Dibuka dengan doa.
The title of our study today is The Abomination of Desolation.
Now, in
our last study we touched briefly upon the abomination of desolation, as it
related to the first destruction of Jerusalem in the year 568 BC. But in our study today we are going to deal with the second
destruction of Jerusalem in the year 70 AD. And we cannot understand
the destruction of the city unless we understand the events that led up to the
destruction of the city. And so what we are going to do, is begin our study in
Matthew 24:5, and we are going to notice a clear line of events in sequence,
one event right after another. Also I must warn you we are not going to read
texts exclusively from the gospel of Matthew. Wherever Mark or Luke add
information to what we have in Matthew, I am going to also include the
perspective of Mark and Luke. So we are going to study the sequence of events
that led up to the destruction of Jerusalem from the perspective of the three
gospels.
Judul pelajaran kita hari ini adalah
Kekejian yang Menelantarkan. Nah, dalam
pelajaran kita yang lalu, kita menyinggung sedikit mengenai Kekejian yang Menelantarkan,
berkaitan dengan penghancuran pertama Yerusalem di tahun 568 BC. Tetapi dalam pelajaran kita hari ini kita akan membahas
kehancuran Yerusalem yang kedua, di tahun 70 AD. Dan kita tidak akan memahami
penghancuran kota itu jika kita tidak memahami peristiwa-peristiwa yang
mengakibatkan penghancuran kota tersebut. Maka, apa yang akan kita lakukan
adalah memulai pelajaran ini dari Matius 24:5, dan kita akan memperhatikan urut-urutan
peristiwa yang jelas, satu demi satu. Juga saya harus mengingatkan bahwa kita
tidak hanya akan membaca Injil Matius. Setiap kali Markus atau Lukas
menambahkan informasi kepada apa yang ada di Matius, saya juga akan memasukkan
pandangan Markus dan Lukas. Jadi, kita akan mempelajari urut-urutan peristiwa
yang membawa hingga ke penghancuran Yerusalem dari pandangan ketiga Injil.
Let’s begin our study at Matthew 24:5-8. This is what I call the
preliminary signs. It says, “For many will come in My name,
saying, 'I am the Christ,' and will deceive many.6 And you will hear
of wars and rumors of wars. See that you are not troubled; for all these things must come to pass, but
the end is not yet.7 For nation will rise against nation, and
kingdom against kingdom. And there will be famines, pestilences, and
earthquakes in various places.8 All these are the beginning of sorrows.” Notice
that all these are preliminary signs. The worst is yet to come, is what Jesus
is saying.
Marilah kita mulai pelajaran kita dari Matius 24:5-8.
Saya menyebut ini tanda-tanda pendahuluan. Dikatakan, “5Sebab banyak orang akan datang dengan memakai nama-Ku dan berkata, ‘Akulah Mesias’, dan akan
menyesatkan banyak orang. 6 Dan kamu akan mendengar tentang
perang atau rumor tentang perang. Pastikan kamu
tidak khawatir;
sebab semua hal itu harus terjadi, tetapi itu belum kesudahannya 7Sebab bangsa akan bangkit melawan bangsa, dan kerajaan melawan
kerajaan. Dan akan ada kelaparan, wabah penyakit dan gempa bumi di berbagai
tempat. 8 Semuanya itu adalah permulaan
penderitaan.
Perhatikan, semua ini hanyalah
tanda-tanda pendahuluan. Yesus
berkata, yang lebih parah lagi masih akan menyusul.
Notice several signs here:
Ø false Christs,
Ø wars,
Ø rumors of wars,
Ø nation rising against nation,
Ø famines,
Ø pestilences,
Ø and earthquakes.
Now, what I would like to do is to take each of these signs
individually and show you how in the New Testament and also in history ~ primarily through the
writings of Josephus and the Roman historian Tacitus ~ these signs were fulfilled, leading up to the
destruction of Jerusalem.
Perhatikan beberapa tanda di sini:
Ø Mesias palsu,
Ø peperangan,
Ø rumor tentang peperangan,
Ø bangsa melawan bangsa,
Ø bala kelaparan,
Ø wabah penyakit, dan
Ø gempa bumi.
Nah, saya ingin mengambil setiap tanda
ini satu demi satu dan menunjukkan kepada kalian bagaimana tanda-tanda yang
menuju kepada penghancuran Yerusalem ini digenapi, baik di dalam Kitab
Perjanjian Baru maupun dari tulisan sejarah, terutama dari tulisan Josephus dan
sejarahwan Roma, Tacitus.
First of all let’s talk about false Christs and false prophets.
Notice Acts 5:36-37. Here we find the names, the specific names of two of those
false prophets that arose between the death of Jesus and the destruction of
Jerusalem. It says there, “For
some time ago Theudas rose up, claiming to be somebody. A number of men, about
four hundred, joined him. He was slain, and all who obeyed him were scattered
and came to nothing.37 After this man, Judas of Galilee rose up in
the days of the census, and drew away many people after him. He also perished,
and all who obeyed him were dispersed.”
So you have two false prophets that
are mentioned here by name, or false Christs, Theudas and Judas of Galilee.
Pertama-tama marilah kita berbicara mengenai
Mesias-mesias [Kristus] palsu dan nabi-nabi palsu. Perhatikan Kisah 5:36-37. Di
sini kita temukan nama-nama, dua nama dari nabi-nabi palsu yang muncul antara
saat kematian Yesus dan penghancuran Yerusalem. Dikatakan di sana, “36 Sebab beberapa saat lalu, muncul
Teudas, yang mengklaim dirinya istimewa. Sejumlah orang, kira-kira empat ratus orang mengikutinya. Ia dibunuh dan semua pengikutnya tercerai-berai dan lenyap. 37Sesudah dia, Yudas seorang
Galilea muncul pada waktu pendaftaran penduduk dan berhasil menarik banyak orang untuk mengikutinya. Ia juga tewas dan semua yang mematuhinya tercerai-berai.”
Jadi di sini ada dua nabi palsu atau Kristus palsu,
yang namanya disebutkan, yaitu Teudas dan Yudas dari Galilea.
Now, in Acts 8:9-10 we find another
false prophet. His name of course is Simon Magus, or Simon the magician. Notice Acts 8:9-10 “But
there was a certain man called Simon, who previously practiced sorcery in the
city and astonished the people of Samaria, claiming that he was someone great,10
to whom they all gave heed, from the least to the greatest, saying,
"This man is the great power of God."
Sekarang, di Kisah 8:9-10 kita temukan nabi palsu
yang lain. Namanya tentu saja adalah Simon Magus, atau Simon si Ahli Sihir.
Perhatikan Kisah 8:9-10 “9 Tetapi
ada seorang yang bernama Simon yang tadinya mempraktekkan sihir di kota itu
dan mentakjubkan rakyat Samaria, yang mengklaim bahwa ia adalah orang yang hebat. 10 yang didengarkan semua
orang, dari yang terkecil hingga yang terbesar, dengan berkata, ‘Orang ini adalah kuasa yang besar dari Allah.’"
In the book The Desire of Ages page 628 where Ellen White describes the
destruction of Jerusalem she says this, “Many false messiahs will appear claiming to
work miracles and declaring that the time of deliverance for the Jewish nation
has come. These will mislead many…” then she says, “…Christ’s words were fulfilled. Between His
death and the siege of Jerusalem, many false messiahs appeared.”
Di dalam buku
The Desire of
Ages hal 628, di mana
Ellen White menggambarkan kehancuran Yerusalem, dia berkata demikian, “Banyak
Mesias palsu akan muncul, mengklaim
bisa membuat mujizat dan menyatakan bahwa saatnya bangsa Israel untuk
dimerdekakan telah tiba. Mereka ini akan menyesatkan banyak orang…” lalu dia berkata, “Kata-kata
Kristus telah digenapi. Antara saat kematianNya dan pengepungan Yerusalem,
banyak Mesias palsu bermunculan.”
Notice also the testimony of Flavius
Josephus who was a Jewish historian born in the year 37 AD several decades before the destruction of Jerusalem. He
said this, “Moreover,
impostors and deceivers called upon the mob to follow them into the dessert.
For they said that they would show them unmistakable marvels and signs that
would be wrought in harmony with God’s design.”
Perhatikan juga kesaksian Flavius
Josephus, seorang sejarahwan Yahudi yang lahir di tahun 37AD, beberapa puluh tahun
sebelum kehancuran Yerusalem. Dia berkata ini, “Lagi
pula, pemalsu-pemalsu dan penipu-penipu memanggil orang banyak untuk mengikuti
mereka ke padang gurun. Karena mereka berkata bahwa mereka akan menunjukkan
keajaiban-keajaiban dan tanda-tanda yang tidak terbantahkan, yang akan digenapi selaras dengan rancangan
Tuhan.”
Also in the book Wars of the
Jews, Josephus says this, “Deceivers
and impostors under the pretense of divine inspiration fostering revolutionary
changes, they persuaded the multitude to act like madmen and led them out into
the dessert under the belief that God would there give them tokens of
deliverance.”
Juga di buku Wars of the Jews, Josephus berkata demikian, “Para penipu dan pemalsu yang
berpura-pura berada di bawah bimbingan ilahi, membidani perubahan-perubahan
yang revolusioner, membujuk orang banyak untuk berbuat seperti orang-orang gila
dan membimbing mereka keluar ke padang gurun dengan keyakinan bahwa di sana
Tuhan akan memberikan kepada mereka tanda bukti kemerdekaan mereka.”
Once again Josephus in his work
Antiquities of the Jews had this to
say about false prophets that led up to the destruction of Jerusalem. He said, “In Judea matters were constantly
going from bad to worse, for the country was again infested with bands of
brigands and imposters who deceived the mob.”
Sekali lagi Josephus dalam tulisannya Antiquities of the Jews, berkata tentang nabi-nabi palsu yang
mengakibatkan kehancuran Yerusalem, demikian, katanya, “Di
Yudea, kondisi terus menurun dari buruk menjadi semakin parah, karena negara kembali dikotori oleh
gerombolan-gerombolan perampok dan pemalsu-pemalsu yang menipu orang banyak.”
So, there were false Christs and false prophets by the testimony
of Scripture and also by the testimony of Flavius Josephus, the Jewish
historian.
Jadi menurut kesaksian Alkitab dan juga
oleh kesaksian Flavius Josephus, sejarahwan Yahudi, ada Kristus
[Mesias]-kristus palsu dan nabi-nabi palsu.
Now what about wars and rumors of wars and social unrest? There
was much of that as well. You know Jesus was born during the period of what has come
to be known as the Pax Romana, in other words the Roman peace. And
according to Roman historians this period from 17 BC during the emperorship of
Augustus all the way till the year
67 under Nero, there was an unparallel peace in the history of
the Roman empire, that is until Nero set Vespasian his general to quell
the rebellion that was taking place in the city of Jerusalem. And then
everything fell into disarray. Everything fell apart and no longer was there
peace anywhere. There were natural disasters everywhere as we are going to
notice. In fact there were many wars because Vespasian, as was his policy, as he went to Jerusalem
he finished off every nation that he found in the way, so that they would not
interfere in the destruction of Jerusalem.
In fact Josephus says, that it was his strategy to leave nothing outside
Jerusalem behind him that might interrupt in the siege.
Nah, bagaimana dengan peperangan dan
rumor tentang peperangan dan kerusuhan sosial? Itu juga banyak. Kalian tahu, Yesus dilahirkan di masa yang
dikenal sebagai zaman Pax Romana, dengan kata lain, masa Damai
Roma. Dan menurut para sejarahwan,
periode ini berlangsung mulai dari
tahun 17 BC pada masa pemerintahan Kaisar Augustus,
terus hingga tahun 67
pada masa pemerintahan Nero. Pada
waktu itu ada damai yang tak tertandingi di dalam sejarah kekaisaran Roma,
hingga Nero mengutus jendralnya Vespasian untuk menumpas pemberontakan yang terjadi di kota Yerusalem.
Lalu segalanya jatuh berantakan. Semuanya hancur dan tidak ada lagi damai di
mana pun. Bencana alam terjadi di mana-mana, nanti akan kita lihat itu. Bahkan
terjadi banyak peperangan karena pola Vespasian adalah menumpas setiap bangsa yang ditemukan
dalam perjalanannya ke Yerusalem, agar bangsa-bangsa itu nanti tidak akan
mencampuri tujuannya menghancurkan Yerusalem. Bahkan, Josephus berkata, bahwa
strategi Vespasian adalah untuk tidak meninggalkan apa pun di luar Yerusalem
yang bisa mengganggu pengepungannya.
There were many wars. Notice Desire
of Ages page 628. “Prior
to the destruction of Jerusalem, men wrestled for the supremacy. Emperors were
murdered. Those supposed to be standing next to the throne were slain. There
were wars and rumors of wars.” In fact we know that the Jews themselves had
battles with the Escalonians, the Samaritans, the Alexandrians and the Syrians
just a few years before the destruction of Jerusalem.
Tacitus, the great Roman historian who lived from the year 55-117 AD had this to say about
this period: “The
history on which I am entering is that of a period rich in disasters, terrible
in battles, torn by civil struggles, horrible even in peace. Four emperors
failed by the sword, there were three civil wars, more foreign wars and often
both at the same time.”
And Josephus had this to say, “All was in disorder after the death of Nero.”
Ada banyak peperangan. Perhatikan Desire of Ages
hal 628. “Sebelum
kehancuran Yerusalem, manusia memperebutkan kedudukan yang tertinggi.
Kaisar-kaisar dibunuh. Mereka yang seharusnya berada pada giliran berikutnya
mewarisi takhta, dibunuh. Ada peperangan dan rumor tentang peperangan.”
Kita tahu faktanya bahwa orang-orang
Yahudi sendiri berperang dengan orang Escalonia, orang Samaria, orang
Alexandria, dan orang Syria, beberapa tahun sebelum Yerusalem dihancurkan.
Tacitus, sejarahwan Roma yang terkenal
yang hidup dari tahun 55-117 AD berkata demikian tentang periode ini: “Sejarah
yang saya masuki adalah suatu periode yang kaya bencana, peperangan-peperangan
yang mengerikan, tercabik-cabik oleh pergolakan sipil, bahkan di masa damai pun
mengerikan. Empat orang kaisar terbunuh oleh pedang, ada tiga perang saudara,
lebih banyak lagi perang dengan bangsa-bangsa lain, dan seringkali keduanya
terjadi bersama-sama.”
Dan Josephus berkata demikian, “Semua kacau balau setelah
kematian Nero.”
And so there were great numbers of wars and rumors of wars that
led up to the destruction of Jerusalem, both according to Scripture and also
according to the Jewish historian Josephus and the Roman historian Tacitus.
Maka ada sejumlah besar peperangan dan
rumor tentang peperangan yang membawa kepada kehancuran Yerusalem, baik menurut
Alkitab dan juga menurut sejarahwan Yahudi, Josephus dan sejarahwan Roma,
Tacitus.
Now what about famines and
pestilences between the death of Jesus and the destruction of Jerusalem? In
Acts 11:28 we find the mention of one of these horrendous famines. It says
there in Acts 11:28 “Then
one of them, named Agabus, stood up and showed by the Spirit that there was
going to be a great famine throughout all the world, which also happened in the
days of Claudius Caesar.”
By the way, Josephus calls this famine “the great famine”. And
if you read in Antiquities of the Jews as
well as in Josephus’ book Wars of the Jews,
he mentions many other famines that also took place around the same time.
Nah,
bagaimana tentang bala kelaparan dan wabah penyakit di masa antara kematian Yesus dan kehancuran
Yerusalem? Di Kisah 11:28 kita temukan disebutkannya salah satu bala kelaparan
yang sangat mengerikan. Dikatakan di Kisah 11:28 “28 Dan salah seorang dari mereka yang bernama Agabus bangkit
dan ditunjukkan oleh kuasa Roh bahwa seluruh dunia akan ditimpa bahaya kelaparan
yang besar, yang juga terjadi di zaman Kaisar Klaudius.”
Ketahuilah,
Josephus menyebut bala kelaparan ini “bala kelaparan besar”. Dan jika kita
membaca di Antiquities of
the Jews dan juga di
buku Josephus Wars of the
Jews, dia menyebutkan
banyak kelaparan yang lain yang terjadi sekitar waktu yang sama.
Ellen White in the book The
Great Controversy page 32 concurs with Josephus with these words, “Thousands…” speaking
about Jerusalem,
“Thousands perished from famines and pestilence. Natural affection seemed to
have been destroyed. Husbands robbed their wives, and wives their husbands.
Children will be seen snatching the food from the mouths of their aged parents.”
Ellen White
dalam bukunya The Great
Controversy, hal 32, sejalan dengan tulisan
Josephus, “Ribuan…” berbicara tentang Yerusalem, “Ribuan
mati karena bala kelaparan dan wabah penyakit. Kasih sayang sepertinya telah
lenyap. Suami-suami merampok istri-istri mereka, dan sebaliknya. Anak-anak
merebut makanan dari mulut orangtua mereka yang sudah uzur.”
In fact Lamentations 4:10 was sung as I mentioned in our last
lecture in conjunction with this destruction of Jerusalem. And the book of
Lamentations 4:10 speaks about mothers eating their children because of the
severe famine. Notice what it says there: The hands of the compassionate women have cooked their own
children; they became food for them in the
destruction of the daughter of my
people.” In fact this was a fulfillment of one of the curses of
the Covenant that are mentioned in Deuteronomy 28:56-57. God had said
that if Israel did not obey His voice and follow His Covenant, that things like
this would occur.
Sesungguhnya, seperti yang saya katakan dalam ceramah kita yang lalu,
Ratapan 4:10 dinyanyikan sehubungan dengan penghancuran Yerusalem, dan kitab
Ratapan 4:10 bercerita tentang ibu-ibu yang memakan anak-anak mereka karena
parahnya bala kelaparan. Perhatikan apa yang dikatakan di sana, “10 Tangan-tangan wanita-wanita yang lemah lembut telah memasak anak-anak mereka sendiri, mereka
menjadi makanan bagi orang-orang dalam penghancuran puteri bangsaku.” Bahkan ini adalah penggenapan salah satu kutukan Perjanjian
yang disebutkan di Ulangan 28:56-57. Allah
telah berkata, jika Israel tidak mematuhi suaraNya dan mengikuti PerjanjianNya,
hal-hal seperti ini akan terjadi.
Ellen White in The Great Controversy page 31, describes the hunger in the city this
way, “So fierce were the pangs of hunger that men would gnaw
the leather of their belts and sandals and the covering of their shields. Great
numbers of the people would steal out at night to gather wild plants growing
outside the city walls, though many were seized and put to death with cruel
torture, and often those who returned in safety were robbed of what they had
gleaned at so great peril.”
So there were severe famines,
terrible hunger, especially once the city of Jerusalem was besieged.
Ellen White di The Great Controversy hal 31,
menggambarkan kelaparan di dalam kota demikian, “Begitu
parahnya rasa lapar hingga
orang mengerikiti kulit ikat pinggang dan
sandal serta penutup perisai mereka. Sejumlah besar orang akan mencuri-curi
keluar pada malam hari untuk mengumpulkan tanaman liar yang tumbuh di luar
tembok kota, walaupun banyak yang
tertangkap dan dibunuh
dengan penyiksaan yang kejam, dan seringkali yang berhasil kembali dengan
selamat, dirampok apa yang berhasil mereka pungut dengan menempuh bahaya yang sedemikian besar.”
Jadi ada beberapa kali bala kelaparan, kelaparan yang
sangat dahsyat, terutama begitu kota Yerusalem dikepung.
Now what about earthquakes? And
supernatural phenomena? We are following the order of the phenomena that we
read at the beginning of our study. Tacitus, the Roman historian in his book The Annals of Tacitus describes earthquakes in
Crete, Rome, Apameia, Phrygia, Campenia, and Laodecia and also Pompey, just
before the destruction of Jerusalem. That’s a lot of earthquakes in a lot of
places. In fact, Tacitus described one of these earthquakes during the
emperorship of Claudius. He says this, “Houses were flattened by
repeated earthquakes, and as terror spread, the weak were trampled to death by
the panic stricken.”
Nah, bagaimana
dengan gempa bumi? Dan fenomena supranatural? Kita mengikuti urutan fenomena
yang kita baca pada awal pelajaran kita. Tacitus, sejarahwan Roma, dalam
bukunya The Annals of
Tacitus, menggambarkan
gempa bumi di Kreta, Roma, Apameia, Phrygia, Campenia, dan Laodekia, dan juga
Pompeii, tepat sebelum kehancuran Yerusalem. Itu adalah gempa
bumi yang
banyak, dan terjadi di
banyak tempat. Bahkan, Tacitus menggambarkan salah satu gempa bumi ini selama
masa pemerintahan Claudius. Dia berkata, “Rumah-rumah
diratakan dengan tanah oleh gempa berulang-ulang, dan sementara rasa ketakutan
menyebar, yang lemah mati terinjak-injak oleh mereka yang panik.”
The Roman writer Seneca speaks of earthquakes that took place in
Asia, Achaia, Syria and Macedonia. In fact Ellicot, the great commentator said
this about this period, between the death of Jesus and the destruction of
Jerusalem. These are his words: “Perhaps
no period in the world’s history has ever been so marked by these convulsions…”
that is earthquakes “…as that which intervenes between the Crucifixion
and the destruction of Jerusalem.”
Penulis
berkebangsaan Roma, Seneca, berbicara tentang gempa bumi yang terjadi di Asia,
Achaia, Syria dan Macedonia. Bahkan Ellicot, komentator terkenal, berkata
mengenai periode itu yaitu antara kematian Yesus dengan kehancuran Yerusalem,
demikian, “Barangkali tidak ada masa dalam sejarah dunia ini yang ditandai
begitu banyak guncangan…” maksudnya
gempa bumi, “… sebagaimana yang terjadi antara Penyaliban dan kehancuran
Yerusalem.”
Flavius Josephus says this about this period, and the
supernatural phenomena. I quote, “There
broke out a prodigious storm in the night with the utmost violence, and very
strong winds with the largest showers of rain and continual lightnings,
terrible thunderings and amazing concussions and bellowing of the earth, that
was in an earthquake.” In fact, Josephus as he observed all these
signs, he reached the conclusion that these signs must be indicating something
terrible that was going to happen to Jerusalem. These are his words, “These things were a manifest
indication that some destruction was coming upon men, when the system of the
world was put into this disorder, and anyone would guess that these wonders
foreshadowed some grand calamities that were coming.”
Flavius Josephus
berkata demikian tentang periode itu, dan tentang fenomena supernaturalnya, saya kutip, “Suatu badai
yang luar biasa hebatnya yang sangat
ganas, terjadi di malam hari, dan ada tiupan angin yang amat kencang dengan curahan hujan yang sangat deras serta
kilat yang sabung-menyabung, guntur yang mengerikan dan guncangan-guncangan
yang menakjubkan, serta gemuruh suara bumi
yang terjadi pada waktu gempa.” Bahkan,
Josephus, sementara dia mengamati semua tanda ini, dia menarik kesimpulan bahwa
tanda-tanda ini pasti merupakan pertanda bahwa akan terjadi sesuatu yang sangat
mengerikan pada Yerusalem. Inilah kata-katanya, “Hal-hal
ini merupakan manifestasi yang menandakan bahwa suatu kehancuran akan terjadi
pada manusia, ketika sistem dunia dijadikan sedemikian kacau dan siapa pun akan
menduga bahwa keajaiban-keajaiban ini adalah petunjuk dari malapetaka besar
yang akan datang.”
Now, there is a detail that is not mentioned in Matthew and I brought this out in our first study
together, and that is that there was
also going to be troubles. The word “troubles” describes social unrest. Notice Mark 13:8, there were going to be troubles
and riots, and tumults and civil unrest, this is what Mark 13:8 says, “For nation will rise against nation,
and kingdom against kingdom. And there will be earthquakes in various places,
and there will be famines…” and then it says what? “…and troubles. These are the beginnings of sorrows.” That word “troubles” is the same word
that is used to describe the mob that cried out: “Crucify Him! Crucify Him!”
You know, where there was more and more disorder, there was more tumult among
the crowd.
Nah, ada suatu detail yang tidak disebutkan di Matius, dan saya telah
mengemukakan ini dalam pelajaran kita yang pertama, dan itu adalah bahwa akan
terjadi gejolak. Kata “gejolak” menggambarkan gejolak sosial. Perhatikan Markus
13:8, akan terjadi masalah, dan kerusuhan, gejolak dan keributan di masyarakat,
inilah yang dikatakan Markus 13:8, “8 Sebab bangsa akan bangkit
melawan bangsa dan kerajaan melawan kerajaan. Akan terjadi gempa bumi di
berbagai tempat, dan akan ada kelaparan….”
Lalu apa katanya?
“… dan gejolak. Ini
barulah permulaan penderitaan.” Kata “gejolak”
adalah kata yang sama yang dipakai untuk menggambarkan kondisi ketika orang
banyak berteriak: “Salibkan Dia! Salibkan Dia!” Kalian tahu, di mana ada
semakin banyak kekisruhan, akan ada semakin banyak gejolak di antara orang
banyak.
Now Josephus tells us that during
this period there as a great increase in messianic movements in the Judean
wilderness. In fact, Josephus says, that during the reign of Felix that a
succession of deceivers and impostors fermented revolutionary changes under the
pretext of divine inspiration.
Nah, Josephus memberitahu kita bahwa selama periode ini, ada gerakan
mesianik yang besar di padang belantara Yudea. Malah, Josephus berkata, bahwa
selama pemerintahan Felix, berturut-turut para penipu dan pemalsu membangkitkan
tuntutan perubahan revolusioner dengan kedok di bawah bimbingan ilahi.
Ellen White vividly describes this
period in the Great Controversy page 28
with these words: “Satan
aroused the fiercest and most debased passions of the soul. Men did not reason,
they were beyond reason, controlled by impulse and blind rage. They became
satanic in their cruelty. In the family and in the nation, among the highest
and the lowest classes alike, there was suspicion, envy, hatred, strife,
rebellion and murder. There was no safety anywhere. Friends and kindred
betrayed one another. Parents slew their children and children their parents.”
Ellen White menggambarkan periode ini dengan sangat hidup di The Great Controversy hal 28, dengan kata-kata ini, “Setan
membangkitkan nafsu jiwa manusia yang paling ganas dan paling rendah. Manusia
tidak lagi berpikir logis, mereka sudah melampaui akalnya, dikendalikan oleh
dorongan hati dan amarah buta. Mereka menjadi kejam seperti Setan. Di dalam
keluarga dan bangsa, di antara masyarakat kelas yang paling tinggi dan yang
paling rendah, sama, ada kecurigaan, iri hati, kebencian, perselisihan,
pemberontakan dan pembunuhan. Di mana-mana tidak aman. Teman dan kerabat saling
mengkhianati. Orangtua membunuh anak-anak mereka, dan anak-anak membunuh
orangtua mereka.”
Does this sound impressive? What was
happening shortly before the destruction of Jerusalem? It’s
unbelievable and yet we need to understand that this is going to occur again,
and it’s
going to occur on a global scale in the order in which we have studied
these things. And yet Jesus goes on to say, “Don’t worry, folks, these are only
the beginning of sorrows.”
You say, “Wow, if this is the
beginning of sorrows, what comes next?” Well, the fact is that all of these
calamities, according to Matthew,
were
going to be blamed upon God’s people.
Apakah ini terdengar mengesankan? Apa
yang terjadi tak lama sebelum kehancuran Yerusalem? Mengagumkan,
namun kita perlu memahami bahwa hal itu akan terjadi lagi, dan akan terjadi lagi pada skala
yang global, sesuai urutan yang telah kita pelajari. Biarpun
begitu, Yesus melanjutkan kata-kataNya, “Jangan khawatir, Saudara-saudara, ini
semua hanyalah permulaan penderitaan.”
Kalian berkata, “Wow, jika ini hanya permulaan penderitaan, apa yang
akan terjadi berikutnya?”
Nah, faktanya adalah menurut Matius semua
malapetaka ini akan dianggap kesalahan umat Tuhan.
Notice Matthew 24:9, immediately
after all these disasters, and when Jesus says, “This is but the beginning of
sorrows”, we find the hidden agenda of the Devil causing these things. It says
there in Matthew 24:9. “Then they will deliver you up to
tribulation…” is there a connection between the
previous signs and this? Yes. “Then
they will deliver you up to tribulation and kill you, and you will be hated by
all nations for My name's sake.” So all of these calamities are actually caused by Satan with the intent
that God’s people would be blamed for everything that was happening in
the natural world, in society and in the political world, as well as in the
religious world.
Perhatikan Matius 24:9, segera setelah semua malapetaka ini, saat Yesus
berkata “Ini hanyalah permulaan penderitaan”, kita temukan agenda tersembunyi
Iblis yang menyebabkan semua hal itu. Dikatan di Matius 24:9 “9 Lalu mereka akan menyerahkan kamu supaya disiksa,….”
Apakah ada kaitannya antara tanda-tanda sebelum ini dengan hal ini? Ya. “…9Lalu mereka akan menyerahkan kamu supaya disiksa, dan membunuhmu, dan kamu akan dibenci semua bangsa karena namaKu.” Jadi semua bencana ini sesungguhnya
ditimbulkan oleh Setan dengan tujuan agar umat Tuhan akan disalahkan
atas semua yang terjadi di alam ini,
dalam masyarakat dan dunia politik, dan juga di dunia relijius.
Between the death of Christ and the destruction
of Jerusalem, God’s people were mercilessly
persecuted. For example in Acts 5:41 we
find Peter and John being persecuted. It says there in Acts 5:41 “So they departed from the presence
of the council, rejoicing that they were counted worthy to suffer shame for His
name.” See, the shame is for the name of
Jesus.
In Acts 8:1 we find it refers to a
great persecution. It says there, “Now Saul was consenting to his death...” that is to Stephens’s death “…At that time a great persecution
arose against the church which was at Jerusalem; and they were all scattered
throughout the regions of Judea and Samaria, except the apostles.” We all know about the persecutions of
Saul of Tarsus against the church of God.
Masa antara kematian Kristus dan kehancuran Yerusalem, umat Tuhan
dianiaya dengan kejam. Misalnya di Kisah 5:41 kita dapati Petrus dan Yohanes
dianiaya. Dikatakan di Kisah 5:41 “41 Dan mereka pergi dari hadapan sidang Mahkamah Agama, bergembira, karena mereka
telah dianggap layak menderita penghinaan demi Nama
Yesus.” Lihat, penghinaannya adalah karena nama
Yesus.
Di Kisah 8:1 kita temukan ayat yang mengacu kepada
penganiayaan besar. Dikatakan di sana, “1 Nah, Saulus juga menyetujui kematiannya…” maksudnya
kematian Stefanus. “…Pada waktu itu muncul penganiayaan yang hebat terhadap jemaat yang di Yerusalem dan mereka semuanya menyebar keluar
ke seluruh daerah Yudea dan Samaria, kecuali rasul-rasul.”
Kita semua tahu mengenai penganiayaan yang
dilancarkan Saulus dari Tarsus terhadap gereja Tuhan.
By the way, Jesus had predicted this
that many individuals would seek God’s people and kill them thinking that they
were actually doing God a favor.
Do you remember the words of Caiaphas
where Caiaphas says,
“It is necessary for one man to die and not for the nation to disappear
or to be destroyed”? There he revealed that he thought that Jesus was going to
lead to the destruction of Jerusalem and
they needed to get rid of Jesus. But by getting rid of Jesus, that eventually
led to what? That eventually let to the destruction of the city of Jerusalem.
Ketahuilah, Yesus telah menubuatkan ini, bahwa akan ada banyak orang
yang mengejar-ngejar umat Tuhan dan membunuh mereka, dengan anggapan bahwa mereka
sesungguhnya berbuat bakti kepada Tuhan. Apakah kalian ingat kata-kata Kayafas
ketika dia berkata, “lebih berguna bagi kita jika satu orang yang harus mati untuk bangsa ini, agar seluruh bangsa tidak binasa.” (Yohanes 11:50). Di situ dia mengungkapkan
pendapatnya bahwa Yesus akan menyebabkan penghancuran Yerusalem, dan oleh sebab
itu mereka harus menyingkirkan Yesus. Tetapi dengan menyingkirkan Yesus, justru
itulah yang akhirnya membawa apa? Itu yang akhirnya membawa kehancuran pada
kota Yerusalem.
By the way, we know that Peter was
crucified, and we know that Paul was beheaded, both of them because of their
faith in Jesus Christ.
In John 16:1-2 Jesus predicted that many of God’s people will
be persecuted in the name of righteousness. It says there, "These things I have spoken to
you, that you should not be made to stumble.2 They will put you out
of the synagogues; yes, the time is coming that whoever kills you will think
that he offers God…” what? “…that
he offers God service.”
Dan kita tahu bahwa Petrus disalibkan, dan kita tahu bahwa Paulus
dipancung, keduanya karena iman mereka dalam Yesus Kristus.
Di Yohanes 16:1-2 Yesus menubuatkan bahwa banyak umat Tuhan akan
dianiaya demi kebenaran. Dikatakan di sana, "1 Semuanya ini Kukatakan
kepadamu, supaya kamu jangan jatuh. 2 Kamu akan dikeluarkan dari sinagog, ya
akan datang saatnya bahwa siapa pun yang membunuh kamu akan menyangka
bahwa ia berbuat bakti….”
bagi siapa?
“… bahwa ia berbuat bakti bagi Allah.”
Now, you notice as we compare the
gospel of Mark that this persecution would lead God’s people to be taken
before kings and rulers to witness for their faith. In other words, the
calamities were called persecution but the persecution would lead God’s people
to be in the presence of kings and rulers to testify before them. Notice Mark
13:9 "But watch out for yourselves,
for they will deliver you up to councils, and you will be beaten in the
synagogues. You will be brought before rulers and kings for My sake, for a
testimony to them.” In
other words, the persecution was meant to get rid
of God’s people, but by the persecution actually God’s people were led
to give testimony before the political and religious rulers of the world. And
thus it was that the apostle Paul appeared before Felix.
Nah, jika kalian memperhatikan
sementara kita membandingkan Injil Markus, bahwa penganiayaan ini akan membawa umat Tuhan ke hadapan raja-raja dan para
penguasa untuk bersaksi tentang iman mereka.
Dengan kata lain, bencana-bencana itu disebut sebagai penganiayaan (persekusi), tetapi persekusi ini akan membawa umat Tuhan berada di
hadirat para raja dan penguasa untuk bersaksi kepada mereka. Perhatikan Markus
13:9 “9 Tetapi kamu berhati-hatilah. Karena mereka akan menyerahkan kamu kepada majelis-majelis, dan kamu
akan dipukuli di rumah-rumah ibadat (sinagog); Kamu akan dihadapkan ke muka
penguasa-penguasa dan raja-raja demi Aku,
sebagai kesaksian terhadap mereka.” Dengan kata lain, persekusi ditujukan untuk menyingkirkan umat Allah,
tetapi dengan adanya persekusi
sesungguhnya umat Allah dipimpin untuk memberikan kesaksian di hadapan
penguasa-penguasa politik dan kerohanian dunia.
Dan itulah sebabnya rasul Paulus tampil di hadapan Felix.
Notice Acts 24:24-25, it says, “And after some days, when Felix
came with his wife Drusilla, who was Jewish, he sent for Paul and heard him
concerning the faith in Christ.25 Now as he reasoned about
righteousness, self-control, and the judgment to come, Felix was afraid and
answered, ‘Go away for now; when I have a convenient time I will call for
you.’" Notice he
was shaken up by the message that the apostle Paul gave him. The question is, why was he shaken up? The
reason is very simple. God gave Paul and Peter and all those who appeared
before the kings the gift of the Holy Spirit so that they could witness with
power.
Perhatikan
Kisah 24:24-25, dikatakan, “24 Dan
setelah beberapa hari ketika Feliks datang bersama-sama
dengan isterinya Drusila, seorang Yahudi; ia menyuruh memanggil Paulus, dan mendengarkan dia
tentang kepercayaan yang dalam Kristus. 25
Dan ketika Paulus menjelaskan tentang kebenaran, penguasaan diri, dan penghakiman yang
akan datang, Feliks takut dan menjawab, ‘Kali
ini pergilah, apabila aku punya waktu yang
lebih sesuai, aku akan memanggil engkau datang.’…”
Perhatikan, Felix terguncang oleh pekabaran yang diberikan
rasul Paulus kepadanya. Pertanyaannya adalah, mengapa dia terguncang? Alasannya
sangat sederhana. Tuhan memberikan Paulus dan Petrus dan semua yang tampil di hadapan raja-raja, karunia Roh Kudus
agar mereka bisa bersaksi dengan penuh kuasa.
Notice also the testimony of the
appearance of the apostle Paul before king Agrippa. Notice for his faith he’s
appearing before the king. It says in Acts 26:1-3 “Then Agrippa said to Paul,
‘You are permitted to speak for yourself.’ So Paul stretched out his
hand and answered for himself:2 ‘I think myself happy, King Agrippa,
because today I shall answer for myself before you concerning all the things of
which I am accused by the Jews,3 especially because you are expert
in all customs and questions which have to do with the Jews. Therefore I beg
you to hear me patiently.’”
And we are told in the book Acts of the
Apostles that also king Agrippa shook at the testimony that the apostle
Paul gave him, and he even said, “Almost
persuadest thou me to be…”
what? “… to be a Christian.”
Perhatikan juga kesaksian tentang tampilnya rasul
Paulus di hadapan Raja Agripa. Perhatikan bahwa demi imannya, Paulus tampil di
hadapan raja itu. Dikatakan di Kisah 26:1-3 “1
Lalu Agripa berkata
kepada Paulus, ‘Engkau diberi kesempatan untuk membela diri.’ Lalu Paulus mengulurkan
tangannya, dan membuat pembelaannya: 2 ‘Aku merasa senang, Raja Agripa, karena hari ini aku akan memberikan pembelaanku di hadapanmu tentang segala hal
yang dituduhkan padaku oleh orang-orang
Yahudi, 3 terutama karena aku tahu
engkau adalah seorang ahli dalam adat
istiadat dan persoalan-persoalan yang ada di antara
orang Yahudi. Sebab itu aku minta kepadamu untuk
mendengarkan aku dengan sabar.’”
Dan kita tahu dari buku Acts of the Apostels,
bahwa raja Agripa juga terguncang oleh kesaksian yang diberikan Paulus di
hadapannya, dan bahkan dia berkata, “Hampir- saja kauyakinkan aku menjadi….”
apa? “…menjadi seorang Kristen!" [Kisah 26:28].
We know also that the apostle Paul
appeared before the emperor Nero. Now it was in God’s providence that these
calamities take place and that persecution come so that God’s people could be in the courts of kings to witness for God.
And when the emergency came, God gave His people wisdom and the Holy Spirit to
speak with power.
I want you to remember all of these
things because the pattern in the end time will be identical.
Kita juga tahu bahwa rasul Paulus tampil di hadapan Kaisar Nero. Nah,
bahwa bencana-bencana itu terjadi dan penganiayaan datang agar umat Tuhan bisa
tampil di hadapan raja-raja untuk bersaksi tentang Tuhan, itu ada dalam
pengendalian Tuhan. Dan pada saat keadaan darurat itu muncul, Tuhan
mengaruniakan kebijaksanaan dan Roh Kudus kepada umatNya agar dapat berbicara
dengan penuh kuasa. Saya mau kalian mengingat semua hal ini, karena polanya pada hari-hari akhir
adalah sama.
Notice Mark 13:11, notice how they
received the aid of the Holy Spirit. And by the way this is in the same
sequence as Matthew 24. “But
when they arrest you and
deliver you up, do not worry beforehand, or premeditate what you will speak.
But whatever is given you in that hour, speak that; for it is not you who speak…” but whom? “….
but the Holy Spirit.”
What? Did God gave them the power of the Holy Spirit to speak?
Yes. Is this
going to happen in the end time also? Is God going to pour out His Spirit so that
God’s people can speak in the midst of huge persecutions? Yes. I’m
getting a little bit ahead of myself but I want you to be thinking forward, not
only to history. This is the foundation,
this is the basic for what we are going to study in the future. You can’t know
what is going to happen in the future unless you see the pattern as it occurred
in the past. Are you understanding what I am saying?
Perhatikan
Markus 13:11, perhatikan bagaimana mereka menerima bantuan Roh Kudus. Dan
ketahuilah ini ada dalam urut-urutan yang sama dengan Matius 24. “Dan jika kamu ditangkap dan
diserahkan, janganlah kamu kuatir sebelumnya
atau merencanakan apa yang harus kamu katakan, tetapi katakanlah apa yang
dikaruniakan kepadamu pada saat itu juga, sebab bukan kamu yang berkata-kata….” melainkan siapa?
“…melainkan Roh Kudus.”
Apa? Apakah
Tuhan memberikan mereka kuasa Roh Kudus untuk berbicara? Ya. Apakah ini akan terjadi juga pada
hari-hari akhir? Apakah Tuhan
juga akan mencurahkan RohNya agar umat Tuhan bisa berbicara di tengah-tengah persekusi yang hebat? Ya. Saya sekarang sudah melompat agak
jauh ke depan, tetapi saya mau kalian mengarahkan pikiran ke masa depan, bukan
saja kepada sejarah. Inilah fondasinya, ini adalah dasar dari apa yang akan
kita pelajari kemudian. Kalian tidak akan tahu apa yang bakal terjadi di masa
mendatang kecuali jika kalian melihat polanya sebagaimana itu terjadi di masa
lampau. Apakah kalian memahami apa yang saya katakan?
Now notice Luke 21:14-15 you will find another example of this,
and how God gives wisdom to speak in times of emergency. Luke 21:14-15 “Therefore
settle it in your hearts not to
meditate beforehand on what you will answer…” in other words, don’t prepare your speech “….15
for
I will give you a mouth and wisdom which all your adversaries will not be able
to contradict or resist.” Isn’t
that marvelous? In other words, your wisdom which will be My wisdom will be so
powerful that no one will be able to contradict it. We are also told that as a
result of this testimony which was given, God’s people would be hated with an
even greater hatred than before. In fact we are told that Christians would be betrayed by their
own friends and by their own relatives.
Sekarang
perhatikan Lukas 21:14-15, kita akan menemukan contoh yang lain lagi tentang
hal ini, dan bagaimana Tuhan memberikan akal budi untuk berbicara pada masa
genting. Lukas 21:14-15, “14 Sebab itu tetapkanlah di
dalam hatimu untuk tidak memikirkan lebih
dahulu apa yang akan kamu jawab. 15
Sebab Aku yang akan memberikan
kepadamu kemampunan berbicara dan hikmat, yang tidak akan dapat ditentang atau ditolak lawan-lawanmu.”
Apa ini tidak hebat? Dengan kata lain,
hikmatmu yang adalah hikmatKu, akan begitu berkuasa sehingga tidak akan ada
orang yang bisa mengkontradiksinya. Kita juga diberitahu bahwa sebagai akibat
kesaksian yang diberikan ini, umat Tuhan akan semakin dibenci dengan kebencian
yang lebih besar daripada sebelumnya. Bahkan, kita diberitahu bahwa orang-orang Kristen justru akan
dikhianati oleh teman-teman dan kerabat mereka sendiri.
Notice Mark 13:12, I want you to
remember this because in the end times God’s people are also going to be
hated by their relatives and by their friends. Mark 13:12, it says “Now
brother will betray brother to death, and a father his child; and children will rise up against parents and cause
them to be put to death. …” You say, “This is impossible, Pastor Bohr, that children would
betray their parents to death?” That’s exactly what happened and that’s exactly
what’s going to happen in the end times as well to those who truly follow
Jesus.
Perhatikan Markus 13:12, saya mau kalian mengingat ini karena pada hari-hari akhir, umat Tuhan
juga akan dibenci oleh kerabat dan teman-teman mereka. Markus
13:12, berkata, “Nah, saudara akan menyerahkan
saudaranya untuk dibunuh, demikian juga seorang ayah terhadap anaknya. Dan
anak-anak akan bangkit
melawan orangtuanya dan akan menyebabkan mereka dibunuh.”
Kalian berkata, “Ini tidak mungkin, Pastor Bohr, bahwa anak akan
mengkhianati orangtua mereka supaya dibunuh?” Justru persis seperti itulah
yang terjadi dan persis seperti itulah
yang akan terjadi pada hari-hari akhir kepada mereka yang benar-benar mengikuti
Yesus.
Notice also Matthew 10:34-37, Jesus had predicted this. Matthew
10:34-37. Here Jesus says, "Do
not think that I came to bring peace on earth. I did not come to bring peace
but a sword.35 For I have come to 'set a man against his father, a daughter
against her mother, and a daughter-in-law against her mother-in-law';36
and 'a
man's enemies will be those of his own household.'” You see, Jesus and His message brings
derision, it brings hatred. And God’s people have to testify in the midst of great
opposition. In the book Desire of Ages page 629
we find this vivid description “Fathers
and mothers betrayed their children. Children betrayed their parents. Friends
delivered their friends up to the Sanhedrin. The persecutors wrought out their
purpose by killing Stephen, James and other Christians.”
Perhatikan juga Matius 10:34-37, Yesus yang menubuatkan ini. Matius
10:34-37. Di sini Yesus berkata, "34 Jangan kamu menyangka, bahwa Aku datang
untuk membawa damai di atas bumi; Aku datang bukan untuk membawa damai,
melainkan pedang. 35 Sebab Aku datang untuk menempatkan seorang
laki-laki melawan ayahnya, dan anak perempuan melawan ibunya, dan menantu perempuan melawan ibu mertuanya, 36 dan yang akan menjadi musuh orang ialah mereka
dari rumah tangganya sendiri.” Kalian lihat, Yesus dan pekabaranNya
menyebabkan perpecahan, menimbulkan kebencian. Dan umat Tumat harus bersaksi di
tengah-tengah perlawanan yang sengit. Di dalam buku Desire of
Ages hal 629
kita temukan gambaran yang sangat hidup ini, “Ayah dan ibu mengkhianati anak-anak mereka.
Anak-anak mengkhianati orangtua mereka. Teman menyerahkan teman mereka kepada
Sanhedrin. Para penyiksa memenuhi tujuan mereka dengan membunuh Stefanus,
Yakobus dan orang-orang Kristen yang lain.”
Now, the next sign that is mentioned in Matthew 24 is that when
persecution came, and God’s people had to testify many of God’s people would be offended
at Jesus and will be shaken out. There is going to be a shaking in
other words, there are going to be many that are in the faith that would
forsake the faith. Notice Matthew 24:10, by the way this is in the context of
the persecution that is mentioned in the previous verses, it says, “And then…” notice the word “then”, because of the persecution “…then, many
will be…” what? “… offended…” in other words they
are going to leave the faith “…will be offended, will betray one another, and will
hate one another.” By
the way this happened in real cases between the death of Jesus and the
destruction of Jerusalem. You remember when the apostle Paul was in his second
imprisonment in Rome, there was an individual who had embraced the faith, his
name was Demas. And notice what the apostle Paul had to say about Demas. 2
Timothy 4:10 “for Demas has forsaken me, having
loved this present world, and has departed for Thessalonica…” In fact the apostle Paul said that during his second
imprisonment nobody was with him, everyone had forsaken him. Notice 2 Timothy
4:16, the apostle Paul says, “At my first defense no one stood with me, but
all forsook me. May it not be charged against them.”
Actually the apostle John had
described this moment. He described the case of many people who were among
God’s people but were not part of God’s people. Notice 1 John 2:19, here John
says, “They went out from us, but they
were not of us; for if they had been of us, they would have continued with us;
but they went out that they
might be made manifest, that none of them were of us.”
Nah, tanda berikutnya yang disebutkan di Matius pasal 24 adalah ketika penganiayaan itu muncul,
dan umat Tuhan harus memberikan kesaksian, banyak umat Tuhan yang marah kepada Yesus dan mereka akan
terlempar keluar. Dengan kata lain, nanti akan ada penampian dan
banyak yang tadinya beriman, akan meninggalkan iman mereka. Perhatikan Matius
24:10, supaya tahu ini adalah dalam konteks penganiayaan yang disebutkan dalam
ayat sebelumnya, dikatakan, “dan kemudian banyak orang akan….”
apa? “… murtad….”
Dengan kata lain mereka akan meninggalkan iman mereka “…akan murtad dan mereka akan saling mengkhianati dan saling membenci.” Ketahuilah
ini benar-benar terjadi antara kematian Yesus dan penghancuran Yerusalem.
Kalian ingat ketika rasul Paulus sedang berada dalam penjara di Roma untuk
kedua kalinya, ada seorang yang beriman, namanya Dimas. Perhatikan apa yang
dikatakan rasul Paulus mengenai Dimas ini.
2 Timotius 4:10 “Sebab
Demas telah meninggalkan aku karena telah mencintai dunia yang sekarang ini dan telah berangkat ke
Tesalonika….” Bahkan rasul Paulus berkata bahwa
selama masa dia di dalam penjara untuk kedua kalinya, tidak ada seorang pun
yang mendampinginya, semua telah meninggalkan dia. Perhatikan 2 Timotius 4:16,
rasul Paulus berkata, “16 Pada waktu pembelaanku yang
pertama tidak seorang pun yang mendampingi
aku, semuanya meninggalkan aku--semoga hal itu jangan ditanggungkan atas mereka.”
Sebenarnya rasul Yohanes pernah menggambarkan peristiwa ini.
Dia menggambarkan kondisi di mana banyak orang yang berada di antara umat Tuhan
tetapi ternyata bukan bagian dari umat Tuhan. Perhatikan 1 Yohanes 2:19, di
sini Yohanes berkata, “Mereka sudah keluar dari kita, tetapi mereka memang
bukan dari kita; sebab andai mereka tadinya memang orang kita, niscaya mereka tetap
bersama-sama dengan kita. Tetapi mereka keluar, supaya menjadi nyata bahwa tidak seorang pun dari mereka yang adalah orang kita.”
Now, in this context also Jesus
predicted many false prophets would arise. In fact these false prophets
especially were those who told the people in Jerusalem, “Don’t worry, God is
with us, God is going to deliver us from the Romans.” In fact they preached
“Peace! Peace!”, this is the same thing that the false prophets did leading up
to the destruction of the first Jerusalem as we noticed in our previous study.
Matthew 24:11, notice what Jesus had to say about false prophets rising and
trying to get God’s people to abandon the faith and to follow them, “Then many false prophets will rise
up and deceive many.”
Nah, dalam
konteks yang sama ini Yesus juga menubuatkan banyak nabi palsu akan muncul.
Bahkan nabi-nabi palsu ini terutama adalah mereka yang berkata kepada
orang-orang di Yerusalem, “Jangan khawatir, Tuhan beserta kita, Tuhan akan
menyelamatkan kita dari bangsa Roma.” Bahkan mereka berkhotbah tentang “Damai!
Damai!”, ini adalah hal yang sama yang dilakukan para nabi palsu yang membawa
kepada kehancuran Yerusalem pertama kalinya, seperti yang sudah kita pelajari
dalam pelajaran kita yang lalu. Matius 24:11, perhatikan apa kata Yesus tentang
nabi-nabi palsu yang muncul ini yang berusaha mempengaruhi umat Tuhan untuk
meninggalkan iman dan mengikuti mereka. “Lalu banyak nabi palsu akan muncul dan menyesatkan banyak orang.”
Ellen White in her book Desire of Ages page 631 says this about the
false prophets, and I quote, “False
prophets did rise, deceiving the people and leading great numbers into the
desert. Magicians and sorcerers claiming miraculous power drew the people after
them into the mountain solitudes.” By the way in the end times there are also going to be false
prophets. We’ll notice this as we study Matthew 24:23-24, false
prophets would arise and they would deceive if possible, Jesus said, even the
very elect.
Ellen White
dalam bukunya Desire of Ages hal 631 berkata
demikian tentang nabi-nabi palsu, saya kutip, “Nabi-nabi
palsu memang muncucl, menyesatkan orang dan membawa banyak orang ke padang
gurun. Para ahli sihir dan dukun yang mengaku memiliki kuasa, mempengaruhi
orang-orang untuk mengikuti mereka ke gunung-gunung yang sepi.” Ketahuilah, pada
hari-hari akhir juga akan ada nabi-nabi palsu. Kita akan melihat
ini pada waktu kita mempelajari Matius 24:23-24, nabi-nabi palsu akan muncul
dan mereka akan menyesatkan seandainya mungkin, kata Yesus, bahkan orang-orang
pilihan.
In Great
Controversy page 29, Ellen White says this, she says, “The religious leaders bribed
false prophets to proclaim even while Roman legions were besieging the temple
that the people were to wait for deliverance from God.” Even while the temple was being
destroyed these false prophets were saying, “We are going to be delivered by
God.”
Dalam Great Controversy hal 29, Ellen White berkata demikian, katanya, “Pemimpin-pemimpin
agama menyuap nabi-nabi palsu agar mengumumkan supaya orang-orang menunggu
keselamatan yang datang dari Tuhan, bahkan
selagi tentara-tentara Roma sedang mengepung Bait Suci.” Bahkan
ketika Bait Suci sedang dihancurkan, nabi-nabi palsu ini berkata, “Kita akan
diselamatkan oleh Tuhan.”
And Flavius Josephus had this to say,
“Now it came to pass while
Fadus was procurator in Judea, that a certain magician whose name was Theudas,
persuaded a great part of the people to take their effects with them and follow
him to the river Jordan, for he told them he was a prophet, and that he would
by his own command, divide the river and afford them passage over it, and many
were deluded by his words.”
Dan Flavius
Josephus berkata demikian, “Maka terjadilah sementara Fadus
menjadi penguasa di Yudea, ada seorang ahli sihir yang bernama Theudas, yang
mempengaruhi sebagian besar masyarakat untuk membawa harta benda mereka dan
mengikutinya ke sungai Yordan, karena dia berkata kepada mereka bahwa dia
adalah seorang nabi, dan dia akan membelah sungai dengan kuasanya dan membuat
orang-orang bisa menyeberangi sungai itu, dan banyak orang tertipu oleh
kata-katanya.”
By the way the book The Acts of the Apostles mentions one of these
false prophets. Acts 13:6 says this,
“Now when they had gone through the island to Paphos, they found a certain
sorcerer, a false prophet, a Jew whose name was Bar-Jesus,”
Peter also predicted false prophets
during this period. 2 Peter 2:1 “But
there were also false prophets among the people, even as there will be false
teachers among you, who will secretly bring in destructive heresies, even
denying the Lord who bought them, and
bring on themselves swift destruction.”
Ketahuilah,
buku The
Acts of the Apostles menyebutkan salah satu dari nabi-nabi palsu ini.
Kisah 13:6 berkata demikian, “6 Dan ketika mereka telah mengelilingi
seluruh pulau itu sampai ke Pafos, mereka bertemu dengan seorang seorang tukang
sihir, seorang nabi palsu, seorang Yahudi bernama Baryesus.”
Petrus juga
menubuatkan adanya nabi-nabi palsu selama periode itu. 2 Petrus 2:1 “Tetapi sudah ada nabi-nabi palsu juga
di antara umat Allah, sebagaimana juga akan
ada guru-guru palsu di antara kamu, yang
diam-diam akan memasukkan pengajaran-pengajaran sesat, bahkan menyangkal Tuhan yang telah menebus mereka, dan mendatangkan ke atas diri mereka sendiri kebinasaan yang cepat.”
Jesus also spoke of a tremendous
increase in lawlessness and He said the love of many will grow cold. Now it’s
interesting if the love is going to grow cold it must mean that at one time the
love was warm, because something can’t grow cold unless it was warm before. And
it’s because of the increase in lawlessness that the love grows cold. In fact,
notice Matthew 24:12
“And because lawlessness will abound, the love of many will grow cold.”
Yesus
juga berbicara mengenai meningkatknya pendurhakaan [=pelanggaran terhadap hukum Tuhan] dan Dia berkata bahwa
kasih banyak orang akan menjadi dingin. Nah, yang menarik adalah, jika kasih
akan menjadi dingin, berarti pada suatu saat sebelumnya kasih itu pernah
hangat, karena sesuatu tidak akan menjadi dingin kecuali sebelumnya dia itu
hangat. Dan karena meningkatnya pendurhakaan, maka kasih menjadi dingin.
Baiklah kita perhatikan Matius 24:12 “Dan karena makin bertambahnya pendurhakaan
maka kasih kebanyakan orang akan menjadi dingin.”
And so now, Jesus calls for endurance. The Lord Jesus says, you
are going to need endurance, mainly for three reasons. Because according to the
context there has been persecution, there has been deception and there has been
a love growing cold. And so Jesus is going to say, “Now, if you are going to
remain firm, you are going to need patience or endurance. You can’t allow
persecution, you can’t allow deception and you can’t allow your love to grow
cold.”
Let me ask you, does the book of Revelation speak about a
special patience or endurance that God’s people are going to need in the end
time in order not to be deceived, in order for their love to stay hot, and in
order for them to withstand persecution that arises? You know that text. “Here is the patience of the saints, here are they who keep the
commandments of God, and the faith of Jesus.”
So Jesus calls for endurance.
And that in Luke 21:19 we find the parallel passage. Luke says, “By
your patience possess your souls.”
Jadi
sekarang, Yesus menyuruh agar tabah (bertahan). Tuhan Yesus berkata, kamu harus
tabah, terutama demi tiga alasan. Karena menurut konteksnya, ada persekusi, ada penipuan (= penyesatan), dan juga ada kasih yang
menjadi dingin. Maka Yesus berkata, “Sekarang, jika kamu mau tetap teguh, kamu
membutuhkan kesabaran atau ketabahan. Kamu tidak boleh membiarkan persekusi, atau penipuan yang menyesatkan, dan kasihmu menjadi
dingin.”
Coba
saya tanya, apakah di dalam Kitab Wahyu ada dibicarakan tentang suatu jenis kesabaran
atau ketabahan yang akan dibutuhkan umat Allah pada hari-hari akhir, supaya
mereka tidak tertipu, supaya kasih mereka tetap menyala panas, dan supaya
mereka sanggup menahan persekusi yang
timbul? Kalian sudah tahu ayatnya. “Yang penting di sini ialah ketabahan orang-orang kudus, yang memelihara perintah Allah dan iman dari Yesus.” [Wahyu 14:12].
Jadi
Yesus menyuruh umatNya tabah.
Dan di Lukas 21:19 kita menemukan ayat paralelnya. Lukas berkata, “Oleh ketabahanmu, kamu mempertahankan nyawamu.”
And then comes a very important sign. It’s found in Matthew 24:14 and probably when you read this verse you can recite it from memory. “And this gospel of the kingdom will be preached in all the world as a witness to all the nations, and then the end will come.” In other words, God’s people will preach the message and the message will reach every corner of the world at that time. Now the word “world” that is used here is not the common word for “world”. You know the word κόσμος [kósmos] which refers to the planet itself, and you have also the word αἰών [aiōn] which refers to the world in its temporal composition. The word here is οἰκουμένη [oikoumenē] “eukumene” it refers to the inhabited world. Now, notice when it says, “And this gospel of the kingdom will be preached in all the world” it’s speaking about the inhabitants of this world.
Lalu datanglah suatu tanda yang sangat penting. Ini ditemukan di Matius 24:14 dan mungkin saat kalian membaca ayat ini, kalian bisa menghafalnya luar kepala. “Dan Injil Kerajaan ini akan diberitakan di seluruh dunia menjadi kesaksian bagi semua bangsa, sesudah itu barulah tiba kesudahannya.” Dengan kata lain, umat Tuhan akan mengabarkan pekabaran Injil dan pekabaran itu akan mencapai setiap ujung dunia pada waktu itu. Nah, kata “dunia” yang dipakai di sini bukan kata yang umum dipakai untuk “dunia. Kalian tahu kata κόσμος [kósmos] yang mengacu kepada planet bumi itu sendiri. Dan juga ada kata αἰών [aiōn] yang mengacu kepada dunia ini dalam komposisi temporalnya. Kata “dunia” yang dipakai di sini adalah οἰκουμένη [oikoumenē] atau eukumene, ini mengacu kepada dunia yang berpenduduk. Nah, perhatikan ketika dikatakan “Dan Injil Kerajaan ini akan diberitakan di seluruh dunia” yang dimaksud adalah tentang penduduk dunia ini.
Now let me ask you a question, was the gospel preached to the whole
world in apostolic times before the
destruction of Jerusalem? Yes, it was. Notice Colossian 1:23 “if indeed you continue in the faith, grounded and steadfast, and are not moved away from the hope of the gospel which you heard…” now, notice this, the apostle Paul is speaking, “…. which was preached to every creature under heaven, of which I, Paul, became a minister.” So did the gospel go to every creature before the destruction of Jerusalem? Yes. Is it going to go to the whole world at the end of time? Yes, it is. Notice Romans 1:8 repeats the same idea that the gospel went to the whole world. Here the apostle Paul says, “First, I thank my God through Jesus Christ for you all, that your faith is spoken of…” where? “…. throughout the whole world.”
Now, we have come to the point that
we want to dedicate most of our study to, and that is Matthew 24:15. Have you
noticed all the preliminary things that are taking place here? Have you gathered the sequence of events that
are taking place here, you have all of these disasters, these disasters
lead to what? They lead to persecutions, God’s people witness, God
gives them the power of the Holy Spirit to witness. He gives them wisdom which
cannot be withstood, they preached the gospel to the whole world, false
prophets and deceivers arise, many are offended, many dropped away from the faith. Does this scenario sound
similar to something you have heard about the end time? You know, it is a blue
print of what is going to take place in the end time, as we’ll notice in our
next studies.
Sekarang kita
tiba pada saat di mana kita akan mendedikasikan bagian terbesar
dari pembelajaran kita, yaitu ke Matius 24:15. Sudahkah kalian perhatikan semua
hal pendahuluan yang terjadi di sini? Sudahkah kalian mengumpulkan urutan
peristiwa yang terjadi di sini, kalian sudah tahu tentang segala malapetaka,
bahwa malapetaka itu
mengarah ke mana? Mengarah ke penganiayaan, lalu umat Tuhan
menjadi saksi, dan Tuhan memberi mereka kuasa Roh Kudus untuk menjadi saksi.
Tuhan memberi mereka hikmat yang tidak bisa dilawan, mereka memberitakan Injil
ke seluruh dunia, lalu nabi-nabi palsu
dan para penipu muncul, dan banyak orang marah dan meninggalkan iman
mereka. Apakah skenario ini mirip dengan apa yang pernah kalian
dengar tentang hari-hari akhir? Kalian tahu, ini adalah suatu cetak biru dari
apa yang akan terjadi pada hari-hari akhir, seperti yang akan kita lihat nanti
dalam pelajaran-pelajaran berikut.
Now, we want to deal with the
abomination of desolation. It’s mentioned in Matthew 24:15. Go with me there,
Matthew 24:15, and we touched upon this in our previous lecture. It says here, "Therefore when you see…” is the abomination
something that can be seen? According to this yes. “….when you see the 'abomination of
desolation,' spoken of by…” whom? “…by
Daniel the prophet, standing…” where? “…in the holy place" (whoever
reads, let him understand),”
Four things that I want us to notice
here:
Ø First
of all it can be seen.
Ø Secondly
it’s called the abomination of desolation.
Ø Third
it was spoken of by Daniel.
Ø And
fourth it stands in the Holy Place.
Now,
where do we need to go to know what this abomination of desolation is?
Obviously we will have to go back to Daniel, because it was spoken of by Daniel
the prophet.
Sekarang, kita akan membahas tentang kekejian yang
menelantarkan. Ini disebutkan di Matius 24:15. Mari bersama saya ke Matius
24:15, kita sudah menyinggung tentang ini dalam pelajaran yang lalu. Dikatakan
di sana, “Jadi apabila kamu melihat…” Apakah kekejian itu sesuatu yang bisa dilihat?
Menurut ayat ini, iya
“…apabila kamu melihat ‘kekejian
yang menelantarkan’ ~ yang disebut
oleh….” siapa? “…oleh nabi Daniel ~ berdiri di….” mana?
“…di tempat kudus –- barangsiapa yang membaca
hendaklah dia mengerti…”
Ada
empat hal yang saya mau kalian perhatikan di sini:
Ø
Pertama, hal itu bisa dilihat oleh mata
Ø
Kedua, dia disebut kekejian yang
menelantarkan
Ø
Ketiga, hal itu disebut oleh Daniel
Ø
Keempat, dia berdiri di Tempat Kudus.
Nah, ke mana kita harus pergi untuk mencari tahu tentang
kekejian yang menelantarkan ini? Jelas kita harus kembali ke kitab Daniel,
karena nabi Daniel yang menyebutnya.
Now, do you remember in our last
lecture we studied about how Daniel predicted that Jerusalem would be destroyed
the second time? How it was destroyed by Nebuchadnezzar, but after 70 years there were promises that
God’s people will return, they are going to rebuild the temple, they
were going to rebuild the city, they were going to rebuild the walls, and God
was going to give them another chance, another chance to obey His voice and
follow His covenant. Remember that at the end of Daniel chapter 9, Jerusalem was
going to be destroyed what? A second time. Let’s read that Daniel
9:26-27, the famous prophecy of the 70 weeks, it says, “And after the sixty-two
weeks Messiah shall be cut off, but not for Himself; and the people of the
prince who is to come shall destroy the city and the sanctuary…” was Jerusalem going
to be destroyed again according to this? Absolutely. “…. The end of it shall
be with a flood, and till the end of the war…” what? What’s that
word there? “…desolations are determined…” Verse 27 “….27 Then he shall confirm a covenant with many for one week; but in
the middle of the week he shall bring an end to sacrifice and offering…” And notice what the
result is
“….And on the wing of
abominations shall be one who makes…” there is that word again, “….desolate, even until the consummation, which is determined, is
poured out on the…” what? “…desolate.”
Nah, apakah kalian ingat dalam pelajaran kita yang lalu kita membahas
tentang bagaimana Daniel menubuatkan bahwa Yerusalem akan dihancurkan kedua
kalinya? Yerusalem sudah dihancurkan oleh
Nebukadnezar tetapi setelah
70 tahun, ada janji bahwa umat Tuhan akan kembali ke Yerusalem, mereka akan membangun lagi Bait
Suci, mereka akan membangun lagi kotanya, mereka akan membangun
dinding-dinding kota, dan Tuhan akan memberikan kesempatan yang kedua kepada
mereka, kesempatan baru untuk mematuhi PerjanjianNya. Ingat bahwa pada akhir pasal 9 kitab Daniel,
Yerusalem akan dihancurkan apa? Untuk kedua kalinya. Mari kita baca Daniel
9:26-27, nubuatan yang terkenal tentang ke-70 minggu, dikatakan, “26 Dan sesudah keenam puluh dua minggu itu Yang Diurapi [Mesias] akan dipotong tetapi bukan karena dirinya sendiri. Dan rakyat Pangeran yang bakal datang
itu akan menghancurkan kota dan tempat kudus itu...” Menurut
tulisan ini apakah Yerusalem akan dihancurkan lagi? Betul sekali. “…Akhir darinya [dari kota dan tempat kudus itu] adalah dengan air bah, dan hingga akhir peperangan itu,...” apa? Apa katanya di sini? “… penelantaran telah ditetapkan….”
Ayat 27 “…27 Lalu dia [Pangeran itu] akan menguatkan suatu perjanjian dengan banyak orang untuk satu minggu.
Tetapi pada pertengahan minggu itu ia [Pangeran itu] akan mengakhiri kurban sembelihan dan kurban persembahan.….”
Perhatikan apa akibatnya, “…Dan di atas sayap kekejian-kekejian akan datang satu yang membuat….”
kata itu lagi “…penelantaran [= kehancuran], hingga digenapinya apa yang sudah ditentukan, dicurahkan di atas…”
apa? “…yang terlantar.”
Did you know how many
times the words “abominations” and “desolate” are used in these verses? Is this
referring to what was going to happen to Jerusalem, when it was going to be
destroyed the second time? Absolutely. Abomimation would lead to what? Would
lead to desolation.
But the question is, what was this abomination that led to
desolation? Well, Luke 21:20 gives us the explanation and the answer. That’s
why it’s nice to have more than one gospel. Luke 21:20, here Luke expresses it
in a different way, "But when you see…” was that in
Matthew, “see”? Yes. “….when you see Jerusalem surrounded by…” what? “…armies…” what is the
abomination then? Is Jerusalem what? Surrounded by armies. So they
could see, when they saw the abomination of desolation, which was what? The surrounding of Jerusalem by armies, “…then
know that its…” what? “…that its desolation is near.”
So let me ask you, was the abomination set up inside the city or
outside the city? It was outside, it was where the Roman armies were. When you
see armies surrounded Jerusalem, which is the abomination, you can know that
the desolation of the city of Jerusalem is near.
Tahukah kalian berapa kali kata
“kekejian” dan “penelantaran” dipakai di dalam ayat-ayat ini? Apakah ini
mengacu kepada apa yang akan terjadi pada Yerusalem pada waktu akan dihancurkan
kedua kalinya? Betul sekali. Kekejian akan mengakibatkan apa? Mengakibatkan
penelantaran.
Tetapi pertanyaannya
adalah, apakah kekejian yang mengakibatkan penelantaran kali ini? Nah, Lukas
21:20 memberitahu kita penjelasannya dan jawabannya. Itulah sebabnya mengapa
memiliki lebih dari satu injil itu bagus. Lukas 21:20, di sini Lukas
menggambarkannya dengan cara yang berbeda, "Tetapi apabila kamu melihat…” Apakah ini ada juga di Matius
24:15, kata “melihat”? Ya. “…Tetapi apabila
kamu melihat Yerusalem dikepung oleh…”
apa? “…tentara-tentara….”
Apa kekejiannya pada saat itu adalah Yerusalem bagaimana? Yerusalem
dikepung oleh tentara. Jadi mereka bisa melihat, ketika mereka melihat kekejian
yang menelantarkan, yaitu apa? Dikepungnya Yerusalem oleh tentara, maka “… ketahuilah, bahwa…” apanya?
“…penelantarannya sudah dekat.”
Coba saya tanya, apakah kekejian itu
ada di dalam kota atau di luar kota Yerusalem? Ada di luar kota, di mana
tentara Romawi berada. Pada waktu kamu melihat tentara mengepung Yerusalem,
yang adalah kekejiannya, kamu tahu bahwa penelantaran kota Yerusalem sudah
dekat.
Now, the question is, what is it
that these armies had that could be called an abomination? The fact is,
folks, we are told by Josephus as well as other historians that what the people
in the city saw, was the Romans coming and placing their standards in the ground
as they surrounded the city of Jerusalem, and then they bowed and they worshiped
the standards that they carried infront of their legions, in other
words, they worshiped them, saying that the being that was represented by the
standards was actually going to give them the victory over the city of
Jerusalem.
Nah, pertanyaannya adalah, apa yang ada pada tentara-tentara
itu yang sampai disebut sebagai kekejian? Saudara-saudara,
Josephus dan juga sejarahwan yang lain memberitahu kita, bahwa apa yang dilihat
oleh orang-orang di dalam kota adalah tentara-tentara
Roma datang dan menancapkan
panji-panji mereka di tanah, pada waktu mereka mengepung kota
Yerusalem, lalu mereka sujud dan
mereka menyembah panji-panji yang mereka bawa di depan pasukan,
dengan kata lain tentara Roma itu menyembah panji-panji ini. Menurut mereka
makhluk yang digambarkan oleh panji-panji itulah yang benar-benar akan
memberikan kemenangan kepada mereka menakukkan kota Yerusalem.
Now, allow me to read you from Luke 19:41-44 how Jerusalem was
going to be destroyed because of the rejection of the Messiah. Luke 19:41-44,
it says, “Now as He drew near…” Jesus that is “….He
saw the city and wept over it, 42 saying, ‘If you had known, even you, especially in this your
day, the things that make for
your peace! But now they are hidden from your eyes. 43 For days will come upon you when your
enemies will build an embankment around you, surround you and close you in on
every side’…” is that the same surrounding of Jerusalem in Luke 21? Yes. Verse 44 “…44
‘and
level you, and your children within you, to the ground; and they will not leave
in you one stone upon another, because you did not know the time of your
visitation.’"
Sekarang, izinkan saya membacakan dari Lukas 19:41-44 bagaimana
Yerusalem akan dihancurkan karena mereka telah menolak sang Mesias. Lukas
19:41-44 berkata, “41 Dan ketika Yesus telah dekat, Dia melihat kota itu dan
menangisinya, 42 kata-Nya,‘Wahai, seandainya
saja engkau tahu, yaitu engkau, terutama pada saatmu sekarang ini, akan hal-hal
yang mendatangkan damai sejahteramu! Tetapi sekarang
hal-hal itu tersembunyi dari
matamu. 43 Sebab akan datang
harinya, bahwa musuhmu akan membangun tembok
mengelilingi engkau, lalu mengepung engkau dan menghimpit engkau dari segala
jurusan ….” Apakah ini
pengepungan yang sama atas Yerusalem yang ditulis di Lukas 21? Ya. Ayat 44 “…44 dan mereka akan meratakan engkau dan anak-anakmu di dalam kotamu, hingga rata dengan tanah, dan mereka tidak akan membiarkan satu batu pun tertinggal padamu yang terletak di atas batu yang lain karena engkau tidak mengetahui saat bilamana Allah menghakimi engkau.’…”
Now you say, what did those standards
have on them? Here, we are reaching a very important point in our study that we
need to remember because in our next lecture we are going to come back to this
in the context of the end time.
Kalian berkata, memangnya pada panji-panji itu ada apanya? Di sini kita
telah tiba di bagian yang sangat penting dari pelajaran kita, yang harus kita
ingat karena dalam ceramah berikutnya kita akan kembali ke hal ini dalam
konteks hari-hari akhir.
The Great
Controversy page 26, we find
this description and I am going to read you a statement a little bit later on
from Josephus. Ellen White says this, “When the idolatrous standards of
Romans should be set up in the holy ground, which extended some furlongs
outside the city walls, then the followers of Christ were to find safety in
flight. When the warning sign should be seen, those who would escape must make
no delay.” What
was it that they saw in the standards? An eagle! Interesting.
She says, “When
the idolatrous standards of Romans…”
In fact in Great
Controversy page 41, she speaks about these standards, she says, “the
gospel penetrated into the regions that were in- accessible even to the eagles
of Rome.”
What was the ensign that Nebuchadnezzar had when
he came to destroy Jerusalem in the Old Testament, do you remember? It was an
eagle. Now you have a new general, a pagan general who’s coming also with what? with
eagles for the second destruction of Jerusalem.
Di The Great Controversy hal 26, kita menemukan deskripsi ini dan setelah ini
nanti saya akan membacakan pernyataan Josephus. Ellen White berkata demikian, “Pada
waktu panji-panji berhala bangsa Roma nanti ditancapkan di atas tanah suci,
yang sampai beberapa ratus meter dari tembok kota, maka para pengikut Kristus
haruslah mengamankan diri mereka dengan melarikan diri. Ketika tanda peringatan
itu tampak, mereka yang harus melarikan diri, tidak boleh menundanya lagi.” Apa yang mereka lihat ada pada panji-panji itu? Seekor burung rajawali.
Menarik. Ellen White berkata, “Pada waktu panji-panji berhala
bangsa Roma…”
Bahkan di Great Controversy hal 41, dia berbicara tentang panji-panji ini dan dia
berkata, “…Injil bahkan telah menembus ke daerah-daerah yang tidak bisa
dicapai oleh rajawali Roma.”
Apakah kalian
ingat, apa yang ada pada bendera
Nebukadnezar ketika dia datang untuk menghancurkan Yerusalem
menurut Perjanjian Lama? Seekor
rajawali. Sekarang ada jendral yang baru, jendral pagan
(menyembah berhala), yang juga datang
dengan apa? Dengan rajawali untuk penghancuran Yerusalem yang kedua kalinya.
Now, allow me to give you a little
history about the Roman standard with the eagle. I’ll tell you a little bit
about it. I tell you in 104 BC
the Romans had many kinds of animals on their standards, you know some
standards have bulls, or snakes, lions, or vultures, many different kinds of
animals, but after the year 104 BC they
standardized it and all the Roman legions had eagles on their standards.
In fact in the year 63, the great Roman general Pompeii deify the standards, in
other words he made the standards represent the god that was on the standard.
And by the way, that god was the sun god, Mithra. It was the same god that was worshiped by Constantine
the great, both before and after he became a Christian.
Now the interesting thing is, that
if you look at the Roman standards and in the
DVD presentation there is going to be an illustration of it, you’ll find an
eagle on the standard
ü and
the eagle is facing right, the head of the eagle is facing right.
ü The
wings of the eagle are outstretched.
ü And
surrounding the eagle is a circular reef which is golden.
In
other words, it’s a golden reef round.
ü In
the talons of the eagle it has arrows.
Now, that’s interesting. You have an
eagle facing right, it has around it a golden reef which by the way represents
the orb of the sun and then you have
the eagle with arrows in its talons.
Now, why is this important?
Because you are going to notice later on in history, there is another nation
represented by an eagle, who is going to do something related to the sun. And as a result, this abomination will lead to desolation, not of Jerusalem, but of the whole world.
SPQR is an initialism from a Latin phrase, Senatus Populusque Romanus ("The Senate and People of Rome"), referring to the government of the ancient Roman Republic, and used as an official signature of the government
ü dan rajawali itu menghadap ke kanan, kepala
rajawali itu menghadap ke kanan.
ü Sayap rajawali itu terentang.
ü Dan mengelilinginya ada suatu lingkaran daun-daunan
yang berwarna keemasan. Dengan kata lain itu adalah lingkaran daun yang
berwarna emas.
ü Pada cakarnya rajawali itu mencengkeram anak-anak
panah.
Nah, itu
menarik. Di sini ada burung rajawali yang menghadap ke kanan, dengan lingkaran
daun emas mengelilinginya yang ketahuilah melambangkan bulatan matahari, lalu
di cakarnya rajawali ini mencengkeram anak-anak panah. Nah, mengapa ini
penting? Karena kita akan menyimak bahwa selanjutnya
dalam sejarah ada suatu bangsa yang juga dilambangkan oleh seekor rajawali,
yang akan melakukan sesuatu yang berkaitan dengan matahari.Dan sebagai
akibatnya, kekejian ini akan mengakibatkan penelantaran, bukan
atas Yerusalem melainkan atas seluruh dunia.
Notice what Josephus had to say about the Roman standards. He
said, “Then comes the ensign encompassing the eagle which…” he says this, “….the eagle which at the head of
every Roman legion…” what was at the head of every Roman legion? “….the
eagle, the king, and the strongest of all birds which seems to them…” that is to the Romans “…a symbol of dominion and an omen that they should conquer all
against whom they march.”
Perhatikan apa
yang dikatakan Josephus tentang panji-panji Roma ini. Dia bilang, “Lalu
datanglah bendera yang bekeliling, rajawali…” dia berkata demikian, “…rajawali
yang berada di depan setiap pasukan Roma…” apa yang ada di depan setiap pasukan Roma? “…rajawali,
rajanya dan yang paling kuat dari segala jenis burung, yang bagi mereka…” maksudnya
bagi bangsa Roma “…adalah
simbol kekuasaan dan pertanda bahwa mereka akan menaklukkan semua yang mereka
serbu.”
By they way, do you know that Peter referred to Rome as Babylon? Rome
was the new Babylon. Notice 1 Peter 5:13 actually we won’t read that,
we’ll let’s do it, 1 Peter 5:13, here Peter says, “She who is in Babylon…” by this time
Babylon had been destroyed, the literal Babylon “….She who is in
Babylon,
elect together with you, greets
you; and so does Mark my son.” Practically every scholar agrees that when
Peter speaks here “Babylon” he is cryptically speaking about Rome, because Rome
is the new Babylon. And so you had the new Babylon with the eagle ensigns coming
against the city of Jerusalem.
Tahukah
kalian bahwa Petrus menyebut
Roma sebagai Babilon? Roma adalah Babilon yang baru. Perhatikan
1 Petrus 5:13, kita tidak akan membaca ayat ini, yah, sudahlah, mari kita baca,
1 Petrus 5:13, di sini Petrus berkata, “13 Dia yang
ada di Babilon,….” Pada
saat ini Babilon sudah punah, Babilon yang literal, yang asli. “Dia yang ada di Babilon, yang terpilih bersama
kamu, menyampaikan salam
kepadamu, dan juga Markus, anakku.”
Semua
pakar Alkitab setuju bahwa pada waktu Petrus
mengatakan “Babilon” di sini, dia sedang berbicara dalam bahasa sandi
mengenai Roma, karena Roma adalah Babilon yang baru. Maka kita lihat di sini Bablon yang baru dengan bendera
berlambang rajawali, datang menyerbu kota Yerusalem.
By the way, the gospel of Matthew
actually mentions the eagles, have you ever read Matthew 24:28 where it says
where the eagles are, there will the carcasses be found. In other words the
eagles are actually mentioned in Matthew 24:28, the eagles of Rome.
But you say, “Okay, so the Christians
that were inside the city they would see the sign of the Romans bringing their standards
with the eagle and the sun on it, representing the sun-god Mithra and
they would worship the sun-god Mithra and they would see the sun, but how could
they escape if the city of Jerusalem was surrounded by the Roman armies?” Well,
the fact is, by a miracle of God there was a temporary retreat by the General
Cestius. Allow me to read you from Great
Controversy page 30, and I am going to read you from Josephus because Ellen
White here is simply referring to Josephus.
Ketahuilah,
Injil Matius benar-benar menyebut rajawali. Pernahkah kalian membaca Matius
24:28 yang mengatakan “di mana ada bangkai, di situ
burung rajawali berkerumun” di mana ada burung rajawali, di sana ditemukan mayat?
Dengan kata lain, rajawali-rajawali benar-benar disebutkan di Matius 24:28,
rajawali Roma.
Tetapi kalian
berkata, “Oke, jadi orang-orang yang ada di dalam kota, mereka akan melihat tanda bangsa Roma
membawa panji-panji mereka dengan gambar
rajawali dan matahari di atasnya, yang melambangkan dewa
matahari Mithra, dan tentara-tentara itu akan menyembah dewa matahari Mithra,
dan orang-orang itu akan melihat lambang mataharinya, tetapi bagaimana mereka
bisa melarikan diri keluar dari kota Yerusalem jika Yerusalem sudah dikepung
oleh tentara Roma?” Nah, faktanya adalah, melalui suatu mujizat dari Tuhan,
mendadak Jendral Cestius menarik mundur pasukannya. Izinkan saya membacakan
dari Great
Controversy hal 30 dan saya akan membacakan dari Josephus karena di
sini Ellen White hanya mengacu kepada tulisan Josephus.
The Great
Controversy page 30, Ellen
White says, “After
the Roman under Cestius had surrounded the city, they unexpectedly abandoned
the siege when everything seemed favorable for an immediate attack. The
besieged, despairing of successful resistance, were on the point of surrender…” in other words the Jews were on the point of surrender “…when the Roman general withdrew
his forces, without the least apparent reason.”
Flavius Josephus adds, “without receiving any disgrace,
Cestius retired from the city without any reason in the world.”
And of course the Jews pursued the
Roman armies who had left. They say, “This is the sign of God” and the false prophets say, “See, we told you
that God is going to perform a miracle and the Romans were going to leave.” And they pursued and killed many of the Romans. Why did the
Romans flee? Till this day it’s a mystery, except for the fact that we know
that Jesus had said in Matthew that there was going to be a sign. And when His
people saw the sign, they should flee from the city, but how could they flee if
the Roman armies surrounded the city? The Roman armies had to leave so that
God’s people could flee.
Dalam The Great Controversy hal
30, Ellen White berkata, “Setelah
bangsa Roma di bawah pimpinan Cestius mengepung kota itu, tanpa diduga mereka
meninggalkan pengepungan itu pada waktu segalanya justru tampak menguntungkan
untuk segera melakukan serangan. Kota yang dikepung, merasa tidak mungkin
berhasil bertahan, sudah hampir menyerah…” dengan kata lain, orang-orang Yahudi sudah mau
menyerah “…ketika
jendral Roma itu menarik pasukannya tanpa alasan yang jelas sedikit pun.”
Flavius
Josephus menambahkan, “tanpa dipermalukan, Cestius
mundur dari kota tersebut tanpa alasan apa pun sama sekali.”
Dan tentu
saja orang-orang Yahudi lalu mengejar tentara Roma yang mundur. Mereka berkata,
“Ini adalah tanda dari Tuhan”, dan para nabi palsu berkata, “Lihat, kami kan
sudah mengatakan bahwa Tuhan akan memberikan mujizat dan orang-orang Roma akan
pergi.” Dan mereka mengejar dan membunuh banyak orang Roma. Mengapa orang-orang
Roma ini melarikan diri? Hingga hari ini itu masih teka-teki, kecuali karena
kita tahu bahwa Yesus sudah berkata di Matius, bahwa nanti akan ada tanda. Dan
bilamana umatNya melihat tanda ini, mereka harus lari meninggalkan kota. Tetapi
bagaimana mereka bisa lari jika tentara Roma sedang mengepung kota? Itulah
sebabnya tentara Roma harus mundur supaya umat Tuhan bisa lari.
And then, by the way, the Roman armies came back. And they did
not retreat again. And everyone who stayed in the city, who did not flee
from the city, was destroyed in the city of Jerusalem. In fact that
Josephus tells us that approximately 1.1 million Jews were crucified outside
the city of Jerusalem. But we are told by the Spirit of Prophecy that not one
Christian perished in the destruction of Jerusalem. Because they had seen the
eagle, and the sun, and the worship of the Roman armies, they had seen the
abomination, they knew desolation was coming because of that, therefore when
the Roman armies retreated, they picked up and they left. Therefore when the
Roman armies came back, they were safe and sound. In fact after this they
actually fled to the mountains.
Lalu, tentara Roma kembali.
Dan kali ini mereka tidak mundur lagi. Dan semua
orang yang masih tinggal di dalam kota, yang tidak melarikan diri keluar dari
kota itu, musnah di dalam kota Yerusalem. Bahkan Josephus
bercerita bahwa kira-kira 1.1 juta orang Yahudi disalibkan di luar kota
Yerusalem. Tetapi kita tahu dari Roh Nubuat bahwa tidak satu pun orang Kristen
yang binasa pada waktu Yerusalem dihancurkan, karena mereka telah melihat
rajawali itu, dan melihat mataharinya, dan melihat tentara Roma menyembah itu,
mereka melihat kekejiannya, mereka tahu bahwa oleh karena itu penelantaran akan
segera datang. Itulah sebabnya ketika tentara Roma mundur, mereka berkemas dan
mereka lari. Maka ketika tentara Roma kembali, mereka sudah aman. Bahkan sesungguhnya
setelah ini mereka lari ke gunung-gunung.
Have you ever studied before that there is going to come a time
in a certain country whose emblem is an eagle, having something to do with the
sun, that a decree is going to be given against them and they are going to flee
to the mountains, have you ever heard anything like that? Where did Ellen White get this idea from?
Preposterous, right? Not preposterous, typology, what happened will happen. And
we are going to study this in our next lecture.
Pernahkah
kalian mempelajari sebelum ini bahwa nanti akan ada saatnya di sebuah negeri
yang berlambangkan rajawali, yang ada kaitannya dengan matahari, suatu
peraturan akan dikeluarkan terhadap mereka, dan mereka harus lari ke
gunung-gunung? Pernahkah kalian mendengar hal seperti itu? Dari
mana Ellen White mendapatkan gagasan ini? Tidak masuk akal, bukan? Bukan tidak
masuk akal, melainkan ini
adalah suatu tipologi, apa yang telah terjadi akan terjadi lagi.
Dan kita akan mempelajari ini dalam pelajaran kita berikutnya.
In fact notice Matthew 24:16-18, immediately after the
abomination of desolation is brought up, when the eagle and the sun is worshiped,
immediately it says, "then let those who are in Judea flee to the mountains.17
Let him who is on the housetop not go down to take anything out of his
house.18 And let him who is in the field not go back to get his
clothes.”
In Great Controversy page 30
we find these words, “But
God’s merciful providence was directing events for the good of His own people.
The promised sign had been given to the waiting Christians and now an
opportunity was offered to all who would, to obey the Savior’s warning.”
Sebaiknya kita simak Matius 24:16-18, segera
setelah membicarakan kekejian yang menelantarkan, saat rajawali dan matahari
disembah, maka dikatakan, “16lalu hendaknya orang-orang yang
di Yudea melarikan diri ke pegunungan. 17 Hendaknya dia yang sedang di peranginan di atap rumah tidak turun untuk mengambil apa pun dari rumahnya, 18dan hendaknya dia yang sedang di ladang tidak pulang untuk mengambil pakaiannya.”
Di Great Controversy hal 30 kita temukan kata-kata ini, “Tetapi
pemeliharaan Tuhan yang penuh ramat telah mengarahkkan peristiwa-peristiwa demi
kebaikan umatNya. Tanda yang dijanjikan telah diberikan kepada orang-orang
Kristen yang menunggu, dan sekarang suatu kesempatan ditawarkan kepada semua
yang mau mematuhi peringatan Sang Juruselamat.”
Let me ask you is it important to watch the signs? Only those
who watched the signs can escape from the city. Some people today say “I’m not
interested in what’s coming, I’m only interested in who’s coming.” Well, let me
tell you, if you are only interested in who’s coming and not what’s coming, you
are going to accept the wrong “who”. I can assure you that. Because the signs
are necessary so that we would not be deceived. Jesus started the sermon by
saying “I give this to you so that you will be not be…” what? “…so that you will not be
deceived.”
Coba saya tanya, apakah penting
untuk mengawasi tanda-tanda? Hanya mereka yang mengawasi tanda-tanda bisa
meloloskan diri dari kota Yerusalem. Ada orang yang berkata sekarang, “Saya
tidak tertarik dengan apa yang akan datang. Saya hanya tertarik dengan siapa
yang akan datang.” Nah, saya ingatkan, jika kita hanya tertarik dengan siapa
yang akan datang dan bukan dengan apa yang akan datang, kita akan menerima
“siapa” yang salah.
Saya jamin itu. Tanda-tanda itu diperlukan supaya kita tidak tertipu. Yesus
mengawali khotbahnya dengan berkata, “Aku mengatakan ini kepadamu supaya kamu
tidak akan…” apa? “…supaya kamu jangan
disesatkan.” (Matius 24:4)
By the way, how many groups are there in the city of Jerusalem?
Two. Was there a separation before the destruction? Yes, there was. Was there a separation before
the destruction in the Old Testament story? Was there a sign placed upon God’s
people? Absolutely. Were they spared when the destruction came? Yes. Also with
the second destruction of Jerusalem, the same happened.
Coba, berapa golongan yang ada di kota
Yerusalem? Dua. Apakah terjadi pemisahan sebelum penghancuran Yerusalem? Ya,
ada. Apakah ada pemisahan sebelum penghancuran Yerusalem dalam Perjanjian Lama?
Apakah ada tanda yang diberikan pada umat Tuhan? Betul sekali. Apakah umat
Tuhan selamat ketika penghancuran itu tiba? Ya. Juga dengan penghancuran
Yerusalem yang kedua, hal yang sama terjadi.
Ellen White says in Great
Controversy page 30 “Not
one Christian perished in the destruction of Jerusalem.” Isn’t that interesting? Not one Christian perished. They were
all sealed, marked by God, as His people and they escaped, came out, and
therefore they were spared.
In fact Josephus describing the destruction of the city had this
to say, “The
misfortunes of all men from the beginning of the world…” he is almost quoting Jesus
“….from
the beginning of the world, if they could be compared to the Jews are not
considerable as they were.” Now, this was the
worst calamity since the beginning of the world, is what Josephus is saying.
Dalam Great
Controversy hal 30 Ellen White berkata, “tidak satu pun orang Kristen yang binasa pada waktu Yerusalem
dihancurkan”. Bukankah ini menarik? Tidak ada satu pun orang Kristen yang binasa.
Mereka semuanya sudah dimeteraikan, ditandai oleh Tuhan sebagai umatNya, dan
mereka lolos, mereka keluar dan oleh sebab itu mereka selamat.
Bahkan
Josephus yang menggambarkan penghancuran kota itu berkata demikian, “Kemalangan
seluruh umat manusia dari awal dunia…” dia hampir mengutip Yesus, “…dari
awal dunia, seandainya dibandingkan dengan orang-orang Yahudi, tidaklah berarti
apa-apa.” Nah, ini adalah bencana yang terburuk sejak awal dunia, itulah yang
dikatakan Josephus.
Now, I want you to notice one final thing in closing. Do you
know that all of those who fled from Jerusalem, kept a very special day? You say, “They did?” Was the Sabbath involved
in the destruction of Jerusalem in the Old Testament? Those that were spared, were
they Sabbath-keepers?
Was the city destroyed because it did not keep the Sabbath? Oh, you say, “But the Jews
they kept the Sabbath!” Yea, they kept the counterfeit Sabbath, they kept their
own Sabbath that the Pharisees had created, but it wasn’t God’s Sabbath. It was
a counterfeit Sabbath. But God had a people who kept the true Sabbath of the
Bible. In fact notice Matthew 24:20, Jesus is speaking about the destruction of
the city and He says to His followers, when they see the sign, then they have
to flee. He says, “And pray that your flight may not be
in winter or on the Sabbath.” Do you think that might be true in the end time also? “…pray that your flight may not be in
winter …” because it may be very cold “….or on the Sabbath.” Are God’s end time people going to
be Sabbath-keepers?
Nah, saya ingin kalian perhatikan satu
hal yang terakhir sebagai penutup. Tahukah kalian bahwa mereka semua yang lari
dari Yerusalem memelihara suatu hari yang sangat istimewa? Kalian berkata,
“Masa?” Apakah Sabat itu terkait dalam kehancuran Yerusalem di zaman Perjanjian Lama? Mereka
yang selamat apakah mereka itu
memelihara sabat? Apakah kota itu dihancurkan karena tidak
memelihara sabat? Oh, kalian berkata, “Tetapi orang-orang Yahudi kan semuanya memelihara
hari sabat!” Betul, tapi mereka memelihara sabat yang palsu. Mereka memelihara sabat mereka sendiri,
ciptaan orang Farisi, bukan Sabat Tuhan, melainkan sabat yang
palsu. Tetapi Tuhan memiliki umat yang memelihara Sabat yang benar dari
Alkitab. Bahkan, perhatikan Matius 24:20, Yesus sedang berbicara mengenai
kehancuran kota Yerusalem dan Dia berkata kepada pengikut-pengikutNya, bilamana
mereka melihat tanda itu, mereka harus lari. Dia berkata, “20 Tetapi berdoalah, supaya waktu pelarianmu tidak pada musim dingin maupun
pada hari
Sabat.” Menurut kalian apakah ini mungkin benar juga pada hari-hari
akhir? “Tetapi
berdoalah, supaya waktu pelarianmu tidak pada musim dingin…” karena bisa
dingin sekali waktu itu, “…maupun pada hari Sabat.” Apakah
umat Tuhan pada hari-hari akhir
adalah pemelihara Sabat?
What about all the rest, what are the other signs? An eagle with
what? With the sun. And people worshiping the eagle sun-god, the abomination
that led to desolation.
By the way, national apostasy on the part of Israel, led to
what? To national ruin. In other words, the abomination led to desolation.
Bagaimana
dengan sisanya, apa tanda-tandanya yang lain? Burung rajawali dengan apa?
Matahari. Dan orang-orang yang menyembah rajawali
dewa matahari, itulah
kekejian yang mengakibatkan penelantaran.
Nah,
kemurtadan nasional di pihak bangsa Israel mengakibatkan apa? Kehancuran nasional. Dengan kata lain kekejian yang mengakibatkan
penelantaran.
Is what we studied clear this evening? Is it vitally important to
us to understand history in order to understand what is going to happen in
prophecy. Yes, because this prophecy has a two-fold fulfillment.
Two questions were asked by the disciples:
1.
“what will be the signs of
these things happening,
2.
and also the sign of Your
coming and the end of the world?”
In
our next study we are going to take a look at the fulfillment of this in the
future. The parallel is amazing. And I pray to God that we will all be prepared
for what will come.
Apakah
yang kita pelajari malam ini jelas? Adalah sangat penting bagi kita untuk
memahami sejarah agar dapat memahami apa yang akan terjadi dalam nubuatan. Ya,
karena nubuatan ini mempunyai penggenapan ganda.
Dua
pertanyaan diajukan oleh para murid,
1. “Apakah
tanda-tanda semua hal ini,
2. dan
juga tanda kedatanganMu serta akhir dunia?”
Dalam
pelajaran kita berikutnya kita akan melihat pada penggenapan ini di masa
mendatang. Paralelnya menakjubkan. Semoga kita akan siap untuk menghadapi apa
yang akan datang.
22 08 14
No comments:
Post a Comment