely! “…with the voice of an Archangel and
with the trumpet of God. And the dead in Christ will rise
first. 17 Then
we who are alive and remain
shall be caught up together with them…” that is with those who are translated,
those who resurrect from the dead, “…shall be caught
up together with them in the clouds to meet the Lord in the air. And
thus we shall always be with the Lord. 18 Therefore comfort one another with these words.”
This passage
actually describes the kingdom because Moses represents those who die and will
resurrect from the dead, Elijah represents those who will be translated to
Heaven from among the living, and Jesus because He died and resurrected is able
to resurrect the dead and take them to Heaven, and also translate those who are
alive when Jesus comes.
Pelajaran kedua ialah Transfigurasi itu suatu janji kepada kita tentang
Kerajaan Kristus yang akan datang.
1 Tesalonika 4:15-17 ayat-ayat yang sangat menarik, ini dibacakan nyaris di
setiap acara penguburan yang pernah saya ikuti, ini adalah ayat-ayat tentang
kebangkitan akbar, ini adalah bacaan yang luar biasa. Dan mari kita baca ayat-ayat ini sehubungan dengan apa yang
sedang kita pelajari. “15 Karena
inilah kami katakan kepadamu dari firman
Tuhan: bahwa kita yang hidup, yang masih
tinggal sampai kedatangan Tuhan, sekali-kali tidak akan
mendahului mereka yang sedang tidur. 16 Sebab
TUHAN sendiri…” siapakah “Tuhan
sendiri”? Yesus. “…16 Sebab TUHAN
sendiri akan turun dari surga, dengan satu seruan, dengan suara…” apa? “…dari Penghulu
Malaikat…” apakah ini Sosok
yang sama yang membangkitkan Musa? Tepat sekali! “…dengan
suara dari Penghulu Malaikat dan dengan sangkakala Allah dan mereka yang mati
dalam Kristus akan lebih dahulu bangkit. 17 sesudah itu, kita yang
hidup, yang masih tinggal, akan diangkat bersama-sama dengan mereka…” yaitu dengan mereka yang sudah diubahkan, mereka yang
dibangkitkan dari kematian, “…akan diangkat bersama-sama dengan mereka dalam awan bertemu
Tuhan di angkasa. Demikianlah kita akan selama-lamanya bersama-sama dengan
Tuhan. 18 Karena itu hiburkanlah satu sama lain dengan perkataan-perkataan ini.”
Bacaan ini sesungguhnya menggambarkan Kerajaan itu karena
Musa melambangkan mereka yang sudah mati dan akan dibangkitkan dari kematian,
Elia melambangkan mereka yang akan diubahkan untuk Surga dari antara yang
hidup, dan Yesus karena Dia yang sudah mati dan bangkit, yang sanggup membangkitkan
yang mati dan membawa mereka ke Surga, dan juga mengubahkan mereka yang masih
hidup ketika Dia datang.
Ellen White describes it in this way in Desire
of Ages page 421-422. “Moses upon
the
mount of
Transfiguration was a witness
to Christ’s victory over sin and death. He represented…”
that is Moses represented,
“…those who shall come forth from the grave at the resurrection of the just. Elijah,
who had been translated to heaven without
seeing death, represented those who will be living upon the earth at Christ’s Second Coming, and who will be ‘changed,
in a moment, in the twinkling of an eye, at the last trump’
when ‘this mortal must put on immortality,” and ‘this corruptible must put on incorruption.’...” and now we have
the third Person. “…Jesus was clothed with the light of heaven, as He will appear when He shall come ‘the second time without sin unto salvation.’
For He will come ‘in the glory of His Father with the holy angels.’ The Saviour’s promise to the
disciples was now fulfilled. Upon the mount
the future kingdom
of glory was represented
in miniature,—Christ the King, Moses a representative of the risen saints, and Elijah of the translated ones.”
So what
happened at the mount of Transfiguration is a promise of the coming kingdom.
We don't have to simply say, I hope Jesus will come someday. Jesus has already
shown empirically that He is going to come, and He is going to take with Him
His victorious church.
Ellen White
menggambarkannya demikian di Desire of
Ages hal. 421-422. “…Musa di gunung Transfigurasi
adalah seorang saksi dari kemenangan Kristus atas dosa dan maut. Dia mewakili…”
maksudnya
Musa mewakili “…mereka yang akan keluar dari dalam kubur
pada saat kebangkitan orang-orang benar. Elia, yang telah diubahkan dan dibawa
ke Surga tanpa merasakan kematian, melambangkan mereka yang masih hidup di bumi
saat Kedatangan Kedua Kristus, dan yang ’51
akan diubahkan ‘52 Dalam
sesaat, dalam sekejap mata, pada waktu bunyi nafiri yang terakhir’ ketika ‘53 yang dapat binasa ini harus
mengenakan yang tidak dapat binasa, dan yang dapat mati ini harus mengenakan
yang tidak dapat mati.’(1 Kor.
15:51-53)…” dan sekarang Sosok yang ketiga “…Yesus diselubungi oleh cahaya Surga,
sebagaimana Dia akan muncul ketika Dia datang ‘untuk kedua kalinya, tanpa dosa untuk
keselamatan’ (Ibrani
9:28) karena Ia akan datang ‘dalam
kemuliaan Bapa-Nya, dengan malaikat-malaikat
kudus.’ (Markus
8:38). Janji Sang Juruselamat kepada para murid
sekarang digenapi. Di atas bukit, kerajaan kemuliaan yang akan datang diwakili
dalam bentuk miniatur ~ Kristus Sang Raja, Musa wakil dari orang-orang saleh
yang dibangkitkan, dan Elia wakil dari mereka yang diubahkan…”
Jadi apa yang terjadi di bukit
Transfigurasi adalah janji kerajaan yang akan datang. Kita tidak
perlu hanya berkata, semoga Yesus akan datang suatu hari. Yesus sudah
menunjukkan secara empiris bahwa Dia akan datang, dan Dia akan membawa
bersamaNya gerejaNya yang sudah menang.
The third lesson that I want us to learn is that the Word of
God is over and above the testimony of our senses.
I want to go to 2 Peter 1:16-21 and
I'm going to read from the English Standard Version because it captures the
best that I've been able to find the meaning of these verses, 2 Peter 1:16-21. We can trust the Word of God more than our
eyes and our ears. By the way, Peter is reminiscing here in this
passage about what happened on the mount of Transfiguration, he says this, “16 For we did not follow cleverly devised
myths when we made known to you the power and coming of our Lord Jesus Christ,
but we were…” what? “…eyewitnesses of His majesty. 17 For when He received honor and glory from God the Father, and the voice was
borne to Him by the Majestic Glory, ‘This is My beloved Son, with whom I
am well pleased,’…” he is describing the Transfiguration,
right? “…18 we ourselves heard this very voice borne
from heaven, for we were with Him on the holy mountain…” What Peter is saying is, we saw it and we
heard it, but there's something more trustworthy than that. Notice verse 19, “…19 And we have something more sure, the
prophetic word, to which you will do well to pay attention as to a lamp shining
in a dark place, until the day dawns and the morning star rises in your
hearts, 20 knowing this first of all, that no prophecy of Scripture comes from
someone’s own interpretation. 21 For no prophecy was ever produced by the
will of man, but men spoke from God as they were carried along by the Holy
Spirit…” In other words, you can take it to the
bank, God's word was inspired by the Holy Spirit you can trust that Jesus is
coming again, not necessarily because you were there on the mount of
Transfiguration and saw and heard, but because God says so in His holy Word.
God said it and I believe it, and that settles it for me.
Pelajaran ketiga yang saya mau kita pelajari
ialah bahwa Firman Allah itu
melampaui dan di atas kesaksian indera kita.
Saya mau ke
2 Petrus 1:16-21 dan saya akan membaca dari ESV karena dia menangkap maknanya
dengan paling tepat dari semua terjemahan yang bisa saya temukan. 2 Petrus
1:16-21. Kita bisa mempercayai Firman
Allah lebih daripada mata kita atau telinga kita. Nah, Petrus di
ayat-ayat ini sedang mengingat kembali apa yang terjadi di Bukit Transfigurasi,
dia berkata demikian, “16 Sebab kami tidak mengikuti
dongeng-dongeng cerdik ciptaan manusia,
ketika kami memberitahukan kepadamu kuasa dan kedatangan Tuhan kita, Yesus
Kristus, tetapi kami adalah…” apa? “…saksi-saksi
mata dari penampilanNya sebagai Raja. 17
Karena ketika Dia menerima kehormatan dan
kemuliaan dari Allah Bapa, dan ketika suara
itu disampaikan kepadaNya oleh Yang
Mahamulia, ‘Inilah AnakKu yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku sangat berkenan.’…” Petrus sedang menggambarkan Transfigurasi itu, benar? “…18
Kami sendiri mendengar suara yang sama itu yang datang
dari sorga, karena kami sedang bersama-sama
dengan Dia di atas gunung yang kudus itu…” Apa yang dikatakan Petrus ialah, kami melihatnya dan kami
mendengarnya, tetapi ada yang lebih bisa dipercaya daripada itu. Simak ayat 19, “…19 Dan
kami memiliki sesuatu yang lebih pasti, yaitu kata-kata nubuat, yang bermanfaat bagimu jika kamu memberinya perhatian sebagai pelita yang bercahaya di tempat yang gelap, sampai
fajar menyingsing dan bintang timur/bintang fajar terbit di dalam hatimu.
20 Dengan mengetahui bahwa pertama tidak ada
nubuat dalam Kitab Suci yang berasal dari
penafsiran diri sendiri, 21 Karena tidak ada nubuatan yang pernah dihasilkan oleh kehendak manusia, tetapi orang-orang berbicara dari Allah sebagaimana mereka
digerakkan oleh Roh Kudus…” Dengan kata lain,
ini bisa kita andalkan, Firman Allah diilhami oleh Roh Kudus, kita bisa mempercayai bahwa
Yesus akan datang lagi, bukan karena kita ada di atas gunung
Transfigurasi sana dan melihat dan mendengar, tetapi karena Allah berkata demikian di FirmanNya yang kudus.
Allah mengatakannya dan aku mempercayainya, dan itu sudah cukup buat saya.
By the way it's not safe to trust your senses. Do you know that Satan is
going to counterfeit the Second Coming of Jesus Christ? Matthew 24:25-27 tell us very clearly that Satan is
going to counterfeit the Second Coming, and Ellen White explains that he will
look just like Jesus on the mount of Transfiguration, he will have dazzling
brightness she says, he will speak some of the beautiful truths in a soft tone
that Jesus spoke, he will perform miracles and heal the sick, he'll look just
like Jesus, he'll be walking around on the surface of the earth. Well, if he
looks like Jesus, and he sounds like Jesus, he must be Jesus. No! How will the
remnant know that this is not Jesus? Not because of their eyes and their ears,
but because they know the Bible.
The Bible tells
us that when Jesus comes He will not touch the earth, the Bible says that He will stay in the air, and we
will be caught up into the air along with those individuals who will be
translated from among the living. Jesus will not walk on the earth, that will
give him away. But there's something else that will give him away; he's going
to be walking around and he's going to be saying, “My father is angry
at everyone here on earth because you don't keep Sunday as the day of rest;
that is the reason for all of the calamities in the world. It's because my
father is displeased because you don't keep Sunday.”
Will we be able to know that this is the counterfeit Christ? Yes,
because the Bible says that the seventh day is the Sabbath of the Lord your
God.
God's people will not go by what their eyes see or
their ears hear or their heart feels, they will go by a “thus saith the Lord”.
Nah, tidak
aman mengandalkan indera kita. Tahukah kalian bahwa Setan akan memalsukan Kedatangan
Kedua Yesus Kristus? Matius 24:25-27 memberitahu kita dengan
sangat jelas bahwa Setan akan memalsukan Kedatangan Kedua, dan Ellen White
menjelaskan bahwa dia akan tampil persis seperti Yesus di Gunung Transfigurasi,
dia akan memiliki cahaya yang menyilaukan mata kata Ellen White, dia akan
mengucapkan beberapa kebenaran indah dengan nada yang lembut yang dulu
dikatakan Yesus, dia akan membuat mujizat dan menyembuhkan yang sakit, dia akan
tampak persis seperti Yesus, dia akan keliling di atas permukaan bumi. Nah,
jika dia tampak seperti Yesus, dan dia bicara seperti Yesus, tentunya dia
adalah Yesus. Tidak! Bagaimana umat yang sisa bisa tahu bahwa ini bukan Yesus?
Bukan karena mata mereka dan telinga mereka, tetapi karena mereka tahu isi
Alkitab.
Alkitab mengatakan
bahwa ketika Yesus datang Dia tidak akan menyentuh bumi, Alkitab berkata Dia akan ada di angkasa, dan
kita yang akan diangkat ke langit bersama mereka yang akan
diubahkan di antara yang hidup. Yesus tidak akan berjalan di atas bumi, itu
membuka kedok Setan. Tetapi ada hal lain yang juga
akan membuka kedoknya, Setan
akan keliling dan dia akan mengatakan, “Bapakku sangat marah pada semua yang di
bumi di sini karena kalian tidak memelihara hari Minggu sebagai hari
perhentian; itulah mengapa ada semua bencana besar di bumi. Itu
karena bapakku tidak senang karena kalian tidak memelihara hari Minggu.”
Akankah kita tahu bahwa ini adalah Kristus palsu? Ya, karena
Alkitab berkata bahwa hari ketujuh adalah Sabat Tuhan Allahmu.
Umat Allah tidak akan mengandalkan apa
yang dilihat mata mereka, atau yang didengar telinga mereka, atau yang
dirasakan hati mereka, mereka akan
mendasarkannya pada “demikianlah firman Tuhan” (= ayat Alkitab).
The fourth
lesson that I want us to learn is that there is no
crown without a cross.
Now we come back to the verses that we skipped. Matthew 16:24-27. None of
us enjoy suffering, none of us enjoy pain, none of us enjoy trials and
tribulations, we would have to be masochists if we did. But these
things are
meant not to break us but to make us, they are trials that refine our
characters and they are supposed to strengthen us.
Notice Matthew 16:24-27. This is right in the middle of the Transfiguration
passage and Jesus wants to tell us what He wants us to learn. “24 Then Jesus
said to His disciples, ‘If anyone
desires to come after Me, let him deny himself, and take up his cross, and follow Me…” do we have to follow the same step of
Jesus, first the cross and then the glory? Absolutely. “…25 For whoever
desires to save his life will lose it, but whoever loses his life for My sake
will find it. 26 For what profit is
it to a man if he gains the whole world, and loses his own soul? Or what will a
man give in exchange for his soul? 27 For the Son of
Man will come in the glory of His Father with His
angels, and then He
will reward each according to his works.”
Pelajaran keempat yang saya mau kita pelajari
ialah bahwa tidak ada mahkota
tanpa salib.
Nah, kita kembali ke ayat-ayat yang tadi kita loncati.
Matius 16:24-27. Tidak ada dari kita yang suka menderita, tidak ada dari kita
yang suka rasa sakit, tidak ada dari
kita yang menikmati ujian dan kesukaran,
kita haruslah orang-orang masokis jika kita menikmatinya. Tetapi tujuan hal-hal
ini bukanlah untuk mematahkan kita melainkan untuk mensukseskan kita, ujian-ujian itu menghaluskan karakter kita dan
mereka tujuannya untuk menguatkan
kita.
Simak Matius
16:24-27. Ini tepat di bagian tengah
perikop Transfigurasi, dan Yesus mau menyampaikan kepada kita apa yang Dia mau
kita pelajari. “24Lalu Yesus berkata kepada murid-muridNya, ‘Jika ada yang mau
mengikut Aku, hendaknya dia menyangkal
dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku.’…” haruskah kita
mengikuti langkah Yesus yang sama, pertama salib, kemudian baru kemuliaan?
Tentu saja. “…25 Karena
barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan; tetapi barangsiapa kehilangan
nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya. 26 Apa untungnya bagi seorang manusia jika dia memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya sendiri? Atau
apa yang mau diberikan seorang manusia sebagai ganti nyawanya? 27 Sebab Anak
Manusia akan datang dalam kemuliaan Bapa-Nya dengan
malaikat-malaikat-Nya; dan pada waktu itu Ia
akan membalas setiap orang menurut perbuatannya.”
There is no crown without a cross. It is through much suffering that we
must enter the kingdom of God. Notice 1 Peter 4:12-13, “12 Beloved…” this is the same Peter that said to Jesus,
“No, Messiah doesn't suffer, Messiah doesn't die”, but now he's seen the light. “…12 Beloved, do not think it strange concerning the
fiery trial which is to try you, as though some strange thing happened to
you; 13 but
rejoice to the extent that you partake of Christ’s sufferings,
that when His glory is revealed, you may also be glad with exceeding joy.”
After the suffering comes the glory.
Tidak ada mahkota tanpa salib.
Melalui banyak penderitaanlah kita memasuki kerajaan Allah. Simak 1 Petrus
4:12-13, “12
Saudara-saudara yang terkasih…” ini adalah Petrus
yang sama yang berkata kepada Yesus, “Tidak, Messias tidak menderita, Messias
tidak mati”, tetapi sekarang dia sudah melihat terangnya. “…12 Saudara-saudara yang terkasih, janganlah kamu heran mengenai ujian berat yang akan mencobai kamu, seolah-olah sesuatu yang aneh terjadi padamu. 13
Tetapi bersukacitalah sesuai dengan bagian
yang kamu dapat dalam penderitaan Kristus, supaya
ketika kemuliaanNya dinyatakan, kamu juga boleh bergembira dengan sukacita
yang besar.”
Setelah
penderitaan datang kemuliaan.
1 Peter 5:10 tells us, “ 10 But may the God of all grace, who
called us to His eternal glory by Christ Jesus, after you have suffered a
while, perfect, establish, strengthen, and settle you.”
1 Petrus 5:10
mengatakan, “10 Tetapi semoga Allah segala kasih karunia, yang
telah memanggil kita kepada kemuliaan-Nya
yang kekal oleh Kristus Yesus, sesudah kamu menderita seketika lamanya, menyempurnakan, meneguhkan, menguatkan dan mengokohkan kamu.”
2 Timothy 2:12 in the King James
Version says, “12 If we suffer, we shall also
reign with Him: if we deny Him, He also will deny us.”
2 Timotius 2:12,
KJV mengatakan, “12
Jika kita menderita, kita pun akan ikut
memerintah bersama Dia; jika kita menyangkal
Dia, Dia pun akan menyangkal kita.”
Now what will Heaven be like? Oh, it's going to be magnificent. There are going to be gates of pearl, a city
square made of pure gold, a river of crystal clear water, truly sweet water. We
will be able to eat the hidden manna, we will be able to eat from the tree of
life a different fruit every month. The foundations of the City are precious
stones. The lamb and the lion will be sitting and playing together. We'll be
able to converse with heroes like Adam, and Enoch, and Noah, and Abraham, and
Moses, and Elijah, and the apostle Paul. We will be able to meet our departed
friends and relatives never to part again. We will be able to travel to distant
galaxies.
However, I ask, is this what Heaven is all about?
Nah, bagaimana nanti Surga itu? Oh, pasti itu akan luar
biasa. Akan ada gerbang-gerbang mutiara, alun-alun kota yang terbuat dari emas
murni, sebuah sungai yang airnya bening seperti kristal, benar-benar air yang
manis. Kita akan bisa makan manna yang tersembunyi, kita akan bisa makan dari
pohon kehidupan setiap bulan buah yang berbeda. Fondasi Kota itu batu-batu
permata mulia. Domba dan singa akan duduk dan bermain bersama. Kita akan bisa
bercakap-cakap dengan pahlawan-pahlawan seperti Adam, dan Henokh, dan Nuh, dan
Abraham, dan Musa, dan Elia, dan rasul Paulus. Kita akan bisa bertemu dengan
teman-teman dan kerabat kita yang sudah meninggal, tidak akan berpisah lagi.
Kita akan bisa melancong ke galaksi-galaksi yang jauh.
Namun, saya bertanya, tentang inikah Surga itu?
Jesus was in the upper room with His disciples and He shared with them a
very distressing truth, especially to Peter. The story is found in John 13:33, 36-37.
Jesus says to His disciples, “ 33 Little
children, I shall be with you a little while
longer. You will seek Me; and as I
said to the Jews, ‘Where I am going, you cannot come,’ so now I say to you. 36 Simon Peter
said to Him, ‘Lord, where
are You going?’ Jesus
answered him, ‘Where I am going
you cannot follow Me now, but you shall
follow Me afterward.’…” Peter wasn't
happy with that. He said, “We can’t even think of a moment living in this world
without You. What do You mean You’re leaving and we can't go with You now?
Verse 37, “…37 Peter said
to Him, ‘Lord, why
can I not follow You now? I will lay down my life for Your sake’...” “I can't even think for a moment what life
would be without having You here with me.”
Jesus knew that the disciples were deeply distressed, so in the very next
chapter we have the famous words, “Let not your
heart be troubled.” (Yoh. 14:1).
Yesus berada di ruang atas
bersama murid-muridNya dan Dia mulai berbagi dengan mereka suatu kebenaran yang
sangat menyedihkan, terutama bagi Petrus. Kisahnya ada di Yohanes 13:33, 36-37.
Yesus berkata kepada murid-muridNya, “33 Anak-anak, Aku ada bersama kamu hanya seketika
saja lagi. Kamu akan mencari Aku, dan seperti yang telah Kukatakan kepada
orang-orang Yahudi, ‘Ke mana Aku pergi, kamu
tidak bisa ikut,’ demikian Aku mengatakannya
sekarang kepada kamu. 36 Simon Petrus berkata kepada Yesus, ‘Tuhan,
ke manakah Engkau pergi?’ Jawab Yesus, ‘Ke mana
Aku pergi, engkau tidak dapat mengikuti Aku sekarang, tetapi engkau akan
mengikuti Aku nanti.’…” Petrus tidak puas
dengan itu, dia berkata, “Kami tidak bisa membayangkan satu detik pun hidup di
dunia ini tanpa Engkau. Apa maksudnya Engkau mau pergi dan kami tidak bisa ikut
sekarang? Ayat 37, “… 37 Kata Petrus kepada-Nya,
‘Tuhan, mengapa aku tidak dapat mengikuti Engkau sekarang? Aku akan memberikan
nyawaku bagi-Mu!’...” “Aku tidak bisa
membayangkan sedetik pun bagaimana hidupku tanpa kehadiranMu bersamaku di
sini.” Yesus tahu para muridNya sangat sedih. Maka di pasal berikutnya kita
melihat kata-kata yang terkenal ini, “…1Janganlah biarkan
hatimu kacau…” (Yoh.
14:1)
By the way that word “troubled” is very interesting, it describes,
·
you remember,
the pool in Bethesda
where the waters were moved
supposedly by an angel, they were in turmoil; well, that's the word that is
used, “the waters were troubled”.
·
It's used also
to speak about when Jesus was born,
it says “all Jerusalem especially Herod was troubled”.
·
It's used also
when Jesus walked on the water,
the disciples were deeply distressed and “troubled”.
In other words, the disciples are very troubled after Jesus says, “I'm
leaving and you can't follow Me now.” So now Jesus says, “Let not your heart be troubled; you
believe in God, believe also in Me. In My Father's house are many mansions…” notice Jesus did not go to Heaven to build
mansions. There is that idea Jesus went to Heaven to build beautiful houses for
us. Jesus does not need two thousand years to build houses, when He created the
world in six days and rested on the seventh day. There is something deeper
here. “…2 In my Father's house…” Jesus says, “…are many
mansions…” they were there when He spoke, and
He continues, “…if it were not so, I would have told
you. I go to prepare a place for you…” and you know, we usually think of Jesus going to Heaven to plant nice little
trees, and beautiful flowers, etc. He spoke that into existence on the third
day of creation, He does not need two thousand years. What Jesus is saying, “…I go to prepare a place for you…”, He is talking about His work in the
Heavenly sanctuary, His work in the Holy Place and the Most Holy place, so that
He can come again. In verse 3 He says: “3 And
if I go and prepare a place for you, I will come again…” and now notice the key, “…and receive you to Myself; that where I
am, there you may be also.”
Heaven is about being with Jesus.
Nah, kata “kacau” ini sangat menarik, ini
menggambarkan,
·
Kalian ingat kolam di Betesda
di mana
airnya dianggap digerakkan oleh malaikat, airnya kacau? Nah, itulah kata
yang dipakai, “mengacaukan air itu…” (Yoh. 5:4).
·
Juga dipakai untuk berbicara ketika Yesus dilahirkan,
dikatakan “seluruh Yerusalem, terutama Herodes kacau.” (Mat. 2:3).
·
Itu dipakai juga ketika Yesus berjalan di atas air,
para murid sangat gundah dan “kacau” (Mat. 14:26).
Dengan kata lain, hati para murid
sangat kacau setelah Yesus berkata, “Aku akan pergi dan kamu tidak
bisa mengikuti Aku sekarang.” Maka sekarang Yesus berkata, “1 Janganlah
biarkan hatimu kacau; kamu percaya kepada Allah, percayalah juga
kepada-Ku. 2 Di rumah Bapa-Ku ada
banyak tempat tinggal…” Simak, Yesus tidak
pergi ke Surga untuk membangun rumah.
Ada ide yang mengatakan Yesus ke Surga untuk membangun
rumah-rumah indah bagi kita. Yesus tidak butuh waktu 2’000 tahun untuk
membangun rumah karena Dia menciptakan
dunia ini dalam waktu 6 hari dan
berhenti pada hari Ke-7. Ada pengertian yang lebih mendalam di sini, “…2 Di rumah
Bapa-Ku…” kata Yesus, “…ada banyak
tempat tinggal…” Rumah-rumah itu
sudah ada di sana ketika Yesus mengatakan ini. Dia melanjutkan, “…Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya
kepadamu. Aku pergi untuk menyediakan tempat bagimu…” kalian tahu, biasanya kita berpikir Yesus ke Surga untuk
menanamkan pohon-pohon indah dan bunga-bunga indah, dll. Pada hari ketiga
Penciptaan Dia cukup bersabda dan semua itu jadi. Dia tidak butuh 2’000 tahun. Apa yang
dikatakan Yesus ialah, “…Aku pergi untuk menyediakan tempat bagimu…” Dia bicara tentang pekerjaanNya di Bait Suci surgawi,
pekerjannya di Bilik Kudus dan Bilik Mahakudus, supaya Dia bisa datang kembali.
Di ayat 3 Dia berkata, “…3 Dan apabila
Aku pergi dan menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali…” dan sekarang simak kuncinya, “…dan menerima kamu kepada Diriku Sendiri, supaya di
mana Aku berada, kamu pun boleh berada.”
Surga itu bicara
tentang hidup bersama Yesus.
Did you notice how 1 Thessalonians 4
ends? The apostle Paul says: “ 17 Then we who are alive and remain shall be caught up together with them in
the clouds to meet the Lord in the air…” and now notice, “…And thus we shall always be with the
Lord.”
Once again the idea is being with the Lord.
Apakah kalian
menyimak bagaimana 1 Tesalonika 4 berakhir? Rasul Paulus berkata, “17
sesudah itu, kita yang hidup, yang masih tinggal, akan diangkat bersama-sama
dengan mereka dalam awan bertemu
Tuhan di angkasa…” dan sekarang
simak, “…Demikianlah kita akan selama-lamanya
bersama-sama dengan Tuhan…”
Sekali lagi konsepnya ialah bersama dengan Tuhan.
Revelation 21:2-4 emphasizes the
same point. “ 2 Then I, John, saw the holy City,
New Jerusalem, coming down out of heaven from God, prepared as a bride
adorned for her husband. 3 And I heard a loud voice from heaven
saying, ‘Behold, the tabernacle of God is…” what? “…with men, and He will dwell with them, and
they shall be His people. God Himself will be with them and be their God. 4 And God will wipe away every tear from
their eyes; there shall be no more death, nor sorrow, nor crying.
There shall be no more pain, for the former things have passed away.’…”
Wahyu 21:2-4
menekankan poin yang sama. “2
Dan aku, Yohanes, melihat Kota yang kudus,
Yerusalem yang baru, turun dari Surga,
dari Allah, dipersiapkan sebagai pengantin
perempuan yang berdandan untuk suaminya. 3 Dan aku mendengar suara yang nyaring dari Surga berkata: ‘Lihatlah, kemah Allah ialah…” apa? “…bersama manusia
dan Ia akan diam dengan mereka, dan mereka
akan menjadi umat-Nya, Allah sendiri akan
bersama mereka, dan menjadi Allah mereka. 4 Dan Allah akan menghapus segala air mata dari mata
mereka, dan maut tidak akan ada lagi; tidak akan ada lagi duka, atau ratap tangis. Tak akan ada
lagi sakit, sebab segala sesuatu yang lama itu telah berlalu.’…”
Heaven is about Jesus. The most wonderful thing is not the street of gold,
and the tree that has 12 fruits, and the hidden manna, and all these beautiful
things, beautiful trees and flowers. The most beautiful thing about being in
Heaven is being with Jesus who made it all possible.
Surga itu tentang Yesus. Hal yang paling indah bukanlah
jalan dari emas, dan pohon yang punya 12 macam buah, dan manna yang tersembunyi,
dan semua hal-hal yang indah, pohon-pohon dan bunga-bunga yang indah. Yang
paling indah berada di Surga ialah hidup bersama dengan Yesus yang
membuat semua itu mungkin.
In Revelation 22:3-4 we find these
words. “ 3 And there shall be no more
curse, but the throne of God and of the Lamb shall be in it, and
His servants shall serve Him…” and now notice this, “…4 They shall see His face,…” isn't it going to be wonderful to see the
face of Jesus? Face to face shall I behold Him, “…and His
name shall be on
their foreheads.”
Di Wahyu 22:3-4
kita temukan kata-kata ini, “3
Maka tidak akan ada lagi laknat melainkan
takhta Allah dan takhta Anak Domba akan ada di dalamnya dan hamba-hamba-Nya
akan melayani-Nya…” sekarang simak
ini, “…4 Mereka akan melihat wajah-Nya…” apa tidak sangat
menyenangkan melihat wajah Yesus? Muka berhadapan muka aku akan memandangNya, “…dan
nama-Nya akan tertulis di dahi mereka.”
Now we know the City is to be called the New Jerusalem, right? But did you
know that the
name of the City is going to be changed? What? The name of the New
Jerusalem is going to be changed? Absolutely. In Ezekiel 48:35 the City is given a new name. By the way if
you read the preceding verses in the book of Ezekiel it's talking about the sanctuary,
the new Heavens, and a new earth, it says there, “ 35 All the way around shall be eighteen thousand cubits; and the name of the City
from that day shall be: THE LORD IS THERE’…”
Isn't that a beautiful verse? The New Jerusalem, what will be unique about
it? The Lord is there.
Nah, kita tahu bahwa Kota itu akan disebut Yerusalem
Baru, benar? Tetapi tahukah kalian bahwa nama
Kota itu akan diganti? Apa? Nama Yerusalem Baru itu akan
diganti? Tepat sekali. Di Yeheziel 48:35 Kota
itu diberi nama baru. Nah, jika kalian membaca ayat-ayat
sebelumnya di kitab Yehezkiel, itu bicara tentang Bait Suci, langit baru, bumi
baru, dikatakan di sana, “35
Jadi keliling kota itu adalah delapan belas ribu hasta. Dan sejak hari itu nama kota itu akan
menjadi יְהוָ֥ה׀ [YaH-WeH] שָֽׁמָּה׃ [šām-māh] TUHAN
HADIR DI SITU."
Bukankah ini ayat yang indah? Yerusalem Baru, apa yang
unik tentangnya? Tuhan ada di sana.
1 Corinthians 2:9 says, “9 But as it
is written: ‘eye has not seen, nor ear heard, nor have
entered into the heart of man the things which God has prepared for those who…”
preach Him, for those who teach Him, for
those who believe Him? No! It says, “…God has prepared for those who love
Him.’…” only those who love Jesus will be there.
1 Korintus 2:9
mengatakan, “9 Tetapi sebagaimana tertulis: Apa yang tidak pernah
dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak
pernah timbul di dalam hati manusia, itulah yang disediakan Allah untuk mereka yang…” mengkhotbahkan
Dia, untuk mereka yang mengajarkan Dia, untuk mereka yang mempercayai Dia? Tidak! Dikatakan, “…yang
disediakan Allah untuk mereka yang
mengasihi Dia…” hanya mereka yang mengasihi
Yesus akan berada di sana.
Now I want to go to the end of the book of Revelation. You have John the
apostle on the island of Patmos, he is exiled, he's with some of the worst
criminals in the Roman Empire, and one Sabbath the Lord gives him a vision, the
vision that we find in the book of Revelation. He is an old man, most likely
he's tired and he has come to realize that he's probably going to die before
Jesus comes, and so in chapter 1 suddenly in vision he sees the glorified Jesus
coming to speak with him in vision. And probably John thought, is this it? Is
Jesus now about to come? But no, Jesus opens before John the trials
that the church must still face. The church must still face the Beast, the dragon,
the image to the Beast, the mark of the Beast, great trials lie ahead
for the church and John is shown in vision all of these trials and conflicts of
the church, all of the difficulties that the church is going to go through. He
sees the seven churches, the different stages and all the trials and difficulties
that the church is going to go through. And at the end we find Jesus saying, “Behold I come quickly.” And the book ends with John saying, “Amen. Even so, come, Lord Jesus!” That's the way the book ends.
Sekarang saya mau ke bagian akhir kitab Wahyu. Rasul
Yohanes ada di pulau Patmos, dia diasingkan, dia ada bersama para
penjahat yang paling berat di Kekaisaran Roma, dan suatu hari Sabat, Tuhan
memberinya suatu penglihatan, penglihatan yang kita temukan di kitab Wahyu.
Yohanes pada waktu itu sudah tua, kemungkinan besar dia sudah lelah dan dia
menyadari bahwa dia akan mati sebelum Yesus datang, maka di pasal 1 tiba-tiba
di dalam penglihatan dia melihat Yesus yang dimuliakan datang untuk berbicara
dengannya di penglihatan itu. Dan kira-kira Yohanes berpikir, inikah saatnya?
Apakah Yesus akan segera datang? Tetapi tidak. Yesus membuka kepada Yohanes
ujian-ujian yang masih harus dihadapi gereja. Gereja masih harus menghadapi Binatang itu, naga, patung
Binatang, tanda Binatang, ujian-ujian berat di depan bagi gereja,
dan kepada Yohanes ditunjukkan dalam penglihatan semua ujian dan konflik yang
harus dihadapi gereja, semua kesulitan yang akan dilalui gereja. Yohanes
melihat ketujuh gereja, tahap-tahapnya yang berbeda, dan semua ujian dan
kesulitan yang akan dialami oleh gereja. Dan pada akhirnya kita melihat Yesus
berkata, “‘Benar, Aku datang segera!” Dan kitab itu berakhir dengan
Yohanes berkata, “Amin. Terjadilah
demikian, datanglah, Tuhan Yesus!” (Wah. 22:20) Demikianlah kitab itu berakhir.
Are you homesick for Heaven? Do you enjoy living in Oklahoma City? No, it's
not a bad city, but its street is not of gold, it does not have a tree of life,
it does not have gates of pearl, or foundations of precious stones. You know somebody
once told me, “You know, I have a really nice house.” And I said, “Is it made of
gold?” And he said, “Oh, I have a wonderful BMW,” I said, “Does it fly?”
Nothing that we have in this world compares to what we're going to have when we
are with Jesus, so why are we saving for a rainy day? Listen, before the flood
people were saving for a rainy day, and the flood came and took everything away
that they owned. Ellen White tells us that Noah invested everything that he had
in the building of the ark.
Apakah kalian merindukan Surga? Apakah kalian menikmati
hidup di Oklahoma City? Ini bukan kota yang buruk, tapi jalannya tidak terbuat dari emas,
di sana tidak ada pohon kehidupan, tidak ada gerbang-gerbang dari mutiara atau fondasi
dari batu-batu permata mulia. Kalian tahu, suatu kali ada yang berkata kepada
saya, “Saya punya rumah yang benar-benar nyaman.” Dan saya berkata, “Apakah itu
terbuat dari emas?” Dan dia berkata, “Oh, saya punya BMW yang hebat.” Saya berkata, “Bisakah
itu terbang?” Tidak ada apa pun yang kita miliki di dunia ini yang bisa
dibandingkan dengan apa yang akan kita miliki saat kita bersama Yesus. Kalau
begitu untuk apa kita menabung untuk hari hujan? Dengarkan, sebelum air bah,
manusia menabung untuk hari hujan, lalu air bah datang dan menyapu habis semua
yang mereka miliki. Ellen White mengatakan kepada kita bahwa Nuh
menginvestasikan segala yang dimilikinya dalam pembangunan bahtera itu.
As we end I would like to draw our attention to that great patriarch Enoch,
the first individual in the history of the world to be translated from among the
living. He lived in the sin-filled antediluvian world, and yet he kept his
integrity and his purity. His walk with Jesus became so close it says that he
walked with God that one day Jesus came and said to Enoch, “Enoch, you know,
you don't belong on earth anymore, because your mind is in Heaven. So Enoch,
what we're going to do is, I am going to take you to Heaven where you can walk
with Me on the street of gold of the New Jerusalem.” The first person ever to
be translated to Heaven from among the living.
Some people say you're so Heavenly minded you are no earthly good. I like
to change that around. You are so earthly minded you are no Heavenly good.
Because the opposite is also true. Are we so attached to this world and to the
things of this world that God could not take us out of the world even with the
most powerful crane? Folks, this is a pilgrimage on earth, this is not our
home, we look for a City, a City whose builder and maker is God.
So how about focusing on Jesus? You know the song, how it goes, “Turn your eyes upon Jesus, look full in His
wonderful face…” and what's going to happen with the things of the earth? “…The things of earth will grow strangely dim in the light of His glory and
grace.”
It is by
beholding Jesus according to Paul in 2 Corinthians 3:18 that we are
changed into His image, that we are metamorphosed ~ I know I'm
inventing a word ~ we are transformed into the image of Jesus. And then when we
reach the point where we're so identified with Him, Jesus is going to say, “No
reason to stay on planet earth, come to Heaven!” And He is going to take all of
those who died in Christ and those who are faithful to Jesus from among the
living, and they will be translated to Heaven ever more to live with Jesus our
wonderful Savior. And the Great Controversy will finally be ended and we will
live eternally with our Lord and Savior Jesus Christ.
Sebagai penutup saya mau mengarahkan perhatian kita ke
bapak besar Henokh, manusia pertama dalam sejarah dunia yang diubahkan dari
antara orang-orang yang hidup. Dia hidup di dunia pra-air bah yang dipenuhi dosa, namun
dia mempertahankan integritasnya dan kemurniannya. Perjalanannya dengan Yesus
menjadi sedemikian dekat sehingga dikatakan bahwa dia berjalan bersama Allah,
hingga pada suatu hari Yesus datang dan berkata
kepada Henokh, “Henokh, tempatmu sudah bukan di dunia lagi karena pikiranmu ada
di Surga. Jadi, Henokh, apa yang akan kita lakukan ialah, Aku akan membawamu ke
Surga di mana kamu bisa berjalan bersama Aku di jalan dari emas Yerusalem
Baru.” Manusia pertama yang diubahkan ke Surga dari antara orang yang hidup.
Ada orang yang berkata, pikiranmu begitu surgawi kamu
tidak berguna di dunia. Saya suka memutarbalik itu. Pikiranmu begitu duniawi
kamu tidak berguna di Surga. Karena kebalikannya juga benar. Apakah kita begitu
terikat pada dunia ini dan kepada hal-hal di dunia ini sehingga Allah tidak
bisa mengeluarkan kita dari dunia ini walaupun dengan mesin derek yang paling
kuat? Saudara-saudara, hidup di dunia ini adalah ziarah,
ini bukan rumah kita, kita mencari sebuah Kota, sebuah Kota yang pembangunnya
dan pembuatnya adalah Allah.
Jadi gimana kalau kita fokus pada Yesus? Kalian tahu
lagunya, “Pandanglah pada Yesus, pandang wajahNya yang indah…” dan apa yang akan terjadi pada benda-benda
di dunia? “Benda-benda dunia akan menjadi buram di bawah cahaya kemuliaan
dan karuniaNya.”
Dengan memandang
Yesus, menurut
Paulus di 2 Korintus 3:18, kita
diubahkan menjadi serupa denganNya, kita dimetamorfosakan ~ saya tahu
ini kata yang saya ciptakan ~ kita diubahkan menjadi serupa dengan Yesus. Lalu
ketika kita mencapai titik di mana kita sudah begitu teridentifikasi denganNya,
Yesus akan berkata, “Tidak ada alasan untuk tetap tinggal di planet bumi,
datanglah ke Surga!” Dan Dia akan membawa semua yang mati dalam Kristus dan
semua yang setia kepada Yesus dari yang masih hidup, dan mereka
akan dibawa ke Surga untuk hidup bersama Yesus Juruselamat kita yang luar biasa
selama-lamanya. Dan pertentangan besar akhirnya akan berakhir dan kita akan
hidup selama-lamanya bersama Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus.
24 04 22