In our study today we are going to look at the prophetic dimension of Matthew 24, particularly upto verse 17. Now, if you remember in our last study, we did a historical study of this same passage, we showed how all of these verses were fulfilled in the destruction of Jerusalem, the second destruction of Jerusalem in the year 70. But you remember that this particular story has a twofold application: it was fulfilled in the destruction of Jerusalem, but it’s going to be fulfilled again in conjunction with the final destruction of the world. And we know this because two questions were asked by the disciples. They said, “…When will these things be…” in other words when will not one stone be left upon another on the temple “…and what will be the sign of Your coming and of the end of the world?” So two questions led Jesus to provide one mingled answer, in other words Jesus blended what was going to happen in the destruction of Jerusalem with what is going to take place in the final destruction of the world.
Dalam pelajaran kita hari ini, kita akan
melihat ke dimensi nubuat di Matius pasal 24, khususnya hingga ayat 17. Nah,
jika kalian ingat, dalam pelajaran kita yang terakhir, kita telah mempelajari
sejarah dari ayat-ayat yang sama ini, kita melihat bagaimana semua ayat itu
digenapi oleh kehancuran Yerusalem, kehancuran Yerusalem yang kedua di tahun
70. Tetapi kalian ingat bahwa kisah ini memiliki aplikasi ganda: yaitu digenapi oleh kehancuran
Yerusalem, tetapi juga akan digenapi lagi oleh kehancuran yang terakhir dari
dunia ini. Dan kita mengetahui hal ini karena adanya dua
pertanyaan yang diajukan oleh murid-murid Yesus. Mereka berkata, ”…bilamanakah itu akan terjadi…”
dengan kata lain kapankah tidak ada satu batu pun yang
dibiarkan terletak di atas batu lainnya di Bait Suci “…dan apakah tanda
kedatangan-Mu dan tanda kesudahan dunia?" Jadi, dua pertanyaan yang membuat Yesus
memberikan satu jawaban gabungan. Dengan kata lain, Yesus mencampurkan apa yang
akan terjadi antara kehancuran Yerusalem dengan apa yang akan terjadi pada kehancuran
terakhir dunia.
Now, I would like to review the sequence of events that we
studied last time and I am going to go through this quickly. We are not going
to read verses or dwell on these things because we studied them in our last
lecture.
You’ll remember that first of all Jesus mentions false christs
rising and deceiving many. Then He mentions several disasters, He mentions famines
and He mentions persecution, and He mentions earthquakes, and He mentions
diseases, pestilence, wars and rumors of wars, nations rising against nations
and kingdoms against kingdoms. And we noticed in our last study that Satan has
an agenda behind all of these things. The agenda is ultimately
to blame God’s people for what was happening, because Matthew 24:9
immediately after talking about the wars and rumors of wars and all of these disasters, tells us
“Then they will seek you out and persecute you.” Then we noticed, that as a result of persecution God’s people would
be led to stand before magistrates and kings, to give a witness for their
faith. And we noticed that when they went before magistrates and councils, that
God was going to give them a powerful message to speak and the Holy Spirit was going to give
them words to speak when they appear before these great men of the earth. Then
we noticed, that as a result of the persecution that the love of many would
grow cold, and many would be offended at Jesus, and we noticed that Jesus
predicted that fathers would rise against their children and mothers against
their children, and brothers against their sisters, and friends against
friends, would persecute
one another. In other words certain family members would apostasize from the
faith, and they
would become enemies of their own families.
Nah, saya ingin mengulangi urutan
peristiwa yang telah kita pelajari sebelum ini dan saya akan mengulanginya
secara singkat. Kita tidak akan membaca ayat-ayat atau berpanjanglebar tentang
hal-hal itu karena kita telah mempelajarinya dalam pelajaran kita yang lalu.
Kalian ingat bahwa pertama-tama Yesus
menyinggung tentang kristus-kristus palsu yang bermunculan dan menyesatkan
banyak orang. Lalu Dia menyinggung tentang beberapa malapetaka, Dia menyinggung
tentang kelaparan, dan Dia menyinggung tentang aniaya, dan Dia menyinggung
tentang gempa-gempa bumi, dan Dia
menyinggung tentang penyakit-penyakit, wabah, perang-perang, dan rumor-rumor tentang perang, bangsa yang bangkit melawan bangsa dan kerajaan melawan
kerajaan. Dan kita simak dalam pelajaran kita yang lalu bahwa Setan memiliki suatu agenda di
balik semua kejadian ini. Agendanya adalah ujung-ujungnya menyalahkan umat Allah atas semua yang
terjadi, karena segera
setelah menyebut tentang perang-perang dan rumor-rumor peperangan dan semua malapetaka itu,
Matius 24:9 memberitahu kita, “lalu mereka akan menyerahkan kamu untuk disiksa…” dan kita simak
bahwa sebagai akibat penganiayaan itu, umat Tuhan
akan dibawa untuk menghadap penguasa-penguasa dan raja-raja, untuk memberikan
kesaksian atas iman mereka. Dan kita simak bahwa pada waktu mereka berada di
hadapan penguasa-penguasa dan majelis-majelis, Tuhan memberikan kepada mereka
pekabaran-pekabaran yang penuh kuasa untuk mereka sampaikan, dan Roh Kudus
memberi mereka kata-kata untuk mereka ucapkan ketika mereka tampil di hadapan
orang-orang dunia yang berkuasa itu. Lalu kita simak sebagai akibat
penganiayaan itu, kasih banyak orang akan menjadi dingin, dan banyak orang akan
menjadi sakit hati pada Yesus, dan kita simak bahwa Yesus menubuatkan bahwa
para bapak akan bangkit melawan anak-anak mereka, dan para ibu melawan
anak-anak mereka, dan saudara melawan saudara, teman melawan teman, saling
menganiaya. Dengan kata lain, ada anggota-anggota keluarga yang akan murtad
dari iman, mereka akan menjadi musuh anggota keluarganya sendiri.
We noticed also that in this context false prophets were going
to arise in the midst of Jerusalem. We noticed therefore that God’s people
needed a special endurance or a special patience so that they would not be
deceived by Satan’s signs, so that they would not give up when they were persecuted, so that
their love would not wax cold or become cold, they needed endurance. And then
we noticed that the gospel would be preached to the whole world, and then Jesus
said that the end would come. But before
the end, He spoke of the abomination of desolation that would take place, and
the tribulation that would occur before His coming. And we noticed last time that the abomination
of desolation ~ the abomination itself was the Roman standards that had the eagle and
the sunburst and the eagle was facing right and had arrows in
its talons ~ and they put these on the ground, the Roman armies did, and they
bowed down and they worshiped them, they were worshiping the
sungod represented by the eagle and by the golden reed which were the symbol of
the sun. And we noticed that when this sign was seen, God’s people saw the sign
and when the Roman armies retreated, God’s people fled from the city of
Jerusalem, and those who did not see the sign remained in the city and then the
Romans came, and you had the destruction of
the city ~ in other words, desolation.
So this is the abomination of desolation. And then Jesus speaks about His people
fleeing to the mountains, because persecution is going to take place and He says, that the worst period of tribulation in the history of
the world was going to come upto that time. And when we read the description about the terrible
trial of the city of Jerusalem how parents ~ believe it or not ~ would eat
their children, how they would kill one another, how there were earthquakes and
famines and diseases, certainly this was a terrible period of tribulation. But God’s
people fled and they were spared the
destruction.
Now, this in a nutshell is the sequence of events that we
studied last time. Today we are going to study the end time application of this
prophecy.
Kita simak juga bahwa dalam konteks ini
nabi-nabi palsu akan bermunculan di tengah-tengah Yerusalem. Kita simak, oleh karena itu umat Tuhan
memerlukan suatu ketahanan yang istimewa
atau suatu kesabaran yang istimewa supaya mereka tidak akan tertipu oleh
tanda-tanda yang dibuat Setan, agar mereka tidak menyerah pada waktu dianiaya,
agar kasih mereka tidak akan meredup atau menjadi dingin, mereka membutuhkan
ketabahan. Lalu kita simak bahwa Injil akan diberitakan ke seluruh dunia, lalu
Yesus berkata, bahwa akhirnya akan tiba. Tetapi sebelum akhir itu, Dia berbicara
mengenai kekejian yang menelantarkan yang akan terjadi, dan masa kesukaran besar
yang akan terjadi sebelum kedatanganNya. Dan sudah kita simak sebelumnya, bahwa kekejian yang menelantarkan ~ kekejian itu sendiri adalah
panji-panji Roma yang bergambar burung rajawali dan pancaran matahari,
dengan kepala burung itu menghadap ke kanan, dan cakarnya mencengkeram
anak-anak panah ~ dan tentara Roma menancapkan panji-panji ini di atas tanah,
dan mereka sujud menyembahnya, mereka menyembah dewa
matahari yang dilambangkan oleh burung rajawali dengan
rangkaian alang-alang berwarna keemasan yang adalah lambang matahari. Dan kita
simak bahwa pada waktu tanda ini tampak, umat Tuhan melihat tanda itu, dan
ketika tentara Roma mundur, umat Tuhan melarikan diri dari kota Yerusalem,
sedangkan mereka yang tidak melihat tanda tersebut, tetap tinggal di dalam kota, lalu tentara Roma datang
dan terjadilah penghancuran Yerusalem ~ dengan kata lain, penelantarannya. Jadi
inilah kekejian yang menelantarkan. Lalu Yesus berbicara mengenai umatNya
melarikan diri ke gunung-gunung karena penganiayaan akan terjadi, dan Dia berkata bahwa tidak pernah ada masa kesusahan
yang separah itu dalam sejarah dunia. Lalu kita membaca deskripsi tentang pencobaan dahsyat yang terjadi
atas Yerusalem, bagaimana para orangtua ~ percaya atau tidak ~ akan memakan
anak-anak mereka, bagaimana mereka saling membunuh, bagaimana terjadi gempa-gempa bumi dan kelaparan dan wabah penyakit,
sungguh ini adalah masa kesukaran yang sangat
mengerikan. Tetapi umat Tuhan yang melarikan diri, mereka lolos dari kehancuran ini.
Nah, inilah singkat ceritanya, seluruh
rangkaian peristiwa yang kita pelajari dalam pelajaran yang lalu. Hari ini kita
akan mempelajari aplikasi nubuatan ini untuk akhir zaman.
We are going to notice the same sequence of events, but we are
going to notice that they are going to be fulfilled in the end time.
Instead of with literal Jerusalem, they are going to be fulfilled with spiritual
Jerusalem, which is the church. And instead of these things being
fulfilled with
literal Israel in a small location such as Jerusalem, these things are going to
be fulfilled on a world wide scale with spiritual Israel all over the world.
Kita akan melihat rangkaian peristiwa yang sama, tetapi
kita akan
menyimak bahwa peristiwa-peristiwa
itu akan digenapi pada akhir zaman. Bukan lagi digenapi oleh Yerusalem literal, melainkan akan digenapi oleh Yerusalem
rohani, yaitu gereja/jemaat. Dan bukan digenapi di suatu lokasi
yang kecil seperti Yerusalem di Israel literal, tetapi peristiwa-peristiwa itu
akan digenapi dalam ukuran skala
dunia, oleh Israel rohani, di seluruh dunia.
Now, I am going to tell you that I’m going to read several statements
from the writings of Ellen White. Ellen White, interestingly enough, presents all of these
things in their proper order, and she describes the same thing happening in the
end time as happened in conjunction with the destruction of Jerusalem. I don’t
think that she consciously did this. She didn’t sit down and said, “Okay, I am
going to write everything down of what happened in Jerusalem and how it is
paralleled to the end time.” But when you read her writings, you gather that she comments on all of
these things in the same chronological sequence as they appear in the
destruction of Jerusalem. So, I am going to read several statements from her
writings, many of them from the book The Desire
of Ages, others from the book The Great
Controversy, and a
few from other sources.
Nah, ketahuilah
bahwa saya akan membacakan beberapa pernyataan dari tulisan Ellen White. Sangat
menarik bahwa Ellen White menyampaikan semua peristiwa itu dalam urutannya yang
tepat, dan dia menggambarkan hal yang sama yang terjadi pada akhir zaman
sebagaimana terjadi sehubungan dengan penghancuran Yerusalem. Saya rasa dia
tidak dengan sengaja melakukan ini. Dia tidak duduk dan berkata, “Baiklah, saya
akan menulis semuanya tentang apa yang terjadi di Yerusalem dan bagaimana hal-hal
itu paralel dengan akhir zaman.” Tetapi bila kalian membaca tulisannya, kalian
akan menarik kesimpulan bahwa komentar-komentarnya
mengenai semua hal itu adalah dalam urutan kronologi yang sama dengan yang terjadi pada penghancuran
Yerusalem. Jadi, saya akan membacakan beberapa pernyataan dari tulisannya,
kebanyakan berasal dari buku The
Desire of Ages, yang lain dari buku The Great Controversy, dan beberapa sumber yang lain.
I’d like to first of all read a statement about false christ. Do
you remember that we read from Josephus that many false christs arose, many false messiahs. In the book The Desire
of Ages pg 631, Ellen White states this:
“False
prophets did rise, deceiving the people, and leading great numbers into the
desert. Magicians and sorcerers, claiming miraculous power drew the people
after them into the mountain solitudes….”
And then she states this, “…But this prophecy was spoken
also for the last days.”
All you have to do is look out at the world in the last 20 years
and you’ll see many individuals who have arisen and claim to be the Christ. You
know I don’t have to amplify this point. You have for example David
Koresh who called himself the Sinful Messiah. We have also before that Jim Jones,
you know his story. 900 people in his cult committed suicide. And more recently
José Luis de Jesús Miranda,
may be you haven’t heard of him. He is a fellow from Puorto Rico and
he claims to be Christ on earth. He claims that sin does not exist. And by the
way, lately he’s told all his members to wear T-shirts with the number 666.
That’s very, very interesting, and yet he claims to be the Christ. So many
false christs have risen, particularly in the last 20 years.
Pertama-tama saya ingin membacakan suatu
pernyataan tentang kristus palsu. Apakah kalian ingat yang kita baca dari
Josephus bahwa banyak kristus palsu akan bermunculan, banyak mesias palsu. Di
dalam buku The Desire of
Ages hal 631, Ellen White menulis demikian, “Nabi-nabi
palsu benar-benar bermunculan, menyesatkan masyarakat dan membawa banyak orang
ke padang gurun. Ahli-ahli sihir dan dukun-dukun yang mengklaim memiliki kuasa
mujizat, menarik orang-orang mengikuti mereka ke tempat-tempat yang sunyi di
gunung-gunung…” Lalu dia berkata
demikian, “…Tetapi nubuatan ini juga diberikan untuk akhir zaman.”
Apa yang harus kita lakukan adalah
melihat ke dunia ini selama 20 tahun yang terakhir dan kita akan melihat banyak
individu yang telah muncul dan mengklaim sebagai Kristus. Kalian tahu saya
tidak perlu menekankan poin ini. Ada contohnya seperti David Koresh yang menyebut dirinya the Sinful Messiah
[Mesias yang Berdosa].
Juga ada Jim Jones, kalian sudah tahu kisahnya, 900
orang dari kultnya melakukan bunuh diri. Dan yang tidak terlalu lama berselang, ada seorang José Luis de Jesús
Miranda, mungkin kalian
belum pernah mendengar namanya. Dia berasal dari Puorto Rico dan dia mengklaim
sebagai Kristus di dunia. Dia mengatakan bahwa dosa itu tidak ada. Dan ketahuilah akhir-akhir ini dia menyuruh semua
pengikutnya memakai kaos bertuliskan angka 666. Ini amat sangat menarik, namun
dia mengklaim sebagai Kristus. Jadi banyak kristus palsu telah bermunculan,
terutama dalam 20 tahun terakhir ini.
Now what about wars, pestilence, earthquakes and hunger? I want to read a
couple of statements, once again from Ellen White, and we don’t actually even
have to read from Ellen White because you know what’s been happening. You know,
you have Katrina, you have the Tsunami and you have several humongous earthquakes
that have taken place in the last 10 years, but allow me to read you from the
book Last Days Events page 24,
“In the last scenes of this earth’s history, war will rage. There will
be pestilence, plague and famine. The waters of the deep will overflow their
boundaries….” That’s interesting in the
light of Katrina. “…Property
and life will be destroyed by fire and flood.”
Nah, bagaimana dengan peperangan, wabah penyakit,
gempat-gempa bumi, dan kelaparan? Saya akan membacakan dua pernyataan, sekali
lagi dari Ellen White. Sesungguhnya kita bahkan tidak perlu membaca dari Ellen
White karena kalian tahu apa yang telah terjadi. Kalian tahu ada Katrina,
Tsunami, beberapa kali gempa-gempa dahsyat yang terjadi dalam 10 tahun
terakhir, tetapi izinkan saya membacakan dari buku Last Days Events hal 24, “Pada adegan
terakhir sejarah bumi ini, peperangan akan mengamuk. Akan ada wabah penyakit,
sampar (penyakit menular) dan kelaparan. Air-air dari perut bumi akan melimpah
melampaui batasannya…” ini menarik
sehubungan dengan Katrina. “…Harta benda dan
nyawa akan dihancurkan oleh api dan banjir.”
In the book The Great
Controversy ~ which is a phenomal book, everybody needs to read this book
because it describes the history of Christianity from the destruction of
Jerusalem all the way till the end of the Millennium ~ we find this significant
statement. Speaking about about the
devil, she says, “It is
his object to incite the nations to war against one another, for he can thus
divert the minds of the people from the work of preparation to stand in the day
of God… While appearing to the children of men as a great physician who can
heal all their maladies, he [Satan] will bring disease and disaster until populous cities are reduced
to ruin and desolation….” We saw that with New
Orleans, but it is going to happen more and more frequently. She continues
saying, “…Even now he is at work. In accidents and in calamities by sea
and by land, in great conflagrations…”
that means wars, “… in
fierce tornadoes…” hah, tornadoes have you heard about
that recently in the Midwest of the US? “…and terrific hail storms and tempests, flood, cyclones, tidal
waves, and earthquakes in every place and in a thousand forms. Satan is
exercising his power. He sweeps away the ripening harvest, and famine, and
distress follow. He imparts to the air a deadly taint, and thousands perish by pestilence.
These visitions are to become more and more frequent and disastrous.” And then immediately after this statement she says basically the
same thing that Jesus says after He said about the disasters, He says, “Then
they will seek you out and they will persecute you, and they will kill you.”
Notice the very next sentence that she mentions, in the Great Controversy page 590, “And
then the great deceiver will persuade men that those who serve God are causing
these evils…” that’s exactly what
Matthews 24 is describing. She continues
saying, “…The
class that have provoked the displeasure of Heaven will charge all their
troubles upon those whose obedience to God’s commandment is a perpetual reproof
to transgressors…”
And then shes says that God’s people are going to have to stand before
magistrates and kings, to give witness for their faith, in the midst of
persecution. Notice this statement in Testimonies for the Church Vol. 6 page 128-129 she is speaking to us in the last days, “We shall have to stand before
magistrates to answer for our allegiance to the Law of God to make known the
reasons for our faith. And the youths should understand these things.”
Dalam buku The Great Controversy hal. 589 ~
suatu buku yang hebat, semua orang perlu membaca buku ini karena buku ini
menggambarkan sejarah kekristenan mulai dari kehancuran Yerusalem terus hingga
akhir Millenium ~ kita temukan pernyataan yang berarti ini. Berbicara mengenai
si Iblis, Ellen White berkata, “Tujuannya adalah untuk menghasut agar bangsa-bangsa berperang satu sama
lain, dengan demikian dia bisa mengalihkan pikiran manusia dari bersiap-siap
menghadapi hari Tuhan… Sementara dia
menampakkan dirinya kepada anak-anak manusia sebagai dokter terhebat
yang bisa menyembuhkan semua penyakit mereka, dia [Setan] mendatangkan penyakit dan malapetaka hingga kota-kota yang padat penduduk dirusak menjadi puing-puing dan tidak berpenghuni…” Kita sudah melihat apa yang terjadi di New
Orleans, tetapi hal ini akan terjadi semakin banyak dan semakin sering. Ellen
White melanjutkan, “…Bahkan sekarang pun dia
sedang bekerja. Dalam kecelakaan-kecelakaan dan musibah-musibah di laut dan di
darat, dalam api yang berkobar-kobar…” artinya
peperangan-peperangan, “…dalam tornado [angin puting beliung] yang dahsyat…” hah, tornado,
sudahkah kalian mendengar tentang tornado yang terjadi di Amerika Serikat
bagian Barat tengah
[daerah Illinois, Indiana, Iowa, Kansas, Michigan,
Minnesota, Missouri, Nebraska, Ohio,
Dakota, Wisconsin]?
“…dan hujan es batu yang hebat, dan badai, banjir, topan,
gelombang-gelombang raksasa, dan gempa-gempa bumi di mana-mana dan dalam ribuan
bentuk. Setan sedang melatih kekuasaannya. Dia menyapu habis panen yang matang,
maka kelaparan dan tekanan batin pun mengikuti. Dia melepaskan ke udara polusi
yang mematikan, dan ribuan mati karena wabah penyakit. Serangan-serangan ini
akan menjadi semakin banyak dan semakin sering dan mematikan.” Lalu
segera setelah pernyataan ini, Ellen White pada dasarnya mengatakan hal yang sama
dengan apa yang dikatakan Yesus setelah Yesus berbicara mengenai
malapetaka-malapetaka itu. Yesus berkata, “Lalu mereka akan mencari-cari kalian
dan mereka akan menganiaya kalian, dan mereka akan membunuh kalian.” Perhatikan
kalimat berikutnya yang dikatakan Ellen White di dalam Great Controversy hal 590, “…Lalu penipu ulung itu akan
menghasut manusia bahwa mereka yang melayani Tuhan-lah yang menyebabkan segala kejahatan ini…” ini persis sama dengan apa yang digambarkan Matius
pasal 24. Ellen White melanjutkan, “…Golongan yang telah memprovokasi kegeraman Surga akan menimpakan semua
masalah mereka kepada orang-orang yang ketaatannya kepada perintah-perintah
Tuhan merupakan teguran yang tak henti-hentinya kepada para pelanggar…” Lalu dia berkata bahwa umat Tuhan harus menghadap
para penguasa dan raja, untuk memberikan kesaksian tentang iman mereka di
tengah-tengah penganiayaan. Perhatikan pernyataan ini di Testimonies for the Church Vol. 6 hal 128-129, dia berbicara kepada kita pada akhir zaman ini, “Kita harus
berdiri di hadapan para penguasa untuk mempertanggungjawabkan kesetiaan kita
kepada Hukum Tuhan, dan menjelaskan alasan-alasan iman kita. Dan orang-orang
muda harus memahami hal-hal ini.”
In the book of Fundamentals of
Christian Education page 217 she says this, “Many will have to stand in the legislative courts; some will
have to stand before kings and before the learned of the earth, to answer for
their faith…. Those who have only a superficial understanding of truth will not
be able clearly to expound the Scriptures, and give definite reasons for their
faith.” However, she says that when God’s people appear before these
great leaders of the world, the Holy Spirit is going to give His people wisdom
to speak. This is what the Bible calls “the final outpouring of the
Holy Spirit of God”, it’s called the Loud Cry in the book of
Revelation.
Dalam buku Fundamentals of Christian Education hal 217,
Ellen White menulis demikian, “Banyak
yang harus berdiri di hadapan pengadilan legislatif, beberapa harus menghadap
raja-raja dan orang-orang pandai dunia, untuk mempertanggungjawabkan iman
mereka… Mereka yang hanya memiliki pemahaman ala kadar tentang kebenaran tidak
akan mampu menjelaskan Alkitab dengan jelas dan memberikan alasan-alasan yang
tepat mengenai iman mereka.” Namun,
Ellen White berkata, pada waktu umat Tuhan tampil di hadapan pemimpin-pemimpin
dunia yang berkuasa, Roh
Kudus akan memberikan hikmat kepada umat Tuhan untuk berbicara.
Inilah yang disebut Alkitab “kecurahan Roh Kudus yang terakhir dari Tuhan”, di
dalam kitab Wahyu disebut “Seruan
Nyaring”.
Notice in the book Manuscript
Releases Vol. 8 page 187 what she says about the moment when God’s people will
have to appear before the magistrates of the world, she says this “Those
who received
Christ as personal Savior will stand the test of trials in these last days… the
Lord Jesus will give the disciples a tongue and wisdom…” notice she is quoting almost Matthew 24, “…the Lord Jesus will give the
disciples a tongue and wisdom that their adversaries can neither gainsay nor
resist….” Those are the exact words from the gospel of Luke. “…Those
who could not by reasoning overcome Satanic delusions will bear an affirmative
testimony that will baffle supposedly learned men.” Imagine
that. God’s people appearing before the great men of the world and baffling them with their arguments.
That’s exactly what the disciples did when they were persecuted. She continues
saying, “Words will come from the lips of the unlearned with such convincing
power and wisdom that conversions will be made to the truth. Thousands will be
converted under their testimony.” Interesting that
she is following the same sequence of events that we have in Matthew 24, but
instead of being just a handful of Christians in the literal city of Jerusalem,
she is talking about the church of God, the remnant church on a worldwide scale
that is proclaiming God’s message to the world.
Perhatikan di Manuscript Releases Vol. 8 hal 187, apa
yang dikatakannya tentang saat ketika umat Tuhan harus tampil di hadapan para
penguasa dunia, dia berkata demikian, “Mereka
yang telah menerima Kristus sebagai Juruselamat pribadinya, akan sanggup
bertahan menghadapi ujian pencobaan pada hari-hari akhir itu… Tuhan Yesus akan
memberikan murid-muridNya lidah dan hikmat…”
Perhatikan Ellen White nyaris mengutip Matius pasal 24, “…Tuhan
Yesus akan memberikan murid-muridNya lidah dan hikmat yang tidak bisa disangkal
atau ditolak oleh lawan-lawannya…” Itu adalah
kata-kata yang sama dari Injil Lukas. [21:15] “… Mereka yang tidak bisa
mengalahkan penipuan Setan dengan akal budinya, akan memberikan kesaksian yang
positif yang mencengangkan orang-orang yang dianggap pandai.” Bayangkan
itu. Umat Tuhan yang tampil di hadapan orang-orang hebat dunia, dan membuat
mereka tercengang dengan argumentasi mereka. Persis itulah yang dilakukan para
murid ketika mereka dianiaya. Ellen White melanjutkan, “…Kata-kata
dari bibir orang-orang yang tidak terpelajar muncul dengan kuasa dan hikmat
yang begitu meyakinkan sehingga terjadilah pertobatan-pertobatan kepada
kebenaran. Ribuan orang akan bertobat oleh kesaksian mereka.” Menarik sekali, Ellen White ini
mengikuti urut-urutan peristiwa yang sama yang tertulis di Matius 24, tetapi
bukan hanya sejumlah kecil orang Kristen yang berada di kota Yerusalem literal,
Ellen White berbicara mengenai gereja Tuhan, umat yang sisa, pada skala global
yang memproklamasikan pekabaran
Tuhan ke seluruh dunia.
By the way do you remember that when they appear before
magistrates and kings and persecution came, that according to Matthew 24 many
are going to be offended in their connection with Jesus and they are going to forsake their walk with the
Lord. That’s what Matthew 24 says. Now, notice this statement from the Great Controversy page 608. “As the storm approaches, a large
class who have professed faith in the third angel’s message but have not been
sanctified through obedience to the truth,
abandon their position and join the ranks of the opposition…” what are they going to
do? “…abandon
their position and join the ranks of the opposition. Men of talent and pleasing
address who once rejoiced in the truth, employ their powers to deceive and
mislead souls. They become the most bitter enemies of their former
brethren…” Is
that said in Matthews 24? It most certainly is.
“…When
Sabbathkeepers are brought before the courts to answer for their faith…” see, once again the idea
being “…brought
before the courts to answer for their faith, these apostates are the most
efficient agents of Satan to misrepresent and accuse them, and by false reports
and insinuations to stir up the rulers against them.”
Nah, apakah kalian ingat ketika mereka
tampil di hadapan para penguasa dan raja, dan penganiayaan datang, menurut
Matius 24, banyak orang akan sakit hati karena koneksi mereka dengan Yesus, dan
mereka akan meninggalkan hubungan mereka dengan Tuhan. Itu yang dikatakan
Matius 24. Nah, simak pernyataan ini dari The
Great Controversy hal 608, “Pada
saat badai mendekat, suatu golongan besar yang tadinya mengaku beriman pada
pekabaran Tiga Malaikat, namun belum disucikan melalui ketaatan kepada
kebenaran, meninggalkan posisi mereka dan bergabung dengan pihak oposisi…” Apa yang akan mereka lakukan? “…meninggalkan posisi
mereka dan bergabung dengan pihak oposisi. Orang-orang berbakat dan memiliki
kemampuan bersosialisasi yang baik, yang tadinya bergabung dalam kebenaran,
sekarang memakai kemampuan mereka untuk menipu dan menyesatkan jiwa-jiwa.
Mereka menjadi musuh-musuh yang paling getir terhadap mantan saudara-saudara
mereka…” Apakah ini
dikatakan di Matius 24? Betul sekali. “…Pada
waktu para pemelihara hari Sabat dibawa ke hadapan pengadilan untuk
mempertanggungjawabkan iman mereka…” perhatikan,
sekali lagi ide ini, “…dibawa ke hadapan pengadilan
untuk mempertanggungjawabkan iman mereka, maka orang-orang yang murtad itu menjadi
agen-agen Setan yang paling efisien dalam hal bersaksi dusta dan menuduh
mereka, dan dengan laporan-laporan yang palsu dan tuduhan-tuduhan yang tidak
langsung, membangkitkan para pemimpin untuk melawan mereka.”
Now what about friends and family turning against their friends
and their family? Notice this interesting statement in Last Days Events page 150 and 151. “Friends will prove themselves treacherous and betray us.
Relatives, deceived by the enemy will
think they do God service in opposing us and putting forth the utmost efforts
to bring us into hard places, hoping we
will deny our faith.”
Nah, bagaimana tentang teman-teman dan
keluarga yang berbalik melawan teman dan keluarga mereka? Perhatikan pernyataan
menarik ini dalam Last Days Events hal 150 dan 151. “Teman-teman
akan terbukti curang dan mengkhianati kita. Kerabat yang tertipu oleh musuh
akan menganggap mereka berbuat bakti bagi Tuhan dengan melawan kita dan
berusaha sekeras-kerasnya menempatkan kita di posisi yang sulit, dengan harapan
itu akan membuat kita mengingkari iman kita.”
And in the book Prophets and
Kings page 588 we find these words, “Those who are true to God will be menaced, denounced,
proscribed. They will be…” and now she quotes, “….They
will be ‘betrayed both by parents and brethren and kinsfolks and friends,’ even unto death.” [Luke
21:16]
You see there is nothing new under the sun.
Dan
di buku Prophets and
Kings hal 588, ada kata-kata ini, “Mereka
yang setia kepada Tuhan akan diancam, diadukan, ditentang. Mereka akan…” dan sekarang Ellen White mengutip, “…Mereka
akan dikhianati baik oleh ‘orangtuanya,
dan saudara-saudaranya, dan kaum keluarganya dan teman-temannya’ bahkan sampai dibunuh.” [Lukas
21:16].
Kalian lihat,
tidak ada barang baru di bawah langit.
Matthew 24 makes it very clear that this chapter has a double
application. It applies to the events that led up to the destruction of
Jerusalem, but it also applies to the events that would lead up to the final
destruction of the world. And what happened with Jerusalem during the period of
the Roman siege becomes a symbol of what is going to happen at the end of time
when the world is suffocated by false doctrines and by satanic deceptions and
by terrible persecutions.
Matius pasal 24 sangat gamblang
menyatakan bahwa pasal ini memiliki aplikasi ganda. Aplikasinya adalah
peristiwa-peristiwa yang mengarah kepada penghancuran Yerusalem, tetapi juga
kepada peristiwa-peristiwa yang mengarah kepada penghancuran terakhir dunia.
Dan apa yang terjadi dengan
Yerusalem pada masa pengepungan Roma menjadi suatu simbol dari apa yang akan
terjadi pada akhir masa ketika dunia ini tercekik oleh
doktrin-doktrin palsu dan oleh penipuan Setan dan oleh penganiayaan yang hebat.
Now, you remember that in Matthew 24 it says that because of the
love of iniquity, the love of many would grow (waxed) cold? Interesting. It must mean that at one time
they loved the Lord, right? If their love is going to grow cold, they must have
had hot love before. Now notice this statement from Last Days Events page 173. “There
will be a shaking of the sieve. The chaff must in time be separated from the
wheat. Because iniquity abounds,
the love of many waxes cold. It is the very time when the genuine will be the
strongest.”
Nah, kalian ingat bahwa di Matius 24,
dikatakan “karena
semakin bertambahnya dosa, maka kasih kebanyakan orang akan menjadi dingin”? [ay. 12]. Menarik. Berarti pada suatu
saat, mereka pernah mengasihi Tuhan, benar? Jika kasih mereka menjadi dingin,
tentunya kasih itu pernah panas sebelumnya. Nah, perhatikan pernyataan ini dari
Last Days Events hal 173, “Akan
ada penampian di atas
ayakan. Pada saatnya, sekam harus dipisahkan dari gandum. Karena dosa meningkat, maka kasih banyak
orang menjadi dingin. Inilah saatnya ketika yang sejati
adalah yang terkuat.”
And in another very significant statement in the devotional book
Lift Him Up, page 310 we find these words: “The Lord Jesus on the Mount of Olives…” notice she is going back to Matthew 24, “The Lord Jesus on the Mount of
Olives plainly stated that ‘because
iniquity shall abound, the love of many shall wax cold’….” Who
is Jesus talking about when He says, “the love of many will wax cold”? Is He talking about the worldlings or is He
talking about professed Christians? Notice what she continues saying, “…He…”
that is Jesus, “… speaks of a class who have
fallen from a high state of spirituality…” So did they have a high state of spirituality? Yes. She says, “He speaks of a class who have fallen from a
high state of spirituality. Let such
utterances as these come home with solemn, searching power to our hearts. Where
is the fervor…” she asks, “....the
devotion to God that corresponds to the greatness of the truth which we claim
to believe? The love of the world, the love of some darling sin has weaned the
heart from the love of prayer and of meditation
on sacred things. A formal round of religious services is kept up; but
where is the love of Jesus?...” She
says, “…Spirituality
is dying…” Do you think she is describing pretty accurately what is
happening in the Christian world today? You know, you look at the divorce rate,
in the Christian world is practically identical to what it is in the church. You look at the problem
of pornography it is just as much a problem in the church as it’s outside the
church. You look at the issue of entertainment, Christians entertain themselves with the same things that the
world entertains themselves with. And yet, you know, people go to church they
continue their round of ceremonies but they look like they are alive ~ to use the
words of Revelation ~ but they’re actually dead in their spiritual
experience.
Dan dalam suatu pernyataan yang sangat
berarti, dalam buku renungan harian Lift Him
Up hal 310, kita mendapatkan kata-kata ini: “Tuhan
Yesus ketika berada di Bukti Zaitun…”
perhatikan dia kembali ke Matius pasal 24, “Tuhan
Yesus ketika berada di Bukti Zaitun dengan jelas menyatakan bahwa ‘karena
semakin bertambahnya dosa,
maka kasih kebanyakan orang akan menjadi dingin’…” Siapakah yang dibicarakan Yesus ketika
Dia berkata, “kasih kebanyakan orang akan menjadi dingin”?
Apakah Dia berbicara tentang orang-orang dunia ataukah Dia berbicara mengenai
mereka yang mengaku Kristen? Perhatikan apa kata Ellen White selanjutnya, “…Dia...”
yaitu Yesus, “…berbicara
mengenai satu golongan manusia yang telah jatuh dari tingkat kerohanian yang
tinggi…” Jadi, apakah
mereka itu tadinya memiliki
tingkat kerohanian yang tinggi? Ya. Ellen White berkata, “Dia berbicara mengenai
satu golongan manusia yang telah jatuh dari tingkat kerohanian yang tinggi.
Hendaknya komentar seperti ini menjadi renungan yang khusuk dan menyelidik di
hati kita. Di manakah semangatnya…” dia bertanya, “…pengabdian
kepada Tuhan yang sepadan dengan kebenaran
besar yang kita katakan kita imani? Kecintaan pada dunia, kecintaan pada
dosa kesayangan telah menjauhkan hati kita dari mencintai doa dan meditasi akan
hal-hal yang kudus. Suatu ritual ibadah yang resmi dipertahankan; tetapi di
manakah kasih Yesus?...” Dia
berkata, “…Kerohanian sedang sekarat…”
Menurut kalian apakah dia menggambarkan apa yang terjadi sekarang ini di dunia
Kristen secara cukup akurat? Misalnya, kita lihat pada tingkat perceraian di
dunia Kristen, adalah persis sama dengan apa yang ada di dalam gereja. Kita
simak masalah pornografi, yang sama menjadi problem baik di dalam gereja
sebagaimana di luar gereja. Kita simak masalah hiburan, orang-orang Kristen
menghibur diri mereka dengan hal-hal yang sama yang dipakai dunia untuk
menghibur diri. Namun begitu, kalian tahu, orang-orang
pergi ke gereja, mereka melanjutkan rangkaian upacara mereka, mereka seakan-akan hidup
~ meminjam kata-kata Wahyu ~ tetapi sebenarnya mereka mati dalam pengalaman kerohanian
mereka.
Now you remember in Matthew 24 Jesus said, you are going to need
patience when these things come. In fact He says we need patience for three
reasons:
1.
Because of the deception
of Satan
2.
Because of the persecution
3.
Because there is a
tendency for the love to wax cold.
So Jesus says, you
need to have patience. And by the way the word “patience” there should better
be translated “endurance”, it’s that Greek word ὑπομονή [hupomonē] it is different from the word μακροθυμία [makrothumia], that is translated “longsuffering” in the KJV it is
referring rather to perseverance, in the face of tremendous trials.
Nah,
kalian ingat di Matius 24 [saya kira yang dimaksud adalah Lukas 21:19 dan Wahyu 14:12]. Yesus berkata, kita akan memerlukan kesabaran pada saat hal-hal itu terjadi. Bahkan
Dia berkata, kita membutuhkan kesabaran untuk tiga alasan:
1. Karena
penyesatkan Setan
2. Karena
persekusi
3. Karena
ada kecenderungan cinta akan menjadi dingin.
Jadi
Yesus berkata, kamu perlu punya kesabaran. Dan ketahuilah, kata “kesabaran” di sana lebih tepat diterjemahkan
“ketahanan”, itu adalah kata Greeka ὑπομονή [hupomonē],
yang berbeda dari kata μακροθυμία [makrothumia], yang
diterjemahkan “panjang sabar” di KJV, kata tersebut mengacu kepada ketahanan
dalam menghadapi pencobaan yang sangat berat.
And then you’ll
notice that Jesus speaks about a final preaching of the gospel. Now, I want you
to notice 3 elements that Jesus mentions when He speaks about the gospel going
to all of the world back then. Matthew 24:14
“And
this gospel of the kingdom will be preached in all the world…” now notice, you have the gospel, it’s going to be preached
where? “… in
all the world as a witness to all the nations, and then….” what? “….and then the end will come.”
I want you to
notice three elements here:
Ø the gospel
Ø preached to all nations
Ø and then the end comes
Lalu kita
melihat bahwa Yesus berbicara tentang suatu pekabaran Injil yang terakhir. Nah,
saya ingin kalian memperhatikan 3 unsur yang disebut Yesus ketika Dia berbicara
mengenai Injil yang akan dikabarkan ke seluruh dunia pada waktu itu. Matius
24:14 “Dan Injil Kerajaan ini akan
diberitakan di seluruh dunia….” Sekarang perhatikan, Injil itu akan
diberitakan di mana? “….di seluruh dunia menjadi
kesaksian bagi semua bangsa, sesudah itu…” apa? “…barulah tiba kesudahannya."
Saya ingin kalian memperhatikan tiga unsur di sini:
Ø
Injil
Ø
diberitakan
kepada semua bangsa
Ø
lalu tiba
kesudahannya
Does the book of Revelation have something very similar to this
in the end time? Notice Revelation
14:6-7 “Then
I saw another angel flying in the midst of heaven, having the everlasting….” what? Same word “….the everlasting gospel to preach to those who dwell on the earth
--- to every nation, tribe, tongue, and people….” Is that the same thing
that we found in Matthew that it is going to go to all of the world? Yes. But
now I want you to notice that in Revelation you have something that explains
what this gospel is. Verse 7 “….7saying
with a loud voice, "Fear God and give glory to Him, for the hour of His
judgment has come….” and
now notice, “…and
worship Him who made heaven and earth, the sea and springs of water."
What does this gospel call people to do? It calls people to fear
God, to give glory to God, because we are in the Judgment, and to worship the
what? To worship the Creator. Now let me
ask you, what is the sign of the Creator according to Scripture? According to the Bible, God established the
sign at the very beginning to remind us of the Creator, and that sign was His
holy Sabbath. So, when the gospel is preached to the whole world, it is preached in the
context of bringing honor to the Creator by keeping His holy Sabbath in honor
of Him.
Apakah di
kitab Wahyu ada dikatakan sesuatu yang mirip begini untuk akhir masa?
Perhatikan Wahyu 14:6-7 “6 Lalu aku melihat satu malaikat lain terbang di tengah-tengah langit dan padanya ada…” apa? Kata yang sama, “…Injil yang kekal untuk
diberitakannya kepada mereka yang diam di atas bumi dan kepada semua bangsa dan
suku dan bahasa dan kaum…” apakah
ini hal yang sama dengan yang ada di Matius, yang akan diberitakan di seluruh
dunia? Ya. Tetapi sekarang saya ingin kalian memperhatikan bahwa di kitab Wahyu
ada sesuatu yang menjelaskan apa Injil tersebut. Ayat 7 “…7 berseru
dengan suara nyaring: ‘Takutlah akan Allah dan muliakanlah Dia, karena telah
tiba saat penghakiman-Nya,…” dan sekarang perhatikan,“…dan sembahlah Dia yang telah menjadikan langit dan bumi dan laut
dan semua mata air.’"
Injil
ini menyuruh manusia untuk berbuat apa? Dia menyuruh manusia untuk takut akan
Allah, untuk memuliakan Allah karena kita sedang dihakimi, dan untuk menyembah
siapa? Menyembah Sang Pencipta. Nah, coba saya tanya, apakah tanda Sang
Pencipta menurut Alkitab? Menurut Alkitab, Tuhan telah menentukan tandaNya pada saat paling awal untuk mengingatkan kita kepada Sang
Pencipta, dan tanda tersebut adalah SabatNya yang suci. Jadi, ketika Injil itu dikabarkan ke
seluruh dunia, pekabaran itu adalah dalam konteks memuliakan Sang Pencipta
dengan memelihara SabatNya yang suci sebagai penghormatan kepadaNya.
And then if you continue reading the Three Angels Messages,
later on you’ll find Jesus sitting on a cloud and He has a sickle in His Hand and He is
returning to the earth, the end has come, when the Three Angels Messages are
proclaimed to the world.
Lalu jika kita melanjutkan membaca
Pekabaran Tiga Malaikat, belakangan kita akan melihat Yesus duduk di atas awan,
dan Dia memegang sebuah sabit di tanganNya, dan Dia kembali ke bumi, kesudahan
telah tiba ketika pekabaran Tiga Malaikat sudah
diserukan ke seluruh dunia.
I want to read a
statement that we find in The Desire of Ages
page 633 “In the
prophecy of Jerusalem’s destruction Christ said, ‘12And because iniquity shall abound, the love of many shall wax cold. 13But he that shall endure
unto the end, the same shall be saved. 14And this gospel of the
kingdom shall be preached in all the world for a witness unto all nations; and
then shall the end come.’…” She is quoting Matthew 24,
and then she says this, “…This
prophecy will again be fulfilled. The abounding iniquity of that day finds its
counterpart in this generation. So with the prediction in regard to the preaching
of the gospel. Before the fall of
Jerusalem, Paul, writing by the Holy Spirit, declared that the gospel was
preached to ‘every creature which is under heaven [Colossians 1:23]. So now…” she says, “…before
the coming of the Son of Man,
the everlasting gospel is to be preached ‘to
every nation and kindred and tongue
and people.’”
Saya
mau membacakan suatu pernyataan yang kita temukan di The Desire of Ages hal 633, “Di
dalam nubuatan kehancuran Yerusalem, Kristus berkata, ‘12 Dan karena
makin bertambahnya dosa,
maka kasih banyak orang akan menjadi dingin.
13Tetapi orang yang akan bertahan sampai akhir akan selamat. 14 Dan Injil Kerajaan ini akan
diberitakan di seluruh dunia menjadi kesaksian bagi semua bangsa, sesudah itu
barulah tiba kesudahannya.’…” Dia sedang
mengutip Matius 24, lalu dia berkata demikian, “…Nubuatan
ini akan digenapi lagi. Semaraknya dosa pada
zaman itu akan bertemu dengan pasangannya dalam generasi ini. Demikian juga
nubuatan sehubungan dengan pekabaran Injilnya. Sebelum kejatuhan Yerusalem,
Paulus yang menulis di bawah bimbingan Roh Kudus, menyatakan bahwa Injil “telah
dikabarkan kepada setiap makhluk di seluruh
alam di bawah langit” [Kolose 1:23].
Jadi sekarang…” dia berkata, “…sebelum
kedatangan Anak Manusia, Injil yang kekal akan dikabarkan “kepada semua bangsa, dan suku, dan bahasa, dan kaum” [Wahyu 14:6].
So let me ask you,
is the
sequence of events in the end time going to be the same as the sequence of
events that led to the destruction of Jerusalem? Absolutely. It is like a carbon copy, except
that in the end time these things are going to be fulfilled not in the literal
region of the Middle East, but they are going to be fulfilled on a
worldwide scale. They are not going to be fulfilled with literal Israel
who claimed to be God’s people, but they are going to be fulfilled with the
Christian church on a global scale.
Jadi,
coba saya tanya, apakah urutan
peristiwa pada akhir zaman bakal sama seperti urutan peristiwa yang membawa
kepada kehancuran Yerusalem? Betul sekali. Itu merupakan
karbonkopinya, hanya saja pada akhir zaman hal-hal itu akan digenapi bukan
dalam skala regional di Timur Tengah, tetapi mereka akan digenapi dalam skala dunia.
Peristiwa-peristiwa itu tidak akan digenapi Israel literal yang mengklaim
sebagai umat Allah, tetapi akan digenapi gereja Kristen pada skala global.
Now we need to
dedicate the rest of our time together to talk about the abomination of
desolation in prophecy. Now, let me read to you what the abomination was before
the destruction of Jerusalem. You
remember that the Roman standards had an eagle. The eagle was facing right. There
was a golden reed around the eagle, representing the sun. And when the Roman
armies came, they put these standards in the ground and they worshiped their
standards, in this case they were worshiping the sun god, Mithra.
Sekarang, kita perlu mendedikasikan waktu kita bersama-sama ini untuk mem-bahas tentang kekejian yang mene-lantarkan yang disebutkan nubuatan. Nah, saya akan membacakan apa kekejian itu sebelum kehancuran Yerusalem. Kalian ingat bahwa panji-panji Romawi bergambarkan seekor rajawali? Burung itu menghadap ke kanan. Dia dikelilingi oleh sebuah lingkaran buluh yang berwarna keemasan, yang melambangkan matahari. Dan ketika tentara Roma itu tiba, mereka menancapkan panji-panji mereka di atas tanah, dan mereka menyembah panji-panji mereka, dalam hal ini mereka sedang menyembah dewa matahari, Mithra.
Now, you say, “How
in the world could this be fulfilled in the end time?” I am going to share with
you some very remarkable things now about the USA. I don’t know if you have a
one dollar bill, but if you have a one dollar bill you can take it out and I am
going to review some very interesting things that we find on our one dollar
bill.
Nah,
kalian berkata, “Bagaimana ini bisa digenapi pada akhir zaman?” Saya akan
membagikan beberapa hal yang sangat menakjubkan mengenai Amerika Serikat. Saya
tidak tahu apakah kalian punya lembaran
mata uang satu dollar, tetapi jika kalian punya, kalian boleh mengeluarkannya
dan saya akan membahas beberapa hal yang menarik yang kita temukan pada
lembaran uang satu dollar itu.
I don’t know if you
have taken the time to really take a look at what we have on the obverse and on the reverse side. And by the
way after all of you have your one dollar bill out we’ll call the deacons
forward and we’ll pick up an offering, heheheh. This is actually a way for me
to trick you to get an offering tonight, hehehe. No, I’m just kidding.
Now, I want you to
notice the one dollar bill, if you have one you are going to understand a lot
better what I am going to talk about.
Saya tidak tahu apakah kalian sempat meneliti baik pada bagian depan maupun belakang dari lem-baran uang satu dollar itu. Dan kebetulan setelah kalian semua sudah mengeluarkan uang satu dollar, kami akan memanggil para diakon ke depan untuk mengum-pulkan persembahan, heheheh. Ini adalah cara saya mengakali kalian untuk memberikan persembahan malam ini, hehehe. Tidak, tidak, saya hanya bergurau.
Nah,
saya mau kalian perhatikan lembaran uang satu dollar itu, jika kalian
memilikinya, kalian akan mengerti dengan lebih baik apa yang akan saya
bicarakan.
Allow me to say
something on what is on the obverse side or the front side of what is known as
the great seal of the US. Before we look at the specific symbols that we have
on the one dollar bill, I want to tell you a little bit about the history of
how this seal came into existence. By the way, the two circles are the front side and
the back side of the great seal.
Izinkan
saya mengatakan sesuatu tentang apa yang terdapat pada bagian depan dari apa
yang dikenal sebagai Meterai Agung Amerika Serikat. Sebelum kita melihat pada
simbol-simbol yang spesifik yang ada pada lembaran uang satu dollar, saya mau
menceritakan sedikit sejarah bagaimana meterai ini tercipta. Kedua lingkaran adalah bagian
depan dan bagian belakang dari Meterai Agung tersebut.
The great seal or the “state
of arms” [it should be the “coat of arms”] of the US is the
official emblem of our country. It is placed on all judicial,
legislative and executive proclamations, it certifies and authenticates all
official acts of the US government, and is to be found as an official seal on
all of the laws and statues of the US.
Now, this seal was
created very early in the history of our republic. In fact on July 4, 1776, the very day of the
Declaration of Independence, a committee of three men, got together to decide what seal to create representing
the authority of the US. The committee was composed of Benjamin Franklin,
Thomas Jefferson and John Adams. And of course, you know, Benjamin Franklin
being the loving guy that he was, he wanted the turkey to represent the US, I
am glad that the others didn’t listen to him. But anyway, after this first
meeting everything was tabled, they didn’t make a decision. After three
additional committee meetings, finally the seal that we have on our one dollar bill was adopted on
June 28, 1872. So this seal is not a recent innovation. It goes back to
the very roots of the history of the US.
Meterai Agung atau lambang kenegaraan Amerika Serikat itu adalah lambang resmi negara kita. Dia dipasang pada semua proklamasi judisial, legislatif, dan eksekutif. Dia mengesahkan dan mengotentikasi semua dokumen resmi yang berkekuatan hukum pemerintah Amerika Serikat, dan adalah meterai resmi pada semua UU dan Peraturan Amerika Serikat. Nah, meterai ini diciptakan pada awal sejarah republik kita. Pada tanggal 4 Juli 1776, pada hari Proklamasi Kemerdekaan, sebuah komite yang terdiri atas 3 orang, bertemu untuk memutuskan meterai apa yang akan diciptakan untuk mewakili kedaulatan Amerika Serikat. Komite itu terdiri atas Benjamin Franklin, Thomas Jefferson dan John Adams. Dan tentu saja, kalian tahu, Benjamin Franklin yang adalah orang yang baik hati, dia ingin mengangkat burung kalkun untuk mewakili Amerika Serikat. Untunglah yang lain tidak mendengarkannya. Nah, setelah pertemuan yang pertama itu, semuanya ditangguhkan, mereka tidak mengambil keputusan. Setelah tiga kali pertemuan komite itu lagi, akhirnya meterai yang tertera pada lembaran uang satu dollar kita, ditentukan pada 28 Juni 1872. Jadi meterai ini bukan ciptaan akhir-akhir ini. Dia berasal dari akar sejarah Amerika Serikat.
Now let’s take a
look at what the obverse side of the seal contains. The obverse side means the
front side. You’ll notice that the front side has an eagle, right? Which
direction is the eagle facing? He is facing right. How are his wings? They are
outstretched. What is above the head of the eagle? A sunburst, the sun breaking
through the clouds. And what does the eagle have in its talons? Arrows.
Now, does this
sound very similar to the eagles of Rome? It’s almost identical to the eagles of Rome.
Nah,
mari kita lihat ke bagian depan meterai itu. Bagian obverse artinya bagian depan. Kalian akan melihat
bahwa di bagian depan ada seekor burung rajawali, benar? Ke arah mana rajawali
itu menghadap? Ke kanan. Bagaimana sayapnya? Sayapnya terentang. Apa yang ada
di atas kepalanya? Pancaran sinar matahari, sinar matahari yang sedang menembus
awan. Dan apa yang ada di cakar burung itu? Anak-anak panah.
Nah
apakah ini tidak mirip dengan rajawali Romawi? Ini nyaris identik dengan rajawali Romawi.
And you say, “Why
would the US adopt the eagle and the sunburst as its symbol?” Very significant that it
is an eagle and a sunburst. By the way in the Bible, the eagle and the sun are
very closely related, even in the Bible.
In Maleachi 4:2 it
speaks about the sun of righteousness rising with healing in its what? With
healing in its wings. Notice the words
of Whitney Smith who is an expert on flags, on world flags, what he says about
the eagle and the sun as an emblem. He says,
“In a
large number of lands, the sun is associated not so much with independence, but
with the promises it brings in the dawn
of a new day.”
Dan
kalian berkata, “Mengapa Amerika Serikat mengadopsi rajawali dan
pancaran matahari sebagai simbolnya?” Sangat signifikan, ini adalah burung rajawali dan pancaran
matahari. Apakah kalian tahu di dalam Alkitab, rajawali dan matahari itu erat
kaitannya, bahkan di dalam Alkitab.
Di
Maleakhi 4:2 disinggung tentang terbitnya surya kebenaran dengan [membawa]
kesembuhan pada apanya? Pada sayapnya. Perhatikan kata-kata Whitney Smith,
seorang pakar bendera, bendera-bendera seluruh dunia, apa yang dikatakannya
mengenai burung rajawali dan matahari sebagai suatu lambang. Dia bilang, “Di
banyak negara, matahari tidak begitu sering diasosiasikan dengan kemerdekaan, melainkan dengan janji
fajar yang baru yang dibawanya.”
It’s interesting
that after the constitutional convention in 1787, a special chair was prepared
for George Washington to sit in out there, and you can actually see that chair
called “the Rising Sun chair.” And on the back rest at the very top, you have
the sun. And you don’t really know whether its rising or whether is setting.
Benjamin Franklin
who was present there said this as he looked at this sun. He said, “I have often looked at that sun
behind the President without being able
to tell whether it was rising or setting. But now at length I have the
happiness to know that it’s a rising and
not a setting sun.” Because the constitutional convention had been successful,
he says, “There is nothing but peace and prosperity ahead for this new nation.”
Ada hal yang menarik, setelah konvensi konstitusional tahun 1787, sebuah kursi istimewa disediakan untuk George Washington untuk duduk di sana, dan kursi itu diberi nama “The Rising Sun Chair” [kursi matahari terbit]. Dan di sandarannya di bagian atas, ada mataharinya. Dan tidak jelas apakah matahari itu sedang terbit atau terbenam.
Benjamin
Franklin yang hadir di sana berkata demikian sementara dia memandang matahari
itu. Dia berkata, “Saya sering memandang matahari itu yang ada di punggung
Bapak Presiden tanpa bisa menentukan apakah matahari itu sedang terbit atau
terbenam. Tetapi sekarang dengan gembira akhirnya
saya tahu bahwa itu adalah matahari yang sedang terbit, bukan matahari yang
sedang terbenam.” Karena konvensi konstitusional itu berhasl, maka dia berkata,
“Yang ada di depan bangsa yang baru ini tak lain kecuali kedamaian dan
kemakmuran.”
Interesting that
Ellen White in the book The Great Controversy page
588-589 says that in the end time the religious world will believe
that by the imposition of the day of the sun, this will bring a new day of
peace and prosperity to the world.
Yang menarik, Ellen White dalam bukunya The Great Controversy hal 588-589 berkata
bahwa pada akhir zaman dunia relijius akan
meyakini bahwa dengan pemberlakukan hari matahari, akan membawa fajar baru kedamaian dan
kemakmuran bagi dunia.
Some people might
say, “Well, Pastor Bohr, but that’s a coincidence. That’s a stretch to say that
the seal, the great seal of the US is related to the standards of the Romans.
How can you make that connection?” Well, the fact is that it is not
coincidental. Even though Rome and the US are separated in time, in culture, in
language and in religion, we know for a fact that there is a definite connection between
the Roman standards and the great seal of the US. And we know this for
3 reasons:
1.
We have already noticed that
Matthew 24 has a twofold application.
It applies to the Roman standards when Jerusalem was going to be
destroyed, and it must have also an end time application.
2.
We are going to notice
that the US itself says that it got this symbol from Rome.
3.
And finally we are going
to notice that Ellen White confirms what we find
from the testimony of the US itself, and from the testimony of
Matthew 24, that this emblem that the US adopted, she borrowed directly from
Rome.
Beberapa
orang mungkin berkata, “Nah, Pastor Bohr, itu hanya suatu kebetulan. Itu hanya
ilmu gatuk jika kita mengatakan bahwa meterai itu, Meterai Agung Amerika
Serikat berkaitan dengan panji-panji Romawi. Bagaimana Anda mengaitkan koneksi
itu?” Nah, faktanya adalah, itu sama sekali bukan kebetulan. Walaupun Roma dan
Amerika Serikat terpisah oleh waktu, budaya, bahasa, dan agama, namun kita tahu
sesungguhnya ada kaitan yang
pasti antara panji-panji Romawi dengan Meterai Agung Amerika Serikat.
Dan
kita mengetahui hal ini karena tiga alasan:
1. Kita
sudah melihat bahwa Matius 24 memiliki aplikasi ganda.
Aplikasinya pada
panji-panji Romawi ketika Yerusalem akan dihancurkan, dan juga dia memiliki
aplikasi untuk akhir zaman.
2. Kita
akan melihat bahwa Amerika Serikat sendiri berkata bahwa mereka mendapatkan
simbol ini dari Roma.
3. Dan
akhirnya kita akan melihat bahwa Ellen White mengkonfirmasi
apa yang kita peroleh dari
kesaksikan Amerika Serikat sendiri dan dari kesaksian Matius pasal 24, bahwa
lambang yang diadopsi Amerika Serikat ini, diambil langsung dari Roma.
Allow me to read
you a statement from Whitney Smith who is an expert on world flags. Infact he
wrote in his book Flags through the Ages and Accros the World page 314, this is
what he says, “The
neo-classical spirit of America at the end of the 18th century
looked to the ancient Roman republic for many symbols…” what did the US do? It “…looked to the ancient Roman republic for many symbols,
including the name of the Upper Chamber of Congress…”
which by the way is the Senate. Where does that name come from? Rome! He continues
saying, “…In Rome, the eagle began as a republican symbol, hence
American chose their native bald eagle for the National Arms in 1782.” What Whitney Smith is saying is that the founders of this
country when they established this seal, they were directly borrowing from the
eagle that was on the standards that the Roman legions had.
Saya
akan membacakan pernyataan dari Whitney Smith, yang adalah seorang pakar
bendera-bendera dunia. Dia menulis dalam bukunya Flags through the Ages and Across
the World hal 314, inilah yang dikatakannya, “Semangat neo-klasikal
Amerika pada akhir abad 18 mengambil banyak simbol dari Romawi kuno…” apa yang dilakukan
Amerika Serikat? Dia “…mengambil
banyak simbol dari Romawi kuno termasuk nama Upper Chamber of Congress…” yang ketahuilah itu adalah “Senat”.
Dari mana datangnya nama itu? Dari Roma! Dia melanjutkan, “…Di
Roma, burung rajawali pertama dipakai sebagai simbol republik, oleh karena
itu bangsa Amerika memilih burung
rajawali lokal mereka [bald eagle =
rajawali yang botak kepalanya] sebagai lambang nasional di
tahun 1782.” Apa yang dikatakan Whitney Smith adalah,
ketika bapak-bapak pendiri negara kita ini sedang menentukan meterainya, mereka
meminjam dari burung rajawali yang ada pada panji-panji tentara Romawi.
Now let’s take a
look at the reversed side of the great seal, that’s the other circle you have
on the one dollar bill. You’ll notice that on the other side, you have what is
called a Ziggurat. A Ziggurat is an unfinished pyramid. And above the pyramid you
have what is called the Eye of Providence. And what is circling the Eye of
Providence? It is actually the rays of what? The rays of the sun. And by
the way, you’ll notice that the pyramid has 13 strata. 13 is a very
significant number in the world of the Occult. In fact it’s a Masonic symbol.
And the idea of the unfinished pyramid, is the idea ~ you know the Freemasons
began actually in the times of Solomon, they claimed to come into existence in
the times of Solomon when Solomon’s temple was built ~ and so the
unfinished pyramid is actually a Masonic symbol, the Eye of Providence is
actually the eye of Lucifer ~ I don’t have time to get into that ~ and the rays of
the sun are coming from the Eye of Providence.
Nah, marilah kita lihat bagian belakang dari Meterai Agung itu, yaitu lingkaran yang satunya yang ada pada lembaran uang satu dollar. Kita akan melihat bahwa di sisi satunya ini terdapat apa yang disebut sebagai suatu Ziggurat. Ziggurat adalah sebuah piramida yang belum rampung. Dan di atas piramida itu ada apa yang disebut Mata Sang Pelindung. Dan apa yang mengelilingi Mata Sang Pelindung? Pancaran sinar apa? Pancaran sinar matahari. Dan kita akan melihat bahwa piramida itu mempunyai 13 tingkat. Angka 13 adalah angka yang sangat berarti dalam dunia Okult. Sesungguhnya itu adalah simbol Masonik. Dan ide dari bentuk piramida yang belum rampung ini ~ kalian tahu, persaudaraan Freemasons katanya mulai eksis di zaman Salomo, mereka mengaku mereka mulai eksis di zaman Salomo, ketika Bait Suci Salomo dibangun ~ maka piramida yang belum rampung ini adalah suatu simbol Masonik, dan Mata Sang Pelindung sebenarnya adalah mata Lucifer ~ saya tidak punya waktu untuk membahas ini ~ dan pancaran sinar matahari keluar dari Mata Sang Pelindung.
Now it is
interesting that Henry Wallace who is Vice President under Franklin Roosevelt
suggested that the great seal be placed on a coin. But Roosevelt said, “No, we
shouldn’t place it on a coin, we should place it on the one dollar bill.” And
by the way Henry Wallace and Franklin Roosevelt were both 32nd degree
Masons, in case you didn’t know that. And it’s interesting that from
1935 on, this emblem was actually placed on the one dollar bill instead of
placing it on a coin.
Nah,
ini menarik, Henry Wallace yang adalah Wakil Presiden di bawah Franklin
Roosevelt mengusulkan agar Meterai Agung itu dicetak di atas koin. Tetapi
Roosevelt berkata, “Tidak, jangan kita tempatkan pada koin, kita harus
menempatkannya pada lembaran mata uang satu dollar.” Dan supaya tahu, Henry Wallace dan Franklin Roosevelt sama-sama adalah
Mason tingkat 32, barangkali kalian tidak tahu. Dan yang
menarik, sejak tahun 1935 dan seterusnya, lambang ini ditempatkan di lembaran
mata uang satu dollar dan bukan pada koin.
Now, you’ll notice
another connection with Rome, between this seal and what we find in the ancient
Roman empire. Have you noticed the three inscriptions on the seal? You have three inscriptions, and what
language are they in? Why aren’t they in English? This is the USA! They are in Latin! You
have:
v “Novus Ordo Seclorum” which means “A New World Order” incidentally.
You thought that George Bush, the first George Bush coined that
one? No! It’s on our great seal.
v The second one is “Annuit Coeptis” which means “He has
favored our undertaking”
v and the third is “E Pluribus Unum”, “out of the many, one”.
Let me ask you, which empire of antiquity has Latin as its
language? Rome! Also under the pyramid
is the date 1776 in Roman numerals (MDCCLXXVI).
Nah, sekarang kita akan melihat hubungan yang lain dengan Roma, antara meterai ini dan apa yang kita dapati pada kekaisaran Romawi kuno. Apakah kalian sudah melihat ketiga tulisannya, dan tulisan-tulisan tersebut dalam bahasa apa? Mengapa bukan dalam bahasa Inggris, kan ini Amerika Serikat? Tulisan-tulisan tersebut dalam bahasa Latin! Ada:
v “Novus Ordo
Seclorum” yang
kebetulan artinya “Suatu Pemerintahan Dunia Baru”.
Kalian mengira
George Bush, George Bush yang pertama yang menciptakan istilah itu? Bukan!
Istilah itu sudah ada di Meterai Agung kita!
v Tulisan
yang kedua adalah “Annuit Coeptis”
yang artinya “Dia memberkati usaha kita”,
v dan
yang ketiga adalah “E Pluribus Unum”[di
bagian depan bersama burung rajawalinya] artinya, “Dari yang banyak, [menjadi]
satu.”
Coba saya tanya, kekaisaran kuno
mana yang memakai Latin sebagai bahasanya? Roma! Juga di bawah piramida itu tertulis tanggal
1776 dalam angka Romawi (MDCCLXXVI)
How many of you
have ever visited Washington DC? What kind of architecture do you have in
Washington DC? It’s Roman architecture! And it’s filled with monuments,
just like ancient Rome was filled with monuments. Many of the inscriptions on the
monuments are in Latin, and dates are placed with Roman numerals.
Interestingly enough, the Upper Chamber of Congress is called the Senate
and
those who serve in there are called Senators. Where does that come from? It comes from
Rome.
In fact do you know
in the early history of the US Republic, they didn’t want to call the armed
forces “armies”, it was distasteful to call them armies, and so early they
called them “legions”. Do you know that originally the armies of the US were called legions? By
the way we still have the American Legion that comes from this.
Where did they get this terminology from?
“Legions” the army of the US! They got it from Rome.
Adakah dari antara kalian yang sudah pernah
mengunjungi Washington DC? Arsitektur gaya apa yang ada di Washington DC? Arsitektur Romawi! Dan
kota itu penuh dengan monumen, sama seperti Romawi kuno yang penuh dengan
monumen. Banyak dari inskripsi
pada monumen-monumen itu dalam bahasa Latin, dan tanggalnya juga ditulis dalam
angka Romawi. Yang menarik, the Upper
Chamber of Congress disebut Senat, dan mereka yang
melayani di sana disebut Senator.
Dari mana kata itu berasal? Dari Roma!
Sejatinya
apakah kalian tahu sejarah awal Republik Amerika Serikat? Mereka tidak mau
menyebut angkatan perang mereka “angkatan bersenjata”, kata itu dianggap tidak
layak, maka pada awalnya mereka disebut “legiun”.
Tahukah kalian aslinya angkatan bersenjata Amerika Serikat itu disebut legiun?
Ketahuilah, sampai sekarang masih ada the
American Legion
[organisasi Veteran] yang berasal dari sini. Dari mana mereka mendapatkan
terminologi ini? “Legion” angkatan bersenjata Amerika Serikat! Mereka
mendapatnya dari Roma!
By the way, in the
early Constitutional period of the history of the US, many flags were made that
were very interesting. But there was one flag that was never made. Allow me to
tell you first all about that one. General Knox suggested that a flag be made
with a life-sized eagle on it, and it would be called “the Standard of the
Legion”. The flag was never made, but a few years later, in 1791 a flag was
made which was similar to the one that General Knox suggested that should be
made. The name of that flag in 1791 was “The Standard of the Eagle”, now is
that interesting or what? “The standard of the Eagle”. Believe it or
not I have pictures of this. On this flag there is an eagle, he is facing
right, he has arrows in his talons, his wings are outstretched, and there is a
huge sunburst above his head. There are
dozens of flags in the early Constitutional period of the US that have this phenomena.
Tahukah kalian pada periode awal sejarah konstitusional Amerika Serikat (1789-1809), ada banyak bendera yang menarik yang dibuat. Tetapi ada satu bendera yang tidak pernah jadi dibuat. Saya akan memberitahu kalian tentang bendera ini. Jenderal Knox mengusulkan membuat bendera dengan gambar seekor burung rajawali dalam ukurannya yang sebenarnya, dan bendera itu akan disebut “the Standard of the Legion” [= Panji Legiun]. Bendera itu tidak pernah dibuat, tetapi beberapa tahun kemudian, di tahun 1791 dibuatlah sebuah bendera yang sama dengan yang diusulkan Jenderal Knox supaya dibuat. Nama bendera di tahun 1791 ini adalah “the Standard of the Eagle” [Panji Rajawali]. Nah, menarik atau tidak? Panji Rajawali. Percaya atau tidak, saya memiliki gambarnya. Pada bendera ini ada seekor rajawali, yang menghadap ke kanan, pada cakarnya terdapat anak-anak panah, sayapnya terentang, dan ada sebuah pancaran sinar matahari yang besar di atas kepalanya. Ada lusinan bendera pada periode konstitusional Amerika Serikat yang memakai fenomena ini.
You say, “Well,
Pastor Bohr, okay, there is this connection between the Roman standard and the
great seal of the US. What does that have to do with the fulfillment of
prophecy?”
Allow me to go
through it as quickly as I can.
There is a direct
transmission of apostate religion from ancient Babylon to the USA today. And I want to go through it. By the way this is all
documented historically. If anybody is interested in this specific documentation,
I can share it with you.
Kalian
berkata, “Nah, Pastor Bohr, baiklah, jadi ada hubungan antara panji Romawi
dengan Meterai Agung Amerika Serikat. Apa kaitannya itu dengan penggenapan
nubuatan?” Izinkan saya menjelaskannya secepat mungkin.
Ada transmisi langsung agama yang
murtad dari Babilon kuno ke Amerika Serikat hari ini. Dan saya akan membahasnya. Ketahuilah
semua ini terdokumentasi dalam sejarah. Jika ada yang tertarik dengan
dokumentasi khusus ini, saya bisa membaginya dengan kalian.
You see in ancient
Babylon, the god that was worshiped was the sungod, his name was Marduk. In
fact the image that Nebuchadnezzar raised up was made all of gold. The ancient
called gold the “dew of the sun”. In other words when everybody there bowed
before the image of Nebuchadnezzar they were bowing before the sungod, Marduk.
Now, when Babylon fell on the night that Belshazzar was killed, Babylon came
under the leadership of Medo Persia and there were several of the priests of
Babylon who remained in Babylon, but several kings of the Persian kingdom were
unhappy with this religion that Babylon had, because they were polytheistic, in
other words they believed in many gods, the Persians believed only in one good
god. And so two of the kings, Darius and Xerxes massacred these religious leaders of Babylon
and they fled,
they all fled, the ones that were remaining, to the city of Pergamum in Asia
Minor.
Now you say, “Why
is that significant that they fled to Pergamum in Asia Minor?” For the simple
reason that in the year 63BC, the great Roman general Pompeii led a military
campaign to Asia Minor to Pergamum. And while he was in Pergamum, he adopted the
eagle as the official emblem of the Roman armies, and he also adopted the god
that was worshiped there which was the god Mithra, the sun god. But that sun god
Mithra actually came from Babylon when the priests fled to Pergamum so that
they would not be slaughtered. The
interesting thing is that Rome then adopted this apostate religion that was
transferred from Babylon to Pergamum.
Kalian
lihat, di Babilon kuno, dewa yang disembah adalah dewa matahari, namanya
Marduk. Bahkan patung yang didirikan Nebukadnezar, terbuat seluruhnya dari
emas. Orang-orang kuno menyebut emas sebagai “embun matahari”. Dengan kata lain
pada waktu semua orang di sana sujud di hadapan patung Nebukadnezar, mereka menyembah
dewa matahari, Marduk. Nah, ketika Babilon jatuh pada malam Belsyazar terbunuh,
Babilon jatuh ke pemerintahan Medo-Persia, dan ada imam-imam Babilon yang tetap
tinggal di Babilon. Tetapi beberapa dari raja kerajaan Persia ini tidak
menyukai agama yang ada di Babilon karena agama itu politheistik, dengan kata
lain mereka percaya kepada banyak dewa, sementara orang-orang Persia hanya
percaya kepada satu dewa yang baik. Maka dua rajanya, Darius dan Xerxes,
membantai pemimpin-pemimpin agama di
Babilon itu, dan mereka lari, mereka semuanya yang lolos, lari ke kota Pergamum di
Asia Kecil.
Nah,
kalian berkata, “Mengapa pelarian mereka ke Pergamum di Asia Kecil itu
signifikan?” Karena alasan yang
sederhana, yaitu di tahun 63 BC,
jenderal Romawi yang hebat, Pompeii, memimpin suatu kampanye
militer ke Asia Kecil, ke Pergamum, dan sementara dia berada di Pergamum, dia mengambil rajawali sebagai
lambang resmi tentara Romawi, dan dia juga mengadopsi dewa yang
disembah di sana yaitu dewa Mithra, dewa matahari. Tetapi dewa matahari Mithra sebenarnya berasal
dari Babilon, yang dibawa imam-imam Babilon yang melarikan diri ke Pergamum
supaya mereka tidak kena bantai. Yang menarik dari hal ini adalah, Roma lalu
menyerap agama murtad ini yang telah dipindahkan dari Babilon ke Pergamum.
Now, the early
church fathers ~ and when I talk about the early church fathers, I am talking
about the
2nd and 3rd century of the Christian church ~ began to
celebrate Sunday in honor of the resurrection. In fact they celebrated
sunrise services in honor of the Resurrection. Now, in the 4th century,
a man by the name of Constantine the Great was a worshiper of Mithra,
he called this god, Deus Sol Invictus,
which is the “Invincible Sun”. And he noticed
that Christians celebrated early Sunday morning services in honor of the
Resurrection of their God. And he said, “You know, we could kill two birds with
one stone here. You know, we could have the Romans honor the first day of the
week because of their god Mithra, and we could have the Christians honor their
God because He resurrected on the first day of the week, and in this way we can
unite the Roman empire.” In other words, Constantine was a shrewd politician
and he saw in this observance of the day of the sun a way of uniting the empire
and so in
the year 321AD, Constantine gave a Sunday-Law. And in that Sunday-Law, he said that everyone
was supposed to rest “on the venerable day of the sun.” Now, that was mainly a
civil observance. But later on, in the Council of Constantinople in 381, we find a
definite decree given by the Emperor that Sunday was to be kept as a day of
rest, religiously speaking.
Nah, bapak-bapak gereja yang awal-awal ~ dan bilamana saya berbicara mengenai bapak-bapak gereja yang awal, saya berbicara mengenai gereja Kristen di abad ke-2, dan ke-3 ~ mereka mulai merayakan hari Minggu untuk menghormati kebangkitan Kristus. Faktanya adalah mereka merayakan kebaktian pada saat matahari terbit untuk menghormati hari Kebangkitan.
Nah,
di abad ke-4,
seorang yang bernama Constantine
Agung, adalah seorang
penyembah Mithra, yang menyebut dewanya ini “Deus
Sol Invictus” yang berarti “dewa matahari
yang tidak bisa dikalahkan”. Dan dia melihat bahwa orang-orang Kristen
merayakan kebaktian pada Minggu pagi untuk menghormati Kebangkitan Tuhan
mereka. Dan dia berkata, “Ketahuilah, kita bisa membunuh dua burung dengan satu
batu di sini. Kalian tahu, kita bisa menyuruh orang-orang Roma menghormati hari
pertama setiap minggu karena dewa mereka Mithra, dan kita bisa menyuruh
orang-orang Kristen menghormati Tuhan mereka karena Dia bangkit pada hari pertama
dalam minggu itu, dan dengan cara ini kita bisa menyatukan kekaisaran Romawi.”
Dengan kata lain, Constantine adalah seorang politikus yang lihay, dan dia
melihat bahwa pemeliharaan hari matahari ini merupakan jalan untuk
mempersatukan kekaisaran. Maka di
tahun 321 AD, Constantine mengeluarkan Sunday-Law [Hukum Hari Minggu],
dan di dalam hukum Hari Minggu itu, dia berkta, semua orang harus berhenti
bekerja, “pada hari matahari yang dihormati”. Nah, ini baru suatu perintah
untuk kegiatan sipil [= berhenti bekerja]. Tetapi
kemudian, di Konsili
Konstantinopel di tahun 381, kita temukan suatu dekrit yang dikeluarkan oleh
Kaisar, bahwa hari Minggu harus dipelihara sebagai hari perhentian, secara
agamis [= beribadah].
Now, interestingly
enough, the
day of the sun was then picked up by the Roman Catholic Papacy. It was continued
throughout the Middle Ages, in fact the Bible speaks about this when it
says that the Little Horn thought that he could change what? That he could
change the times and the Law. In other words, it was imbibed from Ancient Rome,
via Constantine, via ~ by the way it was
the church of Pergamum also in Revelation that is the transitional church, spiritually speaking. And
so it was transferred to the Papacy. And in the 16th century, Protestants were
born from the Catholic church. And they felt that this custom of
keeping the day of the sun was too entrenched in Christianity to be able to
change it. There were some reformers
that believed that the Sabbath was the day you are supposed to keep, but it was
so entrenched in Christianity that they believed that it would be impossible to
change it. And so Protestantism continue the practice of keeping Sunday in honor of the
resurrection of Christ, instead of keeping the holy Sabbath.
Nah,
yang cukup menarik adalah, hari
matahari ini kemudian dipakai oleh Kepausan Roma Katolik. Dan
ini dilanjutkan selama Abad
Pertengahan, bahkan Alkitab berbicara mengenai hal ini ketika
dikatakan bahwa si Tanduk Kecil berpikir dia bisa mengubah apa? Dia bisa
mengubah waktu dan Hukum. (Daniel 7:25). Dengan
kata lain, ini diserap dari Romawi kuno melalui Constantine, sebenarnya melalui
gereja di Pergamum yang di kitab Wahyu juga disebut sebagai gereja transisi,
jika berbicara tentang kerohanian. Maka hal itu dipindahkan ke Kepausan. Dan di abad ke-16, golongan
Protestan terlahir dari gereja Katolik, dan mereka menganggap
kebiasaan memelihara hari matahari ini sudah terlalu mengakar dalam Kekristenan
untuk bisa diubah. Ada beberapa bapak Reformator yang yakin bahwa Sabat adalah
hari yang harus dipelihara, tetapi karena hari matahari itu sudah begitu
mengakar dalam Kekristenan, mereka yakin bahwa itu mustahil diubah. Maka Protestantisme melanjutkan
praktek memelihara hari Minggu untuk menghormati kebangkitan Kristus,
sebagai ganti memelihara Sabat yang suci.
So, what I am
saying is, that this practice of sun worship, or worshiping on the day of the
sun was transferred
v from Babylon to Pergamum,
v to Rome through Constantine,
v to Papal Rome,
v and then it was transferred to Protestantism.
And by the way when the Puritans came to the US, they brought
this practice to the USA, and they actually imposed Sunday, they are known as
Blue Laws in colonial America because they had brought this from
Europe.
Jadi,
apa yang saya katakan adalah, praktek menyembah matahari ini, atau menyembah
hari matahari, telah dipindahkan
v dari
Babilon ke Pergamum,
v ke
Roma melalui Constantine,
v ke
Kepausan Roma,
v lalu
dipindahkan ke Protestantisme.
Dan
ketahuilah ketika orang-orang Puritan
datang ke Amerika, mereka membawa praktek ini ke Amerika, dan mereka
benar-benar memaksakan pemeliharaan hari Minggu, pemaksaan tersebut dikenal sebagai “Blue Laws” di zaman kolonial Amerika karena mereka
telah membawa praktek itu dari Eropa.
Now, what I am
saying is, that in the end time, this country, represented by the eagle and the
sun, that acquired its emblems from Ancient Rome, is going to repudiate its constitution
and is going to impose a national Sunday Law.
And you say,
“Pastor Bohr, what you are saying is absolutely ridiculous.” Well, if you think
it so ridiculous, I invite you to come to our next lecture. Because, do you
know, in
1888 in these USA, a national Sunday Law was almost enacted? Did you
know that people went to jail, and people were punished with fines in different
places of the US because they did not observe the day of the sun as the day of
worship, in the US! And many of the things that happened around 1888 are
happening in the Protestant world today, particularly among conservative
Protestants. So don’t think that this is just some thing wild, you
know, this could never happen, this is the land of the free and the home of the
brave, everything is going to be fine. This has been attempted once before, and
it is going to be attempted once again.
Nah,
apa yang saya katakan adalah, pada
akhir zaman, negara ini [Amerika Serikat], yang dilambangkan
oleh burung rajawali dan matahari, yang telah mendapatkan lambangnya itu dari
Romawi kuno, akan menyangkal
UUDnya dan akan memaksakan pemberlakukan Sunday Law secara nasional.
Dan
kalian berkata, “Pastor Bohr, yang Anda katakan itu sama sekali tidak masuk
akal.” Nah, jika kalian berpikir itu sedemikian tidak masuk akalnya, saya
undang kalian untuk datang ke pembahasan berikutnya. Karena, tahukah kalian, di tahun 1888 di Amerika Serikat
ini, suatu Sunday Law nyaris diberlakukan secara nasional? Tahukah
kalian bahwa orang-orang sudah dipenjarakan, dan dihukum dengan denda di banyak
tempat di Amerika Serikat karena mereka tidak memelihara hari matahari sebagai
hari ibadah, di Amerika Serikat! Dan banyak
peristiwa yang terjadi seputar 1888, sedang terjadi di dunia Protestan
sekarang, terutama di antara Protestan yang konservatif. Jadi
jangan mengira ini hanya sesuatu yang tidak masuk akal, kalian anggap ini tidak mungkin bisa terjadi, negara
ini adalah negara orang-orang merdeka dan rumah bagi orang-orang yang berani
[seperti yang disebutkan dalam lagu kebangsaan Amerika], semuanya pasti
baik-baik saja. Ini sudah pernah dicoba satu kali sebelumnya, dan ini akan
dicoba sekali lagi.
Now, allow me to
read you some interesting statements from Ellen White on this point. Are you
seeing the connection between the eagle and the sun, and ancient Rome and the US,
and the day of the sun, etc. Notice in the book Maranatha
page 179 this remarkable statement. “When the land…” speaking about the
US, “…when the land which the Lord provided as an asylum for His
people that they might worship Him according to the dictates of their own
consciences, the land of the rich, for long years the shield of Omnipotence has
been spread...” you see in this country
God has had a shield of omnipotence upon this country. “…the land which God has favored
by making it the depository of the pure religion of Christ ~ when that land
shall through its legislators, abjure…” that
is abandon, “…the principles of Protestantism, and give countenance to
Romish apostasy in tampering with God’s law ~ it is then that the final work of
the man of sin will be revealed.
Protestants will throw their whole influence and strength on the side of the
Papacy; by a national act…” what
is a national act? It has to be done by whom?
By Congress, that’s right, “…by a national act enforcing the
false Sabbath…” see, that’s why they have the standard with the eagle and the sun. And by
the way, this law will be sealed by the great seal of the US. She says, “…by a national act enforcing the false
Sabbath, they will give life and vigor
to the corrupt faith of Rome, reviving her tyranny and oppression of conscience.
Then it will be time for God to work in mighty power for the vindication of His
truth.”
Nah,
izinkan saya membacakan beberapa pernyataan yang menarik dari Ellen White
mengenai poin ini. Apakah kalian melihat hubungannya antara burung rajawali dan
matahari, dan Romawi kuno dan Amerika Serikat, dan hari matahari, dll?
Perhatikan di dalam buku Maranatha hal 179,
pernyataan yang hebat ini. “Ketika negara ini…” berbicara mengenai Amerika Serikat, “…ketika
negara ini yang oleh Tuhan telah disiapkan sebagai tempat suaka bagi umatNya
supaya mereka boleh menyembah Dia sesuai keputusan hati nurani mereka sendiri,
suatu negara yang kaya, di mana perisai Yang Mahakuasa selama bertahun-tahun telah
ditebarkan…” kalian lihat di
negara ini Tuhan telah memasang perisai yang mahakuasa, “…negara
yang diberkati Tuhan dengan menjadikannya tempat bagi agama Kristus yang murni
~ pada waktu negara itu melalui legislatornya akan meninggalkan prinsip-prinsip
Protestantisme dan berpaling kepada kemurtadan Roma yang merusak Hukum Tuhan ~
pada waktu itulah, pekerjaan terakhir manusia durhaka akan dinyatakan.
Protestan akan mengerahkan
seluruh kekuatan dan pengaruhnya pada pihak Kepausan melalui suatu
undang-undang nasional…” apa itu undang-undang nasional?
Undang-undang itu harus dikeluarkan oleh siapa? Oleh Kongress, betul, “…melalui
suatu undang-undang nasional memberlakukan Sabat yang palsu…” lihat, itulah sebabnya mengapa mereka
memakai panji dengan burung rajawali dan matahari. Dan ketahuilah, hukum ini
akan dimeteraikan oleh Meterai Agung Amerika Serikat. Ellen White berkata, “…melalui
suatu undang-undang nasional memberlakukan Sabat yang palsu, mereka akan
menghidupkan dan memberi kekuatan kepada keyakinan Roma yang rusak, menghidupkan
kembali tiraninya dan penindasannya atas hati nurani. Lalu, saatnya tiba bagi
Tuhan untuk bekerja dengan kuasa yang besar untuk memulihkan posisi kebenaranNya.”
In another
statement, Testimonies for the Church, Vol. 5,
page 451 she says this, “By
the decree, enforcing the institution of the Papacy in violation of the Law of
God, our nation will disconnect herself fully [like ancient Israel] from
righteousness.” Is that what happened to Israel when Jerusalem was destroyed,
did they disconnect themselves fully from righteousness? Yes! She continues
saying, “When
Protestantism shall stretch her hand across the gulf to grasp the hand of the
Roman power, when she shall reach over the abyss to clasp hand with
spiritualism, when under the influence of this threefold union, our country
shall repudiate every principle of its Constitution as a Protestant and
republican government, and shall make provision for the propagation of Papal falsehoods
and delusions, then we may know that the time has come for the marvelous
working of Satan and that the end is near….”
And now notice the comparison she makes.
“…As the
approach of the Roman armies was a sign to the disciples of the impending destruction
of Jerusalem, so may this apostasy…” she is speaking about the day of the sun, the day of worship, “…so
may this apostasy be a sign to us, that the limit of God’s forbearance is
reached, that the measure of our nation’s iniquity is full, and that the Angel
of Mercy is about to take her flight, never to return [like with Israel before
Jerusalem was destroyed]…” you
remember when Jesus left the temple, “your house is
left unto you desolate”? She says, “…The people of God will then be
plunged into those scenes of affliction and distress which the prophets have
described as the time of Jacob’s trouble…” Notice that immediately after she speaks about this Sunday Law,
the day of the sun imposed by law in the US, following the example of Rome
where it was gotten from, she speaks about the time of trouble. Have you ever
read in Matthew 24, immediately after it speaks about the abomination of
desolation it says, “Then those who are in
Judea…” what? “… flee to the mountains.”
Now comes the tribulation such as never have been seen.
Dalam
pernyataan yang lain, Testimonies for
the Church, Vol. 5 hal 451, dia berkata demikian, “Dengan
dekrit itu, yang menguatkan institusi Kepausan untuk
melanggar Hukum Tuhan, bangsa kita akan memutuskan seluruh
hubungannya dengan kebenaran.” Itukah
yang terjadi kepada Israel ketika Yerusalem dihancurkan? Apakah mereka
memutuskan seluruh hubungan dengan kebenaran? Ya! Ellen White melanjutkan
berkata, “Pada waktu Protestantisme mengulurkan tangannya melewati jurang
pemisah untuk memegang tangan kekuasaan Roma, pada waktu Protestantisme mengulurkan tangannya melewati jurang yang
dalam untuk menjabat tangan spiritisme, maka di bawah pengaruh persatuan tiga
unsur ini, pada waktu itu negara
kita (Amerika) akan menyangkal setiap prinsip dari Undang-Undang Dasarnya
sebagai pemerintah republik Protestan dan
akan memberikan dukungan bagi penyebaran kebohongan dan khayalan palsu
Kepausan. Pada waktu itulah kita akan tahu bahwa saatnya telah tiba bagi
pekerjaan Setan yang menakjubkan, dan bahwa akhirnya sudah dekat…” Dan sekarang
perhatikan perbandingan yang dibuat oleh Ellen White. “…Sebagaimana
mendekatnya tentara Romawi merupakan pertanda kepada para murid akan bahaya
penghancuran Yerusalem yang akan segera terjadi, demikianlah hendaknya
kemurtadan ini…” Ellen White
berbicara mengenai hari matahari, hari ibadah, “…demikianlah hendaknya
kemurtadan ini menjadi pertanda bagi kita, bahwa batas kesabaran Tuhan telah
sampai, bahwa takaran kejahatan bangsa kita sudah penuh, dan bahwa Malaikat Pengampun
akan segera terbang pergi, tidak akan kembali lagi …” kalian
ingat ketika Yesus meninggalkan Bait Suci, “rumahmu ini telah ditinggalkan kepadamu terlantar.” [Mat 23:38]? Ellen White berkata, “…Umat Tuhan akan diterjunkan dalam adegan penderitaan dan
kesusahan yang digambarkan para nabi sebagai masa kepicikan Yakub…”
Perhatikan bahwa segera setelah Ellen White berbicara mengenai Sunday Law ini ~ hari matahari yang dipaksakan oleh undang-undang di Amerika
Serikat, mengikuti contoh Roma dari mana hal itu berasal ~ dia berbicara mengenai masa kesukaran. Pernahkah kalian membaca di Matius 24, bahwa segera
setelah disebut tentang kekejian yang menelantarkan, dikatakan, “maka orang-orang yang di Yudea…” apa? “…haruslah melarikan diri ke
pegunungan.” Sekarang tiba saatnya Masa Kesukaran Besar seperti yang belum pernah terjadi.
Now, I want to read
one other statement, Testimonies for the Church,
Vol. 5, page 464-465. This is a very significant one. She says, “The time is not far distant,
when, like the early disciples, we shall be forced to seek a refuge in desolate
and solitary places. As the siege of Jerusalem by the Roman armies was the
signal for flight to the Judean Christians, so the assumption of power on the
part of our nation in the decree enforcing the Papal Sabbath will be a warning
to us….” Do you see the connection that she is making here? The siege
by the Roman armies represents what? It represents the moment when the US shall enforce
the Papal Sabbath, which is the day of the what? The day of the sun.
Then she says, “…It will then be time to leave
the large cities, preparatory to leaving the smaller ones for retired homes in
secluded places among the mountains….”
Nah,
saya mau membacakan satu pernyataan lagi, Testimonies
for the Church Vol. 5 hal 464-465. Ini adalah pernyataan yang sangat
signifikan. Ellen White berkata, “Waktunya tidak terlalu
jauh di depan, ketika sama seperti murid-murid yang awal, kita harus mencari
perlindungan di tempat-tempat yang tidak berpenduduk dan terkucil. Sebagaimana
pengepungan Yerusalem oleh tentara Roma merupakan signal untuk melarikan diri
bagi orang-orang Kristen Yudea, maka pada waktu bangsa kita menjalankan
kekuasannya dengan dekrit yang memaksakan pemberlakuan Sabat Kepausan, itu menjadi peringatan bagi kita…” Apakah kalian
melihat hubungan yang dibuat oleh Ellen White di sini? Pengepungan
tentara Roma mewakili apa? Mewakili saat ketika Amerika
Serikat akan memberlakukan Sabat Kepausan secara paksa, yang adalah hari apa? Hari matahari. Lalu Ellen White berkata, “…Itulah
saatnya untuk meninggalkan kota-kota besar, sebagai persiapan meninggalkan
kota-kota kecil, berdiam di tempat-tempat yang terkucil di antara
gunung-gunung…”
And thus national
apostasy will lead to national ruin. Notice Last Days Events page 133
she says, “The
people of the US have been a favored people, but when they restrict religious
liberty, surrender Protestantism, and give countenance to Popery…” that’s a term that was used for the Papacy in her day and age, “… the measure of their guilt…” of the US, “…will be full and ‘national
apostasy’ will be registered in the books of heaven.”
Maka
kemurtadan nasional akan mengakibatkan kehancuran nasional. Perhatikan Last Days Events
hal 133, Ellen White
berkata, “Bangsa Amerika Serikat selama ini merupakan bangsa yang
diberkati, tetapi ketika mereka membatasi kebebasan beragama, meninggalkan Protestantisme dan berpaling
kepada Kepausan (“Popery” adalah
istilah yang dipakai untuk Kepausan di zaman Ellen White), takaran
kesalahannya…” kesalahan Amerika Serikat, “…akan penuh dan
‘kemurtadan nasional’ akan tercatat di dalam kitab-kitab surgawi.”
Last Days Events page 133-134,
she says, “When our
nation, in its legislative councils, shall enact laws to bind the consciences
of men in regard to their religious privileges, enforcing Sunday observance,
and bring in oppressive power to bear against those who keep the seventh day
Sabbath, the Law of God will, to all intents and purposes, be made void in our
land, and national apostasy will be followed by national ruin.” That’s another way of saying, “abominaton will be followed by…”
what? “… by desolation.”
Last
Days Events hal 133-134, Ellen White berkata, “Pada saat bangsa kita, lewat
dewan legislatifnya, akan memberlakukan undang-undang yang mencencang hati
nurani manusia sehubungan dengan hak beragamanya, memaksakan pemeliharaan hari
Minggu, dan memakai kuasa penindasan ke atas mereka yang memelihara Sabat hari
ketujuh, dalam segala aspek Hukum Tuhan akan dijadikan tidak
berlaku di negara kita, dan kemurtadan nasional akan diikuti oleh kehancuran
nasional.” Itu adalah cara
lain mengatakan, “kekejian akan diikuti oleh…” apa? “… oleh penelantaran.”
Let me ask you,
God’s people who flee, which day are they going to be keeping?
“Pray that your flight might not be in the winter or on the…” what? “…or on the Sabbath day.” Interesting. And back then, God’s people who fled were keeping
the Sabbath. How about in the end time? What day are God’s people going to be keeping? The Sabbath.
And then, like
Matthew 24 describes this time of trouble such as never was since there was a nation, and Jesus says that
“if these days are not cut short, no flesh will be left alive.”
Coba
saya tanya, umat Tuhan yang melarikan diri, mereka memelihara hari yang mana? “Tetapi berdoalah, supaya waktu pelarianmu tidak pada musim dingin maupun
pada.…” apa? “…hari Sabat.” [Matius 24 :20] Menarik. Dan pada waktu itu, umat Tuhan
yang melarikan diri adalah mereka yang memelihara hari Sabat. Bagaimana dengan
pada akhir zaman? Hari manakah yang
dipelihara umat Tuhan saat itu? Hari Sabat! Lalu di Matius 24
digambarkan Masa Kesukaran Besar seperti yang tidak pernah
terjadi sejak adanya suatu bangsa, dan Yesus berkata bahwa “…kecuali hari-hari itu dipersingkat, tidak ada yang
hidup yang akan selamat…” [Matius 24:22].
Allow me to read
you one final statement from Great Controversy
pg 614, where Ellen White describes how the world is going to be like after
probation closes. She says, “When
He leaves the Sanctuary, darkness covers the inhabitants of the earth. In that
fearful time the righteous must live in the sight of a holy God without an Intercessor [mediator]. The
restraint which has been upon the wicked is removed, and Satan has entire
control of the final impenitent…” that’s what happened in Jerusalem. God withdrew His presence in Jerusalem
and she says the people became satanic. She continues saying, “…God’s
long suffering has ended. The world has rejected His mercy, despised His love,
and trampled upon His Law. The wicked have passed the boundary of their
probation, the Spirit of God, persistently resisted has been at last withdrawn.
Unsheltered by Divine grace…” that’s
quite an expression, “…Unsheltered
by Divine grace they have no protection from the wicked one. Satan will then
plunged the inhabitants of the earth into one great final trouble. As the
angels of God cease to hold in check the fierce wind of human passion, all the
elements of strife will be let loose. The whole world will be involved in ruin,
more terrible than that which came upon Jerusalem of old.”
Do you see how she is
comparing with what is going to happen in the end with what happened
with Jerusalem of old? That’s why folks we need to make a decision that we are
going to obey the Lord, all of the Law because we love Him. Including the
Sabbaths. That’s why He calls end time generations to worship the Creator.
Izinkan
saya membacakan satu pernyataan terakhir dari Great
Controversy hal 614 di mana Ellen White menggambarkann
bagaimana kondisi dunia ini setelah pintu kasihan ditutup. Dia berkata, “Ketika
Dia [Yesus] meninggalkan Bait Suci, kegelapan menutupi penduduk bumi. Dalam
masa yang mengerikan itu, orang-orang benar harus hidup di hadapan Allah yang kudus tanpa Perantara. Kekang yang tadinya
menahan orang-orang jahat sekarang disingkirkan dan Setan punya kuasa penuh
atas orang-orang yang sampai akhir tidak bertobat.…” itulah yang terjadi di Yerusalem. Tuhan
mengundurkan kehadiranNya dari Yerusalem dan Ellen White berkata bahwa
orang-orang menjadi buas seperti Setan. Ellen White melanjutkan, “…Panjang
sabar Allah telah
berakhir. Dunia telah menolak pengampunanNya, membenci kasihNya, dan
menginjak-injak HukumNya. Orang-orang jahat telah melampaui batas masa kemurahan mereka, Roh Tuhan yang
terus-menerus ditolak, akhirnya ditarik kembali. Terlepas
dari naungan rahmat Ilahi,…” ini adalah ungkapan yang hebat, “…mereka tidak mempunyai
perlindungan dari si jahat. Lalu
Setan akan menerjunkan
penduduk bumi ke dalam satu kesukaran
dahsyat yang terakhir. Pada waktu para malaikat Tuhan berhenti menahan angin
kencang nafsu manusia, semua unsur pertentangan akan dibiarkan lepas. Seluruh dunia akan
terlibat dalam kehancuran, lebih mengerikan daripada apa yang terjadi atas
Yerusalem kuno.”
Apakah
kalian melihat bagaimana Ellen White membandingkan apa yang akan terjadi pada
akhir zaman dengan apa yang terjadi di Yerusalem di masa lampau? Itulah
sebabnya, Saudara-saudara, kita harus mengambil keputusan bahwa kita akan taat
kepada Tuhan, kepada semua hukumNya karena kita mengasihi Dia, termasuk hari
Sabat. Itulah sebabnya Dia memanggil generasi akhir zaman untuk menyembah Sang
Khalik.
25
09 14
No comments:
Post a Comment