Monday, February 15, 2016

THE SONG OF THE LAMB ~ STEPHEN BOHR

THE SONG OF THE LAMB
A sermon by Stephen Bohr


Dibuka dengan doa.


This is part 2 of a series that I began several weeks ago. We studied in our last sermon The Song of Moses. Now, before we can understand The Song of the Lamb I need to review what we studied about The Song of Moses. So I am going to do a very quick recap of what we studied in the first sermon in this series.

Ini adalah bagian kedua dari serie yang sudah saya mulai beberapa minggu yang lalu. Telah kita pelajari dalam pelajaran yang lalu, Nyanyian Musa. Sekarang, sebelum kita bisa memahami Nyanyian Anak Domba, saya perlu mengulang apa yang telah kita pelajari tentang Nyanyian Musa. Jadi saya akan mengulanginya dengan sangat cepat, apa yang telah kita pelajari di bagian pertama dari serie ini.


·       You’d remember that Israel, God’s people were in bondage and they were crying out to God for deliverance. The Bible tells us that they were in bondage to Pharaoh who is called in Scripture “the great dragon”.
·       We studied how God called Moses but before Moses could call God’s people out of bondage it was necessary for him to learn to depend upon God, it was necessary for him to learn the lesson of humility, that the deliverance was not going to come his way, but God’s way. We notice that when Moses said, “I don’t know how to speak”, God said, “I will give you the words to speak.”
·       We notice that Moses gave the message to Israel, “Come out of Egypt!” In other words he called God’s people to come out of bondage.
·       We notice that in the process of delivering Israel from Egypt Moses performed powerful miracles to reveal the wonderful miraculous power of God. We also notice that the Devil performed counterfeit miracles.
·       We also notice that in the plagues there were several calamities that fell upon Egyptian civilization, these were meant to lead the Egyptians to repentance but these calamities in nature further hardened the Egyptians against God and against His people. In fact the calamities led the Egyptians to blame God’s people for what was taking place.
·       We also notice that Moses told Pharaoh, “You will no longer see my face”, in other words “Probation has closed for you and Egyptian civilization.”
·       We know that before the exodus of Israel from Egypt there was a sealing process, God’s people were separated from the wicked by marking the doors of the Israelites.
·       We notice also that Israel was guided in their exodus by a pillar of fire,
·       and when they arrived at the edge of the Red Sea, a death decree was given against the Israelites and they were shut in. It appeared that there was no escape for Israel. It appeared like Pharaoh and his hosts were going to destroy God’s people and execute the death decree. God’s people were defenseless and apparently had no hope. This led Israel to have a severe time of trouble where they cried out to God for deliverance from this death decree which the Egyptians had uttered against them. God answered by saying, “Don’t worry, folks, stay still and you will see the salvation of the Lord.” In other words, “You are not going to deliver yourselves, just stand still and you will see My hand delivering you from this death decree.”
·       We notice that through the rod of Moses the waters of the Red Sea were divided and dried up. I want you to remember those expressions, we read them. The waters of the Red sea which were a menace and a danger to Israel now were divided and they were dried up. And now God took the battlefield. When the waters were dried up, when the waters were divided, a way was prepared for God’s people to go through to be delivered.
·       And we are told that that evening when the Egyptians were about to pounce upon God’s people, there was a terrible plague of darkness upon the Egyptians by but upon God’s people there was the radiance of the noonday sun.
·       And then the waters were dried up, God’s people went through the waters on dry land the waters that had dried up, and had been divided.
·       And when the sun rose, the Bible tells us that the waters avalanched themselves upon the Egyptians and drowned them.
·       And as we notice in our first study in conjunction with the waters falling upon the Egyptians, Psalm 77 tells us that there was thunder, there was lightning and there was an earthquake that shook the earth when the Egyptians were destroyed.
·       And we are told at the end of the story, that not one of the enemies of God’s people remained alive, whereas none of God’s people perished in the destruction.
·       And then God’s people came up on the other side delivered from the wrath of the Egyptians and they sang the Song of Moses which is found in Exodus chapter 15, and then we notice that God led Israel to the mount of His inheritance, which by the way is Mt. Zion.
So this in nutshell form is what we studied in our first sermon.

·       Kalian ingat bahwa Israel, umat Tuhan, terbelenggu perbudakan, dan mereka berseru kepada Tuhan minta dibebaskan. Alkitab memberitahu kita bahwa mereka diperbudak oleh Firaun yang di Firman Tuhan disebut sebagai “naga yang besar”.
·       Kita sudah mempelajari bagaimana Tuhan memanggil Musa, tetapi sebelum Musa bisa memanggil umat Tuhan keluar dari perbudakan, dia harus belajar mengandalkan Tuhan, dia harus belajar rendah hati, bahwa pembebasan itu tidak akan menurut caranya, tetapi menurut cara Tuhan. Kita perhatikan bahwa ketika Musa berkata, “Saya tidak pandai bicara”, Tuhan berkata, “Akulah yang akan memberikan kata-kata untuk kamu ucapkan.”
·       Kita sudah melihat bahwa Musa menyampaikan pekabaran kepada Israel, “Keluarlah dari Mesir!”, dengan kata lain dia memanggil umat Tumat keluar dari perbudakan. Kita melihat bahwa dalam proses penyelamatan Israel dari Mesir, Musa melakukan mujizat-mujizat hebat untuk menyatakan kuasa mujizat Tuhan yang mengagumkan. Kita juga melihat bahwa Iblis pun melakukan banyak mujizat palsu.
·       Kita juga sudah melihat pada masa tulah-tulah itu, ada beberapa bencana yang jatuh ke atas peradaban Mesir, yang tujuannya untuk membawa orang Mesir kepada pertobatan, tetapi bencana-bencana alam itu semakin mengeraskan hati orang-orang Mesir terhadap Tuhan dan terhadap umat Tuhan. Bahkan bencana-bencana itu membuat orang-orang Mesir menyalahkan umat Tuhan atas apa yang terjadi.
·       Kita juga sudah melihat bahwa Musa mengatakan kepada Firaun, “Kamu tidak akan melihat wajahku lagi”, dengan kata lain “Masa percobaan bagimu dan bagi peradaban Mesir sudah berakhir.”
·       Kita tahu bahwa sebelum keluarnya orang Israel dari Mesir, ada proses pemeteraian, umat Tuhan dipisahkan dari yang jahat dengan menandai pintu-pintu rumah bangsa Israel.
·       Kita juga sudah melihat bahwa dalam perjalanan mereka keluar dari Mesir, bangsa Israel dipimpin oleh tiang api,
·       dan ketika mereka tiba di tepi Laut Merah, keluarlah suatu titah untuk membunuh mereka, dan mereka terkepung. Tampaknya seolah-olah bangsa Israel tidak bisa lolos. Sepertinya Firaun dan bala tentaranya benar-benar akan membinasakan umat Tuhan dan melaksanakan hukuman mati atas mereka. Umat Tuhan tidak berdaya, dan jelas-jelas tidak punya harapan. Ini membuat bangsa Israel mengalami suatu masa kesesakan besar dan mereka berseru kepada Tuhan untuk menyelamatkan mereka dari titah hukuman mati yang telah dikeluarkan bangsa Mesir bagi mereka. Tuhan menjawab dengan berkata,  “Jangan khawatir, diam saja, dan kamu akan melihat keselamatan dari Tuhan” dengan kata lain, “Kamu tidak akan menyelamatkan dirimu sendiri, jadi diam saja dan kamu akan melihat tanganKu menyelamatkan kamu dari titah kematian ini.”
·       Kita sudah melihat bagaimana melalui tongkat Musa, air Laut Merah terbagi dan mengering. Saya mau kalian ingat ungkapan ini, kita sudah membacanya. Air Laut Merah yang merupakan ancaman dan bahaya bagi bangsa Israel, sekarang terbelah dan mengering. Dan sekarang Tuhan yang maju ke medan perang. Pada saat airnya mengering, airnya terbelah, suatu jalan disiapkan bagi umat Tuhan untuk melewatinya dan diselamatkan.
·       Dan kita mendapat tahu bahwa malam itu, ketika orang-orang Mesir akan menerkam umat Tuhan, terjadilah tulah kegelapan di tempat orang-orang Mesir, tetapi di tempat umat Tuhan terangnya seperti siang hari bolong.
·       Kemudian airnya mengering, dan umat Tuhan berjalan melalui air itu di atas daratan kering di mana airnya baru saja mengering dan terbelah.
·       Dan ketika matahari terbit, kita mendapat tahu dari Alkitab bahwa air itu jatuh kembali ke atas orang-orang Mesir seperti salju longsor, dan menenggelamkan mereka.
·       Dan seperti yang kita lihat di pelajaran kita yang pertama, sehubungan dengan air yang jatuh kembali ke atas orang-orang Mesir, di Mazmur 77 kita diberitahu bahwa terjadi guntur, kilat, dan gempa bumi yang mengguncang bumi ketika orang-orang Mesir itu dimusnahkan.
·       Dan kita mendapat tahu pada akhir kisah ini, tidak satu pun dari musuh-musuh umat Tuhan yang tersisa hidup, sementara tidak ada umat Tuhan satu pun yang binasa dalam kehancuran itu.
·       Kemudian umat Tuhan tiba di seberang, diselamatkan dari angkara murka bangsa Mesir, dan mereka menyanyikan Nyanyian Musa yang tercatat di Keluaran pasal 15, lalu kita melihat bahwa Tuhan membimbing Isral ke gunung warisanNya, yang adalah Gunung Zion.
Jadi inilah bentuk ringkasnya dari apa yang telah kita pelajari dari pelajaran yang pertama.


Now we noticed last time that the song of Moses is not only called The Song of Moses, in Revelation it is called The Song of Moses and the Lamb. Let’s read that in Revelation 15:2-3. “And I saw something like a sea of glass mingled with fire, and those who have the victory over the beast, over his image and over his mark and over the number of his name, standing on the sea of glass, having harps of God. 3 They sing the song of Moses, the servant of God, and the song of the Lamb, saying: ‘ Great and marvelous are Your works, Lord God Almighty! Just and true are Your ways, O King of the saints!’”
You know many times I read this passage in Revelation and I wondered why this song in the end time that God’s people are going to sing is called The Song of Moses and the Lamb? What does Moses have to do with the final deliverance? I said. It should only be called The Song of the Lamb. And then it dawned on me that the reason why it’s called The Song of Moses and the Lamb is because the deliverance that will take place at the end will be similar to the deliverance that took place in the time of Moses. In other words there is a whole series of events that are parallel from the times of Moses that will be repeated once again in the end time. But as this took place in the Old Testament in a local place, with a literal people Israel and we are dealing with a literal sea and literal enemies, at the end of time we are dealing with worldwide events having to do with spiritual Israel, having to do with spiritual waters, having to do with a spiritual drying up of the waters, and a spiritual deliverance for God’s people. At the end of time the Bible tells us God’s people will also be in bondage. They will be in bondage to Babylon. In fact they will be in bondage to Satan, who is called in Revelation: “the great dragon”, just like Pharaoh.
Notice Revelation 12:17, it says, And the dragon was enraged with the woman, and he went to make war with the rest of her offspring, who keep the commandments of God and have the testimony of Jesus Christ.”

Nah, kita lihat dalam pelajaran yang lalu bahwa Nyanyian Musa bukan hanya disebut Nyanyian Musa, tetapi di Wahyu itu disebut Nyanyian Musa dan Anak Domba. Mari kita baca di Wahyu 15:2-3, Dan aku melihat sesuatu bagaikan lautan kaca bercampur api, dan mereka yang telah mengalahkan binatang itu, dan patungnya, dan tandanya, dan bilangan namanya, berdiri di atas laut kaca, pada mereka ada kecapi Allah. 3 Dan mereka menyanyikan Nyanyian Musa,  hamba Allah, dan Nyanyian  Anak Domba, bunyinya: ‘Besar dan ajaib segala pekerjaan-Mu, ya Tuhan, Allah, Yang Mahakuasa! Adil dan benar segala jalan-Mu, ya Raja semua orang saleh!” [NKJV yang diindonesiakan].
Kalian tahu, seringkali dulu saat saya membaca kutipan di Wahyu ini, saya bertanya-tanya mengapa nyanyian di akhir zaman yang akan dinyanyikan umat Tuhan itu disebut Nyanyian Musa dan Anak Domba? Apa kaitan Musa dengan penyelamatan yang terakhir? kata saya. Nyanyian itu seharusnya hanya disebut Nyanyian Anak Domba. Kemudian terbersit dalam pikiran saya, bahwa alasan mengapa itu disebut Nyanyian Musa dan Anak Domba adalah karena penyelamatan yang akan terjadi pada akhir zaman itu mirip penyelamatan yang terjadi di zaman Musa. Dengan kata lain ada serangkaian peristiwa yang paralel dari zaman Musa, yang akan diulangi sekali lagi pada akhir zaman. Tetapi peristiwa yang terjadi di zaman Perjanjian Lama ini, di suatu lokasi yang lokal, pada bangsa Israel yang literal, dan kita berhadapan dengan laut yang literal dan musuh-musuh yang literal; sedangkan pada akhir zaman, kita akan menghadapi peristiwa-perstiwa global yang mengenai Israel rohani, berkaitan dengan banyak air spiritual, berkaitan dengan mengeringnya banyak air tersebut secara spiritual, dan diselamatkannya umat Tuhan secara spiritual.  Alkitab mengatakan pada akhir zaman umat Tuhan juga akan terbelenggu perbudakan, mereka akan diperbudak oleh Babilon. Faktanya, mereka diperbudak Setan, yang di kitab Wahyu disebut “naga yang besar” sama seperti Firaun.
Perhatikan Wahyu 12:17, dikatakan,  Maka marahlah NAGA ITU kepada perempuan itu, lalu pergi memerangi keturunannya yang sisa, yang memelihara perintah-perintah Allah dan memiliki kesaksian Yesus Kristus.” [NKJV yang diindonesiakan]


So God’s people will be captive in Babylon, most of God’s people in fact today are captive in Babylon. Many of them are crying out for deliverance from God, the Devil, the dragon has them in bondage there. And God is calling a people who will be like Moses who will call God’s people out of Babylon. But before God’s people can do the work of Moses and call God’s people out of Babylon, it will be necessary for God’s people to learn the same lesson that Moses learned. And that is, that we have to cast aside our self dependence, we have to unlearn many things like Moses did during those 40 years in the wilderness and we need to realize that salvation and power come only from the Lord and not from ourselves. In other words if God is going to use us as His people to call out of Babylon those who are in bondage and in slavery, we must learn to depend fully and completely on God and not on ourselves like Moses did.

Maka umat Tuhan akan menjadi tawanan Babilon. Sebenarnya hari ini kebanyakan umat Tuhan tertawan di Babilon. Banyak dari mereka berseru minta dibebaskan oleh Tuhan. Iblis, naga itu, yang memperbudak mereka di sana. Dan Tuhan sedang memanggil anak-anakNya untuk menjadi seperti Musa, yang akan memanggil umat Tuhan keluar dari Babilon. Tetapi sebelum anak-anak Tuhan itu bisa melakukan tugas Musa dan memanggil umat Tuhan keluar dari Babilon, maka anak-anak Tuhan ini harus belajar pelajaran yang sama yang dipelajari Musa, dan itu adalah, kita harus mengesampingkan ketergantungan kita kepada diri sendiri, kita harus meninggalkan banyak hal seperti yang dilakukan Musa selama 40 tahun di padang gurun, dan kita harus menyadari bahwa keselamatan dan kuasa datangnya hanya dari Tuhan dan bukan dari diri kita sendiri. Dengan kata lain, jika Tuhan akan memakai anak-anakNya untuk memanggil mereka yang tertawan dan terbelenggu perbudakan keluar dari Babilon, maka kita harus belajar sepenuhnya dan seluruhnya bergantung pada Tuhan dan bukan pada diri sendiri, sama seperti yang dilakukan Musa.


Some people say, “I don’t know how to speak.” Well, God gives a wonderful promise in Luke 21, the prophecy about the end time. Luke 21:14, it says, 14 Therefore settle it in your hearts not to meditate beforehand on what you will answer…”  in other words when you come before the courts of kings don’t think about what you’re going to say,   “…15 for I will give you a mouth…”  the identical expression that was used for Moses    “…I will give you a mouth and wisdom which all your adversaries will not be able to contradict or resist.” Like with Moses, God says, “I will give you a mouth to speak so that you can speak before kings with boldness, and command them to let My people go.”

Ada orang berkata, “Saya tidak pandai bicara.” Nah, Tuhan memberikan suatu janji yang indah di Lukas 21, nubuatan mengenai akhir zaman. Lukas 21:14, berkata,Sebab itu tetapkanlah di dalam hatimu untuk tidak memikirkan lebih dahulu apa yang akan kamu jawab...” dengan kata lain, “Bila kamu berdiri di depan pengadilan para raja, jangan berpikir apa yang akan kamu katakan”, “…15 Sebab Aku yang akan memberikan kepadamu kemampunan berbicara dan hikmat, yang tidak dapat ditentang atau dibantah lawan-lawanmu.” [NKJV yang diindonesiakan]. Sebagaimana dengan Musa, Tuhan berkata, “Aku yang memberimu kemampuan berbicara supaya kamu bisa berkata-kata di hadapan raja-raja dengan keberanian, dan memerintahkan kepada mereka untuk melepaskan umatKu pergi.”


In Mark 13:11 which is a parallel passage to Luke 21, once again we are told that when crunch time comes, through the Holy Spirit God will give us words to speak.  Mark 13:11, But when they arrest you and deliver you up, do not worry beforehand, or premeditate what you will speak. But whatever is given you in that hour, speak that; for it is not you who speak, but the Holy Spirit.”
God will have a people who depend upon the Holy Spirit, who in humility will proclaim the message of God and call God’s people out of Babylon.

Di Markus 13:11 yang paralel dengan Lukas 21, sekali lagi kita diberitahu bahwa pada saat genting, melalui Roh Kudus, Tuhan akan memberikan kepada kita kata-kata yang harus kita ucapkan. Markus 13:11, Dan jika kamu ditangkap dan diserahkan, janganlah kamu kuatir sebelumnya atau merencanakan apa yang harus kamu katakan, tetapi katakanlah apa yang dikaruniakan kepadamu pada saat itu juga, sebab bukan kamu yang berkata-kata melainkan  Roh Kudus.” [NKJV yang diindonesiakan].
Tuhan akan memiliki satu umat yang bergantung pada Roh Kudus, yang menyampaikan pekabaran Tuhan dengan rendah hati, dan memanggil umat Tuhan keluar dari Babilon.


Now, the question is, where is that message to come out of Babylon? Moses called God’s people to come out of Egypt out of bondage. At the end time it will be out of Babylon. Revelation  18:1-4 has that call for God’s people to come out. It says there in Revelation 18:1, After these things I saw another angel coming down from heaven, having great authority, and the earth was illuminated with his glory.2 And he cried mightily with a loud voice, saying, ‘Babylon the great is fallen, is fallen…”  was that true of Egypt? Was Egypt fallen too? Most certainly. “…Babylon the great is fallen, is fallen, and has become a dwelling place of demons, a prison for every foul spirit, and a cage for every unclean and hated bird! 3 For all the nations have drunk of the wine of the wrath of her fornication, the kings of the earth have committed fornication with her, and the merchants of the earth have become rich through the abundance of her luxury.’…”  And now notice the call out. Because Babylonian civilization at the end of time will be fallen, filled with demons, God gives a call through His people, to those who are in bondage. Verse 4, “…4 And I heard another voice from heaven saying, ‘Come out of her, My people…”  the same call that Moses gave   “…lest you share in her sins, and lest you receive of her plagues. 5 For her sins have reached to heaven, and God has remembered her iniquities.’”
So in the end time God is going to use a humbled people to call all of those faithful souls who are in Babylon, in bondage, to come out of bondage and to join God’s remnant people.

Nah, pertanyaannya adalah, mana pekabaran untuk keluar dari Babilon? Musa memanggil umat Tuhan keluar dari Mesir, dari perbudakan; pada akhir zaman, itu menjadi keluar dari Babilon. Wahyu 18:1-4 berisikan panggilan bagi umat Tuhan untuk keluar. Dikatakan di Wahyu 18:1, Kemudian dari pada itu aku melihat seorang malaikat lain turun dari sorga. Ia mempunyai kekuasaan besar dan bumi menjadi terang oleh kemuliaannya.  Dan ia berseru dengan suara yang kuat, katanya: ‘Sudah rubuh, sudah rubuh Babel yang besar itu…” Apakah ini tepat bagi Mesir? Apakah Mesir juga sudah rubuh? Tentu saja. “…‘Sudah rubuh, sudah rubuh Babel yang besar itu, dan ia telah menjadi tempat kediaman roh-roh jahat dan penjara bagi semua roh najis dan kandang segala burung yang najis dan yang dibenci. 3 karena semua bangsa telah minum dari anggur murka cabulnya, dan raja-raja di bumi telah berbuat cabul dengan dia, dan pedagang-pedagang di bumi telah menjadi kaya oleh kelimpahan kemewahannya.’…”  Sekarang perhatikan panggilannya untuk keluar. Karena peradaban Babilon pada akhir zaman akan rubuh, dipenuhi oleh roh-roh jahat, maka melalui anak-anakNya, Tuhan memanggil mereka yang berada di bawah perbudakan, “…4 Lalu aku mendengar suara lain dari sorga berkata: ‘Keluarlah darinya, hai umat-Ku…”  panggilan yang sama yang diserukan Musa, “…supaya kamu jangan mengambil bagian dalam dosa-dosanya, dan supaya kamu jangan turut ditimpa malapetaka-malapetakanya.” [NKJV yang diindonesiakan].
Jadi pada akhir masa, Tuhan akan memakai umatNya yang sudah merendahkan diri, untuk memanggil jiwa-jiwa yang setia yang ada di Babilon, dalam perbudakan, untuk keluar dari belenggu perbudakan mereka dan bergabung dengan umat sisa Tuhan.


By the way when this call is given, mighty miracles will be performed by the people of God. Just like Moses did. Notice Great Controversy pg. 612. Ellen White is speaking about this message, this final message to come out of Babylon. She says, “Servants of God with their faces lighted up and shining with holy consecration, will hasten from place to place to proclaim the message from heaven…” it’s the message of Revelation 18:1-4 in context. She says, “…By thousands of voices, all over the earth, the warning will be given…” And then she says this,  “…Miracles will be wrought, the sick will be healed, and signs and wonders will follow the believers….”
Just like with Moses in Egypt, signs and wonders performed by a people who are committed fully and completely to God. The reason why God hasn’t given us that power today is because we would misuse it.  We would misuse it for our glory instead of for His glory. We’d say, “See what I did? I healed so and so.”
God is waiting for a people who will be humbled and who will be used by Him.

Nah, pada waktu panggilan itu diberikan, mujizat-mujizat besar akan dilakukan oleh umat Tuhan. Sama seperti yang dilakukan Musa. Perhatikan Great Controversy hal. 612. Ellen White berbicara mengenai pekabaran ini, pekabaran yang terakhir untuk keluar dari Babilon. Dia berkata, “Hamba-hamba Tuhan yang sudah disucikan, dengan wajah bercahaya dan bersinar, akan bergegas dari satu tempat ke tempat yang lain untuk menyampaikan pekabaran dari Surga…” yaitu pekabaran Wahyu 18:1-4 di konteks. Ellen White berkata, “…Dengan ribuan suara, di seluruh dunia, peringatan itu akan diserukan…” Lalu dia berkata demikian, “…Mujizat-mujizat akan diadakan, yang sakit akan disembuhkan, dan tanda-tanda dan keajaiban-keajaiban akan mengikuti mereka yang percaya…”
Sama seperti Musa di Mesir, tanda-tanda dan keajaiban-keajaiban dilakukan oleh suatu umat yang sepenuhnya dan seluruhnya setia kepada Tuhan. Mengapa Tuhan belum memberi kita kuasa itu sekarang? Karena kita akan menyalahgunakannya. Kita akan menyalahgunakannya untuk kemuliaan kita bukan untuk kemuliaan Tuhan. Kita akan berkata, “Lihat apa yang saya lakukan? Saya telah menyembuhkan si ini dan si itu.” Tuhan sedang menunggu suatu umat yang sudah merendahkan hati yang mau dipakai olehNya.


By the way we are also told in Scripture that the Devil will perform counterfeit miracles in the end time. Notice what we find in 2 Thessalonians 2:9, it’s speaking about the coming of the Antichrist, the lawless one. And it says,The coming of the lawless one is according to the working of Satan, with all power, signs, and lying wonders…”
And Ellen White in Great Controvresy page 612 immediately after this statement that I just read where she says that miracles and signs and wonders will follow God’s people, she continues by saying this, “Satan also works, with lying wonders, even bringing down fire from heaven in the sight of men. Thus the inhabitants of the earth will be brought to take their stand.”

Firman Tuhan juga memberitahu bahwa Iblis akan melakukan mujizat-mujizat tandingan pada akhir zaman. Perhatikan apa yang kita dapati di 2 Tesalonika 2:9, berbicara mengenai datangnya Antikristus, si pelanggar hukum. Dan dikatakan, “Kedatangan si pelanggar hukum itu adalah sesuai pekerjaan iblis, dengan segala kuasa, tanda-tanda dan mujizat-mujizat palsu…” [NKJV yang diindonesiakan]
Dan di Great Controversy hal. 612 segera setelah pernyataan yang baru saja saya bacakan, Ellen White berkata bahwa mujizat-mujizat, tanda-tanda, dan keajaiban-keajaiban akan menyertai umat Tuhan. Ellen White melanjutkan dengan berkata demikian, “Setan juga bekerja dengan mujizat-mujizat yang menipu, bahkan menurunkan api dari langit di depan mata manusia [Wahyu 13:13]. Dengan demikian, penghuni bumi akan digiring untuk membuat pilihan mereka.”


So you have the message to come out. Signs and wonders performed by God’s people committed totally to Him. The Devil performing counterfeit miracles and this will be done in the context, folks, of terrible horrendous natural calamities. There’s nothing natural about them.

Jadi, ada pekabaran memanggil orang supaya keluar. Tanda-tanda dan keajaiban-keajaiban yang dilakukan umat Tuhan yang sepenuhnya berserah kepadaNya. Setan melakukan mujizat-mujizat tandingan dan ini, Saudara-saudara, akan dilakukannya di dalam konteks bencana alam yang dahsyat dan mengerikan. Sama sekali itu bukan dari alam.


Notice what we find in Matthew 24:6-8 about these calamities that are going to take place in the end time just like Egyptian civilization was thrown upside down. It says there in Matthew 24:6, “And you will hear of wars and rumors of wars. See that you are not troubled; for all these things must come to pass, but the end is not yet.  7 For nation will rise against nation, and kingdom against kingdom. And there will be famines, pestilences, and earthquakes in various places. 8 All these are the beginning of sorrows.”
In other words there are going to be all sorts of natural calamities like there were in Egyptian civilization. And the purpose back there was to lead the Egyptians to repentance by seeing all of these things, to lead them to come back to the true God. That would be the purpose of the calamities of the end time, according to the Spirit of Prophecy. But what the calamities will do in the end time, instead of softening hearts, and leading people to accept the God of Scripture, it will lead them to become more and more angry, angrier and angrier at God’s people.
Immediately after this passage where it speaks about famine, and pestilences and earthquakes, and wars and social upheaval, the very next verse says, Then they will deliver you up to tribulation and kill you, and you will be hated by all nations for My name's sake.”
So the agenda of the Devil causing these natural calamities and God allowing them, is that the Devil wants ultimately to blame God’s people like he blamed God’s people in the times of Moses.

Perhatikan apa yang kita temukan di Matius 24:6-8 mengenai bencana-bencana yang akan terjadi pada akhir zaman sama seperti ketika peradaban Mesir diporakporandakan. Dikatakan di Matius 24:6, “Kamu akan mendengar tentang perang atau rumor tentang perang. Hendaknya jangan kamu gelisah; sebab semuanya itu harus terjadi  tetapi itu  belum kesudahannya. 7 Sebab bangsa akan bangkit melawan bangsa, dan kerajaan melawan kerajaan. Akan ada kelaparan, wabah penyakit dan gempa bumi di berbagai tempat. 8 Akan tetapi semuanya itu barulah permulaan penderitaan.” [NKJV yang diindonesiakan]
Dengan kata lain, akan ada segala macam bencana alam seperti yang terjadi di peradaban Mesir. Dan tujuannya ketika itu adalah untuk membuat bangsa Mesir bertobat dengan melihat semua peristiwa itu, untuk membimbing mereka kembali kepada Tuhan yang sejati. Itu jugalah tujuan bencana-bencana alam pada akhir zaman, menurut Roh Nubuat. Tetapi apa yang akan dihasilkan bencana-bencana itu pada akhir zaman, bukanlah membuat hati manusia menjadi lunak dan membawa mereka untuk menerima Tuhan Alkitab, melainkan itu akan membuat mereka menjadi semakin lama semakin marah, semakin marah kepada umat Tuhan.
Segera setelah bacaan ini di mana ditulis tentang kelaparan dan wabah penyakit dan gempa bumi  dan perang dan gejolak sosal, ayat berikutnya berkata, Lalu mereka akan menyerahkan kamu supaya disiksa, dan kamu akan dibunuh dan akan dibenci semua bangsa karena namaKu. [NKJV yang diindonesiakan]
Jadi agenda Setan mendatangkan bencana-bencana alam ini yang diizinkan Tuhan, adalah agar akhirnya umat Tuhan-lah yang disalahkan, seperti ketika dia menyalahkan umat Tuhan di zaman Musa. 


Ellen White speaking about these calamities says in Great Controversy pg. 589-590 “Even now he is at work. In accidents and calamities by sea and by land, in great conflagrations, in fierce tornadoes…” boy, was she ever right! “…in fierce toernadoes, and terrific hailstorms, in tempests, floods, cyclones, tidal waves, and earthquakes, in every place and in a thousand forms, Satan is exercising his power. He sweeps away the ripening harvest, and famine and distress follow. He imparts to the air a deadly taint, and thousands perish by the pestilence. These visitations are to become more and more frequent and disastrous …”  And then she says this   “…And then the great deceiver will persuade men that those who serve God are causing these evils….”
Just like in Egypt. God’s people were blamed for the calamities. In the end time God’s people who are calling those in Babylon to come out and to join the remnant will be blamed for what is happening in society.

Ellen White yang berbicara tentang bencana-bencana alam ini berkata di Great Controversy hal. 589-590, “Bahkan sekarang dia sedang bekerja. Dalam kecelakaan dan bencana, di laut dan di darat, dalam kebakaran besar dan puting beliung dahsyat…” betapa benarnya Ellen White! “…dan puting beliung dahsyat, dan hujan es batu, dan badai, dan banjir, dan topan, gelombang pasang dan gempa bumi, di setiap tempat dan dalam 1001 bentuk, Setan sedang menunjukkan kuasanya. Dia menyapu habis panen yang matang, maka kelaparan dan kepanikan pun mengikuti. Dia memasukkan ke udara suatu racun yang mematikan, dan ribuan binasa karena wabah penyakit. Bencana-bencana ini akan menjadi semakin sering dan semakin menghacurkan…” Lalu Ellen White berkata ini, “…Kemudian penipu ulung itu akan membujuk manusia bahwa mereka yang melayani Tuhan-lah yang menyebabkan semua kejahatan ini…”
Persis seperti di Mesir, umat Tuhan disalahkan karena bencana-bencana itu. Di akhir zaman umat Tuhan yang memanggil mereka yang berada di Babilon supaya keluar dan bergabung dengan umat yang sisa, akan disalahkan untuk segala yang terjadi di masyarakat.


You’d remember that in the times of Moses the Sabbath had come to the attention of Pharaoh. We read it in our last study. In fact Pharaoh said, “You make the people שׁבת [shâbath].” In other words, “you make the people cease from their labors”, because Moses wanted to take them to the wilderness for 3 days to keep the Sabbath to observe the Sabbath of the Lord. And their desire to observe the Sabbath made their bondage all the bitterer and all the more difficult.
Let me ask you, in the end time is the Sabbath going to come to prominence before the world? Is it going to cause deeper bondage for God’s people as a result of wanting to observe God’s holy Sabbath? And it is going to become much more difficult for them? Yes, in fact  the Bible says in Revelation 13:15 that those who do not receive the mark of the Beast which is the day of the sun ~ and by the way the god that the Egyptians worshiped above all gods was the sun god ~ whoever does not receive the mark of the Beast, it says, will be killed.

Kalian ingat di zaman Musa, hari Sabat menjadi perhatian Firaun. Kita sudah membacanya dalam pelajaran kita yang lalu. Bahkan Firaun berkata, “Kamu membuat orang-orang ini שׁבת [shâbath].” Dengan kata lain, “Kamu membuat orang-orang ini berhenti dari pekerjaan mereka” karena Musa mau membawa mereka ke padang gurun selama 3 hari untuk memelihara hari Sabat, untuk beribadah pada hari Sabat Tuhan. Dan keinginan mereka untuk memelihara hari Sabat menjadikan perbudakan mereka semakin getir dan semakin sulit.
Coba saya tanya, di masa akhir zaman apakah hari Sabat akan menonjol di hadapan dunia? Apakah itu akan menyebabkan belenggu yang semakin parah bagi umat Tuhan sebagai akibat ingin memelihara hari Sabat Tuhan yang kudus? Dan apakah saat itu akan menjadi semakin sulit bagi mereka? Ya, bahkan Alkitab berkata di Wahyu 13:15, bahwa mereka yang tidak menerima tanda Binatang yang adalah hari matahari ~ dan ketahuilah dewa yang disembah orang Mesir di atas segala dewa adalah dewa matahari ~ siapa yang tidak menerima tanda Binatang, katanya, akan dibunuh.


Ellen White amplifying this point in Great Controversy pg.626, says this, “But many of all nations and of all classes, high and low, rich and poor, black and white, will be cast into the most unjust and cruel bondage. The beloved of God pass weary days, bound in chains, shut in by prison bars, sentenced to be slain, some apparently left to die of starvation in dark and loathsome dungeons. No human ear is open to hear their moans; no human hand is ready to lend them help.”
So God’s people will be cast in a severe and terrible bondage like they were in the days of Moses and the observance of the Sabbath will make their bondage all the more difficult.

Ellen White yang memperjelas poin ini di Great Controversy pg. 626, berkata demikian, “Banyak dari semua bangsa dan segala lapisan, yang tinggi dan yang rendah, kaya dan miskin, hitam dan putih, akan dibuang ke dalam penjara yang paling tidak adil dan kejam. Mereka yang dikasihi oleh Tuhan harus melewatkan hari-hari yang melelahkan, terbelenggu rantai, terkunci di balik jeruji penjara, di bawah vonis hukuman mati, ada yang dibiarkan mati kelaparan di dalam penjara-penjara bawah tanah yang gelap dan menjijikkan. Tidak ada satu telinga pun yang mau mendengar erangan mereka, tidak ada tangan manusia satu pun yang siap memberikan bantuan kepada mereka.”
Maka umat Tuhan akan dilemparkan ke dalam penjara yang parah dan mengerikan, seperti mereka yang hidup di zaman Musa. Dan memelihara hari Sabat akan menjadikan pembelengguan mereka semakin sulit.


As there was a close of probation for Egyptian civilization, the Bible tells us that before the coming of Jesus probation will close for the world. God will withdraw His countenance or His face like Moses did. We read about that in Revelation 22:11 where these awesome words are pronounced: He who is unjust, let him be unjust still; he who is filthy, let him be filthy still; he who is righteous, let him be righteous still; he who is holy, let him be holy still."
But as you probably know, before probation closes there is going to be a sealing that will separate the righteous from the unrighteous as there was a sealing in Egypt. The sealing is described in Revelation 7:1-4. It says there, After these things I saw four angels standing at the four corners of the earth, holding the four winds of the earth, that the wind should not blow on the earth, on the sea, or on any tree. 2 Then I saw another angel ascending from the east, having the seal of the living God. And he cried with a loud voice to the four angels to whom it was granted to harm the earth and the sea, 3 saying, ‘Do not harm the earth, the sea, or the trees till we have sealed the servants of our God on their foreheads.’ …”
You see as in Egypt God’s people were spared from the destruction of their firstborn because their homes were sealed. God’s people will be sealed in the end of time because they are sealed with the seal of God. 

Sebagaimana bagi peradaban Mesir ada penutupan masa percobaan, Alkitab memberitahu kita bahwa sebelum kedatangan Yesus, masa percobaan bagi dunia juga akan ditutup. Tuhan akan menarik hadiratNya atau wajahNya seperti yang dilakukan Musa. Kita membaca tentang hal itu di Wahyu 22:11, di mana kata-kata yang mengagumkan ini diumumkan:  Hendaklah  orang yang berbuat jahat tetap berbuat jahat, dan hendaklah orang yang cemar, tetap cemar; dan orang yang benar tetap berbuat benar; dan orang yang kudus, tetap kudus!" [ESV yang diindonesiakan].
Tetapi, seperti yang sudah kalian ketahui, sebelum masa percobaan berakhir, akan  ada pemeteraian yang memisahkan orang benar dari yang tidak benar, seperti pemeteraian di Mesir. Pemeteraian ini digambarkan di Wahyu 7:1-4, dikatakan di sana, “Kemudian dari pada itu aku melihat empat malaikat berdiri pada keempat penjuru bumi dan mereka menahan keempat angin bumi, supaya jangan ada angin bertiup di darat, atau di laut atau di pohon-pohon. 2 Dan aku melihat seorang malaikat lain muncul dari tempat matahari terbit. Ia membawa meterai Allah yang hidup; dan ia berseru dengan suara nyaring kepada keempat malaikat yang ditugaskan untuk merusakkan bumi dan laut, 3 katanya: ‘Janganlah merusakkan bumi atau laut atau pohon-pohon sebelum kami memeteraikan hamba-hamba Allah kami pada dahi mereka!’"
Kalian lihat, sebagaimana di Mesir di mana umat Tuhan diselamatkan dari pembinasaan anak sulung karena rumah mereka dimeteraikan; pada akhir zaman, umat Tuhan juga akan dimeteraikan karena mereka dimeteraikan dengan meterai Allah.


You’d remember that Israel was led in their exodus out of Egypt by the pillar of fire. Now, what did that pillar of fire represent today for God’s people? Psalm 119:105, you don’t even have to look for it, because you know exactly what it says. You’ve memorized it in children Sabbath School, if you went through children Sabbath School, if you were in the Adventist church when you were little. It says, Your Word is a lamp to my feet and a light to my path.”
The pillar represents what? It represents the Word of God.
Notice this interesting statement from Testimonies for the Church Vol. 4 pg. 27 Ellen White says, “There is a great similarity between our history and that of the children of Israel. God led His people from Egypt into the wilderness, where they could keep His law and obey His voice. The Egyptians, who had no regard for the Lord, were encamped close by them; yet what was to the Israelites a great flood of light, illuminating the whole camp, and shedding brightness upon the path before them, was to the hosts of Pharaoh a wall of clouds, making blacker the darkness of night...” So she speaks about the pillar of cloud back then, the pillar of fire, and then she says this, “…So…”  that is in the same way,   “…So, at this time, there is a people whom God has made the depositaries of His law. To those who obey them, the commandments of God are as a pillar of fire, lighting and leading the way to eternal salvation. But unto those who disregard them, they are as the clouds of night.”

Kalian ingat bahwa Israel dipimpin dalam perjalanan mereka meninggalkan Mesir oleh sebuah tiang api. Nah, tiang api itu sekarang melambangkan apa bagi umat Tuhan? Mazmur 119:105, kalian bahkan tidak perlu mencari ayat itu karena kalian tahu persis kata-katanya. Kalian telah menghafalnya di Sekolah Sabat Anak-anak, jika kalian mengikuti Sekolah Sabat Anak-anak, jika kalian ada di gereja Advent saat kalian kecil. Dikatakan,Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku.”
Tiang itu melambangkan apa? Melambangkan Firman Tuhan.
Perhatikan pernyataan yang menarik ini dari Testimonies for the Church Vol. 4, hal 27, Ellen White berkata, “Ada persamaan yang besar antara sejarah kita dengan sejarah umat Israel. Tuhan memimpin umatNya keluar dari Mesir ke padang gurun, di mana mereka bisa memelihara hukumNya dan menurut perintahNya. Orang Mesir yang tidak menghormati Tuhan, berkemah di dekat mereka, namun apa yang bagi orang Israel adalah pancaran sinar yang terang, menerangi seluruh perkemahan dan menyinari jalan yang terbentang di depan mereka, bagi bala tentara Firaun itu merupakan suatu dinding awan, yang menjadikan kegelapan malam semakin pekat…” Jadi Ellen White berbicara tentang tiang awan saat itu, tiang api, kemudian dia berkata ini, “…Maka…” artinya, dengan cara yang sama, “…Maka, saat ini, ada satu umat yang dijadikan Tuhan sebagai pemelihara hukumNya.  Bagi mereka yang mematuhinya, perintah-perintah Tuhan itu bagaikan tiang api, memberikan terang dan membimbing jalan menuju ke keselamatan kekal. Tetapi bagi mereka yang mengabaikannya, mereka bagaikan awan yang gelap.”


By the way, I don’t know if you are aware but Psalm 119 is really a hymn in honor of the Law. Did you know that? It uses different terms to refer to it: it says “Testimonies”, “Statues of the Lord”, “the Law”, “the Word of the Lord”, but they are all parallel. In other words God’s people are let out of this world by what? By the Word of God, it lightens their path by the commandments of God.

Saya tidak tahu apakah kalian sadar, tetapi Mazmur 119 sebenarnya adalah suatu lagu pujian bagi Hukum Tuhan. Apakah kalian tahu? Di situ dipakai kata-kata yang berbeda untuk menyebut Hukum Tuhan, seperti: “kesaksian”, “ketetapan-ketetapan Tuhan”, “Hukum”, “Firman Tuhan”, tetapi semuanya itu paralel. Dengan kata lain umat Tuhan dibimbing keluar dari dunia ini oleh apa? Oleh Firman Tuhan, perintah-perintah Tuhan yang menerangi jalan mereka.


Now you remember how Israel was caught by the edge of the Red Sea. A death decree was given against them. The Bible tells us that Pharaoh with his 600 chariots, with his armies came and Israel was hedged in. Israel was closed in. There was no escape. You know the same thing is going to happen at the end of time. Notice Revelation 16:13-14, it speaks about the gathering of the whole world against God’s remnant people. It says there, “And I saw three unclean spirits like frogs…”  the frogs themselves connect with what we have in Egypt. “…And I saw three unclean spirits like frogs  coming out of the mouth of the dragon, out of the mouth of the beast, and out of the mouth of the false prophet…”  the three powers that will rule the world. Verse 14, “…14 For they are spirits of demons, performing signs, which go out to the kings of the earth and of the whole world, to gather them to the battle of that great day of God Almighty.”
Now the dragon, the beast and the false prophet are going to gather their forces together, and that they are going to gather them for the great day of the battle of God Almighty. And by the way, folks, many people think that that battle means  that the wicked are all going to gather together and they are going to be shooting nuclear weapons at the Lord. That’s not what the Scripture is trying to teach us. Scripture is saying that this battle is going to be against God in the person of His people. That’s what happened at the Red Sea, right? In fighting against Israel, Pharaoh was fighting against the Lord. You remember when the chariot wheels started falling off and they were all confused, what did the Egyptians say? “The Lord fights for Israel! Let’s flee!” And so this battle for which the wicked were gathered in the end time, the battle of the great day of God Almighty, which is the battle of Armageddon, is the gathering of all of the forces of the world  to try and destroy the people of God.
“In that you have done it unto one of the least of My brethren, you have done it unto Me.”
“Saul, Saul, why do you persecute Me?” the Voice said.
Saul said, “Who are you? So that I know who I am persecuting.”
“I am Jesus of Nazareth whom you are persecuting.”
But Saul of Tarsus was persecuting the church. He was warring against Jesus in the persons of the followers of Jesus.

Nah, kalian ingat bagaimana Israel terperangkap di tepi Laut Merah? Suatu titah untuk membunuh mereka dikeluarkan. Alkitab memberitahu kita bahwa Firaun dengan 600 kereta kudanya, dengan bala tentaranya datang dan Israel terpojok. Israel terkepung. Tidak ada jalan keluar. Kalian tahu, hal yang sama akan terjadi pada akhir zaman. Perhatikan Wahyu 16:13-14, berbicara tentang berkumpulnya seluruh dunia melawan umat sisa Tuhan. Dikatakan di sana, Dan aku melihat tiga roh najis yang menyerupai katak…”  katak-katak itu saja sudah menghubungkan dengan apa yang terjadi di Mesir,   “… Dan aku melihat tiga roh najis yang menyerupai katak, keluar dari mulut naga dan dari mulut binatang dan dari mulut nabi palsu…”  ketiga kuasa yang akan memerintah dunia. Ayat 14, “…14 Itulah roh-roh setan yang mengadakan tanda-tanda ajaib, dan mereka pergi mendapatkan raja-raja di bumi dan seluruh dunia untuk mengumpulkan mereka guna peperangan pada hari besar, yaitu hari Allah Yang Mahakuasa.” [NKJV yang diindonesiakan]
Nah, naga, binatang, dan nabi palsu akan menggabungkan kekuatan mereka, dan mereka menggabungkannya untuk hari besar peperangan Allah yang Mahakuasa. Dan ketahuilah, Saudara-saudara, banyak orang menyangka bahwa peperangan itu berarti orang-orang jahat semuanya akan berkumpul menjadi satu dan mereka akan menembakkan senjata nuklir kepada Tuhan. Bukan itu yang mau diajarkan Alkitab kepada kita. Alkitab berkata bahwa peperangan ini adalah perlawanan terhadap Tuhan tetapi dalam bentuk umatNya. Itu yang terjadi di Laut Merah, bukan? Dengan berperang melawan Israel, Firaun sedang berperang melawan Tuhan. Kalian ingat pada waktu roda-roda kereta mulai terlepas dan mereka semuanya kebingungan, apa yang dikatakan orang-orang Mesir? “Tuhan yang berperang untuk Israel, ayo kita lari!” Maka peperangan ini pun, di mana orang-orang jahat dikumpulkan di akhir zaman, peperangan bari besar Allah yang Mahakuasa, yaitu peperangan Armagedon, itu adalah bergabungnya semua kekuatan dunia untuk mencoba membinasakan umat Tuhan.
Segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku.” [Mat. 25:40]
"Saulus, Saulus, mengapakah engkau menganiaya Aku?" Jawab Saulus: "Siapakah Engkau, Tuhan?" Kata-Nya: "Akulah Yesus dari Nazaret yang kauaniaya itu.”  [Kis. 9:4-5]  
Tetapi Saulus dari Tarsus sedang menganiaya gereja. Dia berperang melawan Yesus dalam bentuk pengikut-pengikut Yesus.


Are you understanding what the final battle is all about? It’s not a war between an earthly army and a heavenly army directly. It is God against those who want to destroy His people and the Bible tells us that when the wicked gather against His people, there is going to be a time of trouble such as never has been seen in the history of the world like Israel at the edge of the Red Sea. They cried out to God, they said, “Have You taken us out of Egypt so that we would perish here? How, is it that You deliver us from bondage, and now we are going to perish.” And they cried out to the Lord. And the Lord said, “Fear not. Be still and see the salvation of the Lord.”

Apakah kalian mengerti peperangan terakhir itu tentang apa? Itu bukan peperangan antara balatentara dunia melawan balatentara surgawi secara langsung. Itu adalah peperangan antara Tuhan melawan mereka yang mau membinasakan umatNya, dan Alkitab berkata pada waktu orang-orang jahat berkumpul melawan umatNya, akan  ada suatu masa kesukaran besar seperti yang belum pernah ada sepanjang sejarah dunia ini, seperti saat Israel berada di tepi Laut Merah. Mereka berseru kepada Tuhan, mereka berkata, “Apakah Engkau membawa kami keluar dari Mesir supaya kami binasa di sini? Bagaimana mungkin Engkau menyelamatkan kami dari perbudakan dan sekarang kami harus mati?” Dan mereka berseru kepada Tuhan. Dan Tuhan berkata, “Jangan takut. Diam saja, dan lihatlah keselamatan dari Tuhan.”


God’s people will also go through a severe time of trouble and will cry out to God for deliverance. In fact this time of trouble is spoken of in Daniel 12:1 where we are told, "At that time Michael shall stand up, the great prince who stands watch over the sons of your people; and there shall be a time of trouble, such as never was since there was a nation, even to that time…”  and now comes the good news, “….And at that time your people shall be delivered, every one who is found written in the book.”
Matthew 24:21, we find the same tribulation described. Jesus speaks and He says, “For then there will be great tribulation, such as has not been since the beginning of the world until this time, no, nor ever shall be.”

Umat Tuhan juga akan mengalami suatu masa kesukaran besar dan akan berseru kepada Tuhan minta diselamatkan. Malah, masa kesukaran besar ini disinggung di Daniel 12:1 di mana kita mendapat tahu, Pada waktu itu juga berdirilah Mikhael, Pangeran besar itu, yang menjaga anak-anak bangsamu; dan akan ada suatu waktu kesesakan yang besar, seperti yang belum pernah terjadi sejak ada bangsa-bangsa sampai pada waktu itu…” Sekarang datang kabar baiknya, “…Dan pada waktu itu bangsamu akan diselamatkan, yakni barangsiapa yang didapati namanya tertulis dalam Kitab itu.” [NKJV yang diindonesiakan].
Matius 24:21, kita mendapatkan gambaran masa kesukaran yang sama. Yesus berbicara, dan Dia berkata, Sebab setelah itu akan terjadi masa kesukaran yang dahsyat seperti yang belum pernah terjadi sejak awal dunia sampai sekarang dan yang tidak akan terjadi lagi.” [NKJV yang diindonesiakan].


Here is where it will be fulfilled that parable of Jesus. Remember that little widow who continuously came to the judge crying out, do justice over my adversaries? And he would put her off, and put her off, and put her off, she kept on coming, and coming, and coming? You all, this is describing the time of trouble, those of you who have heard the series on the Three Angels Messages. I have a whole sermon just on that parable. It’s referring to the time when God’s people will cry out, they will continue coming to God and they say, “Deliver us from the hands of our adversaries, from the hands of our enemies.” And God will delay for a while, but eventually God will intervene and He will deliver His people.

Di sinilah akan digenapi perumpamaan Yesus. Ingat si janda yang terus-menerus datang kepada seorang hakim sambil berseru, “Berilah keadilan ke atas lawan-lawanku”? Dan hakim itu menundanya, dan menundanya, dan menundanya, tetapi janda itu  terus datang, terus datang, terus datang? Kalian tahu, ini menggambarkan masa kesukaran besar. Kalian yang sudah pernah mengikuti seri Pekabaran Tiga Malaikat ~ saya telah membuat satu khotbah khusus untuk membahas perumpamaan itu ~ itu mengacu ke waktu ketika umat Tuhan akan berseru, mereka akan datang berulang-ulang kepada Tuhan dan  berkata, “Selamatkanlah kami dari tangan lawan-lawan kami, dari tangan musuh-musuh kami.” Dan Tuhan akan menundanya sejenak, tetapi akhirnya Tuhan akan turun tangan dan Dia akan menyelamatkan umatNya.


In fact notice Daniel 11:44, this verse comes immediately before the verse that we read on the time of trouble. I want you to notice that the time of trouble comes because the wicked are going to want to destroy God’s people. Notice Daniel 11:44, speaking about the king of the north, it says, “But news from the east and the north shall trouble him…”  I don’t have time to get into it right now, but the news from the north and from the east is the loud cry of Revelation 18 and the sealing message of Revelation 7. The east is where the sun rises, the seal of God comes from an angel who comes from the rising sun. The message of Revelation 18 comes from heaven, heaven is north. So the tidings from the east and the north are the message, are the sealing and the message for God’s people to come out of Babylon. And it says here that the king of the north will be enraged, because it says,   “… therefore he shall go out with great fury to destroy and annihilate many.”

Perhatikan Daniel 11:44, ayat ini muncul segera sebelum ayat yang baru kita baca tadi mengenai masa kesukaran besar. Saya mau kalian perhatikan masa kesukaran besar ini karena orang-orang jahat mau membinasakan umat Tuhan. Perhatikan Daniel 11:44, berbicara tentang raja negeri utara, dikatakan, Tetapi kabar-kabar dari sebelah timur dan dari sebelah utara akan mengganggunya…”  Saya tidak punya waktu untuk membahas ini sekarang, tetapi kabar dari utara dan dari timur adalah seruan nyaring Wahyu pasal 18, dan pekabaran pemeteraian Wahyu pasal 7. Sebelah timur itu adalah tempat matahari terbit. Meterai Tuhan dibawa oleh malaikat yang datang dari tempat matahari terbit. Pekabaran Wahyu 18 datang dari Surga, Surga itu sebelah utara. Maka kabar-kabar dari timur dan utara adalah pemeteraian dan pekabaran supaya umat Tuhan keluar dari Babilon. Dan dikatakan di sini bahwa raja negeri utara akan menjadi geram, karena dikatakan,   “…sehingga ia akan keluar dengan  kegeraman yang besar untuk memusnahkan dan membinasakan banyak orang…” [NKJV yang diindonesiakan].


Allow me to read you the very vivid description of Ellen White of this moment when God’s people will be caught by the edge of the Red Sea, so to speak.  No escape. And I want you to catch the allusions that Ellen White makes to what happened in the days of Moses. This is Great Controversy pg. 635. She says, “When the protection of human laws  shall be withdrawn from those who honor the law of God, there will be, in different lands, a simultaneous movement for their destruction…”  
And you say, “That can’t be. That’s impossible. We live in the land of the free and the home of the brave.” I’m telling you that things can change in a hurry when there are major disasters that make 9/11 looks like child’s play, and when there are demonic powers working in the world, the final movements will be rapid ones, we are told. We can’t even envision how this can happen, but it is going to happen because the Bible says so. So she says,   “…When the protection of human laws  shall be withdrawn from those who honor the law of God, there will be, in different lands, a simultaneous movement for their destruction. As the time appointed in the decree draws near…”  this is the death decree, “…the people will conspire to root out the hated sect.…”  Do they hate us now? You haven’t seen anything yet. “…It will be determined…” notice this, “…to strike in one night…”  when were Israel delivered at the edge of the Red Sea? What time? At night.   “…in one night a decisive blow, which shall utterly silence the voice of dissent and reproof. The people of God—some in prison cells, some hidden in solitary retreats in the forests and the mountains—still plead for divine protection, while in every quarter companies of armed men, urged on by hosts of evil angels, are preparing for the work of death…”  Does that sound like Pharaoh at the edge of the Red Sea? Most certainly. But then something’s going to happen. When Pharaoh was ready to pounce on Israel, do you remember the darkness, the deep darkness fell upon the Egyptian and light upon God’s people?

Izinkan saya membacakan gambaran yang sangat hidup yang dibuat Ellen White mengenai saat tersebut, ketika umat Tuhan terperangkap di tepi Laut Merah, katakanlah begitu. Tidak ada jalan keluar. Dan saya mau kalian menangkap referensi yang dibuat Ellen White tentang peristiwa yang terjadi di zaman Musa. Ini ada di Great Controversy hal. 635. Ellen White berkata, “Pada saat perlindungan hukum buatan manusia ditarik dari mereka yang menghormati hukum Tuhan, di pelbagai tempat akan terjadi gerakan serempak untuk membinasakan mereka…”
Dan kalian berkata, “Itu tidak mungkin. Itu mustahil. Kita hidup di negara yang bebas, di negeri para pahlawan [lagu kebangsaan Amerika Serikat].”
Saya beritahu, kondisi akan berubah dengan sangat cepat ketika terjadi bencana-bencana besar yang membuat peristiwa 9/11 tampak seolah-olah permainan anak-anak. Dan kita diberitahu, bila kekuatan setaniah sedang bekerja di dunia, maka gerakan-gerakan yang terakhir adalah gerakan-gerakan yang sangat cepat.  Sekarang kita bahkan tidak bisa membayangkan bagaimana hal itu bisa terjadi, tetapi hal itu akan terjadi karena Alkitab berkata demikian. Jadi, Ellen White berkata, “…Pada saat perlindungan hukum buatan manusia ditarik dari mereka yang menghormati hukum Tuhan, di pelbagai tempat akan terjadi gerakan serempak untuk membinasakan mereka. Pada saat waktu yang ditetapkan oleh perintah itu semakin dekat…” ini adalah perintah untuk membunuh mereka, “…orang-orang akan bersekongkol untuk mencabut sekte yang dibenci itu sampai ke akar-akarnya…” Apakah mereka sekarang membenci kita? Sekarang ini belum apa-apa. “…Akan ditetapkan…” perhatikan ini, “…untuk menyerang dalam satu malam…” kapan bangsa Israel diselamatkan di tepi Laut Merah? Pada waktu apa? Malam hari. “…dalam satu malam, dengan satu pukulan telak, yang akan sama sekali menghentikan suara yang menyampaikan ajaran yang berbeda dan teguran. Umat Tuhan ~ ada yang di dalam penjara, ada yang bersembunyi di tempat-tempat terpencil, di hutan-hutan dan di gunung-gunung ~ masih memohon untuk perlindungan Ilahi, sementara di mana-mana kelompok-kelompok manusia bersenjata, yang digerakkan oleh malaikat-malaikat jahat, bersiap-siap  melakukan pembunuhan…” Apakah ini mirip Firaun di tepi Laut Merah? Tentu saja. Tetapi kemudian akan terjadi sesuatu. Ketika Firaun sudah siap menerkam Israel, apakah kalian ingat kegelapan itu, kegelapan pekat yang jatuh ke atas orang-orang Mesir dan sinar terang ke atas umat Tuhan?


I want you to notice the 5th plague of Revelation 16.
Revelation 16:10, I want you to see a pattern here, you’re going to see:
·       Darkness.
·       You are going to see something dried up.
·       You are going to see a way prepared.
·       And you are going to see thunder, lightning and an earthquake.
All in that proper order. 

Saya mau kalian memperhatikan malapetaka ke-5 Wahyu pasal 16.
Wahyu 16:10, saya mau kalian melihat suatu pola di sini, kalian akan melihat:
·       Kegelapan
·       Kalian akan melihat sesuatu yang mengering
·       Kalian akan melihat jalan yang disiapkan.
·       Dan kalian akan melihat guntur, kilat dan gempa bumi.
Semuanya sesuai urutan itu.


Notice what we find here in Revelation 16:10 it says, “Then the fifth angel poured out his bowl on the throne of the beast, and his kingdom became full of…”  what?   “…of darkness; and they gnawed their tongues because of the pain.”
The kingdom of the Beast is going to be covered with darkness as Pharaoh and his army were covered with darkness.

Perhatikan apa yang kita dapati di Wahyu 16:10, dikatakan, “Dan malaikat yang kelima menumpahkan cawannya ke atas takhta binatang itu dan kerajaannya dipenuhi oleh…” apa? “…oleh kegelapan, dan mereka menggigit lidah mereka karena kesakitan.” [NKJV yang diindonesiakan].
Kerajaan Binatang itu akan tertutup kegelapan sebagaimana Firaun dan pasukannya tertutup oleh kegelapan.


Let’s allow Ellen White to continue her description of God’s people when they are caught by the world, Ellen White continues speaking about their deliverance. And notice once again the allusions  to what happened in Egypt. This is Great Controversy pg. 635-636, she says this: With shouts of triumph, jeering, and imprecation, throngs of evil men are about to rush upon their prey…”  notice the terminology, they are about to what?   “…to rush…”  what is it that rushes? People do, yea, but in this case, it’s waters. We are going to notice that. They are “…about to rush upon their prey…”  is that true of Pharaoh? Next to the Red Sea? Yes. Now notice this, “…when, lo, a dense blackness, deeper than the darkness of the night, falls upon the earth…”  Hmmm, plague # 5. But now notice,   “…Then a rainbow, shining with the glory from the throne of God, spans the heavens and seems to encircle each praying company.…”  Darkness for the world, light for God’s people. This is not coincidence. Then of course after the darkness comes the drying up of the waters, right? Listen to this, “…The angry multitudes are suddenly arrested…”  the angry multitudes are what? “…suddenly arrested…”  that’s another way of saying that the waters were what? Dried up. “…The angry multitudes are suddenly arrested. Their mocking cries die away. The objects of their murderous rage are forgotten. With fearful forebodings they gaze upon the symbol of God’s covenant and long to be shielded from its overpowering brightness…”  So you have this sequence, you have darkness upon the wicked, light upon God’s people and then as a result of the darkness upon the wicked, they are what? They are arrested, they forget what they are going to do, in fact they become confused.

Mari kita izinkan Ellen White melanjutkan gambarannya tentang umat Tuhan ketika mereka terperangkap oleh dunia. Ellen White melanjutkan berbicara tentang penyelamatkan mereka. Dan perhatikan sekali lagi referensi kepada apa yang terjadi di Mesir. Ini ada di Great Controversy hal. 635-636, Ellen White berkata begini: “Dengan pekik kemenangan, olok-olok, dan sumpah serapah, gelombang orang-orang jahat akan segera melanda mangsa mereka…” perhatikan ungkapannya, mereka akan segera apa? “…melanda…” Apa yang melanda? Manusia, iya, tetapi dalam hal ini, ialah air. Kita akan melihat itu. Mereka “…akan segera melanda mangsa mereka…” apakah ini cocok dengan Firaun? Di tepi Laut Merah? Ya. Sekarang, perhatikan ini, “…ketika, lihatlah, suatu kegelapan yang pekat, lebih pekat daripada kegelapan malam, jatuh ke atas bumi…” hmmm, malapetaka # 5. Tetapi sekarang perhatikan, “…Kemudian suatu pelangi, bersinar dengan kemuliaan yang berasal dari takhta Allah, melintasi langit, dan tampaknya mengelilingi setiap kelompok yang sedang berdoa…”  Kegelapan bagi dunia, terang bagi umat Tuhan. Ini bukan suatu kebetulan. Kemudian tentu saja setelah kegelapan terjadilah pengeringan air, benar? Dengarkan ini, “…Orang banyak yang sedang marah, tiba-tiba terhenti…” orang banyak yang sedang marah bagaimana?  “…tiba-tiba terhenti…” Itu cara lain mengatakan airnya bagaimana? Mengering.  “…Orang banyak yang sedang marah, tiba-tiba terhenti. Teriakan olok-olok mereka mereda. Sasaran nafsu pembunuhan mereka terlupakan. Dengan firasat jelek mereka memandang ke simbol perjanjian Tuhan dan berharap boleh dilindungi dari sinarnya yang membutakan…” Jadi inilah urutannya: kegelapan atas orang jahat, terang bagi umat Tuhan, dan sebagai akibat kegelapan pada orang jahat mereka bagaimana? Mereka terhenti. Mereka lupa apa yang mau mereka lakukan, bahkan mereka menjadi bingung.


Now let me ask you this, what do waters represent in Scriptures? Go with me to Revelation 17, we are dealing with waters now, not literally but spiritually. We need to know that the Red Sea represent something. The Red Sea is symbolic of something. The drying up of the Red Sea, and the dividing of the Red Sea represent or symbolizes something. Notice Revelation 17:1 and then we’ll read verse 15. It says, “Then one of the seven angels who had the seven bowls came and talked with me, saying to me, ‘Come, I will show you the judgment of the great harlot who sits on many waters’…”  let me ask you while those waters are there, is everything okay for the harlot? Is she well protected? Absolutely. Because her waters are her protection. Her waters are her bulwark. What do the waters upon which she sat represent? Notice verse 15,   “…Then he said to me, ‘The waters which you saw, where the harlot sits, are…”  what?   “… peoples, multitudes, nations, and tongues.’…” So what do the waters represent, that support the harlot? They represent multitudes, nations, tongues and peoples.  They do her biddings.

Sekarang, coba saya tanya, air di Alkitab melambangkan apa? Marilah bersama saya ke Wahyu 17, kita sekarang sedang berurusan dengan air, tidak secara harafiah, tetapi secara rohani. Kita perlu tahu bahwa Laut Merah melambangkan sesuatu. Laut Merah adalah lambang sesuatu. Mengeringnya Laut Merah dan terbelahnya Laut Merah melambangkan sesuatu. Perhatikan Wahyu 17:1 kemudian kita akan membaca ayat 15. Dikatakan, “Lalu datanglah seorang dari ketujuh malaikat, yang membawa ketujuh cawan itu dan berkata kepadaku: ‘Mari ke sini, aku akan menunjukkan kepadamu putusan atas pelacur besar, yang duduk di atas banyak air…”  Coba saya tanya, selagi air itu ada di sana, apakah segalanya beres bagi si pelacur wanita? Apakah dia terlindung dengan baik? Tentu saja, karena airnya adalah perlindungannya, airnya adalah bentengnya. Apa yang dilambangkan oleh air yang diduduki oleh wanita pelacur itu?  Perhatikan ayat 15,   “…15 Lalu ia berkata kepadaku: ‘Semua air yang telah kaulihat, di mana wanita pelacur itu duduk, adalah…”  apa?   “…bangsa-bangsa dan rakyat banyak dan kaum dan bahasa’…”  Jadi apa yang dilambangkan oleh air itu, air yang mendukung pelacur itu? Mereka melambangkan orang banyak, bangsa-bangsa, bahasa dan kaum. Merekalah yang melakukan perintahnya.


By the way we know that these waters upon which she sits is the river Euphrates.
And you say, “Why?”
Because in Revelation 17:5 she is called Babylon. And the waters upon which Babylon sat was the Euphrates river.
And this of course has to connect with the 6th plague where it says that the waters of the river Euphrates were what? Were dried up. But that Euphrates is not the literal river that runs through Iraq. We’ve already noticed that the harlot is Babylon, she sits on many waters, Babylon was seated on the river Euphrates, so when the Bible says that the Euphrates have dried up, what it means is that the multitudes, nations, tongues and peoples are dried up. Are you following me or are you not following me? In other words, the waters which were a menace to God’s people, now will dry up or will be divided and as a result Babylon would fall as Egypt fell.

Nah, kita tahu bahwa air ini yang di atasnya wanita pelacur itu duduk, adalah sungai Efrat.
Dan kalian berkata, “Kok bisa?”
Karena di Wahyu 17:5 wanita pelacur itu disebut Babel. Dan air di mana Babilon ini terletak adalah sungai Efrat.
Dan ini tentu saja berkaitan dengan malapetaka ke-6, di mana dikatakan bahwa air sungai Efrat bagaimana? Mengering. Tetapi Efrat itu bukan sungai harafiah yang mengalir melewati Irak. Kita sudah tahu bahwa wanita pelacur itu Babilon, dan dia duduk di atas banyak air. Babilon duduk di atas sungai Efrat, jadi ketika Alkitab berkata bahwa sungai Efrat mengering, itu artinya orang banyak, bangsa-bangsa, bahasa dan kaum mengering. Apakah kalian bisa mengikuti saya atau tidak bisa mengikuti saya? Dengan kata lain, air yang tadinya merupakan ancaman bagi umat Tuhan, sekarang akan mengering atau akan terbelah, dan sebagai akibatnya, Babilon akan jatuh sebagaimana Mesir jatuh.


Let’s notice Revelation 17:16-17, you know what happened at the Red Sea is symbolic to what’s going to happen at the end of time, very clearly. See, you have the darkness, the light, then the waters of the Euphrates ~ multitudes, tongues, and peoples ~ are dried up, they withdraw their support, and then what are the waters going to do? What did the waters do after they dried up at the Red Sea? They divided, they dried up and then what did they do? After that they avalanched themselves upon the Egyptians after a way had been prepared for the escape for God’s people. And the Bible says that this  happened at sun rising. We studied this in our first study together. It happened at sun rising. You see any connection here between the drying up of the Euphrates to prepare a way for the coming of the kings from the sun rising? It says in Revelation 16:12. Interesting. It’s the 6th plague of Revelation.

Mari kita perhatikan Wahyu 17:16-17. Kalian sudah tahu apa yang terjadi di Laut Merah adalah simbol dari apa yang akan terjadi pada akhir zaman, sangat jelas. Lihat, ada kegelapan, terang, lalu air sungai Efrat ~ yaitu orang banyak, bahasa dan kaum ~ mengering, mereka menarik dukungan mereka, lalu air itu akan bagaimana? Apa yang dilakukan airnya setelah mengering di Laut Merah? Airnya terbelah, airnya mengering, lalu berbuat apa? Kemudian setelah suatu jalan kelepasan disiapkan bagi umat Tuhan, air itu jatuh seakan salju longsor ke atas orang-orang Mesir. Dan Alkitab berkata bahwa peristiwa ini terjadi saat matahari terbit. Kita sudah mempelajari ini dalam pelajaran kita yang pertama. Terjadinya saat matahari terbit. Apakah kalian melihat koneksinya di sini antara mengeringnya sungai Efrat untuk menyediakan jalan bagi kedatangan para raja dari matahari terbit? Ada di Wahyu 16:12. Menarik. Itulah malapetaka ke-6 Wahyu.


Notice Revelation 17:15-16, “Then he said to me, ‘The waters which you saw, where the harlot sits, are peoples, multitudes, nations, and tongues…”  And we’ve already noticed that the waters are going to dry up. What are they going to do after they withdraw their support? After they dry up? Verse 16 says,   “…16 And the ten horns which you saw on the beast, these will…”  what?   “…these will  hate the harlot, make her desolate and naked, eat her flesh and burn her with fire.” In other words the kings and multitudes which supported her before are going to what? They are going to withdraw their support.

Simak Wahyu 17:15-16, “Lalu ia berkata kepadaku: ‘Semua air yang telah kaulihat, di mana wanita pelacur itu duduk, adalah bangsa-bangsa dan rakyat banyak dan kaum dan bahasa…”  Dan kita sudah melihat bahwa air itu akan mengering. Apa yang akan dilakukan air itu setelah menarik kembali dukungan mereka? Setelah airnya mengering? Ayat 16 berkata, “…16 Dan kesepuluh tanduk yang telah kaulihat pada binatang itu, mereka akan…”  apa?   “…akan membenci pelacur itu dan mereka akan membuat dia terlantar, dan telanjang, dan mereka akan memakan dagingnya dan membakarnya dengan api.” [NKJV yang diindonesiakan]. Dengan kata lain raja-raja dan orang banyak yang telah mendukung wanita pelacur itu akan berbuat apa? Mereka akan menarik kembali dukungan mereka.


Now allow me to read you Ellen White’s commentary on this in Great Controversy pg. 655-656. Ellen White doesn’t quote the verses but if you read carefully, you’ll notice that she is commenting on this idea of the waters, when the waters are united there is no escape for God’s people. But when the waters are dried up and divided there is a way of escape for God’s people. And then the waters that dried up, avalanched themselves upon the Egyptians. Notice how Ellen White comments on this in Great Controversy pg. 655-656, she says, speaking about the wicked. “The people  see that they have been deluded. They accuse one another of having led them to destruction; but all unite in heaping their bitterest condemnation upon the ministers.…”  that’s Babylon, that’s the harlot, that’s the daughters. “…Unfaithful pastors have prophesied smooth things; they have led their hearers to make void the law of God and to persecute those who would keep it holy. Now, in their despair, these teachers confess before the world their work of deception…”  listen to this,   “….The multitudes are filled with fury…”  Are the multitudes the waters? Yes. She used the very word of Revelation 17.   “….The multitudes are filled with fury…”  Do you know what, the reason why I preach the way I do? Because you know, when I stand before the Lord’s judgment bar, I want to be responsible for me not for you. And I realize sometimes I come across as not being politically correct, I could probably say things a little bit softer, a little smoother, however, when I speak the way I speak is because I have a burden, folks, I have a burden for our salvation. If I stand here I say smooth nice easy things and you are lost, God is going to hold me accountable. I don’t want Him to hold me accountable for your lost. If I’m lost He can hold me accountable, I’m not planning to be lost. She says,  “…The multitudes are filled with fury.  ‘We are lost!’ they cry, ‘and you are the cause of our ruin;’ and they turn upon the false shepherds…”  what are the waters going to do? They are going to avalanched themselves upon Babylon, like the waters of the Red Sea did upon the Egyptians. This is amazing.   “….The very ones that once admired them most will pronounce the most dreadful curses upon them…”  wow!   “…The very hands that once crowned them with laurels will be raised for their destruction. The swords which were to slay God’s people are now employed to destroy their enemies. Everywhere there is strife and bloodshed…”  Isn’t that an amazing portrayal of the moment when the multitudes withdraw their support from Babylon? And then they avalanched themselves upon those who had practiced this work of deceptions.

Izinkan saya sekarang membacakan komentar Ellen White tentang hal ini di Great Controversy hal. 655-656. Ellen White tidak mengutip ayat-ayatnya tetapi jika kita membacanya dengan teliti, kita akan melihat bahwa dia mengomentari tentang air itu. Ketika air itu menyatu, tidak ada jalan keluar bagi umat Tuhan, tetapi ketika airnya mengering dan terbelah, ada jalan keluar bagi umat Tuhan. Kemudian ketika airnya mengering, air itu menjatuhkan dirinya ke atas orang-orang Mesir seperti salju longsor. Sekarang, perhatikan komentar Ellen White tentang hal ini di Great Controversy hal. 655-656, dia berkata demikian, berbicara tentang orang-orang yang jahat, “Mereka melihat bahwa mereka telah tertipu. Mereka saling menyalahkan satu sama lain saling menuduh telah membawa mereka kepada kehancuran, tetapi semuanya bersatu menjatuhkan kutukan mereka yang paling getir ke atas para pendeta…” yaitu Babilon, itulah wanita pelacurnya, itulah anak-anak perempuannya. “…Pendeta-pendeta yang tidak setia telah mengamarkan segalanya lancar; mereka telah menggiring para pendengar mereka untuk mengabaikan hukum Tuhan dan menganiaya orang-orang yang memelihara kekudusannya. Sekarang dengan putus asa guru-guru ini mengakui penipuan mereka di hadapan dunia…” dengarkan ini, “…Orang banyak dipenuhi oleh murka…” apakah orang banyak itu airnya? Ya. Ellen White memakai kata-kata yang sama dengan Wahyu 17, “…Orang banyak dipenuhi oleh murka…” tahukah kalian alasan saya berkhotbah seperti ini? Karena, supaya kalian tahu, ketika nanti saya berdiri di depan sidang pengadilan Tuhan, saya mau bertanggung jawab untuk diri saya sendiri, bukan bertanggung jawab untuk kalian. Saya menyadari terkadang kata-kata saya itu tidak tepat secara politis, semestinya saya bisa berbicara dengan lebih lunak, lebih halus, namun, ketika saya berbicara dengan cara saya berbicara, itu disebabkan saya punya beban, Saudara-saudara, saya punya beban untuk keselamatan kita. Jika saya berdiri di sini dan mengatakan hal-hal yang manis-manis, lalu kalian hilang, Tuhan akan minta pertanggungjawaban dari saya. Saya tidak mau disuruh bertanggung jawab atas hilangnya kalian. Andai saya yang hilang, Tuhan boleh minta pertanggungjawaban saya, tetapi saya tidak berniat hilang. Nah, Ellen White berkata, “…Orang banyak dipenuhi oleh murka. ‘Kami sudah tersesat!’ seru mereka, ‘dan kalianlah penyebab kehancuran kami’, dan mereka berbalik menyerang para gembala palsu…” Apa yang akan dilakukan airnya? Mereka akan menjatuhkan diri mereka seperti salju longsor ke atas Babilon, seperti air Laut Merah pada orang-orang Mesir. Ini mengagumkan. “…Justru orang-orang yang pernah paling mengagumi gembala-gembala palsu ini yang akan melontarkan kutukan yang paling mengerikan kepada mereka…” wow! “…Tangan-tangan yang sama yang pernah memahkotai mereka, yang akan diangkat untuk menghancurkan mereka. Pedang-pedang yang tadinya akan dipakai untuk membunuh umat Tuhan sekarang dipakai untuk menghancurkan musuh-musuh umat Tuhan. Di mana-mana muncul perkelahian dan pertumpahan darah…” Bukankah ini suatu gambaran yang mengagumkan tentang saat ketika orang banyak menarik kembali dukungan mereka dari Babilon? Dan mereka menjatuhkan diri mereka seperti salju longsor ke atas orang-orang yang telah mempraktekkan pekerjaan penipuan itu.


Now, the interesting thing is that when we studied this story from Exodus it tells us that you have the darkness and then you have the light, and then you have the Egyptians, the waters being dried up,  and a way being prepared for the escape of God’s people, the Egyptians then going in and the waters avalanching themselves upon the Egyptians, and we notice that in the context of these things, you had a great storm with thunder, lightning, an earthquake and torrential rain.
Have you ever noticed the 7th plague of Revelation? Notice Revelation 16:17-21. See, plague # 5, 6, 7 is reenacting what took place at the Red Sea.  It says there in Revelation 16:17-21, “Then the seventh angel poured out his bowl into the air, and a loud voice came out of the temple of heaven, from the throne, saying, ‘It is done!’ 18 And there were noises and…”  what?   “…and thunderings and…”  what else?   “…lightnings; and there was a great earthquake, such a mighty and great earthquake as had not occurred since men were on the earth.…”  So you see the same phenomena that took place when the waters avalanched themselves upon the Egyptians, takes place under the 7th plague. And now I want you to notice verse 19,   “…19 Now the great city was divided…”  what were they before? The dragon, the Beast, the false prophet, what were they before? United. What happened under the 7th plague? They are now divided. Revelation says, “the waters were dried up”, same terminology. It says.   “…Now the great city was divided into three parts, and the cities of the nations fell. And great Babylon was remembered before God, to give her the cup of the wine of the fierceness of His wrath. 20 Then every island fled away, and the mountains were not found. 21 And great hail from heaven fell upon men, each hailstone about the weight of a talent. Men blasphemed God because of the plague of the hail, since that plague was exceedingly great.”  And at this point God’s people have been delivered.

Sekarang, yang menarik itu ketika kita mempelajari cerita ini dari kitab Keluaran, kita mendapat tahu bahwa ada kegelapan, lalu ada terang, ada orang-orang Mesir, airnya mengering dan suatu jalan kelepasan bagi umat Tuhan dipersiapkan, lalu orang-orang Mesir masuk ke air dan airnya menjatuhkan diri ke atas orang-orang Mesir itu seperti salju longsor, dan dalam konteks hal-hal ini, kita melihat ada badai disertai guntur, kilat, gempa bumi dan hujan deras.
Sudahkah kalian memperhatikan malapetaka ke-7 Wahyu? Perhatikan Wahyu 16:17-21. Lihat, malapetaka # 5, 6, 7, itu mengulangi peristiwa yang terjadi di Laut Merah. Dikatakan di Wahyu 16:17-21, Dan malaikat yang ketujuh menumpahkan cawannya ke angkasa. Dan dari dalam Bait Suci kedengaranlah suara yang nyaring dari takhta itu, katanya: ‘Sudah terlaksana’. 18 Maka terdengarlah suara dan…”  apa?   “…dan menderulah bunyi guruh dan…”  apa lagi?   “…kilat dan terjadilah gempa bumi yang dahsyat seperti belum pernah terjadi sejak manusia ada di atas bumi…”  Jadi kita lihat, fenomena yang sama yang terjadi ketika air itu jatuh kembali ke atas orang-orang Mesir, terjadi juga pada saat malapetaka ke-7. Sekarang saya mau kalian perhatikan ayat 19, “…19 Lalu terbelahlah kota besar itu…”  Sebelumnya bagaimana keadaannya? Si naga, binatang dan nabi palsu, bagaimana mereka sebelumnya? Bersatu. Apa yang terjadi saat malapetaka ke-7? Mereka sekarang terpecah. Wahyu berkata “airnya mengering” ungkapan yang sama. Dikatakan, “…Lalu terbelahlah kota besar itu menjadi tiga bagian dan runtuhlah kota-kota bangsa-bangsa. Maka teringatlah Allah akan Babel yang besar itu untuk memberikan kepadanya cawan yang penuh dengan anggur kegeraman murka-Nya. 20 Dan semua pulau hilang lenyap, dan tidak ditemukan lagi gunung-gunung. 21 Dan hujan batu besar, seberat 34 kilogram, jatuh dari langit menimpa manusia, dan manusia menghujat Allah karena malapetaka hujan batu itu, sebab malapetaka itu sangat dahsyat.” [NKJV yang diindonesiakan]
Pada saat ini, umat Tuhan sudah diselamatkan.


And what will God’s people sing? I give you a guess. What are God’s people going to sing once they’ve reenacted the story on a global scale? They are going to sing the song of Moses and the Lamb. Do you understand now why Moses is included in the deliverance? It’s because the story that took place back then is going to take place again. But it’s not going to take place in little ol’ Egypt  or that region, it’s going to take place on a worldwide scale, where all of humanity will be involved. And then God’s people will sing the song of Moses and the Lamb.

Dan apa yang akan dinyanyikan umat Tuhan? Coba tebak. Apa yang akan dinyanyikan umat Tuhan setelah mereka mengulangi kisahnya pada skala global? Mereka akan menyanyikan Nyanyian Musa dan Anak Domba. Apakah kalian sekarang mengerti mengapa Musa termasuk di dalam penyelamatan ini? Karena kisah yang terjadi di masa lampau itu akan terjadi lagi. Tetapi terjadinya tidak di Mesir atau di daerah sana, terjadinya akan pada skala global, di mana semua kemanusiaan akan terlinat. Kemudian umat Tuhan akan menyanyikan nyanyian Musa dan Anak Domba.


Let’s read about that song in Revelation 15:2-4, “And I saw something like a sea of glass mingled with fire, and those who have the victory over the beast, over his image and over his mark and over the number of his name, standing on the sea of glass, having harps of God…”  and now notice,   “….3 They sing the song of Moses, the servant of God…”  so it is remembering the past deliverance,   “…and the song of the Lamb, saying:
‘Great and marvelous are Your works, Lord God Almighty!
Just and true are Your ways, O King of the saints!
4 Who shall not fear You, O Lord, and glorify Your name?
For You alone are holy.
For all nations shall come and worship before You,
For Your judgments have been manifested."


Mari kita baca nyanyian itu di Wahyu 15:2-4, Dan aku melihat sesuatu bagaikan lautan kaca bercampur api, dan mereka yang telah mengalahkan binatang itu, dan patungnya, dan tandanya, dan bilangan namanya, berdiri di atas laut kaca, pada mereka ada kecapi Allah…”  dan sekarang perhatikan,   “…3 Dan mereka menyanyikan nyanyian Musa,  hamba Allah…”  jadi ini mengingat kembali penyelamatan di masa lalu,   “…dan nyanyian  Anak Domba, bunyinya:

‘Besar dan ajaib segala pekerjaan-Mu, ya Tuhan, Allah, Yang Mahakuasa!
Adil dan benar segala jalan-Mu, ya Raja semua orang saleh!
 4 Siapakah yang tidak takut pada-Mu, ya Tuhan,
dan yang tidak memuliakan nama-Mu?
Sebab Engkau saja yang kudus;
karena semua bangsa akan datang dan sujud menyembah Engkau,
sebab telah nyata kebenaran segala penghakiman-Mu."


by the way the Bible says that only the living saints, the 144’000 will be able to sing this song. Doesn’t mean that others won’t be able to know, you know,  what the words are, they probably would be able to join and sing, but they won’t be able to sing it with the full meaning of it. Because it’s a song of their experience. See, you could sing this song, could you sing the song of Moses in Exodus 15? Could we sing it? Could we sing it the same way that Israel did? You’d think? You know, just like the old negroes spirituals. You know, I’ve heard quartets of white men sing negroes spirituals, they don’t know how to sing. You have a quartet of African Americans, they know how to sing. You know why? Because it’s a song of their experience. Been there, done that, right? The same as true with the 144’000, this will be the song of their deliverance, they will sing it with joy.

Nah, Alkitab berkata hanya orang saleh yang hidup, ke-144’000 yang akan bisa menyanyikan nyanyian ini. Itu tidak berarti yang lain tidak boleh tahu kata-katanya. Kira-kira yang lain juga bisa bergabung dan ikut menyanyi, tetapi mereka tidak bisa menyanyikannya dengan memahami maknanya secara utuh. Karena itu adalah nyanyian pengalaman mereka. Lihat, kita bisa menyanyikan nyanyian itu, bisakah kita menyanyikan nyanyian Musa di kitab Keluaran 15? Bisakah kita menyanyikannya? Tetapi bisakah kita menyanyikannya sama seperti orang Israel menyanyikannya? Menurut kalian? Kalian tahu, sama seperti lagu-lagu rohani orang kulit hitam. Saya pernah mendengar kuartet orang kulit putih menyanyikan lagu-lagu rohani orang kulit hitam, mereka tidak bisa menyanyikannya. Tetapi jika dinyanyikan oleh kuartet orang Amerika kulit hitam, mereka bisa menyanyikannya. Kalian tahu mengapa? Karena itu adalah nyanyian pengalaman mereka. Sudah pernah mengalaminya, sudah pernah melakukannya, betul? Hal yang sama berlaku untuk ke-144’000, inilah nyanyian penyelamatan mereka, mereka akan menyanyikannya dengan penuh sukacita.


And the Bible says there were a million men not counting the women and children. Can you imagine  a million voices? I bet they could hear that all the way to Canaan, it was so loud. Because they sang with enthusiasm. And then do you remember that God took Israel to the mountain of His inheritance, Mt. Zion? Where is Jesus going to take the 144’000 His people? And what character are they going to have? Do you remember the last time we read Psalm 15, where it begins by saying “Who will ascend to the mountain? Who will ascend to God’s holy hill?” And then it speaks about the type of character that they will have.

Dan Alkitab berkata ada sejutaan laki-laki tidak termasuk wanita dan anak-anak. Bisakah kalian bayangkan sejuta suara? Pasti suara itu terdengar sampai ke Kanaan, sebegitu kerasnya. Karena mereka menyanyikannya dengan semangat. Lalu apakah kalian ingat Tuhan membawa Israel ke gunung warisannya, G. Zion? Ke mana Yesus akan membawa umatNya ke-144’000? Dan tabiat apakah yang akan mereka miliki? Ingatkah kalian terakhir kalinya kita membaca Mazmur 15 di mana diawali dengan siapa yang boleh diam di kemah-Mu? Siapa yang boleh diam di gunung-Mu yang kudus?” Lalu dilanjutkan dengan macam tabiat yang akan mereka miliki. 


Notice Revelation, our final text, Revelation 14:1-5. And folks, I believe, I am not setting dates but I believe that many of those who are here today alive and well, could very well be in this group. I believe that with all my heart, because I believe that things are winding down and we are almost there. It says there in Revelation 14:1, “Then I looked, and behold, a Lamb standing on Mount Zion, and with Him one hundred and forty- four thousand, having His Father's name written on their foreheads. 2 And I heard a voice from heaven, like the voice of many waters, and like the voice of loud thunder. And I heard the sound of harpists playing their harps. 3 They sang as it were a new song before the throne…”  it’s the same song that we read of in chapter 15, so   “…they sang as it were a new song before the throne, before the four living creatures, and the elders; and no one could learn that song except the hundred and forty-four thousand who were redeemed from the earth. 4 These are the ones who were not defiled with women…”  it’s not talking about literal women, it’s talking about Babylon and her daughters, counterfeit religions,   “…These are the ones who were not defiled with women for they are virgins…”  spiritually speaking,   “…These are the ones who follow the Lamb wherever He goes. These were redeemed from among men, being firstfruits to God and to the Lamb. 5 And in their mouth was found no deceit, for they are without fault before the throne of God.”
That is the destiny that awaits those who are faithful to the Lord. Those who get serious about forming a character that will be fit for eternity.

Perhatikan Wahyu, teks terakhir kita, Wahyu 14:1-5. Dan, Saudara-saudara, saya tidak menentukan tanggal, tetapi saya yakin banyak dari mereka yang berada di sini hari ini, yang hidup dan sehat, bisa termasuk dalam kelompok ini. Saya yakin dengan segenap hati karena saya percaya semuanya sedang tergenapi dan kita hampir tiba di sana.
Dikatakan di Wahyu 14:1,  Dan aku memandang, dan lihatlah, Anak Domba berdiri di bukit Sion dan bersama-sama dengan Dia seratus empat puluh empat ribu orang, dan di dahi mereka tertulis nama Bapa-Nya. 2 Dan aku mendengar suatu suara dari langit bagaikan desau air bah dan bagaikan deru guruh yang dahsyat. Dan aku mendengar suara pemain-pemain kecapi yang memetik kecapinya. 3 Mereka menyanyi seakan-akan itu suatu nyanyian baru di hadapan takhta…”  ini adalah nyanyian yang sama yang kita baca di pasal 15,   “…Mereka menyanyi seakan-akan itu suatu nyanyian baru di hadapan takhta dan di depan keempat makhluk dan tua-tua itu, dan tidak seorang pun yang dapat mempelajari nyanyian itu selain ke seratus empat puluh empat ribu orang yang telah ditebus dari bumi itu. 4 Mereka adalah orang-orang yang tidak tercemar dengan perempuan-perempuan…”  ini tidak berbicara tentang perempuan secara harafiah, ini berbicara tentang Babel dan anak-anak perempuannya, yaitu agama-agama palsu, “…Mereka adalah orang-orang yang tidak tercemar dengan perempuan-perempuan, karena mereka murni seperti perawan…”  secara spiritual maksudnya,   “…Mereka inilah orang-orang yang mengikuti Anak Domba itu ke mana saja Ia pergi. Mereka ditebus dari antara manusia sebagai korban-korban sulung bagi Allah dan bagi Anak Domba itu. 5 Dan di dalam mulut mereka tidak terdapat dusta; karena mereka tidak bercela di hadapan takhta Allah.” [NKJV yang diindonesiakan].
Inilah takdir yang menantikan mereka yang setia kepada Tuhan, mereka yang bersungguh-sungguh dalam membentuk suatu tabiat yang akan sepadan untuk kekekalan.


In fact let’s end, I said that this was our last passage, but let’s end by reading Psalm 15 again. Go with me to Psalm 15, it’s a short psalm, let’s read it again, and you’ll see that there is a special preparation that needs to take place. We need to learn to develop our faith, we need to get into the Word, we need to pray more, we need to witness more, we need to come to church, we need to be involved, strengthening our faith now. Notice Psalm 15, it begins with a question:
“LORD, who may abide in Your tabernacle? Who may dwell in Your holy hill? …”  the 144’000 obviously, we’ve just read it,   “…2 He who walks uprightly, and works righteousness, and speaks the truth in his heart; 3 he who does not backbite with his tongue, nor does evil to his neighbor, nor does he take up a reproach against his friend; 4 in whose eyes a vile person is despised, but he honors those who fear the LORD; he who swears to his own hurt and does not change; 5 he who does not put out his money at usury…”  those who don’t take advantage of other people in business endeavors,   “… nor does he take a bribe against the innocent…”  and the psalm ends by saying,   “… he who does these things shall never be moved.”
Kind of reminds me of Revelation 6, the last verse where it speaks about mountains disappearing, islands disappearing, disasters in the world, and a question is asked, “For the great day of His wrath has come, and who is able to stand?" That is who will not be moved?
Revelation 7 the first verse has the answer. Only the 144’000 will, who are sealed with the seal of God, who had gotten serious about the Lord, who had gotten serious about preparing a character for eternity will be able to stand in that great day.
I pray to God that we will be among that group and we will get serious about the Lord and prepare a character for eternity.

Sebaiknya, marilah kita akhiri dengan ~ saya tadi berkata itu adalah bacaan kita yang terakhir, tetapi marilah kita akhiri dengan membaca Mazmur 15 lagi. Marilah bersama saya ke Mazmur 15, itu mazmur yang singkat, mari kita baca lagi dan kalian akan melihat, bahwa perlu ada suatu persiapan khusus yang harus terjadi. Kita perlu belajar mengembangkan iman kita, kita perlu menekuni Firman, kita perlu berdoa lebih banyak, kita perlu bersaksi lebih banyak, kita perlu datang ke gereja, kita perlu terlibat, dan menguatkan iman kita sekarang.
Perhatikan Mazmur 15, yang dimulai dengan suatu pertanyaan:
“TUHAN, siapa yang boleh diam di kemah-Mu? Siapa yang boleh diam di gunung-Mu yang kudus?…”  jelas ke-144’000, kita baru membacanya,  “…2 Yaitu dia yang hidup dengan benar, yang melakukan apa yang benar, dan yang berbicara sesuai isi hatinya yang benar, 3 yang tidak menyebarkan fitnah dengan lidahnya atau berbuat jahat kepada tetangganya, dan yang juga tidak menimpakan cela kepada temannya; 4 yang memandang hina orang yang keji, tetapi yang menghormati mereka yang takut akan TUHAN; yang mau bersumpah walaupun merugikan dirinya, dan tidak berubah; 5 yang tidak meminjamkan uangnya dengan makan riba…”  yaitu mereka yang tidak merugikan orang lain dalam usaha bisnisnya,  “…dan tidak menerima suap melawan orang yang tak bersalah…”  Dan Mazmur ini berakhir dengan mengatakan, “…Siapa yang berlaku demikian, tidak akan digeser selama-lamanya.”[NKJV yang diindonesiakan]
Ini mengingatkan saya kepada Wahyu 16, ayat yang terakhir, di mana disebutkan tentang gunung-gunung lenyap, pulau-pulau lenyap, malapetaka di dunia, dan suatu pertanyaan diajukan, Sebab sudah tiba hari besar murkaNya, siapakah yang dapat bertahan?” Artinya, siapa yang tidak akan digeser?
Wahyu 7 ayat pertama memberikan jawabannya. Hanya ke-144’000 yang akan bertahan, yang dimeteraikan dengan meterai Allah, yang bersungguh-sungguh dengan Tuhan, yang bersungguh-sungguh mempersiapkan suatu tabiat untuk kekekalan yang bisa bertahan pada hari besar tersebut.
Saya mohon kepada Tuhan kita akan berada di dalam kelompok itu, dan kita akan bersungguh-sungguh dengan Tuhan, dan mempersiapkan suatu tabiat untuk kekekalan.



05 11 15

No comments:

Post a Comment