THE SUN GOD AND 666
A Sermon by Stephen
Bohr
Now in the next hour we are going to study the topic title The
Sun God and The Number 666. We are going to do a comparison between Daniel 3 and
Revelation 13. And we are going to see that Jesus is not only a
spiritual Deliverer from sin but at the end of time Jesus will have to be a
Deliverer, a physical literal Deliverer from death, because God’s people will
be under the sentence of death. So we are going to follow this material very
closely. And I know that you all have this material, so let’s go to it, The
Sungod And The Number 666.
Nah, dalam waktu satu jam berikut ini
kita akan mempelajari topik berjudul Dewa Matahari dan Angka 666. Kita akan membandingkan antara Daniel 3
dan Wahyu 13. Dan kita akan melihat bahwa Yesus bukan hanya Penyelamat
dari dosa, tetapi pada akhir zaman Yesus harus menjadi Penyelamat, secara
literal Penyelamat dari kematian, karena umat Tuhan terancam oleh hukuman mati.
Jadi kita akan mengikuti materi ini dengan sangat teliti. Dan saya tahu kalian
memegang materi ini, jadi marilah kita mulai, Dewa Matahari dan angka 666.
Now, we all know about the dream that king Nebuchadnezzar
received in Daniel chapter 2. He received the dream of the golden head and the
breast and arms of silver, the belly of bronze, the legs of iron, the feet of
iron and clay, the stone that hit the feet and broke the image into smithereens
and then the stone became a great mountain. In this dream God was showing
Nebuchadnezzar the future not only of his kingdom, but He was showing him the
future of the world, basically. And when God did this Nebuchadnezzar was not a
happy camper. Because he believed that Babylon was going to exist forever.
And so by the advice of his religious advisers, he decided that
he would build an image just like the one he had seen in his dream, but with
one difference and that is, instead of
having different metals the image would be totally and completely of
gold, and so he built this gigantic image that is referred to in Daniel
chapter 3. It was a direct act of rebellion on the part of Nebuchadnezzar.
He’s saying, “You’re saying that my kingdom is only going to be the head of
gold? Well, I have news for you. My kingdom is all of gold and it will exist
forever.”
Nah, kita semua sudah tahu tentang
mimpi yang diterima raja Nebukadnezar yang dikisahkan di Daniel pasal 2. Dia
menerima suatu mimpi tentang kepala dari emas, dada dan lengan dari perak,
perut dari perunggu, paha dari besi, dan kaki dari besi dan tanah liat, dan
batu yang menimpa kaki patung dan menghancurkannya berkeping-keping, dan
kemudian batu itu menjadi sebuah gunung yang besar. Dalam mimpi tersebut, Tuhan
menunjukkan kepada Nebukadnezar bukan hanya masa depan kerajaannya, tetapi pada
dasarnya Tuhan juga menunjukkan kepadanya masa depan seluruh dunia. Dan ketika
Tuhan berbuat ini, Nebukadnezar tidak senang hati karena dia yakin Babilon akan
ada untuk selama-lamanya.
Maka menuruti usul penasihat-penasihat
rohaninya, Nebukadnezar memutuskan untuk membuat sebuah patung, sama seperti
yang dilihatnya dalam mimpinya, tetapi dengan satu perbedaan, yaitu bukannya
dengan memakai berbagai macam logam, namun patung ini dibuat seluruhnya dari
emas. Maka dia membangun patung
tersebut yang dikisahkan di Daniel pasal 3. Ini merupakan tindakan perlawanan di
pihak Nebukadnezar. Dia berkata, “Engkau (Tuhan) mengatakan
bahwa kerajaanku hanya kepalanya saja yang dari emas? Ketahuilah, kerajaanku
seluruhnya terbuat dari emas dan akan ada untuk selama-lamanya.”
The two chapters are linked by certain words. The word “gold” is
used in both of these chapters. The word “image” is identical in both chapters.
And the expression “set up” that is used in both of these chapters is identical
as well. You remember in chapter 2, God said that He would set up a kingdom
that would never be destroyed? So Nebuchadnezzar sets up this gigantic image
and saying that it is not going to be in that way.
Kedua pasal itu dikaitkan oleh
kata-kata tertentu. Kata “emas” dipakai dalam kedua pasal itu. Kata “patung”
juga sama dalam kedua pasal tersebut. Dan ungkapan “mendirikan” yang dipakai
dalam kedua pasal itu juga sama. Kalian ingat di pasal 2 Tuhan berkata bahwa
Dia akan mendirikan suatu kerajaan yang tidak akan binasa sampai
selama-lamanya? Jadi Nebukadnezar mendirikan patung raksasa ini dan berkata
bahwa patung itu tidak akan binasa juga.
Now the first thing that we want to take a look at is the Old
Testament type. The Old Testament story becomes the foundation for the New Testament
application. Just like we’ve been studying. You know, we took a look at
the rock, and we took a look at the manna, and we noticed that these Old
Testament types are fulfilled on a broader scale in the New Testament. The same
is true with the story of Daniel chapter 3.
What was the ruling power in Daniel chapter 3? It was Babylon. You can
notice this in Daniel 3:1. I am not going to read all of the verses because we
don’t have the time to do so. And God’s people at this time were captive in
Babylon, this is known as the 70 year captivity. Have you ever heard of the 70
year captivity? So, the ruling power is Babylon and God’s people are in
captivity in Babylon. You can read that in Jeremiah 51:45.
Nah, hal pertama yang harus kita simak
adalah tipe (lambang) di Perjanjian Lama. Cerita
di Perjanjian Lama merupakan fondasi
dari aplikasinya di Perjanjian Baru.
Persis seperti yang sudah kita pelajari. Kalian tahu, kita sudah mempelajari
batu, kita sudah mempelajari manna, dan kita sudah melihat bagaimana tipe-tipe
Perjanjian Lama ini digenapi dalam skala yang lebih besar di Perjanjian Baru.
Begitu juga dengan kisah di Daniel pasal 3. Apakah pemerintahan yang berkuasa
di Daniel pasal 3? Babilon, kan? Kita bisa melihat ini di Daniel 3:1. Saya
tidak akan membaca semua ayatnya karena kita tidak punya cukup waktu. Dan umat
Tuhan pada saat itu adalah tawanan di Bablon, ini dikenal sebagai pengasingan
selama 70 tahun. Pernahkah kalian mendengar tentang pengasingan 70 tahun? Jadi
pemerintah yang berkuasa saat itu adalah Babilon, dan umat Tuhan adalah tawanan
di Babilon. Kalian bisa membacanya di Yeremia 51:45.
Now we all know that Nebuchadnezzar for a while lived like a
beast, didn’t he? He thought he was a beast, he acted like a beast and he ate
grass like an ox, you know he became a vegan and perhaps that, you know, he
became vegan and that helped give him clarity of thought, because he came out
of it at the end of 7 years. I am not making any theological application to
that by the way, but he went and he acted like a beast. And he grew big nails
and he had his hair grew like the feathers of an eagle the Bible says, and he
thought that he was a beast. And then Nebuchadnezzar, the beast, so to
speak, raised up what? He raised up an image. And he commanded everyone to
worship the image that he had raised up. And he said, “Anyone who does
not worship this image that I have raised up here in Babylon, will be…” what?
“…will be killed.”
Now let’s study a little bit about this particular image in
Daniel chapter 3.
Nah, kita semua tahu bahwa suatu ketika Nebukadnezar pernah hidup seperti
binatang, bukan? Dia menganggap dirinya binatang, dia berperilaku seperti
binatang, dan dia makan rumput seperti sapi. Kalian tahu dia menjadi vegetarian
dan mungkin, kalian tahu, dengan menjadi vegetarian itulah yang membantu pikirannya
menjadi jernih lagi, karena pada akhir 7 tahun, dia sembuh dari penyakitnya
itu. Nah, saya tidak memberikan aplikasi
theologi tentang hal ini, tetapi Nebukadnezar pernah berperilaku seperti
binatang. Dan kuku-kukunya tumbuh besar-besar, dan rambutnya, kata Alkitab,
seperti bulu burung rajawali, dan dia menganggap dirinya binatang. Kemudian, Nebukadnezar,
atau katakanlah Binatang itu
mendirikan apa? Dia mendirikan sebuah
patung. Dan dia memerintahkan semua orang untuk menyembah patung yang telah
didirikannya itu. Dan dia berkata, “Barangsiapa yang tidak
menyembah patung ini yang telah saya dirikan di Babilon di sini, akan…” apa? “…akan dibunuh.”
Sekarang marilah mempelajari sedikit
tentang patung ini yang ada di Daniel pasal 3.
If what Herodotus the Greek historian has to say is true, the
image weights 800 talents of gold which would be equivalent to 30 tons of gold.
That is a lot of gold.
Now, there are a few details that we need to take into account
when we discuss the dimensions and the composition of this image. First of all
we know that the sexagesimal system of numeration originated in Babylon.
What do you say, “What is the sexagesimal system?” It’s a system based on the number 6.
You know for example we have 60 seconds, we have 60 minutes, we have 24 hours,
we have 360 days, we have 360 degrees, that reflect the entire circle of space.
All of the sexagesimal system comes from ancient Babylon.
Now the Babylonians divided the universe into 360 degrees of
space. And they divided the year into 360 days. So in other words the whole
circle of space was 360 degrees and the whole cycle of time of the year was 360
days. Now, it’s interesting, that the Babylonians what they did is that they
would place
one god of their pantheon to rule over 10 degrees of space and over 10 days of
time. And so the 36 gods of the pantheon each ruled over 10 days and 10
degrees and of course 36 x 10 is what?
Is 360. So these gods basically ruled over all time and over all space.
Jika apa yang dikatakan Herodotus,
sejarahwan Greeka, itu benar, patung itu beratnya 800 talenta emas, yang sama
dengan 30 ton emas. Itu adalah emas yang banyak sekali.
Nah, ada beberapa detail yang perlu
kita pertimbangkan pada waktu kita membahas ukuran dan komposisi patung ini.
Pertama-tama, kita tahu bahwa sistem
angka sexagesimal berasal dari Babilon.
Kalian berkata, “Sistem sexagesimal
itu apa?”
Itu adalah suatu sistem perhitungan berdasarkan angka 6.
Kalian tahu, misalnya ada 60 sekon, 60 menit, 24 jam, 360 hari, 360 derajat
yang mewakili seluruh siklus ruang. Semua sistem sexagesimal berasal dari
Babilon.
Nah, orang Babilon membagi alam
semesta ini menjadi 360 derajat ruang. Dan mereka membagi satu tahun menjadi
360 hari. Jadi dengan kata lain, seluruh siklus ruang adalah 360 derajat, dan
seluruh siklus waktu dalam satu tahun adalah 360 hari. Nah, yang menarik, orang Babilon menempatkan satu
dewa dari dewa-dewa mereka untuk menguasai 10 derajat ruang dan 10 hari waktu.
Maka ke 36 dewa dari pantheon mereka masing-masing berkuasa atas 10 hari dan 10
derajat. Tentu saja, 36 x 10 itu berapa? 360. Jadi pada dasarnya dewa-dewa ini
berkuasa atas seluruh waktu dan seluruh ruang.
Now the sum total of the
numbers 1 through 36 is very interesting. If you add:
1 + 2 + 3 + 4 + 5 + 6 all the way up to the number 36, the
result is 666.
And so, when the Babylonians placed one god to rule over 10
degrees of space and over 10 days of time, and all 36 gods rule over all space
and all time, the summary number in which all of the 36 gods were contained, was the
number 666.
Now, there was one god that was not included among the 36. He
was the great god above all gods. His name was Marduk. And his number
was 666 because he was the ruler over all of the gods, and through them
he was ruler over all time and over all space.
Nah, jumlah total dari angka 1 hingga
36 itu sangat menarik. Jika kita jumlahkan
1 + 2 + 3 + 4 + 5 + 6 terus hingga ke angka 36, hasilnya adalah 666.
Maka, ketika orang Babilon menempatkan
satu dewa untuk berkuasa atas 10 derajat ruang dan atas 10 hari waktu, dan
semua 36 dewa berkuasa atas seluruh ruang dan semua waktu, maka angka total di mana seluruh 36
dewa itu termasuk, adalah angka 666.
Nah, ada satu dewa yang tidak termasuk dalam
ke-36 dewa ini. Dia adalah dewa terhebat di atas semua dewa lain. Namanya Marduk. Angkanya adalah 666,
karena dialah penguasa atas semua dewa, dan melalui mereka, dia
menguasai seluruh waktu dan seluruh ruang.
Now, the Babylonian priestly system had an interesting way of
expressing this idea, of Marduk, whose number is 666 ruling over the 36 gods
each ruling over 10 degrees of space and 10 days of time, representing the fact
that they rule over all space and over all time. The priests of Babylon used
amulets or medallions on a chain around their neck and I have pictures of these
that I can show you. The medallions were made of pure gold because gold is the
color of the sun. In fact the ancients called gold the dew of the sun, because
in a pre-scientific society they believed that gold had dripped down from the
sun. It’s no coincidence that in Isaiah 14:4 Babylon is called the golden
kingdom. And that in Daniel 2 the symbol for Babylon is gold, because gold is
the color of Babylon. And the sun god is the god Marduk, whose number is 666,
and he is the summary number of the numbers 1 through 36, he rules over all the
pantheon, that rules over all space and over all time.
Nah, sistem imamat orang Babilon punya
cara yang menarik untuk menggambarkan Marduk yang angkanya adalah 666 dan berkuasa
atas 36 dewa, yang masing-masing memerintah atas 10 derajat ruang dan 10 hari
waktu, faktanya bahwa mereka menguasai
seluruh ruang dan waktu.
Imam-imam Babilon memakai amulet atau medalion
yang digantungkan dengan kalung di leher mereka dan saya punya gambar-gambarnya
yang bisa saya tunjukkan kalian. Medalion-medalion ini dibuat dari emas murni
karena emas adalah warna matahari. Bahkan, bangsa-bangsa purba menyebut emas
itu embun matahari karena dalam masyarakat pra-sains, mereka meyakini emas itu
menetes turun dari matahari. Bukanlah suatu kebetulan di Yesaya 14:4 Babilon
disebut kerajaan emas dan di Daniel 2, simbol untuk Babilon adalah emas, karena
emas memang warna Babilon.
Dan dewa matahari adalah Marduk, angkanya 666,
dan dia adalah angka total dari angka 1 hingga 36. Dia menguasai seluruh
pantheon (dewa-dewa) yang berkuasa atas seluruh ruang dan seluruh waktu.
Now it’s interesting to notice that these amulets were round. What shape
is the sun? The sun is round and they were made of gold which is the color of the sun.
Now in the middle of these amulets, there was a square, a large square and
inside that large square were 36 smaller squares, with the numbers 1 through
36, never repeated within those smaller squares within that large square. In
other words you have the 36 gods of the pantheon in Babylon represented by this
square with 36 smaller squares in the
middle or inside that larger square.
Nah, yang menarik, amulet-amulet ini
bentuknya bulat.
Bagaimana bentuk matahari? Bulat. Dan amulet-amulet ini dibuat dari emas yang adalah warna
matahari. Sekarang, di tengah-tengah amulet itu, ada sebuah
kotak, kotak besar, dan di dalam kotak besar ini ada 36 kotak-kotak yang kecil,
berisikan angka 1 hingga 36, tidak ada angka yang dipakai dua kali di
kotak-kotak kecil yang ada dalam kotak yang besar ini. Dengan kata lain, ada 36
dewa pantheon di Babilon yang dilambangkan oleh kotak besar ini dengan 36
kotak-kotak kecil di dalamnya.
Yang menarik, di bagian bawah kotak yang besar yang
berisikan 36 kotak kecil itu sering ditemukan angka 666 yang adalah angka total dari
seluruh 36 angka yang muncul di dalam kotak itu.
If you look at the obverse side of the medallion, because it not
only has just one side, it has also information on the obverse side, on the
opposite side, many times what you find is a raging lion with wings. And the raging
lion of course is yellow and his mane forms the rays of the sun.
Have you ever seen a lion when he is infuriated? His mane stands
up and his face looks like the sun.
And so it’s interesting that in Daniel 7 you have a lion, and
what does the lion have? The lion has wings. And so Daniel is speaking within
the context that he lives in. Nebuchadnezzar would have easily identified with
what Daniel was presenting from the dream that he had.
Jika kita lihat pada sisi balik
medalion itu ~ karena medalion itu bukan hanya punya satu sisi ~ juga ada
informasi pada sisi baliknya,
pada sisi belakangnya. Seringkali yang ada ialah gambar singa yang lagi marah, yang punya sayap.
Dan singa yang marah ini tentu saja berwarna kuning, dan rambutnya membentuk pola sinar matahari.
Pernahkah kalian melihat singa yang sedang marah? Rambutnya berdiri dan mukanya
seperti matahari.
Maka sangat menarik di Daniel 7 ada
singa, dan singa itu punya apa? Singa itu punya sayap. Maka Daniel berbicara di
dalam konteks zamannya. Nebukadnezar dengan mudah bisa mengenali apa yang
disampaikan Daniel dari mimpinya.
Now there is more information too. And that is that the sign of
the Zodiac ~ which by the way the signs of the Zodiac comes from
ancient Babylon ~ the sign of
the Zodiac that rules over the hottest period of the year is Leo the lion, from
July 23 to August 22. Very interesting. Why would you have Leo the lion
governing during this period? Simply because it is the hottest period of the
year. It’s when the sun shines the brightest. Is there any relationship between
the sun and ancient Babylon? You’d better believe there is.
Nah, masih ada informasi lagi. Dan itu
adalah tanda Zodiak ~ ketahuilah Zodiak
itu berasal dari Babilon ~ tanda Zodiak yang menguasai periode
yang paling panas dalam satu tahun adalah Leo, singa, yaitu dari Juli 23 hingga
22 Agustus. Sangat menarik. Mengapa yang menguasai periode ini seekor singa?
Sederhana. Karena itu adalah saat yang terpanas dalam satu tahun. Itulah ketika
matahari bersinar paling terang.
Apakah ada kaitannya antara matahari
dengan Babilon kuno? Percayalah, ada!
Now, the Romans acquired much of their religious system from ancient Babylon,
but they established a different number
system. They established that all of the numbers would be written with 6
specific letters of the alphabet.
And you say, “No, there is actually seven.”
There is an “i”, there is a “v”, there is an “x”, there is an
“l”, there is a “c” that is a 100, there is a “d”, and then there is an “m”.
But the “m” did not exist in the original numerical system. It was added during the middle ages. The way in which it was written before that
was that they would place two “d”s side by side. In other words, the Romans
only established a number system with 6 characters from the alphabet. And lo
and behold, if you add those six numbers: 1 + 5 + 10 + 50 + 100 + 500, the total is
666.
So basically what I am saying is that this image that Nebuchadnezzar raised
up of pure gold whose dimension is 60 x 6 ~ do you know
how much 60 x 6 is? 360 ~ it was actually a solar symbol in ancient
Babylon. It was an image in honor of Marduk, the sun god. So whoever worships
the image would be worshiping what? Would be worshiping the sun god whose
number is 666.
Sekarang, untuk sistem penyembahan mereka, bangsa Roma banyak
mengadopsi dari Babilon kuno, tetapi untuk sistem angka mereka, mereka membuat
sistem yang berbeda. Mereka menentukan semua angka mereka
ditulis hanya dengan 6 huruf tertentu
dari abjad.
Dan kalian berkata, “Tidak, sebenarnya
ada 7. Ada huruf ‘i’, ‘v’, ‘x’, ‘l’, ‘c’ yaitu 100, ‘d’, dan ‘m’”.
Tetapi “m” ini tidak termasuk sistem
numerik yang asli. Itu ditambahkan kemudian di abad pertengahan. Sebelum itu,
cara orang menuliskannya adalah dengan meletakkan dua “d” berdampingan.
Dengan kata lain, bangsa Roma memiliki
sistem numerik yang dilambangkan oleh 6 huruf dari abjad. Lihat dan simaklah, jika keenam angka abjad itu
dijumlah: i(1) + v (5) + x (10) + l (50)
+ c (100) + d (500), totalnya adalah 666.
Jadi pada dasarnya apa yang saya
katakan adalah patung yang
didirikan Nebukadnezar itu yang terbuat dari emas murni, yang dimensinya adalah 60 x 6
~ tahukah kalian berapa itu 60 x 6? 360 ~ sesungguhnya itu adalah suatu simbol matahari di
Babilon kuno. Itu adalah patung untuk
menghormati Marduk, dewa matahari. Maka siapa pun yang menyembah
patung itu, berarti menyembah apa?
Menyembah dewa matahari, yang angkanya adalah 666.
Now what was the primary issue involved in this conflict in the
valley of Dura? Clearly the issue has to do with what? With worship. That is
the central issue, it has to do with worship. In fact the word “worship” in
Daniel 3, is used 10 times, and you have it in your material. It’s used in
verses 5-7, 10-12, 14, 15, 18, and 28. Almost ad nauseam is the word “worship” used in the chapters, repeated
over and over again. Because the issue is over worship. Will you worship the image who
represents the sun god whose number is 666, or will you worship God the
creator. That is the big issue in the valley of Dura.
Nah, apakah isu utamanya dalam konflik
yang terjadi di lembah Dura itu? Jelas isunya berkaitan dengan apa? Dengan
penyembahan. Itulah isu pusatnya, berkaitan dengan penyembahan. Bahkan kata
“menyembah” di Daniel 3, dipakai 10 x, dan itu sudah ada di materi pelajaran
kalian. Kata itu ada di ayat 5-7, 10-12, 14, 15, 18, dan 28. Pemakaian kata
“menyembah” dalam pasal-pasal itu hampir membuat bosan karena diulang-ulangi
terus. Karena isunya adalah tentang penyembahan. Apakah kita mau menyembah patung yang melambangkan dewa
matahari yang angkanya adalah 666, atau kita akan menyembah Tuhan sang Khalik?
Itulah isunya yang besar di lembah Dura.
Is the law of God also involved? Of course it is. Which table of
the law is particularly involved here? It is the first table of the law. Would it be having other gods before God if
the young men had bowed to worship the image? Of course. Does the second
commandment forbid them worshiping idols? Absolutely.
Does the fourth commandment says only to honor the Creator? Absolutely.
This trial had to do with the first table of the law. It had to do with
worship. It had to do with the commandments of God versus the commandments of
men.
Now, is the Sabbath involved indirectly? Of course it is. We
worship the Creator, we worship God because He is what? The Creator. And what
is the sign of the Creator? The sign of the Creator is the Holy Sabbath.
So the primary issue is an issue of worship and also an issue having to do
with whether the commandments of God will be obeyed or the commandments of men,
the commandment that was given by the king.
Apakah hukum Tuhan juga terlibat?
Tentu saja. Loh hukum yang mana yang terutama terlibat di sini? Loh hukum yang
pertama. Andai ketiga pemuda itu sujud menyembah patung itu, apakah itu termasuk
menyembah allah lain di hadapan Tuhan? Tentu saja. Apakah hukum yang kedua
melarang mereka menyembah patung? Betul sekali. Apakah hukum keempat berkata
untuk hanya menyembah Sang Khalik? Betul sekali. Pencobaan ini berkaitan dengan
loh hukum yang pertama. Berkaitan dengan penyembahan. Berkaitan dengan
perintah-perintah Tuhan versus perintah-perintah manusia.
Nah, apakah Sabat secara tidak
langsung terlibat? Tentu saja. Kita menyembah Sang Khalik, kita menyembah Tuhan
karena Dia apa? Dialah Sang Khalik. Dan apa tanda Sang Khalik? Tanda Sang
Khalik adalah Sabat yang Kudus.
Jadi isu terpenting di sini adalah isu penyembahan, dan juga
isu yang berkaitan dengan apakah perintah-perintah Tuhan akan dipatuhi atau
perintah-perintah manusia, perintah yang diberikan oleh raja.
Was there a union of church and state in the valley of Dura? Yes
there was. Let’s go to Daniel chapter 3, we’ll read a few of these verses.
Daniel 3 and let’s read verse 2. Daniel 3:2 this is the king and he is making a
religious decree, it says there, “And
King Nebuchadnezzar sent word
to gather together the satraps, the administrators, the governors, the
counselors, the treasurers, the judges, the magistrates, and all the officials
of the provinces…” are these all political positions? Yes they are, “…to come to the dedication of the image which King Nebuchadnezzar
had set up.”
So all of the administrators
of the kingdom of Babylon are called to the dedication of this image and
to worship this image. And incidentally they are presented in order of rank in
this verse. We don’t have time to go into all of the ranks of civil officials
in Babylon but they are all in order. So this is a case of the civil power
enforcing a religious decree or establishing religion, to refuse to worship was
considered treason against the civil power.
Apakah terjadi penggabungan antara
gereja dengan pemerintah di lembah Dura? Ya, benar. Marilah ke Daniel pasal 3,
kita akan membaca beberapa ayat dari sana. Daniel 3, dan marilah kita baca ayat
2. Daniel 3:2, ini adalah sang raja dan dia sedang mengeluarkan suatu titah
keagamaan, dikatakan di sana, “Lalu raja Nebukadnezar menyuruh orang mengumpulkan
para wakil raja, para penguasa, para bupati, para penasihat negara, para
bendahara, para hakim, para ahli hukum dan semua kepala daerah…” apakah
semua ini pejabat politik? Ya, benar. “…untuk menghadiri
pentahbisan patung yang telah didirikannya itu.”
Jadi semua pejabat kerajaan Babilon
dipanggil untuk menghadiri peresmian patung ini dan untuk menyembah patung ini.
Dan kebetulan di ayat ini mereka disebutkan sesuai urutan kepangkatan mereka.
Kita tidak punya waktu untuk membahas semua pangkat pegawai sipil Babilon,
tetapi urutannya sudah benar. Jadi ini adalah kasus di mana kekuasaan sipil
menegakkan titah keagamaan atau mendirikan suatu agama, dan menolak untuk
menyembah patung itu dianggap pengkhianatan terhadap pemerintahan sipil.
Daniel 3 and 6 are illustrations
~ this is important ~ of the establishment and free exercise clauses of
the First Amendment to the Constitution of the US.
You say, “How is that?”
Let me ask you, was Nebuchadnezzar the king? Yes. Was he
establishing a religious observance? Yes, he was establishing religion. And
everybody had to worship the way he said. What does the first clause of the
First Amendment have to say? “Congress
shall make no law respecting the establishment of religion.”
But Daniel 6~ we are not going to study this ~ Daniel in the
lion’s den, that command by the king violated the second clause of the First
Amendment: “Nor forbidding the exercise
thereof.” Because in Daniel 6 the king is not establishing religion, he
is forbidding the free exercise of religion, saying you can’t pray in a certain
way.
And so you see in these stories of Daniel 3 and 6 what happens
when the US will violate the First Amendment by establishing religious
observances and by forbidding the free exercise of religion. People will then
lose the third clause which is full civil rights.
Daniel 3
dan 6 merupakan ilustrasi ~ ini
penting ~ dari klausul-klausul tentang
penegakan dan tentang kebebasan beragama yang
ada di First Amendment Konstitusi Amerika Serikat.
Kalian berkata, “Kok bisa?”
Coba saya tanya, apakah Nebukadnezar
raja? Ya. Apakah dia sedang menegakkan pemeliharaan suatu agama? Ya, dia sedang
menegakkan pemeliharaan suatu agama. Dan semua orang harus menyembah sesuai
cara yang dikatakannya.
Apakah bunyi klausul pertama dari
First Amendment? “Kongres tidak akan membuat perataruan mengenai pendirian
suatu agama.”
Tetapi Daniel pasal 6 ~ kita tidak
akan mempelajari ini, kisah Daniel di gua singa ~ perintah raja di sana telah
melanggar klausul kedua dari First Amendment yaitu, “Juga (Kongres)
tidak akan melarang praktek suatu
agama.” Karena di
Daniel pasal 6, rajanya tidak sedang menegakkan suatu agama, tetapi dia
melarang kebebasan menjalankan agama, dengan mengatakan, orang tidak boleh
berdoa dengan cara tertentu.
Maka kita lihat dalam kisah-kisah di
Daniel pasal 3 dan 6, apa yang akan terjadi pada waktu Amerika Serikat
melanggar First Amendment dengan menegakkan praktek suatu agama dan dengan
melarang kebebasan untuk mempraktekkan suatu agama. Pada saat itu masyarakat
akan kehilangan klausul yang ketiga, yaitu seluruh hak sipilnya.
So let’s go back here then, there was a union of church and
state.
Was this decree universal as far as that time was concerned?
Absolutely. Notice what we find in verse 4, Daniel 3:4, “Then
a herald cried aloud: ‘To you it is commanded…” notice the
terminology, “…O peoples, nations, and languages 5that at the time you hear the sound
of the horn, flute, harp, lyre, and
psaltery, in symphony with all kinds of music, you shall fall down and worship
the gold image that King Nebuchadnezzar has set up…’”
So you’ll notice here that the decree of worship was universal
including all the political leaders, and it included the multitudes, the
nations and the tongues. Does that sound familiar when you connect that with the Revelation, that
terminology? Absolutely.
Marilah
kita kembali, jadi ada penggabungan antara gereja dengan pemerintah.
Apakah
titah ini universal untuk zaman tersebut? Tentu saja. Perhatikan apa yang kita
dapati di ayat 4, Daniel 3:4 “Dan berserulah seorang
bentara dengan suara nyaring: ‘Beginilah dititahkan kepadamu…” perhatikan istilahnya, “…hai orang-orang dari segala bangsa, suku bangsa dan bahasa. 5
pada saat kamu mendengar bunyi sangkakala, seruling, kecapi, rebab, gambus,
serdam dan berbagai-bagai jenis bunyi-bunyian, maka haruslah kamu sujud
menyembah patung emas yang telah didirikan
raja Nebukadnezar itu.”[NKJV yang diindonesiakan]
Jadi, kita
lihat di sini bahwa titah untuk menyembah itu universal, termasuk untuk semua
pemimpin politik, dan orang banyak, bangsa-bangsa dan bahasa. Tidakkah
kata-kata ini mirip jika dikaitkan dengan istilah-istilah kitab Wahyu,? Tentu
saja.
Did music play a vital role in this conflict in the valley of
Dura? Do you think music is going to
have any role to play in the end time as well?
We are going to make an application of all this. We are just
studying the historical type now.
Apakah musik punya peranan vital dalam
konflik yang terjadi di lembah Dura ini? Menurut kalian apakah musik akan
memainkan peranan penting di akhir zaman?
Kita akan melihat aplikasinya dari
semua ini. Sekarang kita sedang mempelajari tipe historisnya.
Now, was there a death decree given against those who did not
worship the image of the Beast, so to speak? There was a death decree. In fact
notice Daniel 3:6, here comes through very clearly, “…and whoever does not fall down and
worship shall be cast immediately into the midst of a burning fiery furnace.”
And that is repeated in verse 11, in verse 15, and in verse 19 once
again . There was a death decree against those who did not worship the image in
honor of the sun god whose number is 666.
Nah, apakah ada titah untuk menghukum
mati mereka yang tidak menyembah patung Binatang itu, katakanlah demikian? Ada
titah hukuman mati. Bahkan perhatikan Daniel 3:6 yang sangat jelas mengatakan, “siapa yang tidak sujud menyembah, akan dicampakkan seketika itu juga
ke dalam perapian yang menyala-nyala!”
Dan itu diulangi di ayat 11, 15, dan
19 sekali lagi. Ada titah hukuman mati bagi mereka yang tidak menyembah patung
itu sebagai penghormatan kepada dewa matahari yang angkanya adalah 666.
Was there a faithful but insignificant remnant who refused to
worship? Were they in the majority? No, they were in the minority. Notice verse
12. Daniel 3:12, “There are certain Jews whom you have
set over the affairs of the province of Babylon: Shadrach, Meshach, and
Abed-Nego; these men, O king, have not paid due regard to you. They do not
serve your gods…” Aaahh, so was this image set up in honor of the gods of Babylon?
Absolutely. “…They did not serve your gods or…” what?
“…or worship the gold image which you have set up.” There was a faithful remnant. And of course they were the only
ones resisting the supremacy of Nebuchadnezzar. If they could be wiped from the
face of the earth the triumph of Nebuchadnezzar would be complete.
Apakah ada umat yang sisa yang setia
tetapi yang jumlahnya tidak berarti, yang menolak untuk menyembah? Apakah
mereka termasuk golongan mayoritas? Tidak, mereka adalah golongan minoritas.
Perhatikan ayat 12, Daniel 3:12, “Ada beberapa orang Yahudi,
yang telah tuanku angkat untuk mengurus
wilayah Babel, yakni Sadrakh, Mesakh dan Abednego, orang-orang ini tidak
mengindahkan titah tuanku, ya raja: mereka tidak memuja dewa tuanku…” Aaaah, jadi apakah patung ini
didirikan untuk menghormati dewa-dewa Babilon? Betul sekali. “…mereka tidak memuja dewa
tuanku dan…” apa? “…dan tidak menyembah
patung emas yang telah tuanku dirikan.”
Ada umat yang sisa yang setia. Dan
tentu saja mereka adalah satu-satunya yang menolak supremasi Nebukadnezar.
Seandainya mereka bisa dihapuskan dari muka bumi, kemenangan Nebukadnezar akan
sempurna.
Now who were the instigators? Who were the instigators
who accused the three young men to the civil power? It was the religious
leaders of Babylon that accused them to the king. Notice Daniel 3:9-12, it
says, “They spoke and said…”
and these are the wise men of Babylon so
called, “…they spoke and said to King Nebuchadnezzar, ‘O king, live forever! 10You, O king, have made
a decree that everyone who hears the sound of the horn, flute, harp, lyre, and psaltery, in symphony with all
kinds of music, shall fall down and worship the gold image; 11and
whoever does not fall down and worship shall be cast into the midst of a
burning fiery furnace. 12There are certain Jews whom you have set
over the affairs of the province of Babylon: Shadrach, Meshach, and Abed-Nego;
these men, O king, have not paid due regard to you. They do not serve your gods
or worship the gold image which you have set up.’"
So who are the accusers of the remnant? The religious
leaders. In other words the church is appealing to the state and
saying, “You have to eradicate these three young men.
Sekarang,
siapakah penghasutnya? Siapa penghasut yang menuduh ketiga pemuda itu ke
pemerintahan sipil? Para pemimpin agama Babilon yang menuduh mereka kepada
raja. Perhatikan Daniel 3:9-12, dikatakan, “Berkatalah mereka kepada raja
Nebukadnezar…” ini
adalah “orang-orang pandai” Babilon, “…‘Ya raja, kekallah hidup tuanku! 10
Tuanku raja telah mengeluarkan titah, bahwa setiap orang yang mendengar bunyi
sangkakala, seruling, kecapi, rebab, gambus, serdam dan berbagai-bagai jenis
bunyi-bunyian, harus sujud menyembah patung emas itu, 11 dan bahwa
siapa yang tidak sujud menyembah, akan dicampakkan ke dalam perapian yang
menyala-nyala. 12Ada beberapa orang Yahudi, yang telah tuanku angkat untuk mengurus wilayah Babel, yakni Sadrakh, Mesakh dan
Abednego, orang-orang ini tidak mengindahkan titah tuanku, ya raja: mereka
tidak memuja dewa tuanku dan tidak menyembah patung emas yang telah tuanku
dirikan.’”
Jadi siapa penuduh umat yang sisa? Para
pemimpin agama. Dengan kata lain gereja yang memohon kepada pemerintah
dan berkata, “Kalian harus melenyapkan ketiga pemuda ini.”
Now, was there a shaking in the valley of Dura? Do you think
those were the only three Jews there? Absolutely not. When Nebuchadnezzar took
Daniel and his three friends captive to Babylon, he left King Zedekiah to rule
in Jerusalem. You remember that? He left Zedekiah to rule in Jerusalem. Now we
know something very interesting. I don’t know this for absolute certain, but we
do know this, that King Zedekiah in 594 BC made a trip to Babylon. It is
inconceivable that Zedekiah would not have gone to the dedication of the image
because everyone was required to be present there. Is it just possible that
that trip in 594 BC was for the
dedication of the image? There is a possibility. Furthermore there were other
Hebrew worthies that were taken to Babylon, they were taught in the schools of
Babylon and they had positions in the kingdom, didn’t they? Where were they in
the time of crisis? Undoubtedly they bowed before the image that Nebuchadnezzar
had set up. There were only 3 faithful young men.
Nah, apakah terjadi pengayakan di lembah Dura? Menurut
kalian apakah di sana hanya ada tiga orang Yahudi itu? Tentu saja tidak. Ketika
Nebukadnezar mengambil Daniel dan ketiga temannya sebagai tawanan ke Babilon,
dia meningglkan raja Zedekia untuk memerintah Yerusalem. Kalian ingat itu?
Nebukadnezar meninggalkan Zedekia memerintah di Yerusalem. Nah, kita tahu ada
sesuatu yang sangat menarik. Saya tidak tahu apakah ini pasti, tetapi inilah
yang kita ketahui, bahwa di tahun 594 BC raja Zedekia membuat perjalanan ke
Babilon. Mustahil Zedekia tidak datang ke peresmian patung tersebut karena
semua diharuskan hadir di sana. Mungkinkah perjalanannya di tahun 594 BC itu
adalah untuk menghadiri peresmian patung itu? Kemungkinan itu ada. Lebih lanjut
juga ada orang-orang Ibrani terkemuka lainnya yang dibawa ke Babilon, mereka
dididik di sekolah-sekolah Bablon dan mereka menduduki jabatan-jabatan di dalam
kerajaan itu, bukan? Di mana mereka pada
waktu krisis ini? Tidak diragukan lagi mereka sujud di hadapan patung yang
didirikan Nebukadnezar. Hanya ada tiga pemuda yang setia.
Now
Nebuchadnezzar attempted to entice and intimidate the remnant who kept the
commandments of God and worshiped only Him. And the king took 3 steps if you
read the story.
· First of all he tried to get the men to worship the image by
fascination, that is the impressive worship scene. You can imagine
what it must have been like. Do you know how much 60 x 6 is? I mean that is a
huge image. And so everybody is there to worship this image and all of the
dignitaries are there and it’s just an impressive scene with a band with the
best music. And so the Devil through Nebuchadnezzar tries to fascinate the
young men into worshiping the image.
· The second thing that he uses is intimidation and threats. He
says, “If you don’t worship this image, you can be thrown into the fiery
furnace.”
· And when intimidation did not work, what was the final solution?
The final solution was to execute them.
Sekarang Nebukadnezar berusaha merayu
dan mengintimidasi umat yang sisa yang memelihara hukum-hukum Tuhan dan hanya
menyembah Dia. Dan jika kalian baca ceritanya, sang raja mengambil 3 langkah.
· Pertama dia mencoba untuk membuat
orang menyembah patung itu lewat
kekuatan pesona, yaitu tempat penyembahan yang menarik. Bisa
kalian bayangkan bagaimana keadaannya. Tahukah kalian berapa itu 60 x 6? Maksud
saya, patungnya itu sangat besar. Maka semua orang hadir di sana untuk
menyembah patung itu dan semua orang penting ada di sana, itu adalah
pemandangan yang mempesona, dengan band dan musik yang paling bagus. Maka Iblis
melalui Nebukadnezar berusaha untuk mempesona ketiga pemuda itu untuk menyembah
patung tersebut.
· Hal kedua yang dipakainya adalah intimidasi dan ancaman.
Dia berkata, “Jika kalian tidak menyembah patung ini, kalian bisa dilemparkan
ke dalam tungku perapian yang menyala.”
· Dan ketika intimidasi juga tidak
berhasil, apa solusi yang terakhir? Solusi terakhir adalah menghukum mati mereka.
So he uses three methods. First of all fascination by the glory
of the scene, secondly intimidation and threats, and in the third place throwing
them into the fiery furnace to eradicate them.
Ellen White makes an insightful remark about Nebuchadnezzar’s
body language when the young men said they were not going to worship. She
states, “That
after the king threatened to throw the young men into the furnace, with hands
stretched upward in defiance, he boastfully declared, ‘And what God shall be
able to deliver you from my hands?’” In fact she says that his face looked like
the face of a demon. And you have these three young men alone in the valley of
Dura saying, “We will not worship. We will not break God’s holy commandments.”
Wow! Loyal to God. Because they had a covenant relationship with Jesus. Hear
the covenant, “I will be their God and
they shall be My people.” That’s the covenant
formula. And so when Nebuchadnezzar threatens them and he tries to fascinate
them with the scene, we find that the three young men have an answer to the
king. It’s found in verses 16-18. “Shadrach,
Meshach, and Abed-Nego answered and said to the king, ‘O Nebuchadnezzar, we
have no need to answer you in this matter. 17If that is the case, our God whom we serve is
able to deliver us …” that word “deliver” is a key word in the book of Daniel, do you
know it only appears in Daniel 3, in Daniel 6 and in Daniel 11? Which means
that they are connected. And so verse 17 says, “…If that is the case, our God whom we serve
is able to deliver us
from the burning fiery furnace and He will deliver us from your hand, O king. 18But
if not,
…” do
they serve God for the loaves and the fishes? No. They are willing to serve
even if God doesn’t come through. “…But if not, let it be known to you, O
king, that we do not serve your gods…” see, the image was a sign that they were serving the gods of
Babylon, and their great god was the sun god Marduk, “…nor will we worship the gold image
which you have set up…” period.
Jadi Nebukadnezar memakai tiga metode.
Pertama mempesona dengan kemegahan tempat itu, kedua dengan intimidasi dan
ancaman, dan ketiga dengan melemparkan mereka ke tungku perapian untuk
melenyapkan mereka.
Ellen White memberikan komentar yang
mendalam tentang bahasa tubuh Nebukadnezar ketika ketiga pemuda tersebut
mengatakan bahwa mereka tidak mau menyembah. Ellen White berkata, “Setelah
raja mengancam akan melemparkan ketiga pemuda itu ke dalam tungku perapian,
sambil mengangkat tangannya ke atas sebagai tanda menantang, dengan sombong dia
menyatakan, ‘Dan allah mana yang bisa menyelamatkan kalian dari tanganku?’” Bahkan Ellen White berkata bahwa
wajahnya tampak seperti wajah iblis. Dan kita melihat ketiga pemuda itu berdiri
sendiri di lembah Dura berkata, “Kami tidak akan menyembah. Kami tidak akan melanggar
perintah suci Tuhan.” Wow! Setia kepada Tuhan. Karena mereka memiliki hubungan
perjanjian dengan Yesus. Dengarkan perjanjiannya, “Aku akan menjadi Allah
mereka dan mereka akan menjadi umatKu.”
Itulah formula perjanjiannya. Maka ketika Nebukadnezar mengancam mereka dan
mencoba mempesona mereka dengan pemandangannya, kita dapati ketiga pemuda ini memberi
jawaban kepada raja itu. Ini ada di ayat 16-18. “Lalu Sadrakh, Mesakh dan
Abednego menjawab raja itu, ‘O,
Nebukadnezar, kami tidak perlu memberi jawab
kepada tuanku dalam hal ini. 17 Jika
demikian, Allah kami yang kami sembah sanggup menyelamatkan
kami…” kata
“menyelamatkan” adalah kata kunci di kitab Daniel. Tahukah kalian kata ini
hanya muncul di Daniel pasal 3, pasal 6 dan pasal 11, berarti pasal-pasal ini
berkaitan. Maka ayat 17 berkata, “…Jika demikian, Allah kami yang kami sembah sanggup
menyelamatkan kami dari tungku perapian yang menyala, dan
Ia akan menyelamatkan kami dari tanganmu, ya
raja; 18 tetapi
seandainya tidak…” apakah mereka menyembah Tuhan hanya
untuk berkatNya? Tidak. Mereka bersedia menyembah Tuhan walaupun Tuhan tidak
mengabulkan permintaan mereka. “…tetapi seandainya tidak, hendaklah tuanku
mengetahui, ya raja, bahwa kami tidak akan menyembah
dewa tuanku…” lihat,
patung itu merupakan tanda bahwa mereka menyembah dewa-dewa Babilon dan
mahadewa mereka adalah Marduk, dewa matahari, “… dan tidak akan menyembah patung emas yang tuanku dirikan itu…” Titik. [NKJV yang diindonesiakan]
What was the reaction of the king? Hmmm, notice verse 19. “Then Nebuchadnezzar was full of fury…” does that sound
familiar? “Then the dragon was…” what? “…enraged with the woman and
made war with the remnant of her Seed.”
So it says, “…Then Nebuchadnezzar was full of fury, and the expression on his face…” what? “…on
his face
changed toward Shadrach, Meshach, and Abed-Nego. He spoke and commanded that
they heat the furnace seven times more than it was usually heated.”
And you have this statement by Ellen White in Bible Commentary Vol. 4 page 1169 where she
says,
“Satanic attributes made his countenance appear as the countenance of a demon.” Wow, that’s amazing. You see the problem is Nebuchadnezzar made
the same mistake that Pharaoh made at the Red Sea. He assumed that he was
fighting these three young men when he was really fighting against the Lord.
Pharaoh did not realize that in fighting against Israel he was fighting against
the Lord of Israel in the persons of His people. This is why Moses had said at
the edge of the Red Sea, “Stand still and see the
salvation of the Lord.” In fighting the people
of the Lord, the king was fighting against the Lord of the people.
Apa reaksi sang raja? Hmmm, perhatikan
ayat 19. “Maka meluaplah kegeraman Nebukadnezar…” kedengarannya familer tidak?
“Maka marahlah naga itu kepada perempuan itu, lalu pergi memerangi sisa keturunannya.” Jadi dikatakan, “Maka meluaplah kegeraman Nebukadnezar, air
mukanya…” apa? “…berubah terhadap Sadrakh,
Mesakh dan Abednego; lalu diperintahkannya supaya perapian itu dibuat tujuh
kali lebih panas dari yang biasa.”
Dan ada pernyataan oleh Ellen White di
Bible Commentary Vol. 4 hal. 1169 di mana
dia berkata, “Sifat-sifat Setan menjadikan wajahnya seperti wajah iblis.” Wow! Hebat. Kalian lihat, masalahnya
Nebukadnezar membuat kesalahan yang sama yang dibuat oleh Firaun di Laut Merah.
Dia mengira dia sedang berhadapan dengan ketiga pemuda itu, padahal sebenarnya
dia sedang berhadapan dengan Tuhan. Firaun tidak menyadari bahwa dengan
berperang melawan Israel, dia sebenarnya berperang melawan Allah Israel dalam
bentuk umatNya. Itulah sebabnya mengapa Musa berkata di tepi Laut Merah, “…berdirilah
tetap dan lihatlah keselamatan dari TUHAN…” [Kel. 14:13] Dengan berperang melawan umat Tuhan,
raja Nebukadnezar sedang berperang melawan Tuhan dari umat itu.
Did the time of trouble ensue
for the three young men? Uuuh, terrible time of trouble. The young men
faced the Beast, his image, and the civil rulers without flinching. I am sure
that it was a severe test for them to think about being thrown into the fiery
furnace and yet their loyalty to God was stronger than life itself. And of
course we just read the king heated the furnace 7 times harder than ever
before. And by the way I don’t think that Nebuchadnezzar had a thermometer. I
don’t think thermometers existed back
then.
What it means, the number 7 means he heated the kiln as hot as
it could be, to its maximum heat in other words. Did the young men go through
the tribulation? They most certainly did. Like Ellen White says, they claimed
the promise of Isaiah 43:2 by going
through the fire and not being burned.
They claimed that promise that already existed at that time.
Apakah masa kesusahan terjadi pada
ketiga pemuda itu? Uuuuh, masa kesusahan yang mengerikan. Ketiga pemuda
menghadapi Binatang itu, patungnya, dan pemimpin-pemimpin sipil, tanpa keder.
Saya yakin itu adalah ujian yang sangat berat bagi mereka, membayangkan akan
dilemparkan ke dalam tungku api, namun kesetiaan mereka kepada Tuhan lebih kuat
daripada kematian. Dan tentu saja kita baru membaca bahwa raja menyuruh memanaskan
tungku perapian itu 7 x lebih panas daripada yang pernah dipanaskan sebelumnya.
Nah, saya pikir Nebukadnezar pasti tidak
mempunyai thermometer, saya rasa thermometer belum ada di zaman itu. Jadi
maksudnya, angka 7 ini menyatakan bahwa tungku itu dipanaskan sepanas mungkin,
dengan kata lain semaksimalnya. Apakah ketiga pemuda itu menjalani masa
kesusahan? Tentu saja. Seperti kata Ellen White, mereka mengklaim janji yang
ditulis di Yesaya 43:2 dengan berjalan melalui api namun tidak terbakar. Mereka
mengklaim janji yang sudah ada pada saat itu.
And so now you come to the climax of the story. You know in our
Sabbath School we say, “we need to dare to be a Daniel, we should dare to be like
Shadrach, Meshach, and Abed-Nego.”
And I’m not saying that that’s bad, but you know what, we make the heroes out
of those who are not the heroes, because if it had not been for Jesus they would
have been cooked. The hero of that story are not the three young men, the hero
of that story is none other than Jesus Christ himself. He delivers not only
from the spiritual malady of sin, He will deliver His people from literal death in the time of
trouble when the wicked come against God’s people.
Maka
sekarang kita tiba di klimaks cerita itu. Kalian tahu, di Sekolah Sabat kami
berkata, “Kita harus berani seperti seorang Daniel, kita harus berani menjadi
seperti Sadrakh, Mesakh dan Abednego.”
Saya tidak mengatakan itu tidak baik, tetapi kalian tahu, kita menjadikan
mereka yang bukan pahlawan, menjadi pahlawan. Karena seandainya bukan karena
Yesus, mereka sudah gosong. Pahlawan cerita tersebut bukanlah ketiga pemuda
itu, pahlawan cerita itu tak ada lain adalah Yesus Kristus sendiri. Dia
menyelamatkan bukan saja dari penyakit rohani dosa, Dia akan menyelamatkan
umatNya dari kematian literal pada masa kesusahan besar ketika orang-orang
jahat datang melawan umat Tuhan.
Notice Daniel chapter 3 and let’s
read beginning with verse 15, eh, we have already read verse 15, let’s go down
to verse 21. “Then these men were bound in their
coats, their trousers, their turbans, and their other garments, and were cast into the midst of the burning
fiery furnace. 22Therefore, because the king's command was urgent,
and the furnace exceedingly hot, the flame of the fire killed those men who
took up Shadrach, Meshach, and Abed-Nego…” now, there were those that threw the men were slain by the fire. “…23And these three men, Shadrach, Meshach, and Abed-Nego, fell down
bound into the midst of the burning fiery furnace…” now comes the
climax of the story, “…24Then King Nebuchadnezzar was
astonished; and he rose in haste and
spoke, saying to his counselors, ‘Did we not cast three men bound into the
midst of the fire?’ They answered and said to the king, ‘True, O king.’ 25’Look!’
he answered, ‘I see four men loose…” see, that the ropes had been burned, the only thing that was
burned. “…‘I see four men
loose, walking in the midst of the fire;
and they are not hurt, and the form of the fourth is like the Son of
God.’…"
Simak
Daniel pasal 3 dan mari kita baca mulai ayat 15, oh, kita sudah membaca ayat
15, mari kita turun ke ayat 21. “Lalu diikatlah ketiga orang
itu, dengan berpakaian jubah, celana, topi
dan pakaian-pakaian mereka yang lain, dan dicampakkan ke dalam perapian yang
menyala-nyala. 22 Karena titah raja itu mendesak, dan perapian itu panasnya luar biasa, lidah api itu membakar mati orang-orang yang mengangkat Sadrakh,
Mesakh dan Abednego…” nah,
orang-orang yang melemparkan mereka yang mati terbakar, “….23 Tetapi
ketiga orang itu, yakni Sadrakh, Mesakh dan Abednego, jatuh ke dalam perapian
yang menyala-nyala itu dengan terikat…” sekarang
kita tiba di klimaks cerita itu, “…24 Kemudian terkejutlah raja
Nebukadnezar lalu bangun dengan segera; berkatalah ia kepada para menterinya: ‘Bukankah
tiga orang yang telah kita campakkan dengan terikat ke dalam api itu?’ Jawab
mereka kepada raja: ‘Benar, ya raja!’ 25 Katanya: ‘Tetapi ada empat
orang kulihat yang tidak terikat…” lihat, tali pengikatnya yang sudah
terbakar habis, satu-satunya yang terbakar, “…ada empat orang kulihat yang tidak terikat, berjalan-jalan dengan bebas
di tengah-tengah api itu; mereka tidak terluka, dan yang keempat itu rupanya
seperti Anak Allah!" [NKJV yang diindonesiakan]
So people say, how did Nebuchadnezzar know what the Son of God
looked like? Ellen White says because Daniel had told him before what He looked
like. So he knew what the Son of God looked like. And by the way, at this point
Jesus was the Angel of the Lord. Let’s notice verse 25, we’ll see it very
clearly. It says “the
Son of God” in verse 25, but notice verse 28,
it says, “Nebuchadnezzar
spoke, saying, "Blessed be the God of Shadrach, Meshach, and Abed-Nego,
who sent His Angel and delivered His servants who trusted in Him…” so who was it?
The Son of God or the
Angel? The Son of God is the Angel of the Lord
in the Old Testament. He is Michael the
Archangel, if you please. And so they were delivered. Now there’s a key
word in Daniel 3, it’s used 4 times. It’s the word “deliver”. It’s used in
verse 15, 17, 28, 29. It is the key word. Who is able to deliver? Jesus is able
to deliver from this crisis that took place in the valley of Dura. Now, the
question is, is this the end of the story? Absolutely not. This story is going
to be repeated on a global scale.
Maka
orang-orang berkata, dari mana Nebukadnezar tahu bagaimana rupa Anak Allah? Kata
Ellen White, karena Daniel sudah meberitahukan kepadanya bagaimana rupa Anak
Allah, maka Nebukadnezar tahu bagaimana rupa Anak Allah. Dan ketahuilah, pada
saat itu Yesus adalah Malaikat Tuhan. Mari kita perhatikan ayat 25, kita akan
melihatnya dengan jelas. Dikatakan di ayat 25, “Anak Allah”, tetapi
perhatikan ayat 28, dikatakan,
“Berkatalah Nebukadnezar: ‘Terpujilah Allahnya Sadrakh, Mesakh dan
Abednego yang telah mengutus Malaikat-Nya
dan menyelamatkan hamba-hamba-Nya, yang
telah menaruh percaya kepada-Nya…” [NKJV yang diindonesiakan]. Jadi siapa? Anak Allah atau Malaikat? Anak Allah itulah sang Malaikat
Tuhan di dalam Perjanjian Lama. Dia adalah Mikhael, Penghulu Malaikat.
Maka ketiga pemuda itu pun diselamatkan. Nah itu adalah kata kunci di Daniel
pasal 3, kata itu dipakai 4 kali. Kata itu adalah “diselamatkan”. Kata itu
dipakai di ayat 15, 17, 28, 29. Kata kunci. Siapa yang sanggup menyelamatkan?
Yesus yang sanggup menyelamatkan dari krisis that terjadi di lembah Dura.
Sekarang,
pertanyaannya adalah, apakah ini sudah akhir cerita? Sama sekali tidak. Cerita
ini nanti akan diulangi lagi pada skala global.
Notice the principles of interpretation at the bottom of your
page. “Literal Israel was literally captive in literal Babylon, the literal
king behaved like a literal beast, set up a literal image, commanded everyone
literally to bow and worship. Literal Jews refused to literally bow and
therefore they were thrown into a literal fiery furnace and are delivered from
the literal flames.”
This story will be repeated once more but on a what? But on a
global scale. Now, let’s make the application.
Perhatikan prinsip-prinsip
interpretasi pada bagian bawah halaman kalian. “Israel literal menjadi tawanan
literal di Babilon literal. Raja literal berperilaku literal seperti binatang,
mendirikan sebuah patung literal, memerintahkan semua orang untuk secara
literal untuk sujud dan menyembahnya. Yahudi literal menolak untuk secara
literal menyembah, dan karena itu mereka secara literal dibuang ke tungku
perapian yang literal, dan diselamatkan dari api yang literal.”
Cerita ini akan terulang kembali
sekali lagi tetapi pada apa? Pada skala yang global.
Sekarang, marilah kita buat
aplikasinya.
· What will be the power according to the book of Revelation that
will be ruling the world before Jesus comes? It is Babylon. The harlot is
called Babylon. And she is seated on many waters, on the multitudes, nations,
tongues and peoples. You can read it in Revelation 17:1-2 and also verse 5.
· Will God’s people once again be captive in Babylon? Absolutely.
· Will there be a call for them to come out? Just like in the Old
Testament, absolutely. Revelation 18:4 "Come
out of her, my people, lest you share in her sins, and lest you receive of her
plagues.”
· Will there be a global power who is called the beast in
Revelation 13. See, I am not even reading the verses, because you know these
verses. Revelation 13:1-2 speak about a
Beast, that comes from the sea.
· Will this Beast have an image made of itself? Absolutely. It’s
known as the image of the Beast.
· Will it have a mark that has some relationship to the sun?
· Will this mark be imposed by force like in the Old Testament?
Absolutely. The mark of the Beast is clearly opposite to the seal of God. When
the 7th day Sabbath becomes the final test for the world, the seal
of God will be the observance of the Sabbath and the mark of the Beast will be
the observance of Sunday. Does this involve worship? Yes. If you keep the
Sabbath, it is a sign that you worship God the Creator. If you worship on
Sunday, it is a sign that you are worshiping the power that claim to create
Sunday as a day of worship. So it is not the issue of one day versus another, it
is the issue of who you are honoring through the day that you are keeping.
You are either keeping Sabbath as a sign that you are worshiping the true God,
or you are keeping Sunday in honor of the power that claims to have changed
God’s law from Sabbath to Sunday. And in
contrast to those who worship the Beast and his image, will be those who
worship the Creator. This is the reason why Revelation 14:7 calls upon the
world to worship the Creator. See, the First Angel’s Message says, “Worship the
Creator.” And the Third Angel’s Message says, “Don’t worship the Beast.” And
worshiping the Creator involves Sabbath
observance, because we worship the
Creator and the sign of the Creator is the Sabbath.
· Menurut kitab Wahyu, kekuasaan manakah
yang akan memerintah dunia sebelum Yesus datang? Babilon. Wanita pelacur itu
disebut Babilon. Dan dia duduk di atas banyak air, di atas orang banyak,
bangsa-bangsa, bahasa-bahasa dan kaum. Kalian bisa membacanya di Wahyu 17:1-2
dan juga ayat 5.
· Apakah umat Tuhan akan menjadi tawanan
Babilon sekali lagi? Betul sekali.
· Akankah ada panggilan bagi mereka
untuk keluar, sama seperti yang terjadi di Perjanjian Lama? Tentu saja. Wahyu
18:4 “Lalu aku mendengar suara lain dari sorga berkata:
‘Keluarlah darinya, hai umat-Ku, supaya kamu
jangan mengambil bagian dalam dosa-dosanya, dan supaya kamu jangan turut
ditimpa malapetaka-malapetakanya.” [NKJV yang diindonesiakan].
· Akankah
ada suatu kuasa global yang disebut “Binatang itu” di Wahyu 13? Lihat, saya
bahkan tidak membacakan ayatnya karena kalian semua sudah tahu ayat-ayatnya. Wahyu
13:1-2 berbicara tentang satu Binatang yang keluar dari laut.
· Akankah
Binatang ini membuat patung dirinya? Betul sekali. Itu dikenal sebagai “patung
Binatang.”
· Apakah
akan ada suatu tanda yang berkaitan dengan matahari? Apakah tanda ini akan
dipaksakan seperti di zaman Perjanjian Lama? Tentu saja. Tanda Binatang itu
jelas bertentangan dengan Meterai Tuhan. Ketika Sabat hari ketujuh menjadi
ujian terakhir bagi dunia, meterai Tuhan adalah pemeliharaan Sabat itu,
sedangkan tanda Binatang adalah pemeliharaan hari Minggu.
· Apakah
ini menyangkut penyembahan? Ya. Jika kita memelihara Sabat, itulah tanda kita
menyembah Tuhan Sang Khalik. Jika kita menyembah pada hari Minggu, itulah tanda
kita menyembah kuasa yang mengklaim telah menciptakan hari Minggu sebagai hari
ibadah. Jadi isunya bukan satu
hari melawan hari yang lain, isunya adalah siapa yang kita hormati lewat hari
yang kita pelihara. Kita hanya bisa memelihara Sabat sebagai
tanda bahwa kita menyembah Tuhan yang benar, atau kita memelihara hari Minggu
untuk menghormati kuasa yang mengklaim telah mengubah Hukum Tuhan dari hari
Sabat ke hari Minggu. Dan
bertolakbelakang dengan mereka yang menyembah Binatang itu dan patungnya,
adalah mereka yang menyembah Sang Khalik. Inilah mengapa Wahyu 14:7 berseru
kepada dunia agar menyembah Sang Khalik. Lihat, Malaikat yang Pertama berkata,
“Sembahlah Sang Pencipta.” Dan Malaikat Ketiga berkata, “Jangan menyembah
Binatang itu.” Menyembah Sang Khalik melibatkan pemeliharaan Sabat karena kita
menyembah Sang Khalik dan tanda Sang Khalik adalah Sabat.
Notice the connection that Ellen White made
between these two stories. Vol. 14 of
Manuscript Releases pg. 91, she says, “An idol Sabbath has been set up…” why is it an idol Sabbath?
Because it was created by man for worship. Anything that man makes for worship is an idol. It
can be a day or it can be an object. So she says, “…An idol Sabbath has been set up
as the golden image was set up in the plains of Dura…” there she is making the typological
connection, “….And as Nebuchadnezzar the king of Babylon
issued the decree that all who would not bow down and worship this image should
be killed, so a proclamation will be made that all who will not reverence the
Sunday institution will be punished with imprisonment and…” what? “…with imprisonment and death.”
Perhatikan kaitannya yang
dibuat Ellen White antara kedua cerita itu. Vol.
14 Manuscript Releases hal. 91, dia berkata, “Suatu sabat berhala telah didirikan…” mengapa itu dibilang sabat
berhala? Karena itu diciptakan oleh manusia untuk disembah. Segala sesuatu yang dibuat oleh
manusia untuk disembah adalah berhala. Itu bisa dalam bentuk
hari, itu bisa dalam bentuk objek. Kata Ellen White, “…Suatu
sabat berhala telah didirikan sebagaimana
patung emas itu didirikan di lembah Dura…” di sini Ellen White membuat
koneksi tipologinya. “…Dan sebagaimana Nebukadnezar
raja Babilon mengeluarkan perintah bahwa semua yang tidak mau sujud dan
menyembah patung ini, akan dibunuh; demikian juga suatu pengumuman akan dibuat
bahwa semua yang tidak mau menghormati lembaga hari Minggu akan dihukum penjara
dan…” apa? “…dihukum penjara dan dibunuh.”
Does the Beast bear any relationship to the number 666? You know that the number of the Beast is 666.
And so there you have a relationship, a connection of the number in Daniel 3
with the number in Revelation 13.
Now somebody might say, “Pastor, is it really the same to worship the sun
as it is to worship on the day of the sun?”
And I answer, “In principle yes, it’s the same.” Let me put it this way.
Who created the sun? God did. Did He create it for worship? No. So what happens
if you convert it into an object for worship? What is it called? Idolatry. Who
created the first day of the week? God did. Did He create it for worship? No.
So what happens if you make it a day of worship? That’s idolatry. It doesn’t
matter whether it’s an object or a day. Anything that man makes for worship,
that God did not create for worship, is idolatry. And so that’s why
Ellen White can call Sunday the idol Sabbath.
And she can connect it to the golden image in the valley of Dura. Ellen
White in Vol. 7 of the Bible Commentary pg
976 says “History will be repeated. False
religion will be exalted. The first day of the week, a common working day
possessing no sanctity whatever, will be set up as was the image at Babylon.
All nations, tongues and peoples will be commanded to worship this spurious
Sabbath. This is Satan’s plan to make of no account the day instituted by God
and given to the world as a memorial of creation.”
Is the conflict at the end of time a conflict over worship? Do you read
Revelation 13, folks? Read Revelation 13, the entire chapter, time and again
the word “worship” appears, Revelation 13:4, 8, 12, 15, and then chapter 14:7, 9 refer to worship. The end
time conflict will be over worship.
Apakah Binatang itu punya
kaitan dengan angka 666? Kalian tahu bahwa angka Binatang itu adalah 666. Jadi
di sana ada kaitan, ada koneksi antara angka di Daniel 3 dengan angka di Wahyu
13.
Nah, mungkin ada orang yang
akan berkata, “Pastor, apakah menyembah matahari sama dengan menyembah pada
hari matahari?”
Dan saya jawab, “Pada
dasarnya sama.” Begini, saya jelaskan. Siapa yang menciptakan matahari? Tuhan.
Apakah Tuhan menciptakan matahari untuk disembah? Tidak. Jadi apa yang terjadi
jika manusia mengubahnya menjadi objek untuk disembah, apa itu namanya?
Berhala. Siapa yang menciptakan hari pertama dalam satu minggu? Tuhan. Apakah
Tuhan menciptakannya untuk disembah? Tidak. Jadi apa yang terjadi jika manusia
menjadikannya hari untuk menyembah? Itu berhala. Tidak jadi soal apakah itu suatu objek atau suatu hari.
Apa pun yang dibuat manusia untuk disembah, yang tidak Tuhan ciptakan untuk
disembah, adalah berhala. Itulah sebabnya mengapa Ellen White
menyebut hari Minggu itu Sabat berhala. Dan dia bisa mengaitkannya kepada
patung emas di lembah Dura. Ellen White di Bible
Commentary Vol. 7 hal. 976 berkata, “Sejarah akan terulang. Agama yang palsu akan dimuliakan. Hari pertama
dalam setiap minggu, suatu hari kerja biasa, yang tidak memiliki kekudusan apa
pun, akan didirikan sebagaimana patung di Babilon. Semua bangsa, bahasa, dan
kaum akan diperintahkan untuk menyembah Sabat yang palsu ini. Ini adalah
rencana Setan untuk merendahkan hari yang telah dilembagakan Tuhan dan yang
telah Tuhan berikan kepada dunia ini sebagai peringatan penciptaan.”
Apakah konflik pada akhir
zaman suatu konflik tentang penyembahan? Apakah kalian membaca Wahyu pasal 13,
Saudara-saudara? Bacalah Wahyu 13, seluruh pasalnya. Berulang-ulang kata
“menyembah” muncul. Wahyu 13:4, 8, 12, 15, lalu di pasal 14:7, 9, semua mengacu
kepada penyembahan. Konflik akhir zaman
adalah tentang penyembahan.
Will it also involve the commandments of God? Yes, because when you deal
with worship, you are dealing with the commandments. Because the first 4
commandments have to do with worship. That’s why Revelation 12:17 says that the
red dragon was enraged with the woman and went to make war with the remnant of
her Seed. And why is the dragon enraged? Because this is a group that what?
That keep the commandments of God.
Apakah itu juga akan
melibatkan perintah-perintah/hukum-hukum Tuhan? Ya, karena pada waktu kita
berurusan dengan penyembahan, kita berurusan dengan perintah-perintah Tuhan.
Karena 4 perintah yang pertama berkaitan dengan penyembahan. Itulah mengapa
Wahyu 12:17 berkata bahwa si naga merah itu marah kepada perempuan itu, lalu
pergi dan berperang dengan sisa dari keturunannya. Mengapa naga itu marah?
Karena umat yang sisa ini adalah satu kelompok yang bagaimana? Yang memelihara
perintah-perintah Tuhan.
Will there be a union of church and state at the end of time? Babylon with
the civil powers? Yes, the harlot fornicates with the kings of the earth, and
the harlot’s name is Babylon. Notice this statement from Great Controversy pg. 607: “The church appeals to the strong arm of civil power, and, in
this work, Papists and Protestants
unite. As the movement for Sunday enforcement becomes more bold and decided,
the law will be invoked against commandment keepers. They will be threatened
with fines and imprisonment, and some will be offered positions of influence,
and other rewards and advantages, as inducements to renounce their faith. But
their steadfast answer is: ‘Show us from the word of God our error’—the same
plea that was made by Luther under similar circumstances.”
From the Great Controversy pg. 592, she
also states, “The dignitaries of church and state will unite to bribe,
persuade, or compel…” remember what Nebuchadnezzar did? “…all classes to honor the Sunday. The
lack of divine authority will be supplied by oppressive enactments. Political
corruption is destroying love of justice and regard for truth; and even in free
America, rulers and legislators, in order to secure public favor, will yield to
the popular demand for a law enforcing Sunday observance. Liberty of
conscience, which has cost so great a sacrifice, will no longer be respected.
In the soon-coming conflict we shall see exemplified the prophet’s words: ‘The dragon was wroth
with the woman, and went to make war with the remnant of her seed, which keep
the commandments of God, and have the testimony of Jesus Christ.’” Revelation 12:17.
Will there be a union of church and state? Yes, Revelation 17 says so and
the Spirit of Prophecy confirms this in the book The
Great Controversy.
Akankah ada penggabungan antara
gereja dengan pemerintahan pada akhir zaman? Babilon dengan kuasa sipil? Ya.
Perempuan pelacur itu berzinah dengan raja-raja di bumi, dan nama perempuan itu
adalah Babilon. Perhatikan pernyataan ini dari Great
Controversy, hal 607: “Gereja akan memohon
bantuan lengan kuat kuasa sipil, dan dalam pekerjaan ini, Kepausan dan
Protestan akan bersatu. Pada saat gerakan untuk memberlakukan hari Minggu
menjadi semakin berani dan terarah, hukum akan dipaksakan kepada para
pemelihara perintah Tuhan. Mereka akan diancam dengan denda, dan pemenjaraan,
dan ada yang akan ditawari kedudukan yang berpengaruh, sementara yang lain
ditawari hadiah dan kemudahan sebagai umpan untuk meninggalkan iman mereka.
Tetapi jawaban mereka yang teguh adalah, ‘Tunjukkan dari Firman Tuhan di mana
kesalahan kami’ ~ permintaan yang sama yang dibuat Luther di saat mengalami
kondisi yang sama.”
Dari Great Controversy hal 591, Ellen White juga menyatakan, “Pejabat-pejabat tinggi gereja dan pemerintah akan
bersatu untuk menyuap, merayu, atau mendorong…” ingat apa
yang dilakukan Nebukadnezar? “…semua golongan untuk
menghormati hari Minggu. Tidak adanya autoritas ilahi akan digantikan oleh
perintah-perintah yang menekan. Korupsi politis menghancurkan cinta akan
keadilan dan penghargaan kepada kebenaran; dan bahkan di Amerika yang bebas,
para pemimpin dan legislator dalam upaya untuk mendapatkan dukungan publik,
akan tunduk kepada tuntutan yang populer agar memberlakukan pemeliharaan hari
Minggu. Kebebasan hati nurani, yang telah diperoleh dengan pengorbanan yang
begitu besar, tidak lagi dihormati. Dalam konflik yang akan datang, kita akan
melihat kata-kata nabi ini digenapi, ‘Maka marahlah naga itu kepada perempuan itu,
lalu pergi memerangi keturunannya yang sisa, yang memelihara
perintah-perintah Allah dan memiliki kesaksian Yesus Kristus.”
Akankah ada penggabungan antara gereja dengan pemerintah?
Ya. Wahyu 17 berkata demikian dan Roh Nubuat mengkonfirmasi hal itu dalam buku The Great Controversy.
Will a death decree be uttered against God’s people? Yes. Revelation 13:15 refers to this death
decree. Whoever does not worship this image will be killed. It says there in
Revelation 13:15 “He was granted power to give breath to the image of
the beast, that the image of the beast should both speak and cause as many as
would not worship the image of the beast to be…” what? “…to be killed.”
Was there a death decree in the Old Testament against those who did not
worship the image of the beast? Yes. Is that going to happen at the end of
time? Yes.
Is it going to be a literal image? A great big statue? No.
Is it going to be a literal beast like Nebuchadnezzar acted like a literal
beast?
Is it going to be a literal furnace, a kiln?
Absolutely not. In the end time it’s fulfilled spiritually, and globally. In
other words the valley of Dura is universalized, it is globalized in the end
time. The remnant is not only three individuals it will be a whole people,
gathered all over the world.
Apakah akan dikeluarkan
suatu perintah untuk menghukum mati umat Tuhan? Ya. Wahyu 13:15 mengacu kepada
hukuman mati itu. Siapa yang tidak menyembah patung itu akan dibunuh. Dikatakan
di sana di Wahyu 13:15 “Dan kepadanya diberikan kuasa untuk memberikan
nyawa kepada patung binatang itu, sehingga patung binatang itu bisa berbicara dan menyebabkan semua orang, yang tidak mau
menyembah patung binatang itu…” apa? “… dibunuh.” [NKJV yang diindonesiakan]
Apakah di Perjanjian Lama
ada perintah untuk menghukum mati mereka yang tidak menyembah patung binatang?
Ya.
Apakah itu akan terjadi pada
akhir zaman? Ya.
Apakah itu bakal suatu
patung literal, sebuah patung raksasa? Tidak.
Apakah akan ada binatang
literal seperti Nebukadnezar yang berperilaku seperti binatang sungguh? Tidak.
Apakah akan ada tungku api
literal? Tentu saja tidak.
Pada akhir zaman,
penggenapannya adalah secara spiritual, dan secara global. Dengan kata lain
lembah Dura menjadi universal, diglobalisasikan pada akhir zaman. Dan umat yang
sisa bukan hanya tiga orang pemuda, tetapi satu kelompok yang dikumpulkan dari
seluruh dunia.
Notice Great Controversy pg. 615. This
is an argument based on John 11:51, you remember when Caiaphas says it is
necessary for one man to die than the nation perish? Ellen White says that
argument is going to be used again to save the USA from disappearing. She says,
“This
argument will appear conclusive, and a decree will finally be issued against
those who hallow the Sabbath of the fourth commandment denouncing them as
deserving of the severest punishment and giving the people liberty, after a
certain time, to put them to death. Romanism in the Old World and apostate
Protestantism in the New will pursue a similar course toward those who honor
all the divine precepts..”
She also says in pg. 604 Great Controversy,
“Fearful is the issue to
which the world is to be brought. The powers of earth, uniting to war against
the commandments of God, will decree that ‘all, both small and great, rich and
poor, free and bond’ (Revelation 13:16), shall conform to the
customs of the church by the observance of the false sabbath. All who refuse
compliance will be visited with civil penalties, and it will finally be
declared that they are deserving of death…” Will this be a universal
decree? It most certainly will be a universal decree. It says, it will go to
the whole earth to the entire world. “…the whole world wonder after the
Beast.” is what Revelation chapter 13 says [v3].
Perhatikan Great Controversy hal 615. Ini adalah suatu perdebatan berdasarkan
Yoh 11:51, Anda ingat ketika Kayafas mengatakan lebih baik satu orang yang mati
daripada seluruh bangsa binasa? Ellen White berkata argumentasi yang sama itu
akan dipakai lagi untuk menyelamatkan Amerika Serikat dari kepunahan. Ellen
White berkata, “Argumentasi ini tampaknya
meyakinkan, dan suatu perintah akhirnya akan dikeluarkan terhadap mereka yang
memelihara kekudusan hari Sabat dari Perintah ke-4, menetapkan mereka pantas
menerima hukuman yang paling berat, dan setelah lewat beberapa saat lamanya,
masyarakat akan diberi wewenang untuk
membunuh mereka. Romanisme di zaman dulu dan Protestantisme murtad di zaman
sekarang akan mengikuti jalur yang sama terhadap mereka yang menghormati semua
peraturan Ilahi.”
Maka Ellen White juga berkata di
hal 604 Great Controversy, “Dunia akan dibawa ke isu yang mengerikan. Kekuasaan
dunia, yang bersatu untuk berperang melawan Perintah-perintah Tuhan, akan
mengeluarkan perintah bahwa semua, besar kecil,
kaya miskin, orang merdeka atau budak (Wahyu 13:16) harus menyesuaikan
dengan tradisi gereja dengan memelihara Sabat yang palsu. Semua yang menolak
mengikutinya, akan dikenakan hukuman sipil, dan akhirnya akan dinyatakan bahwa
mereka layak mati…” Apakah ini akan menjadi perintah yang
universal? Tentu saja ini akan menjadi perintah yang universal. Dikatakan,
bahwa perintah ini akan dikeluarkan ke seluruh dunia. “…Seluruh dunia heran, lalu mengikut binatang itu.” Itulah yang dikatakan Wahyu pasal 13. [ay. 30]
In fact Great Controversy pg. 615
confirms what we find in Revelation 13:15-16. Ellen White says, “As the Sabbath has become
the special point of controversy throughout Christendom, and religious and
secular authorities have combined to enforce the observance of the Sunday, the
persistent refusal of a small minority to yield to the popular demand will make
them objects of universal execration…” universal execration! Ellen
White says that when the US imposes the Sunday Law, every country on the globe
will be led to follow its example. Every country on the globe will be led to
follow its example. Don’t ask me how it’s going to happen but it is going to
happen. We can be absolutely certain of that.
How it is going to happen in the Moslem countries, well God knows. You
know, how was the Berlin wall going to fall? Nobody even believed that it could
happen. And it happened overnight, almost. So the final movements will be rapid
ones. And these things will occur.
Bahkan Great Controversy hal 615 menguatkan apa yang kita temukan di Wahyu
13:15-16. Ellen White berkata, “Oleh
karena Sabat telah menjadi titik pertentangan yang istimewa di seluruh dunia
Kekristenan, dan yang berwewenang dari pihak kerohanian dan sekuler bersatu
untuk memaksakan pemeliharaan hari Minggu, maka penolakan gigih satu golongan
minoritas kecil untuk tunduk kepada tuntutan populer, menjadikan mereka objek
kebencian universal…”
Objek kebencian universal! Ellen White berkata bahwa ketika Amerika
Serikat memaksakan UU Hari Minggu, setiap negara di bulatan bumi akan diarahkan
untuk mengikuti contohnya. Setiap negara di bulatan bumi akan diarahkan untuk
mengikuti contohnya! Jangan tanya saya bagaimana itu bisa terjadi, tetapi itu
pasti akan terjadi. Kita boleh yakin akan hal itu. Bagaimana hal itu bisa
terjadi di negara-negara Islam, hanya Tuhan yang tahu. Kalian tahu, bagaimana
tembok Berlin bisa jatuh? Bahkan tidak ada orang yang mengira itu bisa terjadi.
Ternyata, nyaris hanya dalam satu malam hal itu terjadi. Maka gerakan-gerakan
yang terakhir adalah gerakan-gerakan yang cepat, dan hal-hal itu akan terjadi.
Will music and external display play a significant role in the end times?
Absolutely. Notice this statement that Ellen White makes concerning the music
of the Roman Catholic church. Did you watch the funeral of John Paul II? You
could not help but be awed. In fact I heard somebody call on the radio a talkshow
host and said, “Man, when I see this on television all these majestic music and
the best of everything, I’m a Protestant, but I’m going to become a Catholic.”
Great Controversy 566-567 notice what Ellen
White says about Roman Catholicism, it’s not something that is unattractive. It
has ceremonial, it has pomp and circumstance, it’s attractive. Listen to what
she says, “Many Protestants suppose that the Catholic religion is unattractive and
that its worship is a dull, meaningless round of ceremony. Here they mistake.
While Romanism is based upon deception, it is not a coarse and clumsy
imposture. The religious service of the Roman Church is a most impressive
ceremonial. Its gorgeous display and solemn rites fascinate the senses of the
people and silence the voice of reason and of conscience. The eye is charmed.
Magnificent churches, imposing processions, golden altars, jeweled shrines,
choice paintings, and exquisite sculpture appeal to the love of beauty. The ear
also is captivated. The music is unsurpassed. The rich notes of the deep-toned
organ, blending with the melody of many voices as it swells through the lofty
domes and pillared aisles of her grand cathedrals, cannot fail to impress the
mind with awe and reverence. This outward splendor, pomp, and ceremony, that
only mock the longings of the sin-sick soul, is an evidence of inward
corruption. The religion of Christ needs not such attractions to recommend it.
In the light shining from the cross, true Christianity appears so pure and
lovely that no external decorations can enhance its true worth. It is the
beauty of holiness, a meek and quiet spirit, which is of value with God.”
So, are people going to be wowed by the spectacular beauty and pomp of a
system just like in the valley of Dura, with the music and with the external
things? Absolutely.
Apakah musik dan penampilan
lahiriah akan memainkan peranan penting pada akhir zaman? Tentu saja.
Perhatikan pernyataan dari Ellen White ini mengenai musik gereja Roma Katolik.
Apakah kalian menonton upacara pemakaman Yohanes Paulus II? Kalian tidak bisa
tidak terkagum-kagum. Bahkan saya mendengar seseorang menelepon radio,
menelepon pemandu acara talkshow dan berkata, “Wah, ketika saya melihat ini
di televisi, segala musiknya yang anggun itu dan segala yang paling bagus, saya
ini orang Protestan, tetapi saya akan menjadi orang Katolik.”
Great Controversy 566-567, perhatikan apa kata Ellen
White tentang Roma Katolikisme. Itu bukan sesuatu yang tidak menarik. Ada
seremonial, ada kemegahan, dan upacara-upacara yang resmi untuk
peristiwa-peristiwa tertentu. Itu menarik. Dengarkan apa kata Ellen White, “Banyak orang Protestan menganggap agama Katolik itu tidak menarik, dan perbaktiannya
menjemukan, hanya serangkaian upacara
yang tidak bermakna. Di sinilah mereka salah. Walaupun dasar Romanisme itu
bukan kebenaran, tapi itu bukanlah penipuan yang kasar dan kedodoran. Kebaktian
di gereja Roma Katolik adalah upacara yang paling mengesankan. Ritual-ritualnya
khidmat dan indah, mengesankan panca indera manusia dan membius suara logika dan hati nurani. Mata dibuat terkesima.
Gereja-gereja yang indah dan megah, prosesi-prosesi yang mengagumkan,
altar-altar emas, tempat-tempat pemujaan yang penuh batu permata,
lukisan-lukisan pilihan, dan pahatan-pahatan yang sangat cantik, memenuhi
ketertarikan manusia kepada keindahan.
Telinga pun tertawan. Musiknya tidak ada tandingannya. Suara organ yang
kaya dan mendalam bercampur dengan suara-suara merdu yang menggema di dalam
kubah-kubahnya yang tinggi dan lorong-lorong katederalnya yang megah, tidak
pernah gagal membuat pikiran manusia terkesan dengan perasaan kagum dan hormat.
Kemegahan lahiriah yang hebat ini, kebesaran dan keresmiannya, yang hanyalah
merupakan ejekan bagi kerinduan jiwa-jiwa yang terbeban oleh dosa, merupakan
bukti dari kerusakan yang ada di dalamnya. Agama Kristus tidak perlu diperkenalkan dengan daya tarik seperti
ini. Lewat cahaya yang bersinar dari salib, kekristenan sejati akan terlihat
sedemikian murni dan indahnya, sehingga tak ada dekorasi lahiriah yang bisa
menambah nilainya yang sesungguhnya. Indahnya kekudusan, roh yang rendah hati
dan tenang, itulah yang berharga bagi Tuhan.”
Jadi apakah orang-orang akan
terpesona oleh keindahan yang luar biasa dan kemegahan suatu sistem sama
seperti yang ada di lembah Dura, dengan musik dan hal-hal lahiriah? Betul
sekali.
Now, you know Ellen White once visited the cathedral in Milan, I was just
there last year. I was very interested to visit the cathedral. It’s incredible.
It took about 600 years to build. It’s just unbelievably beautiful. And Ellen
White wanted to visit it and she did visit it, and she wrote that she was very
impressed by it, but then she summarized her experience by saying that it was
just one vast pile of extravagance. So at first she was impressed. But at the
end she says it’s just one vast pile of extravagance.
Nah, tahukah kalian, suatu
kali Ellen White mengunjungi katederal di Milan. Saya juga ke sana tahun lalu.
Saya sangat tertarik mengunjungi katederal itu. Mengesankan sekali. Dibutuhkan
600 tahun untuk membangun katederal itu. Indahnya sungguh luar biasa. Dan Ellen
White ingin mengunjunginya dan dia benar-benar sampai di sana, dan dia menulis
bahwa dia sangat terkesan olehnya, tetapi kemudian dia menyimpulkan
pengalamanannya dengan mengatakan bahwa semua ini hanyalah seonggok besar
pemborosan.
Will God have a faithful remnant that will stand in this crisis at the end
time? Absolutely. “Here is the patience of the saints, here are they who keep the
commandments of God and the faith of Jesus.” In fact in Revelation 15 ~
if you’ll go with me there ~ Revelation 15:2-4 you are going to find a group
that is victorious over the Beast, his image and his mark and the number of his
name. It says in verse 2, “And I saw something like a sea of glass mingled
with fire, and those who have the…” what? “…the victory over the beast, over his image and over his mark
and over the number of his
name, standing on the sea of glass, having harps of God. 3They sing
the song of Moses, the servant of God, and the song of the Lamb, saying: ‘Great
and marvelous are Your works,
Lord God Almighty! Just and true are
Your ways, O King of the saints! 4Who shall not fear You, O Lord,
and glorify Your name? For You
alone are holy. For all nations
shall come and worship before You, For Your judgments have been
manifested.’"
So God will have a group that is victorious
over the beast, over his image, over his mark, and over the number of
his name. Praise the Lord for that.
Apakah Tuhan akan memiliki umat yang sisa yang
setia yang akan tetap bertahan di masa krisis di akhir zaman? Tentu saja. “Yang penting di sini ialah ketahanan orang-orang kudus, yang memelihara
perintah-perintah Allah dan iman dari Yesus.”
Bahkan di Wahyu 15 ~ silakan kalian ke sana bersama
saya ~ Wahyu 15:2-4, kalian akan mendapati satu kelompok yang mendapat
kemenangan atas Binatang itu, patungnya, tandanya, dan bilangan namanya.
Dikatakan di ayat 2 itu, “Dan aku melihat sesuatu bagaikan lautan kaca bercampur api, dan di tepi
lautan kaca itu berdiri orang-orang yang telah…” apa? “…mengalahkan binatang itu dan
patungnya dan bilangan namanya. Pada mereka ada kecapi Allah. 3
Dan mereka menyanyikan nyanyian Musa, hamba Allah, dan nyanyian Anak Domba, bunyinya: ‘Besar dan ajaib segala
pekerjaan-Mu, ya Tuhan, Allah, Yang Mahakuasa! Adil dan benar segala jalan-Mu,
ya Raja semua orang saleh! 4
Siapakah yang tidak takut pada-Mu, ya Tuhan,
dan yang tidak memuliakan nama-Mu? Sebab Engkau saja yang kudus; karena semua
bangsa akan datang dan sujud menyembah Engkau, sebab telah nyata kebenaran
segala penghakiman-Mu." [NKJV yang diindonesiakan].
Jadi apakah Tuhan akan memiliki satu kelompok yang
telah memang atas Binatang itu, patungnya, tandanya dan bilangan namanya? Puji
Tuhan!
Will there be a shaking at the end of time? Will most of God’s people when
the crunch time comes bow before the image of the Beast? Absolutely. Matthew 24
says that when this crisis comes the love of many will grow cold and many will
became scandalized at the name of Jesus and they will forsake the armies of the
Lord.
Now, Ellen White, in harmony with the Bible have this to say. She says, “To stand in defense of the
truth and righteousness when the majority forsakes us…” when the what? “…when the majority forsakes us, to
fight the battle of the Lord when champions are few. This will be our test. At
this time we must gather warmth from the coldness of others, courage from their
cowardice, and loyalty from their treason. The nation will be on the side of
the great rebel.” And in the next quotation she says, “A large class who professed faith in
the Third Angel’s Message…” in other words they were once Adventist believers, “…but have not been
sanctified through obedience to the truth, leave their position and join the
ranks of the opposition.”
Apakah akan terjadi
pengayakan pada akhir zaman? Apakah mayoritas umat Allah akan sujud menyembah
patung Binatang itu pada saat yang genting itu? Betul sekali. Matius 24 berkata
bahwa ketika krisis itu terjadi, kasih banyak orang akan menjadi dingin dan
banyak orang akan mempermalukan nama Yesus, dan mereka akan meninggalkan bala
tentara Tuhan.
Sekarang Ellen White, sesuai
dengan Alkitab, berkata demikian, “Teguh
membela kebenaran pada saat mayoritas meninggalkan kita…” pada saat apa? “…pada saat mayoritas meninggalkan kita, bertempur dalam peperangan Tuhan
ketika hanya sedikit jawaranya, itulah yang akan menjadi ujian kita. Pada saat
itu kita harus mengumpulkan kehangatan dari mendinginnya orang-orang lain,
mengumpulkan keberanian dari ketakutan mereka, dan mengumpulkan kesetiaan dari
pengkhianatan mereka. Bangsa ini akan memihak si pemberontak besar.” Dan dalam kutipan
berikutnya Ellen White berkata, “Suatu
golongan besar yang mengaku beriman pada pekabaran Malaikat Ketiga…” dengan kata lain mereka
tadinya adalah orang-orang berkeyakinan Advent, “…namun belum dikuduskan melalui kepatuhan kepada kebenaran, meninggalkan
posisi mereka dan bergabung dengan barisan lawan.”
Who will be particularly guilty of accusing the people of God? It will be
the religious leaders. Just like in the valley of Dura.
You say, “Now where does it say that?”
Well, let’s read the second statement here that we have in our material, “As the controversy extends
into new fields and the minds of the people are called to God’s downtrodden
Law, Satan is astired. The power attending the message will only madden those
who oppose it. The clergy will put forth almost super human effort to shut away
the light lest it should shine upon their flocks. By every means at their
commands they will endeavor to suppress the discussion of these vital
questions.”
Siapa khususnya yang paling
bersalah dalam menuduh umat Tuhan? Para pemimpin agama. Sama seperti di lembah
Dura.
Kalian berkata, “Di mana
dikatakan itu?”
Marilah kita membaca
pernyataan kedua di sini yang ada di materi pelajaran kita. “Sementara pertentangan itu berkembang ke bidang-bidang baru dan pikiran banyak orang
diarahkan ke Hukum Tuhan yang diinjak-injak, Setan tergugah. Kuasa yang
menyertai pekabaran itu hanya membuat mereka yang menentangnya semakin marah.
Klerus akan mengerahkan upaya di luar kemampuan manusiawinya untuk menutup
terang itu supaya jangan sampai terang itu menyinari jemaat mereka. Dengan
segala cara yang mereka miliki mereka akan berusaha keras untuk menekan diskusi
tentang pertanyaan-pertanyaan yang vital tersebut.”
Will Satan be filled with rage like Nebuchadnezzar was filled with rage?
Absolutely. In fact if you read Revelation 13:3-4 a similar question will be
asked in the end time, as was asked in the valley of Dura by king
Nebuchadnezzar. Revelation 13, and I’m going to read verse 3-4, it says there, “And I saw one of his heads as if it
had been mortally wounded, and his deadly wound was healed. And all the world
marveled and followed the beast. 4So they worshiped the dragon who
gave authority to the beast; and they worshiped the beast, saying, …” now here is the same question, “… ‘Who is like the beast? Who is able to make war with him?’"
And what is the answer? God says, “I will!” And of course God will be
victorious.
Apakah Setan akan dipenuhi
murka sebagaimana Nebukadnezar dipenuhi murka? Tentu saja. Bahkan jika kalian
membaca Wahyu 13:3-4 pertanyaan yang sama akan diajukan pada akhir zaman,
seperti yang diajukan di lembah Dura oleh raja Nebukadnezar. Wahyu 13, dan saya
akan membacakan ayat 3-4, dikatakan di sana, “Maka tampaklah kepadaku satu dari
kepala-kepalanya seperti kena luka yang membahayakan hidupnya, tetapi luka yang
membahayakan hidupnya itu sembuh. Seluruh dunia heran, lalu mengikut binatang
itu. 4 Dan mereka menyembah naga itu, yang
memberi kekuasaan kepada binatang itu. Dan mereka menyembah binatang itu,
sambil berkata…” nah, ini pertanyaan yang sama, “…‘Siapakah
yang sama seperti binatang ini? Dan siapakah yang dapat berperang melawan dia?’"
[NKJV yang diindonesiakan]
Dan apa jawabannya? Tuhan
berkata, “Aku akan!” Dan tentu saja Tuhan yang akan menang.
Will God’s people go through a severe time of trouble? Absolutely. The
worst time of trouble in the history of the world. There will not be a time of
trouble such as this one. There has not been and there will not be. And God’s
people will go through the furnace of fire.
Notice what the fiery furnace represents. Great
Controversy pg 621, Ellen White says, speaking about the remnant, “…Their affliction is great,
the flames of the furnace seem about to consume them; but the Refiner will
bring them forth as gold tried in the fire. …” see, she uses the symbolism
of the furnace for the trial of God’s
people. She says, “… God’s love for His children during the
period of their severest trial is as strong and tender as in the days of their
sunniest prosperity; but it is needful for them to be placed…” where? “… in the furnace of fire; their
earthliness must be consumed, that the image of Christ may be perfectly
reflected.”
Apakah umat Tuhan akan menjalani
suatu masa kesusahan besar? Tentu saja. Masa kesusahan besar yang paling parah
sepanjang sejarah dunia. Tidak akan ada lagi masa kesusahan yang seperti ini. Belum
pernah ada, dan tidak akan ada lagi. Dan umat Tuhan akan melewati pengalaman
tungku api ini.
Perhatikan tungku api itu
melambangkan apa. Great Controversy hal
621, Ellen White yang berbicara tentang umat Tuhan yang sisa, berkata, “…Penderitaan mereka sangat hebat, nyala api dari tungku itu tampaknya bisa
melahap mereka, tetapi Sang Pemurni akan membawa mereka keluar seperti emas
yang telah dimurnikan oleh api…” Lihat, Ellen White memakai
simbol dari tungku itu sebagai ujian yang akan dialami umat Tuhan. Ellen White
berkata, “…Kasih Tuhan bagi
anak-anakNya selama masa ujian mereka yang paling berat ini, tetap sekuat dan
selembut sebagaimana di masa-masa kemakmuran mereka yang paling cerah; tetapi
mereka memang harus ditempatkan…” di mana? “…di
tungku api; keduniawian mereka harus dibakar habis, agar gambar Kristus boleh
dipantulkan dengan sempurna.”
Folks, Jesus Christ will personally intervene to deliver His people. “At that time
Michael shall stand up. That great Prince that stands watch over the children
of your people. And there will be a time of trouble such as never was since
there was a nation. But at that time your people shall be…” what? What is the
keyword? “…your people shall be delivered, everyone who is found written in the
book.” God will deliver His people, Jesus will personally intervene.
Saudara-saudara, Yesus Kristus
akan campur tangan secara pribadi untuk menyelamatkan umatNya. “Pada waktu itu juga berdirilah Mikhael, Pangeran besar
itu, yang menjaga anak-anak bangsamu; dan
akan ada suatu waktu kesesakan yang besar, seperti yang belum pernah terjadi
sejak ada bangsa-bangsa sampai pada waktu itu. Dan
pada waktu itu bangsamu akan…” apa? Apa kata kuncinya?
“…bangsamu akan diselamatkan, yakni
barangsiapa yang didapati namanya tertulis dalam Kitab itu.” [NKJV yang diindonesiakan]. Tuhan
akan menyelamatkan umatNya. Yesus akan campur tangan sendiri.
What will God demand? God will demand absolute unswerving loyalty.
And when do we form this loyalty? When
the crisis comes, you say, “Okay,
emergency!” No! It has to be now that we have to form this covenant relationship
with Christ. And we can be sure that if we form a covenant with Jesus, Jesus is
going to protect us. And even if we should die, because some people will die in
the little time of trouble before the close of probation, no sweat, because
Jesus is going to resurrect those people in the special resurrection. So it’s
just a little moment of rest, that’s all. But Jesus is still going to fulfill
His covenant with His people. He is still going to resurrect them and they are
still going to live with Jesus throughout the ceaseless ages of eternity.
Apa yang Tuhan minta? Tuhan minta kesetiaan yang
mutlak, yang tidak goyah sedikit pun. Dan kapan kita mulai
membentuk kesetiaan itu? Pada waktu krisis tiba, kalian berkata, “Oke, keadaan
darurat!” begitu? Tidak! Kesetiaan
itu harus dibentuk sekarang, sekarang ini kita harus membentuk
suatu perjanjian dengan Yesus. Yesus akan melindungi kita. Dan bahkan jika kita
harus mati ~ karena ada orang-orang yang harus mati selama masa kesusahan besar
itu sebelum pintu kasihan ditutup ~ tidak jadi soal, karena Yesus akan
membangkitkan mereka dalam suatu kebangkitan yang istimewa. Jadi itu hanya
istirahat sejenak, itu saja. Tetapi Yesus masih akan memenuhi janjiNya kepada
umatNya. Dia masih akan membangkitkan mereka dan mereka tetap akan hidup
bersama Yesus untuk selama-selamanya tanpa berkesudahan.
Notice this last statement in Prophets and
Kings pg. 512-513 as we close.
“The season of distress before God’s people will call for
a faith that will not falter. His children must make it manifest that He is the
only object of their worship, and that no consideration, not even that of life
itself, can induce them to make the least concession to false worship. To the
loyal heart the commands of sinful, finite men will sink into insignificance
beside the Word of the eternal God. Truth will be obeyed though the result be
imprisonment or exile or death.”
That’s the kind of faith that God’s people are going to need.
Perhatikan pernyataan terakhir ini
dalam Prophets and Kings hal. 512-513
sebagai penutup.
“Masa kesusahan besar yang
akan dihadapi umat Tuhan membutuhkan suatu iman yang tidak akan goyah. Anak-anak
Tuhan harus menyatakan bahwa Tuhan adalah satu-satunya yang mereka sembah, dan
tidak ada kompromi lain, bahkan tidak juga ancaman terhadap nyawa mereka
sendiri bisa membuat mereka membuat kompromi sekecil apa pun untuk ikut
melakukan penyembahan yang palsu. Bagi hati-hati yang setia, perintah dari
manusia-manusia fana yang berdosa, akan tenggelam dalam ketidakberartian di
samping Firman Tuhan yang kekal.
Kebenaran harus dipatuhi walaupun ancamannya adalah dipenjarakan, atau
pengasingan, atau kematian.”
Itulah jenis iman yang akan
dibutuhkan umat Tuhan.
And incidentally do you know that Ellen White calls Sunday the idol
Sabbath, time and again in her writings,
because it is a Sabbath made in the shape by men. It’s not made for
worship by God. Let me just read one of these statements it’s found in Vol. 9 Testimonies pg. 211, she says , “The Sabbath question is
one that will demand great care and wisdom in its presentation. Much of the
grace and power of God will be needed to cast down the idol that has been
erected in the shape of a false sabbath.…” Interesting, it’s a man-made
Sabbath for worship, that’s what makes it idolatry. Like the sun was a
man-made object for worship, that is also
idolatry. It doesn’t matter if it’s the sun or if it’s the day of the
sun. If
it’s made by man for worship, that is idolatry.
But God has made His holy Sabbath for His people to
keep, and it will be a sign of loyalty on the people
of God to Him, and they will say “We’d rather die than not spend that
time with our Lord and Savior, Jesus.”
Dan apakah kalian tahu bahwa
berulang-ulang Ellen White menyebut hari Minggu sebagai “Sabat Berhala” dalam
tulisan-tulisannya karena itu adalah sabat yang dibentuk oleh manusia. Itu
tidak dibuat Tuhan untuk ibadah. Izinkan saya membacakan salah satu dari
pernyataan itu yang ada di Vol. 9 Testimonies
hal 211, Ellen White berkata, “Persoalan Sabat menuntut
kehati-hatian dan kebijaksanaan yang besar dalam menyampaikannya. Banyak
anugrah dan kuasa Tuhan dibutuhkan untuk mencampakkan berhala yang telah
didirikan dalam bentuk suatu sabat yang palsu…” Menarik, itu adalah sabat yang dibuat oleh manusa
untuk ibadah, itulah yang menjadikannya berhala. Seperti
matahari, yang adalah objek buatan manusia untuk ibadah, itu juga berhala.
Tidak masalah apakah itu mataharinya atau itu hari matahari, jika itu dibuat oleh manusia
untuk ibadah, itu adalah berhala.
Tetapi Tuhan telah
menjadikan SabatNya yang kudus
untuk dipelihara oleh umatNya, dan itu akan
menjadi tanda kesetiaan dari umat Tuhan kepada Tuhan, dan mereka
akan berkata, “Kami lebih baik mati daripada tidak memakai waktu tersebut
bersama Tuhan dan Juruselamat kami, Yesus.”
15 06 15
No comments:
Post a Comment