Monday, January 3, 2022

EPISODE 15/24 ~ REVELATION 15-22 ~ REVELATION 19 PART 2 ~ STEPHEN BOHR

 

FROM THE CLOSE OF PROBATION TO THE NEW EARTH

Part 15/24 - Stephen Bohr

REVELATION 19 PART 2

https://www.youtube.com/watch?v=SebvCdMMRMg

 

Dibuka dengan doa

 

Okay, let's read verses 1-3 once again. Revelation 19:1-9 are describing the song of God's people when they're in Heaven. And then we're going to study tomorrow morning verses 11 to 21 where it describes the event that brought them to where they're praising. So the second half of the chapter comes first, and the first part of the chapter comes last. That is not in the textual order, but in the order in which it occurs in history.

So let's go to verses 1-3, and then we'll read:4.

1 After these things I heard a loud voice of a great multitude in heaven, saying, ‘Alleluia! Salvation and glory and honor and power belong to the Lord our God! For true and righteous are His judgments, because He has judged the great Harlot who corrupted the earth with her fornication; and He has avenged on her the blood of His servants shed by her.’…” now let's stop there for a moment. This is actually the climax of the previous chapter, right? Chapter 18 talks about the Sixth and Seventh Plagues, and how Babylon is punished. And then you have this passage which describes the worshipful singing of those who gain the victory over the Beast, and his image, and his mark, and the redeemed of all ages, and they are praising God in Heaven. But then when you get to verse 11, it goes back and it says, “Now I’m going to tell you what happened during the Seventh Plague.” It’s in the Seventh Plague Jesus came with the armies of Heaven, and He took His people to Heaven. So notice verse 3,  “…Again they said, ‘Alleluia! Her smoke rises up forever and ever!’…” and that's what we were discussing in our last class when we ended. And that is, the meaning of the word “forever” and it falls in the purview of our study, because not only does it say here “forever and ever” but also we're going to find in Revelation chapter 20, it's used with reference to Satan and those who worship the Beast, and his image.

 

Oke, mari kita baca ayat 1-3 sekali lagi. Wahyu 19:1-9 menggambarkan nyanyian umat Allah saat mereka berada di Surga. Kemudian besok kita akan mempelajari ayat 11-21 di mana digambarkan peristiwa yang membawa mereka ke posisi mereka sekarang sedang memuji ini. Jadi paro kedua pasal tersebut terjadi lebih dulu, dan bagian yang pertama dari pasal itu terjadi belakangan. Itu tidak sesuai urutan ayatnya, tetapi sesuai urutan terjadinya dalam sejarah.

Jadi mari kita ke ayat 1-3, kemudian kita akan membaca ayat 4. 1 Setelah hal-hal ini, aku mendengar suara yang nyaring dari himpunan besar orang banyak di sorga, berkata, ‘Haleluya! Keselamatan dan kemuliaan dan kehormatan dan kekuasaan adalah milik Tuhan Allah kita, 2 sebab benar dan adil segala penghakiman-Nya karena Ia telah  menghakimi pelacur besar itu yang merusak bumi dengan perzinahannya dan Ia telah membalaskan padanya darah hamba-hamba-Nya yang telah dicurahkan pelacur itu…”  nah, mari kita berhenti sejenak di sini. Sebenarnya ini adalah klimaks pasal sebelumnya, benar? Pasal 18 bicara tentang Malapetaka Keenam dan Ketujuh dan bagaimana Babilon dihukum. Kemudian ada ayat-ayat yang menggambarkan nyanyian pujian mereka yang telah menang atas Binatang itu, patungnya dan tandanya, dan umat tebusan dari segala zaman sedang memuji Allah di Surga. Tetapi ketika kita tiba di ayat 11, itu mundur dan ayat itu berkata, “Sekarang aku akan mengatakan kepadamu apa yang terjadi selama Malapetaka Ketujuh.” Di Malapetaka Ketujuh itulah Yesus datang bersama balatentara surgawi, dan Dia membawa umatNya ke Surga. Jadi simak ayat 3,   “…3 Lagi-lagi mereka berkata: ‘Haleluya! Asapnya naik sampai selama-lamanya…”  Dan inilah yang kita bicarakan di kelas kita yang terakhir, di mana kita berhenti. Yaitu makna kata “selamanya” yang termasuk dalam lingkup pelajaran kita, karena bukan hanya di sini ada kata “selama-lamanya” tetapi kita juga akan menemukannya di Wahyu pasal 20, yang dipakai sehubungan dengan Setan dan mereka yang menyembah Binatang dan patungnya.

 

 

So now let's go to verse 4. It says there,  “…And the twenty-four elders…” and you're going to have to accept what I say now by faith, because we can't study every little detail. The 24 Elders are the representatives of the worlds that never sinned. God has a heavenly council and in that heavenly council there are representatives from all over the universe. God has a representative style of governance. You know sometimes you think that God makes all the decisions. God actually has a heavenly council where things are discussed. That heavenly council is found in the book of Job, you know the heavenly councils gather together and they hear this conversation between God and Satan. So the 24 Elders are the representatives of the worlds that never sinned.  “…and the four living creatures…” are cherubim and seraphim, they are the highest angels in God's order. And notice what the 24 Elders and the four living creatures do.  They  “… fell down and worshiped God who sat on the throne, saying, ‘Amen! Alleluia!’…” So this is not the redeemed singing. This is the 24 Elders and the four living creatures that are saying “Amen, hallelujah”. And of course the context is, that God has judged the great Harlot, and He has avenged the blood of the people. And of course the heavenly beings say “Amen, hallelujah” for that. Now the 24 Elders then are the representatives of the worlds, and the four living creatures are the cherubim and the seraphim.

 

Jadi sekarang mari kita ke ayat 4. Dikatakan di sana, “…4 Dan kedua puluh empat tua-tua…”  dan kalian harus menerima apa yang saya katakan sekarang dengan iman, karena kita tidak bisa mempelajari setiap detail kecil. Ke-24 Tua-tua adalah wakil-wakil dari dunia-dunia yang tidak pernah berdosa. Allah memiliki dewan surgawi dan di dalam dewan surgawi tersebut ada wakil-wakil dari seluruh alam semesta. Pemerintahan Allah itu jenis perwakilan. Terkadang kita berpikir Allah yang membuat semua keputusan. Sebenarnya Allah punya dewan surgawi di mana hal-hal didiskusikan. Dewan surgawi itu bisa ditemukan di kitab Ayub, kalian tahu dewan surgawi yang berkumpul dan mereka mendengar pembicaraan antara Allah dengan Setan. Jadi ke-24 Tua-tua adalah wakil-wakil dunia-dunia yang tidak pernah berdosa, “…dan keempat makhluk hidup itu…”  yaitu kerubim dan serafim, mereka adalah malaikat-malaikat tertinggi dalam pemerintahan Allah. Simak apa yang dilakukan ke-24 Tua-tua dan ke-4 makhluk hidup itu. Mereka   “…tersungkur dan menyembah Allah yang duduk di atas takhta itu, dan mereka berkata: ‘Amin, Haleluya.’…”  Jadi yang bernyanyi bukan umat tebusan. Ini adalah ke-24 Tua-tua dan ke-4 makhluk hidup yang mengatakan “Amin, halleluya”. Dan tentu saja konteksnya ialah Allah telah menghakimi Pelacur besar itu, dan Dia telah membalaskan darah umatNya. Dan tentu saja makhluk-makhluk surgawi itu berkata “Amin, halleluya” untuk itu. Nah, ke-24 Tua-tua adalah wakil-wakil dunia-dunia; dan ke-4 makhluk hidup adalah kerubim dan serafim.

 

 

Let's go to page 173. This is very important. The same beings that were present at the inauguration ~ that is when Jesus arrived in Heaven ~ were the 24 Elders there when Jesus arrived in Heaven at His ascension? Yes! Were the four living creatures there? All you have to do is read Revelation 4 and 5. They were there. Was there One sitting on the throne at that time? Yes! In chapter 5 does Jesus come to where the Father is sitting on the throne? Absolutely! So are all these beings there at the inauguration ~ that is when Jesus arrives in Heaven? Yes! But the same beings are going to be there in the consummation, in other words at the end the same beings are going to be invited to be there. And the interesting thing is, that if you look at the hymns of Revelation chapter 4 and 5, the hymns that are being sung by the 24 Elders and by the four living creatures, are songs in honor of the Creator, and in chapter 5 in honor of the Redeemer. But the songs here are not songs about the Creator and the Redeemer, the songs are about God intervening to deliver His people at the end of time, to judge the Harlot, and to avenge the blood of God's people. Are you clear? So the theme of the songs helps us understand where we are in the flow of history,  in the scene that we find in the book of Revelation.

 

Mari kita ke hal. 173. Ini sangat penting. Makhluk-makhluk yang sama yang hadir di inaugurasi ~ yaitu ketika Yesus tiba di Surga ~ apakah ke-24 Tua-tua di sana ketika Yesus tiba di Surga saat kenaikanNya? Ya! Apakah ke-4 makhluk hidup hadir di sana? Kalian hanya perlu membaca Wahyu 4 dan 5. Mereka di sana. Apakah di sana ada Satu yang duduk di atas takhta pada waktu itu? Ya! Di pasal 5 apakah Yesus datang ke mana Bapa sedang duduk di takhta? Tentu saja!  Jadi apakah semua makhluk ini hadir di sana saat inaugurasi ~ yaitu ketika Yesus tiba di Surga? Ya. Tetapi makhluk-makhluk yang sama akan berada di sana pada saat selesainya. Dengan kata lain, pada akhirnya makhluk-makhluk yang sama akan diundang ke sana. Dan yang menarik ialah, jika kita simak nyanyian di Wahyu pasal 4 dan 5, nyanyian yang dinyanyikan oleh ke-24 Tua-tua dan oleh ke-4 makhluk hidup adalah lagu-lagu untuk menghormati Sang Pencipta, dan di pasal 5 untuk menghormati Sang Penebus. Tetapi nyanyian-nyanyian di sini bukanlah nyanyian-nyanyian tentang Sang Pecipta dan Sang Penebus, nyanyian-nyanyian itu tentang campur tangan Allah dalam menyelamatkan umatNya pada akhir zaman, menghakimi si perempuan Pelacur, dan membalaskan  darah umat Allah. Apakah kalian jelas? Jadi tema lagu-lagunya membantu kita mengerti di mana kita berada dalam alur sejarah, sehubungan dengan adegan yang kita lihat di kitab Wahyu.

 

 

Now let's go to the comments in verse 5. There's not a lot that I say here on verse 5.

“ Then a voice came from the throne, saying, ‘Praise our God, all you His servants and those who fear Him, both small and great!’…”

The text doesn't tell us who exactly is speaking these words from the throne. You know it probably isn't God because it says “Praise our God” so it must be other individuals that are praising Heaven. Maybe it's still the 24 Elders and the four living creatures, but it simply says that a voice from the throne says “Praise our God all you His servants and those who fear Him both small and great!” So what's being sung here are all songs of praise to the Lord because the Lord has just delivered His people from certain death.

 

Nah, mari ke komentar ayat 5. Tidak banyak yang saya katakan di sini tentang ayat 5.

5 Kemudian suatu suara datang dari takhta itu, mengatakan, ‘Pujilah Allah kita, hai kamu semua hamba-Nya, dan mereka yang takut akan Dia, baik kecil maupun besar!’…”

Ayat ini tidak mengatakan siapa yang mengucapkan kata-kata ini dari takhta. Mestinya bukan Allah karena dikatakan, “Pujilah Allah kita” maka tentunya itu sosok-sosok lain yang sedang memuji di Surga. Mungkin ke-24 Tua-tua dan ke-4 makhluk hidup, tetapi di sini hanya dikatakan ada suara datang dari takhta yang mengatakan,  “Pujilah Allah kita, hai kamu semua hamba-Nya, dan mereka yang takut akan Dia, baik kecil maupun besar!”

Jadi apa yang dinyanyikan di sini adalah lagu-lagu pujian kepada Tuhan karena Tuhan baru saja menyelamatkan umatNya dari kematian yang pasti.

 

 

Let's go to verse 6. In response to the command the great multitude of the redeemed sing in thundering voices a song of praise to the Lord for taking over the kingdom. So what is the central theme of this song? Can this apply to the ascension of Christ? It can’t apply to the ascension of Christ. When is it that the Father takes over the kingdom, empirically? When Jesus comes, right?

Now let's notice what the song says,And I heard, as it were, the voice of a great multitude, as the sound of many waters and as the sound of mighty thunderings, saying, ‘Alleluia! For the Lord God Omnipotent…” what?  “…reigns!”

 

Mari kita ke ayat 6. Sebagai respon perintah tersebut, maka himpunan besar orang tebusan yang banyak menyanyikan dalam suara menggelegar suatu nyanyian pujian kepada Tuhan karena telah mengambilalih kerajaan. Jadi apa tema sentral lagu ini? Bisakah ini diaplikasikan kepada kenaikan Kristus? Ini tidak bisa diaplikasikan kepada kenaikan Kristus. Kapan Bapa mengambil alih kerajaan secara empiris? Ketika Yesus datang, benar?

Sekarang mari kita simak apa yang dikatakan nyanyian tersebut, 6 Dan aku mendengar seperti suara himpunan besar orang banyak, seperti suara banyak air, dan seperti deru guruh yang hebat, berkata, ‘Haleluya! Karena Tuhan Allah Yang Mahakuasa…”  apa?   “…memerintah sebagai Raja!’...”

 

 

Has Jesus received the kingdom at this point? Not only in sentence, He has actually empirically received the kingdom, because His people are in Heaven with Him and they're singing to the King, “the Lord omnipotent reigns”. According to Ellen White at this point all of the redeemed of all ages are singing this song.

 

Apakah Yesus sudah menerima kerajaanNya pada saat ini? Bukan hanya menurut vonnis, tetapi secara empiris Dia telah menerima kerajaanNya, karena umatNya sudah ada di Surga bersamaNya dan mereka sedang menyanyi kepada Raja,  “Tuhan Allah Yang Mahakuasa memerintah sebagai Raja!” Menurut Ellen White di saat ini semua umat tebusan dari segala zaman sedang menyanyikan lagu ini.

 

 

Notice in the devotional book That I May Know Him page 123 Ellen White makes this comment, “They are God's jewels, and will be  among that number of whom John writes, I heard as it were the voice of a  great multitude, saying,Alleluia: for the Lord God omnipotent reigneth’…” that's Revelation 19:6  “…They have washed their robes, and made them white in the blood of the Lamb. ‘Therefore are they before the throne of God, and serve Him day and night in his temple: and He that sitteth on the throne shall dwell among them.’…At this point in time, the Father and the Son have taken over the kingdom, right? Yes! The redeemed are singing in Heaven. But ~ now this is a very important point ~ the wedding supper has not yet occurred. So do we know where we are exactly in time here? Yeah, the deliverance has taken place, God's people have been taken to Heaven, they're singing these songs of praise to the Lord for delivering them, and then comes a hymn inviting the redeemed to come to the marriage supper of the Lamb.

 

Simak buku devosi That I May Know Him hal. 123, Ellen White membuat komentar ini, “…Mereka adalah permata-permata Allah, dan akan ada di antara mereka yang ditulis Yohanes,  Dan aku mendengar seperti suara himpunan besar orang banyak, seperti suara banyak air, dan seperti deru guruh yang hebat, berkata, ‘Haleluya! Karena Tuhan Allah Yang Mahakuasa memerintah sebagai Raja!’…”  ini Wahyu 19:6.  “…Mereka telah membasuh jubah mereka, dan menjadikannya putih dalam darah Anak Domba. ‘Karena itu mereka berdiri di hadapan takhta Allah dan melayani Dia siang malam di Bait Suci-Nya. Dan Ia yang duduk di atas takhta itu akan diam di tengah-tengah mereka.’ (Wahyu 7:15).”  Pada saat itu Bapa dan Anak telah mengambilalih kerajaan, benar? Ya! Umat tebusan sedang bernyanyi di Surga. Tetapi ~ nah, ini poin yang sangat penting ~ perjamuan perkawinannya belum terjadi. Dengan demikian apakah kita tahu di mana posisi kita di sini dalam alur waktu? Iya, penyelamatan telah terjadi, umat Allah sudah dibawa ke Surga, mereka sedang menyanyikan lagu-lagu pujian kepada Tuhan yang telah menyelamatkan mereka, kemudian muncul suatu nyanyian yang mengundang umat tebusan untuk datang ke perjamuan perkawinan Anak Domba.

 

 

But let's read first of all Revelation 11:15-17. This is the Seventh Trumpet. So what we're talking about takes place during the period of the Seventh Trumpet. It says,15 Then the seventh angel sounded. And there were loud voices…” where? “…in heaven, saying, ‘The kingdoms of this world have become the kingdoms of our Lord and of His Christ, and He shall reign forever and ever!’ 16 And the twenty-four elders who sat before God on their thrones fell on their faces and worshiped God, 17 saying: ‘We give You thanks, O Lord God Almighty, the One who is and who was and who is to come, because You have taken Your great power and…” what? “…and reigned.”

So the reign of God takes place after the Seventh Plague, and after the Seventh Trumpet.

 

Tetapi mari kita  baca dulu Wahyu 11:15-17. Ini adalah Terompet Ketujuh. Jadi apa yang kita bicarakan ini terjadi di masa Terompet Ketujuh. Dikatakan, 15 Lalu malaikat yang ketujuh meniup sangkakalanya. Dan terdengarlah suara-suara nyaring…”  di mana?   “…di Sorga, yang berkata,Kerajaan dunia ini telah menjadi kerajaan Tuhan kita dan Kristus-Nya, dan Ia akan memerintah sebagai raja selama-lamanya.’  16 Dan kedua puluh empat tua-tua, yang duduk di hadapan Allah di atas takhta mereka, tersungkur dan menyembah Allah, 17 sambil berkata, ‘Kami mengucap syukur kepada-Mu, ya Tuhan, Allah, Yang Mahakuasa, yang ada sekarang, dan yang ada dulu, dan yang ada kelak, karena Engkau telah mengambil kuasa-Mu yang besar dan…”  apa?   “…memerintah sebagai Raja…” 

Jadi memerintahnya Allah terjadi setelah Malapetaka Ketujuh, dan setelah Terompet Ketujuh.

 

 

Now let's go to verse 7.  A song is then heard in Heaven, announcing that the marriage supper of the Lamb has come. So let me ask you, everything we find in verses 1-6 does that take place before the wedding supper? Of course, it does. Because the invitation is given after those songs. So basically what is happening here is the redeemed are singing in Heaven and then we find the invitation to the wedding supper.

It says there in verse 7, “ Let us be glad and rejoice and give Him glory, for the marriage…” and unfortunately the translation is inconsistent, because the KJV says “marriage supper” and the same word here they translate “supper”. So let's notice,  “… Let us be glad and rejoice and give Him glory, for the marriage…” that should be “the marriage supper”…as the identical word of verse 9,  “…of the Lamb has come, and His wife has made herself ready.’…” 

 

Sekarang mari ke ayat 7. Suatu nyanyian kemudian terdengar di Surga, mengumumkan bahwa perjamuan perkawinan Anak Domba telah tiba. Jadi coba saya tanya, semua yang kita temukan di ayat 1-6 apakah itu terjadi sebelum perjamuan perkawinan? Tentu saja. Karena undangan itu diberikan setelah lagu-lagu itu. Maka pada dasarnya apa yang terjadi di sini ialah umat tebusan sedang bernyanyi di Surga kemudian kita melihat undangan ke perjamuan perkawinan.

Dikatakan di sini di ayat 7, 7 Marilah kita bergembira  dan bersukacita dan memuliakan Dia! Karena  perkawinan…”  sayangnya terjemahannya tidak konsisten, karena KJV mengatakan “perjamuan perkawinan” dan kata yang sama itu di sini mereka terjemahkan “perkawinan”. Jadi, mari kita simak,   “…7 Marilah kita bergembira  dan bersukacita dan memuliakan Dia! Karena  perkawinan…”  ini seharusnya   “…perjamuan perkawinan…”  kata yang identik dengan ayat 9, “…Anak Domba telah tiba, dan istri-Nya telah mempersiapkan dirinya.’…”

 

 

Now Ellen White explained that the bride represents the church in its entirety. So when the invitation is being given for the redeemed to come to the marriage supper of the Lamb  ~ not to “the marriage” but to “the marriage supper” of the Lamb ~ we find that  the marriage has taken place and all of the redeemed are present there for the reception. And Ellen White describes the table as being many miles in length, and all the redeemed are sitting along the table.

Let's read this quotation Seventh-Day Adventist Bible Commentary Volume 7 page 985 and 986, God is the husband of  His church…” as a whole, right? “…God is the husband of His church. The  church…” once again as a whole  “…is the bride, the Lamb's wife. Every true…”  now notice this, “…Every true believer is  a part of the body of Christ…” did we cover this, this morning? So in other words, every believer is a guest to the wedding, but every individual is also a member of the bride. But the bride is the totality of the believers, the totality of the church. She continues,  “…Christ regards  unfaithfulness  shown  to  Him  by   His…”  what? “…people…”  that's the corporate group, “…as  the unfaithfulness of a wife to her husband. We are to remember that we are…” listen carefully,  “…members of Christ’s  body.”

So in other words we are the guests individually, but the church as a whole is the bride.

 

Nah, Ellen White menjelaskan bahwa mempelai perempuan melambangkan gereja secara keseluruhannya. Jadi ketika undangan diberikan kepada umat tebusan untuk datang ke perjamuan perkawinan Anak Domba ~ bukan ke “perkawinannya” tetapi ke “perjamuan perkawinan” Anak Domba ~  kita mendapatkan bahwa perkawinan sudah terjadi dan semua umat tebusan ada di sana untuk resepsinya. Dan Ellen White menggambarkan sebuah meja yang bermil-mil panjangnya dan semua umat tebusan duduk sepanjang meja itu.

Mari kita lihat kutipan ini, SDA Bible Commentary Vol. 7 hal. 985-986,  “…Allah adalah suami gerejaNya…”  sebagai satu kesatuan, benar? “…Allah adalah suami gerejaNya. Gereja…”  sekali lagi sebagai satu kesatuan  “…adalah mempelai perempuan, istri Anak Domba. Setiap orang beriman yang sejati…”  sekarang simak ini,    “…Setiap orang beriman yang sejati adalah bagian dari tubuh Kristus…”  apakah tadi pagi kita sudah membahas ini? Jadi dengan kata lain, setiap orang beriman adalah tamu perkawinan itu, tetapi setiap individu juga adalah anggota mempelai perempuan. Mempelai perempuan adalah keseluruhan orang beriman, keseluruhan gereja. Ellen White melanjutkan,  “…Kristus menganggap ketidaksetiaan terhadapNya dari…” apa? “…umatNya…”  yaitu kelompok kesatuan    “…sebagai ketidaksetiaan seorang istri kepada suaminya. Kita harus ingat bahwa kita adalah…”  dengarkan baik-baik,    “…anggota-anggota tubuh Kristus.” (Letter  39,  1902).

Jadi dengan kata lain secara pribadi kita adalah tamu-tamunya, tetapi gereja sebagai satu kesatuan adalah mempelai perempuannya.

 

 

Notice the next quotation SDA Bible Commentary Volume 7 page 986, “The  church…”  once again as a whole, “…is the bride, the Lamb's wife. She should keep herself pure, sanctified, holy. Never should she indulge in any foolishness; for she is the…” what?  “…the bride of a King…”  what is the bride of a King? Each of us individually? No! No, the church as a whole. “…Yet she does not realize her exalted position. If she understood this, she would be all-glorious within.”

 

Simak kutipan berikutnya SDA Bible Commentary Vol. 7 hal. 986,    “…Gereja…”  sekali lagi sebagai kesatuan  “…adalah mempelai perempuan, istri Anak Domba. Dia harus menjaga kemurnian dirinya, dikuduskan, suci. Dia tidak pernah boleh sesuka hatinya melibatkan dirinya dalam segala jenis kebodohan karena dia adalah…”  apa?    “…mempelai perempuan Raja…”  mempelai perempuan Raja itu apa? Setiap kita sebagai pribadi? Tidak, tidak, gereja sebagai satu kesatuan.  “…Namun dia tidak menyadari kedudukannya sendiri yang tinggi. Andaikan dia mengerti ini, tentunya di dalam dia seluruhnya mulia.”  (Letter 177, 1901).

 

 

Now Ellen White described ~ and I read this before, but I’m going to read it again ~  the fruit that is going to be on the marriage supper table. It says, “Soon we heard His lovely voice again, saying, ‘Come, My people, you have come out of  great tribulation, and done My will;  suffered for Me; come in to supper, for I will gird Myself, and serve you.’ We shouted…” what? .  “…’Alleluia! glory!’ and entered into the city...”  and then they entered the City and we find this description,  “…And I saw a table of pure silver; it was  many miles in length, yet our eyes could extend over it. I saw the fruit of the tree of life, the manna, almonds, figs, pomegranates, grapes, and many other kinds of fruit.

It's going to be fantastic, isn't it? I’ve always wanted to try the manna to see what it tastes like. You know why would Israel get bored from eating manna? The Bible says it was a very versatile food that could be prepared in many different ways, and it had different tastes depending on what you made, sometimes it tasted like fresh oil, sometimes it tasted like a honeycomb, you know, it was very versatile. Of course they had to eat it for 40 years in the wilderness, but still it was a vegan food that had all of the vitamins, all of the minerals, all of the carbohydrates, and all of the vitamins, to preserve health. You know I’m really excited about going to that table in Heaven and eating the manna, and eating all manner of fruits. So we better learn to eat fruits in this world.

 

Sekarang Ellen White menggambarkan ~ dan ini sudah saya  bacakan sebelumnya, tetapi saya akan membacakannya lagi ~ buah-buahan yang akan ada di atas meja perjamuan perkawinan. Dikatakan, “…Tak lama kemudian kami mendengar suaraNya yang indah lagi, berkata, ‘Mari, umatKu, kalian telah keluar dari kesukaran besar dan melakukan kehendakKu, menderita bagiKu, masuklah ke perjamuan itu, karena Aku akan mengikat pinggangKu sendiri dan melayani kalian.’ Kami berseru…”  apa? “…‘Halelluyah! Mulia!’ Dan kami masuk ke dalam kota…”  lalu mereka masuk ke dalam Kota dan ada keterangan ini,    “…Dan aku melihat sebuah meja dari perak murni, panjangnya bermil-mil, namun mata kami bisa melihat seluruhnya. Aku melihat buah pohon kehidupan, manna, buah badam, buah ara, buah delima, anggur dan banyak jenis buah yang lain.”  (Early Writings hal. 19)

Nanti pasti itu luar biasa, bukan? Saya selalu ingin mencoba manna untuk mengetahui bagaimana rasanya. Mengapa Israel bosan makan manna? Alkitab berkata itu adalah makanan yang serbaguna yang bisa disiapkan dengan pelbagai macam cara, dan rasanya akan tergantung dibuat apa, terkadang rasanya seperti minyak baru, terkadang rasanya seperti sarang lebah, itu bisa macam-macam. Memang sih mereka harus memakannya selama 40 tahun[J1]  di padang gurun, tapi bagaimana pun juga itu adalah makanan vegan yang mengandung semua vitamin, semua mineral, semua karbohidrat, dan semua vitamin untuk memelihara kesehatan. Kalian tahu, saya benar-benar tidak sabar datang ke meja itu di Surga dan makan mannanya, dan makan segala macam buah-buahan. Jadi sebaiknya kita belajar makan buah di dunia ini.

 

 

Now, just as a sidelight,  we need to answer what appears to be a contradiction in the book of Revelation. It appears to be ambivalent.  You know some people say that there's not going to be a temple there. Now even the book of Revelation seems to, you know, give an ambivalent answer as to whether there will be a temple there or not. On the one hand we find that the book of Revelation says, 22… I saw…”  in her “… no…” what?  “…no temple…”,  but then we find that 144’000 will serve the Lord “day and night…” what?  “…in His temple…”

And so you say, now what's going on here? Is there a temple or is there not a temple?

Well, Ellen White helps us again with this particular thing. Let's go to Early Writings page 19. Here Ellen White in vision, you know, she's been transported to Heaven, and she's actually beholding what the better world is going to be. In fact she and the redeemed are walking towards the City. And you know, Ellen White when she entered vision God took her to Heaven in her mind. There's  something mysterious about when a prophet enters a vision.

The apostle Paul you know in 2 Corinthians chapter 12 he says,  you know, “I don't know whether it was in the body or out of the body”, in other words, I don't know whether it was in vision or whether it was in person, because it is so vivid and real.

Have you ever had a dream where it feels just like it's happening? You know, like for example you're on a roller coaster, and the roller coaster there's no one that can stop it? Wow! You know, how do you wake up? You're sweating, aren't you? And your heart is beating. It hasn't happened to you, except in your mind.

And so with the prophet it's something similar to that, only with us that's probably because we had too much pizza the night before, but with a prophet God is putting these images in their minds, and it's like they're there. That's why Revelation describes it as the angel transporting the prophet to Heaven.

You know sometimes Ellen White was transported to a certain place like the Battle Creek Sanitarium, and she was in the closet and she heard a conversation probably between Dr. Kellogg and one of the patients. And Dr. Kellogg was like Robin Hood, he overcharged the rich to give to the poor. And so Ellen White heard the doctor charging an exorbitant amount to this person that had lots of money, and  Ellen White wrote to him, and she said you shouldn't do that. I’m sure he was quite surprised, where was she when this was happening? But you know, in that day and age the prophet was given visions, was taken to the spot at least in their thinking processes.

 

Nah, sebagai informasi tambahan kita perlu menjawab apa yang seolah-olah suatu kontradiksi di kitab Wahyu. Sepertinya ada yang bertentangan. Kalian tahu, ada orang berkata bahwa di sana tidak ada Bait Suci. Bahkan sekarang di kitab Wahyu seolah-olah memberikan jawaban yang bertentangan mengenai apakah akan ada Bait Suci di sana atau tidak. Di satu pihak kita dapatkan kitab Wahyu berkata, 22 Dan aku melihat…”  apa? “…tidak ada…” apa? “…Bait Suci di dalamnya…” (Wah. 21:22), tetapi kita juga mendapatkan bahwa ke-144’000 akan melayani Tuhan  “…siang malam…”  apa?   “…di Bait Suci-Nya…” (Wah. 7:15).

Maka kalian berkata, gimana ini? Memangnya ada Bait Suci di sana atau tidak?

Nah, Ellen White membantu kita lagi dengan hal ini. Mari kita ke Early Writings hal. 19. Di sini Ellen White dalam penglihatannya, kalian tahu dia dibawa ke Surga, dan dia benar-benar melihat bagaimana dunia yang baru itu nanti. Bahkan dia dan umat tebusan sedang berjalan menuju ke Kota. Dan kalian tahu, Ellen White ketika dia mendapat penglihatannya, Allah membawanya ke Surga di pikirannya. Ada sesuatu yang misterius saat seorang nabi masuk ke penglihatannya.

Rasul Paulus di 2 Korintus 12:2 dia berkata, “aku tidak tahu entah itu dalam tubuh atau di luar tubuh”, dengan kata lain, aku tidak tahu apakah itu penglihatan atau apakah itu benar-benar terjadi, karena itu begitu hidup dan nyata.

Pernahkah kalian bermimpi dan itu seperti benar-benar sedang terjadi? Seperti misalnya kita sedang naik roller coaster, dan tidak ada yang bisa menghentikannya. Wow! Bagaimana kita saat terjaga? Berkeringat semua, bukan? Dan jantung berdebar. Itu tidak benar-benar terjadi, hanya terjadi di dalam pikiran kita.

Maka pada nabi-nabi juga seperti itu. Hanya saja kalau terjadi pada kita itu akibat kita makan terlalu banyak pizza malamnya, tetapi pada nabi-nabi, Allah yang memasukkan gambaran-gambaran tersebut di pikiran mereka, dan mereka merasa seolah-olah mereka berada di sana. Itulah sebabnya Wahyu menggambarkannya seakan-akan seorang malaikat yang membawa nabi itu ke Surga.

Kalian tahu, terkadang Ellen White dibawa ke suatu tempat tertentu seperti Sanatorium di Battle Creek, dan dia tersembunyi, dan dia mendengar suatu pembicaraan antara Dr. Kellogg dan mungkin salah satu pasien. Dan Dr. Kellogg berbuat seperti Robin Hood, dia minta bayaran mahal kepada orang yang kaya untuk diberikan kepada yang miskin. Jadi Ellen White mendengar dokter ini menagih jumlah yang sangat mahal kepada pasien yang kaya ini, dan Ellen White kemudian menulis kepadanya dan dia berkata, jangan berbuat begitu. Pasti Dr. Kellogg ini heran, memangnya di mana Ellen White ketika ini terjadi kok bisa tahu? Tetapi di zaman itu nabi-nabi diberi penglihatan dan dibawa ke tempat-tempat tersebut, paling tidak di dalam pikiran mereka.

 

 

So Ellen White gives us the answer to this seeming contradiction. I say “seeming contradiction”, whether there's a temple or not a temple.

Notice Early Writings page 19. You see there's an area outside the holy City that is very beautiful too, when the City descends. It says, “After we beheld the glory of the temple…”   so there is a temple!  “… After we beheld the glory of the temple, we went out, and Jesus left us and went to the City…”  is the temple in the City? No! Because it says,  after we saw the glory of the temple Jesus what? He left us and He went to the City. So the temple is not in the City. So is the Bible correct when it says that John saw no temple in the City? Yes! Absolutely!

It's kind of like another interesting detail, is that in Revelation 21:23 it says that the City has no need of sun, or moon, because of the glory, the glory of God is so bright. So you know pope John Paul II said that there's not going to be any day or night in the future world, you know, because it's going to be an eternal day, he says, it's going to be an eternal Sunday, that's what he says. But he didn't read the text carefully, because the text doesn't say that there's not going to be any sun or moon, the text says in the City there is no need of sun or moon. Let's be careful about the way we read Scripture.

It would be kind of like you know, that day that we began  this class on Monday, it was pretty hot, right? And the sun was beating down. Now imagine that I’m walking out in the courtyard with a flashlight on, and I am flashing the beam on the ground. You know, if people saw me doing that, they’d say this guy is crazy. Can you see the beam of a flashlight? You can't see the beam of the flashlight, but the flashlight is on. Why can't you see the beam of the flashlight? Because the sun is so much brighter. That's the way it's going to be in the holy City. The holy City is going to be so bright because of the glory of God, that the sun or moon are irrelevant.

In fact notice Isaiah 24:23, is describing this same moment. The New Jerusalem after the thousand years. Once again Isaiah 24:23 it says, 23 Then the moon will be disgraced and the sun ashamed…” I like the way Isaiah expresses it, it says the sun ashamed and the moon disgraced,  “…for the Lord of hosts will reign on Mount Zion and in Jerusalem and before His elders, gloriously.”

So let's go back to this quotation by Ellen White.  “After we beheld the glory of the temple, we went out, and Jesus left us and went to the City. Soon we heard His lovely voice again, saying…” where is Jesus when He's speaking this? He's in the City now, right?  “…’Come, My people, you have come out of great tribulation, and done My will; suffered for Me;  come in to supper, for I will gird Myself, and serve you.’ We shouted,Alleluia! glory!’ and entered into the City.

 

Jadi Ellen White memberi kita jawaban kepada apa yang sepertinya suatu kontradiksi ini. Saya katakan “sepertinya suatu kontradiksi”, tentang apakah ada Bait Suci atau tidak.

Simak Early Writings hal. 19. Kalian lihat ada suatu daerah di luar kota Suci yang juga sangat indah ketika Kota tersebut turun. Dikatakan, “…Setelah kami menyaksikan kemuliaan Bait Suci…”  jadi ada Bait Suci!  “…Setelah kami menyaksikan kemuliaan Bait Suci, kami keluar, dan Yesus meninggalkan kami dan pergi ke Kota itu…”  apakah Bait Suci ada di dalam Kota itu? Tidak, karena dikatakan setelah kami menyaksikan kemuliaan Bait Suci, Yesus apa? Dia meninggalkan kami dan pergi ke Kota itu. Berarti Bait Suci tidak berada di dalam Kota itu. Jadi apakah Alkitab benar ketika dia berkata bahwa Yohanes melihat tidak ada Bait Suci di dalam Kota itu? Ya, tentu saja!

Ini seperti detail menarik yang lain, yaitu di Wahyu 21:23 dikatakan bahwa Kota itu tidak membutuhkan matahari, atau bulan, karena kemuliaan Allah yang begitu terang. Jadi kalian tahu, paus Yohanes Paulus II berkata di sana tidak akan ada siang atau malam di dunia yang akan datang karena itu akan menjadi hari yang kekal katanya, itu akan menjadi hari Minggu yang kekal, itu katanya. Tetapi dia tidak membaca ayat itu dengan teliti karena ayat itu tidak mengatakan nanti tidak akan ada matahari atau bulan, ayat itu berkata Kota itu tidak membutuhkan matahari atau bulan. Kita harus berhati-hati dengan cara kita membaca Kitab Suci.

Ini mirip seperti pada hari Senin kita memulai kelas ini, waktu itu sangat panas, bukan? Dan matahari bersinar terik. Nah, sekarang bayangkan saya berjalan di halaman dengan lampu senter yang menyala, dan saya arahkan sinarnya ke bawah. Jika ada yang melihat saya berbuat ini, mereka akan berkata ini orang gila. Bisakah kita melihat sinar senter itu? Kita tidak bisa melihat sinar senter itu tetapi senter itu menyala. Mengapa kita tidak bisa melihat sinar senter itu? Karena matahari begitu lebih terang. Nanti di kota Suci seperti itulah. Kota suci itu akan begitu terangnya karena kemuliaan Allah sehingga matahari atau bulan sudah tidak relevan lagi.

Bahkan simak Yesaya 24:23 yang menggambarkan saat yang sama. Yerusalem Baru setelah 1000 tahun. Sekali lagi Yesaya 24:23 berkata,  23Lalu bulan akan terhina, dan matahari akan dipermalukan…”  saya suka cara Yesaya menggambarkannya, bulan akan terhina dan matahari akan dipermalukan,   “…sebab TUHAN semesta alam akan  memerintah di gunung Sion dan di Yerusalem dan di hadapan tua-tua-Nya, dengan muliaNya.”

Jadi mari kita kembali ke kutipan Ellen White. “…Setelah kami menyaksikan kemuliaan Bait Suci, kami keluar, dan Yesus meninggalkan kami dan pergi ke Kota itu. Tak lama kemudian kami mendengar suaraNya yang indah lagi, berkata, …”  di mana Yesus saat Dia berbicara ini? Dia berada di dalam Kota sekarang, benar?    “… ‘Mari, umatKu, kalian telah keluar dari kesukaran besar dan melakukan kehendakKu, menderita bagiKu, masuklah ke perjamuan itu, karena Aku akan mengikat pinggangKu sendiri dan melayani kalian.’ Kami berseru, ‘Halelluyah! Mulia! Dan kami masuk ke dalam kota.

 

 

Don't miss it!  26 For what profit is it to a man if he gains the whole world, and loses his own soul?” What is having a nice house, a fancy automobile, stocks and bonds, money in the bank, expensive adult toys ~ you know somebody once told me, you know,  I have this beautiful mansion. I said good, is it made of gold? Oh, and I’ve got this fancy brand new car. I said, does it fly? You see nothing we have in this world compares to what we're going to have there. So why do we focus so much on the here and now? What we need to be doing is investing in the Lord's cause. We need to be unloading the baggage that we have. You know like happens when a plane is going to go down, when one of the engines is functioning, then what do they start doing? They start throwing everything overboard in order to be able to survive. That's what God's people should be doing.

And Ellen White stated that in the Time of Trouble she saw many of God's people  just totally devastated because they said, you know, “When we could have gotten rid of a lot of extra things that we don't need to live, we didn't do it. And now we are not able to sell and benefit the cause of God.”  We should be investing in the cause of God at this time.

 

Jangan kelewatan. 26 Apa untungnya bagi seorang manusia jika dia memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya sendiri? (Matius 16:26). Apa artinya punya rumah bagus, mobil mewah, saham dan obligasi, uang di bank, mainan mahal orang dewasa ~ kalian tahu seseorang pernah mengatakan kepada saya, saya punya rumah mewah yang indah. Saya bilang bagus, apakah itu terbuat dari emas? Oh, dan saya punya mobil baru yang istimewa. Saya bilang, bisakah dia terbang? Kalian lihat, tidak ada yang di dunia ini bisa dibandingkan dengan apa yang akan kita miliki di sana. Jadi mengapa kita begitu fokus pada yang di sini dan yang sekarang? Apa yang perlu kita lakukan ialah berinvestasi dalam pekerjaan Tuhan. Kita perlu melepaskan barang-barang bawaan yang memberati kita. Kalian tahu seperti jika pesawat itu mau jatuh, ketika hanya satu mesinnya yang masih bekerja, lalu apa yang mulai mereka lakukan? Mereka mulai melemparkan semua barang keluar supaya bisa selamat. Itulah yang harus dilakukan umat Allah sekarang.

Dan Ellen White menyatakan bahwa di Masa Kesukaran Besar dia melihat banyak umat Allah benar-benar menyesal karena mereka berkata, “Ketika kita seharusnya menyingkirkan banyak kelebihan barang yang tidak kita butuhkan untuk hidup, kita tidak melakukannya. Dan sekarang kita tidak bisa menjualnya untuk kepentingan pekerjaan Allah.” Kita seharusnya berinvestasi dalam peerjaan Allah saat ini.

 

 

Now let's go to comments on verse 8. Now the songs are over, in verse 7 the songs are over.  They've sung, you know, about God being the King, they've sung about the Harlot being judged, they've said amen, hallelujah, you know there's been a song inviting them to the wedding supper. I mean this is a real celebration, isn't it?

And then you have in verse 8, “ And to her it was granted to be arrayed in…”  what?  “…fine linen…” who is “her” there? The bride, the church, the faithful church  “…clean and bright…” and now comes a very interesting detail,  “…for the fine linen is the righteous acts of the saints.”

Now we have a problem on our hands. Isn't the fine linen the righteousness of Christ? So why does it say here that the church is “arrayed in fine linen clean and bright for the fine linen is the righteous acts of the saints”?

 

Nah, mari kita ke komentar ayat 8. Sekarang nyanyiannya sudah selesai, nyanyian di ayat 7 selesai. Mereka sudah bernyanyi bahwa Allah itu Raja, mereka telah bernyanyi tentang perempuan Pelacur yang dihakimi, mereka sudah berkata amin, halleluya, sudah ada lagu yang mengundang mereka ke perjamuan perkawinan. Ini benar-benar suatu perayaan, bukan?

Lalu di ayat 8 dikatakan, 8 Dan kepadanya dikaruniakan supaya memakai…”  apa?   “…kain lenan halus…”  siapa “nya” di sini? Mempelai perempuan, gereja, gereja yang setia, “…bersih dan putih!’…” dan sekarang muncul detail yang sangat menarik,   “…karena lenan halus itu adalah perbuatan-perbuatan benar  orang-orang kudus…” 

Sekarang ada masalah. Bukankah lenan halus itu kebenaran Kristus? Mengapa di sini dikatakan bahwa gereja    “…memakai kain lenan halus, bersih dan putih!’ karena lenan halus itu adalah perbuatan-perbuatan benar  orang-orang kudus…”?

 

 

Well, let's read what Ellen White had to say about the fine linen. This is in Christ’s Object Lessons page 310, “By  the  wedding  garment  in  the  parable  is  represented  the  pure,  spotless character  which  Christ's  true  followers  will  possess.  To  the  church…” in its entirety, right?  “…To the church it is given…” and now she's going to quote Revelation 19:8,  “…it is given that she should be arrayed in fine linen, clean and white,’ ‘not having spot, or wrinkle, or any such thing’…” she's quoting here Ephesians 5:27.  “…The fine linen, says the Scripture, ‘is the righteousness of saints. It is the righteousness of Christ, His own unblemished character, that through faith is imparted to all who receive Him as their personal Savior…” not imputed. Imparted.

Is there a difference between “imparted righteousness” and “imputed righteousness”? Ellen White says Yes!

“The righteousness by which we are justified is imputed…”  This is Messages to Young People page 35, “…The righteousness by which we are justified is imputed. The righteousness by which we are sanctified is imparted. The first is our title to Heaven, and the second is our fitness for Heaven.”

 

Nah, mari kita  baca apa kata Ellen White mengenai lenan halus itu. Ini di Christ’s Object Lessons hal. 310, “Pakaian pengantin di dalam perumpamaan itu melambangkan karakter yang paling murni, tidak bercacat yang akan dimiliki pengikut-pengikut sejati Kristus. Kepada gereja…”  secara keseluruhannya, benar?    “…Kepada gereja dikaruniakan…”  dan sekarang Ellen White mengutip Wahyu 19:8, “…dikaruniakan ’supaya memakai  pakaian lenan halus yang bersih dan putih’, ‘tanpa noda atau kerutan atau apa pun’…”  di sini dia mengutip Efesus 5:27.  “…Linen halus itu, kata Alkitab, adalah ‘kebenaran orang-orang kudus.’ (Wahyu 19:8).  Itu adalah kebenaran Kristus, karakterNya sendiri yang tanpa cela, yang melalui iman dibagikan kepada semua yang telah menerima Dia sebagai Juruselamat pribadi mereka…”  bukan diperhitungkan, melainkan dibagikan.

Apakah ada bedanya antara “kebenaran yang dibagikan” dengan “kebenaran yang diperhitungkan”?  Ellen White berkata Ya!

“Kebenaran dengan mana kita dibenarkan itu [kebenaran yang] diperhitungkan…”  ini dari Messages to Young People hal. 35, “…“Kebenaran dengan mana kita dibenarkan itu [kebenaran yang] diperhitungkan;  kebenaran dengan mana kita dikuduskan itu [kebenaran yang] dibagikan. Yang pertama adalah hak (legalitas) kita ke Surga, dan yang kedua ialah kelayakan kita untuk Surga…”

 

 

Do we need both, the title and the fitness? Yes! Well,  let me ask you this, do you think that somebody in this corrupt world of ours could actually get a driver's license and not know how to drive? Sure! Absolutely! Do you think somebody that knows how to drive but doesn't have a driver's license could get a driver's license? Of course.  Now let me ask you this, what happens if a policeman catches you without a driver's license even though you know how to drive? You're going to get cited, you're going to get a ticket, right? What happens if the opposite takes place? You know, are you able to drive with a driver's license if you don't know how to drive? Of course not! Is the driver's license more important or is knowing how to drive more important? What gives you a right to drive? The license. What is the fitness to drive? The fact that you know how to drive, it has to do with your actions. Are you understanding me?

And so we need both,

1.   the title, or the right, or the imputation of Christ’s righteousness.

2.   And we also need the fitness, or the character formed in the similitude of Christ.

So this is what Ellen White is stating here.

 

Apakah kita membutuhkan keduanya, hak dan kelayakannya? Ya! Nah, coba saya tanya, menurut kalian di dunia kita yang bobrok ini bisakah seseorang mendapatkan SIM tapi tidak bisa mengemudi? Tentu saja! Pasti! Menurut kalian bisakah seseorang yang bisa mengemudi tetapi tidak punya SIM, mendapatkan sebuah SIM? Tentu. Sekarang coba saya tanya, apa yang terjadi jika polisi menangkap orang yang tidak punya SIM walaupun dia bisa mengemudi? Orang itu akan dicatat, dia akan kena tilang, benar? Bagaimana jika yang sebaliknya yang terjadi? Bisakah orang yang punya SIM, mengemudi, jika dia tidak bisa mengemudi? Tentu saja tidak! Apakah SIM itu lebih penting atau bisa mengemudi itu lebih penting? Apa yang memberi kita hak untuk mengemudi? SIM. Apa kelayakan mengemudi? Faktanya bahwa kita bisa mengemudi, ini berkaitan dengan tindakan kita. Apakah kalian paham?

Maka kita butuh keduanya,

1.   Legalitas, atau hak, atau kebenaran Kristus yang diperhitungkan.

2.   Dan kita juga butuh kelayakannya, atau karakter yang terbentuk dalam keserupaan dengan Kristus.

Jadi inilah yang dinyatakan Ellen White di sini.

 

 

Now the expression “righteous acts”. You know, the KJV says “the righteousness of saints” but really a better translation is “righteous acts” it's the Greek word δικαίωματα [dikaiōmata] and it stands in contrast to the Harlot, the Harlot is spoken as ἀδίκηματα [adikēmata] in other words, it's the opposite. In Greek when you put an "a" before the noun it means the opposite. For example the Greek word for Law is νομος [nomos] so if you put an "a" before that ἀνομία [anomia], it means "transgression of the law”. 

So here you have the Harlot is just the opposite of the redeemed.

 

Sekarang ungkapan “perbuatan-perbuatan benar”. Kalian tahu, KJV mengatakan “kebenaran orang-orang kudus” tetapi terjemahan yang lebih baik adalah “perbuatan-perbuatan benar”, ini adalah kata Greeka δικαίωματα [dikaiōmata] dan ini merupakan kontras dengan si Pelacur, si Pelacur disebut sebagai ἀδίκηματα [adikēmata] dengan kata lain, itu kebalikannya. Dalam bahasa Greeka dengan menambahkan huruf “a” di depan kata benda itu berarti lawannya. Misalnya kata Greeka untuk hukum ialah νομος [nomos], maka jika ditambahkan huruf “a” di depannya ἀνομία [anomia] itu berarti pelanggaran hukum.

Jadi perempuan Pelacur itu adalah kebalikan dari umat tebusan.

 

 

So here's the question. The crucial question is, is not the robe of Christ’s righteousness His righteousness? Why then does this text tell us that the robe represents the righteous acts of the saints? The answer is in this beautiful statement by Ellen White, Christ Object Lessons page 311, and then we'll go to the Bible.

“When we submit ourselves to Christ, the heart is united with His heart, the will is merged in His will, the mind becomes one with His mind, the thoughts are brought into captivity to Him; we live His life...” No longer live I, but He lives in me, is what the apostle Paul says in Galatians 2:20.  “…This is what it means to be clothed with the garment of His righteousness. Then as the Lord looks upon us He sees not the fig- leaf  garment,  not  the  nakedness  and  deformity  of  sin,  but  His  own  robe  of righteousness, which is perfect obedience to the Law of Jehovah.”

What a magnificent statement! We become one with Him, almost we could say one flesh like Adam and Eve, like the Father and the Son.

 

Jadi ini pertanyaannya. Pertanyaannya yang penting ialah, bukankah jubah kebenaran Kristus itu kebenaran milik Kristus? Kalau begitu mengapa ayat ini mengatakan bahwa jubah itu mewakili perbuatan-perbuatan baik orang-orang kudus? Jawabannya ada dalam pernyataan Ellen White yang indah ini, Christ’s Object Lessons hal. 311, setelah itu kita ke Alkitab.

“Bilamana kita menyerahkan diri kepada Kristus, hati kita dipersatukan dengan hatiNya, kemauan kita menyatu dengan kemauanNya, pikiran kita menjadi satu dengan pikiranNya, pikiran kita tunduk kepada kekuasaanNya, kita menjalani hidupNya…”  Bukan lagi aku yang hidup, tetapi Dia yang hidup di dalam aku, seperti kata rasul Paulus di Galatia 2:20.    “…Inilah yang dimaksud dengan mengenakan pakaian kebenaranNya. Maka pada saat Tuhan memandang kita Dia tidak  melihat pakaian daun ara, tidak melihat ketelanjangan dan keburukan dosa, tetapi Dia melihat jubah kebenaranNya sendiri, yaitu kepatuhan yang sempurna kepada hukum-hukum Yehova.”

Pernyataan yang luar biasa! Kita menjadi satu denganNya, kita bisa katakan nyaris satu daging, seperti Adam dengan Hawa, seperti Bapa dengan Anak.

 

 

Now but some people think that justification is the work of God, and sanctification is our work. However, this is a deadly misconception. Everything is God's work. The righteous acts of the saints were not their own doing, the righteous acts are the outflowing of the righteousness of Christ in our lives.

 

Nah, tetapi ada orang yang berpikir bahwa pembenaran itu pekerjaan Allah, dan pengudusan itu pekerjaan kita. Namun ini adalah salah konsep yang fatal. Semuanya adalah pekerjaan Allah. Perbuatan-perbuatan benar orang-orang kudus bukanlah dari diri mereka sendiri, perbuatan-perbuatan benar itu mengalir keluar dari kebenaran Kristus yang ada dalam hidup kita.

 

 

Notice these Bible verses.

12 Lord, You will establish peace for us, for You have…” what?  “…You have also done all our works in us.” (Isaiah 26:12)

So who does the works? We do. The glory isn't for us, the glory is for Him.

 

Simak ayat-ayat Alkitab ini.

12 Ya TUHAN, Engkau akan menetapkan damai sejahtera bagi kami, sebab Engkau juga yang telah…”  apa?   “…Engkau  juga yang telah melakukan semua pekerjaan kami  dalam kami.” (Yesaya 26:12)

Jadi siapa yang melakukan pekerjaannya? Kita. Tetapi kemuliaannya bukan untuk kita, kemuliaannya adalah untuk Tuhan.

 

 

Notice what we find in Philippians 2:12-13.

12 Therefore, my beloved, as you have always obeyed, not as in my presence only, but now much more in my absence, work out your own salvation with fear and trembling;…” now you say, wait a minute, isn't it Jesus that saves us? How is it Paul says “work out your own salvation with fear and trembling”? Well, let's read verse 13,  “…13 for it is God who works in you both to will and to do for His good pleasure.”

When Jesus was on earth He gave us an example of this. The Lord Jesus says,  “I came not to do My will, but the Father's will.” He says it repeatedly in the gospel of John. He was so closely identified, so closely linked with His Father, that the works that He did were the works of the Father’s through Him. And that's the condition that God wants His people to be.

 

Simak apa yang kita lihat di Filipi 2:12-13. 12 Oleh karena itu saudara-saudaraku yang terkasih, karena kamu senantiasa taat, bukan saja di waktu aku hadir, tetapi terlebih pula sekarang di waktu aku tidak hadir, kerjakanlah keselamatanmu sendiri dengan takut dan gentar…” kalian berkata, tunggu sebentar, bukankah Yesus yang menyelamatkan kita? Mengapa Paulus berkata “kerjakanlah keselamatanmu sendiri dengan takut dan gentar”? Nah, mari kita  baca ayat 13, “…13 karena Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu baik untuk berkemauan maupun untuk melakukan menurut yang berkenan padaNya.  Ketika Yesus masih di dunia Dia memberi kita teladan untuk ini. Tuhan Yesus berkata, “Aku datang bukan untuk melakukan kehendakKu sendiri, tetapi kehendak Bapa.” Dia mengatakannya berulang-ulang dalam Injil Yohanes. Yesus selalu diidentifikasikan begitu dekat terkait kepada BapaNya sehingga pekerjaan yang dilakukanNya adalah pekerjaan Bapa melalui DiriNya. Dan itulah kondisi yang diminta Allah dari umatNya agar menjadi demikian.

 

 

Now am I saying that unless you lived a perfect life and you never disobeyed the Law of God that you can't be there? No! Because if we sin we have “an Advocate with the Father Jesus Christ the righteous”. If we repent ~ do you know what true repentance is? It's not crocodile tears. I don't know where that comes from, I have never seen a crocodile cry. I’ve seen crocodiles eat but not cry. But you know, if we have crocodile tears and we simply want to escape the punishment but we're not really hating the sins that we're committing, because they're contrary to the character of Christ and they led Jesus Christ to the cross ~ if we truly repent we're sorry for sin, not the consequences, but for the sin, and we confess our sin, “He is faithful and just to forgive us our sins and to cleanse us from all unrighteousness.” God will not sanctify anyone that He has not justified and vice versa.

 

Nah, apakah saya berkata bahwa kecuali kita menghidupkan kehidupan yang sempurna dan kita tidak pernah melanggar Hukum Allah, kita tidak boleh di sana? Tidak. Karena jika kita berbuat dosa, “kita mempunyai seorang Pembela pada Bapa yaitu Yesus Kristus, yang benar.” (1 Yoh. 2:1). Jika kita bertobat ~ tahukah kalian pertobatan sejati itu apa? Itu bukan air mata buaya. Saya tidak tahu dari mana datangnya ungkapan ini, saya belum pernah melihat buaya menangis. Buaya makan saya pernah melihat, tetapi menangis tidak. Tetapi kalian tahu, jika kita keluar air mata buaya dan kita semata-mata ingin lolos dari hukuman namun kita tidak benar-benar membenci dosa-dosa yang kita lakukan karena mereka bertentangan dengan karakter Kristus dan mereka mengakibatkan Yesus Kristus disalibkan ~ jika kita benar-benar bertobat dan kita menyesali dosanya bukan akibatnya, tetapi dosanya, dan kita mengakui dosa kita, “Ia setia dan adil untuk mengampuni kita dari segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan” (1 Yoh. 1:9). Allah tidak akan menguduskan siapa pun yang belum Dia benarkan dulu dan sebaliknya.

 

 

Now let's notice the following text. Ephesians 2:8-10. This is a passage that is a favorite of those who are opposed to the idea that you should keep the Law. It says there, the apostle Paul, For by grace you have been saved through faith, and that not of yourselves; it is the gift of God, not of works, lest anyone should boast…” and so people say, “See, we're saved by grace through faith, all I need is faith and I’m saved. The grace of God saves me, not of works lest anyone should boast.” What kind of works is the apostle Paul talking about here? He's talking about the types of works that were produced by the Pharisees, artificial works, works produced by them not because they had Jesus in their hearts and in their lives, that naturally produce the fruit, but rather artificial fruits that they hung on the tree. They didn't flow from the heart, they were done with the purpose of earning brownie points.

Let me give you an example. Supposing that my neighbor has an avocado tree that's been there for 20 years and it's never produced one avocado, and so it's kind of embarrassing you know, the neighbor has this beautiful tree, no fruit for 20 years. So he says, “I know what I’m going to do.” He goes to the supermarket and buys 200 avocados and overnight he puts threads around the top of the avocados and hangs them on the tree. The next morning the neighbor looks at the tree, says, “Miracle! Look, the tree has produced avocados overnight.” Let me ask you, are those fruits that are hung to the tree, are they the fruit of the tree, the result of the tree? Do they come from the tree? They're artificially hung!

And so there are many Adventists that artificially hang works, they say “Well, I keep the Sabbath, I return my tithe, I’m a vegan, and therefore I’ve got it made.” Those are artificial works. You know when we love Jesus, will we think about becoming vegans? I believe so. If we love Jesus will we be strict Sabbath keepers? Yes! If we love Jesus are we going to be faithful in returning our tithes and offerings? Absolutely! Not because we have to, but because the love of Jesus constrains us to do it.

And so the apostle Paul ends this passage. See, this is the verse that people don't read. They only read verses 8 and 9. But then you read verse 10. Verse 10 says, “…10 For we are His workmanship, created in Christ Jesus for good works…” so when we are newly created by Jesus, by the way 2 Corinthians 5:17 says, those who are in Christ are a new creation, so this is not talking about an original creation, this is speaking about recreation in other words, creation in redemption. So Paul is saying, “…10 For we are His workmanship, created in Christ Jesus…” that's redemption  “…for good works…” now who prepares those good works? Us? We do them? No! It says, “…which God prepared beforehand that we should walk in them.” By the way when the Bible uses the word “walk” figuratively, “walk” means behavior, conduct. So in other words, when Paul says here that God prepared the works that we should walk in them, it means that we should walk in the behavior that God has prepared for us.  

Where in the Bible do we find a description of the works that God has prepared for us? “If you love Me, you will keep My commandments”  that's right.  So far so good?

 

Nah, mari kita simak ayat berikut. Efesus 2:8-10. Ini adalah ayat-ayat favorit mereka yang menolak konsep bahwa kita harus mematuhi Hukum Allah. Dikatakan di sana, oleh rasul Paulus, 8 Karena oleh kasih karunia kamu telah diselamatkan melalui iman, dan itu bukan karena usaha kamu, itu adalah pemberian Allah, 9 itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan sampai ada orang yang memegahkan dirinya…”  maka orang-orang berkata, “Lihat, kita kan diselamatkan oleh kasih karunia melalui iman, saya hanya perlu iman dan saya selamat. Kasih karunia Allah menyelamatkan saya, bukan oleh perbuatan supaya jangan sampai ada yang menyombong.” Perbuatan apa yang dibicarakan rasul Paulus di sini? Dia bicara tentang jenis-jenis perbuatan yang dihasilkan oleh orang-orang Farisi, perbuatan-perbuatan palsu, perbuatan-perbuatan yang dilakukan mereka bukan karena ada Yesus di hati dan dalam hidup mereka yang menghasilkan buah dengan sendirinya, melainkan buah-buah palsu yang mereka gantungkan di pohon. Perbuatan-perbuatan itu tidak mengalir dari hati melainkan dilakukan untuk mendapatkan angka bagus.

Saya akan memberikan contoh. Misalkan tetangga saya punya pohon apokat sudah sejak 20 tahun dan belum pernah berbuah satu apokat pun. Maka itu rada memalukan, dia punya pohon yang indah ini tapi selama 20 tahun tidak pernah berbuah. Maka dia berkata, “Saya tahu apa yang mau saya lakukan.” Dia pergi ke supermarket dan membeli 200 buah apokat dan semalaman dia memasang tali pada buah apokat itu dan menggantung mereka di pohonnya. Keesokan harinya dia memandang pohon tersebut dan berkata, “Mujizat! Lihat, pohon ini telah menghasilkan apokat dalam semalam.” Coba saya tanya, apakah buah-buah yang digantung di pohon itu, buah-buah dari pohon itu, hasil pohon itu? Apakah mereka berasal dari pohon itu? Mereka digantung secara buatan!

Maka ada banyak orang Advent yang menggantung perbuatan-perbuatan mereka, mereka berkata, “Nah, saya memelihara Sabat, saya mengembalikan persepuluhan, saya seorang vegan, maka saya sudah berhasil.” Itu adalah perbuatan-perbuatan palsu. Kalian tahu, bila kita mengasihi Yesus apakah kita akan berpikir untuk menjadi vegan? Saya yakin begitu. Bila kita mengasihi Yesus apakah kita akan memelihara Sabat dengan ketat? Ya! Bila kita mengasihi Yesus apakah kita akan setia mengembalikan persepuluhan dan persembahan? Sudah pasti! Bukan karena kita harus melainkan kasih Yesus mendorong kita untuk melakukannya.

Maka rasul Paulus mengakhiri bacaan ini, lihat, inilah ayat yang tidak dibaca orang. Mereka hanya membaca ayat 8 dan 9. Tetapi lalu kita  membaca ayat 10. Ayat 10 berkata, “…10 Karena kita ini karya Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan perbuatan baik…” maka, ketika kita diciptakan baru oleh Yesus ~ nah 2 Korintus 5:17 berkata, mereka yang ada dalam Kristus adalah ciptaan baru ~ jadi ini tidak  bicara tentang penciptaan asli, ini bicara tentang penciptaan kembali, dengan kata lain, penciptaan dalam penebusan. Jadi Paulus berkata, “…10 Karena kita ini karya Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus…”  ini penebusan “…untuk melakukan perbuatan baik, …”  nah siapa yang mempersiapkan perbuatan-perbuatan baik tersebut? Kita? Apakah kita yang melakukannya? Tidak! Dikatakan, “…yang telah dipersiapkan Allah  sebelumnya, agar kita harus berjalan di dalamnya…”  Nah, bilamana Alkitab berkata “berjalan” secara kiasan, “berjalan” artinya sikap, kelakuan. Maka dengan kata lain ketika Paulus berkata di sini bahwa Allah telah mempersiapkan perbuatan-perbuatan di mana kita harus berjalan di dalamnya, itu artinya kita harus berjalan dalam sikap yang telah disiapkan Allah bagi kita.

Di mana di Alkitab ada deskripsi perbuatan-perbuatan yang telah disiapkan Allah bagi kita?      “…15 Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku.…”,  betul. Sampai di sini semua oke?

 

 

So do we understand then what it means when it says that the white linen is the righteous actions of the saints? In the light of everything else in Scripture and The Spirit of Prophecy it doesn't mean that those are works that we’re producing, the righteous acts that we produce, but it's actually we're so close to Jesus that through Christ He's living in us as Paul says in Galatians 2:20.

 

Maka apakah kita paham apa artinya ketika dikatakan bahwa lenan putih adalah perbuatan-perbuatan benar orang-orang kudus? Sehubungan dengan semua yang ada di Kitab Suci dan Roh Nubuat, itu tidak berarti perbuatan-perbuatan yang kita hasilkan, perbuatan-perbuatan benar yang kita hasilkan, melainkan itu karena kita begitu dekat pada Yesus sehingga melalui Kristus Dia hidup dalam kita, seperti yang dikatakan Paulus di Galatia 2:20.

 

 

Now let's go to verse 9.

And verse 9 says, Then he said to me, ‘Write: ‘Blessed are those who are called…” a better translation would be  “…invited to the marriage supper of the Lamb!’  And he said to me, ‘These are the true sayings of God.’ 

Now let's read in the following quotations a sequence of events ~ we're talking now about the marriage supper ~ let's read these quotations to see where the marriage supper fits with all of the events that come before.

Christ’s Object Lessons page 307,  ‘The parable of the wedding garment opens before us a lesson of the highest consequence.  By  the  marriage  is  represented  the  union  of  humanity  with divinity…”  in other words, the church with Christ, “…The wedding garment represents the  character which all must possess who shall be accounted fit…”  what? “…fit  guests for the wedding.

So individually we are invited to the wedding, right?

 

Sekarang mari ke ayat 9.

Dan ayat 9 berkata, 9 Lalu ia berkata kepadaku, ‘Tuliskanlah: Diberkatilah mereka yang dipanggil…”  terjemahan yang lebih baik adalah    “…diundang ke perjamuan perkawinan Anak Domba.’ Katanya lagi kepadaku, ‘Perkataan ini adalah perkataan-perkataan yang benar dari Allah.’ …” 

Sekarang mari kita baca kutipan berikut, serangkaian peristiwa yang berurutan ~ sekarang kita bicara tentang perjamuan perkawinan ~ mari kita  baca kutipan-kutipan ini untuk melihat di mana posisi perjamuan perkawinan ini di antara peristiwa-peristiwa yang terjadi sebelumnya.

Christ’s Object Lessons hal. 307,   “…Perumpaman pakaian perkawinan membuka bagi kita suatu pelajaran yang sangat penting. Perkawinan itu melambangkan persatuan antara kemanusiaan dengan keilahian…”  dengan kata lain, gereja dengan Kristus. “…Pakaian perkawinan melambangkan karakter yang harus dimiliki semua yang akan diperhitungkan…”  apa?    “…layak sebagai tamu di perkawinan itu…” 

Jadi secara individu, kita adalah undangan ke perkawinan itu, benar?

 

 

Now let's notice the next quotation which comes from The Great Controversy page 428. In the parable of Matthew 22 the same figure of the marriage is introduced…” the same as in Luke chapter 12 for example,  “…and the investigative judgment is clearly represented as taking place  before the marriage….”  so first you have the investigative judgment, right? It takes place before the marriage “… Previous to the wedding the king comes in to see the  guests, to see if all are attired in the wedding garment, the spotless robe of character washed and made white in the blood of the Lamb. He who is found wanting is cast out, but all who upon examination are seen to have the wedding garment on are accepted of God and accounted worthy of  a share…” that is a portion  “…in His kingdom…” notice a person is not His kingdom, a person is a portion of His kingdom,  “…and a seat upon His throne. This work of examination of character, of determining who are prepared for the kingdom of God, is that of the investigative judgment, the closing of work in the sanctuary above…” Now comes the next event.  “…When the work of investigation shall be ended, when the cases of those who in all ages have professed to be followers of Christ have been examined and decided, then, and not till then,  probation will close,…” so are you catching the picture? So you have according to this, first of all we have the invitation to the wedding, then we have the examination of the garments, after the examination of the garments all garments have been examined, then you have the close of probation. So it says,  “…probation will close and the door of mercy will be shut. Thus in the one short sentence ‘They that were ready went in with him to the marriage: and the door was shut,’ we are carried down through the Savior's final ministration, to the time when the great work for man's salvation shall be completed.

 

Nah, mari kita simak kutipan berikut yang berasal dari The Great Controversy hal. 428. “…Di perumpamaan Matius 22, diperkenalkan bentuk yang sama tentang perkawinan…”  sama seperti yang ada di Lukas 12 misalnya. “…Dan penghakiman investigasi dengan jelas dilambangkan sebagai terjadi  sebelum perkawinan itu…”  jadi pertama ada penghakiman investigasinya, benar? Itu terjadi sebelum perkawinannya. “…Sebelum perkawinan itu sang raja datang untuk memeriksa para tamu, untuk memastikan apa mereka mengenakan pakaian perkawinan, jubah karakter yang tidak bernoda yang sudah dicuci dan diputihkan dalam darah Anak Domba. (Wah. 7:14) Dia yang kedapatan tidak memenuhi syarat, dilemparkan keluar, tetapi semua yang ketika diperiksa terlihat mengenakan pakaian perkawinan, diterima oleh Allah dan diperhitungkan layak mendapatkan bagian…”  yaitu satu porsi  “…dalam kerajaanNya…”  simak, seorang individu itu bukanlah kerajaanNya, seorang individu adalah satu porsi dari kerajaanNya, “…dan sebuah tempat duduk di atas takhtaNya. Pekerjaan pemeriksaan karakter ini, untuk menentukan siapa yang disiapkan bagi kerajaan Allah, adalah penghakiman investigasi, pekerjaan penutup di Bait Suci di atas…”  Sekarang kejadian berikutnya.   “…Ketika pekerjaan investigasi selesai, ketika kasus mereka dari segala zaman yang mengaku sebagai pengikut Kristus telah diperiksa dan diputuskan, barulah pada waktu itu dan hanya pada saat itu masa kemurahan Allah akan berakhir…”  Jadi, apakah kalian menangkap gambarnya? Jadi menurut ini pertama-tama ada undangan ke perkawinan, kemudian ada pemeriksaan pakaian, setelah semua pakaian sudah diperiksa, kemudian masa kemurahan Allah berakhir. Maka dikatakan, “…masa kemurahan Allah akan berakhir, dan pintu kasihan akan ditutup. Dengan demikian dalam satu kalimat yang pendek  ‘mereka yang telah siap sedia masuk bersama-sama dengan dia ke ruang perkawinan, lalu pintu ditutup’ (Mat. 25:10) kita dibwa melalui pelayanan terakhir Sang Juruselamat, ke saat ketika pekerjaan besar untuk keselamatan manusia akan dirampungkan.”

 

 

And then we have this long quotation Great Controversy 426 and 427. I’m going to take time to read it, I don't want to start the next lesson before and just have a little piece of the next lesson. So let's read this quotation. “The coming of the bridegroom, here brought to view…” that's in the parable of the ten virgins  “…takes place before the marriage. The marriage represents the reception by Christ of His kingdom…”  which I put in brackets, which can only take place when the judgment has revealed who are truly subjects of His kingdom “…The Holy City, the New Jerusalem, which is the  capital and representative of the kingdom, is called the bride, the Lamb's wife.’…” of course that's the City with the people in it, right?  “…Said the angel to John: ‘Come hither, I will show thee the bride, the Lamb's wife.’ He carried me away in the spirit,’ says the prophet, and showed me that great city, the holy Jerusalem, descending out of heaven from God’. Clearly, then, the bride represents the Holy City…” of course we noticed in our study this morning, with the redeemed in it, their names right now are written in Heaven, but later they're going to be there in the City. So once again “…Clearly, then, the bride represents the Holy City and the virgins…” as a group  “…that go out to meet the bridegroom are a symbol of  the…” what?  “…of the church. In the Revelation the people of God are said to be the guests at the marriage supper.. If guests, they cannot be represented also as the bride. Christ, as stated by the prophet Daniel, will receive from the Ancient of Days in heaven, ‘dominion, and glory, and a kingdom’.  He will  receive the New Jerusalem, the capital of His kingdom, ‘prepared as a bride adorned for her husband. Having  received the kingdom, He will come in His glory…” so notice, He gets married or receives the kingdom, probation closes, He receives the kingdom and then what is He going to do? He will come in His glory  “…as King of kings and Lord of lords…”  that's Revelation 19, which is going to be our next study, Revelation 19:11-21 “…for the redemption of His people, who are…” now comes the wedding reception  “…who are to ‘sit down with Abraham, and Isaac, and Jacob,at His table in His kingdom, to partake of the  marriage supper of the Lamb.”

Is the sequence clear?

 

Kemudian ada kutipan yang panjang ini, Great Controversy hal. 426-427. Saya akan membacanya pelan-pelan, saya tidak mau memulai pelajaran berikutnya dan hanya sempat membahas sedikit darinya. Jadi mari kita baca kutipan ini. “…Datangnya mempelai laki-laki yang ditampilkan di sini…”  ini bicara tentang perumpamaan sepuluh anak dara, “…terjadi sebelum perkawinan itu. Perkawinannya melambangkan diterimanya kerajaanNya oleh Kristus…”  dan di dalam kurung di diktat saya tulis hanya bisa terjadi ketika penghakiman telah menyatakan siapa yang benar-benar rakyat dari kerajaanNya.    “…Kota suci Yerusalem Baru yang adalah ibu kota dan lambang dari kerajaan disebut ‘mempelai perempuan, istri Anak Domba’…” (Wah. 21:9), tentu saja yang dimaksud adalah Kota itu bersama penghuni-penghuni di dalamnya, kan?  “…Kata Malaikat itu kepada Yohanes,  Datanglah kemari, aku akan menunjukkan kepadamu pengantin perempuan, istri Anak Domba. Lalu, ia membawa aku pergi  di dalam Roh’, kata nabi itudan ia menunjukkan kepadaku kota yang besar itu, Yerusalem yang kudus, turun dari sorga, dari Allah.’ (Wah. 21:9-10). Jelaslah kalau begitu, mempelai perempuan mewakili kota suci itu…”  tentu saja di pelajaran kita tadi pagi kita sudah menyimak Kota itu bersama umat tebusannya, saat ini nama mereka tertulis di Surga, tetapi nanti mereka akan berada di sana di dalam Kota itu. Jadi sekali lagi,  “…Jelaslah kalau begitu, mempelai perempuan mewakili kota suci itu  dan anak-anak dara…”  sebagai kelompok  “…yang keluar menyambut Mempelai laki-laki adalah simbol…”  apa?  “…gereja. Di kitab Wahyu umat Allah disebut sebagai tamu-tamu perjamuan perkawinan (Wah.19:9). Jika mereka tamu-tamu, mereka tidak bisa dilambangkan juga sebagai mempelai perempuan. Kristus, sebagaimana yang dikatakan nabi Daniel, akan menerima dari Yang Lanjut Usia di Surga ‘kekuasaan dan kemuliaan dan sebuah kerajaan’ (Dan. 7:14). Dia akan menerima ‘Yerusalem yang baru’, ibukota kerajaanNya,dipersiapkan sebagai pengantin perempuan yang berdandan untuk suaminya’. (Wah. 21:2). Setelah menerima kerajaan itu Dia akan datang dengan kemuliaanNya…” jadi simak. Dia kawin, atau menerima kerajaanNya, pintu kasihan ditutup. Dia menerima kerajaanNya lalu apa yang akan dilakukanNya? Dia akan datang dengan kemuliaanNya  “…sebagai Raja segala raja dan Tuan segala tuan…”  ini Wahyu 19 yang akan kita pelajari berikutnya, Wahyu 19:11-21 “…demi penebusan umatNya yang…”  sekarang ini resepsi perkawinannya,   “…yang akan ‘duduk bersama Abraham, dan Ishak, dan Yakub’ di mejaNya dalam kerajaanNya (Mat. 8:11, Luk. 22:30) untuk mengambil bagian dalam perjamuan perkawinan Anak Domba.”

Apa urutannya jelas?

 

 

How did she know this? She only had two and a half years of primary education. She didn't get an advanced degree. How did she know it? Lucky guess? No way. She was inspired by the Holy Spirit. There's no other explanation. Her views are in perfect harmony with Scripture, every time. Now might there be little incidental details where you know maybe she got wrong whether it was the bell of the palace or the bell of the cathedral, well it's irrelevant. You know, and by the way there’s no agreement on that. Some historians say that it was one and some historians said it was another. But those who are enemies of Ellen White, you know, they use the historians that contradict Ellen White.

 

Dari mana Ellen White tahu ini? Dia hanya mengikuti sekolah dasar dua setengah tahun. Dia tidak punya pendidikan yang lebih tinggi. Bagaimana dia melakukannya? Tebakan beruntung? Sama sekali bukan. Dia diilhami oleh Roh Kudus. Tidak ada penjelasan yang lain. Pandangannya setiap kali serasi dengan Kitab Suci. Nah, mungkin ada detail-detail kecil insidental di mana dia salah,  apakah yang berbunyi itu lonceng istana atau lonceng katedral, nah itu tidak relevan. Kalian tahu, tidak ada satu pendapat mengenai hal itu, beberapa sejarahwan mengatakan yang satu, dan beberapa sejarahwan mengatakan yang lain. Tetapi mereka yang memusuhi Ellen White, mereka memakai sejarahwan-sejarahwan yang mengkontradiksi Ellen White.

 

 

Now let's go to verse 10.

After an angel assures John that the words that he has spoken are true, John falls at his feet to worship him. This is really interesting. It says in verse 10,10 And I fell at his feet to worship him…” what has John just seen? What has he seen in vision? This heavenly celebration, this glorious celebration. I mean his eyes are probably blinded by the glory, and so now an angel appears before him and he is so overwhelmed that he falls at his feet to worship him. It says,  “…10 And I fell at his feet to worship him. But he said to me, ‘See that you do not do that! I am your fellow servant, and of your brethren who have the testimony of Jesus…” what do the brethren of John have? The testimony of Jesus. Don't forget that the brethren of John have the testimony of Jesus, and then it says,  “…Worship God! For the testimony of Jesus is…” what?  “…is the spirit of prophecy.’…”

Now you remember Revelation 12:17 it says, “ 17 And the dragon was enraged with the woman, and he went to make war with the rest of her Seed, who keep the commandments of God and have…” or “possess” would be a better translation, who  “…possess…” what?  “…the testimony of Jesus Christ.”

What is the testimony of Jesus according to this verse? It is the Spirit of what? Prophecy.

Did all of the prophets of the Bible have the Spirit of Prophecy? Yeah! See, we usually apply the Spirit of Prophecy just to Ellen White, but the Spirit of Prophecy applies to all prophets because they were inspired by the Holy Spirit. Are you with me? So it's not exclusively a title that is given to Ellen White, it's one that belongs to all of the prophets.

 

Nah, mari kita ke ayat 10.

Setelah seorang malaikat meyakinkan Yohanes bahwa kata-kata yang diucapkannya itu benar, Yohanes tersungkur di kakinya menyembahnya. Ini benar-benar menarik. Dikatakan di ayat 10,  10 Maka tersungkurlah aku di depan kakinya  untuk menyembah dia…”  apa yang baru dilihat Yohanes? Apa yang dilihatnya dalam penglihatannya? Perayaan di Surga ini, perayaan yang mulia. Matanya kira-kira dibutakan oleh sinar kemuliaan itu. Dan sekarang seorang malaikat muncul di hadapannya dan dia begitu terpesona dia jatuh tersungkur di kakinya menyembahnya. Dikatakan,    “…10 Maka tersungkurlah aku di depan kakinya  untuk menyembah dia, tetapi ia berkata kepadaku: ‘Pastikan engkau tidak berbuat demikian! Aku adalah sesama hamba seperti engkau dan saudara-saudaramu yang memiliki kesaksian Yesus…”  apa yang dimiliki saudara-saudara Yohanes? Kesaksian Yesus. Jangan lupa bahwa saudara-saudara Yohanes memiliki kesaksian Yesus, kemudian dkatakan,   “…Sembahlah Allah! Karena kesaksian Yesus adalah…”  apa?   “…adalah  Roh nubuat.’…” 

Nah, kalian ingat Wahyu 12:17 mengatakan, 17 Maka marahlah naga itu kepada perempuan itu, lalu pergi memerangi yang tersisa dari  Benihnya,  yang memelihara perintah-perintah Allah dan memiliki …”  apa?   “…kesaksian Yesus Kristus…” 

Kesaksian Yesus itu apa menurut ayat ini? Itulah Roh Nubuat. Apakah semua nabi di Alkitab memiliki Roh Nubuat? Iya! Lihat, biasanya kita mengaplikasikan Roh Nubuat hanya kepada Ellen White, tetapi Roh Nubuat diaplikasikan kepada semua nabi karena mereka diilhami oleh Roh Kudus. Apakah kalian paham? Jadi itu bukan gelar yang diberikan kepada Ellen White secara ekslusif, itu adalah milik semua nabi. 

 

 

Now let's read what Ellen White had to say in Early Writings page 230 about John falling at the feet of the angel to worship him. “The angel from heaven came to John in majesty, his countenance beaming with the excellent glory of God. He revealed to John scenes of deep and thrilling interest in the history of the church of God and brought before him the perilous conflicts which Christ's followers were to endure. John saw them passing through fiery trials, made white and tried, and, finally, victorious overcomers, gloriously saved in the kingdom of God. The countenance of the angel grew radiant with joy and was exceeding glorious, as he showed John the final triumph of the church of God…” that's the first nine verses of Revelation 19. And then,   “…As the apostle beheld the final deliverance of the church, he was  carried away with the glory of the scene and with deep  reverence and awe fell at the feet of the angel  to worship him. The heavenly messenger  instantly raised him up and gently  reproved him, saying, See thou do it not: I am thy fellow servant, and of thy brethren that have the testimony of Jesus. Worship God! For the testimony of Jesus is the spirit of prophecy.’…"

 

Nah, mari kita membaca apa yang dikatakan Ellen White di Early Writings hal. 230 mengenai Yohanes tersungkur di kaki malaikat itu menyembahnya.  “…Malaikat dari Surga dengan segala kemegahannya datang kepada Yohanes, wajahnya bercahaya dengan kemulaan Allah yang luar biasa. Dia menyatakan kepada Yohanes adegan-adegan menarik yang mendalam dan menegangkan dalam sejarah gereja Allah, dan mengetengahkan kepadanya konflik-konflik yang berbahaya yang harus dialami pengikut-pengikut Kristus. Yohanes melihat mereka melalui pencobaan-pencobaan yang hebat, diputihkan dan diuji, dan akhirnya menjadi pemenang yang  berhasil mengalahkan, dan selamat dalam kemuliaan di kerajaan Allah. Wajah malaikat itu bersinar dengan sukacita dan sangat mulia, saat dia menunjukkan kepada Yohanes kemenangan terakhir gereja Allah…”  Ini adalah sembilan ayat pertama Wahyu 19. Kemudian, “…Saat rasul itu memandang penyelamatan terakhir gereja, dia terbawa oleh pengaruh kemuliaan adegan itu dan dengan rasa kagum dan hormat yang mendalam jatuh tersungkur di kaki malaikat itu menyembahnya. Utusan surgawi itu segera mengangkatnya dan dengan lembut menegurnya, mengatakan, Pastikan engkau tidak berbuat demikian! Aku adalah sesama hamba seperti engkau dan saudara-saudaramu yang memiliki kesaksian Yesus. Sembahlah Allah! Karena kesaksian Yesus adalah Roh nubuat.’(Wah. 19:10)…"

 

 

Then we find in this other statement. Early Writings page 230 and 231 this is in Revelation chapter 22, because in Revelation 22:8-9 John again does the same thing, because he's just seen the holy City so he's overwhelmed, he's almost beside himself, I might say.

So notice how Ellen White comments about  the second episode. “The angel  then showed John the heavenly city with all its splendor and dazzling glory, and he, enraptured and overwhelmed, and forgetful of the  former reproof of the angel, again fell to worship at his feet. Again the gentle reproof was given, ‘See thou do it not for I am thy fellow servant, and of thy brethren the prophets, and of them which keep the sayings of this book: worship God.”

Now here's interesting, this is an interesting detail. Let's stop there for a moment. What did the brethren of John have according to Revelation 19:10? The testimony of Jesus, right? Who are the brethren according to Revelation chapter 22? His brethren are prophets. So what is the testimony of Jesus? It's to be a prophet. Are you with me or not?

So we connect:

·       Revelation 12:17

where it says that the final remnant will possess the testimony of Jesus, they will have the testimony of Jesus in their midst. So you say what is the testimony of Jesus?

·       You go to Revelation 19:10,

the testimony of Jesus is the Spirit of Prophecy.

·       but what is the Spirit of Prophecy? Oh Revelation 22

 says that John's brothers are prophets.

So to have the testimony of Jesus means that the person is a what? Is a prophet.

 

Lalu kita temukan pernyataan yang lain ini. Early Writings hal. 230 dan 231, ini ada di Wahyu 22 karena di Wahyu 22:8-9 Yohanes melakukan hal yang sama lagi karena dia baru saja melihat Kota suci jadi dia sangat terpesona, boleh saya katakan dia nyaris histeris. Maka simak bagaimana Ellen White mengomentari episode kedua ini. “…Malaikat itu kemudian menunjukkan kepada Yohanes Kota surgawi dengan segala kemegahan dan kemuliaannya yang memukau, dan Yohanes terkesima dan terpesona, lupa pada teguran malaikat itu sebelumnya, kembali jatuh tersungkur untuk menyembah di kakinya. Kembali teguran yang lembut diberikan,  Pastikan engkau tidak berbuat demikian! Karena aku adalah sesama hamba seperti engkau dan saudara-saudaramu para nabi, dan dari semua yang menuruti segala perkataan kitab ini. Sembahlah Allah!’ (Wah. 22:9)…”

Nah, ada yang menarik di sini, ini adalah detail yang menarik. Mari kita berhenti di sini sejenak. Apa yang dimiliki saudara-saudara Yohanes menurut Wahyu 19:10? Kesaksian Yesus, benar? Siapakah saudara-saudara ini menurut Wahyu 22? Saudara-saudaranya adalah nabi-nabi. Jadi apakah kesaksian Yesus? Yaitu menjadi seorang nabi. Apakah kalian paham atau tidak?

Jadi kita hubungkan:

·       Wahyu 12:17

di mana dikatakan bahwa umat sisa yang terakhir akan memilki kesaksian Yesus, mereka akan memiliki kesaksian Yesus di tengah-tengah mereka. Jadi kesaksian Yesus itu apa?

·       Kita ke Wahyu 19:10,

kesaksian Yesus adalah Roh Nubuat.

·       Tetapi Roh Nubuat itu apa? Oh, Wahyu 22,

mengatakan bahwa saudara-saudara Yohanes adalah nabi-nabi.

Maka memiliki kesaksian Yesus berarti orang itu seorang apa? Seorang nabi.

 

 

Now let's go to the last paragraph on page 180.

Revelation 12:17 affirms that Satan hates the final remnant because they keep the commandments of God and have the testimony of Jesus Christ. Does the devil hate the Spirit of Prophecy? Why does he hate the Spirit of Prophecy?

·       Well, first of all because it points to Christ and Christ is his arch enemy.

·       But secondly because the Spirit of Prophecy totally unmasks what Satan is going to do in the end time. It makes it crystal clear, in detail.

You know if you read Revelation, you know there you have the the basic outline. But there's no excuse really when you look at the Spirit of Prophecy about the end time scenario. I mean it's absolutely clear. She interprets the language of Scripture. I mean look at it this way, the best commentary on the book of Revelation is the book Great Controversy. But Revelation has 22 chapters, The Great Controversy has over 700 pages, amplifying what you have there in the book of Revelation.

 

Nah, mari kita ke paragraf terakhir di hal. 180.

Wahyu 12:17 menegaskan bahwa Setan membenci umat sisa yang terakhir karena mereka memelihara Perintah-perintah Allah dan memiliki kesaksian Yesus Kristus. Apakah Iblis membenci Roh Nubuat? Mengapa Setan membenci Roh Nubuat?

·       Nah, pertama, karena Roh Nubuat menunjuk ke Kristus dan Kristus adalah musuh bebuyutannya.

·       Tetapi kedua, karena Roh Nubuat seluruhnya membuka rahasia apa yang akan dilakukan Setan pada akhir masa. Roh Nubuat membuatnya begitu jelas, sampai ke detail-detailnya.

Kalian tahu, jika kita membaca Wahyu, di sana ada garis besar dasarnya. Tetapi sesungguhnya tidak ada alasan untuk mengatakan kita tidak tahu bila kita melihat Roh Nubuat mengenai skenario akhir zaman. Maksud saya, itu betul-betul jelas. Ellen White menginterpretasikan bahasa Kitab Suci, maksud saya mari kita lihat demikian, komentar yang paling bagus tentang kitab Wahyu ialah buku The Great Controversy. Tetapi  Wahyu memiliki 22 pasal, sementara The Great Controversy ada lebih dari 700 halaman, menjelaskan apa yang ada di kitab Wahyu.

 

 

And so we should not be criticizing the Spirit of Prophecy or questioning it, saying you know, “Well, you know, she lived in the 19th  century, and you know, maybe she lived in a time when the Sunday Law was being agitated, and it looked like there the scenario that Adventists believe in was going to take place. But now we're  living in the 21st century, things have changed. Now the enemies are different. Now the problem is the decay of culture, now the problem is all of the insurrection and wanting to overthrow the government of the United States, the Constitution, you know, it's not the same time. So let's just forget what Ellen White said in the 19th  century.” That’s being said.  You know you read certain publications and I'll mention them Adventists Today and Spectrum, you know those magazines, basically the gist of everything they do is to criticize everything Adventist. I don't read them. Once in a while people give me an article, but I don't read them, because I want things that build my faith, I don't want things that destroy my faith. I don't want things that try and destroy the message and destroy the Seventh-Day Adventist church. And yet there's kind of like a double standard sometimes in the church because these individuals are tolerated, but people who are proclaiming the present truth message are proscribed and they're forbidden. You know I’m going to say this openly, I haven't said this before, but I’m going to say it, because I want it to be on the record, and that is, that I have 17 invitations in the last two or three years that have been canceled, because Conferences have said that I can't go and speak there. And yet many of those individuals who publish those articles they are invited to Conference events, they're invited to churches, and they're welcomed with open arms. So there's a double standard. And we need to, you know, we need to eliminate the double standard. I’m a credentialed minister of the Seventh-Day Adventist church. I have a ministerial credential.  I’m a member in good and regular standing of the church. I return my tithes and offerings through the organized church. My credential authorizes me according to the church manual to preach everywhere in the world, so why are doors closed? Because the message is a politically  incorrect message, that's the reason why. And because you know, I don't talk only about love, and about you know let's just agree to disagree, let's just all get along. That's not the way it should be. We should be proclaiming the truth as it is in Jesus, and let the chips fall where they may.

 

Maka kita tidak seharusnya mengeritik Roh Nubuat atau mempertanyakannya dengan mengatakan, “Ellen White itu hidup di abad ke-19, mungkin dia hidup di masa ketika Undang-undang Hari Minggu sedang dipermasalahkan, dan tampaknya di masa itu skenario yang diyakini orang Advent akan terjadi. Tetapi sekarang kita hidup di abad ke-21, hal-hal sudah berubah. Sekarang musuhnya sudah berubah. Sekarang masalahnya ialah kemerosotan budaya, sekarang masalahnya ialah pemberontakan dan niat untuk menggulingkan Pemerintah Amerika Serikat, Konstitusinya, jadi sudah beda. Maka mari kita lupakan  apa yang dikatakan Ellen White di abad ke-19.” Itu yang dikatakan. Kalian tahu, bila kita membaca publikasi tertentu, dan saya akan menyebutkan mereka, Adventists Today dan Spectrum, kalian tahu majalah-majalah ini pada dasarnya inti dari segala yang mereka lakukan ialah mengeritik apa saja yang Advent. Saya tidak membaca mereka. Sekali waktu ada yang mengirimi saya artikelnya, tetapi saya tidak membaca mereka karena saya mau membaca hal-hal yang membangun iman saya, saya tidak mau membaca hal-hal yang menghancurkan iman saya, saya tidak mau hal-hal yang berusaha merusak pekabaran dan menghancurkan gereja MAHK. Namun ada standar ganda di dalam gereja karena orang-orang itu ditoleransi, tetapi mereka yang menyampaikan pekabaran kebenaran masa kini diharamkan dan mereka dilarang. Kalian tahu, saya akan mengatakan ini secara blak-blakan, sebelumnya saya tidak pernah mengatakan ini, tetapi sekarang saya mengatakannya karena saya mau ini tercatat, dan itu ialah dalam dua atau tiga tahun terakhir 17 undangan saya telah dibatalkan, karena Konferens mengatakan saya tidak boleh datang dan berbicara di sana. Namun banyak individu yang mempublikasikan artikel-artikel itu, mereka diundang ke acara-acara Konferens, mereka diundang ke gereja-gereja, dan mereka diterima dengan tangan terbuka. Jadi ada standar ganda. Dan kita harus mengeliminasi standar ganda. Saya seorang pendeta gereja MAHK yang resmi diakui. Saya punya surat resmi kependetaan. Saya adalah seorang anggota gereja yang baik dan teratur. Saya mengembalikan persepuluhan dan persembahan saya melalui organisasi gereja. Menurut buku peraturan sidang, surat kependetaan saya memberi saya hak untuk berkhotbah di mana-mana di dunia, kalau begitu mengapa pintu-pintu ditutup? Karena pekabarannya adalah pekabaran yang tidak sesuai secara politis, itulah mengapa. Dan karena saya tidak hanya bicara tentang kasih, dan setuju untuk tidak sependapat, mari kita semua berteman baik. Tidak begitu seharusnya. Kita harus memproklamasikan kebenaran seperti yang ada pada Yesus dan biarlah apa yang terjadi, terjadi.  

 

 

So we have the gift of prophecy, praise the Lord for that. And Ellen White said that the last deception of Satan is going to make of none effect the testimony of the Spirit of God. He's going to try and annul the confidence of God's people in the Spirit of Prophecy.

And by the way those cancellations that have been made ~ by the way I’m not the only one, you know maybe I shouldn't mention this, but Doug Batchelor has also been vetoed in many places, as well as other individuals, which is really sad.  I have carefully documented every single one of those, afterwards, I have all of the emails, I have all of the information there, I haven't done any publications yet about it, this is the first time that I mention it publicly because the last one that was cancelled was canceled a week ago, and it's getting close to the last drop filling the cup, you know, because there's no reason for it. There is absolutely no reason for it.

 

Jadi kita punya karunia nubuat, puji Tuhan untuk itu. Dan Ellen White mengatakan bahwa penipuan Setan yang terakhir akan membuat kesaksian Roh Allah diabaikan orang. Dia akan berusaha membatalkan keyakinan umat Allah kepada Roh Nubuat.

Dan ketahuilah, pembatalan-pembatalan yang telah dibuat itu ~ saya bukan satu-satunya, kalian tahu. Mungkin saya tidak seharusnya mengatakan ini, tetapi Doug Batchelor juga telah dilarang tampil di banyak tempat, begitu juga orang-orang lain, dan ini menyedihkan. Saya telah mendokumentasikan dengan teliti setiap pembatalan itu, setelah itu, saya punya semua emailnya, saya punya semua informasinya di sana, sampai sekarang saya belum membuat publikasi apa pun tentang ini, ini adalah pertama kalinya saya menyinggungnya di depan umum karena undangan yang terakhir yang dibatalkan itu baru seminggu yang lalu, dan ini sudah mendekati tetesan yang terakhir yang akan memenuhi cawan itu, karena tidak ada alasan untuk itu. Sama sekali tidak ada alasan untuk itu.

 

 

So anyway thank you for allowing me to get the frustrations off my chest [Laughter], but praise the Lord we have SUMtv and we have Secrets Unsealed which allow us to proclaim God's present truth message to the entire world, because we're reaching the entire world, and even if I was not able to go to any church or any event anywhere, we still can share the present truth message of the Seventh-Day Adventist church.

 

Nah, terima kasih telah mengizinkan saya mengeluarkan frustrasi saya [tertawa], tetapi puji Tuhan kami punya SUMtv dan Secrets Unsealed yang mengizinkan kami menyampaikan pekabaran kebenaran Allah masa kini ke seluruh dunia, karena kami menjangkau seluruh dunia, dan walaupun saya tidak boleh pergi ke gereja mana pun atau acara apa pun di mana-mana, kami masih bisa membagikan pekabaran kebenaran masa kini gereja MAHK.

 



 

Well, did you take a look at the chart, at this illustration? Does this help you visualize the the idea of the seven-headed dragon with the river being the body of the dragon and the the mouths spewing out the water? You know where do rivers originate? In the mountain. But the mountain is the mouth of the head that's spewing out the water, and you know I tried to get the artist to make the Harlot a little bit bigger. He said he couldn't, but man the Harlot should be a great big lady, right? There in the middle of the river. But all you can see there is just you know the little tiny Harlot there, it gives the impression that you know, this [the mountains] is pretty intimidating you know, these are the dangers. Well, no, no, no! She is the dangerous one because she sits in the waters and figuratively she sits on the heads because she controls the heads, and she sits on the mountains because she controls the kingdoms. So she is the one that is in charge of everything that is taking place in Revelation 17.

 

Nah, apakah kalian sudah melihat ke gambar ini, ilustrasi ini? (Pelajaran Wahyu 17). Apakah ini membantu kalian membayangkan konsep naga berkepala tujuh dengan sungai yang menjadi tubuh naga itu dan mulut-mulut yang menyemburkan air? Di mana asal mula sungai? Di gunung. Tetapi gunungnya ialah mulut kepala yang menyemburkan air. Dan saya sudah minta pelukisnya untuk membuat si perempuan Pelacur sedikit lebih besar. Dia bilang tidak bisa. Tapi seharusnya perempuan Pelacur itu seorang perempuan yang besar, bukan? Itu di tengah-tengah sungainya. Tapi yang bisa kalian lihat ini cuma seorang Pelacur kecil mungil di sana. Ini memberikan kesan bahwa inilah [gambar gunung-gunung itu] yang mengintimidasi, inilah bahayanya. Tidak, tidak, tidak! Pelacur itulah yang berbahaya karena dia duduk di atas air-air dan secara kiasan dia duduk di atas kepala-kepala karena dia mengendalikan kepala-kepala, dan dia duduk di atas gunung-gunung karena dia mengendalikan kerajaan-kerajaan. Jadi dialah yang mengendalikan segala sesuatu yang terjadi di Wahyu 17.

 

 

So this is our study of Revelation 19:1-9. In our next study after our Q&A we are going to discuss the Battle of Armageddon which is Revelation 19:11-21, it's going to take us at least two sessions to go through the Battle of Armageddon which is Plague number seven, the Seventh Plague is Armageddon and you're going to see that clearly from the Bible, the Spirit of Prophecy.

God bless.

 

Jadi inilah pelajaran kita mengenai Wahyu 19:1-9. Dalam pelajaran kita berikutnya setelah Tanya-Jawab kita akan membicarakan Perang Harmageddon, yaitu Wahyu 19:11-21, itu akan memerlukan dua sesi untuk membahas Perang Harmageddon yang adalah Malapetaka Ketujuh. Malapetaka Ketujuh adalah Harmageddon dan kalian akan melihat itu dengan jelas dari Alkitab dan Roh Nubuat.

Tuhan memberkati.

 

 

 

 

 

03 01 21


 [J1]Ua

1 comment: