_____REVELATION’S SEVEN TRUMPETS_____
Part 02/24 - Stephen
Bohr
RELATIONSHIP BETWEEN
THE SEALS AND THE TRUMPETS
https://www.youtube.com/watch?v=zWiCSzjT8n4&t=4s
Dibuka
dengan doa.
All right, we are going to continue on page
13 our study notes and the subtitle is “The Relationship Between The Seals and The
Trumpets”. And we can do this pretty
quickly.
Baiklah, kita akan melanjutkan
dari hal. 13 dari diktat kita dan sub judulnya ialah “The
Relationship Between The Seals and The Trumpets” (Hubungan antara Meterai-meterai dan Terompet-terompet)
The Literary Pattern of the Seals and the Trumpets
________Seals/Meterai_________ _________ Trumpets/Terompet________
The four horsemen First four trumpets
Keempat kuda Keempat terompet pertama
The fifth and sixth seals First and second woes (5th and 6th
trumpets)
Meterai ke-5 dan ke-6 Celaka ke-1 dan
ke-2 (terompet ke-5 + ke-6)
The interlude (Rev. 7: Sealing) Interlude (Rev.
10, 11: Little book, French rev.)
Sisipan (Wahyu 7: Pemeteraian) Sisipan (Wahyu
10+11: kitab kecil, rev. Perancis)
The seventh seal (Silence in Heaven) Third woe (7th trumpet) God’s people rewarded
Meterai ke-7 (Hening di Surga) Celaka ke-3
(terompet ke-7) Umat Allah diupahi
The left-hand column you have The Seals on
the right-hand column you have The Trumpets. They follow the same basic pattern
and also time frame.
You notice on the left-hand side the First
Four Horses, the right hand side the First Four Trumpets.
Then you have the Fifth and Sixth Seals on
the left hand side, and then the Fifth and Sixth Trumpets. And the Fifth and
Sixth Trumpets remember these are the First and Second Trumpet Woes. There are
three Woes. So in other words, the Fifth Trumpet is the First Woe, the Sixth
Trumpet is the Second Woe, and the Seventh Trumpet is the Third Woe.
We'll come back to that a little bit later on.
And then interestingly enough in the Seals,
after
the Fifth and Sixth Seals
you have an Interlude,
·
Revelation 7: the Sealing of 144,000, so it interrupts the flow.
And then after the Fifth and Sixth Trumpets
you also have an
Interlude, that Interlude is in Revelation 10 and 11.
· Revelation 10: has the little book episode which takes place in 1844, and
· Revelation 11: deals with primarily the French Revolution.
So you have an
Interlude after the Fifth and Sixth, both in the Seals and in the Trumpets.
And
then you have the Seventh Seal which is silence in
Heaven for the space of about a half an hour and you know we dealt with
that in the Seals, but I might just mention that the silence in Heaven is
clearly defined by Ellen White in the book Great
Controversy. She says as Jesus is descending from Heaven, the righteous cry
out “Who shall be able to stand?” And then Ellen White says that there's a
period of terrible silence in Heaven, and then a voice is heard, “My grace is
sufficient for you”. So the silence in Heaven is the Second coming of Christ.
And the
Seventh Trumpet is also what? It's also the Second Coming of Christ and Jesus taking
over the kingdoms of the world.
So
you see the parallel between the Seals and the Trumpets.
Di kolom kiri ada Meterai-meterai,
dan di kolom kanan ada Terompet-terompet. Mereka mengikuti pola dasar dan juga
kerangka waktu yang sama.
Kalian simak di sebelah kiri,
Keempat Kuda yang pertama, di kolom kanan, Keempat Terompet pertama.
Kemudian ada Meterai Kelima
dan Keenam di sebelah kiri, dan juga Terompet Kelima dan Keenam. Dan ingat,
Terompet Kelima dan Keenam adalah Celaka Pertama dan Kedua. Ada tiga Celaka.
Jadi dengan kata lain, Terompet
Kelima itu Celaka Pertama, dan Terompet Keenam itu Celaka Kedua. Dan Terompet
Ketujuh itu Celaka Ketiga. Nanti kita akan kembali kemari.
Kemudian, yang menarik di
Meterai-meterai setelah Meterai
Kelima dan Keenam,
ada Sisipan,
·
Wahyu 7:
pemeteraian ke-144’000, jadi ini menginterupsi rangkaian Meterai.
Lalu setelah Terompet Kelima dan Keenam,
juga ada Sisipan, dan Sisipan itu ialah Wahyu
10 dan 11.
·
Wahyu 10: yaitu episode kitab kecil yang
terjadi di 1844,
dan
·
Wahyu 11: terutama berkaitan dengan Revolusi Perancis.
Jadi setelah yang Kelima dan Keenam, baik di Meterai
maupun di Terompet, ada Sisipan.
Kemudian di Meterai Ketujuh ada hening di
Surga selama kira-kira setengah jam, dan kita sudah membahas itu
di seri Meterai, tetapi saya sebutkan saja di sini bahwa hening di Surga oleh
Ellen White didefinisikan dengan sangat jelas dalam buku Great Controversy. Dia berkata, saat Yesus sedang turun dari Surga,
orang-orang benar berseru, “Siapa yang dapat bertahan?” Lalu Ellen White
berkata, ada suatu periode keheningan yang mencekam di Surga, kemudian
terdengar suatu suara berkata, “KemurahanKu cukup bagimu.” Jadi hening di Surga
ialah Kedatangan Kedua Kristus. Dan Terompet
Ketujuh juga apa? Itu juga Kedatangan
Kedua Kristus, dan Yesus mengambil alih kerajaan-kerajaan dunia.
Jadi, kalian melihat
keparalelan antara Meterai-meterai dengan Terompet-terompet.
Now let's notice at the top of page 14, in
the historical half of Revelation which
is Revelation 1 through 11, the sixth
item in each series deals with the beginning of the investigative judgment in
1844, in other words Churches~Seals~Trumpets when you get to number
6, it describes the beginning of the
judgment in 1844.
And here you have, I have sub-points:
·
the Sixth Church, if you read the Church of Philadelphia,
God places before the Church of Philadelphia an open door. Where does that
open door lead to? It leads to the Most Holy place of the heavenly Sanctuary.
·
the Sixth Seal, you have signs in the heavens and on earth:
a great earthquake, you have signs in the sun, moon, and stars; those signs are
actually an announcement that the judgment is about to begin in 1844.
And you would have to go to the study notes on the Seals to get a full picture
of that.
·
And then the Sixth
Trumpet is the Little Book episode, which deals once again with what?
With 1844. The little book is opened and “time will be no longer”, there's no more prophetic time because 1844 is the
last date that you have on God's prophetic calendar.
So basically when you get to number six in
the series of the Churches, Seals, and Trumpets, it always deals with the
beginning of the heavenly judgment in 1844.
Nah, mari kita simak bagian
atas hal. 14, di kitab Wahyu yang bagian sejarah yaitu dari Wahyu 1
hingga 11, item yang keenam dari semua seri berkaitan dengan dimulainya
penghakiman investigasi 1844. Dengan kata lain, bila kita tiba di nomor 6 dari seri Jemaat ~ Meterai ~
Terompet, semua itu menggambarkan awal penghakiman 1844.
Dan inilah sub-poinnya:
·
Jemaat Keenam: jika kita baca Jemaat
Filadelfia, Allah menempatkan di hadapan jemaat Filadelfia sebuah pintu yang terbuka.
Pintu ini membuka ke mana? Membuka ke
bilik Mahakudus dari Bait Suci surgawi.
·
Meterai Keenam: ada tanda-tanda di langit dan di bumi: gempa
bumi besar, tanda-tanda pada matahari, bulan, dan bintang; itulah tanda-tanda
yang mengumumkan bahwa penghakiman
akan segera dimulai di 1844. Dan kalian harus pergi ke catatan
pelajaran Meterai-meterai untuk mendapatkan gambaran yang komplet.
·
Terompet Keenam: ialah episode gulungan kitab
kecil yang sekali lagi berkaitan dengan apa? Dengan 1844. Gulungan kitab kecil ini dibuka dan ”waktu tidak akan ada lagi”, tidak ada lagi
nubuatan yang berkaitan dengan waktu karena 1844 adalah tanggal terakhir
yang ada di kalender nubuatan Allah.
Jadi pada dasarnya bila kita
tiba di nomor enam dari seri-seri Jemaat ~ Meterai ~ Terompet, itu selalu
berhubungan dengan dimulainya penghakiman surgawi tahun 1844.
Now there's a very important link between Revelation 9:14-16
which is the Sixth Trumpet, and Revelation 7:1-3 which is a
parenthesis in the Sixth Seal.
You say well what is the relationship or
the link between Revelation 9:14-16 which is the Sixth Trumpet and Revelation 7:1-3
which is a parenthesis in the Sixth Seal?
In both there is a binding and loosing
relating to four angels, we're going to study this, just keep
this in mind for now. We're introducing
these things, we're going to come back and study them more fully later on. In
both of these passages, you have a binding and
loosing relating to four angels and also in both of them there is a numbering of
people that makes us see that there's a link between Revelation 7:1-3
which is a parenthesis in the Sixth Seal and
Revelation 9:14-16 which is
describing the Sixth Trumpet.
·
Revelation 7:1-3
describe the numbering of God's people,
while
·
Revelation
9:14-16 describe the numbering of their evil counterparts.
·
Revelation 9:16
and 7:4 are ~ this is also another link
~ are the only places in Revelation where you have the expression “and I heard the number”.
So there's a link between the Sealing in
Revelation 7 and the numbering that we have in the Sixth Trumpet in Revelation
chapter 9. Is that clear? Yes? Great.
Nah, ada kaitan yang sangat penting antara Wahyu 9:14-16 yang
adalah Terompet Keenam dengan Wahyu 7:1-3 yang adalah keterangan tambahan
Meterai Keenam.
Kalian berkata, nah, apa
hubungannya atau kaitannya antara Wahyu 9:14-16 yang adalah Terompet Keenam
dengan Wahyu 7:1-3 yang adalah keterangan tambahan Meterai Keenam?
Di keduanya
terdapat perbuatan menahan dan melepas yang berkaitan dengan empat malaikat. Kita akan mempelajari ini, sementara
simpan saja ini dalam ingatan kita. Kami akan memperkenalkan hal-hal ini, nanti
kita akan kembali kemari dan mempelajari mereka dengan lebih teliti. Di kedua
perikop ini terdapat perbuatan menahan dan melepas yang berhubungan dengan
empat malaikat dan juga di keduanya ada
perbuatan menghitung orang. Itu membuat kita melihat kaitan
antara Wahyu 7:1-3 yang adalah keterangan tambahan Meterai Keenam, dengan Wahyu
9:14-16 yang menggambarkan Terompet Keenam.
· Wahyu 7:1-3 menggambarkan
penghitungan umat Allah, sementara
·
Wahyu 9:14-16 menggambarkan penghitungan pasangan (konter) mereka yang
jahat
· Wahyu 9:16 dan 7:4 adalah ~
dan ini juga hubungan yang lain ~ adalah satu-satunya tempat di kitab Wahyu di
mana dijumpai ungkapan “dan aku mendengar jumlah mereka”.
Jadi ada kaitan antara
pemeteraian di Wahyu 7 dan dengan dihitungnya jumlah yang ada di Terompet
Keenam di Wahyu 9. Apakah itu jelas? Sungguh? Bagus.
If the door of probation is opened during
the period of the Sixth Trumpet, and closes when the Seventh is about to sound,
then the
Sixth Trumpet is the exact historical
counterpart of Revelation 7:1-8 which describe the sealing.
Jika pintu kasihan terbuka
selama periode Terompet Keenam, dan menutup ketika Terompet Ketujuh akan
berbunyi, maka Terompet Keenam
adalah pasangan sejarah yang tepat dari Wahyu 7:1-8
yang melukiskan pemeteraian.
Now let's take a look at the relationship
between the Trumpets and the Plagues.
You know there are Seven Trumpets and then in Revelation 16 you have Seven
Plagues. What relationship is there between them?
Well, when you look at the Seven Trumpets and the Seven Plagues you'll notice that they afflict the
same things.
§ The First Trumpet and the First Plague afflict the earth,
§ the Second Trumpet and Plague afflict the sea,
§ the Third Trumpet and Plague afflict the rivers and fountains of
waters,
§ the Fourth Trumpet and Plague afflict heavenly bodies,
§ the Fifth Trumpet and Plague the heavenly bodies are darkened,
§ the Sixth Trumpet and Plague there's a mention of the Euphrates,
that's very significant,
§ and the Seventh Trumpet and Plague you have in both of them a possessing
of the kingdom.
So is there a certain relationship between the Trumpets and
the Plagues? Absolutely, because they
afflict the identical things.
Nah, mari kita melihat kaitan antara Terompet-terompet
dengan Malapetaka-malapetaka. Kalian tahu ada Tujuh Terompet,
kemudian di Wahyu 16 ada Tujuh Malapetaka. Kaitan apa yang ada di antara
mereka?
Nah, ketika kalian meneliti Ketujuh Terompet dan Ketujuh
Malapetaka, kalian akan melihat bahwa mereka menyiksa atau mengenai hal-hal
yang sama.
· Terompet Pertama dan
Malapetaka Pertama menyiksa bumi,
·
Terompet Kedua dan Malapetaka Kedua menyiksa laut,
·
Terompet Ketiga dan Malapetaka Ketiga menyiksa
sungai-sungai
·
Terompet Keempat dan Malapetaka Keempat menyiksa
benda-benda langit
·
Terompet Kelima dan Malapetaka Kelima menggelapkan
benda-benda langit
·
Terompet Keenam dan Malapetaka Keenam menyebut tentang Efrat,
itu sangat signifikan
· Dan Terompet Ketujuh dan
Malapetaka Ketujuh keduanya bicara tentang mengambil alih kerajaan
Jadi apakah ada hubungan
tertentu antara Terompet-terompet dan Malapetak-malapetaka? Tentu saja. Karena
mereka menyiksa hal-hal yang sama.
Now, let's take a look more closely at this.
The evidence seems to indicate that the Trumpets represent preliminary and partial
judgments that fall upon the oppressors of God's people, beginning
with the destruction of Jerusalem. Did the Jews oppress the Christians?
Did they condemn Christ to the cross? Absolutely. So this is important. The Trumpets are partial and
preliminary judgments that fall on the oppressors of God's people. And the First
Trumpet would be the destruction of Jerusalem, and the ending with the setting up of
Christ’s everlasting Kingdom after God's people are persecuted in the end
time. The fact that the Trumpets fall only on
thirds ~ and we'll study this
more fully as we go along ~ the fact that the Trumpets only fall on
thirds and not on the totality, indicates that the Trumpet judgments are
what? Preliminary
and partial.
Nah, mari kita lihat ini
sedikit lebih teliti. Sepertinya bukti-bukti
mengindikasikan bahwa Terompet-terompet
mewakili penghukuman yang bersifat pendahuluan dan
sebagian yang akan
jatuh ke atas para penindas umat
Allah, dimulai dengan kehancuran Yerusalem. Apakah orang-orang
Yahudi menindas orang-orang Kristen? Apakah mereka menghukum Kristus untuk mati
disalib? Tentu saja. Jadi ini penting. Terompet-terompet adalah penghukuman
sebagian dan pendahuluan yang jatuh ke atas para penindas umat Allah. Dan Terompet Pertama ialah
penghancuran Yerusalem, dan diakhiri dengan didirikannya
kerajaan kekal Kristus setelah umat Allah dipersekusi pada akhir masa. Fakta bahwa Terompet-terompet
hanya kena ke atas sepertiga bagian ~ dan kita akan mempelajari
ini lebih mendalam dalam pelajaran kita ~ fakta bahwa Terompet-terompet hanya kena kepada sepertiga bagian
dan bukan keseluruhan, mengindikasikan
penghukuman Terompet-terompet itu apa? Bersifat pendahuluan dan
sebagian.
The Trumpet series indicates that repentance
during the blowing of the Trumpets is possible. Is repentance possible
when the Plagues are falling? No! The Plagues fall after the close of probation,
so is the door probation open during the Trumpets? Absolutely! We'll see that
very clearly.
Seri Terompet mengindikasikan
bahwa pertobatan selama Terompet
ditiup masih mungkin. Apakah pertobatan masih mungkin ketika
Malapetaka-malapetaka sedang berjatuhan? Tidak! Malapetaka-malapetaka jatuh setelah tutupnya pintu
kasihan. Jadi apakah selama masa Terompet-terompet pintu kasihan
masih buka? Tentu saja! Kita akan melihat kejelasannya.
We'll continue here. The Plagues on the other hand, describe final and total judgments of God upon
end-time Babylon, after the close of probation. We can see the irrevocable
nature of the plagues by the use of the expression “in them the
wrath of God is complete” that's in
Revelation 15:1 by the way, that expression.
So does that sound pretty definitive? “in them the
wrath of God is complete” or “full” is a better translation.
Kita akan
melanjutkan. Di pihak lain, Malapetaka-malapetaka
menggambarkan penghukuman yang
final dan menyeluruh dari Allah atas Babilon akhir zaman,
setelah berakhirnya masa kemurahan Allah. Kita bisa melihat sifat
malapetaka-malapetaka itu yang tidak bisa dibatalkan dengan adanya ungkapan “di dalam
mereka murka Allah lengkap” itu ada di Wahyu 15:1,
ungkapan tersebut. Jadi apakah itu terdengar sangat pasti? “di dalam mereka murka Allah lengkap” atau “penuh” adalah terjemahan yang lebih baik.
Each
Plague is God's judgment upon some particular sin that Babylon has committed.
The Plagues are retributive in character and not
remedial. Repentance is not possible once the Plagues begin to fall. A careful study of the
Trumpets and the Plagues reveals that the Trumpet judgments foreshadow the Plague judgments, in other words the
Trumpets are the type and the Plagues
are the anti-type, a broader judgment, in other words the Trumpets describe local judgments
whereas the Plagues describe global
judgments. That is to say, that Trumpets are the type and the Plagues are the anti-type. This is the reason for the following statement by
Ellen White. This one statement is taken
by individuals to say that the Trumpets
are future.
This
one and Ellen White doesn't even mention “Seven Trumpets” she says, “Trumpet after Trumpet will sound and Plague after
Plague will fall”. Notice the statement, “The Battle of Armageddon will be fought
and that day must find none of us sleeping. Wide-awake we must be, as wise
virgins having oil in our vessels with our lamps. The power of the Holy Ghost
must be upon us, and the Captain of the Lord's hosts will stand at the head of
the angels of Heaven to direct the battle. Solemn events before us are yet to
transpire. Trumpet after Trumpet is to be sounded, vial after vial poured out
one after another upon the inhabitants of the earth…” (Letter 112, 1890, 7BC 982)
Now when we get to the meaning of “blowing
a Trumpet”, we’ll understand what Ellen
White is referring to. The blowing of the Trumpet is the announcement of
a judgement.
Setiap Malapetaka adalah
penghakiman Allah atas dosa tertentu yang telah dilakukan Babilon. Malapetaka-malapetaka itu
bersifat pembalasan bukan untuk memperbaiki.
Pertobatan sudah tidak mungkin begitu Malapetaka-malapetaka mulai
berjatuhan. Pembelajaran yang seksama atas Terompet-terompet dan
Malapetaka-malapetaka menyatakan bahwa penghakiman Terompet adalah bayangan
dari penghakiman Malapetaka. Dengan kata lain Terompet-terompet adalah tipenya,
sementara Malapetaka-malapetaka itu anti-tipenya, penghukuman yang lebih luas.
Dengan kata lain, Terompet-terompet
menggambarkan penghukuman lokal sementara Malapetaka-malapetaka menggambarkan
penghukuman global. Maksudnya, Terompet-terompet adalah tipenya,
dan Malapetaka-malapetaka adalah antitipenya. Inilah alasannya Ellen White
membuat pernyataan berikut. Satu pernyataan ini dipakai oleh orang-orang untuk
mengatakan bahwa Terompet-terompet itu masih di masa mendatang. Yang satu ini,
padahal Ellen White bahkan tidak menyebut “Tujuh Terompet”, dia berkata,
“…Terompet demi terompet akan berbunyi dan Malapetaka demi Malapetaka
akan jatuh…” simak pernyataannya,
“…Peperangan Harmagedon akan terjadi dan pada hari itu jangan sampai satu pun dari
kita didapati sedang tertidur. Kita harus terjaga dengan dua mata terbuka lebar, sebagaimana gadis-gadis yang bijak, kita harus memiliki minyak dalam buli-buli kita bersama lampu kita. Kuasa Roh Kudus
harus ada pada kita, dan Penghulu malaikat Allah akan berdiri sebagai pemimpin
para malaikat surgawi untuk memimpin peperangan. Peristiwa-peristiwa yang serius di
hadapan kita akan terjadi. Terompet demi Terompet akan ditiup, cawan demi cawan
akan dicurahkan, yang satu mengikuti yang lain, ke atas penghuni bumi.” (Letter
112, 1890, 7BC 982)
Nah pada
waktu kita tiba di makna ditiupnya Terompet, kita akan paham Ellen White
berbicara tentang apa. Ditiupnya
Terompet berarti pengumuman adanya penghakiman.
Now let's take a look at the meaning of the
Trumpets. Trumpets are used in many contexts in the Old and New Testaments. They
are used in the context of worship, in the context of the Sanctuary, in the
context of Judgement. I would suggest that you look up in a concordance the
word “trumpet”, it'll be an eye-opening experience.
There's a lot of information on that.
In the case of Revelation 7 Trumpets, it is
clear as we will see that the Trumpets bear a relationship with the idea of
what? Judgment. The Trumpets are God's judgments.
Sekarang mari kita lihat makna
Terompet. Terompet di pakai dalam banyak konteks di Perjanjian Lama dan Baru.
Mereka dipakai dalam konteks ibadah, dalam konteks Bait Suci, dalam konteks
penghakiman. Sebaiknya kalian melihat di Concordance kata “terompet”, itu akan
mencelekkan mata. Ada banyak informasi mengenai itu.
Dalam hal Terompetnya Wahyu 7,
sangat jelas sebagaimana yang akan kita simak bahwa Terompet-terompet punya
hubungan dengan konsep penghakiman. Terompet-terompet
adalah penghakiman Allah.
The purpose of the Feast of Trumpets was to
announce the coming Day of Atonement. The Trumpets that the priests blew ~ and
this is a very important context ~ as
they surrounded Jericho, what was the purpose of the blowing of those Trumpets?
To announce the doom of what? The doom of Jericho, that God was going to come
in judgment to punish Jericho. Our study will reveal that the blowing of each of the Seven
Trumpets brings a judgment against those who have oppressed God's people.
Tujuan dari hari raya Terompet
(Meniup Serunai – Imamat 23) ialah mengumumkan datangnya Hari Pendamaian.
Terompet-terompet yang ditiup para imam ~ dan ini konteks yang sangat penting ~
saat mereka mengelilingi Yerikho, apakah tujuan meniup terompet-terompet itu?
Untuk mengumumkan kebinasaan siapa? Kebinasaan Yerikho, bahwa Allah akan datang
dengan penghakiman untuk menghukum Yerikho. Pelajaran kita akan menyatakan
bahwa ditiupnya setiap buah dari
Ketujuh Terompet mendatangkan penghukuman ke atas mereka yang telah menindas
umat Allah.
Now here is the key text to interpret what
the blowing of the Trumpets represents, of the Seven Trumpets.
Numbers 10:8-9, “ 8 The sons of Aaron, the
priests, shall blow the trumpets; and these shall be to you as
an ordinance forever throughout your generations. 9 When you go to war in
your land against the enemy who…” what?
“…who oppresses you, then you shall sound an alarm with the…” what? “…with the trumpets…” and what will happen when the Trumpet
sounds? Oh, what's going to happen with those who oppressed God's people? It
says
“…and you will be…” what? “…remembered before the Lord your
God, and you will be…” what? “…saved from your enemies”.
Would that be the proper context for the
Trumpets? Yes, because the Trumpets are describing God's judgments that are
falling upon those who have oppressed
His people. These verses indicate that the priests blew the trumpets so
that God would remember His covenant,
and save Israel from their enemies.
Nah, inilah ayat kunci untuk
menafsirkan apa yang dilambangkan oleh meniup terompet dari Ketujuh Terompet.
Bilangan 10:8-9 “8 Anak-anak Harun, imam-imam, yang
akan meniup nafiri-nafiri itu; dan itu harus
menjadi ketetapan untuk selama-lamanya bagimu turun-temurun. 9 Dan
apabila kamu maju berperang di negerimu melawan musuh yang…” apa? “…yang
menindas kamu, maka kamu harus membunyikan tanda dengan…” apa? “…dengan
nafiri,…” dan apa yang akan terjadi ketika nafiri/terompet berbunyi? Oh, apa yang akan terjadi pada mereka
yang menindas umat Allah? Dikatakan, “…dan kamu akan…” apa? “…diingat
di hadapan TUHAN, Allahmu, dan kamu akan…” apa? “…diselamatkan
dari musuh-musuhmu.”
Apakah itu konteks yang tepat
untuk Terompet-terompet? Ya, karena Terompet-terompet menggambarkan penghakiman
Allah yang jatuh ke atas mereka yang telah menindas umat Allah. Ayat-ayat ini
mengindikasikan bahwa imam-imam meniup terompet-terompet agar Allah akan ingat janjiNya, dan
menyelamatkan Israel dari musuh-musuh mereka.
The Trumpets answer the pleas of God's people,
that God's people utter in the Seals. You remember in the Sixth (should be Fifth) Seal that the
martyrs are crying out under the altar, saying, “Until when, O, Lord, do You
not judge and avenge our blood upon those who are shedding our blood on the
earth?” Remember that? So the Trumpets are God's answer to the pleas of His people because they are being
oppressed. When the wicked oppress God's
people, their pleas ascend to God, and
what does God do? He remembers His
covenant and sends judgments upon their oppressors.
In a moment we're going to take a look at
Exodus. The
Trumpets are God's response to the powers that have oppressed and
persecuted His people. God hears their pleas and answers them.
Terompet-terompet
menjawab permohonan umat Allah, yang diutarakan umat Allah di Meterai-meterai. Kalian ingat di Meterai
Kelima, para martir sedang berteriak di bawah mezbah, berkata, “Sampai kapan,
O, Tuhan, Engkau tidak menghakimi dan
membalaskan darah kami kepada mereka yang telah mencurahkan darah kami di bumi?”
Ingat itu? Jadi Terompet-terompet adalah jawaban Allah kepada permohonan
umatNya karena mereka sedang ditindas. Ketika orang-orang jahat menindas umat
Allah, permohonan mereka naik kepada Allah, lalu apa yang dilakukan Allah? Dia
ingat janjiNya dan mengirim hukuman ke
atas penindas-penindas mereka.
Sebentar lagi kita akan
menyimak Eksodus dari Mesir. Terompet-terompet
adalah respons Allah kepada kekuasaan yang
telah menindas dan mempersekusi umatNya. Allah mendengar permohonan mereka dan menjawab mereka.
Now we have a very important point in the next
paragraph. We can better understand the pleas of God's people in the context of
the imprecatory Psalms. Do you remember that David many times says, “destroy my
enemies”, you know he's speaking about
God intervening to deal with his enemies. Those are imprecatory Psalms. In
these Psalms, God's people cry out to God to be faithful
to His covenant, and to deliver them
from their enemies. In parallel fashion the Seven Last Plagues will have the same moral reason. Why
does God pour out the Seven Last
Plagues? Each one has a moral reason.
§ You know why does the sun scorches at all of the
vegetation on the earth? Well, because of people that have worshipped on the day
of the sun.
§ Why do the waters become like blood, the
drinking waters? Well, Revelation
explains it, because they've shed your blood, God is giving them blood to
drink. Serious.
§ You know, why do the waters of the Euphrates dry up?
The Euphrates represents multitudes, nations, tongues, and peoples,
upon which Babylon sits, the harlot sits. What has she used her peoples for? To
persecute
God's people. But the waters are going to dry up, what does that mean?
That God is going to judge Babylon and He's going to leave these people to
withdraw their support from Babylon.
Are you with me or not? So in other words
each Plague is a response of God to the
oppression of His people. So in parallel fashion the Seven Last Plagues will have the same moral reason. God
will punish the wicked for oppressing
His people. Each of the Plagues will be a punishment of God upon
Babylon for some particular sin that Babylon has committed against God and His people.
Nah, ada poin yang sangat
penting di paragraf berikut. Kita bisa memahami permohonan-permohonan umat
Allah dalam konteks mazmur-mazmur yang minta pembalasan. Apakah kalian ingat
Daud sering berkata, “binasakan musuh-musuhku”? Kalian tahu dia berbicara
tentang campur tangan Allah, untuk
menangani musuh-musuhnya. Inilah Mazmur-mazmur yang minta pembalasan. Di
Mazmur-mazmur ini, umat Allah berseru kepada Allah agar Allah setia kepada
janjiNya, dan menyelamatkan mereka dari musuh-musuh mereka. Dalam bentuk yang
paralel, Ketujuh Malapetaka Terakhir akan memiliki alasan moral yang sama.
Mengapa Allah mencurahkan Ketujuh Malapetaka Terakhir? Setiap malapetaka itu
punya alasan moral.
·
Kalian tahu, mengapa matahari membakar dengan teriknya semua tanaman di bumi? Nah, karena orang-orang telah
beribadah pada hari matahari.
·
Mengapa air
menjadi seperti darah, air minum? Nah, Wahyu menjelaskannya, karena mereka telah mencurahkan
darahmu, maka Allah memberi mereka minum darah. Tidak main-main.
·
Kalian tahu, mengapa air
sungai Efrat mengering? Efrat melambangkan orang banyak, bangsa-bangsa, bahasa-bahasa, dan kaum-kaum,
di atas mana Babilon duduk, perempuan pelacur itu duduk. Dia telah menggunakan
orang-orangnya untuk apa? Untuk mempersekusi
umat Allah. Tetapi air itu akan mengering, apa artinya? Allah
akan menghakimi Babilon dan Dia akan membiarkan orang-orang itu menarik
dukungan mereka dari Babilon.
Apakah kalian mengikuti saya
atau tidak? Jadi dengan kata lain, setiap Malapetaka adalah respons Allah terhadap penindasan
atas umatNya. Jadi dalam bentuk paralelnya Ketujuh Malapetaka Terakhir akan
memiliki alasan moral yang sama. Allah akan menghukum orang-orang jahat karena
telah menindas umatNya. Setiap
Malapetaka adalah hukuman Allah atas Babilon untuk suatu dosa tertentu yang
telah dilakukan Babilon terhadap Allah dan terhadap umat Allah.
Now frequently God's voice is depicted as the
sound of a what? As the sound of a trumpet. In other words, God is speaking through
the Trumpets, isn't He? Now we have as
examples Hebrews 12:19, 1 Corinthians 15:51-52, “…the trumpet will sound, and the dead will
be raised incorruptible…”; 1 Thessalonians 4:16-17 where it says, “16 For the
Lord Himself will descend from heaven with a shout, with the voice of an
archangel, and with the…” what?
“…with the trumpet of God…” And then you have Revelation 1:10 where it says that when Jesus speaks in
Revelation 1:10 it sounds like a what? It sounds like a Trumpet. So what are
the Trumpets? The Trumpets are God's response, God's audible response upon the wicked
for oppressing His people.
Nah, sering suara Allah digambarkan sebagai bunyi apa?
Sebagai bunyi terompet.
Dengan kata lain, Allah berbicara melalui Terompet-terompet, bukan? Nah, kita
punya sebagai contoh Ibrani 12:19, 1 Korintus 15:51-52, “…nafiri (= terompet) akan berbunyi dan
orang-orang mati akan dibangkitkan dalam keadaan yang tidak dapat binasa…”; 1 Tesalonika
4:16-17 di mana dikatakan, “…Sebab TUHAN sendiri akan turun dari surga, dengan satu
seruan, dengan suara Penghulu Malaikat, dan dengan…” apa? “…
sangkakala (= terompet) Allah…” Kemudian ada Wahyu
1:10 di mana dikatakan bahwa ketika
Yesus berbicara terdengar seperti apa? Seperti “sangkakala” (= Terompet). Jadi
Terompet-terompet itu apa? Terompet-terompet
adalah respons Allah, respons
Allah yang terdengar kepada orang-orang jahat karena telah menindas umatNya.
Now Revelation 8, we’re at the top of page
17. Revelation 8:2-5 seem to refer to two distinct altars. The first altar is the altar of sacrifice:
that's where ~ remember the martyrs that are crying out “Until when, Lord,
don't You judge and avenge our blood upon those who are shedding our blood
and mistreating us?” So they're actually praying on earth from the
altar of sacrifice. But let's notice the
next point, that is the pleas of God's people at the altar of sacrifice, ascend to Heaven
where Jesus ministers, where? He ministers at the altar of incense, right?
He receives the prayers of His saints at
the altar of incense. He mingles the prayers of His people with the merits of His blood, that's the incense. It is
in this context that we must understand
the imprecatory psalms, which are the psalms where David cries out for justice,
and God utters His voice and provides
the justice that David cries out for.
Nah, Wahyu 8, kita ada di
bagian atas hal. 17. Wahyu 8:2-5 sepertinya merujuk ke dua mezbah yang berbeda.
Mezbah yang pertama ialah mezbah
kurban: di situlah ~ ingat para martir yang berseru, “Sampai
kapan, Tuhan, Engkau tidak menghakimi dan membelaskan darah kami ke atas mereka
yang telah mencurahkan darah kami dan memperlakukan kami dengan buruk?” Jadi
sesungguhnya mereka berdoa di bumi dari mezbah kurban. Tetapi mari kita simak
poin berikut, yaitu permohonan-permohonan
umat Allah di mezbah kurban, naik ke Surga di mana Yesus sedang melayani.
Di mana? Dia melayani di
mezbah ukupan, benar? Yesus menerima doa-doa orang-orang
kudusNya di mezbah ukupan. Dia
mencampur doa-doa umatNya dengan jasa dari darahNya, itulah dupanya.
Dalam konteks inilah kita harus memahami mazmur-mazmur permohonan pembalasan,
yaitu mazmur-mazmur di mana Daud berseru minta keadilan, dan Allah mengutarakan
suaraNya dan memberikan keadilan yang dimohonkan Daud.
Four illustrations will help us understand
the relationship between the oppression
of God's people by the wicked and God's response. What would happen if God
didn't respond? It would make God look pretty bad, wouldn't it? What are the
four illustrations?
·
Jesus is the
head and what is the church? His body.
So let me ask you, whoever touches the body touches what? The head. Actually it's the head that feels it.
Somebody pricks you with a needle, it's your head that feels it, right? Yeah.
·
So whoever
touches your wife is touching whom? Is touching the husband, you’d better
believe it. So what does the husband do if somebody is mistreating the wife and
she's crying out? What does the husband
do? “Go take care of yourself I'm out of here”.
No! The husband says, “Hey, wait a minute, don't you mess with my wife!”
See, you mess with the head (should be “the body”), the head says, “Hey, don't mess with my
body.” Messes with the wife which is the
church, Jesus says, “Hey, don't mess
with My wife!”
·
Whoever touches
the sheep touches what? You have David as an example. What happened when a bear
and a lion came against a sheep in David's flock? David said, “Hoo! I'm out of
here.” Are you kidding? He would get up and he would tear the lion and the bear
apart because whoever touched his sheep
touched him. Are you understanding this
a little better through these illustrations?
·
In the antiquity
lesser kings made covenants with greater kings, vassals with sovereigns, and
the trade-off was that if the lesser king promised loyalty to the greater king,
the greater king promised to protect the lesser king. In other words, the
sovereign would actually protect the vassal. Who is the King of kings? Jesus.
And what are we? We are vassals of Jesus. So what happens when the wicked come
against Christ’s people? He says,”Hey, they've made a covenant with Me!” And so
He intervenes to deliver them.
Empat ilustrasi akan membantu
kita memahami hubungan antara penindasan umat Allah oleh orang-orang jahat
dengan respons Allah. Apa yang akan terjadi seandainya Allah tidak merespons? Itu
memberikan kesan buruk tentang Allah, bukan? Apakah keempat ilustrasi tersebut?
· Yesus adalah kepala, dan
gereja itu apa? TubuhNya. Jadi coba saya tanya, siapa yang mengganggu tubuh mengganggu
apa? Kepalanya. Sesungguhnya kepalanyalah yang merasakan. Jika orang menusuk
kita dengan jarum, kepala kita yang merasakannya, benar? Iya.
·
Maka barangsiapa mengganggu istri itu mengganggu siapa?
Mengganggu suaminya, percayalah. Jadi apa yang dilakukan si suami jika ada yang
berbuat jahat terhadap istrinya dan dia berteriak? Apa yang dilakukan si suami?
“Urus dirimu sendiri, saya mau pergi”? Tidak! Suami berkata, “Hei, tunggu,
jangan kamu ganggu istri saya!” Lihat, jika orang mengganggu tubuh, kepalanya
berkata, “Hei, jangan menganggu tubuh saya.” Mengganggu si istri, yaitu gereja,
Yesus berkata, “Hei, jangan ganggu istriKu!”
·
Barangsiapa mengganggu domba, menganggu siapa? Ada Daud
sebagai contoh. Apa yang terjadi ketika seekor beruang dan seekor singa datang
menerkam seekor domba dari kawanan domba Daud? Daud berkata, “Hoo, saya lari
pergi.” Yang bener aja. Daud bangkit dan
dia mencabik singa dan beruang itu karena siapa yang mengganggu dombanya
mengganggu dia. Apakah kalian memahami ini sedikit lebih baik melalui
ilustrasi-ilustrasi ini?
· Di zaman purba, raja-raja yang
lebih kecil membuat perjanjian dengan raja-raja yang lebih berkuasa, vasal
dengan maharaja, dan pertukarannya ialah, raja yang lebih kecil bersumpah setia
kepada raja yang lebih berkuasa, dan raja yang lebih berkuasa berjanji
melindungi raja yang lebih kecil. Dengan kata lain maharaja akan melindungi
vasalnya. Siapakah Raja segala raja? Yesus. Dan kita ini apa? Kita adalah vasal
Yesus. Jadi apa yang terjadi bila orang jahat datang menyerang umat Allah?
Kristus berkata, “Hei, mereka telah membuat perjanjian denganKu.” Maka Dia
turun tangan untuk menyelamatkan mereka.
The Exodus pattern in Scripture illustrates
the relationship between God and His people.
The Egyptians oppressed Israel. And what did they do when the Egyptians oppressed His people? They cried out for God to be what?
Faithful to His covenant with Abraham,
Isaac, and Jacob. What did God do in answer? God in answer remembered His covenant and what did He do? He poured
out Plagues upon Egypt. Are you seeing that connection with the Trumpets here?
Let's read Exodus 2:23-25, “23 Now it
happened in the process of time that the king of Egypt died. Then the
children of Israel…” what? “…groaned because of the bondage, and they…” what? “…cried out; and their cry came up to
God because of the bondage…” so what did God do?
“… 24 So
God heard their groaning, and…” what did He do? He remembered His
what? Aaah, “…God remembered His covenant
with Abraham, with Isaac, and with Jacob. 25 And God looked upon the children of Israel, and
God acknowledged them.”
And so what does God do with the oppressors
of His people? He pours out Plagues upon them. Are you understanding the connection with the
Trumpets and what happened in Egypt?
Pola Eksodus di Kitab Suci
menggambarkan hubungan Allah dengan umatNya. Bangsa Mesir menindas Israel. Dan
apa yang mereka lakukan ketika bangsa Mesir menindas umat Allah? Mereka
berteriak kepada Allah agar berbuat apa? Agar Allah setia kepada janjiNya pada
Abraham, Ishak dan Yakub. Apa yang dilakukan Allah sebagai jawaban? Allah
menjawab dengan mengingat janjiNya. Dan apa yang dilakukanNya? Dia mencurahkan
malapetaka-malapetaka ke atas Mesir. Apakah kalian melihat hubungannya dengan
Terompet-terompet di sini? Mari kita baca Keluaran 2:23-25, “23 Dengan
berlalunya waktu, matilah raja Mesir. Kemudian
orang Israel…” apa? “…mengeluh karena perbudakan, dan
mereka…” apa?
“…berseru-seru, dan seruan mereka
karena perbudakan itu sampai kepada Allah…”
maka apa yang dilakukan Allah? “…24
Maka Allah mendengar mereka mengerang, dan…” apa yang diperbuatNya? Dia ingat apanya? Aaaah, “…Allah mengingat perjanjian-Nya dengan Abraham,
Ishak dan Yakub. 25 Maka Allah memberikan
perhatianNya kepada bangsa Israel, dan Allah mendengarkan
mereka…”
Maka apa yang dilakukan Allah dengan para penindas
umatNya? Dia curahkan malapetaka-malapetaka ke atas mereka. Apakah kalian paham
hubungannya dengan Terompet-terompet dan apa yang terjadi di Mesir?
Now, there's a similar pattern in the Seven
Trumpets, we're at the bottom of page 17. God's people cry out to God for
justice and vengeance from the altar of sacrifice on the earth, that's
Revelation 6:9-11, God hears their prayer at the altar of incense in Heaven and
pours out preliminary judgments against those who are oppressing His people. You know this is much more meaningful than just thinking
that, you know, the first Four Trumpets deal with the barbarian invasions of
purely political events. The book of
Revelation is about the relationship between God and His people, and God intervening to
deliver His people, not about mere
political events.
Nah, ada pola yang serupa di
Tujuh Terompet. Kita berada di bagian bawah hal. 17. Umat Allah berseru kepada
Allah dari mezbah kurban di bumi minta keadilan dan pembalasan, itu Wahyu
6:9-11. Allah mendengar doa mereka di mezbah ukupan di Surga dan mencurahkan
hukuman pendahuluan kepada orang-orang yang sedang menindas umatNya.
Kalian tahu ini jauh lebih bermakna daripada hanya mengganggap bahwa Keempat
Trompet pertama berkaitan dengan invasi barbar yang murni adalah peristiwa
politik. Kitab Wahyu adalah mengenai hubungan Allah dengan umatNya, dan campur
tangan Allah menyelamatkan umatNya, bukan sekadar peristiwa-peristiwa politik.
While God pours out these Trumpet judgments,
there is mercy. However, when probation closes God will send greater scourges
which are the Seven Last Plagues and
there will be no opportunity for repentance. So far so good?
Sementara Allah mencurahkan
penghakiman Terompet, masih ada kemurahan. Namun, ketika masa kemurahan
berakhir, Allah akan mengirimkan cambukan yang jauh lebih parah, yaitu Ketujuh
Malapetaka Terakhir, dan tidak akan ada kesempatan untuk bertobat. Sampai di
sini semuanya oke?
Now, let's look at the chart at the top of
page 18. This will give you the general overview of all the Trumpets. And so
let's take a look at it, so you're able to put the historical context in your mind before we actually
go into studying each individual Trumpet.
The left-hand side of the chart you have
Revelation 8:3-4, you have this altar in
Heaven, incense is being offered, and what are God's people doing on earth? See
at the top line is Heaven, the bottom line is earth, what are God's people
doing on earth? They're praying on earth. And what's happening with their
prayers? Their prayers are ascending to Heaven and Jesus is mingling the
prayers with what? He's mingling the prayers of
His people with His merits, we're
going to talk in a few moments about what the incense represent.
And so does Jesus answer the prayers
of His people? Yes, He does.
Nah, mari kita lihat ke bagan
di bagian atas hal. 18. Ini akan memberi kalian pandangan keseluruhan dari
semua Terompet. Mari kita lihat, supaya kalian bisa menempatkan konteks sejarah
di dalam ingatan sebelum kita masuk ke pelajaran setiap individu Terompet.
Di sebelah kiri bagan, ada
Wahyu 8:3-4, di sini ada mezbah di Surga. Dupa sedang dipersembahkan, dan apa
yang dilakukan umat Allah di bumi? Lihat, di baris atas itu Surga, di baris
bawah itu bumi. Apa yang dilakukan umat Allah di bumi? Mereka sedang berdoa di
bumi. Dan apa yang terjadi dengan doa-doa mereka? Doa-doa mereka naik ke Surga dan Yesus mencampur doa-doa itu dengan
apa? Dia mencampur doa-doa umatNya dengan jasaNya. Nanti sebentar kita akan
berbicara tentang apa yang dilambangkan oleh dupa.
Jadi, apakah Yesus menjawab
doa-doa umatNya? Ya, betul.
1.
The First
Trumpet is the fall of Jerusalem and then you know and we're going to
go through each one of the Trumpets to prove this.
2. So the Second Trumpet is the fall of Rome, yes, the barbarian invasions. There is one of
them that has to do with the barbarian invasions. God punishes Rome because Rome
has what? Has martyred His people.
3. The Third Trumpet is the defilement of the church
which is parallel to the time of Constantine, when apostasy entered between 313 and 538.
4. The Fourth Trumpet is the period of papal
dominion the 1260 years of papal supremacy.
5. The Fifth Trumpet is the French Revolution,
we'll see this very clearly. The French
Revolution is a watershed event in Bible
prophecy.
6. The Sixth Trumpet is the gathering of the
righteous and the wicked. God gathers the righteous, Satan gathers the wicked,
from 1844 to the close of probation. And you'll notice under this
a.
Revelation
9:13-20 which is the Sixth Trumpet describe Satan's gathering the wicked,
and
b.
Revelation 10:1
through 11:1 describe God's gathering of the righteous.
7.
And then the 7th
Trumpet. Shortly
before the 7th Trumpet you actually have the close of probation. And
then Jesus
comes to take over the kingdoms of the world and this is represented by
~ you'll notice at the extreme right hand at the top ~ Revelation 8:5 what
happens with the censer. Once you get to the Seventh Trumpet the censer is
what? Thrown down, it means that there is no longer any what? No longer any
intercession.
Is that clear in your mind? Does it makes
sense? You know it's parallel to everything else that we study in Bible
prophecy in Daniel and Revelation.
1.
Terompet Pertama
ialah jatuhnya Yerusalem, kemudian kita akan membahas setiap Terompet untuk
membuktikannya.
2.
Maka Terompet
Kedua ialah kejatuhan Roma. Ya, karena invasi barbar. Ada satu
yang berkaitan dengan invasi barbar. Allah menghukum Roma karena Roma apa?
Sudah membunuh umatNya.
3.
Terompet Ketiga ialah penajisan gereja, yang paralel dengan
zaman Constantine, ketika kemurtadan memasuki gereja antara 313 dan 538.
4.
Terompet Keempat ialah periode kejayaan
Kepausan, 1260 tahun kejayaan Kepausan.
5.
Terompet Kelima
ialah Revolusi Perancis, kita akan melihat ini dengan jelas. Revolusi Perancis
merupakan titik perubahan dalam nubuatan Alkitab.
6.
Terompet Keenam ialah pengumpulan
orang-orang benar dan orang-orang jahat. Allah mengumpulkan mereka yang benar,
Setan mengumpulkan yang jahat, dari 1844 hingga berakhirnya masa kemurahan
Allah. Dan kalian tentunya melihat ini di bawah:
a.
Wahyu 9:13-20 yang adalah Terompet Keenam, menggambarkan Setan mengumpulkan orang-orang
jahat.
b.
Wahyu 10:1 hingga 11:1, menggambarkan Allah mengumpulkan orang-orang
benar.
7.
Kemudian Terompet Ketujuh. Tidak lama sebelum Terompet Ketujuh,
terjadi penutupan pintu kasihan. Lalu Yesus datang untuk mengambil alih
kerajaan-kerajaan dunia, dan ini dilambangkan oleh ~ kalian bisa lihat di ujung
paling kanan atas ~ Wahyu 8:5, apa yang terjadi dengan pedupaannya. Begitu kita
tiba di Terompet Ketujuh, pedupaan itu diapakan? Dilemparkan ke
bawah. Itu berarti tidak lagi ada apa?
Tidak lagi ada perantaraan.
Apakah ini jelas di pikiran
kalian? Apakah masuk akal? Kalian lihat, semua ini paralel dengan segala yang
lain yang kita pelajari tentang nubuatan Alkitab di Daniel dan Wahyu.
Now let's go to the timeline of the Trumpets.
We're on page 18 of our study notes. The first Six Trumpets describe events
during probationary time, and probation closes when the Seventh Trumpet is about to
sound. So keep this in mind. First Six Trumpets: probation is open, right? The Seventh
Trumpet is about to sound and probation closes. Probation closes shortly before the
Seventh Trumpet blows, in other words, there's a period of time between when
the Trumpet is about to blow and when the Trumpet actually blows. When
the Seventh Trumpet blows Jesus will take over the kingdoms of the world.
This means that the blowing of the
previous Six Trumpets took place during what? During probationary time. I
mean, it's just a very logical conclusion.
Nah, mari kita ke linimasa
Terompet-terompet. Kita ada di hal. 18 diktat kita. Enam Terompet pertama
menggambarkan peristiwa-peristiwa selama masa kemurahan Allah. Dan pintu
kasihan tutup ketika Terompet Ketujuh akan
ditiup. Jadi ingat ini. Enam Terompet pertama, pintu kasihan masih terbuka,
benar? Terompet Ketujuh akan ditiup, pintu kasihan ditutup. Masa kemurahan Allah berakhir
tidak lama sebelum Terompet Ketujuh ditiup. Dengan kata lain, ada periode waktu antara saat
Terompet itu akan ditiup dengan saat Terompet itu sungguh-sungguh ditiup.
Ketika Terompet Ketujuh ditiup Yesus
akan mengambil alih kerajaan-kerajaan dunia. Ini berarti, enam Terompet sebelumnya ditiup selama
masa apa? Selama masa kemurahan
Allah. Itu kan konklusi yang sangat logis.
Earlier in Revelation God described Himself
~ this is an important point ~ as the One who was, and is, and is to come.
You can find that in Revelation 1:8 at the beginning of the book. But when you
get to Revelation 11:17 where you have the Seventh Trumpet it says, God is
spoken of as the One who is, and who was, and who has taken His great power and begun to reign. So in other words, Revelation 1:8 is pointing
to the future, He was and is, but He is to come. When you get to the Seventh
Trumpet, yes He is, and was, but He has
taken over the kingdom.
Clearly there is a time interval between:
·
the mystery of
God, when the mystery of God is finished, and the Seventh Trumpet is about to
sound,
·
and the moment
when Jesus takes over the kingdoms of the world at the sound of the Seventh Trumpet.
The finishing of the mystery of God has to
do with the end of the gospel proclamation, in other words when Revelation
10:7 says the mystery of God was finished, it's talking about the close of
probation when preaching will no longer bring anyone over to the Lord's
side.
Sebelumnya
di Wahyu Allah menyebut DiriNya ~ ini poin yang penting ~ sebagai “yang ada sekarang,
dan yang ada dulu, dan yang akan datang”. Kalian bisa menemukan itu di
Wahyu 1:8 di awal kitab itu. Tetapi ketika kita tiba di Wahyu 11:17 di mana ada
Terompet Ketujuh, Allah disebut sebagai “yang ada sekarang,
dan yang ada dulu, dan yang telah mengambil kuasa-Mu
yang besar dan memerintah sebagai Raja”. Jadi dengan kata lain, Wahyu
1:8 menunjuk kepada masa depan: Dia yang ada dulu, yang ada sekarang, tetapi
Dia masih akan datang. Bila kita tiba di Terompet Ketujuh, iya Dia
ada sekarang, Dia ada dulu, tetapi Dia telah mengambil alih kerajaan.
Jelas ada waktu jedah antara:
·
Ketika misteri Allah selesai, dan Terompet Ketujuh
akan ditiup
·
Dan saat ketika Yesus mengambil alih kerajaan-kerajaan
dunia pada waktu Terompet Ketujuh
ditiup.
Selesainya
misteri Allah berkaitan dengan berakhirnya proklamasi Injil. Dengan kata lain ketika Wahyu 10:7 berkata bahwa misteri
Allah selesai, itu berbicara tentang tutupnya
pintu kasihan, ketika khotbah tidak lagi bisa membawa siapa pun ke
pihak Tuhan.
Now the Sixth Trumpet, this is the bottom of page 18. The Sixth Trumpet
mentions the golden altar, this indicates that during the Sixth Trumpet
there's still intercession going on, right? Absolutely. There's the golden
altar of incense. Furthermore the Interlude between the Sixth and the Seventh
Trumpets indicates that the proclamation of the gospel is still transpiring so
probation must still be open.
So here's the key point of all this:
ĂĽ Is probation still open during the period of the
Sixth Trumpet? Yes.
ĂĽ when does probation end? When the Seventh Trumpet
is about to sound,
ĂĽ so probation will close
ĂĽ and then there's a period between when the
Seventh Trumpet is about to sound and when the Seventh Trumpet actually sounds.
That's a period between the close of probation and when Jesus comes at His
Second Coming.
Are you with me or not?
Nah, Terompet Keenam, ini hal.
18 bagian bawah, Terompet Keenam menyebut mezbah emas. Ini mengindikasikan
bahwa selama Terompet Keenam masih ada perantaraan, benar? Tentu saja. Ada
mezbah emas ukupan. Lebih lanjut, Sisipan antara Terompet Keenam dan Ketujuh
mengindikasikan bahwa proklamasi Injil masih terjadi, maka pintu kasihan
tentunya masih terbuka.
Jadi, inilah kuncinya dari
semua ini:
ĂĽ Apakah pintu kasihan masih terbuka selama periode Terompet
Keenam? Ya.
ĂĽ Kapan pintu kasihan ditutup? Ketika Terompet Ketujuh akan
ditiup,
ĂĽ Maka pintu kasihan ditutup,
ĂĽ Kemudian ada periode antara saat Terompet
Ketujuh akan ditiup dan ketika Terompet Ketujuh benar-benar ditiup.
Itulah periode antara tutupnya
pintu kasihan dan ketika Yesus datang pada KedatanganNya yang
Kedua.
Apakah kalian mengikuti saya
atau tidak?
Now, how do we know that the Sixth Trumpet
is describing the events during
probationary time? It's very simple. If the church must ~ remember that after
the great disappointment God said, “you must prophesy again” ~ this is taking place during the Sixth Trumpet. Well,
what good would it do to prophesy again if probation is closed? Furthermore Revelation
11:13 tells us that people can still repent and give glory to God under the Six
Trumpet. The remnant feared God, and
gave glory to Him, is what it says there. This
links with the First Angel’s Message of Revelation 14:6-7.
Nah, bagaimana kita tahu bahwa
Terompet Keenam melukiskan peristiwa-peristiwa selama masa kemurahan Allah?
Sangat sederhana. Jika jemaat harus ~ ingat bahwa setelah kekecewaan besar,
Allah berkata, “kamu
harus bernubuat lagi”? ~ ini terjadi di masa Terompet Keenam. Nah, apa gunanya
bernubuat lagi jika pintu kasihan sudah tutup? Lagi pula Wahyu 11:13 mengatakan
kepada kita bahwa manusia masih bisa bertobat dan memuliakan Allah di masa
Terompet Keenam. Umat yang sisa takut akan Allah dan memuliakan Dia, itulah
yang dikatakan di sini. Ini menghubungkannya dengan Pekabaran Malaikat Pertama
14:6-7.
So my question is,
ĂĽ is probation still open during the first Six Trumpets?
Yes.
ĂĽ When does probation close? When the Seventh
Trumpet is about to sound, not when it sounds, when it's about to
sound.
ĂĽ And then Jesus takes over the kingdom when the
Seventh Trumpet sounds.
ĂĽ So is there a period between when it is about to
sound and when it actually sounds? Yes,
that's
the period of the Seven Last Plagues,
okay? That's the period of the Great Tribulation, the period of the time of
trouble. Is there going to be a period between when probation closes and when
Jesus actually comes? Yes, it's called the Time of Trouble, right? Well, you
just have to read the chapter in Great
Controversy “The Time of Trouble”
towards the end of the book.
Jadi pertanyaan saya ialah:
ĂĽ Apakah masa kemurahan Allah masih terbuka selama Enam Terompet
pertama? Ya.
ĂĽ Kapan pintu kasihan ditutup? Ketika Terompet Ketujuh akan
ditiup, bukan pada saat ditiup, tetapi pada waktu akan ditiup.
ĂĽ Kemudian Yesus mengambil alih kerajaan ketika Terompet Ketujuh
ditiup.
ĂĽ Jadi apakah ada periode antara saat Terompet
Ketujuh akan ditiup dengan saat betul-betul ditiup? Ya. Itulah periode Tujuh Malapetaka
Terakhir, oke? Itulah periode Masa Kesukaran Besar. Apakah akan
ada periode antara ketika pintu
kasihan ditutup dan ketika Yesus benar-benar datang? Ya, itu
namanya Masa Kesukaran Besar, benar? Nah, kalian hanya perlu membaca di Great Controversy “The Tme of
Trouble” (= Masa Kesukaran Besar) di
bagian akhir buku itu.
Now we're going to skip the next section of
page 19 because we already dealt with that so let's go to page 20 and deal with
“The Inauguration and Consummation, Two Views of The Censer”. We dealt with
this briefly in our first session but
now we want to unpack it further. Let's go to Revelation 8:2.
Revelation 8:1
is the conclusion to the Seals, you understand that, right? The half hour of
silence in Heaven. So really there are
places in the book of Revelation where the chapter is divided in the wrong
place.
· For example Revelation 21:1 belongs to
chapter 20. I'm not going to get into
all of this . You know if you go to the material on the Seals you'll see
this.
· Also Revelation 11:1 belongs with chapter 10.
· Revelation 7:1-8 belongs with chapter 6.
· And in this
case Revelation chapter 8:1 belongs with chapter 7 because it deals with
the Seventh Seal. So why do you begin chapter 8 of Revelation with the Seventh
Seal when the Sixth Seal is in chapter 7?
Are you with me
or not?
Nah kita akan melompati bagian
berikut hal. 19 karena kita sudah membahasnya, jadi mari kita ke hal. 20 dan
membahas “The Inauguration and Consummation, Two Views of the Censer” (Inaugurasi
dan Penggenapan, Dua Tampilan Pedupaan). Kita sudah menyinggung
ini sedikit di sesi pertama, tetapi sekarang kita mau mengulasnya lebih lanjut.
Mari ke Wahyu 8:2.
Wahyu 8:1 adalah penutup seri Meterai-meterai, kalian
sudah memahami itu, benar? Tentang setengah jam hening di Surga. Jadi
sebenarnya di kitab Wahyu ada pasal-pasal yang pembagiannya tidak tepat.
·
Misalnya Wahyu 21:1 itu seharusnya bagian pasal 20.
Saya tidak akan membahas ini. Kalian tahu jika kalian ke materi Meterai-meterai
kalian akan melihatnya.
·
Juga Wahyu 11:1 itu bagian dari pasal 10.
·
Wahyu 7:1-8 bagian dari pasal 6.
·
Dan dalam hal ini Wahyu 8:1 adalah bagian pasal 7 karena
itu mengenai Meterai Ketujuh. Jadi mengapa pasal 8 Wahyu dimulai dengan Meterai
Ketujuh kalau Meterai Keenam ada di pasal 7.
Apakah kalian mengikuti saya atau tidak?
So
let's go then to “The Inauguration and Consummation, Two Views of The
Censer”. Revelation 8:2 is the introductory verse, “ 2 And I saw the seven
angels who stand before God, and to them were given seven trumpets…” So here's the announcement, that now John
is going to write about the Seven Trumpets. Then you have Revelation 8:3-4,
this is the first view of the
altar. The altar is interceding, the
censer is interceding. Let's read verses 3 and 4, ”… 3 Then another Angel,
having a golden censer, came and stood at the altar. He was given much incense,
that He should offer it with the
prayers of all the saints upon the golden altar which was before the
throne. 4 And the
smoke of the incense, with the prayers of the saints, ascended before God from
the Angel’s hand…” is probation
open during verses 3 and 4? How do we know that? Well, because God's people are
praying and Jesus is mingling their prayers with the incense, so probation is
open during verses 3 and 4.
But then we have a second view of the
censer, of the altar, it says in verse 5, ”… 5 Then the Angel took the
censer, filled it with…” what? “…with fire from the altar…” and what did He do with it? “…and threw it to the earth...” and what is the result when He throws the fire of the censer to the earth? “…And there
were…” what? “…noises,
thunderings, lightnings, and an earthquake.” So is that clear in your mind? So there's the second view of the censer.
1. First view the Angel, Jesus, and the
ministry of the angels is connected with the ministry of Jesus, they're
presenting the prayers of the saints to Jesus. Jesus is mingling the prayers
with the incense of His merits and God
is hearing the pleas of His people.
2. But then suddenly the censer that is interceding, now is thrown down, and
intercession ends.
Now what background do we need to have from
the Bible to understand the meaning of the throwing down of the censer? Well, let's go to an Old Testament background.
Jadi mari kita ke “The Inauguration and Consummation, Two Views of the
Censer”. Wahyu 8:2 adalah ayat
pengantarnya, “2 Lalu aku
melihat ketujuh malaikat, yang berdiri di hadapan Allah, dan kepada mereka
diberikan tujuh sangkakala…” jadi ini
pengumumannya bahwa Yohanes sekarang akan menulis tentang Ketujuh Terompet.
Kemudian Wahyu 8:3-4, ini adalah tampilan pertama mezbah.
Mezbah sedang melakukan tugas perantara, pedupaan sedang melakukan pekerjaan
perantara. Mari kita baca ayat 3 dan 4, “…3
Maka seorang Malaikat lain, membawa sebuah
pedupaan emas, datang dan berdiri di dekat
mezbah. Dan kepadaNya diberikan banyak kemenyan untuk dipersembahkanNya
bersama-sama dengan doa semua orang kudus di atas mezbah emas yang ada di hadapan takhta itu. 4
Maka naiklah asap kemenyan bersama-sama dengan doa orang-orang kudus itu dari
tangan Malaikat itu ke hadapan Allah…” apakah pintu kasihan masih terbuka selama ayat 3 dan 4?
Bagaimana kita tahu? Nah, karena umat Allah sedang berdoa, dan Yesus sedang
mencampur doa mereka dengan dupa. Berarti pintu kasihan masih terbuka selama
ayat 3 dan 4.
Tetapi kita melihat tampilan kedua pedupaan itu, tentang mezbah itu, dikatakan di
ayat 5, “…5 Lalu Malaikat
itu mengambil pedupaan itu, mengisinya dengan…” apa?
“…dengan api dari mezbah…” dan apa yang
dilakukanNya dengan api itu? “…dan melemparkanNya ke bumi…” dan apa akibatnya
ketika Dia melemparkan api dari pedupaan itu ke bumi? “…Dan ada…”
apa? “…suara-suara,
guruh, halilintar dan gempa bumi…” Jadi apakah ini jelas di pikiran kalian? Jadi inilah tampilan kedua pedupaan itu.
1. Tampilan pertama: Malaikat itu,
Yesus, dan pelayanan para malaikat berkaitan dengan pelayanan
Yesus. Mereka sedang mempersembahkan doa-doa orang-orang kudus kepada Yesus.
Yesus sedang mencampur doa-doa itu dengan dupa jasaNya dan Allah sedang
mendengarkan permohonan-permohonan umatNya.
2. Tetapi tiba-tiba
pedupaan yang dipakai untuk pekerjaan perantaraan, dilemparkan ke bawah, dan
perantaraan pun berhenti.
Nah latar belakang
apa yang kita perlukan dari Alkitab untuk memahami arti pelemparan pedupaan
ini? Marilah ke sebuah latar belakang dari Perjanjian Lama.
The Book of Ezekiel contains the Old Testament
background to the introductory vision of the Trumpets. The Man clothed in linen
takes coals from between the cherubim and scatters them over the city, and what
is that a sign of? Taking the coals of fire and throwing them over the city? It
represents that probation is closed for the city.
This
is parallel to the Angel of fire who pours out God's wrath into the
winepress of His fury, we'll come back
to that in a moment.
But let's read Ezekiel 10:1-2. By the way
let me give you a little bit of background before we read Ezekiel chapter 10.
In Ezekiel chapter 1, God is coming on a
cloud to Jerusalem to judge Jerusalem for the apostasy and for the sins that
are being committed in the city. You can find a list of those sins in Ezekiel
chapter 8. In Ezekiel chapter 8 they're called abominations. The greatest
abomination is that they're worshiping the sun that's in Ezekiel 8:16. Then in
chapter 9, God says, “I'm going to destroy Jerusalem, but before I destroy
Jerusalem there needs to be a sealing first.” And so in Chapter 9 those who are
faithful in the city are sealed on their foreheads with the sign of protection,
so that when the city is destroyed those who have the seal will not be
destroyed. Are you with me?
And then in chapter 10 you have these two
verses that we want to read now. “1 And I looked,
and there in the firmament that was above the head of the cherubim,
there appeared something like a sapphire stone, having the appearance of the
likeness of a throne. 2 Then
He spoke to the Man clothed with linen, and said, ‘Go in among the wheels,
under the cherub, fill your hands with…”
what? “…coals of fire from among the cherubim,
and…” do what?
“…and scatter them over
the city.’ And he went in as I watched…” and if you go to chapter 11 you'll
find that the Shekinah that was in the temple now leaves the temple and It sits
for a few moments on the Mount of Olives, and then departs to Heaven. The city is forsaken,
the city is going to be destroyed. So
what is the casting down of the coals of fire over the city? It represents that
God is going to come and what? God is going to come in judgment against
apostate Jerusalem, are you following me
or not? This is the background.
Kitab Yehezkiel berisikan
latar belakang Perjanjian Lama bagi penglihatan pengantar Terompet-terompet.
Orang yang memakai kain lenan, mengambil bara api dari
antara kerubim dan menyerakkan mereka di seluruh kota, dan itu tanda apa?
Mengambil bara api yang menyala dan melemparkannya di seluruh kota? Itu
melambangkan tutupnya pintu kasihan bagi kota tersebut.
Ini paralel dengan Malaikat
api yang mencurahkan murka Allah ke tempat perasan anggur murkaNya. Nanti kita
akan kembali kemari.
Tetapi mari kita baca Yehezkiel 10:1-2. Nah, sebelum kita
membaca Yehezkiel pasal 10, saya akan
memberikan sedikit latar belakangnya.
Di Yehezkiel pasal 1, Allah
datang dalam awan ke Yerusalem untuk menghakimi Yerusalem karena kemurtadan dan
karena dosa-dosa yang sedang dilakukan di kota itu. Kalian bisa menemukan
daftar dosa-dosa mereka di Yehezkiel pasal 8. Di Yehezkiel pasal 8 dosa-dosa
itu disebut sebagai kekejian. Kekejian yang paling besar ialah mereka menyembah
matahari, itu di Yehezkiel 8:16. Kemudian di pasal 9, Allah berkata, “Aku akan
membinasakan Yerusalem, tetapi sebelum Aku membinsakan Yerusalem harus ada
pemeteraian lebih dulu.” Maka di pasal 9, mereka yang setia di dalam kota itu
dimeteraikan di dahi mereka dengan tanda perlindungan, supaya pada waktu kota
itu dibinasakan, mereka yang punya meterai tidak akan dibinasakan. Apakah
kalian mengikuti saya?
Kemudian di pasal 10 ada dua
ayat yang akan kita baca sekarang. “1 Lalu aku melihat, sungguh, di
atas cakrawala yang di atas kepala kerub tampak sesuatu yang menyerupai batu safir, yang bentuknya menyerupai sebuah takhta,
2 Lalu Ia berkata kepada Orang
yang berpakaian lenan itu, ‘Masuklah di antara
roda-rodanya, di bawah kerub, penuhilah tanganmu dengan…” apa? “…bara
api dari antara kerubim itu dan…” lakukan apa? “…dan
hamburkan mereka di kota itu.’ Lalu dia
masuk sementara aku mengawasi. …” Dan jika kita ke pasal 11 kita akan melihat bahwa
Shekinah yang ada di bilik Mahakudus meninggalkan bilik Mahakudus dan Dia pergi
duduk beberapa saat lamanya di Bukit Zaitun, kemudian pergi ke Surga. Kota itu
pun telah ditinggalkan, kota itu akan dibinasakan. Jadi melemparkan bara api di
seluruh kota itu apa? Itu melambangkan Allah akan datang dan apa? Allah akan
datang dalam penghakiman ke atas Yerusalem yang murtad, apakah kalian mengikuti
saya? Inilah latar belakangnya.
Now, let's go to
Revelation 14:17-19 where it speaks about the wicked and the judgment that will
fall upon the wicked, upon Babylon. First of all you know, you have the
judgment of the harvest of the earth in Revelation chapter 14. Three Angels’ Messages
are proclaimed and then after the Third Angel’s Message is proclaimed, then you
have Jesus sitting on a cloud with a sickle in
His hand. And first He's going to harvest what? The grapes or is He
going to harvest the harvest of the earth? First He's going to reap the harvest of the earth.
What does the harvest of the earth represent?
His
faithful people. What does He do after He harvests the harvest of the
earth? Now He is going to harvest the what? The grapes of the earth. What do
the grapes of the earth represent? They represent the wicked. And now notice the
terminology that is used here in Revelation 14:17-19, these are the people who
did not accept the Three Angels’ Messages,
it says, “17 Then another Angel came out of
the temple which is in Heaven, He also having a sharp sickle. 18 And another angel came
out from the altar…” from where? From where? “…from the altar,
who had power over…” the what? “…over the fire…” Any relationship with what we find in the
Trumpets? Absolutely! What is he going to do with the fire? It says
“…who had power over the fire and he cried with a loud cry to Him who
had the sharp sickle, saying, ‘Thrust in your sharp sickle and gather the
clusters of the vine of the earth, for her grapes are fully ripe.’ 19 So the Angel thrust His
sickle into the earth and gathered the vine of the earth, and threw it into the great winepress
of the wrath of God.”
So what is
this angel going to do with the fire?
He's going to pour it out upon those who are in the winepress, which represents
whom? The wicked.
Sekarang mari ke Wahyu 14:17-19 yang berbicara tentang orang jahat dan
penghakiman yang jatuh pada mereka, pada
Babilon. Pertama-tama, ada penghakiman atas tuaian bumi di Wahyu pasal 14.
Pekabaran Tiga Malaikat dikumandangkan, kemudian setelah Pekabaran Malaikat
Ketiga diproklamasikan, Yesus duduk di atas awan dengan sabit di tanganNya. Dan
lebih dulu Dia akan menuai apa? Anggur atau tuaian bumi? Lebih dulu Dia akan menuai tuaian bumi.
Tuaian bumi mewakili apa? UmatNya
yang setia. Apa yang akan dilakukanNya setelah Dia menuai tuaian bumi? Sekarang Dia akan menuai
apa? Buah anggur bumi.
Buah anggur bumi mewakili apa? Mewakili orang-orang
jahat. Dan sekarang simak istilah yang dipakai di Wahyu
14:17-19, inilah mereka yang tidak menerima Pekabaran Tiga Malaikat. Dikatakan,
“17 Dan seorang malaikat lain keluar dari bilik Mahakudus yang di Sorga; juga padaNya ada sebilah sabit
tajam. 18 Dan seorang malaikat lain datang dari mezbah…” dari mana? “…dari mezbah, yang
berkuasa atas…” apa? “…atas api…” Ada kaitan dengan apa yang kita dapati di
Terompet-terompet? Tentu saja! Apa yang akan dilakukannya dengan api itu?
Dikatakan, “…yang berkuasa
atas api,
dan ia
berseru dengan suara nyaring kepada Dia yang
memegang sabit tajam itu, katanya: ‘Ayunkanlah sabitMu yang tajam itu dan
potonglah buah-buah pohon anggur di bumi, karena buahnya sudah masak betul.’ 19 Lalu Malaikat itu
mengayunkan sabitNya ke atas bumi, dan mengumpulkan
buah pohon anggur di bumi dan melemparkannya ke dalam kilangan pemeras anggur yang besar yaitu murka Allah…”
Jadi apa yang dilakukan malaikat itu dengan apinya? Dia
akan mencurahkannya ke atas mereka yang ada di dalam kilangan pemeras anggur,
yang mewakili siapa? Orang-orang jahat.
And if you continue reading there in Revelation chapter 14, you'll find
that the wicked are gathered around the city, the Holy City, which before the
Millennium represents the church. And what have they come there for? On
vacation, right? No! They've come because they want to destroy the church, they
want to destroy those who are in the Holy City, the spiritual city on earth,
which is a
reflection of the literal Heavenly City. And then it says, but then
horses will come and they will trample the wine press, trample the wicked. How
do you explain that the horses, you know, they're going to have blood up to
their bridles, you know, that's a symbolic description. Well, you have to go to
Revelation 19 to understand it.
Revelation 19, it says there's a Great Warrior sitting on a white horse
and the armies of Heaven are sitting on white horses behind Him, and He's
coming to trample the winepress and His
garments are stained in blood. He's coming to trample upon the wicked who have
trampled against His people. Are you
with me? And so you have to look at all of Revelation in order to understand
what this is talking about.
Dan jika kita lanjutkan membaca di Wahyu pasal 14, kita
akan mendapati orang-orang jahat berkumpul sekitar Kota Suci, yang sebelum Millenium itu melambangkan gereja.
Dan untuk apa mereka berada di sana? Liburankah? Tidak! Mereka datang karena
mereka mau membinasakan orang-orang yang ada di Kota Suci, kota spiritual di
bumi, yang merupakan pantulan
dari Kota Surgawi yang literal. Kemudian dikatakan, tetapi lalu
kuda-kuda datang dan mereka akan menginjak-injak tempat perasan anggur,
menginjak-injak orang-orang jahat. Bagaimana kita menjelaskan kuda-kuda ini
akan kena darah hingga ke kekangnya, itu adalah deskripsi simbolis. Nah, kita
harus ke Wahyu 19 untuk memahami ini. Wahyu 19 berkata ada satu Pejuang hebat
yang duduk di atas kuda putih, dan tentara Surgawi di belakangNya mengendari kuda-kuda putih, dan Dia datang untuk menginjak-injak
tempat perasan anggur dan pakaianNya berlumuran darah. Dia datang untuk
menginjak-injak orang-orang jahat yang telah menginjak-injak umatNya. Apakah
kalian mengikuti saya? Maka kita harus melihat ke seluruh Wahyu untuk memahami
ini bicara tentang apa.
So let's go to the middle of page 21. This introductory scene in Revelation
8 provides two points of reference, what Jesus is doing when the Trumpets begin
to sound, and what will happen when the Seventh Trumpet ends it's sounding.
That is to say the ministration of the censer and it's throwing down do not take place
in immediate succession, is that clear? Remember the introductory
scenes, they give you the beginning and the ending point, there is a long time interval in
between.
Some have seen the casting down of the censer as a symbol of the outpouring
of the Holy Spirit on the day of Pentecost, the tongues of fire on the day of
Pentecost. This view, however, is
untenable because on the day of Pentecost Jesus began to offer the prayers of
the saints mingled with the merits of
His perfect life. He did not cast
down the censer.
Jadi mari kita ke bagian tengah hal. 21. Adegan pengantar
ini di Wahyu 8 memberikan dua poin rujukan, apa yang sedang dilakukan Yesus
ketika Terompet-terompet mulai ditiup, dan apa yang akan terjadi ketika
Terompet Ketujuh berhenti ditiup.
Dengan kata lain pelayanan
pedupaan dan dilemparkannya pedupaan itu yang satu tidak segera terjadi mengikuti
yang lain, apakah itu jelas? Ingat, adegan pengantar memberi kita
titik awal dan titik akhirnya, di
antaranya ada interval/jangka waktu yang panjang.
Beberapa orang
menganggap dilemparkannya pedupaan sebagai simbol pencurahan Roh Kudus pada
hari Pentakosta, lidah-lidah api pada hari Pentakosta. Namun, konsep ini tidak
masuk akal karena pada hari Pentakosta Yesus mulai mempersembahkan doa-doa
orang-orang kudus yang dicampur dengan jasa kesempurnaan hidupNya. Dia tidak
melemparkan pedupaan waktu itu.
When the Angel throws down the censer ~ this is an important point ~ there is thunder, lightning,
voices, and an earthquake. Now that is pointing to something that's going to
happen during the Seventh Plague,
because throwing
down the censer has to do with the close
of probation. And these events that are being described here: thunder,
lightning, voices, and an earthquake, must take place at that time.
Ketika Malaikat itu melemparkan pedupaanNya ~ ini poin yang penting ~ ada guntur, kilat, suara-suara, dan gempa bumi. Nah, itu menunjuk kepada sesuatu yang akan terjadi selama waktu Malapetaka Ketujuh karena dilemparkannya pedupaan berkaitan dengan tutupnya pintu kasihan. Dan peristiwa-peristiwa ini yang sedang digambarkan di sini: guntur, kilat, suara-suara, dan gempa bumi, harus terjadi pada waktu itu.
Now let's go to Revelation chapter 16, the Seventh Plague. Revelation 16:17-21, “17 Then the seventh angel poured out his bowl into the air, and a loud voice
came out of the temple of heaven, from the throne, saying, ‘It is done!’…”
and what happens when He says, “It is
done”? The Seventh Plague which is the finishing of the wrath of
God after the close of probation, what is that? The same things that are
mentioned in the introductory vision to the Seven Trumpets. Notice what it says
in verse 18, “…18 And there were noises and…” what? “…and thunderings, and…” what? “…and lightnings; and there was a
great…” what? “…earthquake…” is that the same point to which the
introductory vision is pointing? Absolutely!
Nah, mari kita ke Wahyu pasal 16, Malapetaka Ketujuh.
Wahyu 16:17-21, “17
Kemudian malaikat
yang ketujuh menumpahkan cawannya ke angkasa. Dan suara yang nyaring keluar dari
bilik Mahakudus dari takhta itu, katanya: ‘Sudah terlaksana.’…” dan apa yang terjadi ketika Dia berkata, “Sudah
terlaksana”? Malapetaka Ketujuh yang adalah pamungkas dari murka Allah setelah
berakhirnya masa kemurahan Allah, itu apa? Hal-hal yang sama yang disebutkan
dalam penglihatan pengantar Ketujuh Terompet. Simak apa katanya di ayat 18, “…18 Dan ada suara-suara dan…” apa? “…dan guntur-guntur
dan…” apa? “…dan kilat dan ada…” apa? “…gempa
bumi yang dahsyat…” apakah itu
poin-poin yang sama seperti yang ditunjuk oleh penglihatan pengantarnya? Betul
sekali.
So let's continue on the next page. Ellen White describes the censer when the Trumpets actually ~ this passage
that you're going to find here is describing the intercession of Jesus in the Most
Holy place, beginning in 1844. Now I'll
explain a little bit more as we move along. Let's read from Christian Experience And Teachings page 91.
Here Ellen White ~ this is happening in
1844, she's going in vision to the Most
Holy place of the heavenly sanctuary.
“In the Holiest I saw an ark, on the top and
sides of it was purest gold. On each end of the ark was a lovely cherub with
its wings spread out over it. Their faces were turned toward each other, and
they looked downward. Between the angels was a…” what? “…a golden
censer. Above the Ark where the angel stood, was an exceeding bright glory
that appeared like a throne where God dwelt. Jesus stood by the ark, and as the
saints’ prayers came up to Him…” So is the first
part of the introductory vision still occurring in 1844 when Ellen White enters
the Most Holy place? Yes. “…the incense in the
censer would smoke and He would offer up
their prayers with the smoke of the incense to
His father.”
So Ellen White is describing what Jesus is doing beginning in 1844.
Is Jesus still interceding? Is He still mingling the prayers of His saints with the incense? Yes.
Jadi mari kita lanjutkan halaman berikutnya. Ellen White
menggambarkan pedupaan ketika Terompet-terompet ~ teks ini yang kita ditemui di
sini melukiskan perantaraan Yesus di bilik Mahakudus, mulai di 1844. Sekarang,
saya akan menjelaskan sedikit lebih banyak sambil kita jalan. Mari kita baca dari Christian Experience and Teachings, hal. 91. Di sini Ellen White ~ ini terjadi di 1844 ~ ia berada
dalam penglihatan di bilik Mahakudus dari Bait Suci Surgawi.
“…Di bilik Mahakudus, saya melihat
sebuat tabut, sebelah atas dan
sisi-sisinya terbuat dari emas murni. Di setiap ujungnya ada kerub yang indah
dengan sayap terbentang di atasnya. Wajah mereka berhadapan dan mereka
memandang ke bawah. Di antara malaikat-malaikat
itu ada sebuah…” apa?
“…pedupaan emas. Di atas Tabut di
mana malaikat itu berdiri, ada kemuliaan yang sangat terang yang tampak seperti
sebuah takhta di mana Allah diam. Yesus berdiri di sisi Tabut,
sementara doa-doa orang-orang kudus datang kepadaNya…” Jadi apakah ini bagian pertama dari penglihatan
pengantar, masih sedang berlangsung di tahun 1844 ketika Ellen White masuk ke
bilik Mahakudus? Ya. “…dupa di pedupaan akan
mengeluarkan asap dan Dia mempersembahkan doa-doa dengan asap dupa itu kepada
BapaNya.…” Jadi Ellen
White melukiskan apa yang dilakukan Yesus sejak 1844.
Apakah sampai
sekarang Yesus masih menjadi perantara? Apakah Dia masih mencampur doa-doa
orang-orang kudusNya dengan dupa? Ya.
Where was Jesus before 1844 mingling the prayers of His saints with the incense? Where was He? He was doing
the same thing where? In the Holy place.
Let's notice the next statement, The Faith
I Live By, page 202, “In the Holy places of
the sanctuary in Heaven are represented by the two apartments in the sanctuary
on earth. As in vision the apostle John
was granted a view of the temple of God in Heaven, he beheld there ‘Seven lamps of fire burning before the
throne’ (Rev. 4:5). He saw an Angel ‘having
a golden censer, and there was given unto Him much incense that he should offer
it with the prayers of all the saints upon the golden altar which was before
the throne’ (Rev. 8:3). Here the prophet was permitted
to behold the…” what? “…the
first apartment of the sanctuary in Heaven and he saw there ‘the Seven lamps of fire’ and ‘the golden altar’ represented by the
golden candlestick and the altar of incense in the sanctuary on earth…”
Sebelum 1844 di manakah Yesus mencampur
doa-doa orang-orang kudusNya dengan dupa? Di manakah Yesus? Dia melakukan hal yang sama
di mana? Di bilik Kudus.
Mari kita simak pernyataan yang berikut, The Faith I Live By, hal. 202, “…Bilik-bilik kudus Bait Suci Surgawi
diwakili oleh dua bilik Bait Suci di bumi. Selagi dalam penglihatan
rasul Yohanes dikaruniai suatu penglihatan tentang Bait Suci Allah di Surga. Dia
melihat di sana “Tujuh obor menyala-nyala di hadapan takhta
itu’ (Wahyu 4:5). Dia melihat
seorang Malaikat, ‘membawa sebuah pedupaan emas… Dan kepadaNya diberikan banyak kemenyan
untuk dipersembahkannya bersama-sama dengan doa semua orang kudus di atas
mezbah emas yang ada di hadapan takhta itu.’
(Wahyu 8:3). Di sini nabi itu diizinkan melihat …” apa? “…bilik pertama Bait Suci Surgawi
dan dia melihat di sana ketujuh obor yang menyala dan mezbah emas yang diwakili
oleh ketujuh kaki dian dari emas dan mezbah ukupan di Bait Suci di bumi…”
Now let's read this beautiful
statement from this book In Heavenly Places page 79, “Christ proclaims Himself our…” what? “…our Intercessor. He would have us know that
He has graciously engaged to be our Substitute. He places His merit in the…” what? “…in the golden censer to offer up with the
prayers of His saints, so that the prayers of His dear children may be mingled
with the fragrant merit of Christ as they ascend to the Father in the cloud of
incense.”
So was Jesus offering the incense with the prayers before 1844? Was He
offering the incense with the prayers after 1844? Was He doing it in the same apartment? No, He
was doing it in a different apartment. You see, Jesus did not cease the function of the
Holy Place when He entered the Most Holy place. He just took on another
function, which is the function of the judgment, because if He had ceased His work of the Holy place, we would all be
lost after 1844. So He just continues
interceding, but He does it where? In the Most Holy place. That's why Ellen
White sees the censer in the Most Holy
place, even though the censer had to do
with the altar in the Holy place. Are you with me or not?
Nah, mari kita
baca pernyataan yang indah ini dari buku In Heavenly Places
hal. 79,
“…Kristus memproklamasikan DiriNya sebagai…” apa? “…Perantara kita. Dia mau kita
tahu bahwa Dia dengan penuh rahmat bekerja sebagai Pengganti kita. Dia
menempatkan jasaNya di…” apa?
“…di pedupaan emas untuk dipersembahkan bersama doa-doa orang-orang kudusNya agar doa-doa anak-anakNya yang dikasihi bisa
bercampur dengan harumnya jasa Kristus pada waktu mereka naik kepada Bapa dalam
awan dupa. …”
Jadi apakah
Yesus mempersembahkan dupa bersama doa-doa sebelum 1844? Apakah Dia mempersembahkan
dupa bersama doa-doa setelah 1844? Apakah Dia melakukannya di bilik yang sama?
Tidak, Dia melakukannya di bilik yang berbeda. Kalian lihat, Yesus tidak menghentikan
fungsinya di bilik Kudus ketika Dia memasuki bilik Mahakudus. Dia hanya menambahkan
fungsi yang lain yaitu fungsi
menghakimi. Karena, seandainya Dia menghentikan pekerjaanNya di
bilik Kudus, setelah 1844 kita semua akan binasa. Maka Dia tetap menjadi
Perantara, tetapi Dia melakukannya di mana? Di bilik Mahakudus. Itulah mengapa
Ellen White melihat pedupaan di bilik Mahakudus, walaupun pedupaan berkaitan
dengan mezbah di bilik Kudus. Apakah kalian mengikuti saya atau tidak?
Now let's go to the next section. The high priest offered only holy fire on
the golden altar of incense. The high priest alone burned incense on the golden
altar. The golden altar of incense was nearest to what? To the Ark of the Covenant
that represents the throne of God. And here comes a very important point, in
fact the
orientation of the altar of incense was toward the what? Toward the mercy
seat in the Most Holy place, even while the priests offered the incense
in the Holy place. Notably the book of Hebrews places the censer and the incense where? In the Most
Holy place. Why? Well, because
Jesus ministers the incense in both apartments. The fire is
a symbol of the Holy Spirit and the incense represents the prayers of
the saints mingled with the merits of Jesus.
Nah, mari ke bagian berikutnya. Imam besar
mempersembahkan hanya api kudus di mezbah ukupan emas. Imam besar sendiri
membakar dupa di mezbah emas. Mezbah ukupan emas paling dekat dengan apa?
Dengan Tabut Perjanjian yang mewakili takhta Allah. Dan sekarang simak poin
yang sangat penting, sebenarnya orientasi
mezbah ukupan itu menghadap apa? Menghadap Tutup Pendamaian di bilik Mahakudus,
walaupun imam-imam mempersembahkan dupa di bilik Kudus. Perhatikan, kitab Ibrani menempatkan
pedupaan dan dupa di mana? Di bilik Mahakudus. Mengapa? Nah, karena Yesus melayani pembakaran
dupa di kedua bilik. Api
adalah simbol Roh Kudus dan dupa mewakili doa-doa orang-orang
kudus yang bercampur dengan jasa Yesus.
And now here comes a couple of very important points. What were embroidered
on the veil that divided the Holy from the Most Holy place? Angels ascending
and descending on the veil. What did that represent? It represents the fact
that the
angels take the prayers of God's people to Jesus and they bring back the
answers of Jesus to us. Perfect
example is what we find in Daniel chapter 9, the lesson study that we had this week, this last Sabbath.
You know Gabriel (should be Daniel) is what? He's
praying. He says, “I want to understand the 2300 days. How is it that You're
going to extend the 70 years to 2300 years?” And so what does God tell, He
says, “Gabriel, go down and answer Daniel’s prayer.” So let's continue here,
angels are embroidered which represents that our prayers are taken to the
presence of God, and the angels bring back answers to us.
Now also you remember what is called Jacob's Ladder.
It was the Lord's ladder shown to Jacob.
And Noah's Ark was the Lord’s ark, not Noah's Ark. And Solomon's Temple was
God's Temple. You know let's not give glory to Solomon, and to Noah, and to
Jacob.
What did Jacob see in his dream? He
saw a ladder, its base was on earth and its top reached to Heaven. What was on
the ladder? The angels were ascending and descending upon the ladder. What is
represented by the angels on the veil? Taking our prayers and bringing back
answers from God. Beautiful symbolism. By
the way do the angels have any role in taking our prayers to Jesus and bringing
back answer? Notice the next statement on page 23. Angels offer the smoke of the fragrant
incense for the praying saints.
So the angels have a very important role.
Dan sekarang ada dua poin yang sangat penting. Apa yang
disulamkan pada tabir yang membatasi bilik Kudus dari bilik Mahakudus? Malaikat
yang sedang naik dan turun di tabir itu. Itu mewakili apa? Itu mewakili fakta
bahwa para malaikat membawa doa-doa
umat Allah kepada Yesus dan mereka membawa kembali jawaban Yesus kepada kita.
Contoh yang tepat ialah apa yang kita temukan di Daniel pasal 9, pelajaran kita
minggu ini, Sabat lalu. Kalian tahu, Daniel sedang apa? Dia sedang berdoa. Dia
berkata, “Aku mau mengerti tentang ke-2300 hari. Mengapa Engkau mau
memperpanjang ke-70 tahun menjadi 2300 tahun?” Maka Allah menyuruh, Dia
berkata, “Gabriel, turunlah dan jawablah doa Daniel.” Jadi mari kita lanjutkan.
Gambar-gambar malaikat disulamkan, melambangkan bahwa doa-doa kita dibawa ke
hadirat Allah dan para malaikat membawa kembali jawaban-jawaban kepada kita.
Nah, kalian juga ingat apa yang disebut tangga Yakub.
Itu tangga
Tuhan yang ditunjukkan kepada Yakub. Dan bahtera Nuh itu bahtera Tuhan, bukan
punya Nuh. Dan Bait Suci Salomo itu Bait Suci Allah. Janganlah kita memberi
kemuliaan kepada Salomo, Nuh dan Yakub.
Apa yang dilihat Yakub dalam mimpinya? Dia melihat sebuah
tangga, kakinya ada di bumi, dan puncaknya mencapai Surga. Apa yang ada pada
tangga itu? Malaikat yang sedang naik dan turun. Apa yang dilambangkan oleh
malaikat-malaikat di tabir? Membawa doa-doa kita dan membawa kembali jawaban
dari Allah. Simbol yang indah. Nah, apakah para malaikat punya peranan dalam
membawa doa-doa kita kepada Yesus dan membawa kembali jawaban? Simak pernyataan
berikut di hal. 23. Malaikat-malaikat
mempersembahkan asap harum dari dupa demi
orang-orang kudus yang berdoa. Jadi malaikat-malaikat punya peranan yang sangat
penting.
Now let's pursue this a little bit further.
Luke 1:8-10, here we find that Zacharias,
the father of John the Baptist, it was his
turn to offer incense in the Holy place of the sanctuary. Let's read about it
in verse 8, “8 So it was,
that while he was serving as priest before God in the order of his
division, 9 according
to the custom of the priesthood, his lot…” that is Zacharias’ lot “…fell to burn incense when he went into
the temple of the Lord. 10 And
the whole multitude of the people was praying outside at the hour of
incense…” So here you have the people praying and
Zacharias is offering the incense. Just
like we find in chapter 8. What does the
incense represent? The incense does not represent prayer, the incense is related to
prayer but the incense is not prayer. Notice how it's related to prayer. In
Psalm 141:2, “2 Let my
prayer be set before You as incense,
the lifting up of my hands as the
evening sacrifice.” So it gives the impression that the prayer
is the incense. But when we read in Revelation chapter 8 we find that the
prayers of the saints were mingled with the incense, correct?
Sekarang mari kita bahas ini
sedikit lebih jauh. Lukas 1:8-10, di sini kita lihat Zakharia, ayah Yohanes
Pembaptis, mendapat giliran untuk mempersembahkan dupa di bilik Kudus Bait
Suci. Mari kita baca tentang hal ini di
ayat 8, “8 Pada
suatu kali, sewaktu Zakharia melakukan tugas
keimaman di hadapan Tuhan menurut giliran
kelompoknya, 9 sebagaimana lazimnya menurut keimamatan, dia mendapat bagian…” bagian Zakharia, “…untuk membakar ukupan pada waktu dia masuk ke dalam Bait Suci Tuhan. 10 Dan seluruh umat sedang
sembahyang di luar pada waktu pembakaran ukupan.…”
Jadi di sini umat berdoa dan Zakharia
mempersembahkan dupa, seperti yang kita dapati di ayat 8. Dupa itu melambangkan
apa? Dupa itu tidak melambangkan doa,
dupa itu terkait kepada doa, namun dupa itu bukan doa. Simak bagaimana dia
terkait doa. Di Mazmur 141:2, “… 2 Biarlah
doaku dipersembahkan di hadapan-Mu sebagai ukupan, dan tanganku yang terangkat
seperti persembahan korban petang hari…” Jadi ini
memberikan kesan bahwa doa itulah ukupannya. Tetapi bila kita baca di Wahyu
pasal 8, kita temukan bahwa doa orang-orang kudus dicampur dengan dupa, benar?
Now, notice this beautiful statement
from the spirit of prophecy. “The prayers, and praise, the confession of God’s people,
ascend as sacrifices to the heavenly sanctuary. However,
they ascend not in spotless purity passing through the corrupt channels of
humanity, they are so defiled that unless purified by the righteousness of the
great High Priest they are not
acceptable by God…” Wow
“…Christ gathers into the censer the prayers the praise and the sacrifices
of His people and with these He puts the
merits of His spotless righteousness,
then perfumed with the incense of Christ's propitiation, our prayers holy, and
entirely acceptable, rise before God and gracious answers are returned…” (YI
April 16, 1903) Wow!
Nah, simak
pernyataan yang indah ini dari roh nubuat.
“…Doa-doa, pujian-pujian, dan pengakuan-pengakuan dosa umat Allah naik
sebagai persembahan kurban ke Bait Suci Surgawi. Namun, mereka tidak naik dalam
kemurnian yang tak bercela, karena melewati saluran-saluran kemanusiaan yang
cacat, mereka menjadi sedemikian najisnya sehingga kecuali dimurnikan oleh
kebenaran Sang Imam Besar Agung, itu tidak bisa diterima oleh Allah…” Wow! “…Kristus mengumpulkan ke dalam
pedupaan, doa-doa, pujian-pujian, dan kurban-kurban umatNya, dan Dia memasukkan
jasa kebenaranNya yang tidak bercela ke dalamnya, dengan demikian diharumkan
oleh dupa pendamaian Kristus, maka doa-doa kita menjadi kudus, dan seluruhnya
layak diterima, naik ke hadapan Allah, dan mendapatkan jawaban-jawaban yang
penuh rahmat…” (YI April 16,
1903)
Wow!
And you know by the perfect life of Jesus and by His death on the cross there's an
inexhaustible fund in the bank of Heaven for salvation.
Notice this beautiful statement that
we find here, Sons and Daughters of God page 22, I love this statement, “Christ has pledged
Himself to be our substitute and surety, and He neglects no one. There is an
inexhaustible fund…” what does inexhaustible mean? It's limitless, “…There is an inexhaustible fund of perfect obedience…” whose perfect obedience? That of Jesus, “…accruing from His obedience. In
heaven His merits, His self-denial and
self-sacrifice, are treasured as incense to be offered up with the prayers of
His people…” beautiful! “…As the sinner's sincere, humble prayers
ascend to the throne of God, Christ mingles with them the merits of His own
life of perfect obedience. Our prayers are made fragrant by this incense. Christ
has pledged Himself to intercede in our behalf, and the Father always hears the
Son.”
How frequently does Jesus intercede for us?
Dan kalian tahu, melalui hidup Yesus yang sempurna, dan
melalui kematianNya di salib, di bank Surga ada dana yang tidak ada habisnya
bagi keselamatan. Simak pernyataan yang indah yang kita lihat di sini, Sons and Daughters of God, hal. 22, saya suka sekali pernyataan ini, “…Kristus telah menjaminkan Dirinya
menjadi pengganti dan garansi kita, dan Dia tidak melalaikan siapa pun. Ada
dana yang tidak akan habis…” apa masudnya
tidak akan habis? Tidak terbatas “…Ada dana yang tidak akan habis
dari kepatuhan yang sempurna…” kepatuhan
sempurna siapa? Yesus, “…yang didapat dari kepatuhanNya.
Di Surga, jasaNya, penyangkalan DiriNya, dan
pengorbananNya, tersimpan sebagai dupa yang dipersembahkan bersama doa-doa
umatNya…” indah!
“…Pada saat doa-doa orang berdosa yang tulus dan rendah hati naik ke
takhta Allah, Kristus mencampur dalam mereka jasa-jasa hidupNya sendiri dari
kepatuhan yang sempurna. Doa-doa kita dijadikan harum oleh dupa ini. Kristus
telah menjaminkan DiriNya untuk menjadi perantara bagi kita, dan Sang Bapa
selalu mendengar AnakNya. …”
Seberapa
seringnya Yesus menjadi perantara kita?
Patriarchs and Prophets page 348, “The fire
upon this altar was kindled by God Himself and was sacredly cherished. Day and
night the holy incense diffused its fragrance throughout the sacred apartments,
and without, far around the tabernacle.”
Patriarchs
and Prophets hal. 348
“…Api yang ada di mezbah ini dinyalakan oleh Allah Sendiri dan dihormati
secara khidmat. Pagi dan petang dupa yang suci menebarkan keharumannya ke
seluruh bilik-bilik yang kudus hingga di luarnya, jauh seputar Bait Suci.”
And of course you find in Hebrews that it says that Jesus always lives to
intercede for us. That's why the altar of incense was called the continual
altar of incense, the showbread was called the continual altar of
the showbread and the candlestick was called the continual lamps;
because the lamps burnt continually, there was always a supply of bread, and
there was always the intercessory work of the priest.
Dan tentu saja kita
dapati di Ibrani yang mengatakan bahwa Yesus senantiasa hidup untuk menjadi
perantara kita. Itulah mengapa mezbah
ukupan disebut mezbah ukupan yang kontinual, roti sajian
disebut mezbah roti sajian yang kontinual, dan kaki dian disebut lampu-lampu
yang kontinual, karena obor-obor itu terus menyala, dan selalu ada
persediaan roti, dan selalu ada pekerjaan perantara imamat.
Now what about the throwing down of the censer, did Ellen White have
anything to say about the moment when the censer is thrown down? Yes, she did. Notice
this last statement, Early Writings 279 and 280, “I saw
angels hurrying to and fro in heaven. An angel with a writer's inkhorn by his
side…” this
is a reference Ezekiel 9, by the way “…returned from the earth and reported to
Jesus that his work was done, and the saints were numbered and…” what? “…and sealed. Then I saw Jesus, who had been
ministering before the ark containing the ten commandments…” so what has He been doing before this?
Ministering. When did He begin ministering? When He went to Heaven He
began His work in the Holy place. What
does He do now? “…Then I saw Jesus, who had been ministering
before the ark containing the ten commandments…” do what? “…throw down the censer….” what does throwing down the
censer mean? It means the intercession
has ceased. She continues, “…He raised His hands, and with a loud voice
said, ‘It is done.’ And all
the angelic host laid off their crowns as Jesus made the
solemn declaration, ‘He that is
unjust, let him be unjust still: and he which is filthy, let him be filthy
still: and he that is righteous, let him be righteous still: and he that is
holy, let him be holy still.’…”
And you'll notice that in this
quotation Ellen White is alluding to Ezekiel 9:2-3, Revelation 16:17
where we read about the signs, the
earthquake and the thundering and the lightning and she's also quoting
Revelation 22:11. In other words all these verses are describing what will
occur when what? When probation closes.
Nah, bagaimana tentang melemparkan pedupaan, apakah Ellen
White mengatakan apa-apa mengenai saat ketika pedupaan itu dilemparkan? Ya,
ada. Simak pernyataan yang terakhir ini, Early Writings hal.
279-280,
“…Saya melihat malaikat-malaikat bergegas ke sana kemari di Surga. Satu
malaikat dengan tempat tinta di sisinya…” ini adalah referensi dari Yehezkiel 9,
“…kembali dari bumi dan melaporkan kepada Yesus bahwa pekerjaannya sudah
selesai dan orang-orang kudus sudah dihitung dan…” apa? “…dimeteraikan. Lalu saya melihat Yesus yang melayani di hadapan Tabut yang berisikan
Kesepuluh Perintah…” jadi apa yang
dilakukan Yesus sebelum ini? Melayani. Kapan Dia mulai melayani? Ketika Dia
pergi ke Surga Dia memulai pekerjaanNya di bilik Kudus. Apa kerja Yesus
sekarang? “…Lalu saya melihat Yesus yang melayani di
hadapan Tabut yang berisikan Kesepuluh Perintah…” melakukan apa?
“…melemparkan pedupaannya…” apa artinya
melemparkan pedupaan? Artinya perantaraan telah selesai. Ellen White
melanjutkan, “…Dia mengangkat
tangan-tanganNya dan dengan suara keras berkata, ‘Sudah selesai!’ dan semua
bala tentara surgawi meletakkan mahkota mereka saat Yesus membuat pernyataan
yang serius ini, ‘11 Barangsiapa yang tidak benar, biarlah ia tetap tidak benar, barangsiapa yang cemar, biarlah ia
tetap cemar; dan barangsiapa yang benar,
biarlah ia tetap benar; barangsiapa yang kudus, biarlah ia tetap kudus’…”
Dan kalian
akan melihat dalam kutipan ini Ellen White merujuk ke Yehezkiel 9:2-3, Wahyu
16:17 di mana kita membaca tentang tanda-tanda, gempa bumi, guntur, kilat, dan
dia juga mengutip Wahyu 22:11. Dengan kata lain semua ayat ini menggambarkan apa
yang akan terjadi bila apa? Bila pintu kasihan ditutup.
So is this clear? Do you understand
how important it is to understand the introductory part of the Seven Trumpets? It
gives you the starting point and it gives you the ending point. And the Trumpets
are all of the events in between.
So where are we now in the course of history? We are now well advanced in the Sixth
Trumpet, and the next event is when the mystery of God is finished when the Seventh
Trumpet is about to sound, and then Jesus will take over the kingdoms
of the world.
Jadi apakah ini jelas? Apakah kalian paham betapa pentingnya mengerti bagian pengantar
Ketujuh Terompet? Itu memberi kita titik mula dan titik akhirnya. Dan Terompet-terompet
adalah peristiwa-peristiwa yang terjadi di antara itu.
Jadi di mana kita sekarang dalam alur sejarah? Kita
sekarang sudah jauh di Terompet Keenam, dan peristiwa berikut ialah bilamana misteri Allah selesai,
ketika Terompet Ketujuh akan ditiup, lalu Yesus akan mengambil
alih kerajaan-kerajaan dunia.
12.11.20
No comments:
Post a Comment