THE SONG OF THE LAMB
A sermon by Stephen Bohr
Dibuka
dengan doa.
This
is part 2 of a series that I began several weeks ago. We studied in our last
sermon The Song of Moses. Now, before we can understand The Song of the Lamb I
need to review what we studied about The Song of Moses. So I am going to do a
very quick recap of what we studied in the first sermon in this series.
Ini
adalah bagian kedua dari serie yang sudah saya mulai beberapa minggu yang lalu.
Telah kita pelajari dalam pelajaran yang lalu, Nyanyian Musa. Sekarang, sebelum
kita bisa memahami Nyanyian Anak Domba, saya perlu mengulang apa yang telah
kita pelajari tentang Nyanyian Musa. Jadi saya akan mengulanginya dengan sangat
cepat, apa yang telah kita pelajari di bagian pertama dari serie ini.
· You’d
remember that Israel, God’s people were in bondage and they were crying out to
God for deliverance. The Bible tells us that they were in bondage to Pharaoh
who is called in Scripture “the great dragon”.
· We
studied how God called Moses but before Moses could call God’s people out of
bondage it was necessary for him to learn to depend upon God, it was necessary
for him to learn the lesson of humility, that the deliverance was not going to
come his way, but God’s way. We notice that when Moses said, “I don’t know how
to speak”, God said, “I will give you the words to speak.”
· We
notice that Moses gave the message to Israel, “Come out of Egypt!” In other
words he called God’s people to come out of bondage.
· We
notice that in the process of delivering Israel from Egypt Moses performed
powerful miracles to reveal the wonderful miraculous power of God. We also
notice that the Devil performed counterfeit miracles.
· We
also notice that in the plagues there were several calamities that fell upon
Egyptian civilization, these were meant to lead the Egyptians to repentance but
these calamities in nature further hardened the Egyptians against God and
against His people. In fact the calamities led the Egyptians to blame God’s
people for what was taking place.
· We
also notice that Moses told Pharaoh, “You will no longer see my face”, in other
words “Probation has closed for you and Egyptian civilization.”
· We
know that before the exodus of Israel from Egypt there was a sealing process,
God’s people were separated from the wicked by marking the doors of the
Israelites.
· We
notice also that Israel was guided in their exodus by a pillar of fire,
· and
when they arrived at the edge of the Red Sea, a death decree was given against
the Israelites and they were shut in. It appeared that there was no escape for
Israel. It appeared like Pharaoh and his hosts were going to destroy God’s
people and execute the death decree. God’s people were defenseless and
apparently had no hope. This led Israel to have a severe time of trouble where
they cried out to God for deliverance from this death decree which the
Egyptians had uttered against them. God answered by saying, “Don’t worry,
folks, stay still and you will see the salvation of the Lord.” In other words,
“You are not going to deliver yourselves, just stand still and you will see My
hand delivering you from this death decree.”
· We
notice that through the rod of Moses the waters of the Red Sea were divided and
dried up. I want you to remember those expressions, we read them. The waters of
the Red sea which were a menace and a danger to Israel now were divided and
they were dried up. And now God took the battlefield. When the waters were
dried up, when the waters were divided, a way was prepared for God’s people to
go through to be delivered.
· And
we are told that that evening when the Egyptians were about to pounce upon
God’s people, there was a terrible plague of darkness upon the Egyptians by but
upon God’s people there was the radiance of the noonday sun.
· And
then the waters were dried up, God’s people went through the waters on dry land
the waters that had dried up, and had been divided.
· And
when the sun rose, the Bible tells us that the waters avalanched themselves
upon the Egyptians and drowned them.
· And
as we notice in our first study in conjunction with the waters falling upon the
Egyptians, Psalm 77 tells us that there was thunder, there was lightning and
there was an earthquake that shook the earth when the Egyptians were destroyed.
· And
we are told at the end of the story, that not one of the enemies of God’s
people remained alive, whereas none of God’s people perished in the
destruction.
· And
then God’s people came up on the other side delivered from the wrath of the
Egyptians and they sang the Song of Moses which is found in Exodus chapter 15,
and then we notice that God led Israel to the mount of His inheritance, which
by the way is Mt. Zion.
So
this in nutshell form is what we studied in our first sermon.
· Kalian ingat bahwa Israel, umat Tuhan, terbelenggu
perbudakan, dan mereka berseru kepada Tuhan minta dibebaskan. Alkitab
memberitahu kita bahwa mereka diperbudak oleh Firaun yang di Firman Tuhan
disebut sebagai “naga yang besar”.
· Kita sudah mempelajari bagaimana Tuhan memanggil
Musa, tetapi sebelum Musa bisa memanggil umat Tuhan keluar dari perbudakan, dia
harus belajar mengandalkan Tuhan, dia harus belajar rendah hati, bahwa pembebasan
itu tidak akan menurut caranya, tetapi menurut cara Tuhan. Kita perhatikan
bahwa ketika Musa berkata, “Saya tidak pandai bicara”, Tuhan berkata, “Akulah
yang akan memberikan kata-kata untuk kamu ucapkan.”
· Kita sudah melihat bahwa Musa menyampaikan
pekabaran kepada Israel, “Keluarlah dari Mesir!”, dengan kata lain dia memanggil
umat Tumat keluar dari perbudakan. Kita melihat bahwa dalam proses penyelamatan
Israel dari Mesir, Musa melakukan mujizat-mujizat hebat untuk menyatakan kuasa
mujizat Tuhan yang mengagumkan. Kita juga melihat bahwa Iblis pun melakukan
banyak mujizat palsu.
· Kita juga sudah melihat pada masa tulah-tulah itu,
ada beberapa bencana yang jatuh ke atas peradaban Mesir, yang tujuannya untuk
membawa orang Mesir kepada pertobatan, tetapi bencana-bencana alam itu semakin
mengeraskan hati orang-orang Mesir terhadap Tuhan dan terhadap umat Tuhan.
Bahkan bencana-bencana itu membuat orang-orang Mesir menyalahkan umat Tuhan
atas apa yang terjadi.
· Kita juga sudah melihat bahwa Musa mengatakan
kepada Firaun, “Kamu tidak akan melihat wajahku lagi”, dengan kata lain “Masa
percobaan bagimu dan bagi peradaban Mesir sudah berakhir.”
· Kita tahu bahwa sebelum keluarnya orang Israel
dari Mesir, ada proses pemeteraian, umat Tuhan dipisahkan dari yang jahat
dengan menandai pintu-pintu rumah bangsa Israel.
· Kita juga sudah melihat bahwa dalam perjalanan
mereka keluar dari Mesir, bangsa Israel dipimpin oleh tiang api,
· dan ketika mereka tiba di tepi Laut Merah,
keluarlah suatu titah untuk membunuh mereka, dan mereka terkepung. Tampaknya
seolah-olah bangsa Israel tidak bisa lolos. Sepertinya Firaun dan bala
tentaranya benar-benar akan membinasakan umat Tuhan dan melaksanakan hukuman
mati atas mereka. Umat Tuhan tidak berdaya, dan jelas-jelas tidak punya
harapan. Ini membuat bangsa Israel mengalami suatu masa kesesakan besar dan
mereka berseru kepada Tuhan untuk menyelamatkan mereka dari titah hukuman mati
yang telah dikeluarkan bangsa Mesir bagi mereka. Tuhan menjawab dengan
berkata, “Jangan khawatir, diam saja,
dan kamu akan melihat keselamatan dari Tuhan” dengan kata lain, “Kamu tidak
akan menyelamatkan dirimu sendiri, jadi diam saja dan kamu akan melihat
tanganKu menyelamatkan kamu dari titah kematian ini.”
· Kita sudah melihat bagaimana melalui tongkat Musa,
air Laut Merah terbagi dan mengering. Saya mau kalian ingat ungkapan ini, kita
sudah membacanya. Air Laut Merah yang merupakan ancaman dan bahaya bagi bangsa
Israel, sekarang terbelah dan mengering. Dan sekarang Tuhan yang maju ke medan
perang. Pada saat airnya mengering, airnya terbelah, suatu jalan disiapkan bagi
umat Tuhan untuk melewatinya dan diselamatkan.
· Dan kita mendapat tahu bahwa malam itu, ketika
orang-orang Mesir akan menerkam umat Tuhan, terjadilah tulah kegelapan di
tempat orang-orang Mesir, tetapi di tempat umat Tuhan terangnya seperti siang
hari bolong.
· Kemudian airnya mengering, dan umat Tuhan berjalan
melalui air itu di atas daratan kering di mana airnya baru saja mengering dan
terbelah.
· Dan ketika matahari terbit, kita mendapat tahu
dari Alkitab bahwa air itu jatuh kembali ke atas orang-orang Mesir seperti salju
longsor, dan menenggelamkan mereka.
· Dan seperti yang kita lihat di pelajaran kita yang
pertama, sehubungan dengan air yang jatuh kembali ke atas orang-orang Mesir, di
Mazmur 77 kita diberitahu bahwa terjadi guntur, kilat, dan gempa bumi yang
mengguncang bumi ketika orang-orang Mesir itu dimusnahkan.
· Dan kita mendapat tahu pada akhir kisah ini, tidak
satu pun dari musuh-musuh umat Tuhan yang tersisa hidup, sementara tidak ada
umat Tuhan satu pun yang binasa dalam kehancuran itu.
· Kemudian umat Tuhan tiba di seberang, diselamatkan
dari angkara murka bangsa Mesir, dan mereka menyanyikan Nyanyian Musa yang
tercatat di Keluaran pasal 15, lalu kita melihat bahwa Tuhan membimbing Isral
ke gunung warisanNya, yang adalah Gunung Zion.
Jadi
inilah bentuk ringkasnya dari apa yang telah kita pelajari dari pelajaran yang
pertama.
Now
we noticed last time that the song of Moses is not only called The Song of
Moses, in Revelation it is called The Song of Moses and the Lamb. Let’s read
that in Revelation 15:2-3. “And
I saw something like a sea of
glass mingled with fire, and those who have the victory over the beast, over
his image and over his mark and
over the number of his name, standing on the sea of glass, having harps of God.
3 They sing the song of Moses, the servant of God, and the song of
the Lamb, saying: ‘ Great and marvelous are
Your works, Lord God Almighty! Just and true are Your ways, O King of the saints!’”
You
know many times I read this passage in Revelation and I wondered why this song
in the end time that God’s people are going to sing is called The Song of Moses
and the Lamb? What does Moses have to do with the final deliverance? I said. It
should only be called The Song of the Lamb. And then it dawned on me that the reason
why it’s called The Song of Moses and the Lamb is because the deliverance that
will take place at the end will be similar to the deliverance that took place
in the time of Moses. In other words there is a whole series of events
that are parallel from the times of Moses that will be repeated once again in
the end time. But as this took place in the Old Testament in a local place,
with a literal people Israel and we are dealing with a literal sea and literal
enemies, at the end of time we are dealing with worldwide events having to do
with spiritual Israel, having to do with spiritual waters, having to do with a
spiritual drying up of the waters, and a spiritual deliverance for God’s
people. At the end of time the Bible tells us God’s people will also be in
bondage. They will be in bondage to Babylon. In fact they will be in bondage to
Satan, who is called in Revelation: “the great dragon”, just like Pharaoh.
Notice
Revelation 12:17, it says, “And the dragon was enraged with the
woman, and he went to make war with the rest of her offspring, who keep the
commandments of God and have the testimony of Jesus Christ.”
Nah, kita lihat dalam pelajaran yang lalu bahwa
Nyanyian Musa bukan hanya disebut Nyanyian Musa, tetapi di Wahyu itu disebut
Nyanyian Musa dan Anak Domba. Mari kita baca di Wahyu 15:2-3, “Dan aku melihat sesuatu bagaikan lautan kaca
bercampur api, dan mereka yang telah
mengalahkan binatang itu, dan patungnya, dan
tandanya, dan bilangan namanya, berdiri di atas laut kaca, pada mereka ada kecapi Allah. 3 Dan
mereka menyanyikan Nyanyian Musa, hamba Allah,
dan Nyanyian Anak Domba, bunyinya: ‘Besar dan ajaib segala
pekerjaan-Mu, ya Tuhan, Allah, Yang Mahakuasa! Adil dan benar segala jalan-Mu,
ya Raja semua orang saleh!” [NKJV yang diindonesiakan].
Kalian tahu, seringkali dulu
saat saya membaca kutipan di Wahyu ini, saya bertanya-tanya mengapa
nyanyian di akhir zaman yang akan dinyanyikan umat Tuhan itu disebut Nyanyian
Musa dan Anak Domba? Apa kaitan Musa dengan penyelamatan yang terakhir? kata
saya. Nyanyian itu seharusnya hanya disebut Nyanyian Anak Domba. Kemudian
terbersit dalam pikiran saya, bahwa alasan mengapa
itu disebut Nyanyian Musa dan Anak Domba adalah karena penyelamatan yang akan
terjadi pada akhir zaman itu mirip penyelamatan yang terjadi di zaman Musa.
Dengan kata lain ada serangkaian peristiwa yang paralel dari zaman Musa, yang
akan diulangi sekali lagi pada akhir zaman. Tetapi peristiwa yang terjadi di
zaman Perjanjian Lama ini, di suatu lokasi yang lokal, pada bangsa Israel
yang literal, dan kita berhadapan dengan laut yang literal dan musuh-musuh yang
literal; sedangkan pada akhir zaman, kita akan menghadapi
peristiwa-perstiwa global yang mengenai Israel rohani, berkaitan dengan banyak
air spiritual, berkaitan dengan mengeringnya banyak air tersebut secara spiritual,
dan diselamatkannya umat Tuhan secara spiritual. Alkitab mengatakan pada akhir zaman umat
Tuhan juga akan terbelenggu perbudakan, mereka akan diperbudak oleh Babilon.
Faktanya, mereka diperbudak Setan, yang di kitab Wahyu disebut “naga yang
besar” sama seperti Firaun.
Perhatikan Wahyu 12:17, dikatakan, “Maka marahlah NAGA ITU kepada perempuan itu, lalu pergi
memerangi keturunannya yang sisa, yang memelihara perintah-perintah Allah dan memiliki
kesaksian Yesus Kristus.” [NKJV yang diindonesiakan]
So
God’s people will be captive in Babylon, most of God’s people in fact today are captive in
Babylon. Many of them are crying out for deliverance from God, the
Devil, the dragon has them in bondage there. And God is calling a people who
will be like Moses who will call God’s people out of Babylon. But before
God’s people can do the work of Moses and call God’s people out of Babylon, it
will be necessary for God’s people to learn the same lesson that Moses learned.
And that is, that we have to cast aside our self dependence, we have to
unlearn many things like Moses did during those 40 years in the
wilderness and we need to realize that salvation and power come only from the
Lord and not from ourselves. In other words if God is going to use us as His
people to call out of Babylon those who are in bondage and in slavery, we must
learn to depend fully and completely on God and not on ourselves like Moses
did.
Maka
umat Tuhan akan menjadi tawanan Babilon. Sebenarnya hari ini kebanyakan umat Tuhan tertawan di Babilon.
Banyak dari mereka berseru minta dibebaskan oleh Tuhan. Iblis, naga itu, yang memperbudak mereka di sana. Dan
Tuhan sedang memanggil anak-anakNya untuk menjadi seperti Musa, yang akan
memanggil umat Tuhan keluar dari Babilon. Tetapi sebelum anak-anak Tuhan itu bisa melakukan tugas Musa dan
memanggil umat Tuhan keluar dari Babilon, maka anak-anak Tuhan ini harus
belajar pelajaran yang sama yang dipelajari Musa, dan itu
adalah, kita harus mengesampingkan
ketergantungan kita kepada diri sendiri, kita harus meninggalkan banyak hal
seperti yang dilakukan Musa selama 40 tahun di padang gurun, dan kita harus
menyadari bahwa keselamatan dan kuasa datangnya hanya dari Tuhan dan bukan dari
diri kita sendiri. Dengan kata lain, jika Tuhan akan memakai anak-anakNya untuk
memanggil mereka yang tertawan dan terbelenggu perbudakan keluar dari Babilon,
maka kita harus belajar sepenuhnya dan seluruhnya bergantung pada Tuhan dan
bukan pada diri sendiri, sama seperti yang dilakukan Musa.
Some
people say, “I don’t know how to speak.” Well, God gives a wonderful promise in
Luke 21, the prophecy about the end time. Luke 21:14, it says, “14
Therefore
settle it in your hearts not to
meditate beforehand on what you will answer…”
in other words when you come before
the courts of kings don’t think about what you’re going to say,
“…15 for I will give you a mouth…” the identical expression that was used for Moses “…I will give you a mouth and wisdom which
all your adversaries will not be able to contradict or resist.” Like with Moses, God says, “I will give you a mouth to speak so
that you can speak before kings with boldness, and command them to let My
people go.”
Ada orang berkata, “Saya tidak pandai bicara.” Nah, Tuhan memberikan suatu janji yang indah di Lukas
21, nubuatan mengenai akhir zaman. Lukas 21:14, berkata, “Sebab itu tetapkanlah di
dalam hatimu untuk tidak memikirkan lebih
dahulu apa yang akan kamu jawab...” dengan
kata lain, “Bila kamu berdiri di depan pengadilan para raja, jangan berpikir
apa yang akan kamu katakan”, “…15 Sebab Aku yang akan memberikan kepadamu kemampunan berbicara dan hikmat, yang tidak dapat ditentang atau dibantah
lawan-lawanmu.” [NKJV
yang diindonesiakan]. Sebagaimana dengan Musa, Tuhan berkata,
“Aku yang memberimu kemampuan berbicara supaya kamu bisa berkata-kata di
hadapan raja-raja dengan keberanian, dan memerintahkan kepada mereka untuk
melepaskan umatKu pergi.”
In
Mark 13:11 which is a parallel passage to Luke 21, once again we are told that
when crunch time comes, through the Holy Spirit God will give us words to
speak. Mark 13:11, “But
when they arrest you and
deliver you up, do not worry beforehand, or premeditate what you will speak.
But whatever is given you in that hour, speak that; for it is not you who
speak, but the Holy Spirit.”
God
will have a people who depend upon the Holy Spirit, who in humility will
proclaim the message of God and call God’s people out of Babylon.
Di Markus 13:11 yang paralel dengan Lukas 21, sekali
lagi kita diberitahu bahwa pada saat genting, melalui Roh Kudus, Tuhan akan
memberikan kepada kita kata-kata yang harus kita ucapkan. Markus 13:11, “Dan jika kamu ditangkap dan
diserahkan, janganlah kamu kuatir sebelumnya
atau merencanakan apa yang harus kamu katakan, tetapi katakanlah apa yang
dikaruniakan kepadamu pada saat itu juga, sebab bukan kamu yang berkata-kata
melainkan Roh Kudus.” [NKJV yang diindonesiakan].
Tuhan akan memiliki satu umat yang
bergantung pada Roh Kudus, yang menyampaikan pekabaran Tuhan dengan rendah
hati, dan memanggil umat Tuhan keluar dari Babilon.
Now, the question is, where is that message to come out of
Babylon? Moses called God’s people to come out of Egypt out of bondage. At the
end time it will be out of Babylon. Revelation 18:1-4 has that call for God’s people to come
out. It says there in Revelation 18:1, “After these things I saw another
angel coming down from heaven, having great authority, and the earth was
illuminated with his glory.2 And he cried mightily with a loud
voice, saying, ‘Babylon the great is fallen, is fallen…” was that true of Egypt? Was Egypt fallen too? Most
certainly. “…Babylon the great is fallen, is
fallen, and has become a dwelling place of demons, a prison for every foul
spirit, and a cage for every unclean and hated bird! 3 For all the
nations have drunk of the wine of the wrath of her fornication, the kings of
the earth have committed fornication with her, and the merchants of the earth
have become rich through the abundance of her luxury.’…” And now notice the call out. Because Babylonian
civilization at the end of time will be fallen, filled with demons, God gives a
call through His people, to those who are in bondage. Verse 4, “…4 And I heard another
voice from heaven saying, ‘Come out of her, My people…” the same call that Moses gave “…lest you share in her
sins, and lest you receive of her plagues. 5 For her sins have
reached to heaven, and God has remembered her iniquities.’”
So
in the end time God is going to use a humbled people to call all of those
faithful souls who are in Babylon, in bondage, to come out of bondage and to
join God’s remnant people.
Nah, pertanyaannya adalah, mana pekabaran untuk keluar dari Babilon?
Musa memanggil umat Tuhan keluar dari Mesir, dari perbudakan; pada akhir zaman, itu
menjadi keluar dari Babilon. Wahyu 18:1-4 berisikan panggilan bagi umat Tuhan
untuk keluar. Dikatakan di Wahyu 18:1, “Kemudian dari pada itu aku
melihat seorang malaikat lain turun dari sorga. Ia mempunyai kekuasaan besar
dan bumi menjadi terang oleh kemuliaannya.
2 Dan ia berseru
dengan suara yang kuat, katanya: ‘Sudah rubuh, sudah rubuh Babel yang besar itu…” Apakah
ini tepat bagi Mesir? Apakah Mesir juga sudah rubuh? Tentu saja. “…‘Sudah rubuh, sudah rubuh Babel yang
besar itu, dan ia telah menjadi tempat kediaman roh-roh jahat dan penjara bagi semua roh najis dan kandang segala burung yang najis dan yang
dibenci. 3 karena semua bangsa telah minum dari
anggur murka cabulnya, dan raja-raja di bumi
telah berbuat cabul dengan dia, dan pedagang-pedagang di bumi telah menjadi
kaya oleh kelimpahan kemewahannya.’…” Sekarang perhatikan panggilannya untuk
keluar. Karena peradaban Babilon pada akhir zaman akan rubuh, dipenuhi oleh
roh-roh jahat, maka melalui anak-anakNya, Tuhan memanggil mereka yang berada di
bawah perbudakan, “…4 Lalu aku
mendengar suara lain dari sorga berkata: ‘Keluarlah
darinya, hai umat-Ku…” panggilan
yang sama yang diserukan Musa, “…supaya kamu jangan
mengambil bagian dalam dosa-dosanya, dan supaya kamu jangan turut ditimpa
malapetaka-malapetakanya.” [NKJV yang diindonesiakan].
Jadi pada akhir masa, Tuhan akan memakai umatNya yang sudah merendahkan
diri, untuk memanggil jiwa-jiwa yang setia yang ada di Babilon, dalam
perbudakan, untuk keluar dari belenggu perbudakan mereka dan bergabung dengan
umat sisa Tuhan.
By
the way when this call is given, mighty miracles will be performed by the
people of God. Just like Moses did. Notice Great
Controversy pg. 612. Ellen White is speaking about this message, this final
message to come out of Babylon. She says, “Servants of God with their faces lighted up and shining with
holy consecration, will hasten from place to place to proclaim the message from
heaven…” it’s the message of Revelation 18:1-4 in context. She says, “…By thousands of voices, all
over the earth, the warning will be given…”
And then she says this, “…Miracles will be wrought, the
sick will be healed, and signs and wonders will follow the believers….”
Just
like with Moses in Egypt, signs and wonders performed by a people who are
committed fully and completely to God. The reason why God hasn’t given us that power
today is because we would misuse it.
We would misuse it for our glory instead of for His glory.
We’d say, “See what I did? I healed so and so.”
God
is waiting for a people who will be humbled and who will be used by Him.
Nah, pada waktu panggilan itu diberikan,
mujizat-mujizat besar akan dilakukan oleh umat Tuhan. Sama seperti yang
dilakukan Musa. Perhatikan Great Controversy
hal. 612. Ellen White berbicara mengenai pekabaran ini, pekabaran yang terakhir
untuk keluar dari Babilon. Dia berkata, “Hamba-hamba
Tuhan yang sudah disucikan, dengan wajah bercahaya dan bersinar, akan bergegas
dari satu tempat ke tempat yang lain untuk menyampaikan pekabaran dari Surga…” yaitu
pekabaran Wahyu 18:1-4 di konteks. Ellen White berkata, “…Dengan
ribuan suara, di seluruh dunia, peringatan itu akan diserukan…” Lalu dia
berkata demikian, “…Mujizat-mujizat akan diadakan, yang sakit
akan disembuhkan, dan tanda-tanda dan keajaiban-keajaiban akan mengikuti mereka
yang percaya…”
Sama seperti Musa di Mesir, tanda-tanda dan
keajaiban-keajaiban dilakukan oleh suatu umat yang sepenuhnya dan seluruhnya
setia kepada Tuhan. Mengapa Tuhan
belum memberi kita kuasa itu sekarang? Karena kita
akan menyalahgunakannya. Kita akan menyalahgunakannya untuk kemuliaan kita bukan untuk kemuliaan Tuhan.
Kita akan berkata, “Lihat apa yang saya lakukan? Saya telah menyembuhkan si ini
dan si itu.” Tuhan sedang menunggu suatu umat yang sudah merendahkan hati yang
mau dipakai olehNya.
By
the way we are also told in Scripture that the Devil will perform counterfeit
miracles in the end time. Notice what we find in 2 Thessalonians 2:9, it’s
speaking about the coming of the Antichrist, the lawless one. And it says, “The
coming of the lawless one is
according to the working of Satan, with all power, signs, and lying wonders…”
And
Ellen White in Great Controvresy page 612
immediately after this statement that I just read where she says that miracles
and signs and wonders will follow God’s people, she continues by saying this, “Satan also works, with lying
wonders, even bringing down fire from heaven in the sight of men. Thus the
inhabitants of the earth will be brought to take their stand.”
Firman
Tuhan juga memberitahu bahwa Iblis akan melakukan mujizat-mujizat tandingan pada akhir zaman. Perhatikan apa yang
kita dapati di 2 Tesalonika 2:9, berbicara mengenai datangnya Antikristus, si
pelanggar hukum. Dan dikatakan, “Kedatangan si pelanggar hukum itu adalah sesuai pekerjaan iblis, dengan segala kuasa,
tanda-tanda dan mujizat-mujizat palsu…” [NKJV yang diindonesiakan]
Dan
di Great Controversy hal. 612 segera setelah
pernyataan yang baru saja saya bacakan, Ellen White berkata bahwa
mujizat-mujizat, tanda-tanda, dan keajaiban-keajaiban akan menyertai umat
Tuhan. Ellen White melanjutkan dengan berkata demikian, “Setan
juga bekerja dengan mujizat-mujizat yang menipu, bahkan menurunkan api dari
langit di depan mata manusia [Wahyu 13:13]. Dengan demikian, penghuni bumi akan
digiring untuk membuat pilihan mereka.”
So
you have the message to come out. Signs and wonders performed by God’s people
committed totally to Him. The Devil performing counterfeit miracles and this
will be done in the context, folks, of terrible horrendous natural calamities.
There’s nothing natural about them.
Jadi,
ada pekabaran memanggil orang supaya
keluar. Tanda-tanda dan keajaiban-keajaiban yang dilakukan umat Tuhan yang
sepenuhnya berserah kepadaNya. Setan melakukan mujizat-mujizat tandingan dan
ini, Saudara-saudara, akan dilakukannya di dalam konteks bencana alam yang
dahsyat dan mengerikan. Sama sekali itu bukan dari alam.
Notice
what we find in Matthew 24:6-8 about these calamities that are going to take
place in the end time just like Egyptian civilization was thrown upside down.
It says there in Matthew 24:6, “And
you will hear of wars and rumors of wars. See that you are not troubled; for
all these things must come to
pass, but the end is not yet. 7 For
nation will rise against nation, and kingdom against kingdom. And there will be
famines, pestilences, and earthquakes in various places. 8 All these
are the beginning of sorrows.”
In
other words there are going to be all sorts of natural calamities like there
were in Egyptian civilization. And the purpose back there was to lead the
Egyptians to repentance by seeing all of these things, to lead them to come
back to the true God. That would be the purpose of the calamities of the end
time, according to the Spirit of Prophecy. But what the calamities will do in
the end time, instead of softening hearts, and leading people to accept the God
of Scripture, it will lead them to become more and more angry, angrier and
angrier at God’s people.
Immediately
after this passage where it speaks about famine, and pestilences and earthquakes,
and wars and social upheaval, the very next verse says, “9 Then they will deliver you up to tribulation and kill you, and
you will be hated by all nations for My name's sake.”
So
the agenda of the Devil causing these natural calamities and God allowing them,
is that the Devil wants ultimately to blame God’s people like he blamed God’s
people in the times of Moses.
Perhatikan apa yang kita temukan di Matius 24:6-8
mengenai bencana-bencana yang akan terjadi pada akhir zaman sama seperti ketika
peradaban Mesir diporakporandakan. Dikatakan di Matius 24:6, “Kamu akan mendengar tentang perang
atau rumor tentang perang. Hendaknya jangan kamu gelisah; sebab semuanya
itu harus terjadi tetapi itu belum kesudahannya. 7 Sebab bangsa akan bangkit melawan bangsa, dan kerajaan melawan
kerajaan. Akan ada kelaparan, wabah penyakit
dan gempa bumi di berbagai tempat. 8 Akan tetapi semuanya itu
barulah permulaan penderitaan.” [NKJV yang diindonesiakan]
Dengan kata lain, akan ada segala macam bencana
alam seperti yang terjadi di peradaban Mesir. Dan tujuannya ketika itu adalah
untuk membuat bangsa Mesir bertobat dengan melihat semua peristiwa itu, untuk
membimbing mereka kembali kepada Tuhan yang sejati. Itu jugalah tujuan bencana-bencana
alam pada akhir zaman, menurut Roh Nubuat. Tetapi apa yang akan dihasilkan
bencana-bencana itu pada akhir zaman, bukanlah membuat hati manusia menjadi
lunak dan membawa mereka untuk menerima Tuhan Alkitab, melainkan itu akan
membuat mereka menjadi semakin lama semakin marah, semakin marah kepada umat
Tuhan.
Segera setelah bacaan ini di mana ditulis tentang
kelaparan dan wabah penyakit dan gempa bumi
dan perang dan gejolak sosal, ayat berikutnya berkata, “Lalu mereka akan menyerahkan kamu supaya disiksa, dan kamu akan
dibunuh dan akan dibenci semua bangsa karena namaKu.
[NKJV yang diindonesiakan]
Jadi agenda Setan mendatangkan bencana-bencana alam
ini yang diizinkan Tuhan, adalah agar akhirnya umat Tuhan-lah yang
disalahkan, seperti ketika dia menyalahkan umat Tuhan di zaman Musa.
Ellen
White speaking about these calamities says in Great
Controversy pg. 589-590 “Even
now he is at work. In accidents and calamities by sea and by land, in great
conflagrations, in fierce tornadoes…” boy, was she ever right! “…in
fierce toernadoes, and terrific hailstorms, in tempests, floods, cyclones,
tidal waves, and earthquakes, in every place and in a thousand forms, Satan is
exercising his power. He sweeps away the ripening harvest, and famine and distress
follow. He imparts to the air a deadly taint, and thousands perish by the
pestilence. These visitations are to become more and more frequent and
disastrous …” And then she says this “…And then the great deceiver will persuade
men that those who serve God are causing these evils….”
Just
like in Egypt. God’s people were blamed for the calamities. In the end time
God’s people who are calling those in Babylon to come out and to join the remnant
will be blamed for what is happening in society.
Ellen White yang berbicara tentang bencana-bencana alam
ini berkata di Great Controversy hal.
589-590, “Bahkan sekarang dia sedang bekerja. Dalam kecelakaan dan
bencana, di laut dan di darat, dalam kebakaran besar dan puting beliung
dahsyat…” betapa benarnya Ellen White! “…dan puting beliung
dahsyat, dan hujan es batu, dan badai, dan banjir, dan topan, gelombang pasang
dan gempa bumi, di setiap tempat dan dalam 1001 bentuk, Setan sedang
menunjukkan kuasanya. Dia menyapu habis panen yang matang, maka kelaparan dan
kepanikan pun mengikuti. Dia memasukkan ke udara suatu racun yang mematikan,
dan ribuan binasa karena wabah penyakit. Bencana-bencana ini akan menjadi
semakin sering dan semakin menghacurkan…” Lalu Ellen White berkata ini, “…Kemudian
penipu ulung itu akan membujuk manusia bahwa mereka yang melayani Tuhan-lah
yang menyebabkan semua kejahatan ini…”
Persis seperti di Mesir, umat Tuhan disalahkan
karena bencana-bencana itu. Di akhir zaman umat Tuhan yang memanggil mereka
yang berada di Babilon supaya keluar dan bergabung dengan umat yang sisa, akan
disalahkan untuk segala yang terjadi di masyarakat.
You’d remember that in the times of Moses the Sabbath had come to the
attention of Pharaoh. We read it in our last study. In fact Pharaoh
said, “You make the people שׁבת [shâbath].”
In other words, “you make the people cease from
their labors”, because Moses wanted to take them to the wilderness for 3 days
to keep the Sabbath to observe the Sabbath of the Lord. And their desire to
observe the Sabbath made their bondage all the bitterer and all the more
difficult.
Let me ask you, in the end time is the Sabbath going to come to
prominence before the world? Is it going to cause deeper bondage for God’s
people as a result of wanting to observe God’s holy Sabbath? And it is going to
become much more difficult for them? Yes, in fact the Bible says in Revelation 13:15 that those
who do not receive the mark of the Beast which is the day of the sun ~ and by
the way the god that the Egyptians worshiped above all gods was the sun god ~
whoever does not receive the mark of the Beast, it says, will be killed.
Kalian ingat di zaman Musa, hari Sabat menjadi perhatian Firaun.
Kita sudah membacanya dalam pelajaran kita yang lalu. Bahkan Firaun berkata,
“Kamu membuat orang-orang ini שׁבת [shâbath].”
Dengan kata lain, “Kamu membuat orang-orang ini berhenti dari pekerjaan mereka”
karena Musa mau membawa mereka ke padang gurun selama 3 hari untuk memelihara
hari Sabat, untuk beribadah pada hari Sabat Tuhan. Dan keinginan mereka untuk
memelihara hari Sabat menjadikan perbudakan mereka semakin getir dan semakin
sulit.
Coba saya tanya, di masa akhir zaman
apakah hari Sabat akan menonjol di
hadapan dunia? Apakah itu akan menyebabkan belenggu yang semakin
parah bagi umat Tuhan sebagai akibat ingin memelihara hari Sabat Tuhan yang
kudus? Dan apakah saat itu akan menjadi semakin sulit bagi mereka? Ya, bahkan
Alkitab berkata di Wahyu 13:15, bahwa mereka yang tidak menerima tanda Binatang
yang adalah hari matahari ~ dan ketahuilah dewa yang disembah orang Mesir di
atas segala dewa adalah dewa matahari ~ siapa yang tidak menerima tanda
Binatang, katanya, akan dibunuh.
Ellen White amplifying this point in Great Controversy pg.626, says this, “But many of all nations and of all
classes, high and low, rich and poor, black and white, will be cast into the
most unjust and cruel bondage. The beloved of God pass weary days, bound in
chains, shut in by prison bars, sentenced to be slain, some apparently left to
die of starvation in dark and loathsome dungeons. No human ear is open to hear
their moans; no human hand is ready to lend them help.”
So God’s people will be cast in a severe and terrible bondage
like they were in the days of Moses and the observance of the Sabbath will make
their bondage all the more difficult.
Ellen White yang memperjelas poin ini di Great Controversy pg. 626, berkata demikian, “Banyak dari semua bangsa dan segala
lapisan, yang tinggi dan yang rendah, kaya dan miskin, hitam dan putih, akan
dibuang ke dalam penjara yang paling tidak adil dan kejam. Mereka yang dikasihi
oleh Tuhan harus melewatkan hari-hari yang melelahkan, terbelenggu rantai,
terkunci di balik jeruji penjara, di bawah vonis hukuman mati, ada yang
dibiarkan mati kelaparan di dalam penjara-penjara bawah tanah yang gelap dan
menjijikkan. Tidak ada satu telinga pun yang mau mendengar erangan mereka,
tidak ada tangan manusia satu pun yang siap memberikan bantuan kepada mereka.”
Maka umat Tuhan akan dilemparkan ke dalam penjara
yang parah dan mengerikan, seperti mereka yang hidup di zaman Musa. Dan
memelihara hari Sabat akan menjadikan pembelengguan mereka semakin sulit.
As there was a close of probation for Egyptian civilization, the
Bible tells us that before the coming of Jesus probation will close for the world.
God will withdraw His countenance or His face like Moses did. We read about
that in Revelation 22:11 where these awesome words are pronounced: “He
who is unjust, let him be unjust still; he who is filthy, let him be filthy
still; he who is righteous, let him be righteous still; he who is holy, let him
be holy still."
But as you probably know, before probation closes there is going to be a
sealing that will separate the righteous from the unrighteous as there
was a sealing in Egypt. The sealing is described in Revelation 7:1-4. It says
there, “After
these things I saw four angels standing at the four corners of the earth,
holding the four winds of the earth, that the wind should not blow on the
earth, on the sea, or on any tree. 2 Then I saw another angel
ascending from the east, having the seal of the living God. And he cried with a
loud voice to the four angels to whom it was granted to harm the earth and the
sea, 3 saying, ‘Do not harm the earth, the sea, or the trees till we
have sealed the servants of our God on their foreheads.’ …”
You see as in Egypt God’s people were
spared from the destruction of their firstborn because their homes were sealed.
God’s people will be sealed in the end of time because they are sealed with the
seal of God.
Sebagaimana
bagi peradaban Mesir ada penutupan masa percobaan, Alkitab memberitahu kita
bahwa sebelum kedatangan Yesus, masa
percobaan bagi dunia juga akan ditutup. Tuhan akan menarik
hadiratNya atau wajahNya seperti yang dilakukan Musa. Kita membaca tentang hal
itu di Wahyu 22:11, di mana kata-kata yang mengagumkan ini diumumkan: “Hendaklah orang yang berbuat jahat tetap berbuat jahat, dan hendaklah orang yang
cemar, tetap cemar; dan orang yang benar tetap berbuat benar; dan orang yang kudus, tetap kudus!" [ESV yang diindonesiakan].
Tetapi,
seperti yang sudah kalian ketahui, sebelum
masa percobaan berakhir, akan ada
pemeteraian yang memisahkan orang benar dari yang tidak benar,
seperti pemeteraian di Mesir. Pemeteraian ini digambarkan di Wahyu 7:1-4,
dikatakan di sana, “Kemudian dari pada itu aku
melihat empat malaikat berdiri pada keempat penjuru bumi dan mereka menahan
keempat angin bumi, supaya jangan ada angin bertiup di darat, atau di laut atau
di pohon-pohon. 2 Dan aku melihat seorang malaikat lain muncul dari
tempat matahari terbit. Ia membawa meterai Allah yang hidup; dan ia berseru
dengan suara nyaring kepada keempat malaikat yang ditugaskan untuk merusakkan
bumi dan laut, 3 katanya: ‘Janganlah merusakkan bumi atau laut atau
pohon-pohon sebelum kami memeteraikan hamba-hamba Allah kami pada dahi
mereka!’"
Kalian
lihat, sebagaimana di Mesir di mana umat Tuhan diselamatkan dari pembinasaan
anak sulung karena rumah mereka dimeteraikan; pada akhir zaman, umat Tuhan juga
akan dimeteraikan karena mereka dimeteraikan dengan meterai Allah.
You’d remember that Israel was led in their exodus out of Egypt
by the pillar of fire. Now, what did that pillar of fire represent today for
God’s people? Psalm 119:105, you don’t even have to look for it, because you
know exactly what it says. You’ve memorized it in children Sabbath School, if
you went through children Sabbath School, if you were in the Adventist church
when you were little. It says, “Your Word is a lamp to my feet and a light to my path.”
The pillar represents
what? It represents the Word of God.
Notice this interesting statement from Testimonies for the Church Vol. 4 pg. 27 Ellen White says, “There is a great similarity between our history and that of the children of Israel. God led
His people from Egypt into the wilderness, where they could keep His law and
obey His voice. The Egyptians, who had no regard for the Lord, were encamped
close by them; yet what was to the Israelites a great flood of light,
illuminating the whole camp, and shedding brightness upon the path before them,
was to the hosts of Pharaoh a wall of clouds, making blacker the darkness of
night...” So she speaks about the pillar of cloud back then, the pillar of fire, and then
she says this, “…So…” that is in the same way, “…So, at this time, there
is a people whom God has made the depositaries of His law. To those who obey them, the
commandments of God are as a pillar of fire, lighting and leading the way to
eternal salvation. But unto those who disregard them, they are as the
clouds of night.”
Kalian ingat bahwa Israel dipimpin
dalam perjalanan mereka meninggalkan Mesir oleh sebuah tiang api. Nah, tiang
api itu sekarang melambangkan apa bagi umat Tuhan? Mazmur 119:105, kalian
bahkan tidak perlu mencari ayat itu karena kalian tahu persis kata-katanya.
Kalian telah menghafalnya di Sekolah Sabat Anak-anak, jika kalian mengikuti
Sekolah Sabat Anak-anak, jika kalian ada di gereja Advent saat kalian kecil.
Dikatakan, “Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku.”
Tiang itu melambangkan
apa? Melambangkan Firman Tuhan.
Perhatikan pernyataan yang menarik
ini dari Testimonies for the Church Vol. 4,
hal 27, Ellen White berkata, “Ada persamaan yang besar antara sejarah kita dengan sejarah
umat Israel. Tuhan memimpin umatNya keluar dari Mesir ke padang gurun, di mana
mereka bisa memelihara hukumNya dan menurut perintahNya. Orang Mesir yang tidak
menghormati Tuhan, berkemah di dekat mereka, namun apa yang bagi orang Israel
adalah pancaran sinar yang terang, menerangi seluruh perkemahan dan menyinari
jalan yang terbentang di depan mereka, bagi bala tentara Firaun itu merupakan
suatu dinding awan, yang menjadikan kegelapan malam semakin pekat…” Jadi Ellen White berbicara tentang
tiang awan saat itu, tiang api, kemudian dia berkata ini, “…Maka…”
artinya, dengan cara yang sama, “…Maka, saat ini, ada satu umat yang
dijadikan Tuhan sebagai pemelihara hukumNya. Bagi mereka yang mematuhinya, perintah-perintah
Tuhan itu bagaikan tiang api, memberikan terang dan membimbing jalan menuju ke
keselamatan kekal. Tetapi bagi mereka yang mengabaikannya, mereka
bagaikan awan yang gelap.”
By the way, I don’t know if you are
aware but Psalm 119 is really a hymn in honor of the Law. Did you know that? It
uses different terms to refer to it: it says “Testimonies”, “Statues of the
Lord”, “the Law”, “the Word of the Lord”, but they are all parallel. In other
words God’s
people are let out of this world by what? By the Word of God, it lightens their
path by the commandments of God.
Saya
tidak tahu apakah kalian sadar, tetapi Mazmur 119 sebenarnya adalah suatu lagu
pujian bagi Hukum Tuhan. Apakah kalian tahu? Di situ dipakai kata-kata yang
berbeda untuk menyebut Hukum Tuhan, seperti: “kesaksian”, “ketetapan-ketetapan
Tuhan”, “Hukum”, “Firman Tuhan”, tetapi semuanya itu paralel. Dengan kata lain umat Tuhan dibimbing keluar dari
dunia ini oleh apa? Oleh Firman Tuhan, perintah-perintah Tuhan yang menerangi
jalan mereka.
Now you remember how Israel was
caught by the edge of the Red Sea. A death decree was given against them. The
Bible tells us that Pharaoh with his 600 chariots, with his armies came and
Israel was hedged in. Israel was closed in. There was no escape. You know the
same thing is going to happen at the end of time. Notice Revelation 16:13-14,
it speaks about the gathering of the whole world against God’s remnant people.
It says there, “And
I saw three unclean spirits like frogs…”
the frogs themselves connect with
what we have in Egypt.
“…And I saw three unclean spirits like frogs
coming out of the mouth
of the dragon, out of the mouth of the beast, and out of the mouth of the false
prophet…” the three powers that will rule the world. Verse 14, “…14 For they are spirits
of demons, performing signs, which
go out to the kings of the earth and of the whole world, to gather them to the
battle of that great day of God Almighty.”
Now the dragon, the beast and the false
prophet are going to gather their forces together, and that they are
going to gather them for the great day of the battle of God Almighty.
And by the way, folks, many people think that that battle means that the wicked are all going to gather
together and they are going to be shooting nuclear weapons at the Lord. That’s
not what the Scripture is trying to teach us. Scripture is saying that this battle
is going to be against God in the person of His people. That’s what
happened at the Red Sea, right? In fighting against Israel, Pharaoh was
fighting against the Lord. You remember when the chariot wheels started falling
off and they were all confused, what did the Egyptians say? “The Lord fights
for Israel! Let’s flee!” And so this battle for which the wicked were gathered
in the end time, the battle of the great day of God Almighty, which is the battle
of Armageddon, is the gathering of all of the forces of the world to try and destroy the people of God.
“In that you have done it unto one of
the least of My brethren, you have done it unto Me.”
“Saul, Saul, why do you persecute
Me?” the Voice said.
Saul said, “Who are you? So that I
know who I am persecuting.”
“I am Jesus of Nazareth whom you are
persecuting.”
But Saul of Tarsus was persecuting
the church. He was warring against Jesus in the persons of the followers of
Jesus.
Nah,
kalian ingat bagaimana Israel terperangkap di tepi Laut Merah? Suatu
titah untuk membunuh mereka dikeluarkan. Alkitab memberitahu kita bahwa Firaun
dengan 600 kereta kudanya, dengan bala tentaranya datang dan Israel terpojok.
Israel terkepung. Tidak ada jalan keluar. Kalian tahu, hal yang sama akan
terjadi pada akhir zaman. Perhatikan Wahyu 16:13-14, berbicara tentang
berkumpulnya seluruh dunia melawan umat sisa Tuhan. Dikatakan di sana, “Dan aku melihat tiga roh najis yang menyerupai katak…” katak-katak itu saja sudah
menghubungkan dengan apa yang terjadi di Mesir, “… Dan aku melihat tiga roh najis yang
menyerupai katak, keluar dari mulut naga dan dari mulut binatang dan dari mulut
nabi palsu…” ketiga
kuasa yang akan memerintah dunia. Ayat 14, “…14 Itulah
roh-roh setan yang mengadakan tanda-tanda
ajaib, dan mereka pergi mendapatkan raja-raja di bumi
dan seluruh dunia untuk mengumpulkan mereka guna peperangan pada hari
besar, yaitu hari Allah Yang Mahakuasa.” [NKJV yang diindonesiakan]
Nah, naga, binatang, dan nabi palsu
akan menggabungkan kekuatan mereka, dan mereka menggabungkannya untuk hari besar peperangan
Allah yang Mahakuasa. Dan ketahuilah, Saudara-saudara, banyak
orang menyangka bahwa peperangan itu berarti orang-orang jahat semuanya akan
berkumpul menjadi satu dan mereka akan menembakkan senjata nuklir kepada Tuhan.
Bukan itu yang mau diajarkan Alkitab kepada kita. Alkitab berkata bahwa
peperangan ini adalah perlawanan terhadap Tuhan
tetapi dalam bentuk umatNya. Itu yang terjadi di Laut Merah, bukan? Dengan
berperang melawan Israel, Firaun sedang berperang melawan Tuhan. Kalian ingat
pada waktu roda-roda kereta mulai terlepas dan mereka semuanya kebingungan, apa
yang dikatakan orang-orang Mesir? “Tuhan yang berperang untuk Israel, ayo kita
lari!” Maka peperangan ini pun, di mana orang-orang jahat dikumpulkan di akhir
zaman, peperangan bari besar Allah yang Mahakuasa, yaitu peperangan Armagedon, itu adalah bergabungnya semua
kekuatan dunia untuk mencoba membinasakan umat Tuhan.
“Segala sesuatu yang kamu
lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu
telah melakukannya untuk Aku.” [Mat. 25:40]
"Saulus, Saulus, mengapakah engkau menganiaya Aku?" Jawab
Saulus: "Siapakah Engkau, Tuhan?" Kata-Nya: "Akulah Yesus dari Nazaret yang
kauaniaya itu.” [Kis. 9:4-5]
Tetapi
Saulus dari Tarsus sedang menganiaya gereja. Dia berperang melawan Yesus dalam
bentuk pengikut-pengikut Yesus.
Are you understanding what the final
battle is all about? It’s not a war between an earthly army and a heavenly
army directly. It is God against those who want to destroy His people
and the Bible tells us that when the wicked gather against His people, there is
going to be a time of trouble such as never has been seen in the history of the
world like Israel at the edge of the Red Sea. They cried out to God, they said,
“Have You taken us out of Egypt so that we would perish here? How, is it that
You deliver us from bondage, and now we are going to perish.” And they cried
out to the Lord. And the Lord said, “Fear not. Be still and see the salvation
of the Lord.”
Apakah
kalian mengerti peperangan terakhir
itu tentang apa? Itu bukan
peperangan antara balatentara dunia melawan balatentara surgawi secara langsung.
Itu adalah peperangan antara Tuhan melawan mereka yang mau membinasakan
umatNya, dan Alkitab berkata pada waktu orang-orang jahat berkumpul melawan
umatNya, akan ada suatu masa kesukaran
besar seperti yang belum pernah ada sepanjang sejarah dunia ini, seperti saat
Israel berada di tepi Laut Merah. Mereka berseru kepada Tuhan, mereka berkata,
“Apakah Engkau membawa kami keluar dari Mesir supaya kami binasa di sini?
Bagaimana mungkin Engkau menyelamatkan kami dari perbudakan dan sekarang kami
harus mati?” Dan mereka berseru kepada Tuhan. Dan Tuhan berkata, “Jangan takut.
Diam saja, dan lihatlah keselamatan dari Tuhan.”
God’s people will also go through a
severe time of trouble and will cry out to God for deliverance. In fact this
time of trouble is spoken of in Daniel 12:1 where we are told, "At that time Michael shall
stand up, the great prince who stands watch
over the sons of your people; and there shall be a time of trouble, such as
never was since there was a nation, even
to that time…” and now comes the good news, “….And at that time your people
shall be delivered, every one who is found written in the book.”
Matthew 24:21, we find the same
tribulation described. Jesus speaks and He says, “For then there will be great tribulation, such as has not been
since the beginning of the world until this time, no, nor ever shall be.”
Umat Tuhan juga akan mengalami suatu masa kesukaran
besar dan akan berseru kepada Tuhan minta
diselamatkan. Malah, masa kesukaran besar ini disinggung di Daniel 12:1 di mana
kita mendapat tahu, “Pada waktu itu juga berdirilah Mikhael, Pangeran besar itu, yang menjaga
anak-anak bangsamu; dan akan ada suatu waktu kesesakan yang besar, seperti yang
belum pernah terjadi sejak ada bangsa-bangsa sampai pada waktu itu…” Sekarang datang kabar baiknya, “…Dan pada waktu itu bangsamu akan diselamatkan,
yakni barangsiapa yang didapati namanya tertulis dalam Kitab itu.” [NKJV yang diindonesiakan].
Matius 24:21, kita mendapatkan gambaran
masa kesukaran yang sama. Yesus berbicara, dan Dia berkata, “Sebab setelah itu akan terjadi masa
kesukaran yang dahsyat seperti yang belum pernah terjadi sejak awal dunia
sampai sekarang dan yang tidak akan terjadi lagi.” [NKJV yang diindonesiakan].
Here is where it will be fulfilled
that parable of Jesus. Remember that little widow who continuously came to the
judge crying out, do justice over my adversaries? And he would put her off, and
put her off, and put her off, she kept on coming, and coming, and coming? You
all, this is describing the time of trouble, those of you who have heard the
series on the Three Angels Messages. I have a whole sermon just on that
parable. It’s referring to the time when God’s people will cry out, they will
continue coming to God and they say, “Deliver us from the hands of our
adversaries, from the hands of our enemies.” And God will delay for a while,
but eventually God will intervene and He will deliver His people.
Di
sinilah akan digenapi perumpamaan Yesus. Ingat si janda yang terus-menerus
datang kepada seorang hakim sambil berseru, “Berilah keadilan ke atas
lawan-lawanku”? Dan hakim itu menundanya, dan menundanya, dan menundanya,
tetapi janda itu terus datang, terus
datang, terus datang? Kalian tahu, ini menggambarkan masa kesukaran besar.
Kalian yang sudah pernah mengikuti seri Pekabaran Tiga Malaikat ~ saya telah
membuat satu khotbah khusus untuk membahas perumpamaan itu ~ itu mengacu ke
waktu ketika umat Tuhan akan berseru, mereka akan datang berulang-ulang kepada
Tuhan dan berkata, “Selamatkanlah kami
dari tangan lawan-lawan kami, dari tangan musuh-musuh kami.” Dan Tuhan akan
menundanya sejenak, tetapi akhirnya Tuhan akan turun tangan dan Dia akan
menyelamatkan umatNya.
In fact notice Daniel 11:44, this
verse comes immediately before the verse that we read on the time of trouble. I
want you to notice that the time of trouble comes because the wicked are going
to want to destroy God’s people. Notice Daniel 11:44, speaking about the king
of the north, it says, “But
news from the east and the north shall trouble him…” I don’t have time to get into it right now, but the news
from the north and from the east is the loud cry of Revelation 18 and the
sealing message of Revelation 7. The east is where the sun rises, the
seal of God comes from an angel who comes from the rising sun. The message of
Revelation 18 comes from heaven, heaven is north. So the tidings from the east
and the north are the message, are the sealing and the message for God’s people
to come out of Babylon. And it says here that the king of the north will be
enraged, because it says, “… therefore he shall go out with great fury
to destroy and annihilate many.”
Perhatikan
Daniel 11:44, ayat ini muncul segera sebelum ayat yang baru kita baca tadi
mengenai masa kesukaran besar. Saya mau kalian perhatikan masa kesukaran besar
ini karena orang-orang jahat mau membinasakan umat Tuhan. Perhatikan Daniel
11:44, berbicara tentang raja negeri utara, dikatakan, “Tetapi kabar-kabar dari sebelah timur dan dari sebelah utara akan mengganggunya…”
Saya tidak punya waktu untuk membahas ini sekarang, tetapi kabar dari utara dan dari timur
adalah seruan nyaring Wahyu pasal 18, dan pekabaran pemeteraian Wahyu pasal 7.
Sebelah timur itu adalah tempat matahari terbit. Meterai Tuhan dibawa oleh
malaikat yang datang dari tempat matahari terbit. Pekabaran Wahyu 18 datang
dari Surga, Surga itu sebelah utara. Maka kabar-kabar dari timur dan utara
adalah pemeteraian dan pekabaran supaya umat Tuhan keluar dari Babilon. Dan
dikatakan di sini bahwa raja negeri utara akan menjadi geram, karena dikatakan, “…sehingga ia akan keluar
dengan kegeraman yang besar untuk
memusnahkan dan membinasakan banyak orang…” [NKJV yang diindonesiakan].
Allow me to read you the very vivid
description of Ellen White of this moment when God’s people will be caught by
the edge of the Red Sea, so to speak. No
escape. And I want you to catch the allusions that Ellen White makes to what
happened in the days of Moses. This is Great
Controversy pg. 635. She says,
“When the protection of human laws shall be
withdrawn from those who honor the law of God, there will be, in different
lands, a simultaneous movement for their destruction…”
And you say, “That can’t be. That’s
impossible. We live in the land of the free and the home of the brave.” I’m
telling you that things can change in a hurry when there are major disasters
that make 9/11 looks like child’s play, and when there are demonic powers
working in the world, the final movements will be rapid ones, we are told. We
can’t even envision how this can happen, but it is going to happen because the
Bible says so. So she says, “…When the protection of
human laws shall be withdrawn from those who honor the law
of God, there will be, in different lands, a simultaneous movement for their
destruction. As the time appointed in the decree draws near…” this is the death decree, “…the people
will conspire to root out the hated sect.…” Do they hate us now? You haven’t seen anything yet. “…It will be determined…” notice this, “…to strike in
one night…” when were Israel delivered at the edge of the Red Sea? What
time? At night. “…in one night a decisive blow, which shall utterly silence the
voice of dissent and reproof. The people of God—some in prison cells, some
hidden in solitary retreats in the forests and the mountains—still plead for
divine protection, while in every quarter companies of armed men, urged on by
hosts of evil angels, are preparing for the work of death…” Does that sound like Pharaoh at the edge of the Red Sea? Most
certainly. But then something’s going to happen. When Pharaoh was ready to
pounce on Israel, do you remember the darkness, the deep darkness fell upon the
Egyptian and light upon God’s people?
Izinkan saya membacakan gambaran yang sangat hidup yang
dibuat Ellen White mengenai saat tersebut, ketika umat Tuhan terperangkap di
tepi Laut Merah, katakanlah begitu. Tidak ada jalan keluar. Dan saya mau kalian
menangkap referensi yang dibuat Ellen White tentang peristiwa yang terjadi di
zaman Musa. Ini ada di Great Controversy
hal. 635. Ellen White berkata, “Pada saat
perlindungan hukum buatan manusia ditarik dari mereka yang menghormati hukum Tuhan, di
pelbagai tempat akan terjadi gerakan serempak untuk membinasakan mereka…”
Dan kalian berkata, “Itu tidak mungkin. Itu mustahil. Kita
hidup di negara yang bebas, di negeri para pahlawan [lagu kebangsaan Amerika
Serikat].”
Saya beritahu, kondisi akan berubah dengan sangat cepat ketika
terjadi bencana-bencana besar yang membuat peristiwa 9/11 tampak seolah-olah
permainan anak-anak. Dan kita diberitahu, bila kekuatan setaniah sedang bekerja
di dunia, maka gerakan-gerakan yang terakhir adalah
gerakan-gerakan yang sangat cepat.
Sekarang kita bahkan tidak bisa membayangkan bagaimana hal itu bisa
terjadi, tetapi hal itu akan terjadi karena Alkitab berkata demikian. Jadi,
Ellen White berkata, “…Pada saat
perlindungan hukum buatan manusia ditarik dari mereka yang menghormati hukum Tuhan, di
pelbagai tempat akan terjadi gerakan serempak untuk membinasakan mereka. Pada
saat waktu yang ditetapkan oleh perintah itu semakin dekat…” ini adalah
perintah untuk membunuh mereka, “…orang-orang
akan bersekongkol untuk mencabut sekte yang dibenci itu sampai ke akar-akarnya…”
Apakah mereka sekarang membenci kita? Sekarang ini belum
apa-apa. “…Akan ditetapkan…” perhatikan ini, “…untuk menyerang dalam satu malam…” kapan bangsa
Israel diselamatkan di tepi Laut Merah? Pada waktu apa? Malam hari. “…dalam satu malam, dengan satu pukulan telak, yang akan sama
sekali menghentikan suara yang menyampaikan ajaran yang berbeda dan teguran.
Umat Tuhan ~ ada yang di dalam penjara, ada yang bersembunyi di tempat-tempat
terpencil, di hutan-hutan dan di gunung-gunung ~ masih memohon untuk
perlindungan Ilahi, sementara di mana-mana kelompok-kelompok manusia bersenjata, yang digerakkan oleh malaikat-malaikat
jahat, bersiap-siap melakukan
pembunuhan…” Apakah ini mirip Firaun di tepi Laut Merah? Tentu
saja. Tetapi kemudian akan terjadi sesuatu. Ketika Firaun sudah siap menerkam
Israel, apakah kalian ingat kegelapan itu, kegelapan pekat yang jatuh ke atas
orang-orang Mesir dan sinar terang ke atas umat Tuhan?
I want you to notice the 5th
plague of Revelation 16.
Revelation
16:10, I want you to see a pattern here, you’re going to see:
· Darkness.
· You are going to see something dried
up.
· You are going to see a way prepared.
· And you are going to see thunder,
lightning and an earthquake.
All in that
proper order.
Saya mau kalian memperhatikan malapetaka ke-5 Wahyu pasal 16.
Wahyu 16:10, saya mau kalian melihat suatu pola
di sini, kalian akan melihat:
·
Kegelapan
· Kalian akan melihat sesuatu yang mengering
· Kalian akan melihat jalan yang disiapkan.
· Dan kalian akan melihat guntur, kilat dan gempa bumi.
Semuanya sesuai urutan itu.
Notice what we
find here in Revelation 16:10 it says, “Then the fifth angel poured out his bowl on the throne
of the beast, and his kingdom became full of…”
what?
“…of darkness; and they gnawed their tongues because of the pain.”
The kingdom of
the Beast is going to be covered with darkness as Pharaoh and his army were
covered with darkness.
Perhatikan apa yang kita dapati di Wahyu 16:10,
dikatakan, “Dan malaikat yang kelima menumpahkan cawannya
ke atas takhta binatang itu dan kerajaannya dipenuhi
oleh…” apa? “…oleh kegelapan, dan mereka menggigit lidah mereka karena
kesakitan.” [NKJV yang diindonesiakan].
Kerajaan Binatang itu akan tertutup kegelapan
sebagaimana Firaun dan pasukannya tertutup oleh kegelapan.
Let’s allow
Ellen White to continue her description of God’s people when they are caught by
the world, Ellen White continues speaking about their deliverance. And notice
once again the allusions to what
happened in Egypt. This is Great Controversy
pg. 635-636, she says this: “With shouts of triumph, jeering, and
imprecation, throngs of evil men are about to rush upon their prey…” notice the terminology, they are about to what? “…to
rush…” what is it that rushes? People do,
yea, but in this case, it’s waters. We are going to notice that. They are “…about to rush upon their prey…” is that true of Pharaoh? Next to the Red Sea? Yes. Now
notice this, “…when, lo,
a dense blackness, deeper than the darkness of the night, falls upon
the earth…” Hmmm, plague # 5. But now notice, “…Then a rainbow, shining with the glory from the
throne of God, spans the heavens and seems to encircle each praying company.…”
Darkness for the world, light for
God’s people. This is not coincidence. Then of course after the darkness comes
the drying up of the waters, right? Listen to this, “…The angry multitudes are suddenly arrested…”
the angry multitudes are what? “…suddenly arrested…” that’s another way of saying that the waters were what?
Dried up. “…The angry multitudes are suddenly arrested. Their mocking cries die away. The objects of
their murderous rage are forgotten. With fearful forebodings they gaze upon the
symbol of God’s covenant and long to be shielded from its overpowering
brightness…” So you have this sequence, you have darkness upon the
wicked, light upon God’s people and then as a result of the darkness upon the
wicked, they are what? They are arrested, they forget what they are going to
do, in fact they become confused.
Mari kita izinkan Ellen White melanjutkan
gambarannya tentang umat Tuhan ketika mereka terperangkap oleh dunia. Ellen
White melanjutkan berbicara tentang penyelamatkan mereka. Dan perhatikan sekali
lagi referensi kepada apa yang terjadi di Mesir. Ini ada di Great Controversy hal. 635-636, Ellen White
berkata begini: “Dengan pekik kemenangan, olok-olok, dan
sumpah serapah, gelombang orang-orang jahat akan segera melanda mangsa mereka…” perhatikan ungkapannya,
mereka akan segera apa? “…melanda…” Apa yang melanda? Manusia,
iya, tetapi dalam hal ini, ialah air. Kita akan melihat itu. Mereka “…akan segera melanda mangsa mereka…” apakah ini cocok dengan
Firaun? Di tepi Laut Merah? Ya. Sekarang, perhatikan ini, “…ketika, lihatlah, suatu kegelapan yang pekat, lebih pekat daripada
kegelapan malam, jatuh ke atas bumi…” hmmm, malapetaka # 5. Tetapi
sekarang perhatikan, “…Kemudian suatu pelangi, bersinar dengan
kemuliaan yang berasal dari takhta Allah, melintasi langit, dan tampaknya
mengelilingi setiap kelompok yang sedang berdoa…” Kegelapan bagi dunia, terang bagi umat Tuhan. Ini
bukan suatu kebetulan. Kemudian tentu saja setelah kegelapan terjadilah
pengeringan air, benar? Dengarkan ini, “…Orang
banyak yang sedang marah, tiba-tiba terhenti…” orang banyak yang sedang
marah bagaimana? “…tiba-tiba terhenti…” Itu cara lain mengatakan airnya bagaimana?
Mengering. “…Orang
banyak yang sedang marah, tiba-tiba terhenti. Teriakan olok-olok mereka mereda.
Sasaran nafsu pembunuhan mereka terlupakan. Dengan firasat jelek mereka
memandang ke simbol perjanjian Tuhan dan berharap boleh dilindungi dari
sinarnya yang membutakan…” Jadi inilah urutannya: kegelapan atas orang jahat,
terang bagi umat Tuhan, dan sebagai akibat kegelapan pada orang jahat mereka
bagaimana? Mereka terhenti. Mereka lupa apa yang mau mereka lakukan, bahkan
mereka menjadi bingung.
Now let me ask
you this, what do waters represent in Scriptures? Go with me to Revelation 17,
we are dealing with waters now, not literally but spiritually. We need to know
that the Red Sea represent something. The Red Sea is symbolic of something. The
drying up of the Red Sea, and the dividing of the Red Sea represent or
symbolizes something. Notice Revelation 17:1 and then we’ll read verse 15. It
says, “Then one of the
seven angels who had the seven bowls came and talked with me, saying to me,
‘Come, I will show you the judgment of the great harlot who sits on many
waters’…” let me ask you while those waters are
there, is everything okay for the harlot? Is she well protected? Absolutely.
Because her
waters are her protection. Her waters are her bulwark. What do the
waters upon which she sat represent? Notice verse 15,
“…Then he said to me, ‘The waters which you saw, where the harlot sits,
are…” what? “… peoples,
multitudes, nations, and tongues.’…” So what do the waters represent, that
support the harlot? They represent multitudes, nations, tongues and peoples. They do her biddings.
Sekarang, coba saya tanya, air di Alkitab
melambangkan apa? Marilah bersama saya ke Wahyu 17, kita sekarang sedang
berurusan dengan air, tidak secara harafiah, tetapi secara rohani. Kita perlu
tahu bahwa Laut Merah
melambangkan sesuatu. Laut Merah adalah lambang sesuatu.
Mengeringnya Laut Merah dan terbelahnya Laut Merah melambangkan sesuatu.
Perhatikan Wahyu 17:1 kemudian kita akan membaca ayat 15. Dikatakan, “Lalu datanglah seorang dari ketujuh malaikat,
yang membawa ketujuh cawan itu dan berkata kepadaku: ‘Mari ke sini, aku akan
menunjukkan kepadamu putusan atas pelacur besar, yang duduk di atas banyak air…” Coba saya tanya, selagi air itu ada di sana, apakah
segalanya beres bagi si pelacur wanita? Apakah dia terlindung dengan baik? Tentu
saja, karena airnya adalah
perlindungannya, airnya adalah bentengnya. Apa yang dilambangkan
oleh air yang diduduki oleh wanita pelacur itu?
Perhatikan ayat 15, “…15 Lalu ia berkata
kepadaku: ‘Semua air yang telah kaulihat, di mana wanita pelacur itu duduk,
adalah…” apa? “…bangsa-bangsa dan rakyat banyak
dan kaum dan bahasa’…” Jadi apa yang dilambangkan oleh air itu, air yang
mendukung pelacur itu? Mereka melambangkan orang
banyak, bangsa-bangsa, bahasa dan kaum. Merekalah yang melakukan perintahnya.
By the way we
know that these
waters upon which she sits is the river Euphrates.
And you say,
“Why?”
Because in
Revelation 17:5 she is called Babylon. And the waters upon which Babylon sat was
the Euphrates river.
And this of
course has to connect with the 6th plague where it says that the
waters of the river Euphrates were what? Were dried up. But that Euphrates is
not the literal river that runs through Iraq. We’ve already noticed that the
harlot is Babylon, she sits on many waters, Babylon was seated on the river
Euphrates, so when the Bible says that the Euphrates have dried up, what it means is that
the multitudes, nations, tongues and peoples are dried up. Are you
following me or are you not following me? In other words, the waters which were
a menace to God’s people, now will dry up or will be divided and as a result
Babylon would fall as Egypt fell.
Nah, kita tahu bahwa air ini yang di atasnya wanita
pelacur itu duduk, adalah sungai Efrat.
Dan kalian berkata, “Kok bisa?”
Karena di Wahyu 17:5 wanita pelacur itu disebut Babel.
Dan air di mana Babilon ini terletak adalah sungai Efrat.
Dan ini tentu saja berkaitan dengan malapetaka
ke-6, di mana dikatakan bahwa air sungai Efrat bagaimana? Mengering. Tetapi
Efrat itu bukan sungai harafiah yang mengalir melewati Irak. Kita sudah tahu
bahwa wanita pelacur itu Babilon, dan dia duduk di atas banyak air. Babilon
duduk di atas sungai Efrat, jadi ketika Alkitab berkata bahwa sungai Efrat mengering, itu
artinya orang banyak, bangsa-bangsa, bahasa dan kaum mengering. Apakah
kalian bisa mengikuti saya atau tidak bisa mengikuti saya? Dengan kata lain,
air yang tadinya merupakan ancaman bagi umat Tuhan, sekarang akan mengering
atau akan terbelah, dan sebagai
akibatnya, Babilon akan jatuh sebagaimana Mesir jatuh.
Let’s notice
Revelation 17:16-17, you know what happened at the Red Sea is symbolic to
what’s going to happen at the end of time, very clearly. See, you have the
darkness, the light, then the waters of the Euphrates ~ multitudes, tongues,
and peoples ~ are dried up, they withdraw their support, and then what are the
waters going to do? What did the waters do after they dried up at the Red
Sea? They divided, they dried up and then what did they do? After that they avalanched
themselves upon the Egyptians after a way had been prepared for the
escape for God’s people. And the Bible says that this
happened at sun rising. We studied this in our first study
together. It happened at sun rising. You see any connection here between the
drying up of the Euphrates to prepare a way for the coming of the kings from
the sun rising? It says in Revelation 16:12. Interesting. It’s the 6th plague of
Revelation.
Mari kita perhatikan Wahyu 17:16-17. Kalian sudah
tahu apa yang terjadi di Laut Merah adalah simbol dari apa yang akan terjadi
pada akhir zaman, sangat jelas. Lihat, ada kegelapan, terang, lalu air sungai
Efrat ~ yaitu orang banyak, bahasa dan kaum ~ mengering, mereka menarik
dukungan mereka, lalu air itu akan bagaimana? Apa yang dilakukan airnya setelah
mengering di Laut Merah? Airnya terbelah, airnya mengering, lalu berbuat apa?
Kemudian setelah suatu jalan kelepasan disiapkan bagi umat Tuhan, air itu jatuh seakan salju
longsor ke atas orang-orang Mesir. Dan Alkitab berkata bahwa
peristiwa ini terjadi saat
matahari terbit. Kita sudah mempelajari ini dalam pelajaran kita
yang pertama. Terjadinya saat matahari terbit. Apakah kalian melihat koneksinya
di sini antara mengeringnya sungai Efrat untuk menyediakan jalan bagi
kedatangan para raja dari matahari terbit? Ada di Wahyu 16:12. Menarik. Itulah malapetaka ke-6 Wahyu.
Notice
Revelation 17:15-16, “Then he said to
me, ‘The waters which you saw, where the harlot sits, are peoples, multitudes,
nations, and tongues…” And we’ve already noticed that the
waters are going to dry up. What are they going to do after they withdraw their
support? After they dry up? Verse 16 says, “…16 And
the ten horns which you saw on the beast, these will…” what? “…these
will hate the harlot, make her desolate
and naked, eat her flesh and burn her with fire.” In other words the kings and multitudes
which supported her before are going to what? They are going to withdraw their
support.
Simak Wahyu 17:15-16, “Lalu ia berkata kepadaku: ‘Semua air yang
telah kaulihat, di mana wanita pelacur itu duduk, adalah bangsa-bangsa dan rakyat
banyak dan kaum dan bahasa…” Dan kita sudah melihat bahwa air itu akan mengering. Apa
yang akan dilakukan air itu setelah menarik kembali dukungan mereka? Setelah
airnya mengering? Ayat 16 berkata, “…16 Dan kesepuluh tanduk yang telah kaulihat pada binatang itu, mereka akan…” apa? “…akan membenci pelacur itu dan
mereka akan membuat dia terlantar, dan
telanjang, dan mereka akan memakan dagingnya dan membakarnya dengan api.” [NKJV yang diindonesiakan]. Dengan kata lain raja-raja dan orang banyak yang
telah mendukung wanita pelacur itu akan berbuat apa? Mereka akan menarik
kembali dukungan mereka.
Now allow me to
read you Ellen White’s commentary on this in Great
Controversy pg. 655-656. Ellen White doesn’t quote the verses but if you
read carefully, you’ll notice that she is commenting on this idea of the
waters, when the waters are united there is no escape for God’s people. But
when the waters are dried up and divided there is a way of escape for God’s
people. And then the waters that dried up, avalanched themselves upon the
Egyptians. Notice how Ellen White comments on this in Great Controversy pg. 655-656, she says, speaking about the wicked. “The people see that they have been deluded. They accuse one another of having
led them to destruction; but all unite in heaping their bitterest condemnation
upon the ministers.…” that’s Babylon, that’s the harlot, that’s the daughters. “…Unfaithful pastors have prophesied smooth
things; they have led their hearers to make void the law of God and to persecute those who would keep it holy. Now, in their
despair, these teachers confess before the world their work of deception…”
listen to this, “….The multitudes are filled with fury…” Are the multitudes the waters? Yes. She used the very
word of Revelation 17. “….The multitudes are filled with fury…” Do you know what, the reason why I preach the way I do?
Because you know, when I stand before the Lord’s judgment bar, I want to be
responsible for me not for you. And I realize sometimes I come across as not
being politically correct, I could probably say things a little bit softer, a
little smoother, however, when I speak the way I speak is because I have a
burden, folks, I have a burden for our salvation. If I stand here I say smooth
nice easy things and you are lost, God is going to hold me accountable. I don’t
want Him to hold me accountable for your lost. If I’m lost He can hold me
accountable, I’m not planning to be lost. She says, “…The multitudes are filled with fury. ‘We are lost!’ they cry, ‘and you are the
cause of our ruin;’ and they turn upon the false shepherds…” what are the waters going to do? They are going to
avalanched themselves upon Babylon, like the waters of the Red Sea did upon the
Egyptians. This is amazing. “….The very ones that once admired them most will
pronounce the most dreadful curses upon them…” wow! “…The very hands that once crowned them with laurels
will be raised for their destruction. The swords which were to slay God’s
people are now employed to destroy their enemies. Everywhere there is strife
and bloodshed…” Isn’t that an amazing portrayal of the moment when the
multitudes withdraw their support from Babylon? And then they avalanched
themselves upon those who had practiced this work of deceptions.
Izinkan saya sekarang membacakan komentar Ellen
White tentang hal ini di Great Controversy
hal. 655-656. Ellen White tidak mengutip ayat-ayatnya tetapi jika kita
membacanya dengan teliti, kita akan melihat bahwa dia mengomentari tentang air
itu. Ketika air itu menyatu, tidak ada jalan keluar bagi umat Tuhan, tetapi
ketika airnya mengering dan terbelah, ada jalan keluar bagi umat Tuhan.
Kemudian ketika airnya mengering, air itu menjatuhkan dirinya ke atas orang-orang Mesir seperti salju
longsor. Sekarang, perhatikan komentar Ellen White tentang hal ini di Great Controversy hal. 655-656, dia berkata
demikian, berbicara tentang orang-orang yang jahat, “Mereka
melihat bahwa mereka telah tertipu. Mereka saling menyalahkan satu sama lain saling menuduh telah membawa mereka kepada kehancuran, tetapi semuanya bersatu menjatuhkan
kutukan mereka yang paling getir ke atas para pendeta…” yaitu Babilon, itulah wanita
pelacurnya, itulah anak-anak perempuannya. “…Pendeta-pendeta
yang tidak setia telah mengamarkan segalanya lancar; mereka telah menggiring para
pendengar mereka untuk mengabaikan hukum Tuhan dan menganiaya orang-orang yang
memelihara kekudusannya. Sekarang dengan putus asa guru-guru ini mengakui
penipuan mereka di hadapan dunia…” dengarkan ini, “…Orang
banyak dipenuhi oleh murka…” apakah orang banyak itu airnya? Ya. Ellen White
memakai kata-kata yang sama dengan Wahyu 17, “…Orang
banyak dipenuhi oleh murka…” tahukah kalian alasan saya berkhotbah seperti ini?
Karena, supaya kalian tahu, ketika nanti saya berdiri di depan sidang
pengadilan Tuhan, saya mau bertanggung jawab untuk diri saya sendiri, bukan
bertanggung jawab untuk kalian. Saya menyadari terkadang kata-kata saya itu
tidak tepat secara politis, semestinya saya bisa berbicara dengan lebih lunak,
lebih halus, namun, ketika saya berbicara dengan cara saya berbicara, itu
disebabkan saya punya beban, Saudara-saudara, saya punya beban untuk
keselamatan kita. Jika saya berdiri di sini dan mengatakan hal-hal yang
manis-manis, lalu kalian hilang, Tuhan akan minta pertanggungjawaban dari saya.
Saya tidak mau disuruh bertanggung jawab atas hilangnya kalian. Andai saya yang
hilang, Tuhan boleh minta pertanggungjawaban saya, tetapi saya tidak berniat
hilang. Nah, Ellen White berkata, “…Orang banyak
dipenuhi oleh murka. ‘Kami sudah tersesat!’ seru mereka, ‘dan kalianlah
penyebab kehancuran kami’, dan mereka berbalik menyerang para gembala palsu…” Apa yang akan dilakukan
airnya? Mereka akan menjatuhkan diri mereka seperti salju longsor ke atas
Babilon, seperti air Laut Merah pada orang-orang Mesir. Ini mengagumkan. “…Justru orang-orang yang pernah paling mengagumi gembala-gembala palsu ini
yang akan melontarkan kutukan yang paling mengerikan kepada mereka…” wow! “…Tangan-tangan yang sama yang pernah memahkotai mereka, yang akan diangkat
untuk menghancurkan mereka. Pedang-pedang yang tadinya akan dipakai untuk
membunuh umat Tuhan sekarang dipakai untuk menghancurkan musuh-musuh umat
Tuhan. Di mana-mana muncul perkelahian dan pertumpahan darah…” Bukankah ini suatu gambaran
yang mengagumkan tentang saat ketika orang banyak menarik kembali dukungan
mereka dari Babilon? Dan mereka menjatuhkan diri mereka seperti salju longsor
ke atas orang-orang yang telah mempraktekkan pekerjaan penipuan itu.
Now, the
interesting thing is that when we studied this story from Exodus it tells us
that you have the darkness and then you have the light, and then you have the
Egyptians, the waters being dried up,
and a way being prepared for the escape of God’s people, the Egyptians
then going in and the waters avalanching themselves upon the Egyptians, and we
notice that in the context of these things, you had a great storm with thunder,
lightning, an earthquake and torrential rain.
Have you ever
noticed the 7th plague of Revelation? Notice Revelation 16:17-21.
See, plague # 5, 6, 7 is reenacting what took place at the Red Sea. It says there in Revelation 16:17-21, “Then the seventh angel poured out
his bowl into the air, and a loud voice came out of the temple of heaven, from
the throne, saying, ‘It is done!’ 18 And there were noises
and…” what? “…and
thunderings and…” what else? “…lightnings;
and there was a great earthquake, such a mighty and great earthquake as had not
occurred since men were on the earth.…” So you see the same phenomena that
took place when the waters avalanched themselves upon the Egyptians, takes
place under the 7th plague. And now I want you to notice verse 19,
“…19 Now the great city was divided…” what were they before? The dragon, the Beast, the false
prophet, what were they before? United. What happened under the 7th
plague? They are now divided. Revelation says, “the waters were dried
up”, same terminology. It says. “…Now the great city was divided into three
parts, and the cities of the nations fell. And great Babylon was remembered
before God, to give her the cup of the wine of the fierceness of His wrath. 20
Then every island fled away, and the mountains were not found. 21 And
great hail from heaven fell upon men, each
hailstone about the weight of a talent. Men blasphemed God because of
the plague of the hail, since that plague was exceedingly great.” And at this point God’s people have been
delivered.
Sekarang, yang menarik itu ketika kita mempelajari
cerita ini dari kitab Keluaran, kita mendapat tahu bahwa ada kegelapan, lalu
ada terang, ada orang-orang Mesir, airnya mengering dan suatu jalan kelepasan
bagi umat Tuhan dipersiapkan, lalu orang-orang Mesir masuk ke air dan airnya
menjatuhkan diri ke atas orang-orang Mesir itu seperti salju longsor, dan dalam
konteks hal-hal ini, kita melihat ada badai disertai guntur, kilat, gempa bumi
dan hujan deras.
Sudahkah kalian memperhatikan malapetaka ke-7
Wahyu? Perhatikan Wahyu 16:17-21. Lihat, malapetaka # 5, 6, 7, itu mengulangi
peristiwa yang terjadi di Laut Merah. Dikatakan di Wahyu 16:17-21, “Dan malaikat yang ketujuh menumpahkan cawannya
ke angkasa. Dan dari dalam Bait Suci kedengaranlah suara yang nyaring dari
takhta itu, katanya: ‘Sudah terlaksana’. 18 Maka terdengarlah suara dan…” apa? “…dan menderulah bunyi guruh dan…” apa lagi? “…kilat
dan terjadilah gempa bumi yang dahsyat seperti belum pernah terjadi sejak
manusia ada di atas bumi…” Jadi kita lihat, fenomena yang sama yang terjadi ketika
air itu jatuh kembali ke atas orang-orang Mesir, terjadi juga pada saat
malapetaka ke-7. Sekarang saya mau kalian perhatikan ayat 19, “…19 Lalu terbelahlah kota besar
itu…” Sebelumnya bagaimana keadaannya? Si naga, binatang dan nabi palsu,
bagaimana mereka sebelumnya? Bersatu. Apa yang terjadi saat malapetaka ke-7? Mereka sekarang terpecah.
Wahyu berkata “airnya mengering” ungkapan yang sama. Dikatakan, “…Lalu terbelahlah kota besar itu menjadi tiga
bagian dan runtuhlah kota-kota bangsa-bangsa. Maka teringatlah Allah akan Babel
yang besar itu untuk memberikan kepadanya cawan yang penuh dengan anggur
kegeraman murka-Nya. 20 Dan semua pulau hilang lenyap, dan tidak
ditemukan lagi gunung-gunung. 21 Dan hujan batu besar, seberat 34 kilogram,
jatuh dari langit menimpa manusia, dan manusia menghujat Allah karena
malapetaka hujan batu itu, sebab malapetaka
itu sangat dahsyat.” [NKJV yang diindonesiakan]
Pada
saat ini, umat Tuhan sudah diselamatkan.
And what will
God’s people sing? I give you a guess. What are God’s people going to sing once
they’ve reenacted the story on a global scale? They are going to sing the song
of Moses and the Lamb. Do you understand now why Moses is included in the
deliverance? It’s because the story that took place back then is going to take
place again. But it’s not going to take place in little ol’ Egypt or that region, it’s going to take place on a
worldwide scale, where all of humanity will be involved. And then God’s people
will sing the song of Moses and the Lamb.
Dan apa yang akan dinyanyikan umat Tuhan? Coba
tebak. Apa yang akan dinyanyikan umat Tuhan setelah mereka mengulangi kisahnya pada skala global? Mereka akan
menyanyikan Nyanyian Musa dan Anak Domba.
Apakah kalian sekarang mengerti mengapa Musa termasuk di dalam penyelamatan
ini? Karena kisah yang terjadi di masa lampau itu akan terjadi lagi. Tetapi
terjadinya tidak di Mesir atau di daerah sana, terjadinya akan pada skala
global, di mana semua kemanusiaan akan terlinat. Kemudian umat Tuhan akan
menyanyikan nyanyian Musa dan Anak Domba.
Let’s read about
that song in Revelation 15:2-4, “And I saw something like a sea of glass mingled
with fire, and those who have the victory over the beast, over his image and
over his mark and over the
number of his name, standing on the sea of glass, having harps of God…” and now notice, “….3 They
sing the song of Moses, the servant of God…”
so it is
remembering the past deliverance, “…and the song of the Lamb, saying:
‘Great
and marvelous are Your works,
Lord God Almighty!
Just
and true are Your ways, O King
of the saints!
4
Who
shall not fear You, O Lord, and glorify Your name?
For
You alone are holy.
For
all nations shall come and worship before You,
For
Your judgments have been manifested."
Mari kita baca nyanyian itu di Wahyu 15:2-4, “Dan aku melihat sesuatu bagaikan lautan kaca bercampur api, dan mereka yang telah mengalahkan binatang itu, dan
patungnya, dan tandanya, dan bilangan
namanya, berdiri di atas laut kaca, pada
mereka ada kecapi Allah…” dan
sekarang perhatikan, “…3 Dan
mereka menyanyikan nyanyian Musa, hamba Allah…”
jadi ini mengingat kembali penyelamatan di masa lalu, “…dan nyanyian Anak Domba, bunyinya:
‘Besar dan ajaib segala
pekerjaan-Mu, ya Tuhan, Allah, Yang Mahakuasa!
Adil dan benar segala
jalan-Mu, ya Raja semua orang saleh!
4 Siapakah yang tidak takut pada-Mu, ya Tuhan,
dan yang tidak memuliakan
nama-Mu?
Sebab Engkau saja yang kudus;
karena semua bangsa akan
datang dan sujud menyembah Engkau,
sebab telah nyata kebenaran
segala penghakiman-Mu."
by the way the Bible says that only
the living saints, the 144’000 will be able to sing this song. Doesn’t mean
that others won’t be able to know, you know,
what the words are, they probably would be able to join and sing, but
they won’t be able to sing it with the full meaning of it. Because it’s a song
of their experience. See, you could sing this song, could you sing the song of
Moses in Exodus 15? Could we sing it? Could we sing it the same way that Israel
did? You’d think? You know, just like the old negroes spirituals. You know,
I’ve heard quartets of white men sing negroes spirituals, they don’t know how
to sing. You have a quartet of African Americans, they know how to sing. You
know why? Because it’s a song of their experience. Been there, done that,
right? The same as true with the 144’000, this will be the song of their
deliverance, they will sing it with joy.
Nah,
Alkitab berkata hanya orang saleh yang hidup, ke-144’000 yang akan bisa
menyanyikan nyanyian ini. Itu tidak berarti yang lain tidak boleh tahu
kata-katanya. Kira-kira yang lain juga bisa bergabung dan ikut menyanyi, tetapi
mereka tidak bisa menyanyikannya dengan memahami maknanya secara utuh. Karena
itu adalah nyanyian pengalaman mereka. Lihat, kita bisa menyanyikan nyanyian
itu, bisakah kita menyanyikan nyanyian Musa di kitab Keluaran 15? Bisakah kita
menyanyikannya? Tetapi bisakah kita menyanyikannya sama seperti orang Israel
menyanyikannya? Menurut kalian? Kalian tahu, sama seperti lagu-lagu rohani
orang kulit hitam. Saya pernah mendengar kuartet orang kulit putih menyanyikan
lagu-lagu rohani orang kulit hitam, mereka tidak bisa menyanyikannya. Tetapi
jika dinyanyikan oleh kuartet orang Amerika kulit hitam, mereka bisa
menyanyikannya. Kalian tahu mengapa? Karena itu adalah nyanyian pengalaman
mereka. Sudah pernah mengalaminya, sudah
pernah melakukannya, betul? Hal yang sama berlaku untuk ke-144’000,
inilah nyanyian penyelamatan mereka, mereka akan menyanyikannya dengan penuh
sukacita.
And the Bible says there were a
million men not counting the women and children. Can you imagine a million voices? I bet they could hear that
all the way to Canaan, it was so loud. Because they sang with enthusiasm. And
then do you remember that God took Israel to the mountain of His inheritance,
Mt. Zion? Where is Jesus going to take the 144’000 His people? And what
character are they going to have? Do you remember the last time we read Psalm
15, where it begins by saying
“Who will ascend to the mountain? Who will ascend to God’s holy hill?” And then it speaks about the type of
character that they will have.
Dan Alkitab berkata ada sejutaan laki-laki tidak termasuk wanita dan
anak-anak. Bisakah kalian bayangkan sejuta suara? Pasti suara itu terdengar
sampai ke Kanaan, sebegitu kerasnya. Karena mereka menyanyikannya dengan
semangat. Lalu apakah kalian ingat Tuhan membawa Israel ke gunung warisannya,
G. Zion? Ke mana Yesus akan membawa umatNya ke-144’000? Dan tabiat apakah yang
akan mereka miliki? Ingatkah kalian terakhir kalinya kita membaca Mazmur 15 di
mana diawali dengan “siapa yang boleh diam di kemah-Mu? Siapa yang boleh diam di gunung-Mu
yang kudus?” Lalu dilanjutkan dengan macam tabiat yang akan mereka miliki.
Notice Revelation, our final text,
Revelation 14:1-5. And folks, I believe, I am not setting dates but I believe
that many of those who are here today alive and well, could very well be in
this group. I believe that with all my heart, because I believe that things are
winding down and we are almost there. It says there in Revelation 14:1, “Then I looked, and behold, a Lamb
standing on Mount Zion, and with Him one hundred and forty- four thousand, having His Father's name written on
their foreheads. 2 And I heard a voice from heaven, like the voice
of many waters, and like the voice of loud thunder. And I heard the sound of
harpists playing their harps. 3 They sang as it were a new song
before the throne…” it’s the same song that we read of in
chapter 15, so “…they sang as it were a new song before the
throne, before the four living creatures, and the elders; and no one could
learn that song except the hundred and
forty-four thousand who were redeemed from the earth. 4 These are
the ones who were not defiled with women…”
it’s not talking about literal women,
it’s talking about Babylon and her daughters, counterfeit religions,
“…These are the ones who were not defiled with women for they are
virgins…” spiritually speaking, “…These are the ones
who follow the Lamb wherever He goes. These were redeemed from among men, being firstfruits to God and to the Lamb. 5 And in
their mouth was found no deceit, for they are without fault before the throne
of God.”
That is the destiny
that awaits those who are faithful to the Lord. Those who get serious about
forming a character that will be fit for eternity.
Perhatikan Wahyu, teks terakhir kita, Wahyu 14:1-5. Dan,
Saudara-saudara, saya tidak menentukan tanggal, tetapi saya yakin banyak dari
mereka yang berada di sini hari ini, yang hidup dan sehat, bisa termasuk dalam
kelompok ini. Saya yakin dengan segenap hati karena saya percaya semuanya
sedang tergenapi dan kita hampir tiba di sana.
Dikatakan di Wahyu 14:1, “Dan aku memandang, dan lihatlah, Anak Domba berdiri di bukit Sion dan bersama-sama dengan Dia
seratus empat puluh empat ribu orang, dan di dahi mereka tertulis nama Bapa-Nya. 2 Dan aku mendengar suatu suara
dari langit bagaikan desau air bah dan bagaikan deru guruh yang dahsyat. Dan aku mendengar suara pemain-pemain kecapi yang
memetik kecapinya. 3 Mereka menyanyi seakan-akan
itu suatu nyanyian baru di hadapan takhta…”
ini adalah nyanyian yang sama yang kita baca di pasal 15, “…Mereka menyanyi seakan-akan itu suatu nyanyian baru di hadapan
takhta dan di depan keempat makhluk dan tua-tua itu, dan tidak seorang pun yang
dapat mempelajari nyanyian itu selain ke seratus
empat puluh empat ribu orang yang telah ditebus dari bumi itu. 4
Mereka adalah orang-orang yang tidak tercemar
dengan perempuan-perempuan…” ini
tidak berbicara tentang perempuan secara harafiah, ini berbicara tentang Babel
dan anak-anak perempuannya, yaitu agama-agama palsu, “…Mereka adalah orang-orang yang tidak tercemar dengan perempuan-perempuan, karena mereka murni seperti
perawan…” secara
spiritual maksudnya, “…Mereka inilah
orang-orang yang mengikuti Anak Domba itu ke mana saja Ia pergi. Mereka ditebus
dari antara manusia sebagai korban-korban sulung bagi Allah dan bagi Anak Domba
itu. 5 Dan di dalam mulut mereka tidak terdapat dusta; karena mereka tidak bercela di hadapan takhta Allah.” [NKJV yang diindonesiakan].
Inilah
takdir yang menantikan mereka yang setia kepada Tuhan, mereka yang
bersungguh-sungguh dalam membentuk suatu tabiat yang akan sepadan untuk
kekekalan.
In fact let’s
end, I said that this was our last passage, but let’s end by reading Psalm 15
again. Go with me to Psalm 15, it’s a short psalm, let’s read it again, and
you’ll see that there is a special preparation that needs to take place. We
need to learn to develop our faith, we need to get into the Word, we need to
pray more, we need to witness more, we need to come to church, we need to be
involved, strengthening our faith now. Notice Psalm 15, it begins with a
question:
“LORD, who may abide in Your
tabernacle? Who may dwell in Your holy hill? …”
the 144’000 obviously, we’ve just
read it,
“…2 He who walks uprightly, and works righteousness, and
speaks the truth in his heart; 3 he who does not backbite with his tongue, nor does evil to his
neighbor, nor does he take up a reproach against his friend; 4 in
whose eyes a vile person is despised, but he honors those who fear the LORD; he
who swears to his own hurt and
does not change; 5 he who
does not put out his money at usury…” those who don’t take advantage of
other people in business endeavors, “… nor does he take a bribe against the
innocent…” and the psalm ends by saying, “… he who does these things shall never be moved.”
Kind of reminds me of Revelation 6,
the last verse where it speaks about mountains disappearing, islands
disappearing, disasters in the world, and a question is asked, “For the great day of His wrath has
come, and who is able to stand?" That is who will not be moved?
Revelation 7 the first verse has the
answer. Only the 144’000 will, who are sealed with the seal of God, who had
gotten serious about the Lord, who had gotten serious about preparing a
character for eternity will be able to stand in that great day.
I pray to God that we will be among
that group and we will get serious about the Lord and prepare a character for
eternity.
Sebaiknya, marilah kita akhiri dengan ~ saya tadi
berkata itu adalah bacaan kita yang terakhir, tetapi marilah kita akhiri dengan
membaca Mazmur 15 lagi. Marilah bersama saya ke Mazmur 15, itu mazmur yang
singkat, mari kita baca lagi dan kalian akan melihat, bahwa perlu ada suatu
persiapan khusus yang harus terjadi. Kita perlu belajar mengembangkan iman
kita, kita perlu menekuni Firman, kita perlu berdoa lebih banyak, kita perlu
bersaksi lebih banyak, kita perlu datang ke gereja, kita perlu terlibat, dan menguatkan
iman kita sekarang.
Perhatikan Mazmur 15, yang dimulai dengan suatu
pertanyaan:
“TUHAN, siapa yang
boleh diam di kemah-Mu? Siapa yang boleh
diam di gunung-Mu yang kudus?…” jelas
ke-144’000, kita baru membacanya, “…2 Yaitu dia yang hidup dengan benar, yang melakukan apa yang benar, dan yang berbicara
sesuai isi hatinya yang benar, 3 yang tidak menyebarkan fitnah
dengan lidahnya atau berbuat jahat kepada tetangganya, dan yang juga tidak menimpakan cela kepada temannya; 4 yang memandang hina
orang yang keji, tetapi yang menghormati mereka yang takut
akan TUHAN; yang mau bersumpah walaupun merugikan dirinya, dan tidak berubah; 5
yang tidak meminjamkan uangnya dengan makan riba…” yaitu mereka yang
tidak merugikan orang lain dalam usaha bisnisnya, “…dan tidak menerima suap
melawan orang yang tak bersalah…” Dan
Mazmur ini berakhir dengan mengatakan,
“…Siapa yang berlaku demikian, tidak akan digeser
selama-lamanya.”[NKJV yang diindonesiakan]
Ini mengingatkan saya kepada Wahyu 16, ayat yang
terakhir, di mana disebutkan tentang gunung-gunung lenyap, pulau-pulau lenyap,
malapetaka di dunia, dan suatu pertanyaan diajukan, “Sebab sudah tiba hari besar murkaNya, siapakah yang dapat bertahan?” Artinya,
siapa yang tidak akan digeser?
Wahyu
7 ayat pertama memberikan jawabannya. Hanya ke-144’000 yang akan bertahan, yang
dimeteraikan dengan meterai Allah, yang bersungguh-sungguh dengan Tuhan, yang
bersungguh-sungguh mempersiapkan suatu tabiat untuk kekekalan yang bisa
bertahan pada hari besar tersebut.
Saya
mohon kepada Tuhan kita akan berada di dalam kelompok itu, dan kita akan
bersungguh-sungguh dengan Tuhan, dan mempersiapkan suatu tabiat untuk
kekekalan.
05 11 15
No comments:
Post a Comment