THE PENTECOSTAL OUTPOURING
A sermon by Stephen Bohr
https://www.youtube.com/watch?v=XEmFQRUppM0
Good morning, it’s good to see so many of God’s people in church
today. I know that not only do we have a
large group of people here but we also have people watching all over the world.
What a blessed ABN 3 is. Through this medium God has made it possible to basically
reach the world with God’s end time message.
Before we begin with our lesson this morning we want to ask for
the Lord’s blessing so I ask you to bow your heads with me as we pray.
Selamat pagi, senang melihat begitu
banyak umat Tuhan di gereja hari ini. Saya tahu bukan saja ada banyak orang di
sini tetapi juga ada yang menonton program ini di seluruh dunia. Sungguh
channel ABN3 itu suatu berkat. Melalui media ini Tuhan telah memungkinkan
seluruh dunia dicapai oleh pekabaran akhir zaman.
Sebelum kita memulai pelajaran kita
pagi ini, kita akan mohon berkat Tuhan, jadi marilah kita tunduk kepala
sementara kita berdoa.
I’d like us to go back in our minds to approximately 6 months
before the crucifixion of Jesus. I want to talk about the disciples, the
condition of the disciples during this period of 6 months. First of all we find
in Matthew 19 after Jesus said it is very difficult for a rich man to enter the
kingdom of heaven, that Peter said, “Well, Lord, we’ve left it all. What’s in
it for us?” In other words they were concerned about their own financial
welfare.
You remember that the mother of James and John came to Jesus and
said to Him you know, “When You enter Your kingdom, make sure that one of my
sons sits at Your right hand and the other son sits at Your left hand.” In
other words they were concerned about not only their financial welfare but they
were concerned also about their position and prestige.
In fact during the last trip to Jerusalem, we find the disciples
walking behind Jesus. As
they arrived in Jerusalem, Jesus asked the disciples, “What were you discussing
on the way?” And they were all embarrassed to tell Him because they had been
discussing who is going to be the greatest in the Kingdom.
In the upper room when the disciples were gathered with Jesus,
the water was there, the towel was there, but the disciples did nothing to wash
one another’s feet. It would be below their dignity to do this. And so Jesus
the Master had to get the water and the towel to wash the feet of His
disciples.
When Jesus was arrested in the garden of Gethsemane all of the
disciples scattered because they were concerned about their very own lives.
And so we find that before the crucifixion of Jesus that the disciples
were concerned only about # 1: THEMSELVES: their wealth, their
position, their greatness, their lives.
You could have never found a more disunited group than that group. You had
Simon the zealot who was actually a terrorist, you had Judas the administrator,
the thief, you had Matthew the tax collector, you had Peter the foul-mouth
fisherman, and you had James and John the sons of thunder. Certainly a group
like this could never be united in a common agenda. Jesus knew what their
problem was. And therefore at the climax of His prayer in John 17, the Lord
Jesus prayed for unity among His disciples.
Notice John 17 and verses 20-21, here Jesus is reaching the
climax of His prayer and He says, "I do not pray for these alone,
but also for those who will believe in Me through their word; 21that
they all may be one, as You, Father, are
in Me, and I in You; that they also may be one in Us, that the world may
believe that You sent Me.”
Saya ingin mengajak kita berpikir
mundur ke kira-kira 6 bulan sebelum penyaliban Yesus. Saya ingin membicarakan
murid-muridNya, kondisi para murid selama masa 6 bulan ini. Pertama-tama di
Matius pasal 19 setelah Yesus berkata bahwa bagi orang kaya itu sulit masuk
kerajaan Surga, kita dapati Petrus berkata, “Nah, Tuhan, kami telah
meninggalkan semuanya. Lalu apa yang kami peroleh?” Dengan kata lain mereka
khawatir tentang kesejahteraan finansial mereka sendiri.
Kalian ingat bahwa ibu Yakobus dan
Yohanes datang ke Yesus dan berkata kepadaNya, “Pada waktu Engkau masuk ke
kerajaanMu, pastikan salah satu anak-anakku duduk di sebelah kananMu dan yang
satunya di sebelah kiriMu.” Dengan kata lain mereka memikirkan bukan saja
kesejahteraan finansial mereka, tetapi mereka juga memikirkan kedudukan dan
harkat mereka.
Malah, selama perjalanan ke Yerusalem,
kita mendapati para murid berjalan di belakang Yesus. Ketika mereka tiba di Yerusalem Yesus
bertanya kepada mereka, “Apa yang tadi kalian bicarakan dalam perjalanan?”
Mereka semuanya malu mau mengatakan kepada Yesus bahwa mereka membicarakan
siapa yang akan menjadi yang paling besar di dalam Kerajaan.
Selagi di ruang atas ketika para murid
berkumpul bersama Yesus, ada air, ada handuk, tetapi para murid tidak berbuat
apa-apa untuk saling membasuh kaki, karena menganggap itu terlalu rendah dan di
bawah martabat mereka untuk melakukannya. Maka Yesus sang Guru yang harus
mengambil air dan handuk untuk membasuh kaki murid-muridNya.
Ketika Yesus ditangkap di taman
Getsemani, semua muridNya tercerai-berai karena mereka mengkhawatirkan
keselamatan diri sendiri.
Maka kita dapati sebelum penyaliban Yesus, para murid hanya memikirkan # 1: DIRI
SENDIRI, harta mereka, kedudukan mereka, kebesaran mereka, hidup mereka.
Tidak ada grup yang lebih terpecah-belah daripada grup ini. Ada Simon
yang fanatik yang sebenarnya adalah seorang teroris; ada Yudas yang
administrator, si pencuri; ada Matius tukang pajak, ada Petrus nelayan yang
bermulut kasar; dan ada Yakobus dan Yohanes anak-anak guntur. Sudah pasti satu
kelompok seperti ini tidak mungkin dipersatukan oleh agenda yang sama. Yesus
mengetahui masalah mereka. Karena itu pada puncak doanya di Yohanes pasal 17,
Tuhan Yesus berdoa untuk persatuan di antara para muridNya.
Perhatikan Yohanes 17:20-21, di sini
Yesus sedang mencapai puncak doaNya dan Dia berkata, “Dan bukan untuk mereka ini
saja Aku berdoa, tetapi juga untuk orang-orang, yang percaya kepada-Ku oleh
pemberitaan mereka; 21 supaya mereka semua menjadi satu, sama
seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga
akan menjadi satu di dalam Kita, supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah yang telah
mengutus Aku.” [NKJV
yang diindonesiakan].
And so the passion of Jesus was to form out of these 12, one for
the Kingdom, but there is no way they could do this unless they were emptied of self. And
for this reason the Lord Jesus actually imparted to the disciples a gift of the
Holy Spirit BEFORE Pentecost when they were filled with the Holy Spirit.
Notice John 20:21-22 where we find Jesus imparting the Spirit to
His disciples, not in its fullness. The purpose of the Spirit at this point is to empty
them of self, to allow them to do the preparatory work to then be
filled with the Holy Spirit. Notice John chapter 20: “So Jesus said to them again, ‘Peace
to you! As the Father has sent Me, I also send you.’ 22And when He
had said this, He breathed on them, and said to them, ‘Receive the
Holy Spirit.’”
This is happening only 8 days after
the resurrection of Jesus, Jesus is imparting the Spirit to His disciples before
the day of Pentecost because a preparatory work needs to be made. They need
to be emptied of self, they need to come together in unity before the Holy
Spirit could be poured out on the day of Pentecost.
Maka tekad Yesus adalah membentuk satu
kesatuan dari ke-12 orang murid itu untuk
Kerajaan Surga, tetapi mustahil itu bisa mereka capai kecuali jika mereka menyingkirkan kepentingan diri sendiri.
Dan untuk tujuan inilah, Tuhan Yesus membagikan kepada para murid itu karunia
Roh Kudus SEBELUM Pentakosta saat mereka
akan dipenuhi
oleh Roh Kudus.
Perhatikan Yohanes 20:21-22 di mana
tertulis Yesus membagikan Roh Kudus kepada murid-muridNya, tetapi tidak secara
penuh. Tujuan pemberian Roh Kudus pada saat itu adalah untuk menyingkirkan
kepentingan pribadi mereka, agar mereka bisa melakukan pekerjaan persiapan, supaya nanti boleh dipenuhi oleh
Roh Kudus. Perhatikan Yohanes pasal 20: “Maka kata Yesus sekali lagi:
‘Damai sejahtera bagi kamu! Sama seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga
sekarang Aku mengutus kamu.’ 22
Dan sesudah berkata demikian, Ia mengembusi
mereka dan berkata kepada mereka: "Terimalah Roh Kudus.’” [NKJV yang diindonesiakan]
Ini terjadi hanya 8 hari setelah
kebangkitan Yesus. Yesus membagikan Roh Kudus kepada para muridNya sebelum hari
Pentakosta karena suatu pekerjaan persiapan perlu dilakukan. Murid-murid ini harus
menyingkirkan kepentingan diri, mereka harus bersatu sebelum Roh Kudus bisa
dicurahkan pada hari Pentakosta.
And then we need to focus on the 40 days between the
resurrection and the ascension of Jesus. There is something which has been
ignored many times and that is, that there was no way that the disciples could
proclaim the message of Christ with power unless they understood what that
message was. And so during the 40 days after the resurrection the disciples are given
instructions by Jesus in the fulfillment of Bible prophecies in Himself.
You see the study of Bible prophecies was crucial, if they didn’t understand
the Scriptures there’s no way that they could share the Scriptures after the
day of Pentecost.
Notice Acts 1:3 it’s speaking about this period of 40 days
between the resurrection and when Jesus ascended. It says, “to
whom He also presented Himself alive after His suffering by many infallible
proofs, being seen by them during forty days…”
and now notice this,
“…and speaking of the things pertaining to the kingdom of God.”
In other words He spoke to them pertaining to the kingdom of
God, the prophecies that pointed to what
He was going to do at His death and what would take place after His resurrection
and ascension to heaven. You are all acquainted with that encounter between
Jesus and the two disciples on the road to Emmaus, it says “beginning with Moses and all the prophets He declared to them
and all of the Scriptures the things concerning Himself.” You see, He explained to
them the fulfillment of Bible prophecy.
Lalu kita perlu fokus ke 40 hari
antara kebangkitan dan kenaikan Yesus. Ada sesuatu yang sering diabaikan dan
itu adalah, bahwa mustahil para murid itu bisa dengan kuasa menyampaikan pekabaran
tentang Kristus, kecuali mereka paham tentang pekabaran tersebut. Maka selama 40 hari setelah
kebangkitan, para murid diberi instruksi oleh Yesus mengenai penggenapan
Alkitab di dalam DiriNya. Kalian lihat, mempelajari nubuatan
Alkitab itu sangat krusial. Jika mereka tidak paham tentang Firman Tuhan, tidak
mungkin mereka bisa membagikan Firman itu setelah hari Pentakosta.
Perhatikan Kisah 1:3, ini berbicara
tentang periode 40 hari tersebut, antara kebangkitan dan ketika Yesus naik ke
Surga. Dikatakan, “Kepada mereka Ia menunjukkan
diri-Nya dalam keadaan hidup setelah
penderitaan-Nya dengan banyak tanda yang tak
terbantahkan, bagaimana selama empat puluh hari Ia tampak
kepada mereka …” sekarang,
perhatikan ini, “…dan berbicara tentang hal-hal mengenai Kerajaan Allah.”[NKJV yang diindonesiakan]
Dengan kata lain, Yesus berbicara
kepada mereka mengenai hal-hal Kerajaan Allah, nubuatan-nubuatan yang menunjuk
kepada apa yang akan dilakukanNya pada saat kematianNya, dan apa yang akan
terjadi setelah kebangkitanNya dan kenaikanNya ke Surga. Kalian semuanya sudah kenal
kisah perjumpaan antara Yesus dengan dua orang murid dalam perjalanan ke Emaus,
dikatakan, “Lalu Ia menjelaskan kepada mereka apa yang tertulis tentang Dia
dalam seluruh Kitab Suci, mulai dari kitab-kitab Musa dan segala kitab
nabi-nabi.”
[Luk. 24:27]
Kalian lihat, Yesus menjelaskan kepada
murid-muridNya penggenapan nubuatan Alkitab.
We also have Luke 24:44-49 this is in the upper room, the day of
the resurrection. Notice the passion of Jesus that the disciples understand
Bible prophecy because if they didn’t they would have no message to proclaim,
no understanding of the prophecies as a result of the receiving of the Holy
Spirit.
Luke 24:44 “Then He said to them…” speaking to His disciples, “…‘These are the words which I spoke to you
while I was still with you, that all things must be fulfilled which were
written in the Law of Moses and the
Prophets and the Psalms
concerning Me.’ 45And He opened their understanding, that they might
comprehend the Scriptures. 46Then He said to them, ‘Thus it is
written, and thus it was necessary for the
Christ to suffer
and to rise from the
dead the third day, 47and
that repentance…” I
want you to remember this, “…and that repentance and remission of sins
should be preached in His name to all nations, beginning at Jerusalem.…” So He talked to them of the
prophecies that dealt with the preaching of the gospel after the imparting of
the Holy Spirit. Verse 48, “…48And you are witnesses of
these things. 49Behold, I send the Promise of My Father upon you;
but tarry in the city of Jerusalem until you are endued with power from on
high.’"
Juga ada di Lukas 24:44-49, ini lagi di ruang atas, pada hari
kebangkitan. Perhatikan tekad Yesus agar murid-murid mengerti nubuatan Alkitab
karena jika tidak, tanpa
memahami nubuatan, mereka tidak akan punya pekabaran yang bisa
disampaikan sebagai kelanjutan penerimaan Roh Kudus.
Lukas 24:44 “Ia berkata kepada
mereka…” berbicara kepada murid-muridNya, “… ‘Inilah perkataan-Ku,
yang telah Kukatakan kepadamu ketika Aku masih bersama-sama dengan kamu, yakni
bahwa harus digenapi semua yang ada tertulis tentang Aku dalam kitab Taurat
Musa dan kitab nabi-nabi dan kitab Mazmur.’ 45 Lalu Ia membuka
pikiran mereka, supaya mereka mengerti Kitab Suci. 46 Lalu kata-Nya kepada mereka: ‘Ada tertulis demikian: oleh sebab itulah Mesias harus menderita dan bangkit dari antara orang mati pada hari
yang ketiga, 47 dan bahwa pertobatan …” saya mau kalian ingat ini, “…dan bahwa pertobatan dan pengampunan dosa harus dikabarkan
dalam nama-Nya kepada segala bangsa, mulai dari Yerusalem…” Maka Yesus berbicara kepada mereka
tentang nubuatan-nubuatan yang berhubungan dengan pekabaran Injil setelah Roh
Kudus dibagikan. Ayat 48, “….48 Dan kamu adalah saksi dari semuanya ini. 49 Lihatlah, Aku akan mengirim kepadamu Janji Bapa-Ku. Tetapi tunggulah di kota Yerusalem sampai kamu dikaruniai kuasa dari tempat tinggi.’…" [NKJV yang diindonesiakan].
And so we find that Jesus commands the disciples to wait in
Jerusalem. They had an understanding of Bible prophecy, Jesus had dedicated 40
days to making sure they understood the prophecies of the Old Testament but
then He said, “It will do you no good to go and proclaim the message if you
don’t have the power.” So He says, “Go to Jerusalem, and wait.”
In
fact let’s read Acts 1:4. It says there, “And being assembled together with them, He commanded them not to depart
from Jerusalem, but to wait for the Promise of the Father, which, He said, ‘you have heard from Me.’”
And then He explains the reason for waiting more fully. Notice
Acts 1:8, “But
you shall receive power when the Holy Spirit has come upon you; and you shall
be witnesses to Me in Jerusalem, and in all Judea and Samaria, and to the end
of the earth."
Maka kita melihat Yesus memerintahkan
para murid untuk menunggu di Yerusalem. Mereka sudah mendapatkan pemahaman
tentang nubuatan Alkitab, Yesus telah mendedikasikan 40 hari untuk memastikan
mereka memahami nubuatan-nubuatan Perjanjian Lama, tetapi kemudian Yesus
berkata, “Tidak ada gunanya kalian pergi dan mengabarkan pekabaran jika kalian
tidak memiliki kuasa.” Maka Yesus berkata, “Pergilah ke Yerusalem dan tunggu di
sana.”
Sebaiknya mari kita baca Kisah 1:4,
dikatakan di sana, “Dan sementara berkumpul bersama-sama dengan mereka,
Ia [=Yesus] melarang mereka meninggalkan Yerusalem, melainkan
agar menantikan Janji Bapa, yang--demikian kata-Nya—‘telah kamu dengar dari Aku.” [NKJV yang diindonesiakan]
Lalu Yesus menjelaskan alasan untuk
menunggu dengan lebih lengkap. Perhatikan Kisah 1:8 “Tetapi kamu akan menerima
kuasa, saat Roh Kudus turun ke atas kamu,
dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria
dan sampai ke ujung bumi.” [NKJV yang diindonesiakan]
So they had the commission from Jesus, they had the understanding of the message, now they
needed the power to carry the message to the world. And then when the 40 days
came to an end, the Lord Jesus gathered with the disciples on the Mt. of Olives
and He departed from the earth to heaven. In fact let’s read about that in Acts
1:9-11. It says there, “Now when He had spoken these things,
while they watched, He was taken up, and a cloud received Him out of their
sight. 10And while they
looked steadfastly toward heaven as He went up, behold, two men stood by them
in white apparel, 11who also
said, ‘Men of Galilee, why do you stand gazing up into heaven? This same Jesus, who was taken up from you
into heaven, will so come in like manner as you saw Him go into heaven.’"
In other words Jesus went from earth to heaven to prepare a
place for His people. Now, you know that passage in John 14 where Jesus says “I go to prepare a place for you”,
but the fact is, folks, Jesus doesn’t need a period of 2000 years to build
homes for people, when He spoke the world into existence with everything in it
in 6 days, He did not go to build
mansions for us because it says there in John 14 “in My Father’s
house ARE many mansions.” Jesus says, “As before
I go there are mansions there.” The fact is that Jesus went to heaven to
prepare a place for His people by the work that He would perform in the Holy
Place and in the Most Holy Place of the heavenly Sanctuary. And what He
explained to His disciples was what He had done, the meaning of what He had
done, and He also explained to them the meaning of what He was going to do in the heavenly Sanctuary. But before the
disciples could receive the power to take the message and fulfill the
commission that Jesus had given to them there was a special work of preparation
that needed to take place among them. And that was the purpose of the 10 days
between the ascension of Christ and the outpouring of the Holy Spirit on the
day of Pentecost.
Maka mereka sudah menerima tugas dari
Yesus, mereka sudah memiliki pemahaman pekabarannya, sekarang mereka memerlukan
kuasa untuk membawa pekabaran tersebut kepada dunia. Lalu ketika 40 hari itu
berakhir, Tuhan Yesus berkumpul dengan para murid di Bukit Zaitun dan Dia
meninggalkan dunia kembali ke Surga. Sebaiknya mari kita baca tentang hal ini
di Kisah 1:9-11. Dikatakan di sana “Sesudah Ia mengatakan
demikian, terangkatlah Ia disaksikan oleh mereka, dan awan menutup-Nya dari
pandangan mereka. 10 Ketika mereka sedang menatap terus-menerus ke langit waktu Ia naik
itu, tiba-tiba berdirilah
dua orang yang berpakaian putih dekat mereka, 11dan berkata kepada mereka: ‘Hai orang-orang Galilea, mengapakah kamu
berdiri melihat ke langit? Yesus yang sama
ini yang terangkat ke sorga meninggalkan kamu, akan datang kembali dengan cara
yang sama seperti kamu melihat Dia naik ke sorga.’" [NKJV yang diindonesiakan].
Dengan kata lain Yesus
meninggalkan dunia ke Surga untuk mempersiapkan tempat bagi umatNya. Nah,
kalian sudah tahu ayat di Yohanes 14 di mana Yesus berkata, “Aku pergi ke
situ untuk menyediakan tempat bagimu”, tetapi,
Saudara-saudara, Yesus tidak perlu waktu 2000 tahun untuk membangun rumah-rumah
bagi umatNya karena Dia menciptakan seluruh dunia dengan segala isinya hanya
dalam 6 hari dengan ucapanNya. Dia tidak ke Surga untuk membangun rumah bagi
kita karena di Yohanes 14 sudah dikatakan, “Di rumah Bapa-Ku ADA banyak
tempat tinggal”. Yesus berkata, “Sebelum
Aku datang,
di sana sudah ada bangunan-bangunan indah.” Faktanya adalah Yesus pergi ke
Surga untuk menyediakan tempat bagi umatNya melalui pekerjaan yang akan
dilakukanNya di Bilik Kudus dan di Bilik Mahakudus dari Bait Suci Surgawi. Dan
yang dijelaskanNya kepada murid-muridNya adalah apa yang telah dilakukanNya,
makna dari apa yang telah dilakukanNya, dan Dia juga menjelaskan kepada mereka
makna dari apa yang akan dilakukanNya di Bait Suci Surgawi. Tetapi sebelum para murid bisa menerima
kuasa untuk menyampaikan pekabaran dan memenuhi tugas yang diberikan Yesus
kepada mereka, ada suatu pekerjaan persiapan khusus yang harus terjadi di
antara mereka. Dan itulah tujuannya waktu yang 10 hari antara kenaikan Kristus
dan dicurahkannya Roh Kudus pada hari Pentakosta.
I want you to notice what they did during these ten days. And it
is what we have been doing during the last 10 days in Operation Global Rain.
You see, we can have the commission, we can know the message, but unless we
have the power we will not be able to perform the work that Jesus has for us.
Notice Acts 1:14 “These all continued WITH ONE ACCORD…” that expression is used several times in the first couple
of chapters of Acts, “…with one accord in prayer and
supplication…” it wasn’t enough to say “prayer”, it
uses “supplication” “…with the women and Mary the mother of
Jesus, and with His brothers.”
And it says in Acts 2:1, notice the same expression again, “When the Day of Pentecost had fully
come, they were all with…” what? “…they were all with
one accord in one place…” in other words there were no longer
11 disciples, there were one according to this.
Now, even though Acts 4:32 is describing something after the day
of Pentecost, I would like to read it because it expresses the sentiments that
they had while they were in the upper room during those 10 days. It says in
Acts 4:32, “Now the
multitudes of those who believed were of one heart and one soul…”
I love that expression,
“…one heart and one soul; neither did anyone say that any of the things
he possessed was his own, but they had all things in common.” The word “common” is κοινά [koina]
they have all things in communion if you please. It was no longer, “what’s in
it for us” but “what’s in it for the Lord.”
Saya mau
kalian perhatikan apa yang mereka lakukan selama 10 hari tersebut. Dan itulah
yang telah kami lakukan selama 10 hari terakhir dalam Operation Global Rain
[Operasi Hujan Global]. Kalian lihat, kita bisa saja sudah mendapatkan penugasannya,
kita bisa sudah mengetahui isi pekabarannya, tetapi kecuali kita memiliki
kuasanya, kita tidak akan sanggup melakukan pekerjaan yang diberikan Yesus
kepada kita.
Perhatikan
Kisah 1:14 “Mereka semua bertekun DENGAN SEHATI…” ungkapan ini dipakai beberapa kali di pasal-pasal
pertama kitab Kisah, “…dengan sehati dalam doa dan permohonan, …” tidak cukup hanya mengatakan “doa”, dipakai
kata “permohonan”, “…bersama-sama dengan beberapa perempuan,
serta Maria ibu Yesus, dan dengan saudara-saudara Yesus.” [NKJV yang diindonesiakan]
Dan
dikatakan di Kisah 2:1, perhatikan ungkapan yang sama lagi,
“Ketika hari Pentakosta benar-benar telah tiba, mereka semuanya dengan…” apa? “…dengan sehati berkumpul di satu tempat.” [NKJV yang diindonesiakan]. Dengan kata
lain bukan lagi ada 11 murid, tetapi menurut ayat ini mereka sudah menjadi
satu.
Nah,
walaupun yang dilukiskan Kisah 4:32 adalah satu hari setelah hari Pentakosta,
saya ingin membacakannya karena itu menggambarkan perasaan yang dimiliki para
murid sementara mereka berada di ruang atas selama 10 hari itu. Dikatakan di
Kisah 4:32 “Adapun kumpulan orang banyak yang telah percaya itu, mereka sehati dan sejiwa, …” saya suka ungkapan ini, “…sehati dan sejiwa. dan
tidak seorang pun yang berkata, bahwa sesuatu dari kepunyaannya adalah miliknya
sendiri, tetapi segala sesuatu adalah kepunyaan mereka bersama.” [NKJV yang diindonesiakan]
Kata “bersama”
adalah κοινά [koina] segalanya
mereka miliki bersama. Tidak lagi “Apa yang kita peroleh?” tetapi “Apa yang
diperoleh Tuhan.”
Notice Acts 2:44-47, once again you can sense the feeling that
they had as they were in the upper room, all differences were made right, their
personal agendas where thrown aside, and now they had one agenda to receive the
power of the Holy Spirit and to present the message about what Jesus had done
and what Jesus had gone to heaven to do.
Acts 2:44 “Now all who believed were together,
and had all things in common, 45and sold their possessions and
goods, and divided them among all, as anyone had need. 46So
continuing…” notice this,
“…daily with one accord in the temple…”
notice that they went to the temple
everyday. Sometimes it is difficult to come to prayer meeting once a week. So
it says, “…So continuing daily with one accord
in the temple, and breaking bread from house to house…” they met in the houses besides, “…they ate their food with gladness
and simplicity of heart, 47praising God and having favor with all
the people. …”
Perhatikan Kisah 2:44-47, sekali lagi
kita bisa merasakan emosi yang mereka miliki ketika mereka berada di ruang atas
itu, semua perbedaan dibetulkan, semua agenda pribadi disingkirkan, dan
sekarang mereka memiliki hanya satu agenda, yaitu menerima kuasa Roh Kudus dan
menyampaikan pekabaran tentang apa yang telah dilakukan Yesus dan apa yang dilakukan Yesus dengan kepergianNya ke Surga.
Kisah 2:44 “Dan semua orang yang telah
menjadi percaya tetap bersatu, dan segala kepunyaan mereka adalah kepunyaan
bersama, 45 dan mereka menjual harta milik dan benda-benda mereka, lalu membagi-bagikannya kepada semua orang
sesuai dengan keperluan masing-masing. 46 Dengan bertekun…” perhatikan ini, “…dan dengan sehati mereka berkumpul tiap-tiap hari dalam Bait
Allah…” perhatikan mereka pergi ke Bait Allah setiap hari. Kadang begitu
sulit untuk datang ke perkumpulan doa sekali seminggu. Maka dikatakan, “…Dengan bertekun dan dengan
sehati mereka berkumpul tiap-tiap hari dalam Bait Allah dan memecahkan roti dari rumah ke rumah secara bergilir…” selain itu mereka juga bertemu di
rumah-rumah “…dan
makan bersama-sama dengan gembira dan dengan tulus hati, 47 sambil
memuji Allah. Dan mereka disukai semua orang…” [NKJV yang diindonesiakan].
Now, there is a very interesting
ceremony that took place during those 10 days. We don’t usually focus a lot on
that ceremony. It has to do with the election of the successor to Judas. Have
you noticed that during those 10 days they felt a special passion to elect a
successor to Judas? You know for a long
time I wondered why they needed to do that urgently before the outpouring
of the Holy Spirit, I mean they had the
11 disciples wouldn’t that have been enough? I want you to notice that
this was a command of Jesus. Notice Acts 1:21-22. It says, “"Therefore, of these men who
have accompanied us all the time that the Lord Jesus went in and out among us, 22beginning
from the baptism of John to that day when He was taken up from us…” notice this, “…one of these…” what’s the next word? “…one of these MUST
become a witness with us of His resurrection."
This is not optional. They must elect a successor. And you say,
“What is the reason?”
Let me explain. The High Priest wore a breastplate and on the
breastplate were 12 stones. The 12 stones represented the 12 tribes of Israel,
but at this stage they represented the 12 apostles of the Lamb from whom all of
the church would eventually grow. Jesus could not begin his High Priestly ministry
and be garbed with the breastplate with 12 stones representing all of His
people until a 12th disciple had been appointed as one of the 12.
And then the 12 would be complete. And Jesus would be the High Priest
representing all of His people, represented by the number 12. And so they went
through this ceremony of electing a successor because they understood very well
what Jesus was going to do in heaven when He began His work as a High Priest.
They knew very well what the 12 stones
on the breastplate of the High Priest represented.
Nah, ada
satu upacara yang sangat menarik yang terjadi saat 10 hari tersebut. Biasanya
kita tidak terlalu fokus pada upacara itu. Ini berkaitan dengan pemilihan
seorang pengganti Yudas. Pernahkah kalian perhatikan saat 10 hari itu mereka
merasakan suatu dorongan istimewa untuk memilih pengganti Yudas? Kalian tahu,
lama saya bertanya-tanya mengapa mereka harus begitu mendesaknya melakukan itu
sebelum pencurahan Roh Kudus. Maksud saya, kan sudah ada 11 orang murid, masa
itu tidak cukup? Saya mau kalian simak, bahwa ini adalah perintah Yesus.
Perhatikan
Kisah 1:21-22. “Jadi dari mereka yang senantiasa berkumpul dengan kita semua selama Tuhan Yesus keluar-masuk bersama-sama dengan kita, 22yaitu mulai dari baptisan Yohanes hingga hari Dia terangkat ke Surga
meninggalkan kita,…” perhatikan ini, “…maka salah satu dari mereka ini…”
apa kata berikutnya? “…salah satu dari mereka ini HARUS menjadi saksi bersama-sama kita tentang kebangkitanNya.’” [NKJV yang diindonesiakan].
Ini tidak
opsional. Mereka harus menentukan
seorang pengganti. Dan kalian berkata, “Apa alasannya?”
Izinkan
saya menjelaskannya. Imam Besar mengenakan penutup dada dan pada penutup
dadanya terdapat 12 batu permata. Ke-12 batu itu melambangkan ke-12 bani
Israel, tetapi pada tahap ini batu-batu itu melambangkan ke-12 murid Domba
Allah, dari mana seluruh gereja nantinya akan bertumbuh. Yesus tidak bisa memulai pelayananNya sebagai Imam Besar dengan
mengenakan penutup dada berbatu 12 itu yang melambangkan semua umatNya, hingga
murid yang ke-12 ditentukan sebagai salah satu dari ke-12 orang murid.
Barulah ke 12 murid itu lengkap, dan Yesus bisa menjadi Imam Besar yang
mewakili semua umatNya, yang dilambangkan oleh angka 12 itu.
Maka para
murid melakukan upacara pemilihan untuk menentukan pengganti Yudas ini karena
mereka memahami dengan baik apa yang akan dilakukan Yesus di Surga ketika Dia
memulai pekerjaanNya sebagai Imam Besar. Mereka sangat paham apa yang
dilambangkan ke-12 batu pada penutup dada Imam Besar.
And then after the 10 days, when their hearts were prepared,
when they were all of one accord, when they were enjoying each other’s company,
when their personal agendas have been set aside, the passion for the Kingdom of
Jesus was the only thing in their lives, then came the day of Pentecost.
Now, they are not only going to have the commission, not only do
they have the message, but now they are going to receive the power. You know
I’d like to compare this with the illustration that the apostle Paul gives of
the church as a body. During those 10 days all of the parts of the body came
together. In other words like in Ezekiel chapter 37 you remember the valley of
the dry bones, all of the parts come together, but after the body is together
the body doesn’t have any life. But on the day of Pentecost, this body that
became one, with all of its parts, now the Holy Spirit enters the body, enters the
church, and the church stands up. It is now energized by the breath of life, which
is the Holy Spirit. And all of the organs of the body, all of the parts
of the
body begin to function in unity together.
Notice this description in Acts 2:1-4 it says, “When the Day of Pentecost had fully come, they were all with one
accord in one place. 2And suddenly there came a sound from heaven,
as of a rushing mighty wind, and it filled the whole house where they were
sitting. 3Then there appeared to them divided tongues, as of fire,
and one sat upon each of them. 4And
they were all filled with the Holy Spirit and began to speak with other
tongues, as the Spirit gave them utterance.”
Lalu setelah ke-10 hari itu, ketika
hati mereka sudah siap, ketika mereka semuanya sudah sehati sejiwa, ketika
mereka sudah menikmati kehadiran satu sama lain, ketika semua agenda pribadi
mereka sudah dikesampingkan, maka satu-satunya yang ada di dalam hidup mereka
adalah gelora untuk Kerajaan Yesus, barulah datang hari Pentakosta.
Sekarang mereka tidak saja memiliki
penugasannya, tidak saja hanya memiliki pekabarannya, tetapi sekarang mereka
akan menerima kuasanya. Kalian tahu, saya suka membandingkan ini dengan
ilustrasi yang diberikan rasul Paulus mengenai gereja sebagai satu tubuh.
Selama 10 hari itu, semua bagian tubuh itu menjadi satu. Dengan kata lain
seperti yang ditulis di Yehezkiel pasal 37, kalian ingat tentang lembah
tulang-tulang kering, lalu
semuanya menjadi satu, tetapi setelah tubuh itu menyatu, tubuh itu tidak
memiliki nyawa. Namun pada
hari Pentakosta, tubuh yang telah menjadi satu itu, dengan semua
bagiannya, sekarang Roh Kudus masuk ke
tubuh itu, masuk ke dalam gereja, dan gereja bangkit berdiri.
Sekarang gereja telah dihidupkan
oleh napas hidup yaitu Roh Kudus. Dan semua organ tubuh itu, semua
anggota tubuh itu mulai berfungsi
bersama-sama sebagai satu kesatuan.
Perhatikan deskripsi ini di Kisah
2:1-4, dikatakan, “Ketika hari Pentakosta benar-benar
telah tiba, mereka semuanya dengan sehati berkumpul
di satu tempat. 2 Tiba-tiba turunlah dari langit suatu bunyi seperti
tiupan angin keras yang memenuhi seluruh rumah, di mana mereka duduk; 3 dan tampaklah kepada mereka
lidah-lidah yang terbelah seperti nyala api
dan setiapnya hinggap pada mereka
masing-masing. 4 Dan penuhlah mereka dengan Roh Kudus, lalu
mereka mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain, seperti yang diberikan oleh
Roh itu kepada mereka untuk mengatakannya.” [NKJV yang diindonesiakan].
By the way the purpose of the gift of tongues was that
they were supposed to take the gospel to Jerusalem, Judea, Samaria and the
uttermost parts of the earth. But they did not know how to speak the languages
of those other nations of the earth. And so God gave them the capacity of speaking
those languages so that the gospel of Jesus Christ could be shared.
Supaya tahu, tujuan karunia lidah adalah karena mereka
disuruh membawa Injil itu ke Yerusalem, Yudea, Samaria hingga ke ujung bumi,
tetapi mereka tidak tahu bahasa bangsa-bangsa di bumi. Maka Tuhan memberi mereka kemampuan
untuk berbicara dalam bahasa-bahasa itu supaya Injil Yesus Kristus boleh
dibagikan.
And then of course Peter stands up because they’re wondering
what this means the mighty rushing wind, tongues of fire coming from heaven,
probably the place shook and so everybody is wondering what does this mean. So
now Peter stands up and he is going to preach a sermon based on Bible prophecy.
Where do you suppose he discovered the meaning of that Bible prophecy? Lucky
guess, right? No. You see now people today say, “Oh, you talk too much about
prophecy, don’t talk about prophecy.” The fact is, the SDA church originated, based on Bible prophecy
and this movement is going to end based on an understanding of Bible prophecy.
The whole Christian church began by an understanding of Bible prophecy. So now
Peter is going to explain first of all what happened on earth and he is going
to present a passage from Joel to explain what was happening on earth. It’s
found in the book of Acts 2:17-21, it says, “‘And it shall come to pass in the
last days’, says God,
‘that I will
pour out of My Spirit on all flesh; your sons and your daughters shall prophesy,
your young
men shall see visions, your old men shall dream dreams. 18And on My
menservants and on My maidservants I will pour out My Spirit in those days;
and they
shall prophesy…” notice, “…they shall prophecy. 19I will show
wonders in heaven above and signs in the earth beneath: blood and fire and
vapor of smoke. 20The sun shall be turned into darkness, and the moon into
blood, before
the coming of the great and awesome day of the LORD. 21 And it shall come to pass that whoever calls on the name of the LORD shall be saved.'”
Lalu tentu saja Petrus berdiri karena
mereka bertanya-tanya, apa maknanya angin kencang, lidah-lidah api yang turun
dari Surga, dan bangunan itu kira-kira juga bergetar dan semua orang
bertanya-tanya apa maknanya semua itu. Maka Petrus sekarang berdiri dan dia
akan menyampaikan khotbah berdasarkan nubuatan Alkitab. Menurut kalian dari
mana Petrus menemukan makna nubuatan Alkitab? Hanya tebakan yang tepat? Tidak.
Kalian lihat, orang-orang sekarang berkata, “Ah, kamu bicara terlalu banyak
tentang nubuatan, jangan bicara tentang nubuatan.” Faktanya, gereja MAHK
berasal dari, berdasarkan nubuatan Alkitab. Seluruh gereja Kristen dimulai dari
pemahaman nubuatan Alkitab.
Maka Petrus sekarang akan menjelaskan
pertama-tama apa yang terjadi di bumi, dan dia akan menyampaikan ayat dari Yoel
untuk menjelaskan apa yang terjadi di bumi. Ini ada di kitab Kisah 2:17-21,
dikatakan, “Akan terjadi pada hari-hari terakhir--demikianlah firman
Allah--bahwa Aku akan mencurahkan Roh-Ku ke atas semua manusia; maka
anak-anakmu laki-laki dan perempuan akan bernubuat, dan teruna-terunamu akan
mendapat penglihatan-penglihatan, dan orang-orangmu yang tua akan mendapat
mimpi. 18 Juga ke atas hamba-hamba-Ku laki-laki dan perempuan akan
Kucurahkan Roh-Ku pada hari-hari itu dan mereka akan bernubuat…” perhatikan, “…mereka akan bernubuat. 19
Dan Aku akan mengadakan mujizat-mujizat di atas, di langit dan tanda-tanda di
bawah, di bumi: darah dan api dan gumpalan-gumpalan asap. 20
Matahari akan berubah menjadi gelap gulita dan bulan menjadi darah sebelum
datangnya hari Tuhan, hari yang besar dan mulia itu. 21 Dan yang akan terjadi, barangsiapa yang berseru
kepada nama Tuhan akan diselamatkan. “[NKJV yang diindonesiakan]
Now
usually we focus on what happened on earth on the day of Pentecost. But do you
know the significant event on the day of Pentecost was not what happened on
earth but what happened in heaven. In fact do you know that every time Jesus
begins a new stage of His ministry there is great publicity announcing it. For
example:
· when Jesus was born, the angels sang in the skies “Glory to God
in the highest, and on earth peace, good will towards men.”
· When Jesus was about to enter the court of the Sanctuary as the
perfect Lamb of God, God raised up John the Baptist to give it great publicity.
· When Jesus entered Jerusalem triumphantly because He was going
to die on the cross, you have this great multitude proclaiming Him the king of
Israel. You see there is great publicity because Jesus is going to do something
very significant, He is going to die on the cross, He wants all eyes to be
focused upon Him.
· When Jesus entered the Holy Place you have the event on the day
of Pentecost, the mighty rushing wind, tongues of fire, the place was shaking,
God was announcing Jesus was beginning some aspect of His ministry.
· 1844, you have the Millerites before October 22, 1844,
announcing on earth that some thing great and significant is going to happen in
heaven.
· And what I want to share with you is that the Latter Rain and the Loud Cry of
Revelation are the indication that Jesus had begun the Judgment of the living
and soon probation is going to close and the time of trouble is going to begin
and then Jesus is going to come. In other words the Latter Rain and the Loud
Cry are the signs that God gives that Jesus has begun the final phase of His
Ministry in the Most Holy place of the Sanctuary.
Nah, biasanya kita fokus pada apa yang
terjadi di bumi pada hari Pentakosta. Tetapi tahukah kalian peristiwa bermakna
yang terjadi pada hari Pentakosta bukanlah yang terjadi di bumi tetapi yang
terjadi di Surga. Bahkan, tahukah kalian bahwa setiap kali Yesus memulai suatu
tahap baru dalam pelayananNya, ada publisitas besar yang mengumumkannya?
Contohnya:
· Ketika Yesus dilahirkan, para malaikat
bernyanyi di langit, "Kemuliaan bagi Allah di
tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi, kebaikan bagi manusia." [Luk 2:14 yang diindonesiakan]
· Ketika
Yesus akan memasuki pelataran Bait Suci sebagai Domba Allah yang sempurna,
Tuhan menyediakan Yohanes Pembaptis untuk memberikan publisitas yang besar.
· Ketika
Yesus memasuki Yerusalem dieluk-elukan sebagai raja karena Dia akan mati di
salib, ada kumpulan manusia banyak yang memproklamasikan Dia sebagai raja
Israel. Kalian lihat ada publisitas besar karena Yesus akan melakukan sesuatu
yang sangat berarti, Dia akan mati di salib, Dia mau semua mata terfokus
kepadaNya.
· Ketika
Yesus memasuki Bilik Kudus, ada peristiwa hari Pentakosta, angin kencang, lidah-lidah
api, bangunan yang bergetar, Tuhan sedang mengumumkan Yesus sedang memulai
suatu aspek baru dari pelayananNya.
· 1844,
ada kelompok Millerit sebelum 22 Oktober 1844, memproklamasikan di bumi bahwa
sesuatu yang hebat dan berarti akan terjadi di Surga.
· Dan
apa yang ingin saya bagikan kepada kalian adalah, Hujan Akhir dan Seruan Nyaring kitab Wahyu adalah
pertanda bahwa Yesus telah memulai Penghakiman orang-orang yang hidup,
dan tidak lama lagi masa percobaan akan berakhir, dan masa kesusahan besar akan
dimulai dan kemudian Yesus akan datang.
Dengan kata lain, Hujan Akhir dan Seruan Nyaring adalah tanda-tanda yang
diberikan Tuhan bahwa Yesus telah
memulai tahap terakhir dari pelayananNya di dalam Bilik Mahakudus Bait Suci
Surgawi.
But back to Pentecost. What happened in heaven was a significant
event. Allow me to read you a statement from Ellen White. This is found in Acts of the Apostles page 38-39. She says, “Christ’s ascension to heaven
was a signal that His followers were to receive the promised blessing. For this
they were to wait before they entered upon their work. When Christ passed
within the heavenly gates He was enthroned amidst the adoration of the angels.
As soon as this ceremony was completed…”
notice He was enthroned, “…As soon as this ceremony was completed, the
Holy Spirit descended upon the disciples in rich currents, and Christ was
indeed glorified even with the glory which He had with the Father from all
eternity. The Pentecostal outpouring was
heaven’s communication that the Redeemer’s inauguration was accomplished.
According to His promise He had sent the Holy Spirit from heaven to His
followers as a token that He had as Priest and
King received all authority in heaven and on earth and was the Anointed One
over His people.”
This was the earthly announcement of a heavenly event Jesus had
now been installed as High Priest and people could now come to Jesus to present
their sins to Him and receive full and complete remission and forgiveness
because of what Jesus had done on the cross of Calvary. The announcement was
now there was forgiveness for Israel, there was remission of sins because
people now understood what Jesus was doing in the Holy Place of the heavenly
Sanctuary.
Kembali ke
Pentakosta. Apa yang terjadi di Surga adalah peristiwa yang berarti. Izinkan
saya membacakan suatu pernyataan dari Ellen White. Ini ada di Acts of the Apostles hal. 38-39. Ellen White
berkata, “Kenaikan Kristus ke Surga adalah pertanda bahwa
pengikut-pengikutNya akan menerima berkat yang dijanjikan. Untuk ini mereka
harus menunggu sebelum mereka terjun ke pekerjaan mereka. Ketika Kristus
melewati gerbang Surga, Dia dibawa ke takhta di tengah-tengah puji-pujian para
malaikat. Begitu upacara ini selesai…” perhatikan, Kristus dinobatkan, “…Begitu
upacara ini selesai, Roh Kudus turun ke atas para murid dengan deras, dan
Kristus benar-benar dimuliakan dengan kemuliaan yang sudah dimilikiNya bersama
Bapa sejak kekekalan. Pencurahan Pentakostal
adalah komunikasi dari Surga bahwa inaugurasi Sang Penebus telah selesai.
Sesuai janjiNya, Dia telah mengirim Roh Kudus dari Surga kepada
pengikut-pengikutNya sebagai tanda bahwa
sebagai Imam Besar dan Raja, Dia telah menerima segala kuasa di langit dan di
bumi dan adalah Yang Diurapi atas umatNya.”
Ini adalah
pengumuman di bumi dari suatu peristiwa di Surga bahwa Yesus sekarang sudah
menjadi Imam Besar dan manusia sekarang boleh datang kepadaNya membawa
dosa-dosa mereka dan menerima pembebasan dan pengampunan yang penuh dan lengkap
karena apa yang telah dilakukan Yesus di atas salib di Kalvari. Pengumuman itu
adalah, bahwa sekarang ada pengampunan buat Israel, ada penebusan dosa, karena
orang-orang sekarang mengerti apa yang dilakukan Yesus di Bilik Kudus Bait Suci
Surgawi.
By the way this idea that the great event took place in heaven
but what you have on earth is simply a trickling down of the glory of heaven is
found in Psalm 133, this is really a messianic prophecy. Psalm 133 is speaking
about the anointing of Aaron. Now, you remember that Aaron was the High Priest
in Israel. Notice ~ it’s a very short Psalm, it only has 3 verses ~ it says there,
“Behold, how good and how pleasant it is for brethren to dwell together
in unity!...” Does that
sound like the day of Pentecost? Absolutely. And then it explains “…2It is like the precious oil upon the head, running down on the
beard, the beard of Aaron…” it’s speaking about his anointing as
High Priest
“…Running down on the edge of his garments…” I mean this is such a super abundance of oil that’s being
poured on the head of Aaron that it’s dripping down his beard, it’s dripping
down his garments, and we are going to notice that it drips all the way down to
Mount Zion. It says in verse 3, “….3It is like the dew of Hermon, descending upon the mountains of
Zion; for there the LORD commanded the blessing --- Life forevermore.”
So what happened in heaven was the anointing of Jesus with the
oil He received the Promise of the Father. And what you have on earth is simply
the trickling down or the drops of the oil that fall upon the disciples on the
day of Pentecost.
Ide bahwa peristiwa yang besar terjadinya di Surga dan apa yang ada di
bumi hanyalah tetesan kemuliaan dari Surga, ada di Mazmur 133, ini adalah suatu
nubuatan mesianik. Mazmur 133 berbicara tentang pengurapan Harun. Nah, kalian
ingat bahwa Harun adalah imam besar Israel. Perhatikan ~ ini hanya Mazmur yang
singkat, hanya 3 ayat ~ dikatakan di sana, “Sungguh, alangkah baiknya dan
indahnya, apabila saudara-saudara hidup
bersama dalam kesatuan! …” Apakah itu mirip dengan hari
Pentakosta? Tentu saja. Lalu dijelaskan, “…2 Seperti
minyak berharga di atas kepala yang mengalir ke janggut, janggut Harun…” berbicara tentang pengurapannya sebagai
imam besar, “…dan mengalir turun ke ujung jubahnya…” Begitu
banyak minyak yang dicurahkan di kepala Harun sampai mengalir turun ke
janggutnya, menetes turun ke ujung jubahnya, dan kita akan lihat minyak itu
mengalir terus hingga ke Bukit Zaitun. Dikatakan di ayat 3, “…3 Seperti
embun gunung Hermon yang turun ke atas gunung-gunung Sion. Sebab ke sanalah
TUHAN memerintahkan berkat, kehidupan untuk selama-lamanya.”[NKJV yang diindonesiakan].
Jadi apa yang terjadi di Surga adalah
pengurapan Yesus, dengan minyak itu Dia menerima Janji Bapa. Dan apa yang
terjadi di bumi hanyalah mengalirnya tetesan-tetesan minyak yang jatuh ke atas
para murid pada hari Pentakosta.
By the way, Peter, after he uses Joel chapter 2 to explain the
earthly event, that God had promised that He would poured out His Spirit upon
His people, then Peter goes on to explain the heavenly event. It’s very clearly
there expressed in Acts 2. Notice Acts 2 and beginning at verse 29, here Peter
is going to explain what is happening in heaven at this moment. “"Men
and brethren, let me speak freely to you of the
patriarch David, that he is both dead and buried, and his tomb is with us to
this day.…” because he quoted Psalm 16:8-10,
where it says “You
will not leave my body in the grave nor will You allow Your holy One to see
corruption”, and so Peter is saying “That can’t
be talking about David because David’s tomb is here today. Verse 30, “…30Therefore, being a
prophet, and knowing that God had sworn with an oath to him that of the fruit
of his body, according to the flesh, He would raise up the Christ to sit on his
throne, 31he, foreseeing this, spoke concerning the resurrection of
the Christ, that His soul was not left in Hades, nor did His flesh see
corruption…” See? Peter understands Bible prophecy
at this point. Verse 32,
“…32This Jesus God has raised up, of which we are all witnesses. 33Therefore
being exalted to the right hand of God, and having received from the Father the
promise of the Holy Spirit, He poured out this which you now see and hear. 34For
David did not ascend into the heavens, but he says himself…” now he is going to quote Psalm 110:1
“…'The
LORD said to my Lord, ‘Sit at My right hand, 35Till I make Your
enemies Your footstool.' 36Therefore let all the house of
Israel know assuredly that God has made this Jesus, whom you crucified, both
Lord and Christ."
So there was a heavenly event and it was announced on earth through the
outpouring of the Holy Spirit because they had fulfilled the conditions
that Jesus had established, they were one body with one spirit.
Nah,
Petrus, setelah dia memakai Yoel pasal 2 untuk menjelaskan peristiwa di bumi,
bahwa Tuhan telah berjanji untuk mencurahkan RohNya ke atas umatNya, maka dia
melanjutkan menjelaskan peristiwa di Surga. Sangat jelas yang diungkapkan di
Kisah pasal 2. Perhatikan Kisah pasal 2 dan dimulai dari ayat 29, di sini
Petrus akan menjelaskan apa yang sedang terjadi di Surga saat itu. “Saudara-saudara, izinkan aku
berkata-kata dengan terus terang
kepadamu bahwa Daud, bapa bangsa kita telah
mati dan dikubur, dan kuburannya masih ada pada kita sampai hari ini…” karena dia mengutip Mazmur 16:8-10 di
mana dikatakan, “…sebab Engkau tidak meninggalkan tubuhKu di kubur, dan tidak
membiarkan Orang Kudus-Mu melihat pembusukan.” [NKJV yang diindonesiakan] maka Petrus
juga berkata, “Itu tidak mungkin berbicara tentang Daud, karena kubur Daud
masih ada hingga hari ini. Ayat 30, “… 30 Oleh karena ia [=
Daud] adalah seorang nabi, dan ia tahu
bahwa Allah telah berjanji kepadanya dengan mengangkat sumpah, bahwa dari buah tubuhnya secara jasmani, Tuhan akan mengangkat sang Kristus untuk duduk di atas
takhtanya. 31Dengan melihat ke depan itulah, ia [= Daud] berbicara tentang kebangkitan Mesias, bahwa
Dia tidak ditinggalkan di kubur, dan bahwa
daging-Nya pun tidak mengalami pembusukan. …” Lihat?
Saat itu Petrus memahami nubuatan Alkitab. Ayat 32, “…32 Yesus inilah yang telah dibangkitkan Tuhan, dan tentang hal itu kami semua adalah saksi-saksinya. 33Oleh sebab itu, Dia yang ditinggikan
ke tangan kanan Allah dan setelah menerima dari
Allah Bapa, Roh Kudus yang dijanjikan itu, Dia
mencurahkan-Nya yang kamu lihat dan
dengar sekarang. 34 Sebab bukan
Daud yang naik ke sorga, malahan Daud sendiri berkata…” sekarang Petrus akan mengutip Mazmur
110:1 “…‘Tuhan
telah berfirman kepada Tuanku: 35 ‘Duduklah di sebelah kanan-Ku,
sampai Kubuat musuh-musuh-Mu menjadi tumpuan kaki-Mu.’ 36 Jadi hendaknya seluruh kaum Israel tahu dengan
pasti, bahwa Allah telah menjadikan Yesus,
yang kamu salibkan itu, Tuhan dan juga
Kristus." [NKJV
yang diindonesiakan]
Jadi
ada peristiwa di Surga
dan itu diumumkan di bumi melalui
pencurahan Roh Kudus karena murid-murid telah memenuhi
syarat-syarat yang ditentukan Yesus, mereka telah menjadi satu tubuh dengan
satu Roh.
Now I want you to notice what the result was of the reception of
the Holy Spirit. You know before this, the disciples could not convince anyone
to accept Jesus because they were all fighting among themselves. Remember when
they were all trying to cast out that demon at the foot of the mount of
transfiguration? “I’ll do it!”, “I’ll do it, you don’t know how to do it!” They
all had their own agenda. But now that they were all on the same page, and they
have received the power to go with the commission and the message, the result
was phenomenal.
Sekarang saya mau kalian perhatikan
apa hasilnya dengan menerima Roh Kudus. Kalian tahu, sebelum ini para murid
tidak berhasil meyakinkan siapa pun untuk menerima Yesus karena mereka sedang
bertengkar sendiri. Ingat ketika mereka mencoba membuang Setan di kaki bukit
Transfigurasi? “Biar aku!” “Aku saja! Kamu tidak tahu bagaimana caranya!”
Mereka semua memiliki agendanya sendiri. Tetapi sekarang mereka sudah
sama, dan mereka telah menerima kuasa
untuk keluar melakukan tugas dan
pekabaran, hasilnya luar biasa.
Notice Acts 2:37-39, it says, this is immediately after Peter’s
sermon, “Now
when they heard this, they were
cut to the heart, and said to Peter and the rest of the apostles, ‘Men and brethren, what shall we
do?’…” that will be the day when I preach a sermon on Christ and
what it means His death and people come and say, you know, they’ll flock to the
front and say, “What shall we do?” Well, notice what Peter says,
“… 38Then Peter said
to them, ‘Repent, and let every one of you be baptized in the name of Jesus
Christ for the remission of sins…” See? Now their sins can be remitted
because Jesus had paid the price. Legally by dying on the cross. “…and you shall receive the gift of
the Holy Spirit. 39For the
promise is to you and to your children, and to all who are afar off, as many as
the Lord our God will call.’"
Perhatikan
Kisah 2:37-39, dikatakan ~ dan ini adalah segera setelah khotbah Petrus ~ “Ketika mereka mendengar hal itu, hati mereka sangat terharu, lalu
mereka bertanya kepada Petrus dan rasul-rasul yang lain: ‘Apakah yang harus
kami perbuat, saudara-saudara?’…” Itulah
yang saya tunggu-tunggu kapan saat saya mengkhotbahkan tentang Kristus dan apa
makna kematianNya, lalu orang-orang datang dan berkata ~ kalian tahu ~ mereka
berbondong maju dan berkata, “Apa yang harus kami lakukan?” Nah, perhatikan apa
jawab Petrus, “…38 Lalu
jawab Petrus kepada mereka: ‘Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing
dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu…” Lihat? Sekarang dosa mereka bisa
ditebus karena Yesus telah membayar harganya secara resmi dengan mati di salib.
“…maka
kamu akan menerima karunia Roh Kudus. 39 Sebab bagi kamulah janji
itu dan bagi anak-anakmu dan bagi orang yang masih jauh, yaitu sebanyak yang
akan dipanggil oleh Tuhan Allah kita."
Can you image all of those who were gathered there as a result
of one sermon of the apostle Peter they now come and they say, “What shall we
do?” And Peter says, “Well, you need to be baptized, you need to repent for the
remission of sins.” They say, “Let’s do it!” How many were baptized that day?
Only 3’000. You know we hear about 1’000 being baptized in a day, here you have
3’000, and later on we are going to notice there were 5’000 on one day.
Amazing!
What
made the difference?
· They knew the message,
· they had the commission,
· they had fulfilled the conditions,
· and now they had the indispensible ingredient, which was the
power.
In
other words what they were saying is, the Sanctuary is now open for business.
The Holy Place is open for business. Jesus has been installed as King of the
kingdom of grace, He’s been installed as the High Priest, we can bring our sins
to Him now and He can forgive those sins and He can remit all of the sins that
we committed.
Bisakah kalian bayangkan semua orang
yang terkumpul sebagai hasil satu khotbah rasul Petrus, mereka sekarang datang
dan mereka berkata, “Apa yang harus kami lakukan?” Dan Petrus berkata, “Nah,
kalian harus dibaptis, kalian harus bertobat untuk penghapusan dosa kalian.”
Mereka berkata, “Ayo, kami lakukan!” Berapa banyak yang dibaptis hari itu?
Hanya 3’000. Kalian tahu, kita dengar bahwa ada 1’000 yang dibaptiskan dalam
sehari, di sini ada 3’000, dan nanti kita akan melihat ada 5’000 dalam sehari.
Menakjubkan!
Apa penyebab bedanya?
· Mereka tahu pekabarannya
· Mereka memiliki penugasannya
· Mereka memenuhi persyaratannya
· Dan sekarang mereka memiliki unsur yang
tidak boleh tertinggal, yaitu kuasanya.
Dengan kata lain apa yang mereka
katakan adalah, Bait Suci sekarang sudah beroperasi. Bilik Kudus sudah
beroperasi. Yesus sudah dinobatkan sebagai Raja kerajaan kasih karunia,
Dia sudah menjadi Imam Besar, kita bisa
membawa dosa-dosa kita kepadaNya sekarang dan Dia bisa mengampuni dosa-dosa itu
dan Dia akan menghapuskan semua dosa yang kita lakukan.
Notice Acts 5:30-31, it explains what Jesus now was able to do.
It says, “The
God of our fathers raised up Jesus whom you murdered by hanging on a
tree…” pretty politically incorrect, right? You know sometimes
you say, “This is a smooth message.” No, no, if fact Peter stood up and said,
“You killed Him.” Wow! “…‘The God of our fathers raised up
Jesus whom you murdered by hanging on a tree. 31Him God has exalted
to His right hand to be Prince
and Savior…” now notice for what reason,
“…to give…” what? “…to give repentance to
Israel and forgiveness of sins.’”
Thousands converted in a day. You know they didn’t play this
numbers game. You know in Central California Conference we baptized about a
thousand two hundred, a thousand three hundred souls a year, how long is it
going to take us at that rate to finish the work? You know, and we boast about
it. You know we say, “Wow, you know, such and such a division has so many
millions and so many millions, we have 16 million Adventists!” In a world that
has approximately 7 billion population, it’s amazing! What is lacking? I
believe what
is lacking is the Holy Spirit. And by the way, the results on the day
of Pentecost were not due to Peter. They were due to the work that Jesus had
performed.
Perhatikan
Kisah 5:30-31, ini menjelaskan apa yang bisa dilakukan Yesus sekarang.
Dikatakan, “Allah nenek moyang kita telah membangkitkan
Yesus, yang kamu bunuh dengan menggantungNya
pada kayu salib.…” kata-kata
yang tidak tepat secara politis, bukan? Kalian tahu, terkadang kita berkata,
“Ini adalah pekabaran yang lunak.” Tidak, tidak, sebenarnya Petrus berdiri dan
berkata, “Kamu yang membunuh Dia!” Wow! “… Allah nenek moyang kita telah
membangkitkan Yesus, yang kamu bunuh dengan
menggantungNya pada kayu salib.31Dialah yang telah ditinggikan
oleh Allah sendiri ke tangan kanan-Nya
menjadi Pangeran dan Juruselamat untuk memberikan pertobatan
kepada Israel dan pengampunan dosa.” [NKJV yang diindonesiakan].
Ribuan yang
ditobatkan dalam sehari. Kalian tahu mereka tidak sekadar menciptakan
angka-angka itu. Kalian tahu, di Central California Conference, setahun kami
membaptiskan kira-kira 1200-1300 jiwa, kalau seperti ini sampai berapa lama
kami baru menyelesaikan pekerjaan itu? Kalian tahu, kami menyombongkan hal itu.
Kami berkata, “Wow, tahukah kamu divisi ini dan itu punya sekian juta dan
sekian juta, kami punya 16 juta orang Advent!” Di dunia yang populasinya
sekitar 7 milyar, mengagumkan! Apa yang kurang? Menurut saya yang kurang adalah Roh Kudus.
Dan ketahuilah hasil pada hari Pentakosta bukan berkat jasa Petrus. Itu adalah
hasil pekerjaan yang dilakukan Yesus.
Notice from the Austral-Asian Union Conference Record, June
1900, Ellen White had this to say, “After
Christ’s ascension the disciples were gathered together of one accord and one place.
Ten days they spent in heart searching…”
notice, “…they
spent in heart searching and self-examination, each taking his own case in
hand, for it had to be an individual work, as the disciples made humble
supplications to God. Their differences were swept away, they became of one
mind, then the way was prepared for the Holy Spirit to enter the cleansed,
consecrated soul temples. Every heart was filled with the Spirit, whose
influence came with copiousness and power as if it has been held in restraint
for ages. What was the result? Thousands were converted in one day.”
Perhatikan,
dari Austral-Asian Union Conference Record, Juni 1900, Ellen White berkata
demikian, “Setelah kenaikan Kristus, para murid berkumpul bersama-sama
dengan sehati dan di satu tempat. 10 hari lamanya mereka habiskan untuk
menyelidik hati…” perhatikan, “…mereka habiskan untuk menyelidik hati dan
introspeksi, masing-masing bergumul dengan kasusnya sendiri, karena pekerjaan
itu haruslah bersifat individu, saat para murid merendahkan hati membuat
permohonan kepada Tuhan. Perbedaan-perbedaan mereka disingkirkan, pikiran
mereka menjadi satu, maka jalan pun disiapkan bagi Roh Kudus untuk memasuki
Bait Suci jiwa yang sudah dibersihkan dan diserahkan kepada Tuhan. Setiap hati
dipenuhi oleh Roh, yang dampaknya berkelimpahan dan dengan kuasa yang sangat
besar, seolah-olah dicurahkan setelah tertahan selama berabad-abad. Apakah
hasilnya? Ribuan ditobatkan dalam satu hari.”
And by the way this was not some smooth soft message, as I
mentioned, the apostle Peter was bold, because he realized that national Israel
had actually rejected Jesus Christ as the Messiah.
Notice for example Acts 3:14-16. Here Peter waxes bold if you
please, and he says this,
“But you denied the Holy One and the
Just, and asked for a murderer to be granted to you, 15and killed
the Prince of life, whom God raised from the dead, of which we are witnesses.
…” And so Peter basically is telling them, “Look, you were
the ones who crucified the Lord Jesus, but now that you understand prophecy,
you understand what Jesus is doing, now is the time to repent, and to receive
Jesus as Savior and Lord.”
By the way the growth of the church
was so phenomenal as a result of preaching the message with the power of the
Holy Spirit, that the apostles did not need clowns, mimes, puppets,
contemporary music, continental breakfast, dramas, felt-need seminars, and entertainment to get
the people to come in. The preaching of present truth with the power of
the Holy Spirit brought thousands in upon thousands without having to use
gimmick evangelism.
Dan ketahuilah, pekabaran itu bukanlah pekabaran yang lunak dan lembut,
seperti yang sudah saya katakan, rasul Petrus bersikap berani, karena dia
menyadari bahwa Israel secara nasional telah menolak Yesus Kristus sebagai
Mesias.
Perhatikan misalnya Kisah 3:14-16. Di sini Petrus tegas berani, dan dia
berkata begini, “Tetapi kamu telah menolak
Yang Kudus dan Benar, dan minta diberikan
kepadamu seorang pembunuh. 15 dan
membunuh Pangeran Kehidupan, yang Allah
bangkitkan dari antara orang
mati; dan tentang hal itu kami adalah saksi-saksinya.”
[NKJV yang diindonesiakan]. Maka
pada dasarnya Petrus berkata kepada mereka, “Lihat, kamulah yang menyalibkan
Tuhan Yesus, tetapi sekarang kamu sudah mengerti nubuatan, kamu mengerti apa
yang dilakukan Yesus, sekarang inilah saatnya bertobat, dan menerima Yesus
sebagai Juruselamat dan Tuhan.”
Pertumbuhan gereja saat itu begitu
fenomenal sebagai hasil khotbah pekabaran dengan kuasa Roh Kudus, para rasul
tidak membutuhkan badut, atau pantomime, boneka, atau musik kontemporer,
sarapan kontinental, drama, seminar-seminar manis yang membesarkan hati, dan
program hiburan untuk menarik orang datang. Khotbah tentang kebenaran masa kini disertai kuasa Roh
Kudus membuat beribu-ribu orang datang tanpa memakai alat penipuan evangelisme.
Allow me to share with you some ~
it’s good to hear all those “amen” out there ~ allow me to read you some verses
from the book of Acts where the phenomenal growth is spoken of.
· Acts 1:15 says that there were
originally 120. It says in 1:15, “And
in those days Peter stood up in the midst of the disciples (altogether the
number of names was about a hundred and twenty)…” So how many were there originally? 120.
· Notice Acts 2:41, do you look forward to hear all those pages of the Bible turning, “Then
those who gladly received his word were baptized; and that day about three
thousand souls were added to them.”
· Notice Acts 4:4, even more, it says, “However, many of those who heard the
word believed; and the number of the men came to be about…” what? “…five thousand.”
· Notice Acts 4:32, it
says, “Now
the multitude…” notice the terminology,
“…the multitude of those who believed were of one heart and one soul;
neither did anyone say that any of the things he possessed was his own, but
they had all things in common.” Notice, “the
multitude” it says here.
· Notice Acts 5:14 it says, “And believers were increasingly added
to the Lord, multitudes of both men and women.”
· Notice Acts 6:7 and it includes preachers from the different
denominations of Judaism. It says there in Acts 6:7, “Then the word of God spread, and the
number of the disciples multiplied greatly in Jerusalem, and a great many of
the priests…” of the priest!
“…were obedient to the faith
· Notice Acts 9:31 “Then the churches throughout all
Judea, Galilee, and Samaria had peace and were edified. And walking in the fear
of the Lord and in the comfort of the Holy Spirit, they were multiplied.”
· Notice Acts 14:1 times and again in Acts we find this idea of
multiplication. It says in 14:1, “Now it happened in Iconium that they
went together to the synagogue of the Jews, and so spoke that a great multitude
both of the Jews and of the Greeks believed.”
Izinkan
saya membagikan kepada kalian beberapa ~ senang mendengar semua “Amin” di sana
~ izinkan saya membacakan beberapa ayat dari kitab Kisah di mana pertumbuhan
yang fenomenal itu dibicarakan.
· Kisah 1:15
berkata bahwa aslinya mereka hanya 120 orang. Dikatakan di 1:15 “Pada hari-hari itu berdirilah Petrus di tengah-tengah para murid (seluruhnya jumlah namanya sekitar
seratus dua puluh orang) lalu berkata…”[NKJV yang diindonesiakan] Jadi
aslinya berapa jumlahnya? 120.
· Perhatikan
Kisah 2:41, apakah kalian menunggu-nunggu suara halaman Alkitab yang
dibalik-balikkan? “Orang-orang yang menerima
perkataannya dengan sukacita dibaptiskan
dan pada hari itu jumlah mereka bertambah kira-kira tiga ribu jiwa.[NKJV yang diindonesiakan].
· Perhatikan
Kisah 4:4, bahkan bertambah banyak, dikatakan, “Tetapi di antara orang yang
mendengar ajaran itu banyak yang menjadi percaya, sehingga jumlah mereka
menjadi kira-kira…” apa? “…lima ribu orang
laki-laki.”
· Perhatikan
Kisah 4:32, dikatakan, “Adapun kumpulan…” perhatikan
terminologinya,
“…kumpulan orang banyak yang telah
percaya itu, mereka sehati dan sejiwa, dan tidak seorang pun yang berkata,
bahwa sesuatu dari kepunyaannya adalah miliknya sendiri, tetapi segala sesuatu
adalah kepunyaan mereka bersama.”[NKJV yang diindonesiakan]. Perhatikan, dikatakan di sini
“kumpulan orang banyak”.
· Perhatikan
Kisah 5:14, dikatakan, “Dan makin lama makin
bertambahlah jumlah orang yang percaya kepada Tuhan, kumpulan besar baik laki-laki maupun perempuan.”[NKJV yang diindonesiakan].
· Perhatikan
Kisah 6:7 dan ini termasuk imam-imam dari bermacam-macam denominasi Yudaisme.
Dikatakan di Kisah 6:7, “Firman Allah makin tersebar,
dan jumlah murid di Yerusalem bertambah berlipatganda;
juga sejumlah besar imam…” dari
imam-imam! “…menjadi patuh kepada iman”
· Perhatikan
Kisah 9:31 “Selama beberapa waktu jemaat di seluruh Yudea, Galilea dan Samaria
berada dalam keadaan damai dan dikuatkan.
Dan hidup dalam takut akan Tuhan dan penghiburan Roh Kudus. Jumlahnya menjadi berlipatganda.”[NKJV yang diindonesiakan]
· Perhatikan
Kisah 14:1, berulang-ulang di Kisah kita mendapati gagasan pelipatgandaan ini.
Dikatakan di 14:1 “Yang terjadi
di Ikonium
kedua rasul itu masuk ke rumah ibadat orang Yahudi, lalu mengajar
sedemikian rupa, sehingga sejumlah besar orang Yahudi dan orang Yunani menjadi
percaya.”[NKJV yang diindonesiakan].
What was the secret? They were obeying the great commission, the had made the necessary personal preparation, they had studied the meaning of Bible prophecy, and they had received the power of the Holy Spirit. That’s what did it. It was all to the honor and the glory of God, not to the honor and the glory of men.
And I want you to notice that immediately after the day of
Pentecost as a result of the outpouring of the Spirit, and preaching with power
and thousands being converted, persecution came against them.
Apa
rahasianya? Mereka mematuhi penugasan yang agung, mereka telah membuat
persiapan pribadi yang diperlukan, mereka telah mempelajari arti nubuatan
Alkitab, dan mereka telah menerima kuasa dari Roh Kudus. Itulah rahasianya.
Semuanya adalah demi kehormatan dan kemuliaan Tuhan, bukan demi kehormatan dan
kemuliaan manusia.
Dan saya mau
kalian perhatikan bahwa segera setelah hari Pentakosta, sebagai hasil
pencurahan Roh, dan penyampaian pekabaran yang disertai kuasa sehingga ribuan
orang bertobat, muncullah penganiayaan kepada mereka.
You know in the SDA church we believe that there is a great
persecution that’s going to come, but unfortunately the Devil doesn’t have much
to persecute today. Persecution comes in consequence of receiving the power of God’s Holy
Spirit to preach the message, because when the message is preached
thousands come out of error, thousands come out of the world and join God’s
people, then the Devil is worried because the Devil is losing his people. So
Ellen White says “…The
only reason why there is no persecution in the church today is because the
church has conformed to the world’s standard and therefore awakens no
persecutions…” Great
Controversy pg. 48.
Ketahuilah di
gereja MAHK kami meyakini bahwa akan terjadi penganiayaan hebat, tetapi
sayangnya saat ini tidak banyak yang perlu dianiaya Iblis. Penganiayaan
datang sebagai akibat penerimaan Roh Kudus Tuhan untuk menyampaikan pekabaran,
karena pada waktu pekabaran itu disampaikan, ribuan keluar dari dosa, ribuan
keluar dari dunia dan bergabung dengan umat Tuhan, pada saat itu Iblis menjadi
khawatir karena dia kehilangan umatnya. Maka Ellen White berkata, “…Satu-satunya
alasan mengapa sekarang ini tidak ada penganiayaan terhadap gereja adalah
karena gereja telah mengikuti standar dunia sehingga tidak menerbitkan
penganiayaan…” Great Controversy hal. 48.
Notice Acts 4:1-3 ~ by the way the persecution came from the
preachers of the church of the day and from many of the members. Does this ring
a bell with what is going to happen at the end of time? Notice Acts 4:1-3 “Now as they spoke to the people, the
priests…” notice who these are, “…the priests, the
captain of the temple, and the Sadducees came upon them…” are these the religious leaders? Most certainly.
“…2being greatly disturbed that they taught the people and
preached in Jesus the resurrection from the dead. 3And they laid
hands on them, and put them in
custody until the next day, for it was already evening.” This is immediately after the day of Pentecost. They were being
persecuted, because they were preaching the message with power.
Perhatikan Kisah 4:1-3 ~ ingat, penganiayaan datang dari imam-imam
gereja pada zaman itu, dan dari banyak anggota gereja. Apakah ini seperti apa
yang akan terjadi pada masa akhir zaman? Perhatikan Kisah 4:1-3 “Ketika Petrus dan Yohanes sedang berbicara kepada orang banyak,
mereka tiba-tiba didatangi imam-imam…” perhatikan
siapa mereka itu, “…imam-imam dan kepala Bait Allah serta
orang-orang Saduki…” apakah
ini para pemimpin rohani? Tentu saja. “… 2 Orang-orang itu sangat marah
karena mereka mengajar orang banyak dan memberitakan, bahwa dalam Yesus ada
kebangkitan dari antara orang mati. 3 Mereka ditangkap dan
diserahkan ke dalam tahanan sampai keesokan harinya, karena hari telah malam.” Ini adalah
segera setelah hari Pentakosta. Mereka dianiaya karena mereka menyampaikan
pekabaran dengan kuasa.
Notice Acts 5:40-42, same idea. Gamaliel says, “Don’t lay your
hands on these fellows too quickly. If this is of God, nobody will be able to
stop it. If it’s not of God, it is going to fizzle out”, notice verse 40 of
chapter 5, “And
they agreed with him, and when they had called for the apostles and beaten them, they commanded that they should
not speak in the name of Jesus, and let them go. 41So they departed
from the presence of the council, rejoicing that they were counted worthy to
suffer shame for His name…” what? Rejoicing because they have
been beaten? Because they suffered shame for the Name? Listen, they just run
because they were ashamed of the Name just a little while earlier. Verse 42,
“….42And daily in the temple, and in every house, they did
not cease teaching and preaching Jesus as
the Christ.”
Something impelled them to go out and preach the message. It was the fact that
they had received the power of the Holy Spirit because they had been emptied of
self. They understood the message and they wanted to fulfill the commission of
Jesus.
Perhatikan Kisah 5:40-42, gagasan yang sama. Gamaliel berkata, “Jangan
terlalu cepat menangkap orang-orang itu. Jika ini berasal dari Tuhan, tidak ada
orang yang bisa menghentikannya. Jika ini bukan dari Tuhan, nanti akan mati
dengan sendirinya.” Perhatikan ayat 40 pasal 5, “Dan
mereka setuju dengan dia [=Gamaliel]. Setelah mereka memanggil rasul-rasul itu, dan
menyesah mereka, mereka memerintahkan rasul-rasul itu untuk
tidak berbicara dalam nama Yesus.
Sesudah itu mereka dilepaskan. 41 Lalu
rasul-rasul itu meninggalkan sidang Mahkamah Agama, bersukacita
karena mereka telah dianggap layak menderita penghinaan oleh karena nama Yesus…” apa? Bersukacita karena sudah dipukuli?
Karena mereka telah menderita penghinaan karena nama Yesus? Ingat, mereka baru
saja lari karena mereka merasa malu dengan nama Yesus tidak lama berselang.
Ayat 42, “….42 Dan setiap hari di Bait Allah dan
di rumah-rumah orang mereka tidak berhenti mengajar dan mengabarkan Yesus
sebagai Mesias.”
Sesuatu mendorong mereka untuk keluar dan menyampaikan pekabaran. Itu
adalah karena mereka telah menerima kuasa Roh Kudus, karena mereka telah
menyingkirkan kepentingan pribadi. Mereka memahami pekabaran dan mereka mau
memenuhi penugasan dari Yesus.
Now, folks, do
you know that there is going to be an incredible, powerful outpouring of the
Holy Spirit in the last days as happened in the days of Pentecost? In fact
Ellen White says that the prophecies that were fulfilled at Pentecost will be
fulfilled again. And she says that many of the things that took place back then
are going to take place again. Are we looking forward to that day? Are we
really looking forward to that day? You know, we say “Amen” but what about our
prayer meeting attendance? What about our attendance at Sabbath School? What
about our involvement in the mission of the church in reaching out to those who
are hungrying and thirstying for the
truth of God? You know, if we don’t feel
a passion for souls there is something wrong in our experience with Jesus. We
are so concerned about our own agendas, you know, what’s in this for me? How is
this going to affect my position? How is it going to affect my prestige? Is
this going to cost me my life? The fact is, when the disciples received the Holy
Spirit all those things mattered nothing. Their only concern was to preach the
message of Jesus with power to fulfill the great commission.
Nah,
Saudara-saudara, tahukah kalian bakal ada suatu pencurahan Roh Kudus yang luar
biasa, yang penuh kuasa di hari-hari akhir sebagaimana terjadi di hari
Pentakosta? Malah Ellen White berkata bahwa nubuatan-nubuatan yang tergenapi
saat Pentakosta akan digenapi lagi. Dan dia berkata banyak hal yang terjadi di
masa lampau itu akan terjadi kembali. Apakah kita menanti-nantikan hari itu?
Apakah kita benar-benar mengharapkan datangnya hari itu? Kalian tahu, kita
berkata “Amin” tetapi bagaimana dengan kehadiran pertemuan doa kita? Bagaimana
dengan kehadiran kita di Sekolah Sabat? Bagaimana dengan keterlibatan kita dalam
misi gereja untuk mencapai mereka yang sedang lapar dan haus akan kebenaran
Tuhan? Tahukah kalian, jika kita tidak punya tekad untuk menyelamatkan jiwa,
maka ada sesuatu yang salah dengan pengalaman kita bersama Yesus. Kita begitu
tenggelam dalam agenda kita sendiri: apa yang akan saya peroleh dari ini? Bagaimana
itu akan mempengaruhi kedudukan saya? Bagaimana itu akan mempengaruhi harkat
saya? Apakah itu akan membahayakan jiwa saya? Faktanya adalah, ketika para
murid menerima Roh Kudus, segala hal itu tidak menjadi soal lagi. Satu-satunya
yang mereka fokuskan adalah menyampaikan pekabaran Yesus dengan kuasa untuk
memenuhi penugasan agung.
And so there are special preparations that God’s people need to
have in these last days. The Spirit of Prophecy has told us that when that
preparations are made, when we are emptied of self, by the power of the Holy
Spirit, then that Holy Spirit will come and He will come into our lives in its
fullness, like on the day of Pentecost. And then God’s people will
proclaim what the Bible calls “The Loud Cry”. Do you know what “The Loud Cry”
is? It’s found in Revelation 18:1-5. I’m not going to read it, but you know it.
It says that a mighty Angel descends from heaven with power, and the whole
earth is filled with His what? The whole world is filled with His glory. Is it
a politically correct preaching? No! In fact this Angel says, “Babylon is…” what? “…is fallen, is fallen!”
And then later on in the message, it says, “Come out of
her…” what? “…My people…” And we believe that Babylon is the religious organizations of
the world who claim to be followers of Jesus Christ, a very politically incorrect message if I may
say so myself.
Maka umat
Tuhan perlu membuat persiapan istimewa yang dibutuhkan pada masa akhir zaman
ini. Roh Nubuat memberitahu kita bahwa pada
saat persiapan itu dibuat, pada waktu kita menyingkirkan kepentingan pribadi
dengan kuasa Roh Kudus, maka Roh Kudus akan datang dan Dia akan masuk ke dalam
hidup kita secara penuh, seperti pada hari Pentakosta. Lalu umat
Tuhan akan memproklamasikan apa yang disebut Alkitab sebagai “Seruan Nyaring.”
Tahukah kalian apa itu “Seruan Nyaring”? Ini ada di kitab Wahyu 18:1-5. Saya
tidak akan membacakannya, tetapi kalian sudah tahu itu. Dikatakan bahwa seorang
Malaikat yang perkasa turun dari Surga dengan kuasa, dan seluruh bumi dipenuhi
oleh apanya? Seluruh bumi dipenuhi oleh kemuliaanNya. Apakah pekabaran yang
disampaikanNya itu tepat
secara politis? Tidak! Bahkan Malaikat ini berkata, “Sudah rubuh, sudah rubuh…” apa?
“…Babel
kota besar itu.” Kemudian di
pekabaran itu dikatakan, “Keluarlah darinya…” apa? “…umatKu…” Dan kami meyakini Babilon adalah
organisasi kerohanian dunia yang mengaku sebagai pengikut Yesus Kristus. Kalau
saya boleh mengatakan, itu adalah suatu pekabaran yang sangat tidak tepat
secara politis.
By the way the message of the Loud Cry is not only that
Babylon is fallen, and that God’s people need to come out but it’s actually it’s
an announcement about the final work that Jesus is beginning in the Most Holy
place in the heavenly Sanctuary. Not cleansing the life from sin only
but cleansing
the Sanctuary from the record of sin. And while Jesus cleanses the
heavenly Sanctuary from the record of sin He wants His people on earth to be
cleansing the heart from those sins, because He will never cleanse up there what is
not cleansed here. And so when Jesus has a people totally emptied of
self and filled with His Holy Spirit, then God will use His people to proclaim
the Loud Cry to the furthest corners of the earth. And like at Pentecost, according to what
Ellen White has mentioned in her writings, there will be thousands converted to
the truth in a day. She says that among clergy, people of all churches will
come out and will join ranks with God’s people. In fact Ellen White said in Home
Missionary November 1893 speaking about Pentecost and what is going to
happen at the end, she says, “…Thousands
were converted in a day. We have thought, we have expected that an Angel is to
come down from heaven that the earth with be lighted with his glory, when we
shall behold an ingathering of souls similar to that witnessed on the day of
Pentecost.” Then we will not be
counting how many souls we baptize in a year, we will loose track of how many
souls we’ve baptized in a day. But God is waiting for us. God is waiting for
us to be receptacles that will be emptied of self so He has something to fill. He wants us
to be a praying people, a studying people, a people that forget their own
personal agendas, and that come together in unity with one purpose and that is
to finish the work of God upon this earth.
Pekabaran Suara Nyaring bukan hanya
bahwa Babilon telah roboh, dan bahwa umat Tuhan harus keluar, tetapi sebenarnya
itu adalah pengumuman tentang pekerjaan terakhir Yesus yang telah dimulai di
Bilik Mahakudus di Bait Suci Surgawi.
Tidak hanya membersihkan hidup dari dosa, tetapi membersihkan Bait Suci dari
catatan dosa. Dan sementara Yesus membersihkan Bait Suci Surgawi dari catatan
dosa, Dia menghendaki umatNya di bumi membersihkah hati mereka dari dosa-dosa
itu, karena Dia tidak bakal
membersihkan apa yang ada di atas yang tidak dibersihkan di bumi sini.
Maka ketika Yesus sudah memiliki suatu umat yang seluruhnya telah menyingkirkan
segala kepentingan pribadi dan dipenuhi oleh Roh Kudus, barulah Tuhan akan
memakai umatNya untuk menyerukan Seruan Nyaring ke ujung bumi yang paling jauh.
Dan sebagaimana di saat Pentakosta ~ menurut apa yang telah disebutkan Ellen
White dalam tulisan-tulisannya ~ dalam sehari akan ada ribuan orang yang
bertobat dan menerima kebenaran. Ellen White berkata, di antara para klerus,
orang-orang dari segala macam gereja akan keluar dan bergabung menjadi bagian
umat Tuhan. Bahkan Ellen White berkata di Home
Ministry November 1893, berbicara tentang Pentakosta dan apa yang akan
terjadi pada akhirnya, dia berkata, “…Ribuan akan ditobatkan
dalam sehari. Kita menyangka, kita
berharap bahwa seorang Malaikat akan turun dari Surga dan bumi akan
disinari oleh kemuliaanNya, ketika kita akan memandang pengumpulan jiwa-jiwa
mirip dengan apa yang telah disaksikan pada hari Pentakosta.” Pada waktu itu kita tidak akan
menghitung lagi berapa jiwa yang kita baptiskan dalam satu tahun, kita sudah
tidak sempat menghitung lagi berapa jiwa yang kita baptiskan dalam sehari.
Tetapi Tuhan masih menunggu kita.
Tuhan menunggu kita untuk menjadi bejana yang sudah dikosongkan dari
kepentingan diri sendiri agar Dia punya tempat untuk mengisinya. Tuhan mau kita menjadi umat yang
berdoa, umat yang belajar, umat yang melupakan agenda-agenda pribadinya, dan
yang bersatu dalam kesatuan dengan satu tujuan yaitu menyelesaikan pekerjaan
Tuhan di dunia ini.
By the way when “the Loud Cry” is proclaimed is this going to
awaken great persecutions against God’s people? Yes. And who are going
to be the persecutors? Well, there are all those secular atheists out there.
No! Who are going to be the persecutors of God’s people? Those who profess to be followers of Jesus
Christ.
Ketahuilah ketika Seruan Nyaring
diproklamasikan, apakah itu akan menimbulkan penganiayaan hebat terhadap umat
Tuhan? Ya. Dan siapa yang akan menjadi penganiayanya? Yah, semua orang atheis sekular di luar
sana. Bukan! Siapa yang akan menjadi penganiaya umat Tuhan? Mereka yang mengaku
sebagai pengikut Yesus Kristus.
I want to close this morning by reading a statement, a very
significant statement that we find in Testimonies
to Ministers pg. 507. This succinctly puts everything in perspective that
we’ve talked about today. Ellen White says, “…Many have to a great measure failed to receive the former
rain…” by the way the former rain is the Holy Spirit that you receive
at the moment of your conversion. That’s when the rain begins to fall. It needs to
fall every day, we need a new baptism
every day. If we don’t receive a new baptism every day the seed and the
plant are going to die. What good is the latter rain if the seed and the plant
are dead. She says, “…Many
have to a great measure failed to receive the former rain. They have not
obtained all the benefits that God has thus provided for them. They expect that
the lack will be supplied by the latter rain…” They
say, “Well, if I don’t have it now, the latter rain will provide it.” Remember
the five foolish virgins? They said the same thing. “At the end we’ll get a
special provision.” They were caught wanting. She continues saying, “…When
the richest abundance of grace shall be bestowed, they intend to open their
hearts to receive it. They are making a terrible mistake. The work that God has
begun in the human heart in giving His light and knowledge must be continually
going forward. Every individual must realize his own necessity. The heart must
be emptied…” notice this, before it can be filled, “…the heart must be emptied of every
defilement and cleansed for the indwelling of the Spirit. It was by the
confession and forsaking of sin, by earnest prayer and consecration of
themselves to God, that the early disciples prepared for the outpouring of the
Holy Spirit on the day of Pentecost. The same work, only in greater degree,
must be done now. Then the human agent had only to ask for the blessing and
wait for the Lord to perfect the work concerning him. It is God who began the
work, and He will finish His work, making man complete in Jesus Christ. But
there must be no neglect of the grace represented by the former rain. Only
those who are living…” notice this, “…Only
those who are living up to the light they have, will receive greater light.
Unless we are daily advancing in the exemplification of the active Christian
virtues, we shall not recognize the manifestations of the Holy Spirit in the
latter rain…” I want to read that again. “…Unless we are daily advancing
in the exemplification of the active Christian virtues, we shall not recognize
the manifestations of the Holy Spirit in the latter rain….” And here comes the terrifying part. “…It
may be falling on hearts all around us but we shall not discern or receive it.”
Saya mau
menutup pagi ini dengan membacakan pernyataan, pernyataan yang sangat bermakna
yang kita temukan di Testimonies to Ministers
hal 507. Ini menempatkan semua yang kita bicarakan hari ini dalam perspektifnya yang tepat. Ellen White berkata, “…Banyak
yang telah gagal menerima hujan awal…”
Ketahuilah hujan awal adalah Roh Kudus yang kita terima pada saat pertobatan
kita. Itulah saatnya ketika hujan mulai turun. Hujan itu harus turun setiap hari. Kita memerlukan
baptisan baru setiap hari. Jika kita tidak menerima baptisan
baru setiap hari, maka benih dan tanaman itu akan mati. Apalah gunanya hujan
akhir jika benih dan tanaman itu sudah mati. Ellen White berkata, “…Banyak
yang telah gagal menerima hujan awal. Mereka tidak mendapatkan semua keuntungan
yang sudah disediakan Tuhan bagi mereka. Mereka berharap apa yang masih kurang
akan diberikan pada saat hujan akhir…” Mereka
itu berkata, “Nah, jika saya tidak memilikinya sekarang, hujan akhir yang akan
memberikannya.” Ingat kan kelima anak dara yang bodoh? Mereka mengatakan hal
yang sama. “Nanti di saat terakhir kita akan mendapatkan persediaan istimewa.”
Mereka ternyata kedapatan tidak memenuhi syarat. Ellen White melanjutkan, “…Mereka
berniat membuka hati untuk menerima saat kasih karunia yang terbesar dicurahkan.
Mereka telah melakukan kesalahan besar. Pekerjaan yang dilakukan Tuhan di dalam
hati manusia dengan memberikan terangNya dan pengetahuan, harus terus-menerus
maju ke depan. Setiap individu harus menyadari kebutuhannya sendiri. Hati harus
dikosongkan…”
perhatikan ini, sebelum hati bisa diisi,
“…hati harus dikosongkan dari setiap kenajisan dan dibersihkan
untuk tempat tinggal Roh. Dengan mengakui dan meninggalkan dosa, dengan doa
yang tulus dan penyerahan kepada Tuhan, murid-murid awal mempersiapkan untuk
kecurahan Roh Kudus pada hari Pentakosta. Pekerjaan yang sama, tetapi dalam
tingkat yang lebih tinggi, harus dilakukan sekarang. Pada saat itu manusia
hanya perlu meminta berkat tersebut dan menunggu Tuhan untuk menyempurnakan
pekerjaan di dalam dirinya. Tuhan yang memulai pekerjaan itu, dan Tuhan yang
akan mengakhiri pekerjaanNya, menjadikan manusia itu sempurna di dalam Yesus Kristus.
Tetapi tidak boleh ada pengabaian terhadap kasih karunia yang dilambangkan oleh
hujan awal. Hanya mereka yang hidup…” perhatikan
ini, “…Hanya mereka yang hidup sesuai dengan terang yang mereka
miliki, akan menerima terang yang lebih besar. Kecuali
kita setiap hari terus maju dalam mencontoh kebajikan Kristen secara aktif,
kita tidak akan mengenali manifestasi Roh Kudus dalam hujan akhir…” dan sekarang muncul bagian yang
mengerikan, “…yang mungkin sedang menghujani hati-hati di sekitar kita,
tetapi kita tidak akan melihatnya maupun menerimanya.”
So, there is a work to be
done for God’s people to pray together, study together, fellowship together,
worship together, have the Holy Spirit light a fire under God’s people.
Are you comfortable living in this world, are you happy living
in this world? Isn’t it about time to go home? I’m not talking about our
literal home, I’m talking about our home in heaven, it’s so much nicer and so
much more blessed.
So let’s consecrate our lives to Jesus, let’s give ourselves
wholly to Him, let’s put everything that we have, everything we are on the
altar of sacrifice. Let’s make an unreserved sacrifice to God, placing our
money, our time, our talents, our gifts, our strength, all on the altar of
sacrifice. So that God can use us in a mighty way to finish the commission that
He has given us in this world and so that we can go home. Is that the desire of
your heart as you raise your hand this morning? Praise the Lord.
Jadi ada
pekerjaan yang harus dilakukan, bagi umat Tuhan untuk berdoa bersama, belajar
bersama, bergaul bersama, berbakti bersama, membiarkan Roh Kudus menyalakan api
di bawah umat Tuhan.
Apakah kita
merasa nyaman hidup di dunia ini? Apakah kita merasa senang hidup di dunia ini?
Tidakkah ini sudah waktunya kita pulang? Saya tidak bicara tentang rumah
literal kita, saya bicara tentang rumah kita di Surga, yang jauh lebih baik dan
lebih diberkati.
Jadi marilah
kita serahkan hidup kita kepada Yesus, marilah kita berserah total kepadaNya,
marilah kita letakkan segala yang kita miliki, seluruh diri kita di atas mezbah
kurban. Marilah kita mempersembahkan kurban tanpa reserve bagi Tuhan,
menempatkan harta kita, waktu kita, talenta kita, karunia kita, kekuatan kita
semuanya di atas mezbah kurban supaya Tuhan bisa memakai kita dengan cara yang
hebat untuk menyelesaikan penugasan yang telah diberikanNya kepada kita bagi
dunia ini, dan dengan demikian kita boleh pulang. Apakah itu kerinduan hati
kalian sementara kalian mengangkat tangan pagi ini? Puji Tuhan.
07 08 15
No comments:
Post a Comment