REVELATION’S SANCTUARY PATTERN
Pastor Stephen Bohr
Part
1
There are two things that go together
like a hand and a glove, and that is the Hebrew Sanctuary and the Book of
Revelation. The reason why the SDA church ~ and I don’t say this arrogantly,
but I do say this truthfully ~ the reason why the SDA church is the only church
in the world that understands the Book of Revelation is because it’s the only
church in the world that understands the Hebrew Sanctuary.
Ada dua hal yang sepadan
satu sama lain seperti tangan dan sarung tangan, dan itu adalah Ka’abah orang
Yahudi dan Kitab Wahyu. Mengapa gereja MAHK adalah satu-satunya gereja di dunia
yang mengerti Kitab Wahyu ~ dan saya tidak mengatakan hal ini karena rasa
sombong, tetapi saya mengatakannya dengan sejujurnya ~ alasan mengapa gereja MAHK adalah
satu-satunya gereja di dunia yang mengerti kitab Wahyu itu karena MAHK adalah satu-satunya
gereja di dunia yang memahami Ka’abah Yahudi.
You see, the Book of Revelation follows the
exact sequence of the Hebrew Sanctuary from beginning to end. And in
our Devotional period this morning I would like to go into the Book of
Revelation and follow the sequence of the Book of Revelation, and share with
you how Revelation follows the exact sequence of ministration and of places of the Hebrew
Sanctuary.
Kalian lihat, Kitab Wahyu mengikuti urut-urutan yang
persis sama dengan Ka’abah Yahudi dari awal hingga akhir. Dan dalam
saat renungan kita pagi ini, saya ingin membahas Kitab Wahyu dan mengikuti
urut-urutan Kitab Wahyu, dan menunjukkan kepada kalian bagaimana Kitab Wahyu
mengikuti tanpa penyimpangan urut-urutan pelayanan dan tempat-tempat Ka’abah
Yahudi.
Now, I would like to review just a
little bit the geography of the Hebrew
Sanctuary for those who are not real well-versed in the Hebrew Sanctuary. I
would like to just give a description and also the description of the daily and
the yearly service. So most of this will be review for a lot of you, but I feel
that it is important to do this.
Sekarang saya ingin
mengulangi sedikit letak dan susunan Ka’abah Yahudi bagi mereka yang belum
benar-benar mahir dalam hal Ka’abah Yahudi. Saya hanya ingin memberikan suatu
deskripsi dan juga penjelasan mengenai pelayanan yang “harian” dan “tahuhan.” Bagi sebagian
besar kalian, ini hanya merupakan suatu pengulangan, tetapi saya anggap ini
penting.
The Hebrew Sanctuary had 4 key
places. We usually think of 3, but it had 4.
The first was the Hebrew encampment,
where the Israelites lived. You see, they were part of the Sanctuary. “They
will build Me a Sanctuary and I will dwell among them”, without them the Sanctuary would be useless, because really they
were the ones who needed the services of the Sanctuary. So the first place, the key place of the Sanctuary was the
encampment.
Ka’abah Yahudi memiliki
empat tempat pokok. Biasanya hanya terpikirkan 3 oleh kita, tetapi ada 4.
Yang pertama
adalah perkemahan orang Yahudi, di mana orang-orang Israel hidup. Kalian lihat,
perkemahan ini adalah bagian dari Ka’abah. “Dan mereka harus membuat Tempat Kudus bagi-Ku,
supaya Aku akan diam di tengah-tengah mereka.” (Kel 25:8) Tanpa
mereka, Ka’abah tidak ada manfaatnya, karena sebenarnya merekalah yang
membutuhkan pelayanan Ka’abah. Jadi tempat yang pertama, tempat pokok pertama dari Ka’abah
adalah perkemahan.
The second key place of the
Sanctuary was the Court. And the center piece of
the furniture of the Court was of course the altar of sacrifices where they
sacrificed the animals, and they were placed upon the altar.
Tempat pokok yang kedua dari Ka’abah
adalah Pelatarannya. Dan perabot utama di Pelataran ini tentunya adalah mezbah
kurban di mana hewan-hewan dikurbankan dan ditempatkan di atas mezbah.
And then of course you went into the
tent proper and the first appartment was called The Holy Place. And in the Holy
Place, as you went in from the eastern sides, you looked to your left, that was
to the south, you saw the 7-branch candlestick which were burning, the lights
were burning all day 24/7 all day and all night. Then as you looked to your
right you saw the table of the show bread, and there were 12 breads, or I would
say loaves, but they were 12 cakes of
bread, and they were distributed into 2 piles, 6 and 6, and I believe there is
a special purpose for that. And then as you looked straight forward, still in
the Holy Place, you saw the altar of incense where morning and evening
continually the incense, the smoke of the incense was ascending and going over the
curtain and going into the Most Holy Place.
Kemudian, tentu saja
kita masuk ke dalam tendanya dan bilik pertama disebut Tempat Kudus. Dan di dalam Tempat
Kudus pada waktu kita masuk dari sebelah timur, dan kita memandang ke sisi kiri
kita dan itu berarti sebelah selatan, kita melihat 7 kaki dian yang menyala.
Apinya menyala sepanjang hari, 24 jam setiap hari 7 hari seminggu, siang dan malam. Dan jika
kita memandang ke sebelah kanan kita, kita akan melihat meja roti sajian, yang
di atasnya ada 12 potong roti, atau 12 buah roti, yaitu 12 roti pipih yang
dibagi dalam 2 tumpukan, masing-masing 6 roti. Saya yakin ada tujuan khusus
untuk cara peletakkan roti ini. Kemudian, jika kita memandang lurus ke depan,
masih di dalam bilik Tempat Kudus ini, kita akan melihat mezbah dupa, di mana
dupa dibakar terus-menerus pagi dan petang, asapnya naik dan melewati
tirai/tabir dan masuk ke bilik yang Maha Kudus.
Then of course the 4th key place of the Sanctuary was
the Most Holy Place. And in the Most Holy Place you had the Ark of the
Covenant, and inside the Ark of Covenant were actually 3 things: you had
Aaron’s rod that budded, and you had the pot of manna, but in the center
location were what I want to especially dwell upon, were the 10 Commandments, the
Law of God were contained there. Of course above the Ark was what was known as
the Mercy Seat and that was where the glory of God, the Shekinah came down to
dwell in the Hebrew Sanctuary.
Tentu saja tempat ke-4
dari Ka’abah adalah Tempat Maha Kudus dan di dalam Tempat Maha Kudus
ini, terdapat Tabut Perjanjian, dan di dalam Tabut Perjanjian ada 3 benda: ada
tongkat Harun yang bertunas, dan wadah yang berisi manna, tetapi di bagian
tengahnya terdapat apa yang ingin saya tekankan khusus, yaitu 10 Hukum Allah, di mana Hukum Allah tercantum. Tentu saja di
atas Tabut terdapat apa yang dikenal sebagai Tutup Pendamaian dan di sanalah
kemuliaan Tuhan, Shekina, turun dan tinggal di dalam Ka’abah Yahudi.
Now, also the Sanctuary, besides the
geography of it, had a daily and a yearly service. The daily
service had to do with the Court and with the Holy Place of the Sanctuary. You
see, the sacrifices were offered morning and evening besides other sacrifices,
but there was a morning and evening sacrifice, which means that upon the altar
the sacrifice was burning continually.
Sekarang, Ka’abah ini
selain letaknya, juga memiliki pelayanan harian dan tahunan. Pelayanan
harian berkaitan dengan Pelataran dan Tempat Kudus dari Ka’abah. Anda lihat,
kurban-kurban dipersembahkan pagi dan petang selain kurban-kurban yang lain,
tetapi selalu ada persembahan kurban setiap pagi dan petang, berarti di atas
mezbah itu selalu ada kurban yang dibakar.
In the Holy Place, the bread was to
be there continually, the incense was to be going up continually, the seven
lamps of the candlesticks were supposed to be lighted continually. In other
words, what
took place in the Court and in the Holy Place was a continual thing, it was
daily, it was a daily service of the Sanctuary.
Di Tempat Kudus, roti
sajian harus selalu disediakan, dan dupa juga selalu harus dibakar. Ke7 kaki
dian juga harus menyala terus-menerus. Dengan kata lain, apa yang terjadi di Pelataran dan di Tempat
Kudus adalah sesuatu yang terus berlangsung, yang “harian.” Itulah
pelayanan harian Ka’abah.
The services of the Most Holy Place
were yearly. In other words, once a year at the
end of the year you had the Day of Atonement and the Feast of Trumpet, which
announced the Day of Atonement. And of course the Day of Atonement was the great
day of judgment when the Israelites were judged and they needed to afflict their souls during the time that the High Priest was in the Most Holy Place of
the Sanctuary. And so at the end of the year, once a year, you had the services
of the Most Holy Place of the Sanctuary.
Pelayanan di Tempat Maha Kudus
terjadi tahunan. Dengan kata lain, sekali setahun pada akhir tahun, ada Hari
Grafirat [Pendamaian] dan Perayaan Terompet [Nafiri] yang mengumumkan datangnya
Hari Grafirat. Dan tentu saja, Hari Grafirat adalah hari besar Penghakiman, pada
saat mana orang-orang Israel dihakimi dan mereka harus menyelidiki hati mereka
selama Imam Besar ada di dalam Tempat Maha Kudus di Ka’abah. Maka, pada setiap
akhir tahun, setahun sekali, diadakan pelayanan di Tempat Maha Kudus di dalam
Ka’abah.
Now, what I want to share this
morning is that the Book of Revelation follows the exact order of the Hebrew Sanctuary,
and reveals to us the different steps that Jesus takes as He does His utmost to
save us.
Sekarang, apa yang ingin
saya bagikan pagi ini adalah bahwa Kitab Wahyu mengikuti urut-urutan Ka’abah Yahudi
dengan tepat dan menyatakan kepada kita langkah-langkah yang berbeda yang
diambil Yesus selagi Dia melakukan yang maksimal untuk menyelamatkan kita.
Now, if you ask most Christians why
Jesus came to this earth, they’ll say, “Oh, He came to save me,” or “He came to
die on the cross.” And that’s true.
Jesus came to save us and Jesus came to die on the cross. But the Hebrew
Sanctuary is much more involved than just the sacrifice in the Court. You have the
services in the Holy Place and you have the services of the Most Holy Place of
the Sanctuary, representing different aspects of the work of Christ.
Sekarang, jika kita
bertanya kepada kebanyakan orang Kristen mengapa Yesus datang ke dunia? Mereka
akan berkata, “Oh, Dia datang untuk menyelamatkan saya,” atau “Dia datang untuk
mati disalibkan.” Dan itu benar. Yesus datang untuk menyelamatkan kita dan
Yesus datang untuk mati disalibkan. Tetapi Ka’abah Yahudi memiliki makna yang
jauh lebih banyak daripada hanya mengenai kurban di Pelatarannya. Ada pelayanan
di Tempat Kudus dan ada pelayanan di Tempat Maha Kudus, yang melambangkan
aspek-aspek yang berbeda dari pekerjaan Kristus.
Now, as we begin, I would just like
to say that the different part of the Hebrew Sanctuary depict different
functions of Jesus Christ in the plan of salvation.
· His work in the Court represents primarily Jesus as Sacrifice.
· His work in the Holy Place represents Jesus primarily as Intercessor.
· His work in the Most Holy Place represents primarily His work as
Judge.
· And there is one further function. Once the Hebrew Sanctuary closes, the
function of Jesus that it depicted is Jesus as King of Kings and Lord of Lords.
Sekarang, pada awal
pelajaran ini, saya hanya ingin menyampaikan bahwa bagian-bagian yang berbeda
dari Ka’abah Yahudi menggambarkan fungsi-fungsi yang berbeda yang dilakukan
Yesus Kristus dalam rencana keselamatan.
· Pekerjaan Kristus di
Pelatarannya menggambarkan pekerjaan utama Yesus sebagai Kurban.
· PekerjaanNya di Tempat
Kudus melambangkan Yesus terutama sebagai Pengantara.
· PekerjaanNya di Tempat
Maha Kudus melambangkan pekerjaan utamaNya sebagai Hakim.
· Dan ada satu lagi
fungsiNya yang lain. Begitu Ka’abah Yahudi itu tutup, fungsi Yesus yang
digambarkan adalah sebagai Raja segala raja dan Tuan segala tuan.
So the Hebrew Sanctuary depicts 4
functions of Jesus: Jesus as Sacrifice, Jesus as Intercessor, Jesus as Judge
and Jesus as King. And I believe that the Book of Revelation reveals all of
these functions in the exact order of
the Hebrew Sanctuary.
Jadi, Ka’abah Yahudi
menggambarkan 4 fungsi Yesus: Yesus sebagai Kurban, Yesus sebagai Pengantara,
Yesus sebagai Hakim dan Yesus sebagai Raja. Dan saya yakin bahwa Kitab Wahyu
mengungkapkan semua fungsi itu dalam urutan yang persis sama dengan yang ada di
Ka’abah Yahudi.
Now, I am only going to share with
you this morning the high points of the Book of Revelation. I wished we had the
time to study the nitty gritty, the little details in between each of these
high points but obviously we don’t have the time, and I trust that many of you
are taking notes or you are going to get the CD or DVD, and there is one, and
you are going to take it home and you are going to check this out. “I am going
to check Pastor Bohr out,” and you’ll
study everything in between the high points that we are going to take a look at
in our study this morning....
Pagi ini saya hanya akan
menyampaikan kepada kalian pokok-pokok utama dari Kitab Wahyu. Seandainya kita punya
waktu untuk mempelajari semua tetek bengeknya, detail-detail kecillnya di
antara setiap pokok yang utama, tetapi jelas kita tidak punya waktu itu, dan
saya yakin banyak dari kalian sedang mencatat atau kalian akan membeli CD atau
DVDnya, dan memang itu tersedia, dan kalian akan membawanya pulang dan kalian
akan menyelidiki hal ini. “Saya akan mengecek apa yang dikatakan Pdt. Bohr.” Dan kalian akan mempelajari semua yang ada di
antara pokok-pokok utama yang akan kita pelajari pagi ini...
Part
2
Basically I would like to begin with Revelation 1 verse 3, eh,
Revelation chapters 1 through 3 rather. Let’s begin with Revelation chapter 1
verses 5-6 and then we’ll jump to ~ I’ll speak about the first 3 chapters
generally.
Pada dasarnya saya ingin memulai dengan Wahyu 1:3, eh lebih
tepatnya Wahyu pasal 1 hingga 3. Marilah kita mulai dengan Wahyu 1:5-6 lalu
kita akan melompat ke ~ saya akan membahas tiga pasal yang pertama secara umum.
Rev 1 and let’s read verses 5-6. It says here “and
from Jesus Christ, the faithful witness, the firstborn from the dead [that’s His resurrection, right?], and
the ruler over the kings of the earth...” Now, notice this, “From Him who loved us,” ~ what tense was that verb? It’s Past. And how did He show His
love? “...
and washed us..” what tense was that verb? Past. “...
and washed us from our sins in His own blood.” What piece of furniture in the Sanctuary is this work referring
to? It’s referring to His what? To His sacrifice. So where are we in Rev 1:5?
It’s reminiscing upon His work at the altar of sacrifice, on the cross
He died He shed His blood to save His people from their sins.
Wahyu pasal 1 dan
marilah kita membaca ayat 5 dan 6. Kita baca: “dan dari Yesus Kristus, Saksi yang setia, yang pertama bangkit dari
antara orang mati”
[itu kebangkitanNya, bukan?] “...dan yang berkuasa atas
raja-raja bumi ini.” Sekarang, perhatikan ini: “Bagi Dia, yang telah mengasihi kita” Keterangan waktu apa yang ada di sini? Waktu
lampau [loved = telah mengasihi]. Dan bagaimana caraNya menunjukkan kasihNya
kepada kita? “...dan yang telah membasuh kita
dari dosa kita oleh darah-Nya” ... Apa keterangan
waktunya? Waktu lampau [washed = telah
membasuh]. Jadi perabotan mana di Ka’abah yang dibicarakan di sini? Yang dibicarakan itu
mengacu kepada apanya Kristus? Kepada pengorbananNya! Jadi di Wahyu 1:5, kita
berada di mana? Wahyu 1:5 mengingatkan kepada pekerjaan Kristus di mezbah kurban, di
atas salib Dia mati dan mencurahkan darahNya untuk menyelamatkan
umatNya dari dosa-dosa mereka.
But now we go to the rest of Revelation
1 to chapter 3. And you have there Jesus
walking among the 7 candlesticks. If you go with me to Rev 1:13, actually let’s
read verse 12 for the context, “Then I turn to see the voice that spoke with me, and having
turned I saw 7 golden lampstands” now where would
those be? In The Holy Place, obviously. “And in the midst of the 7
lampstands...”, this is the same One who loved us [Past
tense] and washed us in His blood “...
one like the Son of Man clothed in a garment down to the feet and girded about
the chest with a golden ban.” So
where is Jesus in the series of the churches? He’s walking among the 7 what?
The 7 candlesticks. Now, the 7 candlesticks represent the 7 churches and
the 7 churches ~ the reason why the number 7 is used is because they represent the history of the church from
apostolic times till the end of the age. The totality or the completeness of
the history of the church. And the picture that is being given is that
Jesus in the history of the Christian church is walking among the 7
candlesticks, and what is He doing? If you read Lev 24:1-4, we are told that
the High Priest had to do 2 things with regard to the candlesticks:
Sekarang kita
pergi ke kelanjutan Wahyu pasal 1 hingga 3. Dan di situ kita temui Yesus berjalan
di antara ke-7 kaki dian. Jika kalian mengikuti saya ke Wahyu 1:13, lebih baik
kita baca ayat 12 untuk mendapatkan konteksnya: “Lalu aku [Yohanes] berpaling untuk melihat suara yang berbicara
kepadaku. Dan setelah aku berpaling, tampaklah kepadaku tujuh kaki dian dari
emas…” Sekarang, di manakah terdapatnya benda itu? Jelas adanya di dalam Tempat
Kudus. “…Dan di tengah-tengah kaki dian itu...” ini berbicara mengenai Sosok yang sama yang telah mengasihi kita [waktu
lampau] dan yang telah membasuh kita dalam darahNya, “...ada seorang serupa Anak Manusia, berpakaian jubah yang
panjangnya sampai di kaki, dan dadanya berlilitkan ikat pinggang dari emas.” Jadi di manakah Yesus
dalam rangkaian jemaat-jemaat ini? Dia berjalan di antara ke 7 apa? Ke 7 kaki
dian. Sekarang, ke 7 kaki dian ini melambangkan 7 jemaat, dan alasan mengapa angka 7
dipakai adalah karena angka itu mewakili sejarah jemaat dari zaman apostolik
[zaman para rasul] hingga akhir masa. Keseluruhan kelengkapan
sejarah jemaat. Dan gambaran yang
diberikan adalah dalam sejarah gereja Kristen, Yesus berjalan di antara ke 7
kaki dian, dan apa yang dilakukanNya? Jika kalian membaca Imamat 24:1-4, kita tahu
bahwa Imam Besar harus melakukan dua hal sehubungan dengan kaki dian:
First of all he had to trim the
lamps, to make sure that they kept burning and he had to make sure that the
lamps continually had enough oil to
continue burning. Now what is Jesus the High
Priest doing among the 7 candlesticks or in the history of the
Christian church? Remember the number 7 represents the totality of the Christian
church. Jesus
is making sure that the light of the church does not – what? That the light of the church does not go out.
That there is an abundance of the Holy Spirit being poured out upon the church
so that the church will continue to give its light. Let me ask you, were there some periods when
the light flickered and looked like it was going to go out? Absolutely, we know
about the Dark Ages. Why do you suppose they are called the Dark Ages? Because
the candlestick was dim. And yet the comforting aspect is that the light never
went out because God was never left without witness. He had the Waldensees and
He had the Albigensees and He had all these individuals who under very
difficult circumstances shared the light of Jesus Christ.
Pertama-tama dia harus
memangkas sumbunya [membuang bagian-bagian yang sudah hangus] untuk memastikan
api menyala terus, dan dia harus memastikan lampu-lampu itu terus-menerus punya
cukup minyak agar bisa selalu menyala. Sekarang, apa yang dilakukan Yesus, Imam Besar
di antara ke 7 kaki dian atau di dalam sejarah gereja Kristen? Jangan
lupa, angka 7 melambangkan keseluruhan gereja Kristen. Yesus sedang memastikan bahwa nyala terang gereja
itu tidak apa? Tidak padam. Bahwa ada cukup banyak Roh Kudus yang
dicurahkan kepada gereja supaya gereja akan memancarkan terang
terus-menerus. Pertanyaan: apakah pernah ada periode-periode di mana cahaya itu
meredup seolah-olah akan mati? Tentu saja! Kita tahu tentang Zaman Kegelapan.
Memangnya mengapa saat itu disebut Zaman Kegelapan? Karena pada waktu itu nyala
apinya meredup. Namun demikian, aspek yang melegakan adalah nyala api itu tidak
pernah padam karena Tuhan tidak pernah tidak memiliki saksi. Tuhan
memiliki golongan Waldensen dan
Albigensen, dan Tuhan juga memiliki orang-orang yang walaupun berada di bawah
kondisi yang sangat susah, tetap membagikan terang Yesus Kristus.
And so we find, after we were told
that Jesus loved us and washed us in His blood ~ that’s the work on the altar
of sacrifice ~ then we see Jesus walking among the 7 candlesticks, He is
pouring out His Spirit so that His church can give light.
Jadi, setelah kita diberitahu
bahwa Kristus mengasihi kita dan membasuh kita dalam darahNya ~ itu adalah
pekerjaan di mezbah kurban ~ maka kita melihat Yesus berjalan di antara ke-7
kaki dian, Dia sedang mencurahkan RohNya agar gerejaNya bisa memancarkan
terang.
And then we move to the series of
the seals. Now I believe on the basis of what I have studied, that the seals
actually are taking place at the table of the showbread. And let me
explain some of the reasons why.
Dan kita melanjutkan ke
rangkaian meterai. Sekarang, saya yakin berdasarkan apa yang telah saya
pelajari, bahwa meterai-meterai itu terjadinya pada bagian meja roti sajian.
Izinkan saya menjelaskan beberapa alasannya mengapa demikian.
Number 1, we are told about the
throne in the series of the seals, in
front of the throne are the 7 candlesticks. Now, if you look at the geography
of the Hebrew Sanctuary, you will notice that that which was directly before
the 7 candlesticks was what? It was the table of showbread, because the table
of showbread was in the north, and the 7 candlesticks were in the south. In Rev 4-5
which was the introductory vision to the seals locates the throne and says that
the throne was in front of the 7 candlesticks.
Pertama kita diberitahu mengenai
takhta di dalam rangkaian meterai, bahwa
di depan takhta adalah ke 7 kaki dian. Sekarang, jika kita melihat letak
Ka’abah Yahudi, kita akan melihat bahwa apa yang berada tepat di depan ke 7
kaki dian adalah apa? Meja roti sajian, karena meja roti sajian ada di sebelah
utara, dan ke 7 kaki dian ada di sebelah selatan. Dalam Wahyu pasal 4-5 yang adalah
penglihatan perkenalan kepada metera-meterai, itu mencatat adanya takhta dan menyatakan
bahwa takhta ada di depan ke 7 kaki dian.
Furthermore, it’s interesting that the table
of the showbread was the only piece of furniture in the Sanctuary that had two
crowns around it. Now who use crowns? Kings use crowns. Furthermore on
the table of showbread there were 12 cakes of bread, but they were distributed
into 2 stacks. Now, that’s interesting. You know if you’ve been to the
Middle East you can stack up 12 cakes of bread one on top of another but,
purposely they were placed 6 and 6. You say, “what is the reason?” Well, let’s
read Rev 3:21 to notice where Jesus went when He ascended to Heaven.
Lebih lanjut, adalah
sangat menarik bahwa meja roti sajian ini adalah satu-satunya perabotan
di dalam Ka’abah di mana terdapat dua mahkota. Sekarang, siapa yang
memakai mahkota? Raja-raja. Lebih lanjut, di atas meja roti sajian ada 12 roti
pipih, tetapi mereka dibagi dalam 2 tumpukan. Nah, itu menarik.
Kalian tahu, jika kalian sudah pernah ke Timur Tengah, kita bisa saja menumpuk
12 roti pipih satu di atas yang lain, namun di sini dengan sengaja mereka
diletakkan dalam dua tumpukan, 6 dan 6. Kalian bertanya, mengapa? Nah, marilah
membaca Wahyu 3:21 untuk melihat ke mana Yesus pergi ketika Dia naik ke Surga.
Rev 3:21: “To
him who overcomes, I will grant to sit with
Me on My throne as I also overcame, and...” what? “...
and sat with My Father on His throne.”
So how
many were sitting on the throne when Jesus ascended to Heaven? Two. Did
Jesus go as King of the kings of grace? Most certainly, yes. Are both the
Father and Son a source of bread for God’s people? Absolutely. You’ll
notice for example in John chapter 6, Jesus says “My Father sent the bread from
Heaven”, and the He said, “I am that Bread.” So notice, the Father and Son are both instrumental in
feeding the people of God.
And what does the bread represent? The bread represents the Word of God. “Men shall not live by bread alone but by every word that proceeds out of the mouth of God.”
And what does the bread represent? The bread represents the Word of God. “Men shall not live by bread alone but by every word that proceeds out of the mouth of God.”
Wahyu 3:21 “Barangsiapa menang, ia akan
Kududukkan bersama-sama dengan Aku di atas takhta-Ku, sebagaimana Aku pun telah menang dan...” apa? “...dan duduk bersama-sama dengan Bapa-Ku di atas takhta-Nya.” Jadi ada berapa yang duduk di takhta pada
waktu Yesus naik ke Surga? Dua. Apakah Yesus pergi sebagai Raja segala
raja kasih karunia? Tentu saja, ya. Apakah baik Bapa maupun Anak itu roti bagi umat Allah?
Tentu saja. Kalian akan melihat misalnya di Yohanes pasal 6, Yesus berkata “Bapa-Ku yang memberikan kamu roti yang benar dari sorga.” [Yoh 6:32] dan Yesus berkata, “Akulah roti hidup” itu [Yoh 6:41]. Jadi
perhatikan, Bapa dan Anak sama-sama berperan penting dalam memberi makanan
kepada umat Allah. Dan apa yang dilambangkan oleh roti itu? Roti itu
melambangkan Firman Allah. “Manusia hidup bukan dari roti
saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah." [Mat 4:4]
Furthermore, and this is very
interesting, under the 3rd seal, you have a tremendous
scarcity of wheat and barley. Now what was wheat and barley used for?
It was used to make bread, that’s right. And wheat and barley under the period
of the 3rd seal which we believe is the time of Constantine when erroneous doctrines
entered the church, the Bread of God or the Word of God was what? It
was scarce.
And that’s the reason why under the 3rd seal you have wheat and barley being
very expensive because there is a scarcity of that which is necessary to make the
Word of God, in other words to make the Bread of God.
Lebih lanjut, dan ini
sangat menarik, di meterai ke3 kita mendapatkan kelangkaan gandum dan jelai.
Nah, gandum dan jelai dipakai untuk apa? Betul, mereka dipakai untuk membuat
roti. Dan gandum dan jelai di masa meterai ke3 yang kita yakini adalah zaman
kaisar Constantine, pada waktu mana doktrin-doktrin yang sesat masuk gereja,
Roti Allah atau Firman Allah menjadi apa? Menjadi langka. Dan itulah alasannya
mengapa di masa meterai ke3 kita temukan gandum dan jelai begitu mahal
harganya, karena terjadi kelangkaan bahan
yang dibutuhkan untuk membuat Firman Allah, dengan kata lain untuk
membuat Roti dari Allah.
And so in the series of the seals, Jesus is
located at the table of the showbread and is feeding His people. Now,
questions: were there a period during the history of the Christian church where
the bread was very, very scarce? Absolutely. Where the people of God were
practically at the point of starvation? Absolutely! During the same period we
know as the Dark Ages. What was done with the Bible? It was kept in
Latin, it was
forbidden for people to read the Bible, therefore the Bread of God was
scarce. You know, under another symbol in Rev 11, you have the two witnesses and those
represent the Old and New Testaments and they are witnessing in sackcloth, thus
they can’t give their full light because of this terrible period of apostasy.
Maka dalam
rangkaian meterai-meterai itu, Yesus didapati berada di meja roti sajian dan
sedang memberi makan umatNya. Sekarang, pertanyaan: apakah ada suatu
periode dalam sejarah gereja Kristen saat roti itu menjadi amat sangat langka? Tentu
saja! Pada
periode yang sama yang kita kenal sebagai Zaman Kegelapan.
Apa yang terjadi dengan Firman Tuhan? Firman Tuhan dipertahankan dalam bahasa Latin, orang-orang dilarang membaca Alkitab,
dengan demikian Roti Allah menjadi langka. Kalian tahu, di bawah simbol yang
lain di Wahyu
pasal 11, kita akan mendapatkan dua orang saksi, dan mereka melambangkan
Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, dan mereka itu bersaksi dengan pakaian
berkabung, sehingga mereka tidak bisa memancarkan cahaya mereka sepenuhnya,
karena saat itulah masa kemurtadan yang mengerikan.
And so in the series of the seals,
the emphasis is upon Jesus giving bread to His people. Sometimes the bread is
scarce but never is the bread totally
missing. Just like we had a dark period in the Christian church but never did
the light totally and completely disappear. So Jesus is feeding His church and
Jesus is giving the Holy Spirit so His church can give light.
Maka dalam rangkaian
meterai, tekanannya ada pada Yesus memberi makan umatNya. Terkadang roti itu
langka, tetapi tidak pernah roti itu lenyap sama sekali. Sama sebagaimana kita
pernah mengalami periode kegelapan dalam gereja Kristen, tetapi tidak pernah
terang itu lenyap dan hilang seluruhnya. Jadi Yesus memberi makan gerejaNya dan
Yesus memberikan Roh Kudus agar gerejaNya bisa memancarkan terang.
Then we come to the series of the trumpets. Go with me to Rev chapter 8 and let’s see
where Jesus is during the trumpets. Rev 8 and notice verse 3. It says here “Then
another angel having a golden censer
came and stood at the altar...” which altar
is this? There is the altar of sacrifice. Is this the altar of sacrifice in the Court? No. It says “He
was given much incense, that He should offer it with the prayers of all the
saints on the golden altar which was before the throne.” The smoke of the incense with the prayer of the saints
ascended before God from the angel’s hands. So where was Jesus at the
beginning of the series of the trumpets? Jesus is found at the altar of incense
at the golden altar.
Sekarang
kita tiba pada rangkaian nafiri/terompet. Ikuti saya ke Wahyu pasal 8 dan
lihatlah di mana Yesus berada selama masa nafiri ini. Wahyu pasal 8, dan
perhatikan ayat 3. Dikatakan di sini “Maka datanglah seorang malaikat lain, dan ia pergi berdiri dekat
mezbah dengan sebuah pedupaan emas...” Mezbah
yang mana ini? Ada mezbah kurban.
Apakah ini mezbah kurban yang ada di Pelataran? Bukan. Dikatakan di sini: “..Dan kepadanya diberikan banyak kemenyan untuk dipersembahkannya
bersama-sama dengan doa semua orang kudus di atas mezbah emas di hadapan takhta
itu.” Asap dari dupa bersama doa orang-orang kudus naik ke atas di hadapan
Tuhan dari tangan Malaikat itu. Jadi di manakah Yesus pada bagian awal rangkaian nafiri?
Yesus ditemukan di mezbah dupa, di mezbah emas itu.
So what has happened in the first
half of Revelation? Jesus has moved from the Court where He loved us and washed
us in His blood to walk among the 7 candlesticks to make sure that the church
receives a supply of the Holy Spirit, then He has moved in the series of the
seals to the table of the showbread to make sure that there is bread to feed
His people from the Father and from the Son and then He has moved to the altar
of incense to receive the prayers of His saints.
Jadi, apa yang terjadi
di bagian pertama dari Kitab Wahyu? Yesus berpindah dari Pelataran di mana Dia
begitu mengasihi kita dan membasuh kita dalam darahNya, untuk berjalan di
antara ke 7 kaki dian untuk memastikan gereja menerima curahan Roh Kudus, lalu pada
saat rangkaian meterai Dia berpindah ke meja roti sajian untuk memastikan ada
roti dari Bapa dan Anak untuk memberi makan umatNya, lalu dia berpindah ke
mezbah dupa untuk menerima doa orang-orang kudusNya.
By the way the Holy Place has what I call the
triangle of sanctification.
Supaya tahu, Tempat
Kudus memiliki apa yang saya namakan penyucian segitiga.
Part 3
By the way the Holy Place has what I
call the triangle of sanctification. You want to live a sanctified life, the
secret is found in the Holy Place of the Sanctuary. You say, “What do you
mean?” Well, just think about it:
Supaya tahu, Tempat
Kudus memiliki apa yang saya namakan penyucian segitiga. Jika kita mau
menjalani kehidupan yang disucikan, rahasianya ditemukan di Tempat Kudus dari
Ka’abah. Kalian bertanya, “Apa maksudnya?” Nah, coba renungkan ini:
The candlesticks receives oil and
imparts light. That represents the church giving
witness to Jesus through the power of the Holy Spirit. In other words, it represents
witnessing, imparting the light of Jesus. You see, Jesus is the sun,
and we are the moons. Sometimes we think we are suns, but we are only moons.
You know when we go out at night and we see the moon, beautiful full moon, and
we say, “Oh, the moon is so beautiful tonight.” Listen, the moon would be
nothing if it did not receive light from
the sun. So we would be nothing if we did not receive light from Jesus. So Jesus imparts the Holy Spirit to to church so
that the church can witness and give light and testimony to Him.
Kaki dian menerima minyak dan
memancarkan sinar. Itu mewakili gereja memberikan kesaksian tentang Yesus melalui
kuasa Roh Kudus. Dengan kata lain, itu melambangkan bersaksi, membagikan terang dari
Yesus. Kalian lihat, Yesus adalah mataharinya, dan kita adalah
bulan-bulannya. Terkadang kita menganggap kita ini mataharinya, tetapi kita
hanyalah bulan. Kalian tahu kan, bila kita keluar di malam hari dan kita
melihat bulan, bulan yang indah, dan kita berkata, “Oh, bulannya begitu indah
malam ini.” Dengarkan, bulan itu tidak ada artinya seandainya dia tidak menerima
cahaya dari matahari. Jadi kita ini tidak ada artinya jika kita tidak menerima
terang dari Yesus. Maka Yesus membagikan Roh Kudus kepada gereja supaya gereja
boleh bersaksi dan memancarkan sinar, dan memberikan kesaksian tentang Dia.
Now, what about the Bread? Well, the Bread
represents the Word of God. It represents the fact that we should
be feeding upon the Word of God, so that we can grow spiritually.
Nah, bagaimana dengan
rotinya? Roti
melambangkan Firman Tuhan. Dia melambangkan faktanya bahwa kita harus makan
Firman Allah, supaya kita bisa bertumbuh secara rohani.
What does the altar of incense
represent? It represents prayers, because Jesus mixes or blends His merits with the prayers and
they go before the Father and they are acceptable before God.
Apa yang dilambangkan mezbah
dupa? Itu melambangkan doa, karena Yesus mencampurkan atau
menggabungkan kelayakanNya Sendiri pada doa-doa itu, dan doa-doa itu naik di
hadapan Bapa, dan diterima oleh Bapa.
And so you have, witnessing,
bible study and prayer, as the 3 secrets to a sanctified life. And by
the way, they have to be practised in a balanced manner. Ellen White says, “He who does nothing but pray
will eventually cease to pray.” Did you know that? You
know, some people emphasize one point, and other people emphasize another
point. The fact is we have to balance all three of these to have a balanced sanctified life.
Jadi, kita dapatkan bersaksi,
belajar Firman Tuhan, dan berdoa, sebagai 3 rahasia menuju kehidupan yang
disucikan. Dan supaya tahu saja, ketiganya ini harus dilakukan secara
seimbang. Ellen White berkata, “Dia yang tidak berbuat apa pun
selain berdoa, akhirnya akan berhenti berdoa.” Tahukah kalian tentang hal itu? Kalian tahu, ada orang-orang
yang menekankan pada satu poin, dan ada yang menekankan pada poin yang lain.
Tapi faktanya, kita harus seimbang dalam ketiganya untuk mencapai suatu kehidupan yang seimbang dalam kekudusan.
Now, we’ve gone from the Court to
the Holy Place and we want to notice where Revelation sends us next. Go with me
to Rev 11:19. It says there “Then the temple of God…” ~
by the way this word temple ναός [nah-os'] refers to a specific portion of the
Hebrew Sanctuary, it refers to
the Most Holy Place. It says “Then the temple of God was
opened in Heaven…” and what was seen? “...and the Ark of the Covenant was
seen in His temple. And there were lightnings, noises, thunderings, and earthquakes
and great hails.” So
where is Jesus in Rev 11:19? He’s in the Most Holy Place because the Ark of the
Covenant was found where? In the Most Holy Place. And this is happening in Heaven.
Sekarang kita
telah beranjak dari Pelataran ke Tempat Kudus dan kita perhatikan ke mana
berikutnya Kitab Wahyu mengirim kita. Kita pergi ke Wahyu 11:19. Dikatakan di
sana: “Maka terbukalah Bait Suci Allah...” perhatikan kata Bait Suci ναός [nah-os'] mengacu kepada bagian khusus dari Ka’abah Yahudi, yaitu ke Tempat Maha
Kudus. Kemudian katanya: “Maka terbukalah Bait Suci
Allah yang di sorga,” dan kelihatanlah apa? “...
tabut perjanjian-Nya di dalam Bait Suci itu dan terjadilah kilat dan deru guruh
dan gempa bumi dan hujan batu lebat.” Jadi di mana Yesus di Wahyu 11:19? Dia ada di
Tempat Maha Kudus karena Tabut Perjanjian ditemukan di mana? Di Tempat Maha
Kudus. Dan ini sedang terjadi di Surga.
Let me ask you, what good would it
be for Jesus to go into the Most Holy Place to begin the work of judgment if
nobody on earth knew about it? It would kind of defeat the purpose wouldn’t it?
And so I want you to notice in Rev 14 that there is an earthly announcement of
this heavenly event. Rev 14 and notice verse 6 “Then I saw another angel flying in
the midst of heaven having the everlasting gospel to preach to those who dwell
on the earth, and to every nation and tribe and tongue and people, saying with
a loud voice, Fear God and give glory to Him; for the hour of His judgment will
come.”
Oh, good, good, you’re sharp, you’re sharp, it’s early, but
you’re sharp. It says, “the hour of His judgment…” what? “…is come” or “has
come”.
Coba saya tanya,
apa keuntungannya bagi Yesus masuk ke Tempat Maha Kudus untuk memulai
penghakiman jika tidak ada manusia di dunia yang tahu tentang hal itu? Tentunya
itu akan membatalkan tujuannya, bukan? Maka, saya mau kalian perhatikan di Wahyu
pasal 14 ada suatu pengumuman kepada dunia mengenai peristiwa di Surga ini.
Wahyu 14, perhatikan ayat 6: “Dan aku melihat seorang malaikat lain terbang di tengah-tengah
langit dan padanya ada Injil yang kekal untuk diberitakannya kepada mereka yang
diam di atas bumi dan kepada semua bangsa dan suku dan bahasa dan kaum, dan ia berseru dengan suara nyaring:
"Takutlah akan Allah dan muliakanlah Dia, karena akan tiba saat penghakiman-Nya... ” [suara-suara yang memprotes]. Oh, bagus,
bagus, kalian semuanya teliti. Hari masih pagi, tetapi kalian teliti. Dikatakan
di sini hari penghakimannya bagaimana? “... karena TELAH tiba saat penghakiman-Nya...” atau “SUDAH tiba.”
Is this an earthly announcement of
heavenly event? Most certainly. And then it continues saying in verse 7 “..
and worship Him who made heaven and earth, the sea and springs of water.” Do you know, it’s very frequently in the bible, creation is
connected with judgment. And you know the reason why? The reason why is because
we are all creatures and we are all accountable to the Creator. So Judgment and
Creation are very frequently linked, that’s the reason why you have Creation
here, so just worship your Creator because now we are in the hour of Judgment.
Apakah ini suatu
pengumuman kepada dunia mengenai apa yang terjadi di Surga? Jelas sekali! Lalu
dikatakan lebih lanjut di ayat 7: “... dan sembahlah Dia yang
telah menjadikan langit dan bumi dan laut dan semua mata air." Tahukah
kalian, di dalam Alkitab sering sekali Penciptaan dikaitkan dengan Penghakiman? Dan tahukan kalian apa
alasannya? Alasannya adalah karena kita semua adalah makhluk ciptaan dan kita
semua harus bertanggung jawab kepada Sang Pencipta. Jadi, penghakiman dan
penciptaan sering sekali dikaitkan, dan itulah mengapa di sini kita menemukan
Penciptaan. Jadi, sembahlah Penciptamu karena sekarang kita berada di jam
penghakiman.
So Rev 11:19, the Most Holy Place opens,
the Ark of the Covenant is seen and now God’s people are going to be judged by
the perfect Law of Liberty. And that is going to be announced on earth
and by the way it is being announced since 1844 that we are now in the hour of the
what? Of the
Judgment, beginning with the dead
and then eventually ending with the living,
which we’ll talk I’m sure a lot about during the course of this week end.
Jadi di Wahyu 11:19
Tempat Maha Kudus terbuka, dan tampaklah Tabut Perjanjian dan sekarang umat
Allah akan dihakimi oleh “hukum
yang sempurna, yaitu hukum yang memerdekakan orang,” [Yak 1:25], dan itu akan diumumkan di
bumi, dan kita tahu itu sudah diumumkan sejak 1844 bahwa kita sekarang
berada di jam apa? Di jam penghakiman, dimulai dari mereka yang sudah
mati, dan akhirnya akan diakhiri dengan mereka yang masih hidup, yang
akan banyak kita bahas selama akhir minggu ini.
Now, what happens after the work in the Most Holy Place is concluded,
the work in the Most Holy place is finished? The fact is that the
Sanctuary or the Temple closes and nobody can go in anymore.
Sekarang apa yang
terjadi setelah
pekerjaan di Tempat Maha Kudus berakhir, pekerjaan di Tempat Maha Kudus
selesai? Faktanya adalah Ka’abah atau Bait Suci itu tutup, dan
tidak ada yang bisa masuk ke sana lagi.
Now, go with me to Rev 15:5. You see
how this is following the order of the Hebrew Sanctuary? You know the reason
why most churches cannot understand the message of Revelation is because they
don’t have the foggiest idea that the Book of Revelation is simply following
Jesus, you know. And if you are in the wrong apartment, you’re deceived.
Sekarang, mari bersama
saya ke Wahyu 15:5. Kalian lihat ya bagaimana ini mengikuti urut-urutan dari
Ka’abah Yahudi? Kalian tahu mengapa kebanyakan gereja tidak bisa memahami
pesan-pesan Kitab Wahyu adalah karena mereka sama sekali tidak mengerti bahwa
Kitab Wahyu itu hanya mengikuti perjalanan Yesus. Kalian tahu, jika kita berada di bilik yang salah, maka
kita akan tertipu.
The fact is that Present
Truth is preaching the message of where Jesus is now. So people say,
“Preach the cross!” Yes, preach the cross within the context of what Jesus is
doing now. Don’t just preach the cross. Don’t go back to the Court.
Sesungguhnya, Kebenaran
Masa Kini adalah mengkhotbahkan pekabaran di mana Yesus sekarang berada.
Orang-orang berkata, “Khotbahkan tentang salib!” Ya, mengkhotbahkan salib dalam
konteks apa yang dilakukan Yesus sekarang. Jangan hanya mengkhotbahkan salib.
Jangan mundur lagi ke Pelataran.
In fact Ellen White had a vision and
it is found in Early Writings pgs 54-56
where she says that when Jesus entered into the Most Holy Place, there was a
group that entered with Jesus into the Most Holy Place, but she says that many
of those who were in the Holy Place lost
sight of Jesus and they stayed kneeling before the throne in the Holy Place.
Notice that she says there was a throne in the Holy Place. And she says that
Satan seemed to take the place of Jesus next to the throne, and those
Christians that were praying “Give us Your Spirit” and Satan would blow upon
them an evil influence and had this great revival, counterfeit revival with
signs and miracles and wonders. And they thought it was the power of God, well
it was the power of another spirit.
Malah, Ellen White
menerima penglihatan dan itu ada di dalam tulisannya Early Writings hal 54-56 di mana dia berkata, ketika Yesus masuk ke
Tempat Maha Kudus, ada satu kelompok yang masuk bersama Yesus ke Tempat Maha Kudus. Tetapi dia berkata,
banyak dari mereka ketika berada di Tempat Kudus, kehilangan sosok Yesus, dan mereka tinggal di Tempat Kudus itu bertelut di hadapan
takhta. Perhatikan Ellen White menyebut ada sebuah takhta di Tempat Kudus. Dan
dia berkata, Setan tampaknya sedang menggantikan kedudukan Yesus di sebelah
takhta itu, dan kepada orang-orang Kristen yang sedang berdoa “Berikanlah
RohMu”, Setan akan mengembuskan ke mereka suatu pengaruh yang jahat dan membuat
suatu kebangunan rohani yang akbar, yang palsu dengan tanda-tanda dan
mujizat-mujizat dan keajaiban-keajaiban. Dan mereka menyangka itu adalah kuasa
Allah, tetapi itu adalah kuasa dari roh yang lain.
That’s what happened since 1844 with
the churches, and that’s what’s been happening within the SDA church today,
because many don’t want to go into the Most Holy Place. In fact they criticized
the Most Holy Place message, they criticized the messengers of the Lord, they don’t want to believe that we are
in the Judgment days, they want to
believe that Jesus went directly into the Most Holy Place when He went to
Heaven, and therefore they are not preaching Present Truth, and it’s Present
Truth, according to Ellen White, is what the church needs today. The devil
knows the time is coming when we won’t be able to enter into the Most Holy
Place.
Itulah yang terjadi
sejak 1844 pada gereja-gereja, dan itulah yang terjadi di dalam gereja MAHK
sekarang, karena banyak tidak mau pergi ke Tempat Maha Kudus. Malah mereka
mengkritik pekabaran tentang Tempat Maha Kudus ini, mereka mengkritik
pesuruh-pesuruh Tuhan, mereka tidak mau percaya bahwa kita berada di hari-hari
penghakiman, mereka mau percaya bahwa Yesus langsung pergi ke Tempat Maha Kudus
ketika Dia naik ke Surga, dan oleh karena itu mereka tidak mau mengkhotbahkan
Kebenaran Masa Kini. Dan menurut Ellen White, Kebenaran Masa Kini itulah yang
dibutuhkan gereja hari ini. Setan tahu waktunya akan datang ketika kita tidak
akan bisa masuk ke dalam Tempat Maha Kudus.
By the way, now is not the time to celebrate. Now
is the time to afflict the soul.
Because on the Day of Atonement, people weren’t outside
having an upbeat worship service, people were afflicting their souls.
While Jesus was cleansing the Sanctuary inside they were cleansing their lives
outside, because Jesus is not going to clean anything in there that had not
been cleaned here.
Supaya tahu, sekarang
ini bukan waktunya untuk membuat perayaan. Sekarang ini waktunya untuk
menyelidiki hati. Karena pada Hari Pendamaian, orang-orang di luar
tidak sedang mengadakan perbaktian yang gegap gempita, tetapi orang-orang
sedang menyelidiki hati masing-masing. Sementara Yesus sedang membersihkan
Ka’abah di dalam, mereka yang berada di luar sedang membersihkan hidup mereka,
karena Yesus tidak akan membersihkan apa pun di dalam sana yang belum
dibersihkan di sini.
Now, let’s go to Rev 15:5 “After
these things I looked and behold the temple of the tabernacle of the testimony
in heaven was opened.” You know what it says?
What is the temple of the tabernacle? The tabernacle is the tent, the temple of
the tabernacle, the ναός [nah-os'] of the tabernacle is the Most Holy
Place. So it says, “the
temple of the tabernacle of the testimony in heaven was opened. And out of the
temple came the 7 angels having the 7 plagues clothed in pure and bright linen, and
having their chests girded with golden bans.” Notice
once again the Most Holy place is open, but this time it’s open not so that
people can go in, but so that the 7 angels with the 7 plagues can come out. And
nobody can go in anymore. Notice, verse 6, actually verse 7 “Then
one of the 4 living creatures gave to the 7 angels 7 golden bowls full of the wrath of God who lives
forever and ever. The temple was filled…” with what? “…with
smoke from the glory of God and from His power, and no one was able to enter
the temple till the 7 plagues of the 7 angels were completed.”
Sekarang mari ke
Wahyu 15:5: “Kemudian dari pada itu aku melihat orang membuka Bait Suci--kemah
kesaksian--di sorga.” Tahukah kalian apa
katanya itu? Apa itu kemah kesaksian [temple of the tabernakel]? Tabernakel itu
adalah tendanya, kemahnya. Kemah kesaksian ναός [nah-os']
adalah Tempat Maha Kudus. Jadi katanya: “Kemudian dari pada itu aku melihat orang membuka Bait Suci--kemah
kesaksian--di sorga. Dan ketujuh
malaikat dengan ketujuh malapetaka itu, keluar dari Bait Suci, berpakaian lenan
yang putih bersih dan berkilau-kilauan dan dadanya berlilitkan ikat pinggang
dari emas.” Perhatikan
sekali lagi Tempat Maha Kudus terbuka, tetapi kali ini terbukanya itu bukan
agar ada yang bisa masuk, tetapi agar ke 7 malaikat dengan ke 7 malapetaka bisa
keluar. Dan tidak ada yang bisa masuk lagi ke dalamnya. Perhatikan ayat 6,
sebenarnya ayat 7: “Dan satu dari keempat makhluk
itu memberikan kepada ketujuh malaikat itu tujuh cawan dari emas yang penuh
berisi murka Allah, yaitu Allah yang hidup sampai selama-lamanya. Dan Bait Suci
itu dipenuhi...”
oleh apa? Oleh “... asap karena kemuliaan Allah dan karena kuasa-Nya, dan seorang pun tidak dapat memasuki Bait
Suci itu, sebelum berakhir ketujuh malapetaka dari ketujuh malaikat itu.”
There is a time coming when the Most
Holy place is going to be closed and we are going to be without an intercessor.
Have you read in the writings of Ellen White where she says
that God’s people will have to live
without a mediator, and we use that to scare people into obeying the Lord? “Hey, you are going to have to live there
during that period all alone by yourselves without a mediator!” Listen, we will
live without a mediator, but we will not live without a protector. He will be
with us. You know Jesus says, “Lo, I will be with you
even until the close of probation”, heheheh. It’s not what He says. He says “I am with you even until the
end of the world or until the end of the age.” Jesus
is with His people all through the time of trouble. But we cannot take our sins
into the Most Holy place because the Most Holy place has been cleansed, and
hopefully our lives have been cleansed as well. Doing a parallel work to the
work that Jesus has done in the Most Holy place.
Akan tiba saatnya
ketika Tempat Maha Kudus itu akan tutup dan kita tidak akan punya pengantara
lagi. Sudahkah kalian membaca tulisan Ellen White di mana dikatakan, umat Allah
akan harus hidup tanpa seorang pengantara, dan kita memakai tulisan itu untuk
menakut-nakuti orang agar patuh kepada Tuhan?
“Hei, pada waktu itu kamu harus hidup sendirian di sana tanpa seorang
pengantara!” Dengarkan, kita akan hidup tanpa seorang pengantara, tetapi
kita tidak akan hidup tanpa seorang pelindung. Dia akan bersama kita.
Tahukah kalian Yesus berkata, “Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir masa percobaan
dunia," hehehe. Bukan, itu bukan apa
yang dikatakanNya. Dia berkata, “Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman." [Mat 28:20] Yesus
menyertai umatNya terus menerus selama masa kesesakan. Tetapi kita tidak bisa
membawa dosa-dosa kita masuk ke Tempat Maha Kudus karena Tempat Maha Kudus saat
itu sudah dibersihkan, dan semoga hidup kita juga sudah dibersihkan, kita
melakukan pekerjaan yang paralel dengan
yang dilakukan Yesus di dalam Tempat Maha Kudus.
So Rev 15:5-8 speaks about Jesus finishing
His work in the Most Holy place. No one can enter there by faith
anymore to sympathize or participate in the work the Jesus is performing there.
Jadi Wahyu
15:5-8 berbicara mengenai Yesus menyelesaikan pekerjaanNya di Tempat Maha Kudus.
Tidak ada yang bisa masuk ke sana dengan iman untuk bersimpati atau
berpartisipasi dalam pekerjaan yang dilakukan Yesus di sana.
And then in Rev 16-18 you have the outpuring of
the 7 plagues.
Lalu di Wahyu 16 hingga 18, kita temui dicurahkannya ke 7
malapetaka.
Part 4
By the way do you know why the 7
plagues are poured out? Where does that
idea come from, that from the
Ark comes plagues? Yea, that there is a story in the old testament. You remember
the story of the Philistines? You know uncircumcised hands took the Ark and to
every city where they took it, what
happened? The bible says they got haemorrhoids. In other words what did the Ark
do? The Ark poured out upon them what? Plagues! To the point that nobody wanted
it anymore. They kept on passing it, “No, no, it’s your turn now”. The kept on
passing it from city to city. Then finally they said to the Israelites, “Come
get this thing. All it does is send plagues.”
Because it has been handled by uncircumcised hands.
Tahukah kalian mengapa
ke 7 malapetaka dicurahkan? Dari mana ide itu muncul bahwa malapetaka itu datang dari Tabut
Perjanjian? Ya, ada suatu kisah di dalam Perjanjian Lama. Kalian ingat
kisah bangsa Filistin? Kalian tahu bagaimana tangan orang-orang yang tidak
bersunat mengambil Tabut itu dan ke kota mana pun mereka membawanya, apa yang
terjadi? Alkitab mengatakan mereka mendapat penyakit wasir. Dengan kata lain,
apa yang dilakukan Tabut itu? Tabut itu mencurahkan apa kepada mereka?
Malapetaka! Hingga tidak ada lagi orang yang mau memilikinya. Mereka
terus-menerus mengoperkannya. “Tidak, tidak, sekarang ini giliranmu!” Mereka
terus-menerus mengoperkannya dari kota ke kota. Dan akhirnya mereka berkata
kepada bangsa Israel, “Datang dan ambillah benda ini. Kerjanya cuma
mendatangkan malapetaka.” Karena Tabut itu telah disentuh oleh tangan
orang-orang yang tidak bersunat.
In Revelation 16-18 you have the 7
plagues and then I want you to notice that in Rev 19 you have the coming of Jesus.
Rev 19:11 I want you to know how He is coming. Has He already taken His kingdom
as He comes in Rev 19? Has He taken His kingdom? Oh, most certainly yes. Notice
Rev 19:11 “Now
I saw Heaven opened and behold a white horse and He who sat on it was called
Faithful and True, and in righteousness He judges and makes war. His eyes were
like the flames of fire and on His head were many crowns. He had a name that no
one knew except Himself. He was clothed in a robe dipped in blood…” that is not His own blood. Now this is
an amazing portrayal of Jesus coming to trample the winepress of the oppressors
of God’s people. “…And
His name is called the Word of God. And the armies in Heaven clothed in white
and fine linen followed Him on white horses.”
Di Wahyu pasal 16
hingga 18, kita temukan ke 7 malapetaka lalu saya ingin kalian memperhatikan, di Wahyu 19
kita menemukan kedatangan Yesus. Wahyu 19:11. Saya mau kalian tahu
bagaimana Dia datang. Sudahkah Dia menerima kerajaanNya pada waktu Dia datang
di Wahyu 19? Sudahkah Dia menerima kerajaanNya? Oh, pasti ya! Perhatikan Wahyu
19:11 “Lalu aku melihat sorga
terbuka: sesungguhnya, ada seekor kuda putih; dan Ia yang menungganginya
bernama: ‘Yang Setia dan Yang Benar’, Ia menghakimi dan berperang dengan adil. Dan mata-Nya bagaikan
nyala api dan di atas kepala-Nya terdapat banyak mahkota dan pada-Nya ada
tertulis suatu nama yang tidak diketahui seorang pun, kecuali Ia sendiri. Dan Ia memakai jubah yang telah dicelup dalam
darah...” itu
bukan darahNya sendiri. Nah, itu adalah gambaran yang sangat mengagumkan,
bagaimana Yesus datang untuk menginjak-injak pengirikan mereka yang menindas
umat Allah (Yes 63:3). “... dan nama-Nya ialah: ‘Firman Allah.’ Dan semua pasukan yang di
sorga mengikuti Dia; mereka menunggang kuda putih dan memakai lenan halus yang
putih bersih.”
Wow! Now, let’s go down to verse 16. “And He has on his robe and on
His thigh a name written,” what? “King of kings and Lord of lords.” Is He coming now after He has finished His work in the Most Holy
Place when the plagues have been poured out... is He coming now in His
functions as King of kings and Lord of lords? Has He established what His kingdom is in the
Judgment? Absolutely so. He comes as King of kings and Lord of lords.
Wow! Sekarang ayo
kita ke ayat 16. “Dan pada jubah-Nya dan
paha-Nya tertulis suatu nama,...” Apa?
“ ...yaitu: "Raja segala raja dan Tuan di atas segala tuan." Apakah Dia datang sekarang setelah Dia menyelesaikan
pekerjaanNya di Tempat Maha Kudus ketika semua malapetaka sudah dicurahkan?
Apakah Dia datang sekarang dalam kedudukanNya sebagai Raja segala raja dan Tuan
segala tuan? Sudahkah Dia mendirikan kerajaanNya pada waktu penghakiman? Pasti
demikian. Dia datang sebagai Raja segala raja dan Tuan segala tuan.
But there is a little ceremony in the
Sanctuary, actually it’s a big ceremony in the Sanctuary that took place at the very
end of the Day of Atonement. Do you know what ceremony that was? It was
called the
scapegoat ceremony.
Tetapi ada suatu upacara
kecil di dalam Ka’abah, sebetulnya itu adalah upacara yang besar di Ka’abah,
yang terjadi pada akhir setiap Hari Pendamaian. Tahukah kalian upacara apa
itu? Upacara itu disebut upacara kambing hitam untuk Azazel.
By the way I don’t have time to show
you this, but Revelation 19 is really in reverse order. Verses 1-10 actually take
places after verses 11-21. And Revelation does this all the time, it
reverses the order, you know Revelation 14 does the same thing. Revelation 7
does the same thing. So Revelation 19 is not in chronological order. Basically
what Revelation 19 does, in verses 1-10 it shows you God’s people victorious in
Heaven, they are clothed in white robes, they are coming to the wedding supper
of the Lamb and then
John is going to say, “How in the
world did they get there, to Heaven?” So he says, “Okay, I am going to go back
and tell you how they got there. Jesus came as King of kings and Lord of lords
and picked them up.” Are you with me? So
there’s another mistake that the churches made – the churches out there. They
tried to study Revelation in chronological order. If you don’t know the
structure of Revelation you are never
going to make sense out of the message of Revelation. It is going to be a great
big hodgepodge. I am serious.
Saya tidak punya waktu
untuk menunjukkan ini, tetapi Wahyu 19 itu susunannya terbalik. Ayat 1-10
sebenarnya terjadi setelah ayat 11-21. Dan Kitab Wahyu selalu melakukan
ini, dia menukar urutannya. Kalian tahu, Wahyu 14 juga melakukan hal yang sama.
Wahyu 7 juga melakukan hal yang sama. Jadi Wahyu 19 itu urutannya tidak
kronologis. Apa yang terjadi di Wahyu 19 adalah, di ayat 1-10 umat Tuhan
ditunjukkan sudah berjaya di Surga, mereka sudah mengenakan jubah putih, mereka
datang menghadiri perjamuan perkawinan Anak Domba, lalu Yohanes berkata, “Bagaimana mereka bisa sampai di sana, di
Surga?” Jadi malaikat itu berkata, “Baiklah, aku akan mundur dan menceritakan
kepadamu bagaimana mereka tiba di sana. Yesus datang sebagai Raja segala raja
dan Tuan segala tuan dan menjemput mereka.” Kalian bisa menangkapnya? Jadi ini
adalah kesalahan yang lain lagi yang dibuat oleh gereja-gereja ~ gereja-gereja
di luar sana. Mereka berusaha mempelajari Kitab Wahyu secara urutan
kronologinya. Jika kita tidak tahu struktur dari Kitab Wahyu, kita tidak akan
bisa mengerti pesan-pesan Kitab Wahyu. Semuanya akan menjadi kekacauan yang
campur aduk. Serius ini.
We really need to sit down and we need
to study Revelation. I am not talking about reading Revelation. We need to sit
down and we need to be giants in the Word of God. You young people, you have all your mental
energies there. Some of us – you know, we still have some of our mental
energies, but not as much as you do. You know you catch on to things just like that so quickly.
The devil wants to take your energies from you. He wants you to use your
energies in bad things. Why do you want to give him what he wants? Why not sit
down and instead of watching television instead of spending time listening to
worldly music that doesn’t help us at all, be involved in worldly
entertainment, why not take that time and edify our character upon the Word of
God? And do an intense profound study of the Word of God.
Kita benar-benar harus
duduk dan kita harus mempelajari Kitab Wahyu. Saya tidak berbicara hanya
membaca Kitab Wahyu. Kita perlu duduk dan kita perlu menjadi raksasa [pakar]
dalam Firman Tuhan. Kalian orang-orang muda, kalian masih memiliki semua enerji
mental kalian. Beberapa dari kami ~ kalian tahu, kami masih memiliki sebagian dari enerji mental
kami, tetapi tidak sebanyak yang kalian punya. Kalian tahu bahwa kalian bisa
menangkap dengan begitu mudah dan
cepatnya. Setan mau mengambil enerji kalian dari kalian. Dia mau kalian memakai
enerji kalian untuk hal-hal yang buruk. Mengapa kalian mau memberi Setan apa
yang diinginkannya? Mengapa kita tidak mau duduk dan sebagai gantinya nonton
TV, sebagai gantinya menghabiskan waktu mendengarkan musik dunia yang sama
sekali tidak membantu kita, dan melibatkan diri dalam entertainment dunia, mengapa
kita tidak memakai waktu itu untuk menguatkan karakter kita dengan Firman Tuhan? Dan mempelajari Firman Tuhan
secara menyeluruh dan mendalam.
Now, the scapegoat ceremony,
interesting. The last thing that was done in the Hebrew Sanctuary. Where in Revelation
do you find the scapegoat ceremony? Revelation 20:1. By the way do you know where the sins were
placed on the head of the scapegoat? They were placed at the entrance to the
tent in the Court. Now the High Priest came out to the Court the door that led into the tent, there he
placed the sins on the head of the scapegoat. Let me ask you, where is the
devil going to be there in the millenium when God’s people are in Heaven? He’s
going to be on earth. In Lev 16 it says that there are 2 characteristics about
the place where the scapegoat went:
1.
It was the dessert
2.
It was an uninhabited
land.
It says that specifically.
Sekarang, upacara
kambing hitam untuk Azazel itu menarik. Hal yang terakhir dilakukan di Ka’abah
Yahudi. Di manakah di dalam Kitab Wahu kita akan menemukan upacara kambing hitam ini? Di Wahyu
20:1. Tahukah kalian di mana dosa-dosa ditempatkan di atas kepala si
kambing hitam? Dosa-dosa ditempatkan di kepala kambing itu di pintu masuk tenda
Pelataran. Nah, Imam Besar keluar ke Pelataran, di pintu masuk ke tenda itu,
lalu dia menempatkan dosa-dosa di atas kepala kambing hitam itu. Pertanyaan:
Selama masa milenium (1000 tahun) selagi umat Allah ada di Surga, di manakah
Setan akan berada? Dia akan berada di bumi. Di Imamat 16 dikatakan ada dua karakteristik
mengenai tempat di mana kambing hitam itu pergi:
1. tempat itu adalah
suatu padang gurun
2. tempat itu adalah
tanah yang tidak berpenghuni.
Keterangannya khusus
seperti itu.
Let me ask you this. Is the devil
going to be sent out to a dessert in the wilderness? He most certainly is.
Jeremiah says, “I looked upon the earth and it was
without form and void, and I looked at the heavens and it had no light”. That is the condition of the earth before God proceeded to create
in the 7 days of creation. So this world is going to be a desolate wilderness.
Is it going to be without inhabitants? Yes! Because all of the wicked will be
what? They’ll all be dead. And the devil and his angels will be the only ones
left on earth.
Saya mau
bertanya: Apakah Setan akan diusir keluar ke suatu padang gurun yang
berantakan? Betul sekali. Yeremia berkata “Aku melihat kepada bumi, ternyata campur baur dan kosong, dan
melihat kepada langit, tidak ada terangnya.” [Yer 4:23] Inilah kondisi bumi sebelum Tuhan memulai mencipta selama 7 hari
penciptaanNya. Jadi dunia ini akan menjadi suatu tempat yang berantakan. Apakah
tempat itu akan tidak berpenghuni? Ya! Karena semua orang fasik akan apa? Akan
mati. Dan Setan dan malaikat-malaikatnya menjadi satu-satunya yang tertinggal
di bumi.
Now, notice this ceremony in Rev 20:1 “Then
I saw an angel coming down from Heaven having the key to the bottomless pit and
a great chain in his hand. He lay hold of the dragon, that serpent of old, who is
the devil or Satan and bound him for 1000 years.” Is this scapegoat
ceremony? It most certainly is. This is happening on earth.
Sekarang,
perhatikan upacara ini di Wahyu 20:1 “Lalu aku melihat seorang
malaikat turun dari sorga memegang anak kunci jurang maut dan suatu rantai
besar di tangannya; ia menangkap naga, si ular tua itu, yaitu Iblis dan Satan.
Dan ia mengikatnya seribu tahun lamanya.” Apakah ini upacara kambing hitam itu? Jelas sekali iya. Dan ini
akan terjadi di dunia.
By the way, when it says here “the
bottomless pit” that’s the Greek word ἄβυσσος [ab'-us-sos] which
really “bottomless pit” is not the best translation, it’s the “abyss”,
it’s the
same word in Greek that is used in Genesis when it speaks about the deep,
before God ordered this world and filled this world. It uses the word “deep”.
For those of you who know a little bit about bible version the
Septuagint version which is the translation of
the Hebrew Old Testament into Greek. Whenever the word תּהם תּהום [teh-home', teh-home'] which is
the word “the deep” in Genesis is used, it translates it ἄβυσσος [ab'-us-sos]. So we know
there is a direct relation between the
word תּהם תּהום [teh-home', teh-home'] and the word ἄβυσσος [ab'-us-sos] they mean basically the same
thing.
Agar tahu, dikatakan di sini
“jurang maut”, kata Greekanya adalah ἄβυσσος [ab'-us-sos] dan “jurang maut [lubang yang tidak ada
dasarnya]” bukanlah terjemahan yang paling tepat. Artinya adalah “tempat yang
sangat dalam”. Kata ini adalah kata yang sama yang dipakai di dalam bahasa
Greeka ketika berbicara mengenai dunia ini,
sebelum Tuhan berfirman menjadikan dunia ini dan mengisinya.
Yang dipakai juga kata “tempat yang
sangat dalam” ini. Bagi kalian
yang mengenal sedikit mengenai versi Alkitab Septuagen, yang adalah terjemahan
Alkitab Perjanjian Lama dari bahasa Ibrani ke bahasa Greeka, setiap kali kata תּהם תּהום[teh-home', teh-home'] yang adalah kata “tempat yang dalam” ini dipakai di Kitab
Kejadian, Septuagen menerjemahkannya sebagai ἄβυσσος
[ab'-us-sos]. Maka
kita tahu ada hubungan langsung antara kata תּהם תּהום [teh-home', teh-home']
dan kata ἄβυσσος
[ab'-us-sos],
keduanya mempunyai arti yang sama.
Verse 3: “And
he cast him into the bottomless pit [that is into
the abussos= the world without form and
void] and shut him
up, and set a seal on him so that he shall deceive the nations no more until
the thousand years are finished. But after these things he must be released for
a little while.”
Ayat
3: “lalu melemparkannya ke dalam
jurang maut...”
[yaitu ke kedalaman = dunia tanpa bentuk
dan kosong] “... dan menutup jurang maut itu dan memeteraikannya di atasnya,
supaya ia jangan lagi menyesatkan bangsa-bangsa, sebelum berakhir masa seribu
tahun itu; kemudian dari pada itu ia
akan dilepaskan untuk sedikit waktu lamanya.”
And then of course Revelation speaks eventually about the destruction of Satan and then the
creation of new heavens and new earth where
righteousness dwells and God’s people will dwell with the Lord forever.
Lalu tentu saja Kitab Wahyu akhirnya berbicara
mengenai pembinasaan Setan dan penciptaan langit baru dan bumi baru di mana
kebenaran ada dan umat Tuhan akan hidup bersama Tuhan selamanya.
So, does Revelation have all the
steps of the Hebrew Sanctuary one by one in their proper order? Absolutely.
They reveal the steps that Jesus takes to save us.
Jadi apakah Kitab Wahyu
memiliki semua tahap dari Ka’abah Yahudi satu per satu sesuai urutannya? Tentu
saja. Dia menyatakan langkah-langkah yang diambil Yesus untuk menyelamatkan
kita.
Now
I would like to bring this to an
end by going to Revelation, eh, not Revelation, John chapter 14. And I want to
reflect a few minutes upon verses 1-3. John 14:1-3 Here the beloved disciple says, “Let
not your heart be troubled” - why would he say that? Because in the previous chapter Jesus
has told the disciples “I’m leaving” and Peter says, “We want to go too.” Jesus
says, “Where I’m going you can’t follow Me but you are going to follow Me
later.” And Peter says, “I don’t want to go later, I want to go now.” Jesus knew that after He said that the disciples
were deeply troubled. We speak about troubled waters, by the way it was the
very word that was used about the pool of Bethesda, when the angel supposedly
came and move the waters and the first person who jumped in got healed. That
was the supposed idea. When we speak about the angel coming and moving the
waters, that is the same word as here “troubled”. So their hearts are troubled.
And Jesus said, “Let not your hearts be troubled. You
believe in God, believe also in Me.”
Sekarang, saya
ingin mengakhiri ini dengan pergi ke Kitab Wahyu, eh, bukan Wahyu tetapi
Yohanes pasal 14. Dan saya ingin menekankan ayat 1-3. Yohanes 14:1-3. Di sini
murid yang terkasih berkata, "Janganlah gelisah
hatimu...” mengapa Dia berkata begitu? Karena di pasal
sebelumnya Yesus berkata kepada murid-muridNya, “Aku akan pergi.” Dan Petrus
berkata, “Kami mau ikut juga.” Yesus berkata, “Ke mana Aku pergi, kalian tidak
bisa ikut, tetapi nanti kalian akan ikut.” Dan Petrus berkata, “Aku tidak mau
ikut nanti, aku mau ikut sekarang.” Yesus tahu bahwa setelah Dia berkata demikian,
murid-muridNya sangat galau. Ungkapan “air yang tidak tenang” tahukah kalian
bahwa itu adalah kata yang sama yang dipakai untuk insiden di kolam Betsaida
ketika malaikat seharusnya turun dan mengocok air dan orang pertama yang
melompat masuk ke dalam kolam itu akan sembuh? Itulah idenya. Ketika kita
berbicara mengenai malaikat datang dan mengocok air, itu adalah kata yang sama
yang dipakai di sini “gelisah”. Jadi hati mereka galau. Dan Yesus berkata, "Janganlah gelisah hatimu; kamu percaya kepada Allah, percayalah juga kepada-Ku.”
Now I want you to notice this next
part, it says that: “in my Father’s house there will be
many mansions” Now we have this idea that Jesus went to
Heaven to build mansions, He’s being doing heavenly contracting for 2000 years.
Believe me, young people, Jesus does not need 2000 years to build mansions for
us. Now, does He have mansions for us? Yes. No doubt whatsoever. They are
beautiful mansions, but when Jesus spoke they were already there. Because He
said “In My Father’s
house ARE many mansions, if it were not so,
I would have told you.” Now, notice this: “I go to prepare a place for you” I’m going to dwell on
that for a few moments.
Sekarang saya mau kalian
memperhatikan bagian berikutnya ini, dikatakan: “Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal.” Sekarang kita punya ide ini bahwa Yesus
pergi ke Surga untuk membangun rumah-rumah besar, bahwa Dia sudah menjadi
kontraktor bangunan di Surga selama 2000 tahun. Percayalah padaku, orang-orang
muda, Yesus tidak butuh 2000 tahun untuk membangun tempat tinggal buat kita.
Apakah Dia menyediakan tempat tinggal untuk kita? Ya, tanpa keraguan apa pun.
Semuanya itu adalah bangunan-bangunan yang indah. Tetapi ketika Yesus
berfirman, mereka tercipta. Karena Dia berkata “Di rumah Bapa-Ku ADA
banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya
kepadamu...” Sekarang perhatikan ini:. “Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu” Saya akan mengulas ini lebih lanjut.
Part
5
I’m going to dwell on that for a few
moments.
Jesus went to Heaven to do what? To prepare a place for us. So what has he
been doing for the last 2000 years? Is the emphasis that He has been building
houses, He’s been planting vinyards, He’s been fixing up the place for us?
Absolutely not. How does Jesus prepare a place for us in Heaven? Hebrews and
Revelation explain that He prepares a place for us by the work that He performs
in the Sanctuary. And that the preparation of the place was His work in the
Holy Place and in the Most Holy Place
and when He comes out of the Most Holy Place to bless the people. So He
says, “I
go to prepare a place for you.” And now notice
verse 3: “And
if I go and prepare a place for you...” what will He do when He’s prepared the place? “I
will come again and receive you to Myself, that where I am, there you may be
also.”
Saya akan mengulas ini lebih lanjut. Yesus pergi ke Surga untuk
melakukan apa? Untuk menyediakan tempat bagi kita. Jadi apa yang dilakukanNya
selama 2000 tahun ini? Apakah penekanannya ada pada fakta Dia sedang membangun
rumah-rumah, menanam pokok-pokok anggur, Dia mempersiapkan tempatnya untuk
kita? Tentu saja tidak! Bagaimana Yesus menyediakan tempat bagi kita di Surga? Kitab
Ibrani dan Kitab Wahyu menjelaskan bahwa
Dia menyediakan tempat bagi kita dengan pekerjaan yang dilakukanNya di
Ka’abah. Dan menyediakan tempat itu adalah pekerjanNya di dalam Tempat Kudus dan Tempat Maha Kudus, dan bilamana
Dia keluar dari Tempat Maha Kudus untuk memberkati umatNya. Jadi Dia berkata, Aku pergi ke situ untuk
menyediakan tempat bagimu.” Dan sekarang
perhatikan ayat 3: “Dan apabila Aku telah pergi
ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu...” apa
yang akan dilakukannya setelah Dia menyediakan tempat itu? “... Aku akan datang kembali
dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada, kamu pun
berada.”
Is there a work that Jesus has to
perform before He can come back again? Absolutely, it says “I go to...” what? “I go
to prepare a place for you.” That’s what Jesus is doing now. His
work in the Sanctuary is the work of preparation, read Hebrews. Study the
passages that we have noticed in the Book of Revelation. You’ll find that it
describes in minute detail the work that
Jesus is performing to prepare the place up there.
Apakah ada tugas yang
harus dilakukan Yesus sebelum Dia boleh kembali lagi? Tentu saja. Di sini
dikatakan, “Aku pergi...”
untuk apa? “Aku pergi ke situ untuk
menyediakan tempat bagimu.” Itulah yang dilakukan Yesus sekarang. PekerjaanNya di Ka’abah adalah
pekerjaan untuk menyediakan tempat, bacalah Kitab Ibrani. Pelajari
pasal-pasalnya yang telah kita baca di Kitab Wahyu. Kalian akan melihat bahwa
di sana dijelaskan secara mendetail sampai sekecil-kecilnya pekerjaan yang
dilakukan Yesus untuk menyediakan tempat di atas sana.
Now, here is the amazing thing. While
Jesus is preparing the place up there, His people should be preparing down
here. But for that we have to follow Jesus in each step of His ministration to understand what He’s doing
and what we need to do in parallel
fashion to what He is doing there.
Sekarang, di sini ada
hal yang mengagumkan. Sementara Yesus sedang menyediakan tempat di atas sana,
umatNya harus membuat persiapan di bawah sini. Tetapi untuk itu, kita harus
mengikuti Yesus dalam setiap langkah pelayananNya, untuk memahami apa yang
sedang dilakukanNya, dan kita perlu melakukannya secara paralel dengan apa yang
Dia lakukan di sana.
Now, here’s the amazing thing. I want to give you some
homework. Last night your homework was to study the Great Controversy, and to assimilate
and allow the message of the Great Controversy to transform and to change your lives. I have now another bit of homework for you. Do
you know, in Revelation we speak about what Jesus does in Heaven, Hebrews
speaks about the work that Jesus does in Heaven, but do you know where the
Bible speaks about the parallel work we are supposed to be doing here on earth?
John 14,
15, 16, and 17. Those chapters describe how the Holy Spirit on earth works with
the people and prepares the people while Jesus is in Heaven preparing the
place. In other words, while Jesus is in heaven preparing the place,
His people on earth are preparing for the place. And John 14, 15, 16 and 17
describe in minute detail what God’s people are supposed to be doing.
Sekarang, ini yang
mengagumkan. Saya mau memberi kalian PR. Semalam PR kalian adalah mempelajari
buku Kemenangan Akhir, dan mengasimilasikan dan memakai pesan-pesan dari Kemenangan Akhir untuk
mengubah hidup kalian. Sekarang saya punya sedikit PR lagi untuk kalian.
Tahukah kalian di Kitab Wahyu kita berbicara mengenai apa yang dilakukan Yesus
di Surga, Kitab Ibrani berbicara mengenai pekerjaan yang dilakukan Yesus di
Surga, tetapi, tahukah kalian di mana di dalam Alkitab dibicarakan mengenai
pekerjaan paralel yang seharusnya kita lakukan di dunia ini? Di Kitab Yohanes 14,
15, 16, dan 17. Itu adalah pasal-pasal yang menggambarkan bagaimana Roh Kudus
bekerja dengan manusia di dunia dan mempersiapkan manusia sementara Yesus di
Surga mempersiapkan tempatnya. Dengan kata lain, sementara Yesus ada di
Surga menyediakan tempatnya, umatNya di dunia mempersiapkan diri untuk tempat
itu. Dan Yohanes pasal 14, 15, 16 dan 17 menggambarkan secara mendetail sekali
apa yang harus dilakukan umat Tuhan.
I’ll specify a little bit better the
homework that you need to do. Try and find there in John 14-17 the simple
themes in the work of Jesus in the
Holy and the Most Holy Places. You’ll be amazed at the number of times during
those chapters that speaks about the need to study the Word of God, the need to
pray, the need to witness even in the most difficult times, and the
number of times that Jesus speaks about the fact that there is going to be a
Judgment. But the perspective in Revelation and in Hebrews is upon the
work that Jesus performs in Heaven. The
emphasis of John 14-17 is on what God’s people should be doing on earth as
Jesus is preparing the place in Heaven. You see, there is a special preparation
that needs to take place.
Saya akan menjelaskannya
dengan lebih spesifik PR yang perlu kalian lakukan. Berusahalah menemukan di
Yohanes pasal 14 hingga 17 tema-tema sederhana dalam pekerjaan Yesus di Tempat
Kudus dan Tempat Maha Kudus. Kalian akan terkagum-kagum pada seberapa banyaknya
pasal-pasal itu berbicara mengenai perlunya mempelajari Firman Tuhan, perlunya
berdoa, perlunya bersaksi bahkan pada saat-saat yang sangat sulit, dan
seringnya Yesus berbicara mengenai fakta bahwa akan ada Penghakiman. Tetapi perspektif di Kitab Wahyu dan di Kitab
Ibrani adalah pada pekerjaan yang dilakukan Yesus di Surga. Sedangkan tekanan
di Yoh pasal 14-17 adalah pada apa yang harus dilakukan umat Tuhan di dunia
sementara Yesus menyediakan tempat di Surga. Kalian lihat, ada suatu persiapan
khusus yang harus terjadi.
Let me put it this way. If Jesus came
today and took us to Heaven, many of us would be miserable because the music
would not fit our tastes. And don’t you think that Jesus is going to change
your tastes on the way to Heaven. We would be miserable with the food that He
has there: almonds and pomegranates, and grapes, probably some mangoes I hope,
and papayas, some of that good tropical fruit.
There’s not going to be any Delis
and no Mc Donalds. No. None of that food with preservatives and
with artificial colorings and all that stuff, none of that there. So if we don’t
get used to God’s diet here, we would be miserable up there and God is not going to take us if we are
miserable. No more theatres majoring in illicit sex and violence and
lying and cheating, stealing, none of
that. Just the simple pleasures of life. So where do we learn to live that
way? We
learn to live that way here, and the fact is that John 14-17 explains how we learn to live
here in
preparation for up there. So while Jesus is preparing a place in Heaven
for us, we should be on earth preparing for that place. We should be following Jesus by faith
from the Court to the Holy Place, to the Most Holy Place.
Inilah yang saya
maksudkan. Jika Yesus datang hari ini dan membawa kita ke Surga, banyak dari
kita akan sengsara karena musiknya bakal tidak sesuai dengan selera kita, dan
jangan mengira dalam perjalanan menuju ke Surga, Yesus akan mengubah selera
kita. Kita akan sengsara dengan makanan yang disediakanNya di sana: almon dan
delima, dan anggur, mungkin ada juga mangga, moga-moga, dan papaya, dan
buah-buah tropis yang enak-enak itu. Tidak bakal ada Deli dan Mc Donald. Tidak.
Tidak bakal ada makanan yang diberi pengawet dan pewarna buatan dan semua bahan
itu, semua itu tidak ada di sana. Jadi, jika kita tidak terbiasa dengan makanan Tuhan di
sini, kita akan sengsara di atas sana, dan Tuhan tidak akan membawa kita jika
kita sengsara. Tidak akan ada lagi bioskop yang topik mayoritasnya
tentang seks haram, dan kekerasan, dan bohong, dan penipuan, pencurian, semua
itu tidak ada. Hanya ada kenikmatan hidup yang sederhana. Jadi, di mana kita
belajar hidup seperti itu? Kita belajar hidup seperti itu di sini,
dan faktanya adalah Yohanes pasal 14-17 menjelaskan bagaimana kita belajar
hidup di sini untuk mempersiapkan bagi kehidupan
di atas sana. Jadi, sementara Yesus sedang menyiapkan tempat
bagi kita di Surga, kita di dunia harus mempersiapkan diri untuk tempat itu. Kita harus
mengikuti jejak Yesus dari Pelataran, ke Tempat Kudus, dan ke Tempat Maha Kudus.
Listen, folks, one of the mistakes we
commit when we work with other Christians is we want to take them to the Most
Holy Place. Don’t make that mistake to take them to the Most Holy Place first.
The first angel’s message begins with the Everlasting Gospel, and then it goes
into some of the heavier things, “Fear God, give glory to Him, the hour
of the Judgment is come”. See?
Dengarkan, salah satu
kesalahan yang kita lakukan pada waktu kita kontak dengan orang-orang Kristen yang lain adalah
kita mau membawa mereka ke Tempat Maha Kudus. Jangan membuat kesalahan itu
dengan membawa mereka ke Tempat Maha Kudus dulu. Pekabaran malaikat yang
pertama dimulai dengan Injil yang Kekal, kemudian baru mengenai hal-hal yang
lebih berat, "Takutlah akan Allah dan muliakanlah Dia,
karena telah tiba saat penghakiman-Nya.” Paham?
When we deal with other people we have
to take them through the whole processing.
“Yeah, Jesus died on the cross for you, but then what did the Priest do?
He took the blood into the next apartment. Jesus wants to feed His people with
His Word, He wants the church to impart His light, He wants to intercede for
their sins, if we sin we have an Advocate with the Father.” And then we need to take him to the additional
step you know, the Bible says that there is going to be a Judgment. And in the
day of Judgment, the Israels afflicted their souls, they were supposed to gain
victory over sins in their lives through the grace of Christ so that their sins
could be blotted out. Repent and be converted, so that your sins may be what?
May be blotted out. And then they’ll have the Most Holy Place experience with
Jesus, which is where Jesus is now, that is Present Truth now.
Saat kita berinteraksi
dengan orang lain, kita harus membawa mereka melewati seluruh prosesnya. “Ya,
Yesus mati di atas salib untukmu, tetapi apa yang dilakukan Imam? Dia membawa
darah kurban itu ke bilik berikutnya. Yesus mau memberi makan umatNya dengan FirmanNya.
Dia mau gereja membagikan terangNya, Dia mau menjadi perantara untuk
pengampunan dosa mereka. Jika kita berbuat dosa, kita punya Seorang Pengantara
di hadapan Bapa.” Lalu kita harus membawa orang itu ke langkah
berikutnya.”Kalian tahu, Alkitab berkata bahwa akan ada Penghakiman. Dan pada
hari Penghakiman, orang-orang Israel menyelidiki hati mereka, lewat karunia
Kristus, mereka seharusnya memperoleh kemenangan atas dosa di dalam hidup
mereka, dengan demikian dosa-dosa mereka boleh dihapuskan. Bertobatlah dan
berubahlah, agar dosa-dosamu bisa diapakan? Bisa dihapuskkan.” Lalu mereka akan
memperoleh pengalaman bersama Yesus di dalam Tempat Maha Kudus, yaitu di mana
Yesus berada sekarang. Inilah Kebenaran Masa Kini.
So if we are in the Court or we are in the Holy
Place preaching that message today, we
are only preaching part of the Gospel, we are not preaching Present Truth. It might
be truth ~ Ellen White says that there
are many precious truths in the Bible. She says but it is Present Truth which God’s people need at this
particular time. And the Present Truth is the message that we find enshrined in
the Most Holy Place of the Sanctuary.
Jadi, jika kita berada
di Pelataran atau kita berada di Tempat Kudus, menyampaikan pekabaran itu hari
ini, kita hanya menyampaikan sebagian dari Injil, kita tidak menyampaikan
Kebenaran Masa Kini. Bisa saja yang kita sampaikan itu adalah kebenaran ~ Ellen
White berkata di dalam Alkitab ada banyak kebenaran yang sangat berharga. Dia
berkata, tetapi Kebenaran Masa Kini adalah yang dibutuhkan umat Tuhan pada
waktu ini. Dan Kebenaran Masa Kini adalah pekabaran yang kita temukan berada di
Tempat Maha Kudus dari Ka’abah.
And so I challange us this morning to
get spiritually into Jesus. You know it does not take place overnight, we have to
learn to like good things and we have to learn to despise bad things. You
know, when I was in Wisconsin Academy many, many years ago, Tarzans novels were
the “in” thing. Now that was a long time ago, you see, that was the age of
dinosaures. But everybody read Tarzans novels, it was so exciting you know,
swinging through the trees, or fighting with lions and crocodiles and so on,
you know. And my parents had taught
me to read the Bible, they taught me to pray, for a while I had a detour
from the Lord because my mind was so enfeverished with all these exciting
stuff. When I went to read the Bible “In
the beginning God created the Heavens and the Earth” how
boring. I would several times start reading the Bible and I just
couldn’t. You know, I would
read a few chapters maybe
and just quit.
Maka pagi ini saya
menantang kita agar secara spiritual kita boleh lebih dekat kepada Yesus.
Kalian tahu hal ini tidak akan terjadi dalam satu malam. Kita harus belajar mencintai hal-hal
yang baik dan kita harus belajar membenci hal-hal yang buruk. Kalian
tahu, ketika saya ada di Akademi Wisconsin, bertahun-tahun yang lalu, novel-novel
Tarzan lagi “in”. Itu sudah lama sekali,
kalian tahu, itu sudah zaman bahuela. Tetapi semua orang membaca novel Tarzan,
isinya menarik kalian tahu, berayun di pohon-pohon, atau melawan singa dan
buaya, dan lain-lain, kalian tahu. Dan orangtua saya telah mengajari saya
membaca Alkitab, mereka mengajari saya berdoa, dan untuk beberapa saat lamanya
saya jauh dari Tuhan karena pikiran saya sedang terpana oleh semua hal yang
menarik ini. Waktu saya membaca Alkitab, “Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi,” betapa membosankan. Beberapa kali saya mulai membaca Alkitab tetapi
saya tidak bisa melanjutkannya. Kalian tahu, saya mungkin akan membaca beberapa
pasal dan menyerah.
But it came to the point one day when
I said, you know I’ve really gone astray
from the Lord, I need to get back to the
roots and I’m going to start reading the Bible and I am going to start reading
it till I like it. So I prayed to the Lord and I said, “Lord, help me in this.”
Tetapi suatu hari saya tiba pada suatu titik ketika saya
berkata, kalian tahu, “saya telah berada jauh dari Tuhan, saya perlu kembali ke
akarnya dan saya akan mulai membaca Alkitab dan saya akan membacanya hingga
saya menyukainya.” Jadi saya berdoa kepada Tuhan dan berkata, “Tuhan, tolonglah
saya dengan hal ini.”
I started studying the Bible and I can
tell you it was a struggle, but I hung in there. Till finally, “hei, this is pretty good
stuff.” I starting loving the Bible. I never thought about being a preacher
until after I got out of High School. I was going to be a physical education
teacher. But as a result of this experience, I decided to accept the call that
God had given me, you know, become a minister.
Saya mulai mempelajari
Alkitab dan saya akui itu adalah suatu perjuangan, tetapi saya bertahan. Hingga
akhirnya, “Hei, ini adalah bahan yang menarik.” Saya mulai mencintai Alkitab.
Saya tidak pernah berencana menjadi pendeta hingga saya lulus dari SMA. Tadinya
saya ingin menjadi seorang guru. Tetapi akibat pengalaman ini, saya memutuskan
untuk menerima panggilan yang diberikan Tuhan kepada saya, kalian tahu, dan
menjadi pendeta.
And now I just cannot figure out how
people can sit down and watch those superficial movies and all this junk. You
know, I can sit down and I can study Revelation and I can be 1 or 2 o’clock in
the morning studying ~ I know I am not supposed to do that but ~ studying and saying “Wow, this is exciting!”
Sit down and start watching something on television and 5 minutes later I am asleep. If you don’t
believe me, ask my wife or my kids, and they’ll tell you the truth.
Dan sekarang saya
sungguh tidak bisa mengerti bagaimana orang-orang bisa duduk dan menonton
film-fim yang tidak berarti dan semua sampah itu. Kalian tahu, saya bisa duduk
dan mempelajari Kitab Wahyu sampai pukul 1 atau 2 pagi ~ saya tahu seharusnya
saya tidak boleh berbuat begitu ~ tapi saya mempelajari itu dan berkata, “Wow,
ini menarik!” Tetapi kalau saya duduk dan mulai menonton sesuatu di televisi, 5
menit kemudian saya tertidur. Jika kalian tidak percaya, tanyalah istri atau
anak-anak saya, mereka akan mengatakan yang sejujurnya.
It’s all a matter how we educate our
minds, what we focus on, what we spend our time on. And Jesus wants us to prepare young people for heavenly society
by loving godly things. And when we love godly things, the ungodly things, they
will be insipid, they will not awaken
any interest in us. You know, some people say, “You are so heavenly
minded you are no earthly good” and I say to them, “you are so earthly minded
you are no heavenly good.” Because the
opposite side of the coin is true too.
Semua itu tergantung
bagaimana kita melatih pikiran kita, apa fokus kita, kita menghabiskan waktu
kita untuk hal apa. Dan Yesus ingin kita mempersiapkan orang-orang muda
untuk lingkungan surgawi dengan mencintai hal-hal surgawi. Dan bila kita
mencintai hal-hal yang surgawi, hal-hal yang buruk, akan menjadi tidak menarik,
mereka tidak akan menimbulkan minat di dalam kita. Kalian tahu ada
beberapa orang yang berkata, “Pikiranmu begitu tertuju ke Surga kamu tidak
memenuhi syarat untuk dunia,” dan saya berkata kepada mereka, “Pikiran kalian
begitu tertuju kepada dunia, kalian tidak memenuhi syarat untuk Surga.” Sisi
balik dari mata uang itu juga benar, bukan?
Now, our minds need to be in Heaven
like Enoch, so that Jesus can say, “Listen, Enoch, you have no reason to be on
earth anymore, what are doing down there, come up here and we’ll continue
walking on the street of gold.” I pray to God that that will be your
experience. Do you want God to give you that experience? You want to stand this
morning if you want that experience in your life? Folks, if we have that experience in our lives, let met
tell you, we will have power to shake the world, the power of God. And that’s
what God wants from the youth today, to use their energies. The devil diverts
it, but God wants us to use our energies for the finishing of God’s work. And
I see exciting things happening in the
Adventist Church, and I’m glad that the Lord has given me life this period of
history. People are asking me, “If you have one period of history in which to
live, which will it be?” “Now!” I say.
“This is the time.” Let’s bow our heads.
Sekarang, pikiran kita
perlu berada di Surga seperti Henokh, sehingga Yesus bisa berkata, “Dengar,
Henokh, kamu tidak punya alasan untuk tinggal di dunia lebih lama lagi, ngapain
kamu di bawah sana? Naiklah kemari dan kita akan melanjutkan jalan bersama di
jalan yang terbuat dari emas.” Saya
berdoa kepada Tuhan itulah yang akan menjadi pengalaman kalian. Maukah kalian diberi
Tuhan pengalaman itu? Saudara-saudara, jika kita mempunyai pengalaman seperti
itu dalam hidup kita, saya beritahukan kalian, kita akan punya kuasa untuk
menggoncangkan dunia. Dan itulah yang diinginkan Tuhan dari orang-orang muda
hari ini, memakai enerji mereka. Setan mau mengalihkannya, tetapi Tuhan mau
kita memakai enerji kita untuk menyelesaikan pekerjaan Tuhan. Dan saya melihat
hal-hal yang menarik terjadi di gereja MAHK, dan saya bersyukur Tuhan memberi
saya hidup di periode sejarah yang sekarang ini. Orang-orang ada yang bertanya
kepada saya, “Jika kamu boleh memilih satu periode sejarah untuk hidup, periode
manakah itu?” “Sekarang!” jawab saya.
“Sekaranglah saatnya.” Marilah kita tunduk kepala dan berdoa.
10.10.13
No comments:
Post a Comment