Sunday, February 14, 2016

THE PENTECOSTAL OUTPOURING ~ STEPHEN BOHR

THE PENTECOSTAL OUTPOURING
A sermon by Stephen Bohr

https://www.youtube.com/watch?v=XEmFQRUppM0

Good morning, it’s good to see so many of God’s people in church today. I know that  not only do we have a large group of people here but we also have people watching all over the world. What a blessed ABN 3 is. Through this medium God has made it possible to basically reach the world with God’s end time message.
Before we begin with our lesson this morning we want to ask for the Lord’s blessing so I ask you to bow your heads with me as we pray.

Selamat pagi, senang melihat begitu banyak umat Tuhan di gereja hari ini. Saya tahu bukan saja ada banyak orang di sini tetapi juga ada yang menonton program ini di seluruh dunia. Sungguh channel ABN3 itu suatu berkat. Melalui media ini Tuhan telah memungkinkan seluruh dunia dicapai oleh pekabaran akhir zaman.
Sebelum kita memulai pelajaran kita pagi ini, kita akan mohon berkat Tuhan, jadi marilah kita tunduk kepala sementara kita berdoa.


I’d like us to go back in our minds to approximately 6 months before the crucifixion of Jesus. I want to talk about the disciples, the condition of the disciples during this period of 6 months. First of all we find in Matthew 19 after Jesus said it is very difficult for a rich man to enter the kingdom of heaven, that Peter said, “Well, Lord, we’ve left it all. What’s in it for us?” In other words they were concerned about their own financial welfare.
You remember that the mother of James and John came to Jesus and said to Him you know, “When You enter Your kingdom, make sure that one of my sons sits at Your right hand and the other son sits at Your left hand.” In other words they were concerned about not only their financial welfare but they were concerned also about their position and prestige.
In fact during the last trip to Jerusalem, we find the disciples walking behind Jesus. As they arrived in Jerusalem, Jesus asked the disciples, “What were you discussing on the way?” And they were all embarrassed to tell Him because they had been discussing who is going to be the greatest in the Kingdom.
In the upper room when the disciples were gathered with Jesus, the water was there, the towel was there, but the disciples did nothing to wash one another’s feet. It would be below their dignity to do this. And so Jesus the Master had to get the water and the towel to wash the feet of His disciples.
When Jesus was arrested in the garden of Gethsemane all of the disciples scattered because they were concerned about their very own lives.
And so we find that before the crucifixion of Jesus that the disciples were concerned only about # 1: THEMSELVES: their wealth, their position, their greatness, their lives. You could have never found a more disunited group than that group. You had Simon the zealot who was actually a terrorist, you had Judas the administrator, the thief, you had Matthew the tax collector, you had Peter the foul-mouth fisherman, and you had James and John the sons of thunder. Certainly a group like this could never be united in a common agenda. Jesus knew what their problem was. And therefore at the climax of His prayer in John 17, the Lord Jesus prayed for unity among His disciples.
Notice John 17 and verses 20-21, here Jesus is reaching the climax of His prayer and He says, "I do not pray for these alone, but also for those who will believe in Me through their word; 21that they all may be one, as You, Father, are in Me, and I in You; that they also may be one in Us, that the world may believe that You sent Me.”

Saya ingin mengajak kita berpikir mundur ke kira-kira 6 bulan sebelum penyaliban Yesus. Saya ingin membicarakan murid-muridNya, kondisi para murid selama masa 6 bulan ini. Pertama-tama di Matius pasal 19 setelah Yesus berkata bahwa bagi orang kaya itu sulit masuk kerajaan Surga, kita dapati Petrus berkata, “Nah, Tuhan, kami telah meninggalkan semuanya. Lalu apa yang kami peroleh?” Dengan kata lain mereka khawatir tentang kesejahteraan finansial mereka sendiri.
Kalian ingat bahwa ibu Yakobus dan Yohanes datang ke Yesus dan berkata kepadaNya, “Pada waktu Engkau masuk ke kerajaanMu, pastikan salah satu anak-anakku duduk di sebelah kananMu dan yang satunya di sebelah kiriMu.” Dengan kata lain mereka memikirkan bukan saja kesejahteraan finansial mereka, tetapi mereka juga memikirkan kedudukan dan harkat mereka.
Malah, selama perjalanan ke Yerusalem, kita mendapati para murid berjalan di belakang Yesus. Ketika mereka tiba di Yerusalem Yesus bertanya kepada mereka, “Apa yang tadi kalian bicarakan dalam perjalanan?” Mereka semuanya malu mau mengatakan kepada Yesus bahwa mereka membicarakan siapa yang akan menjadi yang paling besar di dalam Kerajaan.
Selagi di ruang atas ketika para murid berkumpul bersama Yesus, ada air, ada handuk, tetapi para murid tidak berbuat apa-apa untuk saling membasuh kaki, karena menganggap itu terlalu rendah dan di bawah martabat mereka untuk melakukannya. Maka Yesus sang Guru yang harus mengambil air dan handuk untuk membasuh kaki murid-muridNya.
Ketika Yesus ditangkap di taman Getsemani, semua muridNya tercerai-berai karena mereka mengkhawatirkan keselamatan diri sendiri.
Maka kita dapati sebelum penyaliban Yesus, para murid hanya memikirkan # 1: DIRI SENDIRI, harta mereka, kedudukan mereka, kebesaran mereka, hidup mereka.  Tidak ada grup yang lebih terpecah-belah daripada grup ini. Ada Simon yang fanatik yang sebenarnya adalah seorang teroris; ada Yudas yang administrator, si pencuri; ada Matius tukang pajak, ada Petrus nelayan yang bermulut kasar; dan ada Yakobus dan Yohanes anak-anak guntur. Sudah pasti satu kelompok seperti ini tidak mungkin dipersatukan oleh agenda yang sama. Yesus mengetahui masalah mereka. Karena itu pada puncak doanya di Yohanes pasal 17, Tuhan Yesus berdoa untuk persatuan di antara para muridNya.
Perhatikan Yohanes 17:20-21, di sini Yesus sedang mencapai puncak doaNya dan Dia berkata, Dan bukan untuk mereka ini saja Aku berdoa, tetapi juga untuk orang-orang, yang percaya kepada-Ku oleh pemberitaan mereka; 21 supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga akan menjadi satu di dalam Kita, supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku.” [NKJV yang diindonesiakan].


And so the passion of Jesus was to form out of these 12, one for the Kingdom, but there is no way they could do this unless they were emptied of self. And for this reason the Lord Jesus actually imparted to the disciples a gift of the Holy Spirit BEFORE Pentecost when they were filled with the Holy Spirit.
Notice John 20:21-22 where we find Jesus imparting the Spirit to His disciples, not in its fullness. The purpose of the Spirit at this point is to empty them of self, to allow them to do the preparatory work to then be filled with the Holy Spirit. Notice John chapter 20: “So Jesus said to them again, ‘Peace to you! As the Father has sent Me, I also send you.’ 22And when He had said this, He breathed on them, and said to them, ‘Receive the Holy Spirit.’” 
This is happening only 8 days after the resurrection of Jesus, Jesus is imparting the Spirit to His disciples before the day of Pentecost because a preparatory work needs to be made. They need to be emptied of self, they need to come together in unity before the Holy Spirit could be poured out on the day of Pentecost.

Maka tekad Yesus adalah membentuk satu kesatuan dari ke-12 orang murid itu untuk Kerajaan Surga, tetapi mustahil itu bisa mereka capai kecuali jika mereka menyingkirkan kepentingan diri sendiri. Dan untuk tujuan inilah, Tuhan Yesus membagikan kepada para murid itu karunia Roh Kudus SEBELUM Pentakosta saat  mereka akan dipenuhi oleh Roh Kudus.
Perhatikan Yohanes 20:21-22 di mana tertulis Yesus membagikan Roh Kudus kepada murid-muridNya, tetapi tidak secara penuh. Tujuan pemberian Roh Kudus pada saat itu adalah untuk menyingkirkan kepentingan pribadi mereka, agar mereka bisa melakukan pekerjaan  persiapan, supaya nanti boleh dipenuhi oleh Roh Kudus. Perhatikan Yohanes pasal 20: Maka kata Yesus sekali lagi: ‘Damai sejahtera bagi kamu! Sama seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga sekarang Aku mengutus kamu.’  22 Dan sesudah berkata demikian, Ia mengembusi mereka dan berkata kepada mereka: "Terimalah Roh Kudus.’” [NKJV yang diindonesiakan]
Ini terjadi hanya 8 hari setelah kebangkitan Yesus. Yesus membagikan Roh Kudus kepada para muridNya sebelum hari Pentakosta karena suatu pekerjaan persiapan perlu dilakukan. Murid-murid ini harus menyingkirkan kepentingan diri, mereka harus bersatu sebelum Roh Kudus bisa dicurahkan pada hari Pentakosta.


And then we need to focus on the 40 days between the resurrection and the ascension of Jesus. There is something which has been ignored many times and that is, that there was no way that the disciples could proclaim the message of Christ with power unless they understood what that message was. And so during the 40 days after the resurrection the disciples are given instructions by Jesus in the fulfillment of Bible prophecies in Himself. You see the study of Bible prophecies was crucial, if they didn’t understand the Scriptures there’s no way that they could share the Scriptures after the day of Pentecost.
Notice Acts 1:3 it’s speaking about this period of 40 days between the resurrection and when Jesus ascended. It says, to whom He also presented Himself alive after His suffering by many infallible proofs, being seen by them during forty days…”  and now notice this,   “…and speaking of the things pertaining to the kingdom of God.”
In other words He spoke to them pertaining to the kingdom of God, the prophecies that  pointed to what He was going to do at His death and what would take place after His resurrection and ascension to heaven. You are all acquainted with that encounter between Jesus and the two disciples on the road to Emmaus, it says “beginning with Moses and all the prophets He declared to them and all of the Scriptures the things concerning Himself.”  You see, He explained to them the fulfillment of Bible prophecy.

Lalu kita perlu fokus ke 40 hari antara kebangkitan dan kenaikan Yesus. Ada sesuatu yang sering diabaikan dan itu adalah, bahwa mustahil para murid itu bisa dengan kuasa menyampaikan pekabaran tentang Kristus, kecuali mereka paham tentang pekabaran tersebut. Maka selama 40 hari setelah kebangkitan, para murid diberi instruksi oleh Yesus mengenai penggenapan Alkitab di dalam DiriNya. Kalian lihat, mempelajari nubuatan Alkitab itu sangat krusial. Jika mereka tidak paham tentang Firman Tuhan, tidak mungkin mereka bisa membagikan Firman itu setelah hari Pentakosta.
Perhatikan Kisah 1:3, ini berbicara tentang periode 40 hari tersebut, antara kebangkitan dan ketika Yesus naik ke Surga. Dikatakan, Kepada mereka Ia menunjukkan diri-Nya dalam keadaan hidup setelah penderitaan-Nya dengan banyak tanda yang tak terbantahkan,  bagaimana selama empat puluh hari Ia tampak kepada mereka …”  sekarang, perhatikan ini, “…dan berbicara tentang hal-hal mengenai Kerajaan Allah.”[NKJV yang diindonesiakan]
Dengan kata lain, Yesus berbicara kepada mereka mengenai hal-hal Kerajaan Allah, nubuatan-nubuatan yang menunjuk kepada apa yang akan dilakukanNya pada saat kematianNya, dan apa yang akan terjadi setelah kebangkitanNya dan kenaikanNya ke Surga. Kalian semuanya sudah kenal kisah perjumpaan antara Yesus dengan dua orang murid dalam perjalanan ke Emaus, dikatakan, Lalu Ia menjelaskan kepada mereka apa yang tertulis tentang Dia dalam seluruh Kitab Suci, mulai dari kitab-kitab Musa dan segala kitab nabi-nabi.” [Luk. 24:27]
Kalian lihat, Yesus menjelaskan kepada murid-muridNya penggenapan nubuatan Alkitab.


We also have Luke 24:44-49 this is in the upper room, the day of the resurrection. Notice the passion of Jesus that the disciples understand Bible prophecy because if they didn’t they would have no message to proclaim, no understanding of the prophecies as a result of the receiving of the Holy Spirit.
Luke 24:44 Then He said to them…”  speaking to His disciples,   “…‘These are the words which I spoke to you while I was still with you, that all things must be fulfilled which were written in the Law of Moses and the Prophets and the Psalms concerning Me.’ 45And He opened their understanding, that they might comprehend the Scriptures. 46Then He said to them, ‘Thus it is written, and thus it was necessary for the  Christ  to  suffer  and to rise  from  the  dead  the third day, 47and that repentance…” I want you to remember this,   “…and that repentance and remission of sins should be preached in His name to all nations, beginning at Jerusalem.…” So He talked to them of the prophecies that dealt with the preaching of the gospel after the imparting of the Holy Spirit. Verse 48,   “…48And you are witnesses of these things. 49Behold, I send the Promise of My Father upon you; but tarry in the city of Jerusalem until you are endued with power from on high.’"

Juga ada di Lukas 24:44-49, ini lagi di ruang atas, pada hari kebangkitan. Perhatikan tekad Yesus agar murid-murid mengerti nubuatan Alkitab karena jika tidak, tanpa memahami nubuatan, mereka tidak akan punya pekabaran yang bisa disampaikan sebagai kelanjutan penerimaan Roh Kudus.
Lukas 24:44 Ia berkata kepada mereka…”  berbicara kepada murid-muridNya,   “… ‘Inilah perkataan-Ku, yang telah Kukatakan kepadamu ketika Aku masih bersama-sama dengan kamu, yakni bahwa harus digenapi semua yang ada tertulis tentang Aku dalam kitab Taurat Musa dan kitab nabi-nabi dan kitab Mazmur.’ 45 Lalu Ia membuka pikiran mereka, supaya mereka mengerti Kitab Suci. 46 Lalu  kata-Nya kepada mereka: ‘Ada tertulis demikian: oleh sebab itulah Mesias harus menderita dan bangkit dari antara orang mati pada hari yang ketiga, 47 dan bahwa pertobatan …”  saya mau kalian ingat ini,   “…dan bahwa pertobatan dan pengampunan dosa harus dikabarkan dalam nama-Nya kepada segala bangsa, mulai dari Yerusalem…”  Maka Yesus berbicara kepada mereka tentang nubuatan-nubuatan yang berhubungan dengan pekabaran Injil setelah Roh Kudus dibagikan. Ayat 48,   “….48 Dan kamu adalah saksi dari semuanya ini. 49 Lihatlah, Aku akan mengirim kepadamu Janji Bapa-Ku. Tetapi tunggulah di kota Yerusalem sampai kamu dikaruniai kuasa dari tempat tinggi.’…" [NKJV yang diindonesiakan].


And so we find that Jesus commands the disciples to wait in Jerusalem. They had an understanding of Bible prophecy, Jesus had dedicated 40 days to making sure they understood the prophecies of the Old Testament but then He said, “It will do you no good to go and proclaim the message if you don’t have the power.” So He says, “Go to Jerusalem, and wait.”
In fact let’s read Acts 1:4. It says there, And being assembled together with them, He commanded them not to depart from Jerusalem, but to wait for the Promise of the Father, which, He said, ‘you have heard from Me.’”
And then He explains the reason for waiting more fully. Notice Acts 1:8,But you shall receive power when the Holy Spirit has come upon you; and you shall be witnesses to Me in Jerusalem, and in all Judea and Samaria, and to the end of the earth."

Maka kita melihat Yesus memerintahkan para murid untuk menunggu di Yerusalem. Mereka sudah mendapatkan pemahaman tentang nubuatan Alkitab, Yesus telah mendedikasikan 40 hari untuk memastikan mereka memahami nubuatan-nubuatan Perjanjian Lama, tetapi kemudian Yesus berkata, “Tidak ada gunanya kalian pergi dan mengabarkan pekabaran jika kalian tidak memiliki kuasa.” Maka Yesus berkata, “Pergilah ke Yerusalem dan tunggu di sana.”
Sebaiknya mari kita baca Kisah 1:4, dikatakan di sana, Dan sementara berkumpul  bersama-sama dengan mereka, Ia [=Yesus] melarang mereka meninggalkan Yerusalem, melainkan agar menantikan Janji Bapa, yang--demikian kata-Nya—‘telah kamu dengar dari Aku.” [NKJV yang diindonesiakan]
Lalu Yesus menjelaskan alasan untuk menunggu dengan lebih lengkap. Perhatikan Kisah 1:8 Tetapi kamu akan menerima kuasa, saat Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi.” [NKJV yang diindonesiakan]


So they had the commission from Jesus, they had  the understanding of the message, now they needed the power to carry the message to the world. And then when the 40 days came to an end, the Lord Jesus gathered with the disciples on the Mt. of Olives and He departed from the earth to heaven. In fact let’s read about that in Acts 1:9-11. It says there, Now when He had spoken these things, while they watched, He was taken up, and a cloud received Him out of their sight.  10And while they looked steadfastly toward heaven as He went up, behold, two men stood by them in white apparel,  11who also said, ‘Men of Galilee, why do you stand gazing up into heaven? This same Jesus, who was taken up from you into heaven, will so come in like manner as you saw Him go into heaven.’"
In other words Jesus went from earth to heaven to prepare a place for His people. Now, you know that passage in John 14 where Jesus says “I go to prepare a place for you”, but the fact is, folks, Jesus doesn’t need a period of 2000 years to build homes for people, when He spoke the world into existence with everything in it in 6 days,  He did not go to build mansions for us because it says there in John 14 “in My Father’s house ARE many mansions.” Jesus says, “As before I go there are mansions there.” The fact is that Jesus went to heaven to prepare a place for His people by the work that He would perform in the Holy Place and in the Most Holy Place of the heavenly Sanctuary. And what He explained to His disciples was what He had done, the meaning of what He had done, and He also explained to them the meaning of what He was going to do  in the heavenly Sanctuary. But before the disciples could receive the power to take the message and fulfill the commission that Jesus had given to them there was a special work of preparation that needed to take place among them. And that was the purpose of the 10 days between the ascension of Christ and the outpouring of the Holy Spirit on the day of Pentecost.

Maka mereka sudah menerima tugas dari Yesus, mereka sudah memiliki pemahaman pekabarannya, sekarang mereka memerlukan kuasa untuk membawa pekabaran tersebut kepada dunia. Lalu ketika 40 hari itu berakhir, Tuhan Yesus berkumpul dengan para murid di Bukit Zaitun dan Dia meninggalkan dunia kembali ke Surga. Sebaiknya mari kita baca tentang hal ini di Kisah 1:9-11. Dikatakan di sana   “Sesudah Ia mengatakan demikian, terangkatlah Ia disaksikan oleh mereka, dan awan menutup-Nya dari pandangan mereka.  10          Ketika mereka sedang menatap terus-menerus ke langit waktu Ia naik itu,  tiba-tiba   berdirilah  dua orang yang berpakaian putih dekat mereka,  11dan berkata kepada mereka: ‘Hai orang-orang Galilea, mengapakah kamu berdiri melihat ke langit? Yesus yang sama ini yang terangkat ke sorga meninggalkan kamu, akan datang kembali dengan cara yang sama seperti kamu melihat Dia naik ke sorga.’" [NKJV yang diindonesiakan].
Dengan kata lain Yesus meninggalkan dunia ke Surga untuk mempersiapkan tempat bagi umatNya. Nah, kalian sudah tahu ayat di Yohanes 14 di mana Yesus berkata, Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu”, tetapi, Saudara-saudara, Yesus tidak perlu waktu 2000 tahun untuk membangun rumah-rumah bagi umatNya karena Dia menciptakan seluruh dunia dengan segala isinya hanya dalam 6 hari dengan ucapanNya. Dia tidak ke Surga untuk membangun rumah bagi kita karena di Yohanes 14 sudah dikatakan, “Di rumah Bapa-Ku ADA banyak tempat tinggal”. Yesus berkata, “Sebelum Aku datang, di sana sudah ada bangunan-bangunan indah.” Faktanya adalah Yesus pergi ke Surga untuk menyediakan tempat bagi umatNya melalui pekerjaan yang akan dilakukanNya di Bilik Kudus dan di Bilik Mahakudus dari Bait Suci Surgawi. Dan yang dijelaskanNya kepada murid-muridNya adalah apa yang telah dilakukanNya, makna dari apa yang telah dilakukanNya, dan Dia juga menjelaskan kepada mereka makna dari apa yang akan dilakukanNya di Bait Suci Surgawi. Tetapi sebelum para murid bisa menerima kuasa untuk menyampaikan pekabaran dan memenuhi tugas yang diberikan Yesus kepada mereka, ada suatu pekerjaan persiapan khusus yang harus terjadi di antara mereka. Dan itulah tujuannya waktu yang 10 hari antara kenaikan Kristus dan dicurahkannya Roh Kudus pada hari Pentakosta.


I want you to notice what they did during these ten days. And it is what we have been doing during the last 10 days in Operation Global Rain. You see, we can have the commission, we can know the message, but unless we have the power we will not be able to perform the work that Jesus has for us. Notice Acts 1:14 These all continued WITH ONE ACCORD…”  that expression is used several times in the first couple of chapters of Acts,   “…with one accord in prayer and supplication…”  it wasn’t enough to say “prayer”, it uses “supplication”   “…with the women and Mary the mother of Jesus, and with His brothers.”
And it says in Acts 2:1, notice the same expression again,  When the Day of Pentecost had fully come, they were all with…”  what?   “…they were all with one accord in one place…”  in other words there were no longer 11 disciples, there were one according to this. 
Now, even though Acts 4:32 is describing something after the day of Pentecost, I would like to read it because it expresses the sentiments that they had while they were in the upper room during those 10 days. It says in Acts 4:32, “Now the multitudes of those who believed were of one heart and one soul…”  I love that expression,   “…one heart and one soul; neither did anyone say that any of the things he possessed was his own, but they had all things in common.” The word “common” is κοινά [koina] they have all things in communion if you please. It was no longer, “what’s in it for us” but “what’s in it for the Lord.”

Saya mau kalian perhatikan apa yang mereka lakukan selama 10 hari tersebut. Dan itulah yang telah kami lakukan selama 10 hari terakhir dalam Operation Global Rain [Operasi Hujan Global]. Kalian lihat, kita bisa saja sudah mendapatkan penugasannya, kita bisa sudah mengetahui isi pekabarannya, tetapi kecuali kita memiliki kuasanya, kita tidak akan sanggup melakukan pekerjaan yang diberikan Yesus kepada kita.
Perhatikan Kisah 1:14 “Mereka semua bertekun DENGAN SEHATI…”  ungkapan ini dipakai beberapa kali di pasal-pasal pertama kitab Kisah,   “…dengan sehati dalam doa dan permohonan, …”  tidak cukup hanya mengatakan “doa”, dipakai kata “permohonan”,   “…bersama-sama dengan beberapa perempuan, serta Maria ibu Yesus, dan dengan saudara-saudara Yesus.” [NKJV yang diindonesiakan]
Dan dikatakan di Kisah 2:1, perhatikan ungkapan yang sama lagi,
Ketika hari Pentakosta benar-benar telah tiba, mereka semuanya dengan…”  apa?   “…dengan sehati berkumpul di satu tempat.” [NKJV yang diindonesiakan].  Dengan kata lain bukan lagi ada 11 murid, tetapi menurut ayat ini mereka sudah menjadi satu.
Nah, walaupun yang dilukiskan Kisah 4:32 adalah satu hari setelah hari Pentakosta, saya ingin membacakannya karena itu menggambarkan perasaan yang dimiliki para murid sementara mereka berada di ruang atas selama 10 hari itu. Dikatakan di Kisah 4:32Adapun kumpulan orang banyak yang telah percaya itu, mereka sehati dan sejiwa, …”  saya suka ungkapan ini,   “…sehati dan sejiwa. dan tidak seorang pun yang berkata, bahwa sesuatu dari kepunyaannya adalah miliknya sendiri, tetapi segala sesuatu adalah kepunyaan mereka bersama.” [NKJV yang diindonesiakan]
Kata “bersama” adalah κοινά [koina]  segalanya mereka miliki bersama. Tidak lagi “Apa yang kita peroleh?” tetapi “Apa yang diperoleh Tuhan.”


Notice Acts 2:44-47, once again you can sense the feeling that they had as they were in the upper room, all differences were made right, their personal agendas where thrown aside, and now they had one agenda to receive the power of the Holy Spirit and to present the message about what Jesus had done and what Jesus had gone to heaven to do.
Acts 2:44 Now all who believed were together, and had all things in common, 45and sold their possessions and goods, and divided them among all, as anyone had need. 46So continuing…”  notice this,   “…daily with one accord in the temple…”  notice that they went to the temple everyday. Sometimes it is difficult to come to prayer meeting once a week. So it says, “…So continuing daily with one accord in the temple, and breaking bread from house to house…”  they met in the houses besides, “…they ate their food with gladness and simplicity of heart, 47praising God and having favor with all the people. …” 

Perhatikan Kisah 2:44-47, sekali lagi kita bisa merasakan emosi yang mereka miliki ketika mereka berada di ruang atas itu, semua perbedaan dibetulkan, semua agenda pribadi disingkirkan, dan sekarang mereka memiliki hanya satu agenda, yaitu menerima kuasa Roh Kudus dan menyampaikan pekabaran tentang apa yang telah dilakukan Yesus dan apa yang  dilakukan Yesus dengan kepergianNya ke Surga.
Kisah 2:44 Dan semua orang yang telah menjadi percaya tetap bersatu, dan segala kepunyaan mereka adalah kepunyaan bersama, 45 dan mereka menjual harta milik dan benda-benda mereka, lalu membagi-bagikannya kepada semua orang sesuai dengan keperluan masing-masing. 46 Dengan bertekun…”  perhatikan ini, “…dan dengan sehati mereka berkumpul tiap-tiap hari dalam Bait Allah…” perhatikan mereka pergi ke Bait Allah setiap hari. Kadang begitu sulit untuk datang ke perkumpulan doa sekali seminggu. Maka dikatakan,  “…Dengan bertekun dan dengan sehati mereka berkumpul tiap-tiap hari dalam Bait Allah dan memecahkan roti dari rumah ke rumah secara bergilir…”  selain itu mereka juga bertemu di rumah-rumah   “…dan makan bersama-sama dengan gembira dan dengan tulus hati, 47 sambil memuji Allah. Dan mereka disukai semua orang…”  [NKJV yang diindonesiakan].


Now, there is a very interesting ceremony that took place during those 10 days. We don’t usually focus a lot on that ceremony. It has to do with the election of the successor to Judas. Have you noticed that during those 10 days they felt a special passion to elect a successor to Judas?  You know for a long time I wondered why they needed to do that urgently before the outpouring of the Holy Spirit, I mean they had the  11 disciples wouldn’t that have been enough? I want you to notice that this was a command of Jesus. Notice Acts 1:21-22. It says, “"Therefore, of these men who have accompanied us all the time that the Lord Jesus went in and out among us, 22beginning from the baptism of John to that day when He was taken up from us…”  notice this,   “…one of these…”  what’s the next word?   “…one of these MUST become a witness with us of His resurrection."  
This is not optional. They must elect a successor. And you say, “What is the reason?”
Let me explain. The High Priest wore a breastplate and on the breastplate were 12 stones. The 12 stones represented the 12 tribes of Israel, but at this stage they represented the 12 apostles of the Lamb from whom all of the church would eventually grow. Jesus could not begin his High Priestly ministry and be garbed with the breastplate with 12 stones representing all of His people until a 12th disciple had been appointed as one of the 12. And then the 12 would be complete. And Jesus would be the High Priest representing all of His people, represented by the number 12. And so they went through this ceremony of electing a successor because they understood very well what Jesus was going to do in heaven when He began His work as a High Priest. They knew very well what  the 12 stones on the breastplate of the High Priest represented.

Nah, ada satu upacara yang sangat menarik yang terjadi saat 10 hari tersebut. Biasanya kita tidak terlalu fokus pada upacara itu. Ini berkaitan dengan pemilihan seorang pengganti Yudas. Pernahkah kalian perhatikan saat 10 hari itu mereka merasakan suatu dorongan istimewa untuk memilih pengganti Yudas? Kalian tahu, lama saya bertanya-tanya mengapa mereka harus begitu mendesaknya melakukan itu sebelum pencurahan Roh Kudus. Maksud saya, kan sudah ada 11 orang murid, masa itu tidak cukup? Saya mau kalian simak, bahwa ini adalah perintah Yesus.
Perhatikan Kisah 1:21-22. Jadi dari mereka yang senantiasa berkumpul dengan kita semua selama Tuhan Yesus keluar-masuk bersama-sama dengan kita, 22yaitu mulai dari baptisan Yohanes hingga hari Dia terangkat ke Surga meninggalkan kita,…”  perhatikan ini,   “…maka salah satu dari mereka ini…”  apa kata berikutnya?   “…salah satu dari mereka ini HARUS menjadi saksi bersama-sama kita tentang kebangkitanNya.’” [NKJV yang diindonesiakan].
Ini tidak opsional.  Mereka harus menentukan seorang pengganti. Dan kalian berkata, “Apa alasannya?”
Izinkan saya menjelaskannya. Imam Besar mengenakan penutup dada dan pada penutup dadanya terdapat 12 batu permata. Ke-12 batu itu melambangkan ke-12 bani Israel, tetapi pada tahap ini batu-batu itu melambangkan ke-12 murid Domba Allah, dari mana seluruh gereja nantinya akan bertumbuh. Yesus tidak bisa memulai pelayananNya sebagai Imam Besar dengan mengenakan penutup dada berbatu 12 itu yang melambangkan semua umatNya, hingga murid yang ke-12 ditentukan sebagai salah satu dari ke-12 orang murid. Barulah ke 12 murid itu lengkap, dan Yesus bisa menjadi Imam Besar yang mewakili semua umatNya, yang dilambangkan oleh angka 12 itu.
Maka para murid melakukan upacara pemilihan untuk menentukan pengganti Yudas ini karena mereka memahami dengan baik apa yang akan dilakukan Yesus di Surga ketika Dia memulai pekerjaanNya sebagai Imam Besar. Mereka sangat paham apa yang dilambangkan ke-12 batu pada penutup dada Imam Besar. 


And then after the 10 days, when their hearts were prepared, when they were all of one accord, when they were enjoying each other’s company, when their personal agendas have been set aside, the passion for the Kingdom of Jesus was the only thing in their lives, then came the day of Pentecost.
Now, they are not only going to have the commission, not only do they have the message, but now they are going to receive the power. You know I’d like to compare this with the illustration that the apostle Paul gives of the church as a body. During those 10 days all of the parts of the body came together. In other words like in Ezekiel chapter 37 you remember the valley of the dry bones, all of the parts come together, but after the body is together the body doesn’t have any life. But on the day of Pentecost, this body that became one, with all of its parts, now the Holy Spirit enters the body, enters the church, and the church stands up. It is now energized by the breath of life, which is the Holy Spirit. And all of the organs of the body, all of the parts of the body begin to function in unity together.
Notice this description in Acts 2:1-4  it says, “When the Day of Pentecost had fully come, they were all with one accord in one place. 2And suddenly there came a sound from heaven, as of a rushing mighty wind, and it filled the whole house where they were sitting. 3Then there appeared to them divided tongues, as of fire, and one sat upon each of them. 4And they were all filled with the Holy Spirit and began to speak with other tongues, as the Spirit gave them utterance.”

Lalu setelah ke-10 hari itu, ketika hati mereka sudah siap, ketika mereka semuanya sudah sehati sejiwa, ketika mereka sudah menikmati kehadiran satu sama lain, ketika semua agenda pribadi mereka sudah dikesampingkan, maka satu-satunya yang ada di dalam hidup mereka adalah gelora untuk Kerajaan Yesus, barulah datang hari Pentakosta.
Sekarang mereka tidak saja memiliki penugasannya, tidak saja hanya memiliki pekabarannya, tetapi sekarang mereka akan menerima kuasanya. Kalian tahu, saya suka membandingkan ini dengan ilustrasi yang diberikan rasul Paulus mengenai gereja sebagai satu tubuh. Selama 10 hari itu, semua bagian tubuh itu menjadi satu. Dengan kata lain seperti yang ditulis di Yehezkiel pasal 37, kalian ingat tentang lembah tulang-tulang kering, lalu semuanya menjadi satu, tetapi setelah tubuh itu menyatu, tubuh itu tidak memiliki nyawa. Namun pada hari Pentakosta, tubuh yang telah menjadi satu itu, dengan semua bagiannya, sekarang Roh Kudus masuk ke tubuh itu, masuk ke dalam gereja, dan gereja bangkit berdiri. Sekarang gereja telah dihidupkan oleh napas hidup yaitu Roh Kudus. Dan semua organ tubuh itu, semua anggota tubuh itu mulai berfungsi bersama-sama sebagai satu kesatuan.
Perhatikan deskripsi ini di Kisah 2:1-4, dikatakan, Ketika hari Pentakosta benar-benar telah tiba, mereka semuanya dengan  sehati berkumpul di satu tempat. 2 Tiba-tiba turunlah dari langit suatu bunyi seperti tiupan angin keras yang memenuhi seluruh rumah, di mana mereka duduk;  3 dan tampaklah kepada mereka lidah-lidah yang terbelah seperti nyala api dan setiapnya hinggap pada mereka masing-masing.  4 Dan penuhlah mereka dengan Roh Kudus, lalu mereka mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain, seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka untuk mengatakannya.” [NKJV yang diindonesiakan].


By the way the purpose of the gift of tongues was that they were supposed to take the gospel to Jerusalem, Judea, Samaria and the uttermost parts of the earth. But they did not know how to speak the languages of those other nations of the earth. And so God gave them the capacity of speaking those languages so that the gospel of Jesus Christ could be shared.

Supaya tahu, tujuan karunia lidah adalah karena mereka disuruh membawa Injil itu ke Yerusalem, Yudea, Samaria hingga ke ujung bumi, tetapi mereka tidak tahu bahasa bangsa-bangsa di bumi. Maka Tuhan memberi mereka kemampuan untuk berbicara dalam bahasa-bahasa itu supaya Injil Yesus Kristus boleh dibagikan.


And then of course Peter stands up because they’re wondering what this means the mighty rushing wind, tongues of fire coming from heaven, probably the place shook and so everybody is wondering what does this mean. So now Peter stands up and he is going to preach a sermon based on Bible prophecy. Where do you suppose he discovered the meaning of that Bible prophecy? Lucky guess, right? No. You see now people today say, “Oh, you talk too much about prophecy, don’t talk about prophecy.” The fact is, the SDA church originated, based on Bible prophecy and this movement is going to end based on an understanding of Bible prophecy. The whole Christian church began by an understanding of Bible prophecy. So now Peter is going to explain first of all what happened on earth and he is going to present a passage from Joel to explain what was happening on earth. It’s found in the book of Acts 2:17-21, it says, ‘And it shall come to pass in the last days’, says God, ‘that I will pour out of My Spirit on all flesh; your sons and your daughters shall prophesy, your young men shall see visions, your old men shall dream dreams. 18And on My menservants and on My maidservants I will pour out My Spirit in those days; and they shall prophesy…”  notice,   “…they shall prophecy. 19I will show wonders in heaven above and signs in the earth beneath: blood and fire and vapor of smoke. 20The sun shall be turned into darkness, and the moon into blood, before the coming of the great and awesome day of the LORD. 21  And it shall come to pass that whoever calls on the name of the LORD shall be saved.'”

Lalu tentu saja Petrus berdiri karena mereka bertanya-tanya, apa maknanya angin kencang, lidah-lidah api yang turun dari Surga, dan bangunan itu kira-kira juga bergetar dan semua orang bertanya-tanya apa maknanya semua itu. Maka Petrus sekarang berdiri dan dia akan menyampaikan khotbah berdasarkan nubuatan Alkitab. Menurut kalian dari mana Petrus menemukan makna nubuatan Alkitab? Hanya tebakan yang tepat? Tidak. Kalian lihat, orang-orang sekarang berkata, “Ah, kamu bicara terlalu banyak tentang nubuatan, jangan bicara tentang nubuatan.” Faktanya, gereja MAHK berasal dari, berdasarkan nubuatan Alkitab. Seluruh gereja Kristen dimulai dari pemahaman nubuatan Alkitab.
Maka Petrus sekarang akan menjelaskan pertama-tama apa yang terjadi di bumi, dan dia akan menyampaikan ayat dari Yoel untuk menjelaskan apa yang terjadi di bumi. Ini ada di kitab Kisah 2:17-21, dikatakan, Akan terjadi pada hari-hari terakhir--demikianlah firman Allah--bahwa Aku akan mencurahkan Roh-Ku ke atas semua manusia; maka anak-anakmu laki-laki dan perempuan akan bernubuat, dan teruna-terunamu akan mendapat penglihatan-penglihatan, dan orang-orangmu yang tua akan mendapat mimpi. 18 Juga ke atas hamba-hamba-Ku laki-laki dan perempuan akan Kucurahkan Roh-Ku pada hari-hari itu dan mereka akan bernubuat…”  perhatikan,   “…mereka akan bernubuat. 19 Dan Aku akan mengadakan mujizat-mujizat di atas, di langit dan tanda-tanda di bawah, di bumi: darah dan api dan gumpalan-gumpalan asap. 20 Matahari akan berubah menjadi gelap gulita dan bulan menjadi darah sebelum datangnya hari Tuhan, hari yang besar dan mulia itu. 21 Dan yang akan terjadi, barangsiapa yang berseru kepada nama Tuhan akan diselamatkan. “[NKJV yang diindonesiakan]


Now usually we focus on what happened on earth on the day of Pentecost. But do you know the significant event on the day of Pentecost was not what happened on earth but what happened in heaven. In fact do you know that every time Jesus begins a new stage of His ministry there is great publicity announcing it. For example:
·       when Jesus was born, the angels sang in the skies “Glory to God in the highest, and on earth peace, good will towards men.”
·       When Jesus was about to enter the court of the Sanctuary as the perfect Lamb of God, God raised up John the Baptist to give it great publicity.
·       When Jesus entered Jerusalem triumphantly because He was going to die on the cross, you have this great multitude proclaiming Him the king of Israel. You see there is great publicity because Jesus is going to do something very significant, He is going to die on the cross, He wants all eyes to be focused upon Him.
·       When Jesus entered the Holy Place you have the event on the day of Pentecost, the mighty rushing wind, tongues of fire, the place was shaking, God was announcing Jesus was beginning some aspect of His ministry.
·       1844, you have the Millerites before October 22, 1844, announcing on earth that some thing great and significant is going to happen in heaven.
·       And what I want to share with you is that the Latter Rain and the Loud Cry of Revelation are the indication that Jesus had begun the Judgment of the living and soon probation is going to close and the time of trouble is going to begin and then Jesus is going to come. In other words the Latter Rain and the Loud Cry are the signs that God gives that Jesus has begun the final phase of His Ministry in the Most Holy place of the Sanctuary.

Nah, biasanya kita fokus pada apa yang terjadi di bumi pada hari Pentakosta. Tetapi tahukah kalian peristiwa bermakna yang terjadi pada hari Pentakosta bukanlah yang terjadi di bumi tetapi yang terjadi di Surga. Bahkan, tahukah kalian bahwa setiap kali Yesus memulai suatu tahap baru dalam pelayananNya, ada publisitas besar yang mengumumkannya? Contohnya:
·       Ketika Yesus dilahirkan, para malaikat bernyanyi di langit, "Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi, kebaikan bagi manusia." [Luk 2:14 yang diindonesiakan]
·       Ketika Yesus akan memasuki pelataran Bait Suci sebagai Domba Allah yang sempurna, Tuhan menyediakan Yohanes Pembaptis untuk memberikan publisitas yang besar.
·       Ketika Yesus memasuki Yerusalem dieluk-elukan sebagai raja karena Dia akan mati di salib, ada kumpulan manusia banyak yang memproklamasikan Dia sebagai raja Israel. Kalian lihat ada publisitas besar karena Yesus akan melakukan sesuatu yang sangat berarti, Dia akan mati di salib, Dia mau semua mata terfokus kepadaNya.
·       Ketika Yesus memasuki Bilik Kudus, ada peristiwa hari Pentakosta, angin kencang, lidah-lidah api, bangunan yang bergetar, Tuhan sedang mengumumkan Yesus sedang memulai suatu aspek baru dari pelayananNya.
·       1844, ada kelompok Millerit sebelum 22 Oktober 1844, memproklamasikan di bumi bahwa sesuatu yang hebat dan berarti akan terjadi di Surga.
·       Dan apa yang ingin saya bagikan kepada kalian adalah, Hujan Akhir dan Seruan Nyaring kitab Wahyu adalah pertanda bahwa Yesus telah memulai Penghakiman orang-orang yang hidup, dan tidak lama lagi masa percobaan akan berakhir, dan masa kesusahan besar akan dimulai  dan kemudian Yesus akan datang. Dengan kata lain, Hujan Akhir dan Seruan Nyaring adalah tanda-tanda yang diberikan Tuhan bahwa Yesus telah memulai tahap terakhir dari pelayananNya di dalam Bilik Mahakudus Bait Suci Surgawi.  


But back to Pentecost. What happened in heaven was a significant event. Allow me to read you a statement from Ellen White. This is found in Acts of the Apostles page 38-39. She says, “Christ’s ascension to heaven was a signal that His followers were to receive the promised blessing. For this they were to wait before they entered upon their work. When Christ passed within the heavenly gates He was enthroned amidst the adoration of the angels. As soon as this ceremony was completed…”  notice He was enthroned,   “…As soon as this ceremony was completed, the Holy Spirit descended upon the disciples in rich currents, and Christ was indeed glorified even with the glory which He had with the Father from all eternity. The Pentecostal outpouring was heaven’s communication that the Redeemer’s inauguration was accomplished. According to His promise He had sent the Holy Spirit from heaven to His followers as a token that He had as Priest and King received all authority in heaven and on earth and was the Anointed One over His people.
This was the earthly announcement of a heavenly event Jesus had now been installed as High Priest and people could now come to Jesus to present their sins to Him and receive full and complete remission and forgiveness because of what Jesus had done on the cross of Calvary. The announcement was now there was forgiveness for Israel, there was remission of sins because people now understood what Jesus was doing in the Holy Place of the heavenly Sanctuary.

Kembali ke Pentakosta. Apa yang terjadi di Surga adalah peristiwa yang berarti. Izinkan saya membacakan suatu pernyataan dari Ellen White. Ini ada di Acts of the Apostles hal. 38-39. Ellen White berkata, “Kenaikan Kristus ke Surga adalah pertanda bahwa pengikut-pengikutNya akan menerima berkat yang dijanjikan. Untuk ini mereka harus menunggu sebelum mereka terjun ke pekerjaan mereka. Ketika Kristus melewati gerbang Surga, Dia dibawa ke takhta di tengah-tengah puji-pujian para malaikat. Begitu upacara ini selesai…” perhatikan, Kristus dinobatkan, “…Begitu upacara ini selesai, Roh Kudus turun ke atas para murid dengan deras, dan Kristus benar-benar dimuliakan dengan kemuliaan yang sudah dimilikiNya bersama Bapa sejak kekekalan. Pencurahan Pentakostal adalah komunikasi dari Surga bahwa inaugurasi Sang Penebus telah selesai. Sesuai janjiNya, Dia telah mengirim Roh Kudus dari Surga kepada pengikut-pengikutNya sebagai tanda bahwa sebagai Imam Besar dan Raja, Dia telah menerima segala kuasa di langit dan di bumi dan adalah Yang Diurapi atas umatNya.”
Ini adalah pengumuman di bumi dari suatu peristiwa di Surga bahwa Yesus sekarang sudah menjadi Imam Besar dan manusia sekarang boleh datang kepadaNya membawa dosa-dosa mereka dan menerima pembebasan dan pengampunan yang penuh dan lengkap karena apa yang telah dilakukan Yesus di atas salib di Kalvari. Pengumuman itu adalah, bahwa sekarang ada pengampunan buat Israel, ada penebusan dosa, karena orang-orang sekarang mengerti apa yang dilakukan Yesus di Bilik Kudus Bait Suci Surgawi.


By the way this idea that the great event took place in heaven but what you have on earth is simply a trickling down of the glory of heaven is found in Psalm 133, this is really a messianic prophecy. Psalm 133 is speaking about the anointing of Aaron. Now, you remember that Aaron was the High Priest in Israel. Notice ~ it’s a very short Psalm, it only has 3 verses ~ it says there, “Behold, how good and how pleasant it is for brethren to dwell together in unity!...” Does that sound like the day of Pentecost? Absolutely. And then it explains  “…2It is like the precious oil upon the head, running down on the beard, the beard of Aaron…”  it’s speaking about his anointing as High Priest   “…Running down on the edge of his garments…”  I mean this is such a super abundance of oil that’s being poured on the head of Aaron that it’s dripping down his beard, it’s dripping down his garments, and we are going to notice that it drips all the way down to Mount Zion. It says in verse 3,   “….3It is like the dew of Hermon, descending upon the mountains of Zion; for there the LORD commanded the blessing --- Life forevermore.”
So what happened in heaven was the anointing of Jesus with the oil He received the Promise of the Father. And what you have on earth is simply the trickling down or the drops of the oil that fall upon the disciples on the day of Pentecost.

Ide bahwa peristiwa yang besar terjadinya di Surga dan apa yang ada di bumi hanyalah tetesan kemuliaan dari Surga, ada di Mazmur 133, ini adalah suatu nubuatan mesianik. Mazmur 133 berbicara tentang pengurapan Harun. Nah, kalian ingat bahwa Harun adalah imam besar Israel. Perhatikan ~ ini hanya Mazmur yang singkat, hanya 3 ayat ~ dikatakan di sana, Sungguh, alangkah baiknya dan indahnya, apabila saudara-saudara hidup bersama dalam kesatuan! …”  Apakah itu mirip dengan hari Pentakosta? Tentu saja. Lalu dijelaskan, “…2 Seperti minyak berharga di atas kepala yang mengalir ke janggut, janggut Harun…”  berbicara tentang pengurapannya sebagai imam besar,   “…dan mengalir turun ke ujung jubahnya…”  Begitu banyak minyak yang dicurahkan di kepala Harun sampai mengalir turun ke janggutnya, menetes turun ke ujung jubahnya, dan kita akan lihat minyak itu mengalir terus hingga ke Bukit Zaitun. Dikatakan di ayat 3,    “…3 Seperti embun gunung Hermon yang turun ke atas gunung-gunung Sion. Sebab ke sanalah TUHAN memerintahkan berkat, kehidupan untuk selama-lamanya.”[NKJV yang diindonesiakan].
Jadi apa yang terjadi di Surga adalah pengurapan Yesus, dengan minyak itu Dia menerima Janji Bapa. Dan apa yang terjadi di bumi hanyalah mengalirnya tetesan-tetesan minyak yang jatuh ke atas para murid pada hari Pentakosta.


By the way, Peter, after he uses Joel chapter 2 to explain the earthly event, that God had promised that He would poured out His Spirit upon His people, then Peter goes on to explain the heavenly event. It’s very clearly there expressed in Acts 2. Notice Acts 2 and beginning at verse 29, here Peter is going to explain what is happening in heaven at this moment. "Men and brethren, let me speak freely to you of the patriarch David, that he is both dead and buried, and his tomb is with us to this day.…”  because he quoted Psalm 16:8-10, where it says “You will not leave my body in the grave nor will You allow Your holy One to see corruption”, and so Peter is saying “That can’t be talking about David because David’s tomb is here today. Verse 30, “…30Therefore, being a prophet, and knowing that God had sworn with an oath to him that of the fruit of his body, according to the flesh, He would raise up the Christ to sit on his throne, 31he, foreseeing this, spoke concerning the resurrection of the Christ, that His soul was not left in Hades, nor did His flesh see corruption…”  See? Peter understands Bible prophecy at this point. Verse 32, “…32This Jesus God has raised up, of which we are all witnesses. 33Therefore being exalted to the right hand of God, and having received from the Father the promise of the Holy Spirit, He poured out this which you now see and hear. 34For David did not ascend into the heavens, but he says himself…”  now he is going to quote Psalm 110:1   “…'The LORD said to my Lord,  ‘Sit at My right hand, 35Till I make Your enemies Your footstool.' 36Therefore let all the house of Israel know assuredly that God has made this Jesus, whom you crucified, both Lord and Christ."
So there was a heavenly event and it was announced on earth through the outpouring of the Holy Spirit because they had fulfilled the conditions that Jesus had established, they were one body with one spirit.

Nah, Petrus, setelah dia memakai Yoel pasal 2 untuk menjelaskan peristiwa di bumi, bahwa Tuhan telah berjanji untuk mencurahkan RohNya ke atas umatNya, maka dia melanjutkan menjelaskan peristiwa di Surga. Sangat jelas yang diungkapkan di Kisah pasal 2. Perhatikan Kisah pasal 2 dan dimulai dari ayat 29, di sini Petrus akan menjelaskan apa yang sedang terjadi di Surga saat itu. Saudara-saudara, izinkan aku  berkata-kata dengan terus terang kepadamu bahwa Daud, bapa bangsa kita telah mati dan dikubur, dan kuburannya masih ada pada kita sampai hari ini…”  karena dia mengutip Mazmur 16:8-10 di mana dikatakan, “…sebab Engkau tidak meninggalkan tubuhKu di kubur, dan tidak membiarkan Orang Kudus-Mu melihat  pembusukan.” [NKJV yang diindonesiakan] maka Petrus juga berkata, “Itu tidak mungkin berbicara tentang Daud, karena kubur Daud masih ada hingga hari ini. Ayat 30,  “… 30 Oleh karena ia [= Daud] adalah seorang nabi, dan ia tahu bahwa Allah telah berjanji kepadanya dengan mengangkat sumpah, bahwa dari buah tubuhnya secara jasmani, Tuhan akan mengangkat sang Kristus untuk duduk di atas takhtanya.  31Dengan melihat ke depan itulah, ia [= Daud]  berbicara tentang kebangkitan Mesias, bahwa Dia tidak ditinggalkan di kubur, dan bahwa daging-Nya pun tidak mengalami pembusukan. …”  Lihat? Saat itu Petrus memahami nubuatan Alkitab. Ayat 32,    “…32 Yesus inilah yang telah dibangkitkan Tuhan, dan tentang hal itu kami semua adalah saksi-saksinya33Oleh sebab itu, Dia  yang ditinggikan ke tangan kanan Allah dan setelah menerima dari Allah Bapa, Roh Kudus yang dijanjikan itu, Dia mencurahkan-Nya  yang kamu lihat dan dengar sekarang. 34 Sebab bukan Daud yang naik ke sorga, malahan Daud sendiri berkata…”  sekarang Petrus akan mengutip Mazmur 110:1   “…‘Tuhan telah berfirman kepada Tuanku: 35 ‘Duduklah di sebelah kanan-Ku, sampai Kubuat musuh-musuh-Mu menjadi tumpuan kaki-Mu.’ 36 Jadi hendaknya seluruh kaum Israel tahu dengan pasti, bahwa Allah telah menjadikan Yesus, yang kamu salibkan itu, Tuhan dan juga Kristus." [NKJV yang diindonesiakan]
Jadi ada peristiwa di Surga dan itu diumumkan di bumi melalui pencurahan Roh Kudus karena murid-murid telah memenuhi syarat-syarat yang ditentukan Yesus, mereka telah menjadi satu tubuh dengan satu Roh.


Now I want you to notice what the result was of the reception of the Holy Spirit. You know before this, the disciples could not convince anyone to accept Jesus because they were all fighting among themselves. Remember when they were all trying to cast out that demon at the foot of the mount of transfiguration? “I’ll do it!”, “I’ll do it, you don’t know how to do it!” They all had their own agenda. But now that they were all on the same page, and they have received the power to go with the commission and the message, the result was phenomenal.

Sekarang saya mau kalian perhatikan apa hasilnya dengan menerima Roh Kudus. Kalian tahu, sebelum ini para murid tidak berhasil meyakinkan siapa pun untuk menerima Yesus karena mereka sedang bertengkar sendiri. Ingat ketika mereka mencoba membuang Setan di kaki bukit Transfigurasi? “Biar aku!” “Aku saja! Kamu tidak tahu bagaimana caranya!” Mereka semua memiliki agendanya sendiri. Tetapi sekarang mereka sudah sama,  dan mereka telah menerima kuasa untuk keluar melakukan  tugas dan pekabaran, hasilnya luar biasa.


Notice Acts 2:37-39, it says, this is immediately after Peter’s sermon, Now when they heard this, they were cut to the heart, and said to Peter and the rest of the apostles, ‘Men and brethren, what shall we do?’…”  that will be the day when I preach a sermon on Christ and what it means His death and people come and say, you know, they’ll flock to the front and say, “What shall we do?” Well, notice what Peter says,   “…  38Then Peter said to them, ‘Repent, and let every one of you be baptized in the name of Jesus Christ for the remission of sins…”  See? Now their sins can be remitted because Jesus had paid the price. Legally by dying on the cross. “…and you shall receive the gift of the Holy Spirit.  39For the promise is to you and to your children, and to all who are afar off, as many as the Lord our God will call.’"

Perhatikan Kisah 2:37-39, dikatakan ~ dan ini adalah segera setelah khotbah Petrus ~ Ketika mereka mendengar hal itu, hati mereka sangat terharu, lalu mereka bertanya kepada Petrus dan rasul-rasul yang lain: ‘Apakah yang harus kami perbuat, saudara-saudara?’…”  Itulah yang saya tunggu-tunggu kapan saat saya mengkhotbahkan tentang Kristus dan apa makna kematianNya, lalu orang-orang datang dan berkata ~ kalian tahu ~ mereka berbondong maju dan berkata, “Apa yang harus kami lakukan?” Nah, perhatikan apa jawab Petrus, “…38 Lalu jawab Petrus kepada mereka: ‘Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu…”  Lihat? Sekarang dosa mereka bisa ditebus karena Yesus telah membayar harganya secara resmi dengan mati di salib.    “…maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus. 39 Sebab bagi kamulah janji itu dan bagi anak-anakmu dan bagi orang yang masih jauh, yaitu sebanyak yang akan dipanggil oleh Tuhan Allah kita."


Can you image all of those who were gathered there as a result of one sermon of the apostle Peter they now come and they say, “What shall we do?” And Peter says, “Well, you need to be baptized, you need to repent for the remission of sins.” They say, “Let’s do it!” How many were baptized that day? Only 3’000. You know we hear about 1’000 being baptized in a day, here you have 3’000, and later on we are going to notice there were 5’000 on one day. Amazing!
What made the difference?
·       They knew the message,
·       they had the commission,
·       they had fulfilled the conditions,
·       and now they had the indispensible ingredient, which was the power.
In other words what they were saying is, the Sanctuary is now open for business. The Holy Place is open for business. Jesus has been installed as King of the kingdom of grace, He’s been installed as the High Priest, we can bring our sins to Him now and He can forgive those sins and He can remit all of the sins that we committed.

Bisakah kalian bayangkan semua orang yang terkumpul sebagai hasil satu khotbah rasul Petrus, mereka sekarang datang dan mereka berkata, “Apa yang harus kami lakukan?” Dan Petrus berkata, “Nah, kalian harus dibaptis, kalian harus bertobat untuk penghapusan dosa kalian.” Mereka berkata, “Ayo, kami lakukan!” Berapa banyak yang dibaptis hari itu? Hanya 3’000. Kalian tahu, kita dengar bahwa ada 1’000 yang dibaptiskan dalam sehari, di sini ada 3’000, dan nanti kita akan melihat ada 5’000 dalam sehari. Menakjubkan!
Apa penyebab bedanya?
·       Mereka tahu pekabarannya
·       Mereka memiliki penugasannya
·       Mereka memenuhi persyaratannya
·       Dan sekarang mereka memiliki unsur yang tidak boleh tertinggal, yaitu kuasanya.
Dengan kata lain apa yang mereka katakan adalah, Bait Suci sekarang sudah beroperasi. Bilik Kudus sudah beroperasi. Yesus sudah dinobatkan sebagai Raja kerajaan kasih karunia, Dia  sudah menjadi Imam Besar, kita bisa membawa dosa-dosa kita kepadaNya sekarang dan Dia bisa mengampuni dosa-dosa itu dan Dia akan menghapuskan semua dosa yang kita lakukan.


Notice Acts 5:30-31, it explains what Jesus now was able to do. It says, The God of our fathers raised up Jesus whom you murdered by hanging on a tree…”  pretty politically incorrect, right? You know sometimes you say, “This is a smooth message.” No, no, if fact Peter stood up and said, “You killed Him.” Wow!    “…The God of our fathers raised up Jesus whom you murdered by hanging on a tree. 31Him God has exalted to His right hand to be Prince and Savior…”  now notice for what reason,   “…to give…”  what?   “…to give repentance to Israel and forgiveness of sins.’”
Thousands converted in a day. You know they didn’t play this numbers game. You know in Central California Conference we baptized about a thousand two hundred, a thousand three hundred souls a year, how long is it going to take us at that rate to finish the work? You know, and we boast about it. You know we say, “Wow, you know, such and such a division has so many millions and so many millions, we have 16 million Adventists!” In a world that has approximately 7 billion population, it’s amazing! What is lacking? I believe what is lacking is the Holy Spirit. And by the way, the results on the day of Pentecost were not due to Peter. They were due to the work that Jesus had performed.

Perhatikan Kisah 5:30-31, ini menjelaskan apa yang bisa dilakukan Yesus sekarang. Dikatakan, “Allah nenek moyang kita telah membangkitkan Yesus, yang kamu bunuh dengan menggantungNya pada kayu salib.…”  kata-kata yang tidak tepat secara politis, bukan? Kalian tahu, terkadang kita berkata, “Ini adalah pekabaran yang lunak.” Tidak, tidak, sebenarnya Petrus berdiri dan berkata, “Kamu yang membunuh Dia!” Wow!    “… Allah nenek moyang kita telah membangkitkan Yesus, yang kamu bunuh dengan menggantungNya pada kayu salib.31Dialah yang telah ditinggikan oleh Allah sendiri ke tangan kanan-Nya menjadi Pangeran dan Juruselamat untuk memberikan pertobatan kepada Israel dan pengampunan dosa.” [NKJV yang diindonesiakan].
Ribuan yang ditobatkan dalam sehari. Kalian tahu mereka tidak sekadar menciptakan angka-angka itu. Kalian tahu, di Central California Conference, setahun kami membaptiskan kira-kira 1200-1300 jiwa, kalau seperti ini sampai berapa lama kami baru menyelesaikan pekerjaan itu? Kalian tahu, kami menyombongkan hal itu. Kami berkata, “Wow, tahukah kamu divisi ini dan itu punya sekian juta dan sekian juta, kami punya 16 juta orang Advent!” Di dunia yang populasinya sekitar 7 milyar, mengagumkan! Apa yang kurang? Menurut saya yang kurang adalah Roh Kudus. Dan ketahuilah hasil pada hari Pentakosta bukan berkat jasa Petrus. Itu adalah hasil pekerjaan yang dilakukan Yesus.


Notice from the Austral-Asian Union Conference Record, June 1900, Ellen White had this to say, “After Christ’s ascension the disciples were gathered together of one accord and one place. Ten days they spent in heart searching…” notice, “…they spent in heart searching and self-examination, each taking his own case in hand, for it had to be an individual work, as the disciples made humble supplications to God. Their differences were swept away, they became of one mind, then the way was prepared for the Holy Spirit to enter the cleansed, consecrated soul temples. Every heart was filled with the Spirit, whose influence came with copiousness and power as if it has been held in restraint for ages. What was the result? Thousands were converted in one day.”

Perhatikan, dari Austral-Asian Union Conference Record, Juni 1900, Ellen White berkata demikian, “Setelah kenaikan Kristus, para murid berkumpul bersama-sama dengan sehati dan di satu tempat. 10 hari lamanya mereka habiskan untuk menyelidik hati…” perhatikan, “…mereka habiskan untuk menyelidik hati dan introspeksi, masing-masing bergumul dengan kasusnya sendiri, karena pekerjaan itu haruslah bersifat individu, saat para murid merendahkan hati membuat permohonan kepada Tuhan. Perbedaan-perbedaan mereka disingkirkan, pikiran mereka menjadi satu, maka jalan pun disiapkan bagi Roh Kudus untuk memasuki Bait Suci jiwa yang sudah dibersihkan dan diserahkan kepada Tuhan. Setiap hati dipenuhi oleh Roh, yang dampaknya berkelimpahan dan dengan kuasa yang sangat besar, seolah-olah dicurahkan setelah tertahan selama berabad-abad. Apakah hasilnya? Ribuan ditobatkan dalam satu hari.” 


And by the way this was not some smooth soft message, as I mentioned, the apostle Peter was bold, because he realized that national Israel had actually rejected Jesus Christ as the Messiah.
Notice for example Acts 3:14-16. Here Peter waxes bold if you please, and he says this,
But you denied the Holy One and the Just, and asked for a murderer to be granted to you, 15and killed the Prince of life, whom God raised from the dead, of which we are witnesses. …”  And so Peter basically is telling them, “Look, you were the ones who crucified the Lord Jesus, but now that you understand prophecy, you understand what Jesus is doing, now is the time to repent, and to receive Jesus as Savior and Lord.”
By the way the growth of the church was so phenomenal as a result of preaching the message with the power of the Holy Spirit, that the apostles did not need clowns, mimes, puppets, contemporary music, continental breakfast, dramas,  felt-need seminars, and entertainment to get the people to come in. The preaching of present truth with the power of the Holy Spirit brought thousands in upon thousands without having to use gimmick evangelism.

Dan ketahuilah, pekabaran itu bukanlah pekabaran yang lunak dan lembut, seperti yang sudah saya katakan, rasul Petrus bersikap berani, karena dia menyadari bahwa Israel secara nasional telah menolak Yesus Kristus sebagai Mesias.
Perhatikan misalnya Kisah 3:14-16. Di sini Petrus tegas berani, dan dia berkata begini, Tetapi kamu telah menolak Yang Kudus dan Benar, dan minta diberikan kepadamu seorang pembunuh. 15 dan membunuh Pangeran Kehidupan, yang  Allah  bangkitkan  dari antara orang mati; dan tentang hal itu kami adalah saksi-saksinya.” [NKJV yang diindonesiakan].  Maka pada dasarnya Petrus berkata kepada mereka, “Lihat, kamulah yang menyalibkan Tuhan Yesus, tetapi sekarang kamu sudah mengerti nubuatan, kamu mengerti apa yang dilakukan Yesus, sekarang inilah saatnya bertobat, dan menerima Yesus sebagai Juruselamat dan Tuhan.”
Pertumbuhan gereja saat itu begitu fenomenal sebagai hasil khotbah pekabaran dengan kuasa Roh Kudus, para rasul tidak membutuhkan badut, atau pantomime, boneka, atau musik kontemporer, sarapan kontinental, drama, seminar-seminar manis yang membesarkan hati, dan program hiburan untuk menarik orang datang. Khotbah tentang kebenaran masa kini disertai kuasa Roh Kudus membuat beribu-ribu orang datang tanpa memakai alat penipuan evangelisme.


Allow me to share with you some ~ it’s good to hear all those “amen” out there ~ allow me to read you some verses from the book of Acts where the phenomenal growth is spoken of.
·      Acts 1:15 says that there were originally 120. It says in 1:15, “And in those days Peter stood up in the midst of the disciples (altogether the number of names was about a hundred and twenty)…” So how many were there originally? 120.  
·       Notice Acts 2:41, do you look forward to hear all  those pages of the Bible turning, Then those who gladly received his word were baptized; and that day about three thousand souls were added to them.”
·       Notice Acts 4:4, even more, it says, However, many of those who heard the word believed; and the number of the men came to be about…”  what?   “…five thousand.”
·      Notice Acts  4:32, it says,Now the multitude…”  notice the terminology,   “…the multitude of those who believed were of one heart and one soul; neither did anyone say that any of the things he possessed was his own, but they had all things in common.” Notice, “the multitude” it says here.
·      Notice Acts 5:14 it says,And believers were increasingly added to the Lord, multitudes of both men and women.”
·      Notice Acts 6:7 and it includes preachers from the different denominations of Judaism. It says there in Acts 6:7,  Then the word of God spread, and the number of the disciples multiplied greatly in Jerusalem, and a great many of the priests…”  of the priest!   “…were obedient to the faith
·      Notice Acts 9:31 Then the churches throughout all Judea, Galilee, and Samaria had peace and were edified. And walking in the fear of the Lord and in the comfort of the Holy Spirit, they were multiplied.”
·      Notice Acts 14:1 times and again in Acts we find this idea of multiplication. It says in 14:1,Now it happened in Iconium that they went together to the synagogue of the Jews, and so spoke that a great multitude both of the Jews and of the Greeks believed.”

Izinkan saya membagikan kepada kalian beberapa ~ senang mendengar semua “Amin” di sana ~ izinkan saya membacakan beberapa ayat dari kitab Kisah di mana pertumbuhan yang fenomenal itu dibicarakan.
·      Kisah 1:15 berkata bahwa aslinya mereka hanya 120 orang. Dikatakan di 1:15 “Pada hari-hari itu berdirilah Petrus di tengah-tengah para murid (seluruhnya jumlah namanya sekitar seratus dua puluh orang) lalu berkata…”[NKJV yang diindonesiakan] Jadi aslinya berapa jumlahnya? 120.
·      Perhatikan Kisah 2:41, apakah kalian menunggu-nunggu suara halaman Alkitab yang dibalik-balikkan? Orang-orang yang menerima perkataannya dengan sukacita  dibaptiskan dan pada hari itu jumlah mereka bertambah kira-kira tiga ribu jiwa.[NKJV yang diindonesiakan].
·      Perhatikan Kisah 4:4, bahkan bertambah banyak, dikatakan, Tetapi di antara orang yang mendengar ajaran itu banyak yang menjadi percaya, sehingga jumlah mereka menjadi kira-kira…”  apa?   “…lima ribu orang laki-laki.”
·       Perhatikan Kisah 4:32, dikatakan, Adapun kumpulan…”  perhatikan terminologinya,   “…kumpulan orang banyak yang telah percaya itu, mereka sehati dan sejiwa, dan tidak seorang pun yang berkata, bahwa sesuatu dari kepunyaannya adalah miliknya sendiri, tetapi segala sesuatu adalah kepunyaan mereka bersama.”[NKJV yang diindonesiakan]. Perhatikan, dikatakan di sini “kumpulan orang banyak”.
·       Perhatikan Kisah 5:14, dikatakan,Dan makin lama makin bertambahlah jumlah orang yang percaya kepada Tuhan, kumpulan besar baik laki-laki maupun perempuan.”[NKJV yang diindonesiakan].
·       Perhatikan Kisah 6:7 dan ini termasuk imam-imam dari bermacam-macam denominasi Yudaisme. Dikatakan di Kisah 6:7, Firman Allah makin tersebar, dan jumlah murid di Yerusalem bertambah berlipatganda; juga sejumlah besar imam…”  dari imam-imam!   “…menjadi patuh kepada iman
·       Perhatikan Kisah 9:31 Selama beberapa waktu jemaat di seluruh Yudea, Galilea dan Samaria berada dalam keadaan damai dan dikuatkan. Dan hidup dalam takut akan Tuhan dan penghiburan Roh Kudus. Jumlahnya menjadi berlipatganda.”[NKJV yang diindonesiakan]
·       Perhatikan Kisah 14:1, berulang-ulang di Kisah kita mendapati gagasan pelipatgandaan ini. Dikatakan di 14:1Yang terjadi di Ikonium  kedua rasul itu masuk ke rumah ibadat orang Yahudi, lalu mengajar sedemikian rupa, sehingga sejumlah besar orang Yahudi dan orang Yunani menjadi percaya.”[NKJV yang diindonesiakan].


What was the secret? They were obeying the great commission, the had made the necessary personal preparation, they had studied the meaning of Bible prophecy, and they had received the power of the Holy Spirit. That’s what did it. It was all to the honor and the glory of God, not to the honor and the glory of men.
And I want you to notice that immediately after the day of Pentecost as a result of the outpouring of the Spirit, and preaching with power and thousands being converted, persecution came against them.

Apa rahasianya? Mereka mematuhi penugasan yang agung, mereka telah membuat persiapan pribadi yang diperlukan, mereka telah mempelajari arti nubuatan Alkitab, dan mereka telah menerima kuasa dari Roh Kudus. Itulah rahasianya. Semuanya adalah demi kehormatan dan kemuliaan Tuhan, bukan demi kehormatan dan kemuliaan manusia.
Dan saya mau kalian perhatikan bahwa segera setelah hari Pentakosta, sebagai hasil pencurahan Roh, dan penyampaian pekabaran yang disertai kuasa sehingga ribuan orang bertobat, muncullah penganiayaan kepada mereka.


You know in the SDA church we believe that there is a great persecution that’s going to come, but unfortunately the Devil doesn’t have much to persecute today. Persecution comes in consequence of receiving the power of God’s Holy Spirit to preach the message, because when the message is preached thousands come out of error, thousands come out of the world and join God’s people, then the Devil is worried because the Devil is losing his people. So Ellen White says “…The only reason why there is no persecution in the church today is because the church has conformed to the world’s standard and therefore awakens no persecutions…” Great Controversy pg. 48.

Ketahuilah di gereja MAHK kami meyakini bahwa akan terjadi penganiayaan hebat, tetapi sayangnya saat ini tidak banyak yang perlu dianiaya  Iblis. Penganiayaan datang sebagai akibat penerimaan Roh Kudus Tuhan untuk menyampaikan pekabaran, karena pada waktu pekabaran itu disampaikan, ribuan keluar dari dosa, ribuan keluar dari dunia dan bergabung dengan umat Tuhan, pada saat itu Iblis menjadi khawatir karena dia kehilangan umatnya. Maka Ellen White berkata, “…Satu-satunya alasan mengapa sekarang ini tidak ada penganiayaan terhadap gereja adalah karena gereja telah mengikuti standar dunia sehingga tidak menerbitkan penganiayaan…” Great Controversy hal. 48.
 

Notice Acts 4:1-3 ~ by the way the persecution came from the preachers of the church of the day and from many of the members. Does this ring a bell with what is going to happen at the end of time?  Notice Acts 4:1-3 Now as they spoke to the people, the priests…”  notice who these are,   “…the priests, the captain of the temple, and the Sadducees came upon them…”  are these the religious leaders? Most certainly.   “…2being greatly disturbed that they taught the people and preached in Jesus the resurrection from the dead. 3And they laid hands on them, and put them in custody until the next day, for it was already evening.” This is immediately after the day of Pentecost. They were being persecuted, because they were preaching the message with power.

Perhatikan Kisah 4:1-3 ~ ingat, penganiayaan datang dari imam-imam gereja pada zaman itu, dan dari banyak anggota gereja. Apakah ini seperti apa yang akan terjadi pada masa akhir zaman? Perhatikan Kisah 4:1-3 Ketika Petrus dan Yohanes sedang berbicara kepada orang banyak, mereka tiba-tiba didatangi imam-imam…”  perhatikan siapa mereka itu,  “…imam-imam dan kepala Bait Allah serta orang-orang Saduki…”  apakah ini para pemimpin rohani? Tentu saja.   “… 2 Orang-orang itu sangat marah karena mereka mengajar orang banyak dan memberitakan, bahwa dalam Yesus ada kebangkitan dari antara orang mati. 3 Mereka ditangkap dan diserahkan ke dalam tahanan sampai keesokan harinya, karena hari telah malam.” Ini adalah segera setelah hari Pentakosta. Mereka dianiaya karena mereka menyampaikan pekabaran dengan kuasa.


Notice Acts 5:40-42, same idea. Gamaliel says, “Don’t lay your hands on these fellows too quickly. If this is of God, nobody will be able to stop it. If it’s not of God, it is going to fizzle out”, notice verse 40 of chapter 5, And they agreed with him, and when they had called for the apostles and beaten them, they commanded that they should not speak in the name of Jesus, and let them go. 41So they departed from the presence of the council, rejoicing that they were counted worthy to suffer shame for His name…”  what? Rejoicing because they have been beaten? Because they suffered shame for the Name? Listen, they just run because they were ashamed of the Name just a little while earlier. Verse 42,  “….42And daily in the temple, and in every house, they did not cease teaching and preaching Jesus as the Christ.”
Something impelled them to go out  and preach the message. It was the fact that they had received the power of the Holy Spirit because they had been emptied of self. They understood the message and they wanted to fulfill the commission of Jesus.

Perhatikan Kisah 5:40-42, gagasan yang sama. Gamaliel berkata, “Jangan terlalu cepat menangkap orang-orang itu. Jika ini berasal dari Tuhan, tidak ada orang yang bisa menghentikannya. Jika ini bukan dari Tuhan, nanti akan mati dengan sendirinya.” Perhatikan ayat 40 pasal 5, Dan mereka setuju dengan dia [=Gamaliel]. Setelah mereka memanggil rasul-rasul itu, dan menyesah mereka, mereka memerintahkan rasul-rasul itu untuk tidak berbicara dalam nama Yesus. Sesudah itu mereka dilepaskan. 41 Lalu rasul-rasul itu meninggalkan sidang Mahkamah Agama,  bersukacita karena mereka telah dianggap layak menderita penghinaan oleh karena nama Yesus…”  apa? Bersukacita karena sudah dipukuli? Karena mereka telah menderita penghinaan karena nama Yesus? Ingat, mereka baru saja lari karena mereka merasa malu dengan nama Yesus tidak lama berselang. Ayat 42, “….42 Dan setiap hari di Bait Allah dan di rumah-rumah orang  mereka tidak berhenti mengajar dan mengabarkan Yesus sebagai Mesias.
Sesuatu mendorong mereka untuk keluar dan menyampaikan pekabaran. Itu adalah karena mereka telah menerima kuasa Roh Kudus, karena mereka telah menyingkirkan kepentingan pribadi. Mereka memahami pekabaran dan mereka mau memenuhi penugasan dari Yesus.


Now, folks, do you know that there is going to be an incredible, powerful outpouring of the Holy Spirit in the last days as happened in the days of Pentecost? In fact Ellen White says that the prophecies that were fulfilled at Pentecost will be fulfilled again. And she says that many of the things that took place back then are going to take place again. Are we looking forward to that day? Are we really looking forward to that day? You know, we say “Amen” but what about our prayer meeting attendance? What about our attendance at Sabbath School? What about our involvement in the mission of the church in reaching out to those who are hungrying and thirstying  for the truth of God?  You know, if we don’t feel a passion for souls there is something wrong in our experience with Jesus. We are so concerned about our own agendas, you know, what’s in this for me? How is this going to affect my position? How is it going to affect my prestige? Is this going to cost me my life? The fact is, when the disciples received the Holy Spirit all those things mattered nothing. Their only concern was to preach the message of Jesus with power to fulfill the great commission.

Nah, Saudara-saudara, tahukah kalian bakal ada suatu pencurahan Roh Kudus yang luar biasa, yang penuh kuasa di hari-hari akhir sebagaimana terjadi di hari Pentakosta? Malah Ellen White berkata bahwa nubuatan-nubuatan yang tergenapi saat Pentakosta akan digenapi lagi. Dan dia berkata banyak hal yang terjadi di masa lampau itu akan terjadi kembali. Apakah kita menanti-nantikan hari itu? Apakah kita benar-benar mengharapkan datangnya hari itu? Kalian tahu, kita berkata “Amin” tetapi bagaimana dengan kehadiran pertemuan doa kita? Bagaimana dengan kehadiran kita di Sekolah Sabat? Bagaimana dengan keterlibatan kita dalam misi gereja untuk mencapai mereka yang sedang lapar dan haus akan kebenaran Tuhan? Tahukah kalian, jika kita tidak punya tekad untuk menyelamatkan jiwa, maka ada sesuatu yang salah dengan pengalaman kita bersama Yesus. Kita begitu tenggelam dalam agenda kita sendiri:  apa yang akan saya peroleh dari ini? Bagaimana itu akan mempengaruhi kedudukan saya? Bagaimana itu akan mempengaruhi harkat saya? Apakah itu akan membahayakan jiwa saya? Faktanya adalah, ketika para murid menerima Roh Kudus, segala hal itu tidak menjadi soal lagi. Satu-satunya yang mereka fokuskan adalah menyampaikan pekabaran Yesus dengan kuasa untuk memenuhi penugasan agung.


And so there are special preparations that God’s people need to have in these last days. The Spirit of Prophecy has told us that when that preparations are made, when we are emptied of self, by the power of the Holy Spirit, then that Holy Spirit will come and He will come into our lives in its fullness, like on the day of Pentecost. And then God’s people will proclaim what the Bible calls “The Loud Cry”. Do you know what “The Loud Cry” is? It’s found in Revelation 18:1-5. I’m not going to read it, but you know it. It says that a mighty Angel descends from heaven with power, and the whole earth is filled with His what? The whole world is filled with His glory. Is it a politically correct preaching? No! In fact this Angel says, “Babylon is…” what? “…is fallen, is fallen!” And then later on in the message, it says, “Come out of her…” what? “…My people…” And we believe that Babylon is the religious organizations of the world who claim to be followers of Jesus Christ,  a very politically incorrect message if I may say so myself.

Maka umat Tuhan perlu membuat persiapan istimewa yang dibutuhkan pada masa akhir zaman ini. Roh Nubuat memberitahu kita bahwa pada saat persiapan itu dibuat, pada waktu kita menyingkirkan kepentingan pribadi dengan kuasa Roh Kudus, maka Roh Kudus akan datang dan Dia akan masuk ke dalam hidup kita secara penuh, seperti pada hari Pentakosta. Lalu umat Tuhan akan memproklamasikan apa yang disebut Alkitab sebagai “Seruan Nyaring.” Tahukah kalian apa itu “Seruan Nyaring”? Ini ada di kitab Wahyu 18:1-5. Saya tidak akan membacakannya, tetapi kalian sudah tahu itu. Dikatakan bahwa seorang Malaikat yang perkasa turun dari Surga dengan kuasa, dan seluruh bumi dipenuhi oleh apanya? Seluruh bumi dipenuhi oleh kemuliaanNya. Apakah pekabaran yang disampaikanNya itu tepat secara politis? Tidak! Bahkan Malaikat ini berkata, “Sudah rubuh, sudah rubuh…” apa?  “…Babel kota besar itu.” Kemudian di pekabaran itu dikatakan, “Keluarlah darinya…” apa? “…umatKu…” Dan kami meyakini Babilon adalah organisasi kerohanian dunia yang mengaku sebagai pengikut Yesus Kristus. Kalau saya boleh mengatakan, itu adalah suatu pekabaran yang sangat tidak tepat secara politis.


By the way the message of the Loud Cry is not only that Babylon is fallen, and that God’s people need to come out but it’s actually it’s an announcement about the final work that Jesus is beginning in the Most Holy place in the heavenly Sanctuary. Not cleansing the life from sin only but cleansing the Sanctuary from the record of sin. And while Jesus cleanses the heavenly Sanctuary from the record of sin He wants His people on earth to be cleansing the heart from those sins, because He will never cleanse up there what is not cleansed here. And so when Jesus has a people totally emptied of self and filled with His Holy Spirit, then God will use His people to proclaim the Loud Cry to the furthest corners of the earth.  And like at Pentecost, according to what Ellen White has mentioned in her writings, there will be thousands converted to the truth in a day. She says that among clergy, people of all churches will come out and will join ranks with God’s people. In fact Ellen White said in Home Missionary November 1893 speaking about Pentecost and what is going to happen at the end, she says, “…Thousands were converted in a day. We have thought, we have expected that an Angel is to come down from heaven that the earth with be lighted with his glory, when we shall behold an ingathering of souls similar to that witnessed on the day of Pentecost.”  Then we will not be counting how many souls we baptize in a year, we will loose track of how many souls we’ve baptized in a day. But God is waiting for us. God is waiting for us to be receptacles that will be emptied of self so He has something to fill. He wants us to be a praying people, a studying people, a people that forget their own personal agendas, and that come together in unity with one purpose and that is to finish the work of God upon this earth.

Pekabaran Suara Nyaring bukan hanya bahwa Babilon telah roboh, dan bahwa umat Tuhan harus keluar, tetapi sebenarnya itu adalah pengumuman tentang pekerjaan terakhir Yesus yang telah dimulai di Bilik Mahakudus di Bait Suci Surgawi. Tidak hanya membersihkan hidup dari dosa, tetapi membersihkan Bait Suci dari catatan dosa. Dan sementara Yesus membersihkan Bait Suci Surgawi dari catatan dosa, Dia menghendaki umatNya di bumi membersihkah hati mereka dari dosa-dosa itu, karena Dia tidak bakal membersihkan apa yang ada di atas yang tidak dibersihkan di bumi sini. Maka ketika Yesus sudah memiliki suatu umat yang seluruhnya telah menyingkirkan segala kepentingan pribadi dan dipenuhi oleh Roh Kudus, barulah Tuhan akan memakai umatNya untuk menyerukan Seruan Nyaring ke ujung bumi yang paling jauh. Dan sebagaimana di saat Pentakosta ~ menurut apa yang telah disebutkan Ellen White dalam tulisan-tulisannya ~ dalam sehari akan ada ribuan orang yang bertobat dan menerima kebenaran. Ellen White berkata, di antara para klerus, orang-orang dari segala macam gereja akan keluar dan bergabung menjadi bagian umat Tuhan. Bahkan Ellen White berkata di Home Ministry November 1893, berbicara tentang Pentakosta dan apa yang akan terjadi pada akhirnya, dia berkata, “…Ribuan akan ditobatkan dalam sehari. Kita menyangka, kita  berharap bahwa seorang Malaikat akan turun dari Surga dan bumi akan disinari oleh kemuliaanNya, ketika kita akan memandang pengumpulan jiwa-jiwa mirip dengan apa yang telah disaksikan pada hari Pentakosta.” Pada waktu itu kita tidak akan menghitung lagi berapa jiwa yang kita baptiskan dalam satu tahun, kita sudah tidak sempat menghitung lagi berapa jiwa yang kita baptiskan dalam sehari. Tetapi Tuhan masih menunggu kita. Tuhan menunggu kita untuk menjadi bejana yang sudah dikosongkan dari kepentingan diri sendiri agar Dia punya tempat untuk mengisinya. Tuhan mau kita menjadi umat yang berdoa, umat yang belajar, umat yang melupakan agenda-agenda pribadinya, dan yang bersatu dalam kesatuan dengan satu tujuan yaitu menyelesaikan pekerjaan Tuhan di dunia ini.


By the way when “the Loud Cry” is proclaimed is this going to awaken great persecutions against God’s people? Yes. And who are going to be the persecutors? Well, there are all those secular atheists out there. No! Who are going to be the persecutors of God’s people?  Those who profess to be followers of Jesus Christ.

Ketahuilah ketika Seruan Nyaring diproklamasikan, apakah itu akan menimbulkan penganiayaan hebat terhadap umat Tuhan? Ya. Dan siapa yang akan menjadi penganiayanya? Yah, semua orang atheis sekular di luar sana. Bukan! Siapa yang akan menjadi penganiaya umat Tuhan? Mereka yang mengaku sebagai pengikut Yesus Kristus.


I want to close this morning by reading a statement, a very significant statement that we find in Testimonies to Ministers pg. 507. This succinctly puts everything in perspective that we’ve talked about today. Ellen White says, “…Many have to a great measure failed to receive the former rain…” by the way the former rain is the Holy Spirit that you receive at the moment of your conversion. That’s when the rain begins to fall. It needs to fall every day, we need  a new baptism every day. If we don’t receive a new baptism every day the seed and the plant are going to die. What good is the latter rain if the seed and the plant are dead. She says, “…Many have to a great measure failed to receive the former rain. They have not obtained all the benefits that God has thus provided for them. They expect that the lack will be supplied by the latter rain…” They say, “Well, if I don’t have it now, the latter rain will provide it.” Remember the five foolish virgins? They said the same thing. “At the end we’ll get a special provision.” They were caught wanting. She continues saying,  “…When the richest abundance of grace shall be bestowed, they intend to open their hearts to receive it. They are making a terrible mistake. The work that God has begun in the human heart in giving His light and knowledge must be continually going forward. Every individual must realize his own necessity. The heart must be emptied…” notice this, before it can be filled,  “…the heart must be emptied of every defilement and cleansed for the indwelling of the Spirit. It was by the confession and forsaking of sin, by earnest prayer and consecration of themselves to God, that the early disciples prepared for the outpouring of the Holy Spirit on the day of Pentecost. The same work, only in greater degree, must be done now. Then the human agent had only to ask for the blessing and wait for the Lord to perfect the work concerning him. It is God who began the work, and He will finish His work, making man complete in Jesus Christ. But there must be no neglect of the grace represented by the former rain. Only those who are living…” notice this,  “…Only those who are living up to the light they have, will receive greater light. Unless we are daily advancing in the exemplification of the active Christian virtues, we shall not recognize the manifestations of the Holy Spirit in the latter rain…” I want to read that again. “…Unless we are daily advancing in the exemplification of the active Christian virtues, we shall not recognize the manifestations of the Holy Spirit in the latter rain….” And here comes the terrifying part.  “…It may be falling on hearts all around us but we shall not discern or receive it.”

Saya mau menutup pagi ini dengan membacakan pernyataan, pernyataan yang sangat bermakna yang kita temukan di Testimonies to Ministers hal 507. Ini menempatkan semua yang kita bicarakan hari ini dalam perspektifnya yang tepat. Ellen White berkata, “…Banyak yang telah gagal menerima hujan awal…” Ketahuilah hujan awal adalah Roh Kudus yang kita terima pada saat pertobatan kita. Itulah saatnya ketika hujan mulai turun. Hujan itu harus turun setiap hari. Kita memerlukan baptisan baru setiap hari. Jika kita tidak menerima baptisan baru setiap hari, maka benih dan tanaman itu akan mati. Apalah gunanya hujan akhir jika benih dan tanaman itu sudah mati. Ellen White berkata, “…Banyak yang telah gagal menerima hujan awal. Mereka tidak mendapatkan semua keuntungan yang sudah disediakan Tuhan bagi mereka. Mereka berharap apa yang masih kurang akan diberikan pada saat hujan akhir…” Mereka itu berkata, “Nah, jika saya tidak memilikinya sekarang, hujan akhir yang akan memberikannya.” Ingat kan kelima anak dara yang bodoh? Mereka mengatakan hal yang sama. “Nanti di saat terakhir kita akan mendapatkan persediaan istimewa.” Mereka ternyata kedapatan tidak memenuhi syarat. Ellen White melanjutkan, “…Mereka berniat membuka hati untuk menerima saat kasih karunia yang terbesar dicurahkan. Mereka telah melakukan kesalahan besar. Pekerjaan yang dilakukan Tuhan di dalam hati manusia dengan memberikan terangNya dan pengetahuan, harus terus-menerus maju ke depan. Setiap individu harus menyadari kebutuhannya sendiri. Hati harus dikosongkan…” perhatikan  ini, sebelum hati bisa diisi, “…hati harus dikosongkan dari setiap kenajisan dan dibersihkan untuk tempat tinggal Roh. Dengan mengakui dan meninggalkan dosa, dengan doa yang tulus dan penyerahan kepada Tuhan, murid-murid awal mempersiapkan untuk kecurahan Roh Kudus pada hari Pentakosta. Pekerjaan yang sama, tetapi dalam tingkat yang lebih tinggi, harus dilakukan sekarang. Pada saat itu manusia hanya perlu meminta berkat tersebut dan menunggu Tuhan untuk menyempurnakan pekerjaan di dalam dirinya. Tuhan yang memulai pekerjaan itu, dan Tuhan yang akan mengakhiri pekerjaanNya, menjadikan manusia itu sempurna di dalam Yesus Kristus. Tetapi tidak boleh ada pengabaian terhadap kasih karunia yang dilambangkan oleh hujan awal. Hanya mereka yang hidup…” perhatikan ini, “…Hanya mereka yang hidup sesuai dengan terang yang mereka miliki, akan menerima terang yang lebih besar. Kecuali kita setiap hari terus maju dalam mencontoh kebajikan Kristen secara aktif, kita tidak akan mengenali manifestasi Roh Kudus dalam hujan akhir…” dan sekarang muncul bagian yang mengerikan, “…yang mungkin sedang menghujani hati-hati di sekitar kita, tetapi kita tidak akan melihatnya maupun menerimanya.”


So, there is  a work to be done for God’s people to pray together, study together, fellowship together, worship together, have the Holy Spirit light a fire under God’s people.
Are you comfortable living in this world, are you happy living in this world? Isn’t it about time to go home? I’m not talking about our literal home, I’m talking about our home in heaven, it’s so much nicer and so much more blessed.
So let’s consecrate our lives to Jesus, let’s give ourselves wholly to Him, let’s put everything that we have, everything we are on the altar of sacrifice. Let’s make an unreserved sacrifice to God, placing our money, our time, our talents, our gifts, our strength, all on the altar of sacrifice. So that God can use us in a mighty way to finish the commission that He has given us in this world and so that we can go home. Is that the desire of your heart as you raise your hand this morning? Praise the Lord. 

Jadi ada pekerjaan yang harus dilakukan, bagi umat Tuhan untuk berdoa bersama, belajar bersama, bergaul bersama, berbakti bersama, membiarkan Roh Kudus menyalakan api di bawah umat Tuhan.
Apakah kita merasa nyaman hidup di dunia ini? Apakah kita merasa senang hidup di dunia ini? Tidakkah ini sudah waktunya kita pulang? Saya tidak bicara tentang rumah literal kita, saya bicara tentang rumah kita di Surga, yang jauh lebih baik dan lebih diberkati.
Jadi marilah kita serahkan hidup kita kepada Yesus, marilah kita berserah total kepadaNya, marilah kita letakkan segala yang kita miliki, seluruh diri kita di atas mezbah kurban. Marilah kita mempersembahkan kurban tanpa reserve bagi Tuhan, menempatkan harta kita, waktu kita, talenta kita, karunia kita, kekuatan kita semuanya di atas mezbah kurban supaya Tuhan bisa memakai kita dengan cara yang hebat untuk menyelesaikan penugasan yang telah diberikanNya kepada kita bagi dunia ini, dan dengan demikian kita boleh pulang. Apakah itu kerinduan hati kalian sementara kalian mengangkat tangan pagi ini? Puji Tuhan.






07 08 15

No comments:

Post a Comment