Wednesday, December 2, 2020

EPISODE 06/24 ~ REVELATION'S SEVEN TRUMPETS ~ THE THIRD TRUMPET PART 2 ~ STEPHEN BOHR

 

_____REVELATION’S SEVEN TRUMPETS_____

Part 06/24 - Stephen Bohr

THE THIRD TRUMPET PART 2

https://www.youtube.com/watch?v=qmlCUHUV570

 

 

Dibuka dengan doa.

 

 

So basically we have been studying the Third Trumpet and in Revelation 8:10 I had said verse 8, but verse 10.

Let's read again the Third Trumpet, 10 Then the third angel sounded: And a great star fell from heaven, burning like a torch, and it fell on a third of the rivers and on the springs of water….”

Now we already studied about the great star falling from heaven like a torch, and we noticed that in its primary sense the star or the torch represents whom? Satan. But in a secondary sense it represents those whom Satan uses to plant heresy within the church, false doctrines in the church.

 

Jadi pada dasarnya kita sudah mempelajari Terompet Ketiga dan  Wahyu 8:10 yang lalu saya bilang ayat 8, tetapi yang benar ayat 10.

Mari kita baca lagi Terompet Ketiga, 10 Lalu malaikat yang ketiga meniup: dan sebuah bintang besar jatuh dari Surga, menyala-nyala seperti obor, dan ia jatuh ke atas sepertiga  sungai-sungai dan mata-mata air…” 

Nah, kita sudah mempelajari bintang besar seperti obor yang jatuh dari Surga, dan kita sudah menyimak pemahaman primer bintang atau obor itu mewakili siapa? Setan. Tetapi dalam pemahaman sekundernya dia mewakili mereka yang dipakai Setan untuk menanamkan kebidatan di dalam gereja, doktrin-doktrin palsu di dalam gereja.

 

 

So now we want to take a look at the meaning of the rivers and springs of water and the wormwood that makes the waters bitter. So let's go to page 80 right in the middle of the page.

The act of falling represents apostasy. Now the star falls, the lamp falls, so what does the Bible mean when it speaks about “falling”?  It actually means apostasy. Let's notice several Bible verses.

 

Jadi sekarang kita mau melihat makna sungai-sungai dan mata-mata air dan tanaman absinthium yang menjadikan airnya pahit. Jadi mari ke hal. 80 bagian tengah-tengah halaman.

Gerakan jatuh melambangkan kemurtadan. Nah, bintang itu jatuh, obor itu jatuh, jadi apa maksud Alkitab ketika dia bicara tentang “jatuh”? Itu berarti kemurtadan. Mari kita simak beberapa ayat Alkitab.

 

 

Isaiah 14:12 speaking about Lucifer, the star of the morning it says, 12 “How you are…” what?  “…fallen from heaven, O Lucifer, son of the morning! How you are cut down to the ground, you who weakened the nations!”

So what does the fact that there's downward movement represent? It represents the fact that Lucifer apostatized, right? He went astray from the truth, there's no truth in him, Jesus said, in John chapter 8.

 

Yesaya 14:12 bicara tentang Lucifer, bintang fajar, mengatakan, 12 Betapa engkau…”  apa?   “…sudah jatuh dari Surga, hai Lucifer, putera fajar! Engkau sudah ditebang dan jatuh ke bawah, engkau yang melemahkan bangsa-bangsa! …” 

Jadi gerakan menurun ke bawah itu melambangkan apa? Melambangkan fakta bahwa Lucifer sudah murtad, benar? Dia sudah menyimpang dari kebenaran, padanya sudah tidak ada kebenaran, kata Yesus di Yohanes pasal 8.

 

 

Now notice Revelation 2:5, here Jesus is speaking to the Church of Ephesus and notice the meaning of “falling” here. It says in Revelation 2:5, “ Remember therefore from where you have…” what?  “…fallen…” so the Church of Ephesus was already going astray,  “repent and do the first works, or else I will come to you quickly and remove your…” what? Aah,   “…your lampstand from its place—unless you repent.”

So many were already falling away even in the Church of Ephesus.

 

Simak Wahyu 2:5, di sini Yesus berbicara kepada Jemaat Efesus dan simak makna “jatuh” di sini. Dikatakan di Wahyu 2:5, 5 Sebab itu ingatlah dari mana engkau telah…” apa? “…jatuh!…” Jadi Jemaat Efesus sudah mulai menyimpang.   “…Bertobatlah dan lakukanlah lagi pekerjaan yang semula,  jika tidak, Aku akan segera datang kepadamu dan Aku akan mengambil…”  apamu? Aaah,   “…kaki dianmu dari tempatnya, kecuali engkau bertobat…” 

Jadi sudah banyak yang mulai jatuh bahkan di Jemaat Efesus.  

 

 

In Romans 11:11 the Apostle Paul is referring to the Jewish nation and he says, 11 I say then, have they…” that is the Jews,  “…stumbled that they should fall? Certainly not! But through their fall, to provoke them to jealousy, salvation has come to the Gentiles.”

So did the Jewish nation fall? Yes it did. And what was God's purpose? God's purpose was to provoke them to jealousy, when they saw the growth of the Gospels among the Gentiles, and that they would come back to where God wanted them to be.

 

Di Roma 11:11, rasul Paulus mengacu kepada bangsa Yahudi dan dia berkata, 11 Maka kukatakan, adakah mereka…”  yaitu bangsa Yahudi,   “…tersandung supaya mereka harus jatuh? Sekali-kali tidak! Tetapi melalui kejatuhan mereka, membuat mereka cemburu, keselamatan telah sampai kepada bangsa-bangsa lain…” 

Jadi apakah bangsa Yahudi jatuh? Iya, benar. Dan apa tujuan Allah? Tujuan Allah ialah  membuat mereka cemburu ketika mereka melihat berkembangnya injil di antara bangsa-bangsa lain, dan mereka mau kembali ke mana Allah menghendaki mereka berada.

 

 

We're all acquainted with 1 Corinthians 10:12 it says, 12 Therefore let him who thinks he stands, take heed lest he…” what?  “…fall.”  And if you read the previous verses they are talking about apostasies within Israel, the golden calf, and right before they entered the land of Canaan. So the Apostle Paul uses those stories of apostasy of Israel to warn Christians saying, 12 Therefore let him who thinks he stands, take heed lest he fall.” 

 

Kita semua mengenal 1 Korintus 10:12 yang berkata, 12 Sebab itu, hendaknya dia yang menyangka dia berdiri teguh, berhati-hati, kalau tidak, dia…” apa?  “…bisa jatuh…”  Dan jika kita baca ayat-ayat sebelumnya, mereka bicara tentang kemurtadan di dalam Israel, anak lembu emas, dan tepat sebelum mereka masuk ke tanah Kanaan. Jadi rasul Paulus memakai cerita-cerita kemurtadan Israel itu untuk memberi peringatan kepada orang-orang Kristen dengan berkata   “…Sebab itu, hendaknya dia yang menyangka dia berdiri teguh, berhati-hati, kalau tidak, dia bisa jatuh.”

 

 

Hebrews 4:11 this book is dealing with Jews who are going through all kinds of trials and tribulations, and they're about to give up the Christian message that they've accepted. And notice what it says there, 11 Let us therefore be diligent to enter that rest, lest anyone…” what?  “…fall according to the same example of disobedience...” as Israel.

So “to fall” means “to disobey”, it means to be in apostasy. You know when it comes to Babylon it also means that Babylon apostatized.

 

Ibrani 4:11, kitab ini membahas bangsa-bangsa Yahudi yang mengalami segala macam pencobaan dan kesukaran, dan mereka nyaris meninggalkan pekabaran Kristen yang telah mereka terima. Simak apa yang dikatakan di sini, 11 Karena itu baiklah kita yang rajin masuk ke perhentian itu, jangan sampai seorang pun…”  apa?   “…jatuh seperti  contoh ketidaktaatan yang sama itu…”  sebagaimana Israel.  

Jadi “jatuh” artinya “tidak patuh”, artinya murtad. Kalian tahu, tentang Babilon itu juga berarti Babilon sudah murtad.

 

 

Revelation 14:8 Second Angel’s Message, And another angel followed, saying, ‘Babylon is…” what?   “…is fallen, is fallen…”   by the way it means that it's really fallen.  So what does the word “fallen” mean there that's repeated twice? It means that Babylon has what? Apostatized.

 

Wahyu 14:8, Pekabaran Malaikat Kedua, 8 Dan seorang malaikat lain, mengikuti  dan berkata…”  apa?   “…‘Sudah roboh, sudah roboh Babel’…”  nah, itu artinya benar-benar jatuh. Jadi apa arti kata “roboh” di sini yang diulang dua kali? Artinya Babilon sudah apa? Sudah murtad.

 

 

And then you have Revelation 18:2, basic same idea is repeated only it's worse because this is talking about the end-time Babylon. It says, 1 After these things I saw another Angel coming down from heaven, having great authority, and the earth was illuminated with His glory. And He cried mightily with a loud voice, saying, ‘Babylon the great…” once again  “…is fallen, is fallen…” really fallen? You’d better believe it.  Notice the description,  “…and has become a dwelling place of demons, a prison for every foul spirit, and a cage for every unclean and hated bird!” 

It bears  repeating that it is impossible to fall unless the person has stood first. Because the person who has fallen who was born fallen, you know, you can't say that they fell. So in order to fall, you have to be standing before that. This   means that the Church during this period originally what? Stood in the truth. But like Lucifer, she then fell into apostasy.

 


Lalu ada Wahyu 18:2, konsep dasar yang sama yang diulang, hanya ini lebih parah. Karena ini bicara tentang Babilon akhir zaman. Dikatakan,  1Kemudian setelah itu aku melihat seorang Malaikat lain turun dari sorga. Ia mempunyai kekuasaan besar dan bumi menjadi terang oleh kemuliaanNya. 2 Dan Ia berseru dengan suara yang kuat, kataNya, ‘Babel yang besar itu’…”  sekali lagi “…‘sudah roboh, sudah roboh’…”  benar-benar roboh? Percayalah! Simak deskripsinya, “…‘dan telah menjadi tempat kediaman roh-roh jahat dan penjara bagi semua roh najis dan kandang segala burung yang najis dan yang dibenci…” 

Harus diingat, mustahil jatuh kecuali orang itu tadinya berdiri dulu. Karena orang yang dari lahir sudah jatuh, tidak bisa dikatakan jatuh lagi. Maka supaya bisa jatuh, sebelumnya dia harus berdiri dulu. Ini berarti gereja selama periode ini tadinya bagaimana? Berdiri dalam kebenaran. Tetapi seperti Lucifer dia kemudian jatuh dalam kemurtadan.

 

 

So when the star falls or the lamp falls, it falls where? It falls into the rivers and the springs of water. And what happens as a result? As a result the springs of water are poisoned, they become bitter, and when people drink what happens with them? They die. So let's talk about the rivers and springs of water.

The fountains of waters in the Third Trumpet are different from the raging waters of the sea in the Second Trumpet. You understand the contrast there? The fountains of waters are the life-giving waters that refresh, restore, and perpetuate physical and spiritual life. To us in the Western world, water do not mean as much as in Israel, we just turn on the faucet and water flows. However in Israel, water was a precious commodity, the scarcity of which represented death, and its presence represented life. So let's read several verses here that speak about the fountains of waters, what happens when there's an abundance of fountains of fresh water, sweet water.

 

Jadi ketika bintang atau obor itu jatuh, jatuh di mana? Dia jatuh ke dalam sungai-sungai dan mata-mata air. Dan apa akibatnya? Akibatnya mata-mata air keracunan, mereka menjadi pahit, dan kalau diminum orang apa yang terjadi pada mereka? Mereka mati. Jadi mari kita bahas sungai-sungai dan mata-mata air ini.

Mata-mata air di Terompet Ketiga ini berbeda dengan air-air laut yang menggemuruh di Terompet Kedua. Kalian paham kontrasnya di sini? Mata-mata air adalah air-air yang memberi hidup, yang menyegarkan, memulihkan, dan memelihara hidup fisikal dan spiritual. Bagi kami di dunia Barat, makna air tidak sebegitu berharga seperti di Israel, kami hanya memutar kran dan air mengalir. Namun di Israel, air adalah komoditas yang berharga, kelangkaannya melambangkan kematian, dan keberadaannya melambangkan hidup. Jadi mari kita baca beberapa ayat di sini yang berbicara tentang mata-mata air, apa yang terjadi bila ada kelimpahan air segar, air yang manis.

 

 

Psalm 23:2-3 verses very well-known, 1The Lord is my shepherd I shall not want. He makes me to lie down in green pastures; He leads me beside…” what?   “…the still waters…” and what does this do?  “… He restores my…” what?  “…soul…” so by the way the word “soul” there is × ֶפֶש[nephesh], it's life, He restores my life.  “…He leads me in the paths of righteousness for His name’s sake.”

 

Mazmur 23:2-3 ayat-ayat yang sangat terkenal, 1 TUHAN adalah gembalaku, tak akan kekurangan aku. 2 Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau, Ia membimbing aku ke samping…”  apa?   “…air yang tenang…”  dan air ini melakukan apa?  “…3 Ia menyegarkan…”  apaku?  “…jiwaku…”  nah, kata “jiwa” di sini ialah × ֶפֶש[nephesh],   jadi itu hidup, Dia memulihkan hidupku,  “…Ia menuntun aku di jalan yang benar, demi nama-Nya.”

 

 

Deuteronomy 8:7-10 this is a powerful passage, “ For the Lord your God is bringing you into a good land, a land of brooks of water, of fountains and springs, that flow out of valleys and hills; a land of wheat and barley, of vines and fig trees and pomegranates, a land of olive oil and honey; a land in which you will eat bread without scarcity, in which you will lack nothing; a land whose stones are iron and out of whose hills you can dig copper. 10 When you have eaten and are full, then you shall bless the Lord your God for the good land which He has given you.”  What a picture huh? And it's all due to what? Brooks of water, of fountains, and springs that flow out of valleys and hills. In other words, the waters are life-giving, they bring about fruitfulness and prosperity and life.

 

Ulangan 8:7-10, ini adalah bacaan yang menguatkan, 7 Sebab TUHAN, Allahmu, membawa engkau masuk ke negeri yang baik, suatu negeri dengan sungai-sungai, dengan mata-mata air dan sumber-sumber air, yang mengalir keluar dari lembah-lembah dan bukit-bukit; 8 suatu negeri dengan gandum dan jelai, dengan pohon anggur, pohon ara dan pohon delima; suatu negeri dengan minyak zaitun dan madu; 9 suatu negeri, di mana engkau akan makan roti dengan tidak kekurangan, di mana engkau tidak akan kekurangan apa pun; suatu negeri, yang batunya adalah besi dan dari gunungnya kau bisa menggali tembaga. 10 Bilamana engkau sudah makan dan kenyang, maka engkau akan memuji TUHAN, Allahmu, karena negeri yang baik yang diberikan-Nya kepadamu itu…”  Alangkah bagusnya gambaran ini, huh? Dan semuanya karena ada apa? Sungai-sungai, mata-mata air, sumber-sumber air yang mengalir keluar dari lembah-lembah dan bukit-bukit. Air-air yang memberi hidup, mereka mendatangkan kesuburan dan kemakmuran dan hidup.

 

 

Revelation 7:17 speaking about those who go through the Great Tribulation at the end of time and come out of the tribulation, and are standing there before the throne of God at the end. It says, “ 16 They shall neither hunger anymore nor thirst anymore; the sun shall not strike them, nor any heat;  17 for the Lamb who is in the midst of the throne will shepherd them and lead them to…” What? Once again   “…living fountains of waters. And God will wipe away every tear from their eyes.”

 

Wahyu 7:17 berbicara tentang mereka yang harus mengalami Masa Kesukaran Besar pada akhir zaman, dan keluar dari kesukaran itu, dan akhirnya berdiri di hadapan takhta Allah. Dikatakan, 16 Mereka tidak akan menderita lapar lagi maupun akan dahaga lagi, dan matahari tidak akan menimpa mereka maupun panas terik. 17 Sebab Anak Domba yang di tengah-tengah takhta itu, akan menggembalakan mereka dan akan menuntun mereka ke…”  apa? Sekali lagi,   “…mata air kehidupan. Dan Allah akan menghapus segala air mata dari mata mereka." 

 

 

Revelation 21:6  and also 22:17, And He said to me, ‘It is done! I am the Alpha and the Omega, the Beginning and the End. I will give of the fountain of the water of life freely to him who thirsts.’…” So what does the fresh water represent? It's the life-giving waters that produce prosperity and fruitfulness.

 

Wahyu 21:6 dan juga 22:17, 6 Dan Dia berfirman kepadaku, ‘Semuanya sudah selesai. Aku adalah Alfa dan Omega, Yang Awal dan Yang Akhir. Aku akan memberi dari mata air kehidupan dengan limpah kepada dia yang haus’…”  Jadi air segar melambangkan apa? Itulah air yang memberi hidup yang menghasilkan kemakmuran dan kelimpahan buah.

 

 

Notice Psalm 1:3 it speaks about trees that are planted next to living waters, it says there, He shall be…” speaking about a righteous person,  “…he shall be like a tree planted by…” what?  “…by the rivers of water, that brings forth its fruit in its season, whose leaf also shall not wither; and whatever he does shall prosper.”

 

Simak Mazmur 1:3, ini bicara tentang pohon-pohon yang ditanam di samping air yang hidup, dikatakan di sana, 3 Ia akan seperti…”  berbicara tentang orang yang benar,   “…ia akan seperti sebatang pohon yang ditanam di tepi sungai air, yang menghasilkan buah pada musimnya, dan yang daunnya tidak akan layu; dan apa saja yang diperbuatnya, akan berhasil.”

 

 

Now the fresh waters also represent the teachings of those who are wise. It says in Proverbs 13:14, 14 The law of the wise is a…” what?  “…is a fountain of life, to turn one away from the snares of death.”

 

Nah, air segar juga melambangkan ajaran mereka yang bijak. Dikatakan di Amsal 13:14, 14 Ajaran orang bijak adalah…”  apa?   “…sumber air kehidupan, untuk mengalihkan orang dari jerat-jerat maut.”

 

 

The fear of the Lord is also a fountain of life as we find here in Proverbs 14:27, “27 The fear of the Lord is a fountain of life, to turn one away from the snares of death.”

 

Takut akan Tuhan juga adalah mata air kehidupan sebagaimana yang kita dapati di Amsal 14:27, 27 Takut akan TUHAN adalah sumber air kehidupan, untuk mengalihkan orang dari jerat-jerat maut.”

 

 

Now in Exodus 17:1-8 and Numbers 20:8-11 we have the story of the water that came forth from the rock. Now I have an entire presentation on this particular subject, but I want to summarize because it's very much related to what we're talking about.

You remember that in Exodus 17, the people were thirsty and they were complaining because they didn't have any water. So God told Moses,  “Moses, take your rod, strike the rock and the rock will give fresh waters for everyone to drink, so they don't die of thirst.” So what did Moses do? He obeyed the Lord, struck the rock, and waters came forth from the rock, and the people drank.  What does the rock represent? Christ. What does  striking the rock represent? It means  that Jesus fell on the judgment of the Father for our sins. And what happened as a result? Jesus was able to send what? The Holy Spirit, the life-giving Holy Spirit.

The second time God told Moses ~ this is in Numbers chapter 20, He told him to speak to the rock and the rock would give its waters. But Moses lost his temper, he struck the rock twice, and he ruined the  symbol that God wanted to teach, and that is: that Christ was going to be stricken with the rod of God's judgment only once, not twice, that all we need to do today to get the Holy Spirit is not for Jesus to die again, but to ask Him for the Holy Spirit. 

Now what does this have to do with what we're talking about? We need to go to the New Testament to understand it.

 

Nah, di Keluaran 17:1-8 dan Bilangan 20:8-11 ada kisah tentang air yang keluar dari batu. Nah, saya punya presentasi yang lengkap tentang topik khusus ini, tetapi saya mau merangkumnya karena ini sangat terkait dengan apa yang kita bahas.

Kalian ingat bahwa di Keluaran 17, orang-orang haus dan mereka mengeluh karena tidak ada air. Maka Allah menyuruh Musa, “Musa, ambil tongkatmu, pukullah batu itu, dan batu itu akan mengeluarkan air segar bagi semua untuk minum supaya mereka tidak mati kehausan.” Jadi apa yang dilakukan Musa? Dia patuh pada Allah, memukul batu itu dan air pun memancar dari batu itu dan orang-orang minum. Batu itu melambangkan apa? Kristus. Memukul batu itu melambangkan apa? Itu artinya Yesus kena penghakiman Allah Bapa karena dosa-dosa kita. Dan akibatnya apa yang terjadi? Yesus bisa mengirimkan apa? Roh Kudus, Roh Kudus yang menghidupkan.

Kedua kalinya Allah mengatakan kepada Musa ~ ini di Bilangan pasal 20 ~ Dia mengatakan kepada Musa untuk berbicara kepada batu itu dan batu itu akan mengeluarkan airnya. Tetapi Musa kehilangan kesabarannya, dia memukul batu itu dua kali dan dia merusak simbol yang mau diajarkan Allah, yaitu bahwa Kristus hanya akan kena pukul tongkat penghakiman Allah satu kali bukan dua kali, dan sekarang ini apa yang perlu kita lakukan untuk mendapatkan Roh Kudus bukan Yesus harus mati lagi, tetapi dengan memohon kepadanya untuk diberi Roh Kudus.

Nah, apa hubungan ini dengan apa yang kita bicarakan? Kita perlu ke Perjanjian Baru untuk memahaminya.

 

 

Remember the story of the Samaritan woman? Jesus is sitting there at Jacob's well and the Samaritan woman comes to draw water, and Jesus says, “Give Me water to drink.” And she says,  “How is it that You a Jew would ask a Samaritan woman at that, for water?” And then Jesus has a conversation with her and He says, you know, “If you drink the water that I have to give, you would never thirst again.”

Now let's pick up the conversation in John 4:13-14, 13 Jesus answered and said to her, ‘Whoever drinks of this water…” that is from Jacob's well,  “…will thirst again, 14 but whoever drinks of the water that I shall give him will never thirst. But the water that I shall give him…” now here's an important detail,  “…the water that I shall give him will become in him a…” what?  “…a fountain of water springing up into everlasting life.’…”

So what happens? You drink the water and you become a fountain of water, you receive the Spirit and then you share that Spirit to other people. Are you understanding what this is saying?

 

Ingat kisah tentang perempuan Samaria? Yesus sedang duduk di sumur Yakub dan seorang perempuan Samaria datang untuk mengambil air dan Yesus berkata, “Beri Aku minum air.” Dan perempuan itu berkata, “Bagaimana Engkau seorang Yahudi minta minum kepada seorang Samaria, perempuan lagi?” Lalu Yesus terlibat pembicaraan dengannya dan Dia berkata, “Jika kamu minum air yang Aku berikan, kamu tidak akan haus lagi.”

Nah, mari kita menyimak kelanjutan pembicaraan itu dari Yohanes 4:13-14, 13 Yesus menjawab dan berkata kepadanya,  ‘Barangsiapa minum air ini…”  yaitu yang dari sumur Yakub, “…ia akan haus lagi, 14 tetapi barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus untuk selama-lamanya. Tetapi air yang akan Kuberikan kepadanya…”  nah, detail yang penting di sini, “…air yang akan Kuberikan kepadanya akan menjadi…”  apa?   “…mata air di dalam dirinya, yang terus-menerus memancar sampai hidup yang kekal.’…” 

Jadi apa yang terjadi? Kita minum air itu dan kita menjadi sumber air, kita menerima Roh lalu kita bagikan Roh itu kepada orang lain. Apakah kalian paham apa yang dikatakan di sini?   “…

 

 

Now what is the water here? What does the water represent? We have to go to John 7:37-39 bottom of page 83 in our manual, it says in John 7:37-39, here Jesus is at the Feast of Tabernacles and there was a water ceremony at the Feast of Tabernacles, and Jesus is going to say something revolutionary, 37 On the last day, that great day of the feast, Jesus stood and cried out, saying, ‘If anyone thirsts, let him come to Me and drink….” so who is the rock? Jesus. He says, “I'm the rock, come to Me and drink.”  What is it that we're going to drink?   “…38 He who believes in Me…” Jesus says,  “…as the Scripture has said, out of his heart will flow rivers of living water.’…”   Out of whose heart will flow rivers of living water? Out of us! So He says to the Samaritan woman that she would become a fountain of living water, and by the way she did, she went back to Sychar  where she lived,  she witnessed about Christ and brought the whole town to hear the words of Jesus. So what happens? When we receive the Holy Spirit, then we are witnesses, we become fountains of waters to others. Are you understanding what I'm saying?

 

Nah, di sini air itu apa? Air melambangkan apa? Kita harus ke Yohanes 7:37-39 bagian bawah hal. 83 dari diktat kita. Dikatakan di Yohanes 7:37-39, di sini Yesus sedang ada di perayaan Pondok Daun dan ada upacara air di perayaan Pondok Daun dan Yesus akan mengatakan sesuatu yang revolusioner, 37 Dan pada hari terakhir, yaitu pada puncak perayaan itu, Yesus berdiri dan berseru, ‘Barangsiapa haus, baiklah ia datang kepada-Ku dan minum!…”  jadi siapakah batu itu? Yesus. Dia berkata, “Akulah batu itu. Datanglah padaKu dan minum.” Apa yang akan kita minum?   “…38 Barangsiapa percaya kepada-Ku…”  kata Yesus,   “…seperti yang dikatakan oleh Kitab Suci: ‘Dari dalam hatinya akan mengalir sungai-sungai air hidup.’…”  Dari hati siapa akan mengalir sungai-sungai air hidup? Dari kita! Jadi Yesus berkata kepada perempuan Samaria bahwa dia akan menjadi sumber air hidup. Dan memang benar begitu. Perempuan itu pulang ke Sikhar tempat tinggalnya, dia bersaksi tentang Kristus dan membawa seluruh kota untuk mendengar kata-kata Yesus. Jadi apa yang terjadi? Ketika kita menerima Roh Kudus, maka kita adalah saksi-saksi, kita menjadi sumber-sumber air bagi orang lain. Apakah kalian paham apa yang saya katakan?

 

 

Now how does this apply to what we are talking about? When God's people receive the Holy Spirit, God's people then become fountains of waters to bless other people. You know I'll use this illustration. You know you have the sun, Jesus said “I am the light of the world” but He also said “ye are the light of the world”.  So you go out some night and you see a beautiful full moon and you say, ‘Oh that moon, that silvery moon, it's so romantic, it's so beautiful, look at the beautiful light there on the moon.” But you know, the moon is an ugly, ugly heavenly body. It's full of craters, right? So it's ugly. How does it become beautiful? When the light of the sun shines on it. So we need to say is, “How beautiful the sun is tonight!” Because the glory of the moon is the glory of the sun. Jesus is the original spring of water and when we drink we become springs of water. It's like the sun shines on the moon, and the moon reflects the light of the sun to the world.

 

Nah, bagaimana ini diaplikasikan kepada apa yang kita bicarakan? Ketika umat Allah menerima Roh Kudus, umat Allah menjadi sumber-sumber air untuk memberkati orang lain. Saya akan memakai ilustrasi ini. Kalian tahu, ada matahari, Yesus berkata, “Akulah terang dunia.” Tapi Dia juga berkata, “Kamu adalah terang dunia.” Jadi suatu malam kita keluar dan kita melihat bulan purnama yang indah dan kita berkata, “Wah, bulan itu, bulan yang keperakan, dia begitu romantis, begitu indah, lihatlah betapa indahnya bulan.” Tetapi kalian tahu, bulan itu jelek, benda langit yang jelek. Penuh dengan lubang-lubang, benar? Jadi dia jelek. Bagaimana dia bisa menjadi cantik? Ketika sinar matahari meneranginya. Jadi yang harus kita katakan ialah, “Betapa indahnya matahari malam ini.” Karena kemuliaan bulan adalah kemuliaan matahari. Yesus adalah sumber air yang asli, dan ketika kita minum, kita juga menjadi sumber-sumber air. Itu seperti matahari menyinari bulan, dan bulan memantulkan sinar matahari ke dunia.

 

 

Now let's go to page 84. When we drink the living waters we become fountains of water. The springs of waters represent what? The pure gospel of Jesus that flows through His people by the power of whom? Of the Holy Spirit, to bless the world with life everlasting.

 

Nah, marilah kita ke hal. 84. Ketika kita minum dari air hidup, kita menjadi sumber-sumber air. Sumber-sumber air melambangkan apa? Injil Yesus yang murni yang mengalir melalui umatNya oleh kuasa siapa? Roh Kudus, agar memberkati dunia dengan hidup yang kekal.

 

 

Let's read some statements from Ellen White.  This one is from Manuscript 33 April 27 1903,  “The people of God, His chosen kingdom, are not as a stagnant pool. They are as a…” what?  “…river, constantly flowing, and as it advances, becoming deeper and wider, until its…” what kind of waters? “…its life-giving waters are spread over all the earth. Whenever the gospel of God is received…” see, we have to receive it first,  “… its grace heals the maladies that sin has produced. The Sun of Righteousness arises with healing in His beams. Light, strength, and refreshing come from the Lord, and the good fruit borne, bears witness to a work of righteousness.”

 

Mari kita  baca beberapa pernyataan dari Ellen White. Ini dari Manuscript 33, 27 April 1903,   “…Umat Allah, kerajaan pilihanNya, bukanlah bagaikan kolam yang airnya tidak mengalir. Mereka bagaikan…”  apa?   “…sungai, yang senantiasa mengalir, dan ketika dia melaju dia menjadi semakin dalam dan semakin lebar, hingga airnya…”  yang bagaimana?   “…airnya yang memberi kehidupan, tersebar di seluruh bumi. Setiap kali injil Allah diterima…” simak, kita harus menerimanya dulu, “…karunianya menyembuhkan penyakit-penyakit yang diproduksi dosa. Matahari Kebenaran bangkit dengan kesembuhan di pancaran sinarnya. Terang, kekuatan, dan penyegeran datang dari Tuhan, dan buah-buah baik yang dihasilkan, menjadi saksi suatu pekerjaan kebenaran.”

 

 

In another statement Prophets and Kings page 233, this is a beautiful statement, page 233 and 234,  “The heart that receives the Word of God is not as a pool that…”   what? “…evaporates, not like a broken cistern that loses its treasure. It is like…” what?  “…the mountain stream, fed by unfailing springs, whose cool, sparkling waters leap from rock to rock, refreshing the weary, the thirsty, the heavy-laden….” that's what happens when people receive the Word of God through the power of the Holy Spirit, they become a blessing to others. She continues writing.  “…It is like a river constantly flowing and, as it advances, becoming deeper and wider, until its life-giving waters are spread over all the earth. The stream that goes singing on its way leaves behind its gift of verdure and fruitfulness. The grass on its banks is a fresher green, the trees have a richer verdure, the flowers are more abundant. When the earth lies bare and brown under the summer's scorching heat, a line of verdure marks the river's course….” and now she draws a comparison.  “…So it is with the true child of God...” everything she has described, about the living waters and it making everything green and fruitful, now she says I'm going to apply the lesson.  “… So it is with the true child of God. The religion of Christ reveals itself as a vitalizing, pervading principle, a living, working, spiritual energy. When the heart is opened to the heavenly influence of truth and love, these principles will…” what?  “…will flow forth again like streams in the desert, causing fruitfulness to appear where now are barrenness and dearth.”

 

Dalam pernyataan yang lain Prophets and Kings hal. 233, ini adalah pernyataan yang indah, hal. 233 dan 234,   “…Hati yang menerima Firman Allah bukanlah sebuah kolam yang…”  apa?  “…menguap, bukan seperti tempat air yang pecah yang kehilangan hartanya. Itu bagaikan…”  apa?   “…sungai dari gunung, yang diisi oleh mata-mata air yang tidak pernah kering, airnya  yang berkilauan melompat dari batu ke batu, menyegarkan mereka yang lelah, yang haus, dan yang memikul beban berat…”  itulah yang terjadi bila manusia menerima Firman Allah melalui kuasa Roh Kudus, mereka menjadi berkat bagi orang lain. Ellen White melanjutkan menulis,  “…Seperti sungai yang senantiasa mengalir, dan ketika dia melaju dia menjadi semakin dalam dan semakin lebar, hingga airnya yang memberi kehidupan tersebar di seluruh bumi. Sungai yang mengalir dengan gembira, meninggalkan di belakangnya suatu berkat vegetasi yang subur dan yang banyak buahnya. Rumput di tepi-tepi sungai berwarna hijau yang lebih segar, pohon-pohon memiliki dedaunan yang lebih kaya, bunga-bunganya lebih banyak. Pada waktu bumi tandus dan mengering di bawah terik matahari musim panas, suatu barisan vegetasi hijau yang subur menandai lika-liku aliran sungai…”  dan sekarang  Ellen White membuat perbandingan.   “…Demikian pulalah seorang anak Allah yang sejati…” Semua sudah digambarkannya tentang air hidup dan bagaimana itu menjadikan semuanya hijau dan berbuah banyak, sekarang dia berkata, saya akan mengaplikasikan pelajaran ini.   “…Demikian pulalah seorang anak Allah yang sejati. Agama Kristus menyatakan dirinya sebagai suatu prinsip yang memberi gairah hidup, yang menebarkan keharumannya ke mana-mana, suatu energi rohani yang hidup dan bekerja. Bila hati itu terbuka kepada pengaruh kebenaran dan cinta, prinsip-prinsip ini akan…”  apa?   “…akan mengalir keluar lagi seperti sungai-sungai di padang gurun, membuat munculnya buah-buah di mana sekarang hanya ada ketandusan dan kegersangan.”

 

 

Here's another one. Prophets and Kings page 231 Remember when Elisha pour salt into a spring that was polluted?  Here Ellen White is going to describe this. “In casting salt…” by the way who's the salt? What does the salt represent? Us! So it's the same as, you know, drinking the water we become springs of water, polluted waters are made delicious by the salt that is put in. Is that the case of God's people, do we make the life of people happier, and more prosperous, and more blessed, and more life-giving? Absolutely! So she wrote, “…In casting salt into the bitter spring…” interesting: bitter spring. The star causes the waters to be what? Bitter. How can the waters become not bitter? By God's people sharing the Word through the power of the Holy Spirit.  “… Elisha taught the same spiritual lesson imparted centuries later by the Saviour to His disciples when He declared, ‘Ye are the salt of the earth.’ Matthew 5:13. The salt mingling with the polluted spring purified its waters and brought life and blessing where before had been blighting and death. When God compares His children to salt, He would teach them that His purpose in making them the subjects of His grace is that they may become…” what?  “…agents in saving others….”   So do you understand what the springs and rivers represent in the Third Trumpet?

 

Ini yang lain. Prophets and Kings, hal. 231. Ingat ketika Elisa menuang garam ke mata air yang terpolusi? Di sini Ellen White akan menggambarkan itu.   “…Dengan menuang garam…”  nah, garam itu siapa? Garam mewakili siapa? Kita! Jadi sama, dengan minum air kita menjadi sumber-sumber air; dengan menuangkan garam maka air-air yang terpolusi menjadi sedap. Itukah kasusnya dengan umat Allah? Apakah kita membuat hidup orang lain lebih gembira, lebih makmur, lebih diberkati, lebih memberi hidup? Tentu saja! Jadi Ellen White menulis,   “…Dengan menuang garam ke mata air yang pahit…”  menarik: mata air yang pahit. Bintang itu menyebabkan airnya apa? Pahit. Bagaimana air bisa menjadi tidak pahit? Dengan umat Allah membagikan Firman melalui kuasa Roh Kudus.  “…Elisa mengajarkan pelajaran rohani yang sama, yang berabad-abad kemudian dibagikan oleh Sang Juruselamat kepada murid-muridNya ketika Dia membuat pernyataan, ‘Kamu adalah garam dunia’ (Mat. 5:13). Garam yang bercampur dengan mata air yang terpolusi memurnikan airnya dan mendatangkan hidup dan berkat di mana sebelumnya ada pencemaran dan kematian. Ketika Allah membandingkan anak-anakNya dengan garam, Dia mau mengajar mereka tujuanNya menjadikan mereka penerima karuniaNya, yaitu agar mereka boleh menjadi …”  apa?   “…agen-agen yang menyelamatkan orang lain…”  Jadi apakah kalian paham mata-mata air dan sungai-sungai melambangkan apa di Terompet Ketiga?

 

 

You know we allow the Bible to interpret itself, right? Or else you have to find some place on earth where a third of the lakes and the oceans became bitter when a star fell into it. You know, it's not talking about meteorites and asteroids.  We have to interpret Scripture applying the same principles that we apply universally to every passage including the Trumpets.

 

Kalian tahu, kita mengizinkan Alkitab menafsirkan dirinya sendiri, betul? Atau kalau tidak kita harus mencari suatu tempat di bumi di mana sepertiga danaunya dan lautnya menjadi pahit ketika ada sebuah bintang jatuh ke dalamnya. Kalian tahu, ini tidak bicara tentang meteor atau asteroid. Kita harus menafsirkan Kitab Suci dengan mengaplikasikan prinsip yang sama yang kita aplikasikan secara universal kepada setiap perikop termasuk seri Terompet.

 

 

Now when the star falls in the waters and makes them bitter ~ so let's take a look at the word “wormwood” because the word “wormwood” is used.

Let's go to Deuteronomy 29:17-18. What happened if Israel according to God apostatized from the straight and narrow way? God warned them in Deuteronomy 29:17-18 what would happen if they apostatized. It says there, “ 17 and you saw their  abominations…” that is of the pagan nations, “…and their idols which were among them—wood and stone and silver and gold; 18 so that there may not be among you man or woman or family or tribe, whose heart…” what? Is that an apostasy?  “…whose heart turns away today from the Lord our God, to go and serve the gods of these nations, and that there may not be among you a root bearing…” what?  “…bitterness or wormwood…”

What is it that causes the waters to become bitter and wormwood? It is turning away from the Lord.  Apostasy. 

Is this what happened with the fallen star under the Third Trumpet? Absolutely.

 

Nah, ketika bintang itu jatuh di dalam air dan menjadikannya pahit ~ jadi mari kita lihat kata “wormwood” karena kata itu dipakai. (“Wormwood” adalah tanaman absinthium yang rasanya pahit).

Mari kita ke Ulangan 29:17-18. Apa yang akan terjadi pada Israel jika menurut Allah dia murtad dari jalan yang lurus dan benar? Allah memperingatkan mereka di Ulangan 29:17-18 apa yang akan terjadi bila mereka murtad. Dikatakan di sana, 17 dan kamu sudah melihat kekejian mereka…”  yaitu dari bangsa-bangsa pagan, “…dan berhala mereka yang ada di antara mereka, yakni kayu dan batu, perak dan emas itu. 18 Sebab itu tidak boleh di antaramu ada laki-laki atau perempuan, atau keluarga atau suku yang hatinya…” apakah itu suatu kemurtadan?  “…yang hatinya hari ini berpaling dari TUHAN, Allah kita, untuk pergi berbakti kepada allah bangsa-bangsa itu; dan tidak boleh ada di antaramu akar yang mengandung  kepahitan  atau absinthium…” 

Apakah yang menyebabkan airnya menjadi pahit dan absinthium? Ialah berpaling dari Tuhan. Kemurtadan.

Inikah yang terjadi dengan bintang jatuh di Terompet Ketiga? Betul sekali.

 

Notice Amos 5:7,  You who turn justice to…” what? See when you turn justice to wormwood, when you cease to be just in other words, or righteous, the result is wormwood.  “…You who turn justice to wormwood, and lay righteousness to rest in the earth!”

 

Simak Amos 5:7, 7 Kamu yang mengubah keadilan menjadi…”  apa? Lihat ketika orang mengubah keadilan menjadi absinthium, ketika orang berhenti bersikap adil atau benar, dengan kata lain, maka akibatnya ialah absinthium. “…Kamu yang mengubah keadilan menjadi absinthium dan yang mengubur kebenaran dalam bumi!”

 

 

Notice Amos 6:12-13 it says there, 12 Do horses run on rocks? Does one plow there with oxen? Yet you have turned justice into…” what?  “…into gall, and the fruit of righteousness into wormwood…”  So what happens when people turn away from justice, and people turn away from the fruit of righteousness? They become what? Gall and wormwood.

 

Simak Amos 6:12-13, dikatakan di sana, 12 Berlarikah kuda-kuda di atas bukit batu? Apakah orang membajak di sana dengan lembu? Namun kamu telah mengubah keadilan menjadi…”  apa?   “…racun yang pahit dan buah kebenaran menjadi absinthium…”  Jadi apa yang terjadi ketika orang berpaling dari keadilan, dan orang berpaling dari buah kebenaran? Mereka menjadi apa? Racun yang pahit dan absinthium.  

 

 

Notice Jeremiah 23:15-16,  when false prophets speak in the name of God the result is what? Wormwood and gall.

Let me ask you, did the papacy claim to speak in the name of God when it originated the apostasy? It certainly did. Let's notice this. 15 Therefore thus says the Lord of hosts concerning the prophets: ‘Behold, I will feed them with…” what?  “…wormwood, and make them drink the water of gall…”  He's speaking about the false prophets  “…for…” that means: because,  “…from the prophets of Jerusalem…”  what has gone out? “…. Profaneness  has gone out into all the land.’” 16 Thus says the Lord of hosts: ‘Do not listen to the words of the prophets who prophesy to you.
They make you worthless; they speak a vision of their own heart, not from the mouth of the Lord.’…”

Powerful  verses, aren't they? For interpreting the Third Trumpet.

 

Simak Yeremia 23:15-16, ketika nabi-nabi palsu berbicara dalam nama Allah, hasilnya ialah apa? Absinthium dan racun yang pahit.

Coba saya tanya, apakah Kepausan mengklaim dia berbicara dalam nama Allah ketika pertama membangkitkan kemurtadan? Betul sekali. Mari kita simak ini, 15 Sebab itu beginilah firman TUHAN semesta alam mengenai para nabi itu, ‘Lihatlah, Aku akan memberi mereka makan…”  apa?   “…absinthium, dan membuat mereka minum cairan racun pahit…”  Dia berbicara tentang nabi-nabi palsu  “…sebab dari para nabi Yerusalem…”  apa yang keluar?   “…kenajisan telah menyebar ke seluruh negeri.’ 16 Beginilah firman TUHAN semesta alam, ‘Janganlah dengarkan perkataan para nabi yang bernubuat kepada kamu! Mereka menjadikan kamu tidak berguna, mereka membicarakan penglihatan rekaan hatinya sendiri, bukan dari mulut TUHAN.’ …” 

Ayat-ayat yang keras, bukan? Untuk menafsirkan Terompet Ketiga.

 

 

Jeremiah 23:36, “ 36 And the oracle of the Lord you shall mention no more. For every man’s word will be his oracle, for you have perverted the words of the living God, the Lord of hosts, our God.”

 

Yeremia 23:36, 36 Tetapi nubuatan TUHAN janganlah kamu sebut-sebut lagi. Sebab perkataan setiap orang akan menjadi nubuatannya, karena kamu telah memutarbalikkan perkataan-perkataan Allah yang hidup, TUHAN semesta alam, Allah kita.”

 

 

Jeremiah 9:13-15, 13 And the Lord said, ‘Because they have forsaken My Law…”   notice “forsaken”, it's talking about apostasy, “…which I set before them, and have not obeyed My voice…” see, it has to do with disobedience  “…nor walked according to it, 14 but they have walked according to the dictates of their own hearts and after the Baals, which their fathers taught them, 15 therefore,’ thus says the Lord of hosts, the God of Israel, ‘Behold, I will feed them, this people, with…” what? “…with wormwood, and give them water of gall to drink.” 

So when Israel forsook the Law of the Lord, disobeyed God, and walked according to their own hearts, the Lord fed them wormwood and gall to drink.

 

Yeremia 9:13-15, 13 Berfirmanlah TUHAN, ‘Karena mereka telah meninggalkan Hukum-Ku…”  simak “meninggalkan”, ini bicara tentang kemurtadan,   “…yang telah Kutetapkan di hadapan mereka, dan tidak mematuhi suara-Ku…”  lihat, ini berkaitan dengan kepatuhan,   “…maupun hidup sesuai dengannya, 14 melainkan mereka hidup sesuai tuntutan hati mereka sendiri, dan mengikuti para Baal yang diajarkan nenek moyang mereka kepada mereka. 15 Oleh karena itu,’ beginilah firman TUHAN semesta alam, Allah Israel,  Lihat, Aku akan memberi bangsa ini makan…”  apa?   “…absinthium dan memberi mereka minum air racun pahit…” 

Jadi ketika Israel meninggalkan Hukum Allah, tidak patuh kepada Allah, dan hidup menurut kehendak hati mereka sendiri, Tuhan memberi mereka makan absinthium dan minum racun pahit.

 

 

So when are the waters fresh and life-giving? It's when the truth is taught, when the fear of the Lord is taught, when there's righteousness that is taught. When do the waters become gall and wormwood? It's when false doctrines and apostasy and idolatry come in among God's people.


Jadi kapan air itu segar dan memberi hidup? Ketika yang diajarkan itu kebenaran, ketika takut akan Tuhan yang diajarkan, ketika kebenaran yang diajarkan. Kapan air-air menjadi racun dan absinthium? Ketika doktrin palsu dan kemurtadan dan penyembahan berhala masuk di antara umat Allah.

 

 

Proverbs 5:3-5, and 15, it’s very interesting, it's speaking literally but it has a symbolic application as well.

For the lips of an immoral woman drip…” what?  “…honey…” in other words sounds pretty good, right?  “…and her mouth is smoother than oil; But in the end she is…”  what?   “…bitter as wormwood, sharp as a two-edged sword. Her feet go down to death, her steps lay hold of…” what?  “…of hell. 15 Drink water from your own cistern, and running water from your own well…” in other words, don’t drink from the harlot. Drink from your own well, life-giving waters.

 

Amsal 5:3-5 dan 15, sangat menarik, ini bicara secara literal tetapi juga punya aplikasi simbolis.

3 Karena bibir perempuan jalang menitikkan…”  apa?   “…madu…”  dengan kata lain terdengarnya manis, kan?   “…dan mulutnya lebih licin daripada minyak, 4 tetapi akhirnya ia…”  apa?   “…pahit seperti absinthium, dan tajam seperti pedang bermata dua. 5 Kakinya turun menuju maut, langkahnya menyentuh…”  apa?   “…kubur. 15 Minumlah air dari tempat airmu sendiri, dan air yang mengalir dari sumurmu…”  dengan kata lain, jangan minum dari perempuan pelacur itu. Minumlah dari sumurmu sendiri, air yang memberi hidup.

 

 

Now, let me ask you does the Bible compare the apostate papal church with a harlot? Yes, the Fourth Church is Thyatira. Jezebel is the main person there. Did Israel drink the waters of Jezebel? She most certainly did. And what did it lead to? They led to apostasy.

By the way in Revelation 17 do you have a harlot woman who is seated on many waters? Absolutely. What is she teaching people? Oh she has a cup full of wine. What does the wine represent? The wine represents her false doctrines.

 

Nah, coba saya tanya, apakah Alkitab membandingkan gereja Kepausan yang murtad dengan seorang perempuan pelacur? Ya. Jemaat Keempat ialah Tiatira. Izebel adalah tokoh utamanya di sini. Apakah Israel minum dari airnya Izebel? Betul sekali. Dan itu mengakibatkan apa? Itu membawa kepada kemurtadan.

Nah, di Wahyu  17 apakah ada seorang perempuan pelacur yang duduk di atas banyak air? Betul sekali. Apa yang diajarkannya kepada orang-orang? Oh, dia punya satu cawan yang penuh anggur. Anggur itu mewakili apa? Anggur itu mewakili doktrin-doktrinnya yang palsu.

 

 

Now let's notice the defiled waters. The this is on page 87. The rivers and springs of water must have been what? Clean before the fall of the star defile them, right?  Because the star falls and then they’re defiled, which means that before the star fell the waters were what? The waters were pure, and clean. This is another indication that the Third Trumpet’s theme is what? Apostasy in the church. Are you following the argument? When the star falls it pollutes the fountains of water that had been clean, with wormwood and bitterness, and what is the result? Many people died and of course we're not only talking about dying spiritually, we're talking about all the martyrs who were killed by this system.

If the pure spring waters represent the Word of God imparted to man through the instrumentality of the Holy Spirit, then the defiling of the waters would mean the corruption of what? The corruption of God's Word proclaimed by individuals that pollute the waters.

 

Nah, mari kita simak air yang tercemar. Ini ada di hal. 87. Sebelumnya sungai-sungai dan mata-mata air tentunya bagaimana? Bersih sebelum jatuhnya bintang itu mencemarkannya, benar? Karena bintang itu jatuh, kemudian mereka dicemarkan, yang artinya sebelum bintang itu jatuh, airnya bagaimana? Airnya murni dan bersih. Ini adalah indikasi lain bahwa tema Terompet Ketiga itu apa? Kemurtadan dalam gereja. Apakah kalian mengikuti argumentasi ini? Ketika bintang itu jatuh, dia mencemarkan sumber-sumber air yang tadinya bersih, dengan absinthium dan kepahitan. Dan apa akibatnya? Banyak orang mati, dan tentunya kita tidak hanya bicara tentang kematian spiritual, kita bicara tentang semua martir yang dibunuh oleh sistem ini.

Jika air yang murni dari mata-mata air melambangkan Firman Allah yang dibagikan kepada manusia melalui pekerjaan Roh Kudus, maka pencemaran air-air berarti rusaknya apa? Rusaknya Firman Allah yang disampaikan oleh orang-orang yang mencemarkan air-air.

 

 

By speaking about a falling star and the poisoning of the fresh spring waters, God through John, is showing that the Third Trumpet is dealing with apostasy. Both the falling star and wormwood refer directly to apostasy. So the Third Trumpet must center on apostasy. Is this precisely what we noticed in 2 Thessalonians chapter 2 in our last session? The apostasy? Which means to go astray. It is used in secular literature of that time to describe a boat that is going away from the port, because it's not well anchored.

 

Dengan berbicara tentang bintang yang jatuh dan teracunnya air-air bersih mata-mata air yang segar, Allah melalui Yohanes menunjukkan bahwa Terompet Ketiga berurusan dengan kemurtadan. Baik bintang yang jatuh maupun absinthium merujuk secara langsung ke kemurtadan. Jadi Terompet Ketiga harus fokus kepada kemurtadan. Apakah persis ini yang kita simak di 2 Tesalonika 2 dalam sesi kita yang terakhir? Tentang kemurtadan? Yang artinya tersesat. Ini dalam literatur sekuler di zaman itu digambarkan dengan sebuah perahu yang hanyut dari bandar karena tidak terjangkar dengan baik. 

 

 

Now the waters represent the Holy Spirit, flowing from Jesus through His church to the world. However when a false gospel defiled the living waters preached by the fallen teachers of the papal Church, the result is that people began to what? To die spiritually.

 

Nah, air-air melambangkan Roh Kudus, yang mengalir dari Yesus melalui gerejaNya kepada dunia. Namun, bila seorang nabi palsu mencemarkan air hidup, yang disampaikan oleh guru-guru murtad dari gereja Kepausan, akibatnya ialah manusia mulai apa? Mati secara rohani.

 

 

Let's notice Proverbs 25:25-26, a man who gives in to idolatry becomes a polluted spring, it says,  25 As cold water to a weary soul, sis good news from a far  country. 26 A righteous man who falters before the wicked…” what does it mean, a righteous man faltering before the wicked? Speaking about a righteous man who becomes what? Apostate.  “…A righteous man who falters before the wicked is like a murky spring and a polluted well.”  Why? Because instead of sharing the pure gospel they start sharing what? Heresies and false teachings.

 

Mari kita simak Amsal 25:25-26, orang yang takluk kepada berhala menjadi mata air yang tercemar. Dikatakan, 25 Seperti air sejuk bagi jiwa yang dahaga, demikianlah kabar baik dari negeri yang jauh. 26 Orang benar yang goyah di hadapan orang fasik …”  apa artinya seorang yang benar goyah di hadapan orang fasik? Ini berbicara tentang orang yang benar yang menjadi apa? Murtad. “…Orang benar yang goyah di hadapan orang fasik itu seperti mata air yang keruh dan sumur yang tercemar…”  Mengapa? Karena bukannya membagikan injil yang murni, mereka malah mulai membagikan apa? Bidat dan ajaran yag sesat.

 

 

Jeremiah 2:13, 13 For My people have committed two evils…” God says,  “…they have forsaken Me, the fountain of living waters, and hewn themselves…” what?   “…cisterns—broken cisterns that can hold no water.”

 

Yeremia 2:13, 13 Sebab umat-Ku telah berbuat dua kejahatan…”  kata Allah,   “…mereka telah meninggalkan Aku, sumber air yang hidup, dan membuat sendiri…”  apa?   “…tempat air ~ tempat air yang pecah, yang tidak dapat diisi air. …” 

 

 

Jeremiah 6:7, For thus has the Lord of hosts said:Cut down trees, and build a mound against Jerusalem. This is the city to be punished…” because Jerusalem is in apostasy.  “…She is full of oppression in her midst. As a fountain wells up with water, so she wells up with her wickedness. Violence and plundering are heard in her. Before Me continually are grief and wounds.”

Does that speak about bitterness that comes as a result of drinking polluted waters? Absolutely.

 

Yeremia 6:7, “…6 Sebab beginilah firman TUHAN semesta alam, ‘Tebanglah pohon-pohon dan buatlah gundukan menutup Yerusalem! Inilah kota yang akan dihukum! …”  karena Yerusalem sedang murtad.   “…Dia penuh dengan penindasan di tengah-tengahnya. 7 Seperti mata air meluapkan airnya, demikianlah kota itu meluapkan kejahatannya. Kekerasan dan penjarahan terdengar di dalamnya. Di hadapanKu terus-menerus ada duka dan luka’…”  Apakah ini bicara tentang kepahitan yang datang sebagai akibat minum air yang tercemar? Tepat sekali.

 

 


Now the New Testament has an interesting story, the story of Simon Magus. Remember that he tried to buy the Holy Spirit, he said to Peter, “Why don’t you sell me some of the Holy Spirit so I can perform some of those miracles.” Well, notice what Acts 8:21-23 says, 20 But Peter said to him, ‘Your money perish with you, because you thought that the gift of God could be purchased with money!...if it's a gift you can't purchase it, hello!  “…21 You have neither part nor portion in this matter, for your heart is not right in the sight of God. 22 Repent therefore of this your wickedness…” interesting,  “…and pray God if perhaps the thought of your heart may be forgiven you. 23 For I see that you are…”  what?  “…poisoned by bitterness and bound by iniquity.”

What is it that poisoned and made Simon Magus bitter? It was the fact that he wanted to do something that the Bible does not allow, and that is purchasing the Holy Spirit.

 

Nah, di kitab Perjanjian Baru ada kisah yang menarik, kisah Simon Magus. Ingat bahwa dia berusaha membeli Roh Kudus, dia berkata kepada Petrus, “Mengapa kamu tidak menjuali saya sedikit dari Roh Kudus supaya saya bisa melakukan beberapa mujizat itu?” Nah, simak apa kata Kisah 8:21-23, 20      Tetapi Petrus berkata kepadanya, ‘Binasalah kiranya uangmu itu bersama dengan engkau, karena engkau menyangka, bahwa pemberian Allah bisa dibeli dengan uang…”  jika itu pemberian, itu tidak bisa dibeli, halo!   “…21 Tidak ada bagian atau porsimu dalam perkara ini, sebab hatimu tidak benar di hadapan Allah. 23 Jadi bertobatlah dari kejahatanmu ini…”  menarik,   “…dan mohonlah pada Tuhan sekiranya niat hatimu boleh diampuni. 23 sebab kulihat, engkau…”  apa?  “…sudah diracuni oleh kepahitan dan terbelenggu oleh dosa…” 

Apa yang meracuni Simon Magus dan membuatnya pahit? Ialah faktanya ia mau melakukan sesuatu yang tidak diizinkan Alkitab, yaitu membeli Roh Kudus.

 

 

2 Kings 2:19-22 is the story of Elisha and I'm going to then read a statement from the writings of Ellen White.

19 Then the men of the city said to Elisha, ‘Please notice, the situation of this city is pleasant, as my lord sees; but the water is bad, and the ground barren.’ 20 And he said, ‘Bring me a new bowl, and put…” what?  “…salt in it.’…” is salt a cleansing agent? Salt is a powerful cleansing agent, folks. Literally speaking, not only symbolically speaking, but literally speaking. So,  “…‘Bring me a new bowl, and put salt in it.’ So they brought it to him. 21 Then he went out to…”  where? Aaaah, “…to the source of the water, and cast in the salt there, and said, ‘Thus says the Lord: I have…” what?  “…I have healed this water; from it there shall be no more death or barrenness.’  22 So the water remains…”  what? “…healed to this day, according to the word of Elisha which he spoke.”

 


2 Raja 2:19-22 ialah kisah tentang Elisa dan kemudian saya akan membacakan suatu pernyataan dari tulisan Ellen White.

19 Berkatalah penduduk kota itu kepada Elisa, ‘Cobalah lihat! Letak kota ini baik, seperti tuanku lihat, tetapi airnya tidak baik dan negeri ini tandus.’ 20 Jawabnya: ‘Ambillah sebuah pinggan baru bagiku dan taruhlah…”  apa? “…garam ke dalamnya.’…”  apakah garam itu alat pembersih? Garam adalah alat pembersih yang sangat ampuh, Saudara-saudara. Secara literal, bukan hanya secara simbolis, tetapi secara literal. Jadi   “…‘Ambillah sebuah pinggan baru bagiku dan taruhlah garam ke dalamnya.’  Maka mereka membawa pinggan itu kepadanya. 21 Kemudian pergilah ia ke…”  mana? Aaaah,   “…ke mata air itu dan melemparkan garam itu ke dalamnya serta berkata,  ‘Beginilah firman TUHAN: Telah Kusehatkan air ini, maka darinya tidak akan ada lagi kematian atau ketandusan.’ 22 Demikianlah air itu tetap…”  apa?   “…sehat sampai hari ini, sesuai dengan kata-kata Elisa yang diucapkannya.”

 

 


Ellen White adds this beautiful comment about how polluted waters can be made pure. Can pure waters be made impure? How? By individuals, false prophets, false teachers, teaching doctrines that are not in the Bible.  How can those polluted waters become pure? Well, by pouring the Word of God through God's people who are salt of the earth, with the true teachings of the Bible. 

Notice this statement Prophets and Kings - 231 and 232, “In casting salt into the bitter spring, Elisha taught the same spiritual lesson imparted centuries later by the Saviour to His disciples when He declared, ‘Ye are the salt of the earth.’ (Matthew 5:13). The salt mingling with the polluted spring purified its waters and brought life and blessing where before had been blighting and death. When God compares His children to salt, He would teach them that His purpose in making them the subjects of His grace is that they may become agents in saving others. The object of God in choosing a people before all the world was not only that He might adopt them as His sons and daughters, but that through them the world might receive the grace that bringeth salvation. When the Lord chose Abraham, it was not simply to be the special friend of God, but to be a medium of the peculiar privileges the Lord desired to bestow upon the nations.” 

Powerful description isn't it?


 

Ellen White menambahkan komentar yang indah ini tentang bagaimana air yang tercemar bisa dimurnikan. Bisakah air yang murni menjadi tidak murni? Bagaimana caranya? Oleh orang-orang, nabi-nabi palsu, guru-guru palsu, mengajarkan doktrin-doktrin yang tidak ada di dalam Alkitab. Bagaimana air-air yang tercemar ini bisa menjadi murni? Nah, dengan menuangkan Firman Allah melalui umat Allah yang adalah garam dunia, dengan ajaran-ajaran yang sejati dari Alkitab.

Simak pernyataan dari Prophets and Kings hal.231 dan 232. “…Dengan menuang garam ke mata air yang pahit Elisa mengajarkan pelajaran rohani yang sama, yang berabad-abad kemudian dibagikan oleh Sang Juruselamat kepada murid-muridNya ketika Dia membuat pernyataan, ‘Kamu adalah garam dunia’ (Mat. 5:13). Garam yang bercampur dengan mata air yang terpolusi memurnikan airnya dan mendatangkan hidup dan berkat di mana sebelumnya ada pencemaran dan kematian. Ketika Allah membandingkan anak-anakNya dengan garam, Dia mau mengajar mereka tujuanNya menjadikan mereka penerima karuniaNya, yaitu agar mereka boleh menjadi  agen-agen yang menyelamatkan orang lain. Tujuan Allah memilih suatu umat di hadapan seluruh dunia bukan saja agar Dia boleh mengangkat mereka menjadi anak-anakNya, melainkan melalui mereka dunia akan menerima karuna yang mendatangkan keselamatan. Ketika Allah memilih Abraham itu bukan semata-mata agar dia menjadi sahabat Allah, tetapi untuk menjadi sarana penyalur hak-hak istimewa yang khas yang ingin dikaruniakan Tuhan kepada bangsa-bangsa. …”  

Deskripsi yang mantap, bukan?

 

 

Now 2 Peter 2:18-22 describe a group of individuals who were in deep apostasy and I want you to notice the metaphors that are used to describe them. 2 Peter 2:18 say, “17 These are wells without water, clouds carried by a tempest, for whom is reserved the blackness of darkness forever. 18 For when they speak great swelling words of emptiness…”  does it have anything to do with speaking, the fact that you have a dry well? Absolutely,   “…they allure through the lusts of the flesh, through lewdness, the ones who have actually escaped from those who live in error…” what do they do? They pollute those who receive the message.  “…19 While they promise them…” what? “…liberty, they themselves are slaves of corruption; for by whom a person is overcome, by him also he is brought into bondage. 20 For if, after they have escaped the pollutions…”    so this talking about people who have embraced the message, “… For if, after they have escaped the pollutions of the world through the knowledge of the Lord and Savior Jesus Christ, they are again entangled in them and overcome…” is that apostasy? Yes, “…the latter end is worse for them than the beginning. 21 For it would have been better for them not to have known the way of righteousness, than having known it, to turn from the holy commandment delivered to them. 22 But it has happened to them according to the true proverb: ‘A dog returns to his own vomit,’ and, ‘a sow, having washed, to her wallowing in the mire.’…”

And this whole passage is talking about individuals who embraced the truth and then they apostatized. They are like wells without water, or another way of stating it is they are springs of water that become defiled and bitter.

 

Nah, 2 Petrus 2:18-22 menggambarkan suatu kelompok individu yang tenggelam dalam kemurtadan dan saya mau kalian menyimak metafora yang dipakai untuk mendeskripsikan mereka. 2 Petrus 2:18 berkata, 17 Mereka adalah sumur tanpa air, awan yang dibawa oleh taufan; bagi mereka telah tersedia kegelapan yang pekat selama-lamanya. 18 Sebab ketika mereka mengucapkan kata-kata congkak dan hampa…”  apakah ini berkaitan dengan bicara? Faktanya bahwa sumurmu tidak berair? Tepat sekali. “…melalui hawa nafsu kedagingan, melalui percabulan, mereka memikat orang-orang yang telah terlepas dari mereka yang hidup dalam kesesatan…  apa yang mereka lakukan? Mereka mengkontaminasi orang-orang yang telah menerima pekabaran. “…19 Sementara mereka menjanjikan kepada orang-orang itu…” apa?   “…kemerdekaan, mereka sendiri adalah hamba-hamba kerusakan, karena oleh siapa seseorang dikalahkan, olehnya juga  ia dijadikan hamba. 20 Karena apabila mereka telah lolos dari polusi…”  jadi ini bicara tentang orang-orang yang telah menerima kebenaran,   “…Karena apabila mereka telah lolos dari polusi dunia oleh pengenalan mereka akan Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus, mereka kembali terjerat di dalamnya dan dikalahkan…” apakah ini kemurtadan? Ya.    “…akhirnya lebih buruk bagi mereka daripada awalnya. 21 Karena lebih baik bagi mereka tidak pernah mengenal jalan kebenaran daripada sesudah mengenalnya, kemudian berbalik dari perintah kudus yang disampaikan kepada mereka. 22 Namun telah terjadi pada mereka seperti yang dikatakan peribahasa yang benar ini: ‘Anjing kembali lagi ke muntahnya sendiri, dan babi setelah mandi kembali lagi ke kubangannya.’…” 

Dan seluruh perikop ini berbicara tentang orang-orang yang setelah menerima kebenaran, kemudian mereka murtad. Mereka seperti sumur tanpa air, atau cara lain untuk mengatakannya ialah mereka adalah mata-mata air yang telah menjadi cemar dan pahit.

 

 

Now I want you to notice here a statement by Edwin Thiele, you’re probably wondering well who is Edwin Thiele. Well, Edwin Thiele  was my father's theology professor when my dad went to Emmanuel Adventist College, which is called today Andrews University. And he wrote a very famous book, The Mysterious Numbers Of The Hebrew Kings. He was a renown Old Testament scholar. My dad says that he sat in class and he put all the students to sleep. He was, you know not a real dynamic teacher but was a tremendous scholar, and in the scholarly world his work on the Hebrew kings, you  know coordinating the description given in Chronicles and Kings, the dates of the different kings, etc. because there appear to be discrepancies, is still recognized in the scholarly world as the standard in the field. And he brought this about the Third Trumpet, this is on page 90.  “Here a remarkable, revolutionary transformation is depicted. The once pure, life-giving fountains become contaminated and corrupt as the death-star Wormwood falls upon them, and henceforth men die rather than live as they partake of the polluted waters. The pure church is a clear stream and a life-giving fountain. When the enemy enters the church, it becomes corrupt. Henceforth it is a scourge rather than a blessing to men…”  in other words the water become what? Bitter. And instead of people living they what? They die. “…Satan rather than Christ is in control, and the church is to take complete control, ‘a savor of death unto death instead of life unto life’.” (Edwin Thiele, Outline Studies in Revelation, pp. 293, 294).

Good description isn't it of the Third Trumpet?

 

Sekarang saya mau kalian memperhatikan suatu pernyataan dari Edwin Thiele. Kalian kira-kira bertanya-tanya siapa Edwin Thiele ini. Nah, Edwin Thiele ialah profesor theologi ayah saya ketika dia pergi ke Emmanuel Adventist College, yang sekarang namanya Andrews University. Dan dia menulis sebuah buku yang sangat terkenal, The Mysterious Numbers of the Hebrew Kings. Dia adalah pakar kitab Perjanjian Lama yang terkenal. Kata ayah saya, kalau dia duduk di dalam kelas dia membuat semua mahasiswanya tertidur. Dia bukan dosen yang dinamis tetapi dia seorang pakar Alkitab yang luar biasa, dan di bidang ini karyanya tentang raja-raja Ibrani, mengkoordinasikan deskripsi-deskripsi yang terdapat di kitab-kitab Tawarikh dan Raja-raja, tahun-tahun dari raja-raja yang berbeda, dll. karena sepertinya ada perbedaan, masih diakui di dunia pakar Alkitab sebagai standar yang dipakai di bidang itu. Dan dia mengetengahkan tentang Terompet Ketiga ini, ini di hal.90,   “…Di sini dilukiskan suatu transformasi revolusioner yang luar biasa. Mata-mata air yang tadinya murni dan memberi hidup menjadi terkontaminasi dan rusak ketika bintang maut Absinthium jatuh ke atas mereka, dan sejak itu manusia-manusia bukannya hidup tapi mati saat mereka mengambil bagian dari air yang tercemar. Gereja yang murni adalah sungai yang jernih dan mata air yang memberi hidup. Ketika musuh masuk ke dalam gereja, gereja menjadi rusak. Sejak itu gereja menjadi cambuk dan bukan berkat bagi manusia. …”  dengan kata lain, airnya menjadi apa? Pahit. Dan manusia yang seharusnya hidup, mereka apa? Mereka mati.   “…Setan dan bukan Kristus yang sedang mengendalikan dan gereja yang harus memegang seluruh kendali,  ‘suatu rasa kematian menuju maut bukannya hidup menuju hidup.(Edwin Thiele, Outline Studies in Revelation, hal.. 293, 294.)

Deskripsi yang bagus tentang Terompet Ketiga, bukan?

 


 

Now Ellen White also had some very interesting statements to make about the corrupted springs of water and I'm going to read several of these because we might be able to read them all in fact, and I'll stop at certain places. She wrote, this is page 90 of your study notes, “The world needs evidences of sincere Christianity…” what are the evidences of sincere Christianity? How do people see sincere Christianity? In people, in believers.  “…The poison of sin is at work at the heart of society. Cities and towns are steeped in sin and moral corruption…” what is happening with cities and towns? They're steep with what? With moral sin and moral corruption.  “…The world is full of sickness, suffering, and iniquity…” are the waters bitter? Oh yeah.  “…Nigh and afar off are souls in poverty and distress, weighed down with a sense of guilt and perishing for want of a saving influence…” now notice,  “…The gospel of truth is kept ever before them, yet they perish because the example of those who should be a savor of life to them is a savor of death…” Wow! Is it a serious thing for believers to pollute the waters? She continues,  “…Their souls drink in…” what?  “…bitterness because the springs are…” what?  “…poisoned, when they should be like a well of water springing up unto everlasting life.” What a powerful statement.  That's in Prophets and Kings 232.

 

Sekarang Ellen White juga punya beberapa pernyataan yang sangat menarik tentang mata-mata air yang tercemar dan saya akan membacakan beberapa darinya karena kita mungkin tidak sempat membaca semuanya, malah saya akan berhenti di tempat-tempat tertentu. Ellen White menulis, ini hal. 90 diktat kalian.  “…Dunia membutuhkan bukti Kekristenan yang tulus…”  apakah bukti-bukti Kekristenan yang tulus? Bagaimana orang melihat Kekristenan yang tulus? Dalam diri manusia, dalam diri orang-orang percaya.   “…Racun dosa sedang bekerja di hati masyarakat. Kota-kota besar dan kota-kota kecil terbenam jauh dalam dosa dan kerusakan moral…”  apa yang terjadi dengan kota-kota besar dan kota-kota kecil? Mereka terbenam jauh dalam apa? Dalam dosa moral dan kerusakan moral.   “…Dunia penuh dengan penyakit, penderitaan dan dosa…”  apakah airnya pahit? Oh, iya.   “…Jauh dan dekat ada jiwa-jiwa dalam kemiskinan dan penderitaan, terbebani berat oleh perasaan bersalah, dan sekarat karena kurang adanya pengaruh keselamatan…”  sekarang simak,   “…Injil kebenaran selalu tersedia di hadapan mereka, namun mereka binasa karena teladan orang-orang yang seharusnya menjadi rasa hidup bagi mereka, malah menjadi rasa kematian.…”  Wow! Apakah ini masalah serius jika orang-orang percaya mencemarkan air-air? Ellen White melanjutkan,    “…Jiwa-jiwa mereka minum…”  apa?   “…kepahitan karena mata-mata air…”  apa?   “…diracuni, padahal seharusnya mereka adalah sumur air yang airnya meluap  yang membawa kepada hidup kekal.…”  

Pernyataan yang keras. Itu ada di Prophets and Kings hal. 232.

 

 


Great Controversy 567, “In unfolding the sins of his life to a priest…” that's speaking about the confessional  “…an erring, sinful mortal, and too often corrupted with wine and licentiousness,--his standard of character…” the person who confesses  “…his standard of character is lowered, and he is…” what?  “…defiled in consequence. His thought of God is degraded to the likeness of fallen humanity, for the priest stands as a representative of God. This degrading confession of man to man is…” what?  “…the secret spring…” what kind of spring? Nice fresh life-giving waters, right? Wrong. It says,  “…This degrading confession of man to man is the secret spring from which has flowed much of the evil that is…”  what?  “…defiling the world and fitting it for the final destruction.”

Because if you think that you can get off the hook just by confessing your sin to a priest there's no incentive to overcome sin.

 

Great Controversy hal. 567,   “…Dengan mengungkapkan dosa-dosa dalam hidupnya kepada seorang imam…”  ini bicara tentang pengakuan dosa di gereja,   “…seorang manusia fana yang tersesat dan berdosa, yang seringnya dilemahkan oleh anggur dan perbuatan amoral, standar karakternya…”  dari orang yang sedang mengaku dosa itu,   “…standar karakternya sudah merosot, dan akibatnya dia…”  apa? “…tercemar. Konsepnya tentang Allah sudah merosot ke serupaan dengan manusia berdosa, karena si imam berdiri sebagai wakil Allah. Pengakuan dosa dari manusia kepada manusia yang merendahkan ini…”  apa?   “…adalah mata air yang rahasia…”  mata air yang bagaimana? Air yang segar yang memberi hidup, benar? Salah! Dikatakan,   “…Pengakuan dosa dari manusia kepada manusia yang merendahkan ini adalah mata air yang rahasia dari mana telah mengalir banyak kejahatan yang…”  apa?   “…menajiskan dunia dan menjadikannya layak untuk akhirnya dimusnahkan.…”

Karena jika kita menyangka kita bisa lolos dari hukuman dosa hanya dengan mengakui dosa itu kepada seorang imam, maka tidak ada insentif untuk meninggalkan dosa.

 

 


Notice Desire of Ages 478, “The priests and rulers, the scribes and Pharisees…”   of course they taught the truth, didn't they? Yowww, they had all kinds of traditions that were contrary to Scripture. “…The priests and rulers, the scribes and Pharisees destroyed the living pastures, and defiled the wellsprings of the water of life.”

 

Simak Desire of Ages hal. 478,  “…Para imam dan pemimpin, para ahli taurat dan orang-orang Farisi…”  sudah pasti mereka mengajarkan kebenaran, bukan? Wah, mereka punya segala jenis tradisi yang bertentangan dengan Kitab Suci.  “…Para imam dan pemimpin, para ahli taurat dan orang-orang Farisi menghancurkan rumput-rumput hijau yang hidup, dan mencemarkan sumber-sumber air kehidupan.”

 

 

And then we have Early Writings 211,  “Satan was seeking to corrupt the doctrines of the Bible. I saw that at last the standard was lowered…”  this is speaking about the church transitioning now into  the times of Constantine. “…I saw that at last the standard was lowered and that the heathen were…” doing what?  “…uniting with the Christians. Although these worshipers of idols professed to be converted, they brought their idolatry with them into the church, only changing the objects of their worship to images of saints, and even of Christ and of Mary His mother. As the followers of Christ gradually united with them…” what happened with the Christian religion?  “… the Christian religion became corrupted and the church lost its purity and power.”

Will false teachings defile and pollute the church and make the waters of the church bitter? Yes.

 

Kemudian ada Early Writings hal. 211,  “…Setan berusaha merusak doktrin-doktrin Alkitab. Saya melihat bahwa akhirnya standar pun diturunkan…”  ini bicara tentang gereja yang bertransisi sekarang ke zaman Constantine.   “…Saya melihat bahwa akhirnya standar pun diturunkan dan bahwa para penyembah berhala…”  melakukan apa?   “…bersatu dengan orang-orang Kristen. Walaupun para penyembah berhala ini mengaku sudah bertobat, mereka membawa berhala mereka masuk ke dalam gereja, hanya mengganti objek sembahan mereka ke orang-orang kudus, dan bahkan ke Kristus dan Maria ibuNya. Sementara pengikut-pengikut Kristus perlahan-lahan menyatu dengan mereka…”  apa yang terjadi dengan agama Kristen?   “…agama Kristen menjadi tercemar dan gereja kehilangan kemurnian dan kuasanya…”  

Apakah ajaran-ajaran palsu menajiskan dan mencemarkan gereja dan membuat air gereja menjadi pahit? Ya.

 

 

Here's another statement Counsels on Education page 100,  “The Bible is the great educator; for it is not possible prayerfully to study its sacred pages without having the intellect disciplined, ennobled…”  what's the next word? “…purified, and refined.”

 

Ini pernyataan yang lain, Counsels on Education hal. 100,    “…Alkitab adalah pendidik yang hebat, karena tidaklah mungkin sementara mempelajari halaman-halamannya yang sakral dengan doa, inteleknya tidak didisiplin, diluhurkan…”  apa kata berikutnya?   “…dimurnikan dan dihaluskan.”

 


 

“Those who claim to be Christians, who profess to believe the truth, and yet drink…” where?  “…at the polluted fountains of infidelity, and by precept and example draw others away from the cold, snow-waters of Lebanon, are fools, though they profess themselves to be wise.” (Counsels on Education p. 103) Powerful statements from the Spirit of Prophecy telling us what the wellsprings of waters, the fresh waters, represent.


“…Mereka yang mengklaim sebagai orang Kristen, yang mengaku mempercayai kebenaran, namun minum…”  di mana?   “…di sumber-sumber air ketidaksetiaan yang tercemar, dan dengan petunjuk dan teladannya membawa orang lain menjauh dari air salju Lebanon yang dingin, adalah orang-orang bebal, walaupun mereka mengaku mereka bijak. “(Counsels on Education hal. 103)

Pernyataan keras dari Roh Nubuat, yang memberitahu kita sumber-sumber air, air-air yang segar itu melambangkan apa.

 

 

She continues writing in Counsels to Teachers page 358 and 359, “A succession of showers from the living waters has come to you at Battle Creek. Each shower was a consecrated inflowing of divine influence; but you did not recognize it as such. Instead of drinking copiously of the streams of salvation so freely offered through the influence of the Holy Spirit, you turned to satisfy your soul thirst with the polluted waters of human science.”

You know around the turn of the 20th century, or the 19th century, Battle Creek college actually was closed for three years because they were teaching all kinds of false doctrines and Ellen White in fact said, “Don't send your kids to Battle Creek.” And Ellen White is describing here this very thing. She's talking to teachers and she's saying that the water has become polluted when individuals put human science before putting the Word of God.

 

Ellen White melanjutkan menulis di Counsels to Teachers hal. 358 dan 359, “…Curahan-curahan air hidup telah datang kepada kalian secara berturut-turut di Battle Creek. Setiap curahan adalah pengaruh Ilahi yang suci yang mengalir masuk ke dalam hati, tetapi kalian tidak mau mengakuinya demikian. Bukannya minum banyak-banyak dari sungai-sungai keselamatan yang disediakan sedemikian berlimpahnya melalui pengaruh Roh Kudus, kalian malah berpaling memuaskan kehausan jiwa kalian dengan air-air  pengetahuan manusia yang tercemar. …”  

Kalian tahu, sekitar awal abad 20 atau di abad 19 perguruan tinggi Battle Creek pernah benar-benar ditutup selama tiga tahun karena mereka mengajarkan segala jenis doktrin palsu dan Ellen White berkata, “Jangan kirim anak-anak kalian ke Battle Creek.” Dan Ellen White menggambarkan di sini kejadian itu. Dia berbicara kepada guru-guru dan dia berkata bahwa airnya telah menjadi cemar ketika manusia menempatkan sains manusia di atas Firman Allah.

 

 

Do you know that there are many Christians today embracing the  theory of evolution? Did you know that Francis I is an evolutionist? That John Paul II was an evolutionist? That they believe in the Big Bang that happened supposedly 13.8 billion years ago? You know none of us were around and it would be 13.8 billion years before we would come around of course if we believe the Big Bang Theory.  You know, and there are many Protestant, liberal Protestant scholars, who believe that God used evolution as His method of creation. And they say it's because all of the different disciplines of science have proven that evolution is true. So what do you do? You embrace what the experts are saying, you embrace the polluted springs or do you simply accept what the Bible says? You simply accept that God created this world in six days and He rested on the seventh day. We have faith in the Word of God. But when we accept the deductions of human science in place of the Word of God, the waters are polluted.

 


Tahukah kalian ada banyak orang Kristen hari ini yang menganut teori evolusi? Tahukah kalian bahwa Francis I seorang evolusionis? Bahwa Yohanes Paulus II seorang evolusionis? Bahwa mereka meyakini Big Bang yang katanya terjadi 13.8 milyar tahun lalu? Kalian tahu tidak seorang pun dari kita yang ada waktu itu dan tentunya harus lewat 13.8 milyar tahun sebelum kita hadir jika kita percaya pada teori Big Bang. Dan ada banyak pakar Alkitab Protestan, pakar-pakar Alkitab Protestan yang liberal, yang meyakini Allah memakai evolusi sebagai caraNya mencipta. Dan mereka berkata itu karena semua cabang sains telah membuktikan bahwa evolusi itu benar. Jadi apa yang harus kita lakukan? Kita menganut apa yang dikatakan para ahli, kita menganut mata-mata air yang tercemar, atau kita semata-mata menerima apa kata Alkitab? Kita semata-mata menerima bahwa Allah menciptakan dunia ini dalam enam hari dan Dia berhenti dari pekerjaan menciptaNya pada hari ketujuh. Kita punya iman pada Firman Allah. Tetapi bila kita menerima deduksi ilmu pengetahuan manusia sebagai ganti Firman Allah, airnya tercemar.

 


 

Now notice the next statement,  7 Testimonies 204 and 205,  “We cannot be complete in Christ and yet be ready to grasp those things that come from…” whom?  “…from the so-called great men of the earth, and place their wisdom before the wisdom of the greatest Teacher the world has ever known. To seek knowledge from such sources is represented in the Word as seeking to drink from…” where?  “…from broken cisterns that can hold no water. Let the truth of God be the subject for contemplation and meditation. Read the Bible, and regard it as the voice of God speaking directly to you. Then will you find inspiration and that wisdom which is divine.”

 

Sekarang simak pernyataan berikut, Testimonies 7 hal. 204-205,   “…Kita tidak bisa  seluruhnya berada dalam Kristus tetapi siap menerima hal-hal yang datang dari…”  siapa?   “…dari mereka yang dianggap ‘orang-orang besar’ dunia, dan menempatkan hikmat mereka di depan hikmat Guru terbesar yang pernah dikenal dunia. Mencari pengetahuan dari sumber-sumber seperti itu dilambangkan oleh Firman Allah sebagai mencari minum dari…”  mana?   “…dari wadah-wadah air yang pecah yang tidak bisa diisi air. Biarlah kebenaran Allah menjadi topik renungan dan meditasi. Bacalah Alkitab, dan anggaplah itu sebagai suara Allah yang berbicara langsung kepadamu. Maka kamu akan menemukan inspirasi dan hikmat yang ilahi.”

 


 

One final statement from Ellen White and then we’ll bring this to a conclusion by reading from Jon Paulien.

In 5 Testimonies page 519 we have these words, “It seems wonderfully strange to me, considering all I have written in regard to the reading of exciting stories…” she might have written “or watching exciting television stories”  too,  “…to see a recommendation from your pen to read Robinson Crusoe, Uncle Tom's Cabin, and Aesop's Fables. My brother, you made a mistake in writing that article. If these books are among those which you have for sale, I beg of you never to offer them again to our youth…” Wow! Let me ask you, what would be better: spend an hour reading your Bible or spending an hour reading Robinson Crusoe? You know Robinson Crusoe is an interesting story, as is Tom Sawyer and Huckleberry Finn. You know those are interesting stories, but once you've read the stories, how has it edified you spiritually? Not much. Ellen White continues writing,  “…It is your duty to call their attention…” the attention of the youth to what?  “…to the Bible; do not become their tempter by offering to them attractive storybooks, which will…”   what?  “…divert their minds from the study of the Scriptures. We must ourselves be drinking…” what?  “…of the water of life, or else we will be constantly hewing out for ourselves broken cisterns which can hold no water.”

 


Satu pernyataan terakhir dari Ellen White, kemudian kita akan mengakhiri ini dengan membaca dari Jon Paulien.

Di Testimonies 5 hal. 519, kita dapati kata-kata ini,   “…Rasanya mengherankan bagiku, mengingat semua yang sudah pernah aku tulis tentang membaca cerita-cerita yang menarik…”  dia bisa menambahkan “menonton cerita televisi yang menarik” juga,   “…melihat rekomendasi dari tulisanmu untuk membaca Robinson Crusoe, Uncle Tom’s Cabin dan Aesop’s Fables. Saudaraku, kamu telah membuat kesalahan dengan menulis artikel itu. Jika buku-buku ini ada di antara yang kamu jual, aku mohon jangan lagi menawarkannya kepada orang-orang muda kita…”  Wow! Coba saya tanya, yang mana lebih baik: menghabiskan satu jam membaca Alkitab atau menghabiskan satu jam membaca Robinson Crusoe? Nah, Robinson Crusoe adalah kisah yang menarik, begitu juga Tom Sawyer dan Huckleberry Finn. Kalian tahu itu kisah-kisah yang menarik. Tetapi setelah kita membaca kisah-kisah itu, apa mereka bisa menguatkan kerohanian kita? Tidak banyak. Ellen White melanjutkan menulis,  “…Tugasmulah menyuruh mereka memusatkan perhatian…”  perhatian orang-orang muda, ke mana?   “…ke Alkitab. Jangan menjadi penggoda mereka dengan menawarkan kepada mereka buku-buku cerita yang menarik, yang akan…”  apa?   “…mengalihkan pikiran mereka dari mempelajari Alkitab. Kita sendiri haruslah minum…”  apa?   “…dari air kehidupan, kalau tidak, kita akan terus-menerus membuat tempat air yang pecah bagi diri kita sendiri, yang tidak bisa diisi air.”

 


 

You think we've had enough statements to understand what the rivers and springs of water represent? I think so. And we’ve added enough text to interpret what the star represents, the falling star, what it means to fall, what the lamp is that defiles the water, I think the Bible and the Spirit of Prophecy explained this with luxury of details. The Third Trumpet no doubt is the time when the church begins embracing apostasy, which will become full-blown ~ as we’ll notice this afternoon ~ during the period of the Fourth Trumpet.

 


Menurut kalian apakah kita sudah punya cukup pernyataan untuk memahami sungai-sungai dan mata-mata air itu melambangkan apa? Saya rasa begitu. Dan kita sudah menambahkan cukup banyak ayat untuk menafsirkan bintang itu mewakili apa, bintang yang jatuh itu, apa artinya “jatuh”, obor/lampu yang mencemarkan air itu apa, saya rasa Alkitab dan Roh Nubuat sudah menjelaskan ini dengan detail yang panjang lebar. Terompet Ketiga tidak diragukan ialah waktu ketika gereja mulai merangkul kemurtadan, yang akan merebak sepenuhnya ~ seperti yang akan kita lihat petang ini  ~   selama periode Terompet Keempat.

 


 

Now Jon Paulien who teaches now I think in Loma Linda, for many years he taught at the seminary at Andrews, had a very interesting comment summarizing what we find in the Third Trumpet. So I'm going to read that because it's very well expressed. “There are really three objects of judgment in the Third Trumpet: the star, the springs and rivers, and the people who drink the water…” so those are the three main elements that we find in the Third Trumpet  “…(1) the star, (2) the springs and rivers, (3) and the people who drink the water.  In a sense, each phrase of this three-fold judgment is the catalyst for the next. It is because the star falls, that the rivers and springs are turned into wormwood…”   Is that correct? The star falls which is a torch, we already studied about the torch, it's because the star falls that the rivers and springs are turned into wormwood. In other words, the waters become bitter. “…The bitterness of these waters leads, in turn, to…”  what? “…to the death of those who drink the water.” (Jon Paulien, p. 401).

 

Nah, Jon Paulien yang saya rasa sekarang mengajar di Loma Linda, selama bertahun-tahun dia mengajar di seminari di Andrews, punya komentar yang sangat menarik yang merangkum apa yang kita temukan di Terompet Ketiga. Jadi akan saya bacakan karena ini diekspresikan dengan sangat bagus.  “…Sesungguhnya ada tiga objek penghakiman di Terompet Ketiga: bintang itu, mata-mata air dan sungai-sungai, dan manusia yang minum air itu…”  Jadi itu adalah tiga unsur utama yang kita dapati di Terompet Ketiga,    “…(1) bintang itu, (2) mata-mata air dan sungai-sungai, (3) dan manusia yang minum air itu. Dalam pemahamannya, setiap frase dari penghakiman rangkap tiga ini merupakan katalis bagi yang berikutnya. Karena bintangnya jatuh, maka sungai-sungai dan mata-mata air berubah menjadi absinthium…”  itu benar? Bintangnya jatuh, yang adalah sebuah obor, kita sudah mempelajari tentang obor itu, karena bintangnya jatuh, sungai-sungai dan mata-mata air berubah menjadi absinthium. Dengan kata lain, air-air menjadi pahit. “…Kepahitan air-air ini pada gilirannya menyebabkan…”  apa?   “…kematian mereka yag minum air itu.” (Jon Paulien hal. 401).

 

 


So when apostasy enters the church, when false doctrines enter the church, it doesn't lead to spiritual life, it leads to spiritual death.

Why do you suppose Christianity is so dead these days, so devoid of spirituality, where people think, yeah you know,

·       I can be gay and still be living in harmony with God's will, 

·       and we can accept multiple genders, not only two, but multiple genders,

·       we can embrace evolution you know, and kind of accommodate the Bible to the theory of evolution.

You know what happens with the church when you have that way of thinking? The church loses its savor. The salt loses its savor, and it's no good but to be trampled by men.

 



Jadi ketika kemurtadan masuk ke dalam gereja, ketika doktrin-doktrin palsu masuk ke gereja, itu tidak membawa kepada hidup yang rohani, itu membawa kepada kematian rohani.

Menurut kalian mengapa Kekristenan begitu mati sekarang ini, begitu kosong kerohaniannya, di mana orang-orang berpikir, iyaa,

·       saya bisa menjadi gay dan tetap hidup harmonis dengan kehendak Allah,

·       dan kami bisa menerima ada banyak gender, bukan cuma dua, tapi banyak gender,

·       kami bisa merangkul teori evolusi, dan mengakomodasikan Alkitab kepada teori evolusi itu.

Kalian tahu, apa yang terjadi pada gereja bila konsep berpikirnya seperti itu? Gereja kehilangan rasa asinnya. Garam kehilangan rasa asinnya, dan menjadi tidak berguna selain untuk diinjak-injak orang.

 

 


You know it reminds me of the story of Lot's wife. You know, could God have caused her to have a heart attack? Well, of course. Why would He turn her into a pillar of salt? Because Jesus later on said, when salt loses its savor it's no good but to be trampled by men. She had lost her savor. Was she part of God's chosen people? Yes, but what did Sodom and Gomorrah do to her? They polluted her, such that she came out of Sodom but Sodom did not come out of her. And as a result of drinking of the polluted waters of Sodom, what did it lead to? It led to her pollution and ultimately to her death. 

 



Kalian tahu ini mengingatkan saya kepada kisah istri Lot. Kalian tahu, bisakah Allah membuat istri Lot kena serangan jantung? Nah, tentu saja. Mengapa Allah menjadikannya sebuah tiang garam? Karena Yesus kemudian berkata, ketika garam kehilangan rasa asinnya, dia sudah tidak berguna selain untuk diinjak-injak manusia. Istri Lot sudah kehilangan rasa asinnya. Apakah dia bagian dari umat pilihan Allah? Ya, tetapi apa yang dilakukan Sodom dan Gomora kepadanya? Mereka mencemarkannya, sedemikian rupa sehingga walaupun dia sudah keluar dari Sodom, tetapi Sodom tidak keluar darinya. Dan sebagai hasil minum air Sodom yang tercemar, apa akibatnya? Itu membuatnya tercemar dan akhirnya menimbulkan kematiannya.

 

 


Let's finish the statement. “One would think…” he's going to relate now the First and Second Trumpet with the Third. “…One would think that the removal of Rome and Judaism…”    First Trumpet was a removal of Judaism, right? Second Trumpet was the removal of the Roman Empire ~ “…One would think that the removal of Rome and Judaism as effective opponents of the church, would open the way for the church's advancement and growth….” In other words if you remove the Jewish nation, and you remove the Roman Empire, now there's great room for the growth of the church. However, Jon does not think in such terms. He warns instead, that the removal of the church's enemies “…only diverts Satan's mode of attack.” (Paulien pg. 406)

 


Mari kita selesaikan pernyataan itu. “…Kita menyangka…” sekarang dia akan mengaitkan Terompet Pertama dan Terompet Kedua dengan yang Ketiga. “…Kita menyangka bahwa disingkirkannya Roma dan Yudaisme…”  Terompet Pertama itu penyingkiran Yudaisme, benar? Terompet Kedua adalah penyingkiran kekaisaran Roma   “…Kita menyangka bahwa disingkirkannya Roma dan Yudaisme sebagai musuh-musuh efektif gereja, akan membuka kesempatan bagi kemajuan dan pertumbuhan gereja…”  dengan kata lain jika bangsa Yahudi disingkirkan dan kekaisaran Roma disingkirkan, sekarang ada peluang besar bagi pertumbuhan gereja. Namun Jon tidak tidak berpendapat demikian. Sebaliknya dia memperingatkan, bahwa disingkirkannya musuh-musuh gereja,  “…hanya mengalihkan gaya serangan Setan.” (Paulien hal. 406)

 


 

And you know this reminds me of the story of Balaam. In the Church of Pergamum in Revelation, the doctrine of Balaam is mentioned. You know Balak wanted Balaam to curse Israel. He couldn't because Israel was in a good relationship with the Lord. So Balaam says, “But if I can entice them into idolatry they'll be destroyed.” And they were. Satan tried to destroy the church through persecution in the Church of Smyrna, it didn't work because they were in a good relationship with the Lord. So then Satan says,  “I can't destroy them through persecution.” But then you have the Third Church Pergamum. He says, “What I will do is I’ll poison the waters and that way the church will die spiritually.” Is that exactly what happened? That is precisely what happened.

And so we've studied the Third Trumpet,  this afternoon we will study the Fourth Trumpet.

 


Dan kalian tahu, ini mengingatkan saya kepada kisah Bileam. Di Jemaat Pergamum di kitab Wahyu, disebutkan doktrin Bileam. Kalian tahu, Balak mau Bileam mengutuk Israel, tapi dia tidak bisa karena Israel sedang punya hubungan yang baik dengan Tuhan. Maka Bileam berkata, “Tetapi jika aku bisa memikat mereka agar mereka memuja berhala, mereka akan dibinasakan.” Dan benar. Setan berusaha membinasakan jemaat melalui persekusi di Jemaat Smirna, itu tidak berhasil karena mereka punya hubungan yang baik dengan Tuhan. Maka kemudian Setan berkata, “Aku tidak bisa membinasakan mereka melalui persekusi.” Tetapi kemudian ada Jemaat Ketiga, Pergamum. Setan berkata, “Apa yang akan aku lakukan ialah aku akan meracuni air-air dan dengan demikian gereja akan mati secara rohani.” Apakah seperti itu yang terjadi? Tepat seperti itu yang terjadi.

Jadi kita sudah mempelajari Terompet Ketiga. Petang ini kita akan mempelajari Terompet Keempat.

 

 

 

02 12 20

No comments:

Post a Comment