Saturday, January 8, 2022

EPISODE 16/24 ~ REVELATION 15-22 ~ REVELATION 19 PART 3 ~ STEPHEN BOHR

 

FROM THE CLOSE OF PROBATION TO THE NEW EARTH

Part 16/24 - Stephen Bohr

REVELATION 19 PART 3

https://www.youtube.com/watch?v=B6CitvuptIw

 

Dibuka dengan doa

 

Alright, we're in page 181, and I’m not going to go through every detail in these notes. I’m going to pick and choose especially in the first few pages. I would encourage you, however, to read page 181 through page 184, where you have the introductory remarks. You notice that on page 184 is where we actually begin to study with verse 11. But let me make some preliminary remarks ~ where did the original controversy ~ what was the first battle in the great controversy between Christ and Satan? It was in Heaven.

Let's go to Revelation 12. It's not in your study notes but let's go to Revelation chapter 12 and let's read verses 7 through 9.  It says, And war broke out in heaven…” we might say that this is the beginning of the war that culminates with the Battle of Armageddon. Armageddon has two stages, one before the Millennium, and one after the Millennium. So it says,  “…And war broke out in heaven. Michael and his angels fought with the dragon; and the dragon and his angels fought…” so the original controversy is between Christ and His angels, and Satan and his angels. He was called Lucifer at that time. Verse  8,  “…but they did not prevail…” that is the Devil and his angels  “…nor was a place found for them in heaven any longer. So the great dragon was cast out, that serpent of old, called the Devil and Satan, who deceives the whole world; he was cast to the earth, and his angels were cast out with him.”

 

Baiklah, kita di hal. 181, dan saya tidak akan mengupas semua detail di diktat. Saya akan memilih yang mana terutama di halaman-halaman yang pertama. Namun, saya menghimbau kalian untuk membaca hal. 181 hingga 184, di mana terdapat komentar-komentar pengantarnya. Kalian simak hal. 184 ialah di mana kita memulai pelajaran dengan ayat 11. Tetapi saya akan membuat beberapa komentar pendahulu ~ di mana kontroversi yang asli, di mana perang yang pertama kontroversi besar antara Kristus dan Setan terjadi? Di Surga.

Mari ke Wahyu 12. Itu tidak ada di diktat kalian, tetapi mari kita ke Wahyu 12 dan mari kita membaca ayat-ayat 7 hingga 9. Dikatakan, 7 Maka timbullah peperangan di Surga…”  bisa kita katakan bahwa ini adalah awal perang yang meningkat terus menjadi Perang Harmageddon. Harmageddon punya dua tahap, satu sebelum Millenium, dan satu setelah Millenium. Jadi dikatakan, “…7 Maka timbullah peperangan di Surga, Mikhael dan malaikat-malaikatnya berperang melawan naga itu, dan naga itu dengan malaikat-malaikatnya berperang…”  jadi kontroversi yang asli adalah antara Kristus dan malaikat-malaikatNya dengan Setan dan malaikat-malaikatnya. Dia disebut Lucifer pada waktu itu. Ayat 8, “…8 tetapi mereka kalah…”  yaitu Iblis dan malaikat-malaikatnya,  “…dan  tidak mendapat tempat lagi di sorga.  9 Maka naga besar itu dilemparkan keluar, si ular tua, yang disebut Iblis atau Satan, yang menyesatkan seluruh dunia; dia dilemparkan ke bumi, dan malaikat-malaikatnya dilemparkan keluar bersama-sama dengan dia…” 

 

 

Let's notice how the Bible describes in another place this original battle, how it originated. Let's go to the book of Isaiah, and this is in your study notes. Isaiah 14:12-14. In a well-known passage that says, 12 ‘How you are fallen from heaven, O Lucifer, son of the morning! How you are cut down to the ground, you who weakened the nations! 13 For you have said in your heart…”  you know Lucifer suffered from a terrible eye (“I”) problem. He had spiritual myopia, if you please. Notice the number of times that the personal pronoun “I” is used. “…13 For you have said in your heart, ‘I will ascend into heaven, I will exalt my throne above the stars of God; I will also sit on the mount of the congregation on the farthest sides of the north;  14 I will ascend above the heights of the clouds, I will be like the Most High.’…” He had a serious eye (“I”) problem, didn't he? In other words, it was pride that began the controversy. And we know that the controversy originated when God the Father decided to consult His Son in the creation of man.

 

Mari kita simak bagaimana Alkitab di tempat lain menggambarkan peperangan ini orisinalnya, bagaimana awal mulanya. Marilah kita ke kitab Yesaya, dan ini ada di diktat kalian. Yesaya 14:12-14, ini ayat-ayat yang sangat dikenal, yang mengatakan, 12 Betapa engkau sudah jatuh dari Surga, hai Lucifer (Bintang Fajar), putera fajar! Engkau yang sudah ditebang ke tanah, engkau yang melemahkan bangsa-bangsa! 13 Karena engkau telah berkata dalam hatimu…”  kalian tahu Lucifer menderita sakit mata berat. Dia kena myopia rohani, katakanlah demikian. Simak berapa kali kata ganti orang pertama “aku” dipakai. (dalam bahasa Inggris kata “eye” = mata, lafalnya sama dengan “I” = aku, karena Lucifer mengatakan “aku”, “aku” berulang-ulang, “aku” (“I”) diselewengkan menjadi “eye” (mata), karena itu dikatakan Lucifer punya sakit mata berat)  “…‘Aku akan naik ke Surga, aku akan meninggikan takhtaku di atas bintang-bintang Allah, dan aku juga akan duduk di bukit pertemuan, di sebelah utara yang paling jauh. 14 Aku akan naik mengatasi ketinggian awan-awan, aku akan menjadi seperti Yang Mahatinggi!’ …”  Lucifer punya masalah “mata” (“aku”) yang berat, bukan? Dengan kata lain kesombongan yang mengawali kontroversi itu. Dan kita tahu bahwa kontroversi itu dimulai ketika Allah Bapa memutuskan untuk berunding dengan Anaknya mengenai penciptaan manusia.

 

 

In Early Writings Ellen White states  that when the Father said to His son, “Let Us make man in Our image, according to Our likeness”, Lucifer was filled with jealousy. That's where the battle began. It began with pride, it began with envy of Lucifer of the position of Christ. And so then Lucifer started attempting to mar the character of God, and of course the Law is a reflection of the character of God. So in trying to destroy the character of God, he actually has to attack what? He has to attack the Law, because the Law is a reflection of God’s character.

And so on page 182 we find Ellen White's description of what transpired. “He began to insinuate doubts concerning  the laws that governed heavenly beings, intimating that though laws might be necessary for the inhabitants of the worlds, angels, being more exalted,  needed no such restraint, for their own wisdom was a sufficient guide.”

The first post-modernism in history. No external standard. No objective truth to tell you what is right and wrong. Lucifer said your heart will tell you what is right and what is wrong. In other words, the source of your behavior, of your ethics, is not outside; it is inside, is what he's saying. That's what post-modernism teaches. It basically teaches that you can do your own thing because you are the arbiter  of right and wrong. 

And by the way is that the same temptation that he launched at Adam and Eve, especially Eve? Yeah. What did he say to Eve? “Oh, God knows that the day that you eat of the tree you will be like God…” notice, “…you will be like God in a certain sense knowing good and evil.” He's saying, “You don't have to depend on God to tell you what is good and what is evil. You'll know that yourself.” So, in that sense, he said that, you know Eve would be able to distinguish between good and evil without having to obey God.

 

Di Early Writings Ellen White menyatakan bahwa ketika Bapa berkata kepada AnakNya, "Marilah Kita menciptakan manusia menurut bentuk Kita, menurut keserupaan Kita…” (Kejadian 1:26), Lucifer dipenuhi iri hati. Di situlah perang awal timbul. Dia timbul karena kesombongan, dia timbul dari iri hatinya Lucifer terhadap kedudukan Kristus. Maka ketika Lucifer mulai menjelek-jelekkan karakter Allah, dan tentu saja Hukum adalah patulan karakter Allah, maka dalam usahanya menghancurkan karakter Allah, dia harus menyerang apa? Dia harus menyerang Hukum Allah, karena Hukum adalah pantulan karakter Allah.

Jadi di hal. 182 kita lihat deskripsi Ellen White tentang apa yang terjadi.  “…Dia mulai menanamkan keragu-raguan mengenai hukum-hukum yang mengatur makhluk-makhluk surgawi, mengisyaratkan bahwa walaupun hukum mungkin diperlukan bagi penduduk dunia-dunia, tetapi karena malaikat-malaikat lebih tinggi derajatnya, mereka tidak membutuhkan pengendalian seperti itu, karena hikmat mereka sendiri sudah merupakan penuntun yang cukup.”  (Patriarchs and Prophets, hal. 37).

Inilah teori post-modernisme yang pertama dalam sejarah. Tidak ada standar eksternal. Tidak ada kebenaran yang objektif yang menentukan mana yang benar mana yang salah. Lucifer berkata, hatimu akan memberitahumu apa yang benar apa yang salah. Dengan kata lain, sumber sepak terjangmu, sumber etikamu tidak berada di luar dirimu, melainkan di dalam dirimu. Itulah yang dikatakannya. Itulah yang diajarkan post-modernisme. Pada dasarnya ini mengajarkan bahwa orang boleh berbuat sesuka hatinya karena dia sendirilah penentu apa yang benar dan apa yang salah.

Dan ketahuilah, itukah pencobaan yang sama yang dilemparkannya kepada Adam dan Hawa, terutama Hawa? Iya. Apa katanya kepada Hawa? “Oh, Allah tahu pada hari kamu makan dari pohon ini kamu akan menjadi seperti Allah…” simak, “kamu akan menjadi seperti Allah, dalam pengertian tertentu, tahu apa yang baik dan apa yang jahat.” (Kejadian 3:5). Lucifer berkta, “Kamu tidak usah bergantung pada Allah untuk memberitahumu apa yang benar dan apa yang jahat. Kamu akan tahu sendiri.” Maka dengan pengertian tersebut, Lucifer berkata bahwa Hawa akan bisa membedakan antara yang baik dan yang jahat tanpa harus mematuhi Allah.  

 

 

Let me ask you is the original controversy a controversy over the Word of God versus the word of Satan? Yes! The original battle is over the Word of God.

The serpent, the Devil, says, “So God has said you cannot eat of every tree of the garden.” And Eve corrects him, “God has said that we can eat of every tree of the garden, but if we eat from this tree we're going to surely die.”

And then what does Satan say? What does the serpent say? He says, “You will not surely die.”

So is there a controversy between what God says and what the serpent says? That is the original controversy.

And Ellen White caught that in this next statement. Great Controversy page 582, “The  last great conflict between truth and error is but the  final struggle…” so that's the last battle, right?  “…is but the final struggle of the long-standing controversy concerning the law of God. Upon  this battle we are now entering…” and notice what the battle is all about,  “…a  battle between the  laws of men and the  precepts of Jehovah, between the religion of the  Bible and the religion of fable and  tradition.”

So it's the Word of God versus the traditions of men.

 

Coba saya tanya, apakah kontroversi yang asli suatu kontroversi mengenai Firman Allah versus kata-kata Setan? Iya! Perang yang asli adalah tentang Firman Allah.

Ular itu, Iblis, berkata, “Jadi Allah telah mengatakan kamu tidak boleh makan dari semua pohon di taman ini.” (Kejadian 3:1).

Dan Hawa mengoreksinya. “Allah berkata kami boleh makan dari semua pohon di taman ini tetapi jika kami makan dari satu pohon ini, kami benar-benar akan mati.” (Kejadian 3:2-3)

Kemudian apa kata Setan? Apa kata ular? Dia berkata, “Sesungguhnya kamu tidak akan mati.” (Kejadian 3:4)

Jadi apakah ada kontroversi antara apa yang dikatakan Allah dan apa yang dikatakan ular? Itulah kontroversinya yang asli.

Dan Ellen White menangkap ini dalam pernyataan berikutnya. Great Controversy hal. 582,   “…Konflik besar terakhir antara kebenaran dan kesalahan hanyalah bagian pergumulan yang terakhir…”  jadi itu perang yang terakhir, benar?    “…hanyalah bagian pergumulan yang terakhir dari suatu kontroversi yang sudah berlangsung lama mengenai Hukum Allah. Kita sekarang sedang masuk ke dalam peperangan ini…”  dan simak perang ini tentang apa,  “…suatu peperangan antara hukum buatan manusia dan ketentuan-ketentuan Yehova, antara agama yang diajarkan Alkitab, dan agama dongeng dan tradisi.” 

Jadi itulah Firman Allah versus tradisi-tradisi manusia.

 

 

Did Jesus have the same controversy in His days? Oh, yes! He constantly attacked the traditions of the religious leaders of His day. That will be the same controversy at the end of time. We will have to face the great religious leaders of the world and say, “Listen, you might say that Sunday is the day that we're supposed to rest because Jesus resurrected that day and therefore it is sacred, but you please show it to me in the Bible, show me in the Bible where it says it's holy, we should go to church, that we should honor it, because Jesus resurrected that day. Unless it's in the Bible we cannot accept it.”

So the final controversy is going to be basically over the same issue as the beginning of the controversy in Heaven, it's the controversy between Christ and Satan, it's the controversy over the Law of God, it's the controversy over the Word of God versus the traditions of men, and of course the traditions of men are really the traditions of Satan implanted in men.

 

Apakah Yesus memiliki kontroversi yang sama di zamanNya? Oh, iya! Dia terus menyerang tradisi para pemimpin rohani di zamanNya. Itu akan menjadi kontroversi yang sama pada akhir zaman. Kita juga akan harus menghadapi para pemimpin rohani yang hebat-hebat di dunia dan berkata, “Dengarkan, kalian mungkin mengatakan hari Minggu adalah hari perhentian kita karena Yesus bangkit pada hari itu dan oleh karenanya dianggap kudus, tetapi tolong tunjukkan kepada saya di Alkitab di mana dikatakan bahwa itu kudus, bahwa kita harus menghormatinya karena Yesus bangkit pada hari itu. Kecuali itu ada di Alkitab, kita tidak bisa menerimanya.”

Maka kontroversi yang terakhir pada dasarnya ialah mengenai isu yang sama dengan kontroversi yang pada awalnya terjadi di Surga, yaitu kontroversi antara Kristus dengan Setan, kontroversi mengenai Hukum Allah, kontroversi mengenai Firman Allah versus tradisi-tradisi manusia, dan tentu saja sesungguhnya tradisi-tradisi manusia adalah tradisi-tradisi Setan yang ditanamkan di manusia.

 

 

Now let's go to page 183 at the bottom of the page. I hope you'll read everything in between. We don't have time to see everything in between, but these two statements by Ellen White are really critical.

“Here is the great issue. Here are the two great powers confronting each other, the Prince of God, Jesus Christ; and the prince of darkness, Satan. Here comes the open conflict. There are but two classes in the world, and every human being will range under one of the two banners, the banner of the prince of darkness or the banner of Jesus Christ.”

So really the battle is between Christ, His angels, and us, because we are His earthly armies, the angels are His heavenly armies; and Satan, his angels, and the wicked. Those are the two armies that are going to be engaged in this final battle.

 

Nah, mari ke hal. 183 di bagian bawah halaman. Saya berharap kalian akan membaca semua yang ada di antaranya. Kita tidak punya waktu untuk membahas semua yang ada di antaranya, tetapi dua pernyataan ini oleh Ellen White benar-benar kritis.

“…Inilah isu besarnya. Di sini ada dua kekuasaan besar yang berkonfrontasi satu sama lain. Pangeran Allah, Yesus Kristus, dan pangeran kegelapan, Setan. Di sinilah konflik terbukanya. Hanya ada dua kelas di dunia, dan setiap manusia akan masuk salah satu dari kedua panji tersebut, panji pangeran kegelapan atau panji Yesus Kristus.” ( Letter 38, 1894.)

Jadi sebenarnya perang itu ialah antara Kristus, malaikat-malaikatNya, dan kita, karena kita adalah tentara duniawiNya, malaikat-malaikat adalah tentara surgawiNya; dengan Setan, malaikat-malaikatnya, dan orang-orang jahat. Itulah kedua pasukan yang akan terlibat dlam peperangan terakhir ini.

 

 

Ellen White amplifies this in the next statement that we find in Testimonies for the Church Volume 5 pages 450 and 451,  “Satan will excite indignation against the  humble minority who conscientiously refuse to accept popular customs and traditions…” do you see what the conflict is about? Again it's over what? Over popular customs and traditions.   “…Men of position and reputation will join with the lawless…”  so do you see that Satan has an earthly army too? They're going to “…join  with the lawless and the vile to take counsel against the people of God.  Wealth,  genius,  education,  will  combine  to  cover  them  with  contempt. Persecuting rulers, ministers, and church members will conspire against them. With voice and pen…” and I added there in brackets, also social media and television which did not exist in the times of Ellen White  “…by boasts, threats, and ridicule, they will seek to overthrow their faith. By false representations and angry appeals, they will stir up the  passions of the people. Not having a ‘Thus saith…” notice what the issue is,  “…Not having a ‘Thus saith the Scriptures to bring against the advocates of the Bible Sabbath, they will resort to  oppressive enactments to supply the lack. To secure popularity and patronage,  legislators will yield to the demand for a Sunday law… On this…” notice what the battlefield is,  “…On this battlefield comes…”  what? “…the  last great conflict of the controversy between truth and error.”

So it has nothing to do with what nation you belong to, or what your race is, or what your economic status is, it's not the rich versus the poor, what is it? Christ versus Satan! Satan’s angels versus Christ’s angels. The wicked who are Satan’s earthly emissaries and the righteous who are God’s earthly emissaries, or we might even say angels. 

 

Ellen White memperluas ini dalam pernyataan berikut yang kita dapati di Testimonies for the Church Vol. 5 hal. 450-451, “…Setan akan menyalakan kebencian terhadap minoritas yang rendah hati, yang dengan sungguh-sungguh menolak menerima kebiasaan dan tradisi yang populer…”  apakah kalian melihat konfliknya ini tentang apa? Kembali lagi ini tentang apa? Tentang kebiasaan dan tradisi yang populer.  “…Orang-orang yang punya kedudukan dan reputasi akan bergabung dengan para pelanggar Hukum…”  jadi apakah kalian melihat bahwa Setan memiliki tentara duniawi juga? Mereka akan “…bergabung dengan para pelanggar Hukum dan orang-orang yang jahat, untuk bersatu melawan umat Allah. Harta, kepandaian, pendidikan, akan bersatu untuk menutupi mereka dengan penghinaan. Penguasa-penguasa yang mempersekusi, hamba-hamba Allah, anggota-anggota gereja akan bersekongkol melawan mereka. Dengan kata-kata dan tulisan…”  dan saya tambahkan di diktat dalam kurung, juga medsos dan televisi yang belum ada di zaman Ellen White,    “…dengan bualan-bualan, ancaman-ancaman, dan olok-olok mereka berusaha membalikkan iman umat Allah. Dengan fitnah dan permohohan penuh amarah, mereka membakar nafsu orang banyak. Tanpa memiliki ‘demikianlah Sabda…”  simak isunya apa,    “…Tanpa memiliki ‘demikianlah Sabda Alkitab’ untuk dihadapkan para pembela Sabat Alkitab, mereka akan memakai undang-undang yang menindas sebagai gantinya. Demi mendapatkan popularitas dan dukungan, para legislator akan patuh pada tuntutan untuk membuat sebuah Undang-undang Hari Minggu… Di…”  simak medan perangnya itu apa,    “…Di medan perang inilah datang…”  apa?  “…konflik besar terakhir, kontroversi antara kebenaran dan kesalahan. …” 

Jadi tidak ada kaitannya dengan kita ini bangsa mana, atau suku apa, atau bagaimana status ekonominya, ini bukan orang kaya versus orang miskin, apa ini? Kristus versus Setan! Malaikat-malaikat Setan versus malaikat-malaikat Kristus. Orang-orang jahat adalah duta-duta Setan di dunia, dan orang-orang benar adalah duta-duta Allah di dunia, atau kita bahkan boleh disebut malaikat-malaikat.

 

 

Now let's read this one other statement before we go into verse 11. Review and  Herald May 7, 1901, Two great opposing powers are revealed in the  last great battle. On  one side stands the Creator of heaven and earth. All on His side bear His signet…” another way of saying, sealed.  “…They are obedient to His commands. On  the other side stands the prince of darkness, with those who have chosen…” what?  “…apostasy and rebellion.”

That's the great controversy theme. Do you know if you had to choose a central theme of all of the writings of Ellen White it would be the great controversy between good and evil. It all boils down to that. The Law of God versus the laws of men. The word of Satan and his emissaries versus the Word of God and of the people of God, who actually share God’s Word with the world. That's what the final battle is going to be about.

 

Nah, mari kita  baca pernyataan ini sebelum kita ke ayat 11. Review and Herald 7 Mei 1901,  “…Dua kekuasaan besar yang saling bertentangan dinyatakan di perang besar yang terakhir. Di satu pihak berdiri Sang Pencipta langit dan bumi. Semua yang di pihakNya menyandang tandaNya…” cara lain mengatakan ini ialah sudah dimeteraikan.  “…Mereka patuh kepada PerintahNya. Di pihak yang lain berdiri pangeran kegelapan, bersama mereka yang telah memilih…” apa? “…kemurtadan dan pemberontakan…”

Itulah tema kontroversi besar. Tahukah kalian jika kita harus memilih sebuah tema sentral tentang semua tulisan Ellen White itu adalah kontroversi besar antara yang baik dan yang jahat. Semuanya mengerucut ke sana. Hukum Allah melawan hukum buatan manusia. Perkataan Setan dan duta-dutanya versus Firman Allah dan umat Allah yang benar-benar membagikan Firman Allah kepada dunia. Itulah yang akan menjadi tema perang yang terakhir.

 

 

Now let's go in the middle of page 184 to verse 11. This begins the passage that deals with Jesus coming on a white horse and the armies of Heaven are coming on white horses. This is the Battle of Armageddon, the next to last battle in history. What did I say?

What is the last? The second stage of Armageddon after the thousand years.

Is there going to be a battle after the thousand years? Not really.

Is there going to be a battle before the thousand years? Not really.

·       Because when the wicked armies of Satan are ready to annihilate God’s people at the time after the Fourth Plague, they'll be distracted by the darkness, and so when Jesus comes He's not going to have any opposition.

·       The same way after the Millennium. When the wicked see the panoramic view and they realize that Satan is a deceiver, they're going to turn on him. God isn't going to have to fight.

So really the expression “Battle of Armageddon” is a misnomer. It's a one-sided  ~ well I guess we could say it's a one-sided battle, we might say ~  because Satan is the loser, he loses every single time. I don't know why he doesn't learn. He's lost every single battle in the history of the world, and he knows that he's going to lose the last one.

 

Nah, mari ke bagian tengah hal. 184 ke ayat 11. Ini memulai ayat-ayat yang berkaitan dengan datangnya Yesus menunggang kuda putih bersama balatentara surgawi di atas kuda-kuda putih. Ini adalah Perang Harmageddon, perang sebelum perang yang terakhir dalam sejarah. Apa yang saya katakan?

Perang yang terakhir itu apa? Tahap kedua Harmageddon setelah masa seribu tahun.

Apakah akan ada suatu peperangan setelah masa seribu tahun? Sebenarnya tidak.

Apakah akan ada suatu peperangan sebelum masa seribu tahun itu? Sebenarnya tidak.

·       Karena ketika pasukan jahat Setan siap melenyapkan umat Allah setelah Malapetaka Keempat, mereka akan dialihkan perhatiannya oleh kegelapan, sehingga ketika Yesus datang Dia tidak akan bertemu dengan perlawanan.

·       Hal yang sama terjadi setelah Millenium. Ketika orang-orang jahat melihat pandangan panoramik dan mereka sadar bahwa Setan-lah yang menyesatkan, mereka akan berbalik memusuhinya. Allah tidak akan perlu berperang.

Jadi sesungguhnya ungkapan “Perang Harmageddon” itu salah istilah. Itu perang satu pihak ~ nah, mungkin kita bisa mengatakan itu perang satu pihak ~ karena Setan pecundangnya dan dia kalah setiap kali. Saya tidak tahu mengapa dia tidak belajar-belajar. Dia kalah dalam setiap peperangan dalam sejarah dunia, dan dia tahu dia akan kalah lagi dalam perang yang terakhir.

 

 

Now let me ask you this, does Satan know that after the Millennium he is not going to be able to conquer the City? Does he know that? If he doesn't, he's not very smart because he can read Revelation chapter 20, right? Where it says that they gathered around the City, but fire came down from heaven and consumed him and consumed all of the wicked. Does the Devil know intellectually that he's going to lose the last stage of the battle? He does. So why after the Millennium is he going to get all the wicked together and organize them militarily to attack the City? Simply because the Devil is the Devil. He says, “I know that the Bible says that I’m going to surround the City, I’m going to rally the wicked, we're going to get ready to attack the City. And I know that God says that fire is going to fall from heaven. But maybe this once I can counteract the Word of God.” He is a relentless foe, he doesn't just give up and say, “Oh, what's the use.” He is the personification of evil. He is not only evil, he is evil, in other words. There is nothing redeemable about Satan. He is the personification of evil, if you please. There's nothing, he's a fiend. Now I know that he's listening to me, but it's the truth.

 

Nah, coba saya tanya, apakah Setan tahu bahwa setelah Millenium dia tidak akan bisa menaklukkan Kota itu? Apakah dia tahu itu? Andai tidak, dia tidak pintar karena dia bisa membaca Wahyu pasal 20, kan? Di mana dikatakan bahwa mereka berkumpul mengelilingi Kota itu tetapi api turun dari langit dan membakar habis dia dan semua yang jahat. Apakah secara logika Iblis tahu dia akan kalah dalam tahap terakhir perang tersebut? Dia tahu. Jadi mengapa setelah Millenium dia masih akan mengumpulkan orang-orang jahat dan menggerakkan mereka secara militer untuk menyerang Kota itu? Semata-mata karena Iblis adalah Iblis. Dia berkata, “Aku tahu Alkitab mengatakan aku akan mengepung Kota itu, aku akan menggalang orang-orang jahat, kami akan bersiap-siap menyerang Kota itu. Dan aku tahu Allah mengatakan api akan jatuh dari langit. Tapi barangkali sekali ini aku bisa membatalkan Firman Allah.” Iblis adalah musuh yang tidak kenal putus asa, dia tidak menyerah dan berkata, “Oh, percuma.” Dia adalah personifikasi sifat jahat. Dia bukan saja jahat, dengan kata lain, dia itulah jahat itu sendiri. Tidak ada yang bisa diselamatkan dari Setan. Dia adalah personifikasi dari jahat itu sendiri.  Tidak ada yang lain, dia benar-benar iblis. Nah, saya tahu dia sedang mendengarkan kata-kata saya tapi memang itu kebenarannya.

 

 

Now so it says, 11 Now I saw heaven opened, and behold, a white horse. And He who sat on him was called Faithful and True…” notice His name  “…Faithful and True and in righteousness He judges and makes war.” He's coming in the Battle of Armageddon.

Now I don't have very many statements in these study notes from non-Adventist scholars. I have read many different books, commentaries on the book of Revelation. Once in a while I’ll find a gem, and this is one of the gems.

This is Joseph Seiss, he wrote a book called The  Apocalypse: Exposition of the Book of Revelation, and this is what it reads about the white horse and its Rider, “This horse tells of royalty, judgment, and war. His white color tells of righteousness and justice. Light is the robe of divine majesty, and white is the color that most attaches to Christ in all these judgment scenes. When the first seal broke He rode a white horse; when the great harvest is reaped He sits upon a white cloud; and at the end of the thousand years He sits upon a  white throne; and so here He is seated on the white steed of battle, for in righteousness doth he makes war.’

So white is identified with Christ in the book of Revelation all the way through.

 

Jadi dikatakan, 11 Lalu aku melihat sorga terbuka dan lihatlah, ada seekor kuda putih; dan Ia yang menungganginya bernama ‘Setia dan Benar’…”  simak namaNya,   “…’Setia dan Benar’, dan dalam kebenaran Ia menghakimi dan berperang…”  Dia datang dalam Perang Harmageddon.

Nah, saya tidak punya banyak pernyataan di diktat dari pakar-pakar non-Advent. Saya telah membaca bermacam-macam buku, komentar-komentar tentang Wahyu. Sekali waktu saya menemukan permata, dan ini adalah salah satu permata itu.

Ini Joseph Seiss, dia menulis sebuah buku berjudul  The  Apocalypse: Exposition of the Book of Revelation, dan inilah bunyinya mengenai kuda putih dan Penunggangnya.   “…Kuda itu menggambarkan tentang status raja, penghakiman, dan peperangan. Warna putihnya menggambarkan kebenaran dan keadilan. Terang itu jubah kerajaan ilahi, dan putih adalah warna yang paling dikaitkan dengan Kristus dalam segala adegan penghakiman. Ketika Meterai Pertama dibuka, Dia mengendarai kuda putih; ketika tuaian besar itu dituai, Dia duduk di atas awan putih; dan pada akhir seribu tahun Dia duduk di atas takhta putih. Maka di sini Dia duduk di atas kuda putih untuk berperang, karena ‘dalam kebenaran Ia berperang’…”(Joseph Seiss, The  Apocalypse: Exposition of the Book of Revelation, Electronic Database. Copyright © 1998, 2003, 2006).

Jadi putih diidentifikasikan dengan Kristus di seluruh kitab Wahyu.

 

 

Now when it says here that He is “Faithful and True, and in righteousness He judges and makes war”, this kind of reminds us of the cry of the martyrs under the altar. Do you remember?  “Until when O, Lord, righteous and true, do You not judge and avenge our blood”?  So when the warrior comes on His white horse, does He come to avenge the martyrs that cried out under the altar? Absolutely! Is He now going to fulfill His covenant? You know, let me ask you, did  John Huss have an intimate covenant with the Lord? And other martyrs? Of course. Was he killed? So it appears that God didn't get to keep His end of the bargain, did He? Because He allowed His faithful servants to be killed. But when Jesus comes ~ according to this ~ He is faithful and true, and He is going to fulfill His covenant with us and all of the martyrs, because He is going to resurrect them from the dead, and He's going to reward them. God is a covenant keeping God.

 

Nah, ketika dikatakan di sini bahwa Dia itu  “…’Setia dan Benar’, dan dalam kebenaran Ia menghakimi dan berperang…” ini mengingatkan kita kepada jeritan para martir di bawah mezbah. Apakah kalian ingat? “Sampai kapan, Ya, Tuhan, yang Benar dan Setia, Engkau tidak menghakimi dan membalaskan darah kami?” (Wah. 6:10).  Jadi ketika Pejuang itu datang mengendarai kuda putihNya, apakah Dia datang untuk membalaskan para martir yang berseru dari bawah mezbah? Tentu saja. Apakah dia akan menggenapi perjanjianNya? Coba saya tanya, apakah John Huss punya perjanjian yang akrab dengan Tuhan? Juga martir-martir lainnya? Tentu saja. Apakah John Huss dibunuh? Jadi tampaknya seolah-olah Allah tidak memegang janjiNya, bukan? Karena Dia mengizinkan hamba-hambaNya yang setia dibunuh. Tetapi pada waktu Yesus datang ~ menurut ini ~ Dia setia dan benar, dan Dia akan menggenapi perjanjianNya dengan kita dan dengan semua martir, karena Dia akan membangkitkan mereka dari kematian, dan Dia akan memberi pahala kepada mereka. Allah adalah Allah yang memegang janji.

  

 

Page 185. This passage describes the next to last stage of the war that began in Heaven. The final stage will be at the end of the Millennium. The Battle of Armageddon does not actually take place during the Sixth Plague.  It said, “they gathered them at a place called in the Hebrew tongue Armageddon” but Plague number Six is not Armageddon, it is preparing the way for Armageddon. In other words, the darkness distracts the wicked from God’s people, and they actually turn on their religious leaders, so that prepares the way for Jesus to come with the armies of Heaven. And when He comes there's actually no battle, because the way has been prepared by what has occurred. The Sixth Plague merely prepares the way for the Battle of Armageddon, during the Seventh Plague.

 

Hal. 185. Bacaan ini menggambarkan perang sebelum peperangan tahap yang terakhir dari perang yang dimulai di Surga. Tahap yang terakhir akan terjadi di akhir Millenium. Perang Harmageddon tidak terjadi di masa Malapetaka Keenam. Dikatakan, 16 Lalu mereka mengumpulkan mereka ke tempat, yang dalam bahasa Ibrani disebut Harmagedon. (Wahyu 16:16)…”  tetapi Malapetaka Keenam bukanlah Harmageddon, itu menyiapkan jalan bagi Harmageddon. Dengan kata lain, kegelapan mengalihkan perhatian orang-orang jahat dari umat Allah, dan mereka benar-benar berpaling memusuhi semua pemimpin rohani mereka, sehingga itu menyiapkan jalan bagi kedatangan Yesus bersama tentara-tentara Surgawi. Dan ketika Dia tiba, sesungguhnya tidak terjadi perang karena jalannya telah disiapkan oleh apa yang sudah terjadi. Malapetaka Keenam semata-mata membuka jalan bagi Perang Harmageddon di masa Malapetaka Ketujuh.

 

 

Revelation 19:11-21 describe two armies: Christ and His angels are on one side. And if you read Revelation 19:19-20 who is on the other side? On the other side are the kings of the earth, the Beast, and the false prophet.  

Ellen White linked Revelation 19:11-21 with the Seventh Plague. Let's notice Ellen White's quotations. See, she realized that the Battle of Armageddon does not happen at the Sixth Plague. She understood that it happens at the Seventh Plague. In other words, what we're studying Revelation chapter 19 is the Battle of Armageddon because Jesus is coming sitting on a white horse, He's a victorious Warrior, in righteousness He makes war, He makes battle. So He's coming now as a mighty Warrior, and this of course is the Seventh Plague, the Battle of Armageddon.

 

Wahyu 19:11-21 menggambarkan dua pasukan: Kristus dan malaikat-malaikatNya di satu pihak. Dan jika kita membaca Wahyu 19:19-20 siapa yang ada di pihak yang lain? Di pihak yang lain adalah raja-raja bumi, Binatang, dan nabi palsu.

Ellen White mengaitkan Wahyu 19:11-21 kepada Malapetaka Ketujuh. Mari kita simak kutipan-kutipan Ellen White. Lihat, dia sadar bahwa Perang Harmageddon tidak terjadi di Malapetaka Keenam. Dia paham bahwa itu terjadi di Malapetaka Ketujuh. Dengan kata lain apa yang kita pelajari Wahyu 19 adalah Perang Harmageddon karena Yesus akan datang, menunggang kuda putih, Pejuang yang telah menang, dalam kebenaran Dia berperang. Jadi Dia sekarang datang sebagai Pejuang perkasa, dan tentu saja ini adalah Malapetaka Ketujuh, Perang Harmageddon.

 

 

Let's read these statements from Ellen White.

Maranatha 257 which is a devotional book. “We need to study the pouring out of the seventh vial…” that's  key. What do we need to study? The pouring out of what? What is the seventh vial? The Seventh Plague.  “…The powers of evil will not yield up the conflict without a struggle. But Providence has a part to act in the battle of Armageddon…” so when does the Battle of Armageddon take place? At the seventh vial, right?  “…When the earth is lighted with the glory of the angel of Revelation 18, the religious elements, good and evil, will awake from slumber, and the  armies of the living God will take the field.”

Is that Revelation 19:11-21, the armies of God will take the field? When does it happen? The pouring out of the seventh vial it says here, it's the Battle of Armageddon.

 

Mari kita  baca pernyataan-pernyataan dari Ellen White.

Maranatha hal. 257 yang adalah buku devosi.   “…Kita perlu mempelajari pencurahan cawan ketujuh…”  ini kuncinya. Apa yang perlu kita pelajari? Pencurahan apa? Cawan yang ketujuh itu apa? Malapetaka Ketujuh.    “…Kekuasaan gelap tidak akan menyerah dalam konflik itu tanpa perlawanan. Tetapi Takdir punya peranan dalam Perang Harmageddon…”  jadi kapan Perang Harmageddon terjadi? Saat cawan ketujuh, benar?    “…Ketika bumi diterangi oleh kemuliaan malaikat Wahyu 18, elemen-elemen relijius, yang baik dan yang jahat, akan terjaga dari tidur, dan tentara-tentara Allah yang hidup akan menguasai medan perang. …”  apakah itu Wahyu 19:11-21, pasukan Allah akan menguasai medan? Kapan itu terjadi? Di sini dikatakan saat pencurahan cawan yang ketujuh. Itulah Perang Harmageddon.

 

 

Notice Last Day Events page 251, “The  battle of Armageddon is soon to be fought…”  and when is the Battle of Armageddon fought? Notice what it continues saying, “…He on whose vesture is written the name King of kings and Lord of lords, leads forth the  armies of heaven on white horses, clothed in fine linen, clean and white”.

So when is the Battle of Armageddon? It's when the armies of Heaven come on horses.

 

Simak Last Day Events hal. 251,   “…Perang Harmageddon akan segera dilancarkan…”  dan kapan Perang Harmageddon ini akan terjadi? Simak apa katanya selanjutnya,    “…Dia yang pada pakaianNya tertulis nama Raja segala raja dan Tuan segala tuan, memimpin balatentara surgawi menunggang kuda-kuda putih, berpakaian lenan halus, bersih dan putih.” (Wahyu 19:11-16)

Jadi kapan Perang Harmageddon? Itulah ketika balatentara surgawi datang mengendarai  kuda-kuda.

 

 

Notice the next statement, this is Selected Messages and there should be an “s” at the end of the “e”, Selected Messages Volume 3 page 426, “The battle of Armageddon will be fought. And that day must find none of us sleeping. Wide-awake, we must be, as wise virgins having oil in our vessels with our lamps. The power of the Holy Ghost must be upon us…” and listen  now carefully  “…and the Captain of the Lord's host will stand at the head of  the angels of heaven to  direct the battle…” which battle? Armageddon.

So when is Armageddon? Armageddon is at the outpouring of what? Of the Seventh Plague. Was that clear in your mind? 

·       The Sixth Plague prepares the way by turning the wicked against their religious leaders,

·       and the Seventh Plague is when Jesus comes on the clouds of Heaven. And really there's no battle because the wicked have been distracted from their murderous desires.

 

Simak pernyataan berikut, ini Selected Messages Vol. 3 hal. 426, ”Peperangan Harmagedon akan terjadi dan pada hari itu jangan sampai ada di antara kita yang kedapatan tertidur. Mata kita harus terbuka lebar-lebar, kita harus seperti kelima gadis bijak yang memiliki minyak dalam buli-buli bersama lampu-lampu kita. Kuasa Roh Kudus harus ada pada kita…”  dan sekarang dengarkan baik-baik    “…dan Komandan balatentara Tuhan akan berdiri di depan para malaikat surgawi untuk memimpin peperangan…” peperangan yang mana? Harmageddon.

Jadi kapan Harmageddon? Harmageddon ialah saat dicurahkannya apa? Malapetaka Ketujuh. Apakah itu jelas di pikiran kalian?

·       Malapetaka Keenam mempersiapkan jalan dengan membuat orang-orang jahat berbalik memusuhi pemimpin-pemimpin agama mereka,

·       Dan Malapetaka Ketujuh ialah ketika Yesus datang di awan-awan di langit. Dan sebenarnya tidak ada peperangan karena orang-orang jahat telah dialihkan dari nafsu membunuh mereka.

 

 

Now let's go to verse 12. This is the top of page 186. It describes the eyes of the One who is seated on the white horse. “ 12 His eyes were like a flame of fire…” In other words, they're penetrating, they burn symbolically speaking,  “…and on His head were…” what?  “…many crowns…”   how many? Ah, there's a quotation I’m going to read that says how many, “…on His head were many crowns, He had a name written that no one knew except Himself.” 

 

Sekarang mari ke ayat 12.  Ini di bagian atas hal. 186. Ini menggambarkan mata dari Dia yang duduk di atas kuda putih.  12 Dan mata-Nya bagaikan nyala api…”  dengan kata lain tatapanNya menembus, secara simbolis tatapan itu serasa membakar,   “…dan di atas kepala-Nya terdapat…”  apa?   “…banyak mahkota…”  berapa banyak? Ah, ada kutipan yang nanti akan saya bacakan yang mengatakan berapa jumlahnya,   “…di atas kepalaNya terdapat banyak mahkota, dan Ia mempunyai sebuah nama yang tidak diketahui seorang pun, kecuali Ia sendiri.” 

 

 

Now let's talk a little bit about the eyes.  At the beginning of the book of Revelation that's Revelation 1:14, Jesus is described, and the eyes of Jesus there in Revelation 1 were like eyes of fire. In Revelation chapter 1 the eyes are remedial, the eyes of Jesus are trying to seek out sin, to consume the sin. In other words, during the period of the Churches the eyes can bring salvation. Are you following me or not? The eyes of fire are remedial. However, in Revelation 19 those who did not let the eye, the remedial eyes consume sin, detect the sin and consume it, the fire will consume them.

Notice what we find in Desire of Ages page 107. Because His eyes are like flames of what? Fire. The purpose of the eyes is to detect sin and to burn it out. But what happens if you don't allow it? Notice Desire of Ages page 107, “To sin, wherever found, our God is a consuming fire.’. In all who submit to His power the Spirit of God will  consume…” what?  “…will consume sin. But if men cling to sin, they  become  identified  with  it.  Then  the  glory  of  God…”  which by the way the Bible describes as a consuming fire, see the fire that destroys the wicked is the glory of God. So it says, “…But if men cling to sin, they  become  identified  with  it.  Then  the  glory  of  God  which destroys sin, must destroy…” what?  “…them.”

 

Sekarang mari bicara sedikit tentang mataNya. Di bagian awal kitab Wahyu, itu di Wahyu 1:14, Yesus digambarkan dan di sana di Wahyu 1 mata Yesus dikatakan menyala seperti api. Di Wahyu pasal 1 mata itu menyembuhkan, mata Yesus berusaha mencari dosa, untuk membakar habis dosa. Dengan kata lain, di masa Jemaat, mata itu bisa membawa keselamatan. Apakah kalian paham atau tidak? Mata yang menyala itu menyembuhkan. Namun, di Wahyu 19 mereka yang tidak mengizinkan mata yang menyembuhkan itu membakar habis dosa, mencari dosa dan membakarnya habis, maka api yang akan membakar mereka.

Simak apa yang ada di Desire of Ages hal. 107. Karena mataNya seperti nyala apa? Api. Tujuan mata itu ialah mencari dosa dan membakarnya habis. Tetapi apa yang terjadi jika kita tidak mengizinkan itu? Simak Desire of Ages hal. 107, “…Bagi dosa, di mana pun ditemukan, ‘Allah kita adalah api yang menghanguskan’ (Ibrani 12:29). Bagi semua yang tunduk kepada kuasaNya, Roh Allah akan menghanguskan…” apa? “…akan menghanguskan dosa. Tetapi bila manusia melekat pada dosa, mereka teridentifikasi dengannya. Lalu kemuliaan Allah…”  yang oleh Alkitab digambarkan sebagai api yang menghanguskan, api yang membinasakan orang-orang jahat adalah kemuliaan Allah.  Jadi dikatakan, “…Tetapi bila manusia melekat pada dosa, mereka teridentifikasi dengannya. Lalu kemuliaan Allah (Keluaran 24:17), yang menghancurkan dosa, harus membinasakan…”  apa?    “…mereka.”

 

 

What's going to happen with the wicked at the Second Coming? Are they going to say, “Lo, this is our God, we have waited for Him, and He will save us”? Absolutely not! What are they going to do? According to the Bible they are going to hide in the caves, and they're going to beg for the rocks to fall on them. Why? “Hide us from the face of the One who is seated on the throne, and from the wrath of the Lamb.” They cannot stand to see the eyes. They did not allow the eyes to detect sin and to consume it, and therefore at the Second Coming they will be consumed by the fire.

 

Apa yang akan terjadi pada orang-orang jahat saat Kedatangan Kedua? Apakah mereka akan berkata, “Lihat, inilah Allah kita, kita telah menantikanNya, dan Dia akan menyelamatkan kita” (Yesaya 25:9)? Sama sekali tidak! Apa yang akan mereka lakukan? Menurut Alkitab mereka akan bersembunyi di gua-gua, dan mereka akan minta ditimpa batu-batu. Mengapa? “sembunyikanlah kami dari wajah Dia, yang duduk di atas takhta dan dari murka Anak Domba itu!’ (Wah. 6:16) Mereka tidak tahan memandang mata itu.

Dulu mereka tidak mengizinkan mata itu mencari dosa dan menghanguskannya, maka saat Kedatangan Kedua mereka yang akan dihanguskan oleh api.

 

 

Now what about the many crowns on His head? The Greek word is διάδηματα [diadēmata] where we get the word "diadem" from. This is the royal crown of a conquering king. The number seven indicates that Jesus is the King of all the world in contrast to the seven crowns on the head of the dragon, the usurper. So the dragon has seven heads, right? In Revelation 12. The Bible tells us that Jesus has a crown, and the crown has really within it seven crowns.

You say, “Well, where does it say that?”

Let's read Early Writings page 53 and page 54. Ellen White wrote, “We gathered about Jesus, and just as He closed the gates of the City, the curse was pronounced upon the wicked…”   this is after the City has descended from Heaven, after the Millennium. “…The gates were shut. Then the saints used their wings and mounted to the top of the wall of the city. Jesus was also with them; His crown looked brilliant and glorious. It was  a crown within a crown, seven in number.”  

So the διάδηματα [diadēmata] of Jesus has seven crowns, one within another, probably a large one, then a smaller one, smaller one, etc.

 

Nah, bagaimana mengenai mahkota yang banyak di kepalaNya? Kata Greekanya ialah διάδηματα [diadēmata] dari mana kita mendapatkan kata “diadem”. Ini adalah mahkota kerajaan seorang raja yang telah menang. Angka 7 mengindikasikan bahwa Yesus adalah Raja seluruh dunia, kontras dengan ketujuh mahkota di kepala naga, yang ingin kudeta. Jadi naga itu punya tujuh kepala, benar? Di Wahyu 12. Alkitab mengatakan kepada kita bahwa Yesus punya mahkota, dan mahkota itu di dalamnya ada tujuh mahkota.

Kalian berkata, “Nah, di mana dikatakan demikian?”

Mari kita  baca Early Writings hal. 53-54. Ellen White menulis, “…Kami berkumpul mengelilingi Yesus, dan persis saat Dia menutup pintu gerbang Kota, kutukan diucapkan kepada orang-orang jahat…”  ini setelah Kota itu turun dari Surga, setelah Millenium.    “…Pintu gerbang pun ditutup. Lalu orang-orang kudus memakai sayap mereka dan naik ke bagian atas dinding Kota. Yesus juga ada bersama mereka. MahkotaNya tampak berkemilauan dan megah, itu adalah mahkota di dalam mahkota, tujuh jumlahnya.”

Maka διάδηματα [diadēmata] Yesus itu tujuh mahkota, yang satu dalam yang lain, kira-kira yang besar, kemudian lebih kecil, lebih kecil, dst.     “…

 

 

Now let's go to page 187. Khen Jesus gallops on the horse He has taken off His what?  His priestly robes and has clothed Himself with what Ellen White refers to as His most kingly robes in Early Writings 281 or the garments of vengeance. Now let me just pause here for a moment.

I had an individual come once and say, “You know Ellen White says that Jesus is going to change His garments. Where does the Bible say that Jesus is going to change His garments, that He's going to stop being a High Priest and He's going to take off His garment, He's going to change?”

And I said, “Well, okay, that's a good question.” I said, “Let me ask you, what is Jesus doing now?”

He said, “Well, He's in Heaven.”

“What is His function?”

He said, “Well, He's the High Priest.”

I said, “Well, good. Good answer.” I said, “And so how is He clothed?”

He looks at me says, “Well, He's clothed in high priestly garments obviously.”

And then I said, “How is He going to be clothed when He comes back?”

And now he knew I had him because he knew about Revelation chapter 19. He says, “Oh, He comes garbed as King of kings and Lord of lords.”

I said, “So somehow in between He must have changed.”

So that's in the Bible. We just have to use the gray matter that God has given us and think, not only read, but think.

So He takes off His high priestly garments. Why does He do that? Because those are the garments of an Intercessor, but intercession ceases when the door of probation closes and so now before He returns to the earth on the white horse, He changes His garments to the garments of a King because He's taken over His kingdom.

And the garments are the garments of vengeance. Why? Because the King is now going to avenge those that were mistreated by Satan throughout the course of history. 

 

Sekarang mari kita ke hal. 187. Ketika Yesus naik kuda Dia sudah melepas apanya? Jubah imam besarNya, dan sudah mengenakan pakaianNya yang disebut Ellen White di Early Writings hal. 281  sebagai jubah kerajaanNya yang paling megah, atau pakaian pembalasan dendamnya. Nah, saya akan berhenti sebentar di sini.

Suatu saat ada seseorang yang datang ke saya dan berkata, “Ellen White mengatakan bahwa Yesus akan mengganti pakaianNya. Di mana di Alkitab dikatakan Yesus akan mengganti pakaianNya, bahwa Dia akan berhenti menjadi Imam Besar dan Dia akan melepas pakaianNya, Dia akan menukar pakaianNya?”

Dan saya berkata, “Nah, oke, itu pertanyaan yang baik.” Saya berkata, “Coba saya tanya, apa yang sedang dilakukan Yesus sekarang?”

Dia berkata, “Dia ada di Surga.”

“Apa fungsiNya?”

Dia berkata, “Yah, Dia Imam Besar.”

Saya berkata, “Nah, bagus. Jawaban yang bagus. Dan bagaimana pakaianNya?”

Dia memandang saya dan berkata, “Nah, jelas Dia memakai pakaian imam besar.”

Lalu saya berkata, “Bagaimana pakaianNya ketika Dia datang kembali?”

Sekarang dia tahu dia sudah kena karena dia tahu tentang Wahyu pasal 19. Dia berkata, “Oh, Dia datang berpakaian sebagai Raja segala raja dan Tuan segala tuan.”

Kata saya, “Jadi di antara waktu itu tentunya Dia telah mengganti pakaianNya.”

Jadi itu ada di Alkitab. Kita hanya perlu menggunakan sel-sel otak yang telah dikaruniakan Allah kepada kita dan berpikir, bukan hanya membaca, tapi berpikir.

Jadi Yesus melepas pakaian imam besarNya. Mengapa Dia melakukan itu? Karena itu adalah pakaianNya sebagai Perantara, tetapi perantaraan sudah selesai ketika pintu kasihan menutup dan sekarang sebelum Dia kembali ke bumi naik kuda putih, Dia mengganti pakaianNya ke pakaian seorang Raja karena Dia telah mengambilalih kerajaanNya.

Dan pakaian itu adalah pakaian pembalasan. Mengapa? Karena Raja sekarang akan membalaskan mereka yang telah diperlakukan dengan buruk oleh Setan sepanjang perjalanan sejarah.

 

 

Now this is a long passage from the writings of Ellen White, you're going to forgive me for reading the entire passage. It's just too loaded with information, I couldn't do it better than what Ellen White did it, so please bear with me. You have it in your study notes. It has a sequence of events, it gives ~ you know that's what I like about Early Writings. You know Early Writings is basically an early Great Controversy, it's much more succinct, it's short, it gives you the events in order without a lot of explanation in between, so you can discern the sequence of events, the structure events much more readily than in The Great Controversy. So that's why I say to people, if you want to know the sequence of end time events, look at the sequence in Early Writings and then go to The Great Controversy and find the expansion.

 

Nah, ini adalah bacaan yang panjang dari tulisan Ellen White, kalian akan memaafkan saya karena saya akan membacakan seluruh bacaan ini. Ada terlalu banyak informasi di sini dan saya tidak bisa menyampaikannya lebih bagus daripada apa yang dilakukan Ellen White, jadi bersabarlah. Itu ada di diktat kalian. Di sini ada urut-urutan peristiwa, ini memberi kita ~ kalian tahu, itulah mengapa saya suka Early Writings. Pada dasarnya Early Writings adalah Great Controversy awal, lebih ringkas, singkat, memberikan peristiwa-peristiwa itu sesuai urutannya tanpa banyak penjelasan di antaranya, sehingga kita bisa melihat urutannya, struktur peristiwanya, jauh lebih mudah daripada di Great Controversy. Jadi itulah mengapa saya katakan, jika kalian mau tahu urut-urutan peristiwa akhir zaman, lihatlah urutannya di Early Writings, kemudian pergilah ke The Great Controversy dan dapatkan perluasannya.

 

 

Now notice what she wrote. This is found in Early Writings 279-281.  “I saw angels hurrying to and fro in heaven. An angel with a writer's inkhorn by his side returned from the earth and reported to Jesus that his work was done, and the saints were numbered and sealed…”  is that in the Bible? Yeah. You read Ezekiel, right? Ezekiel 9 and also Revelation chapter 14, “…Then I saw Jesus, who had been ministering before the ark containing the Ten Commandments,  throw down the censer…” is that in the Bible?  It's in Revelation chapter 8? Yes! “…He raised His hands, and with a loud voice said, It is done.’…” is that in the Bible? Before saying ‘he who is righteous let him be righteous still, he that is unrighteous let him be unrighteous still’ He says ‘It is done’, it's in the Bible.  “…He raised His hands, and with a loud voice said, It is done.’ And all the angelic host laid off their crowns as Jesus made the solemn declaration…” here it it,  “…He that is unjust, let him be unjust still: and he which is filthy, let him be filthy still: and he that is righteous, let him be righteous still: and he that is holy, let him be holy still.’…”  Now notice what had happened before this.  “…Every case had been…” what?  “…decided…” decided where?  In the heavenly sanctuary. When? In the investigative judgment, right? So  “…Every case had been decided for life or death. While Jesus had been ministering in the sanctuary, the judgment had been going on for the righteous dead, and then for the righteous living…” is that biblical? Now we studied it this morning, right?  “…Christ had  received His kingdom…”  is that biblical? Daniel 7, yes!  “…having made the atonement for His people and blotted out their sins…” is the idea blotting out the sins from the sanctuary biblical? Everything Ellen White says is biblical.  She continues, “…The subjects of the kingdom were made up. The marriage of the Lamb was consummated…” is that biblical? Yes, of course it is.  “…And the kingdom, and the greatness of the kingdom under the whole heaven, was given to Jesus and the heirs of salvation and Jesus was to reign as  King of kings and Lord of lords…”  is that biblical? See, we need to look at what the Bible foundation of what Ellen White says is, don't just be conformed with Ellen White, and say,  “Oh, this is beautiful the sequence that Ellen White gives.” Try and find the biblical foundation, because we can't use Ellen White with people outside the church. Sadly we can't use it for many people in the church either. She continues, “…As Jesus moved out of the Most Holy place…” so now He's pronounced the words “He who is filthy, filthy still” then He moves out of the Most Holy place,  “…I heard the tinkling of the bells upon His garment; and as He left,  a cloud of darkness covered the inhabitants of the earth. There was then  no…” what?  “…no Mediator between guilty man and an offended God. While Jesus had been standing between God and guilty man, a restraint was upon the people…” does God still put a restraint upon the wicked today? You’d better be thankful about that, because once God takes away the restraint, Satan will have full control of the impenitent. This world will be a jungle. So once again,  “…While Jesus had been standing between God and guilty man, a restraint was upon the people but when He stepped out from between man and the Father, the restraint  was  removed…” which is the same thing as saying the winds were released, okay? That's Revelation 7. That's in the Bible too,  “…and  Satan  had  entire control of the finally impenitent. It was impossible for the plagues…” now it's going to talk about the plagues.  “…It was impossible for the plagues to be poured out while Jesus officiated in the sanctuary…” so are the plagues poured out after probation closes? Yes! So once again,  “…It was impossible for the plagues to be poured out while Jesus officiated in the sanctuary but as His work there is finished, and His intercession closes, there is  nothing to stay the wrath of God, and it breaks with fury upon the shelterless head of the guilty sinner, who has slighted salvation and hated reproof…” is that idea of nothing to stay the wrath of God, is that biblical? Is there a place in the Bible that says God is going to pour out His wrath without mixture of mercy? So is this biblical? Wow! Hello! Everything she says is. She doesn't quote the verses,  that's our job, it's not her job to give us the verses. As good detectives it is our job to find the biblical foundation for what we find in this quotation. She continues, let’s see,  “…It was impossible for the plagues to be poured out while Jesus officiated in the sanctuary but as His work there is finished, and His intercession closes, there is  nothing to stay the wrath of God, and it breaks with fury upon the shelterless head of the guilty sinner, who has slighted salvation and hated reproof. In that fearful time, after the close of Jesus' mediation…” listen carefully now, is there going to be a mediator for the wicked during this time? Is there going to be a mediator for the righteous? No mediator for anyone. So must God’s people have gained the total victory over sin? I don't know why that's a controversial issue in the Adventist church. I don't understand why that should be a controversial issue, that we must overcome sin before the close of probation. It's biblical. If there's no mediator we can't send our sins to the sanctuary, because our case has been decided, and the sanctuary has been cleansed of the sins. So how are you going to send new ones up there? I mean it makes sense. So she continues saying,  “…In that fearful time, after the close of Jesus' mediation the saints were living in the sight of a holy God  without an intercessor…” not without a Protector. Michael is going to be there to protect His people or else they would be wiped out. She continues,  “…Every case was decided, every jewel numbered…” see that had already taken place in the sealing.  “…Jesus tarried a moment in the outer apartment…”  by the way this is in Leviticus 16 also, so you do your homework and search for the biblical foundation for this. “…Every case was decided, every jewel numbered. Jesus tarried a moment in the outer apartment of the heavenly sanctuary, and the sins which had been confessed while He was in the Most Holy place were placed upon Satan, the originator of sin, who must suffer their punishment…”  is that biblical? The Scapegoat Ceremony, folks, in Leviticus 16. “…Then I saw Jesus  lay off His priestly attire and clothe Himself with His most kingly robes…”  is that biblical? I just mentioned it. He now is garbed as a high priest, when He comes He's changed. It's biblical. “…Upon His head were  many crowns…” is that biblical? Yes!  “…a crown within a crown. Surrounded by the angelic host,  He left heaven…”  is that biblical? Yeah, He comes with the armies of Heaven, folks.  “…The  plagues were falling upon the inhabitants of the earth.”

Isn't this a remarkable passage? When you try to look for the biblical foundation of this, she's not inventing anything, she's not creating a theology, she is simply describing things as God showed them to her, just like He showed them in the Bible.

 

Sekarang simak apa yang ditulisnya. Ini ada di Early Writings hal. 279-281. “…Aku melihat malaikat-malaikat bergegas ke sana kemari di Surga. Satu malaikat dengan tempat tinta di sisinya kembali dari bumi dan melaporkan kepada Yesus bahwa pekerjaannya sudah selesai dan orang-orang kudus sudah dihitung dan dimeteraikan…”  apakah ini alkitabiah? Iya. Kalian sudah membaca Yehezkiel, benar? Yehezkiel 9 dan juga Wahyu pasal 14.  “… Lalu aku melihat Yesus yang  melayani di hadapan Tabut yang berisikan Kesepuluh Perintah melemparkan pedupaannya…”  apakah ini alkitabiah? Ini di Wahyu pasal 8, ya!  “…Dia mengangkat tangan-tanganNya dan dengan suara keras berkata, ‘Sudah selesai!’…”  apakah itu alkitabiah? Sebelum mengatakan barangsiapa yang benar, biarlah ia tetap benar; barangsiapa yang tidak benar, biarlah ia tetap tidak benar Dia berkata ‘Sudah selesai!’ ada di Alkitab,  “…Dia mengangkat tangan-tanganNya dan dengan suara keras berkata, ‘Sudah selesai!’  dan semua bala tentara surgawi meletakkan mahkota mereka saat Yesus membuat pernyataan yang serius ini…”  ini dia,  “…‘11 Barangsiapa yang tidak benar, biarlah ia tetap tidak benar, barangsiapa yang cemar, biarlah ia tetap cemar; dan barangsiapa yang benar, biarlah ia tetap benar; barangsiapa yang kudus, biarlah ia tetap kudus’ (Wah. 22:11)…”  Sekarang simak apa yang terjadi sebelum ini.  “…Setiap kasus telah…”  apa?  “…diputuskan…”  diputuskan di mana? Di Bait Suci surgawi. Kapan? Dalam penghakiman investigasi, benar? Jadi,  “…Setiap kasus telah diputuskan untuk hidup atau mati. Selagi Yesus melayani di Bait Suci, penghakiman sudah berlangsung bagi orang-orang benar yang sudah mati kemudian bagi orang-orang benar yang masih hidup…”  apakah ini alkitabiah? Nah, kita sudah mempelajarinya tadi pagi, bukan?  “…Kristus telah menerima kerajaanNya…”  apakah ini alkitabiah? Daniel 7, ya! “…setelah membuat pendamaian bagi umatNya, dan menghapus dosa-dosa mereka…” apakah konsep menghapus dosa-dosa dari Bait Suci alkitabiah? Semua yang dikatakan Ellen White itu alkitabiah. Ellen White melanjutkan, “…Rakyat kerajaanNya telah terbentuk. Perkawinan  Anak Domba sudah disahkan…”  apakah itu alkitabiah? Ya, tentu saja.  “…Dan kerajaan itu, dan kemegahan kerajaan itu, di bawah seluruh langit diberikan kepada Yesus dan para ahliwaris keselamatan dan Yesus akan memerintah sebagai Raja segala raja dan Tuan segala tuan…”  apakah ini alkitabiah? Lihat, kita harus melihat apa dasar Alkitabnya dari apa yang dikatakan Ellen White. Jangan hanya setuju dengan Ellen White dan berkata, “Oh urut-urutan yang diberikan Ellen White ini indah.” Cobalah kita cari dasar Alkitabnya, karena kita tidak bisa menggunakan Ellen White dengan orang-orang di luar gereja Advent. Dan yang menyedihkan kita juga tidak bisa menggunakannya dengan banyak orang di dalam gereja Advent. Ellen White melanjutkan, “…Ketika Yesus bergerak meninggalkan Bilik Mahakudus…”  jadi sekarang Yesus sudah mengucapkan kata-kata “Siapa yang cemar biar tetap cemar”, lalu Dia keluar dari Bilik Mahakudus, “…aku mendengar suara denting lonceng-lonceng di jubahNya; dan saat Dia keluar, suatu awan kegelapan menutupi penduduk bumi. Pada saat itu sudah tidak ada lagi…”  apa?  “…tidak ada lagi  Perantara antara manusia yang berdosa dengan Allah yang murka. Ketika Yesus masih berdiri di antara Allah dan manusia berdosa, manusia masih dikekang…”  apakah Allah masih mengekang orang-orang jahat sekarang? Bersyukurlah untuk itu, karena sekali Allah mengangkat pengekangnya Setan akan punya kontrol penuh atas orang-orang yang tidak bertobat. Dunia ini akan menjadi hutan belantara. Jadi sekali lagi, “…Ketika Yesus masih berdiri di antara Allah dan manusia berdosa, manusia masih dikekang, tetapi ketika Dia melangkah keluar dari antara manusia dan Bapa, maka kekang tersebut disingkirkan…” ini sama dengan mengatakan angin-angin dilepaskan, oke? Itu Wahyu 7. Itu juga ada di Alkitab, “…dan Setan punya kendali penuh atas mereka yang hingga akhirnya pun tidak bertobat. Mustahil bagi Malapetaka-malapetaka itu…”  sekarang akan bicara tentang Malapetaka-malapetaka,    “…Mustahil bagi Malapetaka-malapetaka itu dicurahkan selama Yesus masih dinas di Bait Suci…”  jadi apakah Malapetaka-malapetaka itu dicurahkan setelah pintu kasihan tutup? Ya! Jadi sekali lagi,    “…Mustahil bagi Malapetaka-malapetaka itu dicurahkan selama Yesus masih dinas di Bait Suci  tetapi ketika pekerjaanNya selesai, dan perantaraanNya tutup, tidak ada lagi yang menahan murka Allah, dan itu meletus dengan hebat di atas kepala orang-orang berdosa yang tidak terlindung, yang telah meremehkan keselamatan dan membenci teguran…”  apakah konsep tidak ada yang menahan murka Allah itu alkitabiah? Apakah di Alkitab ada dikatakan Allah akan mencurahkan murkaNya tanpa campuran belas kasihan? Jadi apakah ini alkitabiah? Wow! Halo! Semua yang dikatakan Ellen White itu alkitabiah. Dia tidak mengutip ayat-ayatnya ~ itu tugas kita, bukan tugasnya memberikan ayat-ayatnya kepada kita. Sebagai detektif yang baik, tugas kitalah untuk menemukan dasar alkitabiahnya untuk apa yang kita dapati di kutipan ini. Dia melanjutkan, coba saya lihat,    “…Mustahil bagi Malapetaka-malapetaka itu dicurahkan selama Yesus masih dinas di Bait Suci  tetapi ketika pekerjaanNya selesai, dan perantaraanNya tutup, tidak ada lagi yang menahan murka Allah, dan itu meletus dengan hebat di atas kepala orang-orang berdosa yang tidak terlindung, yang telah meremehkan keselamatan dan membenci teguran. Di waktu yang mengerikan itu, setelah berakhirnya perantaraan Yesus…” dengarkan baik-baik sekarang, apakah akan ada Perantara bagi orang-orang jahat di masa ini? Apakah akan ada Perantara bagi orang-orang benar? Tidak ada Perantara bagi siapa pun. Jadi haruskah umat Allah sudah mendapatkan kemenangan total atas dosa? Saya tidak tahu mengapa ini menjadi isu kontroversial di gereja Advent. Saya tidak paham mengapa ini harus menjadi isu kontroversial bahwa kita harus menang atas dosa sebelum tutupnya pintu kasihan. Ini alkitabiah. Jika tidak ada Perantara, kita tidak bisa mengirimkan dosa kita ke Bait Suci karena kasus kita sudah diputuskan dan Bait Suci sudah dibersihkan dari dosa. Jadi bagaimana kita bisa mengirimkan dosa baru ke atas sana? Ini kan logis. Jadi Ellen White melanjutkan berkata,  “…Di waktu yang mengerikan itu, setelah berakhirnya perantaraan Yesus, orang-orang saleh hidup di hadapan Allah yang kudus tanpa seorang Perantara…”  bukan tanpa Pelindung. Mikhael akan ada di sana untuk melindungi umatNya. Kalau tidak, mereka semua akan dibabat habis.  Ellen White melanjutkan, “…Setiap kasus sudah diputuskan, setiap permata sudah dihitung…”  lihat, ini sudah terjadi saat pemeteraian. “…Yesus berhenti sejenak di luar bilik Bait Suci surgawi…”  nah, ini ada di Imamat 16 juga, jadi kalian kerjakan PR kalian dan cari dasar Alkitabnya untuk ini. “…Setiap kasus sudah diputuskan, setiap permata sudah dihitung. Yesus berhenti sejenak di luar bilik Bait Suci surgawi,  dan dosa-dosa yang telah diakui ketika Dia berada di Bilik Mahasuci ditempatkan kepada Setan, sumber dosa, yang harus menanggung semua hukumannya…”  apakah ini alkitabiah? Upacara kambing Azezel, Saudara-saudara, di Imamat 16.  “…Lalu aku melihat Yesus melepas pakaian imamNya dan mengenakan jubah kerajaanNya yang paling indah…”  apakah ini alkitabiah? Saya baru membicarakannya. Sekarang Yesus sedang memakai pakaian imam besar, nanti bila Dia datang, Dia akan ganti pakaian. Itu alkitabiah. “…Di atas kepalanya ada banyak mahkota…” apakah ini alkitabiah? Ya! “…mahkota dalam mahkota. Dikelilingi oleh balatentara surgawi, Dia meninggalkan Surga…”  apakah ini alkitabiah? Ya, Dia datang bersama balatentara surgawi, Saudara-saudara.  “…Malapetaka-malapetaka sedang berjatuhan ke atas penduduk bumi…” 

Bukankah ini suatu bacaan yang luar biasa? Bila kalian mencoba mencari dasar Alkitabnya untuk ini, Ellen White tidak mengarang apa-apa, dia tidak menciptakan suatu theologi, dia semata-mata menggambarkan hal-hal seperti yang ditunjukkan Allah kepadanya, sama seperti yang ditunjukkan Allah di dalam Alkitab.  

 

 

Now notice this additional statement that we find in Christian Experience and Teaching page 100.   “Then I saw that Jesus would not leave the Most Holy Place until every case was decided either for salvation or destruction, and that the wrath of God could not come until Jesus had finished His work in the Most Holy Place, laid off His  priestly attire…” and now notice,  “…and clothed Himself with the garments of…” what?  “…vengeance…”   So they're called kingly robes, and they're also called what? Garments of vengeance.   So He's King of the saints but He's coming to avenge God’s people. And then the statement continues,  “…Then Jesus will step out from between the Father and men, and God will keep silence no longer, but pour out His wrath on those who have rejected His truth…” that's the Plagues, right? Is that biblical?  “…I saw that the anger of the nations, the wrath of God, and the time to judge the dead, were separate and distinct, one following the other…” is that biblical? It's Revelation 11:18, we already looked at that,  “…also that Michael had not stood up…” is that biblical? Yes! “…and that the time of trouble, such as never was, had not yet commenced…” that's biblical, just read Daniel 11:44 it says that “the king of the north goes out to destroy and annihilate many”.  And then it says “Michael stands up”, so must the persecution, the final persecution come against people before Michael stands up? See, this is biblical.  She says,  “…The nations are now getting angry, but when our High Priest has finished His work in the sanctuary, He will  stand up…” aah, “stand up” what is she alluding to? Daniel 12:1 “Michael shall stand up”, “…He will stand up,  put on the garments of vengeance, and  then the seven last plagues will be poured out.”

Aren't these magnificent statements? The little lady knew what she was talking about, because she was inspired by the Holy Spirit.

 

Sekarang simak pernyataan tambahan ini yang terdapat di Christian Experience and Teaching hal. 100.  “…Lalu aku melihat Yesus tidak akan meninggalkan Bilik Mahakudus hingga setiap kasus sudah diputuskan untuk diselamatkan atau dibinasakan, dan murka Allah tidak akan datang hingga Yesus menyelesaikan pekerjaanNya di Bilik Mahakudus, menanggalkan pakaian imamNya…” dan sekarang simak,  “…dan mengenakan pada DiriNya pakaian…”  apa?  “…pembalasan…”  Jadi pakaian itu disebut jubah kerajaan, dan juga disebut apa? Pakaian pembalasan. Jadi Yesus adalah Raja orang-orang kudus tetapi Dia datang untuk membalaskan umat Allah. Kemudian pernyataan itu berlanjut,   “…Kemudian Yesus akan melangkah keluar dari antara Bapa dan manusia, dan Allah tidak akan berdiam diri lebih lama, melainkan mencurahkan murkaNya kepada mereka yang telah menolak kebenaranNya…” ini Malapetaka-malapetaka, benar? Apakah ini alkitabiah? “…Aku melihat kemarahan bangsa-bangsa, murka Allah, dan waktu untuk menghakimi yang mati itu waktu yang terpisah dan berbeda, yang satu mengikuti yang lain…”  apakah ini alkitabiah? Ini Wahyu 11:18, kita sudah membahasnya, “…juga bahwa Mikhael belum berdiri…”  apakah ini alkitabiah? Ya! “…dan bahwa Masa Kesukaran Besar seperti yang belum pernah ada, masih belum mulai…”  ini alkitabiah, baca saja Daniel 11:44 yang mengatakan bahwa raja negeri utara “akan keluar dengan kegeraman yang besar untuk memusnahkan dan membinasakan banyak orang”, kemudian dikatakan “Mikhael akan berdiri”, jadi haruskah persekusi terakhir atas umat terjadi sebelum Mikhael berdiri? Lihat, ini alkitabiah. Elleh White berkata, “…Bangsa-bangsa sekarang marah, tetapi ketika Imam Besar kami telah menyelesaikan pekerjaanNya di Bait Suci, Dia akan berdiri…”  aaahh, “berdiri”, Ellen White mengacu kepada apa? Daniel 12:1 “Mikhael akan berdiri”, “…Dia akan berdiri, mengenakan pakaian pembalasan lalu Ketujuh Malapetaka terakhir akan dicurahkan. …” 

Bukankah ini pernyataan-pernyataan yang luar biasa? Ibu kecil ini paham apa yang dibicarakannya karena dia diilhami oleh Roh Kudus.

 

 

I hope if you don't get anything else out of this class ~ I hope you're getting more than this ~ but if you don't get anything else, I want your confidence in the Spirit of Prophecy to have been increased, because she had more than human wisdom, she had two and a half years of primary education, folks. She struggled to learn to write. You look at her handwriting. You know, and she had this accident where a schoolmate threw a stone. They thought she was going to die. In fact the physician said she's going to live a short time. She lived 87 years, that's a lot of years even for this time of history. And God allowed her to go to rest when her mission was finished. I look forward to the time when we will be able to meet Ellen G. White in the kingdom. She loved the Lord. Those who are critical of Ellen White I feel sorry for them, because it's a serious thing to criticize the prophet of the Lord. You know what happened when Miriam and Aaron criticized Moses who was a prophet by the way? Did God take it personally? God said,  “Oh no! You don't do that, folks.”

What happened when the children started saying to Elisha who had the same problem that I’ve got, “Go up, thou bald head!” Wooo!  God said, “Don't mess with Elisha!” And two she-bears came out and the 42 children suffered wounds. It doesn't say they were killed. God takes an attack on His prophets personally, because He speaks to them personally through the ministry of the Holy Spirit. If we trust the prophets, we will prosper, if we don't trust the prophets we will not prosper, and that's maybe the reason why the Laodicean church is in such bad condition, is because we are not paying attention to the prophet. 

 

Saya berharap kalaupun kalian tidak mendapat apa-apa dari kelas ini ~ saya sih berharap kalian bisa mendapatkan lebih banyak daripada ini ~ tapi andaikan kalian tidak mendapat apa-apa, saya ingin keyakinan kalian dalam Roh Nubuat bisa bertambah, karena Ellen White memiliki lebih daripada hikmat manusia, dia hanya mengikuti dua setengah tahun pendidikan dasar, Saudara-saudara, dengan susah payah dia belajar menulis. Lihatlah tulisan tangannya.  Kalian tahu, dia mengalami kecelakaan saat seorang teman sekolah melemparkan sebuah batu. Mereka mengira Ellen White akan mati. Malah dokter mengatakan dia tidak akan hidup lama. Tapi dia hidup hingga usia 87 tahun, itu lama bahkan untuk ukuran zaman sekarang. Dan Allah mengizinkan dia beristirahat ketika misinya selesai. Saya menantikan saat ketika kami bisa bertemu dengan Ellen G. White di dalam kerajaan. Dia mengasihi Tuhan. Saya merasa iba bagi mereka yang mengeritik Ellen White, karena mengeritik seorang nabi Tuhan itu masalah serius. Kalian tahu apa yang terjadi ketika Miriam dan Harun mengeritik Musa yang adalah seorang nabi? Apakah Allah menganggapnya itu serangan terhadap DiriNya pribadi? Allah berkata, “Oh, tidak! Kamu tidak boleh berbuat begitu!”

Apa yang terjadi ketika anak-anak mulai meneriaki Elisa yang punya masalah yang sama dengan saya, “Naiklah, hai gundul!” (2 Raja-raja 2:23) Wooo! Allah berkata, “Jangan kurangajar pada Elisa.” Dan dua beruang betina keluar dan ke-42 anak-anak itu menderita luka-luka. Tidak dikatakan mereka dibunuh. Allah menganggap serangan pada nabi-nabiNya sebagai serangan terhadap PribadiNya karena Dia berbicara kepada mereka melalui pelayanan Roh Kudus. Jika kita percaya pada nabi-nabi kita akan makmur, jika kita tidak percaya kepada nabi-nabi, kita tidak akan makmur, dan itulah mungkin alasannya mengapa gereja Laodekia berada dala kondisi yang sedemikian buruknya, karena kita tidak mendengarkan nabi.

 

 

Now let's go to the bottom of page 188.  We still have pretty exciting things to study here. What is the name that no one knows except Himself?

Ellen White explained that the Father has given Jesus the name “Jehovah” that's  actually a mispronunciation,  a better pronunciation is probably “YAHWEH”. So the Father has given Jesus the name YAHWEH, that's in Signs of the Times May 3. 1899,  “Jehovah is the name given to Christ. ‘Behold, God is my salvation,” writes the prophet Isaiah, ‘I will trust, and not be afraid for the Lord JEHOVAH  is my strength and my song, He also is become my salvation.”

Also we find that:

·       Jesus had this name in the Old Testament

in Exodus 23:21 God says about Jesus,  “My name is in Him” so the Father says about Jesus,  it’s actually “the Angel of the Lord” who is Jesus in the Old Testament,  “My name is in Him”.

·       When Jesus was born

He had the same name, “you will call His name ‘Jesus’” which means “YAHWEH saves”. 

·       And when Jesus goes to Heaven,

He is given the name that is above every name,  once again YAHWEH.

Now, you say wait a minute, it's the same name, it's not a new name.

It is a new manifestation of the name.

 

Nah, mari kita ke bagian bawah hal. 188. Kita masih punya hal-hal yang menarik untuk dipelajari di sini.

Apa nama yang tidak diketahui orang lain kecuali oleh DiriNya sendiri?

Ellen White menjelaskan bahwa Allah Bapa telah memberi Yesus nama Yehova, sebenarnya ini suatu pelafalan yang salah, lafal yang lebih benar mestinya “YAHWEH”. Jadi Allah Bapa telah memberi Yesus nama YAHWEH. Ini ada di Signs of the Times, 3 Mei 1889 par. 18. “Yehova adalah nama yang diberikan kepada Kristus. ‘Lihat, Allah adalah keselamatanku,’ tulis nabi Yesaya, ‘aku akan percaya padaNya, dan tidak akan takut karena Tuhan Jehova adalah kekuatanku dan nyanyianku. Dia juga telah menjadi keselamatanku.”

Kita juga menemukan bahwa:

·       Yesus sudah mempunyai nama ini di Perjanjian Lama.

Di Keluaran 23:21 Allah berkata tentang Yesus, “namaKu ada di dalam Dia”.  Jadi Allah Bapa berkata tentang Yesus, tepatnya “Malaikat Tuhan” yang adalah Yesus di Perjanjian Lama. “namaKu ada di dalam Dia”

·       Ketika Yesus lahir

Dia memiliki nama yang sama, “engkau akan menamakan Dia Yesus” (Mat. 1:21), yang artinya “YAHWEH menyelamatkan”.

·       Dan ketika Yesus naik ke Surga,

Dia diberi nama yang di atas segala nama (Filipi  2:9), sekali lagi YAHWEH.

Nah, kalian berkata, tunggu dulu, itu kan nama yang sama, itu bukan nama baru.

Itu adalah menifestasi yang baru dari nama tersebut.

 

 

Now let's go to the top of page 189 so that we can understand this.

When Jesus comes the second time, He will come with a new revelation of the name. At each of these stages Jesus reveals a new manifestation or meaning of the name “JEHOVAH/ YAHWEH saves”.  The Second Coming is a new character manifestation of YAHWEH not seen in the Old or New Testament. Is there a Second Coming that has ever taken place in the history of the world? Absolutely not! No one up to that point has known Jesus as the heavenly Warrior, who comes to save His people from a global death decree. Is that a new manifestation? Yes, it is. 

 

Nah, marilah kita ke bagian atas hal. 189 supaya kita bisa memahami ini.

Ketika Yesus datang kedua kalinya, Dia akan datang dengan ungkapan yang baru nama tersebut. Di setiap tahap ini Yesus mengungkapkan suatu manifestasi  atau makna yang baru dari nama “JEHOVA/YAHWEH menyelamatkan”.

Kedatangan Kedua adalah manifestasi karakter yang baru dari YAHWEH yang belum terlihat di Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru. Apakah sudah pernah ada Kedatangan Kedua dalam sejarah dunia? Sama sekali tidak! Tidak ada seorang pun hingga saat itu yang mengenal Yesus sebagai Pejuang Surgawi yang datang untuk menyelamatkan umatNya dari suatu perintah pembunuhan global. Apakah itu suatu manifestasi baru? Ya, betul.

 

 

We find a similar idea in Revelation 15:2 where only the 144’000 can learn the song of Moses and the Lamb, this does not mean that no one except 144’000 can understand the lyrics of the song. It means that no one can sing it like the 144’000 because only they have gone through the experience.

Could we sing Exodus 15 like Israel did on the other side of the sea? Oh, we probably could sing the words you know, but we certainly cannot sing it with the enthusiasm that Israel sang it, because it was the song of their experience.

 

Kita juga menemukan konsep yang mirip di Wahyu 15:2 di mana hanya ke-144’000 yang bisa mempelajari nyanyian Musa dan Anak Domba, ini tidak berarti tidak ada siapa pun selain ke-144’000 yang bisa mengerti lirik nyanyian itu. Itu artinya tidak ada siapa pun yang bisa menyanyikannya seperti ke-144’000 karena hanya mereka yang telah melewati pengalaman tersebut.

Bisakah kita menyanyikan Keluaran 15 seperti bangsa Israel ketika mereka tiba di seberang laut? Oh, kita bisa saja menyanyikan kata-katanya, tetapi kita tidak bisa menyanyikannya dengan antusiasme yang dimiliki bangsa Israel waktu mereka menyanyikannya karena itu adalah nyanyian tentang pengalaman mereka.

 

 

We find a similar example, and this is an important example. We find a similar example in the song of redemption that the 24 elders and the four living creatures sing in Revelation 5:8-10.

·       Who are the 24 elders?

The representatives of the worlds that never sinned, right?

·       Who are the four living creatures?

Cherubim and seraphim.

Are any of these humans? No!

Now notice, how can the elders and the living beings sing that God has redeemed them because Revelation 5:8-10 ~ let's go there just for a moment ~ Revelation 5:8-10 says, Now when He had taken the scroll…” that is Jesus takes the scroll  “…the four living creatures and the twenty-four elders fell down before the Lamb, each having a harp, and golden bowls full of incense, which are the prayers of the saints. And they sang a new song, saying: ‘You are worthy to take the scroll, and to open its seals; for You were slain, and have redeemed us to God by Your blood. Out of every tribe and tongue and people and nation, 10 And have made us kings and priests to our God; and we shall reign on the earth.’…” and so people say, “See this, the 24 elders have to be human because it says in the text here “You have redeemed us out of every tribe and tongue and people and nation and You have made us kings and priests”. You know what the problem with that explanation is? This song is being sung also by the four living creatures and we know that the four living creatures are angelic. Are you with me? So both the elders and the four living creatures are singing this song.

So how do we explain this?

 

Kita menemukan contoh yang mirip, dan ini adalah contoh yang penting. Kita menemukan contoh dalam nyanyian penebusan yang dinyanyikan ke-24 tua-tua dan ke-4 makhluk hidup di Wahyu 5:8-10.

·       Siapakah ke-24 tua-tua?

Wakil-wakil dari dunia-dunia yang tidak pernah berdosa, benar?

·       Siapakah ke-4 makhluk hidup?

Kerubim dan serafim.

Adakah dari mereka yang manusia?

Sekarang simak, bagaimana tua-tua itu dan makhluk-makhluk hidup itu bernyanyi bahwa Allah telah menebus mereka, karena di Wahyu 5:8-10 ~ mari kita ke sana sejenak ~ Wahyu 5:8-10 mengatakan, 8 Nah, setelah Ia mengambil gulungan kitab itu…”  ini Yesus yang mengambil gulungan kitab itu,   “…tersungkurlah keempat makhluk hidup dan kedua puluh empat tua-tua itu di hadapan Anak Domba itu, masing-masing memegang satu kecapi dan cawan-cawan emas, penuh dengan kemenyan, itulah doa orang-orang kudus. 9 Dan mereka menyanyikan suatu nyanyian baru katanya: ‘Engkau layak mengambil gulungan kitab itu dan membuka meterai-meterainya karena Engkau telah disembelih dan telah menebus kami bagi Allah dengan darah-Mu dari tiap-tiap suku dan bahasa dan kaum dan bangsa. 10 Dan Engkau telah membuat kami menjadi raja-raja dan imam-imam bagi Allah kita, dan kami akan memerintah sebagai raja di bumi.’…”  maka orang-orang berkata, “Lihat ini, ke-24 tua-tua haruslah manusia karena ayat ini mengatakan “Engkau… telah menebus kami…dari tiap-tiap suku dan bahasa dan kaum dan bangsa dan Engkau telah membuat kami menjadi raja-raja dan imam-imam…”  Kalian tahu apa masalahnya dengan penjelasan itu? Nyanyian ini dinyanyikan juga oleh ke-4 makhluk hidup dan kita tahu bahwa ke-4 makhluk hidup itu malaikat. Apakah kalian paham? Jadi baik ke-24 tua-tua dan ke-4 makhluk hidup menyanyikan lagu ini.

Jadi bagaimana penjelasannya?

 

 

Notice this beautiful statement by Ellen White, “Holy angels will join in the song of the redeemed…”  are the heavenly beings going to join us in the song of victory? Yes! Did they go through the experience? No! “…Though they cannot sing from experimental  knowledge…” in other words they didn't experience it  “…He  hath  washed  us  in  His  own  blood, and redeemed us unto God,’ yet they understand the great peril from which the people of God have been saved. Were they not sent to lift up for them a standard against the enemy? They can fully sympathize with the glowing ecstasy of those who have overcome by the blood of the Lamb and the word of their testimony.”

They join in, but they did not have the experience. Are you with me?

So are the 24 elders and the four living creatures angelic beings? Yes! Just because it says “us” there does not necessarily mean that they are of human origin.

 

Simak pernyataan indah ini oleh Ellen White. “…Malaikat-malaikat kudus akan ikut bernyanyi dalam lagu orang-orang tebusan…”  apakah makhluk-makhluk surgawi akan bergabung dengan kita dalam lagu kemenangan? Ya! Apakah mereka pernah melewati pengalaman itu? Tidak.  “…Walaupun mereka tidak bisa bernyanyi dari pengetahuan yang diperoleh lewat pengalaman…”  dengan kata lain mereka tidak mengalaminya, “…‘Dia telah membasuh kita dalam darahNya sendiri dan menebus kita bagi Allah’, namun mereka memahami bahaya besar dari mana umat Allah telah diselamatkan. Bukankah malaikat-malaikat telah diutus untuk mengangkat suatu standar bagi mereka terhadap si musuh? Malaikat-malaikat bisa sepenuhnya bersimpati dengan ekstasi kemilau mereka yang telah menang oleh darah Anak Domba dan kata-kata kesaksian mereka.” (Letter 79, 1900  ~  Seventh-day Adventist Bible Commentary, vol. 7, hal. 922)

Mereka bergabung, tetapi mereka tidak punya pengalamannya. Apakah kalian paham? Jadi apakah ke-24 tua-tua dan ke-4 makhluk hidup itu malaikat-malaikat? Ya! Hanya karena dikatakan di ayat itu “kami” tidak harus berarti bahwa mereka berasal dari manusia.

 

 

Now the bottom of page 189. These examples help us understand what appears to be an insurmountable problem in the Old Testament.

·       Exodus 6:1-6 tell us that the patriarchs did not know the name YAHWEH.

The patriarchs did not know what? They didn't know the name YAHWEH.

·       That's a big problem, because

the Bible tells us that Abraham knew the name YAHWEH, that is Genesis 17:1 and 22:14.

Jacob and Isaac knew the name YAHWEH according to Genesis 35:11 and Genesis 28:3.

However, listen carefully, they did not know Him in the manifestation that He was at the exodus. They knew Him as the God who gave promises, but they did not know Him as the One who fulfilled the promise of delivering them from Egypt. Are you understanding this?

The Seventh-Day Adventist Bible Commentary ~ this is not Ellen White, this is the SDA Bible Commentary explains, “The name written, that no man knew, but He Himself' represents the heretofore unknown role in which He now appears, as the avenger of His people. In the performance of this strange work,  He acts in a role new to both men and angels.”  So it's a new manifestation of the name, but it's not that the name wasn't known before.

 

Nah, di bagian bawah hal. 189. Contoh-contoh ini membantu kita memahami apa yang tampaknya seolah-olah masalah yang tidak bisa diatasi di Perjanjian Lama.

·       Keluaran 6:1-6 mengatakan kepada kita bahwa bapak-bapak Perjanjian Lama tidak mengenal nama YAHWEH.

Bapak-bapak itu tidak kenal apa? Mereka tidak kenal nama YAHWEH.

·       Itu adalah masalah besar karena

Alkitab mengatakan kepada kita bahwa Abraham kenal nama YAHWEH, itu di Kejadian 17:1 dan 22:14. Yakub dan Ishak kenal nama YAHWEH menurut Kejadian 35:11 dan Kejadian 28:3.

Namun demikian, dengarkan baik-baik, mereka tidak mengenalNya dalam manifestasiNya di Eksodus. Mereka mengenalnya sebagai Allah yang memberikan janji-janji, tetapi mereka tidak mengenalNya sebagai Dia yang menggenapi janji untuk menyelamatkan mereka dari Mesir. Apakah kalian paham?

The Seventh-Day Adventist Bible Commentary ~ ini bukan Ellen White, ini SDA Bible Commentary menjelaskan, “…’Nama yang tertulis yang tidak diketahui siapa pun melainkan oleh DiriNya sendiri’ (ayat 12), melambangkan peranan yang ditampilkan olehNya yang hingga saat ini tidak diketahui, yaitu sebagai pembalas umatNya. Dalam menjalankan pekerjaan yang ‘ganjil’ ini (Yesaya 28:21) Dia memainkan peranan yang baru baik bagi manusia, maupun malaikat.” (Seventh-day Adventist Bible Commentary, vol. 7, hal. 874).  Jadi itu adalah suatu manifestasi baru dari nama itu, tetapi tidak berarti bahwa nama itu tidak dikenal sebelumnya.

 

 

Concerning the name in Exodus 6:3 the commentary explains ~ this is SDA Bible Commentary Volume 1 page 523, speaking about how we explain that the patriarchs knew the name YAHWEH, but Exodus 6:1-6 say nobody knew the name YAHWEH before that.

God was about to reveal Himself  more fully than in the past, delivering His people with a strong hand’, actually taking them to Himself for a people, establishing His covenant with them, and giving them the land of Canaan. This being true, it seems that in verse 3, God must refer to the new meaning that the experience of deliverance would  bring to the name rather than to the name itself.

So when it says that He has a name that no one knows except Himself, it's because Jesus is doing a new work that has never been done before.

 

Mengenai nama di Keluaran 6:3 Commentary itu menjelaskan ~ ini SDA Bible Commentary Vol. 1 hal. 523, berbicara tentang bagaimana kita menjelaskan bahwa bapak-bapak Perjanjian Lama mengenal nama YAHWEH tetapi Keluaran 6:1-6 mengatakan tidak ada yang kenal nama YAHWEH sebelum itu. “…Allah akan segera menyatakan DiriNya lebih banyak daripada di masa lampau, menyelamatkan umatNya dengan ‘tangan yang kuat’ (Keluaran 6:1), benar-benar mengangkat mereka kepada DiriNya sebagai suatu bangsa (ayat 7), menetapkan perjanjianNya dengan mereka, dan memberikan mereka tanah Kana’an (ayat 4). Karena ini memang terjadi, maka sepertinya di ayat 3 Allah tentunya merujuk kepada makna baru yang akan diperoleh nama itu dari pengalaman penyelamatan, dan bukan bicara tentang nama itu sendiri.” (Seventh-day Adventist Bible Commentary, vol. 1, hal. 523)

Jadi ketika dikatakan bahwa Yesus memiliki nama yang tidak diketahui siapa pun selain DiriNya sendiri, itu karena Yesus sedang melakukan suatu pekerjaan yang baru yang sebelumnya tidak pernah dilakukanNya.

 

 

Let me ask you,

·       in the Old Testament when the name YAHWEH was given to the patriarchs, was that a new manifestation of the name? Yes!

·       When at the Exodus was it a new manifestation of the name?

·       When Jesus was born and His name was called “Jesus” is that a new manifestation of the name?

·       When the Father gives Him the name that is above every name, when He's enthroned in the heavenly sanctuary, is that a new manifestation of the name?

·       When finally Jesus comes as the Warrior to deliver His people from the death decree, is that a new manifestation of the name?

Yes! It's a new manifestation of His character because in the Bible the name is indicative of what? Of the character.

You don't think so?

My name is Stephen Paul, do you know why I’m called Stephen Paul? Was it because my parents said, “Well let's look at this book that has the meanings of all names. Oh John? No, no, no, no, we don't like that one either. Gary? No, no, no, no, no.” No offense, Gary [Laughter]. “No! None of these. Let's see, let's think. Let's call him Stephen Paul.”  That's not the reason why my parents called me Stephen Paul. My parents wanted me to have the name of the martyr and the martyrizer. Because I have the name of both. I have the name Stephen who is the martyr, and of the name of Paul who was the martyrizer. Why did my parents call me Stephen Paul? Because they wanted me in the course of my life to live up to my name. And I’ve often reflected on that name and said, “Lord, help me to be, to have the faith and the constant faith even in the face of death like Stephen; and help me, Lord to proclaim the gospel like the apostle Paul did.” So my name, you know, is not simply a name to distinguish me from other people, it's because my parents want it to be a character manifestation. Are you understanding me or not?

So if you ever have children, and many of you are already beyond the child-bearing age, but if you want to have children, don't just call them, “Oh, I like this name, it's nice and pretty, I’ll call him Elvis.” No! Why not use biblical names, beautiful biblical names that have beautiful meanings?

So what we've studied so far, is it clear?

 

Coba saya tanya,

·       Di Perjanjian Lama ketika nama YAHWEH diberikan kepada bapak-bapak, apakah itu suatu manifestasi baru dari nama tersebut? Ya!

·       Ketika di Eksodus, apakah itu suatu manifestasi baru dari nama itu?

·       Ketika Yesus lahir dan namaNya disebut “Yesus” apakah itu suatu manifestasi baru dari nama itu?

·       Ketika Allah Bapa memberiNya nama di atas segala nama (Fil. 2:9), saat Dia sudah bertakhta di Bait Suci surgawi, apakah itu suatu manifestasi baru dari nama itu?

·       Ketika akhirnya Yesus datang sebagai Pejuang untuk menyelamatkan umatNya dari surat perintah bunuh, apakah itu manifestasi baru dari nama itu?

Ya! Itu adalah manifestasi baru dari karakterNya karena di Alkitab nama itu adalah indikasi apa? Indikasi karakter.

Kalian tidak berpendapat begitu?

Nama saya Stephen Paul, tahukah kalian mengapa saya dinamai Stephen Paul? Apa karena orangtua saya berkata, “Nah, mari kita mencari dalam buku ini arti nama-nama. Oh, John? Tidak, tidak, tidak, tidak, kami tidak suka itu juga. Gary? Tidak, tidak, tidak, tidak, tidak.” Jangan tersinggung, Gary (tertawa). “Tidak! Semua ini tidak. Mari kita lihat, mari kita pikir. Kita namai dia Stephen Paul.” Itu bukanlah alasan mengapa orangtua saya menamai saya Stephen Paul. Orangtua saya mau saya memiliki nama si martir dan yang memartirkan dia. Karena saya diberi nama keduanya. Saya dinamai Stephen yang adalah seorang martir, dan saya dinamai Paul yang memartirkan dia. Mengapa orangtua saya menamai saya Stephen Paul? Karena mereka mau agar sepanjang perjalanan hidup saya, saya menghidupkan nama saya. Dan sering saya merenungkan nama itu dan berkata, “Tuhan, tolong saya supaya saya punya iman dan iman yang setia bahkan dalam ancaman kematian seperti Stephen; dan tolong saya, Tuhan, untuk menyampaikan injil seperti yang dilakukan rasul Paulus.” Jadi, nama saya bukanlah sekadar untuk membedakan saya dari orang lain, itu karena orangtua saya mau itu menjadi sebuah manifestasi karakter. Apakah kalian paham atau tidak?

Jadi jika kalian nanti punya anak ~ dan banyak dari kalian sekarang sudah melampaui usia punya anak ~ tetapi jika kalian mau punya anak, jangan hanya menamainya, “Oh, saya suka nama ini, nama yang bagus, saya namai dia Elvis.” Jangan! Mengapa tidak memakai nama-nama di Alkitab, nama-nama alkitabiah yang indah yang punya makna-makna yang bagus?

Jadi apa yang sudah kita pelajari sampai di sini, apakah sudah jelas?

 

 

Now we've gotten all the way down to verse 13. Unfortunately our time is winding down and we only have one minute and six, five, four, three seconds. So in page 190 we have, let's just read the verse, “ 13 He was clothed with a robe dipped in blood, and His name is called…” what?  “…The Word of God.” Whose blood?  We'll just summarize now, we'll come back to this tomorrow in our first session. Whose blood is His garment dipped in? His own saving blood? No! It is the blood of the wicked. He comes to trample what? He comes to trample the winepress and Isaiah 63 says that when He tramples the winepress the grape juice splatters, and it looks like His garments have what? His garments have blood. We can also read Jeremiah chapter 25 that picks up on this, but our time is up.

 

Sekarang kita sudah tiba di ayat 13. Sayang waktu kita sisa sedikit dan kita hanya punya satu menit dan enam, lima, empat, tiga detik. Jadi di hal. 190, mari kita  baca saja ayatnya,  13 Dan Ia memakai jubah yang dicelup dalam darah, dan nama-Nya disebut…”  apa?   “…Firman Allah. …”  Darah siapa? Nah, mari kita ringkas, kita akan kembali kemari besok di sesi pertama kita. Jubahnya tercelup darah siapa? DarahNya sendiri yang menyelamatkan? Tidak! Itulah darah orang-orang jahat. Dia datang untuk menginjak-injak apa? Dia datang untuk menginjak-injak tempat pemerasan anggur dan Yesaya 63 mengatakan bahwa ketika Dia menginjak-injak tempat pemerasan anggur, sari anggurnya muncrat dan terlihat seolah-olah pakaianNya kena apa? PakaianNya kena darah. Kita juga bisa membacanya di Yeremia pasal 25 yang meneruskannya, tetapi waktu kita sudah habis.  

 

 

Thank you so much for being here all day. I mean it's kind of difficult I’m sure for you just to sit there and listen and follow along, but I trust that our study has been useful.

 

Terima kasih banyak sudah berada di sini sepanjang hari. Maksud saya memang berat bagi kalian untuk hanya duduk di sana dan mendengarkan dan mengikuti, tetapi saya percaya pelajaran kita bermanfaat.

 

 

 

 

07 01 21

No comments:

Post a Comment