THE 24 ELDERS
Part 02/06 - Stephen Bohr
THE RETURN OF THE WAR HERO
Dibuka
dengan doa.
Well,
hello everybody. We are going to do a little bit of review in our study today,
of what we studied last time. We are doing a series on the 24 Elders of the
book of Revelation. And basically what we studied last time was that Jesus when
He came to this earth, had a twofold mission. His first mission was to live the
perfect life that the Law requires from us. And then Jesus had to take upon
Himself our sins and suffered the death penalty that we deserve. So basically
Jesus had to come to live in our place and He had to come to die in our place.
This is the only way in which Jesus could recover the throne that Adam lost as
well as the territory that Adam lost.
Now
we also studied that it was Satan’s mission to prevent Jesus from doing these
two things. It was Satan’s mission first of all to infect Jesus with the virus
of sin so that He would not be an unblemished sacrifice. We also noticed that
it was the Devil’s mission to prevent Jesus from reaching the point where He
would offer His life as a ransom for many. So basically the Devil’s mission was
to prevent Jesus from fulfilling His mission.
Nah,
halo, semua! Dalam pelajaran kita hari ini, kita akan mengulang sedikit tentang
apa yang telah kita pelajari sebelumnya. Kita sedang membahas tentang ke-24 Tua-tua
dari kitab Wahyu. Dan pada dasarnya apa yang kita pelajari sebelumnya adalah,
Yesus ketika datang ke dunia ini,
membawa misi ganda. Misi pertama adalah untuk menjalani hidup yang tidak
bercela yang dituntut oleh Hukum dari kita, kemudian Yesus harus mengambil
dosa-dosa kita dan memikulNya Sendiri dan
menderita hukuman kematian yang layak kita terima. Jadi pada dasarnya Yesus
harus datang untuk hidup menggantikan kita dan Dia harus datang untuk mati
menggantikan kita. Inilah satu-satunya jalan bagi Yesus agar dapat mengambil
kembali takhta yang telah dihilangkan oleh Adam, dan juga teritori yang telah
dihilangkan Adam.
Sekarang,
kita juga sudah mempelajari bahwa misi Setan adalah mencegah Yesus melakukan
kedua hal tersebut. Misi Setan yang pertama adalah untuk menjangkiti Yesus
dengan virus dosa supaya kurbanNya tidak lagi suatu kurban yang tanpa noda.
Kita juga sudah melihat misi Iblis mencegah Yesus mencapai titik di mana Dia
bisa mempersembahkan hidupNya sebagai tebusan buat banyak orang. Maka pada dasarnya
misi Setan adalah mencegah Yesus dari menggenapi misiNya.
Now
we noticed in our study that Satan used 4 methods to try and prevent Jesus from
living His perfect life and from offering at the correct time His life for sin.
First
of all Satan attempted to kill Jesus.
In
the second place Satan attempted to infect Jesus with the virus of sin.
Then
we also noticed that the Devil attempted to lead Jesus down a different path
than the path that the Father had established for Him. In other words the Devil
tried to convince Jesus to take over the throne instead of dying to recover the
throne.
And
finally we noticed that Satan made every attempt to discourage Jesus in such a
way that He would just pick up and leave and go to Heaven where He was loved and
leave the human race to perish.
But
as we noticed in our study, Jesus on the cross, the last three sayings that He
uttered from His lips were “My God, My God, why
hast Thou forsaken Me”, and then He said, “It
is finished”, and finally He spoke to His Father and said, “Father, into Your hands I command My spirit.” At that moment Jesus had gained the victory. Jesus had lived
the life that everyone should live, and He had died in place of everyone. Jesus
had gained the victory.
Nah,
kita sudah menyimak dalam pelajaran kita bahwa Setan memakai 4 cara untuk
mencoba dan menghalangi Yesus dari menjalani hidup yang tidak bercela dan pada
saat yang tepat mempersembahkan hidupNya untuk dosa.
Pertama
Setan berusaha membunuh Yesus.
Kedua,
Setan berusaha menjangkiti Yesus dengan virus dosa.
Kemudian
kita juga menyimak bahwa Iblis berusaha mengarahkan Yesus ke jalan yang berbeda
dari jalan yang telah ditentukan Allah Bapak bagi Yesus. Dengan kata lain,
Iblis berusaha meyakinkan Yesus agar mengambilalih takhta dan tidak dengan
menjalani kematian untuk memperoleh takhta itu.
Dan
akhirnya kita menyimak bahwa Setan dengan segala upaya berusaha memadamkan
semangat Yesus sedemikian rupa supaya Dia mau “angkat kopor” dan pulang saja ke
Surga di mana Dia dikasihi dan meninggalkan umat manusia kepada kebinasaan.
Tetapi
sebagaimana yang kita lihat dalam pelajaran kita, di atas salib tiga ucapan
Yesus yang terakhir yang diucapkanNya dari bibirNya adalah, “TuhanKu, TuhanKu, mengapa
Engkau meninggalkan Aku”, lalu
Yesus berkata, “Sudah
selesai”, dan akhirnya
Dia berkata kepada BapaNya, “Bapa, ke dalam tanganMu Aku serahkan RohKu.” Pada saat itu, Yesus mendapatkan
kemenangan. Yesus telah menjalani hidup yang seharusnya dijalani semua orang,
dan Dia telah mati menggantikan semua orang. Yesus sudah menang.
But
of course we noticed the Devil wasn’t about to give up, and so he said, “If I
can keep Jesus from resurrecting, the plan of salvation is still going to fail.”
And so the Devil influenced the Roman Pilate to place a large stone in front of
the tomb, to place a Roman guard, and of course the Devil also had his demons
present there as if somehow the Devil was going to be able to keep the
Lifegiver in the tomb with the little pebble in front of the tomb and the
guards of Roman soldiers as well as a group of demons. It’s impossible to keep
Jesus in. Very early the first day of the week, two angels descended from
Heaven, one of them removed the stone, the other one stood in front of the tomb
and exclaimed in a loud voice, “O, Thou Son of God, Thy Father calls Thee.”
Suddenly Jesus appeared at the mouth of the tomb, and He proclaimed the words, “I am the resurrection and the life.”
Tetapi
tentu saja kita lihat bahwa Iblis tidak cepat putus asa, maka dia berkata,
“Jika aku bisa mencegah Yesus bangkit, maka rencana keselamatan tetap akan
gagal.” Maka Iblis mempengaruhi Pilatus Roma agar menempatkan sebuah batu besar
di depan makam, menempatan penjaga-penjaga Romawi, dan tentu saja Iblis juga
menempatkan roh-roh jahatnya di sana seolah-olah Iblis bisa menahan Sang
Pemberi Hidup tetap di dalam kubur dengan sebuah batu kecil di depan makam, dan dengan penjagai-penjaga
tentara Romawi, dan juga dengan sekelompok roh-roh jahat. Mustahil bisa menahan
Yesus di dalam kubur. Pagi-pagi sekali pada hari pertama dalam minggu itu, dua
orang malaikat turun dari Surga, yang satu menggulingkan batu, yang lain
berdiri di depan kubur dan berseru dengan suara besar, “O, Engkau Putra Allah, BapaMu
memanggilMu.” Tiba-tiba Yesus muncul di mulut gua kubur itu dan Dia mengumumkan
“Akulah
kebangkitan dan hidup!”
As
we noticed also Jesus did not resurrect by Himself. There was a group of
individuals, a multitude of individuals that resurrected with Jesus when Jesus
came out of the tomb. And they went and appear to many in the city to confirm
the resurrection of Jesus.
Now,
the question is what happened to those who resurrected with Christ? Did they die
again or did they have a special function in the plan of salvation?
This
is what we are going to take a look at in our study today.
Seperti
yang sudah kita simak, Yesus tidak bangkit sendirian. Ada sekelompok manusia,
banyak orang yang bangkit bersama Yesus ketika Yesus keluar dari kuburNya, dan
mereka pergi dan menunjukkan diri mereka kepada banyak orang di dalam kota
[Yerusalem] untuk memberi kesaksian tentang kebangkitan
Yesus.
Sekarang,
pertanyaannya: Apa yang terjadi
kepada mereka yang bangkit bersama Kristus ini? Apakah mereka
mati lagi, atau apakah mereka mendapat fungsi istimewa dalam rancangan
keselamatan?
Inilah
yang akan kita simak dalam pelajaran kita hari ini.
Now,
I want to say that when Jesus resurrected, He spent 40 days on planet earth
teaching His disciples the things concerning the kingdom of God, according to
Acts 1:3. In other words Jesus explained to His disciples, the prophecies that
had been fulfilled in Him that they had misunderstood. And Jesus also explained
to the disciples the prophecies that were going to be fulfilled 50 days after
His resurrection on the day of Pentecost.
In other words He explained Bible prophecies to them so that they could
understand the past and they could understand the future.
Nah,
saya mau katakan bahwa ketika Yesus bangkit, menurut Kisah 1:3 Dia melewatkan 40 hari di planet bumi
mengajari murid-muridNya tentang hal-hal yang berkaitan dengan kerajaan Allah.
Dengan kata lain Yesus menjelaskan kepada murid-muridNya nubuatan-nubuatan yang
telah digenapi dalam DiriNya yang tadinya salah dipahami para murid ini. Dan
Yesus juga menjelaskan kepada murid-muridNya nubuatan-nubuatan yang akan
digenapi 50 hari setelah kebangkitanNya pada hari Pentakosta. Dengan kata lain
Yesus menjelaskan nubuatan-nubuatan Alkitab kepada mereka supaya mereka boleh
mengerti masa lampau dan mereka boleh mengerti masa yang akan datang.
Now,
when Jesus left Heaven He told all of the heavenly beings, “I am leaving to
that rebellious planet to face Goliath. But I guarantee that 33 years from now
I will return victorious to the heavenly kingdom, so you’d better start
preparing the party.”
Now,
do we have any information in Scripture about what the reception of Jesus was
like when He returned to Heaven? I believe that we do. Let’s turn in our Bibles
to Revelation chapter 4, and this topic we are going to study today deals with
2 chapters in the book of Revelation: Revelation chapter 4 and also chapter 5.
Nah,
ketika Yesus meninggalkan Surga, Dia memberitahu makhluk-makhluk Surgawi, “Aku
akan pergi ke planet pemberontak itu untk menghadapi Goliat. Tetapi Aku jamin
33 tahun dari sekarang Aku akan kembali dengan kemenangan ke kerajaan Surga,
jadi sebaiknya kalian sudah mulai mempersiapkan pestanya.”
Nah,
apakah di Firman Tuhan ada informasi mengenai bagaimana cara Yesus diterima
ketika Dia kembali ke Surga? Menurut saya ada. Mari kita buka Alkitab kita ke
Wahyu pasal 4, dan topik yang akan kita pelajari hari ini berkaitan dengan 2
pasal di kitab Wahyu: Wahyu pasal 4 dan pasal 5.
Now
in chapter 4 we find all of Heaven preparing the heavenly throne room for the
return of Jesus to heaven. In other words in chapter 4 Jesus has not arrived in
Heaven yet. In chapter 4 of the book of Revelation, all of Heaven, all of the
heavenly beings are preparing the throne room for the great reception of the
war hero.
Nah
di pasal 4 kita dapati seluruh Surga sedang mempersiapkan takhta surgawi untuk
kepulangan Yesus ke Surga. Dengan kata lain di pasal 4 Yesus belum tiba di
Surga. Di pasal 4 kitab Wahyu, seluruh Surga, semua makhluk surgawi sedang
mempersiapkan ruang takhta untuk acara penyambutan pulangnya Sang Pahlawan
Perang.
Now,
let’s begin in Revelation 4:1, here John inspired by the Holy Spirit says, “After
these things I looked, and behold, a door standing open in heaven…”
Now notice, this is not the door to
Heaven, it is a door in Heaven. Now obviously that’s not just a
door standing there, a door leads into a building. So the question is where
does this door lead to, this door that is in Heaven? We are going to find our
answer later on. So it says, “…After these things I looked and behold, a
door standing open in heaven, and the first voice which I heard was like a trumpet speaking with me,
saying, ‘Come up here, and I will show you things which must take place after
this.’"
And
so John is invited to go through the open door, and I want you to notice what
John sees inside that open door, inside the building where that door leads to.
Nah, marilah kita mulai di Wahyu 4:1, di sini
Yohanes yang diilhami oleh Roh Kudus berkata, “Kemudian daripada itu aku
melihat, dan tampaklah sebuah pintu terbuka
di sorga…” Sekarang,
perhatikan, ini bukanlah pintu menuju
ke Surga, ini adalah pintu yang ada di Surga. Nah, jelas bukan hanya ada
sebuah pintu yang berdiri di sana, tetapi pintu ini menuju ke suatu ruangan.
Jadi pertanyaannya adalah, pintu ini menuju ke mana, pintu yang ada di Surga
ini? Kita akan mendapatkan jawabannya nanti. Jadi dikatakan, “…Kemudian daripada itu aku melihat,
dan tampaklah sebuah pintu terbuka di sorga. Dan suara pertama yang pernah kudengar,
seperti bunyi sangkakala berkata kepadaku, katanya: ‘Naiklah ke mari dan aku
akan menunjukkan kepadamu apa yang harus terjadi sesudah ini.’” [NKJV yang diindonesiakan]
Maka Yohanes diundang masuk melalui
pintu itu, dan saya mau kalian simak apa yang dilihat Yohanes dari pintu yang terbuka itu, ke
ruangan di mana pintu itu membuka.
Revelation 4:2 “Immediately I was in the
Spirit…” that means John was in vision, he didn’t go there
personally, he’s in vision, he is seeing this in his mind. And so it says,
“…Immediately I was in the Spirit; and behold, a throne set in heaven,
and One sat on the throne.…” So he goes through this open door, inside the open door he
sees a throne, and upon the throne there is One Being sitting.
Now, it’s interesting to notice that
when Jesus went back to Heaven the Bible tells us that Jesus sat with His
Father on His throne. Notice Revelation 3:21, this is the immediately preceding
chapter and we are going to see that when Jesus went to Heaven and actually
arrived in Heaven, He sat with His Father on His Father’s throne. It says there
in Revelation 3:21, here Jesus is speaking,
“To him who overcomes I will grant to
sit with Me on My throne…” notice, “…as I also overcame…” past tense,
“…as I overcame…” this is speaking about His victory on
earth, “…and sat down with My Father on His
throne.”
So where did Jesus place Himself when
He ascended to Heaven? He sat with His Father on His throne. But what’s strange about Revelation 4:2 is that it
describes only One Being sitting on the throne. So this must be taking place before Jesus
arrived to sit with His Father on His throne. Because if this were
taking place after Jesus ascended to Heaven, then there would be Two on the
throne instead of One.
Wahyu 4:2 “Segera aku berada dalam
Roh…” ini berarti Yohanes mendapat
penglihatan, dia tidak datang ke sana sendiri, dia mendapat penglihatan, dia
sedang melihatnya dalam benaknya. Maka dikatakan, “…Segera aku berada dalam Roh dan tampaklah, sebuah takhta ditempatkan
di sorga dan Satu duduk di takhta itu.” Jadi
Yohanes melewati pintu yang terbuka ini, dan di dalamnya dia melihat sebuah
takhta, dan di atas takhta itu ada Satu Sosok yang sedang duduk.
Nah, yang menarik adalah ketika Yesus kembali ke Surga, Alkitab
memberitahu kita bahwa Yesus duduk bersama BapaNya di takhtaNya. Perhatikan
Wahyu 3:21, ini adalah pasal yang tepat sebelum pasal ini dan kita akan melihat
bahwa ketika Yesus pulang ke Surga dan benar-benar tiba di Surga, Dia duduk
bersama BapaNya di takhta BapaNya. Di Wahyu 3:21 ini dikatakan, di sini Yesus
yang sedang berbicara, “Barangsiapa yang menang, Aku akan mengaruniakan kepadanya untuk duduk
bersama-sama dengan Aku di atas takhta-Ku…”
perhatikan, “…sebagaimana Aku pun telah
menang…” keterangan waktu lampau, “…sebagaimana Aku pun telah menang…” ini
berbicara tentang kemenanganNya di bumi “…dan duduk bersama-sama dengan Bapa-Ku di
atas takhta-Nya.” [NKJV
yang diindonesiakan].
Jadi di mana Yesus menempatkan DiriNya ketika Dia naik ke Surga? Dia
duduk bersama BapaNya di takhta BapaNya.
Tetapi yang aneh di Wahyu
4:2 di sana hanya menggambarkan Satu Sosok saja yang duduk di
takhta. Berarti ini terjadi sebelum
Yesus datang untuk duduk bersama BapaNya di atas takhtaNya,
karena seandainya ini terjadi setelah Yesus naik ke Surga, maka seharusnya ada
Dua yang duduk di takhta bukan Satu.
Now verse 3 gives us the physical
appearance of the One who is seated on the throne who just happened to be God
the Father. Notice verse 3, “…
3 And He who sat there was like a jasper and a sardius stone…” now a jasper and sardius are deep red stones, in other
words it’s like God is surrounded by fire. That’s the idea. And so it says,
“…He who sat there was like a jasper and a sardius stone in appearance;
and there was a rainbow around
the throne, in appearance like an emerald…”
now the rainbow represents a mixture of
justice and mercy. Which means that this scene, when this scene is
taking place the door of mercy is still open as indicated by the rainbow. You
remember that after the flood, God showed Noah the rainbow indicating that He
would not destroy the world with another flood, representing God’s justice
which He had meted out in the flood, but also His mercy in saving Noah and his
family. So basically this scene is taking place while the door of mercy
is still open.
Nah, ayat 3 memberikan kepada kita gambaran fisik Sosok yang duduk di
atas takhta yang kebetulan adalah Allah Bapa. Perhatikan ayat 3, “Dan Dia yang duduk di takhta itu nampaknya bagaikan permata yaspis
dan permata sardis…” batu
yaspis dan sardis adalah batu-batu yang berwarna merah tua, dengan kata lain
seolah-olah Tuhan dikelilingi oleh api, itulah idenya. Maka dikatakan, “…Dia yang duduk di takhta
itu nampaknya bagaikan permata yaspis dan permata sardis; dan suatu pelangi yang melengkungi takhta itu tampaknya
bagaikan zamrud.” Nah, pelangi melambangkan perpaduan antara keadilan dan anugerah,
berarti adegan ini, pada saat adegan ini terjadi, pintu kasihan masih terbuka
yang dilambangkan oleh pelangi itu. Kalian ingat, setelah air bah Tuhan
menunjukkan kepada Nuh sebuah pelangi yang merupakan tanda bahwa Tuhan tidak
akan menghancurkan bumi dengan air bah lagi. Ini melambangkan keadilan Tuhan
yang telah ditakar dengan air bah, tetapi juga anugerahNya dengan menyelamatkan
Nuh dan keluarganya. Jadi pada dasarnya adegan
ini terjadi ketika pintu kasihan masih terbuka.
Now
verse 4 tells us about another group which is present there in the midst of the
throne or around the throne. It says there in verse 4, “Around
the throne were twenty-four
thrones, and on the thrones I saw twenty-four elders sitting, clothed in white
robes; and they had crowns of gold on their heads.”
Now
I want you to remember these details, very, very important. Notice:
· they are called 24 elders,
·
they are sitting on
thrones,
·
we are told that they
are clothed in white robes,
·
and that they have
crowns of gold on their heads.
We
will come back to this in later presentations.
Sekarang,
ayat 4 memberitahu kita tentang suatu kelompok yang lain, yang hadir di sana di
tengah-tengah takhta atau seputar takhta. Dikatakan di ayat 4 di sana, “Dan sekeliling takhta itu ada dua puluh empat takhta, dan di
takhta-takhta itu duduk dua puluh empat tua-tua, yang memakai jubah putih dan mahkota emas di kepala mereka.”
Sekarang saya mau kalian mengingat
detail ini, amat sangat penting. Perhatikan:
· Mereka disebut 24 tua-tua
·
Mereka
duduk di takhta
·
Kita
diberitahu bahwa mereka memakai jubah putih
·
Dan di
kepala mereka ada mahkota dari emas
Kita
nanti akan kembali ke mari dalam presentasi-presentasi yang akan datang.
So
I want you to imagine this throne inside a door, there is One seated on the
throne, He has this rainbow over His head, He is surrounded by fire. And then
we find that around the throne there are 24 thrones with 24 elders
sitting. Now, of course we wonder who
are those 24 elders? And that is the reason why we are having this series, is
to identify the elders and to find out what their particular job description
is.
Jadi
saya mau kalian membayangkan takhta ini setelah melewati sebuah pintu, ada Satu
Sosok yang duduk di atasnya, padaNya ada pelangi di atas kepalaNya, dan Dia
dikelilingi oleh api. Kemudian kita dapati seputar takhta ada 24 takhta di mana
24 tua-tua duduk. Nah, tentu saja kita bertanya-tanya siapakah ke-24 tua-tua ini? Dan itulah alassan
mengapa kita mengadakan seri ini, yaitu untuk mengidentifikasi tua-tua tersebut
dan mencari tahu apa job description atau tugas khusus mereka.
Now,
let’s skip verse 5 just for a moment, we’ll come back to verse 5, and let’s go
to verse 6 because we are going to notice that there are also some other beings
present there in the midst of the throne.
Notice
verse 6, it says, “Before
the throne there was a sea of
glass, like crystal. And in the midst of the throne, and around the throne, were four living creatures…” a better translation would be “four living beings” “…full of eyes in front and in back…” So now, we are introduced to a new
group there, besides the 24 elders you have 4 livings creatures that are in the
midst of the throne, and immediately we ask the question, “Who are these living
creatures?” Well, if we go to verse 8, we’ll find some help.
Notice Revelation 4:8. It says here, “The four living creatures, each having six wings, were full of
eyes around and within. And they do not rest day or night, saying: ‘Holy, holy,
holy, Lord God Almighty, Who was and is and is to come!’"
Two characteristics that we notice about these living creatures.
# 1 we are told that they have 6
wings, and
# 2 we are told that they sing “Holy,
holy, holy”
Now, who were these beings?
All we have to do is to go back to the book of Isaiah
6:1-3 to identify these living beings or these living creatures. It says there
~ and this is speaking about the call of the prophet Isaiah ~ “In the year that King Uzziah died, I
saw the Lord sitting on a throne…” see, once again you have a Being
sitting on a throne, “…high and lifted up, and the train of His robe filled the temple…” Now, notice this, “…2 Above it…” that is above the throne, “…stood seraphim; each one had…” what? “… six wings: with two he covered his face,
with two he covered his feet, and with two he flew. 3 And one cried
to another and said: ‘ Holy, holy, holy is
the LORD of hosts; The whole earth is
full of His glory!’"
So notice the same characteristics that we found in
Revelation chapter 4. The living creatures or the living beings
represent the seraphim which is a class of angels, very high angels in
Heaven.
Now, it’s interesting that the Bible also describes the
cherubim in similar terms. Only the cherubim have 4 wings whereas the seraphim
have 6.
Nah, kita akan melompati ayat 5 dulu, nanti kita
akan kembali ke ayat 5. Marilah kita ke ayat 6 karena kita akan melihat bahwa
di sana juga ada makhluk-makhluk lain yang hadir di tengah-tengah takhta.
Perhatikan ayat 6, dikatakan, “Dan di hadapan takhta itu ada
lautan kaca bagaikan kristal; di tengah-tengah takhta itu dan di sekelilingnya
ada empat makhluk hidup penuh dengan mata, di sebelah muka dan di
sebelah belakang” Jadi sekarang kita dikenalkan kepada
satu kelompok baru di sana selain ke-24 tua-tua, yaitu 4 makhluk hidup yang
berada di tengah-tengah takhta dan segera kita bertanya, “Siapakah
makhluk-makhluk hidup ini?” Nah, jika kita ke ayat 8, kita akan mendapatkan
bantuan.
Perhatikan Wahyu 4:8, dikatakan di
sana, “Dan keempat makhluk hidup itu
masing-masing bersayap enam, sekelilingnya dan di sebelah dalamnya penuh dengan
mata, dan dengan tidak berhenti-hentinya mereka berseru siang dan malam:
‘Kudus, kudus, kuduslah Tuhan Allah, Yang Mahakuasa, yang sudah ada dan yang
ada dan yang akan ada.’"
Dua karakteristik yang kita lihat pada makhluk-makhluk hidup
ini:
#1 kita diberitahu bahwa mereka
memiliki 6 sayap, dan
#2 kita diberitahu bahwa mereka
menyanyikan “Kudus, kudus, kudus”
Nah, siapakah makhluk-makhluk ini?
Kita hanya perlu kembali ke kitab Yesaya 6:1-3 untuk
mengidentifikasi makhluk-makhluk hidup ini. Dikatakan di sana ~ dan ini
berbicara tentang ketika Yesaya dipanggil menjadi nabi ~ “Dalam tahun matinya raja Uzia
aku melihat Tuhan duduk di atas takhta…”
lihat, sekali lagi ada Satu Sosok yang duduk di atas takhta, “…di tempat yang tinggi dan
menjulang, dan ujung jubah-Nya memenuhi Bait Suci…” sekarang perhatikan ini, “…2 Di atasnya…”
artinya di atas takhta itu, “…berdirilah para
Serafim masing-masing mempunyai…” apa? “…enam sayap; dengan
dua sayap dia menutupi mukanya, dengan dua
sayap dia menutupi kakinya, dan dengan dua sayap dia terbang.
3 Dan yang satu berseru kepada yang lain katanya: ‘Kudus, kudus, kuduslah
TUHAN bala tentara samawi, seluruh bumi penuh kemuliaan-Nya!’" [NKJV yang diindonesiakan].
Jadi perhatikan karakteristik yang sama yang kita temukan di
Wahyu pasal 4. Makhluk-makhluk
hidup itu melambangkan para serafim,
yaitu satu golongan malaikat, malaikat yang pangkatnya sangat
tinggi di Surga.
Nah, juga menarik bagaimana Alkitab menggambarkan para kerub
dengan kata-kata yang sama, hanya saja kerubim memiliki 4 sayap sementara
serafim memiliki 6.
Now, the question is where is this scene taking place? What
is this building that the door leads to? Let’s go to verse 5. It says in verse
5 which we skipped before, “And
from the throne proceeded lightnings, thunderings, and voices…” and now listen carefully, “…Seven lamps of fire were burning before the throne, which
are the seven Spirits of God.” What was burning before the throne? 7 lamps of fire.
Now, my question is, where in the Sanctuary were the 7
lamps of fire or the 7 branch candlestick? It was in the Holy Place of the
Sanctuary. And here we see before the throne are 7 lamps of fire. Incidentally
the Greek word is λαμπάδες [lampades] which is the same
word that is used in the Greek Old Testament to describe the candlestick in the
Hebrew Sanctuary. So you are dealing here with the 7 branch candlestick. This
would lead us to believe that this scene is taking place in the Holy Place, the
door led into the Holy Place of the heavenly Sanctuary.
But we have another clue that indicates that this is
taking place in the Holy Place. Go with me for a moment to Revelation 5:8.
Revelation 5 is occurring in the same place as Revelation 4, we are going to
see that in a few moments. So in other words Revelation 5 is not taking place
in another apartment or in another building, it’s occurring in the same place
as Revelation chapter 4. And I want you to notice a very interesting detail.
It says there in Revelation 5:8 “Now when He had taken
the scroll…” we have talked about this,
“…the four living creatures and the twenty-four elders fell down before
the Lamb, each having a harp, and golden bowls full of…” what? “…full of incense, which are the prayers of
the saints.”
Sekarang pertanyaannya, di manakah adegan ini
terjadi? Pintu itu membuka ke bangunan apa? Mari kita ke ayat 5. Dikatakan di
ayat 5 yang tadi kita lompati, “Dan dari takhta itu keluar
kilat dan bunyi guruh yang menderu, dan
suara-suara…” dan sekarang dengarkan baik-baik, “…Tujuh obor menyala-nyala di hadapan takhta itu: itulah ketujuh
Roh Allah.”
Apa yang menyala di hadapan takhta? Tujuh obor
menyala atau tujuh lampu menyala.
Nah, pertanyaan saya adalah: di manakah di dalam
Bait Suci ada 7 lampu menyala atau 7 kaki dian? Itu ada di Bilik Suci dari Bait
Suci. Dan di sini kita melihat di hadapan takhta ada 7 obor menyala. Ketahuilah
kata Greekanya adalah λαμπάδες [lampades] yaitu kata yang sama yang dipakai di Perjanjian
Lama bahasa Greeka untuk menggambarkan kaki dian di Bait Suci Ibrani. Jadi di
sini kita berhadapan dengan 7 kaki dian. Ini akan membuat kita yakin bahwa
adegan ini terjadi di Bilik Suci, pintu itu membuka ke Bilik Suci Bait Suci
surgawi.
Tetapi kita punya petunjuk lain yang
mengindikasikan bahwa adegan ini terjadi di Bilik Suci. Marilah bersama saya ke
Wahyu 5:8 sejenak. Kita akan melihat bahwa Wahyu 5 terjadi di tempat yang sama
dengan Wahyu 4. Jadi dengan kata lain Wahyu 5 tidak terjadi di ruang yang
berbeda atau di bangunan yang berbeda, tapi itu terjadi di tempat yang sama
dengan Wahyu pasal 4. Dan saya mau kalian perhatikan detail yang sangat
menarik.
Dikatakan di Wahyu 5:8 “Nah, setelah Ia mengambil gulungan
kitab itu…” kita
sudah membahas ini, “…tersungkurlah keempat makhluk hidup dan kedua puluh empat tua-tua itu di
hadapan Anak Domba itu, masing-masing memegang satu kecapi dan cawan-cawan emas, penuh dengan…” apa? “…penuh dengan kemenyan: itulah doa
orang-orang kudus.”
Now, my question is, where was incense offered in the Hebrew
sanctuary? It was offered in the altar of incense in which apartment? In the
Holy Place of the Sanctuary.
So we find the candlestick there and we find also the
altar of incense there. So this door leads in to the Holy Place of the heavenly
Sanctuary. And of course the One who is seated upon the throne in the Holy
Place is none other than God the Father.
Sekarang, pertanyaan saya, di mana di Bait Suci Ibrani dupa
dipersembahkan? Dupa dipersembahkan di mezbah ukupan di bilik mana? Di Bilik
Suci di Bait Suci.
Jadi kita lihat kaki dian di sana, dan kita juga mendapati
mezbah ukupan di sana. Maka pintu ini membuka ke Bilik Kudus dari Bait Suci
surgawi. Dan tentu saja Sosok yang duduk di atas takhta di Bilik Kudus tak lain
adalah Allah Bapa.
Now it’s interesting to notice here that it says “the seven Spirits of God” are before
the throne.
Now, there are not 7 Holy Spirits. There is One Holy
Spirit, but the number 7 indicates fullness or totality. In other words,
present there in the holy throne room is the Holy Spirit in all of Its
fullness. So present there is God the Father, the 24 elders, the 4 living
creatures, and before the throne, the fullness of the Holy Spirit, are all
present there.
Nah, yang menarik di sini dikatakan, “ketujuh Roh Allah” ada di
hadapan takhta.
Nah, bukan
ada 7 Roh Kudus, hanya ada satu Roh Kudus, tetapi angka 7 mengindikasikan
sepenuhnya atau keseluruhannya. Dengan kata lain, di ruang takhta di sana hadir
Roh Kudus dengan sepenuhnya. Jadi yang hadir di sana adalah Allah Bapa, ke-24
tua-tua, ke-4 makhluk hidup, dan di hadapan takhta, Roh Kudus sepenuhnya,
semuanya ada di sana.
Now I want you to notice the song
that is sung by the living creatures and the 24 elders who are present there.
They are singing a song in honor of the One who is seated on the throne. We
find this in Revelation 4:9-11. It says here, “Whenever the living creatures give glory and honor and thanks
to Him who sits on the throne, who lives forever and ever, 10 the
twenty-four elders fall down before Him who sits on the throne and worship Him
who lives forever and ever, and cast their crowns before the throne, saying:…” now, notice what the central theme of the hymn is, “…11 ‘You are worthy, O Lord, to
receive glory and honor and power; for You created all things, and by Your will
they exist and were created.’"
Now, in our last topic that we studied, we notice that our
Creator is Jesus Christ. So you say, “Wait a minute, this is God the Father
sitting on the throne and it says that God the Father created all things.”
The fact is that the New Testament tells us that the
Architect of creation was God the Father, but the Master builder was Jesus
Christ. The Father created through the Son,
the Son performed the Father’s will.
And you’ll notice here that it
clearly says “…You
created all things, and by Your will they exist and were created.” Jesus simply implemented the Father’s will.
Sekarang saya mau kalian perhatikan lagu yang dinyanyikan
makhluk-makhluk hidup dan ke-24 tua-tua
yang hadir di sana. Mereka menyanyikan lagu penghormatan bagi Yang duduk di
atas takhta. Kita dapati ini di Wahyu 4:9-11. Dikatakan di sana, “Dan setiap kali makhluk-makhluk hidup
itu mempersembahkan puji-pujian dan hormat dan ucapan syukur kepada Dia yang
duduk di atas takhta itu, yang hidup selama-lamanya, 10 maka tersungkurlah kedua puluh
empat tua-tua itu di hadapan Dia yang duduk di atas takhta itu, dan mereka
menyembah Dia yang hidup selama-lamanya. Dan mereka menurunkan mahkota mereka di
hadapan takhta itu, sambil berkata:…” sekarang
perhatikan apa tema inti dari himne itu, “…11 ‘Engkau
layak, ya Tuhan, untuk menerima puji-pujian dan hormat dan kuasa; sebab Engkau telah
menciptakan segala sesuatu; dan oleh karena kehendak-Mu semuanya itu ada dan
diciptakan.’" [NKJV
yang diindonesiakan].
Nah, di topik kita yang terakhir kita pelajari,
kita tahu bahwa Pencipta kita adalah Yesus Kristus. Jadi kalian berkata,
“Tunggu sebentar, ini adalah Allah Bapa yang duduk di takhta, dan
ayat ini mengatakan bahwa Allah Bapa-lah yang menciptakan segala sesuatu.”
Faktanya adalah, Perjanjian Baru mengatakan kepada
kita bahwa Arsitek penciptaan adalah Allah Bapa, tetapi Pakar Pembangunnya
adalah Yesus Kristus. Allah Bapa menciptakan melalui Sang Putra, Sang Putra
melaksanakan kehendak BapaNya.
Dan kalian akan melihat di sini dikatakan dengan
jelas, “Engkau
telah menciptakan segala sesuatu; dan oleh karena kehendak-Mu semuanya
itu ada dan diciptakan." Yesus hanya mengerjakan kehendak Bapa.
So you’ll notice that this hymn is being sung to only One Being,
the Father who is sitting on the throne. And He is being exalted in praise, and
honor is being given to Him because He is the Creator. Nothing is said in this
chapter about redemption. The hymn of praise is because the One who is on the
throne is the Creator.
Now, when chapter 4 ends, we are left with some questions.
Where was Jesus in chapter 4? He wasn’t there. God the Father
only was sitting on the throne by Himself.
The other question that comes up is, where are the angelic host?
In other words where were the multitudes of angels ten thousands time ten
thousands and thousands time thousands, where were they in chapter 4? If you
look in there in chapter 4, the angels are not there. And Jesus Christ is not
there in chapter 4.
So we are left with a couple of questions.
Maka kalian
melihat bahwa himne ini dinyanyikan hanya untuk satu Sosok, Allah Bapa, yang
sedang duduk di atas takhta. Dan Allah Bapa sedang ditinggikan dalam
puji-pujian, dan penghormatan diberikan kepadaNya karena Dialah Sang Pencipta.
Tidak disinggung tentang penebusan dalam pasal ini. Himne pujian itu
dinyanyikan karena Yang duduk di atas takhta itu Sang Pencipta.
Sekarang, pada
waktu pasal 4 berakhir, kita punya beberapa pertanyaan.
Di manakah
Yesus di pasal 4? Dia tidak ada di sana. Hanya Allah Bapa yang duduk di atas
takhtaNya sendiri.
Pertanyaan
yang lain yang muncul adalah, di mana semua bala tentara malaikat? Dengan kata
lain di manakah jumlah besar malaikat, sepuluh ribu kali sepuluh ribu, dan
beribu-ribu kali beribu-ribu, di mana mereka di pasal 4? Jika kita lihat di
pasal 4, para malaikat tidak ada di sana. Dan Yesus Kristus tidak ada di pasal
4.
Jadi kita
punya beberapa pertanyaan.
Now, we need to move to chapter 5.
In chapter 4, all of heaven is preparing the heavenly throne
room for the return of the war hero for
the return of Jesus Christ.
Now, let’s move on to chapter 5:1 “And I saw in the right hand
of Him who sat on the throne…” notice it is continuing in the same
place as in the previous chapter. It says, “…And I saw in the
right hand of Him who sat on the throne, a scroll written inside and on the
back, sealed with…” what? “…sealed with seven
seals.”
Now, as long as this scroll was rolled up and sealed with seven
seals, the contents of the scroll could not be divulged, the contents of the
scroll cannot be seen.
Nah, kita harus beralih ke pasal 5.
Di pasal 4 seluruh Surga sedang mempersiapkan ruang takhta surgawi untuk
kedatangan Sang Pahlawan Perang, untuk pulangnya Yesus Kristus.
Sekarang mari kita beralih ke pasal 5:1, “Dan aku melihat di tangan kanan
Dia yang duduk di atas takhta itu…” perhatikan
ini melanjutkan di tempat yang sama dengan pasal sebelumnya. Dikatakan, “…Dan aku melihat di tangan kanan Dia yang duduk di atas takhta itu,
sebuah gulungan kitab, yang ditulisi sebelah dalam dan sebelah luarnya dan
dimeterai dengan…” apa? “…dimeterai dengan tujuh
meterai.”
Nah, selama gulungan ini masih tergulung dan dimeterai oleh tujuh
meterai, isinya tidak bisa diungkapkan, isinya tidak bisa dilihat.
And so in verse 2 a question is asked, “… 2 Then I saw a strong angel proclaiming
with a loud voice, ‘Who is worthy to open the scroll and to loose its
seals?’"
Now that word “worthy” means who is qualified to break the
seals, to open the scroll and to reveal its contents? You see, not just anyone
could unroll the scroll and reveal what the scroll contains. There had to be an
individual who was qualified to do so, who was worthy to do so.
Maka
di ayat 2, suatu pertanyaan diajukan, “Dan aku melihat seorang
malaikat yang gagah, yang berseru dengan suara nyaring, katanya: ‘Siapakah yang layak membuka
gulungan kitab itu dan membuka meterai-meterainya?’"
Nah, kata “layak” berarti siapa yang
memenuhi syarat untuk mematahkan meterai-meterainya, untuk membuka gulungan itu
dan mengungkapkan isinya? Kalian lihat, tidak sembarang orang bisa membuka
gulungan itu dan mengungkapkan isinya. Harus ada individu yang memenuhi syarat
untuk melakukannya, yang layak melakukannya.
And now notice verse 3, there is a crisis, it says in verse 3, “And no one in heaven or on the earth
or under the earth was able to open the scroll, or to look at it.”
Interesting. No one in heaven! God the Father was sitting on the
throne in heaven. Not even God the Father was qualified to break the seals and
open the scroll. Not Moses, not Elijah who had been transported to heaven. Not
Enoch. No one in the universe, no one on earth, no one in heaven could open
this scroll to reveal its contents. And so now, John reacts.
Dan sekarang
perhatikan ayat 3, ada krisis, dikatakan di ayat 3, “Tetapi tidak ada satu pun
yang di sorga atau yang di bumi atau yang di bawah bumi, yang dapat membuka
gulungan kitab itu atau yang dapat melihat sebelah dalamnya.”
Menarik. Tidak
satu pun di Surga! Allah Bapa sedang duduk di atas takhta di Surga, bahkan
Allah Bapa pun tidak memenuhi syarat untuk mematahkan meterai-meterainya dan
membuka gulungan itu. Tidak Musa, tidak Elia yang sudah diangkat ke Surga,
tidak Henokh. Tidak satu pun di seluruh alam semesta, tidak satu pun di bumi,
tidak satu pun di Surga bisa membuka gulungan itu dan mengungkapkan isinya. Dan
sekarang, Yohanes bereaksi.
In verse 4 we are told, John is speaking about his experience,
“…4 So I wept much, because no one was
found worthy…” that is qualified
“…to open and read the scroll, or to look at it.”
Now, the word “wept” here is a very strong word in the Greek
language. It’s not just a little weep word that means just to shed some tears,
it means to cry out in anguish. For example it is the same word that is used
when Peter denied Jesus for the third time, the Bible says that he went out and
he wept bitterly. In other words this is crying out with anguish. It’s the same
word that is used to describe the ruler of the synagogues when his daughter
died, the Bible tells us that the people wept and wailed greatly. It is the
same word that is used to describe the disciples’ mourning and weeping when
Jesus died, and it’s the same word that is used to describe Jesus’ weeping or
agonizing over Jerusalem as He contemplated the city upon the triumphal
entry. In other words John is crying out
in anguish. This is a calamity not to have this scroll opened. This is
something, this is a life and death matter.
Now, the question is why was this scroll so important?
Di ayat 4 kita
mendapat tahu, Yohanes sedang berbicara tentang pengalamannya, “Maka menangislah aku dengan amat sedihnya, karena tidak ada satu pun yang didapati
layak…” atau memenuhi syarat “…untuk membuka gulungan
kitab itu atau pun melihat sebelah dalamnya.”
Nah, kata
“menangis” di sini adalah kata yang sangat kuat dalam bahasa Greeka. Itu bukan
hanya suatu kata “menangis” yang berarti mengeluarkan sedikit air mata. Itu
artinya meratap dengan kesedihan yang sangat besar. Misalnya itu adalah kata
yang sama yang dipakai ketika Petrus menyangkal Yesus untuk ketiga kalinya,
Alkitab berkata Petrus keluar dan menangis dengan getir. Dengan kata lain, ini
adalah meratap dengan kesedihan yang sangat besar. Itu juga kata yang sama yang
dipakai untuk menggambarkan meninggalnya putri seorang
pemimpin sinagog, Alkitab mengatakan kepada kita bahwa orang-orang menangis dan
meratap dengan sangat. Itu adalah kata yang sama yang dipakai menggambarkan
berkabungnya para murid Yesus yang menangis ketika Yesus mati, dan itu juga
kata yang sama yang dipakai untuk menggambarkan Yesus menangis dan meratapi
Yerusalem saat Dia membayangkan kota tersebut ketika memasukinya pada saat
dielu-elukan sebagai raja. Dengan kata lain, Yohanes sedang menangis dengan
kesedihan yang amat sangat. Tidak dapat dibukanya gulungan itu merupakan suatu
malapetaka. Ini adalah masalah hidup dan mati.
Nah,
pertanyaannya adalah, mengapa
gulungan ini begitu penting?
We’ve noticed in our study, in our first study in this series,
that Adam lost his position as king, and he lost the territory over which he
ruled. It was necessary for Jesus to come to this earth to buy back or to
redeem that which Adam had lost. In other words, Jesus by His life and His
death was going to buy back the lost inheritance of Adam and Eve and all of
their descendants.
Now, you say, “Why is this important?”
Because really what this scroll contained was a will or testament, the
will or testament of the entire human race.
Allow me to read you a statement from an individual who was my
teacher when I went to the seminary in Michigan, studied the book of Revelation
very intensively. His name is Kenneth Strand. In his book, Interpreting the book of Revelation pg. 55 he describes the contents
of this scroll. He says, “The central item, the 7 seals
scroll portrays a will or testament for that is precisely what such a
seven-sealed document was in Roman law in John’s day…”
and by the way that can be corroborated by archeology and by history, the way
that Romans wrote wills or testaments is they would write them on scrolls and
then what they would do, they put 7 strings around the scroll in which where
the two ends of the string met, they would place a blob of wax or a blob of
clay, that stuck to the two ends and also to the scroll, in that way they could
be sure that no one had tampered with the scroll, a person that was not
authorized had not opened the scroll, by the seals of the scroll contained. He
continues saying, “…We find then, that the
picture we have in the subdivision of Revelation from 4:1 to 8:1 is a court
scene in which a will or testament is to be opened. In the context of
Revelation, this will or testament would be a title deed…” in other words, the title to the lost possession that human beings
lost when Adam sinned. He continued saying, “…this will or testament would be a title deed ~ as it were ~ to man’s lost inheritance…” an inheritance “…which has been repurchased by
Christ, the Lamb. Thus the scroll is a book of destiny. The opening of it means
inheritance in God’s kingdom; its remaining closed means forfeiture. No wonder
John wept when he thought no one could open the scroll.”
So what this scroll is, is a will or testament, the will or
testament of the human race.
Kita telah
melihat dalam pelajaran kita, dalam pelajaran yang pertama dari seri ini, bahwa
Adam telah kehilangan posisinya sebagai raja, dan dia kehilangan teritorinya
yang dikuasainya. Jadi Yesus harus datang ke dunia ini untuk membeli kembali
atau menebus apa yang telah dihilangkan Adam. Dengan kata lain, dengan hidupNya
dan dengan kematianNya, Yesus akan membeli kembali warisan yang telah hilang
dari Adam dan Hawa dan semua keturunan mereka.
Nah, kalian
berkata, “Mengapa ini penting?”
Karena
sebenarnya gulungan ini isinya
adalah surat waris atau testamen, surat waris atau testamen dari seluruh umat
manusia.
Izinkan saya
membacakan suatu pernyataan dari seseorang yang dulu adalah guru saya ketika
saya belajar di seminari di Michigan, yang mempelajari kitab Wahyu secara
sangat intensif. Namanya Kenneth Strand. Dalam bukunya Interpreting the book of Revelation hal. 55, dia menggambarkan isi
gulungan itu. Dia berkata, “Item intinya, gulungan
bermeterai tujuh menggambarkan suatu surat waris atau testamen, karena persis demikianlah
dokumen bermeterai tujuh sesuai Hukum Roma di zaman Yohanes…” dan ketahuilah ini bisa dibuktikan
oleh arkeologi dan sejarah. Cara orang Roma menulis surat waris atau testamen
adalah mereka menulisnya pada gulungan-gulungan kemudian apa yang mereka
lakukan adalah, mereka memasang 7 tali memutari gulungan itu dan di tempat di
mana kedua ujung tali itu bertemu akan diberi lilin atau tanah liat yang
melekatkan ke dua ujung tali tersebut
pada gulungannya. Dengan cara demikian mereka bisa memastikan tidak ada
orang yang mengotak-atik gulungan itu, bahwa orang yang tidak berhak tidak bisa
membuka gulungan itu karena meterai-meterai yang ada pada gulungan itu. Dia
melanjutkan berkata, “…Dengan demikian gambaran yang
kita temukan di kitab Wahyu dari 4:1 hingga 8:1 adalah suatu adegan di
pengadilan di mana suatu surat waris atau testamen akan dibuka. Sehubungan
dengan konteks Wahyu, surat waris atau testamen ini adalah akte kepemilikan…” dengan kata lain, akte dari hak milik
yang sudah hilang, yang hilang dari umat manusia ketika Adam berbuat dosa. Dia
melanjutkan berkata, “…surat waris atau testamen ini
adalah akte kepemilikan ~ yaitu atas warisan manusia yang telah hilang…” suatu warisan “…yang
telah dibeli kembali oleh Kristus, Sang Anak Domba. Dengan demikian, gulungan
itu adalah kitab takdir. Dibukanya gulungan itu berarti mewarisi kerajaan
Allah. Gulungan yang tetap tidak terbuka berarti kehilangan. Tidak mengherankan
Yohanes menangis ketika dia menyangka tidak ada yang bisa membuka gulungan
itu.”
Jadi, gulungan
itu adalah suatu surat waris atau testamen, surat waris atau testamen seluruh
umat manusia.
Let me ask you, can just anyone open a testament or a will? No. There
is an individual who has been given the responsibility and who is qualified to
open the will or the testament, usually it’s a lawyer or a family member.
Now, what does a will or a testament reveal? It reveals who will
inherit and what they will inherit. So if this is the will or testament, or
this is the title deed to the inheritance that Adam lost and all of his
descendants lost by their sin, if the will or testament remains closed, what
happens? No one will inherit the lost possession. It was a calamity in the mind
of John.
Coba saya
tanya, bisakah sembarang orang membuka testamen atau surat waris? Tidak. Ada
orang yang diberi wewenang dan yang memenuhi syarat untuk membuka surat waris
atau testamen, biasanya seorang pengacara atau seorang anggota keluarga.
Nah, apa yang
diungkapkan oleh surat waris? Surat waris mengungkapkan siapa yang akan
mewarisi dan apa yang akan mereka warisi.
Jadi jika ini
merupakan surat waris atau testamen, atau ini adalah akte kepemilikan atas
warisan yang telah hilang dari Adam dan semua keturunannya oleh karena dosa mereka, maka jika surat waris
atau testamen itu tetap tertutup, apa yang terjadi? Tidak ada satu orang pun
yang akan mewarisi hak milik yang hilang. Ini di pikiran Yohanes adalah suatu
malapetaka.
Now, Ellen White adds some important details that describe the
contents of this scroll. Actually this scroll contains the entire history of the
human race and the decision that every individual has made within the history
of the world, and their decision determines whether they are going to
inherit eternal life with Christ or whether they are going to inherit death.
Notice this very interesting statement that we find in Manuscript Releases Vol. 9 pg. 7.
Here Ellen White speaking about this scroll, says the following: “There in His
open hand lay the book, the roll…” now listen
carefully, “…the roll of the
history of God's providences, the prophetic history of nations and the church…”
what does the
scroll contain? It contains “…the prophetic
history of nations and the church…” She continues
saying, “…Herein was contained the divine utterances, His authority,
His commandments, His laws, the whole symbolic counsel of the Eternal, and the
history of all ruling powers in the nations. In
symbolic language was contained in that roll the influence of every nation,
tongue, and people from the beginning of earth's history to its close.”
Nah, Ellen
White menambahkan beberapa detail yang penting yang menggambarkan isi gulungan
ini. Sesungguhnya gulungan ini berisikan seluruh sejarah umat manusia dan
keputusan yang dibuat setiap orang dalam sejarah dunia, keputusan yang
menentukan apakah mereka akan mewarisi hidup kekal bersama Kristus atau apakah
mereka akan mewarisi kematian. Perhatikan pernyataan yang sangat menarik ini
yang kita temukan di Manuscript Releases Vol. 9
hal. 7. Di sini Ellen White berbicara tentang gulungan ini, katanya sebagai
berikut: “Di dalam tanganNya yang terbuka terdapat kitab itu, gulungan
itu…” sekarang
dengarkan baik-baik, “…yaitu gulungan yang berisikan
sejarah pemeliharaan Tuhan, sejarah bangsa-bangsa dan gereja dalam nubuatan…” apa isi gulungan itu? Isinya: “…sejarah
bangsa-bangsa dan gereja dalam nubuatan…”
Ellen White melanjutkan berkata, “…Di dalamnya terdapat
Firman-Firman Ilahi, wewenangNya, perintah-perintahNya, hukum-hukumNya, seluruh
petunjuk simbolis dari Yang Ilahi, dan sejarah semua kekuasaan pemerintahan
bangsa-bangsa. Gulungan tersebut berisikan
pengaruh setiap bangsa, bahasa dan umat dalam bahasa simbolis sejak awal
sejarah dunia hingga akhirnya.”
Basically what the scroll contains is the
entire history of the human race and the decisions that have been made within
the course of history, individuals have made within the course of history, that
will determine whether they will receive the title deed to the possession which
originally belonged to Adam or whether they refuse to accept Christ and they
will lose their inheritance, they will lose eternal life.
Pada dasarnya isi gulungan tersebut
adalah seluruh sejarah umat manusia dan keputusan-keputusan yang telah dibuat
masing-masing pribadi dalam perjalanan sejarah, yang akan menentukan apakah
mereka bakal menerima akte kepemilikan semua yang aslinya punya Adam, atau
mereka menolak menerima Kristus dan mereka akan kehilangan warisan mereka,
mereka akan kehilangan hidup kekal.
Now, allow me to read you another
statement. This is very interesting, because Ellen White is going to describe a
specific historical event that was written in that scroll. The quotation is
found in the book Christ’s Object Lessons pg. 294, listen carefully to what she says.
She is speaking about the moment when Pontius Pilate brought Barabbas and Jesus
and put them side by side and said to the multitude, “Choose whom you want me
to release. Will it be Jesus the Christ or will it be Barabbas?” And of course
the multitude said, “Release unto us Barabbas.” Now notice what Ellen White
says about this particular historical
event, it was written in that scroll. She says this, “Thus the
Jewish leaders made their choice…” see, it’s all about choices
that people made in human history. “…Thus the Jewish leaders made
their choice…” now, listen carefully, “…Their decision was registered in the book
which John saw in the hand of Him that sat upon the throne, the book which no
man could open…” Their choice or their
decision was written in that book, now notice what she continues saying, “…In all its vindictiveness this decision will
appear before them in the day when this book is unsealed by the Lion of the
tribe of Judah.” Are they going to face their decision
once again? Yes. It was written in this book and someday they are going to see
their decision.
Now we must examine more carefully what she is saying here.
Sekarang,
izinkan saya membacakan suatu pernyataan. Ini sangat menarik karena Ellen White
akan menggambarkan suatu peristiwa sejarah yang khusus, yang tertulis dalam
gulungan itu. Kutipan ini terdapat di buku Christ’s
Object Lessons hal. 294, dengarkan baik-baik apa katanya. Ellen White
berbicara mengenai saat ketika Pontius Pilatus membawa Barabbas dan Yesus dan
menempatkan mereka berdampingan dan berkata kepada orang banyak, “Pilihlah
siapa yang kalian mau saya lepaskan, apakah Yesus yang Kristus ini atau
Barabbas?” Dan tentu ssaja orang banyak berkata, “Lepaskan Barabbas kepada
kami.” Nah, perhatikan apa kata Ellen White tentang peristiwa sejarah yang
khusus ini yang tertulis di dalam gulungan itu. Ellen White berkata, “Maka para pemimpin Yahudi membuat keputusan mereka…” lihat, semua berkaitan dengan keputusan yang dibuat orang
dalam perjalanan sejarah manusia. “…Maka para pemimpin
Yahudi membuat keputusan mereka…” sekarang
dengarkan baik-baik, “…Keputusan mereka dicatat di dalam kitab
yang dilihat Yohanes di tangan Dia yang duduk di atas takhta, [gulungan] kitab
yang tidak bisa dibuka oleh siapa pun…” Pilihan mereka atau keputusan mereka tercatat di dalam
kitab itu, sekarang perhatikan apa katanya selanjutnya, “…Keputusan yang akan menerima pembalasannya ini akan muncul di hadapan
mereka pada hari kitab itu dibuka meterainya oleh Singa dari suku Yehuda.” Apakah mereka akan berhadapan dengan keputusan mereka
sekali lagi? Ya. Keputusan itu dicatat di dalam kitab ini dan suatu hari mereka
akan melihat kembali keputusan mereka.
Sekarang
kita harus memeriksa lebih teliti lagi apa kata Ellen White di sini.
Let me ask you, when Ellen White wrote this it was in 1900 that she wrote
the book Christ’s Object Lessons, had this
scroll been opened yet in 1900? No, because she is saying that “this decision will appear before them” when
this scroll is opened. It had not been opened in 1900 when she wrote it. The opening
of the scroll was still in the future.
Another important detail is that she says that those who made this
decision, they will see their decision once again. Now, let me ask you, where
are all those people that made that decision, where are they today? They are
all dead. Could they see the decision that they made if they are dead? No. What
would have to happen in order for them to see the decision? They would have to
what? They
would have to resurrect from the dead to see the result of their decision if
it’s in the future.
Now my question, when is it that those who made their decision are going to
face their decision again? It is going to be after the thousand years of
Revelation chapter 12.
Coba saya tanya, ketika
Ellen White menulis ini, itu di tahun 1900 saat dia menulis Christ’s Object Lessons, apakah gulungan itu
sudah dibuka di tahun 1900? Tidak. Karena dia berkata, “…Keputusan… ini akan muncul di hadapan
mereka…”
ketika gulungan itu dibuka. Gulungan itu tidak dibuka di tahun 1900
ketika dia menulisnya. Pembukaan
gulungan itu masih nanti di masa yang akan datang.
Satu lagi detail penting
yang dikatakannya yaitu, mereka yang membuat keputusan itu, akan melihat
[akibat] keputusan mereka sekali lagi. Nah, coba saya tanya, di mana semua
orang yang membuat keputusan itu, di mana mereka sekarang? Mereka semuanya
mati. Bisakah mereka melihat keputusan yang mereka buat jika mereka sudah mati?
Tidak. Apa yang harus terjadi dulu supaya mereka bisa melihat keputusan mereka?
Mereka harus apa dulu? Mereka
harus bangkit dari mati dulu untuk melihat akibat keputusan mereka jika itu
masih di masa depan.
Sekarang, pertanyaan saya,
kapan mereka yang membuat keputusan akan berhadapan dengan keputusan yang
mereka buat itu lagi? Nanti setelah
masa 1000 tahunnya Wahyu pasal 12.
Now, we may not have time to read a passage from Ellen White in Great Controversy that makes this absolutely
clear. But after the millennium when the people are outside the Holy City ~
all of the wicked ~ a great panorama will be shown above the City. The whole history
of the human race will be shown again, and everyone who is outside the Holy City will see
where by their choice they went astray and why they lost the title deed to the
inheritance, that was repurchased by Christ, and why God’s people were saved
and why by their choices they were lost. Are you understanding this?
Extremely important.
Nah, kita mungkin tidak ada
waktu untuk membaca tulisan Ellen White di Great
Controversy yang menjelaskan ini dengan sangat gamblang. Tetapi setelah masa millenium (1000
tahun) ketika orang-orang berada di luar Kota Suci ~ yaitu semua
orang yang tidak selamat ~ suatu
panorama akan dipertontonkan di atas Kota Suci itu. Seluruh
sejarah umat manusia akan ditunjukkan lagi dan semua orang yang berada di luar Kota Suci akan melihat
bagaimana karena keputusan yang mereka buat sendiri mereka telah tersesat, dan
mengapa mereka kehilangan hak kepemilikan atas warisan yang telah dibeli
kembali oleh Kristus, dan mengapa umat Tuhan diselamatkan dan mengapa karena
keputusan mereka sendiri, mereka tidak selamat. Apakah kalian
paham ini? Ini sangat penting.
And so John is weeping, he is crying out because he says, “Hey, if nobody
opens this will or testament, nobody will inherit. We’re all lost. We’ll never
going to get the title deed back. We’ll never going to get the throne back,
we’ll never going to get back the inheritance that we lost.”
Aaah, but now comes the good news.
Maka Yohanes menangis, dia
menangis karena dia berkata, “Hei, jika tidak ada yang membuka surat waris atau
testamen ini, maka tidak ada satu pun yang bisa mewarisi. Kita semua hilang.
Kita tidak pernah akan memperoleh hak kepemilikan itu kembali. Kita tidak
pernah bisa mendapatkan takhta itu kembali, kita tidak pernah bisa mendapatkan
kembali warisan yang telah hilang dari kita.”
Aaaahh, tetapi sekarang
datang kabar baiknya.
Verse 5 of Revelation chapter 5, “…5 But one of the elders said to me, ‘Do not
weep. Behold, the Lion of the tribe of Judah, the Root of David…” now listen to the tenses of the verbs
“…has prevailed…” what tense is that verb? Future,
present or past? Past! It says, “…the Root of
David has prevailed…” and because He prevailed what does
that give Him a right to do? It says, “… to
open…” which is in the future, right?
“…to open the scroll and to loose its seven seals."
What gives Jesus Christ the right to break the seals and to reveal the
contents of the book? The fact that He what? The fact that He prevailed or the
fact that He overcame. And then I want you to notice verse 6.
Ayat 5 Wahyu pasal 5, “Tetapi berkatalah seorang dari tua-tua itu kepadaku: ‘Jangan engkau menangis! Lihatlah, Singa dari suku Yehuda, yaitu Akar Daud…”
sekarang
perhatikan keterangan waktunya, “…telah menang…” apa keterangan waktunya? Akan datang, sekarang, atau
waktu lampau? Lampau! Dikatakan, “…Akar Daud telah menang…” dan karena Dia telah menang, itu memberiNya wewenang
untuk berbuat apa? “…untuk
membuka…” berarti masih di waktu yang akan datang, bukan? “…untuk membuka gulungan kitab itu dan membuka
ketujuh meterainya.” [NKJV yang diindodnesiakan]
Apa yang memberi Yesus
Kristus wewenang untuk mematahkan meterainya dan mengungkapkan isi kitab
[gulungan] itu? Faktanya bahwa Dia apa? Faktanya bawah Dia telah menang, atau
bahwa Dia telah mengalahkan.
Kemudian saya mau kalian
memperhatikan ayat 6.
Suddenly Jesus is there, and the question is where did He come from? He
wasn’t there in chapter 4, suddenly in chapter 5 He was there. You know, this
scroll [35’52] is sealed with 7 seals, it’s a title deed, it’s a will, who’s
going to open this will, who’s going to reveal who will inherit that which was
lost? Ah, in verse 6 John says, “…6 And I looked, and behold, in the
midst of the throne and of the four living creatures, and in the midst of the
elders, stood a Lamb as though it had been slain…” who is this Being? Jesus Christ. At this
point has Jesus died? Yes, because it speaks of Him as a Lamb as though it had
been what? Slain. But let me ask you, is He alive when He appears here? Yes, He
is. So what has happened? He has died and now He has come into the heavenly
throne room, and He has the wounds fresh on His body that He received while He
was on the battle ground. And so it says, “…stood a Lamb as
though it had been slain, having seven horns and seven eyes…” now, here comes a very important detail,
“…seven eyes which are the seven Spirits of God…” what? “… sent out into
all the earth…” now that is interesting.
Tiba-tiba Yesus ada di sana, dan pertanyaannya
adalah Dia datang dari mana? Tadinya Dia tidak ada di pasal 4, tiba-tiba di
pasal 5 Dia ada di sana. Kalian tahu, gulungan ini dimeteraikan dengan 7
meterai, ini adalah akte kepemilikan, ini surat waris, siapa yang akan membuka
surat waris ini, siapa yang akan mengungkapkan siapa yang bakal mewarisi apa
yang telah hilang?
Ah, di ayat 6, Yohanes berkata, “Maka aku melihat, dan tampaklah, di tengah-tengah takhta dan keempat makhluk hidup itu dan di tengah-tengah tua-tua itu,
berdiri seekor Anak Domba seperti telah disembelih…” siapakah ini? Yesus Kristus. Pada waktu itu apakah Yesus
sudah mati? Ya, karena ayat ini menyebutNya sebagai Anak Domba seperti telah
diapakan? Disembelih. Tetapi coba saya tanya, apakah Dia hidup ketika Dia
muncul di sini? Ya, Dia hidup. Jadi apa yang terjadi? Dia sudah mati dan
sekarang Dia datang ke ruang takhta surgawi, membawa bekas luka-lukaNya yang
masih segar di tubuhNya yang dideritaNya ketika Dia berada di medan peperangan. Maka dikatakan, “…berdiri seekor Anak Domba seperti telah
disembelih, memiliki tujuh tanduk dan tujuh mata…”
sekarang
muncul suatu detail yang sangat penting, “…tujuh mata itulah ketujuh Roh Allah yang…” apa? “…diutus
ke seluruh bumi…” Nah, ini menarik.
Because in
chapter 4 it says that the 7 Spirits were there. But now in chapter 5 we are
told that Jesus arrives, what happens with the 7 Spirits? They are sent to the earth.
Question: What
historical event is being described by the 7 Spirits, or the fullness of the
Spirit sent to the earth?
What is being described
is what
happened on the day of Pentecost when the Holy Spirit was poured out on earth
in Its fullness, which was the signal that Jesus had arrived in heaven, and
that Jesus had taken the scroll from the Father’s hand and that He was
going to guide in history so that this scroll eventually could be open.
Karena di pasal 4 dikatakan bahwa di sana ada 7
Roh. Tetapi sekarang di pasal 5 kita diberitahu bahwa Yesus tiba, dan apa yang
terjadi dengan ke-7 Roh? Mereka diutus ke seluruh bumi.
Pertanyaan: peristiwa apa dalam sejarah yang
digambarkan oleh ke-7 Roh ini, atau oleh Roh sepenuhnya yang dikirim ke dunia?
Apa yang
digambarkan adalah apa yang terjadi pada hari Pentakosta ketika Roh Kudus
sepenuhnya dicurahkan ke atas dunia, yang merupakan tanda bahwa Yesus telah
tiba di Surga dan bahwa Yesus telah mengambil gulungan kitab itu dari tangan
Allah Bapa dan bahwa Dia yang akan memimpin sejarah supaya
gulungan ini pada akhirnya bisa dibuka.
And then notice verse 7. See, Jesus wasn’t there, it says
in verse 7, “…7 Then He came…” so He comes, He wasn’t there before, where is He coming
from? He’s coming from earth because He’s just been wounded as the Lamb, but He
is coming up there alive, He is standing in the midst of the throne, He’s just
died, He’s resurrected. Now He has arrived in the heavenly throne room. And so
it says, “…He came and took the scroll out of the
right hand of Him who sat on the throne.”
Jesus is saying, “I can take the scroll, I can
break the seals, I can reveal who will inherit eternal life and who will not
inherit eternal life.”
And then when Jesus takes the scroll, in verses
8-10, the 24 elders and the living creatures break out in a hymn of praise.
Notice Revelation 5:8-10, and incidentally there is a translation problem here
that we are going to deal with in the next few lectures in our series. You
know, it gives the impression as we read this passage that the 24 elders were
redeemed from the earth and that the 24 elders are going to reign upon this
earth. Just for now I want you to understand there is a translation problem
which we will deal with later. But I want you to notice the central theme of
this song.
It says in
verse 8, “Now when He had taken the scroll, the
four living creatures and the twenty-four elders fell down before the
Lamb…” you see, the Lamb has taken the scroll, He is going to
break the seals and He is going to open the scroll to reveal who is going to
receive the lost inheritance, the title deed. And so it says,
“…when He had taken the scroll, the four living creatures and the twenty
four elders fell down before the Lamb, each having a harp, and golden bowls
full of incense, which are the prayers of the saints. 9 And they
sang a new song, saying…” notice that this song is in honor of
the Redeemer now. In chapter 4 it was in honor of the One on the throne because
He was the Creator. Now the Redeemer comes into view because the Redeemer has
come from earth and presented Himself in the heavenly [40’02] throne room. And
so it says, “…And they sang a new song,
saying: ‘You are worthy to take the
scroll, and to open its seals…” why could Jesus do this? Notice,
“…For…” that means because,
“…For You were…” what? “…You were slain, and
have redeemed…” that word “redeemed” means to buy
back by paying a price, He bought back the lost inheritance. In other words, “…You were slain and have redeemed us
to God by Your blood. Out of every tribe
and tongue and people and nation, 10 and have made us kings and
priests to our God; and we shall reign on the earth."
Notice that this hymn is now in honor of the Redeemer Who has now taken the
scroll, He is going to open the scroll and reveal who will be in the Kingdom
with Him.
Lalu perhatikan ayat 7. Lihat, Yesus tidak ada di
sana tadinya, dikatakan di ayat 7, “Lalu datanglah Anak Domba itu…” jadi Dia datang, tadinya Dia tidak di sana, dari mana Dia
datang? Dia datang dari dunia karena Dia baru saja tersembelih sebagai Anak
Domba, tetapi Dia datang ke sana sekarang hidup-hidup, Dia berdiri di
tengah-tengah takhta, Dia mati, Dia sudah bangkit, sekarang Dia tiba di ruang
takhta surgawi. Maka dikatakan, “…Lalu datanglah Anak Domba itu
dan menerima gulungan kitab itu dari tangan Dia yang duduk di atas takhta itu”
Yesus berkata, “Aku mampu mengambil gulungan itu,
Aku mampu mematahkan meterai-meterainya, Aku mampu mengungkapkan siapa yang
akan mewarisi hidup kekal dan siapa yang tidak akan mewarisi hidup kekal.”
Kemudian ketika Yesus mengambil
gulungan itu, di ayat 8-10, ke-24 tua-tua dan makhluk-makhluk hidup
bersama-sama menyerukan himne pujian. Perhatikan Wahyu 5:8-10, dan kebetulan di sini terdapat masalah
penerjemahan yang nanti akan kita bahas dalam beberapa pelajaran berikutnya
dari seri ini. Kalian tahu, dengan membaca terjemahan ini, itu
memberikan kesan seakan-akan ke-24 tua-tua ini telah
ditebus dari dunia dan bahwa ke-24 tua-tua ini akan memerintah di dunia ini.
Sementara ini, saya hanya ingin kalian tahu bahwa ada masalah penerjemahan di
sini yang nanti akan kita bahas. Tetapi sekarang ini saya mau kalian perhatikan
tema inti lagunya.
Dikatakan di ayat 8, Nah, setelah Ia
mengambil gulungan kitab itu, tersungkurlah keempat makhluk hidup dan kedua puluh empat tua-tua itu di
hadapan Anak Domba itu…” kalian
lihat, Anak Domba itu telah mengambil gulungan itu. Dia akan mematahkan
meterai-meterainya, dan Dia akan membuka gulungan itu untuk mengungkapkan siapa
yang akan menerima warisan yang sempat hilang, akte kepemilikannya. Maka
dikatakan, “…setelah
Ia mengambil gulungan kitab itu tersungkurlah keempat makhluk hidup dan kedua puluh empat tua-tua itu di
hadapan Anak Domba itu, masing-masing memegang satu kecapi dan cawan-cawan emas, penuh dengan kemenyan: itulah doa
orang-orang kudus. 9 Dan mereka menyanyikan suatu nyanyian baru
katanya:…” perhatikan, lagu ini sekarang adalah untuk menghormati
Sang Penebus. Di pasal 4 lagunya untuk menghormati Yang duduk di atas takhta
karena Dialah Sang Pencipta. Sekarang Sang Penebus muncul, karena Sang Penebus
datang dari bumi dan menampilkan DiriNya di ruang takhta surgawi. Maka
dikatakan, “…Dan mereka menyanyikan suatu nyanyian baru katanya, ‘Engkau layak
menerima gulungan kitab itu dan membuka meterai-meterainya…” mengapa Yesus sanggup melakukan ini? Perhatikan, “…karena Engkau telah…” apa? “…Engkau telah disembelih dan telah menebus…”
kata
“menebus” ini berarti membeli kembali dengan membayar harganya. Dia telah
membeli kembali warisan yang hilang. Dengan kata lain,
“…Engkau telah disembelih dan telah
menebus kita bagi Allah dengan darah-Mu dari tiap-tiap suku dan bahasa dan
kaum dan bangsa. 10 Dan Engkau telah membuat kita menjadi raja-raja dan
imam-imam bagi Allah kita, dan kita akan
memerintah sebagai raja di bumi.’”
Perhatikan himne ini sekarang untuk menghormati
Sang Penebus, yang telah mengambil gulungan itu, Dia akan membuka gulungan itu
dan mengungkapkan siapa yang akan berada di dalam Kerajaan bersamaNya.
And then I want you to notice that after
the elders and after the 4 living creatures sing the song in honor of the
Redeemer, suddenly all of the angelic hosts are there.
The question: where were they in chapter 4?
Suddenly when Jesus arrives, the angelic hosts arrive too. Where did they come
from? We are going to notice, verses 11 and 12 of Revelation chapter 5: “Then I looked,
and I heard the voice of many angels around the throne, the living creatures,
and the elders; and the number of them was…”
what?
“…ten thousand times ten thousand, and thousands of thousands…” now the angelic hosts have made themselves
present. They were not there in chapter 4. Jesus wasn’t there in chapter 4, but
now the Redeemer arrives from the battlefield, He has the wounds to prove it,
and now the angelic hosts also have arrived because they went to earth to pick
up Jesus and bring Him back. And so it says, “…Then I looked, and I heard the voice of many angels
around the throne, the living creatures, and the elders; and the number of them
was ten thousand times ten thousand, and thousands of thousands, 12 saying
with a loud voice:…” now notice once again the central
theme of the hymn, “…‘Worthy is
the Lamb who was slain to receive power and riches and wisdom, and strength and
honor and glory and blessing!’"
Lalu
saya mau kalian perhatikan bahwa setelah tua-tua dan keempat makhluk hidup itu
menyanyikan lagu penghormatan kepada Sang Penebus, tiba-tiba semua bala tentara
malaikat ada di sana.
Pertanyaannya:
di mana mereka di pasal 4? Tiba-tiba ketika Yesus tiba, bala tentara malaikat
tiba juga. Mereka datang dari mana? Kita akan melihat di ayat 11 dan 12 Wahyu
pasal 5: “Maka aku melihat dan aku mendengar
suara banyak malaikat di sekeliling takhta, makhluk-makhluk hidup dan tua-tua itu; jumlah mereka…” apa? “… berlaksa-laksa dan beribu-ribu
laksa…” sekarang bala tentara malaikat sudah menampilkan diri. Di
pasal 4 mereka tidak ada. Yesus juga tidak ada di pasal 4. Tetapi sekarang Sang
Penebus tiba dari medan peperangan, dan Dia bisa membuktikannya dengan
bekas-bekas lukaNya. Sekarang bala
tentara malaikat juga sudah tiba, karena mereka pergi ke dunia untuk menjemput
Yesus dan membawaNya kembali. Maka dikatakan, “…Maka
aku melihat dan aku mendengar suara banyak
malaikat di sekeliling takhta, makhluk-makhluk hidup
dan tua-tua itu; jumlah mereka berlaksa-laksa dan beribu-ribu laksa, 12
berkata dengan suara nyaring:…” sekarang dengarkan sekali lagi tema inti dari himne itu, “…‘Layaklah Anak Domba yang telah disembelih itu untuk menerima kuasa, dan kekayaan, dan hikmat,
dan kekuatan, dan hormat, dan kemuliaan, dan berkat!"
And so the elders are seen, and we find the
four living creatures are seen, the angelic hosts are seen, and now in verse 13
the entire universe is seen, notice what verse 13 says, “And every
creature which is in heaven and on the earth and under the earth and such as
are in the sea, and all that are in them, I heard saying: ‘Blessing and honor and glory and power be to Him who sits on the throne, and
to the Lamb, forever and ever!’"
Are you catching the picture?
Maka tua-tua terlihat di sana, dan kita dapati ke-4
makhluk hidup juga di sana, bala tentara malaikat terlihat di sana, dan
sekarang di ayat 13 seluruh alam semesta terlihat di sana, perhatikan apa kata
ayat 13, “Dan aku mendengar semua makhluk yang di sorga
dan yang di bumi dan yang di bawah bumi dan yang di laut dan semua yang ada di
dalamnya, berkata: ‘Bagi Dia yang duduk di atas takhta dan bagi Anak Domba, segala puji dan hormat dan kemuliaan dan kuasa
sampai selama-lamanya!"
Apakah kalian menangkap gambarnya?
Now I want to read you a rather lengthy
passage from the book The Desire of Ages,
see the little old lady knew all of this. We’ve studied this from the Bible now
I want to read the inspired commentary
in the book The Desire of Ages and
immediately you are going to see the connection. This in the chapter titled “To
My Father and to Your Father”. It’s the last chapter of Desire of Ages that deals with the ascension of Christ. Now listen
to what she says, it is in 833-835. She says, “All heaven was waiting to welcome the Saviour to
the celestial courts…” see, that’s Revelation 4,
isn’t it? She says, “…As He ascended, He led the way, and the
multitude of captives set free at His resurrection followed…” Now, you know there is this idea in the
SDA church that the 24 elders are those that resurrected with Christ that Jesus took to
heaven with Him when He ascended to heaven. That is not possible.
Because the
24 elders were there in chapter 4 before Jesus arrives in chapter 5 with those who
resurrected! Are you understanding what I am saying? And we’ll develop this
in our coming lectures all the more. And so it says, “…All heaven was waiting to welcome the Saviour to
the celestial courts. As He ascended, He led the way, and the multitude of
captives set free at His resurrection followed…” Listen carefully, “…The heavenly host…” that’s the angels, the ten thousands
time ten thousands and thousands of thousands, she says, “…The heavenly host with shouts and
acclamations of praise and celestial song, attended the joyous train…” so all of the angelic hosts are coming
back with Him. “… As they drew near to the city of God,
the challenge is given by the escorting angels: ‘Lift up your heads, O ye gates; and be ye lift up, ye everlasting
doors; and the King of glory
shall come in.’ Joyfully the waiting
sentinels (angels) respond, ‘Who is this King of glory?’ This they say, not because they know
not who He is, but because they would hear the answer of exalted praise, ‘The
Lord strong and mighty, the Lord
mighty in battle!…” why would He be called the
Lord mighty in battle? Because He is coming back from the battlefield, He is
the war hero that is coming back alive. And then they continue singing, “…‘ Lift
up your heads, O ye gates; even
lift them up, ye everlasting doors; and
the King of glory shall come in.’ again
is heard the challenge, ‘Who is this King of glory?’…” this is quoting Psalm 24, “…for the angels never weary of hearing His
name exalted. The escorting angels make reply, ‘The Lord of hosts; He is the King of glory.’
Sekarang
saya mau membacakan suatu bacaan yang cukup panjang dari buku The Desire of Ages. Lihat, si ibu tua
(maksudnya Ny. White) itu sudah mengetahui semua ini. Kita telah mempelajari ini dari Alkitab, sekarang saya
mau membaca komentar yang diilhami Roh Kudus dari buku The Desire of Ages, dan kita akan segera melihat hubungannya. Ini
ada di bab yang berjudul “To My Father and to Your Father” (Kepada BapaKu dan kepada Bapakmu). Ini adalah pasal terakhir di Desire of Ages yang berbicara tentang kenaikan
Kristus ke Surga. Sekarang dengarkan apa kata Ellen White, ini ada di hal.
833-835.
Ellen
White berkata, “Seluruh Surga sedang menunggu untuk menyambut
kedatangan Sang Juruselamat ke ruang pengadilan surgawi…” lihat, itu adalah Wahyu pasal 4, bukan? Ellen White
berkata, “…Pada saat Dia naik, Dia yang memimpin di
depan, dan banyak orang tawanan yang dibebaskan pada saat kebangkitanNya,
mengikuti…” Nah,
kalian tahu, di dalam gereja
MAHK ada pendapat bahwa ke-24 tua-tua adalah mereka yang bangkit bersama
Kristus, yang dibawa Kristus ke Surga bersamaNya saat Dia naik
ke Surga. Itu tidak mungkin, karena ke 24 tua-tua sudah ada di Surga di pasal 4
sebelum Yesus tiba di pasal 5 bersama mereka yang dibangkitkan! Apakah kalian paham apa yang saya katakan? Dan nanti di
pelajaran-pelajaran kita berikutnya hal ini akan kita bahas lebih dalam lagi.
Maka dikatakan, “Seluruh Surga sedang menunggu untuk
menyambut kedatangan Sang Juruselamat ke ruang pengadilan surgawi…” lihat, itu adalah Wahyu pasal 4, bukan? Ellen White
berkata, “…Pada saat Dia naik, Dia yang memimpin di
depan, dan banyak orang tawanan yang dibebaskan pada saat kebangkitanNya,
mengikuti…” Dengarkan
baik-baik, “…Bala tentara samawi…” yaitu para malaikat, yang berlaksa-laksa dan beribu-ribu
laksa, “…Bala tentara samawi dengan seruan dan
aklamasi, pujian dan lagu surgawi, mendampingi iring-iringan yang penuh sukacita
ini…” jadi
semua bala tentara malaikat kembali ke Surga bersama Yesus. “…Saat mereka mendekati Kota Allah, malaikat-malaikat pendamping memberikan
perintah: ‘Angkatlah kepalamu, O, pintu-pintu gerbang, dan terangkatlah kamu pintu-pintu yang abadi, maka Raja Kemuliaan akan
masuk.’ [Maz. 24:7] Dengan
penuh sukacita, penjaga-penjaga (malaikat-malaikat) yang sedang menunggu, menjawab, ‘Siapakah Raja Kemuliaan
ini?’ Ini mereka katakan bukan karena mereka tidak tahu siapa Dia, tetapi
karena mereka suka mendengar pujian yang diberikan, ‘Tuhan yang kuat dan
perkasa, Tuhan yang perkasa dalam peperangan!’…” Mengapa Dia
disebut Tuhan yang perkasa dalam peperangan? Karena Dia kembali dari medan
peperangan, Dia adalah pahlawan perang yang pulang hidup-hidup. Kemudian mereka
melanjutkan menyanyi, “…‘Angkatlah kepalamu, O, pintu-pintu gerbang, dan terangkatlah kamu pintu-pintu yang
abadi, maka Raja Kemuliaan akan masuk.’ Lagi-lagi terdengar perintah, ‘Siapakah Raja Kemuliaan ini?’…” ini mengutip Mazmur 24, “…karena
para malaikat tidak jemu-jemunya mendengar namaNya ditinggikan.
Malaikat-malaikat pendamping menjawab, ‘Tuhan bala tentara samawi, Dialah Raja
Kemuliaan.’”
And now I want you to notice the description that Ellen White gives. You
know Ellen White does not talk about 24 elders, 4 living creatures, doesn’t
speak about the One sitting on the throne, she doesn’t describe a Lamb as
though it had been slain, what Ellen White does is that she interprets
these symbols in matter of fact language. Now, let’s see if we can
identify the beings that were present
there, who the 4 living creatures are, who the 24 elders are, who is the One
seated on the throne, and who is the Lamb as though it had been slain.
She says, “…Then the portals of the city of
God are opened wide, and the angelic throng…” see the angels are coming
with Jesus, “…the angelic throng sweep through
the gates amid a burst of rapturous music.…” and now she says, “…There is the throne, and around it the
rainbow of promise…” does that ring a bell? Then
she says, “…There are cherubim and seraphim…”
who are those beings? The 4
living creatures. Then she uses 3 phrases to describe another group that is present
there, she says, “…The commanders of the angel hosts…”
and we are going to talk
about this in the next 3 lectures, “…the commanders of the angel hosts, the
sons of God, the representatives of the unfallen worlds, are assembled…” those are three terms that are
describing the same group, “…the
commanders of the angel hosts, the sons of God, the representatives of the
unfallen worlds, are assembled…” what group would that be? We
have already identified the 4 living creatures, what group would that be? It would
have to be the 24 elders. Then she continues saying, notice, “…The heavenly council before which Lucifer
had accused God and His Son, the representatives of those sinless realms over
which Satan had thought to establish his dominion,—all are there to welcome the
Redeemer. They are eager to celebrate His triumph and to glorify their King…” and now something is going to happen,
there’s going to be absolute silence in heaven,
“….But He waves them back. Not yet; He cannot now receive the coronet of
glory and the royal robe…” listen carefully, “…He enters into the presence of His Father…” also we know Who is on the throne now.
Who is on the throne? Ah, the Father. Was Jesus there before? No, in Revelation
chapter 5 it says, “He came”, now it says, “…He enters into the presence of His Father…” and now I want you to notice, how He
presents Himself, “…He points to His wounded head, the
pierced side, the marred feet; He lifts His hands, bearing the print of nails…”
what is Jesus presenting
Himself as? As the Lamb as though it had been slain. But Ellen White does not
use the symbolic language, Ellen White interprets the symbolic language. She
says the One on the throne is the Father. The 4 living creatures are seraphim
and cherubim, she says the 24 elders are the sons of God, the
representative of the worlds that never sinned, she continues saying, “…He lifts His hands bearing the print of
nails, He points to the tokens of His triumph; He presents to God the wave
sheaf, those raised with Him as representatives of that great multitude
who shall come forth from the grave at His second coming. He approaches the
Father, with whom there is joy over one sinner that repents; who rejoices over
one with singing. Before the foundations of the earth were laid, the Father and
the Son had united in a covenant to redeem man if he should be overcome by
Satan. They had clasped Their hands in a solemn pledge that Christ should become
the surety for the human race…” that is, that His life would
be in place of His people and His death would be in place of His people. He is
their surety, that’s what it means. So she continues saying, “…They had clasped Their hands in a solemn
pledge that Christ should become the surety for the human race. This pledge
Christ has fulfilled. When upon the cross He cried out, ‘It is finished,’ He
addressed the Father…” when He said, “It is
finished” He was talking to His Father, “…The compact had been fully carried out…”
now notice the burden of
Jesus, the reason why He wants to open the scroll is to reveal who He can take
home with Him. Notice what it continues saying, “…Now He declares: ‘Father, it is finished.’ I have done Thy will, O My
God. I have completed the work of redemption. If Thy justice is satisfied, ‘I will that they also, whom Thou hast given Me, be with Me where I am.’[ John 19:30;17:24]…” what is it that the will or
testament reveal? Who is going to inherit with Jesus. Ah, now listen to this “…The voice of God is heard proclaiming that
justice is satisfied. Satan is vanquished. Christ's toiling, struggling ones on
earth are “accepted in the Beloved.” [Ephesians 1:6]. Before the heavenly angels and the representatives of unfallen worlds,
they are declared justified. Where He is, there His church shall be. ‘Mercy and truth are met together; righteousness and peace have kissed each
other.’ [Psalm 85:10]. The Father's arms encircle His Son, and the word is given, ‘Let all the angels of God
worship Him.’ [Hebrews 1:6.]…” and then Ellen White quotes Revelation
5:12 and Revelation 5:13, I’ll read it, “…With joy unutterable, rulers and
principalities and powers acknowledge the supremacy of the Prince of life. The
angel host prostrate themselves before Him, while the glad shout fills all the
courts of heaven, ‘Worthy is the Lamb that was slain to receive power, and riches, and
wisdom, and strength, and honor, and glory, and blessing.’ [Revelation 5:12.]…” In case you are wondering
what she’s describing in Revelation 4 and 5. Then she says, “…Songs of triumph mingle with the music from
angel harps, till heaven seems to overflow with joy and praise. Love has
conquered. The lost is found. Heaven rings with voices in lofty strains
proclaiming, ‘Blessing, and honor, and glory, and power, be unto Him that sitteth upon
the throne, and unto the Lamb forever and ever.’ [Revelation 5:13]. …” So what we have in Revelation 4 and 5 is
the return of the War Hero.
Dan sekarang saya mau kamu
memperhatikan deskripsi yang diberikan Ellen White. Kalian tahu Ellen White
tidak berbicara tentang ke-24 tua-tua, ke-4 makhluk hidup, tidak berbicara
tentang Sosok yang duduk di atas takhta, dia tidak menggambarkan Anak Domba yang
seperti telah disembelih. Apa yang dilakukan Ellen White adalah dia mengartikan simbol-simbol
tersebut dengan bahasa yang sehari-hari. Nah, mari kita lihat
apakah kita bisa mengidentifikasi makhluk-makhluk yang hadir di sana, siapa
ke-4 makhluk hidup, siapa ke-24 tua-tua, atau siapa Sosok yang duduk di atas
takhta, dan siapa Anak Domba yang seperti telah disembelih.
Ellen White berkata, “…Lalu gerbang Kota Allah terbuka lebar, dan malaikat dalam jumlah besar…” lihat para malaikat datang
bersama Yesus, “…malaikat dalam jumlah
besar melintas melalui gerbang di antara ledakan musik yang mempesona…” dan sekarang dia berkata, “…Di sana ada takhta, yang dikelilingi
pelangi perjanjian…” apakah itu mengingatkan kita kepada
sesuatu? Lalu dia berkata, “…Ada kerubim dan serafim…” siapakah makhluk-makhluk
ini? Ke-4 makhluk hidup. Lalu Ellen White memakai tiga ungkapan untuk
menggambarkan kelompok yang lain yang hadir di sana, dia berkata, “…Para panglima bala tentara malaikat…” dan kita akan membahas ini
dalam tiga pelajaran kita berikutnya, “…Para panglima bala tentara malaikat, anak-anak Allah, wakil-wakil dari
dunia-dunia yang tidak pernah berdosa, berkumpul…” Itulah tiga istilah yang
menggambarkan kelompok yang sama, “…Para
panglima bala tentara malaikat, anak-anak Allah, wakil-wakil dari dunia-dunia
yang tidak pernah berdosa, berkumpul…” Kelompok mana ini kira-kira?
Kita telah mengidentifikasi ke-4 makhluk hidup, jadi kelompok mana ini
kira-kira? Ini haruslah ke-24
tua-tua. Lalu Ellen White melanjutkan, perhatikan, “…Dewan surgawi kepada siapa Lucifer pernah menggugat Tuhan dan PutraNya,
wakil-wakil dari dunia-dunia yang tidak pernah berdosa, di mana Setan menyangka
bisa mendirikan kekuasaannya ~ semua hadir di sana untuk menyambut Sang
Penebus. Mereka rindu merayakan kemenanganNya dan memuliakan Raja mereka…” dan sekarang sesuatu akan
terjadi, akan ada keheningan mutlak di Surga, “…Tetapi Dia mengisyaratkan supaya mereka mundur. Belum waktunya; sekarang
Dia masih belum bisa menerima mahkota kemuliaan dan jubah kebesaran…” dengarkan baik-baik, “…Dia masuk ke hadirat BapaNya…” jadi kita juga tahu Siapa
yang duduk di atas takhta sekarang. Siapa yang duduk di takhta? Ah, Allah Bapa.
Apakah Yesus tadi sudah di sana? Tidak. Di Wahyu pasal 5 dikatakan, “Dia datang”,
sekarang dikatakan, “…Dia masuk ke hadirat
BapaNya…” dan sekarang saya mau kalian
perhatikan, bagaimana Dia menampilkan DiriNya, “…Dia menunjuk ke kepalaNya yang terluka, ke lambungNya yang tertusuk,
kakiNya yang terluka, Dia mengangkat tanganNya yang berbekas paku…” Yesus menampilkan DiriNya
sebagai apa? Sebagai Anak Domba yang seperti tersembelih. Tetapi Ellen White
tidak memakai bahasa simbolisnya, Ellen White mengartikan bahasa simbolisnya.
Dia berkata, Sosok yang duduk di takhta itu Allah Bapa, ke-4 makhluk hidup
adalah serafim dan kerubim, dia berkata ke-24
tua-tua adalah anak-anak Allah, wakil-wakil dari dunia-dunia yang tidak pernah berdosa.
Ellen White melanjutkan, “…Dia mengangkat tanganNya
yang berbekas paku, Dia menunjuk ke tanda-tanda kemenanganNya, Dia mempersembahkan
kepada Tuhan persembahan unjukan, yaitu mereka yang dibangkitkan bersamaNya yang
mewakili kumpulan orang banyak yang akan keluar dari kubur saat kedatanganNya
yang kedua. Dia menghampiri Allah Bapa, yang bersukacita bilamana ada satu saja
orang berdosa yang bertobat, yang bersukacita atas yang satu itu dengan
nyanyian. Sebelum dasar dunia diletakkan, Allah Bapa dan Putra telah bersatu
dalam suatu kesepakatan untuk menyelamatkan manusia jika manusia sampai
dikalahkan oleh Setan. Mereka telah berjabat tangan dalam suatu perjanjian yang
khidmat bahwa Kristus akan menjadi jaminan untuk umat manusia…” artinya hidupNya akan
menggantikan umatNya dan matiNya akan menggantikan umatNya. Dialah yang menjadi
jaminan mereka, itulah maknanya. Maka Ellen White melanjutkan berkata, “…Mereka telah berjabat tangan dalam suatu perjanjian yang khidmat bahwa
Kristus akan menjadi jaminan untuk umat manusia. Janji ini telah digenapi oleh
Kristus ketika di atas salib Dia berseru, ‘Sudah
selesai’ Dia berbicara kepada Bapa…”
Ketika Kristus berkata “Sudah selesai” Dia sedang berbicara kepada BapaNya, “…Perjanjian sudah dilaksanakan dengan sempurna…” sekarang perhatikan, beban
Yesus, alasan mengapa Dia mau membuka gulungan itu untuk mengungkapkan siapa
yang bisa dibawaNya pulang bersamaNya. Perhatikan apa kata selanjutnya, “…Sekarang Dia menyatakan, Bapa, ‘sudah
selesai’[Yoh.19:30]. Aku telah melakukan
kehendakMu, O, Allahku. Aku telah menyelesaikan pekerjaan penebusan. Jika
keadilanMu sudah terpuaskan, Aku mau ‘supaya mereka yang telah
Engkau berikan kepada-Ku, boleh
bersama-sama dengan Aku di mana Aku berada.’ [Yoh. 17:24]…”
Apakah yang diungkapkan oleh surat waris atau testamen itu? Siapa yang
akan mewarisi bersama Yesus. Ah, sekarang dengarkan ini, “…Suara Tuhan terdengar
menyatakan bahwa keadilan telah dipuaskan. Setan telah dikalahkan. Umat Kristus
yang menderita dan bergumul di dunia telah diterima ‘di dalam Dia yang
dikasihiNya’ [Efe.
1:6]. Di hadapan malaikat surgawi dan wakil-wakil dunia-dunia yang
tidak pernah berdosa, mereka dinyatakan sudah dibenarkan. Di mana pun Dia
berada, di sanalah gerejaNya akan berada. “Pengampunan dan kebenaran bertemu, keadilan dan damai
sejahtera telah saling cium” [Maz. 85:10]. Lengan Bapa memeluk PutraNya dan perintah
pun diserukan, ‘Biarlah semua malaikat Allah
menyembah Dia’ [Ibr. 1:6]…” Lalu Ellen
White mengutip Wahyu 5:12 dan 13, saya bacakan,
“…Dengan sukacita yang tak terkatakan, pemerintah dan penguasa
dan kekuasaan mengakui supremasi Pangeran Kehidupan. Bala tentara samawi sujud
di hadapanNya, sementara seruan sukacita memenuhi ruang pengadilan surgawi:
‘Layaklah Anak Domba yang telah disembelih itu untuk menerima
kuasa, dan kekayaan, dan hikmat, dan kekuatan, dan hormat, dan kemuliaan, dan berkat! [Wah.
5:12]…” Sekiranya kalian bertanya-tanya apa
yang digambarkan Ellen White di Wahyu 4 dan 5. Lalu dia berkata, “…Lagu
kemenangan bercampur dengan musik dari kecapi para malaikat hingga Surga seakan
berlimpah sukacita dan pujian. Kasih telah menang. Yang hilang telah ditemukan.
Surga berdentang dengan suara-suara dalam nada-nada surgawi, mengumumkan, ‘Bagi
Dia yang duduk di atas takhta dan bagi Anak Domba, segala
puji dan hormat dan kemuliaan dan kuasa
sampai selama-lamanya!’ [Wah. 5:13]…”
Jadi apa yang ada di Wahyu pasal 4 dan 5 adalah kembalinya
Sang Pahlawan Perang.
Now we have a couple of minutes left, if you want to read the whole
description, in Great Controversy pg.
666-669, you’ll find the description that Ellen White gives of the moment when
this scroll is opened, after the Millennium. You know she actually mentions a
great panorama that will be shown above the Holy City, and she describes how the entire history of
the world will be seen in panoramic view, by those who are in the City and by
those who are outside the Holy City. In fact she mentions several individuals
by name. Who does she mention? She says that the panorama begins with Adam, in
his innocence in the garden and ends at the very end of history. But she
mentions that outside the Holy City will be Anas the High Priest, was he one of
those who cried out, “Release unto us Barabbas”? She says Pilate is there. She says Herod is
there. She mentions also Herodias as being there, the woman who led to the
death of John the Baptist, she says that priests and rulers are there, and then
she goes on to mention the period of the apostles, she speaks about all of the martyrs
that were killed by Nero, she mentions Nero by name, she mentions Nero’s mother
being present there, seeing this great panoramic view the decisions that they
made within the course of human history. Then she moves on to describes the
history of the church in the middle ages, she says Papists, priests and
prelates are there, she says the proud Pontiffs are there, the pretended
fathers of the church are there, and she ends by saying “the whole wicked world
stand arraigned at the bar of God on the charge of high treason against the
government of heaven. They have none to plead their cause, they are without
excuse, and the sentence of eternal death is pronounced against them.
Nah, kita masih punya waktu
beberapa menit, jika kalian mau membaca seluruh deskripsinya ada di Great Controversy, hal. 666-669, kalian akan
mendapatkan deskripsi yang diberikan Ellen White mengenai saat ketika gulungan
tersebut dibuka setelah masa 1000 tahun. Kalian tahu, Ellen White mengatakan
suatu panorama besar akan ditunjukkan di atas Kota Suci, dan dia menggambarkan
bagaimana seluruh sejarah dunia akan terlihat dalam pandangan panorama itu oleh
mereka yang berada di dalam Kota Suci dan oleh mereka yang berada di luar Kota
Suci. Bahkan Ellen White menyebut beberapa individu dengan nama. Siapa yang
disebutnya? Dia berkata bahwa panorama itu dimulai dengan Adam, di saat
kepolosannya di taman Eden, dan diakhiri dengan ujung terakhir sejarah. Tetapi
Ellen White mengatakan bahwa di luar Kota Suci ada Imam Besar Hanas. Dia kan
yang berseru “Lepaskan Barabbas bagi kami”? Ellen White berkata Pilatus ada di
sana. Dia berkata Herodes ada di sana. Dia juga menyebut Herodias ada di sana,
perempuan penyebab kematian Yohanes Pembaptis. Dia berkata, para imam dan
penguasa ada di sana, lalu dia melanjutkan menyebut di zaman rasul-rasul, dia
berbicara tentang martir-martir yang dibunuh oleh Nero, dia menyebut Nero
dengan namanya, dia juga menyebut ibu Nero ada di sana, menonton penglihatan
panorama yang besar ini, melihat keputusan-keputusan yang telah mereka buat
sepanjang perjalanan sejarah manusia. Lalu Ellen White melanjutkan
menggambarkan sejarah gereja di abad pertengahan. Dia berkata paus-paus,
imam-imam dan uskup-uskup ada di sana. Dia berkata, pontif-pontif yang sombong
ada di sana, bapak-bapak palsu gereja ada di sana, dan dia mengakhirinya dengan
berkata, “seluruh dunia yang jahat berdiri sebagai tertuduh di hadapan
pengadilan Tuhan dengan dakwaan pengkhianatan terhadap pemerintahan Surgawi.
Tidak ada yang membela kasus mereka, mereka tidak punya alasan, dan vonis mati
kekal diumumkan bagi mereka.”
Do you understand the moment when this scroll is going to be unfurled? It’s
when the entire history of the human race and the decision that each person has
made within the course of history is revealed. The decisions that we make will
determine whether we inherit the lost possession, whether we inherit the title
deed to recuperate what was lost which was bought back by Jesus Christ, or
whether we will be outside the Holy City on that great day, and it will be
revealed from the scroll as it unfurled before the human race that we had all
sorts of possibilities of accepting Jesus Christ as our Savior and as our Lord.
God will show the opportunities that we had to receive Jesus, and it will be
seen that at each time that Jesus gave us the opportunity, the individuals who
are lost said, “No, not now, later, I am
not going to do it now, I am going to live my own life”. And everyone outside
the Holy City after they have seen this magnificent repetition of human history
and the decisions that they have made within human history ~ Ellen White
describes the climax ~ Satan and his angels and all of the wicked outside the
Holy City will kneel, every knee will bow and every tongue will confess that
Jesus Christ is Lord. And we find Ellen White saying that from the very lips of
Satan himself, it will be said, “Righteous and true are Your ways, O, God.”
For the first time in human history the whole universe will be in absolute
harmony. Everyone in the heavenly realms
will agree that God was right in the way that He dealt with sin. All of the
redeemed within the Holy City will agree that God has been right in the way in
which He has solved the sin problem. Even Satan and his angels and the wicked
will agree that God is righteous, and loving, and merciful and true.
Let’s just make sure that in that great day we are there.
Apakah kalian pahami,
bagaimana pada saat gulungan ini nanti dibuka?
Pada saat itu seluruh sejarah umat manusia dan keputusan yang dibuat
setiap pribadi sepanjang perjalanan sejarah, akan dinyatakan. Keputusan yang
kita buat akan menentukan apakah kita mewarisi warisan yang hilang, apakah kita
mewarisi akte kepemilikan untuk mendapatkan kembali apa yang telah hilang yang
telah dibawa pulang oleh Yesus Kristus, atau apakah kita akan berada di luar
Kota Suci pada hari besar tersebut. Dan itu akan dinyatakan oleh gulungan itu
sementara gulungan tersebut dibuka di hadapan umat manusia. Bahwa kita telah
diberi segala kemungkinan untuk menerima Yesus Kristus sebagai Juruselamat dan
Tuhan kita. Tuhan akan menunjukkan kesempatan-kesempatan yang telah kita
peroleh untuk menerima Yesus, dan akan tampak setiap kali Yesus memberi kita
kesempatan tersebut, orang-orang yang tidak selamat itu berkata, “Tidak, jangan
sekarang, nanti saja. Saya tidak mau sekarang, saya mau hidup menurut keinginan
saya sendiri.”
Dan semua yang berada di
luar Kota Suci, setelah mereka melihat pengulangan sejarah manusia yang
mengagumkan ini, dan keputusan-keputusan yang telah mereka buat sepanjang
perjalanan sejarah ~ Ellen White menggambarkan klimaksnya ~ Setan dan malaikat-malaikat
jahatnya dan semua orang jahat di luar Kota Suci itu akan sujud, semua lutut
akan dilipat dan semua lidah akan mengakui bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan.
Dan kita dapati Ellen White berkata, bahwa bahkan dari bibir Setan sendiri,
akan terucap, “Adil dan benarlah jalanMu, O, Tuhan.”
Untuk pertama kalinya dalam
sejarah manusia, seluruh alam semesta akan berada dalam keharmonisan mutlak.
Semua yang berada di langit akan setuju bahwa cara Tuhan menangani dosa itu
benar. Semua orang tebusan di dalam Kota Suci akan setuju bahwa cara Tuhan
memecahkan masalah dosa itu benar. Bahkan Setan dan malaikat-malaikatnya pun
dan orang-orang jahat semua setuju Tuhan itu adil, dan pengasih, dan penuh
rahmat dan benar.
Marilah kita pastikan di
hari besar itu, kita ada di sana.
26 12 15
No comments:
Post a Comment