_____REVELATION’S SEVEN SEALS_____
Part 01/24 - Stephen Bohr
SESSION 1 ~
INTRODUCTION TO THE SEVEN SEALS
https://www.youtube.com/watch?v=x8V1mXYK9io
Well,
good morning everyone. Welcome to Anchor 2019. This year as advertised we are
going to study the Seven Seals. We're
going to study from Revelation chapter 4 through Revelation 8:1. It's going to
be an exciting study. We're going to try and cover as much material as we can.
Somebody was asking, how can you have twenty-four sessions just on the Seals?
The answer is that there's a lot of material on the Seals when you study them
verse by verse and carefully.
Nah,
selamat pagi semua. Selamat datang ke Anchor 2019. Tahun ini sebagaimana yang diiklankan
kita akan belajar tentang Tujuh Meterai. Kita akan belajar dari Wahyu pasal 4
hingga Wahyu 8:1. Pelajarannya menarik. Kita akan mencoba meliput sebanyak
mungkin bahan yang bisa kita liput. Ada yang bertanya, bagaimana kita bisa membuat
24 sesi hanya tentang Meterai? Jawabannya ialah, bahan tentang Meterai-meterai
ini banyak jika dipelajari ayat per ayat secara seksama.
Now
we are live-streaming, so we also want to welcome those individuals who are
watching on our television stations SUMtv and SUMtv Latino, and we also want to
thank those who are watching online, we want to welcome you to Anchor this
year. I just want to announce that the syllabus at this point is not available
for those who are watching our television channels and online, it will be
available as soon as the class is finished. Not only for purchase but also for
free, if you go to our website and do a search you'll find the syllabus. You'll
be able to read it online, you'll also be able to download it if you wish, so
it will be available as soon as the class is finished.
Sekarang
kita sedang streaming langsung (live streaming), jadi kami mau menyambut mereka yang
menonton di stasiun televisi kami, SUMtv dan SUMtv Latino, dan kami mau
mengucapkan terima kasih kepada mereka yang sedang menonton daring, kami mau
menyambut kalian ke Anchor tahun ini.
Saya hanya mau mengumumkan bahwa silabus pada saat ini tidak tersedia bagi
mereka yang menonton saluran televisi maupun yang daring, itu akan tersedia
begitu kelas ini selesai. Bukan hanya bisa dibeli, tetapi bisa didapat gratis
jika kalian pergi ke situs web kami dan mencari, kalian akan menemukan
silabusnya. Kalian bisa membacanya daring, kalian juga bisa mengunduhnya jika
mau, jadi itu akan tersedia bilamana kelas ini selesai.
What
we want to do in our class today after we have a word of prayer is go through
the handout that you received at the very beginning that you have at your
settings??. And so let's have a word of
prayer and then we're going to go through that introductory material that will
help us understand the Seals all the better, so let's bow our heads for prayer.
Apa
yang akan kita lakukan di kelas kita hari ini setelah berdoa ialah membahas
dokumen yang dibagikan kepada kalian saat awal pertama ketika kalian masuk.
Maka mari kita berdoa kemudian kita akan membahas bahan perkenalan yang akan
membantu kita memahami Meterai-meterai
dengan lebih baik. Jadi mari kita tunduk kepala.
Dibuka
dengan doa.
First
of all let's review the table of contents in your syllabus. This is a massive
syllabus, you know, this is the second edition of the syllabus on the Seals. The
first one had a little less than 200 pages, this one has almost 450 pages, so a
lot of material has been added and I just want to go through the syllabus so
we're all aware of what it contains and how much we're going to be able to
cover in the class.
Pertama
mari kita mengulas daftar isi di silabus kalian. Ini silabus yang tebal, kalian
tahu, ini adalah edisi kedua dari silabus tentang Meterai. Yang pertama
halamannya kurang dari 200, yang ini ada hampir 450 halaman, jadi ada banyak
bahan yang telah ditambahkan dan saya ingin membahas silabus itu supaya kita
semua tahu apa isinya dan berapa banyak yang bisa kita liput dalam kelas ini.
First
of all chapter 1 through 8 basically deal with the Introductory Vision to the
Seals. Now I have covered this material before, I did a series on the 24
Elders, however, probably there are some people here who have never seen that
series, and so I'm going to cover that material again because it's crucially
important for understanding the Seals. So we can't just assume well, let's just
skip chapters 4 and 5 and go directly to chapter 6. So we are going to review
that material on the 24 Elders and the Introductory Vision of Revelation 4 and
5.
So
the
first eight chapters deal with the Introductory Vision of Revelation chapter 4
and Revelation chapter 5.
Pertama-tama,
bab 1 hingga 8 pada dasarnya adalah Penglihatan Pengantar untuk
Meterai-meterai. Nah, saya sudah pernah membahas bahan itu sebelumnya, saya
pernah membuat serial tentang 24 Tua-tua, namun, boleh jadi ada mereka yang
belum pernah melihat serial tersebut, maka saya akan meliput bahan itu lagi,
karena itu sangat penting untuk mengerti Meterai-meterai. Jadi kita tidak bisa
berasumsi, ayo kita lompati saja pasal 4 dan 5 dan langsung ke pasal 6. Maka
kita akan meninjau bahan tentang ke-24 Tua-tua dan Penglihatan Pengantar Wahyu
pasal 4 dan 5. Jadi 8 bab yang pertama
berbicara tentang Penglihatan Pengantar Wahyu pasal 4 dan 5.
There
are also two addenda to this section,
in other words additional studies that are added, that are related to the
chapters that we have there.
The
first addendum is concerning what happened on the day of Pentecost, because
we're going to notice that in Revelation chapter 4 and 5, really what you have
is a description of Christ arriving in Heaven to begin His intercessory
ministry on the day of Pentecost. And so that addendum “The Lord is our Rock”
helps us understand a little bit better what happened when Jesus arrived in
Heaven.
The
second addendum is called “Chain Reaction”, and that one has to do with the
persecutions that started right after the day of Pentecost and continued
through the period of the Roman Empire. And that's going to help us understand
a little bit more, particularly the Second Seal of Revelation chapter 6.
So
you have then the first eight chapters with the two addenda deal with introductory
matters, the Introductory Vision of Revelation 4 and 5.
Juga
terdapat dua lampiran untuk bagian ini. Dengan kata lain itu bahan studi yang
ditambahkan, yang berkaitan dengan bab-bab yang ada di sana.
Lampiran
pertama ialah mengenai apa yang terjadi pada hari Pentakosta, karena kita akan
melihat di Wahyu pasal 4 dan 5, sesungguhnya apa yang terdapat di sana ialah
suatu deskripsi kedatangan Kristus di Surga untuk memulai pelayanan
perantaraanNya pada hari Pentakosta. Maka lampiran “The Lord is our
Rock” (Tuhanlah Batu Karang Kita)
membantu kita memahami sedikit lebih baik apa yang terjadi ketika Yesus tiba di
Surga.
Lampiran
kedua berjudul “Chain Reaction”
(Reaksi Berantai), dan ini berkaitan dengan persekusi yang dimulai setelah hari
Pentakosta dan berlangsung terus sepanjang periode Kekaisaran Roma. Dan ini
akan membantu kita memahami sedikit lebih banyak, khususnya Meterai Kedua Wahyu
pasal 6.
Jadi
delapan pasal pertama dengan kedua lampirannya membahas tentang bahan-bahan
pengantar, Penglihatan Pengantar Wahyu 4 dan 5.
Then
chapters
9 through 14 you have a study of the first six Seals, and the majority
of our time we are going to spend studying the six Seals.
Kemudian
di bab 9 sampai 14,
ada pelajaran tentang enam Meterai pertama dan sebagian besar waktu kita akan
dipakai untuk mempelajari keenam Meterai ini.
Then
chapter
15 deals with the Revelation 7 Interlude, in other words there's an interlude
between the first 6 Seals and the Seventh Seal. And of course chapter 7 deals
with the
sealing of the 144,000. And the question is why is there that
interruption or interlude between Seal number 6 and Seal number 7? There's a
large section there that deals with
Revelation chapter 7 Interlude.
Kemudian
bab
15 berbicara tentang Interlude (Sisipan) Wahyu pasal 7, dengan kata lain ada suatu sisipan di
antara enam Meterai yang pertama dengan Meterai Ketujuh. Dan tentu saja, pasal
7 berbicara tentang pemeteraian
ke-144’000. Dan pertanyaannya ialah mengapa ada interupsi atau
sisipan antara Meterai Keenam dan Meterai Ketujuh? Ada bagian yang besar di
sana yang membahas Sisipan Wahyu pasal 7.
And
then there's an entire chapter, chapter 16 that deals with the Seventh Seal.
The Seventh Seal is only one verse: “there is silence in
Heaven for the space of about a half an hour.”
And, you know, I used to think that that referred to perhaps the Second Coming
of Jesus is going to take seven days or we're going to take seven days traveling back
to Heaven, but I think that there's a better explanation to that and we'll deal
with the Seventh Seal in chapter 16.
Kemudian
ada satu bab penuh, bab 16 yang berbicara tentang
Meterai Ketujuh. Meterai Ketujuh hanya satu ayat: “ada keheningan di Surga
kira-kira setengah jam lamanya”. Dan
kalian tahu, dulu saya selalu mengira itu mungkin merujuk kepada Kedatangan
Kedua Yesus yang akan makan waktu tujuh hari, atau kita akan menempuh
perjalanan ke Surga dalam tujuh hari. Tetapi saya rasa ada penjelasan yang
lebih tepat dan kita akan membahas ini bersama Meterai Ketujuh di pasal 16.
And
then chapter
17 to 22 are chapters that deal with the Seal of God and the mark of the
Beast. Basically we're probably not going to be able to cover all of
those chapters. There are different ways of looking at the Sabbath-Sunday issue
at the end of time. If we have time at the end of the class we will cover some
of those, but I'm not sure if we're going to have time to go through that. So,
you'll notice for example in the syllabus beginning on page 331 what is God's
eschatological seal, and basically that chapter deals with an objection that is
presented to the Sabbath as the Seal of God. You know people say, “Well, but
the Bible says that the seal is the Holy Spirit, the apostle Paul says the seal
is the Holy Spirit, so how come Adventist say that the seal is the Sabbath?” That chapter
answers that particular question that people ask.
Kemudian
bab
17 hingga 22 adalah bab-bab
yang membahas Meterai Allah dan
tanda Binatang. Pada dasarnya kemungkinan kita tidak akan bisa
meliput semua bab itu. Ada pelbagai cara
yang berbeda melihat isu Sabat-Minggu pada akhir zaman. Jika kita punya waktu
pada akhir kelas ini, kita akan meliput beberapa darinya, tetapi saya tidak
yakin kita akan punya cukup waktu untuk itu. Jadi, kalian akan melihat misalnya
di silabus mulai hal. 331 Meterai Eskatologi Allah itu apa, dan pada dasarnya bab itu berbicara dengan tujuan menunjukkan
Sabat sebagai Meterai Allah. Kalian tahu ada yang berkata, “Nah, tetapi Alkitab
berkata bahwa meterai adalah Roh Kudus, rasul Paulus berkata meterai itu Roh
Kudus. Bagaimana bisa Advent mengatakan
meterai itu Sabat?” bab itu menjawab
pertanyaan khusus tersebut yang diajukan orang.
The
next
chapter, “The Papacy, The Jesuits, and The Sabbath” is a real
eye-opening chapter because it deals with the papal strategy today ~ and of course
the Pope is a Jesuit ~ to eventually enforce Sunday as a day of worship.
There's been a change in the talking points of the Roman Catholic papacy and
you can read that in that chapter.
Bab berikut, “The
Papacy, The Jesuits, and the Sabbath” (Kepausan, Jesuit dan Sabat) adalah bab yang mencelekkan karena ini
membahas strategi Kepausan hari ini
~ dan tentu saja Paus sekarang ini seorang Jesuit
~ hingga pada akhirnya memaksakan hari Minggu sebagai hari ibadah. Sudah ada perubahan
topik-topik pembicaraan Kepausan Roma Katolik dan kalian bisa membaca itu di
bab ini.
Then
you have “Lessons from a Forbidden Tree”, and basically that deals with the test of
Adam and Eve in the garden over a tree compared to the final test
regarding the Sabbath. There's a remarkable striking parallel between the two.
Kemudian
ada “Lessons
from a Forbidden Tree” (Pelajaran dari
Pohon Terlarang) dan pada dasarnya ini membahas ujian Adam dan Hawa di taman Eden mengenai sebuah pohon
yang dibandingkan dengan ujian terakhir mengenai Sabat. Ada keparalelan yang
mencolok antara keduanya.
The
next one is a short one, “The Idol Sabbath”. Ellen White constantly calls Sunday “the
Idol Sabbath.” Why would she call it the Idol Sabbath? Well, in that chapter I think
there's an explanation to that particular question.
Berikutnya
bab yang singkat, “The Idol Sabbath” (Sabat Berhala). Ellen White secara konstan menyebut hari Minggu “Sabat Berhala”.
Mengapa dia menyebutnya Sabat Berhala? Nah, di bab ini saya rasa ada
penjelasannya kepada pertanyaan khusus itu.
“The
Seal of the Living God”, that is a chapter that actually deals with all of the
reasons in the Bible why we believe that the Sabbath in the end time is the Seal of God.
It does it from several different perspectives.
“The Seal of the
Living God” (Meterai Allah yang hidup)
adalah bab yang membahas semua alasan di Alkitab mengapa kita meyakini pada akhir zaman Sabat adalah
Meterai Allah. Ini dibuat dari beberapa perspektif yang berbeda.
And
then finally I decided to add the newsletter article that I wrote, which wasn't
the last one but the one before last, “Reflections on a Sabbath Debate”. Some
of you or maybe most of you received the newsletter and you probably read that
article, but I consider it a very important article and so I included it at the
end of the syllabus.
Dan
saya akhirnya memutuskan untuk menambahkan artikel buletin yang saya tulis, bukan yang terakhir
tapi yang sebelumnya, berjudul “Reflections on a Sabbath Debate” (Refleksi tentang Debat Sabat). Beberapa
dari kalian atau mungkin banyak dari kalian sudah menerima buletin ini dan
mungkin kalian sudah membaca artikel itu, tetapi menurut saya itu artikel yang
sangat penting maka saya masukkan di bagian akhir silabus.
So
basically this is the content of the course that we're going to have here
during this week.
Jadi
pada dasarnya inilah isi kursus yang kita miliki di sini selama minggu ini.
Now
in your handout you'll notice that there are three main schools of thought
concerning the Seals. We're on the page of the handout now, the loose pages
that you had at the table when you came in.
Basically
there's three
schools of thought when it comes to the Seals.
·
The first school of
thought is the Preterist school, and basically that idea is that the Seven Seals are describing events that took place in
the early history of the Roman Empire and the Jewish nation. In other words, all of the
Seals were fulfilled 1700-1800 years ago; which has very interesting
implications because if the Seven Seals
were fulfilled already, all of them, during the period of the Roman Empire and
during the period of the Jewish nation, then we're dealing simply with history,
and they really have no present relevance. So it's very serious, the school of
thought that you embrace when you study passages in the book of Revelation.
·
The second view is the
Futurist view. And basically what Futurists believe is when in
Revelation 4:1, a voice tells John “Come up here”, they say that is the rapture
of the church. And then they say that after the rapture of the church then the
Seven Seals will transpire in order. In
other words, the Seven Seals all of them are
future after the rapture of the church. Now if that is true, then the Seven Seals have no relevance for us today, because
they are going to be fulfilled after we’ve gone to Heaven.
So
what the devil has done through the Preterist and through the Futurist school
is try to convince people that these things have no relevance for us.
The
Preterists say all fulfilled in the past, it’s history. Okay, it might be
academically interesting to study it, to know you know what transpired in
history, but it has no present relevance.
And for those who believe that the Seals are future after the rapture of
the church, then the Seals have no relevance for us because supposedly we're
going to be gone when the Seven Seals occur. Are you understanding the point?
So if that's the case why even bother to have this class?
Nah,
di dokumen kalian, kalian akan menyimak ada tiga metode berpikir mengenai
Meterai-meterai. Kita sekarang sedang bicara tentang dokumen-dokumen yang
dibagikan, kertas-kertas lepas yang kalian terima di meja kalian ketika kalian
masuk.
Pada
dasarnya ada tiga metode
pemikiran sehubungan dengan Meterai-meterai.
·
Metode
pemikiran yang pertama ialah pemikiran
Preterist. Dan pada dasarnya konsepnya ialah
Ketujuh Meterai menggambarkan peristiwa-peristiwa yang terjadi di sejarah awal
Kekaisaran Roma dan bangsa Yahudi. Dengan kata lain, semua Meterai sudah digenapi 1700-1800 tahun yang lalu;
yang implikasinya sangat menarik karena andai Ketujuh Meterai sudah digenapi
semuanya selama masa Kekaisaran Roma dan masa bangsa Yahudi, maka kita
semata-mata berhadapan dengan sejarah, dan Meterai-meterai itu tidak punya
relevansi di masa kini. Jadi sangatlah serius, metode pemikiran mana yang kita ikuti pada waktu kita
mempelajari kitab Wahyu.
·
Pandangan
yang kedua ialah pandangan Futurist. Dan pada dasarnya Futurist meyakini
ketika di Wahyu 4:1 ada suara yang menyuruh Yohanes, “Naiklah kemari” mereka
mengatakan itulah pengangatan gereja. Kemudian mereka berkata bahwa setelah
pengangkatan gereja, maka Ketujuh Meterai akan terjadi secara berurutan. Dengan
kata lain, Ketujuh Meterai,
semuanya, adalah di masa depan setelah gereja diangkat. Nah,
jika itu benar, maka Ketujuh Meterai tidak punya relevansi bagi kita hari ini,
karena Meterai-meterai itu akan digenapi setelah kita semua sudah ada di Surga.
Jadi
apa yang dilakukan Iblis melalui pemikiran Preterist dan Futurist ialah mencoba
meyakinkan orang bahwa hal-hal itu tidak ada relevansinya bagi kita.
Golongan
Preterist mengatakan semuanya sudah di masa lampau,
itu sejarah. Oke, mungkin menarik untuk mempelajarinya secara akademis, untuk
tahu apa yang terjadi di sejarah, tetapi itu tidak punya relevansi untuk
sekarang ini. Dan bagi mereka yang meyakini bahwa Meterai-meterai itu masih
waktu yang akan datang setelah gereja diangkat ke Surga, maka Meterai-meterai
itu tidak punya relevansi buat kita karena kita dianggap sudah tidak ada di
dunia ketika Ketujuh Meterai terjadi. Apakah kalian menangkap poinnya? Jadi
jika demikian halnya, untuk apa kita repot-repot membuat kursus ini?
But
the Seals according to the third school, the Historicist school, have very much
relevance today. Let's just notice the little writing under the Historicist
school. The Historicist school teaches that the Introductory Vision ~ that
is Revelation
4 and 5 ~ described the arrival of Jesus to His Father at the ascension.
This is very important, the chronology, in other words, the vision of Revelation
4 and 5. In Revelation chapter 4, the Father
sitting on His throne, there are the twenty-four elders, the four living
creatures, the seven lamps of fire
which represent the Holy Spirit, and Jesus isn't there yet, the angelic hosts
aren't there. And then in chapter 5 Jesus arrives. He is the lamb as though it had been slain, and He presents
His wounds to His Father, His Father accepts the sacrifice and He begins His
intercessory ministry. So for the Historicist school, the Seals begin with the Ascension of
Christ, that's the Introductory
Vision.
Tetapi
menurut pemikiran ketiga, pemikiran
Historicist, Meterai-meterai itu punya relevansi
yang besar hari ini. Mari kita simak tulisan singkat di bawah pemikiran Historicist. Pemikiran Historicist mengajarkan bahwa Penglihatan Pengantar ~ yaitu Wahyu pasal 4 dan 5 ~
menggambarkan kedatangan Yesus kepada BapaNya saat KenaikanNya ke Surga.
Ini sangat penting, dengan kata lain, kronologi penglihatan Wahyu pasal 4 dan 5. Di Wahyu pasal 4, Bapa duduk di takhtaNya,
ada ke-24 tua-tua, ke-4 makhluk hidup, ke-7 obor yang melambangkan Roh Kudus,
dan Yesus belum tiba di sana, para balatentara surgawi tidak ada di sana.
Kemudian di pasal 5, Yesus tiba, Dialah Domba yang seolah-olah telah
disembelih, dan Dia menunjukkan luka-lukaNya kepada BapaNya, BapaNya menerima
kurbanNya, dan Yesus memulai pelayanan perantaraanNya. Jadi bagi metode
pemikiran Historicist, Meterai-meterai
ini dimulai dengan Kenaikan Kristus ke Surga, itulah Penglihatan Pengantarnya.
And
then the Seven Seals are the events that transpire from the
point that Jesus begins His intercessory ministry until the Second Coming of
Christ. In other words the Seals describe the events that take place
between Christ's inauguration and the consummation when Jesus comes. So
you can follow in the Seals the sequence of historical events, it's kind of
like the Seven Churches, kind of like
the Seven Trumpets, kind of like Daniel
2 that begins in the days when Daniel wrote and concludes at the Second Coming
of Christ. So basically the Seals have much relevance because we can follow the
historical trajectory and you know, I believe that now we are living in the second part of
the Sixth Seal and soon the events of the Sixth Seal are going to come
to a conclusion, Jesus is going to come and then the Seventh Seal is going to
take place. So we can follow the flow of history and we can know that
everything has been fulfilled the way God has said that it's going to be
fulfilled, and we know exactly where we are and what still needs to be
fulfilled. Are you following me or not? That's the beauty of the Historicist
method of interpreting Bible prophecy.
Kemudian
Ketujuh Meterai adalah peristiwa-peristiwa yang terjadi dari saat Yesus memulai
pelayanan perantaraNya hingga Kedatangan Kedua Kristus. Dengan kata lain, Meterai-meterai menggambarkan
peristiwa-peristiwa yang terjadi antara inaugurasi Kristus dan selesainya semua
ketika Yesus datang. Jadi dari Meterai-meterai kita bisa mengikuti
urut-urutan peristiwa-peristiwa sejarah. Mirip Ketujuh Jemaat, mirip Ketujuh
Terompet, mirip Daniel pasal 2 yang dimulai di zaman di mana Daniel menulis dan
berakhir saat Kedatangan Kedua Kristus. Jadi pada dasarnya, Meterai-meterai
besar relevansinya karena kita bisa mengikuti lintasan sejarah, dan kalian
tahu, saya meyakini kita sekarang
sedang hidup di bagian kedua dari Meterai Keenam, dan tidak lama
lagi peristiwa-peristiwa Meterai Keenam akan berakhir dan Yesus akan datang, dan
Meterai Ketujuh akan terjadi. Jadi kita bisa mengikuti alur sejarah, dan kita
akan tahu bahwa semua telah digenapi sesuai apa yang dikatakan Allah bagaimana
akan digenapiNya, dan kita
tahu persis di mana kita berada dan apa yang masih akan digenapi. Apakah kalian
mengikuti saya atau tidak? Itulah indahnya metode Historicist dalam menafsirkan nubuatan Alkitab.
Now, let's notice at the
bottom of the page of the handout, the Historicist principles that we are going to
apply. First of all we allow the Bible to interpret the symbols of the
Seals. Because the Bible does not explain the Seven Seals, there's no explanation to the symbols
of the Seven Seals in Revelation chapter 4 through chapter
8:1. You know you won't find where in Revelation chapter 7 you have the Seal,
it doesn't say the Seal is the Sabbath, it doesn't tell you what the trees are,
it doesn't tell you what the sea is, it doesn't explain the symbols. So how do
you understand the symbols of the Seals? You apply the Historicist principle
that the Bible is its own interpreter, you go to other texts in the Bible that
use the same symbol to understand what the symbol means.
So if you find for example in Revelation chapter 7, it says that
the wind doesn't blow on any tree, you know you're not looking for a place
where there are lots of trees. No, trees symbolize God's people. There are
multiple verses that compare: “he will be like a tree
planted next to waters”, it says in Psalms 1. So
you know the trees there represent God's people. Sea, well you know what sea
represents, it represents multitudes, nations, tongues, and peoples;
but you have to go to other places in Scripture that give you the meaning of
the symbol. The Bible is its own interpreter. And that's the principle that
we're going to apply to the Seals, we're going to allow other texts of the
Bible to explain the meaning of each symbol.
Nah,
mari kita simak di bagian bawah halaman
kertas-kertas yang dibagikan, prinsip
Historicist yang akan kita pakai. Pertama kita izinkan Alkitab yang
menginterpretasi simbol-simbol Meterai-meterai itu. Karena Alkitab tidak
menjelaskan Ketujuh Meterai itu apa, tidak ada penjelasan simbol-simbol Ketujuh
Meterai di Wahyu pasal 4 hingga Wahyu 8:1. Wahyu pasal 7 yang bicara tentang Meterai, tapi kita tahu
kita tidak akan menemukan di di Wahyu pasal 7 bahwa Meterai itu Sabat, tidak
dikatakan pohon-pohon itu apa, tidak dikatakan laut itu apa, tidak ada
penjelasan simbol-simbol. Jadi bagaimana kita bisa memahami simbol-simbol
Meterai? Kita pakai prinsip Historicist bahwa Alkitab adalah penafsirnya sendiri, kita pergi ke ayat-ayat di
Alkitab yang memakai simbol yang sama untuk memahami apa makna simbol itu.
Maka jika
misalnya kita melihat di Wahyu pasal 7 dikatakan angin jangan bertiup pada pohon mana pun, kita tahu
kita tidak akan melihat di mana dikatakan ada banyak pohon. Tidak. Pohon melambangkan umat Allah.
Ada banyak ayat yang membandingkan, “Ia seperti pohon yang ditanam
di tepi aliran air…” dikatakan
di Mazmur 1:3. Maka kita tahu pohon di sana melambangkan umat Allah. Laut, nah,
kita tahu laut melambangan
apa, itu melambangkan banyak
orang, bangsa-bangsa, bahasa, dan kaum; tetapi kita harus ke
tempat lain dalam Kitab Suci yang memberikan makna kepada simbol-simbol ini.
Alkitab adalah penafsirnya sendiri. Dan itulah prinsip yang akan kita
aplikasikan pada Meterai-meterai, kita akan mengizinkan ayat-ayat lain di
Alkitab untuk menjelaskan makna setiap simbolnya.
Another
point is that we need to carefully consider the order of events, or the
literary structure; realizing that the literary structure of Revelation is tricky
~ maybe I shouldn't have used that word, but if you think that you're going to
read Revelation 1:1 through Revelation chapter 22 the last verse, and say I'm
going to find an exact chronology of all of the events that are going to take
place from Revelation 1 through the end of time, you're going to be so confused
you don't know what planet you're on. Because the book of Revelation is like Daniel
it works
in cycles, it goes to flashbacks, it goes forwards, it goes backwards,
it repeats,
it has cycles and the key is to be able to determine where a cycle ends and
where a new cycle begins. And so we're
going to see that in the Seals, that's a very very important point. So the
Historicist principle means that we are going to take a look at the literary
structure of the Seals as well.
Poin
yang lain ialah kita perlu mempertimbangkan
dengan seksama urut-urutan peristiwa, atau struktur
penulisannya, dengan menyadari bahwa struktur penulisan Wahyu itu rumit ~
mungkin itu bukan kata yang tepat ~ tetapi jika kita mengira kalau kita membaca
mulai Wahyu 1:1 hingga Wahyu 22 ayat terakhir dan kita akan menemukan kronologi
yang tepat dari semua peristiwa yang akan terjadi dari Wahyu 1 hingga akhir
zaman, maka kita akan menjadi begitu bingung kita tidak tahu lagi kita ada di
planet mana. Karena kitab Wahyu itu
seperti kitab Daniel, dia bekerja
dengan siklus, dengan kilas
balik, dia melompat
maju, dia mundur,
dia mengulangi, dia
punya siklus-siklus; dan kuncinya ialah sanggup menentukan di mana satu siklus
berakhir dan di mana siklus yang baru mulai. Maka di Meterai-meterai kita akan
melihat itu adalah poin yang amat sangat penting. Jadi prinsip Historicist berarti kita juga akan melihat struktur
penulisan Meterai-meterai.
Let's
go to the next page, it is vitally important to realize that the
introductory verses contain the beginning and ending point of the entire series.
I'm going to dedicate a few minutes to this because this is crucially
important. When the series begins you have an introductory verse or sometimes
two or three verses that give you the beginning and ending point of the entire
series.
Let me give you an example. Go to Revelation 3:21, we'll pick up
on this a little bit later, but let's just do it now briefly. Revelation
3:21. This is the conclusion to the Seven Churches and it's also the
introduction to the Seven Seals. It gives you two points of time with
several events in between. Notice it says,
here Jesus is speaking, “To him who overcomes, I
will grant to sit with Me on My throne, as I also overcame and sat with My
Father on His throne.” Now are there two points
of time here? Jesus overcame and He
what? And He sat with His Father in His
throne. Then He says, “If you overcome, you will also sit with the Father…”
where? “…with Jesus on His throne”. So you have Jesus overcoming, sitting on
the throne; if we overcome we will sit on the throne.
So what we're going to notice is that
Seven Seals are simply describing the period between when Jesus sat with
His Father in His throne and when we will sit with Jesus on His throne.
In other words the Seven Seals describe
the overcoming of God's people throughout the course of Christian history,
culminating with sitting with Jesus on His throne, are you with me or not? So this one
verse gives you the starting point for the Seals ~ that's when Jesus sat with His Father in His
throne ~ it gives you the ending point ~ when
after the Seals God's people are victorious and they sit with Jesus on the
throne. So introductory verses are extremely important.
Mari
ke halaman berikutnya. Sangatlah penting untuk menyadari bahwa di ayat-ayat pengantar terdapat
titik awal dan titik akhir seluruh seri. Saya akan
mendedikasikan beberapa menit kepada hal ini karena ini krusial pentingnya.
Ketika suatu seri mulai, ada ayat
pengantarnya, atau terkadang itu dua-tiga ayat,
yang memberitahukan kapan titik awal dan titik akhir dari keseluruhan
seri.
Coba saya beri
contoh. Marilah ke Wahyu 3:21, nanti kita akan kembali kemari tetapi marilah
kita bahas sedikit secara singkat sekarang. Wahyu 3:21, ini adalah konklusi Tujuh Jemaat dan juga
perkenalan kepada Tujuh Meterai. Ini memberikan dua titik waktu
dengan beberapa peristiwa di antaranya. Simak apa katanya, di sini Yesus yang
berbicara, “21
Barangsiapa menang Aku akan mengaruniakan kepadanya
untuk duduk bersama-sama dengan Aku di atas takhta-Ku sebagaimana Aku pun telah
menang dan duduk bersama-sama dengan Bapa-Ku di atas takhta-Nya.” Nah, adakah dua titik waktu di sini? Yesus
menang dan Dia apa? Dan Dia duduk bersama BapaNya di takhtaNya. Lalu Dia
berkata, “Jika kamu menang, kamu juga akan duduk bersama Aku…” di mana?
“bersama Yesus di takhtaNya.” Jadi Yesus sudah menang, duduk di takhta; jika
kita menang, kita akan duduk di takhta.
Jadi apa yang
akan kita simak ialah Ketujuh
Meterai semata-mata menggambarkan periode antara waktu Yesus duduk bersama
BapaNya di takhtaNya, dan ketika kita akan duduk bersama Yesus di takhtaNya.
Dengan kata lain, Ketujuh Meterai menggambarkan kemenangan umat Allah sepanjang
sejarah perjalanan Kristen, memuncak dengan duduk bersama Yesus di takhtaNya.
Apakah kalian mengikuti saya atau tidak? Jadi
satu ayat ini memberi kita titik mula Meterai-meterai ~ yaitu ketika Yesus duduk bersama
BapaNya di takhtaNya ~ dan
memberi kita titik akhirnya
~ ketika setelah Meterai-meterai, umat Allah mendapat kemenangan
dan mereka duduk bersama Yesus di
takhtaNya. Jadi ayat-ayat pengantar itu sangat penting.
Let's
notice another introductory passage, Revelation chapter 8, this is the
introduction to the Trumpets. Revelation 8:2-5.
Now our study next year, Lord willing if we're still here and
you know, the final events have not reached us, we will have our class on the
Trumpets. That is a very controversial part of Revelation. There are multiple
interpretations in the Adventist Church, I don't know the reason why because I
have studied them and they seem to be pretty clear. But we're going to study
the Trumpets. And there are people in the Adventist Church who say that all of
the Trumpets are future, others see the Trumpets as having a dual application,
in other words they were fulfilled and they're going to be fulfilled again in
the future. And the reason why many say that the Trumpets come after, are
future, is because of what we're going to notice now. Revelation 8, and let's
begin at verse 2. “And I saw the Seven
angels who stand before God, and to them were given Seven Trumpets. Then
another angel, having a golden censer, came and stood at the altar. He was
given much incense, that he should offer it with the prayers of all the saints
upon the golden altar which was before the throne. And the smoke of the
incense, with the prayers of the saints, ascended before God from the angel's
hand...” Let me ask you, up to this point is the door of probation open? How
do we know that? Well because the prayers of the saints are ascending
and Jesus is receiving the prayers of the saints, and He is mingling
the prayers with the incense of His merits. So we know that up to the point of
verse 4, Jesus is interceding, that is the beginning point. When did
Jesus begin His intercessions? When He ascended to Heaven, at the beginning of the Christian
dispensation. But then the scene changes, it says in verse 5, “…Then the angel took the
censer, filled it with fire from the altar, and threw it to the earth. And
there were noises, thunderings, lightnings, and an earthquake…” So what does the throwing down of the sensor represent,
if the sensor means presenting the prayers of the saints before the Father,
what would the throwing down of the sensor represent? It would represent that
the fact that
intercession has ceased. And what happens in between, when Jesus begins
His intercessions and when intercession ends? The Seven Trumpets are in between,
are you with me or not? So this Introductory Vision gives you the starting
point and it gives you the ending point of the Trumpets.
Mari
kita simak ayat pengantar lainnya, Wahyu pasal 8, ini adalah pengantar kepada
Terompet-terompet (Sangkakala). Wahyu 8:2-5.
Nah
pelajaran kita tahun depan, insya Allah jika kita masih di sini dan kalian
tahu, peristiwa-peristiwa akhir zaman belum menyalip kita, kita akan membuka
kelas tentang Terompet-terompet. Ini adalah bagian Wahyu yang sangat
kontroversial. Ada banyak penafsiran di dalam gereja Advent. Saya tidak tahu
mengapa karena saya sudah mempelajari mereka dan sepertinya semuanya sangat
jelas. Tetapi kita akan mempelajari Terompet-terompet. Dan ada orang-orang di
dalam gereja Advent yang mengatakan semua Terompet itu masih masa yang akan
datang. Yang lain melihat Terompet-terompet ini memiliki aplikasi ganda, dengan
kata lain mereka sudah digenapi, tetapi mereka akan digenapi lagi di masa
mendatang. Dan alasannya mengapa banyak yang mengatakan Terompet itu masih masa
depan ialah karena apa yang akan kita simak sekarang. Wahyu 8, mari kita mulai
di ayat 2, “2 Lalu aku melihat ketujuh malaikat
yang berdiri di hadapan Allah, dan kepada mereka diberikan tujuh sangkakala. 3
Maka seorang malaikat lain, membawa sebuah
pedupaan emas, datang dan berdiri di dekat
mezbah. Dan kepadanya diberikan banyak kemenyan untuk dipersembahkannya
bersama-sama dengan doa semua orang kudus di atas mezbah emas yang ada di hadapan takhta itu. 4
Maka naiklah asap kemenyan bersama-sama dengan doa orang-orang kudus itu dari
tangan malaikat itu ke hadapan Allah…” Coba
saya tanya hingga poin ini,
apakah pintu kasihan masih terbuka?
Bagaimana kita bisa tahu? Nah, karena
doa orang-orang kudus masih naik dan Yesus sedang menerima doa-doa orang-orang
kudus, dan Dia mencampur doa-doa itu dengan dupa jasaNya. Jadi
kita tahu hingga ayat 4 Yesus masih menjadi Perantara, itulah titik awalnya. Kapan Yesus memulai
pekerjaan perantaraanNya? Ketika Dia naik ke Surga, pada awal masa dispensasi Kristen. Tetapi
kemudian adegan berubah. Dikatakan di ayat 5, “…5 Lalu malaikat
itu mengambil pedupaan itu, mengisinya dengan api dari mezbah, dan
melemparkannya ke bumi. Dan
ada suara-suara, guruh, halilintar dan gempa
bumi…” Jadi dilemparkannya pedupaan itu melambangkan
apa? Jika pedupaan itu melambangkan doa-doa orang-orang kudus di hadapan Bapa,
maka dilemparkannya pedupaan melambangkan apa? Melambangkan fakta bahwa perantaraan sudah
selesai. Dan apa yang
terjadi di antaranya, ketika Yesus memulai perantaraanNya dan ketika
perantaraan berakhir? Ketujuh
Terompet yang ada di antaranya. Apakah kalian mengikuti saya
tidak? Maka Penglihatan Pengantar ini memberi kita titik mulai dan titik akhir
Terompet-terompet.
Now
the same thing, and this becomes a little bit more complex, but let's take the
time to do it. Let's go to Revelation chapter 11, this is the conclusion of the
Seven Trumpets, and this is where you're going to see that we really need to be
careful about studying the sequence or the order of events. It says there in
Revelation chapter 11, and let's begin at verse 15.
Revelation 11:15, “Then the seventh angel sounded. And
there were loud voices in Heaven, saying, ‘The kingdoms of this world have
become the kingdoms of our Lord and of His Christ, and He shall reign forever
and ever!’ And the twenty-four elders who sat before God on their thrones fell
on their faces and worshipped God, saying…”
now notice what the hymn, the theme of the hymn is, “…saying, ‘We give You
thanks, O Lord God Almighty, the One who is and who was and who is to come’…” Now notice this, “…because You have taken Your great power and
reigned…” So what is the Seventh Trumpet? The Seventh Trumpet is when Jesus takes
over what? Takes over the kingdom, He begins to reign. When does
Jesus begin to reign? Well He actually begins to reign when probation closes
because His kingdom is complete. The investigative judgment has
revealed who are the subjects
of His kingdom. His kingdom is His subjects, so when the investigative judgment
ends, His kingdom is
made up. However,
Jesus does not take over the reign of the kingdom until His Second Coming,
but legally the verdict is already there when probation closes, because His
kingdom, the group of His followers has been made up by the investigative
judgment. Then they go through a time of trouble where it appears that Satan is
in control, because Ellen White says that after the close of probation Satan
will have full control over the finally impenitent. So it would appear that
Satan is in control even though Jesus has legally taken over the kingdom. Now
Satan is struggling to keep his kingdom, but then after the tribulation Jesus
empirically and personally takes the kingdom. Are you with me or not?
Nah,
hal yang sama, dan ini sedikit lebih rumit, tetapi mari kita ambil waktu untuk
melakukannya. Mari ke Wahyu pasal 11, ini adalah akhir dari Ketujuh Terompet,
dan di sinilah kita akan melihat bahwa kita benar-benar harus berhati-hati
dalam mempelajari urut-urutan peristiwa. Dikatakan di sini di Wahyu pasal 11,
dan mari kita mulai dari ayat 15.
Wahyu
11:15, “15 Lalu malaikat yang ketujuh meniup
sangkakalanya. Dan terdengarlah suara-suara nyaring di Sorga, yang berkata, ‘Kerajaan
dunia ini telah menjadi kerajaan Tuhan kita
dan Kristus-Nya, dan Ia akan memerintah
sebagai raja sampai selama-lamanya.’ 16 Dan kedua puluh empat
tua-tua, yang duduk di hadapan Allah di atas takhta mereka, tersungkur dan
menyembah Allah, 17 sambil
berkata…” sekarang simak himnenya, tema himnenya, “…berkata, ‘Kami mengucap
syukur kepada-Mu, ya Tuhan, Allah, Yang Mahakuasa, yang ada sekarang, dan yang ada dulu, dan yang ada kelak…” sekarang perhatikan ini, “…karena Engkau telah mengambil kuasa-Mu yang besar dan memerintah
sebagai raja…” Jadi
Terompet Ketujuh itu apa? Terompet
Ketujuh ialah bila Yesus mengambil alih apa? Mengambil alih kerajaanNya, Dia mulai
memerintah. Kapan Yesus mulai memerintah? Nah, sesungguhnya Dia sudah mulai
memerintah ketika pintu kasihan menutup, karena pada waktu itu kerajaanNya
sudah terbentuk. Penghakiman investigasi sudah menyatakan siapa
rakyat kerajaanNya. Jadi ketika penghakiman investigasi berakhir, kerajaanNya
sudah terbentuk. Namun, Yesus tidak
mengambil alih pemerintahan kerajaanNya hingga KedatanganNya yang Kedua,
tetapi secara legal, vonisnya sudah ada di sana ketika pintu kasihan ditutup,
karena kerajaanNya, kelompok pengikutNya telah terbentuk oleh penghakiman
investigasi. Kemudian mereka harus melalui suatu masa kesukaran besar di mana
Setan akan mengendalikan keadaan, karena Ellen White berkata setelah pintu
kasihan ditutup
Setan punya kendali penuh atas mereka yang akhirnya tidak bertobat. Maka
tampaknya seperti Setan yang memegang kendali walaupun secara resmi Yesus sudah
mengambil alih kerajaanNya. Sekarang Setan berjuang mempertahankan kerajaannya,
tetapi nanti setelah masa kesukaran besar secara empiris dan secara pribadi
Yesus mengambil alih kerajaanNya. Apakah kalian mengikuti saya atau tidak?
So
the Seventh Trumpet deals with the close of probation and with Jesus taking
over His kingdom. So in verse
17, the Seventh Trumpet ends.
But
now, here is the tricky part. In verse 18, if you read verse 18 after verse 17
you're going to be all messed up, because what verse 18 does is, it gives you the
structure of the rest of the book. In other words, Revelation 11:18 is giving you the
introduction to the main sections of the last half of the book of Revelation. You say how is that? Well let's notice those events. And you'll see
this at just below the middle of the page where you have those bullet points,
it says there, Revelation 11:18, “The nations were
angry; and Your wrath has come; and the time of the dead, that they should be
judged; and that You should reward Your servants the prophets and the saints,
and those who fear Your name, small and great, and should destroy those who
destroy the earth.” Now you have several
events mentioned in this verse.
You have first of all, “the nations were
angry”. Now when it says the nations were angry, who are they angry
at? See, this doesn't mean that they're
just mad at each other, it means that they're angry at whom? They are angry at God and they're angry at God's
people, “the nations were angry”.
And then it says, “Your wrath has come”. Let me ask you what is God's wrath? Where is God's wrath
poured out? In the Seven last plagues. Is that before or after the
close of probation? That's after the close of probation.
And then it says, “and the time of the dead,
that they should be judged”. Now you say, “Wait a
minute, doesn't the judgment take place before the Seven Last Plagues are
poured out”? Yes, but maybe this judgment is not talking about the pre-advent
investigative judgment, maybe this is talking about the millennial judgment,
and you're going to see that is just the case.
Maka
Terompet Ketujuh berurusan dengan penutupan pintu kasihan dan dengan Yesus
mengambil alih kerajaanNya. Jadi di
ayat 17, Terompet Ketujuh berakhir.
Tetapi
sekarang, ini bagiannya yang rumit. Di ayat 18, jika kita membaca ayat 18
setelah ayat 17, kita akan kebingungan karena ayat 18 memberi kita struktur dari sisa kitab Wahyu. Dengan kata lain, Wahyu 11:18 memberi kita
pengantar ke bagian-bagian utama paro terakhir dari kitab Wahyu.
Kalian berkata, kok bisa? Nah, mari kita simak peristiwa-peristiwa itu. Dan
kalian akan melihat tepat di bawah bagian tengah halaman itu di mana ada
tanda-tanda bulatan, dikatakan di sana, Wahyu 11:18, “18 Bangsa-bangsa
telah marah; dan amarah-Mu telah datang; dan
saat bagi orang-orang mati,
mereka harus dihakimi; dan Engkau akan memberi upah kepada hamba-hamba-Mu,
nabi-nabi dan orang-orang kudus dan kepada mereka yang takut akan nama-Mu, kecil
dan besar; dan untuk membinasakan mereka yang membinasakan bumi…” sekarang ada beberapa peristiwa di ayat
ini.
Pertama-tama, “…Bangsa-bangsa telah marah…” Nah,
ketika dikatakan bangsa-bangsa marah, mereka marah pada siapa? Lihat, ini tidak
berarti mereka cuma marah satu sama lain, artinya mereka marah pada siapa? Mereka marah pada Allah, dan
mereka marah pada umat Allah, “…Bangsa-bangsa
telah marah…”
Kemudian dikatakan “…amarah-Mu telah
datang…” Coba saya tanya, amarah Allah itu yang
mana? Di mana amarah Allah
dicurahkan? Di tujuh malapetaka terakhir. Apakah itu sebelum
atau setelah penutupan pintu kasihan? Itu setelah
penutupan pintu kasihan.
Lalu dikatakan, “…dan saat bagi orang-orang
mati, mereka harus dihakimi…” Nah, kalian berkata, “Tunggu dulu,
bukankah penghakiman sudah terjadi sebelum tujuh malapetaka terakhir
dicurahkan?” Ya, tetapi mungkin penghakiman ini bukan bicara tentang
penghakiman investigasi sebelum Kedatangan Kedua, mungkin ini berbicara tentang penghakiman millennium,
dan kalian akan melihat persis demikianlah kasusnya.
So
it says once again, “The nations were
angry...” that's happening now during probationary time, angry at God's
people, “…Your wrath has come…”
that's God's response to the anger of the nations, “…and the time of
the dead, that they should be judged…” and
notice, “…You should reward Your servants the prophets and the saints,
and those who fear Your name, small and great, and should destroy those who
destroy the earth.” So you have this section
here, you have five events:
1. “the nations were angry”, which is happening now
and it's going to intensify to the point where you have a Sunday law, a death
decree.
2. “Your wrath has come”, that's God's response to
the anger of the nations against His people.
3. The time to judge the dead,
4. the time to reward God’s servants,
5. and the time to “destroy those who destroy the earth”.
Maka dikatakan sekali lagi, “18 Bangsa-bangsa
telah marah…” itu
sedang terjadi sekarang selama masa kemurahan Allah masih berlangsung, mereka
marah pada umat Allah. “…dan
amarah-Mu telah datang…” itulah
respons Allah kepada amarah bangsa-bangsa, “…dan saat bagi orang-orang mati, mereka harus dihakimi…” dan simak, “…dan Engkau akan memberi upah kepada hamba-hamba-Mu, nabi-nabi dan
orang-orang kudus dan kepada mereka yang takut akan nama-Mu, kecil dan
besar; dan untuk membinasakan mereka yang membinasakan bumi…”
Jadi
ada bagian ini, ada lima peristiwa:
1. Bangsa-bangsa marah, yang sedang terjadi
sekarang dan itu akan terus meningkat hingga ke titik ketika keluar Undang
Undang Hari Minggu, dan perintah untuk membunuh.
2. AmarahMu
telah datang, itu respons Allah kepada marahnya bangsa-bangsa terhadap umatNya.
3. Saatnya
untuk menghakimi orang mati.
4. Saatnya untuk memberi upah pada hamba-hamba
Allah.
5. Saatnya untuk membinasakan mereka yang
membinasakan bumi.
Now
you'll notice on the left-hand side the sections in the last half of Revelation
that are being dealt with. Revelation chapter 12 through 14, describes
the anger of the nations, in other words that's an amplification of that
phrase, “the nations were angry”.
Is that the emphasis of Revelation chapter 12? Yes. The dragon wants to kill
the man Child, the dragon persecutes the woman for 1260 years, then the dragon
was angry at the remnant of her seed who keep the Commandments of God. The
central theme is the anger of the nations against Christ and His people.
Revelation
13 you have the Beast that receives power, and throne, and authority from the
dragon. The dragon is the Roman Empire, the same Empire that wanted to kill
Jesus. And then the Beast that receives the power and the throne persecutes
God's people for 1260 years.
And
then a Beast rises from the earth that gives a decree that you can't buy or
sell, and whoever doesn't receive the mark of the Beast is going to be killed.
Is that the anger of the nations? Oh yeah, absolutely.
And
then when the Three Angels’ Messages are proclaimed then you have the wicked
gathered around Jerusalem, there in the winepress they want to destroy those
who are within the City because they've accepted the messages of the Three
Angels.
So
the
central theme of Revelation 12, 13 and 14 is the anger of the nation's against
God's people, and it's summarized in that one phrase that introduces the
second half of the book. Are you following me?
Nah,
kalian akan melihat di sebelah kiri
bagian paro terakhir Wahyu yang sedang dibahas. Wahyu pasal 12 hingga 14
menggambarkan amarah bangsa-bangsa. Dengan kata lain itu adalah penjelasan dari
kalimat “18 Bangsa-bangsa
telah marah…” Apakah itu penekanan Wahyu pasal 12? Ya. Naga
itu ingin membunuh Anak laki-laki itu, naga itu mempersekusi perempuan itu
selama 1260 tahun, lalu naga itu marah pada benih yang tersisa dari perempuan
itu yang memelihara Perintah-perintah Allah. Tema sentral adalah amarah
bangsa-bangsa terhadap Kristus dan umatNya.
Di
Wahyu 13, ada Binatang yang menerima kekuatan, takhta, dan wewenang dari naga.
Naga itu ialah Kekaisaran Roma, kekaisaran yang sama yang mau membunuh Yesus.
Kemudian Binatang yang menerima kekuatan, dan takhta, mempersekusi umat Allah
selama 1260 tahun.
Lalu
seekor Binatang muncul dari bumi yang mengeluarkan perintah melarang orang
untuk berjual-beli, dan siapa yang tidak menerima tanda Binatang itu akan
dibunuh. Apakah itu amarah bangsa-bangsa? Oh, iya, pasti.
Kemudian
ketika Pekabaran Tiga Malaikat dikumandangkan, lalu orang-orang jahat mengepung
mengelilingi Yerusalem, di tempat pemerasan anggur, mereka mau membinasakan
orang-orang yang ada di dalam Kota karena orang-orang itu telah menerima Pekabaran
Tiga Malaikat.
Jadi
tema sentralnya Wahyu 12, 13,
14, ialah amarah bangsa-bangsa terhadap umat Allah, dan itu disimpulkan oleh satu frase
tersebut yang memperkenalkan paro kedua kitab Wahyu. Apakah
kalian mengikuti saya?
Then
“Your wrath has come”.
Where would that be described? Well that would be the next section, in the last
half of Revelation. You read Revelation 15 it speaks about the close
of probation, it says there that the temple is filled with smoke, the
Heavenly temple which refers to the Most Holy place. No one can enter the
temple until the Seven Last Plagues have been poured out. So that's the close
of probation and the Seven Last Plagues are God's wrath, are you following me
or not? So Revelation 15 through 19 describes the close of probation and the Seven
Last Plagues, all of that section deals with the Seven Last Plagues.
Lalu
“amarah-Mu telah datang” Di mana itu digambarkan? Nah, itu pasti
ada di bagian berikutnya, di paro kedua kitab Wahyu. Kita membaca Wahyu 15, itu
berbicara tentang berakhirnya masa
kemurahan Allah, dikatakan di sana bahwa kuil itu dipenuhi oleh
asap, kuil Surgawi yang merujuk ke bilik Mahasuci. Tidak ada yang bisa masuk ke
kuil itu hingga Ketujuh Malapetaka Terakhir dicurahkan keluar. Jadi itu
berakhirnya masa kemurahan Allah, dan Ketujuh
Malapetaka Terakhir adalah murka Allah. Apakah kalian mengikuti
saya atau tidak? Jadi Wahyu
15 hingga 19 melukiskan berakhirnya masa kemurahan Allah dan Ketujuh Malapetaka
Terakhir, seluruh bagian itu bicara tentang Ketujuh Malapetaka
Terakhir.
Now
you say what about “the time to judge the
dead”? Well if we're following in chronological order, which dead is
this talking about judging? It's not talking about the investigative judgment
of God's people before the Second Coming because the plagues, once the plagues
are poured out, probation is closed, are you with me or not? So it must refer
to other dead people who are being judged, who would those be? Those
wicked people who remain on earth and are being judged during the millennium.
Is there a millennial judgment? Revelation chapter 20 says that judgment
was committed to those who were beheaded, because they did not worship the
Beast, his image or receive the mark. So the “time to judge the dead”
is not the righteous dead, it's the time to judge the wicked dead who have been
left here at the Second Coming, are you with me?
Sekarang
kalian berkata, bagaimana dengan “…saat bagi orang-orang mati, mereka harus dihakimi”?
Nah, jika kita mengikuti urutan kronologisnya,
orang mati yang mana yang akan dihakimi? Ini tidak bicara tentang penghakiman
investigasi atas umat Allah sebelum Kedatangan Kedua, karena begitu
malapetaka-malapetaka itu dicurahkan, pintu kasihan sudah tertutup. Apakah
kalian mengikuti saya? Jadi ini pasti merujuk kepada orang mati yang lain yang
akan dihakimi, siapakah mereka? Mereka adalah orang-orang jahat yang ditinggalkan di bumi dan dihakimi
selama masa millenium. Apakah ada penghakiman millenial? Wahyu pasal 20
berkata bahwa penghakiman diserahkan kepada mereka yang telah dipancung kepalanya karena mereka tidak
menyembah Binatang itu, patungnya, atau menerima tandanya. Maka “…saat bagi orang-orang mati, mereka
harus dihakimi” bukan tentang orang mati yang benar,
melainkan waktunya menghakimi orang mati yang jahat, yang telah ditinggalkan di
sini saat Kedatangan Kedua. Apakah kalian mengikuti saya?
And
then, is that the same
time that God rewards His people? When He begins to judge the wicked does He
also reward His people? Yes, He does, the same time at the Second Coming, you
know, Jesus takes His people to Heaven, He rewards them with Heaven and the
judgment of the wicked begins.
Kemudian,
apakah ini waktu yang sama Allah memberi pahala kepada umatNya? Ketika Dia
mulai menghakimi yang jahat, Dia juga memberi pahala umatNya? Ya, betul. Pada
waktu yang sama saat Kedatangan Kedua, kalian tahu, Yesus membawa umatNya ke
Surga, Dia memberi mereka pahala Surga dan penghakiman atas orang jahat
dimulai.
And
then what is the last section of the book of Revelation? Well, you'll notice in
Revelation 20:14-15 the wicked are destroyed, in other words, those who destroyed the
earth are they themselves destroyed after they are judged?
Kemudian
apa bagian terakhir kitab Wahyu? Nah, kita akan menyimak di Wahyu 20:14-15
orang-orang jahat dibinasakan, dengan kata lain mereka yang membinasakan bumi
apakah mereka sendiri juga dibinasakan setelah mereka dihakimi?
So
Revelation 11:18 is actually a summary of the second half of the book of Revelation,
the main events. Now you say, “Are you on target?”
Well,
let's read the statement from Ellen White, she knew this all the time. I don't
think Ellen White sat down to study the literary structure of the Trumpets, but
she did receive divine revelation. She always presented everything exactly the
way it is, with no PhD, with no super studying what all the scholars said. No,
no, Ellen White gets everything right because she was inspired by God. She put
everything in the right order. Notice the statement from Early Writings page 36.
. “ Then I saw
that Jesus would not leave the Most Holy place until every case was decided
either for salvation or destruction, and that the wrath of God could not come
until Jesus had finished His work in the Most Holy place, laid off His priestly
attire, and clothed Himself with the garments of vengeance…” So when is it that the wrath of God is going to come? Before the
close of probation or after the close of probation? After Jesus ceases His
intercessions. “…Then Jesus will
step out from between the Father and man, and God will keep silence no longer,
but pour out His wrath on those who have rejected His truth…” Now listen to this, “… I saw that the anger of the nations, the
wrath of God, and the time to judge the dead were separate and distinct, one
following the other,…” so are the events in
Revelation 11:18 in chronological order, yes or no? According to Ellen White
are they in chronological order? Absolutely, they're in chronological order.
Now the question is, when Ellen White says here, “I saw that the anger of the nations, the wrath of God, and the
time to judge the dead were separate and distinct…”,
so is the time to judge the dead after the close of probation according to this
statement? Yes, because she says there's an order.
· The nations angry, first of all,
· then the wrath of God, which is the Seven Last Plagues,
· then the time to judge the dead.
So can this be the investigative judgment of the righteous? It
cannot be the investigative judgment of the righteous, it's that simple.
So
we know from the testimony of Ellen White that the anger of the nations
represents the anger of the wicked against God's people. God's wrath being
poured out is the Seven Last Plagues. And the judgment of the dead is not the
judgment of the righteous dead, it is the judgment of what? The judgement of
the wicked dead.
And
then she ends the statement by saying once again, let’s begin, “…I
saw that the anger of the nations, the wrath of God, and the time to judge the
dead were separate and distinct, one following
the other, also that Michael had not stood up, and that the time of trouble,
such as never was, had not yet commenced…” Now
notice that chronological detail. “…The nations are now
getting angry,…” So was that part still during probationary time? The anger of
the nations still during
probationary time? Yes. Is the wrath of God after probationary time? Is the
judgment of the dead after God pours out the Seven Last Plagues? Fantastic!
Ellen White had it right, and so we end the statement, “….The nations are now getting angry but when
our High Priest has finished His work in the sanctuary, He will stand up, put
on the garments of vengeance, and then the Seven Last Plagues will be poured
out.”
Jadi
Wahyu 11:18 sesungguhnya adalah kesimpulan paro kedua kitab Wahyu,
peristiwa-peristiwa utamanya. Sekarang kalian berkata, “Apakah Anda tepat?”
Nah,
mari kita baca pernyataan dari Ellen White, dia sudah mengetahui ini. Saya
pikir Ellen White tidak duduk untuk mempelajari struktur penulisan
Terompet-terompet, tetapi dia menerima pengungkapan Ilahi. Dia selalu
mempersembahkan segala itu tepat apa adanya, tanpa gelar kesarjanaan, tanpa mempelajari
dengan teliti apa yang dikatakan pakar-pakar Alkitab. Tidak, tidak, Ellen White
memahami semuanya secara tepat karena dia mendapat ilham dari Allah. Dia menempatkan semuanya sesuai urutannya
yang benar. Simak pernyataan dari Early
Writings hal. 36.
“…Lalu saya melihat
Yesus tidak akan meninggalkan bilik Mahakudus hingga setiap kasus sudah
diputuskan entah untuk diselamatkan maupun untuk dibinasakan, dan bahwa murka
Allah tidak akan datang hingga Yesus sudah menyelesaikan pekerjaanNya di bilik Mahakudus,
melepaskan jubah imamNya dan mengenakan jubah pembalasanNya…” Jadi kapan murka Allah akan datang? Sebelum berakhirnya kemurahan Allah
atau setelah pintu kasihan ditutup? Setelah Yesus selesai mengerjakan pekerjaan
perantaraNya. “…Lalu
Yesus melangkah keluar dari antara Bapa dan manusia, dan Allah tidak akan berdiam
diri lebih lama lagi, melainkan mencurahkan murkaNya ke atas mereka yang telah
menolak kebenaranNya…” Sekarang dengarkan ini, “…Saya melihat
kemarahan bangsa-bangsa, murka Allah, dan saatnya untuk menghakimi orang mati
itu terpisah dan beda, yang satu mengikuti yang lain…” Jadi apakah peristiwa-peristiwa di Wahyu 11:18 urut secara kronologis,
ya atau tidak? Menurut Ellen White
apakah mereka urut secara kronologis? Tentu saja, mereka urut secara
kronologis. Sekarang pertanyaannya ialah, ketika Ellen White berkata di sini, “…Saya melihat
kemarahan bangsa-bangsa, murka Allah, dan saatnya untuk menghakimi orang mati
itu terpisah dan beda…” apakah waktu untuk menghakimi orang
mati setelah pintu kasihan ditutup menurut pernyataan ini? Ya, karena Ellen
White berkata ada urutannya.
· Bangsa-bangsa marah dulu.
· Lalu murka Allah, yang adalah Ketujuh Malapetaka Terakhir.
· Lalu waktunya menghakimi orang mati.
Bisakah ini penghakiman investigasi orang-orang benar?
Ini tidak mungkin penghakiman investigasi orang-orang benar. Sederhana.
Jadi kita tahu dari kesaksian
Ellen White, amarah bangsa-bangsa melambangkan amarah orang-orang jahat
terhadap umat Allah. Murka Allah yang dicurahkan ialah Ketujuh Malapetaka
Terakhir. Dan penghakiman orang mati bukan penghakiman atas orang mati yang
benar, tapi penghakiman atas apa? Penghakiman atas orang mati yang jahat.
Kemudian Ellen White mengakhiri
pernyataannya dengan mengatakan, mari kita mulai, “…Saya melihat
kemarahan bangsa-bangsa, murka Allah, dan saatnya untuk menghakimi orang mati
itu terpisah dan beda, yang satu mengikuti yang lain. Juga Mikhael masih belum
berdiri, dan masa kesukaran seperti yang belum pernah ada, belum dimulai…” sekarang simak detail kronologinya. “…Bangsa-bangsa
sekarang marah…” jadi apakah bagian ini masih di masa kemurahan Allah? Kemarahan
bangsa-bangsa masih di masa kemurahan Allah? Ya. Apakah murka Allah setelah
pintu kasihan ditutup? Apakah penghakiman orang-orang mati itu setelah Allah
mencurahkan Ketujuh Malapetaka Terakhir? Luar biasa! Pemahaman Ellen White
benar. Maka kita akhiri pernyataannya, “…Bangsa-bangsa
sekarang marah, tetapi bilamana Imam Besar kita telah menyelesaikan
pekerjaanNya di Bait Suci, Dia akan berdiri, mengenakan pakaian pembalasan,
kemudian Ketujuh Malapetaka Terakhir akan dicurahkan…”
And
then I want you to notice how important this issue of where new series begin
and where series end. Listen, we can interpret symbols till we're blue in the
face, but if we don't know how Revelation is organized, how the events, what
the sequence of events is, when one series ends and the next series begins,
when there's a flashback, when it takes you forward, we're not going to even
know where we're at. So even ~ maybe I shouldn’t say
even more important ~ but just as
important as being able to interpret individual symbols, what they mean and put
them together, it's crucially important to know how the book of Revelation is organized, the sequence
of events, how the book is organized.
Lalu
saya mau kalian menyimak betapa pentingnya isu mengetahui di mana seri yang
baru mulai dan seri yang lama berakhir. Dengarkan, kita boleh menafsirkan
simbol sampai pingsan tetapi jika kita tidak tahu bagaimana kitab Wahyu diatur,
bagaimana urut-urutan peristiwa, di mana satu seri berakhir dan seri berikutnya
dimulai, kapan itu kilas balik, kapan kita dibawa jauh ke depan, kita tidak
akan tahu di mana posisi
kita. Jadi bahkan ~ mungkin saya tidak seharusnya berkata bahkan lebih penting ~ tetapi sama pentingnya kemampuan bisa
menafsirkan simbol-simbol, apa maknanya, dan merajutnya menjadi satu, dengan
amat pentingnya untuk mengetahui bagaimana kitab Wahyu diatur, urut-urutan
peristiwanya, bagaimana kitab itu disusun.
And
so let's go now to Revelation 11:19, see if you want to read this in
chronological order it won't make any sense. Revelation 11:19, after we find the
summary of the rest of the book, it says, “19 Then the temple of God was opened in heaven, and the ark
of His covenant was seen in His temple. And there were lightnings,
noises, thunderings, an earthquake, and great hail.” Do you see what the
problem is here? If you take Revelation 11:19 as taking place after Revelation 11:18
you're going to be in serious trouble. Revelation 11:19 is the introductory
verse to the rest of the book.
Verse 18 gives you all of the summary of all of the events, Revelation
11:19 gives you the starting point for the last half, and that is the
beginning of the investigative judgment in 1844. Every single time that
Ellen White quotes Revelation 11:19 she applies it to what happened in 1844. So
can you read Revelation 11:19 in chronological sequence with the verse that
comes before? No, you'll be all goofed up. But when you realize that Revelation
11:19 is the introduction to the last half of the book, that the focus is going
to be the Most Holy place of the Heavenly sanctuary, then it makes sense. And
incidentally this verse not only gives us the starting point: “the temple of God was opened in heaven, and the ark
of His covenant was seen in His temple” but it also gives
us the ending point: “and there were lightning
noises, thunderings, an earthquake and great hail”, that's exactly what happens at the Seventh Plague. Are you with
me?
So
once again you have the introduction, the point is that Revelation chapter 12
and following, are going to focus primarily
on what happens after 1844, the investigative judgment in Heaven, and when that
concludes at the 7th plague which we're not going to read now, that's where you
have lightning, noises, thunderings, an earthquake, and great hail.
Jadi
sekarang mari ke Wahyu 11:19, lihat, jika kita membaca ini sesuai urutan
kronologinya, maka ini tidak masuk akal. Wahyu 11:19, setelah kita menemukan
ringkasan sisa kitab Wahyu, dikatakan, “19 Maka terbukalah kuil (Bait Suci) Allah yang di sorga, dan kelihatanlah
tabut perjanjian-Nya di dalam kuil (Bait
Suci) itu. Dan terjadilah kilat dan suara-suara, guruh dan gempa bumi dan hujan batu es sangat
besar.” Apakah kalian
melihat masalahnya di sini? Jika
kita menganggap Wahyu 11:19 terjadi setelah Wahyu 11:18, kita masuk ke masalah
yang besar. Wahyu 11:19 adalah ayat pengantar ke sisa kitab Wahyu.
Ayat 18 memberikan ringkasan dari peristiwa-peristiwanya, Wahyu 11:19 memberikan titik mulanya bagi paro yang
terakhir kitab Wahyu, dan itu ialah dimulainya penghakiman investigasi tahun 1844.
Setiap kali Ellen White mengutip Wahyu 11:19 dia mengaplikasikannya kepada apa
yang terjadi di 1844. Jadi bisakah kita membaca Wahyu 11:19 sebagai urutan
kronologi dari ayat yang muncul sebelumnya? Tidak. Kita akan kebingungan.
Tetapi ketika kita menyadari Wahyu 11:19 adalah pengantar ke paro terakhir dari
kitab Wahyu, bahwa fokusnya ialah bilik Mahakudus dari Bait Suci Surgawi, maka
itu baru masuk akal. Dan ketahuilah, ayat
ini tidak hanya memberi
kita titik mulainya: “terbukalah kuil (Bait Suci) Allah yang di sorga, dan
kelihatanlah tabut perjanjian-Nya di dalam kuil
(Bait Suci) itu”, tetapi dia juga memberi kita titik akhirnya: “Dan terjadilah kilat dan suara-suara, guruh dan gempa bumi dan hujan batu es sangat
besar”, itulah yang persis terjadi saat
Malapetaka Ketujuh. Apakah kalian mengikuti saya?
Jadi
sekali lagi, itu pengantarnya. Poinnya ialah fokus Wahyu pasal 12 dan
seterusnya terutama ada pada apa yang terjadi setelah 1844 penghakiman
investigasi di Surga, dan itu berakhir dengan Malapetaka Ketujuh yang tidak
akan kita baca sekarang, yaitu ketika ada kilat, suara-suara, guntur dan gempa bumi dan hujan batu es yang besar.
So
how important then is it to understand that Revelation is not written in chronological
order? You know there's a reason why the Christian world is so goofed
up, because they're using the wrong method, they're trying to open the door
with the wrong key. Only Historicism will help people unlock the secrets of the
book of Revelation, there's no other method that will do it. Futurism is broke,
Preterism is broke, only Historicism makes the book of Revelation relevant and
understandable.
Jadi
kalau begitu, seberapa pentingkah memahami bahwa kitab Wahyu tidak ditulis secara kronologis? Kalian tahu, ada alasan mengapa dunia
Kristen begitu bingung karena mereka memakai cara yang salah, mereka berusaha
membuka pintu dengan kunci yang salah. Hanya Historisme yang akan membantu
orang membuka rahasia-rahasia kitab Wahyu, tidak ada cara yang lain. Futurisme
tidak sanggup, Preterisme tidak sanggup, hanya Historisme yang membuat kitab
Wahyu relevan dan bisa dipahami.
Now
the last point that I want to deal with in this introductory aspect is, that
sometimes we are very inconsistent in our way of interpreting prophecies of the
book of Revelation. And for a moment I'm going to mention something about the
Seven Trumpets. We are going to study, as I mentioned before, next year Lord
willing at Anchor the Seven Trumpets which cover Revelation, basically
Revelation chapter 8 through Revelation the end of chapter 11 of the book of
Revelation. And you know there are many different views of the Trumpets, some
say that the Trumpets are totally future, some say that the Trumpets are in the
past, some say that there's a dual application to the Trumpets , you know they
were fulfilled in the past and they're going to be fulfilled in the future. But
the reason why people have all of these different views is because they're very
inconsistent in the methods that they use.
Nah,
poin terakhir yang ingin saya bahas dalam aspek pengantar ini ialah terkadang
kita sangat tidak konsisten dengan cara kita menafsirkan nubuatan kitab Wahyu.
Dan saya akan menyinggung sedikit tentang Tujuh Terompet. Seperti yang saya
sebutkan tadi, insya Allah tahun depan kita akan mempelajari Tujuh Terompet di Anchor, yang pada dasarnya meliputi Wahyu pasal 8
hingga bagian akhir pasal 11. Dan kalian tahu ada banyak pandangan yang berbeda
tentang Terompet-terompet ini. Ada yang berkata Terompet-terompet itu
seluruhnya masa yang akan datang, ada yang berkata Terompet-terompet sudah masa
lalu, ada yang berkata Terompet-terompet punya aplikasi ganda, mereka sudah
digenapi di masa lalu tetapi mereka akan digenapi lagi di masa yang akan
datang. Tetapi alasan mengapa orang-orang punya semua pandangan yang berbeda
ini ialah karena mereka sangat tidak konsisten dengan metode yang mereka pakai.
Let's
just go through some of those things, we're at the bottom of page two, “The
Inconsistency of Method”.
Now
the prophetic series all begin with what? When you have a prophetic sequence they always
begin in the day in which the prophet wrote, correct?
· Where does Daniel 2 begin? Babylon. Did Daniel live in Babylon?
Yes. Okay.
· Daniel 7, the beginning is Babylon? Yes.
· Daniel 8 begins with Medo-Persia. Did Daniel live during the
period of Medo-Persia? Yes.
· Daniel 11 begins with what? Medo-Persia. Was Daniel alive? Yes. So where does the
prophetic chain begin? It begins in the time when the prophet wrote.
· How about Revelation chapter 12? The dragon that tries to kill
the man Child, is that in the time of John? Yes, absolutely.
· Revelation 13, the dragon gives his throne, his power, and
authority to the Beast. The dragon is the Roman Empire, so you're starting at
the Roman Empire again.
· And then you have the Seven churches, where do the Seven
churches begin? They begin in the apostolic times.
· Where do the Seals begin? The white horse, apostolic times.
So
here is the problem, why does Uriah Smith begin the Trumpets in the fourth
century with the barbarian invasions? Are you seeing the inconsistency?
All of
the prophetic chains begin in the days when the prophet lives, but they
say the Trumpets that’s an exception. The
Trumpets begin not in the first century, they begin in the fourth century with
the barbarian invasions. We begin to detect a problem.
Furthermore
is there any evidence that chain prophecies have a dual application?
· Do the Seven Churches have a dual application, to the past and
the future? No.
· Does Daniel 7 have a dual application? Can you say that Daniel 7
is fulfilled twice, once in the past and then it's fulfilled in the future
again?
· How about Revelation 13, does that have a dual fulfillment? No.
So
why would we say that the Seven Trumpets have a dual fulfillment if none of the
other chain prophecies have a dual fulfillment?
Mari
kita ulas beberapa hal itu, kita ada di bagian bawah halaman 2, “The
Inconsistency of Method”
(Ketidakkonsistenan Metode).
Nah,
semua seri nubuatan mulai dengan apa? Bilamana ada suatu urutan nubuatan, itu selalu dimulai pada zaman di mana
nabi itu menulis, betul?
· Di mana Daniel 2 dimulai? Babilon.
Apakah Daniel hidup di Babilon? Ya. Oke.
· Daniel 7, dimulainya dengan Babilon? Ya.
· Daniel 8 mulai dengan Medo-Persia.
Apakah Daniel hidup di zaman Medo-Persia? Ya.
· Daniel 11 mulai dengan apa? Medo-Persia.
Apakah Daniel masih hidup? Ya. Jadi rantai nubuatan itu mulai kapan? Mulai dari
waktu ketika nabi itu menulisnya.
· Bagaimana dengan Wahyu 12? Naga yang
mencoba membunuh Anak laki-laki itu, apakah itu di zaman Yohanes? Ya, tentu
saja.
· Wahyu 13, naga itu memberikan takhtanya,
kekuatannya, dan kuasanya kepada Binatang itu. Naga itu kekaisaran Roma, jadi kita mulai dari kekaisaran
Roma lagi.
· Kemudian ada Tujuh Jemaat, mulai dari
mana Ketujuh Jemaat ini? Mulai dari zaman apostolik.
· Meterai-meterai mulai di mana? Kuda
putih, zaman apostolik.
Jadi
inilah masalahnya, mengapa Uriah Smith
memulai Terompet di abad keempat dengan invasi barbar? Apakah
kalian melihat ketidakkonsistenannya? Semua
rantai nubuatan dimulai di zaman ketika nabi yang menulisnya masih hidup,
tetapi mereka mengatakan Terompet-terompet itu perkecualian. Terompet-terompet
tidak dimulai di abad pertama, mereka dimulai di abad keempat dengan invasi
barbar. Kita mulai melihat masalahnya.
Lebih
lanjut, apakah ada bukti apa pun bahwa rantai nubuatan memiliki aplikasi ganda?
· Apakah Ketujuh Jemaat memiliki aplikasi
ganda di masa lampau dan masa akan datang? Tidak.
· Apakah Daniel 7 memiliki aplikasi ganda?
Bisakah kita mengatakan Daniel 7 digenapi dua kali, sekali di masa lampau
kemudian digenapi lagi di masa depan?
· Bagaimana dengan Wahyu 13? Apakah ada
penggenapan ganda? Tidak.
Kalau
begitu mengapa kita mengatakan Tujuh Terompet memiliki aplikasi ganda jika
tidak satu pun rantai nubuatan yang lain memiliki penggenapan ganda?
Daniel
chapter 2 has one fulfillment.
And you use the Historicist method, it helps you know exactly where you are at
any given moment in the study of the prophecy, so you can follow the trajectory. It begins with the head of
gold, breasts and arms of silver, belly of bronze, legs of iron, feet of iron
and clay, the stone that hits the image, the mountain, the everlasting kingdom.
You've been enabled to follow the flow of the prophecy from beginning to end.
So does Daniel 2 have two fulfillments? No, it's got one.
Does
Daniel 7 have two fulfillments?
The lion represents Babylon, but then something else in the
future? No. The bear can represent something in the past and something in the
future? No. Chain prophecies you have, the lion: Babylon, the bear:
Medo-Persia, the leopard: Greece, the dragon beast: Rome, the ten horns: the
divisions of Rome, the little horn: the papacy, and so on.
So
why would you say that the Trumpets have a dual fulfillment, if in chain
prophecies you have basically one historicist fulfillment?
Daniel
pasal 2 hanya punya satu penggenapan.
Dan jika kita
memakai metode Historicist,
itu membantu kita tahu tepatnya kita berada di titik waktu mana dari nubuatan yang sedang kita pelajari tersebut, sehingga
kita bisa mengikuti lintasannya. Ini dimulai dengan kepala emas, dada dan
lengan perak, perut tembaga, kaki besi, dan jari-jari kaki dari besi bercampur
tanah liat, batu gunung yang menghantam patung itu, menjadi sebuah gunung
kerajaan yang kekal. Kita disanggupkan untuk mengikuti alur nubuatan dari awal
hingga akhir. Jadi apakah Daniel 2 memiliki dua penggenapan? Tidak. Cuma satu.
Apakah
Daniel 7 memiliki dua penggenapan?
Singa
melambangkan Babilon, tetapi kemudian ada yang lain di masa depan? Tidak.
Beruang bisa melambangkan sesuatu di masa lampau dan sesuatu di masa depan?
Tidak. Rantai nubuatannya: singa: Babilon ~ beruang: Medo-Persia ~ macan tutul:
Greeka ~ binatang naga: Roma ~ kesepuluh tanduk: Roma yang terpecah ~ tanduk
kecil: Kepausan, dan seterusnya.
Jadi
mengapa kita mengatakan bahwa Terompet memiliki aplikasi ganda jika di rantai nubuatan pada dasarnya
hanya ada satu penggenapan dalam sejarah?
Furthermore,
in the interpretation that is given of the Trumpets why would John dedicate
four Trumpets to the barbarian invasions? I mean the barbarian invasions were
important, but four Trumpets to the barbarian invasions? And by the way
specific names are given to individuals that fulfill the Trumpets: Mohammed,
Odoacer, Attila the Hun, you know, folks, nowhere in any of the other chain prophecies do
you have individual names fulfilling. They are movements, they are
kingdoms that fulfill Bible prophecy.
Lebih
lanjut, dalam penafsiran yang diberikan mengenai Terompet-terompet, mengapa
Yohanes mendedikasikan empat Terompet kepada invasi barbar? Maksud saya, invasi
barbar itu penting, tetapi empat Terompet untuk invasi barbar? Dan apalagi
nama-nama spesifik diberikan kepada individu-individu yang dianggap menggenapi
Terompet-terompet itu: Muhammad, Odoacer, Attila the Hun, kalian tahu,
Saudara-saudara, tidak ada di mana
pun dalam rantai nubuatan, nama seorang individu yang menggenapinya.
Itu adalah gerakan-gerakan, kerajaan-kerajaan yang menggenapi nubuatan Alkitab
Furthermore
in the Trumpets you find the inconsistency of applying the symbols in the
Trumpets. You know a different method is applied to interpreting the symbols of
the Trumpets than what is used to interpret the symbols in other passages of
Bible prophecy. You know you read for example some books on the Seven Trumpets, some Adventist books of the Seven Trumpets, and what they'll do is sometimes they'll interpret the symbols literally,
and sometimes they'll interpret them as symbolic. There appears to be really no
method, no hermeneutical method to interpret the symbols. As Adventists we've
understood that the symbols before the Second Coming, the symbols represent
something that is not literal but it's symbolic. But in many of the expositions of the
Trumpets you have a literalizing of symbols which really should be understood
in a symbolic sense.
Lebih
jauh, di Terompet-terompet kita temui ketidakkonsistenan mengaplikasikan simbol-simbol
Terompet, maksudnya dipakainya metode yang berbeda untuk menafsirkan
simbol-simbol Terompet daripada apa yang dipakai untuk menginterpretasikan
simbol-simbol di nubuatan Alkitab yang lain. Kalian tahu, misalnya kita membaca
beberapa buku tentang Ketujuh Terompet, beberapa buku Advent mengenai Ketujuh
Terompet, dan terkadang apa yang mereka lakukan ialah mereka menafsirkan
simbol-simbol itu sebagai literal, dan terkadang mereka menafsirkannya sebagai
simbolis. Sepertinya tidak ada metode yang pasti, tidak ada metode hermeneutika
untuk menafsirkan simbol-simbol. Sebagai orang Advent kita memahami
simbol-simbol sebelum Kedatangan Kedua, bahwa simbol-simbol itu melambangkan
sesuatu yang tidak literal melainkan simbolis. Tetapi dalam banyak eksposisi Terompet, kita mendapatkan
simbol-simbol itu dijadikan literal, yang seharusnya dipahami dalam pengertian
simbolis.
One
final point that we have on this is, is that in the series on the Trumpets many
see the Muslims fulfilling, for particularly the Fifth and Sixth Trumpets.
Now
the big question is where do you find the Muslims in any of the prophetic chains?
·
Are the Muslims in Daniel
2? No.
·
Are the Muslims in Daniel
7? No.
·
Are the Muslims in Daniel
8 and 9? No.
·
Are the Muslims in Daniel
11? No.
·
Are the Muslims in the
Seven Churches?
·
Are the Muslims in the
Seven Seals?
·
Are the Muslims in
Revelation 12?
·
Are they in Revelation 13?
They appear nowhere in any
of the prophetic chain, so why would there be a
great emphasis in the Trumpet series on the role of the Muslims?
These
are questions that we need to ask ourselves when we study the Trumpets, and
we're going to look at it in detail in our next Anchor class.
Satu
poin terakhir tentang hal ini ialah dalam seri Terompet kita melihat banyak penggenapan
oleh Muslim, terutama di Terompet Kelima dan Keenam.
Sekarang,
pertanyaannya ialah, di
mana kita menemui Muslim dalam rantai nubuatan yang mana pun?
·
Apakah
di Daniel 2 ada Muslim? Tidak.
·
Apakah
di Daniel 7 ada Muslim? Tidak.
·
Apakah
di Daniel 8 dan 9 ada Muslim? Tidak.
·
Apakah
di Daniel 11 ada Muslim? Tidak.
·
Apakah
di Tujuh Jemat ada Muslim?
·
Apakah
di Tujuh Meterai ada Muslim?
·
Apakah
di Wahyu 12 ada Muslim?
·
Apakah
di Wahyu 13 ada Muslim?
Muslim tidak muncul di rantai nubuatan
mana pun, jadi mengapa
ada penekanan yang begitu besar dalam seri Terompet tentang peranan Muslim?
Inilah
pertanyaan-pertanyaan yang harus kita tanyakan diri sendiri ketika kita
mempelajari Terompet-terompet. Dan kita akan membahasnya dengan detail dalam
kelas Anchor kita yang berikut.
So
basically these are some of the things that we have to take into account when
we study not only the Seals, but other passages of Scripture as well. So let me
ask you, was what we looked at so far clear? Were you able to follow and
understand what we've dealt with?
So
we are going to apply these principles to the study of the Seals, all of these Historicist
principles that we find come from Scripture itself.
Jadi
pada dasarnya inilah beberapa hal yang harus kita pertimbangkan ketika kita
mempelajari bukan saja Meterai-meterai, tetapi juga isi Kitab Suci yang lain.
Jadi coba saya tanya, apakah apa yang telah kita simak sejauh ini, jelas? Apakah
kalian bisa mengikuti dan memahami apa yang telah kita bahas?
Jadi
kita akan mengaplikasikan prinsip-prinsip ini kepada pelajaran Meterai-meterai,
semua prinsip Historiscist
yang kita dapati berasal dari Alkitab sendiri.
Now
what we want to do is we want to go to page 3, and we are going to begin our
study of the Seals, particularly the Introductory Vision. But before we go to
the Introductory Vision, we need to take a look at events that happened while
Christ was still on earth, because the Introductory Vision simply points to His
ascension to Heaven and His inauguration as the interceding High Priest. We
need to look at some events that transpired while Jesus was on this earth. So first of all what we want to notice is
that Jesus is the Creator and because He is the Creator, He is responsible for
our existence. Is that a true statement?
He is not responsible for our sin, He is responsible for our existence
because He created us.
Notice John 1:1-3. “In the beginning was the Word, and the Word was with God, and the Word
was God. He was in the beginning with God. All things were made through Him…” that is Jesus, the Word, “…and without Him nothing was made that was
made.” So who was the Creator of all things?
Jesus. So did Jesus create all of us? No, you came from your mother, folks. And
where did your mother come from? From her mother, and where did her mother come
from? Well, from her mother. So if you go back all the way to the beginning
where do you end the chain? With Adam and Eve. So when Jesus created Adam and
Eve, He created all of us because we all come from them. So He is responsible
for the existence of every person here on planet earth.
Nah,
apa yang akan kita lakukan ialah pergi ke hal. 3, dan kita akan memulai
pelajaran kita tentang Meterai-meterai, khususnya Penglihatan Pengantar. Tetapi
sebelum kita ke Penglihatan Pengantar kita perlu menyimak peristiwa-peristiwa
yang terjadi ketika Kristus masih ada di bumi, karena Penglihatan Pengantar
semata-mata menunjuk kepada KenaikanNya ke Surga dan InaugurasiNya sebagai Imam
Besar yang menjadi perantara. Kita harus melihat beberapa peristiwa yang
terjadi selagi Yesus masih di bumi. Jadi pertama-tama kita harus menyimak bahwa
Yesus adalah Sang Pencipta, dan karena Dia Pencipta Dia yang bertanggungjawab
atas kehadiran kita. Apakah itu pernyataan yang benar? Yesus tidak bertanggung
jawab atas dosa kita, Dia bertanggung jawab atas kehadiran kita karena Dia yang
menciptakan kita.
Simak Yohanes 1:1-3, “1 Pada mulanya adalah Firman;
Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. 2
Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah. 3 Segala sesuatu
dijadikan melalui Dia…” yaitu Yesus, Firman, “…dan tanpa Dia tidak ada
suatu pun yang telah jadi, dijadikan.…” Jadi
siapakah Pencipta segala sesuatu? Yesus. Jadi apakah Yesus menciptakan kita
semua? Tidak, kalian berasal dari ibu kalian, Saudara-saudara. Dan ibu kalian
berasal dari mana? Dari ibunya. Dan ibunya berasal dari mana? Nah, dari ibunya.
Maka jika kita mundur terus sampai ke awal, di mana kita mengakhiri rantainya?
Di Adam dan Hawa. Jadi ketika Yesus menciptakan Adam dan Hawa, Dia menciptakan
kita semua karena kita semua berasal dari mereka. Jadi Dia bertanggung jawab
atas kehadiran setiap manusia di planet Bumi di sini.
Now at the
beginning when Jesus created this world He placed Adam as the original ruler
over this realm. Adam was the king in other words, of this realm, of this
world. Psalm 8:3-5 tells us this. One evening the psalmist was contemplating
the heavens and he wrote these words, “3 When I consider Your
heavens, the work of Your fingers, the moon and the stars, which You have
ordained. 4 What is man that You are mindful
of him, and the son of man that You visit him? 5 For You have made him a little
lower than the angels, and You have crowned him…” this is speaking about the creation of Adam,
“…and You have crowned him with glory and honor...” Who wear crowns? Kings. Now every king has a realm of dominion, so Adam
was created to be king. King of what? Notice verse 6, “…6 You have made him to have
dominion over the works of Your hands; You have put all things under his feet…” that means that he's the ruler. “…7 All sheep and oxen—even the
beasts of the field, 8 the birds of the air, and the fish of the
sea that pass through the paths of the seas…”
So God chose Adam as the king, and his
territory was everything relating to planet Earth. However, there was a
condition for him to remain ruler over this realm, and that was to offer God
sinless perfection. And Adam did not offer what God required. And therefore the
Bible tells us that Satan usurped the throne that belonged to Adam, and the territory
over which he ruled.
And
we find this in Luke 4:5-7, this is on the mount of temptation, it says, “5 Then the devil, taking Him up on a high mountain, showed Him all
the kingdoms of the world in a moment of time. 6 And the devil said to Him…” by
this time there were many kingdoms, it was still the planet earth, and the
devil said to Him, “…‘All this authority…” that
is the position, right? “… ‘All this authority I will give You, and
their glory; for this has
been delivered to me…” who delivered it to
him? Adam. “…for this has been delivered to me and I give it to whomever I
wish. 7 Therefore, if You will worship before me, all will be Yours.’…” So
who took over the throne of this world? Satan. And this became his realm of
dominion, his territory. Of course he usurped it, was not rightfully his, he
stole it from Adam.
Nah, pada mulanya ketika Yesus
menciptakan dunia ini, Dia menempatkan Adam sebagai penguasanya yang asli atas
kerajaan ini. Dengan kata lain Adam adalah raja dari kerajaan ini, dari dunia
ini. Mazmur 8:3-5 mengatakan ini kepada kita. Suatu petang pemazmur sedang
merenungkan langit dan dia menulis kata-kata ini, “3 Bila aku memikirkan langit-Mu, buatan
jari-Mu, bulan dan bintang-bintang yang telah
Kautempatkan, 4 apalah manusia, sehingga Engkau mempedulikannya? Dan anak
manusia, sehingga Engkau mendatanginya? 5 Karena Engkau telah membuatnya sedikit lebih
rendah daripada malaikat, dan Engkau
telah memahkotainya…” ini berbicara tentang penciptaan Adam, “…dan Engkau telah memahkotainya dengan kemuliaan dan
kehormatan…” siapa
yang memakai mahkota? Raja. Nah, setiap raja memiliki daerah kekuasaan, jadi
Adam diciptakan untuk menjadi raja, raja apa? Simak ayat 6, “…6 Engkau membuat dia berkuasa atas buatan tangan-Mu, segala-galanya
telah Kauletakkan di bawah kakinya…” berarti
dialah penguasanya, “…7 kambing domba
dan lembu sapi sekalian, yaitu
binatang-binatang di padang; 8 burung-burung di udara dan ikan-ikan
di laut yang melintasi arus lautan…” Jadi
Allah memilih Adam sebagai raja, dan daerah kekuasaannya adalah semua yang
berkaitan dengan planet Bumi. Namun, ada persyaratan bagi Adam untuk tetap
menjadi penguasa atas kerajaan ini, dan itu ialah mempersembahkan kepada Allah kesempurnaan
tanpa dosa. Dan Adam tidak mempersembahkan apa yang diminta Allah. Dan oleh
karenanya Alkitab mengatakan kepada kita Setan telah merebut takhta milik Adam,
dan daerah kekuasaannya.
Dan
kita menemukan ini di Lukas 4:5-7, ini di atas bukit pencobaan, dikatakan, “5
Kemudian Iblis
membawa Yesus ke gunung yang tinggi dan
memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia dalam
sekejap mata 6 Kata
Iblis kepada-Nya…” pada
waktu ini sudah ada banyak kerajaan, masih di planet Bumi. Dan Iblis berkata
kepadaNya, “…‘Segala
kekuasaan ini…” yaitu kedudukannya, benar? “… ‘Segala kekuasaan ini serta kemuliaannya akan kuberikan kepada-Mu,
sebab semuanya itu telah diserahkan kepadaku…” siapa yang menyerahkannya kepada Iblis?
Adam, “…sebab semuanya itu telah diserahkan kepadaku dan
aku memberikannya kepada siapa saja yang kukehendaki. 7Jadi jikalau
Engkau mau menyembah aku, seluruhnya itu
akan menjadi milik-Mu…” Jadi
siapa yang mengambil alih takhta dunia ini? Setan. Dan ini menjadi kerajaannya,
teritorinya. Tentu saja dia telah merebutnya, ini bukan miliknya secara sah,
dia telah mencurinya dari Adam.
In
Romans 6:16 which is not in your syllabus, it says, “16 Do you not know that to whom you present yourselves slaves
to obey, you are that one’s slaves whom you obey…” and
Adam chose to obey Satan, and therefore he became a slave of Satan. And of
course all of his descendants sinned because “all have sinned
and come short of the glory of God”. So all of Adam's descendants became slaves as
well.
Now,
man or mankind therefore needed some way to be saved. See, Jesus now says, “I'm
responsible for their existence, they've sinned, they're lost, they're going to
die, they're going to suffer second death, I need to implement a plan so that
they can recover what was lost.”
Di Roma 6:16 yang tidak ada di silabus
kalian, dikatakan, “16 Apakah kamu tidak tahu, kepada siapa
kamu menyerahkan dirimu sebagai budak yang patuh,
kamu menjadi budak
orang yang kamu patuhi itu, …” Dan
Adam memilih untuk patuh pada Setan, oleh karena itu dia menjadi budak Setan.
Dan tentu saja semua keturunannya berdosa “…23 Karena semua orang telah berbuat dosa dan gagal mencapai
kemuliaan Allah…” Jadi
semua keturunan Adam menjadi budak juga.
Nah,
karena itu manusia atau umat manusia membutuhkan suatu cara agar bisa
diselamatkan. Lihat, Yesus sekarang berkata, “Aku yang bertanggung jawab atas
kehadiran mereka, mereka telah berbuat dosa, mereka tidak selamat, mereka akan
mati, mereka akan menderita kematian kedua. Aku perlu mengimplementasikan suatu
rencana supaya mereka bisa mendapatkan kembali apa yang telah hilang.”
Now
we're going to notice in our next study together that the redeemer of the lost
possession and the emancipator from slavery had to be a next of kin, in other
words, had to be a close relative in order to redeem someone who had sold
himself into slavery, or someone who had sold their patrimony, or the land over
which they governed. Only a next of kin could recover by making a payment what
had been lost. But we're going to find that the problem is, that within the
human race there was no one who had not sold himself into slavery and there was
no one who had not relinquished their possession, because the Bible
says, that “all are sinners and come short of the glory of God.” So within the human race there was no one who could recover the
lost possession, but we shall see that Someone did show up.
Nah,
dalam pelajaran kita berikut kita akan menyimak bahwa penebus harta yang hilang
dan pembebas dari perbudakan, haruslah seorang yang masih sanak keluarga.
Dengan kata lain dia haruslah seorang kerabat yang dekat supaya bisa menebus
orang yang telah menjual dirinya menjadi budak atau yang telah menjual hak
warisnya, atau tanah yang dikuasainya. Hanya seorang kerabat yang bisa
menebusnya dengan membuat pembayaran atas apa yang telah hilang. Tetapi kita
melihat masalahnya ialah, dari
antara bangsa manusia tidak ada satu pun manusia yang tidak sudah menjual
dirinya ke dalam perbudakan dan tidak ada satu orang pun yang tidak melepaskan
harta milik mereka
karena Alkitab berkata, “semua orang telah berbuat dosa dan gagal
mencapai kemuliaan Allah”. Jadi dari antara bangsa manusia tidak
ada manusia yang bisa menebus kembali harta
milik yang sudah hilang, tetapi kita akan melihat bahwa Seseorang toh muncul.
05
11 20
No comments:
Post a Comment