HIS WAY IS IN THE SANCTUARY
Part 30/32 -
Stephen Bohr
THE SANCTUARY
AND THE PROPHETIC GIFT
Dibuka
dengan doa.
In
the book of 1 Corinthians the apostle Paul compares the church to a body, a
body that is composed of many members with each member fulfilling its own
specific and particular function. In the same way as the body is one, but has
many members and those members fulfill different functions so it is with the
Church. The Church should be one even though it is composed of many members and
each member has his or her own particular function and purpose within the body.
Di
kitab 1 Korintus rasul Paulus membandingkan gereja dengan tubuh, tubuh yang
terdiri atas banyak bagian, masing-masing bagian melakukan fungsinya yang
spesifik dan khusus sendiri. Sebagaimana tubuh itu satu tetapi memiliki banyak
bagian, dan semua bagian itu menyelesaikan fungsi yang berbeda, demikian pulalah Gereja. Gereja
seharusnya satu, walaupun terdiri atas banyak anggota, dan setiap anggota
memiliki fungsi khusus dan manfaatnya sendiri di dalam tubuh.
Now,
each part of the body has a spiritual meaning when it comes to the church. For
example, the feet represent ~ according to the apostle Paul in the book of
Romans ~ the act of going to preach the gospel, the gospel of peace.
The
mouth represents teaching, for example when Jesus taught many times the bible
says that He opened His mouth and taught in parables. So the mouth represents
teaching.
The
hands, touch, represents kindness and caring of church members or others, to
reach out and touch someone.
This
evening we want to talk about one of those body parts and what it represents,
symbolically speaking. We are referring to the eyes of the body. What do the
eyes of the body represent when it comes to the Church. Well, go with me to 1
Samuel 9:9, here we are going to read about the name that were given to
prophets before they were called prophets. You see, they had an earlier name.
It says there in 1 Samuel 9:9 “Formerly in Israel, when a man went
to inquire of God, he spoke thus: ‘Come, let us go to the seer’; for he who is now called a prophet was formerly called a seer.”
Now
what do you see with? You see with your eyes.
Nah,
setiap bagian tubuh memiliki arti rohani bila berkaitan dengan Gereja.
Misalnya, kaki ~ menurut rasul Paulus di kitab Roma ~ melambangkan pergi
mengabarkan Injil, injil damai.
Mulut
melambangkan mengajar, misalnya ketika Yesus mengajar, seringkali di dalam
Alkitab dikatakan Dia membuka mulutNya dan mengajar dengan perumpamaan. Jadi
mulut melambangkan mengajar.
Tangan,
sentuhan, melambangkan memberikan kebaikan dan kasih sayang kepada anggota
gereja atau orang lain, mengulurkan tangan dan menyentuh seseorang.
Malam
ini kita akan berbicara mengenai salah satu dari bagian tubuh tersebut dan apa
yang dilambangkannya, secara simbolis. Kita mengacu kepada bagian mata dari
tubuh. Apa yang dilambangkan mata tubuh sehubungan dengan Gereja. Nah, marilah
bersama saya ke 1 Samuel 9:9, di sini kita akan membaca mengenai nama yang
diberikan kepada para nabi sebelum mereka disebut “nabi”. Kalian lihat, sebelumnya mereka memiliki sebutan
lain. Dikatakan di 1 Samuel 9:9 “Dahulu di antara orang
Israel, apabila seseorang pergi menanyakan petunjuk Allah, ia berkata begini:
‘Mari kita pergi kepada sang pelihat’, sebab dia yang
disebut nabi sekarang ini dahulu disebut
pelihat.” [NKJV yang diindonesiakan].
Nah,
dengan apa kita melihat? Kita melihat dengan mata kita.
Notice
also Isaiah 29:10, we have once again a reference to the eyes. It says there “For
the LORD has poured out on you The spirit of deep sleep, and has closed your
eyes, namely, the prophets; …” So what does it mean “to close
the eyes”? It means that there is no prophetic voice. So
it says, “…and has closed your eyes, namely, the
prophets; and He has covered your heads, namely,
the seers.”
Perhatikan
juga Yesaya 29:10, sekali lagi kita melihat acuan kepada mata. Dikatakan di
sana, “Sebab TUHAN telah membuat kamu tidur nyenyak; dan telah menutup matamu --yakni para nabi…” Jadi apa maksudnya “menutup mata”? Artinya tidak ada penglihatan nubuat. Jadi dikatakan, “….dan telah menutup
matamu, yakni para nabi, dan Dia telah menudungi kepalamu, yaitu para pelihat” [NKJV nyang diindonesiakan].
So
notice that the eyes are identified with the prophetic gift. Perhaps this is the reason why in Proverbs
29:18 we are told that where there is no vision, the people perish. Notice once
again the word “vision” when it refers to the prophetic gift.
Jadi
perhatikan bahwa mata itu identik
dengan karunia nubuat. Mungkin inilah alasannya mengapa di Amsal
29:18 kita diberitahu bahwa di mana tidak ada penglihatan (nubuat), umat pun binasa. Perhatikan sekali
lagi perkataan “penglihatan” saat kata itu mengacu kepada karunia nubuat.
Now,
one of the defects of the end time Church according to Revelation 3:14-22 is
the fact that the Laodicean church is blind. What must that mean that the
Laodicean church is blind? Is it just possible that the church of
Laodicea, God’s last church, is blind because she refuses to listen to the prophetic
gift that God has given her in these last days? How can we be certain
that in these last days God had given the prophetic gift to His church?
In
our study today we are going to notice that God raised up the gift of prophecy
in these last days at the right time with the right message at the right place
and with the right people.
Nah,
salah satu cacat pada gereja akhir zaman menurut Wahyu 3:14-22 adalah gereja
Laodekia itu buta. Apa
maksudnya gereja Laodekia itu buta?
Apakah barangkali gereja Laodekia, gereja Tuhan yang terakhir itu buta karena dia menolak mendengarkan
karunia nubuat yang telah diberikan Tuhan kepadanya pada hari-hari terakhir ini?
Bagaimana kita boleh yakin bahwa pada hari-hari terakhir ini Tuhan telah
memberikan karunia nubuat kepada gerejaNya?
Dalam
pelajaran kita hari ini kita akan
melihat bahwa Tuhan telah memberikan karunia nubuat pada hari-hari terakhir
ini, pada saat yang tepat, dengan pekabaran yang tepat, di tempat yang tepat,
dan oleh orang-orang yang tepat.
Now
in this study we are going to take a look at several time prophecies,
specifically five time prophecies. The first three of these prophecies are
fulfilled in Old Testament times. The last two of these time prophecies are
fulfilled in New Testament times. And we are going to take a look at all five
to see if we can be certain that in these last days God had raised up in His
church the gift of prophecy. Now as we study these 5 times prophecies, three
that were fulfilled in the Old Testament and two in the New, we need to
understand the mode of operation of God, or the modus operandi, and so I am
going to share that with you because all of these five prophecies have the same common
denominators.
Nah,
dalam pelajaran ini kita akan melihat beberapa nubuatan waktu, terutama lima
nubuatan waktu. Tiga dari nubuatan tersebut digenapi di zaman Perjanjian Lama.
Dua yang terakhir dari nubuatan waktu ini digenapi di zaman Perjanjian Baru.
Dan kita akan mempelajari kelima-limanya untuk melihat apakah kita boleh yakin
bahwa di akhir zaman ini Tuhan telah mengangkat karunia nubuat di dalam
gerejaNya.
Nah,
sementara kita mempelajari kelima nubuatan waktu ini, tiga digenapi di Perjanjian Lama dan dua
di Perjanjian Baru, kita perlu memahami cara Tuhan beroperasi, atau modus
operandinya. Dan saya akan membagikan kepada kalian karena kelima nubuatan ini memiliki denominator (ciri-ciri) yang
sama.
· The first thing that God does is that He calls a prophet,
· and He imparts to that prophet, a message. That message has to do with Judgment.
· Now, connected with the message of judgment is a time prophecy, a prophecy
that has to do with a period of time.
· And when God raises up that prophet, the message that He gives to that
prophet is not “present truth” for that day and age, in other words
even though God gives the message to that prophet, the message is not for his time or for
her time.
· Now the interesting thing is, that when this time period comes
to an end, when this time prophecy comes to an end or is about to come to an end,
God raises up another prophet.
· And He imparts to that prophet the same message that He gave to
the first prophet. It’s a message of Judgment.
· And God tells that prophet, “The time period that I gave to the
first prophet has been fulfilled” or “is about to be fulfilled”. In other
words, this
second prophet makes the message of the first prophet “present truth”.
· And interestingly enough, each time that the prophet rises, the second
prophet in the sequence rises, he draws out and leads a faithful remnant for God.
· Hal pertama yang dilakukan Tuhan adalah Dia memanggil seorang nabi.
· Dan Tuhan memberikan suatu pesan
kepada nabi itu. Pesan itu berkaitan
dengan Penghakiman.
· Nah, suatu nubuatan dikaitkan pada
pesan penghakiman ini, nubuatan
yang ada batasan waktunya.
· Dan ketika Tuhan mengangkat nabi
tersebut, pesan yang diberikanNya kepada
nabi itu bukanlah “kebenaran masa kini” untuk saat dan zaman itu.
Dengan kata lain, walaupun Tuhan memberikan pesan itu kepada nabi tersebut,
namun pesan itu bukanlah untuk zaman
nabi itu.
· Nah, yang menarik adalah, pada saat
batasan waktu nubuatan itu tiba, ketika
nubuatan waktu ini berakhir atau menjelang berakhir, Tuhan mengangkat seorang
nabi yang lain.
· Dan Tuhan menyampaikan kepada nabi
yang kedua ini, pesan yang sama yang diberikanNya kepada nabi yang pertama,
yaitu pesan Penghakiman.
· Dan Tuhan memberitahu nabi yang kedua
ini, “Batasan waktu yang Aku berikan kepada nabi yang pertama telah genap”,
atau “akan segera digenapi”. Dengan kata lain, nabi yang kedua ini menjadikan pesan nabi yang pertama
sebagai “kebenaran masa kini.”
· Dan yang menarik, setiap kali muncul nabi ini, nabi yang kedua menurut urutan itu muncul,
dia membawa keluar sejumlah umat
yang setia untuk Tuhan.
And
so I’ll repeat this mode of operation of God because it’s very important.
God
calls a prophet, He gives a message to the prophet, it’s a message of Judgment,
connected with the message of Judgment is a time prophecy and that message is
not “present truth” for the first prophet. At the end of the time period God
calls another prophet. It’s a message of judgment just like He gave the first
prophet. This prophet says “The time period has come to an end” or “is coming
to an end”. It is “present truth” for this day and age. And God draws out a
remnant.
Jadi,
saya ulangi modus operandi Tuhan ini karena ini sangat penting.
Tuhan
memanggil seorang nabi, Dia memberikan pesan kepada nabi itu, pesan
Penghakiman, dan terkait kepada pesan Penghakiman ini adalah suatu nubuatan
waktu, dan pesan itu bukanlah “kebenaran masa kini” bagi nabi yang pertama.
Pada akhir masa nubuatan itu, Tuhan memanggil nabi yang lain. Dan Dia
memberikan pesan Penghakiman yang sama seperti yang diberikanNya kepada nabi
yang pertama. Nabi yang kedua ini berkata, “Waktu nubuatan sudah berakhir” atau
“akan segera berakhir”. Ini adalah “kebenaran masa kini” bagi hari ini dan
zaman ini. Dan Tuhan membawa keluar suatu umat yang sisa.
Now
I must emphasize that these time prophecies have to do with the great events of
salvation history. We are not dealing with measly events. We are going to
notice that in this process that God follows, you have the great event of
salvation history. We are going to notice for example, that the first prophet
that arose fits within this method that God uses: the global Flood, the call of
Abraham, the Exodus of Israel from Egypt, the Babylonian captivity, the baptism and death of Christ, and
the closing of probation for the Jewish nation, and the beginning of the Final
Judgment in heaven on October 22, 1844. All of these critically important
events in salvation history are included in this method that God uses to
operate.
Nah,
saya harus menekankan bahwa nubuatan-nubuatan waktu ini berkaitan dengan
peristiwa-peristiwa besar dalam sejarah penebusan manusia. Kita tidak berurusan
dengan peristiwa-peristiwa sepele. Kita akan melihat bahwa dalam proses yang
diikuti Tuhan ini, ialah peristiwa-peristiwa besar dalam sejarah penebusan.
Sebagai contoh, kita akan melihat bahwa nabi yang pertama yang muncul, cocok
dengan metode yang dipakai Tuhan ini: air bah global, pemanggilan Abraham,
keluarnya orang Israel dari Mesir, penawanan Babilon, pembaptisan dan kematian
Kristus, dan berakhirnya masa percobaan bagi umat Yahudi, dan dimulainya
Penghakiman Terakhir di Surga pada 22 Oktober 1844. Semua peristiwa penting
yang kritikal dalam sejarah penebusan masuk dalam metode operasi yang dipakai
Tuhan.
Now,
let’s begin with our first example. Who was the first prophet
that the Bible mentions as a prophet? It was actually a man called Enoch.
Go with me to Jude verses 14-15, that’s that little book right
before the book of Revelation, and it says there, “Now Enoch, the seventh from Adam,
prophesied…” notice! “…prophesied…” so he must have been a prophet,
right? “…Now Enoch, the seventh from Adam,
prophesied about these men also, saying, ‘Behold, the Lord comes with ten
thousands of His saints, 15to execute…” what? Aaaah, it’s a message of “…judgment on all, to convict…”
now, listen carefully,
“…to convict all who are ungodly
among them, of all their ungodly deeds which they have committed in an ungodly
way, and of all the harsh things which ungodly sinners have spoken against
Him.’…” I think he wants to get across the point that this is
dealing with ungodly people, the word is used continuously in these two verses
that we find in Jude 14-15.
So
God gives this message to Enoch, the first prophet of the bible, and it is a
message of Judgment.
Nah,
marilah kita mulai dengan contoh
kita yang pertama. Siapakah yang Alkitab sebut sebagai nabi
pertama kalinya? Dia adalah seorang yang bernama Henokh.
Marilah bersama saya ke Yudas ayat 14-15, itu kitab kecil persis sebelum
kitab Wahyu, dan dikatakan di sana, “Juga tentang mereka Henokh,
keturunan ketujuh dari Adam, telah bernubuat…”
perhatikan “….bernubuat…” berarti dia haruslah seorang nabi,
benar? “….Juga tentang mereka Henokh, keturunan ketujuh
dari Adam, telah bernubuat katanya: ‘Lihatlah,
Tuhan datang dengan beribu-ribu orang kudus-Nya, 15 untuk mengadakan…” apa? Aaah, jadi ini adalah pesan “…penghakiman atas semua orang, untuk menjatuhkan hukuman…” sekarang, dengarkan baik-baik, “….untuk menjatuhkan hukuman
atas semua orang fasik di antara mereka, karena semua
perbuatan fasik mereka, yang telah mereka lakukan dengan cara yang fasik, dan karena semua kata-kata kasar, yang telah diucapkan orang-orang berdosa yang
fasik itu terhadap Tuhan.’” [NKJV yang diindonesiakan]
Saya rasa
dia mau memastikan bahwa ini berbicara tentang orang-orang fasik. Kata tersebut
dipakai berulang-ulang dalam dua ayat yang kita temui di Yudas 14-15 ini.
Jadi Tuhan
memberikan pesan ini kepada Henokh, nabi pertama di dalam Alkitab, dan ini
adalah pesan Penghakiman.
Now the question is when was this message that God gave to Enoch
fulfilled? The fact is that it was not fulfilled in the days of Enoch. It was
not “present truth” for the days of Enoch that God was going to come to execute
judgment. Actually it is fulfilled in two specific points of time. First of all
the second coming of Jesus Christ, but also in an event that prefigures and
illustrates the second coming of Christ. Let’s notice Matthew 24:37-39 “But
as the days of Noah were, so
also will the coming of the Son of Man be…”
So what two events are being compared
to by Jesus? The destruction of the world
by a flood and the destruction of the world at the second coming of
Christ, right? Very, very clear. Verse 38, “….38For as in the days before the flood, they were
eating and drinking, marrying and giving in marriage, until the day that Noah
entered the ark,39and did not know until the flood came and took
them all away, so also will the coming of the Son of Man be.”
Two
global judgments to punish the wickedness of men, the wickedness before the
flood and the wickedness immediately preceding the second coming of Jesus
Christ.
Nah, pertanyaannya adalah kapan pesan
yang diberikan Tuhan kepada Henokh ini digenapi? Faktanya adalah pesan itu
tidak digenapi di zaman Henokh. Itu bukan “kebenaran masa kini” untuk zaman
Henokh, bahwa Tuhan akan datang mengadakan penghakiman. Sebenarnya pesan itu
digenapi oleh dua titik waktu. Pertama, saat kedatangan Yesus Kristus yang
kedua. Tetapi juga dalam suatu peristiwa yang lebih dahulu melambangkan dan
menggambarkan kedatangan kedua Kristus.
Marilah kita
simak Matius 24:37-39 "Sebab sebagaimana halnya pada zaman Nuh, demikian pula halnya
kelak pada kedatangan Anak Manusia.…” Jadi
dua peristiwa mana yang sedang dibandingkan Yesus? Kebinasaan dunia oleh suatu
air bah dan kebinassan dunia saat kedatangan Kristus yang kedua, benar? Amat
sangat jelas. Ayat 38, “….38 Sebab sebagaimana mereka
pada zaman sebelum air bah itu makan dan minum, kawin dan mengawinkan sampai kepada hari Nuh masuk ke dalam bahtera 39dan
mereka tidak menyadarinya sampai air bah itu
datang dan melenyapkan mereka semua, demikian pulalah halnya kelak pada
kedatangan Anak Manusia.” [NKJV yang diindonesiakan]
Dua penghakiman global untuk menghukum
kejahatan manusia, kejahatan sebelum air bah, dan kejahatan yang persis
mendahului kedatangan kedua Yesus Kristus.
So Enoch was actually prophesying two events. He was prophesying
the ungodliness of society before the flood which would bring the destruction
of the flood, and he was also referring to the wickedness of the world,
immediately before the second coming of Jesus Christ.
Was the world wicked in the days of Noah? Notice Genesis 6:5 and
then we’ll read verse 11-13, because we notice that Enoch prophesied about
those who were ungodly and wicked. Now we are going to notice here, Genesis
6:5, and then we’ll read verses 11-13. “Then the LORD saw that the wickedness
of man was great in the earth,
and that every intent of the
thoughts of his heart was only
evil continually…11The earth also was corrupt before God, and the
earth was filled with violence. 12So God looked upon the earth, and
indeed it was corrupt; for all flesh had corrupted their way on the earth. 13 And God said to Noah, ‘The end of all flesh
has come before Me, for the earth is filled with violence through them; and
behold, I will destroy them with the earth.’”
Does
that sound like a description of the wickedness that God showed to Enoch the
first prophet? Absolutely.
Jadi Henokh sesungguhnya bernubuat
tentang dua peristiwa. Dia bernubuat tentang kefasikan masyarakat sebelum air
bah yang mengakibatkan kebinasaan oleh air bah, dan dia juga mengacu kepada
kefasikan dunia, tepat sebelum kedatangan Yesus
Kristus kedua kalinya.
Apakah dunia
di zaman Nuh itu jahat? Perhatikan Kejadian 6:5 lalu kita akan membaca ayat
11-13 karena kita melihat bahwa Henokh bernubuat mengenai mereka yang fasik dan
jahat. Nah, kita akan perhatikan di sini, Kejadian 6:5, lalu kita akan membaca
ayat 11-13. “Lalu TUHAN melihat, bahwa kejahatan
manusia itu hebat di bumi dan bahwa segala
kecenderungan hatinya hanyalah jahat terus-menerus…..11 Ada pun bumi itu
telah rusak di hadapan Allah dan penuh dengan kekerasan. 12 Maka
Allah menilik bumi itu dan sungguhlah rusak benar, sebab semua makhluk sudah rusak
hidupnya di bumi. 13 Berfirmanlah
Allah kepada Nuh: ‘Aku telah memutuskan untuk mengakhiri hidup segala makhluk,
sebab bumi telah penuh dengan kekerasan oleh mereka, dan lihatlah, Aku akan memusnahkan mereka bersama-sama dengan bumi.” [NKJV yang diindonesiakan]
Apakah ini terdengar mirip deskripsi
kejahatan yang ditunjukkan Tuhan kepada Henokh, nabi yang pertama? Betul
sekali.
And
so Enoch was referring to two great events where God would come to execute
judgment. First of all the global Flood, where all the human race was wiped out
except for a remnant of 8, and the final destruction of the world for their
wickedness where there will be a small remnant compared to the number of people
that lived on planet earth. So God gave Enoch a message, and it is a message of
Judgment.
Maka
Henokh mengacu kepada dua peristiwa besar di mana Tuhan akan datang untuk
mengadakan penghakiman. Pertama, air bah global di mana seluruh bangsa manusia
disapu habis kecuali 8 orang yang tersisa, dan kebinasaan akhir dunia karena
kejahatan mereka di mana akan tersisa sejumlah kecil manusia jika dibandingkan
jumlah manusia yang hidup di planet bumi.
Jadi
Tuhan memberi Henokh suatu pesan, dan itu adalah pesan Penghakiman.
Now,
you are probably wondering where the time prophecy is. Is there a time prophecy
connected with this message that God gave to Enoch? The answer is yes. But you
have to look beneath the surface of
Scripture in order to find it. Now in the book of Genesis over 75 times God
emphasizes the importance of names. You see in Genesis names aren’t simply
given because they are names. The names have very important meanings and
significance. For example Jacob means supplanter, is that what he did? Sure, he
supplanted his brother, right? But then when he fought with the Angel and
prevailed, his name was changed to what? Israel = prince of God. You have this
time and again in the book of Genesis. Over 75 times the importance of names is
underlined.
And
so, we come to the name of the son of Enoch. What was the name of the son of
Enoch? Let’s go to Genesis 5:21, it says here, “Enoch lived sixty-five years, and
begot…” whom? “… Methuselah.”
Nah,
kira-kira kalian bertanya-tanya di mana nubuatan waktunya. Apakah ada nubuatan
waktu terkait dengan pesan yang diberikan Tuhan kepada Henokh? Jawabannya iya.
Tetapi kalian harus melihat di bawah permukaan Kitab Suci untuk menemukannya.
Nah, di kitab Kejadian lebih dari 75 kali Tuhan menekankan pentingnya nama.
Kita lihat di kitab Kejadian nama-nama tidak diberikan sekadar karena itu nama.
Nama punya makna dan kepentingan yang sangat penting. Misalnya Yakub berarti
yang merebut kedudukan secara tidak sah. Itukah yang dilakukannya? Tentu saja,
dia merebut kedudukan saudaranya, benar?
Tetapi ketika dia bergumul dengan Sang Malaikat dan menang, namanya
diganti menjadi apa? Israel = Pangeran Tuhan. Kita mendapatkan ini
berulang-ulang di kitab Kejadian. Lebih dari 75 kali pentingnya nama itu ditekankan.
Maka, tibalah
kita pada nama anak Henokh. Apa nama anak Henokh? Marilah kita ke Kejadian
5:21, dikatakan di sana “Setelah Henokh hidup enam
puluh lima tahun, ia memperanakkan…” siapa? “…. Metusalah.”
That’s an interesting name. It is composed of two Hebrew words: one is מוּת “muth” and the other is שׁלח “shalach”. Now let
me give you the references in Strong’s Concordance because people write emails
and call all the time to ask me how I get the meaning of the name Methuselah.
If you want to look up the word מוּת“muth” in Strong’s Concordance it is #4191 and if you want to look up the word שׁלח “shalach” it’s in
Strong’s #7971.
Now, what does the word מוּת“muth”
mean? It means “to die”.
And what does the name שׁלח “shalach” mean? It
means “to
send”.
So in other words, the combination of
these two Hebrew words in the name of Methuselah mean “when he dies, it will be sent”.
That’s a strange name to call your son. “When he dies, it will be sent”.
Immediately the question comes up, “When he dies, what will be sent?” The
answer is very simple. When he dies, the Flood ~ of which God
spoke to Enoch that He would come in judgment ~ would take place.
Itu
nama yang menarik. Terdiri atas dua kata Ibrani, yang satu מוּת“muth” dan yang lain שׁלח “shalach”.
Nah, saya akan memberikan kalian referensinya di Strong’s Concordance karena
selalu ada yang menulis email dan menelepon untuk bertanya kepada saya
bagaimana saya memperoleh makna nama Metusalah. Jika kalian mau mencari kata מוּת“muth” di
Strong’s Concordance itu #4191, dan jika kalian mau mencari kata שׁלח “shalach”
di Strong’s itu #7971.
Nah, apa makna kata מוּת“muth” ?
Artinya “mati”.
Dan apa arti kata שׁלח “shalach” ? Artinya “mengirim”.
Jadi dengan kata lain,
kombinasi dua kata Ibrani ini dalam nama Metusalah, berarti “pada waktu dia mati, akan
dikirim”. Ini adalah nama yang janggal untuk menyebut seorang
anak. “Pada waktu dia mati, akan dikirim”.
Segera muncullah
pertanyaannya, “pada waktu dia mati, apa yang akan dikirim?” Jawabannya sangat
sederhana. Pada waktu dia
mati, air bah ~ yang dikatakan Tuhan kepada Henokh bahwa Dia
akan datang untuk menghakimi ~ akan
terjadi.
Now, interestingly enough, Jewish
tradition, very ancient Jewish tradition say, that Methuselah died 10 days
before the Flood. Now, I can’t prove that Methuselah died 10 days before the
Flood, and we can’t rely on everything the Jewish tradition says, but I can prove to you that Methuselah died the year of the Flood.
“When he dies, it will be sent”.
You say, “How do you prove that?”
Well, let me give you succinctly how
we prove it. Let’s do a little bit of math.
Genesis
5:22 tells us ~ and you need to do a little figuring here ~ Genesis 5:22 tells
us that from the time Methuselah was born till the time that his son Lamech was
born there was a period of 187 years that transpired, okay?
· From the time that Methuselah was
born to the time his son Lamech was born: 187 years.
· From the time that Lamech was born
until the time that Noah was born was 182 years, according to Genesis 5:28.
· And then the bible tells us in
Genesis 7:11 that Noah after he was born lived 600 years and the Flood came.
So what do we do? We add 187 + 182 +
600 and then we’ll know what year the flood came. Now, what do you get when you
add all these figures together? You get 900 and what? 969!
From the time that Methuselah was
born till the time that Methuselah died there were 969 years. Interesting. The
bible says this, Genesis 5:27. It says, “So
all the days of Methuselah were nine hundred and sixty-nine years; and
he…” what? “…and he died.”
When did Methuselah died? He died the
year of the Flood.
In other words, his name means “When
he died, it will be sent” and when Methuselah died, the Flood was sent. So the name
Methuselah was a time prophecy, that announced when the Judgment was
going to take place of which God spoke to the prophet Enoch. Are you with me?
Nah,
yang cukup menarik, menurut tradisi Yahudi, tradisi Yahudi yang sangat tua
mengatakan bahwa Metusalah mati 10 hari sebelum air bah. Nah, saya tidak bisa
membuktikan Metusalah mati 10 hari sebelum air bah, dan kita tidak bisa mempercayai
segala sesuatu yang dikatakan tradisi Yahudi, tetapi saya bisa membuktikan
kepada kalian bahwa Metusalah mati di
tahun air bah itu.
“Pada
waktu dia mati, akan dikirim.”
Kalian
berkata, “Bagaimana bisa dibuktikan?”
Nah,
saya akan ringkaskan bagaimana kita bisa membuktikannya. Ayo kita berhitung
sedikit.
Kejadian 5:22 mengatakan ~
dan kalian perlu berhitung sedikit di sini ~ Kejadian 5:22 mengatakan bahwa dari
saat Metusalah dilahirkan hingga anaknya Lamekh lahir, ada 187 tahun yang
lewat, oke?
· Dari
saat Metusalah lahir hingga saat anaknya Lamekh lahir: 187 tahun.
· Dari
saat Lamekh lahir hingga saat Nuh lahir menurut Kejadian 5:28: 182 tahun.
· Lalu
Alkitab berkata di Kejadian 7:11 bahwa Nuh hidup 600 tahun, lalu terjadi air bah.
Jadi
apa yang harus kita lakukan? Kita jumlahkan 187 + 182 + 600 dan kita akan tahu
tahun berapa air bah datang. Sekarang, angka apa yang kita peroleh dengan
menjumlahkan semua angka ini? Kita mendapat 900 berapa? 969!
Dari
saat Metusalah lahir hingga saat Metusalah mati, itu 969 tahun. Menarik.
Alkitab yang mengatakan ini, Kejadian 5:27, dikatakan, “Jadi Metusalah mencapai umur
sembilan ratus enam puluh sembilan tahun, lalu ia…” apa? “….lalu ia mati.”
Kapan
Metusalah mati? Dia mati pada tahun terjadinya air bah.
Dengan
kata lain, namanya berarti “pada waktu dia mati, akan dikirim” dan ketika
Metusalah mati, air bah pun dikirim. Jadi nama
Metusalah adalah suatu nubuatan waktu, yang mengumumkan kapan
Penghakiman yang disampaikan Tuhan kepada nabi Henokh akan terjadi. Apakah
kalian bisa mengikuti?
Now, after the end of this period,
when it was about to end, did God raise up another prophet that raised
the same issues as has been raised by Enoch? Absolutely. What was his name? His
name was Noah.
Did Noah make the message of Enoch “present truth” for his day and age? Did
Noah say, “Listen, folks, now what Enoch spoke about is going to take place in
this generation 120 years of probation.” Notice 2 Peter 2:5 speaking about Noah,
2 Peter 2:5 it says here “and
did not spare the ancient world, but saved Noah, one of eight people,
a preacher of…” what? “…of righteousness, bringing in the flood on the
world of the…” what? “… ungodly…”. Is that the word that was used
repeatedly in the message that was given to Enoch? Absolutely. Notice Hebrews
11:7, it says here “By
faith Noah, being divinely warned of things not yet seen, moved with godly
fear, prepared an ark for the saving of his household, by which he…” what? See, here is the judgment that was prophesied by
Enoch
“…by which he condemned the world
and became heir of the righteousness which is according to faith.”
Nah,
setelah masa ini berakhir, menjelang berakhirnya, apakah Tuhan mengangkat seorang nabi lain yang
mengetengahkan isu yang sama seperti yang diangkat oleh Henokh? Tentu saja.
Siapa namanya? Namanya Nuh.
Apakah Nuh menjadikan pesan Henokh “kebenaran masa kini” untuk waktu dan
zamannya? Apakah Nuh berkata, “Dengarkan, Saudara-saudara, apa yang dikatakan
Henokh akan terjadi dalam generasi ini, 120 tahun masa percobaan.”? Perhatikan 2 Petrus 2:5 yang berbicara tentang
Nuh. 2 Petrus 2:5 dikatakan di sini, “…dan Allah tidak menyayangkan
dunia purba, tetapi hanya menyelamatkan Nuh,
satu dari delapan orang, seorang pemberita…” apa? “…. kebenaran, dengan mendatangkan air bah atas dunia orang-orang yang…” apa? “…. fasik.” [NKJV yang diindonesiakan]. Bukankah ini kata yang dipakai
berulang-ulang di dalam pesan yang diberikan kepada Henokh? Tentu saja.
Perhatikan Ibrani 11:7, dikatakan di sini, “Karena iman, Nuh—yang diperingatkan Allah tentang hal-hal
yang belum kelihatan—melangkah, dengan takut kepada Allah, mempersiapkan sebuah bahtera untuk menyelamatkan keluarganya;
dengan demikian ia…” apa?
Lihat, inilah penghakiman yang dinubuatkan oleh Henokh “….dengan demikian ia menghukum
dunia, dan ia menjadi pewaris kebenaran, oleh karena imannya.” [NKJV yang diindonesiakan].
So did God gave to Noah the same
message that He gave to Enoch? Most certainly. Did Noah make Enoch’s message
“present truth” for his day and age? Absolutely. Was it a message of judgment?
Was it at the end of this time period that Scripture speaks about? Absolutely.
Did Noah also through his leadership saved a remnant from destruction and draw
them out? Absolutely. 8 persons.
So this is the first example from
Scripture, of God’s modus operandi when it comes to time prophecies and
prophets.
Jadi
apakah Tuhan memberikan pesan yang sama kepada Nuh seperti yang diberikanNya
kepada Henokh? Tentu saja. Apakah Nuh menjadikan pesan Henokh “kebenaran masa
kini” untuk waktu dan zamannya? Tentu saja. Apakah itu pesan penghakiman?
Apakah itu terjadi pada akhir masa tersebut seperti yang dikatakan Kitab Suci?
Tentu saja. Apakah Nuh melalui kepemimpinannya, telah menyelamatkan suatu umat
yang sisa dari kebinasaan dan membawa mereka keluar? Betul sekali, 8 orang.
Jadi
ini adalah contoh pertama dari Kitab Suci, tentang modus operandi Tuhan
sehubungan dengan nubuatan-nubuatan waktu dan nabi-nabi.
Now let’s go to our second
example.
Go with me to Genesis 20 and in a
moment we are going to read verse 7. The bible tells us that Abraham went to
the city of Gerar, and there lived a king called Abimelech, and it appears that
Sarah, Abraham’s wife was a very beautiful woman even though she was up in
years at this time. And so Abraham says, you know, “If I go and I tell
Abimelech that she is my wife, he is going to kill me to take my wife.” So he
says to Sarah, “Tell Abimelech that you are my sister.” ~ which was a half
truth, but a half truth is a full lie. He told him the truth but not the whole
truth and nothing but the truth. Fortunately that evening God gave Abimelech a
dream, which is recorded, the story is recorded in Genesis 20:7, notice what it
says, “Now therefore…” God is giving the message to Abimelech
“…Now therefore, restore the man's wife; for he is a…” what? We don’t usually think of
Abraham as a prophet, but Abraham was a prophet. So it says here, “…he is a prophet, and he will pray
for you and you shall live. But if you do not restore her, know that you shall surely die, you and all who are yours."
Sekarang
mari kita ke contoh kedua.
Marilah
bersama saya ke kitab Kejadian pasal 20, dan kita akan segera membaca ayat 7.
Alkitab mengatakan bahwa Abraham pergi ke kota Gerar, dan di sana hidup seorang
raja bernama Abimelekh. Dan Sarah, istri Abraham adalah perempuan yang sangat
cantik walaupun sudah lanjut usianya waktu ini. Maka Abraham berkata, kalian
tahu, “Jika aku berkata kepada Abimelekh bahwa Sarah itu istriku, dia akan
membunuhku agar bisa mengambil istriku.” Maka dia berkata kepada Sarah,
“Katakan kepada Abimelekh kamu adalah saudaraku.” ~ yang setengah benar. Tetapi
setengah benar adalah bohong penuh. Abraham mengatakan hal yang benar kepada
Abimelekh, tetapi bukan seluruh kebenarannya, dan itu sama sekali bukan
kebenaran. Untunglah malam itu Tuhan memberi Abimelekh suatu mimpi, yang
tercatat, kisahnya dicatat di kitab Kejadian 20:7, perhatikan apa katanya, “Jadi sekarang…” Tuhan
sedang memberikan pesan kepada Abimelekh “….Jadi sekarang, kembalikanlah isteri orang
itu, sebab dia seorang…” apa?
Kita tidak terbiasa menganggap Abraham seorang nabi, tetapi Abraham adalah seorang nabi.
Jadi dikatakan di sini, “…dia seorang nabi; ia akan berdoa untuk
engkau, maka engkau tetap hidup; tetapi jika engkau tidak mengembalikan dia,
ketahuilah, engkau pasti mati, engkau dan semua orang milikmu.”
[NKJV yang diindonesiakan]
So here we have Abraham ~ who
according to the bible was a prophet ~ now did God gave Abraham a message of
judgment linked with a time prophecy? He most certainly did. Go with me to
Genesis 15:13-14, here is a message of judgment that God gives to Abraham and
it is linked with judgment. It says there, “Then
He said to Abram…” God
is speaking,
“…‘Know certainly that your descendants will be strangers in a land that is not theirs, and will serve
them, and they will afflict them…” how long? “… four hundred years.
…” Is that a time prophecy? It most certainly is.
“…four hundred years. 14And
also the nation whom they serve I will…”
what? “… judge…” Aaaah,
when the 400 years come to an end what is God going to come? He is going to come in what? In judgment! “…afterward they shall come out with great
possessions.’”
So did God give Abraham a message of
judgment linked with a time prophecy? He most certainly did. Is this message
“present truth” for the days of Abraham? Absolutely not. Notice Genesis
15:15-16, here God says to Abraham, “Now
as for you, you shall go to your fathers in peace; you shall be buried at a
good old age. 16 But
in the fourth generation they shall return here, for the iniquity of the
Amorites is not yet complete.”
Jadi, di sini ada Abraham ~ yang menurut Alkitab
adalah seorang nabi ~ sekarang, apakah Tuhan memberi Abraham suatu pesan
penghakiman yang dikaitkan dengan nubuatan waktu? Tentu saja. Marilah bersama
saya ke Kejadian 15:13-14, ini adalah pesan penghakiman yang Tuhan berikan
kepada Abraham dan terkait dengan penghakiman [seharusnya terkait dengan
nubuatan waktu]. Dikatakan di sana, “Firman TUHAN kepada Abram…” Tuhan
sedang berbicara, “…‘Ketahuilah dengan
sesungguhnya bahwa keturunanmu akan menjadi orang asing di suatu
negeri, yang bukan kepunyaan mereka, dan bahwa mereka akan diperbudak dan
dianiaya…” berapa
lama? “…. empat
ratus tahun lamanya. 14 Tetapi bangsa yang akan memperbudak mereka,
akan…” apa? “….Kuhukum…”
Aaahh, saat 400 tahun ini berakhir, bagaimana Tuhan akan
datang? Tuhan akan datang dengan cara apa? Dalam penghakiman! “…. dan sesudah itu mereka akan keluar dengan membawa harta benda
yang banyak.”
Jadi apakah Tuhan memberi Abraham suatu pesan
penghakiman yang terkait dengan nubuatan waktu? Betul sekali. Apakah pesan ini
“kebenaran masa kini” untuk zaman Abraham? Sama sekali tidak. Perhatikan
Kejadian 15:15-16 di sini Tuhan berkata kepada Abraham “Tetapi akan halnya engkau, engkau akan pergi kepada nenek moyangmu dengan
sejahtera; engkau akan dikuburkan pada usia yang
lanjut 16 Tetapi keturunan yang keempat akan kembali ke sini,
sebab kedurjanaan orang Amori itu masih
belum genap."
[NKJV yang diindonesiakan]
So was this prophecy for a distant
period in the future? It most certainly was. God gave the message of judgment
to Abraham, it was linked to a time prophecy but that message was not for the
days of Abraham.
Let me ask you, at the end of this
period, as it was nearing the end, did God raise up another prophet to make the message
of Abraham, “present truth”?
What was the name of that prophet?
The name of that prophet was Moses. Go with me to
Exodus 12:40-41. Did God come in judgment in the days of Moses upon that nation that had afflicted Israel? Was the message of Abraham fulfilled and were God’s people delivered? They most certainly were. Exodus 12:40-41 “Now the sojourn of the children of Israel who lived in Egypt was four hundred and thirty years. 41And it came to pass at the end of the four hundred and thirty years…” You’re saying, “Well, this says 430, before you say it’s 400.” One has to do with the time in which Abraham was called to leave his home to go to Canaan and the other time is when he actually entered Canaan, but we won’t get into that right now. Now notice what it says, “…on that very same day --- it came to pass that all the armies of the LORD went out from the land of Egypt.”
Exodus 12:40-41. Did God come in judgment in the days of Moses upon that nation that had afflicted Israel? Was the message of Abraham fulfilled and were God’s people delivered? They most certainly were. Exodus 12:40-41 “Now the sojourn of the children of Israel who lived in Egypt was four hundred and thirty years. 41And it came to pass at the end of the four hundred and thirty years…” You’re saying, “Well, this says 430, before you say it’s 400.” One has to do with the time in which Abraham was called to leave his home to go to Canaan and the other time is when he actually entered Canaan, but we won’t get into that right now. Now notice what it says, “…on that very same day --- it came to pass that all the armies of the LORD went out from the land of Egypt.”
Jadi,
apakah nubuatan ini untuk masa depan yang masih jauh? Betul sekali. Tuhan
memberikan pesan Penghakiman itu kepada Abraham, itu terkait dengan nubuatan
waktu, tetapi pesan itu bukan untuk waktu dan zaman Abraham.
Coba
saya tanya, pada akhir masa
itu, selagi menjelang akhirnya, apakah Tuhan mengangkat seorang nabi lain untuk menjadikan pesan
kepada Abraham itu “kebenaran masa kini”? Siapa nama nabi itu?
Nama nabi itu Musa.
Mari bersama saya ke Keluaran 12:40-41. Apakah
Tuhan datang untuk penghakiman di zaman Musa terhadap bangsa yang telah
menindas Israel? Apakah pesan Abraham itu digenapi dan apakah umat Tuhan
diselamatkan? Tentu saja. Keluaran
12:40-41 “Lamanya orang Israel diam di Mesir adalah empat ratus tiga puluh
tahun. 41 Dan terjadilah pada
akhir empat ratus tiga puluh tahun ini,
…” Kalian berkata, “Nah di sini dikatakan
430 tahun, sebelumnya Anda berkata 400 tahun.” Yang satu terkait waktu saat
Abraham dipanggil meninggalkan kampung halamannya untuk pergi ke Kanaan, dan
yang lain adalah ketika Abraham benar-benar masuk Kanaan, tetapi kita tidak
akan membahas hal ini sekarang. Nah, perhatikan apa katanya, “…tepat pada hari itu juga,
terjadilah segala pasukan TUHAN keluar dari tanah Mesir.” [NKJV yang diindonesiakan]
Did Moses make the message of Abraham
“present truth”? He most certainly did. Did Moses bring judgment after
judgment, through the power of God upon Egyptians civilization? He most
certainly did, just as had been prophesied by Abraham. And so, did he make the
message “present truth”? Yes. Did he lead out a remnant? What was the remnant?
It was God’s people, he led them out on their pilgrimage to the land of Canaan.
Apakah
Musa menjadikan pesan Abraham “kebenaran masa kini”? Betul sekali. Apakah Musa
memperkenalkan penghakiman demi penghakiman, melalui kuasa Tuhan, atas
masyarakat Mesir? Benar sekali, persis seperti yang dinubuatkan oleh Abraham.
Maka, apakah Musa menjadikan pesan tersebut “kebenaran masa kini”? Ya. Apakah
Musa memimpin keluar suatu umat yang sisa? Siapakah umat yang sisa itu? Umat
Tuhan, Musa memimpin mereka keluar menempuh perjalanan ke tanah Kanaan.
Some of you might be wondering
whether Moses was a prophet. The bible says so. Notice Hosea 12:13, we usually
don’t think of Moses as a prophet. But Moses was a prophet. Hosea 12:13, it
says, “By a prophet the LORD brought Israel
out of Egypt, and by a prophet he was preserved.”
Ada
dari kalian yang mungkin bertanya-tanya apakah Musa seorang nabi. Alkitab
berkata demikian. Perhatikan Hosea 12:13. Biasanya kita tidak membayangkan Musa
sebagai seorang nabi, tetapi Musa itu nabi. Hosea 12:13 berkata, “Oleh seorang nabi, Tuhan membawa Israel keluar dari Mesir, dan oleh
seorang nabi, ia dipeliharakan.”[NKJV yang diindonesiakan].
So we notice in a second example that
is fulfilled in the Old Testament, once again God operates in the same way. He
calls a prophet, He gives him a message, connected with the message is a time
prophecy, it’s a message of judgment, and it’s not for the time of that
prophet. Then at the end God calls another prophet, gives him the same message
of judgment and he says, “the time prophecy has now come to an end,” and he
leads out a remnant.
Jadi
kita simak dari contoh yang kedua yang digenapi di zaman Perjanjian Lama, bahwa
sekali lagi Tuhan bekerja dengan cara yang sama. Dia memanggil seorang nabi,
Dia memberi nabi itu suatu pesan dan terkait dengan pesan itu ada nubuatan
waktu, dan pesan itu adalah pesan penghakiman, dan bukan untuk masa nabi
tersebut. Lalu pada akhir masa nubuatan
itu Tuhan memanggil nabi yang lain, memberinya pesan penghakiman yang sama dan
nabi itu berkata, “nubuatan waktunya sekarang telah berakhir”, lalu nabi itu
memimpin keluar suatu umat yang sisa.
Now, let’s go to our third
example that is fulfilled in the Old Testament. Would you agree that
Jeremiah was a prophet? Let me just give you the reference, we won’t read it,
Jeremiah 1:5 God says, “I called you to be a prophet from the time that you
were in your mother’s womb.” Now, did God give Jeremiah a message of judgment
connected with the time prophecy? He most certainly did. Notice Jeremiah
25:11-12, it says here, “And
this whole land shall be a desolation and
an astonishment…” speaking
about the land of Judah,
“…and these nations shall serve the king of Babylon…” how long? “…seventy years.…” is that a time prophecy? Absolutely. Now what’s going to
happen after the 70 years? It continues saying, “…12 'Then it will come to pass,
when seventy years are completed, that
I will…” what? Aaaah, there you have the judgment again!
“…I will punish the king of
Babylon and that nation, the land of the Chaldeans, for their iniquity,' says
the LORD; 'and I will make it a perpetual desolation.”
So did God give Jeremiah the prophet
a message? He certainly did. Was that a message of judgment? Absolutely. Was it
connected with a time prophecy? Certainly. Was this message for the days of
Jeremiah? No. Jeremiah died long before this time period came to an end. This
prophecy was not fulfilled in the days of Jeremiah.
Nah, mari ke contoh kita yang
ketiga yang digenapi di zaman Perjanjian Lama. Apakah kalian
setuju Yeremia adalah seorang nabi? Saya akan memberikan referensinya, kita
tidak akan membacanya. Yeremia 1:5, Tuhan berkata, “Aku telah memanggilmu
sebagai nabi sejak kamu masih di rahim ibumu.” Nah, apakah Tuhan memberi
Yeremia suatu pesan penghakiman yang berkaitan dengan nubuatan waktu? Tentu
saja. Perhatikan Yeremia 25:11-12, dikatakan di sana, “Maka seluruh negeri ini
akan menjadi terlantar dan suatu keheranan…” berbicara
mengenai tanah Yehuda “…. dan bangsa-bangsa ini akan menjadi hamba kepada raja Babel…” berapa
lama? “….tujuh puluh tahun lamanya.…” apakah
ini suatu nubuatan waktu? Betul sekali. Nah, apa yang akan terjadi setelah 70
tahun? Selanjutnya dikatakan, “….12 ‘Kemudian
sesudah genap ketujuh puluh tahun itu,’ demikianlah firman TUHAN, ‘maka Aku
akan…” apa?
Aaaahh, penghakiman lagi! “…Aku akan menghukum raja Babel dan bangsa itu, negeri orang-orang Kasdim, oleh
karena kesalahan mereka,’ firman Tuhan, ‘dan Aku
akan membuatnya terlantar untuk
selama-lamanya.” [NKJV yang diindonesiakan]
Jadi, apakah Tuhan memberi nabi Yeremia suatu pesan? Betul sekali.
Apakah pesan itu pesan penghakiman? Tentu saja. Apakah itu terkait suatu
nubuatan waktu? Tentu saja. Apakah pesan ini untuk zaman Yeremia? Tidak,
Yeremia sudah mati lama sebelum masa ini berakhir. Nubuatan ini tidak digenapi
di masa Yeremia.
Question: did God at the end of this period raise up
another prophet to make the message that God had given to Jeremiah “present
truth” at the end of the 70 years?
Absolutely. What was the name of that
prophet? It was the prophet Daniel. That’s right, who made the message
of Jeremiah “present truth” for that day and age. Let’s read about it in
Scripture. Daniel 9:1-2, it says, “In the first year of
Darius the son of Ahasuerus, of the lineage of the Medes, who was made king
over the realm of the Chaldeans— 2 in the first year of his reign…”
by the way this is immediately after
Babylon has fallen, it says, “… I, Daniel, understood by
the books the number of the years specified by
the word of the Lord through
Jeremiah the prophet, that He would accomplish…”
how long? “… seventy years in the desolations of Jerusalem.”
What prophecy was Daniel
studying? He was studying the prophecy
of the 70 years of Jeremiah, because that prophecy was about to come to what?
Was about to come to an end. Babylon fell in 539BC and the decree for God’s people to go back was to
be given in the year 536BC.
Pertanyaan:
Apakah pada akhir masa itu Tuhan
mengangkat seorang nabi yang lain untuk menjadikan pesan yang diberikan Tuhan
kepada Yeremia itu “kebenaran masa kini” pada akhir 70 tahun
itu?
Betul
sekali. Siapa nama nabi itu? Nabi itu adalah Daniel. Betul, dia yang menjadikan pesan
Yeremia “kebenaran masa kini” untuk waktu dan zamannya. Mari kita baca tentang
hal itu di Kitab Suci. Daniel 9:1-2 berkata, “Pada tahun pertama pemerintahan Darius, anak Ahasyweros, dari
keturunan orang Media, yang telah menjadi raja atas kerajaan orang Kasdim, 2 pada tahun pertama pemerintahannya itu…” ini adalah segera setelah kejatuhan
Babilon, dikatakan, “….aku, Daniel, memahami dari
kumpulan Kitab, jumlah tahun yang disebutkan
firman TUHAN kepada nabi Yeremia, bahwa Dia akan menyudahi
penelantaran Yerusalem dalam waktu
tujuh puluh tahun.” [NKJV yang diindonesiakan]
Nubuatan
apa yang sedang dipelajari Daniel? Dia sedang mempelajari nubuatan 70 tahun
Yeremia karena nubuatan itu akan segera apa? Akan segera berakhir. Babilon
jatuh tahun 539 BC dan perintah agar
umat Tuhan boleh kembali [ke Yerusalem] akan dikeluarkan pada tahun 536 BC.
Ellen White discussed a very
interesting encounter between Daniel and Cyrus the great. You know Cyrus was also with Darius when the
city of Babylon fell. She says that when Cyrus entered the city, Daniel who was
at the banquet hall ~ remember we talked about he was at the banquet hall where
they used the holy vessels ~ Daniel met
Cyrus. And he said, “Hey, Cyrus, come here! Did you know that over a hundred
years before you were born, your name is mentioned in the Scriptures?” And he
showed him Isaiah 45:1. When it was over a hundred years before with the name
of Cyrus, saying, “Cyrus shall deliver my people and give the command for them
to go and to build the temple.” And Daniel says, “You are the man, and your
name is Cyrus, right? God has called you to give that decree.” And in just less
than 2 years later, Cyrus gave the decree for God’s people to go back.
Ellen
White membicarakan suatu pertemuan yang sangat menarik antara Daniel dan Cyrus
yang Agung. Kalian tahu Cyrus [Koresh] juga berada bersama Darius ketika kota
Babilon jatuh. Ellen White berkata ketika Cyrus memasuki kota, Daniel yang
sedang berada di tempat perjamuan ~ ingat kita sudah membicarakan tentang
kehadirannya di tempat perjamuan di mana mereka memakai peralatan kudus dari
Bait Suci ~ Daniel bertemu dengan Cyrus. Dan dia berkata, “Hei, Cyrus, kemari!
Tahukah kamu bahwa lebih dari seratus tahun sebelum kamu dilahirkan, namamu
sudah disebutkan di Kitab Suci?” Dan Daniel menunjukkan kepada Cyrus, Yesaya
45:1 di mana nama Cyrus sudah ditulis lebih dari seratus tahun sebelumnya,
“Cyrus [Koresh] akan menyelamatkan umatKu dan memberikan titah agar mereka
pulang dan membangun Bait Suci.” Dan Daniel berkata, “Kamulah orang itu, namamu
Cyrus, bukan? Tuhan telah memanggilmu untuk membuat titah itu.” Dan dalam waktu
kurang dari 2 tahun, Cyrus mengeluarkan titah agar umat Tuhan pulang.
So let me ask you, did this follow
the same pattern as the first two examples? Absolutely. God calls a prophet, He
gives that prophet a message, it’s a message of judgment, it’s not “present
truth” for that day and age. Connected with it is a time prophecy. At the end
of the period, God calls another prophet, gives him the same message, it’s a
message of judgment, the time period is now coming to an end, it’s “present
truth”. Did Daniel lead in a remnant leaving Babylon going back to their land?
Yes, Israel went out of captivity just the way that God had said was going to
happen.
Jadi,
coba saya tanya, apakah ini mengikuti pola yang sama seperti dua contoh
sebelumnya? Tepat sekali. Tuhan memanggil seorang nabi, Dia memberi nabi itu
suatu pesan, yaitu pesan penghakiman, itu bukan “kebenaran masa kini” untuk
waktu dan zaman tersebut. Pesan itu terkait dengan suatu nubuatan waktu. Pada
akhir masa itu, Tuhan memanggil nabi yang lain, memberinya pesan yang sama,
pesan penghakiman, dan masa nubuatannya sekarang akan berakhir, itu adalah
“kebenaran masa kini”. Apakah Daniel memimpin suatu umat sisa meninggalkan
Babilon kembali ke tanah air mereka? Ya. Israel keluar dari penawanan persis
seperti yang dikatakan Tuhan akan terjadi.
Now, let’s go to an example that was
fulfilled in the New Testament. Now, the
prophecy was given in the Old Testament, but the events prophesized were
fulfilled in the New Testament. The prophet Daniel gave a prophecy ~ which we
have already studied in this seminar ~ it’s the prophecy of the 70 weeks. You
remember that prophecy that we studied, the prophecy of the 70 weeks? There are
three great events in the prophecy of the 70 weeks, if you remember. Particularly
the last week of the 70 weeks. Let’s read about it and then we’ll review what
those three main points are.
Notice Daniel 9:24 “Seventy weeks are determined for your people and for your
holy city…” this is what the angel is telling Daniel, “there are 70
weeks determined or cut off for your people and your holy city,”
“…to finish the
transgression, to make an end of sins, to make reconciliation for
iniquity, to bring in everlasting righteousness, to seal up vision and
prophecy, and to anoint the Most Holy …” And then verse 25, we’ll read all the
way through verse 27, it says, “…25Know therefore and
understand, that from the
going forth of the command to restore and build Jerusalem until Messiah the
Prince…” you remember that we studied that “Messiah” means what?
“Anointed” right? So the first great event in this prophecy is the anointing of
the Messiah. So it says, “…until Messiah the Prince, there shall be seven weeks and sixty-two weeks; the
street shall be built again, and the wall, even in troublesome times. 26 And after the sixty-two
weeks…”
here comes the second great event,
“… Messiah shall be…”
what? “…cut off…” that’s the death of Christ, “…but not for Himself; and the people of the prince who is to come
shall destroy the city and the sanctuary. The end of it shall be with a flood, and till
the end of the war desolations are determined. 27 Then he shall confirm a covenant with many for one
week; but in the middle of the week…” this is the same Prince, this is the
Messiah
“…in the middle of the week he shall bring an end to sacrifice and
offering.…” did Jesus do that literally the day in which He died? We
studied that, right? So, the first event is the baptism, the second event is
the death, and what is the third event? The close of probation for the Jewish
nation which leads to what? To the destruction of Jerusalem. Notice what the
following verse says, “…And on the wing of
abominations shall be one who makes desolate, even until the consummation,
which is determined, is poured out on the desolate.”
And who was it that came to Jerusalem
and destroyed Jerusalem because of the rejection of the Messiah? It was Rome,
specifically the armies of Titus.
So three great events:
1.
The
anointing of the Messiah
2. The death of the Messiah
3.
The
close of probation for the Hebrew theocracy.
Sekarang,
marilah kita ke suatu contoh yang digenapi di masa Perjanjian Baru. Nah,
nubuatan ini diberikan di masa Perjanjian Lama, tetapi peristiwa-peristiwa yang
dinubuatkan digenapi di masa Perjanjian Baru. Nabi yang menerima nubuatan itu
adalah Daniel ~ yang
sudah kita pelajari dalam seminar ini ~ yaitu nubuatan 70 minggu. Kalian ingat
nubuatan yang telah kita pelajari, nubuatan
tentang 70 minggu? Ada tiga peristiwa besar dalam nubuatan 70
minggu ini, jika kalian masih ingat. Terutama pada minggu yang terakhir dari
ke-70 minggu itu. Mari kita baca lalu kita ulang kembali ketiga poin pokoknya.
Perhatikan Daniel 9:24 “…‘Tujuh puluh kali tujuh masa
telah ditetapkan bagi bangsamu dan bagi kotamu yang kudus…” inilah yang dikatakan malaikat itu
kepada Daniel, “ada 70 minggu yang ditetapkan atau dipotong bagi bangsamu dan
kotamu yang kudus, “…. untuk melenyapkan kefasikan, untuk mengakhiri dosa, untuk membuat rekonsiliasi/ memperbaiki hubungan yang
rusak akibat dosa, untuk mendatangkan keadilan/ kebenaran yang kekal, untuk mengakhiri
penglihatan dan nubuat, dan untuk mengurapi yang maha kudus.’…” lalu ayat 25 akan kita baca terus
hingga ayat 27, dikatakan, “… ‘Maka ketahuilah dan
pahamilah: dari saat firman itu keluar, yakni bahwa Yerusalem akan dipulihkan
dan dibangun kembali sampai pada kedatangan seorang yang diurapi [=Mesias],
seorang Pangeran,…” kalian ingat kita sudah mempelajari
“Mesias” itu berarti apa? “Yang diurapi”, kan? Maka peristiwa besar pertama
dalam nubuatan ini adalah diurapinya Sang Mesias. Lalu dikatakan, “…. ‘sampai pada kedatangan seorang yang diurapi, seorang Pangeran, ada tujuh kali tujuh masa; dan enam
puluh dua kali tujuh masa lamanya; kota itu akan dibangun kembali dengan tanah
lapang dan paritnya, tetapi di tengah-tengah kesulitan. 26Sesudah keenam puluh dua kali
tujuh masa itu…” sekarang
muncul peristiwa besar yang kedua, “….akan…” diapakan? “….dipotong
seorang yang telah diurapi [Mesias], …” ini adalah kematian Kristus, “….tetapi bukan karena dirinya sendiri. dan rakyat Pangeran yang bakal datang itu
akan memusnahkan kota dan tempat kudus itu, tetapi akhir darinya (= dari kota dan tempat kudus itu) adalah karena air bah
dan hingga akhir peperangan terjadi, penelantaran seperti yang telah
ditetapkan. 27Pangeran itu akan membuat suatu perjanjian yang kuat dengan
banyak orang selama satu kali tujuh masa. pada pertengahan tujuh masa itu…” ini adalah Pangeran yang sama, Sang
Mesias, “….ia
akan menghentikan korban sembelihan dan korban persembahan;
…” apakah Yesus melakukan itu secara
harafiah pada hari Dia mati? Kita sudah mempelajarinya, bukan? Jadi peristiwa
yang pertama adalah pembaptisanNya, peristiwa kedua adalah kematianNya, dan apa
peristiwa yang ketiga? Berakhirnya masa percobaan bagi bangsa Yahudi yang
berakibat apa? Berakibat penghancuran Yerusalem. Perhatikan apa yang dikatakan
ayat ini berikutnya, “….dan di atas sayap kekejian akan datang
yang mengakibatkan penelantaran, yaitu
hingga apa yang sudah ditentukan akan dicurahkan di atas yang ditelantarkan
itu, digenapi.” [NKJV yang diindonesiakan]
Dan
siapakah yang datang ke Yerusalem dan menghancurkan Yerusalem karena penolakan
terhadap Sang Mesias? Roma, khususnya tentara Titus.
Jadi ketiga peristiwa
besar itu adalah:
1. Diurapinya
Sang Mesias
2.
Kematian Sang Mesias
3.
Berakhirnya masa percobaan bagi teokrasi Yahudi.
Now, let me ask you, at the end of
this period, actually during the last week of this time period,
did God
call another prophet to make this message of Daniel “present truth” for his day
and age? Did He? Of course He did. What was the name of that prophet?
The name of that prophet was John the Baptist.
When was Jesus anointed? We have
studied this. Remember, when was Jesus
anointed to be the Messiah? At the moment of His baptism. Let me review here.
You remember that in Luke 4:16 Jesus begins His ministry in Nazareth and He
says, “The Lord has anointed Me.” This is immediately after His baptism. When
Jesus was baptized, what fell upon Him? The Holy Spirit in the form of a dove
descended upon Christ. And when you go to Acts 2:38-39, it says that God
anointed Jesus with the Holy Spirit. And so the anointing of Jesus took place at
the moment of His baptism when He received the Holy Spirit.
So, did John the Baptist address the
issue of the anointing of the Messiah? Yes. He was involved in the anointing of
the Messiah.
Nah,
coba saya tanya, pada akhir masa ini, sebenarnya selama minggu yang terakhir dari periode ini,
apakah Tuhan memanggil seorang nabi
lain untuk menjadikan pesan Daniel ini “kebenaran masa kini” bagi waktu dan
zamannya? Apakah Tuhan melakukannya? Tentu saja. Apa nama nabi
tersebut? Nama nabi tersebut adalah Yohanes
Pembaptis.
Kapan
Yesus diurapi? Kita telah mempelajari ini. Ingat, kapan Yesus diurapi untuk
menjadi Sang Mesias? Pada waktu baptisanNya. Mari kita ulang. Kalian ingat di
Lukas 4:16 Yesus memulai pelayananNya di Nazaret dan Dia berkata, “Tuhan telah
mengurapi Aku.” Ini terjadi segera setelah baptisanNya. Ketika Yesus dibaptis,
apa yang turun ke atasNya? Roh Kudus dalam bentuk seekor merpati, turun ke atas
Kristus. Dan bila kita ke Kisah 2:38-39 dikatakan bahwa Tuhan mengurapi Yesus
dengan Roh Kudus. Maka pengurapan
Yesus terjadi pada saat baptisanNya ketika Dia menerima Roh Kudus.
Jadi,
apakah Yohanes Pembaptis mengangkat isu pengurapan Mesias? Ya. Dia terlibat
dalam pengurapan Sang Mesias.
Let me ask you another question, how
did John the Baptist introduce Christ? He said, “Behold…” what? “…the Lamb of God who takes away
the sin of the world.” What
happened to lambs in the Sanctuary service?
Lambs were killed in the Sanctuary service. Did Jesus die on the cross as the
Lamb of God? Was He the Lamb slain from the foundation of the world? John the
Baptist didn’t understand all the implications of this, but when he introduced Jesus as the Lamb, he
is saying, “He is going to…” what? “…He
is going to die.” So did John the Baptist announced even though he didn’t understand the
death of Jesus Christ? He most certainly did.
Coba
saya ajukan pertanyaan yang lain, bagaimana Yohanes Pembaptis memperkenalkan
Kristus? Dia berkata, “Lihatlah…” apa?” “…Anak Domba Allah yang menghapus dosa
dunia.” [Yoh 1:29] Apa yang terjadi pada
domba-domba dalam pelayanan Bait Suci? Domba-domba dibunuh dalam pelayanan Bait
Suci. Apakah Yesus mati di atas salib sebagai Anak Domba Allah? Apakah Dia
Domba yang disembelih dari penciptaan dunia? [Wahyu 13:8] Yohanes Pembaptis tidak
mengerti semua kaitan ini, tetapi dia memperkenalkan Yesus sebagai Anak Domba
Allah, apa yang dikatakannya adalah,
“Dia akan…” apa? “…Dia akan mati.” Jadi apakah Yohanes Pembaptis mengumumkan kematian
Yesus Kristus walaupun dia tidak memahaminya? Benar, dia
melakukannya.
Did John the Baptist also warned the
Jewish nation that if they didn’t shape up, that their probation would close?
Notice Matthew 3:7-12, this is an extensive passage but I am going to read the
whole thing, because John the Baptist proclaimed the message of
Judgment. Incidentally, was the death of Jesus Christ on the cross a
judgment? Uuuhhh it was a judgment of the Devil, it was a judgment against sin,
is that right? Now, did John the Baptist also proclaim a word of judgment about
the Jewish nation if they rejected the Messiah and they did not bear fruit?
Absolutely.
Apakah
Yohanes Pembaptis juga memperingatkan bangsa Yahudi jika mereka tidak
memperbaiki diri, maka masa percobaan mereka akan berakhir? Perhatikan Matius
3:7-12, ini adalah bacaan yang panjang tetapi saya akan membaca seluruhnya
karena Yohanes Pembaptis mengumumkan
pekabaran tentang penghakiman. Nah, apakah kematian Yesus
Kristus di atas salib itu suatu penghakiman? Uuuuhhh, itu adalah penghakiman
atas Iblis, penghakiman atas dosa, bukankah demikian? Sekarang. Apakah Yohanes
Pembaptis juga mengumumkan penghakiman atas bangsa Yahudi, jika mereka menolak
Sang Mesias dan mereka tidak berbuah? Betul sekali.
Notice what we find in Matthew 3:7-12 “But when he saw many of the Pharisees
and Sadducees coming to his baptism, he said to them, ‘Brood of vipers!…” the same name that Jesus gave to them in Matthews 24:23
“…Who warned you to flee from the wrath to come? 8Therefore
bear…” what? very important “…therefore bear fruits
worthy of repentance, 9and do not think to say to yourselves, 'We
have Abraham as our father.'
For I say to you that God is able to raise up children to Abraham from these
stones.…” Is he warning them that just because they are children of
Abraham literally speaking that they don’t have the special favor of God?
Absolutely. Is he saying “Bear fruit!”? Absolutely. Now notice, it continues
saying,
“… 10And even now the ax is laid to the root of the…” what? “…
trees….” Oooh, so now he is going to compare
the Jewish nation to a what? To a tree, interesting! “…Therefore every tree
which does not bear good fruit…” what will happen?
“… is cut down and thrown into the fire.’ …” what did that tree represent according to the contents? It
represented the Jewish nation. What happened to Jerusalem in the year 70? It
was burned, just like John the Baptist said. And then he says,
“…11I indeed baptize
you with water unto repentance, but He who is coming after me is mightier than
I, whose sandals I am not worthy to carry. He will baptize you with the Holy
Spirit and fire.…” And now notice the message of
judgment,
“… 12His winnowing fan is
in His hand, and He will thoroughly clean out His threshing floor, and gather
His wheat into the barn; but He will…” what? “… He will burn up the
chaff with unquenchable fire." Is this a message of judgment that God is going to separate the
righteous from the unrighteous, those who produce fruits and those who don’t
produce fruits? Absolutely. And notice
he compares the Hebrew nation with a tree, and if the tree does not produce
fruits it is cut down and thrown into the fire.
Perhatikan apa yang kita temui di Matius 3:7-12 “Tetapi waktu ia melihat banyak orang Farisi dan orang Saduki datang ke pembaptisan, berkatalah ia kepada mereka: ‘Anak-anak ular beludak.…” sebutan yang sama yang diberikan Yesus
kepada mereka di Matius 24:23 “….Siapakah yang memperingatkan kamu, supaya melarikan
diri dari murka yang akan datang? 8 Jadi hasilkanlah…” apa? Sangat penting, “….buah yang sesuai dengan
pertobatan. 9 Dan janganlah mengira, bahwa kamu dapat berkata kepada dirimu sendiri: ‘Abraham adalah bapa
kami!’ Karena aku berkata kepadamu: Allah dapat menjadikan anak-anak bagi
Abraham dari batu-batu ini! …” Apakah
Yohanes memperingatkan mereka bahwa hanya karena mereka keturunan Abraham secara
harafiah Tuhan tidak memperlakukan mereka secara istimewa? Betul sekali. Apakah
Yohanes berkata kepada mereka “Hasilkanlah buah!”? Tentu saja. Sekarang
perhatikan, kata-kata selanjutnya, “….10 Dan bahkan sekarang kapak sudah disiapkan
pada akar…” apa? “….pohon…” Oooh, jadi sekarang Yohanes membanding
bangsa Yahudi kepada apa? Kepada pohon, menarik! “….Oleh karena itu setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik,…” apa yang akan terjadi? “...pasti ditebang dan dibuang
ke dalam api.…” Pohon
itu melambangkan apa menurut konteks ini? Melambangkan bangsa Yahudi. Apa yang
terjadi pada Yerusalem di tahun 70? Yerusalem dibakar, persis seperti kata
Yohanes Pembaptis. Lalu dia berkata, “….11 Memang aku membaptis kamu dengan air sebagai tanda pertobatan, tetapi
Ia yang datang kemudian daripadaku lebih berkuasa daripadaku dan aku tidak
layak membawakan kasut-Nya. Ia akan
membaptiskan kamu dengan Roh Kudus dan dengan api.…” sekarang perhatikan pesan penghakiman
ini, “…12 Alat penampi sudah ditangan-Nya.
Ia akan membersihkan tempat pengirikan-Nya dan mengumpulkan gandum-Nya ke dalam
lumbung, tetapi debu jerami itu akan…” diapakan? “….akan dibakar-Nya dalam
api yang tidak terpadamkan." [NKJV yang diindonesiakan]. Apakah ini suatu pesan penghakiman
bahwa Tuhan akan memisahkan orang benar dari yang tidak benar, mereka yang
menghasilkan buah dari mereka yang tidak menghasilkan buah? Tentu saja. Dan
perhatikan, dia membandingkan bangsa Yahudi dengan sebatang pohon, dan jika
pohon itu tidak menghasilkan buah-buah, pohon itu ditebang dan dilemparkan ke
dalam api.
Do we meet this tree later on in the
ministry of Christ? Yes, we do, during the last week of His life. Notice
Matthew 21:19 and I wished we had time to go to Luke 13, but we just don‘t have
the time to go there. That’s a whole sermon in itself. So let’s go to the last
week, Matthew 21:19. Remember John the Baptist said the tree needs to produce
fruits, if it doesn’t produce fruits, it’s cut down and it’s thrown into the
fire. Matthew 21:19 “And when he saw a fig tree in the way, he came to it, and found
nothing thereon, but…” what? “…but leaves only, and said
unto it, Let no fruit grow on thee henceforward for ever…”
Everybody agrees that the fig tree
represents the Jewish nation, even Dispensationalist scholars or Futurist
scholars believe that the fig tree represents Israel.
Now, I want you to notice something
very interesting, Mark 11:20-21, He cursed the fig tree and Mark tells us in
chapter 11 verses 20 and 21, “Now in the morning, as they passed by, they saw the fig tree
dried up from the roots.…” what happens when a tree dries up from the roots? That is
it. “… 21 And Peter, remembering, said to Him, "Rabbi, look! The fig
tree which You cursed has withered away.’"
So let me ask you, did John the
Baptist make the message of the 70 weeks “present truth” particularly the last
three events in the last week? Absolutely. He was the one who baptized the Messiah
when the Messiah was anointed. He was the one who announced that Jesus was the
Lamb of God who takes away the sin of the world. And he announced that if the
Jewish nation did not bear fruits that it will be cut down and thrown into the
fire, which is exactly what happened in the year 70, the Jewish nation
was destroyed and Jerusalem was burned with what? Was burned with fire.
Apakah dalam pelayanan
Kristus kemudian kita bertemu lagi dengan pohon ini? Ya, selama minggu terakhir
dari hidup Kristus. Perhatikan Matius 21:19 dan seandainya kita punya waktu
untuk ke Lukas pasal 13, tetapi kita tidak punya waktu lagi ke sana. Itu saja
akan merupakan suatu pelajaran tersendiri. Jadi marilah ke minggu terakhir
(dari hidup Yesus), Matius 21:19. Ingat bahwa Yohanes Pembaptis berkata, pohon
harus menghasilkan buah-buah, jika tidak, dia ditebang dan dilemparkan ke dalam
api. Matius 21:19 “Dekat jalan Ia melihat pohon
ara lalu pergi ke situ, tetapi Ia tidak mendapat apa-apa pada pohon itu
selain…” apa? “….daun-daun saja. Kata-Nya kepada pohon
itu: ‘Engkau tidak akan berbuah lagi selama-lamanya!’…” Semua orang setuju bahwa pohon ara itu
melambangkan bangsa Yahudi, bahkan golongan pelajar Dispensasionalis atau
Futuris yakin bahwa pohon ara itu melambangkan Israel.
Sekarang, saya mau kalian perhatian sesuatu yang
sangat menarik. Markus 11:20-21. Yesus mengutuk pohon ara itu dan Markus
mengisahkan kepada kita di pasal 11 ayat 20 dan 21, “Pagi-pagi ketika Yesus dan
murid-murid-Nya lewat, mereka melihat pohon ara tadi sudah kering sampai ke
akar-akarnya.…” apa
yang terjadi jika pohon itu mengering dari akar-akarnya? Habislah dia. “…21 Maka
teringatlah Petrus akan apa yang telah terjadi, lalu ia berkata kepada Yesus:
‘Rabi, lihatlah, pohon ara yang Kaukutuk itu sudah kering.’"
Jadi
coba saya tanya, apakah Yohanes
Pembaptis menjadikan pesan 70 minggu itu “kebenaran masa kini” terutama tiga
peristiwa terakhir dari minggu yang terakhir? Betul sekali. Dialah yang membaptis Sang
Mesias ketika Mesias diurapi. Dialah yang mengumumkan bahwa Yesus adalah Anak
Domba Allah yang menghapus dosa dunia. Dan dialah yang mengumumkan jika bangsa
Yahudi tidak menghasilkan buah-buah, maka akan dipotong dan dilemparkan ke api,
persis seperti yang terjadi di tahun 70 ketika bangsa Yahudi dihancurkan dan
Yerusalem dibakar oleh apa? Oleh api.
Now, let me ask you, did John the
Baptist through his work bring out a remnant? Yes, he did. Do you know, most of
the disciples of Jesus had previously been the disciples of John the Baptist? I
don’t know if you were aware of that or not. And those disciples who became
disciples of Christ, who had been disciples of John the Baptist, they became
the nucleus and the founder of what? Of the Christian church. They were the
remnant, they founded the Christian church, but they were first of all drawn
out by John the Baptist.
Nah,
coba saya tanya, apakah Yohanes Pembaptis melalui pekerjaannya membawa keluar
suatu umat yang sisa? Ya, betul. Tahukah kalian bahwa sebagian besar
murid-murid Yesus sebelumnya adalah murid-murid Yohanes Pembaptis? Saya tidak
tahu apakah kalian menyadarinya atau tidak. Dan murid-murid itu yang kemudian
menjadi murid-murid Kristus, yang tadinya adalah murid-murid Yohanes Pembaptis,
mereka menjadi nucleus (inti)
dan pendiri apa? Pendiri Gereja Kristen. Mereka itulah umat yang sisa, mereka
yang mendirikan Gereja Kristen, tetapi mereka pertama ditarik keluar oleh
Yohanes Pembaptis.
Now, let’s go to our last
example. We’ve studied the Prophecy of the 2300 days, right? The 2300
days are the larger prophecy and the 70 weeks are the first part of the 2300
days, is that clear in your mind? So, is the prophecy of the 2300 days divided
into two parts? Absolutely. Now, the interesting thing is that Daniel
not only gave the prophecy of the 70 weeks which applied to the literal Jewish
nation, but he also spoke about the 2300 days that will be fulfilled way down
the course of Christian history. Let’s read that prophecy as is found in Daniel
8:14 “And he said to me, ‘For two thousand three hundred
days; then the sanctuary shall be cleansed.’”
Question: To whom is God giving this
message? To Daniel, right?
Was Daniel a prophet? Yes, he was.
Is God connecting with the message a
time prophecy? Yes.
Is it a message of judgment? We’ve
studied that the cleansing of the Sanctuary, refers to what? Refers to the
beginning of the Judgment in the heavenly Sanctuary.
Was this message of judgment for the
days of Daniel? Absolutely not. Notice Daniel 12:4 and then we’ll read verse 9
and we’ll also go to verse 13. God says to Daniel, He gave him this time period
the 2300 days, and the cleansing of the Sanctuary will take place which is the
beginning of the Judgment, and then He says to Daniel, " ‘But you, Daniel, shut up the
words, and seal the book until the time of the end…” so is this book for the days of Daniel? No, it is sealed
until the time of the end. “…many shall run to and fro, and knowledge shall
increase.’…” notice verse 9
“…9 And he said, ‘Go your
way, Daniel, for the words are
closed up and sealed till…” when? “…till the time of the
end…” and then verse 13 “…13 ‘But
you, go your way till the end;
for you shall rest, and will arise to your inheritance at the end of the days.’”
So this message was not “present
truth” in the days of Daniel.
Sekarang marilah kita ke contoh yang terakhir.
Kita telah mempelajari Nubuatan 2300 hari, betul? Nubuatan 2300 hari adalah
nubuatan yang lebih panjang, dan nubuatan 70 minggu adalah bagian pertama dari
nubuatan 2300 itu, apakah itu masih jelas dalam ingatan kalian? Jadi, apakah
nubuatan 2300 hari itu dibagi dalam dua bagian? Tepat sekali. Nah, yang menarik
adalah Daniel tidak saja memberikan nubuatan 70 minggu yang berlaku bagi bangsa
Yahudi literal, tetapi dia juga berbicara mengenai nubuatan 2300 hari yang akan
digenapi jauh kemudian dalam sejarah kekristenan. Mari kita baca
nubuatan itu seperti yang tertulis di Daniel 8:14 “Maka ia menjawab: ‘Sampai lewat dua ribu tiga ratus petang dan pagi,
lalu tempat kudus itu akan dibersihkan.’
" [NKJV yang diindonesiakan].
Pertanyaan:
kepada siapa Tuhan memberikan pesan ini? Kepada Daniel, bukan?
Apakah
Daniel seorang nabi? Ya, dia seorang nabi.
Apakah
Tuhan menghubungkan pesan itu dengan suatu nubuatan waktu? Ya.
Apakah
itu suatu pesan penghakiman? Kita sudah mempelajari bahwa pembersihan Bait Suci
mengacu kepada apa? Mengacu kepada dimulainya penghakiman di Bait Suci surgawi.
Apakah pesan penghakiman
itu untuk zaman Daniel? Sama sekali bukan. Perhatikan Daniel 12:4, kemudian
kita akan membaca ayat 9, dan kita juga akan ke ayat 13. Tuhan berkata kepada
Daniel, Tuhan memberikan masa 2300 hari ini, dan pembersihan Bait Suci akan
terjadi ~ yaitu dimulainya Penghakiman ~ dan kemudian Tuhan berkata kepada
Daniel, “Tetapi engkau, Daniel,
sembunyikanlah segala firman itu, dan meteraikanlah Kitab itu sampai pada akhir
zaman;…” jadi apakah kitab ini untuk zaman
Daniel? Tidak, kitab itu dimeteraikan hingga akhir zaman, “….banyak orang akan
menyelidikinya, dan pengetahuan akan bertambah.…” perhatikan
ayat 9 “….9
Tetapi ia menjawab: ‘Lanjutkanlah hidupmu,
Daniel, sebab firman ini akan tinggal tersembunyi dan termeterai sampai akhir
zaman……” lalu ayat 13, “….13 Tetapi engkau, lanjutkanlah hidupmu sampai akhirnya, karena
engkau akan beristirahat, dan akan bangkit untuk mendapat warisanmu pada kesudahan zaman.” [NKJV yang diindonesiakan]
Jadi
pesan ini bukan “kebenaran masa kini” di zaman Daniel.
Now, here’s the million dollar
question, would
we expect at the end of the 2300 days God to raise up a prophet that would
proclaim the same message that Daniel proclaimed, and make it “present truth”
for his/her day and age? Yes or no? Yes, because it’s the way that God
operates. At the end of the 2300 days we would expect God also to raise up a
prophet that would explain that the prophecy of the 2300 days had come to its
what? To its end and explain this prophecy explicitly. I’d like to say that leading up
to the year 1844 as we’ve studied before, God raised up an inter-denominational
and inter-continental movement known as the Great Second Advent Awakening, also
known as the Millerite Movement.
Nah,
ini pertanyaan yang sangat penting, apakah
kita patut mengharapkan pada akhir 2300 hari tersebut Tuhan mengangkat seorang
nabi yang akan mengumumkan pesan yang sama yang diumumkan Daniel dan
menjadikannya “kebenaran masa kini” untuk waktu dan zamannya? Ya
atau tidak? Ya, karena itulah cara Tuhan bekerja. Pada akhir 2300 hari itu,
kita patut mengharapkan Tuhan juga mengangkat seorang nabi yang akan
menjelaskan bahwa nubuatan 2300 hari itu telah tiba apanya? Telah tiba
penggenapannya, dan menjelaskan secara terinci nubuatan tersebut.
Saya
ingin mengatakan, bahwa hingga
tahun 1844, seperti yang telah kita pelajari sebelumnya, Tuhan telah mengangkat suatu
gerakan inter-denominasi dan inter-kontinental yang dikenal sebagai the Great
Second Advent Awakening (Gerakan Kebangunan Akbar Kedatangan Kedua) yang juga
dikenal sebagai the Millerite Movement
(Gerakan golongan Miller).
Do you know what was the central
verse that they preached leading up to October 22, 1844? ‘Unto two thousand three
hundred days; and the sanctuary shall be…”
what? “…shall be cleansed.’”
When are the 2300 days fulfilled? They are fulfilled in 1844.
Would you expect a movement to arise that would proclaim that
the 2300 days were about to come to an end. Absolutely. Because that is the way
that God operated in every single case.
Tahukah kalian itulah ayat
pokok yang mereka sampaikan hingga 22 Oktober 1844? “‘Sampai lewat dua ribu tiga ratus petang dan pagi, lalu tempat kudus
itu akan dibersihkan.’ " [NKJV yang diindonesiakan].
Kapan
nubuatan 2300 hari itu digenapi? Digenapi di tahun 1844.
Apakah kita patut mengharapkan
munculnya suatu gerakan yang akan mengumumkan bahwa nubuatan 2300 hari itu akan
segera berakhir? Benar sekali. Karena itulah cara kerja Tuhan setiap kali.
Now William Miller ~ listen carefully ~ William Miller did not
fully understand one thing. He did not understand the event that was going to
take place. Was he correct as to the timing of the event? He was. Was he wrong
about the event? Yes.
Now before you are too hard on him you need to remember that
John the Baptist who was the prophet that arose at the end of the 70 weeks was
in the same boat. Because he did not understand either. It was afterwards,
after the disappointment at the triumphal entry that the disciples further
studied and understood and Peter on the day of Pentecost, God’s prophet,
explained what had happened. Are you with me or not?
William Miller, the Millerites they had the timing right, but
they had the event wrong. But after the disappointment, particularly in December
1844, God raised up a woman name Ellen White, and do you know what the burden
of Ellen White was? If you read her Early Writings, her burden was to
explain what happened on October 22, 1844. Before she talked about
health, before she talked about church organization, before she talked about
education, before she talked about all of these things, which she wrote about
proliferously, her main point at the very beginning after the disappointment
was to explain what had happened on October 22, 1844. Her early visions had
that specific purpose. And you can read them in the book Early Writings.
Nah, William Miller ini ~ dengarkan
baik-baik ~ William Miller tidak seluruhnya paham mengenai satu hal. Dia tidak
paham peristiwa yang akan terjadi. Apakah dia sudah benar mengenai waktu
terjadinya peristiwa itu? Ya, dia benar. Apakah dia salah mengenai
peristiwanya? Ya. Tetapi sebelum kalian
terlalu menyalahkan dia, kalian harus ingat bahwa Yohanes Pembaptis yang adalah
nabi yang muncul pada akhir masa 70 minggu juga sama seperti William Miller.
Karena Yohanes Pembaptis juga tidak paham. Barulah kemudian, setelah terjadi
kekecewaan saat Yesus masuk ke Yerusalem, para murid mempelajarinya lebih dalam
dan baru paham, dan Petrus pada hari Pentakosta, sebagai nabi Tuhan,
menjelaskan apa yang telah terjadi. Apakah kalian bisa memahami atau tidak?
William Miller, golongan Miller, mereka
sudah benar dengan perhitungan waktunya, tetapi mereka salah dengan
peristiwanya. Tetapi setelah mengalami kekecewaan tepatnya di December 1844, Tuhan mengangkat
seorang wanita bernama Ellen White, dan tahukah kalian beban apa
yang diberikan kepada Ellen White? Jika kalian membaca tulisannya Early
Writings, maka bebannya
adalah untuk menjelaskan apa yang terjadi pada tanggal 22 Oktober 1844.
Sebelum Ellen White berbicara mengenai kesehatan, sebelum dia berbicara
mengenai organisasi gereja, sebelum dia berbicara mengenai pendidikan, sebelum
dia berbicara mengenai semua hal ini, yang telah ditulisnya secara panjang lebar,
poin utama pada awal mulanya setelah masa kekecewaan itu adalah untuk
menjelaskan apa yang telah terjadi pada 22 Oktober 1844.
Penglihatan-penglihatannya yang awal tujuannya khusus untuk itu. Dan kalian
bisa membacanya di buku Early Writings.
Now, let me ask you, why would she focus on this specific point?
There were so many things that she could have written about, and she could
talked about. Why the 2300 days? Because
she was
the prophet that made “present truth” what Daniel spoke about. Are you
understanding me or not?
Now, what if Ellen White had talked about many other things, may
be she talked about the Trinity, about hell, or about you know the importance
of establishing an educational system
and so on, you know those would be beautiful and wonderful truths but they
would not make the 2300 days prophecy “present truth”. She had to address the
same issue, the identical issue that Daniel had addressed. Are you with me or
not? And that’s exactly what she did.
Sekarang coba saya tanya, mengapa Ellen
White harus fokus kepada poin yang khusus ini? Ada begitu banyak hal yang bisa
ditulisnya atau dibicarakannya, mengapa tentang 2300 hari? Karena dia adalah nabi yang harus
menjadikan apa yang dibicarakan Daniel itu “kebenaran masa kini.”
Apakah kalian memahami saya atau tidak?
Nah, kalau pun Ellen White berbicara mengenai
banyak hal lain, mungkin dia berbicara tentang Trinitas, tentang neraka, atau
kalian tahu tentang pentingnya mendirikan suatu sistem pendidikan dan lain-lain, semua
itu adalah kebenaran-kebenaran yang indah dan bagus, namun itu tidak akan
menjadikan nubuatan 2300 hari sebagai “kebenaran masa kini”. Ellen White harus mengangkat isu yang sama,
isu yang persis sama yang diangkat oleh Daniel. Apakah kalian mengikuti saya
atau tidak? Dan persis itulah yang dilakukannya.
Now, listen carefully. Ellen White gathered a small remnant, at
her first publication was “A word to the Little Flock scattered abroad”
and in that booklet she tries to explain what happened in 1844, and the reason
for the great disappointment.
Now, do you know that in New England where this movement
primarily took place, there were many religious movements at this time. That’s
why New England was known as the burned-over district because they had so many religious movements. For
example let me mention some of those movements that arose in that same area:
·
Mormonism ~ with its
prophet Joseph Smith
· Christian Science ~ with its prophetess Mary Baker Eddy
· Theosophy, New Age Theology – Helena Blavatsky
·
The Bahá'à Faith originated at that time ~ with its
prophet Abdul Baha
·
Spiritualism originated in that
same general area ~ the Fox sisters and
Andrew Jackson Davis
·
Pentecostalism had its origin ~ with a woman named Margaret
McDonald
·
The Jehovah Witnesses within that
time frame had their origin.
·
Futuristic interpretation of
bible prophecy had its origin then ~ with John Nelson Darby and Edward Irving
·
Evolutionism had its origin in
that time frame.
·
Marxism which is the philosophy
of communism had its origin during that time frame.
Sekarang dengarkan baik-baik. Ellen
White mengumpulkan suatu umat sisa yang kecil jumlahnya, pada publikasi
tulisannya yang pertama berjudul “Sepatah kata kepada Kawanan Kecil yang tersebar
di luar negeri” dan di dalam buku kecil ini dia berusaha menjelaskan
apa yang terjadi di 1844 dan alasannya mengapa terjadi kekecewaan.
Nah, apakah kalian tahu bahwa di New
England di mana gerakan ini awalnya terjadi, pada waktu itu ada banyak sekali
gerakan kerohanian? Itulah sebabnya New England dikenal sebagai distrik yang kehabisan
penduduk untuk ditobatkan karena ada begitu banyak gerakan kerohanian di sana. Sebagai
contoh, coba saya sebutkan
beberapa gerakan yang muncul di sekitar area yang sama:
·
Mormonisme
~ dengan nabinya Joseph Smith
· Christian Science ~ dengan nabiahnya
Mary Baker Eddy
· Theosofi, Teologi New Age ~ Helena
Blavatsky
· Spiritualisme muncul di daerah yang
sama ~ Fox bersaudara dan Andrew Jackson Davis
· Pentakostalisme
berawal di sini ~ dengan seorang wanita bernama Margaret McDonald
· Saksi Yehova terbentuk sekitar waktu
ini
· Interpretasi futuris mengenai nubuatan
Alkitab terbentuk saat ini ~ dengan John Nelson Darby dan Edward Irving
· Evolusionisme terbentuk sekitar waktu
ini
· Marxisme yang menjadi filosfi komunisme
terbentuk sekitar waktu ini.
What do you suppose the Devil was trying to do? With so many
religious movements arising in the same general geographical area people would
wonder where is the truth? Where shall we turn?
You know how you can know where the truth is? None of those that I
mentioned addressed “‘Unto two thousand three hundred days; and the sanctuary
shall be
shall be cleansed.’”
Only Ellen White and William Miller addressed “‘Unto two thousand three hundred days; and the sanctuary
shall be
shall be cleansed.’”
Would you expect that to happen at the end of the 2300 days in
harmony with God’s mode of operation? Absolutely, and you can check it out in
history.
Menurut
kalian Iblis sedang berusaha apa? Dengan begitu banyaknya gerakan yang muncul
di daerah geografis yang sama, orang-orang akan bertanya-tanya kebenarannya ada
di mana? Ke mana kita harus berpaling? Bagaimana kita akan tahu yang mana yang
kebenaran. Tetapi tidak satu pun dari gerakan-gerakan yang saya sebutkan itu
mengangkat issue “‘Sampai lewat dua ribu tiga
ratus petang dan pagi, lalu tempat kudus itu akan dibersihkan.’ " [NKJV yang diindonesiakan].
Hanya
Ellen White and William Miller yang mengangkat “‘Sampai lewat dua ribu tiga ratus petang dan pagi, lalu tempat kudus
itu akan dibersihkan.’ " [NKJV yang diindonesiakan].
Akankah kita mengharapkan itu yang
terjadi pada akhir 2300 hari sesuai dengan modus kerja Tuhan? Betul sekali, dan
kalian bisa memeriksanya dari sejarah.
Now, there are different attitudes towards Ellen White. There
are those who openly attack her ministry in writings. And I say basically those
who attack the writings of Ellen White
either they haven’t read the writings of Ellen White, or they read them
with an agenda. Every prophet in the bible was hated by the people to whom the
prophet was sent. So if Ellen White is disliked in many circles I would say she
is probably a true prophet. Because Jesus said that the prophets who were liked
were false prophets. Because prophets tell the truth and people can’t handle
the truth.
There are other people who ignore Ellen White, by not reading
her counsels, they are not benefited.
There are others that try to undermine Ellen White by selecting
views of Ellen White when it is convenient for them to use her.
And there are people who use Ellen White to hit people over the
head and that’s why many people don’t want anything to do with her.
And then there are those people who love, read, and obey the
counsels that God has given through her.
Nah, ada sikap yang berbeda-beda terhadap Ellen White. Ada yang secara
terang-terangan menyerang tulisan-tulisan
pelayanannya. Dan menurut saya, pada dasarnya mereka yang menyerang
tulisan-tulisan Ellen White, kalau bukan karena
mereka belum pernah membaca tulisan-tulisan Ellen White, ya karena mereka membacanya dengan tujuan
tertentu. Setiap nabi di dalam Alkitab dibenci oleh masyarakat kepada siapa
nabi itu diutus. Jadi bila Ellen White
dibenci di banyak lingkungan, maka saya harus mengatakan kemungkinan besar dia
adalah nabi yang sejati. Karena Yesus berkata, bahwa nabi-nabi yang disukai
justru adalah nabi-nabi yang palsu.
Karena nabi-nabi (yang benar) menyampaikan kebenaran dan masyarakat
tidak bisa menerima kebenaran.
Ada juga orang-orang lain yang
mengacuhkan Ellen White, dengan tidak mau membaca nasihat-nasihatnya. Mereka
ini tidak memperoleh manfaatnya.
Ada lagi yang lain yang berusaha
mengacaukan nasihat Ellen White dengan
memilih pandangan-pandangan Ellen White yang sesuai dengan kepentingan mereka
untuk dimanfaatkan.
Dan ada orang-orang yang memakai Ellen
White untuk menjatuhkan orang lain, dan itulah sebabnya mengapa banyak orang
tidak mau punya urusan dengannya.
Dan ada orang-orang yang mengasihi,
membaca dan menuruti nasihat-nasihat yang diberikan Tuhan melalui Ellen White.
Allow me to say Ellen White does not say anything weird or
whacky or off the wall. Her counsels are magnificent, they deal with many
different areas, health, education, church organization, theology, pious
living, just read for yourselves, you’ll be amazed at how God used this
remarkable woman to share the truth for these last days. Thank God for this
wonderful gift.
Izinkan saya berkata, Ellen White tidak
mengatakan apa-apa yang aneh, atau gila, atau konyol. Nasihat-nasihatnya sangat
hebat, mereka mencakup banyak segi: kesehatan, pendidikan, organisasi gereja,
teologi, hidup suci, bacalah sendiri, dan kalian akan terkagum-kagum bagaimana
Tuhan memakai perempuan hebat ini untuk membagikan kebenaran untuk hari-hari
akhir ini. Puji Tuhan untuk pemberian yang indah ini.
No comments:
Post a Comment