Sunday, February 14, 2016

EPISODE 1 ~ THE 24 ELDERS ~ STEPHEN BOHR

THE 24 ELDERS
Part 01/06 - Stephen Bohr
MISSION ACCOMPLISHED



Dibuka dengan doa.


The title of our study today is Mission Accomplished. And I’d like to begin our study by going to John 1:1-3. These verses are so well known that probably most of you could repeat them from memory. There is one particular point that I want to underline in these three verses. There, the beloved disciple wrote this,In the beginning was the Word, and the Word was with God, and the Word was God. 2 He was in the beginning with God…”  And now comes the point that I want to underline,   “…3 All things were made through Him, and without Him nothing was made that was made.”
This text tells us that Jesus was the Creator of everything. In other words Jesus is responsible for our existence. Now we need to understand that Jesus is not responsible for our sin, but Jesus is responsible for our existence because we did not ask to exist. He was the One who created us and He is responsible over the fact that we exist.
Now, you might be saying, “Well, that’s kind of unjust. I was born into this world, I did not choose to be born into this world and so that’s not fair.” Well, it wouldn’t be fair unless Jesus had given us a chance to escape the sin as it exists in this world. In other words, if Jesus had created us, and simply said, “Well, you fell into sin, there’s nothing I can do for you”, we will have problems with that because we didn’t choose to fall into that condition. But as long as Jesus has given us a way of escape, He is not responsible for us being lost. In other words, we don’t choose to come into this world, but we can choose how we will go out of this world. He has given us a way of escape.
And so this text tells us that Jesus created everyone.

Judul pelajaran kita hari ini adalah Tugas Terlaksana. Dan saya ingin mengawali pelajaran kita dengan Yohanes 1:1-3. Ayat-ayat ini begitu dikenal, kira-kira kebanyakan kalian bisa menghafalnya di luar kepala. Ada satu poin khusus yang ingin saya garisbawahi dari ketiga ayat ini. Di sini, murid yang terkasih menulis demikian, Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.  2 Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah…”  Dan sekarang ini poin yang ingin saya garisbawahi,   “…3 Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatu pun yang jadi dari segala yang telah dijadikan.”
Ayat ini mengatakan kepada kita bahwa Yesus adalah Pencipta segala sesuatu. Dengan kata lain, Yesus-lah yang bertanggung jawab untuk keberadaan kita. Nah, kita harus memahami bahwa Yesus tidak bertanggung jawab untuk dosa kita, tetapi Yesus itu bertanggung jawab untuk kehadiran kita karena kita tidak minta dihadirkan. Dia-lah yang menciptakan kita dan Dia bertanggung jawab atas fakta bahwa kita eksis.
Nah, kalian mungkin berkata, “Wah, itu kurang adil. Saya dilahirkan ke dunia ini, saya tidak memilih untuk dilahirkan ke dunia ini, maka itu tidak adil.”
Yah, itu tidak adil seandainya Yesus tidak memberikan kita kesempatan untuk lolos dari dosa yang ada di dunia ini. Dengan kata lain, andaikan setelah Yesus menciptakan kita lalu Dia berkata, “Yah, kamu yang jatuh dalam dosa, Aku tidak bisa berbuat apa-apa untukmu”, maka kita akan punya masalah karena kita tidak memilih untuk jatuh dalam kondisi tersebut. Tetapi, selama Yesus memberi kita suatu jalan keluar, Dia tidak bertanggung jawab jika kita hilang.  Dengan kata lain, kita memang tidak memilih untuk datang ke dunia ini, tetapi kita bisa memilih bagaimana caranya kita bisa keluar dari dunia ini. Yesus telah memberi kita jalan keluar.
Maka teks ini mengatakan kepada kita bahwa Yesus-lah yang menciptakan semua orang.


Now, when I say this, there is always people who say, “Well, you know, I wasn’t created by Jesus, I was born from my mother.”
And so I say, “Okay, you were born from your mother, who was your mother born from?”
“Well, she was born from her mother.”
“And who was her mother born from?”
“Well, she was born from her mother.”
“Now if you go all the way back to the beginning, where does the sequence ends? It ends with Adam and Eve. When Jesus created Adam and Eve, He created every single human being that descended from them.”
In other words, Jesus is responsible for our existence, because Jesus created everyone in planet earth.

Nah, saat saya berkata demikian, selalu ada yang berkata, “Yah, Anda tahu, saya tidak diciptakan oleh Yesus, saya dilahirkan ibu saya.”
Dan saya berkata, “Oke, kamu dilahirkan dari ibumu. Ibumu lahir dari mana?”
“Ya, dia lahir dari ibunya.”
“Dan dari mana ibunya dilahirkan?”
“Yah, dia dilahirkan ibunya.”
“Nah, jika kita mundur terus hingga ke asal mulanya, di mana urut-urutan ini berakhir? Berakhirnya dengan Adam dan Hawa. Ketika Yesus menciptakan Adam dan Hawa, Dia menciptakan setiap manusia yang adalah keturunan mereka.”
Dengan kata lain, Yesus bertanggung jawab untuk eksistensi kita, karena Yesus menciptakan semua orang di planet bumi.


Now, when Jesus created this world, He created Adam and Eve and He placed Adam as the king over this realm or over this territory. I’d like to invite you to turn in your Bibles with me to Psalm 8:3-5, we are going to talk about the original individual that God established on this earth to rule over the earth.
It says in Psalm 8:3, When I consider Your heavens, the work of Your fingers, the moon and the stars, which You have ordained, 4 what is man that You are mindful of him, and the son of man that You visit him? 5 For You have made him…”  speaking about the creation of Adam,  “…You have made him a little lower than the angels, and You have…” what? “… crowned him…” now, who is it that uses crown? Kings use crowns. So Adam was created to be a what? A king, his position was the position of king or ruler. And so it says,   “…You have made him a little lower than the angels, and You have crowned him with glory and honor. 6 You have made him to have dominion over the works of Your hands…”  Now, every king has a realm over which he rules, right? And so Adam was created to be king, he must have had a territory over which he should rule, or a realm over which he should rule. What was that realm?  Verse 6 once again, “…You have made him to have dominion over the works of Your hands, You have put all things under his feet…”  that expression “under his feet” means that You have placed him as a ruler. Now what was under his feet? Verse 7,    “…7 all sheep and oxen --- even the beasts of the field, 8 the birds of the air, and the fish of the sea that pass through the paths of the seas…”  Now when the Bible uses that expression “beasts of the field, birds of the air, and fish of the waters” it means everything connected with planet earth: sky, earth, and waters. In other words, Adam was created to occupy the position of king and his realm or his territory over which he ruled was planet earth.

Nah, ketika Yesus menciptakan dunia ini, Dia menciptakan Adam dan Hawa, dan Dia menempatkan Adam sebagai raja atas dunia ini atau atas teritori ini. Saya ingin mengajak kalian membuka Alkitab bersama saya ke Mazmur 8:3-5. Kita akan berbicara mengenai individu asli yang ditempatkan Tuhan di dunia ini untuk memerintah dunia ini.
Dikatakan di Mazmur 8:3, “Jika aku memikirkan langit-Mu, buatan jari-Mu, bulan dan bintang-bintang yang telah Kautempatkan: 4 apakah manusia, sehingga Engkau memperdulikannya?  Dan anak manusia, sehingga Engkau mendatanginya5  Karena Engkau telah membuatnya…”  berbicara tentang penciptaan Adam,   “…Engkau telah membuatnya sedikit lebih rendah daripada malaikat, dan Engkau telah…”  apa?   “… memahkotainya…”  Nah, siapa yang memakai mahkota? Raja-raja memakai mahkota. Jadi Adam diciptakan untuk menjadi seorang apa? Seorang raja. Posisinya adalah posisi seorang raja atau penguasa. Maka dikatakan, “…Engkau telah membuatnya sedikit lebih rendah daripada malaikat, dan Engkau  telah memahkotainya dengan kemuliaan dan kehormatan. Engkau membuat dia berkuasa atas buatan tangan-Mu…”  Nah, setiap raja memiliki daerah kekuasaan yang diperintahnya, benar? Maka Adam yang diciptakan sebagai raja, tentu memiliki teritori yang harus dikuasaiya, atau daerah kekuasaan yang harus diperintahnya. Daerah kekuasaannya itu apa?  Ayat 6 sekali lagi,   “…Engkau membuat dia berkuasa atas buatan tangan-Mu, segala-galanya telah Kauletakkan di bawah kakinya…”  ungkapan “di bawah kakinya” berarti Engkau telah menempatkannya sebagai seorang penguasa. Sekarang, apa yang berada di bawah kakinya? Ayat 7, “…7 kambing domba dan lembu sapi sekalian, yaitu binatang-binatang di padang; 8 burung-burung di udara dan ikan-ikan di laut yang melintasi arus lautan…” [NKJV yang diindonesiakan]. Nah, bila Alkitab memakai ungkapan “binatang-binatang di padang, burung-burung di udara, dan ikan-ikan di air” itu berarti segala sesuatu yang terkait dengan planet bumi: udara, daratan, dan air. Dengan kata lain Adam diciptakan untuk menduduki jabatan raja dan daerah kekuasaannya atau teritori yang diperintahnya adalah planet bumi.


But in order for Adam to continue ruling over planet earth, he had to render perfect obedience to God’s holy Law. In other words he could not deviate from God’s Law in the minutest detail. You see the law of God requires absolute sinless perfection. The Law says, “Offer me sinless perfection and you will live forever.” Unfortunately the Bible tells us that Adam and Eve chose to sin. And when they sinned another individual took over Adam’s position as king and took over the territory over which he ruled. Notice Luke 4:5-7, this is speaking about the moment when the Devil took Jesus up to a high mountain to tempt Him, and you’ll notice what the Devil says to Christ. Luke 4:5-7: “Then the devil, taking Him up on a high mountain, showed Him all the kingdoms of the world in a moment of time…”  Did you notice that the Devil is showing Him the realm? Showing Him the kingdoms of the world. Now, notice what it continues saying,  “…showed Him all the kingdoms of the world in a moment of time…”  and verse 6 states,   “….6 And the devil said to Him, ‘All this authority I will give You, and their glory…”  what does “authority” imply? That’s talking about the fact that the Devil is saying, “I am the ruler, I am the one who governs over the kingdoms of the world.”
So do you notice the two aspects? Adam was created to be king and the realm of his dominion was the planet earth. In Luke chapter 4 the Devil is saying, “Look, I have the kingdoms of the world” ~ that’s the realm, and he says, “and I have the authority over those kingdoms” ~ in other words I rule as king over those kingdoms.  And then the Devil says, “….All this authority I will give You and their glory, for this has been delivered to me, and I give it to whomever I wish…”  Who gave the position of king and the territory into the hands of its enemy? It was Adam. And so the Devil is saying, “The kingdom and the realm of dominion has been given into my hands, I am now the king and this is my realm of dominion.

Tetapi supaya Adam bisa terus memerintah planet bumi, dia harus patuh sepenuhnya pada Hukum kudus Tuhan. Dengan kata lain Adam tidak boleh menyimpang dari Hukum Tuhan sekecil apa pun. Kalian lihat, Hukum Tuhan menuntut kesempurnaan mutlak tanpa dosa. Hukum berkata, “Beri aku kesempurnaan tanpa dosa dan kamu akan hidup selamanya”. Sayangnya Alkitab mengatakan kepada kita bahwa Adam dan Hawa memilih untuk berdosa. Dan ketika mereka sudah berdosa, maka individu yang lain mengambil alih posisi Adam sebagai raja, dan mengambil alih teritori yang dikuasainya.
Perhatikan Lukas 4:5-7, ini berbicara tentang saat ketika Iblis membawa Yesus ke atas puncak gunung yang tinggi untuk mencobaiNya, dan kalian akan melihat apa yang dikatakan Iblis kepada Kristus.
Lukas 4:5-7Kemudian Iblis membawa Yesus ke gunung yang tinggi dan memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia dalam sekejap mata…”  apakah kalian perhatikan Iblis sedang menunjukkan daerah kekuasaannya kepada Yesus? Menunjukkan kepadaNya kerajaan-kerajaan dunia. Sekarang simak apa katanya selanjutnya,   “…memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia dalam sekejap mata…” dan ayat 6 menyatakan, “…6 Kata Iblis kepada-Nya: ‘Segala kekuasaan ini serta kemuliaannya akan kuberikan kepada-Mu…”  apa maksudnya “kekuasaan”? Ini berbicara tentang faktanya bahwa Iblis sedang berkata, “Akulah penguasanya, akulah yang memerintah atas kerajaan-kerajaan dunia.”
Jadi apakah kalian melihat kedua aspeknya?
·       Adam diciptakan untuk menjadi raja dan daerah kekuasaannya adalah planet bumi ini.
·       Di Lukas pasal 4, Iblis berkata, “Lihat, aku yang berkuasa atas kerajaan-krajaan dunia” ~ itulah daerah kekuasaannya, dan dia berkata, “dan aku yang memiliki kekuasaan atas kerajaan-kerajaan itu” ~ dengan kata lain, “aku memerintah sebagai raja atas kerajaan-kerajaan itu.
Lalu Iblis berkata, “…‘Segala kekuasaan ini serta kemuliaannya akan kuberikan kepada-Mu, sebab semuanya itu telah diserahkan kepadaku dan aku memberikannya kepada siapa saja yang kukehendaki…” [NKJV yang diindonesiakan]. Siapa yang memberikan posisi raja dan daerah kekuasaannya ke tangan musuhnya? Adam! Maka Iblis berkata, “Kerajaan dan daerah kekuasaannya telah diserahkan ke tanganku, sekarang akulah rajanya, dan ini adalah daerah kekuasaanku.”


Now the Bible tells us that everyone who descended from Adam is also a sinner. In other words there is no one on planet earth that can offer the Law the  sinless perfection that the Law requires. And so because the Bible says that all have sinned and come short of the glory of God, all of us are slaves and all of us have lost our territory our position of dominion. So the question is, how could man recover the lost throne or the dominion and recover the lost territory over which Adam was placed to rule originally? The answer to this question is found in the laws of redemption in the Old Testament.

Nah, Alkitab memberitahu kita bahwa semua orang yang adalah keturunan Adam, juga adalah pendosa. Dengan kata lain tidak ada seorang pun di planet bumi yang bisa memenuhi kesempurnaan tanpa dosa yang dituntut oleh Hukum. Maka karena Alkitab berkata bahwa semua orang telah berbuat dosa dan tidak mencapai kemuliaan Allah, maka kita semua adalah budak, dan kita semua telah kehilangan teritori, posisi kekuasaan kita. Maka pertanyaannya sekarang adalah, bagaimana manusia bisa memulihkan takhtanya yang hilang atau kekuasaannya, dan mendapatkan kembali teritorinya di mana tadinya Adam telah ditempatkan sebagai penguasa aslinya? Jawaban kepada pertanyaan ini ditemukan di hukum penebusan di Perjanjian Lama.


I’d like to invite you to turn in your Bibles to Leviticus 25:25 and then we will also read verses 47-49. In Israel, every Israelite was given a plot of land over which they were sovereign rulers. But what would happen if an individual sold that plot of land? Could that plot of land or that territory be recovered in some way? And what if an individual sold himself from being lord over his dominion and he sold himself into slavery, could he be delivered from his position of slavery and once again be placed as ruler over his domain? The answer is yes, but there is a specific prescription that needed to take place.

Saya mau mengajak kalian membuka Alkitab ke Imamat 25:25 kemudian kita juga akan membaca ayat 47-49. Di Israel, setiap orang Israel diberikan sebidang tanah, di mana dia adalah penguasanya. Tetapi, apa yang akan terjadi bila seseorang menjual bidang tanahnya itu? Bisakah bidang tanah tersebut, atau teritori itu diambil kembali? Dan bagaimana jika seseorang menjual dirinya dari kedudukannya sebagai penguasa atas daerah kekuasaannya dan dia menjual dirinya kepada perbudakan, bisakah dia dilepaskan dari posisinya sebagai budak dan sekali lagi ditempatkan sebagai penguasa atas daerah miliknya? Jawabannya iya. Tetapi ada persyaratan khusus yang perlu dipenuhi.


Leviticus 25:25 tells us what would happen if an individual sold his possession that is his territory. It says, “If one of your brethren becomes poor, and has sold some of his possession, and if his redeeming relative…”  the word “redeeming” there means to buy back by paying a price. That’s what the Hebrew word means. And so, “….if his redeeming relative  comes to redeem it, then he may redeem what his brother sold …”  Who was supposed to be the redeemer? It was supposed to be a relative or a what? Or a brother, according to this. So, could a brother or a relative pay the price to buy back the possession that had been sold? Absolutely.

Imamat 25:25 mengatakan kepada kita apa yang akan terjadi bila seseorang menjual hak miliknya, yaitu daerah kekuasaannya. Dikatakan, Apabila salah seorang dari saudaramu jatuh miskin, sehingga harus menjual sebagian dari miliknya, dan jika kerabat yang berhak menebusnya…”  kata “menebus” di sini berarti membeli kembali dengan membayar suatu harga. Itulah yang dimaksud oleh kata Ibraninya. Jadi,   “…jika kerabat yang berhak menebusnya datang menebusnya, maka dia bisa menebus apa yang telah dijual saudaranya itu.”[NKJV yang diindonesiakan].
Siapa yang harus menjadi penebusnya? Dia haruslah seorang kerabat atau seorang apa? Atau seorang saudara, menurut ayat ini. Jadi, bisakah seorang saudara atau seorang kerabat membayar harganya untuk menebus kembali hak milik milik yang telah dijual? Tentu saja.


Now, what would happen if an individual sold himself into servanthood or into slavery, could he once again be emancipated so he could occupy his position as ruler over his territory? The answer is yes.
Go with me to Leviticus 25:47-49, “Now if a sojourner or stranger close to you becomes rich, and one of your brethren who dwells by him becomes poor, and sells himself to the stranger or sojourner close to you, or to a member of the stranger's family, 48 after he is sold…”  see, he sold himself into servanthood, it says,   “…after he is sold, he may be…” what? “…redeemed…”  that word גּאל [gâ'al]   in the Old Testament means “to buy something back by paying the price that is required to buy it back.” So verse 48 says,   “…after he is sold he may be redeemed again…”  Who could redeem him? “…One of his brothers may redeem him;  49 or his uncle or his uncle's son may redeem him; or anyone who is near of kin to him in his family may redeem him; or if he is able he may redeem himself…”  Of course he could redeem himself because he had sold himself into slavery, that’s a hypothetical statement. But it is interesting to notice that if an individual sold himself, the only way in which he could recover his lordship so to speak, was if a next of kin, a close relative would pay the price to buy back his freedom or to buy back the territory which he had sold.

Sekarang, apa yang akan terjadi jika seseorang menjual dirinya menjadi hamba atau budak, bisakah dia sekali lagi dimerdekakan agar dia bisa menduduki lagi posisinya sebagai tuan atas daerah kekuasaannya? Jawabannya, iya.
Marilah bersama saya ke Imamat 25:47-49.  “Apabila seorang asing atau seorang pendatang di antaramu menjadi kaya, sedangkan salah seorang saudaramu yang tinggal bersamanya jatuh miskin dan menjual dirinya kepada orang asing atau pendatang yang di antaramu itu, atau kepada seorang anggota keluarga orang asing itu, 48 maka sesudah ia menjual dirinya…”  simak, dia menjual dirinya menjadi hamba, dikatakan, “…sesuah ia menjual dirinya, ia boleh…” apa? “…ditebus…”  kata גּאל [gâ'al]  di Perjanjian Lama berarti “membeli kembali sesuatu dengan membayar harga yang ditentukan untuk membelinya kembali.” Maka ayat 48 berkata,  “…sesudah ia menjual dirinya, ia boleh ditebus lagi…” Siapa yang boleh menebusnya? “…Salah seorang saudaranya boleh menebus dia,  49 atau saudara ayahnya atau anak laki-laki saudara ayahnya boleh menebusnya; atau siapa pun yang adalah kerabatnya dalam keluarganya boleh menebusnya, atau kalau ia mampu, ia boleh menebus dirinya sendiri.” [NKJV yang diindonesiakan]
Tentu saja dia boleh menebus dirinya sendiri, karena dia telah menjual dirinya menjadi budak, itu adalah pernyataan yang hipotetis. Tetapi yang menarik adalah jika seseorang telah menjual dirinya, satu-satunya jalan dengan mana dia bisa mendapatkan kembali posisinya sebagai, katakanlah seorang tuan, adalah bila salah seorang kerabatnya, seorang keluarga dekatnya mau membayar harga tebusan untuk membeli kemerdekaannya atau membeli kembali teritori yang telah dijualnya.


The problem is, with regards to the redemption of the position that Adam lost, there was no one in the human race that could recover the throne that Adam lost. Because we all became servants, because we all sold ourselves to sin. There was no one within the human race that could recover the lost possession, the lost territory, because all of us sold our patrimony by being sinners. You see, the apostle Paul tells us in Romans 3:10 There is none righteous, no, not one.” And in verse 23 he says, “for all have sinned and fall short of the glory of God.”

Masalahnya, sehubungan dengan kasus penebusan posisi yang dihilangkan Adam, tidak ada seorang pun dari bangsa manusia yang bisa mendapatkan kembali takhta yang dihilangkan Adam. Karena kita semuanya telah menjadi hamba, karena kita telah menjual diri kita kepada dosa. Tidak ada seorang pun dari bangsa manusia yang bisa mendapatkan kembali hak milik yang telah hilang, teritori yang telah hilang, karena kita semua telah menjual warisan kita pada waktu kita menjadi orang berdosa. Kalian lihat, rasul Paulus mengatakan di Roma 3:10 Tidak ada yang benar, seorang pun tidak”   dan di ayat 23 dia berkata, Karena semua orang telah berbuat dosa dan gagal mencapai  kemuliaan Allah” [NKJV yang diindonesiakan]


So the human race was in a very tough predicament, because there was no one within humanity who could redeem what had been lost. There was no next of kin that could pay the price to buy back the position of sovereignty and to buy back the territory that had been sold. This is the reason why Jesus Christ came to this earth.

Jadi bangsa manusia berada pada posisi yang pelik, karena tidak ada seorang pun dari bangsa manusia yang bisa menebus apa yang telah hilang. Tidak ada kerabat dekat yang bisa membayarkan harganya untuk membeli kembali posisi penguasa dan membeli kembali teritori yang telah terjual. Inilah mengapa Yesus Kristus datang ke dunia ini.


Let me ask you, “Was Jesus our next of kin before He became incarnate? Was Jesus a member of our family before His incarnation?”
No. He wasn’t a member of our family. Whose family did He belong to? He belonged to the family of the Godhead, right? The Father, the Son and the Holy Spirit. He was a member of a different family. So, could Jesus apply the laws of redemption when He was a member of a different family and He was not our next of kin? Absolutely not. What needed to happen in order for Jesus to be able to fulfill the laws of redemption? He had to become our brother or He had to become our next of kin. Are you understanding me?
And so Jesus gathered all of the angelic hosts, all of the heavenly beings together, and He said, “Folks, I am going to leave for planet earth. And I am going to face ‘Goliath’ in place of all of those slaves down there who have lost their patrimony. I am going to fight with the enemy down there, but in order to do it, I have to become one of them. I have to join their family.”
And so we are told in John 1:14 “And the Word became flesh and dwelt among us, and we beheld His glory, the glory as of the only begotten of the Father, full of grace and truth.”
You see, Jesus by His incarnation became our next of kin. He became our brother and therefore He could pay the price to buy back the lost possession and to buy back our rulership or our sovereignty. Are you following me or not?

Coba saya tanya, “Apakah Yesus kerabat dekat kita sebelum Dia lahir ke dunia? Apakah Yesus seorang anggota keluarga kita sebelum inkarnasiNya?” Tidak. Dia bukan anggota keluarga kita. Dia termasuk anggota keluarga mana? Dia termasuk anggota keluarga Ilahi, benar? Allah Bapa, Putra, dan Roh Kudus. Dia adalah anggota keluarga yang lain. Jadi, dapatkah Yesus memberlakukan hukum penebusan ketika Dia masih anggota keluarga yang lain dan Dia bukan kerabat dekat kita? Tentu saja tidak. Apa yang harus terjadi supaya Yesus bisa memenuhi persyaratan hukum penebusan? Dia harus menjadi saudara kita, atau Dia harus menjadi kerabat dekat kita. Apakah kalian memahami saya?
Maka Yesus mengumpulkan semua malaikat, semua makhluk surgawi, dan Dia berkata, “Kalian semua, Aku akan pergi ke planet bumi. Aku akan menghadapi ‘Goliat’ mewakili semua budak di bawah sana yang telah kehilangan warisan mereka. Aku akan berperang dengan musuh di bawah sana, tetapi supaya Aku bisa melakukannya, Aku harus menjadi sama seperti mereka. Aku harus bergabung dengan keluarga mereka.”
Maka di Yohanes 1:14 kita diberitahu “Firman itu telah menjadi daging dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan sebagai satu-satunya yang berasal dari  Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.” [NKJV yang diindonesiakan].
Kalian lihat, dengan kelahiranNya di dunia, Yesus menjadi kerabat dekat kita. Dia menjadi saudara kita dan oleh karenanya Dia bisa membayarkan harganya untuk membeli kembali hak milik yang telah hilang dan membeli kembali hak penguasa kita atau kepemimpinan kita. Apakah kalian bisa mengikuti saya atau tidak?


And so Jesus says to the heavenly beings gathered there, He says,  “I’m leaving. I’m going to be gone for 33 years. And during those 33 years in human flesh, being next of kin to those people down there who have lost their possession and they have lost their position, I am going to do battle with the enemy in their place.  And I assure you,” He says to the heavenly beings, “that 33 years from now I will be back. And I will be a victorious war hero, so you’d better start preparing the party.”
And then Jesus, by a mystery that we can never understand, was implanted in the womb of Mary and He became our next of kin, He became our brother.

Maka Yesus berkata kepada makhluk-makhluk Surgawi yang berkumpul di sana, “Aku akan pergi, Aku akan pergi selama 33 tahun, dan selama 33 tahun itu Aku akan menjadi manusia, menjadi kerabat orang-orang yang ada di bawah sana yang telah kehilangan hak milik mereka dan kehilangan posisi mereka. Aku akan berperang dengan musuh, menggantikan mereka. Dan aku jamin,” kataNya kepada makhluk-makhluk surgawi itu, “bahwa 33 tahun dari sekarang, Aku akan kembali. Dan Aku akan kembali sebagai pahlawan yang menang perang, jadi kalian boleh mulai mempersiapkan pestanya.”
Kemudian dengan melalui suatu cara rahasia yang tidak akan pernah kita mengerti, Yesus ditanamkan di dalam rahim Maria dan Dia menjadi kerabat kita, Dia menjadi saudara kita.


Now you know it’s interesting to notice that Jesus actually belongs to two families. Take for example David. In Revelation 22:16 we are told that Jesus is the root and offspring of David. Now that’s interesting. In other words He is the creator of David and He is also the son of David. He is the root and offspring of David.
The Bible also tells us that Jesus is the father of Abraham and He is the son of Abraham. We are told in Matthew 1 that Jesus was the seed of Abraham. But Jesus in John 8 told the Jews that were gathered there, “Verily, verily I say unto you, before Abraham was, I am.” In other words Jesus is Abraham’s father and He is Abraham’s son.
And you say, “That’s absurd. An individual cannot be his father’s son and his son’s son. (I think it  should be “his father’s son and his father’s father”). It’s impossible.”
But Jesus actually was father of Abraham, and He was also son of Abraham. He was father of David and He was also the son of David. The father of Abraham and David as God, and the son of Abraham and David as man. Jesus became flesh of our flesh and bone of our bone.

Nah, kalian tahu, yang menarik itu, Yesus sebenarnya termasuk dalam dua keluarga. Misalnya Daud. Di Wahyu 22:16 kita diberitahu bahwa Yesus adalah akar dan tunas Daud. Nah itu menarik. Dengan kata lain, Dia adalah pencipta Daud dan Dia juga adalah keturunan Daud. Dia adalah akar dan tunas Daud.
Alkitab juga mengatakan kepada kita bahwa Yesus adalah bapak Abraham dan Dia adalah anak Abraham. Di Matius pasal 1 kita diberitahu bahwa Yesus adalah benih Abraham. Tetapi di Yohanes pasal 8, Yesus berkata kepada orang-orang Yahudi yang berada di sekitarnya, "Sesungguh-sungguhnya Aku berkata kepadamu, sebelum Abraham jadi, Aku selalu ada." [ayat 58 NKJV yang diindonesiakan].  Dengan kata lain Yesus adalah bapak Abraham dan Dia juga adalah keturunan Abraham.
Dan kalian berkata, “Itu mustahil. Seseorang tidak bisa menjadi anak bapaknya dan juga anak anaknya. (menurut saya Stephen Bohr salah ngomong, seharusnya, “…menjadi anak bapaknya dan bapak bapaknya.”) Itu mustahil.”
Tetapi Yesus benar-benar adalah bapak Abraham dan Dia juga adalah keturunan Abraham. Dia adalah bapak Daud dan Dia juga keturunan Daud. Sebagai Tuhan Dia adalah bapak Abraham dan Daud, dan sebagai manusia dia adalah keturunan Abraham dan Daud. Yesus menjadi daging sama seperti daging kita dan tulang yang sama dengan tulang kita.


And Jesus had two things that He needed to fulfill in His mission. You see the Law of God demands absolute sinless perfection. No one in the human race can offer the Law what the Law requires. And therefore the Law says, “If you don’t offer me the perfection that I require, you must die.” So, what did Jesus come to this earth for? He came to do two things. 
1.   He came to live the perfect life that the Law requires in my place. And then at the end of the perfect life which He lived in our place,
2.   Jesus took all of our sins upon Himself, and He was punished for our sins, He suffered the death penalty that we should suffer.
In other words Jesus had to come to live the life that the Law requires from us and He came to die the death that the Law requires from us as sinners. He came to live a perfect life and He came to die in our place. He lived for us and He died for us. Do you know that this is illustrated in the Sanctuary service?

Dan Yesus punya dua tugas yang harus diselesaikanNya dalam misiNya. Kalian lihat, Hukum Tuhan menuntut kesempurnaan tanpa dosa. Tidak ada seorang pun dari bangsa manusia yang bisa memenuhi persyaratan yang diminta Hukum. Oleh karena itu, Hukum berkata, “Jika kamu tidak memberiku kesempurnaan yang aku tuntut, kamu harus mati.” Maka, apa tujuan Yesus datang ke dunia ini? Dia datang untuk melakukan dua hal:
1.   Dia datang untuk menghidupkan suatu hidup yang tak bercela yang dituntut oleh Hukum sebagai ganti saya. Kemudian, pada akhir hidup yang tak bercela yang dijalaniNya menggantikan kita,
2.   Yesus mengambil semua dosa kita kepada DiriNya, dan Dia dihukum oleh karena dosa-dosa kita. Dia yang menderita hukuman mati yang seharusnya kita derita.
Dengan kata lain, Yesus harus datang untuk menjalani hidup yang dituntut oleh Hukum dari kita, dan Dia datang untuk menjalani kematian yang dituntut Hukum dari kita sebagai orang-orang berdosa. Dia datang untuk menjalani hidup yang tak bercela dan Dia datang untuk mati menggantikan kita. Dia hidup bagi kita dan Dia mati bagi kita.
Tahukah kalian bahwa ini diilustrasikan di dalam pelayanan Bait Suci?


Notice Exodus 12:5-6. You know usually when we start the study of the Sanctuary we usually begin in the Court where the altar of sacrifice is. That’s not the proper place to begin the study of the Sanctuary. The proper place to begin the study of the Sanctuary is in the Camp where the sinners live. You see, before Jesus went to the cross, which is illustrated by the altar, the Lord Jesus came and lived in our midst. He lived a perfect life. He was tempted in all things such as we are, yet He did not sin. You see, in the Sanctuary His  life and His death for sin are illustrated by the lamb. Now, you know the Lamb was sacrificed but before the lamb was sacrificed, they had to be absolutely certain that the lamb did not have any what? Any blemish or any defect. In other words the fact that the lamb did not have any blemish or defect represents the perfect life of Christ. Whereas the sacrifice of the lamb represents the death of Christ.
Two functions, one in the Camp where He lived His perfect life in our midst. And then the altar of sacrifice where He suffered death in our place.

Perhatikan Keluaran 12:5-6. Kalian tahu, biasanya bila kita memulai pelajaran tentang Bait Suci, kita mulai di Pelataran di mana terdapat mezbah kurban. Itu bukanlah tempat yang tepat untuk memulai pelajaran tentang Bait Suci. Tempat yang tepat untuk memulai pelajaran Bait Suci adalah di Perkemahan di mana orang-orang berdosa hidup. Kalian lihat, sebelum Yesus disalib, yang dilambangkan oleh mezbah kurban, Tuhan Yesus datang dan hidup di tengah-tengah kita. Dia menjalani suatu hidup yang tak bercela. Dia dicobai dalam segala hal sama seperti kita, namun Dia tidak berbuat dosa. Kalian lihat, di Bait Suci hidupNya dan kematianNya karena dosa dilambangkan oleh anak domba. Nah, kalian tahu bahwa anak domba dikurbankan, tetapi sebelum anak domba itu dikurbankan, mereka harus benar-benar memastikan anak domba itu tidak memiliki apa? Noda atau cacat. Dengan kata lain faktanya bahwa anak domba tersebut tidak memiliki noda atau cacat melambangkan hidup Kritus yang tak bercela. Sedangkan pengurbanan anak domba itu melambangkan kematian Kristus.
Dua fungsi, yang satu di Perkemahan di mana Dia menjalani hidupNya yang tak bercela di tengah-tengah kita, kemudian di mezbah kurban di mana Dia menderita kematian menggantikan kita.


Notice Exodus 12:5-6 where this is brought out clearly. Speaking about the Passover lamb it says, Your lamb shall be without blemish, a male of the first year. You may take it from the sheep or from the goats. 6 Now you shall keep it until the fourteenth day of the same month. Then the whole assembly of the congregation of Israel shall kill it at twilight.”
Do you notice two things regarding the lamb? First of all, they had to be sure there was no blemish ~ that’s the perfect life of Christ ~ and then secondly they had to slay the lamb that had no blemish. Perfect life of Christ and His death for sin in our place.

Perhatikan Keluaran 12:5-6 di mana ide ini dengan jelas dikemukakan. Berbicara tentang domba Passah, dikatakan, Anak dombamu itu harus tidak bercela, jantan berumur setahun; kamu boleh ambil domba atau kambing.  6 Kamu harus memeliharanya sampai hari yang keempat belas bulan ini; lalu seluruh jemaah Israel yang berkumpul, harus menyembelihnya pada waktu antara dua petang (= jam 3 sore).” [NKJV yang diindonesiakan]
Apakah kalian melihat ada dua hal yang berkaitan dengan domba ini? Pertama domba itu harus dipastikan tidak bernoda ~ itu adalah hidup Kristus yang tak bercela. Dan kedua domba yang tidak bernoda itu harus disembelih. Hidup Kristus yang tak bercela dan kematianNya karena dosa menggantikan kita.


Now this is also spoken of in 1 Peter 1:18-20, here the apostle Peter says, knowing that you were not redeemed…”  notice the word “redeem” that we’ve studied before,   “….knowing that you were not redeemed with corruptible things, like silver or gold, from your aimless conduct received by tradition from your fathers, 19 but [you were redeemed] with the precious blood of Christ…”  there you have His death,   “…as of a lamb without blemish and without spot…”  there you have His perfect life,   “…20 He indeed was foreordained before the foundation of the world, but was manifest in these last times for you”

Nah, ini juga dibicarakan di 1 Petrus 1:18-20, di sini rasul Petrus berkata, Sebab kamu tahu, bahwa kamu tidak ditebus…”  perhatikan kata “ditebus” yang sudah kita pelajari,   “…Sebab kamu tahu bahwa kamu tidak ditebus dengan benda-benda yang fana seperti perak atau emas, dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu terima dari tradisi nenek moyangmu, 19 tetapi [kamu ditebus] dengan darah Kristus yang mahal…”  di sini kita bertemu dengan kematianNya, “…sebagaimana seekor domba yang tidak bercela dan tidak bercacat…” di sini kita bertemu dengan hidupNya yang tak bercela, “…20 sesungguhnya Dia sudah ditentukan sebelum dunia dijadikan, namun dinyatakan pada akhir masa ini untuk kamu.” [NKJV yang diindonesiakan]


So my question is, “What was the function of Jesus in taking upon Himself human flesh?”
Jesus came to this world to live a perfect life in obedience to the Law in our place. He came to this world to bear our sins and to die in our place. He came to live for all and He came to die for all. And He could do that because He was the Creator of all. Only He who created all could offer Himself to take the place of all. Are you following me or not?
And so Jesus bid farewell to heaven and He says, “I’m going to go down there for 33 years, I am going to live a perfect life, I’m never going to disobey the Law, and then even though I am a perfect lamb at the end of My life I am going to be killed because I am going to be bearing the sins of the world, I am going to offer My life a ransom for many.”

Jadi pertanyaan saya adalah, “Apakah fungsi Yesus dengan mengambil bentuk manusia?” Yesus datang ke dunia ini untuk menjalani hidup yang tak bercela dalam kepatuhan kepada Hukum menggantikan kita. Dia datang ke dunia untuk memikul dosa-dosa kita dan mati menggantikan kita. Dia datang untuk hidup bagi semua orang dan Dia datang untuk mati bagi semua orang. Dan Dia bisa melakukan itu karena Dia adalah Pencipta semuanya. Hanya Dia yang menciptakan semua yang bisa mempersembahkan DiriNya menggantikan semua orang lain. Apakah kalian mengikuti saya atau tidak?
Maka Yesus mengucapkan selamat tinggal kepada Surga dan Dia berkata, “Aku akan turun ke sana selama 33 tahun, dan Aku akan menjalani hidup yang tak bercela, Aku tidak pernah akan melanggar Hukum, kemudian walaupun Aku adalah anak domba yang tak bercela, tapi pada akhir hidupKu, Aku akan dibunuh karena Aku akan memikul dosa-dosa dunia itu, Aku akan mempersembahkan hidupKu sebagai tebusan bagi banyak orang.”


Now, do you think the Devil knew why Jesus had come and who He was? Oh yes he did. Turn in your Bibles to Mark 1:23-24, the demons knew who He was and why He had come. They knew that He had come to destroy them and to restore Adam to his original position of rulership and to the territory which he had lost.
It says there in Mark 1:23-24, Jesus is in the synagogue on the Sabbath, Now there was a man in their synagogue with an unclean spirit. And he cried out, 24 saying, ‘Let us alone! What have we to do with You, Jesus of Nazareth? …”  And now notice,   “…. Did You come to…”  what?   “….to destroy us?…”  Did they know why He had come? Oh, yes. Did they knew who He was? Let’s continue reading,   “….Did you come to destroy us?  I know who You are --- the Holy One of God!’"

Nah, menurut kalian apakah Iblis tahu mengapa Yesus datang dan siapa Dia? Oh, ya, dia tahu. Bukalah Alkitab kalian ke Matius 1:23-24, iblis-iblis itu tahu siapa Dia dan mengapa Dia telah datang. Mereka tahu bahwa Dia datang untuk menghancurkan mereka dan mengembalikan Adam ke posisinya yang asli sebagai penguasa dan menempatkannya lagi di teritorinya yang telah dihilangkannya.
Dikatakan di Markus 1:23-24 di sana, Yesus sedang berada di sinagog pada hari Sabat, Pada waktu itu di dalam rumah ibadat itu ada seorang yang kerasukan roh jahat. Orang itu berteriak: 24Jangan usik kami! Apa urusan-Mu dengan kami, hai Yesus orang Nazaret?…”  Sekarang perhatikan,   “…Apakah Engkau datang hendak…”  apa?   “…membinasakan kami?…”  Apakah mereka tahu mengapa Yesus datang? Oh, iya! Apakah mereka tahu siapa Dia? Mari kita teruskan membaca,   “…Apakah Engkau datang hendak membinasakan kami? Aku tahu siapa Engkau: Yang Kudus dari Allah.’" [NKJV yang diindonesiakan]


Now, if the mission of Christ was to come and live a perfect life in our place and to offer His life as a sacrifice for sin in our place, what do you suppose the Devil’s mission was? Well, it’s very simple. The Devil’s mission was simply to keep Jesus from living His perfect life and to keep Jesus from offering His life as a sacrifice for sin. In other words the Devil’s mission was to keep Jesus from doing what He came to do, which was to live His perfect life and to die for sin. And so the Devil 24/7/365 was after Christ to try to keep Him from living a perfect life, trying to get Him to sin, and trying to keep Him from offering His life as a sacrifice for sin. 
And the Devil used 4 methods to try and prevent Jesus from being successful in His mission.

Nah, jika misi Kristus adalah datang untuk menjalani hidup yang tak bercela menggantikan kita dan mempersembahkan hidupNya sebagai kurban untuk dosa menggantikan kita, menurut kalian apa kira-kira misi Iblis? Yah, sangat sederhana. Misi Iblis adalah semata-mata menghalangi Yesus dari menjalani hidup yang tak bercela, dan menghalangi Yesus  mempersembahkan hidupNya sebagai kurban dosa. Dengan kata lain, misi Iblis adalah menghalangi Yesus melakukan apa yang Dia datang untuk melakukannya, yaitu menjalani hidup yang tak bercela dan mati untuk dosa. Maka Iblis terus-menerus mengejar Kristus 24/7/365 dalam upaya untuk mencegah Dia menjalani hidup yang tak bercela dan berusaha membuatNya melakukan dosa, dan mencoba menghalangi Dia mempersembahkan hidupNya sebagai korban untuk dosa.
Dan Iblis memakai 4 cara untuk berusaha mencegah Yesus berhasil dalam misiNya.


The first method that the Devil used was try to kill Jesus Christ before He reached the point where He was supposed to offer His own life as a ransom for men. You see, if the Devil had killed Jesus before the hour of Jesus had arrived, that would not count as a sacrifice for sin. Because it was not acceptable if His life was taken, He had to offer His life. So the Devil says, “If I can kill Him before He offers His life, then the plan of salvation will not be successful.” And that’s why constantly in the gospel of John we find the expression “they could not lay hands on Him because His hour had not yet come”, His time had not yet come. They could do nothing to Him, as long as the moment for Him to offer His life had not come.

Cara yang pertama yang dipakai Iblis adalah berusaha membunuh Yesus Kristus sebelum tiba saat Dia seharusnya mempersembahkan hidupNya sendiri sebagai tebusan buat manusia. Kalian lihat, seandainya Iblis telah membunuh Yesus sebelum saatnya tiba, kematian Yesus tidak akan terhitung sebagai korban untuk dosa, karena korban itu tidak akan diterima jika nyawanya diambil, Yesus harus mempersembahkan nyawaNya. Maka Iblis berkata, “Jika aku bisa membunuhNya sebelum Dia mempersembahkan nyawaNya, maka rencana keselamatan akan gagal.” Dan itulah mengapa di injil Yohanes berulang-ulang kita temukan ungkapan “mereka tidak bisa mencelakakanNya karena saatNya belum tiba”. Saat pengurbananNya belum tiba. Mereka tidak bisa berbuat apa-apa kepadaNya selama saat Dia harus mempersembahkan nyawaNya belum tiba.


Did the Devil attempt to kill Christ on several occasions? Yes, he did. When was the first occasion? When He was born. The Devil said, “I’m going to nip this in the bud. I am going to get rid of Him when He is born.”
Notice Revelation 12:3-4 And another sign appeared in heaven: behold, a great, fiery red dragon having seven heads and ten horns, and seven diadems on his heads.  4         His tail drew a third of the stars of heaven and threw them to the earth. And the dragon stood before the woman who was ready to give birth, to devour her Child as soon as it was born.”
Of course we know the way in which that occurred. The Devil influenced king Herod to kill all of the male children in the hopes of killing the rival to his throne which the Devil is really saying to Herod, “You know, if you let Him live, He is going to take your throne.” But the Devil is really thinking, “If I’m going to let Him live, He is going to take my throne.” And so we find the Devil attempting to kill Christ from the moment of His birth.

Apakah Iblis mencoba membunuh Kristus beberapa kali? Ya, betul. Kapan pertama kalinya? Ketika Dia lahir. Iblis berkata, “Aku akan memotongnya selagi masih kuncup. Aku akan mengenyahkan Dia ketika Dia lahir.”
Perhatikan Wahyu 12:3-4Maka tampaklah suatu tanda yang lain di langit; dan lihatlah, seekor naga merah padam yang besar, berkepala tujuh dan bertanduk sepuluh, dan di atas kepalanya ada tujuh mahkota. 4 Dan ekornya menyeret sepertiga dari bintang-bintang di langit dan melemparkannya ke atas bumi. Dan naga itu berdiri di hadapan perempuan yang hendak melahirkan itu, untuk menelan Anaknya, segera sesudah perempuan itu melahirkan-Nya.”
Tentu saja kita sudah tahu bagaimana terjadinya. Iblis mempengaruhi raja Herodes untuk membunuh semua bayi laki-laki dengan harapan bisa membunuh pesaingnya atas takhtanya. Sebenarnya yang dikatakan Iblis kepada Herodes adalah, “Kamu tahu, jika kamu membiarkan Dia hidup, Dia akan mengambil takhtamu.” Tetapi sebenarnya yang ada di pikiran Iblis adalah, “Jika aku membiarkan Dia hidup, Dia akan mengambil takhtaku!” Maka kita dapati Iblis berusaha membunuh Kristus dari saat kelahiranNya.


Another time there was a storm in a lake. It was a storm out of season. The fishermen were all out in the lake. It was not expected there would be a storm and yet there was this horrific storm, and Jesus was sleeping in the boat. Who do you suppose knew that Jesus was sleeping in the boat? Who caused the storm? Satan caused the storm, he says, “I’m going to drown those men.”
Another time there was a storm in a lake. It was a storm out of season. The fishermen were all out in the lake. It was not expected there would be a storm and yet there was this horrific storm, and Jesus was sleeping in the boat. Who do you suppose knew that Jesus was sleeping in the boat? Who caused the storm? Satan caused the storm, he says, “I’m going to drown those men.”

Suatu waktu yang lain, terjadi badai di danau. Saat itu bukanlah musim badai. Para nelayan semuanya sedang berada di danau. Tidak ada yang menyangka akan ada badai, tetapi terjadi badai yang mengerikan ini, dan Yesus sedang tertidur di dalam perahu. Menurut kalian siapa yang tahu bahwa Yesus sedang tidur di perahu?  Siapa yang menyebabkan badai? Setan yang menyebabkan badai. Dia berkata, “Aku akan menenggelamkan orang-orang itu.”


On another occasion Jesus was preaching in the synagogue in Nazareth and this is found in Luke 4:28-30, and Jesus said some things that the Jews didn’t like. Like in the times of Elijah and in the times of Naaman the Syrian, God favored the Gentiles instead of the Jews. And they were really angry at Jesus and so the Bible tells us that they pushed Jesus outside the city and they were going to throw Him over the cliff. Ellen White tells us in Desire of Ages that there were demons disguised as men there, edging on the group of individuals, the multitudes to throw Jesus over the cliff. The Devil was trying to kill Christ.

Pada kesempatan yang lain, Yesus sedang berkhotbah di sinagog di Nazaret dan kisahnya ini ada di Lukas 4:28-30, dan Yesus mengatakan beberapa hal yang tidak disukai orang-orang Yahudi. Seperti di zaman Elia dan di zaman Naaman orang Siria, Tuhan lebih memilih orang-orang non-Yahudi daripada yang Yahudi. Dan mereka benar-benar marah pada Yesus, maka Alkitab mengatakan bahwa mereka mendorong Yesus keluar kota itu dan mereka bermaksud melemparkanNya dari atas tebing. Ellen White mengatakan kepada kita di Desire of Ages bahwa ada setan-setan yang menyamar sebagai manusia di sana, yang mendorong kelompok manusia itu, massa itu untuk melemparkan Yesus dari tebing. Iblis berusaha membunuh Kristus.


On several occasions during the ministry of Jesus they picked up stones to try and stone Christ. The Bible says He would walk in their midst and they could not find him.
So the Devil says, “I need to kill Him before the moment comes for Him to offer His life voluntarily for sin.” It didn’t work.

Pada beberapa kesempatan selama pelayanan Yesus, mereka memungut batu untuk mencoba dan merajam Kristus. Alkitab berkata, Yesus lalu berjalan di antara mereka dan mereka tidak bisa menemukanNya.
Jadi Iblis berkata, “Aku harus membunuhNya sebelum tiba saatNya mempersembahkan nyawaNya secara sukarela untuk dosa.” Tapi dia tidak berhasil.


The Devil used a second method to try and get Jesus to fail in His ministry. The Devil tried to infect Jesus with the virus of sin. 3 times on the Mt. of Temptation the Devil tried to get Jesus to sin. And each time the Lord Jesus responded by saying “It is written ~ I live by what God says in His Word and in His law. Man shall not live by bread alone but by every Word that proceeds out of the mouth of God.” In other words, Jesus refused on the Mount of Temptation  to allow Himself to be infected with the virus of sin because if He had, He would have been an imperfect sacrifice and the sacrifice would not have been accepted.

Iblis menggunakan cara kedua untuk mencoba membuat Yesus gagal dalam pelayananNya. Iblis berusaha menjangkiti Yesus dengan virus dosa. Tiga kali di Bukit Pencobaan, Iblis berusaha membuat Yesus berbuat dosa. Dan setiap kali Tuhan Yesus menjawab dengan berkata “Ada tertulis”, Aku hidup dengan apa yang dikatakan Tuhan dalam FirmanNya. Manusia tidak hanya hidup dari roti saja tetapi dari setiap Firman yang keluar dari mulut Tuhan.” Dengan kata lain, di Bukit Pencobaan Yesus menolak DiriNya dijangkiti oleh virus dosa karena seandainya Dia kena, Dia akan menjadi kurban yang tidak sempurna dan kurban tersebut tidak akan diterima.


In Hebrews 4:15 we’re told about the perfect sinlessness of Christ. It says there, For we do not have a High Priest who cannot sympathize with our weaknesses, but was in all points tempted as we are, yet without sin.”
He was perfectly sinless. He did now allow the Devil to infect Him with the virus of sin because He had to be a perfect Lamb, a perfect sacrifice.
Hebrews 7:26 speaks also about the perfect sinlessness of Christ, it says, For such a High Priest was fitting for us, who is holy, harmless, undefiled, separate from sinners, and has become higher than the heavens.”
Notice the terminology: “holy, harmless, undefiled, separate from sinners”  

Di Ibrani 4:15 kita diberitahu tentang ketidakberdosaan Kristus yang sempurna. Dikatakan di sana, Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, melainkan yang dalam segala hal dicobai sebagaimana kita dicobai, namun tidak berbuat dosa.” [NKJV yang diindonesiakan]
Dia sama sekali tidak berdosa. Dia tidak mengizinkan Iblis menjangkitiNya dengan virus dosa karena Dia harus menjadi anak domba yang tak bercela, kurban yang sempurna.
Ibrani 7:26 berbicara juga mengenai ketidakberdosaan Kristus yang sempurna. Dikatakan, Sebab Imam Besar yang demikianlah yang layak bagi kita: yaitu yang saleh, tanpa salah, tanpa noda, yang terpisah dari orang-orang berdosa,  dan lebih tinggi daripada tingkat-tingkat sorga.” [NKJV yang diindonesiakan]
Perhatikan terminologinya: “saleh, tanpa salah, tanpa noda, terpisah dari orang-orang berdosa”


In John 8, Jesus was speaking to a group of Jews and He threw out this questions, in John 8:46 where He said, Which of you convicts Me of sin? …”  In other words, “Who of you can convince Me that I am a sinner?” Of course it’s a rhetorical question, nobody could say that He was a sinner.

Di Yohanes 8, Yesus berbicara kepada sekelompok orang Yahudi dan Dia melontarkan pertanyaan ini, di Yohanes 8:46, Yesus berkata, Siapakah di antaramu yang menyatakan  bahwa Aku bersalah berbuat dosa?...” Dengan kata lain, “Siapa di antara kamu yang bisa membuktikan bahwa Aku adalah orang yang berdosa?” Tentu saja ini adalah pertanyaan retorik, tidak ada orang yang bisa mengatakan Yesus seorang berdosa.


In 1 John 3:5 once again we have a description of the perfect sinlessness of the life of Christ. It says there,  “And you know that He was manifested to take away our sins, and in Him there is no sin.”

Di 1 Yohanes 3:5, sekali lagi kita melihat deskripsi hidup Kristus yang tak bercela tidak berdosa. Dikatakan di sana, Dan kamu tahu, bahwa Ia dijadikan manusia untuk mengangkat dosa kita, dan di dalam Dia tidak ada dosa.” [NKJV yang diindonesiakan]


One final verse on the perfect sinlessness of Christ, 1 Peter 2:21-22, here Peter says inspired by God’s Spirit, For to this you were called, because Christ also suffered for us, leaving us an example, that you should follow His steps: 22    ‘Who committed no sin, nor was deceit found in His mouth’…”
Jesus committed no what? Jesus committed no sin. Jesus came to live the life that the Law requires from us. He came to live a perfect life. The Devil says, “I’m not going to allow Him to do it.” So, the Devil was after Him 24/7/365 but each time Jesus refused to allow the Devil to infect Him with the virus of sin. He lived His perfect life. The Devil could not kill Him and the Devil could not infect Him.

Satu ayat yang terakhir mengenai ketidakberdosaan Kristus, 1 Petrus 2:21-22, di sini Petrus berkata di bawah inspirasi Roh Tuhan, Sebab untuk itulah kamu dipanggil, karena Kristus pun telah menderita untuk kita dan telah meninggalkan teladan bagi kita, supaya kamu mengikuti jejak-Nya: 22 yang tidak berbuat dosa, dan tipu tidak ada dalam mulut-Nya.”
Yesus tidak berbuat apa? Yesus tidak berbuat dosa. Yesus datang untuk menjalani kehidupan yang dituntut oleh Hukum dari kita. Dia datang untuk menjalani hidup yang tak bercela. Iblis berkata, “Aku tidak akan mengizinkan Dia melakukannya.” Maka Iblis mengejarNya 24/7/365, tetapi setiap kali Yesus tidak membiarkan Iblis menjangkitiNya dengan virus dosa. Yesus menjalani hidup yang tak bercela. Iblis tidak bisa membunuhNya dan Iblis tidak bisa menjangkitiNya.


So the Devil says, “What I am going to do is distract Him from the cross. I am going to distract Him and lead Him to choose a different path or a different way of getting the throne back.” So the third method of the Devil is to distract Him for having to live and die in place of man offering Him an easy way, and of course the easier way is to offer Jesus the throne without Jesus having to suffer and to die.

Jadi, Iblis berkata, “Apa yang akan aku lakukan adalah mengalihkan perhatianNya dari salib. Aku akan mengalihkan perhatianNya dan membawaNya agar memilih jalur yang lain, atau cara yang lain untuk mendapatkan takhta itu kembali.” Maka cara yang ketiga yang dipakai Iblis adalah dengan mengalihkan perhatianNya dari harus menjalani hidup dan mati menggantikan manusia, dengan memberiNya jalan keluar yang mudah, dan tentu saja jalan keluar yang lebih mudah adalah dengan menawarkan takhta itu kepada Yesus tanpa Dia harus menderita dan mati.


Now, let me ask you, did the Devil on repeated occasions try to get Jesus to take a detour, a different way of getting the throne of the world back? 
Yes, on the Mt. of Temptation, the Devil says, “Look, here’s all the kingdoms of the world, and all the authority I have those because Adam gave them to me,” he says, “You don’t have to go to Jerusalem and suffer and die, no, no, no, all You have to do is bow down and worship me for an instant and You will be the king, without any suffering and without any agony.”
Jesus says, “No way! That’s not the way. The way of the cross leads home.”

Sekarang coba aku tanya kalian, apakah Iblis berulang-ulang mencoba membuat Yesus membelok ke jalan yang berbeda, cara yang berbeda untuk mendapatkan takhta dunia kembali?
Ya, di Bukit Pencobaan, Iblis berkata, “Lihat, ini semua kerajaan dunia, dan aku memiliki semua kuasa atasnya karena Adam telah memberikannya kepadaku,” katanya, “Engkau tidak usah pergi ke Yerusalem untuk menderita dan mati, tidak, tidak, tidak, Engkau cuma perlu sujud dan menyembahku sejenak dan Engkau akan menjadi raja tanpa harus menderita dan tanpa rasa sakit apa pun.”
Yesus berkata, “Tidak bisa! Itu bukan caranya. Cara saliblah yang membawa kita pulang.”


In John 6:15 Jesus had just fed 5’000 people with 5 loaves and 2 fishes. And the Bible tells us that the people were so impressed that they wanted to make Jesus a temporal king, and by the way the ring leader was Judas Iscariot. Constantly the disciples wanted Jesus to take the throne. Now Jesus had to win the throne back but not in that way. The Devil tried to distract Him, getting Him to choose a different path.
In John 6:15 after feeding the 5’000 we are told this, Therefore when Jesus perceived that they were about to come and take Him by force to make Him king, He departed again to the mountain by Himself alone.”

Di Yohanes 6:15 Yesus baru saja memberi makan 5’000 orang dengan 5 ketul roti dan 2 ikan. Dan Alkitab memberitahu kita bahwa orang-orang begitu terkesan sehingga mereka mau menjadikan Yesus raja dunia, dan ketahuilah biang keladinya adalah Yudas Iskariot. Berulang-ulang para murid mau mengusung Yesus ke takhta. Nah, Yesus harus memenangkan takhta itu kembali, tetapi tidak dengan cara seperti itu. Iblis mencoba mengalihkan perhatianNya, dengan memaksaNya memilih jalan yang berbeda.
Di Yohanes 6:15 setelah memberi makan 5’000 orang, kita diberitahu ini, Karena itu, ketika Yesus tahu, bahwa mereka akan datang dan hendak membawa Dia dengan paksa untuk menjadikan Dia raja, Ia menyingkir lagi ke gunung, seorang diri.”


Six months before His death Jesus asked His disciples, “Who are men saying I am?” And the disciples said, “Well, some people say You are Jeremiah, some say You are Elijah, others say that You are one of the prophets.”
Then Jesus said,   “Who do you say I am?”
And Peter who appeared to be the spokesman for the disciples said, “Oh, You are the Christ…” which means the Messiah, “…You are the Messiah, the Son of the living God.”
And Jesus now said to Peter, “Peter, well said. Flesh and blood did not reveal it to you, My Father in heaven did.” Because Peter didn’t even know what he was confessing.
You say, “How do we know that he didn’t know what he was saying?”
Yea, he knew that Jesus was the Messiah, but he had it wrong in his mind the kind of Messiah.

Enam bulan sebelum kematianNya, Yesus bertanya kepada murid-muridNya, “Kata orang, siapa Aku?” Dan para murid menjawab, “Yah, ada yang bilang Engkah Yeremia, ada yang mengatakan Engkau Elia, yang lain mengatakan Engkau adalah salah satu nabi.”
Lalu Yesus berkata, “Menurut kalian, siapakah Aku?”
Dan Petrus yang tampil sebagai juru bicara para murid, berkata, “Oh, Engkau adalah Kristus…” yang artinya Mesias, “…Engkaulah Mesias, Putra Allah yang hidup.”
Dan Yesus sekarang berkata kepada Petrus, “Petrus, bagus katamu. Daging dan darah tidak menyatakannya kepadamu, tetapi BapaKu yang di Surga yang menyatakannya kepadamu.” Karena Petrus sebenarnya tidak tahu apa yang dinyatakannya.
Kalian berkata, “Dari mana kita tahu bahwa Petrus tidak tahu apa yang dikatakannya?”
Ya, Petrus tahu bahwa Yesus adalah Mesias, tetapi di benaknya dia memiliki konsep Mesias yang salah.


In fact Jesus immediately afterwards in Matthew 16:22-23 Jesus says, “I must go to Jerusalem, I must suffer. I am going to be killed, and I will resurrect the third day.” And when Jesus says that Peter is indignant. Notice the story in Matthew 16:22-23. Then Peter took Him aside and began to rebuke Him…”  imagine Peter rebuking the Master,   “…saying, ‘Far be it from You, Lord; this shall not happen to You!’…”  whose emissary was Peter at that point? Who was trying to say to Jesus, “No, You’ll die? Messiah rules.” Notice verse 23,  “…23 But He turned and said to Peter, ‘Get behind Me, Satan! …”  wow! He wasn’t talking to Peter, He was talking to whom? To the Devil who was using Peter,  “…’Get behind Me, Satan!’ You are an offense to Me, for you are not mindful of the things of God, but the things of men’…”

Sesungguhnya segera setelah itu di Matius 16:22-23 Yesus berkata, “Aku harus pergi ke Yerusalem, Aku harus menderita. Aku akan dibunuh dan Aku akan bangkit pada hari ketiga.” Dan ketika Yesus berkata demikian, Petrus marah. Perhatikan ceritanya di Matius 16:22-23, Lalu Petrus menarik Yesus ke samping dan menegor Dia…”  bayangkan Petrus menegur Sang Guru, “…katanya: ‘Tuhan, kiranya Allah menjauhkan hal itu! Hal itu sekali-kali takkan terjadi pada-Mu!’…”  pada saat itu Petrus merupakan duta siapa? Siapa yang berusaha berkata kepada Yesus, “Masa Engkau mati? Ah, tidak. Mesias memerintah.” Perhatikan ayat 23, “…23 Maka Yesus berpaling dan berkata kepada Petrus: ‘Mundurlah dari-Ku, Setan!…”  Wow! Yesus tidak berbicara kepada Petrus, Yesus sedang berbicara kepada siapa? Kepada Iblis yang memakai Petrus,  “…’Mundurlah dari-Ku, Setan! Engkau suatu batu sandungan bagi-Ku, sebab engkau tidak memperdulikan hal-hal  Allah, melainkan hal-hal manusia.’" [NKJV yang diindonesiakan].


Now after Peter’s confession the disciples began their journey with Christ towards Jerusalem, this was Christ’s last journey to Jerusalem, and the disciples were disturbed because Jesus had said He was going to Jerusalem to suffer and to die. They kind of didn’t hear that He would resurrect on the 3rd day because they were so focused on His suffering and on His death, and so for 6 days the Bible tells us that they were walking behind Jesus and they were sad and you know, they said, “We are going to Jerusalem, He says He is going to be killed, He is going to die there.” And six days later Jesus knew they were terribly discouraged, and so He took three of His disciples up to the Mt. of Transfiguration. And the Bible says He was transfigured in their presence. He looked like He will look at His second coming. In other words, He was trying to tell them, “After the suffering comes the glory as a result of what I am going to do in Jerusalem. I will be glorified someday and I will come again, not as the suffering servant but as the King of kings and Lord of lords.” And Moses and Elijah appeared, speaking to Christ on the mountain, encouraging Jesus. And then when this scene ended Peter still didn’t get it. Peter said, Peter knew that they were on their way to Jerusalem, he said, “Lord, it is good for us to stay here…” heheheh, “…Let’s not go to Jerusalem. It is good to stay here, let’s build three tabernacles, and just stay here.” It was a temptation to stay.

Nah, setelah  pengakuan Petrus itu, para murid memulai perjalanan mereka bersama Kristus menuju Yerusalem, ini adalah perjalanan terakhir Kristus ke Yerusalem, dan para murid sedang galau karena Yesus berkata Dia ke Yerusalem itu untuk menderita dan mati.  Para murid sepertinya tidak mendengar bahwa Yesus akan bangkit pada hari ketiga karena mereka begitu terfokus pada penderitaan dan kematianNya. Maka Alkitab berkata kepada kita bahwa selama 6 hari para murid ini berjalan mengikuti Yesus dan mereka bersedih hati, kalian tahu, dan mereka berkata, “Kita akan ke Yerusalem. Dia bilang Dia akan dibunuh, Dia akan mati di sana.” Dan enam hari kemudian Yesus tahu bahwa mereka sangat putus asa, dan Dia membawa tiga dari murid-murid itu naik ke Bukit Transfigurasi. Dan Alkitab berkata bahwa di depan mata mereka, Yesus diubahkan. Yesus tampak persis seperti bagaimana Dia akan tampil pada kedatanganNya yang kedua. Dengan kata lain, Yesus berusaha menyampaikan kepada mereka, “Setelah penderitaan, datanglah kemuliaan sebagai akibat dari apa yang akan Aku lakukan di Yerusalem. Aku akan dimuliakan kelak dan Aku akan datang lagi, bukan sebagai hamba yang menderita melainkan sebagai Raja segala raja dan Tuan segala tuan.” Dan Musa serta Elia muncul, berbicara kepada Kristus di bukit itu, membesarkan hatiNya. Kemudian adegan ini berakhir, dan Petrus tetap tidak paham. Petrus berkata, Petrus tahu mereka sedang dalam perjalanan ke Yerusalem, tapi dia berkata, “Tuhan, baiklah kita tinggal di sini saja…” hehehe,  “…Kita jangan ke Yerusalem. Bagusnya kita tinggal di sini. Mari kita bangun tiga tabernakel dan tinggal di sini saja.”  Tinggal di situ merupakan suatu pencobaan.


You remember that towards the end of the life of Christ during the last week of His life some Greeks came for an interview to speak with Jesus. See, they wanted Jesus to go to Greece to speak the beautiful things that He had spoken and to perform His marvelous signs. And so they came to Jesus for an interview and they talked to Philip and Philip talked to Andrew and when they said to Jesus, “The Greeks want to speak to You.” Yesus said something that was very strange.
Let’s read about this in John 12:20-24 Now there were certain Greeks among those who came up to worship at the feast. 21Then they came to Philip, who was from Bethsaida of Galilee, and asked him, saying, ‘Sir, we wish to see Jesus.’ 22 Philip came and told Andrew, and in turn Andrew and Philip told Jesus…”  Now notice the strange answer of Jesus,   “…23 But Jesus answered them, saying, ‘The hour has come that the Son of Man should be glorified…”  In other words, “The hour for Me is not to go to Greece, the hour is now to be glorified, to die, and to resurrect and to be exalted.” Then He said this,  “….24   Most assuredly, I say to you, unless a grain of wheat falls into the ground and dies, it remains alone; but if it dies, it produces much grain.’” What He is saying is, “If I go to Greece now people will believe but they can’t be saved, because in order to be saved there has to be a perfect life and a death for sin in their place. And so they’ll hear My beautiful words and they will be healed by My marvelous works, but they won’t be saved.” He said, “The only way in which they can truly be saved is if a seed of wheat  or grain of wheat falls to into the earth…” that grain of wheat is Jesus, “…and dies, it then germinates, it becomes a plant and it produces much fruit.” Jesus said, “If I die and I am buried I will sprout to new life and then there will be many people saved in the kingdom.” The Devil was trying to distract Jesus from going to the cross to go to Greece to preach the gospel, he was even using something positive to try and distract Jesus from the way of the cross.

Kalian ingat bahwa menjelang akhir hidup Kristus, pada minggu terakhir dari hidupNya, beberapa orang Yunani datang untuk wawancara dengan Yesus. Lihat, mereka mau minta  Yesus ke Yunani untuk menyampaikan semua kata-kata yang indah yang pernah diucapkanNya, dan melakukan tanda-tanda mujizatNya. Maka mereka datang ke Yesus mau wawancara dan mereka bertemu dengan Filipus dan Filipus berbicara dengan Andreas dan mereka berkata kepada Yesus, “Orang-orang Yunani mau berbicara dengan Engkau.” Yesus memberikan jawaban yang sangat aneh.
Mari kita baca tentang ini di Yohanes 12:20-24  Di antara mereka yang datang untuk beribadah pada hari raya itu, terdapat beberapa orang Yunani. 21 Orang-orang itu datang kepada Filipus, yang berasal dari Betsaida di Galilea, lalu berkata kepadanya: ‘Tuan, kami ingin bertemu dengan Yesus.’ 22 Filipus pergi  dan memberitahu Andreas; lalu Andreas dan Filipus menyampaikannya  kepada Yesus…”  Sekarang perhatikan jawaban Yesus yang aneh,   “…23 Tetapi Yesus menjawab mereka, kata-Nya: ‘Telah tiba saatnya bagi Anak Manusia untuk dimuliakan…”  dengan kata lain, “Saatnya bagi-Ku bukan untuk pergi ke Yunani, saatnya sekarang adalah untuk dimuliakan, untuk mati, dan bangkit, dan ditinggikan.” Lalu Yesus berkata demikian, “…24 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah.’…” [NKJV yang diindonesiakan].   Apa yang dikatakan Yesus adalah, “Jika Aku pergi ke Yunani, orang-orang akan percaya, tetapi mereka tidak akan selamat karena supaya orang bisa diselamatkan, harus ada hidup yang tak bercela dan kematian untuk dosa menggantikan mereka. Jadi, mereka akan mendengar kata-kataKu yang indah-indah, dan mereka akan disembuhkan oleh pekerjaanKu yang mengagumkan, tetapi mereka tidak akan selamat.” Yesus berkata, “Satu-satunya cara yang bisa benar-benar menyelamatkan mereka adalah jika sebuah benih atau gandum jatuh ke tanah…” benih gandum itu adalah Yesus, “…dan mati, kemudian tumbuh, menjadi tanaman dan dia menghasilkan banyak buah.”  Yesus berkata, “Jika Aku mati, dan dikuburkan, Aku akan bertunas menjadi kehidupan baru lalu akan  ada banyak orang yang diselamatkan di dalam kerajaan.”
Iblis berusaha mengalihkan perhatian Yesus dari pergi ke salib menjadi pergi ke Yunani untuk mengabarkan injil. Dia menggunakan sesuatu yang positif untuk mencoba mengalihkan perhatian Yesus dari jalan salib.


Even when Judas betrayed Jesus Christ, you know some people think that Judas betrayed Christ because he wanted Christ to be crucified. No, no, no, no, no, that’s not what the gospel say. Judas betrayed Christ because he wanted to put Jesus between a rock in a hard place. He wanted to pressure Jesus into retaliating against those who arrested Him and to proclaim Himself king. He wanted to pressure Jesus into taking over the kingdom.
You say, “How do we know that?”
Hey, if it was the intention of Judas that Jesus be crucified, he wouldn’t have committed suicide when he saw that Jesus was being crucified. He would say, “Hey, my plan worked perfectly!” But what happened when he saw that Jesus did not escape and did not proclaim Himself king, the Bible says that he went and threw the money ~ you see, money meant nothing for this covetous man anymore  ~ he threw the money there in front of the priest, and he said, “I have betrayed innocent blood” and the Bible says he went and he committed suicide.
You see, once again the Devil was using, in fact the Bible says that the Devil entered Judas ~ that’s what the Bible says, and through Judas the Devil was trying to pressure Jesus in to taking the throne in a different way than living a perfect life and dying for sin.

Bahkan ketika Yudas mengkhianati Yesus Kristus, kalian tahu, ada orang yang mengira Yudas mengkhianati Kristus karena dia ingin Kristus disalibkan. Tidak, tidak, tidak, tidak, tidak, itu bukan apa kata Alkitab. Yudas mengkhianati Kristus karena dia mau memojokkan Yesus. Dia mau menekan Yesus supaya memberontak terhadap mereka yang menangkapNya lalu memproklamirkan DiriNya raja. Dia mau menekan Yesus agar mengambil alih kerajaan.
Kalian berkata, “Dari mana kita tahu itu?”
Hei, seandainya niat Yudas adalah supaya Yesus disalibkan, dia tidak akan bunuh diri saat dia melihat Yesus akan disalibkan. Dia akan berkata, “Hei, rencanaku berhasil sempurna!” Tetapi apa yang terjadi ketika dia melihat Yesus tidak meloloskan Diri dan tidak memproklamirkan DiriNya raja? Alkitab berkata, Yudas pergi dan melemparkan uangnya ~ kalian lihat, uang sudah menjadi tidak berarti lagi bagi orang yang serakah ini ~ dia lemparkan uang itu di depan imam dan dia berkata, “Aku telah mengkhianati orang yang tidak berdosa”, dan Alkitab berkata dia lalu pergi dan membunuh dirinya.
Kalian lihat, sekali lagi Iblis memakai ~ bahkan Alkitab berkata bahwa Iblis merasuki Yudas ~ itu kata Alkitab, dan melalui Yudas, Iblis berusaha menekan Yesus untuk mengambil alih takhta dengan cara yang berbeda dari menjalani hidup yang tak bercela dan mati bagi dosa.


The Devil used the fourth method, and this was the most terrible method of all, the most trying for Jesus Christ. Basically the 4th method was to discourage Jesus in such a way that He would pick up and that He would leave where He was loved in heaven. Do you know that Jesus at any point during His ministry could have chosen to go back to heaven, and allow the human race to perish? And the Devil, especially at the end of the life of Christ, tried to discourage Jesus in such a way that Jesus would simply say, “It’s not worth staying here. I am going back to heaven where I am loved.”  
Let’s notice several verses in the final days, in the final hours of the life of Christ.

Iblis memakai cara keempat, dan ini adalah cara yang paling mengerikan, pencobaan yang paling berat buat Yesus Kristus. Pada dasarnya, cara yang ke-4 adalah dengan mematahkan semangat Yesus sedemikian rupa sehingga Dia ingin berkemas dan meninggalkan tempat ini kembali ke Surga di mana Dia dikasihi. Tahukah kalian bahwa pada tahap mana pun dari pelayananNya Yesus bisa saja memilih untuk kembali ke Surga dan membiarkan umat manusia binasa? Dan Iblis, terutama menjelang akhir hidup Kristus, berusaha mematahkan semangat Yesus sedemikian rupa sehingga Yesus bisa berkata, “Percuma tinggal di sini, Aku akan pulang ke Surga di mana Aku dikasihi.”
Mari kita perhatikan beberapa ayat pada hari-hari akhir, jam-jam akhir hidup Kristus.


Matthew 26:38, Jesus speaks to His disciples when He goes to the garden of Gethsemane and He says,My soul is exceedingly sorrowful, even to death. Stay here and watch with Me." Notice Jesus is filled with sorrow as He goes to the garden of Gethsemane. And then in chapter 26:39, 42-44, Jesus 3 times begged the Father, that if it was possible that the cup might be taken from Him. Notice Matthew 26:39, it says,  He went a little farther and fell on His face, and prayed, saying, ‘O My Father, if it is possible, let this cup pass from Me; nevertheless, not as I will, but as You will.’…”  verse 42,  “…Again, a second time, He went away and prayed, saying, ‘O My Father, if this cup cannot pass away from Me unless I drink it, Your will be done.’…”  and then verse 44 tells us,  “…44 So He left them, went away again, and prayed the third time, saying the same words.”

Matius 26:38, Yesus berbicara kepada murid-muridNya ketika dia pergi ke taman Getsemani dan Dia berkata, Hati-Ku sangat sedih, seperti mau mati rasanya. Tinggallah di sini dan berjaga-jagalah dengan Aku…”  Perhatikan  Yesus dipenuhi rasa duka pada saat Dia masuk ke taman Getsemani. Kemudian di pasal 26:39, 42-44, tiga kali Yesus meminta kepada Bapa, sekiranya mungkin agar cawan itu boleh dibebaskan dariNya. Perhatikan Matius 26:39   “…Maka Ia berjalan sedikit lagi, lalu sujud dengan wajahNya sampai ke tanah dan berdoa, kata-Nya: ‘Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari Aku, namun demikian janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki.’…”  ayat 42  “…Lalu kedua kalinya Dia pergi dan berdoa, kata-Nya: ‘Ya Bapa-Ku, jikalau cawan ini tidak mungkin berlalu, kecuali  Aku meminumnya, jadilah kehendak-Mu!’…”  lalu ayat 44 mengatakan kepada kita, “…44 Maka Ia meninggalkan mereka lalu pergi lagi dan berdoa untuk ketiga kalinya,  mengucapkan kata-kata yang sama.” [NKJV yang diindonesisakan]


Let me ask you what was it that was contained in that cup that Jesus had to drink? Folks, it was the wrath of His Father, that word “cup” that is used there, is the same word that is used in Revelation 16 where it speaks about the bowls of God’s wrath being poured out upon the earth. The word “bowl” in Revelation 16 is the same word “cup” here. Jesus was going to drink the wine of the wrath of God because He was bearing the sins of the whole world upon Himself.
Who gave Him that cup? His Father gave Him that cup.
Notice John 18:11, So Jesus said to Peter, ‘Put your sword into the sheath…”  this is when he cut off the ear of the servant of the high priest,   “…’Put your sword into the sheath. Shall I not drink the cup which My Father has given Me?’…”  why would the Father give Jesus the cup of His wrath? It’s because Jesus was carrying upon Himself the sins of the whole world. It’s the punishment for sin. He had lived a perfect life and the Devil is saying to Jesus, “If You go through with this, You will never see Your Father’s face ever again. You’d better leave while You can.”

Coba saya tanya, apa yang terdapat di dalam cawan yang harus diminum Yesus? Saudara-saudara, itu adalah murka BapaNya. Kata “cawan” yang dipakai di sini adalah kata yang sama yang dipakai di Wahyu pasal 16 di mana dibicarakan tentang cawan-cawan murka Allah yang dicurahkan ke atas dunia. Kata “cawan” di Wahyu 16 adalah kata “cawan” yang sama di sini. Yesus harus minum anggur murka Allah karena Dia sedang memikul dosa-dosa seluruh dunia di atas DiriNya sendiri.
Siapa yang memberinya cawan itu? BapaNya yang memberiNya cawan itu.
Perhatikan Yohanes 18:11Kata Yesus kepada Petrus: ‘Masukkan pedangmu itu ke dalam sarungnya…”  ini adalah ketika Petrus memotong telinga pelayan imam besar,   “…Masukkan pedangmu itu ke dalam sarungnya.  Bukankah Aku harus minum cawan yang diberikan Bapa kepada-Ku?’…”  Mengapa Bapak memberikan Yesus cawan murkaNya? Karena Yesus sedang memikul dosa-dosa seluruh dunia di atas DiriNya sendiri. Itulah hukuman bagi dosa. Dia telah menjalani hidup yang tak bercela, dan Iblis berkata kepada Yesus, “Jika Engkau meneruskan proyek ini, Engkau tidak akan melihat wajah BapaMua lagi untuk selama-lamanya. Sebaiknya Engkau pergi selagi masih bisa.” 


In fact Hebrews 5:7 describes the agony of Jesus in the garden of Gethsemane. The Devil was torturing the heart of Jesus with his temptations according to Desire of Ages, telling Him, “Listen, leave now while You can or else You are going to be lost and everyone else is going to be lost.” And Jesus, you know, He wanted the encouragement of His disciples, He says, “Pray, pray for Me.” And three times He finds them sleeping and the Devil is saying to Jesus, “Oh, Your disciples sure love You  a lot, don’t they? They are sleeping while You are agonizing,” trying to discourage Christ.
It says in Hebrews 5:7 speaking about the suffering of Jesus in Gethsemane, who, in the days of His flesh, when He had offered up prayers and supplications, with vehement cries and tears to Him who was able to save Him from death, and was heard because of His godly fear…”  notice the expression: prayers, supplications, cries, and tears He is raising up to His Father. In fact His agony was so great  that instead of sweating sweat, the Bible says that He sweated blood.

Ibrani 5:7 menggambarkan penderitaan Yesus di taman Getsemani. Menurut Desire of Ages, Iblis sedang menyiksa hati Yesus dengan pencobaan-pencobaannya, dia berkata, “Dengarkan, tinggalkan sekarang proyek ini selagi masih ada kesempatan, atau Engkau akan selamanya hilang dan semua orang juga akan hilang.” Dan kalian tahu, Yesus, Dia mendambakan dukungan murid-muridNya, Dia berkata, “Berdoalah, berdoalah untuk Aku.” Dan tiga kali Yesus mendapati murid-muridNya tertidur, dan Iblis berkata kepada Yesus, “O, murid-muridMu sungguh sangat mengasihiMu, bukan? Mereka tidur sementara Engkau menderita.” Iblis berusaha membuat Kristus patah semangat.
Dikatakan di Ibrani 5:7 yang berbicara tentang penderitaan Kristus di Getsemani, Semasa hidup-Nya sebagai manusia, Ia telah mempersembahkan doa dan permohonan dengan ratap tangis dan air mata kepada Dia yang sanggup menyelamatkan-Nya dari maut, dan karena kesalehan-Nya Ia telah didengarkan.”
Perhatikan kata-kata yang dipakai: doa, permohonan, tangisan, air mata, yang dinaikkanNya kepada BapaNya. Bahkan penderitaanNya sedemikian hebat sampai Alkitab berkata peluhNya bukan air melainkan darah.


Luke 22:44 says And being in agony, He prayed more earnestly. Then His sweat became like great drops of blood falling down to the ground.”
Ellen White in Desire of Ages pg. 753 expresses the agony. And let me interject before we read that statement, something very important. Jesus did not die from His wounds. Do you know that Ellen White tells us that Jesus would have died in the garden of Gethsemane before one finger was placed on Him if it hadn’t been for an angel that was sent to strengthen Him. That’s before anything happened to Jesus before one finger was placed on Him, she says, He fell dying to the ground and an angel was sent to revive Him, so He would not die. Jesus did not die because of His wounds, Jesus died because of the weight of sin of the whole world that He was bearing upon Himself after living His perfect life. Ellen White says, “Satan with his fierce temptations wrung the heart of Jesus. The Saviour could not see through the portals of the tomb. Hope did not present to Him His coming forth from the grave a conqueror, or tell Him of the Father's acceptance of the sacrifice. He feared that sin was so offensive to God that Their separation was to be eternal…”  Imagine that. The Devil is saying, the separation is going to be eternal. Then she says,   “…Christ felt the anguish which the sinner will feel when mercy shall no longer plead for the guilty race. It was the sense of sin, bringing the Father's wrath upon Him as man's substitute, that made the cup He drank so bitter, and broke the heart of the Son of God.”

Lukas 22:44 berkata, Dan sementara sangat menderita Ia makin bersungguh-sungguh berdoa. Saat itu, peluh-Nya seperti tetesan darah yang besar, jatuh ke tanah.[NKJV yang diindonesiakan]
Ellen White di Desire of Ages hal. 753 menggambarkan penderitaan tersebut. Dan sebelum kita membaca pernyataan itu, saya mau memotong dengan sesuatu yang sangat penting. Yesus tidak mati karena luka-lukaNya. Tahukah kalian Ellen White mengatakan kepada kita bahwa Yesus bisa mati di taman Getsemani sebelum Dia disentuh oleh satu jari pun, seandainya bukan karena seorang malaikat dikirimkan untuk menguatkanNya. Itu sebelum apa-apa terjadi pada Yesus, sebelum satu jari pun menyentuhNya. Ellen White berkata, Yesus sekarat dan jatuh ke tanah, dan seorang malaikat dikirim untuk menyadarkanNya agar Dia tidak mati. Yesus tidak mati karena luka-lukaNya, Yesus mati karena beban dosa seluruh dunia yang dipikulNya Sendiri setelah menjalani hidupNya yang tanpa cela.
Ellen White berkata, “Setan memeras hati Yesus dengan pencobaan-pencobaannya yang berat. Sang Juruselamat tidak bisa melihat melampaui gerbang kubur. HarapanNya tidak membuatNya bisa melihat bahwa Dia akan keluar dari kubur sebagai pemenang atau meyakinkanNya bahwa Allah Bapa akan menerima kurbanNya. Yesus takut bahwa bagi Tuhan dosa itu sedemikian menjijikkan sehingga perpisahan Mereka akan berlangsung selama-lamanya…” Bayangkan itu. Iblis berkata, perpisahan itu untuk selama-lamanya. Lalu Ellen White berkata, “…Kristus mengalami rasa tersiksa yang sama yang dirasakan orang berdosa ketika kasih karunia sudah tidak lagi memohonkan pengampuan bagi bangsa yang berdosa. Perasaan berdosa yang sama, yang mendatangkan murka Bapa ke atasNya sebagai pengganti manusia, itulah yang menjadikan cawan yang harus diminumNya sedemikian getir, dan meremukkan hati Putra Allah.”


And do you know something, folks? Jesus said to His disciples, He said to Peter after he cut off the ear, He said, “Put away that sword. Don’t you know that if I wanted to  I could call right now 12 legions of the angels and they would deliver Me?” In other words Jesus is saying, “I could leave right now if I wanted to. I don’t have to go through with this.”
Imagine the Devil says to Jesus, “Hah, Your disciples really care for You, don’t they? One of them betrayed You, the other one denied You, and all of the rest of them scampered away. And they slept when You asked them to pray for You. Hey, not even  Your disciples are  going to be saved much less the human race, pick up and leave while You can.”

Dan tahukah kalian, Saudara-saudara, Yesus berkata kepada murid-muridNya, Dia berkata kepada Petrus setelah Petrus memotong telinga pelayan imam, Yesus berkata, “Singkirkan pedang itu. Tidakkah kamu tahu, seandainya Aku mau, sekarang juga Aku bisa memanggil 12 legiun malaikat dan mereka akan menyelamatkan Aku?” Dengan kata lain, Yesus berkata, “Andai Aku mau, Aku bisa pergi sekarang juga. Aku tidak harus menjalani ini.”
Bayangkan Iblis berkata kepada Yesus, “Hah, murid-muridMu sungguh perduli padaMu, bukan? Yang satu mengkhianatiMu, yang satu mengingkariMu, dan sisanya yang lain semuanya melarikan diri. Dan mereka tidur sementara Engkau minta mereka berdoa untukMu. Hei, bahkan murid-muridMu saja tidak akan selamat, apalagi bangsa manusia. Berkemaslah dan pergilah selagi masih bisa.”


The Bible tells us that Jesus was beaten and He was punched. They spit in His face. The purpose of the Devil is either to get Jesus to leave, and to go where He is appreciated, or else for Jesus to retaliate and in this way sin and ruin the plan of salvation.
We are told in Mark 14:65  Then some began to spit on Him, and to blindfold Him, and to beat Him, and to say to Him, ‘Prophesy!’ And the officers struck Him with the palms of their hands.”
In Mark 15:16-20 we find how Jesus was treated. The Devil is causing this because he wants Jesus either to retaliate of he wants Jesus to leave.
It says there in Mark 15:16  Then the soldiers led Him away into the hall called Praetorium, and they called together the whole garrison. 17  And they clothed Him with purple; and they twisted a crown of thorns, put it on His head, 18 and began to salute Him, ‘Hail, King of the Jews!’ 19 Then they struck Him on the head with a reed and spat on Him; and bowing the knee, they worshiped Him. 20 And when they had mocked Him, they took the purple off Him, put His own clothes on Him, and led Him out to crucify Him.”

Alkitab mengatakan kepada kita bahwa Yesus dipukuli dan ditonjok. Mereka meludahi wajahNya. Tujuan Iblis adalah untuk memaksa Yesus meninggalkan tempat itu dan pergi ke mana Dia disayangi, atau agar Yesus melawan dan dengan demikian menggagalkan rencana keselamatan.
Kita diberitahu di Markus 14:65Lalu mulailah beberapa orang meludahi Dia dan menutup mata-Nya dan memukul-Nya sambil berkata kepada-Nya: ‘Bernubuatlah!’ Para pengawal pun memukul Dia dengan telapak tangan mereka.
Di Markus 15:16-20 kita melihat bagaimana Yesus diperlakukan. Iblis yang menyebabkan itu karena dia mau membuat Yesus melawan atau meninggalkan tempat itu.
Dikatakan di Markus 15:16  “Kemudian serdadu-serdadu membawa Yesus ke aula yang disebut Praetorium (tempat tinggal gubernur), dan seluruh pasukan dipanggil untuk berkumpul. 17 Dan  mereka mengenakan jubah ungu kepada-Nya, dan menganyam sebuah mahkota duri dan menaruhnya di atas kepala-Nya. 18 Kemudian mereka mulai memberi hormat kepada-Nya: ‘Salam, hai raja orang Yahudi!’ 19 Lalu  mereka memukul kepala-Nya dengan buluh, dan meludahi-Nya dan dengan melipat lutut mereka menyembah-Nya. 20 Sesudah mengolok-olok Dia mereka menanggalkan jubah ungu itu dari-Nya dan mengenakan pakaian-Nya sendiri kepada-Nya dan menggiringNya ke luar untuk menyalibkan Dia.” [NKJV yang diindonesiakan].


Do you know that even while Jesus hung on the cross, the Devil tried to entice Him to come down from the cross? There were individuals gathered at the foot of the cross that actually said to Jesus, “If You are really the Son of God, come down and prove it!” They were breathing the words of the Devil.
Notice Matthew 27:41-43 Likewise the chief priests also, mocking with the scribes and elders, said, 42 ‘He saved others; Himself He cannot save. If He is the King of Israel, let Him now come down from the cross, and we will believe Him. 43 He trusted in God; let Him deliver Him now if He will have Him; for He said, 'I am the Son of God.'… "

Tahukah kalian bahwa bahkan selagi Yesus tergantung di salib, Iblis masih mencoba membujukNya untuk turun dari salib? Ada orang-orang yang berkumpul di kaki salib yang benar-benar berkata kepada Yesus, “Jika Kamu sungguh Putra Allah, turunlah dan buktikan!” Mereka sedang menyuarakan kata-kata Iblis.
Perhatikan Matius 27:41-43   “Demikian juga imam-imam kepala bersama-sama ahli-ahli Taurat dan tua-tua mengolok-olok Dia dan berkata: 42 ‘Orang lain Ia selamatkan, tetapi diri-Nya sendiri tidak dapat Ia selamatkan! Andai Ia Raja Israel biarlah Ia turun dari salib itu dan kami akan percaya pada-Nya. 43 Ia menaruh harapan-Nya pada Allah: biarlah Allah menyelamatkan Dia, jikalau Allah berkenan kepada-Nya! Karena Ia telah berkata: Aku adalah Anak Allah.’" [NKJV yang diindonesiakan].


But Jesus would not be discouraged.  He was going to go to the tomb even if it meant eternal separation from His Father, that’s how much Jesus loves us.
In John 8:29, Jesus explained that His Father was always with Him. In fact it says there, Jesus is speaking, And He who sent Me is with Me. The Father has not left Me alone, for I always do those things that please Him."   So Jesus says, “The Father is always with Me. He has never left Me alone.”
But listen carefully, Matthew 27:46 tells us that when Jesus hung on the cross He could not feel the presence of His Father. In fact He cries out, “My God, My God, why have You forsaken Me? Why hast Thou forsaken Me? You walked with Me all during My life, but now I don’t feel Your presence, why have You forsaken Me?”

Tetapi Yesus tidak mau dipatahkan semangatNya. Dia bertekad pergi ke kubur walaupun andai itu berarti perpisahan abadi dengan BapaNya, sebesar itulah kasihNya pada kita.
Di Yohanes 8:29, Yesus menjelaskan bahwa BapaNya selalu bersamaNya, bahkan dikatakan di sana, Yesus berkata, “Dan Ia, yang telah mengutus Aku, Ia menyertai Aku. Bapa tidak membiarkan Aku sendiri, sebab Aku senantiasa berbuat apa yang berkenan kepada-Nya." Jadi Yesus berkata, “Bapa selalu beserta Aku. Dia tidak pernah meninggalkan Aku sendiri.”
Tetapi dengarkan baik-baik, Matius 27:46 mengatakan kepada kita bahwa ketika Yesus tergantung di salib, Dia tidak bisa merasakan kehadiran BapaNya. Bahkan Dia sampai berseru, “TuhanKu, TuhanKu, mengapa Engkau meninggalkan Aku? Mengapa Engkau menelantarkan Aku? Engkau mendampingi Aku selama hidupKu, tetapi sekarang Aku tidak merasakan kehadiranMu, mengapa Engkau meninggalkan Aku?”


And then Jesus says on the cross, “It is finished.” And as we’ll notice in our next lecture in this series, Jesus was actually speaking those words to His Father. Jesus was saying, “I have lived the perfect life that the Law requires, and now I am bearing the sins of the world. Salvation is finished. There is a perfect life and there is a death for sin, available to every repentant human being who comes confessing his sins and trusting in Me. It is finished.”
John 19:30 says, So when Jesus had received the sour wine, He said, ‘It is finished!’ And bowing His head, He gave up His spirit.”
But you know what? Luke tells us that Jesus said one last thing, after He said “It is finished” this is found in Luke 23:46. Now, listen, folks, Jesus felt forsaken by His Father, we just read it, He said, “My God, My God, why have You forsaken Me?” He could not see beyond the portals of the tomb, He feared that sin was so offensive to God that the separation would be eternal. And yet Jesus, the last words that He pronounces on the cross, are found in Luke 23:46 where we are told, And when Jesus had cried out with a loud voice, He said, ‘Father, into Your hands I commit My spirit.'  Having said this, He breathed His last.”
Do you know what Jesus was saying? Jesus was saying, “Father, You promised that if I was faithful, that if I lived a perfect life, and that if I offered My life as a ransom for sin, that You would preserve My spirit, and that You would resurrect Me from the dead. Father, into Your hands I am commanding My spirit. Because You have promised on the third day You are giving My spirit back, You are going to resurrect Me and I will be alive again. Father, into Your hands I command My spirit.”
So Jesus, did not die a dejected and pessimistic life, Jesus feels separated from His Father, but He says, “Father, I claim Your promise that You will return to Me, My spirit. You will preserve My spirit and You will return to Me My self identity, You will make Me who I was in life on the third day, when I resurrect from the dead.”

Kemudian di salib Yesus berkata, “Sudah selesai.” Dan yang nanti akan kita simak dalam pelajaran kita berikutnya tentang seri ini, Yesus sebenarnya mengucapkan kata-kata tersebut kepada BapaNya. Yesus berkata, “Aku telah menjalani hidup yang tanpa cela yang dituntut oleh Hukum, dan sekarang Aku sedang memikul dosa-dosa dunia. Prosedur penyelamatan sudah selesai. Sudah ada hidup yang tidak bercela dan sudah ada kematian untuk dosa, tersedia bagi setiap manusia yang bertobat, yang datang mengakui dosa-dosanya dan mempercayai Aku. Sudah selesai.”
Yohanes 19:30 berkata,Sesudah Yesus mendapat tawaran anggur asam itu, berkatalah Ia: "Sudah selesai!" Lalu Ia menundukkan kepala-Nya dan menyerahkan nyawa-Nya.” [NKJV yang diindonesiakan]
Tetapi tahukah kalian, Lukas memberitahukan kita Yesus mengatakan satu hal yang terakhir setelah Dia berkata “Sudah selesai”, ini ada di Lukas 23:46. Nah, dengarkan, Saudara-saudara, Yesus merasa ditinggalkan oleh BapaNya, kita baru saja membaca tentang hal itu, Yesus berkata, “TuhanKu, TuhanKu mengapa Engkau meninggalkan Aku”, Yesus tidak bisa melihat di balik gerbang kubur, Dia khawatir dosa itu begitu menjijikkan bagi Tuhan sehing\ga perpisahan itu abadi. Namun begitu, kata-kata terakhir yang diucapkan Yesus di atas salib, yang ada di Lukas 23:46, di mana kita mendapat tahu, Lalu Yesus berseru dengan suara nyaring: ‘Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu Kuserahkan roh-Ku.’ Dan sesudah berkata demikian Ia  menarik napasNya yang terakhir.[NKJV yang diindonesiakan].
Tahukah kalian apa yang dikatakan Yesus? Yesus berkata, “Bapa, Engkau telah berjanji jika Aku setia, jika Aku menjalani hidup yang tidak bercela, dan jika Aku mempersembahkan hidupKu sebagai tebusan dosa, maka Engkau akan memelihara rohKu, dan Engkau akan membangkitkan Aku dari orang-orang mati. Bapa, ke dalam tanganMu Aku serahkan rohKu. Karena Engkau telah berjanji pada hari ketiga Engkau akan mengembalikan rohKu, Engkau akan membangkitkan Aku dan Aku akan hidup lagi. Bapa, ke dalam tanganMu Aku serahkan rohKu.”
Jadi Yesus tidak mati kecewa dan pesimis, Yesus merasa terpisah dari BapaNya, tetapi Dia berkata, “Bapa, Aku klaim janjiMu bahwa Engkau akan mengembalikan rohKu kepadaKu. Engkau akan memelihara rohKu dan Engkau akan mengembalikan kepadaKu identitas diriKu, pada hari ketiga Engkau akan menjadikan Aku sebagaimana Aku pernah hidup, pada waktu Aku bangkit dari orang mati.”


Jesus died on what is known as Good Friday. He rested in the tomb on the Sabbath, and very early on the first day of the week, two angels descended from heaven. One of them removed the stone. Hah! You know the Devil was trying to keep Jesus in the tomb. Kind of makes me snicker. The Devil thought that he could keep the Prince of Life in the tomb with a little stone in front of the entrance of the tomb? With the Roman guard? With his demons there present in front of the tomb? He actually thought that he could keep Jesus in the tomb? And so when one of the angels removed the stone and sits upon it, and the other angel stood in front of the tomb, and with a commanding voice he said, “O, Thou Son of God, Thy Father calls Thee.” Remember He had said, “Father, into Your hands I command My spirit.” Immediately out through the entrance of the tomb came Jesus Christ. He had removed the wrappings and He had folded them neatly, see? He was a neat individual. This teaches us that we should make our beds, kids, in the morning. It teaches us many important lessons that we need to be orderly, see? He didn’t say, “Oh, I am going to resurrect” you know and throw everything aside. No, He folded everything perfectly. And when He came out of the tomb He said in a commanding voice, “I am the resurrection and the life!” The Roman soldiers fell like they were dead, the demons scattered, the earth shook, because the Messiah had come forth from the grave. Now He had a perfect life and He had a death for sin that He could offer to every sinner that comes to Him, repentant, confessing sins and trusting in Jesus Christ as Savior and as Lord.

Yesus mati pada hari yang kita kenal sebagai Jumat Agung. Dia beristirahat di dalam kubur pada hari Sabat, dan pagi sekali pada hari pertama minggu itu, dua malaikat turun dari Surga. Salah satu dari mereka menggulingkan batu. Hah! Kalian tahu, Iblis berusaha menahan Yesus di dalam kubur. Ini membuat saya ingin mencibir. Iblis menyangka dia bisa menahan Pangeran Hidup di dalam kubur dengan sebuah batu di depan lubang masuknya? Dengan tentara penjaga Roma? Dengan roh-roh jahat yang hadir di depan kubur? Iblis sungguh-sungguh menyangka dia bisa menahan Yesus di dalam kubur? Maka ketika salah satu malaikat itu menggulingkan batu dan duduk di atasnya, dan malaikat yang satu lagi berdiri di depan kubur dan dengan suara yang berwibawa berkata, “O, Engkau Putra Allah, BapaMu menganggilMu.” Ingat, Yesus pernah berkata, “Bapa, ke dalam tanganMu Aku serahkan rohKu.” Segera setelah itu keluarlah Yesus Kristus dari lubang kubur. Dia telah membuka kain kafanNya dan Dia melipatnya dengan rapi. Lihat, Dia adalah pribadi yang rapi. Anak-anak, ini mengajar kita bahwa kita harus merapikan tempat tidur kita di pagi hari. Ini mengajarkan banyak pelajaran penting kepada kita bahwa kita harus teratur, lihat? Yesus tidak berkata, “Oh, Aku akan bangkit” lalu Dia melemparkan segalanya begitu saja. Tidak, Yesus melipat semuanya dengan sempurna. Dan ketika Dia keluar dari kubur, Dia berkata dengan suara yang berwibawa, “Akulah kebangkitan dan hidup!” Tentara-tentara Roma jatuh seakan mati, roh-roh jahat lari sipat kuping, bumi berguncang, karena Mesias telah keluar dari kubur. Sekarang Dia punya hidup yang tidak bercela dan Dia punya kematian untuk dosa yang bisa diberikanNya kepada setiap orang berdosa yang datang kepadaNya, bertobat, mengakui dosa-dosanya dan mempercayai Yesus Kristus sebagai Juruselamat dan sebagai Tuhan.


But Jesus did not resurrect by Himself. Our final point is that there was a group of individuals that resurrected with Him.
Notice Matthew 27:51-53 Then, behold, the veil of the temple was torn in two from top to bottom; and the earth quaked, and the rocks were split,  52 and the graves were opened; and many bodies of the saints who had fallen asleep were raised…”  and now notice,    “…53 and coming out of the graves after His resurrection, they went into the holy city and appeared to many.”
There was a multitude of individuals that were resurrected with Christ, and the purpose was twofold:
1.   For 40 days to go into the city and prove that Jesus had resurrected from the dead,
2.   And secondly when Jesus went to heaven 40 days after His resurrection, Jesus took these people who resurrected with Him as a sample to heaven, of all of those that will come forth from the grave when Jesus comes for the second time in power and glory. In other words, by taking that small group to heaven Jesus is saying to the Devil, “I am only taking the sample now, but when I return again I am going to take all of the rest of them with Me as well.”

Now some people have reached the conclusion that this group that resurrected with Christ were the 24 elders of Revelation 4 and 5. But the question is, as we conclude this presentation,  are those who resurrected with Jesus really the 24 elders? Or are the 24 elders a different group who play a very important role in the plan of salvation? Don’t miss the next exciting episode when we will study this subject.

Tetapi Yesus tidak bangkit sendirian. Poin kita yang terakhir adalah, ada sekelompok orang yang bangkit bersama-sama dengan Yesus.
Perhatikan Matius 27:51-53,Dan lihatlah, tabir Bait Suci terbelah dua dari atas sampai ke bawah dan terjadilah gempa bumi, dan bukit-bukit batu terbelah, 52 dan kuburan-kuburan terbuka dan banyak orang kudus yang telah tidur, dibangkitkan…”  dan sekarang perhatikan,   “…53 Dan sesudah kebangkitan Yesus, mereka pun keluar dari kubur, lalu masuk ke kota kudus dan menampakkan diri kepada banyak orang.”
Ada serombongan orang yang bangkit bersama Kristus, dan tujuannya ada dua:
1.   Selama 40 hari mereka masuk ke kota dan membuktikan bahwa Yesus telah bangkit dari yang mati,
2.   Yang kedua, ketika Yesus naik ke Surga 40 hari kemudian setelah kebangkitanNya, Yesus membawa orang-orang ini yang bangkit bersamaNya ke Surga, sebagai contoh semua yang bakal keluar dari kuburnya ketika Yesus datang kedua kalinya dalam kuasa dan kemuliaan. Dengan kata lain, dengan membawa kelompok kecil ini ke Surga, Yesus berkata kepada Iblis, “Sekarang Aku hanya membawa contohnya, tetapi kelak bila Aku kembali, Aku akan membawa mereka semuanya bersamaKu juga.”

Nah, ada orang yang mengambil kesimpulan bahwa kelompok ini yang bangkit bersama Kristus adalah ke-24 ketua di Wahyu pasal 4 dan 5. Tetapi pertanyaannya adalah, sementara kita mengakhir presentasi ini, apakah mereka yang bangkit bersama Kristus benar-benar ke-24 ketua? Atau ke-24 itu kelompok yang lain yang memainkan peranan yang sangat penting dalam rencana keselamatan?
Jangan melewatkan episode berikutnya yang sangat menarik ketika kita akan mempelajari topik ini.




17 12 15

No comments:

Post a Comment