Monday, February 15, 2016

HOW JESUS UNDERSTOOD HIS SELF IDENTITY ~ STEPHEN BOHR

HOW JESUS UNDERSTOOD HIS SELF IDENTITY
A sermon by Stephen Bohr

http://www.revivalseminars.org/index.php?option=com_content&view=article&id=733%3Aextra-steve-bohr-how-jesus-understood-his-self-identity&catid=27%3Aour-sinless-yet-sympathetic-saviour&Itemid=406&lang=en


Dibuka dengan doa.

Tonight we have a very, very important subject that we're going to study. We're going to deal with how Jesus understood His self identity and I'd like to begin by reading a passage that we find in the Gospel of Matthew 8:23-27.
This is speaking about the experience that Jesus had when He was in a boat, if you'll remember, and the disciples were struggling to keep the water out of the boat in a storm. Let's read about it. “Now when He got into a boat His disciples followed Him and suddenly a great tempest arose on the sea so that the boat was covered with the waves but He was asleep. Then His disciples came to Him and  awoke Him saying: ‘Lord save us we are perishing.’ But He said to them: ‘Why are you fearful? Oh ye of little faith.’ Then He arose and rebuked the winds and the sea and there was a great calm…” And now comes the key verse: “…And the men marveled saying: ‘Who can this be? That even the winds and the sea obey Him.’”
Actually this question: Who is this Man? was asked on repeated occasions during the ministry of Jesus. In fact once the Lord Jesus Himself asked that question: “‘Who are men saying that I am?’ The disciples said: ‘Well, some say that You are Elijah, others say Jeremiah, one of the prophets.’ Then Jesus said: ‘And who do you say that I am?’ And…” of course, “…Peter said: ‘You are the Christ the Son of the Living God.’”

Malam ini kita punya topik yang amat sangat penting yang akan kita pelajari. Kita akan membahas bagaimana Yesus memahami identitas DiriNya, dan saya ingin mulai dengan membacakan teks yang kita dapati di Injil Matius 8:23-27.
Ini berbicara tentang pengalaman Yesus ketika berada di dalam perahu, tentunya kalian ingat, dan murid-muridnya sedang berjuang untuk mencegah air terus masuk ke dalam perahu pada saat badai. Mari kita baca. “Lalu Yesus naik ke dalam perahu dan murid-murid-Nya pun mengikuti-Nya. 24 Sekonyong-konyong mengamuklah angin ribut di danau itu, sehingga perahu itu ditimbus gelombang, tetapi Yesus tidur. 25 Maka datanglah murid-murid-Nya membangunkan Dia, katanya: ‘Tuhan, tolonglah, kita akan binasa.’ 26 Ia berkata kepada mereka: ‘Mengapa kamu takut, kamu yang kurang iman?’ Lalu bangunlah Yesus menghardik angin dan danau itu, maka danau itu menjadi teduh sekali…”  dan sekarang ini ayat kuncinya,   “…27 Dan heranlah orang-orang itu, katanya: ‘Siapakah kiranya Orang ini, sehingga bahkan angin dan danau pun taat kepada-Nya?’"
Sebenarnya pertanyaan: Siapakah Orang ini? ditanyakan berulang kali selama masa pelayanan Yesus. Bahkan suatu kali Tuhan Yesus sendiri yang menanyakan pertanyaan itu: "Kata orang, siapakah Aku, Anak Manusia itu?"  14 Jawab mereka: ‘Ada yang mengatakan: Yohanes Pembaptis, ada juga yang mengatakan: Elia dan ada pula yang mengatakan: Yeremia atau salah seorang dari para nabi.’ 15 Lalu Yesus bertanya kepada mereka: ‘Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?’ 16 Maka…”  tentu saja  “… jawab Simon Petrus: ‘Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!’" [Matius 16:13-16]
Time and again throughout the ministry of Jesus this crucial and critical question was asked: Who is Jesus? Now, the answer, that has been given throughout the centuries, as well as in the days of Jesus, has been varied. Some people believe that the Lord Jesus was simply a great prophet. Other individuals believe that He was a great faith Healer and of course He healed the diseases of many. Still others believe that He was the greatest moral teacher that has ever existed on planet Earth. And even the Pharisees believed that Jesus was demon possessed and He was deranged mentally. And Albert Schweitzer, very well known probably by most of us, believed that Jesus was a deluded fanatic. Even though he believed that Jesus was a great moral teacher, that Jesus did many wonderful things. He believed that Jesus believed that the kingdom was going to come through His work and the kingdom never came and so Jesus was a deluded fanatic, according to Schweitzer.

Berulang-ulang selama pelayanan Yesus, pertanyaan yang krusial dan kritikal ini ditanyakan: Siapakah Yesus? Nah, jawaban yang diberikan selama berabad-abad, sebagaimana di zaman Yesus, ada bermacam-macam. Ada yang yakin bahwa Tuhan Yesus hanyalah seorang nabi yang besar. Orang-orang lain meyakini Dia adalah seorang penyembuh, dan memang Dia menyembuhkan penyakit banyak orang. Masih ada orang-orang lain yang meyakini Dia adalah seorang guru yang paling hebat dalam mengajarkan moral di atas planet bumi. Dan bahkan orang-orang Farisi meyakini bahwa Yesus itu dikuasai oleh iblis dan Dia gila. Dan Albert Schweitzer, yang sangat terkenal dan mungkin kebanyakan kita tahu siapa dia, dia meyakini bahwa Yesus melakukan banyak hal yang hebat, dia meyakini Yesus percaya bahwa Kerajaan itu akan terwujud melalui pekerjaanNya, dan karena Kerajaan itu tidak pernah terwujud, maka Yesus menjadi seorang fanatik yang tertipu, menurut Schweitzer.


The question is: According to the Bible, who is Jesus? Now there are three aspects of Jesus that we find in the Gospels. 
1.   Number one we have a lot of material on who He is. That is the self identity of Jesus. 
2.   And then we have a good amount of material on what Jesus did - His works. 
3.   And then there is another and considerable portion of material that has to do with what Jesus said, what Jesus taught. Now, what Jesus taught and what Jesus did are based on who Jesus is.
And so it's vital that we understand, in our lecture tonight, exactly who Jesus was.

Pertanyaannya adalah: Menurut Alkitab, siapakah Yesus? Nah, ada tiga aspek dari Yesus yang kita temukan di kitab-kitab Injil.
1.   Pertama, kita punya banyak bahan tentang siapakah Dia. Inilah identitas diri Yesus.
2.   Lalu kita punya bahan yang cukup banyak tentang apa yang dilakukan Yesus ~ pekerjaanNya.
3.   Kemudian  ada juga bahan lain yang cukup banyak yang berkaitan dengan apa yang dikatakan Yesus, apa yang diajarkanNya. Nah, apa yang diajarkan Yesus dan apa yang dilakukanNya itu berdasarkan siapa Yesus ini.
Jadi sangatlah vital dalam pelajaran kita malam ini,  kita mengerti persisnya siapa Yesus ini.


Now, we're going to study tonight ten great facts about Jesus and we're going to gather this material mostly from the Gospels. We'll make a few references to other Bible verses, but we want to see what the Bible, what the Gospels particularly, have to say about who Jesus is, what He taught, what He believed and what He did.

Nah, malam ini kita akan mempelajari 10 fakta besar mengenai Yesus dan kita akan mengumpulkan materinya terutama dari kitab-kitab Injil. Kita juga akan mengacu pada beberapa ayat Alkitab yang lain, tetapi kita mau melihat apa yang dikatakan Alkitab, terutama kitab-kitab Injil, tentang siapakah Yesus ini, apa yang diajarkanNya, apa yang diyakiniNya, dan apa yang dilakukanNya.


Our first great fact is found in the Gospel of John chapter one. If you'll turn with me there, John chapter one. And we want to read verses one through three. John 1:1-3. This is a passage very well known probably by most of us and it says there: “In the beginning was the Word and the Word was with God and the Word was God. He was in the beginning with God. All things were made through Him and without Him nothing was made that was made.”

Fakta besar kita yang pertama ditemukan di Injil Yohanes pasal 1. Jika kalian akan mengikuti saya ke saya, ke Yohanes pasal 1, dan saya mau membacakan ayat 1 hingga 3. Yohanes 1:1-3, ini adalah bacaan yang kira-kira sudah sangat dikenal oleh kebanyakan kita, dan dikatakan di sana, “Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. 2 Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah. 3 Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatu pun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan.”


(1)         The first great fact that we want to notice is that according to the New Testament, according to the Gospels: Jesus Christ is God and He was already in the beginning. Notice that it doesn't say: "in the beginning became the Word." It says: "In the beginning was the Word." In other words, He already existed in the beginning. In other words, our first great fact is that Jesus preexisted everything in the universe because He is eternal God. Go with me also to John Chapter seventeen, John 17 and let's listen to the words of Jesus Himself. John 17:5 and here Jesus prayed to His Father and He's praying particularly for His disciples and He says in this high priestly prayer the following: And now, o, Father, glorify Me together with Yourself with the glory, which I had with You before the world was.” So notice that Jesus existed before the world was. Jesus was in the beginning and Jesus is God.

(1)      Fakta besar yang pertama yang mau kita simak adalah, menurut Perjanjian Baru, menurut Injil, Yesus Kristus adalah Tuhan, dan Dia sudah ada sejak awal. Perhatikan ayat itu tidak berkata, “Pada mulanya terjadilah Firman”, dikatakan, “Pada mulanya adalah Firman”  dengan kata lain, Dia sudah ada pada awal mula. Dengan kata lain, fakta besar yang pertama yaitu, Yesus ada sebelum segala yang lain di alam semesta karena Dia Tuhan yang kekal. Marilah bersama saya juga ke Yohanes pasal 17. Yohanes pasal 17, dan mari kita dengarkan kata-kata Yesus sendiri. Yohanes 17:5, di sini Yesus sedang berdoa kepada BapaNya, dan terutama Dia sedang mendoakan murid-muridNya dan Dia berkata dalam doaNya sebagai Imam Besar ini, “Oleh sebab itu, ya Bapa, muliakanlah Aku bersama Diri-Mu sendiri dengan kemuliaan yang Kumiliki bersama-Mu sebelum dunia ada.” [NKJV yang diindonesiakan]. Jadi simak, Yesus sudah ada sebelum dunia ada. Yesus ada pada awal mulanya dan Yesus adalah Tuhan.


Now, I'm going to make reference to some verses from the New Testament that we're not going to read but you can just follow along in the list of text that you've received. For example in Matthew 1:23 the angel says that one of the names of Jesus is going to be Emmanuel. Now, do you know what the name Emmanuel means? It means: God with us. And I know that there's one particular individual here who has a daughter whose name is Emmanuele - the feminine. Emmanuel means God with us. In other words, when Jesus came to this earth He was God with us.

Sekarang saya akan mengacu ke beberapa ayat dari Perjanjian Baru yang tidak akan kita baca tetapi kalian bisa melihatnya di dalam daftar yang sudah dibagikan kepada kalian. Misalnya, di Matius 1:23, malaikat itu berkata bahwa salah satu nama yang akan dipakai Yesus ialah Imanuel. Nah, tahukah kalian apa arti nama Imanuel? Artinya Tuhan beserta kita. Dan saya tahu ada seseorang di sini yang putrinya bernama Imanuela ~ bentuk femininnya. Imanuel berarti Tuhan beserta kita. Dengan kata lain Yesus datang ke dunia ini adalah Tuhan yang beserta dengan kita.


Go with me also to John Chapter 8 and I would like to read verse 58. John 8:58. We're still speaking about the first great fact and that is that Jesus Christ is fully, totally, completely, in every sense, eternal God. Notice John 8:58. Here Jesus is going to share some very surprising news with the Jewish listeners that are hearing what He has to say. Verse 58 of John 8: Jesus said to them: ‘Most assuredly I say to you: before Abraham was I AM.’” 
Now immediately we ask the question, Did Jesus not know proper grammar? Didn't He know that you're supposed to say: “Before Abraham was I was”? You just don't say that: "Before Abraham was I am." Well, the fact is that Jesus was trying to make a point and that is that He is the Great I AM who lef Israel in the Old Testament.
In fact, He was the I AM who was in the in the burning bush. Go with me back to Exodus 3:14. This is the experience of the burning bush and here is where we need to recognize that both the Old and the New Testament testify to Jesus. You see if you didn't have the Old Testament you would say: "Man, that's kind of strange: Before Abraham was I am." But when you go to the source of the name I AM you know why Jesus used it. Now, notice Exodus 3:14 when Moses says to God: “When I go to Israel what name should I tell them you have?” And here's the answer. And God said to Moses: I AM who I AM.’ And He said: ‘Thus you shall say to the children of Israel. I AM has sent me to you.”  And of course the name I AM indicates an eternal present existence. You see, in the sight of God there is no past, there's no future, there is an eternal present in the mind of God. And so God is the great I AM. Jesus identifies Himself as the great I AM, as the God who was in the burning bush.
In fact, the Jews understood very well what Jesus was trying to say because immediately afterwards in verse 59 of John 8 they picked up stones to throw at Him because they recognized that He was declaring Himself to be God. So our first great fact, very important fact, for what we are going to study and understand tonight is that Jesus was, is and for ever will be - everlasting, eternal God.

Marilah bersama saya juga ke Yohanes pasal 8 dan saya ingin membacakan ayat 58. Yohanes 8:58, masih berbicara mengenai fakta besar yang pertama, yaitu Yesus Kristus adalah Tuhan yang kekal secara utuh, seluruh, sempurna, dan dalam semua aspekNya. Perhatikan Yohanes 8:58, di sini Yesus akan membagikan kabar yang mengejutkan kepada pendengar-pendengar YahudiNya yang sedang mendengarkan apa yang akan dikatakanNya. Ayat 58 dari Yohanes pasal 8, “Kata Yesus kepada mereka: ‘Aku berkata kepadamu dengan sungguh-sungguh, sebelum Abraham ada, Akulah yang ada sekarang.’" [NKJV yang diindonesiakan].
Nah, segera kita bertanya, “Apakah Yesus tidak tahu tatabahasa yang benar? Apakah Dia tidak tahu seharusnya Dia berkata, ‘sebelum Abraham ada, Aku telah ada’? Kita tidak bisa mengatakan “sebelum Abraham ada, Akulah yang ada sekarang."
Nah, faktanya adalah, Yesus sedang menekankan suatu poin, yaitu bahwa Dia adalah Sang “AKU YANG ADA SEKARANG”, yang memimpin Israel di Perjanjian Lama.
Bahkan, Dialah Sang “Aku yang ada sekarang” di semak yang menyala. Marilah bersama saya ke kitab Keluaran 3:14. Ini adalah peristiwa semak yang menyala, dan di sinilah kita harus mengakui bahwa baik Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru sama-sama bersaksi tentang Yesus. Kalian lihat,  seandainya tidak ada Perjanjian Lama, kita akan berkata, “Wah, ini janggal: Sebelum Abraham ada, Akulah yang ada sekarang.” Tetapi bila kita pergi ke sumber nama “AKULAH YANG ADA SEKARANG”, kita tahu mengapa Yesus menggunakan istilah itu. Nah, perhatikan Keluaran 3:14 ketika Musa berkata kepada Tuhan, “Pada waktu saya datang ke Israel, apa nama-Mu yang harus saya sampaikan mereka?” Dan inilah jawabannya. “Dan Tuhan berkata kepada Musa, ‘AKU ADALAH AKU YANG SEKARANG ADA’, dan Tuhan berkata, ‘Demikianlah harus kamu katakan kepada orang Israel, ‘Sang AKU YANG SEKARANG ADA yang telah mengutus aku kepadamu’….” [NKJV yang diindonesiakan]
Dan tentu saja  nama “AKU YANG SEKARANG ADA” merupakan indikasi suatu eksistensi yang selamanya ada. Kalian lihat, di mata Tuhan tidak ada waktu lampau, tidak ada waktu yang akan datang, yang ada ialah kekekalan yang selalu hadir dalam pikiran Tuhan. Maka Tuhan adalah Sang AKU YANG ADA SEKARANG. Yesus mengidentifikasi DiriNya sebagai Sang AKU YANG ADA SEKARANG, sebagai Allah yang ada di dalam semak yang menyala.  
Bahkan, orang Yahudi memahaminya dengan sangat baik apa yang mau disampaikan Yesus karena segera setelah itu di ayat 59 Yohanes pasal 8, mereka memungut batu untuk melempariNya karena mereka mengerti bahwa Dia sedang menyatakan DiriNya sebagai Tuhan.
Jadi fakta besar kita yang pertama, fakta yang sangat penting, yang akan kita pelajari dan pahami malam  ini adalah, baik di masa lampau, sekarang, dan untuk selamanya Yesus adalah Tuhan yang kekal dan abadi.


(2)         Now, the second fact that we want to remember is that Jesus was the active Agent in the creation of this world. He was the One who actively implemented the Creation Plan of this world. Let's go back to a text that we've already read John 1:1-3, and particularly we're interested in verse 3. It says there: “In the beginning was the Word and the Word was with God and the Word was God. He was in the beginning with God….” And now here comes the key verse. “…All things were made through Him and without Him nothing was made that was made.”  How many things were created through Jesus? All things. You might say: "Well, all things on earth." Not quite.

(2)     Nah, fakta kedua yang harus kita ingat adalah, Yesus adalah pelaku yang aktif dalam penciptaan dunia ini. Dialah yang secara aktif mengimplementasikan rencana penciptaan dunia ini. Marilah kita kembali ke teks yang tadi sudah kita  baca, Yohanes 1:1-3, dan terutama kita tertarik pada ayat 3. Dikatakan di sana, “Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. 2 Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah…”  dan sekarang kita tiba pada ayat kuncinya,    “… 3 Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatu pun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan.” Berapa banyak yang diciptakan melalui Yesus? Semuanya. Kalian mungkin berkata, “Iyalah, semuanya yang di dunia.” Tidak tepat.


Go with me to the book of Colossians. Go with me to Colossians, chapter 1 and let's notice how many things Jesus made. Colossians, chapter 1 and we want to read starting with verse 16. It's speaking about Jesus and it says: For by Him all things were created that are in heaven and that are on earth, visible and invisible, whether thrones or dominions or principalities or powers, all things were created through Him and for Him and He is before all things and in Him all things consist.” So how many things were created through Jesus? All things, whether they be heavenly or earthly things, visible or invisible things, principalities, powers, governments, you name it. All have been created through Jesus Christ.

Marilah bersama saya ke Kolose. Mari kita ke Kolose pasal 1, dan marilah kita perhatikan apa saja yang diciptakan Yesus. Kolose pasal 1 dan kita akan mulai membaca dari ayat 6. Ini berbicara tentang Yesus dan dikatakan, “Karena oleh Dialah telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di sorga dan yang ada di bumi, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, baik singgasana maupun penguasa atau pemerintah, maupun kekuasaan; segala sesuatu diciptakan melalui Dia dan untuk Dia. 17 Ia ada terlebih dahulu dari segala sesuatu dan segala sesuatu ada di dalam Dia” [NKJV yang diindonesiakan].
Jadi apa saja yang diciptakan melalui Yesus? Semuanya, apakah itu yang ada di Surga atau di dunia, tampak atau tidak tampak, kerajaan, kekuasaan, pemerintah, apa saja. Semuanya telah diciptakan melalui Yesus Kristus.


Now you might be wondering: Why is it important to believe that all things were created by Jesus? Let me explain why. You see, every single one of us who are gathered here this evening were created by Jesus. Now you probably are saying: "No, I was created by my mother." Okay, let me ask you: who created your mother? She came from her mother, right? And where did her mother come from? Well, from her mother. And where did her mother come from? From her mother. And so if you go back far enough where do you end, according to the Bible? You end with Adam and Eve. That's right. So if Jesus Christ created Adam and Eve,  through them He created us all. In other words, Jesus is the Creator of all of us. Why is that important? Because the time would come when Jesus needed to pay the debt for all. And only He who created all, could pay the price for all. You see, one creature could perhaps pay for another creature. But only He who created every being in the whole vast world, could take the place of every being in the whole vast world and save them from their sin. So the second great fact is that Jesus is the Creator of all and therefore it is possible for Him to become the Redeemer of all. He can take our penalty upon Himself.

Nah, mungkin kalian bertanya-tanya, mengapa penting meyakini segala sesuatu diciptakan oleh Yesus? Coba saya jelaskan. Kalian lihat, setiap kita yang berkumpul di sini malam  ini diciptakan oleh Yesus. Nah, kira-kira kalian akan berkata, “Tidak, aku diciptakan ibuku.” Oke, coba saya tanya, siapa yang menciptakan ibumu? Dia berasal dari ibunya, benar? Dan dari mana ibunya berasal? Dari ibunya. Dan dari mana ibunya itu berasal? Dari ibunya lagi. Maka jika kita mundur cukup jauh akhirnya menurut Alkitab kita tiba di mana? Kita berakhir dengan Adam dan Hawa. Betul. Maka jika Yesus Kristus yang menciptakan Adam dan Hawa, melalui mereka, Yesus menciptakan kita semua. Dengan kata lain, Yesus adalah Pencipta kita semua. Mengapa itu penting? Karena saatnya akan datang ketika Yesus harus membayarkan utang kita semua. Dan hanya Dia yang telah menciptakan kita, yang bisa membayar harganya bagi kita semua. Kalian lihat, satu makhluk mungkin bisa membayarkan untuk makhluk yang lain, tetapi hanya Dia yang menciptakan semua makhluk  di dunia yang luas ini yang bisa mengambil tempat setiap makhluk di seluruh dunia dan menyelamatkan mereka dari dosa mereka. Maka, fakta besar  kedua adalah Yesus adalah Pencipta segalanya, dan oleh sebab itu Dia bisa menjadi Penebus semua. Dia bisa mengambil dan menanggung hukuman kita di atas bahuNya sendiri.


(3)     Now let's go to our third great fact and that is that Jesus even though He was God in the beginning, even though He existed already in the beginning, even though He is eternal God, the Bible tells us that at a certain point in history when the fullness of time had come, God sent forth His Son born of a woman. Now don't ask me to explain the mystery of the Incarnation. I can't do it. I mean, imagine what God did. He took the divine Christ, who is eternal God and by some mysterious process that we can never understand, genetically, He took that divine Person Jesus Christ, the eternal Son of God and He implanted Him into the womb of Mary. And thus God became Man. The eternal God was transplanted to our rebellious planet and thus He became God-Man. Before this He have been God, now He becomes the God-Man.

(3)    Nah, mari ke fakta besar kita yang ketiga, dan itu adalah walaupun Yesus itu Allah, yang ada sejak awal mula, walaupun Dia sudah ada sejak awalnya, walaupun Dia adalah Allah yang kekal, Alkitab memberitahu kita bahwa pada suatu ketika dalam sejarah, pada saat waktu yang harus digenapi itu tiba, Allah Bapa mengirimkan AnakNya untuk dilahirkan oleh seorang perempuan. Nah, jangan minta saya untuk menjelaskan misteri inkarnasi, saya tidak bisa. Maksud saya, bayangkan saja apa yang dilakukan Tuhan. Dia mengambil Kristus yang ilahi, yang adalah Allah yang kekal, dan melalui suatu proses yang misterius yang tidak akan bisa kita pahami secara genetik, Dia mengambil Sosok yang ilahi itu, Yesus Kristus, Anak Allah yang kekal, dan Dia menanamkanNya ke dalam rahim Maria, dan dengan demikian Allah menjadi Manusia. Allah yang kekal, ditransplantasikan  ke planet kita yang pemberontak ini dan kemudian Dia menjadi Manusia-Allah. Sebelum ini, Dia adalah Allah, dan sekarang Dia menjadi Manusia-Allah.


Let's notice what it says in Matthew 1:18 about this birth of Jesus. His birth was absolutely unique because He was born of a virgin, which means that He must have been born not through sexual intercourse. Now, notice what it says in verse 18: Now the birth of Jesus Christ was as follows. After His mother Mary was betrothed to Joseph…” that is engaged, “…before they came together, she was found with child of the Holy Spirit. Then Joseph, her husband, being a just man and not wanting to make her a public example, was minded to put her away secretly. But while he thought about these things behold the angel of the Lord appeared to him in a dream, saying: ‘Joseph son of David. Do not be afraid to take to you Mary, your wife. For that, which is conceived in her, is of the Holy Spirit and she will bring forth a Son and you shall call His name Jesus, for He will save His people from their sins.’…” Now, notice the justification, the Scriptural justification, for this that is happening. Verse 22: Now all this was done that it might be fulfilled, which was spoken by the Lord through the prophet saying: Behold a virgin shall be with child and bear a Son and they shall call His name Emmanuel, which translated is God with us.” And so the Bible is very clear, the Gospels are very clear, that Jesus is not only eternal God but at some point in history He became also a Man.
Now, notice what it says in John 1:14 speaking about this same Word. John 1:14 says: And the Word became…” what? “…flesh and dwelt among us. And we beheld His glory, the glory as of the only begotten of the Father, full of grace and truth.”  Notice, the Word, who was in the beginning, who was God, now becomes what? becomes Flesh.

Marilah kita simak apa katanya di Matius 1:18 mengenai kelahiran Yesus. KelahiranNya sangat unik karena Dia dilahirkan seorang perawan, yang artinya tentulah Dia tidak lahir dari suatu hubungan seksual. Nah, perhatikan apa katanya di ayat 18,Kelahiran Yesus Kristus adalah seperti berikut: Setelah Maria, ibu-Nya, dijanjikan kepada Yusuf…”  maksudnya ditunangkan,   “…sebelum mereka hidup sebagai suami isteri, ternyata ia mengandung dari Roh Kudus,. 19 Lalu Yusuf suaminya, seorang yang benar dan tidak mau mencemarkan nama isterinya di muka umum, bermaksud menceraikannya dengan diam-diam. 20 Tetapi ketika ia mempertimbangkan maksud itu, malaikat Tuhan nampak kepadanya dalam mimpi dan berkata: ‘Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai isterimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus. 21 Ia akan melahirkan seorang anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka.’ …”  Sekarang perhatikan pembenarannya, pembenaran Alkitab atas apa yang terjadi. Ayat 22,  “… 22 Nah, semua ini terjadi supaya genaplah apa yang difirmankan oleh Tuhan melalui nabi: 23Lihatlah, seorang anak dara akan mengandung dan melahirkan seorang Anak laki-laki, dan mereka akan menamakan Dia Imanuel’ --yang diterjemahkan berarti: Allah menyertai kita.’” [NKJV yang diindonesiakan].  Maka Alkitab sangat jelas, kitab-kitab Injil itu sangat jelas, bahwa Yesus bukan hanya Allah yang kekal tetapi pada suatu saat dalam sejarah Dia pernah menjadi seorang manusia.
Sekarang, perhatikan apa katanya di Yohanes 1:14, berbicara tentang Firman yang sama ini. Yohanes 1:14 berkata, “Firman itu telah menjadi…”  apa?   “… daging dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan sebagai satu-satunya yang berasal dari  Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.” [NKJV yang diindonesiakan]. Perhatikan, Firman, yang pada awalnya adalah Allah, sekarang menjadi apa? Menjadi daging.


It's interesting, if you examine the genealogy of Jesus in Matthew chapter 1, you'll find that He descends from Abraham and from David, He has a real human lineage. And if you go to the genealogy of Christ in Luke chapter 3, you'll find that the genealogy not only takes you back to Abraham and to David, but the genealogy actually takes you all the way back to Adam. In other words, Jesus came from a line of human beings. He suffered the results of the great law of heredity. He was a real Man. He was not a make-believe man, He was a real human being.

Yang menarik, jika kita memeriksa silsilah Yesus di Matius pasal 1, kita akan melihat bahwa Dia adalah keturunan Abraham dan keturunan Daud, Dia memiliki garis keturunan manusia yang sesungguhnya. Dan jika kita melihat silsilah Kristus di Lukas pasal 3, kita akan mendapati bahwa silsilah itu bukan saja membawa kita ke Abraham dan Daud, tetapi silsilah itu benar-benar membawa kita kembali ke Adam. Dengan kata lain, Yesus berasal dari garis keturunan manusia. Dia juga telah menderita akibat hukum keturunan. Dia adalah benar-benar manusia. Dia bukan manusia jadi-jadian. Dia adalah manusia beneran.


Notice Luke 24:36 to 43. This is a passage that is referring to the post resurrection state of Jesus. Notice Luke chapter 24 and let's start reading at verse 36. This is after the resurrection of Jesus. It says:  Now, as they said these things, Jesus Himself stood in the midst of them and said to them: ‘Peace to you.’ But they were terrified and frightened and supposed that they had seen a spirit. And He said to them: ‘Why are you troubled and why do doubts arise in your hearts? Behold My hands and My feet, that it is I, Myself. Handle Me and see. For a spirit does not have…” What's the next word?   “…Flesh  and…” what?  “…and bones as you see I have. When He had said this He showed them His hands and His feet.  And then they still didn't believe it so He said:  ‘Do you have any food here?...”  Do spirits eat? Basically is what He's saying. “…And so they gave Him something to eat and He ate in their presence….” Did Jesus have a real human body even after His resurrection? According to  Scripture yes, He was a real genuine human Being.

Perhatikan Lukas 24:36-43, ini adalah bacaan tentang kondisi Yesus setelah kebangkitanNya. Perhatikan Lukas pasal 24 dan marilah kita mulai membaca dari ayat 36. Ini adalah setelah kebangkitan Yesus. Dikatakan,   Dan sementara mereka bercakap-cakap tentang hal-hal itu, Yesus tiba-tiba berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata kepada mereka: ‘Damai sejahtera bagi kamu!’ 37           Mereka  sangat ngeri dan ketakutan dan menyangka bahwa mereka melihat hantu. 38 Akan tetapi Ia berkata kepada mereka: ‘Mengapa kamu terkejut dan apa sebabnya timbul keragu-raguan di dalam hati kamu?  39 Lihatlah tangan-Ku dan kaki-Ku: Aku sendirilah ini; rabalah Aku dan lihatlah, karena hantu tidak punya…”  apa kata berikutnya?   “…daging dan…”  apa?   “…dan tulang, seperti yang kamu lihat ada pada-Ku."  40 Setelah berkata demikian, Ia memperlihatkan tangan dan kaki-Nya kepada mereka. 41 Dan ketika mereka belum percaya karena girangnya dan masih heran, berkatalah Ia kepada mereka: ‘Adakah padamu makanan di sini?’…”  Apakah hantu makan? Pada dasarnya itulah yang dikatakanNya.   “…42 Lalu mereka memberikan kepada-Nya sepotong ikan panggang dan sedikit sarang madu 43 Ia mengambilnya dan memakannya di depan mata mereka.” Apakah Yesus memiliki tubuh manusia yang sebenarnya setelah kebangkitanNya? Menurut Alkitab, iya, Dia adalah benar-benar manusia.


Notice also the corroboration that we find in the book of Hebrews. Go with me to Hebrews chapter 2 and let's notice what the apostle Paul tells us here, in starting with verse 17. It says, speaking about Jesus: Therefore in all things He had to be made like His brethren.” Now, let me explain something. Jesus was not made with a human nature, like for example a drunk on skid row, who has not been regenerated, who has not been born again. In other words, when Jesus was born into this world He was born with a regenerated human nature. In other words, we could say that Jesus was "born born-again." Jesus never had to go through a new birth experience. When He was born, He was born regenerated by the Holy Spirit. In other words, Jesus began at His birth where we began when we are born again through the work of the Holy Spirit. In other words, the difference between Christ and us is not in our human nature but it is at a point when we are born again. When Jesus was born He was born already by the Holy Spirit, regenerated. When we are converted to Christ and we are born again - at that moment we are at the position where Jesus began.
In other words, when the Bible says that "Jesus was made like unto His brethren" - it's speaking about those who have been regenerated by the Holy Spirit, those who have been born again. In fact you can check out the word “brother”, the word “brethren”, as it's applied to Christ and His relationship to His people in the New Testament and you'll find that every single time that we are called "the brethren of Jesus" it refers to people that have joined His family, people who have been converted and have accepted Jesus Christ as Savior and Lord. So in other words, Jesus was born into this world, according to the Bible, our Brother.

Perhatikan juga koraborasi yang kita dapati di kitab Ibrani. Marilah bersama saya ke Ibrani pasal 2 dan marilah kita simak apa yang dikatakan rasul Paulus kepada kita di sini, mulai dari ayat 17. Dikatakan, ini berbicara mengenai Yesus, Itulah sebabnya, dalam segala hal Ia harus dijadikan sama dengan saudara-saudara-Nya…” [NKJV yang diindonesiakan]. Nah, izinkan saya menjelaskan sesuatu. Yesus tidak dijadikan dengan kodrat manusiawi seperti misalnya seorang pemabuk di lokalisasi para pemabuk, yang belum dihidupkan kembali, yang belum dilahirkan baru. Dengan kata lain, ketika Yesus dilahirkan ke dunia ini, Dia dilahirkan dengan kodrat manusiawi yang sudah dihidupkan kembali. Dengan kata lain, bisa kita katakan bahwa Yesus itu dilahirkan sebagai manusia yang sudah mengalami kelahiran baru. Yesus tidak pernah harus menjalani pengalaman dilahirkan baru. Ketika Dia lahir, Dia dilahirkan sudah sebagai kelahiran baru oleh Roh Kudus. Dengan kata lain, Yesus pada saat kelahiranNya, memulai di mana kita baru memulai setelah kita dilahirkan baru melalui pekerjaan Roh Kudus. Dengan kata lain, perbedaan antara Kristus dengan kita bukanlah pada kodrat manusiawi kita tetapi justru pada titik di mana kita dilahirkan baru. Pada waktu Yesus dilahirkan, Dia sudah dilahirkan oleh Roh Kudus, sebagai kelahiran baru. Pada waktu kita bertobat kepada Kristus, dan kita dilahirkan baru, pada saat itulah kita berada pada posisi yang sama di mana Yesus memulai hidupNya. Dengan kata lain, ketika Alkitab berkata, Yesus dijadikan sama dengan saudara-saudaraNya, itu berbicara tentang mereka yang sudah dihidupkan kembali oleh Roh Kudus, mereka yang sudah dilahirkan baru. Bahkan kalian bisa memeriksa kata “saudara-saudara”. Kata “saudara-saudara” yang berlaku bagi Kristus dalam hubunganNya dengan umatNya di Perjanjian Baru, kita akan menemukan bahwa setiap kali kita disebut “saudara-saudara Yesus” yang dimaksud adalah orang-orang yang telah bergabung dengan keluargaNya, orang-orang yang sudah bertobat dan sudah menerima Yesus Kristus sebagai Juruselamat dan Tuhan. Jadi dengan kata lain, Yesus dilahirkan ke dalam dunia ini, menurut Alkitab, sebagai saudara kita.


Now notice what it also says in verse 14 in Hebrews chapter 2: In as much then as the children have partaken of flesh and blood He Himself likewise shared in the…” what?   “…in the same. That through death He might destroy him who have the power of death, that is the devil.”  So as the children had flesh and blood, so Jesus also came into this world with flesh and blood.

Sekarang perhatikan apa yang dikatakan juga di ayat 14 Ibrani pasal 2, Oleh sebab itu sebagaimana anak-anak itu adalah anak-anak dari darah dan daging, maka Ia Sendiri juga mengambil bagian dalam…”  apa?   “…dalam hal yang sama. Agar supaya oleh kematian-Nya Ia bisa memusnahkan dia yang berkuasa atas maut,  yaitu Iblis.” [NKJV yang diindonesiakan].
Jadi sebagaimana anak-anak itu memiliki daging dan darah, maka Yesus juga datang ke dunia ini dengan daging dan darah.


So we've noticed three great facts so far about Jesus.
# 1: He is eternal God.
# 2: He created every person in this world and therefore He can offer His life in place of every person that He created.
# 3: Jesus besides being eternal God is also truly and genuinely a Man.

Jadi sampai di sini kita telah melihat 3 fakta besar tentang Yesus:
#   1: Dia adalah Allah yang kekal.
# 2: Dia menciptakan setiap manusia di dunia ini, oleh karena itu Dia bisa mempersembahkan hidupNya sebagai pengganti setiap manusia yang telah diciptakanNya.
# 3: Selain sebagai Allah yang kekal, Yesus juga benar-benar seorang Manusia yang sejati.


Now why is it important for Jesus to be both God and to be Man? The answer to this question is found in the Gospel of John 1:51. John 1:51, and here Jesus is speaking to Nathaniel who was one of His disciples, one of the disciples that Jesus called. And you'll notice what it says in John 1:51: And He said to him: ‘Most assuredly I say to you hereafter you shall see heaven open and the angels of God ascending and descending upon the Son of man.’”
You'll see heaven opened and the angels ascending and descending upon the Son of man. What a strange declaration. Now, let me ask you: where does this idea come from? The angels ascending and descending upon something? You know, it's the story of Jacob in Genesis 28. You remember that he sinned against his father by lying to him. He stole his brother's birthright and he had to flee from home, and he felt that God had abandoned him, and after traveling a couple of days he laid down with his head upon a stone, upon a rock and he had this dream. And in the dream he saw a ladder. It was firmly planted on earth and its heights reached into the heavens. And God was at the top of the ladder. Now, let me ask you: how many key parts does a ladder have? I always have people say: "two" and I have some people say: "three." It's actually two. The top and the bottom. Because if you have the top and the bottom you would have the middle, right? And so a ladder has two key parts: you have the bottom and you also have the top where you want to reach to. Now, the interesting thing is: usually when we put a ladder, we plant it on the earth and then we put it up to where we want to go. But the ladder of Genesis 28 and of John chapter 1 is placed in the opposite direction. In other words, it's like a helicopter ladder. It's not a case of us putting a ladder on earth to reach out to heaven, it's a case of God letting down the ladder from heaven to earth, until it reaches the earth, so that we can assent.

Sekarang, mengapa itu penting bagi Yesus sebagai Allah dan sebagai Manusia? Jawaban kepada pertanyaan ini ditemukan di Injil Yohanes 1:51. Yohanes 1:51 dan di sini Yesus sedang berbicara kepada Natanael, salah satu muridNya, salah satu murid yang dipanggil oleh Yesus. Dan kita akan melihat apa yang dikatakan di Yohanes 1:51, Lalu kata Yesus kepadanya: ‘Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, sesudah ini engkau akan melihat langit terbuka dan malaikat-malaikat Allah turun naik pada Anak Manusia." [NKJV yang diindonesiakan].
Kita akan melihat langit terbuka dan malaikat-malaikat turun-naik pada Anak Manusia. Betapa janggalnya pernyataan ini. Nah, coba saya tanya: dari mana datangnya gagasan ini ~ malaikat naik dan turun pada sesuatu? Kalian tahu, itu kisah Yakub di Kejadian pasal 28. Kalian ingat, Yakub telah berbuat dosa terhadap ayahnya dengan berbohong kepadanya. Dia telah mencuri hak anak sulung kakaknya dan dia harus lari dari rumah, dan dia merasa bahwa Tuhan telah meninggalkan dia, dan setelah berjalan beberapa hari dia berbaring dan meletakkan kepalanya di atas sebuah batu, di atas sebuah batu yang besar, dan dia mendapatkan mimpi ini. Dan di dalam mimpi itu dia melihat sebuah tangga yang terpancang dengan kokoh di atas bumi dan ujungnya mencapai ke langit. Dan Tuhan berada di puncak tangga itu.
Sekarang coba saya tanya, sebuah tangga punya berapa bagian? Selalu ada yang menjawab “dua”, dan ada yang menjawab “tiga”. Sebenarnya dua, bagian atas dan bagian bawah. Karena jika ada bagian atas dan bagian bawah, sudah pasti ada bagian tengahnya, bukan? Maka sebuah tangga punya dua bagian utama: ada bagian bawahnya dan ada bagian atasnya ke tempat yang dicapainya. Nah, yang menarik adalah, biasanya bila kita menempatkan sebuah tangga, kita menempatkannya di atas tanah, lalu kita tegakkan ke mana tempat yang mau kita tuju. Tetapi tangga di Kejadian 28 dan di Yohanes pasal 1 ditempatkan dari arah yang berlawanan. Dengan kata lain dia seperti tangga helikopter. Ini bukan kita yang menempatkan tangga di atas bumi untuk mencapai langit, tetapi ini adalah Tuhan menurunkan tangga dari langit ke bumi, hingga dia mencapai bumi supaya kita boleh naik ke atas.  


Now, what does this represent, the fact that the ladder is planted on the earth and it reaches to the highest heaven? What it means is that Jesus Christ is God with God in heaven, and at the same time He is Man planted on earth with us, here on earth. In other words, He's Man with us - that's the earthly part of the ladder and He's God with everlasting God in heaven - that's the top part of the ladder. And because He is Man and He is God, He is able to bridge the abyss between heaven and earth, so that we can make it from this earth to heaven. In other words, as God He has access to God and as Man He has access to us. He is the bridge between heaven and earth.

Nah, ini melambangkan apa, tangga yang dipancangkan di bumi dan mencapai ke langit yang tertinggi? Maksudnya ialah Yesus Kristus itu Tuhan dan bersama Allah Bapa di surga, dan pada waktu yang sama, Dia adalah manusia yang berada di tanah bersama kita, di sini, di bumi. Dengan kata lain, Dia adalah Manusia bersama kita ~ itulah bagian duniawi dari tangga tersebut; dan Dia adalah Tuhan bersama Allah yang kekal di surga ~ itulah bagian atas dari tangga tersebut. Dan oleh karena Dia adalah Manusia dan Dia adalah Tuhan, Dia bisa menjembatani jurang antara surga dan bumi supaya kita bisa mencapai surga dari bumi ini. Dengan kata lain, sebagai Tuhan, Dia mempunyai akses kepada Allah Bapa, dan sebagai Manusia dia punya akses ke kita. Dialah jembatan antara surga  dan bumi.


It's really sad that many people in this world believe that human priests can lead them to God. The problem with that idea that a human priest can lead you to God is, that a human priest has only the bottom part of the ladder, because he's a man. But in order to bridge the abyss between heaven and earth the person must be man and he must be God. In other words, to the divinity of Jesus, to His Godhood and to His humanity we owe the possibility of making it from earth to heaven. If He is God, He is up there. If He's man He's down here, but if He's both, He closes the abyss for us between heaven and earth.

Sungguh disayangkan ada banyak orang di dunia yang percaya bahwa imam-imam manusia bisa membawa mereka kepada Tuhan. Masalah dengan gagasan bahwa imam manusia bisa membawa kita kepada Tuhan adalah, seorang imam manusia hanya memiliki bagian bawah dari tangga itu karena dia adalah manusia. Tetapi supaya bisa menjembatani jurang antara surga dan bumi, dia haruslah seorang manusia dan dia haruslah Allah. Dengan kata lain, kita berutang kepada keilahian Yesus, kepada keallahanNya, dan kepada kemanusiaanNya, yang memungkin kita mencapai surga dari dunia. Jika Dia adalah Tuhan, Dia ada di atas sana. Jika Dia adalah manusia, Dia ada di bawah sini. Tetapi jika Dia adalah kedua-duanya, Dia menutup jurang pemisah antara surga dan bumi bagi kita. 


(4)    Of the next great fact that I want to study is that Jesus being a Man was tempted in all things like we are, as a full human Being. Now, let me just say that Matthew chapter 4 presents the temptations of Jesus, later on in this series we're going to talk about the temptations specifically. We're going to see that the three temptations represent three categories of temptations that come to us. Now, Jesus wasn't tempted in every specific temptation that we're tempted with. For example, He wasn't tempted to watch too much television. Because, of course, there was no television. But was He tempted with His eyes? Yes, He was. So these three temptations represent three categories of temptations that we suffer as well as He suffered. He was tempted in all things according to the Bible.
Now, can God be tempted, according to the Bible? God cannot be tempted. Go with me to James chapter 1. James chapter 1 and let's read verse 13. James 1:13. See, God can't be tempted. Could the devil fool God? Come on, folks, can the devil fool God? Of course not! Why?! Because God knows everything. How could He be fooled? How could He be deceived? That's what James 1:13 says: Let no one say when he is tempted: I am tempted by God. For God cannot be tempted by evil, nor does He Himself tempt anyone.”  So can God be tempted? No.

(4)     Fakta besar berikutnya yang mau kita pelajari adalah Yesus sebagai Manusia dicobai dalam segala hal sebagaimana kita, sebagai manusia 100%. Sekarang, saya akan mengatakan bahwa Matius pasal 4 menghadirkan pencobaan Yesus, dan nanti dalam seri ini kita akan berbicara tentang pencobaan-pencobaan itu secara spesifik. Kita akan melihat bahwa ketiga pencobaan itu melambangkan ketiga kategori pencobaan yang datang kepada kita. Nah, Yesus tidak dicobai oleh setiap pencobaan yang mencobai kita, misalnya Dia tidak dicobai menonton televisi terlalu banyak, karena tentu saja waktu itu tidak ada televisi. Tetapi apakah penglihatanNya dicobai? Ya, benar. Maka ketiga pencobaanNya itu melambangkan tiga kategori pencobaan yang kita derita juga, sama seperti yang diderita olehNya. Dia dicobai dalam segala hal.
Nah, dapatkah Tuhan dicobai menurut Alkitab? Tuhan tidak bisa dicobai. Marilah bersama saya ke Yakobus pasal 1. Yakobus pasal 1 dan marilah kita membaca ayat 13. Yakobus 1:13, lihat, Tuhan tidak bisa dicobai. Bisakah Iblis menipu Tuhan? Ayolah, Saudara-saudara, bisakah Iblis menipu Tuhan? Tentu saja tidak! Mengapa? Karena Tuhan tahu semuanya. Mana bisa Tuhan ditipu? Mana bisa Tuhan dibohongi? Itulah yang dikatakan Yakobus 1:13, “Apabila seorang dicobai, janganlah ia berkata: ‘Saya dicobai Allah!’ Sebab Allah tidak dapat dicobai oleh yang jahat, dan Ia sendiri tidak mencobai siapa pun.” [NKJV yang diindonesiakan]
Jadi bisakah Tuhan dicobai? Tidak.


So what if Jesus had come to this earth as God? He could not have been what? He could not have been tempted. And if the devil had tempted Him and He has lived here as God, the devil would have said: O, come on! This is just a facade! These are real temptations because every time that I'm about to get to You, You turn on Your divinity and You know that's me! Because you know all things.” As so if Jesus had come to this earth as God He could have never been tempted. And we're going to notice that has severe repercussions when it comes to us. The fact is, that the Bible teaches that Jesus came to this earth and was tempted in all things like we are, yet without sin. (Heb 4:15)

Jadi, bagaimana seumpana Yesus datang ke dunia ini sebagai Tuhan? Dia tidak bisa diapakan? Dia tidak bisa dicobai. Dan jika Iblis mencobaiNya dan Dia hidup di dunia ini sebagai Tuhan, Iblis akan berkata, “Wah, yang bener aja. Ini cuma penipuan! Ini adalah pencobaan beneran. Karena setiap kali aku hampir menangkap Engkau, Engkau menghidupkan keallahanMu dan Engkau tahu itu aku! Karena Engkau tahu segala sesuatu.” Maka jika Yesus datang ke dunia ini sebagai Tuhan, Dia tidak mungkin bisa dicobai. Dan kita akan melihat bahwa itu akan menimbulkan kerugian yang parah ketika hal itu terjadi pada kita. Faktanya ialah, Alkitab mengajarkan kita bahwa Yesus datang ke dunia ini dan dicobai dalam segala hal sebagaimana kita, namun Dia tidak berbuat dosa. [Ibr. 4:15] 


By the way, do you know that Jesus was tempted far greater than Adam, or than us? You look for example at the temptations of Adam.
·       Adam lived in a perfect beautiful garden, didn't he? Jesus was tempted in an arid dessert.
·       Adam was tempted in a garden where he had no scarcity of food. There was no excuse for him to be hungry. Jesus was tempted when He had fasted forty days and forty nights.
·       Adam was tempted when he had a perfect body and perfect mind, in fullness of strength. Jesus was tempted when the human race had been degenerated by four thousand years of sin.
·       Adam was not constantly attacked by Satan in the garden. He had access only to the tree of the knowledge of good and evil. But Jesus from the time He was born - and we're going to study this tomorrow night - from the time that He was born till the time that He died, twenty four hours a day seven days a week the devil was on His track. After Him, tempting Him, making His life miserable! Not so with Adam.
·       And besides, Jesus was tempted to use power that He had, but I don't have. For example, if the devil told Elder Finn:  If you the son of God, turn these stones into bread!” Would that be a temptation for Elder Finn? Why not? Because he can't turn stones into bread! But the fact is, Jesus knew He could! And so His temptations were far greater, far larger than our temptations!
·       And let me say, even though they were far greater and far larger than our temptations,  He was tempted in the same human nature as we are tempted in. Let me illustrate the point. Let's suppose... and I don't even know if I should use this example but I would, it's a good one. Let's suppose that Superman existed, okay? We're going to notice why it's important for Jesus to have become a Man and have been tempted in all things like as we are. Let's suppose that Superman exists. Does Superman have powers that we don't have? Of course, if he existed - that is of course. Can he melt things with his eyesight? Sure. Does he have the power to break steel? Of course, he does. Can he blow a tree completely out of its roots? Of course. He has great powers that I don't have. Now, supposing that Superman existed and he appeared in front of this auditorium tonight and he said to all of you: Folks, so nice to see all of you tonight.” And then that door is opened and Superman flies out the door and he says: Follow me!”  What would you say? “Excuse me?” Superman has powers that I don't have. Is there any basis for him to say: "Follow me"? No. Because he's asking me to do something that he has power to do and I don't. Are you following me or not?

Nah, tahukah kalian bahwa Yesus dicobai lebih berat daripada Adam maupun kita? Lihatlah, sebagai contoh pada pencobaan Adam.
·       Adam hidup di suatu taman yang sempurna dan indah, bukan? Yesus dicobai di padang gurun yang gersang.
·       Adam dicobai di sebuah taman di mana tidak ada kekurangan makanan. Tidak ada alasan bagi Adam untuk merasa lapar. Yesus dicobai ketika Dia baru selesai berpuasa 40 hari 40 malam.
·       Ketika Adam dicobai dia memiliki tubuh dan pikiran yang sempurna, dalam kekuatan yang sepenuhnya. Yesus dicobai ketika bangsa manusia sudah merosot kondisinya akibat terpolusi 4000 tahun oleh dosa.
·       Adam tidak terus-menerus diserang oleh Setan di dalam taman. Setan hanya bisa berada di pohon pengetahuan baik dan buruk. Tetapi Yesus, sejak dari saat dilahirkan ~ dan ini akan kita pelajari besok ~ dari saat Dia dilahirkan hingga saat Dia mati, 24 jam setiap hari, 7 hari seminggu, Setan mengikutiNya, mengejarNya, mencobaiNya, membuat hidupNya menderita! Tidak begitu dengan Adam. 
·       Apalagi, Yesus dicobai untuk memakai kemampuan yang Dia miliki, yang tidak kita miliki. Misalnya, andaikan Iblis berkata kepada Bapak Ketua Finn, “Jika engkau anak Allah, ubahlah batu-batu ini menjadi roti!”  Apakah itu menjadi pencobaan bagi Ketua Finn? Tidak. Mengapa? Karena dia memang tidak bisa mengubah batu menjadi roti! Tetapi faktanya, Yesus tahu Dia bisa! Maka pencobaan-pencobaanNya jauh lebih berat, jauh lebih besar daripada pencobaan-pencobaan kita.
·       Dan harus saya katakan, walaupun pencobaan-pencobaanNya jauh lebih berat dan lebih besar daripada pencobaan-pencobaan kita, Yesus dicobai dalam kodrat manusiawi yang sama dengan kodrat kita. Coba saya gambarkan poin ini. Misalkan ~ dan saya masih berpikir-pikir apakah sebaiknya saya memakai contoh ini, tetapi baiklah, ini adalah contoh yang bagus. Misalkan Superman benar-benar ada, oke? Kita akan melihat mengapa penting bagi Yesus untuk menjadi manusia dan dicobai dalam segala sesuatu sama seperti kita. Misalkan Superman benar-benar ada. Apakah Superman punya kemampuan yang tidak kita miliki? Tentu saja, seandainya dia benar-benar ada. Bisakah Superman mencairkan benda-benda dengan tatapan matanya? Tentu. Apakah dia punya kemampuan untuk mematahkan baja? Tentu. Bisakah dia meniup sebatang pohon sampai tercabut dengan akar-akarnya?  Tentu. Dia memiliki kemampuan yang besar yang tidak saya miliki. Nah, misalkan Superman ada dan dia muncul di depan auditorium malam ini dan dia berkata kepada kalian semua, “Saudara-saudara, saya senang melihat kalian semua malam  ini.” Dan pintu itu dalam keadaan terbuka dan dia terbang keluar dan dia berkata, “Ayo ikut aku!” Apa yang akan kalian katakan? “Yang bener aja!” Superman punya kemampuan yang tidak saya miliki. Apa dia punya alasan untuk berkata “ayo ikut aku”? Tidak. Karena dia minta saya melakukan sesuatu yang dia mampu tetapi yang saya tidak mampu lakukan. Apakah kalian memahami saya atau tidak?


So if Jesus - 1 John 2:6 states that Jesus says that we should walk even as He walked. But the question is: if Jesus gained a victory over sin because He had superior powers than me, on what basis could He ask me to follow His example? He couldn't. It would be unjust, wouldn't it? Now, let me say exactly what happened during the ministry of Jesus and this is the amazing thing. The Bible tells us that the Lord Jesus when He came to this earth, even though He had His powers as God, He chose to relinquish the use of those powers, unless His Father gave Him permission. And the reason for that was so that He could live on this earth like you and me.

Jadi jika Yesus ~ 1 Yohanes 2:6 menyatakan bahwa Yesus berkata kita harus hidup sebagaimana Dia hidup, tetapi pertanyaannya adalah: jika Yesus mengalahkan dosa karena Dia memiliki kemampuan istimewa yang tidak saya miliki, atas dasar apa Dia minta saya mengikuti teladanNya? Tidak bisa. Itu namanya tidak adil, bukan? Nah, saya akan jelaskan tepatnya apa yang terjadi selama pelayanan Yesus, dan ini adalah sesuatu yang menakjubkan. Alkitab mengatakan kepada kita bahwa Tuhan Yesus ketika Dia datang ke dunia ini, walaupun Dia memiliki kuasa sebagai Tuhan, namun Dia memilih untuk tidak memakai kuasa tersebut, kecuali jika BapaNya memberiNya izin. Dan alasannya untuk itu adalah supaya Dia bisa hidup di dunia ini seperti kalian dan seperti saya.


Now you might be saying: Now, wait a minute pastor, didn't Jesus cast out demons? Isn't that a greater power than human power? Didn't Jesus heal sick people?” Yes He did.  Didn't Jesus read the minds of people?”  He sure did. Didn't Jesus resurrect people?” He most certainly did. So He must have been using His divine powers to do all of these things.” The fact is He didn't. Because the apostles had the same ability as Jesus had. The apostles also cast out demons, did they not? The apostles also healed the sick, did they not? The apostles also resurrected the dead, the apostle Paul resurrected a dead person. The apostles also read the human mind. You say: Where?” Remember that Peter read the mind of Ananias and Sapphira and told them that they had sinned against the Holy Spirit? Let me ask you: Are they doing these things because they are God? No! But because the Holy Spirit is giving them the capacity to do that. And that was the case with Jesus. Jesus, when He came to this earth, He made a decision in heavenly Council with His Father and that is that when He came here, He was going to live like one of us. He was going to gain the victory over temptation as one of us. And what's really amazing is that Jesus was tempted in everything, like I mentioned, and yet He never sinned. Not because He used His divine power but because He depended upon the power of His Father.

Nah, kalian mungkin berkata, “Tunggu dulu, Pastor, bukankah Yesus mengusir roh-roh jahat? Bukankah itu kemampuan yang jauh lebih besar daripada kemampuan manusia? Bukankah Yesus juga menyembuhkan orang sakit?” Ya, betul.
“Bukankah Yesus juga bisa membaca pikiran orang?” Memang benar.
“Bukankah Yesus membangkitkan orang mati?” Betul sekali.
“Jadi, tentunya Dia memakai kuasa ilahiNya untuk melakukan semua hal itu.”
Faktanya, Dia tidak. Karena para rasul memiliki kemampuan yang sama yang dimiliki Yesus. Para rasul juga mengusir roh-roh jahat, bukan? Para rasul juga menyembuhkan orang sakit, bukan? Para rasul juga membangkitkan orang mati, rasul Paulus membangkitkan seorang yang mati. Para rasul juga bisa membaca pikiran orang. Kalian berkata, “Di mana?” Ingat Petrus membaca pikiran Ananias dan Safira dan mengatakan bahwa mereka telah berbuat dosa terhadap Roh Kudus? Coba saya tanya, apakah para rasul melakukan hal-hal ini karena mereka Tuhan? Tidak! Tetapi karena Roh Kudus memberi mereka kemampuan melakukannya. Dan itulah yang terjadi dengan Yesus. Yesus, ketika Dia datang ke dunia, Dia membuat suatu keputusan di dalam Dewan surgawi bersama BapaNya, yaitu ketika nanti Dia datang, Dia akan hidup seperti kita. Dia akan mengalahkan pencobaan sebagaimana kita. Dan yang sungguh-sungguh menakjubkan adalah  Yesus dicobai dalam segala hal ~ seperti yang tadi saya katakan ~ namun Dia tidak pernah berbuat dosa. Bukan karena Dia memakai kuasa ilahiNya, tetapi karena Dia mengandalkan kuasa BapaNya.


Notice what it says in John 8:46 with regards to Christ. Here Christ throws out a challenge. John 8:46, Jesus asks the question: Which of you convicts Me of sin?...” In other words: “Who can tell Me that I am a sinner, that I have committed sin?” 
Notice also John 14:30. Once again Jesus says that the evil one has nothing in Him. He says there: I will no longer talk much with you for the ruler of this world is coming and he has…” what? “…he has nothing in Me…”  In other words, the devil had no point of contact with Jesus, the devil was not able to entice Jesus even in thought to go against God's will. And it wasn't because He was using His divine power, it was because as a man He was depending upon the power of His Father.

Perhatikan apa yang dikatakan di Yohanes 8:46 sehubungan dengan Kristus. Di sini Kristus melemparkan suatu tantangan. Yohanes 8:46, Yesus mengajukan pertanyaan, Siapakah di antaramu yang membuktikan bahwa Aku berbuat dosa?...” Dengan kata lain, “Siapa yang bisa mengatakan Aku seorang pendosa, bahwa Aku pernah berbuat dosa?”
Perhatikan juga Yohanes 14:30. Sekali lagi Yesus berkata bahwa si jahat tidak punya pegangan atas Dirinya. Dia berkata di sana, “Tidak banyak lagi Aku berkata-kata dengan kamu, sebab penguasa dunia ini datang dan ia tidak punya…”  apa?   “…ia tidak punya apa pun dalam diri-Ku.” [NKJV yang diindonesiakan].
Dengan kata lain Iblis tidak punya sumber kontak dengan Yesus, Iblis tidak berhasil membujuk Yesus bahkan dalam pikiranNya untuk melawan kehendak Tuhan. Dan itu bukan karena Yesus memakai kemampuan ilahiNya, itu karena sebagai seorang manusia, Dia bersandar pada kemampuan BapaNya.


Notice what it says in John 5:19-20. Here Jesus states clearly how He lived when He was on this earth. John 5:19-20, notice: Then Jesus answered and said to them: ‘Most assuredly I say to you - the Son can do nothing of Himself, but what He sees the Father do, for whatever He does, the Son also does in like manner…” So the Son does nothing of Himself, what He sees the Father do, He does. And then notice verse 20: “…For the Father loves the Son and show Him all things that He Himself does and He will show Him greater works than these, that you may marvel.” Several times in the first chapters of John Jesus says: I can of Myself do absolutely nothing.”

Perhatikan apa yang dikatakan di Yohanes 5:19-20, di sini Yesus menyatakan dengan jelas bagaimana Dia hidup ketika berada di dunia ini. Yohanes 5:19-20, perhatikan, “Maka Yesus menjawab dan berkata kepada mereka, kata-Nya: ‘Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, Anak tidak dapat mengerjakan sesuatu dari diri-Nya sendiri, tetapi apa yang Dia lihat dilakukan Bapa, sebab apa pun yang dikerjakan Bapa, Anak juga melakukannya dengan cara yang sama…”  Jadi Anak tidak melakukan apa pun Sendiri. Apa yang Dia lihat dilakukan oleh Bapa, itu yang Dia lakukan. Sekarang perhatikan ayat 20,   “… 20 Sebab Bapa mengasihi Anak dan Ia menunjukkan kepada-Nya segala sesuatu yang dikerjakan-Nya sendiri, bahkan Ia akan menunjukkan kepada-Nya pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar lagi daripada pekerjaan-pekerjaan ini, sehingga kamu menjadi takjub.” [NKJV yang diindonesiakan].
Beberapa kali di dalam pasal-pasal pertama Yohanes, Yesus berkata, “Aku tidak bisa berbuat apa-apa dari diriKu sendiri…” [Yoh. 5:30]


Now, why was it important for Jesus to become a Man and be tempted in all things, as it says in Hebrews chapter 4, “…in all things such as we are, yet without sin?” Incidentally, somebody says: “Well, how can He understand me then, if He never sinned?” Let me give you an illustration so you can understand. If you are sinking in quicksand and you are all the way up to your neck, what would you rather have? Would you rather have another person in the quicksand sympathizing with you and understanding your plight? Or would you have rather somebody standing on solid ground to pull you out? I know the answer! You would have somebody that has not fallen into the quicksand! Listen, if Jesus had fallen into the quicksand of sin with us, He would need somebody to pull Him out too. But praise the Lord that He's not in the quicksand, sympathizing with me. He's on solid ground willing to pull me out from the quicksand of sin.
Nah, mengapa penting bagi Yesus untuk menjadi manusia dan dicobai dalam segala hal sebagaimana dikatakan di Ibrani pasal 4, yang dalam segala hal dicobai sebagaimana kita dicobai, namun tidak berbuat dosa.” [NKJV yang diindonesiakan]?
Kebetulan, ada yang berkata, “Yah, mana Dia bisa mengerti saya jika Dia tidak pernah berbuat dosa?”
Coba saya berikan suatu ilustrasi supaya kalian boleh mengerti. Jika kita sedang tenggelam dalam pasir hanyut dan kita sudah terbenam hingga ke leher, kita mau pilih yang mana? Apakah kita lebih suka ada orang lain di dalam pasir hanyut itu juga yang prihatin dengan nasib kita dan memahami masalah kita? Atau kita lebih suka ada orang yang berdiri di atas tanah yang padat yang bisa menarik kita keluar dari pasir hanyut itu? Saya tahu jawabannya! Kita akan memilih orang yang tidak jatuh ke dalam pasir hanyut juga!
Dengarkan, andai Yesus juga jatuh ke dalam pasir hanyut itu bersama-sama kita, Dia sendiri akan membutuhkan orang lain untuk menarikNya keluar juga. Tetapi puji Tuhan Dia tidak berada di dalam pasir hanyut itu prihatin dengan nasib kita. Dia berdiri di tanah yang padat dan bersedia menarik kita keluar dari pasir hanyut dosa.


Now why is it important for Jesus to have become a Man so that He could be tempted as we are, yet without sin? I sustain that there are three reasons.
a)   Number one. 1 John 2:6 says that: Jesus has left us an example so that as He walked, we should walk as well. So in other words, the victory of Jesus over temptation becomes an example for us also to overcome temptation. The same power that He had, is the power, which is available to us.
b)   And this brings me to my second point. Not only was it important for Jesus to suffer temptation and conquer temptation to give me an example of how I should conquer temptation, but Jesus actually overcame temptation, so that He could give me the power to overcome temptation. Not only an Example of how to overcome, but also the power to overcome! Now, notice John 15:5 on this point. John 15:5, here Jesus says: I am the vine you are the branches. He who abides in Me and I in him bears much fruit, for without Me you can do…” what? “…nothing.”  So as Jesus came to victory through the power of His Father in Him, Jesus says that if we are drawing to Him as the vine and we as branches, we can have the same power to overcome, which Jesus had. We all know that famous verse of the apostle Paul where he says: I can do some things through Christ, who strengthens me.” {Audience: All things!} Thank you, thank you. How is that again? I can do most things through Christ who strengthens me”? {Audience: All things!}. Oh, thank you very much. You're on the ball tonight. I can do…” what? “…all things through Christ who strengthens me, except to gain the victory over temptation.” That's not what the Bible says! Notice, that it says here: I can do ALL things through Christ who strengthens me.” That's very similar to what we just read in John 15:5: Without Me you can do nothing.” Only Paul puts it positively and Jesus negatively: “Without me you can do nothing.” Paul says: “With Him I can do everything - I can do all things through Christ who strengthens me.”
Now you say: How in the world can I gain the victory over temptation the way Jesus did?” 
Well, it's very simple folks. Go with me to John chapter 15 and let's read verses 5 and then let's read verse 7. John 15 and then verse 5 and also verse 7. It says here in verse 5 of John chapter 15 the following, we just read it: I am the vine you are the branches. He who abides in Me and I in Him bears much fruit, for without Me you can do nothing…”  Notice, Jesus says: We are to abide in Him, right? What does it mean to abide in Him? Go to verse 7: If you abide in Me...” and what is the next phrase? ...and My words abide in you.” So how does Jesus abide in us? Through His, what? through His words. How did Jesus answer the devil in the bout of temptation? It is written!” (Mat 4:4) Because the Word of God was dwelling in Jesus. And so Jesus says: “To dwell in you” means “to have My Word dwell in you.”

Incidentally, let me share this with you. In the Gospel of John chapter 6, Jesus said something, which was revolutionary, it really scared the Jewish leaders. He said: “Unless you eat My flesh and drink My blood, you have no life in you.” And of course they thought that Jesus was talking about cannibalism. They thought He was actually saying that people had to eat His flesh and drink His blood to have everlasting life. And Jesus knew that they were thinking that and so in John chapter 6, if you go with me there for a minute, John 6:63 Jesus is going to explain what He meant. He says there: It is the Spirit who gives life. The flesh profits nothing…” In other words, it doesn't do any good to eat My flesh. And then He says: “…The words that I speak to you are spirit and they are…” what?  “…and they are life.”  So in other words, if you want to overcome the devil like Jesus overcame the devil, you must have Jesus abiding in you and Jesus abides in you through His what? Through His word so that you can answer the devil: “It is written”.  The problem is many of us are not putting scripture in our hearts and therefore when the devil comes we're at his mercy. Notice with me Psalm 119 I love this passage here. Psalm 119 and let's read verses 9 through 11,  Psalm 119:9-11. You want to underline this, this is beautiful, it says here. “How can a young man cleanse his way? By taking heed according to your Word. With my whole heart I have sought You, oh let me not wonder from your commandments…” And then here's my favorite “…Your word I have hidden in my heart that I might not…” what? “…that I might not sin against you….” So how did Jesus gain the victory over temptation? The same way we can by abiding in the Word and by facing the devil with the Word.
c)    The third reason why the Lord Jesus had to be tempted as a man, had to live a life a perfect life in human nature was, so that He could develop a life that He could attribute to me, or He could credit to my account. Let me explain what I mean. You see when man sinned, God said, “You must die because the wages of sin are death”, in other words when man sinned, his life was stained by sin and therefore he was subject to death. What was the only way in which the life of man could be redeemed?  Well, we know that Jesus had to pay for the sin of man. But Jesus had to do something before that. Jesus had to live a perfect life so that He could offer that perfect life in my place before the Father.  The Bible says so, that we could be accepted in the Beloved. In other words my sinful life would be covered by a sinless life of Jesus as I accept Him as my Savior and my Lord. This is what the Apostle Paul calls  in Romans Chapter four,  the righteousness which is reckoned or accredited to Abraham and to David and to the people who accept Jesus, in other words you not only need someone to pay for your sins, you need someone to stand in your place. His life to stand in your place.
You remember the story that we studied last time, the story of the prodigal son. What did the father put over the shoulders of his prodigal son? The robe. And what did that robe represent? The righteousness of the Father, in other words the Father now looks at him and he says,  “Forget all of those things that you've done. My righteousness stands in place of your unrighteousness.” In other words he is accepted in the Beloved.  But in order to offer a perfect life He had to live a perfect life, didn’t He? Then He had to overcome every temptation that came against Him, because if He did not have a perfect life His sacrifice would be in vain, because His sacrifice would be flawed. And so He had to live a perfect sinless life, so that, that life could be accredited to my account and I could be saved. 

So we find that the Bible tells us that Jesus was tempted in all things like as we are and yet the Lord Jesus never sinned, for this reason He can be my example. For this reason He can empower me to overcome, and for this reason He can credit me with His perfect life, so that the Father doesn't look at me, the Father looks at Jesus.

Jadi, mengapa penting bagi Yesus menjadi manusia supaya Dia boleh dicobai sebagaimana kita, namun tetap tidak berbuat dosa? Ada tiga alasan yang saya pertahankan:
a)   Nomor 1. 1 Yohanes 2:6 berkata bahwa: Yesus telah meninggalkan suatu teladan buat kita, supaya sebagaimana Dia hidup, kita juga harus hidup seperti itu. Jadi dengan kata lain, kemenangan Yesus mengalahkan pencobaan menjadi teladan bagi kita untuk juga mengalahkan pencobaan. Kemampuan yang sama yang Dia miliki, adalah kemampuan yang juga bisa kita dapatkan.
b)   Dan ini membawa kepada poin saya yang kedua. Bukan saja penting bagi Yesus untuk menderita pencobaan dan mengalahkan pencobaan guna memberikan teladan bagi saya bagaimana caranya saya bisa mengalahkan pencobaan, tetapi Yesus betul-betul mengalahkan pencobaan supaya Dia bisa memberi saya kemampuan untuk mengalahkan pencobaan. Bukan hanya teladan saja bagaimana cara mengalahkannya, tetapi juga kemampuan untuk mengalahkannya! Sekarang, perhatikan Yohanes 15:5 tentang poin ini. Yohanes 15:5, di sini Yesus berkata, “Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu…”  apa? “…tidak dapat berbuat apa-apa.” Jadi sebagaimana Yesus mendapatkan kemenangan melalui kuasa BapaNya di dalam DiriNya, Yesus berkata bahwa jika kita mendekat kepadaNya, Dia sebagai pokok anggur dan kita ini cabang-cabangnya, kita akan punya kuasa yang sama untuk mengalahkan, seperti yang dimiliki Yesus. Kita semua tahu ayat terkenal rasul Paulus di mana dia berkata, Beberapa perkara dapat kulakukan melalui Kristus yang memberi kekuatan kepadaku.” {Audiens: “Segala perkara”!}. Terima kasih, terima kasih. Bagaimana, sekali lagi? Banyak perkara dapat kulakukan melalui Kristus yang memberi kekuatan kepadaku.” {Audiens: “Segala perkara”!} Oh, terima kasih banyak. Malam ini perhatian kalian lagi tajam. “Segala perkara dapat kulakukan melalui Kristus yang memberi kekuatan kepadaku, kecuali mendapatkan kemenangan atas pencobaan.”   Tidak begitu kata Alkitab. Perhatikan, di sini dikatakan “Segala perkara dapat kulakukan melalui Kristus yang memberi kekuatan kepadaku.” [Fil. 4:13 NKJV yang diindonesiakan] Itu sangat mirip dengan apa yang baru kita baca di Yohanes 15:5 “…di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa”   Hanya Paulus menyampaikannya secara positif dan Yesus secara negatif: “…di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa”  Paulus berkata: “Melalui Kristus aku bisa melakukan segala”,  “Segala perkara dapat kulakukan melalui Kristus yang memberi kekuatan kepadaku.”
Sekarang kalian berkata, “Bagaimana caranya saya bisa mencapai kemenangan atas pencobaan seperti Yesus?”
Nah, sederhana, Saudara-saudara. Marilah bersama saya ke Yohanes pasal 15 dan marilah kita baca ayat 5, kemudian mari kita baca ayat 7. Yohanes 15:5 dan juga 7. Dikatakan di sini di ayat 5 Yohanes pasal 15 seperti berikut, tadi sudah kita baca:   “Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa…”  Perhatikan Yesus berkata kita harus tinggal di dalam Dia, benar? Apa maksudnya “tinggal di dalam Dia”? Mari ke ayat 7, “…Jikalau kamu tinggal di dalam Aku…”  apa ungkapan berikutnya?   “…dan firman-Ku tinggal di dalam kamu…”  Jadi bagaimana Yesus tinggal di dalam kita? Melalui apaNya? Melalui FirmanNya. Bagaimana Yesus menjawab Iblis dalam pertarungan pencobaanNya?  “Ada tertulis”! [Mat. 4:4] karena Firman Tuhan tinggal di dalam Yesus. Maka Yesus berkata, “Aku tinggal di dalam kamu” berarti “memiliki FirmanKu tinggal di dalam kamu”.
Nah, saya ingin berbagi hal ini dengan kalian. Di injil Yohanes pasal 6, Yesus mengucapkan sesuatu yang sangat revolusioner. Itu benar-benar membuat para pemimpin Yahudi ketakutan. Yesus berkata, "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya kecuali kamu makan daging-Ku dan minum darah-Ku, kamu tidak mempunyai hidup di dalam dirimu.” Dan tentu saja mereka menyangka Yesus berbicara tentang kanibalisme. Mereka sangka Yesus mengatakan bahwa orang harus makan dagingNya dan minum darahNya agar mendapatkan hidup kekal. Dan Yesus tahu apa yang mereka pikirkan, maka di Yohanes pasal 6 ~ jika kalian mau ke sana bersama saya, Yohanes 6:63 ~ Yesus akan menjelaskan apa yang dimaksudNya. Dia berkata di sana, “Rohlah yang memberi hidup, daging sama sekali tidak berguna…”  dengan kata lain, tidak ada gunanya makan dagingKu. Kemudian Yesus berkata,  “…Perkataan-perkataan yang Kukatakan kepadamu adalah roh dan mereka adalah…”  apa?   “…mereka adalah hidup.” Jadi dengan kata lain, jika kita mau mengalahkan Iblis seperti Yesus mengalahkan Iblis, kita harus ada Yesus yang tinggal di dalam kita melalui apaNya? Melalui FirmanNya agar kita bisa menjawab Iblis, “Ada tertulis.”   Masalahnya banyak dari kita tidak menempatkan Firman Tuhan di dalam hati kita dan oleh karena itu, pada saat Iblis datang, kita menjadi bulan-bulanannya. 
Mari bersama saya ke, kita perhatikan Mazmur 119. Saya suka bacaan ini. Mazmur 119, dan mari kita baca ayat 9-11. Mazmur 119:9-11. Anda harus menggarisbawahi ini, ini sangat indah. Dikatakan di sana, Bagaimanakah seorang muda boleh membersihkan hidupnya? Dengan mematuhi Firman-Mu. 10 Dengan segenap hatiku aku mencari Engkau, janganlah biarkan aku menyimpang dari perintah-perintah-Mu…”  Lalu inilah favorit saya,  “…11 Firman-Mu telah kusimpan di dalam hatiku, supaya aku jangan…”  apa?   “…supaya aku jangan berdosa terhadap Engkau.…” [NKJV yang diindonesiakan].
Jadi bagaimana Yesus mendapatkan kemenangan atas pencobaan? Cara yang sama yang bisa kita peroleh dengan tinggal di dalam Firman dan dengan menghadapi Iblis dengan Firman.
c)    Alasan yang ketiga mengapa Tuhan Yesus harus dicobai sebagai seorang manusia, harus mempunyai hidup yang sempurna dalam kodrat manusiawi adalah supaya Dia boleh memiliki suatu hidup yang bisa diberikanNya kepada saya, atau yang bisa dikreditkanNya kepada saya. Izinkan saya menjelaskan apa maksud saya. Kalian lihat, ketika manusia jatuh dalam dosa, Tuhan berkata, “Kamu harus mati karena upah dosa ialah maut”, dengan kata lain ketika manusia berdosa, hidupnya dinodai oleh dosa, dan oleh karena itu dia harus mati. Apakah satu-satunya cara agar hidup manusia bisa ditebus? Nah, kita tahu bahwa Yesus harus membayar untuk dosa manusia. Tetapi sebelum itu Yesus harus berbuat sesuatu. Yesus harus menjalani suatu hidup yang sempurna supaya Dia bisa mempersembahkan hidupNya yang sempurna sebagai ganti hidup saya di hadapan Bapa. Alkitab berkata demikian, bahwa kita bisa diterima di dalam Yang Terkasih [= Kristus]. Dengan kata lain, hidup saya yang berdosa akan ditutupi oleh hidup Yesus yang tidak berdosa pada saat saya menerimaNya sebagai Juruselamat dan Tuhan saya. Inilah yang disebut rasul Paulus di Roma pasal 4 sebagai kebenaran yang diperhitungkan atau dikreditkan kepada Abraham dan Daud dan kepada mereka yang menerima Yesus. Dengan kata lain, kita bukan hanya perlu seseorang untuk membayarkan dosa-dosa kita, kita perlu seseorang untuk menggantikan tempat kita. Hidupnya menggantikan tempat kita.
Kalian ingat cerita yang kita pelajari di waktu yang lalu, cerita tentang anak yang hilang? Apa yang diletakkan si bapak di atas bahu anaknya yang hilang? Sebuah jubah. Dan jubah itu melambangkan apa? Kebenaran bapaknya. Dengan kata lain, bapaknya sekarang memandang anaknya dan dia berkata, “Lupakan semua hal yang telah kamu perbuat. Kebenaranku berdiri di tempatmu sebagai ganti ketidakbenaranmu.” Dengan kata lain dia diterima di dalam Yang Terkasih.
Tetapi supaya memiliki suatu hidup yang sempurna, Yesus harus menjalankan hidup yang sempurna, bukan? Maka Dia harus mengalahkan setiap pencobaan yang datang menyerangNya, karena andaikan Dia tidak memiliki hidup yang sempurna, pengorbananNya akan sia-sia karena pengorbananNya cacat.
Maka Yesus harus menjalani suatu kehidupan yang sempurna, tanpa dosa, supaya hidupNya itu bisa diperhitungkan bagi saya, dan saya boleh diselamatkan.

Maka kita dapati Alkitab mengatakan bahwa Yesus telah dicobai dalam segala hal sama seperti kita, namun Tuhan Yesus tidak pernah berbuat dosa. Karena alasan inilah Dia bisa menjadi teladan saya. Karena alasan ini Dia bisa memberi saya kemampuan untuk mengalahkan pencobaan, dan karena alasan inilah Dia bisa mengkreditkan hidupNya yang sempurna kepada saya supaya Bapa tidak lagi melihat saya, Bapa memandang Yesus.


(5)   The next reason why or the next point in our study tonight the next great fact about Jesus is that Jesus came to this earth to reveal what his Father is really like. In John Chapter fourteen we find Jesus saying to Philip, “He who has seen Me has seen the Father.”  You see up till this point the devil had given God a black eye had given God a bad reputation. In fact in the times of Christ ~ we're going to study tomorrow night, when we are going to speak about good and evil in the Gospels ~ all throughout the Old Testament period and up to the times of Christ, the people believed that if you got sick it was God that was punishing you for sin, in fact they called leprosy the finger of God. In other words God was afflicting you with leprosy because you were a great sinner. The man who was blind, who was born blind, “Who sinned, this man or his parents that he should be born blind?” In other words the devil had given the impression that God was responsible for all of the evil and all of the sickness and all of the suffering and all of the sorrow in the world. It was necessary for one to come and show what God was really like. But of course God can’t come as God because the Bible says that God is a consuming fire. He would have had to destroy the sinner if He came in His divine glory. And so the divine glory was covered by humanity so that Jesus could reveal what God is like and not destroy me. And so Jesus says, “He who has seen Me has seen the Father.” 

(5)    Alasan berikut mengapa, atau poin berikutnya dalam pelajaran kita malam ini, fakta besar berikutnya tentang Yesus, adalah Yesus datang ke dunia untuk menyatakan bagaimana sesungguhnya BapaNya itu. Dalam Yohanes pasal 14 kita mendapatkan Yesus berkata kepada Filipus, Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa.” [Yoh 14:9]. Kalian lihat, hingga saat itu Iblis selalu menggambarkan Tuhan dengan buruk, dan memberikan reputasi yang buruk kepada Tuhan. Malah, di zaman Kristus ~ ini akan kita pelajari besok malam saat kita akan berbicara tentang apa yang baik dan apa yang jahat di dalam Injil ~ sepanjang masa Perjanjian Lama terus hingga ke zaman Kristus, orang-orang meyakini jika ada yang sakit, itu karena Tuhan menghukumnya untuk dosanya, bahkan mereka menyebut penyakit kusta sebagai jari Tuhan. Dengan kata lain, Tuhan memberimu penyakit kusta karena kamu adalah pendosa besar. Orang yang buta, yang lahir buta, dituduh, “Siapa yang sudah berbuat dosa, orang ini atau orangtuanya sehingga dia lahir buta?” Dengan kata lain, Iblis telah menanamkan kesan bahwa Tuhan bertanggungjawab untuk semua yang jahat dan semua penyakit dan semua penderitaan dan semua kesusahan yang ada di dunia. Maka haruslah datang seseorang untuk menunjukkan sesungguhnya bagaimana Tuhan itu.
Tetapi tentu saya Tuhan tidak bisa datang sebagai Tuhan karena Alkitab berkata bahwa Tuhan adalah api yang menghanguskan. Dia akan menghanguskan orang yang berdosa jika Tuhan datang dalam kemuliaan ilahiNya. Maka kemuliaan ilahiNya diselubungi oleh kemanusiaan supaya Yesus bisa menyatakan bagaimana Tuhan sebenarnya dan saya tidak binasa. Maka Yesus berkata, Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa.” [Yoh 14:9].


If you want to know what God is like, all you have to do is look at Jesus. But sometimes it’s true that we think, well, Jesus loves me this I know, but then we were not sure about the Father. We kind of think of the Father as Someone who’s sitting on His Throne up there, He's aloof you know, He's the One that needs to be appeased. He's the one who needs to be interceded before by the Son. We consider Him a little bit aloof.  But the fact is that the New Testament tells us that the Father loves us as much as His Son. In fact He was willing to give His Son because He loves us so much and so Jesus came to show what His Father is really like. And tomorrow we will amplify this point a little bit more.

Jika kalian ingin tahu bagaimana Tuhan itu, kalian hanya perlu memandang Yesus. Tetapi terkadang memang kita berpikir, iyalah Yesus mengasihi saya, saya tahu ini, tetapi kita tidak yakin tentang Allah Bapa. Kita membayangkan Bapa sebagai Sosok yang duduk di atas takhtaNya di atas sana, tidak terjangkau, bahwa Dia itu yang amarahNya harus diredakan, Dia yang perlu ditengahi oleh sang Anak. Kita menganggap Bapa itu agak jauh dari jangkauan. Tetapi faktanya, Perjanjian Baru memberitahu kita bahwa Bapa mengasihi kita sama seperti AnakNya. Bahkan Bapa bersedia mengaruniakan AnakNya karena Dia begitu mengasihi kita. Itulah sebabnya Yesus datang untuk menunjukkan bagaimana BapaNya itu sesungguhnya. Dan besok kita akan memperjelas poin ini sedikit lebih banyak.


(6)   Another reason why Jesus came to this earth is so that He could pay my penalty for sin. Notice what it says in Matthew 20:28. A very important concept in this verse. Here Jesus says, “Just as the Son of Man did not come to be served. But to serve and to give his life a…” what? “…a ransom for many.” You know what a ransom is? Have to do with kidnapping, doesn't it? Somebody kidnapped you and the kidnappers asked for ransom. When the ransom is paid, you're free. It's also the language of the pawn shop, right? You take something to the pawn shop,  and they give you money for it and then in order to get it back you have to what? You have to pay, you have to buy it back. The Bible says that we've sold ourselves into sin, in other words a ransom had to be paid, somebody had to pay my debt. I want you to notice the dilemma that God was in. After man sinned, the devil says to God, “Listen, if You don't punish man with death, You're a liar, because You said that the wages of sin is death. So if You don't punish him with death, You're lying and You're not really just.” But then he says, “On the other hand, if You do punish him and destroy him, then You are not love. What God of love would  destroy?” And so the devil put a controversy between the justice and the mercy of God.  He said, “If You're merciful to man, You can’t be just and if You're just, You cannot be merciful.”  But the fact is, God showed that He can be both just and merciful because the Lord Jesus came to this earth and He suffered the penalty for my sins. Justice was satisfied because He paid, and at the same time He showed His mercy because I don't have to pay. He paid in my place. 
And so Jesus is just and the justifier of all those who believe in Him. He came to give his life as a ransom for many. That's the reason why when Jesus was baptized, shortly before He was baptized, John the Baptist introduced Jesus as the Lamb of God. What happened to the lamb of God?  Sins were placed on their heads and then their throats were slit. And the blood gushed out indicating that the lamb was going to die in place of the sinner.

(6)    Alasan lain mengapa Yesus datang ke dunia adalah supaya Dia bisa membayarkan hukuman dosa saya. Perhatikan apa katanya di Matius 20:28, ada konsep yang sangat penting dalam ayat ini. Di sini Yesus berkata, “…sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan hidup-Nya menjadi…”  apa?   “…tebusan bagi banyak orang.”
Kalian tahu apa namanya tebusan? Berkaitan dengan penculikan, bukan? Ada yang menculik kita dan para penculik minta tebusan. Bila tebusan itu dibayar, kita dibebaskan. Ini juga bahasa yang dipakai di pegadaian, benar? Kita membawa sesuatu ke pegadaian dan mereka memberi kita uang untuk itu. Kemudian untuk mendapatkannya kembali, kita harus apa? Kita harus menebusnya, kita harus membelinya kembali. Alkitab berkata bahwa kita telah menggadaikan diri kita pada dosa, dengan kata lain, suatu tebusan harus dibayar, seseorang harus membayarkan utang saya.
Saya mau kalian melihat dilema yang dihadapi Tuhan. Setelah manusia berdosa, Iblis berkata kepada Tuhan, “Dengar, jika Engkau tidak menghukum manusia dengan kematian, Engkau adalah seorang pembohong karena Engkau berkata bahwa upah dosa itu maut. Maka jika Engkau tidak menghukumnya dengan kematian, berarti Engkau berbohong dan Engkau tidak benar-benar adil.” Tetapi kemudian Iblis berkata lagi, “Di pihak lain, jika Engkau menghukumnya dan membinasakannya, maka Engkau bukanlah kasih. Mana ada Allah yang pengasih yang membinasakan?”  Maka Iblis menempatkan suatu kontradiksi antara keadilan dan kasih karunia Tuhan. Iblis berkata, “Jika Engkau mengasihi manusia, Engkau tidak bisa berlaku adil; dan jika Engkau adil, Engkau tidak bisa mengasihi.” Tetapi faktanya, Tuhan membuktikan bahwa Dia bisa baik adil maupun mengasihi karena Tuhan Yesus datang ke dunia ini dan Dia menderita hukuman dosa saya. Keadilan dipuaskan karena Yesus telah membayarkan harganya, dan pada waktu yang sama Dia membuktikan kasih karuniaNya karena saya tidak usah membayar sendiri. Dia yang membayarkan sebagai pengganti saya.
Maka Yesus itu adil dan Dialah yang membenarkan semua yang percaya di dalam Dia. Dia datang untuk menyerahkan hidupNya sebagai tebusan bagi orang banyak. Itulah alasannya mengapa ketika Yesus dibaptis, sedikit waktu sebelum Dia dibaptis, Yohanes Pembaptis memperkenalkan Dia sebagai Anak Domba Allah. Apa yang terjadi pada domba Allah? Dosa-dosa diletakkan di atas kepala mereka kemudian leher mereka digorok, dan darah memancar keluar menandakan bahwa domba itu akan mati sebagai pengganti orang yang berdosa.


Incidentally it was indispensable that Jesus be a man in order to be able to die. Why?  Because the Bible says that God is immortal. What does immortal mean? He can't die. God can't die. It's impossible for Him to die. So if Jesus had come as God my sins could not have been paid for, but that's the reason why Jesus became man, mortal man. So that being a man He could die. He could pay for my sins.
John 15:13, “No greater Love does a man have than to lay his life down for his friends.”
Jesus says in Matthew 26:27-28, the Bible says that Jesus came to ratify a new covenant so that the sins of human beings could be totally and completely forgiven.
Isaiah 53, says that the iniquity of us all was placed upon Him, upon Jesus.
In fact in John chapter three, if you go with me there, John 3:14-16, we find a very interesting story here. John 3:14 “…and as Moses lifted up the serpent in the wilderness even so must the Son of Man be lifted up that whoever believes in Him should not perish but have eternal life.” As Moses lifted up what? The serpent in the wilderness.  What is this serpent, raised up in the wilderness? What does a serpent represent in the Bible? It represents Satan, it represents sin. So  how is it that Jesus is represented by a serpent? The fact is that the Bible says, that “…He who knew no sin…” which is Jesus  “…was made to be sin for us, that we might be found the righteousness of God in him.” In other words He who was not a serpent, came under the dominion of the serpent, to pay for my sins, so that I could be considered righteous in the sight of God.
And, folks, when the Lord Jesus was in the Garden of Gethsemane and He cried out three times, “Father if this cup can pass from me let it be so. Nevertheless not my will be done but yours”,  the sins of the whole world were being placed upon Jesus.
When Jesus hung upon the cross and He cried out in anguish and it was so powerful, His cry was so powerful that the Gospel writer even wrote it in Aramaic in which Jesus spoke it,  he remembered the exact words, and they were registered in Aramaic not in Hebrew. “Eloi, Eloi lama sabachthani”, My God, My God, why hast Thou forsaken Me? Forsaken by His own Father apparently, because the load of sin that He was carrying was offensive to God, that God hid His face from His own Son. In other words on the cross of Calvary Jesus was paying the penalty for your sin and for my sins. He had to be a man for that and He also had to be God to be able to offer this sacrifice to God in our place.

Tidak boleh tidak Yesus harus menjadi manusia supaya Dia bisa mati. Mengapa? Karena Alkitab berkata Tuhan itu baka. Apa maksudnya baka? Dia tidak bisa mati. Tuhan tidak bisa mati. Mustahil bagi Tuhan untuk mati. Maka jika Yesus datang sebagai Tuhan, dosa-dosa saya tidak akan terbayarkan. Itulah alasannya mengapa Yesus datang sebagai manusia, manusia yang fana. Supaya sebagai manusia Dia bisa mati, Dia bisa membayarkan dosa-dosa saya.
Yohanes 15:13, “Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya.”
Yesus berkata di Matius 26:27-28, Alkitab berkata bahwa Yesus datang untuk mengesahkan suatu perjanjian baru agar dosa-dosa manusia boleh diampuni semuanya secara menyeluruh.
Yesaya 53 [ay. 6] berkata bahwa semua kejahatan kita diletakkan di atasNya, di atas Yesus.
Bahkan di Yohanes pasal 3, jika kalian ke sana bersama saya, Yohanes 3:14-16, kita dapati suatu kisah yang sangat menarik di sini. Yohanes 3:14, Dan sama seperti Musa meninggikan ular di padang gurun, demikian juga Anak Manusia harus ditinggikan, 15 supaya setiap orang yang percaya dalam Dia, jangan binasa tapi beroleh hidup yang kekal.” [NKJV yang diindonesiakan]  Sebagaimana Musa meninggikan apa?  Ular di padang gurun. Ular ini apa, yang ditinggikan di padang gurun? Di dalam Alkitab ular itu melambangkan apa? Melambangkan Setan, melambangkan dosa. Jadi, bagaimana kok Yesus dilambangkan oleh ular? Faktanya adalah Alkitab berkata, Dia yang tidak mengenal dosa…”  yaitu Yesus,   “…telah dibuat Bapa menjadi dosa demi kita, supaya kita boleh memiliki kebenaran Tuhan di dalam Dia.” [2 Kor 5:21 NKJV yang diindonesiakan]. Dengan kata lain, Dia yang bukan ular, ditempatkan di bawah kekuasaan ular, untuk membayarkan dosa-dosa saya, supaya saya boleh dianggap benar di pandangan Tuhan.
Dan, Saudara-saudara, ketika Tuhan Yesus berada di taman Getsemani dan Dia berseru tiga kali, “Bapa, sekiranya cawan ini boleh berlalu daripada-Ku, jadilah demikian. Namun bukanlah kehendakKu yang akan jadi melainkan kehendakMu.” [Mark 14:36],  dosa seluruh dunia  diletakkan di atas Yesus.
Ketika lagi tergantung di atas salib, Yesus berseru dengan penuh penderitaan dan sedemikian mengesankan, seruanNya sedemikian mengesankan sehingga penulis Injil bahkan menulisnya dalam bahasa Aramik, bahasa yang dipakai Yesus untuk mengucapkan seruan tersebut. Penulis Injil itu mengingat kata-kataNya yang tepat, dan kata-kata itu dicatat dalam bahasa Aramik bukan dalam bahasa Ibrani, “Eloi, Eloi lama sabachthani,  AllahKu, AllahKu, mengapa Engkau meninggalkan Aku?” [Markus 15:34] Ternyata Dia ditinggalkan oleh BapaNya sendiri karena beban dosa yang dipikulNya begitu menjijikkan bagi Tuhan sehingga Tuhan menyembunyikan wajahNya dari AnakNya sendiri. Dengan kata lain di atas salib di Kalvari  Yesus telah membayarkan hukuman untuk dosa kalian dan dosa saya. Dia harus menjadi manusia untuk itu, dan Dia juga haruslah Tuhan supaya dapat mempersembahkan kurban ini kepada Bapa sebagai pengganti kita.


Now let's go quickly through the last three points that identify who Jesus is.
(7)    the Bible also says that the Lord Jesus resurrected from the dead.  Why is that important? Well if Jesus died to pay for our sins and He stayed in the tomb, how could He give us life? How can a dead God save us? So it was indispensable that Jesus not only died to pay for my sins but that Jesus also resurrected from the dead, and that resurrection is registered in the Gospels. And I put on our list here particularly Matthew 20:1-7 where you see that the resurrection of Jesus was literal, it was personal and it was physical. In fact, Jesus, according to Revelation Chapter 1 has the keys of death and of the grave. In other words, Jesus has taken away the keys from the devil. He said, “Give Me those keys!” And what is Jesus planning to do with those keys someday? He's planning to use them to open up all the graves of His children all over the world. He said, “Because I live you shall live also.”

Sekarang marilah kita cepat-cepat membahas tiga poin terakhir yang mengidentifikasi siapakah Yesus ini.
(7)    Alkitab juga berkata bahwa Tuhan Yesus bangkit dari orang mati. Mengapa itu penting? Nah, andaikan Yesus mati membayarkan dosa-dosa kita dan Dia tetap berada di dalam kubur, bagaimana Dia bisa memberi kita hidup? Bagaimana Tuhan yang mati bisa menyelamatkan kita? Maka, tidak boleh tidak Yesus harus mati untuk membayar dosa-dosa saya, tetapi Yesus juga harus bangkit dari orang mati, dan kebangkitan itu tercatat di dalam kitab-kitab Injil. Dan saya mencantumkan dalam daftar kita di sini, terutama Matius 20:1-7 di mana kita bisa melihat bahwa kebangkitan Yesus itu bersifat literal/harafiah, personal, dan fisikal. Bahkan, menurut Wahyu pasal 1, Yesus memegang kunci kematian dan kubur. Dengan kata lain, Yesus telah mengambil kunci-kunci itu dari Iblis. Yesus berkata, “Berikan kunci-kunci itu kepadaKu!” Dan apa yang akan dilakukan Yesus dengan kunci-kunci itu kelak? Dia merencanakan untuk memakai kunci-kunci itu untuk membuka semua kubur anak-anakNya di seluruh dunia. Dia berkata, “Karena Aku hidup, kamu juga akan hidup.”


(8)    The Bible also says that Jesus is our intercessor, the One who intercedes for us before the Father. Let's notice John chapter 3 very quickly, John 3:16, very well known verse,  John 3:16, at football games you always find it behind the goal posts, don't you? Those of you who watch football ~ John 3:16 ~ probably the person who has the sign up at the football game doesn't have the foggiest idea what it means. But anyway it says here “For God so loved the world...” does that include everybody? Yes. “…That he gave his only begotten son…” But now I want you to notice that it includes everybody but it excludes some.  “…For God so loved the world that He gave His only begotten Son that whomsoever believeth in Him should not perish but have everlasting life.” He came to save the world. He was sacrificed for the world but He will only save those who believe in him.
Now let me illustrate the point. What is Jesus doing now? What has He been doing the last two thousand years? You know, you ask Christians that and you get kind of thrown for a loop. You know, really what has He been doing for the last 2000 years? I'll tell you what He's been doing. He's been interceeding for us. According to Hebrews 7:25 as well as many other verses as well. He's been interceding for us.
You say, “Wait a minute, wait a minute, interceding for what?”
For sin.
“But didn’t He pay for all sins at the cross? Did He?” 
Did Jesus pay for all sins at the cross? He most certainly did.
“Then everybody's going to be saved.”
No, because during the last two thousand years, Jesus has been serving as our intercessor. We must personally come to Him and claim the benefits of what He's done. We must claim the payment that He has made. Let me give you an illustration, supposing that there is this bank,  we’ll call it the Bank of the Universe. It has enough money in it to pay for all of the debts of every single person on the planet earth. How many people do you think will go to that bank?  Would you go? I think you would go, hehehe, in a minute’s time. There's only one catch, even though it has resources in it to pay for every single debt in the whole wide world, you have to go and you have to withdraw the money. Is it possible that many people would not go to withdraw the money and they would still stay in debt?  Absolutely.  When Jesus died he deposited in the bank of heaven enough merit to save every human being that has ever lived on this earth. He paid for every single sin that has ever been committed. But there's a catch, you have to claim the payment that He made. You have to go to the bank. You have to pray, you have to claim Jesus as the intercessor, you have to ask for  forgiveness for your sins. You have to ask for His sacrifice to apply to you personally and individually. And that's what Jesus has been doing the last two thousand years. He has been interceding in the presence of the Father for us.

(8)     Alkitab juga berkata bahwa Yesus adalah pengantara kita, yang memohon untuk kita di hadapan Bapa. Mari kita perhatikan Yohanes pasal 3, dengan cepat, Yohanes 3:16, ayat yang sangat terkenal. Yohanes 3:16, di pertandingan bola kita selalu melihat tulisan ini di belakang tiang gol, bukan? Kalian yang suka nonton bola ~ Yohanes 3:16 ~ kira-kira orang yang memasang tulisan itu di pertandingan bola sama sekali tidak mengerti apa maksudnya. Tetapi, baiklah, dikatakan di sini, Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini…”  apakah semua orang termasuk? Ya.   “…sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal itu…”  sekarang saya mau kalian perhatikan, semua orang termasuk tetapi ada yang tidak termasuk,   “…Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal itu supaya setiap orang yang percaya  dalam Dia tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.”
Yesus datang untuk menyelamatkan dunia, Dia dikurbankan bagi dunia, tetapi Dia hanya akan menyelamatkan mereka yang percaya dalam Dia.
Nah, saya akan mengilustrasikan poin ini. Apa yang sedang dilakukan Yesus sekarang? Apa yang dilakukannya selama 2000 tahun terakhir ini? Kalian tahu, jika kita menanyakan ini  kepada orang Kristen, kita akan mendapatkan jawaban yang mengherankan. Sebenarnya, apa yang dilakukan Yesus selama 2000 tahun yang terakhir ini? Saya beritahu apa yang dilakukanNya. Dia sedang memohon untuk kita. Menurut Ibrani 7:25 dan juga ayat-ayat lainnya, Dia sedang menjadi perantara kita.
Kalian berkata, “Tunggu, tunggu, memohon untuk apa?”
Untuk ampun dosa.
“Tetapi bukankah Dia sudah membayar untuk semua dosa di salib, toh?”
Apakah Yesus sudah membayar semua dosa di salib? Betul sekali.
“Kalau begitu, semua orang kan akan diselamatkan?”
Tidak. Karena selama 2000 tahun yang terakhir, Yesus sedang melayani sebagai perantara kita.  Kita harus datang secara pribadi kepadaNya dan mengklaim semua kebaikan yang telah dilakukanNya. Kita harus mengklaim pembayaran yang telah dilakukanNya.  Saya akan memberikan ilustrasi. Misalkan ada sebuah bank, sebutlah ini Bank Alam Semesta. Bank ini punya cukup uang untuk membayarkan semua utang setiap manusia di planet bumi.  Menurut kalian, berapa banyak orang yang akan datang ke bank ini? Apakah kalian akan datang? Saya rasa kalian akan datang, hehehe, bahkan bergegas. Tapi ada satu syaratnya. Walaupun bank itu punya dana untuk membayarkan setiap utang yang ada di seluruh dunia, kita masih harus datang sendiri dan kita harus menarik uang tersebut.  Mungkinkah ada banyak orang yang tidak mau datang untuk menarik uang itu dan mereka akan tetap punya utang? Tentu saja. Ketika Yesus mati, Dia mendepositokan di Surga cukup banyak kebaikan untuk menyelamatkan setiap manusia yang pernah hidup di dunia ini. Yesus telah membayar untuk setiap dosa yang pernah dilakukan. Tapi ada syaratnya. Kita harus mengklaim pembayaran yang dibuat Yesus. Kita harus datang ke bank itu. Kita harus berdoa, kita harus mengklaim Yesus sebagai perantara, kita harus minta ampun untuk dosa-dosa kita. Kita harus minta agar pengorbananNya berlaku bagi setiap diri kita secara pribadi. Dan itulah yang dilakukan Yesus selama 2000 tahun yang terakhir. Dia  sedang menjadi perantara di hadapan Bapa bagi kita.


Final two points very quickly.
(9)    the Lord Jesus is also going to serve as our judge. Is that comforting to you to know that Jesus is the judge? Comforting to me, because I know that the Judge is one of us. He has been over the road, He can sympathize with us. He can understand us. He knows us. He's a human being like we are and we know that He's going to represent us fairly. But there's another reason why Jesus the Son of Man is the judge and that is because in the judgment there's not going to be any excuse. Somebody might say, “Well, You just didn't know how terrible the temptations were. You know, for example drugs, man, they were so strong they were so powerful, You never really knew what it was like.” And Jesus is going to say,  “None of that. I went over the same road. I hung on the cross, when I was on the cross they offered Me a drug to calm the pain. Gall mixed with vinegar, that was a drug and I said no, I refused it because I wanted to have a clear mind.” So they'll be no excuse in the judgment.
Furthermore Jesus has to be God in order to be judge because the Bible says that we are going to be judged according to our thoughts, our intentions, our feelings and the secret things in our hearts, and only an omniscient God could be able to discern those things and so Jesus the Son of Man will be the judge.

Dua poin terakhir, cepat-cepat.
(9)     Tuhan Yesus juga akan melayani sebagai hakim kita. Apakah itu membuat hati kita tenang mengetahui Yesus adalah hakimnya? Membuat hati saya tenang, karena saya tahu bahwa hakimnya adalah salah seorang dari kita. Dia sudah pernah melewati jalan yang sama.  Dia bisa bersimpati pada kita, Dia bisa memahami kita, Dia mengenal kita. Dia sama manusianya seperti kita, dan kita tahu Dia akan mewakili kita dengan adil. Tetapi ada alasan lain mengapa Yesus Anak Manusia adalah hakimnya, dan itu karena di penghakiman tidak akan ada yang bisa beralasan macam-macam. Ada orang yang mungkin berkata, “Yah, Engkau tidak tahu betapa mengerikannya pencobaan-pencobaan itu. Engkau tahu, misalnya narkoba, wah, itu daya tariknya begitu kuat, begitu besar, Engkau tidak pernah tahu bagaimana rasanya.” Dan Yesus akan berkata, “Omong kosong. Aku sudah melewati jalan yang sama. Aku pernah tergantung di salib, dan ketika di atas salib mereka menawarkan obat bius kepadaku untuk meredakan sakitnya, yaitu anggur asam bercampur cuka, itu adalah obat bius, dan Aku berkata ‘Tidak’, Aku menolaknya karena Aku mau memiliki pikiran yang jernih.” Jadi nanti tidak akan ada alasan lagi di penghakiman.
Lebih lanjut, Yesus haruslah Tuhan supaya bisa menghakimi, karena Alkitab berkata bahwa kita akan dihakimi menurut semua pikiran, niat, perasaan dan segala rahasia hati kita, dan hanya Tuhan yang Mahatahu yang bisa mengetahui semua itu. Itulah sebabnya Yesus Anak Manusia yang akan menjadi hakimnya.  


(10)      And finally the Bible tells us that a portion of Jesus' self-identity is the fact that He is going to come again very soon to this earth. The consummation of our hopes. In Acts chapter 1, when Jesus was ascending to heaven,  He said to the disciples through an angel,  “this same Jesus whom you had seen go to heaven will come in like manner as you have seen Him go to heaven.”
Jesus said in John 14:1-3 “Let not your heart be troubled you believe in God believe also in me. In the Father's house are many mansions if it were not so I would have told you I go to prepare a place for you and if I go to prepare a place for you I will come again and receive you to Myself that where I am there you may be also.”  The consummation of our hopes, the glorious coming of Jesus Christ. The primary reason is not to destroy the wicked. The primary reason is to gather His children unto Himself so that we can live eternally with Him.

(10)      Dan akhirnya Alkitab memberitahu kita, bahwa sebagian dari identitas diri Yesus adalah faktanya bahwa Dia akan datang kembali, tak lama lagi, ke dunia ini. Penggenapan segala harapan kita. Di Kisah pasal 1, ketika Yesus naik ke Surga, Dia berkata kepada para muridNya melalui seorang malaikat, “Yesus yang sama ini yang kalian lihat naik ke Surga, akan datang dengan cara yang sama sebagaimana kalian lihat Dia naik ke Surga.”
Yesus berkata in Yohanes 14:1-3, Janganlah biarkan hatimu gelisah; kamu percaya kepada Allah, percayalah juga kepada-Ku.  2      Di rumah Bapa-Ku ada banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu. 3 Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan menerima kamu kepada Diriku sendiri, supaya di mana Aku berada, kamu pun boleh berada.” [NKJV yang diindonesiakan]. Penggenapan segala harapan kita, kedatangan Yesus Kristus dalam kemuliaan. Alasan utamanya bukanlah untuk membinasakan yang jahat. Alasan utamanya adalah untuk mengumpulkan anak-anakNya kepada DiriNya sendiri supaya kita boleh hidup bersamaNya dalam kekekalan.


So the Bible tells us many things about Jesus. It tells us that:
·       He is God,
·       He is man,
·       He is the creator,
·       He was born from a virgin into this world,
·       He was tempted in all things like we are yet without sin so that He can help us.
·       The Bible tells us that Jesus lived a perfect life for us, Jesus died the death that we should suffer,
·       Jesus resurrected from the tomb so that He can give us life,
·       Jesus is our intercessor,
·       Jesus will be the judge and
·       Jesus will soon come again.

In other words Jesus is our all, He is our everything. He is not merely a prophet, He is not merely a miracle worker. He is not merely a great man. He's not what many people think He is. He is our Savior, our only hope in this world of sin and sorrow and suffering, and the sooner He comes, the better. I'm tired of living in this world of sin and sorrow and sickness and suffering and death. It's time to go home, isn't it? With our beloved Jesus.

Jadi, Alkitab memberitahu banyak hal kepada kita tentang Yesus. Dikatakan bahwa:
·       Dia itu Allah,
·       Dia itu manusia,
·       Dia itulah Sang Pencipta,
·       Dia dilahirkan dari seorang perawan ke dunia ini,
·       Dia dicobai dalam segala hal sama seperti kita namun tidak berbuat dosa sehingga Dia bisa menolong kita,
·       Alkitab mengatakan bahwa Yesus menjalani suatu hidup yang sempurna bagi kita, dan Yesus menjalani kematian yang seharusnya kita derita,
·       Yesus bangkit dari kubur supaya Dia bisa memberi kita hidup,
·       Yesus perantara kita,
·       Yesus juga akan menjadi hakim dan,
·       Yesus akan segera datang kembali.

Dengan kata lain, Yesus adalah segalanya bagi kita, Dialah segalanya. Dia bukan hanya seorang nabi, Dia bukan hanya seorang pembuat mujizat, Dia bukan hanya seorang manusia yang hebat, Dia bukan apa yang disangka banyak orang. Dia adalah Juruselamat kita, satu-satunya harapan kita di dunia yang penuh dosa dan kesusahan dan penderitaan, dan semakin cepat Dia datang, semakin baik. Saya sudah capek hidup di dunia berdosa dan penuh kesusahan dan penyakit dan penderitaan dan kematian ini. Sudah waktunya pulang, bukan? Bersama-sama dengan Yesus yang kita kasihi.


13 11 15

No comments:

Post a Comment