HIS WAY IS IN THE SANCTUARY
Part 17/32 -
Stephen Bohr
THE ARK OF THE COVENANT
Dibuka dengan doa.
Perhaps there is no item in archeology that has become so famous
in the Christian world as well as in the non-Christian world as the Ark of the
Covenant. You know there are many theories about where the Ark of the Covenant
is found. I’d like to share with you as we begin our study, the different
theories about the location of the Ark
of the Covenant. Some people believe that it’s in Gordon’s Calvary, that is
right underneath Golgotha where Jesus was crucified, in some cave or tunnel
there. Others believe that the Ark of the Covenant is in Kuwait. Still others
believe that it is somewhere in Hezekiah’s tunnel, near Jerusalem. Others still
believe that it’s found in Ein Gedi where the Dead Sea Scrolls were located in
1948. Still others believe that it’s found somewhere in Bethlehem in a cave, or
perhaps in Ethiopia, and there is a very strong theory that it’s found
somewhere in a cave on Mt. Nebo, where Moses died and was buried.
Mungkin bagi dunia Kristen maupun
non-Kristen, tidak ada item lain dalam arkeologi yang lebih terkenal daripada
Tabut Perjanjian. Dan pada awal pelajaran kita ini, saya mau berbagi dengan
kalian, beberapa teori yang berbeda mengenai lokasi Tabut Perjanjian ini
sekarang. Ada yang yakin bahwa Tabut Perjanjian itu sekarang ada di Kalvari, di
bawah Golgota di mana Yesus disalibkan, di dalam sebuah gua atau terowongan di
sana. Yang lain yakin bahwa Tabut Perjanjian itu ada di Kuwait. Masih ada yang
lain lagi yang yakin bahwa dia ada di terowongan Hizkiah, dekat Yerusalem. Yang
lain lagi yakin Tabut Perjanjian itu ditemukan di Ein Gedi di mana gulungan
kitab Laut Mati ditemukan tahun 1948. Masih ada yang lain yang yakin bahwa
Tabut itu ditemukan entah di mana di Betlehem dalam sebuah gua, atau mungkin di
Etiopia, dan ada suatu teori yang sangat berbobot yang mengatakan Tabut itu
ditemukan di dalam sebuah gua di G. Nebo, tempat di mana Musa mati dan
dikuburkan.
Now this is the idea that is
presented in an apocryphal book which is the 2nd
book of Maccabees. I need to make it very clear that the books of
Maccabees are not inspired. They are not part of the canonical scripture, but
they are of very important historical value. And so I am going to read from 2 Maccabees 2:4-8, what Maccabees says about the location
of the Ark of the Covenant and where it was placed. This is speaking about the
prophet Jeremiah, who supposedly hid the
Ark of the Covenant right before the destruction of Jerusalem in the year 586
BC by Nebuchadnezzar. And this is what it says here in 2 Maccabees
2:4-8 [RSV]
Nah, ini adalah pendapat yang disodorkan dalam sebuah kitab apokripa, yaitu 2 Makabe. Saya perlu menegaskan bahwa kitab-kitab Makabe ini bukanlah Firman dari Tuhan. Mereka bukan bagian dari Firman Tuhan yang resmi, namun mereka mempunyai nilai sejarah yang sangat penting. Maka saya akan membacakan dari 2 Makabe 2:4-8, apa yang dikatakan Makabe mengenai lokasi Tabut Perjanjian dan di mana itu diletakkan. Ini berbicara mengenai nabi Yeremia, yang diyakini telah menyembunyikan Tabut Perjanjian tepat sebelum Yerusalem dihancurkan pada tahun 586 BC oleh Nebukadnezar. Dan ini yang dikatakan oleh 2 Makabe 2:4-8 (RSV)
“It was also in the writing that the prophet…” Jeremiah,
“… having received an oracle, ordered that
the tent and the ark should follow with him, and that he went out to the
mountain where Moses had gone up …” that’s Mt.
Nebo, “… and had seen the inheritance of God. And Jeremiah came and found a cave, and he
brought there the tent and the ark and the altar of incense, and he sealed up
the entrance.
Some of those who followed him came up to mark the way, but could not find it.
When Jeremiah learned of it, he rebuked them and declared: ‘The place shall be unknown until God gathers his people together again and shows his mercy.
And then the Lord will disclose these things, and the glory of the Lord and the cloud will appear, as they were shown in the case of Moses, and as Solomon asked that the place should be specially consecrated.’…"
Some of those who followed him came up to mark the way, but could not find it.
When Jeremiah learned of it, he rebuked them and declared: ‘The place shall be unknown until God gathers his people together again and shows his mercy.
And then the Lord will disclose these things, and the glory of the Lord and the cloud will appear, as they were shown in the case of Moses, and as Solomon asked that the place should be specially consecrated.’…"
And so basically this idea is that Jeremiah
hid the Ark of the Covenant in a cave and it would be brought forth when God
manifests Himself as He did when He filled the temple or the Sanctuary in the
days of Moses and the temple in the days of Solomon.
“Juga terdapat di dalam tulisan itu, bahwa
nabi itu…” yaitu
Yeremia, “… setelah menerima pesan dari Tuhan,
memerintahkan agar tenda dan Tabut itu dibawa mengikutinya, dan dia pergi ke gunung
di mana Musa pernah naik…” yaitu
G. Nebo, “… dan melihat tanah yang diwariskan Allah. Dan Yeremia tiba di sana dan
menemukan sebuah gua, dan dibawanya ke sana tenda dan Tabut dan Mezbah Ukupan,
dan dia menutup jalan masuknya. Beberapa dari mereka yang mengikutinya,
menandai jalannya, namun kemudian tidak bisa menemukannya lagi. Ketika Yeremia
mengetahui tentang hal itu, dia menegur mereka dan menyatakan, ‘Tempat itu akan
menjadi rahasia hingga Tuhan mengumpulkan umatNya lagi dan menunjukkan
kemurahanNya. Dan pada waktu itu Tuhan akan menunjukkan hal-hal ini, dan
kemuliaan Tuhan serta awan itu akan muncul, sebagaimana yang dinyatakan pada
kasus Musa, dan sebagaimana pada waktu Salomo memohon agar tempat itu
dikuduskan secara khusus.’…”
Maka,
pada dasarnya pendapat ini menyatakan Yeremia telah menyembunyikan Tabut Perjanjian
itu di dalam sebuah gua dan itu akan dimunculkan kembali ketika Tuhan
menyatakan DiriNya seperti pada waktu Dia memenuhi Kemah Suci atau Bait Suci
pada zaman Musa dan pada zaman Salomo.
Now, Ellen White adds her testimony, she seems to confirm of what is
found in the 2nd book of Maccabees. It appears to be a genuine
tradition. In the book Prophets and Kings pg 453 she had this to say
about what happened to the Ark of the Covenant, where it was placed and if it
will be brought forth again. This is what she says, “Among the righteous still in Jerusalem, to
whom had been made plain the divine purpose, were some who determined to place
beyond the reach of ruthless hands the sacred Ark containing the tables of
stone on which had been traced the precepts of the Decalogue. This they did
with mourning and sadness they secreted the Ark in a cave, where it was to be
hidden from the people of Israel and Judah because of their sins, and was to be
no more restored to them…” that is to the Jews, “…That sacred Ark is yet hidden, it has
never been disturbed since it was secreted.” And so she confirms that the Ark of the
Covenant was placed in a cave and it has been in that cave ever since.
In other places in her writings, she indicates that the tables of the Law
which were found inside the Ark of the Covenant, will be brought forth before
the world as a testimony at the end of time that the Law of God is still
binding even today.
Nah,
Ellen White menambahkan kesaksiannya, rupanya dia membenarkan apa yang terdapat
di 2 Makabe. Jadi tulisan itu ternyata adalah tradisi yang tulen. Dalam bukunya
Prophets and Kings hal. 453, tentang Tabut
Perjanjian dan di mana itu diletakkan dan bahwa itu akan muncul kembali, Ellen White mengatakan demikian: “Dari antara orang-orang yang benar yang masih berada di dalam Yerusalem,
yang sudah diberitahu tentang rencana Ilahi, ada yang bertekad meletakkan Tabut
Perjanjian yang suci yang berisikan kedua tablet batu yang di atasnya tertulis
ke-10 Perintah Tuhan, jauh dari jangkauan tangan-tangan yang bengis. Mereka
melakukan ini dengan perkabungan dan kesedihan, mereka menyembunyikan Tabut itu
di dalam sebuah gua, di mana Tabut itu akan tersembunyi dari umat Israel dan
Yudah karena dosa-dosa mereka, dan tidak akan pernah dikembalikan kepada
mereka…” maksudnya kepada orang-orang Yahudi, “…Tabut
itu masih tersembunyi, dan tidak pernah terusik sejak disembunyikan.” Jadi Ellen White
membenarkan bahwa Tabut Perjanjian itu ditempatkan di dalam sebuah gua, dan
masih tetap ada di dalam gua itu hingga kini.
Di
bagian lain dari tulisannya, Ellen White mengindikasikan bahwa pada akhir
zaman, kedua tablet Hukum yang ada di dalam Tabut Perjanjian, akan ditampilkan
di hadapan dunia sebagai kesaksian bahwa Hukum Tuhan itu berlaku bahkan hingga
saat kini.
And so in our study today we are going to
take a look at the Ark of the Covenant. We are going to speak about the
different aspects about the Ark of the Covenant.
Now, the first thing that I want us to
notice is something about the 10 Commandments which were found inside the Ark
of the Covenant. If you have your Bibles, go with me to Exodus 19:11 and we are
going to notice several things about the 10 Commandments when they were given
to Moses, and to Israel on Mt. Sinai. Exodus 19:11. In this verse we find that
God Himself personally came down upon Mt. Sinai when He gave the 10
Commandments. This is significant, because the rest of the Bible God simply
spoke to the prophet and the prophet wrote it in a book or wrote in on a
parchment. But with the 10 Commandments the Bible tells us that God did not
merely reveal this to the prophet and have the prophet write it, God came down
in person, according to Scripture, to give the 10 Commandments. Notice Exodus 19:11, it says here, “And let them…” God is speaking, “… be ready for the third day. For on the
third day the Lord…” notice “… the Lord will
come down upon Mount Sinai in the sight of all the people.” So, notice that God Himself according to Exodus 19:11 had told Moses that
He was going to come down in person upon Mt. Sinai, when He was going to give
the 10 Commandments. But God was not
going to come by Himself. The Bible tells us
that He was going to come with 10’000 of His saints. In other words He
was going to come down to Mt. Sinai with the angels. Notice Deuteronomy 33:2, this is reminiscing
about the experience of Mt. Sinai. And it says this, “And he said: ‘The Lord came from Sinai, and dawned on them from Seir; He shone forth from
Mount Paran, and He came with ten thousands of saints…” now
what was He coming for? Notice what the verse says at the very end,
“…and He came with ten thousands of saints, from His right hand came…” what? “… a
fiery law for them.’…”
Now, what were
the 10 Commandments written with? They
were written in fire according to this.
Maka
dalam pelajaran kita hari ini, kita akan menyorot Tabut Perjanjian ini. Kita
akan membicarakan aspek-aspek yang berbeda dari Tabut ini.
Nah,
hal pertama yang saya ingin kalian perhatikan adalah mengenai ke-10 Perintah
yang ditemukan di dalam Tabut Perjanjian. Jika kalian membawa Alkitab, marilah
bersama saya ke Keluaran 19:11, dan kita akan melihat beberapa hal mengenai 10
Perintah ini pada saat itu diberikan kepada Musa dan bangsa Israel di G. Sinai.
Keluaran 19:11. Dalam ayat ini kita lihat bahwa Tuhan Sendiri secara pribadi
turun ke G. Sinai pada waktu Dia memberikan ke-10 Perintah itu. Ini sangat
berarti, karena untuk seluruh tulisan yang lain di dalam Alkitab, Tuhan hanya
bersabda kepada nabi dan nabi itu yang menuliskannya di kitab atau pada
gulungan kulit. Tetapi untuk 10 Perintah ini, Alkitab berkata bahwa Tuhan bukan
hanya menyatakannya kepada nabi dan menyuruh nabi itu yang menulisnya,
melainkan Tuhan datang sendiri secara pribadi, menurut Alkitab, untuk
memberikan ke-10 Perintah itu. Perhatikan Keluaran 19:11, dikatakan di sana, “Hendaknya
mereka…” ini Tuhan yang berbicara, “…bersiap untuk
hari yang ketiga. Sebab pada hari ketiga TUHAN…” perhatikan, “… TUHAN akan
turun di depan mata seluruh bangsa itu di atas gunung
Sinai.” [NKJV yang diindonesiakan]. Jadi perhatikan, menurut Keluaran
19:11, Tuhan sendiri memberitahu Musa bahwa Dia akan turun sendiri secara
pribadi di atas G. Sinai, pada waktu Dia memberikan ke-10 PerintahNya. Tetapi
Tuhan tidak akan datang sendirian. Alkitab memberitahu kita bahwa Tuhan akan
datang bersama 10’000 makhluk
kudusNya. Dengan kata lain, Tuhan akan turun di G. Sinai dengan
malaikat-malaikatNya. Perhatikan Ulangan 33:2, ayat ini sedang mengenang
pengalaman di G. Sinai. Dan dikatakan di sini, “Berkatalah ia: ‘TUHAN datang dari Sinai dan
terbit kepada mereka dari Seir; Ia tampak bersinar dari pegunungan Paran dan
datang bersama puluhan ribu makhluk kudusNya…” Nah, Tuhan datang
untuk apa? Perhatikan apa yang dikatakan ayat ini pada bagian akhirnya, “…dan datang bersama
puluhan ribu makhluk kudusNya, dan di tangan kananNya datang suatu Hukum yang
menyala-nyala untuk mereka…” [NKJV yang
diindonesiakan]
Nah,
ke-10 Perintah itu ditulis dengan apa? Menurut teks ini, mereka ditulis dengan
api.
So did God come by Himself when He came down to Mt. Sinai? No, He actually came down when He revealed
His Law with 10’000 of His saints. And who are those 10’000 of His saints? They are what? They are angels.
Exactly.
Jadi, apakah Tuhan datang sendirian ketika Dia turun di
G. Sinai? Tidak, sesungguhnya kektika Dia menyatakan HukumNya, Dia turun
bersama 10’000 makhluk kudusNya. Dan siapakah ke-10’000 makhluk kudusNya ini?
Mereka itu apa? Mereka itu malaikat. Benar sekali.
Now, another
unique thing about the 10 Commandments is that God actually spoke the 10
Commandments. He not only came down Himself personally, but the Bible tells us
that God also spoke the 10 Commandments with His own lips. He didn’t tell the
prophet, “You speak them”, God spoke them Himself. Notice Deuteronomy 4:11-13,
here we find these words: “Then you came near and stood at the foot
of the mountain, and the mountain burned with fire to the midst of heaven, with
darkness, cloud, and thick darkness….” And now notice verse 12, “… And
the Lord spoke to you
out of the midst of the fire. You heard the sound of the words, but saw no
form; you only heard a voice. So He
declared to you His covenant…” Notice God declared to them His covenant, “…
which He commanded you to perform, the Ten Commandments; and He wrote them on
two tablets of stone…” So, notice this passage tells us very clearly that God Himself spoke the 10
Commandments.
Hal
unik yang lain tentang ke-10 Perintah ini adalah Tuhan benar-benar mengucapkan
ke-10 Perintah itu. Dia bukan saja turun sendiri secara pribadi, tetapi Alkitab
berkata bahwa Tuhan juga mengucapkan ke-10 Perintah ini dengan bibirNya
sendiri. Dia tidak menyuruh nabi, “Kamu yang bicara,” tetapi
Tuhan sendiri yang mengucapkannya. Perhatikan Ulangan 4:11-13, di sini kita
baca kata-kata ini, “Lalu kamu mendekat dan berdiri di kaki gunung itu, sedang gunung itu
menyala sampai ke pusar langit dalam gelap gulita, awan dan kegelapan…” Perhatikan
ayat 12, “…Lalu
berfirmanlah TUHAN kepadamu dari tengah-tengah api; suara kata-kata kamu
dengar, tetapi suatu rupa tidak kamu lihat, hanya ada suara. Dan Ia memberitahukan kepadamu perjanjian…” Perhatikan,
Tuhan menyatakan kepada mereka perjanjianNya, “… yang diperintahkan-Nya kepadamu untuk
dilakukan, yakni Kesepuluh Firman dan Ia menuliskannya pada dua loh batu…” Jadi, perhatikan, teks ini memberitahu kita dengan
sangat jelas bahwa Tuhan sendiri yang mengucapkan ke-10 Perintah [Firman].
Another
interesting and unique thing about the 10 Commandments, and we just read it in
Deuteronomy 4:13, is that the 10 Commandments were actually written by God
Himself as well. Notice Exodus 31:18
which underlines the same thought which we read a moment ago in Deuteronomy
4:13. Exodus 31:18, speaking about the giving of the 10 Commandments on Mt.
Sinai, it says this, “And when He
had made…” that is when God had made “… an end of
speaking with him on Mount Sinai, He gave Moses two tablets of the Testimony,
tablets of stone, written with the finger of…” whom? “… written with
the finger of God.” So God comes down personally, God speaks them personally, and God writes
them personally as well. This makes the 10 Commandments unique. He doesn’t come by Himself, He comes down
with 10’000 of His saints.
Hal lain yang
menarik dan unik mengenai ke-10 Perintah ini
yang baru kita baca dari Ulangan 4:13, adalah ke-10 Perintah ini juga
benar-benar ditulis oleh Tuhan sendiri. Perhatikan Keluaran 31:18 yang
menggarisbawahi pendapat yang sama yang kita baca tadi dari Ulangan 4:13.
Mengenai disampaikannya ke-10 Perintah itu di G. Sinai, Keluaran 31:18 berkata
demikian, “Dan TUHAN memberikan kepada Musa, setelah Ia selesai berbicara
dengan dia di gunung Sinai, kedua loh Kesaksian,
loh batu, yang ditulisi oleh jari…” siapa? “… jari Allah.” [NKJV yang diindonesiakan]. Maka Tuhan turun sendiri secara
pribadi, Tuhan berbicara kepada mereka sendiri, dan Tuhan juga menulis perintahNya
sendiri. Ini membuat ke-10 Perintah itu unik. Tuhan tidak datang sendirian, Dia
datang bersama 10’000 makhluk kudusNya.
By the way,
when Moses broke the tables of the Law, God told Moses to bring two additional
tables of stone to the top of the mountain, and God said, “I will write again
on those tablets.” Interesting that God the second time also wrote the 10
Commandments Himself. Notice that in Exodus 34:1, speaking about the 2nd
tables of stone. It says there, “And the Lord said to Moses, ‘Cut two tablets of stone like the first ones…” and now notice what God says, “…
and I will write on these
tablets the words that were on the first tablets which you broke.’…” So,
who wrote the 10 Commandments the second time?
God did. You know, the rest of the Bible God spoke to the prophet and
the prophet wrote it down. But God says,
“When it comes to the 10 Commandments, I am coming down Myself, I am speaking these Myself, and I am writing
these Myself. And I am coming down with 10’000 of My saints.”
Ketahuilah ketika Musa memecahkan tablet Hukum Tuhan,
Tuhan memerintahkan Musa membawa dua
tablet [loh] batu lagi ke atas gunung, dan Tuhan berkata, “Aku akan menulisi
kedua tablet itu lagi.” Menarik bukan, bagaimana untuk kedua kalinya Tuhan juga
menulis sendiri ke-10 PerintahNya? Perhatikan di Keluaran 34:1, yang berbicara
mengenai tablet [loh] batu yang kedua. Dikatakan di sana, “Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: ‘Pahatlah dua
loh batu sama dengan yang mula-mula…” sekarang perhatikan apa kata Tuhan, “…maka
Aku akan menulis pada loh itu segala firman yang ada pada loh yang mula-mula,
yang telah kaupecahkan.’…” Jadi,
siapa yang menulis ke-10 Perintah itu untuk kedua kalinya? Tuhan. Kalian tahu,
seluruh bagian lain dari Alkitab, Tuhan bersabda kepada nabi, dan nabi itu yang menulisnya. Tetapi Tuhan
berkata, “Untuk ke-10 Perintah ini, Aku akan turun sendiri, Aku akan
mengucapkannya sendiri, dan Aku akan menulisnya sendiri. Dan aku akan turun
dengan 10’000 makhluk kudusKu.
Now, another
interesting thing about the revealing of the 10 Commandments at Mt. Sinai was
the so-called natural phenomena that accompany the giving of the 10
Commandments. Notice Exodus 19:16-19 and don’t forget these details because we
are going to come back to this a little bit later on in our study. Exodus
19:16-19, speaking about Israel at the foot of Mt. Sinai and what took place on
the mountain, we are told this: “ Then it came to pass on
the third day, in the morning, that there were…” now listen carefully, “…thunderings and lightnings, and a thick
cloud on the mountain; and the sound of the trumpet was very loud, so that all
the people who were in the camp
trembled. And Moses brought the people out of the camp to meet
with God, and they stood at the foot of the mountain. Now
Mount Sinai was completely in
smoke, because the Lord descended upon it in fire. Its smoke ascended like the
smoke of a furnace, and the whole mountain quaked greatly…” notice that there was an earthquake. Verse 19, “… And when the blast of
the trumpet sounded long and became louder and louder, Moses spoke, and God
answered him by voice.” So that God’s voice was heard.
Nah,
hal lain yang juga menarik mengenai diberikannya ke-10 Perintah ini di G. Sinai
adalah fenomena “alam” yang menyertai pemberian ke-10 Perintah ini. Perhatikan
Keluaran 19:16-19 dan jangan lupakan detailnya karena kita akan kembali lagi
kemari dalam pelajaran kita ini nanti. Keluaran 19:16-19, berbicara mengenai
orang-orang Israel yang berkumpul di kaki G. Sinai dan apa yang terjadi di atas
gunung. Kita diberitahu demikian, “Dan terjadilah pada hari
ketiga, pada waktu terbit fajar, ada…” sekarang dengarkan baik-baik, “… guruh dan kilat dan awan tebal di atas gunung dan bunyi sangkakala yang sangat keras, sehingga
gemetarlah seluruh bangsa yang ada di perkemahan. Lalu Musa membawa bangsa itu keluar dari
perkemahan untuk menjumpai Allah dan berdirilah mereka pada kaki gunung. Gunung Sinai ditutupi seluruhnya oleh asap, karena TUHAN turun ke atasnya dalam
api; asapnya membubung seperti asap dari tungku
api, dan seluruh gunung itu bergetar hebat….”
Perhatikan bahwa ada gempa bumi. Ayat 19, “… Dan ketika bunyi sangkakala terdengar panjang dan kian lama kian keras, berbicaralah
Musa, lalu Allah menjawabnya dengan suara.” [NKJV yang diindonesiakan]. Jadi,
suara Tuhan terdengar.
So notice the
phenomena that take place when God reveals the 10 Commandments.
There’s an earthquake, there is thunder, there is lightning, there is fire and smoke and the voice of God is heard.
There’s an earthquake, there is thunder, there is lightning, there is fire and smoke and the voice of God is heard.
Now, it’s
interesting to notice what God told Israel
to do in the light of the fact that God was going to reveal the 10
Commandments. God told them that they needed to prepare in a special way when
God was going to reveal His Law. We find this in Exodus 19:10-11, notice the
response of the people, what the people were supposed to do when God came to reveal
His Law. It says there in Exodus 19:10-11 “Then the Lord said to Moses, ‘Go to the people and consecrate them
today and tomorrow…” and listen carefully, “… and let them wash their clothes….” What do clothes represent in the Bible? What do garments
represent in the Bible? They represent righteousness, they represent character.
In other words, God is telling them to cleanse their what? To cleanse their
life, to cleanse their character because He is going to reveal His 10
Commandments. Verse 11, “… And let them be ready for
the third day. For on the third day the Lord will come down upon Mount Sinai in the
sight of all the people.’…” So God reveals His Laws, the 10 Commandments written by
His own finger on the tables of stone.
Jadi, perhatikan fenomena yang terjadi ketika Tuhan
memberikan ke-10 PerintahNya. Ada gempa bumi, ada guruh, kilat, api, dan asap,
dan suara Tuhan terdengar.
Nah, adalah menarik untuk melihat apa yang diperintahkan
Tuhan supaya dilakukan orang Israel sehubungan dengan akan diturunkannya ke-10
Perintah tersebut. Tuhan memerintahkan agar mereka membuat persiapan khusus
pada waktu Tuhan akan memberikan HukumNya. Kita temukan ini di Keluaran
19:10-11, perhatikan bagaimana respon umat Israel, apa yang harus mereka
lakukan ketika Tuhan datang menyampaikan HukumNya. Dikatakan di Keluaran
19:10-11 di sana, “Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: ‘Pergilah
kepada bangsa itu; kuduskanlah mereka hari ini dan besok…” dan dengarkan baik-baik, “…dan
mereka harus mencuci pakaiannya…” [NKJV yang diindonesiakan]. Dalam Alkitab pakaian melambangkan apa? Apa yang
dilambangkan oleh pakaian dalam Alkitab? Pakaian melambangkan kebenaran,
melambangkan karakter. Dengan kata lain, Tuhan menyuruh orang Israel
membersihkan apa mereka? Membersihkan hidup mereka, membersihkan karakter
mereka, karena Tuhan akan menyampaikan ke-10 PerintahNya. Ayat 11, “…Hendaknya mereka bersiap untuk hari yang ketiga, sebab pada hari ketiga TUHAN akan turun di
depan mata seluruh bangsa itu di atas gunung Sinai.’…” [NKJV yang diindonesiakan]. Jadi Tuhan menyampaikan HukumNya, ke-10 Perintah yang
ditulis oleh jariNya sendiri di atas tablet batu.
Now, the
question is, what happened to the 10 Commandments after God gave them to Moses?
But we all know that God told Moses to build the Sanctuary in the wilderness.
And one of the pieces of furniture in the Sanctuary was the Ark of the
Covenant, which was found in the Most Holy Place, and you can see it there (pointing
to the stage) and God told Moses to put the tables of the Law and to place them
inside the Ark of the Covenant. Let’s read about that in Deuteronomy 10:1-2 and
then we’ll jump down to verse 5. Deuteronomy 10:1-2 and also verse 5. Notice
what Moses did with the tables of the Law after God wrote the 10 Commandments
on the tables of stone. It says there, “At that time the Lord said to me, ‘Hew for yourself two tablets
of stone like the first, and come up to Me on the mountain and make yourself an
ark of wood. And I will write on the tablets the words that
were on the first tablets, which you broke; and you shall put them…” where? “… you shall put
them in the ark.’…” Verse 5, “… Then I turned
and came down from the mountain, and put the tablets in the ark which I had
made; and there they are, just as the Lord commanded me.” So where were the 10 Commandments placed?
were the tables of stones placed? They were placed inside the Ark.
Nah,
pertanyaannya sekarang adalah, apa yang terjadi pada ke-10 Perintah itu setelah
Tuhan memberikannya kepada Musa? Tapi kita semua tahu Tuhan telah memerintahkan
Musa membangun sebuah kemah suci di padang gurun. Dan salah satu perabotan di
kemah suci itu adalah Tabut Perjanjian, yang ada di Bilik Maha Suci, dan kalian
bisa melihatnya di sana (menunjuk ke gambar di atas panggung) dan Tuhan
memerintahkan Musa untuk meletakkan tablet Hukum itu di dalam Tabut Perjanjian.
Mari kita baca tentang hal ini di Ulangan 10:1-2 dan juga ayat 5. Perhatikan
apa yang dilakukan Musa dengan tablet Hukum itu setelah Tuhan menulis ke-10
PerintahNya pada kedua loh batu itu. Dikatakan di sana, “Pada waktu itu berfirmanlah TUHAN kepadaku: Pahatlah untuk dirimu sendiri, dua loh batu yang serupa
dengan yang mula-mula, naiklah kepada-Ku ke atas gunung, dan buatlah sebuah
tabut dari kayu; maka Aku akan
menuliskan pada loh itu firman-firman yang ada pada loh yang mula-mula yang
telah kaupecahkan itu, dan engkau harus meletakkan
kedua loh di…” mana?
“… engkau harus meletakkan kedua loh di dalam tabut itu….” Ayat
5 “.…Lalu aku berbalik, dan turun dari atas gunung, dan
meletakkan loh-loh itu ke dalam tabut yang telah kubuat; dan di situlah mereka berada sekarang, seperti yang
diperintahkan TUHAN kepadaku.”
[NKJV yang diindonesiakan]. Jadi ke-10 Perintah itu diletakkan di mana? Di mana kedua tablet batu
itu diletakkan? Di dalam Tabut Perjanjian.
By the way this
is the reason why the Ark is called “the Ark of the Covenant” because the 10
Commandments were the stipulations of the covenants of God with Israel.
Let’s read that in Deuteronomy 4:11-13. Because the Ark is called the Ark of
the Covenant of the Lord. You can read that in Numbers 10:33, “the Ark of the
Covenant of the Lord”. And once again why it’s called the Ark of the Covenant
of the Lord, is because the 10 Commandments are the stipulations of the
Covenant. Let’s notice that in Deuteronomy 4:11-13, it says there, “… Then you came near and stood at the foot of the
mountain, and the mountain burned with fire to the midst of heaven, with
darkness, cloud, and thick darkness. And the Lord spoke to you out of the midst of the fire.
You heard the sound of the words, but saw no form; you only heard a
voice….” And now verse 13 is the key verse, “…So He declared to you
His covenant…” Now what is that covenant? “… So He declared to you His covenant which He commanded
you to perform…” and what is the covenant? The what? “… the Ten Commandments; and He wrote them on two
tablets of stone.”
Ketahuilah,
inilah mengapa Tabut itu disebut “Tabut
Perjanjian” karena ke-10 Perintah itu adalah persyaratan perjanjian antara
Tuhan dengan umat Israel. Mari kita baca itu di Ulangan 4:11-13.
Karena Tabut itu disebut Tabut Perjanjian Tuhan. Kalian bisa membaca ini di
Bilangan 10:33 “Tabut Perjanjian Tuhan.” Dan sekali lagi mengapa itu disebut
Tabut Perjanjian Tuhan adalah karena ke-10 Perintah merupakan persyaratan dari
Perjanjian itu. Mari kita perhatikan Ulangan 4:11-13, di katakan di sana, “Lalu kamu mendekat dan berdiri di kaki gunung itu, sedang gunung itu
menyala dengan
api sampai ke tengah langit dalam gelap gulita,
awan dan kegelapan yang pekat. Dan berfirmanlah TUHAN kepadamu dari tengah-tengah api; kamu mendengar suara kata-kata, tetapi tidak melihat suatu bentuk, kamu hanya mendengar
suara….” Dan sekarang ayat 13 adalah ayat
kuncinya, “… Maka Ia memberitahukan kepadamu perjanjianNya…”
Sekarang, itu Perjanjian apa? “… Maka Ia memberitahukan kepadamu
perjanjianNya yang diperintahkan-Nya kepadamu untuk dilakukan…” dan Perjanjian apa itu? Yakni apa? “… yakni Kesepuluh Perintah dan Ia menuliskannya pada dua loh batu.” [NKJV yang diindonesiakan].
Are you
understanding why the 10 Commandments are called the Covenant? And why the Ark
is called the Ark of the Covenant? Because the 10 Commandments are the stipulations or the
rules of the Covenant.
By the way, the 10
Commandments were also called the Tablets of the Testimony. In fact
let’s read that in Exodus 31:18 which we read a few months ago, but let’s
notice this particular detail now. Exodus 31:18, it says here, “And when He had made…” that is when God had made, “…
an end of speaking with him…” that is with Moses, “…
on Mount Sinai, He gave Moses two tablets of the…” what? “… of the
Testimony, tablets of stone, written with the finger of God.”
So the 10
Commandments are called The Testimony and they are also called The Covenant.
And the Ark is called The Ark of the Testimony, and it’s called also The Ark of
the Covenant.
Apa kalian paham mengapa ke-10 Perintah itu disebut
Perjanjian? Dan mengapa Tabut itu disebut Tabut Perjanjian? Karena ke-10 Perintah itu adalah
persyaratan atau peraturan dari Perjanjian itu.
Ketahuilah, ke-10
Perintah ini juga disebut “Tablet/Loh Kesaksian” [dalam Alkitab
terjemahan bahasa Indonesia disebut “Loh Hukum”, sebenarnya kata Ibraninya yang
asli adalah עדוּת ‛êdûth ay-dooth' yang artinya “kesaksian”
atau “saksi”] Baiklah kita baca ini di Keluaran 31:18, yang
tadi sudah kita baca, tetapi sekarang marilah kita perhatikan detail khusus
ini. Keluaran 31:18, dikatakan di sana, “Dan TUHAN memberikan kepada Musa, setelah Ia …”
yaitu
Tuhan, “…selesai berbicara dengan dia…” yaitu dengan Musa, “… di
gunung Sinai, kedua loh…” apa? “… loh [tablet] Kesaksian, loh batu yang
ditulisi oleh jari Allah.”
Jadi
ke-10 Perintah itu disebut Kesaksian,
dan juga disebut Perjanjian. Dan Tabut itu disebut Tabut Kesaksian dan juga
disebut Tabut Perjanjian.
So the 10
Commandments were placed inside the Ark of the Covenant, and then the question
is where was the Ark of the Covenant placed? Well, I gave you the answer a
little while ago. The Ark of the Covenant was placed in the Most Holy Place of
the Sanctuary. Let’s read that in Exodus 26:31-34 tells us where the 10
Commandments were placed and then where the Ark of the Covenant was placed. It
says there in Exodus 26:31 “You shall make
a veil woven of blue, purple, and scarlet thread, and fine woven linen. It shall be woven with an artistic
design of cherubim. You shall hang it upon the four pillars of
acacia wood overlaid with gold.
Their hooks shall be gold, upon
four sockets of silver. And you shall hang the veil from the
clasps. Then…” notice, “…
Then you shall bring the ark of the Testimony in there, behind the veil. The
veil shall be a divider for you between the holy place and the Most Holy. You shall put the
mercy seat upon the ark of the Testimony in the Most Holy.”
So the question is where was the Ark of the
Covenant placed? It was put in the most Holy Place of the Sanctuary. In the
very center of the Most Holy Place of the Sanctuary.
Jadi ke-10
Perintah itu ditempatkan di dalam Tabut Perjanjian, kemudian pertanyaannya
adalah, di manakah Tabut Perjanjian itu ditempatkan? Nah, saya sudah memberikan
jawabannya tadi. Tabut Perjanjian ditempatkan di dalam Bilik Maha Suci dari
Bait Suci. Mari kita baca ini di Keluaran 26:31-34 yang
memberitahu kita di mana ke-10 Perintah itu ditempatkan, lalu di mana Tabut
Perjanjian itu ditempatkan. Dikatakan di Keluaran 26:31 “Haruslah kaubuat tabir yang ditenun dari benang
biru, ungu, dan benang kirmizi dan lenan yang halus tenunannya. Haruslah itu ditenun dengan desain kerub yang
indah. Engkau harus menggantungkannya
pada empat tiang dari kayu penaga, yang disalut dengan emas. Pengaitnya harus dari emas, pada
empat lubang dari perak. Dan engkau harus menggantung
tabir itu pada kaitan penjepitnya. Lalu …”
perhatikan, “…Lalu haruslah
kaubawa Tabut Kesaksian ke sana, ke belakang
tabir itu, tabir itu menjadi pemisah bagimu antara tempat kudus dan tempat maha
kudus. Engkau
harus meletakkan tutup pendamaian di atas Tabut Kesaksian di dalam tempat maha kudus.” [NKJV yang diindonesiakan].
Jadi
pertanyaannya adalah, di mana Tabut Perjanjian itu ditempatkan? Di bilik Yang
Maha Suci dari Kemah/Bait Suci, tepat di tengah-tengah Bilik Maha Suci dari
Kemah/Bait Suci.
Now, when was the Ark of the Covenant
brought to view in the religious year of Israel? The fact is, that there was a
daily service in the Sanctuary, and there was a yearly service. The
daily service had to do with things
taking place in the Court, the Sacrifice and the Lever and also it had
to do with the implements that were found in the Holy Place of the Sanctuary.
You can see it here, the Candlestick, the
Table of Showbread and the Altar of Incense. But there was one apartment
that was brought to view once a year at the end of the religious year, and that
was the Most Holy Place of the Sanctuary. In other words the Most Holy Place of
the Sanctuary was the central focus at the end of the year and what was known
as the Day of Atonement. In fact, let’s read about that in Leviticus 16:13-14. It says there, and in a moment I am going to add some
explanations to this passage. It says, “ And he shall put the
incense on the fire before the Lord, that the
cloud of incense may cover the mercy seat that is on the Testimony, lest he die…” Verse 14, “… He
shall take some of the blood of the bull and sprinkle it with his finger on the mercy seat on the east side; and before the mercy seat he
shall sprinkle some of the blood with his finger seven times….” Now, on the day of Atonement, the Sanctuary
was cleansed from all of the sins that had entered the Sanctuary in the course
of the year. But on the Day of Atonement, the Sanctuary itself was cleansed. In other words sins entered the
Sanctuary everyday when people confessed their sins and they repented the sins,
the sins entered the Sanctuary and were deposited there. But on the Day
of Atonement, the blood was sprinkled on the mercy seat of the Most Holy Place
of the Ark, and the sins that had been transferred there throughout the course
of the year, now were taken out of the Sanctuary. In other words, the
Sanctuary was cleansed. This is another way of describing the Judgment.
In other words, on Great Judgment Day, the cases of the Israelites were
examined. Those who had confessed their sins and placed their sins in the
Sanctuary through the blood, could receive the absolute certainty that their sins had been eradicated, not only
from their lives but they had been eradicated from the presence of God, in the
Sanctuary.
Nah,
kapan Tabut Perjanjian ini menjadi perhatian dalam kalender reliji bangsa
Israel? Sebenarnya, di Kemah/Bait Suci ada pelayanan
harian dan ada pelayanan tahunan. Hal-hal yang berkaitan dengan pelayanan harian terjadi
di Pelataran, Mezbah Kurban dan Bejana Pembasuh, dan juga dengan peralatan yang
ditemukan di Bilik Suci dari Kemah/Bait Suci. Kalian bisa melihat di sini, 7
Kaki Dian, Meja Roti Sajian, Mezbah Ukupan. Tetapi ada satu bilik yang menjadi
perhatian sekali setahun, pada akhir tahun kalender reliji, dan itu adalah
bilik Yang Maha Suci dari Kemah/Bait Suci. Dengan kata lain, Bilik Maha Suci
dari Kemah/Bait Suci adalah fokus sentral pada akhir tahun, yang dikenal
sebagai Hari Pendamaian. Sebaiknya, mari kita baca tentang hal ini di Imamat
16:13-14. Dikatakan di sana ~ nanti saya akan menambahkan sedikit penjelasan
kepada bacaan ini, dikatakan: “Kemudian ia harus meletakkan ukupan itu di atas
api yang di hadapan TUHAN, sehingga asap ukupan itu menutupi tutup pendamaian
yang di atas Kesaksian itu [= tablet 10 Perintah Allah], supaya ia jangan mati….” Ayat 14, “…Lalu ia harus mengambil sedikit
dari darah lembu jantan itu dan memercikkannya dengan jarinya ke atas tutup
pendamaian di sebelah timur, dan di depan tutup pendamaian itu ia harus
memercikkan sedikit dari darah itu dengan jarinya tujuh kali….” [NKJV yang diindonesiakan]. Nah, pada hari Pendamaian, Kemah/Bait Suci dibersihkan
dari semua dosa yang telah masuk ke dalamnya sepanjang tahun. Tetapi pada Hari
Pendamaian, Kemah/Bait Suci itu sendiri dibersihkan. Dengan kata lain,
dosa-dosa yang masuk ke Kemah/Bait Suci setiap hari pada waktu umat mengakui
dosa mereka dan mereka bertobat dari dosa itu, dosa tersebut masuk ke dalam
Kemah/Bait Suci dan disimpan di sana. Tetapi pada Hari Pendamaian, darah dipercikkan di atas tutup
Pendamaian Tabut di Bilik Maha Suci, dan
dosa yang telah dipindahkan ke sana sepanjang tahun, sekarang dikeluarkan dari
Kemah/Bait Suci. Dengan kata lain, Kemah/Bait Suci itu dibersihkan. Ini adalah cara lain
yang menggambarkan Penghakiman, dengan kata lain pada Hari
Penghakiman Besar, kasus-kasus umat Israel diperiksa. Mereka yang telah
mengakui dosa-dosa mereka dan melalui darah [kurban] menempatkan dosa-dosa
mereka di dalam Kemah/Bait Suci, boleh menerima jaminan kepastian bahwa
dosa-dosa mereka telah dihapuskan, bukan hanya dari hidup mereka tetapi juga
dari hadirat Tuhan di dalam Kemah/Bait Suci.
Now there are
some other interesting things about the Ark of the Covenant. The Ark of the
Covenant actually has tremendous power. The Ark of the Covenant had tremendous saving
power, but it also had great destroying power. I want you to notice,
Numbers 10:35-36. You know when Israel was in a covenant relationship with the
Lord, the Ark was a source of comfort for them, they could trust that the Ark
was going to protect them from their enemies. In fact, notice Numbers 10:35-36,
it says here, “So it was,
whenever the ark set out, that Moses said: ‘Rise up, O Lord! Let Your enemies be scattered, and let
those who hate You flee before You.’ And when it rested, he
said: ‘Return, O Lord, to the
many thousands of Israel.’…” So notice that they took the Ark to battle and the Bible
tells us that when the Ark was lifted up, the enemies of Israel were scattered.
It was a source of comfort and assurance to Israel when they were in a covenant
relationship with the Lord. In other words when God’s people came to the Lord
in humility and in repentance, confessing their sins, the Ark was a symbol of
salvation. It was a symbol of assurance. But on the other hand, when people
trampled upon the commandments of God and broke their covenant relationship
with the Lord, then the Ark became not a source of comfort and salvation but it
became a source of destruction.
Nah, ada
beberapa hal menarik mengenai Tabut Perjanjian ini. Sesungguhnya Tabut
Perjanjian ini memiliki kuasa yang besar. Tabut
Perjanjian ini memiliki kuasa penyelamat yang besar, tetapi juga memiliki kuasa
penghancur yang besar. Saya mau kalian perhatikan, Bilangan
10:35-36. Kalian tahu ketika umat Israel berada dalam hubungan perjanjian yang
baik dengan Tuhan, Tabut itu merupakan sumber penghiburan buat mereka, mereka
boleh yakin bahwa Tabut itu akan melindungi mereka dari musuh-musuh mereka.
Mari kita perhatikan Bilangan 10:35-36, dikatakan di sana, “Demikianlah, apabila tabut itu berangkat, berkatalah Musa:
‘Bangkitlah, TUHAN, supaya musuh-Mu terserak dan orang-orang yang membenci Engkau melarikan diri dari hadapan-Mu.’ Dan apabila tabut itu berhenti, berkatalah
ia: ‘Kembalilah, TUHAN, kepada umat Israel yang beribu-ribu laksa ini.’…" Jadi perhatikan, mereka membawa Tabut itu berperang dan
Alkitab memberitahu kita bahwa pada waktu Tabut itu diangkat, musuh-musuh
Israel terserak ke mana-mana. Tabut itu menjadi sumber penghiburan dan jaminan
bagi Israel pada waktu mereka berada dalam hubungan perjanjian yang baik dengan
Tuhan. Dengan kata lain, bila umat Tuhan datang kepada Tuhan dalam kerendahan
hati dan penyesalan, mengakui dosa-dosa mereka, Tabut itu menjadi lambang
keselamatan, Tabut itu menjadi lambang jaminan. Tetapi, di pihak lain ketika
umat menginjak-injak perintah-perintah Tuhan dan melanggar hubungan perjanjian
mereka dengan Tuhan, maka Tabut itu tidak menjadi sumber penghiburan dan
keselamatan melainkan menjadi sumber kehancuran.
I want to give you one more example of how
the Ark was actually a saving piece of furniture to the people of the Lord when
they are in a covenant relationship with the Lord. And then I am going to show
you several examples of how the Ark of the Covenant brought destruction upon
those who were not faithful to God.
You remember
when Israel crossed the Jordan river, when they entered the promised land, the
story is found in Joshua chapter 3. They came to the edge of the Jordan river,
and there was this tremendous barrier, in fact the Jordan was at flood stage at
this point. “Now how,” they asked themselves, “are we going to cross the Jordan
river into the promised land?” Well, the Lord performed a tremendous miracle.
And really the Ark of the Covenant was involved in this tremendous miracle.
Saya mau memberikan satu lagi contoh bagaimana Tabut itu
adalah sebuah perabot penyelamat bagi umat Allah pada waktu mereka berada dalam
hubungan perjanjian yang baik dengan Tuhan. Lalu saya akan menunjukkan beberapa
contoh bagaimana Tabut Perjanjian itu membawa bencana kepada mereka yang tidak
setia kepada Tuhan.
Kalian
ingat ketika Israel menyeberangi sungai Yordan, pada saat mereka akan memasuki
tanah perjanjian, kisahnya bisa ditemukan di Yoshua pasal 3. Mereka tiba di
tepi sungai dan di sana ada penghalang besar, faktanya adalah sungai Yordan
sedang dalam kondisi air pasang pada saat itu. “Nah, bagaimana,” mereka
bertanya sama sendiri, “kita bisa menyeberangi sungat Yordan ke tanah
perjanjian?” Yah, Tuhan membuat suatu mujizat besar. Dan Tabut Perjanjian itu
terlibat di dalam mujizat besar ini.
I want to read you a statement that we find
in vol. 4 of the Testimonies p. 157-158 about this event.
Of the drying up of the Jordan to allow Israel to cross into the promised land.
Ellen White says here “The priests obeyed the command of their leader and went
before the people…” notice, “…
carrying the Ark of the Covenant. The Hebrew host took up the line of march and
followed this symbol of the divine presence…” that is the Ark of the Covenant, “… the wide column filed down the bank of
Jordan, and as the feet of the priests were dipped in the brim of the river,
the water was cut off from above, and the volume below rolled on, leaving the
bed of the stream dry… When they bearing
the ark of the covenant stood safe upon the farther shore, God removed His
mighty hand and the accumulated waters rushed down, a mighty cataract, in the
natural channel of the stream. Jordan rolled on, a resistless flood,
overflowing all its banks.” You can almost imagine what it must have been like for the Lord to perform
this tremendous miracle of salvation to open up the Jordan so that the people
of Israel could cross. Because at this point they were in a good proper
relationship, covenant relationship with the Lord.
Saya mau membacakan suatu pernyataan yang kita temukan di
Vol. 4 dari the Testimonies hal 157-158
mengenai peristiwa ini. Tentang keringnya sungai Yordan untuk mengizinkan
Israel menyebrang masuk ke tanah perjanjian. Ellen White berkata di sini, “Para imam mematuhi perintah pemimpin mereka dan
mendahului rombongan umat Israel…” perhatikan, “… sambil membawa Tabut Perjanjian. Pasukan Yahudi
berbaris di belakangnya dan mengikuti lambang kehadiran Ilahi ini…” yaitu Tabut Perjanjian itu, “… barisan besar itu memenuhi tepi sungai Yordan. Dan pada waktu kaki para
imam masuk ke dalam air di tepi sungai, aliran air dari atas terhenti,
sedangkan yang ada di bawah terus mengalir, sehingga membuat dasar sungai itu
kering…… Pada waktu mereka yang mengangkat Tabut Perjanjian itu sudah berdiri
dengan aman di seberang sungai, Tuhan mengangkat tanganNya yang berkuasa dan
air yang terkumpul pun tercurah turun, dalam aliran yang deras, pada saluran alami sungai itu. Yordan
menggulung lagi dalam arus yang deras, membanjiri bantalan-bantalan sungainya.” Kalian bisa membayangkan apa yang terjadi ketika Tuhan membuat
mujizat besar yang menyelamatkan ini, membuka sungai Yordan agar umat Israel
bisa menyebrang. Karena pada waktu itu mereka berada dalam suatu hubungan
perjanjian yang baik dengan Tuhan.
But as I
mentioned, the Ark of the Covenant was not only a source of assurance, to those
who were in a covenant relationship with the Lord. The Ark also could be a very
destructive power when people trampled upon God’s commandments and were not in
a covenant relationship with Him. You remember this story of the destruction of
Jericho. Did the Ark play a central role in the destruction of Jericho? It most certainly did. It went before the
armies of the children of Israel. In
fact, let’s read Joshua 6:6-7 so that we
can understand the role of the Ark in the destruction of Jericho. It says here
in Joshua 6:6. “Then Joshua the son of Nun called the
priests and said to them, ‘Take up the ark of the covenant, and let seven
priests bear seven trumpets of rams’ horns before the ark of the Lord.’ And he said to the people, ‘Proceed, and
march around the city, and let him who is armed advance before the ark of the Lord.’” And you know on the 7th day they marched
around the city 7 times and what happened? The walls of Jericho crumbled and
the city was taken by Israel. The uncircumcised inhabitants of Jericho were
destroyed. The Ark of the Covenant became a symbol of destruction to those who
were enemies of God’s people.
Tetapi seperti kata saya tadi, Tabut Perjanjian bukan
saja sumber jaminan bagi mereka yang berada dalam hubungan perjanjian yang baik
dengan Tuhan, Tabut itu juga menjadi kuasa penghancur yang sangat besar ketika
orang-orang menginjak-injak perintah Tuhan dan tidak berada dalam hubungan
perjanjian yang baik denganNya. Kalian ingat sejarah kehancuran Yerikho? Apakah
Tabut waktu itu memainkan peranan pusat dalam kehancuran Yerikho? Sangat benar. Tabut itu berada di depan
pasukan umat Israel. Sebaiknya mari kita baca Yosua 6:6-7 supaya kita bisa
memahami peranan Tabut itu dalam penghancuran Yerikho. Dikatakan di Yosua 6:6
di sini, “Kemudian Yosua bin Nun memanggil para imam dan berkata kepada mereka:
‘Angkatlah tabut perjanjian itu dan tujuh orang imam harus membawa tujuh
sangkakala tanduk domba di depan tabut TUHAN.’
Dan kepada bangsa itu dikatakannya: ‘Majulah, berbarislah mengelilingi kota itu, dan orang-orang bersenjata harus berjalan di depan tabut
TUHAN.’…" [NKJV yang diindonesiakan]. Dan kalian tahu, pada hari yang ketujuh, mereka
mengelilingi kota itu 7 kali lalu apa yang terjadi? Dinding Yerikho pun runtuh
dan kota itu dikuasai oleh umat Israel. Penduduk Yerikho yang tidak bersunat
dihancurkan. Dan Tabut Perjanjian menjadi lambang kehancuran bagi mereka yang
adalah musuh-musuh umat Tuhan.
You also
remember the story of Uzzah. Do you know the story of Uzzah? God had told the
priest “Don’t you touch the Ark of the
Covenant. Don’t you dare touch the Ark of the Covenant!” The Bible tells us
when the Ark was coming back to Jerusalem after it had been in the cities of
the Philistines and it looked like the Ark was going to fall off the cart, and
one of the individuals, his name was Uzzah, reached out and touched the Ark. Let’s
read about it in 2 Samuel 6:6-7. Uzzah had broken the covenant of the Lord, he
disobeyed God, an explicit command of God. Notice 2 Samuel 6:6-7, it says, “And when they
came to Nachon’s threshing floor, Uzzah put out his hand to the ark of God and took hold of it, for the oxen
stumbled. Then the anger of the Lord was aroused against Uzzah, and God struck
him there for his error; and he
died there by the ark of God.” So, the Ark was not only a source for salvation, it was
also a source of destruction for those who knowingly and willingly trampled
upon God’s word.
Kalian tentunya juga ingat kisah Uza. Tahukah kalian
kisah Uza? Tuhan sudah memberitahukan para imam, “Jangan menyentuh Tabut
Perjanjian. Jangan sekali-kali menyentuh
Tabut Perjanjian!” Alkitab memberitahu kita pada waktu Tabut itu dipulangkan ke
Yerusalem setelah berada di kota-kota Filistin, dalam perjalanan Tabut itu
pernah mau jatuh dari pedati, dan salah seseorang, namanya Uza, menjulurkan
tangannya dan menyentuh Tabut itu. Mari kita baca tentang hal ini di 2 Samuel
6:6-7. Uza telah melanggar perjanjian dengan Tuhan, dia tidak patuh kepada
Tuhan, dan kepada perintahNya yang tegas. Perhatikan di 2 Samuel 6:6-7,
dikatakan, “Ketika mereka sampai ke tempat pengirikan
Nakhon, maka Uza mengulurkan tangannya kepada tabut Allah itu, lalu
memegangnya, karena lembu-lembu itu tergelincir. Maka bangkitlah murka TUHAN terhadap Uza,
lalu Allah membunuh dia di sana karena keteledorannya itu; ia mati di sana
dekat tabut Allah itu.” Jadi Tabut itu bukan saja sumber keselamatan, dia juga
sumber kehancuran bagi mereka yang sudah tahu dan dengan
sengaja
menginjak-injak Firman Tuhan.
You also
remember when the Ark was taken to the cities of the Philistines that from the
Ark came forth plagues. Do you remember this? The Ark poured out plagues. In
fact let’s read it in 1 Samuel 5:1-2 and then we’ll jump down to verse 6. It
says here, “Then the Philistines took the ark of God
and brought it from Ebenezer to Ashdod. When the Philistines
took the ark of God, they brought it into the house of Dagon and set it by
Dagon…” that was their patron god. Verse 6 “….But the hand of the Lord was heavy on the people of Ashdod, and He
ravaged them and struck them with tumors, both Ashdod and its territory.” And
if you continue reading you’ll find that in the Philistines cities, they passed
it on from city to city because nobody wanted the Ark of the Covenant because
the Ark of the Covenant was pouring out plagues upon the uncircumcised
Philistines. And so we find that the Ark of Covenant was powerful to save those
who were in convenant relation with the Lord, but it was also powerful to
destroy those who were not in a covenant relationship with God.
Kalian juga ingat ketika Tabut itu dibawa ke kota-kota
Filistin dia mendatangkan penyakit-penyakit? Kalian ingat ini? Tabut itu
mendatangkan penyakit-penyakit. Sebaiknya mari kita membaca ini di 1 Samuel
5:1-2 lalu kita akan loncat ke ayat 6. Dikatakan di sana, “Lalu orang Filistin merampas tabut Allah dan mereka
membawanya dari Eben-Haezer ke Asdod.
Orang Filistin mengambil tabut Allah itu, dibawanya masuk ke kuil Dagon
dan diletakkannya di sisi Dagon…” Dagon adalah dewa pelindung mereka. ….. “…Tetapi tangan TUHAN menekan orang-orang Asdod
itu dengan berat dan Ia menghancurkan mereka dan menghajar mereka dengan borok-borok, baik
Asdod mau pun daerah kekuasaannya.” [NKJV yang diindonesiakan]. Dan
jika kalian melanjutkan membaca, kalian akan melihat bagaimana kota-kota
Filistin terus mengoper Tabut itu dari yang satu kepada yang lain karena tidak
ada yang mau menerima Tabut Perjanjian itu karena Tabut Perjanjian itu mendatangkan penyakit kepada orang-orang Filistin yang
tidak bersunat. Jadi, kita lihat bahwa Tabut Perjanjian ini berkuasa untuk
menyelamatkan mereka yang memiliki hubungan perjanjian yang baik dengan Tuhan,
tetapi juga berkuasa untuk menghancurkan mereka yang tidak berada dalam hubungan
perjanjian yang baik dengan Tuhan.
Now, let’s
transition to another temple to another Ark of the Testament. We are going to
talk now about the Sanctuary in Heaven and the Ark of the Covenant in the
Heavenly Sanctuary. I want you to notice that the Sanctuary that was built on
earth was actually a copy of a pattern of a genuine Sanctuary that God showed
Moses on the mountain. Notice Exodus 25:40, what I want you to notice here is
that the earthly Sanctuary was actually a copy or a scale model if you please
of the Heavenly Sanctuary. It says there in Exodus 25:40, God is speaking to
Moses, “And see to it that you make them according to the pattern which was shown you on the
mountain.” In other words, God showed Moses on the mountain a
scale model of the Heavenly Sanctuary and said, “Make the earthly Sanctuary in
harmony with this scale model.”
Sekarang, marilah kita pindah ke Bait Suci yang lain, ke
Tabut Perjanjian yang lain. Sekarang kita akan berbicara tentang Bait Suci di
Surga dan Tabut Perjanjian di Bait Suci Surgawi. Saya mau kalian perhatikan
bahwa Kemah/Bait Suci yang dibangun di bumi sebenarnya adalah copy dari contoh
Bait Suci yang asli yang ditunjukkan Tuhan kepada Musa di atas gunung.
Perhatikan Keluaran 25:40. Apa yang saya ingin kalian perhatikan di sini adalah
Bait Suci di dunia sebenarnya adalah suatu copy atau mau disebut maket juga bisa,
dari Bait Suci Surgawi. Dikatakan di Keluaran 25:40 di sana, Tuhan sedang
berbicara kepada Musa, “Dan pastikan
engkau membuat semuanya itu menurut contoh yang telah ditunjukkan kepadamu di
atas gunung itu." [NKJV yang diindonesiakan]. Dengan kata lain, di atas gunung Tuhan menunjukkan kepada
Musa suatu maket dari Bait Suci Surgawi dan berkata, “Buatlah Bait Suci di
dunia selaras dengan maket ini.”
Now the book of Hebrews amplifies this point. Go with me
to Hebrews 8:1-5 where clearly we find the idea that the earthly Sanctuary was
actually a shadow or a copy of the Heavenly Sanctuary. Hebrews 8:1-5, here it
says,
“Now this is the main
point of the things we are saying: We have such a High Priest, who is seated at
the right hand of the throne of the Majesty in the heavens, a
Minister of the sanctuary…” and now listen, “…
and of the…” what? “… of the true
tabernacle which the Lord erected, and not man. For every high
priest is appointed to offer both gifts and sacrifices. Therefore it is necessary that this One also
have something to offer. For if He were on earth…” that is if Jesus were on earth, “…
He would not be a priest, since there are priests who offer the gifts according
to the law…” and now notice this, “… who serve the copy and
shadow…” So the earthly
sanctuary and the earthly priests serve as what? “…the copy and shadow of…” what? “… of the heavenly
things, as Moses was divinely instructed when he was about to make the
tabernacle. For He said, ‘See that you make all things according to the
pattern shown you on the mountain.’”
Sekarang, kitab Ibrani menguatkan hal ini. Mari bersama
saya ke Ibrani 8:1-5 di mana dengan jelas kita melihat bahwa Bait Suci di dunia
sebenarnya adalah bayangan atau copy dari Bait Suci Surgawi. Ibrani 8:1-5, di
sini dikatakan, “Inti segala yang kita bicarakan itu ialah: kita
mempunyai Imam Besar yang demikian, yang duduk di sebelah kanan takhta Yang Mahabesar
di sorga, dan yang melayani ibadah di
tempat kudus…” sekarang
dengarkan, “…yaitu di …” mana? “…dalam kemah sejati, yang didirikan
oleh Tuhan dan bukan oleh manusia. Sebab
setiap Imam Besar ditetapkan untuk mempersembahkan korban dan persembahan dan
karena itu Yang Satu ini juga mempunyai sesuatu untuk dipersembahkan. Sekiranya Ia di bumi ini…” seandainya Yesus ada di dunia, “… Ia
sama sekali tidak akan menjadi imam, karena di sini telah ada orang-orang
[imam-imam] yang mempersembahkan persembahan menurut hukum Taurat…” sekarang perhatikan ini, “… yang melayani gambaran dan bayangan …” Jadi, Bait Suci di dunia dan imam-imam di dunia melayani
sebagai apa? “…gambaran dan bayangan dari apa
yang ada…” di mana? “… ada
di sorga, sama seperti yang diberitahukan kepada Musa,
ketika ia hendak mendirikan kemah: ‘Pastikan’ demikian firman-Nya, ‘bahwa engkau membuat semuanya itu menurut contoh
yang telah ditunjukkan kepadamu di atas gunung itu.’" [NKJV yang
diindonesiakan].
Hebrews 9:24 amplifies this point, about the earthly
sanctuary being a copy or a shadow of the replica that God showed Moses on the
mount, which is really a scale model of the great Heavenly Sanctuary. Notice
Hebrews 9:24, it says here “For Christ has not entered the holy places
made with hands, which are…” what? “…
copies of the true, but into heaven itself, now to appear in the presence of
God for us…”
So the question is, is there a Heavenly Sanctuary, which
is the great original of which the earthly Sanctuary is a shadow or a copy or a
scale model? Absolutely. The Bible is very clear about this. So I’d like to ask
you, do you suppose that in the Heavenly Sanctuary there was also going to be a
Day of Atonement, a Day of Judgment when God was going to cleanse the Sanctuary
as well and was going to perform a work of judgment? Absolutely.
Ibrani 9:24 juga menguatkan poin ini, bahwa Bait Suci di
dunia adalah copy atau bayangan dari replika yang ditunjukkan Tuhan kepada Musa
di atas gunung, yang sebenarnya adalah sebuah maket dari Bait Suci Surgawi yang
mahabesar. Perhatikan Ibrani 9:24, dikatakan di sini “Sebab Kristus bukan masuk ke dalam tempat kudus
buatan tangan manusia yang hanya merupakan…” apa? “… gambaran saja dari yang
sebenarnya, tetapi ke dalam sorga sendiri untuk menghadap hadirat Allah guna
kepentingan kita.”
Jadi, pertanyaannya adalah, apakah Bait Suci Surgawi ini
ada, yang merupakan yang asli dari mana Bait Suci di dunia ini adalah copy atau
maketnya? Tepat sekali. Alkitab sangat jelas mengenai hal ini. Jadi saya ingin
bertanya, apakah menurut kalian di Bait Suci Surgawi juga akan ada Hari
Pendamaian, suatu Hari Penghakiman ketika Tuhan akan membersihkan Bait Suci itu
juga dan akan melakukan suatu penghakiman? Tentu saja.
In fact let’s notice Daniel 7:9-10 and then we’ll read verses
13-14. Let me give you a little bit of the chronology here. And this is
something that we are going to study in more detail a little bit later on in
this series. Daniel 7 gives a sequence of powers. You have a lion which
represents Babylon, you have a bear which represents the Medes and Persians,
you have a leopard that represents Greece, you have a dragon beast that
represents the Roman empire. Then the dragon beast sprouts 10 horns that
represents the divisions of the Roman empire, and then among those 10 horns
rises a little horn who rules 1260 years, and those 1260 years end in the year
1798. And then as soon as this Little Horn power receives a deadly wound in
1798, we find this interesting scene in Daniel 7:9-10. Let’s read about it.
Here Daniels says, “I watched till
thrones were put in place…” by the way those thrones are occupied by the Heavenly jury. And
he continues saying, “… and the
Ancient of Days was seated…” It means that He must not have been seated before. Who is the
Ancient of Days, by the way? The Ancient of Days is God the Father. Now, it
describes what this Ancient of Days looks like, “… His garment was
white as snow, and the hair of His head was
like pure wool. His throne was
a fiery flame, its wheels a burning fire; a fiery stream issued and came forth
from before Him…” And now listen to this, “… A thousand thousands
ministered to Him; ten thousand times ten thousand stood before Him….” Is this the same expression that we found when God on Sinai
revealed His 10 Commandments Law? Absolutely. He comes now for the Judgment
with 10’000 of His saints. And notice what it continues saying, “… The court was…” what? “… The court was seated, and the books were opened…” So where is this Judgment taking place? On earth or in Heaven?
It’s taking place in Heaven because it is taking place before the Ancient of
Days and its taking place in the midst of the angels. Now let’s go to verse 13 “… I was watching in the
night visions, and behold, One
like the Son of Man…” who would that be? Jesus Christ. “… coming with the clouds
of heaven!...” What do the clouds of Heaven represent? The angels. “… He came…” where? “… to the Ancient of Days, and they brought
Him near before Him….” And
now notice what He goes there for. It says, “… Then
to Him was given dominion and glory and a kingdom, that all peoples, nations,
and languages should serve Him. His dominion is an everlasting dominion,
which shall not pass away, and His kingdom the one which shall not be destroyed.”
Sebaiknya, marilah kita perhatikan Daniel 7:9-10 lalu
kita akan baca ayat 13-14. Izinkan saya memberikan sedikit kronologi di sini.
Dan hal ini akan kita pelajari lebih dalam lagi nanti dalam seri pelajaran ini.
Daniel 7 memberikan urut-urutan kekuasaan. Ada singa yang melambangkan Babilon,
ada beruang yang melambangkan Medo-Persia, ada harimau kumbang yang
melambangkan Greeka, dan ada binatang naga yang melambangkan kekaisaran Roma.
Lalu dari binatang naga itu tumbuh 10 tanduk yang melambangkan pembagian dari
kekaisaran Roma, dan dari antara 10 tanduk ini muncul sebuah Tanduk kecil yang
memerintah selama 1260 tahun, dan hitungan 1260 tahun itu berakhir di tahun
1798. Dan begitu kuasa Tanduk Kecil ini menderita pukulan yang mematikan di
tahun 1798, kita melihat adegan yang menarik ini di Daniel 7:9-10. Mari kita
baca. Di sini Daniel berkata, “Sementara aku terus melihat, hingga takhta-takhta diletakkan di tempatnya…” ketahuilah
takhta-takhta itu adalah untuk para juri surgawi. Dan dia melanjutkan berkata, “… lalu
duduklah Yang Lanjut Usianya…” berarti
sebelum ini Yang Lanjut Usia belum duduk. Siapakah Yang Lanjut Usia ini? Yang
Lanjut Usia adalah Allah Bapa. Sekarang dijelaskan bagaimana penampilan Yang
Lanjut Usia ini. “… pakaian-Nya putih seperti salju
dan rambut di kepala-Nya bersih seperti bulu domba murni; takhta-Nya dari nyala api dengan roda-rodanya dari api yang berkobar-kobar; suatu sungai api timbul dan mengalir dari
hadapan-Nya…” Sekarang
dengarkan ini, “…seribu kali beribu-ribu melayani Dia, dan
selaksa kali berlaksa-laksa berdiri di hadapan-Nya…” Apakah ini ungkapan yang sama yang kita temukan ketika di
Sinai Tuhan menyampaikan ke-10 PerintahNya? Tepat sekali. Sekarang Dia datang
untuk Penghakiman ini dengan 10’000 makhluk kudusNya. Dan perhatikan apa yang
dikatakan selanjutnya, “…Lalu duduklah Majelis Pengadilan dan dibukalah Kitab-kitab…” Jadi di manakah Penghakiman ini terjadi? Di dunia atau di
Surga? Terjadi di Surga karena terjadi di hadapan Yang Lanjut Usianya dan
terjadi di tengah-tengah para malaikat. Sekarang marilah ke ayat 13, “…Sedang aku melihat dalam penglihatan malam itu, tampak
datang dengan awan-awan dari langit…” awan-awan dari langit melambangkan apa? Para malaikat. “… seorang seperti Anak Manusia…” Siapa kiranya itu? Yesus Kristus. “…
datanglah Ia…” ke mana? “… kepada Yang Lanjut Usianya itu, dan Ia
dibawa mereka ke hadapan-Nya….” Dan sekarang perhatikan untuk apa Dia datang ke sana.
Dikatakan, “…Lalu diberikan kepadaNya kekuasaan
dan kemuliaan dan sebuah kerajaan, maka orang-orang dari segala bangsa, suku bangsa dan bahasa mengabdi
kepadaNya. KekuasaanNya ialah kekuasaan yang kekal, yang tidak akan lenyap, dan
kerajaanNya ialah kerajaan yang tidak akan dihancurkan.”
Do you know what the purpose of the Judgment is? You know, we talk about Jesus going into
the presence of His Father to get the kingdom. You know usually we think of a
kingdom as a geographical territory. But really, what is the kingdom of Jesus Christ?
The kingdom of Jesus Christ is composed of what? It’s composed of His people. But does He have to determine and reveal who
His people are before He can establish His kingdom? Of course. So what Jesus
does, He goes into the presence of His Father, His Father sits, the court
session begins, Jesus goes in, and now at the conclusion of the Judgment it’s
been revealed who are His, the
Sanctuary is cleansed in other words
from the sins of the people and Christ’s kingdom is made up. Are you
understanding what I am saying?
Tahukah kalian apa tujuan Penghakiman itu? Kalian tahu,
kita berbicara tentang Yesus yang datang ke hadirat BapaNya untuk menerima
kerajaanNya. Kalian tahu kalau berbicara tentang kerajaan, biasanya kita
berpikir tentang territorial geografis. Tetapi sesungguhnya kerajaan Yesus Kritus itu
apa? Kerajaan Yesus Kristus terdiri atas apa? Terdiri atas umatNya.
Tetapi, haruskah Yesus menentukan dan menyatakan siapa
saja
umatNya ini sebelum Dia bisa mendirikan kerajaanNya? Tentu saja. Jadi apa yang
dilakukan Yesus adalah, Dia pergi ke hadapan BapaNya, BapaNya duduk, sidang
dibuka, Yesus masuk, dan sekarang pada akhir kesimpulan dari Penghakiman itu,
dinyatakanlah siapa-siapa yang umatNya, Bait Suci dibersihkan, dengan kata lain
dibersihkan dari dosa umat Kristus, dan kerajaan Kristus pun terbentuk. Apakah
kalian mengerti apa yang saya katakan?
Now, if this Judgment takes place in Heaven which it does, and it takes place
in the midst of 10’000 of His saints, what would be the standard of the
Judgment? What was in the very center of the Ark of the Covenant? The 10
Commandments. Are the 10 Commandments the standard of the judgment, in other
words the norm that God uses to evaluate people? Absolutely. Notice what we find in James
2:12. It says here “So speak and
so do as those who will be judged by…” what? “… by the law of liberty.” So, what is it that is going to judge God’s
people? What are God’s people going to be compared with? Their works or their
lives with what? With the Law. And notice it’s not a law of bondage it’s a law
of what? Of liberty.
Nah, jika Penghakiman ini terjadi di Surga, dan memang
benar terjadi di sana, dan itu terjadi di tengah-tengah 10’000 makhluk
kudusNya, apakah yang dipakai sebagai patokan Penghakiman ini? Apa yang ada di
tengah-tengah Tabut Perjanjian? Ke-10 Perintah Tuhan. Apakah ke-10 Perintah inilah
patokan bagi penghakiman, dengan kata lain, itu adalah norma yang dipakai Tuhan
untuk menilai manusia? Betul sekali. Perhatikan apa yang ada di Yakobus 2:12.
Dikatakan di sini, “Berkatalah dan berlakulah seperti orang-orang yang akan dihakimi oleh…” apa? “… oleh hukum yang memerdekakan
orang..” Jadi apa
yang akan dipakai untuk menghakimi umat Tuhan? Umat Tuhan akan dibandingkan
dengan apa? Pekerjaan mereka, dan hidup mereka akan dibandingkan apa?
Dibandingkan dengan Hukum Tuhan. Dan perhatikan itu bukanlah hukum yang memperbudak,
itu adalah hukum apa? Hukum yang memerdekakan.
Notice also Ecclesiastes
12:13-14, here in these verses that are very well known, it says, “Let us hear the conclusion of the whole
matter: Fear God and…” what? “…
and keep His commandments, for this is man’s all. For God will bring every work
into judgment, including every secret thing, whether good or evil”
So do the
commandments of God have anything to do with the judgment? Of course. Here
Solomon inspired by the Holy Spirit, says, “Fear God and keep His commandments, for this is the whole
duty of man because God is going to
bring every work into what? God is going to bring every work into judgment,
whether it be a good work or whether it be what? An evil work.”
And by the way,
some people say, “Well, I’m saved by faith.” That’s true, the Bible says that we
are saved by grace through faith, but the Bible also says that we will be
judged by works. See, we are saved by grace through faith, but what is the
evidence that we have genuine faith? The evidence is found in our works. And
what are our works compared with? They are compared with God’s Holy Law.
Perhatikan juga Pengkhotbah 12:13-14, di sini di
ayat-ayat yang sangat terkenal ini, dikatakan, “Mari kita dengarkan kesimpulan dari semua ini: takutlah akan Allah dan…” apa? “… dan peliharalah
perintah-perintah-Nya, karena ini adalah kewajiban setiap orang. Karena Allah akan membawa setiap perbuatan ke
penghakiman, termasuk
setiap hal yang rahasia, entah itu baik, entah itu jahat.”[NKJV yang diindonesiakan].
Jadi apakah Perintah-perintah Tuhan ada kaitannya dengan
penghakiman? Tentu saja. Di sini Salomo di bawah bimbingan Roh Kudus berkata, “…Takutlah akan Allah dan peliharalah perintah-perintah-Nya, karena ini adalah
kewajiban setiap orang. Karena Allah akan
membawa setiap perbuatan ke …” mana? “…Allah akan membawa setiap perbuatan ke penghakiman
… entah itu baik…” atau
apa? “… entah itu jahat.”
Dan
ada orang yang berkata, “Saya diselamatkan oleh iman.” Itu benar, Alkitab
berkata bahwa kita diselamatkan oleh kasih karuna melalui iman, tetapi Alkitab
juga berkata bahwa kita akan dihakimi menurut perbuatan kita. Pahamilah, kita
memang diselamatkan oleh kasih karunia melalui iman, tetapi apa buktinya kita
memiliki iman yang benar? Bukti itu ditemukan dalam perbuatan kita. Dan
perbuatan kita diukur dengan apa? Perbuatan kita diukur dengan Hukum Tuhan yang
kudus.
Now, the
question is, does God have a right to judge us? Why does God have a right to
judge us? Of course because He is our creator. Notice Revelation 14:6-7, here
we find the end time judgment described. And it gives us the reason why God has
the right to judge the human race. It says there in Revelation 14:6-7 “Then I saw another angel flying in the midst
of heaven, having the everlasting gospel to preach to those who dwell on the
earth—to every nation, tribe, tongue, and people…” Now, let’s stop there for a moment and let me ask you
this question.
While this gospel is being preached is it possible
to be saved? Is the door of mercy still
open while the gospel is being preached to every nation, kindred, tongue and
people? Of course. Because if the door of probation is closed, why preach? Now,
I want you to notice something very interesting in verse 7. After saying that
the everlasting gospel is given to, is preached to all those dwell on earth, to
every nation, tribe, tongue and people, it says, “… saying
with a loud voice, ‘Fear God and give glory to Him, for the hour of His
judgment will come…” Ah, thank you very much. It doesn’t say
that the hour of His judgment will come, it says, “… the hour of His
judgment HAS come…” Does the judgment take place while the door
of mercy is still open while the gospel is still being preached? Yes or no.
Absolutely. So this must be a pre-advent judgment and it must mean that it’s
taking place where? Not on earth but in Heaven. Where in Heaven specifically?
Where did the judgment take place in Israel? In the Most Holy Place. And what
was at the center of the Most Holy Place? The Ark. And what was inside the Ark?
The 10 Commandments.
Now, notice
what it continues saying, “…‘Fear God and give glory to Him, for the
hour of His judgment HAS come…” and here it gives us the reason why God has
the right to judge us. “… and worship Him who…” what? “… who made heaven
and earth, the sea and springs of water…’” So the judgment transpires while the door
of mercy is still open, while the three angels’ messages are still being
proclaimed.
Nah, pertanyaannya adalah, apakah Tuhan berhak menghakimi
kita? Mengapa Tuhan punya hak untuk menghakimi kita? Tentu saja, karena Dialah
Pencipta kita. Perhatikan Wahyu 14:6-7, di sini kita temukan bagaimana
penghakiman akhir zaman dilukiskan. Dan ini menyatakan alasan mengapa Tuhan
memiliki hak untuk menghakimi bangsa manusia. Dikatakan di Wahyu 14:6-7 “Dan aku melihat seorang malaikat lain terbang
di tengah-tengah langit dan padanya ada Injil yang kekal untuk diberitakannya
kepada mereka yang diam di atas bumi dan kepada semua bangsa dan suku dan
bahasa dan kaum…” Nah,
marilah kita berhenti sejenak di sini dan saya mau mengajukan pertanyaan.
Selagi
injil ini disampaikan, apakah masih mungkin manusia bisa selamat? Apakah pintu
kasihan masih terbuka sementara injil ini dikabarkan kepada setiap bangsa,
suku, bahasa dan kaum? Tentu saja. Karena andaikan pintu kasihan sudah
tertutup, apa gunanya menyampaikan pekabaran? Sekarang, saya mau kalian
perhatikan sesuatu yang sangat menarik di ayat 7, setelah dikatakan bahwa injil
kekal itu diberikan kepada, disampaikan kepada semua yang hidup di dunia,
kepada setiap bangsa, suku, bahasa dan kaum, dikatakan “…dan ia berseru dengan suara nyaring: ‘Takutlah
akan Allah dan muliakanlah Dia, karena akan
tiba saat penghakiman-Nya…” Ah,
terima kasih banyak. Ini tidak berkata bahwa saat penghakimanNya akan tiba,
tetapi dikatakan “…telah
tiba saat penghakiman-Nya…” Apakah
penghakiman sudah terjadi ketika pintu kasihan masih terbuka selagi injil masih
dikabarkan? Ya atau tidak? Tentu saja. Jadi ini haruslah suatu penghakiman yang
terjadi sebelum kedatangan Kristus kembali, dan itu berarti penghakiman ini
pasti terjadi di mana? Tidak di bumi, tetapi di Surga. Di Surga mana tepatnya?
Bagi bangsa Israel dulu, di manakah penghakiman terjadi? Di bilik Maha Suci.
Dan apa yang ada di tengah-tengah bilik Yang Maha Suci? Tabut Perjanjian. Dan
apa yang ada di dalam Tabut itu? Ke-10 Perintah Tuhan.
Sekarang,
perhatikan apa yang dikatakan selanjutnya, “…‘Takutlah akan Allah dan muliakanlah Dia,
karena telah tiba saat
penghakiman-Nya…” dan di sini disebutkan alasannya mengapa Tuhan punya hak
untuk menghakimi kita. “… dan sembahlah Dia yang…” apa? “…yang telah menjadikan langit dan
bumi dan laut dan semua mata air.’" Jadi penghakiman terjadi sementara pintu kasihan masih
terbuka, selagi pekabaran Tiga Malaikat masih diproklamasikan.
Is there a
time, however, when the Sanctuary service in the Most Holy Place is going to
close and it’s going to end? Absolutely. And the very next chapter in the book
of Revelation after saying “the hour of His judgment has come” and after
telling us that that even takes place in Heaven before Jesus comes, while the
door of mercy is still open, in the very next chapter we are told that the time
is coming when the Sanctuary service is going to close. And nobody is going to
be able to enter the Sanctuary anymore for forgiveness of sin.
Namun, apakah ada saatnya ketika pelayanan Bait Suci di
bilik Yang Maha Suci akan ditutup dan berakhir? Tepat sekali. Dan dalam pasal
berikutnya di kitab Wahyu setelah dikatakan bahwa “…telah
tiba saat penghakiman-Nya…” dan
setelah memberitahu kita bahwa peristiwa itu terjadi di Surga sebelum
kedatangan Yesus, sementara pintu kasihan masih terbuka, maka di pasal
berikutnya kita diberitahu bahwa saatnya akan tiba ketika pelayanan Bait Suci akan ditutup. Dan tidak ada seorang
pun yang bisa masuk ke dalam Bait Suci lagi untuk minta pengampunan dosa.
Notice Revelation 15:5-6. This is the very next chapter
after John has written about the hour of God’s judgment and the preaching of
the everlasting gospel, he says this, “After these
things I looked, and behold, the temple of the tabernacle of the testimony…” where was that temple of the tabernacle?
Oh, “… in
heaven was…” what? “…
was opened…” Which means that it must have been what? It must have been closed before.
Because Jesus was in a different place. Now notice, “…
And out of the temple came the seven angels having…” what? “… the seven
plagues, clothed in pure bright linen, and having their chests girded with…” what? “… girded with golden
bands.”
Perhatikan Wahyu 15:5-6. Ini adalah pasal berikutnya
setelah Yohanes menulis tentang saat penghakiman Tuhan dan pekabaran injil
kekal, dia berkata demikian, “Kemudian dari pada itu aku melihat, tampaklah Bait Suci--kemah kesaksian…” di manakah Kemah Kesaksian ini? Oh, “… di
sorga…” bagaimana?
“… terbuka…” artinya Kemah Kesaksian itu sebelumnya pasti tertutup. Karena
Yesus berada di tempat yang lain. Sekarang perhatikan, “…Dan
ketujuh malaikat dengan…” apa? “… ketujuh malapetaka itu, keluar
dari Bait Suci, berpakaian lenan yang putih bersih dan berkilau-kilauan dan
dadanya berlilitkan…” apa?
“…ikat pinggang dari emas.”
So who comes out of the temple now? The 7 angels with
what? With the 7 last plagues. And if you continue reading there, it tells us
that the temple is filled with smoke and no one is able to what? No one is able
to enter the temple until the 7 last plagues have been what? The 7 last plagues
have been poured out.
Jadi siapa yang keluar dari Bait Suci sekarang? Ketujuh
malaikat dengan apa? Dengan ketujuh malapetaka
yang terakhir. Dan jika kalian melanjutkan membaca ini, kita
diberitahu bahwa Bait Suci dipenuhi oleh asap dan tidak ada yang bisa apa?
Tidak ada yang bisa masuk ke dalam Bait Suci hingga ketujuh malapetaka itu
sudah apa? Hingga ketujuh malapetaka itu sudah dicurahkan semuanya.
Incidentally, Revelation 11:19 describes this moment,
when the temple of God was open. And in Revelation chapter 15 it tells us when
it’s closed. Notice Revelation 11:19 the moment in which the temple or the Most
Holy Place was opened in Heaven, it says
“Then the temple of God was…” what? “… was opened in
heaven, and the ark of His covenant was seen in His temple….” And then what does it say? “…
And there were…” what? “…
lightnings, noises, thunderings, an earthquake and great hail…” did we see those things before? Where did
we see those things? On Mt. Sinai, when
God revealed His Law. Let me ask you, when the temple of God was opened in
Heaven for the final judgment do we find the same phenomena we found when
God revealed the 10 Commandments?
Absolutely, the same identical phenomena.
Supaya tahu, Wahyu 11:19 menggambarkan momen ini, ketika
Bait Suci Tuhan terbuka. Dan di Wahyu pasal 15, kita diberitahu kapan Bait Suci
itu ditutup. Perhatikan Wahyu 11:19, saat ketika Bait Suci atau bilik Maha Suci
sedang terbuka di Surga, dikatakan, “Maka…” apa? “… terbukalah Bait Suci Allah yang
di sorga, dan kelihatanlah tabut perjanjian-Nya di dalam Bait Suci itu…” dan apa lagi katanya? “…dan
terjadilah…” apa? “…kilat
dan deru, guruh dan gempa bumi dan hujan batu
lebat.” [terjemahan
Alkitab bahasa Indonesia menulis “hujan es
lebat”, tapi sebenarnya adalah hujan batu belerang] Apakah kita pernah melihat
kata-kata ini sebelumnya? Di mana kita membaca tentang hal-hal ini? Di
Gunung Sinai, ketika Tuhan menyampaikan hukumNya. Coba saya tanya, pada waktu
Bait Suci Tuhan di Surga terbuka untuk penghakiman terakhir, apakah kita
menemukan fenomena yang sama yang kita temukan saat Tuhan menyatakan ke-10
PerintahNya? Betul sekali, fenomena yang persis sama.
Now, you remember the people at the foot of Mt. Sinai,
were required to make a special preparation for when God came to reveal His
Law. They were supposed to wash what? They were supposed to wash their
garments. Is there a special preparation that needs to take place in the
context of the judgment that is transpiring in Heaven now? In preparation for the coming of Christ.
Absolutely. Notice several texts that we find in the book of Revelation.
Revelation 14:12, it’s speaking about God’s people in the
end time. It says, “Here is the
patience of the saints; here are
those who…” what? “…
who keep the commandments of God and the faith of Jesus.” Is God going to have a group of people who
keeps His Commandments at the end of time? Absolutely. Is the devil enraged
against those who keep the Commandments? Absolutely. Notice Revelation
12:17 “And the dragon was enraged with the woman, and he went
to make war with the rest of her offspring…” or the remnant of her seed. And what
characterizes that remnant? “… who…” what? “… who keep the
commandments of God and have the testimony of Jesus Christ.”
Notice once again they “keep the commandments of God”.
Nah, kalian ingat, umat Israel di kaki G. Sinai,
diharuskan membuat persiapan khusus untuk saat Tuhan datang menyampaikan
HukumNya. Mereka diharuskan mencuci apa? Mereka diharuskan mencuci pakaian
mereka. Apakah ada persiapan khusus yang harus terjadi dalam konteks
Penghakiman yang sedang berlangsung di Surga sekarang, sehubungan dengan
kedatangan Kristus? Tentu saja. Perhatikan beberapa teks yang kita temukan di
kitab Wahyu.
Wahyu 14:12, berbicara mengenai umat Tuhan pada akhir
zaman, dikatakan, “Yang penting di sini ialah ketekunan orang-orang kudus, yang…” apa? “… yang memelihara Perintah-perintah Allah
dan iman dari Yesus.” [NKJV yang diindonesiakan]. Apakah
Tuhan akan memiliki sekelompok manusia yang memelihara Perintah-perintahNya
pada akhir zaman? Betul sekali. Apakah Setan menjadi murka terhadap mereka yang
memelihara Perintah-perintah Tuhan? Betul sekali. Perhatikan Wahyu 12:17 “Maka marahlah naga itu kepada perempuan itu, lalu pergi memerangi
keturunannya yang sisa…” atau dengan sisa keturunannya. Dan apa yang menjadi
karakteristik umat yang tersisa ini? “…
yang…” apa? “…memelihara perintah-perintah Allah dan memiliki
kesaksian Yesus Kristus.” [NKJV yang diindonesiakan]. Perhatikan
sekali lagi, mereka ini “…memelihara
perintah-perintah Allah.”
Notice also
Revelation 22:14-15, same idea coming through. Revelation 22:14-15, it says
there “Blessed are
those who do His commandments, that they may have the right to the tree of
life, and may enter through the gates into the city….” So are all of those who are going to enter
through the gates, commandment-keepers? They most certainly are. What about
those outside? Are they commandment keepers or commandment breakers? Breakers. Notice verse 15 “… But
outside are dogs and sorcerers
and sexually immoral and murderers and idolaters, and whoever loves and…” what? “… and practices a
lie.”
Perhatikan juga di Wahyu 22:14-15, pendapat yang sama
muncul. Wahyu 22:14-15 dikatakan di sana, “Berbahagialah mereka yang melakukan Perintah-perintah Tuhan. Mereka akan memperoleh hak atas pohon kehidupan dan masuk melalui pintu-pintu
gerbang ke dalam kota itu…” [NKJV yang diindonesiakan]. Jadi, apakah semua yang akan masuk melewati pintu gerbang
itu orang-orang yang melakukan Perintah-perintah Tuhan? Sangat benar. Bagaimana
dengan mereka yang tertinggal di luar? Apakah mereka itu yang patuh kepada
Perintah-perintah Tuhan atau yang melanggar? Pelanggar-pelanggar Perintah
Tuhan. Perhatikan ayat 15, “…Tetapi anjing-anjing dan
tukang-tukang sihir, orang-orang sundal, orang-orang pembunuh,
penyembah-penyembah berhala dan setiap orang yang mencintai dusta dan yang
melakukannya, tinggal di luar.”
Is there a
special work of purification that takes place in preparation for the second
coming of Jesus Christ? Absolutely. Let’s read several other verses in Scripture.
Notice 1 John
3:1-3 we are talking now about the preparation that Israel made when God
came to reveal the 10 Commandments, how they washed their garments. The
equivalent is that God’s people through the power of the Holy Spirit are to
wash their characters through the power of the Holy Spirit. Notice 1 John 3:1-3 “Behold what manner of love the Father has
bestowed on us, that we should be called children of God! Therefore the world
does not know us, because it did not know Him. Beloved, now we
are children of God; and it has not yet been revealed what we shall be, but we
know that when He is revealed, we shall be like Him, for we shall see Him as He
is…” and now notice
verse 3, “… And
everyone who has this hope…” that is the hope of the coming of Jesus, “…
in Him…” what does He do? “…purifies himself, just as He is…” what? “… just as He is
pure.”
Apakah ada pekerjan khusus untuk pemurnian yang terjadi
sebagai persiapan kedatangan Yesus Kristus yang kedua? Betul sekali. Mari kita
membaca beberapa
ayat lain dalam Alkitab. Perhatikan 1 Yoh 3:1-3, sekarang kita berbicara
tentang persiapan yang dibuat umat Israel ketika Tuhan datang
untuk menyampaikan ke-10 PerintahNya, bagaimana mereka mencuci pakaian mereka.
Persamaannya adalah, umat Allah melalui kuasa Roh Kudus harus mencuci karakter
mereka oleh kuasa Roh Kudus. Perhatikan 1 Yoh 3:1-3 “Lihatlah, betapa besarnya kasih yang
dikaruniakan Bapa kepada kita, sehingga kita boleh disebut anak-anak Allah. Karena itu dunia tidak mengenal kita, sebab
dunia tidak mengenal Dia.
Saudara-saudaraku yang terkasih, sekarang kita adalah anak-anak Allah, tetapi belum nyata bagaimana keadaan kita kelak; akan tetapi kita tahu,
bahwa apabila Kristus menyatakan diri-Nya, kita akan menjadi sama seperti Dia,
sebab kita akan melihat Dia dalam keadaan-Nya yang sebenarnya….” Dan
sekarang perhatikan ayat 3, “… Dan setiap orang yang menaruh pengharapan itu …” yaitu
pengharapan pada kedatangan Yesus, “.. di dalam Dia…” apa yang dilakukanNya? “… menyucikan dirinya, sama
seperti Dia yang…” apa?
“…suci.” [NKJV yang diindonesiakan]
Notice Isaiah
33:14-16, the same idea, in the context of the 2nd coming, the
emphasis is constantly with God’s people will have prepared, they will be pure,
their lives will be in harmony with God’s Holy Law. Isaiah 33:14-16, it says
here, “The sinners in Zion are afraid;
fearfulness has seized the hypocrites…” and then comes the question, “… ‘Who among us shall dwell with the
devouring fire?...” who is the devouring fire? God. “… ‘Who among us shall dwell with
everlasting burnings?’…” in other words who is going to be able to live in the presence of God?
Notice the answer, “… He who walks righteously
and speaks uprightly, he who despises the gain of oppressions, who gestures with
his hands refusing bribes, who stops his ears from hearing of bloodshed, and
shuts his eyes from seeing evil: he will dwell on high; his place of defense will be the fortress of rocks; bread
will be given him, his water will be
sure.” So who are
those who are going to be ready when Jesus comes? Notice the details the
character details, they walk righteously, they
speak uprightly, they despise the gain of oppressions, they gesture with their hands refusing
bribes, they stop their ears from hearing bloodshed, they shut their eyes from
seeing evil. In other words, their lives have been cleansed through the power
of God, through the power of the Holy Spirit.
Perhatikan Yesaya 33:14-16, pendapat yang sama, dalam
konteks kedatangan Kristus yang kedua, penekanannya terus-menerus ada pada umat
Tuhan yang harus bersedia, mereka harus dimurnikan, hidup mereka harus
diselaraskan dengan Hukum Tuhan yang kudus. Yesaya 33:14-16, dikatakan di sini,
“Orang-orang yang berdosa di Sion takut, orang-orang munafik diliputi kegentaran….” Lalu
muncullah pertanyaannya, “… ‘Siapakah di antara kita yang akan hidup bersama api yang memusnahkan ini?’...” Siapakah
api yang memusnahkan ini? Tuhan. “…
‘Siapakah di antara kita yang akan hidup bersama pembakaran yang abadi ini?’" Dengan kata lain, siapa yang bisa hidup di hadirat Tuhan?
Perhatikan jawabannya, “…Orang yang hidup dalam kebenaran,
yang berbicara dengan jujur, yang membenci pendapatan dari hasil pemerasan, yang mengebaskan tangannya menolak suap, yang menutup telinganya dari mendengarkan rencana penumpahan darah, dan menutup matanya dari melihat kejahatan, dialah yang akan tinggal di tempat yang tinggi, tempat pertahanannya ialah benteng dari batu-batu; rotinya disediakan air minumnya terjamin.” [NKJV yang
diindonesiakan]. Jadi siapakah mereka yang akan siap ketika Yesus datang?
Perhatikan detail-detailnya, detail karakternya, mereka “…yang hidup dalam kebenaran, yang berbicara dengan
jujur, yang membenci pendapatan dari hasil pemerasan, yang mengebaskan tangannya menolak suap, yang menutup telinganya dari mendengarkan rencana penumpahan darah, yang
menutup matanya dari melihat kejahatan..” Dengan
kata lain hidup mereka sudah dibersihkan oleh kuasa Tuhan, melalui kuasa Roh
Kudus.
Incidentally,
on the Day of Atonement when the High
Priest was cleansing the Sanctuary from the sins of the people, the people were
supposed to be outside the Sanctuary afflicting their souls and cleansing their
lives from sin. Notice Leviticus 23:29 on this point. Leviticus 23:29, speaking
about what the people were supposed to be doing just like Israel at the foot of
Mt. Sinai. Leviticus 23:29, it tells us,
“For any person who is not afflicted in soul on that same day shall be…” what? “… shall be cut
off from his people.” In fact it says in that same chapter, that he who does not sympathize with
the work of the High Priest, will be destroyed from among the people.
Pada Hari Pendamaian ketika Imam Besar sedang
membersihkan Bait Suci dari dosa-dosa umat, umat diharuskan berada di luar Bait
Suci, menyelidiki hati mereka dan membersihkan hidup mereka dari dosa.
Perhatikan Imamat 23:29 tentang poin ini. Imamat 23:29, berbicara tentang umat Tuhan yang seharusnya melakukan hal yang sama
seperti yang dilakukan orang Israel pada kaki G. Sinai. Imamat 23:29,
mengatakan kepada kita, “Karena setiap orang yang pada hari itu tidak sungguh-sungguh
menyelidiki hatinya, pada hari yang sama akan …” diapakan? “…
dilenyapkan dari antara bangsanya.” [NKJV yang diindonesiakan] Faktanya
di pasal yang sama dikatakan bahwa dia yang tidak mendukung pekerjaan Imam Besar, akan dibinasakan dari
antara umat.
Notice also
Joel 2:12-13, describing once again the Day of Atonement when the life is going
to be compared with God’s Holy Law. Joel 2:12-13 “ ‘Now, therefore,’ says the Lord, ‘Turn to Me with all your heart’…” and notice how, “… ‘with fasting,
with weeping, and with mourning.’ So rend your heart, and not
your garments…” what did Israel do at Mt. Sinai? They cleansed their garments and they rent
their garments. But God is saying now, “Don’t rend your garments, that was a
symbol.” What is He saying now? “Don’t rend your garments” but your what? “Your
heart!” “… return
to the Lord your God, for
He is gracious and merciful, slow
to anger, and of great kindness; and He relents from doing harm.”
Perhatikan juga Yoel 2:12-13, yang menggambarkan lagi
Hari Pendamaian ketika hidup manusia akan diukur oleh Hukum Tuhan yang kudus.
Yoel 2:12-13 “… ‘Nah, oleh karena itu,’ demikianlah firman TUHAN, ‘berbaliklah kepada-Ku dengan segenap hatimu…” dan perhatikan bagaimana caranya, “…dengan
berpuasa, dengan menangis dan dengan berkabung.’
Maka koyakkanlah hatimu dan bukan pakaianmu…” Apa yang dilakukan Israel di G. Sinai? Mereka
membersihkan pakaian mareka, mereka mengoyak pakaian mereka. Tetapi Tuhan
sekarang berkata, “Jangan mengoyak pakaianmu, itu hanya simbol.” Apa yang
dikatakan Tuhan sekarang? “Jangan
mengoyak pakaianmu”, melainkan apamu? “Hatimu!” “… berbaliklah kepada TUHAN, Allahmu, sebab Ia
pengasih dan penyayang, panjang sabar dan berlimpah kasih setia, dan Ia mau berbalik dari
menjatuhkan celaka.”
Psalm 15 describes the same necessary preparation for the
coming of Christ. Notice Psalm 15, it’s a short psalm, so we’ll read all 5
verses. It says, it begins by asking a
question, “Lord, who may abide in Your tabernacle?
Who may dwell in Your holy hill?...” Notice the answer, “… He
who walks uprightly, and works righteousness, and speaks the truth in his
heart; he who does not backbite with his tongue, nor does evil to his neighbor, nor does he take up a reproach against his
friend; in whose eyes a vile person is
despised, but he honors those who fear the Lord; he
who swears to his own hurt and
does not change; he who does
not put out his money at usury, nor does
he take a bribe against the innocent. He who does these things shall never be moved.”
Mazmur 15 menggambarkan persiapan yang sama, yang
diperlukan untuk kedatangan Kristus. Perhatikan Mazmur 15, karena ini adalah
mazmur yang singkat, kita akan baca semua 5 ayatnya. Dimulai dengan sebuah
pertanyaan, dikatakan, “Mazmur Daud. TUHAN, siapa yang boleh tinggal dalam kemah-Mu? Siapa yang boleh diam di
gunung-Mu yang kudus?...” Perhatikan
jawabannya, “…Yaitu dia yang berlaku tidak
bercela, yang melakukan apa yang adil dan yang mengatakan kebenaran dalam hatinya,
yang tidak menyebarkan fitnah dengan lidahnya, yang tidak berbuat jahat
terhadap tetangganya, dan yang tidak memulai
pertengkaran dengan temannya; yang membenci orang yang keji, tetapi menghormati mereka
yang takut akan TUHAN; yang berpegang teguh
pada sumpahnya, dan tidak berubah walaupun merugi; yang tidak meminjamkan uangnya dengan makan
riba dan tidak menerima suap melawan orang yang tak bersalah. Siapa yang
berlaku demikian, tidak akan goyah selama-lamanya.” [NKJV yang diindonesiakan].
Let’s notice several other texts from the New Testament. 2 Corinthians 7:1,
this theme comes through time and again, that in preparation for the coming of
Christ, not only must Christ cleanse the sins from the Heavenly Sanctuary, but
Christ through the power of the Holy Spirit must cleanse the life from sin as well.
2 Corinthians 7:1 “Therefore, having these promises, beloved, let us cleanse…” what? “…ourselves from
all filthiness of the flesh and spirit, perfecting…” what? “… perfecting holiness
in the fear of God.”
Notice Hebrews 12:14, time and again this theme comes
through. Hebrews 12:14, here the writer of Hebrews says, “Pursue peace with all people, and…” what? “… holiness,
without which no one will see the Lord.”
Mari kita perhatikan ayat-ayat lain dari Perjanjian Baru.
2 Korintus 7:1, tema yang sama muncul berulang-ulang, bahwa sebagai persiapan
untuk kedatangan Kristus, bukan saja Kristus harus membersihkan Bait Suci
Surgawi dari dosa tetapi melalui kuasa Roh Kudus, Kristus harus membersihkan
hidup umatNya dari dosa juga. 2 Korintus 7:1 “Saudara-saudaraku yang kekasih, karena kita
sekarang memiliki janji-janji itu, marilah kita menyucikan…” apa? “… diri kita dari semua pencemaran
jasmani dan rohani, dan dengan demikian menyempurnakan…” apa? “…kekudusan kita dalam takut akan
Allah.” Perhatikan
Ibrani 12:14, lagi-lagi tema ini muncul. Ibrani 12:14, di sini penulis kitab
Ibrani berkata, “Berusahalah hidup damai dengan semua orang
dan…” apa? “…kejarlah kekudusan, sebab tanpa kekudusan
tidak seorang pun akan melihat Tuhan.”
Let’s read one more, Titus 2:11-14 speaking
once again about this turning character that God’s people must have. It says
there in Titus 2:11 “For the grace of God that
brings salvation has appeared to all men, teaching us that,
denying…” now listen carefully, “… denying ungodliness and worldly lusts…” what do we need to deny? “…ungodliness and
worldly lusts, we should live soberly, righteously, and godly in the present
age, looking for…” notice, this is in the light of the coming
of Christ, “…
looking for the blessed hope and glorious appearing of our great God and Savior
Jesus Christ, who gave Himself for us, that He might redeem us
from every…” what? “…
lawless deed and…” then do what? “… purify for Himself His own special people, zealous…” for what? “…. zealous for
good works.”
Mari kita baca satu teks lagi, Titus 2:11-14 berbicara
sekali lagi mengenai perubahan karakter yang harus dimiliki umat Tuhan.
Dikatakan di sana di Titus 2:11 “Karena kasih karunia Allah yang memberikan
keselamatan sudah menyatakan diriNya kepada semua manusia. Ia
mendidik kita supaya kita meninggalkan…” sekarang dengarkan baik-baik, “…
meninggalkan kefasikan dan nafsu-nafsu duniawi…” apa yang
harus kita tinggalkan? “…kefasikan dan nafsu-nafsu duniawi, dan supaya kita hidup dengan kesadaran
penuh, benar dan saleh di masa sekarang ini, sambil menantikan…” perhatikan, ini adalah berkaitan dengan kedatangan
Kristus, “…menantikan penggenapan harapan kita dan
kedatangan dalam kemuliaan Allah yang Mahabesar dan Juruselamat kita Yesus
Kristus, yang telah menyerahkan diri-Nya
bagi kita untuk membebaskan kita dari segala…” apa? “… perbuatan
yang melanggar hukum dan…” berbuat
apa? “…untuk menguduskan bagi diri-Nya suatu umat, kepunyaan-Nya sendiri, yang
rajin…” untuk apa?
“… rajin berbuat baik.” [NKJV yang diindonesiakan].
One final point
that I want to share with you as we draw this to a close. You remember that the
Ark of Covenant poured out plagues upon those who were not in a covenant
relationship with the Lord? It was a source of protection for those who had a
covenant relationship with God, but it was a destructive power upon those who
were not right with the Lord. Go with me to Revelation 16:17-21 this is our
final passage in our study today. I want you to notice that when the temple is
opened at the very end of time and the angels come out to pour out the plagues,
the 7th angel when he pours out his plagues, you’ll have the same
phenomena that you had at Mt. Sinai, but now not in a saving context but in a
destroying context. Notice Revelation 16:17
“Then the seventh angel poured out his bowl
into the air, and a loud voice came out of the temple of heaven, from the
throne, saying, ‘It is done!’…” Was there a voice there at Mt. Sinai? Was it God’s voice?
Absolutely. Notice what it continues saying, “…And
there were noises…” did that happen at Sinai? Yes. “… and
thundering…” did that happen? Yes. “…and lightnings…” how about that? Sure, “… and there was…” also “…a great…” what? “…earthquake…” did that happen at Sinai? Absolutely. “…
such a mighty and great earthquake as had not occurred since men were on the
earth. Now the great city was divided into three parts, and
the cities of the nations fell. And great Babylon was remembered before God, to
give her the cup of the wine of the fierceness of His wrath. Then
every island fled away, and the mountains were not found…” Do you remember that there was also fire on
Mt. Sinai? Notice that there are now stones of fire that fall. It says there in
verse 21, “… And great hail from
heaven fell upon men, each hailstone
about the weight of a talent. Men blasphemed God because of the plague of the
hail, since that plague was exceedingly great.” And by the way, this was not hail made of
ice, this was fiery hail, you can read about it in Exodus 9:24-25, and also the
fact that the book of Revelation says that upon the wicked will fall fire and
what? Fire and brimstone which takes place at the moment of the 7th
plague.
Satu poin terakhir yang ingin saya bagikan kalian
sementara kita mengakhiri pelajaran ini. Kalian ingat Tabut Perjanjian yang
mencurahkan penyakit kepada mereka yang tidak berada dalam hubungan perjanjian
yang baik dengan Tuhan? Tabut itu adalah sumber perlindungan bagi mereka yang
memiliki hubungan perjanjian yang baik dengan Tuhan, tetapi itu menjadi kuasa yang
menghancurkan bagi mereka yang hubungannya tidak baik dengan Tuhan. Marilah
bersama saya ke Wahyu 16:17-21, ini adalah bacaan kita yang terakhir untuk
pelajaran hari ini. Saya mau kalian memperhatikan bahwa ketika Bait Suci
terbuka pada akhir zaman dan para malaikat keluar untuk mencurahkan malapetaka,
pada saat malaikat yang ketujuh mencurahkan malapetaka yang dibawanya, akan
terjadi fenomena yang sama seperti yang terjadi di G. Sinai, namun sekarang
tidak dalam konteks yang menyelamatkan, melainkan dalam konteks yang
menghancurkan. Perhatikan Wahyu 16:17 “Dan malaikat yang ketujuh menumpahkan cawannya
ke angkasa. Dan dari dalam Bait Suci kedengaranlah suara yang nyaring dari
takhta itu, katanya: "Sudah terlaksana.” Apa di G. Sinai terdengar juga suara? Apakah itu suara
Tuhan? Betul sekali. Perhatikan apa yang dikatakan selanjutnya, “Maka terdengarlah suara…” Apa itu terjadi di Sinai? Ya. “…dan
menderulah bunyi guruh…” Apa
itu terjadi di Sinai? Ya. “… dan
kilat…” Bagaimana dengan ini? Tentu saja, “… dan
terjadilah gempa bumi yang…” bagaimana?
“… dahsyat…” Apa itu terjadi di Sinai? Tepat sekali. “…
seperti belum pernah terjadi sejak manusia ada di atas bumi. Begitu hebatnya
gempa bumi itu. Lalu terbelahlah kota besar
itu menjadi tiga bagian dan runtuhlah kota-kota bangsa-bangsa. Maka teringatlah
Allah akan Babel yang besar itu untuk memberikan kepadanya cawan yang penuh
dengan anggur kegeraman murka-Nya. Dan
semua pulau hilang lenyap, dan tidak ditemukan lagi gunung-gunung….” Apa kalian ingat bahwa di G. Sinai
juga ada
api? Perhatikan sekarang juga ada batu-batu berapi yang jatuh. Dikatakan di ayat 21, “Dan
hujan batu [belerang] besar, seberat 34 kilogram, jatuh dari langit menimpa manusia, dan manusia menghujat Allah karena
malapetaka hujan batu itu, sebab malapetaka
itu sangat dahsyat.” [NKJV yang diindonesiakan] Dan supaya tahu, hujan batu ini bukan terbuat dari es, ini adalah hujan batu
api, yang bisa kalian baca di Keluaran 9:24-25, dan juga faktanya bahwa kitab
Wahyu berkata, mereka yang jahat akan
dijatuhi api dan apa? Api dan batu belerang, yaitu yang terjadi pada saat
turunnya malapetaka ketujuh.
And so what has
God tried to teach us with the Ark of the Covenant? What God is saying is, that
there was a Sanctuary on earth in which was the Ark of the Covenant, in the Ark
of the Covenant was the Law of God, that was used to evaluate the lives of His people on
the great Day of Atonement. His people were supposed to cleanse their lives so
that God would save them in the great day. Is that parallel to what is
transpiring now in Heaven? Same thing is happening in Heaven. Only now Israel
is not in view, the whole human race is in view. The lives of all are being
compared with the great standard of justice, God’s Holy Law. And God is
inviting us now in this time of mercy and grace, to come into the Sanctuary
with our sins, to confess our sins, to repent of sins so that our sins can be
cleansed from the Sanctuary, and from our lives.
Dengan Tabut Perjanjian ini apa yang mau diajarkan Tuhan kepada
kita? Apa yang dikatakan Tuhan adalah, di bumi ada Bait Suci dan di dalamnya
terdapat Tabut Perjanjian, di dalam Tabut itu terdapat Hukum Tuhan, yang dipakai untuk mengevaluasi
kehidupan umatNya pada Hari Pendamaian
yang besar. UmatNya diharuskan membersihkan hidup mereka agar Tuhan
menyelamatkan mereka pada hari besar itu. Apakah itu paralel dengan apa yang sedang terjadi sekarang di
Surga?
Hal yang sama sedang terjadi di Surga. Hanya sekarang
bukan bangsa Israel yang dihakimi,
melainkan seluruh bangsa manusia. Kehidupan semua orang sedang dibandingkan dengan
standar keadilan yang agung, Hukum Tuhan yang kudus. Dan Tuhan sedang
mengundang kita sekarang pada masa anugerah dan kemurahan ini, untuk datang ke
Bait Suci dengan dosa-dosa kita, untuk mengakui dosa-dosa kita, untuk bertobat
dari dosa-dosa kita supaya dosa-dosa ini boleh dibersihkan dari Bait Suci dan
dari hidup kita.
25 04 14
No comments:
Post a Comment