Thursday, February 4, 2016

REVELATION'S SANCTUARY PATTERN ~ STEPHEN BOHR

REVELATION’S SANCTUARY PATTERN
Pastor Stephen Bohr

Part 1
There are two things that go together like a hand and a glove, and that is the Hebrew Sanctuary and the Book of Revelation. The reason why the SDA church ~ and I don’t say this arrogantly, but I do say this truthfully ~ the reason why the SDA church is the only church in the world that understands the Book of Revelation is because it’s the only church in the world that understands the Hebrew Sanctuary.

Ada dua hal yang sepadan satu sama lain seperti tangan dan sarung tangan, dan itu adalah Ka’abah orang Yahudi dan Kitab Wahyu. Mengapa gereja MAHK adalah satu-satunya gereja di dunia yang mengerti Kitab Wahyu ~ dan saya tidak mengatakan hal ini karena rasa sombong, tetapi saya mengatakannya dengan sejujurnya ~ alasan mengapa gereja MAHK adalah satu-satunya gereja di dunia yang mengerti kitab Wahyu itu karena MAHK adalah satu-satunya gereja di dunia yang memahami Ka’abah Yahudi.


You see, the Book of Revelation follows the exact sequence of the Hebrew Sanctuary from beginning to end. And in our Devotional period this morning I would like to go into the Book of Revelation and follow the sequence of the Book of Revelation, and share with you how Revelation follows the exact sequence of  ministration and of places of the Hebrew Sanctuary.

Kalian lihat, Kitab Wahyu mengikuti urut-urutan yang persis sama dengan Ka’abah Yahudi dari awal hingga akhir. Dan dalam saat renungan kita pagi ini, saya ingin membahas Kitab Wahyu dan mengikuti urut-urutan Kitab Wahyu, dan menunjukkan kepada kalian bagaimana Kitab Wahyu mengikuti tanpa penyimpangan urut-urutan pelayanan dan tempat-tempat Ka’abah Yahudi.


Now, I would like to review just a little bit  the geography of the Hebrew Sanctuary for those who are not real well-versed in the Hebrew Sanctuary. I would like to just give a description and also the description of the daily and the yearly service. So most of this will be review for a lot of you, but I feel that it is important to do this.

Sekarang saya ingin mengulangi sedikit letak dan susunan Ka’abah Yahudi bagi mereka yang belum benar-benar mahir dalam hal Ka’abah Yahudi. Saya hanya ingin memberikan suatu deskripsi dan juga penjelasan mengenai pelayanan  yang “harian” dan “tahuhan.” Bagi sebagian besar kalian, ini hanya merupakan suatu pengulangan, tetapi saya anggap ini penting.


The Hebrew Sanctuary had 4 key places. We usually think of 3, but it had 4.
The first was the Hebrew encampment, where the Israelites lived. You see, they were part of the Sanctuary. “They will build Me a Sanctuary and I will dwell among them”, without them the Sanctuary would be useless, because really they were the ones who needed the services of the Sanctuary.  So the first place, the key place of the Sanctuary was the encampment.

Ka’abah Yahudi memiliki empat tempat pokok. Biasanya hanya terpikirkan 3 oleh kita, tetapi ada 4.
Yang pertama adalah perkemahan orang Yahudi, di mana orang-orang Israel hidup. Kalian lihat, perkemahan ini adalah bagian dari Ka’abah. Dan mereka harus membuat Tempat Kudus bagi-Ku, supaya Aku akan diam di tengah-tengah mereka.” (Kel 25:8) Tanpa mereka, Ka’abah tidak ada manfaatnya, karena sebenarnya merekalah yang membutuhkan pelayanan Ka’abah. Jadi tempat yang pertama, tempat pokok pertama dari Ka’abah adalah perkemahan.


The second key place of the Sanctuary was the Court. And the center piece of the furniture of the Court was of course the altar of sacrifices where they sacrificed the animals, and they were placed upon the altar.

Tempat pokok yang kedua dari Ka’abah adalah Pelatarannya. Dan perabot utama di Pelataran ini tentunya adalah mezbah kurban di mana hewan-hewan dikurbankan dan ditempatkan di atas mezbah.


And then of course you went into the tent proper and the first appartment was called The Holy Place. And in the Holy Place, as you went in from the eastern sides, you looked to your left, that was to the south, you saw the 7-branch candlestick which were burning, the lights were burning all day 24/7 all day and all night. Then as you looked to your right you saw the table of the show bread, and there were 12 breads, or I would say loaves, but  they were 12 cakes of bread, and they were distributed into 2 piles, 6 and 6, and I believe there is a special purpose for that. And then as you looked straight forward, still in the Holy Place, you saw the altar of incense where morning and evening continually the incense, the smoke of the incense was ascending and going over the curtain and going into the Most Holy Place.

Kemudian, tentu saja kita masuk ke dalam tendanya dan bilik pertama disebut Tempat Kudus. Dan di dalam Tempat Kudus pada waktu kita masuk dari sebelah timur, dan kita memandang ke sisi kiri kita dan itu berarti sebelah selatan, kita melihat 7 kaki dian yang menyala. Apinya menyala sepanjang hari, 24 jam setiap hari  7 hari seminggu, siang dan malam. Dan jika kita memandang ke sebelah kanan kita, kita akan melihat meja roti sajian, yang di atasnya ada 12 potong roti, atau 12 buah roti, yaitu 12 roti pipih yang dibagi dalam 2 tumpukan, masing-masing 6 roti. Saya yakin ada tujuan khusus untuk cara peletakkan roti ini. Kemudian, jika kita memandang lurus ke depan, masih di dalam bilik Tempat Kudus ini, kita akan melihat mezbah dupa, di mana dupa dibakar terus-menerus pagi dan petang, asapnya naik dan melewati tirai/tabir dan masuk ke bilik yang Maha Kudus.


Then of course the 4th key place of the Sanctuary was the Most Holy Place. And in the Most Holy Place you had the Ark of the Covenant, and inside the Ark of Covenant were actually 3 things: you had Aaron’s rod that budded, and you had the pot of manna, but in the center location were what I want to especially dwell upon, were the 10 Commandments, the Law of God were contained there. Of course above the Ark was what was known as the Mercy Seat and that was where the glory of God, the Shekinah came down to dwell in the Hebrew Sanctuary.

Tentu saja tempat ke-4 dari Ka’abah adalah Tempat Maha Kudus dan di dalam Tempat Maha Kudus ini, terdapat Tabut Perjanjian, dan di dalam Tabut Perjanjian ada 3 benda: ada tongkat Harun yang bertunas, dan wadah yang berisi manna, tetapi di bagian tengahnya terdapat apa yang ingin saya tekankan khusus, yaitu 10 Hukum Allah,  di mana Hukum Allah tercantum. Tentu saja di atas Tabut terdapat apa yang dikenal sebagai Tutup Pendamaian dan di sanalah kemuliaan Tuhan, Shekina, turun dan tinggal di dalam Ka’abah Yahudi.


Now, also the Sanctuary, besides the geography of it, had a daily and a yearly service. The daily service had to do with the Court and with the Holy Place of the Sanctuary. You see, the sacrifices were offered morning and evening besides other sacrifices, but there was a morning and evening sacrifice, which means that upon the altar the sacrifice was burning continually.

Sekarang, Ka’abah ini selain letaknya, juga memiliki pelayanan harian dan tahunan. Pelayanan harian berkaitan dengan Pelataran dan Tempat Kudus dari Ka’abah. Anda lihat, kurban-kurban dipersembahkan pagi dan petang selain kurban-kurban yang lain, tetapi selalu ada persembahan kurban setiap pagi dan petang, berarti di atas mezbah itu selalu ada kurban yang dibakar.


In the Holy Place, the bread was to be there continually, the incense was to be going up continually, the seven lamps of the candlesticks were supposed to be lighted continually. In other words, what took place in the Court and in the Holy Place was a continual thing, it was daily, it was a daily service of the Sanctuary.

Di Tempat Kudus, roti sajian harus selalu disediakan, dan dupa juga selalu harus dibakar. Ke7 kaki dian juga harus menyala terus-menerus. Dengan kata lain, apa yang terjadi di Pelataran dan di Tempat Kudus adalah sesuatu yang terus berlangsung, yang “harian.” Itulah pelayanan harian Ka’abah.


The services of the Most Holy Place were yearly. In other words, once a year at the end of the year you had the Day of Atonement and the Feast of Trumpet, which announced the Day of Atonement. And of course the Day of Atonement was the great day of judgment when the Israelites were judged and they needed to afflict their souls during the time that the High Priest was in the Most Holy Place of the Sanctuary. And so at the end of the year, once a year, you had the services of the Most Holy Place of the Sanctuary.

Pelayanan di Tempat Maha Kudus terjadi tahunan. Dengan kata lain, sekali setahun pada akhir tahun, ada Hari Grafirat [Pendamaian] dan Perayaan Terompet [Nafiri] yang mengumumkan datangnya Hari Grafirat. Dan tentu saja, Hari Grafirat adalah hari besar Penghakiman, pada saat mana orang-orang Israel dihakimi dan mereka harus menyelidiki hati mereka selama Imam Besar ada di dalam Tempat Maha Kudus di Ka’abah. Maka, pada setiap akhir tahun, setahun sekali, diadakan pelayanan di Tempat Maha Kudus di dalam Ka’abah.


Now, what I want to share this morning is that the Book of Revelation follows the exact order of the Hebrew Sanctuary, and reveals to us the different steps that Jesus takes as He does His utmost to save us.

Sekarang, apa yang ingin saya bagikan pagi ini adalah bahwa Kitab Wahyu mengikuti urut-urutan Ka’abah Yahudi dengan tepat dan menyatakan kepada kita langkah-langkah yang berbeda yang diambil Yesus selagi Dia melakukan yang maksimal untuk menyelamatkan kita.


Now, if you ask most Christians why Jesus came to this earth, they’ll say, “Oh, He came to save me,” or “He came to die on the cross.”  And that’s true. Jesus came to save us and Jesus came to die on the cross. But the Hebrew Sanctuary is much more involved than just the sacrifice in the Court. You have the services in the Holy Place and you have the services of the Most Holy Place of the Sanctuary, representing different aspects of the work of Christ.

Sekarang, jika kita bertanya kepada kebanyakan orang Kristen mengapa Yesus datang ke dunia? Mereka akan berkata, “Oh, Dia datang untuk menyelamatkan saya,” atau “Dia datang untuk mati disalibkan.” Dan itu benar. Yesus datang untuk menyelamatkan kita dan Yesus datang untuk mati disalibkan. Tetapi Ka’abah Yahudi memiliki makna yang jauh lebih banyak daripada hanya mengenai kurban di Pelatarannya. Ada pelayanan di Tempat Kudus dan ada pelayanan di Tempat Maha Kudus, yang melambangkan aspek-aspek yang berbeda dari pekerjaan Kristus.


Now, as we begin, I would just like to say that the different part of the Hebrew Sanctuary depict different functions of Jesus Christ in the plan of salvation.
·       His work in the Court represents primarily Jesus as Sacrifice.
·       His work in the Holy Place represents Jesus primarily as Intercessor.
·       His work in the Most Holy Place represents primarily His work as Judge.
·       And there is one further function.  Once the Hebrew Sanctuary closes, the function of Jesus that it depicted is Jesus as King of Kings and Lord of Lords.
Sekarang, pada awal pelajaran ini, saya hanya ingin menyampaikan bahwa bagian-bagian yang berbeda dari Ka’abah Yahudi menggambarkan fungsi-fungsi yang berbeda yang dilakukan Yesus Kristus dalam rencana keselamatan.
·       Pekerjaan Kristus di Pelatarannya menggambarkan pekerjaan utama Yesus sebagai Kurban.
·       PekerjaanNya di Tempat Kudus melambangkan Yesus terutama sebagai Pengantara.
·       PekerjaanNya di Tempat Maha Kudus melambangkan pekerjaan utamaNya sebagai Hakim.
·       Dan ada satu lagi fungsiNya yang lain. Begitu Ka’abah Yahudi itu tutup, fungsi Yesus yang digambarkan adalah sebagai Raja segala raja dan Tuan segala tuan.

So the Hebrew Sanctuary depicts 4 functions of Jesus: Jesus as Sacrifice, Jesus as Intercessor, Jesus as Judge and Jesus as King. And I believe that the Book of Revelation reveals all of these functions  in the exact order of the Hebrew Sanctuary.

Jadi, Ka’abah Yahudi menggambarkan 4 fungsi Yesus: Yesus sebagai Kurban, Yesus sebagai Pengantara, Yesus sebagai Hakim dan Yesus sebagai Raja. Dan saya yakin bahwa Kitab Wahyu mengungkapkan semua fungsi itu dalam urutan yang persis sama dengan yang ada di Ka’abah Yahudi.


Now, I am only going to share with you this morning the high points of the Book of Revelation. I wished we had the time to study the nitty gritty, the little details in between each of these high points but obviously we don’t have the time, and I trust that many of you are taking notes or you are going to get the CD or DVD, and there is one, and you are going to take it home and you are going to check this out. “I am going to check Pastor Bohr out,”  and you’ll study everything in between the high points that we are going to take a look at in our study this morning....

Pagi ini saya hanya akan menyampaikan kepada kalian pokok-pokok utama dari Kitab Wahyu. Seandainya kita punya waktu untuk mempelajari semua tetek bengeknya, detail-detail kecillnya di antara setiap pokok yang utama, tetapi jelas kita tidak punya waktu itu, dan saya yakin banyak dari kalian sedang mencatat atau kalian akan membeli CD atau DVDnya, dan memang itu tersedia, dan kalian akan membawanya pulang dan kalian akan menyelidiki hal ini. “Saya akan mengecek apa yang dikatakan Pdt. Bohr.”  Dan kalian akan mempelajari semua yang ada di antara pokok-pokok utama yang akan kita pelajari pagi ini...



Part 2
Basically I would like to begin with Revelation 1 verse 3, eh, Revelation chapters 1 through 3 rather. Let’s begin with Revelation chapter 1 verses 5-6 and then we’ll jump to ~ I’ll speak about the first 3 chapters generally.

Pada dasarnya saya ingin memulai dengan Wahyu 1:3, eh lebih tepatnya Wahyu pasal 1 hingga 3. Marilah kita mulai dengan Wahyu 1:5-6 lalu kita akan melompat ke ~ saya akan membahas tiga pasal yang pertama secara umum.


Rev 1 and let’s read verses 5-6. It says here “and from Jesus Christ, the faithful witness, the firstborn from the dead [that’s His resurrection, right?], and the ruler over the kings of the earth...”  Now, notice this, “From Him who loved us,” ~ what tense was that verb? It’s Past. And how did He show His love? “... and washed us..” what tense was that verb? Past. “... and washed us from our sins in His own blood.” What piece of furniture in the Sanctuary is this work referring to? It’s referring to His what? To His sacrifice. So where are we in Rev 1:5? It’s reminiscing upon His work at the altar of sacrifice, on the cross He died He shed His blood to save His people from their sins.

Wahyu pasal 1 dan marilah kita membaca ayat 5 dan 6. Kita baca: dan dari Yesus Kristus, Saksi yang setia, yang pertama bangkit dari antara orang mati” [itu kebangkitanNya, bukan?]  “...dan yang berkuasa atas raja-raja bumi ini.” Sekarang, perhatikan ini“Bagi Dia, yang telah mengasihi kita”  Keterangan waktu apa yang ada di sini? Waktu lampau [loved = telah mengasihi]. Dan bagaimana caraNya menunjukkan kasihNya kepada kita?  “...dan yang telah membasuh kita dari dosa kita oleh darah-Nya” ... Apa keterangan waktunya?  Waktu lampau [washed = telah membasuh]. Jadi perabotan mana di Ka’abah  yang dibicarakan di sini? Yang dibicarakan itu mengacu kepada apanya Kristus? Kepada pengorbananNya! Jadi di Wahyu 1:5, kita berada di mana? Wahyu 1:5 mengingatkan kepada pekerjaan Kristus di mezbah kurban, di atas salib Dia mati dan mencurahkan darahNya untuk menyelamatkan umatNya dari dosa-dosa mereka.


But now we go to the rest of Revelation 1 to  chapter 3. And you have there Jesus walking among the 7 candlesticks. If you go with me to Rev 1:13, actually let’s read verse 12 for the context, “Then I turn to see  the voice that spoke with me, and having turned I saw 7 golden lampstands”  now where would those be? In The Holy Place, obviously. “And in the midst of the 7 lampstands...”, this is the same One who loved us [Past tense] and washed us in His blood  “... one like the Son of Man clothed in a garment down to the feet and girded about the chest with a golden ban.” So where is Jesus in the series of the churches? He’s walking among the 7 what? The 7 candlesticks. Now, the 7 candlesticks represent the 7 churches and the 7 churches ~ the reason why the number 7 is used is because they  represent the history of the church from apostolic times till the end of the age. The totality or the completeness of the history of the church. And the picture that is being given is that Jesus in the history of the Christian church is walking among the 7 candlesticks, and what is He doing? If you read Lev 24:1-4, we are told that the High Priest had to do 2 things with regard to the candlesticks:

Sekarang kita pergi ke kelanjutan Wahyu pasal 1 hingga 3. Dan di situ kita temui Yesus berjalan di antara ke-7 kaki dian. Jika kalian mengikuti saya ke Wahyu 1:13, lebih baik kita baca ayat 12 untuk mendapatkan konteksnya: Lalu aku [Yohanes] berpaling untuk melihat suara yang berbicara kepadaku. Dan setelah aku berpaling, tampaklah kepadaku tujuh kaki dian dari emas…” Sekarang, di manakah terdapatnya benda itu? Jelas adanya di dalam Tempat Kudus. “…Dan di tengah-tengah kaki dian itu...” ini berbicara mengenai Sosok yang sama yang telah mengasihi kita [waktu lampau] dan yang telah membasuh kita dalam darahNya, “...ada seorang serupa Anak Manusia, berpakaian jubah yang panjangnya sampai di kaki, dan dadanya berlilitkan ikat pinggang dari emas.”  Jadi di manakah Yesus dalam rangkaian jemaat-jemaat ini? Dia berjalan di antara ke 7 apa? Ke 7 kaki dian. Sekarang, ke 7 kaki dian ini melambangkan 7 jemaat, dan alasan mengapa angka 7 dipakai adalah karena angka itu mewakili sejarah jemaat dari zaman apostolik [zaman para rasul] hingga akhir masa. Keseluruhan kelengkapan sejarah jemaat. Dan gambaran yang diberikan adalah dalam sejarah gereja Kristen, Yesus berjalan di antara ke 7 kaki dian, dan apa yang dilakukanNya? Jika kalian membaca Imamat 24:1-4, kita tahu bahwa Imam Besar harus melakukan dua hal sehubungan dengan kaki dian:


First of all he had to trim the lamps, to make sure that they kept burning and he had to make sure that the lamps continually had  enough oil to continue burning. Now what is Jesus  the High Priest doing among the 7 candlesticks or in the history of the Christian church? Remember the number 7 represents the totality of the Christian church. Jesus is making sure that the light of the church does not – what?  That the light of the church does not go out. That there is an abundance of the Holy Spirit being poured out upon the church so that the church will continue to give its light.  Let me ask you, were there some periods when the light flickered and looked like it was going to go out? Absolutely, we know about the Dark Ages. Why do you suppose they are called the Dark Ages? Because the candlestick was dim. And yet the comforting aspect is that the light never went out because God was never left without witness. He had the Waldensees and He had the Albigensees and He had all these individuals who under very difficult circumstances shared the light of Jesus Christ.

Pertama-tama dia harus memangkas sumbunya [membuang bagian-bagian yang sudah hangus] untuk memastikan api menyala terus, dan dia harus memastikan lampu-lampu itu terus-menerus punya cukup minyak agar bisa selalu menyala. Sekarang, apa yang dilakukan Yesus, Imam Besar di antara ke 7 kaki dian atau di dalam sejarah gereja Kristen? Jangan lupa, angka 7 melambangkan keseluruhan gereja Kristen.  Yesus sedang memastikan bahwa nyala terang gereja itu tidak apa? Tidak padam. Bahwa ada cukup banyak Roh Kudus yang dicurahkan kepada gereja supaya gereja akan memancarkan terang terus-menerus. Pertanyaan: apakah pernah ada periode-periode di mana cahaya itu meredup seolah-olah akan mati? Tentu saja! Kita tahu tentang Zaman Kegelapan. Memangnya mengapa saat itu disebut Zaman Kegelapan? Karena pada waktu itu nyala apinya meredup. Namun demikian, aspek yang melegakan adalah nyala api itu tidak pernah padam karena Tuhan tidak pernah tidak memiliki saksi. Tuhan memiliki  golongan Waldensen dan Albigensen, dan Tuhan juga memiliki orang-orang yang walaupun berada di bawah kondisi yang sangat susah, tetap membagikan terang Yesus Kristus.


And so we find, after we were told that Jesus loved us and washed us in His blood ~ that’s the work on the altar of sacrifice ~ then we see Jesus walking among the 7 candlesticks, He is pouring out His Spirit so that His church can give light.

Jadi, setelah kita diberitahu bahwa Kristus mengasihi kita dan membasuh kita dalam darahNya ~ itu adalah pekerjaan di mezbah kurban ~ maka kita melihat Yesus berjalan di antara ke-7 kaki dian, Dia sedang mencurahkan RohNya agar gerejaNya bisa memancarkan terang.


And then we move to the series of the seals. Now I believe on the basis of what I have studied, that the seals actually are taking place at the table of the showbread. And let me explain some of the reasons why.

Dan kita melanjutkan ke rangkaian meterai. Sekarang, saya yakin berdasarkan apa yang telah saya pelajari, bahwa meterai-meterai itu terjadinya pada bagian meja roti sajian. Izinkan saya menjelaskan beberapa alasannya mengapa demikian.


Number 1, we are told about the throne in the series of the seals,  in front of the throne are the 7 candlesticks. Now, if you look at the geography of the Hebrew Sanctuary, you will notice that that which was directly before the 7 candlesticks was what? It was the table of showbread, because the table of showbread was in the north, and the 7 candlesticks were in the south. In Rev 4-5 which was the introductory vision to the seals locates the throne and says that the throne was in front of the 7 candlesticks.

Pertama kita diberitahu mengenai takhta  di dalam rangkaian meterai, bahwa di depan takhta adalah ke 7 kaki dian. Sekarang, jika kita melihat letak Ka’abah Yahudi, kita akan melihat bahwa apa yang berada tepat di depan ke 7 kaki dian adalah apa? Meja roti sajian, karena meja roti sajian ada di sebelah utara, dan ke 7 kaki dian ada di sebelah selatan. Dalam Wahyu pasal 4-5 yang adalah penglihatan perkenalan kepada metera-meterai, itu mencatat adanya takhta dan menyatakan bahwa takhta ada di depan ke 7 kaki dian.  


Furthermore, it’s interesting that the table of the showbread was the only piece of furniture in the Sanctuary that had two crowns around it. Now who use crowns? Kings use crowns. Furthermore on the table of showbread there were 12 cakes of bread, but they were distributed into 2 stacks. Now, that’s interesting. You know if you’ve been to the Middle East you can stack up 12 cakes of bread one on top of another but, purposely they were placed 6 and 6. You say, “what is the reason?” Well, let’s read Rev 3:21 to notice where Jesus went when He ascended to Heaven.

Lebih lanjut, adalah sangat menarik bahwa meja roti sajian ini adalah satu-satunya perabotan di dalam Ka’abah di mana terdapat dua mahkota. Sekarang, siapa yang memakai mahkota? Raja-raja. Lebih lanjut, di atas meja roti sajian ada 12 roti pipih, tetapi mereka dibagi dalam 2 tumpukan. Nah, itu menarik. Kalian tahu, jika kalian sudah pernah ke Timur Tengah, kita bisa saja menumpuk 12 roti pipih satu di atas yang lain, namun di sini dengan sengaja mereka diletakkan dalam dua tumpukan, 6 dan 6. Kalian bertanya, mengapa? Nah, marilah membaca Wahyu 3:21 untuk melihat ke mana Yesus pergi ketika Dia naik ke Surga.


Rev 3:21: “To him who overcomes, I will grant  to sit with Me on My throne as I also overcame, and...” what?  ... and sat with My Father on His throne.” So how many were sitting on the throne when Jesus ascended to Heaven? Two. Did Jesus go as King of the kings of grace? Most certainly, yes. Are both the Father and Son a source of bread for God’s people? Absolutely. You’ll notice for example in John chapter 6, Jesus says “My Father sent the bread from Heaven”, and the He said, “I am that Bread.” So notice, the Father and Son are both instrumental in feeding the people of God.
And what does the bread represent? The bread represents the Word of God.
“Men shall not live by bread alone but by every word that proceeds out of the mouth of God.”

Wahyu 3:21 Barangsiapa menang, ia akan Kududukkan bersama-sama dengan Aku di atas takhta-Ku, sebagaimana Aku pun telah menang dan...”  apa?  “...dan duduk bersama-sama dengan Bapa-Ku di atas takhta-Nya.”  Jadi ada berapa yang duduk di takhta pada waktu Yesus naik ke Surga? Dua. Apakah Yesus pergi sebagai Raja segala raja kasih karunia? Tentu saja, ya. Apakah baik Bapa maupun Anak itu roti bagi umat Allah? Tentu saja. Kalian akan melihat misalnya di Yohanes pasal 6, Yesus berkata Bapa-Ku yang memberikan kamu roti yang benar dari sorga.” [Yoh 6:32] dan Yesus berkata, Akulah roti hidup” itu [Yoh 6:41].  Jadi perhatikan, Bapa dan Anak sama-sama berperan penting dalam memberi makanan kepada umat Allah. Dan apa yang dilambangkan oleh roti itu? Roti itu melambangkan Firman Allah. Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah." [Mat 4:4]
 

Furthermore, and this is very interesting,  under the 3rd seal, you have a tremendous scarcity of wheat and barley. Now what was wheat and barley used for? It was used to make bread, that’s right. And wheat and barley under the period of the 3rd seal which we believe is the time of Constantine when erroneous doctrines entered the church, the Bread of God or the Word of God was what? It was scarce. And that’s the reason why under the 3rd seal you have wheat and barley being very expensive because there is a scarcity of that which is necessary to make the Word of God, in other words to make the Bread of God.

Lebih lanjut, dan ini sangat menarik, di meterai ke3 kita mendapatkan kelangkaan gandum dan jelai. Nah, gandum dan jelai dipakai untuk apa? Betul, mereka dipakai untuk membuat roti. Dan gandum dan jelai di masa meterai ke3 yang kita yakini adalah zaman kaisar Constantine, pada waktu mana doktrin-doktrin yang sesat masuk gereja, Roti Allah atau Firman Allah menjadi apa? Menjadi langka. Dan itulah alasannya mengapa di masa meterai ke3 kita temukan gandum dan jelai begitu mahal harganya, karena terjadi kelangkaan bahan  yang dibutuhkan untuk membuat Firman Allah, dengan kata lain untuk membuat Roti dari Allah.


And so in the series of the seals, Jesus is located at the table of the showbread and is feeding His people. Now, questions: were there a period during the history of the Christian church where the bread was very, very scarce? Absolutely. Where the people of God were practically at the point of starvation? Absolutely! During the same period we know as the Dark Ages. What was done with the Bible? It was kept in Latin, it was forbidden for people to read the Bible, therefore the Bread of God was scarce. You know, under another symbol in Rev 11, you have the two witnesses and those represent the Old and New Testaments and they are witnessing in sackcloth, thus they can’t give their full light because of this terrible period of apostasy.

Maka dalam rangkaian meterai-meterai itu, Yesus didapati berada di meja roti sajian dan sedang memberi makan umatNya. Sekarang, pertanyaan: apakah ada suatu periode dalam sejarah gereja Kristen saat roti itu menjadi amat sangat langka? Tentu saja! Pada periode yang sama yang kita kenal sebagai Zaman Kegelapan. Apa yang terjadi dengan Firman Tuhan? Firman Tuhan dipertahankan  dalam bahasa Latin, orang-orang dilarang membaca Alkitab, dengan demikian Roti Allah menjadi langka. Kalian tahu, di bawah simbol yang lain di Wahyu pasal 11, kita akan mendapatkan dua orang saksi, dan mereka melambangkan Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, dan mereka itu bersaksi dengan pakaian berkabung, sehingga mereka tidak bisa memancarkan cahaya mereka sepenuhnya, karena saat itulah masa kemurtadan yang mengerikan.


And so in the series of the seals, the emphasis is upon Jesus giving bread to His people. Sometimes the bread is scarce but never is the bread  totally missing. Just like we had a dark period in the Christian church but never did the light totally and completely disappear. So Jesus is feeding His church and Jesus is giving the Holy Spirit so His church can give light.

Maka dalam rangkaian meterai, tekanannya ada pada Yesus memberi makan umatNya. Terkadang roti itu langka, tetapi tidak pernah roti itu lenyap sama sekali. Sama sebagaimana kita pernah mengalami periode kegelapan dalam gereja Kristen, tetapi tidak pernah terang itu lenyap dan hilang seluruhnya. Jadi Yesus memberi makan gerejaNya dan Yesus memberikan Roh Kudus agar gerejaNya bisa memancarkan terang.


Then we come to the series of the trumpets.  Go with me to Rev chapter 8 and let’s see where Jesus is during the trumpets. Rev 8 and notice verse 3. It says here “Then another angel having  a golden censer came and stood at the altar...” which altar is this? There is the altar of sacrifice. Is this the  altar of sacrifice in the Court? No. It says “He was given much incense, that He should offer it with the prayers of all the saints on the golden altar which was before the throne.”  The smoke of the incense with the prayer of the saints ascended before God from the angel’s hands. So where was Jesus at the beginning of the series of the trumpets? Jesus is found at the altar of incense at the golden altar.

Sekarang kita tiba pada rangkaian nafiri/terompet. Ikuti saya ke Wahyu pasal 8 dan lihatlah di mana Yesus berada selama masa nafiri ini. Wahyu pasal 8, dan perhatikan ayat 3. Dikatakan di sini  Maka datanglah seorang malaikat lain, dan ia pergi berdiri dekat mezbah dengan sebuah pedupaan emas...” Mezbah yang mana ini? Ada mezbah kurban. Apakah ini mezbah kurban yang ada di Pelataran? Bukan. Dikatakan di sini: “..Dan kepadanya diberikan banyak kemenyan untuk dipersembahkannya bersama-sama dengan doa semua orang kudus di atas mezbah emas di hadapan takhta itu.” Asap dari dupa bersama doa orang-orang kudus naik ke atas di hadapan Tuhan dari tangan Malaikat itu. Jadi di manakah Yesus pada bagian awal rangkaian nafiri? Yesus ditemukan di mezbah dupa, di mezbah emas itu.


So what has happened in the first half of Revelation? Jesus has moved from the Court where He loved us and washed us in His blood to walk among the 7 candlesticks to make sure that the church receives a supply of the Holy Spirit, then He has moved in the series of the seals to the table of the showbread to make sure that there is bread to feed His people from the Father and from the Son and then He has moved to the altar of incense to receive the prayers of His saints.

Jadi, apa yang terjadi di bagian pertama dari Kitab Wahyu? Yesus berpindah dari Pelataran di mana Dia begitu mengasihi kita dan membasuh kita dalam darahNya, untuk berjalan di antara ke 7 kaki dian untuk memastikan gereja menerima curahan Roh Kudus, lalu pada saat rangkaian meterai Dia berpindah ke meja roti sajian untuk memastikan ada roti dari Bapa dan Anak untuk memberi makan umatNya, lalu dia berpindah ke mezbah dupa untuk menerima doa orang-orang kudusNya. 


By the way the Holy Place has what I call the triangle of sanctification.

Supaya tahu, Tempat Kudus memiliki apa yang saya namakan penyucian segitiga.


Part 3
By the way the Holy Place has what I call the triangle of sanctification. You want to live a sanctified life, the secret is found in the Holy Place of the Sanctuary. You say, “What do you mean?” Well, just think about it:

Supaya tahu, Tempat Kudus memiliki apa yang saya namakan penyucian segitiga. Jika kita mau menjalani kehidupan yang disucikan, rahasianya ditemukan di Tempat Kudus dari Ka’abah. Kalian bertanya, “Apa maksudnya?” Nah, coba renungkan ini:


The candlesticks receives oil and imparts light. That represents the church giving witness to Jesus through the power of the Holy Spirit. In other words, it represents witnessing, imparting the light of Jesus. You see, Jesus is the sun, and we are the moons. Sometimes we think we are suns, but we are only moons. You know when we go out at night and we see the moon, beautiful full moon, and we say, “Oh, the moon is so beautiful tonight.” Listen, the moon would be nothing if it did not receive  light from the sun. So we would be nothing if we did not receive  light from Jesus. So  Jesus imparts the Holy Spirit to to church so that the church can witness and give light and testimony to Him.

Kaki dian menerima minyak dan memancarkan sinar. Itu mewakili gereja memberikan kesaksian tentang Yesus melalui kuasa Roh Kudus. Dengan kata lain, itu melambangkan bersaksi, membagikan terang dari Yesus. Kalian lihat, Yesus adalah mataharinya, dan kita adalah bulan-bulannya. Terkadang kita menganggap kita ini mataharinya, tetapi kita hanyalah bulan. Kalian tahu kan, bila kita keluar di malam hari dan kita melihat bulan, bulan yang indah, dan kita berkata, “Oh, bulannya begitu indah malam ini.” Dengarkan, bulan itu tidak ada artinya seandainya dia tidak menerima cahaya dari matahari. Jadi kita ini tidak ada artinya jika kita tidak menerima terang dari Yesus. Maka Yesus membagikan Roh Kudus kepada gereja supaya gereja boleh bersaksi dan memancarkan sinar, dan memberikan kesaksian tentang Dia.


Now, what about the Bread? Well, the Bread represents the Word of God. It represents the fact that we should be feeding upon the Word of God, so that we can grow spiritually.

Nah, bagaimana dengan rotinya? Roti melambangkan Firman Tuhan. Dia melambangkan faktanya bahwa kita harus makan Firman Allah, supaya kita bisa bertumbuh secara rohani.


What does the altar of incense represent? It represents prayers, because Jesus mixes  or blends His merits with the prayers and they go before the Father and they are acceptable before God.

Apa yang dilambangkan mezbah dupa? Itu melambangkan doa, karena Yesus mencampurkan atau menggabungkan kelayakanNya Sendiri pada doa-doa itu, dan doa-doa itu naik di hadapan Bapa, dan diterima oleh Bapa.


And so you have, witnessing, bible study and prayer, as the 3 secrets to a sanctified life. And by the way, they have to be practised in a balanced manner. Ellen White says, “He who does nothing but pray will eventually cease to pray.” Did you know that? You know, some people emphasize one point, and other people emphasize another point. The fact is we have to balance all three of these to have a balanced sanctified life.

Jadi, kita dapatkan bersaksi, belajar Firman Tuhan, dan berdoa, sebagai 3 rahasia menuju kehidupan yang disucikan. Dan supaya tahu saja, ketiganya ini harus dilakukan secara seimbang. Ellen White berkata, “Dia yang tidak berbuat apa pun selain berdoa, akhirnya akan berhenti berdoa.” Tahukah kalian tentang hal itu? Kalian tahu, ada orang-orang yang menekankan pada satu poin, dan ada yang menekankan pada poin yang lain. Tapi faktanya, kita harus seimbang dalam ketiganya untuk mencapai suatu kehidupan yang seimbang dalam kekudusan.


Now, we’ve gone from the Court to the Holy Place and we want to notice where Revelation sends us next. Go with me to Rev 11:19. It says there “Then the temple of God…” ~ by the way this word temple   ναός   [nah-os']  refers to a specific portion of the Hebrew  Sanctuary, it refers to the Most Holy Place. It says “Then the temple of God was opened in Heaven…”  and what was seen?  “...and the Ark of the Covenant was seen in His temple. And there were lightnings, noises, thunderings, and earthquakes and great hails.”  So where is Jesus in Rev 11:19? He’s in the Most Holy Place because the Ark of the Covenant was found where? In the Most Holy Place. And this is happening in Heaven.

Sekarang kita telah beranjak dari Pelataran ke Tempat Kudus dan kita perhatikan ke mana berikutnya Kitab Wahyu mengirim kita. Kita pergi ke Wahyu 11:19. Dikatakan di sana: “Maka terbukalah Bait Suci Allah...” perhatikan kata Bait Suci     ναός [nah-os'] mengacu kepada bagian khusus dari Ka’abah Yahudi, yaitu ke Tempat Maha Kudus. Kemudian katanya: “Maka terbukalah Bait Suci Allah  yang di sorga,”  dan kelihatanlah  apa?  “... tabut perjanjian-Nya di dalam Bait Suci itu dan terjadilah kilat dan deru guruh dan gempa bumi dan hujan batu lebat.”  Jadi di mana Yesus di Wahyu 11:19? Dia ada di Tempat Maha Kudus karena Tabut Perjanjian ditemukan di mana? Di Tempat Maha Kudus. Dan ini sedang terjadi di Surga.


Let me ask you, what good would it be for Jesus to go into the Most Holy Place to begin the work of judgment if nobody on earth knew about it? It would kind of defeat the purpose wouldn’t it? And so I want you to notice in Rev 14 that there is an earthly announcement of this heavenly event. Rev 14 and notice verse 6  “Then I saw another angel flying in the midst of heaven having the everlasting gospel to preach to those who dwell on the earth, and to every nation and tribe and tongue and people, saying with a loud voice, Fear God and give glory to Him; for the hour of His judgment will come.” Oh, good, good, you’re sharp, you’re sharp, it’s early, but you’re sharp. It says, “the hour of His judgment…”  what? is come” or has come”.

Coba saya tanya, apa keuntungannya bagi Yesus masuk ke Tempat Maha Kudus untuk memulai penghakiman jika tidak ada manusia di dunia yang tahu tentang hal itu? Tentunya itu akan membatalkan tujuannya, bukan? Maka, saya mau kalian perhatikan di Wahyu pasal 14 ada suatu pengumuman kepada dunia mengenai peristiwa di Surga ini. Wahyu 14, perhatikan ayat 6: Dan aku melihat seorang malaikat lain terbang di tengah-tengah langit dan padanya ada Injil yang kekal untuk diberitakannya kepada mereka yang diam di atas bumi dan kepada semua bangsa dan suku dan bahasa dan kaum,  dan ia berseru dengan suara nyaring: "Takutlah akan Allah dan muliakanlah Dia, karena akan tiba saat penghakiman-Nya... ”  [suara-suara yang memprotes]. Oh, bagus, bagus, kalian semuanya teliti. Hari masih pagi, tetapi kalian teliti. Dikatakan di sini hari penghakimannya bagaimana?  “... karena TELAH tiba saat penghakiman-Nya...” atau  SUDAH tiba.”


Is this an earthly announcement of heavenly event? Most certainly. And then it continues saying in verse 7 “.. and worship Him who made heaven and earth, the sea and springs of water.” Do you know, it’s very frequently in the bible, creation is connected with judgment. And you know the reason why? The reason why is because we are all creatures and we are all accountable to the Creator. So Judgment and Creation are very frequently linked, that’s the reason why you have Creation here, so just worship your Creator because now we are in the hour of Judgment.

Apakah ini suatu pengumuman kepada dunia mengenai apa yang terjadi di Surga? Jelas sekali! Lalu dikatakan lebih lanjut di ayat 7:  “... dan sembahlah Dia yang telah menjadikan langit dan bumi dan laut dan semua mata air."  Tahukah kalian, di dalam Alkitab sering sekali Penciptaan dikaitkan dengan Penghakiman? Dan tahukan kalian apa alasannya? Alasannya adalah karena kita semua adalah makhluk ciptaan dan kita semua harus bertanggung jawab kepada Sang Pencipta. Jadi, penghakiman dan penciptaan sering sekali dikaitkan, dan itulah mengapa di sini kita menemukan Penciptaan. Jadi, sembahlah Penciptamu karena sekarang kita berada di jam penghakiman.


So Rev 11:19, the Most Holy Place opens, the Ark of the Covenant is seen and now God’s people are going to be judged by the perfect Law of Liberty. And that is going to be announced on earth and by the way it is being announced since 1844  that we are now in the hour of the what? Of the Judgment, beginning with the dead and then eventually ending with the living, which we’ll talk I’m sure a lot about during the course of this week end.

Jadi di Wahyu 11:19 Tempat Maha Kudus terbuka, dan tampaklah Tabut Perjanjian dan sekarang umat Allah akan dihakimi oleh hukum yang sempurna, yaitu hukum yang memerdekakan orang,” [Yak 1:25], dan itu akan diumumkan di bumi, dan kita tahu itu sudah diumumkan sejak 1844 bahwa kita sekarang berada di jam apa? Di jam penghakiman, dimulai dari mereka yang sudah mati, dan akhirnya akan diakhiri dengan mereka yang masih hidup, yang akan banyak kita bahas selama akhir minggu ini.


Now, what  happens after the work in the Most Holy Place is concluded, the work in the Most Holy place is finished? The fact is that the Sanctuary or the Temple closes and nobody can go in anymore.

Sekarang apa yang terjadi setelah pekerjaan di Tempat Maha Kudus berakhir, pekerjaan di Tempat Maha Kudus selesai? Faktanya adalah Ka’abah atau Bait Suci itu tutup, dan tidak ada yang bisa masuk ke sana lagi.


Now, go with me to Rev 15:5. You see how this is following the order of the Hebrew Sanctuary? You know the reason why most churches cannot understand the message of Revelation is because they don’t have the foggiest idea that the Book of Revelation is simply following Jesus, you know. And if you are in the wrong apartment, you’re deceived.

Sekarang, mari bersama saya ke Wahyu 15:5. Kalian lihat ya bagaimana ini mengikuti urut-urutan dari Ka’abah Yahudi? Kalian tahu mengapa kebanyakan gereja tidak bisa memahami pesan-pesan Kitab Wahyu adalah karena mereka sama sekali tidak mengerti bahwa Kitab Wahyu itu hanya mengikuti perjalanan Yesus. Kalian tahu,  jika kita berada di bilik yang salah, maka kita akan tertipu.


The fact is that Present Truth is preaching the message of where Jesus is now. So people say, “Preach the cross!” Yes, preach the cross within the context of what Jesus is doing now. Don’t just preach the cross. Don’t go back to the Court.

Sesungguhnya, Kebenaran Masa Kini adalah mengkhotbahkan pekabaran di mana Yesus sekarang berada. Orang-orang berkata, “Khotbahkan tentang salib!” Ya, mengkhotbahkan salib dalam konteks apa yang dilakukan Yesus sekarang. Jangan hanya mengkhotbahkan salib. Jangan mundur lagi ke Pelataran.


In fact Ellen White had a vision and it is found in Early Writings pgs 54-56 where she says that when Jesus entered into the Most Holy Place, there was a group that entered with Jesus into the Most Holy Place, but she says that many of those who were in the  Holy Place lost sight of Jesus and they stayed kneeling before the throne in the Holy Place. Notice that she says there was a throne in the Holy Place. And she says that Satan seemed to take the place of Jesus next to the throne, and those Christians that were praying “Give us Your Spirit” and Satan would blow upon them an evil influence and had this great revival, counterfeit revival with signs and miracles and wonders. And they thought it was the power of God, well it was the power of another spirit.

Malah, Ellen White menerima penglihatan dan itu ada di dalam tulisannya Early Writings hal 54-56 di mana dia berkata, ketika Yesus masuk ke Tempat Maha Kudus, ada satu kelompok yang masuk bersama Yesus ke Tempat Maha Kudus. Tetapi dia berkata, banyak dari mereka ketika berada di Tempat Kudus, kehilangan sosok Yesus, dan mereka tinggal di Tempat Kudus itu bertelut di hadapan takhta. Perhatikan Ellen White menyebut ada sebuah takhta di Tempat Kudus. Dan dia berkata, Setan tampaknya sedang menggantikan kedudukan Yesus di sebelah takhta itu, dan kepada orang-orang Kristen yang sedang berdoa “Berikanlah RohMu”, Setan akan mengembuskan ke mereka suatu pengaruh yang jahat dan membuat suatu kebangunan rohani yang akbar, yang palsu dengan tanda-tanda dan mujizat-mujizat dan keajaiban-keajaiban. Dan mereka menyangka itu adalah kuasa Allah, tetapi itu adalah kuasa dari roh yang lain.


That’s what happened since 1844 with the churches, and that’s what’s been happening within the SDA church today, because many don’t want to go into the Most Holy Place. In fact they criticized the Most Holy Place message, they criticized the messengers of the  Lord, they don’t want to believe that we are in the Judgment days, they  want to believe that Jesus went directly into the Most Holy Place when He went to Heaven, and therefore they are not preaching Present Truth, and it’s Present Truth, according to Ellen White, is what the church needs today. The devil knows the time is coming when we won’t be able to enter into the Most Holy Place.

Itulah yang terjadi sejak 1844 pada gereja-gereja, dan itulah yang terjadi di dalam gereja MAHK sekarang, karena banyak tidak mau pergi ke Tempat Maha Kudus. Malah mereka mengkritik pekabaran tentang Tempat Maha Kudus ini, mereka mengkritik pesuruh-pesuruh Tuhan, mereka tidak mau percaya bahwa kita berada di hari-hari penghakiman, mereka mau percaya bahwa Yesus langsung pergi ke Tempat Maha Kudus ketika Dia naik ke Surga, dan oleh karena itu mereka tidak mau mengkhotbahkan Kebenaran Masa Kini. Dan menurut Ellen White, Kebenaran Masa Kini itulah yang dibutuhkan gereja hari ini. Setan tahu waktunya akan datang ketika kita tidak akan bisa masuk ke dalam Tempat Maha Kudus.


By the way, now is not the time to celebrate. Now is the time to afflict the soul. Because on the Day of Atonement, people  weren’t  outside  having an upbeat worship service, people were afflicting their souls. While Jesus was cleansing the Sanctuary inside they were cleansing their lives outside, because Jesus is not going to clean anything in there that had not been cleaned here.

Supaya tahu, sekarang ini bukan waktunya untuk membuat perayaan. Sekarang ini waktunya untuk menyelidiki hati. Karena pada Hari Pendamaian, orang-orang di luar tidak sedang mengadakan perbaktian yang gegap gempita, tetapi orang-orang sedang menyelidiki hati masing-masing. Sementara Yesus sedang membersihkan Ka’abah di dalam, mereka yang berada di luar sedang membersihkan hidup mereka, karena Yesus tidak akan membersihkan apa pun di dalam sana yang belum dibersihkan di sini.


Now, let’s go to Rev 15:5 “After these things I looked and behold the temple of the tabernacle of the testimony in heaven was opened.” You know what it says? What is the temple of the tabernacle? The tabernacle is the tent, the temple of the tabernacle, the ναός   [nah-os'] of the tabernacle is the Most Holy Place. So it says, the temple of the tabernacle of the testimony in heaven was opened. And out of the temple came the 7 angels having the 7 plagues clothed in pure and bright linen, and having their chests girded with golden bans. Notice once again the Most Holy place is open, but this time it’s open not so that people can go in, but so that the 7 angels with the 7 plagues can come out. And nobody can go in anymore. Notice, verse 6, actually verse 7 “Then one of the 4 living creatures gave to the 7 angels 7 golden  bowls full of the wrath of God who lives forever and ever. The temple was filled…”  with what? “…with smoke from the glory of God and from His power, and no one was able to enter the temple till the 7 plagues of the 7 angels were completed.”

Sekarang mari ke Wahyu 15:5: Kemudian dari pada itu aku melihat orang membuka Bait Suci--kemah kesaksian--di sorga.” Tahukah kalian apa katanya itu? Apa itu kemah kesaksian [temple of the tabernakel]? Tabernakel itu adalah tendanya, kemahnya. Kemah kesaksian ναός  [nah-os'] adalah Tempat Maha Kudus. Jadi katanya: Kemudian dari pada itu aku melihat orang membuka Bait Suci--kemah kesaksian--di sorga.  Dan ketujuh malaikat dengan ketujuh malapetaka itu, keluar dari Bait Suci, berpakaian lenan yang putih bersih dan berkilau-kilauan dan dadanya berlilitkan ikat pinggang dari emas.”  Perhatikan sekali lagi Tempat Maha Kudus terbuka, tetapi kali ini terbukanya itu bukan agar ada yang bisa masuk, tetapi agar ke 7 malaikat dengan ke 7 malapetaka bisa keluar. Dan tidak ada yang bisa masuk lagi ke dalamnya. Perhatikan ayat 6, sebenarnya ayat 7: Dan satu dari keempat makhluk itu memberikan kepada ketujuh malaikat itu tujuh cawan dari emas yang penuh berisi murka Allah, yaitu Allah yang hidup sampai selama-lamanya. Dan Bait Suci itu dipenuhi...” oleh apa? Oleh “... asap karena kemuliaan Allah dan karena kuasa-Nya, dan seorang pun tidak dapat memasuki Bait Suci itu, sebelum berakhir ketujuh malapetaka dari ketujuh malaikat itu.”


There is a time coming when the Most Holy place is going to be closed and we are going to be without an intercessor. Have you read in the writings of Ellen White where she says 
that God’s people will have to live without a mediator, and we use that to scare people into obeying the Lord?  “Hey, you are going to have to live there during that period all alone by yourselves without a mediator!” Listen, we will live without a mediator, but we will not live without a protector. He will be with us. You know Jesus says, “Lo, I will be with you even until the close of probation”, heheheh. It’s not what He says. He says “I am with you even until the end of the world or until the end of the age.” Jesus is with His people all through the time of trouble. But we cannot take our sins into the Most Holy place because the Most Holy place has been cleansed, and hopefully our lives have been cleansed as well. Doing a parallel work to the work that Jesus has done in the Most Holy place.

Akan tiba saatnya ketika Tempat Maha Kudus itu akan tutup dan kita tidak akan punya pengantara lagi. Sudahkah kalian membaca tulisan Ellen White di mana dikatakan, umat Allah akan harus hidup tanpa seorang pengantara, dan kita memakai tulisan itu untuk menakut-nakuti orang agar patuh kepada Tuhan?  “Hei, pada waktu itu kamu harus hidup sendirian di sana tanpa seorang pengantara!” Dengarkan, kita akan hidup tanpa seorang pengantara, tetapi kita tidak akan hidup tanpa seorang pelindung. Dia akan bersama kita. Tahukah kalian Yesus berkata, “Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir masa percobaan dunia," hehehe. Bukan, itu bukan apa yang dikatakanNya.  Dia berkata, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman."  [Mat 28:20] Yesus menyertai umatNya terus menerus selama masa kesesakan. Tetapi kita tidak bisa membawa dosa-dosa kita masuk ke Tempat Maha Kudus karena Tempat Maha Kudus saat itu sudah dibersihkan, dan semoga hidup kita juga sudah dibersihkan, kita melakukan pekerjaan yang paralel dengan  yang dilakukan Yesus di dalam Tempat Maha Kudus.


So Rev 15:5-8 speaks about Jesus finishing His work in the Most Holy place. No one can enter there by faith anymore to sympathize or participate in the work the Jesus is performing there.

Jadi Wahyu 15:5-8 berbicara mengenai Yesus menyelesaikan pekerjaanNya di Tempat Maha Kudus. Tidak ada yang bisa masuk ke sana dengan iman untuk bersimpati atau berpartisipasi dalam pekerjaan yang dilakukan Yesus di sana.


And then in Rev 16-18 you have the outpuring of the 7 plagues.

Lalu di Wahyu 16 hingga 18, kita temui dicurahkannya ke 7 malapetaka.


Part 4
By the way do you know why the 7 plagues are poured out?  Where does that idea come from, that from the Ark comes plagues? Yea, that there is a story in the old testament. You remember the story of the Philistines? You know uncircumcised hands took the Ark and to every city where  they took it, what happened? The bible says they got haemorrhoids. In other words what did the Ark do? The Ark poured out upon them what? Plagues! To the point that nobody wanted it anymore. They kept on passing it, “No, no, it’s your turn now”. The kept on passing it from city to city. Then finally they said to the Israelites, “Come get this thing. All it does is send plagues.”  Because it has been handled by uncircumcised hands.

Tahukah kalian mengapa ke 7 malapetaka dicurahkan? Dari mana ide itu muncul bahwa malapetaka itu datang dari Tabut Perjanjian? Ya, ada suatu kisah di dalam Perjanjian Lama. Kalian ingat kisah bangsa Filistin? Kalian tahu bagaimana tangan orang-orang yang tidak bersunat mengambil Tabut itu dan ke kota mana pun mereka membawanya, apa yang terjadi? Alkitab mengatakan mereka mendapat penyakit wasir. Dengan kata lain, apa yang dilakukan Tabut itu? Tabut itu mencurahkan apa kepada mereka? Malapetaka! Hingga tidak ada lagi orang yang mau memilikinya. Mereka terus-menerus mengoperkannya. “Tidak, tidak, sekarang ini giliranmu!” Mereka terus-menerus mengoperkannya dari kota ke kota. Dan akhirnya mereka berkata kepada bangsa Israel, “Datang dan ambillah benda ini. Kerjanya cuma mendatangkan malapetaka.” Karena Tabut itu telah disentuh oleh tangan orang-orang yang tidak bersunat.


In Revelation 16-18 you have the 7 plagues and then I want you to notice that in Rev 19 you have the coming of Jesus. Rev 19:11 I want you to know how He is coming. Has He already taken His kingdom as He comes in Rev 19? Has He taken His kingdom? Oh, most certainly yes. Notice Rev 19:11 “Now I saw Heaven opened and behold a white horse and He who sat on it was called Faithful and True, and in righteousness He judges and makes war. His eyes were like the flames of fire and on His head were many crowns. He had a name that no one knew except Himself. He was clothed in a robe dipped in blood that is not His own blood. Now this is an amazing portrayal of Jesus coming to trample the winepress of the oppressors of God’s people. And His name is called the Word of God. And the armies in Heaven clothed in white and fine linen followed Him on white horses.”

Di Wahyu pasal 16 hingga 18, kita temukan ke 7 malapetaka lalu saya ingin kalian memperhatikan, di Wahyu 19 kita menemukan kedatangan Yesus. Wahyu 19:11. Saya mau kalian tahu bagaimana Dia datang. Sudahkah Dia menerima kerajaanNya pada waktu Dia datang di Wahyu 19? Sudahkah Dia menerima kerajaanNya? Oh, pasti ya! Perhatikan Wahyu 19:11 Lalu aku melihat sorga terbuka: sesungguhnya, ada seekor kuda putih; dan Ia yang menungganginya bernama: Yang Setia dan Yang Benar, Ia menghakimi dan berperang dengan adil. Dan mata-Nya bagaikan nyala api dan di atas kepala-Nya terdapat banyak mahkota dan pada-Nya ada tertulis suatu nama yang tidak diketahui seorang pun, kecuali Ia sendiri.  Dan Ia memakai jubah yang telah dicelup dalam darah...”   itu bukan darahNya sendiri. Nah, itu adalah gambaran yang sangat mengagumkan, bagaimana Yesus datang untuk menginjak-injak pengirikan mereka yang menindas umat Allah (Yes 63:3). “... dan nama-Nya ialah: Firman Allah.  Dan semua pasukan yang di sorga mengikuti Dia; mereka menunggang kuda putih dan memakai lenan halus yang putih bersih.”


Wow! Now, let’s go down to verse 16. “And He has on his robe and on His thigh a name written,” what? “King of kings and Lord of lords.” Is He coming now after He has finished His work in the Most Holy Place when the plagues have been poured out... is He coming now in His functions as King of kings and Lord of lords? Has  He established what His kingdom is in the Judgment? Absolutely so. He comes as King of kings and Lord of lords.

Wow! Sekarang ayo kita ke ayat 16. Dan pada jubah-Nya dan paha-Nya tertulis suatu nama,...” Apa? ...yaitu: "Raja segala raja dan Tuan di atas segala tuan."  Apakah Dia datang sekarang setelah Dia menyelesaikan pekerjaanNya di Tempat Maha Kudus ketika semua malapetaka sudah dicurahkan? Apakah Dia datang sekarang dalam kedudukanNya sebagai Raja segala raja dan Tuan segala tuan? Sudahkah Dia mendirikan kerajaanNya pada waktu penghakiman? Pasti demikian. Dia datang sebagai Raja segala raja dan Tuan segala tuan.


But there is a little ceremony in the Sanctuary, actually it’s a big ceremony in the Sanctuary that took place at the very end of the Day of Atonement. Do you know what ceremony that was? It was called the scapegoat ceremony.

Tetapi ada suatu upacara kecil di dalam Ka’abah, sebetulnya itu adalah upacara yang besar di Ka’abah, yang terjadi pada akhir setiap Hari Pendamaian. Tahukah kalian upacara apa itu? Upacara itu disebut upacara kambing hitam untuk Azazel.


By the way I don’t have time to show you this, but Revelation 19 is really in reverse order. Verses 1-10 actually take places after verses 11-21. And Revelation does this all the time, it reverses the order, you know Revelation 14 does the same thing. Revelation 7 does the same thing. So Revelation 19 is not in chronological order. Basically what Revelation 19 does, in verses 1-10 it shows you God’s people victorious in Heaven, they are clothed in white robes, they are coming to the wedding supper of the Lamb and then
John is going to say, “How in the world did they get there, to Heaven?” So he says, “Okay, I am going to go back and tell you how they got there. Jesus came as King of kings and Lord of lords and picked  them up.” Are you with me? So there’s another mistake that the churches made – the churches out there. They tried to study Revelation in chronological order. If you don’t know the structure of Revelation you  are never going to make sense out of the message of Revelation. It is going to be a great big hodgepodge. I am serious.

Saya tidak punya waktu untuk menunjukkan ini, tetapi Wahyu 19 itu susunannya terbalik. Ayat 1-10 sebenarnya terjadi setelah ayat 11-21. Dan Kitab Wahyu selalu melakukan ini, dia menukar urutannya. Kalian tahu, Wahyu 14 juga melakukan hal yang sama. Wahyu 7 juga melakukan hal yang sama. Jadi Wahyu 19 itu urutannya tidak kronologis. Apa yang terjadi di Wahyu 19 adalah, di ayat 1-10 umat Tuhan ditunjukkan sudah berjaya di Surga, mereka sudah mengenakan jubah putih, mereka datang menghadiri perjamuan perkawinan Anak Domba, lalu Yohanes berkata,  “Bagaimana mereka bisa sampai di sana, di Surga?” Jadi malaikat itu berkata, “Baiklah, aku akan mundur dan menceritakan kepadamu bagaimana mereka tiba di sana. Yesus datang sebagai Raja segala raja dan Tuan segala tuan dan menjemput mereka.” Kalian bisa menangkapnya? Jadi ini adalah kesalahan yang lain lagi yang dibuat oleh gereja-gereja ~ gereja-gereja di luar sana. Mereka berusaha mempelajari Kitab Wahyu secara urutan kronologinya. Jika kita tidak tahu struktur dari Kitab Wahyu, kita tidak akan bisa mengerti pesan-pesan Kitab Wahyu. Semuanya akan menjadi kekacauan yang campur aduk. Serius ini.


We really need to sit down and we need to study Revelation. I am not talking about reading Revelation. We need to sit down and we need to be giants in the Word of God.  You young people, you have all your mental energies there. Some of us – you know, we still have some of our mental energies, but not as much as you do. You know you  catch on to things just like that so quickly. The devil wants to take your energies from you. He wants you to use your energies in bad things. Why do you want to give him what he wants? Why not sit down and instead of watching television instead of spending time listening to worldly music that doesn’t help us at all, be involved in worldly entertainment, why not take that time and edify our character upon the Word of God? And do an intense profound study of the Word of God.

Kita benar-benar harus duduk dan kita harus mempelajari Kitab Wahyu. Saya tidak berbicara hanya membaca Kitab Wahyu. Kita perlu duduk dan kita perlu menjadi raksasa [pakar] dalam Firman Tuhan. Kalian orang-orang muda, kalian masih memiliki semua enerji mental kalian. Beberapa dari kami ~ kalian tahu, kami  masih memiliki sebagian dari enerji mental kami, tetapi tidak sebanyak yang kalian punya. Kalian tahu bahwa kalian bisa menangkap  dengan begitu mudah dan cepatnya. Setan mau mengambil enerji kalian dari kalian. Dia mau kalian memakai enerji kalian untuk hal-hal yang buruk. Mengapa kalian mau memberi Setan apa yang diinginkannya? Mengapa kita tidak mau duduk dan sebagai gantinya nonton TV, sebagai gantinya menghabiskan waktu mendengarkan musik dunia yang sama sekali tidak membantu kita, dan melibatkan diri dalam entertainment dunia, mengapa kita tidak memakai waktu itu untuk menguatkan karakter kita dengan  Firman Tuhan? Dan mempelajari Firman Tuhan secara menyeluruh dan  mendalam.


Now, the scapegoat ceremony, interesting. The last thing that was done in the Hebrew Sanctuary. Where in Revelation do you find the scapegoat ceremony? Revelation 20:1.  By the way do you know where the sins were placed on the head of the scapegoat? They were placed at the entrance to the tent in the Court. Now the High Priest came out to the Court  the door that led into the tent, there he placed the sins on the head of the scapegoat. Let me ask you, where is the devil going to be there in the millenium when God’s people are in Heaven? He’s going to be on earth. In Lev 16 it says that there are 2 characteristics about the place where the scapegoat went:
1.   It was the dessert
2.   It was an uninhabited land.
It says that specifically.

Sekarang, upacara kambing hitam untuk Azazel itu menarik. Hal yang terakhir dilakukan di Ka’abah Yahudi. Di manakah di dalam Kitab Wahu kita akan menemukan upacara kambing hitam ini? Di Wahyu 20:1. Tahukah kalian di mana dosa-dosa ditempatkan di atas kepala si kambing hitam? Dosa-dosa ditempatkan di kepala kambing itu di pintu masuk tenda Pelataran. Nah, Imam Besar keluar ke Pelataran, di pintu masuk ke tenda itu, lalu dia menempatkan dosa-dosa di atas kepala kambing hitam itu. Pertanyaan: Selama masa milenium (1000 tahun) selagi umat Allah ada di Surga, di manakah Setan akan berada? Dia akan berada di bumi. Di Imamat 16 dikatakan ada dua karakteristik mengenai tempat di mana kambing hitam itu pergi:
1. tempat itu adalah suatu padang gurun
2. tempat itu adalah tanah yang tidak berpenghuni.
Keterangannya khusus seperti itu.


Let me ask you this. Is the devil going to be sent out to a dessert in the wilderness? He most certainly is. Jeremiah says, “I looked upon the earth and it was without form and void, and I looked at the heavens and it had no light”. That is the condition of the earth before God proceeded to create in the 7 days of creation. So this world is going to be a desolate wilderness. Is it going to be without inhabitants? Yes! Because all of the wicked will be what? They’ll all be dead. And the devil and his angels will be the only ones left on earth.

Saya mau bertanya: Apakah Setan akan diusir keluar ke suatu padang gurun yang berantakan? Betul sekali. Yeremia berkata Aku melihat kepada bumi, ternyata campur baur dan kosong, dan melihat kepada langit, tidak ada terangnya. [Yer 4:23]  Inilah kondisi bumi  sebelum Tuhan memulai mencipta selama 7 hari penciptaanNya. Jadi dunia ini akan menjadi suatu tempat yang berantakan. Apakah tempat itu akan tidak berpenghuni? Ya! Karena semua orang fasik akan apa? Akan mati. Dan Setan dan malaikat-malaikatnya menjadi satu-satunya yang tertinggal di bumi.


Now, notice this ceremony in Rev 20:1 “Then I saw an angel coming down from Heaven having the key to the bottomless pit and a great chain in his hand. He lay hold of the dragon, that serpent of old, who is the devil or  Satan  and bound him for 1000 years.” Is this  scapegoat ceremony? It most certainly is. This is happening on earth.

Sekarang, perhatikan upacara ini di Wahyu 20:1 Lalu aku melihat seorang malaikat turun dari sorga memegang anak kunci jurang maut dan suatu rantai besar di tangannya; ia menangkap naga, si ular tua itu, yaitu Iblis dan Satan. Dan ia mengikatnya seribu tahun lamanya.” Apakah ini upacara kambing hitam itu? Jelas sekali iya. Dan ini akan terjadi di dunia.


By the way, when it says here “the bottomless pit” that’s the Greek word   ἄβυσσος  [ab'-us-sos]  which  really “bottomless pit”  is not the best translation, it’s the “abyss”, it’s the same word in Greek that is used in Genesis when it speaks about the deep, before God ordered this world and filled this world. It uses the word “deep”.  For those of you who  know a little bit about bible version the Septuagint version which is the translation of  the Hebrew Old Testament into Greek. Whenever the word  תּהם    תּהום  [teh-home', teh-home']  which is the word “the deep” in Genesis is used, it translates it ἄβυσσος  [ab'-us-sos]. So we know  there is a direct relation between the word   תּהם    תּהום    [teh-home', teh-home']  and the word  ἄβυσσος  [ab'-us-sos]  they mean basically the same thing.

Agar tahu, dikatakan di sini “jurang maut”, kata Greekanya adalah ἄβυσσος  [ab'-us-sos]  dan “jurang maut [lubang yang tidak ada dasarnya]” bukanlah terjemahan yang paling tepat. Artinya adalah “tempat yang sangat dalam”. Kata ini adalah kata yang sama yang dipakai di dalam bahasa Greeka ketika berbicara mengenai dunia ini,  sebelum Tuhan berfirman menjadikan dunia ini dan mengisinya. Yang dipakai juga kata “tempat yang sangat dalam” ini.  Bagi kalian yang mengenal sedikit mengenai versi Alkitab Septuagen, yang adalah terjemahan Alkitab Perjanjian Lama dari bahasa Ibrani ke bahasa Greeka, setiap kali kata תּהם  תּהום[teh-home', teh-home'] yang adalah kata “tempat yang dalam” ini dipakai di Kitab Kejadian, Septuagen menerjemahkannya sebagai ἄβυσσος  [ab'-us-sos]. Maka kita tahu ada hubungan langsung antara kata תּהם    תּהום  [teh-home', teh-home'] dan kata ἄβυσσος  [ab'-us-sos], keduanya mempunyai arti yang sama.


Verse 3: “And he cast him into the bottomless pit [that is into the abussos=  the world without form and void] and shut him up, and set a seal on him so that he shall deceive the nations no more until the thousand years are finished. But after these things he must be released for a little while.”

Ayat 3: lalu melemparkannya ke dalam jurang maut...” [yaitu ke kedalaman = dunia tanpa bentuk dan kosong]  “... dan menutup jurang maut itu dan memeteraikannya di atasnya, supaya ia jangan lagi menyesatkan bangsa-bangsa, sebelum berakhir masa seribu tahun itu;  kemudian dari pada itu ia akan dilepaskan untuk sedikit waktu lamanya.”


And then of course  Revelation speaks eventually  about the destruction of Satan and then the creation of new heavens and new earth where  righteousness dwells and God’s people will dwell with the Lord forever.

Lalu tentu saja Kitab Wahyu akhirnya berbicara mengenai pembinasaan Setan dan penciptaan langit baru dan bumi baru di mana kebenaran ada dan umat Tuhan akan hidup bersama Tuhan selamanya.


So, does Revelation have all the steps of the Hebrew Sanctuary one by one in their proper order? Absolutely. They reveal the steps that Jesus takes to save us.

Jadi apakah Kitab Wahyu memiliki semua tahap dari Ka’abah Yahudi satu per satu sesuai urutannya? Tentu saja. Dia menyatakan langkah-langkah yang diambil Yesus untuk menyelamatkan kita.


Now   I would like to bring this to an end by going to Revelation, eh, not Revelation, John chapter 14. And I want to reflect a few minutes upon verses 1-3. John 14:1-3  Here the beloved disciple says, “Let not your heart be troubled”  - why would he say that? Because in the previous chapter Jesus has told the disciples “I’m leaving” and Peter says, “We want to go too.” Jesus says, “Where I’m going you can’t follow Me but you are going to follow Me later.” And Peter says, “I don’t want to go later, I want to go now.”  Jesus knew that after He said that the disciples were deeply troubled. We speak about troubled waters, by the way it was the very word that was used about the pool of Bethesda, when the angel supposedly came and move the waters and the first person who jumped in got healed. That was the supposed idea. When we speak about the angel coming and moving the waters, that is the same word as here “troubled”. So their hearts are troubled. And Jesus said, “Let not your hearts be troubled. You believe in God, believe also in Me.”

Sekarang, saya ingin mengakhiri ini dengan pergi ke Kitab Wahyu, eh, bukan Wahyu tetapi Yohanes pasal 14. Dan saya ingin menekankan ayat 1-3. Yohanes 14:1-3. Di sini murid yang terkasih berkata, "Janganlah gelisah hatimu...” mengapa Dia berkata begitu? Karena di pasal sebelumnya Yesus berkata kepada murid-muridNya, “Aku akan pergi.” Dan Petrus berkata, “Kami mau ikut juga.” Yesus berkata, “Ke mana Aku pergi, kalian tidak bisa ikut, tetapi nanti kalian akan ikut.” Dan Petrus berkata, “Aku tidak mau ikut nanti, aku mau ikut sekarang.” Yesus tahu bahwa setelah Dia berkata demikian, murid-muridNya sangat galau. Ungkapan “air yang tidak tenang” tahukah kalian bahwa itu adalah kata yang sama yang dipakai untuk insiden di kolam Betsaida ketika malaikat seharusnya turun dan mengocok air dan orang pertama yang melompat masuk ke dalam kolam itu akan sembuh? Itulah idenya. Ketika kita berbicara mengenai malaikat datang dan mengocok air, itu adalah kata yang sama yang dipakai di sini “gelisah”. Jadi hati mereka galau. Dan Yesus berkata,  "Janganlah gelisah hatimu; kamu percaya kepada Allah, percayalah juga kepada-Ku.”


Now I want you to notice this next part, it says that: “in my Father’s house there will be many mansions”  Now we have this idea that Jesus went to Heaven to build mansions, He’s being doing heavenly contracting for 2000 years. Believe me, young people, Jesus does not need 2000 years to build mansions for us. Now, does He have mansions for us? Yes. No doubt whatsoever. They are beautiful mansions, but when Jesus spoke they were already there. Because He said “In My Father’s house ARE many mansions, if it were not so, I would have told you.” Now, notice this: “I go to prepare a place for you”  I’m going to dwell on that for a few moments.

Sekarang saya mau kalian memperhatikan bagian berikutnya ini, dikatakan: Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal.”  Sekarang kita punya ide ini bahwa Yesus pergi ke Surga untuk membangun rumah-rumah besar, bahwa Dia sudah menjadi kontraktor bangunan di Surga selama 2000 tahun. Percayalah padaku, orang-orang muda, Yesus tidak butuh 2000 tahun untuk membangun tempat tinggal buat kita. Apakah Dia menyediakan tempat tinggal untuk kita? Ya, tanpa keraguan apa pun. Semuanya itu adalah bangunan-bangunan yang indah. Tetapi ketika Yesus berfirman, mereka tercipta. Karena Dia berkata Di rumah Bapa-Ku ADA banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu...” Sekarang perhatikan ini:. “Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu” Saya akan mengulas ini lebih lanjut.



Part 5

I’m going to dwell on that for a few moments.
Jesus went to Heaven to do what?  To prepare a place for us. So what has he been doing for the last 2000 years? Is the emphasis that He has been building houses, He’s been planting vinyards, He’s been fixing up the place for us? Absolutely not. How does Jesus prepare a place for us in Heaven? Hebrews and Revelation explain that He prepares a place for us by the work that He performs in the Sanctuary. And that the preparation of the place was His work in the Holy Place and in the Most Holy Place  and when He comes out of the Most Holy Place to bless the people. So He says, “I go to prepare a place for you.” And now notice verse 3: “And if I go and prepare a place for you...” what will He do when He’s prepared the place? “I will come again and receive you to Myself, that where I am, there you may be also.”

Saya akan mengulas ini lebih lanjut. Yesus pergi ke Surga untuk melakukan apa? Untuk menyediakan tempat bagi kita. Jadi apa yang dilakukanNya selama 2000 tahun ini? Apakah penekanannya ada pada fakta Dia sedang membangun rumah-rumah, menanam pokok-pokok anggur, Dia mempersiapkan tempatnya untuk kita? Tentu saja tidak! Bagaimana Yesus menyediakan tempat bagi kita di Surga? Kitab Ibrani dan Kitab Wahyu menjelaskan bahwa  Dia menyediakan tempat bagi kita dengan pekerjaan yang dilakukanNya di Ka’abah. Dan menyediakan tempat itu adalah pekerjanNya di dalam Tempat Kudus  dan Tempat Maha Kudus, dan bilamana Dia keluar dari Tempat Maha Kudus untuk memberkati umatNya. Jadi Dia berkata, Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu.” Dan sekarang perhatikan ayat 3: “Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu...” apa yang akan dilakukannya setelah Dia menyediakan tempat itu?  “... Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada, kamu pun berada.”


Is there a work that Jesus has to perform before He can come back again? Absolutely, it says  “I go to...” what?  “I go to prepare a place for you.” That’s what Jesus is doing now. His work in the Sanctuary is the work of preparation, read Hebrews. Study the passages that we have noticed in the Book of Revelation. You’ll find that it describes in minute detail the work  that Jesus is performing to prepare the place up there.

Apakah ada tugas yang harus dilakukan Yesus sebelum Dia boleh kembali lagi? Tentu saja. Di sini dikatakan, Aku pergi...” untuk apa?  “Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu.”  Itulah yang dilakukan Yesus sekarang. PekerjaanNya di Ka’abah adalah pekerjaan untuk menyediakan tempat, bacalah Kitab Ibrani. Pelajari pasal-pasalnya yang telah kita baca di Kitab Wahyu. Kalian akan melihat bahwa di sana dijelaskan secara mendetail sampai sekecil-kecilnya pekerjaan yang dilakukan Yesus untuk menyediakan tempat di atas sana.


Now, here is the amazing thing. While Jesus is preparing the place up there, His people should be preparing down here. But for that we have to follow Jesus in each step of  His ministration to understand what He’s doing and what we need to do in parallel  fashion to what He is doing there.

Sekarang, di sini ada hal yang mengagumkan. Sementara Yesus sedang menyediakan tempat di atas sana, umatNya harus membuat persiapan di bawah sini. Tetapi untuk itu, kita harus mengikuti Yesus dalam setiap langkah pelayananNya, untuk memahami apa yang sedang dilakukanNya, dan kita perlu melakukannya secara paralel dengan apa yang Dia lakukan di sana.


Now, here’s the  amazing thing. I want to give you some homework. Last night your homework was to study the Great Controversy, and to assimilate and allow the message of the Great Controversy to transform  and to change your lives.  I have now another bit of homework for you. Do you know, in Revelation we speak about what Jesus does in Heaven, Hebrews speaks about the work that Jesus does in Heaven, but do you know where the Bible speaks about the parallel work we are supposed to be doing here on earth? John 14, 15, 16, and 17. Those chapters describe how the Holy Spirit on earth works with the people and prepares the people while Jesus is in Heaven preparing the place. In other words, while Jesus is in heaven preparing the place, His people on earth are preparing for the place. And John 14, 15, 16 and 17 describe in minute detail what God’s people are supposed to be doing.

Sekarang, ini yang mengagumkan. Saya mau memberi kalian PR. Semalam PR kalian adalah mempelajari buku Kemenangan Akhir, dan mengasimilasikan dan memakai  pesan-pesan dari Kemenangan Akhir untuk mengubah hidup kalian. Sekarang saya punya sedikit PR lagi untuk kalian. Tahukah kalian di Kitab Wahyu kita berbicara mengenai apa yang dilakukan Yesus di Surga, Kitab Ibrani berbicara mengenai pekerjaan yang dilakukan Yesus di Surga, tetapi, tahukah kalian di mana di dalam Alkitab dibicarakan mengenai pekerjaan paralel yang seharusnya kita lakukan di dunia ini? Di Kitab Yohanes 14, 15, 16, dan 17. Itu adalah pasal-pasal yang menggambarkan bagaimana Roh Kudus bekerja dengan manusia di dunia dan mempersiapkan manusia sementara Yesus di Surga mempersiapkan tempatnya. Dengan kata lain, sementara Yesus ada di Surga menyediakan tempatnya, umatNya di dunia mempersiapkan diri untuk tempat itu. Dan Yohanes pasal 14, 15, 16 dan 17 menggambarkan secara mendetail sekali apa yang harus dilakukan umat Tuhan.


I’ll specify a little bit better the homework that you need to do. Try and find there in John 14-17 the simple themes in the  work of Jesus  in  the Holy and the Most Holy Places. You’ll be amazed at the number of times during those chapters that speaks about the need to study the Word of God, the need to pray, the need to witness even in the most difficult times, and the number of times that Jesus speaks about the fact that there is going to be a Judgment. But the perspective in Revelation and in Hebrews is upon the work  that Jesus performs in Heaven. The emphasis of John 14-17 is on what God’s people should be doing on earth as Jesus is preparing the place in Heaven. You see, there is a special preparation that needs to take place.

Saya akan menjelaskannya dengan lebih spesifik PR yang perlu kalian lakukan. Berusahalah menemukan di Yohanes pasal 14 hingga 17 tema-tema sederhana dalam pekerjaan Yesus di Tempat Kudus dan Tempat Maha Kudus. Kalian akan terkagum-kagum pada seberapa banyaknya pasal-pasal itu berbicara mengenai perlunya mempelajari Firman Tuhan, perlunya berdoa, perlunya bersaksi bahkan pada saat-saat yang sangat sulit, dan seringnya Yesus berbicara mengenai fakta bahwa akan ada Penghakiman.  Tetapi perspektif di Kitab Wahyu dan di Kitab Ibrani adalah pada pekerjaan yang dilakukan Yesus di Surga. Sedangkan tekanan di Yoh pasal 14-17 adalah pada apa yang harus dilakukan umat Tuhan di dunia sementara Yesus menyediakan tempat di Surga. Kalian lihat, ada suatu persiapan khusus yang harus terjadi.


Let me put it this way. If Jesus came today and took us to Heaven, many of us would be miserable because the music would not fit our tastes. And don’t you think that Jesus is going to change your tastes on the way to Heaven. We would be miserable with the food that He has there: almonds and pomegranates, and grapes, probably some mangoes I hope, and papayas, some of that good tropical fruit.  There’s not going to be any Delis   and  no Mc Donalds.  No. None of that food with preservatives and with artificial colorings and all that stuff, none of that there. So if we don’t get used to God’s diet here, we would be miserable up there  and God is not going to take us if we are miserable. No more theatres majoring in illicit sex and violence and lying and cheating,  stealing, none of that. Just the simple pleasures of life. So where do we learn to live that way? We learn to live that way here, and the fact is  that John 14-17 explains how we learn to live here in preparation for up there. So while Jesus is preparing a place in Heaven for us, we should be on earth preparing for that place. We should be following Jesus by faith from the Court to the Holy Place, to the Most Holy Place.

Inilah yang saya maksudkan. Jika Yesus datang hari ini dan membawa kita ke Surga, banyak dari kita akan sengsara karena musiknya bakal tidak sesuai dengan selera kita, dan jangan mengira dalam perjalanan menuju ke Surga, Yesus akan mengubah selera kita. Kita akan sengsara dengan makanan yang disediakanNya di sana: almon dan delima, dan anggur, mungkin ada juga mangga, moga-moga, dan papaya, dan buah-buah tropis yang enak-enak itu. Tidak bakal ada Deli dan Mc Donald. Tidak. Tidak bakal ada makanan yang diberi pengawet dan pewarna buatan dan semua bahan itu, semua itu tidak ada di sana. Jadi, jika kita tidak terbiasa dengan makanan Tuhan di sini, kita akan sengsara di atas sana, dan Tuhan tidak akan membawa kita jika kita sengsara. Tidak akan ada lagi bioskop yang topik mayoritasnya tentang seks haram, dan kekerasan, dan bohong, dan penipuan, pencurian, semua itu tidak ada. Hanya ada kenikmatan hidup yang sederhana. Jadi, di mana kita belajar hidup seperti itu? Kita belajar hidup seperti itu di sini, dan faktanya adalah Yohanes pasal 14-17 menjelaskan bagaimana kita belajar hidup di sini untuk mempersiapkan bagi kehidupan  di atas sana. Jadi, sementara Yesus sedang menyiapkan tempat bagi kita di Surga, kita di dunia harus mempersiapkan diri untuk tempat itu. Kita harus mengikuti jejak Yesus dari Pelataran, ke Tempat Kudus, dan ke Tempat Maha Kudus.


Listen, folks, one of the mistakes we commit when we work with other Christians is we want to take them to the Most Holy Place. Don’t make that mistake to take them to the Most Holy Place first. The first angel’s message begins with the Everlasting Gospel, and then it goes into some of the heavier things, “Fear God, give glory to Him, the hour of the Judgment is come”. See?

Dengarkan, salah satu kesalahan yang kita lakukan pada waktu kita kontak  dengan orang-orang Kristen yang lain adalah kita mau membawa mereka ke Tempat Maha Kudus. Jangan membuat kesalahan itu dengan membawa mereka ke Tempat Maha Kudus dulu. Pekabaran malaikat yang pertama dimulai dengan Injil yang Kekal, kemudian baru mengenai hal-hal yang lebih berat, "Takutlah akan Allah dan muliakanlah Dia, karena telah tiba saat penghakiman-Nya.” Paham?


When we deal with other people we have to take them through the whole processing.  “Yeah, Jesus died on the cross for you, but then what did the Priest do? He took the blood into the next apartment. Jesus wants to feed His people with His Word, He wants the church to impart His light, He wants to intercede for their sins, if we sin we have an Advocate with the Father.”  And then we need to take him to the additional step you know, the Bible says that there is going to be a Judgment. And in the day of Judgment, the Israels afflicted their souls, they were supposed to gain victory over sins in their lives through the grace of Christ so that their sins could be blotted out. Repent and be converted, so that your sins may be what? May be blotted out. And then they’ll have the Most Holy Place experience with Jesus, which is where Jesus is now, that is Present Truth now.

Saat kita berinteraksi dengan orang lain, kita harus membawa mereka melewati seluruh prosesnya. “Ya, Yesus mati di atas salib untukmu, tetapi apa yang dilakukan Imam? Dia membawa darah kurban itu ke bilik berikutnya. Yesus mau memberi makan umatNya dengan FirmanNya. Dia mau gereja membagikan terangNya, Dia mau menjadi perantara untuk pengampunan dosa mereka. Jika kita berbuat dosa, kita punya Seorang Pengantara di hadapan Bapa.” Lalu kita harus membawa orang itu ke langkah berikutnya.”Kalian tahu, Alkitab berkata bahwa akan ada Penghakiman. Dan pada hari Penghakiman, orang-orang Israel menyelidiki hati mereka, lewat karunia Kristus, mereka seharusnya memperoleh kemenangan atas dosa di dalam hidup mereka, dengan demikian dosa-dosa mereka boleh dihapuskan. Bertobatlah dan berubahlah, agar dosa-dosamu bisa diapakan? Bisa dihapuskkan.” Lalu mereka akan memperoleh pengalaman bersama Yesus di dalam Tempat Maha Kudus, yaitu di mana Yesus berada sekarang. Inilah Kebenaran Masa Kini.


So  if we are in the Court or we are in the Holy Place  preaching that message today, we are only preaching part of the Gospel, we are not preaching Present Truth. It might be truth  ~ Ellen White says that there are many precious truths in the Bible. She says but it is   Present Truth which God’s people need at this particular time. And the Present Truth is the message that we find enshrined in the Most Holy Place of the Sanctuary.

Jadi, jika kita berada di Pelataran atau kita berada di Tempat Kudus, menyampaikan pekabaran itu hari ini, kita hanya menyampaikan sebagian dari Injil, kita tidak menyampaikan Kebenaran Masa Kini. Bisa saja yang kita sampaikan itu adalah kebenaran ~ Ellen White berkata di dalam Alkitab ada banyak kebenaran yang sangat berharga. Dia berkata, tetapi Kebenaran Masa Kini adalah yang dibutuhkan umat Tuhan pada waktu ini. Dan Kebenaran Masa Kini adalah pekabaran yang kita temukan berada di Tempat Maha Kudus dari Ka’abah.


And so I challange us this morning to get spiritually into Jesus. You know it does not take place overnight, we have to learn to like good things and we have to learn to despise bad things. You know, when I was in Wisconsin Academy many, many years ago, Tarzans novels were the “in” thing. Now that was a long time ago, you see, that was the age of dinosaures. But everybody read Tarzans novels, it was so exciting you know, swinging through the trees, or fighting with lions and crocodiles and so on, you know.  And my parents had  taught  me to read the Bible, they taught me to pray, for a while I had a detour from the Lord because my mind was so enfeverished with all these exciting stuff. When I went to read the Bible “In the beginning God created the Heavens and the Earth” how boring. I would several times start reading the Bible and  I  just couldn’t.  You know,  I would  read a few chapters  maybe and  just quit.

Maka pagi ini saya menantang kita agar secara spiritual kita boleh lebih dekat kepada Yesus. Kalian tahu hal ini tidak akan terjadi dalam satu malam. Kita harus belajar mencintai hal-hal yang baik dan kita harus belajar membenci hal-hal yang buruk. Kalian tahu, ketika saya ada di Akademi Wisconsin, bertahun-tahun yang lalu, novel-novel Tarzan  lagi “in”. Itu sudah lama sekali, kalian tahu, itu sudah zaman bahuela. Tetapi semua orang membaca novel Tarzan, isinya menarik kalian tahu, berayun di pohon-pohon, atau melawan singa dan buaya, dan lain-lain, kalian tahu. Dan orangtua saya telah mengajari saya membaca Alkitab, mereka mengajari saya berdoa, dan untuk beberapa saat lamanya saya jauh dari Tuhan karena pikiran saya sedang terpana oleh semua hal yang menarik ini. Waktu saya membaca Alkitab, Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi,” betapa membosankan. Beberapa kali saya mulai membaca Alkitab tetapi saya tidak bisa melanjutkannya. Kalian tahu, saya mungkin akan membaca beberapa pasal dan menyerah.


But it came to the point one day when I said, you know  I’ve really gone astray from the Lord, I  need to get back to the roots and I’m going to start reading the Bible and I am going to start reading it till I like it. So I prayed to the Lord and I said, “Lord, help me in this.”

Tetapi suatu hari saya tiba pada suatu titik ketika saya berkata, kalian tahu, “saya telah berada jauh dari Tuhan, saya perlu kembali ke akarnya dan saya akan mulai membaca Alkitab dan saya akan membacanya hingga saya menyukainya.” Jadi saya berdoa kepada Tuhan dan berkata, “Tuhan, tolonglah saya dengan hal ini.”


I started studying the Bible and I can tell you it was a struggle, but I hung in there.  Till finally, “hei, this is pretty good stuff.” I starting loving the Bible. I never thought about being a preacher until after I got out of High School. I was going to be a physical education teacher. But as a result of this experience, I decided to accept the call that God had given me, you know, become a minister.

Saya mulai mempelajari Alkitab dan saya akui itu adalah suatu perjuangan, tetapi saya bertahan. Hingga akhirnya, “Hei, ini adalah bahan yang menarik.” Saya mulai mencintai Alkitab. Saya tidak pernah berencana menjadi pendeta hingga saya lulus dari SMA. Tadinya saya ingin menjadi seorang guru. Tetapi akibat pengalaman ini, saya memutuskan untuk menerima panggilan yang diberikan Tuhan kepada saya, kalian tahu, dan menjadi pendeta.


And now I just cannot figure out how people can sit down and watch those superficial movies and all this junk. You know, I can sit down and I can study Revelation and I can be 1 or 2 o’clock in the morning studying ~ I know I am not supposed to do that but ~  studying and saying “Wow, this is exciting!” Sit down and start watching something on television and  5 minutes later I am asleep. If you don’t believe me, ask my wife or my kids, and they’ll tell you the truth.

Dan sekarang saya sungguh tidak bisa mengerti bagaimana orang-orang bisa duduk dan menonton film-fim yang tidak berarti dan semua sampah itu. Kalian tahu, saya bisa duduk dan mempelajari Kitab Wahyu sampai pukul 1 atau 2 pagi ~ saya tahu seharusnya saya tidak boleh berbuat begitu ~ tapi saya mempelajari itu dan berkata, “Wow, ini menarik!” Tetapi kalau saya duduk dan mulai menonton sesuatu di televisi, 5 menit kemudian saya tertidur. Jika kalian tidak percaya, tanyalah istri atau anak-anak saya, mereka akan mengatakan yang sejujurnya.


It’s all a matter how we educate our minds, what we focus on, what we spend our time on. And Jesus wants us  to prepare young people for heavenly society by loving godly things. And when we love godly things, the ungodly things, they will be insipid, they will  not awaken any interest in us. You know, some people say, “You are so heavenly minded you are no earthly good” and I say to them, “you are so earthly minded you are no heavenly good.”  Because the opposite side of the coin is true too.

Semua itu tergantung bagaimana kita melatih pikiran kita, apa fokus kita, kita menghabiskan waktu kita untuk hal apa. Dan Yesus ingin kita mempersiapkan orang-orang muda untuk lingkungan surgawi dengan mencintai hal-hal surgawi. Dan bila kita mencintai hal-hal yang surgawi, hal-hal yang buruk, akan menjadi tidak menarik, mereka tidak akan menimbulkan minat di dalam kita. Kalian tahu ada beberapa orang yang berkata, “Pikiranmu begitu tertuju ke Surga kamu tidak memenuhi syarat untuk dunia,” dan saya berkata kepada mereka, “Pikiran kalian begitu tertuju kepada dunia, kalian tidak memenuhi syarat untuk Surga.” Sisi balik dari mata uang itu juga benar, bukan?


Now, our minds need to be in Heaven like Enoch, so that Jesus can say, “Listen, Enoch, you have no reason to be on earth anymore, what are doing down there, come up here and we’ll continue walking on the street of gold.” I pray to God that that will be your experience. Do you want God to give you that experience? You want to stand this morning if you want that experience in your life? Folks, if  we have that experience in our lives, let met tell you, we will have power to shake the world, the power of God. And that’s what God wants from the youth today, to use their energies. The devil diverts it, but God wants us to use our energies for the finishing of God’s work. And I  see exciting things happening in the Adventist Church, and I’m glad that the Lord has given me life this period of history. People are asking me, “If you have one period of history in which to live, which will it be?”  “Now!” I say. “This is the time.” Let’s bow our heads.

Sekarang, pikiran kita perlu berada di Surga seperti Henokh, sehingga Yesus bisa berkata, “Dengar, Henokh, kamu tidak punya alasan untuk tinggal di dunia lebih lama lagi, ngapain kamu di bawah sana? Naiklah kemari dan kita akan melanjutkan jalan bersama di jalan yang terbuat dari emas.”  Saya berdoa kepada Tuhan itulah yang akan menjadi pengalaman kalian. Maukah kalian diberi Tuhan pengalaman itu? Saudara-saudara, jika kita mempunyai pengalaman seperti itu dalam hidup kita, saya beritahukan kalian, kita akan punya kuasa untuk menggoncangkan dunia. Dan itulah yang diinginkan Tuhan dari orang-orang muda hari ini, memakai enerji mereka. Setan mau mengalihkannya, tetapi Tuhan mau kita memakai enerji kita untuk menyelesaikan pekerjaan Tuhan. Dan saya melihat hal-hal yang menarik terjadi di gereja MAHK, dan saya bersyukur Tuhan memberi saya hidup di periode sejarah yang sekarang ini. Orang-orang ada yang bertanya kepada saya, “Jika kamu boleh memilih satu periode sejarah untuk hidup, periode manakah itu?”  “Sekarang!” jawab saya. “Sekaranglah saatnya.” Marilah kita tunduk kepala dan berdoa.






10.10.13

No comments:

Post a Comment