As I mentioned in my prayer during this series we are going to study the prophecy of Matthew chapter 24. And I would like to give you just a little bit of background about where this story is found particularly in the gospel of Matthew.
The
story of the Olivet discourse is found in between the moment when Jesus left
the Jewish temple for the last time and the moment when Jesus entered His final
trials and tribulations in Gethsemane and eventually was taken to the cross at
Calvary. So, basically Matthew 24 and 25 ~ we are going to be
studying both chapters ~ are found in between Jesus leaving the Jewish temple for the
last time and when Jesus began His very severe trials in the garden of
Gethsemane, in Pilate’s court,
in Herod’s court, and finally as He was taken to the cross of Calvary.
Seperti
yang tadi saya sebutkan dalam doa saya, sepanjang serie ini kita akan
mempelajari nubuatan yang ada di Matius pasal 24. Dan saya ingin memberikan
sedikit latar belakang mengenai di mana kisah ini ditemukan, khususnya dalam
Injil Matius.
Kisah
tentang ceramah di bukti Zaitun ini ditemukan antara saat Yesus meninggalkan
Bait Suci Yahudi untuk terakhir kalinya, dan saat Yesus memasuki ujian akhirNya
dan masa kesengsaraanNya di Getsemani hingga akhirnya Dia dibawa ke salib di
Kalvari. Jadi, pada dasarnya, peristiwa Matius
pasal 24 dan 25 ~ kita akan mempelajari kedua pasal tersebut ~
ditemukan antara saat Yesus meninggalkan
Bait Suci Yahudi untuk terakhir kalinya, dan ketika Yesus memulai ujianNya yang
sangat berat di taman Getsemani, di pengadilan Pilatus, di
pengadilan Herodes, dan akhirnya saat Dia dibawa ke salib di Kalvari.
Now,
in our study today, we are going to look at 7 great facts about the prophecy of
Matthew chapter 24. And so, I hope you brought your bibles because we are going
to be reading extensively from Scripture as we look at these 7 great truths
about Matthew chapter 24.
Nah,
dalam pelajaran kita hari ini, kita akan melihat 7 fakta besar mengenai
nubuatan di kitab Matius pasal 24. Dan saya berharap kalian membawa Alkitab
kalian karena kita akan banyak membaca dari Alkitab, pada waktu kita
mempelajari ketujuh fakta besar tentang Matius pasal 24.
The
first thing that I want to underline, the first great fact about Matthew 24, is
that it has a very, very important message for God’s people who are living in
these last days. I’d like to read a statement that we find in the book Gospel
Workers, it is a book which emphasizes the methods that God’s workers
need to have as they go out to the field and reach other people for Jesus
Christ. In this book, Gospel Workers page 148
we find these words written by Ellen White, she says this, “The 24th chapter of
Matthew is presented to me again and again as something that is to be brought
to the attention of all….” Notice “again and again” she says that it
was brought to her attention that Matthew 24 needs to be studied by God’s
people. She continues saying, “…We are
today living in the time when the predictions of this chapter are fulfilling….” You are going to
notice that there is a twofold application to Matthew 24. It was fulfilled and
it will be fulfilled once again. She continues saying, “…
Let our ministers and teachers explain these prophecies to those whom they
instruct. Let them leave out of their discourses, matters of minor consequence
and present the truths that will decide
the destiny of souls.” So very clearly, this
prophecy has something to do with the destiny of souls. It is of critical
importance, according to her, that ministers and teachers focus on this chapter, because the scenes are fulfilling as we speak. And she says that
again and again, God showed her that this chapter needs to be carefully studied
by God’s people.
Hal
pertama yang ingin saya garisbawahi, fakta besar pertama Matius pasal 24,
adalah itu adalah pesan yang amat sangat penting bagi umat Tuhan yang hidup di
akhir zaman. Saya ingin membacakan suatu pernyataan yang ada di buku Gospel Workers. Ini adalah buku yang memberi
penekanan kepada cara-cara yang harus dipakai para pekerja Tuhan pada waktu
mereka turun ke lapangan dan menjangkau
orang lain untuk Yesus Kristus. Dalam buku ini, Gospel Workers
hal. 148,
kita dapati kata-kata ini yang ditulis oleh Ellen White, dia berkata begini, “Matius pasal 24
berulang-ulang dinyatakan kepada saya sebagai sesuatu yang harus disodorkan
untuk diperhatikan oleh semua…” Perhatikan, Ellen White berkata “berulang-ulang” Matius pasal 24 ini dinyatakan
kepadanya bahwa itu harus dipelajari oleh umat Tuhan. Dia melanjutkan
kata-katanya, “… Sekarang ini kita sedang hidup di masa di
mana nubuatan-nubuatan pasal itu sedang digenapi…” Kalian akan melihat bahwa aplikasi
Matius pasal 24 itu bersifat ganda. Nubuatan itu sudah digenapi, dan akan
digenapi sekali lagi. Ellen White melanjutkan, “…
Hendaknya para pendeta dan guru-guru kita menjelaskan nubuatan-nubuatan ini
kepada orang-orang yang mereka beri pelajaran. Hendaknya mereka meninggalkan
ceramah-ceramah mereka tentang hal-hal yang tidak penting dan sebaliknya
menyampaikan kebenaran yang akan menentukan nasib jiwa-jiwa.” Jadi, sangatlah jelas bahwa nubuatan ini
berkaitan dengan nasib jiwa-jiwa. Menurut Ellen White, adalah amat sangat
penting bagi para pendeta dan guru-guru untuk fokus pada pasal ini. Karena
peristiwa-peristiwa pasal itu sedang
digenapi sementara kita berbicara ini. Dan Ellen White berkata bahwa
berulang-ulang Tuhan menyatakan kepadanya bahwa pasal ini harus dipelajari
baik-baik oleh umat Tuhan.
So,
the
first great fact about Matthew 24 is that this chapter is of extreme importance
for God’s people, ministers and teachers need to focus on it, because this chapter is being
fulfilled before our very eyes. And the destiny of souls depends on the content
of this chapter.
Jadi,
fakta besar yang pertama
tentang Matius pasal 24 adalah, pasal
ini amat sangat penting bagi umat Tuhan. Para pendeta dan
guru-guru harus fokus ke sana, karena pasal ini sedang digenapi di depan mata
kita sendiri. Dan nasib jiwa-jiwa tergantung pada isi pasal ini.
Now,
the
second great fact that I want to focus on is the purpose why God gave
Matthew chapter 24. You know, usually in evangelism when we use this chapter to preach to other
people, we try and emphasize that this chapter was given primarily so that the
people out in the world, when they see the signs that are taking place in the
world, they can know that Jesus is going to come very, very soon. In fact, many
times we think that this chapter was addressed primarily to those who do not
belong to the church. But the fact is that this chapter was not given primarily
for the un-church, this chapter was not given primarily for those secular
people who are outside the church and who have no interest in religion. You
know, you tell them by reading Matthew 24 that the signs that are mentioned
here showed them that Jesus is coming soon, many of them have not even accepted
Jesus as their Savior and they know
very little about Jesus. So the purpose of this chapter was not to convince
the worldlings or to convince the secular people that Jesus is coming soon.
The purpose of this chapter is far greater than that. It is actually
targeted to God’s professed people and for a very specific reason.
Sekarang,
fakta besar yang kedua
yang mau saya
fokuskan adalah tujuan
Tuhan memberikan nubuatan di Matius pasal 24. Kalian tahu, biasanya dalam
pengabaran injil, bilamana kita mengkhotbahkan pasal ini kepada orang lain,
kita berusaha menekankan bahwa pasal ini diberikan Tuhan terutama agar pada
waktu orang-orang dunia di luar sana melihat tanda-tanda yang terjadi di dunia,
mereka boleh tahu bahwa Yesus akan datang tak lama lagi. Malah, seringkali kita
berpikir bahwa pasal ini terutama dialamatkan kepada mereka yang bukan orang
gereja. Tetapi faktanya adalah pasal ini tidak diberikan terutama kepada orang-orang yang tidak
bergereja, pasal ini tidak diberikan terutama
kepada orang-orang sekuler di luar gereja yang tidak punya minat dalam agama.
Kalian tahu, jika kita memberitahu mereka bahwa dengan membaca Matius pasal 24,
tanda-tanda yang disebutkan di sana menunjukkan bahwa Yesus akan segera datang,
padahal banyak dari mereka bahkan belum menerima Yesus sebagai Juruselamat
mereka, dan mereka tahu sangat sedikit mengenai Yesus. Jadi tujuan pasal ini bukanlah untuk
meyakinkan orang-orang dunia atau meyakinkan orang-orang sekuler bahwa Yesus
akan segera datang. Tujuan pasal ini adalah jauh lebih besar
daripada itu. Sesungguhnya yang
ditarget oleh pasal ini adalah orang-orang yang mengaku sebagai umat
Tuhan, dan demi alasan yang sangat
khusus.
You
say, “Well, what is that reason?” The fact is that Jesus knew, that Satan was
going to do his utmost to deceive, discourage, persecute and kill His
followers. And Jesus wanted to warn His followers about this so that their faith could
grow and so that they would not be carried away by the Devil’s deceptions.
Kalian
berkata, “Nah, apa alasannya?” Faktanya
adalah Yesus sudah tahu bahwa Setan akan berbuat sebisa-bisanya untuk menipu,
mengecilkan hati, menganiaya dan membunuh pengikut-pengikutNya. Dan Yesus mau memperingatkan
pengikut-pengikutNya mengenai hal ini, supaya iman mereka boleh bertumbuh, dan
supaya mereka tidak akan terpengaruh oleh penipuan Setan.
I
want to read 3 verses from Matthew 24 itself where we see this purpose of this
chapter. In other words, the purpose of Matthew 24 is that God’s people, not be
deceived by Satan, either by false teachings, or by persecutions or by the
threat of death. In Matthew 24:4 we find these words, and Jesus is speaking to
His disciples, we need to focus on that. Here Jesus is speaking to His
disciples: “And Jesus answered and said to them…” notice He is not speaking to the world at
large, He is speaking to His disciples, ‘Take heed that no one deceives you.’…” Who is in danger of being deceived according to
this verse? Not the people out in the world, they are already deceived. The target
of the Devil’s deceptions is the church. And so Jesus says, “The reason
why I am going to give you all of this chapter is to keep you from being
deceived.” Because immediately after this verse
‘Take
heed that no one deceives you.’ Jesus begins to describe the signs that will
lead up to His coming.
Saya
mau membaca tiga ayat dari Matius 24 sendiri di mana kita bisa melihat tujuan
dari pasal itu. Dengan kata lain, tujuan Matius 24 adalah agar umat Tuhan tidak
tertipu oleh Setan, baik oleh ajarannya yang palsu, oleh penganiayaannya, atau
oleh ancaman kematian. Di Matius 24:4 kita mendapati kata-kata ini, Yesus
sedang berbicara kepada murid-muridNya. Kita
harus memusatkan perhatian pada hal ini. Di sini Yesus sedang berbicara kepada
murid-muridNya: “Dan Yesus menjawab dan berkata kepada mereka…” perhatikan Yesus tidak berbicara kepada
dunia di luar sana, Dia sedang berbicara kepada murid-muridNya, “… ‘Waspadalah supaya jangan ada yang menyesatkan kamu!’…”
Menurut ayat ini siapakah yang sedang
berada dalam bahaya akan tertipu? Bukan orang-orang
dunia di luar sana, karena mereka sudah tertipu. Tetapi target penipuan Iblis adalah gereja
Tuhan. Maka Yesus berkata, “Alasannya mengapa Aku akan
memberikan seluruh pasal ini kepadamu adalah untuk mencegah kalian tertipu.”
Karena segera setelah ayat ini “… ‘Waspadalah
supaya jangan ada yang menyesatkan kamu!’…” Yesus mulai menggambarkan tanda-tanda yang akan berlangsung hingga
kedatanganNya.
The second verse that I want to read is the
very next verse, verse 5, and you’ll notice that Jesus says something very
interesting here to add to what we have already noticed in verse 4. He
says, “…
‘ For many will come’…” how? “…‘in My name’…” Are these professed Christians that are coming
in the name of Jesus? Are these people claiming to be Christians? Absolutely. They wouldn’t come in Christ’s
name if they didn’t claim to be Christians. And so Jesus says, “… ‘For many will come in My name saying, ‘I am
the Christ,’ and will deceive many…” Once again the idea is the deceptions are targeted towards
God’s people and those who are deceiving are from among God’s
people.
So once again, the purpose of this chapter is
not primarily to convince the people out in the world that Jesus is coming
soon, because they can see the signs transpiring in the world. The purpose is to keep God’s own people, God’s
own elect from being deceived.
Ayat kedua yang mau
saya bacakan adalah ayat berikutnya, ayat 5, dan kalian akan melihat bahwa
Yesus mengatakan sesuatu yang sangat menarik di sini untuk menambah apa yang
sudah kita ketahui dari ayat 4. Dia berkata, “Sebab banyak yang akan datang dengan…” apa? “… memakai nama-Ku…” Apakah
mereka yang datang dengan nama Yesus ini orang-orang yang mengaku Kristen?
Apakah orang-orang ini mengklaim sebagai orang-orang Kristen? Betul sekali.
Mereka tentunya tidak akan datang dengan nama Kristus seandainya mereka tidak
mengklaim sebagai orang Kristen. Maka Yesus berkata, “Sebab banyak yang akan datang dengan memakai
nama-Ku dan berkata: ‘Akulah Mesias’, dan akan menyesatkan banyak orang.” Sekali
lagi, gagasannya adalah bahwa penipuan
itu diarahkan kepada umat Tuhan, dan yang menipu juga datang dari antara umat
Tuhan.
Jadi, sekali lagi, tujuan pasal ini
bukan terutama untuk meyakinkan orang-orang dunia di luar sana bahwa Yesus akan
segera datang karena mereka bisa melihat tanda-tanda yang terjadi di dunia. Tujuannya adalah untuk
mengamankan umat Tuhan sendiri, umat pilihan Tuhan sendiri dari termakan
tipuan.
I want to read one more verse, actually they
are two verses Matthew 24:23-24. Notice once again who is the target here “Then if anyone says to you, ‘Look, here is the Christ!’ or ‘There!’ do not believe it. For false christs and false prophets will rise
and show great signs and wonders to deceive, if possible…” all of the secular people? No, that’s not what the text says, that’s a
revised Bohr’s version by the way. It says, “… For
false christs and false prophets will rise and show great signs and wonders to
deceive, if possible…” whom? “… even
the elect…” And then He says in verse 25, “…See, I have told you beforehand.” That is, “I’ve warned you so that when these
false christs and false prophets arise they will not deceive you, My people.”
Saya mau membaca satu
ayat lagi, sebenarnya dua ayat, Matius 24:23-24. Perhatikan sekali lagi siapa
yang ditarget di sini. “Pada waktu itu jika ada yang berkata kepada kamu: ‘Lihat, Mesias ada di sini’, atau ‘Mesias ada
di sana’, jangan percaya. Sebab
Mesias-mesias palsu dan nabi-nabi palsu akan muncul dan akan mengadakan
tanda-tanda yang dahsyat dan mujizat-mujizat untuk
menyesatkan, sekiranya mungkin,…” semua orang sekuler? Bukan, ayat ini tidak berkata demikian, ini adalah ayat
revisi versi Bohr. Ayat itu berkata, “Sebab
Mesias-mesias palsu dan nabi-nabi palsu akan muncul dan akan mengadakan
tanda-tanda yang dahsyat dan mujizat-mujizat untuk
menyesatkan, sekiranya mungkin…” siapa? “…orang-orang pilihan.”
Lalu kata Yesus di ayat 25, “Camkanlah, Aku
sudah memberitahu
kamu terlebih dahulu.” MaksudNya,
“Aku sudah memperingatkan kalian supaya pada waktu kristus-kristus palsu dan
nabi-nabi palsu itu muncul, mereka tidak akan bisa menipu kalian, umatKu.”
And so the second great fact about Matthew 24
is that this chapter is targeted primarily to God’s people. And by the way when
we study chapter 25 we are going to notice that the parables that Jesus gives ~
actually one of them is at the end of chapter 24 ~ and the parables that He
gives in chapter 25 are all targeted to His people: the parable of the 10 virgins,
the parable of the talents, the parable of the goats and the sheep, all of
these parables that come after Matthew 24 are meant to warn God’s people that
they should be ready when all of these events take place.
So the second great fact is that Matthew 24 is
targeted especially for those who claim to be followers of Jesus Christ.
Maka fakta besar yang
kedua tentang Matius pasal 24 adalah pasal ini terutama ditujukan umat Tuhan. Dan
supaya tahu, ketika kita mempelajari pasal 25 nanti, kita akan melihat
perumpamaan-perumpamaan yang diberikan Yesus ~ sesungguhnya yang satu ada di
bagian akhir pasal 24 ~ dan perumpamaan-perumpamaan yang diberikan Yesus di
pasal 25, semuanya ditujukan umatNya:
perumpamaan 10 Anak Dara, perumpamaan Talenta, perumpamaan Kambing dan Domba, semua perumpamaan yang ada
setelah Matius 24 tujuannya adalah untuk memberi peringatan kepada umat Tuhan
supaya mereka siap pada waktu semua peristiwa itu terjadi.
Maka fakta besar yang
kedua adalah Matius pasal 24 ditujukan terutama kepada mereka yang mengklaim
sebagai pengikut Yesus Kristus.
Now let’s notice our third great fact about Matthew
24. And it is that we cannot study this chapter by itself. Because this sermon
of Jesus on Mt. Olivet is repeated three times in what are called the synoptic
gospels. The
synoptic gospels are Matthew, Mark and Luke, and this discourse is found in all three of the gospels. It must
have been very, very important. But the interesting thing is that in each
gospel there are details that are not found in the other gospels. In other
words there are materials in one gospel that are not found in one or the other
gospels. And so to get the complete picture we need to compare all of the three gospels.
We need to take the materials that cover the same period in each one of the
gospels and put them all together to get a complete picture of what Jesus
wanted to teach.
Nah, marilah kita
memperhatkan fakta besar ketiga
Matius pasal 24. Dan itu adalah, kita tidak bisa mempelajari hanya pasal itu
saja. Karena khotbah Yesus di G. Zaitun ini diulangi tiga kali dalam apa yang
kita sebut sebagai injil sinoptik. Injil-injil
sinoptik adalah Matius, Markus dan Lukas. Dan pembahasan ini
ditemukan dalam ketiga injil tersebut. Berarti pesannya ini sangat, sangat
penting. Tetapi yang menarik adalah, di dalam setiap injil ada detail-detail
yang tidak ditemukan di dalam injil-injil yang lain. Dengan kata lain, ada
bahan-bahan di dalam satu injil yang tidak ditemukan pada kedua injil yang
lain. Maka, untuk mendapatkan
gambaran yang lengkap, kita perlu membandingkan semua tiga injil itu.
Kita harus mengambil bahan-bahan dari kurun waktu yang sama pada setiap injil,
dan menyatukan semua itu untuk mendapatkan gambaran yang lengkap tentang apa
yang mau diajarkan Yesus.
Now I want to give you 2-3 examples of this so
we can understand the importance of studying all three gospels together.
Notice Matthew 24:7, here Jesus is speaking
about certain signs that are going to take place in the natural world and also
in the political world. He says, “… For nation will rise against nation, and
kingdom against kingdom. And there will be famines, pestilences, and earthquakes in various places.” So notice He says there are going to be
earthquakes in various places.
But when you go to the gospel of Luke 21:11,
you have a small word which adds something to what we find in Matthew chapter
24. And this is a minor detail but it
illustrates the importance of comparing the different gospels. Luke 21:11 says,
“And
there will be great earthquakes in various
places, and famines and pestilences; and there will be fearful sights and great signs from heaven.”
Do you notice that
there are some details added to this verse? For example it says not only will
there be earthquakes in various places, but there will be “great” earthquakes in
various places, and then Jesus adds
“there will be fearful sights and great signs from heaven.” That was not found in the gospel of Matthew.
And so when you put the two gospels together you have more information than
just looking at the one gospel of Matthew.
Sekarang saya ingin
memberi 2-3 contoh tentang ini supaya kita bisa memahami pentingnya mempelajari
ketiga injil itu bersama-sama.
Perhatikan Matius 24:7,
di sini Yesus sedang berbicara mengenai tanda-tanda tertentu yang akan terjadi
di alam dan juga di bidang politik. Yesus berkata, “Sebab bangsa akan bangkit melawan bangsa, dan kerajaan melawan
kerajaan. Dan akan ada kelaparan, wabah penyakit dan gempa bumi di berbagai
tempat.” Jadi perhatikan, Yesus berkata akan ada gempa bumi di pelbagai tempat.
Tetapi bila kita ke Injil Lukas 21:11,
kita akan mendapatkan satu kata kecil yang ditambahkan kepada apa yang sudah
kita ketahui dari Matius pasal 24. Ini adalah detail yang kecil tetapi hal itu
menggambarkan pentingnya membandingkan injil-injil yang berbeda. Lukas 21:11
berkata, “Dan akan ada gempa bumi yang dahsyat di
berbagai tempat, dan kelaparan dan wabah penyakit, dan akan ada pemandangan-pemandangan yang mengerikan dan
tanda-tanda yang dahsyat dari langit.” Apakah
kalian melihat bahwa ada beberapa detail yang ditambahkan pada ayat ini?
Misalnya dikatakan bukan hanya akan ada gempa bumi di pelbagai tempat, tetapi akan ada gempa bumi “yang dahsyat” lalu Yesus menambahkan, “akan ada pemandangan-pemandangan yang mengerikan dan tanda-tanda yang dahsyat dari langit.” Itu
tidak terdapat dalam Injil Matius. Maka bila kita menggabungkan kedua injil ini
menjadi satu, kita akan mendapatkan informasi yang lebih banyak dibandingkan
hanya melihat satu injil Matius saja.
Notice another example that we find in the gospel of Mark
13:8. This is the same basic idea that we have just read from Matthew and Luke,
but something is added which is not found in Matthew 24 and in Luke 21. It says
there in Mark 13:8 “For nation will rise against
nation, and kingdom against kingdom. And there will be earthquakes in various
places, and there will be famines and troubles….” Do you know that the gospel of Matthew and the gospel of Luke
do not mention the word “troubles”? Now the word “troubles” when it is used in the New
Testament deals with internal strives,
more like a civil war, social unrest.
In other words Jesus is saying not only there is going to be nation
rising against nation, kingdom against kingdom, but within society itself there is going to be social unrest, there are
going to be social upheavals, there are going to be riots, is what Jesus is saying,
as we near the end. If you didn’t have the gospel of Mark, you would be missing
that very important concept.
Perhatikan contoh yang lain yang kita temukan dalam Injil
Markus 13:8. Ini adalah gambaran dasar yang sama yang baru kita baca dari
Matius dan Lukas, tetapi sesuatu ditambahkan yang tidak ditemukan di Matius 24
dan di Lukas 21. Dikatakan di Markus 13:8 “Sebab bangsa akan bangkit
melawan bangsa dan kerajaan melawan kerajaan. Dan akan ada gempa bumi di berbagai tempat, dan akan ada kelaparan dan gejolak….” Tahukah kalian bahwa di injil Matius
dan Lukas tidak disebutkan tentang “gejolak”?
Nah, kata yang diterjemahkan “troubles [gejolak]” [ταραχή tarachē ] bila
dipakai dalam kitab Perjanjian Baru
berkaitan dengan pergolakan di dalam negeri, semacam perang saudara, atau
kerusuhan. Dengan kata lain, Yesus tidak hanya berkata bahwa
bangsa akan bangkit melawan bangsa, dan kerajaan melawan kerajaan, tetapi di
dalam masyarakat sendiri, akan ada ketidak-tenteraman,
akan ada pergolakan, akan
ada kerusuhan,
menjelang akhir masa, itulah yang dikatakan Yesus. Jika kita tidak memiliki
Injil Markus, konsep yang sangat penting itu akan lolos dari perhatian kita.
Now, I want to give you another example of the importance of
studying all of these gospels together, these 3 gospels together. By the way
the stories are found in Matthew 24, in Mark 13, and in Luke 21.
In Matthew 24:15 we have the mention of Jesus of “the abomination of desolation.” Now I am going to compare all three gospels on
this, and we’ll see how when we read all three gospels we have a complete
picture.
Matthew 24:15, Jesus says, “Therefore when you see the
‘abomination of desolation,’ spoken of by Daniel the prophet, standing in the holy place” (whoever
reads, let him understand).” So where does the abomination of desolation
stand according to Daniel the prophet? It stands in the holy place. And
immediately you ask the question, “In the holy place ? Holy place?” What does
that refer to? Is that the holy place of the Sanctuary that this is talking
about? You are left with questions.
Now, when you go to the gospel of Mark 13:14, you have an
added detail. Not only do we find in Matthew that the abomination of desolation
stands in the Holy Place, but now we are going to notice another detail. Mark
13:14 “So when you see the
‘abomination of desolation,’ spoken of by Daniel the prophet, standing where it ought not” (let the reader understand), then let those who are
in Judea flee to the mountains.”
So in Matthew it says “… when you see the ‘abomination of desolation,’ … standing…” where? “…in the
holy place.”
In Mark it says, “… when you see the ‘abomination of desolation,’ …. standing where it …” what? Where it shouldn’t stand, in other words.
But you are saying, “Well, what is the Holy Place, why shouldn’t it stand
there? Well, we need to go to Luke 21:20, very significant.
Luke 21:20, and by the way this parallel in
Luke 21 is very different than Matthew and Mark. And it helps us understand
many things that we are going to study in the course of this seminar. Notice
Luke 21:20, “But when you see…” what? “…Jerusalem surrounded by…” what? “… surrounded by
armies, then know that its desolation is near.” Now, is
that different than what we read in Matthew and Mark? Very, very different.
Sekarang saya mau memberikan contoh yang lain mengenai
pentingnya mempelajari semua Injil ini bersama-sama, ketiga Injil ini. Supaya
tahu, topik ini ditemukan di Matius pasal 24, di Markus pasal 13 dan di Lukas
pasal 21.
Di Matius 24:15 kita dapati Yesus menyebut tentang “kekejian
yang membuat terlantar” atau “kekejian yang mengakibatkan penelantaran dan
kehancuran ***)
***) abomination
= perbuatan keji yang berkaitan dengan pelanggaran ketentuan Tuhan, sesuatu
yang sangat dibenci Tuhan, sakrilegi
desolation =
kondisi yang menyedihkan karena ditelantarkan, ditinggalkan, dibiarkan rusak
dan hancur.
Abomination of desolation = abomination that maketh desolate (Daniel 9:27, 11:31, 12:11) Kekejian
yang membuat terlantar = perbuatan keji yang mengakibatkan tempat itu ditelantarkan
Tuhan dan hancur.
Sekarang saya akan membandingkan ketiga Injil tentang hal
ini, dan kita akan melihat bagaimana kita akan mendapatkan gambaran yang
lengkap bila kita membaca ketiga Injil tersebut.
Matius 24:15, Yesus berkata “Jadi apabila kamu melihat ‘Kekejian yang menelantarkan’ ~ yang disebut oleh nabi Daniel ~ berdiri di tempat kudus –-
barangsiapa yang membaca hendaklah dia mengerti …”
Jadi di manakah “kekejian yang menelantarkan” ini akan berdiri
menurut Nabi Daniel (Daniel 9:27)? Dia “berdiri di
tempat kudus”. Maka langsung kalian mengajukan pertanyaan, “Di tempat
kudus? Tempat kudus?” Itu menunjuk kepada apa? Apakah yang dibicarakan ini
Tempat Kudus dari Bait Suci? Pertanyaan kita belum terjawab.
Nah, jika kita ke Injil Markus 13:14, kita mendapatkan
informasi tambahan. Kita bukan hanya menemukan di Injil Matius bahwa “Kekejian
yang menelantarkan” itu “berdiri di Tempat Kudus”, tetapi sekarang kita
mendapatkan detail yang lain. Markus 13:14 “Apabila kamu melihat ‘Kekejian yang menelantarkan’ yang dikatakan nabi Daniel, berdiri di
tempat yang tidak sepatutnya—barangsiapa yang membaca hendaklah mengerti--maka
orang-orang yang di Yudea haruslah melarikan diri ke pegunungan.” Jadi
di Matius dikatakan, “Jadi apabila kamu melihat ‘Kekejian
yang menelantarkan’ … berdiri…” di mana? “…di tempat kudus …”
Di Markus dikatakan, “Apabila kamu melihat ‘Kekejian yang menelantarkan’ … berdiri di tempat yang…” bagaimana?
“… yang tidak sepatutnya…” Dengan
kata lain “di tempat yang tidak seharusnya dia berdiri.” Kalian berkata, “Bila
itu adalah Tempat Kudus, mengapa dia tidak seharusnya berdiri di sana”? Nah,
kita perlu ke Lukas 21:20, yang sangat jelas. Lukas 21:20, dan ketahuilah
paralel di Lukas pasal 21 ini sangat berbeda dari Matius dan Markus. Dan ayat
ini membantu kita memahami banyak hal yang akan kita pelajari dalam rangkaian
seminar ini.
Perhatikan Lukas 21:20, "Apabila kamu melihat…” apa?
“… Yerusalem dikepung oleh…” apa?
“…dikepung oleh tentara-tentara,
ketahuilah, bahwa penelantarannya sudah
dekat.” Nah, bukankah ini berbeda dengan apa yang kita baca di
Matius dan di Markus? Sangat berbeda.
Immediately we ask the question: “Where was the abomination
of desolation going to be set up?” Not in Jerusalem but where? Around
Jerusalem.
And what was that “abomination
of desolation” according to Luke
21? The surrounding of Jerusalem by the Roman armies. So where is the Holy Place? Is the Holy
Place in the city or is the Holy Place outside the city? Very clearly it is outside
the city. We are going to notice, a few furlongs outside the walls of the city was
considered just as holy as the city. Very clearly Luke 21 tells us that “the
abominations of desolation” are the Roman armies
that surrounded the city of Jerusalem. In other words, the Holy Place is not inside the Holy City, it’s
not in the Sanctuary, it is around the Holy City.
Langsung kita mengajukan pertanyaan,
“Di manakah Kekejian yang mengakibatkan penelantaran itu akan berada?” Bukan di Yerusalem, melainkan di mana? Di sekitar Yerusalem.
Dan menurut Lukas 21, “Kekejian yang menelantarkan” itu
apa? Pengepungan Yerusalem oleh
tentara Roma!
Jadi Tempat Kudus yang dimaksud itu di
mana? Apakah Tempat Kudus itu di dalam kota Yerusalem atau di luar kota
Yerusalem? Sangat jelas itu adalah di luar kota Yerusalem. Kita akan melihat
bahwa beberapa ratus meter (1 furlong
= 201meter) di luar tembok kota, itu masih dianggap sama kudusnya dengan kota
itu sendiri. Jadi Lukas
pasal 21 sangat jelas memberitahu kita bahwa “Kekejian yang menelantarkan” itu
adalah tentara Roma yang mengepung kota [suci] Yerusalem.
Dengan kata lain, Tempat Kudus itu
bukan di dalam Kota Suci, bukan
di Bait Suci, tetapi itu adalah
keliling Kota Suci (Yerusalem).
And by the way, did you notice that in Matthew and in Mark it
is called “the abominations of desolation”, but in the gospel of Luke we are told that
“abomination” and “desolation” are two separate things. It is actually the abomination that
leads to desolation. When they see the abomination, they can know that the desolation is what? Near. Once again Luke 21:20 says, “… when
you see Jerusalem surrounded by armies…” that’s “the
abomination of desolation”, “… then know that its desolation is…” what? “… its desolation is near.”
So where is the Holy Place as you compare Luke 21?
It’s outside
the Holy City.
What is the abomination? The abominations are the Roman armies.
And what will the abomination lead to? It will lead
to what? The desolation.
Dan apakah kalian melihat bahwa di
Matius dan di Markus istilahnya adalah “Kekejian yang menelantarkan”
tetapi di Injil Lukas kita membaca bahwa “Kekejian”
dan “Penelantaran” adalah dua hal yang terpisah. Sebenarnya itu adalah “Kekejian
yang mengakibatkan penelantaran.” Pada waktu mereka melihat
“Kekejian” itu, mereka boleh tahu bahwa “Penelantaran”nya sudah bagaimana?
Dekat.
Sekali lagi, Lukas 21:20 berkata, "Apabila kamu melihat
Yerusalem dikepung oleh tentara-tentara…” inilah
“Kekejian yang menelantarkan”, “…ketahuilah, bahwa penelantarannya sudah…” apa? “… penelantarannya sudah dekat.”
Jadi jika kita membandingkannya dengan
Lukas pasal 21, di manakah Tempat Kudus yang dimaksud? Itu adalah di luar Kota Suci.
“Kekejian” itu apa? Kekejian itu adalah tentara Roma.
Dan kekejian itu akan mengakibatkan
apa? Akan mengakibatkan
apa? Penelantaran.
(artinya tempat itu akan menjadi terlantar, rusak, dan
hancur).
Later on in this series we are going to study the second
application of this story of Matthew 24. And we are going to notice that Ellen
White speaks about something that is going to happen in the USA. She says that national
apostasy will eventually lead to what? To national ruin. That’s another
way of saying, that national abomination will lead to what? Will lead to desolation
and destruction.
So it is important that we understand that:
ü the
abomination leads to desolation.
ü And
according to this the Holy Place was
outside the city.
ü And the
abomination was the surrounding of Jerusalem by the Roman armies.
Nanti dalam seri pelajaran ini, kita akan mempelajari
aplikasi kedua dari kisah di Matius 24 ini. Dan kita akan melihat bahwa Ellen
White berbicara mengenai sesuatu yang akan terjadi di Amerika Serikat. Dia berkata bahwa kemurtadan nasional akhirnya
akan mengakibatkan apa? Kehancuran
nasional. Dengan kata lain, kekejian
nasional akan mengakibatkan apa? Akan mengakibatkan penelantaran dan kehancuran. Jadi penting
kita memahami
bahwa:
ü kekejian itu mengakibatkan kehancuran.
ü Dan menurut pembahasan ini, Tempat Kudus ada di luar kota.
ü Dan “kekejian” itu adalah tentara Roma yang mengepung
Yerusalem.
Now allow me to give you one final example of the
importance of studying all of the gospels together. Are you
understanding the importance of this point? We need to take the testimonies of
all the gospel writers.
Notice Luke 21:24, I want to read this verse and compare it
to a verse we find in the book of Revelation.
Luke 21:24, there are four elements that I want you to notice in this
particular verse. It says there, speaking about the Jewish nation: “And they will fall by the edge of the sword, and be led away
captive into all nations…” And now notice, here are the four points: “… And Jerusalem…” that’s number one, “… will be…” what? “… trampled…” that’s number two, “… by…” whom? “…Gentiles…”
that’s number
three, “…until the times of the Gentiles are
fulfilled.” Four
ideas.
1.
Jerusalem
2.
trampled
3.
by
Gentiles
4.
until
the times of the Gentiles come to an end.
Sekarang, izinkan saya memberikan satu contoh lagi tentang
pentingnya mempelajari semua Injil bersama-sama. Apakah kalian sudah memahami
pentingnya poin ini? Kita harus mengambil semua kesaksian dari semua penulis
Injil.
Perhatikan Lukas 21:24, saya ingin membacakan ayat ini dan
membandingkannya dengan ayat yang kita temukan di kitab Wahyu.
Lukas 21:24, ada empat unsur di sini yang saya ingin kalian
perhatikan dalam ayat ini. Dikatakan ~ dan ini berbicara tentang bangsa Yahudi:
“dan mereka akan tewas oleh mata pedang dan dibawa sebagai tawanan ke
segala bangsa…” Sekarang perhatikan, inilah ke empat poin tersebut: “…dan Yerusalem…” ini
poin pertama, “…akan…” diapakan?
“…diinjak-injak…” Ini
poin kedua, “… oleh…” siapa?
“…
bangsa-bangsa yang bukan Yahudi…” ini
poin ketiga, “…sampai genaplah waktu
bangsa-bangsa bukan Yahudi itu." Empat poin:
1. Yerusalem
2. Diinjak-injak
3. Oleh bangsa-bangsa yang
bukan Yahudi
4. Sampai genap waktu
bangsa-bangsa itu.
Go with me now to Revelation 11 and I want to read verses 2
and 3. By the way this is also going to show us the importance of studying
Revelation in the context of Matthew 24.
Actually the book of Revelation is a commentary on Matthew 24. So we are
going to be dealing a lot with the book of Revelation as well. Notice chapter
11:2-3 of Revelation: “But leave out the court which is outside the temple, and do not
measure it, for it has been given to…” whom? Was that in Luke chapter 21? Yes. It says, “… for it has been given to the Gentiles. And they will…” what? Was that in Luke 21? “… they will tread…” or trample, what? “… the holy city…” was Jerusalem in Luke 21? Yes! “… they will tread [trample] the holy city underfoot for…”
how long? “… forty-two months….”
So let me ask you, what are the times of the Gentiles? The times
of the Gentiles are what? “… forty-two
months….” Did you notice it or not? So, the Holy City trampled by the
Gentiles “…until the times of the Gentiles are fulfilled.” Here it says, they shall trample the Holy City, that is the
Gentiles, for 42 months. So in other words, the times of the Gentiles are
how long? 42
months. You’ll only know that if you compare Luke 21 with the book of
Revelation. And so, we need to very carefully study not only Matthew chapter
24, but we need to also compare Mark 13, and we also need to study in
conjunction with it, Luke 21; and also compare with
what the book of Revelation has to say as well.
Are you understanding the importance of studying the gospels all
three of them together and also the perspective of the book of Revelation?
We’ll be coming to this time and again as we study these topics in the future.
Sekarang marilah bersama saya ke Wahyu pasal 11 dan saya mau
membaca ayat 2 dan 3. Ini juga akan menunjukkan kepada kita pentingnya
mempelajari Wahyu dalam konteks Matius pasal 24. Sebenarnya kitab Wahyu adalah
komentar atas Matius pasal 24. Jadi kita akan banyak berurusan dengan kitab Wahyu
juga. Perhatikan pasal 11:2-3 dari kitab Wahyu: “Tetapi kecualikan pelataran yang di sebelah luar Bilik Baitsuci, dan jangan mengukurnya, karena itu
telah diberikan kepada …” siapa? Apakah ini ada di Lukas pasal
21? Ya. Dikatakan, “…karena itu telah diberikan kepada bangsa-bangsa lain. Dan mereka akan…” apa?
Apakah ini ada di Lukas 21? “… mereka akan menginjak-injak…”
apa? “… Kota Suci itu…” Apakah
Yerusalem ada di Lukas 21? Ya! “… mereka akan menginjak-injak Kota Suci itu…” untuk berapa lama? “…selama empat puluh dua bulan ….”
Jadi, coba saya tanya,
“waktu bangsa-bangsa yang bukan Yahudi”
itu apa? “waktu bangsa-bangsa yang bukan Yahudi” itu berapa lama? “…empat puluh dua bulan.” Apakah kalian paham atau tidak? Maka, Kota Suci itu “…akan diinjak-injak oleh bangsa-bangsa yang bukan Yahudi sampai genaplah waktu bangsa-bangsa
bukan Yahudi itu." Di
sini dikatakan, mereka akan menginjak-injak Kota Suci itu ~ maksudnya
bangsa-bangsa bukan Yahudi itu ~ selama 42 bulan. Jadi dengan kata lain, “waktu bangsa-bangsa yang bukan Yahudi” itu
berapa lama? “42 bulan”.
Kita hanya akan mengetahui ini jika kita membandingkan Lukas 21 dengan kitab
Wahyu. Maka kita harus mempelajarinya dengan sangat hati-hati, bukan saja
Matius pasal 24, tetapi kita harus membandingkannya dengan Markus 13, dan kita
juga harus mempelajari hubungannya dengan Lukas pasal 21 dan juga dengan apa
yang dikatakan kitab Wahyu.
Apakah
kalian mengerti pentingnya mempelajari ketiga injil semuanya bersama-sama dan
juga perspektif dalam kitab Wahyu? Kita akan kembali kemari berulang-ulang
dalam pelajaran kita tentang topik ini nanti.
Now, let’s go to our 4th great fact about Matthew
chapter 24. That is, that Matthew chapter 24 has a twofold fulfillment.
In other words it has an immediate historical fulfillment, but
it is also prophetic of a future fulfillment. In other words it
has a dual application. Now I want to read first of all from Scripture where
Jesus makes this very clear and then I want to read a series of statements,
very important statements from Ellen White where she corroborates and amplifies this concept.
Sekarang marilah kita ke fakta besar keempat
dari Matius pasal 24, yaitu, Matius
pasal 24 memiliki penggenapan ganda. Dengan kata lain, pasal itu
sudah langsung digenapi oleh
sejarah, tetapi dia juga bersifat nubuatan dan akan digenapi lagi di masa yang
akan datang.
Dengan kata lain, dia memiliki aplikasi ganda.
Nah, saya mau membaca lebih dulu dari
Alkitab di mana Yesus menjelaskan hal ini
dengan sangat jelas, lalu saya akan membacakan serangkaian pernyataan,
pernyataan-pernyataan yang sangat penting dari Ellen White, di mana dia
mendukung dan menguatkan konsep ini.
Go with me to Matthew 24:1-3. Jesus has just left the Jewish
temple, and He said, “Your house is left
unto you desolate.”
By the way we are going to deal a little bit later on with the prophecy of the
70 weeks, where it speaks about the abomination and the desolation in the last
couple of verses of Daniel 9.
Mari
bersama saya ke Matius 24:1-3. Yesus baru saja meninggalkan Bait Suci Yahudi
dan Dia berkata, “rumahmu ini telah ditinggalkan kepadamu terlantar.” [Matius 23:38]. Kita akan membahas ini nanti bersama nubuatan 70 minggu, di
mana dibicarakan tentang “kekejian” dan tentang “penelantaran” yang ada di dua
ayat terakhir Daniel pasal 9.
Matthews 24:1-3: “Then Jesus went out and
departed from the temple, and His disciples came up to show Him the buildings
of the temple….” In other words they wanted to brag, they were showing Jesus these
huge stones, “This and this are a great building, Lord.” Verse 2, “… And
Jesus said to them, ‘Do you not see all these things? Assuredly, I say to you,
not one stone shall be left
here upon another, that shall not be thrown down.’…” In other words, there is not going to be one stone left upon
another that will not be cast down, that will not fall to the ground. And of
course the disciples were very disturbed about that, they wanted to know when
this was going to happen and how it was going to happen. And so, being
disturbed, they now asked Jesus two questions. Notice verse 3: “… Now as He sat on the Mount of Olives, the disciples came to Him privately, saying, ‘Tell us…” now, comes question
number 1, “…‘Tell us when will these
things be?’…” What things are they talking about in context? They are talking about the things
that Jesus has just described, the fact that the Jerusalem temple is going to
be destroyed. There is not going to be one stone left upon another, and so they
are saying “… ‘when will these things be?’…” that’s
question number 1. When is the literal temple going to be destroyed? And then
they asked a second question, and it is a compound question, notice! “… ‘And what will be
the sign of Your coming, and of the end of the age?’…” In other words, “When will these things be concerning the destruction of the Jerusalem
temple, and what will be the sign according to this of Your coming and of the
end of the age?” They believed that when
the Messiah would come in power and glory like He’s described it in the Old Testament,
that that would be the end of the age. In other words, “When is the world going
to come to an end?” Now Jesus answered both of their questions with only one
answer. Actually Matthew 24 is a blending of these two great events:
1.
the destruction of
Jerusalem,
2.
the condition of the
world that will exist shortly before the second coming of Christ, and also
referring to the second coming of Jesus.
So, they asked two questions and in His
answer, Jesus intermingles the answer and He speaks about both events in one
answer.
Matius 24:1-3
“1 Sesudah itu Yesus keluar dan meninggalkan Bait Allah dan murid-murid-Nya datang untuk menunjuk kepadaNya bangunan-bangunan Bait Allah…” Dengan
kata lain mereka ingin membanggakan, mereka menunjukkan kepada Yesus batu-batu
yang besar itu, “Ini dan ini, kan bangunan yang hebat, Tuhan.” Ayat 2, “…2 Dan Yesus berkata kepada mereka, ‘Tidakkah kamu melihat semuanya itu? Aku berkata
kepadamu, sesungguhnya tidak satu batu pun akan dibiarkan terletak di atas batu
yang lain di sini; yang tidak akan
diruntuhkan.’ Dengan
kata lain, tidak akan ada satu batu pun yang dibiarkan berada di atas batu yang
lain yang tidak diruntuhkan, yang tidak akan jatuh ke tanah. Dan tentu saja
para murid sangat bingung dengan hal itu, mereka ingin tahu kapan ini akan
terjadi dan bagaimana terjadinya. Maka, karena bingung, mereka sekarang
mengajukan dua pertanyaan kepada Yesus. Perhatikan ayat 3, “… 3 Nah, ketika
Dia duduk di atas Bukit Zaitun, datanglah murid-murid-Nya
kepada-Nya untuk bercakap-cakap secara pribadi, mengatakan, ‘Katakanlah kepada kami…” Nah,
sekarang muncul pertanyaan nomor 1, “…‘Katakanlah kepada kami kapankah itu akan terjadi?...” Mereka
bertanya tentang apa dalam konteks ini? Mereka berbicara mengenai hal-hal yang
baru dikatakan Yesus, fakta bahwa Bait Suci Yerusalem akan dihancurkan, tidak
akan ada satu batu pun yang akan dibiarkan berdiri di atas batu yang lain. Maka
mereka berkata, “…kapankah itu akan terjadi?…” Itu pertanyaan
pertama. Kapankah Bait Suci yang literal itu akan dihancurkan? Kemudian mereka
mengajukan pertanyaan yang kedua, dan itu adalah pertanyaan majemuk.
Perhatikan! “…Dan apakah yang akan menjadi tanda kedatangan-Mu dan tanda kesudahan dunia?’…” Dengan kata lain, kapankah hal
itu akan terjadi, yaitu mengenai kehancuran Bait Suci Yerusalem dan sehubungan
dengan itu, “apakah yang akan menjadi tanda kedatangan-Mu dan tanda kesudahan dunia?" Dengan kata lain, “Kapankah
kehancuran Bait Suci Yerusalem akan terjadi, dan sehubungan dengan itu apakah
tanda kedatanganMu dan akhir zaman?” Mereka percaya bahwa ketika Mesias datang
dalam kuasa dan kemuliaan seperti yang digambarkanNya dalam Perjanjian Lama,
bahwa itu adalah akhir zaman. Dengan kata lain, “Kapankah dunia ini akan
berakhir?”
Nah, Yesus menjawab kedua pertanyaan mereka itu hanya dengan
satu jawaban. Sebenarnya Matius 24 merupakan penggabungan dari dua peristiwa
besar tersebut:
1. Kehancuran Yerusalem.
2. Kondisi dunia yang akan ada tak lama
sebelum kedatangan Kristus yang kedua, dan juga menunjuk kepada kedatangan
Kristus yang kedua.
Jadi
mereka mengajukan dua pertanyaan, dan dalam jawabanNya, Yesus menggabungkan
jawaban itu dan Dia berbicara mengenai kedua peristiwa itu dalam
satu jawaban.
1. Now allow me to read you a series of statements ~ and there are many of them. I am amazed at the number of times that Ellen White underlined that because there were two questions, there were actually two applications of Matthew chapter 24.
Nah,
izinkan saya membacakan serangkaian pernyataan ~ dan ada banyak. Saya terkagum
betapa seringnya Ellen White menekankan
bahwa karena ada dua pertanyaan,
sesungguhnya ada dua aplikasi untuk Matius pasal 24.
The
first statement we find in The Great Controversy page 25. By the way, the
first chapter of the book The Great Controversy
is on the destruction of Jerusalem. She says this: “The prophecy which He
uttered…” that is, that Jesus uttered,
“…was twofold in its meaning: while
foreshadowing the destruction of Jerusalem, it prefigured also the terrors of
the last great day.” Notice
her terminology once again. She says, it has a twofold meaning, and she says
that the first destruction of Jerusalem had, or actually prefigured the terrors
of the last great day.
Pernyataan
yang pertama kita temukan di The
Great Controversy hal. 25. Ketahuilah, bab pertama buku The Great Controversy
adalah tentang kehancuran Yerusalem. Ellen White berkata demikian, “Nubuatan yang dikatakanNya…” maksudnya yang dikatakan Yesus, “… bermakna ganda: sementara itu menyatakan
kehancuran Yerusalem yang akan terjadi tidak lama lagi, itu juga melambangkan
kengerian hari
terakhir yang dahsyat
itu…” Perhatikan istilah yang dipakainya sekali
lagi. Ellen White berkata, ini punya makna ganda. Dan
dia berkata bahwa penghancuran pertama atas
Yerusalem sesungguhnya melambangkan kengerian hari terakhir yang dahsyat itu.
In that
classic book, The Desire of Ages, page 743 she once again comments ~ I am going to read
several passages because it is important that we notice the terminology. She uses
different terminology depending on where she is writing. The Desire of Ages page 743, she refers to Jesus, speaking first of
all about the destruction of Jerusalem, and then she says this, “From the fall of Jerusalem, the thoughts of Jesus passed to a wider
judgment. In the destruction of the impenitent city, He saw a symbol of the
final destruction to come upon the world.” Notice the term twofold, prefigured, a symbol,
she says here of a “final destruction to come upon the world.”
Di
buku yang klasik, The Desire of Ages hal. 743,
Ellen White sekali lagi berkomentar ~ saya akan membacakan beberapa kutipan
karena penting bagi kita untuk memperhatikan istilahnya. Dia memakai istilah
yang berbeda, tergantung di mana dia menulis. The
Desire of Ages hal. 743,
dia berbicara tentang Yesus, pertama dia berbicara tentang kehancuran
Yerusalem, lalu dia berkata demikian, “Dari kejatuhan Yerusalem, pikiran Yesus
beralih ke penghakiman yang lebih luas. Dalam kehancuran kota yang tidak mau bertobat itu, Yesus melihat sebuah simbol dari kehancuran terakhir yang akan
datang ke atas dunia.” Perhatikan istilahnya ganda, melambangkan, sebuah simbol, di sini dia berbicara tentang “kehancuran terakhir yang akan datang ke atas
dunia.”
So if
you want to know what is going to happen with this world in the last days, we
are going to study all of the disasters, social, economic, political, wars, all
of these events, abomination of desolation, that
took place in conjunction with the destruction of Jerusalem. But
these things are going to be fulfilled again not with literal Jerusalem but on
a global worldwide scale. The fact there helps us to understand the mechanics
of what happened so that we can make the application at the end of the age.
Jadi,
jika kita mau tahu apa yang akan terjadi dengan dunia ini pada hari-hari
terakhirnya, kita akan mempelajari semua bencana,
sosial, ekonomi, politis, peperangan, semua kejadian itu, kekejian yang
mengakibatkan penelantaran, yang terjadi sehubungan dengan kehancuran
Yerusalem. Tetapi hal-hal ini akan digenapi lagi bukan di
Yerusalem literal, tetapi pada skala global yang mendunia.
Fakta-fakta di sana akan membantu kita memahami mekanisme dari apa yang terjadi
supaya kita bisa membuat aplikasinya untuk
akhir zaman.
Once
again in The Desire of Ages page 628 where
she is discussing the destruction of Jerusalem, she says this, “Jesus did not answer
his disciples by taking up separately the destruction of Jerusalem and the
great day of His coming…” Notice, she says that Jesus didn’t answer, “Okay, question nr.
1, question nr. 2.” She says, “…He mingled the description of these two
events. Had He opened to His disciples future events as He beheld them, they
would have been unable to endure the sight. In mercy to them He blended …” notice, “mingled”, now
she says, “…He blended the description of the two great crises, leaving the disciples
to study out the meaning for themselves. When He referred to the destruction of
Jerusalem, His prophetic words reached beyond that event to the final
conflagration in that day when the Lord shall rise out of His place to punish
the world for their iniquity, when the earth shall disclose her blood, and
shall no more cover her slain….” And
then she says this, “…This entire discourse was given, not for the
disciples only, but for those who should live in the last scenes of this
earth’s history.”
Sekali
lagi di dalam The Desire of Ages hal.
628 di mana Ellen White
membahas kehancuran Yerusalem, dia berkata demikian, “Yesus tidak menjawab murid-muridNya dengan
memisahkan peristiwa kehancuran Yerusalem dari hari dahsyat kedatanganNya…” Perhatikan,
dia berkata bahwa Yesus tidak menjawab, “Oke, jawaban untuk pertanyaan nomor 1;
jawaban untuk pertanyaan nomor 2.” Dia berkata, “Yesus menggabungkan keterangan tentang kedua
peristiwa itu. Seandainya Dia menunjukkan kepada murid-muridNya peristiwa-peristiwa
yang akan datang yang dilihatNya, mereka tidak akan tahan dengan penglihatan itu. Karena Yesus mengasihani mereka, Dia
mencampur…” perhatikan,
“menggabungkan”, sekarang dia berkata, “Dia mencampur keterangan dari kedua krisis
besar tersebut, membiarkan murid-muridNya mempelajari maknanya sendiri nanti. Ketika Yesus berbicara tentang kehancuran
Yerusalem, kata-kata nubuatNya menjangkau melampaui kejadian itu ke lautan api
yang terakhir pada hari ketika Tuhan akan bangkit dari tempatNya untuk
menghukum dunia karena dosa-dosa mereka, ketika bumi akan menyingkap darah yang telah ditumpahkannya, dan tidak lagi menutupi korban-korban yang
telah dibunuhnya…” Lalu Ellen White berkata demikian, “Seluruh ceramah ini diberikan bukan hanya kepada para muridNya, tetapi juga kepada mereka yang
akan hidup pada adegan terakhir dari sejarah dunia ini.”
So is
this an important chapter for us to study as God’s people? It’s very, very
important that we understand this chapter. You know, usually when we study
prophecy we study Daniel and Revelation. But Matthew 24 has the sequence of events
in their proper order and it provides a background, it provides a
structure to know where to fit the prophecies of Revelation in. You know, if people understood
Matthew 24 they wouldn’t misinterpret
the book of Revelation. Because Matthew 24 gives us the historical sequence of
events one right after another.
Jadi
apakah ini adalah pasal yang penting untuk kita pelajari sebagai umat Tuhan? Memahami
pasal ini adalah amat sangat penting. Kalian tahu, biasanya jika kita
mempelajari nubuatan, kita mempelajari Daniel dan Wahyu. Tetapi Matius 24 memuat urut-urutan
peristiwa menurut saat kejadiannya dan memberikan latar
belakangnya. Matius 24 ini memberikan rangkanya untuk mengetahui di mana
menempatkan nubuatan-nubuatan Wahyu. Kalian tahu, jika orang memahami Matius
24, mereka tidak akan salah mengartikan kitab Wahyu, karena Matius 24 memberikan kita urutan
sejarah peristiwanya urut satu per satu.
Allow
me to read you a few more statements.
The Great Controversy page 22. “Christ saw in Jerusalem a symbol of the world
hardened in unbelief and rebellion, and hastening on to meet the retributive Judgments
of God.”
Izinkan
saya membacakan beberapa pernyataan lagi.
The
Great Controversy, hal. 22.
“Pada Yerusalem, Kristus melihat sebuah simbol dari dunia yang hatinya dikeraskan oleh
ketidakpercayaan dan pemberontakan, dan yang bergegas maju untuk menyongsong
pengadilan penghukuman Tuhan.”
Once
again The Great Controversy page 22, she
says, “Jesus looking down to the last generation,
saw the world involved in a deception similar to that which caused the destruction
of Jerusalem. The great sin of the Jews was their rejection of Christ…” By the way did you know
that Christ is the embodiment of the Law? The Law of God is actually given a
body in Christ? The way that Christ lived, He lived the Law, in other words. So she says, once again, “…The great sin of the
Jews was their rejection of Christ [the embodiment of the Law], the great sin
of the Christian world will be their rejection of the Law of God, the foundation of His
government in heaven and earth.”
Sekali
lagi The Great Controversy, hal.
22, Ellen White
berkata, “Memandang ke generasi
manusia yang terakhir, Yesus melihat dunia ini terlibat dalam penyesatan yang mirip dengan yang mengakibatkan
kehancuran Yerusalem. Dosa besar orang-orang Yahudi adalah penolakan mereka
terhadap Kristus…” Apakah kalian tahu
bahwa Kristus adalah perwujudan Hukum? Sesungguhnya Hukum Tuhan diberikan suatu wujud dalam
Kristus? Dengan kata lain, cara Kristus hidup,
Dia menghidupkan Hukum. Ellen White berkata sekali lagi, “…Dosa besar orang-orang Yahudi adalah
penolakan mereka terhadap Kristus [yang adalah perwujudan Hukum Tuhan], dan
dosa besar dunia Kristen adalah penolakan mereka terhadap Hukum Tuhan, dasar
pemerintahanNya di Surga dan di bumi.”
You see, you can’t say “I receive Jesus but I
reject the Law”, because Jesus is the
illustration of the Law. The life of Jesus is the embodiment of the Law, if you
please. So to reject Christ is the same thing as rejecting His Law. And with
the Hebrew nation the idea was the rejection of Christ. At the end time it will be the rejection of His
Law, which is a revelation of the character and person of Christ.
Kalian
lihat, kita tidak bisa berkata “Saya menerima Yesus tetapi saya menolak Hukum”,
karena Yesus adalah perwujudan Hukum itu. Dengan kata lain, hidup
Yesus adalah perwujudan Hukum. Maka, menolak Kristus adalah sama dengan menolak
HukumNya. Dan jika bagi bangsa Yahudi, penolakan mereka adalah terhadap
Kristus, maka pada akhir zaman
penolakannya adalah terhadap Hukum Tuhan, yang adalah ungkapan tabiat dan pribadi
Kristus.
Once
again The Great Controversy, page 36. This
comes through time and again. She says, “The Savior’s prophecy concerning the
visitation of judgments upon Jerusalem is to have another fulfillment, of which
that terrible desolation was but a faint shadow…” If you read that first
chapter of The Great Controversy, of the
destruction of Jerusalem, and you say, “This is a
faint shadow of what’s going to happen in the end time?” When Jerusalem was
surrounded, mothers ate their
children. Josephus says that. You know when somebody went outside the city to
try to grab some plant or something they could eat, inside the city they were
waiting for him, to kill him to take that
morsel of food from his hands. There was civil unrest, there was fighting,
parents killing their children and children killing their parents, and you say,
“She says that this is a faint shadow of what’s going to take place?”
She
continues saying, “In the fate of the chosen city we may behold the doom of a
world that has rejected God’s mercy and trampled upon His Law.”
Sekali
lagi The Great Controversy hal.
36. Ini terulang
bolak-balik. Ellen White berkata, “Nubuatan Sang Juruselamat mengenai turunnya
penghukuman atas Yerusalem mempunyai penggenapan yang lain, yang mana penelantaran yang mengerikan itu hanyalah
suatu bayangan yang samar-samar…” Jika kalian membaca bab pertama The Great Controversy
tentang kehancuran Yerusalem, dan kalian berkata, “Ini namanya cuma bayangan
yang samar-samar? Kalau begitu apa yang akan terjadi pada akhir zaman?” Pada
waktu Yerusalem dikepung, ibu-ibu memakan anak-anak mereka. Sejarahwan Josephus
yang berkata demikian. Tahukah kalian, pada waktu itu jika ada yang keluar dari
kota itu untuk mengambil tanaman atau apa pun yang bisa dimakan, di dalam kota
orang sudah menunggunya untuk membunuh dia dan merampas makanan secuil itu dari
tangannya? Saat itu ada kerusuhan, perkelahian, orangtua membunuh anak-anak
mereka dan anak-anak membunuh orangtua mereka, dan kalian berkata, “Ellen White
mengatakan ini hanyalah suatu bayangan yang samar-samar dari apa yang akan
terjadi?”
Dia
melanjutkan berkata, “Dari
nasib Kota Pilihan
[Yerusalem] itu,
kita bisa melihat kebinasaan sebuah dunia yang telah menolak kemurahan Tuhan dan menginjak-injak HukumNya.”
In her
book Last Days’ Events page 18 she says, “The whole…” notice, “… the whole of the 24th
chapter of Matthew is a prophecy concerning the events to precede this event…” that is the second coming, “… and the destruction
of Jerusalem is used to typify the last great destruction of the world by
fire.”
Dalam
bukunya, Last Days’ Events hal.
18, Ellen White
berkata, “Seluruh…” perhatikan, “… Seluruh pasal 24 Matius adalah sebuah nubuatan mengenai peristiwa-peristiwa yang
mendahului kejadian ini…”
yaitu kedatangan Kristus yang kedua, “…dan kehancuran Yerusalem dipakai sebagai tipe kehancuran akbar yang terakhir atas dunia ini oleh api.”
Maybe I
can read two or three more. Did she believe that this was important? Time and
again she refers to it. Testimonies for the
Church Vol. 5, page 753 she says, “While these
prophecies [of Matthew 24] received a partial fulfillment at the destruction of
Jerusalem, they have a more direct application to the last days.”
Mungkin
saya bisa membacakan dua atau tiga lagi. Apakah Ellen White yakin bahwa hal ini
penting? Berulang-ulang dia menyebutnya. Testimonies
for the Church Vol. 5 hal. 753,
dia berkata, “Sementara nubuatan-nubuatan [dari Matius pasal 24] ini telah
digenapi sebagian pada saat kehancuran Yerusalem, mereka memiliki aplikasi yang
lebih langsung ke hari-hari yang terakhir.”
Thoughts from Mt. Blessing, page 120 and 121. She says, “The ruin of Jerusalem was a symbol of the
final ruin that shall overwhelm the world. The prophecies that received a
partial fulfillment in the overthrow of Jerusalem have a more direct
application to the last days. We are now standing on the threshold of great and
solemn events. A crisis is before us such as the world has never witnessed.”
Thoughts
from Mt. Blessing, halaman 120 dan 121. Ellen White berkata,
“Kehancuran Yerusalem
adalah sebuah
perlambang dari
kehancuran terakhir yang akan melanda dunia. Nubuatan-nubuatan yang digenapi
sebagian dengan kejatuhan Yerusalem, memiliki aplikasi yang lebih langsung ke
hari-hari akhir. Kita sekarang sedang berdiri di ambang peristiwa-peristiwa
yang besar dan serius ini. Di hadapan kita ada suatu krisis yang tidak pernah
disaksikan
oleh dunia sebelumnya.”
One
final statement, Testimonies to Ministers page
232 she says, “The warnings that Christ gave to Jerusalem
were not to end with them. The judgments upon Jerusalem were a symbol of the
events of Christ’s coming to judgment in the last day when before Him shall be
gathered all nations. He shall send His angels with a great sound of a trumpet
and they shall gather together His elect from the four winds, from one end of
the earth to the other.”
Satu
pernyataan yang terakhir, Testimonies
to Ministers, hal. 232,
Ellen White berkata, “Peringatan-peringatan yang diberikan Kristus kepada Yerusalem
tidak berakhir dengan generasi mereka. Penghukuman atas Yerusalem adalah simbol
peristiwa-peristiwa penghukuman Kristus yang akan datang pada akhir zaman
ketika segala bangsa akan dikumpulkan di hadapanNya. Dia akan mengirim
malaikat-malaikatNya dengan bunyi sangkakala yang nyaring
dan mereka akan mengumpulkan semua orang pilihanNya dari empat penjuru mata
angin, dari ujung yang satu hingga ujung yang lain.”
Now,
let’s go quickly to great fact nr. 5.
Great fact nr. 5 is that along with Matthew chapter 24 we need to study the book
The Great Controversy. The book The Great
Controversy is probably in the world today, the lone remaining “historists”
perspective of Bible prophecy. Every Christian church that I know of,
is either “preterist” or “futurist”. In other words they believe that the
prophecies about Antichrist were fulfilled by a nasty individual called Antiochus Ephiphanus in the Old
Testament, or the prophecies of the Beast of Revelation 13 were fulfilled with
the early Roman emperors. That’s preterism.
On the
other hand there are many Christians that are futurists, they believe that the
Antichrist prophecies had not been fulfilled yet, they are going to be
fulfilled in the future, in the Middle East with the rebuilt Jewish temple,
with a nasty individual sitting in the temple there for 3½ literal years,
raising up an image and commanding everyone to worship the image.
In
other words everybody is looking to the future and to the past for the
fulfillment of the Antichrist prophecies. The interesting thing is that the
perspective of Matthew 24 gives us the flow of Church history from the days in
which Jerusalem was destroyed all the way to the end of time and everything in
between. In
other words, Matthew 24 gives us a time line of events from the destruction of
Jerusalem to the end of the age, and the interesting thing is, that the
book, The Great Controversy gives us the
exact same order of events.
Nah,
marilah kita segera ke fakta besar nomor 5.
Fakta besar kelima adalah, bersamaan dengan Matius pasal
24, kita harus mempelajari buku The
Great Controversy.
Buku The Great Controversy sekarang mungkin adalah satu-satunya perspektif historis dari nubuatan
Alkitab yang tersisa di dunia. Setiap gereja Kristen yang saya kenal,
kalau bukan “preteris” ya “futuris”. Dengan kata lain, mereka percaya bahwa
nubuatan-nubuatan tentang Antikristus sudah digenapi oleh seorang yang keji
bernama Antiochus Ephiphanus dalam
Perjanjian Lama, atau bahwa nubuatan Binatang Wahyu pasal 13 sudah digenapi
oleh kaisar-kaisar Roma zaman dulu. Itu adalah faham preterisme.
Di
pihak yang lain banyak orang Kristen yang “futuris”, mereka percaya bahwa
nubuatan Antikristus belum digenapi, dan akan digenapi di masa depan, di Timur
Tengah dengan dibangunnya kembali Bait Suci Yahudi,
dengan seorang yang keji duduk di Bait Suci itu secara harafiah selama 3½
tahun, yang membuat sebuah patung dan
memerintahkan semua orang untuk menyembah patung tersebut.
Dengan
kata lain mengenai penggenapan nubuatan-nubuatan Antikristus ini semua orang
kalau tidak memandang ke masa depan, mereka memandang ke masa lalu,.
Yang menarik adalah, perspektif Matius pasal 24 memberikan kita pergerakan sejarah Gereja dari zaman di mana
Yerusalem dihancurkan terus hingga akhir zaman dan semua peristiwa yang terjadi
di antara waktu itu. Dengan kata lain, Matius 24 memberikan kita urut-urutan peristiwa-peristiwa secara
kronologis dimulai dari kehancuran
Yerusalem hingga akhir zaman.
Dan yang menarik, buku The
Great Controversy
memberikan kita urutan peristiwa-peristiwa yang persis sama.
In
fact, you know it is very interesting that Matthew 24 begins with the
destruction of Jerusalem, and it ends with the second coming of Jesus and the
destruction of the world. You can read that in Jesus’ sermon in Matthew 24. He
begins by speaking about Jerusalem, and then He continues speaking and at the
end He says, “You’ll see the signs of the Son of Man in heaven and He will come
with His angels to gather His elect.” So in other words Matthew 24 begins with the Destruction
of Jerusalem and ends with the coming of
Jesus. Do you know that the book The Great Controversy also begins with
the destruction of Jerusalem and it also ends with the final destruction of the
world at the coming of Jesus Christ? So everything in between
must also follow the same sequence of events that we find in Matthew 24. In
other words we need to study the book The Great
Controversy in conjunction with Matthew 24 because the order of events is
the same, the beginning events: the destruction of Jerusalem is the same, the
second coming of Jesus, the ending event is also the same, and everything in
between follows the same order and the same sequence.
Bahkan,
tahukah kalian, ini sangat menarik, Matius pasal 24 dimulai dengan kehancuran
Yerusalem dan berakhir dengan kedatangan Yesus yang kedua dan kehancuran dunia.
Kalian bisa membaca itu dalam khotbah Yesus di Matius 24. Dia mulai dengan
berbicara tentang Yerusalem, lalu Dia
melanjutkan berbicara dan pada akhirnya Dia berkata, “Pada waktu itu akan tampak tanda Anak Manusia di langit dan
Dia akan datang bersama malaikat-malaikatNya untuk mengumpulkan orang-orang
pilihanNya.” (Matius 24:30-31). Jadi, dengan kata lain, Matius 24 dimulai dengan kehancuran
Yerusalem dan berakhir dengan kedatangan Yesus.
Tahukah kalian bahwa buku
The Great Controversy juga dimulai dengan kehancuran
Yerusalem dan juga berakhir dengan kehancuran
terakhir dunia pada waktu kedatangan Yesus Kristus?
Jadi segala yang ada di antaranya pasti juga mengikuti urutan yang sama seperti
yang kita temukan dalam Matius 24. Dengan kata lain, kita harus mempelajari
buku The
Great Controversy sehubungan dengan Matius 24 karena susunan
peristiwanya sama; peristiwa yang mengawalinya sama: kehancuran Yerusalem; peristiwa yang mengakhirinya juga sama:
kedatangan Yesus yang kedua. Dan segala yang ada di antaranya mengikuti susunan
yang sama dan urutan yang sama.
And by
they way, those who are watching this program, if you are interested, in
acquiring a copy of that magnificent book The
Great Controversy, that presents bible prophecies from a historist’s
perspective, that is looking at the flow of church history from
the days of Jerusalem all the way to the ends of the age, and with everything in
between; make sure that you call
the number that is on the screen at the end of this production so that you can
order your free and complementary copy of the book The Great Controversy.
Dan
ketahuilah, mereka yang menonton acara ini, jika kalian berminat mendapatkan
satu copy dari buku yang hebat ini The
Great Controversy,
yang menyodorkan nubuatan-nubuatan Alkitab dari perspektif historis, yaitu
dengan melihat ke pergerakan sejarah gereja dari hari-hari Yerusalem terus
hingga akhir zaman, termasuk segala yang ada di antaranya, pastikan kalian
menelepon nomor di layar ini yang muncul pada akhir acara ini supaya kalian
bisa memesan satu copy buku The
Great Controversy sebagai pemberian
gratis.
Now
point nr. 6, great fact nr. 6.
The
events of Matthew 24 are in strict chronological order. What did I say? The
events of Matthew 24 are in what? Strict chronological order. And we know this
because there are time references throughout the chapter. Go with me to Matthew
chapter 24 and let’s read verse 6. I want you to notice that time words were used
here as references. Matthew 24:6 “And you will hear of wars and rumors of wars.
See that you are not troubled; for all these
things must come to pass…” and then what does it say? “… but
the end is…” what? “… not
yet.”
Sekarang poin nr. 6, fakta besar ke-6
Peristiwa-peristiwa
Matius 24 ditulis dalam urutan kronologi yang
ketat. Apa kata saya? Peristiwa-peristiwa Matius 24 itu bagaimana? Dalam
urutan kronologi yang ketat. Dan kita mengetahui ini karena
sepanjang pasal itu ada keterangan-keterangan waktu.
Marilah bersama saya ke
Matius pasal 24 dan mari kita baca ayat 6. Saya mau kalian perhatikan kata-kata
keterangan waktu yang dipakai di sini sebagai petunjuk.
Matius 24:6 “Dan kamu akan mendengar tentang perang
atau rumor tentang perang. Pastikan
kamu tidak khawatir; sebab semua hal itu harus terjadi, …” lalu
apa katanya? “…tetapi
itu belum…” apa? “…kesudahannya
Notice verse 8. Actually let’s read verse 7 for
the context. “For nation will rise against nation, and
kingdom against kingdom. And there will be famines, pestilences, and earthquakes in various places. All these are…” what? “… the beginning of sorrows.” Do you see the time reference there?
Notice also verse 9. It says, speaking about these things
being the beginning of sorrows, it says, “Then they will deliver you up to tribulation
and kill you…” did you notice the word “then” indicates that immediately
after this the persecution is going to take place?
Perhatikan ayat 8.
Sebenarnya marilah kita baca ayat 7 untuk konteksnya. “7 Sebab bangsa akan bangkit
melawan bangsa, dan kerajaan melawan kerajaan. Dan
akan ada kelaparan, wabah penyakit dan gempa
bumi di berbagai tempat. 8 Semuanya itu…” adalah
apa? “…adalah permulaan penderitaan.” Apakah
kalian melihat keterangan waktunya di sini?
Perhatikan juga ayat 9. Dikatakan,
berbicara mengenai hal-hal itu sebagai permulaan penderitaan, “9 Lalu mereka akan menyerahkan kamu supaya disiksa, dan membunuhmu,..” Apakah
kalian memperhatikan kata “Lalu”
yang mengindikasikan bahwa segera setelah itu penyiksaan akan terjadi?
Notice also verse 15
“Therefore when you see the ‘abomination of desolation,’ spoken of by Daniel the prophet, standing in
the holy place (whoever reads, let him understand), then…” notice, “… let
those who are in Judea…” what? “… flee to the mountains.” Once again the word what? The word “then”.
Perhatikan juga ayat
15 “Jadi apabila kamu melihat ‘kekejian yang membuat penelantaran’ ~ yang disebut oleh nabi Daniel ~ berdiri di tempat kudus –-
barangsiapa yang membaca hendaklah dia mengerti. 16 Lalu…” perhatikan, “…lalu hendaknya orang-orang yang di
Yudea…” apa? “…melarikan diri ke
pegunungan.” Sekali lagi ada kata apa? Kata “lalu”.
Notice also verse 19 “But woe to those who are pregnant and to those
who are nursing babies in those days!”
Perhatikan juga ayat
19. “Tetapi celakalah bagi
mereka yang sedang hamil dan mereka yang menyusui bayi pada masa
itu.”
Notice also verse 21, it says, “For then there will be great tribulation, such as
has not been since the beginning of the world until this time, no, nor ever shall
be.” Notice
once again the word “then”.
Perhatikan juga ayat
21, dikatakan, “21 Sebab setelah itu akan ada masa kesukaran besar seperti itu belum pernah ada sejak awal dunia sampai sekarang, tidak, dan tidak akan pernah
ada lagi.” Perhatikan sekali lagi ada kata “setelah itu”.
Notice verse 22, “And
unless those days were shortened, no flesh would be saved; but for the elect’s
sake those days will be shortened.”
Perhatikan ayat 22, “22 Dan kecuali hari-hari itu dipersingkat, tidak ada yang
hidup yang akan selamat; tetapi demi orang-orang pilihan, hari-hari itu akan dipersingkat.”
Notice verse 23, “Then if
anyone says to you, ‘Look, here is the
Christ!’ or ‘There!’ do not believe it.”
Perhatikan ayat 23, “23 Lalu jika ada yang berkata kepada kamu: ‘Lihat, Mesias ada di sini’, atau ‘di sana’,
jangan kamu percaya.”
You see, the number of times the word “then” is used? It means this is going to happen,
then this, then this, then this, and then this.
Kalian lihat berapa
kali kata “lalu
(setelah itu)” dipakai? Artinya, hal
ini akan terjadi, lalu begini, lalu begini, lalu begini, lalu begini.
Notice
verse 29 “Immediately
after the tribulation of those days the sun
will be darkened, and the moon will not give its light; the stars will fall
from heaven, and the powers of the heavens will be shaken.”
Perhatikan ayat 29, "29 Segera sesudah masa kesukaran besar pada waktu itu, matahari akan digelapkan dan bulan tidak akan memberikan cahayanya, dan bintang-bintang akan jatuh dari langit, dan kuasa-kuasa langit akan terguncang.”
Notice verse 30. “Then the sign of the Son of Man will appear in
heaven, and then all the tribes of the earth will mourn, and they will see the
Son of Man coming on the clouds of heaven with power and great glory.”
Perhatikan
ayat 30. “30 Lalu tanda Anak Manusia akan tampak di langit, kemudian semua bangsa di bumi akan berkabung, dan mereka akan melihat Anak Manusia datang di atas awan-awan di
langit dengan kuasa dan kemuliaan-Nya yang besar.”
Did you notice the number of times that he have time references here in Matthew
24? You have a clear sequence of events. You have wars and rumors of wars,
nation against nation, kingdom against kingdom, famines, pestilences,
earthquakes, beginning of sorrows, then Jesus says, they are going to arise
and kill you, then the abomination of desolation will be placed, then
those who are in Judea flee to the mountains, then there will be great
tribulations such as never was, then you will see the sign of the Son of
Man in heaven, then the Son of Man will be coming in the clouds in heaven.” In
other words in Matthew 24 we have a clear sequence of events, a chronological
sequence of events, so that you know exactly how history is going to follow so
that we know exactly where we are in the course of prophetic time.
Apakah kalian
memperhatikan berapa kali kita temukan keterangan waktu di Matius pasal 24 ini?
Kita mendapatkan urutan kejadian yang jelas. Ada perang dan rumor perang,
bangsa melawan bangsa, kerajaan melawan kerajaan, kelaparan, wabah, gempa bumi,
permulaan kesengsaraan, lalu
Yesus berkata, “Mereka akan bangkit
dan membunuhmu, lalu
kekejian yang menelantarkan akan terjadi, lalu mereka yang
ada di Yudea hendaknya lari ke pegunungan, lalu
akan terjadi masa kesusahan besar yang dahsyat
yang tidak pernah ada sebelumnya, lalu
kita akan melihat tanda anak Manusia di langit, lalu Anak Manusia akan datang di atas awan
di langit.” Dengan kata lain dari Matius 24 kita mendapatkan urut-urutan
kejadian yang jelas, suatu kronologi peristiwa, supaya kita tahu bagaimana
sejarah akan mengikuti sehingga kita tahu persis di mana posisi kita sehubungan
dengan waktu nubuatan.
Now, what are
the six things we have studied sofar before we go to our final point:
Point 1,
Matthew 24 is a very important chapter as we notice. The
signs in this chapter is fulfilling. Ministers and teachers need to focus
on this chapter because they don’t speak
about minor things but very important things, and the destiny of souls depends
on studying this chapter.
Point 2,
Matthew 24 is given to keep God’s people from
being deceived.
Point 3,
all three accounts of the 3 gospels need to be studied
together and also the book of Revelation needs to be brought into its equation.
Point 4,
Matthew 24 has a twofold fulfillment, its first fulfillment
was in conjunction with the destruction of Jerusalem, the second fulfillment is
in conjunction with the final destruction of the world.
Point 5,
we must study Matthew 24 along with the book The Great Controversy, because The Great Controversy
gives the identical sequence of events of Matthew chapter 24, and
Point 6,
the events of Matthew 24 are in precise chronological order.
We are going to notice that the book of Revelation runs very similar in its
chronological sequence as Matthew chapter 24.
Nah,
apakah keenam hal yang telah kita pelajari sampai di sini sebelum kita ke poin
yang terakhir:
Poin 1
Matius 24 adalah pasal yang sangat
penting seperti yang sudah kita pelajari. Tanda-tandanya di pasal ini sedang
digenapi. Para pendeta dan guru-guru harus memusatkan perhatian pada pasal ini
karena pasal ini tidak berbicara tentang hal-hal yang sepele, melainkan tentang
hal-hal yang sangat penting, dan nasib jiwa-jiwa tergantung pada pembelajaran pasal
ini.
Poin 2
Matius 24 diberikan
untuk mencegah umat Tuhan tertipu.
Poin 3
semua ketiga tulisan tiga injil
harus dipelajari bersama-sama dan juga kitab Wahyu harus dimasukkan ke dalam
pertimbangan.
Poin 4
Matius 24 memiliki penggenapan
ganda. Penggenapannya yang pertama adalah sehubungan dengan kehancuran
Yerusalem, penggenapan kedua adalah sehubungan dengan penghancuran terakhir
dunia.
Poin 5
kita harus mempelajari Matius 24
bersama-sama dengan The Great Contro-versy, karena The Great Controvery memberikan urut-urutan
kejadian yang persis sama dengan Matius pasal 24, dan
Poin 6
kejadian-kejadian di Matius 24
adalah dalam urutan kronologinya yang tepat. Akan kita lihat bahwa kitab Wahyu
memiliki urutan kronologi yang sangat mirip dengan Matius pasal 24.
Now we need to go to the 7th and last great fact
about Matthew chapter 24. To whom did Jesus speak these words of Matthew 24?
Well, technically, if you look at the words of Jesus, He spoke them to the
disciples. He says, “Make sure that no one deceives you. If somebody tells you
that the Christ is out there or if He is in the inner rooms, don’t pay any
attention.” It would appear that Matthew 24 is addressed to the disciples, to
those who live in those days and age. And so people says, “It says very clearly
there: you!” But the question is, who is the “you” of
Matthew chapter 24? Does it apply only to the disciples? Obviously not.
Sekarang kita harus ke fakta besar yang ke-7
dan terakhir tentang Matius pasal 24. Kepada siapakah Yesus berbicara dalam
Matius 24? Nah, secara teknis jika kita melihat kata-kata yang diucapkan Yesus,
Dia mengucapkannya kepada para muridNya. Dia berkata, “Pastikan tidak ada yang
menipu kalian. Jika ada yang mengatakan kepada kalian bahwa Kristus ada di luar
sana, atau Dia ada di dalam kamar, jangan didengarkan.” Sepertinya Matius pasal
24 dialamatkan kepada para murid, kepada mereka yang hidup pada zaman dan waktu
itu. Maka orang-orang berkata, “Di sini jelas sekali dikatakan: kamu!” Tetapi
pertanyaannya adalah, siapakah “kamu” di Matius pasal 24? Apakah itu hanya
berlaku bagi para murid? Jelas tidak.
Let’s read 3-4 verses where Jesus uses the same
word, the same pronoun “you” to speak to His followers.
Matthew 28:18-20. Here Jesus is about to ascend
to Heaven and He gathers His disciples He
gives them His final instructions and notice what He says. It says
there, “And Jesus came and spoke to them, saying, ‘All authority has been given to Me in heaven
and on earth. Go therefore and make disciples of all the nations,
baptizing them in the name of the Father and of the Son and of the Holy Spirit, teaching them to observe all things that I have
commanded you; and lo, I am with you always, even to the end of the age. Amen.’” So
Jesus is saying that this commission is only for the disciples, right? Well, doesn’t He say here “teaching them to observe all of the things
that I have commanded you”? Doesn’t it say, “Lo, I am with you always even to the end of
the age”?
Doesn’t that
include everyone from that day onward? Absolutely.
Marilah kita baca 3-4 ayat di mana Yesus memakai kata yang sama, kata
ganti orang kedua: “kamu” untuk berbicara kepada pengikut-pengikutNya.
Matius 28:18-20,
di sini Yesus akan naik ke Surga dan Dia mengumpulkan murid-muridNya, Dia
memberikan instruksi-instruksi yang terakhir dan perhatikan apa yang
dikatakanNya di sana, “18 Dan Yesus datang dan bicara kepada mereka, mengatakan, ‘Segala kuasa telah diberikan kepada-Ku di sorga dan di bumi.’ 19 Karena itu pergilah, dan jadikan segala bangsa murid, membaptiskan mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus,20 mengajar mereka untuk patuh kepada segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah,
Aku menyertai kamu senantiasa bahkan
sampai ke akhir masa. Amin.’…”
Jadi Yesus berkata bahwa tugas ini
hanya untuk para muridNya, bukan? Nah, bukankah di sini Dia berkata, “mengajar mereka untuk patuh kepada segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu”? Apakah
tidak dikatakan, “ketahuilah, Aku menyertai
kamu senantiasa sampai ke akhir masa”? Apakah itu tidak berarti
termasuk semua orang sejak hari itu dan seterusnya? Tentu saja.
Notice John 14:1-3. I want you to notice that
Matthew 24 is not addressed only to that generation, it’s addressed to us. John
14:1-3 this is a very well known passage, here Jesus is speaking to His
disciples and He says,
“Let not your heart be troubled; you believe in God, believe also in Me. In My Father’s house are many mansions; if it were not so, I would have told you. I go to prepare a place
for you….” He is speaking to His disciples, so Jesus only
went there to prepare a place for His disciples? As He
is saying, “I am going to prepare a
place for you”, does that include us? Absolutely. He says, “… I go to prepare a place for you. And if I go
and prepare a place for you, I will come again and receive you to Myself; that
where I am, there you may be also.” Is this promise made to all of God’s people? Of course it is. But Jesus is speaking it
originally to whom? To His disciples. So
when Jesus says, “Beware that no one deceives you”, is He speaking only
to His disciples or is He speaking to God’s people in every ages? The answer is
that He is speaking to God’s people in every age.
Perhatikan Yohanes
14:1-3. Saya mau kalian perhatikan bahwa Matius 24 tidak hanya dialamatkan
kepada generasi saat itu, tapi dialamatkan kepada kita. Yohanes
14:1-3, ini adalah kutipan yang sangat terkenal. Di sini Yesus sedang berbicara
dengan murid-muridNya dan Dia berkata, "1Janganlah biarkan hatimu gelisah; kamu percaya kepada
Allah, percayalah juga kepada-Ku. 2 Di rumah Bapa-Ku ada banyak tempat tinggal. Andai tidak demikian, tentu Aku
mengatakannya kepadamu. Aku pergi untuk menyediakan tempat bagimu…” Dia berbicara kepada murid-muridNya,
apakah berarti Yesus hanya ke sana untuk menyediakan tempat untuk
murid-muridNya, seperti katanya “… Aku pergi untuk menyediakan tempat bagimu…”
apakah kita termasuk di sana? Tentu saja! Yesus berkata “…Aku pergi untuk menyediakan tempat bagimu. 3 Dan apabila Aku pergi dan
telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan menerima kamu kepada
diriKu sendiri, supaya di mana Aku berada,
kamu pun boleh
berada.” Apakah janji ini dibuat bagi semua umat Tuhan?
Tentu saja. Tetapi aslinya Yesus berbicara kepada siapa? Kepada murid-muridNya.
Jadi ketika Yesus berkata, “Berhati-hatilah agar tidak ada yang menyesatkan kamu” apakah Dia hanya berbicara kepada murid-muridNya atau
Dia berbicara kepada umat Tuhan di segala masa? Jawabannya adalah Dia berbicara
kepada umat Tuhan di segala masa.
Notice John 16:1-2, here Jesus is speaking
about persecutions that are going to come upon His followers, and He says, “These things I have spoken to you, that you
should not be made to stumble. They will put you out of the synagogues…” Why would He call them synagogues when this
happens in the end times to God’s people? Would it be legitimate to put
“churches” there? Of course, because Jesus is not only speaking to them, He is
speaking to whom? He is speaking to us. So He says, “…They will put you out of the synagogues; yes, the time is coming that whoever kills
you…” by
extension others as well? Absolutely! “… whoever kills you will think that he offers
God…” what?
“… service.”
Perhatikan Yohanes 16:1-2,
di sini Yesus sedang berbicara tentang penganiayaan yang akan dialami
pengikut-pengikutNya, dan Dia berkata, "1 Semuanya ini Kukatakan kepadamu, supaya kamu
jangan jatuh. 2Kamu akan dikeluarkan dari sinagog, …” Mengapa Yesus menyebut sinagog jika ini
akan terjadi pada akhir zaman kepada umat Tuhan? Apakah sah menempatkan kata
“gereja” di sana? Tentu saja, karena Yesus bukan hanya berbicara kepada mereka,
Dia berbicara kepada siapa? Dia berbicara kepada kita. Maka, Yesus berkata, “…2 Kamu akan dikeluarkan dari sinagog;
ya akan datang saatnya bahwa siapa pun yang membunuh kamu…”
jika diperluas mencakup yang lain juga? Tentu saja! “…siapa pun yang membunuh kamu akan
menyangka bahwa ia berbuat…” apa? bakti bagi Allah.” [
Question: Is the final persecution against God’s
people going to be performed on the part of other individuals who claim to be
God’s people? It says so, clearly. But you say, “This only applies to the disciples.” No it doesn’t. The word “you” applies to everyone. “I am with you always”, “I go to prepare a
place for you” Jesus says. He is talking to everyone. So He must be talking
to everyone here in John 16:1-2.
Pertanyaan: apakah penganiayaan akhir terhadap umat
Tuhan akan dilakukan oleh orang-orang lain yang mengaku sebagai umat Tuhan? Dikatakan
dengan jelas demikian. Tetapi kalian berkata, “Ini hanya berlaku bagi para
murid.” Tidak, bukan. Kata “kamu” berlaku bagi semua orang. Aku menyertai kamu senantiasa”, “Aku pergi untuk menyediakan tempat bagimu”, kata Yesus. Dia berbicara kepada semua
orang. Berarti di Yohanes 16:1-2 Dia pasti berbicara kepada
semua orang di sini.
So when He says, “they will put you out of the synagogues” by the way, interesting. Did believers go to synagogues? Sure. Jews went to
synagogues. So, what Jesus is saying is,
“Those who claim to serve Me they will persecute you.” And He says, “Yes, the
time is coming that whoever kills you will think that he offers God a service.”
Very interesting, that the final persecution is not going to be
worldlings against Christians, but these words make it very clear that
the persecutions will be Christians against Christians. That’s a sobering
thought.
Jadi pada waktu Yesus
berkata, “…Kamu akan dikeluarkan dari sinagog..” ini
menarik. Apakah orang-orang yang beriman
pergi ke sinagog? Tentu. Orang Yahudi pergi
ke sinagog. Jadi apa yang dikatakan Yesus adalah, “Mereka yang mengaku melayani
Aku, mereka yang akan menganiaya kamu.” Dan Dia berkata, “…ya akan datang saatnya bahwa siapa pun yang membunuh kamu akan menyangka
bahwa ia berbuat bakti bagi Allah.” Sangat
menarik, bahwa pada masa penganiayaan
yang terakhir, itu bukan orang dunia melawan orang Kristen, tetapi
kata-kata Yesus ini sangat jelas menyatakan bahwa penganiayaan itu akan
dilakukan oleh orang Kristen
terhadap orang Kristen. Ini adalah pemikiran yang menyadarkan
kita.
I want to read one final passage, John
17:20-21. You know, you read John 17, Jesus is praying for His disciples, isn’t
He? He’s saying, “I want out of these 11, I want You to make one, just like You
and I, are one. Sanctify them, My disciples with Your truth. Your word is
truth.” He is praying for His disciples. But is He praying only for His
disciples? Notice John 17:20-21. Jesus includes everyone in His prayer when He
says, “I do
not pray for these alone, but also for those who will believe in Me through their word; that they all may be one, as You, Father, are in Me, and I in You; that they also may be one
in Us, that the world may believe that You sent Me.”
Saya ingin membacakan
satu kutipan terakhir, Yohanes 17:20-21.
Kalian tahu, kalian membaca Yohanes 17, Yesus
sedang berdoa untuk murid-muridNya, bukan? Dia berkata, “Aku ingin, dari ke 11
murid ini, Aku ingin Engkau menjadikan mereka satu, sama seperti Engkau dan Aku
adalah satu. Kuduskanlah mereka, murid-muridKu ini dengan kebenaranMu, FirmanMu
adalah kebenaran.” Yesus sedang berdoa bagi murid-muridNya. Tetapi apakah Dia
berdoa hanya bagi murid-muridNya? Perhatikan Yohanes 17:20-21. Yesus
memasukkan semua orang di dalam doaNya ketika dia berkata, “20 Dan bukan untuk mereka ini
saja Aku berdoa, tetapi juga untuk orang-orang yang akan percaya kepada-Ku oleh
pemberitaan mereka; 21 supaya mereka semua boleh menjadi satu, sama seperti Engkau, ya
Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga boleh menjadi satu di dalam Kita, supaya dunia
percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku.”
So
for whom is the message of Matthew 24? It is for us. And just as Christians
were persecuted by individuals who claimed to obey and follow God, in the end
time the same is going to happen with God’s people.
Jadi,
pesan di Matius 24 itu untuk siapa? Untuk kita! Dan sebagaimana orang-orang
Kristen dianiaya oleh orang-orang yang mengaku mematuhi dan mengikuti Tuhan,
pada akhir zaman hal yang sama akan terjadi kepada umat Tuhan.
You
know, usually if you have to listen to what people have to say in the world
today, they say, “You know we need to be aware of the secular humanists. We
need to be aware of all of those atheists out there who don’t believe in
Creation, who believe that the world is millions of years old, who believe in Evolution, you know who
believe in gay marriage and who, you know, who trample upon the foundations of
the Judeo-Christian tradition.” I am not saying that we should believe in Evolution. I’m not saying
that we should support the idea of gay marriage. What I am saying is, that Scripture
says that the greatest enemies of God’s people are not going to be the secular
people, the great enemies of God’s people are going to be those who claim to
follow the Lord, in other words, it will be Christians who will rise according to Scripture,
against Christians.
Kalian
tahu, biasanya jika kita harus mendengarkan apa yang dikatakan orang di dunia
sekarang, mereka berkata, “Kalian tahu, kita harus waspada pada orang-orang sekuler yang humanis. Kita
perlu waspada
pada semua orang
atheis di luar sana yang tidak percaya pada Penciptaan, yang percaya bahwa
dunia ini berusia jutaan tahun, yang percaya kepada Evolusi, yang percaya pada perkawinan sesama
jenis.” Dan yang kalian tahu, menginjak-injak fondasi tradisi Kristen-Judeo. Saya
tidak berkata bahwa kita harus percaya Evolusi,
saya tidak berkata bahwa kita harus
mendukung gagasan perkawinan gay. Apa yang saya katakan adalah bahwa Alkitab berkata musuh terbesar
umat Allah nanti bukanlah orang-orang sekuler. Musuh terbesar umat Allah nanti
adalah mereka yang mengaku mengikuti Tuhan, dengan
kata lain, menurut Alkitab nanti adalah orang Kristen yang akan bangkit melawan
Kristen.
And
so we find this magnificent chapter of God’s word, Matthew chapter 24. We are
going to take 14 lectures including this one to finish this series on Matthew
24. We are going to look at it from a perspective of a fine tooth comb. We are
going to study in detail the abomination of desolation. In our next lecture we are
going to go to the Old Testament and we are going to study the destruction of
Jerusalem by Nebuchadnezzar, that is the foundation for the next destruction of
Jerusalem in the year 70. The Bible says that Nebuchadnezzar came with his
eagles to Jerusalem, to destroy Jerusalem.
Interesting
that Jesus in Matthew 24 said “where the carcass is there will the eagles be gathered
together.” We will notice that in the end
time the eagle will also play a very important role prophetically. We
are going to study about the great tribulation. We are going to deal with the
times of the Gentiles. We are going to study about the fig tree, when you see
the fig tree buds ~ some people say that was the reestablishment of Israel in
1948 was the budding of the fig tree. Does the Bible teach such a thing? We
need to take a look at. We are going to study about the second coming of Jesus.
We are going to study every detail about Matthew 24, in our last two studies together we are going to
take a look at the parables of Jesus, after He spoke Matthew 24, the parable of
the talents, the parable of the wise and good servant, the parable of the 10
virgins, the parable of the sheep and the goats. By the way, all are addressed to those who
professed to serve Jesus Christ, not to the world at large, but to those who
claim to be God’s people.
Dan kita menemukan pasal yang hebat ini dalam Firman Tuhan, Matius pasal 24. Kita akan membutuhkan 14 kali ceramah termasuk kali ini untuk menyelesaikan serie tentang Matius pasal 24 ini. Kita akan memeriksanya dengan teliti sekali. Kita akan mempelajari secara mendetail tentang kekejian yang mengakibatkan penelantaran. Dalam ceramah berikutnya kita akan pergi ke Perjanjian Lama dan kita akan mempelajari penghancuran Yerusalem oleh Nebukadnezar, itu adalah fondasi untuk penghancuran Yerusalem berikutnya di tahun 70. Alkitab berkata bahwa Nebukadnezar datang dengan burung-burung rajawalinya ke Yerusalem untuk menghancurkan Yerusalem. Adalah sangat menarik di Matius 24, Yesus berkata, “Di mana ada bangkai, di situ burung rajawali akan berkerumun." [ay 28]. Kita akan melihat bahwa di akhir zaman, burung rajawali ini akan memainkan peranan nubuatan yang sangat penting.
Kita akan mempelajari tentang masa kesukaran besar yang dahsyat. Kita akan membahas waktu bagi
orang-orang yang bukan Yahudi. Kita akan mempelajari tentang pohon ara, pada
waktu kita melihat pohon itu bertunas ~ ada
orang yang berkata bahwa itu adalah kembalinya Israel sebagai suatu bangsa di
tahun 1948 adalah pohon ara yang bertunas. Apakah Alkitab mengajarkan hal itu?
Perlu kita periksa. Kita akan mempelajari kedatangan Yesus yang kedua. Kita
akan mempelajari setiap detail tentang Matius 24. Dalam dua pelajaran yang
terakhir kita akan mempelajari perumpamaan-perumpamaan Yesus, setelah apa yang
dikatakanNya di Matius 24: perumpamaan talenta, perumpamaan hamba yang bijak
dan baik, perumpamaan 10 anak dara, perumpamaan domba dan kambing. Dan
ketahuilah, semua itu dialamatkan kepada
orang-orang yang mengaku melayani Yesus Kristus, bukan kepada dunia pada umumnya,
tetapi kepada mereka yang mengaku sebagai umat Tuhan.
So,
we have exciting times ahead in our study. Today we dealt just with the
foundations, with the basics, with the ground rules, the principles that we are
going to use in the study of Matthew 24, Mark 13, and Luke 21. So I hope that
those of you who are here and those who will be watching this program on
television will make it a point to come everyday that this program is presented
to hear this magnificent story of Matthew 24.
Jadi,
ke depan adalah waktu yang menarik bagi pelajaran kita. Hari ini kita hanya
membahas dasarnya, fondasinya, peraturan-peraturan dasarnya, prinsip-prinsip
yang akan kita pakai untuk mempelajari Matius 24, Markus 13 dan Lukas 21. Jadi
saya berharap kalian yang hadir di sini sekarang dan yang mengikuti acara ini
lewat televisi, akan
memastikan untuk datang setiap hari selama acara ini disajikan untuk
mendengarkan kisah yang hebat dari Matius pasal 24.
09 07 14
No comments:
Post a Comment