Sunday, February 14, 2016

EPISODE 2 ~ THE 24 ELDERS ~ STEPHEN BOHR

THE 24 ELDERS
Part 02/06 - Stephen Bohr
THE RETURN OF THE WAR HERO


Dibuka dengan doa.


Well, hello everybody. We are going to do a little bit of review in our study today, of what we studied last time. We are doing a series on the 24 Elders of the book of Revelation. And basically what we studied last time was that Jesus when He came to this earth, had a twofold mission. His first mission was to live the perfect life that the Law requires from us. And then Jesus had to take upon Himself our sins and suffered the death penalty that we deserve. So basically Jesus had to come to live in our place and He had to come to die in our place. This is the only way in which Jesus could recover the throne that Adam lost as well as the territory that Adam lost.
Now we also studied that it was Satan’s mission to prevent Jesus from doing these two things. It was Satan’s mission first of all to infect Jesus with the virus of sin so that He would not be an unblemished sacrifice. We also noticed that it was the Devil’s mission to prevent Jesus from reaching the point where He would offer His life as a ransom for many. So basically the Devil’s mission was to prevent Jesus from fulfilling His mission.

Nah, halo, semua! Dalam pelajaran kita hari ini, kita akan mengulang sedikit tentang apa yang telah kita pelajari sebelumnya. Kita sedang membahas tentang ke-24 Tua-tua dari kitab Wahyu. Dan pada dasarnya apa yang kita pelajari sebelumnya adalah, Yesus  ketika datang ke dunia ini, membawa misi ganda. Misi pertama adalah untuk menjalani hidup yang tidak bercela yang dituntut oleh Hukum dari kita, kemudian Yesus harus mengambil dosa-dosa kita dan memikulNya Sendiri dan menderita hukuman kematian yang layak kita terima. Jadi pada dasarnya Yesus harus datang untuk hidup menggantikan kita dan Dia harus datang untuk mati menggantikan kita. Inilah satu-satunya jalan bagi Yesus agar dapat mengambil kembali takhta yang telah dihilangkan oleh Adam, dan juga teritori yang telah dihilangkan Adam.
Sekarang, kita juga sudah mempelajari bahwa misi Setan adalah mencegah Yesus melakukan kedua hal tersebut. Misi Setan yang pertama adalah untuk menjangkiti Yesus dengan virus dosa supaya kurbanNya tidak lagi suatu kurban yang tanpa noda. Kita juga sudah melihat misi Iblis mencegah Yesus mencapai titik di mana Dia bisa mempersembahkan hidupNya sebagai tebusan buat banyak orang. Maka pada dasarnya misi Setan adalah mencegah Yesus dari menggenapi misiNya.


Now we noticed in our study that Satan used 4 methods to try and prevent Jesus from living His perfect life and from offering at the correct time His life for sin.
First of all Satan attempted to kill Jesus.
In the second place Satan attempted to infect Jesus with the virus of sin.
Then we also noticed that the Devil attempted to lead Jesus down a different path than the path that the Father had established for Him. In other words the Devil tried to convince Jesus to take over the throne instead of dying to recover the throne.
And finally we noticed that Satan made every attempt to discourage Jesus in such a way that He would just pick up and leave and go to Heaven where He was loved and leave the human race to perish.
But as we noticed in our study, Jesus on the cross, the last three sayings that He uttered from His lips were “My God, My God, why hast Thou forsaken Me”, and then He said, “It is finished”, and finally He spoke to His Father and said, “Father, into Your hands I command My spirit.” At that moment Jesus had gained the victory. Jesus had lived the life that everyone should live, and He had died in place of everyone. Jesus had gained the victory.

Nah, kita sudah menyimak dalam pelajaran kita bahwa Setan memakai 4 cara untuk mencoba dan menghalangi Yesus dari menjalani hidup yang tidak bercela dan pada saat yang tepat mempersembahkan hidupNya untuk dosa.
Pertama Setan berusaha membunuh Yesus.
Kedua, Setan berusaha menjangkiti Yesus dengan virus dosa.
Kemudian kita juga menyimak bahwa Iblis berusaha mengarahkan Yesus ke jalan yang berbeda dari jalan yang telah ditentukan Allah Bapak bagi Yesus. Dengan kata lain, Iblis berusaha meyakinkan Yesus agar mengambilalih takhta dan tidak dengan menjalani kematian untuk memperoleh takhta itu.
Dan akhirnya kita menyimak bahwa Setan dengan segala upaya berusaha memadamkan semangat Yesus sedemikian rupa supaya Dia mau “angkat kopor” dan pulang saja ke Surga di mana Dia dikasihi dan meninggalkan umat manusia kepada kebinasaan.
Tetapi sebagaimana yang kita lihat dalam pelajaran kita, di atas salib tiga ucapan Yesus yang terakhir yang diucapkanNya dari bibirNya adalah, “TuhanKu, TuhanKu, mengapa Engkau meninggalkan Aku”, lalu Yesus berkata, “Sudah selesai”, dan akhirnya Dia berkata kepada BapaNya, “Bapa, ke dalam tanganMu Aku serahkan RohKu.” Pada saat itu, Yesus mendapatkan kemenangan. Yesus telah menjalani hidup yang seharusnya dijalani semua orang, dan Dia telah mati menggantikan semua orang. Yesus sudah menang.


But of course we noticed the Devil wasn’t about to give up, and so he said, “If I can keep Jesus from resurrecting, the plan of salvation is still going to fail.” And so the Devil influenced the Roman Pilate to place a large stone in front of the tomb, to place a Roman guard, and of course the Devil also had his demons present there as if somehow the Devil was going to be able to keep the Lifegiver in the tomb with the little pebble in front of the tomb and the guards of Roman soldiers as well as a group of demons. It’s impossible to keep Jesus in. Very early the first day of the week, two angels descended from Heaven, one of them removed the stone, the other one stood in front of the tomb and exclaimed in a loud voice, “O, Thou Son of God, Thy Father calls Thee.” Suddenly Jesus appeared at the mouth of the tomb, and He proclaimed the words, “I am the resurrection and the life.”

Tetapi tentu saja kita lihat bahwa Iblis tidak cepat putus asa, maka dia berkata, “Jika aku bisa mencegah Yesus bangkit, maka rencana keselamatan tetap akan gagal.” Maka Iblis mempengaruhi Pilatus Roma agar menempatkan sebuah batu besar di depan makam, menempatan penjaga-penjaga Romawi, dan tentu saja Iblis juga menempatkan roh-roh jahatnya di sana seolah-olah Iblis bisa menahan Sang Pemberi Hidup tetap di dalam kubur dengan sebuah batu kecil di  depan makam, dan dengan penjagai-penjaga tentara Romawi, dan juga dengan sekelompok roh-roh jahat. Mustahil bisa menahan Yesus di dalam kubur. Pagi-pagi sekali pada hari pertama dalam minggu itu, dua orang malaikat turun dari Surga, yang satu menggulingkan batu, yang lain berdiri di depan kubur dan berseru dengan suara besar, “O, Engkau Putra Allah, BapaMu memanggilMu.” Tiba-tiba Yesus muncul di mulut gua kubur itu dan Dia mengumumkan “Akulah kebangkitan dan hidup!”


As we noticed also Jesus did not resurrect by Himself. There was a group of individuals, a multitude of individuals that resurrected with Jesus when Jesus came out of the tomb. And they went and appear to many in the city to confirm the resurrection of Jesus.
Now, the question is what happened to those who resurrected with Christ? Did they die again or did they have a special function in the plan of salvation?
This is what we are going to take a look at in our study today.

Seperti yang sudah kita simak, Yesus tidak bangkit sendirian. Ada sekelompok manusia, banyak orang yang bangkit bersama Yesus ketika Yesus keluar dari kuburNya, dan mereka pergi dan menunjukkan diri mereka kepada banyak orang di dalam kota [Yerusalem] untuk memberi kesaksian tentang kebangkitan Yesus.
Sekarang, pertanyaannya: Apa yang terjadi kepada mereka yang bangkit bersama Kristus ini? Apakah mereka mati lagi, atau apakah mereka mendapat fungsi istimewa dalam rancangan keselamatan?
Inilah yang akan kita simak dalam pelajaran kita hari ini.


Now, I want to say that when Jesus resurrected, He spent 40 days on planet earth teaching His disciples the things concerning the kingdom of God, according to Acts 1:3. In other words Jesus explained to His disciples, the prophecies that had been fulfilled in Him that they had misunderstood. And Jesus also explained to the disciples the prophecies that were going to be fulfilled 50 days after His resurrection on the day of Pentecost.  In other words He explained Bible prophecies to them so that they could understand the past and they could understand the future.

Nah, saya mau katakan bahwa ketika Yesus bangkit, menurut Kisah 1:3  Dia melewatkan 40 hari di planet bumi mengajari murid-muridNya tentang hal-hal yang berkaitan dengan kerajaan Allah. Dengan kata lain Yesus menjelaskan kepada murid-muridNya nubuatan-nubuatan yang telah digenapi dalam DiriNya yang tadinya salah dipahami para murid ini. Dan Yesus juga menjelaskan kepada murid-muridNya nubuatan-nubuatan yang akan digenapi 50 hari setelah kebangkitanNya pada hari Pentakosta. Dengan kata lain Yesus menjelaskan nubuatan-nubuatan Alkitab kepada mereka supaya mereka boleh mengerti masa lampau dan mereka boleh mengerti masa yang akan datang.


Now, when Jesus left Heaven He told all of the heavenly beings, “I am leaving to that rebellious planet to face Goliath. But I guarantee that 33 years from now I will return victorious to the heavenly kingdom, so you’d better start preparing the party.”
Now, do we have any information in Scripture about what the reception of Jesus was like when He returned to Heaven? I believe that we do. Let’s turn in our Bibles to Revelation chapter 4, and this topic we are going to study today deals with 2 chapters in the book of Revelation: Revelation chapter 4 and also chapter 5.

Nah, ketika Yesus meninggalkan Surga, Dia memberitahu makhluk-makhluk Surgawi, “Aku akan pergi ke planet pemberontak itu untk menghadapi Goliat. Tetapi Aku jamin 33 tahun dari sekarang Aku akan kembali dengan kemenangan ke kerajaan Surga, jadi sebaiknya kalian sudah mulai mempersiapkan pestanya.”
Nah, apakah di Firman Tuhan ada informasi mengenai bagaimana cara Yesus diterima ketika Dia kembali ke Surga? Menurut saya ada. Mari kita buka Alkitab kita ke Wahyu pasal 4, dan topik yang akan kita pelajari hari ini berkaitan dengan 2 pasal di kitab Wahyu: Wahyu pasal 4 dan pasal 5.


Now in chapter 4 we find all of Heaven preparing the heavenly throne room for the return of Jesus to heaven. In other words in chapter 4 Jesus has not arrived in Heaven yet. In chapter 4 of the book of Revelation, all of Heaven, all of the heavenly beings are preparing the throne room for the great reception of the war hero.

Nah di pasal 4 kita dapati seluruh Surga sedang mempersiapkan takhta surgawi untuk kepulangan Yesus ke Surga. Dengan kata lain di pasal 4 Yesus belum tiba di Surga. Di pasal 4 kitab Wahyu, seluruh Surga, semua makhluk surgawi sedang mempersiapkan ruang takhta untuk acara penyambutan pulangnya Sang Pahlawan Perang.


Now, let’s begin in Revelation 4:1, here John inspired by the Holy Spirit says, After these things I looked, and behold, a door standing open in heaven…”  Now notice, this is not the door to Heaven, it is a door in Heaven. Now obviously that’s not just a door standing there, a door leads into a building. So the question is where does this door lead to, this door that is in Heaven? We are going to find our answer later on. So it says,   “…After these things I looked and behold, a door standing open in heaven, and the first voice which I heard was like a trumpet speaking with me, saying, ‘Come up here, and I will show you things which must take place after this.’"
And so John is invited to go through the open door, and I want you to notice what John sees inside that open door, inside the building where that door leads to.

Nah, marilah kita mulai di Wahyu 4:1, di sini Yohanes yang diilhami oleh Roh Kudus berkata, Kemudian daripada itu aku melihat, dan tampaklah sebuah pintu terbuka di sorga…”  Sekarang, perhatikan, ini bukanlah pintu menuju ke Surga, ini adalah pintu yang ada di Surga. Nah, jelas bukan hanya ada sebuah pintu yang berdiri di sana, tetapi pintu ini menuju ke suatu ruangan. Jadi pertanyaannya adalah, pintu ini menuju ke mana, pintu yang ada di Surga ini? Kita akan mendapatkan jawabannya nanti. Jadi dikatakan, “…Kemudian daripada itu aku melihat, dan tampaklah sebuah pintu terbuka di sorga. Dan suara pertama yang pernah kudengar, seperti bunyi sangkakala berkata kepadaku, katanya: ‘Naiklah ke mari dan aku akan menunjukkan kepadamu apa yang harus terjadi sesudah ini.’” [NKJV yang diindonesiakan]
Maka Yohanes diundang masuk melalui pintu itu, dan saya mau kalian simak apa yang dilihat Yohanes dari pintu yang terbuka itu, ke ruangan di mana pintu itu membuka.


Revelation 4:2 Immediately I was in the Spirit…”  that means John was in vision, he didn’t go there personally, he’s in vision, he is seeing this in his mind. And so it says,   “…Immediately I was in the Spirit; and behold, a throne set in heaven, and One sat on the throne.…”  So he goes through this open door, inside the open door he sees a throne, and upon the throne there is One Being sitting.
Now, it’s interesting to notice that when Jesus went back to Heaven the Bible tells us that Jesus sat with His Father on His throne. Notice Revelation 3:21, this is the immediately preceding chapter and we are going to see that when Jesus went to Heaven and actually arrived in Heaven, He sat with His Father on His Father’s throne. It says there in Revelation 3:21, here Jesus is speaking,  “To him who overcomes I will grant to sit with Me on My throne…”  notice, “…as I also overcame…”  past tense,   “…as I overcame…”  this is speaking about His victory on earth, “…and sat down with My Father on His throne.”
So where did Jesus place Himself when He ascended to Heaven? He sat with His Father on His throne.  But what’s strange about Revelation 4:2 is that it describes only One Being sitting on the throne. So this must be taking place before Jesus arrived to sit with His Father on His throne. Because if this were taking place after Jesus ascended to Heaven, then there would be Two on the throne instead of One.

Wahyu 4:2 Segera aku berada dalam Roh…”  ini berarti Yohanes mendapat penglihatan, dia tidak datang ke sana sendiri, dia mendapat penglihatan, dia sedang melihatnya dalam benaknya. Maka dikatakan,   “…Segera aku berada dalam Roh dan tampaklah, sebuah takhta ditempatkan di sorga dan Satu duduk di takhta itu.” Jadi Yohanes melewati pintu yang terbuka ini, dan di dalamnya dia melihat sebuah takhta, dan di atas takhta itu ada Satu Sosok yang sedang duduk.
Nah, yang menarik adalah ketika Yesus kembali ke Surga, Alkitab memberitahu kita bahwa Yesus duduk bersama BapaNya di takhtaNya. Perhatikan Wahyu 3:21, ini adalah pasal yang tepat sebelum pasal ini dan kita akan melihat bahwa ketika Yesus pulang ke Surga dan benar-benar tiba di Surga, Dia duduk bersama BapaNya di takhta BapaNya. Di Wahyu 3:21 ini dikatakan, di sini Yesus yang sedang berbicara,Barangsiapa yang menang, Aku akan mengaruniakan kepadanya untuk duduk bersama-sama dengan Aku di atas takhta-Ku…”  perhatikan, “…sebagaimana Aku pun telah menang…”  keterangan waktu lampau, “…sebagaimana Aku pun telah menang…” ini berbicara tentang kemenanganNya di bumi   “…dan duduk bersama-sama dengan Bapa-Ku di atas takhta-Nya.” [NKJV yang diindonesiakan].
Jadi di mana Yesus menempatkan DiriNya ketika Dia naik ke Surga? Dia duduk bersama BapaNya di takhta BapaNya.
Tetapi yang aneh di Wahyu 4:2 di sana hanya menggambarkan Satu Sosok saja yang duduk di takhta. Berarti ini terjadi sebelum Yesus datang untuk duduk bersama BapaNya di atas takhtaNya, karena seandainya ini terjadi setelah Yesus naik ke Surga, maka seharusnya ada Dua yang duduk di takhta bukan Satu.


Now verse 3 gives us the physical appearance of the One who is seated on the throne who just happened to be God the Father. Notice verse 3, “… 3 And He who sat there was like a jasper and a sardius stone…”  now a jasper and sardius are deep red stones, in other words it’s like God is surrounded by fire. That’s the idea. And so it says,   “…He who sat there was like a jasper and a sardius stone in appearance; and there was a rainbow around the throne, in appearance like an emerald…”  now the rainbow represents a mixture of justice and mercy. Which means that this scene, when this scene is taking place the door of mercy is still open as indicated by the rainbow. You remember that after the flood, God showed Noah the rainbow indicating that He would not destroy the world with another flood, representing God’s justice which He had meted out in the flood, but also His mercy in saving Noah and his family. So basically this scene is taking place while the door of mercy is still open.

Nah, ayat 3 memberikan kepada kita gambaran fisik Sosok yang duduk di atas takhta yang kebetulan adalah Allah Bapa. Perhatikan ayat 3, “Dan Dia yang duduk di takhta itu nampaknya bagaikan permata yaspis dan permata sardis…”  batu yaspis dan sardis adalah batu-batu yang berwarna merah tua, dengan kata lain seolah-olah Tuhan dikelilingi oleh api, itulah idenya. Maka dikatakan,   “…Dia yang duduk di takhta itu nampaknya bagaikan permata yaspis dan permata sardis; dan suatu pelangi yang melengkungi takhta itu tampaknya bagaikan zamrud.” Nah, pelangi melambangkan perpaduan antara keadilan dan anugerah, berarti adegan ini, pada saat adegan ini terjadi, pintu kasihan masih terbuka yang dilambangkan oleh pelangi itu. Kalian ingat, setelah air bah Tuhan menunjukkan kepada Nuh sebuah pelangi yang merupakan tanda bahwa Tuhan tidak akan menghancurkan bumi dengan air bah lagi. Ini melambangkan keadilan Tuhan yang telah ditakar dengan air bah, tetapi juga anugerahNya dengan menyelamatkan Nuh dan keluarganya. Jadi pada dasarnya adegan ini terjadi ketika pintu kasihan masih terbuka.


Now verse 4 tells us about another group which is present there in the midst of the throne or around the throne. It says there in verse 4, Around the throne were twenty-four thrones, and on the thrones I saw twenty-four elders sitting, clothed in white robes; and they had crowns of gold on their heads.”
Now I want you to remember these details, very, very important. Notice:
·       they are called 24 elders,
·       they are sitting on thrones,
·       we are told that they are clothed in white robes,
·       and that they have crowns of gold on their heads.
We will come back to this in later presentations.

Sekarang, ayat 4 memberitahu kita tentang suatu kelompok yang lain, yang hadir di sana di tengah-tengah takhta atau seputar takhta. Dikatakan di ayat 4 di sana,Dan sekeliling takhta itu ada dua puluh empat takhta, dan di takhta-takhta itu duduk dua puluh empat tua-tua, yang memakai jubah putih dan mahkota emas di kepala mereka.”
Sekarang saya mau kalian mengingat detail ini, amat sangat penting. Perhatikan:
·       Mereka disebut 24 tua-tua
·       Mereka duduk di takhta
·       Kita diberitahu bahwa mereka memakai jubah putih
·       Dan di kepala mereka ada mahkota dari emas
Kita nanti akan kembali ke mari dalam presentasi-presentasi yang akan datang.


So I want you to imagine this throne inside a door, there is One seated on the throne, He has this rainbow over His head, He is surrounded by fire. And then we find that around the throne there are 24 thrones with 24 elders sitting.  Now, of course we wonder who are those 24 elders? And that is the reason why we are having this series, is to identify the elders and to find out what their particular job description is.

Jadi saya mau kalian membayangkan takhta ini setelah melewati sebuah pintu, ada Satu Sosok yang duduk di atasnya, padaNya ada pelangi di atas kepalaNya, dan Dia dikelilingi oleh api. Kemudian kita dapati seputar takhta ada 24 takhta di mana 24 tua-tua duduk. Nah, tentu saja kita bertanya-tanya siapakah ke-24 tua-tua ini? Dan itulah alassan mengapa kita mengadakan seri ini, yaitu untuk mengidentifikasi tua-tua tersebut dan mencari tahu apa job description atau tugas khusus mereka.


Now, let’s skip verse 5 just for a moment, we’ll come back to verse 5, and let’s go to verse 6 because we are going to notice that there are also some other beings present there in the midst of the throne.
Notice verse 6, it says, “Before the throne there was a sea of glass, like crystal. And in the midst of the throne, and around the throne, were four living creatures…”  a better translation would be “four living beings”  “…full of eyes in front and in back…” So now, we are introduced to a new group there, besides the 24 elders you have 4 livings creatures that are in the midst of the throne, and immediately we ask the question, “Who are these living creatures?” Well, if we go to verse 8, we’ll find some help.
Notice Revelation 4:8. It says here, “The four living creatures, each having six wings, were full of eyes around and within. And they do not rest day or night, saying: ‘Holy, holy, holy, Lord God Almighty, Who was and is and is to come!’"
Two characteristics that we notice about these living creatures.
# 1 we are told that they have 6 wings, and
# 2 we are told that they sing “Holy, holy, holy”
Now, who were these beings?
All we have to do is to go back to the book of Isaiah 6:1-3 to identify these living beings or these living creatures. It says there ~ and this is speaking about the call of the prophet Isaiah ~ “In the year that King Uzziah died, I saw the Lord sitting on a throne…”  see, once again you have a Being sitting on a throne,  “…high and lifted up, and the train of His robe filled the temple…” Now, notice this, “…2 Above it…”  that is above the throne, “…stood seraphim; each one had…”  what?  “… six wings: with two he covered his face, with two he covered his feet, and with two he flew. 3 And one cried to another and said: ‘ Holy, holy, holy is the LORD of hosts; The whole earth is full of His glory!’"
So notice the same characteristics that we found in Revelation chapter 4. The living creatures or the living beings represent the seraphim which is a class of angels, very high angels in Heaven.
Now, it’s interesting that the Bible also describes the cherubim in similar terms. Only the cherubim have 4 wings whereas the seraphim have 6.

Nah, kita akan melompati ayat 5 dulu, nanti kita akan kembali ke ayat 5. Marilah kita ke ayat 6 karena kita akan melihat bahwa di sana juga ada makhluk-makhluk lain yang hadir di tengah-tengah takhta.
Perhatikan ayat 6, dikatakan,Dan di hadapan takhta itu ada lautan kaca bagaikan kristal; di tengah-tengah takhta itu dan di sekelilingnya ada empat makhluk hidup  penuh dengan mata, di sebelah muka dan di sebelah belakang” Jadi sekarang kita dikenalkan kepada satu kelompok baru di sana selain ke-24 tua-tua, yaitu 4 makhluk hidup yang berada di tengah-tengah takhta dan segera kita bertanya, “Siapakah makhluk-makhluk hidup ini?” Nah, jika kita ke ayat 8, kita akan mendapatkan bantuan.
Perhatikan Wahyu 4:8, dikatakan di sana, Dan keempat makhluk hidup itu masing-masing bersayap enam, sekelilingnya dan di sebelah dalamnya penuh dengan mata, dan dengan tidak berhenti-hentinya mereka berseru siang dan malam: ‘Kudus, kudus, kuduslah Tuhan Allah, Yang Mahakuasa, yang sudah ada dan yang ada dan yang akan ada.’"
Dua karakteristik yang kita lihat pada makhluk-makhluk hidup ini:
#1 kita diberitahu bahwa mereka memiliki 6 sayap, dan
#2 kita diberitahu bahwa mereka menyanyikan “Kudus, kudus, kudus”
Nah, siapakah makhluk-makhluk ini?
Kita hanya perlu kembali ke kitab Yesaya 6:1-3 untuk mengidentifikasi makhluk-makhluk hidup ini. Dikatakan di sana ~ dan ini berbicara tentang ketika Yesaya dipanggil menjadi nabi ~ Dalam tahun matinya raja Uzia aku melihat Tuhan duduk di atas takhta…”  lihat, sekali lagi ada Satu Sosok yang duduk di atas takhta,   “…di tempat yang tinggi dan menjulang, dan ujung jubah-Nya memenuhi Bait Suci…”  sekarang perhatikan ini,   “…2 Di atasnya…”  artinya di atas takhta itu,  “…berdirilah para Serafim masing-masing mempunyai…” apa?  “…enam sayap; dengan dua sayap dia menutupi mukanya, dengan dua sayap dia menutupi kakinya, dan dengan dua sayap dia terbang. 3 Dan yang satu berseru kepada yang lain katanya: ‘Kudus, kudus, kuduslah TUHAN bala tentara samawi, seluruh bumi penuh kemuliaan-Nya!’" [NKJV yang diindonesiakan].
Jadi perhatikan karakteristik yang sama yang kita temukan di Wahyu pasal 4. Makhluk-makhluk hidup itu melambangkan para serafim, yaitu satu golongan malaikat, malaikat yang pangkatnya sangat tinggi di Surga.
Nah, juga menarik bagaimana Alkitab menggambarkan para kerub dengan kata-kata yang sama, hanya saja kerubim memiliki 4 sayap sementara serafim memiliki 6.


Now, the question is where is this scene taking place? What is this building that the door leads to? Let’s go to verse 5. It says in verse 5 which we skipped before, “And from the throne proceeded lightnings, thunderings, and voices…”  and now listen carefully,   “…Seven lamps of fire were burning before the throne, which are the seven Spirits of God.” What was burning before the throne? 7 lamps of fire.
Now, my question is, where in the Sanctuary were the 7 lamps of fire or the 7 branch candlestick? It was in the Holy Place of the Sanctuary. And here we see before the throne are 7 lamps of fire. Incidentally the Greek word is  λαμπάδες  [lampades] which is the same word that is used in the Greek Old Testament to describe the candlestick in the Hebrew Sanctuary. So you are dealing here with the 7 branch candlestick. This would lead us to believe that this scene is taking place in the Holy Place, the door led into the Holy Place of the heavenly Sanctuary.
But we have another clue that indicates that this is taking place in the Holy Place. Go with me for a moment to Revelation 5:8. Revelation 5 is occurring in the same place as Revelation 4, we are going to see that in a few moments. So in other words Revelation 5 is not taking place in another apartment or in another building, it’s occurring in the same place as Revelation chapter 4. And I want you to notice a very interesting detail.
It says there in Revelation 5:8  “Now when He had taken the scroll…”  we have talked about this,   “…the four living creatures and the twenty-four elders fell down before the Lamb, each having a harp, and golden bowls full of…”  what?   “…full of incense, which are the prayers of the saints.”

Sekarang pertanyaannya, di manakah adegan ini terjadi? Pintu itu membuka ke bangunan apa? Mari kita ke ayat 5. Dikatakan di ayat 5 yang tadi kita lompati, “Dan dari takhta itu keluar kilat dan bunyi guruh yang menderu, dan suara-suara…” dan sekarang dengarkan baik-baik, “…Tujuh obor menyala-nyala di hadapan takhta itu: itulah ketujuh Roh Allah.”
Apa yang menyala di hadapan takhta? Tujuh obor menyala atau tujuh lampu menyala.
Nah, pertanyaan saya adalah: di manakah di dalam Bait Suci ada 7 lampu menyala atau 7 kaki dian? Itu ada di Bilik Suci dari Bait Suci. Dan di sini kita melihat di hadapan takhta ada 7 obor menyala. Ketahuilah kata Greekanya adalah λαμπάδες  [lampades] yaitu kata yang sama yang dipakai di Perjanjian Lama bahasa Greeka untuk menggambarkan kaki dian di Bait Suci Ibrani. Jadi di sini kita berhadapan dengan 7 kaki dian. Ini akan membuat kita yakin bahwa adegan ini terjadi di Bilik Suci, pintu itu membuka ke Bilik Suci Bait Suci surgawi.
Tetapi kita punya petunjuk lain yang mengindikasikan bahwa adegan ini terjadi di Bilik Suci. Marilah bersama saya ke Wahyu 5:8 sejenak. Kita akan melihat bahwa Wahyu 5 terjadi di tempat yang sama dengan Wahyu 4. Jadi dengan kata lain Wahyu 5 tidak terjadi di ruang yang berbeda atau di bangunan yang berbeda, tapi itu terjadi di tempat yang sama dengan Wahyu pasal 4. Dan saya mau kalian perhatikan detail yang sangat menarik.
Dikatakan di Wahyu 5:8 Nah, setelah Ia mengambil gulungan kitab itu…”  kita sudah membahas ini,   “…tersungkurlah keempat makhluk hidup dan kedua puluh empat tua-tua itu di hadapan Anak Domba itu, masing-masing memegang satu kecapi dan cawan-cawan emas, penuh dengan…”  apa?   “…penuh dengan kemenyan: itulah doa orang-orang kudus.”


Now, my question is, where was incense offered in the Hebrew sanctuary? It was offered in the altar of incense in which apartment? In the Holy Place of the Sanctuary.
So we find the candlestick there and we find also the altar of incense there. So this door leads in to the Holy Place of the heavenly Sanctuary. And of course the One who is seated upon the throne in the Holy Place is none other than God the Father.

Sekarang, pertanyaan saya, di mana di Bait Suci Ibrani dupa dipersembahkan? Dupa dipersembahkan di mezbah ukupan di bilik mana? Di Bilik Suci di Bait Suci.
Jadi kita lihat kaki dian di sana, dan kita juga mendapati mezbah ukupan di sana. Maka pintu ini membuka ke Bilik Kudus dari Bait Suci surgawi. Dan tentu saja Sosok yang duduk di atas takhta di Bilik Kudus tak lain adalah Allah Bapa.


Now it’s interesting to notice here that it says “the seven Spirits of God” are before the throne.
Now, there are not 7 Holy Spirits. There is One Holy Spirit, but the number 7 indicates fullness or totality. In other words, present there in the holy throne room is the Holy Spirit in all of Its fullness. So present there is God the Father, the 24 elders, the 4 living creatures, and before the throne, the fullness of the Holy Spirit, are all present there.

Nah, yang menarik di sini dikatakan, “ketujuh Roh Allah” ada di hadapan takhta.
Nah, bukan ada 7 Roh Kudus, hanya ada satu Roh Kudus, tetapi angka 7 mengindikasikan sepenuhnya atau keseluruhannya. Dengan kata lain, di ruang takhta di sana hadir Roh Kudus dengan sepenuhnya. Jadi yang hadir di sana adalah Allah Bapa, ke-24 tua-tua, ke-4 makhluk hidup, dan di hadapan takhta, Roh Kudus sepenuhnya, semuanya ada di sana.


Now I want you to notice the song that is sung by the living creatures and the 24 elders who are present there. They are singing a song in honor of the One who is seated on the throne. We find this in Revelation 4:9-11. It says here, “Whenever the living creatures give glory and honor and thanks to Him who sits on the throne, who lives forever and ever, 10 the twenty-four elders fall down before Him who sits on the throne and worship Him who lives forever and ever, and cast their crowns before the throne, saying:…”  now, notice what the central theme of the hymn is,  “…11 ‘You are worthy, O Lord, to receive glory and honor and power; for You created all things, and by Your will they exist and were created.’"
Now, in our last topic that we studied, we notice that our Creator is Jesus Christ. So you say, “Wait a minute, this is God the Father sitting on the throne and it says that God the Father created all things.”
The fact is that the New Testament tells us that the Architect of creation was God the Father, but the Master builder was Jesus Christ. The Father created through the Son,  the Son performed the Father’s will.
And you’ll notice here that it clearly says “…You created all things, and by Your will they exist and were created.” Jesus simply implemented the Father’s will.

Sekarang saya mau kalian perhatikan lagu yang dinyanyikan makhluk-makhluk hidup dan  ke-24 tua-tua yang hadir di sana. Mereka menyanyikan lagu penghormatan bagi Yang duduk di atas takhta. Kita dapati ini di Wahyu 4:9-11. Dikatakan di sana,  Dan setiap kali makhluk-makhluk hidup itu mempersembahkan puji-pujian dan hormat dan ucapan syukur kepada Dia yang duduk di atas takhta itu, yang hidup selama-lamanya,  10 maka tersungkurlah kedua puluh empat tua-tua itu di hadapan Dia yang duduk di atas takhta itu, dan mereka menyembah Dia yang hidup selama-lamanya. Dan mereka menurunkan mahkota mereka di hadapan takhta itu, sambil berkata:…”  sekarang perhatikan apa tema inti dari himne itu, “…11 ‘Engkau layak,  ya Tuhan, untuk menerima puji-pujian dan hormat dan kuasa; sebab Engkau telah menciptakan segala sesuatu; dan oleh karena kehendak-Mu semuanya itu ada dan diciptakan.’" [NKJV yang diindonesiakan].
Nah, di topik kita yang terakhir kita pelajari, kita tahu bahwa Pencipta kita adalah Yesus Kristus. Jadi kalian berkata, “Tunggu sebentar, ini adalah Allah Bapa yang duduk di takhta, dan ayat ini mengatakan bahwa Allah Bapa-lah yang menciptakan segala sesuatu.”
Faktanya adalah, Perjanjian Baru mengatakan kepada kita bahwa Arsitek penciptaan adalah Allah Bapa, tetapi Pakar Pembangunnya adalah Yesus Kristus. Allah Bapa menciptakan melalui Sang Putra, Sang Putra melaksanakan kehendak BapaNya.
Dan kalian akan melihat di sini dikatakan dengan jelas,  “Engkau telah menciptakan segala sesuatu; dan oleh karena kehendak-Mu semuanya itu ada dan diciptakan." Yesus hanya mengerjakan kehendak Bapa.


So you’ll notice that this hymn is being sung to only One Being, the Father who is sitting on the throne. And He is being exalted in praise, and honor is being given to Him because He is the Creator. Nothing is said in this chapter about redemption. The hymn of praise is because the One who is on the throne is the Creator.
Now, when chapter 4 ends, we are left with some questions.
Where was Jesus in chapter 4? He wasn’t there. God the Father only was sitting on the throne by Himself.
The other question that comes up is, where are the angelic host? In other words where were the multitudes of angels ten thousands time ten thousands and thousands time thousands, where were they in chapter 4? If you look in there in chapter 4, the angels are not there. And Jesus Christ is not there in chapter 4.
So we are left with a couple of questions.

Maka kalian melihat bahwa himne ini dinyanyikan hanya untuk satu Sosok, Allah Bapa, yang sedang duduk di atas takhta. Dan Allah Bapa sedang ditinggikan dalam puji-pujian, dan penghormatan diberikan kepadaNya karena Dialah Sang Pencipta. Tidak disinggung tentang penebusan dalam pasal ini. Himne pujian itu dinyanyikan karena Yang duduk di atas takhta itu Sang Pencipta.
Sekarang, pada waktu pasal 4 berakhir, kita punya beberapa pertanyaan.
Di manakah Yesus di pasal 4? Dia tidak ada di sana. Hanya Allah Bapa yang duduk di atas takhtaNya sendiri.
Pertanyaan yang lain yang muncul adalah, di mana semua bala tentara malaikat? Dengan kata lain di manakah jumlah besar malaikat, sepuluh ribu kali sepuluh ribu, dan beribu-ribu kali beribu-ribu, di mana mereka di pasal 4? Jika kita lihat di pasal 4, para malaikat tidak ada di sana. Dan Yesus Kristus tidak ada di pasal 4.
Jadi kita punya beberapa pertanyaan. 


Now, we need to move to chapter 5.
In chapter 4, all of heaven is preparing the heavenly throne room  for the return of the war hero for the return of Jesus Christ.
Now, let’s move on to chapter 5:1  “And I saw in the right hand of Him who sat on the throne…”  notice it is continuing in the same place as in the previous chapter. It says,    “…And I saw in the right hand of Him who sat on the throne, a scroll written inside and on the back, sealed with…”  what?   “…sealed with seven seals.”
Now, as long as this scroll was rolled up and sealed with seven seals, the contents of the scroll could not be divulged, the contents of the scroll cannot be seen.

Nah, kita harus beralih ke pasal 5.
Di pasal 4 seluruh Surga sedang mempersiapkan ruang takhta surgawi untuk kedatangan Sang Pahlawan Perang, untuk pulangnya Yesus Kristus.
Sekarang mari kita beralih ke pasal 5:1,Dan aku melihat di tangan kanan Dia yang duduk di atas takhta itu…”  perhatikan ini melanjutkan di tempat yang sama dengan pasal sebelumnya. Dikatakan,   “…Dan aku melihat di tangan kanan Dia yang duduk di atas takhta itu, sebuah gulungan kitab, yang ditulisi sebelah dalam dan sebelah luarnya dan dimeterai dengan…”  apa?   “…dimeterai dengan tujuh meterai.”
Nah, selama gulungan ini masih tergulung dan dimeterai oleh tujuh meterai, isinya tidak bisa diungkapkan, isinya tidak bisa dilihat.


And so in verse 2 a question is asked, “… 2 Then I saw a strong angel proclaiming with a loud voice, ‘Who is worthy to open the scroll and to loose its seals?’"
Now that word “worthy” means who is qualified to break the seals, to open the scroll and to reveal its contents? You see, not just anyone could unroll the scroll and reveal what the scroll contains. There had to be an individual who was qualified to do so, who was worthy to do so.

Maka di ayat 2, suatu pertanyaan diajukan,Dan aku melihat seorang malaikat yang gagah, yang berseru dengan suara nyaring, katanya: Siapakah yang layak membuka gulungan kitab itu dan membuka meterai-meterainya?"
Nah, kata “layak” berarti siapa yang memenuhi syarat untuk mematahkan meterai-meterainya, untuk membuka gulungan itu dan mengungkapkan isinya? Kalian lihat, tidak sembarang orang bisa membuka gulungan itu dan mengungkapkan isinya. Harus ada individu yang memenuhi syarat untuk melakukannya, yang layak melakukannya.


And now notice verse 3, there is a crisis, it says in verse 3, “And no one in heaven or on the earth or under the earth was able to open the scroll, or to look at it.”
Interesting. No one in heaven! God the Father was sitting on the throne in heaven. Not even God the Father was qualified to break the seals and open the scroll. Not Moses, not Elijah who had been transported to heaven. Not Enoch. No one in the universe, no one on earth, no one in heaven could open this scroll to reveal its contents. And so now, John reacts.

Dan sekarang perhatikan ayat 3, ada krisis, dikatakan di ayat 3,Tetapi tidak ada satu  pun yang di sorga atau yang di bumi atau yang di bawah bumi, yang dapat membuka gulungan kitab itu atau yang dapat melihat sebelah dalamnya.”
Menarik. Tidak satu pun di Surga! Allah Bapa sedang duduk di atas takhta di Surga, bahkan Allah Bapa pun tidak memenuhi syarat untuk mematahkan meterai-meterainya dan membuka gulungan itu. Tidak Musa, tidak Elia yang sudah diangkat ke Surga, tidak Henokh. Tidak satu pun di seluruh alam semesta, tidak satu pun di bumi, tidak satu pun di Surga bisa membuka gulungan itu dan mengungkapkan isinya. Dan sekarang, Yohanes bereaksi.


In verse 4 we are told, John is speaking about his experience, “…4 So I wept much, because no one was found worthy…”  that is qualified   “…to open and read the scroll, or to look at it.”
Now, the word “wept” here is a very strong word in the Greek language. It’s not just a little weep word that means just to shed some tears, it means to cry out in anguish. For example it is the same word that is used when Peter denied Jesus for the third time, the Bible says that he went out and he wept bitterly. In other words this is crying out with anguish. It’s the same word that is used to describe the ruler of the synagogues when his daughter died, the Bible tells us that the people wept and wailed greatly. It is the same word that is used to describe the disciples’ mourning and weeping when Jesus died, and it’s the same word that is used to describe Jesus’ weeping or agonizing over Jerusalem as He contemplated the city upon the triumphal entry.  In other words John is crying out in anguish. This is a calamity not to have this scroll opened. This is something, this is a life and death matter.
Now, the question is why was this scroll so important?

Di ayat 4 kita mendapat tahu, Yohanes sedang berbicara tentang pengalamannya, “Maka menangislah aku dengan amat sedihnya, karena tidak ada satu pun yang didapati layak…” atau memenuhi syarat “…untuk membuka gulungan kitab itu atau pun melihat sebelah dalamnya.”
Nah, kata “menangis” di sini adalah kata yang sangat kuat dalam bahasa Greeka. Itu bukan hanya suatu kata “menangis” yang berarti mengeluarkan sedikit air mata. Itu artinya meratap dengan kesedihan yang sangat besar. Misalnya itu adalah kata yang sama yang dipakai ketika Petrus menyangkal Yesus untuk ketiga kalinya, Alkitab berkata Petrus keluar dan menangis dengan getir. Dengan kata lain, ini adalah meratap dengan kesedihan yang sangat besar. Itu juga kata yang sama yang dipakai untuk menggambarkan meninggalnya putri seorang pemimpin sinagog, Alkitab mengatakan kepada kita bahwa orang-orang menangis dan meratap dengan sangat. Itu adalah kata yang sama yang dipakai menggambarkan berkabungnya para murid Yesus yang menangis ketika Yesus mati, dan itu juga kata yang sama yang dipakai untuk menggambarkan Yesus menangis dan meratapi Yerusalem saat Dia membayangkan kota tersebut ketika memasukinya pada saat dielu-elukan sebagai raja. Dengan kata lain, Yohanes sedang menangis dengan kesedihan yang amat sangat. Tidak dapat dibukanya gulungan itu merupakan suatu malapetaka. Ini adalah masalah hidup dan mati.
Nah, pertanyaannya adalah, mengapa gulungan ini begitu penting?


We’ve noticed in our study, in our first study in this series, that Adam lost his position as king, and he lost the territory over which he ruled. It was necessary for Jesus to come to this earth to buy back or to redeem that which Adam had lost. In other words, Jesus by His life and His death was going to buy back the lost inheritance of Adam and Eve and all of their descendants.
Now, you say, “Why is this important?”
Because really what this scroll contained was a will or testament, the will or testament of the entire human race.
Allow me to read you a statement from an individual who was my teacher when I went to the seminary in Michigan, studied the book of Revelation very intensively. His name is Kenneth Strand. In his book, Interpreting the book of Revelation pg. 55 he describes the contents of this scroll.  He says, “The central item, the 7 seals scroll portrays a will or testament for that is precisely what such a seven-sealed document was in Roman law in John’s day…” and by the way that can be corroborated by archeology and by history, the way that Romans wrote wills or testaments is they would write them on scrolls and then what they would do, they put 7 strings around the scroll in which where the two ends of the string met, they would place a blob of wax or a blob of clay, that stuck to the two ends and also to the scroll, in that way they could be sure that no one had tampered with the scroll, a person that was not authorized had not opened the scroll, by the seals of the scroll contained. He continues saying,   “…We find then, that the picture we have in the subdivision of Revelation from 4:1 to 8:1 is a court scene in which a will or testament is to be opened. In the context of Revelation, this will or testament would be a title deed…” in other words, the title to the lost possession that human beings lost when Adam sinned. He continued saying, “…this will or testament would be a title deed ~ as it were  ~ to man’s lost inheritance…” an inheritance  “…which has been repurchased by Christ, the Lamb. Thus the scroll is a book of destiny. The opening of it means inheritance in God’s kingdom; its remaining closed means forfeiture. No wonder John wept when he thought no one could open the scroll.”
So what this scroll is, is a will or testament, the will or testament of the human race.

Kita telah melihat dalam pelajaran kita, dalam pelajaran yang pertama dari seri ini, bahwa Adam telah kehilangan posisinya sebagai raja, dan dia kehilangan teritorinya yang dikuasainya. Jadi Yesus harus datang ke dunia ini untuk membeli kembali atau menebus apa yang telah dihilangkan Adam. Dengan kata lain, dengan hidupNya dan dengan kematianNya, Yesus akan membeli kembali warisan yang telah hilang dari Adam dan Hawa dan semua keturunan mereka.
Nah, kalian berkata, “Mengapa ini penting?”
Karena sebenarnya gulungan ini isinya adalah surat waris atau testamen, surat waris atau testamen dari seluruh umat manusia.
Izinkan saya membacakan suatu pernyataan dari seseorang yang dulu adalah guru saya ketika saya belajar di seminari di Michigan, yang mempelajari kitab Wahyu secara sangat intensif. Namanya Kenneth Strand. Dalam bukunya Interpreting the book of Revelation hal. 55, dia menggambarkan isi gulungan itu. Dia berkata, “Item intinya, gulungan bermeterai tujuh menggambarkan suatu surat waris atau testamen, karena persis demikianlah dokumen bermeterai tujuh sesuai Hukum Roma di zaman Yohanes…” dan ketahuilah ini bisa dibuktikan oleh arkeologi dan sejarah. Cara orang Roma menulis surat waris atau testamen adalah mereka menulisnya pada gulungan-gulungan kemudian apa yang mereka lakukan adalah, mereka memasang 7 tali memutari gulungan itu dan di tempat di mana kedua ujung tali itu bertemu akan diberi lilin atau tanah liat yang melekatkan ke dua ujung tali tersebut  pada gulungannya. Dengan cara demikian mereka bisa memastikan tidak ada orang yang mengotak-atik gulungan itu, bahwa orang yang tidak berhak tidak bisa membuka gulungan itu karena meterai-meterai yang ada pada gulungan itu. Dia melanjutkan berkata, “…Dengan demikian gambaran yang kita temukan di kitab Wahyu dari 4:1 hingga 8:1 adalah suatu adegan di pengadilan di mana suatu surat waris atau testamen akan dibuka. Sehubungan dengan konteks Wahyu, surat waris atau testamen ini adalah akte kepemilikan…” dengan kata lain, akte dari hak milik yang sudah hilang, yang hilang dari umat manusia ketika Adam berbuat dosa. Dia melanjutkan berkata, “…surat waris atau testamen ini adalah akte kepemilikan ~ yaitu atas warisan manusia yang telah hilang…” suatu warisan “…yang telah dibeli kembali oleh Kristus, Sang Anak Domba. Dengan demikian, gulungan itu adalah kitab takdir. Dibukanya gulungan itu berarti mewarisi kerajaan Allah. Gulungan yang tetap tidak terbuka berarti kehilangan. Tidak mengherankan Yohanes menangis ketika dia menyangka tidak ada yang bisa membuka gulungan itu.”  
Jadi, gulungan itu adalah suatu surat waris atau testamen, surat waris atau testamen seluruh umat manusia.


Let me ask you, can just anyone open a testament or a will? No. There is an individual who has been given the responsibility and who is qualified to open the will or the testament, usually it’s a lawyer or a family member.
Now, what does a will or a testament reveal? It reveals who will inherit and what they will inherit. So if this is the will or testament, or this is the title deed to the inheritance that Adam lost and all of his descendants lost by their sin, if the will or testament remains closed, what happens? No one will inherit the lost possession. It was a calamity in the mind of John.

Coba saya tanya, bisakah sembarang orang membuka testamen atau surat waris? Tidak. Ada orang yang diberi wewenang dan yang memenuhi syarat untuk membuka surat waris atau testamen, biasanya seorang pengacara atau seorang anggota keluarga.
Nah, apa yang diungkapkan oleh surat waris? Surat waris mengungkapkan siapa yang akan mewarisi dan apa yang akan mereka warisi.
Jadi jika ini merupakan surat waris atau testamen, atau ini adalah akte kepemilikan atas warisan yang telah hilang dari Adam dan semua keturunannya oleh karena dosa mereka, maka jika surat waris atau testamen itu tetap tertutup, apa yang terjadi? Tidak ada satu orang pun yang akan mewarisi hak milik yang hilang. Ini di pikiran Yohanes adalah suatu malapetaka.


Now, Ellen White adds some important details that describe the contents of this scroll. Actually this scroll contains the entire history of the human race and the decision that every individual has made within the history of the world, and their decision determines whether they are going to inherit eternal life with Christ or whether they are going to inherit death. Notice this very interesting statement that we find in Manuscript Releases Vol. 9 pg. 7.  Here Ellen White speaking about this scroll, says the following: There in His open hand lay the book, the roll…”  now listen carefully,   “…the roll of the history of God's providences, the prophetic history of nations and the church…”  what does the scroll contain? It contains   “…the prophetic history of nations and the church…”  She continues saying, “…Herein was contained the divine utterances, His authority, His commandments, His laws, the whole symbolic counsel of the Eternal, and the history of all ruling powers in the nations. In symbolic language was contained in that roll the influence of every nation, tongue, and people from the beginning of earth's history to its close.”

Nah, Ellen White menambahkan beberapa detail yang penting yang menggambarkan isi gulungan ini. Sesungguhnya gulungan ini berisikan seluruh sejarah umat manusia dan keputusan yang dibuat setiap orang dalam sejarah dunia, keputusan yang menentukan apakah mereka akan mewarisi hidup kekal bersama Kristus atau apakah mereka akan mewarisi kematian. Perhatikan pernyataan yang sangat menarik ini yang kita temukan di Manuscript Releases Vol. 9 hal. 7. Di sini Ellen White berbicara tentang gulungan ini, katanya sebagai berikut: “Di dalam tanganNya yang terbuka terdapat kitab itu, gulungan itu…” sekarang dengarkan baik-baik, “…yaitu gulungan yang berisikan sejarah pemeliharaan Tuhan, sejarah bangsa-bangsa dan gereja dalam nubuatan…” apa isi gulungan itu? Isinya: “…sejarah bangsa-bangsa dan gereja dalam nubuatan…” Ellen White melanjutkan berkata, “…Di dalamnya terdapat Firman-Firman Ilahi, wewenangNya, perintah-perintahNya, hukum-hukumNya, seluruh petunjuk simbolis dari Yang Ilahi, dan sejarah semua kekuasaan pemerintahan bangsa-bangsa. Gulungan tersebut berisikan pengaruh setiap bangsa, bahasa dan umat dalam bahasa simbolis sejak awal sejarah dunia hingga akhirnya.”


Basically what the scroll contains is the entire history of the human race and the decisions that have been made within the course of history, individuals have made within the course of history, that will determine whether they will receive the title deed to the possession which originally belonged to Adam or whether they refuse to accept Christ and they will lose their inheritance, they will lose eternal life.

Pada dasarnya isi gulungan tersebut adalah seluruh sejarah umat manusia dan keputusan-keputusan yang telah dibuat masing-masing pribadi dalam perjalanan sejarah, yang akan menentukan apakah mereka bakal menerima akte kepemilikan semua yang aslinya punya Adam, atau mereka menolak menerima Kristus dan mereka akan kehilangan warisan mereka, mereka akan kehilangan hidup kekal. 


Now, allow me to read you another statement. This is very interesting, because Ellen White is going to describe a specific historical event that was written in that scroll. The quotation is found in the book Christ’s Object Lessons pg. 294, listen carefully to what she says. She is speaking about the moment when Pontius Pilate brought Barabbas and Jesus and put them side by side and said to the multitude, “Choose whom you want me to release. Will it be Jesus the Christ or will it be Barabbas?” And of course the multitude said, “Release unto us Barabbas.” Now notice what Ellen White says about this particular  historical event, it was written in that scroll. She says this, Thus the Jewish leaders made their choice…”  see, it’s all about choices that people made in human history.   “…Thus the Jewish leaders made their choice…”  now, listen carefully,   “…Their decision was registered in the book which John saw in the hand of Him that sat upon the throne, the book which no man could open…”  Their choice or their decision was written in that book, now notice what she continues saying,  “…In all its vindictiveness this decision will appear before them in the day when this book is unsealed by the Lion of the tribe of Judah.”   Are they going to face their decision once again? Yes. It was written in this book and someday they are going to see their decision.
Now we must examine more carefully what she is saying here.

Sekarang, izinkan saya membacakan suatu pernyataan. Ini sangat menarik karena Ellen White akan menggambarkan suatu peristiwa sejarah yang khusus, yang tertulis dalam gulungan itu. Kutipan ini terdapat di buku Christ’s Object Lessons hal. 294, dengarkan baik-baik apa katanya. Ellen White berbicara mengenai saat ketika Pontius Pilatus membawa Barabbas dan Yesus dan menempatkan mereka berdampingan dan berkata kepada orang banyak, “Pilihlah siapa yang kalian mau saya lepaskan, apakah Yesus yang Kristus ini atau Barabbas?” Dan tentu ssaja orang banyak berkata, “Lepaskan Barabbas kepada kami.” Nah, perhatikan apa kata Ellen White tentang peristiwa sejarah yang khusus ini yang tertulis di dalam gulungan itu. Ellen White berkata, “Maka para pemimpin Yahudi membuat keputusan mereka…” lihat, semua berkaitan dengan keputusan yang dibuat orang dalam perjalanan sejarah manusia. “…Maka para pemimpin Yahudi membuat keputusan mereka…” sekarang dengarkan baik-baik, “…Keputusan mereka dicatat di dalam kitab yang dilihat Yohanes di tangan Dia yang duduk di atas takhta, [gulungan] kitab yang tidak bisa dibuka oleh siapa pun…” Pilihan mereka atau keputusan mereka tercatat di dalam kitab itu, sekarang perhatikan apa katanya selanjutnya, “…Keputusan yang akan menerima pembalasannya ini akan muncul di hadapan mereka pada hari kitab itu dibuka meterainya oleh Singa dari suku Yehuda.” Apakah mereka akan berhadapan dengan keputusan mereka sekali lagi? Ya. Keputusan itu dicatat di dalam kitab ini dan suatu hari mereka akan melihat kembali keputusan mereka.
Sekarang kita harus memeriksa lebih teliti lagi apa kata Ellen White di sini.


Let me ask you, when Ellen White wrote this it was in 1900 that she wrote the book Christ’s Object Lessons, had this scroll been opened yet in 1900? No, because she is saying that this decision will appear before them”  when this scroll is opened. It had not been opened in 1900 when she wrote it. The opening of the scroll was still in the future.
Another important detail is that she says that those who made this decision, they will see their decision once again. Now, let me ask you, where are all those people that made that decision, where are they today? They are all dead. Could they see the decision that they made if they are dead? No. What would have to happen in order for them to see the decision? They would have to what? They would have to resurrect from the dead to see the result of their decision if it’s in the future.
Now my question, when is it that those who made their decision are going to face their decision again? It is going to be after the thousand years of Revelation chapter 12.

Coba saya tanya, ketika Ellen White menulis ini, itu di tahun 1900 saat dia menulis Christ’s Object Lessons, apakah gulungan itu sudah dibuka di tahun 1900? Tidak. Karena dia berkata, “…Keputusan… ini akan muncul di hadapan mereka…”  ketika gulungan itu dibuka. Gulungan itu tidak dibuka di tahun 1900 ketika dia menulisnya. Pembukaan gulungan itu masih nanti di masa yang akan datang.
Satu lagi detail penting yang dikatakannya yaitu, mereka yang membuat keputusan itu, akan melihat [akibat] keputusan mereka sekali lagi. Nah, coba saya tanya, di mana semua orang yang membuat keputusan itu, di mana mereka sekarang? Mereka semuanya mati. Bisakah mereka melihat keputusan yang mereka buat jika mereka sudah mati? Tidak. Apa yang harus terjadi dulu supaya mereka bisa melihat keputusan mereka? Mereka harus apa dulu? Mereka harus bangkit dari mati dulu untuk melihat akibat keputusan mereka jika itu masih di masa depan.
Sekarang, pertanyaan saya, kapan mereka yang membuat keputusan akan berhadapan dengan keputusan yang mereka buat itu lagi? Nanti setelah masa 1000 tahunnya Wahyu pasal 12.


Now, we may not have time to read a passage from Ellen White in Great Controversy that makes this absolutely clear. But after the millennium when the people are outside the Holy City ~ all of the wicked ~ a great panorama will be shown above the City. The whole history of the human race will be shown again, and everyone who is outside the Holy City will see where by their choice they went astray and why they lost the title deed to the inheritance, that was repurchased by Christ, and why God’s people were saved and why by their choices they were lost. Are you understanding this? Extremely important.

Nah, kita mungkin tidak ada waktu untuk membaca tulisan Ellen White di Great Controversy yang menjelaskan ini dengan sangat gamblang. Tetapi setelah masa millenium (1000 tahun) ketika orang-orang berada di luar Kota Suci ~ yaitu semua orang yang tidak selamat ~ suatu panorama akan dipertontonkan di atas Kota Suci itu. Seluruh sejarah umat manusia akan ditunjukkan lagi dan semua orang yang berada di luar Kota Suci akan melihat bagaimana karena keputusan yang mereka buat sendiri mereka telah tersesat, dan mengapa mereka kehilangan hak kepemilikan atas warisan yang telah dibeli kembali oleh Kristus, dan mengapa umat Tuhan diselamatkan dan mengapa karena keputusan mereka sendiri, mereka tidak selamat. Apakah kalian paham ini? Ini sangat penting.


And so John is weeping, he is crying out because he says, “Hey, if nobody opens this will or testament, nobody will inherit. We’re all lost. We’ll never going to get the title deed back. We’ll never going to get the throne back, we’ll never going to get back the inheritance that we lost.”
Aaah, but now comes the good news.

Maka Yohanes menangis, dia menangis karena dia berkata, “Hei, jika tidak ada yang membuka surat waris atau testamen ini, maka tidak ada satu pun yang bisa mewarisi. Kita semua hilang. Kita tidak pernah akan memperoleh hak kepemilikan itu kembali. Kita tidak pernah bisa mendapatkan takhta itu kembali, kita tidak pernah bisa mendapatkan kembali warisan yang telah hilang dari kita.”
Aaaahh, tetapi sekarang datang kabar baiknya.


Verse 5 of Revelation chapter 5, “…5 But one of the elders said to me, ‘Do not weep. Behold, the Lion of the tribe of Judah, the Root of David…”  now listen to the tenses of the verbs   “…has prevailed…”  what tense is that verb? Future, present or past? Past! It says, “…the Root of David has prevailed…”  and because He prevailed what does that give Him a right to do? It says,   “… to open…”  which is in the future, right?   “…to open the scroll and to loose its seven seals."
What gives Jesus Christ the right to break the seals and to reveal the contents of the book? The fact that He what? The fact that He prevailed or the fact that He overcame. And then I want you to notice verse 6.

Ayat 5 Wahyu pasal 5, Tetapi berkatalah seorang dari tua-tua itu kepadaku: ‘Jangan engkau menangis! Lihatlah, Singa dari suku Yehuda, yaitu Akar Daud…”  sekarang perhatikan keterangan waktunya,   “…telah menang…”  apa keterangan waktunya? Akan datang, sekarang, atau waktu lampau? Lampau! Dikatakan, “…Akar Daud telah menang…”  dan karena Dia telah menang, itu memberiNya wewenang untuk berbuat apa?  “…untuk membuka…”  berarti masih di waktu yang akan datang, bukan?   “…untuk membuka gulungan kitab itu dan membuka ketujuh meterainya.” [NKJV yang diindodnesiakan]
Apa yang memberi Yesus Kristus wewenang untuk mematahkan meterainya dan mengungkapkan isi kitab [gulungan] itu? Faktanya bahwa Dia apa? Faktanya bawah Dia telah menang, atau bahwa Dia telah mengalahkan.
Kemudian saya mau kalian memperhatikan ayat 6.


Suddenly Jesus is there, and the question is where did He come from? He wasn’t there in chapter 4, suddenly in chapter 5 He was there. You know, this scroll [35’52] is sealed with 7 seals, it’s a title deed, it’s a will, who’s going to open this will, who’s going to reveal who will inherit that which was lost? Ah, in verse 6 John says, “…6 And I looked, and behold, in the midst of the throne and of the four living creatures, and in the midst of the elders, stood a Lamb as though it had been slain…”  who is this Being? Jesus Christ. At this point has Jesus died? Yes, because it speaks of Him as a Lamb as though it had been what? Slain. But let me ask you, is He alive when He appears here? Yes, He is. So what has happened? He has died and now He has come into the heavenly throne room, and He has the wounds fresh on His body that He received while He was on the battle ground. And so it says,   “…stood a Lamb as though it had been slain, having seven horns and seven eyes…”  now, here comes a very important detail,   “…seven eyes which are the seven Spirits of God…”  what?   “… sent out into all the earth…”  now that is interesting.

Tiba-tiba Yesus ada di sana, dan pertanyaannya adalah Dia datang dari mana? Tadinya Dia tidak ada di pasal 4, tiba-tiba di pasal 5 Dia ada di sana. Kalian tahu, gulungan ini dimeteraikan dengan 7 meterai, ini adalah akte kepemilikan, ini surat waris, siapa yang akan membuka surat waris ini, siapa yang akan mengungkapkan siapa yang bakal mewarisi apa yang telah hilang?
Ah, di ayat 6, Yohanes berkata, Maka aku melihat, dan tampaklah, di tengah-tengah takhta dan keempat makhluk hidup itu dan di tengah-tengah tua-tua itu, berdiri seekor Anak Domba seperti telah disembelih…”  siapakah ini? Yesus Kristus. Pada waktu itu apakah Yesus sudah mati? Ya, karena ayat ini menyebutNya sebagai Anak Domba seperti telah diapakan? Disembelih. Tetapi coba saya tanya, apakah Dia hidup ketika Dia muncul di sini? Ya, Dia hidup. Jadi apa yang terjadi? Dia sudah mati dan sekarang Dia datang ke ruang takhta surgawi, membawa bekas luka-lukaNya yang masih segar di tubuhNya yang dideritaNya ketika Dia berada di medan peperangan. Maka dikatakan, “…berdiri seekor Anak Domba seperti telah disembelih,  memiliki tujuh tanduk dan tujuh mata…”  sekarang muncul suatu detail yang sangat penting,   “…tujuh mata itulah ketujuh Roh Allah yang…”  apa?   “…diutus ke seluruh bumi…”  Nah, ini menarik.


Because in chapter 4 it says that the 7 Spirits were there. But now in chapter 5 we are told that Jesus arrives, what happens with the 7 Spirits? They are sent to the earth.
Question: What historical event is being described by the 7 Spirits, or the fullness of the Spirit sent to the earth?
What is being described is what happened on the day of Pentecost when the Holy Spirit was poured out on earth in Its fullness, which was the signal that Jesus had arrived in heaven, and that Jesus had taken the scroll from the Father’s hand and that He was going to guide in history so that this scroll eventually could be open.

Karena di pasal 4 dikatakan bahwa di sana ada 7 Roh. Tetapi sekarang di pasal 5 kita diberitahu bahwa Yesus tiba, dan apa yang terjadi dengan ke-7 Roh? Mereka diutus ke seluruh bumi.
Pertanyaan: peristiwa apa dalam sejarah yang digambarkan oleh ke-7 Roh ini, atau oleh Roh sepenuhnya yang dikirim ke dunia?
Apa yang digambarkan adalah apa yang terjadi pada hari Pentakosta ketika Roh Kudus sepenuhnya dicurahkan ke atas dunia, yang merupakan tanda bahwa Yesus telah tiba di Surga dan bahwa Yesus telah mengambil gulungan kitab itu dari tangan Allah Bapa dan bahwa Dia yang akan memimpin sejarah supaya gulungan ini pada akhirnya bisa dibuka.


And then notice verse 7. See, Jesus wasn’t there, it says in verse 7,  “…7 Then He came…”  so He comes, He wasn’t there before, where is He coming from? He’s coming from earth because He’s just been wounded as the Lamb, but He is coming up there alive, He is standing in the midst of the throne, He’s just died, He’s resurrected. Now He has arrived in the heavenly throne room. And so it says,    “…He came and took the scroll out of the right hand of Him who sat on the throne.”
Jesus is saying, “I can take the scroll, I can break the seals, I can reveal who will inherit eternal life and who will not inherit eternal life.”
And then when Jesus takes the scroll, in verses 8-10, the 24 elders and the living creatures break out in a hymn of praise. Notice Revelation 5:8-10, and incidentally there is a translation problem here that we are going to deal with in the next few lectures in our series. You know, it gives the impression as we read this passage that the 24 elders were redeemed from the earth and that the 24 elders are going to reign upon this earth. Just for now I want you to understand there is a translation problem which we will deal with later. But I want you to notice the central theme of this song.
It says in verse 8,Now when He had taken the scroll, the four living creatures and the twenty-four elders fell down before the Lamb…”  you see, the Lamb has taken the scroll, He is going to break the seals and He is going to open the scroll to reveal who is going to receive the lost inheritance, the title deed. And so it says,  “…when He had taken the scroll, the four living creatures and the twenty four elders fell down before the Lamb, each having a harp, and golden bowls full of incense, which are the prayers of the saints. 9 And they sang a new song, saying…”  notice that this song is in honor of the Redeemer now. In chapter 4 it was in honor of the One on the throne because He was the Creator. Now the Redeemer comes into view because the Redeemer has come from earth and presented Himself in the heavenly [40’02] throne room. And so it says, “…And they sang a new song, saying:   ‘You are worthy to take the scroll, and to open its seals…”  why could Jesus do this? Notice,  “…For…”  that means because,   “…For You were…”  what?   “…You were slain, and have redeemed…”  that word “redeemed” means to buy back by paying a price, He bought back the lost inheritance. In other words, “…You were slain and have redeemed us to God by Your blood.  Out of every tribe and tongue and people and nation, 10 and have made us kings and priests to our God; and we shall reign on the earth."
Notice that this hymn is now in honor of the Redeemer Who has now taken the scroll, He is going to open the scroll and reveal who will be in the Kingdom with Him.

Lalu perhatikan ayat 7. Lihat, Yesus tidak ada di sana tadinya, dikatakan di ayat 7,Lalu datanglah Anak Domba itu…”  jadi Dia datang, tadinya Dia tidak di sana, dari mana Dia datang? Dia datang dari dunia karena Dia baru saja tersembelih sebagai Anak Domba, tetapi Dia datang ke sana sekarang hidup-hidup, Dia berdiri di tengah-tengah takhta, Dia mati, Dia sudah bangkit, sekarang Dia tiba di ruang takhta surgawi. Maka dikatakan,    “…Lalu datanglah Anak Domba itu dan menerima gulungan kitab itu dari tangan Dia yang duduk di atas takhta itu”
Yesus berkata, “Aku mampu mengambil gulungan itu, Aku mampu mematahkan meterai-meterainya, Aku mampu mengungkapkan siapa yang akan mewarisi hidup kekal dan siapa yang tidak akan mewarisi hidup kekal.”
Kemudian ketika Yesus mengambil gulungan itu, di ayat 8-10, ke-24 tua-tua dan makhluk-makhluk hidup bersama-sama menyerukan himne pujian. Perhatikan Wahyu 5:8-10, dan kebetulan di sini terdapat masalah penerjemahan yang nanti akan kita bahas dalam beberapa pelajaran berikutnya dari seri ini. Kalian tahu, dengan membaca terjemahan ini, itu memberikan kesan seakan-akan ke-24 tua-tua ini telah ditebus dari dunia dan bahwa ke-24 tua-tua ini akan memerintah di dunia ini. Sementara ini, saya hanya ingin kalian tahu bahwa ada masalah penerjemahan di sini yang nanti akan kita bahas. Tetapi sekarang ini saya mau kalian perhatikan tema inti lagunya.
Dikatakan di ayat 8, Nah, setelah Ia mengambil gulungan kitab itu, tersungkurlah keempat makhluk hidup dan kedua puluh empat tua-tua itu di hadapan Anak Domba itu…” kalian lihat, Anak Domba itu telah mengambil gulungan itu. Dia akan mematahkan meterai-meterainya, dan Dia akan membuka gulungan itu untuk mengungkapkan siapa yang akan menerima warisan yang sempat hilang, akte kepemilikannya. Maka dikatakan,   “…setelah Ia mengambil gulungan kitab itu tersungkurlah keempat makhluk hidup dan kedua puluh empat tua-tua itu di hadapan Anak Domba itu, masing-masing memegang satu kecapi dan cawan-cawan emas, penuh dengan kemenyan: itulah doa orang-orang kudus. 9 Dan mereka menyanyikan suatu nyanyian baru katanya:…”  perhatikan, lagu ini sekarang adalah untuk menghormati Sang Penebus. Di pasal 4 lagunya untuk menghormati Yang duduk di atas takhta karena Dialah Sang Pencipta. Sekarang Sang Penebus muncul, karena Sang Penebus datang dari bumi dan menampilkan DiriNya di ruang takhta surgawi. Maka dikatakan, “…Dan mereka menyanyikan suatu nyanyian baru katanya, ‘Engkau layak menerima gulungan kitab itu dan membuka meterai-meterainya…” mengapa Yesus sanggup melakukan ini? Perhatikan, “…karena Engkau telah…”  apa?   “…Engkau telah disembelih dan telah menebus…”  kata “menebus” ini berarti membeli kembali dengan membayar harganya. Dia telah membeli kembali warisan yang hilang. Dengan kata lain,  “…Engkau telah disembelih dan telah menebus kita bagi Allah dengan darah-Mu dari tiap-tiap suku dan bahasa dan kaum dan bangsa. 10 Dan Engkau telah membuat kita menjadi raja-raja dan imam-imam bagi Allah kita, dan kita akan memerintah sebagai raja di bumi.’”
Perhatikan himne ini sekarang untuk menghormati Sang Penebus, yang telah mengambil gulungan itu, Dia akan membuka gulungan itu dan mengungkapkan siapa yang akan berada di dalam Kerajaan bersamaNya.


And then I want you to notice that after the elders and after the 4 living creatures sing the song in honor of the Redeemer, suddenly all of the angelic hosts are there.
The question: where were they in chapter 4? Suddenly when Jesus arrives, the angelic hosts arrive too. Where did they come from? We are going to notice, verses 11 and 12 of Revelation chapter 5: Then I looked, and I heard the voice of many angels around the throne, the living creatures, and the elders; and the number of them was…”  what?   “…ten thousand times ten thousand, and thousands of thousands…”  now the angelic hosts have made themselves present. They were not there in chapter 4. Jesus wasn’t there in chapter 4, but now the Redeemer arrives from the battlefield, He has the wounds to prove it, and now the angelic hosts also have arrived because they went to earth to pick up Jesus and bring Him back. And so it says, “…Then I looked, and I heard the voice of many angels around the throne, the living creatures, and the elders; and the number of them was ten thousand times ten thousand, and thousands of thousands, 12 saying with a loud voice:…”  now notice once again the central theme of the hymn, “…‘Worthy is the Lamb who was slain to receive power and riches and wisdom, and strength and honor and glory and blessing!’"

Lalu saya mau kalian perhatikan bahwa setelah tua-tua dan keempat makhluk hidup itu menyanyikan lagu penghormatan kepada Sang Penebus, tiba-tiba semua bala tentara malaikat ada di sana.
Pertanyaannya: di mana mereka di pasal 4? Tiba-tiba ketika Yesus tiba, bala tentara malaikat tiba juga. Mereka datang dari mana? Kita akan melihat di ayat 11 dan 12 Wahyu pasal 5: “Maka aku melihat dan aku mendengar suara banyak malaikat di sekeliling takhta, makhluk-makhluk hidup dan tua-tua itu; jumlah mereka…” apa?   “… berlaksa-laksa dan beribu-ribu laksa…”  sekarang bala tentara malaikat sudah menampilkan diri. Di pasal 4 mereka tidak ada. Yesus juga tidak ada di pasal 4. Tetapi sekarang Sang Penebus tiba dari medan peperangan, dan Dia bisa membuktikannya dengan bekas-bekas lukaNya. Sekarang  bala tentara malaikat juga sudah tiba, karena mereka pergi ke dunia untuk menjemput Yesus dan membawaNya kembali. Maka dikatakan,   “…Maka aku melihat dan aku mendengar suara banyak malaikat di sekeliling takhta, makhluk-makhluk hidup dan tua-tua itu; jumlah mereka berlaksa-laksa dan beribu-ribu laksa, 12 berkata dengan suara nyaring:…”  sekarang dengarkan sekali lagi tema inti dari himne itu,   “…‘Layaklah Anak Domba yang telah disembelih itu untuk menerima kuasa, dan kekayaan, dan hikmat, dan kekuatan, dan hormat, dan kemuliaan, dan berkat!"
And so the elders are seen, and we find the four living creatures are seen, the angelic hosts are seen, and now in verse 13 the entire universe is seen, notice what verse 13 says, And every creature which is in heaven and on the earth and under the earth and such as are in the sea, and all that are in them, I heard saying:  ‘Blessing and honor and glory and power be to Him who sits on the throne, and to the Lamb, forever and ever!’"
Are you catching the picture?

Maka tua-tua terlihat di sana, dan kita dapati ke-4 makhluk hidup juga di sana, bala tentara malaikat terlihat di sana, dan sekarang di ayat 13 seluruh alam semesta terlihat di sana, perhatikan apa kata ayat 13, Dan aku mendengar semua makhluk yang di sorga dan yang di bumi dan yang di bawah bumi dan yang di laut dan semua yang ada di dalamnya, berkata: ‘Bagi Dia yang duduk di atas takhta dan bagi Anak Domba, segala puji dan hormat dan kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya!"
Apakah kalian menangkap gambarnya?


Now I want to read you a rather lengthy passage from the book The Desire of Ages, see the little old lady knew all of this. We’ve studied this from the Bible now I want to read  the inspired commentary in the book The Desire of Ages and immediately you are going to see the connection. This in the chapter titled “To My Father and to Your Father”. It’s the last chapter of Desire of Ages that deals with the ascension of Christ. Now listen to what she says, it is in 833-835. She says, “All  heaven was waiting to welcome the Saviour to the celestial courts…”  see, that’s Revelation 4, isn’t it?  She says,  “…As He ascended, He led the way, and the multitude of captives set free at His resurrection followed…”  Now, you know there is this idea in the SDA church that the 24 elders are those that resurrected with Christ that Jesus took to heaven with Him when He ascended to heaven. That is not possible. Because the 24 elders were there in chapter 4 before Jesus arrives in chapter 5 with those who resurrected! Are you understanding what I am saying? And we’ll develop this in our coming lectures all the more. And so it says,   “…All  heaven was waiting to welcome the Saviour to the celestial courts. As He ascended, He led the way, and the multitude of captives set free at His resurrection followed…”  Listen carefully,   “…The heavenly host…”  that’s the angels, the ten thousands time ten thousands and thousands of thousands, she says,  “…The heavenly host with shouts and acclamations of praise and celestial song, attended the joyous train…”  so all of the angelic hosts are coming back with Him.   “… As they drew near to the city of God, the challenge is given by the escorting angels: ‘Lift up your heads, O ye gates; and be ye lift up, ye everlasting doors; and the King of glory shall come in.’ Joyfully the waiting sentinels (angels) respond, ‘Who is this King of glory?’ This they say, not because they know not who He is, but because they would hear the answer of exalted praise, ‘The Lord strong and mighty, the Lord mighty in battle!…”  why would He be called the Lord mighty in battle? Because He is coming back from the battlefield, He is the war hero that is coming back alive. And then they continue singing,  “…‘ Lift up your heads, O ye gates; even lift them up, ye everlasting doors; and the King of glory shall come in.’ again is heard the challenge, ‘Who is this King of glory?’…” this is quoting Psalm 24,   “…for the angels never weary of hearing His name exalted. The escorting angels make reply, ‘The Lord of hosts; He is the King of glory.’

Sekarang saya mau membacakan suatu bacaan yang cukup panjang dari buku The Desire of Ages. Lihat, si ibu tua (maksudnya Ny. White) itu sudah mengetahui semua ini. Kita telah mempelajari ini dari Alkitab, sekarang saya mau membaca komentar yang diilhami Roh Kudus dari buku The Desire of Ages, dan kita akan segera melihat hubungannya. Ini ada di bab yang berjudul “To My Father and to Your Father” (Kepada BapaKu dan kepada Bapakmu). Ini adalah pasal terakhir di Desire of Ages yang berbicara tentang kenaikan Kristus ke Surga. Sekarang dengarkan apa kata Ellen White, ini ada di hal. 833-835.
Ellen White berkata, “Seluruh Surga sedang menunggu untuk menyambut kedatangan Sang Juruselamat ke ruang pengadilan surgawi…” lihat, itu adalah Wahyu pasal 4, bukan? Ellen White berkata, “…Pada saat Dia naik, Dia yang memimpin di depan, dan banyak orang tawanan yang dibebaskan pada saat kebangkitanNya, mengikuti…” Nah, kalian tahu, di dalam gereja MAHK ada pendapat bahwa ke-24 tua-tua adalah mereka yang bangkit bersama Kristus, yang dibawa Kristus ke Surga bersamaNya saat Dia naik ke Surga. Itu tidak mungkin, karena ke 24 tua-tua sudah ada di Surga di pasal 4 sebelum Yesus tiba di pasal 5 bersama mereka yang dibangkitkan! Apakah kalian paham apa yang saya katakan? Dan nanti di pelajaran-pelajaran kita berikutnya hal ini akan kita bahas lebih dalam lagi. Maka dikatakan, “Seluruh Surga sedang menunggu untuk menyambut kedatangan Sang Juruselamat ke ruang pengadilan surgawi…” lihat, itu adalah Wahyu pasal 4, bukan? Ellen White berkata, “…Pada saat Dia naik, Dia yang memimpin di depan, dan banyak orang tawanan yang dibebaskan pada saat kebangkitanNya, mengikuti…” Dengarkan baik-baik, “…Bala tentara samawi…” yaitu para malaikat, yang berlaksa-laksa dan beribu-ribu laksa, “…Bala tentara samawi dengan seruan dan aklamasi, pujian dan lagu surgawi, mendampingi iring-iringan yang penuh sukacita ini…” jadi semua bala tentara malaikat kembali ke Surga bersama Yesus. “…Saat mereka mendekati Kota Allah, malaikat-malaikat pendamping memberikan perintah: ‘Angkatlah kepalamu, O, pintu-pintu gerbang, dan terangkatlah kamu pintu-pintu yang abadi, maka Raja Kemuliaan akan masuk.’ [Maz. 24:7]  Dengan penuh sukacita, penjaga-penjaga (malaikat-malaikat) yang sedang menunggu,  menjawab, ‘Siapakah Raja Kemuliaan ini?’ Ini mereka katakan bukan karena mereka tidak tahu siapa Dia, tetapi karena mereka suka mendengar pujian yang diberikan, ‘Tuhan yang kuat dan perkasa, Tuhan yang perkasa dalam peperangan!’…”  Mengapa Dia disebut Tuhan yang perkasa dalam peperangan? Karena Dia kembali dari medan peperangan, Dia adalah pahlawan perang yang pulang hidup-hidup. Kemudian mereka melanjutkan menyanyi, “…‘Angkatlah kepalamu, O, pintu-pintu gerbang, dan terangkatlah kamu pintu-pintu yang abadi, maka Raja Kemuliaan akan masuk.’ Lagi-lagi terdengar perintah, ‘Siapakah Raja Kemuliaan ini?’…” ini mengutip Mazmur 24, “…karena para malaikat tidak jemu-jemunya mendengar namaNya ditinggikan. Malaikat-malaikat pendamping menjawab, ‘Tuhan bala tentara samawi, Dialah Raja Kemuliaan.’”


And now I want you to notice the description that Ellen White gives. You know Ellen White does not talk about 24 elders, 4 living creatures, doesn’t speak about the One sitting on the throne, she doesn’t describe a Lamb as though it had been slain, what Ellen White does is that she interprets these symbols in matter of fact language. Now, let’s see if we can identify  the beings that were present there, who the 4 living creatures are, who the 24 elders are, who is the One seated on the throne, and who is the Lamb as though it had been slain.
She says,  “…Then the portals of the city of God are opened wide, and the angelic throng…”  see the angels are coming with Jesus,  “…the angelic throng sweep through the gates amid a burst of rapturous music.…”  and now she says,   “…There is the throne, and around it the rainbow of promise…”  does that ring a bell? Then she says,   “…There are cherubim and seraphim…”  who are those beings? The 4 living creatures. Then she uses 3 phrases to describe another group that is present there, she says,   “…The commanders of the angel hosts…”  and we are going to talk about this in the next 3 lectures,  “…the commanders of the angel hosts, the sons of God, the representatives of the unfallen worlds, are assembled…”  those are three terms that are describing the same group, “…the commanders of the angel hosts, the sons of God, the representatives of the unfallen worlds, are assembled…”  what group would that be? We have already identified the 4 living creatures, what group would that be? It would have to be the 24 elders. Then she continues saying, notice,  “…The heavenly council before which Lucifer had accused God and His Son, the representatives of those sinless realms over which Satan had thought to establish his dominion,—all are there to welcome the Redeemer. They are eager to celebrate His triumph and to glorify their King…”  and now something is going to happen, there’s going to be absolute silence in heaven,  “….But He waves them back. Not yet; He cannot now receive the coronet of glory and the royal robe…”  listen carefully,  “…He enters into the presence of His Father…”  also we know Who is on the throne now. Who is on the throne? Ah, the Father. Was Jesus there before? No, in Revelation chapter 5 it says, “He came”, now it says,  “…He enters into the presence of His Father…”  and now I want you to notice, how He presents Himself,  “…He points to His wounded head, the pierced side, the marred feet; He lifts His hands, bearing the print of nails…”  what is Jesus presenting Himself as? As the Lamb as though it had been slain. But Ellen White does not use the symbolic language, Ellen White interprets the symbolic language. She says the One on the throne is the Father. The 4 living creatures are seraphim and cherubim, she says the 24 elders are the sons of God, the representative of the worlds that never sinned, she continues saying,   “…He lifts His hands bearing the print of nails, He points to the tokens of His triumph; He presents to God the wave sheaf, those raised with Him as representatives of that great multitude who shall come forth from the grave at His second coming. He approaches the Father, with whom there is joy over one sinner that repents; who rejoices over one with singing. Before the foundations of the earth were laid, the Father and the Son had united in a covenant to redeem man if he should be overcome by Satan. They had clasped Their hands in a solemn pledge that Christ should become the surety for the human race…”  that is, that His life would be in place of His people and His death would be in place of His people. He is their surety, that’s what it means. So she continues saying,   “…They had clasped Their hands in a solemn pledge that Christ should become the surety for the human race. This pledge Christ has fulfilled. When upon the cross He cried out, ‘It is finished,’ He addressed the Father…”  when He said, “It is finished” He was talking to His Father, “…The compact had been fully carried out…”  now notice the burden of Jesus, the reason why He wants to open the scroll is to reveal who He can take home with Him. Notice what it continues saying,  “…Now He declares: ‘Father, it is finished.’ I have done Thy will, O My God. I have completed the work of redemption. If Thy justice is satisfied, I will that they also, whom Thou hast given Me, be with Me where I am.’[ John 19:30;17:24]…”  what is it that the will or testament reveal? Who is going to inherit with Jesus. Ah, now listen to this   “…The voice of God is heard proclaiming that justice is satisfied. Satan is vanquished. Christ's toiling, struggling ones on earth are “accepted in the Beloved.” [Ephesians 1:6]. Before the heavenly angels and the representatives of unfallen worlds, they are declared justified. Where He is, there His church shall be. Mercy and truth are met together; righteousness and peace have kissed each other. [Psalm 85:10]. The Father's arms encircle His Son, and the word is given, ‘Let all the angels of God worship Him.’ [Hebrews 1:6.]…”  and then Ellen White quotes Revelation 5:12 and Revelation 5:13, I’ll read it,   “…With joy unutterable, rulers and principalities and powers acknowledge the supremacy of the Prince of life. The angel host prostrate themselves before Him, while the glad shout fills all the courts of heaven, ‘Worthy is the Lamb that was slain to receive power, and riches, and wisdom, and strength, and honor, and glory, and blessing.’ [Revelation 5:12.] In case you are wondering what she’s describing in Revelation 4 and 5. Then she says,   “…Songs of triumph mingle with the music from angel harps, till heaven seems to overflow with joy and praise. Love has conquered. The lost is found. Heaven rings with voices in lofty strains proclaiming, ‘Blessing, and honor, and glory, and power, be unto Him that sitteth upon the throne, and unto the Lamb forever and ever.’ [Revelation 5:13]. …”  So what we have in Revelation 4 and 5 is the return of the War Hero.

Dan sekarang saya mau kamu memperhatikan deskripsi yang diberikan Ellen White. Kalian tahu Ellen White tidak berbicara tentang ke-24 tua-tua, ke-4 makhluk hidup, tidak berbicara tentang Sosok yang duduk di atas takhta, dia tidak menggambarkan Anak Domba yang seperti telah disembelih. Apa yang dilakukan Ellen White adalah dia mengartikan simbol-simbol tersebut dengan bahasa yang sehari-hari. Nah, mari kita lihat apakah kita bisa mengidentifikasi makhluk-makhluk yang hadir di sana, siapa ke-4 makhluk hidup, siapa ke-24 tua-tua, atau siapa Sosok yang duduk di atas takhta, dan siapa Anak Domba yang seperti telah disembelih.
Ellen White berkata, “…Lalu gerbang Kota Allah terbuka lebar, dan malaikat dalam jumlah besar…” lihat para malaikat datang bersama Yesus, “…malaikat dalam jumlah besar melintas melalui gerbang di antara ledakan musik yang mempesona…” dan sekarang dia berkata, “…Di sana  ada takhta, yang dikelilingi pelangi perjanjian…” apakah itu mengingatkan kita kepada sesuatu? Lalu dia berkata, “…Ada kerubim dan serafim…” siapakah makhluk-makhluk ini? Ke-4 makhluk hidup. Lalu Ellen White memakai tiga ungkapan untuk menggambarkan kelompok yang lain yang hadir di sana, dia berkata, “…Para panglima bala tentara malaikat…” dan kita akan membahas ini dalam tiga pelajaran kita berikutnya, “…Para panglima bala tentara malaikat, anak-anak Allah, wakil-wakil dari dunia-dunia yang tidak pernah berdosa, berkumpul…” Itulah tiga istilah yang menggambarkan kelompok yang sama, “…Para panglima bala tentara malaikat, anak-anak Allah, wakil-wakil dari dunia-dunia yang tidak pernah berdosa, berkumpul…” Kelompok mana ini kira-kira? Kita telah mengidentifikasi ke-4 makhluk hidup, jadi kelompok mana ini kira-kira? Ini haruslah ke-24 tua-tua. Lalu Ellen White melanjutkan, perhatikan, “…Dewan surgawi kepada siapa Lucifer pernah menggugat Tuhan dan PutraNya, wakil-wakil dari dunia-dunia yang tidak pernah berdosa, di mana Setan menyangka bisa mendirikan kekuasaannya ~ semua hadir di sana untuk menyambut Sang Penebus. Mereka rindu merayakan kemenanganNya dan memuliakan Raja mereka…” dan sekarang sesuatu akan terjadi, akan ada keheningan mutlak di Surga, “…Tetapi Dia mengisyaratkan supaya mereka mundur. Belum waktunya; sekarang Dia masih belum bisa menerima mahkota kemuliaan dan jubah kebesaran…” dengarkan baik-baik, “…Dia masuk ke hadirat BapaNya…” jadi kita juga tahu Siapa yang duduk di atas takhta sekarang. Siapa yang duduk di takhta? Ah, Allah Bapa. Apakah Yesus tadi sudah di sana? Tidak. Di Wahyu pasal 5 dikatakan, “Dia datang”, sekarang dikatakan, “…Dia masuk ke hadirat BapaNya…” dan sekarang saya mau kalian perhatikan, bagaimana Dia menampilkan DiriNya, “…Dia menunjuk ke kepalaNya yang terluka, ke lambungNya yang tertusuk, kakiNya yang terluka, Dia mengangkat tanganNya yang berbekas paku…” Yesus menampilkan DiriNya sebagai apa? Sebagai Anak Domba yang seperti tersembelih. Tetapi Ellen White tidak memakai bahasa simbolisnya, Ellen White mengartikan bahasa simbolisnya. Dia berkata, Sosok yang duduk di takhta itu Allah Bapa, ke-4 makhluk hidup adalah serafim dan kerubim, dia berkata ke-24 tua-tua adalah anak-anak Allah, wakil-wakil dari  dunia-dunia yang tidak pernah berdosa. Ellen White melanjutkan, “…Dia mengangkat tanganNya yang berbekas paku, Dia menunjuk ke tanda-tanda kemenanganNya, Dia mempersembahkan kepada Tuhan persembahan unjukan, yaitu mereka yang dibangkitkan bersamaNya yang mewakili kumpulan orang banyak yang akan keluar dari kubur saat kedatanganNya yang kedua. Dia menghampiri Allah Bapa, yang bersukacita bilamana ada satu saja orang berdosa yang bertobat, yang bersukacita atas yang satu itu dengan nyanyian. Sebelum dasar dunia diletakkan, Allah Bapa dan Putra telah bersatu dalam suatu kesepakatan untuk menyelamatkan manusia jika manusia sampai dikalahkan oleh Setan. Mereka telah berjabat tangan dalam suatu perjanjian yang khidmat bahwa Kristus akan menjadi jaminan untuk umat manusia…” artinya hidupNya akan menggantikan umatNya dan matiNya akan menggantikan umatNya. Dialah yang menjadi jaminan mereka, itulah maknanya. Maka Ellen White melanjutkan berkata, “…Mereka telah berjabat tangan dalam suatu perjanjian yang khidmat bahwa Kristus akan menjadi jaminan untuk umat manusia. Janji ini telah digenapi oleh Kristus ketika di atas salib Dia berseru, ‘Sudah selesai’ Dia berbicara kepada Bapa…” Ketika Kristus berkata “Sudah selesai”  Dia sedang berbicara kepada BapaNya, “…Perjanjian sudah dilaksanakan dengan sempurna…” sekarang perhatikan, beban Yesus, alasan mengapa Dia mau membuka gulungan itu untuk mengungkapkan siapa yang bisa dibawaNya pulang bersamaNya. Perhatikan apa kata selanjutnya, “…Sekarang Dia menyatakan, Bapa, ‘sudah selesai’[Yoh.19:30]. Aku telah melakukan kehendakMu, O, Allahku. Aku telah menyelesaikan pekerjaan penebusan. Jika keadilanMu sudah terpuaskan, Aku mau supaya mereka yang telah Engkau berikan kepada-Ku, boleh bersama-sama dengan Aku di mana Aku berada.’ [Yoh. 17:24]…”
Apakah yang diungkapkan oleh surat waris atau testamen itu? Siapa yang akan mewarisi bersama Yesus. Ah, sekarang dengarkan ini, “…Suara Tuhan terdengar menyatakan bahwa keadilan telah dipuaskan. Setan telah dikalahkan. Umat Kristus yang menderita dan bergumul di dunia telah diterima ‘di dalam Dia yang dikasihiNya’ [Efe. 1:6]. Di hadapan malaikat surgawi dan wakil-wakil dunia-dunia yang tidak pernah berdosa, mereka dinyatakan sudah dibenarkan. Di mana pun Dia berada, di sanalah gerejaNya akan berada. “Pengampunan  dan kebenaran bertemu, keadilan dan damai sejahtera telah saling cium” [Maz. 85:10]. Lengan Bapa memeluk PutraNya dan perintah pun diserukan, ‘Biarlah semua malaikat Allah menyembah Dia’ [Ibr. 1:6]…” Lalu Ellen White mengutip Wahyu 5:12 dan 13, saya bacakan,  “…Dengan sukacita yang tak terkatakan, pemerintah dan penguasa dan kekuasaan mengakui supremasi Pangeran Kehidupan. Bala tentara samawi sujud di hadapanNya, sementara seruan sukacita memenuhi ruang pengadilan surgawi: Layaklah Anak Domba yang telah disembelih itu untuk menerima kuasa, dan kekayaan, dan hikmat, dan kekuatan, dan hormat, dan kemuliaan, dan berkat! [Wah. 5:12]…” Sekiranya kalian bertanya-tanya apa yang digambarkan Ellen White di Wahyu 4 dan 5. Lalu dia berkata, “…Lagu kemenangan bercampur dengan musik dari kecapi para malaikat hingga Surga seakan berlimpah sukacita dan pujian. Kasih telah menang. Yang hilang telah ditemukan. Surga berdentang dengan suara-suara dalam nada-nada surgawi, mengumumkan, Bagi Dia yang duduk di atas takhta dan bagi Anak Domba, segala puji dan hormat dan kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya!’ [Wah. 5:13]…”
Jadi apa yang ada di Wahyu pasal 4 dan 5 adalah kembalinya Sang Pahlawan Perang.


Now we have a couple of minutes left, if you want to read the whole description, in Great Controversy pg. 666-669, you’ll find the description that Ellen White gives of the moment when this scroll is opened, after the Millennium. You know she actually mentions a great panorama that will be shown above the Holy City,  and she describes how the entire history of the world will be seen in panoramic view, by those who are in the City and by those who are outside the Holy City. In fact she mentions several individuals by name. Who does she mention? She says that the panorama begins with Adam, in his innocence in the garden and ends at the very end of history. But she mentions that outside the Holy City will be Anas the High Priest, was he one of those who cried out, “Release unto us Barabbas”?  She says Pilate is there. She says Herod is there. She mentions also Herodias as being there, the woman who led to the death of John the Baptist, she says that priests and rulers are there, and then she goes on to mention the period of the apostles, she speaks about all of the martyrs that were killed by Nero, she mentions Nero by name, she mentions Nero’s mother being present there, seeing this great panoramic view the decisions that they made within the course of human history. Then she moves on to describes the history of the church in the middle ages, she says Papists, priests and prelates are there, she says the proud Pontiffs are there, the pretended fathers of the church are there, and she ends by saying “the whole wicked world stand arraigned at the bar of God on the charge of high treason against the government of heaven. They have none to plead their cause, they are without excuse, and the sentence of eternal death is pronounced against them.

Nah, kita masih punya waktu beberapa menit, jika kalian mau membaca seluruh deskripsinya ada di Great Controversy, hal. 666-669, kalian akan mendapatkan deskripsi yang diberikan Ellen White mengenai saat ketika gulungan tersebut dibuka setelah masa 1000 tahun. Kalian tahu, Ellen White mengatakan suatu panorama besar akan ditunjukkan di atas Kota Suci, dan dia menggambarkan bagaimana seluruh sejarah dunia akan terlihat dalam pandangan panorama itu oleh mereka yang berada di dalam Kota Suci dan oleh mereka yang berada di luar Kota Suci. Bahkan Ellen White menyebut beberapa individu dengan nama. Siapa yang disebutnya? Dia berkata bahwa panorama itu dimulai dengan Adam, di saat kepolosannya di taman Eden, dan diakhiri dengan ujung terakhir sejarah. Tetapi Ellen White mengatakan bahwa di luar Kota Suci ada Imam Besar Hanas. Dia kan yang berseru “Lepaskan Barabbas bagi kami”? Ellen White berkata Pilatus ada di sana. Dia berkata Herodes ada di sana. Dia juga menyebut Herodias ada di sana, perempuan penyebab kematian Yohanes Pembaptis. Dia berkata, para imam dan penguasa ada di sana, lalu dia melanjutkan menyebut di zaman rasul-rasul, dia berbicara tentang martir-martir yang dibunuh oleh Nero, dia menyebut Nero dengan namanya, dia juga menyebut ibu Nero ada di sana, menonton penglihatan panorama yang besar ini, melihat keputusan-keputusan yang telah mereka buat sepanjang perjalanan sejarah manusia. Lalu Ellen White melanjutkan menggambarkan sejarah gereja di abad pertengahan. Dia berkata paus-paus, imam-imam dan uskup-uskup ada di sana. Dia berkata, pontif-pontif yang sombong ada di sana, bapak-bapak palsu gereja ada di sana, dan dia mengakhirinya dengan berkata, “seluruh dunia yang jahat berdiri sebagai tertuduh di hadapan pengadilan Tuhan dengan dakwaan pengkhianatan terhadap pemerintahan Surgawi. Tidak ada yang membela kasus mereka, mereka tidak punya alasan, dan vonis mati kekal diumumkan bagi mereka.”


Do you understand the moment when this scroll is going to be unfurled? It’s when the entire history of the human race and the decision that each person has made within the course of history is revealed. The decisions that we make will determine whether we inherit the lost possession, whether we inherit the title deed to recuperate what was lost which was bought back by Jesus Christ, or whether we will be outside the Holy City on that great day, and it will be revealed from the scroll as it unfurled before the human race that we had all sorts of possibilities of accepting Jesus Christ as our Savior and as our Lord. God will show the opportunities that we had to receive Jesus, and it will be seen that at each time that Jesus gave us the opportunity, the individuals who are lost said,  “No, not now, later, I am not going to do it now, I am going to live my own life”. And everyone outside the Holy City after they have seen this magnificent repetition of human history and the decisions that they have made within human history ~ Ellen White describes the climax ~ Satan and his angels and all of the wicked outside the Holy City will kneel, every knee will bow and every tongue will confess that Jesus Christ is Lord. And we find Ellen White saying that from the very lips of Satan himself, it will be said, “Righteous and true are Your ways, O, God.”
For the first time in human history the whole universe will be in absolute harmony.  Everyone in the heavenly realms will agree that God was right in the way that He dealt with sin. All of the redeemed within the Holy City will agree that God has been right in the way in which He has solved the sin problem. Even Satan and his angels and the wicked will agree that God is righteous, and loving, and merciful and true.
Let’s just make sure that in that great day we are there.   

Apakah kalian pahami, bagaimana pada saat gulungan ini nanti dibuka?  Pada saat itu seluruh sejarah umat manusia dan keputusan yang dibuat setiap pribadi sepanjang perjalanan sejarah, akan dinyatakan. Keputusan yang kita buat akan menentukan apakah kita mewarisi warisan yang hilang, apakah kita mewarisi akte kepemilikan untuk mendapatkan kembali apa yang telah hilang yang telah dibawa pulang oleh Yesus Kristus, atau apakah kita akan berada di luar Kota Suci pada hari besar tersebut. Dan itu akan dinyatakan oleh gulungan itu sementara gulungan tersebut dibuka di hadapan umat manusia. Bahwa kita telah diberi segala kemungkinan untuk menerima Yesus Kristus sebagai Juruselamat dan Tuhan kita. Tuhan akan menunjukkan kesempatan-kesempatan yang telah kita peroleh untuk menerima Yesus, dan akan tampak setiap kali Yesus memberi kita kesempatan tersebut, orang-orang yang tidak selamat itu berkata, “Tidak, jangan sekarang, nanti saja. Saya tidak mau sekarang, saya mau hidup menurut keinginan saya sendiri.”
Dan semua yang berada di luar Kota Suci, setelah mereka melihat pengulangan sejarah manusia yang mengagumkan ini, dan keputusan-keputusan yang telah mereka buat sepanjang perjalanan sejarah ~ Ellen White menggambarkan klimaksnya ~ Setan dan malaikat-malaikat jahatnya dan semua orang jahat di luar Kota Suci itu akan sujud, semua lutut akan dilipat dan semua lidah akan mengakui bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan. Dan kita dapati Ellen White berkata, bahwa bahkan dari bibir Setan sendiri, akan terucap, “Adil dan benarlah jalanMu, O, Tuhan.”
Untuk pertama kalinya dalam sejarah manusia, seluruh alam semesta akan berada dalam keharmonisan mutlak. Semua yang berada di langit akan setuju bahwa cara Tuhan menangani dosa itu benar. Semua orang tebusan di dalam Kota Suci akan setuju bahwa cara Tuhan memecahkan masalah dosa itu benar. Bahkan Setan dan malaikat-malaikatnya pun dan orang-orang jahat semua setuju Tuhan itu adil, dan pengasih, dan penuh rahmat dan benar.
Marilah kita pastikan di hari besar itu, kita ada di sana.





26 12 15


No comments:

Post a Comment